Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP HASIL BELAJAR PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS X UPT SMK NEGERI 1 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RAHMATULLAH RASYID
10533 11032 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN 2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : RAHMATULLAH RASYID
Nim : 1053311032 16
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter terhadap Hasil
Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X UPT SMK
Negeri 1 Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Rahmatullah Rasyid
v
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : RAHMATULLAH RASYID
Nim : 10533 11032 16
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter terhadap Hasil
Belajar Pelajaran Siswa Kelas X UPT SMK Negeri 1
Gowa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang
menyusunnya sendiri (tidak dibuat oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini.
4. Apabila perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3 dilanggar, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Rahmatullah Rasyid
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Berjalan lah jangan berlari
Sejatinya kehidupan diceritakan dengan perjalanan bukan pelarian
(RAMA)
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,
Atas keikhlasan waktu dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Rahmatullah Rasyid, 2020. Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter terhadap
Hasil Belajar Pelajaran bahasa Indonesia Siswa Kelas X UPT SMK Negeri 1
Gowa. Skripsi. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I
Muhammad Akhir dan Pembimbing II Andi Paida.
Permasalahan fundamentalis berkenaan riset tersebut ialah apakah ada
pengaruh penerepan pendidikan karakter bagi keluaran menggali ilmu pelajaran
bahasa Indonesia peserta ajar tingkat X UPT SMK Negeri 1 Gowa. Riset tersebut
bertujuan buat mengindentifikasi apakah terdapat pengaruh antara pelaksanaan
pembelajaran kepribadian bagi keluaran menggali ilmu pelajaran bahasa
Indonesia murid strata X UPT SMK Negeri 1 Gowa. Tipe riset ini tercantum
dalam riset kuantitatif. Metode pengambilan informasi dengan memakai interviu,
pemantauan, kuisioner serta pengarsipan. Ilustrasi riset merupakan partisipan ajar
bertingkat X UPT SMK Negeri 1 Gowa berjumlah 35 pelajar. Metode analisis
informasi yang diaplikasikan pada riset tersebut beserta memakai operandi
pengupasan regresi linier simpel SPSS tipe 24. 0 for windows.
Hasil riset menyuguhkan termuat effektivitas pelaksanaan pembelajaran
kepribadian kepada produktivitas menuntut ilmu pelajaran bahasa Indonesia
pelajar bertingkat X SMK Negeri 1 Gowa berbilang 0. 35, yakni dominasi
berawal 0.05. Perihal ini menampilkan sesungguhnya tingkatan pengaruhnya
berbilang 35. 0% serta sisanya berbilang 65.0% dipengaruhi oleh elemen berbeda.
Bersumber pada keluaran riset tersebut sebelumnya, bisa dideterminasikan
Ho disalahkan serta Ha dibenarkan yang sesungguhnya apabila tersimpul
effetivitas penerepan pembelajaran kepribadian bagi keluaran menuntut ilmu
pelajaran bahasa Indonesia murid tingkat X UPT SMK Negeri 1 Gowa.
Kata kunci: pendidikan karakter, hasil belajar, bahasa Indonesia, siswa
viii
KATA PENGANTAR
Allah Swt. Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan
fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai
pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidkan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat mengucapkan kepada Dr. Muhammad Akhir, M.Pd.
Pembimbing I dan Dr. Andi Paida, M.Pd. Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu
menemaniku dengan candanya sejak awal penyusunan Skripsi hingga selesai.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag.,
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., PhD.
ix
ix
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala SMK Negeri 1 Gowa, guru, staf, siswa-siswi UPT SMK Negeri 1 Gowa
dan Ibu Hj. Subaeda selaku guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut telah
memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada kakanda Muhammad
Dahlan, Kakanda Lukman, dan sahabat saya yang ada di Prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia terutama Wahyu, Ical, Anis, Akbar, Rach, Fikar, Arman, Arya, Lisa dan
Rizal atas kebersamaan, suka duka, dan bantuannya kepada penulis. Antara lain
berbagai macam kritikan, masukan, dan amunisi.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, September
2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................................. 8
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 8
B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 29
C. Hipotesis Penelitan ..................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 32
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 33
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33
xi
xi
E. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 34
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 38
G. Uji Coba Instrumen .................................................................................... 40
H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 43
I. Teknik Analisis Data .................................................................................. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 48
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48
B. Pembahasan ................................................................................................ 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 65
A. Simpulan .................................................................................................... 65
B. Saran ........................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 71
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 112
xii
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Poin dan deskripsi poin pendidikan karakter budaya dan karakter bangsa
............................................................................................................................... 19
Tabel 2. Rincian jumlah populasi.......................................................................... 33
Tabel 3. Indikator poin karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia.………... 35
Tabel 4. Skala likert empat alternatif jawaban ...................................................... 38
Tabel 5. Kisi-kisi perangkat penyelidikan ............................................................ 39
Tabel 6. Keluaran tes validitas perangkat ............................................................. 41
Tabel 7. Keluaran tes reliabilitas perangkat .......................................................... 42
Tabel 8. Interpretasi nilai r .................................................................................... 42
Tabel 9. Identifikasi kecondongan skor ................................................................ 45
Tabel 10. Keluaran tes deskriptif variabel pendidikan karakter X dan keluaran
menuntut ilmu bidang studi bahasa Indonesia Y .................................................. 48
Tabel 11. Distribusi kecenderungan variabel pendidikan karakter ....................... 50
Tabel 12. Distribusi kecondongan elastis keluaran menuntut ilmu.bidang studi
bahasa Indonesia. .................................................................................................. 55
Tabel 13. Rangkuman keluaran tes pengujian normalitas .................................... 56
Tabel 14. Rangkuman keluaran pengetesan linieritas ........................................... 57
Tabel 15. Rangkuman keluaran analisis regresi sederhana X terhadap Y ............ 58
xiii
DAFTAR.GAMBAR.
Halaman
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y .................. 33
Gambar 2. Diagram pie cart pendidikan karakter ................................................. 50
Gambar 3. Grafik pie cart keluaran menggali ilmu bidang studi bahasa Indonesia
............................................................................................................................... 55
xiv
DAFTAR.BAGAN
Halaman
Bagan1. Kerangka pikir ........................................................................................ 30
xv
DAFTAR.LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Instrumen Angket ..................................................................... 72
Lampiran 2. Hasil Analisis Deskripsi Program SPSS versi 24.0 for windows ..... 78
Lampiran 3. Rpp Guru Bahasa Indonesia ............................................................. 85
Lampiran 4. Daftar Hadir dan Nilai Siswa Kelas X Kejuruan Usaha Perjalanan
Wisata .................................................................................................................... 89
Lampiran 5. Dokumentasi Nilai-nilai Karakter Siswa Kelas X Kejuruan Usaha
Perjalanan Wisata .................................................................................................. 92
Lampiran 6. Dokumentasi Wawancara Kepala UPT SMK Negeri 1 Gowa dan
Guru Bahasa Indonesia ....................................................................................... 101
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian……………………………………………… 108
1
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran mempunyai kedudukan, yakni betul-betul berarti, secara
khusus menimpa pembelajaran kepribadian. Pengembangan menimpa pengajaran
kepribadian selaku dialog yang gempar dikonferensikan di dalam bentala
pengajaran. Berbincang-bincang perihal pengajaran sungguh tiada hendak suah
tampak ambias. Berjenis-jenis dilema akan dilema karakterteristik personal timbul
seperjalanan seraya pertumbuhan abad, sebagaimana melambung kekejaman di
zona muda, pengaplikasian dialek semakin memburuk, nistanya keseganan kepada
ayah/bunda dan widyaiswara, tabiat binasakan nafsi ibaratnya pengaplikasian
minuman terlarang dan kopulasi. Berserta anggai deteriorasi tabiat semacamnya
yang menepatkan pengajaran negeri ini mestinya menerima atensi distingtif bagus
mulai bapak/ibu, pendidikan, dan pemerintahan. Menukil ujaran William
Kilpatrick menyalami Thomas Lickona (2013:1) menyuarakan:
Permasalahan berfundamen yang terpa perguruan tinggi masa ini
merupakan problem budi pekerti. Permasalahan serupanya berbasiskan melalui
problem budi pekerti. Pun restorasi perguruaan tinggi bertumpu memadai
sebagaimana seharusnya mengedepankan karakter.
Senada ujuran Agus Zainul Fitri (2012:20) karakter yakni kadarisasi
perilaku manusia yang berhubungan dengan Kuasa-Kuasa Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang berwujud dalam pikiran,
2
sikap, perasaan, perkataan, dan tindakan menurut etika-etika agama, peraturan,
tata krama, tradisi dan adat istiadat.
Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diistilahkan
sebagai tabiat, sifat-sifat kejiawan, moral atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain, dan watak.
Bersumber pada pakar dan pengamat pendidikan, penggemblengan budi
pekerti tidaklah sesuatu modern di negeri saat ini, pendidikan karkater telah
menerapkan memakai julukan pendidikan budi pekerti. Walakin peninjauan
sepanjang ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Beraneka rupa komplikasi
moral yang bersinambung tampak tindak-tanduk tidak bernilai karakter.
Demoralisasi terjadi lantara mode penataran condong mengarjakan pendadahan
tata Susila dan perangai setakat teks serta abnormal menyiapkan anak didik akan
menyisipi kehidupan yang paradoksal. Analitis kerangka pendidikan konvensional
di sekolah, penyebab dari demoralisasi bobroknya penddikan karakter ialah
pendidikan di Indonesia kian menitikkan ekspansi tepian ilmu serta psikologis
belaka, sementara dimensi keterampilan nonakademik sebagai konstituen sentral
pendidikan moral diabaikan.
Oleh sebab itu, investigasi di Hard University Amarika Serikat, terbukti
kemanjuan seseorang tak ditetapkan belaka bagi rekognisi serta kesanggupan
operandi hard skill, melainkan kian bagi kecakapan mengelolah nafsi dan pribadi
berlainan soft skill. (Masnur Muslih, 2011:84).
Pelatihan personalitas dapat dipengaruhi banyak oleh banyak hal
diantaranya keluarga, teman, lingkungan, dan bahasa, dan banyak hal lainnya.
3
Salah satu diantarannya yang paling berpengaruh adalah bahasa. Dalam
berkomunikasi bahasa merupakan suatu keharusan dan modal yang mampu
menunjukkan identitas diri. Baik dari situasi formal maaupun non formal. Bahkan
bahasa yang dianggap sebagai budaya berpengaruh besar terhadap pembentukan
karakter. Seseorang mulai mengenal bahasa sejak di lingkungan keluarga,
kemudian berlanjut ke lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini yang
disebutkan dengan lingkungan pendidikan. Namun, pendidikan yang ada di
lingkungan kita belum mampu memberikan nilai lebih sehingga mampu membuat
seseorang menjadi mudah menghadapi masa depannya dengan baik. Sebagaimana
anggapan Thomas Lickona, yang disitasi Mansur Muslih (2011:35), menyatakan
sepuluh pertanda era sepatutnya diprayitna sebab jikalau petunjuk ini telah
terwujud, suatu suku umat akan menuas lembah beredak. Indikasih tersebut ialah,
menjulang kebengisan di zona muda-mudi, pemakaian patois yang memburuk,
dampak golongan berbobot kuat pada tindak kekerasan, melonjak watak
membiaskan diri, seperti pengaplikasian bahan terlarang, minuman keras, serta
seks bebas, kian melindapnya konvensi adab bagus serta etika cendala, menukik
etos gawai, kian pandaknya terai tabik kepada bapak/ibu serta widyaiswara,
merendah terai kewajiban persorangan serta rakyat, membudaya ketidak lurusan
hati, dan saling menaruh syak dan kehasadan antara saksama.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2011:6) menambahkan bahwa
bimbingan watak ialah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
(habituantion) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
4
kadarisasi yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, bimbingan watak
yang baik harus melihatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan
yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action)
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Pemerintah Republik Indonesia, yakni diperkenalkan kepada Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 20 Mei 2011, dalam rangka puncak
memperingati hari Pengajaran Nasional dan hari Kebangkitan Nasional, ujaran
pidato Presiden tersebut (Anonim, 2013) menyajikan:
Aristoteles mengatakan ada dua eminensi atau keampuhan khalayak
yakni disebut humon excellence. Pertama ialah excellence of thonght, keunggulan,
kehebatan, dalam adicita. kedua yakni excellence of character, kehebatan dan
keunggulan dalam karakter. Opini tersebut mengartikan, hakekat ragam eminensi
dan keampuhan khalayak bisa membingkas, disusun, serta dioptimalkan
memintasi pengajaran. Sebab, untuk menilik kepada pengajar, baik konvensional
ataupun nonstereotip.
Tujuan pendidikan yakni untuk penyusunan yang terbentuk dalam
kesatuan esensial subjek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Salah
satu kriteria keberhasilan penggunaan pengajaran karakter yakni hasil belajar para
siswa. Pelatihan personalitas yang diaplikasikan dalam lingkungan
penggemblengan budi pekerti akan mempunyai dampak seketika pada hasil
belajar.
Hasil belajar menampakkan bahwa siswa sudah menjalankan alterasi
seperti, wawasan, kapabilitas, serta takah. Ketercapaian progres pengajaran di
5
sekolah mampu dipandang memakai kriteria performa melampas murid yakni
diamati poin kognitif, sebab faset dievaluasi kepada pamong untuk memandang
penguasan demi barometer perangkuhan hasil penelaah murid. Pamong, yakni
elemen yang lapang dampaknya kepada ketercapaian bimbingan watak di sekolah,
amat sungguh-sungguh mempertimbangkan suksesnya peserta ajar dalam
mengoptimalkan penggemblengan budi pekerti secara utuh. Pamong ialah teladan
elementer, model dan preseden bagi pamong. Oleh sebab itu, bimbingan watak
guru patut mengawali dengan personality supaya dilaksanakannya memuat bagus.
Pamong wajib cakap menyemangati peserta didik, antara lain mengamati pijakan-
pijakan berprofesi cermat bila mempunyai atensi dan perhatian kepada
pencaharian, menyodorkan darma yang terang dan bisa mengarifi,
menganugerahkan penghargaan kepada hasil korve dan performa murid,
menerapkan baksis, dan sanksi secara sasaran dan ideal. Pelaksanaan hal yang
demikan diinginkan terbentuknya peserta didik yang mempunyai adab yang
merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW di duni ini.
