Upload
ngongoc
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA SRIKANDI, DUSUN
BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL, DUSUN KEBOAN,
DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Kajian Profil Kadar Trigliserida)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Vincentia Octavianna
NIM : 068114115
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
i
THE EFFECT OF EDUCATION FOR RISK FACTOR OF STROKE IN
POPULATION OF POSYANDU SRIKANDI, DUSUN BURIKAN AND
POSYANDU BUAH APEL, DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI,
SLEMAN, DIY
(Concerning about Triglycerides Concentration)
SKRIPSI
Presented as partitial fulfilment of the reqirement To obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)
In Faculty of Pharmacy
By :
Vincentia Octavianna
NIM : 068114115
FACULTY OF PHARMACY SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2009
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
aku percaya mentari itu ada,,
bahkan ketika ia tak memancarkan sinarnya....
aku percaya kasih itu ada,,,
bahkan ketika aku tak bisa merasakannya...
aku percaya Tuhan itu ada,,,,
bahkan ketika Ia diam....(GN)
Lakukan lebih dari sekedar ada di dunia ini,, hiduplah....
Lakukan lebih dari sekedar menyentuh,, rasakan....
Lakukan lebih dari sekedar melihat,, perhatikan....
Lakukan lebih dari sekedar membaca,, seraplah....
Lakukan lebih dari sekedar mendengar,, simaklah....
Lakukan lebih dari sekedar bicara,, katakan sesuatu....
==john h roades==
Kupersembahkan Karya kecilku ini untuk:
Bapa Yesus dan Bunda Maria yang selalu mengangkatku saat kuterjatuh dan
memberiku banyak sukacita dalam perjalanan hidupku.
Bapak dan Ibuku untuk segala doa, cinta dan perhatiannya.
Raditya Dwi Swastiastu, adikku yang selalu menemaniku.
Almamaterku
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Vincentia Octavianna
Nomor Mahasiswa : 068114115
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Faktor Risiko Stroke pada Populasi
Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel,
Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY (Kajian Profil Kadar
Trigliserida)” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 2 November 2009
Vincentia Octavianna
vi
PENGANTAR
Segala pujian dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yesus
Kristus karena hanya dengan anugerah, berkat, kasih, dan pertolongan-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh
Pemberian Edukasi terhadap Faktor Risiko Stroke pada populasi Posyandu Lansia
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa
Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY dengan Kajian Profil Kadar Trigliserida”. Skripsi ini
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).
Terselesaikannya penulisan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah membantu penulis, oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberi berkat, rahmat, dan
anugrah, serta kekuatan sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku
dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan demi
kesempurnaan skripsi ini.
vii
5. dr. Arina Ismah Afiati yang telah memberikan ceramah, petunjuk, dan masukan
yang berguna dalam proses penyusunan skripsi.
6. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. yang telah memberikan petunjuk
dan bimbingan mengenai statistik untuk pengolahan data.
7. Mas Narto dan Mas Dwi yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu
dalam membuatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian serta
memintakan tanda tangan Dekan untuk keperluan surat menyurat dan sertifikat.
8. Kepala Dusun, kader, serta seluruh lansia Posyandu Srikandi di Dusun Burikan
dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan yang telah banyak membantu dalam
terselenggaranya penelitian ini.
9. Mas Sugeng dan Mas Iwan, “Fotocopy Shinta” yang telah menyediakan tempat
dan setia melayani penulis dengan sabar untuk kebutuhan penelitian.
10. Keluargaku tercinta atas kasih sayang, perhatian, dukungannya baik moril
maupun materiil, motivasi, doa, dan segala penyertaanya serta segala sesuatunya
yang tidak dapat diuraikan satu-persatu.
11. Saudara-saudara semua: simbah, budhe, pakdhe, bulik, om, mbak Deta, mbak
Meyka, mbak Nova, Dara, Kevin, Bintang untuk dukungannya selama ini.
12. Teman-teman seperjuangan: Adi, Dissa, Dotie, Vica, Nimoo yang telah bersama-
sama melalui segala sesuatunya dengan kebersamaan, suka duka, dan canda tawa
dalam proses berjalannya penelitian dan penyusunan skripsi ini. Akhirnya kita
bisa menyelesaikannya.
viii
13. Adit, Boim, Nee, LuLu, Liemin, Mas Ari, Mas Anzo, Mas Veda, Mbak Astri
yang telah membantu dalam pengambilan data.
14. Seluruh teman-teman farmasi, khususnya kelas B angkatan 2006 dan FKK B
yang telah banyak berbagi keceriaan dan tumbuh bersama dalam satu farmasi.
15. Para sahabat : Adjenk, Wulan, Cepex, Lala, Sari, May, Manik, Lilin, Echi, Iren
atas semangat yang selalu diberikan kepada penulis dan juga persahabatan yang
telah dijalin selama ini.
16. Teman seperjuangan: Vero dan Juwita, atas waktu dan perhatian yang selalu ada
bagi penulis dalam apapun keadaan penulis dari awal hingga akhir kuliah.
17. Robertus Satrio Wibisono, untuk kesabaran, perhatian, canda dan tawa, serta
semangat yang tak pernah hentinya diberikan kepada penulis.
18. Aak dan masku, untuk semua keceriaan dan kesedihan, tawa dan tangisan serta
kenangan manis yang membantu penulis dalam menjalani proses perjalanan
pendewasaan diri selama menjalani perkuliahan.
19. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan karena keterbatasan pikiran, tenaga, dan waktu penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir
kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca semua.
Yogyakarta, 2 November 2009
Penulis
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 November 2009
Penulis
Vincentia Octavianna
x
INTISARI
Stroke adalah penyebab kematian kedua di dunia dan merupakan penyebab utama kecacatan, sehingga perlu adanya pemberian edukasi sebagai usaha primer untuk mencegah terjadinya stroke, khususnya terkait kadar trigliserida sebagai salah satu faktor risiko stroke.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap profil kadar trigliserida pada populasi lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan desain nonrandomized pretest-postest intervention with control group. Analisis data statistik menggunakan uji beda Paired T-Test dan Wilcoxon dalam satu kelompok serta Independent T-Test dan Mann-Whitney Test untuk kelompok yang berbeda dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan pada pengukuran akhir terjadi peningkatan rerata kadar trigliserida sebesar 5,67 mg/dL (p=0,36) untuk kelompok perlakuan dan 20,33 mg/dL (p=0,97) untuk kelompok kontrol, namun peningkatan ini tidak bermakna secara statistik. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal menunjukkan perbedaan profil kadar yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol pada pengukuran akhir (p=0,99), sehingga dapat disimpulkan pemberian edukasi tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap profil kadar trigliserida sebagai salah satu faktor risiko stroke. Kata kunci : stroke, lansia, edukasi, trigliserida
xi
ABSTRACT
Stroke is the second death cause in the world and the main physical defect cause, considering that, it needs to give education as a primary effort to prevent stroke, especially relates to triglycerides concentration as one of stroke risk factors.
This research is aimed to know the effect of giving the education toward triglycerides concentration profile of elderly population in Posyandu Srikandi, Dusun Burikan and Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. This is a quasi experimental with nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design. The statistic data analysis use Paired T-Test and Wilcoxon in one group and also Independent T-Test and Mann-Whitney test in another group with reliable level of 95%.
The result shows that in the final measurement there is an increase of triglycerides concentration, 5,67 mg/dL (p=0,36) in the intervention group and 20,33 mg/dL (p=0,97) in the control group, although this increase is not significant. Giving education in speech form that is continued shows there is a diffrent triglycerides concentration, but not significant in the intervention and control group in final measurement (p=0,99). So that, it can be concuded that giving the education doesn’t give significant effect toward triglycerides concentration as one of stroke risk factors. Keyword : stroke, elderly people, education, triglycerides
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................vi
PENGANTAR........................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................................... x
INTISARI................................................................................................................... xi
ABSTRACT................................................................................................................ xii
DAFTAR ISI............................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xxi
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
1. Perumusan masalah............................................................................. 3
2. Keaslian penelitian............................................................................... 4
3. Manfaat penelitian............................................................................... 5
xiii
B. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Pengertian............................................................................................ 7
2. Etiologi dan klasifikasi...................................................................... 8
3. Patofisiologi....................................................................................... 9
4. Faktor risiko....................................................................................... 10
B. Trigliserida
1. Definisi trigliserida............................................................................ 14
2. Tahap penggunaan lemak sebagai sumber energi.............................. 16
3. Metabolisme....................................................................................... 17
4. Sintesis trigliserida............................................................................. 18
5. Jalur pengangkutan trigliserida dalam darah..................................... 19
6. Kriteria kadar trigliserida................................................................... 20
C. Dislipidemia
1. Definisi dislipidemia.......................................................................... 20
2. Patogenesis aterosklerosis.................................................................. 21
3. Klasifikasi dislipidemia..................................................................... 22
4. Penatalaksanaan dislipidemia............................................................ 23
D. Hipertrigliseridemia
1. Pengertian.......................................................................................... 24
2. Mekanisme hipertrigliseridemia berkontribusi pada stroke iskemik 25
xiv
3. Penatalaksanaan................................................................................. 28
E. Edukasi..................................................................................................... 30
F. Perubahan pola hidup............................................................................... 31
G. Landasan Teori......................................................................................... 33
H. Hipotesis.................................................................................................. 35
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 36
B. Variabel Penelitian................................................................................... 37
C. Definisi Operasional................................................................................ 37
D. Subjek Penelitian..................................................................................... 39
E. Tempat Penelitian.................................................................................... 40
F. Waktu Penelitian...................................................................................... 40
G. Instrumen Penelitian................................................................................ 40
H. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian............................................................... 41
2. Pengurusan izin penelitian................................................................. 42
3. Penelusuran data populasi.................................................................. 42
4. Pembuatan leaflet............................................................................... 43
5. Pelaksanaan intervensi....................................................................... 44
6. Pengambilan data............................................................................... 46
7. Analisis data....................................................................................... 47
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian....................................................... 50
xv
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Awal Subjek Penelitian Terkait Faktor Risiko
Stroke...................................................................................................... 52
B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan
Edukasi secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar Trigliserida
yang merupakan Faktor Risiko Stroke pada kelompok perlakuan dan
kontrol populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan
Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY............................................................................................ 64
C. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan
Edukasi secara Personal antara Kelompok Perlakuan dan
Kontrol.................................................................................................... 70
D. Rangkuman pembahasan......................................................................... 74
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................................. 76
B. Saran........................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 78
LAMPIRAN............................................................................................................... 82
BIOGRAFI PENULIS............................................................................................. 110
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Kriteria Kadar Trigliserida................................................................... 20
Tabel II. Kriteria Dislipidemia Menurut European Atheroselerosis Society...... 22
Tabel III. Kriteria Dislipidemia Menurut Fredrickson-Levy-Lees....................... 23
Tabel IV. Batasan Diet Tingkat 1 Rata-rata Setiap Hari Menurut AHA dan NCEP
............................................................................................................... 33
Tabel V. Batasan Diet Tingkat 2 Rata-Rata Setiap Hari Menurut AHA............. 33
Tabel VI. Karakteristik Awal Subjek Penelitian secara Keseluruhan terkait Faktor
Risiko Stroke......................................................................................... 53
Tabel VII. Frekuensi Usia Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok................. 54
Tabel VIII. Frekuensi Jenis Kelamin Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok.. 56
Tabel IX. Frekuensi Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok............................................................................................. 57
Tabel X. Frekuensi Kebiasaan Merokok Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok............................................................................................. 59
Tabel XI. Klasifikasi BMI Menurut WHO (2009)............................................... 61
Tabel XII. Frekuensi Nilai Body Mass Index (BMI) Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok............................................................................................. 61
Tabel XIII.Profil Kadar Trigliserida Awal Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok............................................................................................. 63
xvii
Tabel XIV.Profil Kadar Trigliserida Akhir Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok............................................................................................. 65
Tabel XV.Nilai Selisih Rerata Kadar Trigliserida dan Nilai Signifikansi pada
Pengukuran Awal dan Akhir pada Masing-masing
Kelompok............................................................................................. 67
Tabel XVI.Karakteristik Akhir Subjek Penelitian terkait Faktor Risiko
Stroke.................................................................................................... 71
Tabel XVII. Nilai Signifikansi Kadar Trigliserida Kelompok Perlakuan dan Kontrol
pada Pengukuran Awal dan Akhir........................................................ 71
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik................................ 10
Gambar 2. Struktur Umum Trigliserida................................................................. 16
Gambar 3. Skema Rancangan Pretest-Posttest Intervention with Control Group
Design.................................................................................................. 37
Gambar 4. Pengelompokan subjek penelitian........................................................ 40
Gambar 5. Skema Analisis Data............................................................................. 47
Gambar 6. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Usia 55
Gambar 7. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Jenis
Kelamin................................................................................................ 57
Gambar 8. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Tingkat
Pendidikan............................................................................................ 58
Gambar 9. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik
Kebiasaan Merokok.............................................................................. 60
Gambar 10. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Body
Mass Index (BMI)................................................................................. 62
Gambar 11. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Profil
Kadar Trigliserida Awal....................................................................... 64
Gambar 12.Persentase Jumlah Subjek Penelitian berdasarkan Profil Kadar
Trigliserida Akhir................................................................................. 65
xix
Gambar 13. Profil Kadar Trigliserida Kelompok Perlakuan pada Pengukuran awal
dan akhir............................................................................................... 65
Gambar 14. Profil Kadar Trigliserida Kelompok Kontrol pada Pengukuran awal dan
akhir...................................................................................................... 66
Gambar 15. Selisih Rerata Kadar pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol............. 69
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian............................................. 82
Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan.................................. 83
Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol..................................... 84
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kelompok
Perlakuan............................................................................................ 85
Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kelompok
Kontrol............................................................................................... 86
Lampiran 6. Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait Usia,
Jenis Kelamin, dan Kebiasaan Merokok............................................ 87
Lampiran 7. Uji Normalitas Karakteristik terkait BMI.......................................... 90
Lampiran 8. Uji Kebermaknaan Karakteristik terkait BMI.................................... 92
Lampiran 9. Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Trigliserida.............. 93
Lampiran 10. Uji Kebermaknaan Pengukuran Awal Kadar Trigliserida................. 94
Lampiran 11. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal - Akhir Kadar Trigliserida
pada Kelompok Perlakuan................................................................. 95
Lampiran 12. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar
Trigliserida pada Kelompok Kontrol................................................. 96
Lampiran 13. Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Trigliserida.............. 96
Lampiran 14. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar
Trigliserida......................................................................................... 98
xxi
xxii
Lampiran 15.Uji Normalitas Selisih Kadar Trigliserida Kelompok perlakuan dan
kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir......................................... 99
Lampiran 16. Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Trigliserida Kelompok perlakuan dan
kontrol pada Pengukuran Awal dan
Akhir................................................................................................. 100
Lampiran 17. Surat Ijin dari BAPPEDA Yogyakarta.............................................. 101
Lampiran 18. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Cleaance)......................... 102
Lampiran 19. Materi Pemberian Ceramah............................................................... 103
Lampiran 20. Leaflet Bagian Luar........................................................................... 108
Lampiran 21. Leaflet Bagian Dalam........................................................................ 108
Lampiran 22. Dokumentasi Pelaksanaan Pengambilan Sampel Darah................... 109
Lampiran 23. Dokumentasi Pelaksanaan Pemberian Ceramah............................... 109
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah
menuntut sosok manusia yang sehat jasmani maupun rohani. Kecacatan akibat
penyakit stroke sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama,
disamping mengakibatkan angka kematian yang tinggi, cacat jasmani yang
diakibatkan merupakan keadaan yang dapat menjadi faktor penghambat
pembangunan (Ritarwan, 2003).
Hasil Kongres Stroke Dunia tahun 2008 yang diselenggarakan di Vienna
menyatakan bahwa saat ini stroke adalah penyebab kematian kedua di seluruh dunia
dan lebih dari 50% kasus stroke terjadi di China, India, dan Indonesia (Bettshart dan
Kofler, 2008). Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar
di Asia dan jika tidak ada upaya penanggulangan yang lebih baik, maka jumlah
penderita stroke pada tahun 2020 diprediksikan akan meningkat dua kali lipat (Haris,
2007). Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam dari urutan ketiga
penyebab kematian menjadi urutan pertama, melampaui penyakit yang selama ini
mendominasi angka kematian terbesar di Indonesia seperti jantung dan kanker
(Haris, 2008).
Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Setiap
penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat.
1
2
Sekitar lima persen orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami
setidaknya satu kali stroke. Survei Litbang Yastroki tahun 2003 yang melibatkan 193
orang memperoleh hasil penderita stroke berusia ≥50 tahun sebanyak 85,49%
sedangkan penderita stroke usia muda sebanyak 1,55%. Jumlah penderita stroke yang
terus meningkat disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai stroke.
Survei yang dilakukan pada 193 responden menyatakan hanya 58 orang atau sekitar
30,05% yang memiliki pengetahuan tentang stroke sebelum serangan (Anonim,
2009a).
Penanggulangan stroke semakin penting dan mendesak karena kini
Indonesia menduduki urutan pertama di dunia dalam hal jumlah penderita stroke
terbanyak (Samsudin, 2009). Penanggulangan masalah stroke dapat dimulai dengan
usaha primer yaitu dengan pengendalian faktor-faktor risiko stroke agar dapat
terhindar dari serangan stroke. Pemahaman terhadap faktor risiko stroke akan sangat
membantu dalam tindakan pencegahan yang efektif, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan memberikan edukasi tentang faktor risiko tersebut, dengan
demikian adanya pemberian edukasi ini berguna untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai faktor risiko stroke dan pola hidup sehat sehingga dapat menurunkan angka
kecacatan dan kematian yang diakibatkan stroke.
