Upload
others
View
23
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PENGALAMAN DAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP
KUALITAS AUDIT DENGAN KOMPENSASI
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Muhammad Ihda Ainun Najib
NIM 7211413191
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah kamu berharap.
(Q.S Al-Insyirah: 6-8)
Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu
adalah untuk dirinya sendiri.
(Q.S Al-Ankabut: 6)
Persembahan
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Bapak H. Ali Darokah dan Ibu Kunti
Muflihah Al-Abadiyah, serta adik saya
Nisrina Ulin Nikmah yang selalu
memberikan dukungan, doa, dan semangat.
Dosen-dosen dan Almamaterku yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan
untukku.
Teman-teman seperjuangan Akuntansi D
2013 yang luar biasa.
vi
PRAKATA
Assalamulaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Pengaruh Pengalaman Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap
Kualitas Audit Dengan Kompensasi Sebagai Variabel Moderating” dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan pendidikan
program sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Bapak Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Semarang.
4. Ibu Dhini Suryandari, S.E., M.Si., Ak., CA, QIA sebagai dosen pembimbing
pertama yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi
kepada penulis.
5. Bapak Drs. Sukirman, M.Si., CRMP., QIA sebagai dosen pembimbing kedua
yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi kepada penulis.
vii
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah
membantu dan memberikan bekal ilmu pengetahuan selama masa
perkuliahan.
7. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan bantuan dan dukungan selama masa perkuliahan.
8. Auditor Kantor Akuntan Publik Kota Semarang yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
9. Teman-temanku tercinta, Asa, Dimas, Tito dan Ucup yang selalu saling
mendukung selama perkuliahan dan dalam penyusunan skirpsi ini.
10. Seluruh teman-teman seperjuangan Akuntansi D 2013 yang selama 4 tahun
belajar bersama, semoga kita menemukan jalan kesuksesan kita masing-
masing.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu. Semoga Allah yang membalas kebaikan anda semua.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semarang, 18 Agustus 2017
Penulis
viii
SARI
Najib, Muhammad Ihda Ainun. 2017. “Pengaruh Pengalaman dan Tekanan
Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Kompensasi Sebagai Variabel
Moderating”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dhini Suryandari, M.Si., Ak., CA, QIA. Pembimbing
II: Drs. Sukirman, M.Si., CRMP, QIA.
Kata Kunci : Pengalaman, Tekanan Anggaran Waktu, Kualitas Audit,
Kompensasi
Kualitas audit adalah keadaan dimana seorang auditor dapat
mengidentifikasi, menemukan dan mengevaluasi temuan salah saji yang
selanjutnya dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Kualitas audit
mencerminkan kemampuan auditor dalam melakukan proses audit. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu pengalaman yang berasal dari faktor
internal auditor, tekanan anggaran waktu, dan kompensasi yang berasal dari faktor
eksternal auditor.
Populasi dalam penelitian yang digunakan adalah seluruh akuntan publik
yang ada di Kantor Akuntan Publik Kota Semarang. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, hingga akhirnya
diperoleh 61 responden auditor. Pengujian dilakukan dengan uji regresi berganda
untuk menguji variabel independen dan uji interaksi (moderated regression
analysis) untuk menguji variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan pengalaman, tekanan
anggaran waktu dan kompensasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Secara parsial pengalaman berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan
anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, dan kompensasi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil kompensasi sebagai variabel
moderating menunjukkan kompensasi tidak mampu memoderasi pengaruh
pengalaman terhadap kualitas audit dan kompensasi mampu memoderasi
pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit.
Simpulan pada penelitian ini, pengalaman dan tekanan anggaran waktu
berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit, kompensasi berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas audit. Kompensasi tidak dapat memoderasi pengaruh
pengalaman terhadap kualitas audit. Dan kompensasi mampu memoderasi
pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya apabila
ingin meneliti sesuai topik pada penelitian ini dengan berbagai variabel lain.
ix
ABSTRACT
Najib, Muhammad Ihda Ainun. 2017. "The Influence of Experience and Time
Budget Pressure on Audit Quality with Compensation as Moderating Variables".
Final Project. Accounting Program. Faculty of Economics. University State of
Semarang. Supervisor I: Dhini Suryandari, M.Si., Ak., CA, QIA. Supervisor II:
Drs.Sukirman, M.Si., CRMP, QIA.
Keywords: Experience, Time Budget Pressure, Audit Quality, Compensation
Audit quality is a condition in which an auditor can identify, locate and
evaluate findings of misstatements that are subsequently reported to interested
parties. Audit quality reflects the auditor's ability to perform the audit process.
Matters that may affect audit quality are experiences derived from internal auditor
factors, time budget pressures, and compensation derived from external auditor
factors.
Population in research used is all public accountant in Public Accounting
Office of Semarang City. The sample selection in this research using convenience
sampling technique, until finally obtained 61 respondents auditors. The test was
done by multiple regression test to test the independent variable and the
interaction test (moderated regression analysis) to test the moderation variable.
The results show simultaneously experience, time budget pressure and
compensation have a positive effect on audit quality. Partially, experience
negatively impacts audit quality, time budget pressure negatively affects audit
quality, and compensation has a positive effect on audit quality. The result of
compensation as a moderating variable shows that compensation is unable to
moderate the effect of experience on audit quality and compensation is able to
moderate the effect of time budget pressure on audit quality.
Conclusions in this study, experience and time budget pressure affect the
audit quality decline, compensation effect on improving audit quality.
Compensation can not moderate the effect of experience on audit quality. And
compensation is able to moderate the effect of time budget pressures on audit
quality. The results of this study can be used as a consideration for further
research if you want to research the topics in this study with various other
variables.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 10
1.3 Cakupan Masalah ................................................................................ 11
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................... 11
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 12
1.6 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 13
1.7 Orisinilitas Penelitian .......................................................................... 13
BAB II .................................................................................................................. 14
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................................. 14
2.1 Kajian Teori Utama (Grand Theory) .................................................. 14
xi
2.1.1 Teori Atribusi .................................................................................. 14
2.1.2 Hukum Yerkes-Dodson (Model U Terbalik) .................................. 15
2.1.3 Teori Motivasi Klasik ..................................................................... 16
2.2 Kajian Variabel Penelitian .................................................................. 16
2.2.1 Kualitas Audit ................................................................................. 16
2.2.2 Pengalaman ..................................................................................... 18
2.2.3 Tekanan Anggaran Waktu............................................................... 20
2.2.4 Kompensasi ..................................................................................... 21
2.3 Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................... 23
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................... 27
2.4.1 Pengaruh Pengalaman, Tekanan Anggaran Waktu, dan Kompensasi
terhadap Kualitas Audit ................................................................... 27
2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit .............................. 28
2.4.3 Pengaruh Tekanan Aggaran Waktu terhadap Kualitas Audit ......... 30
2.4.4 Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit .............................. 32
2.4.5 Pengaruh Pengalaman dimoderasi Kompensasi terhadap Kualitas
Audit ................................................................................................ 33
2.4.6 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dimoderasi Kompensasi
terhadap Kualitas Audit................................................................... 34
2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 36
BAB III ................................................................................................................. 38
METODE PENELITIAN ................................................................................... 38
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 38
3.1.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 38
3.1.2 Desain Penelitian ............................................................................. 38
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 38
xii
3.2.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 38
3.2.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 40
3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 41
3.3.1 Variabel Dependen .......................................................................... 41
3.3.2 Variabel Independen ....................................................................... 42
3.3.3 Variabel Moderating ....................................................................... 45
3.4 Pengujian Instrumen Penelitian .......................................................... 47
3.4.1 Uji Validitas .................................................................................... 47
3.4.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 48
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 48
3.6.1 Teknik Analisis Statistik Desktiptif ................................................ 48
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 54
3.6.3 Teknik Analisis Statistik Inferensial ............................................... 57
BAB IV ................................................................................................................. 61
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 61
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 61
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 61
4.2 Hasil Uji Instrumen ............................................................................. 63
4.2.1 Uji Validitas .................................................................................... 63
4.2.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 65
4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 66
4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif Responden.......................................... 66
4.3.2 Analisis Statistik Deskriptif Variabel.............................................. 69
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 75
xiii
4.4.1 Uji Normalitas ................................................................................. 75