Pembelajaran bahasa Indonesia, laksana pembelajaran subtansi segala
tingkatan sekolah. Penulis mengutamakan mata pelajaran bahasa Indonesia sebab
melambangkan esensial mengenai penggodokan karakteristik. Alasan tersebut
mata pelajaran berfungsi sebagaimana cerminan khalayak ketika membebani
kehidupan menjadi santun dalam bertutur kata ketimbang masa lalu. Pelajaran
Bahasa Indonesia juga tak cuma sekedar menjalankan siswa menjadi santun
bertutur kata namun berbudi pekerti. Melewati pembelajaran secara Kerjasama
(kooperatif) diinginkan kapabel menempuh perubahan dalam sikap ataupun
6
mempunyai kepribadian santun hingga lebih baik, sehingga siswa sukses
menempuh pengendalian materi dan penanaman karakteristik yang disebut
sebagai hasil belajar.
Melewati pengajaran karakter diinginkan peserta ajar UPTSMKNegeri
1 Gowa kapabel mengoptimalkan secara gigih untuk mutu kepribadian dan
peserta ajar serta secara mandiri bisa mengaplikasikan pengetahuannya dan
menginternalisasikan poin-poin karakter kepada kehidupan sehari-hari. Senada
fakta hal yang demikian, judul penelitian yang ideal dalam penelitian ini ialah
“Pengaruh penerapan Pendidikan karakter terhadap hasil belajar pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas X UPT SMK Negeri1Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berlandaskan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini, yakni, “apakah ada pengaruh penerapan Pendidikan karakter
terhadap hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X UPT SMK Negeri
1 Gowa?”
C. Tujuan Penelitian
Akan halnya intensi dari penelitian ini ialah menguraikan pengaruh
penerapan pelatihan budi pekerti terhadap hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas X UPT SMK Negeri 1 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun utilitas hendak diperoleh dari penelitian ialah:
7
1. Kemashalatan sintesis
Selaku konseptual hasil peneroka sebagaimana mampu
mengasosiasikan cena bidang perihal pengaruh penerapan pelatihan budi
pekerti terhada hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X UPT
SMK Negeri 1 Gowa.
2. Kemaslahatan pragmatis
Selaku berdaya guna peneroka berfaedah bagi widyaiswara besertakan
aspiran pengkaji diantaranya sebagai berikut:
a. Widyaiswara (guru)
Produktivitasasi peneliti bisa dibuat usulan pada progres dan
pengevaluasian pembibitan watak dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Penyelidikan selanjutnya
Produktivitas kajian sebagai bahan kontemplasi agar memaksimalkan
kajian yang berhubungan.
c. Partisipan ajar (Murid)
Melatih dan mengoptimalkan sikap/karakter siswa dalam aktivitas
pembelajaran. Baik berhubungan dengan pembelajaran di sekolah atau
pengaplikasian dalam lingkungan masyarakat.
8
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian relevan
Penelitian yang relevan bagi penelitian ini ialah sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Mulyani 2016, Prodi Pendidikan
sejarah. Jurnal mengangkat judul “Pengaruh Pendidikan karakter terhadap
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 1
Wonoayu Sidoarjo.
Kedua, peneliti yang dilakukan oleh Arip Alimin 2014. Prodi
Pendidikan Teknik Elektro melakukan penelitian mengangkat judul
“Pengaruh Pendidikan karaker terhadap prestasi belajar mata pelajaran
Produktif siswa Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Idustri SMK
Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu”. Skripsi.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syarifuddin Zuhri
2017 Prodi Pendidikan Agama Islam. Melakukan penelitian mengangkat
judul “Pengaruh Pendidikan karakter terhadap hasil belajar mata pelajaran
Pendidikan islam siswa kelas XI SMA Darussy Syafa’ah Kota Sari
Kecamatan Gajah Kabupaten Lampung Tengah tahun ajaran 2016/2017.
Skripsi.
Bersendikan penelitian relevan di atas. Hal ini menunjukkan
kedudukan persamaan dan perbedaan pada eksplorasi ini, yakni selaras
9
mendeskripsikan pengaruh pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa,
perbedaan eksplorasi ini dengan ekspolari relevan di atas, yakni pupulasi dan
sampel serta sistem analisa data peneliti. Disinilah peneliti mengambil
kesempulan bahwa belum ada yang meneliti pembibitan watak terhadap hasil
belajar pelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian bidang studi Bahasa Indonesia
amat layak untuk diteliti. Sebab Bahasa Indonesia bidang studi memuat poin
karakter, yakni sopan santun bertutur kata murid kepada pamong sehingga
menerima pengaruh optimal dalam mengerjakan Penggodokan karakteristik
terhadap cara kerja pembelajaran.
2. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter ialah kapitalisasi serta ekspansi kuantitas
kepribadian baik bersumber pada kebijakan-kebijakan orang ataupun warga.
Penggodokan karakteristik dimaksud bagaikan ikhtiar secara terencana segala
ukuran aktivitas persekolahan buat menolong pengembangan kepribadian
dengan maksimal. Perihal ini berarti kalau buat menunjang pertumbuhan
pembelajaran.karakter partisipan didik wajib melihatkan segala konstituen
persekolahan guna meliputi segi muatan kurikulum, operasi pendidikan, mutu
ikatan, penindakan mata pelajaran, penerapan, pelaksanaan kurikulum dan
segala area sekolah. Penggodokan karakteristik ialah upaya mendidik
partisipan didik supaya mempunyai uraian efektif sehingga sanggup
bertingkah laku produktif cocok dengan aturan berlaku. Penggemblengan
budi pekerti menciptakan persona yang bisa mencetuskan dekrit serta
mempertanggu jawabkan tiap keputusan yang diambil( Azzet, 2011: 15- 16).
10
Bagi David Elkind& Freddy Sweet( 2004) Penggodokan
karakteristik merupakan usaha terencana (siuman) buat menolong manusia
menguasai, hirau tentang, serta menyelenggarakan poin-poin etika esensi.
pemeliharaan tempramen bagi Williams&Schaps: ialah bagaikan daya
percobaan bagi para petugas pendidikan, apalagi telah dicobakan beriringan
bapak/ibu serta elemen masyrakat, buat menolong kanak- kanak serta anak
muda hendak jadi ataupun mempunyai watak hirau, berpendirian, serta
bertanggung jawab.
Pembelajaran kepribadian yakni proses pemberiaan tuntunan
partisipan/ anak didik supaya jadi sosok sepenuhnya berkarakter internal
ukuran hati, piker, jasmani, dan terai serta karsa. Partisipan pelajar
mengupayakan mempunyai kepribadian elok meliputi andal, bertanggung
jawab, pintar, hirau, serta inventif. Kepribadian demikian diuapayakan jadi
karakter utuh, mencerminkan keselarasan serta keteraturan olah hati, piker,
jasmani, berhati serta niat (Kemendiknas, 2010).
Sketsa personal berkembang secara afirmatif hendak berkonstruktif
korelasi yang berguna kepada insan sekelilingnya. Bila ia sanggup
menegakkan faset sosial afeksi lewat konsepsi pribadi absolut, ia hendak
gampang mencapai kemampuan, berpendirian, serta dominasi diri.
Kebalikannya, bila bani tak sanggup meningkatkan konsepsi jiwanya hingga
baik, dia hendak menginvasi kepada pemikiran seseorang, senantiasa merasa
minim percaya diri, kekhawatiran, serta tak mandiri (Faizah, 2010: 39). Oleh
sebab itu, konsep diri yang positif hendak meningkatkan kepribadian baik
11
untuk tiap anak. Kebalikannya, konsep diri yang negative hendak
meningkatkan kepribadian anak yang kurang baik.
Bersumber pada pemikiran sebagian pakar di atas menimpa definisi
pendidikan.kerakter, hingga bisa ditarik kesimpulan kalau pemeliharaan
tempramen berupaya buat menanamkan serta meningkatkan nilai kepribadian.
Tujuan pemeliharaan tempramen ialah mempunyai sikap yang cocok melalui
asas guna partisipan pelajar bisa disambut dalam area warga. Tidak hanya itu,
bersumber pada pemikiran pakar yang sudah menyebutkan penjelasan terkait
pemeliharaan tempramen, yakni pemeliharaan tempramen membagikan
peneguhan serta ekspansi mental supaya murid sanggup menuntaskan
permasalahan di hadapi dan dipertanggungjawabkan permasalahan tersebut.
3. Tujuan pendidikan karakter
Pemeliharaan tempramen berhaluan buat menegakkan poin-poin
dalam personal murid, akibatnya sanggup mempunyai budi pekerti dan utuh,
terpadu, serta balance. Partisipan didik yang mempunyai budi pekerti hendak
memakai pengetahuan keahlian, serta emosionalnya dalam menuntaskan
permasalahan yang dialami (Asmani, 2011: 42- 43). Tujuan pemeliharaan
tempramen dalam pembelajaran resmi ialah memantapkan serta
meningkatkan skala kehidupan diperkirakan berarti membetulkan sikap murid
diperkirakan tak cocok skala kehidupan (Kesuma dkk, 2011: 137).
Menilik ujaran Wahyuni, dkk(2012: 4). Tujuan pemeliharaan
tempramen merupakan meningkatkan kemampuan secara partisipan didik
bagaikan manusia serta masyarakat negeri yang mempunyai nilai karakter,
12
meningkatkan nilai- nilai kemanusiaan berkesinambunagn poin-poin karakter
yang valid, mencangkokkan psike kemimpinan serta bertanggung jawab
berartian menyiapkan keturunan penyambung bangsa, menjadikan partisipan
pelajar swapraja, inventif, berwawasam, nasionalisme, serta meningkatkan
area persekolahan bagaikan area menuntut ilmu yang nyaman, kredibel,
artistik, dan berkawan. Bagi Amri, dkk (011: 5- 6). Pembelajaran
kepribadian di sekolah berhaluan buat menolong partisipan didik guna
menguasai skala sikap insan berhubungan dengan Tuhan, personal,
berkelompok, area, serta nasionalisme, keadaan batin, perilaku, cakap, serta
tindakan sesuai asas-asas dan leluri.
Bersumber pada komentar pakar di atas, hingga bisa disimpulkan
jika pembibitan budi pekerti dalam pembelajaran resmi berhaluan buat
menanamkan serta meningkatkan elemen-elemen karakter supaya partisipan
pelajar mempunyai perangai. Perangai terkandung hendak dipakai partisipan
pelajar guna membongkar permasalahan dialami.
4. Prinsip-prinsip pendidikan karakter
Pemberadapan personalitas dipersekolahan bakal terealisasi dengan
efektif, Jikalau pengajar pada realisasinya memperhatikan beberapa prinsip
pendidikan karakter. Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 35)
memberikan rekomendasi 11 prinsip buat mewujudkan pendidikan karakter
menuju efektif yang tertera:
1. Mempromosikan poin-poin dasar etika menjadi basis karakter.
13
2. Mengindetifikasi karakter secara komprehensif agar meliputi pemikiran,
perasaan, serta sikap.
3. Memakai pendekatan yang tajam, agresif dan efektif buat membentuk
karakter.
4. Membangun komunitas sekolah yang memiliki kepedualian.
5. Memberi kesempatan pada siswa buat menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna serta menyunting
yang menghargai seluruh siswa, menciptakan karakter partisipan,
mengakomodasi partisipan pelajar sukses.
7. mengupayakan pengembangan katalis jiwa kepada siswa.
8. Memperankan segenap pegawai persekolahan menjadi peguyuban
kesusilaan yang banyak sekali bertanggung jawab buat penetaran watak
serta teguh pada poin dasar yang sepadan.
9. Mewujudkan penggolongan kepemimpinan etiket dan patronasi
eksiklopedis pada konstruktif rintisan penggemblengan budi pekerti.
10. Memperankan marga serta populasi warga menjadi kolega atas upaya
memupuk karakter.
11. Menyigi karakter persekolahan peranan pegawai persekolahan menjadi
pamong pengajar karakter, menifestasi karakter definit pada deyut peserta
pelajar.
Sedemikian Budimansyah (2010: 68), beranggapan jika
penggemblengan budi pekerti pada persekolahan justru perlunya ekspansi
menggunakan bersendikan dictum-diktum yang tertera:
14
1. Pengedukasian tabiat persekolahan wajib melaksanakan secara
berkepanjangan (kontinuitas). Hal kemudian menjadi menyimpan
interpretasi jika reaksi peningkatan poin-poin karakter artinya memiliki
reaksi yang berjenjang, semenjak murid memasuki persekolahan sampai
murid lulus sekolah disuatu unit pendidikan.
2. Pengedukasian tabiat seyogianya mengelaborisakan kepada seluruh bidang
studi (unifikasi). Pembenahan karakter spesies di berlakukan dengan
pengelaborasian setiap bidang studi, sebagai akibatnya segenap bidang
studi berorientasi peningkatan poin-poin karakter tertera. Eskalasi poin-
poin karakter mampu dilaksanakan menggunakan lewat ekspansi diri baik
mencuaikan penyuluhan juga aktivitas ekstrakurikuler, mirip penggiat
kepramukaan dan seperti halnya.
3. Kodratnya poin-poin karakter tak digasak dalam format rekognisi,
andaikata perihal tersebut melebur kedalam bidang studi. Melainkan
jikalau formasi bidang studi religi (menyimpan advis) alkisah tentu
bimbingan menggunakan mode, keilmuan (knowing), mengerjakan
(doing), dan alhasil menggalibkan (habit).
4. Operasi pendidikan melakukan peserta ajar dengan model hidup (active
learning), dan mengasyikkan (enjoy full learing). operasi membagikan jika
prosedur penggemblengan budi pekerti diperankan oleh murid tidak bagi
pengajar. Sekalipun pamong mengimplementasikan pedoman “Tut Wuri
Handayani” kedalam segenap sikap yang diacungkan bagi religi.
15
Berasaskan falsafah di atas bahwa determniasinya, yakni
mengupayakan yang wajib memberlakukan persekolah seraya mengekspansi
serta melengkungkan kepribadian poin absolut dan sekaligus menyungguhkan
poin-poin karakter tertera yang kelak menjelma anteseden bimbingan watak
dengan mengekalkan penghampiran, contoh, serta seni manajemen bimbingan
watak yang hendak implementasikan unit pendidikan. Sebagaimana bimbingan
watak wajib melaksanakan upaya terus-menerus serta mengimplikasikan
segenap pihak persekolah demi menakhlikkan situasi penyokong penjadian
karakter asifikasi kurikulum berpangkal penggemblengan budi pekerti,
mengaitkan sisi dinasti serta wangsa, dan diberlakukan pertimbangan bertahap
buat memajukan keefektifan serta keefesiensi bimbingan watak pada unit
pendidikan. penggemblengan budi pekerti ampuh, dijangkau pada domain
persekolahan mengharuskan segenap partisipan ajar membagikan kesanggupan
iat buat gapai intensi amat substansial.