Hipertrigliseridemia adalah salah satu faktor risiko stroke. Penelitian di
Israel menyebutkan bahwa peningkatan risiko penyakit stroke juga berkaitan dengan
kadar lemak darah yang disebut trigliserida. Subjek uji yang memiliki kadar
trigliserida 200 mg/dL mempunyai kecenderungan 30% lebih besar mengalami stroke
3
iskemik maupun stroke ringan dibanding subjek uji dengan kadar High Density
Lipoprotein (HDL) yang rendah. Kadar trigliserida sejak lama memang selalu diukur
bersamaan dengan kadar lemak darah lainnya, namun jenis lemak ini tidak mendapat
perhatian yang cukup serius dalam pencegahan stroke. Menurut laporan Larosa,
kadar trigliserida meningkat pada usia lanjut dan merupakan salah satu prediktor
penyakit kardiovaskuler (Tanne, Koren-Morag, Graff, & Goldbourt, 2001).
Populasi lansia sangat rentan terserang stroke, khususnya berkaitan dengan
tingginya kadar trigliserida, sehingga dibutuhkan upaya primer untuk pencegahannya
yang dapat dilakukan dengan pemberian edukasi. Penelitian ini dilakukan di
Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun
Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Pemilihan
Posyandu Lansia Srikandi dikarenakan adanya pendampingan yang telah dilakukan
oleh Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan anggota posyandu lansia ini
cukup aktif serta mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup, sedangkan Posyandu
Lansia Buah Apel dipilih karena ada kemiripan karakteristik dilihat dari letak
demografinya yang berdekatan dengan Dusun Burikan.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang muncul:
a. Seperti apakah profil karakteristik subjek penelitian terkait faktor risiko
stroke?
4
b. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar trigliserida
yang merupakan faktor risiko stroke pada kelompok perlakuan dan kontrol
populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia
Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY?
c. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal antara kelompok perlakuan dan kontrol?
2. Keaslian penelitian
Penelitian tentang edukasi stroke dan faktor-faktor risiko stroke, terutama
yang berkaitan dengan kadar trigliserida telah dilakukan di luar negri, diantaranya:
a. Risk Factors for Ischemic Stroke: Dubbo Study of The Elderly oleh
Simons L.A., et al. (1998).
b. Epidemiology of Hypertriglyceridemia in The Elderly Taiwanese
Population oleh Chieh Lin, et al. (2001).
c. Blood Lipids and First-Ever Ischemic Stroke/Transient Ischemic Attack in
the Bezafibrate Infarction Prevention (BIP) Registry High Triglycerides
Constitute an Independent Risk Factor oleh Tanne, et.al. (2001).
d. Implementing a Community Education Program on Stroke for Health
Care Providers & Consumers oleh Richardson-Nasif, et al. (2002).
e. Serum Triglycerides as a Risk Factor for Cardiovascular Diseases in the
Asia Pasific Region oleh Patel, et al. (2004).
5
f. Nonfasting Triglycerides and Risk of Ischemic Stroke in the General
Population oleh Freiberg et al. (2008).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas yaitu terletak
pada lokasi penelitian, metode penelitian, dan waktu penelitian. Penelitian tentang
pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal terhadap profil kadar trigliserida yang merupakan salah satu faktor risiko
stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia
Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY belum pernah
dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya mengenai penyakit
stroke dan pencegahannya terkait dengan penurunan kadar trigliserida sebagai
salah satu faktor risiko stroke, sehingga dapat meningkatkan usia harapan hidup
dengan kesehatan yang baik.
b. Manfaat praktis
Memberikan informasi kepada subjek penelitian mengenai ada tidaknya
peningkatan kadar trigliserida sebagai salah satu faktor risiko stroke.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
6
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui profil karakteristik subjek penelitian terkait faktor risiko stroke.
b. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah
yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil
kadar trigliserida yang merupakan faktor risiko stroke pada kelompok
perlakuan dan kontrol populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan
dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY.
c. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah
yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal antara kelompok
perlakuan dan kontrol.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Pengertian
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena berkurangnya
atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang mengalami hal ini
akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Stroke sering disebut juga dengan CVA
(cerebrovascular accident). Orang awam cenderung menganggap stroke sebagai
penyakit, namun para dokter justru menyebutnya sebagai gejala klinis yang muncul
akibat pembuluh darah jantung (kardiovaskular) yang bermasalah, penyakit jantung,
atau keduanya, secara bersamaan (Auryn, 2008).
Stroke didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke
otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas atau lumpuh sesaat, atau
gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian (Junaidi, 2006). Stroke adalah
kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke
otak. Stroke terjadi bila pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat, yang
mengakibatkan gejala-gejala yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke merupakan
suatu keadaan akibat sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup (Fatimah, 2009).
7
8
2. Etiologi dan klasifikasi
Berdasarkan laporan American Heart Association (2003), stroke
diklasifikasikan menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke
hemoragik terdiri dari hemoragik subaraknoid, hemoragik intraserebral, dan
hematoma subdural. Hemoragik subaraknoid terjadi ketika darah memasuki tempat
subaraknoid yaitu tempat cairan serebrospinal. Hal ini dapat disebabkan karena
trauma, rupture pada intracranial aneurysm, atau rupture pada arteriovenous
malformation (AVM). Hemoragik intraserebral terjadi ketika pembuluh darah rupture
pada parenchyma otak itu sendiri membentuk hematoma. Hematoma adalah
penggumpalan darah setempat, umumnya menggumpal dalam jaringan akibat
pecahnya dinding pembuluh darah. Tipe hemoragik ini sangat sering dikaitkan
dengan tekanan darah yang tidak terkontrol. Hematoma subdural adalah kumpulan
darah di bawah penutup otak yang disebabkan oleh trauma. Stroke hemoragik,
walaupun jarang terjadi, tetapi signifikan lebih mematikan daripada stroke iskemik
dengan kecepatan fatal 2-6 kali lebih besar (Fagan & Hess, cit., DiPiro, Talbert, Yee,
Matzke, Wells, Posey, 2009).
Stroke iskemik disebabkan oleh bentuk lokal trombus atau fenomena embolik
yang menyebabkan pembuluh arteri serebral terhambat. Aterosklerosis, bagian dari
serebral vaskular adalah faktor penyebab pada kebanyakan kasus stroke iskemik.
(Fagan & Hess, cit., DiPiro, et.al., 2009).
9
3. Patofisiologi
Patofisiologi stroke dibedakan menurut jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik.
a. Stroke iskemik.
Stroke iskemik disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh
darah yang menuju ke otak. Sumbatan ini dapat disebabkan dua hal, yang
pertama adalah karena adanya penebalan pada dinding pembuluh darah
(aterosklerosis) dan bekuan darah bercampur lemak yang menempel pada
dinding pembuluh darah, yang dikenal dengan istilah trombus. Penyebab kedua
adalah akibat tersumbatnya pembuluh darah otak oleh emboli, yaitu bekuan
darah yang berasal dari trombus di jantung (Mulyatsih & Ahmad, 2008).
Iskemik terjadi bila suplai darah pada sebagian otak berkurang. Sel-sel
yang kekurangan oksigen tidak akan berfungsi secara sempurna. Iskemik yang
berat dan berlangsung lama dapat menyebabkan stroke. Stroke iskemik adalah
bentuk ekstrim dari iskemik yang menyebabkan kematian sel-sel otak yang tidak
dapat pulih. Kerusakan ini disebut infark otak (Soeharto, 2004). Otak menerima
15-20% dari cardiac output. Cerebral Blood Flow (CBF) pada keadaan istirahat
sebesar 50-60ml/menit/100g otak, jika CBF berkurang menjadi 20ml/menit/100g
otak, maka otak berada pada keadaan iskemik dan terjadi gangguan fungsi otak,
sedangkan jika CBF berkurang menjadi 8-10ml/menit/100g otak, maka sel otak
berada dalam keadaan infark dan sel otak akan mati dalam waktu beberapa
10
menit, sehingga jika tidak segera diatasi akan timbul defisit neurologis dan
menyebabkan kecacatan atau kematian (Rasyid & Soertidewi, 2007).
b. Stroke hemoragik.
Sekitar 70% stroke hemoragik disebabkan pecahnya pembuluh darah ke
otak karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sisanya biasanya disebabkan
oleh pecahnya aneurysma, yaitu pembuluh darah yang bertekstur tipis dan
mengembang, atau karena rupture pada arterovenomalformation (AVM), yaitu
suatu bentuk yang tidak sempurna dari pembuluh darah arteri dan vena. Kedua
jenis penyebab stroke hemoragik ini merupakan kelainan anatomis pembuluh
darah yang terbawa sejak lahir (Mulyatsih & Ahmad, 2008).
Gambar 1. Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik (Anonim, 2009b)
4. Faktor risiko
Pengenalan faktor‐faktor risiko ini sangat penting karena banyak pasien
mempunyai faktor risiko lebih dari satu atau bahkan terkadang faktor risiko ini
diabaikan. Penggolongan faktor risiko stroke didasarkan pada dapat atau tidaknya
11
faktor risiko tersebut diubah (Goldstein, Adams, Alberts, Appel, Brass, Bushnell, et
al., 2006).
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah.
1) Usia
Risiko mengalami stroke akan meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Usia lanjut sebagai faktor risiko adalah sebagai akibat dari
berbagai kondisi dan pola hidup, termasuk aterosklerosis yang dialami hampir
semua orang di atas 40 tahun (Soeharto, 2004).
2) Jenis kelamin
Stroke diketahui lebih banyak dialami laki‐laki dibanding perempuan.
Kecuali umur 35-44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih banyak dialami
perempuan.
3) Faktor keturunan
Adanya riwayat stroke pada keluarga dapat menaikkan faktor risiko
stroke. Hal ini diperkirakan melalui beberapa mekanisme antara lain faktor
genetik, faktor gaya hidup, penyakit‐penyakit yang ditemukan, dan interaksi
antara ketiganya (Goldstein, et al., 2006).
b. Faktor risiko yang dapat diubah.
1) Hipertensi
Tekanan darah yang semakin tinggi menyebabkan semakin tinggi pula
kemungkinan terjadinya stroke, baik hemoragik maupun iskemik (Goldstein,
12
et al., 2006). Pasien yang memiliki tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
gangguan aliran darah dalam tubuh karena diameter pembuluh darah semakin
lama akan mengecil, sehingga darah yang mengalir ke otak akan berkurang.
Suplai darah ke otak yang berkurang secara terus-menerus dapat
menyebabkan jaringan otak akan mengalami kematian (Fatimah, 2009).
2) Merokok
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan merokok merupakan faktor
risiko terjadinya stroke. Hal ini juga ditunjukkan pada perokok pasif.
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan terjadinya trombus karena
aterosklerosis.
3) Diabetes
Penderita diabetes cenderung menderita aterosklerosis serta dapat
meningkatkan terjadinya hipertensi, kegemukan, dan kenaikan lemak darah.
Kombinasi hipertensi dan diabetes dapat menaikkan komplikasi diabetes
termasuk stroke. Pengendalian diabetes dapat menurunkan terjadinya stroke
(Goldstein, et al., 2006).
4) Penyakit jantung
Penyakit jantung yang memberikan gejala gangguan irama jantung
merupakan faktor risiko utama untuk kejadian stroke (Mulyatsih & Ahmad,
2008).
13
5) Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi dengan kadar kolesterol di
dalam darah berlebihan. Kolesterol yang berlebih, terutama jenis Low Density
Lipoprotein (LDL) akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh
darah yang semakin lama akan semakin banyak dan menumpuk, sehingga
mengganggu aliran darah (Fatimah, 2009). Kenaikan trigliserida juga dapat
meningkatkan terjadinya stroke.
6) Diet dan nutrisi
Asupan makanan yang mengandung banyak sayur dan buah dapat
mengurangi terjadinya stroke. Mengkonsumsi garam dapur secara berlebihan
juga dapat meningkatkan terjadinya stroke karena dapat menyebabkan
kenaikan tekanan darah (Goldstein, et al., 2006).
7) Kegemukan
Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal
ini terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada
orang yang mengalami obesitas yang kadar Low Density Lipoprtein (LDL)
biasanya lebih tinggi dibanding kadar High Density Lipoprotein (HDL)
(Fatimah, 2009).
14
c. Faktor risiko yang sangat dapat diubah.
1) Sindrom metabolik
Sindrom metabolik terjadi jika terdapat tiga atau lebih gejala
seperti obesitas, kadar trigliserida >150 mg%, kadar HDL <40 mg%,
tekanan darah ≥130/≥85 mmHg, dan kadar gula darah puasa ≥110.
2) Pemakaian alkohol
Pemakaian alkohol berlebihan dapat memicu terjadinya stroke,
namun pemakaian dalam jumlah sedikit dapat menaikkan kolesterol
HDL, mengurangi perlengketan trombosit, dan menurunkan kadar
fibrinogen. Pemakaian alkohol yang berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah, penurunan aliran darah, dan fibralasi atrium.
3) Pemakaian narkoba
Pemakaian obat‐obat terlarang seperti kokain, amfetamin, heroin,
dan sebagainya dapat meningkatkan terjadinya stroke. Obat‐obat ini dapat
mempengaruhi tekanan darah secara tiba‐tiba, menyebabkan terjadinya
emboli karena adanya endokarditis, dan menaikkan kekentalan darah serta
perlengketan trombosit (Goldstein, et al., 2006).
B. Trigliserida
1. Definisi trigliserida
Trigliserida merupakan cadangan energi yang sangat besar karena dalam
bentuk tereduksi dan anhidrat. Oksidasi sempurna asam lemak menghasilkan energi
15
sebesar 9 kkal/g, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan energi
sebesar 4 kkal/g. Hal ini disebabkan karena asam lemak merupakan bentuk yang jauh
lebih tereduksi. Trigliserida bersifat nonpolar, sehingga tersimpan dalam keadaan
anhidrat, sedangkan karbohidrat dan protein lebih polar, sehingga bersifat
terhidratasi. Satu gram glikogen kering akan mengikat sekitar dua gram air, maka
satu gram lemak anhidrat menyimpan enam kali lebih banyak daripada energi yang
dapat disimpan oleh satu gram glikogen yang terhidratasi. Hal ini menyebabkan
trigliserida dijadikan simpanan energi yang lebih utama dibandingkan glikogen. Sel
adiposa dikhususkan untuk sintesis dan penyimpanan trigliserida serta untuk
mobilisasi trigliserida menjadi molekul bahan bakar yang akan dipindahkan dari
jaringan lain oleh darah (Rusdiana, 2004).
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan
berbagai organ dalam tubuh. Trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari
gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung
meningkatkan kadar kolesterol. Lemak berasal dari buah-buahan seperti kelapa,
durian, dan alpukat. Buah-buahan ini tidak mengandung kolesterol, tetapi
mengandung kadar trigliserida yang tinggi. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi
kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, mengkonsumsi makanan berlemak,
mengkonsumsi gula biasa (glukose), dan mengkonsumsi alkohol (Soeharto, 2004).
16
Trigliserida bukanlah kolesterol, tetapi merupakan satu macam lemak yang
terdapat dalam tubuh, yang di dalam cairan darah dikemas dalam bentuk partikel
lipoprotein. Lipoprotein yang mengandung trigliserida terbesar adalah kilomikron
(Soeharto, 2004). Penyebab naiknya kadar trigliserida dalam darah menurut Stone
(1994) dan Brunzell (1990) (cit., Soeharto, 2004) adalah kelebihan berat badan lebih
dari 20% atau obesitas, kurang aktivitas fisik, merokok, mengkonsumsi alkohol yang
berlebihan, diet tinggi akan karbohidrat, yaitu di atas 60% dari total kalori, beberapa
penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal, beberapa jenis obat-obatan, serta faktor
keturunan.
Gambar 2 : Struktur Umum Trigliserida (Anonim, 2009c)
2. Tahap penggunaan lemak sebagai sumber energi
Tahap awal penggunaan lemak sebagai sumber energi adalah hidrolisis
trigliserida oleh lipase yang akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Aktivitas
lipase sel adiposa diatur oleh beberapa hormon, yaitu epinefrin, norepinefrin,
glukagon, dan adrenokortikotropik yang mengaktifkan adenilat siklase di dalam sel
adiposa dengan memicu reseptor-reseptor. Peningkatan kadar Adenosin Monophospat
(AMP) siklik merangsang protein kinase A yang akan mengaktifkan lipase dengan
cara fosforilasi. Hormon epinefrin, norepinefrin, glukagon, dan adrenokortikotropik
17
bersifat menginduksi lipolisis. Adenosin Monophospat (AMP) siklik adalah cara
pengaktifan lipolisis di jaringan adiposa seperti juga pada pengaktifan pemecahan
glikogen (Rusdiana, 2004).
Gliserol yang terbentuk pada lipolisis mengalami fosforilasi dan dioksidasi
menjadi dihidroksiaseton fosfat yang selanjutnya mengalami isomerisasi menjadi
gliseraldehida 3-fosfat. Zat antara ini terdapat pada jalur glikolisis dan
glukoneogenesis, dengan demikian gliserol dapat diubah menjadi piruvat atau
glukosa di hati, tempat enzim-enzim diperlukan. Proses kebalikannya dapat terjadi
melalui reduksi dihidroksiasetonfosfat menjadi gliserol 3-fosfat. Hidrolisis oleh
fosfatase akan menghasilkan gliserol (Rusdiana, 2004).
3. Metabolisme
Lemak yang penting dalam metabolisme mamalia adalah trigliserida,
fosfolipid, dan steroid, bersama-sama dengan hasil metabolismenya seperti asam
lemak rantai panjang (asam lemak bebas), gliserol, dan benda-benda keton. Banyak
karbohidrat makanan diubah menjadi trigliserida sebelum dipakai untuk menyediakan
energi, sehingga asam lemak trigliserida merupakan sumber utama energi bagi
banyak jaringan, namun juga terdapat bukti bahwa pada organ-organ tertentu, asam
lemak dapat dipakai sebagai bahan bakar yang lebih disukai daripada karbohidrat
(Martin, Mayes, Rodwell, 1995).