4.4.2 Uji Multikoloniearitas ..................................................................... 78
4.4.3 Uji Autokorelasi .............................................................................. 79
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 79
4.4.5 Uji Linearitas ................................................................................... 82
4.5 Koefisien Determinasi ........................................................................ 82
4.6 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 84
4.6.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................................. 84
4.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................................... 87
4.6.3 Uji Regresi Interaksi (Moderated Regression Analysis) ................. 89
4.7 Pembahasan ......................................................................................... 94
4.7.1 Pengaruh Pengalaman, Tekanan Anggaran Waktu, dan Kompensasi
Secara Simultan Terhadap Kualitas Audit ...................................... 94
4.7.2 Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit............................. 95
4.7.3 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit ...... 97
4.7.4 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kualitas Audit ............................ 98
4.7.5 Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit Dengan
Kompensasi Sebagai Variabel Moderating ..................................... 99
4.7.6 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit
Dengan Kompensasi Sebagai Variabel Moderating ..................... 100
BAB V ................................................................................................................. 103
PENUTUP .......................................................................................................... 103
5.1 Simpulan ........................................................................................... 103
5.2 Saran ................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 109
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ 25
Tabel 3.1 Daftar KAP di Semarang..................................................................... 39
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................... 46
Tabel 3.3 Kategori Variabel Kualitas Audit ........................................................ 51
Tabel 3.4 Kategori Variabel Pengalaman............................................................ 52
Tabel 3.5 Kategori Variabel Tekanan Anggaran Waktu ..................................... 53
Tabel 3.6 Kategori Variabel Kompensasi ........................................................... 54
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Penyebaran Kuesioner ............................................. 61
Tabel 4.2 Hasil Pengumpulan Data ..................................................................... 63
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 64
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 65
Tabel 4.5 Data Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 66
Tabel 4.6 Data Statistik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 67
Tabel 4.7 Data Statistik Responden Berdasarkan Jabatan................................... 68
Tabel 4.8 Data Statistik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ........................ 68
Tabel 4.9 Rangkuman Statistik Deskriptif .......................................................... 70
Tabel 4.10 Hasil Kategori Kualitas Audit ............................................................. 71
Tabel 4.11 Hasil Kategori Pengalaman ................................................................. 72
Tabel 4.12 Hasil Kategori Tekanan Anggaran Waktu .......................................... 73
Tabel 4.13 Hasil Kategori Kompensasi ................................................................. 74
Tabel 4.14 Hasil Kolmogorov-Smirnov ................................................................. 77
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikoloniearitas ................................................................ 78
Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 79
Tabel 4.17 Hasil Uji Glejser .................................................................................. 81
Tabel 4.18 Hasil Uji Linearitas ............................................................................. 82
Tabel 4.19 Koefisien Determinasi ......................................................................... 83
Tabel 4.20 Hasil Uji t ............................................................................................ 84
Tabel 4.21 Hasil Uji F ........................................................................................... 87
Tabel 4.22 Hasil Uji Interaksi Kompensasi Pada Pengaruh Pengalaman dan
Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit .......................... 89
xv
Tabel 4.23 Hasil Uji F Regresi Interaksi ............................................................... 92
Tabel 4.24 Hasil Koefisien Determinasi Regresi Interaksi ................................... 93
Tabel 4.25 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................... 94
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model U Terbalik ............................................................................. 15
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir (Model Penelitian Empiris) ................................ 36
Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik Histogram .............................................................. 76
Gambar 4.2 Hasil Uji Grafik Normal Probability Plot (P-P Plot) ....................... 76
Gambar 4.3 Hasil Uji Scatterplot ......................................................................... 80
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Instrumen ................................................................................. 109
Lampiran 2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 113
Lampiran 3 Uji Regresi Berganda ..................................................................... 116
Lampiran 4 Uji Interaksi ................................................................................... 117
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 118
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 123
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bisnis di dunia global yang semakin maju saat ini, setiap perusahaan
saling bersaing secara kompetitif dan ketat untuk mendapatkan keuntungan yang
besar dengan berbagai macam strategi. Tidak hanya keuntungan karena kepuasan
dari pelanggan, tetapi juga kepercayaan dari investor yang telah memberikan
modal untuk keberlangsungan perusahaan. Baik perusahaan perorangan maupun
perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari
dana pihak luar atau pihak ketiga yang tidak hanya ikut dalam penyertaan modal
tetapi juga pemberian kredit kepada perusahaan. Artinya, pihak-pihak yang
memiliki kepentingan terhadap keuangan suatu perusahaan tidak hanya terbatas
pada pimpinan perusahaan saja, tetapi juga dari pihak luar seperti investor dan
kreditur bahkan calon investor dan calon kreditur.
Auditor memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Jasanya dibutuhkan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tentang kegiatan ekonomi
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikannya kepada yang
berkepentingan (Mulyadi, 2014:9). Karena pentingnya peran auditor, maka hasil
dari pekerjaannya harus memiliki kualitas yang layak agar pengguna kepentingan
mendapatkan manfaatnya.
Kualitas audit adalah sikap auditor dalam melaksanakan tugasnya yang
tercermin dalam hasil pemeriksaannya yang dapat diandalkan sesuai dengan
2
standar yang berlaku (Bawono, 2010). Terdapat banyak cara menilai kualitas audit
melalui berbagai dimensi dan indikator. Ada banyak variabel yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas audit , tergantung dari sudut atau sisi mana
memandangnya. Menurut Warno (2009), Kualitas audit merupakan hal yang sulit
untuk diukur sehingga membuatnya menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku
individual yang melakukan audit. Kualitas audit yang baik dapat dinilai selama
melakukan proses auditing. Kualitas audit juga dapat dinilai dari keputusan-
keputusan yang diambil lalu dibandingkan dengan standar hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Laporan audit yang dibuat auditor dipergunakan pemilik
kepentingan untuk membuat keputusan. Contohnya investor yang menggunakan
laporan audit sebagai acuan untuk tetap menginvestasikan atau akan menarik
investasinya. Oleh karena itu, laporan audit harus mencakup hal-hal penting baik
tersurat maupun tersirat didalamnya. Opini auditor sepenuhnya harus dapat
mendukung laporan audit.
Kualitas audit tidak terlepas dari ukuran perusahaan (De Angelo, 1981).
Perusahaan besar umumnya memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan
perusahaan kecil, karena perusahaan yang besar mampu membayar KAP yang
besar untuk melakukan audit pada perusahaannya. KAP yang besar dan terkenal
umumnya lebih profesional dan memiliki kemampuan yang lebih karena
mayoritas auditornya memiliki kompetensi dan pengalaman yang lebih dibanding
KAP lain sehingga laporan hasil auditnya memiliki kualitas yang lebih baik. KAP
yang besar dan terkenal juga memiliki reputasi yang tinggi sehingga dituntut
untuk memberikan kualitas audit yang baik. Namun, Tandiontong (2016:190)
3
berpendapat lain, ukuran KAP jika tetap digunakan sebagai proksi kualitas audit
sebenarnya lebih sesuai sebagai ukuran kualitas KAP daripada kualitas audit. Hal
itu berdasar pada KAP Arthur Andersen yang runtuh bukan karena kehilangan
pendapatan ataupun kehilangan klien.
Namun, hasil audit yang diharapkan sesuai dengan kondisi perusahaan
yang diaudit tidak selalu memiliki kualitas yang baik. Laporan keuangan
terkadang tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, auditor
yang tidak dapat mendeteksi kesalahan dalam laporan keuangan kliennya dan
menyebabkan opini auditor tidak sepenuhnya mendukung kondisi perusahaan
yang sebenarnya. Kasus Perusahaan multinasional Enron dan KAP Arthur
Andersen contohnya, KAP Arthur Andersen melakukan kerjasama dengan
kliennya Enron untuk memanipulasi laporan keuangan, hasilnya laporan keuangan
dan laporan auditan yang dihasilkan KAP Arthur Andersen tidak menyatakan
kebenaran dari perusahaan Enron. Akibatnya, banyak pemilik kepentingan yang
terkena dampaknya, seperti investor yang dirugikan karena berharap harta yang
diinvestasikan mendapatkan keuntungan, tetapi pada kenyataannya perusahaan
mengalami kerugian dan tidak dapat memberikan keuntungan kepada investor.
Padahal KAP Arthur Andersen pada masa itu termasuk kedalam anggota Big-Five
atau 5 KAP yang terbesar di dunia. KAP Arthur Andersen tentu memiliki auditor
yang mempunyai kompetensi dan pengalaman lebih dibanding KAP yang lebih
kecil tetapi hasil auditnya tidak berkualitas.
Kasus lainnya adalah perusahaan dalam negeri PT. Kimia Farma Tbk dan
KAP Hans Tuanakotta & Mustofa. Kimia Farma terbukti melakukan praktik
4
penggelembungan/ mark up laba bersih atas laporan keuangan 2001 sebesar
Rp132 miliar agar labanya terlihat lebih besar. Bapepam meminta agar KAP
tersebut menyajikan kembali (restated) hasil sesungguhnya dari laporan keuangan
PT. Kimia Farma Tbk tahun 2001. Setelah dilakukan audit ulag pada laporan
keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya Rp99,5 miliar, lebih
rendah Rp32,6 miliar (24,7%) dari laba awal yang dilaporkan. KAP Hans
Tuanakotta & Mustofa tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba
yang dilakukan kliennya meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan
SPAP. Seharusnya KAP besar seperti KAP Hans Tuanakotta & Mustofa mampu
mendeteksi kecurangan yang dilakukan kliennya karena KAP yang besar memiliki
auditor yang memiliki kompetensi lebih dan berpengalaman.