5. Jenis-jenis pendidikan karakter
Bersumber pada Yahya Khan, D (2010: 3) mengemukakan, terdapat
empat jenis bimbingan watak serta diimplementasikan kedalam mode edukasi,
yaitu:
1. Pemberadapan personalitas berasas religius
Pemberadapan personalitas berasas religius ialah aplikasi serta
pembentukan karakter seorang sesuai di kepercayaan masing-masing idividu.
Agama tadi bersumber asal aturan kepercayaan dibenarkan tiap-tiap personal.
Tiap kepercayaan mempunyai preskripsi distingtif menggariskan anteknya
16
buat bisa mempunyai sigap-sigap yang arif supaya bisa mengenyam jiwanya
secara terorganisir.
2. Pemberadapan personalitas berasas rasam
Pemberadapan personalitas berasas rasam umumnya berdasarkan
limitasi wilayah terkategoris. Hal demikian berona tabiat, pancasila, tinjauan
kesusastraan, keacuan pertokohan sejarawan, dan perintis ras. Tiap-tiap
teritori eksklusif menyandang poin rasam tak sinkron. Pembibitan watak
melihat atas sketsa harkat budaya kampung tiap-tiapnya.
3. Pemberadapan personalitas berlandas mandala
Pemberadapan personalitas berlandas mandala condong terarah di
pendidikan bertempramen geografi. Maksudnya bergantung prasyarat dari
georafisnya.
4. Pemberadapan personalitas berlandas kapasitas nafsi
Pemberadapan personalitas berlandas kapasitas nafsi, yaitu pendidikan
siasati pembentukan watak personality seorang, akibat reaksi pencerahan
pemberkutikan kapasitas seorang untuk dihadapkan buat menaikkan kuantitas
diri.
Sesuai varietas bimbingan watak yang suah dituturkan alkisah bisa
dikonklusikan jikalau bimbingan watak yaitu kekuatan yang didesain serta
dijalankan ala metodis buat menegakkan harkat sikap partisipan ajar yang
berafiliasi bagi dewa Yang Maha Agung, personal, sesama khalayak, jagat,
serta kebanggaan yang tampak pada mantik, perilaku, pancaindra, ketuturan,
dan tindakan sesuai istiadat-istiadat religi, aturan, kesusilaan, rasam dan norma
17
etiket. Pelatihan kepribadian berisi membuat khuluk partisipan ajar mesti
habituasi supaya segenap kesanggupan siswa bisa tereksplore, dan pada teknis
pengimplikasian poin-poin karakter tadi patut kelanjutkan.
6. Nilai-nilai karakter
Nilai-nilai karakter membiak terhadap pendidikan absah mencakup
harkat kredibelan, bertanggung jawab, kontributif, kepatuhan, gawai alot,
beriktikad nafsi, wirausahawan, artistik, sensibel, inovati, swapraja, kemelitan,
cerita ilmu, beradab, tolerin, demokratisasi, serta nasionalisme (Asmani, 2011:
36-41). Harkat pembibitan tabiat pada persekolahan tingkat pertama
berdasarkan (Zuriah, 2011: 243-244) memayungi poin ketuhanan, taat kepada
ajaran, agama , beriktikad nafsi, ketaatan, pekerja keras, bertanggung jawab,
terus terang, imajinatif, kuriositas, pemurah hati, kegotongroyongan,
setiakawan, khidmat, patut, amanah, serta mampun memperhatikan
kepribadian. Meneladankan Amri, dkk. (2011:lima), bertopang di karakter
motif insan yang meraup harkat kesusilaan mondial dan berpangkal harkat
religi. Yakni, harkat filantropi kepada dewa, bertanggung jawab, kredibilitisasi,
takzim, keadaban, penyayang, hisab, kerja sama, berpendirian, inventif,
kegigihan, kesamarataan, kepimimpinan, lembut kalbu, pemaafan serta
nasionalismesasi. harkat mendasar karakter insan tadi bisa bersekar sebagai
kian berjebah lagi atau kian semampai sinkron dengan hajat, syarat, serta area
persekolahan.
Selanjutnya rangkaian sempilan pilar poin-poin karakter beralaskan leluhur
mondial, yakni:
18
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.
2. Kemandirian/tanggung jawab.
3. Kejujuran/amanah diplomatis.
4. Hormat/santun.
5. Dermawan,suka tolong menolong serta gotong.royong/kerjasama.
6. Percaya diri/pekerjakeras.
7. Kepimimpinan/keadilan.
8. Baik/rendah hati.
9. Toleransi, kedamaian/kesatuan.
Kesembilan poin-poin karakter itu, perlu ditanamkan dalam.pendidikan
holistic dengan memakai metode knowing the good, feeling the good, dan
action the good. Hal tadi diharapkan agar anak mampu tahu,
merasakan/menyayangi dan sekaligus melaksanakan poin-poin kebijakan. bisa
dimengerti, jika penyebab ketidakmampuan seorang buat berperilaku baik,
walaupun secara kognitif anak mengetahui, karena anak tidak berlatih atau
terjadi pembiasaan buat melakukan kebijakan.
Sedangkan komentar Kemendiknas (2010), poin-poin yg dikembangkan
pada pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi asal asal-asal
berikut adalah:
1. Agama
Rakyat Indonesia ialah masyarakat beragama. karena itu, kehidupan
individu, warga, serta bangsa selalu didasari di ajaran kepercayaan serta
kepercayaan . Secara politisi, kehidupan kenegaraan pun didasari pada poin-
19
poin yang berasal dari agama. Atas dasar perhitungan itu, maka poin-poin
pendidikan budaya serta karakter bangsa wajib dilakukan pada poin-poin dan
kaidah yang berasal berasal kepercayaan
2. Pancasila
Negeara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila
terdapat pada pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-
pasal yang terdapat dalam UUD 1945. merupakan, poin-poin yang terkandung
pada pancasila menjadi poin-poin yang mengatur kehidupan politik, hukum,
ekonomi, kemasyarakatan, budaya, serta seni. Pendidikan budaya serta karakter
bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi masyarakat negara yang lebih
baik, yaitu masyarakat negara yang mempunyai kemampuan, kemauan, dan
menerapkan harkat pancasila dalam kehidupannya menjadi rakyat negara.
3. Budaya
Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hayati
bermasyarakat yang tidak didasari sang harkat budaya yang diakui rakyat itu.
harkat budaya itu dijadikan dasar pada hadiah makna terhadap suatu konsep
dan arti pada berkomunikasi antar anggota rakyat itu. Posisi budaya yang
demikian penting pada kehidupan warga mengharuskan budaya sebagai asal
nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa.
4. Tujuan pendidikan nasional
Menjadi rumusan kualitas yang wajib dimiliki setiap rakyat negara
Indonesia, dikembangkan oleh aneka macam satuan pendidikan diberbagai
20
jenjang serta jalur. Tujuan pendidikan nasional artinya sumber yang paling
operasional dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa.
berdasarkan keempat sumber poin tersebut sebelumnya, terindetifikasi
sejumlah nilai buat pendidikan budaya serta karakter bangsa menjadi ini dia:
Tabulasi 1. Poin dan deskripsi poin pendidikan karakter budaya dan karakter
bangsa
No Nilai Karakter Deskripsi
1 Religius Sikap perilaku yang penuh dalam melaksanakan
ajaran Agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah Agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
21
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokrasi Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10 Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
22
11 Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
12 Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat dan
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain.
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.
23
16 Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber dari Kemendiknas BPPPK, (Jakarta: 2010)
7. Mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Aplikasi progres pembelajaran sebagai komponen yang sangat
penting pada mewujudkan kualitas output pendidikan. Oleh karena itu,
pelaksanan proses pembelajaran wajib dilaksanakan secara sempurna ideal
serta proporsional. Pada pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan membuka
hingga menutup pelajaran pelajaran, yang terbagi sebagai kegiatan
24
pendahuluan, kegiatan inti serta aktivitas penutup. mode penataran perangai
mengupayakan menghaki kewenangan pada fase memuaskan serta menggubris
ciri penyampaian kewenangan pengetahuan merupakan konteks bersifat tandas
(mastery). Kesigapan serebral dan psikomotorik artinya kepiawaian aneksasi
konten yang bisa memahirkan. Sedemikian takah artinya kesigapan serebral
konten yang makin alot disekarkan serta memprioritaskan mode edukasi yang
tak pribadi (Uji Publik Kurikulum, 2012: 5-6).
Bagaimana seseorang pengajar berperan dalam membiasakan poin-
poin tersebut melalui aktivitas pembelajaran adalah poin penting pada
implementasi pendidikan.karakter.pada pembelajaran. pengajar mengupayakan
poin-poin yang telah tertuang pada kurikulum tersebut agar mendorong peserta
didik buat menjadikannya menjadi suatu pembelajaran dan tidak merasakannya
menjadi sebuah beban.
Pada kurikulum 2013 pengimplementasian nilai-nilai pendidikan
karakter setiap mata pelajaran bisa dilakukan menggunakan mengingtegrasikan
poin-poin pembelajaran kepribadian pada kompetensi inti (KI) serta
kompetensi dasar (KD). Selanjutnya kompetensi dasar yang bisa diintegrasikan
menggunakan poin-poin pengembangan kepribadian tadi dikembangkan pada
Rencana Pembelajaran (RPP). pengajar berperan pada mengintegrasikan serta
berbagi poin-poin karakter ke dalam proses pembelajaran yang menyenangkan
dan bisa diterima siswa sesuai dengan kurikulum.
Hubungan pembelajaran kepribadian dengan bidang studi bahasa
Indonesia yakni, tutur cakap mencerminkan nasionalisasi. serupaitu kira-kira
25
ilustrasi bagaimana hubungan bahasa menggunakan bimbingan watak. Tutur
cakap notabene gawai korespondesi menyandang akibat yang akbar bagian
sikap insan. Hal tersebutlah menyakini tiap narasi yang dilontarkan basyar
memiliki kriteria idiosinkratis.
Korelasi pendadahan karakter menggunakan pembelajaran Bahasa
Indonesia, yakni sangat penting. Demikian lantaran antara keduanya
memegang keterkaitan. pada tepi lain Bahasa Indonesia mengantongi peranan
prinsipil ialah bahasa mengantongi fungsional serupa peranti korespodensi
pada banyak sekali konteks, baik koneksi ala catat juga verbal. Sedemikian
pula beroleh ditinjau berasal pengosumsian sandi laras pada warga akademik
yang bisa memerankan penyusunan karya ilmiah. Demikian pula korespodensi
verbal bisa dijejaki entitas pada saat civitasasi akademiksasi menyampaikan
gatra pada kaliber lewat formalisasi.
Berkaitan menggunakan operasional pendedahan seseorang pamong
bisa memafhumi karakter maupun jatidiri partisipan ajar melalui tutur cakap
yang diaktualisasikan di waktu berkotaksasi baik inter maupun ekstern.
Operasasi penataran seorang pendidik memeroleh guna menyelami bonafide,
kapabilitas intelek, keadaban serta karakter berasal partisipan ajar bisa ketahui
asal tutur cakap, aktualisasi diri, wacana efektifisasi, dan penggayaan
penyampaian yang diaktulisasikan di waktu berkontaksasi, baik serta
pamongnya, sejawaytnya, juga bani berlainan lain. Bahasa yang dihuyungkan
seraya berinteraksisasi kemari mampu verbal/goresan pena.
26
Pendidikan karakter menggunakan progress pembelajaran bahasa
Indonesia mempunyai korelasi dengan yang lain. bimbingan personalitas
terkandung pada prosedur pendedahan bahasa Indonesia. Pada penataran
bahasa Indonesia menuaikan ponten bimbingan personalitas diantaranya
sportifan, cedikiawan, bermoralisasi, serta irasional. Pembelajaran tabiat
artinya galat suatu kuasa intens modernisasi kosmos pendidikan. berdominan
pengaruhnya penanaman karakeristik di anak diaggap menjadi peri kardinal.
keadaan demikian mengisyaratkan bahwasnya mutu pendidikan siswa sangat
krusial sungguh-sungguh mengintensifkan.
8. Hasil belajar
a. Penafsiran desain menuntut ilmu
Abdurrahman berujar sesungguhnya desain menimbah ilmu ialah
keterampilan yang termuat partisipan ajar selama pengalaman menimbah
ilmu, partisipan ajar yang mahardika sewaktu menggali ilmu demikian pula
ketercapaian tujuan pendidikan tertampak. Produktifitas belajar
mencorakkan kepiawaian diperoleh murid selepas reaksasi pembelajaran
beroperasasi, dan akan membekali siswa dengan peningkatan perilaku, baik
informasi, pemahaman, perilaku maupun keterampilan, hingganya laksana
lebih teroganisir ketimbang mula-mulanya.
Penanda ketercapaiannya ataupun kegagalan sesuatu pendidikan,
yakni pada memandang kesudahannya menimbah ilmu yang diperoleh
partisipan ajar. Bisa dimengerti kalau yang diartikan dengan produktivitas
penggalian ilmu ialah sesuatu reaksasi buat memandang sepanjanga
27
manakala partisipan ajar bisa memahami pendidikan sehabis menjajaki
aktivitas belajar mengajar, ataupun keberhasilan yang dicapai seseorang
partisipan didik sehabis menjajaki aktivitas pendidikan yang diisyarati
dengan wujud angka, huruf, ataupun simbol berdefinit yang sependirian
bagi bidang eksekutor pembelajaran.
Mengenai sintesis di atas perihal penafsiran hasil belajar. bahwasanya
hasil belajar yang diartikan seraya penelitiaan ini merupakan
produktivitasasi mencari ilmu (pergantian tindak-tanduk, serebral, efisien,
serta kefasihan motorik).
b. Effectivitas berdampak keluaran menuntut ilmu
Kemakmuran atau kekecewaan partikelir intern menimbah ilmu
penyebabnya berbagai komponen yang mendampaki produktivitasasi
belajar, antara lain bermula-mula kepada partisipan ajar yang menimbah
ilmu (variabel dalam) dan (unsur luar).
Menurut Slameto, variabel mendampakki produktivitas menuntut
ilmu ialah:
1. Variabel internalisasi:
a) Variabel rohanisasi
b) Variabel mentalis
2. Variabel ekstanalisasi:
a) Marga
b) Persekolahan
c) Komunitas sosial
28
Sementara itu secara keseluruhan, komponen dalam dan elemen luar
merupakan penyebab yang menakluki siklus dan pelaksanaan pembelajaran
murid.