Trigliserida sebagai bentuk utama untuk menyimpan energi dalam tubuh
mempunyai keuntungan yang lebih jelas dibandingkan karbohidrat atau protein. Nilai
kalorinya dua kali lebih besar daripada karbohidrat dan protein dan pada
18
penyimpanannya mengandung sedikit air, sehingga trigliserida adalah bentuk yang
paling pekat yang sangat potensial untuk menyimpan energi (Martin, et al., 1995).
4. Sintesis trigliserida
Percobaan-percobaan yang membandingkan binatang hepatektomi dengan
binatang utuh menunjukkan bahwa hati adalah sumber utama lipoprotein plasma yang
berasal dari sumber endogen. Trigliserida hati adalah prazat langsung dari trigliserida
yang terdapat dalam Very Low Density Lipoprotein (VLDL) plasma. Asam lemak
yang digunakan untuk sintesis trigliserida hati berasal dari dua sumber yaitu sintesis
di dalam hati dan asetil-KoA yang berasal terutama dari karbohidrat dan pengambilan
asam lemak bebas dari sirkulasi. Sumber pertama terlihat lebih menonjol pada
keadaan gizi dan kadar asam lemak bebas dalam sirkulasi rendah. Trigliserida
biasanya tidak ditimbun dalam hati saat keadaan seperti ini, sehingga dapat
disimpulkan bahwa trigliserida ditransport dari hati sama cepatnya dengan
sintesisnya. Selama puasa, makanan yang mengandung banyak lemak atau pada
diabetes melitus, kadar asam lemak bebas dalam sirkulasi naik dan lebih banyak
menghilang ke dalam hati, sehingga dalam keadaan ini, asam lemak bebas merupakan
sumber utama asam lemak trigliserida dalam hati dan lipoprotein plasma sebab
lipogenesis dari asetil-KoA ditekan. Faktor-faktor yang memperbesar sintesis
trigliserida dan sekresi VLDL oleh hati adalah makanan yang mengandung banyak
karbohidrat (khususnya bila mengandung sukrosa atau fruktosa), kadar asam lemak
bebas dalam sirkulasi yang tinggi, dan adanya kadar insulin yang tinggi serta kadar
glukagon yang rendah (Martin, et al., 1995).
19
5. Jalur pengangkutan trigliserida dalam darah
a. Jalur eksogen.
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus
dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron.
Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah, kemudian trigliserida
dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase,
sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnant. Asam lemak
bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi
trigliserida kembali sebagai cadangan energi, sedangkan kilomikron remnant
akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas
(Anonim, 2009d).
Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam
empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi membantu proses
penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan
melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian
organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui
jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah
diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati (Anonim, 2009d).
b. Jalur endogen.
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan
sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah
karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida yang akan
20
dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), yang kemudian dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi
Intermediate Density Lipoprotein (IDL), kemudian IDL melalui serangkaian
proses akan berubah menjadi Low Density Lipoprotein (LDL) yang kaya akan
kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia
mengandung partikel LDL. Low Density Lipoprotein bertugas menghantarkan
kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke
dalam darah dan akan berikatan dengan High Density Lipoprotein (HDL). High
Density Lipoprotein bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh
(Anonim, 2009e).
6. Kriteria kadar trigliserida
Kadar trigliserida diklasifikasikan ke dalam empat kelompok menurut
National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel (NCEP ATP III)
2004 yang dapat dilihat dalam tabel I.
Tabel I: Kriteria Kadar Trigliserida (NCEP ATP III 2004) Komponen lipid Kriteria kadar (mg/dL) Klasifikasi
Trigliserida < 150 150-199 200-499 ≥ 500
Normal Batas tinggi Tinggi Sangat tinggi
C. Dislipidemia
1. Definisi dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak
21
yang paling utama adalah peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, serta penurunan kadar HDL. Semua fraksi lemak tersebut mempunyai
peran yang penting dan saling berkaitan dalam proses pembentukan aterosklerosis.
Ketiganya dikenal dengan Triad Lipid (Anwar, 2004; Hendromartono, 2009).
Kenaikan kadar kolesterol (terutama LDL teroksidasi) dapat merusak
endotelium dini pada proses aterosklerosis dan dibawa oleh makrofag (sel busa) ke
dalam inti lipid dari plak yang telah terbentuk. Menurunkan kadar kolesterol LDL
dapat mengurangi deposisi kolesterol menjadi plak aterosklerosis dan bisa
membalikkan proses ini. Menurunkan kadar kolesterol sangat penting karena akan
menstabilkan plak dan menurunkan risiko rupture plak akut (Davey, 2006).
2. Patogenesis aterosklerosis
Aterosklerosis adalah suatu bentuk ateriosklerosis yang terutama mengenai
lapisan intima dan umumnya terjadi di arteri muskuler berukuran besar dan sedang,
serta merupakan kelainan yang mendasari penyakit jantung iskemik. Lesi
aterosklerosis diklasifikasikan menjadi tiga tahap secara morfologik yaitu bercak
perlemakan, plak fibrosa, dan lesi terkomplikasi. Sebelum terjadinya bercak
perlemakan sudah terdapat gel-gel busa. Bercak perlemakan sudah bisa ditemukan
pada usia 10 tahun dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun. Plak fibrosa
adalah bentuk lesi yang khas untuk aterosklerosis yang sudah berkembang. Lesi
terkomplikasi adalah plak fibrosa yang sudah mengalami perubahan oleh peningkatan
nekrosis sel, perdarahan, deposit kalsium, dan pembentukan trombus. Lesi
22
terkomplikasi dapat mengakibatkan gangguan aliran di lumen pembuluh darah
(Anwar, 2004).
Faktor-faktor yang bertanggungjawab atas penumpukan lemak pada dinding
pembuluh darah yaitu adanya efek pada fungsi reseptor LDL di membran gel,
gangguan transpor lipoprotein transeluler, gangguan degrasi oleh lisosom lipoprotein,
dan perubahan permeabilitas endotel (Anwar, 2004).
Proses aterogenesis awal dimulai oleh disfungsi dan atau injury
vaskuler/endotel kemudian diikuti oleh pengerahan limfosit, pembentukan makrofag,
deposisi lipid, poliferasi sel-sel otot polos, dan sintesa ekstraseluler. Interaksi dari
semua faktor ini membentuk karakteristik plak aterosklerotik (Hendromartono, 2009).
3. Klasifikasi dislipidemia
a. Klasifikasi patogenik.
Klasifikasi ini meliputi hiperkolesterolemia poligenik,
hiperkolesterolemia familial, dislipidemia remnant, hiperlipidemia kombinasi
familial, sindroma kilomikron, hipertrigliseridemia familial, peningkatan
kolesterol HDL, dan peningkatan apolipoprotein B (Anwar, 2004).
b. Klasifikasi fenotip.
Tabel II: Kriteria Dislipidemia Menurut European Atheroskelerosis Society (Anwar, 2004) Peningkatan
Lipoprotein Lipid Plasma Hyperkolesterolemia Disiplidemia campuran Hipertrigliseridemia
LDL LDL + VLDL VLDL
Kolesterol >200 mg/dL Trigliserida ≥200 mg/dL + Kolesterol ≥240 mg/dL Trigliserida >200 mg/dL
23
Tabel III: Kriteria Dislipidemia Menurut Fredrickson-Levy-Lees (Talbert, cit., DiPiro, et al., 2009)
Tipe Kenaikan Lipoprotein Angka Perkiraan Mean Kenaikan Lipid
Kolesterol (mg/dL) Trigliserida (mg/dL)
I Chylomicron 324 3316 IIa LDL 368 148 IIb LDL+VLDL 354 135 III IDL(LDL1) 441 694 IV VLDL 251 438 V VLDL+ Chylomicron 373 2071
4. Penatalaksanaan dislipidemia
Terapi non farmakologis yang dapat diberikan yaitu dengan perubahan gaya
hidup yang dimulai sejak awal kedatangan dan termasuk terapi diet, pengurangan
berat, dan peningkatan aktivitas fisik. Induksi penurunan berat badan hingga 10%
harus didiskusikan dengan pasien yang kelebihan berat badan. Aktivitas fisik teratur
dan tidak terlalu berat dapat dilakukan selama 30 menit setiap harinya. Pasien harus
dianjurkan berhenti merokok dan mengontrol tekanan darahnya. Terapi diet yang
objektif adalah mengurangi konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan kolesterol untuk
mendapatkan berat badan yang sesuai. Konsumsi kolesterol dan asam lemak jenuh
yang berlebihan dapat mengurangi klirens hepatik LDL, deposisi LDL, dan oksidasi
LDL dalam jaringan lemak. Peningkatan konsumsi serat larut dapat membantu
menurunkan kolesterol total dan LDL (5-20%). Serat ini hanya memiliki efek sedikit
atau tidak sama sekali terhadap konsentrasi kolesterol HDL dan trigliserida. Zat
tambahan dari minyak ikan memiliki efek yang cukup besar dalam pengurangan
trigliserida dan kolesterol VLDL, tetapi zat ini tidak memiliki efek untuk kolesterol
24
total dan LDL. Perkiraan reduksi rata-rata LDL sebesar 20-30% dapat terjadi jika
semua perubahan makanan dari NCEP telah dilaksanakan (Sukandar, Andrajati, Sigit,
Adnyana, Setiadi, Kusnandar, 2008).
Terapi farmakologi diberikan setelah terapi nonfarmakologi tidak berhasil.
Kemampuan dari obat tersebut dalam mempengaruhi kolesterol HDL, trigliserida,
fibrinogen, kolesterol LDL, dan efek samping dari obat-obat tersebut perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan terapi. Obat pilihan yang dapat digunakan yaitu
statin, asam fibrat, atau niasin (Anwar, 2004).
D. Hipertrigliseridemia
1. Pengertian
Hipertrigliseridemia adalah peningkatan kadar trigliserida puasa, kelainan
lipoprotein juga dapat diamati baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Hipertrigliseridemia dapat diklasifikasikan ke dalam tipe primer dan sekunder.
Klasifikasi kelainan trigliserida harus didasarkan pada diagnosis molekular, namun
dasar molekular untuk hipertrigliseridemia primer hanya ditemukan kurang dari 5%
untuk seluruh kasus, dan untuk kasus hipertrigliseridemia sekunder, tidak ada
komponen genetik yang reprodusible. Kebanyakan pasien dengan
hipertrigliseridemia mempunyai sekurang-kurangnya satu faktor sekunder. Penyebab
sekunder yang berkontribusi untuk hipertrigliseridemia yaitu obesitas, sindrom
metabolik dengan kadar trigliserida >1,7 mmol/L, diabetes melitus terutama tipe II,
konsumsi alkohol, penyakit ginjal, terutama uremia atau glomerulonefritis, hipotiroid,
penyakit autoimun, misalnya paraproteinemia atau SLE, dan obat-obatan, seperti
25
kortikosteroid, estrogen, tamoxifen, antihipertensi, isotretinoin (Yuan, Al-Shali,
Hegele, 2007).
2. Mekanisme hipertrigliseridemia berkontribusi pada stroke iskemik
Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan stroke iskemik melalui aterosklerosis
dan atau pembentukan trombus. Penelitian menunjukkan bahwa hipertrigliseridemia
meningkatkan pengembangan aterosklerosis melalui beberapa mekanisme.
Hipertrigliseridemia postprandial pada pasien diabetes ditunjukkan dengan adanya
disfungsi endotel, stres oksidatif karena lemak yang diturunkan dari radikal bebas,
dan gangguan vasodilatasi endotelium (Antonios, Angiolillo, Silliman, 2008).
Triglyceride rich lipoprotein, termasuk VLDL dan IDL, selain partikel
kolesterol LDL, terjebak dalam dinding pembuluh darah dan ditemukan dalam plak
aterosklerotik manusia. Hipertrigliseridemia kronis dikaitkan dengan disfungsi
endotel dalam penelitian untuk pasien dengan kolesterol LDL normal. Peningkatan
adhesi molekul sel dianggap sebagai penanda disfungsi sel endotel dan telah
ditunjukkan pada pasien hipertrigliseridemia (Antonios, et al., 2008).
Mekanisme lain dari hipertrigliseridemia yang dapat menyebabkan
aterosklerosis adalah dengan peningkatan C-reactive protein (CRP). C-reactive
protein merupakan penanda peradangan yang telah dikaitkan dengan peradangan
sistemik dan peningkatan risiko terserang Coronary Artery Disease (CAD).
Peningkatan CRP telah dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida serta LDL
trigliserida. Penelitian dengan 83 perempuan yang mengalami obesitas (rata-rata
BMI= 33,8) dan diberikan intervensi berupa diet pembatasan lemak menunjukkan
26
adanya korelasi baseline CRP dengan BMI (p=0,01). Diet yang telah dilakukan
selama 12 minggu menunjukkan korelasi CRP dengan kadar trigliserida (p = 0,009),
tetapi tidak dengan lemak lain atau kadar glukosa. Pasien yang diberikan terapi statin
dengan peningkatan kadar trigliserida >150 mg/dL menunjukkan pula adanya
peningkatan kadar CRP (p=0,0001). Peningkatan kolesterol LDL dan kadar CRP
dapat selalu diprediksi dari kejadian kardiovaskular pertama, namun sangat sedikit
ditemukan korelasi antara kedua pengukuran itu. Peningkatan risiko CAD
ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar CRP, namun tidak tampak kaitannya
dengan peningkatan kadar kolesterol LDL, sebaliknya LDL trigliserida (trigliserida
adalah komponen kecil dari partikel LDL) menunjukkan hubungan dengan
peningkatan CRP dan peningkatan risiko CAD (Antonios, et al., 2008).
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan 739 subjek penelitian yang
mengalami CAD dan 570 kontrol berpasangan menunjukkan korelasi yang signifikan
antara trigliserida dan CRP, molekul adhesi, interleukin 6, dan fibrinogen.
Trigliserida merupakan prediktor CAD yang lebih kuat daripada kolesterol LDL
(rasio odds 1,3 vs 1,1; p<0,001). Pengukuran ketebalan arteri intima-media dianggap
sebagai penanda aterosklerosis dini pada manusia. Peningkatan ketebalan arteri
intima-media menunjukkan hubungan dengan peningkatan peradangan, kadar
fibrinogen, dan sirkulasi adhesi molekul, yang semuanya berhubungan dengan
hipertrigliseridemia. Penelitian Framingham menunjukkan kadar trigliserida puasa
(Lipid Research Clinics Program Protocol yaitu semua lemak diambil setelah 6-12
jam puasa) tidak berhubungan dengan aterosklerosis pada areteri karotis ketika data
27
dianalisis dengan model regresi logistik multivariate, namun kadar trigliserida tetap
meningkat selama 3-6 jam setelah makan, karena itu keadaan meningkatnya kadar
trigliserida postprandial dapat bertahan selama beberapa jam setiap hari dan mungkin
lebih mewakili kebiasaan pasien daripada kadar saat puasa. Teno et al. dalam
penelitiannya menemukan hubungan hipertrigliseridemia postprandial dengan
ketebalan arteri intima-media dengan metode cohort dalam suatu kelompok yang
terdiri dari 61 pasien diabetes tipe 2. Peneliti menemukan bahwa pasien dengan kadar
trigliserida postprandial tertinggi memiliki ketebalan arteri intima-media terbesar,
yang diukur dengan USG (p<0,01). Sisa partikel postprandial dari trigliseride-rich
lipoprotein juga telah ditemukan menjadi faktor risiko aterosklerosis dini (Antonios,
et al., 2008).
Hipertrigliseridemia dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit
serebrovaskular melalui terjadinya trombosis. Efek ini dihasilkan oleh perubahan
thrombogenic dari pembekuan sistem serta peningkatan viskositas plasma. Simpson
et al. melaporkan bahwa 18 pasien yang mengalami hipertrigliseridemia kronis (kadar
trigliserida puasa dalam plasma 504,4 mg/dL) memiliki plasma fibrinogen
konsentrasi yang lebih tinggi, aktivitas fibrinolitik yang lebih rendah, dan faktor
pembekuan Xc yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan
fibrinogen menunjukkan prediktor kuat untuk kejadian vaskular dan telah dikaitkan
dengan perkembangan penyakit arteri karotis. Hiperviskositas dapat mengakibatkan
iskemik jaringan akibat gangguan aliran, kerusakan pada antarmuka endotelium darah
oleh tegangan geser, dan peningkatan terjadinya trombosis. Hiperviskositas ini
28
menyebabkan hipertrigliseridemia karena dapat berkontribusi pada disfungsi endotel,
iskemik jaringan, dan kilomikronemia (Antonios, et al., 2008).
Trigliserida rich lipoprotein seperti kilomikron dan VLDL telah terbukti
menimbulkan peningkatan viskositas saat ditambahkan pada plasma bebas lipoprotein
secara in vitro. Efeknya lebih besar dari kolesterol LDL sehingga mendukung
kontribusi yang lebih besar pada viskositas plasma.
Pasien dengan hiperlipoproteinemia tipe IV dan tipe IIb (ditandai dengan peningkatan
kadar trigliserida) memiliki viskositas plasma lebih tinggi daripada
hiperlipoproteinemia tipe IIa (yang biasanya dihubungkan dengan peningkatan
kolesterol tapi trigliserida normal) atau subjek normal. Menurunkan kadar trigliserida
menggunakan gemfibrozil pada pasien hiperlipoproteinemia tipe IV atau V dapat
menurunkan viskositas plasma tanpa mengubah tingkat fibrinogen. Peningkatan
kadar trigliserida (juga fibrinogen, total protein, kolesterol LDL dan kolesterol total)
berkorelasi positif dengan peningkatan viskositas plasma, oleh karena itu
hipertrigliseridemia dapat meningkatkan risiko stroke iskemik dengan meningkatkan
prothrombotic sampai efeknya pada koagulasi dan viskositas plasma (Antonios, et
al., 2008).
