36
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 – 304 ) 269 PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMBAHASAN HABLUMMINNANNAS TERHADAP KEPRIBADIAN AKADEMIK DI INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI 1 WINDAYANI, 2 KHAIRIL ANWAR 1 Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai 2 Program Pascasarjana, UIN Sultan Syarif Kasim Riau [email protected] Abstract Based on preliminary research results, it is found that students’ academic personality data of Tafaqquh Fiddin Islamic Institution Dumai is low. The low level of students’ academic personality is presumably due to the influence of learning behavior, emotional intelligence, and the understanding of hablumminnannas. Therefore, the purpose of this research is to analyze the influence of learning behavior, emotional intelligence, and understanding of student hablumminnannas at Tafaqquh Fiddin Islamic Religious Institute Dumai. This research is a quantitative research with the sample of 100 students. The data analysis uses multiple regression to answer the research hypothesis by using software SPSS version 21 and Eviews version 7. The results of this analysis show: The significance value of 0.000 which means the existence of a simultaneous positive influence between learning behavior, emotional intelligence, and hablumminnannas understanding of the academic personality, where F = 53.97% with p < 0.05. The result of the influence of learning behavior, emotional intelligence, and understanding of hablumminnannasis equal to 63%. Partially viewed as the highest variable affecting the academic personality is understanding hablumminnannas. . Keywords: learning behavior, emotional intelligence, hablumminannas understanding, academic personality. LATAR BELAKANG MASALAH Kepribadian Akademik yang dicapai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri mahasiswa (faktor internal), maupun dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Pengenalan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian akademik diperlukan untuk memahami bagaimana perubahan dalam determinan tersebut berhubungan dengan perubahan prestasi, sehingga pada akhirnya

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

269

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DANPEMBAHASAN HABLUMMINNANNAS TERHADAP KEPRIBADIAN

AKADEMIK DI INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDINDUMAI

1WINDAYANI, 2KHAIRIL ANWAR

1Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai2Program Pascasarjana, UIN Sultan Syarif Kasim Riau

[email protected]

Abstract

Based on preliminary research results, it is found that students’ academicpersonality data of Tafaqquh Fiddin Islamic Institution Dumai is low. The lowlevel of students’ academic personality is presumably due to the influence oflearning behavior, emotional intelligence, and the understanding ofhablumminnannas. Therefore, the purpose of this research is to analyze theinfluence of learning behavior, emotional intelligence, and understanding ofstudent hablumminnannas at Tafaqquh Fiddin Islamic Religious Institute Dumai.This research is a quantitative research with the sample of 100 students. Thedata analysis uses multiple regression to answer the research hypothesis byusing software SPSS version 21 and Eviews version 7. The results of thisanalysis show: The significance value of 0.000 which means the existence of asimultaneous positive influence between learning behavior, emotionalintelligence, and hablumminnannas understanding of the academic personality,where F = 53.97% with p < 0.05. The result of the influence of learning behavior,emotional intelligence, and understanding of hablumminnannasis equal to 63%.Partially viewed as the highest variable affecting the academic personality isunderstanding hablumminnannas.

.Keywords: learning behavior, emotional intelligence, hablumminannasunderstanding, academic personality.

LATAR BELAKANG MASALAH

Kepribadian Akademik yang dicapaiseorang mahasiswa merupakanhasil interaksi dari berbagai faktoryang mempengaruhinya, baik daridalam diri mahasiswa (faktorinternal), maupun dari luar diri

mahasiswa (faktor eksternal).Pengenalan terhadap faktor – faktoryang mempengaruhi kepribadianakademik diperlukan untukmemahami bagaimana perubahandalam determinan tersebutberhubungan dengan perubahanprestasi, sehingga pada akhirnya

Page 2: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

270

menjadi rekomendasi bagipengambilan kebijakan dalampendidikan. Menurut Hamalik(1983:139), salah satu faktor yangbersumber dari dalam diri sendiriadalah kebiasaan belajar, atautepatnya perilaku belajar. Untukmenghasilkan lulusan yangberkualitas yang paham dan mampumengaplikasikan ilmu pengetahuanyang telah didapatnya selamaperkuliahan, serta mampu bersaingdi dunia kerja, pihak perguruan tinggiharus mengetahui apa saja faktor –faktor yang mempengaruhi seorangmahasiswa dalam memahamipelajaran yang diterimanya.

Belajar diperguruan tinggimerupakan pilihan strategis dalammencapai tujuan individualseseorang. Semangat, cara belajar,dan sikap mahasiswa terhadapbelajar sangat dipengaruhi olehkesadaran akan adanya tujuanindividual dan tujuan lembagapendidikan yang jelas. Kuliahmerupakan ajang untukmengkonfirmasi pemahamanmahasiswa dalam proses belajarmandiri. Pengendalian prosesbelajar lebih penting daripada hasilatau nilai ujian. Kalau proses belajardijalankan dengan baik, nilaimerupakan konsekuensi logis dariproses tersebut. Kecerdasanmerupakan ciri keunggulan manusiadalam memahami, memutuskan,dan mengantisipasi sertamenghadapi sesuatu. Kecerdasanmerupakan salah satu anugerahbesar dari Allah SWT. Kepadamanusia dan menjadikannyasebagai salah satu kelebihanmanusia dibandingkan denganmakhluk lainnya. Karena dengankecerdasannya, manusia dapat terusmenerus mempertahankan danmeningkatkan kualitas hidupnyayang semakin kompleks, melalui

proses berfikir dan belajar terusmenerus.

Perilaku belajar tidakdirasakan sebagai beban, tetapisebagi kebutuhan. Hal ini terciptakarena terus menerus dilakukandengan bimbingan dan pengawasanserta keteladanan dalam semuaaspek dan kreativitas pendidikan.Selain itu, terdapat kondisi dansituasi perkuliahan yang memangdiciptakan untuk mendukungberlangsungnya kemunculankreatifitas dan kegiatan – kegiatanlain dalam konteks pembelajaran.Menurut Thomas E. Odea (1996:21)Agama dapat mempengaruhi sikappraktis manusia terhadap berbagaiaktivitas kehidupan sehari-hari, iadipandang sebagai jalan hidup yangdipegang dan diwarisi turun-temurunoleh manusia. Agar hidup merekamenjadi damai, tertib dan tidakkacau, yang menjadi unsur agamaialah:1. Pengakuan bahwa ada

kekuatan gaib yang menguasaiatau mempengaruhi kehidupanmanusia.

2. Keyakinan bahwa keselamatanhidup manusia tergantung padaadanya hubungan baik antaramanusia dengan kekuatanghaib.

3. Sikap emosional pada hatimanusia terhadap kekuatangaib itu, seperti takut hormat,penuh harap, pasrah dan lain-lain.

4. Tingkat laku tertentu yang dapatdiamati, seperti shalat, doa,puasa, zakat, suka menolong,tidak korupsi dan lainsebagainya.

Unsur-unsur ini sejalandengan pandangan Nur CholisMadjid (2009:23) yang mengatakanbahwa orang yang beragama harusmemiliki tiga hal yang dikenaldengan trilogy ajaran ilahi yakni

Page 3: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

271

Iman, Islam dan Ihsan. Islam (al-Islam) tidak absah tanpa Iman (al-Iman), dan Iman tidak sempurnatanpa Ihsan(alIhsan). Sebaliknya,Ihsan adalah mustahil tanpa Iman,danIman juga tidak mungkin tanpainisial Islam. Iman, Islam dan Ihsanmerupakan pilar/pokok (rukun)dalam beragama dan dipahamisebagai sebuah sistem ajaran demitegaknya ajaran Islam. Antara Iman,Islam dan Ihsan, ketiganya tak bisadipisahkan oleh manusia di dunia ini,kalau diibaratkan hubungan diantaraketiganya adalah seperti segitigasimetris, dimana sisi satu dan sisilainya berkaitan erat. Segitigatersebut tidak pernah terbentukkalau ketiga sisinya tidak salingmengait.Jadi manusia yangbertaqwa harus bisa meraih danmenyeimbangkan antara Iman,Islam dan Ihsan.

PERILAKU BELAJARMenurut Muhibbin Syah

(2006:68 ) Belajar merupakan suatuproses perubahan perilaku ataupribadi seseorang berdasarkanpraktik atau pengalaman tertentu.Perubahan yang terjadi dapatberupa penambahan hal baru ataupeningkatan pemahaman yangsudah ada. Akan tetapi bias jugaproses belajar mereduksi hal negatifyang tidak dikehendaki manusia.Belajar dapat pula dipahami sebagaitahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetapsebagai hasil pengalaman daninteraksi dengan lingkungan yangmelibatkan proses kognitif. Dalamproses belajar di perguruan tinggi,mahasiswa mengalami perubahanperilaku dan bertambahnyapemahaman baru. Belajar wajibdilakukan mahasiswa dalam rangkauntuk mencapai prestasi akademikyang memuaskan. Untuk mencapai

hal tersebut maka perilakubelajarnya haruslah positif.

Menurut Deni Arisandidalam Jurnal (2016:27) Perilakuadalah semua kegiatan atau aktifitasmanusia, baik yang dapat diamatilangsung maupun yang tidak dapatdiamati pihak luar”. Perubahanperilaku dapat diciptakan denganmerubah peristiwa didalamlingkungan yang menyebabkanperilaku tersebut. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa perilaku belajarmerupakan semua kegiatan atauaktifitas dalam rangka memperolehhal, pemahaman, tingkah laku baruindividu dalam mencapai suatutujuan tertentu. Menurut Makmun(2007:158), belajar memilikibeberapa karakteristik dasar dapatdiidentifikasi beberapa ciriperubahan yang merupakan perilakubelajar diantaranya: 1. Bahwaperubahan intensional, dalam artipengalaman atau praktik atau latihanitu dengan sengaja dan disadaridilakukannya dan bukan secarakebetulan. 2.Bahwa perubahan itupositif, dalam arti sesuai sepertiyang diharapkan (normatif) ataucriteria keberhasilan (criteria ofsuccess) baik dipandang dari segimahasiswa maupun dari guru(pengajar). 3. Bahwa perubahan ituefektif, dalam arti membawapengaruh dan makna tertentu bagipelajar itu relative tetap dan setiapsaat diperlukan dapat direproduksidan dipergunakan seperti dalampemecahan masalah (problemsolving), baik dalam ujian, ulangan,dan sebagainya maupun dalampenyesuaian diri dikehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankankehidupannya.

Perilaku belajar merupakankebiasaan belajar yang dilakukansecara berulang-ulang oleh individusehingga menjadi otomatis atauberlangsung secara spontan. Yang

Page 4: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

272

termasuk dalam bentuk perilakubelajar adalah sebagai berikut: 1.Kebiasaan mengikuti perkuliahanKebiasaan mengikuti perkuliahanadalah kebiasaan yang dilakukanmahasiswa pada saat pelajaransedang berlangsung. Mahasiswayang mengikuti pelajaran dengantertib dan penuh perhatian sertadicatat dengan baik akanmemperoleh pengetahuan lebihbanyak. Kebiasaan mengikutipelajaran ini ditekankan padakebiasaan memperhatikanpenjelasan dosen, membuatcatatan.meminta penjelasan ataubertanya, membuat tugas, danpenempatan posisi duduk selamaperkuliahan. 2. Kegiatan MembacaBuku Kegiatan membaca bukumerupakan keterampilan membacayang paling penting untuk dikuasaimahasiswa. Kebiasaan membacabuku harus dibudidayakan agarpengetahuan mahasiswa dapatbertambah dan dapat meningkatkanpemahaman mahasiswa dalammempelajari suatu pelajaran. 3.Kunjungan ke PerpustakaanKunjungan ke perpustakaanmerupakan kebiasaan mahasiswamengunjungi perpustakaan untukmencari referensi yang dibutuhkanagar dapat menambah wawasandan pemahaman terhadap pelajaran.Walaupun pada dasarnya sumberbacaan bisa ditemukan dimana-mana, namun tempat yang palingumum dan memiliki sumber yangpaling lengkap adalah perpustakaan.4. Kebiasaan menghadapi ujianUjian merupakan hal yang dialamimahasiswa setelah melakukanproses pembelajaran. Denganmelakukan ujian, maka dapatdiketahui efektifitas prosespembelajaran yang telah dilakukan.

Adapun Ciri – cirri khususyang menjadi karakteristik perilakubelajar adalah : 1. Perubahan

Intensional. Perubahan yang terjadidalam proses belajar berkatpengalaman atau praktik yangdilakukan dengan sengaja dandisadari. Karakteristik ini maknanyaadalah bahwa mahasiswamenyadari akan adanya perubahanyang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanyaperubahan dalam dirinya, sepertipenambahan pengetahuan,kebiasaan, sikap dan pandangansesuatu dan keterampilan. 2.Perubahan Positif dan AktifPerubahan yang terjadi karenaproses belajar bersifat positif danaktif. Perubahan yang bersifat positifmaknanya baik, bermanfaat sertasesuai harapan. Hal ini jugabermakna bahwa perubahantersebut senantiasa merupakanpenambahan, yakni diperolehnyasesuatu yang relatif baru ( misalnyapemahaman dan keterampilan baru )yang lebih baik dari apa yang telahada sebelumnya. Perubahan bersifataktif artinya tidak terjadi dengansendirinya seperti karena prosespematangan. 3. Perubahan Efektifdan Fungsional. Perubahan yangtimbul karena proses belajar bersifatefektif, yakni berdaya guna. Artinya,perubahan tersebut membawapengaruh, makna dan manfaattertentu bagi orang atau individuyang belajar. Perubahan yangbersifat fungsional juga bermaknabahwa ia relatif menetap dan setiapsaat apabila dibutuhkan, perubahantersebut dapat direduksi dandimanfaatkan. Perubahan fungsionaldapat diharapkan memberi manfaatyang luas.

