PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33488/1/HERSINTA... · PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD

    TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT

    INDONESIA TBK

    Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh:

    HERSINTA PUSDIKA

    NIM: 1112081000019

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1437 H/2016 M

  • i

  • LEMIBAR PENGESAHAN U AN KOR41PREHENSIF

    Pada hari Kamis, 14 April2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswi:

    1.Nalna

    2.NIM

    :Hersnta Pusdka

    :l112081000019

    *'Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

    selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwa rnahasiswi tersebut di atas

    dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Slcipsi sebagai

    salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa{ana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta,14 Apri1 2016

    3. Jurusan :Manajemen (Keuangan)

    4. Judul Skripsi : "Penganrh penerapan

    Manajemen PT. Bank Ralcyat Indonesia

    Indonesia Cabang Pasar Minggu)".

    1.Taridi Kasbi Ridho,SE.,MBA

    NIP.

    2.Faizul Mubarok,M.M

    NIP.

    Balanced Scorecard Terhadap Kine{a

    Tbk (Studi Kasus Pada PT Bank Ralg,at

    Penguji I

  • iii

  • LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama

    No. Induk Mahasiswa

    Jurusan / Konsentrasi

    : Hersinta Pusdika

    : 1112081000019

    : Manajemen / Keuangan

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmemp ertang gungi awabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

    tanpa pemilik karya.

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

    Jikalau di kemudian hari terdapat tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

    untuk dikenakan sanksi bedasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Depok, 30 Juni 2016

    Hersinta Pusdika

    IV

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    IDENTITAS DIRI

    Nama : Hersinta Pusdika

    Tempat Tanggal Lahir : Depok, 30 Juni 1993

    Agama : Islam

    Alamat : Perumahan Taman Manggis Permai Blok U No. 20

    RT 4 RW 29, Depok.

    Telp / HP : 021 77828648 / 0899 8707 278

    Email : [email protected]

    PENDIDIKAN FORMAL

    2000-2005 SD Yaspen Tugu Ibu Depok

    2006-2008 SMP Negeri 3 Depok

    2009-2011 SMA Negeri 1 Depok

    2012-2016 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    PENDIDIKAN NON FORMAL

    2006 English Course, IEC Cimanggis

    2007-2009 English Course, LBPP LIA Depok

    2013 Peserta Sosialisasi Kebijakan Fiskal dengan Materi

    Kebijakan Fiskal dalam Menghadapi Masyarakat

    Ekonomi ASEAN dan Ekonomi Hijau yang

  • vi

    diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal,

    Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

    2013 Peserta Diskusi Entrepreneurship Chairul Tanjung

    dan Joko Widodo, SMESCO Convention Hall

    2014 Peserta Seminar Pasar Modal bersama Panin

    Sekuritas, Panin Asset Management dan Bursa Efek

    Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2014 Peserta International Seminar Toward ASEAN

    Economic Community 2015; Fair Governments

    Policies in Islamic Finance Sectors Among ASEAN

    Countries, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2014 Peserta Seminar Inspiring Leadership and Legacy

    of Muhammad (PBUH): A Prophet and An

    Enterpreneur, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2014 Peserta Sosialisasi Kebijakan Fiskal dengan Materi

    ASEAN 2015, Threat od Opportunity dan Peran

    Indonesia dalam Forum APEC dan Kebijakannya,

    yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal,

    Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

    PENGALAMAN ORGANISASI

    2013-2014 Anggota Divisi Hubungan Luar Kampus Himpunan

    Mahasiswa Jurusan Manajemen UIN Syari

    Hidayatullah Jakarta.

  • vii

    ABSTRACT

    This research is purpose to analyze the effect of Balanced Scorecard

    method to measure management performance of Bank Rakyat Indonesia.

    Sampling method that used in this research is purposive sampling, which 40

    employees of Bank Rakyat Indonesia Branch Pasar Minggu, Jakarta is the

    research sample. Primary data is used in this research provide by obtained

    directly from 40 respondents researched, and secondary data obtained from

    books, journals, and other sources. The data obtained were processed by using

    SmartPLS Software. The statistical method used is Partial Least Square. The

    results of this study showed that the variables financial perspective, customer

    perspective, and a learning and growth perspective are significant influential but

    internal business process perspective is not significant influential. The most

    dominant influences that can affect the management performance is financial

    perpective. The result showed that financial perspective, customer perspective,

    and a learning and growth perspective can explain variety management

    performance in the mount of 71.8% while the remaining 28.2% influenced by

    other variables that are not known.

    Keywords: Balanced Scorecard, Management Performance, Partial Least Square

  • viii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh metode Balanced

    Scorecard untuk mengukur kinerja manajemen Bank Rakyat Indonesia. Metode

    oemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

    sampling, dimana 40 karyawan dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar

    Minggu, Jakarta menjadi sampel penelitian. Data primer yang digunakan dalam

    penelitian ini diperoleh langsung dari 40 responden yang diteliti, dan data

    sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan sumber lainnya. Data yang

    diperoleh, diproses menggunakan bantuan Software SmartPLS. Metode statistik

    yang digunakan yaitu Partial Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    perspektif keuangan, perspektif pelanggan, dan perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan berpengaruh secara signifikan, sedangkan perspektif proses bisnis

    internal tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Variabel dominan yang

    mempengaruhi kinerja manajemen yaitu perspektif keuangan. Hasil menunjukkan

    bahwa perspektif keuangan, perspektif pelanggan, dan perspektif pembelajaran

    dan pertumbuhan dapat menjelaskan keragaman kinerja manajemen sebesar

    71.8% sedangkan sisanya sebesar 28.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

    diketahui.

    Kata Kunci: Balanced Scorecard, Kinerja Manajemen, Partial Least Square

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyusunan skripsi yang

    berjudul Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja

    Manajemen Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Studi Kasus Pada PT.

    Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu), semata-mata bukanlah hasil

    usaha penulis sendiri, melainkan dari berbagai pihak yang memberikan bantuan,

    dorongan, bimbingan, dan motivasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Kedua orang tua yang selalu menjadi inspirasi dan mendampingi penulis

    melalui doa-doanya. Yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan

    kasih sayang, serta selalu memberikan semangat dan dukungan kepada

    penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    2. Adik tercinta, Deliana Miranda, terima kasih karena selalu mengingatkan

    untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan memberikan support dalam

    bentuk hal apapun.

    3. Audie Yudhistira yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan

    dukungan dan selalu menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan

    skripsi ini.

    4. Bapak Dr. Arief Mufrainy. Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan dukungan

    serta motivasi kepada penulis selama menimba ilmu di Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Ibu Titi Dewi Warninda, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tiada henti

    memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis sejak awal perkuliahan

    hingga akhir.

    6. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM, selaku dosen pembimbing I yang telah

    meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian

  • x

    skripsi ini, dan tak henti memberikan semangat kepada penulis sejak awal

    hingga akhirnya skripsi ini terselesaikan.

    7. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA, sebagai dosen pembimbing II yang

    telah bersedia membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini dari sejak awal penulisan hingga skripsi ini selesai.

    8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

    Jakartayang telah sabar dan ikhlas mendidik dan memberikan ilmunya kepada

    penulis. Insya Allah ilmu yang diberikan dapat bermanfaat.

    9. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

    10. Fikri Choirunnisa, Larassanti Dewi Paramitha, Annisa Rivelia, Yulvie

    Sabriani, Asri Lestari, dan Rizka Azizi yang sejak awal perkuliahan sudah

    menjadi teman terbaik, tempat berbagi suka dan duka.

    11. Achmad Fauzi, Lutfi Wijaya, dan Alifikram Mughofir yang telah bersedia

    menjadi teman baik dan mau direpotkan oleh penulis sejak masuk ke dalam

    finance team.

    12. Rekan Manajemen Keuangan 2012 yang sudah memberikan warna indah

    pertemanan bagi penulis.

    13. Sahabat/i Manajemen 2012 seperjuangan, yang selama ini sudah bersedia

    bertukar pikiran, saling memberi semangat dan motivasi, dan memberi warna

    pada kehidupan perkuliahan penulis. Kesuksesan menunggu kita di depan!

    Akhir kata, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, saya

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

    persatu. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat pahala

    yang berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca.