3. Penatalaksanaan
Kadar trigliserida yang tinggi berhubungan dengan pankreatitis dan
konsekuensi lain dari sindrom kilomikron. Tingginya kadar trigliserida karena faktor
genetik sering muncul bersamaan dengan penyebab lain yang juga dapat
meningkatkan kadar trigliserida, seperti diabetes. Diet lemak (10-20% kalori),
29
penurunan berat badan, pembatasan konsumsi alkohol, dan pengobatan dari penyakit
yang muncul bersamaan merupakan dasar terapi. Obat yang digunakan untuk terapi
hipertrigliseridemia adalah gemfibrozil, niasin, dan statin berpotensi tinggi
(atorvastatin, rosuvastatin, dan simvastatin). Fenofibrat merupakan obat pilihan
dalam kombinasi dengan statin karena dapat meminimalkan adanya interaksi obat.
Terapi dikatakan berhasil jika dapat menurunkan kadar trigliserida hingga kurang dari
500 mg/dL (Talbert, cit., DiPiro, et al., 2009). Pertimbangan terapi untuk
hipertrigliseridemia:
1. Kadar trigliserida masuk dalam kriteria batas tinggi (150-199 mg/dL).
Tujuan utama dalam terapi pada rentang kadar ini yaitu mencapai kadar
kolesterol LDL yang diinginkan. Perubahan gaya hidup merupakan terapi
pertama yang dilakukan saat kadar trigliserida mencapai batas tinggi yaitu
dengan mengontrol berat badan, olah raga rutin dan teratur, mengurangi rokok,
pembatasan konsumsi alkohol jika penggunaan berlebihan, dan menghindari
konsumsi karbohidrat berlebih. Pada rentang kadar ini, tidak diberikan terapi
farmakologis (NCEP, 2004).
2. Kadar trigliserida masuk dalam kriteria tinggi (200-499 mg/dL).
Tujuan utama dalam terapi pada rentang kadar ini yaitu mencapai kadar
kolesterol LDL yang diinginkan. Tujuan kedua yaitu mencapai kadar non
kolesterol HDL yang diinginkan yaitu sebesar 30 mg/dL lebih tinggi dari kadar
kolesterol LDL yang ingin dicapai. Terapi utama yang diberikan adalah
perubahan gaya hidup berupa pengurangan berat badan dan peningkatan
30
aktivitas fisik. Terapi sekunder yang bisa diberikan untuk mencapai kadar
kolesterol HDL yang diinginkan, antara lain dengan pemberian statin yang
dapat menurunkan kolesterol LDL dan kolesterol VLDL. Fibrat dan asam
nikotinik yang dapat menurunkan VLDL-trigliserida dan kolesterol VLDL
(NCEP, 2004).
3. Kadar trigliserida masuk dalam kriteria sangat tinggi (≥500 mg/dL).
Tujuan utama dalam terapi ini yaitu menurunkan kadar trigliserida
untuk mencegah pankretitis akut, sedangkan prioritas yang kedua yaitu
mencegah Coronary Heart Disease (CHD). Terapi farmakologis untuk
mencegah CHD dengan kadar trigliserida yang sangat tinggi belum dibuktikan
dengan uji klinik (NCEP, 2004).
E. Edukasi
Edukasi dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau
materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai
perubahan perilaku (tujuan). Edukasi kesehatan sangat penting untuk menunjang
program-program kesehatan yang lain. Pemilihan metode edukasi harus
memperhatikan subjek edukasi apakah itu merupakan individu, kelompok,
masyarakat/massa, serta harus mempertimbangkan pendidikan formal. Cara Belajar
Insan Aktif (CBIA) dan ceramah merupakan metode edukasi yang diberikan untuk
kelompok besar (lebih dari 15 orang), metode ini sesuai untuk sasaran/subjek yang
31
berpendidikan tinggi/rendah (Notoatmodjo, 2003). Bentuk pendekatan atau edukasi
yang digunakan antara lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan
Kontak antara subjek penelitian dan peneliti dengan cara ini menjadi lebih
intensif. Setiap masalah yang dihadapi subjek penelitian dapat diteliti oleh peneliti
sehingga dapat dibantu dalam penyelesaiannya. Pada akhirnya subjek penelitian dapat
menangkap dan menerimanya, kemudian berdasarkan kesadaran dapat mengubah
perilaku sehatnya (Notoatmodjo, 2003).
2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara peneliti dengan subjek penelitian bertujuan untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau
tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, dan apabila
belum, maka perlu adanya penyuluhan yang lebih mendalam lagi (Notoatmodjo,
2003).
3. Ceramah
Metode yang baik untuk subjek penelitian yang berpendidikan tinggi maupun
rendah dan untuk kelompok besar. Kelompok besar adalah apabila subjek penelitian
lebih dari 15 orang (Notoatmodjo, 2003).
32
F. Perubahan Pola Hidup
Terapi Perubahan Pola Hidup (TPH) bermaksud mengubah segala kebiasaan
atau pola hidup yang tidak mendukung perbaikan faktor-faktor risiko menjadi
perilaku yang positif, antara lain berhenti merokok, meningkatkan keaktifan,
perbaikan sikap mental ke arah yang positif, dan yang tidak kalah penting adalah diet
yang tepat berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah (Soeharto, 2004).
Setiap orang memiliki berbagai tingkat keberhasilan dalam menurunkan kolesterol
dengan mengubah diet mereka. Perubahan pola makan dapat menurunkan kolesterol
dengan jumlah bervariasi. Perubahan diet biasanya merupakan langkah pertama yang
dilakukan sebelum menggunakan obat penurun kolesterol (Anonim, 2009e).
Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) direkomendasikan oleh National
Cholesterol Education Program dari US National Institutes of Health. Diet fokus
utama adalah untuk mengurangi jumlah lemak jenuh yang dikonsumsi karena lemak
jenuh meningkatkan kolesterol. Mengurangi lemak jenuh dalam diet dapat juga
dilakukan dengan membatasi jumlah daging dan produk susu yang dikonsumsi.
Memilih produk yang rendah lemak dapat dilakukan untuk mengganti konsumsi
makanan tersebut. Menggantikan sebagian besar lemak hewani dalam diet dengan
lemak tak jenuh, khususnya minyak tak jenuh tunggal, seperti zaitun, kanola, atau
minyak kacang. Penggantian lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan kolesterol
LDL dan menjaga kolesterol HDL tetap tinggi. Pelaksanaan diet juga tetap harus
33
menjaga kalori yang cukup untuk menjaga berat badan yang diinginkan dan
menghindari kenaikan berat badan (Anonim, 2009e).
Panduan diet terdiri dari tingkat 1 dan tingkat 2. Pembagian ini didasarkan
atas sasaran yang dituju, yaitu tercapainya kadar profil lemak darah normal. Tingkat 2
dilakukan jika diet tingkat 1 belum berhasil mencapai sasaran, karena tidak semua
individu dapat merespon diet dalam tingkat yang sama (Soeharto, 2004).
Tabel IV: Batasan Diet Tingkat 1 Rata-rata Setiap Hari Menurut AHA dan NCEP (Soeharto, 2004)
1. Tidak merokok 2. Tingkat masukan kalori dan aktivitas fisik yang sesuai untuk mencegah kegemukan
dan mengurangi berat badan 3. Konsumsi lemak sebesar 30% atau kurang dari kalori setiap harinya. 4. Konsumsi maksimal 8-10% kalori dari asam lemak jenuh. 5. Konsumsi maksimal 10% dari total kalori berasal dari asam lemak tidak jenuh
majemuk. 6. Konsumsi maksimal 10% dari total kalori berasal dari asam lemak tidak jenuh
tunggal. 7. Konsumsi maksimal 300 mg/hari kolesterol. 8. Konsumsi tidak lebih dari 2,4 gram garam. 9. Konsumsi 55-60% dari kalori yang berbentuk karbohidrat kompleks. 10. Protein berjumlah 15-20% dari total kalori. 11. Serat yang larut = 20-30 gram/hari. 12. Sterol asal tumbuh-tumbuhan = 2 gram/hari.
Tabel V: Batasan Diet Tingkat 2 Rata-rata Setiap Hari Menurut AHA (Soeharto, 2004)
1. Konsumsi maksimal 7% kalori dari asam lemak jenuh. 2. Konsumsi maksimal 200 mg/hari kolesterol.
G. Landasan Teori
Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak,
timbul mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun. Umumnya laki-
laki lebih sering terkena daripada perempuan. Biasanya tidak ada gejala dini dan
muncul sangat mendadak (Rasyid & Soertidewi, 2007).
34
Trigliserida merupakan satu macam lemak yang terdapat dalam tubuh, yang
dalam cairan darah dikemas dalam bentuk partikel lipoprotein. Lipoprotein yang
mengandung trigliserida terbesar adalah kilomikron (Soeharto, 2004). Trigliserida
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Peningkatan kadar trigliserida
cenderung akan meningkatkan risiko stroke dibandingkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL) yang rendah dalam darah.
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,
kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserida. Ketidaknormalan lemak dalam plasma
dapat menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap koroner, serebrovaskular, dan
pembuluh arteri perifer (Sukandar, et al., 2008). Hipertrigliseridemia adalah
peningkatan kadar trigliserida puasa, kelainan lipoprotein juga dapat diamati, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Kadar trigliserida yang tinggi dapat
berkontribusi pada terjadinya stroke iskemik (Yuan, Al-Shali, Hegele, 2007).
Edukasi merupakan suatu proses penyampaian materi pendidikan oleh
pendidik kepada sasaran pendidikan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan
perilaku (Notoatmodjo, 2003). Pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan
tentang faktor risiko stroke dan pola hidup sehat, sehingga penyakit stroke dapat
dicegah dengan adanya perubahan pola perilaku.
Terapi Perubahan Pola Hidup (TPH) bermaksud mengubah segala kebiasaan
atau pola hidup yang tidak mendukung perbaikan faktor-faktor risiko menjadi
perilaku yang positif, antara lain berhenti merokok, meningkatkan keaktifan,
35
perbaikan sikap mental ke arah yang positif, dan yang tidak kalah penting adalah diet
yang tepat berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah (Soeharto, 2004).
H. Hipotesis
Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan pemberian edukasi
secara personal dapat memberikan pengaruh berupa penurunan kadar trigliserida yang
merupakan salah satu faktor risiko stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi,
Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,
Kecamatan Mlati, Sleman, DIY.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (quasi-
eksperimental research) dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-posttest
intervention with control group design. Ciri eksperimental semu adalah tidak dapat
meletakkan subjek secara random pada kelompok perlakuan atau kontrol (Hasan,
2002). Penelitian eksperimental semu digunakan karena tidak memungkinkan
mengontrol semua hal yang berpengaruh terhadap hasil penelitian (Pratiknya, 2001).
Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti adalah tindakan subjek
penelitian. Peneliti juga tidak bisa menjamin bahwa antara kelompok yang diberi
intervensi dan yang tidak diberi intervensi (kelompok kontrol) tidak saling
berinteraksi. Intervensi dalam penelitian ini adalah pemberian edukasi berupa
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal.
Kadar Trigliserida subjek penelitian diukur dua kali, yaitu sebelum dan
sesudah pemberian intervensi. Hasil dari kelompok perlakuan ini kemudian
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan kombinasi antara
penelitian laboratorium dan klinis dengan bidang multidispliner meliputi Patologi
Klinik, Farmasi Sosial, dan Farmasi Klinis.
36
37
Kelompok perlakuan a b---------------------
P
Kelompok kontrol
---------------------TPak bk
Gambar 3. Skema Rancangan Pretest-Posttest Intervention With Control Group Design Keterangan: P : perlakuan ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal TP : tanpa perlakuan a : pengukuran awal pengukuran kadar trigliserida sebelum perlakuan ak : pengukuran awal pengukuran kadar trigliserida pada kelompok kontrol tanpa
perlakuan b : pengukuran akhir pengukuran kadar trigliserida setelah perlakuan bk : pengukuran akhir pengukuran kadar trigliserida pada kelompok kontrol tanpa
perlakuan.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent): pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal
2. Variabel tergantung (dependent): faktor risiko stroke yaitu profil kadar
trigliserida.
C. Definisi Operasional
1. Standar klasifikasi kadar trigliserida yang digunakan berpedoman pada National
Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III)
tahun 2004.
2. Pemberian edukasi adalah suatu proses penyampaian materi melalui pemberian
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada populasi
Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel,
Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY yang bertujuan
menurunkan kadar trigliserida terkait pencegahan stroke.
38
3. Ceramah adalah suatu bentuk informasi lisan tentang stroke dan pencegahannya
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pada populasi Posyandu
Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun
Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
4. Edukasi secara personal dilakukan dengan pemberian leaflet dan wawancara
mengenai tindakan yang dilakukan oleh subjek penelitian terkait pencegahan
stroke.
5. Leaflet adalah suatu bentuk informasi tertulis yang mencakup kajian tentang
stroke dan pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah
Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
6. Profil karakteristik awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran
subjek penelitian terkait dengan stroke yang meliputi umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, Body Mass Index (BMI), hasil
pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida, Blood
Urea Nitrogen (BUN), kreatinin, asam urat, dan glukosa darah puasa.
7. Usia dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, yaitu ≥60-≤65 tahun,
≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun, ≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun, dan ≥90-≤95
tahun.
8. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu tidak sekolah,
SD-SMP, dan >SMP.
39
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah lansia yang tergabung dalam
kelompok Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah
Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY yang memenuhi kriteria
inklusi, bersedia diambil darahnya (inform consent), mengisi formulir data penelitian,
dan mengikuti ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal oleh
peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah laki-laki atau perempuan berusia
≥60 tahun yang aktif ikut kegiatan posyandu lansia. Kriteria eksklusi yang digunakan
adalah pernah mengalami stroke, penyakit gagal ginjal, atau penyakit jantung.
Pada awal penelitian, subjek penelitian yang digunakan sebanyak 60 orang
yang kemudian dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya riwayat penyakit. Subjek
penelitian dengan riwayat penyakit hipertensi sebanyak 7 orang, kelebihan kadar
asam urat 3 orang, hipertensi dan kelebihan asam urat 3 orang, reumatik 5 orang, dan
tanpa riwayat penyakit 42 orang. Masing-masing jenis riwayat penyakit diundi untuk
dimasukkan dalam kelompok perlakuan dan kontrol secara seimbang. Hal yang sama
dilakukan terhadap subjek penelitian tanpa riwayat penyakit.
Pada akhir penelitian, subjek penelitian pada kelompok kontrol berkurang
menjadi 29 orang. Hal ini dikarenakan ada satu subjek penelitian yang mengundurkan
diri dengan alasan merasa takut untuk pengambilan darah akhir. Gambaran
pembagian subjek uji dapat dilihat pada gambar 4.
40
60 subjek penelitian
Kontrol 30 subjek penelitian
Kontrol29 subjek penelitian
Perlakuan30 subjek penelitian
Perlakuan30 subjek penelitian
**
** **
Gambar 4. Pengelompokan subjek penelitian
Keterangan: *pengukuran awal **pengukuran akhir
E. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Burikan dan Keboan, Desa Sumberadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Hasil pemeriksaan kadar trigliserida
diperoleh dari Laboratorium Pramita Utama, Yogyakarta. Laboratorium Pramita
Utama telah memiliki sertifikat ISO sehingga hasil penelitian dapat dipercaya.
F. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2009. Pengambilan data
dilakukan dari bulan Juli-Oktober 2009.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir data
penelitian dan data hasil laboratorium. Formulir data penelitian berisi nama, jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan terakhir, kebiasaan merokok, riwayat
41
penyakit keluarga, riwayat penyakit, dan keaktifan mengikuti posyandu lansia,
diperoleh pada awal penelitian.
H. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek
penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh satuan sampling yang yang memiliki karakteristik yang dikehendaki
(Setiawan, 2005). Peneliti terlebih dahulu menetapkan jumlah subjek penelitian yang
akan diteliti yang terdiri dari 30 lansia Posyandu Lansia Srikandi dan 30 lansia
Posyandu Lansia Buah Apel. Setiap kelompok kemudian diundi untuk
dikelompokkan menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Pembagian antara
kelompok perlakuan dan kontrol ditetapkan untuk masing-masing kelompok terdiri
dari 15 lansia dari Posyandu Lansia Srikandi dan 15 lansia dari Posyandu Lansia
Buah Apel.
Pembagian ini juga melihat ada tidaknya riwayat penyakit, yaitu hipertensi,
asam urat, komplikasi asam urat dan hipertensi, rematik, dan tanpa riwayat penyakit.
Kelompok perlakuan dan kontrol terdiri dari lansia sehat dan lansia dengan riwayat
penyakit dalam jumlah yang seimbang untuk memperoleh karakteristik yang sama.
Sampel minimal yang digunakan untuk penelitian ekperimental adalah 15
orang untuk setiap populasi (Hasan, 2002). Subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 60 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 orang
kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok kontrol.
42
2. Pengurusan izin penelitian
Pengurusan izin penelitian dilakukan untuk memperoleh izin melakukan
penelitian pada populasi lansia yang tergabung dalam kelompok Posyandu Lansia
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa
Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. Proses pengurusan izin penelitian dimulai dengan
memasukkan permohonan izin dan proposal penelitian ke bagian perizinan Bupati
Sleman c.q BAPPEDA Sleman, kemudian secara berurutan dilanjutkan ke Dinas Pol
PP dan Tibmas Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Bidang
Perencanaan SDM BAPPEDA Kabupaten Sleman, Puskesmas Mlati II, Kecamatan
Mlati, Kelurahan Sumberadi, serta Kepala Dusun Burikan dan Keboan. Izin
penelitian juga disampaikan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk memperoleh
keterangan kelaikan etik (ethical clearance).