Menurut Muhibbin Syahperwujudan perilaku belajarbiasanya lebih sering tampak dalamperubahan – perubahan sebagaiberikut : 1. Kebiasaan Setiapindividu yang telah mengalamiproses belajar, kebiasaan –

Page 5: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

273

kebiasaannya akan tampak berubah.Kebiasaan itu timbul karena prosespenyusunan kecendrungan respondengan menggunakan stimulus yangberulang – ulang. Dalam prosesbelajar, pembiasaan juga meliputipengurangan perilaku yang tidakdiperlakukan. Karena prosespengurangan inilah muncul suatupola bertingkah laku yang relatifmenetap dan otomatis. 2.Keterampilan adalah kegiatan yangberhubungan dengan urat – uratsyaraf dan otot – otot yang lazimnyatampak dalam kegiatan jasmaniahseperti menulis, mengetik, olahragadan sebagainya. Meskipun sifatnyamotorik, tetapi keterampilan itumemerlukan koordinasi gerak yangditeliti dan kesadaran yang tinggi.Menurut Rebber yang diikuti Tohirin,keterampilan adalah kemampuanmelakukan pola – pola tingkah lakuyang kompleks dan tersusun rapisecara mulus dan sesuai dengankeadaan untuk mencapai hasiltertentu. Keterampilan bukan hanyameliputi gerakan motorik saja,melainkan juga pengejewantahanfungsi mental yang bersifat kognitif.3. Kognitif Menurut Muhibbin Syahyang dikutip Tohirin, pengamatanartinya proses menerima,menafsirkan dan memberi artirangsangan yang masuk melaluiindera – indera seperti mata dantelinga. Berkat pengalaman belajar,seorang siswa akan mampumencapai pengamatan yang benarobjektif sebelum memperolehpengertian. Pengamatan yang salahakan mengakibatkan timbulnyapengertian yang salah pula.4.Berpikir Asosiatif dan Daya IngatBerpikir asosiatif adalah berpikirdengan cara mengasosiasikansesuatu dengan yang lainnya.Berpikir asosiatif itu merupakanproses pembentukan hubunganantara rangsangan dengan respon.

Kemampuan mahasiswa untukmelakukan hubungan asosiatif yangbenar amat dipengaruhi oleh tingkatpengertian atau pengetahuan yangdiperoleh dari hasil belajar.Sedangkan daya ingat itumerupakan perwujudan belajar,sebab merupakan unsur pokokdalam berpikir asosiatif. Jadi,mahasiswa yang telah mengalamiproses belajar akan ditandai denganbertambahnya simpanan materi(pengetahuan dan pengertian)dalam memori, serta meningkatnyakemampuan menghubungkan materitersebut dengan situasi ataustimulus yang sedang ia hadapi.

Berpikir Rasional dan KritisBerpikir rasional dan kritis adalahperwujudan perilaku belajar,terutama yang bertalian denganpemecahan masalah ( problemsolving). Umumnya, mahasiswayang berpikir rasional akanmenggunakan prinsip – prinsip dandasar – dasar pengertian dalammenjawab pertanyaan. Dalamberpikir rasional, mahasiswa dituntutmenggunakan logika (akal sehat)untuk menentukan sebab akibat,menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan dan bahkan jugamenciptakan hukum-hukum (kaedahteoritis) dan ramaln – ramalan. 6.Sikap adalah pandangan ataukecendrungan mental. Padaprinsipnya sikap adalahkecendrungan individu untukbertindak dengan cara tertentu.Perwujudan perilaku belajarmahasiswa akan ditandai denganmuculnya kecendrungan –kecendrungan baru yang telahberubah (lebih maju dan lugas )terhadap suatu objrk, tata nilai,peristiwa dan sebagainya. Inhibisiadalah upaya pengurangan ataupencegahan timbulnya suatu respontertentu karena danya proses responlain yang sedang berlangsung.

Page 6: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

274

Dalam kaitannya dengan belajar,inhibisi bermakna kesanggupanmahasiswa untuk mengurangi ataumenghentikan tindakan yang tidakperlu, lalu memilih atau melakukantindakan lainnya yang lebih baikketika ia berinteraksi denganlingkungannya. Apresiasi adalahgejala ranah afektif yang umumnyaditujukan pada karya – karya senibudaya seperti sastra, music, lukisdan drama. ingkah Laku AfektifTingkah laku afektif adalah tingkahlaku yang menyangkutkeanekaragaman perasaan sepertitakut, marah, sedih, gembira,kecewa, senang, benci dan was –was. Tingkah laku seperti ini tidakterlepas dari pengalaman belajar.Oleh karena itu ia dianggap sebagaiperwujudan perilaku belajar.

KECERDASAN EMOSIONAL

Kecerdasan emosionalpertama kali dipublikasikan padatahun 1995 oleh seorang dosenpsikologi, Daniel Goleman. Padaawal kemunculannya, banyakkalangan yang tertarik dan kemudianterpengaruh dengan berbagaipandangan dalam teori tersebut. Didalam sejumlah ulasan tentangkecerdasan emosional,dikemukakan kecerdasan emosionaljauh lebih penting dari padakecerdasan dan kemampuanintelektual seseorang dalammempengaruhi kesuksesanhidupnya. Salah satu hal yangmendasari pandangan ini adalahgejolak perasaan sangatmempengaruhi proses berpikir.Misalnya, saat individu sedangmarah, konsentrasinya mulaiterganggu dan kemudianmempengaruhi proses pengambilankeputusan. Kecerdasanemosional jika secara tradisionaldiartikan sebagai kemampuan

membaca, menulis, dan berhitungyang merupakan keterampilan katadan angka yang menjadi fokusdipendidikan formal (sekolah).Kecerdasan Emosi atau EmotionalQuotation (EQ) meliputi kemampuanmengungkapkan perasaan,kesadaran serta pemahamantentang emosi dan kemampuanuntuk mengatur danmengendalikannya. Kecerdasanemosional adalah kemampuan untukmemotivasi diri sendiri dan bertahanmenghadapi frustasi, mengendalikandorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatursuasana hati dan menjaga agarbeban stres tidak melumpuhkankemampuan berpikir ( Goleman,2004:45).

Selain menurut Goleman,banyak dari para ahli yang memilikipengertian mereka sendiri-sendirimengenai kecerdasan emosional,diantaranya : Stainer pada tahun1997 dalam Utama ( 2009: 1)menjelaskan keceradasan emosiadalah suatu kemampuan yangdapat mengerti emosi diri sendiri danorang lain, serta mengetahuibagaimana emosi diri sendiriterekspresikan untuk meningkatkanmaksimal etis sebagai kekuatanpribadi. Patton pada tahun 1998dalam Utama (2009: 1)mengemukakan kecerdasan emosisebagai kemampuan untukmengetahui emosi secara efektifguna mencapai tujuan danmembangun hubungan yangproduktif dan dapat meraihkeberhasilan. Bar-On pada tahun2000 dalam Utama (2009:1)menyebutkan kecerdasan emosiaadalah suatu rangkaian emosi dankemampuan – kemampuan yangmempengaruhi kemampuan seluruhindividu untuk mengatasi masalahtuntutan lingkungan secara efektif.

Page 7: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

275

Menurut Goleman, (2003:14-15) ada empat kemmapuan yangmendasar yang ada padakecerdasan emosional yaitu :Kesadaran Diri (Self Awarenes).Kesadaran diri emosional :kemampuan untuk membaca danmemahami emosi-emosi dan jugamengenal pengaruhnya padakinerja, hubungan, dan sebagainya.Penilaian diri secara akurat :penilaian realistis dari kekuatan dankelemahan. Kepercayaan diri :perasaan yang kuat dan sensitifmengenai harga diri. Hal inididukung oleh Manajemen diri (Self-Management ) yang terdiri dariKontrol diri : Kemampuan untukmenjaga agar emosi dan kata hatiyang mengganggu tetap terkontrol.Kepantasan untuk dipercaya :sesuatu penunjukkan dari kejujurandan integritas yang terus – menerus.Kesungguhan : kemampuan untukmengatur diri sendiri dan tanggungjawab yang dimiliki. Kemampuanberadaptasi : kemampuan untukmenyesuaikan diri dengan situasiyang berubah dan mengatasimasalah. Orientasi kesuksesan :dorongan untuk mewujudkanstandar kesempurnaan pribadi.Inisiatif : kesiapan untuk merebutkesempatan.

Kesadaran sosial (Self-Awarenes). Empati : kemampuanmerasakan emosi orang lain,memahami cara pandang mereka,dan tertarik secara aktif terhadapkeprihatinan mereka. Kesadaranberorganisasi : kemampuan untukmembaca arus dari kehidupanberorganisasi, membangun jaringankeputusan, dan menavigasikanpublic. Orientasi jasa : kemampuanuntuk mengenali dan memnuhikebutuhan konsumen. KemampuanSosial (social-skill). Kepemimpinanbervisi : kemampuan untukmengambil tanggungjawab dan

memberikan inspirasi dengan visisebagai pendorong. Pengaruh :kemampuan untuk mempergunakantaktik persuasif. Mengembangkanorang lain : feedback kecendrunganuntuk mendukung kemampuanorang lain melalui dan bimbingan.Komunikasi : kemmapuan untukmendengarkan dan mengirimkanpesan jelas, meyakinkan dan baik.Perubahan Katalisator : keahliandalam memprakarsai ide-ide barudan memimpin orang ke arah yangbaru. Manajemen konflik :kemampuan untuk mengurangiketidaksetujuan dan menyusunresolusi. Membangun ikatan :keahlian mempererat dan menjagajaringan hubungan. Kerja tim dankolaborasi : kemampuanmempromosikan kerjasama danmembangun tim.

Kecerdasan emosionalmenurut goleman merupakanseperangkat kemampuan yangdimiliki oleh manusia sepertikemampuan untuk memotivasi dirisendiri, dan bertahan menghadapifrustasi, mengendalikan doronganhati dan tidak melebih-lebihkankesenangan, mengatur suasana hatidan menjaga agar beban stresstidak melumpuhkan kemampuanberpikir, berempati dan berdoa.Mereka yang memiliki kecerdasanemosional mampu untuk mengelolaemosi yang dimilikinya dengan baik.Mereka ini tidak mengenal putus asakarena mereka memiliki kemampuanuntuk memotivasi diri mereka.Mereka mampu mengelola emosimereka dalam pergaulan, termasukdidalamnya rasa empati yang tinggiterhadap penderitaan orang lain.

EQ dua kali lebih penting dariIQ. Sebelum EQ dikenal luas olehmasyarakat, banyak diantara kitamenganggap bahwa IQ adalahsegala-galanya. Keberhasilanseseorang diukur dan ditentukan

Page 8: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

276

oleh tingkat IQ yang dimilikinya.Anastasi dan Willerman menyatakanbahwa dalam setiap kegiatan yangmenuntut prestasi, baik itu prestasibelajar, prestas kerja, olahraga, senidan sebagainya, inteligensimemegang peranan yang sangatpenting. Kita semua setuju bahwamahasiswa yang memiliki IQ yangtinggi akan lebih mudah dalammenerima pelajaran dibandingkandengan mahasiswa yang IQ nyarendah. Demikian pula dalam halnyadengan bidang kerja lainnya. Tetapihal itu bukanlah satu-satunya kunciseseorang dalam meraihkeberhasilan dalam kehidupannya.Hal itu juga dipengaruhi dalam halmereka mengelola emosi, seseorangyang memiliki IQ yang sedang,namun mampu mengelola emosinyadengan baik akan lebih berhasildengan orang yang ber IQ tingginamun tidak mampu mengelolaemosinya dengan baik.

Mahasiswa yang ber IQsedang namun mampu mengelolaemosinya dengan baik, akan lebihberhasil dalam belajar dibandingkandengan mahasiswa yang ber IQtinggi tetapi tidak mampu mengelolaemosinya. Mereka cenderung egoisdan mau menang sendiri dan kurangmemiliki rasa sosial. Hal tersebutmenunjukkan kepada kita bahwakecerdasan emosional yang dimilikiseseorang, dua kali lebih pentingdaripada kecerdasan intelektual.Kecerdasan emosi dapatmenempatkan emosi seseorangpada porsi yang tepat, memilahkepuasan dan mengatur suasanahati. Koordinasi suasana hati adalahinti dari hubungan sosial yang baik,Apabila seseorang pandaimenyesuaikan diri dengan suasanaindividu orang lain atau dapatberempati, orang tersebut akanmemiliki tingkat emosionalitas yangbaik dan akan lebih mudah

menyesuaikan diri dalam pergaulansosial dan lingkungannya.Mayer dan Saloevay (MakmunMubayidh 2006: 15) mendefenisikanbahwa:“Kecerdasan emosi sebagai suatukecerdasan sosial yang berkaitandengan kemampuan individu dalammemantau baik emosi dirinyamaupun emosi orang lain, dan jugakemampuannya dalammembedakan emosi dirinya danemosi orang lain, dimanakemampuan ini digunakan untukmengarahkan pola piker danperilakunya “. Kecerdasan emosinaltidak hanya befungsi untukmengendalikan diri, tetapi lebih dariitu juga, mencerminkan mengelolaide, konsep, karya atau produksehingga hal itu menjadi minat orangbanyak (Suharsono, 2004:120)Kecerdasan emosional bekerjasecara sinergis dengan keterampilankognitif mereka dengan potensimaksimum. Dalam Alqurankecerdasan emosi adalah suatuusaha seseorang untuk dapatmengelola emosi dan menahanhawa nafsunya denganmengendalikan perasaan diri,mengatur diri, mampu melakukaninteraksi sosial pada waktu dankondisi tertentu. Hal ini sesuaidengan ajaran Islam bahwa AllahSWT, memerintahkan kita untuk bisamenguasai emosi, mengkontrol danmengendalikannya.