    Depok, 30 Juni 2016

    (Hersinta Pusdika)

  • xi

    DAFTAR ISI

    Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. i

    Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................................ ii

    Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iii

    Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................. iv

    Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................v

    Abstract ........................................................................................................... vi

    Abstrak ........................................................................................................... vii

    Kata Pengantar ................................................................................................ ix

    Daftar Isi.......................................................................................................... xi

    Daftar Tabel .................................................................................................. xiii

    Daftar Gambar .............................................................................................. xvii

    Daftar Lampiran .......................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Perumusan Masalah ........................................................................5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................6 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................9

    A. Landasan Teori ................................................................................9 B. Konsep Pengukuran Kinerja .........................................................10 C. Sejarah Balanced Scorecard .........................................................11 D. Perkembangan Balanced Scorecard .............................................12 E. Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced

    Scorecard ......................................................................................13

    F. Keunggulan Balanced Scorecard ..................................................22 G. Konsep Kinerja..............................................................................23 H. Penilitian Terdahulu ......................................................................30 I. Keterkaitan Antar Variabel ...........................................................36 J. Kerangka Pemikiran ......................................................................40

    BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................41

    A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................41 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................41 C. Metode Pengumpulan Data ...........................................................42

  • xii

    D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................42 E. Metode Analisis ............................................................................43 F. Definisi Operasional Variabel .......................................................45

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................50

    A. Gambaran Umum Perusahaan .......................................................50 B. Karakteristik Profil Responden .....................................................54 C. Hasil dan Pembahasan...................................................................86

    BAB V PENUTUP .......................................................................................102

    A. Kesimpulan .................................................................................102 B. Saran ............................................................................................103

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................105

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Keterangan Halaman

    2.1 Penelitian Terdahulu 31

    3.1 Definisi Operasional Variabel 46

    4.1 Data Sampel Penelitian 54

    4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis 55

    Kelamin

    4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang 56

    Pendidikan

    4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi 57

    Terakhir

    4.5 Pernyataan PK 1 Bank BRI menggunakan 58

    sumber modal baik internal maupun eksternal

    dalam operasional kegiatan

    4.6 Pernyataan PK 2 Modal yang didapatkan oleh 59

    bank BRI dinilai sudah efektif dalam

    membiayai kegiatan operasional perusahaan

    4.7 Pernyataan PK 3 Bank BRI dapat 60

    mengendalikan biaya operasional kegiatan

    4.8 Pernyataan PK 4 Laporan keuangan yang 61

    dikeluarkan oleh Bank BRI membantu dalam

    pembuatan kebijakan strategis yang diambil

    4.9 Pernyataan PK 5 Bank BRI berusaha 62

    memberikan pengembalian yang diharapkan

    oleh para pemegang saham

    4.10 Pernyataan PK 6 Bank BRI berusaha 63

    meningkatkan laba perusahaan

    4.11 Pernyataan PP 1 BRI berusaha untuk 64

    memberikan kepuasan kepada nasabahnya

    4.12 Pernyataan PP 2 BRI selalu memberikan 65

    pelayanan yang maksimal kepada para

    nasabahnya

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Keterangan Halaman

    4.13 Pernyataan PP 3 BRI selalu berusaha 66

    menjaga hubungan baik dengan nasabah

    4.14 Pernyataan PP 4 BRI selalu memberikan 67

    pelayanan yang cepat kepada para nasabah

    4.15 Pernyataan PP 5 BRI selalu memberikan 68

    fasilitas untuk kenyamanan para nasabah agar

    nasabah merasa puas

    4.16 Pernyataan PP 6 Nasabah BRI puas terhadap 69

    fasilitas yang diberikan oleh BRI

    4.17 Pernyataan PBI 1 BRI selalu berinovasi untuk 70

    mengembangkan produk baru

    4.18 Pernyataan PBI 2 BRI selalu melakukan 71

    penelitian atau riset untuk mengembangkan

    suatu produknya agar diterima oleh pelanggan

    4.19 Pernyataan PBI 3 BRI selalu berhasil 72

    mengembangkan produk barunya

    4.20 Pernyataan PBI 4 BRI selalu berusaha untuk 73

    mengurangi resiko tingkat kerusakan produk pra

    penjualan kepada nasabah

    4.21 Pernyataan PBI 5 BRI berusaha untuk 74

    memenuhi permintaan para nasabahnya agar

    nasabah tidak kecewa

    4.22 Pernyataan PBI 6 BRI berusaha memperbaiki 75

    sistem transaksi agar nasabah merasa nyaman

    dan terpuaskan

    4.23 Pernyataan PPP 1 Bank BRI berupaya agar 76

    para pegawai puas dan nyaman bekerja

    4.24 Pernyataan PPP 2 Bank BRI selalu membuka 77

    kesempatan bagi pegawai yang berprestasi

    untuk naik jabatan

    4.25 Pernyataan PPP 3 Tingkat ketepatan informasi 78

    yang diterapkan BRI sudah memenuhi standar

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Keterangan Halaman

    4.26 Pernyataan PPP 4 Seluruh pegawai 79

    memahami visi dan misi Bank BRI

    4.27 Pernyataan PPP 5 Bank BRI memberi 80

    kebebasan dalam menyampaikan saran

    4.28 Pernyataan PPP 6 Banyak nasukan dari 81

    pegawai yang diterima oleh BRI

    4.29 Pernyataan KM 1 Pihak manajemen berusaha 82

    untuk kreatif mengembangkan produk-produk

    baru

    4.30 Pernyataan KM 2 Pihak manajemen 83

    berusaha untuk beradaptasi dengan para

    pesaing

    4.31 Pernyataan KM 3 Manajemen Bank BRI 84

    berhasil meningkatkan laba perusahaan

    4.32 Pernyataan KM 4 Hasil yang diperoleh atau 85

    dicapai oleh karyawan selalu dilaporkan kepada

    pihak internal maupun eksternal

    4.33 Data Jumlah Kredit Yang Diberikan dan Dana 87

    Pihak Ketiga Tahun 2014-2015

    4.34 Nilai Rata-Rata LDR Bank BRI Tahun 88

    2014-2015

    4.35 Data Laba Bersih Sebelum Pajak dan Total 89

    Aktiva Tahun 2014-2015

    4.36 Nilai Rata-Rata ROA Bank BRI Tahun 89

    2014-2015

    4.37 Data Beban Operasional dan Pendapatan 90

    Operasional Tahun 2014-2015

    4.38 Nilai Rata-Rata BOPO Bank BRI Tahun 91

    2014-2015

    4.39 Analisis Tingkat Claim Pelanggan Tahun 91

    2014-2015

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Nomor Keterangan Halaman

    4.40 Statistik Deskriptif Jawaban Karyawan 92

    (Perspektif Proses Bisnis Internal)

    4.41 Statistik Deskriptif Jawaban Karyawan 93

    (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)

    4.42 Standardized Loading Awal 95

    4.43 Pengujian Reliabilitas Awal 97

    4.44 Standardized Loading Akhir 97

    4.45 Pengujian Reliabilitas Akhir 98

    4.46 Uji Hipotesis 100

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Keterangan Halaman

    2.1 Pemetaan Strategi 14

    2.2 Perspektif Pelanggan Ukuran Utama 18

    2.3 Model Generik Dari Proporsi Nilai Pelanggan 19

    2.4 Perspektif Bisnis Internal Model Rantai 21

    Nilai Generik

    2.5 Kerangka Pemikiran 40

    4.1 Output PLS Algorithm 95

    4.2 Hasil Output Bootstrapping 99

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Keterangan Halaman

    1 Kuesioner yang Disebar 108

    2 Jawaban Responden 113

    3 Tabel T 122

    4 Pertanyaan Wawancara 124

    5 Jawaban Wawancara 126

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan informasi yang telah mengalami perubahan dengan sangat

    cepat di era globalisasi membuat kompetisi antar perusahaan semakin ketat.

    Terlebih lagi ketika menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah

    dimulai sejak tahun 2015 yang lalu. Kompetisi tersebut menuntut perusahaan

    dan pihak-pihak terkait menjadi jauh lebih kompetitif dan bereaksi cepat atas

    perubahan yang terjadi. Begitu pun yang terjadi pada dunia perbankan di

    Indonesia. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif

    menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran,

    pengelolaan sumber daya manusia, dan hubungan antara organisasi perbankan

    dengan pelanggan (Lestari, 2007: 1).

    Karenanya, dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif

    dalam mengukur kinerja organisasi agar dapat mengikuti perkembangan pasar.

    Sedangkan dalam mengukur tingkat keberhasilan perusahaan selama ini hanya

    bergantung kepada model tradisional, dimana pengukuran kinerja hanya

    menggunakan penilaian pada aspek finansial saja. Perhitungan finansial

    tersebut memang telah cukup baik dalam memberikan gambaran mengenai

    performa perusahaan yang telah berjalan bahkan ramalan mengenai

    kemampuan investasi jangka panjangnya. Pengukuran kinerja finansial juga

    telah menghasilkan inovasi analisis laporan keuangan seperti Return On

  • 2

    Investment yang mempunyai peranan penting bagi keberhasilan berbagai

    perusahaan di awal abad dua puluh seperti yang diungkapkan Kaplan dan

    Norton (1999). Ukuran finansial saja ternyata tidak cukup untuk menuntun dan

    mengevaluasi perjalanan perusahaan dalam persaingan usaha saat ini dan masa

    depan (Kaplan, 1999). Selain itu, faktanya adalah dengan pengukuran finansial

    saja dapat menimbulkan masalah disfungsional karena beberapa alasan.