Kasus lainnya pembekuan izin KAP Tahrir berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 397/KM 1/2008, terhitung mulai tanggal 11 Juni 2008.
Sementara AP Drs Dody Hapsoro, melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor
409/KM.1/2008, terhitung mulai 20 Juni 2008. Menurut Kepala Biro Humas
Depkeu Samsuar Said, pembekuan atas izin usaha KAP Tahrir, merupakan tindak
lanjut setelah izin AP Tahrir Hidayat dibekukan oleh Menkeu. KAP Tahrir
dibekukan selama 24 bulan. Sedangkan AP Dody Hapsoro, dikenakan sanksi
pembekuan selama enam bulan. Pembekuan ini karena yang bersangkutan telah
melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan
konsolidasi PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) dan anak perusahaan tahun buku
2005. (http://economy.okezone.com).
5
Kasus lainnya yaitu Kantor akuntan publik mitra Ernst & Young‟s (EY) di
Indonesia, yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja sepakat membayar denda
senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar) kepada regulator Amerika Serikat,
akibat divonis gagal melalukan audit laporan keuangan kliennya.
Kesepakatan itu diumumkan oleh Badan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik
AS (Public Company Accounting Oversight Board/PCAOB) pada Kamis, 9
Februari 2017, waktu Washington. Kasus itu merupakan insiden terbaru yang
menimpa kantor akuntan publik, sehingga menimbulkan keprihatinan apakah
kantor akuntan publik bisa menjalankan praktek usahanya di negara berkembang
sesuai kode etik. Temuan itu berawal ketika kantor akuntan mitra EY di AS
melakukan kajian atas hasil audit kantor akuntan di Indonesia. Mereka
menemukan bahwa hasil audit atas perusahaan telekomunikasi itu tidak didukung
dengan data yang akurat, yakni dalam hal persewaan lebih dari 4 ribu unit tower
selular. Namun, afiliasi EY di Indonesia itu merilis laporan hasil audit dengan
status wajar tanpa pengecualian. Claudius B. Modesti selaku Direktur PCAOB
Divisi Penegakan dan Invstigasi mengungkapkan; dalam ketergesaan KAP
Purwantono, Suherman & Surja atas mengeluarkan laporan audit untuk kliennya,
EY dan dua mitranya lalai dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk
memperoleh bukti audit yang cukup (https://www.bisnis.tempo.co).
Berdasarkan kasus-kasus yang dijelaskan diatas, ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi auditor saat membuat hasil audit. Achmat Badjuri (2011)
dalam penelitiannya menggunakan variabel Independensi, Pengalaman, Due
Professional Care dan Akuntabilitas sebagai penentu variabel dependen Kualitas
6
Audit. Pengalaman adalah keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh
seseorang setelah mengerjakan sesuatu hal (Bawono, 2010). Pengalaman auditor
merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas audit, semakin
banyak pengalaman auditor semakin tinggi pula pengetahuannya dan
kemungkinan rendah untuk melakukan kesalahan serta mampu membuat kualitas
audit yang baik. Pengalaman bisa didapatkan dari berbagai cara, bisa melalui
pendidikan formal maupun non formal. Pengalaman kerja auditor dipandang
sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal
ini adalah kualitas auditnya (Aisyah, 2015). Auditor dalam melakukan
pekerjaannya pernah melakukan kesalahan, tetapi saat mengerjakan pekerjaan
yang lainnya kemungkinan kecil untuk melakukan kesalahan yang sama,
pengalaman membatasi auditor untuk melakukan kesalahan yang sama yang
pernah dilakukan sebelumnya.
Hal lain dari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas audit
adalah Time Budget Pressure (Tekanan anggaran waktu). Sososutikno (2003)
dalam Aisyah (2015) menjelaskan Time budget pressure adalah keadaan yang
menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu
yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat
dan kaku. Anggaran waktu yang diberikan klien kepada auditor untuk melakukan
proses audit dapat menjadi tekanan tersendiri didalam diri auditor apabila
anggaran waktu yang diberikan tidak sesuai dengan standar waktu yang telah
ditetapkan. De Zoort dan Lord (1997) dalam Simanjutak (2008) menyebutkan,
ketika menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan respon
7
dengan dua cara, yaitu; fungsional dan disfungsional. Auditor yang mendapatkan
tekanan dalam anggaran waktu berkesempatan atau memiliki peluang untuk
melakukan tindakan disfungsional yang dapat menurunkan kualitas audit. Time
budget pressure menyebabkan auditor meninggalkan bagian program audit
penting dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit (Primastuti, 2014).
Tekanan anggaran waktu membuat auditor memilih program-proram audit yang
akan dijalankannya, semakin tinggi/ ketat tekanan anggaran waktu yang diberikan
semakin sedikit program yang akan dijalankan auditor dan kemungkinan tidak
melakukan prosedur audit semakin besar, hal ini menjadikan penurunan kualitas
audit.
Pada riset-riset sebelumnya yang meneliti hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit terdapat perbedaan hasil/ kesimpulan. Pengalaman
berpengaruh positif dan tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit disimpulkan oleh Aisyah dan Sukirman (2015). Sejalan dengan
Hutabarat (2012) dan Setyorini (2011) yang menyimpulkan hasil yang sama
auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik
dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang belum berpengalaman.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Achmat Badjuri (2011) dan Icuk
Rangga Bawono (2010) yang menyatakan Pengalaman tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi > 0,05. Mereka menyimpulkan
semakin auditor berpengalaman dalam melakukan audit ternyata belum tentu
dapat meningkatkan kualitas hasil audit. Penelitian terbaru yang dilakukan Rifan
(2015) menemukan hasil pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
8
Mereka menyimpulkan pengalaman yang dimiliki auditor tidak menjamin apakah
yang bersangkutan akan melakukan audit secara berkualitas. Sejalan dengan
Furiady (2015) yang dikarenakan responden didominasi oleh auditor junior yang
pengalaman kerjanya kurang dari 3 tahun.
Tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
disimpulkan oleh Aisyah dan Sukirman (2015). Hasil yang sama disimpulkan oleh
Prasita dan Priyo (2007) dan Hutabarat (2012) yang menyimpulkan anggaran
waktu yang ketat sering menyebabkan auditor meninggalkan bagian program
audit dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit. Tetapi Dewi Rosari
Putri Zam (2014) berpendapat lain, dalam penelitiannya tekanan anggaran waktu
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit dengan nilai
signifikansi 0,582. Warno (2009) juga menyimpulkan tekanan anggaran waktu
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan alasan auditor bisa
memperpanjang waktu yang diperlukan untuk audit jika memang dilapangan
menghendaki seperti itu.
Karena adanya perbedaan kesimpulan dari penelitian-penelitian
sebelumnya, Kompensasi dihadirkan sebagai variabel moderating untuk
memperkuat/ memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasibuan (2003:118) mendefinisikan kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Ada dua macam kompensasi; pertama kompensasi finansial yang secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan karyawan, dan yang kedua kompensasi non finansial
9
seperti penghargaan/ reward. Karyawan yang masih muda cenderung
menginginkan kompensasi yang berupa finansial karena kebutuhan dan
keinginannya lebih banyak, sedangkan karyawan yang sudah tua cenderung
menginginkan kompensasi non finansial seperti asuransi dan cuti karena
kebutuhan mereka tidak seperti karyawan yang masih muda.
Kompensasi dihadirkan sebagai variabel moderating untuk menguji
bagaimana hubungan pengalaman terhadap kualitas audit yang umumnya
berpengaruh positif, apabila pengalaman rendah kualitas audit juga rendah lalu
dimoderasi kompensasi apakah dapat meningkatkan kualitas audit. Kompensasi
juga dihadirkan untuk menguji bagaimana hubungan tekanan anggaran waktu
terhadap kualitas audit yang umumnya berpengaruh negatif, apabila tekanan
anggaran waktu tinggi kualitas audit rendah lalu dimoderasi kompensasi apakah
dapat meningkatkan kualitas audit.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
audit, riset ini akan menguji pengaruh hubungan independen pengalaman auditor
sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu sebagai faktor eksternal
terhadap variabel dependen kualitas audit dengan variabel moderating
kompensasi. Apakah kompensasi dapat memoderasi hubungan pengalaman dan
tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit? Maka ditetapkan judul penelitian
“Pengaruh Pengalaman dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit
dengan Kompensasi sebagai Variabel Moderating”.