1. Komponen dalam
a) Variabel fisiologis; kesejahteraan dan kebugaran aktual, misalnya,
lima kondisi sentuhan, terutama penglihatan dan pendengaran aktual,
dan lima
b) Variabel mental, misalnya, seperti keinginan, kemampuan, kecerdasan,
motivasi dan pemahaman keterampilan kognitif, memori, penalaran,
dan keterampilan penting informasi.
2. Elemen luar
a) Variabel lingkungan sekolah
Variabel-variabel tersebut dibagi menjadikan berganda, variabel
berlatarbelakang kosmos, seperti temperatur, berkelembapan, termin (fajar,
tengah hari, petang), lokasi kelembagaan, dan serupanya. Variable
biologisasi seperti insan dan sosiologi.
b) Variabel instrumental
Faktor instrumental, misalnya gedung ruang belajar atau
perlengkapan aktual, proposal dan materi pembelajaran, media
pembelajaran, siswa, program atau topik pendidikan, dan metode
pembelajaran.
Tingkat pelajar yang menerima hasil dari beberapa dampak, baik luar
maupun dalam yang ada. Komponen-komponen tersebut secara signifikan
29
mempengaruhi aktivitas pencapaian hasil belajar siswa dan dapat mendorong
penyajian senam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Kerangka Pikir
Bimbingan personalitas adalah upaya untuk menunjukkan kepada bumi
putri kedalam aktivitasasi partisipan ajar guna menggunakan penilaian yang tepat
dan melatih mereka, dengan tujuan agar mereka dapat membuat komitmen positif
terhadap keadaan mereka saat ini. Pembelajaran karakter berperan penting dalam
pengembangan kapasitas belajar siswa, sehingga pelaksanaan pelatihan karakter
berpengaruh berkenaan keproduktifan menimbah ilmu studen Bahasa Indonesia
UPT SMK Negeri 1 Gowa kelas X.
Dalam setiap mata pelajaran, siklus pembelajaran dikaitkan dengan
standar nilai yang harus dibingkai dan dihubungkan dengan pengaturan kehidupan
sehari-hari. Secara praktis, pertemuan pembelajaran dimaksudkan untuk membuat
siswa menjadi fokus pada keterampilan materi, membuat siswa sadar/peduli,
untuk menjalani kualitas dan aktivitas. Pembelajaran siswa ini sangat
memperhatikan konsistensi pembelajaran karakter dengan mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Dampak menuntut ilmu prioritas siswa-siwi. Hasil menimbah ilmu
hendaknya tidaklah dilepaskan melalui praktik penguatan pelatihan karakter.
Karena belajar adalah sebuah siklus, sedangkan pengambilan keuntungan diukur
dengan instruksi karakter. Pemanfaatan pelatihan karakter dalam hasil belajar
berdampak signifikan terhadap semangat belajar siswa. Pencapaian siswa dalam
30
pelatihan karakter bergantung pada siklus belajar yang dialaminya. Untuk
kehalusan tambahan, struktur untuk eksplorasi ini dapat ditemukan pada garis
besar segmen di bawah ini.
C. Hipotesis
Untuk memberi jalan bagi tujuan yang telah ditarik, maka perlu
direncanakan suatu teori yang bergantung pada struktur penalaran yang
Proses Pembelajaran
Temuan
Pelaksanaan Hasil Belajar
Pendidikan Karakter
Bagan 1. Kerangka Pikir
31
menyertainya: apabila .pendidikan.karakter. diaktualisasikan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, maka pada saat itu terdapat dampak pada efek samping kepada
artifisial penuntutan ilmu pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X UPT SMK
Negeri 1 Gowa.
32
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini ialah berjenis kuantitatif. Bentuk analisis berupa
menunggangi deskriptif kuantitatif, sebabnya eksplorasasi ini ingin memperoleh
gambaran dan interpretasi berdasarkan data yang diperoleh tentang ada tidaknya
pengaruh penerapan bimbingan kepribadian pada penuntut ilmu kelas X Usaha
Perjalanan Wisata memayungi poin-poin karakter berkembang. Itu terjadi pada
operasisasi pembelajaran. Analisis deskriptif kuantitatif tidak memanipulasi
variabel tetapi menjelaskan situasi sebagaimana adanya dan menafsirkannya.
Evidensi dikumpulkan tiap-tiap analisis terdiri terjalin evidensi akan diperoleh
berpangkal skedul introgasi berupa catatan tentang pengaruh temuan, wawancara,
dan dokumentasi.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang membutuhkan adalah variabel yang ditemukan dalam
penyelidikan ini. Variabel otonom sering disebut sebagai variabel peningkatan,
penanda, dan titik acuan, sedangkan variabel hasil, standar, dan selanjutnya sering
disebut sebagai variabel terikat.
Variabel otonom (bebas) penerapan pendidikan karakter kebalikannya
variable terikat hasil pembelajaran bahasa Indonesia. Afiliasi penyeling variabel
bebas dan variable terikat dilihat ala Gambar 1 yang tertera:
33
Gambar. 1..Hubungan.antara.variabel.bebas.X.dan.variabel.terikat.Y.
Penjelasan:
X :Pendidikan karakter
Y :Hasil belajar pelajaran bahasa Indonesia
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gowa beralamat di Kabupaten
Gowa Kecamatan Bajeng Kelurahan Kalabajeng, Jln. Pramuka No. 3 Limbung.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus – 21 September
2020.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian berikut ialah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1
Gowa bervolume 210 partisipan pelajar. Yakni, siswa terbagi beberapa status
berserta menjadi populasi dalam penelitian ini sendiri. Informasi kuantitas
populasi berikut tertangkap pada tabulasi 2:
Tabulasi. 2. Rincian jumlah populasi
No Jurusan Kelas Jumlah Siswa
1 Akuntansi X 35
34
2 Bisnis Daring Pemasaran X 35
3 Perkantoran X 35
4 Teknik Komputer dan Jaringan X 35
5 Tekni Audio Video X 35
6 Usaha Perjanalan Wisata X 35
Jumlah 210
2. Sampel
Sampel yang hendak dijangkau samadengan 20% atas populasi saat ini.
Jumlah penduduk 210 siswa adalah 20%, khususnya 35 siswa.
3. Operandi penentuan sampel
Terkait analisis berikut, prosedurisasi pengambilan sampel menggunkan
ialah menilai kuantitasasi sampel akan digunakan. 20 persen seraya mutlak
populasi melambangkan sampel akan diterimakan, yaitu 210, berhingga 20/
100x 210 = 33,2 menyusaikan menjadikan 35. Demikian pula 35 partisipan
pelajar bagian sampel akan dijangkau penelitian.
E. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable ialah membantu suatu konsep menjadi lebih
jelas, sehingga diperlukan ukuran bermula bertiap-tiap peubah penelitian senada
definisi operasional. Selanjutnya ialah rumusan makna organisasi masing-masing
elemen.
35
1. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter penting untuk upaya membangun kualitas SDM
Indonesia. Kemajuan aset manusia ialah sesuatu esensial, tiada sangat-sangat
urgensial seraya peningkatan heterogen bidang. pelatihan personalitas
bertujuan untuk menemukan harga diri. Pembangunan kualitas dipercaya
akan menunjukkan aktivitas masyarakat yang rukun dan menjaga kualitas
Pancasila.
Jenis informasi pada variabel ini adalah peregangan. Faktor estimasi
menggunakan instrumen survei. Estimasi dari variabel ini merupakan
penanda sebagai nilai profesional atau karakter kerja yang diambil dari nilai
karakter baru dari pembelajaran pendidikan umum sekolah. Poin-poin
personalitas ialah: religius, jujur, gemar membaca, disiplin, bersahabat
komunikatif. Hal tersebut akan tercipta sebagai penanda pemanfaatan estetika
karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang telah tertera:
Tabulasi 3 Indikator poin karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Nilai Karakter Deskripsi Indikator
Religius Sikap perilaku yang penuh
dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya.
1. Mengikuti pelaksanaan
ritual agama yang
dianut.
2. Mengucapkan salam
ketika bertemu dengan
orang lain.
3. Mengikuti ritual agama
36
pada saat memulai
proses pembelajaran
dimulai.
4. Rukun kepada kedua
orang tua.
Jujur Perilaku yang berdasarkan
pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tidakan,
dan pekerjaan.
1. Kejujuran
berkomunikasi.
2. Tindakan untuk berlaku
jujur saat belajar.
3. Tindakan untuk berlaku
jujur saat meminjam
alat/benda teman
kelasnya.
Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan
waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi
dirinya.
1. Tingkat kesenangan
mengoleksi buku buku.
2. Mampu menyediakan
waktu untuk membaca
buku.
3. Kegemaran membaca
buku.
Disiplin Tindakanyang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan
1. Mengumpulkan tugas
denga tepat waktu.
2. Mengikuti aturan tata
37
peraturan tertib sekolah.
3. Kegiatan yang menguji
tingkat kerapian
seseorang
Bersahabat
Komunikatif
Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan
berkerja sama dengan orang
lain.
1. Santun dalam
berkomunikasi.
2. Mampu berkosenterasi
dalam menyimak.
3. Kerja sama dalam
berkelompok.
2. Hasil belajar pelajaran bahasa Indonesia
Konsekuensi pembelajaran bahasa Indonesia diperoleh dari latihan
pembelajaran yang dilakukan kepada pengajar terhadap siswa dengan tata
cara kapasitas dominasi murid kepada bidang studi demikian diberikan ala
prinsip kendatipun pengaplikasian. Untuk situasi ini, peneroka memucuk
taksiran normal tes setiap hari ke kelas X Usaha Perjalanan Wisata pada
tahun ajaran 2020/2021 UPT SMK Negeri 1 Gowa.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kelas X Usaha Perjalanan
Wisata termasuk, siswa dapat mengenali sebagai tugas yang diberikan kepada
pendidik dan kemudian diperkenalkan secara lisan atau direkam sebagai hard
copy dan memahami iklim siswa. Konsekuensi dari persepsi bergantung pada
terjemahan baik lisan maupun tulisan dengan nilai karakter, religius, jujur,
disiplin, gemar membaca, dan bersahabat komunikatif.
38
F. Insturmen Penelitian
Obervasi, interviu, angket, pengarsipan didalam penelitian ialah perangkat
serta kantor digunakan kepada segenap peneliti saat memobilisasi informasi untuk
membuat aktivitasasi menjadi kian sederhana serta dengan hasil yang bagus. Jajak
pendapat diperkenalkan sebagai proporsi likert berserta empat balasan elektif.
Jajak pendapat sepan diisi bersambil menyodorkan semboyan melampang (√)
kepada tanggapan tentu dapat diakses. proporsi likert berserta empat preferensi
balasan bisa dikunjungi lewat tabulasi 3 di bawah ini:
Tabulasi 3. Skala likert empat alternatif jawaban.
No Alternatif Jawaban Skor Item
1 Sangat Setuju/ Selalu 4
2 Setuju/ Sering 3
3 Kurang Setuju/ Jarang-jarang 2
4 Tidak Setuju/ Tidak Pernah 1
Angket tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan untuk menjaring
informasi, sehingga kerangka instrumennya sudah diatur terlebih dahulu. Matriks
tersebut merupakan alasan aktivitas instrumen dalam penelitian. Pembuatan
jaringan instrumen bertujuan untuk menjamin bahwa angket yang digunakan
benar-benar dapat menangkap informasi. Informasi dalam penelitian ini diperoleh
dengan jajak pendapat belajar untuk siswa. Informasi ini digunakan untuk
mengungkap bagaimana mengaplikasikan bimbingan personalitas terterhadap
39
konsekuensi pembelajaran bahasa Indonesia bagi murid kelas X kejuruan Usaha
Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa.
Kuesioner yang mendayagunakan terpaut penelitian dipangkat
bersandarkan jerjak peranti, yakni menyusaikan serupa bahan akan dicermati
beralaskan realistisnya harkat karakter. terali peranti bisa dicermati lewat tabulasi
4 beserta turut:
Tabulasi 4. Kisi-kisi perangkat penyelidikan
Komponen
Karakter
Indikator Nomor
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
Religius
Melaksanakan ritual agama
yang dianut.
1 3
Etika bertamu dengan orang
lain.
2 3
Rukun kepada orang tua. 3 3
Jujur
Kejujuran berkomunikasi. 4 3
Tindakan untuk berlaku jujur
saat belajar.
5 3
Tindakan untuk berlaku jujur
saat meminjam alat/benda
teman kelasnya.
6 3
Gemar Membaca Tingkat kesenangan membaca
buku
7 3
Mampu menyediakan waktu
untuk membaca.
8 3
Gemeran mengoleksi buku 9 3
40
bacaan.
Disiplin
Mengumpulkan tugas dengan
tepat waktu.
10 3
Mengikuti aturan tata tertib
sekolah.
11 3
Kegiatan yang menguji tigkat
kerapian seseorang
12 3
Bersahabat
komunikatif
Santun dalam berkomunukasi 13 3
Tingkat kosentrasi dalam
menyimak
14 3
Kerjas sama dalam
berkelompok
15 3
G. Uji Coba Instrumen
Suatu instrumen diharapkan dapat diterima dengan tujuan agar perangkat
pengukur memiliki atribut yang sah (substansial) dan solid (dapat diandalkan).
Instrumen tes dilakukan dengan tujuan guna mendeteksi radas sebagai layak.
Penjajalan radas ketika ujian melangsungkan pemakaian sepasang pengujian ,
yakni percobaan legitimasi radas berserta percobaan kualitas tak tergoyahkan.
1. Tes fondasi radas
Pengujian legitimasi instrumen dilengkapi serupa metode penilaian
master, yaitu konseling khusus kepada master tentang mengenai instrumen
telah dibuat. Penilaian master berkaitan investigasi diarahkan kepada
pertemuan selaras sepasang insan widyaiswara perintis PBSI UNISMUH
Makassar, yaitu Dr. Muhammad Akhir, M.Pd. dan Dr. Andi Paida, M.Pd.
Artifisal akhir ala diskusi bersama spesialis seraya mengagendakan
41
sebagaimana kontribusi sebagai mengidealisasikan instrumen,
menyehinggakan persesuaian menjelang mendayagunakan kesusaian
pemulihan informasi. Siklus berikutnya, radas dicoba berserta dibedah.
Investigasi memberlakukan sebagaimana menggunakan item sepasang Karl
Pearson.
