16
Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 93 PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN TERHADAP KESEJAHTERAAN NELAYAN (STUDI KASUS: KECAMATAN MEDAN BELAWAN) Stivani Ismawira Sinambela Hubungan Internasional, Universitas Potensi Utama [email protected] ABSTRAK Indonesia merupakan Negara maritim yang luas wilayahnya terbesar di kawasan ASEAN. Kecamatan Medan Belawan memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di Pulau Sumatera, dengan posisi yang berada pada jalur lintas perdagangan internasional berpotensi memberikan peluang bagi kemajuan perekonomian khususnya dari penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN di Indonesia. Untuk melihat pengaruhnya maka dilakukan penelitian ini. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Hasil dari pengumpulan data diperoleh bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 369 responden. Dari jumlah tersebut, sebanyak 85,1% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 14,9% adalah perempuan dan 100% beragama islam. Usia rata-rata responden di atas 17 tahun, yakni sebesar 85% dengan pengalaman bekerja sebagai nelayan selama lebih dari lima tahun sebesar 67,2%. Sebagian besar responden sudah mengetahui penerapan MEA (58%) dan mendapatkan pemberitahuan resmi oleh lembaga/pemerintah. Tingkat kepercayaan responden terhadap penerapan MEA juga cukup tinggi, diatas 50%. Kata Kunci: Kesejahteraan Nelayan, Masyarakat Ekonomi ASEAN, Belawan ABSTRACT Indonesia is a largest maritime country in ASEAN. Sub-district of Medan Belawan has one of the busiest ports on the Sumatra. Sub-district of Medan Belawan , on the crossroads of international trade has the potential to provide opportunities for economic development, especially by implementation of ASEAN Economic Community in Indonesia . This research was conducted to analyze the influence of ASEAN Economic Community in Indonesia. Descriptive quantitative was conducted in the research. The results based on the data collection obtained that the number of samples used in this study were 369 respondents. There were 85.1% as male, while 14.9% were female and 100% were Islamic. The average age of respondents were over 17 years old, there were 85% with experience working as a fisherman and respondents who had worked for more than five years amounted to 67.2%. Most respondents have already known the implementation of the MEA (58%) and gotten official information by the government institution. Not only that, but respondents confidence in MEA implementation was also high, above 50%. Keywords: Welfare of Fisherman, ASEAN Economic Community, Belawan

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG MASYARAKAT EKONOMI …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 93

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG MASYARAKAT EKONOMI

ASEAN TERHADAP KESEJAHTERAAN NELAYAN

(STUDI KASUS: KECAMATAN MEDAN BELAWAN)

Stivani Ismawira Sinambela

Hubungan Internasional, Universitas Potensi Utama

[email protected]

ABSTRAK

Indonesia merupakan Negara maritim yang luas wilayahnya terbesar di kawasan ASEAN.

Kecamatan Medan Belawan memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di Pulau Sumatera,

dengan posisi yang berada pada jalur lintas perdagangan internasional berpotensi

memberikan peluang bagi kemajuan perekonomian khususnya dari penerapan Masyarakat

Ekonomi ASEAN di Indonesia. Untuk melihat pengaruhnya maka dilakukan penelitian ini.

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Hasil dari pengumpulan data diperoleh bahwa

jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 369 responden. Dari jumlah

tersebut, sebanyak 85,1% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 14,9% adalah perempuan dan

100% beragama islam. Usia rata-rata responden di atas 17 tahun, yakni sebesar 85% dengan

pengalaman bekerja sebagai nelayan selama lebih dari lima tahun sebesar 67,2%. Sebagian

besar responden sudah mengetahui penerapan MEA (58%) dan mendapatkan pemberitahuan

resmi oleh lembaga/pemerintah. Tingkat kepercayaan responden terhadap penerapan MEA

juga cukup tinggi, diatas 50%.

Kata Kunci: Kesejahteraan Nelayan, Masyarakat Ekonomi ASEAN, Belawan

ABSTRACT

Indonesia is a largest maritime country in ASEAN. Sub-district of Medan Belawan has one of

the busiest ports on the Sumatra. Sub-district of Medan Belawan , on the crossroads of

international trade has the potential to provide opportunities for economic development,

especially by implementation of ASEAN Economic Community in Indonesia . This research

was conducted to analyze the influence of ASEAN Economic Community in Indonesia.

