Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 Universitas Indonesia
Analisis Penerapan Strategy Map dan Balanced Scorecard sebagai Strategic Management System : Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Vivi Zuryati, Lindawati GaniProgram Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
AbstrakPenelitian ini membahas penerapan sistem manajemen stratejik yang terdiri dari enam langkah (the closed loop strategic management system), beserta analisis mengenai strategy map dan balanced scorecard yang digunakan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dalam menganalisis strategy map dan balanced scorecard, juga dibahas mengenai ketepatan ukuran-ukuran yang digunakan pada balanced scorecard. Penelitian yang bersifat analisis deskriptif dan mengambil bentuk studi kasus ini, menyimpulkan bahwa masih terdapat beberapa kekeliruan dan hambatan terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen stratejik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, misalnya strategy map yang kurang komprehensif dan pemilihan juga penamaan pengukuran balanced scorecard yang kurang tepat. Dengan demikian, skripsi ini merekomendasikan perbaikan dan perubahan yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kata kunci:Telekomunikasi, the closed loop strategic management system, strategi, strategy map, balanced scorecard, strategic management system.
AbstractThis research examines the application of strategic management system, specifically the closed loop strategic management system, as well as the analysis of strategy map and balanced scorecard applied in PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. In analysing strategy map and balanced scorecard, this research also examines the accuracy of measurements adjusted in balanced scorecard. This research concludes that there are fallacies and obstacles in the implementation of strategic management system in PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, e.g. incomprehensive strategy map and inappropriate naming and measurement of balanced scorecard. Therefore, this research recommends necessary improvements and changes to overcome those problems.
Key words: Telecommunication, the closed loop strategic management system, strategy, strategy map, balanced scorecard, strategic management system
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
2 Universitas Indonesia
1. Pendahuluan
Beberapa tahun yang lalu, bisnis komunikasi fixed line, mobile, hiburan elektronik, dan
teknologi informasi merupakan segmen bisnis terpisah yang dijalankan sendiri-sendiri oleh
berbagai perusahaan yang fokus pada satu di antara bidang bisnis tersebut. Saat ini
“integration” dan “convergence” telah menjadi kata kunci dari setiap strategi operator
telekomunikasi. Kemajuan teknologi berbasis pita lebar (broadband) semakin mempersempit
jarak antara penggunanya. Teknologi broadband memberikan pilihan luas bagi end user
untuk membangun komunikasi dengan mitranya di daerah atau negara lain dengan sangat
efektif dan biaya yang sangat efisien dibandingkan dengan menghubunginya via layanan
telekomunikasi biasa. Tersedianya berbagai jenis fitur dan layanan dibidang telekomunikasi
tentunya harus membuat perusahaan mempunyai strategi yang baik dalam menghadapi
tantangan, peluang, dan persaingan yang sangat ketat (Cariers, 2010 di dalam Biro Riset LM
FEUI, 2012).
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah perusahaan yang dijadikan objek penelitian studi
kasus (case study) mengenai analisis penerapan strategy map dan balanced scorecard pada
sistem manajemen stratejik karena Telkom merupakan perusahaan telekomunikasi yang
berhadapan dengan berbagai peluang dan ancaman arus teknologi yang semakin maju dan
terdapat persaingan yang ketat di perusahaan sejenis. Telkom juga memiliki kinerja keuangan
yang baik, terbukti dari peringkat kedua atas total penjualan tahunan (annual total sales) pada
tahun 2011 dan merupakan perusahaan dengan pangsa pasar terbesar dalam industri
telekomunikasi di Indonesia dibandingkan empat perusahaan telekomunikasi lainnya.
Berlatar belakang hal tersebut, sangat menarik untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem
manajemen stratejik Telkom berdasarkan tahap-tahap di dalamnya. Skripsi ini juga membahas
mengenai analisis atas strategy map dan balanced scorecard beserta ketetapan ukuran-ukuran
dalam empat perspektif balanced scorecard yang diperkenalkan pertama kali oleh Kaplan dan
Norton pada tahun 1996.
2. Tinjauan Teoretis
Manajemen stratejik adalah seni dan ilmu merumuskan, implementasi, dan evaluasi keputusan
lintas fungsional yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya (David,
2009). Manajemen stratejik mencakup analisis, keputusan, dan aksi yang dijalankan sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keuntungan kompetitif (Eisner dan
Ketchen, 2009). Kaplan dan Norton (2008) dalam buku berjudul The Execution Premium
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
3 Universitas Indonesia
mengusulkan sistem manajemen yang terdiri dari enam langkah (the closed loop management
system) untuk pengimplementasian strategi yang baik, yaitu:
1. Develop Strategy
Dalam mengembangkan strateginya, para manajer biasanya mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa bisnis perusahaan dan mengapa perusahaan memilih bisnis ini?
b. Apa yang menjadi isu-isu utama bagi perusahaan?
c. Bagaimana perusahaan bisa bersaing dengan baik?
Pada tahap ini dihasilkan visi, misi, nilai strategi analisis dan strategy formulation.
