90
PENGARUH MUTU MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PKn ( STUDI PADA SMP AL – HASRA SAWANGAN DEPOK ) Oleh: Achmad Fauzan NIM. 102015024048 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M

Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

PENGARUH MUTU MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA BIDANG STUDI PKn

( STUDI PADA SMP AL – HASRA SAWANGAN DEPOK )

Oleh:

Achmad Fauzan NIM. 102015024048

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H / 2007 M

Page 2: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

PENGARUH MUTU MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA BIDANG STUDI PKn

( STUDI PADA SMP AL – HASRA SAWANGAN DEPOK )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Achmad Fauzan NIM. 102015024048

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA. NIP. 150 202 343

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( IPS )

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H / 2007 M

Page 3: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

KATA PENGANTAR

بِسْـمِ االلهِ الَّر حْمَنِ الَّر حِيْمِ

Sembah dan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang

telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan

manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai

kholifah di muka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan

kepada ummat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat

hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan

tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi

dengan judul “Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil

Belajar Siswa Bidang Studi PKn ( Studi Pada SMP Al – Hasra

Sawangan Depok )” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA., pembantu Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang tak

berhenti memberikan saran produktif dan kritik yang membangun

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 4: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial ( IPS ) dan sekaligus sebagai Dosen Penasehat

Akademik, yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat yang positif

dan motivasi selama penulis kuliah.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (

IPS ), atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis

kuliah.

5. Bapak Andi Suhandi, S.Pd., Kepala SMP Al – Hasra Sawangan Depok.

Bapak dan Ibu guru serta seluruh staf SMP Al – Hasra, atas

kesempatan dan informasi yang telah diberikan selama penulis

melakukan penelitian.

6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

Perpustakaan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ),

terima kasih atas buku-bukunya dan pelayanan yang telah diberikan

kepada penulis.

7. Ayahanda Sri Waluyo dan Ibunda Khayatun tercinta, yang telah

berjuang tanpa mengenal menyerah untuk mengasuh, mendidik,

membimbing, mendoakan dan berkorban baik moril maupun materil,

sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi (jihad) di UIN SYAHID

ini . “rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani

shaghira”.

8. Saudara kembarku Achmad lazim dan adikku Nur Fajriatul Azizah yang

tiada hentinya memberikan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas doa dan dukungannya.

9. Kawan-kawan Jurusan Pendidikan IPS dan alumni KI – Supervisi

pedidikan angkatan 2002 yang sudah menyelesaikan studi “aku nyusul

nich…!” dan yang belum mudah-mudahan cepat selesai, terima kasih

atas motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis.

Page 5: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

10. Sahabat-sahabat Alici@ com, Nur Habibi, Maulana “@le”, Opick, Mas

Muf, Syafi’i, Karim, Ajun “Komisaris”, Arif, Hamzah, Hapiz “qubil”, Atep,

Adi Al-@Cehi, Ali “ Mr. cool”, Aloenk, Ilham, Jumi, Ucup, Yanto, Daniel,

dek Pendi, Hendrik, Doni, yang senantiasa memberikan bantuannya

baik fasilitas maupun motivasi yang tak terhingga. Dan kepada semua

pihak yang belum disebut namanya bisa dilihat di:

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan,

semoga jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh

dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis

menyadari, dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis

memohon kepada semua pihak untuk memberikan saran dan nasehat

demi perbaikan skripsi ini Semog skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 10 November

2007

Penulis

Page 6: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing

Lembar Pengesahan Panitia Ujian

Kata Pengantar i

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Lampiran vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Mutu Mengajar Guru 6

1. Pengertian Mutu Mengajar Guru 6

2. Kedudukan dan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

8

3. Kompetensi Guru

1

3

4. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Mutu Mengajar Guru

2

4

B. Hasil Belajar Siswa

2

7

Page 7: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

2

7

2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

2

9

3. Penilaian Hasil Belajar

3

4

C. Kerangka Berpikir

3

5

D. Pengajuan Hipotesis

3

5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

3

7

B. Variabel Penelitian

3

7

C. Populasi dan Sampel

3

7

D. Teknik Pengumpulan Data

3

8

Page 8: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

E. Teknik Analisis Data

3

9

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Objek Penelitian

4

5

B. Deskripsi Data 48

C. Analisis dan Interpretasi Data 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

5

7

B. Saran

5

7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 9: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu transfer pengetahuan dari semua

bentuk kejadian yang terjadi di dunia dari makhluk hidup satu kepada

makhluk hidup lain yang nantinya akan mempengaruhi proses

kebutuhan dasar (basic need) manusia dalam perjalanan

kehidupannya.1

Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka

membebaskan manusia dari berbagai macam persoalan kehidupan

yang pada intinya untuk mencapai kesempurnaan hidup, dan untuk

menjadi makhluk yang bermartabat.2

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama

adalah kualitas guru. Upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan

mutu pendidikan adalah peningkatan mutu guru.

Dewasa ini masih terdapat guru yang bukan tamatan Fakultas

Tarbiyah atau Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, padahal latar

belakang pendidikan penting bagi seorang guru. Masalah tersebut

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu

pendidikan. Latar belakang pendidikan akademik yang kurang

memenuhi syarat, dapat memberikan pengaruh kurang baik kepada

gaya mengajar guru, sikap dan tingkah laku dalam mendidik, dan

kemampuan mendidik.

Guru merupakan tokoh ideal, pembawa norma dan nilai-nilai

kehidupan di masyarakat dan pembawa cahaya bagi murid dalam

kehidupan ilmu pengetahuan. Mengingat besarnya peran guru, maka

1 Yunus M. Firdaus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, ( Yogyakarta: Logung

Pustaka, 2004 ), Cet. Ke-1, h. 7 2 Ibid, h. 1

Page 10: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

kepribadian guru banyak terungkap dalam tingkah lakunya sehari-hari

dan ditiru oleh muridnya dan dipandang oleh masyarakat sekitarnya.

Seseorang guru memerlukan pengetahuan mengenai apa,

mengapa dan bagaimana proses perkembangan jiwa murid, karena ia

adalah pendidik formal di sekolah yang berperan mengisi kesadaran

murid, membina mental mereka, membentuk moral mereka dan

membangun kepribadian yang baik dan integral, sehingga mereka

kelak berguna bagi nusa dan bangsa.

Sebagai pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan setiap upaya pendidikan. Agar dapat mengajar efektif

guru harus meningkatkan belajar bagi murid (kuantitas) dan

meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar murid

dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan secara aktif dalam belajar.

Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya

guru mampu merencanakan program pengajaran dan mampu

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

pelajaran serta mampu pula melakukannya dalam bentuk interaksi

belajar mengajar. Guru pun harus dapat menjadi suri tauladan yang

baik sehingga dapat memberikan bimbingan sikap kepada murid-

muridnya.

Ada alasan lain yang utama kenapa seorang guru harus memiliki

kualitas mengajar yaitu karena seorang guru tidak hanya dituntut

untuk menguasai bahan dan didaktik metode saja, melainkan dituntut

pula adanya kesiapan serta kematangan kepribadian dan wawasan

keilmuan juga guru dituntut berkiprah memainkan perannya sebagai

komunikator dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Apalagi seorang guru diberikan beban yang berat yaitu membina

moralitas (sikap) dan akhlak murid.

Page 11: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Namun pada realisasinya menurut Muhibbin Syah, ada sebagian

guru yang tidak membekali dirinya dengan ilmu keguruan yang

memadai disamping lainnya karena rendahnya tingkat kompetensi

profesionalismenya. Kenyataan negatif seperti ini cepat atau lambat

akan mempengaruhi prestise (wibawa yang berkenaan dengan

prestasi). Khususnya prestise profesional pada guru. Hal yang lebih

buruk lagi adalah tidak adanya figur guru yang menjadikan patokan

murid untuk bersikap dan berperilaku, dan lemahnya semangat

belajar, yang pada akhirnya menurunkan hasil belajar murid itu sendiri.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan

tanggung jawab moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada

siswa sangat bergantung pada tanggungjawab guru dalam

melaksanakan tugasnya. Apabila guru berhasil melaksanakan tugasnya

dengan baik maka akan tampak perubahan yang berarti pada diri

siswa, seperti sikap positif dalam belajarnya dan prestasi belajar akan

semakin meningkat. Bagi guru sendiri keberhasilan akan mampu

meningkatkan kepuasan kerja, rasa percaya diri dan semangat kerja

yang tinggi.

Persepsi atau tanggapan murid terhadap gurunya dapat

mempengaruhi hasil belajar murid. Bila persepsi mereka terhadap

mutu mengajar guru itu positif, maka dapat menimbulkan kesadaran

dan keseriusan dalam proses belajar mengajar. Namun sebaliknya, bila

perspektifnya negatif, maka dapat berakibat ketidakpuasan oleh murid

dalam proses belajar mengajar. Jika ini berlangsung secara terus-

menerus, maka kemungkinan akan muncul gejala-gejala negatif seperti

acuh tak acuh terhadap materi pelajaran, mengobrol pada saat guru

menerangkan, bolos sekolah bahkan sikap tidak menghargai guru.

Jika dalam proses belajar mengajar murid seperti ini, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar tidak akan

Page 12: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

kondusif, bahkan hasil belajarnya juga akan menurun. Oleh karena itu,

sudah menjadi keharusan bagi guru untuk memiliki kualitas mengajar

yang tinggi. Dengan demikian, maka diharapkan akan menghasilkan

siswa yang memiliki prestasi yang tinggi pula.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

tertarik melakukan penelitian dan menulisnya dalam bentuk skripsi

dalam judul: “Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil

Belajar Siswa Bidang Studi PKn ( Studi Pada SMP Al – Hasra

Sawangan Depok )”.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi mutu pendidikan,

diantaranya:

1. Sarana dan prasarana pembelajaran

2. Metode pembelajaran yang digunakan guru

3. Kompetensi guru terkait dengan latar belakang pendidikan

4. Model pembelajaran dan pendekatan guru mengajar

5. Mutu mengajar guru efektif atau tidak

6. Motivasi belajar terhadap bidang studi yang dipelajari

7. Bahan ajar menarik atau tidak

8. Hasil belajar.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis mamberikan batasan

tentang ruang lingkup pembatasan permasalahan, yaitu:

a) Mutu mengajar guru, khususnya guru PKn di SMP Al-Hasra

Sawangan Depok yang mengajar pada tahun 2006/2007.

Page 13: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

b) Hasil belajar siswa bidang studi PKn SMP Al-Hasra Sawangan

Depok yang diambil dari nilai raport kelas II (dua) tahun

pelajaran 2006/2007.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a) Bagaimana mutu mengajar guru PKn SMP Al-Hasra?

b) Bagaimana hasil belajar siswa SMP Al-Hasra bidang studi PKn?

c) Adakah pengaruh mutu mengajar guru PKn terhadap hasil

belajar siswa?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a) Untuk mengetahui mutu mengajar guru, khususnya guru PKn

SMP Al-Hasra.

b) Untuk mengetahui hasil belajar siswa bidang studi PKn.

c) Untuk mengetahui pengaruh mutu mengajar guru terhadap

hasil belajar siswa.

2. Manfaat penelitian

a) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangsih

pemikiran khususnya bagi para guru dan para tenaga

kependidikan pada umumnya.

b) Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kebijakan lembaga

dalam melakukan evaluasi kinerja guru dan siswa.

