15
1 Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016 Evitya Zurianti, Prima Aprilyani Rambe, Asri Eka Ratih [email protected] Program Studi Akuntansi, fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl. Politeknik Senggarang – Tanjungpinang – Kepulauan Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas Dan Corporate Governance yang diproksikan dengan Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Kualitas Audit Terhadap Tax Avoidance. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang dan konsumsi tahun 2013-2016. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh total sampel penelitian sebanyak 56 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Presentase Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance. Sedangkan Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Dan Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance Kata kunci: Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Tax Avvoidance a ABSTRACT This study aims to determine the effect of Profitability and Corporate Governance on proxy ownership structure, Independent Commissary proportion, audit committee and audit quality of Tax Avoidance. The population in this study are consumer goods industry listed on the BEI in 2013-2016. The sample was determined by the purposive sampling method and obtain 56 companies. Type of data used was secondary data obtained from www.idx.co.id and corporate websites. The method of analysis used is multiple regression analysis. The result showed that Independen Commissary proportion and audit committee affect on Tax Avoidance. While Profitability, ownership structure, and audit quality does not affect on Tax Avoidance. Keywords :Profitability, proxy ownership structure, Independent Commissary proportion, audit committee, audit quality, Tax Avoidance

Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

1

Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016

Evitya Zurianti, Prima Aprilyani Rambe, Asri Eka Ratih

[email protected]

Program Studi Akuntansi, fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl. Politeknik Senggarang – Tanjungpinang – Kepulauan Riau

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas Dan Corporate Governance yang diproksikan dengan Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Kualitas Audit Terhadap Tax Avoidance. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang dan konsumsi tahun 2013-2016. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh total sampel penelitian sebanyak 56 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Presentase Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance. Sedangkan Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Dan Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance Kata kunci: Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan

Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Tax Avvoidance a

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Profitability and Corporate Governance on proxy ownership structure, Independent Commissary proportion, audit committee and audit quality of Tax Avoidance. The population in this study are consumer goods industry listed on the BEI in 2013-2016. The sample was determined by the purposive sampling method and obtain 56 companies. Type of data used was secondary data obtained from www.idx.co.id and corporate websites. The method of analysis used is multiple regression analysis. The result showed that Independen Commissary proportion and audit committee affect on Tax Avoidance. While Profitability, ownership structure, and audit quality does not affect on Tax Avoidance. Keywords :Profitability, proxy ownership structure, Independent Commissary

proportion, audit committee, audit quality, Tax Avoidance

Page 2: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

2

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi suatu negara, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan nasional. Setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kesejahteraan negara. Perbaikan dan penyempurnaan peraturan perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk berpartidipasi dalam proses pembangunan melalui pembayaran pajak.

Kasus tentang pajak telah banyak dibicarakan, termasuk yang terkait tentang penghindaran pajak. Di Indonesia, peningkatan pembayaran royalti ke perusahaan induk (parent company) berpotensi mengurangi PPh badan yang harus dibayar perusahaan. Dari laporan keuangan di BEI, sebuah perusahaan consumer goods harus membayar royalti kepada holding company di Belanda, dari 3,5 % meningkat ke 5 sampai 8 % mulai tahun 2013-2015. Asumsi omset tahun 2013-2015, consumer goods tersebut stagnan di angka Rp 27 triliun, dengan kenaikan royalti dari 3,5 persen menjadi 8 persen, berarti ada kenaikan royalti sebesar 4,5 % dikalikan Rp 27 triliun atau sekitar Rp 1,215 triliun. Potensial loss PPh badan tahun 2015 adalah Rp 1,215 triliun dikalikan 25 persen atau sebesar Rp 303 milyar. Informasi tersebut semakin memperjelas bahwa penghindaran pajak merupakan masalah utama bagi pemerintah, karena pajak perusahaan merupakan kontribusi utama dan terbesar bagi pendapatan pemerintah (http://www.pajak.go.id).

Suandy (2011:1) menyatakan dalam pelaksanaanya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak dengan pemerintah. Wajib Pajak berusahan untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Di lain pihak, pemerintah memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, yang sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak baik secara legal maupun ilegal.

Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan masalah yaitu : Apakah Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan Komisaris Independen, Jumlah Komite Audit, dan Kualitas Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2016.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Penghindaran Pajak

Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak (DJP) selalu berusaha untuk memperbaharui peraturan-peraturan perpajakan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Akan tetapi, disisi lain perusahaan juga selalu berusaha untuk menghemat

Page 3: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

3

pembayaran pajaknya yang dapat dilakukan dengan cara yang legal yakni penghindaran pajak (tax avoidance) atau secara ilegal dengan penggelapan pajak (tax avasion). Zain (2005) mendefenisikan penghindaran pajak adalah proses pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekwensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang legal yang berbeda dengan penyeludupan pajak. Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak dapat menghukum seseorang karena perbuatannya tidak melenggar hukum atau tidak termasuk dalam katagori pelanggaran atau kejahatan, begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat di pajaki, apabila tidak ada tindakan atau transaksi yang dapat dipajaki. Dalam hal ini tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak.

Komite urusan fiskal dari Organization Ecoonomic Coorperation and Development (OECD) menyebutkan tiga karakter penghindaran pajak, yaitu sebagai berikut : 1. Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di

dalamnya, padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak, 2. Memanfaatkan loopholes dari undang-undang atau menerapkan ketentuan-

ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang,

3. Kerahasiaan, diamana umumnya para konsultan menunjukkan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan syarat Wajib Pajak menjaga serahasia mungkin (Council of Executive Secretaries of Tax Organization).

Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam

mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yng dihasilkan oleh perusahaan, Sudarmadji dan Sularto (2007). Menurut Kasmir (2008) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Kepemilikan institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Penelitian yang dilakukan Shleifer dan Vishney (dalam Annisa, 2012) menyatakan bahwa pemilik institusional memainkan peran penting dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer. Mereka berpendapat bahwa seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang dimiliki, dapat memaksa

Page 4: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

4

manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi dan menghindari peluang untuk perilaku mementingkan diri sendiri. Adanya tanggung jawab perusahaan kepada fidusia, maka pemilik institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen perusahaan membuat keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Presentase Dewan Komisaris Independen Pemegang saham dalam suatu perusahaan terdiri dari berbagai kalangan,

yang membentuk struktur kepemilikan di perusahaan tersebutDewan direksi berfungsi untuk mengurus perusahaan, sementara dewan komisaris berfungsi untuk melakukan pengawasan. Selain itu, komisaris independen berfungsi sebagai kekuatan penyeimbang dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau dewan komisaris serta tidak menjabat sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait dengan perusahaan pemilik menurut peraturan yang dikelurkan oleh BEI, jumlah komisaris independen proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang tidak berperan sebagai pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya tiga puluh persen (30%) dari seluruh anggota komisaris, disamping hal itu komisaris independen memahami undang-undang dan peraturan tentang pasar modal serta diusulkan oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham (Pohan, 2008).

Komite Audit Pembentukan komite audit oleh perusahaan-perusahaan publik sudah

banyak dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Sesuai dengan surat Keputusan Bapepam Nomor 29/PM/2004 yang telah disempurnakan oleh Kep-643/BL/2012, Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris.

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefinisikan komite audit sebagai suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibantu oleh dewan komisaris dan, dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di perusahaan-perusahaan.

Kualitas Audit Salah satu elemen penting dalam corporate governance adalah

transparansi. Transparansi mensyaratkan adanya pengungkapan yang akurat tentang laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP. Transparansi terhadap

Page 5: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

5

pemegang saham dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada pasar modal dan pertemuan para pemegang saham. Tujuan dilakukannya audit laporan keuangan adalah untuk memberikan kepastian mengenai integritas dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen (Fadhilah, 2014). Widiastuty dan Febrianto (dalam Utami, 2013) mengungkapkan, Audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang yang berkompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur auditor yang benar, memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar, dan lain sebagainya.

Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu :

Gambar 1 Hipotesis Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis dan literatur. H1: Diduga Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap Tax Avoidance. H2: Diduga Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Tax Avoidance. H3: Diduga Presentase Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap

Tax Avoidance H4: Diduga Jumlah Komite Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance. H5: Diduga Kualitas Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance H6: Diduga Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kualitas Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara

mengakses halaman www.idx.co.id untuk mendapatkan informassi yang

Page 6: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

6

diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan sektor industri barang dan konsumsi periode 2013-2016. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel Dependen

Pengukuran tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan pengukuran yang digunakan oleh Dyreg at all., (2008), yakni menggunakan CETR (Cash Effective Tax Rate) perusahaan, Variabel Independen: Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalah dengan menggunakan ROA, yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aset, Kurniasih dan Sari (2013).

laba bersih setelah pajak ROA = X 100% Total Aset

Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional dinyatakan dalam presentase (%) yang diukur

dengan cara membandingkan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar, Annisa (2012).

jumlah saham yang dimiliki investor institusi INST =

Total saham yang beredar Presentase Dewan Komisaris Independen

Dewan Komisaris Independen ditunjukkan dengan membandingkan banyaknya komisaris independent dengan total dewan komisaris yang ada, Agusti (2014).

Jumlah anggota komisaris independen INDP = Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

Komite Audit Komite audit pada perusahaan publik Indonesia terdiri dari sedikitya tiga

orang anggota dan diketuai oleh Komisaris Independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen. Komite audit diukur dengan jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan, Fadhilah (2014).

KOMA = ∑ Komite Audit

Kualitas Audit Kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana

perusahaan yang diaudit KAP Big Four yaitu Price Waterhouse Cooper-PWC,

Page 7: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

7

Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young-E&Y akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diaudit oleh keempat Kantor Akuntan Publik (KAP) di bawah lisensi KAP The Big Four akan diberi nilai 0, Annisa (2012).

Populasi dan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu suatu teknik dimana yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah yang hanya memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 tahun berturut-turut (2013, 2014, 2015, dan 2016,

2. Menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan tahun buku berakhir 31 Desember setiap tahunnya,

3. Perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang laba bersih setelah pajak tidak mengalami kerugian pada tahun 2013-2016,

4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah, 5. Perusahaan yang memiliki kelengkapan informasi berkaitan dengan

profitabilitas, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, jumlah saham beredar, dan informasi KAP yang mengaudit perusahaan.

6. Perusahaan dengan nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) kurang dari 1, (Kurniasih dan Sari, 2013)

selama periode pengamatan tahun 2013-2016 terdapat 35 perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI. Setelah dilakukan purposive sampling jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria ada 14 perusahaan. Perusahaan tersebut tersedia selama empat tahun jadi jumlah total perusahaan yang dijadikan sampel untuk diolah adalah sebanyak 56 data.

Pengujian Hipotesis

Model analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi linier berganda tersebut sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + e

Keterangan: Y = Penghindaran Pajak (CETR) α = Konstanta β = Koefisien Regresi X1 = Profitabilitas (ROA) X2 = Kepemilikan Institusional (INST) X3 = Persentase Dewan Komisaris Independen (INDP) X4 = Komite Audit (KOMA) X5 = Kualitas Audit (KAP) e = error

Page 8: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

8

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis sebagai berikut: Uji T (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secra individual terhadap variabel dependen (Ghozali 2013 : 98). Dengan menentukan taraf signifikan adalah 0,05.Tingkat signifikansi yaitu sebesar 5%, dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k-1),dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen. Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabeldengan ketentuan,apabila thitung< ttabel, atau -thitung> -ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%, dan apabila thitung> ttabel, atau -thitung< -ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5%. Uji F ( Simultan)

Uji pengaruh simultan (F test) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terdahap variabel dependen atau terikat. Jika nilai Fhitung> Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 di terima, Jika nilai Fhitung< Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 di tolak (Ghozali, 2013 : 98) .

Analysis of Variance (ANOVA) merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen (Ghozali, 2013 : 68). Hasil uji statistik F dilihat dari tabel ANOVA dalam kolom sig. jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai signifikansi >0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi R2

Ghozali (2013) mengatakan koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi

Page 9: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

9

mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROA), kepemilikan institusional (INST), dewan komisaris independen (INDP), komite audit (KOMA), dan kualitas audit (KAP). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah tax avoidance (CETR). Akan diuji secara Statistik Deskriptif seperti yang terlihat dalam Tabel 1.

