Upload
vokhanh
View
233
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURETERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMANEGERI 16 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016
(Skripsi)
Oleh:
ZHERA JUNIUS MANTIRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURETERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEJARAH
SISWA PADA KELAS XI IPS DI SMANEGERI 16 BANDARLAMPUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016.
Oleh:
Zhera Junius Mantira
Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsadan negara. Hal ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang bertujuanuntuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Telah banyak upaya yangdilakukan agar mutu pendidikan yang ada di Indonesia dapat meningkat. Salahsatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan model pembelajaranyang diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan yang telah berlangsungselama ini. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan agar tujuanpembelajaran tercapai adalah melakukan eksperimen dengan pendekatan alternatifmodel pembelajaran Picture and Picture.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah “Apakah ada pengaruh positif dansignifikan model pembelajaran Picture and Picture terhadap kemampuan berpikirkritis siswa pada aspek keterampilan analisis mata pelajaran sejarah kelas XI IPSSMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016?”. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui “Ada atau tidak pengaruh positif dan signifikanmodel pembelajaran picture and picture terhadap kemampuan berpikir kritissiswa pada aspek keterampilan analisis mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMANegeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian inimenggunakan desain penelitian Posttest-Only Control Group Design. Populasidalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar LampungTahun Ajaran 2015/2016. Sampel dipilih secara Random menggunakan tekniksimple random sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisisdata kuantitatif dengan dilakukan uji analisis data dengan rumus Eta dan Uji F.
Berdasarkan analisis data secara kuantitaif dengan menggunakan rumus Eta dapatditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh positif yang cukup berarti yaitu 0,49 dansignifikan yaitu 18,32 dari pengaruh model pembelajaran Picture and Pictureterhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURETERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEJARAH
SISWA PADA KELAS XI IPS DI SMANEGERI 16 BANDARLAMPUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016.
Oleh
Zhera Junius Mantira
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Zhera Junius Mantira, dilahirkan di Tanjung
Karang, Bandarlampung pada tanggal 07 Juni 1993, sebagai anak
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Oesman Hasan
dan Ibu Sandra Nella.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 2 Kemiling Permai
Bandarlampung pada tahun 2006, kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 28
Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 2009 dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) diselesaikan di SMA Negeri 16 Bandarlampung pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis diterima menjadi mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Sejarah. Penulis
melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Kota Batu, Kec.
Bengkunat, Pesisir Barat dan Program Profesi Kependidikan (PPK) di SMP Negeri
SATAP 1 Bengkunat, Pesisir Barat.
MOTTO
ولا تھنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنین“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”
(Qs. Al-Imran : 139)
“Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Semua
hasrat dan keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan.
Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran.
Setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta ”
(Khalil Gibran)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin rasa syukur ini saya ucapkan kepada Allah SWT, Zat yang
Maha Sempurna, Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang, yang telah memberi segala Nikmat
dan Karunia-Nya. Sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini..
Dengan setulus hati karya kecil ini saya persembahkan
kepada :
Bapak Oesman Hasan dan Ibu Sandra Nella, Kedua orang tuaku tercinta. Terimakasih atas
dukungannya yang tidak pernah lelah selalu mendoakanku, selalu mengusahakan
apapun untuk pendidikanku, serta selalu memberikan yang terbaik untukku,
sehingga aku dapat mencapai pendidikan tinggi pada jenjang ini.
Keluarga ibarat miniatur surga yang di anugerahkan dari Allah SWT,
kepada manusia.
Pada keluargalah kita berteduh, tempat berbagi, saling mengisi, dan mengasihi.
Keluarga tempat ternyaman bagi siapapun.
Terima kasih keluargaku atas segala yang telah kalian berikan untuk ku.
Untuk Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Sejarah Siswa Pada Kelas XI di SMA
Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016” pada Program Studi
Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
banyak mendapatkan petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung
3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang
Keuangan, Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syaiful M, M. Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
sekaligus pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu,
memberikan bimbingan, kritik, saran serta nasehat kepada penulis
dalam proses kuliah dan proses penyelesain skripsi.
7. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing II
sekaligus pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan
waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran serta nasehat kepada
penulis dalam proses kuliah dan proses penyelesain skripsi.
8. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum selaku dosen pembahas, yang telah
bersedia meluangkan waktu memberikan saran serta nasehat dalam
proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.
9. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung, Drs. Iskandar Syah, M.H, Drs.
Wakidi, M.Hum, Drs. H. Maskun, M.H, Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si,
Dr. Risma Sinaga, M.Hum, M. Basri, S.Pd. M.Pd, Yustina Sri
Ekwandari, S.Pd, M.Hum, Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd, Myristica
Imanita, S.Pd, M.Pd, dan Marzius Insani, S.Pd, M.Pd beserta para
pendidik di Unila yang telah banyak memberikan ilmu serta wawasan
baru kepada penulis.
10. Ibu Dra. Hj. Emi Astuti selaku Plt. Kepala SMA Negeri 16 Bandar
Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam
proses penelitian.
11. Bapak Sugito, S.Pd selaku guru mitra penelitian terimakasih telah
membimbing dan memberikan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.
Terimakasih juga kepada seluruh Bapak/Ibu guru, staf dan pegawai
SMA Negeri 16 Bandar Lampung.
12. Terimakasih untuk keluargaku, kakak, dan adik tercinta (Acik, Iam, dan
Wahyu) atas dukungan, serta doa kalian saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
13. Terimakasih atas kebersamaannya untuk, teman bermain CERIWIS
(Ika, Nur, Pewe, Puji, Arum) atas dukungan dan bantuan kalian baik
ketika masa kuliah ataupun proses pengerjaan skripsi.
14. Terimakasih untuk teman seperjuangan lorong gedung I, Lia, Yaya,
Yupinda, Eka, Krisna, Ody, Mardi, Yogi, Ilham, Kadafi, Rohim, Agus,
Wayan atas bantuannya selama ini serta atas diskusi, saran dan
masukannya dalam pengerjaan skripsi ini.
15. Terimakasih untuk Bambang Susilo atas kebaikan serta bantuannya
selama ini dan terimakasih untuk kebersamaannya (D’Tangguh) Aryan,
Ridho, dan Ridwan.
16. Terimakasih untuk teman-temanku KKN-KT Pekon Kota Batu
Bengkunat keluarga damar mata kucing, Pajrin, Eka, Rahma, Yuli,
Septi, Dira, Hayati, Umay, Patrick, dan Soni. Dua bulan lebih kita
bersama tiada hal yang tak indah selama kita di sana, semoga kita tetap
bisa terus menjalin silaturahmi.
17. Seluruh rekan-rekan Angkatan 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, semoga Allah SWT selalu memberikan berkah, rahmat,
dan kesuksesan pada kita semua.