Descriptive quantitative was conducted in the research. The results based on the data

collection obtained that the number of samples used in this study were 369 respondents. There

were 85.1% as male, while 14.9% were female and 100% were Islamic. The average age of

respondents were over 17 years old, there were 85% with experience working as a fisherman

and respondents who had worked for more than five years amounted to 67.2%. Most

respondents have already known the implementation of the MEA (58%) and gotten official

information by the government institution. Not only that, but respondents confidence in MEA

implementation was also high, above 50%.

Keywords: Welfare of Fisherman, ASEAN Economic Community, Belawan

94. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

I. PENDAHULUAN

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memiliki pola integrasi ekonomi antara negara-

negara anggota ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade.

Bukan hanya terintegrasi di bidang ekonomi, namun juga sosial dan politik. MEA adalah

istilah yang hadir di Indonesia yang memiliki dasar yang sama dengan AEC atau ASEAN

Economic Community. Dengan digulirkannya MEA pada penghujung 2015 lalu, merupakan

titik awal bagi setiap negara anggota ASEAN yang terdiri dari Brunei Darussalam, Filipina,

Malaysia, Thailand, Cambodia, Laos, Myanmar, Singapore, Vietnam, dan Indonesia, dimana

kesepuluh negara tersebut meleburkan batas teritori wilayahnya kedalam sebuah pasar bebas.

MEA yang merupakanpasar tunggal di kawasan ASEAN adalah wujud baru bagi politik luar

negeri Indonesia dalam interaksinya dengan negara-negara anggota ASEAN lain.

Target dari pelaksanaan MEA adalah untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan

regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia,

mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup

penduduk di negara-negara anggota ASEAN (ASEAN Economic Community, 2015). Berkaca

dari target tersebut, dapat dilihat bahwa MEA ini memiliki tujuan yang mulia terhadap

kawasan ASEAN. Program-program yang disusun untuk mencapai target-target tersebut

terdapat pada ASEAN Economic Community Blue Print (AEC Blue Print).

Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia memiliki dua

peluang yang merupakan sekaligus tantangan yang harus dihadapi, yaitu faktor jumlah

penduduk dan faktor geografis. Pertama, Indonesia merupakan negara dengan jumlah

penduduk terbesar di kawasan ASEAN. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, penduduk

ASEAN mencapai angka lebih dari 600 juta jiwa dengan populasi penduduk Indonesia

mencapai 237.641.326 per tahun 2010. Kedua, Indonesia merupakan Negara maritim yang

luas wilayahnya terbesar di kawasan ASEAN. Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tercatat

pada Biro Pusat Statistik. Luas perairan Indonesia adalah 3.257.483 km2 dengan garis pantai

sepanjang 99.093 km2 (Badan Informasi Geospasial, 2016), tentunya menyimpan banyak

potensi yang bisa dikembangkan, terutama potensi perikanan. Pada tahun 2010 Indonesia

merupakan negara produsen ikan terbesar ketiga di dunia, dengan menghasilkan 10,5 juta ton.

Indonesia berada di bawah India (14 juta ton) dan Tiongkok (55 juta ton). Sumber daya

berlimpah tersebut bisa menjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia.

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 95

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Belawan yang memiliki letak yang

sangat strategis di kawasan ASEAN. Kecamatan Medan Belawan memiliki salah satu

pelabuhan tersibuk di Pulau Sumatera. Posisi Kecamatan Medan Belawan yang berada pada

jalur lintas perdagangan internasional berpotensi memberikan peluang bagi kemajuan

perekonomian. Berdasarkan Statistik tahun 2015, jumlah penduduk Kecamatan Medan

Belawan adalah 98.113 jiwa, sebanyak 4.726 jiwa diantararanya berprofesi sebagai nelayan.

Dari beberapa uraian dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia yang sudah

memasuki era pasar bebas ASEAN melalui MEA selama dua tahun telah membuka

kesempatan kepada berbagai sektor terkait untuk bersaing dalam pasar bebas. Salah satu

sektor yang menjadi perhatian pemerintah dan terkait dengan MEA adalah sektor maritim.

Perlu dikaji bagaimana dampak penerapan MEA pada kesejahteraan nelayan di Indonesia pada

umumnya, dan nelayan di Kecamatan Medan Belawan secara khusus. Oleh karena itu, peneliti

ingin melakukan penelitian secara komprehensif mengenai “Pemahaman Tentang Masyarakat

Ekonomi ASEAN Terhadap Kesejahteraan Nelayan Kecamatan Medan Belawan”.

