Upload
nguyenlien
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI)
SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
SMK WIDYA PRAJA UNGARAN
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Nur Wahyu Agus Setianingsih
7101406017
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 24 September 2010
Penguji Skripsi,
Nina Oktarina, S.Pd, M.Pd.
NIP. 1978 1007 2003 12 2 002
Anggota I Anggota II
Drs. Marimin, M.Pd Drs. Partono
NIP. 1952 0228 1980 03 1 003 NIP. 1956 0427 1982 03 1 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si
NIP. 1962 0812 1987 02 1 001
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 6 September 2010
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Marimin, M.Pd Drs. Partono
NIP. 1952 0228 1980 03 1 003 NIP. 1956 0427 1982 03 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si
NIP. 1957 0820 1983 03 1 002
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, September 2010
Nur Wahyu Agus Setianingsih
NIM. 7101406017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Tak ada yang tak mungkin sebelum di coba,
ada tindakan ada jalan.
Persembahan untuk :
1. Orang tuaku tercinta (Bapak
Sukarno dan Ibu Murniah)
2. Kakak-kakakku tersayang
3. Teman-temanku prodi Pend.
Administrasi Perkantoran
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolan
Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
Studi Strata I (satu) gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran pada
Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen yang telah memberikan ijin
penelitian.
4. Dra. Marimin, M.Pd, dosen pembimbing I yang sabar dalam memberikan
bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Partono, dosen pembimbing II yang sabar dalam memberikan
bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.
6. Nina Oktarina, S.Pd.,M.Pd., dosen penguji skripsi yang telah memberikan
kritik dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.
7. Drs. H. Eko Sutanto, Kepala SMK Widya Praja Ungaran yang telah
memberikan ijin penelitian.
8. Titin Intan Nurcahyani, S.Pd, Ketua Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu dalam
penelitian.
vii
9. Nitasari Titah Rahayu, S.Kom., guru mata pelajaran Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi (KKPI) yang telah membantu dalam penelitian.
10. Seluruh siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu
sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah
S.W.T dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, September 2010
Penulis
viii
SARI
Setianingsih, Nur Wahyu Agus. 2010. ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”. Skripsi. Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Marimin, M.Pd. Pembimbing II. Drs. Partono Kata Kunci : Motivasi Belajar, Metode Belajar, Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Prestasi belajar dipengaruhi di antaranya oleh motivasi dan metode belajar. Kenyataan di SMK Widya Praja Ungaran memiliki indikasi motivasi belajar yang tinggi dan metode belajar yang baik tetapi masih ada 78,48% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”.
Permasalahan yang dikaji penelitian ini : (1) Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, (2) Adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa, (3) Seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini : (1) mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa (2) mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa, dan (3) mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa secara parsial dan simultan.
Populasi penelitian ini berjumlah 79 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan motivasi belajar termasuk tinggi dengan persentase 72,18%, metode belajar termasuk baik dengan persentase 71,72%. Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan Y = -2,319 + 0,383 X1 + 0,455 X2. Uji t diperoleh thitung 3,099> 1,99 = ttabel untuk variabel motivasi belajar, yang berarti bahwa adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel metode belajar dengan uji t diperoleh thitung 3,823 > 1,99 = ttabel yang berarti bahwa adanya pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan hasil uji F diperoleh Fhitung = 23,697 > F tabel = 3,116 pada tingkat nilai probabilitas 0,000 ≤ α (0,05) yang berarti bahwa adanya pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh parsial variabel motivasi belajar sebesar 11,22 % dan variabel metode belajar sebesar 16,16 %. Sedangkan besarnya pengaruh simultan motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah 36,8% dan sisanya 63,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
Berdasar hasil penelitian disimpulkan bahwa secara parsial maupun simultan motivasi belajar dan metode belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar KKPI. Disarankan guru untuk sering memberi quiz dan tugas individu pada siswa.
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......... .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7
2.1 Tinjauan Tentang Belajar ............................................................... 7
2.1.1 Pengertian Belajar .................................................................. 7
2.1.2 Teori-Teori Belajar .............................................................. 8
2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar ......................................................... 12
2.2 Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ................................................ 13
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar .................................................. 13
2.2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar........... 14
2.3 Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi (KKPI)..................................................... 16
2.4 Tinjauan Tentang Motivasi Belajar............................................... 17
x
2.4.1 Pengertian Motivasi............................................................. 17
2.4.2 Teori-Teori Motivasi............................................................ 19
2.4.3 Ciri-Ciri Motivasi Belajar ................................................... 23
2.4.4 Bentuk-Bentuk Motivasi..................................................... 25
2.4.5 Jenis Motivasi Belajar.......................................................... 27
2.5 Tinjauan Tentang Metode Belajar................................................. 29
2.5.1. Pengertian Metode Belajar................................................. 29
2.5.2. Cara Belajar yang Efektif.................................................. 32
2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan............................................. 35
2.7 Kerangka Berpikir ........................................................................ 36
2.8 Hipotesis ....................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 41
3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 41
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 41
3.2.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen (X) ................... 42
3.2.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y) .................... 43
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43
3.3.1 Angket atau kuesioner ........................................................ 43
3.3.2 Observasi ............................................................................ 44
3.4 Pengujian Alat Pengumpul Data ................................................. 44
3.4.1 Validitas .............................................................................. 44
3.4.2 Reliabilitas .......................................................................... 47
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data........................................ 48
3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................... 48
3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda........................................ 50
3.5.3 Uji Hipotesis ....................................................................... 51
3.5.3.1 Uji Parsial (Uji t) ................................................. 51
3.5.3.2 Uji Simultan (Uji F) ............................................ 52
3.5.4 Koefiesien Determinasi (R2) .............................................. 53
3.5.5 Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat) ..................................... 55
3.5.5.1 Uji Normalitas .................................................... 56
xi
3.5.5.2 Uji Multikolinieritas ............................................ 56
3.5.5.3 Uji Heteroskedastisitas ....................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 58
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 58
4.1.1 Gambaran Umum SMK Widya Praja Ungaran ................. 58
4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian............................................. 59
4.1.2.1. Variabel Motivasi Belajar (X1)............................. 59
4.1.2.1.1. Tekun Menghadapi Tugas............................. 60
4.1.2.1.2. Tidak Mudah Putus Asa................................ 62
4.1.2.1.3. Suka Bekerja Keras dan Mandiri................... 63
4.1.2.1.4. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah.. 64
4.1.2.2. Variabel Metode Belajar (X2)................................... 65
4.1.2.2.1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya......... 67
4.1.2.2.2.Membaca dan Membuat Catatan.................... 68
4.1.2.2.3.Mengulangi Bahan Pelajaran........................... 69
4.1.2.2.4. Konsentrasi.................................................... 70
4.1.2.2.5. Mengerjakan Tugas........................................ 72
4.1.2.3. Variabel Prestsai Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI).. 73
4.1.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................. 74
4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 75
4.1.4.1 Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial) ........................ 75
4.1.4.2 Hasil Uji F (Pengujian Secara Simultan) ................... 77
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Parsial..................................... 79
4.1.4.4 Koefisien Determinasi Simultan ................................ 79
4.1.5. Uji Asumsi Klasik................................................................. 80
4.1.5.1. Uji Normalitas Data................................................. 80
4.1.5.2. Uji Multikolonieritas................................................ 82
4.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas............................................ 83
4.2. Pembahasan.................................................................................. 85
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 92
xii
5.1 Simpulan ....................................................................................... 92
5.2 Saran ............................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Nilai UAS KKPI Siswa Kelas X AP Tahun Ajaran 2009/2010 ....................2
3.1 Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar.......................................46
3.2 Hasil Uji Coba Angket Metode Belajar........................................................46
3.3 Kriteria dan Interval Presentase Pervariabel.................................................50
4.1 Distribusi Variabel Motivasi Belajar............................................................59
4.2 Distribusi Tekun Menghadapi Tugas............................................................61
4.3 Distribusi Tidak Mudah Putus Asa..............................................................62
4.4 Distribusi Suka Bekerja Keras dan Mandiri ................................................63
4.5 Distribusi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah................................64
4.6 Distribusi Variabel Metode Belajar..............................................................66
4.7 Distribusi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya......................................67
4.8 Distribusi Membaca dan Membuat Catatan.................................................68
4.9 Distribusi Mengulangi Bahan Pelajaran.......................................................69
4.10 Distribusi Konsentrasi..................................................................................71
4.11 Distribusi Mengerjakan Tugas.....................................................................72
4.12 Distribusi Variabel Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI................................73
4.13 Regresi Linier Berganda..............................................................................74
4.14 Uji t (Uji Secara Parsial)..............................................................................76
4.15 Uji F ( Uji Secara Simultan)........................................................................78
4.16 Koefisien Determinasi Parsial (Uji r2)........................................................79
4.17 Koefisien Determinasi Simultan (Uji R2)....................................................80
4.18 Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov Smirnov (KS)..........................81
4.19 Uji Multikolinieritas................................................................................83
4.20 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser............................................85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 39
4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Motivasi Belajar..............................60
4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tekun Menghadapi Tugas..............61
4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tidak Mudah Putus Asa..................63
4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Suka Bekerja Keras dan Mandiri....64
4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Senang Mencari dan Memecahkan
Masalah.........................................................................................................65
4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Metode Belajar................................66
4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Pembuatan Jadwal dan
Pelaksanaannya.............................................................................................68
4.8 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Membaca dan Membuat
Catatan..........................................................................................................69
4.9 Diagram Batang Peskriptif Persentasi Mengulangi Bahan Pelajaran............70
4.10 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Konsentrasi.....................................71
4.11 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Mengerjakan Tugas............73
4.12 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Prestasi Belajar/Nilai UAS
KKPI...........................................................................................................74
4.13 Uji Normalitas Pada Grafik Normal P-P Plot..............................................82
4.14 Uji Heteroskedastisitas Pada Grafik Scatterplot...........................................84
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Pengantar Angket Penelitian ........................................................................ 96
2 Kisi- Kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 97
3 Instrumen Penelitian .....................................................................................98
4 Perhitungan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................105
5 Deskriptif Persentasi Variabel Motivasi Belajar .........................................109
6 Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar ...........................................112
7 Deskriptif Prestasi belajar KKPI..................................................................115
8 Hasil Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat) .....................................................117
9 Analisis Regresi Linier Berganda.................................................................120
10 Pengujian Hipotesis .....................................................................................121
11 Rekapitulasi Nilai KKPI Semester I Siswa Kelas X AP..............................123
12 Surat Keterangan Telah Penelitian dari SMK Widya Praja Ungaran...........125
13 Daftar Nama Responden..............................................................................126
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penguasaan komputer dan kemampuan mengelola informasi merupakan
suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa-siswa SMK. Oleh karena itu
sejak tahun 2004, pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI) disertakan dalam kurikulum SMK hingga sekarang ini. Salah satu
parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan
adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ditentukan oleh tiga faktor yaitu
faktor intern (dari dalam diri) subjek belajar, faktor ekstern (dari luar diri) subjek
belajar dan faktor pendekatan belajar. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah
motivasi dan metode belajar siswa.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. (Sardiman 2007:40)
Jadi, motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Realitas yang terjadi di SMK Widya Praja Ungaran
menunjukkan bahwa prestasi belajar KKPI pada siswa kelas X pada program
keahlian Administrasi Perkantoran belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Hal ini terlihat dari hasil ulangan akhir semester untuk mata diklat adaptif KKPI
2
yang masih belum mencapai hasil yang maksimal. Rata-rata nilai UAS masih di
bawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 6,00.
Adapun data nilai UAS KKPI siswa kelas X AP :
Tabel 1.1 Nilai UAS KKPI Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas Nilai rata-rata
kelas Nilai di bawah
6,00 Nilai di atas
6,00 Jumlah siswa
XAP 1 5,0 33 7 40
X AP 2 5,1 29 10 39
Jumlah 62 17 79
Sumber : Guru Mata Diklat Adaptif KKPI SMK Widya Praja Ungaran
Nilai yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan oleh SMK Widya Praja Ungaran untuk mata pelajaran KKPI adalah
sebesar 6,00. Jadi berdasarkan data di atas, hanya terdapat 21,52% siswa yang
telah memenuhi KKM sedangkan sisanya 78,48% siswa belum tuntas.
Motivasi belajar siswa dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan dalam
pelajaran KKPI terlihat baik, terbukti dengan antusiasme mereka dalam
mengerjakan quiz yang diberikan oleh guru, dengan cepat dan sungguh-sungguh
mereka berlomba-lomba menyelesaikannya secara benar. Demikian pula motivasi
yang diberikan guru kepada siswa juga baik, hal ini terbukti dari wawancara
dengan beberapa siswa. Ketika siswa memiliki kesulitan dalam mengerjakan
latihan KKPI di sekolah, guru tersebut selalu membantu dengan memberikan
penjelasan dan contoh hingga siswa tersebut mengerti. Selain itu, guru juga
1
3
menyusun dan memberikan modul khusus sehingga mudah dipelajari siswa, dan
dengan sabar menjawab setiap pertanyaan siswa.
Slameto (2003:239) mengemukakan bahwa “motivasi belajar merupakan
kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar”. Ini
merekomendasikan bahwa siswa harus menggunakan strategi motivasi untuk
sukses dalam belajar. Guru juga harus mendorong siswa untuk menjadi pelajar
yang aktif dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memunculkan
motivasi mereka dan penggunaan strategi motivasi dalam belajar. Hal ini akan
membantu keberhasilan siswa dalam belajar.
Demikian pula dengan metode belajar yang merupakan suatu cara
bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka
mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang
dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan
menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Menurut Nasution (2000:49)
mengemukakan bahwa “banyak murid atau mahasiswa gagal atau tidak memberi
hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara
belajar yang efektif dan efisien”.
KKPI merupakan pelajaran yang 75% berisi praktek dan 25% berisi teori,
maka siswa dituntut untuk selalu tekun melakukan pendekatan belajar. Apabila
siswa bermalas-malasan atau pasif dalam pelajaran KKPI ini, maka akan
tertinggal pemahamannya, sulit mencerna materi dan mengganggu proses belajar-
mengajar karena pelajaran ini bersifat berkesinambungan. Siswa dituntut untuk
berkonsentrasi penuh, karena dalam pelajaran KKPI ini, siswa diberikan teorinya
4
terlebih dahulu selanjutnya langsung mempraktekannya agar tidak mengalami
kesulitan. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti
masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR
DAN METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI)
SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN ”
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program
keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran?
2. Adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program
keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran?
3. Seberapa besar pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar secara
simultan maupun parsial terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian
administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi
belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada
siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya
Praja Ungaran
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi
belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada
siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya
Praja Ungaran
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara motivasi belajar dan
metode belajar baik secara simultan maupun parsial terhadap prestasi
belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada
siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya
Praja Ungaran
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep
baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya
kompetensi KKPI
1.4.2. Manfaat Praktis
6
a. Bagi Siswa
Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar dan
menerapkan metode-metode belajar yang efektif khususnya pada
kompetensi KKPI
b. Bagi Guru
Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa
menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap KKPI dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian
materinya.
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.
d. Bagi Peneliti
Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui
kegiatan penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI PENELITIAN
2.1. Tinjauan Tentang Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi manusia yang berimplikasi pada
perubahan perilaku mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
Tentunya perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan proses
perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak dan penyesuaian diri.
Banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang belajar, di antaranya
adalah Skinner dalam Faturrohman dan Sobry (2007:5), menuliskan “belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progresif”. Selain itu, Hilgard dan Bower dalam Faturrahman dan Sobry
(2007:5) mengemukakan “belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu” .Yang dimaksud perubahan tingkah laku
tersebut bukan merupakan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-
keadaan sesaat seorang seperti kelelahan dan pengaruh obat.
Menurut Sardiman (2007:20) “belajar itu senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
8
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Sedangkan
M. Sobry dalam Faturrahman dan Sobry (2007:5) mempunyai pandangan bahwa
“belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan, dapat disimpulkan
bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif
menetap yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas psiko-fisik
tertentu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dapat
diwujudkan dalam perilaku seperti menulis, membaca, berhitung, atau kombinasi
dari berbagai tindakan. Tentunya tidak semua perubahan tingkah laku termasuk
kategori belajar, seperti perubahan fisik, mabuk, keadaan gila, dan sebagainya.
Orang yang tadinya tidak tahu, setelah belajar menjadi tahu dan dapat melakukan
sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya.
2.1.2 Teori-teori belajar
Menurut Sardiman (2007:29) “kegiatan belajar itu cenderung diketahui
sebagai suatu proses psikologis, terjadi di dalam diri seseorang. Oleh karena itu,
sulit diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya”. Jadi, belajar dalam konteks ini
berupa suatu proses yang bersifat internal pada diri seseorang. Karena prosesnya
begitu kompleks maka timbul beberapa teori tentang belajar. Sardiman (2007:30)
mengemukakan “dalam hal belajar ini secara global ada tiga teori yakni teori Ilmu
Jiwa Daya, teori Ilmu Jiwa Gelstalt, dan teori Ilmu Jiwa Asosiasi”.
9
Adapun penjelasan dari beberapa teori tentang belajar tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Teori ini menegaskan bahwa jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam
daya. Di mana masing-masing daya tersebut dapat dilatih dengan
menggunakan berbagai cara atau bahan untuk memenuhi fungsinya. Contohnya
untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafalkan kata-
kata atau angka, istilah-istilah asing. Dalam hal ini yang terpenting bukan
penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan dari
daya-daya tersebut.
b. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Menurut teori ini, keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsur-
unsurnya. Belajar adalah berawal dari pengamatan. Maka pengamatan itu
penting dilakukan secara menyeluruh. Tingkat mudah atau sukarnya suatu
pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori ini,
seseorang belajar jika mendapatkan insight.
c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori Ilmu jiwa asosiasi berpedoman bahwa keseluruhan itu sebenarnya
merupakan penjumlahan dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Sardiman
(2007:33) menuliskan “dari aliran ini ada dua teori yang terkenal, yakni Teori
Konektionisme dari Thorendike dan Teori Conditioning dari Pavlov”.
Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut :
10
1) Teori Konektionisme
Dalam teori ini, belajar merupakan pembentukan hubungan antara stimulus
dan respons. Jika sering dilatih maka akan terbentuk suatu koneksi yang kuat
antara stimulus dan respons. Jadi, latihan yang terus menerus dapat menjadikan
hubungan antara stimulus dan respons itu akan terbiasa dan semakin erat.
2) Teori Conditioning
Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan
karena adanya suatu tanda. Sebagai contoh, siswa mendengar lonceng,
kemudian berkumpul.
“Di samping teori-teori tersebut, penting juga diketahui mengenai Teori
konstruktivionisme”. (Sardiman 2007:37). Menurut teori konstruktivisme,
pengetahuan kita itu adalah konstruksi kita sendiri. Jadi, pengetahuan bukanlah suatu
fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang
yang sedang mempelajarinya. Inti dari teori konstruktivisme adalah siswa harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
Bettencourt dalam Sardiman (2007:37) menyimpulkan bahwa
“konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak
melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu”. Jadi menurut teori
konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar
membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna
dari sesuatu yang mereka pelajari dan menghubungkan pengalaman atau bahan
yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki.
11
Daryanto (2009:11) mengemukakan berbagai teori belajar lainnya, namun
dalam uraian berikut ini dibatasi hanya yang sekiranya relevan yaitu “Teori
Belajar menurut J. Burner dan Teori belajar dari R. Gagne”. Adapun penjelasnnya
adalah sebagai berikut :
a) Teori Belajar menurut J. Burner
Teori belajar Burner ini mementingkan partisipasi aktif siswa dalam proses
belajar dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan dalam
belajar. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan
discover learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru. Hambatan yang dihayati
oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula.
b) Teori belajar dari R. Gagne
Gagne dalam Daryanto(2009:13) memberikan dua definisi belajar yaitu :
(1). Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
(2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi.
Gagne menyatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dibagi menjadi 5 kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu keterampilan motoris (motor skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif dan sikap. (Gagne dalam Daryanto 2009: 14)
Untuk penjelasan dari lima ketegori tersebut dapat di uraikan sebagai berikut ini:
a) Keterampilan motoris (motor skill)
Keterampilan motoris dalam hal ini berkaitan dengan kelenturan syaraf
atau otot yakni adanya koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya
mengetik huruf, naik sepeda, menyetir mobil dan sebagainya.
12
b) Informasi verbal
Informasi verbal disimpulkan sebagai kemampuan yang diperoleh
pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Segala sesuatu
dapat dijelaskan oleh individu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan
sebagainya.
c) Kemampuan intelektual
Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang berentangan mulai
dari kemahiran bahasa sederhana, kemehiran teknis maju, seperti teknologi
rekayasa, dan kegiatan ilmiah. Kemampuan belajar dengan inilah yang disebut
dengan kemampuan intelektual.
d) Strategi kognitif
Strategi kognitif ini dapat diartikan sebagai keterampilan internal yang
perlu untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan
kemampuan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar dan tidak dapat
dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-
perbaikan secara terus menerus agar hasilnya optimal.
e) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
terhadap benda, orang atau situasi. Sikap ini penting dalam proses belajar,
tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Efek sikap belajar
dapat diamati dari reaksi siswa (positif atau negatif) terhadap benda, orang,
atau situasi belajar yang sedang dihadapi.
13
2.1.3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Daryanto (2009:27) “calon guru seharusnya sudah dapat menyusun
sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip-prinsip bisa dilaksanakan dalam
situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual”. Adapun
prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan Daryanto (2009:27) antara lain sebagai
berikut :
a. Dalam belajar setiap sisiwa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
c. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
d. Belajar itu proses kontinu maka harus bertahap menurut perkembangannya.
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
Jadi, inti dari prinsip belajar sesungguhnya adalah melibatkan siswa dalam
proses perumusan tujuan belajar, membantu siswa merancang pengalaman belajar
dan secara terus-menerus menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar serta
mengetahui cara-cara mempelajari bidang-bidang pengetahuan dengan
menggunakan teknik tertentu yang bermakna dan terpadu agar dapat menerapkan
hasil belajar ke dalam dunia nyata.
2.2. Tinjauan tentang prestasi belajar
2.2.1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah
memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut
14
Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar KKPI merupakan
hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan
oleh guru KKPI.
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Muhibbin (2007:132-133) mengatakan,
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di bedakan menjadi tiga macam : 1) Faktor internal siswa, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis 2) Faktor eksternal siswa, meliputi lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial 3) Faktor pendekatan belajar
Penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas
adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal siswa
a. Aspek fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. Orang dalam keadaan segar jasmaninya akan
berlainan belajarnya dari orang dalam keadaan kelelahan. Kondisi umum
jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikutu pelajaran.
15
b. Aspek psikologis
1) Intelegensi siswa
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat.
2) Sikap siswa
Sikap merupakan gejala internal yang berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun secara negatif.
3) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti
memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
4) Minat siswa
Minat berarti suatu rasa ketertarikan/kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.
5) Motivasi siswa
Pengertian dasar motivasi ialah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: a) motivasi intrinsik, dan b) motivasi ekstrinsik
16
2. Faktor eksternal siswa
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang juga
termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga juga teman-
teman sepermainan di sekitar siswa.
b. Lingkungan nonsosial
Beberapa yang ang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Pembangunan
gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan
kegaduhan suasana kelas. Pabrik-pabrik yang didirikan di sekitar sekolah dapat
menimbulkan kebisingan di dalam kelas.
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan dalam belajar dapat dipahami sebagai segala cara/metode, pola
dan prosedur yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
proses belajar materi tertentu. Dalam hal ini berarti seperangkat langkah
operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar.
2.3. Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi (KKPI)
Keterampilan Komputer dan pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah
satu pelajaran kelompok adaptif yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan.
17
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) sebagai salah satu
mata pelajaran di SMK perlu diperkenalkan, dipraktikkan, dan dikuasai siswa
sedini mungkin sehingga siswa dapat beradaptasi dengan dunia kerja.
Ruang lingkup mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi (KKPI) dimulai dari dasar-dasar teori, keterampilan komputer dasar
sampai menengah sesuai dengan kebutuhan masing-masing jurusan yang ada.
Adapun materi pokok pelajaran KKPI di SMK adalah:
1. Mengoperasikan komputer antara lain:
a. Menghubungkan seluruh komponen-komputer dengan kabel penghubung
sehingga dapat dihidupkan/dinyalakan dan dapat berfungsi.
b. Membuka dan menutup/mematikan program aplikasi pengolah kata,
pengolah angka/bilangan, dan pembuat paparan
2. Mengelola informasi antara lain:
a. Menetukan kebutuhan informasi
b. Mencari, mengelompokkan, mengklasifikasikan, menyimpan informasi
c. Mengambil kembali informasi tersebut
d. Mengemas menjadi informasi baru dalam bentuk tulisan
e. Menyusun menjadi bahan paparan
f. Memaparkan dan mempresentasikan informasi
g. Melakukan koneksi ke internet
h. Bekerja menggunakan internet untuk mencari, mengumpulkan dan merekam
informasi.
18
2.4 Tinjauan tentang motivasi belajar
2.4.1. Pengertian Motivasi
Kata “motif “, diartikan sebagai suatu daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. “Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan”. (Sardiman 2007:73).
Suryabrata dalam Djaali (2006: 101) mendefinisikan “motivasi adalah
keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”. Sedangkan menurut Gates
dalam Djaali (2006: 101) mengemukakan,
Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi juga merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi
ini mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi
belajar, maka siswa akan mempunyai dorongan untuk belajar yang akan
dimunculkan pada aktivitas belajarnya. Semangat belajar tersebut tentu membawa
perubahan positif terhadap penyesuaian tujuan atau sasaran belajarnya. Dalam
psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri
manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan.
Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2007:73) mengemukakan
bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
19
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan”. Jadi dalam pengertian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan
yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan
pengetahuan serta pemahamannya.
Gamon (2001) dalam jurnalnya Relationship Among Student Motivation,
Attitude, Learning Styles and Achievement menuliskan :
The students enjoyed the convenience and self-controlled learning pace and were motivated by competition and high expectations in web-based learning. Motivation was the significant factor that explained more than one-fourth of student achievement. (.....Motivasi merupakan faktor penting yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi siswa). Pada kenyataannya motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa.
Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang
rendah motivasinya. Seperti dikemukakan Lai (2005) dalam jurnalnya
Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study
Strategies of HongKong Chinese Secondary Students menuliskan :
Research has pointed out that motivational orientations influence the study strategies students adopt and subsequently influence academic achievement. While achievement goals emphasize the ways in which students think about themselves in learning, intrinsic motivation reflects students’ engagement in learning for its own sake. Both have impact on learning strategy and achievement. (Penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi strategi mempengaruhi motivasi belajar siswa, mengadopsi dan kemudian mempengaruhi prestasi akademik....)
2.4.2. Teori-teori Motivasi
Untuk memahami tentang motivasi, berikut beberapa teori tentang motivasi,
antara lain seperti yang disajikan oleh Anni (2006:166) yaitu “teori behavioral,
kebutuhan manusia, disonansi, kepribadian, dan atribusi”. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
20
a. Teori Behavioral
Inti dari teori ini adalah bahwa motivasi merupakan produk dari penguatan.
Siswa diperkuat untuk belajar (seperti mendapat nilai terbaik dari guru) akan
termotivasi untuk belajar, sebaliknya bagi siswa yang tidak mendapatkan
penguatan dalam belajar maka siswa itu tidak akan termotivasi untuk belajar.
b. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki
kebutuhan, yaitu :
(1) Fisiologis
(2) Keamanan, keselamatan dan perlindungan
(3) Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki
(4) Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
(5) Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Menurut teori ini, jika seorang yang ingin memotivasi seseorang, maka ia
perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi orang lain
tersebut dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau
kebutuhan dia atas tingkat itu. Sebagai contoh, siswa yang sangat lapar dan
sedang menghadapi lemah fisik, akan memiliki sedikit energi psikologis dalam
belajar sehingga ia tidak mampu untuk berkreativitas dan beraktualisasi diri
dalam pengembangan prestasinya.
