107
Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), dan Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM) Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia (Periode 2010-2014) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Uswatun Hasanah NIM : 1112081000162 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015

Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39737...Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva

Embed Size (px)

Citation preview

Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), dan

Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM)

Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

(Periode 2010-2014)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Uswatun Hasanah

NIM : 1112081000162

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2015

i

PENGARUH PROPORSI DANA PIHAK KETIGA (PDPK), PENYISIHAN

PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP), BIAYA OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), NET INTEREST MARGIN

(NIM), DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PROFIT DISTRIBUTION

MANAGEMENT (PDM) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Skripsi :

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Uswatun Hasanah

(NIM : 1112081000162)

Di Bawah Bimbingan :

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1437 H/2015 M

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 9 September 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas

mahasiswa :

1. Nama : Uswatun Hasanah

2. NIM : 1112081000162

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest

Margin (NIM), dan Tingkat Inflasi Terhadap Profit

Distribution Management (PDM) Pada Bank Umum

Syariah di Indonesia Periode Juni 2010-2014.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 26 November 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Uswatun Hasanah

2. NIM : 1112081000162

3. Jurusan : Manajemen/MIPS

4. Judul Skripsi : Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest

Margin (NIM), dan Tingkat Inflasi Terhadap Profit

Distribution Management (PDM) Pada Bank Umum

Syariah di Indonesia Periode Juni 2010-2014.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 26 November 2015

1. Dr. Desmadi Saharuddin, M.A

NIP. 19720711 20050 1 107

2. Ir. Ela Patriana, M.M

NIP. 19690528 200801 2 010

3. Dr. Ade Sofian Mulazid, S.Ag, M.H

NIP. 19750101 200501 1 008

4. Adhitya Ginanjar, SE., M.Si

NIP. 19740810 201101 1 001

5. Murdiyah Hayati, S.Kom, M.M

NIP. 19741003 200312 2 001

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang Bertanda Tangan di bawah ini:

Nama : Uswatun Hasanah

No. Induk Mahasiswa : 1112081000162

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen/MIPS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Uswatun Hasanah

Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 15 September 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Raya Mauk Kp.Kbn.Cau Ds.Kosambi RT

010/003 Kec.Sukadiri Tangerang Banten

No. Telepon : 087771192978

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1999 – 2005 : SD Negeri Kosambi II

2005 – 2008 : Pondok Pesantren Daar El-Qolam

2008 – 2011 : Pondok Pesantren Daar El-Qolam

2011 – 2013 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah

CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia

2012 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Divisi Ibadah Daar El-Qolam periode 2009/2010

2. Pengurus Computer Club Daar El-Qolam periode 2009/2010

3. Penanggung Jawab kegiatan dalam penyelenggaraan Islamic Olimpiade Daar

El-Qolam tahun 2010

Pengalaman Kerja

Magang Selama 2 minggu pada Bank BNI Syariah Kantor Cabang Tangerang

Tahun 2014

vi

ABSTRACT

This research examined the analysis of the effect of Proportion of Third-

Party Funds (PDPK), Elimination of Productive Asset Deletion (PPAP),

Operating Expenses Operating Income (BOPO), Net Interest Margin (NIM) and

Rate of Inflation on the Profit Distribution Management (PDM).

This method research is a quantitative research and the type of case study

research. Source of data used in the form of secondary data and data obtained

from Bank Indonesia (BI), Financial Services Authority (OJK) and the quarterly

financial statements of Islamic Banks which consists of 11 Islamic Banks (BUS)

from 2010 to 2014. Data were used from those statements is data profit

distribution, the balance sheet data and financial ratios. Sampling method used in

this research is purposive sampling.This research used Multiple Linier Regression

Analysis that using SPSS computer program version 21.0.

The result in this research showed that Proportion of Third-Party Funds

(PDPK), Elimination of Productive Asset Deletion (PPAP), Operating Expenses

Operating Income (BOPO), Net Interest Margin (NIM) and Rate of Inflation

simultaneously affect the Profit Distribution Management (PDM). The result also

showed that the partial Operating Expenses Operating Income (BOPO) and Net

Interest Margin (NIM) negatively affect the Profit Distribution Management

(PDM). Proportion of Third-Party Funds (PDPK), Elimination of Productive

Asset Deletion (PPAP) and Rate of Inflation does not affect the Profit Distribution

Management (PDM).

Keywords : BOPO, NIM and PDM.

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Proporsi Dana Pihak

Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan

Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM) .

Metode penelitian ini bersifat penelitian kuantitatif dan jenis penelitiannya

studi kasus. Sumber data yang digunakan berupa data sekunder dan diperoleh dari

Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan laporan keuangan

triwulan dari Bank Umum Syariah (BUS) yang terdiri dari 11 Bank Umum

Syariah (BUS) dari tahun 2010 hingga 2014. Data yang digunakan dari laporan

keuangan tersebut adalah data distribusi bagi hasil, neraca dan data rasio

keuangan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda

dengan menggunakan program komputer SPSS versi 21.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proporsi Dana Pihak Ketiga

(PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Tingkat Inflasi

secara simultan berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM).

Sedangkan secara parsial Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan

Net Interest Margin (NIM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profit

Distribution Management (PDM). Sedangkan Proporsi Dana Pihak Ketiga

(PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Tingkat Inflasi

tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM).

Kata kunci : BOPO, NIM dan PDM

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada

hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK),

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), dan Tingkat

Inflasi Terhadap Profit Distribution Management (PDM) Pada Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2010-2014 ”. Semoga skripsi ini

memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta

pengetahuan bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas

kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini

banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun

materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak H. Ali Hasan dan Ibu Mu‟minah yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih

sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian

ix

adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan

skripsi ini.

2. Adikku tersayang Hafidz mu‟min, Wilda mahira dan Farhan ali adzka

yang selalu memberikan motivasi serta doa yang tulus selama ini.

3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr.

Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan

Mulazid, MH selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin,

Lc., MA selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, MH selaku dosen pembimbing I,

yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta

motivasinya yang begitu besar pada penulis.

5. Bapak Aditya Ginanjar SE, M.Si selaku Pembimbing Akademik sekaligus

dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk

membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya

yang begitu besar pada penulis.

6. Ibu Titi Dewi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan

Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

7. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM yang telah banyak membantu dan

memberikan jalan bagi kami MIPS.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan

ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja

kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus

kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred,

Pak Ali, Bu Halimah, Pak Rahmat, Pak Bonik dan Pak Sofyan.

10. Sahabat Seperjuangan Semasa kuliah Nurma, Dyah, Ana loly, Silfy,

Sheira, Dwi, Hilda, Sarah, Seli, Tiara, Nura dan Leli yang telah

menghabiskan waktu bersama saya dalam suka dan duka, membantu

x

menyelesaikan skripsi maupun perkuliahan, mengingatkan saya ketika

melakukan kesalahan, menemani saya disaat saya membutuhkan mereka.

Terima kasih atas apa yang kalian lakukan selama ini. Semoga Allah

selalu melindungi kalian dan membalas kebaikan-kebaikan kalian. Sukses

buat kita semua.

11. Sahabat terbaikku yang selalu memotivasi mendukung dan mendoakan

yaitu Fauziah Annuriyah, Leliana Purnama, Annisa Amtari, Ayu Agustin,

Euis Fauziah, Ria Fitriyana, Suryati, Nasruddin dan Didi Mursidi.

12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah

angkatan 2012 sebagai angkatan pertama. Terimakasih atas rasa

kekeluargaan yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada dalam

suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan.

Maaf jika tidak dapat disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa

cinta dan bangga penulis kepada kalian semua.

13. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2011, terimakasih atas

dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan

langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian

telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih

banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian

ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik

dunia perbankan syariah, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri

sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 12 November 2015

Penulis

(Uswatun Hasanah)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v

ABSTRACT ....................................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 12

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 13

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 15

A. Teori Stakeholder .................................................................................................. 15

B. Tinjauan Umum Mengenai Bank Syariah ............................................................. 16

C. Mekanisme Penyaluran Dana Bank Syariah ......................................................... 18

D. Mekanisme Penghimpunan Dana Bank Syariah ................................................... 21

E. Profit Distribution Management (PDM) ............................................................... 22

F. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) .................................................................... 24

G. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) .............................................. 25

H. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ........................................... 26

I. Net Interest Margin (NIM) .................................................................................... 27

J. Tingkat Inflasi ....................................................................................................... 29

K. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 31

L. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 37

xii

M. Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 42

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 42

B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 43

1. Populasi ............................................................................................................. 43

2. Sampel............................................................................................................... 43

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 45

1. Data Sekunder ................................................................................................... 45

2. Studi Kepustakaan (Library Research) ............................................................. 47

D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 47

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 47

2. Uji Statistik ....................................................................................................... 52

3. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................................... 55

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 56

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 60

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 60

1. Sejarah dan Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ........................... 60

B. Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 62

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 62

2. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 72

3. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................................... 75

C. Interpretasi ............................................................................................................ 77

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 80

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 80

B. Saran ..................................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 82

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 84

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2014 ......................... 3

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 31

Tabel 3. 1 Daftar Bank yang Memenuhi Kriteria ................................................. 44

Tabel 3. 2 Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson .............. 50

Tabel 4. 1 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF ................................. 65