II. PEMBAHASAN

Association of South East Asian Nations (ASEAN) merupakan organisasi perhimpunan

bangsa-bangsa kawasan Asia Tenggara yang berdiri sejak 8 Agustus 1967 di Bangkok,

merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia

Tenggara. Pada tahun 1992 negara-negara anggota ASEAN menyepakati ASEAN Free Trade

Area (AFTA) pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (ASEAN Summit) ke-4. Melalui

AFTA negara-negara ASEAN mendorong modernisasi politik dan globalisasi di antara

negara-negara anggota ASEAN dengan persiapan selama 15 tahun. Kemudian pada tahun

2007 perjanjian ini mengalami perubahan akibat masuknya Cina pada tahun 2012, yang

kemudian dikenal dengan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) dengan keputusan

pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Tujuan dari kerjasama tersebut

adalah untuk menjadikan kawasan ASEAN menjadi tempat produksi yang kompetitif sehingga

produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak FDI (Foreign

Direct Investment) serta meningkatkan perdagangan antar negara-negara ASEAN (Abdurofiq,

2014).

96. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 Tentang

Kebijakan Kelautan Indonesia (2017) visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim

dunia tersebut didasarkan pada perhatian komprehensif terhadap konstetasi hubungan antar

negara di Asia serta berbagai insiatif yang ada di kawasaan seperti ASEAN Community.

Adapun berdasarkan dokumen kebijakan tersebut terdapat tujuh pilar yang menjadi kebijakan

kelautan Indonesia, yaitu: Pengelolaan sumber daya kelautan dan pengembangan sumber daya

manusia; Pertahanan, keamanan, penegakan hukum dan keselamatan di laut; Tata kelola dan

kelembagaan laut; Ekonomi dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteran;

Pengelolaan ruang laut dan pelindungan lingkungan laut; Budaya bahari; Diplomasi maritim

(Sekretaris Kabinet, 2017).

Berdasarkan kepemilikan alat tangkap nelayan dibedakan menjadi tiga, yaitu nelayan

buruh (nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain), nelayan juragan (nelayan

yang memiliki alat tangkap dan dioperasikan oleh orang lain) dan nelayan perorangan

(nelayan yang memiliki alat tangkap sendiri dan mengoperasikannya sendiri) (Mulyadi, 2005).

Berdasarkan penggolongan sosialnya nelayan dibagi menjadi tiga sudut pandang yaitu dari

penguasaan alat produksi, dari skala investasi modal usahanya dan berdasarkan tingkat

teknologi peralatan tangkap ikan (Suyanto, 2013).

Negara bukan aktor independen dalam hubungan internasional sehingga kebijakan

yang dikeluarkan setiap negara akan berpengaruh terhadap hubungannya dengan negara lain.

Masing-masing negara akan mendapatkan keuntungan karena setiap negara memiliki national

interest. Dalam penelitian ini interdependensi dalam kerjasama ASEAN saling bergantung

satu sama lain antara masing-masing negara anggota.

Keohane dan Nye (1977) menjelaskan bahwa teori interdepndensi menegaskan bahwa

negara bukan aktor independen secara keseluruhan, melainkan negara saling bergantung satu

sama lainnya. Tidak adanya negara yang secara keseluruhan dapat memenuhi sendiri

kebutuhannya, masing-masing bergantung pada sumber daya dan produk dari negara lainnya.

Oleh karena itu kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara akan memberikan akibat yang

cepat dan serius pada kebijakan negara lainnya, bahkan kebijakan domestik bisa memiliki

implikasi yang lebih luas ke negara lainnya.

Defenisi pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang

dipahami dan dimengerti dengan benar. Sehingga indikator pemahaman tentang MEA diukur

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 97

berdasarkan dua faktor yang nantinya akan dibedakan menjadi variabel X1 dan X2, yaitu (1)

Faktor Internal, yaitu faktor usia, pengalaman, dan jenis kelamin. (2) Faktor Eksternal, yaitu

faktor pendidikan, pekerjaan, dan jenis informasi. Menurut Badan Pusat Statistik (2005)

indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan, yaitu

pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat

tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan,

kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan dan kemudahan mendapatkan fasilitas

transportasi.