Page 14: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Mutu Mengajar Guru

1. Pengertian Mutu Mengajar Guru

Mutu atau kualitas mengajar guru terdiri dari tiga kata yang

masing-masing memiliki arti secara terpisah, tetapi juga

mempunyai makna kesatuan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia “ Mutu adalah (ukuran) baik buruk sesuatu benda,

kualitas, taraf, kadar, atau derajat (kepandaian, kecerdasan dan

sebagainya)”.3

Menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari

dua segi, yaitu normatif dan deskriptif. Dalam artian normatif, mutu

pendidikan itu berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan

ekstrinsik. Dalam artian deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan

keadaan nyatanya, misalnya hasil tes prestasi belajar.4

Menurut Nurhasan, pengertian secara umum kata mutu

dapat diartikan kualitas, “suatu gambaran yang menjelaskan

mengenai baik buruknya hasil yang dicapai para siswa dalam

proses pendidikan yang sedang dilaksanakan”.5 Jadi dapat

disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk menyatakan esensi

semua benda atau hal berupa standar ideal yang ingin dicapai oleh

suatu proses.

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai

Pustaka, 2002 ), Edisi III, Cet. Ke-2, h. 768 4 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990 ), Cet.

Ke-1, h.33 5 Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II: Kurikulum Untuk Abad Ke-21,

(Jakarta: PT. Grasindo, 1994), h. 390

Page 15: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa

mengajar berarti memberi pelajaran.6 Sedangkan menurut Moh.

Uzer Usman, “Mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi

lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan

pengajaran yang menimbulkan proses belajar”.7

Menurut Tyson dan Caroll yang dikutip oleh Muhibbin Syah

dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”

mengungkapkan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah

proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-

sama aktif melakukan kegiatan.8

Definisi guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)

mengajar.9 Sedangkan menurut Moh.Uzer Usman, “Guru

merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru”.10

Menurut Balnadi Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin

Nurdin dalam bukunya “Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum” mengungkapkan bahwa guru adalah orang yang layak

digugu dan ditiru.11

Ngalim Purwanto mengartikan bahwa guru adalah “Orang

yang pernah memberikan sesuatu ilmu atau kepandaian tertentu

6 Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 17 7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2005), Cet. Ke-17, h. 6 8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2002 ), Cet. Ke-7, h. 182 9 Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 377 10 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 5 11 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, ( Jakarta:

Quantum Teaching, 2005 ), Cet. Ke-1, h. 6

Page 16: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

kepada seseorang atau kelompok, misalnya guru silat, guru ngetik,

guru tari dan lain-lain”.12

Guru merupakan sosok teladan dan salah satu sumber

pengetahuan bagi siswanya, sehingga sudah sewajarnya jika

mereka memiliki kualitas yang tinggi. Dengan memiliki kualitas

kerja yang tinggi maka diharapkan akan menghasilkan siswa yang

memiliki prestasi yang tinggi pula.

Dikarenakan keberadaan seorang guru itu sangat penting

dan utama, maka mereka dituntut untuk selalu mengikuti

perkembangan kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, guru

hendaknya selalu mampu meningkatkan dan memperluas

pengetahuan serta wawasan baik secara formal maupun non

formal.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan

tanggung jawab moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan

pada siswa sangat bergantung pada tanggungjawab guru dalam

melaksanakan tugasnya. Apabila guru berhasil melaksanakan

tugasnya dengan baik maka akan tampak perubahan yang berarti

pada diri siswa, seperti sikap positif dalam belajarnya dan prestasi

belajar akan semakin meningkat. Bagi guru sendiri keberhasilan

akan mampu meningkatkan kepuasan kerja, rasa percaya diri dan

semangat kerja yang tinggi.

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di atas,

maka dapat ditarik kesimpulan tentang definisi mutu mengajar

yaitu keadaan atau ukuran baik buruk dari hasil kegiatan orang

yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dengan

tingkat keunggulan yang tinggi seperti memiliki kualifikasi

12 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, ( Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2001 ), Cet. Ke-13, h. 138

Page 17: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

2. Kedudukan, dan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.13 Namun secara

luas guru dapat diartikan sebagai orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik secara

individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Sejak dulu, dan mudah-mudahan sampai sekarang, guru

menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh

murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat

lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan

yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukkan

guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat,

yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah

membangun, dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi.

Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri

handayani.14

Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di

pundak guru diberikan tugas yang berat. Namun lebih berat lagi

mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab itu tidak

hanya terbatas di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah.

Pembinaan yang harus diberikan guru tidak hanya secara kelompok

tetapi juga secara individual. Hal ini menuntut guru agar selalu

memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya

tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

13 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta:

Rhineka Cipta, 2000 ), Cet. Ke-1, h. 31 14 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 7-8

Page 18: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dalam ajaran agama Islam sangat menghargai orang-orang

yang berilmu pengetahuan (guru/ulama), sehingga mereka pantas

untuk mencapai taraf penghormatan dan kedudukan yang tinggi.

Penghormatan dan kedudukan yang tinggi ini amat logis diberikan

kepadanya, karena dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam

membimbing dan mengarahkan, membentuk akhlak, dan

memberikan pengetahuan sehingga anak didik siap menghadapi

hari depan dengan penuh rasa percaya diri dan dapat

melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi.

Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi

banyak hal, Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa peranan

guru sebagai korektor, inspirator, informatory, organisator,

motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator,

pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator.15

Sedangkan Piet A. Sahertian mengutip pendapat Watten B

dalam menjelaskan peranan guru sebagai “tokoh terhormat dalam

masyarakat, penilai, seorang sumber, pembantu, wasit, detektif,

objek identifikasi, penyangga rasa takut, orang yang menolong

memahami diri, pemimpin kelompok, orang tua/wali, orang yang

membina dan memberi layanan, kawan sekerja dan pembawa rasa

kasih sayang.16

Peranan guru menurut Adams dan Decey dalam Basic

Principles of Student Teaching, yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman

dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” antara lain guru sebagai

pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,

15 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h. 43 16 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, ( Yogyakarta: Andi Offset, 1994 ), h.

14

Page 19: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan

konselor.17

Yang akan penulis kemukakan di sini adalah peranan yang

dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Guru Sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau

pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau

materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa

mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya

dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat

menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.18

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager),

guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan

belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang

perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar

kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan

pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan ini turut

menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi

lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik ialah yang

bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,

memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung

pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi

antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di

dalam kelas.19

17 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 9 18 Ibid, h. 9 19 Ibid, h. 10

Page 20: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

3) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena

media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian

media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan

yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi

berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.20

Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu

mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat

menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar,

baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah , ataupun

surat kabar.

4) Guru Sebagai Evaluator

Sebagai evaluator guru hendaknya mampu dan terampil

melaksanakan penilaian karena, dengan penilaian, guru dapat

mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia

melaksanakan proses belajar.21

Selain itu profesi guru juga memiliki banyak tugas, baik yang

terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian.

Tugas pokok seorang guru adalah melaksanakan pendidikan dan

pengajaran di sekolah. Moh. Uzer Usman mengelompokkan tugas

guru ke dalam tiga jenis, yaitu: tugas profesi, tugas kemanusiaan,

dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.22

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar,

dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan

20 Ibid, h. 11 21 Ibid, h. 12 22 Ibid, h. 6-7

Page 21: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan

melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada

siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus

dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus

mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.

Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi

motivasi bagi siswanya dalam belajar.

Tugas guru dalam bidang masyarakat diharapkan dapat

memberikan ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru

berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.

Sedangkan tugas guru menurut Piet A. Sahertian umumnya

dibedakan: “tugas personal, tugas social dan tugas professional”.23

Bahkan bila dirinci lagi lebih jauh, tugas guru tidak hanya

yang telah disebutkan. Menurut Roestiyah N. K bahwa guru dalam

mendidik anak didik bertugas untuk:

1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman

2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis 3) Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai

Undang-undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. II Tahun 1983

4) Sebagai perantara dalam belajar 5) Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik

ke arah kedewasaan 6) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat 7) Sebagai penegak disiplin 8) Guru sebagai administrator dan manajer 9) Pekerjaan guru sebagai profesi 10) Guru sebagai perencana kurikulum

23 Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 12

Page 22: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

11) Guru sebagai pemimpin 12) Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.24

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam

masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen

strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan

gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru

merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin

digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa

sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini.

3. Kompetensi Guru

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran menuntut adanya

perubahan dalam sistem maupun mutunya. Dengan demikian

masyarakat menuntut kompetensi guru yang dapat menjamin

berhasilnya pendidikan yang diharapkan.

Sebelum penulis menjelaskan mengenai pengertian

kompetensi guru secara mendalam, maka penulis terlebih dahulu

akan mengemukakan tentang landasan-landasan kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru berdasarkan Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.

Sekarang ini, sudah saatnya kompetensi guru harus

ditingkatkan. Oleh karena itu pemerintah pada saat ini dengan

melalui Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk

melaksanakan kualitas profesional guru diantaranya PGSD, D2, D3,

Strata 1 serta dengan adanya program Akta IV yang hanya

dikhususkan bagi seorang pengajar yang berada di lembaga

sekolah.

Secara yuridis pemerintah menetapkan Undang-undang

tentang pendidikan, dalam Undang-undang Dasar 45 pasal 31 ayat

24 Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik, ( Jakarta: Bumi Aksara 1994 ), h. 32

Page 23: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

1 dan pasal 3, yang berbunyi: “Ayat (1) Setiap warga negara

berhak mendapat pendidikan, (3) Pemerintahan mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan

Undang-undang”.25

Selanjutnya pasal tersebut diatur dengan Undang-undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam

pasal-pasal berikut:

Pasal 39 ayat (1) bahwa tenaga kependidikan bertugas

melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan . Ayat (2) Pendidik merupakan

tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.26

Pasal 40 ayat (1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak

memperoleh:

a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai

b) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja c) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan

kualitas d) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas

hasil kekayaan intelektual; dan

25 Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia, ( Bandung: Pustaka Setia, 2002 ), h. 45

26 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) UU RI No. 20 Tahun

2003, ( Jakarta: Asa Mandiri, 2006 ), Cet. Ke-3, h. 62

Page 24: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

e) Kesempatan untuk menggunakan sarana , prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Ayat (2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan

mutu pendidikan ; dan c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.27

Pasal 42 ayat (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi

minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan

mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat (2) Pendidik

untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi

dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. Ayat (3)

Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah.28

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab VI pasal 28 ayat (1)

dan (3) tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Ayat

(1) bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Ayat (3) menyatakan bahwa kompetensi sebagai agen

pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta

pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik,

27 Ibid, h. 63 28 Ibid, h. 63

Page 25: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi

sosial.29

Hal senada juga dinyatakan dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam

bab IV pasal 8 bagian kesatu mengenai kualifikasi, kompetensi, dan

sertifikasi yang berbunyi: “guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.30 Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 tersebut diperjelas lagi pada

pasal 10 ayat 1 yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial yang

diperoleh melalui pendidikan profesi.

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.31

Namun kenyataan menunjukkan bahwa kemampuan mengelola

pembelajaran belum memberikan harapan yang memuaskan.

Keadaan yang demikian ini menimbulkan pertanyaan dalam diri kita

di mana letak kesalahannya. Perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang tidak sesuai atau kurang adanya pemahaman

terhadap peserta didik. kecenderungan jawabannya ada pada diri

seorang guru itu sendiri.

29 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ( Jakarta: Asa Mandiri, 2006 ), Cet. Ke-3, h. 114

30 Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

( Jakarta: Asa Mandiri, 2006 ), h. 7 31 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Op. Cit., h. 160

Page 26: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.32 Akan

tetapi realitas yang ada, banyak guru yang kurang memperhatikan

kemampuan kepribadiannya sebagai tuntutan profesi seorang guru,

yakni kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,

berwibawa dan berakhlak mulia. Keadaan yang demikian sering

membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak

profesional, tidak terpuji, bahkan tindakan-tindakan tidak senonoh

yang merusak citra dan martabat guru. Berbagai kasus yang

disebabkan oleh kepribadian guru yang kurang memuaskan sering

kita dengar di berita-berita atau kita baca di media-media cetak,

misalnya; ada oknum guru yang menghamili peserta didik, terlibat

kasus pencurian, penipuan, dan kasus-kasus yang tidak pantas

dilakukan oleh guru. Dalam kaitan inilah pentingnya guru memiliki

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia guna keprofesionalan seorang guru dalam menjalankan

kinerjanya sebagai tokoh idola peserta didik.33

Kompetensi profesional, merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.34

Namun dalam pelaksanaannya masih banyak guru yang jauh dari

harapan. Dimana seorang guru hanya berperan sebagai pemindah

32 Ibid, h. 160 33 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, ( Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2007 ), Cet. Ke-1, h. 121 34 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Op. Cit., h. 160

Page 27: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

ilmu pengetahuan saja. Dalam artian apa yang disampaikan kepada

peserta didik hanya didapat dari membaca buku saja tanpa

penelaahan atau pemahaman lebih lanjut dan mendalam sehingga

guru benar-benar paham dengan materi yang akan disampaikan.