2. Plan Strategy
Tahap ini biasa juga disebut dengan translate the strategy. Dalam tahap ini, para manajer
mengembangkan strategi dengan mengembangkan tujuan stratejik (strategic objectives),
pengukuran (measures), target, inisiatif stratejik (strategic intiative), dan anggaran
(budget). Kaplan dan Norton (2008) menyebutkan bahwa pada tahap ini pada dasarnya
para manajer akan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana perusahaan bisa menjelaskan tentang strategi?
b. Bagaimana perusahaan dapat mengukur perencanaan stratejik?
c. Apa saja tindakan yang dibutuhkan oleh strategi?
d. Bagaimana perusahaan bisa mendanai pelaksanaan inisiatif strategi?
e. Siapa yang akan memimpin jalannya pelaksanaan strategi?
3. Align the Strategy
Untuk mengoperasikan perusahaan yang memiliki multifungsi dan multibisnis dengan
baik, para manajer perlu menyelaraskan antara strategi tingkat korporat dengan strategi
pada unit fungsional atau unit bisnis yang ada. Selain itu, setiap orang juga harus mengerti
strategi dan termotivasi untuk menyukseskan pelaksanaannya. Proses yang diharapkan
muncul di dalam tahap ini adalah adanya cascading strategi perusahaan ke bisnis unit,
support unit, employee dan board of director. Jadi, semua elemen yang ada didalam
perusahaan mengerti akan tujuan dan proses atau strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
4. Plan Operation
Kaplan dan Norton (2008) menjelaskan bahwa manajer-manajer akan berusaha untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
4 Universitas Indonesia
a. Peningkatan proses bisnis mana yang paling penting untuk pelaksanaan strategi?
b. Bagaimana perusahaan menghubungkan antara rencana operasional dan budget?
Point utama dalam tahap ini adalah perusahaan telah mampu menentukan langkah atau
success key indikator yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
5. Monitor and Learn
Setelah strategi ditentukan, direncanakan dan dihubungkan secara komprehensif terhadap
rencana operasional, perusahaan akan memulai untuk melaksanakan strategi dan rencana
operasinya, memonitor hasil performa dan meningkatkan operasional dan strategi tersebut
berdasarkan pembelajaran dan informasi terbaru yang berkaitan. Perusahaan akan
mengadakan operasional review meetings untuk mengkaji bagaimana performa dari
fungsional dan divisi yang ada dalam perusahaan dan menyelesaikan masalah yang terkait
dengan pelaksanaan strategi yang ada. Perusahaan juga akan mengadakan strategy review
meetings untuk mendiskusikan indikator-indikator dan inisiatif-inisiatif yang ada dalam
balanced scorecard tingkat korporat serta menilai bagaimana perkembangan dan
hambatan pelaksanaan strategi. Dengan menyelenggarakan dua agenda tersebut,
perusahaan menghindari kesalahan adanya short term operational dan tactical issues
yang justru mengurangi kesempatan bagi perusahaan untuk mendiskusikan aspek lain
yang tidak kalah penting yakni pelaksanaan strategi dan adaptasinya.
Kaplan dan Norton (2008) menjelaskan bahwa dalam langkah ini, manajer-manajer akan
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah operasi kita sesuai dengan yang diharapkan/berjalan di bawah kontrol?
b. Apakah kita melaksanakan strategi dengan baik?
6. Test and Adapt
Selain mengadakan strategy review meeting dan operational review meeting, perusahaan
juga perlu mangadakan rapat untuk mengkaji apakah asumsi stratejik yang mendasar
masih valid atau tidak. Perusahaan tentu akan mendapatkan tambahan data terkait dengan
operational dashboard dan balanced scorecard metrics, informasi terkait dengan
perubahan lingkungan yang kompetitif, serta ide-ide baru yang muncul dari para pekerja.
Strategy map dan balanced scorecard merupakan alat perencanaan strategi perusahaan dan
terletak pada bagian plan strategy dibagian the closed loop management system. Untuk dapat
merencanakan strategi yang akan dilaksanakan, perusahaan perlu memiliki tujuan stratejik,
ukuran, target, dan inisiatif (Kaplan dan Norton, 2008). Tujuan stratejik merupakan
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
5 Universitas Indonesia
komponen yang berada dalam strategy map. Sedangkan strategy map beserta ukuran, target,
dan inisiatif membentuk balanced scorecard.
Pengertian akan strategy map itu sendiri adalah arsitektur generik untuk menjelaskan suatu
strategi. Ia menjelaskan proses transformasi aset tak berwujud menjadi hasil yang berwujud
berupa pelanggan dan keuangan. Empat perspektif dari scorecard dapat dilihat sebagai logika
sebab-akibat yang membangun hipotesis strategi (Kaplan dan Norton, 2001).
Balanced scorecard mendidik manajemen dan organisasi pada umumnya untuk memandang
perusahaan dari empat perspektif yang menghubungkan pengendalian operasional jangka
pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang. Ketika balanced scorecard dibuat
berdasarkan strategi perusahaan dan seluruh organisasi dinilai menggunakan balanced
scorecard tersebut maka yang terjadi adalah seluruh organisasi akan sama-sama mengarah ke
satu tujuan (selaras atau aligned), serta fokus mencapai tujuan tersebut. Hal inilah yang
disebut dengan The Strategy-Focused Organization (Kaplan dan Norton, 2001).
Dalam suatu perusahaan, setiap proses organisasional akan memiliki owner/pemilik yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan proses tersebut. Namun, masih sedikit perusahaan yang
mengidentifikasikan atau menentukan dapartemen khusus untuk menjalankan berbagai proses
yang saling berkaitan satu sama lain yang merupakan bagian dari sistem pelaksanaan strategi.