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kecamatan Medan Belawan

yang berprofesi sebagai nelayan. Sedangkan dalam menentukan sampel dari populasi tersebut,

peneliti menggunakan teknik multi stage cluster sampling, yaitu proses pengambilan sampel

dilakukan melalui dua tahap atau lebih (Cochran, 1977:314). Dimana masyarakat yang

berprofesi sebagai nelayan di kecamatan Medan Belawan dibedakan berdasarkan kepemilikan

alat tangkap, adapun nelayan dibedakan menjadi tiga, yaitu nelayan buruh (nelayan yang

bekerja dengan alat tangkap milik orang lain), nelayan juragan (nelayan yang memiliki alat

tangkap dan dioperasikan oleh orang lain) dan nelayan perorangan (nelayan yang memiliki

alat tangkap sendiri dan mengoperasikannya sendiri) (Mulyadi, 2005).

98. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

Uji validitas diperlukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur yaitu

apakah data yang didapat setelah setelah penelitian merupakan data yang valid dengan

alat ukur yang digunakan (kuesioner). Apabila instrumen sudah disusun, instrumen

disebarkan kepada kelompok responden. Setelah instrumen dikembalikan, maka dapat

dilakukan pengujian validitas secara statistik. Pengujian validitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) 20.0 for

windows.

Tabel 1. Hasil Pengujian Validitas Instrumen

VARIABEL ITEM NILAI

KORELASI

PROBABILI

TAS

KETERANG

AN

FAKTOR

INTERNAL DAN

EKSTERNAL

YANG

MEMPENGA-

RUHI

PEMAHAMAN

NELAYAN (X)

Pertanyaan 4 0,358 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 5 0,325 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 6 0,629 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 7 0,186 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 8 0,617 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 9 0,372 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 10 0,503 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 11 0,616 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 12 0,638 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 13 0,755 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 14 0,659 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 15 0,843 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 16 0,908 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 17 0,802 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 18 0,919 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 19 0,871 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

INDIKATOR

KESEJAH-

TERAAN (Y)

Pertanyaan 20 0,943 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 21 0,312 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 22 0,717 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 23 0,768 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 24 0,513 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 25 0,542 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 26 0,895 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 27 0,797 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 28 0,933 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 99

Pertanyaan 29 0,945 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 30 0,944 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 31 0,680 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 32 0,896 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 33 0,896 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 34 0,827 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Pertanyaan 35 0,827 (Positif) 0,000 < 0,05 VALID

Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai korelasi yang

positif dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua

indikator dari masing-masing variabel instrumen penelitian ini adalah valid dan dapat

dilanjutkan kepada pengujian reliabilitas instrumen. Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk

melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya.

Pengujian validitas dalam penelitian ini juga menggunakan bantuan software SPSS (Statistic

Package and Social Science) 20.0 for windows.

Tabel 2. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Faktor Eksternal Dan

Internal (X)

0.816 > 0.50 Reliabilitas Tinggi

Indikator

Kesejahteraan (Y)

0.594 > 0.50 Realibiltas Cukup

Moderat

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel (X) mempunyai koefisien reliabilitas alpha

yang cukup besar yaitu 0,816 dengan nilai Alpha Cronbach diantara 0,70 – 0,90 maka

reliabilitas tinggi, sehingga dapat dikatakan Reliabel, dan pada variabel (Y) mempunyai

koefisien reliabilitas alpha 0,594 dengan nilai Alpha Cronbach diantara 0 ,42 s.d. 0,60 maka

reliabilitasnya cukup.

Tabel 3. Tabel Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig.

(2-

tailed) Mean Std.

deviati

on

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

Jumlah

6,7771

7

6,0757

5

,31672 6,1543

6

7,3999

9

21,394 367 ,000

100. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

X-

Jumlah

Y

Terlihat pada tabel di atas bahwa ada sebanyak 369 data responden, dengan rata-rata

selisih variabel adalah 6,777, dengan simpangan baku sebesar 6,075. Selanjutnya dengan

Paired Sample T-test menghasilkan nilai t hitung sebesar 21,398 dengan derajat bebas 367

dan sig (2 tailed) sebesar 0,000. Karena nilai sig (2-tailed) ini lebih kecil daripada alpha (α =

0,95), hal ini menunjukkan bahwa variabel pemahaman nelayan berpengaruh positif terhadap

variabel kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan Belawan. Dapat disimpulkan dalam

pengujian Uji-T bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yakni terdapat pengaruh pemahaman

tentang MEA terhadap kesejahteraan nelayan Kecamatan Medan Belawan. Secara parsial

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (pemahaman tentang MEA)

terhadap variabel terikat (kesejahteraan nelayan).