10
1.2 Identifikasi Masalah
Kualitas audit merupakan hal yang komplek, terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhinya mulai dari faktor internal dari dalam diri auditor ataupun
dari faktor eksternal dari luar diri auditor. Ada banyak variabel yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas audit , tergantung dari sudut atau sisi mana
memandangnya. Menurut Warno (2009), Kualitas audit merupakan hal yang sulit
untuk diukur sehingga membuatnya menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku
individual yang melakukan audit. Kualitas pekerjaan auditor biasanya
dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu penyelesaian
pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada biaya yang paling
rendah serta sikap independensinya dengan klien.
Berdasarkan pada kasus terbaru mitra KAP Ernst & Young (EY) di
Indonesia yaitu KAP Purwantono, Suherman & Surja karena ketergesaannya tidak
menemukan bukti yang memadai untuk mengeluarkan opininya, tekanan anggaran
waktu diduga menjadi faktor yang menjadi penyebabnya. KAP Ernst & Young
(EY) termasuk kedalam KAP Big-Four yang memiliki auditor lebih
berpengalaman dan berkompeten. Kompensasi yang diberikan kepada auditor juga
pasti lebih besar dibandingkan KAP yang tidak termasuk ke dalam Big-Four.
Aisyah (2015) menemukan adanya pengaruh positif pengalaman dan
kompensasi, serta pengaruh negatif tekanan anggaran waktu terhadap kualitas
audit. Tetapi Rifan (2015) dan Furiady (2015) menyimpulkan tidak ada pengaruh
pengalaman terhadap kualitas audit. Primastuti (2015) juga menemukan hasil
pengaruh negatif tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Tetapi hasil
11
penelitian lain, Zam (2014) dan Warno (2009) mengemukakan hasil tidak ada
pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Adanya perbedaan
penelitian (research gap) pada penelitian-penelitian sebelumnya menjadikan
variabel pengalaman dan tekanan anggaran waktu perlu dikaji lebih lanjut
hubungannya dengan kualitas audit. Variabel Kompensasi merupakan variabel
yang masih sedikit bahkan jarang digunakan untuk memprediksi kualitas audit
sehingga variabel kompensasi perlu untuk dikaji lebih.
1.3 Cakupan Masalah
Penelitian yang dilakukan ini menguji pengaruh pengalaman dan tekanan
anggaran waktu terhadap kualitas audit dengan kompensasi sebagai variabel
moderating pada auditor senior maupun junior yang bekerja pada KAP di wilayah
Semarang. Kota Semarang dipilih menjadi cakupan wilayah pada penelitian ini
karena Kota Semarang termasuk salah satu kota terbesar di Jawa Tengah yang
memiliki jumlah KAP yang banyak dibandingkan kota-kota di Jawa Tengah
lainnya.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Pengalaman Auditor dan Tekanan
Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Kompensasi sebagai Variabel
Moderating”, masalah yang akan diteliti adalah :
1. Apakah secara simultan Pengalaman, Tekanan Anggaran Waktu, dan
Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit?
2. Apakah Pengalaman berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit?
12
3. Apakah Tekanan Anggaran Waktu berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit?
4. Apakah Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit?
5. Apakah secara signifikan Kompensasi dapat memoderasi pengaruh
Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit?
6. Apakah secara signifikan Kompensasi dapat memoderasi pengaruh
Tekanan Anggaran Waktu Auditor terhadap Kualitas Audit?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh Pengalaman, Tekanan
Anggaran Waktu, dan Kompensasi terhadap Kualitas Audit secara
simultan.
2. Untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh Pengalaman terhadap
Kualitas Audit.
3. Untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh Tekanan Anggaran
Waktu terhadap Kualitas Audit.
4. Untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh Kompensasi terhadap
Kualitas Audit.
5. Untuk menemukan bukti empiris tentang peran Kompensasi dalam
memoderasi pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit.
6. Untuk menemukan bukti empiris tentang peran Kompensasi dalam
memoderasi pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit.
13
1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat pembuktian (verifikasi)
dengan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman, tekanan
anggaran waktu terhadap kualitas audit dengan kompensasi sebagai variabel
moderating.
Kegunaan praktis :
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan penelitian-penelitian yang dilakukan selanjutnya.
1.7 Orisinilitas Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel independen
pengalaman auditor sebagai variabel yang berasal dari dalam diri auditor sendiri
(faktor internal), serta variabel tekanan anggaran waktu dan kompensasi sebagai
variabel yang berasal dari luar diri auditor (faktor eksternal). Variabel
Kompensasi merupakan variabel yang masih sedikit bahkan jarang digunakan
untuk memprediksi kualitas audit sehingga variabel kompensasi perlu untuk dikaji
lebih. Pada penelitian ini kompensasi juga ditampilkan sebagai variabel
moderating untuk memperkuat atau memperlemah pengaruh pengalaman dan
tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian-
penelitian sebelumnya yang hanya menampilkan variabel kompensasi sebagai
variabel independen, pada penelitian ini variabel kompensasi dijadikan variabel
independen dan juga sebagai variabel moderating (quasi moderasi).
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Teori Utama (Grand Theory)
2.1.1 Teori Atribusi
Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori
yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi menjelaskan
mengenai proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku
seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal
ataupun dari eksternal yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku
individu (Luthans, 2005 dalam Hanjani, 2014).
Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang
terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka
atas kejadian yang dialami. Teori atribusi juga dilandaskan pada satu pandangan
dimensi yang didasarkan pada asumsi bahwa penyebab tingkah-laku menurut
presepsi individu adalah berbeda. Kejadian itu disebabkan (diatribusikan) oleh
atau para individu (diri) atau pada sifat lingkungan. Persepsi tentang penyebab
tingkah laku itu terletak pada suatu kendali internal dan kendali eksternal dari diri
sendiri.
15
2.1.2 Hukum Yerkes-Dodson (Model U Terbalik)
Model U Terbalik (Hukum Yerkes-Dodson) ditemukan oleh psikologis
Robert Yerkes dan John Dodson pada tahun 1908. Digambarkan dengan garis
mendatar (horizontal) sebagai stres dan garis tegak lurus (vertical) sebagai kinerja
dengan kurva berbentuk huruf U terbalik.
Menurut Robbins (2006) dalam Simanjuntak (2008), logika yang
mendasari teori U terbalik bahwa stres pada tingkat rendah sampai sedang
merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan bereaksi. Bila tidak ada stres,
tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Dengan
meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stres membantu untuk
mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, menjadi
rangsangan yang mendorong untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Pada
akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan.
Selanjutnya, bila stress terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stress
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 2.1 Model U Terbalik
16
2.1.3 Teori Motivasi Klasik
Frederik Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori
motivasi kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja
giat untuk memenuhi kebutuhan fisik/ biologisnya, berbentuk uang/ barang dari
hasil pekerjaannya.
Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia
mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Pekerja
hanya dapat dimotivasi dengan memberikan imbalan materi dan jika balas jasanya
ditingkatkan maka dengan sendirinya gairah bekerjanya meningkat. (Hasibuan,
2003:153)
Teori motivasi ini menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-
mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun
semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak
sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
2.2 Kajian Variabel Penelitian
2.2.1 Kualitas Audit
Hal terakhir dalam melakukan proses audit yaitu auditor membuat laporan
audit. Laporan audit yang dibuat auditor memiliki tingkat kualitas yang dinilai
dari isi laporan audit. Kualitas audit adalah suatu bentuk pelaporan tentang
kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari
pejabat yang bertanggung jawab, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan, dan
tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atau standar yang telah ditetapkan (Aisyah, 2015). Kualitas audit
17
mencerminkan kemampuan auditor dalam melakukan proses audit. Auditor yang
memiliki prinsip etika profesi IAI mampu menghasilkan laporan audit dengan
kualitas audit dibandingkan auditor yang tidak memiliki prinsip.
Knechel et al (2012) dalam Tandiontong (2016: 242) mendefinisikan
kualitas audit adalah gabungan dari proses pemeriksaan sistematis yang baik, yang
sesuai dengan standar yang berlaku umum, dengan auditor‟s judgement
(skeptisme dan pertimbangan profesional) yang bermutu tinggi, yang dipakai oleh
auditor yang kompeten dan independen, dalam menerapkan proses pemeriksaan
tersebut untuk menghasilkan audit yang bermutu tinggi. Sedangkan Lee, Liu, dan
Wang (1999) dalam Tandiontong (2016: 241) mendefinisikan kualitas audit secara
sederhana, kualitas audit adalah probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan
laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan
yang mengandung kekeliuran material. Tandiontong (2016: 250) sendiri juga
menyimpulkan kualitas audit dari berbagai definisi yang dimaknai sebagai
probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan melaporkan suatu kekeliruan
atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi klien.