Tabel 1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 56 ,02 ,66 ,1520 ,12967 INST 56 ,37 ,98 ,7499 ,17625 INDP 56 ,20 ,67 ,3850 ,10319 KOMA 56 3,00 5,00 3,1964 ,48316 KAP 56 ,00 1,00 ,6429 ,48349 CETR 56 ,08 ,46 ,2611 ,07423 Valid N (listwise) 56

Sumber: Output SPSS 22, Data diolah 2018.

Hasil Uji Asumsi Klasik Pada Tabel 2 yang menunjukkan bahwa model pengujian telah terbebas dari masalah normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Uji Asumsi Klasik

Normalitas Variabel Multikolinieritas

heteroskedastisitas Autokorelasi Tolerance VIF

0,200 ROA 0,787 1,270 ,995 1,511 INST 0,812 1,232 ,430 INDP 0,938 1,067 ,951 KOMA 0,964 1,037 ,745 KAP 0,708 1,412 ,736

Sumber: data diolah Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji T Uji t juga disebut dengan uji signifikan individual. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika thitung< ttabel atau -thitung > -ttabel maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika thitung> ttabel atau -thitung < -ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.

Page 10: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

10

Tabel 3

Hasil Uji T atau Uji Parsial Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,113 ,081 1,400 ,168

ROA -,025 ,081 -,044 -,309 ,759

INST -,112 ,059 -,267 -1,911 ,062

INDP ,216 ,093 ,301 2,317 ,025

KOMA ,046 ,020 ,301 2,348 ,023

KAP ,007 ,023 ,048 ,320 ,751 a. Dependent Variable: CETR

Sumber: Output SPSS 22, Data diolah 2018. Berdasarkan hasil Uji t pada table 3 dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance

Hipotesis pertama adalah diduga profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance.Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa profitabilitastidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Untuk melihat hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 3, dimana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,759 > 0,05 dan nilai thitung -0,309 > -2,00856 maka H0 diterima H1

ditolak jadi profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan rata-rata profitabilitas perusahaan sampel sebesar 15,2 %, mengindikasikan bahwa tindakan efisiensi yang dilakukan manajemen cukup rendah. Seperti yang dikatakan Maharani dan Suardana (2014) Return on Assets (ROA) merupakan satu indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA, maka akan semakin bagus performa perusahaan tersebut. Perusahaan yang memperoleh laba diasumsikan tidak melakukan tax avoidance karena mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya. Hal tersebut mungkin yang menjadi alasan mengapa variabel profitabilitass dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. 2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance

Hipotesis kedua adalah diduga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance. Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Untuk melihat hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 3, dimana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,062 > 0,05 dan nilai thitung -1,911> -2,00856 maka H0 diterima H1 ditolak jadi kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan

Page 11: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

11

terhadap tax avoidance. Pada penelitian Fadhilah (2014) terdapat beberapa hal yang diduga menjadi alasan mengapa besarnya kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Pertama, kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi diluar kepemilikan saham dewan komisaris perusahaan, dimana pemilik institusional ikut serta dalam pengawasan dan pengelolaan perusahaan namun demikian bisa saja pemilik institusional mempercayakan pengawasan dan pengelolaan perusahaan kepada dewan komisaris karena itu merupakan tugas mereka sehingga ada atau tidaknya kepemilikan institusional tetap saja tax avoidance terjadi.

Kedua, kepemilikan institusional berpikir untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka terutama pada keuntungan atau laba yang akan mereka peroleh pada perusahaan sehingga semua kegiatan yang akan merugikan perusahaan termasuk adanya pajak agresif yang akan dilakukan perusahaan, jika kegiatan itu menguntungkan bagi kesejahteraan pemilik instituional maka mereka akan tetap mendukung setiap kegiatan atau kebijakan yang akan dilakukan perusahaan sehingga besar atau kecilnya kepemilikan institusional tidak akan mempengaruhi tindakan tax avoidance.

