Upload
doankhuong
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EkoMulyadi / Pengaruh Persepsi Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XIITP1 dan XIIAV1 terhadap
Prestasi Belajar di SMKN 3 Yogyakarta 367
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Pengaruh Persepsi Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XIITP1 dan
XIIAV1 terhadap Prestasi Belajar di SMK N 3 Yogyakarta
Eko Mulyadi SMK N 3 Yogyakarta,
JL. W. Monginsidi 2 Yogyakarta 55233,
Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar: 1) persepsi mata pelajaran fisika, 2) prestasi mata
pelajaran fisika, 3) prosentase persepsi terhadap penguatan, dan 4) pengaruh persepsi pada mata pelajaran fisika siswa
terhadap prestasi hasil belajar fisika. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4-5 Desember 2012 dan 11-12 Desember
2012, di kelas XIITP1 dan XIIAV1, SMKN 3 Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2012/2013. Angket digunakan untuk
mengetahui nilai persepsi yang ditunjukkan dengan pertanyaan berikut: 1) Apakah belajar fisika itu mudah? 2) Apakah
belajar fisika menyenangkan? 3) Apakah metode mengajar guru fisika sudah sesuai? 4) Apakah guru fisika
menggunakan alat peraga ? 5) Apakah Anda paham dengan materi fisika yg diajarkan? Analisa item menunjukkan
bahwa persentase nilai rata-rata persepsi kelas XIITP1 adalah 45.98 % dengan prestasi rata-rata kelas, awal 40,30
meningkat menjadi 74,30, atau terjadi rentang penguatan 34,00. Analisa kelas XIIAV1 persentase nilai persepsi 58,93%,
dengan prestasi awal 64,90 meningkat menjadi 79,86, atau terjadi penguatan 14,96. Hasil uji regresi TETRA IV untuk
kelas XIITP1 diketahui bahwa persepsi fisika tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi mata pelajaran fisika
dengan tingkat signifikansi 0,0501>0,0500 dan koefisien regresi yang dihasilkan 21,3406 dengan nilai t statistik sebesar
2,0543. Hasil kelas XIIAV1, persepsi fisika tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar fisika dengan tingkat
signifikansi 0,4580>0,0500 dan koefisien regresi yang dihasilkan 5,3269 dengan nilai t statistik sebesar 0,7510. Dapat
disimpulkan bahwa persepsi fisika tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi mata pelajaran fisika. Adapun
kontribusi persepsi hanya 13,96% untuk kelas XIITP1 dan 1,68% untuk Kelas XIIAV1.
Kata kunci: Persepsi mata pelajaran Fisika, Prestasi belajar Fisika
Abstract – This study aims to determined the value of: 1) the perception on Physics subject, 2) Physics learning average
achievement, 3) percentage of perception to achievement’s increment, and 4) the effect of perception on Physics subject
to students achievement on Physics learning. This research has been done on 4-5 December 2012 and 11-12 December
2012, in Class XIITP1 and XIIAV1, SMK N 3 Yogyakarta, academic year 2012/2013. a questionnaire is used to
determine the perception value which were indicated by following questions: 1) Is it easy to learn physics? 2) Is it fun to
learn physics? 3) is your physics teacher teaching method appropriate? 4) Is your physics teacher using model? 5) do
you understand the subject on Physics which was being learned? The item analysis on Class XIITP1 obtained the
percentage of average perception value is 45,98% with initial average grade was 40,30 and increase to final grade
74,30, or 34,00 points increasing is occur. The analysis of class XIIAV1obtained the percentage of average perception
value is 58,93%, with initial average grade was 64,90 and increase to final grade 79,86, or 14,96 points increasing is
occur. TETRA IV Regression analysis of class XIITP1 show that the perception of physics subject does not significantly
affect the achievement on Physics learning with a significance level of 0,0501>0,0500, regression corelation is 21,3406,
and statistic t value is 2,0543. The analysis of class XIIAV1 show that the perception of physics subject does not
significantly affect the achievement on Physics learning with a significance level of 0,4580>0,0500, regression
corelation is 5,3269, and statistic t value is 0,7510. It can be concluded that the perception on physics subject does not
have significant effect to student’s Physics learning achievement. The perception contributions only 13,96% in class
XIITP1 and 1,68% in Class XIIAV1.
