181
PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI MALUKU IMPACT OF SECTORAL ECONOMIC DEVELOPMENT ON REGIONAL REVENUE IN MALUKU PROVINCE FREDY KASTANYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL

TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI PROVINSI MALUKU

IMPACT OF SECTORAL ECONOMIC DEVELOPMENT

ON REGIONAL REVENUE IN MALUKU PROVINCE

FREDY KASTANYA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

2

PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL

TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI PROVINSI MALUKU

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Magister Keuangan Daerah

Disusun dan diajukan Oleh

FREDY KASTANYA

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

3

Page 4: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

4

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fredy Kastanya

Nomor Induk Mahasiswa : P2600209644

Program Studi : Magister Keuangan Daerah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Mei 2013

Yang menyatakan,

Fredy Kastanya.

Page 5: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

5

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat, rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan

kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan Hasil Penelitian tesis dengan

judul “Pengaruh Pembangunan Ekonomi Secara Sektoral Terhadap

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Maluku sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin.

Dari seluruh rangkaian kegiatan penyusunan Hasil Penelitian tesis

ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan

moril maupun materil. Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr.

Sumardi, S.E.,M.Si selaku Pembimbing I dan Dr.Madris, DPS.,M.Si selaku

Pembimbing II yang dengan tulus dan penuh perhatian senantiasa

meluangkan waktunya yang amat berharga untuk memberikan petunjuk dan

bimbingan dalam penyusunan tesis ini. Dalam kesempatan ini penulis juga

menyampakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketua Program

Studi Magister Keuangan Daerah Universitas Hasanuddin Dr. Sumardi,

S.E.,M.Si dan juga Pengelola Program Studi di Ambon Dr. H. Muspida, M.Si

dan Drs. M. Bugis, M.Si yang selalu membantu penulis dalam proses

perkuliahan sampai pada proses penyelesaain penelitian tesis ini.

Page 6: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

6

Akhirnya penulis menyadari dalam penulisan tesis ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

bersifat konstruktif d alam rangka penyempurnaan tesis ini. Akhirnya semoga

tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Makassar, Maret 2012.

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

7

Page 8: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

8

Page 9: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKATA

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang 1

B Rumusan Masalah 10

C Tujuan Penulisan 11

D Manfaat Penelitian 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 13

A Teori Keuangan Daerah 13

B Efisiensi dalam Pengeluaran Negara 15

C Anggaran Belanja Sebagai Program Kegiatan Pemerintah 17

D Peranan Dan Fungsi Anggaran Negara dan Daerah 18

E Hubungan keuangan Pusat Dan Daerah 26

F Peranan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi 31

G Anggaran Daerah Sektor Publik 42

H Produk Domestik Regional Bruto 44

Page 10: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

10

I Pendapatan Asli Daerah (PAD) 50

J Tinjauan Penelitian Sebelumnya 57

K Kerangka Pikir Penelitian 59

BAB III METODE PENELITIAN 63

A Lokasi dan Waktu Penelitian 63

B Rancangan Penelitian 63

C Jenis Data 63

D Teknik Pengumpulan Data 64

E Metode Analisa Data 64

F Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67

A Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian 67

B Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan Dan Kelautan 69

C Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan 72

D PDRB Provinsi Maluku 74

E Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 2003 – 2009 77

F Hasil Pengujian Hipotesis 80

G Pembahasan

91

Page 11: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

11

BAB V PENUTUP 101

A Kesimpulan 101

B Saran 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

12

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1. PDRB Provinsi Maluku Tahun 2002 – 2009 9

4.1. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian Tahun 2002 - 2008 67

4.2. Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan Tahun 2002 - 2008 70

4.3. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan Tahun 2002 -

2008

73

4.4. PDRB Provinsi Maluku Menurut Harga Konstan Tahun 2003 - 2009 75

4.5. Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 2003- 2009 78

4.6. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Sektor Perikanan dan Kelautan, serta Perindustrian dan Perdagangan terhadap PDRB

81

4.7. Pengaruh Langsung PDRB terhadap PAD 84

4.8. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total

87

Page 13: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

13

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Kerangka Pikir Penelitian 61

4.1. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian Tahun 2002 – 2008 69

4.2. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan Tahun 2002

- 2008

71

4.3. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

Tahun 2002 - 2008

73

4.4. Perkembangan PDRB Menurut Harga Konstan di Provinsi Maluku

Tahun 2003 – 2009

77

4.5. Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 2003 – 2009 79

4.6. Model Analisis Jalur

90

Page 14: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika gaung reformasi telah didengungkan oleh kebanyakan orang

sebagai manivestasi dari perasaan tidak puas atas kepemimpinan rezim Orde

Baru, maka apa yang ada dibenak kita adalah perubahan sebuah sistem dari

sentralistik menjadi desentralistik. Walaupun tidak dengan serta merta

kewenagan pemerintah pusat didelegasikan sepenuhnya kepada pemerintah

daerah. Maluku sebagai bagian dari wilayah Indonesia yang memiliki alam

yang potensial juga turut menyambut dengan suka cita akan proses reformasi

yang tengah berjalan sampai saat ini dan kemudian lebih dikenal dengan

istilah otonomi daerah.

Otonomi daerah merupakan bagian integral dari lompatan yang besar

dibidang ketatanegaraan serta arus besar demokratisasi dimana intinya

adalah perubahan paradigma dalam penyelengaraan pemerintah daerah

yang lebih otonom. Adanya proses pengalihan tanggung jawab yang cukup

substansial akan penyediaan barang serta penyediaan jasa publik yang pada

mulanya dilakukan oleh pemerintah pusat menjadi kewenangan pemerintah

daerah. Dengan diberlakukan otonomi daerah dengan mengacu pada UU No.

22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 yang direvisi menjadi UU No. 32

tahun 2004 dan UU No. 33 tahun 2004 dan kemudian direvisi lagi menjadi

Page 15: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

15

UU No. 12 tahun 2008 dan yang mengenai APBN ditetapkan dalam UU No.

41 tahun 2008 mempunyai implikasi yang berbeda pada tiap-tiap daerah

dimana yang mengatur serta melaksanakan pemerintahan itu diserahkan

kepada daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah, begitupun dengan

perimbangan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam

dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

dan antara pemerintahan daerah perlu diatus secara selaras. Kemampuan

setiap daerah dalam melaksanakan fungsi otonomisasinya tidak sama satu

dengan yang lainnya. Baik kemampuan sumber daya manusia dalam

mengelola pemerintahan maupun potensi sumber daya alam, belum lagi

permasalahan Intergoverment Fiscal Relation dalam satu wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan ekonomi daerah dalam bentuknya

yang berupa kedua Undang-Undang yakni UU No. 32 Tahun 2004 dan UU

No. 33 Tahun 2004 tersebut adalah merupakan kebijakan yang sangat

strategi. Kedua Undang-Undang ini mempunyai prospek bagi munculnya

pemerintahan yang akuntabel dan terpercaya, dapat meningkatkan prakarsa

dan peran serta masyarakat yang ada didaerah, pengembangan demokrasi

dan kedaulatan rakyat, serta pemberdayagunaan masyarakat dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia yang semuanya diperuntukan

Page 16: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

16

sebagai langkah menuju peningkatan kesejahteraan rakyat secara

keseluruhan.

Dalam hal ini Mardiasmo (2002:96) mengatakan bahwa : “ Kebijakan

pemberian otonomi daerah dan desentrlisasi yang luas, nyata dan

bertanggung jawab kepada daerah merupakan dua langkah strategis.

Pertama, desentralisasi merupakan jawaban atas permasalahan lokal bangsa

Indonesia berupa ancaman disintegrasi bangsa, tidak meratanya arus

pembangunan, rendahnya kualitas taraf hidup masyarakat dan masalah

pembangunan sumber daya manusia. Kedua,desentralisasi merupakan

langkah awal yang strategi bagi daerah untuk menyongsong era globalisasi

dengan memperkuat basis perekonomian daerah terutama perekonomian

pada sektor riil. Dengan bahasa yang lebih sederhana, desentralisasi

membawa dampak yang cukup signifikan terhadap penyelenggaraan

Reiventing Goverment mengelola keuangan daerahnya sendiri dalam

menetapkan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) serta

menentukan arah pembangunan sesuai dengan potensi dan kebutuhan

daerahnya. Salah satu perubahan paradigma yang ada adalah mulai

diterapkannya konsep Value of Money yaitu ekonomis, efektif dan efisien

yang mendorong pemerintah untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan

dengan seksama setiap rupiah dana yang diterima dan yang akan

dikeluarkan. Dalam kerangka itu maka perencanaan pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintah di daerah harus dipersiapkan dengan baik dan

Page 17: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

17

memperhatikan berbagai hal dan turut serta mensukseskannya, terutama

kesiapan daerah untuk membiayai dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan

daerahnya sendiri. Aspek keuangan daerah merupakan bagian dari sistem

pemerintahan daerah yang berfungsi memberikan dukungan secara finansial

dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sebagai

sarana utama keuangan daerah anggaran belanja publik yang ditetapkan

setiap tahun merupakan salah satu instrumen kebijakan publik dalam rangka

meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena

itu DPRD sebagai wakil rakyat berusaha secara kongkrit untuk

mengoptimalkan segenap potensi keuangan sesuai dengan potensi daerah

yang dimilikinya.

Demikian pula dengan Propinsi Maluku dalam penyusunan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah khususnya pengalokasian dan penentuan

skala prioritas anggaran harus mempertimbangkan kebutuhan riil masyarakat

sehingga benar-benar mencerminkan kebutuhan semua pihak untuk

mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang mana dalam

pengukurannya menggunakan data produk domestik bruto yakni seluruh

barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu wilayah region tanpa

memperhatikan dari mana asal dari faktor produksi yang digunakan.

Sedangkan pendapatan yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan produksi

tersebut disebut pendapatan domestik. Dengan demikian hak-hak

masyarakat dapat dipenuhi dan dilayani dengan baik melalui kebijakan

Page 18: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

18

anggaran yang peka terhadap aspirasi masyarakat. Untuk mencapai tujuan

tersebut maka pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai

perencana pembangunan dan penyusun anggaran. Pemerintah harus

memiliki kemampuan dalam menentukan besarnya tingkat investasi yang

diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat.

Strategi kebijakan pengalokasian Anggaran Belanja dan Pembangunan di

Maluku dimaksudkan untuk mendorong kegiatan perekonomian daerah

dicerminkan melalui besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Sejak otonomi daerah dijalankan, maka diperlukan kewenangan yang

luas, nyata, dan bertanggung jawab di Daerah secara proporsional yang

diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya

yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan

Daerah yang nyata, transparan, efektif dan efisien. Pembiayaan

pemerintahan Daerah dalam rangka perimbangan keuangan Pemerintah

Pusat dan Daerah dilaksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsentrasi,

dan tugas pembantuan. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah harus

mengacu pada ketiga dasar dasar tersebut diperlukan biaya/anggaran dalam

melaksanakan program dan kegiatan pembangunan di daerah dalam segala

bidang, disamping itu pemerintah daerah harus berupaya untuk menggali

sumber-sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan pelaksanaan

desentralisasi terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan,

pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah, anggaran biaya untuk

Page 19: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

19

dekonsentrasi dan anggaran biaya tugas pembantuan. Disadari akibat krisis

multidimensional tahun 1997 sumber pendapatan asli daerah yang makin

merosot akibat Krisis yang diawali dari krisis moneter dan konflik soial

pada tahun 1999 sampai tahun 2004 yang mengakibatkan sumber

keuangan daerah terbatas. Lahirnya Otonomi Daerah disambut dengan

berbagai harapan dan kecemasan oleh segenap masyarakat didaerah

artinya sebagian masyarakat didaerah bermimpi bahwa otonomi daerah akan

menjadikan masyarakat lebih makmur dan sejahtera. Namun tidak sedikit

pula daerah yang cemas karena menyadari minimnya potensi dan

sumberdaya yang dimiliki. Pada era otonomi ini Pemerintahan Pusat telah

memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah daerah dalam

menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada

masayrakat sesuai prakarsa sendiri dan berdasarkan aspirasi masyarakat.

Hal ini tercermin pada penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan

pembangunan daerah yang lebih mengedepankan pelaksanaan azas

desentralisasi dari pada azas dekonsentrasi dan azas tugas pembantuan.

Pelaksanaan pembangunan disegala bidang yang dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi Maluku yang dibiayai dari dana APBD tahun 1993

belum mengalami perubahan drastis sampai dengan tahun 2009 akibat

Konflik Sosial terjadi di Daerah Maluku maka fonomena dan berdampak pada

pertumbuhan ekonomi daerah makin lemah dan program pemerintah yang

diterapkan disegala bidang meliputi bidang sosial, keamanan, ekonomi,

Page 20: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

20

pemerintahan, pendidikan, kesehatan sumberdaya alam dan lingkungan

serta sarana dan prasarana wilayah yang direnacakan didaerah belum

berjalan semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan karena pembangunan

infrastruktur pemerintahan dan segmentasi ideologis di kalangan birokrasi

pemerintahan daerah akibat tekanan kondisi pertikaian, menyebabkan tugas

pokok Pemerintah Daerah tidak dapat dilaksanakan secara optimal dan

akuntabel. Sejalan Kewenangan otonomisasi daerah yang begitu luas

tentunya akan membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu bagi daerah

untuk menjalankan kewenangannnya itu. Salah satu konsekuensinya adalah

bahwa daerah harus mampu membiayai semua kegiatan pemerintahan dan

pembangunan yang menjadi kewenangannya.

Pada dasarnya pengeluaran pembangunan merupakan wahana

untuk mewujudkan kesejahteraan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan

kemakmuran secara merata dan serasi antar daerah dan antar golongan,

dilaksanakan melalui upaya bidang ekonomi. Prioritas diberikan kepada

sektor-sektor yang merangsang dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi

secara lebih luas dan intensif. Kreteria ini sekaligus berarti perluasan

lapangan dan kesempatan kerja (Moh. Arsjad Anwar, 1986: 69).

Menurut Mangkoesubroto (1998;169) Pengeluaran pemerintah

mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan

suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk

Page 21: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

21

melaksanakan kebijakan tersebut. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil

dapat dipakai sebagai indicator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai

oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan

pemerintah, semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan.

Proporsi pengeluaran pemerintah terhadap penghasilan nasional (GNP)

adalah suatu ukuran terhadap kegiatan pemerintah dalam suatu

perekonomian.

Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari

kebijakan fiskal (Sadono Sukirno,2000) yakni suatu tindakan pemerintah

untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya

penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin

dalam dokumen APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah/regional.

Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga,

tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan

ekonomi.

Page 22: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

22

Tabel 1.1. PDRB Provinsi Maluku Tahun 2002 – 2009

Tahun PDRB

(dalam rupiah) Pertumbuhan

(dalam persen)

2002 2.847.739.000 -

2003 2.970.466.000 4.13

2004 3.101.996.000 4.24

2005 3.259.244.000 4.82

2006 3.440.114.000 5.26

2007 3.633.475.000 5.32

2008 3.787.104.000 4.06

2009 3.992.788.000 5.15 Sumber : BPS Maluku (data diolah)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa PDRB Provinsi

,maluku meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan PDRB ini juga

diakibatkan karena peningkatan struktur APBD dari tahun ketahun. Dalam

APBD terdapat alokasi belanja daerah yang terdiri dari belanja rutin dan

Pengeluaran Pemerintah. Penelitian ini lebih difokuskan pada pengaruh

alokasi Pengeluaran Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dalam hal

ini adalah PDRB dan Implikasinya pada Pendapatan Asli Daerah.

Pengeluaran Pemerintah lebih mempunyai hubungan yang kuat dengan

PDRB atau pertumbuhan ekonomi karena belanja pembangunan ditujukan

untuk membiayai fungsi agent of development dan dari pengeluaran ini akan

menghasilkan kembali produk-produk yang sangat diperlukan untuk

meningkatkan kemajuan tingkat perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses pertumbuhan

kegiatan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kenaikan PDRB karena

Page 23: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

23

adanya kenaikan output secara agregat. Mengingat bahwa kegiatan ekonomi

merupakan basis PAD, proses pertumbuhan kegiatan ekonomi yang terjadi

di masyarakat akan meningkatkan PAD bagi pemerintah daerah. Kegiatan

ekonomi yang dilakukan masyarakat juga akan meningkatkan pendapatan

mereka yang pada gilirannya akan menaikkan konsumsi dan tuntutan atas

penyediaan sarana dan prasarana publik, dan pada akhirnya akan

menaikkan PAD melalui sumber pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD,

dan lain-lain pendapatan daerah. Kenaikan PAD ini jika dibelanjakan untuk

membiayai kegiatan-kegiatan publik yang ditujukan untuk pembangunan

sarana dan prasarana publik, hal ini akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, sehingga akan meningkatkan PAD.

Dalam penelitian ini pengeluaran pemerintah lebih diarahkan pada

tiga sector unggulan yaitu sector Pertanian, Perikanan dan Kelautan serta

sector Perindustrian dan Perdagangan yang mempunyai pengaruh terhadap

PDRB dan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam

penulisan ini adalah :

1. Apakah Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian mempunyai

Pengaruh Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku?

Page 24: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

24

2. Apakah Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

mempunyai Pengaruh Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku?

3. Apakah Pengeluaran Pemerintah Sektor perindustrian dan

Perdagangan mempunyai Pengaruh Langsung terhadap PDRB

Provinsi Maluku?

4. Apakah PDRB Memiliki pengaruh langsung terhadap Pendapatan

Asli Daerah Provinsi Maluku?

5. Apakah Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Perikanan dan

Kelauatan serta perindustrian dan Perdagangan Kelautan

mempunyai Pengaruh tidak Langsung terhadap PAD Provinsi

Maluku melalui PDRB?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang

dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Perikanan dan Kelauatan

serta perindustrian dan Perdagangan Kelautan terhadap PDRB

Provinsi Maluku

Page 25: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

25

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh PDRB terhadap

terhadap PAD Provinsi Maluku

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Perikanan dan Kelauatan

serta perindustrian dan Perdagangan Kelautan terhadap PAD

Provinsi Maluku Melalui PDRB

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tentang Pengaruh Pengembangan Ekonomi secara

Sektoral terhadap Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Provinsi

Maluku diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Sumbangan pemikiran kepada para pengambil kebijakan dalam

mengembangkan peningkatan Pengeluaran Pemerintah pada sector

unggulan dan dampaknya pada Peningkatan PDRB dan Pendapatan

Asli Daerah.

2. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan di

Provinsi Maluku.

Page 26: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Keuangan Daerah

Dalam dunia perekonomian modern kita dapat melihat ada

empat kelompok utama dari subjek ekonomi yaitu rumah tangga,perusahaan,

pemerintah dan luar negeri. Masing-masing subjek ekonomi ini memiliki

kegiatan yang pada umumnya bertujuan untuk mengetahui keinginan atau

memberikan kepuasan bagi anggota-anggota dari subjek ekonomi tersebut.

Keuangan Negara adalah ilmu yang membicarakan peranan pemerintah

dalam perekonomian serta dampak kebijaksanaan bidang fiscalterhadap

perekonomian. Didalam penelitian ini teori Keuangan Negara akan

dipusatkan pada satu subjek ekonomi besar yaitu pemerintah.

Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah mencapai tingkat

kemakmuran yang lebih tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut pemerintah

dapat ikut campur tangan secara aktif maupun secara pasif. Menurut kaum

klasik (Harold Groves, 1959:438-441) pemerintah mempunyai tiga fungsi

yaitu dalam bidang pertahanan nasional, keadilan sosial dan pekerjaan

umum. Disamping itu kaum klasik mengatakan bahwa penting bagi

pemerintah adalah tidak mengerjakan aktivitas yang telah dikerjakan oleh

para individu. John Stuart Mill mengatakan bahwa kehidupan perusahaan

adalah lebih baik dijalankan oleh swasta yang memang sudah tertarik untuk

Page 27: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

27

mengerjakannya dan membiarkan usaha-usaha tersebut tanpa campur

tangan pemerintah. Ia mempertahankan pendapatannya dengan mengajukan

alasan yaitu :

a. Bahwa campur tangan pemerintah membatasi adanya kebebasan

individu walaupun peranan pemerintah dalam memelihara perdamaian

dan melindungi para invidu atas serangan dari luar maupun dari dalam

tetap dibutuhkan.

b. Para individu adalah subjek yang paling tertarik atas masalah-

masalahnya sendiri.

c. Pemerintah adalah inferior dalam mengusahakan industri maupun

perdagangan dibandingkan dengan kalau usaha tersebut dijalankan oleh

sektor swasta.

d. Orang akan dapat menambah kepercayaan terhadap dirinya sendiri

apabila orang tersebut mengerjakan pekerjaan-pekerjaan demi

kepentingannya sendiri.

Uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan kebebasan

bertindak dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan apa

yang telah diinginkan. Apabila setiap orang merasa makmur semua

kebutuhannya telah terpenuhi. Kritik yang diberikan kepada kaum sosialis

adalah bahwa dengan dihapuskannya kebebasan individu akan mengurangi

hak-hak asasi manusia dan juga mengurangi inisiatif individu. Dalam

perkembangan bangsa-bangsa pada pertengahan abad 20 ternyata tidak ada

Page 28: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

28

lagi sistem-sistem ekstrim yang murni. Negara-negara yang semula

menganut sistem kapitalis murni mulai memandang perlunya peranan

pemerintah dalam perekonomian. Sedangkan negara sosialis mulai

memandang perlunya kebebasan individu.

B. Efisiensi dalam Pengeluaran Negara

Berhasil atau tidaknya kebijakan pemerintah tergantung pada

kualitas pemerintah itu sendiri. Apabila pemerintah tidak efisien maka akan

terjadi pemborosan dalam penggunaan faktor-faktor priduksi. Jika pemerintah

terlalu berkuasa dan banyak menjalankan fungsi-fungsi ekonomi dalam

perekonomian maka peranan sektor swasta akan semakin berkurang.

Individu dan badan usaha tidak dapat melatih dirinya dalam menciptakan

berbagai inisiatif secara efektif untuk mencapai keputusan yang rasional yang

sangat berguna bagi pencapaian kepuasan dan keuntungan yang maksimal.

Suatu alat yang cukup baik mengadakan pertimbangan dalam menjalankan

aktifitas pemerintahan adalah apa yang disebut dengan anggaran

penerimaan dan belanja (budget). Adapun yang dimaksud dengan budget

adalah suatu daftar/pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan

pengeluaran Negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu yang

biasanya selama satu tahun.

Page 29: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

29

Bidang-bidang yang dikenai pengaruh oleh adanya pengeluaran

pemerintah Negara atau pengeluaran pemerintah itu dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. Konsumsi masyarakat. Pengeluaran pemerintah yang dapat

memperbaiki pola dan kenaikan tingkat konsumsi baik secara langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung ia memberikan fasilitas baik

untuk rekreasi maupun kebudayaan. Secara tidak langsung misalnya

melalui jasa didalam bidang pendidikan dan pengajaran.

b. Produksi. Bersama-sama dengan alam,modal, tenaga kerja dan

entrepeneur, pemerintahan pemerintah adalah faktor produksi.

c. Distribusi pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi distribusi

pendapatan maupun kebudayaan masyarakat.

d. Keseimbangan pendapatan nasional. Melalui politik fiskal pengeluaran

pemerintah yang berupa defissit spending, conpensatory dan public

envestment dapat menyeimbangkan jalannya perekonomian serta

tingkat pendapatan.