Kaplan dan Norton (2008) mengidentifikasikan kebutuhan akan fungsi organisasional baru
yang khusus ditujukan untuk process owner dari sistem pelaksanaan strategi baru yang
disebut dengan office of strategy management (OSM). OSM ini mempunyai tiga fungsi, yaitu
sebagai the architect, the integrator, dan the owner.
3. Gambaran Umum Perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom), merupakan BUMN yang bergerak di bidang
jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dengan pemegang saham
mayoritas adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik.
Layanan telekomunikasi dan jaringan Telkom sangat luas dan beragam meliputi layanan dasar
telekomunikasi domestik dan internasional, baik menggunakan jaringan kabel, nirkabel tidak
bergerak (Code Division Multiple Access atau CDMA), maupun Global System for Mobile
Communication (GSM) serta layanan interkoneksi antaroperator penyedia jaringan. Di luar
layanan telekomunikasi, Telkom juga berbisnis di bidang multimedia berupa konten dan
aplikasi, melengkapi portofolio bisnis lainnya yang disebut TIME (Telecommunication,
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
6 Universitas Indonesia
Information, Media, Edutainment). Bisnis telekomunikasi adalah fundamental platform bisnis
perusahaan yang bersifat legacy, sedangkan portofolio bisnis lainnya disebut sebagai bisnis
new wave yang mengarahkan perusahaan untuk terus berinovasi pada produk berbasis kreatif
digital. Hal tersebut mempertegas komitmen Telkom untuk terus meningkatkan pendapatan di
dalam situasi persaingan bisnis di industri ini yang sangat terbuka.
Telkom mempunyai visi “Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan TIME di
kawasan regional” dengan dua misi pendukung yaitu “Menyediakan layanan TIME yang
berkualitas dan menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia”. Tujuan yang
ingin dicapai oleh Telkom adalah “Menjadi posisi terdepan dengan memperkokoh binis
legacy dan meningkatkan bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri
pada tahun 2015.” Untuk mendukung visi, misi dan tujuan tersebut, Telkom melakukan
transformasi menuju budaya baru perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way” sejak
tahun 2009. Budaya perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai perusahaan yaitu:
Commitment to long term, Customer first, Caring-meritocracy, Co-creation of win-win
partnership, dan Collaborative innovation yang selanjutnya disebut dengan istilah 5C (core
values).
Telkom juga mempunyai sepuluh inisiatif strategi yang terdiri atas:
1. Mengoptimalkan layanan POTS dan memperkuat infrastruktur broadband
Inisiatif strategis ini difokuskan untuk meningkatkan efisiensi biaya serta perlambatan
penurunan pendapatan, POTS sebagai salah satu layanan legacy Telkom. Selain itu dalam
rangka penguatan bisnis broadband, Telkom mengedepankan strategi pertumbuhan untuk
merealisasikan “broadband anywhere” dan mendukung tercapainya “meaningful
broadband”.
2. Mengkonsolidasikan dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak
bergerak/fixed wireless access (FWA) serta mengelola portofolio nirkabel
Arah utama dari inisiatif strategis ini adalah peningkatan nilai dari portofolio layanan
telepon nirkabel Telkom Group secara menyeluruh. Strategi ini diarahkan untuk
meningkatkan nilai bisnis FWA untuk selanjutnya dikonsolidasikan dengan portofolio
nirkabel lain. Inisiatif ini juga memberikan dukungan pada anak perusahaan Telkom,
Telkomsel, untuk mampu menjadi pemimpin pasar seluler di Indonesia. Dalam hal ini,
Telkomsel didorong untuk menerapkan “value based market approach” dan
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
7 Universitas Indonesia
mengimplementasikan “segment-based approach” untuk mempertahankan kepemimpinan
pasar di bisnis seluler.
3. Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom Group
Inisiatif strategis ini mengupayakan untuk mendesain solusi bagi kebutuhan pelanggan
Telkom Group secara ekosistem dengan tujuan untuk menciptakan system lock-in dan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Solusi ekosistem merupakan solusi bisnis
bagi pelanggan yang dirancang untuk membangun hubungan timbal balik atau saling
ketergantungan antara Telkom sebagai penyedia layanan dengan pelanggan (termasuk
individu/usaha kecil menengah (UKM/korporasi) dalam melakukan kegiatan usaha
bersama komunitasnya. Pelanggan dari segmen ritel, UKM, enterprise, dan wholesale dari
dalam maupun luar negeri diharapkan menjadi tumpuan pertumbuhan bisnis portofolio
pelanggan.
4. Berinvestasi di layanan Teknologi Informasi (TI)
Inisiatif strategis ini merupakan arahan untuk memasuki industri TI guna melengkapi
kapabilitas Telkom dalam menyediakan solusi TI guna meningkatkan performa pelanggan
dari segmen ritel, enterprise, dan UKM.
Melalui inisiatif ini pula, Telkom akan memasuki bisnis Premises Integration yang
bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan kunci di segmen enterprise dan
UKM. Sementara itu, pengembangan e-payment Telkom yang meliputi alat pembayaran
menggunakan kartu (APMK), billing payment, payment gateway, e-money, e-voucher, dan
remittance diarahkan menuju single operating platform dengan mengusung brand
DELIMA (delivery money access).
5. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment
Inisiatif strategis ini diarahkan sebagai langkah antisipasi konvergensi antara
telekomunikasi, informasi, media dan edutainment ke dalam industri media dan
edutainment. Telkom akan berperan sebagai content aggregator dan delivery point.
6. Berinvestasi pada peluang bisnis wholesale dan internasional yang strategis
Inisiatif strategis ini mendorong pertumbuhan bisnis wholesale melalui konsep supply
leading dan serta menyeimbangkan bisnis wholesale dan ritel. Selain itu, perusahaan juga
didorong untuk mencari peluang investasi internasional yang strategis baik di sektor
telekomunikasi melalui anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Internasional
(Telin) maupun di sektor IME melalui PT Multimedia Nusantara (Metra).
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
8 Universitas Indonesia
7. Berinvestasi pada peluang domestik yang strategis dengan mengoptimalkan penggunaan
aset yang dimiliki
Inisiatif strategis ini terfokus pada peluang investasi di luar TIME di dalam negeri yang
salah satu tujuannya adalah optimalisasi aset Telkom Group yang ada guna mendukung
realisasi pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi.
8. Mengintegrasikan next generation network (NGN) dan operational support system,
business support system, customer support system, dan enterprise relations management
(OBCE)
Inisiatif strategis ini merupakan perwujudan upaya transformasi di bidang infrastruktur
menuju converged network yang akan mendukung layanan multiplay. Inisiatif ini juga
merefleksikan transformasi TI sebagai enabler menuju consolidated data, consolidated
billing, dan integrated CRM bagi Telkom Group.
9. Menyelaraskan struktur bisnis dengan pengelolaan portofolio
Inisiatif strategis ini menawarkan pendekatan baru bagi pengelolaan bisnis TIME dari
pilihan yang ada, yaitu segment based, geography based, business based, dan functional
based. Telkom mengkaji lebih lanjut efektivitas dari model pengelolaan holding guna
mengoptimalkan pertumbuhan portofolio TIME. Metra telah diposisikan sebagai holding
yang akan menangani portofolio bisnis TIME Telkom.
10. Melakukan transformasi budaya perusahaan.
Inisiatif strategis ini mendorong percepatan transformasi budaya perusahaan dari Telkom
135 menjadi Telkom’s 5C yang terkait dengan “Values – 5C“ yang akan
diimplementasikan di seluruh jajaran Telkom Group dengan penyesuaian yang diperlukan
di masing-masing anak perusahaan.
4. Pembahasan
Di dalam buku yang berjudul The Execution Premium, Kaplan dan Norton (2008)
mengusulkan sistem manajemen yang terdiri dari enam langkah yang terhubung dalam satu
diagram lingkaran yang saling berkesinambungan, tertutup, dan berjalan terus-menerus.
Sistem ini dikenal dengan sebutan the closed loop strategic management system yang
mendukung pembuatan dan pengimplementasian strategi yang baik. Analisis mengenai
penerapan manajemen stratejik pada PT Telekomunikasi Tbk dilakukan berdasarkan keenam
tahap yang ada di dalam the closed loop strategic management system ini. Oleh karena itu,
penelitian ini bersifat deskriptif analitis karena pembuatannya didasarkan pada analisis yang
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
9 Universitas Indonesia
komprehensif terhadap data-data yang sifatnya kualitatif dan tergolong sebagai studi kasus
karena analisis yang dibuat bersifat kontekstual terhadap PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
yang menjadi objek penelitian.
Analisis Manajemen Stratejik
Seperti diketahui bahwa semenjak tahun 2002, perusahaan telah memulai menerapkan sistem
manajemen untuk pengimplementasian strategi yang diadopsi dari buku “The Execution
Premium” karangan Robert Kaplan dan David Norton. Analisis atas setiap tahapan yang ada
dalam the closed loop strategic management system Telkom akan dilakukan berdasarkan tiga
aspek sebagai berikut:
1. Pihak yang terlibat
Pihak yang terlibat dari proses develop strategy sampai dengan test dan adapt terlalu banyak
dan tidak fokus pada satu divisi atau direktorat tersendiri. Kaplan dan Norton (2008)
mengidentifikasikan kebutuhan akan fungsi organisasional baru yang khusus ditujukan untuk
process owner dari sistem pelaksanaan strategi baru yang disebut dengan office of strategy
management (OSM). Dalam high-performing company, OSM mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas menyelaraskan strategi dan rencana operasional lintas
fungsi dan unit bisnis. OSM ini tidak ditemukan atau belum dipraktekkan di Telkom.
Sehingga, untuk setiap proses dalam enam langkah the closed loop strategic management
system ini, Telkom mempunyai Divisi atau Direktorat yang saling bergantian di setiap
prosesnya, misalnya Divisi Corporate Strategic Planning bertanggungjawab atas Develop
Strategy dan Plan Strategy, kemudian Divisi Innovation Strategy and Synergy
bertanggungjawab didalam proses align the strategy, dan terakhir Divisi Business
Performance Evaluation bertanggungjawab didalam proses monitor and learn, serta test and
adapt.
