Upload
lecong
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 12 Pages pp. 44- 55
Volume 2, No.2, Mei 2013 - 44
PENGARUH PROFITABILITAS, OPERATING PROFIT
MARGIN (OPM), DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP
PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA
PERUSAHAAN BLUE CHIPS DI INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2011)
Sry Wulandari1, Muhammad Arfan
2, Muhammad Shabri
2
1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purposes of this research are (1) to examine the simultaneously effect of
profitability, operating profit margin, and financial leverage on the income smoothing (2) to
examine the effect of profitability on the income smoothing (3) to examine the effect of
operating profit margin on the income smoothing (4) to examine the effect of financial leverage
on the income smoothing. The target of population of this research is Blue Chips Company (LQ
45) that are listed in Indonesian Stock Exchange during 5 years (2007-2011), selected with a
few criteria, total of target population is 90 (18 companies x 5 years). The Data of this
research is a balanced panel data, that are analysed using logistic regression. The results of
this research are (1) simultaneously, profitability, operating profit margin, and financial
leverage have an effect on the income smoothing, profitability has a negative effect on the
income smoothing, (2) operating profit margin and financial leverage have a positive effect on
the income smoothing.
Keywords: Profitability, Operating Profit Margin, Financial Leverage, Income Smoothing, and
Blue Chips Company
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) pengaruh profitabilitas, operating profit
margin, dan financial leverage secara bersama-sama terhadap perataan laba (2) pengaruh
profitabilitas terhadap perataan laba (3) pengaruh operating profit margin terhadap perataan
laba, dan (4) pengaruh financial leverage terhadap perataan laba. Populasi sasaran pada
penelitian ini adalah perusahaan Blue Chips (LQ 45) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama 5 tahun (2007-2011) dengan kriteria tertentu, total populasi sasaran adalah 90 (18
perusahaan x 5 tahun). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah balanced panel data.
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian ini
menunjukkan (1) secara bersama-sama profitabilitas, operating profit margin, dan financial
leverage berpengaruh terhadap perataan laba (2) profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
perataan laba, (2) sedangkan secara parsial, variabel operating profit margin dan financial
leverage berpengaruh positif terhadap perataan laba.
Kata Kunci: Profitabilitas, Operating Profit Margin, Financial Leverage, Perataan Laba, dan
Perusahaan Blue Chips
PENDAHULUAN
Perusahaan adalah organisasi yang
bertujuan mencari laba (profit oriented). Laba
merupakan hal yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup (going concern) suatu
perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan
hanya dapat dipertahankan jika perusahaan
memperoleh keuntungan dan dapat
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
45 - Volume 2, No.2, Mei 2013
meningkatkan kesejahteraan (welfare)
perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan dapat
dinilai melalui informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan.
Secara umum, semua bagian dari laporan
keuangan yang dipublikasikan seperti neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas adalah
penting dan diperlukan dalam pengambilan
keputusan. Namun pada umumnya, perhatian
para pemakai laporan keuangan difokuskan
pada informasi tentang laba yang terdapat
dalam laporan laba rugi. Pentingnya informasi
laba ini disadari oleh manajemen sehingga
manajemen cenderung melakukan disfunctional
behaviour. Disfunctional behaviour adalah
perilaku tidak semestinya yang dilakukan oleh
manajemen dengan tujuan untuk
memaksimalkan laba dengan memanfaatkan
fleksibilitas dari standar akuntansi yang
digunakan. Disfunctional behaviour tersebut
dipengaruhi oleh adanya informasi asimetris
dalam konsep teori keagenan. Konflik keagenan
akan muncul apabila tiap-tiap pihak, baik
principal maupun agent mempunyai perbedaan
kepentingan dan ingin memperjuangkan
kepentingan masing-masing. Hal ini mendorong
manajemen perusahaan untuk melakukan
beberapa tindakan yang dapat meminimalkan
konflik tersebut diantaranya tindakan perataan
laba (income smoothing).
Perataan laba dilakukan terutama untuk
menunjukkan kinerja perusahaan dan keadaan
keuangan. Tujuan yang melatarbelakangi
manajemen melakukan perataan laba tetap saja
dapat mengubah kandungan informasi atas laba
yang dihasilkan perusahaan. Hal ini perlu
diwaspadai oleh pengguna laporan keuangan
karena informasi yang telah mengalami
penambahan atau pengurangan tersebut dapat
menyesatkan pengambilan keputusan (Juniarti
dan Corolina, 2005).
