Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU
DALAM MEMBUAT MP-ASI DI POSYANDU RW 001 DESA
MAMPIRPUSKESMAS GANDOANG-CILEUNGSI
TAHUN 2019
Yulita Nengsih1, Sri Kubillawati
2, Nurul A’in Daulay
3
STIKes Mitra RIA Husada Jakarta
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pemberian MP-ASI yang tidak tepat pada bayi dapat mengakibatkan hal-hal yang sangat merugikan,
bahkan dapat menyebabkan tingginya angka kematian bayi di Indonesia karena kejadian infeksi saluran
pencernaan dan pernafasan akibat pemberian MP-ASI dini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu yang memiliki bayi/balita dalam pembuatan MP-ASI di posyandu RW 001 Desa Mampir
Puskesmas Gandoang Tahun 2019.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pra Eksperimental dengan rancangan one group pre-test and
post-test design. Yaitu penelitian pra eksperimental ini dilakukan pada satu kelompok saja tanpa adanya
kelompok pembanding yang bertujuan untuk melihat adanya pengaruh penyuluhan terhadap Pengetahuan Ibu
Dalam Pembuatan MP-ASI di Desa Mampir Puskesmas Gandoang-Cileungsi Tahun 2019, Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 145 ibu yang memiliki bayi dan balita dan sampel berjumlah 34 ibu dengan usia
bayi/balita ≤ 24 bulan. Variabel independen pada penelitian ini yang diteliti adalah pengetahuan ibu.
Hasil uji perbedaan dalam dua kali pengukuran paired-samples T-Test yang menunjukkan bahwa
sebelum dilakukan itervensi penyuluhan tentang MP-ASI rata-rata pengetahuan responden kurang dengan
responden sebanyak 22 (64,7%) dan meningkat menjadi baik setelah dilakukan intervensi menjadi 29 responden
(85,3%) dari hasil uji statistik yang diperoleh adanya perbedaan bermakna pengetahuan ibu yang memiliki
bayi/balita tentang pembuatan MP-ASI.
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu yang memiliki bayi/balita
tentang MP-ASI baik setelah dilakukan penyuluhan.
Kata kunci: MP-ASI
ABSTRACT
Improper administration of MP-ASI to infants can result in very detrimental things, and can even lead
to high infant mortality in Indonesia due to the incidence of gastrointestinal infections and respiratory infections
due to early breastfeeding. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of mothers who
have babies / toddlers in making MP-ASI in the posyandu RW 001 Mampir Village, Gandoang Health Center in
2019.
This research is a type of pre-experimental research with one group pre-test and post-test design.
Namely, this pre-experimental study was conducted in one group only without a comparison group that aims to
see the effect of counseling on the Knowledge of Mothers in Making MP-ASI in Mampir Village, Gandoang-
Cileungsi Health Center in 2019, The population in this study was 145 mothers who had babies and totaling 34
mothers with infant / toddler age ≤ 24 month. The independent variable in this study was mother's knowledge.
Difference test results in two measurements of paired-samples T-Test which showed that prior to the
intervention intervention about MP-ASI, the average knowledge of respondents was less with 22 respondents
(64.7%) and improved to good after the intervention to 29 respondents (85.3%) from the statistical test results
obtained a significant difference in the knowledge of mothers who have babies / toddlers about making MP-ASI.
It can be concluded that the effect of counseling on the knowledge of mothers who have babies /
toddlers about MP-ASI is good after counseling.
Keywords: MP-ASI
PENDAHULUAN
Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak tepat waktu dapat
mengakibatkan hal-hal yang merugikan, apabila terlalu dini (kurang dari 6 bulan) dapat
menimbulkan risiko diare, dehidrasi, produksi ASI menurun dan alergi, sedangkan
pemberian MP-ASI yang terlambat (sesudah usia 7 bulan) dapat berpotensi untuk
terjadinya gagal tumbuh, defisiensi zat besi serta gangguan tumbuh-kembang.1
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat sebanyak 349.968 bayi berumur 0-6 bulan
dari 754.438 jumlah bayi 0-6 bulan 46,4% gambaran ini masih dibawah cakupan nasional
52,3% terlebih target nasional sebesar 80%, walaupun demikian terdapat 2 kabupaten/kota
yang telah melampaui target nasional, yaitu Kota Bandung 97,4% dan Kota Sukabumi 85,1%.