2. Langkah perumusan
Proses perumusan strategi dimulai dari analisis eksternal dan internal yang dilakukan oleh
perusahaan. Setelah semua data didapatkan, barulah strategi mulai dirancang. Pemetaan
sasaran strategis organisasi tertuang pada dokumen Corporate Strategy Scenario (CSS). CSS
disusun berdasarkan masukan/usulan dari direktorat dengan arahan dewan direksi dan dewan
komisaris. Dalam menyusun CSS ini, Telkom menggunakan beberapa rujukan antara lain:
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
10Universitas Indonesia
1. Analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan,
peluang bisnis serta tantangan persaingan seperti yang telah disampaikan di bagian
develop strategy;
2. Analisis portofolio bisnis (portofolio perusahaan, portofolio produk, Boston Window);
3. Analisis pangsa pasar/cakupan, kekuatan merk/ modal; dan
4. Rumusan strategi jangka panjang Telkom yang disebut dengan CSS yang berisi penetapan
kebijakan, program, dan proyeksi keuangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Setiap tahun, Telkom mengkaji kembali CSS berdasarkan faktor-faktor perubahan internal
dan eksternal dan menuangkannya dalam Corporate Annual Message (CAM).
Mekanisme penyusunan CSS dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyusunan rancangan strategi yang dipersiapkan oleh dewan direksi;
2. Penelaahan intensif oleh dewan Komisaris dan Komite Perencanaan dan Pengelolaan
Risiko (KPPR);
3. Pembahasan antara KPPR dengan tim teknis manajemen yang diwakili oleh Unit Strategic
Corporate Planning (CSP);
4. Pembahasan antara dewan direksi dan dewan komisaris;
5. Penyusunan rancangan akhir CSS oleh CSP dan KPPR; dan
6. Persetujuan dewan direksi dan dewan komisaris.
Dalam master plan ditetapkan sasaran dan rencana kerja perusahaan lima tahun sesuai
lingkup fungsional perencanaan, sedangkan pada perencanaan jangka pendek telah tercantum
sasaran dan rencana kerja tahunan yang lengkap disertai rencana kerja dan anggarannya.
Beberapa dokumen perencanaan bisnis dan perencanaan tahunan pada tahap ini meliputi:
1. CSS, adalah dokumen utama rencana perusahaan yang berisi visi, misi, sasaran, strategi
korporasi, strategi inisiatif, kebijakan dan program utama yang disusun dalam waktu lima
tahun kedepan;
2. Group Business Plan (GBP) atau Master Plan (MP), merupakan rencana jangka panjang
perusahaan di tingkat direktorat yang merupakan penjabaran dari CSS;
3. Corporate Annual Message (CAM), yaitu arahan direktur utama mengenai program
prioritas satu tahun anggaran mendatang yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan rencana kerja dalam kerangka waktu satu tahun mendatang;
4. Rencana Kerja Manajerial (RKM), adalah rencana kerja yang disusun sebagai penjabaran
Corporate Annual Message (CAM) yang akan dipakai dalam penyusunan RKAP dan
disusun dalam kurun waktu satu tahun anggaran;
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
11Universitas Indonesia
5. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), adalah program-program kerja dan
anggaran perusahaan yang disusun dalam kerangka waktu satu tahun mendatang; dan
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), merupakan program-program kerja dan anggaran
yang disusun dalam kerangka waktu satu tahun anggaran oleh direktorat operasi, unit
fungsional korporasi, unit corporate support, unit bisnis, anak perusahaan dan yayasan.
Ketika strategi terbentuk, dilakukan cascading ke bagian bisnis unit dan bisnis support.
Dalam pelaksanaan strategi, kemudian akan diadakan telaah yang terdiri atas:
a. Harian : unit bisnis
b. Mingguan : rapat direksi
c. Bulanan : laporan manjemen dan laporan eksekutif
d. Triwulanan: info memo, eksekutif briefing, kinerja unit
e. 6 bulanan : rapat pimpinan
f. Tahunan : annual report, RUPS
Dari hasil review yang dilakukan, kemudian diambil keputusan mengenai langkah selanjutnya
dan dituangkan di dalam strategi baru yang akan membentuk dan mengulangi proses
terjadinya CSS. Hasil laporan kinerja dan pengambilan keputusan ini dilakukan oleh BOD
atau head of unit.
3. Hasil perumusan
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Niven dan Kaplan mengenai komponen-komponen
di dalam sistem manajemen stratejik berbasis strategy map dan balanced scorecard, hasil
rumusan pertama adalah misi. Misi merupakan pernyataan yang bertujuan untuk
memperlihatkan perbedaan suatu organisasi dengan organisasi lain. Sebuah misi yang jelas
akan menjelaskan nilai dan prioritas dari organisasi serta posisi suatu organisasi di masa
depan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, hal yang belum tergambar di dalam misi Telkom
yang sangat penting untuk mencapai visinya adalah terkait teknologi dan sumberdaya. Untuk
itu, usulan terhadap misi baru Telkom adalah “Menyediakan layanan TIME yang berkualitas
dan menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia. Menggalang dan mengolah
sumberdaya dengan efektif dan efisien. Mamaksimalkan penggunaan teknologi untuk
mennyediakan layanan TIME.” Komponen kedua di dalam sistem manajemen stratejik adalah
nilai perusahaan, 5C (core values) Telkom yaitu: Commitment to long term, Customer first,
Caring-meritocracy, Co-creation of win-win partnership, dan Collaborative innovation sudah
sangat bagus. Kompenen ketiga yaitu visi. Berdasarkan lima karakteriktik visi yang baik
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
12Universitas Indonesia
(spesifik, measurable, achievable, reasonable, dan timebond), Telkom belum memenuhi
karakteristik measurable, spesifik, dan timebond. Untuk itu, visi yang diusulkan disini adalah
“Menjadi perusahaan dengan market share terbesar dalam penyelanggaraan TIME di
Indonesia pada tahun 2015.” Hasil rumusan selanjutnya adalah strategi perusahaan. Setelah
dilakukan analisis mendalam, terdapat tiga strategi utama Telkom yang dapat dlihat pada
tabel di bawah ini. Telkom juga mempunyai sepuluh strategic inisiatif yang mendukung tiga
strategi utama ini.