Pengeluaran pemerintah dapat dinilai dari berbagai segi yaitu :

a. Pengeluaran tersebut merupakan investasi yang menambah kekuatan

dan ketahanan ekonomis dimasa yang akan datang.

b. Pengeluaran langsung memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

c. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang.

d. Menyediakan kesempatan kerja yang lebih banyak.

Page 30: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

30

C. Anggaran Belanja Sebagai Program Kegiatan Pemerintah

Dana dan pembiayaan pembangunan berasal dari berbagai

macam sumber, ada yang langsung diusahakan oleh pemerintah sendiri juga

ada yang diusahakan oleh masyarakat. The budget ducument those

become’s comprehensive statement of government’s financial framework for

the fiscal year in question (united nation,1961:79).Untuk dapat menjalankan

fungsinya sebagai program yang menunjang pembangunan secara

berencana maka anggaran belanja dan penyusunannya dikaitkan dengan

perencanaan pembangunan.

Didalam menyusun anggaran belanja memerlukan konsistensi dan

koordinasi. Hal ini disebabkan karena sumber penerimaan maupun arah

pengeluaran berbagai ragam tetapi juga satu segi anggaran mempunyai

hubungan yang erat dengan segi anggaran lainnya. The government budget

is the annual expressien of government’s financial role in multi-year

development plans. Successful action requires that the different types of

funds needed for development become available in a coordinated manner

(Saul M. Katz,1965:16). Anggaran belanja juga dapat digunakan sebagai alat

kebijaksanaan perekonomian, misalnya didalam usaha stabilisasi ekonomi,

pengendoran inflasi, pembagian kembali pendapatan masyarakat yang lebih

wajar,menunjangn pembinaan dana-dana untuk investasi dan pembangunan,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dll.

Page 31: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

31

D. Peranan Dan Fungsi Anggaran Negara dan Daerah

Peranan anggaran sangat penting dan menentukan bagi berhasil tidaknya

pemerintah menjalankan fungsinya baik sebagai Public Service maupun

sebagai Development Function. Menurut Mustopadidjaja (1997:7) bahwa

besarnya anggaran belanja pembangunan setidaknya bisa dilihat dari dua

sisi, pertama segi kuantitatif berupa sejumlah investasi yang cukup besar.

Kedua segi realisasi kongkrit dari politik pembangunan yang menentukan

kualitas hidup dan kehidupan bangsa sekarang ini dan dimasa yang akan

datang. Dan sebagai peralatan kebijakan dibidang ekonomi anggaran

mempunyai fungsi yang beragam menurut Mustopadidjaja (1997:8) yaitu:

1. Anggaran memberikan arah mengenai pemanfaatan berbagai sumber

dalam masyarakat.

2. Mendorong adanya keseimbangan dalam perekonomian secara

makro.

3. Dengan tekanan kepada distribusi sumber-sumber secara lebih

berkeadilan, anggaran dapat menjadi alat untuk mengikis berbagai

kesenjangan.

4. Dengan pengelolaan yang tepat memungkinkan pengukuran secara

tepat dan bermakna mengenai kinerja dan dampak anggaran tersebut

dalam kehidupan perekonomian yang luas.

Page 32: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

32

Dalam perekonomian modern saat ini, kita melihat bahwa ada empat

kelompok utama dari subjek-subjek ekonomi, yaitu rumah tangga,

perusahaan, pemerintah dan luar negeri, masing-masing subjek ekonomi ini

memiliki kegiatan-kegiatan yang pada umumnya bertujuan memenuhi

keinginan atau kebutuhan bagi anggota dan masing-masing subjek tersebut.

Keuangan negara ( Publik Finance ) adalah ilmu yang dibicarakan

mengenai peranan pemerintah dalam perekonomian serta dampak

kebijaksanaan pemerintah bidang Fiskal terhadap perekonomian (

Mangkoesoebroto : 2000 ).

Semakin meningkatnya kegiatan pemerintah berarti semakin besar

pula pembiayaan penyelenggaraan kegiatan pemerintah tersebut yang

ditujukan untuk memenuhi kepentingan umum, tidak saja meliputi kegiatan

pemerintah saja, namun juga berkaitan dengan pembiayaan kegiatan

perekonomian, dalam arti pemerintah harus menggerakkan dan merangsang

kegiatan ekonomi secara umum (Dumairy : 1997). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwadalam suatu negara selalu ada campur tangan pemerintah

dalam perekonomian, meski ada perbedaan kadar campur tangan tersebut.

Dalam konteks perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dipilah dan

ditelaah menjadi empat macam kelompok peran, (Dumairy 1997:158-160)

yaitu: peran alokasi, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan

sumber daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan

mendukung efisiensi produksi; peran distribusi, yakni peranan pemerintah

Page 33: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

33

dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi

secara adil dan wajar; peran stabilisasi, yakni peranan pemerintah dalam

memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika dalam keadaan

disekuilibrium; dan peran dinamisasi, yakni peranan pemerintah dalam

menggerakan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh,

berkembang dan maju.

Keuangan negara secara umum adalah membahas tentang aktivitas

pemerintah terutama yang menyangkut masalah anggaran pendapatan dan

belanja baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) maupun

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ). Beberapa pakar

ekonomi telah membrikan definsi mengani keuangan negara khususnya

tentang pendapatan dan belanja negara. Irawan dan Suparmoko (1999)

mengatakan Keuangan Negara adalah bagian dari ilmu ekonomi yang

mempelajari mengenai kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi,

terutama tentang penerimaan dan pengeluarannya dalam bidang

perekonomian tersebut. Keuangan Negara merupakan studi mengenai

pengaruh dari anggaran pemerintah dan belanja negara terhadap

perekonomian, terutama pengaruhnya terhadap pencapai tujuan kegiatan

ekonomi, stabilitas harga-harga, distribusi penghasilan yang lebih merata dan

juga mencapaian efisiensi dan penciptaan lapangan kerja.

Lebih jauh Arsyad Lincolin (1999) mengatakan bahwa Anggaran

Negara adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau

Page 34: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

34

kegiatan dalam bentuk angka-angka. Di dalamnya dinyatakan tentang jumlah

penerimaan-penerimaan yang minimal diharapkan dan pengeluaran yang

setinggi-tingginya yang diukur dengan nilai uang yang diharapkan pada suatu

periode atau waktu tertentu.

Untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat

dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta

memperhatikan penataan ruang baik fisik maupun sosial sehingga terjadi

pemerataan perkembangan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi

daerah.

Pembangunan secara luas selalu mengacu kepada proses perubahan

struktural, baik struktur ekonomi maupun sosial budaya yang dapat

menciptakan suatu kondisi aman bagi kehidupan umat manusia. Pemerintah

memegang peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan perencanaan

pembangunan suatu daerah, karena dengan melalui pengeluaran,

pemerintah berperan menjamin suatu keputusan yang menyangkut

pengalokasian anggaran yang terbatas telah mempertimbangkan prioritas

kebutuhan dan akibat yang akan timbul jika dilihat dari perekonomian

keseluruhan.

Dalam penyelenggaraanotonomi daerah memberikan kewenangan

yang luas, nyata dan bertanggung jawab tanpa membahas keuangan daerah,

seperti membahas kulit tanpa membahas isinya. Guna menyelenggarakan

pemerintahan yang intinya pada pelayanan pada masyarakat diperlukan

Page 35: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

35

dana yang besar dan cukup meningkat, sesuai dengan terus meningkatnya

kebutuhan dan keinginan masyarakat, melalui kemampuan menggali sumber-

sumber keuangan sendiri yang didukung oleh pembagian keuangan antara

pusat dan daerah, yang merupakan syarat menjalankan pemerintahan.

Mamesah ( 1995 ) mengemukakan bahwa Keuangan daerah adalah

semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang maupun barang

yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh daerah

yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Pentingnya posisi keuangan dearah dalam menyelenggarakan

otonomi sangat disadari oleh pemerintah pusat. Agar daerah dapat mengurus

rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya, maka kepadanya perlu

diberi sumber-sumber pembiayaan dapat diberikan kepada pemerintah

daerah, maka kepada daerah diwajibkan untuk menggali segala sumber

keuangan sendiri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah ( APBD )

pos-pos penerimaan dapat dikelompokkan ke \dalam 5 ( lima ) kelompok

besar, yaitu :

a Sisa anggaran tahun lalu b Pendapatan Asli Daerah c Dana perimbangan d Sumbangan dan bantuan e Penerimaan pembangunan

Page 36: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

36

Dengan demikian apabila pemerintahdi daerah dituntut untuk

mengurus sendiri rumah tangganya dan kemudian melaksanakan sebagian

kewenangan yang dilimpahkan pemerintah pusat, maka faktor penting yang

harus dipikirkan adalah faktor sumber pembiayaan atau keuangan. Oleh

karenanya keuangan daerah tersebut merupakan tolok ukur bagi penentuan

kapasitas dalam menyelenggarakan tugas-tugas otonomi, di samping tolok

ukur lainnya seperti kemampuan sumber daya manusia atau aparatur

daerah, kondisi demografi, serta peran serta masyarakat.

Ketentuan pokok mengenai keuangan daerah yang meliputi peraturan

dan penetapan sumber-sumber keuangan daerah diatur dalam pasal 79

sampai dengan pasal 86 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Pasal 79

menjelaskan bahwa sumber pendapatan daerah adalah :

1. Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari :

a. Hasil Pajak Daerah

b. Hasil Retribusi Daerah

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, dan hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

2. Dana Perimbangan terdiri dari :

a. Bagian Daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan,

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan

penerimaan dari Sumber daya Alam.

Page 37: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

37

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

3. Pinjaman Daerah

4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Ada dua dimensi penting yang perlu mendapat perhatian khusus

dalam menata kembali pemerintah daerah yaitu masalah otonomi atau

desentralisasi dan masalah keuangan. Pembenahan secara substansial dan

demokrasi pada sistem tersebut akan berimplikasi positif terhadap otonomi

daerah dan perimbangan keuangan daerah dengan pusat.

Sebagai koreksi atas UU No. 5 Tahun 1974 Undang-undangan yang

baru ini lebih bersifat terbuka dan akomodatif dalam menampung

kepentingan daerah. Primal keuangan daerah dalam pasal 78 UU No. 22

tahun 1999 dan pasal 3 UU No. 25 tahun 1999 dijelaskan bahwa : sumber-

sumber penerimaan daerah terdiri atas :

1. Pendapatan asli daerah yaitu :

- Hasil pajak daerah

- Hasil retribusi daerah

- Hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan

- Lain-lain Pendapatan asli daerah yang sah.

2. Dana perimbangan

3. Pinjaman daerah dan

Page 38: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

38

4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Hal yang menarik dalam Undang-undang baru ini adalah adanya

kewenangan yang diberikan kepada daerah untuk mengatur urusannya

sendiri kecuali urusan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan,

peradilan, moneter/fiskal dan agama.

Sedangkan dari segi keuangan daerah adanya dana perimbangan

yang berasal dari bagi hasil pendapatan negara dan sumber daya alam,

alokasi umum dan alokasi khusus, dana perimbangan ini diterima langsung

oleh daerah penghasil. Sebelum menelaah terhadap konsep peningkatan

Pendapatan Asli Daerah maka akan diuraikan terlebih dahulu mengenai

Pajak dan retribusi Daerah. Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000

tentang perubahan Undang-undang RI No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan yang

seimbangan yang dapat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah

daerah dan pembangunan daerah.

Untuk merealisasikan pembanguan daerah, oleh pemerintah daerah

dijabarkan dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) setiap tahunnya dan setelah disahkan oleh DPRD II,

kemudian ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Mamesah, 1995:3)

Page 39: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

39

Dalam APBD tercermin kemampuan daerah dalam menggali sumber-

sumber penerimaan daerah, yang sangat ditentukan oleh potensi yang

dimiliki, diantara sumber penerimaan daerah adalah penerimaan daerah

sendiri (PDS) yang terdiri dari PAD ditambah dengan PBB yang selalu

diupayakan peningkatannya sebagai salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah daerah dan daerah dalam rangka mengisi

otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggung jawab.

E. Hubungan keuangan Pusat Dan Daerah

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan

sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan

demokrasi dan kinerja daerah untuk meeningkatkan kesejahteraan

masyarakat . Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem

pemerintahan negara dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan pada

masyarakat. Sebagai daerah otonom daerah mempunyai kewenangan dan

tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan

prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan pertanggungjawaban kepada

masyarakat.

Untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah diperlukan

kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional

yang diwujudkan dengan pengaturan, pembangunan dan pemanfaatan

Page 40: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

40

sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan

pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintah daerah

dalam rangka perimbangan keuangan dilaksanakan atas dasar

desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembatuan. Sumber-sumber

pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan asli daerah, dana

perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah. Sumber

pendapaatan asli daerah merupakan sumber keuangan daerah yang digali

dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri atas hasil pajak

daerah, retribusi, serta pendapatan lain-lain yang sah. Proses ini

dimungkinkan untuk dilaksanakan setelah pemerintah mengeluarkan undang-

undang no 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan daerah. Pemberlakuan undang-undang tersebut mempunyai tujuan

antara lain:

a. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian

daerah.

b. Menciptakan system pembiayaan daerah yang adil dan proporsional,

rasional, transparan, akuntabel dan pasti.

c. Mewujudkan system perimbangan keuangan yang mencerminkan

pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah, menyelenggarakan pemerintahan

daerah yang transparan, memperhatikan aspirasi masyarakat.

d. Menjadi acuan dalam alokasi penerimaan Negara bagi daerah.

Page 41: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

41

e. Mempertegas system pertanggungjawaban keuangan oleh pemerintah

daerah.

Berdasarkan tujuan pokok diatas, maka hubungan keuangan pusat

dan daerah dapat disimpulkan dari tiga segi yaitu :

1. Segi penyelenggaraan pemerintah daerah.

2. Segi kebijaksanaan pembangunan.

3. Segi pengawasan.

E.1. Penyusunan anggaran belanja daerah

Mustopadidjaya, AR ( 1997 : 8 ) mengemukakan bahwa kegiatan

penyusunan anggaran belanja daerah ( APBD ) meliputi

perencanaan,pendapatan dan pengeluaran. Pada sisi pendapatan dilakukan

estimasi penerimaan daerah yang mungkin dicapai pada tahun yang akan

datang begitu juga dengan pengeluaran rutin termasuk belanja pegawai dan

lain sebagainya. Atas dasar pemikiran tersebut akan diketahui besarnya

tabungan pemerintah yang akan dipergunakan untuk mencapai berbagai

macam sasaran.

Sedangkan Kunardjo (1993 : 138) menyatakan bahwa penyusunan

Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah mempunyai tiga fungsi Utama

yaitu:

Page 42: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

42

1. Fungsi Alokasi, dimaksudkan untuk penyediaan dana yang dibutuhkan

masyarakat akan adanya sarana dan prasarana yang tidak mungkin

disediakan oleh sektor swasta.

2. Fungsi Distribusi, adalah anggaran yang menyangkut kebijaksanaan

pemerintah dalam masalah pemerataan pendapatan antar warga negara

agar kesenjangan dan penerimaan pendapatan dapat dikurangi.

3. Fungsi Stbilisasi, adalah anggaran yang menyangkut masalah

terpeliharanya tingkat kemampuan kerja yang tinggi, kestabilan harga

dan pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.

Sementara D.J. Mamesah (1996 :79 ) mengatakan bahwa

penyusunan Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah tidak terlepas dari

pelaksanaan salah satu fungsi organik manajemen yaitu perencanaan.

Selanjutnya S.P. Siagian ( 1985 : 17 ) mengemukakan bahwa didalam

kegiatan perencanaan terdapat beberapa ide pokok antara lain :

1. Perencanaan pada hakekatnya merupakan kegiatan berfikir karena

merencanakan memang didahului oleh konseptualisasi usaha sebelum

bertindak.

2. Perencanaan pada hakekatnya merupakan kegiatan pengambilan

keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dilaksanakan dimasa

depan.

Uraian diatas erat sekali hubungannya dengan perencanaan

anggaran pemerintah daerah dimana APBD sebagai rencana kegiatan

Page 43: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

43

tahunan pemerintah daerah baik rutin maupun pembangunan sekaligus

perumusan awal tentang perkiraan jumlah penerimaan dan sumber-sumber

pendapatan daerah yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran tertentu.

E.2. Arti dan manfaat alokasi anggaran pemerintah serta

pengaruhnya terhadap pertumbuhan sector pembangunan.

Secara garis besar tujuan pembangunan daerah merupakan tujuan

yang sifatnya kompleks dikarenakan berbagai macam tujuan yang ingin

dicapai sering kali erat hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya.

Pembangunan daerah dalam proses akan memunculkan sektor yang menjadi

penggerak utama dalam pembangunan. Selanjutnya pemerintah dapat

mempengaruhi corak pembangunan dan kegiatan ekonomi melalui alokasi

dan distribusi pengeluaran pemerintah didaerah ( Sadono Sukirno, 1982 ).

Teori Harod Domar yang merupakan pendalaman dari berbagai

teori pertumbuhan pada dasarnya menunjukkan tentang syrat-syarat yang

harus diciptakan dalam suatu perekonnomian agar ekonomi tetap efisien dan

maksimal dalam menggunakan alat-alat modal. Pertumbuhan masing-masing

sektor pembangunan perlu pula diperkirakan. Dari uraian diatas nampak

akan arti pentingnya dari pengalokasian dana oleh pemerintah melalui

pengeluaran yang dilakukan pada sektor-sektor pembangunan daerah.

Manfaat yang diperoleh dari pengalokasian ini adalah mendorong

Page 44: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

44

pembangunan daerah dan juga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini

dilakukan melalui alokasi penyusunan dana ke sektor yang secara potensial

mampu untuk mempercepat proses pembangunan.

E.3. Jenis alokasi anggaran pemerintah

Anggaran pembangunan yang diperuntukan bagi pembangunan

daerah dapat dikelompokan atas 2 daerah, yaitu :

- Anggaran pembangunan daerah yang alokasinya ditentukan kriteria yang

bersifat sosial politik

- Anggaran pembangunan daerah yang alokasinya ditentukan oleh kriteria

yang didasarkan pada efisiensi ekonomi.

Faktor-faktor yang penting yang dapat digunakan dalam menentukan

alokasi anggaran pembangunan daerah berdasarkan kriteria yang bersifat

sosal politik adalah jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan luas daerah.

F. Peranan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ada beberapa pertanyaan yang sering di diskusikan mengenai

peranan sektor publik dalam perekonomian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

berkaitan dengan mengapa peranan sektor publik diperlukan dan apa

peranan sektor public dalam sistem perekonomian. Menurut Musgrave (1989)

ada beberapa premis yang diterima secara umum dalam masyarakat bahwa

Page 45: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

45

1) komposisi output yang ada seharusnya berada dalam garis yang sesuai

dengan preferensi konsumsi individu dalam masyarakat, dan bahwa 2)

preferensi tersebut digunakan untuk di desentralisasikan dalam membuat

keputusan mengapa seluruh perekonomian tidak dipegang oleh swasta.

Sebuah perekonomian ideal, yang kompetitif sempurna dimana

pengaturan alokasi sumberdaya berasal dari pertukaran sukarela antara

barang dan uang pada harga pasar akan menghasilkan kuantitas maksimum

barang dan jasa dari segenap sumber daya yang tersedia dalam

perekonomian tersebut. Kenyataan yang ada, pasar tidak selalu hadir dalam

wujudnya yang ideal. Perekonomian pasar seringkali terlilit polusi dan

monopoli seiring dengan melonjaknya inflasi atau pengangguran dan pada

prakteknya pula bahwa distribusi pendapatan dalam masyarakat Laissez-

faire sangat tidak merata. Untuk mengatasi kelemahan tersebut pemerintah

mengambil peranan penting dalam perekonomian.

Menurut Adam Smith dalam Mangkoesubroto (1998),

mengemukakan bahwa dalam perekonomian kapitalis, setiap individu yang

paling tahu apa yang paling baik bagi dirinya, sehingga dia akan

melaksanakan apa yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap individu

akan melaksanaskan aktivitas yang harmonis seakan-akan diatur oleh

invisible hand. Karena itu perekonomian dapat berkembang maksimum.

Sehingga Adam Smith mengatakan bahwa peran pemerintah hanya terbatas

Page 46: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

46

pada pelaksanaan kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh pihak swasta, yaitu

melaksanakan peradilan, pertahanan/keamanan, dan pekerjaan umum.

Sedangkan menurut Samuelson (1997) secara garis besar

pemerintah mempunyai tiga fungsi utama, yakni meningkatkan efisiensi,

menciptakan keadilan dan melaksanakan kebijakan stabilisasi Pemerintah

yang baik harus senantiasa berusaha menghindari dan memperbaiki

kegagalan pasar demi tercapainya efisiensi. Pemerintah juga harus

memperjuangkan pemerataan melalui program perpajakan dan redistribusi

pendapatan untuk kelompok atau golongan masyarakat tertentu. Pemerintah

harus menggunakan perangkat perpajakan, pembelanjaan dan peraturan

moneter untuk menggapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, mengurangi

laju inflasi dan pengangguran serta memacu pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan. Menurut Jones (1996) peran pemerintah dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu secara langsung dan secara tak langsung. Pengendalian

secara langsung diantaranya adalah masalah penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Sementara pengendalian secara tak langsung diantaranya

berhubungan dengan masalah tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi,

tingkat pengangguran serta nilai tukar.

Menurut Hyman dkk (1996); dalam sistem ekonomi negara

campuran (mixed economy) pemerintah hanya menyediakan jumlah barang

dan jasa tertentu (publik good) yang tidak dapat disediakan oleh swasta serta

mengatur alokasi perorangan. Menurut Mangkoesubroto (1998) Barang

Page 47: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

47

publik adalah beberapa jenis barang yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, akan tetapi tidak seorangpun yang bersedia menghasilkannya

atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta akan tetapi dalam jumlah yang

terbatas. Barang publik mempunyai ciri-ciri : 1) tidak bersaing (non rival in

consumption) yaitu konsumsi dari seseorang tidak menyebabkan

menurunnya kemanfaatan oleh individu lainnya; 2) tidak dapat dikecualikan

(non excludability), artinya tidak seorangpun konsumen dapat dilarang dalam

memanfaatkannya. Barang dan jasa yang diproduksi pemerintah tersedia

dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang/jasa yang

relatif murah karena harganya ditentukan rendah oleh pemerintah (subsidi),

Sukanto R (2001).

Pada sistem perekonomian campuran, pemerintah berpartisipasi

dalam pasar sebagai pembeli barang dan jasa. Pemerintah membeli input

dari rumah tangga dan mendapatkan hak kepemilikan dari sumber produktif

(modal dan tanah). Pemerintah menggunakan input untuk menghasilkan

barang dan jasa yang tidak dijual kepada sektor rumah tangga dan

perusahaan, tetapi disediakan melalui distribusi tanpa melalui pasar. Namun

demikian pemerintah juga memiliki dan menjalankan perusahaan, seperti

jasa pelayanan pos, kereta api dan lain-lain. Untuk membayar barang dan

jasa yang dipergunakannya, pemerintah mendapatkan pemasukan dari

perusahaan dan rumah tangga, seperti hasil pembayaran pajak, retribusi,

royalti dan fee. Pemerintah menggunakan sumber daya yang produktif untuk

Page 48: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

48

menghasilkan barang dan jasa termasuk pertahanan, jalan, sekolah dan jasa-

jasa lainnya.