Keywords: Perception on Physics subject, Physics learning achievement
I. PENDAHULUAN
Lemahnya perhatian terhadap kualitas pembelajaran
fisika di SMK karena proses belajar mengajar fisika
masih didominasi dengan metode klasikal yaitu ceramah
dan tanya jawab mengakibatkan pembelajaran fisika
masih bersifat teacher center sehingga prestasi dan
kinerja siswa dalam fisika belum optimal [1].
Pembelajaran fisika masih didominasi oleh pendidik dan
belum sepenuhnya mengaktifkan siswa, sehingga
pembelajaran menjadi belum optimal karena potensi yang
telah dimiliki oleh siswa belum tereksplor. Akibat lain
adalah prestasi siswa dalam belajar fisika belum sesuai
dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui persepsi mata pelajaran fisika siswa
terhadap prestasi hasil belajar siswa. Program ini
diharapkan dapat menjadi penyelesaian yang tepat bagi
upaya mulia memperbaiki persepsi mata pelajaran fisika.
Dalam tulisan ini penulis akan mencoba mengungkap
sejauhmana persepsi mata pelajaran fisika terhadap
prestasi belajar di SMK.
368 EkoMulyadi / Pengaruh Persepsi Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XIITP1 dan XIIAV1 terhadap
Prestasi Belajar di SMKN 3 Yogyakarta
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh
individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera
merupakan penghubung antara individu dengan dunia
luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh
individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan
sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa
yang diindera. Pengertian persepsi menurut para
ahliadalah sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-
masukan informasi untuk menciptakan gambaran
keseluruhan yang berarti. Persepsi berarti analisis
mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap
hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau
konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda
tersebut. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian persepsi merupakan suatu proses
penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu
melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan
sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang
stimulus yang diterimanya tersebut. Proses
menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi
pula oleh pengalaman dan proses belajar individu [2].
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini harus
selaras dengan peningkatan mutu SDM agar arah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
menuju sasaran yang tepat. Kami sebagai guru
memperhatikan yang seksama dalam peningkatan mutu
SDM, khususnya dalam melihat permasalahan-
permasalahan dan perkembangan di dalam proses
pembelajaran [3].
Mata pelajaran fisika mempersiapkan peserta didik
agar dapat mengembangkan program keahliannya pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penguasaan mata
pelajaran fisikamemudahkan peserta didik menganalisis
proses-proses yang berkaitan dengan dasar-dasar kinerja
peralatan dan piranti yang difungsikan untuk mendukung
pembentukan kompetensi program keahlian [4].
B. Prestasi Belajar
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur
dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil
belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar,
istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari
apa yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi
tentang prestasi belajar:
1. Muhibbin Syah (1997: 141) [5] menyatakan prestasi
adalah taraf keberhasilan proses belajar mengajar.
2. Oemar Hamalik (2001: 159) [6] menyatakan prestasi
merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku
siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari
sesuatu baik berupa belajar mapun bekerja.
3. Poerwadarmita (1996: 169) [7] menyatakan bahwa
prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil
pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan keuletan kerja.
Sedangkan definisi belajar menurut para ahli sebagai
berikut: Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004: 128)
berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya [8].Thursan Hakim (2002)[9] mengartikan
belajar adalah suatu proses perubahan dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalambentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningakatan kecakapan
pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya
fakir dan kemampuan lainnya [10].
Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses
perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan
pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah
perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi
segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan
hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab
guru dalam pencapaian hasil belajar siswa [11].