No Strategi Utama Inisiatif Strategi
1 Program Telkom
Nusantara Super Highway
1. Mengoptimalkan layanan POTS dan
memperkuat infrastruktur broadband
2 Meningkatkan
produktivitas dan
melanjutkan proses
efisiensi dan konsolidasi
transformasi Telkom
2. Mengkonsolidasikan dan mengembangkan
bisnis FWA serta mengelola portofolio
nirkabel
6. Berinvestasi pada peluang bisnis wholesale
dan internasional yang strategis
7. Berinvestasi pada peluang domestik yang
strategis dengan mengoptimalkan penggunaan
aset yang dimiliki
8. Mengintegrasikan NGN dan OBCE
9. Menyelaraskan struktur bisnis dengan
pengelolaan portofolio
10. Melakukan transformasi budaya perusahaan
3 Penciptaan ekosistem
inovasi
3. Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom
Group
4. Berinvestasi di layanan TI
5. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment
Tabel 1 Hubungan Strategi Utama dan Inisiatif Strategi Telkom
Sumber: Olahan Data Internal Perusahaan
Dari tabel dapat kita lihat bahwa secara umum, inisiatif strategi yang ada telah mengacu
kepada strategi utama perusahaan. Namun, masih perlu beberapa inisiatif strategi lainnya
yang mampu mendukung strategi utama perusahaan untuk mencapai visi perusahaan.
Contohnya untuk proses efisiensi digunakan program Telkom Cost Optimization, untuk
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
13Universitas Indonesia
penciptaan ekosistem inovasi perlu dibuat strategi yang mampu melahirkan ide kreatif,
inovatif dan solutif dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Analisis Strategy Map dan Balanced Scorecard
Berdasarkan analisis yang dilakukan, sepuluh inisiatif strategi yang mendukung tiga strategi
utama Telkom hanya mendominasi di bagian perspektif bisnis internal perusahaan, yaitu
optimizing POTS and strengthening BB, integrate NGN, consolidation alliance and
acquisition, business restructuring, and Telkom group synergy. Hanya lima dari sepuluh
inisiatif strategi yang terlihat secara jelas pada strategy map Telkom. Pada bagian perspektif
keuangan, pencapaian terbesar yang ingin diwujudkan oleh Telkom adalah position to achieve
60% of industry revenue in 2015, itu artinya Telkom hanya berfokus kepada peningkatan
revenue. Sedangkan diketahui bahwa visi Telkom adalah menjadi perusahaan yang unggul
dalam penyelenggaraan TIME di kawasan regional. Untuk mencapai visi tersebut, tentunya
Telkom harus mampu menjadi market leader dari layanan TIME yang bisa diukur melalui
market share yang bermuara pada maximize shareholder value.
Pada bagian perspektif customer, strategic objective corporate sustainability dengan
pengukuran GCG index dirasa kurang tepat karena strategic objective tersebut lebih tepat
digunakan untuk meningkatkan performa pada perspektif bisnis internal. Oleh karena itu,
diusulkan adanya perspektif baru, yaitu perspektif business partner yang bertujuan untuk
meningkatkan partnership index (antara Telkom dengan suplier, dealer, mitra, dan analis)
untuk tercapainya kerjasama yang saling menguntungkan (win win solution).
Pada bagian perspektif bisnis internal, terdapat usulan untuk menambah strategic objective
develop products and services yang mendukung Telkom dalam mewujudkan visinya menjadi
perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan TIME di kawasan regional. Hal ini sejalan
dengan inisiatif strategi Telkom, yakni berinvestasi di layanan Teknologi Informasi,
berinvestasi di bisnis media dan edutainment, dan berinvestasi pada peluang bisnis wholesale
dan internasional yang strategis. Pada bagian perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,
tentunya dukungan dari human capital saja tidak akan cukup, perlu ada supporting yang kuat
dari information capital dan organization capital. Berikut hubungan antara strategy map dan
strategi perusahaan yang diusulkan.