Kebijakan makroekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah pada

dasarnya bertujuan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan

ekonomi yang ada pada saat itu. Menurut Sadono S (2000) persoalan pokok

dalam perekonomian adalah : 1) pengangguran; 2) Inflasi; 3) keleluasan

pertumbuhan ekonomi; 4) ketidakstabilan neraca pembayaran. Bentuk utama

dari kebijakan fiskal pemerintah adalah dengan menambah pengeluaran

pemerintah dan mengurangi pajak pendapatan.

Penambahan pengeluaran pemerintah dapat dilakukan dengan : 1)

meminjam dari masyarakat melalui pasar modal (loanable fund); dan 2)

meminjam dari bank sentral melalui pencetakan uang baru. Penurunan pajak

yang dilakukan oleh pemerintah dapat dilakukan dengan : 1) menurunkan

sejumlah pajak tertentu; dan 2) menurunkan persentase pajak pendapatan

Peningkatan pengeluaran pemerintah merupakan konsekuensi dari

ditentukannya program kerja yang membutuhkan anggaran yang besar,

apabila pendapatan nasional dalam perencanaan adalah :

Yo = 1/(1-b(1-t)) = (a + Io + Go). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)

Pertambahan pengeluaran pemerintah ∆G, dan Yt merupakan

pendapatan nasional yang baru (∆Y = Yt – Yo), maka besarnya ∆Y dapat

ditentukan dengan :

Page 49: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

49

Yo = 1/(1-b(1-t)) . (a + Io + Go + ∆G) – 1/(1-b(1-t)) (a + Io + Go) ; . . .

.(2.2)

atau

∆Y = 1/(1-b(1-t)) . ∆G. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

(2.3)

Dalam keadaan keseimbangan di pasar modal ditentukan oleh

penawaran tabungan (S) dan permintaan modal untuk Investasi (I).

Keseimbangan awal dicapai pada Eo, yang berarti pada tingkat suku bunga

ro dan dana yang dipinjamkan adalah sebesar S = I pertambahan

pengeluaran pemerintah akan menyebabkan peningkatan permintaan modal.

Pada tingkat suku bunga tertentu, maka menyebabkan kurva permintaan

dana bergerak ke kanan dari I menjadi I + ∆G. Besarnya pergeseran ini dapat

ditentukan dengan fiskal multiplier, 1/(1-C) dikalikan dengan besarnya

kenaikan awal dari belanja fiskal. Perubahan ini tidak mempengaruhi hasrat

untuk menabung, sehingga kurva S tetap. Dengan demikian keseimbangan

baru tercapai pada E1, dimana suku bunga telah meningkat menjadi r1 dan

dana yang dipinjamkan menjadi I + ∆G namun karena hasrat investasi

masyarakat telah merosot dari Io menjadi I1, sebagai akibat kenaikan suku

bunga dari ro menjadi r1, dan pengeluaran pemerintah dari G menjadi G +

∆G.

Apabila pinjaman pemerintah sebanyak ∆G dibiayai oleh penurunan

Investasi sebesar ∆I = Io – I1, dan kenaikan tabungan masyarakat sebesar

Page 50: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

50

∆S = S1 - So, maka kenaikan pengeluaran pemerintah akan berdampak pada

kenaikan suku bunga dan selanjutnya menurunkan tingkat investasi swasta,

kondisi ini disebut dengan crowding out. Meskipun agregat demand akan naik

mengikuti kenaikan pengeluaran pemerintah, akan tetapi efeknya tergantung

juga kepada bentuk kurva agregat supply. Dalam kasus klasik semua

efeknya akan terjadi pada harga dan keseimbangan output tetap. Sedangkan

dalam kasus keynesian yang ekstrim, semua efeknya hanya akan jatuh

kepada output, sementara harga-harga dianggap tetap. Dalam kasus

keynesian secara umum, efeknya terdistribusi antara kenaikan output dan

tingginya harga. Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk

yang dihasilkan yang memuat pilihan atau keputusan yang dibuat oleh

pemerintah untuk menyediakan barang-barang publik dan pelayanan kepada

masyarakat. Total pengeluaran pemerintah merupakan penjumlahan

keseluruhan dari keputusan anggaran pada masing-masing tingkatan

pemerintahan (Pusat-Prop-Kab/Kota). Pada masing-masing tingkatan dalam

pemerintah ini dapat mempunyai keputusan akhir proses pembuatan yang

berbeda, dan hanya beberapa hal pemerintah yang dibawahnya dapat

dipengaruhi oleh pemerintahan yang lebih tinggi (Lee Robert D, Jr and

Ronald W. Johnson).

Menurut Mangkoesubroto (1998;169) Pengeluaran pemerintah

mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan

suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah

Page 51: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

51

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk

melaksanakan kebijakan tersebut. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil

dapat dipakai sebagai indicator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai

oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan

pemerintah, semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan.

Proporsi pengeluaran pemerintah terhadap penghasilan nasional (GNP)

adalah suatu ukuran terhadap kegiatan pemerintah dalam suatu

perekonomian. Teori makro mengenai pengeluaran pemerintah dapat

digolongkan dalam tiga golongan; yaitu :

1. Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah.

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang

menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan

tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan

ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi

besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana.

Pada tahap menengah investasi pemerintah tetap diperlukan untuk

menghindari terjadinya kegagalan pasar yang disebabkan oleh

investasi swasta yang sudah semakin besar pula. Pada tingkat

ekonomi yang lebih lanjut, aktivitas pemerintah beralih pada bentuk

pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas-aktivitas sosial.

Page 52: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

52

2. Hukum Wagner

Hukum Wagner menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian,

apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran

pemerintah pun akan meningkat. Menurut Wagner (Mangkoesubroto,

1998) mengapa peranan pemerintah semakin besar, disebabkan

karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam

masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi kebudayaan dan

sebagainya. Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum

tersebut tidak didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan

barang-barang publik. Wagner mendasarkan pandangannya dengan

teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state), yang

menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak,

terlepas dari anggota masyarakat lainnya.

3. Teori Peacock dan Wiseman

Teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah

senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran, sedangkan

masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk

membiayai pengeluaran pemerintah tersebut. Menurutnya, masyarakat

mempunyai tingkat toleransi pajak, yaitu tingkat dimana masyarakat

dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh

pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Dalam

memahami berbagai pengaturan pendanaan bagi pemerintah regional

Page 53: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

53

(daerah), maka kita harus mengetahui keragaman fungsi yang

dibebankannya dimana fungsi-fungsi tersebut dapat digolongkan

menjadi 5 (lima) kelompok yaitu :

a. Fungsi penyediaan pelayanan yang berorientasi kepada

lingkungan dan kemasyarakatan.

b. Fungsi pengaturan yaitu merumuskan dan menegakkan peraturan

perundangundangan

c. Fungsi pembangunan yaitu keterlibatan langsung maupun tidak

langsung dalam bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dan penyediaan

prasarana

d. Fungsi perwakilan yaitu menyatakan pendapat daerah diluar

bidang tanggung jawab eksekutif; dan

e. Fungsi koordinasi yaitu melaksanakan koordinasi dan

perencanaan investasi dan tataguna tanah regional (daerah)

(Davey KJ, 1988)

Dalam RAPBD di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Pengeluaran pembangunan dimaksudkan sebagai pengeluaran yang

bersifat menambah kapital (investasi) masyarakat dalam bentuk

proyek-proyek prasarana dasar dan sarana fisik.

2. Pengeluaran rutin secara umum diarahkan untuk menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Page 54: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

54

meliputi belanja pegawai, barang, perjalanan dinas, pemeliharaan,

belanja rutin dan lain-lain seperti belanja pensiun dan subsidi.

Pengeluaran pemerintah dapat dipandang sebagai pembelanjaan

otonomi, karena pendapatan nasional bukan merupakan faktor penting yang

dapat mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menentukan anggaran

belanjanya. Faktor yang menentukan pengeluaran pemerintah adalah 1)

pajak yang diharapkan akan diterima, 2) pertimbangan-pertimbangan politik;

dan 3) persoalan-persoalan ekonomi yang sedang dihadapi (Sadono, 2000).

Dalam keadaan keseimbangan pada perekonomian tertutup, maka

Y = C + I + G. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4)

Dimana :

C + I + G = C + S + T atau I + G = S + T. . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.5)

Apabila dimisalkan sistem pajak adalah tetap, maka pendapatan

nasional dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :

Y = C + I + G

Y = a + b Yd + Io + Go

Y = a + b (Y – To) + Io + Go

Y – bY = a – bTo + Io + Go

Y (1-b) = a – bTo + Io + Go

Y = 1/(1-b) . (a – bTo + Io + Go)

Page 55: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

55

Terjadinya perubahan pembelanjaan agregat, baik yang berasal dari

pengurangan pajak, kenaikan ekspor atau penurunan impor akan mampu

mengakibatkan perubahan keseimbangan dalam perekonomian dan

perubahan dalam pendapatan nasional. Apabila pertambahan pengeluaran

pemerintah sebesar ∆G, maka kenaikan pendapatan nasional sebesar :

Y1 = 1/(1 – b). (a – bTo + Io + Go + ∆G)

∆Y = Y1 – Yo = 1/(1-b). ∆G . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.(2.6)

sedangkan multiplier (α) dari perubahan tersebut adalah sebesar :

α = ∆Y/∆G = 1 / (1-b) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.(2.7)

G. Anggaran Daerah Sektor Publik

Anggaran daerah merupakan salah satu alat yang memegang

peranan penting dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan

didalamnya tercermin kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi

dan sumber-sumber kekayaan daerah. APBN merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat/DPR (UU Keuangan Negara, 2002).

Tujuan utama proses perumusan anggaran adalah menterjemahkan

perencanaan ekonomi pemerintah, yang terdiri dari perencanaan input dan

output dalam satuan keuangan. Oleh karena itu, proses perumusan anggaran

Page 56: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

56

harus dapat menggali dan mengendalikan sumber-sumber dana publik.

Proses pembuatan satu tahun anggaran tersebut dikenal dengan istilah

penganggaran.

Lebih dari enam puluh tahun lalu, V.O. Key sudah mengisyaratkan

bahwa penganggaran memiliki satu masalah paling mendasar, yakni

keterbatasan sumber daya. Key (1940) mengajukan pertanyaan berikut: “on

what basis shall it be decided to allocate x dollars to activity A instead of

activity B?” Keterbatasan sumber daya yang dimiliki menyebabkan proses

pembuatan keputusan pengalokasian menjadi sangat dinamis, terlebih lagi

dalam kondisi di mana terdapat banyak pihak dengan kepentingan dan

preferensi yang berbeda (Rubin, 1993).

Penganggaran setidaknya mempunyai tiga tahapan , yakni (1) perumusan

proposal anggaran, (2) pengesahan proposal anggaran, (3)

pengimplementasian anggaran yang telah ditetapkan sebagai produk hukum

(Samuels, 2000). Sedangkan menurut Von Hagen (2002) penganggaran

terbagi ke dalam empat tahapan, yakni excecutive planning, legislative

approval, excecutive implementation, dan ex post accountability. Pada kedua

tahapan pertama terjadi interaksi antara eksekutif dan legislatif dan politik

anggaran paling mendominasi, sementara pada dua tahap terakhir hanya

melibatkan birokrasi sebagai agent.

Penerapan otonomi daerah di Indonesia tak terlepas dari perubahan

paradigma dalam pengelolaan dan penganggaran daerah. Penganggaran

Page 57: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

57

kinerja (performance budgeting) merupakan konsep dalam penganggaran

yang menjelaskan keterkaitan antara pengalokasian sumberdaya dengan

pencapaian hasil yang dapat diukur.

Dalam pembahasan anggaran, eksekutif dan legislatif membuat

kesepakatan-kesepakatan yang dicapai melalui bargaining (dengan acuan

Kebijakan Umum APBD dan Prioritas & Plafon Anggaran) sebelum anggaran

ditetapkan sebagai suatu peraturan daerah. Anggaran yang telah ditetapkan

menjadi dasar bagi eksekutif untuk melaksanakan aktivitasnya dalam

pemberian pelayanan publik dan acuan bagi legislatif untuk melaksanakan

fungsi pengawasan dan penilaian kinerja eksekutif dalam hal

pertanggungjawaban kepala daerah.

H. Produk Domestik Regional Bruto

Pada umumnya semua negara menginginkan pertumbuhan ekonomi

yang baik dan khususnya juga setiap daerah menginginkan hal yang sama.

Pertumbuhan ekonomi dapat digerakan oleh pemerintah baik pemerintah

pusat dan pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan fiskal, kebijakan

moneter, kebijakan perdagangan.

Leweis (2005) mengemukakan bahwa sebagai hasil dari program

desentralisasi pemerintah pusat yang dimulai diterapkan pada tahun 2001,

dimana pemerintah daerah sudah mempunyai tanggung jawab yang lebih

nyata dalam pelayanan masyarakat dan lebih leluasa dalam mempergunakan

Page 58: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

58

sumber fiskal dan mempunyai otoritas yang lebih besar dalam

mempergunakan sumber-sumber lainnya dibanding sebelumnya. Disamping

itu pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan karena perdagangan nasional

atau antar daerah di berbagai bidang, dapat disebabkan oleh fluktuasi nilai

tukar dan lebih khusus disebabkan oleh penerimaan dan pengeluaran

pemerintah daerah atau dikenal dengan kebijakan fiskal daerah yang

implementasi diwujudkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan disegala bidang dengan didukung oleh ketersediaan anggaran

pembangunan baik yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang dikelola dan dimanfaatkan seektif, efisien, transparan dan akuntabel

secara berhasilguna dan berdayaguna bagi kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat

(Sukirno, 1994: 10). Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP

(Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar

atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah

ada perubahan dalam struktur ekonominya (Suryana, 2000: 5). Menurut

Zaris, (1987: 82) pertumbuhan ekonomi adalah sebagian dari perkembangan

kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan

domestik regional bruto per kapita (PDRB per kapita).

Page 59: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

59

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto dapat didefinisikan

menurut tiga sudut pandang yang berbeda namun mempunyai pengertian

yang sama, yaitu :

1. Menurut Pendekatan Produksi adalah jumlah nilai produk netto dari

barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi di dalam suatu

regional atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

2. Menurut Pendekatan pendapatan adalah jumlah balas jasa yang

diterima oleh berbagai produksi yang ikut serta dalam proses produksi

dalam satu regional atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu

tahun).

3. Menurut pendekatan pengeluaran adalah jumlah pengeluaran rumah

tangga, lembaga swata tidak mencari keuntungan dan pemerintah

sebagai konsumsi, pengeluaran sebagai pembentukan modal tetap

domestik bruto, perubahan stock dan ekspor netto, di suatu regional

atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun) (Boediono,

1992 : 102).

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto dapat dibagi Sembilan

sektor ekonomi dalam PDRB juga sering dikelompokkan dalam 3 kelompok

sektor : primer, sekunder, tersier. Sektor primer mencakup sektor pertanian

dan sektor penggalian. Sektor sekunder mencakup sektor industri

pengolahan, sektor listrik-gas-air bersih, dan sektor bangunan. Sektor tersier

Page 60: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

60

mencakup sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor keuanganpersewaan- jasa perusahaan, serta sektor jasa-

jasa.

Samuelson (1995: 436) mendefinisikan bahwa pertumbuhan

ekonomi menunjukkan adanya perluasan atau peningkatan dari Gross

Domestic Product potensial/output dari suatu negara. Ada 4 faktor yang

menyebabkan pertumbuhan ekonomi :

a. Sumber daya manusia.

Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia

merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hampir semua

faktor produksi yang lainnya, yakni barang modal, bahan mentah serta

teknologi, bisa dibeli atau dipinjam dari negara lain. Tetapi penerapan

teknik-teknik produktivitas tinggi atas kondisi-kondisi lokal hampir selalu

menuntut tersedianya manajemen, ketrampilan produksi, dan keahlian

yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang terdidik.

b. Sumber daya alam.

Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat ditanami

merupakan faktor ang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam

yang penting antara lain minyak- minyak gas, hutan air dan bahan-bahan

mineral lainnya.

c. Pembentukan modal.

Page 61: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

61

Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa

pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa

puluh tahun. Pembentukan modal modal dan investasi ini sebenarnya

sangat dibutuhklan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.

d. Perubahan teknologi dan inovasi.

Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu

semangat kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju apabila

tidak memiliki para wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko

usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi,

menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai hambatan usaha,

hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju

(Samuelson, 1995: 436-439).

Menurut Sukirno, (1994: 415) bahwa istilah pertumbuhan ekonomi

menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan dari suatu

perekonomian, sedangkan dalam analisis makro ekonomi tingkat

pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dari perkembangan

pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara. Menurut Boediono,

(1992: 9) pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari kenaikan output

perkapita dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi disini

meliputi 3 aspek yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis) suatu

perekonomian berkembang, berubah dari waktu ke waktu.

Page 62: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

62

2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output

perkapita, dalam hal ini ada 2 aspek penting yaitu output total dan jumlah

penduduk. Output perkapita adalah output total dibagi jumlah penduduk.

3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang.

Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lama

(5 tahun) mengalami kenaikan output. Para ahli ekonomi menyatakan bahwa

istilah pertumbuhan ekonomi berbeda dengan istilah pembangunan ekonomi.

Menurut Suryana, (2000: 3) menerangkan bahwa pembangunan ekonomi

diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita

penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari definisi

ini mengandung tiga unsur yaitu :

a. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang

terus menerus yang didalamnya telah mengandung unsur-unsur

kekuatan sendiri untuk investasi baru.

b. Usaha meningkatkan pendapatan perkapita.

c. Kenaikan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka

panjang.

Menurut Sumitro Djojohadikusumo (Sanusi, 2004: 8), pembangunan

ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada

susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi

pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan

kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka

Page 63: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

63

panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi

tersebut jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengertian :

a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus.

b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.

c. Kenaikan pendapatan perkapita harus terus berlangsung dalam jangka

panjang.

d. Perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi,

politik, hukum, sosial dan budaya). Sistem ini bisa di tinjau dari dua

aspek yaitu : aspek perbaikan di bidang organisasi (institusi) dan

perbaikan di bidang regulasi (baik legal formal maupun informal)

(Arsyad, 1999: 11-12).

Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas

dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan

atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian berbagai

barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri

ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-

penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada (lihat Todaro, 1998:130). Kemudian

menurut Widodo (1990:35) laju pertumbuhan ekonomi adalah proses

kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses

karena mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangannya. Laju

pertumbuhan ekonomi diukur melalui indikator perkembangan PDB atau

Page 64: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

64

PNB. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi regional, pertumbuhan ekonomi

diukur melalui perkembangan PDRB dari tahun ketahun.

I. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-

sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui PAD. Tuntutan

peningkatan PAD semakin besar seiring dengan semakin banyaknya

kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah disertai

pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) ke

daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini dana perimbangan yang

merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka

mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif

memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen dari Penerimaan

Dalam Negeri dalam APBN, namun daerah harus lebih kreatif dalam

meningkatkan PAD-nya untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan

dalam pembelanjaan APBD-nya (Sidik, 2002). Sumber-sumber penerimaan

daerah yang potensial harus digali secara maksimal, namun tentu saja di

dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upaya peningkatan (pertumbuhan) PAD dapat dilakukan dengan

intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi yang sudah ada (Sidik, 2002).

Page 65: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

65

Peningkatan PAD melalui kedua penerimaan ini harus diimbangi

dengan peningkatan kualitas layanan publik. Kenyataan menunjukkan

kualitas layanan publik masih banyak yang memprihatinkan, akibatnya

produk yang seharusnya bisa dijual justru direspon secara negatif

(Mardiasmo, 2002). Hal ini berarti peningkatan kemandirian ini tidak akan

mungkin terjadi apabila tidak terjadi peningkatan peran serta masyarakat

yang tercermin dalam pembayaran pajak ataupun retribusi (Heriansyah,

2005).

Dalam hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

Davey (1988:25-35) mengemukakan bahwa pendanaan pemerintah daerah

terdiri dari alokasi dari pemerintah pusat, perpajakan, retribusi (charging),

pinjaman, dan badan usaha. Dalam perspektif otonomi daerah, PAD menjadi

sumber keuangan paling utama selain jenis-jenis penerimaan daerah lainnya,

yang merupakan penjabaran dari Undang-undang nomor 25 tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.

Menurut Undang-undang nomor 25 tahun 2000, APBD merupakan

suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan

peraturan daerah tentang APBD. Lebih lanjut ditetapkan bahwa PAD adalah

pendapatan daerah yang berasal dari hasil sumber-sumber keuangan daerah

seperti pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD dan hasil

Page 66: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

66

pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, dan Lain-lain PAD

yang sah yaitu penerimaan dinas-dinas dan penerimaan lain-lain.

Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah pasal 1 ayat 6, Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Sedikit berbeda dengan Pajak Daerah, menurut Kaho, (2001:154)

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik

daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh

daerah. Retribusi daerah dipungut oleh daerah, terdapat pemberian prestasi

oleh daerah yang secara langsung dapat ditunjuk, dikenakan kepada siapa

saja yang mengenyam jasa yang diberikan oleh daerah.

Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran

atas; a) Jasa berupa usaha dan pelayanan yang diberikan oleh daerah, baik

berbentuk pelayanan umum maupun jasa usaha; b) Pemberian izin tertentu

Page 67: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

67

berupa pemberian izin kepada orang pribadi dengan maksud pembinaan,

pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan,

ruang, penggunaan sumber daya alam, barang dan prasana, sarana dan

prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan. Keduanya merupakan jasa dan pemberian

izin yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah

untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Halim (2002:65) menyatakan, bagian laba usaha daerah merupakan

penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Penerimaan ini antara lain

berasal dari BPD, Perusahaan Daerah, Deviden, BP-BKK, dan berbagai

penyertaan modal daerah kepada pihak ketiga. Kemudian dinyatakan pula

bahwa pengertian Lain-lain PAD merupakan penerimaan daerah yang

berasal dari lain-lain milik Pemerintah Daerah. Penerimaan ini berasal dari

hasil penjualan pohon ayoman, penerimaan jasa giro, dan lain-lain.

Sebagaimana tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 25

tahun 1999, yang dimaksud dengan PAD adalah penerimaan yang diperoleh

daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku. Selanjutnya sumber-sumber PAD sebagaimana telah dikemukakan

Page 68: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

68

pada bab terdahulu, terdiri dari beberapa unsur yaitu; pajak daerah, retribusi

daerah, perusahaan daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Pengertian pajak daerah berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun

2000 adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

dapat digunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah

dan pembangunan daerah. Adapun jenis-jenis pajak yang dapat diterapkan

di kabupaten/kota terdiri dari :

1. pajak hotel;

2. pajak restoran;

3. pajak hiburan;

4. pajak reklame;

5. pajak penerangan jalan;

6. pajak pengambilan bahan galian golongan C;

7. pajak parkir.