Tabel 4. 2 Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Spearman’s rho .................... 67

Tabel 4. 3 Uj Durbin-Watson ................................................................................ 68

Tabel 4. 4 Hasil Pengobatan Uji Durbin-Watson.................................................. 71

Tabel 4. 5 Uji F ..................................................................................................... 72

Tabel 4. 6 Uji t ...................................................................................................... 73

Tabel 4. 7 Uji Adjusted R Square .......................................................................... 75

Tabel 4. 8 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 76

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil Perbankan Syariah Tahun 2010-

2014 ......................................................................................................................... 5

Gambar 1. 2 Perkembangan BOPO Perbankan Syariah Tahun 2010-2014 ............ 7

Gambar 1. 3 Perkembangan Inflasi Tahun 2010-2014 ........................................... 9

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 38

Gambar 4. 1 Histogram ......................................................................................... 63

Gambar 4. 2 Grafik P-Plot .................................................................................... 64

Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot ............................................................................. 66

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah mengeluarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah yang diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang

dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang

tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk

membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversikan diri secara total

menjadi bank syariah. UU tersebut menjadi tonggak awal beroperasinya bank

syariah di Indonesia. Dari situlah masyarakat mulai mengenal dengan apa

yang disebut dengan Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank

Muamalat Indonesia (BMI). Bank muamalat Indonesia (BMI) ini merupakan

pelopor berdirinya perbankan yang berlandaskan sistem syariah di Indonesia.

Kini bank syariah yang tadinya diragukan oleh masyarakat, namun pada

sistem operasionalnya telah menunjukkan kemajuan, sehingga perbankan

dengan prinsip syariah ini menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan

bagi nasabah yang akan mengajukan pembiayaan, baik pembiayaan jual beli

maupun sewa menyewa.

Dengan keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat muslim, masyarakat

telah mengetahui bahwa perbankan konvensional itu mengandung bunga bank

atau bisa kita sebut juga sebagai unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.

Maka dari itu diadakanlah Perbankan Syariah yang tidak mengandung unsur

2

riba, yang tidak dilarang oleh agama islam karena menggunakan prinsip bagi

hasil atau margin yang sesuai dengan kesepakatan di awal .

Bank Syariah sekarang menjadi lembaga keuangan yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk membantu dalam hal permodalan.

Penduduk Indonesia sebagian besar merupakan golongan ekonomi menengah

ke bawah, maka dari itu lembaga keuangan yang bisa menyentuh lapisan

inilah yang perlu dikembangkan agar kualitas kehidupan masyarakat

mengalami perkembangan. Pada dasarnya, bank syariah merupakan

pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan.

Perbankan syariah saat ini menjadi sektor yang meningkat dengan baik

hal ini ditunjukkan dengan peningkatan yang cukup signifikan yang dilihat

pada tahun 2008 terdapat 5 Bank Umum Syariah, 27 Unit Usaha Syariah dan

131 BPRS. Pada tahun 2009 terdapat 6 Bank Umum Syariah, 25 Unit Usaha

Syariah dan 138 BPRS. Pada tahun 2010 terdapat 11 Bank Umum Syariah, 23

Unit Usaha Syariah dan 150 BPRS. Pada tahun 2011 terdapat 11 Bank Umum

Syariah, 24 Unit Usaha Syariah dan 155 BPRS. Pada tahun 2012 terdapat 11

Bank Umum Syariah, 24 Unit Usaha Syariah dan 158 BPRS. Pada tahun 2013

terdapat 11 Bank Umum Syariah, 23 Unit Usaha Syariah dan 163 BPRS dan

pada tahun 2014 terdapat 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah dan

163 BPRS dengan total jaringan kantor mencapai 2.910 kantor yang tersebar

di hampir seluruh penjuru nusantara, meskipun terdapat pengurangan terhadap

unit usaha syariah, akan tetapi terdapat pula pertumbuhan BPRS. Berikut ini

data perkembangan jumlah maupun kantor cabang syariah di Indonesia.

3

Tabel 1. 1 Jumlah Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2014

Jaringan Kantor Perbankan

Syariah

Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Umum Syariah

Jumlah Bank 5 6 11 11 11 11 12

Jumlah Kantor 581 711 1215 1401 1745 1998 2151

Unit Usaha Syariah

Jumlah Bank umum

Konvensional yang

memiliki UUS 27 25 23 24 24 23 22

Jumlah Kantor 241 287 262 336 517 590 425

Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah

Jumlah Bank 131 138 150 155 158 163 163

Jumlah Kantor 202 225 286 364 401 402 439 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Des 2014

Berdasarkan data di atas jumlah kantor Bank Umum Syariah dari tahun

2008 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan yang cukup tinggi, begitu juga

dengan unit kantor untuk Unit Usaha Syariah. Fenomena ini mengindikasikan

bahwa Unit Usaha Syariah dan Bank Umum Syariah saling berlomba-lomba

untuk melakukan persaingan ke masyarakat.

Langkah utama dan yang paling strategis yang dapat ditempuh oleh bank

syariah di Indonesia dalam rangka memenangkan persaingan, salah satunya

adalah dengan cara meningkatkan kinerja keuangan. Peningkatan kinerja

keuangan membawa dampak yang sangat luar biasa dalam usaha bank

menjaga kepercayaan nasabahnya agar tetap setia menggunakan jasanya.

Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam

meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan bank syariah dalam

4

melakukan pengelolaan dana, yaitu kemampuan bank syariah dalam

memberikan bagi hasil yang optimal kepada nasabah.

Bagi hasil merupakan suatu bentuk skema pembiayaan alternatif, yang

memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan bunga. Sesuai

dengan namanya, skema ini berupa pembagian atas hasil usaha yang dibiayai

dengan kredit/pembiayaan. Skema bagi hasil dapat diaplikasikan baik pada

pembiayaan langsung maupun pada pembiayaan melalui bank syariah (dalam

bentuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah). Dalam berkontrak bagi

hasil, perlu didesain suatu skema bagi hasil yang optimal, yakni yang secara

efisien dapat mendorong entrepreneur (debitur) untuk melakukan upaya

terbaiknya (Tarsidin, 2010).

Sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang diterima

nasabah mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Penyaluran dana

nasabah yang terkumpul akan ditempatkan oleh bank syariah ke sektor-sektor

usaha produktif (pembiayaan) yang menghasilkan profit (Bank Indonesia).

Dalam praktiknya sistem bagi hasil dapat dikategorikan menjadi dua

sistem yaitu profit sharing (bagi laba) dan revenue sharing (bagi pendapatan).

Aplikasi perbankan syariah pada umumnya, bank dapat menggunakan sistem

profit sharing maupun revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-

masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada. Perbankan

syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya menggunakan perhitungan

bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil

kepada para nasabah.

5

Kewajiban bank dalam membagi keuntungan yang didapat dengan

memanfaatkan dana nasabah melalui pembiayaan disebut bagi hasil. Bagi

hasil adalah pembagian keuntungan bank syariah kepada nasabah berdasarkan

nisbah yang disepakati setiap bulannya (Bank Indonesia).

Gambar 1. 1 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil Perbankan Syariah Tahun 2010-2014

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah di Olah

Dari Gambar di atas terlihat bahwa tingkat bagi hasil mengalami kenaikan

setiap tahunnya karena perbankan syariah semakin berkembang dan nasabah

pun mulai percaya melakukan investasi dan pembiayaan di bank syariah.

Bagi hasil diatur berdasarkan produk yang menjadi pilihan nasabah

terhadap bank, serta persetujuan nisbahnya. Laba didistribusikan antara

nasabah dan bank berdasarkan rasio yang telah ditentukan sebelumnya (Iqbal

dan Mirakhor, 2007). Pihak manajemen bank syariah harus benar-benar

memperhatikan tingkat bagi hasil melalui pengelolaan Profit Distribution

Management (PDM). Dari pengertian bagi hasil diatas maka Profit

Distribution Management (PDM) dapat diartikan sebagai aktivitas yang

6

dilakukan oleh manajer dalam mengelola pendistribusian laba untuk

memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada deposannya (gagat dan

Mulyo, 2012). Profit Distribution Management (PDM) dipengaruhi baik dari

lingkungan makro ekonomi maupun internal perbankan syariah itu sendiri.

Faktor internal yang dapat mempengaruhi Profit Distribution

Management (PDM) adalah Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), yang

dimaksud dengan PDPK adalah proporsi atas dana yang diperoleh oleh bank

syariah dalam dana yang dihimpun oleh bank tersebut, dimana dana tersebut

merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal dari nasabah selain

pemodal maupun peminjam. Jadi dapat disimpulkan, PDPK merupakan

gambaran seberapa besar ketergantungan bank terhadap DPK dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya.

Faktor internal lainnya yang dapat mempengaruhi Profit Distribution

Management (PDM) adalah Penyisihan Pengapusan Aktiva Produktif (PPAP),

yang dimaksud dengan PPAP adalah penyisihan dari aktiva produktif suatu

bank baik aktiva produktif yang masih out standing, kurang lancar, diragukan,

dan macet. Sedangkan aktiva produktif itu sendiri adalah penanaman dan

suatu bank baik valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat

berharga, penyertaan, maupun komitmen dan kontijensi.