Menurut Duwi Prayitno (2012: 10), memutuskan apakah suatu barang
sah perbolehkan mengamati sedari tasiran sentralitasnya, bilamana nilainya
<0.05, alkisah hal itu besar, lamun apabila signifikansinya > 0.05, alkisah hal
tersebut tak absah. perangkat begitupun diucapkan tidak absah diumumkan tak
absah. Diturunkan hal-hal radas kemudian tiada tergantikan kendati hal-hal
radas moderesasi, lantaran peubah pointer tengah dibicarakan bagi perangkat
parak hal-hal sah alias tak didiskreditkan.
Permulaan perangkat mempersembahkan kesempatan 35 siswa,
kemudian diselidiki. Investigasi informasi instrumen tes diselesaikan dengan
memerlukan tata olah SPSS 24.0 for windows. keluaran pengujian
penyelidikan legitimasi perangkat melayangkan pandangan tabulasi 5
selanjutnya:
Tabulasi 5. Keluaran tes validitas perangkat
Variabel Jumlah Item Jumlah item gugur Jumlah item
valid
Pendidikan karakter 15 2 13
Melihat konsekuensi uji keabsahan instrumen bimbingan personalitas
tersebut, sangat dapat dilihat bahwa ada dua hal yang gugur, yaitu nomor 1 dan
15.
42
2. Tes realibilitas instrumen.
Uji keterandalan (realibilitas) mengharapkan untuk mengukur konsistensi
respons individu terhadap hal-hal pernyataan dalam jajak pendapat. Uji kualitas
yang tak tergoyahkan sesuai eksprimen memperlakukan berseta menunggangi
resep Designing Alpha Cronbach.
Konsekuensi penentuan kualitas yang tak tergoyahkan (koefisien alfa)
akan berubah sedari 0-1. Semakin menonjol tingkatan koefisiennya, semakin
vital perkakas termaktub. Keyakinan andaikan alat menemui diandalkan
dikendalikan serupa membandingkan biaya Rhitung berserta Rtabel. Sementara
itu pandangan pemeriksaan, evaluasi kiranya ditindas alias tidak, kemudian
dijadikan alasan sebagai memutuskan apakah instrumen berisi penyelidikan
mendayagunakan perkakas moderisasi melalui Riduwan (2008: 62). Aturan-
aturan dicatat ditabulasi 6 selanjutnya:
Tabulasi 6. Keluaran tes reliabilitas perangkat
Tabulasi 7. Interpretasi nilai r
Koefisien Reliabilitas Tingkat Reliabilitas
Antara 0.80 dampai dengan 1.00 Sangat kuat
Antara 0.60 sampai dengan 0.799 Kuat Antara 0.40 sampai dengan 0.599 Cukup kuat Antara 0.20 sampai dengan 0.399 Rendah Antara 0.00 sampai dengan 0.199 Sangat rendah
Bersendikan rekaan penyelidikan reliabilitasasi berkesudahan,
bahwasanya koefisien kualitas yang tak tergoyahkan menjumpai variabel
persekolahan karakterristik ialah 0,835 sampai-sampai menjurus mencobai
43
sebetulnya perlengkapan begitu memanfaatkan termasuk klasifikasi padat,
alkisah perlengkapan sedemikian diperbolehkan mengenakan berupa
mengumpulkan informasi eksplorasasi.
H. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan informasi ialah langkah yang berarti dalam riset,
sebab riset bertujuan buat mendapatkan informasi. Bila pengumpulan informasi
salah hingga kesimpulan yang diperoleh pula salah. Oleh sebab itu, sesi
pengumpulan informasi bisa dicoba dengan bermacam setting, bermacam sumber
serta bermacam metode. Pengumpulan informasi pembelajaran kepribadian siswa
kelas X kejuruan Usaha Perjalanan Wisata UPT Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Gowa dicoba dengan interviu, observasi, angket, serta
pengarsipan. Pengujian informasi dalam riset ini memakai SPSS tipe 24. 0 for
windows.
1. Wawansabda
Riset mendayagunakan, misalnya wawansabda dicoba berupa tiada
rutut serta bertemu muka Bersama-sama kepala serta widyaiswara bidang
studi bahasa Indonesia UPT SMK Negeri 1 Gowa. wawansabda dicoba buat
mengenali sebagaimana penerapan, penilian pendidikan pada pembelajaran
kepribadian berkenaan artifisial menggali ilmu pelajaran bahasa Indonesia
murid tingkatan X.
2. Observasi kelas
44
Pengumpulan informasi lewat observasi dicoba dengan metode
mengamati aktivitas prosedursasi pelatihan tabiat bahasa Indonesia lewat
daring di kelas X Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa dari
dini sampai akhir aktivitas pendidikan.
3. Kuesioner (angket)
Kuesioner ialah prosedur informasi yang diselesaikan dengan
memberikan sekumpulan pertanyaan yang disusun kepada responden untuk
dijawab. Strategi ini digunakan untuk mendapatkan informasi identifikasi
kegiatan siswa yang diidentifikasi dengan pelatihan karakter kelas X di UPT
SMK Negeri 1 Gowa. Jajak pendapat terrkait eksplorasasi berikut menitikkan
akan murid sebagaimana melihat ataupun menakar khuluk berupa religius,
jujur, gemar membaca, disiplin, bersahabat komunikatif pada siswa sebagai
respon atau jenis penghargaan karakter tersembunyi pada siswa yang muncul
dari upaya selama waktu yang dihabiskan untuk di sekolah . Dalam ujian ini,
dilakukan survei dengan skala likert kepada siswa.
4. Dokumentasi
Pengolahan data dengan metode perbahanan ialah aglomerasi evidensi
berupa cara mereview pengarsipan, makalah-makalah bersertakan
mempunyai detil tentang masalah yang akan kita kerjakan. Sebagai contoh,
jenis perbahanan hendak pengaplikasian sesuai pengeksplorasian berccorak
pembukaan poket pelajar strata X Usaha Perjalanan Wisata di UPT SMK
Negeri 1 Gowa, RPP yang berisi kuantitasisme karakter dan gambaran
kondisi saat kegiatan pembelajaran berlangsung secara berani. Operandi
45
menggenjot sebagai menghimpunkan pengetahuan, tatkala mendukung
penyelidikan.
I. Teknik Analisis Data
1. Dogmatis statistik
Informasi terselip bermula pertiap-tiapan fleksibelnya, berupa luwes
independen maupun luwes terkait, diberikan bercorakan elaborasasi statistika.
pengupasan definisi statistika bermksud mengkover rerata presentasi masing-
masing variabel, media, modus, norma, deviasi, serta diagram kategori
tabulasi dan tren.
Rata-rata (M) adalah nilai normal yang ditentukan dengan
memasukkan semua kualitas yang tersedia dan membagi insentif absolut
dengan jumlah tes. Middle (Me) adalah angka dalam penyebaran yang
merupakan pusat jangkauan terjauh dari suatu peredaran nilai. Mode (Mo)
adalah nilai atau skor yang muncul secara teratur dalam sebuah penyebaran.
Deviasi standar adalah efek samping dari menentukan fondasi perubahan.
Penyusunan informasi selesai pengelaborasian SPSS rendition 24.0 for
windows. Sebagaimana diindikasikan oleh Djamari Mardapi (2008: 123),
kecondongan ponten kerapkali konstituen menghabiskan normal ideal
(Mi),standar deviasi ideal (Sdi) kerapkali konstituen. Skor berbasis menjurus
atau skor transendental diberikan sesuaai Tabulasi 8. selanjutnya:
Tabulasi 8. Identifikasi kecondongan skor
Kecondongan Skor Keterangan
46
Skor ≥ Mi + 1. Sdi Sangat Tinggi
Mi + 1.SDi > Skor ≥ Mi Tinggi
Mi > Skor ≥ Mi – 1.SDi Rendah
Skor < Mi – 1.SDi Sangat Rendah
Penjelasan:.
1) Mi: Rerata/mean ideal
2) Sdi: Standar deviasi ideal
Kalkulasi rerata bersertakan persilangan baku ideal atas meringkaskan
berikut:
Mi : ½ (skor ideal prima + skor ideal nadir)
Sdi: 1/6 (skor ideal prima – skor ideal nadir)
2. Uji prasyaratan analisi
a. Tes nomalitas
Tes keteraturan informasi mengharapkan untuk melihat apakah
penyebaran informasi adalah tipikal. tes biasa antara informasi yang
memiliki dan secara teratur menyebarkan informasi serta menyandang
mean dan deviasi standar serupa informasi dikantongi. Tes apakah
biasanya mengonsumsi varian SPSS tipe windows. Memutuskan apakah
informasi khas atau tidak adalah dengan melihat estimasi sentralitas dari
uji Kolmogorov-Smirmov, jika setiap faktor mengantongi kadar esensial
begitu penting berawal 0,05, sebetulnya kecondongan terlihat
sesungguhnya faktor-faktor pengujian secara teratur tersebar. Informasi
seharusnya menjadi informasi yang beredar secara tidak biasa jika setiap
47
faktor memiliki estimasi yang lebih sederhana yaitu 0,05 (Duwi Priyatmo,
2012: 39).
b. Tes relevansi
Tes langsung digunakan sebagian melihat akankah variabel bebas
X dan variabel reliabel Y memiliki relevansi yang lurus ataupun
bengkok. Sangat baik dapat dicakapkan memiliki relevansional langsung
apabila hugenes menghargai atas deviasi dari linearitas> 0,05 (Haryadi
Sarjono, 2011: 80). Tes estimasi linieritas diopeasionalkan melalui
memanfaatkan varian SPSS for windows.
3. Uji dugaan sementara
Penyelidikan dasar kekambuhan langsung dilakukan untuk melihat
dampak yang paling banyak terjadi oleh peubah otonom X atas peubah terikat
Y. Investigasi kondisi langsung ialah laksana selanjutnya:
Y-a + b X
Penjelasan:
Y: Variable terikat yang diprediksikan
A: Harga Y Ketika Harga X-0 (Harga Konstan)
B: Koefisien regrsi
X: Variabel otonom yang memanyungi kadar terkhusus
(Sugiyono, 2011:261)
Hipotesis adalah spekulasi yang menunjukkan hubungan langsung
antara faktor otonom dan faktor, sehingga untuk menguji teori digunakan
pemeriksaan relaps dasar. Estimasi pengujian teori terkait investagasi
48
diselesaikan melawati menunggangi SPSS varian 24.0 for windows. Standar
pengakuan dan pembubaran spekulasi mengutip Haryadi Sarjono dan Winda
Julianita (2011: 101) ialah laksana dibawah ini:
1. Jika Fhitung > Ftabel atau signifikan < 0,05 maka hipotesis nol Ho
dibatalkan.
2. Jika Fhitung < Ftabel atau signifikansi > 0,05 maka hipotesis nol Ho
diterima
49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Investegasi dilaksanakan UPT SMK Negeri 1 Gowa. Populasi investegasi
ialah 35 pelajar strata X Usaha Perjalanan Wisata tahun ajaran 2020/2021, maka
diperoleh contoh 35 pelajar. Eksplorasi selesai semenjak Agustus hingga
September 2020. Penelitian ini membahas tentang dua faktor ialah luwes otonom
luwes implikasi. Luwes otonom senada ujian ialah penataran karakter X
sedangkan luwes implikasi terkait investigasi ialah hasil belajar bahasa Indonesia
pelajar strata X Usaha Perjalanan Wisata Y. Populasi penelitian ialah pelajar strata
X kejuruan Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa kabupaten Gowa
tahun ajaran 2020/2021.
Informasi diperoleh dari pengujian polling sebagai skor hal dari setiap
faktor disusun dan ditentukan menggunakan metode investigasi ekspresif, kendati
selaku penjajalan teori dibedah mendayagunakan SPSS rendition 24.0 for
windows. Penggambaran informasi penginvetigasian mencakup klasifikasi
(mean), middle (Me), mode (Mo), standar deviasi (Sdi) dan pola pemeriksaan dari
setiap faktor estimasi penggunaan SPSS varian 24.0 for windows mendapatkan
hasil pengujian faktual yang tiada salah lagi seperti terlihat pada tabulasi 9
selanjutnya:
Tabulasi 9. Keluaran Tes deskriptif variabel pendidikan karakter (X) dan keluaran
menuntut ilmu bidang studi bahasa Indonesia (Y)
50
Penggambaran hasil pemeriksaan untuk setiap faktor akan disajikan
dalam klarifikasi yang menyertai.
1. Pendidikan karakter X
Informasi peubah pelatihan personalitas termuat dari jajak pendapat
investigasi 15 soal. Setelah tes diberikan pada 35 pelajar, ada 2 soal yang
gagal. Jumlah soal yang digunakan untuk memulihkan informasi ialah 13
soal. Dilihat dari perhitungan skor variabel pengantar karakter menentukan
skor paling rendah 5 dan skor paling tinggi 111. Mengingat konsekuensi
pemeriksaan menggunakan SPSS form 24.0 for windows yang telah
ditampilkan pada tabulasi 9 , nilai rata-rata = 9.82, mode = 104, tengah = 101,
51
standar deviasi = 9.857, paling sedikit = 78, dan paling ekstrim = 116.
Berdasarkan resep yang dikemukakan oleh Djemari Mardapi (2008: 123),
penyampaian pola strata faktor pelatihan tabiat dari hitungan yang terdapat
pada tabulasi 10 ialah sebagai berikut:
Tabulasi 9. Distribusi kecenderungan variabel pendidikan karakter
Kategori Keterangan F Presentase
Sangat Tinggi 111≤ x ≤104 116 16, 71%
Tinggi 78≤ x ≤111 90 14, 76%
Rendah 5 ≤ x ≤9 78 5, 0 %
Sangat Rendah X ≤ 0 0 0 %
Jumlah 284 6,15%
Deskripsi keluaran penyelidikan bagi tiap-tiap variabel akan jabarkan
kepada pertegasan sebagai berikutL
Gambar 2. Diagram pie cart pendidikan karakter
Beralaskan rekapitulasi kreditisasi luwes penetaran personalitas yang
menentukan kreditisasi paling sedikit 5 bersertakan kreditisasi prima 111. Oleh
sebab itu produktivitas investigasi memanfaatkan SPSS form 24.0 for windows
52
yang telah ditampilkan pada tabulasi 9, mean worth = 9.82, mode = 104,
middle = 101, standard deviation = 9.857, least = 78, dan most extreme = 116.
Mengingat persamaan dikemukakan kepada Djemari Mardapi (2008: 123),
pemberian strata pola faktor pelatihan karakter dari figurings.
Oleh sebab itu, kuasa mengeyimpulkan sebetulnya sepenggal dominan
murid strata X Usaha Perjalanan Wisata untuk tahun akademik 2020/2021
diingat untuk klasifikasi pendidikan lanjutan dengan perkiraan hasil 38,24%.