21
c. Teori Disonansi
Teori ini dikemukakan oleh Festinger yang menyatakan bahwa kebutuhan
untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang
sangat kuat. Siswa akan mengalami tekanan dan keidaknyamanan apabila
keyakinan dan nilai yang dipegang berlawanan dengan perilaku yang tidak
konsisten.
d. Teori Kepribadian
Dalam teori ini motivasi dapat diterapkan pada perilaku di berbagai situasi.
Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang stabiluntuk melakukan sesuatu
dalam situasi tertentu.
e. Teori Atribusi
Asumsi utama teori atribusi adalah bahwa seseorang akan
berupayamepertahankan citra diri yang positif. Oleh karena itu apabila terjadi
sesuatu yang baik maka anak itu akan mengatribusikannya pada usaha atau
kemampuannya sendiri.
Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, Akhmad Sudrajat (2008)
mengatakan bahwa “untuk memahami tentang motivasi kita akan bertemu
dengan teori harapan dan teori motivasi berprestasi”. Adapun penjelasannya
yaitu sebagai berikut:
f. Teori Harapan
Teori Victor H. Vroom ini menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan
dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran
22
tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut. Seseorang
dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya
akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik.
g. Teori Motivasi Berprestasi
Teori motivasi berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya
mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Teori
ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk berprestasi
itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-
kebutuhan yang lainnya. Menurut teori yang diciptakan Mc Clelland ini,
seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai
keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi
karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk
berafiliasi. Esensi dari motivasi berprestasi adalah bahwa siswa yang
bermotivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil,
dan apabila mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai
keberhasilan dan cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar di sekolah. Tizzi Maharani (1996) dari segi kognisi dan konasi
dapat dikemukakan ciri-ciri individu yang termotivasi menurut teori ini yaitu :
a. menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin b. bekerja tidak atas dasar untung-untungan (gambling); c. berfikir dan berorientasi ke masa depan dengan berusaha mengantisipasi
hasil kerjanya secara logik; d. lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya; e. realistik menilai dirinya f. menghargai hadiah yang diterimanya
23
g. cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup tanggap terhadap stimulasi lingkungan
h. bersemangat, bekerja keras dan penuh pitalitas; i. tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik
mungkin; j. tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya; k. dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia
menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya;
l. lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk berkreasi, bukan yang monoton Jadi wajar jika ditemukan siswa-siswa yang berlainan intensitas dan cara
dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada
yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah.
2.4.3. Ciri-ciri motivasi belajar
Menurut Sardiman (2007:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
(2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). (3). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk
sukses). (4). Lebih senang bekerja sendiri (5). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (6). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) (7). Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu) (8). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu (9). Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
Apabila pada saat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
kemudian ia berusaha keras dengan sungguh-sungguh dan antusias agar dapat
24
berhasil menguasai materi dan menyelasikan pekerjaannya, maka dapat
dikatakan bahwa siswa tersebut telah memiliki motivasi dalam belajar.
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
Seringkali siswa dihadapkan dengan berbagai masalah dari hal-hal yang
dipelajarinya akibat kurang dapat mencerna dengan baik materi pelajaran yang
ada. Hal ini tentu akan membebani siswa apalagi dengan ditentukannya standar
kompetensi yang harus dipenuhi. Bagi siswa yang termotivasi, hal ini bukan
menjadi penghalang keberhasilannya, karena setelah ia menyadari
kemampuannya, ia akan semakin tertantang dan terus percaya diri mempelajari
setiap titik kesulitan yang perlu ia sempurnakan.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
Manusia secara alami mempunyai ketertarikan terhadap sesuatu hal. Namun,
dalam proses belajar mengajar yang termotivasi adalah apabila siswa sebagai
individu yang mempelajari berbagai ilmu pengetahuan tertarik tidak hanya pada
satu aspek pengetahuan melainkan juga terhadap banyak aspek atau masalah yang
kompleks yang tidak lain untuk menunjang pengembangan wawasannya.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
Memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri (tanpa
bergantung pada orang lain) mengindikasikan bahwa seseorang tersebut telah
memiliki semangat dalam mengerjakan sesuatu.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
Siswa yang belajar dengan baik dan termotivasi tidak akan terjebak dalam
sesuatu yang rutinis dan mekanis.
25
6. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu)
Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya kalau ia sudah yakin dan
dipandangnya secara rasional.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
Ketika sesuatu telah diyakini oleh siswa, maka bagi siswa yang memiliki
motivasi yang kuat, ia akan memegang teguh apa yang diyakininya.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Siswa harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan
bagaimana memikirkan pemecahannya.
2.4.4. Bentuk-bentuk motivasi
Sardiman (2007:92-96) mengemukakan,
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah, yaitu : 1) Memberi angka 2) Hadiah 3) Saingan atau kompetisi 4) Ego-involvement 5) Memberi ulangan 6) Mengetahui hasil 7) Pujian 8) Hukuman 9) Hasrat untuk belajar 10) Minat 11) Tujuan yang diakui Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi
siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa
dikejar siswa adalah nilai ulangan/ nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
26
2) Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah
untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang
yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.
3) Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting.
5) Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi
ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. Ulangan berfugsi untuk
mengevaluasi atau mengukur tingkat pencapaian belajar siswa.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil
belajar semakin meningkat maka ada motivasi siswa untuk terus belajar.
27
7) Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan
dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi
untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.
10) Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena
ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat
motivasi yang pokok.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak
dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah
untuk terus belajar.
28
2.4.5. Jenis motivasi belajar
Menurut Sardiman (2007:89-90) “ada berbagai jenis motivasi, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Penjelasan jenis-jenis motivasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang ada dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan
bersumber dari pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan
untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.
Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri. Misalnya adalah siswa
belajar dengan membaca-baca buku, mempraktekkan ilmu, bertanya-tanya
kepada orang-orang yang dianggapnya mengerti, karena memang betul-betul
ingin mendapatkan pengetahuan, nilai, dan keterampilan ,tidak untuk tujuan
lain. Berkaitan dengan ini dalam jurnalnya, Lai (2005) menyebutkan :
Intrinsic motivation is often reflected in students’taking initiative in engaging in learning activities rather than being pushed along by the teachers.Much research findings have pointed out the importance of intrinsic motivation in academic setting..(Motivasi intrinsik sering tercermin dalam siswa mengambil inisiatif dalam melakukan kegiatan belajar bukannya didorong oleh guru-guru.Banyak hasil penelitian telah menunjukkan pentingnya motivasi intrinsik dalam pengaturan akademik....).
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang muncul karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik di dalam aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar. Sebagai contoh seorang siswa belajar semalaman
29
karena akan ada ujian pada pagi harinya dengan harapan mendapat hadiah dari
orang tuanya dan dipuji hasilnya oleh teman-temannya.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator
motivasi belajar dalam penelitian ini adalah :
1) Tekun menghadapi tugas
2) Tidak mudah putus asa
3) Suka bekerja keras dan mandiri
4) Senang memecahkan masalah
2.5. Tinjauan tentang metode belajar
2.5.1. Pengertian Metode Belajar
Slameto (2003:82) mengemukakan bahwa,
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri.
Jadi metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui dalam rangka
mencapai tujuan dalam belajar, yakni berupa pendekatan-pendekatan yang
berkesinambungan bersifat rutin dan kontinu untuk meraih prestasi belajar yang
optimal serta efektif dan efisien. “Kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar
antara lain yaitu : (1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, (2) Membaca dan
membuat catatan (3) Mengulangi bahan pelajaran (4) Konsentrasi (5)
Mengerjakan tugas”. (Slameto 2003:82)
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
30
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
Seorang siswa perlu merencanakan dan mendesain skenario belajar yang
akan dilaksanakan dengan mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya
dengan teratur/disiplin. Hal yang mutlak dilakukan agar belajar dapat berjalan
dengan baik dan berhasil. Cara yang dapat ditempuh untuk membuat jadwal
yang baik adalah sebagai berikut:
a) Memperhitungkan waktu-waktu yang tersedia setiap hari dan menentukan
waktu setiap hari dari mulai bangun tidr hingga tidur kembali untuk
keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain
b) Menetapkan urutan-urutan yang harus dipelajari sesuai jenis-jenis mata
pelajarannya
c) Memanfaatkan waktu-waktu luang mana yang dapat dipergunakan untuk
belajar dengan hasil terbaik dan tak perlu ragu-ragu untuk memulai
pekerjaan, termasuk juga belajar
Cara lain untuk membuat jadwal adalah dengan membuat daftar aktivitas
pada setiap harinya dan merincinya sebagai berikut :
Jika dalam sehari ada 24 jam, maka 24 jam ini digunakan untuk :
Tidur : ±8 jam
Makan, mandi, olahraga : ±3 jam
Urusan pribadi dan lain-lain : ±3 jam
Sisanya untuik belajar : ±10 jam
Apabila waktu siswa belajar di sekolah kurang lebih 7 jam, sisanya 3 jam
digunakan untuk belajar di rumah dengan maksimal.
31
2. Membaca dan membuat catatan (merekam kata dengan tulisan)
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan
mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan
bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara
menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang
terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri. Jadi biasakanlah untuk
mencatat hal-hal yang penting, dan bukan memfotokopi dari teman.
Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar
adalah metode SQR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan
pertanyaan), Read (membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Review
(mengingat kembali).. Dalam membuat catatan sebaiknya tudak semua yang
dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja. Tulisan harus jelas
dan teratur agar mudah dibaca/dipelajari.
3. Mengulangi bahan pelajaran
Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca. Mempelajari
kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari merupakan cara yang dapat
ditempuh dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup
belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang
sudah pernah dibuatnya, dengan harapan agar yang dipelajari tetap tertanam di
dalam pikiran.
4. Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal
lainnya yang tidak berhubungan dinamakan konsentrasi. Dalam belajar
32
konsentrasi pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
5. Mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang
diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan
yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Agar siswa
berhasil dalam belajanya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri,
soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian.
2.5.2. Cara belajar yang efektif
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin
dicapai. Nasution (2000:50-57) mengemukakan mengenai beberapa petunjuk yang
perlu diperhatikan tentang cara-cara belajar yang baik sebagai berikut :
a. Keadaan jasmani b. Keadaan emosional dan sosial c. Memulai pelajaran d. Membagi pekerjaan e. Adakan kontrol f. Pupuk sikap yang optimis g. Waktu bekerja h. Buatlah suatu rencana kerja i. Menggunakan waktu j. Belajar keras tidak merusak k. Cara mempelajari buku l. Mempertinggi kecepatan membaca m. Jangan membaca belaka n. Cegah “cramming” o. Membuat catatan
33
Berikut adalah ulasan mengenai beberapa di antara hal yang penting untuk
diperhatikan dalam cara-cara belajar yang telah disebutkan di atas yang relevan
dengan mata pelajaran KKPI:
1. Memulai pelajaran
Pada waktu permulaan pelajaran sering dirasakan kelambanan,
keengganan bekerja. Kalau perasaan itu kuat, pelajaran sering diundur-
undurkan, malahan ditunda. Kelambanan itu dapat kita atasi dengan suatu
perintah kepada diri kita sendiri untuk memulai pekerjaan itu tepat pada
waktunya.
2. Membagi pekerjaan
Dengan semboyan “devide et impera” “bagi dan kuasai” kita dapat
menyelesaikan pekerjaan yang banyak, yakni dengan membagi pekerjaan
dalam bagian-bagian yang dapat diselesaikan.
3. Adakan kontrol
Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai.
Hasil baik menggembirakan. Kalau hasilnya kurang baik, akan nyata
kekurangan-kekurangan yang memerlukan latihan khusus.
4. Pupuk sikap yang optimis
Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan meningkat
dank arena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan
sesempurna mungkin.
5. Buatlah suatu rencana kerja
34
Rencana kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga pelajaran benar-
benar mungkin kita selesaikan. Lebih baik kita tentukan waktu yang agak
banyak untuk sesuatu tugas daripada menetapkan waktu yang terlampau
sempit, sehingga besar kemungkinan kita akan mengalami kegagalan dalam
menyelesaikannya.
6. Menggunakan waktu
Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga,
melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti
diburu-buru oleh waktu, melainkan bekerja tenang, teliti, dan penuh konsentrasi.
7. Belajar keras tidak merusak
Belajar yang merusak adalah menggunakan waktu tidur untuk belajar.
Mengurangi waktu istirahat akhirnya akan merusak badan. Belajar sungguh-
sungguh selama 2-4 jam sehari dengan teratur sudah cukup untuk member
ihasil yang memuaskan.
8. Jangan membaca belaka
Membaca bukanlah sekedar mengetahui kata-katanya, akan tetapi
mengikuti jalan pikiran si pengarang. Setelah kita baca satu bagian, kita harus
dapat mengatakannya kembali dengan kata-kata sendiri sambil merenungkan
isinya secara kritis dan membandingkannya dengan apa yang telah kita ketahui.
9. Cegah “cramming”
Kesalahan yang banyak dibuat para pelajar ialah menumpuk pelajaran
sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan atau ujian sudah mendekat,
35
sehingga mereka diburu-buru waktu. Inilah yang disebut “cramming” yaitu
“kekejangan” seperti yang dialami perenang yang terlampau letih. Hal ini harus
segera dihindari karena sangat tidak efektif karena otak bukan lah mesin yang
bisa diforsir dengan beban kerja yang berlebihan.
10. Membuat catatan
Membuat catatan memerlukan pemikiran, jadi tidak sama dengan
menyalin. Catatan itu harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi
gambaran tentang garis-garis besar daripada pelajaran itu. Gunanya adalah
untuk membantu kita mengingat pelajaran.
2.6. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian ini
antara lain ialah sebagai berikut :
1. Penelitian Novita Rusliana (2008) mengenai lingkungan keluarga dan cara
belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas II program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan, diambil kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan cara
belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Sumbangan lingkungan keluarga
dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI masing-masing sebesar
35,8 % dan 20%. Secara simultan pengaruh lingkungan keluarga dan cara
belajar terhadap prestasi belajar KKPI sebesar 56,2 %.
2. Penelitian Zulfatun Nisak. (2009) mengenai Kebiasaan Belajar dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi SMK
Negeri 2 Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kebiasaan
36
belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti
dari hasil analisis dari variabel kebiasaan belajar dengan hasil uji t sebesar
4,340 dengan taraf signifikasi 0,000 yang lebih kecil dari pada t sig = 0,05 dan
dari hasil analisis variabel motivasi belajar dengan hasil uji t sebesar 3,825
dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada t sig =0,05.