    Pertama, mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan

    kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin

    tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna

    memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, hanya menggunakan laba jangka

    pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara

    manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan

    yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data (Kasnawati,

    2011: 17).

    Dengan demikian, pengukuran kinerja yang tidak hanya berpedoman pada

    aspek finansial sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat bersaing di era

    pasar global. Hubungan dengan pelanggan, karyawan, dan proses bisnis yang

    sebenarnya merupakan satu kesatuan dari kelangsungan hidup perusahaan

    dalam jangka waktu panjang yang tidak bisa terlihat dalam ukuran-ukuran

    finansial.

    Untuk itu, maka diperkenalkanlah pengukuran yang tidak hanya berbasis

    pada ukuran finansial. Salah satu yang dikembangkan adalah pengukuran

  • 3

    kinerja organisasi dan perusahaan dengan menggunakan metode Balanced

    Scorecard. Metode ini pertama dikenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun

    1992, melalui artikel mereka yang berjudul balanced scorecard-measure that

    drive performance. Pada konsep ini, mereka memperkenalkan empat perspektif

    yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh,

    yaitu: perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan

    (customer perspective), perspektif bisnis internal (internal business

    perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and

    growth perspective).

    Metode Balanced Scorecard dipilih dalam penelitian ini untuk mengukur

    kinerja perusahaan karena metode ini dapat menyeimbangkan antara perspektif

    keuangan dalam pengukuran kinerja tradisional dengan aspek-aspek di luar

    keuangan yang juga sama pentingnya bagi perkembangan perusahaan.

    PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI atau Bank BRI) adalah salah satu

    bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya, Bank Rakyat

    Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria

    Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der

    Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi

    Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang

    berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16

    Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebahai hari kelahiran BRI. Pada

    periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun

  • 4

    1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank pemerintah pertama

    di Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang

    Perbankan No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992

    status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih

    100% di tangan pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah

    Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi

    perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)

    Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini (www.bri.co.id, diakses

    tanggal 1 Maret 2016 pada pukul 23.27 WIB).

    Sebagai salah satu bank nasional milik pemerintah, tentunya Bank Rakyat

    Indonesia tunduk pada hukum, peraturan, dan kebijakan lainnya yang berlaku

    di Indonesia. Oleh karena itu, terus dilakukan perbaikan berkelanjutan di

    berbagai bidang, terutama untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi

    perusahaan.

    Saat ini, sistem pengukuran kinerja Bank Rakyat Indonesia bersifat finansial

    dan non finansial, namun terlihat ketidakseimbangan terhadap nilai perusahaan

    sesungguhnya karena Bank Rakyat Indonesia masih memandang pengukuran

    finansial dan non finansial sebagai dua hal penting yang tidak berkorelasi.

    Bank Rakyat Indonesia mengandalkan pengukuran kinerja yang bersifat

    finansial yang bersumber dari laporan keuangan, dan tidak terintegrasi dengan

    pengukuran kinerja lain yang bersifat non finansial, sehingga data tersebut

  • 5

    hanya menunjukkan efisiensi dan tidak dapat menunjukkan kemampuan

    perusahaan secara keseluruhan.

    Mengingat lingkungan persaingan bisnis saat ini yang begitu ketat, maka

    Bank Rakyat Indonesia tentu membutuhkan sistem pengukuran kinerja tepat

    yang dapat memberikan sudut pandang terhadap bisnis secara keseluruhan agar

    dapat bersaing dan bahkan unggul dalam persaingan.

    Dengan demikian, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena

    cukup penting mengetahui penerapan Balanced Scorecard yang telah

    diterapkan oleh perusahaan dalam mengukur kinerja manajemen. Berdasarkan

    uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

    Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen

    Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat

    Indonesia Cabang Pasar Minggu).

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Apakah perspektif keuangan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    2. Apakah perspektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk.

  • 6

    3. Apakah perspektif bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja manajemen

    PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    4. Apakah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh terhadap

    kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    5. Variabel independen (perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

    bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan) manakah

    yang paling dominan mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat

    Indonesia Tbk.

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini memiliki tujuan memperoleh bukti empiris tentang:

    a. Untuk menganalisa pengaruh perspektif keuangan terhadap kinerja

    manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    b. Untuk menganalisa pengaruh perspektif pelanggan terhadap kinerja

    manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    c. Untuk menganalisa pengaruh perspektif bisnis internal terhadap

    kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    d. Untuk menganalisa pengaruh perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat

    Indonesia Tbk.

    e. Untuk menganalisa variabel independen (perspektif keuangan,

    perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif

  • 7

    pembelajaran dan pertumbuhan) manakah yang paling dominan

    mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat untuk pihak intern:

    a. Sebagai alternatif pengkuran kinerja yang lebih komprehensif

    dalam menilai kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    b. Menambah wawasan bagi manajemen mengenai pentingnya faktor-

    faktor non finansial yang mempengaruhi kinerja manajemen PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    c. Hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai pertimbangan-

    pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan dan strategi PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    d. Sebagai alat pembanding dan pengukur keberhasilan kinerja

    manajemen dalam mencapai visi dan misi PT. Bank Rakyat

    Indonesia Tbk.

    2. Manfaat untuk pihak esktern:

    a. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai kinerja manajemen

    PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, sehingga dapat menimbulkan

    kepercayaan pada perusahaan.

    b. Sebagai alat pertimbangan bagi investor yang ingin

    menginvestasikan modalnya di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

  • 8

    c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan

    dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan

    penelitian yang menyangkut kepada evaluasi kinerja manajemen

    perusahaan dalam bidang jasa perbankan.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

    tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak

    memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.

    Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

    sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius

    (www.wikipedia.org, diakses tanggal 14 Oktober 2015 pada pukul 20.09 WIB).

    Kinerja menurut Kasnawati (2011: 25) merupakan istilah umum yang

    digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu

    organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti

    biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi,

    pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

    Sedangkan penilaian kinerja sebagai suatu proses komunikasi, berarti penilai

    berusaha memberikan informasi kepada organisasi tentang kinerja karyawan.

    Dengan demikian, kinerja merupakan prestasi yang dicapai pegawai berdasarkan

    kualitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

    diberikan yang berpedoman pada standar dan kriteria yang telah ditetapkan.

    Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

    tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan satndar dan kriteria yang ditetapkan

  • 10

    untuk pekerjaan itu (Rivai, 2005: 17). Kinerja adalah menilai bagaimana

    seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan

    (Cushway, 2002: 1998). Kinerja menurut Mangkunegara (2000: 67) adalah hasil

    kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

    dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya.

    B. Konsep Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja adalah proses dimana organisasi menetapkan parameter

    hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akuisisi yang dilakukan. Proses

    pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk

    menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan

    mendasar dilakukannya pengukuran kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja

    secara umum (www.wikipedia.org, diakses tanggal 14 Oktober 2015 pada pukul

    20.36 WIB).

    Menurut Gaspersz (2003: 6-7) dalam melaksanakan kegiatan organisasi

    memiliki berbagai rumusan sasaran dan tujuan. Untuk mengetahui apakah

    sasaran dan tujuan suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai, dibutuhkan

    suatu pengukuran yang didefinisikan sebagai suatu cara memantau dan

    menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis perusahaan. Pengukuran dapat

    berupa indikator yang memimpin kinerja atau hasil akhir yang merupakan

    indikator kinerja kunci dan suatu tingkat kinerja yang diharapkan atau

  • 11

    peningkatan yang diperlukan di masa mendatang ditetapkan dengan

    menggunkan target.

    Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

    selama proses kerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau

    apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan, atau

    apakah hasil kinerja telah tercapai.

    C. Sejarah Balanced Scorecard

    Awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang

    kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek

    keuangan. Selanjutnya, Balanced Scorecard mengalami perkembangan

    implementasinya. Tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun

    meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. Dengan

    demikian konsep dan penerapan Balanced Scorecard telah mengalami

    perubahan pesat sejak saat diperkenalkan pertama kali di USA.

    Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, menyeponsori studi tentang

    Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan. Balanced Scorecard

    digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja

    keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek maupun jangka

    panjang.

    Dari percobaan penggunaan Balanced Scorecard pada tahun 1990-1992,

    perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam eksperimen tersebut

  • 12

    memperlihatkan pelipatgandaan kinerja keuangan mereka. Keberhasilan ini

    disadari sebagai akibat dari penerapan pendekatan Balanced Scorecard sebagai

    ukuran kinerja yang komprehensif.

    Pada awal tahun 2000, Balanced Scorecard telah menjadi inti sistem

    managemen strategik, tidak hanya bagi eksekutif, namun bagi seluruh personil

    perusahaan, terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan secara

    intensif teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. Dengan teknologi

    informasi, Balanced Scorecard dikomunikasikan ke seluruh personil, dan

    dengan teknologi informasi, koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran

    strategik yang telah ditetapkan dapat dilakukan.

