126
PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, PENGALAMAN DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Sri Hasanah NIM: 206082004009 JURUSAN AKUNTANSI / AUDITING FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

  • Upload
    lammien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, PENGALAMAN DAN

SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP

PENDETEKSIAN KECURANGAN

(Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Sri Hasanah

NIM: 206082004009

JURUSAN AKUNTANSI / AUDITING

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, PENGALAMAN, DAN

SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP PENDETEKSIAN

KECURANGAN

(Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Sri Hasanah

NIM: 206082004009

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. Yessi Fitri, SE., MSi., Ak.

NIP:196902032001121003 NIP: 197609242006042002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Pada hari Selasa Tanggal 18 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian Komperhensif atas nama Sri Hasanah, NIM: 206082004009, dengan judul

skripsi “Pengaruh Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, dan Skeptisme

Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan”. Memperhatikan

penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Mei 2010

Tim Penguji Komprehensif

Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. Rahmawati, SE., MM.

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.

Penguji Ahli

Page 4: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Pada hari Selasa Tanggal 15 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian Skripsi atas nama Sri Hasanah, NIM: 206082004009, dengan judul skripsi

“Pengaruh Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, dan Skeptisme Profesional

Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan”. Memperhatikan penampilan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2010

Tim Penguji Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. Yessi Fitri, SE., MSi., Ak.

Penguji I Penguji II

Dr. Amilin, SE., Ak., MSi. Yusro Rahma, SE., MSi.

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Page 5: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

v

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, dan

Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan aturan

etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian

kecurangan. objek yang diteliti adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada

di wilayah Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah convenience sampling. Kuesioner yang telah dikirim sebanyak 100

kuesioner dengan tingkat pengembalian 89 kuesioner atau 89% dari total

kuesioner yang dikirim. Data tersebut dianalisis dengan metode regresi berganda

dan diolah dengan program SPSS versi 16.

Hasil penelitian menunjukan bahwa baik secara parsial maupun simultan

penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor

berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan. Penelitian ini

juga menunjukan bahwa variabel skeptisme profesional auditor merupakan

variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan

Kata kunci: Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, Skeptisme Profesional

Auditor dan Pendeteksian Kecurangan.

Page 6: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

iv

ABSTRACT

The Impact Application of The Ethics Rules, Experience and Auditor

Professional Skepticism Detection For Fraud

The research aims to examine the impact application of the ethics rules,

experience, and professional auditor skepticism detection for fraud. Object of this

research is accountant public office in Jakarta. The sample of this research was

collected by using convenience sampling. There are one hundred questionnairs

which are sent but only eighty nine or eighty nine present questionnairs return.

That data are analyzed by multiple regression method and SPSS program

version 16.

The results of this research show that application of the ethics rules,

experience, auditors’ professional skepticism significantly affect the detection of

fraud. The results of this research also show that application of the ethics rules,

experience, and auditors’ pprofessional skepticism simultaneously affect the

detection for fraud. The research also shows that the auditor’s professional

skepticism variable is the most dominant variable affect detection for fraud.

Keywords: Application of The Ethics Rules, Experience, Auditor’s

Professional Skepticism and Fraud Detect.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

ix

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ iv

Abstract ....................................................................................................... v

Abstrak ........................................................................................................ vi

Kata Pengantar ........................................................................................... vii

Daftar Isi ..................................................................................................... ix

Daftar Tabel ................................................................................................ xi

Daftar Gambar ........................................................................................... xii

Daftar Lampiran ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 6

1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis ............................................................................. 9

1. Dasar-Dasar Audit ........................................................................ 9

2. Etika ............................................................................................. 18

3. Pengalaman Auditor .................................................................... 29

4. Skeptisme Profesional Auditor ..................................................... 33

5. Pendeteksian Kecurangan ............................................................ 38

B Keterkaitan Antar Variabel Penelitian .............................................. 42

C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 44

Hal.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

x

D. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 47

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 47

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 48

1. Penelitian Lapangan .................................................................... 48

2. Penelitian Kepustakaan ............................................................... 48

D. Metode Analisis Data ..................................................................... 49

1. Uji Kualitas data ......................................................................... 49

2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 51

3. Uji Hipotesis ............................................................................... 53

E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 55

1. Variabel Independen ................................................................... 56

2. Variabel Dependen...................................................................... 57

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................. 60

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................ 65

1. Uji Kualitas Data ........................................................................ 65

2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 69

3. Uji Hipotesis ............................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ...................................................................................... 79

B. Implikasi.......................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 84

Page 9: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu .................................................................. 44

Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 57

Tabel 4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner .............................................. 61

Tabel 4.2. Jabatan Responden .................................................................... 61

Tabel 4.3. Pendidikan Responden............................................................... 62

Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden .......................................................... 62

Tabel 4.5. Usia Responden ......................................................................... 63

Tabel 4.6. Lama Bekerja Responden .......................................................... 63

Tabel 4.7. Statistik Deskriptif ..................................................................... 64

Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 65

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Aturan Etika ................... 66

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman ................................... 67

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor....... 67

Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Pendeteksian Kecurangan .............. 68

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................ 69

Tabel 4.14. Koefisien Determinasi ............................................................... 72

Tabel 4.15. Uji F .......................................................................................... 74

Tabel 4.16. Uji t ........................................................................................... 75

Hal.

Page 10: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Penelitian .................................................................... 41

Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskendastisitas ................................................ 70

Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas .............................................................. 71

Hal.

Page 11: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................. 84

Lampiran 2. Matriks Tabulasi Data ............................................................ 93

Lampiran 3. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................... 101

Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 108

Lampiran 5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 111

Lampiran 6. Nama Kantor Akuntan Publik................................................. 112

Hal.

Page 12: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian.

Para pelaku bisnis mempunyai peluang yang besar untuk mengeruk

keuntungan yang sebesar-besarnya, meskipun dengan cara yang tidak

dibenarkan oleh hukum apalagi oleh nilai-nilai etika. Etika merupakan nilai-

nilai hidup dan norma-norma serta hukum yang mengatur tingkah laku

manusia. Etika pada dasarnya berkaitan erat dengan moral yang merupakan

kristalisasi dari ajaran-ajaran, patokan-patokan, kumpulan aturan, dan

ketetapan baik lisan maupun tertulis (Enjel, 2006:2). Etika dinyatakan

secara tertulis atau formal disebut sebagai kode etik, maka dari itu sebagai

seorang auditor harus mentaati aturan etika dan menghayati serta

mengamalkan kode etik dalam melaksanakan tugasnya.

Rand (2003) dalam Ludigdo (2006:14) menyatakan bahwa etika

merupakan kode nilai-nilai untuk memandu pilihan dan tindakan manusia,

yaitu pilihan dan tindakan yang menentukan tujuan dan jalannya kehidupan

manusia. Dengan tidak mengabaikan nilai positif dari etika profesi yang

telah ada, langkah dekonstruktif yang dilakukan untuk membangun etika

profesi dengan memperhatikan secara cermat konteks sosial dan budaya

masyarakat Indonesia sangat diperlukan, karena dimensi pemikiran etika

dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik pribadi, sosial,

ekonomi maupun politik.

Page 13: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

2

Preston at.al (2002) dalam Winartono (2004) menyatakan etika harus

dilihat dari sudut pandang organisasi dan kelembagaan dibandingkan pada

pemahaman bahwa dalam lingkungan perusahaan, kumpulan individu

menjadi faktor penentu dalam pencapaian tujuan bersama, tanpa

mengabaikan tanggung jawab individu. Etika harus dibangun dalam suatu

prosedur kegiatan dan pengambilan keputusan suatu organisasi. The

American Heritage Dictionary menyatakan etika sebagai suatu aturan atau

standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi,

pengembangan etis/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi

akuntan (Louwers 1997, dalam Gusti dan Ali, 2006:5).

Boner dan Walker (1994) dalam Herman (2009) menyatakan bahwa

peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya

dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu, pengalaman

kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi

kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukan sebagai salah satu

persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik. (SK Menkeu

No. 359/KMK.06/2003) tentang perubahan atas Kep Menkeu No.

423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik (Depkeu, 2003).

Pengalaman dan pemahaman seorang auditor akan jenis dan karakteristik

kecurangan akan sangat membantu dalam hal penyusunan dan pelaksanaan

prosedur pemeriksaan. Ada kecenderungan pihak penyaji laporan keuangan

akan menyembunyikan kecurangan yang terjadi, untuk itu diperlukan

Page 14: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

3

auditor yang betul-betul berpengalaman sesuai dengan bidang pemeriksaan

yang menjadi tugasnya.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Diah (2008), Taufik (2008),

dan Herman (2009) menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh

secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan. Seseorang

yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan

dalam mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari penyebab

munculnya kesalahan (Indri 2005, dalam Ananing 2006).

Seorang auditor dalam menjalankan penugasan audit di lapangan

seharusnya tidak hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam

program audit, tetapi juga harus disertai dengan sikap skeptisme profesional.

Standar profesional akuntan publik mendefinisikan skeptisme profesional

sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan

dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit (IAI, 2001, SA

seksi 316.06).

Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja

penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh

alasan, bukti, dan konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan. Tanpa

menerapkan skeptisme profesional, auditor hanya akan menemukan salah

saji yang disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit untuk menemukan salah

saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena kecurangan biasanya akan

disembunyikan oleh pelakunya.

Page 15: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

4

Secara psikologis, seorang auditor sering kali diwarnai oleh rasa terlalu

curiga atau sebaliknya terkadang terlalu percaya terhadap asersi manajemen.

Padahal seharusnya seorang auditor secara profesional menggunakan

kecakapannya untuk “balance” antara sikap curiga dan sikap percaya

tersebut, ini yang kadang sulit diharapkan, apalagi pengaruh-pengaruh di

luar diri auditor yang bisa mengurangi sikap skeptisme profesional tersebut.

Pengaruh itu bisa berupa “self-serving bias” karena auditor dalam

melaksanakan tugasnya mendapat imbalan dari audite. Auditor harus

menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam

menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan standar yang

akan diterapkan terhadap pemeriksaan, menentukan lingkup pemeriksaan,

memilih metodologi, menentukan jenis dan jumlah bukti yang akan

dikumpulkan, atau dalam memilih pengujian dan prosedur untuk melakukan

pemeriksaan. Kemahiran profesional harus diterapkan juga dalam

melakukan pengujian dan prosedur, serta dalam melakukan penilaian dan

pelaporan hasil pemeriksaan.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa subjek yang suspicious (curiga)

terhadap validitas informasi akan meningkatkan proses penelitiannya (Petty

dan Caccioppo, 1977; Schul, 1993; Kruglanski & Freund, 1983; Mayseless

dan Kruglanski 1987; Schul et al., 1996). Dalam seting auditing, auditor

yang melakukan penugasan audit akan menerima berbagai informasi yang

berkaitan dengan bukti audit, tetapi sulit untuk menentukan informasi yang

mana yang valid dan mana yang tidak valid. Diduga penaksiran risiko

Page 16: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

5

kecurangan akan meningkatkan kecurigaan auditor terhadap bukti audit

yang diterimanya sehingga skeptisme profesional auditor akan meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh SEC (Securities and Exchange

Commission) menemukan bahwa urutan ketiga dari penyebab kegagalan

audit adalah tingkat skeptisme profesional yang kurang memadai. Dari 45

kasus audit yang diteliti SEC, 24 kasus (60%) diantaranya terjadi karena

auditor tidak menerapkan tingkat skeptisme profesional yang memadai

(Beasley, 2001 dalam Noviyanti, 2008:103). Jadi rendahnya tingkat

skeptisme profesional dapat menyebabkan kegagalan dalam mendeteksi

kecurangan. kegagalan ini selain merugikan kantor akuntan publik secara

ekonomis, juga menyebabkan hilangnya reputasi akuntan publik dimata

masyarakat dan hilangnya kepercayaan kreditor dan investor di pasar modal.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Herman

(2009) dan penelitian yang dilakukan oleh Enjel (2006) dimana Herman

meneliti tentang pengaruh hubungan pengalaman dan skeptisme profesional

terhadap pendeteksian kecurangan sedangkan Enjel meneliti hubungan

antara penerapan aturan etika dengan peningkatan profesionalisme auditor

internal.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu

penambahan variabel penerapan aturan etika (menggunakan variabel

penelitian Enjel, 2006) yang akan dihubungkan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Herman (2009) yang meneliti hubungan pengalaman dan

skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan, sedangkan

Page 17: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

6

penelitian Enjel lebih menitik beratkan pada tingkat profesional auditor

internalnya bukan pada pendeteksian kecurangannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiankan, maka penelitian ini

mengangkat judul:

“Pengaruh Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, Dan Skeptisme

Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional

auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendeteksian

kecurangan?

2. Variabel manakah yang paling dominan antara penerapan aturan etika

pengalaman, skeptisme profesional auditor yang berpengaruh terhadap

pendeteksian kecurangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman, dan

skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan.

Page 18: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

7

b. Menganalisis variabel yang paling dominan antara penerapan

aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor yang

berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan.

2. Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Akademisi.

Penelitian ini dapat memberikan ide untuk pengembangan

penelitian selanjutnya, disamping sebagai sarana untuk menambah

wawasan dan juga memberikan sumbangan pengetahuan yang

lebih tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang

auditor dalam melakukan penugasan audit, terutama yang

berhubungan dengan pendeteksian kecurangan.

b. Bagi Akuntan Publik (Auditor Independen).

Penelitian ini dijadikan bahan dalam melaksanakan praktik audit,

dan dapat membantu para akuntan publik dalam mengidentifikasi

hal-hal yang berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan,

sehingga diharapkan akuntan publik dapat meningkat kualitas

audit, dengan adanya penerapan aturan etika, pengalaman dan sikap

skeptisme profesioanal yang dimiliki dapat mempermudah auditor

dalam mendeteksi kecurangan.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

8

c. Bagi Pembaca.

Memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat pada umumnya

dan bagi mahasiswa FEB pada khususnya. Skripsi ini dapat

dijadikan sumbangan karya ilmiah yang bermafaat dan menambah

pengetahuan bagi para pembaca, dan dapat dijadikan sumber

informasi untuk menambah wawasan dan masukan bagi penelitian

lain yang berminat untuk meneliti kembali tentang hal-hal yang

berkaitan dengan pendeteksian kecurangan.

Page 20: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Dasar-Dasar Audit

a. Pengertian Audit

Halim (2001,1), ASOBAC (A Statement of Basic Auditing

Concepts) mendefinisikan auditing sebagai berikut:

Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-

bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan

dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara

asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan

menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

Audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan

bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen

untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan

kriteria-kriteria yang ditetapkan (Arens et all 2006: 4).

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik

audit:

1) Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian

bukti atau informasi.

2) Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas

keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai

tingkat kesesuaian informasi.

Page 21: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

10

3) Adanya tingkat kesesuaian dan kriteria tertentu.

4) Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki

kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang

auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau

satuan usaha yang diperiksanya.

5) Adanya pelaporan dan pengkomunikasian hasil audit kepada pihak

yang berkepentingan.

b. Tujuan Audit

Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas

kewajaran, dalam semua hal yang material posisi keuangan dan hasil

usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Untuk mencapai tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti

kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan

menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan

keuangan.

Tujuan audit spesifik ditentukan berdasarkan asersi yang dibuat

oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Laporan

keuangan meliputi asersi manajemen yang bersifat eksplisit maupun

implisit. Asersi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Halim, 2003):

1) Keberadaan dan keterjadian (existence and occurance)

2) Kelengkapan (completeness)

3) Hak dan kewajiban (right and obligation)

Page 22: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

11

4) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation)

5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

c. Jenis-Jenis Audit

Ada beberapa jenis audit yang dikemukakan oleh Arens, et all

(2006: 14-15) yaitu:

1) Audit Operasional (Operational Audits)

Audit operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap

bagian prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk

menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada

akhir pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran

rekomendasi pada manajemen untuk memperbaiki atau

meningkatkan kualitas operasi perusahaan.

2) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audits)

Audit laporan keuangan berkaitan dengan kegiatan

memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan

entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah

laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting

Principles, GAAP).

Page 23: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

12

3) Audit Kepatuhan (Compliance Audits)

Audit berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan

keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan

persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang

ditetapkan dalam audit jenis berasal dari berbagai sumber.

Sebagai contoh, berkenaan dengan kondisi kerja, partisipasi

dalam program pensiun, serta pertentangan kepentingan.

d. Jenis-Jenis Auditor

Arens, et all (2006:15-16) menyatakan bahwa terdapat empat jenis

auditor yang umum dikenal dalam masyarakat, yaitu:

1) Auditor independen (Akuntan Publik)

Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor

independen. Akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan

atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan,

dengan memberikan opini atas informasi yang diauditnya. Rahayu

dan Suhayati (2010:13) menjelaskan persyaratan profesional yang

dianut dari auditor independen adalah seorang auditor yang

memiliki pendidikan dan pengalaman praktik sebagai auditor

independen, dan bukan termasuk orang yang terlatih dalam

profesi dan jabatan lain (auditor tidak dapat bertindak dalam

Page 24: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

13

kapasitas sebagai penasehat hukum meskipun auditor mengetahui

hukum).

2) Auditor Pemerintah

Aditor pemerintah dilaksanakan oleh auditor pemerintah

sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan

keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Dan laporan

audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini untuk

Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat. Rahayu dan

Suhayati (2010: 14) menyatakan aktivitas yang dilakukan oleh

auditor pemerintah adalah:

a) Audit keuangan (Financial Audits) yang terdiri atas audit

laporan keuangan dan audit atas hal-hal yang berkaitan dengan

keuangan.

b) Audit kinerja (performance audits) yang terdiri atas audit

ekonomi dan efisiensi operasi organisasi dan audit atas

program pemerintah dan BUMN (efektifitas).

3) Auditor Pajak

Auditor pajak mempunyai tanggung jawab terhadap

pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup

pengerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar

menghitung pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang

berlaku.

Page 25: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

14

4) Auditor Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam

perusahaan (perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang

tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,

menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan

organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan

organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan

oleh berbagai bagian organisasi.

Tujuan auditor internal adalah untuk membantu manajemen

dalam melaksanakan tangung jawabny a secara efektif. Auditor

internal terutama berhubungan dengan audit operasional dan audit

kepatuhan. Meskipun demikian pekerjaan auditor internal dapat

mmendukung audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor

independen. Agar dapat mmenjalankan tugasnya dengan baik,

maka auditor internal harus berada diluar fungsi lini suatu

organisasi, kedudukannya independen dari auditee. Auditor

internal wajib memberikan informasi bagi manajemen pengambil

keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan.

Sehingga memerlukan dukungan dari manajemen informasi dari

auditor internal tidak banyak dimanfaatkan bagi pihak ekstern

karena independensinya terbatas (tidak independen bagi pihak

Page 26: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

15

ekstern) hal ini yang membedakan auditor internal dan akuntan

publik (Rahayu dan Suhayati, 2010:16).

e. Standar Audit

Menurut PSA No. 1 (SA seksi 150), standar auditing adalah sebagai

berikut:

1) Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai

seorang auditor.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh

auditor.

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat

dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika

digunakan asisten harus disuvervisi dengan sebaik-baiknya.

b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern

harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan

sifat, saat, dan lingkup pengujian yang dilakukan.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

16

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan akuntan.

3) Standar Pelaporan

a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan

telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

b) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya

prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam

hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

periode sebelumnya.

c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan

audit.

d) Laporan audit harus memuat suatu pertanyaan pendapat

mengenai laporan keuangan secara menyeluruh, atau secara

asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika

pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan.

Page 28: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

17

f. Risiko Audit

Resiko audit adalah resiko bahwa audior tanpa sadar tidak

melakukan modifikasi pendapat sebagaimana mestinya atas laporan

keuangan yang mengandung salah saji. Laporan audit standar

menjelaskan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan

yang memadai bukan absolut bahwa laporan keuangan telah bebas

dari salah saji material. Karena audit tidak menjamin bahwa laporan

keuangan telah bebas dari salah saji material, maka terdapat beberapa

derajat risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang

tidak terdeteksi oleh auditor.

Para auditor menguraikan risiko audit sebagai suatu fungsi dari tiga

komponen yaitu (1) risiko bawaan, (2) risiko pengendalian, (3) risiko

deteksi (Halim, 2003: 118-121):

1) Risiko Bawaan

Risiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi

terhadap kemungkinan salah saji material, dengan asumsi tidak

terdapat pengendalian internal yang terkait.

2) Risiko Pengendalian

Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko terjadinya

salah saji material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah

atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern

entitas.

Page 29: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

18

3) Risiko Deteksi

Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko yang timbul

karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang

terdapat dalam suatu asersi.

2. Etika

a. Pengertian Etika

Pengertian moral sering disama artikan dengan etika. Moral

berasal dari bahasa latin moralia , kata sifat dari mos (adat istiadat)

dan mores (perilaku) sedangkan Etika dalam bahasa latin “Ethica”

berarti falsafah moral, yang merupakan pedoman cara bertingkah laku

yang baik dari sudut pandang budaya, sosial, serta agama. Makna kata

etika dan moral memang sinonim, namun menurut Siagian (1996)

dalam Wiwik dan Fitri (2006: 5) antara keduanya mempunyai nuansa

konsep yang berbeda. Moral atau moralitas biasanya dikaitkan dengan

tindakan seseorang yang benar atau salah. Sedangkan etika ialah studi

tentang tindakan moral atau sistem atau kode berperilaku yang

mengikutinya. Etika sebagai bidang studi menentukan standar untuk

membedakan antara karakter yang baik dan tidak baik atau dengan

kata lain etika merupakan studi normatif tentang berbagai prinsip yang

mendasari tipe-tipe tindakan manusia.

Sedangkan menurut Keraf (1997:10) dalam Enjel (2006:4), etika

secara harfiah berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Ethos” (jamaknya: ta

Page 30: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

19

etha) yang artinya sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan

yang baik, adat kebiasaan yang baik ini menjadi sistem nilai yang

berfungsi sebagai pedoman dan tolak ukur tingkah laku yang baik dan

buruk.

Pengertian etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1998), memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai

mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat. Menurut Barney (1992) dalam Enjel (2006:7),

menyatakan:

“Ethics may be defined as the set ofimoral principles that distinguish

what is right from what is wrong. It is a normative field because it

prescribes what one should do or obstainfrom doing”

Jadi etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang

mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang

harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok/segolongan manusia/

masyarakat/profesi.

Menurut Siagian (1996) dalam Wiwik & Fitri (2006:5),

menyebutkan bahwa setidaknya ada empat alasan mengapa

mempelajari etika itu sangat penting, yaitu:

1) Etika memandu manusia dalam memilih berbagai keputusan

yang dihadapi dalam kehidupan.

2) Etika merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan

nilai-nilai sehingga kehidupan harmonis dapat tercapai.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

20

3) Dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan

nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan analisa dan ditinjau

ulang.

4) Etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas dan mengilhami

manusia untuk sama-sama mencari, menemukan dan menerapkan

nilai-nilai hidup yang hakiki.

Menurut Keraf dan Imam (2001: 33-35) dalam Farid dan Suranta

(2006: 5), etika dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1) Etika Umum

Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia

mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip

moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam

bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya

suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu

pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan

teori-teori.

2) Etika Khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar

dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi

menjadi dua yaitu:

a) Etika Individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia

terhadap dirinya sendiri.

Page 32: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

21

b) Etika Sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola

perilaku manusia dengan manusia lainnya yang salah satu

bagian dari etika sosial adalah etika profesi akuntan.

b. Etika Bisnis

Etika (ethics) berkaitan dengan prinsip-prinsip perilaku yang

digunakan orang dalam membuat pilihan dan yang mengarahkan

perilakunya dalam situasi yang melibatkan konsep salah dan benar.

Secara lebih spesifik etika bisnis (business ethics) mencakup

pencarian jawaban atas dua pertanyaan berikut:

1) Bagaimana manajer memutuskan apa yang benar dalam

menjalankan bisnisnya?

2) Ketika para manajer telah mengetahui apa yang benar, dan

bagaimana cara mereka mencapainya?

Permasalahan etika dalam bisnis dapat dibagi menjadi empat

yaitu kesetaraan, hak, kejujuran dan penerapan kekuasaan perusahaan.

Banyak orang yang meyakini bahwa istilah etika bisnis adalah

oksimoron (dua hal yang berbeda/bertolak belakang namun

berdampingan). Akan tetapi, perilaku etis yang baik seharusnya juga

bagus untuk bisnis. Perilaku etis adalah hal yang penting, tetapi bukan

merupakan satu-satunya kondisi yang dapat membuat bisnis menjadi

sukses. Menurut Hall & Singleton (2007: 253) permasalahan etika

dalam bisnis yang sering terjadi diantaranya:

Page 33: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

22

1) Kesetaran, biasanya berkaitan dengan gaji eksekutif, nilai yang

seimbang, penghitungan harga produk, proses hak perusahaan,

perlindungan kesehatan karyawan, privasi karyawan.

2) Hak, biasanya berkaitan dengan pelecehan seksual, tindakan

afirmatif, peluang bekerja yang setara, konflik kepentingan

karyawan dan pihak manajemen, keamanan data dan catatan

perusahaan.

3) Kejujuran, biasanya berkaitan dengan iklan yang menyesatkan,

praktik bisnis yang meragukan di Negara asing, pelaporan laba

pemegang saham secara akurat serta keamanan di tempat kerja.

4) Penerapan kekuasaan perusahaan, biasanya berkaitan dengan

keamanan produk, masalah lingkungan, pembebasan kepentingan,

kontribusi politik perusahaan, perampingan perusahaan dan

penutupan pabrik.

Menurut Keraf dan Imam (1995: 70-77) dalam Farid dan Suranta

(2006: 6) terdapat beberapa prinsip dalam etika bisnis yang meliputi:

1) Prinsip otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia

untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa

yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Dalam prinsip otonom

ini terkait dua aspek yaitu: aspek kebebasan dan aspek tanggung

jawab.

Page 34: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

23

2) Prinsip Kejujuran, aspek ini meliputi:

a) Kejujuran terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat

perjanjian dan kontrak.

b) Kejujuran juga menemukan wujudnya dalam penawaran

barang dan jasa dengan mutu yang baik.

c) Kejujuran menyangkut hubungan kerja dalam perusahaan

Prinsip kejujuran ini sangat berkaitan dengan aspek

kepercayaan. Kepercayaan ini merupakan modal dasar yang akan

mengalirkan keuntungan yang besar dimasa depan.

3) Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik. Prinsip ini

memiliki dua bentuk yaitu prinsip berbuat baik menuntut agama

secara aktif dan maksimal kita semua berbuat hal yang baik bagi

orang lain dan dalam bentuk yang minimal dan pasif, menuntut

agar kita tidak berbuat jahat kepada orang lain.

4) Prinsip keadilan, prinsip ini menuntut agar kita memperlakukan

orang lain sesuai dengan haknya.

5) Prinsip hormat pada diri sendiri, prinsip ini sengaja dirumuskan

secara khusus untuk menunjukkan bahwa setiap individu itu

mempunyai kewajiban moral yang sama bobotnya untuk

menghargai diri sendiri.

Sebagian besar orang mengembangkan kode etik akibat

lingkungan keluarga mereka, pendidikan formal, dan pengalaman

pribadi. Teori tahapan keperilakuan menyatakan bahwa semua orang

Page 35: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

24

melalui beberapa tahapan evolusi moral sebelum sampai pada sebuah

tingkat pemikiran etika (Boston & Irwin, 1993) dalam Hall &

Singleton (2007).

c. Kode Etik

1) Pengertian Kode Etik

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa kepada

masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan

seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang prilaku

profesional. Alasan yang mendasari diperlukannya

2) Tujuan Kode Etik

Menurut Muljono (1991;13) dalam Enjel (2006: 32) tujuan

kode etik adalah:

“(1) Dengan adanya kode etik akan mengikat para anggota

profesi pada nilai-nilai sosial tertentu yang memungkinkan

manusia hidup produktif baik dibidang ekonomi, sosial maupun

cultural, sesuai martabat manusiawi sebagaimana dituntut

perkembangan zamannya; (2) Dengan adanya kode etik akan

mengikat pula para anggota profesi pada suatu bentuk disiplin

untuk mengejar, dan berbakti pada nilai-nilai yang diakuinya

lebih tinggi, dengan demikian etika profesional harus diarahkan

pada nilai-nilai sosial yang lebih tinggi dan bukan ditunjukan

kepada pembuktian untuk kepentingan kelompok profesional

yang bersangkutan”.

3) Pentingnya Kode Etik Profesional

Nadirsyah (1993) dalam Enjel (2006: 32) mengemukakan

tiga alasan pentingnya kode etik profesional yaitu:“ (1)

Memberikan referensi yang secara ekspilit mengatur suatu kriteria

Page 36: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

25

aturan untuk suatu profesi, (2) Memberi pengetahuan kepada

seseorang apa yang diharapkan profesinya, (3) Dari pandangan

organisasi profesi, kode etik adalah pernyataan umum aturan-

aturan”.

Jadi kode etik profesional sangat penting karena memberikan

informasi yang secara eksplisit mengatur suatu kriteria umum

untuk suatu profesi, memberi pengetahuan kepada seseorang apa

yang diharapkan profesinya, dan merupakan pernyataan umum

prinsip-prinsip sehingga kode etik profesional sangat

mempengaruhi reputasi suatu profesi dan kepercayaan masyarakat

terhadap profesi tersebut.

d. Kode Etik Akuntan

Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik

Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota IAI disatu

sisi dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan atau

belum menjadi anggota IAI. Kode Etik Akuntan Indonesia yang baru

tersebut terdiri dari tiga bagian (Prosiding kongres VIII, 1998), yaitu:

1) Kode Etik Umum

Terdiri dari delapan prinsip etika profesi, yang merupakan

landasan perilaku etika profesional, memberikan kerangka dasar

bagi Aturan Etika, dan mengatur pelaksanaan pemberian jasa

profesional oleh anggota, yang meliputi:

Page 37: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

26

a) Kompetensi

Kompetensi di bidang audit merupakan suatu keharusan

bagi seorang yang akan melaksanakan tugasnya di bidang

audit. Disamping pengetahuan di bidang audit, auditor

tentunya diharapkan mempunyai pengetahuan yang

memadai dalam substansi yang diaudit.

b) Integritas

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang auditor wajib

mengedepankan integritasnya. Dimana pada masa sekarang

ujian bagi integritas seorang auditor semakin berat. Apalagi,

jasa audit yang diberikan merupakan jenis pekerjaan yang

ditopang oleh kepercayaan dari penerima jasa. Apabila

kepercayaan hilang maka seumur hidup orang tidak akan

percaya.

c) Objektifitas

Dalam melaksanakan tugasnya seorang auditor harus

selalu dapat bertindak objektif sesuai dengan bukti-bukti

otentik yang diperolehnya selama mengadakan pemeriksaan,

begitu juga sebelum melaporkan hasil audit hendaknya

mengadakan review dan pengujian kembali atas

data/fakta/informasi yang diperolehnya.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

27

d) Independensi

Independensi merupakan sikap tidak memihak yang perlu

dimiliki oleh seorang auditor dalam menjalankan tugasnya.