3. Penelusuran data populasi
Penelusuran data populasi dilakukan dengan melakukan penelusuran data
prevalensi stroke di Kabupaten Sleman yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman. Data menunjukkan jumlah orang berusia di atas 60 tahun yang
menderita stroke dan dirawat di Puskesmas Daerah Sleman sebanyak 214 orang
dengan jumlah penduduk sampai pertengahan tahun 2008 di Kabupaten Sleman
sebanyak 938.694 orang. Penelusuran data populasi dilanjutkan ke Kelurahan
Sumberadi dan diperoleh 15 data dusun di Desa Sumberadi, yang masing-masing
43
dusun memiliki satu posyandu lansia, namun tidak diperoleh data mengenai jumlah
populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun.
Peneliti kemudian melakukan observasi ke posyandu lansia di dua dusun
yang paling dekat dengan Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan, yaitu Posyandu
Lansia Buah Apel, Dusun Keboan dan Posyandu Lansia Dusun Warak. Posyandu
Lansia Srikandi menjadi tujuan pertama penelitian ini karena telah ada hubungan
kerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Posyandu lansia
yang memiliki karakteristik demografi hampir sama dengan Posyandu Lansia
Srikandi, Dusun Burikan adalah Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan dilihat
dari tingkat sosial masyarakatnya.
Data jumlah populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun ditelusuri
melalui Kecamatan Mlati. Berdasarkan data yang diberikan, jumlah populasi lansia
yang ada di Desa Sumberadi pada tahun 2008 berjumlah 1225 orang dari 6609 orang
penduduk Kecamatan Mlati. Jumlah penduduk lansia di Dusun Burikan berjumlah 91
orang dan Dusun Keboan berjumlah 70 orang.
4. Pembuatan leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui
lembaran yang dilipat (Notoatmojo, 1993). Leaflet berfungsi sebagai media
pemberian edukasi secara personal tentang pencegahan stroke kepada subjek
penelitian. Isi leaflet adalah hal-hal yang berkaitan dengan stroke, yaitu definisi,
akibat, serta pencegahannya. Leaflet dibuat semenarik mungkin, jelas, singkat, dan
lengkap dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Leaflet lebih banyak
44
mencantumkan gambar karena subjek penelitian sudah berusia lanjut, sehingga
diharapkan lebih mudah dalam memahami isi leaflet.
5. Pelaksanaan intervensi
a. Penyebaran undangan untuk subjek penelitian.
Undangan untuk pengukuran kadar trigliserida disebarkan pada semua
subjek penelitian di Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel yang telah
bersedia untuk mengikuti jalannya penelitian. Penyebaran undangan untuk
pengukuran awal juga disertai dengan pengisian formulir data penelitian dan
informasi tantang hal-hal yang harus dilakukan sebelum pengukuran kadar
trigliserida yaitu puasa yang dilakukan kurang lebih 10 jam sebelum pengukuran
kadar, hal ini juga dilakukan saat pengukuran akhir kadar trigliserida.
Pengukuran awal kadar trigliserida dilakukan pada tanggal 31 Juli 2009.
Undangan untuk mengikuti ceramah hanya disebarkan kepada subjek penelitian
di Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel yang tergabung dalam kelompok
perlakuan. Ceramah yang dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk kelompok perlakuan dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2009.
Undangan juga diberikan pada kelompok kontrol untuk mengambil hasil
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2009. Hal ini
untuk menghindari interaksi antara kelompok perlakuan dan kontrol agar
kelompok kontrol tidak mengetahui intervensi yang diberikan pada kelompok
perlakuan (berupa ceramah). Pengukuran akhir kadar trigliserida dilakukan pada
45
tanggal 2 Oktober 2009. Pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium untuk
kedua kelompok dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2009.
b. Pengukuran awal kadar trigliserida.
Pengukuran awal kadar trigliserida dilakukan pada kelompok perlakuan
dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita Utama.
c. Pelaksanaan ceramah, edukasi secara personal, dan pemberian leaflet.
Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi
secara personal dilakukan pada kelompok perlakuan untuk memberikan
pengetahuan tentang stroke dan pencegahannya, terutama untuk menurunkan
kadar trigliserida yang merupakan salah satu faktor risiko stroke, sehingga dapat
mempengaruhi tindakan subjek penelitian untuk menjaga kesehatannya.
Pemberian ceramah dilakukan lima hari setelah pengukuran awal kadar
trigliserida yang diberikan oleh dokter dari Laboratorium Pramita. Ada interaksi
berupa tanyajawab antara dokter sebagai narasumber dengan subjek penelitian.
Ceramah dikemas dalam waktu satu jam dengan bahasa pengantar adalah Bahasa
Jawa. Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Jawa karena subjek
penelitian kurang memahami Bahasa Indonesia. Edukasi secara personal
dilakukan setiap dua minggu sekali dari rumah ke rumah selama dua bulan.
Alasan dilakukan edukasi secara personal karena peneliti kesulitan untuk
mengumpulkan subjek penelitian menjadi satu, mengingat masing-masing subjek
penelitian memiliki kesibukan yang berbeda. Edukasi secara personal dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam serta mengingatkan subjek
46
penelitian terkait dengan stroke dan pencegahannya, terutama untuk menurunkan
kadar trigliserida yang merupakan salah satu faktor risiko stroke, sehingga dapat
mempengaruhi tindakan subjek penelitian untuk menjaga kesehatannya. Leaflet
diberikan saat pertama kali dilakukan edukasi secara personal agar penyampaian
informasi lebih efektif.
d. Pengukuran akhir kadar trigliserida.
Pengukuran akhir kadar trigliserida dilakukan pada kelompok perlakuan
dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita Utama. Hasil pengukuran
kadar trigliserida pada pengukuran akhir kemudian dibandingkan dengan
pengukuran awal untuk mengetahui ada tidaknya perubahan profil kadar
trigliserida sehingga dapat mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap
profil kadar trigliserida yang merupakan salah satu faktor risiko stroke.
6. Pengambilan data
Data penelitian diambil dari dua sumber yaitu pengisian formulir data
penelitian dan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pengisian formulir data
penelitian digunakan untuk mengetahui profil karakteristik populasi lansia pada
penelitian ini. Pengukuran kadar trigliserida dilakukan dua kali yaitu:
a. Pengukuran awal.
Pengukuran awal dilakukan sebelum subjek penelitian mendapatkan
intervensi, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol untuk mengetahui
profil awal kadar trigliserida sebagai faktor risiko stroke.
7
b. Peng
P
kelompo
trigliser
7. Analisis
Anal
a. Uji
yang ak
dengan
profil k
gukuran akhi
Pengukuran
ok perlakua
rida sebagai
s data
lisis data yan
normalitas.
Uji norm
kan digunaka
program sta
kadar triglis
Data k
Uji n
Utited
ir.
akhir dilak
an maupun
faktor risiko
ng digunakan
Gambar
malitas bertu
an dalam pe
atistik mengg
serida dilak
kelompok pe
normalitas d
Uji signifikansidaknya peruberdistribusi nor
data tidak terdis
Uji signifikmengetahuperlakuan-normal digWhitney jik
kukan dua
kontrol un
o stroke.
n dapat dilih
r 5. Skema An
ujuan menge
enelitian (Az
gunakan uji
kukan pada
erlakuan dan
dengan Kolm
si satu kelompbahan profil krmal menggunstribusi normal
kansi kelompok ui ada-tidaknya p-kontrol untuk segunakan Indepenka data tidak ter
bulan setel
ntuk menge
hat dari skem
nalisis Data
etahui distri
zwar, 2006).
Kolmogoro
a kelompok
n kontrol
mogorov-Smi
pok untuk mkadar trigliserinakan Paired Tl menggunakan
perlakuan dengperbedaan signifetiap variabel. Jindent Sample T-rdistribusi norma
lah interven
etahui profil
nsi, baik pa
l akhir kad
ma analisis da
ibusi data d
. Uji normal
ov-Smirnov. U
perlakuan
irnov
engetahui adaida. Jika dataT-Test dan jikan Wilcoxon.
an kontrol untukfikan antara keloika data terdistribTest dan uji Manal.
ata berikut:
dalam variab
litas dilakuk
Uji normalit
dan kontr
aaa
k ompok busi nn
47
ada
dar
bel
kan
tas
rol,
48
sebelum dan sesudah edukasi, serta selisih kadar trigliserida sebelum dan sesudah
edukasi.
b. Uji signifikansi:
1) Uji Paired T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan yaitu data
pengukuran awal dan akhir pada masing-masing kelompok perlakuan
dan kontrol terdistribusi normal. Uji Wilcoxon dilakukan jika minimal
salah satu dari dua data yang dibandingkan tidak terdistribusi normal.
Uji ini digunakan untuk mengetahui perubahan profil kadar trigliserida
dalam satu kelompok, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol,
sehingga dapat diketahui pengaruh edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan edukasi secara personal terhadap perubahan kadar
trigliserida sebagai faktor risiko stroke. Nilai signifikansi yang diperoleh
dari pengujian statistik ini kemudian diuji hipotesis. Hipotesis null
berbunyi perubahan profil kadar trigliserida antara pengukuran awal dan
akhir berbeda tidak bermakna. Hipotesis null diterima jika diperoleh
nilai p>0,05, yang berarti perubahan profil kadar trigliserida antara
pengukuran awal dan akhir berbeda tidak bermakna. Nilai p<0,05 berarti
hipotesis null ditolak dan menunjukkan perubahan profil kadar
trigliserida antara pengukuran awal dan akhir berbeda bermakna.
2) Uji Independent T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan
terdistribusi normal dan jika minimal salah satu dari dua data yang
dibandingkan tidak terdistribusi normal maka digunakan uji Mann
49
Whitney. Data yang dibandingkan yaitu data hasil pengukuran awal dan
akhir pada kelompok perlakuan dan kontrol serta selisih data
pengukuran awal dan akhir dari masing-masing kelompok perlakuan
dan kontrol. Uji ini digunakan untuk mengetahui profil kadar trigliserida
pada pengukuran awal subjek penelitian yang digunakan sebagai
baseline dan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal antara
kelompok perlakuan dan kontrol. Analisis Mann Whitney T-test dan
Independent T-test merupakan prosedur untuk suatu variabel
independent (edukasi) yang mempunyai dua level discrete dan variabel
dependent continous (profil kadar trigliserida). Nilai signifikansi yang
diperoleh dari pengujian statistik ini kemudian diuji hipotesis. Hipotesis
null berbunyi pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
edukasi secara personal menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
pada kelompok perlakuan dan kontrol, baik pada pengukuran awal
maupun akhir. Nilai p>0,05 menunjukkan hipotesis null diterima, yang
berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi
secara personal menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna pada
kelompok perlakuan dan kontrol, baik pada pengukuran awal maupun
akhir, sedangkan jika nilai p<0,05 menunjukkan hipotesis null ditolak,
yang berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
50
edukasi secara personal menunjukkan perbedaan yang bermakna pada
kelompok perlakuan dan kontrol, baik pada pengukuran awal maupun
akhir.
3) Uji chi-square digunakan jika skala pemeriksaan data yang digunakan
adalah kategorik tidak berpasangan. Uji ini digunakan dalam
pengolahan data baseline.
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian
1. Kesulitan yang dihadapi selama penelitian:
a. Komunikasi dengan subjek penelitian yang harus menggunakan Bahasa Jawa
Krama Inggil.
b. Menyesuaikan waktu antara peneliti dan subjek penelitian, mengingat masing-
masing mempunyai kesibukan yang berbeda.
c. Memilih tempat pelaksanaan ceramah dan pengukuran kadar trigliserida
karena melibatkan dua dusun.
d. Jarak tempat pertemuan yang jauh dari rumah beberapa subjek penelitian,
sehingga subjek penelitian tidak bisa datang tepat waktu.
e. Pemberian edukasi secara personal dibagi menjadi tiga kelompok sehingga
ada kemungkinan informasi yang diberikan tidak sama satu dengan yang lain.
Peneliti mengatasi masalah yang terjadi dengan cara:
a. Belajar menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil.
b. Mengadakan penelitian di waktu yang telah disepakati dengan kader
Posyandu Lansia di Dusun Burikan dan Keboan.
51
c. Memilih rumah Kepala Dusun Burikan sebagai tempat pelaksanaan ceramah
serta pengukuran tekanan darah dan pengambilan sampel darah karena tempat
ini luas dan diketahui oleh seluruh subjek penelitian.
d. Menjemput subjek penelitian yang tidak memungkinkan untuk datang sendiri.
e. Membuat panduan tertulis mengenai apa yang akan dibicarakan kepada subjek
penelitian sehingga diharapkan informasi yang diberikan sama.
2. Kelemahan penelitian
Kelemahan penelitian ini adalah adanya hal-hal yang tidak dapat dikontrol
oleh peneliti, misalnya informasi yang diterima oleh subjek penelitian, interaksi
antara kelompok perlakuan dan kontrol karena jarak rumah yang berdekatan, dan
tindakan subjek penelitian yang tidak sesuai dengan anjuran peneliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Awal Subjek Penelitian Terkait Faktor Risiko Stroke
Profil karakteristik awal subjek penelitian secara keseluruhan terkait faktor-
faktor risiko stroke disajikan dalam tabel VI. Data ini digunakan sebagai data dasar
(baseline) dalam penelitian. Berdasarkan tabel VI, dapat dilihat bahwa subjek
penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kontrol.
Setiap karakteristik diuji menggunakan uji statistik untuk mengetahui nilai
signifikansi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Uji statistik yang digunakan
adalah Chi-Square untuk skala pengukuran kategorik, Independent T-Test untuk skala
pengukuran numerik dengan data terdistribusi normal, serta uji Mann-Whitney untuk
skala pengukuran numerik dengan data tidak terdistribusi normal.
Penelitian ini difokuskan untuk profil kadar trigliserida pada populasi
Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel. Tabel VI menunjukkan seluruh profil
karakteristik subjek penelitian memiliki nilai signifikansi (p)>0,05. Artinya semua
karakteristik antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna.
Hasil ini merupakan hasil yang diharapkan sebagai hasil awal sebelum pemberian
edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal karena dibutuhkan
kesamaan karakteristik antara kedua kelompok untuk melihat pengaruh yang lebih
jelas dari pemberian intervensi pada kelompok perlakuan.
52
53
Tabel VI. Karakteristik Awal Subjek Penelitian secara Keseluruhan terkait Faktor Risiko Stroke
Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol p n % n %
Usia
30 ≥60-≤65 th: 30 ≥66-≤71 th: 40 ≥72-≤77 th: 10 ≥78-≤83 th: 16,67 ≥84-≤89 th: 0 ≥90-≤95 th: 3,33
30 ≥60-≤65 th : 36,67 ≥66-≤71 th : 26,67 ≥72-≤77 th : 23,33 ≥78-≤83 th : 10 ≥84-≤89 th : 0 ≥90-≤95 th : 3,33
0,54 ***
Jenis kelamin 30 Laki-laki :40 Perempuan: 60
30 Laki-laki : 26,67 Perempuan: 73,33
0,27 ***
Tingkat pendidikan 30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 30 >SMP: 13,33
30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 40 >SMP: 3,33
0,33 ***
Kebiasaan merokok 30 Ya : 23,33 Tidak : 76,67
30 Ya : 13,33 Tidak : 86,67
0,32 ***
Variabel n x ± SD n x ± SD p BMI 30 19,08 ± 3,03 30 19,35±3,99 0,85*
Tekanan darah Sistole
Diastole
30 30
140,33±16,91 86,67±7,112
30 30
140,33±14,02 86,00±6,22
0,82** 0,92**
Kolesterol total 30 206,93 ± 29,99 30 208,83 ± 42,41 0,84* HDL 30 50,90 ± 11,63 30 50,47 ± 10,14 0,88* LDL 30 134,71 ± 26,08 29 139,92 ± 33,62 0,82*
Trigliserida 30 106,60 ± 33,90 30 119,53±72,27 0,79* BUN
Laki-laki Perempuan
12 18
14,30±5,86 14,90±4,77
8 22
12,30±3,08 15,31±4,72
0,40* 0,79*
Kreatinin Laki-laki
Perempuan
12 8
1,10±0,46 0,83±0,23
8 22
1,02±0,14 0,81±0,15
0,79** 0,90**
Asam urat Laki-laki
Perempuan
12 18
5,34±1,21 4,85±2,27
8 22
5,45±1,07 4,71±1,80
0,82* 0,43**
Glukosa 30 89,47 ± 13,59 30 87,67 ± 14,92 0,52**Keterangan : n = jumlah subjek penelitian *) uji statistik Independent T-Test **) uji statistik Mann Whitney ***) uji statistik Chi-square
54
1. Usia
Usia subjek penelitian dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi enam
kelompok yaitu usia ≥60-≤65 tahun, ≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun, ≥78-≤83 tahun,
≥84-≤89 tahun, dan ≥90-≤95 tahun. Pembagian kelompok tersebut diperoleh
berdasarkan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
dimana: k = jumlah kelompok interval n = jumlah data observasi
(Sugiono, 2006).
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas didapatkan nilai
k sebesar 5,8 yang berarti jumlah kelompok interval umur adalah 6.
Tabel VII. Frekuensi Usia Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Rentang usia
(tahun) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95
9 12 3 5 0 1
30 40 10
16,67 0
3,33
11 8 7 3 0 1
36,67 26,67 23,33
10 0
3,33 Σ 30 100,00 30 100,00
Kelompok perlakuan sebagian besar memiliki rentang usia antara 66-71 tahun
yaitu 12 orang (40%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar berusia
antara 60-65 tahun yaitu sebanyak 11 orang (36,67%). Rentang 60-65 tahun pada
kelompok perlakuan berjumlah 9 orang (30%), sedangkan 8 orang pada kelompok
kontrol berada pada rentang usia 66-71 tahun. Rentang usia 72-77 pada kelompok
perlakuan berjumlah 3 orang (10%), sedangkan pada kelompok kontrol berjumlah 7
55
orang (23,33%). Rentang usia 78-83 pada kelompok perlakuan berjumlah 5 orang
(16,67%), sedangkan pada kelompok kontrol berjumlah 3 orang (10%). Tidak ada
subjek penelitian, baik kelompok perlakuan maupun kontrol yang berada dalam
rentang usia 84-89 tahun. Rentang usia 90-95 pada kelompok perlakuan dan kontrol
berjumlah 1 orang (3,33%). Distribusi persentase jumlah subjek penelitian ditinjau
dari karakteristik usia lebih jelas ditunjukkan dalam gambar 6.