Tandiontong (2016:250) menjelaskan kualitas audit dapat diukur dengan
menggunakan indikator kualitas yang seimbang (keuangan dan non-keuangan)
dari empat kategori: input, proses, hasil dan konteks. FRC (2006) dalam Badjuri
(2011) menjelaskan kualitas audit biasanya diukur dengan pendapat profesional
auditor yang tepat dan didukung oleh bukti dan penilaian objektif. Dimana auditor
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pemegang saham jika mereka
18
memberikan laporan audit yang independen, dapat diandalkan dan didukung
dengan bukti audit yang memadai.
Sedangkan BPK-RI (2007) dalam Tandiontong (2016) telah menyusun
standar kualitas audit yang terdiri dari kualitas strategis, kualitas teknis, dan
kualitas proses. Kualitas strategis diartikan bahwa hasil pemeriksaan harus dapat
memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan secara tepat waktu.
Kualitas teknis berkaitan dengan penyajian temuan, simpulan dan opini atau saran
yang harus jelas, konsisten, dapat diakses dan obyektif. Kualitas proses merujuk
pada proses kegiatan pemeriksaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan
sampai tindak lanjut pemeriksaan.
Penelitian yang dilakukan Primastuti (2014) mengukur kualitas audit
dengan indikator; kecukupan bukti pemeriksaan, mengemukakan temuan audit
secara akurat dan obyektif, melaporkan semua kesalahan auditee, menyelesaikan
audit secara tepat waktu, berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan, rekomendasi yang
sesuai dengan penyebab kesalahan, memberikan rekomendasi atas laporan hasil
audit yang jelas dan dapat dipahami oleh auditee. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Prasanti (2016) mengukur kualitas audit dengan indikator; kesesuaian
pemeriksaan dengan Standar Audit, dan kualitas laporan hasil pemeriksaan.
2.2.2 Pengalaman
Pengalaman merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas
hasil audit. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dalam Badjuri (2011)
pengalaman adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasakan, ditanggung, dan
19
sebagainya). Knoers dan Haditono (1999) dalam Aisyah (2015) mendefinisikan
pengalaman adalah suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan
potensi bertingkah laku, baik dari pendidikan formal maupun non-formal, atau
dapat diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola
tingkah laku yang lebih tinggi. Semakin banyak pengalaman, semakin tinggi pula
kemampuan yang dimiliki auditor untuk melakukan proses audit. Standar umum
yang pertama mensyaratkan akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang
cukup dalam praktik akuntansi dan prosedur audit. Pendidikan formal akuntan
publik dan pengalaman kerja dalam profesinya merupakan dua hal yang saling
melengkapi (Mulyadi 2014 : 25).
Tubbs (1992) dalam Badjuri (2011) menyatakan auditor yang
berpengalaman memiliki keunggulan antara lain: 1) Mereka lebih banyak
mengetahui kesalahan, 2) Mereka lebih akurat mengetahui kesalahan, 3) Mereka
tahu kesalahan tidak khas, 4) Pada umumnya hal-hal yang berkaitan dengan
faktor-faktor kesalahan (ketika kesalahan terjadi dan tujuan pengendalian internal
dilanggar) menjadi lebih menonjol. Auditor dalam melakukan pekerjaannya
pernah melakukan kesalahan, tetapi saat mengerjakan pekerjaan yang lainnya
kemungkinan kecil untuk melakukan kesalahan yang sama, pengalaman
membatasi auditor untuk melakukan kesalahan yang sama yang pernah dilakukan
sebelumnya. Ada banyak indikator yang digunakan untuk mengukur pengalaman
auditor, diantaranya penelitian yang dilakukan Aisyah (2015); lamanya bekerja
sebagai auditor, banyaknya perusahaan yang telah diaudit, jenis perusahaan yang
20
pernah diaudit. Putra (2012) mengukur pengalaman dengan indikator; lamanya
bekerja sebagai auditor, dan banyaknya tugas pemeriksaan
2.2.3 Tekanan Anggaran Waktu
Sebelum auditor menerima perikatan, didalam perikatan disebutkan
besarnya anggaran waktu yang diberikan klien kepada auditor untuk melakukan
proses pengauditan. Anggaran waktu (time budget) adalah lamanya waktu yang
tersedia yang akan digunakan untuk mengalokasikan waktu yang dibutuhkan
setiap tahap pelaksanaan program audit (Tandiontong, 2016:201)
Anggaran waktu yang diberikan klien bisa menjadi tekanan bagi auditor
apabila waktu yang diberikan tidak sesuai dengan standar waktu yang biasa
dilakukan untuk melakukan proses audit. Tekanan anggaran waktu merupakan
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas hasil audit. Sososutikno
(2003) dalam Aisyah (2015) mendefinisikan Time budget pressure adalah keadaan
yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat
ketat dan kaku. Tekanan anggaran waktu diperoleh auditor dari klien yang
menetapkan anggaran waktu kepada auditor untuk melakukan proses audit. Time
budget pressure menyebabkan auditor meninggalkan bagian program audit
penting dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit (Primastuti, 2014).
Coram (2003) dalam Tandiontong (2016) mengatakan untuk mengatasi
tekanan anggaran waktu yang ketat, auditor melakukan berbagai tindakan yang
menurunkan kualitas audit, yaitu : (1) menerima penjelasan klien yang kurang
beralasan, (2) menggunakan jumlah sampel yang kurang atau tidak cukup, (3)
21
melakukan review dokumen pendukung yang kurang dalam, (4) tidak melakukan
pengujian terhadap sample yang ditetapkan dalam program audit. Tekanan
anggaran waktu membuat auditor memilih program-proram audit yang akan
dijalankannya, semakin tinggi/ ketat tekanan anggaran waktu yang diberikan
semakin sedikit program yang akan dijalankan auditor dan kemungkinan tidak
melakukan prosedur audit semakin besar, hal ini menjadikan penurunan kualitas
audit.
Ada banyak indikator yang digunakan untuk mengukur tekanan anggaran
waktu, Penelitian yang dilakukan Nurlaeli (2010) mengukur tekanan anggaran
waktu dengan indikator; pemahaman tentang time budget, tanggung jawab
terhadap time budget, penilaian kinerja dari atasan, dan frekuensi revisi time
budget. Sedangkan Aisyah (2015) mengukur tekanan anggaran waktu dengan
indikator sikap auditor memanfaatkan waktu audit.
2.2.4 Kompensasi
Hasibuan (2003:118) mendefinisikan kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Sama dengan definisi dari Sikula (1981) dalam Hasibuan (2003:119) yang
menyatakan a compensation in anything that constitutes or is regarded as an
equivalent or recompense. Sedangkan Werther dan Davis (1982) dalam Hasibuan
(2003:119) mendefinisikan Compensation is what employee receive in exchange
of their work. Whether hourly wages or periodeic salaries, the personel
department usually design and administers employee compensation.
22
Kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan besarnya dapat
berbeda-beda tergantung dari banyaknya pekerjaan, jabatan, dan lain-lain. Bagi
karyawan, kompensasi dinilai sebagai hal yang penting karena menentukan
besarnya nilai yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Kompensasi akan
dipergunakan karyawan untuk memenuhi kebutuhannya. Karyawan yang masih
muda cenderung menginginkan kompensasi yang berupa finansial karena
kebutuhan dan keinginannya lebih banyak, sedangkan karyawan yang sudah tua
cenderung menginginkan kompensasi non finansial seperti asuransi dan cuti
karena kebutuhan mereka tidak seperti karyawan yang masih muda.
Mathis dan Jackson dalam Retnowati (2012:11) menjelaskan kompensasi
ada 2 jenis, yaitu :
1. Kompensasi langsung
Kompensasi yang langsung dikaitkan dengan prestasi kerja dan hasil kerja
karyawan. Kompensasi langsung dibagi menjadi 2; gaji pokok dan gaji
variabel. Kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, biasanya berupa
gaji atau upah, disebut gaji pokok. Sedangkan gaji variabel merupakan
kompensasi yang berhubungan langsung dengan pencapaian kinerja seperti
bonus, insentif, kepemilikan saham.
2. Kompensasi tidak langsung
Merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan para karyawan. Biasanya terdiri dari tunjangan seperti asuransi
kesehatan, uang cuti, atau uang pensiun.
23
Penelitian yang dilakukan Aisyah (2015) mengukur kompensasi dengan
indikator kompensasi dalam bentuk finansial dan non finansial. Penelitian yang
dilakukan Pratama (2015) mengukur kompensasi dengan indikator; gaji pokok,
gaji variabel, dan tunjangan.
2.3 Kajian Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh variabel-
variabel yang mempengaruhi kualitas audit terkait dengan pengalaman auditor dan
tekanan anggaran waktu. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Icuk dan
Elisha (2010) yang meleliti Independensi, Pengalaman, Due Professional Care,
Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit dengan Populasi seluruh auditor dari
tingkatan partner, manajer, senior, dan junior yang bekerja di KAP “Big Four”
yang ada di Indonesia. Kantor akuntan publik tersebut adalah KAP Tanudireja
Wibisana & Rekan (Member of Pricewaterhouse Coopers); KAP Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja (Member of Ernst & Young); KAP Osman Bing Satrio &
Rekan (Member of Deloitte) dan KAP Siddharta & Widjaja (Member of KPMG
International). Jumlah populasi auditor “Big Four” di Indonesia adalah 2000
orang. Metode penetapan sampel yang digunakan adalah Simple Random
Sampling dengan meyebarkan 200 kuesioner. Hasilnya variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi, due
professional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas
audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Independensi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kualitas
audit.