Berdasarkan hal tersebut, perataan laba
kemungkinan juga dapat dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang memiliki saham-
saham yang paling likuid. Pada perusahaan-
perusahaan yang tergolong liquid 45 (LQ 45)
perataan laba merupakan fenomena umum yang
diduga dilakukan manajemen perusahaan yang
dikenal dengan sebutan Blue Chips ini untuk
mempertahankan posisinya sebagai perusahaan
terbaik. Perusahaan yang tergolong dalam
indeks LQ 45 berusaha mempertahankan laba
yang dimiliki sehingga dapat menarik minat
para investor untuk menanamkan modalnya,
karena investor umumnya lebih menyukai
perusahaan dengan laba yang stabil
dibandingkan dengan yang berfluktuasi.
Berdasarkan survei literatur ada beberapa
faktor yang diduga berpengaruh terhadap
perataan laba diantaranya profitabilitas (Ashari
et al. 1994; Jatiningrum, 2000; Budiasih, 2008),
operating profit margin (Azhari, 2010;
Kumaladewi, 2010), financial leverage (Jin dan
Machfoedz, 1998; Suwito dan Herawaty, 2005).
Beberapa penelitian empiris terdahulu telah
menguji faktor-faktor tersebut dan temuan
empiris yang diperoleh menunjukkan
kesimpulan yang berbeda.
Berdasarkan Latar Belakang penelitian
tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 46
a. Bagaimanakah pengaruh profitabilitas,
operating profit margin dan financial
leverage secara bersama-sama terhadap
perataan laba pada perusahaan Blue Chips di
Indonesia.
b. Bagaimanakah pengaruh profitabilitas
terhadap perataan laba pada perusahaan Blue
Chips di Indonesia.
c. Bagaimanakah pengaruh operating profit
margin terhadap perataan laba pada
perusahaan Blue Chips di Indonesia.
d. Bagaimanakah pengaruh financial leverage
terhadap perataan laba pada perusahaan Blue
Chips di Indonesia.
Berdasarkan Rumusan Penelitian, maka
tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menguji pengaruh profitabilitas,
operating profit margin dan financial
leverage secara bersama-sama terhadap
perataan laba pada perusahaan Blue Chips di
Indonesia.
b. Untuk menguji pengaruh profiabilitas
terhadap perataan laba pada perusahaan Blue
Chips di Indonesia.
c. Untuk menguji pengaruh operating profit
margin terhadap perataan laba pada
perusahaan Blue Chips di Indonesia.
d. Untuk menguji pengaruh financial leverage
terhadap perataan laba pada perusahaan Blue
Chips di Indonesia.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Perataan Laba
Perataan laba (income smoothing) adalah
pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun
dengan memindahkan pendapatan dari tahun-
tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-
periode yang kurang menguntungkan. Definisi
lain mengenai perataan laba adalah proses
manipulasi profil waktu dari pendapatan atau
laporan pendapatan untuk membuat laba
menjadi kurang bervariasi, sekaligus tidak
meningkatkan pendapatan yang dilaporkan
selama periode tersebut (Belkaoui, 2006: 73).
Profitabilitas
Brigham dan Houston (2001:197)
menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil
bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan. Sartono (2001:119) berpendapat
bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi
investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisa profitabilitas
ini. John (2005) menyatakan bahwa Rasio
profitabilitas merupakan perbandingan antara
laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas
yang digunakan untuk memperoleh laba
tersebut.
Profitabilitas menurut Darmadji dan
Hendy M.F (2006: 156) adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Menurut Lestari dan
Sugiharto (2007: 196) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur keuntungan bersih
yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan
kata lain, semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik produktivitas aset dalam
memperoleh keuntungan bersih. Hal ini
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
47 - Volume 2, No.2, Mei 2013
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada investor.
Operating Profit Margin
Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi
perusahaan, sehingga rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik. Ini
berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang
terserap dalam biaya juga tinggi sedangkan
yang tersedia untuk laba kecil. Hal inilah yang
menyebabkan manajer melakukan perataan
laba.