Pengajaran nilai karakter yang ketat, keaslian, parsial untuk meneliti, disiplin,
berwatak baik, terbuka dilakukan kepada siswa melalui latihan pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas. Latihan persepsi dilakukan ketika siswa mempelajari
kemampuan-kemampuan penting untuk mengenali hasil belajar dari persepsi
yang diperkenalkan secara lisan dan direkam dalam bentuk hard copy melalui
media WhatsApp grup kelas. Jenis latihan pembelajaran yang menggabungkan
nilai karakter meliputi:
a. Religius
Bentuk nilai karakter religius dalam pemebelajaran Bahasa Indonesia,
yaitu pamong menegur murid lewat lafal tabik kemudian pamong
mempersuasifkan pelajar kiranya bersemadi dan melantungkan ayat-ayat suci
Al-Qur’an bersama sebelum mengawali kegiatan dan pamong memberi
penguatan untuk melaksanakan ritual agama serta memberi motivasi akan
berakhlak mulai pada akhir pembelajaran.
Beberapa kegiatan tersebut mampu melatih sikap religius kepada peserta
didik. Apersepsi menjadi kebiasan pada awal kegiatan pembelajaran hingga
53
berakhir dengan itu siswa mampu memberi umpan balik kepada guru dan
penerapan pelatihan tabiat terhadp hasil belajar pelajaran bahasa Indonesia
sangat berpengaruh kepada murid strata X UPT SMK Negeri 1 Gowa.
b. Jujur
Bentuk nilai karakter kejujuran dalam pemebalajaran Bahasa Indonesia,
yaitu pada saat guru memberikan daftar hadir kepada siswa melalui media
whatsapp group kelas, guru tersebut berharap kepada siswa untuk berkata
jujur jika ada siswa yang tidak dapat mengahadiri proses pmebelajaran bahasa
Indonesia dan kebijaksanaannya dalam mengisi daftar hadir kemudian guru
memberi peringatan kepada siswa untuk tidak menyontek pada saat ulangan
harian berlangsung. Beberapa kegiatan tersebut siswa mampu
mengintegrasikan pelatihan tabiat berkenaan produktivitas menimbah ilmuh
bidang bahasa Indonesia. Oleh sebab itu impresi penerapan pelatihan tabiat
sehubungan keluaran menuntut ilmu bidang bahasa Indonesia sangat
berpengaruh kepada murid strata X UPT SMK Negeri 1 Gowa.
c. Gemar membaca
Bentuk nilai karakter gemar membaca dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, yaitu guru mengelaborasikan kepada siswa untuk mencari bentuk
teks yang berisi hasil observasi melalui media blogger atau web yang
menyediakan jurnal hasil observasi. Kemudian siswa mengamati dan
membaca teks hasil observasi tersebut dengan diberi durasi waktu yang
ditentukan lalu menginterpretasikan teks hasil observasi tersebut melalui
tayangan video. Melalui kegiatan tersebut dapat memetik dan menjadikan
54
kebiasaan untuk dapat membaca buku dengan sesukanya, bukan hanya
sekedar membacanya saja akan tetap dapat menelaah bacaan tersebut. Oleh
karena itu dapat mengukut sejauh mana siswa memiliki kegemeran membaca
dan adanya pengaruh penerapan pelatihan tabiat berkenaan hasil belajar
bidang bahasa Indonesia murid starata X UPT SMK Negeri 1 Gowa.
d. Disiplin
Bentuk nilai karakter disiplin dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
yaitu peserta didik mampu mengerjakan tugasnya dengan penuh ketelitian
serta dapat merampungkan tugasnya dan hadir dengan tepat waktu. Kemudian
peserta didik diajarkan terampil mengeksplanasi muatan manuskrip notula
komuditas penilikan beralaskan eksplanasi baik berupa oral maupun goresan
pena bersertakan pemberian penguatan untuk selalu menjaga kerapian pada
saat berakhir proses pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui kegiatan yang
melatih sikap kedisiplinan partisipan ajar terdapat pengaruh penerapan
pelatihan tabiat mengenai produktivitas menuntut ilmu bidang bahasa
Indonesia murid strata X UPT SMK Negeri 1 Gowa.
e. Bersahabat komunikatif
Bentuk nilai karakter bersahabat komunikatif pada pembelajaran
Bahasa Indonesia, yakni partisipan didik berkerja bergandengan semacam
komunitas pelajar lalu memobilisasi evidensi, liputan, meneleaah literatur
virietas, stigma, peranan, lektur, berserta buah pikiran primer tiap alinea
lektur risa-lah kreatifitas riser melalui diskusi media whatsapp group kelas.
Kemudian murid mempresetasikan hasil kerjanya dan menarik kesimpulan
55
dengan bahasa yang santun ketika berdisikusi dengan kelompok lain. Melalui
kegiatan tersebut ditemukan dampak implementasi penggodokan karakter
berkenaan produktivitas menuntut ilmu bidang bahasa Indonesia siswa kelas
X UPT SMK Negeri 1 Gowa. Kemudian mampu menerapkan nilai karakter
bersahabat komunikatif melalui aktivitasasi sewaktu-waktu pelajar.
2. Hasil belajar pelajaran bahasa Indonesia
Informasi tentang konsekuensi pendedehan bahasa indonesia bagi
pelajar strata X Usaha Perjalanan Wisata dipayungi melalui taksiran hasil tes
hari demi hari. Taraf yang dimanfaatkan merupakan insentif normal semester
ganjil tahun ajaran 2020/2021.
Bersendikan tabulasi 9, visibel terlampau baik sesungguhnya mean
= 98,56, mode = 104, tengah = 101, deviasi standar = 9,857, paling kecil =
78, dan terbesar = 116. Terjemahan prestise kecondongan nyaring dan rendah
prestise bagi elastis keluaran penggalian ilmu bidang bahasa Indonesia
ditentukan beralaskan model yang telah dirujuk pada tabulasi 9 sebelumnya.
elastisasi penyebaran kecondongan keluaran penggalian ilmu bidang bahasa
Indonesia
tertampak
pada
tabulasi 10
laksana
selanjutnya:
Tabulasi 10.
Distribusi
56
kecondongan elastis keluaran menuntut ilmu bidang studi bahasa Indonesia.
Fleksibilitas distribusi kecondongan statistika variabel keluaran
menggali ilmu yang disajikan pada gambar 4. Diilustasikan melalui diagram
pie cart sebagai berikut:
Gambar 4. Grafik pie cart keluaran menggali ilmu bidang studi bahasa
Indonesia
Bersendikan tabulasi 10 bersertakan ilustrasisme 4 diperjelas jikalu
pelajar strata X Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa tahun
akademik 2020/2021 memanyung keluaran penuntut ilmuan bidang bahasa
57
Indonesia begitu terlampau baik dominan 35%, partisipan ajar mengantongi
hasilan menimbah ilmu bidang bahasa Indonesia begitu dominan sebesar
14,71 %, partisipan didik menyandang hasilan menimbah ilmu bahasa
Indonesia begitu memadai 5,88%, murid memegang pengeluaran menutut
ilmu bidang bahasa Indonesia minim 0,0%, sementara partisipan didik
memegang pengeluaran mencari ilmu bidang bahasa Indonesia abnormal
menyandang 0%.
3. Hasil analisis data
a. Tes ketentuan penjabaran
Praawal meratifikasi penjajalan asumsi, mula-mulanya
melangsungkan penjajalan penyelidikan. Tes akan memerlukan mengalingi
tes abnormalitas beserta tes kertas linier..
1) Tes abnormalan
Tes keganjilan bahan berusaha akan mengelih akankah distribusi
bahan itu wajar ataupun tak wajar. Tes keganjilan diukur menggunakan
software Windows versi SPSS 24.0 dengan menggunakan teknik analisis
Kolmogorov-Smimov. Jika p 0,05 (p kian banyak berawal 0,05) menjadi
dasar pemungutan dekrit yang diperlukan, alkisah keadaan itu sebenarnya
dinyatakan wajar. ilustrasi umum efek likelihood price (p) tiap-tiap luwes
beroleh memandangi kepada tabulasi 12 laksana selanjutnya:
Tabulasi 12. Rangkuman keluaran tes pengujian normalitas
No Variabel penelitian Notasi Probabilitas (sig) Keterangan
58
1 Pendidikan karakter X 0.007 Normal
2 Hasill belajar Y 110 Normal
Beralaskan harga probabilitas pada tabulasi 12 di atas berhasi
dijangkau walhasil sebagai berikut:
a) Taraf signifikansi (p) variabel pendidikan karakter X ialah 0,007 ≥
0,05, bermakna evidensi distribusi normal.
b) Taraf signifikansi (p) variabel hasil belajar bidang studi bahasa
Indonesia (Y) ialah 110 ≥ 0,05, bermakna evidensi distribusi normal.
2) Tes liniertas
Tujuan tes linier ialah guna menoleh tersediah tiadanya afiliasi
linier jarak elastis otonomo X ataupun elastis terikat Y. Jika nilai
signifikansi varians dari linieritas kian kapital atas 0,05 alkisah elastis
otonom berserta elastis terikat dinyatakan linier. Tes linieritas ditentukan
melalui program SPSS 24.0 for Windows.
Tabulasi 13. Rangkuman keluaran pengetesan linieritas
Variabel Penelitian Signifikansi Keterangan
Pendidikan karakter
terhadap hasil belajar
0,885 Linier
Taksiran cerapan afiliasi berkenaan fleksibelitas pendedehan
personalitas X bersertakan keluaran mencari ilmu bidang bahasa Indonesia
59
Y kian dominan berawal 0,05. Beralaskan tabulasi 13 sebelumnya,
sehingga asosiasi penyeling kedua elastis otonom serta elastis terkait
mampu menoleh menjelma linier.
b. Penjejalan hipotesis
Merumuskan hipotesis praduga sementara atau pertanyaan. Penting
kiranya menguji hipotesis secara empiris. Statistik Pengecekan hipotesis
memperlakukan sebagaimana memerlukan program SPSS versi 24.0 for
windows. Dalam penyelidikan interpretasi keluar tes ialah kendati
selanjutnya.:
Ho: Tak ditemukan efek implementasi penetaran personalitas akan
produktivitas menimbah ilmu bidang studi bahasa Indonesia murid
strata X kejuruan Usaha Perjalanan Wisata.
Ha: Terdapat efek implementas penetaran personalitas berkenaan
produktifitas menimbah ilmu bidang studi bahasa Indonesia pelajar
strata X kejuruan Usaha Perjalanan Wisata.
Tes tersebut memungkinkan penggunaan hipotesis program SPSS versi
24.0 untuk Windows. Beralaskan kupasan regresi bersahaja penyeling
fleksibelitas penetaran tabiat X atas fleksibelitas pengeluaran menuntut ilmu
bidang studi bahasa Indonesia pelajar strata X Usaha Perjalanan Wisata UPT
SMK Negeri 1 Gowa (Y). Temuan penjajalan andaian beroleh meninjau
tabulasi 14 kendati selanjutnya:
60
Tabulasi 14 Rangkuman keluaran analisis regresi sederhana X terhadap Y
No Variabel Koefisien
1 Pendidikan Karakter X 6,15
2 Kostanta 69,363
3 R2 180
4 Fhitung 35,00
Pengujian hipotesis diperlakukan beralaskan bahan pada tabulasi 14
sebelumnya. Memeriksa teori ialah laksana selanjutnya:
1. Mencetuskan padanan baris regresi bersahaja
Bersendikan pengeluaran penyelidikan dirangkum pada tabulasi 14,
dapat dipahami bahwa dimungkinkan untuk membuat persamaan regresi
sederhana dengan menggunakan kadar konstanta (a) = 69,363 serta kadar
regresi (b) = 0,180. Padanan latar untuk regresi ialah kendati selanjutnya:
Y-a+b X
-69,363 + 0,180 X
Kondisi menunjukkan estimasi yang konsisten sebesar 69.363, artinya
apabila tak menuai peningkatan taraf pada pembelajaran tempramen X,
alkisah insentif hasil menuntut ilmu bidang bahasa Indonesia strata Y ialah
69.363. Koefisien relaps pada kondisi berbilang 0,180. Hal tersebut
mengekspos apabila peningkatan estimasi satu poin estimasi pelatihan
karakter maka insentif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas X Usaha
61
Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa akan semakin meningkat.
dengan fokus 0,181.
2. Koefisien pemastian
Koefisien jaminan mengekspos derajat resolusi baris relaps. Bari-
barisan yang dimanfaatkan agar memperjelas ilustrasi konsekuensi
pembelajaran bahasa Indonesia bagi murid tingkat X Usaha Perjalanan
Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa (Y) yang disketsakan pada tabulasi 14
diketahui bahwa nilai estimasi R2 = 0.180 (18%). Estimasi R2 sebesar 18%
dengan metode penyesuaian pada variabel hasil belajar pelajaran bahasa
Indonesia penutut ilmu tingkat X Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri
1 Gowa yang diusahakan pembelajaran karakter sebesar 18.0%.
c. Pemungutan ketetapan
Ketetapan persetujuan alias penerimaan Ha dan Ho diambil berupa
meanalogikan kepentingan dan kadar Ftabel beserta mengelih kadar
maknanya. Ha diperkenankan andaikan kadarr Fhitung ≥ taraf Ftabel alias
kadar maknanya ≤ 0,05. Ho dibenarkan andaikata kadar Fhitung ≤ taraf
Ftabel alias harkat maknanya ≥ 0,05. Taksiran Fhitung dikontraskan dan
poin Ftabel. poin tersebut ialah estimasi Ftabel 35,00 dengan menyedot
tingkat kepentingan 5% dan pembilang df 2 (besaran anasir - 2), dan df
pembilang = 33 (besaran informasi - jumlah faktor). Estimasi Fhitung 3,39
lebih penting daripada estimasi Ftabel 2,81 dan nilai kritisnya di bawah 0,05.
Melihat penjelasan di atas sangat mungkin ditolak Ho diberhentikan dan Ha
diakui, Pada akhirnya tersimpul imbas begitu sangat besar renggangan
62
pendedehan tabiat berkenaan hasil menuntut ilmu bidang studi bahasa
Indonesia pelaar tingkat X Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1
Gowa.