18. Semua pihak yang telah membantu atas terselesainya skripsi ini.
Penulis berharap semoga Allah memberikan balasan atas semua kebaikan dan
dukungan semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Januari 2017Penulis,
Zhera Junius Mantira
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... iPERSEMBAHAN............................................................................................ iiSANWACANA................................................................................................ iiiDAFTAR ISI.................................................................................................... viiDAFTAR TABEL............................................................................................ xI. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 61.3 Pembatasan Masalah........................................................................ 71.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 71.5 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian.......................... 7
1.5.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 71.5.2 Kegunaan Penelitian ............................................................ 81.5.3 Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 9
REFERENSI
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DANHIPOTESIS2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10
2.1.1 Konsep Pengaruh ................................................................. 102.1.2 Konsep Model Pembelajaran ............................................... 112.1.3 Konsep Picture and Picture................................................. 112.1.4 Konsep Berpikir Kritis......................................................... 142.1.5 Konsep Aspek Analisis........................................................ 152.1.6 Konsep Pembelajaran Sejarah ............................................. 16
2.2 Penelitian Relevan ........................................................................... 172.3 Kerangka Pikir................................................................................. 182.4 Paradigma ........................................................................................ 202.5 Hipotesis .......................................................................................... 21
REFERENSI
III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 223.2 Desain Penelitian ............................................................................. 233.3 Populasi ........................................................................................... 243.4 Sampel ............................................................................................. 253.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel................... 26
3.5.1 Variabel Penelitian............................................................... 26
Halaman
3.5.2 Definisi Operasional Variabel ............................................. 273.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 28
3.6.1 Tes........................................................................................ 283.7 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
3.7.1 Tes........................................................................................ 293.7.2 Observasi ............................................................................. 313.7.3 Dokumentasi ........................................................................ 313.7.4 Kepustakaan......................................................................... 31
3.8 Langkah-langkah Penelitian ............................................................ 323.9 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran.................................. 323.10 Uji Instrumen Penelitian.................................................................. 33
3.10.1 Uji Validitas......................................................................... 333.10.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 343.10.3 Tingkat Kesukaran............................................................... 35
3.11 Teknik Analisis Data ....................................................................... 363.11.1 Pengkonversian Skor Menjadi Nilai.................................... 363.11.2 Uji Prasyarat ........................................................................ 37
3.11.2.1 Uji Normalitas ....................................................... 373.11.2.2 Uji Homogenitas .................................................... 38
3.11.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 39REFERENSI
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Profil SMA Negeri 16 Bandar Lampung......................................... 42
4.1.1 Sejarah SMA Negeri 16 Bandar Lampung.......................... 424.1.2 Visi, Misi SMA Negeri 16 Bandar Lampung...................... 444.1.3 Tenaga Pengajar SMA Negeri 16 Bandar Lampung ........... 464.1.4 Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................................... 474.1.5 Gambaran Umum Hasil Penelitian ...................................... 48
4.2 Hasil Uji Instrumen ......................................................................... 494.2.1 Uji Validitas......................................................................... 494.2.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 504.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal................................................. 51
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 524.3.1 Data Hasil Penelitian Pada Kelas Eksperimen .................... 524.3.2 Data Hasil Penelitian Pada Kelas Kontrol ........................... 61
4.4 Uji Prasyarat .................................................................................... 694.4.1 Uji Normalitas ..................................................................... 694.4.2 Uji Homogenitas .................................................................. 69
4.5 Uji analisis data................................................................................ 704.5.1 Uji Hasil Hipotesis.................................................................. 70
4.6 Pembahasan ..................................................................................... 76REFERENSI
V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan...................................................................................... 795.2 Saran ................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar nilai Ulangan Semester Siswa Kelas XI IPS 2 ................ 3Tabel 2. Tabel 2 Desain Penelitian ........................................................... 23Tabel 3 Data siswa kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun
ajaran 2015/2016 ........................................................................ 24Tabel 4 Jumlah Anggota Sampel Penelitian ............................................ 26Tabel 5. Tabel 5 Kisi-kisi Soal Posstes..................................................... 28Tabel 6. Rubik Penyekoran Holistik ......................................................... 30Tabel 7. Kriteria Reliabilitas ..................................................................... 35Tabel 8 Interprestasi Nilai Tingkat Kesukaran ........................................ 36Tabel 9 Interval Nilai Koefesien Korelasi ............................................... 40Tabel 10. Daftar Nama Guru SMA Negeri 16 Bandar Lampung ............... 46Tabel 11. Hasil Uji Validitas....................................................................... 50Tabel 12. Tingkat Kesukaran Soal .............................................................. 51Tabel 13. Anggota Kelompok Diskusi........................................................ 53Tabel 14. Hasil Posttest 1 Kelas XI IPS 2 Kelas Eksperimen .................... 55Tabel 15. Hasil Posttest 2 Kelas XI IPS 2 Kelas Eksperimen .................... 57Tabel 16. Hasil Posttest 3 Kelas XI IPS 2 Kelas Eksperimen .................... 59Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Posttest 1,2 dan 3 Kelas XI IPS 2
(Eksperimen) .............................................................................. 60Tabel 18. Anggota Kelompok Diskusi........................................................ 62Tabel 19. Hasil Posttest 1 Kelas XI IPS 1 Kelas Kontrol ........................... 63Tabel 20. Hasil Posttest 2 Kelas XI IPS 1 Kelas Kontrol ........................... 65Tabel 21. Hasil Posttest 3 Kelas XI IPS 1 Kelas Kontrol ........................... 67Tabel 22. Rekapitulasi Nilai Posttest 1,2 dan 3 Kelas XI IPS 1
(Kontrol) .................................................................................... 68Tabel 23. Menghitung Rumus Eta .............................................................. 71
DAFTAR LAMPIRAN
A. PERANGKAT PEMBELAJARANA.1 SilabusA.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)A.3 Soal Posttest 1,2,3
B. ANALISIS PENGOLAHAN DATAB.1 Tabel Hasil Belajar Posttest 1 kelas X IPS 1 (Eksperimen)B.2 Tabel Hasil BelajarPosttest 2 kelas X IPS 1 (Eksperimen)B.3 Tabel Hasil BelajarPosttest 3 kelas X IPS 1 (Eksperimen)B.4 Tabel Hasil BelajarPosttest 1 kelas X IPS 2 (Kontrol)B.5 Tabel Hasil BelajarPosttest 2 kelas X IPS 2 (Kontrol)B.6 Tabel Hasil BelajarPosttest 3 kelas X IPS 2 (Kontrol)B.7 Hasil Uji ValiditasB.8 Hasil Uji Reabilitas SoalB.9 Data Nilai Rata-Rata Posttest 1,2,3 Kelas EksperimenB.10 Data Nilai Rata-Rata Posttest 1,2,3 Kelas KontrolB.11 Uji Normalitas Data Rata-Rata Posttest 1,2,3 Kelas X IPS 1B.12 Uji Normalitas Data Rata-Rata Posttest 1,2,3 Kelas X IPS 2
C. LAIN-LAIN
Rencana Judul Penelitian KajiTindak/SkripsiPengesahan Susunan Komisi PembimbingSurat Izin Penelitian PendahuluanSurat Izin PenelitianSurat Keterangan Balasan PenelitianSurat Rekomendasi PembahasPoto-Poto Peneliti Saat Penelitian
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan
bangsa dan negara. Hal ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang
bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan
pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang
berkualitas. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 1 tentang
pendidikan disebut bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
Kondisi pendidikan yang ada di Indonesia telah banyak mengalami perubahan
dari masa ke masa. Perubahan tersebut sengaja dilakukan agar tercapainya
mutu pendidikan yang berkualitas. Telah banyak upaya yang dilakukan agar
mutu pendidikan yang ada di Indonesia dapat meningkat. Pendidikan itu
sendiri dapat dilakukan di dalam lingkungan, keluarga, pendidikan formal
(sekolah) dan masyarakat. Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak
didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan oleh guru.
Pendidikan menyangkut beberapa aspek pembelajaran. Pembelajaran itu
dapat didefinisikan sebagai usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
2
dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha. Pembelajaran
sejarah adalah suatu pembelajaran yang mempelajari tentang peristiwa-
peristiwa masa lampau yang benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya
untuk dipelajari.