Sikap tidak memihak ini merupakan suatu faktor yang akan

mengangkat kualitas audit ketingkat yang lebih tinggi. Tentu

saja independensi ini bukan berarti auditor akan memasang

sikap bermusuhan dengan pihak yang diaudit.

e) Kehati-Hatian

Sikap hati-hati juga harus dimiliki oleh auditor dalam

melaksanakan tugasnya. Disamping itu, bukti yang cukup

juga harus diperoleh dengan cara-cara yang lazim dilakukan

untuk memperoleh kesimpulan audit yang handal.

f) Kerahasiaan

Kerahasiaan terhadap informasi yang diperoleh dalam

pelaksanaan audit juga perlu dijaga dengan baik oleh auditor.

Hal ini untuk mencegah terjadinya ketegangan yang tidak

perlu antara auditor dengan pihak auditan, atau antara pihak

auditan dengan pihak ketiga. Dengan demikian auditor perlu

bersikap hati-hati untuk mengungkapkan hasil auditnya

kepada publik, terutama bila audit masih sedang berjalan.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

28

2) Kode Etik Akuntan Kompartemen.

Kode Etik Akuntan Kompartemen disahkan oleh Rapat

Anggota Kompartemen dan mengikat seluruh anggota

Kompartemen yang bersangkutan.

3) Interpretasi Kode Etik Akuntan Kompartemen

Interpretasi Kode Etik Akuntan Kompartemen merupakan

panduan penerapan Kode Etik Kompartemen.

4) Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai

sebagai interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya

Aturan dan Interpretasi baru yang menggantikanya.

Di Indonesia, penegakan Kode Etik dilaksanakan oleh sekurang-

kurangnya enam unit organisasi, yaitu: Kantor Akuntan Publik. Unit

Peer Review Kompartemen Akuntan Publik- IAI, Badan Pengawas

Profesi Kompartemen Akuntan Publik- IAI, Dewan Pertimbangan

Profesi IAI, Departemen Keuangan RI, dan BPKP. Selain keenam unit

organisasi tadi, pengawasan terhadap Kode Etik diharapkan dapat

dilakukan sendiri oleh para anggota dan pimpinan KAP. Hal ini

tercermin di dalam rumusan Kode Etik Akuntan Indonesia Pasal 1

ayat 2, yang berbunyi:

“setiap anggota harus selalu mempertahankan integritas dan

objektifitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan

integritas, ia akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa pretense. Dengan

mempertahankan objektifitas, ia akan bertindak adil tanpa

dipengaruhi tekanan/permintaan pihak tertentu/ kepentingan

pribadinya”.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

29

Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik

Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya

yang bukan atau belum menjadi anggota IAI. Ada dua sasaran pokok

dari kode etik ini, yaitu: Pertama, kode etik ini bermaksud untuk

melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian,

baik secara sengaja maupun tidak sengaja dari kaum profesional.

Kedua, kode etik ini bertujuan untuk melindungi keluhuran profesi

tersebut dari pelaku-pelaku buruk orang-orang tertentu yang mengaku

dirinya profesional (Keraf, 1998) dalam (Farid dan Suranta, 2006: 7).

3. Pengalaman Auditor

Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang

dengan bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman bekerja akan

meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja

(Ratnadi, 2005 dalam Dian 2008: 160).

Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan

dalam berbagai penelitian. Marinus (1997) dalam Herliansyah dan Illyas

(2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur

dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan

atau tugas. Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas

yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar

melakukannya dengan yang terbaik.

Page 41: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

30

Widiyanto dan Yuhertina (2005) dalam Kusumawati (2008)

menyatakan bahwa pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang

dipetik oleh seorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam

perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan

pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu waktu/tahun.

Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan

auditor berpengalaman. Karena semakin lama bekerja menjadi auditor,

maka akan dapat menambah dan memperluas pengetahuan auditor

dibidang akuntansi dan auditing.

Indri (2005) dalam Herman (2009: 16) memberikan kesimpulan

bahwa seseorang yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan

memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: (1). Mendeteksi

kesalahan, (2). Memahami kesalahan, (3). Mencari penyebab munculnya

kesalahan. Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan

keahlian. Berbagai macam pengalaman yang dimiliki individu akan

mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Seseorang yang berpengalaman

memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap, dan sophisticated

dibandingkan seseorang yang belum berpengalaman ( Taylor dan Tood,

1995 dalam Ananing, 2006).

Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Taufik (2009) jika seorang

auditor berpengalaman maka: (1). Auditor menjadi sadar terhadap lebih

banyak kekeliruan, (2). Auditor memiliki salah pengertian yang lebih

sedikit tentang kekeliruan, (3). Auditor menjadi sadar mengenai

Page 42: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

31

kekeliruan yang tidak lazim atas hal-hal yang terkait dengan penyebab

kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran

serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol.

Menurut Herliansyah (2006) memperlihatkan bahwa seseorang

dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih

banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan

suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. Maka dengan

adanya pengalaman kerja yang semakin lama diharapkan auditor dapat

semakin baik dalam pendeteksian kecurangan yang terjadi dalam

perusahaan klien. Menurut Sularso dan Na’im (1999:156) dalam Herman

(2009:18), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang

berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas

profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman.

Hal ini dipertegas oleh Haynes dkk., (1998) dalam Herman (2009: 18)

yang menemukan bahwa pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut

berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.

Pengalaman kerja seseorang menunjukan jenis-jenis pekerjaan

yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar

bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas

pengalaman kerja seseorang, semakin terampil melakukan pekerjaan dan

semakin sempurna pola pikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (Puspaningsih, 2004 dalam Herman,

2009:19).

Page 43: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

32

Menurut Boner & Walker (1994) dalam Ananing (2009)

menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari

penambahan pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari

pengalaman khusus dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai

profesional. Auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan

disini dapat berupa kegiatan-kegiatan seperti seminar, symposium,

lokakarya, dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Selain

kegiatan-kegiatan tersebut, pengarahan yang diberikan oleh auditor

senior kepada auditor pemula (junior) juga bisa dianggap sebagai salah

satu bentuk pelatihan karena kegiatan ini dapat meningkatkan kerja

auditor, melalui program pelatihan dan praktek-praktek audit yang

dilakukan para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui, struktur

pengetahuan auditor yang berkenaan dengan kekeliruan mungkin akan

berkembang dengan adanya program pelatihan auditor ataupun dengan

bertambahnya pengalaman auditor.

Trotman dan Wright (1996) dalam Herman (2009: 20) memberikan

bukti empiris bahwa dampak auditor akan signifikan ketika kompleksitas

tugas dipertimbangkan. Pengalaman akan berpengaruh signifikan ketika

tugas yang dilakukan semakin kompleks. Seseorang yang memiliki

pengetahuan tentang kompleksitas tugas yang lebih ahli dalam

melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan, sehingga memperkecil tingkat

Page 44: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

33

kesalahan, kekeliruan, ketidakberesan, dan pelanggaran dalam

melaksanakan tugas.

Tentang dampak pengalaman dalam kompleksitas tugas, tugas

spesifik dan gaya pengambilan keputusan, memberi kesimpulan bahwa

kompleksitas tugas merupakan faktor terpenting yang harus

dipertimbangkan dalam pertambahan pengalaman. Auditor junior

biasanya memperoleh pengetahuan dan pengalamannya terbatas dari

buku teks sedangkan auditor senior mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman lewat pelatihan dan pengembangan lebih lanjut dari

kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

4. Skeptisme Profesional Auditor

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP), 2001:230.2, menyatakan

skeptisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran

yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis

terhadap bukti audit. Sedangkan menurut Shaub dan Lawrence (1996)

dalam Noviyanti (2008: 108) mengartikan skeptisme profesional auditor

sebagai berikut: “profesional scepticism is a choice to fulfill the

profesional auditor’s duty to prevent or reduce or harmful consequences

of another person’s behavior…”. Selain itu juga skeptisme profesional

dapat diartikan juga sebagai pilihan untuk memenuhi tugas auditor

profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi bahaya dan

prilaku orang lain (SPAP, 2001:230.2).

Page 45: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

34

Skeptisme profesional perlu dimiliki oleh auditor terutama pada

saat memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Auditor tidak boleh

mengasumsikan begitu saja bahwa manajemen adalah tidak jujur, tetapi

auditor juga tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen sepenuhnya

jujur (IAI, 2000, SA seksi 230; AICPA, 2002, AU 230). Pernyataan

yang hampir sama juga terdapat pada ISA No. 200 (IFAC, 2004) yang

menyatakan bahwa auditor harus merencanakan dan melaksanakan

audit dengan sikap skeptisme profesional, dengan mengakui bahwa ada

kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.

Noviyanti (2008: 107) menyatakan bahwa skeptisme profesional

auditor adalah suatu sikap (attitude) dalam melakukan penugasan audit.

Maka hal yang pertama yang akan dibahas adalah mengenai sikap

manusia. Eagly dan Chaiken (1993) dalam The Handbook of Attitudes

(2005) mendefinisikan sikap sebagai “a psychological tendency that is

expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or

disfavor”. Hal tersebut tidak berbeda jauh dari pakar psikologi lain

(Siegel dan Marconi, 1989; Petty et al., 1997; Ajzen, 2001) yang juga

mendefinisikan sikap sebagai tanggapan atau respon seseorang yang

merupakan hasil evaluasi terhadap objek yang ditangkapnya seperti

orang, objek, ide, atau situasi tertentu. Tanggapan ini dapat berupa

perasaan menyukai (favorable) atau perasaan tidak menyukai

(unfavorable), dapat juga berupa derajat efek positif atau derajat efek

negatif.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

35

Skeptisme profesional auditor merupakan sikap (attitude) auditor

dalam melakukan penugasan audit dimana sikap ini mencakup pikiran

yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis

terhadap bukti audit. Karena bukti audit dikumpulkan dan dinilai

selama proses audit, maka skeptisme profesional harus digunakan

selama proses tersebut (IAI, 2000, SA, seksi 230; AICPA, 2002, AU,

230). Skeptisme merupakan manifestasi dari obyektivitas. Skeptisme

tidak berarti bersikap sinis, terlalu banyak mengkritik, atau melakukan

penghinaan. Auditor yang memiliki skeptisme profesional yang

memadai akan berhubungan dengan pertanyaan berikut: (1) apa yang

perlu saya ketahui? (2) Bagaimana cara saya bisa mendapatkan

informasi tersebut dengan baik? dan (3) Apakah informasi yang saya

peroleh masuk akal?. Skeptisme profesional auditor akan

mengarahkannya untuk menanyakan setiap isyarat yang menunjukan

kemungkinan terjadinya kecurangan (Louwers, 2005 dalam Noviyanti,

2008: 108).

Auditor menerapkan skeptisme profesional pada saat mengajukan

pertanyaan dan menjalankan prosedur audit, dengan tidak cepat puas

dengan bukti audit yang kurang persuasif yang hanya didasarkan pada

kepercayaan bahwa manajemen dan pihak terkait bersikap jujur dan

mempunyai integritas (IFAC, 2004, ISA 240.23-25). Dalam ISA No.

200, dikatakan bahwa sikap skeptisme profesional berarti auditor

membuat penaksiran yang kritis (critical assesment), dengan pemikiran

Page 47: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

36

yang selalu mempertanyakan (questioning mind) terhadap validitas dari

bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap bukti audit yang bersifat

kontradiksi atau menimbulkan pertanyaan sehubungan dengan

reliabilitas dari dokumen, dan memberikan tanggapan terhadap

pertanyaan-pertanyaan dan informasi lain yang diperoleh dari

manajemen dan pihak yang terkait (IFAC, 2004). Skeptisme profesional

dalam penelitian ini menggunakan definisi yang digunakan oleh standar

profesional akuntan publik di Indonesia yaitu sebagai sikap auditor

yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan

evaluasi secara kritis terhadap bukti audit (IAI, 2000, SA seksi 230.06;

AICPA, 2002, AU 230.07).

Siegel dan Marconi (1989) dalam Noviyanti (2008) menyatakan

bahwa skeptisme profesional auditor dipengaruhi oleh faktor sosial

(kepercayaan), faktor psikologikal (penaksiran risiko kecurangan), dan

faktor personal (kepribadian).

a. Kepercayaan (trust)

Auditor independen yang melakukan audit dilapangan akan

melakukan interaksi sosial dengan klien, manajemen dan staf klien.

Interaksi sosial ini akan menimbulkan trust (kepercayaan) dari

auditor terhadap klien. Model teoritis yang dikembangkan oleh

Kopp dkk., (2003) dalam Noviyanti (2008: 103) menyatakan

bahwa kepercayaan (trust) dalam hubungan auditor-klien akan

mempengaruhi skeptisme profesional. Tingkat kepercayaan auditor

Page 48: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

37

yang rendah terhadap klien akan meningkatkan sikap skeptisme

auditor, sedangkan tingkat kepercayaan auditor yang terlalu tinggi

akan menurunkan sikap skeptisme profesionalnya.

b. Penaksiran risiko kecurangan (fraud risk assesment)

Payne dan Ramsay (2005) dalam Noviyanti (2008: 104)

membuktikan bahwa skeptisme profesional auditor dipengaruhi

oleh penaksiran risiko kecurangan (fraud risk assesment) yang

diberikan oleh atasan auditor (auditor in charge) sebagai pedoman

dalam melakukan audit di lapangan. Auditor yang diberi

penaksiran risiko kecurangan yang rendah menjadi kurang skeptic

dibandingkan dengan auditor yang diberi penaksiran risiko

kecurangan yang tinggi.

c. Kepribadian (personality)

Tipe kepribadian seseorang diduga juga mempengaruhi sikap

skeptisme profesionalnya. Petty dkk., (1997) dalam Noviyanti

(2008: 104) mengakui bahwa sikap mempunyai dasar genetik.

Sikap yang mempunyai dasar genetik cenderung lebih kuat

dibandingkan dengan sikap yang tidak mempunyai dasar genetik.

Jadi dapat dikatakan bahwa perbedaan kepribadian individual

menjadi dasar dari sikap seseorang termasuk sikap skeptisme

profesionalnya. Kepribadian (personality) didefinisikan sebagai

karakteristik dan kecenderungan seseorang seperti cara berpikir,

berperasaan, dan bertindak.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

38

5. Pendeteksian Kecurangan

Ramaraya (2008) menyatakan bahwa pendeteksian kecurangan

bukan merupakan tugas yang mudah dilaksanakan oleh auditor, dari

literatur yang ada beberapa faktor yang teridentifikasi yang menjadikan

pendeteksian kecurangan menjadi sulit dilakukan, sehingga auditor gagal

dalam usaha mendeteksi kecurangan tersebut. Faktor-faktor penyebab

tersebut diantaranya: karakteristik terjadinya kecurangan, standar

pengauditan mengenai pendeteksian kecurangan, lingkungan pekerjaan

audit yang mengurangi kualitas audit, metode dan prosedur audit yang

tidak efektif dalam pendeteksian kecurangan. Identifikasi atas faktor-

faktor penyebab, menjadi dasar untuk kita memahami kesulitan dan

hambatan auditor menjalankan tugasnya dalam mendeteksi kecurangan.

SA Seksi 312.2 (PSA No. 25) paragraph 03 dan 04 menyatakan,

“konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara

individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian

laporan keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

(PABU) di Indonesia”. Laporan keuangan mengandung salah saji

material apabila dampaknya secara individual atau keseluruhan cukup

signifikan sehingga mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan

secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan Prinsip

Akuntansi Berlaku Umum (PABU) di Indonesia. Salah saji dapat terjadi

sebagai akibat kekeliruan dan kecurangan.

Page 50: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

39

Kecurangan (fraud) perlu dibedakan dengan kekeliruan (error).

Kekeliruan dapat di deskripsikan sebagai “unintentional mistake”

(kesalahan yang tidak disengaja). Kekeliruan dapat terjadi pada setiap

tahap dalam pengelolaan transaksi, dari terjadinya transaksi,

pendokumentasian, pencatatan, pengikhtisaran hingga proses

menghasilkan laporan keuangan.

Kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya

jumlah pengungkapan dalam laporan keuangan yang tidak disengaja.