Faktor internal lainnya yang dapat mempengaruhi Profit Distribution

Management (PDM) adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO), yang dimaksud dengan BOPO adalah rasio efesiensi yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

7

operasional terhadap pendapatan operasional. Mengingat kegiatan utama bank

pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan

menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan

operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya :

2003). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efesien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil. Tingkat BOPO yang menurun

menunjukkan semakin tinggi efesiensi operasional yang dicapai bank, hal ini

berarti semakin efesien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan (Siamat :

2002).

Gambar 1. 2 Perkembangan BOPO Perbankan Syariah Tahun 2010-2014

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah di Olah

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dapat di lihat masih

adanya fluktuasi. Perkembangan BOPO terus menurun namun cenderung

stabil dengan kisaran persentase sekitas 81% hingga 75%. Rasio BOPO

8

sempat meningkat hingga 80,54% pada 2010. BOPO dalam Perbankan syariah

terus mengalami penurun setiap tahunnya dikarenakan perbankan syariah

mulai menerapkan efisiensi yang efektif pada pengeluaran operasional

sehingga meningkatkan pula tingkat bagi hasil. BOPO sempat mencapai angka

terendah pada periode 2012 sebesar 74,97% terlihat karena pendapatan

operasional perbankan syariah dalam periode laporan menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan, namun sempat mengalami kenaikan

hingga sebesar 79,27% dikarenakan bank syariah banyak melakukan

pembiayaan untuk meningkatkan tingkat bagi hasil perbankan syariah, seperti

biaya anggaran promosi dan penambahan jumlah unit bank syariah.

Faktor internal lainnya yang dapat mempengaruhi Profit Distribution

Management (PDM) adalah Net Interest Margin (NIM), yang dimaksud

dengan NIM adalah sebuah rasio keuangan yang merupakan hasil dari

perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aset, yang juga

merupakan selisih antara bungan simpanan dan bunga pinjaman. Kegunaan

dari NIM antara lain adalah untuk menilai kemampuan manajemen sebuah

bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan

bunga bersih. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM

adalah 6%. Semakin tinggi rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan

bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga keuntungan semakin

meningkat.

Salah satu faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi Profit

Distribution Management (PDM) adalah inflasi, yang dimaksud dengan inflasi

9

adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa

selama kurun waktu tertentu. Nopirin (2008:33-34) mengatakan jika inflasi

mengakibatkan biaya marginal lebih tinggi daripada pendapatan marginal,

maka perusahaan akan mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila pendapatan

marginal akibat inflasi lebih tinggi daripada biaya marginal, maka perusahaan

akan memperoleh peningkatan keuntungan.

Gambar 1. 3 Perkembangan Inflasi Tahun 2010-2014

Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah di Olah

Tingkat Inflasi dapat di lihat masih adanya fluktuasi. Inflasi sempat

mencapai angka terendah pada periode 2011 sebesar 3,79%. Namun pada

tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 8,38%. Inflasi di Indonesia

diperkirakan akan stabil seiring dengan turunnya harga bahan pangan mentah

yang akan menjaga inflasi tetap rendah selama beberapa bulan ke depan.

Sundarajan (2005) menyatakan bahwa bank syariah melakukan Profit

Distribution Management (PDM) berdasarkan hubungan yang kuat antara

suku bunga pasar dan distribusi bagi hasil nasabahya dalam sampel

10

penelitiannya. Hal tersebut diperkuat dengan ditemukannya hubungan tidak

signifikan antara asset returns dan distribusi bagi nasabahnya. Beberapa

penelitian memang menemukan bahwa suku bunga berpengaruh positif

terhadap bagi hasil.

Di Indonesia, manajer bank syariah melakukan Profit Distribution

Management (PDM) yang mengacu pada suku bunga bank konvensional. Hal

ini terkait erat dengan tipe nasabah di Indonesia. Di Indonesia, penelitian yang

dilakukan oleh Khairunnisa (2002) menemukan bahwa nasabah mengincar

profit maximization. Survey dari Karim (2003) juga menyebutkan bahwa 70%

nasabah perbankan syariah adalah nasabah yang berada pada floating segment,

yang sensitif pada tingkat keuntungan. Muhlis (2011) dalam disertasinya

memiliki kesimpulan utama bahwa perilaku menabung di bank syariah paling

dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (Profit Distribution ).

Hasil penelitian tersebut memberi implikasi kepada kita bahwa sangatlah

penting bagi bank syariah untuk menjaga kualitas tingkat bagi hasil. Nasabah

akan selalu memperhatikan dan memperhitungkan tingkat bagi hasil yang

diperoleh dalam investasi pada bank syariah. Logikanya jika tingkat bagi hasil

terlalu rendah dari pada bank lain terutama dibanding dengan suku bunga bank

konvensional, maka tingkat kepuasan deposan akan menurun dan

kemungkinan besar nasabah akan memindahkan dananya pada bank lain

(displacement fund). Secara tidak langsung bank syariah dituntut untuk

melakukan Profit Distribution Management (PDM) yang mengacu pada suku

bunga.

11

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sayd Farook , M. Kabir Hassan dan

Gregory Clinch (2012) meneliti tentang Profit Distribution Management

(PDM) yang mengacu pada suku bunga di beberapa negara. Farook dkk

(2012) menggunakan Profit Distribution Management (PDM) sebagai variabel

dependen, kemudian faktor eksternal dan internal bank sebagai variabel

independen. Sayd Farook, M. Kabir Hassan dan Gregory Clinch (2012)

menemukan bahwa bank syariah di beberapa negara (sampel penelitian)

khususnya di Indonesia, memiliki rata-rata profit distribution management

(PDM) yang tinggi, tetapi sampel bank syariah yang diambil dari Indonesia

hanya ada dua, yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk menguji

faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management (PDM)

perbankan syariah periode 2010-2014 di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), dan tingkat inflasi sebagai

variabel independen. Maka dari itu penulis menyusun skripsi dengan judul “

PENGARUH PROPORSI DANA PIHAK KETIGA (PDPK),

PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP),

BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),

NET INTEREST MARGIN (NIM), DAN TINGKAT INFLASI

TERHADAP PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (PDM) PADA

BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2014”.

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) terhadap Profit

Distribution Management (PDM) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profit

Distribution Management (PDM) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution

Management (PDM) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia?

6. Bagaimana pengaruh secara simultan Proporsi Dana Pihak Ketiga

(PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM)

dan Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia?

13

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)

terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profit

Distribution Management (PDM) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia.

5. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution

Management (PDM) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.

6. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan Proporsi Dana Pihak Ketiga

(PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM)

dan Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia.

14

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Akademisi

Dijadikan referensi lebih lanjut tentang perbankan syariah khususnya

tentang Profit Distribution Management (PDM) pada Bank Umum Syariah

di Indonesia.

2. Bagi Perbankan Syariah

Menjadi tolak ukur bagi manajemen bank umum syariah dalam

meningkatkan kinerja dan menjaga kualitas tingkat bagi hasil lebih baik.

3. Bagi Investor

Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Profit

Distribution Management (PDM) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Stakeholder

Stakeholder dibagi menjadi dua yaitu stakeholder primer dan sekunder

(Clarkson dalam Prasetya, 2011). Stakeholder primer adalah individu atau

kelompok yang tanpa keberadaannya perusahaan tidak mampu survive untuk

going concern. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai individu atau

kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, namun mereka

tidak berhubungan dengan transaksi dengan perusahaan dan tidak esensial

kelangsungannya.

Dalam kaitannya dengan bank, terutama bank syariah yang berada dalam

lingkungan dual banking system, nasabah simpanan (DPK) dan bank-bank

pesaing menjadi stakeholder primer dan sekunder yang keberadaannya sangat

berpengaruh bagi jalannya kegiatan operasional bank. Bagi bank, nasabah

adalah keberadaan yang sangat penting, karena salah satu fungsi bank untuk

menjalankan kegiatannya membutuhkan dana dari nasabah dalam bentuk

tabungan, deposito dan giro untuk tetap bertahan. Hal tersebut berdampak bagi

setiap bank (bank konvensional ataupun bank syariah) untuk bersaing dalam

memperoleh pangsa pasar DPK, dimana untuk menarik nasabah, bank

konvensional menggunakan suku bunga dan bank syariah dengan sistem bagi

hasil.

16

Tipe nasabah bank syariah di Indonesia sebesar 70% termasuk dalam

kelompok floating segment (Karim : 2007). Floating segment merupakan

segmen yang sensitif terhadap harga dan hukum islam. Menurut Mulyo

(2012), dalam segmen ini ada kemungkinan nasabah akan memidahkan

dananya pada bank lain (displacement fund) karena perbedaan return antara

bank konvensional dan bank syariah. Jika bank konvensional yang mengacu

pada suku bunga (BI rate) memiliki tingkat return yang lebih tinggi, maka

bank syariah terpaksa (forced) melakukan Profit Distribution Management

(PDM) yang mengacu pada suku bunga (BI rate), sehingga tingkat return bagi

hasil bank syariah tidak kalah bersaing. Oleh karena itu, PDM menjadi salah

satu langkah yang digunakan bank syariah dalam memanage stakeholdernya

dan bersaing dengan bank lain dalam hal tingkat bagi hasil.