Pembelajaran sejarah cenderung lebih kepada tingkat pengetahuan dan lebih
mengunakan hafalan daripada tingkat berpikir kritis. Salah satu upaya dalam
bidang pendidikan yang dapat dilakukan untuk mencetak SDM yang
berkualitas yaitu dengan membiasakan membentuk budaya berpikir kritis
pada siswa dalam proses pembelajarannya. Menurut Ennis dalam Alec fisher
(2011:4) berpikir kritis adalah kemampuan berpikir reflektif yang berfokus
pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan harus
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri
16 Bandar Lampung pada tanggal 10 Desember 2015 melalui pengamatan
dalam proses pembelajaran pada kelas XI IPS 2 siswa yang melakukan
kegiatan ke ranah berpikir kritis yaitu pengajuan pertanyaan hanyalah sedikit
padahal pengajuan pertanyaan itu sendiri merupakan salah satu indikator dari
berpikir kritis.
Banyak siswa yang cenderung menerima apa adanya informasi yang
disampaikan maupun yang tertulis dalam buku, dan pasif dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari permasalahan yang diajukan
guru, serta mengemukakan ide ataupun gagasan penyelesaian masalah.
Peneliti juga memperoleh nilai Ulangan tengah Semester Siswa di SMA
3
Negeri 16 Bandar Lampung, masih berada di bawah KKM, data ini diperoleh
berdasarkan hasil ulangan tengah semester.
Tabel 1.Daftar nilai Ulangan Tengah Semester Siswa Kelas XI IPS 2
No Nama Nilai
KKM
Nilai
UTS
Keterangan
1 Agus Kurniawan 76 70 Tidak Lulus
2 Aji Ali Akbar 76 85 Lulus
3 Detri Risnawati 76 75 Tidak Lulus
4 Diana Kusuma Putri 76 60 Tidak Lulus
5 Dicky Arya Novandi 76 60 Tidak Lulus
6 Eka Putri Wahyu 76 65 Tidak Lulus
7 Eko Wardoyo 76 65 Tidak Lulus
8 Febrian Dicki 76 60 Tidak Lulus
9 Gilang Putra Pratama 76 60 Tidak Lulus
10 Kevin Adip 76 80 Lulus
11 Khaerul Arifin 76 80 Lulus
12 Lilis Indriyani 76 70 Tidak Lulus
13 Lucyana Paradigma 76 70 Tidak Lulus
14 Mastuti Handayani 76 65 Tidak Lulus
15 M. Lutfie Mahendra 76 65 Tidak Lulus
16 Maulana Yusuf 76 65 Tidak Lulus
17 Maulidia Utami 76 65 Tidak Lulus
18 Nadila Dwi Rahma 76 70 Tidak Lulus
19 Nova Ayunita 76 70 Tidak Lulus
20 Reni Sarah Wati 76 75 Tidak Lulus
21 Restu Setia Budi 76 65 Tidak Lulus
22 Rina Mardiyana 76 70 Tidak Lulus
23 Rizki Yudik Wijaya 76 65 Tidak Lulus
24 Safitri Febiyana 76 65 Tidak Lulus
25 Singgih Juang Purba 76 70 Tidak Lulus
26 Sinta Murniasari 76 80 Lulus
27 Sinta Kurnia Sari 76 80 Lulus
28 Tasa Desmalia Ulfa 76 80 Lulus
29 Yopy Febriantoro 76 65 Tidak Lulus
30 Yosep Tobir 76 65 Tidak Lulus
Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS 2
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa nilai pada mata pelajaran sejarah kelas
XI IPS 2 masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
4
(KKM). Dari 30 siswa hanya 6 orang yang dapat dikatakan mencapai nilai
standar ketuntasan belajar sementara sisanya masih ada 24 orang belum
mencapai nilai standar ketuntasan belajar. Hal ini di karenakan rendahnya
hasil belajar. Hasil belajar masuk kedalam ranah kognitif dan masuk kedalam
kegiatan mental (Sudijono, 1996:49). Kurang berkembangnya kemampuan
berpikir kritis siswa dapat di pengaruhi oleh rendahnya nilai hasil belajar
kognitif siswa. Kemampuan berfikir kritis itu sendiri masuk kedalam ranah
kognitif karena lebih banyak mengutamakan kegiatan berpikir atau
pengetahuan.
Ranah kognitif merupakan bagian untuk mengatur cara belajar dan berpikir
seseorang dalam arti yang seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan
masalah (Syaiful Sagala, 2009:142). Selain itu siswa seharusnya melakukan
serangkaian kegiatan yang mengacu pada indikator kemampuan berpikir
kritis. Menurut Facione dalam Muh Tawil Lilisari (2005:9) Indikator dari
kemampuan berpikir kritis itu diantaranya adalah Interpretasi, Analisis,
Evaluasi, Inferensi, dan Penjelasan. Dalam hal ini Peneliti melihat masih
banyak siswa yang kemampuan berpikir kritisnya masih rendah.
Saat peneliti melakukan observasi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
peneliti melihat banyak siswa yang kurang aktif dalam mengeluarkan pedapat
dan belum mampu menyimpulkan serta menganalisis saat kegitan diskusi.
Padahal hal ini merupakan salah satu indikator dari kemampuan berpikir
kritis.
Sehingga peneliti mencoba mencari cara agar siswa mampu menganalisis,
dan menyimpulkan informasi-informasi yang didapatkan dengan kemampuan
5
berpikir kritisnya, sehingga siswa dapat membedakan antara informasi yang
baik dan buruk, serta dapat mengambil keputusan terhadap informasi yang
didapatkannya melalui berpikir kritis.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah
dengan mencoba berbagai model pembelajaran yang mampu merangsang
daya pikir siswa. Karena keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dan
kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan siswa secara aktif di dalam proses
pembalajaran.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain (Rusman, 2014:133).
Salah satu model yang dapat di terapakan oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah model
picture and picture. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengingat apa yang
telah di sampaikan oleh guru melalui gambar (Imas dan Berlin, 2015:44).
Model pembelajaran picture and picture merupakan model pembelajaran
yang kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan
menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan
logis.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap Kemampuan Berpikir
6
Kritis Sejarah Siswa Pada Kelas XI IPS di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang dapat di identifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek Keterampilan
Interpretasi Mata Pelajaran Sejarah.
2. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek Keterampilan Analisis
Mata Pelajaran Sejarah.
3. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek Keterampilan Evaluasi
Mata Pelajaran Sejarah.
4. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek Keterampilan
Infrensi/Menyimpulkan Mata Pelajaran Sejarah.
5. Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek Keterampilan
Penjelasan Mata Pelajaran Sejarah
7
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya maka penulis membatasi
masalah yaitu Pada “Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek Keterampilan
Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.4 Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas maka masalah yang telah dibatasi dapat
dirumuskan menjadi:
Apakah ada pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Picture and
Picture terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek
Keterampilan Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016?
1.5 Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
“Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh positif dan signifikan Model
Pembelajaran Picture and Picture terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pada Aspek Keterampilan Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI
IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.
8
1.5.2 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bagi guru, model ini dapat memberikan gambaran mengenai model
pembelajaran Picture and Picture agar mata pelajaran lebih bermakna
dan membangun pembelajaran baru sehingga mendorong daya
kreativitas guru dalam menyampaikan materi agar suatu mata pelajaran
menjadi tidak membosankan.