Keadaan seperti ini belum mencerminkan adanya kinerja yang

bertanggung jawab oleh seorang guru.

Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik,

orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.35 Kenyataan

dalam prosesnya komunikasi antara sesama pendidik, pendidik

dengan tenaga kependidikan, pendidik dengan wali murid, dan

pendidik dengan masyarakat selama ini belum cukup memuaskan.

Sehingga keadaan seperti ini memungkinkan kurang maksimalnya

kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan

pembimbing.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dan

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 yang telah

dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya

guru difungsikan sebagai subjek yang membimbing dan

memberikan pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar

perlu memenuhi kriteria tertentu diantaranya kompetensi dan

profesionalitas. Oleh karena itu, guru tidak saja mendidik fungsi

sebagai orang dewasa yang bertugas secara profesional

memindahkan ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge ) atau

penyalur ilmu pengetahuan ( transmitter of knowledge ) yang

dikuasai kepada anak didik, melainkan lebih dari itu, ia menjadi

pemimpin, pendidik, dan pembimbing di kalangan anak didiknya.

35 Ibid, h. 161

Page 28: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Demikian kompetensi dasar yang harus di miliki oleh seorang

guru dan juga yang merupakan landasan dalam mengabdikan

profesinya. Kompetensi dasar guru jelas sangat berguna bagi guru,

sebab dengan adanya perumusan kompetensi dasar guru bisa

dijadikan pedoman bagi guru untuk menilai dirinya apakah dia

sebagai seorang guru dalam menjalankan profesinya telah dapat

memenuhi kompetensi-kompetensi tersebut. Bila belum, guru harus

berani mengakui kekurangannya itu, dan berusaha untuk mencapai

perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha untuk

mengembangkan dirinya dan lebih memantapkan dirinya menjadi

seorang guru.

Kemudian untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang

guru yang dituntut oleh masyarakat dewasa ini, perlu diuraikan

mengenai pengertian kompetensi guru agar tidak terjadi salah

tafsir.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata kompetensi

berarti kewenangan atau hak kekuasaan untuk menentukan dan

memutuskan sesuatu hal, dan secara kebahasaan mengandung arti

(1) cakap mengetahui pekerjaan atau persoalan, (2) berhak,

berwenang menentukan sesuatu.36

Istilah kompetensi mempunyai banyak makna seperti yang

dirumuskan beberapa para ahli, berikut ini:

Menurut Roestiyah N.K mengutip pendapat W. Robert

Houston dalam memberikan pengertian kompetensi sebagai

berikut: “competence ordinarily is defined as adequacy for a task or

as possession of require knowledge, skill and abilities”. Yang dapat

diartikan sebagai suatu tugas yang memadai atau pemilikan

36 J. S. Badudu, et. Al., Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1994 ), Cet. Ke-5, h. 518

Page 29: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut pada

jabatan seseorang.37

Adapun menurut Broke and Stone (1975) sebagaimana yang

telah diterjemahkan oleh Moh. Uzer Usman menyatakan bahwa “

Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku

guru yang tampak sangat berarti.38 Sedangkan menurut Zakiyah

Darajat bahwa kompetensi adalah kewenangan atau kecakapan

untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.39

Di dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” Moh. Uzer

Usman mengungkapkan bahwa kompetensi guru merupakan

“Kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi

keguruannya.”40 Artinya bahwa guru yang piawai dalam

melaksanakan profesinya dapat disebut guru yang kompeten dan

profesional.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Saman. A, bahwa

“Seseorang dikatakan berkompeten dalam bidang tertentu apabila

orang tersebut menguasai kecakapan kerja atau keahlian sesuai

dengan tuntutan bidang yang bersangkutan, dengan demikian ia

mempunyai kewenangan dalam pelayanan sosial.”41

Menurut Barlow (1985) sebagaimana yang telah

diterjemahkan oleh Muhibbin Syah menyatakan bahwa “Kompetensi

37 Roestiyah, N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, ( Jakarta: PT Bina Aksara,1989 ),

Cet. Ke-3, h. 4 38 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 14 39 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, ( Jakarta: Ruhama,

1995 ), Cet. Ke-2, h. 95 40 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 14 41 Saman. A, Profesionalisme Keguruan, ( Yogyakarta: Kanisius, 1994 ), Cet. Ke-1,

h.94

Page 30: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.”42

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli,

maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan

kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki setiap guru dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dan kewajibannya secara baik dan

bertanggung jawab sehingga kegiatan belajar mengajar dapat

terlaksana dengan efektif dan efisien.

Roestiyah N.K, mengemukakan suatu rumusan yang

dikembangkan oleh team Dosen Pembina Ilmu Keguruan di IKIP

mengenai kompetensi dasar guru, diantaranya adalah seorang guru

harus memiliki kemampuan untuk dapat:

1) Merumuskan tujuan instruksional 2) Memanfaatkan sumber-sumber materi dan belajar 3) Mengorganisasi materi pelajaran 4) Membuat, memilih dan menggunakan media pendidikan dengan

tepat 5) Menguasai, memilih dan menggunakan metode penyampaian

yang tepat untuk pelajaran tertentu 6) Mengetahui dan menggunakan assesmen siswa 7) Memenej interaksi belajar mengajar, sehingga efektif dan tidak

membosankan bagi siswa 8) Mengevaluasi dan mengadministrasikannya 9) Mengembangkan semua kemampuan yang telah dimilikinya

ketingkat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.43

Pendidikan guru merupakan suatu sarana untuk menyiapkan

siapa saja yang ingin melaksanakan tugas dalam profesi guru.

Karena pada semua profesi persiapan itu mengikutsertakan

seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk

dilaksanakan nanti, dan dilain segi mengembangkan peranan yang

diperlukan untuk membahas tingkah laku dan ketrampilan. Oleh

42 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 229 43 Roestiyah, N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Op. Cit., h. 8

Page 31: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

karena itu, seorang guru yang progresif harus mengetahui dengan

pasti, kompetensi apa yang dituntut oleh masyarakat dewasa ini

bagi dirinya. Setelah mengetahui, dapat dijadikan pedoman untuk

meneliti dirinya apakah dia sebagai guru dalam menjalankan

tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi itu. Bila

belum guru yang baik harus berani mengakui kekurangannya dan

berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan demikian guru

tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya.

Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi dapat

dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Kompetensi pribadi, yang meliputi: a) Mengembangkan kepribadian

- Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang

berjiwa pancasila - Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan

sebagai guru b) Berinteraksi dan berkomunikasi

- Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional

- Berinteraksi dengan masyarakat dalam penunaian misi pendidikan

c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan - Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar - Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat

khusus d) Melaksanakan administrasi sekolah

- Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah - Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

e) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran - Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah - Melaksanakan penelitian

2) Kompetensi profesional, yang meliputi: a) Menguasai landasan kependidikan

- Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

- Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

Page 32: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

- Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar

b) Menguasai bahan pengajaran - Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar

dan menengah - Menguasai bahan pengayaan

c) Menyusun program pengajaran - Menetapkan tujuan pembelajaran - Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran - Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar - Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang

sesuai - Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

d) Melaksanakan program pengajaran - Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat - Mengatur ruangan belajar - Mengelola interaksi belajar mengajar

e) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan - Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran - Menilai proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.44 Demikian tentang tugas, peranan dan kompetensi guru yang

merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya. Guru yang

profesional tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa-

apa yang menjadi tugas dan peranannya.

Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam bukunya “Dasar-dasar

Proses Belajar Mengajar” membagi kompetensi kedalam tiga bidang,

yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif

2) Kompetensi bidang sikap (afektif)

3) Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik).45

Penjelasan mengenai tiga bidang kompetensi yang telah disebutkan

di atas adalah sebagai berikut:

44 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 16-19 45 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Algesindo, 2002 ),

Cet. Ke-6, h. 18

Page 33: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

1) Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi bidang kognitif yaitu kemampuan intelektual yang

dimiliki oleh guru. Seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan

metode mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku

individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,

pengetahuan tentang menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang

masyarakat, serta pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang afektif

Kompetensi bidang sikap (afektif) adalah kesediaan dan kesiapan guru

terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas profesinya.

Misalnya sikap mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata

pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman

profesinya.

3) Kompetensi bidang psikomotorik

Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik) yaitu segala kemampuan

guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku yang bersifat

jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku

pengajar, seperti keterampilan mengajar, membimbing menilai,

menggunakan alat bantu pengajaran, keterampilan berkomunikasi dan

lain-ain.

Berdasarkan penjelasan di atas, sudah tentu ketiga bidang

kompetensi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, saling berhubungan

dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Guru merupakan pemeran utama pendidikan formal. Ia

mempunyai tugas yang berat untuk mencapai tujuan pendidikan

yaitu meningkatkan dan mengembangkan khazanah pengetahuan (

kognitif ), sikap ( afektif ), dan keterampilan ( psikomotorik ) para

siswa.

Untuk dapat melaksanakan tugas ini dengan sebaik-

sebaiknya maka setiap guru dituntut mempunyai bekal yang cukup

Page 34: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan terhadap tugas-

tugas keguruan. Kompetensi guru di Indonesia telah pula

dikembangkan oleh Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut P3G yang

termasuk kompetensi profesional guru ada sepuluh yang meliputi:

1) Menguasai bahan 2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola kelas 4) Menggunakan media atau sumber belajar 5) Menguasai landasan-landasan kependidikan 6) Mengelola interaksi belajar mengajar 7) Menilai prestasi belajar untuk kepentingan pengajaran 8) Mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan di sekolah 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10) Memahami prinsip-prinsip dan penafsiran hasil pendidikan bagi

keperluan pengajaran.46

Hal di atas merupakan tugas dan kewajiban guru dalam

mengemban tugasnya selaku guru yang mempunyai keahlian

khusus/ memiliki kompetensi yang handal dalam bidang mengajar

yang akan diaplikasikan terhadap muridnya.

Oemar Hamalik pun berpendapat bahwa guru yang dinilai

kompeten secara professional apabila:

1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya

2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil

3) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan sekolah

4) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar dan mengajar dalam kelas.47

46 Ibid., h. 19 47 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, ( Jakarta:

Bumi Aksara, 2003 ), h. 38

Page 35: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dapat disimpulkan bahwa seorang guru yang progresif harus

mengetahui dengan pasti, kompetensi apa yang dituntut oleh

masyarakat dewasa ini bagi dirinya. Setelah mengetahui, dapat

dijadikan pedoman untuk meneliti dirinya apakah dia sebagai guru

dalam menjalankan tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi-

kompetensi itu. Bila belum guru yang baik harus berani mengakui

kekurangannya dan berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan

demikian guru tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Mengajar Guru

Mutu guru dalam mengajar pada hakekatnya merupakan

hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu

faktor yang datangnya dari dalam dan luar dirinya. Faktor yang

datang dari dalam dirinya (faktor internal) antara lain adalah faktor

kesehatan, potensial, bakat, sikap dan kepribadian. Sedangkan

faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) antara lain

faktor kepemimpinan kepala sekolah, anak didik, dan sarana.