    D. Perkembangan Balanced Scorecard

    Pada tahap awal perkembangannya, Balanced Scorecard ditujukan untuk

    memperbaiki pengukuran kinerja eksekutif yang diukur dari perspektif

    keuangan saja, akibatnya fokus perhatian hanya dicurahkan untuk

    mengabaikan kinerja non keuangan, seperti kepuasan pelanggan, produktivitas,

    keberdayaan, dan komitmen karyawan.

    Mulai pertengahan tahun 1993, David P. Norton memperkenalkan Balanced

    Scorecard sebagai pendekatan alat ukur kinerja, namun berkembang menjadi

    sistem manajemen strategik. Balanced Scorecard membagi kerangka kinerja

    yang jelas dan masuk akal untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui

    perwujudan sebagai kinerja non keuangan.

  • 13

    E. Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

    Salah satu metode pengukuran metode kinerja yang mampu mengukur

    kinerja secara komprehensif adalah metode Balanced Scorecard, yaitu

    merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan dengan

    mempertimbangkan empat perpspektif untuk mengukur kinerja perusahaan,

    yaitu pertama perspektif keuangan, kedua perspektif pelanggan, ketiga

    perspektif bisnis internal, keempat perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

    Hansen dan Mowen (2006) menyebutkan Balanced Scorecard sebagai

    sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi

    pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced Scorecard

    menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran yang

    menyeluruh dan memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem

    manajemen strategi (Kaplan dan Norton, 2000:9). Jika visi dan strategi dapat

    dinyatakan dalam bentuk tujuan strategi, ukuran-ukuran dan target yang jelas,

    yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, diharapkan

    setiap anggota organisasi dapat mengerti dan mengimplementasikannya agar

    visi dan strategi organisasi tercapai.

    Menurut Mulyadi (2001:1-2) istilah Balanced Scorecard terdiri dari dua

    kata yaitu Balanced (berimbang) dan Scorecard (kartu skor). Kata berimbang

    (balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari

    dua sisi, yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek dan

    jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal. Sedangkan

  • 14

    pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang digunakan untuk

    mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang maupun untuk

    perencanaan di masa datang.

    Sedangkan menurut Atkinson, Banker, Kaplan and Young (2000:7),

    Balanced Scorecard is a measurement and management system a business unit

    performancefor four perspectives, yang berarti bahwa pengukuran dan sistem

    manajemen penilaian kinerja dengan menggunakan empat aspek sebagaimana

    yang telah diuraikan di atas.

    Untuk membangun sebuah Balanced Scorecard, diperlukan tahapan dalam

    penerjemahan strategi. Menurut Hansen dan Mowen (2003: 405), strategy

    translation means specifying objectives, targets and initiatives for each

    perspective.

    Gambar 2.1

    Pemetaan Strategi

    Sumber: Kaplan dan Norton, http://www.executive-dashboard.org/balanced-

    scorecard/balanced-scorecard-principle.html

  • 15

    Dapat dilihat bahwa gambar di atas menunjukkan keempat perspektif

    menyatakan hubungan sebab akibat. Dimana sasaran strategis keuangan dapat

    dicapai jika sasaran strategis pelanggan telah tercapai, dan sasaran strategis

    pelanggan dapat tercapai apabila sasaran dalam proses bisnis internal serta

    sasaran pertumbuhan dan pembelajaran tercapai.

    Empat perspektif dalam metode Balanced Scorecard dan penerapan yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Perspektif Finansial

    Ukuran finansial sangatlah penting dalam memberikan ringkasan

    konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial

    memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan dan pelaksanaannya

    memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan.

    Tolak ukur finansial sangatlah penting, akan tetapi tidak cukup

    mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value) bagi perusahaan.

    Menurut Kaplan (Kaplan: 1996) pada saat perusahaan melakukan

    pengukuran secara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah

    mendeteksi keberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan

    tiga tahap perkembangan industri yaitu: growth, sustain, dan harvest. Dari

    tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-

    strategi yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek

    dari strategi yang dilakukan suatu perusahaan yaitu (1) pertumbuhan

    pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi

  • 16

    bisnis, (2) penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan

    aset yang optimal dan strategis investasi.

    Kaplan dan Norton (2000: 42) mengidentifikasikan tahapan dalam

    siklus hidup bisnis yaitu sebagai berikut:

    a. Bertumbuh (Growth)

    Pada tahap ini perusahaan berada pada awal siklus hidup, dimana

    perusahaan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi

    pertumbuhan yang baik. Secara keseluruhan tujuan finansial pada tahap

    ini adalah mengukur presentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan

    tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran. Untuk menciptakan

    potensi ini, seorang manajer dituntut untuk mengembangkan suatu

    produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas

    produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem

    yang mendukung hubungan global, juga mengasuh dan

    mengembangkan hubungan dengan pelanggan.

    b. Bertahan (Sustain)

    Pada tahap ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi

    dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian yang baik. Tujuan

    finansial pada tahap ini terkait dengan profitabilitas yang dinyatakan

    oleh ukuran yang terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan

    margin kotor. Pada tahap ini tujuan finansial yang ingin dicapai adalah

    memperoleh keuntungan.

  • 17

    c. Panen (Harvest)

    Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana

    perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi pada dua

    tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh

    kecuali hanya untuk memelihara dan memperbaiki fasilitas, tidak untuk

    melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan

    utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke

    perusahaan dan penghematan berbagai kebutuhan modal kerja.

    Perspektif finansial dalam penelitian ini adalah mengenai penilaian

    kinerja finansial yang dihasilkan oleh manajemen PT Bank Rakyat

    Indonesia untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

    laba karena dalam manajemen Balanced Scorecard penilaian kinerja

    finansial menjadi penting sebab keberlangsungan bisnis suatu perusahaan

    sangat tergantung pada posisi dan kekuatan finansial.

    2. Perspektif Pelanggan

    Perspektif pelanggan memiliki fokus kepada bagaimana organisasi

    melakukan identifikasi pelanggan dan mengetahui segmen pasar yang

    melingkupinya. Tolak ukur kepuasan pelanggan menunjukkan apakah

    perusahaan mampu memenuhi harapan pelanggan atau tidak.

    Dalam perspektif pelanggan, Kaplan dan Norton membagi dua

    kelompok pengukuran pelanggan yaitu:

  • 18

    a. Kelompok pengukuran pelanggan utama (customer core measurement

    group). Kelompok ukuran pelanggan utama ini terdiri dari ukuran:

    pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan

    pelanggan, dan tingkat profitabilitas pelanggan.

    Gambar 2.2

    Perspektif Pelanggan Ukuran Utama

    Sumber: Kaplan dan Norton, 2000

    b. Diluar kelompok utama, nilai dari sebuah produk harus ditentukan dan

    ditonjolkan yang dominan. Atribut-atribut yang membentuk proporsi

    nilai adalah atribut produk atau jasa, hubungan pelanggan, dan citra dan

    reputasi.

  • 19

    Gambar 2.3

    Model Generik Dari Proporsi Nilai Pelanggan

    Sumber: Kaplan dan Norton, 2000

    3. Perspektif Proses Bisnis Internal

    Pada pendekatan Balanced Scorecard, tuntutan kinerja proses internal

    dipengaruhi oleh harapan pihak eksternal tertentu. Organisasi perlu

    mengidentifikasi berbagai proses penting yang harus dikuasai dengan baik

    agar dapat memenuhi harapan stakeholder. Dalam proses bisnis internal,

    organisasi harus mengidentifikasi proses internal mana yang mengharuskan

    perusahaan menjalankannya dengan baik karena proses internal tersebut

    mempunyai value yang diinginkan pelanggan, sehingga dapat menarik dan

    mempertahankan pelanggan dan dapat memberikan pengembalian yang

    diharapkan oleh para penanam modal atau pemegang saham.

    Ada tiga prinsip dasar dari rantai nilai proses bisis internal dalam

    Balanced Scorecard, yaitu:

  • 20

    a. Inovasi

    Inovasi dalam tahapan proses bisnis internal dilakukan perusahaan

    dengan mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta

    merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.

    b. Proses Operasi

    Merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan

    solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan

    keinginan pelanggan. Tolak ukur yang digunakan antara lain tingkat

    kerusakan produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang

    percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk sebagai akibat terjadinya

    kerusakan, banyaknya permintaan para pelanggan yang tidak dapat

    dipenuhi, penyimpangan biaya produksi aktual terhadap biaya anggaran

    produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan produksi.

    c. Layanan Purna Jual

    Aktivitas layanan purna jual berupaya memberikan manfaat tambahan

    kepada pelanggan yang telah membeli dan menggunakan berbagai

    produk layanan. Tolak ukur yang digunakan yaitu jangka waktu yang

    dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pemeliharaan produk,

    perbaikan kerusakan atau penggantian suku cadang dari pelanggan,

    banyaknya pelanggan yang dapat dilayani hanya dengan satu kali

    permintaan, dan perbaikan pembayaran.