B. Tinjauan Umum Mengenai Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU

No.21 tahun 2008 tentang perbankan yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan kantor cabang bank asing yang

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Wiyono, 2005:44).

Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Bank Syariah adalah lembaga

keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

berdasarkan pada Al-Quran dan Hadist.

17

Kaidah Fiqih :

Artinya : “ Pada dasarnya, segala bentuk muamalat boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya “.

Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah menurut Pasal 1 angka 13 Undang-undang No.10 Tahun 1998 adalah

aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya

yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)

c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.

Islam memberikan solusi dengan mengenalkan sistem profit and loss

sharing pada kegiatan investasi, markup/margin pada transaksi jual beli serta

fee pada kegiatan jasa sebagai intensif. Dengan dilarangnya penggunaan

bunga dalam transaksi keuangan, bank-bank syariah diharapkan untuk

menjalankan hanya berdasarkan pola profit and loss sharing atau model-

model permodalan lainnya yang dapat diterima. Menurut Bank Indonesia,

18

karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip

bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling

menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan

dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai

kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan.

C. Mekanisme Penyaluran Dana Bank Syariah

Penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan menggunakan beberapa

jenis skema, yaitu skema jual beli, skema investasi dan sewa.

1. Skema Jual Beli (Al-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual

beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan

atau mengangkat nasabah sebagai agen bank untuk melakukan pembelian

barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada

nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

Dalam skema ini terdiri atas tiga, yaitu murabahah, salam dan istishna :

a. Murabahah

Jual beli dengan skema murabahah adalah jual beli dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh

penjual dan pembeli. Skema ini dapat digunakan oleh bank untuk

nasabah yang hendak memiliki suatu barang, sedangkan nasabah yang

bersangkutan tidak memiliki uang pada saat pembelian. Pada

19

pembiayaan dengan skema murabahah, bank adalah penjual, sedang

nasabah yang memerlukan barang adalah pembeli (Yaya dkk.,

2009:179).

b. Salam

Jual beli dengan skema salam adalah jual beli yang pelunasannya

dilakukan terlebih dahulu oleh pembeli sebelum barang pesanan

diterima. Skema ini dapat digunakan oleh bank untuk nasabah yang

memiliki cukup dana, sedangkan yang bersangkutan kurang memiliki

daya tawar dengan penjual sekiranya pembelian barang dilakukan oleh

bank (Yaya dkk., 2009:231).

c. Istishna

Jual beli dengan skema istishna adalah jual beli yang didasarkan

atas penugasan oleh pembeli kepada penjual yang juga produsen untuk

menyediakan barang atau suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang

disyaraktan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati

(Karim, 2007:123).

2. Skema Investasi

Skema investasi dalam pembiayaan oleh bank syariah terdiri atas

investasi dengan skema mudharabah dan investasi dengan skema

musyarakah.

20

a. Mudharabah

Pada dasarnya, penyaluran dana dengan skema mudharabah sama

dengan penghimpunan dana. Dalam transaksi penghimpunan, bank

adalah mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah

penabung/deposan adalah shahibul maal (pemilik dana). Akan tetapi,

pada transaksi penyaluran dana dengan skema mudharabah, bank

bertindak sebagai shahibul maal, sedangkan nasabah yang menerima

pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana (Karim, 2007:204).

b. Musyarakah

Investasi dengan skema musyarakah adalah kerja sama investasi

para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka pada suatu

usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang

telah disepakati sebelumnya, sedangkan apabila terjadi kerugian

ditanggung semua pemilik modal berdasarkan porsi modal masing-

masing. Pada skema ini, hubungan antara bank dengan nasabah

pembiayaan adalah hubungan kemitraan sesama pemilik modal (Yaya

dkk., 2009:150).

3. Skema Sewa (Al-Ijarah)

Skema sewa terdiri atas dua skema, yaitu skema ijarah dan skema

ijarah muntahiya bittamlik.

a. Ijarah

Sewa dengan skema ijarah adalah transaksi sewa menyewa antara

pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

21

objek sewa yang disewakan. Dalam transaksi sewa dengan skema

ijarah, bank adalah pemilik objek sewa, sedangkan nasabah adalah

penyewa (Karim, 2007:137).

b. Muntahiya bittamlik

Sewa dengan skema ijarah muntahiya bittamlik adalah sewa–

menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan

imbalan atas objek sewa yang disediakannya dengan opsi perpindahan

hak milik pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa (Karim,

2007:149).

D. Mekanisme Penghimpunan Dana Bank Syariah

Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank syariah

dilakukan dengan menggunakan instrument tabungan, deposito dan giro yang

secara total biasa disebut dana pihak ketiga. Berdasarkan fatwa Dewan

Syariah Nasional (DSN), prinsip penghimpunan dana yang digunakan dalam

bank syariah ada dua, yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah.

a. Wadiah

Dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal : 19

Ayat 1 huruf a dinyatakan, yang dimaksud dengan akad Wadiah adalah

akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang

atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk

menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan baranga atau uang.

Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah Yad adh- Dhamanah (Guarantee

Depository) dan wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository). Wadiah

22

Yad adh-Dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan

kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari

hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan, maka seluruhnya

menjadi hak penerima titipan. Prinsip titipan wadiah yad al-amanah

adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut

sampai si penitip mengambil kembali titipannya.

b. Mudharabah

Istilah mudharabah berasal dari kata „dharaba‟ yang artinya

melakukan perjalanan yang umumnya untuk berniaga. Mudharabah adalah

perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha yang dalam hal ini pihak

pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas

pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan dana biasa disebut dengan

istilah shahibul maal, sedang pihak yang mengelola usaha biasa disebut

dengan istilah mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan

nisbah bagi hasil yang disepakati bersama sejak awal. Akan tetapi, jika

terjadi kerugian, shahibul maal akan menanggung kerugian tersebut

sedangkan mudharib tidak dengan dasar kerugian bukan terjadi karena

kelalaian mudharib. Namun jika terjadi kerugian berdasarkan kelalaian

mudharib maka kerugian ditanggung mudharib (Yaya dkk., 2009:122).

E. Profit Distribution Management (PDM)

Berbagai definisi mengenai Distribusi Bagi Hasil banyak bermunculan.

Distribusi bagi hasil adalah perhitungan pembagian usaha antara shahibul

maal dengan mudharib sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal akad.

23

Menurut Antonio (2001), metode distribusi bagi hasil merupakan faktor tidak

langsung dalam menentukan besarnya bagi hasil yang akan dibagikan.

Menurut Bank Indonesia, distribusi bagi hasil adalah kewajiban bank syariah

dalam pembagian keuntungan kepada nasabah simpanan berdasarkan nisbah

yang disepakati setiap periodenya.

Pada mekanisme distribusi bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku

untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun

sebagian sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang

terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebut tadi harus melakukan

transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal (Muhammad, 2005:23).

Sayd Farook , M. Kabir Hassan dan Gregory Clinch (2012), dalam sampel

penelitiannya menemukan bahwa bank syariah di Indonesia cenderung

melakukan PDM yang lebih tinggi dan konsisten yang mengacu pada suku

bunga. Untuk mengukur PDM yang mengacu pada suku bunga ini, dapat

digunakan pendekatan Asset Spread. Asset Spread dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Asset spread = (ROA – average ROIAH)

Asset Spread merupakan indikator paling kuat untuk menghitung PDM.

Asset Spread mempertimbangkan seluruh pendapatan dan beban dan

menyediakan spread antara total asset return dari aset bank dan distribusi

yang diberikan kepada nasabah, dimana semakin tinggi asset spread

24

mengindikasikan adanya pendistribusian laba kepada nasabah yang jauh dari

asset return.

Rata-rata ROIAH dapat dihitung menggunakan “total pendapatan yang

harus dibagi” dibagi dengan “saldo rata-rata instrumen bagi hasil deposan”

dari tabungan, giro, dan deposito. Instrumen bagi hasil nasabah tersebut dapat

dilihat pada Laporan Distribusi bagi hasil.

F. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)

Menurut UU perbankan No. 21 Tahun 2008, dana pihak ketiga (DPK)

adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan

perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk tabungan, deposito, giro dan atau

bentuk lainnya. Menurut Kasmir (2007:64), DPK merupakan dana yang

berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi

kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika

mampu membiayai kegiatan operasionalnya dari sumber ini, namun proporsi

antara jumlah DPK yang dialokasikan kedalam pembiayaan harus diatur.

Rinaldy (2008:68), mengatakan kemampuan bank dalam menghimpun dana

masyarakat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bank, baik itu

penghimpunan dalam skala kecil ataupun besar dengan masa pengendapan

yang memadai. Menurut Sayd Farook, M. Kabir Hassan dan Gregory Clinch

(2012) PDPK adalah proporsi atas dana yang diperoleh oleh bank syariah

dalam dana yang dihimpun oleh bank tersebut, dimana dana tersebut

25

merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal dari nasabah selain

pemodal maupun peminjam. Jadi dapat disimpulkan, PDPK merupakan

gambaran seberapa besar ketergantungan bank terhadap DPK dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. PDPK diukur melalui persentase dana

deposan terhadap total aset. PDPK dirumuskan sebagai berikut Sayd Farook ,

M. Kabir Hassan dan Gregory Clinch (2012).

G. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

PPAP adalah penyisihan dari aktiva produktif suatu bank baik aktiva

produktif yang masih out standing, kurang lancar, diragukan, dan macet.