2. Bagi siswa, model ini dapat membantu siswa dalam memahami
penguasaan konsep sejarah dan keterkaitannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang
peranan model Picture and Picture serta mengetahui kondisi yang
terjadi di lapangan.
9
1.5.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian meliputi:
1. Ruang Lingkup Ilmu :
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan
Sosial khususnya Pendidikan Sejarah.
2. Ruang Lingkup Subjek :
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung.
3. Ruang Lingkup Objek :
Objek penelitian ini adalah Model Picture and Picture terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar
Lampung.
4. Ruang Lingkup Wilayah:
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.
5. Ruang Lingkup Waktu:
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2015/2016 semester genap.
REFERENSI
Alec Fisher. 2008. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Hlm 4
Anas Sudijono. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hlm 49
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
Hlm 142
Muh Tawil dan Liliasari. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit UNM. Hlm 9
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm 133
Imas Kurniasih dan Berlin 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena. Hlm 44
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Pengaruh
WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang
berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain
(Poerwardarminta, 1987:731). Namun ada pendapat ahli mengatakan
“Pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau
merupakan suatu efek” (Hugiono, 1987:47). Dorongan yang dimaksudkan
Menurut Sardiman (2010:76) adalah hal yang menunjukkan bahwa seseorang
melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor, kebutuhan
biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya
pengaruh perkembangan budaya manusia. Pengaruh yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran yang diberikan
guru dalam kegiatan pembelajaran sejarah sehingga terlihat perubahan pada
kemampuan berpikir kritis siswa setelah penggunaan model pembelajaran
picture and picture.
11
2.1.2 Konsep Model Pembelajaran
Model pembelajaran berati contoh, acuan atau ragam sesuatu yang akan
dibuat atau dihasilkan. Model pembelajaran berati acuan pembelajaran yang
dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu secara sistematis.
Pemilihan penggunaan model-model pembelajaran dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran teretntu dan disesuaikan dengan materi,
kemampuan siswa, karakteristik siswa dan sarana penunjang yang tersedia
(La Iru, dan La Ode Safiun Arihi, 2012:6)
Namun menurut Sudrajat apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik
dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang
utuh maka terbentuklah apa yang di sebut dengan model pembelajaran
(Nunuk Suryani dan Leo Agung, 2012:8). Jadi, model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang di sajikan secara khasoleh guru. Dengan kata lain, model
membelajaran merupakan bungkus dari penerapan suatu pendekatan,
metode,dan teknik pembelajaran
2.1.3 Konsep Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan model pembelajaran
yang kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan
menggunakan media gambar yang diurutkan menjadi urutan logis. Model ini
memiliki karakteristik yang inovatif, kreatif dan tentu saja sangat
menyenangkan. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
12
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu Atau
jika di sekolah sudah menggunakan ICT dapat menggunakan Power Point
atau Software yang lainnya. Dari model ini siswa diajak secara sadar dan
terencana untuk mengembangkan interaksi diantara mereka agar bisa saling
asah, saling asih dan asuh. Dalam pelaksanaan model pembelajaran picture
and picture ini siswa dituntut harus dapat bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Disamping itu, siswa juga harus
menyamakan presepsi tentang gambar yang akan dihadirkan, sehingga setiap
kelompok mempunyai tujuan yang sama. Hal lain yang harus diperhatikan
dalam model pembelajaran ini bahwa siswa harus bisa membagi tugas dan
tanggung jawab dalam kelompoknya, serta dapat memberikan evaluasi pada
setiap anggota kelompok dengan menunjuk juru bicara atau pemimpin
mereka dan hal ini bisa dilakukan secara bergantian (Imas dan Berlin,
2015:44).
Dari penjelasan di atas model pembelajaran picture and picture menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman,
2012:202). Metode yang digunakan adalah metode diskusi yaitu dalam model
pembelajaran picture and picture siswa yang telah dibagi menjadi beberapa
kelompok diarahkan untuk berdiskusi, dan diakhir pembelajaran dilakukan
evaluasi secara individu atau kelompok, atau keduanya.
13
a. Langkah-langkah penerapan Model Picture and Picture ini dapat
dilihat sebagai berikut:
Tahap 1: Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
Hal yang paling utama pada proses ini adalah guru harus
menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
akan dilakukan, sehingga siswa dapat memperkirakan
sejauh mana materi yang harus mereka kuasai. Hal ini
berkaitan erat dengan indikator-indikator ketercapaian KD.
Tahap 2: Guru menyampaikan pengatar pembelajaran
Pengatar pembelajaran ini akan menjadi hal yang sangat
menentukan, karena momentum ini akan menjadi titik tolak
untuk memotivasi dan mendorong siswa dalam mengikuti
pembelajaran yang ada.
Tahap 3: Guru mempelihatkan gambar-gambar yang telah disiapkan
Pada proses ini guru terlibat aktif dalam proses yang terjadi,
dan cara ini juga bisa dimodifikasi dengan gambar atau
video atau demonstrasi kegiatan tertentu.
Tahap 4: Langkah selanjutnya siswa dipanggil secara bergantian untuk
mengurut kan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Langkah ini pun bisa beragam cara dalam
mempraktekkannya, bisa dengan penujukan langsung ,bisa
juga dengan menggunakan undian.
Tahap 5: Guru menanyakan alasan logis urutan gambar.
Proses ini guru harus mengarahkan siswa untuk bisa
berpikir sistematis tentang gambar yang ada, mulai dari
rumus, tinggi, jalan cerita gambar sesuai tuntuan
kompetensi dasar yang telah ada.
Tahap 6: Guru harus bisa menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
Proses ini lebih ditekankan pada maksud dan inti gambar
yang telah diurutkan, dan mintalah siswa untuk mengulangi
apa yang telah dijelaskan, agar siswa mendapatkan
gambaran yang jelas dari konsep gambar yang telah
diurutkan. Dan pada bagian akhir, guru bersama siswa
mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.
Hal ini dapat dilakukan bersama-sama.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture
antara lain:
Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture
1. Guru bisa dengan mudah mengetahui kemampuan
masing-masing siswa
2. Model picture and picture ini melatih siswa untuk
berpikir logis dan sistematis
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut
pandangan suatu subjek bahasan dengan memberikan
14
kebebasan siswa beragumen terhadap gambar yang
diperlihatkan
4. Dapat memunculkan motivasi belajar siswa kearah yang
lebih baik.
5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas.
Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
1. Semakin rumit sebuah model pembelajaran, resikonya
tentu saja akan memakan waktu yang lama, sama halnya
dengan model pembelajaran picture and picture ini.
2. Guru harus memiliki keterampilan penguasaan kelas yang
baik, karena model pembelajaran ini rentan siswa yang
menjadi kurang aktif dan juga rentan tejadi kegaduhan.
3. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup
memadai, untuk gambar yang akan diperlihatkan (Imas
dan Berlin, 2015:46)
2.1.4 Konsep Berpikir Kritis
Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai berikut: (1) suatu sikap mau
berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berbeda
dalam jangkauan pengalaman seseorang, (2) pengetahuan tentang metode-
metode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan (3) semacam suatu
keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis
menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan
asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan
lanjutan yang diakibatkannya (Glaser, 1941:5)
Menurut Edward De Bonodalam Lilisari (2005:8) berpendapat bahwa
berpikir kritis untuk menganalisis argument dan memunculkan wawasan
terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola
penalaran yang kohesif dan logis.