Tabel 4. Model Summary

Model R R Square Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

1 0,821a ,673 ,672 4,76479

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati

satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0<R2<1. Sebaliknya

jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

adalah kecil terhadap variabel terikat. Dari hasil pengolahan data tabel di atas maka dapat

dijelaskan bahwa nilai R square (R2) sebesar 0,675, berarti 67,5% variabel pemahaman

tentang MEA dapat menjelaskan variabel Kesejahteraan nelayan. Sedangkan sisanya sebesar

32,5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Nilai R square sebesar 67,5% tergolong kedalam angka yang cukup besar. Hal ini dapat

menjelaskan bahwa pemahaman nelayan terhadap MEA, seperti melalui sosialisisi, pelatihan

dan sebaginya cukup mempengaruhi tingkat kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan

Belawan. Sedangkan variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat menjelaskan model

seperti dalam penelitian ini antara lain, akses informasi, faktor pemerintah dan sebagainya.

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 101

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antas pengaruh

variabel yang diteliti. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

korelasi product moment pearson yaitu untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan

timbal balik antara dua variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya

hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Dari tabel di atas, dapat dilihat juga

bahwa dengan R = 0,821 berarti pengaruh antara variabel Pemahaman tentang MEA terhadap

variabel Kesejahteraan nelayan sebesar 0,822. Artinya, pengaruh variabel Pemahaman

tentang MEA dapat dikatakan “sangat kuat” seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 5. Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

-1 ≤ r ≤ 1 Tingkat Keeratan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Statistika untuk penelitian, Sugiyono (2009)

Sebelum menyebarkan kuisioner kepada sampel yang menjadi responden dalam

penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reabilitas terhadap variabel

X dan Y yang menjadi variabel dalam penelitian. Berdasarkan uji validitas didapatkan bahwa

semua instrumen mempunyai nilai korelasi yang positif dengan nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua instrumen dari masing-masing instrument

penelitian ini adalah valid dan dapat dilanjutkan kepada pengujian reliabilitas instrument.

Kemudian uji selanjutnya adalah uji realibitas yang dilakukan untuk untuk melihat apakah

instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya. Hasil yang

didapatkan adalah variabel (X) mempunyai koefisien reliabilitas alpha yang cukup besar yaitu

0,816 dengan nilai Alpha Cronbach diantara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi, sehingga

dapat dikatakan Reliabel, dan pada variabel (Y) mempunyai koefisien reliabilitas alpha 0,594

dengan nilai Alpha Cronbach diantara 0 0,40 – 0,60 maka reliabilitasnya cukup.

102. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

Setelah dipastikan bahwa variabel dan pertanyaan-pertanyaan tiap variabel lolos uji

validitas dan realibilitas, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan penyebaran kuisioner

kepada sampel yang menjadi respnden. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 369 responden. Dari jumlah tersebut, sebanyak 85,1% nya berjenis kelamin laki-laki,

sedangkan sisanya 14,9% nya adalah perempuan dan 100% beragama islam. Usia rata-rata

responden di atas 17 tahun, yakni sebesar 85,9% dengan pengalaman bekerja sebagai nelayan

selama lebih dari lima tahun sebesar 67,2%. Berdasarkan kuisioner yang disebar didapatkan

hasil bahwa masyarakat nelayan di Kecamatan Medan Belawan mayoritas adalah nelayan

perorangan dan sudah mendapatkan pendidikan dasar (SD, SMP, SMA), dengan sebagian

kecil (2,4%) yang mendapatkan pendidikat tinggi. Sebagian besar responden sudah

mengetahui penerapan MEA (26,2% sangat setuju dan 35% menjawab setju) dan mendapatkan

pemberitahuan resmi oleh lembaga/pemerintah. Dan kepercayaan responden terhadap

penerapan MEA juga cukup tinggi, yaitu 46,4%. Berdasarkan angka-angka tersebut kita dapat

menyimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Medan Belawan tentang MEA cukup tinggi

dan hal tersebut dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, tingkat umur, dan sosialisasi serta

pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah.