Boynton dan Kell (1996:55) dalam Ferdinand dan Na’im (2006: 6)

membagi kekeliruan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Kekeliruan dalam mengambil atau memproses data akuntansi yang

akan digunakan untuk membuat laporan keuangan.

2. Kekeliruan perkiraan akuntansi yang diakibatkan oleh kekeliruan

interprestasi terhadap fakta.

3. Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi terkait dengan

jumlah, klasifikasi, tujuan dan pengungkapan.

Sementara irregularities atau kecurangan adalah salah saji atau

hilangnya jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang

disengaja (Yusuf, 2001:66 dalam Ferdinand dan Na’im, 2006: 6).

Kekeliruan dan kecurangan dibedakan melalui apakah tindakan yang

mendasarinya dan berakibat pada terjadinya salah saji dalam laporan

keuangan berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja. Menurut

SA Seksi 316.2 (PSA No. 70), kecurangan berarti” salah saji atau

Page 51: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

40

penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan

keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan”. Kecurangan

(irregularities) meliputi:

1. Manipulasi, pemalsuan atau mengubah catatan akuntansi atau

dokumen pendukung dari laporan keuangan yang disajikan.

2. Salah interpretasi atau penghasilan keterangan atas suatu kejadian,

transaksi atau informasi lain yang signifikan

3. Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang

berhubungan dengan jumlah tertentu, klasifikasi dan penyajian serta

pengungkapan.

Secara umum penyebab terjadinya kecurangan diakibatkan oleh

faktor utama (faktor internal atau dari diri orang yang bersangkutan) dan

faktor sekunder atau faktor eksternal. Penyebab utama (internal)

terjadinya kecurangan, antara lain adalah (Vanables and Impey, 1988

dalam Ferdinand dan Na’im, 2006: 8):

1. Penyembunyian (concealment). Kesempatan yang ada tidak

terdeteksi oleh pengendalian internal perusahaan, sehingga

kesempatan tersembunyi ini diketahui oleh seorang yang kemudian

melakukan kecurangan.

2. Kesempatan (opportunity). Pelaku perlu berada pada tempat yang

tepat, waktu yang tepat agar dapat mendapatkan keuntungan atas

kelemahan khusus dalam sistem dan juga menghindari deteksi dini.

Page 52: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

41

3. Motivasi (motivation). Pelaku membutuhkan motivasi untuk

melakukan aktivitas demikian, suatu kebutuhan pribadi seperti

ketamakan/ kerakusan dan motivasi lain.

4. Daya Tarik (attraction). Sasaran kecurangan akan direncanakan

biasanya jika merupakan sesuatu yang menarik atau yang

menguntungkan pelaku.

5. Keberhasilan (success). Pelaku perlu menilai peluang berhasil atau

tidaknya suatu tindakan kecurangan, yang dapat menghindari

penuntutan atau deteksi.

Adapun penyebab sekunder terjadinya kecurangan, antara lain:

1. Kurangnya pengendalian internal perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan fasilitas perusahaan yang dianggap sebagai suatu

tunjangan karyawan

2. Hubungan antara pemberi kerja dan pekerja yang jelek, yaitu kurang

adanya saling pecaya dan penghargaan yang tidak semestinya.

Pelaku dapat menemukan alasan bahwa kecurangan hanya

merupakan kewajiban.

3. Balas dendam (revenge), yaitu ketidaksukaan yang berlebihan

terhadap organisasi dapat mengakibatkan pelaku berusaha

merugikan organisasi tersebut.

4. Tantangan (challenge), yaitu karyawan yang bosan dengan

lingkungan kerja mereka dapat mencari stimulasi dengan berusaha

Page 53: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

42

untuk “merusak sistem”, sehingga mendapatkan kepuasan sesaat

atau pembebasan prustasi.

B. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian dan Perumusan Masalah

1. Variabel pendeteksian kecurangan dengan penerapan aturan etika.

Etika pada dasarnya berkaitan dengan moral yang merupakan

kristalisasi dari ajaran-ajaran, patokan-patokan, kumplan aturan dan suatu

ketetapan baik lisan maupun tertulis. Etika dinyatakan tertulis yang disebut

kode etik. Pengembangan kesadaran terhadap aturan etika memainkan

peran kunci dalam semua area profesi akuntan. Seorang auditor harus

mentaati aturan etika dalam melaksanakan tugasnya untuk memudahkan

auditor dalam mendeteksi adanya kecurangan (Louwers, 1997 dalam Gusti

dan Ali, 2006). Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini akan

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Penerapan aturan etika berpengaruh signifikan terhadap

pendeteksian kecurangan.

2. Variabel pendeteksian kecurangan dengan pengalaman.

Penelitian dalam psikologi (Hayes-Roth and Hayes-Roth 1975;

Hutchinso 1983; Murphy and Wright 1984) telah menunjukan bahwa

seseorang dengan pengalaman lebih pada suatu bidang kajian tertentu,

mempunyai lebih banyak hal yang disimpan dalam ingatannya. oleh

karena itu, dengan bertambahnya pengalaman auditing, jumlah kecurangan

yang diketahui oleh auditor diharapkan akan bertambah. Berdasarkan

Page 54: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

43

penjelasan tersebut, dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha2: Pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian

kecurangan .

3. Variabel pendeteksian kecurangan dengan skeptisme profesional auditor.

Standar Profesional Akuntan Publik menyatakan skeptisme

profesional sebagai sikap auditor yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti

audit. Auditor yang skeptis tidak akan menerima begitu saja penjelasan

dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan,

bukti, dan konfirmasi mengenai objek yang dipermasalahkan, tanpa

menerapkan skeptisme profesional, auditor hanya akan menemukan salah

saji yang disebabkan oleh kekeliruan kekeliruan saja dan sulit untuk

menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena

kecurangan biasanya akan disembunyikan oleh pelakunya (Novyanti,

2008: 2). Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini akan

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha3: Skeptisme professional auditor berpengaruh signifikan terhadap

pendeteksian kecurangan.

Page 55: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

44

C. Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan

dengan penerapan aturan etika, pengalaman, skeptisme profesional auditor

dan pendeteksian kecurangan seperti yang terlihat pada tabel:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Judul & Peneliti Variabel

Penelitian

Alat

Pengukuran Hasil Penelitian

1. Hubungan Antara Penerapan Aturan

Etika dengan

Peningkatan Profesionalisme

Auuditor Internal

Enjel (2006)

Variabel Independen

Penerapan Aturan

Etika

Variabel Dependen

Profesional

Auditor Internal

Deskriptif dengan

Pendekatan

Survei

Penerapan aturan etika mempunyai

hubungan korelasi

yang dapat diinterpretasikan

mempunyai

hubungan derajat yang kuat. Hal ini

berarti seakin baik

penerapan aturan

etika maka profesional auditor

internal akan

semakin meningkat.

2. Pengaruh

Pengalaman Kerja, dan

Pendidikan

Profesional Auditor Internal

Terhadap

Kemampuan Mendeteksi

Fraud

Taufik (2008)

Variabel Independen

Pengalaman

Kerja

Pendidikan

Profesional

Auditor

Variabel Dependen

Kemampuan

Mendeteksi

Fraud

Regresi

Berganda

Pengalaman kerja

dan pendidikan profesional secara

bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan

mendeteksi Fraud

3. Skeptisme

Profesional

Auditor dalam Mendeteksi

Kecurangan

Noviyanti (2008)

Variabel Independen

Trust

(Kepercayaan)

Fraud Risk

Assesment

Tipe Kepribadian

Variabel Dependen

Desain

Eksperimen

Apabila seseorang

diberi penaksiran

resiko kecurangan yang tinggi akan

menunjukan

skeptisme profesional yang

lebih tinggi dalam

Page 56: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

45

No. Judul & Peneliti Variabel

Penelitian

Alat

Pengukuran Hasil Penelitian

Skeptisme

Profesional

mendeteksi

kecurangan dan kepribadian

mempengaruhi

sikap skeptisme

profesional auditor

4. Pengaruh

Pengalaman dan Skeptisme

Profesional

Auditor Terhadap

Pendeteksian Kecurangan

Herman (2009)

Variabel Independen

Pengalaman

Skeptisme

Profesional Auditor

Variabel Dependen

Pendeteksian

Kecurangan

Regresi

Berganda

Pengalaman dan

skeptisme profesional auditor

berpengaruh secara

signifikan terhadap

pendeteksian kecurangan dalam

pelaksanaan

mengaudit suatu perusahaan.

5. Analisis Pengaruh

Pengalaman, Kompetensi, &

Integritas Auditor

Eksternal Dalam Mendeteksi

Kecurangan

Widiyastuti

(2009)

Variabel Independen

Pengalaman

Kopetensi

Integritas Auditor

Eksternal

Variabel Dependen

Kemapuan

Auditor dalam Mendeteksi

Kecurangan

Regresi

Berganda

Kompetensi auditor

berpengaruh secara signifikan dalam

mendeteksi

kecurangan dan untuk variabel

pengalaman dan

integritas auditor

tidak berpengaruh signifikan dalam

mendeteksi

kecurangan.

D. Kerangka Pemikiran

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pendeteksian kecurangan,

dan akan diuji dengan hal yang mepengaruhinya yaitu meliputi penerapan

aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor. Untuk itu, dalam

penelitian ini akan dirumuskan dalam kerangka pemikiran berikut:

Page 57: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

46

Gambar 2.1

Model Hubungan Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, dan Skeptisme

Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan

Pendeteksian Kecurangan Herman (2009) & Widiyastuti (2009)

Pengalaman Herman (2009) & Widiyastuti (2009)

Penerapan Aturan Etika Enjel (2006)

Skeptisme Profesional Noviyanti (2008)

Page 58: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris. Populasi

dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independen (penerapan

aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor) terhadap

pendeteksian kecurangan.

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor

yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah

Jakarta. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena daerah-daerah

tersebut mudah dijangkau, memiliki kondisi sosial ekonomi yang relatif

sama antara kota satu dan yang lain yang ada di wilayah Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Prosedur penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

convenience sampling yang termasuk dalam non probability sampling yaitu

tehnik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Metode ini dapat mengambil sampel dari elemen populasi

Page 59: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

48

yang tidak terbatas yang bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan

(Indriantoro dan Supomo, 2002:120).

C. Metode Pengumpulan Data

Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan

sumber data penelitian yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan dengan

cara mengumpulkan data-data melalui:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data primer yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan kuesioner, yaitu dengan cara memberikan

kuesioner tersebut kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik (KAP). Kuesioner disebarkan dengan cara datang langsung ke

Kantor Akuntan Publik yang dituju.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data sekunder yang

dijadikan sebagai tinjauan pustaka. Hal ini dilakukan dengan

mempelajari dan mengumpulkan data-data baik yang berasal dari buku-

buku, catatan-catatan kuliah, maupun literatur-literatur yang tekait.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

49

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis statistik, sehingga pengujian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Uji Kualitas Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tujuannya adalah untuk

mengetahui sejauh mana penelitian ini dapat diteruskan dan layak untuk

dilakukan penelitian lebih lanjut.

a. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. “suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari

responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu” (Ghazali, 2005:41).

Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah One Shot atau

pengukuran sekali saja, yang mana pengukuran hanya sekali saja

dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukur konstruk tertentu menunjukan tingkat reliabilitas yang

digunakan adalah teknik Cronbach Alpha yaitu pengujian yang

paling umum digunakan. “suatu variabel dikatakan reliabel jika

menunjukan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari pada 0,60’

menurut pendapat Nunnally (1967) dalam Ghazali (2005:42).

Page 61: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

50

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005:45). Pengujian ini

memastikan bahwa masing-masing item pertanyaan dalam

kuesioner akan terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah

ditentukan (construct validity).

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi

antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau

variabel. Setelah itu tentukan hipotesis Ho: skor butir pertanyaan

berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir

pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.

Setelah menentukan hipotesis Ho: dan Ha, kemudian uji dengan

membandingkan r hitung (tabel corrected item-total correlation)

dengan r tabel (tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05)

untuk degree of freedom (df) = n-2. Suatu kuesioner dinyatakan

valid apabila r hitung > r tabel (Ghazali, 2005:45).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert,

skala lima tingkatan yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, kondisi, dan persepsi tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian ini pengukurannya akan digolongkan ke dalam

lima kategori yaitu sangat tidak setuju (STS) dengan skor nilai 1

Page 62: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

51

(satu), tidak setuju (TS) dengan skor nilai 2 (dua), Netral (N)

dengan skor nilai 3 (tiga), Setuju (S) dengan skor nilai 4 (empat),

dan Sangat setuju (ST) dengan skor 5 (lima).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen, Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model

regresi adalah sebagai berikut apabila nilai tolerance kurang dari

0,10 atau sama dengan nilai Varance Inflation Factor (VIF) lebih

dari 10, maka dapat menunjukan adanya multikoloieritas dan

begitu pula sebaliknya (Ghazali,2005:92)

b. Uji Heteroskendastisitas

Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Page 63: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

52

homoskendastisitas dan jika berbeda disebut heteroskendastisitas

(Ghazali, 2005:105). Deteksi ada atau tidaknya heteroskendastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Model

regresi yang baik adalah yang homoskendastisitas atau tidak terjadi

heteroskendastisitas. Jika plot membentuk pola tertentu

(bergelobang, melebar, kemudian menyempit), maka dapat

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Ghazali,

2005:105).

c. Uji Normalitas

Uji dalam penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menguji

apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan uji t

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data

(titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

Page 64: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

53

diagonal maka menunjukkan pola distribusi normal yang

mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normal

(Ghazali, 2005: 110).

3. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu

variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah metode regresi berganda (multiple regression), yaitu

regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen, yang digunakan untuk

menguji Ha1, Ha2, Ha3, dan Ha4 dengan pendekatan interaksi yang

bertujuan untuk memenuhi ekspektasi penelitian mengenai pengaruh

penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor

terhadap pendeteksian kecurangan. Persamaan regresinya adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε

Keterangan:

Y : pendeteksian kecurangan

a : konstanta

b1b2b3 : koefisien regresi

X1 : penerapan aturan etika

X2 : pengalaman

X3 : skeptisme profesional auditor

ε : error

Page 65: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

54

Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, digunakan uji statistik

terhadap output yang dihasilkan oleh model Regresi Berganda, uji

statistik meliputi:

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan

variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi

terletak pada table Model Summaryb dan tertulis Adjusted R Square.

Nilai R2 sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen

seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak

ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen.

Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin

kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi

variabel dependen (Ghazali, 2005:45).

b. Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel

dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

ANOVA.

Untuk mengetahui variabel-variabel independen secara

simultan mempengaruhi variabel dependen, dilakukan dengan

membandingkan p-value pada kolom Sig. dengan tingkat

signifikasi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil

Page 66: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

55

dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika p-value

lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima (Nugroho,

2005:53).

c. Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen. Hasil uji t ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

Coefficientsa.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen,

dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig.

masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikan yang

digunakan 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika p-value lebih besar dari

0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima (Nugroho, 2005:55).

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel adalah begaimana menemukan dan mengukur

variabel-variabel tersebut dilapangan dengan merumuskan secara singkat

dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau

pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Kemudian jawaban yang

didapat akan dibuat skor tertinggi bernilai 5 (lima) dan terendah 1 (satu).

Page 67: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

56

Untuk jawabannya yaitu sangat tidak setuju (STS) = skor 1 (satu), tidak

setuju (TS) = skor 2 (dua), ragu-ragu (N) = skor 3 (tiga), setuju (S) = skor 4

(empat), dan sangat setuju (SS) = skor 5 (lima).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel,

yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas dan mempengaruhi

variabel lain (dependen). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional

auditor.

a. Penerapan Aturan Etika (X1)

Etika merupakan seperangkat aturan, norma, dan pedoman

yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan

maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok,

segolongan manusia atau masyarakat dan sekelompok profesi.