Kemudian diketahui secara simultan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi
belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap prestasi
belajar. Hal ini terbukti dengan uji F sebesar 15,735.
3. Penelitian Chadhirun Asnif Fadhlun Nisa (2009) mengenai Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di
SMA Islam Malang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh secara
parsial motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA ISLAM Malang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS yang
berjumlah 208 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi siswa kelas XI SMA
ISLAM Malang, hal itu dapat diketahui dari nilai t hitung 19,117.
4. Penelitian Nopitahari (2009) tentang pengaruh kompetensi guru dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran peralatan kantor kelas X
jurusan administrasi perkantoran SMK Antonius Semarang. Hasil penelitian
menunjukkan secara simultan kompetensi guru dan motivasi belajar
berpengaruh sebesar 37,30% terhadap prestasi belajar. Secara parsial, pengaruh
kompetensi guru terhadap prestasi belajar sebesar 9,36% dan motivasi belajar
memberikan konstribusi sebesar 23,23%.
37
2.7. Kerangka Berpikir
“Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan guru”.(Tu’u 2004:75). Salah satu faktor internal
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi.
Motivasi belajar di sini adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. “Motivasi merupakan
proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu
tujuan” (Greenberg dalam Djaali 2006:101). Indikator motivasi belajar (X1)
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Tidak mudah putus asa
3. Suka bekerja keras dan mandiri
4. Senang memecahkan masalah
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah metode atau cara belajar.
Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan dalam belajar. Indikator metode belajar (X2) dalam penelitian ini adalah :
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
2. Membaca dan membuat catatan
3. Mengulangi bahan pelajaran
4. Konsentrasi
38
5. Mengerjakan tugas
Dengan adanya dua faktor tersebut yaitu motivasi belajar dan metode belajar
maka diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar. Dalam proses belajar, siswa
harus memiliki motivasi agar semangat mereka terhadap pelajaran nantinya dapat
membantu kelancaran belajar, ini merupakan salah satu tanggung jawab guru.
Demikian juga dengan metode belajar, siswa hendaknya memiliki cara dan
pembiasaan khusus untuk belajar sehingga mempermudah belajarnya serta
mendapatkan penguasaan dan nilai yang optimal. Penguasaan ini merupakan
tujuan pembelajaran yang akan menentukan keberhasilan siswa. Dari uraian di
atas dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan bagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Metode Belajar (X2)
Indikator :
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
2. Membaca dan membuat catatan
3. Mengulangi bahan pelajaran
4. Konsentrasi
5. Mengerjakan tugas (Slameto 2003:82)
Prestasi Belajar KKPI
(Y) Nilai UAS
KKPI
Motivasi Belajar (X1)
Indikator :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Tidak mudah putus asa
3. Suka bekerja keras dan mandiri
4. Senang memecahkan masalah
(Sardiman 2007:83)
Ha 1
Ha 2
Ha 3
39
2.8. Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian
yang ada, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.(Arikunto 2006:71).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis nol (Ho 1)
Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
Hipotesis alternatif (Ha 1)
Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
2. Hipotesis nol (Ho 2)
Tidak ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
Hipotesis alternatif (Ha 2)
Ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
40
3. Hipotesis nol (Ho 3)
Tidak ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi
belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas
X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
Hipotesis alternatif (Ha 3)
Ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X
program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian
Sukmadinata (2008:250) mengemukakan bahwa “kelompok besar dan
wilayah yang menjadi lingkup penelitian disebut populasi”. Pengertian lain
tentang populasi dikemukakan Sugiyono dalam Sukestiyarno dan Wardono
(2009:49) yang menyebutkan “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri dari subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program Keahlian
Administrasi Perkantoran yang berjumlah 79 siswa dari dua kelas. Penelitian ini
merupakan penelitian populasi karena objek yang akan diteliti berjumlah kurang
dari 100. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa ”jika populasinya
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi”. (Suharsimi 2006:112).
3.2. Variabel Penelitian
“Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk
tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur. Harga tersebut dapat
berbentuk data diskrit atau data kontinu atau data atribut (kualitatif).”
(Sukestiyarno dan Wardono 2009:4). Sedangkan menurut Suharsimi (2006: 118),
42
“variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik penelitian suatu
penelitian”. Adapun variabel dalam penelitian ini antara lain:
3.2.1. Variabel Bebas (X)
“Variabel bebas adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji
pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel
eksperimen atau variabel intervensi”. (Sukmadinata 2008: 321). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah:
a. Motivasi Belajar (X1)
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Indikator
motivasi adalah sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas
2) Tidak mudah putus asa
3) Suka bekerja keras dan mandiri
4) Senang mencari dan memecahkan masalah /soal-soal
b. Metode belajar (X2)
Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan dalam belajar. Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala
cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Indikator metode belajar adalah
sebagai berikut:
43
1) Membuat jadwal dan pelaksanaannya
2) Membaca dan membuat catatan
3) Mengulangi bahan pelajaran
4) Konsentrasi
5) Mengerjakan tugas
3.2.2. Variabel terikat (Y)
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria”.
(Sukmadinata 2008:321). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar yang memiliki indikator yaitu nilai ulangan akhir semester (UAS) pada
mata pelajaran KKPI.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
3.3.1. Angket atau Kuesioner
“Angket atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung. Instrumen pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden”.
(Sukmadinata 2008:219). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih. Penyusunan angket diharapkan akan memudahkan
bagi responden dalam memberikan jawaban karena alternatif jawaban telah
tersedia, sehingga untuk menjawabnya hanya perlu waktu singkat. Pada setiap
item soal disediakan 5 pilihan jawaban:
44
1. Jawaban S (Selalu) memiliki skor 5
2. Jawaban SR (Sering) memiliki skor 4
3. Jawaban KK (Kadang-kadang) skor 3
4. Jawaban J (Jarang) memiliki skor 2
5. Jawaban TP (Tidak pernah) memiliki skor 1
Sehingga jika jawaban yang diberikan mendekati jawaban yang diharapkan,
maka semakin tinggi skor nilai yang diperoleh. Teknik angket ini digunakan untuk
mengungkap data dari variabel motivasi belajar dan metode belajar.
3.3.2. Observasi
“Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau
sering disebut pengamatan. Dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan
tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara”. (Suharsimi 2006:156).
Observasi digunakan peneliti untuk mengamati motivasi belajar siswa dan metode
belajar siswa di sekolah secara langsung.
3.4. Pengujian Alat Pengumpul Data
3.4.1. Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. (Suharsimi 2006: 168). Dalam
penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal yaitu validitas
yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antar bagian-bagian. “Dalam pengujian
validitas internal dapat digunakan dua cara yaitu analisis faktor dan analisis butir.
45
Di mana untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada tiap
butir dikorelasikan dengan skor total”. (Suharsimi 2006:171).
Untuk menguji validitas instrumen ini, penulis menggunakan rumus korelasi
yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product
moment, yaitu:
( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
⋅−⋅=
2222 XXNYYN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : Koefisien Korelasi
N : Jumlah subjek/ responden
X : Skor butir
Y : Skor total
∑x2 : Jumlah kuadran nilai X
∑y2 : Jumlah kuadran nilai Y
∑xy : Jumlah kuadran dari instrumen X yang dikalikan dengan jumlah
instrumen Y
(Suharsimi 2006:170)
Kemudian hasil rxy hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikan 5%. Jika didapatkan harga rxy hitung > r tabel, maka butir instrumen
dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya rxy < r tabel, maka
dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba validitas angket penelitian yang diuji cobakan
kepada 20 responden diperoleh hasil sebagai berikut :
46
a. Variabel Motivasi Belajar (X1)
Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar
No. Item R Hitung R Tabel Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
0,426 0,685 0,443 0,527 0,537 0,607 0,517 0,568 0,652 0,528 0,652 0,461 0,729 0,690 0,432 0,681 0,456 0,578 0,301
0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak Valid
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah.
b. Variabel Metode Belajar
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Angket Metode Belajar
47
Diketahui bahwa hasil uji validitas terhadap 36 butir angket kepada 20
orang responden diketahui bahwa terdapat 35 butir angket yang valid karena
memiliki r hitung
> r tabel
= 0,423 untuk N = 20 pada taraf signifikasi 5% dan 1 butir
angket yang tidak valid nomor 19 karena memiliki r hitung
< r table
yaitu 0,301
sehingga untuk N = 20 pada taraf signifikasi 5%, maka dapat dijelaskan bahwa 35
butir soal yang dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.4.2. Reliabilitas
“Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen itu sudah baik”. (Suharsimi 2006:178). Pada penelitian ini untuk
mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha. Seperti dikemukakan
Suharsimi (2006:196) bahwa “untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha”.
Rumus Alpha :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−= ∑
2
2
11 11 t
b
kkr
σσ
Dengan keterangan:
11r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 2bσ : jumlah varian butir
2tσ : varians total (Suharsimi 2006: 196)
48
Untuk memperoleh jumlah varian butir dicari terlebih dahulu setiap butir,
kemudian dijumlahkan. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari varians
adalah:
( ) ( )
NNX
X∑ ∑−=
2
2
2σ
Keterangan:
σ = Varians tiap butir
X = Jumlah skor
N = Jumlah responden (Suharsimi 2006:197)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga tabel r kritik product
moment dengan taraf nyata 5 %. Jika r11 lebih besar dari r tabel berarti instrumen
tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket diperoleh r 11
= 0,930 > r
tabel = 0,423 untuk N = 20 taraf signifikasi 5% sehingga dapat disimpulkan
bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif persentase dan regresi linier berganda. Analisis
deskriptif untuk memberikan gambaran tentang variabel yang diteliti, sedangkan
analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis.
49
3.5.1. Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mendeskripsikan data
pada instrumen motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Selain itu juga
digunakan untuk mendeskripsikan kriteria persentase masing-masing variabel.
Cara untuk menentukan kriteria digunakan sebagai berikut:
b. Persentase Maksimal
%100
%10055
%100
=
×=
×=skormaksSkormaks
c. Persentase minimal
%20
%10051
%100min
=
×=
×=skormaksSkor
d. Rentang Persentase
= 100% - 20%
= 80%
e. Rentang Kriteria
%165
%80
tanRe
=
=
=eriaBanyakkrit
egpersentasn
(Ali Muhamad 1993 : 186)
50
Dengan rentang kriteria 16% dibuat interval kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria dan Interval Presentase Pervariabel
Interval Kriteria Motivasi Belajar (X1) Metode Belajar (X2)
85 <% skor ≤ 100,00 Sangat tinggi Sangat baik 69 <% skor ≤ 84 Tinggi Baik 53 <% skor ≤ 68 Sedang Cukup 37 <% skor ≤ 52 Rendah Kurang Baik 21 <% skor ≤ 36 Sangat rendah Tidak Baik
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini
yaitu:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X1, dan X2
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden
d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus :
Persentase skor (%) %100×=Nn
Keterangan :
n = jumlah skor jawaban responden
N = jumlah seluruh skor ideal
% = tingkat keberhasilan yang dicapai
3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud untuk
meramalkan bagaimana keadaan variabel terikat, bila terdapat dua atau lebih
variabel bebas sebagai faktor prediktor yang dinaik-turunkan nilainya. Dengan
51
kata lain penggunaan model analisis ini dengan alasan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara motivasi
belajar (X1), dan metode belajar (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (Y). Persamaan regresi yang
mempunyai dua variabel independen adalah :
22110 XXY aaa ++=
Keterangan :
Y = variabel prestasi belajar
a0 = bilangan konstan
a1 = koefisien regresi motivasi belajar
a2 = koefisien regresi metode belajar
X1 = motivasi belajar
X2 = metode belajar (Suharsimi 2006:301)
Untuk membantu proses pengolahan data secara tepat dan cepat maka
pengolahan datanya dilakukan dengan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Melalui program SPSS kegiatan pengolahan data dapat
dilakukan dengan mudah tanpa harus melibatkan pemakai dalam persoalan rumus-
rumus statistika yang cukup rumit, karena rumus statistika di atas akan terlihat
secara langsung.
3.5.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan :
52
3.5.3.1. Uji Parsial
“T-Test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen”.
(Nugroho 2005:54). Caranya adalah dengan melakukan pengujian terhadap
koefisien regresi setiap variabel independen dan dengan membandingkan nilai
masing-masing koefisien regresi dengan nilai sesuai dengan tingkat
signifikansi yang digunakan.
1) Jika nilai signifikansi < α (0,05), atau koefisien thitung signifikan pada taraf
kurang dari 5%, maka Ho ditolak.
2) Jika nilai signifikansi ≥ α (0,05), atau koefisien thitung signifikan pada taraf
lebih dari sama dengan 5%, maka Ho diterima
3.5.3.2. Uji Simultan
“Uji simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen”.(Nugroho
2005:53). Jadi ini digunakan untuk membuktikan apakah motivasi belajar siswa
dan metode belajar siswa (variabel independen) mempunyai pengaruh secara
simultan (bersama) terhadap prestasi belajar siswa (variabel dependen). Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
53
Dimana :
JK (Reg) = jumlah kuadrat regresi
JK (S) = jumlah kuadrat sisa
k = banyaknya prediktor
n = ukuran sampel
(Sudjana 2005:91).
Oleh karena itu untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan uji F
yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan
mampu menjelaskan variabel terikat.
1) jika nilai signifikan <α (0,05), atau koefisien Fhitung signifikan pada taraf
kurang dari 5%, maka Ho ditolak.
2) Jika nilai signifikan ≥ α (0,05), atau koefisien eFhitung signifikan pada taraf
lebih dari sama dengan 5% maka Ho diterima.