B. Pembahasan
Dilihat dari uji yang dibimbing oleh pencipta, diketahui bahwa pelatihan
karakter telah diaktualisasikan di UPT SMK Negeri 1 Gowa. Status tenaga
pendidik bahasa Indonesia dalam mengajar di kelas X Usaha Perjalanan Wisata
juga sangat dapat diterima, mengingat seperti yang diperkirakan dalam RPP
penyuluh bahasa Indonesia, hingga saat ini tercatat penghargaan budi pekerti dan
pengajar UPT SMK Negeri 1 Gowa hingga meningkatkan dalam
mengaktualisasikan pelatihan karakter selama siklus pembelajaran berani.
Kemudian guru bahasa Indonesia juga selalu mengajak dan merekonstruksikan
siswa bersikap professional menerapkan pelatihan tabiat terhadap lingkungan
siswa kelas X kejuruan Usaha Perjalanan Wisata. Di dalam lingkungan sekolah
siswa juga sudah menetaati tata tertib yang ada di sekolah UPT SMK Negeri 1
Gowa sebelum pandemi COVID 19, yang berlandaskan visi mis sekolah UPT
SMK Negeri 1 Gowa.
Sesuai dengan pelatihan karakter Williams dan Schaps menyatakan
penting untuk upaya melantaskan kepada staf persekolahan, justru melangsungkan
beriringan bersama wali, penjaga gerbang beserta individu jaringan agar
mendukung buah hati serta taruna menjelma alias mengantongi kepribadia yang
penuh perhatian, keras keras dan mampu.
63
Penggunaan pelatihan tabiat dalam eksplorasi bebas berwadahi bagaikan
fleksibelitas. Estimasi guna faktor pelatihan tempramen bergantung kepada
petunjuk melalui estetika kepribadian. Informasi tentang penggembelangan
kepribadian diperoleh melalui bermacam-macam informasi yang menggunakan
perangkat seperti survei, persepsi, interviuw, pengarsipan. Pengambilan data
dilakukan pada 15 Agustus hingga 15 September 2020 di UPT SMK Negeri 1
Gowa. Instrumen ragam informasi adalah survei, pertemuan, pertanyaan ini berisi
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk ditanggapi atau diisi seperti yang
ditunjukkan oleh pedoman untuk melengkapi polling.
Setelah mengarahkan pemeriksaan dan penanganan informasi hasil
survey yang kreatornya disebarkan kepada murid tingkat X Jurusan Usaha
Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa dengan jumlah 35 murid guna
menjawab definisi masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian
informasi, disadari bahwa uji teori mengeksposkan sesungguhnya ada effectivitas
penerapan pelatihan budi pekerti berkenaan pengeluaran menimbah ilmu bahasa
Indonesia murid tingkat X Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa..
Langkah penanganan informasi dalam investigasi ini diselesaikan melalui
menunggangi adaptasi program SPSS 24.0 for windows. Penanganan informasi
diharapkan mampu menguji spekulasi. Penyusunan informasi dalam investigasi
ini mencakup pemeriksaan yang menjelaskan dan pemeriksaan kekambuhan.
Ujian yang tepat diarahkan untuk menggambarkan pelatihan karakter berdasarkan
informasi yang didapat. Ujian kambuh digunakan untuk melihat dan tiadanya
effektivitas pemanfaatan pelatihan budi pekerti sehubungan pengeluaran
64
menimbah ilmu bidang studi bahasa Indonesia murid tingkat X Usaha Perjalanan
Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa yang memanfaatkan benih langsung penelitian
kambuh.
Beralaskan pengujian informasi yang didapat, termuat effektivitas
pemanfaatan pembelajaran karakter sehubungan hasil menimbah ilmu bidang
studi bahasa Indonesia pelajar tingkat X UPT Usaha Perjalanan Wisata SMK
Negeri 1 Gowa dengan Fhitung 2,81 dan Ftabel 35,00 dengan tingkat sentralitas
0,000 di bawah 0,05. Bermula keluaran uji kambuh tersingkap sesungguhnya
diperoleh effectivitas penerapan pelatihan budi pekerti berkenaan hasil menimbah
ilmu pelajar tingkat X Usaha Perjalanan Wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa
sebesar 35%. Ini menunjukkan 65% faktor yang berbeda.
Pada pembahasan di atas, cenderung diabaikan bahwa effektivitas
pembelajaran karakter (X) terhadap hasil menimbah ilmu bidang studi bahasa
Indonesia (Y) murid tingkat X Usaha Perjalan Wisata yakni 35% Semakin tinggi
dampak pelatihan budi pekerti maka akan berpengaruh. Hasil belajar bahasa
Indonesia murid tingkat X usaha perjalanan wisata UPT SMK Negeri 1 Gowa.
Memperhatikan bahwa hingga saat ini masih terdapat 65% faktor berbeda yang
dapat mempengaruhi hasil belajar bidang studi bahasa Indonesia pelajar tingkat X
Usaha Perjalan Wisata. Tentunya ini ialah proposal untuk spesialis berikutnya
jikalu penyelidikan melakukan eksplorasi dengan topik yang belum diidentikkan
dengan pelatihan karakter pada hasil pembelajaran.
Bercermin kepada stigma Abdurrahman menguraikan sebetulnya
pengeluaran menimbah ilmu ialah kapabilitas termuat guna selepas memintasi
65
aktivitas menuntut ilmu, menurutnya pun kanak-kanak begitu berjaya ketika
menimbah ilmu, yakni berjaya meraup Haluan-haluan penataran alias intensi
menginstruksionalkan.
Senada serupa perihal tersebut menurut Slameto, semampai sedikitnya
artifisial menuntut ilmu pelajar diimbasih berbagai effektivitas-effektivitas yang
terwujud, berupa berciri-ciri internalisasi maupun eksternalisasi. Dampak-dampak
selanjutnya sungguh mendampakki daya perangkuhan pengeluaran menggali ilmu
pelajar beserta boleh memanggul terselenggarannya aktivitas operasional
penataran, sampai-sampao menerima ketercapaian sasaran penataran.
Bersendikan pemaparan sebelumnya peneliti pun menemukan hal
berbeda mengenai effektivitas penerapan bimbingan temperamen bagi
pengeluaran penutut ilmuan pelajaran murid tingkat X kejuruan Usaha Perjalanan
Wisata, yakni widyaiswara bahasa Indonesia mampu mengaplisikan pelatihan
budi pekerti lewat pembelajaran daring beserta kreatifitasnya dan murid pun
menemukan timbal balik sejak hasil pengaplikasian implementasi pelatihan budi
pekerti tersebut. Mengingat murid starata X kejuruan Usaha Perjalanan Wisata
baru saja memasuki dan mengidap domain sekolah maupun implementasian
pelatihan budi pekerti yang telah beroperasional sejak lama di sekolah UPT SMK
Negeri 1 Gowa. Sementara itu ditengah-tengah pandemi COVID 19 melanda,
peran pamong sangat dibutuhkan guna mengakomodir murid tingkat X kejuruan
Usaha Perjalanan Wisata sebagai perantara terkait pengimplementasian penataran
budi pekerti melalui aktivitas penataran bahasa Indonesia secara daring.
Kemudian daripada daya serta pengkaloborasian pelajar dan guru tutor kuasa
66
mengendalikan pengimplementasian pendedahan budi pekerti dengan berbagai
pengaruh peubah berbeda yang mampu mempenagruhi internalisasi dan
eksternalisasi pelajar tersebut.
67
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Sehubungan dengan riset kemudian berakhir menyelesaikan di UPT SMK
Negeri 1 Gowa tentang “Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter Terhadap Hasil
Bahasa Indonesia Strata X UPT SMK Negeri 1 Gowa”, rekaan eksplorasi
menunjukkan bahwa ada dampak antara pembelajaran karakter mengenai
penghasilan menggali ilmu bidang studi bahasa Indonesia pelajar tingkat X
berbilang 0,35 kemudian kian menonjol mulai 0,05. Hal ini mengunjukkan
sesungguhnya tingkat pengaruh 35% beserta 65% dengan berbagai elemen
mendampakki. Sehingga sangat dapat disadari bahwasanya Ho diberhentikan dan
Ha yang berimplikasi pada adanya effektivitasasi pemasangan karakter berkenaan
penghasilan menggali ilmu bidang studi bahasa Indonesia murid bertingkat X
UPT SMK Negeri 1 Gowa.
B. Saran
1. Lembaga sekolah secara serius memberikan arahan kepada instruktur
untuk meningkatkan kemampuan mengaplikasikan pelatihan karakter ke
dalam latihan mendidik dan pembelajaran. Penting untuk mendapatkan
contoh yang baik dari instruktur, sehingga siswa tidak langsung
memikirkan dan memastikan hal-hal bermanfaat yang diselesaikan oleh
pengajar.
68
2. Ilmuwan tambahan, dapat membangun cakupan pemeriksaan yang lebih
luas, misalnya memperluas jumlah populasi dan uji eksplorasi dan dapat
mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan subjek untuk melengkapi
jajak pendapat sehingga subjek dalam jawaban yang sesuai benar-benar
mengoordinasikan apa yang membuat sebuah perbedaan.
3. Pelajar diharapkan mampu menumbuhkan sikap/karakter tidak sepenuhnya
diharapkan kepada tanggung jawab sekolah melainkan perlu dibiasakan
untuk mandiri mengenai menancapkan poin-poin karakteristik sesuai
kebijakan norma yang berlaku pilar nilai karakter Kemendiknas dan
mampu mensosialisasikan ke masyarakat lingkungan.
69
69
DAFTAR PUSTAKA
Alimin Arip. 2014. Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Prestasi Belajar
Mata pelajaran Produktif Siswa Kompetensi Keahlian Teknik
Elektronika Industri SMK N 1 Losarang Kabupaten Indramayu.
Skripsi. Metrto Lampung: Program Studi Pendidikan Teknik Elektro.
(Online). http://eprints.uny.ac.id/25970/. Diakses 21 Januari 2020.
Anonim. 2013. Kemerosotan Moral Melanda Pemuda. Jurnal. (Online). Diakses
19 Januari 2020.
http://www.jogjakota.go.id/index/extra/extra.detail/1713.html.
________. 2013. Pidato Presiden dalam Rangka Puncak Peringatan Hari
Pendidikan Nasional dan hari Kebangkitan Nasional, Jurnal. Diakses
19 Januari 2020.
http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2011/05/20/1640.html.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia.
Yogyakartaa: Ar-Ruzz Media. (Online). Diakses 19 Januari 2020.
https://www.worldcat.org/title/urgensi-pendidikan-karakter-di-
indonesia-revitalisasi-pendidikan-karakter-terhadap-keberhasilan-
belajar-dan-kemajuan-bangsa/oclc/752232109
Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta:Diva Press. Online. Diakses, 19 Januari 2020.
http://library.fip.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=5062
Duwi Priyatno. 2012. Belajar cepat Olah Data Statistik dengan SPPS.
Yogyakarta: Andi. (Online). Diakses, 20 April 2020.
https://onesearch.id/Author/Home?author=Priyatno%2C+Duwi
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendikia. (Online). Diakses, 13 Januari 2020.
https://scholar.google.co.id/citations?user=nEtsTFwAAAAJ&hl=en
70
Freddy Sweet & David Elkind. 2004. Pendidikan Karakter. Jurnal. (Online).
http://jualbeliforum.com/pendidikan/215357. Diakses 18 Januari
2020.
Fittri Agus Zainul. 2012. Pendidikan Karakter. Jogja. Arruz Media. (Online).
Diakses, 14 Januari 2020.
https://scholar.google.co.id/citations?user=2S-qAywAAAAJ&hl=id
Faizah. 2010. Konsep The Whole Lenguage. Bandung. (Online). Diakses, 14
Januari 2020. http://eprints.unram.ac.id/9873/1/YAULI%20ADNI.pdf
Hariyadi Sarjono & Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar
Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. (Online). 14 Januari
2020. https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/14866/spss-
vs-lisrel-sebuah-pengantar-aplikasi-untuk-riset.html
Kemendikbud. Dokumen Kurikulum 2013. Jurnal. Diakses 19 Januari 2020.
http://muna.staff.stainsalatiga.ac.id/documen-kurikulum-2013.pdf.
Kilpatrick William. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik
Siswa menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media. Online.
Diakses, 19 Januari 2020.
https://core.ac.uk/download/pdf/78025269.pdf
Kemendiknas BPPPKP. 2011. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Pembelajaran Pembalajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk
Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Pengembangan
Pendidikan dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas. Jurnal.
Diakses 19 Januari 2020.
http://muna.staff.stainsalatiga.ac.id/documen-kurikulum-2013.pdf.
Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Online. Diakses, 19 Januari
2020.https://rosda.co.id/pendidikan-keguruan/476-pendidikan
karakter-kajian-teori-dan-praktik-di-sekolah.html
Kemendiknas RI. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Puskurbuk. Jurnal. Diakses, 19 Januari 2020.
http://muna.staff.stainsalatiga.ac.id/documen-kurikulum-2013.pdf.
71
Lickona Thomas. 2013. Educating for Character: How our School can Teach
Respect and Responsibility. New York. Bantam Books. Jurnal.
Diakses minggu, 22 Januari 2020.
https://www.amazon.com/Educating-Character-Schools-Respect-
Responsibility/dp/0553370529
Mulyani Aprilia. 2013. Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Hasil Belajar
Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI Di SMA Negeri 1
Wanoayu Sidoarjo. Jurnal. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Sejarah. (Online). Diakses 15 Maret 2020.
http://eprints.uny.ac.id/30206.
Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karkater Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. (Online). Diakses 15 Maret
2020.http://library.um.ac.id/fre.contents/index.php/buku/detail/pendidi
kan-karakter-menjawab-tantangan-krisis-multidimensional-mansur
muslich-40567.html
Mulyono Abdurrahman. ___. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 1999. (Online). Diakses 15 Maret 2020.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=91821
Riduwan. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statiska. Bandung: Alfabeta.
(Online). Diakses 15 Maret 2020.
https://www.goodreads.com/book/show/18776682-rumus-dan-data-
dalam-analisis-statistika
Slemeto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Online. Diakses, 20 Januari 2020.
http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/belajar-
dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya-oleh-slameto-29615.html
Wahyuni. 2012. Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Nilai. Jurnal.
Online. Diakses, 20 Januari 2020.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1452
Williiams & Schaps. 2004. Pendidikan Karakter. Online. Diakses, 18 Januari
2020. http://jualbeliforum.com/pendidikan/215357/.