Gambar 6. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Usia
30
40
10
16.67
03.33
36.67
26.6723.33
10
0
3.33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95
Pers
enta
seJu
mla
h Su
bjek
Pen
eliti
an(%
)
Rentang Usia (tahun)
Perlakuan
Kontrol
Uji statistik Chi-square untuk karakteristik subjek penelitian yang ditinjau
dari karakteristik usia pada kelompok perlakuan dan kontrol diperoleh nilai
signifikansi (p) sebesar 0,54. Nilai p lebih besar dari 0,05 menunjukkan pembagian
kelompok usia pada kedua kelompok berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti
pembagian usia pada kelompok perlakuan dan kontrol sama.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin dibagi menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Data
karakteristik subjek penelitian ditinjau dari jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
VIII.
56
Tabel VIII. Frekuensi Jenis Kelamin Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Jenis Kelamin Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Laki-laki Perempuan
12 18
40 60
8 22
26,67 73,33
Σ 30 100 31 100,00
Data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian pada
penelitian ini adalah perempuan. Perempuan berjumlah lebih dari 50% jumlah seluruh
subjek penelitian dalam setiap kelompok. Hal ini disebabkan laki-laki yang berusia di
atas 60 tahun di Dusun Burikan dan Keboan kebanyakan tidak aktif mengikuti
kegiatan posyandu lansia dengan alasan waktu pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
tidak sesuai dengan waktu kegiatan atau aktivitas mereka. Jumlah laki-laki pada
kelompok perlakuan lebih banyak daripada kelompok kontrol, yaitu sebesar 12 orang
(40%), sedangkan jumlah laki-laki dalam kelompok kontrol sebesar 8 orang
(26,67%). Jumlah subjek penelitian perempuan pada kelompok perlakuan lebih
sedikit, yaitu 18 orang (60%) dibandingkan jumlah subjek penelitian perempuan pada
kelompok kontrol yaitu 22 orang (73,33%). Distribusi persentase jumlah subjek
penelitian ditinjau dari karakteristik jenis kelamin lebih jelas ditunjukkan dalam
gambar 7.
Uji statistik Chi-square untuk karakteristik subjek penelitian yang ditinjau
dari karakteristik jenis kelamin diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,27. Nilai p
lebih besar dari 0,05 menunjukkan jumlah pembagian subjek penelitian berdasarkan
jenis kelamin pada kedua kelompok berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti
57
pembagian subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin pada kelompok perlakuan dan
kontrol sama.
Gambar 7. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Jenis Kelamin
40
60
26.67
73.33
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Laki-laki Perempuan
Pers
enta
seJu
mla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Jenis Kelamin
Perlakuan
Kontrol
3. Tingkat pendidikan
Subjek penelitian dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan
pendidikan terakhir yang diterima. Kelompok pertama yaitu subjek penelitian yang
tidak bersekolah, kedua yaitu subjek penelitian yang pernah bersekolah SD atau
sampai SMP, ketiga yaitu subjek penelitian yang pernah menempuh pendidikan lebih
dari SMP. Tabel IX menunjukkan persentase tingkat pendidikan subjek penelitian
dalam setiap kelompok.
Tabel IX. Frekuensi Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Tingkat
Pendidikan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Tidak Sekolah SD-SMP
>SMP
17 9 4
56,67 30
13,33
17 12 1
56,67 40
3,33 Σ 30 100 30 100,00
58
Berdasarkan data yang ada, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah
subjek penelitian yang tidak bersekolah, baik pada kelompok perlakuan maupun
kontrol, yaitu sebanyak 17 orang (56,67%) pada masing-masing kelompok. Hal ini
dikarenakan kebanyakan subjek penelitian merupakan masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah. Subjek penelitian yang menempuh pendidikan terakhir
SD-SMP untuk kelompok perlakuan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan
kelompok kontrol, yaitu masing-masing sebanyak 9 orang (30%) dan 12 orang
(40%). Subjek penelitian yang pendidikan terakhirnya lebih dari SMP, jumlahnya
paling sedikit dalam setiap kelompok yaitu sebanyak empat orang (13,33%) pada
kelompok perlakuan dan satu orang (3,33%) pada kelompok kontrol. Distribusi
persentase jumlah subjek penelitian ditinjau dari karakteristik tingkat pendidikan
lebih jelas ditunjukkan dalam gambar 8.
Gambar 8. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Tingkat
Pendidikan
56.67
30
13.33
56.67
40
3.33
0102030405060
Tidak Sekolah SD-SMP >SMPPers
enta
seJu
mla
h Su
bjek
Uji
Pene
litia
n(%
)
Tingkat Pendidikan
Perlakuan
Kontrol
Uji statistik Chi-square untuk karakteristik subjek penelitian ditinjau dari
karakteristik tingkat pendidikan diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,33. Nilai p
lebih besar dari 0,05 menunjukkan jumlah pembagian subjek penelitian berdasarkan
59
tingkat pendidikan pada kedua kelompok berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini
berarti pembagian subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok
perlakuan dan kontrol sama.
4. Kebiasaan merokok
Karakteristik subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok
dikelompokkan menjadi dua, yaitu merokok dan tidak merokok.
Tabel X. Frekuensi Kebiasaan Merokok Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Kebiasaan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Merokok Tidak Merokok
7 23
23,33 76,67
4 26
13,33 86,67
Σ 30 100,00 30 100,00 Berdasarkan data yang ada, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah
subjek penelitian yang tidak merokok, baik pada kelompok perlakuan maupun
kontrol, yaitu sebanyak 23 orang (76,67%) pada kelompok perlakuan dan 26 orang
(86,67%) pada kelompok kontrol. Subjek penelitian yang merokok pada kelompok
perlakuan sebanyak tujuh orang (23,33%), sedangkan subjek penelitian yang
merokok pada kelompok kontrol sebanyak empat orang (13,33%). Distribusi
persentase jumlah subjek penelitian ditinjau dari karakteristik tingkat pendidikan
lebih jelas ditunjukkan dalam gambar 9.
60
Gambar 9. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Kebiasaan
Merokok
23.33
76.67
13.33
86.67
0
20
40
60
80
100
merokok tidak merokok
Pers
enta
seJu
mla
h Su
bjek
U
ji Pe
nelit
ian
(%)
Kebiasaan Merokok
Perlakuan
Kontrol
Uji statistik Chi square untuk karakteristik subjek penelitian ditinjau dari
karakteristik kebiasaan merokok diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,32. Nilai p
lebih besar dari 0,05 menunjukkan jumlah pembagian subjek penelitian berdasarkan
kebiasaan merokok pada kedua kelompok berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini
berarti pembagian subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok pada kelompok
perlakuan dan kontrol sama.
5. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index merupakan suatu indeks berat badan-tinggi badan yang
umum digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada
orang dewasa. Nilai BMI untuk setiap subjek penelitian dihitung menggunakan
rumus:
BMI = 2
dimana BMI = Body Mass Index (kg/m2) BB = berat badan (kg) TB = tinggi badan (m2)
61
Penelitian ini membagi BMI menjadi:
Tabel XI . Klasifikasi BMI Menurut WHO (2009) BMI (kg/m2) Klasifikasi
<18,5 18,5-24,99 25-29,99 30-34,99 35-39,99
≥40
Underweight Normal
Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas III
Berdasarkan WHO (2009), klasifikasi BMI subjek penelitian dapat dilihat
pada tabel XII.
Tabel XII. Frekuensi Nilai Body Mass Index (BMI) Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Klasifikasi
BMI Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Underweight Normal
Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas III
14 15 1 0 0 0
46,67 50,00 3,33 0,00 0,00 0,00
16 11 2 1 0 0
53,33 36,67 6,67 3,33 0,00 0,00
Σ 30 100,00 30 100,00 Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang termasuk
dalam klasifikasi underweight pada kelompok perlakuan sebanyak 14 orang
(46,67%), sedangkan kelompok kontrol sebanyak 16 orang (53,33). Sebanyak 15
orang (50%) pada kelompok perlakuan dan 11 orang (36,67%) pada kelompok
kontrol memiliki BMI normal. Sebanyak satu orang (3,33%) dari kelompok
perlakuan dan dua orang (6,67%) dari kelompok kontrol mengalami overweight.
Terdapat satu (3,33%) subjek penelitian pada kelompok kontrol yang mengalami
62
obesitas I, namun tidak ada subjek penelitian pada kedua kelompok yang mengalami
obesitas II dan obesitas III. Distribusi persentase jumlah subjek penelitian ditinjau
dari karakteristik BMI lebih jelas ditunjukkan dalam gambar 10.
Gambar 10. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Body Mass Index
(BMI)
46.6750
3.330 0 0
53.33
36.67
6.673.33
0 00
10
20
30
40
50
60
underweight normal overweight obesitas I obesitas II obesitas IIIPers
enta
seJu
mla
h Su
bjek
Pen
eliti
an(%
)
Klasifikasi BMI
perlakuan
kontrol
Uji statistik Mann-Whitney untuk karakteristik subjek penelitian berdasarkan
nilai BMI diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,85. Nilai p lebih besar dari 0,05
menunjukkan jumlah pembagian subjek penelitian berdasarkan nilai BMI pada kedua
kelompok berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti pembagian subjek penelitian
berdasarkan nilai BMI pada kelompok perlakuan dan kontrol sama.
6. Kadar trigliserida pada pengukuran awal
Kadar trigliserida awal sebelum pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal dikelompokkan menjadi empat kriteria
menurut National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP
ATP III) 2004, yaitu kelompok pertama adalah normal jika dari data hasil
laboratorium subjek penelitian diketahui kadar trigliserida <150 mg/dL. Kelompok
63
kedua adalah batas tinggi, jika dari data hasil laboratorium subjek penelitian diketahui
kadar trigliserida 150-199 mg/dL, dan kelompok ketiga adalah tinggi, yaitu jika dari
data hasil laboratorium subjek penelitian diketahui kadar trigliserida 200-499 mg/dL.
Kelompok keempat yaitu kriteria kadar sangat tinggi, jika data subjek penelitian
menunjukkan kadar trigliserida ≥500 mg/dL.
Tabel XIII. Profil Kadar Trigliserida Awal Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Kriteria Kadar (mg/dl) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Normal (<150) Batas tinggi (150-199) Tinggi (200-499) Sangat tinggi (≥500)
26 4 0 0
86,67 13,33
0 0
24 4 2 0
80 13,33 6,67
0 Σ 30 100,00 30 100,00
Berdasarkan data yang ada, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah
subjek penelitian yang memiliki kadar trigliserida dalam kriteria normal, baik pada
kelompok perlakuan maupun kontrol, yaitu sebanyak 26 orang (86,67%) pada
kelompok perlakuan dan 24 orang (80%) pada kelompok kontrol. Kriteria kadar
trigliserida pada batas tinggi, antara subjek penelitian kelompok perlakuan dan
kontrol jumlahnya sama, yaitu masing-masing sebanyak empat orang (13,33%).
Tidak ada subjek penelitian pada kelompok perlakuan yang memiliki kriteria kadar
trigliserida dalam kelompok tinggi, namun ada dua orang yang kadar trigliserida pada
kelompok kontrol berada pada kelompok tinggi serta tidak ada subjek penelitian dari
kedua kelompok berada dalam kelompok sangat tinggi.
64
Gambar 11. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Profil Kadar
Trigliserida pada Pengukuran Awal
86.67
13.33
0 0
80
13.33 6.670
0
20
40
60
80
100
normal batas tinggi tinggi sangat tinggi
Pers
enta
seJu
mla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Kriteria Kadar Trigliserida
Perlakuan
Kontrol
Uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi antara kadar
trigliserida awal subjek penelitian kelompok perlakuan dan kontrol digunakan uji
Mann-Whitney, diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,79. Nilai p lebih besar dari
0,05 menunjukkan jumlah pembagian subjek penelitian berdasarkan profil kadar
trigliserida berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti pembagian subjek penelitian
berdasarkan kadar trigliserida awal sebelum intervensi pada kelompok perlakuan dan
kontrol sama.
B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar Trigliserida yang merupakan Faktor Risiko Stroke pada kelompok perlakuan dan
kontrol populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY
Analisis deskriptif yang menggambarkan persentase jumlah subjek penelitian
yang ditinjau dari kadar trigliserida pada pengukuran akhir menunjukkan bahwa
jumlah terbanyak adalah subjek penelitian yang memiliki kadar trigliserida dalam
kriteria normal, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol, yaitu sebanyak 24
orang, jika dilihat dari persentase, kelompok kontrol lebih besar daripada kelompok
65
perlakuan, hal ini dikarenakan ada satu orang yang drop out (DO) dari penelitian ini,
sehingga kelompok kontrol hanya berjumlah 29 orang. Kriteria kadar trigliserida pada
batas tinggi, subjek penelitian kelompok perlakuan berjumlah lebih banyak, yaitu 5
orang (16,67%), sedangkan kelompok kontrol berjumlah 2 orang (6,90%). Terdapat
satu subjek penelitian pada kedua kelompok yang memiliki kriteria kadar trigliserida
masuk dalam kelompok tinggi, sedangkan terdapat dua subjek penelitian pada
kelompok kontrol (6,90%) memiliki kadar trigliserida dalam kriteria kadar sangat
tinggi. Profil kadar trigliserida pada pengukuran akhir dapat dilihat pada tabel XIV
dan gambar 12.
Tabel XIV. Profil Kadar Trigliserida Akhir Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Kriteria Kadar (mg/dL) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Σ subjek penelitian
Persentase (%)
Normal (<150) Batas tinggi (150-199) Tinggi (≥200) Sangat tinggi
24 5 1 0
80 16,67 3,33 0,00
24 2 1 2
82,76 6,90 3,45 6,90
Σ 30 100,00 29 100,01
Gambar 12. Persentase Jumlah Subjek Penelitian berdasarkan Profil Kadar
Trigliserida pada Pengukuran Akhir
80
16.67
3.33 0
82.76
6.9 3.45 6.9
0102030405060708090
normal batas tinggi tinggi sangat tinggi
Persen
tase Ju
mlah Su
bjek
Pe
nelitian (%
)
Kriteria Kadar Trigliserida
perlakuan
kontrol
66
Uji statistik yang digunakan untuk analisis deskriptif kadar trigliserida pada
pengukuran akhir adalah uji Mann-Whitney karena data tidak terdistribusi normal.
Hasil menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,99. Hal ini berarti terdapat
perbedaan kadar trigliserida yang tidak bermakna pada kelompok perlakuan dan
kontrol saat pengukuran akhir.
Perbandingan profil kadar trigliserida pada pengukuran awal dan akhir untuk
masing-masing kelompok dapat dilihat pada gambar 13 dan 14.
Gambar 13. Profil Kadar Trigliserida Kelompok Perlakuan pada Pengukuran awal dan akhir
86.67
13.33
0 0
80
16.673.33 0
0102030405060708090100
normal batas tinggi tinggi sangat tinggi Persen
tase Ju
mlah Su
bjek
Pe
nelitian (%
)
Kriteria Kadar Trigliserida
sebelum intervensi
sesudah intervensi
Gambar 14. Profil Kadar Trigliserida Kelompok Kontrol pada Pengukuran awal dan akhir
80
13.336.67
0
82.76
6.9 3.45 6.9
0102030405060708090
normal batas tinggi tinggi sangat tinggi
Persen
tase Ju
mlah Subjek
Pen
elitian
(%)
Kriteria Kadar Trigliserida
sebelum intervensisesudah intervensi
Berdasarkan gambar 13 dan 14 yang menunjukkan profil kadar trigliserida
pada pengukuran awal dan akhir dari masing-masing kelompok cenderung
67
mengalami peningkatan. Kelompok perlakuan yang berada pada kriteria normal
berkurang dua orang, sedangkan pada kriteria batas tinggi meningkat jumlahnya
menjadi lima orang. Pengukuran awal tidak terdapat subjek penelitian pada kelompok
perlakuan yang masuk dalam kriteria tinggi, namun saat pengukuran akhir terdapat
satu orang dalam kriteria ini. Kelompok kontrol menunjukkan peningkatan pada
kriteria sangat tinggi, yaitu saat pengukuran akhir terdapat dua orang yang berada
pada kriteria kadar ini.
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar trigliserida sebagai salah
satu faktor risiko stroke juga dapat dilihat dari nilai selisih rerata kadar trigliserida
pada pengukuran awal dan akhir dari kelompok perlakuan yang kemudian
dibandingkan dengan nilai selisih rerata kadar pada kelompok kontrol, selain itu juga
dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh dari masing-masing kelompok.
Hasil nilai selisih rerata kadar dan nilai signifikansi dari perhitungan statistik
ditunjukkan pada tabel XV.
Tabel XV. Nilai Selisih Rerata Kadar Trigliserida dan Nilai Signifikansi pada Pengukuran Awal dan Akhir pada Masing-masing Kelompok
Kelompok Subjek Penelitian
Pengukuran Awal
Pengukuran Akhir
Selisih rerata p
Perlakuan 106,60 ± 39,90 112,17 ± 53,59 + 5,57 0,36* Kontrol 119,53 ± 39,90 139,86 ± 145,53 + 20,33 0,97**
Keterangan: *) uji statistik Paired T-Test **) uji statistik Wilcoxon
Nilai uji statistik dengan menggunakan uji Paired T-Test untuk data yang
terdistribusi normal pada kelompok perlakuan diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar
68
0,36. Hal ini berarti perubahan profil kadar trigliserida antara pengukuran awal dan
akhir terdapat perbedaan tetapi tidak bermakna. Pada kelompok kontrol juga
menunjukkan adanya perubahan profil kadar trigliserida yang tidak bermakna antara
pengukuran awal dan akhir dengan nilai signifikansi menggunakan uji Wilcoxon
sebesar 0,97. Hasil uji statistik pada kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak
terjadi perubahan profil kadar trigliserida yang signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik, edukasi yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang
bermakna terhadap perubahan kadar trigliserida yang merupakan salah satu faktor
risiko stroke.