Kecerdasan Emosional dalamperspektif Islam.

Alquran adalah kitab suciyang merupakan sumber utamaajaran Islam dan menjadi petunjukkehidupan umat manusia yangditurunkan Allah kepada NabiMuhammad SAW sebagai salahsatu rahmat yang tidak ada duanyadalam semesta ini. Selain ituAlquran dengan banyak

Page 9: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

277

mengungkap tentang aspek-aspekpsikologis manusia termasuk aspekkecerdasan emosional. Dalamperspektif Islam kecerdasanemosional yang dianjurkan adalahseseorang dapat mengelola emosidan menahan hawa nafsu dengancara mengendalikan perasaan,dalam Firman Allah SWTbahwasanya dalam mengelolaemosi manusia hendaknya dapatmenyadari perbuatannya. DalamSurat As-shaffat : 102.

“Maka tatkala anak itusampai (pada umur sanggup)berusaha bersama-samaIbrahim, Ibrahim berkata :”Hai anakku, sesunggunyaaku melihat dalam mimpibahwa aku menyembelihmu.Maka fikirkanlahpendapatmu!”. Ia menjawab“Hai bapakku, kerjakanlahapa yang diperintahkankepadamu; Insyaallah kamuakan mendapatiku termasukorang-orang yang sabar”.Dalam Islam seseorang

mengelola emosi dengan caramengekpresikannya dalam bentuksabar dalam menghadapi masalah,yang mana dengan bersabarseseorang akan menyadari bahwadengan bersabar seseorang akanlebih ikhlas terhadap masalah yangsedang dihadapinya. Karena apapunyang ada di dunia ini akan kembalikepada Allah, maka seseoranghendaknya bersabar dalammenhadapi masalahnya. Sepertidijelakan dalam alquran bahwaorang yang bersabar dengan apayang dihadapinya sekarangkemungkinan di masa yang akandatang mendapatkan hasil darikesabarannya. Disamping ituseseorang memiliki kecerdasanpada dimensi emosional yaknimampu menguasai situasi yang

penuh dengan tantangan yang biasamenimbulkan ketegangan dankecemasan. Pengendalian emosiatau tidak adanya tindakan agresiterhadap orang lain yangdisebabkan oleh emosi yangberlebihan serta selalu tenang akanmenciptakan harmonitas dalaminteraksi.

Adapun Faktor – faktor yangmempengaruhi KecerdasanEmosional Goleman (1997)menjelaskan bahwa ada beberapafaktor yang mempengaruhikecerdasan emosi individu yaitu: (a)Lingkungan keluarga. Kehidupankeluarga merupakan sekolahpertama dalam mempelajari emosi.Kecerdasan emosi dapat diajarkanpada saat masih bayi melaluiekspresi. Peristiwa emosional yangterjadi pada masa anak-anak akanmelekat dan menetap secarapermanen hingga dewasa.Kehidupan emosional yang dipupukdalam keluarga sangat berguna bagianak kelak dikemudian hari. (b)Lingkungan non keluarga. Hal iniyang terkait adalah lingkunganmasyarakat dan pendidikan.Kecerdasan emosi ini berkembangsejalan dengan perkembangan fisikdan mental anak. Pembelajaran inibiasanya ditujukan dalam suatuaktivitas bermain peran sebagaiseseorang diluar dirinya denganemosi yang menyertai keadaanorang lain (Goleman, 1997).

Menurut Le Dove (Goleman,1997) bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi kecerdasan emosiantara lain: (a) Fisik. Secara fisikbagian yang paling menentukan ataupaling berpengaruh terhadapkecerdasan emosi seseorang adalahanatomi saraf emosinya. Bagianotak yang digunakan untuk berfikiryaitu konteks (kadang kadangdisebut juga neo konteks). Sebagaibagian yang berada dibagian otak

Page 10: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

278

yang mengurusi emosi yaitu systemlimbic, tetapi sesungguhnya antarakedua bagian inilah yangmenentukan kecerdasan emosiseseorang. (1) Konteks. Bagian iniberupa bagian berlipat-lipat kira-kira3 milimeter yang membungkushemisfer serebral dalam otak.Konteks berperan penting dalammemahami sesuatu secaramendalam, menganalisis mengapamengalami perasaan tertentu danselanjutnya berbuat sesuatu untukmengatasinya. Konteks khususlobus prefrontal, dapat bertindaksebagai saklar peredam yangmemberi arti terhadap situasi emosisebelum berbuat sesuatu. (2)System limbic. Bagian ini seringdisebut sebagai emosi otak yangletaknya jauh didalam hemisfer otakbesar dan terutama bertanggungjawab atas pengaturan emosi danimplus. Sistem limbic meliputihippocampus, tempatberlangsungnya prosespembelajaran emosi dan tempatdisimpannya emosi. Selain itu adaamygdala yang dipandang sebagaipusat pengendalian emosi padaotak. (b) Psikis. Kecerdasan emosiselain dipengaruhi oleh kepribadianindividu, juga dapat dipupuk dandiperkuat dalam diri individu.

Berdasarkan uraian tersebutdapat disimpulkan bahwa terdapatdua faktor yang dapatmempengaruhi kecerdasan emosiseseorang yaitu secara fisik danpsikis. Secara fisik terletak di bagianotak yaitu konteks dan sistem limbic,secara psikis meliputi lingkungankeluarga dan lingkungan nonkeluarga. Menurut Dinkmeyer (1965)faktor-faktor yang mempengaruhikecerdasan emosi anak adalahfaktor kondisi fisik dan kesehatan,tingkat intelegensi, lingkungansosial, dan keluarga. Anak yangmemiliki kesehatan yang kurang baik

dan sering lelah cenderungmenunjukkan reaksi emosional yangberlebihan. Anak yang dibesarkandalam keluarga yang menerapkandisiplin yang berlebihan cenderunglebih emosional. Pola asuh orangtua berpengaruh terhadapkecerdasan emosi anak dimanaanak yang dimanja, diabaikan ataudikontrol dengan ketat(overprotective) dalam keluargacenderung menunjukkan reaksiemosional yang negatif (Dinkmeyer,1965).

Dari faktor gen dan lingkungantersebut kesempatan belajarmerupakan faktor yang lebihpenting. Karena belajar merupakansesuatu yang positif dan sekaligusmerupakan tindakan preventif.Maksudnya adalah bahwa apabilareaksi emosional yang tidakdiinginkan dipelajari, kemudianmembaur kedalam pola emosi anak,akan semakin sulit mengubahnyadengan bertambah usia anak,bahkan reaksi emosional tersebutakan tertanam kukuh pada masadewasa dan untuk mengubahnyadiperlukan bantuan ahli(soelaeman:2008). MenurutGoleman (Nggermanto, 2002),kecerdasan emosi dapatdikembangkan, lebih menantang,dan lebih prospek dibandingkankecerdasan akademik sebabkecerdasan emosi memberikontribusi lebih besar bagikesuksesan seseorang. MenurutAgustian (2007) faktor-faktor yangberpengaruh dalam peningkatankecerdasan emosi yaitu:

PENTINGNYA MENINGKATKANKECERDASAN EMOSIONAL

Kecerdasan emosional (EQ) lebihberfokus pada membangunhubungan harmonis dan selarasantar manusia secara horizontal

Page 11: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

279

sehingga kecerdasan intelegensipasti bermanfaat. Kecerdasanemosional dapat ditunjukkan melaluikemampuan seseoarang untukmenyadari apa yang dia dan oranglain rasakan. Sehingga itu, pesertadidik memiliki tingkat kecerdasanemosional yang lebih baikcenderung dapat lebihterampil dalam menenangkandirinya dengan cepat, jarang tertularpenyakit, lebih terampil dalammemusatkan perhatian, lebih cakapdalam memahami orang lain danuntuk kerja akademis di sekolahmenjadi lebih baik.

Keterampilan dasarkecerdasan emosional tidak dapatdimiliki secara tiba-tiba, tetapimembutuhkan proses dalammempelajarinya, dan lingkunganyang membentuk kecerdasanemosional tersebut besarpengaruhnya. Dan ada beberapacara yang dapat dilakukan untukmengembangkan kecerdasanemosional dalam pembelajaran,yakni: 1). Menyediakan lingkunganyang kondusif; 2). Menciptakan iklimpembelajaran yang demokratis; 3).Mengembangkan sikap empati, danmerasakan apa yang sedangdirasakan peserta didik; 4).Membantu peserta didikmenemukan solusi dalam setiapmasalah yang dihadapinya; 5).Melibatkan peserta didik secaraoptimal dalam pembelajaran, baiksecara fisik, sosial, maupunemosional; 6). Merespon setiapperilaku peserta didik secara positif,dan menghindari respon negatif; 7).Menjadi teladan dalam menegakkanaturan dan disiplin dalampembelajaran; dan 8). Memberikebebasan berfikir kreatif sertapartisipasi secara aktif.

Semua hal tersebutmemungkinkan peserta didikmengembangkan seluruh potensi

kecerdasannya secara optimal. Dariproses belajar mengajar di sekolahsering ditemukan peserta didik yangtidak dapat meraih prestasi belajaryang setara dengan kemampuanintelegensinya. Ada peserta didikyang mempunyai kemampuanintelegensi tinggi, tetapi memperolehprestasi belajar yang relatif rendah.Dan ada pula peserta didik yangmeski kemampuan intelegensinyarelatif rendah, namun dapat meraihprestasi belajar yang relatif tinggi. Itusebabnya taraf intelegensi bukanmerupakan satu-satunya faktor yangmenentukan keberhasilan.

Menurut Goleman(2000:44) kecerdasan intelektual(IQ) hanya menyumbang 20% bagikesuksesan sedangkan 80% adalahsumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, di antaranya adalahkecerdasan emosional atauEmotional Quotient (EQ), yaknikemampuan memotivasi diri sendiri,mengatasi frustasi, mengontroldesakan hati, mengatur suasana hati(mood), berempati, sertakemampuan bekerja sama.E.Mulyasa (2006:162) menyatakan,kecerdasan emosional dapatmenjadikan peserta didik memilikisikap: 1). Jujur, disiplin, dan tuluspada diri sendiri, membangunkekuatan dan kesadaran diri,mendengarkan suara hati, hormatdan tanggung jawab; 2).Memantapkan diri, maju terus, ulet,dan membangun inspirasi secaraberkesinambungan; 3). Membangunwatak dankewibawaan,meningkatkan potensi,dan mengintegrasi tujuan belajar kedalam tujuan hidupnya; 4).Memanfaatkan peluang danmenciptakan masa depan yang lebihcerah (Sijabat: 2012). Sehingga darisini, kecerdasan emosional (EQ)bukan merupakan lawan kecerdasanintelegensi (IQ), namun keduanya

Page 12: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

280

berinteraksi secara dinamis. Sebab,pada kenyataannya perlu diakui,bahwa kecerdasan emosionalmemiliki peran yang sangat pentinguntuk mencapai kesuksesan disekolah maupun di lingkunganmasyarakat.

Kiat-kiat dalam meningkatkankecerdasan emosional

Menurut Mudrika nafis dalammembaca kepribadian (2011) Untukmeningkatkan kecerdasanemosional dibutuhkan kiat-kiat agarmempermudah dan memaksimalkanpeningkatan tersebut, diantaranyasebagai berikut : Mengenali emosidiri. Keterampilan ini meliputikemampuan anda untukmengidentifikasi apa yangsesungguhnya anda rasakan. Setiapkali suatu emosi tertentu munculdalam pikiran, Anda harus dapatmenangkap pesan apa yang ingindisampaikan. Berikut adalahbeberapa contoh pesan dari emosi:takut, sakit hati, marah, frustasi,kecewa, rasa bersalah, kesepian.Berikutnya Melepaskan emosinegative . Keterampilan ini berkaitandengan kemampuan anda untukmemahami dampak dari emosinegatif terhadap diri anda. Sebagaicontoh keinginan untuk memperbaikisituasi ataupun memenuhi targetpekerjaan yang membuat Andamudah marah ataupun frustasiseringkali justru merusak hubunganAnda dengan bawahan maupunatasan serta dapat menyebabkanstres. Jadi, selama andadikendalikan oleh emosi negatifAnda justru anda tidak bisamencapai potensi terbaik dari dirianda. Solusinya, lepaskan emosinegatif melalui teknikpendayagunaan pikiran bawah sadarsehingga anda maupun orang-orangdi sekitar Anda tidak menerima

dampak negatif dari emosi negatifyang muncul.

Mengelola emosi diri sendiri ,Anda jangan pernah menganggapemosi negatif atau positif itu baikatau buruk. Emosi adalah sekedarsinyal bagi kita untuk melakukantindakan untuk mengatasi penyebabmunculnya perasaan itu. Jadi emosiadalah awal bukan hasil akhir darikejadian atau peristiwa. Kemampuankita untuk mengendalikan danmengelola emosi dapat membantuAnda mencapai kesuksesan. Adabeberapa langkah dalam mengelolaemosi diri sendiri, yaitu: Pertamaadalah menghargai emosi danmenyadari dukungannya kepadaAnda. Kedua berusaha mengetahuipesan yang disampaikan emosi, danmeyakini bahwa kita pernah berhasilmenangani emosi ini sebelumnya.Ketiga adalah dengan bergembirakita mengambil tindakan untukmenanganinya. Kemampuan kitamengelola emosi adalah bentukpengendalian diri yang palingpenting dalam manajemen diri,karena kitalah sesungguhnya yangmengendalikan emosi atau perasaankita, bukan sebaliknya(walgito:1987).