3.5.4. Koefisien Determinasi
Dalam uji regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien
determinasi (R2). Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat maka perlu koefisien determinasi secara keseluruhan dengan
rumus :
Keterangan :
= koefisien determinasi antara prestasi belajar KKPI dengan
motivasi belajar dan metode belajar siswa
= koefisien variabel motivasi belajar siswa
54
= koefisien variabel metode belajar siswa
∑ Y = jumlah produk antara prestasi belajar KKPI dengan motivasi
belajar siswa
∑ Y = jumlah produk antara metode belajar siswa dengan prestasi
belajar KKPI
= jumlah kuadrat prestasi belajar KKPI
(Hadi 2001:33)
Keseluruhan R2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik
dari analisis linier berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 maka dapat
dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah
variabel-variabel bebas menerangkan variabel terikat. Selain melakukan uji F dan
uji t, perlu juga dicari besarnya koefisien determinasi (r2) parsial untuk masing-
masing variabel bebas. Menghitung r2 digunakan untuk mengetahui sejauh mana
sumbangan dari masing-masing variabel bebas, jika variabel lainnya konstan
terhadap variabel terikat. Semakin besar variasi sumbangannya terhadap variabel
terikat.
Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui besarnya
sumbangan yang diberikan oleh masing-masing prediktor atau secara parsial yaitu
mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel motivasi belajar
dan metode belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Digunakan rumus
sebagai berikut :
a. sumbangan efektif motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI adalah :
55
b. sumbangan efektif variabel metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI
adalah :
(Hadi 2000:46)
Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin besar variasi
sumbangannya terhadap variabel dependen. Untuk membantu proses pengolahan
data secara cepat dan tepat maka pengolahan datanya dilakukan melalui program
SPSS (Statistical Product and Service Solution). Melalui program SPSS ini
kegiatan pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus melibatkan
pemakai dalam persoalan rumus-rumus statistika yang cukup rumit, karena rumus
statistik di atas tidak akan terlihat secara langsung dengan pengambilan keputusan
penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan angka probabilitas.
Pedoman yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis jika hipotesis alternatif (Ha) yang di usulkan : 1. Ha diterima jika F atau t-hitung > F atau t-tabel, atau nilai p-value pada
kolom sig< level of significant (α). 2. Ha ditolak jika F atau t-hitung < F atau t-tabel, atau nilai p-value pada
kolom sig.> level of significant (α) (Nugroho 2005:52)
3.5.5. Uji Asumsi Klasik
“Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi
klasik statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas”.
56
(Nugroho 2005:57). Jadi pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui
apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastis, gejala multikolinieritas, dan gejala autokorelasi. Dalam model
analisis regresi terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi agar model tersebut
merupakan yang terbaik dan tidak bias. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Disturbance error atau variabel gangguan (ei) berdistribusi secara normal atau
acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata.
2. Tidak terdapat multikolinieritas, yaitu hubungan linier yang mendekati
sempurna antara variabel bebas.
3. Varian dari ei adalah sama atau bersifat konstan, atau bersifat
homokedastisitas. Dengan kata lain tidak terdapat heterokedastis.
Pengujian-pengujian yang dilakukan yaitu :
3.5.5.1. Uji Normalitas
“Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal”.(Nugroho 2005:18). Uji
kenormalan data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data dianalisis
dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Dasar
pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi probabilitas > 0,05 maka
distribusi normal dan sebaliknya.
3.5.5.2. Uji Multikolinieritas
“Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
57
model”. (Nugroho 2005:58). Jadi ini dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi apakah model
regresi linier mengalami Multikolinieritas dapat diperiksa menggunakan Variance
Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel independen, yaitu jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance Tidak
kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas
VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance =1/10=0,01. Semakin tinggi VIF
maka semakin rendah Tolerance.
3.5.5.3. Uji Heteroskedastisitas
“Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai
tersebut”. (Nugroho 2005:62). Sehingga secara sederhana dapat disimpulkan uji
ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians. Jika terjadi kesamaan varians dinamakan homokedastisitas.
“Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedstisitas pada suatu model
dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut”.(Nugroho 2005:62).
Untuk menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikansi korelasi
Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya.
Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat
heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat
heteroskedastisitas.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum SMK Widya Praja Ungaran
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Widya Praja Ungaran merupakan
salah satu sekolah swasta milik pihak yayasan Wiyata Widya Praja Ungaran yang
berdiri pada tanggal 1 Januari 1968 berlokasi di kelurahan Bandarjo, tepatnya di
Jl. Jend. Gatot Subroto 63 Ungaran, kota Semarang, Jawa Tengah. Sekolah yang
memiliki luas tanah 12.460 m2 dan luas bangunan 4.659,48 m2 ini mendapatkan
akreditasi A sejak tahun 2006 dengan status diakui. Saat ini SMK Widya Praja
Ungaran berada di bawah pimpinan Drs. H. Eko Sutanto sebagai kepala sekolah.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di SMK Widya Praja Ungaran antara lain
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang peralatan olah raga, ruang Koperasi ”Bina Usaha”,
bank mini ”Widya Artha”, ruang OSIS, ruang UKS dan mushola, ruang dapur,
ruang fotokopi dan lainnya tersedia lengkap. Jumlah Guru yang ada di SMK
Widya Praja Ungaran adalah sejumlah 32 (tiga puluh dua) guru.
SMK Widya Praja Ungaran terletak di tengah pemukiman penduduk yang
jaraknya sekitar lima meter dengan sekolah. Sekolah ini membuka empat program
keahlian, yaitu program keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Tata
Busana, dan Jasa Boga. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
59
seluruh siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran tahun ajaran
2009/2010 berjumlah 79 siswa, yang terdiri dari kelas X AP 1 sebanyak 40 siswa
dan kelas X AP 2 sebanyak 39 siswa.
4.1.2. Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masing-masing
variabel penelitian dan pengaruh 2 variabel bebas yaitu motivasi belajar (X1), dan
metode belajar (X2) dengan satu variabel terikat atau variabel dependen yaitu nilai
prestasi belajar KKPI (Y) yang ditunjukkan oleh nilai UAS KKPI siswa kelas X
program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran.
4.1.2.4. Variabel Motivasi Belajar (X1)
Pada variabel deskriptif motivasi belajar, penilaian dilakukan dengan 4
(empat) indikator, di antaranya adalah tekun menghadapi tugas, tidak mudah
putus asa, suka bekerja keras dan mandiri, dan senang mencari dan memecahkan
masalah. Berikut adalah tabel deskriptif motivasi belajar.
Tabel 4.1 Distribusi Variabel Motivasi Belajar
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal 84% - 100% Sangat Tinggi 11 14%
72,18% 68% - 84% Tinggi 40 51% 52% - 68% Sedang 22 28% 36% - 52% Rendah 6 8% 16% - 36% Sangat Rendah 0 0% Jumlah 79 100% Tinggi Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat motivasi belajar sebagai berikut. Sebanyak 11 siswa (14%)
60
memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi, 40 siswa (51%) memiliki
motivasi belajar dengan kriteria tinggi, 22 siswa (28%) memiliki motivasi belajar
dengan kriteria sedang, 6 siswa (8%) memiliki motivasi belajar dengan kriteria
rendah, dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat
rendah. Secara klasikal persentasi motivasi belajar sebesar 72,18% dan termasuk
dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang
tentang motivasi belajar.
Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Motivasi Belajar
Untuk lebih detailnya mengenai variabel motivasi belajar dapat dilihat dari
deskripsi tiap-tiap indikator motivasi belajar berikut :
4.1.2.4.1. Tekun Menghadapi Tugas
Gambaran tentang tekun menghadapi tugas berdasarkan hasil observasi
sebagai berikut :
61
Tabel 4.2 Distribusi Tekun Menghadapi Tugas
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal 84% - 100% Sangat Tinggi 29 37%
78,53% 68% - 84% Tinggi 27 34% 52% - 68% Sedang 17 22% 36% - 52% Rendah 5 6% 16% - 36% Sangat Rendah 1 1% Jumlah 79 100% Tinggi
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat tekun menghadapi tugas sebagai berikut : 29 siswa (37%)
menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria sangat tinggi, 27 siswa
(34%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria tinggi, 17 siswa
(22%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria sedang, 5 siswa
(6%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria rendah, 1 siswa (1%)
menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria sangat rendah. Secara
klasikal persentasi tekun menghadapi tugas sebesar 78,53% dan termasuk dalam
kriteria tinggi. Lebih jelasnya berikut diagram batang tekun menghadapi tugas :
Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Tekun
Menghadapi Tugas
62
4.1.2.4.2. Tidak Mudah Putus Asa
Gambaran tentang tidak mudah putus asa berdasarkan hasil observasi
sebagai berikut
Tabel 4.3 Distribusi Tidak Mudah Putus Asa
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Tinggi 21 27%
74,68% 68% - 84% Tinggi 34 43% 52% - 68% Sedang 16 20% 36% - 52% Rendah 6 8% 16% - 36% Sangat Rendah 2 3% Jumlah 79 100% Tinggi Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh
keterangan tentang tingkat tidak mudah putus asa sebagai berikut : 21 siswa
(27%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria sangat tinggi, 34
siswa (43%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria tinggi, 16
siswa (20%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria sedang, 6
siswa (8%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria rendah, 2
siswa (3%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria sangat rendah.
Secara klasikal persentasi tidak mudah putus asa sebesar 74,68% dan
termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram
batang tentang tidak mudah putus asa.
63
Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Tidak Mudah
Putus Asa
4.1.2.4.3. Suka Bekerja Keras dan Mandiri
Gambaran tentang suka bekerja keras dan mandiri berdasarkan hasil
observasi sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Suka Bekerja Keras dan Mandiri
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Tinggi 12 15%
67,41% 68% - 84% Tinggi 27 34% 52% - 68% Sedang 29 37% 36% - 52% Rendah 10 13% 16% - 36% Sangat Rendah 1 1% Jumlah 79 100% Sedang
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat suka bekerja keras dan mandiri sebagai berikut : 12 siswa (15%)
memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria sangat tinggi, 27
siswa (34%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria
64
tinggi, 29 siswa (37%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan
kriteria sedang, 10 siswa (13%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri
dengan kriteria rendah, 1 siswa (1%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan
mandiri dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi suka bekerja
keras dan mandiri sebesar 67,41% dan termasuk dalam kriteria sedang. Lebih
jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang suka bekerja keras dan mandiri.
Gambar 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Suka Bekerja
Keras dan Mandiri 4.1.2.4.4. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah
Gambaran tentang senang mencari dan memecahkan masalah berdasarkan
hasil observasi sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Tinggi 12 15%
65,89% 68% - 84% Tinggi 21 27% 52% - 68% Sedang 30 38% 36% - 52% Rendah 16 20% 16% - 36% Sangat Rendah 0 0% Jumlah 79 100% Sedang Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
65
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat senang mencari dan memecahkan masalah sebagai berikut : 12
siswa (15%) memiliki tingkat senang mencari dan memecahkan masalah dengan
kriteria sangat tinggi, 21 siswa (27%) memiliki tingkat senang mencari dan
memecahkan masalah dengan kriteria tinggi, 30 siswa (38%) memiliki tingkat
senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria sedang, 16 siswa (20%)
memiliki tingkat senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria
rendah, dan tidak ada siswa yang memiliki senang mencari dan memecahkan
masalah dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi senang mencari
dan memecahkan masalah sebesar 65,89% dan termasuk dalam kriteria sedang.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang senang mencari dan
memecahkan masalah.
Gambar 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Senang Mencari
dan Memecahkan Masalah 4.1.2.5. Variabel Metode Belajar
Pada variabel deskriptif metode belajar, penilaian dilakukan dengan 5
indikator, di antaranya adalah pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca
66
dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan
tugas . Berikut adalah tabel deskriptif metode belajar.
Tabel 4.6 Distribusi Variabel Metode Belajar
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Baik 15 19%
71,72% 68% - 84% Baik 36 46% 52% - 68% Cukup 20 25% 36% - 52% Kurang baik 8 10% 16% - 36% Tidak baik 0 0% Jumlah 79 100% Baik Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat metode belajar sebagai berikut : 15 siswa (19%) memiliki metode
belajar dengan kriteria sangat baik, 36 siswa (46%) memiliki metode belajar
dengan kriteria baik, 20 siswa (25%) memiliki metode belajar dengan kriteria
cukup, 8 siswa (10%) memiliki metode belajar dengan kriteria kurang baik dan
tidak ada siswa yang memiliki metode belajar dengan kriteria sangat tidak baik.
Secara klasikal persentasi metode belajar sebesar 71,72% dan termasuk dalam
kriteria baik. Lebih jelasnya disajikan diagram batang tentang metode belajar.
Gambar 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar
67
Untuk lebih detailnya mengenai variabel metode belajar dapat dilihat dari
deskripsi tiap-tiap indikator metode belajar berikut ini:
4.1.2.5.1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
Gambaran tentang pembuatan jadwal dan pelaksanaannya berdasarkan
hasil observasi sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Baik 20 25%
69,79%
68% - 84% Baik 22 28%
52% - 68% Cukup 21 27%
36% - 52% Kurang baik 13 16%
16% - 36% Tidak baik 3 4%
Jumlah 79 100% Baik
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat pembuatan jadwal dan pelaksanaannya sebagai berikut : 20 siswa
(25%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria sangat
baik, 22 siswa (28%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan
kriteria baik, 21 siswa (27%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
dengan kriteria cukup, 13 siswa (16%) memiliki tingkat pembuatan jadwal dan
pelaksanaannya dengan kriteria kurang baik, 3 siswa (4%) memiliki pembuatan
jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi
68
pembuatan jadwal dan pelaksanaannya sebesar 69,79% termasuk dalam kriteria
baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batangnya.
Gambar 4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Pembuatan
Jadwal dan Pelaksanaannya 4.1.2.5.2. Membaca dan Membuat Catatan
Gambaran tentang membaca dan membuat catatan berdasarkan hasil
observasi sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Membaca dan Membuat Catatan
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata
klasikal 84% - 100% Sangat Baik 18 23%
69,18% 68% - 84% Baik 27 34% 52% - 68% Cukup 19 24% 36% - 52% Kurang baik 12 15% 16% - 36% Tidak baik 3 4% Jumlah 79 100% Baik Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat membaca dan membuat catatan sebagai berikut : 18 siswa (23%)
memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria sangat baik, 27
siswa (34%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria
69
baik, 19 siswa (24%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan
kriteria cukup, 12 siswa (15%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan
dengan kriteria kurang baik, 3 siswa (4%) memiliki tingkat membaca dan
membuat catatan dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi membaca
dan membuat catatan sebesar 69,18% dan termasuk dalam kriteria baik. Lebih
jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang membaca dan membuat catatan.