Perubahan operating profit margin
menunjukkan perubahan kemampuan
manajemen untuk menghasilkan laba operasi
dalam kegiatan rutin perusahaan. Semakin besar
perubahan operating profit margin
manunjukkan semakin besar fluktuasi
kemampuan manajemen dalam menghasilkan
laba operasi (Slamet, 2003: 38).
Financial Leverage
Financial leverage merupakan hal
penting dalam penentuan struktur modal
perusahaan. Riyanto (1995) menyatakan bahwa
financial leverage merupakan penggunaan dana
yang disertai biaya tetap, sedangkan menurut
Weston dan Copeland (1997: 48) menyebutkan
financial leverage atau disebut juga leverage
factor adalah rasio nilai buku seluruh utang
terhadap total aktiva.
Menurut Sartono (2001: 337), financial
leverage menunjukkan proporsi penggunaan
utang untuk membiayai investasinya. Semakin
besar utang perusahaan maka semakin besar
pula risiko yang dihadapi investor sehingga
investor akan meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut
perusahaan cenderung untuk melakukan
perataan laba.
Financial leverage diproksikan dengan
debt to equity ratio (DER) yang
menggambarkan struktur modal perusahaan.
Financial leverage menunjukkan proporsi
penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Semakin besar utang perusahaan
maka semakin besar pula risiko yang dihadapi
investor, sehingga investor akan meminta
tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Selain
itu, risiko keuangan yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
kesulitan keuangan yang akan mempengaruhi
kondisi keuangan di mata publik. Akibat
kondisi tersebut, maka perusahaan cenderung
melakukan praktik perataan laba.
Kerangka Pemikiran
Profitabilitas yang diproksikan dengan
ROA, menunjukkan kemampuan manajemen
dalam memanfaatkan aktiva yang digunakan
dalam kegiatan operasi. Semakin besar
perubahan ROA menunjukkan semakin besar
fluktuasi kemampuan manajemen dalam
menghasilkan laba. Hal ini mempengaruhi
investor dalam memprediksi laba dan
memprediksi risiko dalam investasi sehingga
memberikan dampak pada kepercayaan investor
terhadap perusahaan. Sehubungan dengan itu,
manajemen termotivasi untuk maselakukan
praktik perataan laba agar laba yang dilaporkan
tidak fluktuatif sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan investor.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 48
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Budiasih (2008) yang menyatakan bahwa
profitabilitas yang diproksikan dengan variabel
ROA berpengaruh positif signifikan terhadap
perataan laba.
Operating profit margin adalah rasio
untuk mengukur tingkat profitabilitas. Sama
halnya dengan net earnings, investor juga lebih
menyukai tingkat profitabilitas yang cenderung
stabil dibandingkan dengan yang berfluktuasi
secara signifikan. Operating profit margin
merupakan salah satu faktor penentu perataan
laba karena semakin tinggi profit suatu
perusahaan maka semakin tinggi juga harapan
investor akan kenaikan return saham.
Perusahaan yang mempunyai tingkat
financial leverage yang tinggi diduga
melakukan perataan laba karena perusahaan
terancam default sehingga manajemen membuat
kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan.
Menurut Sartono (2001) financial leverage
menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk
membiayai investasi. Semakin besar utang
perusahaan maka semakin besar pula risiko
yang dihadapi investor sehingga investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin
tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan
cenderung untuk melakukan perataan laba.
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan, maka skema kerangka pemikiran
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka Hipotesis
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Profitabilitas, operating profit margin, dan
financial leverage secara bersama-sama
berpengaruh terhadap perataan laba pada
perusahaan Blue Chips di Indonesia.
2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
perataan laba pada perusahaan Blue Chips di
Indonesia
3. Operating profit margin berpengaruh positif
terhadap perataan laba pada perusahaan Blue
Chips di Indonesia
4. Financial leverage berpengaruh positif
terhadap perataan laba pada perusahaan
Blue Chips di Indonesia
METODE PENELITIAN
Masing-masing aspek penelitian
dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan Studi
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji hipotesis yang telah
dirumuskan berdasarkan teori-teori dan
penelitian terdahulu. Hipotesis yang
Profitabilitas
Operating Profit
Margin
Perataan
Laba
(Income
Smoothing)
( Financial Leverage
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
49 - Volume 2, No.2, Mei 2013
dirumuskan menjelaskan pengaruh
antara variabel.