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
1 Universitas Indonesia
Gambar 1 Usulan Hubungan antara Inisiatif Strategi dan Strategy Map Baru PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Superior position in strategic market segment
Maximize Shareholder Value
Cost effectiveness and asset productivityIncrease revenue
growth Telkom
Internal Business Process
Mitigation Risk
Invest in wholesale
Learning and Growth Creating shared culture
among TELKOM Group
Provide timely effective tool, technology and methodology
OBCE
Creating shared culture among TELKOM Group
Human CapitalInformation Capital Organization Capital
Develop new products and services
Invest in TI
Invest in ME
Enhance business portfolio management
Business Restructuring
TELKOM group synergy
Consolidation, Alliance, & Acquisition
Be good corporate citizen
CSR
GCG
Regulatory Trendsetter & Compliance
Operation & customer management process
Optimizing POTS & Strenghthening BB
Integrate NGNOperation Excellent
Customer
Integrated industry solution
Varies product, services, & solution
choices
Enduring relationship
Excellent cust interface
Competitive price
Ensure QoS & solution with
competitive price
Business Partner Perspektif
Win win partnership
Financial
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
15Universitas Indonesia
Perspective Strategic objective Measurement
Financial F1. Maximize shareholder value Return on equity (ROE)
F2. Superior position in strategic
market segment
Market share
F3. Increase revenue growth
Telkom
Revenue consolidated
Revenue unconsolidated
Revenue business IME
Revenue group business KNS
Revenue group business EWS
Revenue total unit business
F4. Cost effectiveness and asset
productivity
Total asset turn over (TATO)
Cost as percentage of revenue
Customer C1.Integreted industry solution Number of sale and churn’s control
made
Number of services level agreement
(SLA) made
Number of services level guarantee
(SLG) made
C2. Enduring relationship Customer satisfaction index and
customer loyalitas index
C3. Competitive price Price relative to competitor
Business
Partner
B1. To make partner satisfied Partnership Index (Supplier, Dealer,
Partner, and Analyst)
Internal
Business
Process
I1. Develop product and services Number of TI introduction
Number of ME introduction
Number of wholesale introduction
I2. Operation and customer
management process
SOP compliance index
Percentage of deployment CAPEX
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
16Universitas Indonesia
effectiveness
Percentage of business initiatives
effectiveness
I2. Enhance business portfolio
management
Synergy index
Transformation program (Strategic
initiatives index)
I3. Be good corporate citizen Corporate governance perspektif
index (CGPI)
Corporate risk index
PKBL turnover
Percentage of on-time corporate
report
Learning and
Growth
L1. Attract and retain the right
people
Employee satisfaction index (ESI)
L2. Enable the strategy trough
technology platforms
IT readiness index
L3. Build a customer services and
process oriented culture
Organization culture index
Tabel 2 Rangkuman Revisi atas Balanced Scorecard PT Telekomunikasi IndonesiaTbk
5. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka beberapa
kesimpulan yang dapat diambil antara lain:
Telkom mengadopsi teori yang dirumuskan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton
dalam buku terbaru mereka yakni “The Execution Premium”. Telkom menggunakan dan
mengembangkan “The Closed Loop Strategic Management System” dalam melaksanakan
strategi perusahaannya. Sistem ini terdiri dari enam langkah mulai dari langkah develop
strategy, plan strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, serta test
and adapt. Jika ditinjau dari pihak yang terlibat, maka dalam pelaksanaan sistem manajemen
stratejik ini telah melibatkan mulai dari dewan komisaris, dewan direksi, semua manager
divisi dan unit, Direktorat Information Technology Solution and Strategies (ITSS) yang terdiri
atas Divisi Corporate Strategic Planning (CSP), Divisi Strategic Business Developmet (SBD),
dan Divisi Innovation Strategy dan Synergy (ISS), serta Direktorat Human Center and
General Affair (HCGA) yang membawahi Divisi Business Performance Evaluation (BPE).
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
17Universitas Indonesia
Namun, proses ini tidak mempunyai tim khusus yang in charge dari awal sampai akhir
dengan kata lain The Office of Strategy Management (OSM) dari perusahaan ini belum ada.
Terkait dengan balanced scorecard yang diimplementasikan, pada dasarnya balanced
scorecard yang telah dibuat dengan baik mencakup penentuan pengukuran, sampai pada
penentuan owner yang bertanggungjawab atas pengukuran dan inisiatif strategisnya. Terdapat
beberapa kelemahan dalam balanced scorecard Telkom ini misalnya terkait dengan nama
pengukuran yang kurang sesuai. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan agar Telkom
menambah beberapa pengukuran baru misalnya total asset turn over dan technological capital
readiness index. Perusahaan ini melakukan cascading atas balanced scorecard sampai ke
tingkat pekerja, sehingga pekerja mengerti dan memahami bagaimana peran mereka dalam
mencapai target terkait.
6. Saran
Selain kesimpulan, berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat pula dirumuskan beberapa
saran untuk Telkom, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan harus memastikan bahwa langkah-langkah dalam “The Closed Loop Strategic
Management System” dilaksanakan dengan baik misalnya terkait dengan ketersediaan data
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan operational review meetings secara regular, serta
penentuan korelasi dalam langkah test and adapt yang mendukung evaluasi atas strategi
yang dimiliki perusahaan.
2. Perusahaan sebaiknya mempunyai The Office of Strategy Management (OSM) yang
bertanggungjawab terhadap the closed loop strategic management system secara
keseluruhan dari awal pembentukan strategi sampai dengan evaluasi dan usulan atas
strategi baru.
3. Memaksimalkan peran masing-masing anggota dalam pencapaian target measurement
balanced scorecard perusahaan sehingga data akan tersedia ketika diperlukan. Dengan
dibantu tenaga admin data dalam Divisi Business Performance Evaluation dapat
melakukan proses monitoring secara berkala kepada para process owner dari tiap
pelaksanaan inisiatif strategis terkait dengan administrasi data tersebut.