24
Penelitian lainnya dilakukan Edelweis dan Sukirman (2015) menguji
pengaruh Pengalaman, Time Budget Pressure, dan Kompensasi terhadap Kualitas
Audit. Populasi penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) wilayah Kota Semarang pada tahun yang berakhir 31 desember
2013 sebanyak 116 auditor yang terdapat dalam 18 KAP. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini sebanyak 58 responden. Hasilnya pengalaman, dan
kompensasi berpengaruh postitif terhadap kualitas audit. Sedangkan time budget
pressure (tekanan anggaran waktu) berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Putu Diah Savitri dan IB Putra Astika
(2017) yang meneliti Pengaruh etika pada hubungan antara pengalaman, time
budget pressure, dan kompensasi pada kualitas audit. Etika pada penelitian ini
dijadikan sebagai variabel moderating. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
sebanyak 101 responden. Kuesioner yang disebar sebanyak 101 kuesioner dan
kembali 95 kuesioner. Hasilnya etika mampu memoderasi pengaruh kompensasi
pada kualitas audit, tetapi etika tidak mampu memoderasi pengaruh pengalaman
terhadap kualitas audit, etika juga tidak mampu memoderasi pengaruh tekanan
anggaran waktu terhadap kualitas audit.
25
Tabel 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu
No Penulis Tahun Judul Hasil
1 Edelweis Asti Aisyah
Sukirman
Accounting Analysis
Journal
AAJ 4 (1) (2015)
2015 Hubungan
Pengalaman, Time
Budget Pressure,
Kompensasi
Terhadap Kualitas
Audit Pada Kantor
Akuntan Publik
(KAP) Di Kota
Semarang
Pengalaman, dan
kompensasi
berpengaruh postitif
terhadap kualitas
audit. Sedangkan time
budget pressure
berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit
2 Fransiska Desi
Primastuti
Dhini Suryandari
Accounting Analysis
Journal
AAJ 3 (4) (2014)
2014 Pengaruh Time
Budget Pressure
Terhadap Kualitas
Audit Dengan
Independensi
Sebagai Variabel
Intervening
(Studi Kasus Pada
BPK RI Perwakilan
Provinsi Daerah
Istimewa
Yogyakarta)
Time budget pressure
dan independensi
secara parsial
berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Independensi dapat
menjadi variabel
intervening untuk
pengaruh tidak
langsung time budget
pressure terhadap
kualitas audit.
3 Fenti Nurlaeli 2010 Pengaruh
Kompetensi,
Independensi, dan
Time Budget
Pressure terhadap
Kualitas Audit
Objek : BPKP
Provinsi Jawa
Tengah
Kompetensi,
independensi, dan
time budget pressure
berpengaruh secara
simultan terhadap
kualitas audit. Secara
parsial kompetensi
dan time budget
pressure tidak
berpengaruh terhadap
kualitas audit,
sedangkan
independensi
berpengaruh terhadap
kualitas audit.
26
No Penulis Tahun Judul Hasil
4 Achmat Badjuri
Dinamika Keuangan
dan Perbankan,
Nopember 2011, Hal:
183 – 197 Vol. 3, No.
2
ISSN :1979-4878
2011 Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh
Terhadap Kualitas
Audit Auditor
Independen Pada
Kantor Akuntan
Publik (KAP) Di
Jawa Tengah
Independensi dan
Akuntabilitas
berpengaruh positif
terhadap kualitas
audit.
Due professional care
tidak berpengaruh
terhadap kualitas
audit.
Pengalaman tidak
berpengaruh terhadap
kualitas audit.
5 Olivia Furiady
Ratnawati Kurnia
Procedia-Social and
Behavioral Sciences
211 (2015) 328-335
2015 The Effect of Work
Experiences,
Competency,
Motivation,
Accountability and
Objectivity towards
Audit Quality
Competency,
Accountability, dan
Objectivity
berpengaruh
signifikan terhadap
Audit Quality.
Sedangkan
Experiences dan
Motivation tidak
berpengaruh terhadap
Audit Quality
6 Doni Pratama 2015 Pengaruh
Kompensasi dan
Motivasi pada
Kinerja Karyawan
dengan Kepuasan
Kerja sebagai
Variabel
Intervening (Studi
Pada Karyawan
Kantor Mail
Processing Center
Semarang).
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
tidak terdapat
pengaruh antara
kompensasi pada
kinerja karyawan dan
tidak terdapat
pengaruh antara
motivasi pada kinerja
karyawan.
Kepuasan kerja
terbukti mempunyai
pengaruh mediasi
hubungan kompensasi
dan motivasi pada
kinerja karyawan
27
No Penulis Tahun Judul Hasil
7 Eko Fery Anggriawan
Journal Nominal
Volume 3 Nomor 2
2014
2014 Pengaruh
Pengalaman Kerja,
Skeptisme
Profesional, dan
Tekanan Waktu
terhadap
Kemampuan
Auditor dalam
Mendeteksi Fraud
(Studi Empiris
pada Kantor
Akuntan Publik di
DIY).
Hasil penelitian ini
secara simultan
Pengalaman Kerja,
Skeptisme
Profesional, dan
Tekanan Waktu
berpengaruh
signifikan terhadap
Kemampuan Auditor
dalam Mendeteksi
Fraud
Sumber: Data primer, diolah 2017
2.4 Kerangka Berpikir
2.4.1 Pengaruh Pengalaman, Tekanan Anggaran Waktu, dan Kompensasi
terhadap Kualitas Audit
Fritz Heider menyatakan bahwa atribusi internal dan eksternal dapat
mempengaruhi evaluasi kinerja individu. Berdasarkan hal tersebut diperoleh
penjelasan bahwa atribusi internal auditor seperti pengalaman auditor dan atribusi
eksternal auditor seperti tekanan anggaran waktu dan kompensasi akan
mempengaruhi kinerja auditor dalam penugasan auditnya. Hal ini tentunya
mempengaruhi kualitas auditnya. Perubahan tingkat kualitas audit yang dicapai
akan bergantung pada sejauh mana pengalaman, tekanan anggaran waktu dan
kompensasi mampu mempengaruhinya.
Penelitian yang dilakukan Aisyah (2015) menyimpulkan secara statistik
pengalaman, tekanan anggaran waktu, dan kompensasi secara simultan
28
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit dengan nilai
signifikansi 0,000.
Pengalaman auditor akan membimbing auditor untuk bekerja lebih efisien,
lebih baik dalam mendeteksi, mengevaluasi salah saji dan mencari penyebabnya.
Tekanan anggaran waktu yang tepat akan membuat auditor tidak merasa terbebani
sehingga hasil pekerjaannya akan lebih baik. Kompensasi yang sesuai dengan
hasil pekerjaan auditor akan memotivasi auditor untuk melakukan pekerjaan lebih
baik lagi karena merasa hasil pekerjaannya dihargai. Sehingga secara simultan,
pengalaman, tekanan anggaran waktu dan kompensasi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit
Pengalaman adalah suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku, baik dari pendidikan formal maupun non-
formal, atau dapat diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang
kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Knoers dan Haditono dalam
Aisyah, 2015). Saat seseorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus
lebih dahulu mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior
yang lebih berpengalaman (Mulyadi 2014 : 25). Auditor junior mencari
pengalaman dibawah pengawasan auditor senior karena auditor senior lebih
memiliki pengalaman.
Auditor yang telah lama berkarier telah banyak menyelesaikan pekerjaan.
Auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik
dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang belum berpengalaman
29
(Warno, 2009). Pekerjaan yang telah diselesaikan auditor menambah pengalaman
auditor. Karena tugas yang dilakukan auditor umumnya adalah sama, maka
semakin banyak tugas yang telah diselesaikan semakin mahir pula auditor dalam
melakukan tugasnya, semakin lama bekerja sebagai auditor semakin tajam pula
dalam mendeteksi kesalahan-kesalahan, dan semakin cepat menyelesaikan
pekerjaanya.
Auditor sebagai “mata” pemegang saham harus bisa memberikan jaminan
bahwa laporan keuangan yang disampaikan oleh auditor lepas dari salah-saji
material. Untuk bisa memberikan jaminan tersebut, maka auditor harus
menggunakan sumber daya yang dimiliki (Tandiontong, 2016:168). Auditor harus
menggunakan pengalamannya untuk melakukan proses audit. Rifan dan Darsono
(2015) mengemukakan bahwa auditor akan mengeluarkan seluruh kemampuan
terbaiknya yang didapatkan dari pengalaman yang telah dimiliki melalui tugas-
tugas audit yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan hasil kinerja yang baik.