Tabel 6. Sebaran Hasil Kuisioner Variabel X

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Usia LB PN KAK TPR PMEA SMEA KMEA PPMEA

ST

S

KS

Keterangan:

ST : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

LB : Lama Bekerja

PN : Pelatihan Profesi Nelayan

KAK : Kepemilikan Alat Kerja

TPR : Tingkat Pendidikan Responden

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 103

PMEA : Pengetahuan Mengenai MEA

SMEA : Sosialisasi Mengenai MEA

KMEA : Kepercayaan terhadap MEA

PPMEA : Pemanfaatan Program MEA

Sementara pada variabel Y, yakni indikator kesejahteraan nelayan angka-angka yang

menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan nelayan tergolong baik. Seperti sudah disebutkan

sebelumnya bahwa menurut Badan Pusat Statistik, indikator yang digunakan untuk

mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan, yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran

keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga,

kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke jenjang

pendidikan dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi. Data dari kuisioner

menunjukkan bahwa masyarakat Nelayan yang menjadi responden memiliki pendapatan

antara 5-10juta per bulannya. Mayoritas (26,3% sangat setju dan 25,2% setuju) nelayan juga

sudah memiliki rumah dalam bentuk permanen dan tergolong berfasilitas lengkap. Selain itu,

tingkat kualitas kesehatan, pendidikan, dan transportasi juga rata-rata berada di angka yang

ckup tinggi. Sementara kepemilikan kendaraan roda dua sebesar (62,1%) dan roda empat

sebesar (28,2%) artinya hanya beberapa responden saja yang tidak memiliki kendaraan

pribadi.

Tabel 7. Sebaran Hasil Kuisioner Variabel Y

0

10

20

30

40

50

60

70

IDP IJRT IKTT ITK IKMP IKK IKAT

ST

S

KS

Keter

angan:

ST : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

IDP : Indikator Tingkat Pendapatan

IJRT : Indikator Jenis Rumah Tinggal

IKTT : Indikator Kualitas Tempat Tinggal

104. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

ITK : Indikator Tingkat Kesehatan

IKMP : Indikator Kemudahan Mendapatkan Pendidikan

IKK : Indikator Kepemilikan Kenderaan

IKAT : Indikator Kemudahan Akses Transportasi

Dengan melihat sebaran hasil kuisioner di atas dapat kita lihat bahwa variabel X

(faktor pengetahuan terhadap MEA) berada pada persentase yang cukup tinggi. Artinya, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas nelayan di Kecamatan Medan Belawan memiliki pengetahuan

yang cukup mengenai MEA. Pengetahuan tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperti usia, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan campur tangan pemerintah melalui

sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan. Walaupun pada beberapa responden, persentase tidak

mendapatkan sosialisasi dari pemerintah masih cukup tinggi, namun mayoritas sudah pernah

mendapatkan sosialisasi sehingga mengetahui adanya MEA. Selain itu, mayoritas nelayan juga

sudah mulai memanfaatkan MEA untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, artinya mereka

juga percaya bahwa MEA dapat bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup mereka sebagai

nelayan. Hipotesa tersebut terbukti dengan melihat sebarah hasil kuisioner pada variabel Y

(Indikator Kesejahteraan). Dapat dilihat bahwa mayoritas nelayan memiliki tingkat

pendapatan yang cukup tinggi (5juta-10jt rupiah), memiliki rumah permanen, kendaraan

(minimal roda dua), memiliki akses yang mudah terhadap pendidikan, kesehatan dan

transportasi. Untuk tingkat pendapatan nelayan Kecamatan Medan Belawan yang berada di

kisaran 5-10 Juta rupiah, dapat dikatakan tinggi apabila dibandingkan dengan Upah Minimun

Provinsi) Sumatera Utara yang sebesar 2,1 Juta dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)

Medan yang sebesar 2,7 Juta rupiah.

Sementara dari hasil analisis data penelitian didapat bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pemahaman nelayan terhadap MEA, baik itu faktor eksternal maupun faktor

internal, dengan tingkat kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan Belawan. Hal ini

didasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 27,627 > ttabel 2,250 dan nilai signifikansi

dari tabel coefficients diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dibawah nilai 0,05. Hal ini

menandakan bahwa ada pengaruh yang cukup kuat antara pemahaman nelayan tentang MEA

terhadap tingkat kesejahteraan mereka. Hal ini juga sekaligus menjawab pertanyaan ketiga

dari penelitian ini, yakni “Apakah pemahaman tentang MEA berpengaruh terhadap

kesejahteraan nelayan Kecamatan Medan Belawan?”