72
Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta:
Pelangi Publishing. Online. Diakses, 18 Januari 2020.
http://digilib.uin-suka.ac.id/23676/1/Model%20Pendi.pdf
Zuhri Syarifuddin Ahmad. 2017. Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI
SMA Darrussy Syafa’ah Kota Sari Kecamatan Gajah Kabupaten
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Metro
Lampung: Program Studi Pendidikan Agama Islam. Online. Diakses,
21 Januari 2020.
http://library.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php?p=show_detail&id
=32129&keywords=
Zuriah. 2011. Pendidikan Moral dan Bude Pekerti dalam Prespektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aks. Online. Diakses, 18 Januari 2020.
http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=3451
73
73
LAMPIRAN
72
Lampiran 1. Data Instrumen Angket
LAMPIRAN
73
A. Identitas Responden
Nama Lengkap : MUH ALQADRI
Asal Sekolah : SMKN 1 GOWA
Kelas : X UPW
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Usia : 16 TAHUN
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
74
1. Lengkapilah identitas anda sebelum mencermati pertanyaan.
2. Pertanyaan berjumlah 15 Butir.
3. Jawablah pertanyaan dengan sejujurnya sesuai dengan nurani anda.
4. Berikan simbol centang (√ ) pada kolom di samping kanan pertanyaan
yang telah disediakan jika anda telah mencermati pertanyaan tersebut.
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
5. Teliti kembali semua jawaban dan jangan sampai ada yang belum
terjawab (√ ).
6. Apabila keliru dalam jawab pertanyaan dikolom tabel, boleh memakai
aplikasi MS.Word(Laptop) ataupun WPS Office (Android) umtuk
mengoperasionalkannya
NO
PERNYATAAN Alternatif Jawaban
SS S KS TS
1 Saya selalu mengikuti setiap pelaksanaan
ritual agama yang saya anut
2 Selalu lupa bersalam dan mengucapkan salam
ketika bertemu dengan orang lain
3 Saya tidak berani melawan kedua orangtua
saya
75
4 Saya berbohong dan mengatakan sesuatu tidak
sesuai dengan fakta
5 Saya tidak menyontek ketika sedang
menjawab soal ujian
6 Saya mengembalikan buku yang bukan milik
saya
7 Saya selalu membaca buku yang beredukasi
8 Malas menyempatkan waktu untuk beranjak
ke perpustakaan
9 Saya Gemar mengoleksi buku bacaan
10 Saya mengerjakan tugas dengan tepat waktu
11 Selalu melanggar tata tertib sekolah
12 Saya mengembalikan peralatan dengan ditata
rapi pada tempat
13 Selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun
14 Saya selalu berbicara dan kosentrasi / memusatkan perhatian pada pembicara dengan guru/teman
15 Menyukai jika diberi tugas kelompok oleh guru bidang studi bahaa Indonesia
Tabel Data Angket Responden
Responden X1 Total X2 Total X3 Total X4 Total X5 Total Y
1 3 3 4 10 3 2 3 8 2 3 2 7 2 4 2 8 2 1 6 78
2 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 3 10 3 3 3 9 3 3 9 104
76
3 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 2 9 3 4 4 11 4 4 12 112
4 3 2 4 9 4 4 4 12 3 3 4 10 4 4 4 12 4 3 11 108
5 4 3 4 11 3 3 4 10 3 2 1 6 4 4 3 11 3 3 9 94
6 4 4 4 12 4 3 3 10 3 3 3 9 4 4 3 11 3 3 9 102
7 4 4 4 12 4 3 3 10 3 3 3 9 4 4 3 11 3 3 9 102
8 3 3 4 10 2 2 3 7 3 2 2 7 4 4 4 12 3 4 11 94
9 3 1 4 8 4 3 3 10 3 2 2 7 4 4 4 12 4 4 12 98
10 3 2 4 9 1 3 1 5 2 2 3 7 3 4 4 11 4 4 12 88
11 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 10 3 3 3 9 3 3 9 100
12 3 2 4 9 3 3 3 9 3 3 3 9 2 2 4 8 3 3 9 88
13 2 2 4 8 4 4 2 10 2 4 4 10 2 4 1 7 3 4 10 90
14 3 2 4 9 4 4 4 12 3 3 4 10 4 4 4 12 4 3 11 108
15 4 1 3 8 3 3 1 7 3 3 3 9 3 3 4 10 4 4 11 90
16 4 3 4 11 4 4 4 12 3 4 4 11 3 4 4 11 4 4 12 114
17 4 3 4 11 4 4 4 12 4 3 3 10 3 3 3 9 3 3 9 102
18 4 2 4 10 4 4 4 12 4 3 3 10 3 3 3 9 1 3 7 96
19 3 4 4 11 4 3 4 11 3 3 3 9 3 4 4 11 4 3 10 104
20 4 1 4 9 4 3 3 10 3 4 3 10 4 4 3 11 3 3 9 98
21 3 4 4 11 4 4 4 12 4 4 3 11 4 4 4 12 4 4 12 116
22 3 2 4 9 4 4 4 12 3 3 4 10 4 4 4 12 4 3 11 108
23 2 3 4 9 4 4 3 11 2 4 4 10 4 4 3 11 3 4 10 102
24 4 3 3 10 3 2 2 7 2 2 2 6 2 2 3 7 3 3 9 78
25 4 3 4 11 3 3 3 9 3 3 3 9 2 3 3 8 3 2 7 88
26 4 2 4 10 4 3 3 10 2 2 2 6 3 3 3 9 3 3 8 86
27 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 9 90
28 1 1 4 6 4 4 4 12 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 11 104
29 3 3 4 10 3 3 4 10 4 3 4 11 3 4 3 10 4 3 11 104
30 3 4 4 11 4 4 4 12 4 3 4 11 3 4 3 10 4 3 10 108
31 4 3 3 10 4 3 3 10 3 3 3 9 2 4 3 8 3 3 9 93
32 3 2 3 8 3 3 4 10 3 2 3 8 3 3 3 9 3 3 9 88
33 3 4 4 11 4 4 4 12 3 4 3 10 3 4 4 11 4 4 12 112
34 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 3 10 3 3 3 9 3 3 9 104
35 4 4 4 12 4 4 4 12 3 3 3 9 3 4 3 9 3 3 9 101
Keterangan:
Pendidikan Karakter (X)
X1 : Religius
77
X2 : Jujur
X3 : Gemar Membaca
X4 : Disiplin
X5 : Bersahabat Komunikatif
Hasil Belajar (Y)
Hasil Uji Coba Data Angket Program SPSS Versi 24.0 for windows
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1 95,21 98,896 -,156 ,847
V3 95,76 91,276 ,253 ,835
V4 94,71 94,032 ,431 ,832
Total 88,56 90,375 ,164 ,846
X2 95,00 89,879 ,508 ,826
V7 95,21 88,168 ,707 ,820
V8 95,21 87,017 ,595 ,821
Total 88,29 72,456 ,685 ,812
X3 95,44 89,527 ,552 ,824
V11 95,56 90,921 ,468 ,827
V12 95,53 90,863 ,396 ,829
Total 89,41 77,947 ,609 ,817
X4 95,41 90,250 ,481 ,826
V15 94,97 91,484 ,456 ,828
V16 95,24 91,458 ,400 ,829
Total 88,53 79,529 ,562 ,820
X5 95,24 90,367 ,487 ,826
V19 95,35 92,599 ,337 ,831
V20 95,26 91,049 ,523 ,827
Total 88,74 80,928 ,489 ,826
Lampiran 2. Hasil Analisis Deskripsi Program SPSS Versi 24.0 For Windows
78
79
,
80
81
82
83
84
85
Lampiran 3. RPP Guru Bahasa Indonesia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2020/201
Nama Sekolah UPT SMK Negeri 1 Gowa
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Wajib)
Kelas/ semester X/Ganjil
Kompetensi Dasar 1.1 Mengindetifikasi laporan hasil observasi yang di
presentasikan dengan lisan dan tulis
1.2 Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi
berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun
tulis
Materi Pokok Teks Loporan Hasil Observasi
Alokasi Waktu 4JP
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning, peserta didik dapat mengidentifikasi laporan hasil
observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis serta terampil
menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik
secara lisan maupun tulis dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan
komunikatif selama proses pembelajaran.
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Melalui media Whatsapp group kelas
1. Guru menyapa peserta didik dengan ucapan salam.
2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum mengawali
kegiatan pembelajaran.
3. Guru menginformasikan cara belajar di SMA.
86
4. Peserta didik merespons pertanyaan dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
5. Peserta didik menyimak informasi dari guru tentang kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Peserta didik merespons secara aktif informasi tentang hal yang akan
dipelajari termasuk metode dan media. Langkah pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran.
Kegiatan Inti
7. Peserta didik mengamati tayangan video dan atau teks yang berisi hasil
observasi dan menjawab pertanyaan terkait hal-hal yang berhubungan
dengan isi dari tayangan video/teks laporan hasil observasi dan
menyimpulkannya.
8. Peserta didik mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan dari bahan
bacaan teks laporan hasil observasi.
9. Peserta didik berkerja sama dalam kelompok mengumpulkan
data/informasi dan membaca literatur mengenai jenis, isi, ciri, fungsi teks
dan gagasan utama setiap paragraf teks laporan hasil observasi.
10. Peserta didik mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data.
11. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggap oleh
kelompok lain. Selanjutnya memperbaiki hasil diskusinya
87
12. Peserta didik menarik kesimpulan (ciri, fungsi, dan isi teks laporan hasil
observasi.
13. Guru bersama perserta didik dan menyimpulkan ciri, fungsi, dan isi teks
laporan hasil observasi
Kegiatan Penutup
14. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
15. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi tentang kegiatan
pembelajaran.
dengan memberikan pertanyaan seperti berikut :
a. Bagaimana kesan pembelajaran hari ini?
b. Apa manfaat pembelajaran hari ini?
16. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang aktif dan memberi
motivasi untuk yang lainnya.
17. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik untuk tetap semangat
dan mengikuti pembelajaran.
18. Guru mengajak peserta didik berdoa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
19. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
B. PENILIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Pengetahuan :
Tes tertulis bentuk uraian tentang mengidentifikasi teks laporan hasil
observasi.
2. Keterampilan
88
Produk hasil menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi.
3. Sikap
Sikap rasa ingin tahu, tanggung jawab, komunikatif dalam pembelajaran
dan menyelesaikan tugas
4. Remedial
Dilakukan sebanyak dua kali dan apabila setelah dua kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis.
5. Pengayaan
Peserta didik yang mencapai nilai >KKM diberikan pengetahuan
tambahan dalam cakupan KD atau menjadi tutor bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM.
Mengetahui, Gowa, September 2020
Kepala UPT SMK Negeri 1 Gowa Guru Bahasa Indonesia,
Drs. Imanuddin Djaya, M.Pd. Hj. Subaedah, S.Pd.
NIP. 196611091994021001 NIP.197207162000122002
89
Lampiran 1. Daftar Hadir dan Nilai Siswa Kelas X Usaha Perjalanan Wisata
90
DAFTAR NILAI SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2020/2021
Kelas X Usaha Perjalanan Wisata (UPW) KKM : 70
NO NIN NAMA SISWA L/P NH UTS UAS KET.
1 0049153023 PUTRI RAMADANI P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
2 3058413297 YAHDI ZIRQA
RAHMAN
L 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
3 0053552237 ISTINAN SAPUTRI P 75 85 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
4 0053473102 INDRI ARSYAD P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
5 0050918252 NURUL RESKI
AULIAH
P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
6 0051478006 ZALSA BILA
NOVIANTY
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
7 0059308980 FADIA IZZA
AQILA
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
8 0051478000 DIEN FADHILA
FATIN P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
9 0063209234 DIVA NADJWA
PUTRI
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
10 0050912762 MUH. IQBAL L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
91
TUNTAS
11 0063502410 SALMIA P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
12 0051590975 DWI EKA PUTRI P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
13 0046637671 MUH. ALWI ALIF L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
14 0044715398 MUTIARA PUTRI P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
15 0067505712 APRILIA PERTIWI P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
16 0069327457 MUH ILHAM NUR
SAID
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
17 0051654822 FATIHATUL
HAMDI
L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
18 0051473224 SUCI RAMADANI P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
19 0043784790 MUH. AGUNG L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
20 0052353363 NURANITA P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
21 0050912745 MUH AL QADRI L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
92
22 0057744165 RISKA DWI SARI P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
23 0054084860 IRMA SAFIRA P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
24 0048278817 SAKIR L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
25 3052382386 AULIYA
ADHYANINGTYAS
P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
26 0034241918 KAMRIANI P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
27 0057856651 LISDA P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
28 0059298750 NUR MARDIAH
ABDULLAH
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
29 0052603469 MUHAMMAD ANAS NASRUDDIN
L 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
30 0060197765 YUSRIANI P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
31 0046874631 RADIATUN MARDIAH
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
32 0051936305 SYAMSANY P 75 80 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
33 0060051626 MUH RAIDIL ANDRIAN
L 70 75 SEMUA
KD
93
BELUM
TUNTAS
34 0058284042 ARINI SEPTIANI ANSAR
P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
35 0058350043 NUR ANNISA P 70 75 SEMUA
KD
BELUM
TUNTAS
Jumlah Nilai Keseluruhan : - Gowa, September 2020
Nilai Rata-rata : 75 Guru Bahasa Indonesia,
Daya Serap : 50%
Target Kurikulum : 100%
LAKII-LAKI 9 Hj. Subaeda, S.Pd.
PEREMPUAN 26 NIP. 197207162000122002
JUMLAH SELURUHNYA 35
94
Lampiran 2. Dokumentasi Nilai-nilai Karakter Siswa Kelas X Usaha
Perjalanan Wisata
1. Nilai Religius
95
96
2. Nilai karakter jujur
97
3. Disiplin
98
4. Gemar Membaca
5. Besahabat
komunikatif
99
Lampiran 3. Dokumentasi Wawancara Kepala UPT SMK Negeri 1 Gowa dan
Guru Bahasa Indonesia
100
101
102
103
104
105
106
107
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
108
109
110
111
RIWAYAT HIDUP
Rahmatullah Rasyid lahir pada tanggal 02 Februari
1997 di Ujung Pandang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Anak kedua dari tiga bersaudara yang merupakan buah cinta
dari pasangan ayahanda ABD. Rasyid B dan Riskayanti.
Mulai memasuki pendidikan formal di Sdi Tetebatu 1 dan
lulus pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 1 Pallangga lulus pada
tahun 2011, setelah itu melanjutkan sekolah di sekolah
menengah atas di SMK Negeri 1 Gowa lulus pada tahun 2014. Kemudian pada
tahun 2016 melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan. Tahun 2020 penulis berhasil menyelesaikan program studi strata 1
(SI) dengan judul skripsi “Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter
Terhadap Hasil Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMK
Negeri 1 Gowa”.