15
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang definisi berpikir kritis di
atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses mental untuk
menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan
dari hasil pengamatan, pengalaman, atau komunikasi. Proses berpikir
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau pengetahuan
siswa pada jenjang befikir tingkat yang tinggi. Dalam hal ini kegiatan berpikir
kritis akan diterapkan pada proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
khususnya mata pelajar sejarah agar siswa dapat memahami serta
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara dalam tentang pelajaran
sejarah.
2.1.5 Konsep Aspek Analisis
Analisis merupakan salah satu aspek penilaian dari ranah kognitif. Analisis
adalah kemampuan menguraikan atau memecahkan bahan suatu pelajaran
kedalam bagian-bagian, unsur serta hubungan dalam bagian. Analisis
merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks. Analisis berhubungan
dengan kemampuan nalar oleh karena itu biasanya analisis di peruntukan bagi
pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa-siswa kelas atas. (Wina,
2008:127).
Analisis merupakan kemampuan menjabarkan sesuatu yang kompleks
menjadi bagian/hal yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Karena
kemampuan analisis bukan lagi menerapkan/mengaplikasikan pengetahuan,
melainkan lebih menguraikan (Muri Yusuf, 2015:192).
16
Menurut Facione dalam Muh Tawil Lilisari (2005:10) Menganalisis
merupakan proses yang melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi
bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan
antara setiap bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya.
Kategori proses menganalisis meliputi proses-proses kognitif membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang
diklasifikasikan dalam menganalisis mencangkup belajar menentukan
potongan-potongan informasi yang relevan dan penting (membedakan),
menentukan cara-cara menata potongan-potongan informasi tersebut
(mengorganisasikan) dan menentukan tujuan di balik informasi tersebut
(mengatribusikan).
2.1.6. Konsep Pembelajaran Sejarah
Menurut Henry Pirenne dalam Maskun (2012:12) berpendapat bahwasejarah
adalah studi tentang perkembangan manusia atau kehidupan masyarakat
manusia atau sejarah adalah kisah tentang perbuatan dan hasil usaha manusia
yang hidup dalam masyarakat.Pada tingkat SMA yang sudah bernalar, sejarah
harus diberikan secara kritis.Mereka diharapkan sudah mampu berpikir
mengapa sesuatu terjadi, apa sebenarnya yang terjadi, dan ke mana arah
kejadian-kejadian itu (Kuntowijoyo, 1995:4). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa mata pelajaran sejarah adalah studi yang diajarkan kepada
siswa yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian yang dialami oleh
manusia, dimana peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau dan dapat
17
dijadikan sebagai pedoman untuk kehidupan masa kini serta masa yang akan
datang.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Francisca Gitantri, Program Studi
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang, Tahun 2012 dengan judul
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Contextual Teaching Learning
Metode Picture and Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Contextual Teaching Learning Metode Picture and Picture. Dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tersebut dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa karena penerapan model pembelajaran
kooperatif berbasis Contextual Teaching Learning metode Picture and
Picture melibatkan peran aktif siswa untuk menemukan pengetahuannya
sendiri melalui kegiatan penyusunan puzzle dan eksperimen. Melalui
kegiatan menyusun puzzle, kemampuan siswa dalam menghipotesis dan
mengklasifikasi dapat dilatihkan. Sedangkan kemampuan merancang sebuah
penyelidikan, mengukur, mengamati, menganalisis, dan membuat
kesimpulan dapat dilatihkan melalui kegiatan eksperimen.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Ajeng Desi Crisandi Pritasari, Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Tahun 2011
dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Yogyakarta Pada
18
Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Yogyakarta melalui
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation telah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 8 Yogyakarta. Pada siklus I diperoleh persentase aspek
kemampuan memberikan penjelasan yang sederhana adalah 66,24% dengan
kualifikasi sedang, persentase aspek memberikan penjelasan lanjut adalah
97,41% dengan kualifikasi sangat tinggi, aspek keterampilan mengatur
strategi dan taktik mencapai 96,26% dengan kualifikasi sangat tinggi, aspek
keterampilan menyimpulkan atau mengevaluasi mencapai 36,50% dengan
kualifikasi sangat rendah.
2.3 Kerangka Pikir
Pembelajaran sejarah hendaknya dirancang untuk dapat memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat menumbuh kembangkan kemampuan
mereka secara maksimal. Dengan demikian pembelajaran sejarah menuntut
keaktifan siswa, guru hanya menjadi fasilitator tidak mendominasi dalam
proses pembelajaran karena akan menyebabkan siswa cenderung akan lebih
pasif, dan rendahnya pemahaman serta kemampuan berpikir kritis siswa.
Selain itu juga karena pelajaran sejarah ini cenderung hafalan, maka guru
harus melatih siswa untuk tidak hanya menghafal tetapi juga memahami
konsep yang ada, sehingga siswa akan tetap mengingatnya dalam waktu yang
19
lama. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat,
menarik dan menyenangkan yang dapat membantu siswa mengasah
kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran picture and picture.
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model pembelajaran
yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana
guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah
materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan
alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran
dengan fokus dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan
yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati,
serta dapat diingat kembali oleh siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, guru melakukan
pendahuluan dengan menyampaikan materi pelajaran secara singkat. Guru
menjelaskan prosedur dari model pembelajaran picture and picture kepada
siswa lalu membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Masing-masing
anggota kelompok harus memperhatikan gambar-gambar yang di tampilkan
oleh guru. Setelah itu guru menujuk siswa secara bergantian atau dengan
20
undian untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis pada proses ini
siswa di tuntut untuk mampu menganalisis, memilih gambar, serta
menyimpulkan gambar-gambar yang telah mereka pilih. Dengan penggunaan
model pembelajaran ini diharapkan siswa tidak lagi pasif dan lebih aktif serta
dapat meningkatkan daya pikir siswa itu sendiri terutama pada tingkat
berpikir kritisnya.
2.4. Paradigma
Keterangan :
X : Model Pembelajaran Picture and Picture (Varibel bebas)
Y : Kemampuan Berpikir Kritis (Variabel terikat)
: Garis Pengaruh
Y
(Variabel Y)
X
21
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan (Sugiyono, 2012: 64). Begitu juga yang diungkapkan oleh Suharsimi
Arikunto, Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul” (Suharsimi
Arikunto, 2006: 62). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan hipotesis
adalah jawaban sementara yang dibuktikan kebenarannya dengan penelitian dan
mengumpulkan data-data yang mendukung.
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H0: Tidak ada pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Picture and
Picture terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek
Keterampilan Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
H1: Ada pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Picture and
Picture terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek
Keterampilan Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
REFERENSI
Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm 731.
Ibid, hlm 47.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Hlm 76
La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-
Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Hlm 6
Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012 Strategi Belajar Mengajar. Yogyakatra: Ombak.
Hlm 8
Imas Kurniasih dan Berlin 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena. Hlm 44
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm 202
Alec Fisher. 2008. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Hlm
5
Muh Tawil dan Liliasari. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit UNM. Hlm. 8
Mohamad Surya. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: AR-
Ruzz Media. Hlm. 123
Ibid, Hlm 126
Maskun. 2012. Manusia dan Sejarah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Hlm. 12
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Hlm. 4
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:3). Lebih lanjut lagi
Sukardi menjelaskan, “Metodologi penelitian adalah usaha seseorang yang
dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab
permasalahan yang hendak diteliti” (Sukardi, 2003:19). Dari penjelasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan langkah-langkah
yang dilakukan seseorang dalam memecahkan permasalahan guna
mendapatkan jawaban yang tepat. Metode penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan bentuk True
Experimental Design, Peneliti bertujuan untuk mengetahui, menjelaskan serta
memaparkan pengaruh dari penerapan model Pembelajaran Picture and
Picture.