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa,4 Desember
2012, pada jam 13.45-15.15 WIB kelas XIITP1 dengan
jumlah siswa 28 Siswa putra dan hari Rabu, 5 Desember
2012 pada jam 07.00-08.30 WIB kelas XIIAV1 dengan
jumlah siswa 35 siswa terdiri dari 24 putra dan 11 putri,
bertempat di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal 7,00 atau
70 diberikan arahan terlebih dahulu, kemudian diadakan
perbaikan dan bagi siswa yang sudah lebih atau sama
dengan KKM diberi pengayaan dan soal-soal pengayaan,
perbaikan dan pengayaan dilaksanakan pada tanggal 11
Desember 2012 untuk kelas XIITP1, dan 12 Desember
2012 untuk kelas XIIAV1, kemudian hasil perbaikan dan
pengayaan direkapitulasi dan dianalisis ketercapaiannya.
Langkah-langkah Penelitian: 1) Mendesain angket
tentang Item Persepsi Mata Pelajaran fisika, 2) ngket diisi
oleh siswa kelas XIITP1 dan XIIAV1, 3) Pre Tes
dikerjakan oleh siswa tentang materi getaran, gelombang
dan bunyi, 4) Hasil Angket dan Tes dikoreksi , 5) Hasil
Angket dianalisis dan Pretes dilihat ketuntasan siswa, 6)
Penjelasan hasil tes dan memberikan pembahasan, 7)
Siswa yang belum tuntas perbaikan dan 8) Diadakan
postes serta dianalisis hasilnya
Prestasi belajar fisika dianalisa dari hasil pretest atau
tes awal siswa dan hasil posttest.
Berikut adalah variabel-variabel yang dikaji dalam
penelitian ini dan perhitungan statistiknya.
1) Angket persepsi fisika bersifat angket tertutup, siswa
menjawab dengan jawaban “Ya” atau “Tidak” dengan
konversi jika menjawab ya bernilai 1, jika menjawab
tidak bernilai 0 [12].
2) Angket yang telah diisi direkapitulasi, kemudian
dihitung rata-ratanya yang menjawab ya dan tidak
;
dengan
datajumlah N
i,-ke dataseluruh jumlah ,
=
=−= ∑−
ixrataratax
N
xx
i∑=
−
EkoMulyadi / Pengaruh Persepsi Mata Pelajaran
Prestasi Belajar di SMKN 3 Yogyakarta
Prosiding Pertemuan
3) Hasil rata-rata persepsi fisika, dikonversi menjadi
persentase dengan rumus:
4) Rentang skor penilaian dan kategori (
penulis mengkonversi dalam persentase.
Tabel 1. Nilai dan predikat.
Nilai Prosentase
90 – 100
75 – 89
60 – 74
0 – 59
90%– 100%
75% – 89%
60% – 74%
0 – 59%
5) Untuk Penguatan (gain) menggunakan
Gain = hasil penilaian akhir − hasil penilaian awal
6) Ketuntasan menggunakan rumus
tespeserta siswaJumlah
KKM siswaJumlah Ketuntasan
≥=
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Fisika Mudah
Gambar 1. Anggapan tentang fisika itu mudah (a)
XIITP1 (b) Kelas XIIAV1.
Pada Gambar 1, yang menjawab fisika itu mudah
(11%, 43%), masih mengangap bahwa mata pelajaran
fisika dirasakan belum mudah, artinya masih perlunya
meyakinkan peserta belajar untuk membuat bagaimana
membuat image fisika mudah, dalam hal
PBM, menyelesaikan persoalan-persoalan/masalah
masalah dalam kehidupan sehari-hari, meyakinkan bahwa
fisika itu bukan semata hitungan, hitungan hanya sekedar
alat untuk memperoleh hasil yang kemudian
diterjemahkan dalam kata-kata, sebanding, berbanding
lurus, berbanding terbalik.
B. Senang Fisika
Gambar 2. Fisika itu menyenangkan (a) Kelas XIITP1 (b)
Kelas XIIAV1.