Sebelum Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang selanjutnya

diubah menjadi Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000, Davey (1988 : 39-40)

terlebih dahulu mengemukakan bahwa pengertian pajak daerah adalah

sebagai berikut :

1. pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari

daerah sendiri;

Page 69: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

69

2. pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan

tarifnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah;

3. pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah Daerah;

4. pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah Pusat tetapi

hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi hasil dengan, atau dibebani

pungutan tambahan oleh Pemerintah Daerah.

Dari dua pengertian pajak daerah di atas, terlihat bahwa pada

prinsipnya pajak daerah itu mengandung unsur-unsur, yaitu merupakan iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Pemerintah

Daerah, tanpa imbalan langsung yang seimbang. Selain itu juga pajak

daerah harus dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

daerah (Samso, 1997 : 7).

Masih berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000, pengertian

retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Adapun

jenis-jenis retribusi daerah adalah sebagai berikut :

1. retribusi jasa umum;

2. retribusi jasa usaha;

3. retribusi perizinan tertentu.

Page 70: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

70

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 1962, yang dimaksud

dengan perusahaan daerah adalah badan usaha milik daerah yang didirikan

oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk menambah pendapatan daerah

dan mampu memberikan rangsangan berkembangnya perekonomian daerah

tersebut. Adapun sifat perusahaan daerah yang sesuai dengan undang-

undang dimaksud (lihat Kaho, 1997 : 167) adalah sebagai berikut :

1. perusahaan daerah adalah satu kesatuan produksi yang bersifat memberi

jasa, menyelenggarakan kemanfaatanumum dan memupuk pendapatan;

2. tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta dalam pelaksanaan

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional

umumnya, untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan

industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan kerja dalam

perusahaan, menuju masyarakat adil dan makmur.

Hasil perusahaan daerah (BUMD) sebagai salah satu sumber PAD

meskipun memiliki potensi yang cukup besar tetapi dengan pengelolaan

perusahaan yang tidak/kurang profesional dan terlebih lagi dengan adanya

intervensi dari Pemerintah Daerah sendiri, maka kontribusi PAD dari sumber

ini masih kurang memadai. Sementara itu lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah diperoleh antara lain dari hasil penjualan asset daerah dan jasa

giro, penerimaan dari pihak ketiga yang bukan perusahaan daerah, deviden

BPD, ganti biaya dokumen lelang, dan lain-lain.

Page 71: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

71

J. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Adapun Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya :

1. Jamzani Sodik (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengeluaran

Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi (studi kasus data panel di

Indonesia) menemukan bahwa selama periode penelitian (1993-2003)

ditemukan bahwa pengeluaran pemerintah (baik pengeluaran

pembangunan maupun pengeluaran rutin) memiliki pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran

pemerintah sangat diperlukan suatu daerah untuk tumbuh dan

berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri.

2. Firmansyah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Investasi

Fisik dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Provinsi Di Indonesia

menemukan semua variabel bebas yaitu Pengeluaran Pemerintah Bidang

Pendidikan, Bidang Kesehatan, Investasi Fisik dan Tenaga Kerja baik

secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB 30 Provinsi di Indonesia.

3. Andy Lutfhi Kurniawan (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten Ponorogo Tahun 1993 – 2006

menemukan bahwa Pengeluaran Pemerintah memiliki pengaruh postif

Page 72: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

72

terhadap Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo.

4. Afrian Dita Angriwan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat besar

peranannya dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Pembangunan ekonomi

dalam arti luas meliputi pertumbuhan ekonomi, dimana tolak ukur dari

pertumbuhan ekonomi adalah laju pertumbuhan ekonomi, yang dapat diukur

melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hasil penelitian member

rujukan bahwa dengan meningkatkan masing-masing sektor Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) agar dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu perlu dilakukan penertiban dalam hal

pemungutan pajak, yang pemungutannya masih mengalami penyimpangan.

Peningkatan dalam hal investasi juga dapat mempengaruhi kinerja

perekonomian daerah, yang akan meningkatkan sektor-sektor Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) yang akan meningkatkan Pendapataan Asli Daerah

(PAD).

K. Kerangka Pikir Penelitian

Pembangunan ekonomi adalah menunjukan tingkat

kemampuan perekonomian suatu daerah dimana keberhasilan pembangunan

ekonomi ditunjukan oleh berkembangnya kemampuan masyarakat untuk

Page 73: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

73

memenuhi kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri masyarakat

sebagai manusia, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih,

yang merupakan riil perkapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

yang disertai dengan perbaikan sistem kelembagaan. Guna mendukung

proses tersebut maka di perlukan sejumlah investasi yang dialokasikan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pembiayaan

pembangunan dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga diperlukan

perencanaan pemanfaatan sumberdaya yang terbatas dengan skala prioritas,

khususnya pada sektor-sektor unggulan.

Dari alokasi anggaran pembangunan yang yang dialokasikan

untuk membiayai infrastruktur dasar yang merupakan daya dorong untuk

perkembangan ekonomi daerah dan secara khusus terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat yang akan mempercepat proses pengembangan

ekonomi pada masing-masing sektor yang mempengaruhi Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

output per kapita (Boediono, 1985). Secara tradisional, pertumbuhan

ekonomi ditujukan untuk peningkatan yang berkelanjutan Produk Domestik

Regional Daerah / PDRB (Saragih, 2003 ; Kuncoro, 2004). Hasil penelitian

yang dilakukan Lin & Liu (2000) menunjukkan desentralisasi memberikan

dampak yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Oates

(1995), Lin dan Liu (2000) yang membuktikan adanya hubungan yang positif

dan signifikan antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi.

Page 74: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

74

Hasil ini mendukung sintesa yang menyatakan bahwa, pemberian otonomi

yang lebih besar akan memberikan dampak yang lebih besar bagi

pertumbuhan ekonomi, hal inilah yang mendorong daerah untuk

mengalokasikan secara lebih efisien berbagai potensi lokal untuk

kepentingan pelayanan publik (Lin dan Liu, 2000; Mardiasmo, 2002; Wong,

2004). Peningkatan Anggaran Pengeluaran Pemerintah dan PDRB

diharapkan dapat meningkatkan PAD.

Berdasarkan penjelasan diatas maka kerangka pikir yang dapat

digambarkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.

Kerangka Pikir Penelitian

Pengeluaran

Pemerintah Sektor Pertanian

Pengeluaran

Pemerintah Sektor perindustrian

Pengeluaran

Pemerintah Sektor Perikanan

PDR

B

PAD

(Y2)

Page 75: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

75

L. Hipotesis

Hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

6. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian mempunyai Pengaruh

Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku

7. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan mempunyai

Pengaruh Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku

8. Pengeluaran Pemerintah Sektor perindustrian dan Perdagangan

mempunyai Pengaruh Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku

9. PDRB Memiliki pengaruh langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah

Provinsi Maluku Pemerintah

10. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian mempunyai Pengaruh tidak

Langsung terhadap PAD Provinsi Maluku melalui PDRB

11. Pengeluaran Pemerintah Sekto Perikanan dan Kelauatan mempunyai

Pengaruh tidak Langsung terhadap PAD Provinsi Maluku melalui PDRB

12. Pengeluaran Pemerintah Sektor perindustrian dan Perdagangan Kelautan

mempunyai Pengaruh tidak Langsung terhadap PAD Provinsi Maluku

melalui PDRB

Page 76: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

76

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

L. Teori Keuangan Daerah

Dalam dunia perekonomian modern kita dapat melihat ada

empat kelompok utama dari subjek ekonomi yaitu rumah tangga,perusahaan,

pemerintah dan luar negeri. Masing-masing subjek ekonomi ini memiliki

kegiatan yang pada umumnya bertujuan untuk mengetahui keinginan atau

memberikan kepuasan bagi anggota-anggota dari subjek ekonomi tersebut.

Keuangan Negara adalah ilmu yang membicarakan peranan pemerintah

dalam perekonomian serta dampak kebijaksanaan bidang fiscalterhadap

perekonomian. Didalam penelitian ini teori Keuangan Negara akan

dipusatkan pada satu subjek ekonomi besar yaitu pemerintah.

Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah mencapai tingkat

kemakmuran yang lebih tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut pemerintah

dapat ikut campur tangan secara aktif maupun secara pasif. Menurut kaum

klasik (Harold Groves, 1959:438-441) pemerintah mempunyai tiga fungsi

yaitu dalam bidang pertahanan nasional, keadilan sosial dan pekerjaan

umum. Disamping itu kaum klasik mengatakan bahwa penting bagi

pemerintah adalah tidak mengerjakan aktivitas yang telah dikerjakan oleh

para individu. John Stuart Mill mengatakan bahwa kehidupan perusahaan

adalah lebih baik dijalankan oleh swasta yang memang sudah tertarik untuk

Page 77: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

77

mengerjakannya dan membiarkan usaha-usaha tersebut tanpa campur

tangan pemerintah. Ia mempertahankan pendapatannya dengan mengajukan

alasan yaitu :

e. Bahwa campur tangan pemerintah membatasi adanya kebebasan

individu walaupun peranan pemerintah dalam memelihara perdamaian

dan melindungi para invidu atas serangan dari luar maupun dari dalam

tetap dibutuhkan.

f. Para individu adalah subjek yang paling tertarik atas masalah-

masalahnya sendiri.

g. Pemerintah adalah inferior dalam mengusahakan industri maupun

perdagangan dibandingkan dengan kalau usaha tersebut dijalankan oleh

sektor swasta.

h. Orang akan dapat menambah kepercayaan terhadap dirinya sendiri

apabila orang tersebut mengerjakan pekerjaan-pekerjaan demi

kepentingannya sendiri.

Uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan kebebasan

bertindak dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan apa

yang telah diinginkan. Apabila setiap orang merasa makmur semua

kebutuhannya telah terpenuhi. Kritik yang diberikan kepada kaum sosialis

adalah bahwa dengan dihapuskannya kebebasan individu akan mengurangi

hak-hak asasi manusia dan juga mengurangi inisiatif individu. Dalam

perkembangan bangsa-bangsa pada pertengahan abad 20 ternyata tidak ada

Page 78: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

78

lagi sistem-sistem ekstrim yang murni. Negara-negara yang semula

menganut sistem kapitalis murni mulai memandang perlunya peranan

pemerintah dalam perekonomian. Sedangkan negara sosialis mulai

memandang perlunya kebebasan individu.

M. Efisiensi dalam Pengeluaran Negara

Berhasil atau tidaknya kebijakan pemerintah tergantung pada

kualitas pemerintah itu sendiri. Apabila pemerintah tidak efisien maka akan

terjadi pemborosan dalam penggunaan faktor-faktor priduksi. Jika pemerintah

terlalu berkuasa dan banyak menjalankan fungsi-fungsi ekonomi dalam

perekonomian maka peranan sektor swasta akan semakin berkurang.

Individu dan badan usaha tidak dapat melatih dirinya dalam menciptakan

berbagai inisiatif secara efektif untuk mencapai keputusan yang rasional yang

sangat berguna bagi pencapaian kepuasan dan keuntungan yang maksimal.

Suatu alat yang cukup baik mengadakan pertimbangan dalam menjalankan

aktifitas pemerintahan adalah apa yang disebut dengan anggaran

penerimaan dan belanja (budget). Adapun yang dimaksud dengan budget

adalah suatu daftar/pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan

pengeluaran Negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu yang

biasanya selama satu tahun.

Page 79: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

79

Bidang-bidang yang dikenai pengaruh oleh adanya pengeluaran

pemerintah Negara atau pengeluaran pemerintah itu dapat digolongkan

sebagai berikut :

e. Konsumsi masyarakat. Pengeluaran pemerintah yang dapat

memperbaiki pola dan kenaikan tingkat konsumsi baik secara langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung ia memberikan fasilitas baik

untuk rekreasi maupun kebudayaan. Secara tidak langsung misalnya

melalui jasa didalam bidang pendidikan dan pengajaran.

f. Produksi. Bersama-sama dengan alam,modal, tenaga kerja dan

entrepeneur, pemerintahan pemerintah adalah faktor produksi.

g. Distribusi pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi distribusi

pendapatan maupun kebudayaan masyarakat.

h. Keseimbangan pendapatan nasional. Melalui politik fiskal pengeluaran

pemerintah yang berupa defissit spending, conpensatory dan public

envestment dapat menyeimbangkan jalannya perekonomian serta

tingkat pendapatan.

Pengeluaran pemerintah dapat dinilai dari berbagai segi yaitu :

e. Pengeluaran tersebut merupakan investasi yang menambah kekuatan

dan ketahanan ekonomis dimasa yang akan datang.

f. Pengeluaran langsung memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

g. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang.

h. Menyediakan kesempatan kerja yang lebih banyak.

Page 80: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

80

N. Anggaran Belanja Sebagai Program Kegiatan Pemerintah

Dana dan pembiayaan pembangunan berasal dari berbagai

macam sumber, ada yang langsung diusahakan oleh pemerintah sendiri juga

ada yang diusahakan oleh masyarakat. The budget ducument those

become’s comprehensive statement of government’s financial framework for

the fiscal year in question (united nation,1961:79).Untuk dapat menjalankan

fungsinya sebagai program yang menunjang pembangunan secara

berencana maka anggaran belanja dan penyusunannya dikaitkan dengan

perencanaan pembangunan.

Didalam menyusun anggaran belanja memerlukan konsistensi dan

koordinasi. Hal ini disebabkan karena sumber penerimaan maupun arah

pengeluaran berbagai ragam tetapi juga satu segi anggaran mempunyai

hubungan yang erat dengan segi anggaran lainnya. The government budget

is the annual expressien of government’s financial role in multi-year

development plans. Successful action requires that the different types of

funds needed for development become available in a coordinated manner

(Saul M. Katz,1965:16). Anggaran belanja juga dapat digunakan sebagai alat

kebijaksanaan perekonomian, misalnya didalam usaha stabilisasi ekonomi,

pengendoran inflasi, pembagian kembali pendapatan masyarakat yang lebih

wajar,menunjangn pembinaan dana-dana untuk investasi dan pembangunan,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dll.

Page 81: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

81

O. Peranan Dan Fungsi Anggaran Negara dan Daerah

Peranan anggaran sangat penting dan menentukan bagi berhasil tidaknya

pemerintah menjalankan fungsinya baik sebagai Public Service maupun

sebagai Development Function. Menurut Mustopadidjaja (1997:7) bahwa

besarnya anggaran belanja pembangunan setidaknya bisa dilihat dari dua

sisi, pertama segi kuantitatif berupa sejumlah investasi yang cukup besar.

Kedua segi realisasi kongkrit dari politik pembangunan yang menentukan

kualitas hidup dan kehidupan bangsa sekarang ini dan dimasa yang akan

datang. Dan sebagai peralatan kebijakan dibidang ekonomi anggaran

mempunyai fungsi yang beragam menurut Mustopadidjaja (1997:8) yaitu:

5. Anggaran memberikan arah mengenai pemanfaatan berbagai sumber

dalam masyarakat.

6. Mendorong adanya keseimbangan dalam perekonomian secara

makro.

7. Dengan tekanan kepada distribusi sumber-sumber secara lebih

berkeadilan, anggaran dapat menjadi alat untuk mengikis berbagai

kesenjangan.

8. Dengan pengelolaan yang tepat memungkinkan pengukuran secara

tepat dan bermakna mengenai kinerja dan dampak anggaran tersebut

dalam kehidupan perekonomian yang luas.

Page 82: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

82

Dalam perekonomian modern saat ini, kita melihat bahwa ada empat

kelompok utama dari subjek-subjek ekonomi, yaitu rumah tangga,

perusahaan, pemerintah dan luar negeri, masing-masing subjek ekonomi ini

memiliki kegiatan-kegiatan yang pada umumnya bertujuan memenuhi

keinginan atau kebutuhan bagi anggota dan masing-masing subjek tersebut.

Keuangan negara ( Publik Finance ) adalah ilmu yang dibicarakan

mengenai peranan pemerintah dalam perekonomian serta dampak

kebijaksanaan pemerintah bidang Fiskal terhadap perekonomian (

Mangkoesoebroto : 2000 ).

Semakin meningkatnya kegiatan pemerintah berarti semakin besar

pula pembiayaan penyelenggaraan kegiatan pemerintah tersebut yang

ditujukan untuk memenuhi kepentingan umum, tidak saja meliputi kegiatan

pemerintah saja, namun juga berkaitan dengan pembiayaan kegiatan

perekonomian, dalam arti pemerintah harus menggerakkan dan merangsang

kegiatan ekonomi secara umum (Dumairy : 1997). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwadalam suatu negara selalu ada campur tangan pemerintah

dalam perekonomian, meski ada perbedaan kadar campur tangan tersebut.

Dalam konteks perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dipilah dan

ditelaah menjadi empat macam kelompok peran, (Dumairy 1997:158-160)

yaitu: peran alokasi, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan

sumber daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan

mendukung efisiensi produksi; peran distribusi, yakni peranan pemerintah

Page 83: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

83

dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi

secara adil dan wajar; peran stabilisasi, yakni peranan pemerintah dalam

memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika dalam keadaan

disekuilibrium; dan peran dinamisasi, yakni peranan pemerintah dalam

menggerakan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh,

berkembang dan maju.

Keuangan negara secara umum adalah membahas tentang aktivitas

pemerintah terutama yang menyangkut masalah anggaran pendapatan dan

belanja baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) maupun

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ). Beberapa pakar

ekonomi telah membrikan definsi mengani keuangan negara khususnya

tentang pendapatan dan belanja negara. Irawan dan Suparmoko (1999)

mengatakan Keuangan Negara adalah bagian dari ilmu ekonomi yang

mempelajari mengenai kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi,

terutama tentang penerimaan dan pengeluarannya dalam bidang

perekonomian tersebut. Keuangan Negara merupakan studi mengenai

pengaruh dari anggaran pemerintah dan belanja negara terhadap

perekonomian, terutama pengaruhnya terhadap pencapai tujuan kegiatan

ekonomi, stabilitas harga-harga, distribusi penghasilan yang lebih merata dan

juga mencapaian efisiensi dan penciptaan lapangan kerja.

Lebih jauh Arsyad Lincolin (1999) mengatakan bahwa Anggaran

Negara adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau

Page 84: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

84

kegiatan dalam bentuk angka-angka. Di dalamnya dinyatakan tentang jumlah

penerimaan-penerimaan yang minimal diharapkan dan pengeluaran yang

setinggi-tingginya yang diukur dengan nilai uang yang diharapkan pada suatu

periode atau waktu tertentu.

Untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat

dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta

memperhatikan penataan ruang baik fisik maupun sosial sehingga terjadi

pemerataan perkembangan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi

daerah.

Pembangunan secara luas selalu mengacu kepada proses perubahan

struktural, baik struktur ekonomi maupun sosial budaya yang dapat

menciptakan suatu kondisi aman bagi kehidupan umat manusia. Pemerintah

memegang peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan perencanaan

pembangunan suatu daerah, karena dengan melalui pengeluaran,

pemerintah berperan menjamin suatu keputusan yang menyangkut

pengalokasian anggaran yang terbatas telah mempertimbangkan prioritas

kebutuhan dan akibat yang akan timbul jika dilihat dari perekonomian

keseluruhan.

Dalam penyelenggaraanotonomi daerah memberikan kewenangan

yang luas, nyata dan bertanggung jawab tanpa membahas keuangan daerah,

seperti membahas kulit tanpa membahas isinya. Guna menyelenggarakan

pemerintahan yang intinya pada pelayanan pada masyarakat diperlukan

Page 85: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

85

dana yang besar dan cukup meningkat, sesuai dengan terus meningkatnya

kebutuhan dan keinginan masyarakat, melalui kemampuan menggali sumber-

sumber keuangan sendiri yang didukung oleh pembagian keuangan antara

pusat dan daerah, yang merupakan syarat menjalankan pemerintahan.

Mamesah ( 1995 ) mengemukakan bahwa Keuangan daerah adalah

semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang maupun barang

yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh daerah

yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Pentingnya posisi keuangan dearah dalam menyelenggarakan

otonomi sangat disadari oleh pemerintah pusat. Agar daerah dapat mengurus

rumah tangganya sendiri dengan sebaik-baiknya, maka kepadanya perlu

diberi sumber-sumber pembiayaan dapat diberikan kepada pemerintah

daerah, maka kepada daerah diwajibkan untuk menggali segala sumber

keuangan sendiri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah ( APBD )

pos-pos penerimaan dapat dikelompokkan ke \dalam 5 ( lima ) kelompok

besar, yaitu :

a Sisa anggaran tahun lalu b Pendapatan Asli Daerah c Dana perimbangan d Sumbangan dan bantuan e Penerimaan pembangunan

Page 86: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

86

Dengan demikian apabila pemerintahdi daerah dituntut untuk

mengurus sendiri rumah tangganya dan kemudian melaksanakan sebagian

kewenangan yang dilimpahkan pemerintah pusat, maka faktor penting yang

harus dipikirkan adalah faktor sumber pembiayaan atau keuangan. Oleh

karenanya keuangan daerah tersebut merupakan tolok ukur bagi penentuan

kapasitas dalam menyelenggarakan tugas-tugas otonomi, di samping tolok

ukur lainnya seperti kemampuan sumber daya manusia atau aparatur

daerah, kondisi demografi, serta peran serta masyarakat.

Ketentuan pokok mengenai keuangan daerah yang meliputi peraturan

dan penetapan sumber-sumber keuangan daerah diatur dalam pasal 79

sampai dengan pasal 86 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Pasal 79

menjelaskan bahwa sumber pendapatan daerah adalah :

5. Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari :

e. Hasil Pajak Daerah

f. Hasil Retribusi Daerah

g. Hasil Perusahaan Milik Daerah, dan hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah

h. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

6. Dana Perimbangan terdiri dari :

d. Bagian Daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan,

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan

penerimaan dari Sumber daya Alam.

Page 87: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

87

e. Dana Alokasi Umum

f. Dana Alokasi Khusus

7. Pinjaman Daerah

8. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Ada dua dimensi penting yang perlu mendapat perhatian khusus

dalam menata kembali pemerintah daerah yaitu masalah otonomi atau

desentralisasi dan masalah keuangan. Pembenahan secara substansial dan

demokrasi pada sistem tersebut akan berimplikasi positif terhadap otonomi

daerah dan perimbangan keuangan daerah dengan pusat.

Sebagai koreksi atas UU No. 5 Tahun 1974 Undang-undangan yang

baru ini lebih bersifat terbuka dan akomodatif dalam menampung

kepentingan daerah. Primal keuangan daerah dalam pasal 78 UU No. 22

tahun 1999 dan pasal 3 UU No. 25 tahun 1999 dijelaskan bahwa : sumber-

sumber penerimaan daerah terdiri atas :

5. Pendapatan asli daerah yaitu :

- Hasil pajak daerah

- Hasil retribusi daerah

- Hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dan

- Lain-lain Pendapatan asli daerah yang sah.

6. Dana perimbangan

7. Pinjaman daerah dan

Page 88: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

88

8. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Hal yang menarik dalam Undang-undang baru ini adalah adanya

kewenangan yang diberikan kepada daerah untuk mengatur urusannya

sendiri kecuali urusan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan,

peradilan, moneter/fiskal dan agama.