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 105

Hal tersebut juga dapat di lihat dari hasil analisis regresi linear sederhana yang telah

dilakukan, dimana diperoleh persamaan Y = 14,941 + 0,644X. Rumus regresi linear

sederhana digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor internal dan eksternal

(Variabel X) terhadap kesejahteraan nelayan (Variabel Y). Sehingga dari persamaan tersebut

menunjukkan nilai konstanta (a) sebesar 14,729, hal ini menunjukkan bahwa jika nilai

variabel pemahaman tentang MEA adalah sama dengan 0, maka variabel kesejahteraan

nelayan adalah sama dengan 14,941. Persamaan tersebut juga menunjukkan nilai koefisien X

sebesar 0,644, angka tersebut menunjukkan bahwa variabel (X) pemahaman tentang MEA

berpengaruh positif terhadap variabel (Y).

Dapat disimpulkan juga melalui pengujian Uji-T bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,

yakni terdapat pengaruh pemahaman tentang MEA terhadap kesejahteraan nelayan

Kecamatan Medan Belawan. Kesimpulan tersebut di dapat setelah pengujian terhadap

hipotesis menggunakan uji signifikansi parsial. Berdasarkan uji signifikansi parsial yang

dilakukan, tampak bahwa ada sebanyak 369 data responden, dengan rata-rata selisih variabel

adalah 6,777, dengan simpangan baku sebesar 6,075. Selanjutnya dengan Paired Sample T-

test menghasilkan nilai t hitung sebesar 21,398 dengan derajat bebas 367 dan sig (2 tailed)

sebesar 0,000. Karena nilai sig (2-tailed) ini lebih kecil daripada alpha (α = 0,95), hal ini

menunjukkan bahwa variabel pemahaman nelayan berpengaruh positif terhadap variabel

kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan Belawan.

Derajat hubungan antara variabel juga sangat tinggi, seperti dapat di lihat dalam

penghitungan terhadap analisis korelasi yang menggunakan teknik korelasi product moment

pearson yang dapat mengetahui derajat atau kekuatan hubungan timbal balik antara dua

variable. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y

disebut koefisien korelasi (r). Dari penghitungan didapatkan nilai R sebesar 0,821 berarti

pengaruh antara variabel Pemahaman tentang MEA terhadap variabel Kesejahteraan nelayan

sebesar 0,821. Artinya, pengaruh variabel Pemahaman tentang MEA dapat dikatakan “sangat

kuat”.

Sementara itu, berdasarkan penghitungan nilai koefisien determinasi yang dilakukan

untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika

koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik

kemampuan X menerangkan Y dimana 0<R2<1. Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati

106. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel

terikat. Hasil penghitungan menghasilkan nilai R square (R2) sebesar 0,673, berarti 67,3%

variabel pemahaman tentang MEA dapat menjelaskan variabel Kesejahteraan nelayan.

Sedangkan sisanya sebesar 32,7% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini. Nilai R square sebesar 67,3% tergolong kedalam angka yang

cukup besar. Hal ini dapat menjelaskan bahwa pemahaman nelayan terhadap MEA, seperti

melalui sosialisisi, pelatihan dan sebaginya cukup mempengaruhi tingkat kesejahteraan

nelayan di Kecamatan Medan Belawan. Sedangkan variabel-variabel lain yang kemungkinan

dapat menjelaskan model seperti dalam penelitian ini antara lain, akses informasi, faktor

pemerintah dan sebagainya.

III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian didapat bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pemahaman nelayan terhadap MEA, baik itu faktor eksternal maupun faktor

internal, dengan tingkat kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan Belawan. Hal ini

didasarkan pada hasil perhitungan nilai thitung sebesar 27,461 > ttabel 2,250 dan nilai signifikansi

dari tabel coefficients diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dibawah nilai 0,05. Hal ini

menandakan bahwa ada pengaruh yang cukup kuat antara pemahaman nelayan tentang MEA

terhadap tingkat kesejahteraan mereka.