Menurut Kartini Kartono terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi mutu guru antara lain adalah faktor dari dalam diri

sendiri yang meliputi kecerdasan, keterampilan dan kecakapan,

bakat, kemampuan dan minat, motif, kepribadian dan cita-cita. Dan

faktor dari luar diri sendiri yang meliputi lingkungan dan sarana

prasarana.48

Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai ahli

pendidikan dan pengajaran harus mampu memiliki kesadaran,

keinginan dan kemauan untuk selalu meningkatkan kompetensinya,

sehingga diharapkan guru menjadi lebih kompeten dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu ditunjang juga

48 Kartini Kartono, Menyiapkan dan Memandu Karier, ( Jakarta: CV. Rajawali, 1985 ),

h. 23

Page 36: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

dengan upaya-upaya dari luar, seperti sarana dan prasarana serta

kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi guru dalam upaya

untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pengajaran (

pendidikan dan pelatihan, seminar, dan penataran-penataran ).

Untuk meningkatkan mutu guru perlu dipertimbangkan

faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar

dirinya. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia

serta pembinaan yang telah diupayakan dengan baik oleh kepala

sekolah, namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka

semuanya tidak akan berjalan dengan lancar. Dengan adanya

kemauan, kecakapan serta keahlian yang dimiliki oleh seorang guru

maka segala kekurangan yang ada akan menjadi pendorong

baginya untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuannya.

Menurut Muhammad Numan Somantri dalam bukunya

“menggagas pembaharuan pendidikan IPS” mengemukakan bahwa

untuk meningkatkan mutu mengajar guru adalah sebagai berikut:

a) Sikap bersahabat, tidak agresif, kooperatif, demokratis, sopan dalam memperlakukan siswa, tetapi tetap dapat memelihara wibawa.

b) Menghargai pendapat dan menjaga perhatian siswa dengan jalan menunjukkan adanya relevansi antara pendapat tersebut dengan tujuan pelajaran.

c) Antusias terhadap bahan pelajaran yang sedang dibicarakan. d) Dapat memperkaya bahan pelajaran yang terdapat dalam buku

pelajaran dengan sumber-sumber majalah, surat kabar, cerita-ceriat film, maupun hubungannya dengan pelajaran.

e) Dapat memperagakan secara skematis bahan pelajaran di papan tulis, sehingga memungkinkan para siswa tertarik terhadap bahan-bahan pelajaran.

f) Dapat merumuskan teknik bertanya yang dapat menumbuhkan kemampuan mengingat, berpikir, menilai, dan berpikir kreatif pada para siswa.

g) Dapat memberi jalan kepada para siswa untuk mendorong kegiatan-kegiatan menyelidiki bahan pelajaran, hingga mereka dapat memiliki keterampilan berpikir ilmiah maupun dapat

Page 37: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

menemukan sistem nilai yang positif bagi seorang warga negara.49

Dengan demikian, faktor internal pada guru merupakan

faktor yang utama dan mendasar dalam meningkatkan mutu

mengajar guru, juga dalam menentukan keberhasilan dan

pencapaian tujuan pendidikan, karena guru merupakan ujung

tombak dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran di

sekolah. Namun faktor eksternal juga merupakan penunjang bagi

guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah

dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor untuk

meningkatkan mutu mengajar guru diantaranya adalah membina

dalam program pengajaran, membina dalam pengelolaan

pengajaran, membina dalam menyusun evaluasi pengajaran,

memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan

yang lebih tinggi. Dengan meningkatnya mutu mengajar guru maka

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai.

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”.

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh

usaha, pikiran dan sebagainya.50

Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai

berikut: belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi

49 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, ( Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2001 ), Cet. Ke-1, h. 290 50 Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 391

Page 38: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam

perilakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena

kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan

merupakan hasil pengalaman.51

Belajar merupakan proses yang unik dan kompleks.

Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada

individu yang belajar, tidak pada orang lain dan setiap individu

menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan penampilan

itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik

individualnya yang khas, seperti minat, intelegensi, perhatian, bakat

dan sebagainya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya

perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku

itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.52

Menurut Lester D Crow dan Alice Crow yang dikutip oleh

Roestiyah N.K berpendapat bahwa “belajar adalah perubahan

individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap”.53

Nana sudjana mengemukakan pendapatnya tentang belajar,

menurutnya belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya

perubahan di mana perubahan tersebut ditunjukan dalam berbagai

bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan

tingkah laku kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya

penerimaan dan lain-lain yang ada pada individu.54

Sementara Ratna Wilis Dahar mengungkapkan bahwa belajar

adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah sebagai

51 Rini Susanti, Bentuk Tes dan Tingkah Laku Belajar, ( Jakarta: Teknodik, 2003 ), h.

129 52 Rijadi Sarojo, Pembelajaran Integratif Dalam Bidang Kimia, ( Malang: Jurnal

Teknologi Pembelajaran Teori dan Penelitian, 2003 ), h. 3 53 Roestiyah, N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Op. Cit., h. 141 54 Nana Sudjana, Op. Cit., h. 28

Page 39: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

akibat adanya pengalaman. Sedangkan menurut Muhibbin Syah

bahwa belajar adalah suatu tahapan perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.55

Dalam definisi di atas dikatakan bahwa seseorang belajar

melalui perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dalam menguasai

ilmu pengetahuan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

adalah rangkaian proses usaha seseorang untuk memperoleh

pengetahuan dan kecakapan tertentu, yang pada akhirnya

diharapkan adanya perubahan dalam kebiasaan serta sikapnya.

Sementara hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

oleh murid setelah ia menerima pengalaman belajar.56 Dalam buku

yang lain Nana Sudjana berpendapat yang dimaksud dengan hasil

belajar ialah seperangkat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik

setelah melalui evaluasi yang didapat yaitu hasil belajar tingkat

kognitif.57

Sumadi Suryabrata membagi pengertian hasil belajar dalam

dua pengertian: Pertama, hasil belajar murid adalah penguasaan

kecakapan yang diusahakan secara sengaja dalam suatu waktu dan

satuan bahan tertentu. Kedua, hasil belajar adalah perbedaan

antara kecakapan pada awal dan akhir belajar mengajar.

Hasil belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar,

membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan,

menghayati, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau berarti

dengan pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar juga harus relatif menetap, bukan perubahan yang

55 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 9 56 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995 ), Cet. Ke-5, h. 22 57 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Op. Cit., h. 50

Page 40: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang

kembali.

Hasil belajar murid dapat dikatakan sebagai hasil yang

diperoleh melalui belajar dalam bentuk nilai rata-rata dalam setiap

caturwulan atau semester. Nilai prestasi belajar dari seluruh mata

pelajaran dituliskan dalam raport setelah diolah dari hasil tes

subsumatif, formatif, kurikuler, tes sumatif dengan penggunaan

rumus:

522 rQpNA ++

=

Keterangan:

NA : Nilai prestasi pelajaran untuk raport

P : Nilai tes formatif/subsumatif

Q : Nilai kurikuler/PR

r : Nilai tes sumatif

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu

dan merupakan umpan balik yang diberikan oleh peserta didik

setelah ia mengetahui suatu proses belajar. Hasil belajar tersebut

tidak hanya pengetahuan saja, tetapi dapat berbentuk perilaku

yang ditunjukan oleh murid.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar murid tidak

terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar murid itu

sendiri. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar

dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang

Page 41: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

tergantung pada apa yang telah diketahui si subjek belajar, tujuan,

motivasi, proses interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Caroll berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat belajar, (b) waktu

yang tersedia untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk

menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e)

kemampuan individu. Empat faktor tersebut di atas (a,b,c,e)

berkenaan dengan kemampuan individu dan (d) adalah faktor di

luar individu (lingkungan).58

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

murid dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri murid), yakni keadaan

atau kondisi jasmani dan rohani murid, meliputi dua aspek

yakni:

a) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

murid dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang

lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)

sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak

membekas.

b) Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

pembelajaran murid. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah

murid yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu

adalah sebagai berikut:

58 Ibid, h. 40

Page 42: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

1) Tingkat kecerdasan atau inteligensi murid

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan

kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ

tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa

peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi

manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ

tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara

pengontrol” hamper seluruh aktifitas menusia.

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) murid tak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar murid. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan

inteligensi seorang murid maka semakin besar

peluangnya untuk memperoleh sukses.

2) Sikap murid

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon

(response tendency) dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek, orang, barang, dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif.59 Sikap merupakan faktor

psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam hal

ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah

sikap positif (menerima) terhadap bahan atau pelajaran

yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan

terhadap lingkungan tempat di mana ia belajar seperti:

59 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 135

Page 43: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran dan

sebagainya.60

3) Bakat murid

Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan

demikian, sebetulnya setiap orang mempunyai bakat

dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Jadi, secara global bakat mirip dengan inteligensi. Itulah

sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat cerdas

(superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut

juga sebagai gifted child yakni anak berbakat intelektual.

4) Minat murid

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu.

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar murid dalam bidang-bidang studi tertentu.61

2. Faktor-faktor eksternal (faktor dari luar diri murid), yakni kondisi

lingkungan di sekitar murid. Yang dibagi menjadi dua bagian

yaitu:

a) Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan

representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi

proses dan hasil belajar murid.62 Dalam dunia pendidikan

yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah keluarga,

masyarakat dan sekolah serta teman-teman sepermainan di

60 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 ), Cet. Ke-2,

h. 84 61 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 136 62 Alisuf Sabri, Op. Cit., h. 59

Page 44: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

sekitar lingkungan murid tersebut. Seorang siswa yang

berada pada lingkungan yang kumuh serba kekurangan serta

berteman dengan anak-anak yang tidak sekolah ia akan

mengalami kesulitan-kesulitan ketika ia memerlukan teman

belajar, sebaliknya seorang anak bertempat tinggal di tempat

permanen dan berteman dengan anak-anak yang sekolah,

kemudian ketika belajar ia tidak mengalami kesulitan karena

ia punya teman belajar dan teman berdiskusi. Menurut

Muhibbin Syah bahwa:

Lingkungan sosial seperti guru, para staff

administrasi, dan teman-teman sekelas, dapat

mempengaruhi semangat belajar seoarang siswa. Para guru

yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik,

dan memperlihatkan keteladanan serta rajin, khususnya

dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi,

maka merupakan daya dorong bagi kegiatan belajar siswa.63

b) Faktor lingkungan non sosial atau alam ini ialah seperti

keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang,

malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya.64

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan belajar murid.

Namun Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”

mengemukakan, selain faktor-faktor tersebut di atas ada faktor lain

yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu faktor pendekatan belajar

(approach to learning) yakni jenis upaya belajar murid yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan murid untuk

63 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 137 64 Alisuf Sabri, Op. Cit., h. 59

Page 45: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

melakukan kegiatan pembelajaran, materi-materi pembelajaran.65

Faktor pendekatan belajar ini juga berpengaruh terhadap taraf

keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi satu sama lain.

Misalnya; seorang murid yang bersikap conserving terhadap ilmu

pengetahuan biasanya cenderung mengambil pendekatan yang

sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya murid yang

berinteligensi tinggi (faktor internal) akan lebih memilih pendekatan

belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Akibat

pengaruh faktor-faktor tersebut di atas muncul murid-murid yang

berprestasi tinggi, rendah atau gagal sama sekali.

Dalam hal ini guru yang profesional diharapkan mampu

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya murid yang

menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan

mengatasi faktor-faktor yang menghambat proses belajar murid.

3. Penilaian Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman

dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan

perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah murid,

sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada

yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang

dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah cuplikan perubahan

tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang

berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

65 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 139

Page 46: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Dalam belajar tentunya ada tujuan-tujuan ataupun target-

target yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah tujuan ataupun

target itu sudah tercapai atau tidak maka perlu adanya penilaian

terhadap hasil belajar murid tersebut.

Menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, indikator yang

dapat dijadikan tolok ukur dalam menyatakan bahwa proses belajar

mengajar dapat dikatakan berhasil adalah:

a) Daya serap terhadap bahan pengajaran atau materi yang

diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun

kelompok.

b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau tujuan

instruksional khusus (TIK) telah tercapai oleh murid, baik secara

induvidu maupun kelompok.66

Penilaian terhadap hasil belajar murid memerlukan penilaian

batas minimalnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

murid itu berhasil atau tidak. Ada beberapa alternative norma

pengukuran tingkat keberhasilan murid yaitu:

a. Norma skala angka dari 0 – 10

b. Norma skala angka dari 0 – 100.67

Setelah mengetahui norma pengukuran tersebut, maka kita

perlu menentukan kualifikasi prestasi. Kualifikasi prestasi diberikan

setelah tes yang diberikan kepada murid memenuhi syarat sebagai

tes yang baik, dalam artian sesuai dengan teori pendidikan. Kriteria

yang diberikan adalah sebagai berikut:

66 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1993), Cet. I, h. 8

67 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 ), h. 35

Page 47: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

a. Indeks Prestasi antara 0 – 45 = gagal

b. Indeks Prestasi antara 46 – 55 = kurang

c. Indeks Prestasi antara 56 – 65 = sedang

d. Indeks Prestasi antara 66 – 79 = tinggi

e. Indeks Prestasi antara 80 – 100 = sangat tinggi

C. Kerangka Berpikir

Setelah pembahasan mengenai kajian teoritis yang telah penulis

uraikan di atas, maka penulis perlu mengemukakan kerangka berpikir

untuk mendeskripsikan maksud dari penelitian ini. Adapun kerangka

berpikir yang penulis ungkapkan adalah semakin mutu mengajar guru

bernilai tinggi, akan semakin baik pula hasil belajar yang dicapai.

Sebaliknya semakin mutu mengajar guru rendah, maka akan semakin

rendah pula hasil belajar yang dicapainya.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pemikiran

sebagaimana yang penulis uraikan di atas, maka dapat diajukan

hipotesa sebagai berikut:

Hipotesa alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara

mutu mengajar guru PKn (variabel X) dengan

hasil belajar siswa (variabel Y).

Hipotesa nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

mutu mengajar guru PKn (variabel X) dengan

hasil belajar siswa (variabel Y).

Page 48: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi yang di jadikan penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Al – Hasra Sawangan Depok. Yang beralamat di Jl. Raya

Ciputat-Parung Km.24 Kel. Bojongsari Baru Kec. Sawangan Kota

Depok 16516.

2. Penelitian ini dilaksanakan antara tanggal 21 Mei 2007 sampai

dengan 29 Juli 2007.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.68

Dengan dasar definisi tersebut, dapat penulis jelaskan bahwa

penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Variabel pertama berupa mutu mengajar guru, variabel ini

menduduki posisi sebagai variabel independent (bebas), yaitu

masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil, yang diberi

simbol dengan huruf X.

2. Variabel kedua berupa hasil belajar siswa, variabel ini menduduki

posisi sebagai variabel dependen (terikat), yaitu hasil sebagai

pengaruh variabel independent (bebas), yang diberi simbol huruf Y.

C. Populasi dan Sampel

68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rhineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 118

Page 49: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.69 Populasi yang

diambil dalam penelitian ini diambil dengan berpedoman pada

pendapat Suharsimi Arikunto: “Apabila subjek kurang dari 100 orang,

maka diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar maka dapat diambil

10-15 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan

peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya”.70 Sedangkan sampel

adalah sebagian atau wakil dari populasi yang ditelti.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil populasi murid SMP Al-

Hasra Sawangan Depok kelas II yang terdiri dari 3 (tiga) kelas, tahun

pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 102. Adapun sampelnya diambil

secara acak (random sample), mengingat populasinya lebih dari 100

orang, maka penulis mengambil sampel sebanyak 30 % dari populasi

yaitu 30 orang. Adapun cara merandomnya, penulis mengambil 10

orang dari setiap kelasnya untuk dijadikan sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah “Tanya jawab lisan antara dua orang

atau lebih secara langsung”.71 Penulis melakukan wawancara

terhadap guru PKn dan Kepala SMP Al-Hasra Sawangan Depok.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh

data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang

diperoleh melalui angket.

69 Ibid, h. 130 70 Ibid, h. 134 71 Ibid, h. 57-58

Page 50: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

2. Angket

Angket adalah “daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden baik secara langsung maupun tidak langsung”.72 Angket

ini disebarkan kepada murid SMP Al-Hasra Sawangan Depok untuk

memperoleh informasi mengenai mutu mengajar yang dimiliki oleh

guru dalam proses belajar mengajar.

Angket dibuat dengan model likert yang mempunyai empat

opsi jawaban yang berjumlah genap ini dimaksudkan untuk

menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan

tidak mempunyai jawaban yang jelas.

Penyusunan angket mutu mengajar guru mengacu kepada

aspek-aspek kemampuan profesional guru yang terdiri dari 25 item

dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Variabel Nomor Item

a. Menguasai Bahan 1, 20, 24

b. Mengelola PBM 2, 3, 5, 8, 13, 15

c. Mengelola Kelas 6, 12, 21, 23

d. Mengelola Media Belajar 4, 17, 25

e. Mengelola Interaksi Belajar

Mengajar

7, 9, 10, 18

Mutu

Mengajar

Guru

f. Menilai Prestasi Murid 11, 14, 16, 19,

22

3. Studi dokumentasi

Dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data yang

tidak bisa dikejar dengan angket, observasi, maupun interview,

72 Ibid, h. 60

Page 51: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

melainkan diperoleh dengan data tertulis. Peneliti mencari data

tentang hasil belajar murid, yaitu dari nilai raport mata pelajaran

PKn, hasil studi semester I.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara

yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat

dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga orang lain

yang ingin mengetahui hasil penelitian.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam menganalisis data, yang pertama kali harus dilakukan

adalah editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap

pengisian angket. Setiap angket diteliti satu persatu mengenai

kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut

agar terhindar dari kesalahan/kekeliruan dalam mendapatkan

informasi sehingga dapat diperoleh data yang akurat.

2. Skoring

Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-

butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap

pertanyaan dalam angket terdapat (4) empat butir jawaban a, b, c,

dan d yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis memberikan

skor untuk setiap jawaban adalah nilai 4 untuk jawaban a, nilai 3

untuk jawaban b, nilai 2 untuk jawaban c, dan nilai 1 untuk

jawaban d.

Setelah hasil pengolahan data secara kuantitatif melalui

koesioner sudah terhitung, barulah digunakan perhitungan statistik

Page 52: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 11,5.

Data program ini menggunakan analisis koefisien korelasi dan analisis

regresi linier sederhana, yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji parsial ( uji

t).

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka sebelum

dilakukan uji statistik terlebih dahulu data yang diperoleh harus

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

variabel.73 Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau

pernyataan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh koesioner tersebut.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi

(Construct validity). Validitas kontruksi menentukan validitas

alat pengukur dengan mengkorelasikan antara skor yang

diperoleh dari masing-masing item yang berupa pertanyaan

ataupun pernyataan dengan skor totalnya.

Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil

penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan

skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep

berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat disimpulkan

bahwa alat pengukuran tersebut valid.

73 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan

SPSS, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), Ed. I, h. 67

Page 53: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Biasanya syarat minimum untuk dapat dianggap

memenuhi syarat adalah apabila r = positif (+). Jadi, jika

korelasi antar butir dengan skor negatif (-), maka butir dalam

instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid,

maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat.

Sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur

dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Menurut

Bhuono Agung Nugroho, realibilitas merupakan ukuran suatu

kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang

berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

bentuk koesioner.74

Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat

ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut

akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan adalah

koefisien alpha cronbach dengan rumus:

⎪⎩

⎪⎨⎧

⎪⎭

⎪⎬⎫

−−

= ∑2

2

11 1)1( t

b

kkr σ

σ

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah soal

∑ 2bσ = Jumlah varians butir

2tσ = Jumlah varians total

Reliabilitas suatu instrumen dapat diterima jika memilki

koefisien alpha cronbach minimal 0,60 yang berarti bahwa

74 Ibid, h. 72

Page 54: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

instrumen tersebut dapat digunakan sebagai pengumpul data

yang handal yaitu hasil pengukuran relatif konsisten jika

dilakukan pengukuran ulang.

2. Regresi Linier Sederhana

a Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang

kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang

paling banyak dilakukan untuk analisis statistic parametric.

Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistic

parametic, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa

data tesebut terdistribusi secara normal. Maksud data

terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti

bentuk distribusi normal. Bahwa data memusat pada nilai rata-

rata dan median. Untuk mengetahui bentuk distribusi data kita

bisa menggunakan grafik distribusi.

b Pengujian Hipotesis

Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor

yang telah ada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat

apakah ada korelasi antara mutu mengajar guru PKn dengan

hasil belajar siswa bidang studi PKn, maka yang dipakai adalah

rumus “r” product moment dari karl pearson. Adapun rumusnya

adalah sebagai berikut:

[ ][ ]2222 )()())((ΣΥ−ΝΣΥΣΧ−ΝΣΧ

ΣΥΣΧ−ΝΣΧΥ=xyr

Keterangan:

rxy = Angka Indeks Korelasi “r” product moment (variabel

x dan y)

N = Jumlah Responden

Page 55: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

∑ X = Jumlah seluruh skor x

∑Y = Jumlah seluruh skor y

Rumusan korelasi tersebut untuk menguji hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesa alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara

mutu mengajar guru PKn (variabel X)

dengan hasil belajar siswa (variabel

Y).

Hipotesa nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan

antara mutu mengajar guru PKn

(variabel X) dengan hasil belajar siswa

(variabel Y).

c Uji t hitung

Untuk mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesa,

maka dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t

tabel pada taraf signifikansi 5 % atau 1 %. Adapun pedoman

yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah

sebagai berikut:

1) Jika t hitung > t tabel atau nilai p-value pada kolom sig. <

level of significant (α), maka Ho ditolak dan Ha diterima,

berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

2) Jika t hitung < t tabel atau nilai p-value pada kolom sig. >

level of significant (α), maka Ho diterima dan Ha ditolak,

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas dengan terikat.

Page 56: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Objek Penelitian

Yayasan Al-Hasra didirikan oleh Bapak H. Hashuda pada tahun

1984, dengan Akta Notaris Ny. Mulyani Sjafei, SH. No. 9 Tgl. 11

September 1984. Sesuai dengan namanya “Al-Hasra” yang merupakan

singkatan dari Himpunan Amal Sosial Redha Allah, terkandung filosofi

yang menjelaskan latar belakang dan maksud pendirian lembaga ini.

Maksud dan Tujuan Pendirian Yayasan Al-Hasra :

1. Memajukan dan mengembangkan syiar Islam, baik ubudiah

maupun amaliah

2. Mengembangkan pendidikan baik umum maupun kejuruan

berdasarkan ajaran agama Islam, dan kegiatan sosial dalam arti

luas.

3. Menanam dan mengembangkan kesadaran berkarya dan

berwiraswasta, baik dalam pertanian, perkebunan, peternakan

maupun kerajinan tangan lainnya (home indusri), agar mereka

menjadi manusia yang berguna dan bertanggungjawab.75

Yayasan ini mengawali kegiatan atau aktivitas pendidikannya dengan

mendirikan sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah berjalan

selama lima tahun dan dirasakan bertambahnya minat para siswa baik dari

SMP Al-Hasra dan lembaga pendidikan lainnya di daerah ini, maka pada

tahun 1989, dibukalah sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA), dan pada

tahun 2000 dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Yayasan Pendidikan SMP Al-Hasra mulai tahun pelajaran

2002/2003 membuka Program Kelas Plus dan beberapa bidang studi

sudah di ajarkan dengan pengantar bahasa inggris . Yayasan

75 http://www.alhasra.com/profile.php?option=profile&select=smp, diakses pada

tanggal 23 Juli 2007.