4. Telkom sebaiknya membuat strategy map yang lugas atau mudah dipahami serta
membuat balanced scorecard seperti yang dijelaskan dan diusulkan pada bab IV.
Perusahaan sebaiknya membuat strategy map yang dilengkapi dengan penanda hubungan
antara strategic objectives yang satu dengan yang lain, jika hal tersebut ada, berupa anak
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
18Universitas Indonesia
panah penanda hubungan. Dengan demikian strategy map tersebut akan lebih
komprehensif sebagai panduan implementasi strategi.
KepustakaanAnnual Report PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2011.
Atkinson, Anthony A., et al. (2004). Management Accounting. 4th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice Hall.
Barrett, Richard. (2006). Building A Vision-Guided, Values-Driven Organization. November 23, 2012. http://www.power-projects.com.
Biro Riset LM FEUI. Analisis Industri Telekomunikasi: Masukan bagi Pengelola BUMN. 3 Agustus 2012.
Brewer, Garritson, and Eric W Noreen. (2002). Introduction to Managerial Accounting, 2nd
edition, New York : Mc Graw – Hill.
Broadband is Blossoming Throughout the Region, Digital Life: Communicasia 2010, The Wall Street Journal Asia, 15 June 2010, p.15.
Cariers Widen Nets: Diversify Their Services, Digital Life: Communicasia 2010, The Wall Street Journal Asia, 15 June 2010, p.13-14.
Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. (1999). The Design of Cost Management Sistem, 2nd
edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.
Coulter, Mary. (2002). Strategic Management in Action, 2nd edition. New Jersey: Prentice Hall.
David, F.R. (2009). Strategic Management: Concepts & Cases, 12th edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Drucker, P. (1974). Management: tasks, responsibilities, and practices. New York: Harper & Row.
Eisner, Alan B. & Dave Ketchen. (2009). Strategy: 2008-2009. New York: Mc Graw-Hill.
Glueck, F. William and Lawrence R. Jauch. (1991). Strategic Management and Business policy, Edisi Kedua, terjemahan, Murad dan Henri Sitanggang. Jakarta: Erlangga.
Hadari Nawawi. (2005). Manajemen Strategik, Yogyakarta: Gadjah Mada Pers.
Hendricks, K. et al. (2004). The Balanced Scorecard: To adopt or not to adopt, Invey Business Journal. www.iveybusinessjournal.com.
Hitt, Michael A. et al. (2007). Strategic Management: Competiveness and Globalization (Concept and Cases). 7th edition, USA: Thomson South-Western.
Horngren, Charles T, Gary L Sondem and William O Srraton. (2006). Introduction to Management Accounting. 12th edition., New Jarsery: Prentice Hall, Inc.
James A.F Stoner. (1992). “Managemet”, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013
19Universitas Indonesia
Johanson U. et al. (2006). Balancing dilemmas of the balanced scorecard, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.19 No.6, 2006, pp. 842-857.
Kamilius, Leonardo. (2008). “Perancangan Strategy Map dan Balanced Scorecard sebagai Sistem Manajemen Stratejik: Studi Kasus pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
Kaplan R.S. dan Norton D.P. (2008). The Execution Premium: Linking Strategy to Operations for Competitive Advantage. Boston: Harvard Business School Publishing Corporation.
……………... (2006). Alignment: Using the Balanced Scorecard to Create Corporate Synergies. Harvard Business School Press.
……………... (2004). The Strategy Maps: Converting Intangible Assets into Tangible Outcome. Boston: Harvard Business School Press.
……………... (2001). The Strategy-Focused Organization. Boston: Harvard Business Press. ……………... (1996). The Balanced Scorecard (Translating Strategy into Action). Boston:
Harvard Business School Press.KBR Consulting. (2003). Using Value Chain Analysis. Oktober 10, 2012.
http://www.kbrconsulting.com/methods/value_chain.html. Kotler, Philip and Gary Amstrong. (2004). Principles of Marketing. 10th edition. New
Jarsery: Prentice Hall, Inc,.Miller, Alex & D. Dess, Gregory. (1993) Strategic Management. Internasional Edition.
Singapore: Mc-Graw Hill, Inc,.Morse, Wayne J., James R. Davis and Al L. Hartgraves. (2000). Management Accounting: A
Strategic Approach. Ohio: South-Western Collage Publishing.Mulyadi. (2001) Balanced Scorecard. Salemba Empat: Universitas Gajah Mada.Niven, Paul R. (2002). Balanced Scorecard Step by Step : maximizing Performanced and
Maintaining Result. New York: John Wiley & Sons, Inc.Niven, Paul R. (2005). Balanced Scorecard Diagnostic: Maintaining Maximum Performance.
New York: John Wiley & Sons, Inc.Osada, Takashi. (2002). Sikap Kerja 5S Seri Manajemen Operasi, Jakarta: PPM.Pearce, John A. & Richard Robinson. (2009). Strategic Management Formulation,
Implementation, and Control, 11th edition. Boston: McGrawHill.Peteraf, Matgaret A. (1993). The Cornerstones of Competitive Advantage: A Resource-Based
View. Strategic Management Journal, Vol.14, No.3, pp. 179-191.Secakusuma, Thomas (Juni 1997). Perspektif Proses Internal Bisnis dalam Balanced
Scorecard. Majalah Usahawan, 8-9.
Analisis penerapan..., Vivi Zuryati, FE UI, 2013