Memotivasi diri sendiri adalahmenata emosi sebagai alat untukmencapai tujuan merupakan halyang sangat penting dalam kaitanuntuk memberi perhatian, untukmemotivasi diri sendiri danmenguasai diri sendiri, dan untukberkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasandan mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalamberbagai bidang. Ketrampilanmemotivasi diri memungkinkanterwujudnya kinerja yang tinggidalam segala bidang. Orang-orangyang memiliki ketrampilan inicenderung jauh lebih produktif danefektif dalam hal apapun yang

Page 13: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

281

mereka kerjakan. Mengenali emosiorang lain. Mengenali emosi oranglain berarti kita memiliki empatiterhadap apa yang dirasakan oranglain. Penguasaan ketrampilan inimembuat kita lebih efektif dalamberkomunikasi dengan orang lain.Inilah yang disebut sebagaikomunikasi empatik. Berusahamengerti terlebih dahulu sebelumdimengerti. Ketrampilan inimerupakan dasar dalamberhubungan dengan manusiasecara efektif.

Mengelola emosi orang lain Jikaketrampilan mengenali emosi oranglain merupakan dasar dalamberhubungan antar pribadi, makaketrampilan mengelola emosi oranglain merupakan pilar dalam membinahubungan dengan orang lain.Manusia adalah makhluk emosional.Semua hubungan sebagian besardibangun atas dasar emosi yangmuncul dari interaksi antar manusia.Keterampilan mengelola emosiorang lain merupakan kemampuanyang dahsyat jika kita dapatmengoptimalkannya. Sehingga kitamampu membangun hubunganantar pribadi yang kokoh danberkelanjutan. Dalam dunia industrihubungan antar korporasi atauorganisasi sebenarnya dibangunatas hubungan antar individu.Semakin tinggi kemampuan individudalam organisasi untuk mengelolaemosi orang lain.

Memotivasi orang lainKetrampilan memotivasi orang lainadalah kelanjutan dari ketrampilanmengenali dan mengelola emosiorang lain. Ketrampilan ini adalahbentuk lain dari kemampuankepemimpinan, yaitu kemampuanmenginspirasi, mempengaruhi danmemotivasi orang lain untukmencapai tujuan bersama. Hal inierat kaitannya dengan kemampuanmembangun kerja sama tim yang

tangguh dan andal. Jadi,sesungguhnya delapan ketrampilanini merupakan langkah-langkah yangberurutan. Anda tidak dapatmemotivasi diri sendiri kalau Andatidak dapat mengenali danmengelola emosi diri sendiri. SetelahAnda memiliki kemampuan dalammemotivasi diri, barulah kita dapatmemotivasi orang lain (nafis:2011).Maka Menyadari akan artipentingnya mahasiswa untukmengembangkan kecerdasan dankreativitasnya, maka sebagaisesama mahasiswa kita dianjurkanuntuk meluangkan waktu secarateratur bagi rekan yang lain untukmengembangkan kemampuanbahasa misalnya, biasakan menjalinpercakapan atau komunikasi kepadasiapa pun dia tanpa memandangsuku,jenis kelamin ,dll.Sementarauntuk memuaskan kebutuhanilmiahnya, mereka bisa diajakmenjelajahi dunianya dengan caramelakukan eksperimen. Kaitkansemua kegiatan diatas sebagaisuatu aktivitas yang menyenangkandan selalu ditunggu oleh siswa. Iniadalah hal-hal yang merangsangpengembangan kecerdasanmahasiswa (Tifanni, 2011).

Pemahaman Hablumminnannas

Menurut Thimas (1996:21)Agama dapat mempengaruhi sikappraktis manusia terhadap berbagaiaktivitas kehidupan sehari–hari.Agama dipandang sebagai jalanhidup yang dipegang dan diwarisiturun temurun oleh masyarakatmanusia. Agar hidup menjadi damai,tertib dan tidak kacau. yang menjadiunsur agama adalah:

a) Pengakuan bahwa adakekuatan gaib yangmenguasai ataumempengaruhi kehidupanmanusia.

Page 14: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

282

b) Keyakinan bahwa kehidupanmanusia tergantung padaadanya hubungan baik antarmanusia dengan kekuatangaib.

c) Sikap emosional pada hatimanusia terdapat kekuatangaib, seperti sifat takut,hormat, cinta, penuhharap,pasrah, dan lain-lain.

d) Tingkah laku tertentu yangdiamati, sepertisholat,sedekah,puasa,zakat,suka menolong,tidak korupsi,dan lain sebagainya.

Menurut Dahlan (1994:279)Pemahaman berasal dari kata fahamatau yang memiliki arti tanggap,mengerti benar, pandangan, ajaran.Disini ada pengertian pemahamanmenurut Muhammad Ali (1996:42)yaitu kemampuan memahami artisuatu bahan pelajaran, sepertimenafsirkan,menjelaskan ataumeringkas atau merangkum suatupengertian kemampuan macam inilebih tinggi dari pada pengetahuan.

Menurut Dimyati danmudjono (2009:201) sebagaikegiatan yang berupaya untukmengetahui tingkat pemahamandalam mencapai tujuan yangditetapkan maka evaluasi hasilbelajar memiliki sasaran beruparanah-ranah yang terkandung dalamtujuan yang diklasifikasikan menjaditiga ranah kognitif, ranah afektif danranah psikomotorik. Pemahamandapat dibedakan menjadi tigakategori, yaitu: Tingkat terendahyakni pemahaman terjemahan mulaidari terjemahan dalam artisebenarnya. Tingkat sedang yaknipemahaman penafsiran.Tingkat tertinggi yakni pemahamanekstrapolasi.

Agama Islam terdiri dari tigaunsur, aqidah (rukun iman), ibadah(rukun Islam), dan ihsan (akhlak).Ihsan adalah puncak ibadah dan

akhlak yang senantiasa menjaditarget seluruh hamba Allah SWT.Sebab ihsan menjadikan kita sosokyang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya seorang hambayang tidak mampu mencapai targetini, menyebabkan kehilangankesempatan yang sangat mahaluntuk menduduki posisi terhormatdimata Allah SWT. Ihsan itu adalahbahwa kamu menyembah Allahtetapi kamu tidak melihat-Nya, jikakamu tidak melihat-Nya bahwasesungguhnya Dia melihat kamu.Ihsan juga adalah melakukan ibadahdengan khusyuk, ikhlas dan yakinbahwa Allah senantiasa mengawasiapa yang dilakukannya. Islamdibangun diatas tiga landasan utamayaitu Iman, Islam dan Ihsan olehkarenanya seorang muslimhendaklah tidak memandang ihsanitu hanya sebatas akhlak yangutama saja melainkan harusdipandang sebagai bagian dariaqidah dan bagian terbesar darikeislamannya.

Dalam mengejewantahkanihsan bagi manusia sebagai makhluksosial seperti manusia, khususnyakaum muslim ialah berbuat baik.Karena dengan pemahaman ihsanini kita selalu merasa diawasi olehAllah yang Maha Melihat denganbegitu kita tidak akan melakukanperbuatan buruk kalaupun sampaiterbesit maka tetap saja kita tidakakan mau mengerjakannyadisebabkan ihsan tadi. Selainberbuat baik, ihsan juga merupakansalah satu cara agar kita bisakhusyuk dalam beribadah kepadaAllah SWT. Tiga aspek pokok dalamIhsan meliputi tiga aspek yangfundamental. Ketiga hal tersebutadalah ibadah, muamalah danakhlak. Ketiga hal inilah yangmenjadi pokok batasan dalam ihsan.Ibadah Kita berkewajiban ihsandalam beribadah yaitu dengan

Page 15: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

283

menunaikan semua jenis ibadah,seperti shalat, puasa dan hajidengan cara yang benar yaitu dapatditunaikan oleh seorang hambakecuali jika saat pelaksanaanibadah-ibadah tersebut ia penuhidengan cita rasa yang sangat kuat,juga dengan kesa Antara iman,Islam dan ihsan, ketiganya tak biasdipisahkan oleh manusia di dunia ini,kalau diibaratkan hubungan diantaraketiganya adalah segitiga sama sisiyang sisi satu dan sisi lainnyaberkaitan erat. Segitiga tersebuttidak akanterbentuk kalau ketigasisinya tidak saling mengait.jadimanusia yang bertaqwa harus biasmeraih dan menyeimbangkan antaraiman, Islam dan ihsan.

Jadi, pemahaman agamaadalah kemampuan pemahamanseseorang dalam memahami,menghayati dan menerjemahkanajaran agama (Islam) dalam iman,Islam dan ihsan di kehidupan sehari– hari. Untuk kebaikan hidupmanusia, Alquran (QS Ali Imran,3:112) menekankan dua hal pokoksaja, yaitu hubungan dengan Allah(Hablumminnallah) dan hubungandengan sesama manusia(Hablumminnanas). Tanpaterjalinnya dua hubungan tersebutdengan baik, hidup dan kehidupanmanusia terancam sengsara danhina. Bahkan bentuk –bentuk ritualkhusus yang diformatkan untukpengokohan hubungan manusiadengan Allah, seperti shalat, shaum,dzikir, dan lain sebagainya.tetapdiorientasikan untuk pemantapanhubungan manusia dengansesamanya. Dalam hadis qudsi yangdiriwayatkan Imam Baihaqi, NabiMuhammad saw bersabda :

“Allah hanya akan menerima shalatdari orang yang merendahkan diri dihadapan keagungan-Ku, tidaksombong terhadap sesama

makhluk-Ku, menghabiskansiangnya dengan zikir kepada-Ku,tidak secara sengaja melakukandosa dimalam harinya, sukamemberi makan bagi orang yanglapar, memberi perlindungan bagiorang yang kesulitan, menyayangiyang kecil, dan menghormati yangbesar.”Begitu juga dengan hakikat iman,Bahwa keimanan seseorang barudiakui kebenarannya apabilamanifest pada tindakan sosial.

“Orang beriman itu bukan orangkenyang sendiri, padahal tetanggasedang lapar.”(HR Baihaqi)“Seseorang tidak dikatakan beriman,sebelum dia menginginkan(kebaikan) bagi orang lain sepertibagi dirinya sendiri.”(HR Bukhari).

Dengan dukungan ayat dab hadis-hadis di atas, konsephablumminnallah danhablumminnannas bukan dua halyang mendua, melainkan dua halyang menyatu. Artinya, interaksisosial seseorang tidak netral darinilai-nilai Ilahiyah, ketika diamerealisasikan hubungan sosialnyakepada sesamanya, padahakikatnya dia sedangmengaktualisasikan hubungandengan Rabb-Nya. Tiga konsep darialquran yang dapat dikembangkansebagai teori hablumminnannas,konsep-konsep tersebut adalahtadafu’, ta’aruf dan ta’awun.Tadafu’M.Quraish Shihab (2007,1:537-538) menjelaskan, bahwahidup adalah pertarungan antarakebenaran dan kebatilan. Apabilatidak ada yang tampil menghadapikebatilan dan menghentikankezaliman, bumi sebagai tempattinggal manusia akan diliputi olehkekejaman dan penganiayaan.Apabila kezaliman tidak dihadapi,dia akan meningkat dan terus

Page 16: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

284

meningkat kualitas dan kuantitasnyasehingga akan membinasakan umatmanusia. Disinilah orang berimanmendapat amanah untukmenghadapi para perusak agar bumiselamat dari kebinasaan.

Dr. Abdul Karim Khatib dalamkitabnya (1:311) menafsirkan ayattersebut sebagai saling tolak antaramanusia, yaitu antara kebaikan dankeburukan, antara hak dankebatilan, antara orang kaya danorang miskin, antara orang kuat danorang lemah, antara individu danindividu, antara kelompok dankelompok, dan antara bangsa danbangsa. Sifat saling tolak menolakini terjadi pada semua tingkat dansegmen kehidupan. Dialah AllahTa’ala yang menggerakkan rodaaktivitas dan membangkitkanberbagai dimensi kehidupan di bumi.Sebagaimana tercantum pada QSAl-Baqarah,2:49, sebelum perangterjadi tetara Thalut diuji terlebihdahulu oleh Allah, yaitu dengansungai. Diumumkan agar tidakmeminum air dari sungai tersebutkecuali sekedar cedukantangan.”Orang yang minum daripadanya bukan pengikutku, kataThalut,”kecuali kalau hanya sekedarcedukan tangan.” Ternyatakebanyakan tentaranya bukantentara yang baik, mereka minumsesukanya.hanya sedikit sajatentarayang tidak minumdan taatkepadanya. Ujian tersebutberdampak langsung terhadapmentalitas dan keberanian merekauntuk berperang. Tentara yangminum itu bermental pengecut.Ketika menyeberangi sungai,mereka menyatakan tidak sanggupperang menghadapi tentara Jalut.Hal ini berbeda dengan tentara yangtaat. Sekalipun jumlahnya lebihsedikit, mereka memiliki keyakinanyang kokoh atas janji danpertolongan Allah Ta’ala. Mereka

maju dengan gigih sehingga dapatmengalahkan Jalut dan tentaranya.Padahal, jumlah mereka lebihbanyak dan peralatannya lebihlengkap. Hal ini mengandungpelajaran penting bagi masyarakatmuslim dalam menghadapi konflikatau peperangannya. Sistemkeyakinan (keimanan) kepada yangMahamutlak sesungguhnyamerupakan kekuatan dan nilaitertinggi yang harus diagungkannyadi atas segala dan kepentingandalam menata dan mengembangkanseluruh kehidupannya.