Auditor dalam melaksanakan tugasnya juga pernah melakukan kesalahan,
kesalahan yang pernah dilakukan auditor juga menambah pengalamannya karena
saat melakukan tugasnya, auditor kemungkinan tidak akan melakukan kesalahan
yang sama pernah dilakukan sebelumnya, disini pengalaman juga dapat
membatasi kesalahan yang dilakukan auditor yang hasilnya akan meningkatkan
kualitas audit.
Penelitian yang dilakukan Setyorini dan Totok (2011) menyimpulkan
pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi
0,000. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aisyah dan Sukirman (2015) dan
30
Hutabarat (2012) menunjukkan adanya pengaruh pengalaman terhadap kualitas
audit.
Semakin luas pengalaman kerja auditor seseorang, semakin terampil pula
melakukan pekerjaan, semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak
untuk menghasilkan kualitas audit yang baik.
2.4.3 Pengaruh Tekanan Aggaran Waktu terhadap Kualitas Audit
Sebelum auditor menerima perikatan, didalam perikatan disebutkan
besarnya anggaran waktu yang diberikan klien kepada auditor untuk melakukan
proses pengauditan. Anggaran waktu (time budget) adalah lamanya waktu yang
tersedia yang akan digunakan untuk mengalokasikan waktu yang dibutuhkan
setiap tahap pelaksanaan program audit (Tandiontong, 2016:201)
Anggaran waktu yang diberikan klien bisa menjadi tekanan bagi auditor
apabila waktu yang diberikan tidak sesuai dengan standar waktu yang biasa
dilakukan untuk melakukan proses audit. Time budget pressure adalah keadaan
yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat
ketat dan kaku (Sososutikno dalam Setyorini, 2011).
Ketatnya anggaran waktu yang diberikan auditor menjadi tekanan
tersendiri bagi auditor yang dapat mempengaruhi hasil pekerjaannya karena
dengan adanya tekanan anggaran waktu yang ketat, auditor cenderung
memberikan respon disfungsional. Coram (2003) dalam Tandiontong (2016)
mengatakan untuk mengatasi tekanan anggaran waktu yang ketat, mereka
melakukan berbagai tindakan yang menurunkan kualitas audit, yaitu : (1)
31
menerima penjelasan klien yang kurang beralasan, (2) menggunakan jumlah
sampel yang kurang atau tidak cukup, (3) melakukan review dokumen pendukung
yang kurang dalam, (4) tidak melakukan pengujian terhadap sample yang
ditetapkan dalam program audit.
Time budget pressure menyebabkan auditor meninggalkan bagian program
audit penting dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit (Primastuti,
2014). Adanya tekanan anggaran waktu yang diterima auditor menjadikan auditor
melakukan perbuatan curang seperti tidak menjalankan semua prosedur audit
karena adanya keterbatasan waktu. Waggoner (1991) dalam Hutabarat (2012)
menyatakan jika alokasi waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor
mungkin mengkompensasi dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya
menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin menghasilkan
kinerja yang tidak efektif.
Hutabarat (2012) menyatakan bersamaan dengan meningkatnya tekanan
waktu, peningkatan kecepatan menjadi kurang dapat dikerjakan dan individu
mulai menyaring atau membatasi informasi yang akan mereka gunakan. Auditor
hanya akan memilih informasi yang dianggap lebih penting tanpa memperhatikan
informasi-informasi lainnya karena dengan memahami semua informasi auditor
akan lebih banyak membutuhkan waktu. Adanya tekanan anggaran waktu juga
menyebabkan auditor untuk tidak melaksanakan semua pengujian yang telah
direncanakan karena dengan untuk melakukan semua pengujiannya auditor akan
membutuhkan lebih banyak waktu. Dengan adanya tekanan anggaran waktu akan
32
memaksa auditor meninggalkan bagian program audit yang penting sehingga
dapat mempengaruhi penurunan kualitas laporan audit.
Sebagian besar penelitian tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan Prasita dan Priyo (2007)
menyimpulkan secara statistik tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh
negatif terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi 0,027. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Setyorini (2011), Hutabarat (2012), Primastuti (2014),
dan Aisyah (2015) menyimpulkan hasil yang sama. Simanjutak (2008) juga
menyimpulkan semakin tinggi tingkat tekanan anggaran waktu akan berhubungan
dengan semakin tingginya tingkat penurunan kualitas audit.
Semakin tinggi tekanan anggaran waktu yang diberikan kepada auditor
maka auditor cenderung akan melakukan perilaku dysfungsional untuk
menyesuaikan waktunya sehingga kualitas audit akan mengalami penurunan.
2.4.4 Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit
Kompensasi merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang atau
barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan (Marnis dan Priyono, 2008:223).
Kompensasi dianggap penting karena melalui kompensasi, karyawan mengetahui
seberapa besar hasil pekerjaannya dihargai oleh perusahaan.
Berdasarkan teori motivasi klasik yang diungkapkan Frederik Winslow
Taylor, orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang
mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Pekerja hanya dapat dimotivasi dengan
memberikan imbalan materi dan jika balas jasanya ditingkatkan maka dengan
33
sendirinya gairah bekerjanya meningkat (Hasibuan, 2003:153). Dengan
meningkatkan kompensasi yang diberikan kepada auditor, auditor akan merasa
dirinya dihargai lebih sehingga memotivasi auditor untuk melakukan tugas
pemerikasaannya lebih baik lagi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
auditnya.
Penelitian yang dilakukan Aisyah (2015) menyimpulkan secara statistik
kompensasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit
dengan nilai signifikansi 0,000. Semakin besar kompensasi yang diterima oleh
auditor akan memotivasi auditor untuk melakukan pekerjaannya lebih baik lagi
sehingga akan meningkatkan kualitas auditnya.
2.4.5 Pengaruh Pengalaman dimoderasi Kompensasi terhadap Kualitas
Audit
Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya, semakin
tinggi pengalaman akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula dan berlaku
sebaliknya semakin rendah pengalaman akan menghasilkan kualitas audit yang
rendah pula. Kompensasi dihadirkan untuk memoderasi hubungan antara
pengalaman terhadap kualitas audit. Kompensasi merupakan semua pendapatan
yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Marnis
dan Priyono, 2008:223).
Kompensasi yang diterima seseorang cenderung akan mempengaruhi
kualitas kerjanya (Zeng dan Cullinan dalam Savitri dan Astika, 2017). Pemberian
kompensasi yang tepat dapat memperbaiki kualitas kerja auditor yang berdampak
34
pula dengan meningkatnya kualitas audit. Pekerja hanya dapat dimotivasi dengan
memberikan imbalan materi dan jika balas jasanya ditingkatkan maka dengan
sendirinya gairah bekerja meningkat (Hasibuan, 2003:153).
Hari (2015) menyatakan reward dapat memoderasi pengaruh pengalaman
terhadap kualitas audit. Pengalaman auditor yang tinggi akan menghasilkan
kualitas audit yang baik pula, akan tetapi dengan pemberian kompensasi kurang
sesuai akan dapat menurunkan kinerja auditor sehingga kualitas auditnya juga
menurun karena auditor merasa hasil pekerjaannya tidak dihargai dengan
pemberian kompensasi yang tidak sesuai.
2.4.6 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dimoderasi Kompensasi
terhadap Kualitas Audit
Tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Artinya semakin tinggi tekanan anggaran waktu yang diberikan kepada auditor
akan menghasilkan kualitas audit yang rendah, begitu pula berlaku sebaliknya,
semakin rendah tekanan anggaran waktu yang diberikan auditor akan
menghasilkan kualitas audit yang baik. Kompensasi dihadirkan untuk memoderasi
hubungan antara tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit.
Hasibuan (2003:118) mendefinisikan kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Kompensasi yang diterima seseorang cenderung akan mempengaruhi kualitas
kerjanya (Zeng dan Cullinan dalam Savitri dan Astika, 2017). Pemberian
kompensasi yang tepat dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Pekerja hanya
35
dapat dimotivasi dengan memberikan imbalan materi dan jika balas jasanya
ditingkatkan maka dengan sendirinya gairah bekerja meningkat (Hasibuan,
2003:153).
Watkins et al (2004) dalam Tandiontong (2016) menyatakan bahwa
auditor terlihat lebih suka menghindari klien yang beresiko tinggi. Namun, jika
mereka menerimanya, maka mengenakan fee yang lebih tinggi. Peningkatan fee
tersebut akan bisa menghasilkan audit dengan kualitas yang lebih baik pula.