Gambar 4.8 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Membaca dan
Membuat Catatan 4.1.2.5.3. Mengulangi Bahan Pelajaran
Gambaran tentang mengulangi bahan pelajaran berdasarkan hasil
observasi sebagai berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Mengulangi Bahan Pelajaran
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Baik 8 10%
64,81% 68% - 84% Baik 25 32% 52% - 68% Cukup 33 42% 36% - 52% Kurang baik 8 10% 16% - 36% Tidak baik 5 6% Jumlah 79 100% Cukup Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
70
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat mengulangi bahan pelajaran sebagai berikut : 8 siswa (10%)
memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria sangat baik, 25
siswa (32%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria baik,
33 siswa (42%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria
cukup, 8 siswa (10%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan
kriteria kurang baik, 5 siswa (6%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran
dengan kriteria tidak baik.
Secara klasikal persentasi mengulangi bahan pelajaran sebesar 64,81% dan
termasuk dalam kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram
batang tentang mengulangi bahan pelajaran.
Gambar 4.9 Diagram Batang Peskriptif Persentasi tentang Mengulangi
Bahan Pelajaran
4.1.2.5.4. Konsentrasi
Berikut gambaran tentang konsentrasi berdasarkan hasil observasi :
71
Tabel 4.10 Distribusi Konsentrasi
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Baik 27 34%
76,03% 68% - 84% Baik 27 34% 52% - 68% Cukup 21 27% 36% - 52% Kurang baik 4 5% 16% - 36% Tidak baik 0 0% Jumlah 79 100% Baik Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat konsentrasi sebagai berikut, 27 siswa (34%) memiliki tingkat
konsentrasi dengan kriteria sangat baik, 27 siswa (34%) memiliki tingkat
konsentrasi dengan kriteria baik, 21 siswa (27%) memiliki tingkat konsentrasi
dengan kriteria cukup, 4 siswa (5%) memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria
kurang baik dan tidak ada siswa yang memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria
tidak baik. Secara klasikal persentasi konsentrasi sebesar 76,03% dan termasuk
dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang
konsentrasi :
Gambar 4.10 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Konsentrasi
72
4.1.2.5.5. Mengerjakan Tugas
Berikut gambaran tentang mengerjakan tugas berdasarkan hasil observasi :
Tabel 4.11 Distribusi Mengerjakan Tugas
Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi Rata-rata klasikal
84% - 100% Sangat Baik 43 54%
81,94% 68% - 84% Baik 17 22% 52% - 68% Cukup 15 19% 36% - 52% Kurang baik 3 4% 16% - 36% Tidak baik 1 1% Jumlah 79 100% Baik Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat mengerjakan tugas sebagai berikut : 43 siswa (54%) memiliki
tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria sangat baik, 17 siswa (22%) memiliki
tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria baik, 15 siswa (19%) memiliki tingkat
mengerjakan tugas dengan kriteria cukup, 3 siswa (4%) memiliki tingkat
mengerjakan tugas dengan kriteria kurang baik, 1 siswa (1%) memiliki tingkat
mengerjakan tugas dengan kriteria tidak baik.
Secara klasikal persentasi tingkat mengerjakan tugas sebesar 81,94% dan
termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram
batang tentang mengerjakan tugas
73
Gambar 4.11 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Mengerjakan
Tugas 4.1.2.6. Variabel Prestsai Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI)
Berikut adalah tabel deskriptif prestasi belajar/nilai UAS KKPI :
Tabel 4.12 Distribusi Variabel Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI
No. Kategori Frekuensi Persentase
1. Tuntas 17 21,52% 2. Tidak tuntas 62 78,48%
Jumlah 79 100% Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan
tentang tingkat nilai UAS sebagai berikut : 17 siswa (21,52%) tuntas dalam nilai
UAS, 62 siswa (78,48%) tidak tuntas dalam nilai UAS KKPI. Untuk lebih
jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang prestasi belajar KKPI (nilai
UAS).
74
Gambar 4.12 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Prestasi
Belajar/Nilai UAS KKPI
4.1.3. Hasil Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
regresi berganda yang terdiri dari uji linieritas data (pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan), uji r2 (besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen), uji t (uji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial), dan uji asumsi klasik. Berdasarkan
analisis dengan program SPSS 16 for Windows diperoleh hasil regresi berganda
seperti terangkum pada tabel berikut :
Tabel 4.13 Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.319 7.819 -.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003 X2 .455 .119 .395 3.823 .000
a. Dependent Variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
75
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi berganda sebagai
berikut : Y = -2,319 + 0,383X1 + 0,455X2.
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut :
1) Konstanta = -2,319
Jika variabel motivasi belajar dan metode belajar dianggap sama dengan nol,
maka variabel prestasi belajar KKPI (nilai UAS) sebesar -2,319.
2) Koefisien X1 = 0,383
Jika variabel motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar satu poin,
sementara metode belajar dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan
prestasi belajar KKPI (nilai UAS) sebesar 0,383.
3) Koefisien X2 = 0,455
Jika variabel metode belajar mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara
motivasi belajar dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi
belajar KKPI (nilai UAS) sebesar 0,455.
4.1.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan secara simultan dan parsial, sebagai berikut:
4.1.4.1. Pengujian hipotesis secara parsial (uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak.
Hasil output dari SPSS adalah sebagai berikut :
76
Tabel 4.14 Uji t (Uji Secara Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.319 7.819 -.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003 X2 .455 .119 .395 3.823 .000
Dependent Variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Hipotesis :
Ho : β3 = 0, Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI
Ha 1 : β3 ≠ 0, Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI
Ho : β3 = 0, Tidak ada pengaruh metode belajar prestasi belajar KKPI
Ha 2: β3 ≠ 0, Ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI
Kriteria pengambilan keputusan:
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan
(df) = n-k-1 = 79-2-1 = 76, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai t0,05= 1,99.
Ho diterima apabila – ttabel < thitung < ttabel atau sig ≥ 5%
Ho ditolak apabila (thitung < – ttabel atau thitung > ttabel) dan sig < 5%.
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X1 (motivasi belajar)
diperoleh nilai thitung = 3,099 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,003 < 5% jadi Ho ditolak.
Ini berarti variabel motivasi belajar secara statistik berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI. Pada variabel X2
(metode belajar) diperoleh nilai thitung = 3,823 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,000 < 5%
77
jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel independen metode belajar secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS)
KKPI. Dari tabel koefisien diperoleh persamaan regresi :
Y = -2,319 + 0,383X1 + 0,455X2.
Dimana:
Y = Prestasi belajar (nilai UAS) KKPI
X1 = motivasi belajar
X2 = metode belajar
Berdasarkan hasil uji secara parsial pada variabel-variabel independen
tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha1 dan Ha2 diterima, yaitu :
(1). Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X
SMK Widya Praja Ungaran.
(2). Ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X
SMK Widya Praja Ungaran.
4.1.4.2. Pengujian hipotesis secara simultan (uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen atau sering disebut uji kelinieran
persamaan regresi.
Hipotesis :
0:0 =βH ( Tidak ada pengaruh motivasi dan metode belajar secara bersama-
sama terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja
Ungaran )
78
0:3 ≠βHa ( Ada pengaruh motivasi dan metode belajar secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja
Ungaran )
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika F hitung < F tabel atau sig > 5%.
Ha 3 diterima jika Fhitung > F tabel dan sig < 5%.
Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel anova dibawah ini.
Tabel 4.15 Uji F ( Uji Secara Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5200.900 2 2600.450 23.697 .000a Residual 8340.188 76 109.739
Total 13541.089 78 a. Predictors : (Constant), X1, X2 b. Dependent Variable : Y
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Pada tabel Anova diperoleh nilai F = 23,697 > 3.116 (nilai F tabel F(0,05:2 ;
76) = 3,116) dan sig = 0,000 < 5 % ini berarti variabel independen motivasi belajar
dan metode belajar secara simultan benar-benar berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI. Dengan kata lain variabel-
variabel independen motivasi belajar dan metode belajar mampu menjelaskan
besarnya variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI.
Berdasarkan hasil uji simultan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Ha3 diterima, yaitu “Ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar
79
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya
Praja Ungaran.”
4.1.4.3. Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Selain melakukan uji t maka perlu juga mencari besarnya koefisien
determinasi parsialnya untuk masing-masing variabel bebas. Uji r2 untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing variabel
independen yang mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Pengujian
dilakukan dengan SPSS for Windows release 16. Secara parsial kontribusi
motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI (nilai UAS)
bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Parsial (Uji r2) :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Correlations
B Std.
Error Beta Zero-order Partial Part
1(Constant) -2.319 7.819 -.297 .768 X1 .383 .124 .321 3.099 .003 .515 .335 .279 X2 .455 .119 .395 3.823 .000 .553 .402 .344
a. Dependent Variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui besarnya r2 motivasi belajar adalah
11,22%, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel motivasi
belajar dikuadratkan yaitu (0,335)2. Sedangkan besarnya pengaruh metode belajar
adalah 16,16%, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel
metode belajar dikuadratkan yaitu (0,402)2. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
80
metode belajar memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar (nilai
UAS) KKPI dibandingkan variabel motivasi belajar.
4.1.4.4. Koefisien Determinasi Simultan (r2)
Uji determinasi simultan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan variabe-variabell bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Kontribusi motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI
(nilai UAS) secara simultan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.17 Koefisien Determinasi Simultan (Uji r2)
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .620a .384 .368 10.47565 a. Predictors : (Constant), X1, X2 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Pada tabel diatas diperoleh nilai Adjusted R2 = 0,368 = 36,8% ini berarti
variabel bebas motivasi belajar dan metode belajar secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI sebesar
36,8% dan sisanya 63,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini.
4.1.5. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normlitas, uji
multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas.
4.1.5.1. Uji Normalitas Data
Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel
dependen Y yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independen
81
diasumsikan bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil
output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut :
Tabel 4.18 Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov Smirnov (KS)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual N 79 Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 10.34047833 Most Extreme Differences
Absolute .093 Positive .093 Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .826 Asymp. Sig. (2-tailed) .502 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah Analisis data hasil Output :
Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria penerimaan H0
H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5%.
Dari tabel diperoleh nilai sig = 0.502 = 50.2% > 5% , maka H0 diterima. Artinya
variabel prestasi belajar KKPI (nilai UAS) berdistribusi normal. Uji normalitas
juga dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot sebagai berikut.
82
Gambar 4.13 Uji Normalitas Pada Grafik Normal P-P Plot
Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel
dependen Y memenuhi asumsi normalitas.
4.1.5.2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak
terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolonearitas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi
dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 10% dan nilai VIF
< 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas
83
dalam model regresi. Berikut hasil perhitungan menggunakan program SPSS 16 :
Tabel 4.19 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -
2.319
7.819
-.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003 .757 1.320X2 .455 .119 .395 3.823 .000 .757 1.320
a. Dependent variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Dari tabel di atas terlihat setiap variabel bebas mempunyai nilai tolerance
> 0,1 dan nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas
antar variabel bebas dalam model regresi ini.
4.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variabel bebas. Penyebaran yang
acak menunjukkan model regresi yang baik. Dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
mengamati grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di
bawah sumbu Y. Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS 16 :
84
Gambar 4.14 Uji Heteroskedastisitas Pada Grafik Scatterplot
Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Selain dengan
mengamati grafik scatterplot uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan
uji Glejser. Uji glejser yaitu pengujian dengan meregresikan nilai absolut residual
terhadap variabel independen.
Cara melakukan uji glejser dengan SPSS 16 adalah sebagai berikut.
(1). Lakukan regresi prestasi belajar/nilai UAS KKPI
85
(2). Dapatkan variabel residual dengan memilih tombol save pada tampilan
windows linear regression dan aktifkan unstandardized residual.
(3). Absolutkan nilai residual (absres nilai UAS) dengan mengklik menu Tranform
kemudian pilih Compute.
(4). Regresikan variabel nilai UAS KKPI sebagai variabel dependent dan variabel
motivasi belajar, metode belajar sebagai variabel independen.
(5). Klik OK.
Output dari proses di atas adalah sebagai berikut.
Tabel 4.20 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.477 3.821 -.387 .700
X1 .108 .060 .224 1.782 .079 X2 .054 .058 .117 .932 .354
a. Dependent Variable : abs_res Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel
independen mempunyai nilai sig ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen abs_res. Hal ini
terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas 0,05.
Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
4.2 Pembahasan
Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung = 3,099 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,003
< 5% dengan nilai koefisien 0,383 > 0. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel
86
motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar KKPI siswa secara
signifikan besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI
adalah 11,22%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gamon (2001) dalam
jurnalnya Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and
Achievement yang menyimpulkan bahwa “Motivation was the significant factor
that explained more than one-fourth of student achievement”. (Motivasi
merupakan faktor penting yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi
siswa). Selain itu juga senada dengan penelitian Nopitahari (2009) mengenai
pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran peralatan
kantor siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Antonius
Semarang yang menyebutkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa sebesar
23,23%. Ini sesuai dengan pendapat Gates dalam Djaali (2006: 101) berikut :
Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi juga merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Dalam hal ini tujuan yang di maksud tentunya sesuai dengan apa yang
hendak dicapai oleh siswa yaitu prestasi belajar KKPI sesuai dengan yang
diharapkan. Seperti yang disebutkan oleh Teori Motivasi Berprestasi dimana
esensi dari teori motivasi berprestasi ini adalah bahwa siswa yang bermotivasi
berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila
mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai keberhasilan dan
cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-tugas belajar di
sekolah. Ini berarti semakin tinggi tingkat motivasi belajar diyakini akan
87
berpengaruh pada semakin baiknya prestasi belajar KKPI siswa kelas X Program
Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran. Dengan kata lain
prestasi belajar siswa yang belum optimal ini cenderung dipengaruhi oleh kurang
optimalnya motivasi belajar siswa. Motivasi belajar akan mendorong seorang
siswa untuk terus belajar agar mencapai tujuan yang diharapkan yaitu prestasi
dalam belajar.