Uraian ini bukan untukmenjelaskan teori konflik dariperspektif Islam, sebab teori konflikmemiliki perbedaan mendasardengan Islam dalam memandangagama. Teori konflik menyatakanbahwa agama bertanggungjawabatas pemerasan, mendukungpenindasan, dan menimbulkankejahatan dalam masyarakat. Padaderajat atau tataran tertentu, bisasaja kaidah tadafu’ dalam Al-Qurandidekatkan dengan teori konflik,khususnya pada tataran aktual.Akan tetapi, pada tataran konsepatau asumsi dasarnya terdapatperbedaan yang prinsipal. Adapunkaidah tadafu’ berlandaskan padaasumsi dasar bahwa : Manusiasebagai makhluk Tuhan yang harusmengabdikan totalitas hidupnyakepada-Nya, sehingga seluruhpertimbangan, keputusan dantindakannya harus diselaraskandengan ajaran-Nya. DanTadafu’atau konflik merupakanproses alamiah (sunnatullah) yangharus dilalui sebagai konsekuensidari hakikat fitrah manusia yangmemiliki kecendrungan dantanggungjawab untuk membelakebenaran dan keadilan.

Kaidah atau konsep ta’arufdiangkat dari Firman Allah Ta’ala

Page 17: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

285

yang terungkap dalam QS Al-Hujurat, 49:13),

“Hai manusia, sesungguhnyaKami menciptakan kamu dariorang laki-laki dan seorangperempuan dan menjadikan kamuberbangsa-bangsa dan bersuku,supaya kamu saling mengenal.Seseungguhnya orang yangpaling mulia di antara kamu di sisiAllah adalah orang yang palingbertakwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah MahaMengetahui lagi Maha Mengenal.”

Konsep ta’aruf dengan demikianmenghendaki pengembanganinteraksi berdasarkan ataspengetahuan dan pemahaman yangbenar untuk menciptakankebersamaan (bermasyarakat) yangsolid dan harmonis. Kebersamaantersebut tidak berarti meniadakankeunggulan, kelebihan danpersaingan di dalamnya, terlebihbahwa kebersamaan tersebutberlatar belakang dari berbagaiperbedaan. Keunggulan, kelebihandan pesaingan yang ada akan tetapdiberi tempat untuk berkembangdengan syarat bernaung di bawahnilai ketakwaan. Semuanya harusberkembang dan diukur denganketakwaan. Dengan berdasar padaketakwaan, persaingan ,keunggulan, kelebihan bahkankelemahan akan menjadi wahanauntuk pengembangan kebaikansehingga mampu mengantisipasiefek-efek negatif yang timbul.

Maka, hadirnya konsepta;aruf kemudian disusul dengankalimat , “Sesungguhnya orang yangpaling mulia diantara kalian adalahorang yang paling takwa”. Sesuaidengan karakter penyajiankalimatnya, ketakwaan tersebutdiharapkan menjadi prinsip yangmenyeluruh dalam pengembangan

ta’aruf. Jika dihubungkan dengankaidah tadafu’ di atas, ternyatakaidah ta’aruf menjadi solusi bagikonflik (tadafu’) tersebut. Begitu jugadengan kaidah ta’awun yang akanmemberikan gambaran lebih jelasdan operasional dalampengembangan dan penataankehidupan bermasyarakat. Dengandemikian, kehadiran tiga kaidahtersebut tidak akan salingberbenturan, melainkan justru salingmelengkapi dan mengokohkan satusama lain. Sedianya memangdemikian, karena ketigadikembangkan dari satu sumbersama dan dari prinsip tauhid.Konsep ini diangkat dari QS Al-Ma’idah : 2, yang berbunyi :

“Saling tolong-menolonglah dalamkebajikan dan ketakwaan danjanganlah saling tolong-menolongdalam dosa dan permusuhan.”Konsep ini mengakui adanyaperbedaan sekaligus mengakuibahwa setiap (individu) memilikipotensi dan kekuatan, sekecilapapun adanya. Konsep inimenghendaki agar perbedaanpotensi dan kekuatan (keunggulan,kelemahan, kaya, miskin dan lainsebagainya) fungsional secarapositif dalam membangun kehidupanbersama yang harmonis.

Konsep ta’awun memiliki maknayang komprehensif dan sistemik. Itumengapa, sebagian ulama tafsirmenafsirkannya sebagai prinsipbesar dalam kehidupan secaramenyeluruh. Hadis dari NabiMuhammad saw, menganalogikanta’awun sebagai suatu bangunanyang saling menguatkan atau suatubadan. Apabila ada sebagian yangsakit, rasa sakit tersebut akan terasaoleh bagian lainnya. Tubuh manusiasecara mikro merupakanrepresentasi dari alam secara

Page 18: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

286

makro. Munculnya geraksederhanadari manusia merupakanhasil perpaduan dan kerjasama yangkompleks dari berbagai unsur danelemen yang ada dan terlibat didalamnya. Semua bekerja secarasistemik sehingga menghasilkangerak harmonis melalui prosesalamiah yang sangat rapidanterencana.

Adanya penekanan prinsiptakwa dan kebajikan pada ta’awunsangat beralasan. Alquran tidakmembiarkan satu celah pun yangmungkin bisa jadi jalankemungkaran atau kedzaliman,melainkan segera dibentengi supayatidak memberi kesempatan untuklolosnya suatu kemungkaran.Struktur sebagai perangkat di manasebagian dapat mempergunakanatau memberdayakan sebagianyang lainnya bisa jadi rentan denganupaya-upaya yang mengandunganiaya atau kedzaliman. Olehkarena itu, ta’awun tidak dibiarkankosong dari nilai yangmembentenginya agar memastikanbahwa fungsionalnya seseorangbagi yang lain adalah fungsionalsecara positif. Adapun fungsionalyang mengandung fasad(kerusakan) atau kedzaliam samasekali tidak ada tempatnya.

Kepribadian Akademik

Kepribadian merupakan polakhas seseorang dalam berpikir,merasakan dan berperilaku yangrelatif stabil dan dapat diperkirakan(Dorland, 2002). Kepribadian jugamerupakan jumlah totalkecenderungan bawaan atauherediter dengan berbagai pengaruhdari lingkungan serta pendidikan,yang membentuk kondisi kejiwaanseseorang dan mempengaruhisikapnya terhadap kehidupan(Weller, 2005). Berdasarkan

pengertian tersebut, dapatdisimpulkan bahwa kepribadianmeliputi segala corak perilaku dansifat yang khas dan dapatdiperkirakan pada diri seseorang,yang digunakan untuk bereaksi danmenyesuaikan diri terhadaprangsangan, sehingga corak tingkahlakunya itu merupakan satukesatuan fungsional yang khas bagiindividu itu.

Secara akademik,kepribadian dapat diartikan sebagaisifat yang khas dan terukur pada diriseseorang dalam kaitannya dengankemampuan memahami pendidikandan bereaksi di bidang akademik.Kajian Islam tentang Kepribadian.Terdapat banyak perbedaan yangbersifat individu yang terjadi padamasing-masing orang, baik dari segiwarna kulit, logat bicara,kemampuan fisik, kecerdasan,kemampuan belajar maupun cirri –cirri kepbribadian. Menurut Alportmengatakan bahwa tidak adamanusia karena manusia itu unik(unik person). Manusiamelaksanakan perbuatannya untukmemenuhi naluri dan kebutuhan –kebutuhan jasmaninya. Kumpulanperbuatan tersebut merupakantingkah laku manusia, dan tingkahlaku bergantung pada pemahaman –pemahaman (mafahim) manusiatentang segala sesuatu ( assya’),aktifitas dan kehidupan. Tingkahlakukan yang menunjukkankepribadian, sedangkan tampan,postur tubuh, warna kulit, jeniskelamin tidak menentukankepribadian. Menurut al-Zarkalibahwa Tentang kepribadian manusiadapat melalui tiga sudut yaitu :Jasad ( fisik ) tentang organism dansifat – sifatnya. Jiwa ( psikis )tentang hakikat dan sifat uniknya;Jasad dan jiwa ( psikofisik ) berupaakhlak, perbuatan, gerakan dansebagainya. Kepribadian adalah

Page 19: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

287

metode berfikir manusia terhadaprealita, kepribadian jugakecendrungan manusia terhadaprealita, dan dengan arti lain,kepribadian manusia adalah polapikir (aqliyah) dan pola jiwa (an-nafsiya) Firman Allah SWTdalam QS. Al-Hasyr 59:7 :

“ Apa saja harta rampasan(fai-i yang diberikan Allahkepada Rasul-Nya (dari hartabenda ) yang berasal daripenduk kota-kota Makaadalah Allah, untuk rasul,kaum kerabat, anak-anakyatim, orang –orang miskindan orang – orang yang didalam perjalanan, supayaharta itu jangan beredar diantara orang – orang Kayasaja di antara kamu. Apayang diberikan Rasulkepadamu, maka terimalah.Dan apa yang dilarangnyabagimu, Maka tinggalkanlah.Dan bertaqwalah kepadaAllah. Sesungguhnya Allahamat keras hukumannya.”

Faktor Yang MempengaruhiKepribadian Akademik

Meskipun kepribadianseseorang itu relatif konstan, namundalamkenyataannya seringditemukan adanya perubahankepribadian. Perubahan itu dapatdisebabkan oleh berbagai faktor.Menurut Schoupenhouer,kepribadian itu lebih banyakdipengaruhi oleh faktor bawaandaripada faktor dari luar. Hal inididukung olehJ.J. Roseseau yangberpendapat bahwa segala yangsuci dari tangan Tuhan, rusak ditangan manusia. Anak manusia itusejak lahir ada di dalam keadaanyang suci, tetapi karena dididik olehmanusia sehingga menjadi rusak

(Agus Sujianto, Halem Lubis &Taufik Hadi, 2008: 4). Contohnyaadalah orang yang hidup denganbakatnya, yang telah dibawa sejaklahir, yang memang sukar sekalidihilangkan dengan pengaruhapapun juga.

Hal tersebut kemudiandipertentangkan oleh John Lockedengan teori Tabula rasanya, yangberpendapat bahwa anak sejak lahirmasih seperti tabula rasa, dan baruakan dapat berisi bila ia menerimasesuatu dari luar, lewat alatinderanya. Karena itu pengaruh dariluarlah yang lebih kuat daripadapembawaan manusia. Melihatpertentangan tersebut, W. Sternmengajukanteorinya yang dikenaldengan teori perpaduan yangberpendapat bahwa kedua kekuatanitu sebenarnya berpadu menjadisatu. Keduanya saling memberikanpengaruh.Sedangkan menurut Syamsu Yusuf& Juntika Nurihsan (2007: 11) faktor-faktor yang dapat menyebabkanterjadinya perubahan kepribadian diantaranya sebagai berikut:1). Faktor fisik, seperti: gangguanotak, kurang gizi (malnutrisi),mengonsumsi obat-obat terlarang(NARKOBA), minuman keras, dangangguan organik (sakit ataukecelakaan).2). Faktor lingkungan sosial budaya,seperti: krisis politik, ekonomi, dankeamanan yang menyebabkanterjadinya masalah pribadi (stress,depresi) dan masalah sosial(pengangguran, premanisme, dankriminalitas).3). Faktor diri sendiri, seperti:tekanan emosional (frustasi yangberkepanjangan), dan identifikasiatau imitasi terhadap orang lain yangberkepribadian menyimpang.

Selanjutnya Syamsu Yusuf &Juntika Nurihsan (2007:20-33) jugamembagi faktor yang mempengaruhi

Page 20: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

288

kepribadian kedalam dua hal, yaitufaktor hereditas (genetika) dan faktorlingkungan (environment). Faktorhereditas dalam kaitannya denganperkembangan kepribadian adalah1) sebagai sumber bahan mentahkepribadian seperti fisik, inteligensi,dan temperamen; 2) membatasiperkembangan kepribadian(meskipun kondisi lingkungannyasangat baik/kondusif, perkembangankepribadian itu tidak bias melebihikapasitas atau potensi genetika);dan 3) mempengaruhi keunikankepribadian. Faktor lingkungan yangturut mempengaruhi kepribadianyaitu keluarga, kebudayaan, dankampus. Keluarga dipaandangsebagai penentu utamapembentukan kepribadian karenakeluarga merupakan kelompoksosial pertama yang menjadi pusatidentifikasi mahasiswa. Selain itu,mahasiswa banyak menghabiskanwaktunya di lingkungan keluarga.Para anggota keluarga juga orang-orang yang sangat berpengaruh bagipembentukan kepribadianmahasiswa. Dan terakhir, keluargajuga dipandang sebagai lembagayang dapat dapat memenuhikebutuhan manusiawi terutama bagipengembangan kepribadiannya.

Faktor kebudayaanmempengaruhi individu untukmengikuti pola-pola perilaku tertentuyang telah dibuat orang lain untukkita. Setiap kelompok masyarakat(bangsa, ras, atau suku) memiliktradisi, adat, atau kebudayaan yangkhas. Kebudayaan suatumasyarakat memberikan pengaruhterhadap setiap warganya, baik yangmenyangkut cara berpikir, carabersikap, atau cara berperilaku.Faktor lingkungan kampus yangdinilai dapat mempengaruhikepribadian yaitu iklim emosionalkelas, sikap dan perilaku dosen,disiplin (tata-tertib), prestasi belajar,

dan penerimaan teman sebaya.Hurlock dalam Muh. Farozin &Kartika Nur Fathiyah (2003:18-21)mengemukakan faktor-faktor yangdapat mempengaruhi kepribadianseseorang adalah pengalaman awal,pengaruh budaya, ciri-ciri fisik,kondisi fisik,keberhasilan&kegagalan,penerimaan sosial, pengaruhkeluarga, dan tingkat penyesuaian.

