19
PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PALEMBANG ILIR BARAT SKRIPSI Disusun Oleh : Yerimia 1620210065 STIE MULTI DATA PALEMBANG PROGRAM STUDI AKUNTANSI PALEMBANG 2020

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANANRESTITUSI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAKPERTAMBAHAN NILAI (PPN) TERHADAP TINGKATKEPUASAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR

PELAYANAN PAJAK PRATAMA PALEMBANG ILIR BARAT

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Yerimia

1620210065

STIE MULTI DATA PALEMBANGPROGRAM STUDI AKUNTANSI

PALEMBANG2020

Page 2: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

STIE MULTI DATA PALEMBANG

Program Studi AkuntansiSkripsi Sarjana Ekonomi

Semester Gasal Tahun 2019/2020

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANANRESTITUSI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI (PPN) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR

PELAYANAN PAJAK PRATAMA PALEMBANG ILIR BARAT

Yerimia

1620210065

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemeriksaan dan tingkatpelayanan restitusi kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) terhadaptingkat kepuasan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Ilir Barat Palembang. Jenispenelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Populasi penelitianadalah Wajib Pajak Badan yang melakukan restitusi di KPP Pratama Ilir BaratPalembang yaitu sebanyak 145 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakansampel jenuh. Data yang digunakan berupa data primer yang diambil berdasarkankuisioner yang disebarkan sebanyak 145 responden. Teknik analisis datamenggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian inimenunjukan bahwa pemeriksaan restitusi kelebihan pembayaran PPNberpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak.Kemudian tingkat pelayanan retitusi kelebihan pembayaran pajak tidakberpengaruh signifikan terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak

Kata kunci : Pemeriksaan, Restitusi, PPN, dan Kepuasan Wajib Pajak

vii

Page 3: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI
Page 4: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,

pemerintahan harus fokus dalam meningkatkan kesejahteraan hidup

masyarajatnya lewat pembangunan nasional, namun pemerintah juga

memerlukan sumber dana yang tepat guna membiayai pembangunan dan

belanja negara yaitu salah satunya dengan pemungutan pajak. Untuk

menunjang pembangunan disuatu negara pajak merupakan komponen yang

penting, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang

dominan (Hafizah, 2016).

Penerimaan Negara dari sektor pajak merupakan pendapatan yang

paling utama dan terbesar sebagai sumber pendapatan dan pendanaan Negara,

selain dari sektor minyak dan gas. Pendapatan dari penerimaan pajak yang

berasal dari rakyat ini merupakan bukti kontribusi nyata dalam menunjang

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini tentunya harus menjadi

perhatian pemerintah kepada masyarakat yang telah berkontribusi terhadap

pembiayaan negara sudah seharusnya mendapatkan pelayanan yang baik dari

pemerintah, agar terjadi hubungan yang baik dan signifikan, sehingga

semakin tinggi kontribusi masyarakat dalam pembayaran pajak maka

pelayanan kepada masyarakat juga harus ditingkatkan. Filosofinya adalah dari

1

Page 5: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

2

rakyat untuk rakyat, artinya sumber pendapatan yang berasal dari konstribusi

pajak rakyat digunakan untuk pembiayaan pelayanan kepada rakyat. Karena,

rakyatlah yang paling besar memberikan kontribusi maka rakyatlah yang

harus paling utama untuk dilayani.

Waluyo, (2011:3) menyatakan pajak adalah iuran masyarakat kepada

negara (yang dipaksakan) terutang oleh wajib membayarnya menurut

peraturan - peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat

prestasi kembali langsung dapat ditunjuk dan guna adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.

Pengertian pajak adalah sebagai suatu sumber pendapatan Negara

yang berdasarkan Undang-undang Perpajakan dan peraturan yang berlaku dan

dapat dipaksa penarikannya dengan tidak ada kontraprestasi secara langsung.

Undang-undang Perpajakan dan peraturannya disusun dengan tujuan

menciptakan keadilan dan kepastian dalam pemungutan pajak. Asas keadilan

dan kepastian hukum ini harus dipegang teguh, baik dalam perundang-

undangannya maupun dalam pelaksanaannya. Indonesia sebagai negara

hukum telah menempatkan landasan pemungutan pajak dalam undang-

undang dasarnya. Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 menetapkan bahwa segala

pajak untuk keperluan Negara harus berdasarkan undang-undang. Maka dari

itu, diperlukakan peran serta masyarakat dalam bentuk kesadaran dan rasa

peduli untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai

(PPN).