  • 21

    Gambar 2.4

    Perspektif Bisnis Internal Model Rantai Nilai Generik

    4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Perspektif terakhir dalam Balanced Scorecard dimaksudkan bertujuan

    untuk mendorong organisasi agar tumbuh menjadi organisasi belajar

    sehingga dapat mendorong pertumbuhannya. Tujuan perspektif ini adalah

    menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif

    lainnya.

    Menurut Kaplan dan Norton (2000: 110), terdapat tiga perspektif

    pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu:

    a. Kemampuan pekerja, dapat diukur dengan:

    1.) Tingkat kepuasan pegawai.

    2.) Tingkat perputaran pegawai.

    3.) Besarnya pendapatan perusahaan per pegawai.

    b. Kemampuan sistem informasi, dapat diukur dengan:

    1.) Tingkat ketersediaan informasi.

    2.) Tingkat ketepatan / keakuratan informasi.

  • 22

    3.) Kecepatan / jangka waktu memperoleh informasi.

    c. Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu perusahaan, dapat

    diukur dengan:

    1.) Pemahaman pegawai tentang visi dan misi perusahaan.

    2.) Adanya kebebasan pegawai menyampaikan saran.

    3.) Banyaknya saran per pegawai.

    4.) Jumlah saran yang diimplementasikan.

    F. Keunggulan Balanced Scorecard

    Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan perbedaan

    yang signifikan dengan metode tradisional. Adapun keunggulan Balanced

    Scorecard menurut Mulyadi (2001 : 18 24) adalah komprehensif, koheren,

    seimbang, dan terukur. Uraian lengkapnya sebagai berikut:

    1. Komprehensif

    Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam

    perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif

    keuangan, kemudian meluas ke tiga perspektif lainnya yaitu perspektif

    pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran

    dan pertumbuhan.

    2. Koheren

    Dalam Balanced Scorecard dikenal istilah hubungan sebab akibat (causal

    relationship). Setiap perspektif (keuangan, pelanggan, proses bisnis

    internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan) mempunyai suatu sasaran

  • 23

    strategik yang mungkin jumlahnya lebih dari satu. Definisi dari sasaran

    strategik adalah keadaan atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang

    akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan.

    3. Seimbang

    Balanced Scorecard memberikan keseimbangan antara tolok ukur eskternal

    dengan tolak ukur internal yang berakibat jangka pendek maupun jangka

    panjang. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard juga tercermin dengan

    selarasnya scorecard karyawan dengan scorecard perusahaan sehingga

    setiap karyawan yang ada di dalam perusahaan bertanggung jawab untuk

    memajukan perusahaan.

    4. Terukur

    Setiap perspektif dapat diukur. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti

    pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

    pertumbuhan dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat dikelola

    sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian, pengukuran sasaran-sasaran

    strategi dari ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai

    strategi non finansial, sehingga kinerja keuangan perusahaan berlipat ganda

    dan berjangka panjang.

    G. Konsep Kinerja

    1. Pengertian Kinerja

    Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang kinerja diantaranya

    adalah:

  • 24

    a. Menurut Soeprihanto (2003: 42), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil

    kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan

    dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/ sasaran atau

    kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.

    b. Menurut Suyadi (2003: 27), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja

    yng dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

    organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

    masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

    secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

    c. Menurut Ruky (2002:31), kinerja adalah sebuah penilaian sistematis

    atas individu karyawan mengenai prestasi kerjanya dan potensi untuk

    pengembangan.

    2. Tujuan Sistem Manajemen Kinerja

    Menurut Ruky (2002:32), ada sejumlah tujuan yang biasanya dicapai

    oleh organisasi dengan menerapkan sebuah sistem manajemen kinerja,

    yaitu:

    a. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun

    kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan kesempatan

    pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam

    kerangka pencapaian tujuan perusahaan.

    b. Peningkatan prestasi yang terjadi pada prestasi karyawan secara

    perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya

  • 25

    manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dengan kenaikan

    produktivitas.

    c. Merangsang minat dan pengembangan pribadi dengan tujuan untuk

    meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi laten

    karyawan dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang

    prestasi mereka.

    d. Membantu organisasi menyusun program pengembangan dan pelatihan

    karyawan yang lebih tepat guna.

    e. Menyediakan alat / sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai

    dengan tingkat gajinya atau imbalannya sebagai bagian dari kebijakan

    dan sistem imbalan yang baik.

    f. Memberikan kesempatan pegawai untuk mengeluarkan perasaannya

    tentang pekerjaan atau hal yang ada kaitannya.

    3. Unsur Pengukuran Kinerja

    Salah satu teknik dalam bidang sumber daya manusia yang mengalami

    evolusi adalah dalam pendekatan terhadap cara penilaian prestasi karyawan.

    Pendeketan orientasi kinerja menurut Ruky (2002:35) yaitu sebagai berikut:

    a. Kinerja berorientasi pada input, yang menekankan pada pengukuran

    atau penilaian ciri-ciri kepribadian karyawan. Ciri-ciri atau karakteristik

    kepribadian yang banyak dijadikan objek pengukuran adalah kejujuran,

    ketaatan, kedisiplinan, loyalitas, kreativitas sopan santun, adaptasi, dan

    lain-lain.

  • 26

    b. Kinerja berorientasi pada proses, diukur dengan cara menilai sikap dan

    perilaku seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung

    jawabnya. Yang diteliti adalah bagaimana tugas-tugas dilakukan

    c. dan membandingkan perilaku dan sikap yang diperlihatkan dengan

    standar yang telah ditetapkan untuk setiap tugas yang dibebankan.

    d. Kinerja berorientasi pada output, disebut juga sistem manajemen kinerja

    yang berbasiskan pencapaian sasaran kerja individu. Berfokus pada

    hasil yang diperoleh atau dicapai oleh karyawan.

    4. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

    Menurut Simamora (1995:60) yang dikutip oleh Mangkunegara

    (2005:14), kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

    a. Faktor individual, yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar

    belakang, dan demografi.

    b. Faktor psikologis, yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian,

    pembelajaran, dan motivasi.

    c. Faktor organisasi, yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,

    penghargaan, struktur, dan job design.

    Sementara menurut Timple (1992: 31) yang dikutip oleh

    Mangkunegara (2005: 15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal

    dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-

    sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena

    mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras,

  • 27

    sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang itu

    mempunyai kemampuan rendah dan orang itu tidak memiliki upaya-upaya

    untuk memperbaiki kemampuannya.

    Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan

    tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan

    iklim organisasi. Faktor internal dan eksternal ini merupakan jenis-jenis

    atribut yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang

    dibuat para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan

    pada tindakan. Seorang karyawan yang menganggap kinerjanya baik

    berasal dari faktor-faktor internal seperti kemampuan atau upaya, orang

    tersebut tentunya akan mengalami lebih banyak perasaan positif tentang

    kinerjanya dibandingkan dengan jika ia menghubungkan kinerjanya yang

    baik dengan faktor eksternal.

    5. Pihak Penilaian Kinerja

    Untuk mendapatkan informasi atas kinerja pegawai, maka ada beberapa

    pihak baik itu perorangan maupun kelompok yang biasanya melakukan

    penilaian atas kinerja pegawai perusahaan.

    Menurut Randall (1999) terdapat beberapa penilaian kinerja yang

    secara strategis dapat mengungkap kinerja bawahan secara lebih

    komprehensif. Berbagai penilaian kinerja tersebut ialah:

  • 28

    a. Penilaian Atasan

    Istilah atasan yang mengacu pada pimpinan langsung bawahan yang

    sedang dievaluasi. Banyak perusahaan/ organisasi yang menganggap

    atasan lebih mengetahui pekerjaan dan kinerja bawahan daripada

    siapapun dan karena itu organisasi memberikan seluruh tanggung jawab

    penilaian kepada atasan.

    b. Penilaian Diri Sendiri

    Penggunanaan penilaian diri sendiri, khususnya melalui partisipasi

    bawahan dalam menetapkan tujuan, dipopulerkan sebagai

    komponen management by objectives (MBO). Bawahan yang

    berpartisipasi dalam proses evaluasi mungkin akan lebih terlibat dan

    punya komitmen pada tujuan. Partisipasi bawahan mungkin juga akan

    membantu menjelaskan peran karyawan dan mengurangi konflik peran.

    c. Penilaian Rekan Sejawat atau Anggota Tim

    Penggunaan penilaian anggota tim agaknya meningkat saat memasuki

    abad ke-21 ditinjau dari fokus korporasi Amerika yaitu partisipasi

    karyawan, kerjasama tim dan pemberian wewenang. Salah satu

    alasannya adalah bahwa penilaian rekan sejawat terlihat sebagai alat

    prediksi kinerja masa mendatang yang bermanfaat.

    d. Penilaian Ke Atas atau Terbalik

    Yaitu penilaian yang dilakukan oleh karyawan untuk menilai

    manajemen organisasi, bagaimana opini karyawan tentang manajemen

  • 29

    organisasi. Meskipun karyawan tidak mempunyai akses ke informasi

    mengenai seluruh dimensi kinerja penyeliaan, mereka sering

    mempunyai akses ke informasi mengenai interaksi penyelia-bawahan.

    e. Penilaian Pelanggan

    Adalah penilaian yang dilakukan oleh pelanggan untuk menilai kinerja

    karyawan dan pimpinan organisasi melalui kualitas pelayanan yang

    diberikan dan kualitas produk yang ditawarkan oleh organisasi.