Logikanya, fee yang lebih tinggi itu berhubungan dengan upaya yang lebih besar
dari auditor untuk menemukan bukti yang memadai sebelum memberikan
opininya. Resiko tinggi bisa dari ketatnya anggaran waktu yang diberikan kepada
auditor. Auditor mungkin akan melakukan pekerjaan auditnya lebih baik lagi
walaupun kliennya beresiko tinggi apabila kompensasi yang diberikan juga
meningkat seiring dengan meningkatnya fee audit yang diberikan klien.
Tekanan anggaran waktu yang tinggi akan menghasilkan kualitas audit
yang rendah, akan tetapi dimoderasi pemberian kompensasi yang sesuai, dengan
tujuan untuk memotivasi auditor agar meningkatkan kinerjanya akan dapat
meningkatkan kualitas audit.
36
2.5 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini bermaksud mengkaji pengaruh dari pengalaman, tekanan
anggaran waktu, dan kompensasi terhadap kualitas audit dengan kompensasi juga
sebagai variabel moderating. Penelitian menggunakan variabel dependen kualitas
audit, variabel independen; pengalaman, tekanan anggaran waktu, dan
kompensasi, serta variabel moderating kompensasi. Variabel kompensasi pada
penelitian ini sebagai variabel independen sekaligus variabel moderating (quasi
moderasi). Diagram kerangka berpikir ditunjukkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir (Model Penelitian Empiris)
Pengalaman Auditor
Tekanan Anggaran
Waktu
Kualitas
Audit Kompensasi
H2
H5
H6
H3
H4
H1
37
Berdasarkan penjelasan kerangka berpikir diatas, penelitian ini
menyimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Hipotesis 1 : Pengalaman, tekanan anggaran waktu, dan kompensasi secara
simultan berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 2 : Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 3 : Tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas
audit
Hipotesis 4 : Kompensasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hipotesis 5 : Kompensasi memoderasi pengaruh pengalaman terhadap
kualitas audit
Hipotesis 6 : Kompensasi memoderasi pengaruh tekanan anggaran waktu
terhadap kualitas audit
103
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di
Kota Semarang, dengan respondennya adalah auditor yang bekerja di KAP
tersebut. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas
audit sebagai variabel dependen, pengalaman dan tekanan anggaran waktu sebagai
variabel independen, dan kompensasi sebagai variabel moderating. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara pengalaman,
tekanan anggaran waktu, dan kompensasi terhadap kualitas audit.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan arah negatif antara pengalaman
terhadap kualitas audit.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan arah negatif antara tekanan
anggaran waktu terhadap kualitas audit.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan dengan arah positif antara kompensasi
terhadap kualitas audit.
5. Tidak terdapat pengaruh moderasi kompensasi yang signifikan pada
pengaruh pengalaman terhadap kualitas audit.
6. Terdapat pengaruh moderasi kompensasi yang signifikan pada pengaruh
tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit.
104
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan mempertimbangkan kondisi yang terjadi,
maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi KAP disarankan untuk lebih sering melakukan evaluasi kinerja
auditor. Hal ini harus dilakukan sebagai upaya mengembalikan tujuan dari
audit agar sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan variabel
kompensasi untuk menggunakan indikator yang berbeda dari penelitian ini
seperti menggunakan pertanyaan yang terbuka agar dapat mengukur
kompensasi lebih akurat. Hal ini dikarenakan indikator variabel
kompensasi yang digunakan dalam penelitian ini ada yang tidak berhasil
menjadi variabel moderasi.
105
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Edelweis Asti dan Sukirman. 2015. Hubungan Pengalaman, Time Budget
Pressure, Kompensasi terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Kota Semarang. Accounting Analysis Journal Volume 4
No. 1 2015. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Anggriawan, Eko Fery. 2014. Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme
Profesional, dan Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam
Mendeteksi Fraud (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY).
Journal Nominal Volume 3 Nomor 2 2014. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Badjuri, Achmat. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit
Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jawa Tengah.
Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol. 3 No. 2 Nopember 2011, Hal:
183 - 197. Semarang: Universitas Stikubank.
Bouhawia, Mohammed S, Et Al. 2015. The Effect Of Working Experience,
Integrity, Competence, And Organizational Commitment On Audit
Quality (Survey State Owned Companies In Libya). IOSR Journal Of
Economics And Finance Volume 6, Issue 4. Ver. II (Jul. - Aug. 2015), PP
60-67. Malang: University Of Brawijaya.
DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of
Accounting and Economics 3 (1981) 183-199. USA: North-Holland
Publishing Company.
Etikan, Ilker, Et Al. 2016. Comparison Of Convenience Sampling And Purposive
Sampling. American Journal Of Theoretical And Applied Statistics. Vol. 5,
No. 1, 2016, Pp. 1-4. Cyprus: Near East University.
Furiady, Olivia dan Ratnawati Kurnia. 2015. The Effect Of Work Experiences,
Competency, Motivation, Accountability, And Objectivity Towards Audit
Quality. Procedia - Social and Behavioral Sciences 211 ( 2015 ) 328 –
335. Tagerang : Universitas Multimedia Nusantara.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
106
Hanjani, Andreani. 2014. Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Fee
Audit, Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor
KAP Di Semarang). Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hari, Bagus Laksana, dkk. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Pengalaman Kerja, Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit Aparat
Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah Dan Reward Sebagai
Variabel Moderating. Jurnal Sorot, Volume 10, Nomor 1, April 2015
Halaman 1 – 142. Riau: Universitas Riau.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Heriansyah, Muhammad Iqbal, dkk. 2016. Pengaruh Reward Sebagai Variabel
Moderasi Dengan Kompetensi, Independensi, Pengalaman Kerja, Dan
Keahlian Profesional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Sorot, Volume 11,
Nomor 1, April 2016: 1 – 14. Riau: Universitas Riau.
Hutabarat, Goodman. 2012. Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan
Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6,
Nomor 1, Januari 2012. Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia.
Liana, Lie. 2009. Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh
Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan
Variabel Dependen. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV,
No.2, Juli 2009, Hal: 90-97. Semarang: Universitas Stikubank.
Marnis, Priyono. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Sidoarjo:
Zifatama Publisher.
Mulyadi. 2014. Auditing. Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba 4.
Nurlaeli, Fenti. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Time Budget
Pressure Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor di BPKP Jawa
Tengah). Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
107
Prasanti, Oki. 2016. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Etika Auditor,
Independensi, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit Dengan
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah). Skripsi, tidak dipublikasikan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan
Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi
Pemahaman terhadap Sistem Informasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Edisi
September 2007. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Pratama, Doni. 2015. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi pada Kinerja Karyawan
dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi pada
Karyawan Kantor Mail Processing Center Semarang). Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Primastuti, Fransiska Desi dan Dhini Suryandari. 2014. Pengaruh Time Budget
Pressure terhadap Kualitas Audit dengan Independensi sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus pada BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta). Accounting Analysis Journal Volume 3 No. 4 2014.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Putra, Nugraha A.E. 2012. Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman
Kerja, Etika dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Retnowati, Nova dan Muslichah Erma Widia. 2012. Manajemen Kompensasi.
Bandung: CV Karya Putra Darwati.
Rifan, Ahmad dan Darsono. 2015. Pengaruh Pengalaman Auditor, Supervisi dan
Independensi Terhadap Kinerja Audit Keuangan Daerah. Diponegoro
Journal of Accounting Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 1-12.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Savitri, Putu Diah dan IB Putra Astika. 2017. Pengaruh Etika Pada Hubungan
Antara Pengalaman, Time Budget Pressure, Dan Kompensasi Pada
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di
Bali). E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.2 (2017): 445-
476. Bali: Universitas Udayana
108
Setyorini, Andini Ika dan Totok Dewayanto. 2011. Pengaruh Komplektisitas
Audit, Tekanan Anggaran Waktu, dan Pengalaman Auditor Terhadap
Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap
Sistem (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang). Semarang.
Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality) (Studi
Empiris pada Auditor KAP di Jakarta). Tesis. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas
Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia). Simposium
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Tandiontong, Mathius. 2016. Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung :
Alfabeta.
Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Pendidikan. Edisi 1.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Warno. 2009. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Perilaku Disfungsional
dan Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Jawa Tengah Tahun 2008). Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume
4, Nomor 2, November 2009: 21-40. Jayapura: Universitas Cendrawasih.
Zam, Dewi Rosari Putri dan Sri Rahayu. 2014. Pengaruh Tekanan Anggaran
Waktu (Time Budget Pressure), Fee Audit dan Independensi Auditor
terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di
Wilayah Bandung). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.
http://economy.okezone.com/read/2008/07/19/20/129076/menkeu-bekukan-izin-
kap-tahrir-hidayat-ap-dody-hapsoro. Diakses pada tanggal 10 Septeber
2017.
https://m.tempo.co/read/news/2017/02/11/087845604/mitra-ernst-young-
indonesia-didenda-rp-13-miliar-di-as. Diakses pada tanggal 24 April
2017.