Nilai selisih rerata digunakan untuk melihat perubahan profil kadar trigliserida
pada pengukuran awal dan akhir. Perubahan profil kadar trigliserida pada setiap
kelompok bisa berupa peningkatan kadar, yang ditunjukkan dengan hasil selisih
rerata kadar pada pengukuran awal dan akhir bernilai positif, sedangkan penurunan
kadar trigliserida ditunjukkan dengan hasil selisih rerata kadar pada pengukuran awal
dan akhir bernilai negatif. Perubahan profil kadar trigliserida yang diharapkan dengan
pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal
adalah pada kelompok perlakuan akan mengalami penurunan kadar, sedangkan pada
kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar atau tidak terjadi perubahan kadar
trigliserida pada pengukuran awal dan akhir, sehingga dengan adanya intervensi yang
diberikan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profil kadar
trigliserida. Hasil selisih rerata kadar trigliserida dapat dilihat pada gambar 16 yang
menunjukkan bahwa:
2
p
d
r
k
k
k
m
k
a
1. Pada ke
sebesar
2. Pada ke
sebesar
Gambar
Hasi
pemberian e
diharapkan
risiko stroke
kadar triglis
kelompok k
karena penin
menunjukka
Pemb
kebiasaan ya
atau penuru
elompok per
5,57 mg/dL
elompok ko
20,33 mg/dL
r 15. Selisih Re
l ini tidak se
edukasi beru
terjadi penu
e. Hasil peng
erida dapat
kontrol risiko
ngkatan yan
an tanpa adan
berian eduk
ang sudah a
unan kadar t
rlakuan rata
L, namun sec
ontrol rata-r
L, namun se
erata Kadar T
esuai dengan
upa ceramah
urunan kada
gukuran kad
semakin me
o terkena st
ng terjadi leb
nya edukasi,
kasi pada p
ada, sehingga
tidak akan
a-rata terjadi
ara statistik
rata terjadi
ecara statistik
Trigliserida pa
n yang dihar
yang dilanj
ar trigliserid
ar yang men
eningkatkan
troke lebih
bih tinggi di
, pola perilak
populasi lan
a pada kelom
berbeda sec
i peningkata
peningkatan
peningkatan
k peningkata
ada Kelompok
rapkan penel
utkan denga
da yang mer
nunjukkan se
risiko terser
tinggi darip
ibanding kel
ku lansia cen
sia cenderu
mpok perlak
cara signifik
an profil kad
n ini tidak be
dar trigliseri
ermakna.
n profil kad
an ini tidak b
k Perlakuan d
liti, karena d
an edukasi s
rupakan sala
emakin tingg
rang stroke,
pada kelomp
lompok perl
nderung kura
ung tidak bi
kuan, jika te
kan dibandin
dar trigliseri
bermakna.
dan Kontrol
dengan adan
ecara person
ah satu fakt
gi peningkat
sehingga pa
pok perlakua
akuan. Hal
ang terkontr
isa mengub
rjadi kenaik
ngkan deng
69
ida
ida
nya
nal
tor
tan
ada
an,
ini
rol.
bah
kan
gan
70
kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi. Lansia memiliki kemampuan yang
terbatas untuk mengingat sesuatu, sehingga pengetahuan yang dapat diterima dengan
baik juga terbatas dibandingkan pada usia muda. Jangka waktu pengambilan darah
pada pengukuran akhir yang dilakukan satu minggu setelah hari raya Idul Fitri dapat
menjadi salah satu penyebab peningkatan kadar trigliserida pada kedua kelompok
karena pola makan yang tidak terkontrol.
C. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal antara Kelompok Perlakuan dan
Kontrol
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi kadar
trigliserida kelompok perlakuan dan kontrol pada pengukuran awal dan akhir, serta
dari nilai signifikansi selisih pengukuran awal dan akhir antara kelompok perlakuan
dan konrol. Tabel XVI menunjukkan seluruh profil karakteristik subjek penelitian
pada pengukuran akhir memiliki nilai signifikansi (p)>0,05. Artinya semua
karakteristik, termasuk kadar trigliserida antara kelompok perlakuan dan kontrol pada
pengukuran akhir berbeda tetapi tidak bermakna. Hasil ini merupakan hasil yang
tidak diharapkan sebagai hasil akhir setelah pemberian intervensi karena pemberian
intervensi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan.
71
Tabel XVI. Karakteristik Akhir Subjek Penelitian terkait Faktor Risiko Stroke
Keterangan:
Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol P n % n %
Tekanan darah
Sistol Diastol
30 159,17 ± 33,53 85,80 ± 16,94
30 146,17 ± 28,57 78,00 ± 13,24
0,13* 0,09**
Kolesterol total
30 213,63 ± 34,78 29 222,79 ± 57,47 0,47*
HDL 30 51,47 ± 10,572 29 51,59 ± 11,008 0,785** LDL 29 139,73 ± 28,441 27 138,896 ± 35,215 0,922* Trigliserida 30 112,17 ± 53,59 29 139,86 ± 145,53 0,99** Asam urat Laki-laki Perempuan
12 18
5,86 ± 1,38 5,19 ± 1,10
7 22
6,13 ± 1,63 5,20 ± 1,54
0,72* 0,98*
Glukosa 30 89,57 ± 13,66 29 86,24 ± 12,14 0,33**
n=jumlah subjek penelitian *) uji statistik Independent T-Test **) uji statistik Mann Whitney
Nilai signifikansi kadar trigliserida kelompok perlakuan dan kontrol pada
pengukuran awal dan akhir dapat dilihat pada tabel XVII. Data ini menunjukkan ada
atau tidak perbedaan nilai kadar trigliserida pada kelompok perlakuan dan kontrol
pada pengukuran awal dan akhir dengan adanya pemberian edukasi berupa ceramah
yang dilanjutkan dengan pemberian edukasi secara personal.
Tabel XVII. Nilai Signifikansi Kadar Trigliserida Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Kelompok Subjek Penelitian
p Pengukuran Awal p Pengukuran Akhir p selisih pengukuran awal-akhir
Perlakuan-Kontrol 0,79* 0,99* 0,72* Keterangan : *)Mann-Whitney
72
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai
signifikansi pada pengukuran awal sebesar 0,79 yang menunjukkan terdapat
perbedaan profil kadar trigliserida yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan
dan kontrol. Hasil uji statistik pada pengukuran akhir juga menunjukkan adanya
perbedaan profil kadar trigliserida yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan
dan kontrol yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,99. Hal ini berarti
pemberian edukasi memberikan pengaruh yang tidak bermakna terhadap profil kadar
trigliserida yang merupakan salah satu faktor risiko stroke. Hasil uji statistik untuk
selisih kadar pada pengukuran awal dan akhir menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,72 yang berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal tidak memberikan pengaruh yang bermakna pada kelompok
perlakuan. Hasil uji statistik yang tidak signifikan ini mungkin dapat dikarenakan
juga akibat adanya subjek penelitian yang mengalami kenaikan kadar trigliserida
secara ekstrim.
Faktor yang dapat menyebabkan tidak ada pengaruh edukasi yang diberikan
terhadap perubahan profil kadar trigliserida yaitu kendala bahasa. Kebanyakan subjek
penelitian tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga bahasa pengantar yang diberikan
dalam memberikan ceramah maupun edukasi secara personal yaitu dengan
menggunkan Bahasa Jawa Krama Inggil.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pada populasi lansia sehingga
kemampuan subjek penelitian untuk menerima edukasi yang diberikan juga akan
berpengaruh terhadap perubahan profil kadar trigliserida. Usia yang semakin lanjut
73
menyebabkan kemampuan fungsi organ akan semakin menurun sehingga kebanyakan
dari subjek penelitian sudah mulai berkurang kemampuan pendengaran dan
penglihatannya. Hal ini menyebabkan edukasi yang diberikan tidak dapat diterima
dengan baik. Edukasi secara personal dilakukan dua minggu sekali selama dua bulan
sehingga peneliti tidak bisa mengontrol sepenuhnya aktivitas dan pola makan sehari-
hari dari subjek penelitian.
Keadaan fisik subjek penelitian saat menerima edukasi menjadi salah satu
faktor yang dapat menyebabkan hasil penelitian ini tidak sesuai yang diharapkan.
Keadaan fisik subjek penelitian yang kurang mendukung, seperti kelelahan setelah
beraktivitas akan mempengaruhi proses berpikir, menerima, dan mengingat informasi
yang diberikan saat pemberian ceramah maupun saat pemberian edukasi secara
personal. Tempat pelaksanaan yang berada di ruang terbuka dan tanpa pengeras suara
menyebabkan tidak semua informasi dapat diterima dengan baik oleh semua subjek
penelitian.
Proses edukasi menurut Notoatmodjo (2003) terdiri dari masukan, proses
belajar, dan keluaran. Masukan dalam penelitian ini berupa subjek penelitian yaitu
populasi di Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel. Proses belajar berupa
mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan tindakan subjek penelitian terhadap
faktor-faktor risiko stroke, khususnya kadar trigliserida. Keluaran yaitu hasil belajar
sehingga dalam penelitian ini keluaran yang diharapkan terjadi yaitu penurunan kadar
trigliserida.
74
D. Rangkuman Pembahasan
Profil karakteristik awal subjek penelitian di Posyandu Lansia Srikandi,
Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan secara keseluruhan
diperoleh nilai signifikansi (p)>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profil subjek
penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol secara keseluruhan berbeda tetapi
tidak bermakna, sehingga didapatkan data awal (baseline) yang menunjukkan tidak
ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol.
Nilai selisih rerata kadar untuk kelompok perlakuan dan kontrol sebelum dan
sesudah pemberian intervensi menunjukkan terjadi peningkatan kadar trigliserida
sebesar 5,67 mg/dL untuk kelompok perlakuan, dengan nilai signifikansi sebesar
0,36, sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan kadar sebesar 20,33
mg/dL, dengan nilai signifikansi sebesar 0,97. Kedua kelompok mengalami
peningkatan kadar trigliserida, namun peningkatan yang terjadi tidak bermakna
secara statistik. Hal ini berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan pemberian edukasi secara personal tidak memberikan pengaruh yang
bermakna terhadap perubahan profil kadar trigliserida.
Hasil uji statistik menggunakan uji Mann-Whitney untuk kelompok perlakuan
dan kontrol pada pengukuran akhir diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,99,
sedangkan hasil uji statistik untuk selisih kadar pada pengukuran awal dan akhir
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,72 yang berarti tidak terdapat perbedaan
profil kadar trigliserida yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol pada
pengukuran awal dan akhir, sehingga pemberian edukasi berupa ceramah yang
75
dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada kelompok perlakuan tidak
memberikan pengaruh yang bermakna.
Hasil yang tidak diharapkan ini mungkin disebabkan karena kondisi
lingkungan yang kurang kondusif untuk pemberian ceramah, sehingga subjek
penelitian tidak dapat menerima informasi dengan baik. Kebanyakan dari subjek
penelitian berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah sehingga kebanyakan
subjek penelitian tidak menempuh pendidikan sama sekali, selain itu sangat sedikit
dari subjek penelitian yang bisa berbahasa Indonesia, bahasa pengantar yang
digunakan dalam pemberian intervensi adalah Bahasa Jawa Krama Inggil sehingga
peneliti cukup kesulitan untuk menyampaikan maksud dari edukasi yang diberikan,
selain itu pengambilan darah pada pengukuran akhir dilakukan satu minggu setelah
Hari Raya Idul Fitri, sehingga kebanyakan dari subjek penelitian tidak mengontrol
makanan dan mengubah pola hidup selama hari raya tersebut yang tidak dapat
dikontrol oleh peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik subjek penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang berarti kedua
kelompok memiliki karakteristik yang sama pada awal penelitian. Profil
karakteristik awal kelompok perlakuan sebagian besar berada pada kelompok
usia ≥66-≤71 tahun, jenis kelamin perempuan, tidak bersekolah, tidak merokok,
BMI dalam klasifikasi normal, dan kadar trigliserida pada klasifikasi normal.
Kelompok kontrol memiliki karakteristik awal sebagian besar berada pada
kelompok usia ≥60-≤65 tahun, jenis kelamin perempuan, tidak bersekolah, tidak
merokok, BMI dalam klasifikasi underweight, dan kadar trigliserida pada
klasifikasi normal.
2. Ada tidaknya pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap
perubahan profil kadar trigliserida kelompok perlakuan dan kontrol pada
populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah
Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
76
77
3. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal tidak memberikan pengaruh yang bermakna antara kelompok perlakuan
dan kontrol yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengukuran akhir
(p=0,99), namun pada pengukuran akhir menunjukkan peningkatan kadar sebesar
5,67 mg/dL pada kelompok perlakuan dan 20,33 mg/dL pada kelompok kontrol.
B. Saran
1. Dilakukan penelitian sejenis dengan subjek penelitian di Posyandu Lansia yang
lain untuk membandingkan pengaruh edukasi yang diberikan terhadap profil
kadar trigliserida sebagai salah satu faktor risiko stroke.
2. Dilakukan penelitian sejenis dengan membandingkan hasil pengukuran profil
kadar trigliserida dengan metode edukasi berupa ceramah.
3. Dilakukan penelitian sejenis dengan membandingkan hasil pengukuran profil
kadar trigliserida dengan metode edukasi berupa pemberian leaflet.