Sedangkan dari segi keuangan daerah adanya dana perimbangan

yang berasal dari bagi hasil pendapatan negara dan sumber daya alam,

alokasi umum dan alokasi khusus, dana perimbangan ini diterima langsung

oleh daerah penghasil. Sebelum menelaah terhadap konsep peningkatan

Pendapatan Asli Daerah maka akan diuraikan terlebih dahulu mengenai

Pajak dan retribusi Daerah. Menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000

tentang perubahan Undang-undang RI No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan yang

seimbangan yang dapat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah

daerah dan pembangunan daerah.

Untuk merealisasikan pembanguan daerah, oleh pemerintah daerah

dijabarkan dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) setiap tahunnya dan setelah disahkan oleh DPRD II,

kemudian ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Mamesah, 1995:3)

Page 89: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

89

Dalam APBD tercermin kemampuan daerah dalam menggali sumber-

sumber penerimaan daerah, yang sangat ditentukan oleh potensi yang

dimiliki, diantara sumber penerimaan daerah adalah penerimaan daerah

sendiri (PDS) yang terdiri dari PAD ditambah dengan PBB yang selalu

diupayakan peningkatannya sebagai salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah daerah dan daerah dalam rangka mengisi

otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggung jawab.

P. Hubungan keuangan Pusat Dan Daerah

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan

sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan

demokrasi dan kinerja daerah untuk meeningkatkan kesejahteraan

masyarakat . Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem

pemerintahan negara dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan pada

masyarakat. Sebagai daerah otonom daerah mempunyai kewenangan dan

tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan

prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan pertanggungjawaban kepada

masyarakat.

Untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah diperlukan

kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional

yang diwujudkan dengan pengaturan, pembangunan dan pemanfaatan

Page 90: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

90

sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan

pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintah daerah

dalam rangka perimbangan keuangan dilaksanakan atas dasar

desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembatuan. Sumber-sumber

pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan asli daerah, dana

perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah. Sumber

pendapaatan asli daerah merupakan sumber keuangan daerah yang digali

dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri atas hasil pajak

daerah, retribusi, serta pendapatan lain-lain yang sah. Proses ini

dimungkinkan untuk dilaksanakan setelah pemerintah mengeluarkan undang-

undang no 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan daerah. Pemberlakuan undang-undang tersebut mempunyai tujuan

antara lain:

f. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian

daerah.

g. Menciptakan system pembiayaan daerah yang adil dan proporsional,

rasional, transparan, akuntabel dan pasti.

h. Mewujudkan system perimbangan keuangan yang mencerminkan

pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah, menyelenggarakan pemerintahan

daerah yang transparan, memperhatikan aspirasi masyarakat.

i. Menjadi acuan dalam alokasi penerimaan Negara bagi daerah.

Page 91: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

91

j. Mempertegas system pertanggungjawaban keuangan oleh pemerintah

daerah.

Berdasarkan tujuan pokok diatas, maka hubungan keuangan pusat

dan daerah dapat disimpulkan dari tiga segi yaitu :

4. Segi penyelenggaraan pemerintah daerah.

5. Segi kebijaksanaan pembangunan.

6. Segi pengawasan.

E.1. Penyusunan anggaran belanja daerah

Mustopadidjaya, AR ( 1997 : 8 ) mengemukakan bahwa kegiatan

penyusunan anggaran belanja daerah ( APBD ) meliputi

perencanaan,pendapatan dan pengeluaran. Pada sisi pendapatan dilakukan

estimasi penerimaan daerah yang mungkin dicapai pada tahun yang akan

datang begitu juga dengan pengeluaran rutin termasuk belanja pegawai dan

lain sebagainya. Atas dasar pemikiran tersebut akan diketahui besarnya

tabungan pemerintah yang akan dipergunakan untuk mencapai berbagai

macam sasaran.

Sedangkan Kunardjo (1993 : 138) menyatakan bahwa penyusunan

Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah mempunyai tiga fungsi Utama

yaitu:

Page 92: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

92

4. Fungsi Alokasi, dimaksudkan untuk penyediaan dana yang dibutuhkan

masyarakat akan adanya sarana dan prasarana yang tidak mungkin

disediakan oleh sektor swasta.

5. Fungsi Distribusi, adalah anggaran yang menyangkut kebijaksanaan

pemerintah dalam masalah pemerataan pendapatan antar warga negara

agar kesenjangan dan penerimaan pendapatan dapat dikurangi.

6. Fungsi Stbilisasi, adalah anggaran yang menyangkut masalah

terpeliharanya tingkat kemampuan kerja yang tinggi, kestabilan harga

dan pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.

Sementara D.J. Mamesah (1996 :79 ) mengatakan bahwa

penyusunan Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah tidak terlepas dari

pelaksanaan salah satu fungsi organik manajemen yaitu perencanaan.

Selanjutnya S.P. Siagian ( 1985 : 17 ) mengemukakan bahwa didalam

kegiatan perencanaan terdapat beberapa ide pokok antara lain :

3. Perencanaan pada hakekatnya merupakan kegiatan berfikir karena

merencanakan memang didahului oleh konseptualisasi usaha sebelum

bertindak.

4. Perencanaan pada hakekatnya merupakan kegiatan pengambilan

keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dilaksanakan dimasa

depan.

Uraian diatas erat sekali hubungannya dengan perencanaan

anggaran pemerintah daerah dimana APBD sebagai rencana kegiatan

Page 93: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

93

tahunan pemerintah daerah baik rutin maupun pembangunan sekaligus

perumusan awal tentang perkiraan jumlah penerimaan dan sumber-sumber

pendapatan daerah yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran tertentu.

E.2. Arti dan manfaat alokasi anggaran pemerintah serta

pengaruhnya terhadap pertumbuhan sector pembangunan.

Secara garis besar tujuan pembangunan daerah merupakan tujuan

yang sifatnya kompleks dikarenakan berbagai macam tujuan yang ingin

dicapai sering kali erat hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya.

Pembangunan daerah dalam proses akan memunculkan sektor yang menjadi

penggerak utama dalam pembangunan. Selanjutnya pemerintah dapat

mempengaruhi corak pembangunan dan kegiatan ekonomi melalui alokasi

dan distribusi pengeluaran pemerintah didaerah ( Sadono Sukirno, 1982 ).

Teori Harod Domar yang merupakan pendalaman dari berbagai

teori pertumbuhan pada dasarnya menunjukkan tentang syrat-syarat yang

harus diciptakan dalam suatu perekonnomian agar ekonomi tetap efisien dan

maksimal dalam menggunakan alat-alat modal. Pertumbuhan masing-masing

sektor pembangunan perlu pula diperkirakan. Dari uraian diatas nampak

akan arti pentingnya dari pengalokasian dana oleh pemerintah melalui

pengeluaran yang dilakukan pada sektor-sektor pembangunan daerah.

Manfaat yang diperoleh dari pengalokasian ini adalah mendorong

Page 94: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

94

pembangunan daerah dan juga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini

dilakukan melalui alokasi penyusunan dana ke sektor yang secara potensial

mampu untuk mempercepat proses pembangunan.

E.3. Jenis alokasi anggaran pemerintah

Anggaran pembangunan yang diperuntukan bagi pembangunan

daerah dapat dikelompokan atas 2 daerah, yaitu :

- Anggaran pembangunan daerah yang alokasinya ditentukan kriteria yang

bersifat sosial politik

- Anggaran pembangunan daerah yang alokasinya ditentukan oleh kriteria

yang didasarkan pada efisiensi ekonomi.

Faktor-faktor yang penting yang dapat digunakan dalam menentukan

alokasi anggaran pembangunan daerah berdasarkan kriteria yang bersifat

sosal politik adalah jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan luas daerah.

Q. Peranan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ada beberapa pertanyaan yang sering di diskusikan mengenai

peranan sektor publik dalam perekonomian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

berkaitan dengan mengapa peranan sektor publik diperlukan dan apa

peranan sektor public dalam sistem perekonomian. Menurut Musgrave (1989)

ada beberapa premis yang diterima secara umum dalam masyarakat bahwa

Page 95: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

95

1) komposisi output yang ada seharusnya berada dalam garis yang sesuai

dengan preferensi konsumsi individu dalam masyarakat, dan bahwa 2)

preferensi tersebut digunakan untuk di desentralisasikan dalam membuat

keputusan mengapa seluruh perekonomian tidak dipegang oleh swasta.

Sebuah perekonomian ideal, yang kompetitif sempurna dimana

pengaturan alokasi sumberdaya berasal dari pertukaran sukarela antara

barang dan uang pada harga pasar akan menghasilkan kuantitas maksimum

barang dan jasa dari segenap sumber daya yang tersedia dalam

perekonomian tersebut. Kenyataan yang ada, pasar tidak selalu hadir dalam

wujudnya yang ideal. Perekonomian pasar seringkali terlilit polusi dan

monopoli seiring dengan melonjaknya inflasi atau pengangguran dan pada

prakteknya pula bahwa distribusi pendapatan dalam masyarakat Laissez-

faire sangat tidak merata. Untuk mengatasi kelemahan tersebut pemerintah

mengambil peranan penting dalam perekonomian.

Menurut Adam Smith dalam Mangkoesubroto (1998),

mengemukakan bahwa dalam perekonomian kapitalis, setiap individu yang

paling tahu apa yang paling baik bagi dirinya, sehingga dia akan

melaksanakan apa yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap individu

akan melaksanaskan aktivitas yang harmonis seakan-akan diatur oleh

invisible hand. Karena itu perekonomian dapat berkembang maksimum.

Sehingga Adam Smith mengatakan bahwa peran pemerintah hanya terbatas

Page 96: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

96

pada pelaksanaan kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh pihak swasta, yaitu

melaksanakan peradilan, pertahanan/keamanan, dan pekerjaan umum.

Sedangkan menurut Samuelson (1997) secara garis besar

pemerintah mempunyai tiga fungsi utama, yakni meningkatkan efisiensi,

menciptakan keadilan dan melaksanakan kebijakan stabilisasi Pemerintah

yang baik harus senantiasa berusaha menghindari dan memperbaiki

kegagalan pasar demi tercapainya efisiensi. Pemerintah juga harus

memperjuangkan pemerataan melalui program perpajakan dan redistribusi

pendapatan untuk kelompok atau golongan masyarakat tertentu. Pemerintah

harus menggunakan perangkat perpajakan, pembelanjaan dan peraturan

moneter untuk menggapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, mengurangi

laju inflasi dan pengangguran serta memacu pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan. Menurut Jones (1996) peran pemerintah dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu secara langsung dan secara tak langsung. Pengendalian

secara langsung diantaranya adalah masalah penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Sementara pengendalian secara tak langsung diantaranya

berhubungan dengan masalah tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi,

tingkat pengangguran serta nilai tukar.

Menurut Hyman dkk (1996); dalam sistem ekonomi negara

campuran (mixed economy) pemerintah hanya menyediakan jumlah barang

dan jasa tertentu (publik good) yang tidak dapat disediakan oleh swasta serta

mengatur alokasi perorangan. Menurut Mangkoesubroto (1998) Barang

Page 97: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

97

publik adalah beberapa jenis barang yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, akan tetapi tidak seorangpun yang bersedia menghasilkannya

atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta akan tetapi dalam jumlah yang

terbatas. Barang publik mempunyai ciri-ciri : 1) tidak bersaing (non rival in

consumption) yaitu konsumsi dari seseorang tidak menyebabkan

menurunnya kemanfaatan oleh individu lainnya; 2) tidak dapat dikecualikan

(non excludability), artinya tidak seorangpun konsumen dapat dilarang dalam

memanfaatkannya. Barang dan jasa yang diproduksi pemerintah tersedia

dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang/jasa yang

relatif murah karena harganya ditentukan rendah oleh pemerintah (subsidi),

Sukanto R (2001).

Pada sistem perekonomian campuran, pemerintah berpartisipasi

dalam pasar sebagai pembeli barang dan jasa. Pemerintah membeli input

dari rumah tangga dan mendapatkan hak kepemilikan dari sumber produktif

(modal dan tanah). Pemerintah menggunakan input untuk menghasilkan

barang dan jasa yang tidak dijual kepada sektor rumah tangga dan

perusahaan, tetapi disediakan melalui distribusi tanpa melalui pasar. Namun

demikian pemerintah juga memiliki dan menjalankan perusahaan, seperti

jasa pelayanan pos, kereta api dan lain-lain. Untuk membayar barang dan

jasa yang dipergunakannya, pemerintah mendapatkan pemasukan dari

perusahaan dan rumah tangga, seperti hasil pembayaran pajak, retribusi,

royalti dan fee. Pemerintah menggunakan sumber daya yang produktif untuk

Page 98: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

98

menghasilkan barang dan jasa termasuk pertahanan, jalan, sekolah dan jasa-

jasa lainnya.

Kebijakan makroekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah pada

dasarnya bertujuan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan

ekonomi yang ada pada saat itu. Menurut Sadono S (2000) persoalan pokok

dalam perekonomian adalah : 1) pengangguran; 2) Inflasi; 3) keleluasan

pertumbuhan ekonomi; 4) ketidakstabilan neraca pembayaran. Bentuk utama

dari kebijakan fiskal pemerintah adalah dengan menambah pengeluaran

pemerintah dan mengurangi pajak pendapatan.

Penambahan pengeluaran pemerintah dapat dilakukan dengan : 1)

meminjam dari masyarakat melalui pasar modal (loanable fund); dan 2)

meminjam dari bank sentral melalui pencetakan uang baru. Penurunan pajak

yang dilakukan oleh pemerintah dapat dilakukan dengan : 1) menurunkan

sejumlah pajak tertentu; dan 2) menurunkan persentase pajak pendapatan

Peningkatan pengeluaran pemerintah merupakan konsekuensi dari

ditentukannya program kerja yang membutuhkan anggaran yang besar,

apabila pendapatan nasional dalam perencanaan adalah :

Yo = 1/(1-b(1-t)) = (a + Io + Go). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)

Pertambahan pengeluaran pemerintah ∆G, dan Yt merupakan

pendapatan nasional yang baru (∆Y = Yt – Yo), maka besarnya ∆Y dapat

ditentukan dengan :

Page 99: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

99

Yo = 1/(1-b(1-t)) . (a + Io + Go + ∆G) – 1/(1-b(1-t)) (a + Io + Go) ; . . .

.(2.2)

atau

∆Y = 1/(1-b(1-t)) . ∆G. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

(2.3)

Dalam keadaan keseimbangan di pasar modal ditentukan oleh

penawaran tabungan (S) dan permintaan modal untuk Investasi (I).

Keseimbangan awal dicapai pada Eo, yang berarti pada tingkat suku bunga

ro dan dana yang dipinjamkan adalah sebesar S = I pertambahan

pengeluaran pemerintah akan menyebabkan peningkatan permintaan modal.

Pada tingkat suku bunga tertentu, maka menyebabkan kurva permintaan

dana bergerak ke kanan dari I menjadi I + ∆G. Besarnya pergeseran ini dapat

ditentukan dengan fiskal multiplier, 1/(1-C) dikalikan dengan besarnya

kenaikan awal dari belanja fiskal. Perubahan ini tidak mempengaruhi hasrat

untuk menabung, sehingga kurva S tetap. Dengan demikian keseimbangan

baru tercapai pada E1, dimana suku bunga telah meningkat menjadi r1 dan

dana yang dipinjamkan menjadi I + ∆G namun karena hasrat investasi

masyarakat telah merosot dari Io menjadi I1, sebagai akibat kenaikan suku

bunga dari ro menjadi r1, dan pengeluaran pemerintah dari G menjadi G +

∆G.

Apabila pinjaman pemerintah sebanyak ∆G dibiayai oleh penurunan

Investasi sebesar ∆I = Io – I1, dan kenaikan tabungan masyarakat sebesar

Page 100: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

100

∆S = S1 - So, maka kenaikan pengeluaran pemerintah akan berdampak pada

kenaikan suku bunga dan selanjutnya menurunkan tingkat investasi swasta,

kondisi ini disebut dengan crowding out. Meskipun agregat demand akan naik

mengikuti kenaikan pengeluaran pemerintah, akan tetapi efeknya tergantung

juga kepada bentuk kurva agregat supply. Dalam kasus klasik semua

efeknya akan terjadi pada harga dan keseimbangan output tetap. Sedangkan

dalam kasus keynesian yang ekstrim, semua efeknya hanya akan jatuh

kepada output, sementara harga-harga dianggap tetap. Dalam kasus

keynesian secara umum, efeknya terdistribusi antara kenaikan output dan

tingginya harga. Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk

yang dihasilkan yang memuat pilihan atau keputusan yang dibuat oleh

pemerintah untuk menyediakan barang-barang publik dan pelayanan kepada

masyarakat. Total pengeluaran pemerintah merupakan penjumlahan

keseluruhan dari keputusan anggaran pada masing-masing tingkatan

pemerintahan (Pusat-Prop-Kab/Kota). Pada masing-masing tingkatan dalam

pemerintah ini dapat mempunyai keputusan akhir proses pembuatan yang

berbeda, dan hanya beberapa hal pemerintah yang dibawahnya dapat

dipengaruhi oleh pemerintahan yang lebih tinggi (Lee Robert D, Jr and

Ronald W. Johnson).

Menurut Mangkoesubroto (1998;169) Pengeluaran pemerintah

mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan

suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah

Page 101: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

101

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk

melaksanakan kebijakan tersebut. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil

dapat dipakai sebagai indicator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai

oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan

pemerintah, semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan.

Proporsi pengeluaran pemerintah terhadap penghasilan nasional (GNP)

adalah suatu ukuran terhadap kegiatan pemerintah dalam suatu

perekonomian. Teori makro mengenai pengeluaran pemerintah dapat

digolongkan dalam tiga golongan; yaitu :

4. Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah.

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang

menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan

tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan

ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi

besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana.

Pada tahap menengah investasi pemerintah tetap diperlukan untuk

menghindari terjadinya kegagalan pasar yang disebabkan oleh

investasi swasta yang sudah semakin besar pula. Pada tingkat

ekonomi yang lebih lanjut, aktivitas pemerintah beralih pada bentuk

pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas-aktivitas sosial.

5. Hukum Wagner

Page 102: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

102

Hukum Wagner menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian,

apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran

pemerintah pun akan meningkat. Menurut Wagner (Mangkoesubroto,

1998) mengapa peranan pemerintah semakin besar, disebabkan

karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam

masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi kebudayaan dan

sebagainya. Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum

tersebut tidak didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan

barang-barang publik. Wagner mendasarkan pandangannya dengan

teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state), yang

menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak,

terlepas dari anggota masyarakat lainnya.

6. Teori Peacock dan Wiseman

Teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah

senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran, sedangkan

masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk

membiayai pengeluaran pemerintah tersebut. Menurutnya, masyarakat

mempunyai tingkat toleransi pajak, yaitu tingkat dimana masyarakat

dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh

pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Dalam

memahami berbagai pengaturan pendanaan bagi pemerintah regional

(daerah), maka kita harus mengetahui keragaman fungsi yang

Page 103: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

103

dibebankannya dimana fungsi-fungsi tersebut dapat digolongkan

menjadi 5 (lima) kelompok yaitu :

f. Fungsi penyediaan pelayanan yang berorientasi kepada

lingkungan dan kemasyarakatan.

g. Fungsi pengaturan yaitu merumuskan dan menegakkan peraturan

perundangundangan

h. Fungsi pembangunan yaitu keterlibatan langsung maupun tidak

langsung dalam bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dan penyediaan

prasarana

i. Fungsi perwakilan yaitu menyatakan pendapat daerah diluar

bidang tanggung jawab eksekutif; dan

j. Fungsi koordinasi yaitu melaksanakan koordinasi dan

perencanaan investasi dan tataguna tanah regional (daerah)

(Davey KJ, 1988)

Dalam RAPBD di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

3. Pengeluaran pembangunan dimaksudkan sebagai pengeluaran yang

bersifat menambah kapital (investasi) masyarakat dalam bentuk

proyek-proyek prasarana dasar dan sarana fisik.

4. Pengeluaran rutin secara umum diarahkan untuk menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Page 104: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

104

meliputi belanja pegawai, barang, perjalanan dinas, pemeliharaan,

belanja rutin dan lain-lain seperti belanja pensiun dan subsidi.

Pengeluaran pemerintah dapat dipandang sebagai pembelanjaan

otonomi, karena pendapatan nasional bukan merupakan faktor penting yang

dapat mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menentukan anggaran

belanjanya. Faktor yang menentukan pengeluaran pemerintah adalah 1)

pajak yang diharapkan akan diterima, 2) pertimbangan-pertimbangan politik;

dan 3) persoalan-persoalan ekonomi yang sedang dihadapi (Sadono, 2000).

Dalam keadaan keseimbangan pada perekonomian tertutup, maka

Y = C + I + G. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4)

Dimana :

C + I + G = C + S + T atau I + G = S + T. . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.5)

Apabila dimisalkan sistem pajak adalah tetap, maka pendapatan

nasional dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :

Y = C + I + G

Y = a + b Yd + Io + Go

Y = a + b (Y – To) + Io + Go

Y – bY = a – bTo + Io + Go

Y (1-b) = a – bTo + Io + Go

Y = 1/(1-b) . (a – bTo + Io + Go)

Page 105: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

105

Terjadinya perubahan pembelanjaan agregat, baik yang berasal dari

pengurangan pajak, kenaikan ekspor atau penurunan impor akan mampu

mengakibatkan perubahan keseimbangan dalam perekonomian dan

perubahan dalam pendapatan nasional. Apabila pertambahan pengeluaran

pemerintah sebesar ∆G, maka kenaikan pendapatan nasional sebesar :

Y1 = 1/(1 – b). (a – bTo + Io + Go + ∆G)

∆Y = Y1 – Yo = 1/(1-b). ∆G . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.(2.6)

sedangkan multiplier (α) dari perubahan tersebut adalah sebesar :

α = ∆Y/∆G = 1 / (1-b) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.(2.7)

R. Anggaran Daerah Sektor Publik

Anggaran daerah merupakan salah satu alat yang memegang

peranan penting dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan

didalamnya tercermin kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi

dan sumber-sumber kekayaan daerah. APBN merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat/DPR (UU Keuangan Negara, 2002).

Tujuan utama proses perumusan anggaran adalah menterjemahkan

perencanaan ekonomi pemerintah, yang terdiri dari perencanaan input dan

output dalam satuan keuangan. Oleh karena itu, proses perumusan anggaran

Page 106: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

106

harus dapat menggali dan mengendalikan sumber-sumber dana publik.

Proses pembuatan satu tahun anggaran tersebut dikenal dengan istilah

penganggaran.

Lebih dari enam puluh tahun lalu, V.O. Key sudah mengisyaratkan

bahwa penganggaran memiliki satu masalah paling mendasar, yakni

keterbatasan sumber daya. Key (1940) mengajukan pertanyaan berikut: “on

what basis shall it be decided to allocate x dollars to activity A instead of

activity B?” Keterbatasan sumber daya yang dimiliki menyebabkan proses

pembuatan keputusan pengalokasian menjadi sangat dinamis, terlebih lagi

dalam kondisi di mana terdapat banyak pihak dengan kepentingan dan

preferensi yang berbeda (Rubin, 1993).