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

nelayan di Kecamatan Medan Belawan sudah memiliki pemahaman yang baik tentang

penerapan MEA di Indonesia. Sejalan dengan pemahaman tersebut, nelayan di Kecamatan

Medan Belawan juga sudah dapat menikmati penerapan MEA terbukti dengan cukup

tingginya tingkat kesejahteraan mereka sebagai nelayan. Pelaksanaan MEA sendiri berdampak

pada penurunan biaya tarif ekspor-impor menjadi 0-5 persen serta penghapusan batasan

kuantitatif dan hambatan non tarif lainnya. Pembukaan perdagangan bebas dikawasan Asia

Tenggara ini diprediksi akan mampu menstimulasi hal positif bagi pembangunan ekonomi

Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi peluang tersendiri jika nelayan di Kecamatan Medan

Belawan dapat memanfaatkan hal tersebut dengan baik.

Stivani, Pengaruh Pemahaman Tentang Masyarakat.... 107

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas berkat dan rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian dosen pemula dengan judul “PENGARUH

PEMAHAMAN TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN TERHADAP

KESEJAHTERAAN NELAYAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN”. Tak lupa

penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu demi kelancaran penelitian ini, yaitu antara lain kepada :

Pihak Kementrisn Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

(KEMENRISTEKDIKTI) yang telah mendanai penelitian ini.

Universitas Potensi Utama yang telah mendukung sepenuhnya sehingga penelitian ini

dapat diselesaikan.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Potensi Utama

yang telah membimbing dan memberikan banyak arahan dalam penelitian ini.

Tentu saja penelitian ini masih memiliki kelemahan yang perlu disempurnakan untuk masa

yang akan datang. Saran dan kritik bagi penulis sangatlah membantu dalam proses

menyempurnakan maupun pengembangan bidang keilmuan. Akhir kata semoga penelitian ini

dapat membantu dalam proses pengambangan bidang keilmuan untuk waktu yang akan

datang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Dibb, Paul, 2001, Indonesia: The Key to South-East Asia’s Security, dalam International

Affairs

Ganesan, N., dan Ramses Amer. International Relations in Southeast Asia Between

Bilateralism and Multilateralism. Singapura: ISEAS Publishing, 2010.

Martin, Griffiths dan Terry O’Callghan, 2002, International Relations: The Key Concepts,

New York: Routledge.

Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta: PT Grafindo Persada.

S. Nuraeni, Deasy Silvya, dan Arifin Sudirman. 2010. Regionalisme dalam Studi Hubungan

Internasional.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sidney Siegel. 2002. Statistika Non Parametrik Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Siregar, Y. I. (2015). Menggali Potensi Sumber Daya Laut Indonesia. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Suyanto, Bagong. 2013. Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganannya,

Surabaya:In-Trans Publishing.

108. Jurnal PIR Vol. 3 No. 1 Agustus 2018 ISSN: 2528-7192

Stewart-Ingersoll, Robert, 2012, Regional Powers and Security Orders: A Theoretical

Framework, Routledge.

Jurnal :

AbduRofiq, Atep. Menakar pengaruh masyarakat ekonomi asean 2015 terhadap

pembangunan indonesia. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 1.2 (2014).

Arianto, Adi, Kerjasama Segitiga Maritim Dunia, Indonesia, Tiongkok, Rusia: Indonesia,

Kunci Keamanan Maritim Asia Tenggara dan Dunia, Power in International Relation,

Vol.1, No.2 (2017) ISSN 2528-7192.

Afandi, Moch. Masykur. 2011. Peran dan Tantangan ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

(AEC) Dalam Mewujudkan Integrasi Ekonomi Kawasan di Asia Tenggara, Jurnal Ilmu

Politik Hubungan Internasional, Volume 8 Nomor 1, hal 83-87.

Connelly, Aaron L. Sovereignty and the Sea: President Joko Widodo’s Foreign Policy

Challenges, Contemporary Southeast Asia Vol. 37, No. 1 (2015), pp. 1–28DOI:

10.1355/cs37-1a.

Connelly, Aaron. Indonesian Foreign Policy Under President Jokowi, Lowy Institute For

International Policy.2014.

Fathun, Laode, Kebijakan Geopolitik Poros Maritimdi Era Jokowi Dalam Filosofi Frame

Ideologis, Power in International Relation, Vol.1, No.2 (2017) ISSN 2528-7192.

Pratiwi, Mutiara, (2015), Pengaruh MEA 2015 Terhadap Integrasi Pada Sistem Perdagangan

di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol.3 No.4, hal 293-307, ISSN 2303-

3525.

Winarno, Budi, Globalisasi dan Rezim Demokrasi Poliarki: Kebijakan Integrasi Ekonomi

Indonesia, Hubungan Internasional, Vol.3, No.1 (2014) ISSN 1829-5088.