%100Maksimum Skala
)(% x
xrataRatax
−
−=
Tidak
57%
Apakah belajar fisika menyenangkan?
Ya
71%
Tidak
29%
Apakah belajar fisika menyenangkan?
Persepsi Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XIITP1 dan XIIAV1 terhadap
Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
epsi fisika, dikonversi menjadi
ilaian dan kategori (predikat) [13],
sentase.
Predikat
100% Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
) menggunakan rumus:
hasil penilaian awal
%100 tes
x
isika itu mudah (a) Kelas
, yang menjawab fisika itu mudah
masih mengangap bahwa mata pelajaran
fisika dirasakan belum mudah, artinya masih perlunya
meyakinkan peserta belajar untuk membuat bagaimana
fisika mudah, dalam hal-hal proses
persoalan/masalah-
hari, meyakinkan bahwa
fisika itu bukan semata hitungan, hitungan hanya sekedar
alat untuk memperoleh hasil yang kemudian
kata, sebanding, berbanding
gkan (a) Kelas XIITP1 (b)
Dari Gambar 2, yang menjawab fisika itu
menyenangkan (43%, 71%), pembelajaran fisika bagi
kelas XIITP1 belum menyenangkan. U
menyenangkan, perlunya desain pembelajaran fisika yang
menyenangkan dikelas XIITP1, agar siswa antusias, lebih
banyak game pembelajaran, variasi
membuat pembelajaran terasa monoton.
C. Metode Fisika
Gambar 3. Menerapkan metode yang sesuai (a) Kel
(b) Kelas XIIAV1.
Dari Gambar 3, yang menjawab sudah sesuai (50%,
54%), artinya metode mengajar fisika belum sesuai
dengan apa yang diharapkan siswa, misalnya metode
presentasi antar kelompok dengan program
Powerpoint ditayangkan dengan LCD, diadakan metode
diskusi, tutor teman sebaya (peer teaching
berorientasi siswa aktif, atau metode eksperimen, jika
memungkinkan alat dan bahan mencukupi untuk
sejumlah siswa yang ada.
D. Alat Peraga Fisika
Gambar 4. Menggunakan alat peraga (a) Kelas XIITP1 (b)
Kelas XIIAV1.
Dari Gambar 4, yang menjawab tidak menggunakan
alat peraga (93%, 97%), ini sangat memprihatinkan.
Materi pembelajaran fisika yang diberikan tidak
menggunakan alat peraga, maka disarankan ata
diwajibkan guru dalam mengajarkan menggunakan alat
peraga, apabila belum ada maka sebaiknya sarana
prasarana untuk mencukupi alat peraga disekolah agar
dilakukan pengadaan untuk menunjang proses KBM.
%
Ya
43%
Apakah belajar fisika menyenangkan?
Apakah belajar fisika menyenangkan?
Tidak
50%
Apakah metode mengajar guru fisika
sudah sesuai?
Tidak
46%
Apakah metode mengajar guru fisika
sudah sesuai?
369
yang menjawab fisika itu
menyenangkan (43%, 71%), pembelajaran fisika bagi
kelas XIITP1 belum menyenangkan. Untuk XIIAV1
n, perlunya desain pembelajaran fisika yang
agar siswa antusias, lebih
pembelajaran, variasi game yang tidak
at pembelajaran terasa monoton.
Menerapkan metode yang sesuai (a) Kelas XIITP1
yang menjawab sudah sesuai (50%,
54%), artinya metode mengajar fisika belum sesuai
dengan apa yang diharapkan siswa, misalnya metode
presentasi antar kelompok dengan program Microsoft
LCD, diadakan metode
peer teaching), metode yang
berorientasi siswa aktif, atau metode eksperimen, jika
memungkinkan alat dan bahan mencukupi untuk
Menggunakan alat peraga (a) Kelas XIITP1 (b)
yang menjawab tidak menggunakan
97%), ini sangat memprihatinkan.
ateri pembelajaran fisika yang diberikan tidak
menggunakan alat peraga, maka disarankan atau
diwajibkan guru dalam mengajarkan menggunakan alat
peraga, apabila belum ada maka sebaiknya sarana
prasarana untuk mencukupi alat peraga disekolah agar
dilakukan pengadaan untuk menunjang proses KBM.