    Dimensi yang digunakan di dalam melakukan penilaian kinerja karyawan

    menurut Lubis (2008: 23) yang dikutip oleh Kasnawati (2011: 44), sebagai

    berikut:

    a. Pengetahuan atas pekerjaan, kejelasan pengetahuan atas tanggung jawab

    pekerjaan yang menjadi tugas karyawan.

    b. Perencanaan dan organisasi, kemampuan membuat rencana pekerjaan

    meliputi jadwal dan urutan pekerjaan, sehingga tercapai efisiensi dan

    efektivitas.

    c. Mutu pekerjaan, ketelitian, dan ketepatan pekerjaan.

    d. Produktivitas, jumlah pekerjaan yang dihasilkan dibandingkan dengan

    waktu yang digunakan.

    e. Pengetahuan teknis, dasar teknis dan kepraktisan sehingga pekerjaannya

    mendekati standar kinerja.

    f. Judgement, kebijakan naluriah dan kemampuan menyimpulkan tugas

    sehingga tujuan organisasi tercapai.

  • 30

    g. Komunikasi, kemampuan berhubungan secara lisan dengan orang lain.

    h. Kerjasama, kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan sikap yang

    konstruktif dalam tim.

    i. Kehadiran dalam rapat, kemampuan dan keikutsertaan (partisipasi)

    dalam rapat beruba pendapat atau ide.

    j. Manajemen proyek, kemampuan mengelola proyek, baik membina tim,

    membuat jadwal kerja, anggaran dan menciptakan hubungan baik antar

    karyawan.

    k. Kepemimpinan, kemampuan mengarahkan dan membimbing bawahan,

    sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.

    l. Kemampuan memperbaiki diri sendiri, kemampuan memperbaiki diri

    sendiri dengan studi lanjutan atau kursus-kursus.

    Berdasarkan teori tentang kinerja tersebut, maka dalam penelitian ini

    dimensi kinerja yang akan digunakan adalah dimensi dimensi kejujuran,

    ketaatan, kedisiplinan, loyalitas, kreativitas, kemampuan adaptasi, komitmen,

    sopan santun, tanggung jawab dan perolehan hasil.

    H. Penelitian Terdahulu

    Penelitian mengenai pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap

    kinerja manajemen telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

    Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan

    Balance Scorecard terhadap kinerja manajemen.

  • 31

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No. Peneliti

    (Tahun)

    Judul

    Penelitian

    Variabel

    yang Diteliti

    Metodologi

    Penelitian Hasil Penelitian

    1.

    Ondrej

    Zizlavsky

    (2014)

    The Balanced

    Scorecard:

    Innovative

    Performance

    Measurement

    and

    Management

    Control

    System

    1. Persepektif

    keuangan

    2. Perspektif

    pelanggan

    3. Perspektif

    proses bisnis

    internal

    4. Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    BSC adalah suatu

    konsep sistem

    pengendalian

    strategi yang

    memperhitungkan

    antara finansial

    maupun non

    finansial, juga

    faktor eksternal

    dan internal.

    2. Sulasni

    (2014)

    Pengaruh

    Penerapan

    Balanced

    Scorecard

    Terhadap

    Kinerja

    Manajemen

    Pada PT

    Bank BRI

    Cabang

    Ponorogo

    1. Persepektif

    keuangan

    2. Perspektif

    pelanggan

    3. Perspektif

    proses bisnis

    internal

    4. Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Hasil penelitian

    dapat diketahui

    bahwa variabel

    perspektif

    keuangan,

    perspektif

    pelanggan, dan

    perspektif

    pembelajaran dan

    pertumbuhan

    berpengaruh

    positif signifikan

    terhadap kinerja

    manajemen PT

    BRI Cabang

    Ponorogo,

    sedangkan

    perspektif proses

    bisnis internal

    tidak berpengaruh

    terhadap kinerja

    manajemen PT

    BRI Cabang

    Ponorogo.

  • 32

    3.

    Arman

    Poureisa,

    Mohaddeseh

    Bolouki Asli,

    Ako Efteghar

    (2013)

    Balanced

    Scorecard: A

    New Tool for

    Performance

    Evaluation

    1. Persepektif

    keuangan

    2. Perspektif

    pelanggan

    3. Perspektif

    proses bisnis

    internal

    4. Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Riset yang

    dilakukan oleh

    Kaplan dan

    Norton

    menemukan

    sebanyak 54%

    perusahaan yang

    menggunakan

    strategi proses

    formal. 70% dari

    perusahaan

    tersebut

    memperoleh

    kinerja yang lebih

    baik dibanding

    perusahaan

    sejenis lainnya.

    4.

    George

    Giannopoulos,

    Andrew Holt,

    Ehsan

    Khansalar &

    Stephanie

    Cleanthous

    (2013)

    The Use of

    the Balanced

    Scorecard in

    Small

    Companies

    1. Persepektif

    keuangan

    2. Perspektif

    pelanggan

    3. Perspektif

    proses bisnis

    internal

    4. Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Terdapat

    kekurangan fakta

    empiris

    sehubungan

    dengan

    penggunaan BSC

    pada perusahaan

    kecil. Perusahaan

    kecil di UK dan

    Cyprus

    mengetahui

    konsep BSC dan

    mengimplementas

    ikannya. Namun

    mereka tidak

    mengetahui

    secara detail

    konsep dari BSC.

  • 33

    5.

    Dr. Sagar R.

    Dave, Dr.

    Swati R. Dave

    (2012)

    Applying

    Balanced

    Scorecard in

    Indian

    Banking

    Sector: An

    Empirical

    Study of the

    State Bank of

    India

    1. Persepektif

    keuangan2.

    Perspektif

    pelanggan3.

    Perspektif

    proses bisnis

    internal4.

    Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    BSC membantu

    membuat design

    strategi dan

    proses

    pengimplementasi

    an strategi

    menjadi lebih

    efisien.

    6.

    Petera Petr,

    Wagner

    Jaroslav,

    Menk Michal

    (2012)

    Strategic

    Performance

    Measurement

    Systems

    Implemented

    in the Biggest

    Czech

    Companies

    with Focus

    on Balanced

    Scorecard -

    An Empirical

    Study

    1. Persepektif

    keuangan

    2. Perspektif

    pelanggan

    3. Perspektif

    proses bisnis

    internal

    4. Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    empiris

    Perusahaan yang

    mengimplementas

    ikan BSC, pada

    dasarnya

    berpendapat

    bahwa BSC

    memiliki

    kontribusi dalam

    pencapaian

    kesuksesan

    perusahaan.

  • 34

    7. Ade Gustika

    (2011)

    Rancangan

    dan Evaluasi

    Kinerja Pada

    PT Bank

    Muamalat

    Indonesia

    Tbk Cabang

    Serang

    dengan

    Balanced

    Scorecard

    1. Persepektif

    keuangan

    2. Perspektif

    pelanggan

    3. Perspektif

    proses bisnis

    internal

    4. Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Tujuan penelitian

    ini adalah

    merancang sistem

    pengukuran

    kinerja dengan

    pendekatan BSC

    di PT BMI Tbk

    Cabang Serang,

    serta mengukur

    pencapaian

    kinerja PT BMI

    Tbk Cabang

    Serang pada

    tahun 2010

    dengan

    pendekatan BSC.

    8. Kasnawati

    (2011)

    Pengaruh

    Penerapan

    Balance

    Scorecard

    Terhadap

    Kinerja

    Manajemen

    PT. Bank

    Danamon

    Indonesia

    Tbk. Cabang

    Pondok Indah

    Jakarta

    Selatan

    1. Persepektif

    keuangan2.

    Perspektif

    pelanggan3.

    Perspektif

    proses bisnis

    internal4.

    Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Tujuan penelitian

    ini adalah untuk

    menganalisa

    pengaruh

    penerapan

    Balanced

    Scorecard

    terhadap kinerja

    manajemen.