Siswa yang tekun menghadapi tugas termasuk kategori tinggi. Tingginya
ketekunan siswa ini dapat mempengaruhi prestasi yang diperoleh siswa. Ditinjau
dari kegigihan untuk tidak mudah putus asa sudah baik karena ternyata 43 %
siswa dalam kategori tinggi. Satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus
adalah baik suka bekerja keras dan mandiri. Sebanyak 37% siswa mempunyai
suka bekerja keras dan mandiri yang masih sedang, dan 14 % lainnya masuk
dalam kategori rendah dan sangat rendah dalam belajar KKPI. Dari data ini
menunjukkan bahwa perlu ada perubahan pada diri siswa untuk meningkatkan
bekerja keras dan mandiri dalam belajar KKPI. Kondisi dapat ditingkatkan
melalui usaha guru dengan penugasan yang bersifat individu serta memberi
penilaian tidak hanya hasil namun dilihat pula kedisiplinannya. Cara ini
merupakan salah satu bentuk motivasi agar siswa lebih terdorong untuk bekerja
keras dan mandiri. Siswa yang senang memecahkan masalah juga mendukung
dalam proses belajar mengajar juga dalam kategori tinggi.
Lebih lanjut menurut Sardiman (2007:85) menjelaskan tentang “motivasi
yaitu sesuatu yang mendorong manusia untuk berbuat”. Dalam hal ini motivasi
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan,
88
menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya. Dengan adanya motivasi belajar KKPI yang
baik, berarti adanya dorongan untuk mempelajari KKPI dengan baik serta
mempunyai arah yang jelas untuk mencapai tujuan yang dicapai.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung = 3,823 > 1,99 = ttabel, dan sig
= 0,000 < 5% dengan nilai koefisien 0,455> 0 . Hal ini mengindikasikan bahwa
variabel metode belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar KKPI secara
signifikan. Ini berarti semakin baik metode belajar diyakini akan berpengaruh
pada semakin baiknya prestasi belajar siswa X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran. Besarnya pengaruh metode belajar
terhadap prestasi belajar KKPI adalah 16,16%. Tetapi prestasi belajar yang kurang
optimal tidak sepenuhnya karena metode belajar yang kurang optimal karena dari
angka persentase yang ditunjukkan tidak besar sehingga bukan faktor dominan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar siswa
telah memiliki metode baik namun ada 25 % siswa yang menerapkan metode
belajar dalam kategori cukup saja, dan bahkan 10% siswa memiliki metode
belajar KKPI yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya
tindakan untuk menumbuhkan keinginan melakukan pendeketan-pendekatan dan
strategi belajar lebih lanjut dan maksimal. Perbaikan dalam menerapkan metode-
metode yang akan digunakan dalam belajar sangat diperlukan sehingga prestasi
yang dicapai siswa dapat meningkat dengan adanya metode yang tepat dan
mempermudah siswa memahami pelajaran. Ditinjau dari pembuatan jadwal dan
89
pelaksanaannya secara klasikal persentasi pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
termasuk dalam kriteria baik. Ini menunjukkan bahwa dalam pembuatan jadwal
maupun pelaksanaanya sebagian besar siswa sudah baik.
Dalam hal membaca dan membuat catatan siswa-siswa secara klasikal
sudah termasuk dalam kriteria baik dan untuk catatan ini akan sangat membantu
siswa dalam memahami materi terlebih nantinya akan di aplikasikan pada
komputer. Berbeda halnya dengan kemauan siswa dalam mengulang pelajaran,
kebanyakan siswa enggan untuk mengulang kembali materi yang telah di ajarkan
di sekolah, termasuk tugas-tugas dan mencobanya kembali di rumah. Secara
klasikal persentasi mengulangi bahan pelajaran hanya masuk dalam kategori
cukup, bahkan 16% siswa termasuk kurang baik dan tidak baik dalam mengulang
bahan pelajaran KKPI. Untuk itu perlu adanya upaya menumbuhkan keinginan
belajar lebih lanjut di rumah sehingga siswa antusias untuk mengulang kembali
tentang pelajaran KKPI yang telah disampaikan dan ingin memperdalam materi
tersebut dengan lebih banyak mempelajarinya dengan guru memperbanyak
memberikan semacam quiz dan ulangan mendadak kepada siswa, serta menunjuk
siswa dengan acak untuk mengerjakan materi yang pernah dibahas sebelumnya.
Hal ini harus diperhatikan karena belajar KKPI dibutuhkan banyak latihan
sehingga metode belajar siswa harus tepat.
Konsentrasi siswa dalam pembelajaran KKPI berdasarkan hasil
penelitian sudah masuk kriteria baik. Ini mengindikasikan bahwa hampir tidak ada
masalah untuk konsentrasi dalam belajar Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi. Siswa cenderung fokus dalam pelajaran ini kerena berupa
90
aplikasi komputer dimana mereka dituntut untuk mengikuti tahapan-tahapannya
dengan baik dan jika tidak fokus maka bisa tertinggal. Aspek lain yang sudah
dapat dikatakan optimal adalah dalm siswa mengerjakan tugas. Secara klasikal
persentasi tingkat mengerjakan tugas sebesar 81,94 % pada kategori baik. Seperti
keterangan yang diperoleh dari observasi bahwa hampir semua siswa mengerjakan
dan mengumpulkan tugas tepet waktu pada buku khusus yang mereka sediakan
untuk tugas-tugas KKPI.
Hasil uji parsial menunjukkan bahwa pada variabel X2 (metode belajar)
diperoleh nilai thitung = 3,823 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,000 < 5% jadi Ho ditolak.
Ini berarti variabel independen metode belajar secara statistik berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS). Hal ini sesuai
dengan pendapat Slameto (2003:82) mengemukakan bahwa,
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Selain itu juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Novita
Rusliana (2008) mengenai lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap
prestasi belajar KKPI siswa kelas II program keahlian Administrasi Perkantoran
di SMK Gatra Praja Pekalongan, diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang
signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Sumbangan cara
belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI sebesar 20%.
Dari perhitungan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program
SPSS (Statiscal Product and Servise Solution) for Windows Release 16 antara
motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X
91
diperoleh persamaan garis : Y = -2,319 + 0,383 X1 + 0,455 X2. Dari persamaan
tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan motivasi belajar akan diikuti
kenaikan prestasi belajar KKPI siswa sebesar 0,383 apabila variabel metode
belajar dianggap tetap, dan apabila terjadi kenaikan satu poin metode belajar maka
akan diikuti kenaikan prestasi belajar KKPI siswa sebesar 0,455 jika variabel
motivasi beljar tetap. Dapat dilihat bahwa perubahan prestasi belajar KKPI siswa
lebih besar dipengaruhi oleh metode belajar yang ada daripada motivasi belajar.
Terlihat pula bahwa metode belajar siswa mempunyai pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas
X SMK Widya Praja Ungaran.
Selain itu, berdasarkan hasil uji F diketahui terdapat pengaruh yang
signifikan motivasi belajar dan metode belajar siswa terhadap prestasi belajar
KKPI siswa dengan diperoleh Fhitung sebesar 23,697 pada sig 0,000 ≤ α (0,05),
yang berarti bahwa model regresi tersebut signifikan secara bersama-sama
memberikan sumbangan atau kontribusi 36,8%, yang berarti bahwa motivasi
belajar dan metode belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar KKPI siswa
kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran
siswa sebesar 36,8% dan sisanya 63,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dikaji dalam penelitian ini.
92
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan
sebagai berikut :
4. Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa
kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja
Ungaran secara signifikan dengan besarnya pengaruh yaitu 11,22 %.
5. Ada pengaruh positif metode belajar terhadap prestasi belajar
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa
kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja
Ungaran secara signifikan dengan besarnya pengaruh yaitu 16,16%.
6. Ada pengaruh motivasi dan metode belajar secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran
SMK Widya Praja Ungaran secara signifikan dengan besarnya pengaruh
yaitu 36,8% dan sisanya 63,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dikaji dalam penelitian ini.
93
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru
Guru hendaknya meningkatkan intensitas pemberian tugas individu atau
yang yang lebih bervariasi kepada siswa dalam pembelajaran KKPI. Selain itu,
hendaknya diperbanyak pemberian quiz dan ulangan mendadak kepada siswa,
serta menunjuk siswa dengan acak untuk mengerjakan materi yang pernah dibahas
sebelumnya.
b. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis hendaknya
menggunakan variabel yang lebih luas sehingga diperoleh informasi yang lebih
lengkap tentang faktor-faktor yang menentukan prestasi belajar KKPI siswa
sebagai dasar penentuan kebijakan guru dalam pengajaran.
94
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UPT UNNES Press
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
_____ , 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : AV Publisher
Dimiyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Faturrohman dan M. Sobry. 2007. Stategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT. Refika Aditama
Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik Jilid 1. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Lai, Po Yin. 2005. Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study Strategies of HongKong Chinese Secondary Students. Journal. Hong Kong Institute of Education. www.aare.edu.au/06pap/lai06321.pdf
Maharani, Tizzi. 1996. http://rajapresentasi.com/2009/03/apa-itu-motivasi-berprestasi-achievement-motivation/
Muhammad, Ali. 1993. Strategi Penelitian. Bandung : Angkasa
Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Nisa, Chadhirun Asnif Fadhlun. 2009. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Skripsi. Malang
Nisak, Zulfatun. 2009. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Blitar. Skripsi. Blitar
Nopitahari. 2009. Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Peralatan Kantor Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Antonius Semarang. Skripsi. Semarang : UNNES.
95
Nugroho, Bhuono Agung.2005. Strategi Jitu Memilih Satistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Rusliana, Novita (2008). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar KKPI Siswa Selas II Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan. Skripsi. Semarang : UNNES
Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Shih & Julia A. Gamon.2005. Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles, and Achievement. Journal of Agricultural Education. Lowa State University
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi. www.psb-psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi/
Sukestiyarno dan Wardono. 2009. Statistika. Semarang : UNNES PRESS
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo
96
Lampiran 1 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
Kepada
Siswa/Siswi kelas X AP
SMK Widya Praja Ungaran
di Ungaran
Dengan hormat,
Bersama ini saya mohon bantuan kepada Anda untuk mengisi angket yang
terlampir dalam surat pengantar ini untuk melengkapi penelitian saya dalam
rangka menyusun skripsi dengan judul :
“PENGARUH MOTIVASI BALAJAR DAN METODE BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN
PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X PROGRAM
KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA
UNGARAN”
Setiap jawaban yang Anda berikan akan bermanfaat bagi saya dalam
penelitian ini. Saya merahasiakan jawaban angket ini demi lancarnya penelitian
saya, oleh karena jawaban angket ini bersifat pribadi dan tertutup.
Atas partisipasi Anda, saya mengucapkan banyak terima kasih yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi angket tersebut dengan ikhlas dan jujur.