Ketidaksesuaian cakupan dan target nasional mengenai ASI eksklusif dapat diartikan adanya
pemberian MP-ASI secara dini pada bayi yang usianya di bawah 6 bulan.2
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Suci (2015) yang dilakukan di
Kabupaten Bogor bahwa hanya 31,4% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
hingga usia 6 bulan.3 Sesuai indikator pada Riskesdas bahwa ASI eksklusif diberikan pada
bayi berusia <6 bulan dan tidak diberi makanan prelakteal. Sebanyak 68,6% ibu tidak
memberikan ASI eksklusif sesuai Riskesdas tersebut.4 Kegagalan ASI eksklusif dikarenakan
pemberian makanan prelakteal saat lahir atau pemberian MP-ASI pada usia <6 bulan. Sejalan
dengan beberapa hasil studi lain menunjukkan terdapat perbedaan usia pemberian MP-ASI di
beberapa daerah bahkan negara.5 Hasil studi lain pun menunjukkan usia pengenalan MP-ASI
dini yaitu di Ethopia sebanyak 19,7% ibu mengenalkan MP-ASI pada usia <6 bulan, di
Ghana saat usia bayi 3-4 bulan. Di China usia 4-6 bulan. Sebanyak 36% bayi di Indonesia
dikenalkan MP-ASI sejak usia bayi kurang dari 2 bulan. Sebanyak 68,8% bayi di Jawa Barat
sudah dikenalkan MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan. Sedangkan di kabupaten Bogor,
bayi yang sudah dikenalkan MP-ASI kurang dari 6 bulan sebanyak 46%.6
Pengetahuan dan keterampilan ibu sangat berperan dalam pemberian MP-ASI,
semakin baik pengetahuan dan keterampilan seorang ibu dalam pemberian MP-ASI akan
semakin baik pula status gizi anak tersebut. Sehingga penyuluhan tentang cara pembuatan
MP-ASI dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang ibu dalam memberikan
MP-ASI.7
Mengingat masih banyaknya ibu yang salah dalam memberikan MP-ASI dan
adanya bahaya yang ditimbulkan akibat pemberian MP-ASI secara dini serta tidak sesuai
waktunya, maka diperlukan pengetahuan yang baik tentang pemberian MP-ASI.8
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi atau anak melalui perbaikan
pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pemberian MPASI merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Upaya perbaikan pengetahuan
ini dapat dilakukan melalui penyuluhan – penyuluhan. Penyuluhan tentang praktek
pemberian MP-ASI kepada ibu-ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan dapat memperbaiki
praktek pemberian MP-ASI tersebut.9
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di posyandu RW
001 Kelurahan Desa Mampir Gandoang Cileungsi dengan cara wawancara terstruktur
terdapat 8 ibu (80%) dari 10 orang yang dilakukan wawancara tidak paham dalam
memberikan MP-ASI kepada anaknya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre experimental dengan rancangan one group pre-
test and post-test design yaitu desain penelitian pre experimental yang dilakukan pada satu
kelompok saja tanpa kelompok pembanding.10
Adapun metode pengambilan data dilakukan
dengan cara membagikan kuesioner sebelum intervesi kemudian dilakukan intervensi dengan
metode penyuluhan tentang MP-ASI dan membagikan kuesioner kembali setelah intervensi
dilakukan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 145 ibu yang memiliki bayi dan balita
sedangkan. Besar sampel dalam penelitian menggunakn rumus Slovin dengan batas toleransi
kesalahan 0,15,10
sehingga sampel penelitian ini diperoleh sebanyak 34 ibu yang memiliki
bayi di posyandu RW 001 Desa Mampir Cileungsi Bogor, sample diambil dengan
menggunakan teknik accidental sampling.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.1
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi/Balita
Tentang MP-ASI Di Posyandu RW 001 Desa Mampir Puskesmas
Gandoang Cileungsi Bogor Tahun 2019
Variabel Pengukuran n Mean SD SE P
Value
Pengetahuan Pre-test 34 63,65 21,450 3,679 0,000
Post-test 34 85,65 10,817 1,718
Dari tabel di atas menunjukkan hasil uji perbedaan dua kali pengukuran (Paired T-
Test) yang menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi penyuluhan tentang
MP-ASI rata-rata pengetahuan responden adalah pengetahuan kurang dengan besar
mean 63,65 (st. Deviasi : 21,4) dan setelah diberikan intervensi penyuluhan tentang
MP-ASI rata-rata pengetahuan responden adalah pengetahuan baik dengan besar
mean 85,65 (st. Deviasi : 10,817), hasil analisis paired T-Test menunjukkan P Value
sebesar 0,000 <a 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan ibu
sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan sesuai dengan tujuan khusus dalam penelitian
ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu setelah dilakukan
pengelolaan data pada penelitian mengenai pengetahuan ibu yang memiliki bayi/balita
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang MP-ASI di Posyandu RW 001 Desa
Mampir Puskesmas Gandoang Cileungsi-Bogor Tahun 2019. Dalam bab ini penulis akan
mencoba membahas variabel yang diteliti dengan mengacu pada teori dalam tinjauan pustaka
dan hasil yang diperoleh dalam penelitian.
Hasil uji perbedaan dalam dua kali pengukuran Paired-Sample T-Test yang
menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi penyuluhan tentang MP-ASI rata-rata
pengetahuan responden adalah pengetahuan kurang dengan (64,7%) dan setelah diberikan
intervensi penyuluhan tentang MP-ASI rata-rata pengetahuan responden adalah pengetahuan
baik dengan (85,3%) dari hasil uji statistik yang diperoleh adanya perbedaan bermakna pada
pengetahuan ibu yang memiliki bayi/balita tentang MP-ASI sebelum dilakukan intervensi dan
sesudah dilakukan intervensi berupa penyuluhan.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012) bahwa
keberhasilan pencapaian program kesehatan juga ditentukan oleh pengetahuan dari individu
itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat
memperoleh pengetahuan dalam satu bidang, bisa saja dari pengalaman selama bekerja dan
menekuni satu bidang pekerjaan maka akan tinggi pula pengetahuannya dan akan menjadi
lebih baik sama dengan jika seorang ibu yang memiliki bayi/balita menekuni tentang MP-ASI
dengan menerapkannya langsung pada anaknya11
Penelitian ini didukung oleh Fitriyani (2015), yang menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi/balita sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan terhadap ibu yang memiliki bayi/balita. Pengetahuan ibu yang
memiliki bayi/balita mengenai MP-ASI dapat ditingkatkan dengan mendapatkan pelatihan
pembuatan MP-ASI.12
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya efektivitas penyuluhan kesehatan dengan
metode ceramah, leaflet, dan juga pemaparan power point terhadap peningkatan pengetahuan
tentang pembuatan MP-ASI pada ibu yang memiliki bayi/balita di posyandu RW 001 Desa
Mampir Puskesmas Gandoang Cileungsi-Bogor Tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumardilah DS. Pelatihan Pembuatan MP-ASI WHO Berbasis Pangan Lokal Bagi
Kader Posyandu dan Ibu Baduta. J Kesehat. 2017;
2. Suci. Pengembangan Intervensi MP-ASI Dengan Metode Demonstrasi Pada Kader
Posyandu di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. kesehatan.
2016;573–7.
3. Barat PKPJ. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. profil Kesehat. 2016;
4. Pusdatin Kemenkes. Buletin Stunting. Kementeri Kesehat RI. 2018;1:2.
5. Rahayu W. Pemberian Makan Bayi Dan Anak. Usy I, editor. Sleman: Deepublish;
2019.
6. dr. Meta Hanindita S. Mommyclopedia tanya jawab tentang nutrisi di 1000 hari
pertama kehidupan anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2018.
7. Zami. MPASI With Love. Rasyidah inas nur, editor. Jakarta Selatan: wahyu media;
2018.
8. Damayanti D. Makanan Pendamping ASI. Takarina D, editor. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama; 2010.
9. Prof. Dr. Murodi M, editor. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group; 2015.
10. Rusmiati D. Metodologi & Biostatistik. Depok: PT. Raja Grafindo Persada; 2017.
11. Notoadmodjo PDS. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2012.
12. Fitrian, Pengaruh Penyuluhan Model Pendampingan terhadap Perubahan Status Gizi
Anak Usia 6-24 Bulan. Media Med Indones. 2015;43:148–55.