    Hasilnya yaitu

    bahwa variabel

    perspektif

    keuangan,

    perspektif

    pelanggan, dan

    perspektif proses

    bisnis internal

    berpengaruh

    positif.

  • 35

    9.

    Dedi

    Kusmayadi

    (2009)

    Pengukuran

    Kinerja

    dengan

    Balanced

    Scorecard:

    kajian teoritis

    dan empiris

    1. Persepektif

    keuangan2.

    Perspektif

    pelanggan3.

    Perspektif

    proses bisnis

    internal4.

    Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Balanced

    Scorecard adalah

    salah satu sistem

    pengukuran

    kinerja strategis

    pengukuran

    kinerja keuangan

    dan kinerja non

    keuangan. Dalam

    perkembangannya

    , Balanced

    Scorecard lahir

    menjadi suatu alat

    pengukuran

    kinerja strategis,

    yang sampai saat

    ini teruji selain

    mampu

    memberikan

    informasi kinerja

    yang kebih baik

    juga merupakan

    salah satu alat

    implementasi

    strategi untuk

    memicu

    pencapain kinerja

    yang lebih baik.

  • 36

    10.

    Yudi

    Hardiyanto,

    Achmad Holil

    Noor Ali dan

    Her Arsa

    Pambudi

    (2005)

    Perancangan

    dan

    Pembuatan

    Sistem

    Informasi

    Pengukuran

    Kinerja

    Pemasaran

    dengan

    Metode

    Balance

    Scorecard

    Studi Kasus

    PT. Semen

    Gresik

    1. Persepektif

    keuangan2.

    Perspektif

    pelanggan3.

    Perspektif

    proses bisnis

    internal4.

    Perspektif

    proses belajar

    dan

    pertumbuhan

    Kajian

    teoritis dan

    empiris

    Tugas akhir ini

    menghasilkan

    aplikasi untuk

    menganalisa data

    perusahaan

    seingga dapat

    digunakan untuk

    mengukur kinerja

    perusahaan.

    Fungsi utama

    sistem ini pada

    proses data secara

    dinamis dengan

    filter dan

    pengelompokkan,

    serta

    perbandingan

    hasil realisasi

    kinerja dengan

    target perusahaan.

    Fungsi analisa

    pengukuran

    kinerja tersebut

    dimulai dengan

    penetapan target

    kinerja dan fungsi

    masukkan data-

    data pemasaran.

    Sumber: Diolah dari berbagai referensi

    I. Keterkaitan Antar Variabel

    1. Perspektif Keuangan terhadap Kinerja Manajemen

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Budiarti (2004), mengenai

    Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja dan alat pengendalian sistem

    manajemen strategis menunjukkan bahwa Balanced Scorecard merupakan

    suatu sistem manajemen yang menjabarkan visi dan strategi suatu

    perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak

  • 37

    ukur dikembangkan untuk setiap perspektif keuangan, pelanggan, proses

    bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran untuk

    keempat perspektif ini tergantung dari strategi yang telah ditetapkan

    perusahaan sebelumnya. Oleh karena itu Balanced Scorecard selain dapat

    digunakan sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat digunakan sebagai alat

    untuk menilai apakah strategi yang digunakan perusahaan sudah tepat, dan

    juga untuk mengawasi apakah strategi perusahaan telah dijalankan.

    Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para

    peneliti sebelumnya, membuat peneliti terdorong untuk menguji kembali

    apakah variabel perspektif keuangan berpengaruh terhadap kinerja

    manajemen. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah

    sebagai berikut:

    Ha1 : Perspektif keuangan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

    manajemen.

    2. Perspektif Pelanggan terhadap Kinerja Manajemen

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusmayadi (2009) mengenai

    pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard: kajian teoritis dan empiris

    menghasilkan Balanced Scorecard adalah salah satu sistem pengukuran

    kinerja strategis pengukuran kinerja keuangan dan kinerja non keuangan.

    Dalam perkembangannya, Balanced Scorecard lahir menjadi suatu alat

    pengukuran kinerja strategis, yang sampai saat ini teruji selain mampu

  • 38

    memberikan informasi kinerja yang kebih baik juga merupakan salah satu

    alat implementasi strategi untuk memicu pencapain kinerja yang lebih baik

    di masa yang akan datang.

    Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para

    peneliti sebelumnya, membuat peneliti terdorong untuk menguji kembali

    apakah variabel perspektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja

    manajemen. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah

    sebagai berikut:

    Ha2 : Perspektif pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

    manajemen.

    3. Perspektif Proses Bisnis Internal terhadap Kinerja Manajemen

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Hardiyanto, dkk (2005)

    mengenai Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Pengukuran

    Kinerja Pemasaran dengan Metode Balance Scorecard Studi Kasus PT.

    Semen Gresik menghasilkan aplikasi untuk menganalisa data perusahaan

    seingga dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Fungsi utama

    sistem ini pada proses data secara dinamis dengan filter dan

    pengelompokkan, serta perbandingan hasil realisasi kinerja dengan target

    perusahaan. Fungsi analisa pengukuran kinerja tersebut dimulai dengan

    penetapan target kinerja dan fungsi masukkan data-data pemasaran.

  • 39

    Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, membuat

    peneliti terdorong untuk menguji kembali apakah variabel perspektif proses

    bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian,

    maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

    Ha3 : Perspektif proses bisnis internal berpengaruh signifikan terhadap

    kinerja manajemen.

    4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Kinerja Manajemen

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Helmi (2004) mengenai

    Balance Scorecard: pengukuran kinerja organisasi menunjukkan bahwa

    pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah sangat penting bagi manajer,

    guna mengevaluasi perencanaan masa depan. Aplikasi Balanced Scorecard

    dimulai dari akarnya yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, yang

    memberikan kontribusi pada internal bisnis, sehingga pelanggan menjadi

    puas, dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang

    tercermin dalam performasi keuangan.

    Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para

    peneliti sebelumnya, membuat peneliti terdorong untuk menguji kembali

    apakah variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh

    terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian, maka hipotesis yang

    diajukan adalah sebagai berikut:

  • 40

    Ha4 : Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja manajemen.

    J. Kerangka Pemikiran

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai pengaruh penerapan

    Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen, maka dibuat kerangka

    pemikiran penelitian sebagai berikut:

    Gambar 2.5

    Kerangka Pemikiran

    Hasil Kinerja Manajemen PT BRI Tbk tahun 2015

    Perspektif

    Pembelajaran dan

    Pertumbuhan

    Perspektif

    Keuangan

    Perspektif

    Pelanggan Perspektif Proses

    Bisnis Internal

    Pengukuran Kinerja Manajemen PT BRI Tbk dengan Balanced Scorecard

    Visi, Misi, dan Tujuan PT BRI Tbk

    Penjabaran Visi, Misi, dan Tujuan PT BRI Tbk ke dalam Balanced Scorecard

  • 41

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti

    terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis

    seberapa besar pengaruh Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk. Populasi penelitian ini adalah para karyawan PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk di wilayah Kota Jakarta yang berlokasi di Jalan

    Ragunan Raya 39, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    B. Metode Penentuan Sampel

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

    sampling. Teknik tersebut merupakan bagian dari teknik non probability

    sampling. Teknik purposive sampling digunakan untuk pengisian kuesioner

    pembobotan BSC. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik purposive

    sample yaitu memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi

    yang tersedia dengan kriteria atau penilaian sebagai berikut:

    1. Merupakan pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Pasar Minggu.

    2. Telah bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Pasar Minggu

    dua tahun.

  • 42

    Responden yang dipilih untuk pengisian kuesioner BSC yaitu pimpinan PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Pasar Minggu yang dianggap memiliki

    peranan besar dalam pengambilan keputusan dan memahami serta mengetahui

    kondisi perusahaan secara menyeluruh, selain itu kuesioner juga diisi oleh

    karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Pasar Minggu.

    C. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu

    penelitian lapangan dan tinjauan pustaka.

    1. Penelitian Lapangan

    Yaitu metode pengamatan dari yang dilakukan secara langsung maupun

    tidak langsung pada objek yang diteliti serta dengan mengadakan

    wawancara dengan bagian-bagian yang terkait dalam penelitian ini.

    2. Tinjauan Pustaka

    Yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur,

    karangan ilmiah serta berbagai bahan pustaka lainnya yang ada

    hubungannya dengan penelitian ini.

    D. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 43

    a. Data Kuantitatif

    Yaitu data berupa angka-angka secara tertulis seperti: data neraca serta

    laporan perhitungan laba rugi (sebagai data pendukung).

    b. Data Kualitatif

    Yaitu data yang berupa keterangan-keterangan tertulis seperti metode

    pengukuran Balanced Scorecard, aspek-aspek manajemen pada PT.