Ketiga, pemilik institusional kurang peduli dengan citra perusahaan asalkan itu bisa memaksimalkan kesejahteraan mereka walaupun adanya perilaku manajer dalam hal mengambil suatu keputusan terutama dalam hal pajak yaitu tindakan tax avoidance. 3. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance

Hipotesis ketiga adalah diduga dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Untuk melihat hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 3, dimana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,025 < 0,05 dan nilai thitung 2,317 > 2,00856 maka H0

ditolak H1 diterima jadi dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar presentase variabel Dewan Komisaris Independen yag berasal dari luar perusahaan menuntut manajemen bekerja lebih efektif dalam pengawasan dan pengendalian pengelolaan perusahaan oleh direksi dan manajer, sehingga keberadaan mereka tidak hanya menjadi simbol semata (Annisa, 2012). 4. Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance

Hipotesis keempat adalah diduga komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Untuk melihat hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 3, dimana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,023 < 0,05 dan nilai thitung 2,348 > 2,00856 maka H0 ditolak H1 diterima jadi komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Penelitian ini sejalan dengan Fadhilah (2014) bahwa komite audit berpengaruh signifikan positif terhadap tax avoidance. Beberapa alasan komite audit perusahaan berpengaruh positif terhadap

Page 12: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

12

tax avoidance yaitu jika semakin sedikit komite audit yang dimiliki oleh perusahaan maka pengendalian kebijakan keuangan yang dilkukan oleh komite audit sangat minim sehingga akan meningkatkan tindakan manajemen dalam melakukan pajak agresif, begitu juga apabila semakin banyak jumlah komite audit dalam perusahaan maka pengendalian kebijakan keuanganpun akan sangat ketat sehingga akan mengurangi tindakan manajemen dalam tax avoidance. Kedua, kredibilitas perusahaan yang memiliki komite audit yang sedikit atau kurang dari yang ditetapkan BEI akan mempengaruhi integritas dan kredibilitas keuangan perusahaan bisa saja pajak agresif atau tax avoidance dapat dilakukan dengan mudah oleh perusahaan. 5. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance

Hipotesis kelima adalah diduga kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Dari hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Untuk melihat hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 3, dimana didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,751 > 0,05 dan nilai thitung 0,320 < 2,00856 H0 diterima H1 ditolak jadi kualitas audittidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian yang dilakukan Fadhilah (2014) kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap tax avoidance, dengan demikian hipotesis ditolak. Fadhilah (2014) juga menambahkan alasan kualitas audit perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance yaitu: Pertama, perusahaan yang diaudit oleh KAP The big four memang lebih cendrung dipercayai oleh fiskus sebagai KAP yang mempunyai integritas kerja yang tinggi dengan selalu menerapkan peraturan-peraturan yang ada serta berkualitas, namun demikian jika perusahaan bisa memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang banyak dan lebih baik terhadap KAP tersebut bisa saja KAP yang mempunyai reputasi yang baik melakukan tindakan kecurangan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka seperti kasus enron tahun 2004.

Hasil Uji F Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan

ketentuan sebagai berikut : a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Tabel 4 Hasil Uji F atau Uji Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,063 5 ,013 2,648 ,034b

Residual ,240 50 ,005 Total ,303 55

a. Dependent Variable: y b. Predictors: (Constant), x5, x4, x3, x2, x1

Page 13: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

13

Sumber: Output SPSS 22, Data diolah 2018

Berdasarkan tabel 4 yaitu hasil uji F atau uji simultan, dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 2,648 dan Ftabel 2,40 dengan nilai signifikan 0,034. dengan demikian dapat diketahui Fhitung > Ftabel (2,648 > 2,40) dengan nilai signifikansi 0,034 < 0,05. Sehingga kesimpulan yang ditarik adalah menerima hipotesis ke enam (H6) yaitu Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Presentase Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kualitas Audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance pada perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016.

Hasil Uji Koefisien Determinasi R2

Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Output SPSS 22, Data diolah 2018.