Variabel ini di ukur melalui 9 (sembilan) butir pertanyaan.

b. Pengalaman (X2)

Pengalaman merupakan rentang yang telah digunakan oleh

auditor terhadap pekerjaan atau tugas di dalam mengaudit.

Penggunaan pengalaman ini didasarkan pada asumsi bahwa tugas

yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk

belajar melakukannya dengan yang terbaik. Untuk mengukur

Page 68: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

57

pengalaman digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Taufik

(2008). Instrumen ini terdiri dari 9 (sembilan) butir pertanyaan.

c. Skeptisme Profesional Auditor (X3)

Skeptisme berasal dari kata skeptis yang berarti kurang

percaya atau ragu-ragu (KUBI 1976). Jadi skeptisme profesional

auditor adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara skeptis terhadap

bukti audit. Untuk mengukur skeptisme profesional auditor

digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herman (2009).

Instrumen ini terdiri dari 10 (sepuluh) butir pertanyaan.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel tidak bebas atau yang

dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah pendeteksian kecurangan. Kecurangan adalah salah saji atau

hilangnya jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang

disengaja. Pengukuran pendeteksian kecurangan dilakukan dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herman (2009)

melalui 13 (tiga belas) butir pertanyaan.

Table 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator No. Ukuran

Penerapan

Aturan Etika

(Enjel,2006)

Peningkatan

kompetensi

sebagai auditor

Mampu

mengedepankan

1

2&3

Ordinal

Page 69: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

58

Variabel Sub Variabel Indikator No. Ukuran

integritas auditor.

Mampu bertindak

secara objektif

Memiliki

independensi yang

tinggi.

Tidak Mudah

terpengaruh oleh

pihak manapun

atau orang lain.

Mampu bersikap

hati-hati dalam

mengerjakan tugas

Mampu

menyimpan rahasia

atas informasi

yang ada.

4&5

6

7

8

9

Pengalaman

Auditor

(Taufik,

2008)

1. Kemampuan

kerja

2. Lamanya

kerja

Seringnya

melakukan tugas

Mampu membuat

keputusan

Mampu

mengetahui

kekeliruan

Mampu

menganalisis

masalah

Mampu mengatasi

permasalahan

Dapat mendeteksi

kecurangan

Dapat

mengembangkan

karir

Lama kerja sebagai

auditor

10

11

12

13

14

15

16

17&18

Ordinal

Skeptisme

Profesional

Auditor

(Herman,

2009)

1. Attitude

(Sikap)

Memiliki

kepercayaan diri

yang tinggi.

Adanya penerapan

sikap skeptisme

profesional

Pikiran yang berisi

19

20

21

Ordinal

Page 70: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

59

Variabel Sub Variabel Indikator No. Ukuran

2. Profesional

pertanyaan-

pertanyaan

Kritis dalam

mengevaluasi bukti

audit

Asumsi yang tepat

tehadap kejujuran

klien

Memiliki

kemahiran

profesional

Memiliki

independensi dan

kompetensi

Adanya

perencanaan dan

pelaksanaan audit

yang tepat

Adanya penaksiran

kritis terhadap

validitas bukti

audit

Waspada terhadap

bukti audit yang

kontradiksi

22

23

24

25

26

27

28

Pendeteksian

Kecurangan

(Herman,

2009)

1. Memahami

SPI

2. Karakteristik

kecurangan

Memahami

struktur

pengendalian

internal perusahaan

Adanya

keterbukaan dari

pihak manajemen

Lingkungan yang

mendukung

pelaksanaan audit

Identifikasi

indikator-indikator

kecurangan

Memahami

karakteristik

terjadinya

kecurangan

Adanya standar

pengauditan untuk

29

30

31

32

33

34

Ordinal

Page 71: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

60

Variabel Sub Variabel Indikator No. Ukuran

3. Metode

audit

pendeteksian

kecurangan

Menemukan

faktor-faktor

penyebab

kecurangan

Adanya perkiraan

bentuk-bentuk

kecurangan yang

bisa terjadi

Dapat

mengidentifikasi

pihak yang

melakukan

kecurangan.

Penggunaan

metode dan

prosedur audit

efektif

Adanya susunan

langkah-langkah

pendeteksian

kecurangan

Pengujian

dokumen-dokumen

atau informasi-

informasi

Kondisi mental

dan pengawasan

kerja.

35

36

37

38

39

40

41

Page 72: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

60

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di

wilayah Jakarta dengan kriteria responden yang mempunyai jabatan dari

Junior auditor sampai Patner. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran

penyebaran kuesioner adalah beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) di

wilayah Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung

Kantor Akuntan Publik yang akan dijadikan sasaran penelitian ini.

Penyebaran kuesioner dilakukan pada pertengahan bulan April 2010 dan

pengumpulan dan pengolahan data dilakukan sampai akhir Mei 2010. Dalam

penyebaran kuesioner tidak dapat dilakukan secara rutin atau setiap hari,

akan tetapi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan waktu

yang ditentukan pihak Kantor Akuntan Publik setelah dilakukan konfirmasi

terlebih dahulu. Daftar nama Kantor Akuntan Publik dan wilayah penyebaran

kuesioner dapat ditunjukan pada lampiran 6.

Penyebaran kuesioner sebanyak 100 buah dan dari jumlah tersebut yang

diterima kembali sebanyak 89 kuesioner dan dapat diolah seluruhnya. Hal ini

dapat ditunjukkan pada tabel 4.1 dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

tingkat pengembalian yang diperoleh adalah sebesar 89% dari total kuesioner

yang di sebarkan. Kuesioner yang tidak dapat diterima kembali sebesar 11%.

Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian kuesioner cukup tinggi karena

Page 73: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

61

penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi langsung Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang bersangkutan.

Tabel 4.1

Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Frekuensi Persentase

Jumlah kuesioner yang disebarkan 100 100%

Jumlah kuesioner yang diterima kembali 89 89%

Jumlah kuesioner yang tidak dapat kembali 11 11%

Jumlah kuesioner yang dapat diolah 89 89%

Sumber: Data primer yang diolah 2010.

Tabel 4.2 menunjukan jabatan yang ada di Kantor Akuntan Publik

Tabel 4.2

Jabatan Responden

Jabatan Frekuensi Persentasi

Patner 3 3%

Supervisor 6 7%

Senior Auditor 32 36%

Junior Auditor 48 54%

Jumlah 89 100% Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.2 juga memperlihatkan jumlah responden sebanyak 89 responden

yang terdiri dari responden yang menjabat sebagai Patner sebanyak 3

responden dengan tingkat persentase 3%, sebanyak 6 responden dengan

tingkat persentase 7% yang menjabat sebagai Supervisor, sebanyak 32

responden dengan tingkat persentase 36% yang menjabat sebagai Senior

Auditor, dan sebagian besar yang mengisi kuesioner adalah junior auditor

yaitu sebanyak 48 responden dengan tingkat persentase 54%, karena junior

auditor tidak memiliki kesibukan yang padat.

Page 74: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

62

Tabel 4.3

Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi Persentase

D3 1 1%

S1 86 97%

S2 2 2%

S3 0 0%

Jumlah 89 100% Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenjang

pendidikan terakhir responden dimana pendidikan Strata satu (S1) jauh lebih

besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lain yaitu 86 responden

dari 89 responden dengan tingkat persentase 97%, dan sisanya sebesar 2%

ditempati oleh resonden yang berpendidikan S2 dan sebesar 1% untuk

responden yang berendidikan D3. Sebagai prasyarat untuk menjadi seorang

auditor adalah mempunyai pengetahuan dan keahlian serta pelatihan yang

cukup dan minimalnya adalah mempunyai jenjang pendidikan S1 .

Tabel 4.4

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 48 54%

Perempuan 41 46%

Jumlah 89 100% Sumber:Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis

kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 48 dengan tingkat

persentase 54%, sedangkan sebanyak 41 responden dengan tingkat persentase

46% ditempati oleh jenis kelamin perempuan. Artinya sebagian besar

responden yang mengisi kuesioner adalah laki-laki. Sebagian besar yang

Page 75: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

63

bekerja sebagai auditor adalah laki-laki karena pekerjaan sebagai auditor

lebih banyak dilapangan.

Tabel 4.5

Usia Responden

Usia Responden Frekuensi Persentase

20 – 30 Tahun 71 80%

31 – 40 Tahun 14 16%

> 40 Tahun 4 4%

Jumlah 89 100% Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa jumlah responden yang berdasarkan

usia terbanyak adalah 71 responden yang berusia 20-30 tahun dengan tingkat

persentase 80%. Karena pada usia ini adalah masa produktif dalam

melakukan aktivitasnya, dan sebanyak 14 responden atau 16% yang berusia

antara 31-40 tahun dan sebanyak 4 responden atau 4% yang berusia lebih dari

40 tahun.

Tabel 4.6

Lama Bekerja Responden

Lama Bekerja Frekuensi Persentase

< 1 Tahun 29 33%

1-2 Tahun 26 29%

2-3 Tahun 24 27%

> 3 Tahun 10 11%

Jumlah 89 100% Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa sebagian besar terdiri dari responden

yang bekerja selama kurang dari 1 tahun dengan tingkat persentase 33%

menduduki persentase tertinggi, dan sebanyak 26 responden dengan tingkat

persentase 29% yang mempunyai pengalaman selama 1-2 tahun, sebanyak 24

responden dengan tingkat persentase 27% yang mempunyai pengalaman

Page 76: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

64

selama 2-3 tahun, sebanyak 10 responden dengan tingkat persentase 11%

yang mempunyai pengalaman lebih dari 3 tahun.

Variebel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan

aturan etika, pengalaman auditor, dan skeptisme profesional auditor dari

pendeteksian kecurangan diuji secara statistic deskriftif seperti yang terlihat

pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Statistik Deskriptif

N Min Mak Mean

Standar

Deviation

Penerapan Aturan Etika

Pengalaman

Skeptisme Profesional

Pendeteksian Kecurangan

Valid N (Listwise)

89

89

89

89

89

28

26

28

41

45

45

50

65

38,93

34,53

39,68

51,71

3,716

4,722

4,445

5,339

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa jumlah responden (n) adalah 89, variabel

penerapan aturan etika mempunyai nilai minimum sebesar 28 dan nilai

maksimum sebesar 45 dengan nilai rata-rata sebesar 38,93 dan standar

deviasi sebesar 3,716. Pada variabel pengalaman nilai minimum sebesar 26

dan nilai maksimum sebesar 46 dengan nilai rata-rata sebesar 34,53 dan

standar deviasi sebesar 4,722 variabel skeptisme profesional memiliki nilai

minimum sebesar 28 dan nilai maksimum sebesar 50 dengan rata-rata 39,68

dan standar deviasi sebesar 4,445 dan pada variabel pendeteksian kecurangan

memiliki nilai minimum sebesar 41 dan nilai maksimum sebesar 65 dengan

nilai rata-rata sebesar 51,71 dan standar deviasi sebesar 5,339.

Page 77: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

65

B. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha, dengan pedoman

pengukuran adalah jika nilai koefisien alpha diatas 0,6 (Nunnally, 1967

dalam Ghozali, 2001: 42). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Jumlah Butir

Pertanyaan Cronbach Alpha

Penerapan Aturan Etika 9 butir 0,801

Pengalaman Auditor 9 butir 0,852

Skeptisme Profesional Auditor 10 butir 0,861

Pendeteksian Kecurangan 13 butir 0,878

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel

penelitian adalah reliable, karena α hitung > 0,6. Pada variabel

penerapan aturan etika memiliki nilai Cronbach Alpha (α) sebesar

0,801, variabel pengalaman memiliki nilai Cronbach Alpha (α) sebesar

0,852, Variabel skeptisme profesional auditor memiliki nilai Cronbach

Alpha (α) sebesar 0,861, dan variabel pendeteksian kecurangan

memiliki nilai Cronbach Alpha (α) 0,878.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

66

b. Hasil Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan r hitung (tabel

corrected item-total correlation) dengan r tabel (tabel product moment

dengan signifikansi 0,05) untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana

“n” adalah jumlah sampel penelitian sebanyak 89 responden sehingga

diperoleh nilai (df) = 89 - 2 atau nilai df dari 87 adalah 0,175 suatu

kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghazali, 2005:

45). Hasil pengujian validitas ditunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Aturan Etika

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Penerapan Aturan Etika 0,605 0,175 Valid

Butir 2 Penerapan Aturan Etika 0,540 0,175 Valid

Butir 3 Penerapan Aturan Etika 0,605 0,175 Valid

Butir 4 Penerapan Aturan Etika 0,589 0,175 Valid

Butir 5 Penerapan Aturan Etika 0,539 0,175 Valid

Butir 6 Penerapan Aturan Etika 0,263 0,175 Valid

Butir 7 Penerapan Aturan Etika 0,300 0,175 Valid

Butir 8 Penerapan Aturan Etika 0,539 0,175 Valid

Butir 9 Penerapan Aturan Etika 0,656 0,175 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel penerappan

aturan etika yang terdiri atas 9 (sembilan) butir pertanyaan dan dari 9

(sembilan) pertanyaan tersebut adalah valid karena nilai r hitung lebih

besar dari r tabel (r hitung > r tabel).

Page 79: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

67

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Auditor

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Pengalaman 0,619 0,175 Valid

Butir 2 Pengalaman 0,484 0,175 Valid

Butir 3 Pengalaman 0,638 0,175 Valid

Butir 4 Pengalaman 0,629 0,175 Valid

Butir 5 Pengalaman 0,495 0,175 Valid

Butir 6 Pengalaman 0,716 0,175 Valid

Butir 7 Pengalaman 0,607 0,175 Valid

Butir 8 Pengalaman 0,480 0,175 Valid

Butir 9 Pengalaman 0,510 0,175 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.10 menunjuukan bahwa variabel pengalaman

yang terdiri atas 9 (sembilan) butir pertanyaan dan dari 9 (sembilan )

butir pertanyaan tersebut adalah valid karena nilai r hitung lebih besar

dari r tabel (r hitung > r tabel).

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Skeptisme Profesional 0,469 0,175 Valid

Butir 2 Skeptisme Profesional 0,526 0,175 Valid

Butir 3 Skeptisme Profesional 0,570 0,175 Valid

Butir 4 Skeptisme Profesional 0,522 0,175 Valid

Butir 5 Skeptisme Profesional 0,503 0,175 Valid

Butir 6 Skeptisme Profesional 0,472 0,175 Valid

Butir 7 Skeptisme Profesional 0,623 0,175 Valid

Butir 8 Skeptisme Profesional 0,582 0,175 Valid

Butir 9 Skeptisme Profesional 0,774 0,175 Valid

Butir 10 Skeptisme Profesional 0,693 0,175 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Page 80: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

68

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel skeptisme profesional

auditor terdiri atas 10 (sepuluh) butir pertanyaan, dan dari 10 (sepuluh)

butir pertanyaan adalah valid karena nilai r hitung lebih besar dari pada

r tabel (r hitung > r tabel).

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Variabel Pendeteksian Kecurangan

Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

Butir 1 Pendeteksian Kecurangan 0,544 0,175 Valid

Butir 2 Pendeteksian Kecurangan 0,645 0,175 Valid

Butir 3 Pendeteksian Kecurangan 0,650 0,175 Valid

Butir 4 Pendeteksian Kecurangan 0,654 0,175 Valid

Butir 5 Pendeteksian Kecurangan 0,530 0,175 Valid

Butir 6 Pendeteksian Kecurangan 0,612 0,175 Valid

Butir 7 Pendeteksian Kecurangan 0,577 0,175 Valid

Butir 8 Pendeteksian Kecurangan 0,651 0,175 Valid

Butir 9 Pendeteksian Kecurangan 0,564 0,175 Valid

Butir 10 Pendeteksian Kecurangan 0,491 0,175 Valid

Butir 11 Pendeteksian Kecurangan 0,505 0,175 Valid

Butir 12 Pendeteksian Kecurangan 0,482 0,175 Valid

Butir 13 Pendeteksian Kecurangan 0,434 0,175 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel pendeteksian

kecurangan yang terdiri atas 13 (tiga belas) butir pertanyaan dan dari 13

butir pertanyaan adalah valid karena r hitung lebih besar dari r tabel (r

hitung > t hitung).