Study Setting
Penelitian ini merupakan studi yang
dilakukan untuk menentukan pengaruh
antar variabel pada perusahaan Blue
Chips di Bursa Efek Indonesia yang
disebut eksperimen lapangan.
Jenis Investigasi
Jenis investigasi dari penelitian ini
bersifat studi kausalitas, dimana
peneliti ingin menjelaskan pengaruh
antara variabel yang diteliti, yaitu
variabel perataan laba sebagai variabel
dependen dan variabel ukuran
perusahaan, operating profit margin
dan financial leverage sebagai variabel
independen.
Intervensi Peneliti
Peneliti memiliki intervensi minimal
terhadap variabel yang diteliti, oleh
karena itu peneliti berusaha
memperlihatkan pengaruh dari objek
penelitian.
Horizon Waktu
Penelitian ini merupakan panel data
studies, yaitu unit yang sama diteliti
dalam beberapa waktu (Gujarati,
2003:636).
Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini
adalah perusahaan Blue Chips yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berupa data laporan keuangan
perusahaan periode 2007-2011.
Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahan Blue Chips yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2007-2011. Teknik penentuan populasi sasaran
dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode sensus, yaitu mengambil
keseluruhan populasi dengan menetapkan
beberapa pertimbangan dan kriteria tertentu
(Indriartono dan Supomo, 1999: 313). Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan sampel yang
representative sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Adapun kriteria populasi sasaran yang
digunakan yaitu:
1. Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ
45 selama periode penelitian yaitu 2007-
2011.
2. Perusahaan yang memperoleh keuntungan
selama periode penelitian.
Perusahaan yang telah memenuhi kriteria
populasi penelitian adalah sebanyak 90 (18
perusahaan x 5 tahun).
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu data yang telah ada
dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh
peneliti (Sekaran, 2006: 77). Oleh karena itu,
teknik pengambilan datanya menggunakan
teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu
teknik pengambilan data dengan cara
mengumpulkan catatan-catatan yang menjadi
bahan penelitian. Dalam penelitian ini data
yang digunakan adalah panel data (pooling of
time series and cross-sectional observation).
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 50
Panel data merupakan gabungan dari time
series dan cross-section, dimana unit yang sama
diteliti dalam beberapa waktu (Gujarati,
2003:636).
Operasionalisasi Variabel
Perataan Laba (Y)
Perataan Laba adalah salah satu bentuk
manajemen laba dimana pendapatan dan beban
digeser antara periode untuk mengurangi
fluktuasi laba (Arens et al. 2005: 310). Untuk
menentukan perusahaan sebagai perata laba dan
bukan perata laba, diklasifikasikan
menggunakan Indeks Eckel (1981). Perhitungan
Indeks Eckel menggunakan rumus:
Indeks perataan laba = 𝐂𝐕 ∆𝐒
𝐂𝐕 ∆𝐈 ………. (1)
Dimana :
∆I = Perubahan laba dalam satu periode
∆S = Perubahan penjualan dalam satu periode
CV = Koefisien variasi dari variabel, yaitu
standar deviasi dibagi dengan nilai yang
diharapkan. Dalam hal ini, nilai yang
diharapkan menggunakan nilai rata-rata.
Jadi,
CV ∆S = Koefisien variasi untuk perubahan
penjualan
CV ∆I = Koefisien variasi untuk perubahan
laba
Adanya tindakan perataan laba
ditunjukkan oleh indeks perataan laba yang
lebih dari satu (Smoothing Index > 1).
Profitabilitas (X1)
Profitabilitas yang merupakan
komponen laporan keuangan perusahaan yang
bertujuan untuk menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampun laba yang
representatif dalam jangka panjang, dan
menaksir risiko dalam investasi atau
meminjamkan dana (Dwiatmini dan Nurkholis,
2001: 28). Dengan kata lain, profitabilitas
menjadi tolak ukur kinerja perusahaan bagi
pihak eksternal. Berdasarkan deskripsi atas
profitabilitas diatas, maka dapat diduga bahwa
fluktuasi profitabilitas yang rendah atau
menurun memiliki kecenderungan bagi
perusahaan tersebut untuk melakukan tindakan
perataan laba.