Faktor pengalaman awalbiasanya dialami pada masa kanak-kanak dan ingatan akan hal itu akansangat berpengaruh karenapengalaman meninggalkan kesanyang tidak terhapuskan pada konsepdiri anak. Sedangkan dalam faktorpengaruh budaya, kelompok budayamenetapkan model untuk polakepribadian yang disetujui danmenekan individu-individu yangtergabung di dalamnya untukberperilaku sesuai dengan normabudaya yang bersangkutan sehinggapada akhirnya individu tersebutmenyesuaikan diri mengikuti polaperilaku yang telah ditetapkankelompok budaya dan perilakutersebut menetap menjadikecenderungan pola perilakuindividu. Kemudian dalam faktor ciri-ciri fisik, secara langsung bentuktubuh menentukan apa yang dapatdan yang tidak dapat dilakukanseseorang. Sedangkan secara tidaklangsung ciri-ciri fisik menentukanbagaimana seseorang merasatentang tubuhnya. Semakin banyakaktivitas dilakukan seseorang sesuaidengan ciri fisiknya akan semakinmeningkatkan konsep diri positifnyadan pada akhirnya akan semakinmengembangkan kepribadian positifindividu yang bersangkutan.

Faktor yang selanjutnya yaitukondisi fisik, dua aspek kondisi fisikyang mempengaruhi kepribadianyaitu kesehatanumum dan cacatjasmani. Kesehatan yang baik

Page 21: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

289

memungkinkan seseorang ikut sertadalam kegiatan kelompoknyasehingga lebih diterima kelompokdan pada akhirnya menentukankonsep diri positif yaitu sebagaiindividu yang diterima dengan baikoleh lingkungannya. Sedangkancacat jasmani menentukankepribadian seseorang melalui carapandang seseorang terhadapkecacatannya dan aktivitas yangdapat dilakukan dengan kecacatantersebut. Semakin banyak aktivitasdapat dilakukan oleh individu yangcacat akan semakin meningkatkankonsep diri positif yang padaakhirnya berpengaruh padaterbentuknya perkembangankepribadian yang sehat. Faktor yangtidak kalah pentingnya yaitukeberhasilan dan kegagalan.Kepribadian juga ditentukan olehanggapan seseorang mengenaidirinya yaitu sebagai seseorangyang sukses atau sebagai orangyang selalu gagal. Sedangkan faktorpenerimaan sosial akanmempengaruhi setiap keinginanindividu untuk mengembangkansifat-sifat yang disetujui secarasosial dan selanjutnyamempengaruhi konsep diri dankepribadiannya.

Faktor keluarga juga ikutberperan dalam pembentukankepribadian. Keluarga yangmengembangkan pola asuh yangmenerima dan menghargai individuakan meningkatkan konsep diripositif dan selanjutnya berpengaruhpositif terhadap kepribadian, begitupula sebaliknya. Faktor yangterakhir yaitu tingkatpenyesuaian. Tingkat penyesuaian

diri yang tinggai memudahkanpenerimaan lingkungan sosialterhadap individu yang bersangkutandan selanjutnya berpengaruh positifterhadap kepribadian. Jadi dapatdisimpulkan bahwa kepribadianseseorang dapat dipengaruhi olehfaktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern meliputi faktor fisik (ciri-ciri fisik dan kondisi fisik) dan faktordiri sendiri (genetika, sifat).Sedangkan faktor ekstern meliputifaktor lingkungan sosial dan budaya.Menurut Soffandi (2000:326)menerangkan adanya perbedaanmanusia dari segi kulit, karakter,temperamen dan emosi yangkesemuanya merupakan perbedaanyang bersifat natural dan perbedaanitu sudah pasti ada.

Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiranmerupakan kerangka hubunganantara variable-variabel yang diamatidan diukur melalui penelitian yangdilakukan. Kerangka pemikiranadalah gambaran terhadappenelitian yang dilakukan sertamemberikan landasan yang kuatdisesuaikan pada masalah danbahasan yang dipilih. Berdasarkanlandasan teori dan pemikiranterdahulu, maka dapat digambarkansuatu bagan kerangka pemikiranmengenai analisis pengaruh perilakubelajar, kecerdasan emosional danpemahaman hablun minnannasterhadap kepribadian akademikmahasiswa di Institut Agama IslamTafaqquh Fiddin Dumai sebagaiberikut:

Page 22: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

290

Gambar 2.1Kerangka Pikir

Dari diagram tersebut dapatdijelaskan sebagai berikut: Variabelperilaku belajar berpengaruh terhadapkepribadian akademik. Variabelkecerdasan emosional berpengaruhterhadap kepribadian akademik.Variabel pemahamanhablumminnannas berperngaruhterhadap kepribadian akademik.

Variabel prilakubelajar, kecerdasan emosional danhablumminnannas berpengaruhsecara serentak terhadap kepribadianakademik.

Metode penelitian

Rancangan penelitian ini adalahpenelitian lapangan denganmenggunakan kaedah kuantitatifadapun pendekatannya yaitukolerasional. Adapun alasanpenggunaan ini adalah karena inginmenguji variabel perilaku belajar,kecerdasan emosional danpemahaman hablumminnannas

terhadap kepribadian akademik diInstitut Agama Islam Tafaqquh FiddinDumai. Rancangan penelitian inimerupakan pedoman yang berisilangkah-langkah yang harus diikutioleh peneliti untuk melakukanpenelitiannya. Rancangan penelitianini harus dibuat secara sistematis danlogis sehingga dapat dijadikanpedoman yang betul – betul diikuti(Sugiyono, 2011). Penelitian inimengambil tempat di Institut AgamaIslam Tafaqquh Fiddin Dumai. Yangberalamat Jalan Utama Karya No. 3Bukit Batrem II Kecamatan DumaiTimur Kota Dumai. Adapun subjekPenelitian :Mahasiswa ngkatan2014,2015,2016,2017 Institut AgamaIslam Tafaqquh Fiddin Dumai. ArtinyaPopulasi penelitian ini adalah seluruhMahasiswa Angkatan2014,2015,2016,2017 Institut AgamaIslam Tafaqquh Fiddin Dumai yangberstatus mahasiswa aktif.Berdasarkan data yang diperoleh daripihak Sekolah Tinggi, JumlahPopulasi Mahasiswa angkatan2014,2015,2016,2017 berjumlah 303orang.

Perilaku Belajar (X1)

Kecerdasan Emosional (X2) Kepribadian Akademik(Y)

Pemahaman Hablumminannas(X3)

Page 23: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

291

Tabel 2.3Jumlah Data Mahasiswa

NO TAHUN JUMLAH MAHASISWAL P

1. 2014 21 352. 2015 32 653. 2016 26 354. 2017 35 54

Total 114 189Total 303

Sumber: Data Pusat pelayanan terpadu IAI TF Dumai 2017

Teknik Analisis Data

Analisis regresi berganda digunakanoleh peneliti, bila peneliti bermaksudmeramalkan bagaimana keadaan(naik turunnya) variabel dependen(kriterium), bila dua atau lebihvariabel independen sebagai faktorprediktor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisisregresi ganda dilakukan bila jumlahvariabel independennya minimal dua(Sugiyono, 2011). Analisis regresiberganda digunakan untukmengetahui apakah terdapatpengaruh yang signifikan darivariabel terikat (dependen) ataulebih dari satu variabel bebas(independen). Adapun variabelterikat dalam penelitian ini adalahKepribadian Akademik di InstitutAgana Islam Tafaqquh FiddinDumai. Sedangkan variabel bebasdalam penelitian ini adalah adalahperilaku belajar, keserdasanemosional, pemahaman hablunminnannas. Model hubunganPerilaku belajar, KecerdasanEmosional, Pemahaman HablunMinnannas terhadap Kepribadianakademik di Institut Agama IslamTafaqquh Fiddin dumai dapatdisusun dalam persamaan liniersebagai berikut:Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + eiDimana:Y :KepribadianAkademik

a : konstantab1 – b2 : koefisienregresi merupakan besarnyaperubahan variabel terikat akibatperubahan tiap-tiap unit variabelbebas.X1 : perilaku belajarX2 :kecerdasan emosionalX3 :Pemahaman Hablun

Minnannasei :Kesalahan residual (error)

Uji prasyarat (uji asumsi klasik)digunakan untuk menguji apakahregresi benar-benar menunjukanhubungan yang signifikan danrefresentatif. Asumsi-asumsi dasartersebut dikenal sebagai asumsiklasik (Hasan, 1999: 268). Ada tigauji asumsi kelasik, yaitu:

1. Uji normalitas dataUji normalitas digunakanuntuk menguji apakah modelregresi mempunyai distribusinormal ataukah tidak. Asumsinormalitas merupakanpersyaratan yang sangatpenting pada pengujiankebermaknaan (signifikansi)koefisien regresi. Modelregresi yang baik adalahmodel regresi yang memilikidistribusi normal ataumendekati normal, sehinggalayak dilakukan pengujiansecara statistik. Dasarpengambilan keputusan bisadilakukan berdasarkan

Page 24: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

292

probabilitas (AsymtoticSignificance).

2. Uji multikolineritasUji ini bertujuan untukmenguji apakah dalam modelregresi ditemukan adanyakorelasi yang tinggi atausempurna antara variabelbebas atau tidak. Dengandemikian berarti semakinbesar korelasi diantarasesama variabel independen,maka tingkat kesalahan darikoefisien regresi semakinbesar yang mengakibatkanstandar errornya semakinbesar pula. Adapun Carayang pendeteksian adatidaknya multikoliniearitasadalah denganmenggunakan VarianceInflation Factors (VIF).= 11 −Dimana Ri2 adalah koefisiendeterminasi yang diperolehdengan meregresikan salahsatu variabel bebas Xiterhadap variabel bebaslainnya. Jika nilai VIF nyakurang dari 10 maka dalamdata tidak terdapatmultikolinieritas (Gujarati,2004: 362).

3. Uji heteroskedastisitasBertujuan untuk mengujiapakah dalam model regresiterjadi ketidaksamaanvariance dari residualpengamatan satu kepengamatan yang lain tetap.Jika variance dari residualsatu pengamatan kepengamatan yang lain tetapdisebut sebagaihomokeasitas dan jikaberbeda disebutheteroskedatisitas atau tidak

terjadi heteroskedatisitas.Carayang digunakan untukmengetahui ada tidaknyaheteroskaditisitas dalamsuatu model regresi linieradalah dengan melihat grafikscatterplot atau nilai prediksi292ariable terikat yaituSRESID dengan residualerror yaitu ZPRED. Jika tidakada pola tertentu dan tidakmenyebar diatas dandibawah angka nol padasumbu y, maka tidak terjadiheteroskedastisitas(Mariyanti, 2015)

4. Uji Signifikansi Simultan (UjiF)Uji global disebut juga ujisignifikansi serentak/simultanatau Uji F. Uji inidimaksudkan untuk melihatkemampuan menyeluruh darivariabel bebas yaituX1,X2,….Xn, untuk dapatatau mampu menjelaskantingkah laku atau keragamanvariabel tidak bebas Y. Ujiglobal juga dimaksudkanuntuk mengetahui apakahsemua variabel dependenmemiliki koefisien regresisama dengan nol.(Suharyadidan Purwanto, 2004)

Hasil Penelitian

Uji normalitas yang dimaksuddalam asumsi klasik pendekatanOLS adalah (data) residual yangdibentuk model regresi linierterdistribusi normal, bukan variabelbebas ataupun variabel terikatnya.Pengujian terhadap residualterdistribusi normal dapatmenggunakan Jarque-Bera Test.Hasil uji reliabilitas dapat dilihat padaTabel 4.4.

Page 25: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

293

Tabel 4.4Uji Jarque-Bera

Sumber: Data olahan Eviews7

Berdasarkan tabel 4.4 Jarque-BeraTest Apabila Prob. Prob JB hitunglebih besar dari 0,05 maka dapatdisimpulkan bahwa residualterdistribusi normal dan sebaliknya,apabila nilainya lebih kecil makatidak cukup bukti untuk menyatakanbahwa residual terdistribusi normal.Nilai Prob. JB hitung sebesar 0,48 >0,05 sehingga dapat disimpulkanbahwa residual terdistribusi normalyang artinya asumsi klasik tentangkenormalan telah dipenuhiHasil Uji Multikolinearitas

Metode uji Multikolineralitasdigunakan untuk mendeteksi adaatau tidaknya penyimpangan. Untukitu maka dapat digunakan rumusVarian Inflation Factor (VIF) yangmerupakan kebalikan dari toleransi.Asumsi multikolinieritas terpenuhijika nilai VIF pada output SPSSdibawah 10 dan memiliki nilai positif.Karena VIF = 1/Tolerance, makaasumsi bebas multikolinieritas jugadapat ditentukan jika nilai tolerancediatas 0,1.