Page 6: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

3

Kewajiban dalam pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

seringkali terjadi Wajib Pajak yang keliru dalam selisih pembayaran pajak

antara PPN masukan dan PPN keluaran. Berdasarkan hal tersebut, apabila

dalam suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar dibandingkan pajak

masukan, maka selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang

harus disetor oleh Wajib Pajak. Namun apabila dalam suatu masa pajak, pajak

masukan yang dapat dikreditkan nilainya lebih besar dari pada pajak

keluaran, selisihnya ini merupakan kelebihan pembayaran pajak yang

dikompensasikan ke masa pajak berikutnya, hal inilah yang mendasari Wajib

Pajak melakukan restitusi. Wajib Pajak/Penanggung Pajak dapat melakukan

pengajuan restitusi yang berupa permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar

nilainya lebih besar dari pada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan

pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang (dengan catatan Wajib

Pajak tidak memiliki hutang pajak lain). Hal-hal yang seperti PPN kurang

bayar, PPN lebih bayar, ataupun nihil adalah hal yang sering berkaitan

dengan Pajak Pertambahan Nilai. Namun, dari ketiga variabel tersebut PPN

lebih bayar adalah yang paling berpengaruh pada Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Palembang Ilir Barat khususnya pada penerimaan pajaknya,

dikarenakan setiap Wajib Pajak memiliki hak untuk melakukan restitusi atas

kelebihan pembayaran pajaknya. Berikut adalah jumlah target PPN yang

ditetapkan oleh pemerintah dan jumlah realisasinya dapat dilihat di tabel 1.1

sebagai berikut.

Page 7: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

4

Tabel 1.1Jumlah Target dan Jumlah Realisasi PPN

WP Badan dan OPTahun Target Realisasi 2014 Rp.370,098,259,842 Rp.252,628,161,5342015 Rp.442,193,877,487 Rp.302,450,167,3982016 Rp.529,316,547,839 Rp281,977,383,4762017 Rp.687,616,355,000 Rp.322,262,977,8222018 Rp.635,610,280,000 Rp.356,033,861,942

Sumber: KPP Palembang Ilir Barat, Tahun 2014-2018.

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah realisasi PPN setiap

tahunnya tidak memenuhi jumlah target PPN yang sudah ditetapkan. Seperti

pada tahun 2014 jumlah target PPN sebesar Rp 370,098,259,842 namun yang

terealisasi hanya sebesar RP.252,628,161,53. Keadaan ini terus berlanjut

sampai tahun 2018, dimana target PPN nya sebesar Rp.635,610,280,000

namun yang terealisasi hanya sebesar Rp.356,033,861,942 atau tidak

terealisasikan.

Adapun alasan perusahaan melakukan restitusi yaitu karena nilai pajak

masukan lebih besar dari pada nilai pajak keluaran. Sehubungan dengan hal

tersebut, banyak perusahaan yang mengeluhkan sulitnya proses pengajuan

restitusi PPN di Ditjen Pajak. Padahal dalam pasal 17B Undang-Undang

Tentang Ketentuan Umum Perpajakan (UU KUP) diatur bahwa Ditjen Pajak

harus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SPKLB) paling

lambat 12 bulan sejak permohonan restitusi diterima secara lengkap. Apabila

Ditjen Pajak tidak memberikan keputusan dalam jangka waktu tersebut maka

permohonan dianggap dikabulkan, dan SKPLB diterbitkan dalam waktu

paling lambat 1 (satu) bulan setelah jangka waktu berakhir. Kemudian, dalam

Page 8: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

5

ayat (3) pasal tersebut diatur jika Ditjen Pajak terlambat menerbitkan SKPLB

maka WP diberikan imbalan bunga sebesar 2% per bulan,di hitung sejak

berakhirnya jangka waktu. Adapun jumlah Wajib Pajak yang mengajukan

restitusi dan nilai lebih bayar PPN menurut Wajib Pajak dapat dilihat dalam

tabel 1.2 sebagai berikut.

Tabel 1.2Jumlah Kelebihan Bayar PPN (Rupiah) tahun 2014-2016

TahunJumlah WP Badan Yang

Mengajukan Restitusi

Nilai Lebih Bayar PPNMenurut WP Badan

(Dalam Rp.)2014 99 2,180,558,8922015 99 12,324,060,1662016 77 17,664,939,5212017 86 7,309,470,7312018 145 25,245,486,081

Sumber : KPP Palembang Ilir Barat, Tahun 2014-2018

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah Wajib Pajak yang

mengajukan restitusi semakin bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2014

jumlah Wajib Pajak yang mengajukan restitusi sebanyak 99 Wajib Pajak, di

tahun 2015, jumlah Wajib Pajak yang mengajukan restitusi masih sama

seperti tahun 2014. Namun kenaikan terjadi di tahun 2016 yaitu menjadi 77

Wajib Pajak, dan kembali lagi bertambah di tahun 2017 menjadi sebanyak 86

Wajib Pajak dan di tahun 2018 jumlah Wajib Pajak yang mengajukan restitusi

kembali mengalami peningkatan menjadi 145 Wajib Pajak. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya koreksi pajak, koreksi pajak disebabkan dari

faktur pajak yang penjualannya belum dipungut PPN dan pajak yang

Page 9: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

6

seharusnya tidak dimasukkan seperti contohnya pajak kendaraan dan pajak

pribadi.

Menurut data yang didapat dari kompas.com, peminat restitusi pajak

pemeriksaan naik 200 persen. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal

Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan. Kenaikan ini terlihat dalam

dua bulan setelah pemberlakuan PMK Nomor 39/PMK.03/2018 tentang Tata

Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Aturan

percepatan restitusi pajak yang tanpa pemeriksaan dilakukan sebagai upaya

mendorong investasi dan pertumbuhan kegiatan usaha. Sebelum ada

percepatan restitusi pajak, rata-rata waktu penyelesaian restitusi melalui

pemeriksaan adalah 10 bulan. Namun tanpa pemeriksaan hanya diberikan

kepada WP patuh, WP dengan nilai restitusi kecil, dan PKP berisiko rendah.

Hal ini tentu berpengaruh ke tingkat kepuasan wajib pajak karena mereka

dapat dengan sukarela melakukan restitusi pajak jika dilakukan tanpa

pemeriksaan dengan syarat di atas. Berbeda halnya dengan yang dilakukan

pemeriksaan restitusi untuk WP dan PKP di luar syarat diatas.

Pada senin 16 mei 2016 penyidik KPK menahan 3 orang tersangka

dalam kasus pemerasan restitusi lebih bayar pajak dari PT EMDI. Ketiga

tersangka itu yakni Herry Setiadji (HES) selaku supervisor tim, Indarto Catur

Nugroho (ICN) selaku ketua tim, dan Slamet Riyana (SR) selaku anggota tim

ketiganya bekerja sebagai pemeriksa pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Kebayoran Baru III. Ketiganya melakukan pemerasan dimana

berdasarkan perhitungan pajak, ada kelebihan pembayaran dari PT EMDI

Page 10: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

7

sebesar 1 miliar. Ketiga tersangka ini yang pada saat itu bertugas sebagai

pemeriksa pajak memaksa kepada PT EMDI untuk membayar sebesar Rp 75

juta (detiknews.com). Hal ini tentu berpengaruh terhadap kepuasan wajib

pajak, dimana proses pemeriksaan yang seharusnya adalah pelayanan untuk

wajib pajak dalam melakukan restitusi lebih bayar PPN malah dijadikan ajang

pemerasan oleh petugas fiskus dalam kasus ini adalah yang bertugas sebagai

pemeriksa pajak.

Masalah lain yang terjadi ialah adanya seorang Wajib Pajak yang

mengeluh buruknya pelayanan petugas pajak di KPP Pratama Dua dan Tiga

Jakarta Pusat. Wajib Pajak tersebut menilai petugas pajak di KPP ini lamban

dalam menangani masalah yang dihadapinya dan memperlakukannya dengan

tidak baik (liputan6 : 2016).

Selain itu, masalah serupa juga terjadi di KPP Pratama Ilir Timur

Palembang. Ada seorang Wajib Pajak yang mengeluhkan kebiasaan petugas

pajak karena sering menyalahkan para Wajib Pajak. Petugas pajak tersebut

saat ditanya atau ketika mendapat keluhan dari Wajib Pajak, malah cenderung

menyalahkan Wajib Pajak. Menurutnya, petugas pajak tersebut harusnya

lebih ramah dan lebih bersahabat dalam menanggapi keluhan dan pertanyaan

Wajib Pajak, bahkan kalau boleh dilayani dengan senyuman. (ampere.com :

2018)

Page 11: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

8

Lewis dan beums yang dikutip dari Transtrianingzah (2006)

menyatakan kualitas pelayanan merupakan ukuran seberapa baik tingkat

pelayanan yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan (Wajib Pajak) dan mampu menyelaraskan dengan harapan

pelanggan. Kualitas pelayanan adalah wujud kualitas dari tindakan dalam

memberikan rasa nyamandan puas (satisfaction) terhadap penerimaannya

(Permatasari et al 2015).

Kepuasan pelanggan bisa tercapai bila terjadi pemenuhan kebutuhan

dan keinginan pelanggan (Darmawan, 2009, h.26). kepuasan wajib pajak

mengacu pada dua variabel pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang

dirasakan oleh pelanggan (Kotler, 2002, h.42). Dalam upaya memenuhi

harapan dan keinginan wajib pajak maka tidak terlepas dari suatu organisasi

yang efektif. Maksudnya ialah tanpa ditunjang dengan sistem organisasi yang

efektif, pelayanan yang memuaskan terhadap wajib pajak tidak dapat terjadi.

Hasil penelitian dalam jurnal Puji Astuti Rhayu (2016) yang berjudul

Pengaruh Sosialisasi Peraturan Perpajakan, Pelayanan Account

Representative,dan Pemeriksaan PPN LB Restitusi setelah Modernisasi

Terhadap Kepuasan Wajib Pajak menyimpulkan bahwa pemeriksaan pajak

berpenggaruh terhadap kepuasan Wajib Pajak. Namun, hal tersebut bertolak

belakang dengan dengan hasil yang ditemukan oleh Harijianto Sabijono

(2014) yang berjudul Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat

Kepuasan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakanannya

menyimpulkan bahwa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

Page 12: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

9

kepuasan Wajib Pajak Badan. Hasil penelitian Icha Fajriana (2018) yang

berjudul Pengaruh Pelaksanaan dan Tingkat Pelayanan Restitusi Kelebihan

Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Terhadap Tingkat Kepuasan

Wajib Pajak menunjukan tingkat pelayanan berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak, berbeda dengan hasil penelitian

Yesenia (2013) yang berjudul Pengaruh Kualitas Layanan dan Produk

Terhadap Kepuasan serta Loyalitas Pelanggan Kentucky Fried Chicken yang

menyimpulkan kualitas pelayanan tidak memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap tingkat kepuasan pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan terdapat ketidak

konsistenan dalam penelitian yang di lakukan sebelumnya, oleh karena itu

peneliti tertarik untuk meneliti pemeriksaan dan tingkat pelayanan restitusi

kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai serta untuk mengetahui

seberapa besar tingkat kepuasan Wajib Pajak yang ada di Kota Palembang

dan mengambil tema “Pengaruh Pemeriksaan Dan Tingkat Pelayanan

Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Terhadap Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Palembang Ilir Barat”.

Page 13: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

10

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pemeriksaan restitusi kelebihan pembayaran pajak pertambahan

nilai (PPN) berpengaruh terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat?

2. Apakah tingkat pelayanan restitusi kelebihan pembayaran pajak

pertambahan nilai (PPN) berpengaruh terhadap tingkat kepuasan Wajib

Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat?

3. Apakah pemeriksaan dan tingkat pelayanan restitusi kelebihan

pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) secara simultan berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Palembang Ilir Barat?

1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan dan

sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka penulis memberikan

batasan penjelasan mengenai pengaruh pemeriksaan dan tingkat pelayanan

restitusi kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap

tingkat kepuasan Wajib Pajak badan. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pajak

Ilir Barat Palembang dengan responden Wajib Pajak badan yang

menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak lebih bayar restitusi

sebanyak 60 perusahaan atau badan yang menjadi responden.

Page 14: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

11

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peenelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh pemeriksaan restitusi kelebihan pembayaran

pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat.

2. Mengetahui pengaruh tingkat pelayanan restitusi kelebihan

pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap tingkat kepuasan

Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir

Barat.

3. Mengetahui pengaruh pemeriksaan dan tingkat pelayanan restitusi

kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) secara simultan

terhadap tingkat kepuasan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Palembang Ilir Barat.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini memberikan referensi dalam Ilmu

Akuntansi pada umumnya, serta pada perpajakan khususnya. Selain itu,

menambah wawasan dan pengetahuan mengenai permasalahan yang

diteliti, yaitu tingkat kepuasan Wajib Pajak.

Page 15: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

12

2. Manfaat Praktis

Ikut berperan dalam usaha meningkatkan kepuasan Wajib Pajak dengan

cara mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan Wajib

Pajak. Faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan Wajib Pajak dalam

penelitian ini antara lain teori kepuasan, pemeriksaan pajak, dan

pelayanan perpajakan. terutama bagi daerah KPP Pratama Palembang

Ilir Barat.

1.6 SISTEM PENULISAN

Sistemmatika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Penulis akan membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkuh penelitian, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penulis akan membahas mengenaai tinjauan pusaka yang terdiri

dari landasan teori yang berisikan teori kepuasan, pengertian pajak,

restitusi pajak, pemeriksaaan pajak, pengertian kepuasan Wajib

Pajak, penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel

kepuasan wajib pajak dan yang terahir yaitu uraian dan gambaran

mengenai kerangka pemikiran dari penulis kemudian disebutkan

hipotesis yang ingin di uji

Page 16: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

13

.

BAB III METODE PENELITIAN

Penulis akan membahas mengenai metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini, anatara lain: pendekatan penelitian,

objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel. jenis data,

definisi operasional variabel, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Penulis akan membahas menegenai deskripsi objek penelitian,

analisis data, serta pembahasan dari hasil anlisis dan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penulis membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta

memberikan saran-saran, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.

Page 17: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI
Page 18: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2014. Akuntansi Perpajakan BerbasisETAP Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Agus, Sambodo. (2014). Pajak Dalam Entitas Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Darmawan, Amelia (2013). Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor Kota BandungTerhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat. Skripsi. FakultasEkonomi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

David Paul Elia Saerang, Harijanto Subijono, Wandha Marina Supit. (2014).Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan PajakPertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. JurnalEMBA Universitas Sam Ratulangi, Vol.2 No.2, 2014, Hal 159-166,Manado.

Djuanda dan Lubis. (2011). Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan PajakPenjualan atas Barang Mewah. (11 ed.). PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Ghozhali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBMSPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.

Hafizah, Ihsanul. (2016). Pengaruh etika uang (money ethics) terhadapkecurangan pajak (tax evasion) dengan religiusitas, gender, danmaterialisme sebagai variabel moderasi (Studi pada WP OP yangmelakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Pekanbaru). Jurnal JOMFEKON, Vol.3 No.1 (Februari) 2016.

Hizkia Mulki. (2016). Pengaruh Restitusi PPN dan Ekstensifikasi Pajak TerhadapPenerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pratama SumedangPeriode 2011-2015). Skripsi. Universitas Komputer Indonesia, Sumedang.

Jusmani, Rudi Qurniawan. (2016). Pengaruh Restitusi PPN Terhadap PenerimaanPPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. Skripsi.Universitas PGRI, Palembang.

Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Page 19: PENGARUH PEMERIKSAAN DAN TINGKAT PELAYANAN RESTITUSI

Permatasari, Inggrid. (2013). Meminimalisasi Tax Evasion Melalui Tarif Pajak,Teknologi dan Informasi Perpajakan, Keadilan Sistem Perpajakan, danKetetapan Pengalokasian Pengeluaran Pemerintah (Studi Empiris padaWaajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama PekanbaruSenapelan). Skripsi UNDIP. Semarang

Purwono, Herry. (2010). Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak.Erlangga. Depok.

Rahayu, Puji Astuti. (2016), Pengaruh Sosialisasi Peraturan Perpajakan,Pelayanan Account Representative, dan Pemeriksaan PPN LB Restitusisetelah Modernisasi Terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Empiris KantorPelayanan Pajak Madya Bandung). Jurnal Akuntansi MaranathaUniversitas Katolik Parahyangan, Vol.8 No.2, Bandung.

Resmi, Siti, (2018). Perpajakan: Teori dan Kasus. (edisi 9). Salemba Empat,Jakarta.

Sarah dan Waode Usman. (2016), Restitution and Restitution ExaminationManagerial Process KPPN Value Added Tax in Manokwari. JurnalNusantara Universitas Papua, Vol.2 No.1, Manokwari.

Suandy, Erly. (2016). Perencanaan Pajak (edisi 6.). Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Alfabeta,Bandung.

Transtrianingzah, Fia. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan TerhadapTingkat Kepuasan Nasabah Pada Bank Muamalat Cabang Solo. SkripsiJurusan Ekonomi Islam : STAIN Surakarta.

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Undang-Undang Pasal 17B ayat (1) Ketentuan Umum Perpajakan

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat (2) bahwa segala pajak untuk keuanganNegara ditetapkan berdasarkan undang-undang

Sari, Elisa Valenta (2016). Masyarakat Keluhkan Administrasi Pajak YangBerbelit. Diakses pada 16 agustus 2019. Liputan6.com

Yuniarta, Lidya (2018). Permintaan Restitusi Pajak Meningkat. Diakses pada 24Agustus 2018. www.nasional.kontan.co.id