Variabel ini diukur dengan rasio antara
laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio dengan rumus:
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 ………… (2)
Operating Profit Margin (X2)
Operating profit margin adalah rasio
yang mengukur tingkat efisiensi suatu
perusahaan dengan membandingkan antara laba
usaha dengan penjualan (Apriyani, 2008).
Operating profit margin merupakan rasio
dari laba operasi dibagi dengan penjualan
bersih.
OPM = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 ………… (3)
Financial Leverage (X3)
Financial leverage diproksikan dengan
debt to equity rasio (DER) yang diperoleh
melalui total utang dibagi dengan total equity
(Zuhroh, 1999).
Financial Leverage diproksikan dengan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
51 - Volume 2, No.2, Mei 2013
Debt to Equity Ratio (DER) yang diperoleh
melalui total utang dibagi dengan total ekuitas.
Financial Leverage = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ……. (4)
Metode Analisis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan logistic
regression (regresi logistik), karena variabel
dependen merupakan variabel dummy dengan
skala nominal, sedangkan variabel independen
diukur dengan skala rasio (Cooper dan Emory,
1995: 233-235).
Model regresi logit yang akan digunakan
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
IS = β0 + β1 (ROA) + β2 (OPM)+β3(LEV) + ε
Keterangan:
IS = Index Smoothing (perataan laba)
0 = untuk perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba
1 = untuk perusahaan yang melakukan
perataan laba
ROA = Return On Asset
OPM = Operating Profit Margin
LEV = Financial Leverage
Ε = Error Term (Variabel lain yang
mempengaruhi perataan laba)
β(1,2,3) = Koefisien regresi
Sebelum data diolah lebih lanjut, harus
dilakukan diuji kelayakan model regresi
dengan menggunakan uji Hosmer and
Lemeshow goodness and fit test dan pengujian -
2 log likehood.
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0,
hasil analisis regresi logistik untuk 18
perusahaan Blue Chips di Bursa Efek Indonesia
sebagai berikut:
IS = -2,268 – 3,70ROA + 2,21OPM + 0,44LEV
a. Pengaruh profitabilitas (ROA), operating
profit margin (OPM), dan financial leverage
(LEV) secara bersama-sama terhadap
perataan laba (IS), ditunjukkan oleh nilai
koefisien regresi logit yang tidak sama
dengan nol (β ≠ 0). Sehingga dapat
dinyatakan bahwa profitabilitas, operating
profit margin, dan financial leverage secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
perataan laba.
b. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
perataan laba, yang ditandai oleh koefisien
regresi logit yaitu sebesar -3,70 (β1 < 0).
Pengaruh negatif tersebut bermakna bahwa
semakin besar profitabilitas, maka semakin
rendah tingkat perataan laba yang dilakukan
oleh manajer perusahaan Blue Chips.
Sebaliknya, semakin kecil profitabilitas,
maka semakin tinggi tingkat perataan laba
yang dilakukan oleh manajer perusahaan
Blue Chips.
c. Operating profit margin berpengaruh positif
terhadap perataan laba, yang ditandai oleh
nilai koefisien regresi logit sebesar 2,21 (β2
> 0). Pengaruh positif tersebut bermakna
bahwa semakin besar jumlah operating
profit margin, maka semakin tinggi tingkat
perataan laba yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan Blue Chips.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 52
Sebaliknya, semakin kecil jumlah operating
profit margin, maka semakin rendah tingkat
perataan laba yang dilakukan perusahaan
Blue Chips.
d. Financial leverage berpengaruh positif
terhadap perataan laba, yang ditandai oleh
nilai koefisien regresi logit sebesar 0,44 (β3
> 0). Pengaruh positif bermakna bahwa
semakin besar jumlah financial leverage,
maka semakin tinggi tingkat perataan laba
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
Blue Chips. Sebaliknya, semakin kecil
jumlah financial leverage, maka semakin
rendah tingkat perataan laba yang dilakukan
perusahaan Blue Chips
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
menggunakan SPSS mengenai pengaruh
profitabilitas, operating profit margin dan
financial leverage terhadap perataan laba, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Profitabilitas, operating profit margin dan
financial leverage secara bersama-sama
berpengaruh terhadap perataan laba.
Besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen adalah 4,2%
yang ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke’s R
Square = 0,042 (4,2 %) yang berarti
perataan laba dipengaruhi oleh profitabilitas,
operating profit margin, dan financial
leverage sebesar 4,2%, sementara 95,8%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian.
2. Profitabilitas secara parsial berpengaruh
negatif terhadap perataan laba. Pengaruh
negatif tersebut bermakna bahwa semakin
besar profitabilitas, maka semakin rendah
tingkat perataan laba yang dilakukan oleh
manajer perusahaan Blue Chips. Sebaliknya,
semakin kecil profitabilitas, maka semakin
tinggi tingkat perataan laba yang dilakukan
oleh manajer perusahaan Blue Chips.
3. Operating profit margin berpengaruh positif
terhadap perataan laba. Pengaruh positif
tersebut bermakna bahwa semakin besar
jumlah operating profit margin, maka
semakin tinggi tingkat perataan laba yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan Blue
Chips. Sebaliknya, semakin kecil jumlah
operating profit margin, maka semakin
rendah tingkat perataan laba yang dilakukan
perusahaan Blue Chips. Dengan kata lain,
semakin tinggi tingkat operating profit
margin, maka semakin besar peluang
manajer perusahaan Blue Chips melakukan
perataan laba, dan sebaliknya, semakin
rendah tingkat operating profit margin,
maka semakin kecil peluang manajer
perusahaan Blue Chips melakukan perataan
laba.
4. Financial leverage berpengaruh positif
terhadap perataan laba. Pengaruh positif
bermakna bahwa semakin besar jumlah
financial leverage, maka semakin tinggi
tingkat perataan laba yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan Blue Chips.
Sebaliknya, semakin kecil jumlah financial
leverage, maka semakin rendah tingkat
perataan laba yang dilakukan perusahaan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
53 - Volume 2, No.2, Mei 2013
Blue Chips. Dengan kata lain, semakin
tinggi tingkat financial leverage, maka
semakin besar peluang manajer perusahaan
Blue Chips melakukan perataan laba, dan
sebaliknya, semakin rendah tingkat financial
leverage, maka semakin kecil peluang
manajer perusahaan Blue Chips melakukan
perataan laba.
Saran
Saran Operasional
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Disarankan pada investor, calon investor,
kredior, auditor, analis keuangan,
pemerintah dan para pengguna laporan
keuangan lainnya agar berhati-hati (cermat)
dalam memahami atau menilai laba yang
dilaporkan oleh manajer perusahaan, karena
bisa saja laba yang dilaporkan tersebut
merupakan laba hasil tindakan perataan laba
yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
profitabilitas, operating profit margin, dan
financial leverage dapat dijadikan warning
terhadap perataan laba yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan. Salah satu cara
untuk mendeteksi tingkat perataan laba
tersebut dapat dilakukan dengan Indeks
Eckel.
2. Disarankan kepada Bapepam (Badan
Pengawas Pasar Modal) dan/atau IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) agar mengeluarkan
aturan-aturan atau standar tentang
pelaksanaan perataan laba, yaitu dalam hal
bagaimana perataan laba laba tersebut boleh
dilakukan dan dalam hal bagaimana pula
perataan laba tersebut tidak boleh dilakukan.
Selain itu, dijelaskan pula mengenai besar
tingkat perataan laba yang boleh dilakukan
dan seberapa besar pula tingkat perataan
laba yang tidak boleh dilakukan oleh suatu
perusahaan. Untuk itu, Bapepam atau IAI
perlu mengeluarkan suatu metode yang tepat
untuk mendeteksi perataan laba.
Saran Pengembangan Ilmu
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka disarankan untuk peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
1. Mengingat belum banyaknya penelitian
yang menguji tentang pengaruh operating
profit margin terhadap perataan laba di
Indonesia, disarankan agar penelitian
selanjutnya dapat menguji kembali hal
tersebut dengan menambahkan sektor
industri yang diteliti, tahun penelitian
maupun dengan menggunakan metode
analisis lain yang berbeda, sehingga hasil
yang diperoleh konsisten.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
masih banyak variabel-variabel lain yang
belum dimasukkan dalam model penelitian
ini yang dapat berpengaruh terhadap
perataan laba pada perusahaan Blue Chips di
Bursa Efek Indonesia. Sehubungan dengan
itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk menguji dan menganalisis pengaruh
variabel-variabel lain, seperti dividend
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 54
payout ratio, ukuran perusahaan, return on
equity (ROE), harga saham, umur
perusahaan, rencana bonus, struktur
kepemilikan terhadap perataan laba, baik
secara bersama-sama maupun secara parsial.
3. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya
melakukan penelitian dalam rentang waktu
yang lebih lama dari penelitian ini dan
memperbanyak perusahaan yang dijadikan
sebagai objek penelitian. Dengan variabel
yang sama, penelitian selanjutnya juga dapat
dilakukan pada perusahaan lain selain
perusahaan Blue Chips seperti perusahaan
keuangan, perusahaan perdagangan,
perusahaan jasa dan investasi, dan
sebagainya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arens, A. A., Randal J. Elder, & Mark S. Beasley,
2005. Auditing and Assurance Services: An
Integrated Approach. New Jersey: Prentice
Hall International.
Ashari, et al., 1994. Factors Affecting Income
Smoothing Among Listed Companies in
Singapore. Accounting and Business
Research. Vol. 24, No. 96. Hal: 291-301.
Azhari, F., 2010. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perataan Laba pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2004-2008. Skripsi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Guna Darma.
Belkaoui, A. R., 2006. Accounting Theory. Jakarta:
Salemba Empat.
Bringham, E. F., Joel F Houston, 2001.
Fundamentals of Financial Management.
USA: Hourcourt Collage.
Budiasih, I., 2008. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perataan Laba. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis. Vol. 4, No. 1. Hal: 1-
14.
Cooper, D. R. & Emory, C. W., 1995. Business
Research Methods. New York: Irwin.
Corolina & Juniarti, 2005. Analisa Faktor-faktor
yang Berpengaruh terhadap Perataan Laba
(Income Smoothing) pada Perusahaan-
perusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan. Vol. 7, No. 2. Hal: 148-161.
Darmadji, Tjiptono, dan Hendy, MF., 2006. Pasar
Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Eckel, N., 1981. The Income Smoothing Hyphothesis
Revisited. Abacus. Vol. 17, No. 1. Hal: 28-
40.
Gujarati, D., 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta:
Erlangga.
Kumaladewi, P. R., 2010. Pengaruh Perubahan
Return On Assets, Perubahan Operating
Profit Margin dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kemungkinan Praktik Perataan
Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-
Journal. Vol. 1, No. 2. Hal: 42.
Lestari, Maharani Ikadan Toto Sugiharto. 2007.
Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non
Devisa dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Proceeding PESAT
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek&Sipil.
Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas
Gunadarma.
Machfoedz, M., 1994. Financial Ratio Characteristic
Analysis and The Prediction of Earnings
Changes in Indonesia. Jurnal Kelola. No. 7.
Hal: 114-133.
Moses, O. D., 1987. Income Smoothing and
Incentive: Empirical Test Using
Accounting Changes. Accounting Review.
Vol. 62. No. 2. Hal: 358-377.
Nasser, E. M. dan Herlina, 2003. Pengaruh Size,
Profitabilitas dan Leverage Terhadap
Perataan Laba pada Perusahaan Go Public.
Jurnal Ekonomi. Vol. 7, No. 3. Hal: 291-
305.
Riyanto, B., 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta: BPFE UGM.
Sartono, A., 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan
Aplikasi). Yogyakarta: BPFE.
Sekaran, U., 2006. Research Method for Business:
Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.
Terjemahan Kwan Men Yon. Jakarta:
Salemba Empat.
Slamet, A., 2003. Analisa laporan Keuangan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sugiarto, S., 2003. Perataan Laba Dalam
Mengantisipasi Laba Masa Depan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Yogyakarta.
Tjan, J. S., 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Peraktik Perataan Laba (Income Smoothing).
Publikasi Ilmiah. Malang: Universitas
Brawijaya.
Weston, J. F. & Thomas E. Copeland, 1997.
Manajemen Keuangan. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
55 - Volume 2, No.2, Mei 2013
Zuhroh, D., 1999. Faktor-faktor yang Berpengaruh
pada Tindakan Perataan Laba pada
Perusahaan Go Public di Indonesia.Tesis.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.