23
3.2 Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only
Control Group Design. Artinya pembelajaran dilakukan tanpa test awal, Pada
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random.
Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok kedua tidak diberi
perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan tersebut disebut sebagai kelas
eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol. Setelah itu kedua kelas tersebut di ujikan dengan materi soal yang
telah dipelajari. Desain ini digunakan untuk melihat pengaruh kemampuan
berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas control dari posttest yang telah
di berikan. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Desain Penelitian
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
C : Kelas Control
X : Pembelajaran sejarah dengan model pembelajaran Picture and
Picture
K : Pembelajaran secara konvensional
Y1 : Data yang diperoleh dari kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran Picture and Picture
Y2 : Data yang diperoleh dari kelas kontrol dengan pembelajaran secara
konvensional
KELOMPOK PERLAKUAN POSTTEST
E X Y1
C K Y2
24
3.3 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada subjek/obyek yang di pelajari. Tetapi, meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. (Suharsimi Arikunto,
2006: 130). Sedangkan menurut Punaji (2010:188) Populasi merujuk pada
keseluruhan kelompok di mana sampel-sampel diambil. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar
Lampung.
Tabel 3 Data siswa kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
tahun ajaran 2015/2016.
No Kelas Siswa Jumlah Total
L P
1 XI IPS 1 15 15 30
2 XI IPS 2 15 15 30
3 XI IPS 3 14 15 29
4 XI IPS 4 13 16 29
Jumlah 57 61 118
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 16 Bandar Lampung 2015/2016
Dari tabel di atas, dapat diketahui yang menjadi populasi penelitian adalah
kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016 yang
terdistribusi dalam 4 kelas (XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, seta XI IPS 4) dengan
jumlah keseluruhan sebanyak 118 orang siswa yang terdiri dari 57 orang siswa
laki-laki dan 61 orang siswa perempuan.
25
3.4 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012: 118). Kemudian menurut Ridwan Sampel adalah
sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu
yang bisa disebut dengan teknik sampling (Ridwan, 2005: 11). Pengambilan
sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang
benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan
populasi yang sebenarnya (Suharsimi Arikunto, 2010: 176). Berdasarkan populasi
yang ada maka penentuan sampel penelitian ini adalah menggunakan teknik
sampel simple random sampling.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang
langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit
sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang
sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Teknik ini
dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu
populasi tidak terlalu besar. (Margono, 2007: 126).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa simple random sampling
merupakan teknik pengambilan sampel secara acak yang memberikan
kesempatan yang sama pada tiap-tiap angggota populasi utuk menjadi sampel
dalam penelitian. Sampel penelitian ini dipilih dengan cara melakukan undian
terhadap sampel penelitian ini diambil dari populasi yang terdistribusi ke dalam
empat kelas. Dari kelas XI IPS 1 sampai dengan XI IPS 4. Tahap pertama
dalam melakukan teknik simple random sampling adalah dengan menuliskan
nama setiap kelas dalam secarik kertas kemudian masing-masing nama
dimasukan ke dalam gelas undian dan di diambil dua nama kelas yang keluar
dari gelas undian.
26
Berdasarkan undian yang dilakukan oleh peneliti terhadap seluruh populasi di
dapatkan sampel penelitian sebagai berikut :
Tabel 4 Jumlah Anggota Sampel Penelitian
NO KELAS JUMLAH SISWA
LAKI -LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 XI IPS 1 15 15 30
2 XI IPS 2 15 15 30
JUMLAH TOTAL 60
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 16 Bandar Lampung 2015/2016
Bedasarkan tabel diatas sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang siswa
yang tersebar kedalam 2 kelas yaitu kelas XI IPS 2 sebanyak 30 siswa yang
merupakan kelas eksperimen yang akan diberi perlakuan dengan model
Picture and Picture, dan XI IPS 1 sebanyak 30 siswa yang merupakan kelas
kontrol yang nantinya tidak akan diberi perlakuan.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto variabel merupakan “objek penelitian atau apa
saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto,
2006:118). Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel bebas: Model Pembelajaran Picture and Picture
2. Variabel terikat: Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Sejarah
27
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (Sumadi Suryabrata, 2012: 29). Definisi
operasional variabel merupakan suatu cara untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat
spesifik dan terukur. Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai
dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti
harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan
untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Model pembelajaran Picture and Picture merupakan variabel bebas pada
penelitian ini. Model Picture and Picture adalah model pembelajaran
yang kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan
menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi
urutan logis.
b) Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis
siswa. Kemampuan berpikir kritis adalah merupakan proses mental untuk
menganalisis atau mengevaluasi informasi. Kegiatan berpikir kritis terdiri
dari beberapa indikator diantaranya adalah Interpretasi, Analisis, Evaluasi,
Inferensi, dan Penjelasan. Kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan diterapkannya model
pembelajaran Picture and Picture, pengukuran kemampuan berpikir kritis
ini dilakukan berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis pada aspek
analisis saja.
28
3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Tes
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013:148). Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah varibel penelitian yang
ditetapkan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah .Posttest dilakukan setelah penyampaian materi dengan
menggunakan model pembelajaran yang ditentukan. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan bentuk soal essay.
Tabel 5 Kisi-kisi Soal Posstest
Indikator Sub Bahasan dan Pokok
Bahasan
Jumlah
Soal
Skor
Keterampilan
Analisis Siswa
Menguraikan latar belakang
kedatangan bangsa barat ke
Indonesia
1 20
Menganalisis kedatangan bangsa
barat ke Indonesia
1 20
Mendeskripsikan secara singkat
proses dan berkembangnya
bangsa barat di Indonesia
1 20
Menggambarkan peta jalur
pelyaran tokoh bangsa barat
1 20
Medeskripsikan peta jaulr
pelayaran bangsa barat
1 20
Jumlah 5 100
Sumber: Olah Data Peneliti
Untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan
29
benar. Oleh karena itu, sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya
dilakukan uji validitas tes.
3.7 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi
Arikunto, 2006: 150). Dalam hal ini kemampuan yang akan diukur dengan
menggunakan tes ialah kemampuan berfikir kritis. Kemampuan berfikir
kritis termasuk kedalam ranah kognitif yang mana salah satunya terdapat
aspek keterampilan analisis. Pada penelitian ini peneliti akan memberikan
Posttest setelah meteri di sampaikan menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan berbentuk tes essay atau uraian. “Tes essay itu
sendiri tes adalah suatu bentuk tes tertulis yang susunannya terdiri dari
item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menurut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan
kemampuan berpikir siswa”(Sukardi,2008:94).
“Berdasarkan penyekoran, soal bentuk uraian dikelasifikasikan menjadi
uraian objektif dan uraian nonobjektif. Soal bentuk uraian objektif
menuntut sekumpulan jawaban dengan pengertian atau konsep tertentu
sehingga penyekoran dapat dilakukan secara objektif. Sementara itu
soal bentuk uraian non objektif menuntut jawaban berupa pengertian
atau konsep berdasarkan pendapat masing-masing siswa sehingga
penyekoran lebih sulit untuk dilakukan secara objektif dapat
mengandung unsur subjektifitas”(Kusaeri dan Purwanto,2012:136).