Ya
50%
Apakah metode mengajar guru fisika
sudah sesuai?
Ya
54%
Apakah metode mengajar guru fisika
sudah sesuai?
370 EkoMulyadi
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng
E. Paham Materi Fisika
Gambar 5. Memahami materi fisika (a) Kelas XIITP1 (b)
Kelas XIIAV1.
Dari Gambar 5yang mengatakan paham (21%, 57%),
artinya dengan materi yang sama diberikan siswa
XIIAV1 jauh lebih memahami materi yang diajarkan
guru, pentingnya review kembali untuk kelasnya XIITP1,
mengenai karakteristik peserta didik, kompetensi guru,
metode, dalam mengajar untuk memberikan pemahaman
siswa.
Dari Gambar 6 diperoleh rata-rata persepsi tentang
mata pelajaran fisika (XIITP1, XIIAV1) , yang menjawab
Ya (46%, 59%), masih kategori rendah, pentingnya guru
untuk selalu mengevaluasi diri tentang fisika
metode, alat peraga, kurikulum, materi, kompetensi guru,
sarana prasarana penunjang dll perlu berbenah diri.
Dari hasil regresi Gambar 7 dilihat bahwa model
memiliki goodness of fit yang dihasilkan 0.139
berarti bahwa pengaruh variabel persepsi fisika
prestasi belajar fisika sebesar 13,96% dan sisanya
87,34% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model ini.
Dari hasil regresi Gambar 8 dilihat bahwa model
memiliki goodness of fit yang dihasilkan 0.0168 yang
berarti bahwa pengaruh variabel persepsi fisika
prestasi belajar fisika sebesar 1,68% dan sisanya 99,32%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model ini.
Gambar 6. Rata-rata persepsi fisika(a) Kelas XIITP1 (b)
Kelas XIIAV1.
Ya(%)
Tidak(%)
79%
Apakah anda paham dengan materi fisika
yang diajarkan?
Ya(%)
57%Tidak(%)
43%
Apakah anda paham dengan materi fisika
yang diajarkan?
Ya(%)
46%Tidak(%)
54%
Rata-Rata Persepsi Fisika
Ya(%)
59%
Tidak(%)
41%
Rata-Rata Persepsi Fisika
EkoMulyadi / Pengaruh Persepsi Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XIITP1 dan XIIAV1
Prestasi Belajar di SMKN 3 Yogyakarta
Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
sika (a) Kelas XIITP1 (b)
ambar 5yang mengatakan paham (21%, 57%),
artinya dengan materi yang sama diberikan siswa
XIIAV1 jauh lebih memahami materi yang diajarkan
guru, pentingnya review kembali untuk kelasnya XIITP1,
ristik peserta didik, kompetensi guru,
metode, dalam mengajar untuk memberikan pemahaman
rata persepsi tentang
(XIITP1, XIIAV1) , yang menjawab
Ya (46%, 59%), masih kategori rendah, pentingnya guru
isika apakah
metode, alat peraga, kurikulum, materi, kompetensi guru,
sarana prasarana penunjang dll perlu berbenah diri.
Dari hasil regresi Gambar 7 dilihat bahwa model
yang dihasilkan 0.1396 yang
isika terhadap
sebesar 13,96% dan sisanya
lain diluar model ini.
Dari hasil regresi Gambar 8 dilihat bahwa model
kan 0.0168 yang
isika terhadap
sebesar 1,68% dan sisanya 99,32%
lain diluar model ini.