Sedangkan aktiva produktif itu sendiri adalah penanaman dan suatu bank baik

valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga,

penyertaan, maupun komitmen dan kontijensi. Sedangkan menurut Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR/2008, PPAP

merupakan pembentukan atau penyisihan dana dinilai dari hasil evaluasi kredit

debitur yang dilakukan oleh bank. Jika menurut suatu bank terdapat bukti

objektif bahwa kredit dari debitur itu mengalami impairment (penurunan),

maka bank harus membentuk dana atau cadangan atas kredit tersebut. Karena

hasil evaluasi kredit debitur tersebut didasarkan keputusan masing-masing

bank, maka tiap-tiap bank memiliki kebijakan tersendiri dalam membentuk

cadangan dana untuk kreditnya.

26

Tata cara pembentukan penghapusan aktiva produktif pada bank syariah

dalam peraturan Bank Indonesia No. 5/9/PBI/2003 Pasal 2, antara lain:

1. Bank syariah wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan

cadangan khusus guna menutup risiko kerugian.

2. Cadangan umum PPAP sebagai mana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan minimal sebesar 1% dari seluruh aktiva yang tergolong

lancar, tidak termasuk SWBI dan surat utang pemerintah.

3. Cadangan khusus PPAP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan minimal sebesar:

a. 5% dari aktiva produktif yang tergolong dalam perhatian khusus.

b. 15% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah

dikurangi nilai agunan.

c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah

dikurangi nilai agunan. 100% dari aktiva produktif yang

digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan.

H. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio BOPO sering disebut juga sebagai rasio efesiensi yang digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Mengingat kegiatan utama bank

pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan

menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan

operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya :

2003).

27

Menurut Surat Edaran BI No.3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001,

BOPO Diukur dari perbandingan antara biaya operasional terhadap

pendapatan operasioanal. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan

oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (biaya bunga,

biaya tenaga kerja,biaya pemasaran,dan biaya operasi lainnya). Pendapatan

operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang

diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi

lainnya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efesien biaya operasional

yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Tingkat BOPO yang menurun

menunjukkan semakin tinggi efesiensi operasional yang dicapai bank, hal ini

berarti semakin efesien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan (Siamat :

2002). Berdasarkan ketentuan BI, batas maksimum BOPO adalah 92%. Rasio

ini dirumuskan sebagai berikut:

I. Net Interest Margin (NIM)

Pengertian NIM menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

6/23/DPNP/2004, NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga

bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya. Sedangkan menurut Riyadi

(2006:21) perbandingan antara Interest Income (pendapatan bunga bank yang

diperoleh) dikurangi Interest expenses (biaya bunga bank yang menjadi beban)

28

dibagi dengan Average Interest Earning Assets (rata-rata aktiva produktif yang

digunakan).

Dari penyataan diatas dapat disimpulkan NIM pada dasarnya adalah

sebuah rasio keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan antara

pendapatan dari bunga terhadap aset, yang juga merupakan selisih antara

bungan simpanan dan bunga pinjaman.

Kegunaan dari NIM antara lain adalah untuk menilai kemampuan

manajemen sebuah bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk

menghasilkan pendapatan bunga bersih. Standar yang ditetapkan Bank

Indonesia untuk rasio NIM adalah 6%. Semakin tinggi rasio ini maka akan

meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga keuntungan semakin meningkat. Rumusan perhitungan menurut

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 adalah sebagai berikut :

Dari rumusan diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa

“Pendapatan Bunga Bersih” yang dimaksud merupakan hasil dari pendapatan

bunga dikurangi dengan bunga. Sedangkan “Aktiva Produktif” yang dimaksud

adalah rata-rata aktiva produktif yang digunakan, terdiri dari giro pada bank

lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, surat-surat berharga,

Obligasi Pemerintah, tagihan derivatif, pinjaman dan pembiayaan, serta

komitmen dan kontijensi yang berisiko kredit.

29

J. Tingkat Inflasi

Menurut Douglas, sebagaimana dikemukakan Karim (2007:112) bahwa

para ekonom modern mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan yang

menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit perhitungan

moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan jasa. Secara umum inflasi

berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa

selama kurun waktu tertentu. Nopirin (2008:33-34) mengatakan jika inflasi

mengakibatkan biaya marginal lebih tinggi daripada pendapatan marginal,

maka perusahaan akan mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila pendapatan

marginal akibat inflasi lebih tinggi daripada biaya marginal, maka perusahaan

akan memperoleh peningkatan keuntungan. Kondisi yang pertama lebih sering

terjadi, dimana banyak perusahaan mengalami kerugian yang diakibatkan oleh

inflasi. Kondisi ini yang diperparah oleh akibat buruk inflasi terhadap

perekonomian di atas akan menurunkan pendapatan bank syariah sehingga

tingkat bagi hasil untuk desposannya juga berkurang.

Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat menurut Prathama

Rahardja dan Manurung (2004:169), misalnya:

1. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat

Inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi berkurang atau

malah semakin rendah, apalagi bagi orang-orang yang berpendapatan

tetap, kenaikan upah tidak secepat kenaikan harga-harga, maka inflasi ini

akan menurunkan upah riil setiap individu yang berpendapatan tetap.

2. Memperburuk distribusi pendapatan

30

Bagi masyarakat yang berpendapatan tetap akan menghadapi

kemerosotan nilai riil dari pendapatannya dan pemilik kekayaan dalam

bentuk uang akan mengalami penurunan juga. Akan tetapi, bagi pemilik

kekayaan tetap seperti tanah atau bangunan dapat mempertahankan atau

justru menambah nilai riil kekayaannya. Dengan demikian inflasi akan

menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan yang

berpendapatan tetap dengan para pemilik kekayaan tetap akan semakin

menjadi tidak merata. Dampak lain dirasakan pula oleh para penabung,

oleh kreditur atau debitur, dan oleh produsen. Dampak inflasi bagi para

penabung menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata

uang semakin menurun. Tabungan memang menghasilkan bunga, tetapi

jika tingkat inflasi diatas bunga, tetap saja nilai mata uang akan menurun.

Bila orang sudah enggan menabung, maka dunia usaha dan investasikan

sulit untuk berkembang, karena berkembangnya dunia usaha

membutuhkan dana dari masyarakat yang disimpan di bank.

Adapun dampak inflasi bagi debitur atau yang meminjamkan uang

kepada bank, inflasi ini justru menguntungkan karena pada saat

pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibanding pada

saat meminjam, tetapi sebaliknya bagi kreditur atau pihak yang

meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai pengembalian

lebih rendah dibandingkan saat peminjaman. Begitu pun bagi produsen,

inflasi bisa menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi

daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan

31

terdorong untuk melipatgandakan produksinya. Namun, bila inflasi

menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan

produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.

K. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dan menjadi rujukan bagi

landasan penelitian ini, antara lain :

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul dan

Nama Jurnal

Model

Analisis

Hubungan dengan skripsi

penulis Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Falentina

Dwi

Ariani

(2015)

Analisis

Tingkat

Profitabilitas

Perbankan

Jurnal Ilmiah

Regresi

Linier

Berganda

Net Interest

Margin

(NIM),

BOPO

,Inflasi dan

Regresi

Linier

Berganda

Penulis

tidak

menggunaka

n variabel

LDR dan

CAR

Variabel

Ukuran bank

dan Net

Interest Margin

(NIM) searah

dan

berpengaruh

terhadap

profitabilitas

bank (ROA).

Variabel Biaya

Operasional

(BOPO)

memiliki

pengaruh yang

berbanding

terbalik

terhadap

profitabilitas

bank (ROA).

Sedangkan

variabel dana

murah, Loan to

Deposit Ratio

(LDR) dan

Capital

Adequecy

Ratio (CAR)

searah namun

tidak terlalu

32

No Peneliti Judul dan

Nama Jurnal

Model

Analisis

Hubungan dengan skripsi

penulis Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

berpengaruh

terhadap

profitabilitas

bank (ROA).

Variabel inflasi

berbanding

terbalik dan

tidak

berpengaruh

terhadap

profitabilitas

bank (ROA).

2 Arafiah

dan

Poerwati

(2014)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaru

hi

Profit

Distribution

Management

atas

Simpanan

Deposan

pada Bank

Syariah

di Indonesia

Periode

2009-

2012.

Jurnal

Akuntansi

Regresi

Berganda

Variabel

Proportion

of Third

Party Funds

dan Regresi

berganda

Penulis

tidak

menggunaka

n variabel

ROA, Risk

of

Financing,

Capital

Adequacy

dan

Effeciveness

of Third

Party

Return on

Assets

berpengaruh

positif terhadap

Profit

Distribution

Management.

Variabel Risk

of Financing

dan Proportion

of Third Party

Funds

berpengaruh

negatif

terhadap Profit

Distribution

Management.

Sedangkan

Capital

Adequacy dan

Effectiveness

of Third Party

Funds tidak

memiliki

pengaruh

terhadap Profit

Distribution

Management.