Tabel 4.5Variance Inflation Factors

Coefficient Uncentered CenteredVariable Variance VIF VIF

X1 0.005605 251.6757 2.714921X2 0.000814 195.1177 1.971298X3 0.002974 237.8357 2.932012C 23.44852 116.9107 NA

Sumber: Olahan Data Eviews7Berdasarkan tabel 4.5 hasil

perhitungan nilai tolerance jugamenunjukkan tidak ada variabelindependen yang memiliki tolerancekurang dari 0,10. Hasil perhitungan

nilai Variance Inflation Factor (VIF)juga menunjukkan hal yang samatidak ada satupun variabelindependen yang memiliki nilai VIFlebih dari 10. Sehingga

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14

Series: ResidualsSample 1 100Observations 100

Mean -1.01e-14Median -0.448267Maximum 13.86168Minimum -10.28020Std. Dev. 4.410102Skewness 0.295983Kurtosis 3.034244

Jarque-Bera 1.464982Probability 0.480710

Page 26: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

294

kesimpulannya bahwa variabelindependen terbebas dari asumsiklasik multikolniearitas karenahasilnya lebih kecil dari 10.a) Hasil Uji

HeteroskedastisitasHasil Heteroskedastisitas

bertujuan bertujuan untuk

mengetahui ada aatu tidaknyapenyimpangan asumsi klasikheteroskedastisitas yaitu adanyaketidaksamaan varian dari residualuntuk semua pengamatan padamodel regresi.

Tabel 4.6Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.201920 Prob. F(3,96) 0.3133Obs*R-squared 3.620031 Prob. Chi-Square(3) 0.3055Scaled explained SS 3.212060 Prob. Chi-Square(3) 0.3601

Sumber: Data Olahan Eviews7

Dari table 4.6, Denganmenggunakan Uji Hetorokedastitasmodel Glejser, Keputusan terjadiatau tidaknya heteroskedastisitaspada model regresi linier adalahdengan melihat Nilai Prob. F-statistic(F hitung). Apabila nilai Prob. Fhitung lebih besar dari tingkat alpha0,05 maka H0 diterima yang artinyatidak terjadi heteroskedastisitas,sedangkan apabila nilai Prob. Fhitung lebih kecil dari dari tingkatalpha 0,05 maka H0 ditolak yangartinya terjadiheteroskedastisitas.suatu polatertentu yang jelas, serta tersebar diatas dan di bawah angka nol padasumbu Y. Jadi dapat disimpulkanbahwa model regresi dalam

penelitian ini bebas dariheteroskedastisitas, dimana Prob Fhitung (0,313) > 0,05.b) Hasil uji Linieritas

Linieritas merupakan asumsiawal yang seharusnya ada dalammodel regresi linier. Uji linieritasdapat dengan mudah dilakukanpada regresi linier sederhana, yaitumembuat scatter diagram darivariabel bebas dan terikatnya.Apabila scatter diagrammenunjukkan bentuk garis lurusmaka dapat dikatakan bahwaasumsi linieritas terpenuhi. Untukregresi linier berganda, pengujianterhadap linieritas dapatmenggunakan Ramsey Reset Test.

Tabel 4.7Ramsey RESET Test

Value Df Probabilityt-statistic 0.731821 95 0.4661F-statistic 0.535563 (1, 95) 0.4661Likelihood ratio 0.562167 1 0.4534

Sumber: Data Olahan Eviews7

Apabila nilai Prob. F hitunglebih besar dari tingkat alpha 0,05

(5%) maka model regresi memenuhiasumsi linieritas dan sebaliknya,

Page 27: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

295

apabila nilai Prob. F hitung lebihkecil dari 0,05 maka dapat modeltidak memenuhi asumsi linieritas.Nilai Prob. F hitung dapat dilihatpada baris F-statistic kolomProbability. Pada kasus ini nilainya0,466 lebih besar dari 0,05 sehinggadapat disimpulkan bahwa modelregresi telah memenuhi asumsilinieritas.A. Deskriptif Responden

Penelitian ini menggunakankuesioner sebagai instrumen yangterdiri dari 138 item pernyataan,yang terdiri dari 23 item pernyataanuntuk variabel Prilaku Belajar, 64item pernyataan untuk mengukurvariabel kecerdasan emosional, 33item pernyataan untuk mengukurvariabel pemahamanhablumminannas dan 18 itempernyataan untuk mengukur variabelkepribadiaan akademik, denganmenggunakan skala likert dengan

instrumen 5 kategori respon mulaidari sangat tidak setuju sampaidengan sangat setuju. Kuesioneryang diedarkan pada mahasiswaIAITF Dumai, berjumlah 165eksemplar. Kuesioner yang terisidengan baik berjumlah 100eksemplar.Karakteristik responden, merupakangambaran tentang jenis kelamin danprogram studi mahasiswa. Adapunkarakteristik responden disajikanpada tabel 4.8.

Berdasarkan informasi yangdisajikan dari Tabel 4.8 di atas, makadapat dideskripsikan bahwaresponden berdasarkan jeniskelamin didominasi oleh respondenperempuan sebesar 74% ,mengindikasikan tingginya kuantitasmahasiswa dengan jenis kelaminperempuan di Institut Agama IslamTafaqquh Fiddin Dumai

Tabel 4.8Karakteristik Responden

No Karakteristik Jumlah(orang) Persentase

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 26 26%

Perempuan 74 74%

Jumlah 100 100%

2 Program Studi

Pendidikan Agama Islam 64 64%

Ahwal al Syakhsiyyah 8 8%

Muamalah 6 6%

Ekonomi Syariah 15 15%

Manajemen Pendidikan Islam 7 7%

Jumlah 100 100%

Page 28: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

296

Tabel 4.11Hasil Pengukuran Variabel

JK N Mean Std.Deviation

Std. ErrorMean

P_BelajarLelaki 26 94.04 5.758 1.129Perempuan 74 94.51 11.031 1.282

Kc_Emosional Lelaki 26 223.81 20.205 3.963Perempuan 74 219.38 23.047 2.679

Pm_Hablumminannas Lelaki 26 125.92 10.036 1.968Perempuan 74 125.84 15.374 1.787

Kp_AkademikLelaki 26 67.88 6.295 1.235Perempuan 74 66.58 7.540 .876

Sumber: Data Olahan SPSS21

Tabel 4.12Uji Independen Sampel

t-test for Equality of Meansdf Sig. (2-

tailed)Mean

Difference

P_Belajar

Equal variancesassumed

98 .835 -.475

Equal variances notassumed

83.492 .782 -.475

Kc_Emosional

Equal variancesassumed

98 .387 4.429

Equal variances notassumed

49.537 .359 4.429

Pm_Hablumminannas

Equal variancesassumed

98 .979 .085

Equal variances notassumed

67.507 .975 .085

Kp_Akademik

Equal variancesassumed

98 .432 1.304

Equal variances notassumed

52.028 .393 1.304

Berdasarkan program studimahasiswa, menunjukkan bahwamahasiswa di Institut Agama IslamTafaqquh Fiddin Dumai, didominasimemilih program studi PendidikanAgama Islam sebesar 64 %. Inimengindikasikan tingginya tingkat

kuantitas mahasiswa Program StudiPendidikan Agama Islam di InstitutAgama Islam Tafaqquh FiddinDumai.

i. Deskriptif VariabelSalah satu teknik

pengumpulan data pada penelitian

Page 29: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

297

ini adalah menggunakan kuisioneryang didistribusikan kepada seluruhmahasiswa. Kuisioner ini digunakanuntuk mengukur tiga variabel bebasyaitu variabel prilaku belajar,kecerdasan emosional dan

pemahaman hablumminannas, sertasatu variabel terikat yaitukepribadiaan akademik Hasilpenelitian dapat diketahui jawabanresponden atas kuesioner tersebutdan tersaji dalam Tabel 4.11.

Berdasarkan Tabel 4.11dapat dilihat, bahwa berdasarkanjenis kelamin rata-rata masing-masing dari kelima variabel (prilakubelajar, kecerdasan emosional,pemahaman hablumminannas dankepribadian akademik) yang diukurterlihat ada perbedaan, denganmelakukan uji t seperti pada table4.12, ternyata nilai taraf sig. kelima

variabel tersebut lebih besar dari0,05, ini menyatakan bahwaperbedaan nilai dari prilaku belajar,kecerdasaan emosional,pemahaman hablumminannas dankepribadian akademik mahasiswa diInstitut Agama Islam Tafaqquh FiddinDumai berdasarkan jenis kelaminmemiliki perbedaan yang signifikan.

Tabel 4.13Hasil Pengukuran Variabel

N Mean Std.Deviation

Std.Error

95%ConfidenceInterval for

MeanLowerBound

P_Belajar

PAI 64 94.88 8.520 1.065 92.75AS 8 95.75 8.988 3.178 88.24MUAMALAH 6 95.17 7.731 3.156 87.05ES 15 95.07 8.980 2.319 90.09MPI 7 86.29 21.014 7.942 66.85Total 100 94.39 9.907 .991 92.42

Kc_Emosional

PAI 64 221.89 21.601 2.700 216.49AS 8 224.00 19.243 6.803 207.91MUAMALAH 6 222.50 17.649 7.205 203.98ES 15 218.53 17.233 4.450 208.99MPI 7 206.71 40.869 15.447 168.92Total 100 220.53 22.329 2.233 216.10

Pm_Hablumminannas

PAI 64 126.58 12.899 1.612 123.36AS 8 126.75 9.036 3.195 119.20MUAMALAH 6 125.33 6.532 2.667 118.48ES 15 127.67 11.095 2.865 121.52MPI 7 114.86 31.211 11.797 85.99Total 100 125.86 14.132 1.413 123.06

Kp_Akademik

PAI 64 67.64 6.790 .849 65.94AS 8 66.00 3.742 1.323 62.87MUAMALAH 6 69.00 8.319 3.396 60.27ES 15 67.27 6.984 1.803 63.40

Page 30: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

298

MPI 7 58.86 10.156 3.839 49.46Total 100 66.92 7.229 .723 65.49

Sumber: Data Olahan SPSS21Berdasarkan Tabel 4.13 dapatdilihat, bahwa rata-rata nilai prilakubelajar, kecerdasan emosional,pemahaman hablumminannas dan

kepribadian akademik berdasarkanvariabel prodi memiliki nilai yangberbeda.

Tabel 4.14Uji Homogenitas VarianLevene Statistic df1 df2 Sig.

P_Belajar 2.058 4 95 .092Kc_Emosional .982 4 95 .421Pm_Hablumminannas 2.391 4 95 .056Kp_Akademik .670 4 95 .614Sumber: Data Olahan SPSS21

Berdasarkan table 4.14 ujihomogenitas varian dari sampelyang ditetapkan, ternyata nilai sig.dari kelima variabel (kecerdasanemosional, prilaku belajar,pemahaman hablumminannas dan

kepribadian akademik) berdasarkanvariabel prodi lebih besar dari 0,05,ini berarti bahwa data dari kelimavariabel tersebut memiliki varianyang sama.

Tabel 4.15Analisis Varian

Sum ofSquares df Mean

Square F Sig

P_Belajar

BetweenGroups 500.095 4 125.024 1.289 .280

WithinGroups 9215.695 95 97.007

Total 9715.790 99

Kc_Emosional

BetweenGroups 1634.014 4 408.503 .813 .520

WithinGroups 47724.896 95 502.367

Total 49358.910 99

Pm_Hablumminannas

BetweenGroups 937.407 4 234.352 1.182 .324

WithinGroups 18834.633 95 198.259

Total 19772.040 99

Kp_Akademik

BetweenGroups 522.835 4 130.709 2.670 .037

WithinGroups 4650.525 95 48.953

Total 5173.360 99Sumber: Data Olahan SPSS21

Page 31: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

299

Berdasarkan tabel 4.15 dapatdilihat, bahwa variabel kepribadianakademik memiliki nilai sig. 0,037 <0,05, berarti berdasarkan variabelprogram studi variabel kepribadianakademik memiliki perbedaan nilairata-rata yang signifikan sedangkanvariabel kecerdasan emosional,pemahaman hablumminannas danprilaku belajar memiliki nilai sig. lebihbesar dari 0,05, berarti variabel initidak memiliki perbedaan yangsignifikan.Sumber: Data Olahan SPSS21.Setelah mengetahui bahwapengukuran berdasarkan variabelprodi yang memiliki perbedaan nilairata-rata yang signifikan adalahvariabel kepribadian akademikmahasiswa. Untuk mengetahui prodi

mana yang memiliki perbedaan yangsignifikan dari kelima prodi yangdiukur, berdasarkan uji multikomparatif pada table 4.16ditemukan bahwa prodi PAI yangmemiliki nilai perbedaan kepribadianakademik yang sangat berarti.

Hasil Koefisien Determinasi

Koefesien determinasi padaregresi linear mengukur kemampuansemua variabel bebas dalammenjelaskan varians dari variabelterikatnya. Secara sederhanakoefisien determinasi dihitungdengan mengkuadratkan KoefesienKorelasi (R). Hasil koefesiendeterminasi dapat dilihat dalam tabel4.18:

Tabel 4.17Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.627814 Mean dependent var 66.92000Adjusted R-squared 0.616183 S.D. dependent var 7.228842S.E. of regression 4.478480 Akaike info criterion 5.875622Sum squared resid 1925.451 Schwarz criterion 5.979829Log likelihood -289.7811 Hannan-Quinn criter. 5.917797F-statistic 53.97858 Durbin-Watson stat 1.712234Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Olahan Eviews7Tabel 4.17 menunjukkan

koefesien R Square. R Squaremenjelaskan seberapa variasi yyang disebabkan oleh x, dari tabelkoefesien determinasi dapat dilihatbahwa angka koefesien korelasi (R)sebesar 0,6278 %. Hal ini berartihubungan antara variabelindependen dengan variabeldependen 62,78%. Dari angkatersebut dapat diambil keputusanbahwa hubungan antara variabelindependen dengan variabeldependen sangat kuat. Berdasarkantabel hasil nilai adjusted R square(R2) adalah sebesar 0,6278 %. Hasilperhitungan statistik ini berartikemampuan variabel dalam

menerangkan variasinya perubahanvariabel dependen 62,78%,sedangkan sisanya sebesar 37,22%(100-62,78%) dipengaruhi olehfaktor-faktor lain diluar model regresiyang dianalisis.