30
Pedoman penyekoran tes uraian objektif dapat digunakan agar hasilnya
konsisten(Reliabel).
“Pertama, gunakan kriteria penyekoran yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk meminimalisir pengaruh yang tak diduga sehingga
menyebabkan bias. Oleh karena itu, ketika melakukan penyekoran butir
tes uraian guru harus membuat batasan yang jelas tentang suatu
jawaban yang bagus. Batasan-batasan dari jawaban itu dikenal sebagai
rubik. Rubik penyekoran biasanya diklasifikasikan ke dalam analitik
atau holistik. Rubik penyekoran analitik mengidentifikasi jawaban dari
berbagai aspek atau dimensi yang berbeda dan skor guru pada masing-
masing dimensi diletakan secara terpisah. Pada rubik penyekoran
holistik, guru memberikan suatu skor tunggal berdasarkan pada
keseluruhan jawaban siswa.”(Kusaeri dan Purwanto,2012:139).
Adapun dalam peneltian ini rubik yang digunakan peneliti dalam
penyekoran tes uraian objektif adalah rubik penyekoran holistik. Tes yang
digunakan berbentuk soal uraian atau essay yang berjumlah 5 butir.
Berikut rubik penyekoran holistik.
Tabel 6 Rubik Penyekoran Holistik
Klasifikasi Deskripsi Skor
Sangat Baik Siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan
benar.
20
Baik Siswa menjawab
pertanyaan tetapi belum
lengkap
15
Cukup Siswa menjawab
pertanyaan yang cukup
tetapi tidak menjelaskan
secara rinci Indonesia
10
Kurang Siswa dalam
menjelaskan Latar
belakang kedatangan
bangsa barat ke
Indonesia sangat kurang
5
Sangat Kurang Siswa tidak menjawab
pertanyaan
0
Sumber : Olah Data Peneliti
31
3.7.2 Observasi
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan relevan maka peneliti
menggunakan teknik observasi langsung. Sutrisno Hadi (Dalam Sugiono,
2012: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang disusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. Mencatat data observasi bukanlah sekadar
mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian ke dalam suatu skala bertingkat (Suharsimi Arikunto, 2010:
272).Observasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 16 Bandar
Lampung.
3.7.3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
mengasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan
berdasarkan pikiran (Soeyono Basrowi, 2007:166). Teknik ini digunakan
untuk mendapatkan data dengan mencatat data yang sudah ada pada
sekolah. Dokumentasi merupakan cara pengambilan data yang sudah ada,
seperti data siswa Kelas XI IPS diSMA Negeri 16 Bandar Lampung.
3.7.4. Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan
penelitian, seperti teori dan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam
penelitian, serta data-data lainnya yang diambil dari beberapa referensi.
Pengumpulan data yakni dari sumber tertulis maupun elektronik. Sumber
32
ini membantu peneliti untuk memperkuat teori-teori yang mendukung
penelitian, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Sumber elektronik diambil dari jurnal-jurnal penilitian yang relevan
ataupun digital library.
3.8 Langkah-langkah Penelitian
1. Penelitian pendahuluan penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk
mencari data sementara mengenai subjek yang akan diteliti.
2. Menentukan populasi dan sampel dari subjek penelitian.
3. Membuat instrumen tes penelitian.
4. Melakukan validitas instrumen.
5. Mengujicobakan instrumen.
6. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Picture
and Picture untuk kelas eksperimen dan melakukan kegiatan pembelajaran
secara konvensional pada kelas kontrol.
7. Mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas.
8. Menganalisis data.
9. Membuat kesimpulan
3.9 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa, memberikan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memilih bagian subtopik
dalam materi yang akan di pelajarai.
33
2. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi secara singkat dan membagi murid kedalam
kelompok diskusi sesuai model pembelajaran Picture and Picture.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran.
2. Guru menyajikan materi sebagai pengatar
3. Guru menunjukan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang sistematis dan logis
5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
(Yatim, 2009:282)
3. Kegiatan Akhir
Guru memberikan kesimpulan dari semua materi yang dibahas, serta memberi
sedikit pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang sudah di pelajari dan melakukan evaluasi secara kelompok
maupun individual lalu dilanjutkan dengan pemberian Posttest.
3.10 Uji Instrumen Penelitian
3.10.1 Uji Validitas
Sebelum instrument digunakan di kelas sampel maka harus di uji
menggunakan uji validitas. Uji validitas adalah uji intrumen tersebut dapat
34
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2013:121).
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan
validitas kontruksi yaitu dengan rumus product moment sebagai berikut:
r = n∑XY-(∑X)( ∑Y)
√{(n∑X2)-(∑X)
2 } {n∑Y
2- ( ∑Y)
2}
Keterangan :
X : jumlah skor tiap butir
Y : jumlah skor total
X2 : kuadrat dari X
Y2 : kuadrat dari Y
∑XY : jumlah perkalian X dengan Y
n : jumlah sampel
(Misbahuddin & Iqbal Hasan, 2013:307)
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n). Kriteria
pengujian : jika rhitung > rtabel berarti valid. Sebaliknya jika hasil rhitung < rtabel
berarti tidak valid. (Riduwan,2004:128).
3.10.2 Uji Realibilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama
untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 86).
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas yaitu :
(
)(
∑
)
35
Keterangan:
: reliabilitas yang dicari
n : banyaknya butir soal
∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
(Suharsimi Arikunto, 2010: 109)
Untuk menentukan reabilitas yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 7 Kriteria Reliabilitas
Koefisien relibilitas
(r11) Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 75)
Instrumen dapat dikatakan mempunyai reliabilitas apabila nilai criteria soal
yang digunakan dalam instrument 0,6 sampai dengan 1,00.
3.10.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dilakukan untuk menetukan kriteria soal yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar.
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus yaitu :
Keterangan :
P : angka indeks kesukaran item
Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul
N : jumlah siswa yang mengikuti tes
(Sudijono, 2011:372)
36
Untuk menginterprestasikan tingkat kesukaran suatu butir soal ditentukan
dengan menggunakan criteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti
berikut:
Tabel 8 Interprestasi Nilai Tingkat Kesukaran
Besarnya P Interprestasi
Kurang dari 0,30 Sangat sukar
0,30 – 0,70 Cukup (Sedang)
Lebih dari 0,70 Mudah
Sumber: Sudijono (2011: 372)
3.11 Teknik Analisis Data
3.11.1 Pengkonversian Skor Menjadi Nilai
Penlitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan pada kelas Eksperimen
maupun kelas Kontrol. Pada setiap pertemuan kemampuan berpikir kritis selalu di
ukur dengan memberikan soal Posttest. Lalu hasil dari soal Posttest dijumlahkan
kemudian di dapatlah skor berpikir kritis pada aspek keterampilan analisis pada
masing-masing siswa pada setiap pertemuan. Skor yang di dapat siswa ini masih
berupa skor mentah (raw score) dan belum dapat dikatakan sebagai nilai, oleh
karena itu perlu dilakukanya pengkonversian skor menjadi nilai, jadi untuk
mengubah skor menjadi nilai digunakan rumus berikut ini :
(Sudijono, 2011:316)
N = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 X 100
37
𝑥 𝑥 + 𝑥 + 𝑥3
𝑛
Setelah skor berpikir kritis pada aspek keterampilan analisis di setiap
pertemuan dikonversikan menjadi nilai, langkah selanjutnya nilai yang sudah
di dapat dari Posttest 1,2 dan 3 kemudian diambil rata-ratanya, hasil nilai
rata-rata inilah yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
Adapun rumus yang di gunakan untuk mencari rata-rata nilai adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
x : Rata-rata
x1 + x2 ....... : Nilai
n : Banyak data
(Sudjana, 2009 :67)
3.11.2 Uji Prasyarat
3.11.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil dari
sampel penelitian yang terpilih merepresentasikan populasi. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-
Kuadrat.