Page 57: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pendidikan SMP Al-Hasra yang berlokasi di Jalan Raya Ciputat-Parung

Km.24 Kelurahan Bojongsari Baru Kecamatan Sawangan Kota Depok

Provinsi Jawa Barat ini memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi SMP Al – Hasra :

“Unggul Dalam Kualitas, Kokoh Dalam IMTAQ Menuju Sekolah

Berprestasi”.

Misi SMP Al – Hasra yaitu :

1. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas kinerja,

tanggap terhadap perubahan, dan simpatik dalam layanan.

2. Mewujudkan generasi yang handal dan kokoh dalam IMTAQ.

3. Menumbuhkembangkan budaya mutu yang berwawasan

unggulan.76

STATUS : Terakreditasi B

Sejak SMP Al-Hasra mengawali kegiatan atau aktivitas

pendidikannya, sampai saat ini telah beberapa kali mengalami

pergantian kepemimpinan kepala sekolah. Adapun yang pernah

menjabat sebagai kepala sekolah SMP Al-Hasra antara lain :

1. H. Mujahar Jalil dari tahun 1985 hingga tahun 1991

2. Drs. Jefferson, S. H. dari tahun 1991 hingga 1992

3. Drs. Khairul A. M. dari tahun 1992 hingga 1997

4. Drs. M. Bilqis T. H. dari tahun 1997 hingga 1998

5. Maryadi, S. Pd., MM. dari tahun 1998 hingga 2005

6. Andi Suhandi, S. Pd. dari tahun 2005 hingga sekarang

Pada tahun ajaran 2006/2007, jumlah guru yang bertugas di

SMP Al – Hasra sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 8 orang laki-laki

dan 10 orang perempuan.Guru-guru yang mengajar di SMP Al-Hasra

76 Ibid.

Page 58: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

sebagian besar lulusan pendidikan S1 yang berpengalaman

dibidangnya dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap tugas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru PKn SMP

Al-Hasra dapat diperoleh gambaran tentang objek penelitian mengenai

mutu mengajar guru. Dalam proses pembelajaran, guru PKn

melaksanakan tugasnya sesuai dengan program perencanaan

pengajaran yang telah dibuat dan ditentukan, baik yang telah dibuat

oleh guru yang bersangkutan maupun yang telah ditentukan dari

sekolah dengan mengacu pada kurikulum pendidikan nasional. Adapun

metode-metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran di

SMP Al-Hasra adalah ceramah, diskusi, bermain peran (game), tanya

jawab, dan portofolio.77

Sejalan dengan visi dan misi SMP Al-Hasra Sawangan Depok,

guru-guru di sekolah tersebut telah beberapa kali mengikuti

pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan dan meningkatkan

kompetensi guru seperti pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi

(PTBK), salah satunya adalah guru PKn di sekolah tersebut.

Menurut guru PKn yang penulis wawancarai, untuk

meningkatkan hasil belajar para siswa SMP Al-Hasra, usaha-usaha

yang guru tersebut lakukan adalah dengan memberikan tugas-tugas

kepada siswa, membentuk kelompok-kelompok diskusi, dan dengan

melakukan studi lapangan. Sehingga dengan adanya usaha-usaha

tersebut, proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di SMP Al-

Hasra dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Adapun beberapa prestasi non akademis yang pernah dimiliki

SMP Al-Hasra Sawangan Depok adalah sebagai berikut:

1. Beberapa kali juara pramuka tingkat depok

2. Salah satu siswa menjadi finalis AFI junior

77 hasil wawancara

Page 59: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

3. Beberapa kali menjuarai event-event olahraga

B. Deskripsi Data

Penelitian ini meliputi dua variabel, pertama variabel bebas yaitu

mutu mengajar guru PKn (variabel X) dan yang kedua variabel terikat

yaitu hasil belajar siswa (variabel Y). Penulis memperoleh data melalui

observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Untuk angket

diberikan kepada siswa-siswi kelas II SMP Al-Hasra Sawangan Depok

yang terdiri dari 25 pernyataan dalam melakukan penilaian mutu

mengajar guru PKn dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa

pada kelas II.

Data mutu mengajar guru PKn (variabel X) adalah data

kuantitas terhadap jawaban responden dari koesioner yang

disebarkan, sedangkan data hasil belajar siswa (variabel Y) adalah

data yang diperoleh dari nilai raport semester I bidang studi PKn pada

tahun ajaran 2006/2007.

Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari distribusi

frekuensi angket mengenai mutu mengajar guru PKn dan pengaruhnya

terhadap hasil belajar siswa. Berikut ini penulis sajikan data hasil nilai

angket mutu mengajar guru PKn dan hasil belajar siswa bidang studi

PKn.

Page 60: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tabel 2

Data Variabel Mutu Mengajar Guru (X) dan Variabel Hasil Belajar

Siswa (Y)

No X No Y 1 83 1 75 2 86 2 75 3 84 3 75 4 83 4 75 5 84 5 83 6 85 6 80 7 84 7 75 8 81 8 79 9 81 9 75 10 82 10 75 11 81 11 78 12 81 12 75 13 80 13 79 14 93 14 76 15 92 15 75 16 86 16 78 17 87 17 78 18 87 18 79 19 76 19 78 20 74 20 78 21 73 21 76 22 69 22 75 23 70 23 75 24 68 24 75 25 80 25 75 26 80 26 79 27 79 27 80 28 77 28 78 29 76 29 83 30 78 30 80 Jml 2420 Jml 2317

Nilai-nilai distribusi frekuensi di atas kemudian diolah dengan

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 11,5. Dari

hasil perhitungan yang penulis lakukan diperoleh nilai rata-rata mutu

Page 61: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

mengajar guru sebesar 80,66, simpangan baku sebesar 6,05 dan nilai

rata-rata hasil belajar siswa bidang studi PKn sebesar 77,23,

simpangan baku sebesar 2,44. untuk lebih jelasnya deskripsi statistik

variabel mutu mengajar guru dan hasil belajar siswa ditunjukkan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3 Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Mutu mengajar guru 80,6667 6,05910 30

Hasil belajar 77,2333 2,44503 30

Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

mutu mengajar guru, khususnya guru PKn tergolong baik. Bagitu pula

dengan hasil belajar siswa bidang studi PKn dapat dikatakan baik, hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tersebut di atas.

C. Analisis dan Interpretasi Data

Untuk menganalisia data dalam perhitungan statistik penulis

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 11,5. Data

program ini menggunakan analisis koefisien korelasi dan analisis

regresi linier sederhana, yaitu untuk mengetahui hubungan antara

kedua variable yang diteliti.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka sebelum

dilakukan uji statistik terlebih dahulu data yang diperoleh harus

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas tiap

butir pernyataan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan

Page 62: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

antara skor yang diperoleh dari masing-masing item yang berupa

pertanyaan atau pernyataan dengan skor totalnya.

Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil

penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan

skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep

berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat disimpulkan bahwa

alat pengukuran tersebut valid.

Biasanya syarat minimum untuk dapat dianggap memenuhi

syarat adalah apabila r = positif (+). Jadi, jika korelasi antar butir

dengan skor negatif (-), maka butir dalam instrumen tersebut

dinyatakan tidak valid.

Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah

adanya kepercayaan terhadap alat test (instrumen). Suatu

instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila

hasil dari pengujian tersebut menunjukkan hasil tetap. Dengan

demikian, masalah reliabilitas test atau instrumen berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi perubahan test atau

instrumen, maka perubahan itu dianggap tidak berarti.

Untuk lebih jelasnya bahwa data instrumen yang penulis

sebarkan valid atau tidak valid dan reliabel atau tidak reliabel dapat

dilihat pada tabel hasil uji validitas dan reliabilitas berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No. Butir Instrume

n

Korelasi Item

Cronbach α

Keterangan

1 0,4079 0,6207 Valid 2 0,1134 0,6480 Valid 3 0,2401 0,6373 Valid 4 0,3919 0,6170 Valid 5 0,2693 0,6346 Valid

Page 63: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

6 0,0418 0,6581 Valid 7 0,4826 0,6171 Valid 8 0,1939 0,6420 Valid 9 0,3810 0,6275 Valid 10 0,0923 0,6511 Valid 11 0,0292 0,6698 Valid 12 0,1521 0,6828 Valid 13 0,2598 0,6356 Valid 14 0,1503 0,6698 Valid 15 0,0526 0,6581 Valid 16 0,1034 0,6507 Valid 17 0,3944 0,6158 Valid 18 0,4474 0,6173 Valid 19 0,1931 0,6421 Valid 20 0,3835 0,6223 Valid 21 0,4150 0,6186 Valid 22 0,2798 0,6348 Valid 23 0,1247 0,6481 Valid 24 0,2486 0,6364 Valid 25 0,3032 0,6340 Valid

Berdasarkan dari hasil tabel di atas dapat diperoleh data

yang menyatakan bahwa item soal (instrumen) yang disebarkan

kepada 30 responden semuanya dinyatakan valid karena semua

korelasi item yang didapatkan positif.

Sedangkan untuk menyatakan data tersebut reliabel atau

tidak reliabel dapat diketahui dari hasil rata-rata alpha

cronbachnya. Dari hasil data tersebut di atas diperoleh hasil rata-

rata alpha cronbach sebesar 0,6498. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa instrumen tersebut dinyatakan reliabel karena

memiliki koefisien alpha cronbach lebih besar dari 0,60 yang

menjadi syarat minimalnya.

2. Regresi Linier Sederhana

Page 64: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu pemeriksaan

terlebih dahulu terhadap data penelitian. Adapun persyaratan

analisis data yang perlu dipenuhi yaitu uji normalitas. Uji ini

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi vaiabel

independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui data yang penulis teliti berdistribusi

normal atau tidak, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5

Normalitas

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: hasil

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Exp

ecte

d C

um P

rob

1,0

,8

,5

,3

0,0

Sumber output SPSS

Berdasarkan gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa

sebaran data di chart menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal tersebut, ini menunjukkan bahwa

data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini memiliki data

yang terdistribusi normal.

b. Pengujian Hipotesis

Page 65: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Seperti diketahui bahwa penelitian ini adalah untuk

melihat apakah ada korelasi atau tidak antara mutu mengajar

guru PKn dengan hasil belajar siswa bidang studi PKn di SMP Al-

Hasra Sawangan Depok, maka pengujian hipotesisnya

menggunakan rumus “r” product moment (korelasi pearson).

Sedangkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya

tingkat korelasi tersebut, maka perlu diungkapkan terlebih

dahulu pedoman untuk menentukan koefisien korelasinya., yaitu

sebagai berikut:

Tabel 6

Interpretasi Data Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi

Interpretasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Selanjutnya dalam melakukan penghitungan statistik

untuk mencari hasil korelasi antara dua variabel tersebut,

penulis menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi

11,5 yang mampu menganalisis data dengan mudah. Adapun

hasil statistik korelasinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 66: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tabel 7

Hasil Statistik Korelasi Pearson Correlations

Mutu Mengajar

Hasil Belajar

Mutu Mengajar guru

Pearson Correlation 1 ,874(**)

Sig. (2-tailed) . ,000 Sum of Squares and

Cross-products 1064,667 375,333

Covariance 36,713 12,943 N 30 30 Hasil Belajar Pearson Correlation ,874(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 . Sum of Squares and

Cross-products 375,333 173,367

Covariance 12,943 5,978 N 30 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil indeks korelasi

“r” product moment sebesar 0,874 pada taraf signifikansi 1 % (

0,01 ). Dengan memperhatikan besarnya “r” product moment

yang diperoleh yaitu = 0,874 yang besarannya berada pada

koefisien korelasi antara 0,71 – 0,90, maka dapat

diinterpretasikan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara

mutu mengajar guru PKn dengan hasil belajar siswa bidang

studi PKn.