Hasil Uji HipotesisPersamaan regresi dapat

dilihat dari tabel hasil ujiberdasarkan output Eviews7 dariketiga variabel independen yaituetika prilaku belajar, kecerdasanemosional dan pemahamanhablumminannas terhadap variabeldependen kepribadiaan akademiksebagai berikut:

Page 32: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

300

Tabel 4.18Hasil Uji Coefficients

Dependent Variable: Y

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 0.161524 0.074863 2.157580 0.0335X2 0.079356 0.028539 2.780626 0.0065X3 0.211798 0.054537 3.883594 0.0002C 7.710089 4.842367 1.592215 0.1146

Sumber: Data olahan Eviews7

Analisis regresi linier bergandadigunakan meramalkan bagaimanakeadaan (naik turunnya) variabeldependen, bila dua atau lebihvariabel independen sebagai faktorprediktor dimanipulasi (dinaikturunkan) nilainya. Jadi analisisregresi ganda akan dilakukan jikajumlah variabel independennyaminimal dua. Uji-F digunakan untukmenguji pengaruh variabelindependen secara bersama-samaterhadap variabel dependen darisuatu persamaan regresi.

Pengambilan keputusan didasarkanpada nilai probabilitas yangdidapatkan dari hasil pengolahandata melaui program Eviews7Statistik Parametrik sebagai berikut:1. Jika probabilitas > 0,05 maka H0

diterima2. Jika probabilitas < 0,05 maka H0

ditolakNilai probabilitas dari uji-f dapatdilihat pada hasil pengolahan dariprogram Eviews7 pada tabel 4.13baris Prob (F-hitung). Hasil uji Fdapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.19Hasil Uji Parsial

Independen VariabelKepribadian Akademik

Β ᵼ ⱣPerilaku Belajar 0.16 2.15 0.0035Kecerdasan Emosional 0.07 2.78 0.0065PemahamanHablumminnannas 0.21 3.88 0.0002R-squared = 0.63 (63%) dan F = 53.97, P < 0.05

Berdasarkan tabel 4.19 di atasdengan menggunakan uji multipleregression secara simultan adanyapengaruh Perilaku belajar,kecerdasan emosional danpemahaman hablumminnannasterhadap kepribadian akademikdimana F = 53.97 dengan P < 0.05,adapun hasil pengaruh perilakubelajar, kecerdasan emosional dan

pemahaman hablumminnannasterhadap kepribadian akademiksebesar 63%. Dilihat secara parsial,Variabel Independen yang palingtinggi pengaruhnya terhadapKepribadian Akademik adalahPemahaman Hablumminnannas,kemudian kecerdasan emosionaldan yang paling rendah perilakubelajar. Dengan demikian hipotesis

Page 33: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

yang menyatakan adanya pengaruhpengaruh perilaku belajar,kecerdasan emosional danpemahaman hablumminnannasterhadap kepribadian akademikditerima.

a) Uji Signifikansi Individual(Uji parsial t)

Uji t digunakan untuk mengujipengaruh variabel independenprilaku belajar, kecerdasanemosional, pemahamanhablumminannas secaraparsialberpaengaruh terhadap variabeldependen kepribadian akademik.Pengambilan keputusan ujihipotesis secara parsial jugadidasarkan pada nilai probabilitasyang didapatkan dari hasilpengolahan data melalui programEviews7adalah sebagai berikut:1. Jika probabilitas > 0,05 maka H0

diterima2. Jika probabilitas < 0,05 maka H0

ditolakNilai probabilitas dapat dilihat padatabel 4.20 kolom Prob (t-statistik)dengan menggunakanEviews7.

Berdasarkan tabel 4.19diatas, maka hasil regresi bergandadapat menganalisis pengaruh darimasing-masing variabel prilakubelajar, kecerdasan emosional,pemahaman hablumminannasterhadap kepribadian akademikdapat dilihat dari arah tanda dantingkat signifikan (probabilitas).Variabel (X1,X2,X3)semuanyamempunyai arah yang positifdanberpengaruh signifikan terhadapkinerja karyawan karena nilaisignifikannya lebih kecil dari 0,05.1. Pengaruh prilaku belajar

terhadap kepribadian akademik,dari hasil penelitian diperolehkoefesien transformasi regresiuntuk variabel X1 sebesar 0,162yang berarti berpengaruhsecara positif terhadap

kepribadian akademik, nilaisignifikasi yang dimiliki sebesar0,033 dimana nilai ini signifikanlebih kecil dari 0,05. Karenatingkat signifikansinya kurangdari 0,05%, maka dalam hal inipengaruh prilaku belajarterhadap kepribadian akademiksangat signifikan.

2. Pengaruh kecerdasanemosional terhadap kepribadianakademik, dari hasil penelitiandiperoleh koefesien transformasiregresi untuk variabel X2sebesar0,079 yang berarti berpengaruhsecara positif terhadapkepribadian akademik, nilaisignifikasi yang dimiliki sebesar0,006 dimana nilai ini signifikanlebih kecil dari 0,05. Karenatingkat signifikansinya kurangdari 0,05, maka dalam hal inipengeruh kecerdasanemosional terhadap kepribadianakademik sangat signifikan.

3. Pengaruh pemahamanhablumminannas terhadapkepribadian akademik, dari hasilpenelitian diperoleh koefesientransformasi regresi untukvariabel X3 sebesar 0,212 yangberarti berpengaruh secarapositif terhadap kepribadianakademik, nilai signifikasi yangdimiliki sebesar 0,000 dimananilai ini lebih kecil dari 0,05.Karena tingkat signifikansinyalebih kecil dari 0,05, makadalam hal ini pengaruhpemahaman hablumminannasterhadap kepribadian akademikadalah signifikan.

Setelah dilakukan pengujiansecara simultan dan parsial makamodel yang layak digunakansebagai predictor adalah:Kp_ Akademik = 7,710 + 0,162 X1 +

0,079 X2 + 0,212X3 +e

301

Page 34: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

302

Dari model di atas dapat dijelaskanbahwa kepribadiaan akademikmahasiswa sangat ditentukan olehketiga variabel bebas yaitu: prilakubelajar, kecerdasan emosional danpemahaman hablumminannas yangberkontribusi sebesar 62,78%.Sekiranya ketiga variabel tersebuttetap atau tidak ada sama sekalimaka kepribadian akademikmahasiswa tidak terbentuk samasekali.

Pembahasan

Hasil penelitian Pengaruh prilakubelajar terhadap kepribadianakademik, dari hasil penelitiandiperoleh koefesien transformasiregresi untuk variabel X1 sebesar0,162 yang berarti berpengaruhsecara positif terhadap kepribadianakademik, nilai signifikasi yangdimiliki sebesar 0,033 dimana nilaiini signifikan lebih kecil dari 0,05.Karena tingkat signifikansinyakurang dari 0,05, maka dalam hal inipengaruh prilaku belajar terhadapkepribadian akademik sangatsignifikan. Hasil penelitian Pengaruhkecerdasan emosional terhadapkepribadian akademik, dari hasilpenelitian diperoleh koefesientransformasi regresi untuk variabelX2 sebesar 0,079 yang berartiberpengaruh secara positif terhadapkepribadian akademik, nilaisignifikasi yang dimiliki sebesar0,006 dimana nilai ini signifikan lebihkecil dari 0,05. Karena tingkatsignifikansinya kurang dari 0,05,maka dalam hal ini pengeruhkecerdasan emosional terhadapkepribadian akademik sangatsignifikan

Hasil penelitian Pengaruhpemahaman hablumminannasterhadap kepribadian akademik, darihasil penelitian diperoleh koefesien

transformasi regresi untuk variabelX3 sebesar 0,212 yang berartiberpengaruh secara positif terhadapkepribadian akademik, nilaisignifikasi yang dimiliki sebesar0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari0,05. Karena tingkat signifikansinyalebih kecil dari 0,05, maka dalam halini pengaruh pemahamanhablumminannas terhadapkepribadian akademik adalahsignifikan.

Kesimpulan

Terdapat Pengaruh yang positif dansignifikan antara Perilaku Belajar,Kecerdasan Emosional, danPemahaman Hablumminnannassecara serentak terhadapKepribadian Akademik Mahasiswa diInstitut Tafaqquh Fiddin Dumai.Berdasarkan Jenis Kelaminpengaruh perilaku belajar,kecerdasan emosional, pemahamanhablumminnannas dan kepribadianakademik terdapat pengaruh yangsignifikan, sedangkan perbedaanberdasarkan program studi yaituPendidikan Agama Islam, baikberdasarkan perilaku belajar,kecerdasan emosional, pemahamanhablumminannas dan kepribadianakademik, berdasarkan programstudi mahasiswa program studipendidikan agama islam yang lebihtinggi perbedaanya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu, 1991.SosiologiPendidikan, Jakarta:Rajawali.

Arisandi, Deni, 2016. PengertianPerilaku dalamhttp://arisandi.com/pengertian perilaku. ( diunduhpada hari sabtu, 27

Page 35: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 16, No. 2,Juli – Desember, 2017 (269 –304 )

februari 2016 pukul 11.45WIB).

Abin, S. Makmun, 2007. PsikologiKependidikan PerangkatSistem Pengajaran Modul,Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Arifin, M, 1994. Ilmu PendidikanIslam, Jakarta: BumiAksara.

Anonim, 2012. Dimensi-dimensikecerdasan emosional,(diakses darihttp://www.psychologymania.com pada tanggal 17September 2017).

B.E, Sijabat, 2012. MembesarkanAnak dengan Kreatif,Yogyakarta:Penerbit

Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajardan Pembelajaran,Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djarot Sensa, Muhammad,2005.Kecerdasan-kecerdasan BentukanAlquran, Yogyakarta:Penerbit Hikmah.

Departemen Agama RI, Alquran danTerjemahannya.

Dahlan, MD.1990. Konsep ManusiaBerkualitas YangDipersepsi dari Alquran,Al-Hadis dan Qoul Ulama,Yogyakarta: Seminar.

Ginanjar Agustian Ary,2007.ESQ.Jakarta: ArgaPublishing.

Hidayat, Komaruddin, 2006.Psikologi BeragamaMenjadikan NyamanSantun dan Hikmat.Jakarta: PT. MizanPublika.

IAIN Syarif Hidayatullah, 1992.Ensiklopedi IslamIndonesia, Jakarta:Jambangan.

Hamalik, Omar, 1983. Kurikulum danPembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara.

Shihab, M. Quraish,2001.Menyingkap Tabir Iahi: Al-Asma al-Husna dalamperspektif Al-Quran. Jakarta:Lentera Hati.

Najati, Usman, 1985. Alquran danIlmu Jiwa. Bandung:Pustaka.

Syah, Muhibbin, 2006. PsikologiBelajar, Jakarta: PT. RajaGrafisindo Perkasa.

Thimas, E. Odea, 1996.SosiologiAgama Suatu PengenalanAwal, Jakarta: RajaGrafisindo Persada.

Marhamah, Lc, MA, 2009. KuliahIbadah dan Syahadah,http://marhamahsaleh.Wordpress.com.

Madjid, Nur Cholis, 2009.Kontekstualisasi DoktrinIslam dalam Sejarah,Jakarta: Media MahardikaVol. 1 No. 14, Surabaya:STIE Mahardika.

Ginanjar, AryAgustian,2008. RahasiaSukses MembangunKecerdasan Emosi danSpritual. Jakarta: Arga.

Plus, A.Partanto,1994. Kamus IlmiahPopuler,Surabaya:Arkolo.

Prayitno. 2009. Dasar Teori danPraksis Pendidikan.Jakarta : PT Grasindo.

M.Munandar, Soelaeman, 2008. IlmuSosial Dasar Teori danKonsep Ilmu Sosial,Bandung:Refika Aditama.

Mudrika, Nafis. 2011. MembacaKepribadianMenggunakan TesMBTI(Meyer Bigs TypeIndicator).(http://www.nafismudrika.wordpress.com).Diakses 19 September2017.

Risharliea, Tifanie.2011. KajianEmpiris Atas perilakubelajar, kecerdasan

303

Page 36: PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL DAN

Windayani, Khairil Anwar; Pengaruh Prilaku Belajar, Kecerdasan Emosionaldan Pembahasan Hablumminnannas Terhadap Kepribadian Akademik Di InstitutAgama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

304

Emosional danKecerdasan Spiritualdalam MempengaruhiStress Kuliah MahasiswaKuntansi. SkripsiJogjakarta: FakultasEkonomi, UniversitasIslam Indonesia.

Sukirin, 1981. Pokok-pokokPsikologi Pendidikan,Yogyakarta: FIP-IKIP.

Sunarto, H dan B.Agung Hartono.2008. PerkembanganPeserta Didik. Jakarta :Rineka Cipta.

Sugiyono, 2011. Metode PenelitianPendidikan ( PendekatanKuantitatif, Kualitatif danR&D), Bandung: Alfabeta.

Shobikin Amin, 2015.PengaruhKepribadian, Sikap danPersepsi TerhadapPerilaku KewirausahawanPelaku Usaha IndustriKecil Kerajinan Tangandan Handycraft diKabupaten Lamongan.Jurnal Ali,H.Muhammad,1996. Gurudalam Proses

Mengajar,Bandung: SinarBaru Algesindo.

Walgito, 1987. Psikologi Sosial(Suatu Pengantar),Yogyakarta: YayasanPenerbit FakultasPsikologi.

Winarti, Septi.2012. Faktor-FaktorYang MempengaruhiKecerdasanEmosi (diaksesdarihttp://www.blogger.com pada tanggal 19September 2017).