(a) Kelas XIITP1 (b)
Berdasarkan hasil regresi pada gamba
perepsi fisika (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap
prestasi belajar fisika (Y) dengan tingkat signifikansi
0,0501>0,0500 dan koefisien regresi yang dihasilkan
21.3406 dengan nilai t statistic sebesar 2.0543.
Gambar 7. Uji regresi persepsi fisika dan prestasi kelas
XIITP1.
Gambar 8. Uji regresi persepsi fisika
XIIAV1.
Berdasarkan hasil regresi Gambar 8
persepsi fisika (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap
prestasi belajar fisika (Y) dengan tingkat signifikansi
0,4580>0,0500 dan koefisien regresi yang dihasilkan
5.3269 dengan nilai t statistic sebesar 0.7510.
Gambar 9.Persepsi fisika dan prestasi belajar siswa
Dari Gambar 9, rata-rata dari kedua kelas u
prosentase nilai persepsi 52.46%, dengan rata
penilaian dari 52.6 menjadi 77.08, dengan rentang gain
24.48, tidak berpengaruh signifikan persepsi
fisikaterhadap prestasi hasil belajar. Hal ini terjadi
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi belaja
namun bagaimana pendidik dalam memberikan
imagefisika, untuk memberikan spirit kepada peserta
didik untuk membantu meraih impian-impian ,tujuan dan
cita-cita baik dunia maupun akhiratnya, bahwa belajar
tidak hanya semata nilai-nilai belajar saja,
sebuah proses atau usaha untuk meraih ilmu pengetahuan,
sikap dan ketrampilan.
Ya(%)
21%
Apakah anda paham dengan materi fisika
Apakah anda paham dengan materi fisika
Ya(%)
Persepsi Fisika
(%)
Penilaian Awal Penilaian Akhir
45.9840.3
74.3
58.9364.9
52.46 52.6
XIITP1 XIIAV1 Rata-
Kelas XIITP1 dan XIIAV1 terhadap
Belajar di SMKN 3 Yogyakarta
ar 7 terlihat bahwa
) tidak berpengaruh signifikan terhadap
) dengan tingkat signifikansi
0,0501>0,0500 dan koefisien regresi yang dihasilkan
2.0543.
dan prestasi kelas
dan prestasi kelas
ambar 8 terlihat bahwa
) tidak berpengaruh signifikan terhadap
) dengan tingkat signifikansi
0,4580>0,0500 dan koefisien regresi yang dihasilkan
statistic sebesar 0.7510.
dan prestasi belajar siswa.
rata dari kedua kelas untuk
prosentase nilai persepsi 52.46%, dengan rata-rata
penilaian dari 52.6 menjadi 77.08, dengan rentang gain
24.48, tidak berpengaruh signifikan persepsi
terhadap prestasi hasil belajar. Hal ini terjadi
faktor yang mempengaruhi belajar fisika,
namun bagaimana pendidik dalam memberikan
, untuk memberikan spirit kepada peserta
impian ,tujuan dan
cita baik dunia maupun akhiratnya, bahwa belajar
nilai belajar saja, namun adalah
sebuah proses atau usaha untuk meraih ilmu pengetahuan,
Penilaian Akhir
74.379.8677.08
-rata
EkoMulyadi / Pengaruh Persepsi Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XIITP1 dan XIIAV1 terhadap
Prestasi Belajar di SMKN 3 Yogyakarta 371
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
V. KESIMPULAN 1. Persepsi untuk kelas XIITP1 adalah 45.96% dengan
predikat Kurang, sedangkan kelas XIIAV1 adalah
58.93% dengan predikat Kurang, rata-rata keduanya
52.46 % , dengan predikat Kurang.
2. Prestasi Rata-rata mengalami peningkatan dengan
nilai minimum dari 35 menjadi 69, nilai maksimum
70 menjadi 84, penyimpangan (standar deviasi) juga
semakin besar, nilai rata-rata dari rata-rata kedua
kelas adalah 52,60 menjadi 77,08, sedangkan
ketuntasan juga mengalami peningkatan 25,72%
menjadi 98,28%, peningkatan yang signifikan.