Setelah hasil indeks korelasi “r” product moment

diketahui, selanjutnya dicari koefisien determinasinya. Koefisien

determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak

pada tabel Model Summary(b) dan tertulis R Square. Nilai R

Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square

berkisar antara 0 sampai 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 67: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tabel 8 Model Summary(b)

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,874(a) ,763 ,755 1,21079 ,275 a Predictors: (Constant), Mutu mengajar guru b Dependent Variable: Hasil belajar

Dari data output SPSS tersebut di atas, diperoleh nilai

koefisien determinasi sebesar 0,763. Artinya, 76,3 % variabel

dependen hasil belajar siswa dijelaskan oleh variabel

independen mutu mengajar guru, dan sisanya 23,7 % (100 % -

76,3 %) dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang

digunakan.

c. Uji t hitung

Setelah angka indeks korelasi “r” product moment telah

diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan uji t hitung.

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengambilan

keputusan uji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu

dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel

pada taraf signifikansi 5 % atau pada taraf signifikansi 1 %.

Dengan menggunakan sistem komputerisasi program

SPSS versi 11,5 diperoleh hasil statistik uji sebagai berikut:

Page 68: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tabel 9

Hasil Statistik Uji t Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta

t

Sig.

1 (Constant) 48,795 3,001 16,257 ,000 Mutu mengajar

guru ,353 ,037 ,874 9,500 ,000

a Dependent Variable: Hasil belajar

Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh nilai t hitung

sebesar 9,500. Setelah nilai t hitung diketahui maka selanjutnya

mencari nilai t tabelnya dengan berkonsultasi pada data t tabel.

Setelah melihat data pada t tabel, maka diperoleh nilai t tabel

pada taraf signifikansi 5 % sebesar 2,05 dan pada taraf

signifikansi 1 % sebesar 2,76. Hal ini menunjukkan bahwa t

hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel baik pada taraf

signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %. Karena t

hitung lebih besar dari t tabel maka dapat diambil keputusan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian, dari hasil pengujian hipotesis dan

statistik uji yang telah dikemukakan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara mutu

mengajar guru PKn dengan hasil belajar siswa bidang studi PKn.

Page 69: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang mutu

mengajar guru pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa bidang study

PKn, yang penulis lakukan mulai bulan Mei – Juni 2007 di SMP Al-

Hasra Sawangan Depok, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Mutu mengajar guru PKn di SMP Al-Hasra Sawangan Depok sudah

tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata skor

mutu mengajar guru berdasarkan pada jawaban responden yaitu

80,6667 (lihat tabel 3) dan hasil wawancara.

2. Hasil belajar siswa SMP Al-Hasra Sawangan Depok bidang study

PKn tergolong pada kategori yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari

nilai rata-rata siswa pada pelajaran PKn yaitu 77,23 (lihat tabel 3).

3. Ada pengaruh yang signifikan antara mutu mengajar guru PKn

dengan hasil belajar siswa bidang studi PKn. Hal ini dapat dilihat

dari hasil korelasi product moment dan statistik uji (uji t hitung)

yang telah penulis lakukan. Hasil korelasi product moment tersebut

sebesar 0,874 yang sebarannya berada pada koefisien korelasi

antara 0,71 – 0,90 dan hasil uji t hitungnya adalah 9,500 yang bila

dibandingkan dengan t tabel ternyata lebih besar t hitung dari pada

t tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf

signifikansi 1%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 dan

9.

Page 70: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan

saran sebagai berikut:

1. Hendaknya para guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan agar

betul-betul memperhatikan dan memahami kompetensi mengajar.

Karena, para guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar yang

mengajarkan pengetahuan intelektual semata, tetapi juga sebagai

pembimbing yang mengarahkan siswa untuk terus berprestasi dan

sebagai pendidik yang menanamkan nilai moral agar siswa menjadi

pribadi yang baik.

2. Hendaknya para guru khususnya guru bidang study PKn dapat

mempertahankan dan meningkatkan hasil kegiatan pembelajaran

yang telah dicapai serta dapat memperkaya diri dengan mengikuti

berbagai pelatihan-pelatihan pendidikan untuk meningkatkan

kompetensinya.

3. Peneliti menyadari meskipun penelitian ini telah berhasil menguji

adanya pengaruh antara mutu mengajar guru PKn dengan hasil

belajar siswa, akan tetapi tidak hanya mutu mengajar guru saja

yang menentukan positif atau negatifnya hasil belajar siswa.

Banyak faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi hasil belajar

siswa, seperti lingkungan, sekolah, keluarga, kecerdasan siswa,

status sekolah dan faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk

itu diperlukan penelitian lebih lanjut.

Page 71: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Data Skor Mutu Mengajar Guru ( Variabel X )

ANGKET No.Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ju

1 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 4 3 2 4 6 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 7 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 8 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 2 4 4 3 2 2 4 2 2 4 9 4 3 1 4 2 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4

10 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 11 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3 4 3 4 4 3 12 4 4 3 2 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 13 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 14 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 15 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 16 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 2 3 3 3 4 17 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 18 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 19 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 1 3 2 4 3 3 3 3 4 20 4 3 1 2 2 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 21 2 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 1 2 4 3 4 1 4 4 3 2 3 4 2 3 22 2 3 2 4 2 4 2 3 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 23 4 4 3 1 2 4 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 1 2 2 3 2 3 3 2 3 24 3 3 2 1 3 4 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 1 3 2 4 3 4 2 3 4 25 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 26 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 27 2 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 1 2 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 4 28 4 4 3 1 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 2 3 4 3 29 2 3 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 2 2 4 2 2 4 30 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3

Jumlah 2

Page 72: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Skor Variable Mutu Mengajar Guru

6

2

2. Hasil Belajar Siswa Kelas II Semester I Bidang Studi PKn Tahun

Pelajaran 2006/2007

6

3

3. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Program SPSS

6

4

4. Data Uji Normalitas dan Perhitungan Statistik Program SPSS

6

5

5. Hasil Wawancara

6

7

6. Angket

6

9

7. Struktur Organisasi SMP Al-Hasra

7

2

8. Data Guru/Tenaga Pengajar, Tata Usaha dan Karyawan

7

3

9. Keadaan Siswa-siswi dan Sarana Prasarana SMP Al-Hasra

7

4

Page 73: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

10. Blanko Isian Observasi

7

5

11. Surat Pengajuan Proposal Skripsi

7

8

12. Surat Bimbingan Skripsi

7

9

13. Surat Permohonan Izin Penelitian

8

0

14. Surat Riset/Wawancara

8

1

15. Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah

8

2

16. Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment

8

3

17. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi t

8

4

Page 74: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

DAFTAR TABEL

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 39

2. Data Variabel Mutu Mengajar Guru dan Variabel Hasil Belajar Siswa 48

3. Deskripsi Statistik 49

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 51

5. Normalitas 52

6. Interpretasi Data Koefisien Korelasi 53

7. Hasil Statistik Korelasi Pearson 54

8. Model Summaryb 55

9. Hasil Statistik Uji t 55

Page 75: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

HASIL WAWANCARA

Nama Guru : Andi Suhandi S.Pd.

Bidang Study : PKn

Tanggal : 11 Juni 2007

Tempat Wawancara : Ruang Guru SMP Al-Hasra

1. T : Pengalaman pendidikan non akademik yang telah Bapak jalani (

diklat, kursus dan lain-lain )?

J : Pendidikan dan latihan (diklat) tentang pengembangan dan

peningkatan kompetensi guru yaitu pelatihan terintegrasi berbasis

kompetensi (PTBK).

2. T : Sejak tahun berapa Bapak tugas mengajar di sekolah ini?

J : Sejak tahun 1992.

3. T : Bidang study apa yang menjadi kekhususan atau keahlian

Bapak?

J : Bidang studi sejarah, PKn, geografi, dan sosiologi.

4. T : Pernahkah Bapak mengikuti pelatihan-pelatihan untuk

meningkatkan kemampuan kompetensi guru?

J : Pernah dan sering.

5. T : Menurut Bapak, apakah pendekatan kepada murid itu penting di

luar proses belajar mengajar? Kenapa!

J : Pendekatan kepada siswa itu penting, karena siswa merupakan

subjek belajar dan sifat siswa yang agak tertutup sehingga susah

untuk mengembangkan diri di dalam kelas.

6. T : Metode apa saja yang Bapak gunakan dalam proses

pembelajaran?

J : Metode yang saya gunakan yaitu ceramah, diskusi, bermain peran

(game), tanya jawab, dan portofolio.

Page 76: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

7. T : Bagaimana proses belajar mengajar bidang study PKn yang

Bapak asuh?

J : Proses belajar mengajar bidang studi PKn yang saya asuh sesuai

dengan program perencanaan pengajaran yang telah dibuat dan

ditentukan berdasarkan pada kurukulum pendidikan nasional.

8. T : Upaya – upaya apa saja yang Bapak lakukan untuk meningkatkan

hasil belajar murid?

J : Upaya-upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu:

a. Dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa

b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi

c. Dengan melakukan studi lapangan

9. T : Apakah ada peningkatan terhadap hasil belajar murid setelah

usaha – usaha tersebut dilakukan?

J : Ada dan cukup signifikan

10. T : Menurut Bapak, faktor apa saja yang mendukung dan

menghambat dalam menilai hasil belajar yang maksimal?

J : Faktor- faktor yang mendukung yaitu minat belajar yang tinggi,

materi pelajaran dan metode. Sedangkan faktor yang

menghambat adalah konsentrasi dan pandangan yang kurang

terhadap pelajaran.

Interviewer

Achmad fauzan

NIM:

102015024048

Guru Bidang Studi

Andi Suhandi, S.Pd.

NIP...............................

Page 77: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa Kelas II Semester I Bidang Studi PKn Tahun

Pelajaran 2006/2007

No Nama Siswa Nilai 1 Achla Ilfana 75 2 Andi Prasetya 75 3 Amalia Nur Ajijah 75 4 Arief Darmawan 75 5 Ayu Permatasari 83 6 Bellinda Olivya 80 7 Dhea Yudhista Hardiani 75 8 Fifi Zuliyanti 79 9 Gilang Rizki Octarino 75 10 Hanum Salsabila 75 11 Imeidia Ambarsari 78 12 Intan Marwah 75 13 Lintang Afrilia Anjoni 79 14 Muhammad Nabil Ghufron 76 15 Muhammad Sulthon Aulia 75 16 Nina Hartati 78 17 Nirma Dwi Anggraeni 78 18 Nur Fajrina 79 19 Nurul Janah 78 20 Putri Ayu Wulandari 78 21 Raihan Dwi Christian 76 22 Rasela Novira 75 23 Rina Yuli Yanti 75 24 Riyan Julianto 75 25 Rizki Arief Akbar 75 26 Rizko 79 27 Shahnez Kharisma Roza 80 28 Siti Amelia 78 29 Sovia Nur Aini 83 30 Zahra Soraya 80

Jumlah 2317

Page 78: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: hasil

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Expe

cted

Cum

Pro

b1,0

,8

,5

,3

0,0

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Mutu mengajar guru 80,6667 6,05910 30 Hasil belajar 77,2333 2,44503 30

Correlations

Mutu Mengajar

Hasil Belajar

Mutu Mengajar guru

Pearson Correlation 1 ,874(**)

Sig. (2-tailed) . ,000 Sum of Squares and

Cross-products 1064,667 375,333

Covariance 36,713 12,943 N 30 30 Hasil Belajar Pearson Correlation ,874(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 . Sum of Squares and

Cross-products 375,333 173,367

Covariance 12,943 5,978 N 30 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 79: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. 1 Regression 132,319 1 132,319 90,258 ,000(a) Residual 41,048 28 1,466 Total 173,367 29

a Predictors: (Constant), Mutu mengajar guru b Dependent Variable: Hasil belajar

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta

t

Sig.