Penganggaran setidaknya mempunyai tiga tahapan , yakni (1) perumusan

proposal anggaran, (2) pengesahan proposal anggaran, (3)

pengimplementasian anggaran yang telah ditetapkan sebagai produk hukum

(Samuels, 2000). Sedangkan menurut Von Hagen (2002) penganggaran

terbagi ke dalam empat tahapan, yakni excecutive planning, legislative

approval, excecutive implementation, dan ex post accountability. Pada kedua

tahapan pertama terjadi interaksi antara eksekutif dan legislatif dan politik

anggaran paling mendominasi, sementara pada dua tahap terakhir hanya

melibatkan birokrasi sebagai agent.

Penerapan otonomi daerah di Indonesia tak terlepas dari perubahan

paradigma dalam pengelolaan dan penganggaran daerah. Penganggaran

Page 107: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

107

kinerja (performance budgeting) merupakan konsep dalam penganggaran

yang menjelaskan keterkaitan antara pengalokasian sumberdaya dengan

pencapaian hasil yang dapat diukur.

Dalam pembahasan anggaran, eksekutif dan legislatif membuat

kesepakatan-kesepakatan yang dicapai melalui bargaining (dengan acuan

Kebijakan Umum APBD dan Prioritas & Plafon Anggaran) sebelum anggaran

ditetapkan sebagai suatu peraturan daerah. Anggaran yang telah ditetapkan

menjadi dasar bagi eksekutif untuk melaksanakan aktivitasnya dalam

pemberian pelayanan publik dan acuan bagi legislatif untuk melaksanakan

fungsi pengawasan dan penilaian kinerja eksekutif dalam hal

pertanggungjawaban kepala daerah.

S. Produk Domestik Regional Bruto

Pada umumnya semua negara menginginkan pertumbuhan ekonomi

yang baik dan khususnya juga setiap daerah menginginkan hal yang sama.

Pertumbuhan ekonomi dapat digerakan oleh pemerintah baik pemerintah

pusat dan pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan fiskal, kebijakan

moneter, kebijakan perdagangan.

Leweis (2005) mengemukakan bahwa sebagai hasil dari program

desentralisasi pemerintah pusat yang dimulai diterapkan pada tahun 2001,

dimana pemerintah daerah sudah mempunyai tanggung jawab yang lebih

nyata dalam pelayanan masyarakat dan lebih leluasa dalam mempergunakan

Page 108: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

108

sumber fiskal dan mempunyai otoritas yang lebih besar dalam

mempergunakan sumber-sumber lainnya dibanding sebelumnya. Disamping

itu pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan karena perdagangan nasional

atau antar daerah di berbagai bidang, dapat disebabkan oleh fluktuasi nilai

tukar dan lebih khusus disebabkan oleh penerimaan dan pengeluaran

pemerintah daerah atau dikenal dengan kebijakan fiskal daerah yang

implementasi diwujudkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan disegala bidang dengan didukung oleh ketersediaan anggaran

pembangunan baik yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang dikelola dan dimanfaatkan seektif, efisien, transparan dan akuntabel

secara berhasilguna dan berdayaguna bagi kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat

(Sukirno, 1994: 10). Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP

(Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar

atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah

ada perubahan dalam struktur ekonominya (Suryana, 2000: 5). Menurut

Zaris, (1987: 82) pertumbuhan ekonomi adalah sebagian dari perkembangan

kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan

domestik regional bruto per kapita (PDRB per kapita).

Page 109: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

109

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto dapat didefinisikan

menurut tiga sudut pandang yang berbeda namun mempunyai pengertian

yang sama, yaitu :

4. Menurut Pendekatan Produksi adalah jumlah nilai produk netto dari

barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi di dalam suatu

regional atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

5. Menurut Pendekatan pendapatan adalah jumlah balas jasa yang

diterima oleh berbagai produksi yang ikut serta dalam proses produksi

dalam satu regional atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu

tahun).

6. Menurut pendekatan pengeluaran adalah jumlah pengeluaran rumah

tangga, lembaga swata tidak mencari keuntungan dan pemerintah

sebagai konsumsi, pengeluaran sebagai pembentukan modal tetap

domestik bruto, perubahan stock dan ekspor netto, di suatu regional

atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun) (Boediono,

1992 : 102).

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto dapat dibagi Sembilan

sektor ekonomi dalam PDRB juga sering dikelompokkan dalam 3 kelompok

sektor : primer, sekunder, tersier. Sektor primer mencakup sektor pertanian

dan sektor penggalian. Sektor sekunder mencakup sektor industri

pengolahan, sektor listrik-gas-air bersih, dan sektor bangunan. Sektor tersier

Page 110: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

110

mencakup sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor keuanganpersewaan- jasa perusahaan, serta sektor jasa-

jasa.

Samuelson (1995: 436) mendefinisikan bahwa pertumbuhan

ekonomi menunjukkan adanya perluasan atau peningkatan dari Gross

Domestic Product potensial/output dari suatu negara. Ada 4 faktor yang

menyebabkan pertumbuhan ekonomi :

e. Sumber daya manusia.

Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia

merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hampir semua

faktor produksi yang lainnya, yakni barang modal, bahan mentah serta

teknologi, bisa dibeli atau dipinjam dari negara lain. Tetapi penerapan

teknik-teknik produktivitas tinggi atas kondisi-kondisi lokal hampir selalu

menuntut tersedianya manajemen, ketrampilan produksi, dan keahlian

yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang terdidik.

f. Sumber daya alam.

Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat ditanami

merupakan faktor ang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam

yang penting antara lain minyak- minyak gas, hutan air dan bahan-bahan

mineral lainnya.

g. Pembentukan modal.

Page 111: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

111

Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa

pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa

puluh tahun. Pembentukan modal modal dan investasi ini sebenarnya

sangat dibutuhklan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.

h. Perubahan teknologi dan inovasi.

Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu

semangat kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju apabila

tidak memiliki para wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko

usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi,

menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai hambatan usaha,

hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju

(Samuelson, 1995: 436-439).

Menurut Sukirno, (1994: 415) bahwa istilah pertumbuhan ekonomi

menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan dari suatu

perekonomian, sedangkan dalam analisis makro ekonomi tingkat

pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara diukur dari perkembangan

pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara. Menurut Boediono,

(1992: 9) pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari kenaikan output

perkapita dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi disini

meliputi 3 aspek yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis) suatu

perekonomian berkembang, berubah dari waktu ke waktu.

Page 112: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

112

2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output

perkapita, dalam hal ini ada 2 aspek penting yaitu output total dan jumlah

penduduk. Output perkapita adalah output total dibagi jumlah penduduk.

3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang.

Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lama

(5 tahun) mengalami kenaikan output. Para ahli ekonomi menyatakan bahwa

istilah pertumbuhan ekonomi berbeda dengan istilah pembangunan ekonomi.

Menurut Suryana, (2000: 3) menerangkan bahwa pembangunan ekonomi

diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita

penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari definisi

ini mengandung tiga unsur yaitu :

a. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang

terus menerus yang didalamnya telah mengandung unsur-unsur

kekuatan sendiri untuk investasi baru.

b. Usaha meningkatkan pendapatan perkapita.

c. Kenaikan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka

panjang.

Menurut Sumitro Djojohadikusumo (Sanusi, 2004: 8), pembangunan

ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada

susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi

pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan

kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka

Page 113: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

113

panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi

tersebut jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengertian :

e. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus.

f. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.

g. Kenaikan pendapatan perkapita harus terus berlangsung dalam jangka

panjang.

h. Perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi,

politik, hukum, sosial dan budaya). Sistem ini bisa di tinjau dari dua

aspek yaitu : aspek perbaikan di bidang organisasi (institusi) dan

perbaikan di bidang regulasi (baik legal formal maupun informal)

(Arsyad, 1999: 11-12).

Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas

dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan

atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian berbagai

barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri

ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-

penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada (lihat Todaro, 1998:130). Kemudian

menurut Widodo (1990:35) laju pertumbuhan ekonomi adalah proses

kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses

karena mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangannya. Laju

pertumbuhan ekonomi diukur melalui indikator perkembangan PDB atau

Page 114: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

114

PNB. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi regional, pertumbuhan ekonomi

diukur melalui perkembangan PDRB dari tahun ketahun.

T. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-

sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui PAD. Tuntutan

peningkatan PAD semakin besar seiring dengan semakin banyaknya

kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah disertai

pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi (P3D) ke

daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini dana perimbangan yang

merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka

mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif

memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 25 persen dari Penerimaan

Dalam Negeri dalam APBN, namun daerah harus lebih kreatif dalam

meningkatkan PAD-nya untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan

dalam pembelanjaan APBD-nya (Sidik, 2002). Sumber-sumber penerimaan

daerah yang potensial harus digali secara maksimal, namun tentu saja di

dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upaya peningkatan (pertumbuhan) PAD dapat dilakukan dengan

intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi yang sudah ada (Sidik, 2002).

Page 115: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

115

Peningkatan PAD melalui kedua penerimaan ini harus diimbangi

dengan peningkatan kualitas layanan publik. Kenyataan menunjukkan

kualitas layanan publik masih banyak yang memprihatinkan, akibatnya

produk yang seharusnya bisa dijual justru direspon secara negatif

(Mardiasmo, 2002). Hal ini berarti peningkatan kemandirian ini tidak akan

mungkin terjadi apabila tidak terjadi peningkatan peran serta masyarakat

yang tercermin dalam pembayaran pajak ataupun retribusi (Heriansyah,

2005).

Dalam hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

Davey (1988:25-35) mengemukakan bahwa pendanaan pemerintah daerah

terdiri dari alokasi dari pemerintah pusat, perpajakan, retribusi (charging),

pinjaman, dan badan usaha. Dalam perspektif otonomi daerah, PAD menjadi

sumber keuangan paling utama selain jenis-jenis penerimaan daerah lainnya,

yang merupakan penjabaran dari Undang-undang nomor 25 tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.

Menurut Undang-undang nomor 25 tahun 2000, APBD merupakan

suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan

peraturan daerah tentang APBD. Lebih lanjut ditetapkan bahwa PAD adalah

pendapatan daerah yang berasal dari hasil sumber-sumber keuangan daerah

seperti pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD dan hasil

Page 116: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

116

pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, dan Lain-lain PAD

yang sah yaitu penerimaan dinas-dinas dan penerimaan lain-lain.

Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah pasal 1 ayat 6, Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Sedikit berbeda dengan Pajak Daerah, menurut Kaho, (2001:154)

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik

daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh

daerah. Retribusi daerah dipungut oleh daerah, terdapat pemberian prestasi

oleh daerah yang secara langsung dapat ditunjuk, dikenakan kepada siapa

saja yang mengenyam jasa yang diberikan oleh daerah.

Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran

atas; a) Jasa berupa usaha dan pelayanan yang diberikan oleh daerah, baik

berbentuk pelayanan umum maupun jasa usaha; b) Pemberian izin tertentu

Page 117: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

117

berupa pemberian izin kepada orang pribadi dengan maksud pembinaan,

pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan,

ruang, penggunaan sumber daya alam, barang dan prasana, sarana dan

prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan. Keduanya merupakan jasa dan pemberian

izin yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah

untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Halim (2002:65) menyatakan, bagian laba usaha daerah merupakan

penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Penerimaan ini antara lain

berasal dari BPD, Perusahaan Daerah, Deviden, BP-BKK, dan berbagai

penyertaan modal daerah kepada pihak ketiga. Kemudian dinyatakan pula

bahwa pengertian Lain-lain PAD merupakan penerimaan daerah yang

berasal dari lain-lain milik Pemerintah Daerah. Penerimaan ini berasal dari

hasil penjualan pohon ayoman, penerimaan jasa giro, dan lain-lain.

Sebagaimana tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 25

tahun 1999, yang dimaksud dengan PAD adalah penerimaan yang diperoleh

daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku. Selanjutnya sumber-sumber PAD sebagaimana telah dikemukakan

Page 118: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

118

pada bab terdahulu, terdiri dari beberapa unsur yaitu; pajak daerah, retribusi

daerah, perusahaan daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Pengertian pajak daerah berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun

2000 adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

dapat digunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah

dan pembangunan daerah. Adapun jenis-jenis pajak yang dapat diterapkan

di kabupaten/kota terdiri dari :

8. pajak hotel;

9. pajak restoran;

10. pajak hiburan;

11. pajak reklame;

12. pajak penerangan jalan;

13. pajak pengambilan bahan galian golongan C;

14. pajak parkir.

Sebelum Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang selanjutnya

diubah menjadi Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000, Davey (1988 : 39-40)

terlebih dahulu mengemukakan bahwa pengertian pajak daerah adalah

sebagai berikut :

5. pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari

daerah sendiri;

Page 119: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

119

6. pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi penetapan

tarifnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah;

7. pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah Daerah;

8. pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah Pusat tetapi

hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi hasil dengan, atau dibebani

pungutan tambahan oleh Pemerintah Daerah.

Dari dua pengertian pajak daerah di atas, terlihat bahwa pada

prinsipnya pajak daerah itu mengandung unsur-unsur, yaitu merupakan iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Pemerintah

Daerah, tanpa imbalan langsung yang seimbang. Selain itu juga pajak

daerah harus dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

daerah (Samso, 1997 : 7).

Masih berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000, pengertian

retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Adapun

jenis-jenis retribusi daerah adalah sebagai berikut :

4. retribusi jasa umum;

5. retribusi jasa usaha;

6. retribusi perizinan tertentu.

Page 120: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

120

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 1962, yang dimaksud

dengan perusahaan daerah adalah badan usaha milik daerah yang didirikan

oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk menambah pendapatan daerah

dan mampu memberikan rangsangan berkembangnya perekonomian daerah

tersebut. Adapun sifat perusahaan daerah yang sesuai dengan undang-

undang dimaksud (lihat Kaho, 1997 : 167) adalah sebagai berikut :

3. perusahaan daerah adalah satu kesatuan produksi yang bersifat memberi

jasa, menyelenggarakan kemanfaatanumum dan memupuk pendapatan;

4. tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta dalam pelaksanaan

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional

umumnya, untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan

industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan kerja dalam

perusahaan, menuju masyarakat adil dan makmur.

Hasil perusahaan daerah (BUMD) sebagai salah satu sumber PAD

meskipun memiliki potensi yang cukup besar tetapi dengan pengelolaan

perusahaan yang tidak/kurang profesional dan terlebih lagi dengan adanya

intervensi dari Pemerintah Daerah sendiri, maka kontribusi PAD dari sumber

ini masih kurang memadai. Sementara itu lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah diperoleh antara lain dari hasil penjualan asset daerah dan jasa

giro, penerimaan dari pihak ketiga yang bukan perusahaan daerah, deviden

BPD, ganti biaya dokumen lelang, dan lain-lain.

Page 121: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

121

U. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Adapun Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya :

5. Jamzani Sodik (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengeluaran

Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi (studi kasus data panel di

Indonesia) menemukan bahwa selama periode penelitian (1993-2003)

ditemukan bahwa pengeluaran pemerintah (baik pengeluaran

pembangunan maupun pengeluaran rutin) memiliki pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran

pemerintah sangat diperlukan suatu daerah untuk tumbuh dan

berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri.

6. Firmansyah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Investasi

Fisik dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Provinsi Di Indonesia

menemukan semua variabel bebas yaitu Pengeluaran Pemerintah Bidang

Pendidikan, Bidang Kesehatan, Investasi Fisik dan Tenaga Kerja baik

secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB 30 Provinsi di Indonesia.

7. Andy Lutfhi Kurniawan (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten Ponorogo Tahun 1993 – 2006

menemukan bahwa Pengeluaran Pemerintah memiliki pengaruh postif

Page 122: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

122

terhadap Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo.

8. Afrian Dita Angriwan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap pendapatan asli

daerah (PAD) menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat besar

peranannya dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Pembangunan ekonomi

dalam arti luas meliputi pertumbuhan ekonomi, dimana tolak ukur dari

pertumbuhan ekonomi adalah laju pertumbuhan ekonomi, yang dapat diukur

melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hasil penelitian member

rujukan bahwa dengan meningkatkan masing-masing sektor Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) agar dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu perlu dilakukan penertiban dalam hal

pemungutan pajak, yang pemungutannya masih mengalami penyimpangan.

Peningkatan dalam hal investasi juga dapat mempengaruhi kinerja

perekonomian daerah, yang akan meningkatkan sektor-sektor Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) yang akan meningkatkan Pendapataan Asli Daerah

(PAD).

V. Kerangka Pikir Penelitian

Pembangunan ekonomi adalah menunjukan tingkat

kemampuan perekonomian suatu daerah dimana keberhasilan pembangunan

ekonomi ditunjukan oleh berkembangnya kemampuan masyarakat untuk

Page 123: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

123

memenuhi kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri masyarakat

sebagai manusia, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih,

yang merupakan riil perkapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

yang disertai dengan perbaikan sistem kelembagaan. Guna mendukung

proses tersebut maka di perlukan sejumlah investasi yang dialokasikan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pembiayaan

pembangunan dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga diperlukan

perencanaan pemanfaatan sumberdaya yang terbatas dengan skala prioritas,

khususnya pada sektor-sektor unggulan.

Dari alokasi anggaran pembangunan yang yang dialokasikan

untuk membiayai infrastruktur dasar yang merupakan daya dorong untuk

perkembangan ekonomi daerah dan secara khusus terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat yang akan mempercepat proses pengembangan

ekonomi pada masing-masing sektor yang mempengaruhi Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

output per kapita (Boediono, 1985). Secara tradisional, pertumbuhan

ekonomi ditujukan untuk peningkatan yang berkelanjutan Produk Domestik

Regional Daerah / PDRB (Saragih, 2003 ; Kuncoro, 2004). Hasil penelitian

yang dilakukan Lin & Liu (2000) menunjukkan desentralisasi memberikan

dampak yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Oates

(1995), Lin dan Liu (2000) yang membuktikan adanya hubungan yang positif

dan signifikan antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi.

Page 124: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

124

Hasil ini mendukung sintesa yang menyatakan bahwa, pemberian otonomi

yang lebih besar akan memberikan dampak yang lebih besar bagi

pertumbuhan ekonomi, hal inilah yang mendorong daerah untuk

mengalokasikan secara lebih efisien berbagai potensi lokal untuk

kepentingan pelayanan publik (Lin dan Liu, 2000; Mardiasmo, 2002; Wong,

2004). Peningkatan Anggaran Pengeluaran Pemerintah dan PDRB

diharapkan dapat meningkatkan PAD.

Berdasarkan penjelasan diatas maka kerangka pikir yang dapat

digambarkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.

Kerangka Pikir Penelitian

Pengeluaran

Pemerintah Sektor Pertanian

Pengeluaran

Pemerintah Sektor perindustrian

Pengeluaran

Pemerintah Sektor Perikanan

PDR

B

PAD

(Y2)

Page 125: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

125

L. Hipotesis

Hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

13. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian mempunyai Pengaruh

Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku

14. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan mempunyai

Pengaruh Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku

15. Pengeluaran Pemerintah Sektor perindustrian dan Perdagangan

mempunyai Pengaruh Langsung terhadap PDRB Provinsi Maluku

16. PDRB Memiliki pengaruh langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah

Provinsi Maluku Pemerintah

17. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian mempunyai Pengaruh tidak

Langsung terhadap PAD Provinsi Maluku melalui PDRB

18. Pengeluaran Pemerintah Sekto Perikanan dan Kelauatan mempunyai

Pengaruh tidak Langsung terhadap PAD Provinsi Maluku melalui PDRB

19. Pengeluaran Pemerintah Sektor perindustrian dan Perdagangan Kelautan

mempunyai Pengaruh tidak Langsung terhadap PAD Provinsi Maluku

melalui PDRB

Page 126: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

126

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Provinsi Maluku. Penelitian ini

dilakukan selama 2 bulan.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang mengungkap

pengaruh Pengeluaran Pemerintahn Sektor Pertanian, Sektor Perikanan dan

Kelautan serta Sektor Perindustrian dan Perdagangan terhadap PDRB dan

Page 127: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

127

PAD Provinsi Maluku. Pendekatan awal bersifat deskriptif, dan pendekatan

selanjutnya diarahkan pada analisis kuantitaitf.

C. Jenis Data

Jenis Data yang dipergunakan untuk keperluan analisis dan

penarikan kesimpulan adalah berupa data Time Series dari Tahun 2002 -

2010 yang meliputi seluruh variabel yaitu Pengeluaran Pemerintahn Sektor

Pertanian, Sektor Perikanan dan Kelautan serta Sektor Perindustrian dan

Perdagangan, PDRB dan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

ddidapatkan dari kajian literatur berupa artikel –artikel yang berisi penelitian

terdahulu, buku – buku dan juga dari data dari instansi terkait di Provinsi

Maluku seperti BPS dan Biro Keuangan setda Maluku. berupa Data

mengenai Pengeluaran Pemerintah, PDRB dan PAD selama kurun waktu

tahun 2002 – 2009.

E. Metode Analisis Data

Page 128: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

128

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linear berganda dengan menggunakan analisis jalur untuk mengetahui

pengaruh langsung maupun tidak langusng pengeluaran pemerintah

terhadap PDRB dan PAD. Selain itu untuk pengujian pengaruh tidak

langsung juga melalui Uji Sobel (Sobel-Test) yang dilakukan dengan

menggunakan Sobel Test Calculator for the Significance of Mediation.

Persamaan matematis untuk perhitungan regresi adalah

Y1(t) = f (X1, X2, X3) (1)

Y2(t) = f (X1, X2 , X3, Y1) (2)

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Sektor

Perikanan dan Kelauatan, Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan

Perdagangan terhadap PDRB adalah :

Y1(t) = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + ε 1 (1.1)

Dimana: α0, α1, α2 dan α3 adalah parameter yang akan ditaksir dan ε1

adalah error term PDRB

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Sektor

Perikanan dan Kelauatan, Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan

Perdagangan terhadap PAD adalah

Y2(t) = β0 + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4Y1 + ε 2 (2.1)

Page 129: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

129

Dimana: β0, β1, β2 β3 dan β4, adalah parameter yang akan ditaksir dan

ε2 adalah error term Tingkat kemandirian daerah.

Persamaan 2.1 kemudian disederhanakan lagi menjadi :

Y2 = β0 + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4Y1 + ε2

Y2 = (β0 + α0 β4)+ (β1 + α1 β4)X1 + (β2 + α2 β4)X2 + (β3 + α3 β4)X3 + (ε1

β4 + ε2)

Y2 = θ0 + θ1X1 + θ2X2 + θ2X2 + θ3X3 + µ2

Dimana :

θ0 = (β0 + α0 β4) = konstanta untuk Y2

θ1 = (β1 + α1 β4) = total pengaruh X1 terhadap Y2

θ2 = (β2 + α2 β4) = total pengaruh X2 terhadap Y2

θ3 = (β3 + α3 β4) = total pengaruh X3 terhadap Y2

α1 β4 =Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y2 melalui Y1

α2 β4 =Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y2 melalui Y1

α3 β4 =Pengaruh tidak langsung X3 terhadap Y2 melalui Y1

µ2 = (ε1 β4 + ε2) = Error term dari Y2

Dimana :

Y1 = PDRB Provinsi Maluku

Y2 = PAD Provinsi Maluku

X1 = Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian

Page 130: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

130

X2 = Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelauatan

X3 = Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pemahaman pada pembahasan selanjutnya,

definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian adalah investment catagories

di sector pertanian dimana penggunaan pembiayaan ini untuk membiayai

fungsi agent of development dan dari pengeluaran ini akan menghasilkan

kembali produk-produk yang sangat diperlukan untuk meningkatkan

kemajuan tingkat perekonomian. Variabel ini dinyatakan dalam satuan

rupiah.

2. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan adalah

investment catagories di sector Perikanan dan Kelautan dimana

penggunaan pembiayaan ini untuk membiayai fungsi agent of

development dan dari pengeluaran ini akan menghasilkan kembali

produk-produk yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan

tingkat perekonomian. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah.

3. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan adalah

investment catagories di sector Perindustrian dan Perdagangan dimana

penggunaan pembiayaan ini untuk membiayai fungsi agent of

development dan dari pengeluaran ini akan menghasilkan kembali

Page 131: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

131

produk-produk yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan

tingkat perekonomian. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah.

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga konstan adalah jumlah

seluruh nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor

ekonomi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu yang dihitung

menurut harga tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan dalam analisis

ini adalah tahun 2000. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah.

5. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah

Page 132: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

132

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian

Pengeluaran Pemerintah Sektor pertanian di provinsi Maluku

disalurkan melalui program dan kegiatan pada Dinas Pertanian Maluku

melalui Balai Proteksi Tanaman dan Hortikultura, Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih, Balai Diklat Pertanian Maluku, Sekolah Pembangunan

Pertanian Provinsi Maluku serta Badan Ketahanan Pangan. Secara lengkap

perkembangan alokasi Pengeluaran Pemerintah Sektor pertanian dari tahun

2002 sampai tahun 2008 adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian

Tahun 2002 - 2008

Page 133: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

133

Tahun

Pengeluaran

Pemerintah Sektor

Pertanian

(dalam rupiah)

Pertumbuhan

(dalam persen)

2002 21.106.153.392

2003 22.153.068.075 4.96

2004 24.445.678.709 10.35

2005 25.280.560.038 3.42

2006 26.760.376.151 5.85

2007 30.029.223.683 12.22

2008 32.211.400.279 7.27

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa alokasi Pengeluaran

Pemerintah Sektor pertanian selama kurun waktu 2002 - 2008 selalu

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002 Pengeluaran

Pemerintah Sektor pertanian adalah Rp 21.106.153.392 dan meningkat

menjadi Rp 22.153.068.075,- pada tahun 2003 atau meningkat sebesar

4,96%. Kemudian pada tahun 2004 Pengeluaran Pemerintah Sektor

Page 134: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

134

pertanian adalah sebesar Rp. 24.445.678.709,- atau meningkat sebesar 3,42

% dari tahun 2003. Pada Tahun 2005 Pengeluaran Pemerintah Sektor

pertanian meningkat lagi sebesar 5,85% atau menjadi Rp 25.280.560.038,-.

Hal yang sama juga terjadi pada tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2008

dimana Pengeluaran Pemerintah Sektor pertanian selalu mengalami

peningkatan. Pada tahun 20098 peningkatan Pengeluaran Pemerintah Sektor

pertanian adalah sebesar 7,27 % atau meningkat menjadi Rp. 32.211.400,-

dari Rp. 30.029.223.683,- pada tahun 2007. Perkembangan Pengeluaran

Pemerintah Sektor pertanian Provinsi Maluku tahun 2002- 2008 dapat dilihat

pada Gambar 4.1

Gambar 4.1.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian

Tahun 2002 – 2008

Page 135: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

135

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

B. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan Dan Kelautan

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

disaluriatkan melalui program dan kegiatan Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Maluku pada bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan,

bidang perikanan tangkap, bidang perikanan budidaya, bidang kelautan dan

pesisir dan pulau-pulau kecil serta beberapa UPTD yang ada seperti balai

benih air tawar, balai sarana dan prasarana perikanan.

Page 136: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

136

Tabel 4.2.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

Tahun 2002 - 2008

Tahun

Pengeluaran

Pemerintah Sektor

Perikanan dan Kelautan

(dalam rupiah)

Pertumbuhan

(dalam persen)

2002 19.592.325.888 -

2003 19.980.477.944 1.98

2004 20.385.711.353 2.03

2005 20.624.834.804 1.17

2006 20.889.936.145 1.29

2007 21.232.599.819 1.64

2008 21.814.185.806 2.74

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa alokasi Pengeluaran

Pemerintah Sektor perikanan dan kelautan selama kurun waktu 2002 - 2008

selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002

Pengeluaran Pemerintah Sektor perikanan dan kelautan adalah sebesar

Page 137: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

137

Rp. 19.592.325.888,-. Pada Tahun berikutnya mengalami peningkatan

menjadi Rp 19.980.477.944,- atau sebesar 1,98%. Pada tahun 2004

Pengeluaran Pemerintah Sektor perikanan dan kelautan adalah sebesar Rp.

20.385.711.353,- atau meningkat sebesar 2,03 % dari tahun 2003. Pada

Tahun 2005 Pengeluaran Pemerintah Sektor perikanan dan kelautan

meningkat lagi sebesar 1,17 % atau menjadi Rp 20.624.834.804,-. Hal yang

sama juga terjadi pada tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2008 dimana

Pengeluaran Pemerintah Sektor perikanan dan kelautan selalu mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008 peningkatan Pengeluaran Pemerintah Sektor

perikanan dan kelautan adalah sebesar 2,74% atau meningkat menjadi Rp

21.232.599.819,- dari Rp. 21.814.185.806,- pada tahun 2007. Perkembangan

Pengeluaran Pemerintah Sektor perikanan dan kelautan Provinsi Maluku

tahun 2002- 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

Tahun 2002 – 2008

Page 138: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

138

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

C. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

disalurkan melalui program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Maluku.

Tabel 4.3.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

Page 139: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

139

Tahun 2002 - 2008

Tahun

Pengeluaran

Pemerintah Sektor

Perindustrian dan

Perdagangan

(dalam rupiah)

Pertumbuhan

(dalam persen)

2002 8.777.485.197 -

2003 9.712.001.098 10.65

2004 10.109.897.208 4.10

2005 10.854.250.926 7.36

2006 11.277.540.231 3.90

2007 11.632.679.608 3.15

2008 12.008.553.094 3.23

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa alokasi Pengeluaran

Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan selama kurun waktu 2002

- 2008 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan Rp

8.777.485.197,- meningkat sebesar 10,65% pada tahun 2003 menjadi Rp.

9.712.001.098,-. Pada tahun 2004 Pengeluaran Pemerintah Sektor

Perindustrian dan Perdagangan adalah sebesar Rp. 10.109.897.208,- atau

Page 140: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

140

meningkat sebesar 4,10 % dari tahun 2003. Pada Tahun 2005 Pengeluaran

Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan meningkat lagi sebesar

7,36 % atau menjadi Rp 10.854.250.926,-. Hal yang sama juga terjadi pada

tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2008 dimana Pengeluaran Pemerintah

Sektor Perindustrian dan Perdagangan selalu mengalami peningkatan. Pada

tahun 2008 peningkatan Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan

Perdagangan adalah sebesar 3,23% atau meningkat menjadi Rp.

12.008.553.094,- dari Rp. 11.632.679.608,- pada tahun 2007. Perkembangan

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Maluku tahun 2002- 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Tabel 4.3.

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

Tahun 2002 - 2008

Page 141: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

141

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

D. PDRB Provinsi Maluku

Tolak ukur untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan pendapatan

dareah dalam skala regional adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). PDRB dalah barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah yang

biasanya dihitung dalam periode satu tahun. Kondisi perekonomian suatu

daerah sangat tergantung pada potensi dan sumber daya yang dimiliki,

berbagai kebijakan, langkah dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah

untuk meningkatkan perekonomian wilayah tersebut. Upaya yang dilakukan

oleh pemerintah tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB dari tahun ke

tahun.

Page 142: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

142

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) besar

mengindikasi luasnya pendapatan masyarakat menentukan ada tidaknya

pasar yang luas. Pada masyarakat dengan Produk Domestik Regional Bruto

yang besar kebutuhan akan barang dan jasa juga besar.

Pendapatan regional atau nasional berguna untuk mengetahui struktur

perekonomian suatu daerah atau negara dan besarnya peranan masing-

masing sektor dalam komposisi pembentukan pendapatan regional/nasional.

Menurut Sukirno (1999) PDRB adalah nilai barang dan jasa dalam suatu

negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara

tersebut dan warga negara asing. Sama halnya dengan suatu daerah/wilayah

ekonomi negara Indonesia, maka untuk melihat perkembangan dan

pertumbuhan pendapatan daerah dalam skala regional adalah PDRB.

Menurut defenisi yang dikembangkan Biro Pusat Stastetik (BPS) adalah

seluruh nilai barang dan jasa yang ditimbulkan oleh bekerjanya faktor-faktor

produksi (buruh, kewiraswastaan, modal, dan barang modal) di suatu wilayah

tanpa memperlihatkan pemilikan faktor-faktor produksi itu. Dalam pengertian

sehari-hari yang ditimbulkan disebut dengan nilai tmba bruto. Suatu daerah

mempunyai pendapatan regional yang berbeda sebagai akibat adanya

beberapa perbedaan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Perbedaan tersebut

meliputi : kondisi alam, sosial budaya, tingkat teknologi dan beberapa faktor

ekonomi lainya. PDRB provinsi Maluku dari 2004 – 2009 dapat dilihat pada

tabel 4.4

Page 143: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

143

Tabel 4.4.

PDRB Provinsi Maluku Menurut Harga Konstan

Tahun 2003 - 2009

Tahun PDRB Pertumbuhan

(dalam persen)

2003 2.970.466.000 -

2004 3.101.996.000 4.43

2005 3.259.244.000 5.07

2006 3.440.114.000 5.55

2007 3.633.475.000 5.62

2008 3.787.104.000 4.23

2009 3.992.788.000 5.43

Sumber : BPS Maluku (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4. mengenai data perkembangan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku selama kurun waktu 2003-

2009 menunjukan bahwa terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun

2003 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku adalah

sebesar Rp 2.970.466.000,- dan meningkat sebesar 4,43% atau menjadi

Page 144: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

144

Rp 3.101.996.000,- pada tahun 2004. Kemudian Pada tahun berikutnya

meningkat sebesar 5,07% atau menjadi Rp 3.259.244.000,-. Pada tahun

2006 kembali meningkat sebesar 5,55% atau menjadi Rp 3.440.114.000,-.

Pada Tahun 2007 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga meningkat

menjadi Rp 3.633.475.000,- atau sebesar 5,62% dari tahun 2006. Pada

Tahun 2008 terjadi peningkatan 4,23% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi

Rp 3.787.104.000,-. Hal yang sama juga berlanjut pada tahun 2009 dimana

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat menjadi Rp

3.992.788.000,- atau sebesar 5,43%. Perkembangan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Page 145: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

145

Gambar 4.4.

Perkembangan PDRB Menurut Harga Konstan

di Provinsi Maluku Tahun 2003 - 2009

Sumber : BPS Maluku (data diolah)

E. Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 2003 – 2009

Dalam hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

Davey (1988:25-35) mengemukakan bahwa pendanaan pemerintah daerah

Page 146: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

146

terdiri dari alokasi dari pemerintah pusat, perpajakan, retribusi (charging),

pinjaman, dan badan usaha. Dalam perspektif otonomi daerah, PAD menjadi

sumber keuangan paling utama selain jenis-jenis penerimaan daerah lainnya,

yang merupakan penjabaran dari Undang-undang nomor 25 tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Penelitian ini

menggunakan data Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku dalam kurun

waktu tahun 2003-2009. Perkembangan pertumbuhan Pendapatan Asli

Daerah Provinsi Maluku dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5.

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku

Tahun 2003- 2009

Tahun

PAD

(dalam rupiah)

Pertumbuhan

(dalam persen)

2003

61.029.439.00

0 -

2004

66.123.476.00

0 8.35

2005

77.428.206.00

0 17.10

Page 147: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

147

2006

92.609.728.00

0 19.61

2007

100.304.389.0

00 8.31

2008

121.156.189.0

00 20.79

2009

157.725.189.0

00 30.18

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah

selama kurun waktu 2003 - 2009 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2003 Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar

Rp 61.029.439.000,- dan meningkat sebesar 8,35% atau menjadi

Rp. 66.123.476.000,-. Pada tahun 2004. Pada Tahun 2005 Pendapatan Asli

Daerah meningkat lagi sebesar 17,10 % atau menjadi Rp 77.428.206.000,-.

Hal yang sama juga terjadi pada tahun-tahun selanjutnya hingga tahun 2009

dimana Pendapatan Asli Daerah selalu mengalami peningkatan. Pada tahun

2009 peningkatan Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar 30,18 % atau

meningkat menjadi Rp. 157.725.189.000,- dari Rp. 121.156.189.000,- pada

tahun 2008. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku tahun

2003- 2009 dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Page 148: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

148

Gambar 4.5.

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku

Tahun 2003 –

2009

Sumber : Biro Keuangan Setda Maluku / diolah

Page 149: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

149

F. Hasil Pengujian Hipotesis

Penelitian ini memiliki 7 hipotesis yang diujikan dengan

menggunakan analisis regresi berganda dengan analisis jalur. Analisis jalur

merupakan perluasan dari analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Pengujian

Hipotesis dilakukan dengan3 kali pengujian yaitu untuk :

a. untuk hipotesis pertama (H1) yaitu Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian mempunyai pengaruh langsung terhadap Produk Domestik

Regional Bruto, hipotesis kedua (H2) yaitu Pengeluaran Pemerintah

Sektor Perikanan dan Kelautan mempunyai pengaruh langsung terhadap

Produk Domestik Regional Bruto dan hipotesis ketiga (H3) yaitu

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

mempunyai pengaruh langsung terhadap Produk Domestik Regional

Bruto.

b. Untuk Hipotesis keempat (H4) yaitu Produk Domestik Regional Bruto

memiliki pengaruh langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah,

c. Untuk hipotesis kelima (H5) yaitu Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap Pendapatan Asli

Daerah melalui Produk Domestik Regional Bruto. Hipotesis Keenam (H6)

yaitu Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah

Page 150: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

150

melalui Produk Domestik Regional Bruto. Hipotesis ketujuh (H7) yaitu

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah

melalui Produk Domestik Regional Bruto.

Hasil Pengujian untuk Hipotesis 1, Hipotesis 2 dan Hipotesis 3

adalah seperti yang terlihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Sektor Perikanan

dan Kelautan, serta Perindustrian dan Perdagangan terhadap PDRB

Coefficientsa

-9.3E+08 7.3E+08 -1.273 .272

.045 .015 .493 2.957 .042

.179 .043 .245 4.155 .009

.191 .022 .532 8.859 .000

(Constant)

Pertanian

Perikanan dan Kelautan

Perindustrian dan

Perdagangan

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: PDRBa.

Sumber : Hasil Penelitian

Hasil pengujian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap Produk

Domestik Regional Bruto. Hal ini ditunjukan dengan nilai standard beta

sebesar 0,493, nilai t hitung = 2,957 lebih besar dibandingkan t-tabel 2,776 (t-

hitung > t-tabel) dengan tingkat signifikansi 0,042 (p<0,005). Dengan

demikian Hipotesis 1 diterima.

Page 151: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

151

Hasil pengujian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Perikanan dan Kelautan mempunyai pengaruh langsung yang signifikan

terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Hal ini ditunjukan dengan nilai

standard beta sebesar 0,245 nilai t hitung = 4,155 lebih besar dibandingkan t-

tabel 2,776 (t-hitung > t-tabel) dengan tingkat signifikansi 0,009 (p<0,005).

Dengan demikian Hipotesis 2 diterima.

Hasil pengujian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Perindustrian dan Perdagangan mempunyai pengaruh langsung yang

signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Hal ini ditunjukan

dengan nilai standard beta sebesar 0,532 nilai t hitung = 8,859 lebih besar

dibandingkan t-tabel 2,776 (t-hitung > t-tabel) dengan tingkat signifikansi

0,000 (p<0,005). Dengan demikian Hipotesis 3 diterima.

Besarnya angka R2 (R Square) untuk pengujian pertama yaitu

pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Perikanan dan

Kelautan serta Sektor Perindustrian dan Perdagangan terhadap PDRB

adalah sebesar 0,933 (lampiran). Angka tersebut dapat digunakan untuk

melihat besarnya pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian,

Perikanan dan Kelautan serta Sektor Perindustrian dan Perdagangan

terhadap PDRB dengan cara menghitung Koefisien Determinasi dengan

menggunakan Rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

Page 152: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

152

KD = 0,933 x 100%

KD = 93,3%.

Hasil ini mempunyai maksud bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian, Perikanan dan Kelautan serta Sektor Perindustrian dan

Perdagangan mempunyai pengaruh gabungan terhadap PDRB sebesar

93,3% sementara sisanya sebesar 6,7% (100% - 94,7%) dipengaruhi oleh

faktor lain diluar model.

Pada setiap variabel dependen akan ada anak panah yang menuju

variabel ini dan berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance yang tak dapat

dijelaskan oleh variabel itu yang diberi simbol (e). Untuk variabel dependen

PDRB diberi simbol e1. Perhitungan nilai e1 didapatkan dengan Rumus :

e1 = √ (1-r2)

e1 = √ (1-0,933)

e1 = 0,004

Kemudian Hasil Pengujian Untuk Hipotesis 4 dapat dilihat pada

Tabel 4.7.

Page 153: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

153

Tabel 4.7. Pengaruh Langsung PDRB terhadap PAD

Coefficientsa

-5.0E+11 5.4E+10 -9.277 .003

.198 .053 .420 3.758 .030

.118 .076 .679 4.869 .017

.132 .114 .548 4.090 .026

.677 .166 .356 3.998 .028

Variables(Constant)

Pertanian

Perikanan dan Kelautan

Perindustrian dan

Perdagangan

PDRB

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Statistics

Dependent Variable: Pendapatan Asli Daeraha.

Hasil pengujian menunjukan bahwa PDRB mempunyai pengaruh

langsung yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal ini

ditunjukan dengan nilai standard beta sebesar 0,356, nilai t hitung = 3,998

lebih besar dibandingkan t-tabel 3,182 (t-hitung > t-tabel) dengan tingkat

signifikansi 0,028 (p<0,005). Dengan demikian Hipotesis 4 diterima.

Hasil Penelitian seperti yang terlihat pada Tabel 4.7 menunjukan

bahwa Hasil pengujian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap Produk

Domestik Regional Bruto. Hal ini ditunjukan dengan dengan nilai standard

Page 154: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

154

beta sebesar 0,420, nilai t hitung = 3,758 lebih besar dibandingkan t-tabel

3,182 (t-hitung > t-tabel) dengan tingkat signifikansi 0,030 (p<0,005).

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan juga

mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap Produk Domestik

Regional Bruto. Hal ini ditunjukan dengan dengan nilai standard beta sebesar

0,679, nilai t hitung = 4,090 lebih besar dibandingkan t-tabel 3,182 (t-hitung >

t-tabel) dengan tingkat signifikansi 0,017 (p<0,005).

Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

juga mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap Produk

Domestik Regional Bruto. Hal ini ditunjukan dengan dengan nilai standard

beta sebesar 0,548, nilai t hitung = 3,998 lebih besar dibandingkan t-tabel

3,182 (t-hitung > t-tabel) dengan tingkat signifikansi 0,026 (p<0,005).

Besarnya angka R2 (R Square) untuk pengujian kedua yaitu

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Sektor

Perindustrian dan Perdagangan serta PDRB terhadap Pendapatan Asli

daerah adalah sebesar 0,879 (lampiran). Angka tersebut dapat digunakan

untuk melihat besarnya pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian,

Perikanan dan Kelautan, Sektor Perindustrian dan Perdagangan serta PDRB

terhadap Pendapatan Asli daerah dengan cara menghitung Koefisien

Determinasi dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

KD = 0,879 x 100%

Page 155: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

155

KD = 87,9%.

Hasil ini mempunyai maksud bahwa Pengeluaran Pemerintah

Sektor Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Sektor Perindustrian dan

Perdagangan serta PDRB mempunyai pengaruh gabungan terhadap

Pendapatan Asli daerah sebesar 87,9% sementara sisanya sebesar 12,1 %

(100% - 87,9 %) dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.

Pada setiap variabel dependen akan ada anak panah yang menuju

variabel ini dan berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance yang tak dapat

dijelaskan oleh variabel itu yang diberi simbol (e). Untuk variabel dependen

Pendapatan Asli Daerah diberi simbol e2. Perhitungan nilai e1 didapatkan

dengan Rumus :

e2 = √ (1-r2)

e2 = √ (1-0,879)

e2= 0,015.

Hasil Pengujian Untuk hipotesis 5, 6 dan 7 dilakukan dengan untuk

melihat pengaruh tidak langsung Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian,

Perikanan dan Kelautan, Sektor Perindustrian dan Perdagangan terhadap

Pendapatan Asli Daerah terhadap PDRB. Untuk melihat pengaruh Tidak

Langsung juga dilakukan dengan menggunakan Uji Sobel (Sobel-Test) yang

dilakukan dengan menggunakan Sobel Test Calculator for the Significance of

Mediation.

Page 156: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

156

Untuk melihat besarnya Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh

Total dalam menjawab hipotesis 5, 6 dan 7maka dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total

Variabel

Independen Variabel

Dependen Pengaruh Langsung

Pengaruh Tidak

Langsung

Pengaruh Total

PP. Sek Pertanian

PDRB 0.

493

0

.493

PP. Sek. Perikanan

PDRB 0.

245

0

.245

PP. Sek. Perindag

PDRB 0.

532

0

.532

PP. Sek Pertanian

PAD 0.

420

(0.493 x 0.356) = 0.176

0

.596

PP. Sek. Perikanan

P

AD

0.

679

(0.245 x 0.356) = 0.087

0

.766

PP. Sek. Perindag

P

AD

0.

548

(0.532 x 0.356) = 0.189

0

.737

PDRB P

AD

0.

356

0.356

Sumber : Hasil Penelitian diolah

Page 157: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

157

Tabel 4.8. menerangkan bahwa pengaruh langsung yang paling kuat

bersumber dari Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

terhadap PAD dengan nilai Koefisien sebesar 0,679, sedangkan yang

terendah ada pada Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan

terhadap PDRB dengan nilai koefisien 0,245.

Pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 jalur

yaitu Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian mempunyai pengaruh tidak

langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui Produk Domestik

Regional Bruto yang juga adalah Hipotesis 5 ; Pengeluaran Pemerintah

Sektor Perikanan dan Kelautan mempunyai pengaruh tidak langsung

terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui Produk Domestik Regional Bruto

yang juga adalah Hipotesis 6 ; Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian

dan Perdagangan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap

Pendapatan Asli Daerah melalui Produk Domestik Regional Bruto yang juga

adalah Hipotesis 6 ; Pembuktian besarnya pengaruh tidak langsung ini

didasarkan pada perbandingan nilai pengaruh total dengan nilai pengaruh

langsung, dimana apabila nilai pengaruh total lebih besar dari nilai pengaruh

langsung, maka dapat dikatakan jalur hubungan tersebut terdapat pengaruh

tidak langsung. Selain itu juga dapat dibuktikan dengan Uji Sobel (Sobel-

Test).