    Bank Rakyat Indonesia Tbk.

    2. Sumber Data

    a. Data Primer

    Yaitu data yang bersumber dari hasil pengamatan/ observasi dan

    wawancara dengan pimpinan dan sejumlah karyawan perusahaan.

    Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally

    administered questionnaire, yaitu kuesioner diajukan langsung seperti

    halnya wawancara tatap muka.

    b. Data Sekunder

    Yaitu data yang diperoleh berupa laporan-laporan dan informasi lain

    yang bersumber dari literatur dan informasi lain yang berhubungan

    dengan penelitian ini.

    E. Metode Analisis

    Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non

    keuangan. Data non keuangan berupa jawaban responden dari pertanyaan-

    pertanyaan yang diberikan, merupakan suatu hal yang terpenting dalam

  • 44

    penelitian ini, karena data dikumpulkan melalui kuesioner. Keabsahan dari

    suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk

    mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, suatu alat pengukur perlu diuji

    dengan pengujian validitas (tingkat keaslian) dan reliabilitas (tingkat

    keandalan). Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square dengan

    alasan karena penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai sumber data.

    Permodelan Stuctural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik statistik

    untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal menggunakan kombinasi

    data statistik dan asumsi kausal (Yamin, 2011).

    PLS merupakan metode analisis yang powerful karena dapat digunakan

    pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal, interval, dan rasio) serta syarat

    asumsi yang lebih fleksibel. PLS tidak mengasumsikan data harus mengikuti

    suatu distribusi tertentu. Pendekatan PLS merupakan distribution free serta

    ukuran sampel yang fleksibel. Dalam pendekatan PLS, uji yang dilakukan

    adalah:

    1. Uji Validitas

    Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada

    dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam

    penelitian ini (Ghozali, 2005:45). Maksudnya untuk mengukur valid atau

    tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut

    mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

  • 45

    2. Uji Realibilitas

    Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam

    waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

    jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji

    berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut

    mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2005: 41-42).

    3. Uji Hipotesis

    Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

    Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis

    dengan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis varians.

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling Bootstrap.

    Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t.

    F. Definisi Operasional Variabel

    Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

    yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari variabel

    ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran Likert atau Interval. Berikut

    ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti yaitu:

    Tabel 3.1

    Definisi Operasional Variabel

    Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran

    Perspektif

    Keuangan

    (X1) (Sumber:

    1. Perkembangan

    1. Sumber modal

    perusahaan.

    Skala Interval

  • 46

    Kaplan dan

    Norton

    (2000))

    2. Bertahan

    3. Panen

    2. Pengendalian

    biaya

    operasional.

    1. Membuat

    kebijakan

    strategis sesuai

    petunjuk dari

    laporan

    keuangan.

    2. Mengupayakan

    pengembalian

    yang diharapkan

    oleh para

    pemegang

    saham.

    1. Usaha dalam

    meningkatan

    laba.

    Skala Interval

    Perspektif

    Pelanggan

    (X2) (Sumber:

    Julianto

    (2000))

    1. Kepuasan

    pelanggan

    2. Customer

    Relationship

    3. Kecepatan

    Layanan

    1. Berusaha

    memberikan

    kepuasan pada

    nasabah.

    1. Menjaga

    hubungan baik

    dengan nasabah.

    1. Berusaha

    memberikan

    pelayanan yang

    Skala Interval

  • 47

    cepat kepada

    nasabah.

    Perspektif

    Proses Bisnis

    Internal (X3)

    (Sumber:

    Putri (2008))

    1. Inovasi

    2. Proses Operasi

    3. Layanan Purna

    Jual

    1. Produk baru

    yang

    dikembangkan.

    2. Lama waktu

    yang dibutuhkan

    untuk

    mengembangkan

    suatu produk.

    1. Tingkat

    kerusakan

    produk pra

    penjualan.

    2. Lamanya proses

    transaksi yang

    dilakukan.

    1. Jangka waktu

    yang dibutuhkan

    untuk memenuhi

    permintaan

    pemeliharaan

    produk.

    2. Frekuensi

    pengerjaan

    ulang produk

    akibat

    kerusakan.

    Skala Interval

  • 48

    Perspektif

    Pembelajaran

    dan

    Pertumbuhan

    (X4) (Sumber:

    Kaplan dan

    Norton

    (2000))

    1. Kemampuan

    Pekerja

    2. Sistem

    Informasi

    3. Motivasi,

    pemberdayaan

    dan keserasian

    individu

    perusahaan

    1. Tingkat kepuasan

    pegawai.

    2. Tingkat

    perputaran

    pegawai.

    1. Tingkat

    ketepatan/

    keakuratan

    informasi.

    1. Pemahaman visi

    dan misi

    perusahaan.

    2. Adanya

    kebebasan

    menyampaikan

    saran.

    3. Banyaknya saran

    yang diterima.

    Skala Interval

    Kinerja

    Manajemen

    (Y) (Sumber:

    Ruky (2002))

    1. Kinerja

    berorientasi

    pada input

    2. Kinerja

    berorientasi

    pada proses

    3. Kinerja

    berorientasi

    pada output

    1. Kreativitas

    dalam

    pengembangan

    produk.

    1. Kemampuan

    beradaptasi

    dengan pesaing.

    1. peningkatan

    laba perusahaan.

    2. Hasil yang

    diperoleh atau

    Skala Interval

  • 49

    dicapai oleh

    karyawan.

    Sumber: diolah dari berbagai referensi

  • 50

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Perusahaan

    1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Awal berdirinya BRI dipelopori oleh seorang Patih Banyumas (Jawa

    Tengah) yang bernama Raden Bel Aria Wirjaatmadja sebagai putra pribumi

    yang kala itu memiliki kesadaran untuk melakukan kegiatan bidang

    perbankan. Kegiatan tersebut dirintis mulai tahun 1894 dengan mendirikan

    De Poerwokertosche Hulp en Sparrbank de Inlandsche Hoofden : yang

    awalnya hanya menampung pembayaran angsuran para peminjam Kas

    Masjid. Pada tanggal 16 Desember 1895 dengan bantuan Asisten Residen

    Banyumas bernama E Sieburgh, pendirian bank tersebut diresmikan

    sehingga tanggal tersebut dijadikan sebagai tanggal berdirinya PT. Bank

    Rakyat Indonesia. Pada saat awal beroperasi secara resmi, bank tersebut

    berganti nama menjadi Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs

    Ambtenaren yang kemudian dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat

    yang dianggap sebagai embrio BRI.

    Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7

    tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI

    berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100%

    di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah

    Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga

  • 51

    menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia

    (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

    BRI mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman dari setiap

    langkah yang diambil organisasinya, sebagai berikut:

    a. Visi BRI

    Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

    kepuasan nasabah.

    b. Untuk mencapai visi tersebut, Bank Rakyat Indonesia memiliki daftar

    misi sebagai berikut:

    1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

    pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk

    menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

    2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja

    yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang

    profesional dan teknologi informasi yang handal dengan

    melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate

    Governance (GCG) yang sangat baik.

    3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-

    pihak yang berkepentingan (stakeholders).

  • 52

    2. Jenis Produk Simpan Pinjam Layanan Bank Rakyat Indonesia

    a. Simpanan

    1) Tabungan

    a) BritAma

    b) Simpedes

    c) Simpedes TKI

    d) Tabungan Haji

    e) BritAma Dollar

    f) BritAma Bisnis

    g) BritAma Rencana

    h) BritAma Valas

    i) TabunganKu

    j) Tabungan BRI Junio

    2) Deposito

    a) Deposito BRI Rupiah

    b) Deposito BRI Valas

    c) Deposito on Call

    3) Giro

    a) Giro BRI Rupiah

    b) Giro BRI Valas

  • 53

    b. Pinjaman

    1) Pinjaman Mikro

    2) Pinjaman Ritel

    a) Kredit Agunan Kas

    b) Kredit Investasi

    c) Kredit Modal Kerja

    d) KMK Ekspor

    e) KMK Konstruksi

    f) KMK Konstruksi BO I

    g) Kredit BRIGuna

    h) Kredit Waralaba

    i) Kredit SPBU

    j) Kredit Resi Gudang

    k) Kredit Pemilikan Gudang

    l) KMK Talangan SPBU

    m) Kredit Batubara

    n) Kredit Waralaba Alfamart

    o) Kredit dengan Pola Angsuran Tetap

    3) Pinjaman Menengah

    4) Pinjaman Program

    5) Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • 54

    B. Karakteristik Profil Responden

    1. Deskripsi Data

    Berdasarkan data yang dihasilkan dalam penelitian, kuesioner yang

    dibagikan berjumlah 40 lembar eksemplar, dan sebanyak 40 orang

    karyawan telah bersedia menjawab arau mengisi kuesioner yang diberikan.

    Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dan deskriptif dapat dilihat