Hipotesis :
H0 : Kedua kelompok data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : Kedua kelompok data dari populasi tidak berdistribusi normal.
38
1. Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan
2. Statistik Uji
k
i i
ii
E
EOx
1
2
2
Keterangan:
iO = Frekuensi harapan
iE
= Frekuensi yang diharapkan
K = Banyaknya pengamatan
3. Keputusan Uji
Tolak H0 jika ( )( 3) dengan taraf = taraf nyata untuk
pengujian. Dalam hal lainnya H0 diterima (Sudjana, 2005: 273).
3.11.2.2 Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas)
Uji kesamaan dua varian atau uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui
apakah kelompok siswaatau sampel yang berasal dari kedua kelompok tersebut
dapat dikatakanbervarians sama (homogen) ataupun tidak. Untuk menguji
homogenitas varians dari dua kelompok data, maka peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut:
a) Hipotesis
H0 : σ12 = σ2
2 (varians populasi homogen)
H1 : σ12 ≠ σ2
2 (varians populasi tidak homogen)
b) Taraf signifikansi: α = 0,1
39
c) Statistik uji:
terkecilVarians
terbesarVariansFhitung
d) Kriteria uji: tolak Hojika Fhitung ≥ F1/2 α (v1,v2) dengan F1/2 α
(v1,v2)didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 1/2 α, derajat
kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang
dan penyebut (Sudjana, 2005: 250)
3.11.3 Uji Hipotesis
Hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0: Tidak ada pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Picture and
Picture terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek
Keterampilan Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
Hı: ada pengaruh positif dan signifikan Model Pembelajaran Picture and
Picture terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Aspek
Keterampilan Analisis Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Eta dengan rumus
sebagai berikut :
ƞ = ∑Y ( ı) ( ı) ( ) ( )²
√ 1
∑Y ( ı + ) ( )
40
Keterangan :
ı dan : sampel 1 dan sampel 2
: rata-rata dari seluruh sampel kelompok 1 dan 2
∑Y : jumlah kuadrat kedua buah sampel
ı dan : rata – rata setiap kelompok
(Iqbal Hasan, 2013:56)
Untuk menentukan kekuatan pengaruh antar variabel tersebut maka digunakan
tabel koefesien korelasi sebagai patokan.
Tabel 9 Interval Nilai Koefesien Korelasi
No Interval Nilai Kriteria
1 KK = 0,00 Tidak ada
2 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali
3 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah, tapi pasti
4 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
6 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali,
dapat diandalkan
7 KK = 1,00 Sempurna
Sumber: Iqbal Hasan (2013: 48).
Untuk melihat seberapa besar pengaruh dari Model Pembelajaran Picture and
Picture akan diukur menggunakan uji statistik dengan uji F dengan rumus
sebagai berikut :
ƞ² (n-k)
F =
(1- ƞ² ) (k-1)
Keterangan :
n : jumlah sampel
k : jumlah sub kelas adalah variabel nominal
(Iqbal Hasan, 2013: 124).
41
Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan formulasi hipotesisnya :
H0 = tidak ada pengaruh positif dan signifikan X dan Y
H1 = ada pengaruh positif dan signifikan X dan Y
b. Menentukan taraf nyata (a) dan nilai F tabel
1) Taraf nyata 5%
2) V1 = k-1 dan = n-k
c. Menentukan kriteria pengujian :
H0 : diterima (H1 tolak) apabila F0 ≤ F (v1)(v2)
H1 : ditolak (H0 diterima) apabila F0 ˃F (v1)(v2)
d. Menentukan nilai statistik dengan rumus F dan menarik kesimpulan dalam
hal penerimaan atau penolakan. (Iqbal Hasan, 2013: 125).
REFERENSI
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Hlm 13
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hlm 19
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. Hlm 130
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm 118
Riduwan. 2005. Metode dan Teknik Penyusunan Thesis. Bandung; Alfabeta.
Hlm 11
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 47
Sugiyono. Op.cit., hlm 148
Suharsimi Arikunto. Op.cit., hlm 150
Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendiidkan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 94
Kusaeri dan Purwanto. 2012. Pengukuran dan Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Graha Ilmu. Hlm 136
Ibid. Hlm 139
Sugiyono. Op.cit., hlm 145
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm
272
.
Misbahudin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara. Hlm 307
Riduwan. Op.cit., hlm 150
Suharsimi Arikunto. Op.cit., hlm 86
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hlm 372
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito. Hlm 273
Ibid. Hlm 250
Misbahudin. Op.cit., hlm 56
Ibid. Hlm 124
79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti diperoleh kesimpulan
Terdapat pengaruh yang positif model pembelajaran picture and picture
terhadap terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran sejarah
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung sebesar 0,49. Hal ini
mengandung arti bahwa sehingga pengaruh model pembelajaran picture and
picture dikatakan memiliki pengaruh positif dengan kekuatan hubungan
Sedang atau cukup berarti. Hasil uji F didapat Fhitung sebesar 18,32 sehingga
model pembelajaran picture and picture dapat dikatakan signifikan karena
Fhitung lebih besar dari Ftabel 3,84. Dari kedua Uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture memiliki
pengaruh yang positif dengan kekuatan hubungan Sedang atau cukup berarti
dan signifikan.
80
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
tahun ajaran 2015/2016 dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi para guru, model pembelajaran picture and picture dapat digunakan
sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran Sejarah untuk
meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa terutama pada aspek
analisis.
2. Bagi siswa, dituntut untuk lebih berani dalam menyampaikan
pendapatnya, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, mampu
menganalisis materi, mampu memcahkan masalah, serta menguasai materi
atau tugas yang diberikan.
3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sumber bacaan sehingga materi dapat
lebih cepat dan akurat dikuasai oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alec Fisher. 2008. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Baharuddin. Esanur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pemebelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz
Hamzah B. Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamzah. B Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 02
Imas Kurniasih dan Berlin 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-
Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Maskun. 2012. Manusia dan Sejarah. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Misbahudin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Muh Tawil dan Liliasari. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012 Strategi Belajar Mengajar. Yogyakatra: Ombak.
Poerwardarminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
S. Nasution. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Soeyono Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berfikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Francisca Gitantri. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Contexectual
Teaching Learning (CTL) Metode Picture and Picture Untuk meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. FKIP Universitas Negeri Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Alec Fisher. 2008. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Baharuddin. Esanur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pemebelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz
Hamzah B. Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamzah. B Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 02
Imas Kurniasih dan Berlin 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-
Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Maskun. 2012. Manusia dan Sejarah. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Misbahudin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Muh Tawil dan Liliasari. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Nunuk Suryani dan Leo Agung. 2012 Strategi Belajar Mengajar. Yogyakatra: Ombak.
Poerwardarminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
S. Nasution. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Soeyono Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berfikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Francisca Gitantri. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Contexectual
Teaching Learning (CTL) Metode Picture and Picture Untuk meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. FKIP Universitas Negeri Semarang.