Berdasarkan tabel 5 diatas memeberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0.058.terlihat bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen adalah relatif rendah yaitu hanya 13% saja pada model penelitian. Masih terdapat 87% varians variabel dependen yang belum mampu dijelaskan oleh kelima variabel independen dalam penelitian ini. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan secara parsial Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance. sedangkan Presentase Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidancepada perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Kualitas Audit secara bersama-sama berpengaruh terhadapTax Avoidancepada perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan dari penelitian ini untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya :

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,458a ,209 ,130 ,06922401

a. Predictors: (Constant), x5, x4, x3, x2, x1

b. Dependent Variable: y

Page 14: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

14

1) Dalam penelitian selanjutnya disarankan tidak hanya menggunakan perusahaan sektor industri barang dan konsumsi sebagai sampel penelitian, tetapi juga disarankan menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di BEI.

2) Untuk penelitian selanjutnyan disarankan agar mengganti variabel independen yang tidak berpengaruh, dan diganti dengan variabel yang baru misalnya menggunakan kompensasi rugi fiskal, laverage dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA Agusti, Wirna Yola. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Corporate

Governance Terhadap Tax Avoidance. Padang: Universitas Negeri Padang.

Annisa, Nuralifmida Ayu dan L. Kurniasih. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Universitas Sebelas Maret

Cahyono, Deddy Dyas. Andini, Rita dan Raharjo, Kharis. (2016). Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size), Leverage (Der) Dan Profitabilitas (Roa) Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing Bei Periode Tahun 2011 – 2013. Bandung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPAD.

Desai, M. A. dan D. Dharmapala. (2007). Corporate Tax Avoidance and Firm Value. Journal of Financial Economics.

Dewi, N N Kristiana dan Jati I Ketut. (2014). Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana

Fadhilah, Rahmi. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Skripsi Universitas Negeri Padang

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Penerbit Unversitas Diponegoro.

Hanlon, Michelle dan Heitzman, Shane. (2010) A Review Of Tax Research. Journal of Accounting and Economics.

Hendra P. Irawan dan Aria Fahmita. (2010). Pengaruh Kompensasi Manajemen dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak Perusahaan. Artikel. Universitas Indonesia

Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA

Khurana, I. K. dan W. J. Moser. (2009). Institutional Ownership and Tax Aggressiveness.www.ssrn.com

Kurniasih, Tommy.,Sari Maria M. Ratna. (2013). Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.

Page 15: Pengaruh Profitabilitas dan Corporate Governance Tax ...repository.umrah.ac.id/741/1/ARTIKEL EVITYA ZURIANTI.pdf · Pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar

15

Maharani, I Gusti A.C dan Ketut Alit S. (2014). Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas Dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi Tahun 2002. Yogyakarta: Andi Pohan, Chairil Anwar. (2013). Manajemen Perpajakan. Edisi Revisi. Jakarta.

Kompas Gramedia. Pohan, Hotman Tohir. (2008). Pengaruh Corporate Governace, Rasio Tobin Q,

Perata Laba Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Publik. Fakultas Ekonomi Trisakti

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai Statistik Non Parametik. Jakarta. Elex Media Komputindo

Sekaran, Uma. (2006). Metodalogi Penelitian untuk Bisnis. Edisi IV. Jakarta: Salemba Empat.

Sillagan, H, dan M. Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akutansi IX. 24-25 Agustus 2006. Padang

Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak (Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat Sujoko. (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Strategi Diversifikasi, Leverage,

Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Ekuitas Vol.11 No.2 Maret 2007

Tarjo. 2008. Pengaruh Konsnetrasi Kepemilikan Institusional Dan Laverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham, Serta Cost Of Equity Capital. Simposium Nasioanl Akuntansi XI. Pontianak

Undang-Undang Republik Indonesia No 28 tahun 2007, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Diretorat Jendral Pajak

Utami, Nurinda Wahyu. (2013). Pengaruh Struktur Corporate Governance, SIZE, Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Skripsi Universitas Sebelas Maret.

Wahyudi dan Pawestri. (2006). Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening. Simposium nasional akuntansi 2006

Winata, Fenny. (2014). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Universitas Kristen petra

Zain, Muhammad. (2005). Manajemen Perpajakan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

Bapepam LK No.IX.I.5

Http://www.pajak.go.id

Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002