Page 81: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

69

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Hasil uji multikolonieritas data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil uji Multikolonieritas

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen

yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1dan hasil perhitungan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak

ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi ini.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut

ini:

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Etika .741 1.349

Pengalaman .816 1.225

Skeptisme .654 1.529

Sumber: Data primer yang dioleh 2010

Page 82: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

70

Sumber: Data primer yang diolah 2010.

Gambar 4.1

Hasil Uji Heterokendastisitas

Gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan

tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi. Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk

menganalisis pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman, dan

skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan.

c. Hasil Uji Normalitas.

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2 dan gambar 4.3

dibawah ini:

Page 83: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

71

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa grafik histogram

mengikuti distribusi normal yaitu berbentuk lonceng dengan nilai

tengah 0 dan varian 1, maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini

memenuhi uji normalitas.

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas

Page 84: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

72

Gambar 4.2 menunjukkan adanya penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman

uji normalitas mengatakan bahwa jika persebaran data (titik) mengikuti

atau mendekati garis normal maka suatu penelitian dapat dikatakan

normal.. Melihat hal tersebut maka dapat disimpulkan penelitian ini

memenuhi uji normalitas.

3. Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel

independen, yaitu penerapan aturan etika, pengalaman, skeptisme

profesional auditor dalam menjelaskan variasi variabel dependen yaitu

pendeteksian kecurangan. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat

pada kolom adjusted R sqare yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.14

Hasil uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien adjusted

R square yang dihasilkan oleh variabel-veriabel independen sebesar

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .835a .698 .687 2.98605

a. Predictors: (Constant), Skeptisme, Pengalaman, Etika

b. Dependent Variable: Kecurangan

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Page 85: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

73

0,687 yang artinya adalah 68,7% variabel dependen (pendeteksian

kecurangan) dijelaskan oleh variabel independen (penerapan aturan

etika, pengalaman auditor, dan skeptisme profesional auditor), dan

sisanya sebesar 31,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel

independen yang digunakan, misalnya variabel pendidikan profesional

auditor (Taufik, 2008), lingkungan kerja audit (Ramaraya, 2008), dan

kompetensi dan integritas auditor (Widiyastuti, 2009). Semakin besar

nilai adjusted R square, maka semakin besar (kuat) hubungan antara

variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai koefisien

korelasi (R) pada tabel 4.13 sebesar 0,835a menunjukkan bahwa

hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen adalah

kuat, karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,05. Standar Error

of Estimate (SEE) sebesar 2.986. Makin kecil nilai SEE akan membuat

model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

b. Hasil Uji F

Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk

menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan

dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 86: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

74

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1750.503 3 583.501 65.441 .000a

Residual 757.902 85 8.916

Total 2508.404 88

a. Predictors: (Constant), Skeptisme, Pengalaman, Etika

b. Dependent Variable: Kecurangan

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Tabel 4.15

Hasil Uji F

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.15 menunjukkan

bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai

probabilitas (p-value) 0,05 (0,000 < 0,5), dilihat dari hasil uji hipotesis

ini berarti bahwa variabel penerapan aturan etika, pengalaman auditor,

dan skeptisme profesional auditor secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pendeteksian

kecurangan (Ha4 diterima). Keberhasilan mendeteksi kecurangan

merupakan sebuah prestasi bagi seorang auditor. Banyaknya

pengalaman dan sikap skeptisme profesional yang dimiliki oleh seorang

auditor serta dengan diimbangi oleh adanya penerapan aturan etika itu

merupakan penunjang bagi seorang auditor dalam mendeteksi

kecurangan.

a. Hasil Uji t

Pengujian regresi secara parsial (uji t) bertujuan untuk menguji

pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial

Page 87: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

75

terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-

value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 0,05 jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji

regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji t

Tabel 4.16 Coefficients menunjukkan bahwa variabel independen

yang dimasukan dalam model yaitu penerapan aturan etika adalah

signifikan. Hal ini dapat dilihat nilai profabilitas signifikannya sebesar

0,029 lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha1 diterima dan Ho1 ditolak.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penerapan aturan etika

berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian kecurangan. Dengan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.158 3.771 1.103 .273

Etika .221 .099 .154 2.219 .029

Pengalama

n .356 .075 .315 4.772 .000

Skeptisme .672 .089 .559 7.588 .000

a. Dependent Variable: Kecurangan

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Page 88: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

76

demikian penerapan aturan etika berperan penting dalam proses audit.

Bertambahnya penerapan aturan etika, diharapkan akan semakin lebih

mampu mendeteksi kecurangan, karena etika pada dasarnya berkaitan

erat dengan moral yang merupakan kristalisasi dari ajaran-ajaran,

patokan-patokan, kumpulan aturan dan suatu ketetapan baik lisan

maupun tertulis. Etika dinyatakan secara tertulis yang disebut sebagai

kode etik. Maka dari itu, sebagai seorang auditor harus mentaati aturan

etika dalam melaksanakan tugasnya untuk memudahkan auditor dalam

mendeteksi adanya kecurangan. Pengembangan kesadaran terhadap

aturan etika memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntan

(Louwers, 1997 dalam Gusti dan Ali, 2006: 5).

Variabel pengalaman auditor memiliki nilai probabilitas signifikan

sebesar 0,000 jauh dibawah 0,05 yang berarti Ha2 diterima dan Ho

ditolak. Hal ini berarti pengalaman auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap pendeteksian kecurangan, dengan demikian

pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam proses

audit, dengan bertambahnya pengalaman auditor diharapkan akan

semakin mampu mendeteksi kecurangan. Pengalaman dan pemahaman

seorang auditor akan jenis dan karakteristik kecurangan akan sangat

membantu dalam hal penyusunan dan pelaksanaan prosedur

pemeriksaan, karena ada kecenderungan pihak penyaji laporan

keuangan akan menyembunyikan kecurangan yang terjadi, untuk itu

diperlukan auditor yang betul-betul berpengalaman. Hal ini sesuai

Page 89: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

77

dengan (SK Menkeu No. 359/KMK.06/2003) tentang perubahan atas

Kep Menkeu No. 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik

(Depkeu, 2003) yang memasukan pengalaman sebagai salah satu

persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik. Hasil

penelitian ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Herman (2009)

dan Taufik (2008) yang menyatakan bahwa pengalaman berhubungan

positif terhadap pendeteksian kecurangan. Semakin banyak pengalaman

yang dimiliki seorang auditor maka semakin tinggi kemampuan dalam

mendeteksi kecurangan.

Variabel skeptisme profesional auditor memiliki nilai probabilitas

signifikan sebesar 0,000 jauh dibawah 0,05 yang berarti Ha3 diterima

dan Ho ditolak. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa skeptisme

profesional auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

pendeteksian kecurangan. Dengan demikian semakin besar skeptisme

profesional auditor maka semakin tinggi tingkat kemampuan dalam

mendeteksi kecurangan. Auditor yang skeptis tidak akan menerima

begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan

untuk memperoleh alasan, bukti, dan konfirmasi mengenai objek yang

dipermasalahkan. Auditor dengan tingkat kepercayaan berbasis

identifikasi (identification-based trust) jika diberi penaksiran risiko

kecurangan yang tinggi akan menunjukkan skeptisme profesional yang

lebih tinggi dalam mendeteksi kecurangan (Noviyanti, 2008: 111).

Page 90: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

78

Variabel skeptisme profesional auditor merupakan variabel yang

paling dominan berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan

dibandingkan dengan variabel pengalaman dan variabel penerapan

aturan etika. Hal ini dilihat dari tabel coefficients yang menunjukkan

skeptisme profesional auditor mempunyai nilai Beta (Standardized

Coefficients) paling tinggi yaitu 0,559, sehingga variabel skeptisme

memiliki hubungan yang kuat terhadap pendeteksian kecurangan. Jika

nilai koefisien Beta suatu variabel independen lebih besar dibandingkan

variabel independen lainnya, maka dapat dikatakan bahwa kontribusi

variabel independen tersebut untuk menerangkan variabel dependennya

lebih besar dibandingkan dengan variabel independen lainnya

(Nachrowi dan Usman. 2006:133). Jadi dapat disimpulkan bahwa

pendeteksian kecurangan dapat dijelaskan oleh skeptisme profesional

yang dimiliki auditor.

Page 91: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

81

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang di peroleh maupun hasil analisis yang

telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengaruh

penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor

terhadap pendeteksian kecurangan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel penerapan

aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor berpengaruh

secara signifikan terhadap pendeteksian kecurangan.

2. Berdasarkan hasil uji parsial ditemukan bahwa skeptisme profesional

auditor merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

pendeteksian kecurangan dibandingkan variabel penerapan aturan etika

dan pengalaman.

B. Implikasi

Implikasi pada penelitian ini didasarkan dari kesimpulan bahwa

penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional auditor secara

bersama-sama dapat berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan.

Implikasinya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide untuk pengembangan

penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan

Page 92: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

82

penambahan beberapa variabel independen lainnya sebagai pengaruh

terhadap pendeteksian kecurangan ataupun dengan perluasan wilayah

penelitian dan menambah jumlah responden ini akan memberikan hasil

yang lebih baik dalam memprediksi hal-hal yang berpengaruh terhadap

pendeteksian kecurangan.

2. Bagi Akuntan Publik (Auditor Independen)

Membantu para akuntan publik dalam mengidentifikasi hal-hal yang

berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan, sehingga diharapkan

akuntan publik dapat meningkatkan kualitas audit, dengan adanya

penerapan aturan etika, pengalaman dan sikap skeptisme profesioanal yang

dimiliki dapat mempermudah auditor dalam mendeteksi kecurangan.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk

menabah wawasan tentang hal-hal yang berpengaruh terhadap

pendeteksian kecurangan, sehingga kepercayaan masyarakat dan pihak-

pihak yang berkepentingan (investor, kreditor, dan pemerintah) terhadap

laporan keuangan menjadi meningkat karena laporan keuangan ini telah

diaudit dan bebas dari tindakan kecurangan.

Page 93: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

82

DAFTAR PUSTAKA

Ananing, Dwi. 2006. ”Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian

Auditor dalam Bidang Auditing”. Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Indonesia. Yogyakarta.

Amrizal. 2004.”Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal

Auditor” BPKP, Jakarta.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2006. “Auditing and

Assurance Services”. 11 th edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall

International.

Chan, Hung. K., Kenny Z. Lin., and Phyllis Lai Lan Mo. 2003.”An Empirical

Study on The Impatc of Cultureon Audit-Detected Accounting Errors”

Auditing: Jurnal of Practice & Theory Vol. 22, No. 2

Diah, Puspa, Arum, Enggar. 2008.” Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien

dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam

Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.

Vol. 5, No. 2 (Hal. 156-181)

Enjel, Bony. 2006.”Hubungan Antara Penerapan Aturan Etika Dengan

Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal”. Fakultas Ekonomi

Universitas Widyatama.

Farid, Indiana, Martandi & Suranta Sri. 2006. “Persepsi Akuntan, Mahasiswa

Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang dari Segi Gender

terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi”. Simposium Nasional

Akuntansi 9 Padang.

Ferdian, Riki, dan Na’im, Ainun.2006 “Pengaruh Problem-Based Learning

(PBL) pada Pengetahuan Tentang Kekeliruan dan Kecurangan (error

and irregularities)”. Padang. Simposium Nasional Akuntansi 9.

Gusti Maghfirah dan Ali Syahril, 2006. “Hubungan Skeptisme Profesional

Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit

dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan”. Fakultas

Ekonomi Universitas Andalas.

Halim, Abdul, 2003“Auditing: Dasar-Dasar Audit LAporan Keuangan”, Edisi

Ketiga. UPP AMP YKPN.

Hall A. James dan Singleton Tommie, 2007.”Audit dan Assurance Teknologi

Informasi”. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Page 94: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

83

Hamid, Abdul. 2007.”Pedoman Penulisan Skripsi”, Jakarta. Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Herlianasyah, Yudhi dan Ilyas, Meifida. 2006.” Pengaruh Pengalaman

Auditor terhadap Bukti tidak Relevan dalam Auditor Judgment”.

Padang. Simposium Nasional Akuntansi 9.

Herman, Edi. 2009. “Pengaruh Pengalaman dan Skeptisme Profesional

Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan”. Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hogan. E, Chris. Dkk. 2008. “Financial Statement Fraud: Insights From The

Academic Literature”. A Journal of Practice & Theory. Vol. 27, No. 2

(Page. 231-252)

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. “Standar Profesi Akuntan Publik”. Jakarta.

Salemba Empat.

Indriantoro, Nur, Supomo, Bambang. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis

untuk Akuntansi dan Manajemen”. Yogyakarta, Edisi Pertama; cetakan

kedua. BPFE UGM,

Institut Akuntan Indonesia. 2008. “Kode Etik Akuntan Publik”. Jakarta

Salemba Empat.

Jaya Putra Syofiansyah & Durachman Yusuf. 2009. “Etika Bisnis & Hak

Kekayaan Intelektual”. Jakarta. Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah.

Kusumastuti, Rika Dewi. 2008. “Pengaruh Pengalaman, Komitmen

Profesional, Etika Organisansi dan Gender Terhadap Pengambilan

Keputusan Etis Auditor. FEIS uin Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Ludigdo, Unti. 2006. “Strukturisasi Praktik Etika di Kantor Akntan Publik:

Sebuah Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Nachrowi. D, Nachrowi dan Usman, Hardius. 2006. “Ekonometrika Untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Jakarta. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Narbuko, chalid dan Achmad, Abu. 2008.” Metode Penelitian”, Jakarta. Bumi

Aksara.

Noviyanti, Suzy. 2008. “Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi

Kecurangan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 5, No. 1

(Hal. 102-125).

Page 95: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

84

Nugroho, Bhuono Agung. 2005.“Strategi Jitu Memilih Metode Statistik

Penelitian dengan SPSS”. Yogyakarta. ANDI.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. 2010 “Auditing, Konsep Dasar

Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Ramaraya, Tri. 2008. “Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan

Oleh Auditor Eksternal”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No 1

(Hal. 23-33).

Sugiyono, 2007. ” Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.

Bandung. CV.ALFABETA.

Taufik, Muchamad. 2008. “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Pendidikan

Profesional Auditor Internal Terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud”.

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Utami Wiwik dan Fitri Indriawati. 2006. “Muatan Etika Dalam Pengajaran

Akuntansi Keuangan Dan Dampaknya Terhadap Persepsi Etika

Mahasiswa: Studi Eksperimen Semu”. Simposium Nasional Akuntansi 9

Padang.

Widiyastuti, Rani. 2009. “Analisis Pengaruh Pengalaman, Kompetensi &

Integritas Auditor Eksternal Terhadap Kemampuan Auditor dalam

Mendeteksi Kecurangan”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Winartono, Ratih. 2004.”Etika”. Majalah Aditor, PT. Auditor Media Citra

Pariwara.

Page 96: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Hasanah

Tepat/Tanggal Lahir : Ciamis, 21 Oktober 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Jl. Mawar II No.7 Rt. 005 Rw. 014 Pesanggrahan

Bintaro – Jakarta Selatan 12330

Nama Orang Tua

Ayah : Sarikun

Ibu : Waginah

Telepon : 085693218818

Email : [email protected]

[email protected]

Pendidikan:

1. SD Negeri Padaringan III, Ciamis (1993 – 1999)

2. SLTP Negeri 4 Lakbok, Ciamis (1999 – 2002)

3. SMA Negeri 1 Banjar, Banjar Patroman (2002 – 2005)

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Akuntansi/FEIB (2006 – 2010)

Pengalaman Kerja:

1. Auditor Junior di Kantor Akuntan Publik Riza Wahono & Rekan

Page 97: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Lampiran 6

No. Nama Kantor Akuntan Publik

Kuesioner

Kembali

Kuesioner

tidak

kembali

Kuesioner

dikirim

1. Abdi Ichjar BAP & Rekan

(Graha Buana Blok B.4 Jl. Dr. Saharjo No.210 A. Tebet Jakarta Selatan)

a. Patner

b. Supervisor c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0

2 4

2

Jumlah 8 0 8

Persentase 100% 0% 100%

2. Herman, Dodi, Tanumihardja & Rekan

(Kebayoran Center Blok A No. 3. Jl.

Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12720)

a. Patner b. Supervisor

c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0 0

1

2

Jumlah 3 2 5

Persentase 60% 40% 100%

3. Drs. Heroe Pramono & Rekan

(Jl. Prof. Dr. Supomo No. 3 Tebet Jakarta Selatan 12870)

a. Patner

b. Supervisor c. Senior Auditor

d. Junior Aditor

0

1 3

0

Jumlah 4 1 5

Persentase 80% 20% 100%

4. Dra. Mugowati Sujono (Jl. Cakranegara Raya Blok E.4 Bukit

Mas Bintaro Jakarta Selatan 12330)

a. Patner

b. Supervisor c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0

0 2

3

Jumlah 5 0 5

Persentase 100% 0% 100%

5. Drs. Usman & Rekan

(Jl. Cipulir V No. 5 Kebayoran Lama

Jakarta Selatan 12230) a. Patner

b. Supervisor

c. Senior Auditor

0

0

3

Page 98: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

No. Nama Kantor Akuntan Publik

Kuesioner

Kembali

Kuesioner

tidak

kembali

Kuesioner

dikirim

d. Junior Auditor 7

Jumlah 10 0 10

Persentase 100% 0% 100%

6. Andiek Sumaryono & Rekan

(Jl. K.H. Noer Alie Kalimalang)

a. Patner b. Supervisor

c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0 0

3

1

Jumlah 4 2 6

Persentase 67% 33% 100%

7. Drs. Rasin.Ichwan & Rekan

(Gedung Jaya Lnt 5. Jl. M.H. Thamrin

No. 12 Jakarta Pusat 10340) a. Patner

b. Supervisor

c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0

0

2

12

Jumlah 14 6 20

Persentase 70% 30% 100%

8. Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin

(Jl. Kebon Sirih No. 32 Jak-Pusat)

a. Patner b. Supervisor

c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0 1

4

5

Jumlah 10 0 10

Persentase 100% 0% 100%

9. Hendrawinata Gani & Hidayat (Wisma Dharala Sakti ltn. 18. Jl. Jendral

Sudirman Kav. 32 Jakarta Pusat 10220)

a. Patner b. Supervisor

c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

1 1

0

0

Jumlah 2 0 2

Persentase 100% 0% 100%

10. Riza Wahono & Rekan (Jl. Anggrek Garuda Raya No. 9 Slipi)

a. Patner

b. Supervisor

c. Senior Auditor d. Junior Auditor

2

1

9 12

Jumlah 24 0 24

Persentase 100% 0% 100%

Page 99: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

No. Nama Kantor Akuntan Publik

Kuesioner

Kembali

Kuesioner

tidak

kembali

Kuesioner

dikirim

11.

Drs. Sutopo Insja (Komplek Perkantoran Puri Gardena

Blok. A 1 No. 8, Pegadungan Jakarta

Barat 11830)

a. Patner b. Supervisor

c. Senior Auditor

d. Junior Auditor

0 0

0

5

Jumlah 5 0 5

Persentase 100% 0% 100%

Total 89 11 100

Persentase 89% 11% 100%

Page 100: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

85

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, PENGALAMAN DAN

SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP

PENDETEKSIAN KECURANGAN

(Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

Oleh:

Sri Hasanah

NIM: 206082004009

JURUSAN AKUNTANSI / AUDITING

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Lampiran 1.

Page 101: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

86

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

PENGANTAR

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Sri Hasanah

NIM : 206082004009

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul

Pengaruh Penerapan Aturan Etika, Pengalaman, dan Skeptisme Profesional Auditor

terhadap Pendeteksian Kecurangan.

Sehubungan dengan hal tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara

untuk meluangkan waktunya sejenak untuk mengisi beberapa pertanyaan pada

kuesioner ini.

Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak

termasuk untuk digunakan sebagai penilaian kinerja ditempat Bapak/Ibu/Saudara

bekerja, data hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu kerahasiaan

data terjamin.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner guna membantu kelancaran penelitian ini.

Jakarta, April 2010

Mengetahui,

Pembimbing1 Pembimbing 2 Peneliti,

Prof. Dr. Ahmad Rodoni., MM Yessi Fitri,. SE., MSi. Ak Sri Hasanah

Page 102: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

87

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Pertanyaan/pernyataan dibawah ini adalah suatu survei yang dilakukan untuk

mengetahui apakah penerapan aturan etika, pengalaman, dan skeptisme profesional

auditor berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan.

1. Dimohon untuk menjawab pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan

memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia (rentan angka dari

1 sampai 5) sesuai dengan pendapat saudara.

2. Setiap pertanyaan/pernyataan hanya memiliki satu jawaban.

3. Setiap angka mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu/ Saudara.

Setiap pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner ini mempunyai 5 (lima) interval

jawaban, yaitu:

1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

2 : Tidak Setuju (TS)

3 : Netral (N)

4 : Setuju (S)

5 : Sangat Setuju (SS)

Page 103: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

88

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama KAP : ........................................

2. Usia Responden : 20 – 30 Tahun

31 – 40 Tahun

> 40 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

4. Jenjang Pendidikan : D3 S1

S2 S3

5. Jabatan dalam KAP : Partner

Supervisor

Senior Auditor

Junior Auditor

6. Lama Bekerja : < 1 Tahun 1-2 Tahun

2-3 Tahun > 3 Tahun

Page 104: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

89

DAFTAR PERTANYAAN / PERNYATAAN

Penerapan Aturan Etika (X1)

No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS

1. Kompetensi di bidang audit merupakan suatu

keharusan bagi seorang yang akan melaksanakan

tugasnya di bidang audit.

1 2 3 4 5

2. Seorang auditor dalam menjalankan tugasnya

wajib mengedepankan integritasnya.

1

2 3 4 5

3. Seorang Auditor harus bersikap terus terang,

tegas, jujur, dan bersungguh-sungguh dalam

melaksanakan pekerjaannya.

1 2 3 4 5

4. Auditor harus menjaga objektivitas dan bebas

benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak

layak dari pihak-pihak lain dalam pemenuhan

kewajiban profesional sebagai Auditor.

1 2 3 4 5

5. Auditor harus bertindak objektif sesuai dengan

bukti-bukti otentik yang diperolehnya selama

melakukan pemeriksaan.

1 2 3 4 5

6. Semakin tinggi sikap independensi seseorang

maka semakin tinggi kemampuan auditor untuk

mengungkap kecurangan.

1 2 3 4 5

7. Seorang auditor tidak mudah terpengaruh oleh

pihak manapun atau orang lain dalam

melaksanakan tugasnya.

1 2 3 4 5

8. Setiap auditor diharuskan untuk bersikap dan

bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat

waktu sesuai dengan persyaratan penugasan.

1 2 3 4 5

9. Seorang auditor mampu menyimpan rahasia

kepada pihak luar atas informasi yang

diperolehnya

1 2 3 4 5

Page 105: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

90

Pengalaman Auditor (X2)

No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS N S SS

10. Pengalaman auditor sudah pasti meningkat

karena seringnya melakukan tugas.

1 2 3 4 5

11. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap

keputusan yang dibuat.

1 2 3 4 5

12. Pengalaman dapat membantu auditor

mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan

berikut penyelesaiannya.

1 2 3 4 5

13. Pengalaman membantu auditor dalam

menganalisis masalah.

1 2 3 4 5

14. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki

auditor, semakin besar kemampuan auditor

dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.

1 2 3 4 5

15. Pengalaman membantu auditor dalam

memprediksi dan mendeteksi masalah secara

profesional.

1 2 3 4 5

16. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya

dapat mengembangkan karir.

1 2 3 4 5

17. Auditor dikatakan berpengalaman bila

menjalankan tugas lebih dari tiga tahun.

1 2 3 4 5

18. Auditor junior untuk mencapai kompetensinya

dapat belajar dari pengalaman pada auditor

seniornya.

1 2 3 4 5

Skeptisme Profesional Auditor (X3)

No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS N S SS

19. Kepercayaan diri yang tinggi harus dimiliki oleh

auditor ketika melaksanakan audit.

1 2 3 4 5

20. Auditor menerapkan sikap skeptisme profesional

dengan tidak cepat puas dengan bukti audit yang

1 2 3 4 5

Page 106: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

91

No. Pertanyaan/Pernyataan STS TS N S SS

ada.

21. Skeptisme profesional auditor mencakup pikiran

yang selalu mempertanyakan dan melakukan

evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.

1 2 3 4 5

22. Skeptisme profesional perlu dimiliki oleh auditor

terutama saat memperoleh dan mengevaluasi

bukti audit.

1 2 3 4 5

23. Auditor tidak boleh mengasumsikan begitu saja

bahwa manajemen adalah tidak jujur, tetapi

auditor juga tidak boleh mengasumsikan bahwa

manajemen sepenuhnya jujur.

1 2 3 4 5

24. Auditor harus memiliki kemahiran professional

yang cermat dalam mengaudit laporan keuangan.

1 2 3 4 5

25. Auditor harus memiliki independensi dan

kompetensi dalam melaksanakan audit.

1 2 3 4 5

26. Auditor harus sepenuhnya dan melaksanakan

audit dengan mengakui bahwa ada kemungkinan

terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.

1 2 3 4 5

27. Auditor membuat penaksiran yang kritis

terhadap validasi dari bukti audit yang diperoleh.

1 2 3 4 5

28 Auditor harus waspada terhadap bukti audit yang

bersifat kontradiksi.

1 2 3 4 5

Pendeteksian Kecurangan (Y)

No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS

29. Sebelum melaksanakan audit, auditor harus

memahami struktur pengendalian internal

perusahaan klien.

1 2 3 4 5

30. Ketertutupan pihak manajemen dapat berakibat

sulitnya melakukan pendeteksian kecurangan.

1 2 3 4 5

Page 107: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

92

No. Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS

31. Lingkungan pekerjaan audit sangat

mempengaruhi kualitas audit.

1 2 3 4 5

32. Deteksi kecurangan mencakup identifikasi

indikator-indikator kecurangan yang

memerlukan tindak lanjut auditor untuk

melakukan investigasi.

1 2 3 4 5

33. Auditor harus memahami karakteristik terjadinya

kecurangan.

1 2 3 4 5

34. Diperlukan standar pengauditan mengenai

pendeteksian kecurangan.

1 2 3 4 5

35. Mengidentifikasi atas faktor- faktor penyebab

kecurangan, menjadi dasar untuk memahami

kesulitan dan hambatan dalam pendeteksian

kecurangan.

1 2 3 4 5

36. Auditor harus dapat memperkirakan bentuk-

bentuk kecurangan apa saja yang bisa terjadi.

1 2 3 4 5

37. Auditor harus dapat mengidentifikasi pihak-

pihak yang dapat melakukan kecurangan.

1 2 3 4 5

38. Metode dan prosedur audit yang tidak efektif

dapat mengakibatkan kegagalan dalam usaha

pendeteksian kecurangan.

1 2 3 4 5

39. Auditor menyusun langkah-langkah yang

dilakukan guna pendeteksian kecurangan.

1 2 3 4 5

40. Auditor harus melakukan pengujian atas

dokumen-dokumen atau informasi yang

diperoleh.

1 2 3 4 5

41. Kondisi mental dan pengawasan kerja yang

buruk merupakan faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kecurangan.

1 2 3 4 5

Page 108: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.801 .821 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Butir 1 4.4157 .61808 89

Butir 2 4.5281 .54543 89

Butir 3 4.5169 .56634 89

Butir 4 4.4382 .62076 89

Butir 5 4.3820 .61248 89

Butir 6 3.8764 .88959 89

Butir 7 4.0337 .74543 89

Butir 8 4.2921 .67760 89

Butir 9 4.4494 .63980 89

Reliability (Variabel Penerapan Aturan Etika)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 89 100.0

Excludeda 0 .0

Total 89 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Hasil Uji Data SPSS

Page 109: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir 1 34.5169 10.957 .605 .539 .768

Butir 2 34.4045 11.516 .540 .498 .778

Butir 3 34.4157 11.200 .605 .534 .770

Butir 4 34.4944 11.003 .589 .513 .770

Butir 5 34.5506 11.228 .539 .364 .776

Butir 6 35.0562 11.440 .263 .232 .825

Butir 7 34.8989 11.728 .300 .310 .810

Butir 8 34.6404 10.937 .539 .508 .775

Butir 9 34.4831 10.662 .656 .594 .761

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

38.9326 13.814 3.71666 9

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.852 .854 9

Reliability (Pengalaman Auditor)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 89 100.0

Excludeda 0 .0

Total 89 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 110: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Butir 1 3.9775 .78302 89

Butir 2 3.9101 .76337 89

Butir 3 3.8989 .92987 89

Butir 4 3.9438 .66332 89

Butir 5 3.9438 .68023 89

Butir 6 3.7753 .86278 89

Butir 7 3.8427 .70548 89

Butir 8 3.2697 .87599 89

Butir 9 3.9663 .66486 89

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Butir 1 30.5506 17.614 .619 .535 .831

Butir 2 30.6180 18.534 .484 .441 .845

Butir 3 30.6292 16.600 .638 .459 .830

Butir 4 30.5843 18.291 .629 .602 .832

Butir 5 30.5843 18.905 .495 .558 .843

Butir 6 30.7528 16.529 .716 .587 .820

Butir 7 30.6854 18.150 .607 .541 .833

Butir 8 31.2584 17.967 .480 .299 .847

Butir 9 30.5618 18.908 .510 .342 .842

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

34.5281 22.297 4.72202 9

Page 111: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on Standardized

Items

N of Items

.861 .862 10

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

Butir 1 3.8315 .66120 89

Butir 2 3.8764 .67116 89

Butir 3 4.0787 .56859 89

Butir 4 4.2809 .63940 89

Butir 5 3.9101 .68491 89

Butir 6 3.9326 .68751 89

Butir 7 3.8989 .58475 89

Butir 8 3.8764 .73578 89

Butir 9 3.9551 .67268 89

Butir 10 4.0449 .73716 89

Reliability (Skeptisme Profesional Auditor)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 89 100.0

Excludeda 0 .0

Total 89 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 112: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir 1 35.8539 16.785 .469 .510 .857

Butir 2 35.8090 16.452 .526 .438 .852

Butir 3 35.6067 16.787 .570 .448 .849

Butir 4 35.4045 16.630 .522 .471 .852

Butir 5 35.7753 16.494 .503 .510 .854

Butir 6 35.7528 16.643 .472 .415 .857

Butir 7 35.7865 16.465 .623 .513 .845

Butir 8 35.8090 15.815 .582 .630 .848

Butir 9 35.7303 15.245 .774 .716 .831

Butir 10 35.6404 15.233 .693 .617 .837

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

39.6854 19.764 4.44562 10

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of Items

.878 .882 13

Reliability (Pendeteksian Kecurangan)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 89 100.0

Excludeda 0 .0

Total 89 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 113: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Butir 1 4.2360 .62199 89

Butir 2 4.0112 .59342 89

Butir 3 4.0449 .52027 89

Butir 4 4.1685 .62588 89

Butir 5 3.8539 .77680 89

Butir 6 3.9101 .65088 89

Butir 7 3.9326 .63600 89

Butir 8 3.8764 .61829 89

Butir 9 3.7865 .59299 89

Butir 10 3.7303 .79436 89

Butir 11 3.9775 .72265 89

Butir 12 4.1573 .58190 89

Butir 13 4.0225 .58344 89

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Butir 1 47.4719 24.752 .544 .570 .870

Butir 2 47.6966 24.373 .645 .728 .865

Butir 3 47.6629 24.862 .650 .641 .866

Butir 4 47.5393 24.092 .654 .544 .864

Butir 5 47.8539 23.876 .530 .647 .872

Butir 6 47.7978 24.163 .612 .625 .866

Butir 7 47.7753 24.472 .577 .645 .868

Butir 8 47.8315 24.164 .651 .619 .864

Butir 9 47.9213 24.823 .564 .472 .869

Butir 10 47.9775 24.045 .491 .426 .875

Butir 11 47.7303 24.381 .505 .440 .873

Butir 12 47.5506 25.341 .482 .379 .873

Butir 13 47.6854 25.604 .434 .398 .875

Page 114: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

51.7079 28.505 5.33897 13

Page 115: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.158 3.771 1.103 .273

Etika .221 .099 .154 2.219 .029 .741 1.349

Pengalaman .356 .075 .315 4.772 .000 .816 1.225

Skeptisme .672 .089 .559 7.588 .000 .654 1.529

a. Dependent Variable: Kecurangan

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Etika Pengalaman Skeptisme

1 1 3.978 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .012 18.491 .04 .10 .93 .02

3 .006 25.304 .38 .02 .02 .83

4 .004 30.773 .58 .88 .05 .15

a. Dependent Variable: Kecurangan

Coefficient Correlationsa

Model Skeptisme Pengalaman Etika

1 Correlations Skeptisme 1.000 -.349 -.450

Pengalaman -.349 1.000 -.065

Etika -.450 -.065 1.000

Covariances Skeptisme .008 -.002 -.004

Pengalaman -.002 .006 .000

Etika -.004 .000 .010

a. Dependent Variable: Kecurangan

Hasil Uji Asumsi Klasik

Page 116: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 40.8996 63.7055 51.7079 4.46005 89

Std. Predicted Value -2.423 2.690 .000 1.000 89

Standard Error of

Predicted Value .334 1.120 .604 .192 89

Adjusted Predicted Value 41.3747 63.5684 51.7103 4.43740 89

Residual -7.54865 7.88210 .00000 2.93471 89

Std. Residual -2.528 2.640 .000 .983 89

Stud. Residual -2.609 2.807 .000 1.010 89

Deleted Residual -8.03916 8.91109 -.00241 3.10352 89

Stud. Deleted Residual -2.704 2.929 .001 1.027 89

Mahal. Distance .111 11.400 2.966 2.599 89

Cook's Distance .000 .257 .015 .034 89

Centered Leverage Value .001 .130 .034 .030 89

a. Dependent Variable: Kecurangan

Page 117: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI
Page 118: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .835a .698 .687 2.98605

a. Predictors: (Constant), Skeptisme, Pengalaman, Etika

b. Dependent Variable: Kecurangan

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.158 3.771 1.103 .273

Etika .221 .099 .154 2.219 .029

Pengalaman .356 .075 .315 4.772 .000

Skeptisme .672 .089 .559 7.588 .000

a. Dependent Variable: Kecurangan

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1750.503 3 583.501 65.441 .000a

Residual 757.902 85 8.916

Total 2508.404 88

a. Predictors: (Constant), Skeptisme, Pengalaman, Etika

b. Dependent Variable: Kecurangan

Page 119: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PK.1 PK.2 PK.3 PK.4 PK.5 PK.6 PK.7 PK.8 PK.9 PK.10 PK.11 PK.12 PK.13

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 50

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 62

4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 48

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 55

7 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 50

8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 52

9 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 5 5 3 47

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 50

12 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 59

13 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 57

14 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 57

15 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 51

16 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 50

17 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 50

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

19 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 50

20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 51

21 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 58

22 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 59

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

24 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 49

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

26 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 3 50

27 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54

28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65

30 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 46

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

33 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 48

34 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 49

35 5 4 3 4 2 3 4 4 4 5 5 4 3 50

36 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 51

37 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

39 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

41 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 41

42 4 4 4 5 3 4 3 3 4 5 4 5 4 52

43 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 57

44 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 48

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 49

46 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 61

47 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 49

48 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 49

49 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 5 5 3 54

50 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 51

51 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 5 52

52 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 60

53 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 56

Lanjutan:

RespondenJawaban Responden (Pendeteksian Kecurangan)

Total

Page 120: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PK.1 PK.2 PK.3 PK.4 PK.5 PK.6 PK.7 PK.8 PK.9 PK.10 PK.11 PK.12 PK.13Responden

Jawaban Responden (Pendeteksian Kecurangan)Total

54 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 46

55 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

57 4 4 5 5 3 3 3 3 5 4 5 4 4 52

58 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 5 52

59 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 49

60 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52

61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 50

62 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 46

63 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 5 52

64 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 49

65 4 3 5 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 56

66 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 47

67 4 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 43

68 4 3 3 4 2 2 3 3 3 2 4 5 5 43

69 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 47

70 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 50

71 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 3 5 3 52

72 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 47

73 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 49

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

75 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 46

76 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 3 4 5 56

77 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 38

78 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 62

79 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 57

80 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 42

81 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 55

82 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 56

83 4 5 5 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 52

84 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 4 4 50

85 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 54

86 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 49

87 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 52

88 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 51

89 4 5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 50

Total 377 357 360 371 343 348 350 345 337 332 354 370 358 4.602

Page 121: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PAE.1 PAE.2 PAE.3 PAE.4 PAE.5 PAE.6 PAE.7 PAE.8 PAE.9

1 5 5 5 5 5 3 3 5 5 41

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 41

4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 38

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

6 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38

7 5 5 5 5 4 2 4 5 5 40

8 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44

9 3 4 5 5 5 5 4 3 4 38

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

11 5 5 5 5 5 3 3 5 5 41

12 5 5 5 5 4 4 4 4 4 40

13 4 5 4 4 4 4 4 5 5 39

14 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44

15 5 5 5 5 4 5 4 5 5 43

16 5 5 5 5 4 5 4 5 5 43

17 5 5 5 5 4 5 4 5 5 43

18 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41

19 5 5 5 5 4 2 4 5 5 40

20 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

23 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38

24 4 5 5 2 4 5 5 5 5 40

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

26 5 5 5 5 5 4 4 4 5 42

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

28 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44

29 5 5 5 5 5 2 5 5 5 42

30 4 5 4 4 4 2 4 4 4 35

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

33 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35

34 3 4 5 4 3 3 4 4 5 35

35 5 4 4 5 5 3 3 4 3 36

36 4 4 4 5 4 4 4 4 3 36

37 4 4 4 4 4 4 5 4 5 38

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

39 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41

40 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35

41 5 5 5 5 4 4 5 5 5 43

42 5 4 5 4 4 4 2 5 5 38

43 5 5 4 4 5 4 4 3 4 38

44 5 5 5 5 5 3 3 4 4 39

45 5 5 5 5 5 3 3 5 5 41

46 5 5 5 5 5 5 4 4 5 43

47 5 5 5 5 5 4 4 5 5 43

48 5 5 5 5 5 4 4 5 5 43

49 5 5 5 5 5 5 4 4 5 43

50 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35

51 4 5 5 5 5 5 5 4 5 43

52 5 5 5 5 5 4 4 5 5 43

53 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34

54 4 5 4 4 4 2 4 4 4 35

Jawaban Responden (Penerapan Aturan Etika)TotalResponden

Lampiran 2: Matriks Tabulasi Data

Page 122: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PAE.1 PAE.2 PAE.3 PAE.4 PAE.5 PAE.6 PAE.7 PAE.8 PAE.9

Jawaban Responden (Penerapan Aturan Etika)TotalResponden

55 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

57 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34

58 4 5 5 5 5 5 5 4 5 43

59 3 4 5 4 3 3 4 4 5 35

60 4 4 4 4 4 4 5 4 5 38

61 5 5 5 5 5 3 3 5 5 41

62 4 4 4 4 5 5 5 3 3 37

63 4 5 5 5 5 4 3 4 5 40

64 4 3 4 4 5 4 4 4 4 36

65 5 4 5 5 4 5 5 5 4 42

66 4 5 5 4 4 5 3 3 4 37

67 4 4 4 3 4 3 2 2 3 29

68 4 4 5 4 3 4 3 4 3 34

69 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35

70 5 5 5 4 4 2 4 5 5 39

71 5 5 5 5 5 4 4 4 5 42

72 5 5 5 5 5 3 3 5 4 40

73 5 5 4 4 3 4 3 3 4 35

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

75 3 4 4 4 4 3 4 3 3 32

76 4 5 4 4 5 3 4 5 5 39

77 3 4 2 3 3 3 4 3 3 28

78 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44

79 4 5 4 4 4 5 4 4 5 39

80 3 3 4 3 3 3 3 4 4 30

81 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37

82 4 4 4 5 5 3 4 4 4 37

83 5 5 5 4 5 4 5 4 5 42

84 4 5 4 5 4 5 4 5 4 40

85 4 5 5 4 5 4 5 4 5 41

86 4 5 5 5 5 4 3 4 4 39

87 5 4 5 4 4 3 5 4 4 38

88 5 4 4 5 4 5 5 5 5 42

89 5 4 4 4 4 5 5 5 5 41

Total 393 403 402 395 390 345 359 382 396 3.465

Page 123: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PA.1 PA.2 PA.3 PA.4 PA.5 PA.6 PA.7 PA.8 PA.9

1 3 3 4 4 4 3 4 3 4 32

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 42

4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 33

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

6 4 5 4 4 4 4 5 3 4 37

7 3 4 2 3 4 2 3 2 3 26

8 4 4 2 4 4 4 4 2 5 33

9 4 3 4 4 4 3 4 3 5 34

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

11 3 3 4 4 4 3 4 3 4 32

12 5 5 5 4 4 4 4 4 4 39

13 5 5 4 4 4 4 4 5 5 40

14 5 4 4 4 4 4 4 2 4 35

15 3 4 2 3 4 2 3 2 3 26

16 3 4 2 3 4 2 3 2 3 26

17 3 4 2 3 4 2 3 2 3 26

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

19 3 4 2 3 4 2 3 2 3 26

20 5 4 5 4 4 4 4 4 5 39

21 4 3 3 3 3 5 5 2 5 33

22 4 4 4 4 4 3 4 3 4 34

23 4 4 4 4 4 3 3 3 4 33

24 4 5 4 5 4 5 4 4 4 39

25 4 3 3 4 4 4 4 3 4 33

26 5 4 4 4 4 4 4 3 4 36

27 2 4 4 4 4 4 4 4 4 34

28 4 4 4 5 5 4 5 4 5 40

29 5 5 2 4 5 4 5 2 4 36

30 4 3 3 5 5 4 3 3 4 34

31 5 4 5 4 4 4 4 3 4 37

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

34 3 4 4 5 5 4 4 3 3 35

35 3 3 4 4 4 4 5 2 4 33

36 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35

37 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

39 5 5 5 3 3 4 3 3 4 35

40 4 4 4 4 4 4 4 2 4 34

41 4 4 4 3 3 3 3 3 4 31

42 3 4 5 3 4 5 4 3 5 36

43 5 5 5 4 4 5 4 4 3 39

44 4 3 4 4 3 3 4 4 4 33

45 3 3 4 4 4 3 4 3 4 32

46 5 5 5 4 5 5 4 4 5 42

47 4 3 4 4 3 3 4 4 4 33

Lanjutan:

RespondenJawaban Responden (Pengalaman Auditor)

Total

Page 124: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

PA.1 PA.2 PA.3 PA.4 PA.5 PA.6 PA.7 PA.8 PA.9Responden

Jawaban Responden (Pengalaman Auditor)Total

48 3 3 4 4 4 3 4 3 4 32

49 5 3 5 5 4 5 4 3 3 37

50 3 3 3 3 4 3 3 3 4 29

51 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44

52 5 5 5 5 5 5 5 3 4 42

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

54 4 3 3 5 5 4 3 3 4 34

55 5 5 5 3 3 4 3 3 4 35

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

58 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44

59 3 4 4 5 5 4 4 3 3 35

60 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37

61 3 3 4 4 4 3 4 3 4 32

62 4 4 2 3 4 2 3 2 3 27

63 5 5 5 3 3 4 3 3 4 35

64 4 3 4 4 4 4 4 2 4 33

65 5 4 5 5 5 5 5 1 5 40

66 4 4 5 3 3 3 4 4 4 34

67 3 4 4 3 3 2 2 2 3 26

68 3 2 2 3 2 3 2 2 2 21

69 5 4 5 4 4 4 3 4 3 36

70 3 4 2 3 2 3 2 3 4 26

71 5 3 5 5 4 5 4 3 3 37

72 3 3 4 4 4 3 4 3 4 32

73 4 4 4 4 4 3 3 4 3 33

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

75 4 4 4 4 4 3 3 3 4 33

76 2 3 4 4 4 2 3 2 4 28

77 4 3 4 4 4 3 4 4 3 33

78 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44

79 4 5 5 5 5 4 4 5 5 42

80 3 2 3 3 3 4 4 3 3 28

81 4 4 3 4 3 4 5 4 5 36

82 4 4 5 4 4 4 4 3 4 36

83 4 5 3 4 3 4 3 4 5 35

84 4 5 4 4 3 3 3 3 4 33

85 4 3 3 3 4 4 4 4 3 32

86 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35

87 5 4 4 4 3 4 4 2 4 34

88 3 3 2 2 3 4 4 3 4 28

89 3 3 3 4 3 4 3 4 4 31

Total 354 348 347 351 351 336 342 291 353 3.073

Page 125: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

SPA.1 SPA.2 SPA.3 SPA.4 SPA.5 SPA.6 SPA.7 SPA.8 SPA.9 SPA.10

1 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 36

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

6 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 36

7 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 39

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

9 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

11 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 36

12 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 44

13 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 46

14 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 46

15 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 39

16 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 40

17 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 38

18 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41

19 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 39

20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

21 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 45

22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

24 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38

25 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 39

26 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

28 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48

29 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47

30 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37

31 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 34

32 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38

33 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 37

34 3 4 4 5 3 3 3 5 4 4 38

35 5 3 5 5 5 4 4 3 4 5 43

36 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 36

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

39 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

41 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 32

42 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4 38

43 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 45

44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

45 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 36

46 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 46

47 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

Lanjutan:

RespondenJawaban Responden (Skeptisme Profesional Auditor)

Total

Page 126: PENGARUH PENERAPAN ATURAN ETIKA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3300/1/SRI... · PENDETEKSIAN KECURANGAN (Studi Empiris Beberapa Kantor Akuntan Publik di DKI

SPA.1 SPA.2 SPA.3 SPA.4 SPA.5 SPA.6 SPA.7 SPA.8 SPA.9 SPA.10Responden

Jawaban Responden (Skeptisme Profesional Auditor)Total

48 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 35

49 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 47

50 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 42

51 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 45

52 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 35

53 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 36

54 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37

55 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

57 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 36

58 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 45

59 3 4 4 5 3 3 3 5 4 4 38

60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

61 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 35

62 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 39

63 3 3 4 5 5 5 4 4 5 5 43

64 4 4 4 5 3 2 4 4 3 4 37

65 5 4 5 4 3 1 5 5 3 5 40

66 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 38

67 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 35

68 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 39

69 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 35

70 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 39

71 4 5 5 5 4 5 4 3 4 5 44

72 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 36

73 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

75 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 35

76 4 4 5 5 5 4 3 2 4 4 40

77 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 28

78 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43

79 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 47

80 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31

81 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 43

82 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 39

83 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 42

84 4 4 3 4 4 5 4 3 3 3 37

85 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

86 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

87 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 42

88 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 43

89 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 43

Total 341 345 363 381 348 350 347 345 352 360 3.532