4. Dilakukan penelitian sejenis dengan metode pemberian edukasi yang sama,
namun frekuensi pemberian ceramah atau edukasi secara personal lebih
diperbanyak, misalnya dengan pemberian edukasi secara personal selama satu
minggu sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Aliah, A., & Widjaja, D., 2004, Faktor Resiko Stroke pada Beberapa Rumah Sakit di Makasar (Januari – September 2000), J. Med.Nus., 25 : 1-6
Anonim, 2009a, Sekilas Tentang Stroke, http://www.yastroki.or.id/read.php?id=218, diakses tanggal 21 Oktober 2009
Anonim, 2009b, About Stroke Genetics, www.strokegenomics.org/index.php?page=about-s, diakses tanggal 14 Oktober 2009
Anonim, 2009c, Triglyceride-2D-skeletal,
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Triglyceride-2D-skeletal.png,
diakses tanggal 11 September 2009
Anonim, 2009d, Nutracare: Science of Nature for Human Health, http://www.medicastore.com/nutracare/isi_choless.php?isi_choless=kelainan_lipid, diakses tanggal 13 Oktober 2009
Anonim, 2009e, Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) Diet for High Cholesterol, http://www.webmd.com/cholesterol-management/tc/therapeutic-lifestyle-changes-tlc-diet-for-high-cholesterol-, diakses tanggal 11 September 2009
Antonios, N., Angiolillo, D.J., Silliman, S., 2008, Hypertriglyceridemia and Ischemic Stroke, European Neurology; 60:269-278
Anwar, B.T., 2004, Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatra Utara
Auryn, V., 2008, Mengenal&Memahami Stroke, AR-Ruzz Media Group, Yogyakarta
Azwar, S., 2006, Reliabilias dan Validitas, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Banerjee, T.K., & Kumar, S., 2006, Epidemiology of Stroke in India. Neurology Asia; 11 : 1 – 4
Bettschart & Kofler, M., 2008, 92 % of stroke deaths occur in low and middle income countries – “ABC of stroke management” provides global education in largest professional stroke campaign ever held, 6th world stroke congress, September, Austria
78
79
Brown, 2006, Conductive Education for People with Stroke: Pilot Study, Nursing & Residential Care, April 2006, Vol 8, No 4
Chieh Lin, et al., 2001, Epidemiology of Hypertriglyceridemia in The Eldery Taiwanese Population, MJM 2001, 6, 12-16
Davey, P., 2006, Hiperlipidemia dalam At a Glance Medicine, 69-70, Penerbit Erlangga, Jakarta
Dhamija, R.K., Mittal, S., & Bansal, B.C., 2000, Trends in Clinoco-Epidemiological Correlates of Stroke in the Community, Journal of Indian Academy of Clinical Medicine, Vol.5, No.1 : 27 – 31
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2009, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th ed., 373, The McGraw-Hill Companies, Inc., New York
Fatimah, Detty N., 2009, Mencegah dan Mengatasi Stroke, 21-22, 53-54, Kujang Press, Yogyakarta
Freiberg, J.J., Tybjaerg-Hansen, A., Jensen, J.S., et al., 2008, Nonfasting Triglycerides and Risk of Ischemic Stroke in the General Population, JAMA, 300(18):2142-2152
Goldstein, L.B., Adams, R., Alberts, M.J., Appel, L.J., Brass, L.M., Bushnell, C.D., et al., 2006, Primary Prevention of Ischemic Stroke, Stroke 2006; 37:1583-1633
Haris, 2007, Tahun 2020: Penderita Stroke Meningkat 2 Kali, http://www.gemari.or.id/file/edisi79/gemari7940.PDF, diakses tanggal 10 September 2009
Haris, 2008, Tahun 2020: Stroke di Indonesia Tambah Besar. http://www.gemari.or.id/file/edisi94/gemari9433.pdf, diakses tanggal 10 September 2009
Hasan, M.I., 2002, Pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, 25, Ghalia Indonesia, Bogor
Hendromartono, 2009, Bridging The Gap in Dislipidemia, Airlangga University of Medicine, Surabaya
80
Junaidi, I., 2006, Stroke A-Z: Pengenalan, Pencegahan, Pengobatan, Rehabilitasi Stroke, serta Tanya Jawab Seputar Stroke, 1, PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta
Kurniasih, R., & Wijaya, A., 2002, Penanda Biokimiawi Untuk Stroke, Forum Diagnosticum, Laboratorium Klinik Prodia, Yogyakarta
Mackay, J. & Mensah, G.A., 2004, Atlas of Heart Disease and Stroke WHO, Handway Press, London
Martin, D.W., Mayes, P.A., Rodwell, V.W., 1995, Biokimia: Review of Biochemisty, Edisi 19, diterjemahkan oleh Dharma, A. & Kurniawan, A.S., 227-228, 244, 262, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Mulyatsih, Ns. E. & Ahmad, A., 2008, Stroke: Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah, 5-6, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III). Circulation. 2004, 106:3143-3421
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi offset, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 12-13, 58, 69, Rineka Cipta, Jakarta
Patel et al., 2004, Serum Triglycerides as a Risk Factor for Cardiovascular Diseases in the Asia Pasific Region, Asia Pasific Cohort Study Collaboration, Circulation:110, 2678-2686
Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 70, CV Rajawali, Jakarta
Rasyid, Al. dan Soertidewi, L., 2007, Unit Stroke: Manajemen Stroke Secara Komprehensif, 1, 65, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Richardson-nassif, K., Swartz, R., and Reardon, M., 2002, Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care Providers and Consumers, Taylor&Francis healthsclences, Vol. 15, No. 1 , 59 – 64
Ritarwan, K., 2000, Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcame Penderita Stroke Yang Dirawat di RSUP. H. Adam Malik Medan, Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
81
Robert, C. OH., & Lanier, B.J., 2007, Management of Hipertryglyceridemia. American Family Physician, Vol. 75, No. 9:1368
Rusdiana, 2004, Metabolisme Asam Lemak, 2-3, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara
Samsudin, H., 2009, Indonesia Tempati Urutan Pertama di Dunia dalam Jumlah Terbanyak Penderita Stroke. http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341, diakses tanggal 26 September 2009
Simons, L.A., McCallum, J., Friedlander, Y., Simons, J., 1998, Risk Factors for Ischemic Stroke: Dubbo Study of The Elderly, Stroke:29, 1341-1346
Soeharto, I., 2004, Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, Edisi kedua, 35, 52-53, 87-89, 132, 282, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sugiono, 2006, Statistik untuk Penelitian, CV Alfabeta, 77, Bandung
Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.P., Kusnandar, 2008, ISO Farmakoterapi, 111-112, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta
Sutantoro, B., & Lamsudin, R., 1993, Mortalitas Stroke di Yogyakarta tahun 1991, KONAS II IDASI, Juli, Bandung
Tanne, D., Koren-Morag, N., Graff, E., & Goldbourt, U., 2001, Blood Lipids and First-Ever Ischemic Stroke/Transient Ischemic Attack in the Bezafibrate Infarction Prevention (BIP) Registry High Triglycerides Constitute an Independent Risk Factor, American Heart Association, Dallas-Texas
Yuan, G., Al-Shali, K.Z., & Hegele, R. A., 2007, Hypertriglyceridemia: its Etiology, Effect, and Treatment, Canadian Medical Association
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian FORMULIR PENGAMBILAN DATA PENELITIAN
Nomor penelitian :
Nama :
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*
Usia : …….tahun
Pendidikan :
Pekerjaan terakhir :
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat penyakit :
Kebiasaan merokok : merokok/tidak merokok*
Rutin mengikuti egiatan posyandu lansia selama tiga kali berturut-turut : ya/tidak*
Keterangan : *coret yang tidak perlu
Variabel Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
1. Tekanan darah
2. Kadar kolesterol total
3. High Density Lipoprotein (HDL)
4. Low Density Lipoprotein (LDL)
5. Trigliserida
6. Blood Urea Nitrogen (BUN)
7. Creatinin
8. Asam urat
9. Glukosa
82
83
Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
No. Nama Dusun / RT 1. Bpk Ag.H. Burikan / 01 2. Bpk Po Burikan / 01 3. Bpk SWS Burikan / 01 4. Bpk Mg Burikan / 01 5. Ibu SDS Burikan / 03 6. Bpk HS Burikan / 03 7. Ibu RCW Burikan / 03 8. Bpk MSP Burikan / 04 9. Bpk WSR Burikan / 05 10. Bpk SW Burikan / 05 11. Bpk MM Burikan / 06 12. Ibu KA Burikan / 06 13. Bpk Wi Burikan / 06 14. Ibu UP Burikan / 06 15. Ibu WNU Burikan / 06 16. Bpk Ma Keboan / 0417. Ibu MU Keboan / 0418. Ibu Mar Keboan / 0419. Ibu Mu Keboan / 0420. Ibu CD Keboan / 0421. Ibu DP Keboan / 0522. Ibu N Keboan / 0523. Ibu KK Keboan / 0524. Ibu Man Keboan / 0525. Ibu Paw Keboan / 0526. Ibu Mul Keboan / 0527. Bpk Mit Keboan / 0628. Ibu Wa Keboan / 0629. Ibu Kar Keboan / 0630. Ibu BU Keboan / 07
84
Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
No. Nama Dusun/RT 1. Ibu Su Burikan/ 02 2. Bpk Sup Burikan/ 02 3. Bpk Mar Burikan/ 03 4. Bpk M Burikan/ 04 5. Ibu S Burikan/ 04 6. Ibu M Burikan/ 04 7. Bpk P Burikan/ 04 8. Ibu G Burikan/ 05 9. Bpk D Burikan/ 05 10. Bpk Sa Burikan/ 05 11. Ibu At Burikan/ 06 12. Bpk N Burikan/ 06 13. Ibu B Burikan/ 06 14. Ibu Sas Burikan/ 06 15. Ibu A Burikan/ 06 16. Ibu U Keboan/0417. Bpk KK Keboan/0418. Ibu AU Keboan/0419. Ibu KD Keboan/0420. Ibu MG Keboan/0421. Ibu BD Keboan/0422. Ibu Pa Keboan/0523. Ibu J Keboan/0524. Ibu TU Keboan/0525. Ibu MR Keboan/0526. Ibu Muh Keboan/0527. Ibu SU Keboan/0628. Ibu PU Keboan/0629. Ibu PD Keboan/0730. Ibu RU Keboan/07
85
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
Subjek Penelitian
Pengukuran awal (mg/dL)
Pengukuran akhir (mg/dL)
1. 98 53 2. 81 60 3. 123 180 4. 54 48 5. 103 164 6. 119 125 7. 96 76 8. 124 152 9. 162 178 10. 101 92 11. 60 76 12. 89 104 13. 99 98 14. 152 131 15. 76 84 16. 120 117 17. 82 131 18. 137 148 19. 119 96 20. 185 306 21. 148 148 22. 94 94 23. 50 58 24. 82 65 25. 67 87 26. 90 69 27. 175 170 28. 105 106 29. 111 83 30. 96 66
86
Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
Subjek Penelitian
Pengukuran awal (mg/dL)
Pengukuran akhir (mg/dL)
1. 166 148 2. 87 73 3. 98 57 4. 152 117 5. 109 74 6. 114 102 7. 97 69 8. 80 124 9. 57 67 10. 85 107 11. 113 165 12. 68 72 13. 65 42 14. 77 84 15. 87 68 16. 69 60 17. 83 101 18. 405 712 19. 93 - 20. 309 570 21. 134 133 22. 134 211 23. 152 134 24. 148 128 25. 93 94 26. 94 79 27. 88 179 28. 75 63 29. 94 102 30. 160 121
87
Lampiran 6. Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait Usia, Jenis Kelamin, dan Kebiasaan Merokok
Crosstabs Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N PercentKelompoksubyekpenelitian * Jeniskelamin 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubyekpenelitian * Umur 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubyekpenelitian * Merokok 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubyekpenelitian * Tingkatpendidikan
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Jenis Kelamin
Crosstab Jeniskelamin Total laki-laki Perempuan Kelompok subjekpenelitian
1 Count 8 22 30
Expected Count 10.0 20.0 30.0
2
Count 12 18 30
Expected Count 10.0 20.0 30.0
Total Count 20 40 60 Expected
Count 20.0 40.0 60.0
88
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.200(b) 1 .273
Continuity Correction(a) .675 1 .411
Likelihood Ratio 1.206 1 .272 Fisher's Exact Test .412 .206
N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.
Usia Crosstab
Usia
Total60-65 66-71 72-77 78-83 90-95 Kelompoksubyekpenelitian
1 Count 11 8 7 3 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0
2 Count 9 12 3 5 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0
Total Count 20 20 10 8 2 60Expected Count 20.0 20.0 10.0 8.0 2.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.100(a) 4 .541
Likelihood Ratio 3.157 4 .532 N of Valid Cases 60
a 4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00
89
Kebiasaan Merokok Crosstab
Kebiasaanmerokok
Total Ya Tidak Kelompoksubyekpenelitian
1 Count 4 26 30Expected Count 5.5 24.5 30.0
2 Count 7 23 30Expected Count 5.5 24.5 30.0
Total Count 11 49 60Expected Count 11.0 49.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.002(b) 1 .317
Continuity Correction(a) .445 1 .505
Likelihood Ratio 1.012 1 .314 Fisher's Exact Test .506 .253
N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.5
Tingkat Pendidikan Crosstab
Tingkatpendidikan
TotalTidaksekol
ahSD-SMP >SMP
Kelompoksubyekpenelitian
1 Count 17 12 1 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0
2 Count 17 9 4 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0
Total Count 34 21 5 60Expected Count 34.0 21.0 5.0 60.0
90
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.229(a) 2 .328
Likelihood Ratio 2.357 2 .308 N of Valid Cases 60
a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.
Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan Lampiran 7. Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)
Case Processing Summary
Kelompoksubjek penelitian
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent BMI Kontrol 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
91
Kelompoksubjekpenelitian Statistic Std. ErrorBMI Kontrol Mean 19.3527 .72886
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 17.8620 Upper Bound 20.8434
5% Trimmed Mean 18.9706 Median 18.3200 Variance 15.937 Std. Deviation 3.99213 Minimum 13.88 Maximum 32.82 Range 18.94 Interquartile Range 3.88 Skewness 1.844 .427Kurtosis 4.131 .833
Perlakuan Mean 19.0843 .5529495% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 17.9535 Upper Bound 20.2152
5% Trimmed Mean 18.8833 Median 18.7400 Variance 9.172 Std. Deviation 3.02855 Minimum 14.66 Maximum 28.54 Range 13.88 Interquartile Range 3.75 Skewness 1.013 .427Kurtosis 1.897 .833
92
Tests of Normality Kelompok
subyekpenelitian
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. BMI Kontrol .210 30 .002 .828 30 .000
Perlakuan .113 30 .200* .939 30 .083a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 8. Uji Kebermaknaan Karakteristik Populasi Lansia Terkait
Body Mass Index (BMI)
Mann-Whitney Test
Ranks Kelompoksubjekpen
elitian N Mean Rank Sum of RanksBMI 1 30 30.08 902.50
2 30 30.92 927.50Total 60
Test Statisticsa
BMI Mann-Whitney U 437.500 Wilcoxon W 902.500 Z -.185 Asymp. Sig. (2-tailed) .853 a. Grouping Variable: Kelompoksubjekpenelitian
93
Lampiran 9. Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Trigliserida
Case Processing Summary
Kelompoksubjek penelitian
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Trigliserida Kontrol 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives
Kelompoksubyekpenelitian Statistic Std. Error
Trigliserida Kontrol Mean 119.53 13.195
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 92.55
Upper Bound 146.52
5% Trimmed Mean 108.78
Median 94.00
Variance 5.223E3
Std. Deviation 72.273
Minimum 57
Maximum 405
Range 348
Interquartile Range 55
Skewness 2.852 .427
Kurtosis 9.094 .833
Perlakuan Mean 106.60 6.190
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 93.94
Upper Bound 119.26
5% Trimmed Mean 105.50
Median 100.00
Variance 1.149E3
Std. Deviation 33.902
Minimum 50
Maximum 185
Range 135
Interquartile Range 41
Skewness .568 .427
Kurtosis .026 .833
94
Tests of Normality
Kelompoksubjek penelitian
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Trigliserida Kontrol .231 30 .000 .660 30 .000
Perlakuan .119 30 .200* .963 30 .374a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 10. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar Trigliserida
Mann-Whitney Test Ranks
Kelompoksubjekpenelitian N Mean Rank Sum of Ranks
Kadar trigliserida
perlakuan 30 31.10 933.00 kontrol 30 29.90 897.00 Total 60
Test Statisticsa
Kadar trigliserida tes awal Mann-Whitney U 432.000 Wilcoxon W 897.000 Z -.266 Asymp. Sig. (2-tailed) .790 a. Grouping Variable: kelompok subjek penelitian
95
Lampiran 11. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Akhir Kadar Trigliserida pada Kelompok Perlakuan
T-Test Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Kelompok perlakuan pengukuran awal 106.60 30 33.902 6.190
Kelompok perlakuan pengukuran akhir 112.17 30 53.589 9.784
Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Kelompok perlakuan
pengukuran awal & kelompok perlakuan pengukuran akhir
30 .806 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviat
ion
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1
Kelompok perlakuan pengukuran awal – kelompok perlakuan pengukuran akhir
-5.567 33.058 6.035 -17.911 6.777 -.922 29 .364
96
Lampiran 12. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal- Akhir Kadar
Trigliserida pada Kelompok Kontrol
Ranks
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrolpengukuranakhir – kontrolpengukuran awal
Negative Ranks 15a 13.43 201.50
Positive Ranks 13b 15.73 204.50Ties 1c Total 29
a. kontrolakhir < kontrolawal b. kontrolakhir > kontrolawal c. kontrolakhir = kontrolawal
Test Statisticsb
kontrol pengukuran akhir – kontrol pengukuran awal
Z -.034a
Asymp. Sig. (2-tailed) .973a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 13. Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Trigliserida
Case Processing Summary
Kelompok subjek penelitian
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Kadar tes akhir
kontrol 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
97
Descriptives
Kelompok subjek penelitian Statistic Std. ErrorKadar tes akhir
kontrol Mean 139.86 27.02595% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 84.50 Upper Bound 195.22
5% Trimmed Mean 115.70 Median 102.00 Variance 2.118E4 Std. Deviation 145.532 Minimum 42 Maximum 712 Range 670 Interquartile Range 63 Skewness 3.262 .434Kurtosis 10.642 .845
perlakuan Mean 112.17 9.78495% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 92.16 Upper Bound
132.18 5% Trimmed Mean 107.20 Median 97.00 Variance 2.872E3 Std. Deviation 53.589 Minimum 48 Maximum 306 Range 258 Interquartile Range 74 Skewness 1.716 .427Kurtosis 4.583 .833
98
Tests of Normality Kelompok
subjek penelitian
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kadar tes akhir
kontrol .309 29 .000 .534 29 .000perlakuan .146 30 .103 .860 30 .001
a. LillieforsSignificanc Correction
Lampiran 14. Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar Trigliserida
Mann-Whitney Test Ranks
Kelompok subjek penelitian N Mean Rank Sum of Ranks Kadar
pengukuran akhir
kontrol 29 29.98 869.50 perlakuan 30 30.02 900.50
Total 59
Test Statisticsa
Kadar trigliserida tes akhir Mann-Whitney U 434.500 Wilcoxon W 869.500 Z -.008 Asymp. Sig. (2-tailed) .994 a. Grouping Variable: kelompok subjek penelitian
99
Lampiran 15. Uji Normalitas Selisih Kadar Trigliserida Kelompok perlakuan dan kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Selisihkadartrigliserida 59 98.3% 1 1.7% 60 100.0%
Descriptives Statistic Std. ErrorSelisih kadar trigliserida
Mean 12.37 7.92795% Confidence Interval for Mean
Lower Bound -3.49 Upper Bound 28.24
5% Trimmed Mean 3.20 Median -1.00 Variance 3.707E3 Std. Deviation 60.886 Minimum -45 Maximum 307 Range 352 Interquartile Range 36 Skewness 3.316 .311Kurtosis 13.014 .613
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Selisih kadar trigliserida .251 59 .000 .640 59 .000
a. Lilliefors Significance Correction
100
Lampiran 16. Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Trigliserida Kelompok perlakuan dan kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompoksubjekpenelitian N Mean Rank Sum of Ranks
Selisihkadartrigliserida
kontrol 29 29.17 846.00perlakuan 30 30.80 924.00Total 59
Test Statisticsa
Selisih kadar trigliserida
Mann-Whitney U 411.000 Wilcoxon W 846.000 Z -.364 Asymp. Sig. (2-tailed) .716 a. Grouping Variable: Kelompoksubjekpenelitian
101
Lampiran 17. Surat Ijin dari BaPPeda Yogyakarta
102
Lampiran 18. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Cleaance)
103
Lampiran 19. Materi Pemberian Ceramah
104
105
106
107
108
Lampiran 20. Leaflet Bagian Luar
Lampiran 21. Leaflet Bagian Dalam
109
Lampiran 22. Dokumentasi Pelaksanaan Pengambilan Sampel Darah
Lampiran 23. Dokumentasi Pelaksanaan Pemberian Ceramah
BIOGRAFI PENULIS
Vincentia Octavianna merupakan anak pertama dari pasangan
P. Resti Tripuji Susiyono dan Velomina Suminah. Lahir di
Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober 1988. Pendidikan awal
dimulai di Taman Kanak-kanak Virgo Maria Marsudirini,
Ambarawa pada tahun 1992-1994. Sekolah Dasar Virgo
Maria Marsudirini pada tahun 1994-1998, kemudian
melanjutkan di Sekolah Dasar Marsudirini Yogyakarta sampai
tahun 2000. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Maria Immaculata Marsudirini, Yogyakarta pada tahun
2000-2003. Tahun 2003-2006 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Atas Stella Duce I Yogyakarta, kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2006. Selama menempuh kuliah, penulis aktif
sebagai anggota komunitas lektor Campus Ministry (CM) Paingan, dan mengikuti
kegiatan yang diselenggarakan CM serta pernah mengikuti beberapa kegiatan fakultas
seperti Kampanye Informasi Obat tahun 2007 dan 2008, panita penyelenggara
Ekaristi Kaum Muda Fakultas Farmasi tahun 2007 dan 2008.
110