Semarang, Juli 2010
Penyusun,
Nur Wahyu Agus Setianingsih
NIM. 7101406017
97
Lampiran 2
KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN Variabel Indikator Nomor Soal
Motivasi
Belajar
Siswa (X1)
1. Tekun menghadapi tugas 1, 2, 3, 4, 5
2. Tidak mudah putus asa 6, 7, 8, 9, 10
3. Suka bekerja keras dan mandiri 11, 12, 13, 14
4. Senang mencari dan memecahkan
masalah /soal-soal
15, 16, 17, 18
Metode
Belajar
Siswa (X2)
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya 19, 20, 21
2. Membaca dan membuat catatan 22, 23, 24, 25
3. Mengulangi bahan pelajaran 26, 27, 28, 29
4. Konsentrasi 30, 31, 32
5. Mengerjakan tugas 33, 34, 35
98
Lampiran 6 Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar
No. Kode Res
Butir Soal
% skor Kriteria Metode Belajar (X2) Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 R-1 5 5 3 5 5 4 5 3 3 2 3 4 4 3 3 5 1 74,12% B 2 R-2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 75,29% B 3 R-3 3 3 3 2 4 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 61,18% C 4 R-4 3 5 3 4 3 3 3 4 2 5 2 4 2 3 3 4 1 63,53% C 5 R-5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 88,24% SB 6 R-6 5 5 5 3 5 5 5 2 4 2 4 5 5 5 5 5 5 88,24% SB 7 R-7 2 2 2 2 2 3 5 1 2 1 3 5 5 4 5 5 3 61,18% C 8 R-8 4 5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 70,59% B 9 R-9 2 2 4 5 4 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 3 5 83,53% B 10 R-10 2 2 2 3 2 2 1 4 2 3 2 2 4 2 2 4 1 47,06% KB 11 R-11 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 57,65% C 12 R-12 4 3 4 3 3 5 5 3 4 4 4 5 3 4 4 5 3 77,65% B 13 R-13 3 3 5 3 3 5 3 3 2 5 3 5 3 3 5 5 4 74,12% B 14 R-14 3 5 4 3 3 4 5 3 3 4 4 5 5 3 5 5 5 81,18% B 15 R-15 3 5 4 3 3 5 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 78,82% B 16 R-16 3 4 3 4 3 5 5 5 2 3 4 5 5 3 5 5 5 81,18% B 17 R-17 2 3 4 3 3 3 5 5 4 2 5 5 5 4 4 3 5 76,47% B 18 R-18 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 5 2 2 2 2 5 4 50,59% KB 19 R-19 5 4 5 4 5 3 5 5 3 4 3 4 5 5 5 5 5 88,24% SB 20 R-20 4 5 5 3 3 5 5 3 3 5 5 3 3 4 5 5 4 82,35% B 21 R-21 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 62,35% C 22 R-22 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 92,94% SB 23 R-23 3 4 3 2 2 4 5 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 62,35% C 24 R-24 2 2 2 1 2 2 4 1 4 1 4 5 2 5 2 2 5 54,12% C 25 R-25 1 5 4 3 2 4 3 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 76,47% B 26 R-26 2 3 2 1 1 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 2 41,18% KB 27 R-27 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 75,29% B 28 R-28 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 69,41% B 29 R-29 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 82,35% B 30 R-30 3 3 4 3 4 5 3 3 2 3 4 5 4 4 4 3 3 70,59% B 31 R-31 5 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 74,12% B 32 R-32 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 3 3 5 5 5 4 89,41% SB 33 R-33 3 5 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 5 4 4 5 64,71% C 34 R-34 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 5 5 67,06% C 35 R-35 5 3 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 91,76% SB 36 R-36 4 4 4 4 5 3 4 5 5 2 5 3 3 4 4 4 2 76,47% B 37 R-37 5 5 4 5 3 5 5 3 3 3 3 5 5 4 5 5 5 85,88% SB 38 R-38 4 5 4 3 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 87,06% SB 39 R-39 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 49,41% KB 40 R-40 2 2 5 2 2 5 2 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5 76,47% B 41 R-41 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 5 76,47% B 42 R-42 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 68,24% B 43 R-43 2 3 2 3 3 5 5 3 4 4 4 5 3 4 4 4 5 74,12% B 44 R-44 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 4 2 5 4 87,06% SB 45 R-45 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 2 1 2 4 4 5 4 47,06% KB 46 R-46 3 5 3 3 4 5 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 5 82,35% B 47 R-47 4 3 3 2 1 5 5 2 1 1 1 5 5 4 5 5 4 65,88% C
99
No. Kode Res
Butir Soal % skor Kriteria Metode Belajar (X2)
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
48 R-48 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 4 84,71% SB 49 R-49 5 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 80,00% B 50 R-50 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 4 5 5 5 56,47% C 51 R-51 4 5 4 4 3 4 5 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 74,12% B 52 R-52 5 5 5 5 5 3 3 3 3 2 5 5 5 5 5 5 4 85,88% SB 53 R-53 4 4 4 4 2 2 4 2 3 3 5 3 5 3 4 4 4 70,59% B 54 R-54 3 5 4 5 2 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 77,65% B 55 R-55 5 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 5 5 65,88% C 56 R-56 5 4 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 76,47% B 57 R-57 5 5 5 2 4 5 5 3 3 3 3 2 5 5 4 5 5 81,18% B 58 R-58 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 2 3 4 3 2 2 38,82% KB 59 R-59 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 5 3 5 5 5 4 1 81,18% B 60 R-60 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 4 68,24% B 61 R-61 2 1 2 3 2 3 1 3 3 1 1 3 2 3 2 2 1 41,18% KB 62 R-62 3 5 2 2 1 3 4 2 3 2 3 3 3 4 5 5 4 63,53% C 63 R-63 5 3 5 5 2 4 5 3 5 5 4 5 3 5 5 5 5 87,06% SB 64 R-64 5 4 3 4 3 5 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 4 85,88% SB 65 R-65 4 5 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 74,12% B 66 R-66 2 4 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 5 2 3 5 4 56,47% C 67 R-67 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 48,24% KB 68 R-68 5 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 77,65% B 69 R-69 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 4 3 3 54,12% C 70 R-70 3 4 4 2 3 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 5 5 80,00% B 71 R-71 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4 3 2 3 4 5 4 3 54,12% C 72 R-72 3 3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 57,65% C 73 R-73 3 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 91,76% SB 74 R-74 1 4 3 2 3 3 5 2 3 3 3 4 3 3 5 5 5 67,06% C 75 R-75 2 2 3 2 1 5 3 3 3 3 2 3 3 5 3 3 3 57,65% C 76 R-76 3 5 5 3 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 4 80,00% B 77 R-77 4 3 3 3 3 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 83,53% B 78 R-78 5 4 2 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 89,41% SB 79 R-79 4 2 2 1 3 3 4 2 4 2 4 4 3 4 3 5 4 63,53% C
Jumlah 270 1093 1024 293 328
71,72% B Nilai maksimal 395 1580 1580 395 395
Persentase skor 68,35% 69,18% 64,81% 74,18% 83,04%
Kriteria B B C B B
100
Lampiran 7 Deskriptif Variabel Prestasi Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI)
No. Kode Responden Y (Nilai UAS) KKPI 1 R-1 53 2 R-2 45 3 R-3 54 4 R-4 58 5 R-5 68 6 R-6 47 7 R-7 58 8 R-8 38 9 R-9 40 10 R-10 34 11 R-11 57 12 R-12 35 13 R-13 60 14 R-14 52 15 R-15 50 16 R-16 45 17 R-17 52 18 R-18 41 19 R-19 89 20 R-20 63 21 R-21 32 22 R-22 44 23 R-23 47 24 R-24 39 25 R-25 42 26 R-26 59 27 R-27 51 28 R-28 44 29 R-29 54 30 R-30 42 31 R-31 43 32 R-32 47 33 R-33 33 34 R-34 45 35 R-35 50 36 R-36 66 37 R-37 65 38 R-38 64 39 R-39 28 40 R-40 49 41 R-41 63 42 R-42 61
101
No. Kode Responden Y (Nilai UAS) KKPI 43 R-43 44 44 R-44 73 45 R-45 31 46 R-46 34 47 R-47 59 48 R-48 67 49 R-49 59 50 R-50 42 51 R-51 59 52 R-52 65 53 R-53 57 54 R-54 61 55 R-55 45 56 R-56 59 57 R-57 41 58 R-58 24 59 R-59 45 60 R-60 48 61 R-61 33 62 R-62 56 63 R-63 77 64 R-64 77 65 R-65 34 66 R-66 26 67 R-67 38 68 R-68 51 69 R-69 46 70 R-70 55 71 R-71 33 72 R-72 48 73 R-73 77 74 R-74 45 75 R-75 42 76 R-76 45 77 R-77 43 78 R-78 77 79 R-79 52
Nilai rata-rata 50,32
102
Lampiran 5 Deskriptif Persentasi Variabel Motivasi Belajar
No. Kode Res
Butir Soal
% skor KriteriaMotivasi Belajar (X1)Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 R-1 5 4 5 5 4 3 2 4 5 5 5 3 3 5 5 3 5 3 82,22% ST2 R-2 4 5 3 4 5 4 4 5 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 75,56% T3 R-3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57,78% R4 R-4 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 57,78% R5 R-5 5 5 4 3 5 3 4 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 4 82,22% ST6 R-6 5 5 5 3 3 5 1 5 5 5 3 5 2 4 2 2 3 2 72,22% T7 R-7 5 5 3 3 5 4 3 5 3 5 3 3 3 4 4 2 3 4 74,44% T8 R-8 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 2 62,22% R9 R-9 4 3 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 3 5 5 4 85,56% ST
10 R-10 5 5 5 5 4 4 5 3 4 3 3 4 5 2 5 4 4 3 81,11% T11 R-11 5 5 4 5 3 4 5 5 5 3 3 3 2 3 2 3 2 3 72,22% T12 R-12 5 5 5 5 5 3 2 3 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 81,11% T13 R-13 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 3 3 3 4 3 3 3 5 80,00% T14 R-14 3 4 5 5 4 3 3 5 5 5 5 4 3 4 3 3 4 3 78,89% T15 R-15 3 3 4 5 3 3 3 4 3 5 3 4 3 3 3 3 2 2 65,56% T16 R-16 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 3 4 3 4 2 3 3 3 77,78% T17 R-17 5 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 82,22% ST18 R-18 2 4 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 44,44% R19 R-19 5 4 5 5 4 5 2 4 5 4 4 5 3 3 4 5 4 5 84,44% ST20 R-20 4 3 5 5 4 3 3 5 4 5 3 5 4 4 3 4 5 5 82,22% ST21 R-21 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 48,89% R22 R-22 2 2 2 2 3 5 2 2 5 2 2 1 4 2 4 2 2 2 51,11% R23 R-23 3 3 3 3 3 3 2 4 5 4 3 3 3 3 3 2 3 2 61,11% R24 R-24 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 1 4 2 4 2 48,89% R25 R-25 5 3 5 5 3 2 5 5 2 4 3 3 5 2 5 4 4 3 75,56% T26 R-26 5 5 2 5 3 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 3 1 2 78,89% T27 R-27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 95,56% ST28 R-28 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 67,78% T29 R-29 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 71,11% T30 R-30 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 57,78% R31 R-31 5 3 4 3 3 3 1 5 5 5 3 4 5 3 3 3 3 4 72,22% T32 R-32 5 5 5 4 5 5 2 5 5 4 4 3 5 5 5 3 3 3 84,44% ST33 R-33 3 3 3 3 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 5 63,33% T34 R-34 3 4 4 3 5 2 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 66,67% T35 R-35 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 3 3 2 2 5 3 5 5 83,33% ST36 R-36 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 87,78% ST37 R-37 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 82,22% ST38 R-38 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 82,22% ST39 R-39 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 61,11% R40 R-40 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 93,33% ST41 R-41 5 4 3 4 3 3 2 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 70,00% T42 R-42 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 3 3 76,67% T43 R-43 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 87,78% ST44 R-44 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 87,78% ST45 R-45 3 3 2 3 1 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 2 52,22% R46 R-46 2 2 4 2 1 4 2 2 2 3 4 4 3 4 1 3 2 3 53,33% R
103
No. Kode Res
Butir Soal
% skor KriteriaMotivasi Belajar (X1)Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 47 R-47 5 5 3 4 2 1 5 5 2 5 3 3 1 1 4 3 3 2 63,33% T48 R-48 5 4 5 5 4 3 3 4 5 3 5 5 3 3 4 3 3 3 77,78% T49 R-49 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 2 2 2 4 4 73,33% T50 R-50 4 4 4 3 5 2 3 4 4 5 5 5 5 5 2 3 5 4 80,00% T51 R-51 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 3 5 4 82,22% ST52 R-52 5 5 4 4 5 3 3 5 5 5 3 3 3 3 3 4 3 4 77,78% T53 R-53 4 5 2 3 3 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 63,33% T54 R-54 3 3 4 4 3 3 2 4 5 5 3 3 2 3 3 2 3 3 64,44% T55 R-55 5 4 3 1 3 3 1 2 1 3 3 1 1 3 1 2 3 4 48,89% R56 R-56 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 5 4 74,44% T57 R-57 3 3 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 66,67% T58 R-58 2 2 3 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 3 1 4 5 3 42,22% SR59 R-59 5 5 5 4 3 3 5 5 4 3 5 3 4 5 4 3 3 3 80,00% T60 R-60 5 5 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 64,44% T61 R-61 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 3 3 3 5 4 3 80,00% T62 R-62 5 4 4 5 3 2 2 5 5 5 2 3 4 3 2 1 2 3 66,67% T63 R-63 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 2 2 4 83,33% ST64 R-64 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 93,33% ST65 R-65 4 4 4 4 3 2 3 3 5 2 4 5 3 4 5 4 4 4 74,44% T66 R-66 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 2 3 56,67% R67 R-67 4 3 3 4 3 5 2 3 4 5 5 4 3 2 3 4 3 2 68,89% T68 R-68 4 4 4 4 4 3 5 5 4 2 3 5 4 3 3 3 4 4 75,56% T69 R-69 5 5 5 3 5 3 1 5 5 5 5 5 3 2 3 3 2 5 77,78% T70 R-70 5 5 5 4 4 1 2 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 63,33% T71 R-71 5 3 4 3 4 4 5 5 3 5 3 3 1 4 4 3 2 4 72,22% T72 R-72 4 5 2 3 2 3 1 3 2 5 3 2 3 2 3 3 2 1 54,44% R73 R-73 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 3 3 4 85,56% ST74 R-74 5 4 3 3 5 3 2 5 3 5 3 2 3 4 3 3 3 4 70,00% T75 R-75 3 4 3 4 4 2 2 4 5 3 4 5 1 2 3 2 3 2 62,22% R76 R-76 5 4 3 4 3 3 1 5 5 5 3 3 3 5 3 5 3 3 73,33% T77 R-77 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 3 4 3 3 3 3 82,22% ST78 R-78 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 92,22% ST79 R-79 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 3 2 3 3 5 4 3 5 70,00% T
Jumlah 1551 1475 1065 1041
72,18% T
Nilai maksimal 1975 1975 1580 1580 Persentase
skor 78,53% 74,68% 67,41% 65,89% Kriteria T T S S
104
Lampiran 8
UJI ASUMSI KLASIK (UJI PRASYARAT)
1. Uji Normalitas
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 27.2596 64.0719 50.3165 8.16567 79
Std. Predicted Value -2.824 1.685 .000 1.000 79
Standard Error of Predicted Value
1.203 4.057 1.941 .637 79
Adjusted Predicted Value 27.6843 63.3723 50.3321 8.16987 79
Residual -2.06892E1 28.06526 .00000 10.34048 79
Std. Residual -1.975 2.679 .000 .987 79
Stud. Residual -1.995 2.727 .000 1.007 79
Deleted Residual -2.11024E1 29.07126 -.01568 10.76707 79
Stud. Deleted Residual -2.035 2.852 .000 1.016 79
Mahal. Distance .041 10.710 1.975 2.189 79
Cook's Distance .000 .165 .014 .023 79
Centered Leverage Value .001 .137 .025 .028 79
a. Dependent Variable: Y
(1) P-plot.
105
(2) Kolmogorov-smirnov. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 79
Normal Parametersa
Mean .0000000Std. Deviation 10.34047833
Most Extreme Differences
Absolute .093Positive .093Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .826Asymp. Sig. (2-tailed)
.502
a. Test distribution is Normal.
2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
106
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.319 7.819 -.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003 .757 1.320
X2 .455 .119 .395 3.823 .000 .757 1.320a. Dependent Variable: Y
3. Uji Heteroskesdasitas
(1) Sctter plot.
(2) Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.477 3.821 -.387 .700
X1 .108 .060 .224 1.782 .079
X2 .054 .058 .117 .932 .354a. Dependent Variable: Abs_res
107
Lampiran 9 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Regression
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .620a .384 .368 10.47565 1.886a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5200.900 2 2600.450 23.697 .000a
Residual 8340.188 76 109.739
Total 13541.089 78
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.319 7.819 -.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003 X2 .455 .119 .395 3.823 .000
Dependent Variable : Y
108
Lampiran 10 PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Uji R (uji determinasi)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .620a .384 .368 10.47565a. Predictors: (Constant), X2, X1
2. Uji F (uji simultan).
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 5200.900 2 2600.450 23.697 .000a
Residual 8340.188 76 109.739
Total 13541.089 78
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
3. Uji t (uji parsial).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.319 7.819 -.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003
X2 .455 .119 .395 3.823 .000a. Dependent Variable: Y
109
4. Uji koefisien determinasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) -2.319 7.819 -.297 .768
X1 .383 .124 .321 3.099 .003 .515 .335 .279
X2 .455 .119 .395 3.823 .000 .553 .402 .344
a. Dependent Variable: Y