Page 158: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

158

Hasil pengujian untuk Hipotesis 5 yaitu menunjukan bahwa nilai

pengaruh total untuk Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian ke PAD lebih

besar dari Pengaruh langsung (0,596 > 0,420). Selain itu pengujian Uji Sobel

didapatkan Nilai Sobel sebesar 2,417 dengan signifikansi besar 0,008

(p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap PAD melalui PDRB.

Dengan demikian Hipotesis 5 diterima.

Hasil pengujian untuk Hipotesis 6 yaitu menunjukan bahwa nilai

pengaruh total untuk Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan

Kelautan ke PAD lebih besar dari Pengaruh langsung (0,766 > 0,679).

Selain itu pengujian Uji Sobel didapatkan Nilai Sobel sebesar 2,913 dengan

signifikansi besar 0,002 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa Pengeluaran

Pemerintah Sektor Perikanan dan Kelautan mempunyai pengaruh tidak

langsung terhadap PAD melalui PDRB. Dengan demikian Hipotesis 6

diterima.

Hasil pengujian untuk Hipotesis 7 yaitu menunjukan bahwa nilai

pengaruh total untuk Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan

perdagangan ke PAD lebih besar dari Pengaruh langsung (0,737 > 0,548).

Selain itu pengujian Uji Sobel didapatkan Nilai Sobel sebesar 3,691 dengan

signifikansi besar 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa Pengeluaran

Pemerintah Sektor Perindustrian dan perdagangan mempunyai pengaruh

Page 159: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

159

tidak langsung terhadap PAD melalui PDRB. Dengan demikian Hipotesis 7

diterima.

Page 160: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

160

α1 =

β1= 0,420

β4

β2 =

β3= 0,548

α2 =

α3 =

Secara lengkap hasil pengujian analisis jalur dapat dilihat pada

Gambar 4.6

Gambar 4.6.

Model Analisis Jalur

Peng.

Pemerintah Sektor

Pertanian

Peng.

Pemerintah Sektor

Perikanan dan Kelautan

Peng.

Pemerintah Sektor

Perindustrian dan

P

DRB

PAD

(Y2)

Page 161: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

161

G. PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian disesuaikan dengan hipotesis yang

diajukan dalam penelitian yang terdiri dari :

a. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian Terhadap

PDRB.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah

sektor pertanian memiliki pengaruh yang positif terhadap PDRB. Hal ini

menunjukan bahwa anggaran pembangunan yang ditujukan untuk sektor

pertanian sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Di Provinsi maluku

Sektor pertanian adalah merupakan tulang punggung perekonomian Maluku

dimana sektor pertanian memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan

sektor lainnya yaitu sebesar 31,53 %.

Pengeluaran Pemerintah Sektor pertanian di provinsi Maluku

disalurkan melalui program dan kegiatan pada Dinas Pertanian Maluku

melalui Balai Proteksi Tanaman dan Hortikultura, Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih, Balai Diklat Pertanian Maluku, Sekolah Pembangunan

Pertanian Provinsi Maluku serta Badan Ketahanan Pangan.

Anggaran Pengeluaran Pemerintah Provinsi Maluku untuk urusan

pilihan bidang pertanian telah dialokasikan untuk program kesejahteraan

petani, program peningkatan penerapan teknologi pertanian, program

Page 162: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

162

peningkatan produksi pertanian serta program pemberdayaan penyuluh

pertanian.

Dari anggaran Pengeluaran Pemerintah yang dialoksikan untuk

sektor pertanian pada saat ini memang sudah cukup menyentuh masyarakat

dan memiliki peran bagi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi masih terdapat

beberapa permasalah mendasar yang harus dipecahkan untuk tetap dapat

menunjang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Permasalahan tersebut antara lain Kelembagaan dan kemitraan usaha petani

belum sesuai dengan sasaran usaha pengembangan agribisnis secara utuh.

Disamping itu wawasan dan kemampuan petani/kelompok tani masih rendah,

dengan demikian maka nilai tambah yang diterima petani belum maksimal.

Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan secara intensif

kepada petani agar mereka membentuk dan mengembangkan kelompoknya

serta mampu bermitra dalam usaha agribisnis.

Kemudian tenaga PPL masih belum memadai baik kuantitas

maupun kualitas sehingga proses pembinaan kepada petani belum dapat

dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu pemerintah provinsi dalam hal

ini lewat dinas pertanian harus menjawab kebutuhan tenaga PPL.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah musim tanam di daerah potensi

pangan dan hortilkultura tidak berbanding lurus dengan ketersediaan dana

sehingga terjadi penundaan pelaksanaan kegiatan pada musim tanam

berikutnya. Oleh karena itu penerbitan DPA pada tahun-tahun mendatang

Page 163: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

163

perlu disesuaikan dengan waktu tanam/pola tanam, tanaman pangan /

hortilkultura di daerah produksi.

Dengan memperhatikan permasalahan diatas dengan

pengalokasian anggaran Pengeluaran Pemerintah Sektor pertanian yang

cukup maka permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi sehingga

secara langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

b. Pengaruh Pengeluaran PemerintahSektor Perikanan dan Kelautan

Terhadap PDRB

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah sektor

perikanan dan kelautan memiliki pengaruh yang positif terhadap PDRB.

Anggaran Pengeluaran Pemerintah Sektor Perikanan dan kelautan di provinsi

Maluku disalurkan melalui program dan kegiatan Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Maluku pada bidang pengolahan dan pemasaran hasil

perikanan, bidang perikanan tangkap, bidang perikanan budidaya, bidang

kelautan dan pesisir dan pulau-pulau kecil serta beberapa UPTD yang ada

seperti balai benih air tawar, balai sarana dan prasarana perikanan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintahsektor Perikanan dan

Kelautan memiliki pengaruh yang positif terhadap PDRB sektor pertanian

yang terdiri dari sub sektor pertanian dan perikanan, serta sektor industri dan

Perdagangan ).

Page 164: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

164

Di Provinsi Maluku Sektor perikanan dan kelautan merupakan

sektor yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar karena secara

geografis wilayah maluku memiliki luas laut yang lebih besar dari luas

daratan. Akan tetapi potensi ekonomi yang ada belum mampu direalisasikan

secara optimal. Sejauh ini pemerintah provinsi memang telah mengambill

langkah untuk mengembangkan potensi ekonomi dari sektor perikanan dan

kelautan akan tetapi seperti yang telah dijelaskan diatas upaya tersebut

belum terlalu optimal yang dikarenakan oleh terlalu luasnya wilayah provinsi

Maluku dan keterbatasan anggaran yang dimiliki.

Selain itu permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya Sumber

daya manusia (SDM) nelayan sehingga masih sulit mengadopsi

perkembangan teknologi. Oleh karena itu pemerintah daerah perlu untuk

menganggarkan dana untuk menyertakan Nelayan dalam pendidikan dan

pelatihan yang sesuai dengan bidang yang ditekuni. Terbatasnya sarana dan

prasarana penunjang (sarana transportasi bagi masyarakat terpencil

sehingga sulit untuk menjangkau daerah-daerah penangkapan dan daerah

pemasaran. Anggaran juga sebaiknya dialokasikan untuk pengembangan

riset dan teknologi hasil perikanan sehingga mutu hasil produk perikanan

olahan dari provinsi maluku dapat memiliki nilai jual dan dengan sendirinya

akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan akan berimplikasi pada

pertumbuhan ekonomi.

Page 165: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

165

Alokasi pengganggaran bidang perikanan dan kelautan dapat

diarahkan untuk rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana

Laboratorium, Loka Budidaya dan Pelabuhan Perikanan ; pemberdayaan

masyarakat pesisir dan pengembangan sentra-sentra produksi perikanan;

pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan ilegal fishing ;

pengembangan bibit ikan unggul dan peralatan tangkap, serta optimalisasi

pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan.

c. Pengaruh Pengeluaran PemerintahSektor Perindustrian dan

Perdagangan Terhadap PDRB

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah sektor

Perindustrian dan Perdagangan memiliki pengaruh yang positif terhadap

PDRB. Pengeluaran Pemerintah Sektor Perindustrian dan Perdagangan

disalurkan melalui program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Maluku. Hasil penelitian menunjukan bahwa

Pengeluaran Pemerintahsektor Perindustrian dan Perdagangan memiliki

pengaruh yang positif terhadap PDRB (sektor pertanian yang terdiri dari sub

sektor pertanian dan perikanan, serta sektor industri dan Perdagangan).

Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang perindustrian dan

perdagangan di Maluku dapat dilihat bahwa sebagian besar industri yang ada

adalah merupakan industri rumah tangga ataupun industri pada level kecil

dan menengah yang masih membutuhkan bantuan pemerintah khususnya

Page 166: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

166

masalah pendanaan untuk investasi tersebut. Selain masalah penddaan

untuk meningkatkan modal usaha, masih terdapat banyak kekurangan yang

dimiliki seperti minimnya kemampuan sumber daya manusia yang masih

mengandalkan pola-pola tradisional dalam melaksanakan aktivitas mereka.

Langkah yang bisa diambil oleh pemerintah daerah untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor perindustrian dan

perdagangan adalah dengan meningkatkan anggaran belanja yang

dialokasikan untuk pengembangan usaha kecil menengah misalnya

pemberian bantuan sarana dan peralatan industri yang representatif yang

dapat membantu usaha mereka. Selain itu pendidikan dan pelatihan serta

workshop bagi stakeholder di bidang perindustrian dan perdagangan

sehingga mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Pengembangan sektor industri di provinsi Maluku sebaiknya

diarahkan pada industri yang memiliki daya saing tinggi dan bertumpu pada

SDM yang kuat. Dalam jangka panjang anggaran pemerintah sebaiknya

dialokasikan untuk pembangunan industri yang sehat, meningkatkan

kapasitas industri secara optimum.

Dengan demikian jika hal tersebut dapat dijalankan maka sektor

perindustrian dan perdagangan dapat menjadi sektor unggulan yang dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di provinsi maluku.

Page 167: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

167

d. Pengaruh PDRB terhadap Pendapatan Asli Daerah

Hasil penelitian menunjukan bahwa PDRB berpengaruh positif

terhadap PAD”. Hasil pengujian hipotesa telah membuktikan bahwa

pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap PAD. Seperti yang

dikemukakan oleh Brata (2004), yang mengatakan bahwa upaya untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah tidak akan memberikan arti apabila

tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan

demikian, semakin tingginya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan

pendapatan yang diterima pemerintah daerah. Peningkatan Pendapatan asli

daerah merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi (Saragih, 2003).

Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif mempunyai kemungkinan

mendapatkan kenaikan pendapatan asli daerah (PAD. Hasil penelitian ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seragih (2004) yang

menyatakan peningkatan pendapatan asli daerah mempuyai ekses dari

pertumbuhan ekonomi. Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif

mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan pendapatan asli daerah

(PAD). Hal yang sama juga dilakukan oleh Bappenas (2003) yang

membuktikan bahwa pertumbuhan PAD berpengaruh positif terhadap

kenaikan PDRB.

Perkembangan pertumbuhan PDRB Provinsi Maluku yang meningkat

merupakan cerminan potensi aktivitas perekonomian di Provinsi maluku,

dengan berkembangnya produksi suatu sub sektor dalam PDRB dapat

Page 168: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

168

membawa dampak pada kegiatan ekonomi lainnya. Dalam kaitannya dengan

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku dapat dilihat dengan

berkembangnya produksi suatu sub sektor dalam PDRB berdampak pada

peningkatan Pendapatan masyarakat, sehingga dengan sendirinya akan

berdampak pada meningkatnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Sebagai contoh dalam PDRB provinsi Maluku sektor pertanian (sektor primer)

memiliki peranan yang sangat besar yaitu sebesar 31,53% atau lebih besar

dibandingkan sektor lainnya. Sekalipun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

sektor pertanian cenderung menurun tetapi sektor ini memberikan kontribusi

yang cukup besar bagi pendapatan asli daerah. Penurunan tersebut

mengindikasikan bahwa perekonomian Maluku mengalami pergerseran dari

sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder dan sektor tersier seperti

Industri pengolahan ; Perdagangan, Hotel dan Restoran ; Pengangkutan dan

Komunikasi, Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan. Dengan

bergesernya perekonomian daerah ke arah sektor sekunder dan sektor

tersier seperti akan berimplikasi pada semakin meningkatnya pendapatan asli

daerah Provinsi Maluku karena kedua sektor inilah yang memiliki potensi

pajak daerah yang lebih besar dibandingkan sektor primer.

Page 169: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

169

e. Pengaruh Tidak Langsung Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian, Perikanan dan Kelauatan Serta Perindustrian dan

Perdagangan terhadap PAD melalui PDRB

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Perikanan dan

Kelauatan Serta Perindustrian dan Perdagangan akan memacu

perkembangan kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan produksi

masyarakat yang pada tingkat daerah ditunjukan oleh PDRB. Peningkatan

produksi ini juga akan mempengaruhi pendapatan yang akan ikut meningkat,

baik itu pendapatan perkapita maupun pendapatan nasional, sehingga pada

akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kenaikan pengeluaran

pemerintah akan menyebabkan kenaikan pendapatan, baik pendapatan

perkapita maupun pendapatan nasional. Oleh karena itu dengan semakin

meningkatnya PDRB maka akan meningkatkan tingkat pembangunan

ekonomi sehingga alokasi anggaran untuk pengeluaran pemerintah juga

akan semakin meningkat. Anggaran sektor publik pemerintah daerah dalam

APBD sebenarnya merupakan output pengalokasian sumberdaya.

Peningkatan anggaran pengeluaran pemerintah yang disebabkan

karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi merupakan upaya logis yang

dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku setempat dalam rangka meningkatkan

pembangunan di berbagai sektor. Peningkatan ini ditujukan untuk

peningkatan investasi modal dalam bentuk aset tetap, yakni peralatan,

Page 170: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

170

bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Semakin tinggi tingkat

pengeluaran pemerintah isektor-sektor tersebut diharapkan mampu

meningkatkan kualitas layanan publik, karena aset tetap yang dimiliki sebagai

akibat adanya belanja modal merupakan prasyarat utama dalam memberikan

pelayanan publik oleh Pemerintah Provinsi Maluku. Dengan meningkatnya

PDRB maka akan berimplikasi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Page 171: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

171

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil ini penelitian menunjukan bahwa bahwa Pengeluaran Pemerintah

Sektor Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Sektor Perindustrian dan

Perdagangan baik secara simultan maupun parsial mepunyai pengaruh

signifikan terhadap PDRB.

2. Hasil pengujian menunjukan bahwa PDRB mempunyai pengaruh

langsung yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal ini

ditunjukan dengan nilai standard beta sebesar 0,356, nilai t hitung =

3,998 lebih besar dibandingkan t-tabel 3,182 (t-hitung > t-tabel) dengan

tingkat signifikansi 0,028 (p<0,005).

3. Hasil pengujian menunjukan bahwa Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Sektor Perindustrian dan

Perdagangan mempunyai pengaruh tidak langsung yang signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui Produk Domestik Regional

Bruto.

Page 172: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

172

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran yang

dapat diberikan adalah :

1. Pemerintah Daerah Provinsi Maluku harus terus meningkatkan

Pengeluaran pemerintah di sektor pertanian, perikanan dan kelauatan

serta perindustrian dan perdaganngan untuk menunjang aktivitas sektoral

sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di ketiga sektor

tersebut.

2. Pemerintah Daerah sebaiknya meningkatakan sumber pendapatan asli

daerah sehingga dapat meningkatkan penerimaan daerah yang akan

berimplikasi pada meningkatnya APBD.

3. Untuk Penelitian selanjutnya diharapkan lebih menguraikan variabel

Pengeluaran Pemerintah secara keseluruhan sehingga dapat dilakukan

analisis yang lebih mendalam.

Page 173: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

173

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy. 2004. Perilaku oportunistik legislatif dalam penganggaran daerah: Pendekatan principal-agent theory. Makalah disajikan pada Seminar Antarbangsa di Universitas Bengkulu, Bengkulu, 4-5 Oktober 2004.

Aryad, L, 1997. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah

Penerbit Davey, K.J. 1989. Pembiayaan Pemerintah Daerah, Praktek-praktek

Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga, Cetakan pertama, Penerbit Iniversitas Indonesia, Jakarta.

Fozzard, Adrian. 2001. The basic budgeting problem: Approaches to

resource allocation in the public sector and their implications for pro-poor budgeting. Center for Aid and Public Expenditure, Overseas Development Institute (ODI). Working paper 147.

Halim, Abdul. 2001. Analisis Varian Atas Anggaran Pendapatan Asli Daerah

Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Disertasi S3. Tidak Dipublikasikan. Msi – FE UGM.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Cetakan Pertama, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta

Hedriansah, Teguh. 1988. “Kemampuan Keuangan Daerah dan Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Peningkatannya di Kabupaten

Karanganyar”, Tesis S2, Program Pascasarjana, Universitas Gadjah

Mada (tidak dipublikasikan

Kaho, Josef Riwu. 1997. Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Page 174: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

174

Key, V.O. 1940. The lack of budgetary theory. American Political Science

Review 34 (December), dalam Shafritz, Jay M. & Albert C. Hyde. 1997. Classics of Public Administration. Fourth edition. Fort Worth: Harcourt Brace College Publisher

Leweis M. 2005, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta. Rubin, Irene S. 1993. The Politics of Public Budgeting: Getting and Spending,

Borrowing and Balancing. Second edition. Chatam, NJ: Chatham House Publishers, Inc.

Samuels, David. 2000. Fiscal horizontal accountability? Toward theory of

budgetary “checks and balances” in presidential systems. University of Minnesota, working paper presented at the Conference on Horizontal Accountability in New Democracies, University of Notre Dame, May

Samuelson,P,A, dan Nordhaus,W,D,1995. Makro Ekonomi, Edisi

Keempatbelas, alih bahasa Haris Munandar dkk, Erlangga, Jakarta Sanusi, 2004 . “Pendapatan Daerah Dalam Ekonomi Orde Baru”, Prisma No.

4, 40 – 57. Saragih, Juli Panglima. 2003. desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah

dalam Otonomi.Penerbit Ghalia Indonesia.

Sidik, Machfud, 2001. “Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Proses Otonomi Daerah”, Makalah disampaikan pada Workshop Manajemen Perencanaan Penerimaan Daerah, Kerja sama antara SIAGA Project dan STIE Kerjasama Yogyakarta, 24 Maret 2001.

Stine, William F. 1994. Is Local Government Revenue Response ti Federal

Aid Symetrical? Evidence From Pennsylvania Country Government in an era of Retrenchment. National Tax Journal 47.No. 4. Hal : 799-816.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Makro Ekonomi.Edisi Kedua. Jakarta Press. Jakarta

Suryana, L. (2000). Pengantar Teori Ekonomi. Kanisius, Yogyakarta

Page 175: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

175

Todaro, M.P. 1998. Pembangunan Ekonomi di Dunia ke Tiga, (Terjemahan

Haris Munandar), Penerbit Erlangga, Jakarta.

Von Hagen, Jurgen. 2002. Fiscal rules, fiscal institutions, and fiscal

performance. The Economic and Social review 33(3): 263-284. Widodo, ST. 1990. Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan Perekonomian

Indonesia, Kanisius, Yogyakarta Badan Penerbit FE UGM, Yogyakarta Zaris, Roeslan. 1987. Prespektif Daerah dalam Pembangunan Nasional.

Jakarta LPFE UI

Page 176: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

176

LAMPIRAN Regression

Variables Entered/Removedb

Perindustri

an dan

Perdagang

an,

Perikanan

dan

Kelautan,

Pertaniana

. Enter

Model1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: PDRBb.

Model Summary

.966a .933 .924 .811

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Perindustrian dan

Perdagangan, Perikanan dan Kelautan, Pertanian

a.

Model Summary

.966a .933 .924 .811

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Perindustrian dan

Perdagangan, Perikanan dan Kelautan, Pertanian

a.

Page 177: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

177

Coefficientsa

-9.3E+08 7.3E+08 -1.273 .272

.045 .015 .493 2.957 .042

.179 .043 .245 4.155 .009

.191 .022 .532 8.859 .000

(Constant)

Pertanian

Perikanan dan Kelautan

Perindustrian dan

Perdagangan

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: PDRBa.

Regression

Variables Entered/Removedb

PDRB,

Perikanan

dan

Kelautan,

Perindustri

an dan

Perdagang

an,

Pertaniana

. Enter

Model1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerahb.

Model Summary

.938a .879 .857 .105

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), PDRB, Perikanan dan

Kelautan, Perindustrian dan Perdagangan, Pertanian

a.

Page 178: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

178

ANOVAb

8.43E+21 4 2.107E+21 349.942 .000a

1.81E+19 3 6.022E+18

8.45E+21 7

Regression

Residual

Total

Model1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PDRB, Perikanan dan Kelautan, Perindustrian dan

Perdagangan, Pertanian

a.

Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerahb.

Coefficientsa

-5.0E+11 5.4E+10 -9.277 .003

.198 .053 .420 3.758 .030

.118 .076 .679 4.869 .017

.132 .114 .548 4.090 .026

.677 .166 .356 3.998 .028

Variables(Constant)

Pertanian

Perikanan dan Kelautan

Perindustrian dan

Perdagangan

PDRB

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Statistics

Dependent Variable: Pendapatan Asli Daeraha.

Page 179: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

179

HASIL UJI SOBEL TEST

Pertanian -> PDRB -> PAD

This calculator uses the Sobel test to tell you whether a mediator variable

significantly carries the influence of an independent variable to a dependent variable;

i.e., whether the indirect effect of the independent variable on the dependent variable

through the mediator variable is significant. This calculator returns the Sobel test

statistic, and both one-tailed and two-tailed probability values.

Please supply the necessary parameter values, and then click 'Calculate'.

:

0.045

:

0.677

EA:

0.015

EB:

0.166

Calculate!

Sobel test

statistic:

2.

41660225

One-tailed

probability:

0.

00783306

Two-tailed

probability:

0.

01566613

Perikanan dan Kelautan -> PDRB -> PAD

This calculator uses the Sobel test to tell you whether a mediator variable

significantly carries the influence of an independent variable to a dependent variable;

i.e., whether the indirect effect of the independent variable on the dependent variable

through the mediator variable is significant. This calculator returns the Sobel test

statistic, and both one-tailed and two-tailed probability values.

Page 180: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

180

Please supply the necessary parameter values, and then click 'Calculate'.

:

0.179

:

0.677

EA:

0.043

EB:

0.166

Calculate!

Sobel test

statistic:

2.

91321103

One-tailed

probability:

0.

00178866

Two-tailed

probability:

0.

00357733

Perindustrian Dan Perdagangan -> PDRB -> PAD

This calculator uses the Sobel test to tell you whether a mediator variable

significantly carries the influence of an independent variable to a dependent variable;

i.e., whether the indirect effect of the independent variable on the dependent variable

through the mediator variable is significant. This calculator returns the Sobel test

statistic, and both one-tailed and two-tailed probability values.

Please supply the necessary parameter values, and then click 'Calculate'.

:

0.191

:

0.677

EA:

0.022

0.166

Page 181: PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA SEKTORAL …

181

EB:

Calculate!

Sobel test

statistic:

3.

69132056

One-tailed

probability:

0.

00011155

Two-tailed

probability:

0.

00022309