Secara klasikal dalam ketuntasan belajar lebih dari
yang dipersyaratkan Depdiknas tahun 1994 adalah
85%.
3. Prosentase Persepsi XIITP1 adalah 45.96 %. dengan
prestasi rata-rata kelas awal 40.30 meningkat
menjadi 74.30, terjadi rentang penguatan 34.00,
sedangkan untuk kelas XIIAV1 prosentase persepsi
58.93%, dengan prestasi awal 64.90 meningkat
menjadi 79.86, terjadi rentang penguatan 14.96.
Prosentase persepsi yang tinggi berbanding terbail
dengan perolehan rentang penguatan.
4. Nilai persepsi tidak berpengaruh signifikan terhadap
prestasi belajar peserta didik, berarti ada variabel lain
diluar model ini yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar mata pelajaran fisika.
PUSTAKA [1] Purwanto,Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw sebagai upaya peningkatan Kinerja dan Prestasi
Belajar Fisika di SMK Negeri 3 Yogyakarta, Presentasi
PTK tanggal 5 Nopember 2008.
[2] Febriana,Devi,Vina, Ratih, Persepsi, Sikap dan Nilai,
Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas
Brawijaya, 2012.
[3] Suparman,Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil
Belajar Di Materi Listrik Statis Dengan Pembelajaran
Berbasis ICT Pada Kelas XII IPA 3 SMAN 4 Kendari.
Kendari : SMAN 4 , 2007.
[4] Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
[5] Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan
baru, Bandung : Publisher, 1997.
[6] Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta :Bumi
Aksara, 2001.
[7] Poerwadarmita , Kamus umum Bahasa Indoensia. Jakarta :
balai Pustaka, 1996.
[8] Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar,
Jakarta: PT Rienka Cipta, 2004.
[9] Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, Jakarta:
Pembangunan Swadaya Nusantara, 2002.
[10] Krisna,Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar, 2009.
http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-
ciri-ciripembelajaran/ diakses tanggal 27 Januari 2011.
[11] D. Handayani, Pengertian Hasil Belajar, 2003.
http://id.shvoong.com/social sciences/education/2046047-
pengertian-definisi-hasil-belajar-dari/ diakses tanggal 27
Januari 2011.
[12] M. Singarimbundkk, Metode Penelitian Survai, Jakarta :
LP3S, , 1989.
[13] Direktorat Pembinaan SMK, Panduan Penyusunan Laporan
Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) , 2007.
TANYA JAWAB
Fatkhur Rahman, UAD
? Apakah hanya dengan menggunakan angket dalam
penelitianakan dapat mengukur prestasi belajar siswa
di SMK N 3? Dan menyikapi angket tersebut dalam
penelitian anda. Apakah efektif pembelajaran fisika
jika menggunakan alat peraga sedangkan acuan UN
dititik beratkan di kognitif?
Eko Mulyadi, SMKN 3 Yogyakarta
@ Angket untuk mengukur persepsi, sedangkan prestasi
dengan pre dan pos tes, persepsi dibreakdown
menjadi satu dalam kuisioner, kemudian dipersentase,
prestasi, hasil tes fisika. Konsep pendidikan adalah
mengembangkan potensi siswa, bukan hasil-hasil
akhir, alat peraga penting untuk pembelajaran,
sebagai media dan mudah diingat siswa atau kesan
belajar.
Semiono Raharjo,UAD ? Model atau analisis apa yang digunakan untuk
mengetahui besarnya kontribusi presepsi siswa?
Eko Mulyadi, SMKN 3 Yogyakarta @ Model korelasi variabel atau menggunakan program
Tetra IV, dengan melihat varian dikali 100%. Contoh
R² = 0,139, berarti kontribusi 13,9%, sisanya
dipengaruhi variabel lain t (hitung)>t (tabel), tidak
signifikan (berpengaruh kecil).