3 Septyana

Bella

Kartika

(2014)

Analisis

Faktor-faktor

yang

mempengaru

hi Proft

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

Productive

Assets

Managemen

t, Rate of

Penulis

tidak

menggunaka

n variabel

Capital

-Variabel

Capital

Adequacy,

Effectiveness

of Depositors

33

No Peneliti Judul dan

Nama Jurnal

Model

Analisis

Hubungan dengan skripsi

penulis Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Distribuiom

Management

pada Bank

Umum

Syariah Di

Indonesia

Periode

2009-2012

Jurnal

akuntansi

Vol 1 No 1

Inflation dan

Regresi

Linier

Berganda

Adequacy,

Effectivenes

s Depositors

Funds,

Asset

Compositio

n, and

Deposits.

Funds, Assets

Composition,

dan Productive

Assets

Management

berpengaruh

positif terhadap

Profit

Distribution

Management

(PDM).

-Variabel

Deposits dan

Rate of

Inflation

berpengaruh

negative

terhadap Profit

Distribution

Management

(PDM).

4 Taufik

Zulfikar

(2014)

Pengaruh

CAR, LDR,

NPL, BOPO,

dan NIM

terhadap

Kinerja

Profitabilitas

(ROA) BPR

Indonesia

Jurnal Ilmiah

Regresi

Berganda

Variabel

BOPO, NIM

dan Regresi

Berganda

Peneliti

tidak

menggunaka

n variabel

CAR, LDR

dan NPL

BOPO

berpengaruh

positif, NIM

berpengaruh

negatif,

sedangkan

LDR,CAR,NP

L tidak

berpengaruh

terhadap ROA

BPR Indonesia

5 Lia

Amaliawi

ati dan

Lasmanah

(2014)

Analysis the

Influence of

Effectiveness

Intermediatio

n Function

Banks on

Efficiency

Bank

(Case Study:

Conventional

Banks and

Islamic

Banks in

Regresi

Berganda

Variabel

NIM dan

Regresi

Berganda

Peneliti

tidak

menggunaka

n variabel

LDR, FDR,

CAR, NPL

and NPF

LDR , FDR

dan NPL tidak

berpengaruh,

CAR

berpengaruh

positif

sedangkan

NIM

Berpengaruh

negatif

terhadap

efisiensi bank

34

No Peneliti Judul dan

Nama Jurnal

Model

Analisis

Hubungan dengan skripsi

penulis Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Indonesia)

Jurnal

Ekonomi

6 Syahirul

Alim

(2014)

Analisis

Pengaruh

Inflasi dan BI

Rate

terhadap

Return On

Asset (ROA)

Bank Syariah

Di Indonesia

Jurnal

Modernisasi

Vol 10 No 3

Regresi

Berganda

Variabel

Inflasi dan

Regresi

Berganda

Peneliti

tidak

menggunaka

n variabel

BI Rate

Inflasi

berpengaruh

positif dan

tidak signifikan

terhadap

Return On

Assets

(ROA)

sedangkan BI

Rate

berpengaruh

negatif dan

tidak signifikan

terhadap

Return On

Assets (ROA)

7 Ayu

yanita

sahara

(2013)

Analisis

pengaruh

inflasi, suku

bunga bi, dan

produk

Domestik

bruto

terhadap

return on

asset (roa)

bank syariah

Di indonesia.

Jurnal Ilmu

Manajemen

Vol 1 No 1

Regesi

Berganda

Variabel

inflasi dan

Regresi

Berganda

Peneliti

tidak

menggunaka

n variabel

suku bunga

bi dan PDB

Inflasi dan

PDB

berpengaruh

positif,

sedangkan

Suku bunga BI

berpengaruh

negatif

terhadap ROA

bank syariah

Indonesia

35

No Peneliti Judul dan

Nama Jurnal

Model

Analisis

Hubungan dengan skripsi

penulis Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

8 Sayd

Farook,

M.Kabir

Hassan,

dan

Gregory

Clinch

(2012)

Profit

Distribution

Management

By Islamic

Banks: An

Empirical

Investigation

Jurnal The

Quarterly

Review of

Economics

and Finance

Regresi

Berganda

Varibel

LA/TA,

Financial

developmen

t, Profit

Distribution

Managemen

t dan

Regresi

Berganda

Penulis

tidak

menggunaka

n variabel

Religiousity,

Familiarity

with Islamic

banking,

Concentrati

on market,

GDP,

Deposit,

Reserve dan

Bank-Age

- Variabel

religiousity,fina

ncial

development,

LA/TA, dan

reserve

berpengaruh

positif terhadap

extent of Profit

Distribution

Management.

- Familiarity

with Islamic

banking,

concentration

market, deposit

dan bank-age

berpengaruh

negatif

terhadap extent

of Profit

Distributiom

Management

9 Gagat

Panggah

Mulyo,

Siti

Mutmaina

h (2012)

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaru

hi

Profit

Distribution

Management

Pada Bank

Syariah Di

Indonesia

Periode

2008- 2011

Jurnal

Ekonomi,

Manajemen

dan

Akuntansi

Islam I M A N E N S I

Vo 1 No1

Regresi

Linier

Berganda

Variabel

penyisihan

penghapusa

n aktiva

produktif,

proporsi

dana pihak

ketiga dan

Regresi

linier

berganda

Penulis

tidak

menggunaka

n variabel

kecukupan

modal,propo

rsi

pembiayaan

non

investasi,

efektivitas

dana pihak

ketiga,

resiko

pembiayaan,

produk

domestik

bruto dan

umur bank .

(1) Kecukupan

modal, proporsi

pembiayaan

non investasi,

dan penyisihan

penghapusan

aktiva

produktif

berpengaruh

positif terhadap

profit

distribution

management.

(2) Efektivitas

dana pihak

ketiga dan

proporsi dana

pihak ketiga

berpengaruh

negatif

terhadap profit

distribution

36

No Peneliti Judul dan

Nama Jurnal

Model

Analisis

Hubungan dengan skripsi

penulis Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

management.

(3) Risiko

pembiayaan,

pertumbuhan

produk

domestik bruto,

dan umur bank

tidak

berpengaruh

terhadap profit

distribution

management

10 Defrinal

Agus,

Yunilma,

Yeasy

Darmayan

ti (2012)

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaru

hi

Profit

Distribution

Management

Pada Bank

Syariah Di

Indonesia

Periode

2009- 2012

Jurnal

Akuntansi

Regesi

Berganda

Variabel

PDPK dan

Regresi

Berganda

Peneliti

tidak

menggunaka

n variabel

Kecukupan

modal,

EDPK, NPF

PDB, PBNI,

PANP, dan

umur bank

Kecukupan

modal

berpengaruh

positif yang

signifikan,

Efektifitas dana

pihak ketiga

yang diukur

dengan loan to

deposit

financing

berpengaruh

negatif

signifikan.

Risiko

pembiayaan

yang diukur

dengan non

performing

financing ,

Product

domestic bruto,

Proporsi biaya

non investasi

dan Proporsi

dana pihak

ketiga tidak

berpengaruh

tidak

berpengaruh

signifikan.

37

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas, penelitian ini mengembangkan dan

melengkapi penelitian terdahulu dengan menggunakan variabel yang berbeda

sehingga hasil penelitian tersebut memiliki pengaruh yang berbeda pula.

L. Kerangka Pemikiran

Profit distribution management (PDM) merupakan aktivitas yang

dilakukan bank syariah dalam mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi

kewajiban bagi hasil bank syariah kepada deposannya. Sayd Farook, M. Kabir

Hassan dan Gregory Clinch (2012) menemukan bahwa di beberapa negara

terutama di Indonesia, bank syariah cenderung melakukan tingkat PDM yang

tinggi dari pada di negara lainnya yang mengacu pada suku bunga. Berdasarkan

latar belakang dan telaah pustaka di atas, maka perumusan hipotesis yang akan

diteliti dapat ditunjukkan dalam kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut :

38

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) , Net Interest Margin (NIM), dan

Tingkat inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM) .

( Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010-2014 )

Variabel Dependent ( Y ) : Profit Distribution Management (PDM)

Model Regresi

Uji Asumsi Klasik : Normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas

dan Autokorelasi

Uji Signifikansi : Uji F, Uji t dan Uji Adjusted R Square

Analisis Regresi Berganda

Hasil, Kesimpulan dan Saran

Variabel

Independent

(X1)

Pengaruh Proporsi

Dana Pihak Ketiga

(PDPK)

Variabel

Independent (X2)

Penyisihan

Penghapusan

Aktiva Produktif

(PPAP)

Variabel

Independent (X3)

Biaya Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

Variabel

Independent

(X4)

Net Interest

Margin

(NIM)

Variabel Independen (X)

Tingkat inflasi

Variabel

Independent

(X5)

Tingkat

Inflasi

39

M. Hipotesis Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent. Penjelasan pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent memberikan kesimpulan dalam bentuk perumusan

hipotesis, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) (X1)

Ho : Tidak terdapat pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)

terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada bank umum syariah

di Indonesia.

H1 : Terdapat pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) terhadap

Profit Distribution Management (PDM) pada bank umum syariah di

Indonesia.

2. Variabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) (X2)

Ho : Tidak terdapat pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada bank

umum syariah di Indonesia.

H1 : Terdapat pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada bank umum syariah

di Indonesia.

3. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) (X3)

Ho : Tidak terdapat pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada bank

umum syariah di Indonesia.

40

H1 : Terdapat pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada bank

umum syariah di Indonesia.

4. Variabel Net Interest Margin (NIM) (X4)

Ho : Tidak terdapat pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profit

Distribution Management (PDM) pada bank umum syariah di Indonesia.

H1 : Terdapat pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profit

Distribution Management (PDM) pada bank umum syariah di Indonesia.

5. Variabel Tingkat Inflasi (X5)

Ho : Tidak terdapat pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution

Management (PDM) pada bank umum syariah di Indonesia.

H1 :Terdapat pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Profit Distribution

Management (PDM) pada bank umum syariah di Indonesia.

6. Variabel Secara Simultan

Ho : Tidak terdapat pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK),

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), dan Tingkat

Inflasi secara simultan terhadap Profit Distribution Management (PDM)

pada bank umum syariah di Indonesia.

H1 : Terdapat pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), dan Tingkat Inflasi

41

secara simultan terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada

bank umum syariah di Indonesia

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependent yaitu

Profit Distribution Management (PDM), dan variabel independent difokuskan

pada Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net

Interest Margin (NIM), dan Tingkat Inflasi. Penelitian ini merupakan

penelitian analisis pengaruh, karena tujuan penelitian ini adalah meneliti

hubungan pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel dependent (Profit

Distribution Management (PDM)) dengan variabel independent (Proporsi

Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest

Margin (NIM), dan Tingkat Inflasi ).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang menggunakan data

sekunder yang bersifat runtun waktu (time series). Data sekunder adalah data

yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah

ada. Sedangkan yang dimaksud data yang bersifat time-series adalah data yang

secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari Bank Indonesia dalam laporan Statistik Perbankan Syariah

(SPS) dan Otoritas Jasa keuangan (OJK), laporan keuangan triwulan dari

43

Bank Umum Syariah (BUS) yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS)

dari tahun 2010 hingga 2014. Data yang digunakan dari laporan keuangan

tersebut adalah data distribusi bagi hasil, neraca dan data rasio keuangan.

Laporan keuangan triwulan ini dapat diperoleh dari website yang terdiri dari

12 bank. Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan dan

sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini

adalah Bank syariah yang tergolong ke dalam BUS (Bank Umum Syariah)

di Indonesia yang terdiri dari 12 bank.

2. Sampel

Sampel adalah bagian sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2009:116). Metode penentuan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut

Syofian Siregar (2013:60), purposive sampling adalah metode penetapan

responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria

tertentu. Adapun sampel dalam penelitian ini, dipilih dengan kriteria-

kriteria sebagai berikut :

44

1. Bank syariah yang tergolong ke dalam BUS (Bank Umum Syariah) di

Indonesia yang terdiri dari 12 bank .

2. Bank syariah tersebut menerbitkan laporan keuangan pada periode

triwulan II 2010 hingga triwulan IV desember 2014 secara konsisten

dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia, OJK dan pada website

masing-masing bank syariah tersebut.

3. Bank syariah memiliki data yang dibutuhkan terkait pengukuran

variable-variabel yang digunakan untuk penelitian selama periode

triwulan II 2010 hingga triwulan IV desember 2014.

Berikut ini adalah daftar jumlah Bank Umum Syariah (BUS) yang

memenuhi kriteria sampel penelitian ini :

Tabel 3. 1 Daftar Bank yang Memenuhi Kriteria

Nama Bank 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Syariah Mandiri √ √ √ √ √

Bank Muamalat Indonesia √ √ √ √ √

Bank Mega Syariah √ √ √ √ √

Bank BNI Syariah √ √ √ √ √

Bank BCA Syariah √ √ √ √ √

Bank Bukopin Syariah √ √ √ √ √

Bank BJB Syariah √ √ √ √ √

Bank Victoria Syariah √ √ √ √ √

Bank BRI Syariah √ √ √ √ √

Bank Panin syariah √ √ √ √ √

Bank Maybank Syariah √ √ √ √ √

Bank BPTN Syariah - - - - -

45

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah BUS tersebut sudah

memenuhi kriteria sampel pada penelitian ini .

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang dilakukan dalam penyusunan

skripsi ini, karena dalam menyusun skripsi ini memerlukan data-data yang

lengkap dan akurat. Dalam penulisan skripsi ini, data yang diperlukan dengan

menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dari

sumber yang menerbitkan dan bersifat siap dipakai Data sekunder umumnya

berupa bukti, mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan

meskipun dapat diolah lebih lanjut (Tony wijaya , 2013:19).

Data-data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Data Profit Distribution Management (PDM) setiap triwulan selama

periode triwulan II 2010 hingga triwulan IV desember 2014 diperoleh

dari laporan keuangan triwulan distribusi bagi hasil pada website bank

syariah yang tergolong ke dalam BUS (Bank Umum Syariah) yg terdiri

dari dari 11 BUS di Indonesia, website Bank Indonesia (www.bi.go.id)

dan website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id).

b. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) setiap triwulan selama periode

triwulan II 2010 hingga triwulan IV desember 2014 diperoleh dari

laporan keuangan triwulan neraca pada website bank syariah yang

tergolong ke dalam BUS (Bank Umum Syariah) yg terdiri dari dari 11

46

BUS di Indonesia, website Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan website

Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id).

c. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) setiap triwulan

selama periode triwulan II 2010 hingga triwulan IV desember 2014

diperoleh dari laporan keuangan triwulan rasio pada website bank

syariah yang tergolong ke dalam BUS (Bank Umum Syariah) yg terdiri

dari dari 11 BUS di Indonesia, website Bank Indonesia (www.bi.go.id)

dan website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id).

d. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) setiap triwulan

selama periode triwulan II 2010 hingga triwulan IV desember 2014

diperoleh dari laporan keuangan triwulan rasio pada website bank

syariah yang tergolong ke dalam BUS (Bank Umum Syariah) yg terdiri

dari dari 11 BUS di Indonesia, website Bank Indonesia (www.bi.go.id)

dan website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

e. Net Interest Margin (NIM) setiap triwulan selama periode triwulan II

2010 hingga triwulan IV desember 2014 diperoleh dari laporan

keuangan triwulan rasio pada website bank syariah yang tergolong ke

dalam BUS (Bank Umum Syariah) yg terdiri dari dari 11 BUS di

Indonesia, website Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan website Otoritas

Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

f. Data Inflasi setiap triwulan selama periode triwulan II 2010 hingga

triwulan IV desember 2014 diperoleh dari website Bank Indonesia

(www.bi.go.id).

47

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penulis mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan teori dan

konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan. Studi kepustakaan

dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku, jurnal-

jurnal, artikel, dan majalah yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Dalam Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu

dimana data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angka atau

bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau

dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software

pengolah data statistik, SPSS for Windows version 21.0. SPSS merupakan

program aplikasi komputer untuk menganalisis data yang digunakan pada

berbagai disiplin ilmu, terutama untuk analisis statistika. Berikut adalah

metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini :

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilarang maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Ada berbagai

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

48

salah satunya dengan cara analisis grafik yaitu grafik histogram dan P-

Plot. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan analisis

grafik.

Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan

dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel

dependent sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual

terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram

Standardized Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng

maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk

menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan

Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis

diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas (Suliyanto, 2011:69).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independent. Jika variabel independent saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel

independent sama dengan nol (Ghozali, 2013). Multikolinearitas, dapat

dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor

49

(VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai

VIF > 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model Regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak

terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung

situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis

grafik scatterplot dan metode spearman’s rho.

Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho

yaitu mengkorelasikan variabel independent dengan nilai

unstandardized residual (Duwi Priyatno : 2013). Pengujian

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi

antara variabel independen dengan residual di dapat signifikansi lebih

dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

50

Langkah-langkah analisis pada SPSS sebagai berikut:

1. Untuk melakukan analisis Spearman’s rho dengan cara klik

Analyze >> Correlate >> Bivariate, selanjutnya akan terbuka

kotak dialog Bivariate Correlations.

2. Masukkan variabel X dan Unstandardized Residual ke kotak

Variables. Kemudian hilangkan tanda centang pada Pearson dan

beri tanda centang pada Spearman. Jika sudah klik tombol OK.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model dalam

model regresi linier ada korelasi antar pengganggu pada periode

sebelumnya. Gejala ini menimbulkan konsekuensi yaitu interval

keyakinan menjadi lebih lebar serta varians dan kesalahan standar akan

ditafsir terlalu rendah. Data yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji ada

tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson dan Run test. Jika

nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi dalam model

regresi (Ghozali, 2013).