1 (Constant) 48,795 3,001 16,257 ,000 Mutu mengajar

guru ,353 ,037 ,874 9,500 ,000

a Dependent Variable: Hasil belajar

Model Summary(b)

Change Statistics Durbin-Watson

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,874(a) ,763 ,755 1,21079 ,763 90,258 1 28 ,000 ,275a Predictors: (Constant), Mutu mengajar guru b Dependent Variable: Hasil belajar

Page 80: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Reliabilitas _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H

A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 77,1000 32,7828 ,4079 ,6207 VAR00002 77,0667 35,7885 ,1134 ,6480 VAR00003 77,8667 33,6368 ,2401 ,6373 VAR00004 77,7333 31,4437 ,3919 ,6170 VAR00005 77,8000 33,8897 ,2693 ,6346 VAR00006 76,9000 36,7138 ,0418 ,6581 VAR00007 77,1667 32,8333 ,4826 ,6171 VAR00008 77,6667 34,6437 ,1939 ,6420 VAR00009 76,9333 33,7885 ,3810 ,6275 VAR00010 77,5333 35,4989 ,0923 ,6511 VAR00011 77,7667 36,1851 ,0292 ,6698 VAR00012 77,7333 37,5816 ,1521 ,6828 VAR00013 77,2333 33,9782 ,2598 ,6356 VAR00014 77,1000 37,4724 ,1503 ,6698 VAR00015 77,3333 35,4713 ,0526 ,6581 VAR00016 77,2333 35,2885 ,1034 ,6507 VAR00017 78,1000 31,0586 ,3944 ,6158 VAR00018 77,3333 32,5747 ,4474 ,6173 VAR00019 77,6000 34,6621 ,1931 ,6421 VAR00020 77,3000 32,7690 ,3835 ,6223 VAR00021 77,8000 32,4414 ,4150 ,6186 VAR00022 77,1333 34,2575 ,2798 ,6348 VAR00023 77,6333 35,2747 ,1247 ,6481 VAR00024 77,8333 33,7989 ,2486 ,6364 VAR00025 77,1000 34,3690 ,3032 ,6340 Reliability Coefficients N of Cases = 30,0 N of Items = 25 Alpha = ,6498

Page 81: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: hasil

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Expe

cted

Cum

Pro

b1,0

,8

,5

,3

0,0

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Mutu mengajar guru 80,6667 6,05910 30 Hasil belajar 77,2333 2,44503 30

Correlations

Mutu Mengajar

Hasil Belajar

Mutu Mengajar guru

Pearson Correlation 1 ,874(**)

Sig. (2-tailed) . ,000 Sum of Squares and

Cross-products 1064,667 375,333

Covariance 36,713 12,943 N 30 30 Hasil Belajar Pearson Correlation ,874(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 . Sum of Squares and

Cross-products 375,333 173,367

Covariance 12,943 5,978 N 30 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 82: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. 1 Regression 132,319 1 132,319 90,258 ,000(a) Residual 41,048 28 1,466 Total 173,367 29

a Predictors: (Constant), Mutu mengajar guru b Dependent Variable: Hasil belajar

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta

t

Sig.

1 (Constant) 48,795 3,001 16,257 ,000 Mutu mengajar

guru ,353 ,037 ,874 9,500 ,000

a Dependent Variable: Hasil belajar

Model Summary(b)

Change Statistics Durbin-Watson

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,874(a) ,763 ,755 1,21079 ,763 90,258 1 28 ,000 ,275a Predictors: (Constant), Mutu mengajar guru b Dependent Variable: Hasil belajar

Page 83: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Data Guru/Tenaga Pengajar SMP Al-Hasra Tahun Ajaran 2006/2007

Ijazah terakhir No. Nama Pendidikan Program

studi/jurusan

Mengajar bidang studi

1 Andi Suhandi, S.Pd. S1-Uhamka Jakarta Pendidikan Sejarah IPS (Sejarah) 2 Ir. Urip Anjar Winarni S1-Undip. Peternakan IPA (Biologi) 3 Sri Nurhayati. A, S. Pd S1-IKIP Jakarta Pendidikan Sejarah IPS (Geografi)4 Drs. Alam Semesta S1-IAIN Syarif .H. Peradilan Agama PAI (Mulok) 5 Sumitar Dahlan, BA. Sarmud-Univ. Fakultas Da’wah PPKn, PAI 6 Am. Mansyur, S. Pd S1-Ibn. Khaldun Bgr Pendidikan luar sekolah PENJASKES 7 Mardiyenti, S. Pd S1-Univ. B. Hatta Bhs.dan sastra

Indonesia Bhs. Indonesia

8 Rohma Indrawati, S. Tp

S1-IPB Teknologi Pertanian IPA (Biologi, Fisika)

9 Nuryati, S. Pd. S1-Uhamka Jakarta Pendidikan Matematika Matematika 10 Syaripudin, S. Pd. S1-Uhamka Jakarta Pendidikan Sejarah IPS (Sejarah) 11 Izhar, S. Pd. S1-Univ. Negeri

Pdng Teknik Mesin Elektro

12 Maryadi, S. Pd, MM. S2-Univ. Magister Manajemen Ekonomi 13 Herman Risin, S. Pd. S1-Univ. Bahasa Indonesia Bhs.

Indonesia 14 Sulistyawati D1-Univ. Ilmu Peng. Alam (IPA) MTK, Fisika 15 Juryati D3-IKIP Pendidikan Sejarah IPS (Ekonomi)16 Dra. Evi Warni S1-IAIN Fakultas Dakwah PAI (Inti) 17 Linda Farahas K, S.

Pd. S1-Univ. Pend. Bahasa Inggris Bahasa

Inggris 18 Vivi Elvia, S. Pd. S1-STKIP Pend. Bahasa Inggris Bahasa

Inggris

Data Tata Usaha Dan Karyawan SMP Al-Hasra Tahun Ajaran 2006/2007

No. Nama Pendidikan Terakhir Jabatan

1 Ir. Urip Anjar Winarni S1-Undip Wakasek bag. kurikulum 2 Sri Nurhayati. A, S. Pd S1-IKIP

Jakarta Wakasek bag. sarana prasarana dan keuangan

3 Edwin Effendhy D3-Univ. Staff TU Administrasi 4 Rojih D3-Univ. Staff TU Administrasi 5 Hanifah Husny SMA Staff TU Bagian Keuangan 6 Tedi Sediana S1-Univ. Staff TU Administrasi Umum Yayasan 7 Dede Ismail D3-Univ. Staff TU Administrasi 8 Jamaludin S1-Univ. Staff TU Bagian Keuangan

Page 84: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

9 Hijriyani Mardhotillah S1-Univ. Koordinator Perpustakaan 10 Sari yanah SMK Operator Telepon 11 Tusam S1-Univ. Marbot Masjid Al-Hasra 12 Nana Sutrisna SD Keamanan/Satpam 13 Iwan Afriansyah SMP Keamanan/Satpam 14 Idrus Mono SD Bagian Pelayanan dan Kebersihan 15 Mansur SMP Bagian Pelayanan dan Kebersihan 16 Sanusi SMP Bagian Pelayanan dan Kebersihan

Page 85: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Keadaan Siswa-siswi SMP Al-Hasra Tahun Ajaran 2006/2007

Kelas L P Jumlah

I ( Satu ) 25 39 64

II ( Dua ) 45 57 102

III ( Tiga ) 54 32 86

Jumlah 124 128 252

Sarana dan Prasarana SMP Al-Hasra

No. Jenis Jumlah 1 Gedung 1 2 Ruang Kepala Sekolah 1 3 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 4 Ruang Guru 1 5 Ruang Tata Usaha 1 6 Ruang Administrasi 1 7 Ruang Kelas/Belajar 8 8 Ruang BP 1 9 Ruang Multimedia 1 10 Ruang Perpustakaan 1 11 Ruang Piket/KBD 1 12 Laboratorium IPA 1 13 Laboratorium Komputer 1 14 Laboratorium Seni/Musik 1 15 Lapangan Olahraga/Upacara 2 16 Masjid/Musholla 1 17 Koperasi Yayasan 1 18 Koperasi Siswa 1 19 Pos Satpam 1 20 Kantin 1 21 WC/Kamar Mandi 3 22 Gudang 1

Page 86: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

STRUKTUR ORGANISASISMP AL-HASRA

Keterangan: : Garis Komando : Garis Koordinasi

Wali Kelas

Kepala Sekolah

Andi Suhandi, S.Pd.

Tata Usaha : Edwin Effendhy

Kepegawaian : Dra. Efi Warni. S

Kesiswaan : Dede Ismail

Kearsipan : Rojih

BK/BP

Ahmad Sumardi

Siswa

Dewan Sekolah/Bp- 3

Wakil Kepala Sekolah

Bag. Sarana Prasarana danSri Nurhayati A, S.Pd

Kurikulum

Ir. Urip Anjar Winarni

Humas

Dewan Guru Laboratorium : Ir. Urip Anjar Winarni

Perpustakaan : Hanura weldhi, S.Ag

Komputer : Rahmatullah, S.Pd

Lab. Seni : Izhar, S.Pd

Sarana prasarana

Drs. Wilmar Dewan

Page 87: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rhineka Cipta, Cet. Ke-13, 2006.

A, Saman., Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, Cet. Ke-1,

1994. Badudu, J. S., et. Al., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, Cet. Ke-5, 1994. Darajat, Zakiyah., Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, Cet. Ke-2, 1995. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: Rhineka Cipta, Cet. Ke-1, 2000. ____________, dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.

Rhineka Cipta, 1996. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, Edisi III, Cet. Ke-2, 2002. Firdaus, Yunus M., Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, Yogyakarta:

Logung Pustaka, Cet. Ke-1, 2004. Hamalik, Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet.

Ke-1, 1990. ____________, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Kartono, Kartini., Menyiapkan dan Memandu Karier, Jakarta: CV. Rajawali,

1985. Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-1, 2007. N.K, Roestiyah, Didaktik Metodik, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. ____________, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT Bina Aksara,

Cet. Ke-3, 1989.

Page 88: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Nugroho, Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

Dengan SPSS, Yogyakarta: Andi Offset, Ed. I, 2005. Nurdin, Syafruddin, H, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,

Jakarta: Quantum Teaching, Cet. Ke-1, 2005. Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II: Kurikulum Untuk

Abad Ke-21, Jakarta: PT. Grasindo, 1994. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Jakarta: Asa Mandiri, Cet. Ke-3, 2006. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung:

Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-13, 2001. Sabri, Alisuf, H, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet.

Ke-2, 1996. Sahertian, Piet A, Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset,

1994. Sarojo, Rijadi, Pembelajaran Integratif Dalam Bidang Kimia, Malang:

Jurnal Teknologi Pembelajaran Teori dan Penelitian, 2003. Somantri, Muhammad Numan, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-1, 2001. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Algesindo,

Cet. Ke-6, 2002. ____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. Ke-5, 1995. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1996. ____________, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Persada,

Cet. Ke-5, 1994. Susanti, Rini, Bentuk Tes dan Tingkah Laku Belajar, Jakarta: Teknodik,

2003. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-7, 2002.

Page 89: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa

Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,

2002. Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Jakarta: Asa Mandiri, 2006. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) UU RI No. 20

Tahun 2003, Jakarta: Asa Mandiri, Cet. Ke-3, 2006. Usman, Husaini, dan Akbar, Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian

Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-2, 1998. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, Cet. Ke-17, 2005. ____________, dan Setiawati, Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, Cet. Ke-1, 1993. http://www.alhasra.com/profile.php?option=profile&select=smp

Page 90: Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa