173
PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEP KOLOID Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh RIDAD HIDAYAT NIM 107016200042 JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHINGAND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

SISWA PADA KONSEP KOLOID

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar SarjanaPendidikan

OlehRIDAD HIDAYATNIM 107016200042

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2014

Page 2: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ,vang berjudul "PENGARUH PENDEI(ATAN CTL {COI'ITEXTUAL

TEACHING AND LEARI{I]YG) TERHADAP HASIL BELAJAR KIR,{IA

SISWA PADA KOhISEP KOLO{D" oleh Ridad Hidayat, NIN'I 107016200041,

diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas isiam

Negeri (Uni) Slrrril Hidal,atuliah Jakaria, dan iciah dinyaiakaii LULLTS .l.,1aiir

u.jian mriilaqosah pada iiinggal 22 Agustus 2014 dihadapan Ce',r'in p:;lg'-ii. Cleh

karena itu, penuiis berhak t-nc-nperoleh gelar sarjana S1 15.Pt1) c1;1.'n b,iJrurg

pendidikan Kinria.

Jakarta. J2 Agusius 301-1

Panitia Ujian \,{unaqasah

Ketua Panitia(Ketua Prodi Pendidikan Kimia)Dedi Irwandi. Ir'1.Si.

NIP. i971A528 200003 1 002

Penguji ISalamah Agune. lUA.. Ph.D.NIP. 19790621200604 2 002

Penguji II@NIP. 19841021 200912 2 A01

** [o -]ot't

lvlengetahuiDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UiN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tanggal

/^"281 s,''tu q

A.-('5 /

NIP. r95e 1020 198603 2001

WDrl. Nurlena Rifa'l :!.!* Pn.n,

Page 3: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

7

ABSTRACT

Ridad Hidayat. The Effect of CTL (Contextaal Teaching and Learning)Outcomes Student On Chemical In Colloidal System Concepts.

This study aimed to investigate the influence of CTL (Contextual Teaching andLearning) Outcomes student on chemistry at the concept of leaming outcomes ofcolloidal system. The method used is pretest and posttest control group design.

This research conducted on class XI IPA-I as the experimental group and class XIIPA-} as the control group. The research instrument used is the essay testquestions as much as 10 point. From calculation by t-test Lount ilt 7,54 and 1,67 fort1u61" . Since tcouoPttubl" (7,54>1,67), then Ha is received, which means that leamingcan influence the outcome of CTL (Contextual Teaching and Learning) ofchemistry.

Key word: CTL (Contextual Teaching and Learnirzg), outcomes

Page 4: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

ABSTRAK

Ridad Ilidayat. Pengaruh Pendekatan CTL (Cobtextual Teaching and

Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan CTL (Contextual

Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep koloid.

Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan dan desainnya

pretest and posttest control group. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XIIPA-I sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA-2 sebagai kelompok

kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes uraian sebanyak 10 soal. Dariperhitungan uji-t diperoleh t6;s,, sebesar J,54 dan t66"1 sebesar 1,67. Katena thtong

)ttaber (7,54>1,67) maka Ha diterima, yang artinya pendekatan CTL (Contextual

Teaching and Learning) dapatmempengaruhi hasil belajar kimia.

Kata kunci: CTL (Contektual Teaching and Learning), Hasil Belajar

Page 5: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

iii

KATA PENGANTAR

Kepada Dzat yang Maha Agung, Allah SWT. Segala puji bagi-Mu, hamba

mengucap syukur atas rahmat dan hidayah yang telah Engkau berikan.

Alhamdulillah, karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a

dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i,MA.,Ph.D Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

3. Bapak Tonih Feronika, M.Pd, selaku pembimbing I dan Bapak Burhanudin

Milama, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pikirannya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan

sabar dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini

4. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah di Jurusan IPA yang

telah memberikan bantuan dan dukunganya

5. Ibu Dra.Hj. N. Nani Ruhyani, M.Pd Kepala MAN Jonggol Kab. Bogor

6. Ibu Dra.Hj. N. Nani Ruhyani, M.Pd selaku guru bidang studi. Atas bantuan,

kebijakan dan sarannya sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik

7. Keluarga besar MAN JONGGOL yang telah banyak membantu dan memberi

dukungan

8. Teruntuk kedua orang tua tercinta bapak dan mamah, H. Haer Apandi dan Hj.

Siti Mulyati yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, dan mengajari

penulis untuk selalu istiqomah di jalan-Nya. Hanya Allah yang dapat

membalas semuanya. Teruntuk kakak Ridwan Hidayat, dan adik-adikku

tersayang Redi Hidayat, Ramlan Hidayat dan Ramli Hidayat terima kasih atas

kesabaran dan doanya.

Page 6: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

iv

9. Teruntuk Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Kimia

yang selalu memberikan dukungan, semangat dan bimbingan kepada penulis

untuk selalu istiqomah di jalan-Nya dan untuk tetap semangan dalam

menjalani perkuliahan di UIN Jakarta. Semoga Allah swt. membalas seluruh

kebaikan Bapak

10. Kepada Adinda tercinta Ina Indriani yang selalu memberikan perhatian, do’a,

motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teruntuk sahabat-sahabat Rifqi, feby, Zaki, Ruli, Dede, Nazar, Adul dan

Masruri yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi yang luar

biasa. Teman-teman seperjuangan Prodi kimia, Fisika dan Biologi angkatan

2007 dan kawan-kawan HIMABO yang tidak bisa penulis sebutkan satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa persaudaraan kita. Semoga kita semua

dapat menggapai kesuksesaan. Amin

12. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah

membantu terselesainya skripsi ini. Semoga semua kebaikannya dijadikan

amal shaleh dan senantiasa diberikan kemuliaan, Amin. Harapan penulis

semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Juli 2014

Penulis

Ridad Hidayat

Page 7: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................v

DAFTAR TABEL ............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA TEORITIS .................... 6

A. Kajian Teoritis ................................................................................... 6

1. Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran kontektual ........................ 6

2. Komponen CTL ............................................................................ 8

3. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional ................... 13

4. Sekenario Pembelajaran Kontektual ............................................. 15

5. Pola Pembelajaran CTL ................................................................ 15

B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ................................................. 17

1. Pengertian Belajar ......................................................................... 17

2. Jenis-jenis Belajar Menurut Gagne ............................................... 23

3. Pengertian Hasil Belajar ............................................................... 24

4. Macam-macam Hasil Belajar ........................................................ 25

5. Pengukuran Hasil Belajar ............................................................. 26

6. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 28

C. Koloid ................................................................................................ 29

1. Sistem Koloid ............................................................................... 29

Page 8: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

vi

a) Suspendi ................................................................................... 29

b) Koloid ....................................................................................... 30

c) Larutan ..................................................................................... 31

D. Hasil Kajian Pustaka Yang Relevan .................................................. 31

E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 33

F. Hipotesis ............................................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 35

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .......................................... 35

1. Metode Penelitian ......................................................................... 35

2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 36

3. Variabel Penelitian ........................................................................ 36

4. Desain Penelitian .......................................................................... 37

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 38

D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 39

E. Kalibrasi Instrumen ........................................................................... 39

1. Validasi Instrumen ........................................................................ 40

2. Reliabilitas .................................................................................... 42

3. Taraf Kesukaran Butir Soal .......................................................... 44

4. Daya Pembeda Soal ...................................................................... 45

F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 46

G. Uji Normalitas ................................................................................... 46

H. Uji Homogenitas ................................................................................ 47

I. Uji Hipotesis ...................................................................................... 48

J. Hipotesis Statistik .............................................................................. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 50

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 50

1. Hasil Belajar Pada Kelompok Kontrol ......................................... 50

2. Hasil Belajar Pada Kelompok Eksperimen ................................... 51

B. Uji Prasyarat Sampel ......................................................................... 53

Page 9: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

vii

1. Uji Normalitas Pretest .................................................................. 53

2. Uji Homogenitas Pretest ............................................................... 54

3. Uji Hipotesis Pretest ...................................................................... 54

C. Uji Prasyarat Sampel ......................................................................... 55

1. Uji Normalitas Posttest ................................................................. 55

2. Uji Homogenitas Posttest ............................................................. 56

3. Uji Hipotesis Posttest .................................................................... 56

D. Pembahasan ....................................................................................... 57

1. Uji Hipotesis ................................................................................. 57

2. Hasil Belajar .................................................................................. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 61

A. Kesimpulan ........................................................................................ 61

B. Saran .................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62

LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................ 64

Page 10: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Tes Obyektif ........................................ 27

Tabel 2.2 Kesukaran dan Kelemahan Tes Uraian ............................................. 28

Tabel 3.1 Nonequivqlent Control Group Design .............................................. 37

Tabel 3.2 Instrumen Koefisien Korelasi Nilai r ................................................ 41

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Contextual Teaching and Learning ................... 42

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas Instrumen ....................................... 44

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 46

Tabel 4.1 Statistik Hasil Penelitian Kelompok Kontrol .................................... 50

Tabel 4.2 Statistik Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen ............................. 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol..................................................................... 53

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol .................................................................... 54

Tabel 4.5 Hasil Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .. 55

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Ekspeimen

dan Kelompok Kontrol .................................................................... 55

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelompok Ekspeerimen

dan Kelompok Kontrol .................................................................... 56

Tabel 4.8 Uji-t Posttest Kleompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......... 57

Page 11: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Sistem larutan (transparan dan homogen) (b) Sistem suspens

(Homogen) (c) Koloid (Homogen, tetapi tidak transparan)................................ 30

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir ........................................................... 33

Page 12: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 65

Lampiran 2 Instrumen Uji Coba ......................................................................... 117

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dengan Software Anates ................................... 139

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 146

Lampiran 5 Instrumen Penelitian ....................................................................... 148

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ........................................................................ 150

Lampiran 7 Hasil Ketuntasan Belajar ................................................................ 156

Lampiran 8 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol ............................. 158

Lampiran 9 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Kontrol .......................... 160

Lampiran 10 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen ..................... 161

Lampiran 11 Pengujan Normalitas Posttest ...................................................... 163

Lampiran 12 Uji Homogenitas Pretest .............................................................. 164

Lampiran 13 Uji Hipotesis Data Pretest ............................................................ 165

Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen ................... 166

Lampiran 15 Pengujian Normalitas Posttest Kelompok Kontrol ........................ 168

Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen ................... 169

Lampiran 17 Pengujian Normalitas Posttest Kelompok Ekpserimen ................ 171

Lampiran 18 Uji Homogeitas Posttest ................................................................ 172

Lampiran 19 Uji Hipotesis Data Posttest ........................................................... 173

Lampiran 20 Uji Referensi.................................................................................. 174

Page 13: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu

pendidikan sering disebut sebagai kunci masa depan setiap individu.

Pendidikan juga adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan merupakan satu-satunya cara agar

manusia dapat menjadi lebih baik dalam meningkatkan sumber daya manusia,

sehingga dapat mengimbangi setiap perkembangan yang terjadi agar tidak

tertinggal jauh oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Paradigma mengukur kemajuan pendidikan suatu bangsa saat ini sudah

bergesar, yaitu dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan

bertumpu semata-mata pada kekayaan sumber daya alam (SDA), menjadi

mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu pada kekuatan sumber

manusia.1 Sehingga dengan adanya paradigma ini mengharuskan bangsa untuk

memperkuat sektor pendidikan.

Sesuai dengan isi dari tujuan pendidikan Nasional yang tercantum

dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional, yang berbunyi, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.2

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini

nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat

1Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Stratrgi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2009), h.1

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010),h, 63

1

Page 14: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

2

memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran

yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta

didik itu sendiri.3 Sehingga proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan

kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami

informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan

sehari-hari. Akibatnya ? ketika anak didik kita lulus sekolah, mereka pintar

secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.4 Hal tersebut mengingatkan kita

bahwa hasil dari pembelajaran yang telah dilakukamn masih kurang, ternyata

siswa kurang memahami bagaimana pengaplikasian dari hasil belajar yang

telah mereka lakukan selama di sekolah. Beda halnya dengan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan CTL, CTL (Contextual Teaching and

Learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

sehingga siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang tealh

didapatkannya di sekolah.

Bila seorang guru menyampaikan suatu pelajaran itu juga bisa

dikatakan sebagai pengajaran seperti yang disampaikan oleh Wina Sanjaya,

secara deskriftif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi

atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga

dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.5 Dalam hal ini guru perlu metode

yang tepat untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa agar siswa mampu

untuk menerima dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.

Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada

proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu

dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di

3 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.1

4 Wina Sanjaya, op.cit., h.15 Ibid, h.94

Page 15: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

3

sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi

pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk

memperoleh pengetahuan sendiri (self regulated).6 Untuk itu siswa perlu

didorong agar dapat memperoleh pengetahuan sendiri dengan suatu cara.

Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah

kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka sesuatu yang

dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan.7 Untuk itu guru harus mampu merancang tujuan pembelajaran

yang akan dicapai sehingga hasil pembelajaran bias lebih bermakna dan siswa

mampu mengaflikasikan hasil pembelajaran tersebut.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

didalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar.8 Jika kita lihat dari pengertian di atas

maka tidak salah jika kita katakana bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan

suatu proses dan bahkan hanya produk semata.

Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang sering

dikatakan sebagai mata pelajaran yang sukar untuk dimengerti dan dipelajari,

sehingga untuk memberikan pemahaman konsep maka harus diberikan suatu

cara atau metode yang tepat yang diberikan terhadap peserta didik bisa berupa

metode, praktikum, eksperimen atau suatu pendekatan pembelajaran. Dengan

6 Ibid, h.1057 Ibid, h.638 Trianto, Pendekatan Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher, 2007), h.99

Page 16: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

4

sebuah metode siswa akan mampu untuk lebih memahami lagi konsep-konsep

yang diberikan di dalam sebuah proses belajar mengajar. Pelajaran kimia di

sekolah dirasa kurang menarik siswa untuk mempelajarinya, karena dalam

mempelajarinya lebih menekankan konsep-konsep kimia daripada fakta-fakta

kimia, sehingga materi yang harus dipelajari sangat banyak. Maka tidak heran

jika pembelajaran kimia banyak diberikan dalam bentuk hafalan. Pada materi

koloid siswa seringkali kesulitan untuk menghubungkan dengan kehidupan

mereka sehari-hari sehingga pemahaman terhadap konsep koloid ini berkurang

dan berdampak pada penurunan nilai hasil belajar siswa.

Kimia pada umumnya sering dianggap materi pembelajaran yang

abstrak sehingga minat belajar siswa kurang. Untuk itu perlu pendekatan

pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu perlu

juga metode pembelajaran yang aktif agar siswa memahami konsep secara

mudah. Untuk itu peneliti ingin menggunakan pendekatan CTL (Contextual

Teaching and Learning) karena memiliki korelasi dengan metode

pembelajaran kooperatif yang hasilnya mampu meningkatkan hasil belajar

siswa. Melihat latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat

judul “Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasikan sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk untuk

mengembangkan kemampuan berpikir.

2. Siswa belum bisa menghubungkan antara konsep dan kehidupan sehari-

hari.

3. Pendekatan yang digunakan oleh guru masih bersifat konvensional

sehingga kurang interaktif pembelajaran lebih menekankan pada guru

(Teacher Center) sehingga keadaan pembelajaran seperti ini kurang

Page 17: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

5

melatih potensi siswa sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar peneliti ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka

masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada:

1. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif (C1 – C4) menurut

Taksonomi Bloom yang telah direvisi.

2. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan CTL (Contextual Teaching

and Learning).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di

atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apa pengaruh

pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar

kimia siswa pada konsep koloid?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui pengaruh penerapkan

pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar

siswa dalam pembelajaran kimia pada konsep Koloid”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat

bagi semua pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti dapat mengambil manfaat sebagai pengalaman dan

pengetahuan baru tentang pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning).

2. Bagi sekolah dapat mengambil manfaat sebagai masukan baru dan

pedoman untuk pelajaran-pelajaran yang lain.

3. Bagi peserta didik dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajarnya,

khusunya dalam pelajaran kimia.

Page 18: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA TEORITIS

A. KajianTeoritis

1. Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran Kontektual

upaya guru untuk membantu siswa untuk memahami relevansi

materi pembelajaran yang dipelajarinya itu adalah dengan melakukan

suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaplikasikan apa yang dipelajarinya dikelas. Pendekatan ini disebut

pembelajaran kontektual (Contextual Teaching and Learning/CTL).1

pengajaran dan pembelajaran kontektual atau CTL (Contextual Teaching

and Learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru

mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata pengetahuan

dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,

warga Negara, dan tenaga kerja.2 Sehingga siswa dapat mengaplikasikan

hasil belajar di kelas dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran CTL

dapat memebantu guru untuk menghubungkan konsep dengan

pembelajaran yang ada dikehidupan kita sehari-hari.3 CTL (Contextual

Teaching and Learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan mereka.4 Dalam pembelajaran CTL siswa pun harus

berperan aktif dalam pembelajaran untuk menemukan suatu materi

kemudian menghubungkannya dengan kondisi kehidupan disekitar.

1 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima,2009),h.57

2Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta:Prestasi Pustaka Pubisher, 2007) h.101

3 Ibid, h.1034Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2010), h.253

6

Page 19: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

7

Dari konsep CTL (Contextual Teaching and Learning) ada tiga hal

yang harus dipahami.5 Pertama, CTL menekankan kepada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar

diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar

dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi

pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan

hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata,

artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara

pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat

penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan

dengan kehidupannyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna

secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat

dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL

mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL

bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang

dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks

CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi

sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.

Pembelajaran CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi,

transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisaan dan

pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan.6

Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting

dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL. 7

a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan

yang sudah ada (activing knowledge), artinya apa yang akan dipelajari

tidak terlepas dari pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah

pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

5 Ibid, h.253-2546 Trianto, op.cit., h. 102.7 Wina Sanjaya, loc.cit., h. 254.

Page 20: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

8

b. Pembelajaran yang kontektual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).

Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya

pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan,

kemudian memerhatikan detailnya.

c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untukdipahami

dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain

tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan

tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

d. Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak

perubahan perilaku siswa.

e. Melakukan refleksi (reflecsing knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

untuk proses perbaikan penyempurnaan strategi.

2. Komponen CTL

Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu

konstruktivisme (Contriuktivism), inkuiri (Inquiry), bertanya,

(Questioning), masyarakatbelajar (Learning Community), pemodelan

(Modeling), refleksi (Reflection), penilaian sebenarnya (Authentic

AssesmentI), sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika

menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya.8

a. Konstruktivisme (Contruktivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam

CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta. Konsep atau kaidah yang

8Trianto, op.cit, h.105-106

Page 21: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

9

siap untuk diambil dan diingat.9 Manusia harus membangun

pengetahuan itu memberi makna melalui pengalaman yang nyata.

Batasan konstruktivisme di atas memberikan penekanan bahwa konsep

bukanlah tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman belajar

yang harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari setiap

konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan

pedoman nyata terhadap siswa untuk diakumulasikan dalam kondisi

nyata.

b. Inkuiri (inquiry)

Inkuiri merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran

berbasis kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,

tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang

tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu

merancangkegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun

materi yang diajarkannya. Siklus inkuiri terdiri dari: 10

1) Observasi (Obsernation)

2) Bertanya (Questioning)

3) Mengajukan dugaan (Hypotesis)

4) Penngumpulan data (Data Gathering)

5) Penyimpulan (Conclusion)

Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah

2) Mengamati atau melakukan observasi

3) Menganalisis atau menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,

laporan, bagan, table, dan karya lainnya.

4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,

teman sekelas, guru, audien yang lain.

9 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta:Rajawalipers, 2010), h.193

10Trianto, opcit, h.109-110

Page 22: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

10

c. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawab pertanyaan.

Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap

individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan

seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL,

guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi

memancing agar siswa dapat menemukan sendiri, karena itu peran

bertanya sangat penting. Sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru

dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap

materi yang dipelajarinya. 11

Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup,

akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan

mendalam, dan akan ditemukan unsur-unsur terkait yang sebelumnya

tidak terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa.12 oleh karena itu

dengan bertanya akan lebih menggali lagi pengetahuan yang sedang

dipelajari.

Dalam suatu pembelajran yang produktif kegiatan bertanya

sangat berguna untuk: 13

1. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan

materi pelajaran.

2. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

3. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

4. Memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan.

5. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan

sesuatu.

Dalam setiap tahapan dan proses pembelajaran kegiatan

bertanya hampir digunakan. Oleh karena itu, kemampuan guru untuk

membangkan teknik-teknik bertanya sangat diperlukan.

11 Wina Sanjaya, op.cit, h.26412 Rusman, op.cit, h.195.13 Wina Sanjaya, loc.cit. 264

Page 23: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

11

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa

unuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari

teman-teman belajarnya.Seperti yang disarankan dalam Learning

Community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama

dengan oramg lain melalui berbagai pengalaman (sharing). Melalui

sharing ini anak dibiasakan untuk saling member dan menerima, sifat

ketergantungan yang positif dalam Learning Community

dikembangkan. 14

Hasil belajar yang diperoleh dari sharing antar teman, antar

kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang ini, di

kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luarsana, semua

adalah anggota masyarakat belajar.15dengan siapapun itu jika kita mau

bertanya dan mengambil pelajaran maka kita akan mendapat

pengetahuan.

e. Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses

pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang

dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh

bagaimana cara mengoprasikan sebuah alat, atau bagaimana cara

melafalkan sebuah kalimat asing, guru olah raga memberikan contoh

bagaimana cara melempar bola, guru kesenian memberikan contoh

bagaimana cara memainkan alat musik, guru biologi memberikan

contoh bagaimana cara menggunakan termometer, dan lain

sebagainya.16 Oleh karena itu, pemodelan dapat dijadikan alternatif

untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa dapat memenuhi

harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu keterbatasan yang

dimiliki oleh guru.

14 Rusman, op.cit, h.19615Trianto, opcit.H.11116 Wina Sanjaya, op.cit, h.265

Page 24: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

12

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat

juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.

Misalkan siswa yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi dapat

disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya,

dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Modeling

merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab

melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang

teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. 17

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau

baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke

belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, siswa

mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur

pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari

pengetahuan sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan

untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan

melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to be). 18 Dengan

demikian guru harus memiliki kemampuan untuk menghubungkan

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

dipelajari.

g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa

memastikan bahwa siswa dapat memahami proses pembelajaran

dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan oleh guru

mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemaceten belajar.

Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan disepanjang

proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan diakhir periode

17 Ibid, h.26518 Rusman, op.cit, h.197

Page 25: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

13

pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar, tetapi

dilakukan bersama-sama secara terintegrasi (tidak terpisahkan dari

kegiatan pembelajaran. 19 Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui

apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman

belajar siswa menmiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan

baik intelektual maupun mental siswa.

3. Perbedaan CTL Dengan Pembelajaran Konvensional.

Di bawah ini dijelaskan secara singkat pebedaan kedua pendekatan

tersebut dilihat dari konteks tertentu. 20

a. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa

berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara

menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam

pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar

yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

b. Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok,

seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.

Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak

belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal

materi pelajaran.

c. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara

riil, sedangkan dalam pembelajran konvensional, pembelajaran bersifat

eoritis dan abstrak.

d. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan

dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui

latihan – latihan.

e. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah keputusan

diri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah

nilai atau angka.

19 Trianto, opcit, h.11420 Wina Sanjaya, op.cit. H. 258 - 260

Page 26: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

14

f. Dalam CTL, tindakan atau prilaku dibangun atas kesadaran diri

sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia

menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat,

sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau perilaku

individu tifak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau

sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru.

g. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu

berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab

itu setiap siswa bisa terjadi perbedaan dalam memakai hakikat

pengetahuan yang dimiliki. Dalam pembelajaran konvensional hal ini

tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan

final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

h. Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor

dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing, sedangkan

dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalan proses

pembelajaran.

i. Dalam pembelajran CTL, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dalam

konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan

dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam

kelas.

j. Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek

perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran

diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi, wawancara,

dan lain sebagainya, edangkan dalam pembelajaran konvensional

keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

Beberapa perbedaan diatas, menggambarkan bahwa CTL memang

memiliki karakteristik tersendiri baik dari asumsi maupun proses

pelaksanaan dan pengelolaannya.

Page 27: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

15

4. Sekenario Pembelajaran Kontektual.

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL,

tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain (skenario)

pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat

kontrol dalam pelaksanaannya, pada intinya pengembangan setiap

komponen CTL, tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai

berikut. 21

a. Mengembangkan pikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar

lebih bermakna apakah dengan cara sendiri, menemukan sendiri, dan

mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterlibatan baru yang harus

dimilikinya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik

yang diajarkan.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu sisiwa melalui munculnya

pertanyaan-pertanyaan.

d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok

berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.

e. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

f. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang

sebenarnya pada setiap siswa.

Dalam pembelajaran kontektual, program pembelajaran merupakan

rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu dalam bentuk

scenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa

selama berlangsungnya proses pembelajaran.

5. Pola Pembelajaran CTL

Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL

guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini: 22

21Rusman, op.cit, h. 199-20022 Wina Sanjaya, op.cit h.267-268

Page 28: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

16

a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta

manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya

materi pelajaran yang akan dipelajari.

2) Guru menjelaskan prosedur pembeajaran CTL :- Siswa dibagi kedalam beberpa kelompok sesuai

dengan jumlah siswa.- Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan

observasi, misal kelompok 1 dan 2 melakukanobservasi kepasar.

- Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatatberbagai hasil yang ditemukan di pasar tersebut.

3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus

dikerjakan oleh setiap siswa.

b. Inti Dilapangan1) Siswa melakukan observasi ke pasar sesuai dengan

pembagian tugas kelompok.

2) Sisiwa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar

sesuai dengan alat observasi yang telah mereka

tentukan sebelumnya.

Di dalam kelas1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai

dengan kelompok masing-masing.2) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan oleh kelompok lain, kelompok menjawabsetiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.

c. Penutup 1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasilobservasi sekitar masalah pasar sesuai dengan indikatorhasil belajar yang harus dicapai.

2) Guru menugaskan siswa untuk embuat karangantentang pengalaman belajar mereka dengan tema“pasar”.

Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai

sesuatu strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:23

23 Ibid, h.270.

Page 29: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

17

a. CTL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada

aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

b. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses

berpengalaman kehidupan nyata.

c. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk

memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data

hasil temuan mereka dilapangan.

d. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian

dari orang lain.

B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup. Sejak masih bayi (bahkan

dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah

laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif)

dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap

(afektif).24 Dengan adanya belajar maka seseorang akan mengalami

perubahan kearah yang lebih baik, karena akan mengalami perubahan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.

Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.25 Sihingga dapat diartikan

belajar meiliki nilai edukatif yang nantinya memberikan perubahan. Dalam

24Eveline Siregar, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor, Ghalia Indonesia : 2010)h.3

25 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2006),h.1.

Page 30: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

18

buku muhibin syah dijelaskan definisi dari belajar, belajar adalah kegiatan

yang berproses dan menerapkan unsure yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa

berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung

pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah

maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.26

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya

terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:27

a) Bertambahnya jumlah pengetahuan

b) Adanya kemampuan mengingat dan memproduksi

c) Ada penerapan pengetahuan

d) Menyimpulkan makna

e) Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan

f) Adanya perubahan sebagai pribadi.

Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang saling

memiliki keterkaitan antara satu proses dengan proses yang lain,

menghubungkan proses pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan

pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dapat

dikembangkan dalam pengetahuan yang baru.

Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar

kedalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotorik. Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s

Taxonomy (Taksonomi Bloom). Taksonomi Bloom digunakan merupakan

taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. Pada

penelitian ini, penulis penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar

pada ranah kognitif saja. Ranah kognitif meliputi kemampuan

pengembangan intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan

sebagai berikut: 28

26Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Pers,2012), h.6427 Eveline Siregar, dkk, op.cit, h.6.28 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), h. 245 – 247.

Page 31: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

19

a. Mengingat (Remember) C1

Mengingat merupakan usaha mendapartkan kembali

pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang

baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat

merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran

yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah

(problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan

berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi

mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling).

Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau

yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir,

alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling)

adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau

secara cepat dan tepat.

b. Memahami (Understanding) C2

Memahami berkaitan dengan membangun sebuah pengertian

dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.

Memahami berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan

(classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan

akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan

yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.

Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang

spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya.

Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan

dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi.

Membandingkan berkaian dengan proses kognitif menemukan satu

persatu cirri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.

c. Menerapkan (Apply) C3Menerapkan menunjukan pada proses kognitif memanfaatkan

atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan pecobaan

atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan

Page 32: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

20

dimensi pengetahuan procedural (procedural knowledge). Menerapkan

meliputi kegiatan menjalankan procedural (executing) dan

mengimplementasikan (implementing).

Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam

menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan dimana siswa

sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan

pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak

mengetahui prosedur yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan

permasalahan maka siswa diperbolehkan melakukan modifikasi dari

prosedur baku yang sudah ditetapkan.

Mengimplementasikan muncul pabila siswa memilih dan

menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih

asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka siswa

perlu mengenal dan memahami permasalahan terlebih dahulu

kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan

masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat dengan dimensi proses

kognitif yang lain yaitu mengerti dan menciptakan.

Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari

siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku

atau standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur

sehingga siswa benar-benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan

mudah, kemudian berlanjut pada munculnya permasalahan-

permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut

untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih

prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.

d. Menganalisis (Analyze) C4

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan

dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari

keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana

keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan

menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari

Page 33: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

21

kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran

menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik.

Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis

sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif

yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan

pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu

membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu

informasi pendukung.

Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut

(attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut

akan muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian

memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang menjadi

permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi

asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan diciptakan.

Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil

komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-

unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik. Mengorganisasikan

memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan

koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal

pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi

unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan,

kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari

informasi yang telah diberikan.

e. Mengevaluasi (Evaluate) C5

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan

penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria

yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan

konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh

siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta

dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa tidak semua

kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi, namun hampir

Page 34: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

22

semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Perbedaan

antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang

merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh

siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan

hasil yang didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan

keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan siswa

merupakan kegiatan evaluasi.

Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi

(critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal

yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk.

Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan

mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan

sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi

mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada

kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan

berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif

dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian

menggunakan standar ini.

f. Menciptakan (Create) C6

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-

unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren

dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan

mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang

berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan

pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun

menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak

secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan.

Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan

dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.

Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya

adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan

Page 35: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

23

menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal

sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan

menghasilkan sesuatu yang baru.

Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan

memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan

merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis

yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir

divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi

mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang

diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan

yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.

2. Jenis-Jenis Belajar Menurut Gagne

Manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam

belajar. Karena, banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne

mencatat ada delapan tipe belajar, yaitu sebagai berikut:29

a) Belajar isyarat (signal Learning). Menurut Gagne, ternyata tidak

semua reaksi spontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak

menimbulkan respons. Dalam konteks inilah signal learning terjadi.

b) Belajar stimulus respons. Belajar tipe ini memberikan respon yang

tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan

penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu

(shaping).

c) Belajar merantaikan (chaining). Tipe belajar chaining merupakan cara

belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik, sehingga akhirnya

membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu.

d) Belajar asosiasi verbal (verbal association). Tipe belajar verbal

association merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan

29 Eveline Siregar, dkk, op.cit, h.7-8

Page 36: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

24

suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan mengkaitkan

sejumlah kata dalam urutan yang tepat.

e) Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar discrimination

memberikan reaksi yang berbeda-beda pada stimulus yang mempunyai

kesamaan.

f) Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklasifikasikan

stimulus, atau menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu

yang membentuk suatu konsep. (konsep: satuan arti yang mewakili

sejumlah objek yang memiliki kesamaan ciri).

g) Belajar dalil (Rule Learning). Tipe belajar Rule Learning merupakan

tipe belajar untuk menghasilkan aturan kaidah yang terdiri dari

penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya

dituangkan dalam bentuk kalimat.

h) Belajar memecahkan masalah (Problem Solving). Tipe belajar Problem

Solving merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah

untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaidah yang lebih

tinggi (Higher Order Rule).

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya.30 Karena belajar merupakan proses

belajar dari perkembangan hidup manusia maka dengan belajar dasar dari

perkembangan hidup manusia maka dengan belajar manusia melakukan

perubahan-perbahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya

berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah

hasil belajar. Proses belajar akan menghasilkan sesuatu yang biasanya

disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari apa yang

dilakukan oleh sisiwa.

30 Nana Sujana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008). Cet XI, h. 22

Page 37: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

25

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang

optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut: 31

a) Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

instrinsik pada diri siswa.

b) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

c) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.

d) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).

e) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapai maupun menilai

dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

4. Macam- Macam Hasil Belajar

Kisley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu,

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-

cita.32 Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yaitu:

informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,

keterampilan motoris. Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di

sekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang, dari membaca dan

lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari berinteraksi dengan

lingkungannya melalui pengguanaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.

Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin memilih dan mengubah

perhatian, pola belajar, ingatan dan proses berpikir dalam memecahkan

masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat mempengaruhi

prilaku seseorang terhadap benda-benda. Menggunakan alat di

laboratorium contohnya alat destilasi dalam pembelajaran kimia

merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabungkan dengan

keterampilan intelektual.

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa menrut Bloom mencakup tiga

ranah, yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif

31 Ibid, h. 56-5732 Ibid, h.22

Page 38: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

26

mencakup nilai yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah

afektif mencakup nilai yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,

dan minat. Ranah psikomotorik berkenaan dengan nilai keterangan gerak

maupun keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan

nonverbal.

5. Pengukuran Hasil Belajar

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan

menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,

baik yang menggunakan instrumen tes atau non tes. Dalam hal ini,

pengertian penilaian belajar dan pembelajaran dimaknai sebagai suatu

proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran

secara kualitatif.33 Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang

diadakan. Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan

untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan

(content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci

dan prinsip utama.34 Hal ini dapat digunakan sebagai umpan balik yang

sangat diperlukan dalam menentukan strategi belajar siswa. Hasil belajar

juga dipengaruhi oleh integrasi dan penguasaan awal anak tentang materi

yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan

belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak dan pencapaian tujuan

belajar perlu menggunakan bahan apresiasi, yaitu bahan yang dikuasai

anak sebagai batu loncatan untuk menguasai pelajaran baru.

Hasil belajar anak dipengaruhi oleh kesempaan yang diberikan

kepada anak, ini berarti guru perlu menyusun rancangan dan mengelola

pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan

eksplorasi terhadap lingkungannya. Penilaian untuk mengukur hasil

belajar ini dapat mengunakan suatu alat ukur yang berbentuk tes atau non

33 Eveline Siregar, dkk, op.cit, h.141.34 Ahmad Sofyan, dkk Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Press, 2006), h.14.

Page 39: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

27

tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh

siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan

penalarannya. Sedangkan, alat ukur yang berbentuk non tes mencangkup

angket, skala sikap dan sebagainya.

Tes dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yakni tes uraian

dan tes obyektif. Perbedaannya ialah tes uraian meminta jawaban berupa

uraian singkat yang disusun siswa. sedangkan tes obyektif dijawab siswa

dengan memilih salah satu jawaban dari alterbatif jawaban yang telah

disediakan untuk melengkapi pernyataan yang belum sempurna.35dengan

demikian hasil belajar dapat diukur dengan alat tes berupa tes maupun non

tes.

Tes obyektif dan tes uraian mempunyai keunggulan dan kelemahan

masing-masing sebagaimana yang dituliskan di bawah ini:36

Tabel 2.1 Keungulan dan Kelemahan Tes Obyektif

Keunggulan Kelemahan

1. Dapat mencakup materi

pelajaran yang lebih

luas dan terperinci.

2. Memudahkan

pemeriksaan

1. Lebih sukar disusun

2. Membuka peluang untuk terjadinya

penembakan terhadap jawaban benar

3. Sukar dirumuskan untuk mengukur

jenjang tinggi

4. Memerlukan biaya yang lebih besar

35 Ahmad Sofyan, dkk, op.cit, h.5436 Ibid, h.54

Page 40: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

28

Tabel 2.2 Kesukaran dan Kelemahan Tes Uraian

Keunggulan Kelemahan

1. Tepat untuk mengukur

kemampuan jenjang tinggi yang

sukar diukur melalui tes obyektif

2. Melatih siswa merumuskan

jawaban dengan kata-kata sendiri

3. Tidak memungkinkan terjadinya

penembakan

4. Lebih mudah disusun

5. Mendorong siswa mengerti lebih

dalam tentang suatu gagasan atau

hubungan-hubungan

1. Lingkup pelajaran yang dicakup

sangat terbatas

2. Menyukakarkan padapnentuan

sekor terhadap piihan siswa

3. Unsur subjektivitas masuk

dalam penentuan skor

4. Faktor-faktor yang tidak relevan

mempengaruhi penentuan skor

misalnya kualitas tulisan dan

kemampuan bahasa.

Dalam penelitian ini yang digunakan adlaah tes uraian diamana

hasil penilaian belajar yang digunakan hanya mengukur kemampuan

kognitif siswa pada jenjang C1 - C4, sesuai dengan level kognitif revisi

Bloom.

6. Pengertian PembelajaranPembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-

kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangakaian kejadian-kejadian

intern yang berlangsung dialami siswa.37

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan,

maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut:38

a. Merupakan upaya sadar dan disengaja.

b. Pembelajaran harus membua siswa belajar

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses

dilaksanakan.

37 Eveline Siregar, op.cit. H.1238 Ibid, h.13

Page 41: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

29

d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun

hasilnya.

C. Koloid.

Materi koloid diambil dari buku kimia SMA kelas XI berikut ini:

1. SISTEM KOLOID

a) Suspensi

Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang

berukuran relatif besar tersebar merata di dalam medium

pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran

yang heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir

yang dicampur oleh air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel-

partikel terdispersi dapat diamati oleh mikroskop dan bahkan dengan

mata telanjang. 39

Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak setabil,

sehingga bila tidak diaduk terus-menerus akan mengendap akibat gaya

gravitasi bumi. Cepat lambat Suspensi mengendap tergantung besar

kecilnya ukuran partikel terdispersi. Semakin besar ukuran partikel

tersuspensi, semakin cepat proses pengendapan terjadi.

Untuk memisahkan susupensi dapat dilakukan dengan proses

penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya relative besar,

maka zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring. Endapan

hasil reaksi berupa Suspensi yang ukurannya sangat kecil memerlukan

waktu yang lama untuk memisahkan dari larutannya. Untuk

memepercepat pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat

sentrifuge (pemusing).

39Unggul Sudarmo, KIMIA SMA UNTUK SMA Kelas XI,(Jakarta:Phibeta,2006), h.224.

Page 42: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

30

b) Koloid

Menurut yayan sunarnya koloid adalah salah satu jenis

campuran homogen yang memiliki sifat-sifat berbeda dengan larutan

yang selama ini anda ketahui. Perbedaan sifat ini disebabkan oleh

ukuran partikel zat terlarut yang lebih besar dibandingkan dengan

larutan.40

Gambar 2.1 (a) Sistem larutan (transparan dan homogen)

(b) Sistem suspense (Homogen) (c) Koloid (Homogen, tetapi tidak

transparan).

Koloid berasal dari kata “ kolia” yang dalam bahasa Yunani

berarti “lem” istilah koloid pertama kali diperkenankan oleh Thomas

Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang

merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Oleh karena itu, zat

semacam gelatin ini kemudian disebut koloid. Koloid atau juga disebut

dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem

dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar daripada larutan,

tetapi lebih kecil daripada suspensi.

Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel 1 nm

sampai dengan 100 nm. Berapa koloid tampak jelas secara fisis,

misalnya santan, air susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas

tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji encer, agar-agar yang

masih cair, dan air teh. Oleh karena ukuran partikelnya relatife kecil,

40Yayan Sunarya. Mudah dan Aktif Belajar Kimia, Untuk Kelas XI SMA/MA ProgramIPA (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h.206

Page 43: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

31

sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat

diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi

(mikroskop ultra).

c) Larutan

Larutan seperti yang diungkapkan dalam buku unggul sudarmo,

merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat

kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel

pendispersi dengan partikel pendispersi walaupun menggunakan

mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).41

Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion,

sehingga larutan merupakan campuran yang homogeny dan sukar

dipisahkan dengan penyaringan dan alat sentrifuge.

Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium

pendispersi hamper sama, maka sifat zat pendispersi dalam larutan

akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Misalnya,

bila kedalm air ditambahkan garam dapur, maka air akan membeku

dibawah 0˚ C. semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin

besar penurunan titik bekunya. Hal itu akan dibahas lebih lanjut pada

pembahasan sifat-sifat larutan.

D. Hasil Kajian Pustaka Yang Relevan

Hasil yang relevan dengan pemelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan Ria Irmawati,berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan

interpretasi data, dapat disimpulkan berdasarkan uji hipotesis uji-t yang

didapatkan pada postes yaitu thitung > ttabel (2,0588>2,000), artinya terdapat

pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai melalui pendekatan CTL

terhadap hasil belajar siswa. Dengan meningkatkannya hasil belajar siswa

maka dapat membantu para siswa memahami konsep koloid sehingga siswa

41 Unggul Sudarmo,loc.cit, h.224

Page 44: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

32

menjadi lebih termotivasi, kreatif, berfikir kritis dan menghargai orang lain

dalam proses belajar mengajar.42

Penelitian yang dilakukan Qomariah, berdasarkan hasil analisis data,

dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual teaching and Learning,

berpengaruh secara sindifikan terhadap hasil belajar IPA siswa pada pokok

bahasan perubahan materi.43 Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Juju

Zahrotus Saodah pada kesimpulannya berdasarkan tindakan yang telah

diberikan kepada siswa SMA Triguna Utama dengan menerapkan pendekatan

CTL (Contextual Teaching Learning) hasil belajar kimia mengalami

peningkatan pada aspek kognitif.44

Penelitian wasis dalam jurnalnya memberikan kesimpulan

diantaranya menyebutkan bahwa, perangkat pembelajaran konstektual

memiliki ciri khusus, yaitu menyediakan berbagai fitur sehingga konten

dalam perangkat dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata, serta memberikan

berbagai pilihan aktivitas sehingga siswa dengan berbagai gaya belajar dan

tingkat kemampuan dapat melakukan hands-on activities dan minds-on

activities sesuai dengan lingkungan belajarnya.45

42 Ria Irmawati. 2009. Pengaruh Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai MelaluiPendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar Siswa, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia, JurusanPend. IPA. Skripsi tidak diterbitkan.

43 Qomariah. 2006. Pengaruh Penerapan CTL dengan Metode Eksperimen Terhadap HasilBelajar Siswa pada pokok bahasan perubahan Materi, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia.Jurusan Pend. IPA. Skripsi tidak diterbitkan.

44 Juju Zahrotus Saodah, 2011. Penerapan Pendekatan CTL (Contextua TeachingLearning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Larutan Asam Basa. UINJakarta, Prodi Pendidikan Kimia. Jurusan Pend. IPA. Skripsi tidak diterbitkan.

45 Wasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran sains-fisika smp(Cakrawala pendidikan, 2006) http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDFfiles/PENDIDIKAN/APRIL 2008/IGAN Setiawan. Pdf diupload pada 10 Desember 2012.

Page 45: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

33

E. Kerangka Berpikir

Hubungan antara pengaruh pendekatan CTL (Contextual Teaching

and Learning) terhapa hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 2.1

diagram kerangka berpikir berikut:

Gambar 2. Diagram Kerangka Berpikir

Masalah dalam Pembelajarn:

1. Dalam pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkankemampuan berpikir.

2. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untukmenghapal informasi

3. Siswa belum bisa menghubungkan antara konsep dengan kehidupan sehari-hari

4. Pembelajaran lebih menekankan kepada guru (Teacher enter)

Meningkatnya hasil belajar siswa

Menerapkan sebuah pendekatan yang mengarahkan siswa untuk berperanaktif dan menggugah potensi siswa yang ada pada dirinya.

Menerapkan Pendekatan CTL(Contextual Teahing and Learning)

Konstruktivisme

Siswa membangunpengetahuan sedikitdemi sedikit danmenghubungkannyadengan dunia nyata

Inkuiri

Siswa menemukansendiri konsep yangdipelajari.

Bertanya

Siswa bertanyasebagai reflesikeingintahuanterhapad konsep yangdisajikan.

Masyarakat Belajar

Siswa dapat bekerjasama danmemanfaatkansumber-sumberbelajar dari temannya

Refleksi

Siswa dapat menggalikembali pengetahuanyang sudah lalu atauyang baru saja dipelajari

Pemodelan

Siswa memperagakan

suatu konsep yangdapat ditiru oleh siswalainnya.

Penilaian Sebenarnya

Siswa dapat menunjukan hasilbelajar sebagai tolak ukur dariperkembangan dalammemahami suatu konseppelajaran.

Page 46: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

34

Gambar 2. Menunjukan kerangka berpikir penelitian ini dimulai dari

latar belakang masalah yaitu pembelajaran kimia di kelas, dalam

pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikir, proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan siswa

untuk menghapal informasi, siswa belum bisa menghubungkan antara konsep

dengan kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran di dalam kelas perpusat

pada guru (Teacher Center) sehingga berdampak pada rendahnya hasil

belajar siswa. Setelah Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

dengan ketujuh aspek didlamanya melalui penelitian Kuasi Eksperimen

terjadi peningkatan hasil belajar Kimia siswa pada konsep koloid.

F. Hipotesis

H0 : Tidak Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL (contextual Teaching

and Learnng) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep

Koloid.

Ha : Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL (contextual Teaching and

Learnng) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep

Koloid.

Page 47: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN JONGGOL. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan April–Juni Semester II tahun pelajaran

2013/2014 di kelas XI.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Sesuai tujuan yang akan dicapai oleh peneliti, maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.1 Sehingga data yang diambil berupa angka-angka hasil

penelitian. Metode ini sudah lama dikenal maka dari itu, metode ini

dinamakan juga dengan metode tradisional karena metode ini sudah

cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode

untuk penelitian.2 Kemudian untuk jenis penelitian, yang digunakan

adalah penelitian quasi eksperimen bentuk desain eksperimen ini

merupakan pengembangan dari true experimental design, desain ini

memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.3 Penelitian quasi eksperimen sesungguhnya

1 Sugiyono, MetodePenelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2011),h.8

2 Ibid, h.73 Ibid, h.77

35

Page 48: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

36

bertujuan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok

control dalam penelitian.4

Analisis data menggunakan teknik komparasi yaitu penelitian

komparasi akan menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan.5 Dengan demikian akan membandingkan dua kelas yakni

kelas yang diberi perlakuan dengan pengajaran ceramah dan kelas

yang diberi perlakuan dengan pengajaran menggunakan pendekatan

CTL (Contextual Teaching and Learning), kemudian membandingkan

hasil dari kedua perlakuan yang berbeda pada kelompok tersebut

setelah dilakukan treatment pada dua kelompok tersebut.

2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas, dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.6 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.7 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa di MAN JONGGOL, sedangkan

yang menjadi sampel yang digunakan adalah siswa di kelas XI. Kelas

XI terdiri dari dua kelas, yakni XI-A dan XI-B. Keduanya digunakan

sebagai sampel pada penelitian ini.

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.8

Variabel dalam penelitian terbagi pada dua variabel, yaitu variabel

bebas: variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan variabel

4 Ibid, h.775 Sharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta:Rineka

Cipta,1998), h.247.6 Sugiyono, op.cit., h.80.7 Ibid, h .81.8 Ibid, h. 38.

Page 49: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

37

terikat: variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada

variabel bebas9. Dalam penelitian ini variabel bebas (X) adalah:

Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), sedangkan

variabel terikat (Y) adalah: hasil belajar siswa.

4. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian pada penelitian ini menggunakan

“nonequivalent control group design, dimana dalam rancangan ini

melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan,

pengaruh dari perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal

dan pengukuran akhir. Desain penelitian sebagai berikut: 10

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Tes awalPerlakuan

(X) Tes akhir

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Tes hasil belajar yang diberikan sebelum proses belajar

mengajar dimulai, dan belum dikenai perlakuan pretest.

X1 : Pemberian proses belajar-mengajar untuk kelompok

eksperimen yang dikenai perlakuan pendekatan CTL

(contextual teaching learning).

X2 : Kelompok kontrol dengan menggunakan metode

Konvensional/ceramah

O2 : Tes hasil belajar yang diberikan setelah proses belajar-

mengajar berlangsung posttest.

Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 Ibid, h. 39.10 Ibid, h.79.

Page 50: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

38

1. melakukan pretest untuk mengukur pengetahuan dasar/awal

kelompok.

2. Melakukan analisis terhadap hasil pretest kelompok.

3. Melakukan proses pengajaran mengunakan metode ceramah, pada

kelompok kontrol.

4. Melakukan proses pengajaran menggunakan pendekatan

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada

kelompok eksperiment.

5. Melakukan posttest untuk mendapatkan nilai hasil belajar

kelompok.

6. Menerapkan uji statistik.

7. Melakukan analisa data terhadap hasil posttest.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.11 Metode yang

di gunakan adalah metode test yang terdiri dari pretest dan postest

berupa tes uraian serta non test berupa lembar observasi.

2. Metode test memiliki pengertian serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.12

3. Metode tes yang terdiri dari pretest yaitu tes yang disusun atau

dirancang untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum

program pembelajaran, dan postest yaitu tes yang digunakan untuk

mengetahui hasil dari proses treatment. Data yang diperoleh pada

penelitian ini disusun secara sistematis dengan menggunakan tabel

distribusi frekuensi mengenai pemahaman konsep yang dinyatakan

11 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,(Bandung:Allfabeta,2010). H.69.

12 Suharsini Arikonto, op.cit, h.139.

Page 51: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

39

dalam angka-angka, kemudian dari data tersebut dihitung mean,

median, dan modus serta standar deviasi

4. Lembar observasi, observasi yaitu melakukan pengamatan secara

langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan.13

D. Instrumen Penelitian

Insrtumen dalam penelitian ini adalah :

Tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep

(kemampuan kognitif) siswa dalam memahami materi. Yang akan

dijadikan instrumen pada penelitian ini adalah berupa tes, yaitu berupa

tes soal uraian yang berasal dari 25 soal yang telah divalidasi menjadi

10 soal. Instrumen ini mengukur 7 (tujuh) aspek CTL (Contextual

Teaching and Learning) seperti: asas bertanya, asas permodelan, asas

masyarakat belajar, asas konstruktivisme, asas inquiry, asas refleksi,

asas penilaian sebenarnya. Tes uraian mengukur kemampuan kognitif

siswa pada jenjang C1 – C4 sesuai dengan level kognitif revisi Bloom.

Sebelum tes ini digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih

dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah soal tersebut

memenuhi persyaratan validitas dan realibilitas.

E. Kalibrasi Instrumen

Sebelum instrumen tes digunakan, instrumen terlebih dahulu diuji

coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran instrumen. Rincian uji coba yang akan

digunakan pada instrumen, seperti berikut ini:

1. Validitas instrumen

Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap

konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya

13 Riduwan, op.cit, h.76

Page 52: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

40

dinilai.14 Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan

suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.15

Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (Content

Validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan criteria (Criteria

Related Validity). Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan

judgment terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dosen ahli.

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang

diteliti secara tepat. Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang

dihubungkan dengan criteria digunakan uji statistic, yakni teknik

korelasi Pearson Product Moment:16

㭎∑ − (∑ )(∑ )( ∑ − (∑ ) ( ∑ − (∑ ))

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = skor tiap butir soal

Y = skor total butir soal

N = jumlah siswa

Setelah nilai koefisiesn korelasi diperoleh, maka dilakukan uji

signifikansi untuk mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi

kurva normal dengan menggunakan statistik uji-t dengan rumus:17thitung = √ −21 − 2Keterngan :

thitung = nilai hitung koefisien validitas

rxy = koefisien korelasi tiap butir soal

14Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2010) h.12

15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),h. 65.

16Ibid, h.7217 Sugiyono, op.cit, h.187.

Page 53: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

41

n = jumlah responden

kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada

taraf signifikasni 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2.

Kaidah

keputusannya :

Jika thitung > ttabel berarti valid sebaliknya,

Jika thitung < ttabel berate tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat criteria penafsiran indeks

korelasi (r) pada table 3.2 sebagai berikut:18

Tabel 3.2 Instrumen Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1.00 Sangat Tinggi

0.61 – 0.80 Tinggi

0.40 – 0.60 Rendah

0.00 – 0.20 Sangat Rendah

Setelah validasi instrumen yang terdiri dari 25 soal uraian maka

didapat hasil 10 soal valid dan dapat dilihat pada table 3.3 sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Contextual Teaching Learning(CTL)

Asas CTL Indikator No. Soal

1. Bertanya Membuat pertanyaanpenelitian seperti apakah,mengapa

3,4,5,6*,9*,13

18Suharsimi Arikunto, op.cit, h.75.

Page 54: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

42

2. Permodelan Membuat contoh sebagaiaplikasi dari penelitian

1*,7,17*

3. MasyarakatBelajar

Membuat kelompok danmemisahkan diri dalamkelompok

2,8*,15,20

4. Konstruktivisme Menyusun argumenberdasarkan temuan-temuanpada saat pembelajaranberlangsung

10,11*,19,24

5. Inquiry Menemukankesimpulan/solusi dari studikasus yang diberikan

18*,14,16

6. Refleksi Menjelaskan hasil diskusikelompok

22*,12,23

7. PenilaianSebenarnya

Penilaian atas produk yangdihasilkan

21,25*,

Berdasarkan hasil perhitungan, dari 25 soal yang diberikan

terdapat 10 soal yang valid yaitu nomor 1, 6, 8, 9, 11, 17, 18,19, 22,

dan 25 yang bertanda * pada tabel di atas merupakan soal yang valid..

Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 15 soal yaitu nomor 2, 3, 4,

5, 7, 10,12,13,14, 15, 16, 20, 21, 23 dan 24 .

Dari 10 soal yang didapat ini mewakili aspek CTL seperti aspek

bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, konstruktivisme, inquiry,

refleksi, dan penilaian sebenarnya.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesetabilan skor yang diperoleh orang yang sama

ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau

dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji

coba hasil belajar dihitung dengan KR-20, yaitu :19

11 − 1 2 − ∑2Dimana :

19Suharsimi Arikunto, op.cit, h.101

Page 55: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

43

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item.

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q =1-p)

∑pq = jumlah hasil perkalian p dan q

K = Banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Untuk mengetahui kebenaran koefisien reliabilitas dilakukan uji-t,

dengan rumus: thitung = √ −21 − 2Keterngan :

thitung = nilai hitung koefisien validitas

rxy = koefisien korelasi tiap butir soal

n = jumlah responden

kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf

signifikasni 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Jika thitung >

ttabel instrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya.

Jika instrumen reliable, maka dilihat criteria penafsiran indeks reliabilitas

pada table 3.4 berikut ini:20

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Besarnya “r”

Product Moment

(rxy)

Interprestasi

20Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,2012),h.193

Page 56: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

44

0,00 – 0,20

Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat

korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau

sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan

(dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan

Variabel Y)

0,20 – 0,40Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah

0,40 – 0,70Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi

yang sedang atau cukup

0,70 – 0,90Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh reliabilitas tes sebesar

0,55 sehingga dapat disimpulkan instrument CTL (contextual teaching

learning) adalah reliabel dan termasuk kategori sedang.

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif

konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitugnya merupakan

proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan

keseluruhan siswa yang mengikuti tes.21 Soal yang baik adalah soal

yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu

mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk

memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Adapun indeks

kesukaran rentangannya dari 0.0-1.0. Semakin besar indeks

menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan

benar oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Sebaliknya jika sebagian

21 Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 103

Page 57: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

45

kecil atau tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar

menunjukkan butir soal sukar.22

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari

keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut.

Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan:23

=Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tingkat kesukaran yang baik adalah tingkat kesukarang yang

memiliki nilai-nilai sebagai berikut: 24

a. P = 0 – 0,25 Sukar

b. P = 0,26 – 0,75 Sedang

c. P = 0,76 - 1 Mudah

4. Daya pembeda Soal

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan

untuk mengetahui kesanggupan dalam membedakan siswa yang

tergolong mampu (tinggi prestasinnya) dengan siswa yang tergolong

kurang atau lemah prestasinya.25

Berikut ini adalah tabel klasifikasi daya pembeda yang

dikemukakan oleh Suhartini Arikunto. 26

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Daya Pembeda Kriteria

22 Ibid, h. 10323Suharsimi Arikunto, op.cit, h.20824 Ahmad Sofyan dkk opcit, h. 103.25 Nana Sudjana, op.cit, h.14126 Suharsimi Arikunto, op.cit, h.218.

Page 58: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

46

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Negatif Soal dibuang

F. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan

uji-t karena sample acak, data interval, populasi berdistribusi normal

dan kesamaan variasi. Dengan demikian sebelum dilakukan pengujian

hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji prasarat terlebih dahulu.

Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil

belajar merupakan data interval. Uji kecakapan pun tidak perlu

dilakukan sebab sample telah diambil secara acak. Oleh karena itu, uji

prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji kesamaan

varians (uji homogenitas).

G. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sample

yanng diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang

digunakan uji liliefors. Langkah-langkah untuk mengadakan uji

liliefors adalah: 27

a. Urutkan data sample dari yang terkecil hingga terbesar

27 Sujana, Metode Statistika,(Bandung:Tarsito,2005) h. 466

Page 59: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

47

b. Tenukan nilai Z, tiap-tiap data berikut= − ⃑SDengan :

Zi = Skor Baku, Xi = Skor Data

S = simpangan Baku ⃑ = Nilai rata − ratac. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan

tabel Zi dan sebut dengan F (Zi) dengan aturan:

Jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5 + nilai tabel

Jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1- (0,5 + nilai tabel)

d. Selanjutnya hitung proporsi Z1,Z2,...............Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi, Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), makaS (Zi) = ⋮ 1 ⋮ 2, … . . ⋮ ≤ne. Hitung selisih F(Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

f. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih harga

tersebut, nilai ini dinamakan L0.

g. Memberi interpestasi L0 dengan membandingkannya dengan Ltabel.

Ltabel adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors.

h. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah

didapat. Apabila L0 < Lt maka sample berasal dari distribusi

normal.

H. Uji homogenitas

Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang

bertujuan untuk mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Uji

homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi,

yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan

Page 60: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

48

dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 0,05, dengan rumus

sebagai berikut: 28

a) F =

b) Dengan kriteria : Fhitung ≤ Ftabel, maka data homogen.

Fhitung ≥ Ftabel, maka data tidak homogen.

I. Uji Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis, data dianalisis dengan menggunakan Uji

“t” (t-test), dengan rumus:29

21

21

11

nnS

XXt

dimana,

)2(

)1()1(

21

222

2112

nn

snSnTotalS

keterangan:

t = uji hipotesisX1 = rerata kelompok eksperimenX2 = rerata kelompok kontrolS = simpangan bakun = number of cases.

kriteria pengujian:Jika thitung >t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterimaJika thitung <t tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak

28 Sudjana, op.cit., h. 250.29 Ibid, h. 239.

Page 61: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

49

J. Hipotesis Statistik

Pasangan hipotesis yang akan di uji pada penelitian ini adalah:

Ho : µ1 ≤ µ2, maka Ho ditrima dan Ha ditolak

Ha : µ1 > µ2, maka Ha diterima dan Ho ditolak

Keterangan:

Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual

Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia

Siswa Pada Konsep Koloid

Ha : Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching

and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada

Konsep Koloid

µ1 : Rata-rata skor posttest yang menerapkan Pengaruh

Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

µ2 : Rata-rata skor posttest yang tidak menerapkan Pengaruh

Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Terhadapat Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

Page 62: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penenlitian

1. Hasil Belajar Pada Kelompok Kontrol

Hasil yang diperoleh pada pretest dan posttest oleh siswa kelas XI

IPA-2 sebagai kelompok kontrol dari penelitian ini disajikan dalam

lampiran yang berisi nilai ketuntasan hasil pelajar sebelum dan sesudah

pembelajaran, dimana siswa sebelum pembelajaran diberikan pretest

untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep koloid

sebelum dilakukan pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti, pada

kelompok kontrol siswa mendapat pengajaran dengan metode

konvensional yang nantinya hasil dari belajar atau nilai posttest kelompok

kontrol akan dibandingkan dengan hasil belajar kelompok eksperimen

untuk mengetahui Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Koloid.

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data nilai pretest pada

kelompok kontrol yang ditunjukan pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Statistik Hasil Penelitian Kelompok Kontrol

Data Statistik Pretest Posttes

Nilai Terendah 20 30

Nilai Tertinggi 65 75

Rata-rata 44.55 53.71

Median 27.5 41.5

Modus 48.07 29.5

Simpangan Baku 12.40 14.97

Jumlah Siswa 38 38

Dari tabel 4.1, terlihat bahwa nilai terendah pada kelompok

kontrol 20 pada hasil pretest dan hasil posttest 30, kemudian nilai

50

Page 63: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

51

tertinggi pada hasil pretest 65 dan hasil posttet 75, kemudain nilai rata-

rata pretest 44.55 dan nilai rata-rata posttest 53.71, nilai median pretest

27.5 dan median posttest 41.5, nilai modus pretest 48.07 dan nilai modus

posttest 29.5, selanjutnya nilai simpangan baku pretest 12.40 dan nilai

simpangan baku posttest 14.97 dari data-data statistik yang ada pada tabel

4.2 dapat kita lihat peningkatan nilai dari mulai pemberian pretest

kemudian setelah dilakukan pembelajaran oleh peneliti dilakukan

pemberian posttest nilai siswa hampir mengalami peningkatan nilai

karena siswa melakukan pembelajaran terlebih dahulu dengan

peneliti/guru menggunakan metode konvensional.

2. Hasil Belajar Pada Kelompok Eksperimen

Hasil yang diperoleh pada pretest dan posttest oleh siswa kelas XI

IPA-1 sebagai kelompok eksperimen dari penelitian ini disajikan pada

lampiran yang berisi nilai ketuntasan hasil pelajar sebelum dan sesudah

pembelajaran, dimana siswa sebelum pembelajaran diberikan pretest

untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep koloid

sebelum dilakukan pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti, pada

kelompok eksperimen siswa mendapat pengajaran dengan Pendekatan

CTL (Contextual Teaching and Learning) yang nantinya hasil dari belajar

atau nilai posttest kelompok eksperimen akan dibandingkan dengan hasil

belajar kelompok kontrol untuk mengetahui Pengaruh Pendekatan CTL

(Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Koloid.

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data nilai pretest pada

kelompok kontrol yang ditunjukan pada tabel 4.2 berikut ini:

Page 64: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

52

Tabel 4.2 Statistik Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen

Data Statistik Pretest Posttes

Nilai Terendah 20 60

Nilai Tertinggi 65 95

Rata-rata 42.31 76.61

Median 33.5 70.9

Modus 48.07 80.07

Simpangan Baku 14.87 9.72

Jumlah Siswa 37 37

Dari tabel 4.2, terlihat bahwa nilai terendah pada kelompok

kontrol 20 pada hasil pretest dan hasil posttest 60, kemudian nilai

tertinggi pada hasil pretest 65 dan hasil posttet 95, kemudain nilai rata-

rata pretest 42.31 dan nilai rata-rata posttest 76.61., nilai median pretest

33.5 dan median posttest 70.9, nilai modus pretest 48.07 dan nilai modus

posttest 80.07, selanjutnya nilai simpangan baku pretest 14.87 dan nilai

simpangan baku posttest 80.07 dari data-data statistik yang ada pada tabel

4.4 dapat kita lihat peningkatan nilai dari mulai pemberian pretest

kemudian setelah dilakukan pembelajaran oleh peneliti dengan

menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

kemudian dilakukan pemberian posttest nilai siswa dapat dilihat pada

hasil ketuntasn mengalami peningkatan nilai karena maka, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan Pendekatan CTL

(Contextual Teaching and Learning) berpengaruh dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Page 65: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

53

B. Uji Prasyarat Sampel

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan uji-t

dikarenakan sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal dan

kesamaan variasi. Dengan demikian sebelum dilakukan pengujian hipotesis

dengan uji-t maka, perlu dilakukan uji prasyarat dahulu. Oleh karena itu uji

prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji kesamaan

varians (uji homogenitas).

1. Uji Normalitas Pretest

Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6 Hasil Uji Normalita

Pretest di bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik

Pretest

Eksperimen Kontrol

Sampel (n)37 38

Lo0.1203 0.0689

Ltabel0.1457 0.1437

KesimpulanNormal Normal

Dari tabel 4.6 didapatkan nilai hasil uji normalitas Pretest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana Lo < Ltabel sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa, hasil uji normalitas Pretest adalah

berdistribusi normal.

Page 66: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

54

2. Uji Homogenitas Pretest

Setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas Pretest pada

kelompok eksperimen dan kontrol maka, langkah selanjutnya mencari

nilai homogenitas. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat

dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α = 0.005, sampel

dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas Pretest

kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol

Data StatistikPretest

Eksperimen Kontrol

N 37 38

S2 221.213 153.673

Fhitung 1.44

Ftabel 1.78

Kesimpulan Homogen

Pada perhitungan uji homogenitas Pretest Kelompok eksperimen

dan kontrol didapatkan nilai Fhitung < Ftabel maka, kesimpulannya uji

homogenitas Pretest Kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.

3. Uji Hipotesis Pretest

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dengan

pretest kelompok kontrol. Karena kedua data berdistribusi normal dan

homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji –t pada taraf

signifikan α = 0.05. sampel dinyatakan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan apabila thitung < ttabel. Hasil uji-t pada pretest kedua kelompok

sampel penelitian dapat dilihat seperti pada tabel 4.8 berikut ini.

Page 67: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

55

Tabel 4.5 Hasil Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

N 37 38

42.31 44.55

thitung 0.71

Ttabel 1.67

Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Dari perhitungan uji hipotesis Poretest Kelompok eksperimen dan

Kelompok kontrol maka didapat hasil thitung < ttabel maka, dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

C. Uji Prasyarat Sampel

1. Uji Normalitas Posttest

Hasil perhitungan uji normalitas pada Kelompok kontrol dan

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 Hasil Uji Normalita Posttest di

bawah ini.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

StatistikPosttest

Eksperimen Kontrol

Sampel (n) 37 38

Lo 0.0991 0.1312

Ltabel 0.1457 0.1437

Kesimpulan Normal Normal

Dari data di atas didapatkan nilai hasil uji normalitas Posttest

dimana Lo < Ltabel sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hasil uji

normalitasnya adalah berdistribusi normal.

Page 68: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

56

2. Uji Homogenitas Posttest

Setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas Posttest pada

Kelompok kontrol dan eksperimen, maka langkah selanjutnya mencari

nilai homogenitas. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat

dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α = 0.005, sampel

dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas Pretest

kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol

Data StatistikPosttest

Eksperimen Kontrol

N 37 38

S2 94.432 223.954

Fhitung 0.42

Ftabel 1.78

Kesimpulan Homogen

Pada perhitungan uji homogenitas Posttest Kelompok kontrol dan

eksperimen didapatkan nilai Fhitung < Ftabel maka, kesimpulannya uji

homogenitas Posttest Kelompok kontrol dan eksperimen adalah

homogen.

3. Uji Hipotesis Posttest

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Karena kedua data berdistribusi normal dan homogen,

maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t pada taraf signifikan α =

0.05. sampel dinyatakan terdapat perbedaan signifikan apabila thitung >

ttabel. Hasil uji-t pada posttest kedua kelompok dapat dilihat seperti tabel

4.8 dibawah ini.

Page 69: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

57

Tabel 4.8 Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

StatistikKelompok

EksperimenKelompok Kontrol

N 37 38

76.61 53.71

thitung 7.54

ttabel 1.67

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan

Dari perhitungan uji hipotesis Posttest Kelompok eksperimen dan

Kelompok kontrol maka didapat hasil thitung > ttabel maka, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sehingga

Terdapat Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid.

D. Pembahasan

1. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis

yang telah diajukan diterima atau ditolak. Uji hipotesis menggunakan uji-t

karena sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal dan

kesamaan variasi. Berikut ini dapat kita lihat hipotesis statistik yang

diajukan dalam penelitian ini.

Pasangan statistik dalam penelitian ini adalah

Ho : µ1 ≤ µ2, maka Ho ditrima dan Ha ditolak

Ha : µ1 > µ2, maka Ha diterima dan Ho ditolak

Untuk itu dari hasil uji-t Pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, yang didapatkan dari hasil penelitian dapat kita lihat nilai di

table 4.5 Yakni menunjukan nilai 0,71 < 1,67 artinya thitung < ttabel maka,

Page 70: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

58

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang dignifikan pada

hasil pretest siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Selanjutnya, kita dapat melihat dari hasil Posttest kelompok

kontrol dan kelompok Eksperimen dimana menunjukan nilai uji-t yang

dapat dilihat di table 4.8 yakni 76.61>53.71 artinya thitung > ttabel ini

menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak artinya jika kita tarik

kesimpulan maka, Terdapat pengaruh Pendekatan CTL (Contextual

Teahing and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep

Koloid sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

2. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil belajar yang dapat dilihat dari uji pretest

kelompok eksperimen didapatkan nilai rata-rata siswa sebesar 42.31 dan

pretest kelompok kontrol nilai rata-rata siswa sebesar 44.55 dimana

hasilnya mempunyai nilai yang sama, adapun jika terjadi perbedaan hasil

posttest dikarenakan perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Adapun hasil uji posttest menunjukan adanya

perbedaan yang signifikan dilihat dari nilai rata-rata siswa antara

kelompok eksperimen yang mempunyai nilai rata-rata 76.61 dan nilai rata-

rata-rata kelompok kontrol sebesar 53.71. Maka dapat disimpulkan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teahing

and Learning) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pada perbedaan perlakuan berupa diterapkannya pendekatan

pembelajaran CTL pada kelompok eksperimen berkaitan dengan proses

pembelajaran kimia pada konsep koloid. Pada pembelajaran CTL peneliti

memberikan umpan materi yang nantinya akan dikembangkan sendiri oleh

siswa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mencari sendiri materi yang

dipelajari dan menyusun menjadi sebuah pemahaman atas materi tersebut.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL ini diiringi

oleh kegiatan yang meliputi 7 asas. Yakni, asas bertanya, asas pemodelan,

Page 71: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

59

asas masyarakat belajar, asas konstruktivisme, asas inquiri, asas refleksi,

dan asas penilaian sebenarnya.

Seperti penelitian yang dilakukan Ria Irmawati, berdasarkan hasil

pengujian hipotesis dan interpretasi data, dapat disimpulkan berdasarkan

uji-t yang didapatkan pada posttest yaitu thitung > ttabel (2.0588 > 2.000),

artinya terdapat pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai melalui

pendekatan CTL terhadap hasil belajar siswa.1Penelitian yang dilakukan

Qomariyah, berdasarkan hasil analisis data, dapat dismpulkan bahwa

pendekatan contextual teaching and learning, berpengaruh secara

signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa pada pokok bahasan perubahan

materi.2

Penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi kelas XI IPA-1 sebagai

kelompok eksperimen dan kelas XI IPA-2 sebagai kelompok kontrol MAN

JONGGOL. Pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning)

terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep

koloid. Selain itu siswa-siswi kelompok eksperimen yang mendapatkan

perlakuan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

pada kegiatan proses belajar mengajarnya, terlihat lebih aktif dengan

kegiatan tanya jawab yang sering dilakukan siswa di dengan peneliti yang

bersangkutan terkait materi koloid.

Siswa juga berhasil menggali sendiri materi yang sedang mereka

pelajari, yakni materi koloid sehingga siswa-siswi mempunyai daya ingat

lebih karena mereka juga dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas. Hamper setiap siswa dapat menemukan pendapat mereka

masing-masing tentang pengertian, aplikasi, serta dampak yang timbul dari

konsep koloid dalam kehidupan sehari-hari.

1 Ria Irawati. 2009. Pengaruh Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai Melalui PendekatanCTL Terhadap Hasil Belajar Siswa, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PendidikanIPA. Skripsi tidak diterbitkan.

2 Qomariah. 2006. Pengaruh Penerapan CTL dengan Metode Eksperimen Terhadap HasilBelajar Sisiwa pada Pokok bahasan perubahan Materi, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia.Jurusan Pendidkan IPA. Skripsi tidak diterbitkan

Page 72: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

60

Berdasarkan pengamatan peneliti, CTL (Contextual Teaching and

Learning) tidak hanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam

mengajukan pertanyaan di kelas, antusiasme yang tinggi terhadap materi,

keterlibatan siswa dalam menggali informasi baik media cetak (buku

paket) ataupun internet, kerja keras dalam membuat hipotesis,

menjalankan praktikum dan mengambil kesimpulan siswa dalam

kelompok ataupun terhadap kelompok lain.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berpengaruh

terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep koloid dengan

ditemukannya data yang menunjukan nilai yang diraih oleh Kelompok

eksperimen lebih tinggi dari Kelompok kontrol.

Page 73: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

5

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching

and Learning) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kimia

siswa pada konsep koloid dibandingkan dengan model pembelajaran

konvensional. Hasil ini terlihat dari nilai thitung>ttabel dimana nilai thitung

sebesar 7.54 dan ttabel 1.61, kemudian nilai rata-rata siswa kelompok

eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol sehingga

hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak, dari ini dapat disimpulkan bahwan

pengaruh pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap

Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid, peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas karena dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)

hendaknya dijadikan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran

alternatif yang dapat diterapkan oleh guru untuk memfasilitasi siswa

dalam memahami konsep kimia.

Page 74: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Sharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta:Rineka Cipta,1998.

Djamarah, Syaiful Bahri, dkk, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta,2006.

Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV.Wacana

Prima,2009.

Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Stratrgi Pembelajaran. Jakarta: Kencana,

2009.

Qomariah. Pengaruh Penerapan CTL dengan Metode Eksperimen Terhadap Hasil

Belajar Siswa pada pokok bahasan perubahan Materi, UIN Jakarta,

Prodi Pendidikan Kimia. Jurusan Pend. IPA. Skripsi tidak diterbitkan.

2006.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung:Allfabeta,2010.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru.Jakarta: Rajawali pers, 2010.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, 2010.

Siregar, Eveline, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia,

2010.

Sofyan, Ahmad, dkk Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:

UIN Press, 2006.

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.Rajagrafindo

Persada, 2012.

62

Page 75: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

63

Sugiyono, MetodePenelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta,2011.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2008.

Sujana, Metode Statistika. Bandung:Tarsito,2005.

Sujana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008.

Syah, Muhibin, Psikologi Belajar. Jakarta:Rajawali Pers,2012.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

Trianto, Pendekatan Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Pratek. Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

Unggul Sudarmo, KIMIA SMA UNTUK SMA Kelas XI. Jakarta:Phibeta,2006.

W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran. Jakarta:Grasindo,1996.

Wasis. 2006. Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran

sains-fisika smp (Cakrawala pendidikan,)

http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF

files/PENDIDIKAN/APRIL 2008/IGAN Setiawan. Pdf diupload pada

10 Desember 2012.

Yayan Sunarya. Mudah dan Aktif Belajar Kimia, Untuk Kelas XI SMA/MA

Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009.

Zahrotus Saodah Juju, 2011. Penerapan Pendekatan CTL (Contextua Teaching

Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep

Larutan Asam Basa. UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia. Jurusan

Pend. IPA. Skripsi tidak diterbitkan.

Page 76: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

65

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen (Pertemuan Ke-1)

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOLMata Pelajaran : KimiAKelas/Semester : XI/iiMateri Pokok : Sistem KoloidModel Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

Alokasi Waktu : 1 mgg x 2 jpA. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajianyang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Page 77: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

66

B. Kompetensi Dasar3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

C. Indikator1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan

penyaringan)

2. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.

D. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall,

homogen/heterogen, dan penyaringan)2. Siswa dapat mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.

E. Materi Pembelajaran1. Sistem koloid1. Suspensi

Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang berukuran relative besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya.

Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang

dicampur oleh air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel-partikel terdispersi dapat diamati oleh mikroskop dan bahkan dengan mata

telanjang.

Suspensi merupakan sistem disperse yang tidak setabil, sehingga bila tidak diaduk terus-menerus akan mengendap akibat gaya

gravitasi bumi. Cepat lambat Suspensi mengendap tergantung besar kecilnya ukuran partikel terdispersi. Semakin besar ukuran partikel

tersuspensi, semakin cepat proses pengendapan terjadi.

Page 78: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

67

Untuk memisahkan susupensi dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya relative besar, maka

zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring. Endapan hasil reaksi berupa Suspensi yang ukurannya sangat kecil memerlukan

waktu yang lama untuk memisahkan dari larutannya. Untuk memepercepat pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat

sentrifuge (pemusing).

2. Larutan

Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara

partikel pendispersi dengan partikel pendispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop

ultra).

Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogeny dan sukar

dipisahkan dengan penyaringan dan alat sentrifuge.

Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersi hamper sama, maka sifat zat pendispersi dalam larutan akan

terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Misalnya, bila kedalm air ditambahkan garam dapur, maka air akan membeku

dibawah 0˚ C. semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin besar penurunan titik bekunya. Hal itu akan dibahas lebih lanjut pada

pembahasan sifat-sifat larutan.

3. Koloid

Koloid berasal dari kata “ kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem” istilah koloid pertama kali diperkenankan oleh Thomas

Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Oleh karena itu, zat

semacam gelatin ini kemudian disebut koloid. Koloid atau juga disebut dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem

dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar daripada larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi.

Page 79: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

68

Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel 1 nm sampai dengan 100 nm. Berapa koloid tampak jelas secara fisis, misalnya

santan, air susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji encer, agar-agar yang masih cair,

dan air teh. Oleh karena ukuran partikelnya relatife kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat diamati

dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).

Beberapa koloid dapat berpisah bila didiamkan dalam waktu yang relatife lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang

dalam air, dan santan. Beberapa koloid yang lain sukar terpisah misalnya lem, cat, dan tinta.

Perbedaan secara umum antar Suspensi, koloid dan larutan dapat dilihat pada Tabel 9.1

Tabel 9.1 Perbedaan Umum Sistem Dispersi Suspensi, Koloid dan Larutan

Perbedaan Suspensi Koloid Larutan

Ukuran partikel > 100 nm 1-100 nm < 100 nm

Penampilan Fisis - Keruh

- Parrtikel terdispersi dapat

diamati langsung dengan

mata telanjang

- Keruh – Jernih

- Partikel terdispersi hanya

dapat diamati dengan

mikroskop ultra

- Jernih

- Partikel terdispersi tidak

dapat diamati dengan

mikroskop ultra

Kesetabilan (bila didiamkan) Mudah terpisah (mengendap) Sukar terpisah (relatife stabil) Tidak terpisah (sangat stabil)

Cara pemisahan Filtrasi Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring

Page 80: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

69

Sistem disperse koloid dapat terjadi dari disperse zat padat, cair, atau gas ke dalam zat pendispersi dalam fase padat, cair, atau gas.

Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem koloid diberi nama berdasarkan fase pendisfersinya, misalnya

koloid yang terjadi dari Suspensi zat cair di dalam medium pendispersi cair disebut dengan emulsi. Nama dan jenis koloid selengkapnya

dapat dilihat pada table 9.2

Tabel 9.2 Beberapa Jenis Koloid

Fase terdisfersi Medium pendispersi Jenis (nama) koloid Contoh

Padat

Cair

Gas

Padat Sol padat

emulsi padat

Busa padat

Mutiara, kaca warna, keju, mentega, batu apung,

kerupuk

Padat

Cair

Gas

Cair Sol, gel

Emulsi

Busa

Pati dalam air, cat, jeli, susu, mayones, santan,

krim, pasta

Padat

Cair

Gas Aerosol padat

Aerosol cair

Debu, asap, awan, kabut

Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya santan, susu, eskrim, debu dan asap. Beberapa zat yang tidak dapat

larut agar stabil dibuat sebagai koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstick, pembersih, dan minyak rambut), roti, kue, dan agar-agar

merupakan sistem koloid. Obat- obatan yang sukar larut biasanya juga dibuat sebagai koloid, misalnya sirup obat batuk dan minyak ikan.

Page 81: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

70

D. Pendekatan/Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Diskusi, Praktikum, Presentasi

E. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media

KomputerpLCDAlat Bahan

Gelas Plastik Pengaduk

Spidol

F. Langkah – langkah Pembelajaran

Tahapan Penelitian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa AlokasiWaktu

Pendahuluan 1. Mengucakpan Salam

2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaranmengenai Sistem Dispersi Koloid, “gurumenunjukankan kepada siswa sedikit tentangmateri Sistem Dispersi Koloid kemudian gurumemperlihatkan air, susu, kopi, dan tehkemudian mencampurkan air dengan susu,kopi, dan the.

3. Menjelskan prosedur pembelajaran CTLkepada siswa :

1.Siswa menjawab salam

2. Siswa memperhatikan untuk memulaipelajaran, kemudian siswa sedikit demisedikit memahami penjelasan guru. Dansiswa bertanya apakah itu termasukkoloid, larutan atau suspensi

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru

10 menit

Air Susu Kopi Pasir

Page 82: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

71

a.Mengorganisasikan siswa ke dalam 5kelompok yang memiliki kemampuanheterogen.

b.Guru memberikan setiap kelompok tugas(LKS) untuk melakukan praktikum yangberhubungan dengan materi SistemDispersi Koloid kemudiaan menjelaskantentang tugas (LKS) serta mengintruksikantiap siswa mencatat hasil prktikum yangakan dilakukan

a. Siswa di kelas membagi ke dalam 5kelompok

b. Tiap kelompok siswa menerima tugas(LKS) yang di berikan oleh guru danmendengarkan serta bertanya hal yangbelum dimengerti.

Kegiatan Inti1. Guru membimbing siswa dalam

melakukan praktikum agar siswa lebihmemahami lagi materi yang dipelajari.

2. Guru mengingatkan kembali kepadasiswa untuk mencatat hasil praktikum.

3. Guru mengevaluasi hasil kerjakelompok, dengan jalan satu atau duakelompok menyajikan hasil praktikum,sedangkan kelompok bukan penyajimenanggapinya dengan cara bertanya.)

4. Guru memeriksa apakah siswa telahmemahami konsep Sistem DispersiKoloid dengan mengajukan pertanyaanlisan maupun soal yang mengacu padabuku dan LKS serta melakukna

1. Siswa melakukan pratikum sertabertanya mengenai praktikum

2. Siswa mendengarkan dan mencatathasil praktikum

3. Kelompok yang ditunjukmempresentasikan hasil praktikumdan melakukan Tanya jawab dengankelompok lain.

4. Siswa menjawab dan bertanya

60 Menit

Page 83: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

72

penilaian.5. Guru memberikan penilaian pada

masing-masing kelompok.Kegiatan akhir 1. Bersama siswa merangkum konsep Sistem

Dispersi Koloid serta memberikankesempatan pada siswa untuk memberikankesimpulan.

2. Guru mengumumkan hasil kelompok terbaikdan memberikan penghargaan.

3. Guru memberikan tugas/PR

4. Salam Penutup

1. Siswa aktif memberikan kesimpulan

2. Siswa menyimak dan menerimapenghargaan

3. Siswa mencatat tugas yang diberikan olehguru

4. Siswa menjawab salam.

10 Menit

G. Penilaian1. JenisTagihan

LKS, Pretes, dan posttest2. Bentuk Instrument

LaporanTertulis

Page 84: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

73

Bogor, 28 April 2014

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Kimia PenelitiMAN JONGGOL

Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Page 85: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

74

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen (Pertemuan Ke-2)

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOLMata Pelajaran : KimiAKelas/Semester : XI/iiMateri Pokok : Sifat KoloidModel Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

Alokasi Waktu : 1 mgg x 2 jpA. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar5. 1 Mengelompokan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator1. Mendeskrifsikan sifat-sifat koloid (Efek Tyndall, Gerak Brown, Dialisis, Elektroforesis, Emulsi, Koagulasi)

Page 86: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

75

2. Menjelaskan koloid Liofob dan LiofilD. Tujuan

1. Siswa dapat mendeskrifsikan sifat-sifat koloid (Efek Tyndall, Gerak Brown, Dialisis, Elektroforesis, Emulsi, Koagulasi)2. Siswa dapat menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob

E. Materi Pembelajaran

B. SIFAT-SIFAT KOLOID

Sistem koloid mempunyai sifat khas, yang berbeda dengan sifat sistem disperse lainnya. Beberapa sifat koloid yang khas,

misalnyaefek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, dan koagolasi.

1. Efek Tyndall

Bila seberkas sinar dilewatkan pada Suspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air the) dan larutan (gula dalam air), dan

dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan cahayanya akan terlihat jejaknya pada Suspensi dan koloid,

sedangkan pada larutan tidak tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya yang dihamburkan oleh

partikel-partikelnya pada saat melewati Suspensi atau koloid, sedangkan pada larutan tidak.

Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid adalah efek Tyndall. Partikel koloid dan Suspensi cukup besar untuk dapat

menghamburkan sinar. Sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan

cahaya. Gambar 9.3 memperlihatkan terjadinya efek Tyndall pada koloid.

2. Gerak Brown

Apabila disperse koloid diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran yang tinggi, maka akan tampak adanya partikel

yang bergerak dengan arah yang acak (tak beraturan). Gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerakan partikel

koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak disebut gerak brown. Gerak Brown ini terjadi akibat adanya tumbukan

partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan

Page 87: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

76

mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan

terlontar. Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus, dan itu terjadi akibaat ukuran partikel terdispersi yang relative

besar disbanding medium pendispersinya.

Adanya gerak brown ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relative stabil meskipun ukurannya relative besar, sebab

dengan adanya partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti.

3. Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya

kemampuan partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya

teganggan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan

pada permukaannya.

Bila partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, maka koloid tersebut menjadi

bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diabsorpsi ion negatifakan menjadi bermuatan negatif.

Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan

negatifatau positif dari adanya electron yang bergerak di udara atau dari arus listrik.

Adanya peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh karena itu, jika koloid diletakkan dalam

medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju kutub muatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid tersebut.

Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

Peristiwa elektroforesis ini dimanfaatkan dalam proses pemisahan potongan-potongan gen pada proses bioteknologi dan

penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut peristiwa pesawat Cottrel.

Page 88: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

77

Koloid logam dan basa umumnya mengabsorpsi ion-ion logam pada saat proses pembentukan koloid, sehingga akan

menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfide lainnya umumnya mengabsorpsi ion negatif, sehingga akan

menjadi koloid negatif.

4. Koagulasi

Disperse koloid dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau koagulasi. Terjadinya peristiwa koagulasi pada koloid

dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan.

Darah merupakansol butir-butir darah merah terdispersi dalam plasma darah. Bila darah dipanaskan akan menggumpal.

Sebaliknya, agar-agar akan mengggumpal bila dipanaskan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan koagulasi, misalnya:

1. Pencampuran Koloid Yang Berbeda Muatan

Bila sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan, akan menyebabkan terjadinya koagulasi dan akhirnya mengendap.

Misalnya, sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila dicampur sol AS2S3. Dengan adanya

peistiea tersebut, maka bila anda mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan koloid negatif dan yang

lain merupakan koloid positif, jangan sampai dicampurkan karena akan dapat terakoagulasi.

2. Adanya Elektrolit

Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrolit, maka ion-ion negatif dari larutan

elektrolit tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid positif tersebut, dan akibatnya ukuran koloid menjadi

sangat besar dan akan mengalami koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap ion-ion positif dari suatu larutan

elektrolit.

Jadi, ion negatif akan mengkoagulasi koloid positif dan sebaliknya ion positif akan mengkoagulasi koloid negatif. Porses

koagulasi besar, dan bila ukuran muatan ion yang berperan dalam proses koagulasi semakin besar.

Page 89: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

78

5. Kestabilan Koloid

Koloid meupakan sistem disperse yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Suatu produk indrustri dalam bentuk

koloid umumnyadiinginkan dalam kondisi yang stabil, misalnya krem miyak rambut, susu pembersih muka, bedak cair, obat-

obatan yang beupa emulsi, dan lain-lain. Untuk menjaga kestabilan kooid dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1. Menghilangkan Muatan Koloid

Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Proses penghilang muatan koloid

dilakukan dengan proses dialysis.

Pada dasarnya proses dialysis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukan koloid ke dalam membrane

semipermeabel. Membrane ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel

koloid. Boila kantong semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung

semipermeabel.

Salah satu pemanfaatan proses dialisi yang penting adalah alat pencuci darah (Haemodialisis). Pada proses haemodialisis,

darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeabel. Selama darah mengalir,

pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan( biasanya plasma darah), sehingga ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa

pada aliran plasma darah yang difusikan sebagai pencuci.

2. Penambahan Stabilisator Koloid

Penambahan suau zat kedalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan

koloid pelindung.

Page 90: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

79

Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair dalam) dengan tujuan

untuk menjaga agar koloid tidak mudah terpiah. Misalnya penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air, dan

penambahan ammonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film.

Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya

penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak cepat memisah sehingga tetap terus kenyal,

serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya.

6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. Sistem koloid dibedakan menjadi dua

macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob.

Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suika menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya

tarik antara partikel-partikel terdispersinya dengan medium pendispersinya kuat.

Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Bila medium

pendispersinya air koloid liofil disebut juga sebagai koloid hidrofil. Sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid hidrofob.

Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut.

Perbedaan dari kedua sifat kolid tersebut terlihat pada sol liofil dan sol liofob seperti pada tabel 9.3

Pemanfaat sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan detergen dalam proses pencucian pakaian. Kotoran yang

menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air, tetapi banyak yang tidak larut dalam air, misalnya lemak dan minyak.

Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air, tetapi minyak dan lemak lebih kuat menempel

pada kain, sebab minyak dan lemak tidak larut dalam air. Dengan bantuan sabun atau detergen, maka minyak akan tertarik oleh

detergen.

Page 91: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

80

Tabel 9.3 Perbandingan Sifat Koloid Liofil dsn Liofob

No. Sifat Sol Liofil Sol liofob

1 Daya adsorfsi

terhadap medium

Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga

ukuran partikelnya dapat semakin besar

Tidak mengadsorpsi mediumnya

2 Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas

3 Viskositas

(kekentalan)

Lebih besar daripada mediumnya Hamper sama dengan mediumnya

4 Koagulasi Sukar terakogulasi Mudah terkoagulasi (kurang stabil)

5 Lain-lain Bersifat reversible (bila sudah terakogulasi mudah

untuk dijadikan koloid lagi)

Irreversible (bila sudah menggumpal

sudar untuk dikoloidkan kembali)

6 Contoh Sabun, detergen, agar-agar, kanji, gelatin Sol logam, darah, sol Fe(OH)3

F. Pendekatan/Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Diskusi, Praktikum, Presentasi

G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media

KomputerLCD

Alat

Page 92: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

81

Stoples Kaca bening Pengaduk

Karton 30 cm2

Senter

Bahan Larutan Gula Susu (encer) Agar-agar Pasir Campuran air dan tanah

H. Langkah-langah Pembelajaran :

Tahapan Penelitian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa AlokasiWaktu

Pendahuluan 1. Mengucakpan Salam2. Mengkomunikasikan tujuan

pembelajaran mengenai sifat-sifatkoloid, “guru memperlihatkan kepadasiswa tentang materi sifat-sifat koloiddan menunjukan kepada siswabeberapa contoh koloid bagaimanaefek tyndal terjadi denganmenunjukan campuran air dan tanahyang disenter dengan lampu senter,sehingga siswa dapat melihatbagaimana efek tyndal terjadi ”

3. Menjelskan prosedur pembelajaran

1.Siswa menjawab salam2.Siswa memperhatikan peragaan

guru, dan sedikit demi sedikitmemahami penjelasan.

10 menit

Page 93: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

82

CTL kepada siswa :

a.Mengorganisasikan siswa kedalam 5 kelompok yang memilikikemampuan heterogen.

b.Guru memberikan setiapkelompok tugas (LKS) untukmelakukan praktikum yangberhubungan dengan materi sifat-sifat koloid, dan menjelaskantentang tugas (LKS) sertamengintruksikan tiap siswamencatat hasil prktikum yang akandilakukan.

3. Siswa mendengarkan penjelasanguru

a. Siswa di kelas membagi kedalam 5 kelompok

b. Tiap kelompok siswamenerima tugas (LKS) yangdi berikan oleh guru

Kegiatan Inti1. Guru membimbing siswa dalam

melakukan praktikum agarsiswa lebih memahami lagimateri yang dipelajari.

2. Guru mengingatkan kembalikepada siswa untuk mencatathasil praktikum.

3. Guru menunjuk satu kelompokmenyajikan hasil praktikum,sedangkan kelompok bukanpenyaji menanggapinya dengancara bertanya.

4. Guru memeriksa apakah siswatelah memahami konsep koloid

1. Siswa melakukan pratikumserta bertanya mengenaipraktikum

2. Siswa mendengarkan

3. Kelompok yang ditunjukmempresentasikan hasilpraktikum dan melakukanTanya jawab dengankelompok lain.

4. Siswa menjawab danbertanya

60 Menit

Page 94: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

83

dengan mengajukan pertanyaanlisan maupun soal yangmengacu pada buku dan LKSserta melakukna penilaian.

Kegiatan akhir 1. Bersama siswa merangkum konsepsifat-sifat koloid serta memberikankesempatan pada siswa untukmemberikan kesimpulan.

2. Guru mengumumkan hasilkelompok terbaik dan memberikanpenghargaan.

3. Guru memberikan tugas/PR

4. Salam Penutup

1. Siswa aktif memberikankesimpulan

2. Siswa menyimak dan menerimapenghargaan

3. Siswa mencatat tugas yangdiberikan oleh guru

4. Siswa menjawab salam

10 Menit

Alat/bahan/sumberbelajar :

1. Buku Kimia Untuk SMA Kelas XI, Unggul Sudarmo2. Buku Kimia3. LKS

Penilaian :

1. JenisTaguhanLKS, Pretes, dan posttest

2. Bentuk InstrumentLaporanTertulis

Page 95: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

84

Bogor, 2 Mei 2014

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Kimia PenelitiMAN JONGGOL

Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Page 96: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen (Pertemuan Ke-3)

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOLMata Pelajaran : KimiAKelas/Semester : XI/iiMateri Pokok : Pembuatan Koloid / Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industriModel Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

Alokasi Waktu : 1 mgg x 2 jpA. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar5.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitarnya

Page 97: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

90

C. Indikator1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan

D. Tujuan1. Siswa dapat Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.

E. Materi Pembelajaran7. Pembuatan koloid

Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendistribusikan suatu zat ke dalam medium pendistribusi. Selainitu

dapat dapat dilakukan dengan mengubah suspense menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Bila

ditinjau dari pengubah ukuran partikel zat terdispersi, maka cara, yaitu dengan cara disperse dan cara kondensasi.

Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran partikel besar

(misalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid. Cara kondensi dilakukan dengan memperbesar ukuran

partikel, umumnya dari larutan diubah menjadi koloid.

Secara skematis, kedua proses tersebut dapat digambarkan sebagai proses yang berlawanan, dengan sistem koloid berada

di antara dua sistem disperse yang lain.

F. Pendekatan/Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Diskusi, Praktikum, Presentasi

G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media

Komputer

Larutan Cara Kondensasi Koloid SuspensiCara Dispersi

Page 98: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

91

LCD Alat Gelas Kimia Gelas ukur Senter Mortar dan lumping

Bunsen, Kaki tiga dan kawat kasa pipet

Tabung reaksi Spatula

Batang Pengaduk

Bahan Larutan FeCl3

Belerang Padat Agar-agar Bubuk Susu Air Sabun

H. Langkah-langah Pembelajaran :

Tahapan Penelitian Aktivitas Guru Aktivitas Siswa AlokasiWaktu

Pendahuluan 1. Mengucakpan Salam2. Mengkomunikasikan tujuan

pembelajaran mengenai Pembuatankoloid, “guru mendemonstrasikankepada siswa sedikit tentangpembutan emulsi koloid, dengan caramencampurkan air dengan minyakyang ditambahkan detergen agar airdan minyak dapat bercampur. ”

1.Siswa menjawab salam2.Siswa memperhatikan untuk

memulai pelajaran dan sedikitdemi sedikit mulai memahamiapa yang sedang diperagakan.

10 menit

Page 99: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

92

3. Menjelskan prosedur pembelajaranCTL kepada siswa :

a.Mengorganisasikan siswa ke dalam5 kelompok yang memilikikemampuan heterogen.

b.Guru memberikan setiap kelompoktugas (LKS) untuk melakukanpraktikum yang berhubungandengan materi Pembuatan koloiddan menjelaskan tentang tugas(LKS) serta mengintruksikan tiapsiswa mencatat hasil prktikum yangakan dilakukan.

3. Siswa mendengarkan penjelasanguru

a. Siswa di kelas membagi kedalam 5 kelompok

b. Tiap kelompok siswamenerima tugas (LKS) yang diberikan oleh guru

Kegiatan Inti1. Guru membimbing siswa dalam

melakukan praktikum agar siswalebih memahami lagi materiyang dipelajari.

2. Guru mengingatkan kembalikepada siswa untuk mencatathasil praktikum.

3. Guru menunjuk satu kelompokmenyajikan hasil praktikum,sedangkan kelompok bukanpenyaji menanggapinya dengancara bertanya.

4. Guru memeriksa apakah siswatelah memahami konsep

1. Siswa melakukan pratikum sertabertanya mengenai praktikum

2. Siswa mendengarkan

3. Kelompok yang ditunjukmempresentasikan hasilpraktikum dan melakukan Tanyajawab dengan kelompok lain.

4. Siswa menjawab dan bertanya

60 Menit

Page 100: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

93

Pembuatan koloid denganmengajukan pertanyaan lisanmaupun soal yang mengacu padabuku dan LKS serta melakuknapenilaian. Refleksi (Reflection)

Kegiatan akhir 1. Bersama siswa merangkum konsepPembuatan koloid serta memberikankesempatan pada siswa untukmemberikan kesimpulan.

2. Guru mengumumkan hasil kelompokterbaik dan memberikanpenghargaan.

3. Salam Penutup

1. Siswa aktif memberikankesimpulan

2. Siswa menyimak dan menerimapenghargaan

3. Siswa menjawab salam

10 Menit

Alat/bahan/sumber belajar :

1. Buku Kimia Untuk SMA Kelas XI, Unggul Sudarmo2. Buku Kimia3. LKS

I. Penilaian :1. Jenis Tagihan

LKS, Pretes, dan posttest2. Bentuk Instrument

Laporan Tertulis

Page 101: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

94

Bogor, 5 Mei 2014

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Kimia PenelitiMAN JONGGOL

Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Page 102: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOLMata Pelajaran : KimiAKelas/Semester : XI/iiMateri Pokok : Sistem KoloidModel Pembelajaran : konpensional, Ceramah

Alokasi Waktu : 1 mgg x 2 jpA. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

C. Indikator1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall,

homogen/heterogen, dan penyaringan)

Page 103: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

96

2. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.

D. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (effek Tyndall,

homogen/heterogen, dan penyaringan)2. Siswa dapat mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.

E. Materi Pembelajaran1. Sistem koloid1. Suspensi

Suspensi merupakan sistem dispersi dimana partikel yang berukuran relative besar tersebar merata di dalam medium

pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil

reaksi atau pasir yang dicampur oleh air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel-partikel terdispersi dapat diamati oleh

mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang.

Suspensi merupakan sistem disperse yang tidak setabil, sehingga bila tidak diaduk terus-menerus akan mengendap akibat

gaya gravitasi bumi. Cepat lambat Suspensi mengendap tergantung besar kecilnya ukuran partikel terdispersi. Semakin besar

ukuran partikel tersuspensi, semakin cepat proses pengendapan terjadi.

Untuk memisahkan susupensi dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya relative

besar, maka zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring. Endapan hasil reaksi berupa Suspensi yang ukurannya

sangat kecil memerlukan waktu yang lama untuk memisahkan dari larutannya. Untuk memepercepat pemisahan dapat

dilakukan dengan menggunakan alat sentrifuge (pemusing).

2. Larutan

Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati)

antara partikel pendispersi dengan partikel pendispersi walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang

tinggi (mikroskop ultra).

Page 104: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

97

Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogeny dan

sukar dipisahkan dengan penyaringan dan alat sentrifuge.

Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersi hamper sama, maka sifat zat pendispersi dalam

larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Misalnya, bila kedalm air ditambahkan garam dapur, maka

air akan membeku dibawah 0˚ C. semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin besar penurunan titik bekunya. Hal itu

akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan sifat-sifat larutan.

3. Koloid

Koloid berasal dari kata “ kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem” istilah koloid pertama kali diperkenankan oleh

Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi.

Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut koloid. Koloid atau juga disebut dispersi koloid atau sistem koloid

sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar daripada larutan, tetapi lebih kecil daripada

suspensi.

Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel 1 nm sampai dengan 100 nm. Berapa koloid tampak jelas secara fisis,

misalnya santan, air susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji encer, agar-

agar yang masih cair, dan air teh. Oleh karena ukuran partikelnya relatife kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata

telanjang, tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).

Beberapa koloid dapat berpisah bila didiamkan dalam waktu yang relatife lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid

belerang dalam air, dan santan. Beberapa koloid yang lain sukar terpisah misalnya lem, cat, dan tinta.

Perbedaan secara umum antar Suspensi, koloid dan larutan dapat dilihat pada Tabel 9.1

Tabel 9.1 Perbedaan Umum Sistem Dispersi Suspensi, Koloid dan Larutan

Perbedaan Suspensi Koloid Larutan

Page 105: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

98

Ukuran partikel > 100 nm 1-100 nm < 100 nm

Penampilan Fisis - Keruh

- Parrtikel terdispersi dapat

diamati langsung dengan

mata telanjang

- Keruh – Jernih

- Partikel terdispersi hanya

dapat diamati dengan

mikroskop ultra

- Jernih

- Partikel terdispersi tidak

dapat diamati dengan

mikroskop ultra

Kesetabilan (bila didiamkan) Mudah terpisah (mengendap) Sukar terpisah (relatife stabil) Tidak terpisah (sangat stabil)

Cara pemisahan Filtrasi Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring

Sistem disperse koloid dapat terjadi dari disperse zat padat, cair, atau gas ke dalam zat pendispersi dalam fase padat, cair,

atau gas. Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem koloid diberi nama berdasarkan fase

pendisfersinya, misalnya koloid yang terjadi dari Suspensi zat cair di dalam medium pendispersi cair disebut dengan emulsi.

Nama dan jenis koloid selengkapnya dapat dilihat pada table 9.2

Tabel 9.2 Beberapa Jenis Koloid

Fase terdisfersi Medium pendispersi Jenis (nama) koloid Contoh

Padat

Cair

Gas

Padat Sol padat

emulsi padat

Busa padat

Mutiara, kaca warna, keju, mentega, batu apung,

kerupuk

Page 106: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

99

Padat

Cair

Gas

Cair Sol, gel

Emulsi

Busa

Pati dalam air, cat, jeli, susu, mayones, santan,

krim, pasta

Padat

Cair

Gas Aerosol padat

Aerosol cair

Debu, asap, awan, kabut

Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya santan, susu, eskrim, debu dan asap. Beberapa zat yang

tidak dapat larut agar stabil dibuat sebagai koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstick, pembersih, dan minyak rambut), roti,

kue, dan agar-agar merupakan sistem koloid. Obat- obatan yang sukar larut biasanya juga dibuat sebagai koloid, misalnya sirup

obat batuk dan minyak ikan.

D. Pendekatan/Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab

E. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media

KomputerLCD

Alat Spidol Papan tulis

Bahan Buku Ajar LKS

Page 107: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

100

F. Langkah – langkah Pembelajaran

Kegiatan Belajar

Mengajar

Aktivitas Guru Aktivitas Murid Alokasi Waktu

Pendahuluan

Apersepsi

Motivasi

1. Salam pembuka

2. Mengkondisikan siswa untuk

belajar

3. Menjelaskan mengenai tujuan

dan manfaat mempelajari

konsep koloid

4. Menjelaskan tentang Dispersi

koloid

1. Menjawab salam

2. Siswa mengkondisikan diri

3. Mendengarkan penjelasan

guru

4. Mendengarkan penjelasan

guru

10 Menit

Kegiatan Inti

Tahap Eksplorasi

1. Guru menjelaskan konsep

suspensi, Larutan dan Koloid

2. Menjelaskan soal konsep

suspensi, Larutan, dan koloid

3. Memberi kesempatan siswa

untuk bertanya mengenai

materi dan contoh soal yang

berhubungan dengan konsep

suspensi, larutan dan koloid.

1. Siswa mendengarkan

penjelasan guru

2. siswa memperhatikan

contoh soal

3. Siswa bertanya jika belum

mengerti

35 Menit

Tahap Elaborasi 1. Guru memberikan latihan 1. Siswa mengerjakan latihan 15 Menit

Page 108: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

101

soal konsep suspensi, larutan

dan koloid

Tahap Konfirmasi 1. Guru memeriksa apakah

siswa telah memahami konsep

Suspensi, larutan dan koloid.

Jika belum memahami sisiwa

diberikan kesempatan untuk

bertanya

2. Guru memberikan jawaban

latihan soal yang telah

diberikan mengenai konsep

suspensi, larutan dan koloid

1. Siswa bertanya jika belum

mengerti

2. Siswa menyimak dan

memperhatikan

30 Menit

Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa sama-sama

merangkum pengertian konsep

suspensi, larutan, dan koloid

2. guru memberikan penghargaan

pada siswa yang baik dalam

mengerjakan soal

3. Guru memberikan PR/Tugas

4. Salam Penutup

1. Siswa merangkum bersama

guru

2. Siswa menerima

penghargaan dari guru

3. Siswa mencatat tugas yang

diberikan oleh guru

4. siswa menjawab salam

10 Menit

Page 109: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

102

G. Penilaian :

1. Jenis Tagihan

LKS, Pretes, dan posttest

2. Bentuk Instrument

LaporanTertulis

Bogor, 28 April 2014

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

MAN JONGGOL

Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Page 110: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOLMata Pelajaran : KimiAKelas/Semester : XI/iiMateri Pokok : Sifat KoloidModel Pembelajaran : Konpensional, Ceramah

Alokasi Waktu : 1 mgg x 2 jpA. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar5. 1 Mengelompokan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator1. Mendeskrifsikan sifat-sifat koloid (Efek Tyndall, Gerak Brown, Dialisis, Elektroforesis, Emulsi, Koagulasi)2. Menjelaskan koloid Liofob dan Liofil

D. Tujuan1. Siswa dapat mendeskrifsikan sifat-sifat koloid (Efek Tyndall, Gerak Brown, Dialisis, Elektroforesis, Emulsi, Koagulasi)

Page 111: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

104

2. Siswa dapat menjelaskan koloid liofil dan koloid liofob

E. Materi Pembelajaran

B. SIFAT-SIFAT KOLOID

Sistem koloid mempunyai sifat khas, yang berbeda dengan sifat sistem disperse lainnya. Beberapa sifat koloid yang khas,

misalnyaefek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, dan koagolasi.

1. Efek Tyndall

Bila seberkas sinar dilewatkan pada Suspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air the) dan larutan (gula dalam air), dan

dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan cahayanya akan terlihat jejaknya pada Suspensi dan koloid,

sedangkan pada larutan tidak tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya yang dihamburkan oleh

partikel-partikelnya pada saat melewati Suspensi atau koloid, sedangkan pada larutan tidak.

Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid adalah efek Tyndall. Partikel koloid dan Suspensi cukup besar untuk dapat

menghamburkan sinar. Sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan

cahaya. Gambar 9.3 memperlihatkan terjadinya efek Tyndall pada koloid.

2. Gerak Brown

Apabila disperse koloid diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran yang tinggi, maka akan tampak adanya partikel

yang bergerak dengan arah yang acak (tak beraturan). Gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerakan partikel

koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak disebut gerak brown. Gerak Brown ini terjadi akibat adanya tumbukan

partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan

mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan

Page 112: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

105

terlontar. Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus, dan itu terjadi akibaat ukuran partikel terdispersi yang relative

besar disbanding medium pendispersinya.

Adanya gerak brown ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relative stabil meskipun ukurannya relative besar, sebab

dengan adanya partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti.

3. Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya

kemampuan partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya

teganggan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan

pada permukaannya.

Bila partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, maka koloid tersebut menjadi

bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diabsorpsi ion negatifakan menjadi bermuatan negatif.

Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan

negatifatau positif dari adanya electron yang bergerak di udara atau dari arus listrik.

Adanya peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh karena itu, jika koloid diletakkan dalam

medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju kutub muatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid tersebut.

Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

Peristiwa elektroforesis ini dimanfaatkan dalam proses pemisahan potongan-potongan gen pada proses bioteknologi dan

penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut peristiwa pesawat Cottrel.

Koloid logam dan basa umumnya mengabsorpsi ion-ion logam pada saat proses pembentukan koloid, sehingga akan

menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfide lainnya umumnya mengabsorpsi ion negatif, sehingga akan

menjadi koloid negatif.

4. Koagulasi

Page 113: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

106

Disperse koloid dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau koagulasi. Terjadinya peristiwa koagulasi pada koloid

dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan.

Darah merupakansol butir-butir darah merah terdispersi dalam plasma darah. Bila darah dipanaskan akan menggumpal.

Sebaliknya, agar-agar akan mengggumpal bila dipanaskan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan koagulasi, misalnya:

1. Pencampuran Koloid Yang Berbeda Muatan

Bila sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan, akan menyebabkan terjadinya koagulasi dan akhirnya mengendap.

Misalnya, sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila dicampur sol AS2S3. Dengan adanya

peistiea tersebut, maka bila anda mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan koloid negatif dan yang

lain merupakan koloid positif, jangan sampai dicampurkan karena akan dapat terakoagulasi.

2. Adanya Elektrolit

Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrolit, maka ion-ion negatif dari larutan

elektrolit tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid positif tersebut, dan akibatnya ukuran koloid menjadi

sangat besar dan akan mengalami koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap ion-ion positif dari suatu larutan

elektrolit.

Jadi, ion negatif akan mengkoagulasi koloid positif dan sebaliknya ion positif akan mengkoagulasi koloid negatif. Porses

koagulasi besar, dan bila ukuran muatan ion yang berperan dalam proses koagulasi semakin besar.

5. Kestabilan Koloid

Koloid meupakan sistem disperse yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Suatu produk indrustri dalam bentuk

koloid umumnyadiinginkan dalam kondisi yang stabil, misalnya krem miyak rambut, susu pembersih muka, bedak cair, obat-

obatan yang beupa emulsi, dan lain-lain. Untuk menjaga kestabilan kooid dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1. Menghilangkan Muatan Koloid

Page 114: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

107

Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Proses penghilang muatan koloid

dilakukan dengan proses dialysis.

Pada dasarnya proses dialysis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukan koloid ke dalam membrane

semipermeabel. Membrane ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel

koloid. Boila kantong semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung

semipermeabel.

Salah satu pemanfaatan proses dialisi yang penting adalah alat pencuci darah (Haemodialisis). Pada proses haemodialisis,

darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeabel. Selama darah mengalir,

pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan( biasanya plasma darah), sehingga ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa

pada aliran plasma darah yang difusikan sebagai pencuci.

2. Penambahan Stabilisator Koloid

Penambahan suau zat kedalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan

koloid pelindung.

Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair dalam) dengan tujuan

untuk menjaga agar koloid tidak mudah terpiah. Misalnya penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air, dan

penambahan ammonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film.

Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya

penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak cepat memisah sehingga tetap terus kenyal,

serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya.

6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. Sistem koloid dibedakan menjadi dua

macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob.

Page 115: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

108

Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suika menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya

tarik antara partikel-partikel terdispersinya dengan medium pendispersinya kuat.

Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Bila medium

pendispersinya air koloid liofil disebut juga sebagai koloid hidrofil. Sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid hidrofob.

Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut.

Perbedaan dari kedua sifat kolid tersebut terlihat pada sol liofil dan sol liofob seperti pada tabel 9.3

Pemanfaat sifat hidrofob dan hidrofil terlihat pada penggunaan detergen dalam proses pencucian pakaian. Kotoran yang

menempel pada kain ada yang mudah larut dalam air, tetapi banyak yang tidak larut dalam air, misalnya lemak dan minyak.

Proses pencucian bertujuan agar lemak dan minyak dapat teremulsi di dalam air, tetapi minyak dan lemak lebih kuat menempel

pada kain, sebab minyak dan lemak tidak larut dalam air. Dengan bantuan sabun atau detergen, maka minyak akan tertarik oleh

detergen.

Tabel 9.3 Perbandingan Sifat Koloid Liofil dsn Liofob

No. Sifat Sol Liofil Sol liofob

1 Daya adsorfsi

terhadap medium

Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga

ukuran partikelnya dapat semakin besar

Tidak mengadsorpsi mediumnya

2 Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas

3 Viskositas

(kekentalan)

Lebih besar daripada mediumnya Hamper sama dengan mediumnya

4 Koagulasi Sukar terakogulasi Mudah terkoagulasi (kurang stabil)

Page 116: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

109

5 Lain-lain Bersifat reversible (bila sudah terakogulasi mudah

untuk dijadikan koloid lagi)

Irreversible (bila sudah menggumpal

sudar untuk dikoloidkan kembali)

6 Contoh Sabun, detergen, agar-agar, kanji, gelatin Sol logam, darah, sol Fe(OH)3

F. Pendekatan/Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab

G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media

KomputerLCD

Alat Spidol Papan tulis

Bahan Buku ajar LKS

H. Langkah-langahPembelajaran :

Kegiatan Belajar Mengajar Aktivitas Guru Aktivitas Murid AlokasiWaktu

PendahuluanApersepsiMotivasi

1. Salam pembuka

2. Guru mengumpulkan PR. Kemudian

1. Menjawab salam

2. Siswa mengumpulkan PR dan

10 Menit

Page 117: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

110

mengulas sedikit tentang PR supayalebih paham

3. Mengingat kembali materi padapertemuan pertama, berkaitan denganmateri yang akan disampaikanmengenai sifat-sifat Koloid.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

memperhatikan

3. Mendengarkan penjelasan guru

4. Mendengarkan penjelasan guruKegiatan Inti

Tahap Esplorasi

1. Guru menjelaskan konsep mengenaisifat-sifat koloid, Efek Tyndall, GerakBrown, Adsorpsi dan Koagulasi

2. Guru memberikan contoh soal konsepmengenai sifat-sifat koloid, EfekTyndall, Gerak Brown, Adsorpsi danKoagulasi yang mengacu pada bukupaket kimia SMA kelas XI

3. Guru memberikan kesempatankepada siswa bertanya tentang konsepdan contoh soal yang berhubungandengan konsep mengenai sifat-sifatkoloid, Efek Tyndall, Gerak Brown,Adsorpsi dan Koagulasi

1. Siswa mendengarkan penjelasanguru

2. Siswa memperhatikan contohsoal

3. Siswa bertanya jika belummengerti

35 Menit

Elaborasi 1. Guru memberikan latihan soal konsepmengenai sifat-sifat koloid, EfekTyndall, Gerak Brown, Adsorpsi danKoagulasi

1. Siswa mengerjakan latihan 25 Menit

Konfirmasi 1. Guru memeriksa apakah siswa telahmemahami konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, GerakBrown, Adsorpsi dan Koagulasi. Jikabelum memahami siswa diberikan

1. Siswa bertanya jika belummengerti

20 Menit

Page 118: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

111

kesempatan untuk bertanya2. Guru memberikan jawaban latihan

soal yang telah diberikan mengenaikonsep mengenai sifat-sifat koloid,Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsidan Koagulasi

2. Siswa memberikan jawabanlatihan yang telah diberikan

Kegiatan akhir 1. Guru dan siswa bersama-samamerangkum konsep mengenai sifat-sifat koloid, Efek Tyndall, GerakBrown, Adsorpsi dan Koagulasi

2. Guru membeikan penghargaan padasiswa yang baik dalam mengerjakansoal

3. Guru memberikan PR/Tugas

4. Salam Penutup

1. Siswa merangkum bersama guru

2. Siswa menerima penghargaandari guru

3. Siswa mencata tugas yangdiberikan oleh guru

4. Siswa menjawab salam

10 Menit

Penilaian :

1. Jenis TagihanLKS, Pretes, dan posttest

Page 119: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

112

2. Bentuk InstrumentLaporan Tertulis

Bogor, 2 Mei 2014

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Kimia PenelitiMAN JONGGOL

Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Page 120: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOLMata Pelajaran : KimiAKelas/Semester : XI/iiMateri Pokok : Pembuatan Koloid / Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industriModel Pembelajaran : Konpensional, Ceramah

Alokasi Waktu : 1 mgg x 2 jpA. Kompetensi Inti

KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahandalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminanbangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar5.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada disekitarnya

C. Indikator1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan

D. Tujuan1. Siswa dapat Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.

Page 121: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

114

E. Materi Pembelajaran7. Pembuatan koloid

Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendistribusikan suatu zat ke dalam medium pendistribusi. Selainitu

dapat dapat dilakukan dengan mengubah suspense menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Bila

ditinjau dari pengubah ukuran partikel zat terdispersi, maka cara, yaitu dengan cara disperse dan cara kondensasi.

Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran partikel besar

(misalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid. Cara kondensi dilakukan dengan memperbesar ukuran

partikel, umumnya dari larutan diubah menjadi koloid.

Secara skematis, kedua proses tersebut dapat digambarkan sebagai proses yang berlawanan, dengan sistem koloid berada

di antara dua sistem disperse yang lain.

F. Pendekatan/Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Diskusi, Praktikum, Presentasi

G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran Media

KomputerLCD

Larutan Cara Kondensasi Koloid SuspensiCara Dispersi

Page 122: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

115

Alat Spidol Papan tulis

Bahan Buku Ajar Kimia LKS

H. Langkah-langah Pembelajaran :Kegiatan Belajar Mengajar Aktivitas Guru Aktivitas Murid Alokasi

WaktuPendahuluan

ApersepsiMotivasi

1. Salam pembuka2. Guru mengumpulkan PR. Kemudian

mengulas sedikit tentang PR supaya lebihpaham

3. Mengingat kembali materi pada pertemuansebelumnya, berkaitan dengan materi yangakan disampaikan tentang PembuatanKoloid.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

1. Menjawab salam2. Siswa mengumpulkan PR dan

memperhatikan

3. Mendengarkan penjelasanguru

4. Mendengarkan penjelasanguru

10 Menit

KegiatanInti

Tahap Eksplorasi 1. Guru menjelaskan konsep PembuatanKoloid

2. Menjelaskan contoh soal yang berkaitandengan Pembuatan Koloid .Memberikan kesempatan bertanya kepadasiswa Pembuatan Koloid

1. Siswa mendengarkanpenjelasan guru

2. Siswa memperhatikan contohsoal

35 Menit

Tahap Elaborasi 1. Guru memberikan latihan soal PembuatanKoloid.

1. Siswa mengerjakan latihan 15 Menit

Tahap Konfirmasi 1. Guru memeriksa apakah siswa telahmemahami konsep Pembuatan Koloid. Jikabelum memahami siswa diberikan

1. Siswa bertanya jika belummengerti

30 Menit

Page 123: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

116

kesempatan untuk bertanya2. Guru memberikan jawaban latihan soal

yang telah diberikan mengenai konsepPembuatan Koloid

2. Siswa memperhatikan jawabanlatihan yang telah diberikan

Kegiatan akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama merangkumpengertian konsep Pembuatan Koloid Gurumembeikan penghargaan pada siswa yangbaik dalam mengerjakan soal

2. Salam Penutup

1. Siswa merangkumbersama guru

2. Siswa menerimapenghargaan dari guru

3. Siswa menjawab salam

10 Menit

I. Penilaian :1. JenisTaguhan

LKS, Pretes, dan posttest2. Bentuk Instrument

LaporanTertulis

Bogor, 5 Mei 2014

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Kimia PenelitiMAN JONGGOL

Dra. Hj. N.Nani Ruhyani, M.Pd Ridad Hidayat

Page 124: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

117

Lampiran 2

KISI – KISI INSTRUMEN SOAL

SatuanPendidikan : MAN JONGGOL AlokasiWaktu : 90 Menit

Mata Pelajaran : KIMIA JumlahSoal : 25Soal

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Penulis : RidadHidayat

KurikulumAcuan : KTSP NIM : 107016200042

AspekKognitif No Soal Soal

C1 1Sebutkan yang merupakan contoh campuran, koloid, suspensi, dan larutan ?

C2 2

Air sungai yang keruh dapat memberikan efek Tyndall, dan setelah air sungai disaringfiltratnya juga memberikan efek Tyndall serta di kertas saring terdapat residu, darifakta di atas dapat disimpulkan bahwa air sungai merupakan ....

C2 3Mengapa lumpur dapat diendapkan dengan menambahkan tawas atau kapur?

C2 4 Sistem koloid sukar terpisah oleh gaya gravitasi, karena…

C2 5Mengapa campuran koloid umumnya memberikan warna, tidak seperti larutan yangsering tidak berwarna? jelaskan

Page 125: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

118

C2 6Mengapa pada pembuatan es krim perlu ditambahkan gelatin ?

C2 7Fator-faktor apakah yang menyebabkan uap air dapat menjadi awan di atmosfer danmenjadi di daerah pegunungan tinggi?

C1 8

Sebutkan fase zat terdispersi dan fase medium pendispersi pada setiap pernyataanberikutini:

a. Awanb. Sabunc. Zatputihtelurd. Hair spray

C1 9Apa yang dimaksud dengan efek tyndall ?

C2 10Mengapa koloid sol memiliki daya adsorpsi yang besar ?

C2 11 Jelaskan peranan gerak brown terhadap kesetabilan koloid….

C1 12Jelaskanapa yang dimaksud:

a. Elektroforesisb. koagulasi

C4 13Mengapa pada sianghari di dalam rumah cukup terang padahal cahaya matahari tidakmasuk kedalam rumah?

C3 14

Asam amino adalah suatu molekul pembentuk protein. Asam amino ada yangbermuatan positif, negative dan netral pada pH tertentu. Bagaimana memisahkanasam-asam amino dengan cara elektroforesis?

C3 15Apa hubungan solvasi dengan peran liofil sebagai koloid pelindung ?

Page 126: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

119

C2 16Mana yang mengalami koagulasi jika terjadi penambahan sedikit elektrolit, liofil atauliofob ?

C2 17 Apa yang dimaksud dengan hidrofil dan hidrofob? Berikan contohnya!

C2 18Jelaskan cara kerja detergen sebagai pembersih padakain yang kotor!

C2 19 Mengapa sirup obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu?

C2 20Bagaimana muatan koloid dapat menjaga kestabilan sistem koloid ?

C4 21

Jika anda berkemah di suatu tempat dan anda menanak nasi sementara itu, di daerahtersebut tidak ada air jernih, hanya ada air sungai yang mengandung lumpur. Apakahyang akan anda lakukan agar dapat menanak nasi?

C1 22Sebutkan Fungsi koloid pelindung? Berikan contohnya!

C2 23Sol belerang dapat dibuat menurut metode kondensasi dengan cara…..

C2 24Jelaskan bagaimana cara mengkoagulasi koloid…

C4 25Bagaimana cara kerja koloid dalam pengambilan endapan kotor pada indrustri pabrik?

Page 127: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

121

PEDOMAN PENSEKORAN SOAL INSTRUMEN KOLOID

Satuan Pendidikan : MAN JONGGOL Alokasi Waktu : 90 Menit

Mata Pelajaran : KIMIA Jumlah Soal : 25 Soal

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Penulis : Ridad Hidayat

Kurikulum Acuan : KTSP NIM : 107016200042

AspekKognitif Soal dan Jawaban Soal

NoSoal Point

C1

Sebutkan yang merupakan contoh dari koloid, suspensi, dan larutan?JawabContoh koloid : Susu, dan santanContoh suspensi, air dengan lumpur, tepung dengan air,Contoh larutan : air dengan gula, air dengan garam. Diberikan skor 4, Jika mampu memberikan contoh dari koloid, suspensi dan larutan atau jika

mampu menjawab sesuai kunci jawaban. Diberikan skor 3, Jika mampu menuliskan contoh dari koloid dan suspensi saja. Diberikan skor 2, Jika mampu memberikan hanya satu contoh saja misalnya hanya contoh

koloid. Diberikan skor 1, Jika mampu memberikan contoh tetapi masih salah. Diberikan skor 0, Jika tidak menjawab sama sekali

1 4

Page 128: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

122

C2

Air sungai yang keruh dapat memmberikan efek Tyndall, dan setelah air sungai disaringfiltratnya juga memberikan efek Tyndall serta di kertas saring terdapat residu, dari faktadiatas dapat disimpulkan bahwa air sungai merupakan jelaskan?JawabMerupakan suspensi karena air sungai jika didiamkan akan mengendap oleh pengaruh gayagravitasi, tapi jika dilakukan pengadukan maka akan bercampur, dan jika dilakukan penyaringanakan menghasilkan endapan. Diberikan point 4, Jika mampu menjelaskan sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menyebutkan termasuk suspensi dan menjelaskan air sungai

akan mengendap dengan sendirinya karena pengaruh gravitasi Diberikan point 2, Jika mampu menyebutkan suspensi saja tanpa penjelasan. Diberika point 1, Jika mampu menyebutkan atau menjelaskan suatu jawaban yang belum tepat

atau jawaban itu masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

2

C2

Mengapa lumpur dapat diendapkan dengan menambahkan tawas atau kapur?Jawab:Lumpur adalah koloid bermuatan negatif yang kurang stabil sehingga akan mengendap hanyadengan cara didiamkan saja tetapi akan membutuhkan waktu yang cukup lama, penambahan tawasatau kapur berguna untuk menetralkan muatan lumpur sehingga lumpur beragrerat dan mengendapdengan cepat. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan poin 3, Jika mampu menyebutkan lumpur sebagai koloid yang bermuatan negatif

yang kurang stabil dan akan mengendap jika didiamkan dengan waktu yang lama saja tanpapenjelasan penambahan tawas.

Diberikan point 2, Jika mampu menjawab lumpur sebagai koloid negatif saja. Diberikan point 1, Jika mampu menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

3

Page 129: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

123

C2

Sistem koloid sukar terpisah oleh gaya gravitasi, karena?Jawab :Dispersi koloid stabil atau tidak mudah terkoagulasi karena adanya gerak brown berukuranpartikel koloid yang menyebakan gaya grafitasi tidak berpengaruh sehingga koloid sukar untukterpisah. Diberikan point 4, Jika mampu menjelaskan dengan tepat Diberikan point 3, Jika mampu menyebutkan bahwa koloid merupakan dispersi yang stabil

atau tidak mudah terkoagulasi karena gerak brown tanpa penjelasan selanjutnya. Diberikan point 2, Jika mampu menjawab dispersi koloid stabil sehingga sukar terpisah. Diberika point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

4

C2

Mengapa campuran koloid umumnya memberikan warna, tidak seperti larutan yang seringtidak berwarna? JelaskanJawab :Karena partikel-partikel koloid ukurannya lebih besar dibandingkan larutan murni. Akibatnya,cahaya yang melaluinya terhamburkan sehingga menimbulkan warna. Berbeda dengan larutanyang ukurannya lebih kecil dari koloid sehingga cahaya yang melewatinya tidak dapatdihamburkan dan tidak menimbulkan warna pada larutan Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab koloid yang memiliki ukuran partikel yang lebih

beasar sehingga dapat menghamburkan cahaya yang dapat menimbulakn warna. Diberikan point 2, Jika mampu menjawab koloid meiliki ukuran partikel yang lebih besar saja. Diberikan point 1, Jika mampu menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

5

Page 130: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

124

C3

Mengapa pada pembuatan es krim perlu ditambahkan gelatin?Jawab :Karena penambahan gelatin bertujuan untuk menstabilkan es krim agar tidak cepat terpisah,sehingga bisa tetap kenyal hal ini disebut sebagai koloid pelindung. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab gelatin sebagai pensetabil saja agar es krim tidak

mudah terpisah. Diberikan point 2, Jika menjawab gelatin sebagi penstabil. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salahDiberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

6

C2

Fator-faktor apakah yang menyebabkan uap air dapat menjadi awan di atmosfer danmenjadi di daerah pegunungan tinggi?JawabUap air berubah menjadi awan disebabkan suhu di atmosfer bumi menurun (makin tinggi di ataspermukaan bumi, suhunya makin rendah). Adapun dipegunungan, selain suhunya rendah, tekananudaranya juga rendah (makin tinggi daratan di atas permukaan laut makin rendah tekananudaranya). Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab uap air berubah menjadi awan disebabkan suhu

atmosfer bumi menurun (makin tinggi di atas permukaan bumi, suhunya akan semakinrendah).

Diberikan point 2, Jika mampu menjawab disebabkan suhu diatmosfer bumi menurun. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

7

C1Sebutkan fase zat terdispersi dan fase medium pendispersi pada setiap opernyataan berikutini:

a. Awan8

Page 131: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

125

b. Sabunc. Zat putih telurd. Hair spray

JawabFase zat terdispersinya antara laon

a. Awan - Cair dalam gas;b. Sabun - Padat dalam cair;c. Zat putih telur - Cair dalam cair;d. Hair spray - Cair dalam gas.

Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab tiga jawaban Diberikan point 2, Jika mampu menjawab dua jawaban Diberikan point 1, Jika mampu menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C1

Apa yang dimaksud dengan efek tyndall ?Jawab :Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Halini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall adalah efek yangterjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, makalarutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akandihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yangrelatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas

sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloidyang cukup besar. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.

Diberikan point 2, Jika menjawab Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar

9

Page 132: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

126

(cahaya). Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah. Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C2

Mengapa koloid sol memiliki daya adsorpsi yang besar ?Jawab :Karena partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi padapermukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid sol tergolong besar karena partikelnya memberikansesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihanair. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk

mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid soltergolong besar karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas.

Diberikan point 2, Jika menjawab Karena partikel koloid sol memiliki kemampuan untukmengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

10

C2

Jelaskan peranan gerak brown terhadap kesetabilan koloid?Jawab :Gerak brown ini terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikelterdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar dan bergerak secara terus menerus, sebabdengan adanya partikel yang bergerak terus menerus, pengarus dari gaya gravitasi kurang berartisan ini mengakibatkan koloid menjadi stabil. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Gerak brown ini terjadi akibat adanya tumbukan

partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan

11

Page 133: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

127

terlontar dan bergerak secara terus menerus. Diberikan point 2, Jika menjawab Gerak brown ini terjadi akibat adanya tumbukan partikel-

partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C1

Jelaskan apa yang dimaksud:a. Elektroforesisb. Koagulasi

Jawab : Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan

arus listrik Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel – partikel koloid yang dimana penggumpalan

ini terjadi akibat apabila adanya muatan listrik yang hilang, maka partikel-partikel koloidtersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses pengumpulan ini disebut flokulasi(floculation) dan gumpalannya disebut flok (flocculant). Gumpalan ini akan mengendap akibatpengaruh gravitasi.

Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel

koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Koagulasi adalah prosespenggumpalan partikel – partikel koloid yang dimana penggumpalan ini terjadi akibat apabilaadanya muatan listrik yang hilang.

Diberikan point 2, Jika menjawab tanpa Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikelkoloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

12

Page 134: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

128

C4

Mengapa pada siang hari di dalam rumah cukup terang padahal cahaya matahari tidakmasuk ke dalam rumah?Jawab :Pada siang hari, sinar matahari menyinari bumi dan oleh bumi dipantulkan kembali sesuai aturannelius (cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut pantul sama dengan sudut datang).Akibat adanya partikel-partikel debu di udara sekitar rumah, sinar matahari akan dipantulkan olehpartikel debu ke segala arah. Selain itu, partikel debu bergerak secara acak, memungkinkan sinarmatahari dipantulkan semakin acak. Di dalam rumah yang tidak langsung terkena cahaya matahariakan terang sebagai dampak dari pantulan cahaya matahari oleh partikel debu di udara. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Pada siang hari, sinar matahari menyinari bumi dan

oleh bumi dipantulkan kembali sesuai aturan nelius (cahaya yang datang akan dipantulkandengan sudut pantul sama dengan sudut datang). Akibat adanya partikel-partikel debu di udarasekitar rumah, sinar matahari akan dipantulkan oleh partikel debu ke segala arah.

Diberikan point 2, Jika menjawab Pada siang hari, sinar matahari menyinari bumi dan olehbumi dipantulkan kembali sesuai aturan nelius (cahaya yang datang akan dipantulkan dengansudut pantul sama dengan sudut datang).

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

13

C3

Asam amino adalah suatu molekul pembentuk protein. Asam amino ada yang bermuatanpositif, negative dan netral pada pH tertentu. Bagaimana memisahkan asam-asam aminodengan cara elektroforesis?Jawab :Dengan cara mengatur pH larutan asam amino maka pada pH tertentu ada asam amino bermuatannegatif, positif, dan netral. Kemudian, asam-asam amino tersebut ditempatkan dalam medanlistrik. Asam amino yang bermuatan positif akan menuju katode, asam amino yang bermuatannegatif akan menuju anode, sedangkan asam amino netral tidak tertarik oleh kedua elektrode. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban

14

Page 135: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

129

Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Dengan cara mengatur pH larutan asam amino makapada pH tertentu ada asam amino bermuatan negatif, positif, dan netral. Kemudian, asam-asamamino tersebut ditempatkan dalam medan listrik.

Diberikan point 2, Jika menjawab Dengan cara mengatur pH larutan asam amino maka padapH tertentu ada asam amino bermuatan negatif, positif, dan netral.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C3

Apa hubungan solvasi dengan peran liofil sebagai koloid pelindung ?Jawab :Hubungan solvasi dengan peran liofil sebagai koloid pelindung yaitu solvasi berperan sebagailapisan medium pendispersi yang teradsorpsi disekeliling partikel sehingga menyebabkan partikelliofil tidak saling bergabung, sebab apabila partikel – partikel liofil bergabung maka koloid liofiltidak akan stabil sehingga akan terbentuk koagulasi yang membuat koloid liofil tidak bisaberfungsi lagi sebagai koloid pelindung Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Hubungan solvasi dengan peran liofil sebagai koloid

pelindung yaitu solvasi berperan sebagai lapisan medium pendispersi yang teradsorpsidisekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel liofil tidak saling bergabung.

Diberikan point 2, Jika menjawab Hubungan solvasi dengan peran liofil sebagai koloidpelindung.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

15 4

C2

Mana yang mengalami koagulasi jika terjadi penambahan sedikit elektrolit, liofil atau liofob?Jawab :Koloid Liofob karena pada koloid liofob tidak terdapat cairan yang berfungsi sebagai koloidpelindung sedang pada koloid liofil dalam proses koagulasinya membutuhkan jumlah elektrolityang banyak sebab adanya selubung molekul dalam cairan yang berfungsi sebagai pelindung yang

16 4

Page 136: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

130

harus dipecah dahulu. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Koloid Liofob karena pada koloid liofob tidak

terdapat cairan yang berfungsi sebagai koloid pelindung sedang pada koloid liofil dalam proseskoagulasinya membutuhkan jumlah elektrolit yang banyak.

Diberikan point 2, Jika menjawab tanpa Koloid Liofob karena pada koloid liofob tidak terdapatcairan yang berfungsi sebagai koloid pelindung.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C2

Apa yang dimaksud dengan hidrofil dan hidrofob?Jawab :Hidrofil yaitu medium pendispersi dalam liofil. Contohnya protein, sabun, detergen, agar-agar,kanji, dan gelatin.Hidrofob yaitu medium pendispersi dalam liofob. Contohnya yaitu susu, mayonnaise, solbelerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfide, dan sol-sol logam. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawabanDiberikan point 3, Jika mampu menjawab Hidrofil yaitu medium pendispersi dalam liofil.Contohnya protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. Hidrofob yaitu mediumpendispersi dalam liofob. Diberikan point 2, Jika menjawab Hidrofil yaitu medium pendispersi dalam liofil. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

17 4

C2

Jelaskan cara kerja detergen sebagai pembersih pada kain yang kotor!Jawab :Kemampuan detergen menarik lemak dan minyak pada kain disebabkan pada molekul detergenterdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang berpegang erat pada lemakdan minyak. Akibat daya tarik menarik tersebut, tegangan permukaan air menurun, sehingga airmudah meresap pada kain, maka kotoran berupa minyak dan lemak dapat tercerabut dari kain.

18 4

Page 137: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

131

Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab Kemampuan detergen menarik lemak dan minyak

pada kain disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam airdan ujung liofob yang berpegang erat pada lemak dan minyak. Akibat daya tarik menariktersebut, tegangan permukaan air menurun, sehingga air mudah meresap pada kain,

Diberikan point 2, Jika menjawab Kemampuan detergen menarik lemak dan minyak pada kaindisebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujungliofob yang berpegang erat pada lemak dan minyak.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C2

Mengapa sirup obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu?Karena dalam sirup obat batuk mengandung koloid yang bersifat liofob artinya kurang stabilsehingga untuk menstabilkannya terlebih dahulu sirup obat batuk harus dikocok agar siruptercampur. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu karena dalam sirup obat batuk mengandung koloid yang

bersifat liofob artinya kurang stabil Diberikan point 2, Jika menjawab karena dalam sirup obat batuk kurang stabil. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

19

C2

Bagaimana muatan koloid dapat menjaga kestabilan sistem koloid ?Jawab :Muatan partikel-partikel koloid adalah sejenis, sehingga cenderung saling tolak-menolakakibatnya terhindar dari pengelompokan (Agregasi) antar sesama partikel koloid itu. Gaya tolak-menolak ini mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi,sehingga muatan koloid berperan besar dalam menjaga kestabilan koloid. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban

20

Page 138: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

132

Diberikan point 3, Jika mampu menjawab muatan partikel-partikel koloid adalah sejenis,sehingga cenderung saling tolak-menolak akibatnya terhindar dari pengelompokan (Agregasi)antar sesama partikel koloid itu. Gaya tolak-menolak ini mencegah partikel-partikel koloidbergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi.

Diberikan point 2, Jika menjawab muatan partikel-partikel koloid adalah sejenis, sehinggacenderung saling tolak-menolak akibatnya terhindar dari pengelompokan (Agregasi) antarsesama partikel koloid itu.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C4

Jika anda berkemah di suatu tempat dan anda menanak nasi sementara itu, di daerahtersebut tidak ada air jernih, hanya ada air sungai yang mengandung lumpur. Apakah yangakan anda lakukan agar dapat menanak nasi?Jawab :Air sungai yang mengandung lumpur jika disaring akan membutuhkan waktu yang cukup lama.Akan tetapi, jika Anda memahami teknik dialisis maka menanak nasi menjadi mudah. Berasdimasukkan ke dalam kertas selofan dan dibungkus erat-erat hingga tidak memungkinkan lumpurmasuk ke dalam beras. Selanjutnya beras dalam kertas selofan direbus dengan air dari sungai.Kertas selofan merupakan membran yang hanya dapat dilalui oleh partikel berukuran molekulseperti air, sedangkan lumpur yang ukurannya besar tidak dapat menembus membran. Jadi, selamaperebusan beras dengan air sungai, lumpurnya akan tetap di luar membran, sedangkan air panasdapat menembus membran dan mematangkan beras. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab air sungai yang mengandung lumpur jika disaring

akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, jika Anda memahami teknik dialisismaka menanak nasi menjadi mudah.

Diberikan point 2, Jika menjawab dengan cara disaring terlebih dahulu. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah

21 4

Page 139: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

133

Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

C1

Sebutkan fungsi koloid pelindung? Sebutkan contohnyaKoloid pelindung berpungsi untuk menjaga kesetabilan koloid dengan menambahkan bahantertentu ke dalam koloid, contohnya penambahan gelatin pada es krim dan penambahan gum arabpada pembuatan semir Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab koloid pelindung berpungsi untuk menjaga

kesetabilan koloid dengan menambahkan bahan tertentu ke dalam koloid. Diberikan point 2, Jika menjawab koloid pelindung berpungsi untuk menjaga kesetabilan

koloid. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

22 4

C2

Sol belerang dapat dibuat menurut metode kondensasi dengan cara…..Jawab:Sol belerang dapat dibuat dengan metode kondensasi yaitu mengubah larutan mengubah larutanmenjadi koloid dengan cara menggiling serbuk belerang dan hasilnya dicampurkan dengan airserta dengan menambahkan asam klorida pada larutan natrium tiosulfat Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab sol belerang dapat dibuat dengan metode kondensasi

yaitu mengubah larutan mengubah larutan menjadi koloid dengan cara menggiling serbukbelerang.

Diberikan point 2, Jika menjawab tanpa ada penjelasan panjang Diberikan point 1, Jika menjawab sol belerang dapat dibuat dengan metode kondensasi. Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

23

Page 140: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

134

C2

Jelaskan bagaimana cara mengkoagulasi koloid…Jawab : Terjadinya peristiwa koagulasi pada koloid dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau

peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Peristiwa kimiayang dapat menyebabkan peristiwa koagulasi misalnya : pencampuran koloid yang berbedamuatan dan adanya Elektrolit.

Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab terjadinya peristiwa koagulasi pada koloid dapat

diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnyapemanasan atau pendinginan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan peristiwa koagulasi.

Diberikan point 2, Jika menjawab terjadinya peristiwa koagulasi pada koloid dapat diakibatkanoleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.

Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

24 4

C4

Bagaimana cara kerja koloid dalam pengambilan endapan kotor pada indrustri pabrik?Jawab:Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zatpengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alatpengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarikpartikel-partikel koloid. Diberikan point 4, Jika mampu menjawab sesuai dengan kunci jawaban Diberikan point 3, Jika mampu menjawab untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat

pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan. Diberikan point 2, Jika menjawab untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap

elektrostatik. Diberikan point 1, Jika menjawab tetapi masih salah Diberikan point 0, Jika tidak menjawab sama sekali

25 4

Page 141: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

135

VALIDASI SOAL KIMIA

MATERI KOLOID

Nama : ………………………….Kelas :………………………….Sekolah :………………………….

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas !

1. Sebutkan yang merupakan contoh dari koloid, suspensi, dan larutan?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Air sungai yang keruh dapat memmberikan efek Tyndall, dan setelah airsungai disaring filtratnya juga memberikan efek Tyndall serta di kertassaring terdapat residu, dari fakta diatas dapat disimpulkan bahwa airsungai merupakan?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Mengapa lumpur dapat diendapkan dengan menambahkan tawas ataukapur?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Sistem koloid sukar terpisah oleh gaya gravitasi, karena?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

5. Mengapa campuran koloid umumnya memberikan warna, tidak sepertilarutan yang sering tidak berwarna? Jelaskan............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

6. Mengapa pada pembuatan es krim perlu ditambahkan gelatin?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

7. Fator-faktor apakah yang menyebabkan uap air dapat menjadi awan diatmosfer dan menjadi di daerah pegunungan tinggi?

Page 142: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

136

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................8. Sebutkan fase zat terdispersi dan fase medium pendispersi pada setiap

pernyataan berikutini:a. Awanb. Sabunc. Zatputihtelurd. Hair spray............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

9. Apa yang dimaksud denganefektyndall ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

10. Mengapa koloid sol memilikidaya adsorpsi yang besar ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

11. Jelaskan peranan gerak brown terhadap kesetabilan koloid?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

12. Jelaskanapa yang dimaksud:a. Elektroforesisb. Koagulasi............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

13. Mengapa pada sianghari di dalam rumah cukup terang padahal cahayamatahari tidak masuk kedalam rumah?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

14. Asam amino adalah suatu molekul pembentuk protein. Asam amino adayang bermuatan positif, negative dan netral pada pH tertentu. Bagaimanamemisahkan asam-asam amino dengan cara elektroforesis?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

15. Apa hubungan solvasi dengan peran liofil sebagai koloid pelindung ?

Page 143: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

137

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................16. Mana yang mengalami koagulasi jika terjadi penambahan sedikit

elektrolit, liofil atau liofob ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

17. Apa yang dimaksud dengan hidrofil dan hidrofob? Berikan contohnya!............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

18. Jelaskan cara kerja detergen sebagai pembersih pada kain yang kotor!............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

19. Mengapa sirup obat batuk sebelum diminum harus dikocok terlebihdahulu?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

20. Bagaimana muatan koloid dapat menjaga kestabilan sistem koloid ?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

21. Jika anda berkemah di suatu tempat dan anda menanak nasi sementara itu,di daerah tersebut tidak ada air jernih, hanya ada air sungai yangmengandung lumpur. Apakah yang akan anda lakukan agar dapat menanaknasi?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

22. Sebutkan fungsi koloid pelindung? Berikan contohnya!............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

23. Sol belerang dapat dibuat menurut metode kondensasi dengan cara?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

24. Jelaskan bagaimana cara mengkoagulasi koloid?

Page 144: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

138

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................25. Bagaimana cara kerja koloid dalam pengambilan endapan kotor pada

indrustri pabrik?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Selamatmengerjakan !!!

Page 145: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

148

Lampiran 5

SOAL PRETEST-POSTTESTKIMIA MATERI KOLOID

MAN JONGGOL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama :……………………………….Kelas :……………………………….

1. Sebutkan yang merupakan contoh dari koloid, suspensi, dan larutan?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Sebutkan fase zat terdispersi dan fase medium pendispersi pada setiappernyataan berikut ini:a. Awanb. Sabunc. Zatputihtelurd. Hair spray

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

3. Apa yang dimaksud dengan Efektyndall ?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Jelaskan peranan gerak Brown terhadap kesetabilan koloid?......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

5. Apa yang dimaksud dengan hidrofil dan hidrofob? Berikan contohnya!........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Page 146: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

149

6. Jelaskan cara kerja detergen sebagai pembersih padakain yang kotor?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

7. Mengapa pada pembuatan es krim perlu ditambahkan gelatin?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

8. Mengapa sirup obat batuks ebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

9. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung?Sebutkan contohnya........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

10. Bagaimana cara kerja koloid dalam mengambil endapan kotor pada indrustripabrik?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

“SelamatMengerjakan”

Page 147: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

150

Lampiran 7

LEMBAR KERJA SISWA

MENGENAL DISPERSI KOLOID

Pertemuan Ke-1

A. TujuanPercobaan ini bertujuan mengamati dan membedakan koloid dari tampilanfisik (penampakannya) serta beberapa sifatnya secara umum.

B. Alat dan bahan Alat- Empat buah gelas kimia- Lampu senter- Kertas karton (dus)- Sendok kecil

Bahan- Gula Pasir- Kopi- Pasir- Susu- Air

C. langkah Kerja1. Siapkan 4 buah gelas kimia dengan air yang terisi ¾ dari gelas kimia2. Larutkan gula pasir satu sendok ke dalam gelas kimia ke-1, satu sendok

kopi ke dalam gelas kimia ke-2, satu sendok pasir kedalam gelas kimia ke-3, satu sendok susu ke dalam gelas kimia ke-4.

3. Siapkan kertas karton (dus) yang sudah dilubangi.4. Masukan masing-masing kedalam kertas karton (dus)5. Sorot masing-masing dengan senter, amati jalannya sinar pada masing-

masing larutan. Catat hasil pengamatan.6. Saringlah ketiga larutan dengan kertas saring, dan tampung hasil

penyaringan dalam gelas kimia, amati adakah residu yang tertinggal dikertas saring dan filtrat hasil penyaringan dalam gelas kimia.

D. Hasil pengamatan

Sistem Dispersi Sebelum disorot lampusenter

(kekeruhan)

Sesudah disorot lampusenter (kekeruhan dan

jalannya sinar)Larutan(air + gula)

Larutan(air + Kopi)

Page 148: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

151

Larutan(air+ pasir)

Larutan(air + susu)

E. Petunjuk DiskusiBuatlah kesimpulan terhadap dua sistem dispersi yang anda amati dari segikekeruhan, hamburan terhadap cahaya terhadap sistem dispersi.

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 149: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

152

LEMBAR KERJA SISWA

KESETABILAN KOLOID

Pertemuan Ke-2

A. TujuanPercobaan ini bertujuan mengamati kesetabilan pada koloid danbagaimana cara menstabilkan koloid agar tidak mudah terpisah.

B. Alat dan bahan Alat- Delapan buah gelas kimia- Kertas saring secukupnya- Sendok kecil- Tabung reaksi sedang 2

buah- Pipet tetes

Bahan- Gula Pasir- Kopi- Pasir- Susu- Air- minyak

C. langkah Kerja1. Siapkan 4 buah gelas kimia dengan air yang terisi ¾ dari gelas kimia2. Larutkan gula pasir satu sendok ke dalam gelas kimia ke-1, satu

sendok kopi ke dalam gelas kimia ke-2, satu sendok pasir kedalamgelas kimia ke-3, satu sendok susu ke dalam gelas kimia ke-4.

3. Saringlah keempat larutan dengan kertas saring, dan tampung hasilpenyaringan dalam gelas kimia, amati adakah residu yang tertinggal dikertas saring dan filtrate hasil penyaringan dalam gelas kimia.

D. Hasil pengamatan

SistemDispersi

Sebelumdisaring

(kekeruhan,kesetabilan)

Sesudahdisaring

(kekeruhandan

kesetabilan)

Penyaringan(ada tidaknya

residu,kondisifiltrat)

Kesetabilan(mudah

mengendapatau tidak)

Larutan(air +gula)

Larutan(air +Kopi)

Page 150: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

153

Larutan(air+pasir)

Larutan(air +susu)

E. Langkah kerja untuk menstabikan koloid1. Isikan ke dalam tabung reaksi ¼ air dan ¼ minyak tanah, kemudian

kocoklah campuran tersebut, diamkan sebentar kemudian amatiperubahannya selama dan sesudah dikocok.

2. Tambahkan 3 tetes detergen ke dalam campuran tersebut dan kocoklahsekali lagi, amati dan bandingkan campuran tersebut setelah ditambahair sabun dengan sebelum ditambah air sabun

F. Hasil pengamatan

Sistem dispersiSebelum ditambahkan

detergenSesudah ditambahkan

detergenLarutan

(air + minyaktanah)

G. Petunjuk DiskusiBuatlah kesimpulan terhadap lima sistem dispersi yang anda amati darisegi kesetabilan, kekeruhan, dan penyaringan yang dilakukan terhadapsistem dispersi. Bagaimana cara menstabikan koloid amati sesudah dansebelum ditambahkan detergen.

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

Page 151: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

154

LEMBAR KERJA SISWA

PEMBUATAN KOLOID

Pertemuan Ke-3

A. TujuanMembedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dankoagulasi koloid

B. Alat dan Bahan Alat- Lumpang dan alu- Gelas kimia- Tabung reaksi- Pembakar spirtus- Pengaduk kaca- Kaki 3 dan kasa- Gelas ukur- Sendok

Bahan- Gula Pasir- Serbuk belerang- Agar-agar- Air- Susu- Asam cuka

C. Langkah kerja1. Pembuatan koloid dengan cara Dispersi

a) Sol belerang dalam air Campurkan satu bagian gula dengan 1 bagian belerang dan

gerus dengan alu dan lumping sampai alus. Ambil 1 bagian campuran dan campurkan dengan bagian gula,

lau gerus sampai halus. Ulangi langkah nomor 2 sampai 4 kali. Ambil 1 bagian

campuran itu kedalam gelas kimia yang berisi 50 ml air,kemudian aduk campuran ini dan amati hasilnya.

b) Sol agar-agar dalam air Ambil 1 agar- agar sebanyak dua spatula kaca dan larutkan

dalam gelas kimia yang berisi 25 mL air mendidih. Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang akan terjadi.Hasil Pengamatan

Sol Hasil pengamatanSol belerang + gula

dalam airSol agar-agar dalam

air

2. Koagulasi pada koloid Masukan 50 mL susu cair ke dalam gelas kimia 100 mL

Page 152: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

155

Tambahkan 20 tetes asam cuka kedalamnya. Amati apa yang terjadi pada susu ketika diteteskan asam cuka.

Hasil Pengamatan

KoloidSebelum

ditambahkan asamcuka

Sesudahditambahkanasam cuka

Susu + air

Petunjuk diskusi

Amatilah apa yang terjadi pada pembuatan sol belerang dan sol agar-agar, amatijuga apa yang terjadi pada peristiwa koagulasi pada koloid

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

Page 153: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

156

Lampiran 7

Hasil Ketuntasan Belajar Kelompok Kontrol

No Nama SiswaNilai

KeteranganPretest Posttest

1 Ade Ari Gusman 30 35 Tidak Tuntas2 Ahmad Bukhori 40 60 Tidak Tuntas3 Ai Badriah 40 65 Tidak Tuntas4 Ai nurahmah 20 40 Tidak Tuntas5 Annisa 45 30 Tidak Tuntas6 Aswin Ma'aruf Pambudi 25 70 Tuntas7 Dea Regina 35 35 Tidak Tuntas8 Deckha Pebyolla A.R 35 75 Tuntas9 Desi Suherti 50 75 Tuntas

10 Deviana Putri 25 30 Tidak Tuntas11 Dwi Liani 50 75 Tuntas12 Eka Agustian 45 70 Tuntas13 Elisa 50 65 Tidak Tuntas14 Elysa Fauziah 30 60 Tidak Tuntas15 Eria Kumawardani 35 60 Tidak Tuntas16 Fitri Andriani 45 70 Tuntas17 Hamidah Holid 20 70 Tuntas18 Handoko 40 30 Tidak Tuntas19 M. Rizaldi Setiawan 50 50 Tidak Tuntas20 Masriah 40 45 Tidak Tuntas21 Maulana Malik Ibrahim 30 65 Tidak Tuntas22 Merry Gustiana Said 45 30 Tidak Tuntas23 Minawati 45 50 Tidak Tuntas24 Muhamad Hardiansyah 55 50 Tidak Tuntas25 Nia Sumaryani 45 55 Tidak Tuntas26 Pandu Aji Nugroho 35 65 Tidak Tuntas27 Siska Sintia 45 30 Tidak Tuntas28 Siti Annisa Hafidzah 50 55 Tidak Tuntas29 Siti Hajar Yusnia 55 50 Tidak Tuntas30 Siti Nidia Aryani 55 60 Tidak Tuntas31 Siti Nurmayanti 65 35 Tidak Tuntas32 Siti Rohmah 65 55 Tidak Tuntas33 Tantri Tania 65 70 Tuntas34 Uwes Kusniawan 55 30 Tidak Tuntas35 Vini Aviani Nur 65 55 Tidak Tuntas36 Wafi Khoeriyah 55 65 Tidak Tuntas37 Ummu Atyah 65 45 Tidak Tuntas38 M. Faizal Fahri 55 40 Tidak Tuntas

Page 154: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

157

Tabel 4.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

No Nama SiswaNilai

KeteranganPretest Posttest

1 Adi Cahya Wiguna 50 75 Tuntas2 Ahmad Saepudin 65 80 Tuntas3 Aisyah 65 70 Tuntas4 Aisyah Amalia 20 80 Tuntas5 Andriyanto Permana 55 60 Tidak Tuntas6 Anisa Septiani 35 75 Tuntas7 Anwar Firdaus 20 60 Tidak Tuntas8 Ayu Rahayu 35 80 Tuntas9 Bayu Priansyah 60 90 Tuntas

10 Dasemiyati 25 75 Tuntas11 Deden Ruspandi 50 60 Tidak Tuntas12 Dwi Nurjanah 50 70 Tuntas13 Dwi Yanti 65 90 Tuntas14 Erna Permatasari 55 95 Tuntas15 Erwin Saputra 50 65 Tidak Tuntas16 Hanifah 40 95 Tuntas17 Heri Heryana 50 80 Tuntas18 Ilham Yusuf 25 85 Tuntas19 Lailatul Fazriyah 50 70 Tuntas20 LindaFransiska 35 80 Tuntas21 M.Rendi Mukti 30 95 Tuntas22 Makmur 45 70 Tuntas23 N. Ulfah Tilawah 20 75 Tuntas24 Nahrul Jamil 40 80 Tuntas25 Nia Herlina 35 70 Tuntas26 Nur Fajar Maulidia 30 85 Tuntas27 Ratnasari Dewi 45 80 Tuntas28 Rini Gusmawati 30 65 Tidak Tuntas29 Ros Peningsih 50 85 Tuntas30 Sawiyah 65 80 Tuntas31 Sirry Suci Ani 20 80 Tuntas32 Siska Wulandari 60 60 Tidak Tuntas33 Siti Barkah 25 80 Tuntas34 Siti Nuraeni Arsyadiyah 60 70 Tuntas35 Siti Nurasiani Sudirman 20 75 Tuntas36 Wahyu Setia Ningsih 60 80 Tuntas37 Yani Oktaviani 35 70 Tuntas

Page 155: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

158

Lampiran 8PerhitunganDaftarDistribusiFrekuensiPretest

KelompokKontrol

1. MenentukanDaftarDistribusiFrekuensia. Data NilaiSiswa

20 20 25 25 30 30 30 35 3535 35 40 40 40 40 45 45 4545 45 45 45 50 50 50 50 5055 55 55 55 55 55 65 65 6565 65

b. Menentukan Rentang Kelas

= 65 - 20= 45

c. Menentukan Banyak Kelas

d. Menentukan Panjang Kelas

e. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok kontrol

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok kontrol

Nilai fi xi f.xi xi2 fi.xi2

20 – 27 4 23.5 94 552.25 2209

28 – 35 7 31.5 220.5 992.25 6945.75

36 – 43 4 39.5 158 1560.25 6241

44 – 51 12 47.5 570 2256.25 27075

52 – 59 6 55.5 333 3080.25 18481.5

60 – 67 5 63.5 317.5 4032.25 20161.3∑

38 261 1693 12473.5 81113.5

minmax XXJ

38log3,31k

6/2,6

)57,1.(3,31

K

JP

8/5,76

45

Page 156: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

159

2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, dan Simpangan bakua. Menentukan nilai mean

b. Menentukan nilai median

c. Menentukan nilai modus

d. Menentukan simpangan baku (S)

55.4438

1693

i

ii

f

xfxMean

mde f

FnpbMMedian 2

1

5,27

)1(85.35

4

2338.2

1

85.35

07.48

)57.0(85.43

68

885.43

21

1

bb

bpbMModus o

1

22

nn

fxfxnSBakuSimpangan ii

40.12

6728.153

1406

216064

13838

169381113.538 2

Page 157: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

160

Lampiran 9PengujianNormalitasPretest KelompokKontrol

X f X-M Zi Zt F(Zt) fk S(zt) F(Zt)-S(Zt)

20 2 -24.55 -1.9806 0.4761 0.0239 2 0.0526 -0.0287

25 2 -19.55 -1.5773 0.4416 0.0582 4 0.1053 -0.0471

30 3 -14.55 -1.1739 0.3790 0.1210 7 0.1842 -0.0632

35 4 -9.55 -0.7706 0.2794 0.2206 11 0.2895 -0.068940 4 -4.55 -0.3673 0.1406 0.3594 15 0.3947 -0.0353

45 7 0.45 0.0361 0.0120 0.5120 22 0.5789 -0.0669

50 5 5.45 0.4394 0.1664 0.6664 27 0.7105 -0.0441

55 6 10.45 0.8428 0.2996 0.7995 33 0.8684 -0.0689

65 5 20.45 1.6494 0.4495 0.9495 38 1.0000 -0.0505

UntukmenentukannilaiLoadalahdenganmengambilnilaiterbesardariharga-

hargamutlak yang ada, nilai Lo= 0.0689, kemudianmembandingkan Lo dengan Lt

yangdiambildari table hargakritisliliefors. Dari table didapatharga Lt untuk n =

38padatarafsignifikansi = 0.05 adalah1476.0

36

886.0

Karenaharga Lo=0.0689danharga Lt= 0.1476, maka Lo < Lt,

haliniberartibahwa data sampelberdistribusi normal.

Page 158: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

161

Lampiran 10PerhitunganDaftarDistribusiFrekuensiPretest

Kelompokeksperimen

1. MenentukanDaftarDistribusiFrekuensia. Data NilaiSiswa

20 20 20 20 20 25 25 25 3030 30 35 35 35 35 35 40 4045 45 50 50 50 50 50 50 5055 55 60 60 60 60 65 65 6565

b. Menentukan Rentang Kelas

= 65 – 20= 45c. Menentukan Banyak Kelas

d. Menentukan Panjang Kelas

e. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

Distribusi Frekuensi Nilai PretestKelompok Eksperimen

Nilai fi xi fi.xi xi2 f.xi220 – 27 8 23.5 188 552.25 4418

28 – 35 8 31.5 252 992.25 7938

36 – 43 2 39.5 79 1560.25 3120.5

44 – 51 9 47.5 427.5 2256.25 20306.3

52 – 59 2 55.5 111 3080.25 6160.5

60 – 67 8 63.5 508 4032.25 32258

∑ 37 261 1565.5 12473.5 74201.3

minmax XXJ

37log3,31 k

6/181,6

)56,1.(3,31

K

JP

8/5,76

45

Page 159: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

162

2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, dan Simpangan bakua. Menentukan nilai mean

b. Menentukan nilai median

c. Menentukan nilai moduS

d. Menentukan simpangan baku (S)

i

ii

f

xfxMean

31.4237

5.1565

mde f

FnpbMMedian 2

1

5.33

)25.0(85.35

2

1937.2

1

85.35

21

1

bb

bpbMModus o

07.48

)53.0(85.43

77

885.43

1

22

nn

fxfxnSBakuSimpangan ii

87.14

213213.221

1332

25.245079025.2745446

13737

5.156574201.2537 2

Page 160: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

163

Lampiran 11

Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

X f X-M Zi Zt F(Zt) fk S(zt) F(Zt)-S(Zt)

20 5 -22.31 -1.8874 0.4332 0.0668 5 0.1351 -0.0683

25 3 -17.31 -1.5512 0.3770 0.1230 8 0.2162 -0.0932

30 3 -12.31 -1.2150 0.2939 0.2061 11 0.2973 -0.0912

35 5 -7.31 -0.8789 0.1879 0.3121 16 0.4324 -0.120340 2 -2.31 -0.5427 0.0596 0.4404 18 0.4865 -0.0461

45 2 2.69 -0.2065 0.0714 0.5714 20 0.5405 0.0309

50 7 7.69 0.1297 0.1950 0.6950 27 0.7297 -0.0347

55 2 12.69 0.4658 0.3023 0.8023 29 0.7838 0.0185

60 4 17.69 0.8020 0.3810 0.8810 33 0.8919 -0.0109

65 4 22.69 1.1382 0.5357 0.9357 37 1.0000 -0.0643

Untukmenentukannilai Lo adalahdenganmengambilnilaiterbesardariharga-

hargamutlak yang ada, nilai Lo= 0.1203, kemudianmembandingkan Lo dengan Lt

yangdiambildaritabelhargakritisliliefors. Dari table didapatharga Lt untuk n =

37padatarafsignifikansi = 0.05 adalah1476.0

36

886.0

Karenaharga Lo=0.1203danharga Lt= 0.1476, maka Lo < Lt,

haliniberartibahwa data sampelberdistribusi normal

Page 161: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

164

Lampiran 12

Perhitungan Uji Homogenitas Pretest

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus :

terkecilians

terbesarians

S

SF

var

var2

2

21 dengan

1

22

2

nn

fxfxnS ii

Langkah-langkah perhitungan :

1. Menentukan Hipotesis

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen

2. Menentukan Kriteria Pengujian

Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima

Jika Fhitung Ftabel maka Ha diterima

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil)

db pembilang 361371 n

db penyebut 371381 n

4. Menentukan nilai Fhitung

22

21

S

SF

44,167.153

21.221

5. Menentukan tabelF

Selanjutnya menentukan tabelF , dengan db pembilang

361371 n , db penyebut 361371 n dan taraf signifikan

05,0 , diperoleh nilai 78.1tabelF .

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh 44,1hitF dan 78.1tabelF .

Karena 78.144.1 tabelhitung FF , maka H0 diterima. Artinya, kedua kelas

berasal dari populasi yang homogen.

Page 162: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

165

Lampiran 13PengujianHipotesis Data Pretest

Kriteriapengujian1. Jikathitung<ttabel, maka Ho diterima2. Jikathitung>ttabel, maka Ho ditolak

Dengantarafsignifikansi 0.05 dandk = 70

2

11

21

222

2112

nn

SnSnS

23837

67.15313821.2211372

S

73

895.5685676.79632

S

73

13649572 S

9804.186S =13,674

2

1

1

1

21

nn

xxt

s

38

1

37

1

31.4255.44

674.13

t 053,0679.13

04.2

xt = 0.71

Setelahthitungdiperoleh, langkahselanjutnyayaitumenentukanttabel

.dipergunakannilaiterdekatyaitu 70, diperoleh t tabelpadatarafsignifikansi 0.05

sebesar 1,67.

Kesimpulan:

Karenadidapatthitung<ttabel(0.71<1,67) makahipotesisnol (Ho)

diterimadanhipotesisalternatif (Ha) ditolak.

Artinyakeduakelaspadadasarnyamemilikinilai yang sama.

Page 163: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

166

Lampiran 14PerhitunganDaftarDistribusiFrekuensiPosttest

Kelompokkontrol1. MenentukanDaftarDistribusiFrekuensi

a. Data NilaiSiswa

30 30 30 30 30 30 35 35 3540 40 45 45 50 50 50 50 5555 55 55 60 60 60 60 65 6565 65 65 70 70 70 70 70 7575 75

b. Menentukan Rentang Kelas

= 75– 30= 45

c. Menentukan Banyak Kelas

d. Menentukan Panjang Kelas

e. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok kontrol

Distribusi Frekuensi Nilai posttestKelompok kontrol

Nilai fi xi f.xi xi2 f.xi2

30 – 37 9 33.5 301.5 1122.25 10100.25

38 – 45 4 41.5 166 1722.25 6889

46 – 53 4 49.5 198 2450.25 9801

54 – 61 8 57.5 460 3306.25 26450

62- 69 5 65.5 327.5 4290.25 21451.25

70 – 77 8 73.5 588 5402.25 43218

∑ 38 321 2041 18293.5 117909.5

minmax XXJ

38log3,31k

6

213,6

21,51

)579,1.(3,31

K

JP

8/5,76

45

Page 164: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

167

2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, dan Simpangan Bakua. Menentukan nilai mean

i

ii

f

xfxMean

71,5338

2041

b. Menentukan nilai median

mde f

FnpbMMedian 2

1

5.41

4

2138.2

1

85,45

c. Menentukan nilai modus

21

1

bb

bpbMModus o

5.,29

05.29

50

085.29

d. Menentukan simpangan baku (S)

1

22

nn

fxfxnSBakuSimpangan ii

96,14

95,223

1406

1,314878

13838

2041117909,4538 2

Page 165: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

168

Lampiran 15Penghitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

X f X-M Zi Zt F(Zt) fk S(zt)F(Zt)-S(Zt)

30 6 -23.71 2.0047 0.4429 0.0571 6 0.1579 -0.1008

35 3 -18.71 2.3388 0.3944 0.1056 9 0.2368 -0.1312

40 2 -13.71 2.6729 0.3186 0.1814 11 0.2895 -0.1081

45 2 -8.71 3.0070 0.219 0.281 13 0.3421 -0.061150 4 -3.71 3.3411 0.0948 0.4052 17 0.4474 -0.0422

55 4 1.29 3.6752 0.0319 0.5319 21 0.5526 -0.0207

60 4 6.29 4.0093 0.1628 0.6628 25 0.6579 0.0049

65 5 11.29 4.3434 0.2734 0.7734 30 0.7895 -0.0161

70 5 16.29 4.6775 0.3599 0.8559 35 0.9211 -0.0652

75 3 21.29 5.0117 0.4222 0.9222 38 1.0000 -0.0778

Untukmenentukannilai Lo adalahdenganmengambilnilaiterbesardariharga-

hargamutlak yang ada, nilai Lo= 0.0611, kemudianmembandingkan Lo dengan Lt

yangdiambildaritabelhargakritisliliefors. Dari tabeldidapatharga Lt untuk n =

38padatarafsignifikansi = 0.05 adalah1437.0

38

886.0

Karenaharga Lo=0.0611danharga Lt= 0.1437, maka Lo < Lt,

haliniberartibahwa data sampelberdistribusi normal.

Page 166: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

169

Lampiran 16PerhitunganDaftarDistribusiFrekuensiPosttest

KelompokEksperimen

1. MenentukanDaftarDistribusiFrekuensia. Data NilaiSiswa

60 60 60 60 65 65 70 70 70

70 70 70 70 75 75 75 75 75

80 80 80 80 80 80 80 80 80

80 80 85 85 85 90 90 95 95

95

b. Menentukan Rentang Kelas

minmax XXJ = 95 – 60= 35

c. Menentukan Banyak Kelas

d. Menentukan Panjang Kelas

e. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok kontrol

Distribusi Frekuensi Nilai posttest Kelompok Eksperimen

Nilai fi xi f.xi xi2 f.xi260 – 65 6 62.5 375 3906.25 23437.566 – 71 7 68.5 479.5 4692.25 32845.7572 – 77 5 74.5 372.5 5550.25 27751.2578 – 83 11 80.5 885.5 6480.25 71282.7584 – 89 3 86.5 259.5 7482.25 22446.7590 – 95 5 92.5 462.5 8556.25 42781.25

∑ 37 465 2834.5 36667.5 220545.25

37log3,31k

6/175,6

)57,1.(3,31

K

JP

6/8.56

35

Page 167: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

170

2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, dan Simpangan bakua. Menentukan nilai mean

i

ii

f

xfxMean

61.7637

5.2834

b. Menentukan nilai median

mde f

FnpbMMedian 2

1

9.70

1.065.71

5

1937.2

1

65.71

c. Menentukan nilai modus

21

1

bb

bpbMModus o

07.80

42,35.77

86

665.77

d. Menentukan simpangan baku (S)

1

22

nn

fxfxnSBakuSimpangan ii

72.9

43.94

1332

125784

13737

2834.5220545.2537 2

Page 168: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

171

Lampiran 17

Penghitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

X f X-M Zi Zt F(Zt) fk S(zt)F(Zt)-S(Zt)

60 4 -16.61 -1.7091 0.4564 0.0436 4 0.1081 -0.0645

65 2 -11.61 -1.1945 0.3830 0.1170 6 0.1622 -0.0703

70 7 -6.61 -0.6800 0.2518 0.2483 13 0.3514 -0.099175 5 -1.61 -0.1655 0.0636 0.4364 18 0.4865 -0.0636

80 11 3.39 0.3490 0.1331 0.6331 29 0.7838 -0.0539

85 3 8.39 0.8636 0.3051 0.8051 32 0.8649 -0.0693

90 2 13.39 1.3781 0.4147 0.9147 34 0.9189 -0.0613

95 3 18.39 1.8926 0.4706 0.9767 37 1.0000 -0.0308

Untukmenentukannilai Lo adalahdenganmengambilnilaiterbesardariharga-

hargamutlak yang ada, nilai Lo= 0.0991, kemudianmembandingkan Lo dengan Lt

yangdiambildaritabelhargakritisliliefors. Dari tabeldidapatharga Lt untuk n =

37padatarafsignifikansi = 0.05 adalah1456.0

37

886.0

Karenaharga Lo=0.0991danharga Lt= 0.1456, maka Lo < Lt,

haliniberartibahwa data sampelberdistribusi normal.

Page 169: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

172

Lampiran 18

Perhitungan Uji Homogenitas Posttest

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus :

terkecilians

terbesarians

S

SF

var

var2

2

21 dengan

1

22

2

nn

fxfxnS ii

Langkah-langkah perhitungan :

1. Menentukan Hipotesis

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen

2. Menentukan Kriteria Pengujian

Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima

Jika Fhitung Ftabel maka Ha diterima

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil)

db pembilang 361371 n

db penyebut 371381 n

4. Menentukan nilai Fhitung

22

21

S

SF

42.043.94

95.223

5. Menentukan tabelF

Selanjutnya menentukan tabelF , dengan db pembilang

371381 n , db penyebut 361371 n dan taraf signifikan

05,0 , diperoleh nilai 78,1tabelF .

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh 42,0hitF dan 78,1tabelF .

Karena 78,142.0 tabelhitung FF , maka H0 diterima. Artinya, kedua kelas

berasal dari populasi yang homogen.

Page 170: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

173

Lampiran 19PengujianHipotesis Data Posttest

Ho: µ1=µ2Ha: µ1>µ2Kriteriapengujian

1. Jikathitung> t tabel, maka Ho ditolak2. Jikathitung<ttabel, maka Ho diterima

Dengantarafsignifikansi 0.05 dandk = 70

2

11

21

222

2112

nn

SnSnS

23837

95.22313843.941372

S

73

3158.82865.33992

S

73

9.116852 S

081.160S =12.652

2

1

1

1

21

nn

Xt

s

x

38

1

37

1

71.5361.76

652.12

t 053,0652.12

90.22

xt = 7,54

Daftardistribusi t menunjukkan t denganpeluang 0,95dandk=70, didapat

t0,95 = 1,66. Harga t yang didapatdaripenelitianiniyaitu t = 7.54daninilebihbesardari

t = 1,66, jadi Ho = ditolak.

Kesimpulan:

Karenadidapatthitung>ttabel(7.54> 1,67) makahipotesisnol (Ho)

ditolakdanhipotesisalternatif (Ha) diterima. Artinyaterdapatpengaruhpendekatan

CTL (Contextual Teaching and

Learning)terhadaphasilbelajarkimiasiswapadakonsepkoloid.

Page 171: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

, KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.Olff . l/KM .ot st.l!fi ..tzOtzLamp. :SkripsiHal : Bimbingan Skripsi

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:l Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.

Jakarta, 11Maret2013

Kepada Yth.Burhanudin Milama, M.Pd

Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarla.

A s s alamu' alaikum w r. w b

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Ridad Hidayat

t070t6200042

Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Kimia

XIII (Tiga Belas)

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep

Koloid

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 28

Februari 2013, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksionalpada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnyatanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.Was s alamu' alaikum wr.wb.

2 00r

,%-.%,.....12

iwe'e*l

Page 172: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

,KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : '1 Maret 20'10

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.0 1/F. 1A(M .Ol.3 I .!..1.b..120I3Lamp. : SkripsiHal : Bimbingan Skripsi

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:L Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.

Jakarta, 11 Maret 2013

Kepada Yth.Tonih Feronika, M.Pd

Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

As s alamu' al aikum wnw b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Ndad Hidayat

r07016200042

Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Kimia

XIII (Tiga Belas)

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep

Koloid

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 28

Februari 2013, abstraksiJoutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional

pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing

menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnyatanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' alaikum wr.w b.

';frl rl"'6''a.i1: Defdh'q'A

Kajur Pgndi

,;frl rl','6.'i'n^rft '!'it

2 001

Page 173: PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30510/3/RIDAD... · PENGARUH PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juada No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 111

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .31.!.3..1..1201 4Lamp. : Outline/ProposalHal : Pennohonan lzin Penelitian

Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 29 Januari 2014

Kepada Yth.

Kepala Sekolah MAN JONGGOLdiTempat

Assal am u' at ai ku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Ridad Hidayat

NIM :107016200042

Jurusan : P.IPA / P. KIMIA

Semester : Xlll ( Tiga Belas)

Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan CTL (ContextualTeaching and Learning)

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Koloid

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' alai ku m wr.wb.

n IPA

ti, M.Sc200003 2 001