Tabel 3. 2 Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

DW Kesimpulan

< dL Ada autokorelasi (+)

dL s.d dU Tanpa kesimpulan

dU s.d 4 – dU Tidak ada autokorelasi

51

4 - dU s.d 4-dL Tanpa kesimpulan

> 4 – dL Ada autokorelasi (-)

Menurut Imam Ghozali (2012:121), jika pada model regresi terjadi

autokorelasi, maka ada beberapa opsi penyelesaiannya antara lain:

a. Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure

autocorrelation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model

regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan

spesifikasi model yaitu ada variabel penting yang tidak

dimasukkan kedalam model atau dapat juga karena bentuk fungsi

persamaan regresi tidak benar.

b. Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi

autokorelasi adalah dengan mentranformasi model awal menjadi

model difference. Misalkan model regresi dengan dua variabel

sebagai berikut:

Yt = β1 + β2Xt + μt

Dan diasumsikan bahwa residual atau error mengikuti

autoregressive AR(1) sebagai berikut:

μt = ρμt – 1 + εt -1 < ρ < 1

Asumsi ρ tidak diketahui nilainya

Nilai ρ diestimasi berdasarkan Durbin-Watson d statistic Secara

sederhana nilai ρ dapat diestimasi dengan menggunakan d statistik

dengan rumus seperti di bawah ini:

52

Keterangan: d = durbin-watson

Pada kasus dengan jumlah sampel kecil, Theil dan Nagar

mengajukan rumus untuk menghitung nilai ρ sebagai berikut:

Keterangan: n = jumlah observasi; k = jumlah variabel bebas

2. Uji Statistik

a. Uji t ( Uji Parsial )

Pada dasarnya, uji t digunakan untuk mengukur seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan

syarat:

1) Bila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan ditolak H1, artinya

bahwa secara bersama-sama variabel independent tidak

berpengaruh terhadap variabel dependent;

2) Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan menerima H1 artinya

bahwa secara bersama-sama variabel independent berpengaruh

terhadap variabel dependent.

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai

signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini

menggunakan tingkat α sebesar 5%).

53

Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t

dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Jika signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel

independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependent;

2) Jika signifikansi t > 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel

independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel

dependent.

Untuk mengukur nilai t tabel, ditentukan tingkat signifikansi 5

persen dengan derajat kebebasan df = 4 dengan n adalah jumlah

observasi

b. Uji F ( Uji Simultan )

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

independent secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi

variabel dependent secara signifikan. Pengujian ini menggunakan uji F

yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Uji ini

dilakukan dengan syarat:

(1) Bila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan ditolak H1, artinya

bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak

berpengaruh terhadapvariabel dependen;

(2) Bila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan menerima H1 artinya

bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen.

54

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan

F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunaka tingkat α

sebesar 5%).

Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi

F dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:

(1) Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti variabel-

variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap

variabel dependent;

(2) Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima yang berarti variabel

independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel

dependent.

c. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto,

2011:55).

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

55

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2012).

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi,

dimana setiap penambahan satu variabel independen dan pengamatan

dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang

dimasukkan itu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka

digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R

Square (R2adj).

Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien

tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan unsur jumlah variabel

dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien

determinasi yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang

disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat adanya penambahan

variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011:43). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan adjusted R2

agar tidak terjadi bias dalam

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi berganda,

yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Suliyanto

56

(2011:53), pada analisis regresi berganda bahwa regresi berganda variabel

tergantung (terikat) dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas

sehingga hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dengan variabel

bebas (X1, X2, X3, X4, X5). Kemudian dapat ditulis persamaan analisis

regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut::

Y = a + b1x1 +b2x2 +b3x3 +b4x4 +b5x5 +e

Dimana Y = Profit Distribution Management (PDM)

a = konstanta

b1-b5 = koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)

X2 = Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

X3 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

X4 = Net Interest Margin (NIM)

X5 = Tingkat Inflasi

e = variabel gangguan

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependent (Y)

Variabel dependent atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(Sugiyono,2013:19). Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Profit Distribution Management (PDM). Profit Distribution

Management (PDM) adalah aktivitas yang dilakukan manajer dalam

57

mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi kewajiban bagi hasil

bank syariah kepada deposannya.

2. Variabel Independent (X)

Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependent (terikat) (Sugiyono 2013:14). Variabel dependent yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)

Menurut Sayd Farook, M. Kabir Hassan dan Gregory Clinch

(2012) PDPK adalah proporsi atas dana yang diperoleh oleh bank

syariah dalam dana yang dihimpun oleh bank tersebut, dimana dana

tersebut merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal

dari nasabah selain pemodal maupun peminjam. Jadi dapat

disimpulkan, PDPK merupakan gambaran seberapa besar

ketergantungan bank terhadap DPK dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. PDPK diukur melalui persentase dana deposan

terhadap total aset. PDPK dirumuskan sebagai berikut :

b. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

PPAP adalah penyisihan dari aktiva produktif suatu bank baik

aktiva produktif yang masih out standing, kurang lancar, diragukan,

dan macet. Sedangkan aktiva produktif itu sendiri adalah penanaman

58

dan suatu bank baik valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk

kredit, surat berharga, penyertaan, maupun komitmen dan kontijensi.

c. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Surat Edaran BI No.3/30 DPNP tanggal 14 Desember

2001, BOPO Diukur dari perbandingan antara biaya operasional

terhadap pendapatan operasioanal. Biaya operasi merupakan biaya

yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha

pokoknya (biaya bunga, biaya tenaga kerja,biaya pemasaran,dan biaya

operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama

bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana

dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Rumus BOPO

adalah sebagai berikut :

d. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) adalah sebuah rasio keuangan yang

merupakan hasil dari perbandingan antara pendapatan dari bunga

terhadap aset, yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan

bunga pinjaman. Kegunaan dari NIM antara lain adalah untuk menilai

kemampuan manajemen sebuah bank dalam mengelola aktiva

produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rumusan

perhitungan menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

6/23/DPNP/2004 adalah sebagai berikut :

59

e. Tingkat Inflasi

Menurut Douglas, sebagaimana dikemukakan Karim (2007:112)

bahwa para ekonom modern mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan

yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit

perhitungan moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan jasa.

Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari

barang/komoditas dan jasa selama kurun waktu tertentu.

60

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992, bank syariah pertama

di Indonesia ialah Bank Muamalat Indonesia. Perkembangan Bank

Muamalat Indonesia masih tergolong stagnan pada tahun 1992 hingga

1999. Namun sejak adanya krisis moneter yang melanda Indonesia pada

tahuan 1997 dan 1998, maka para bankir melihat bahwa Bank Muamalat

Indonesia (BMI) tidak terlalu terkena dampak krisis moneter. Para bankir

berpikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia yang tahan

terhadap krisis moneter. Pada tahuan 1999, berdirilah Bank Syariah

Mandiri yang merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila

Bakti tersebut merupakan bank konvensional yang dibeli oleh Bank

Dagang Negara, yang kemudian dikonversi jadi Bank Syariah Mandiri,

bank syariah kedua Indonesia (Ismail : 2013).

Pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) menjadi pertaruhan bagi

bankir syariah. Bila Bank Syariah Mandiri berhasil, maka bank syariah di

Indonesia dapat berkembang Sebaliknya, bila Bank Syariah Mandiri gagal

maka besar kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Hal ini

disebabkan karena Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah yang

didirikan oleh BUMN milik pemerintah. Ternyata Bank Syariah Mandiri

dengan cepat mengalami perkembangan. Dengan pendirian Bank Syariah

61

Mandiri ini kemudian diikuti oleh pendirian beberapa bank syariah atau

unit usaha syariah lainnya.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak

ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Krisis moneter yang terjadi

pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan

banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara

perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu

bertahan. Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang

melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan

syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-

lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan,

kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang

surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.

Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank Muamalat

melewati krisis yang terjadi pada tahun 1998 dengan menunjukkan kinerja

yang semakin meningkat dan tidak menerima sepeser pun bantuan dari

pemerintah dan pada krisis keuangan tahun 2008, bank Muamalat bahkan

mampu memperoleh laba Rp. 300 miliar lebih.

Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini

untuk menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal

krisis dan mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu perlu

langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya.

62

Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di

upayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk

membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah

bank konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini merupakan

respon dan inisiatif dari perubahan Undang – Undang perbankan no. 10

tahun 1998. Undang-undang pengganti UU no.7 tahun 1992 tersebut

mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat

dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

Variabel dependent yang digunakan yaitu Profit Distribution

Management (PDM). Variabel independent yang digunakan yaitu Proporsi

Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest

Margin (NIM) dan Inflasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Pada prinsipnya normalitas dapat di deteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan

melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan

menurut Imam Ghozali (2012: 112) adalah:

63

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak

menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan

analisis grafik. Berikut adalah hasil dari uji normalitas:

1) Analisis Grafik Histogram

Gambar 4. 1 Histogram

Sumber : Hasil olah data

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa sebaran data

residual secara umum berbentuk lonceng, sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai residual normal atau data berdistribusi

normal.

64

2) Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P

Plot)

Gambar 4. 2 Grafik P-Plot

Sumber : Hasil olah data

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa penyebaran data

(titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal yang berarti bahwa data berdistribusi normal atau model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya

hubungan linear antar variabel independent dalam model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji

65

multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada

model regresi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan

VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinieritas.

Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas:

Tabel 4. 1 Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF

Sumber : Hasil olah data

Berdasarkan output pada Coefficient di atas, terlihat bahwa

nilai Tolerance variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) sebesar

0,668, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar

0,669, Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar

0,975, Net Interest Margin (NIM) sebesar 0,963 dan Inflasi sebesar

0,983 Sedangkan nilai VIF variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga

(PDPK) sebesar 1,497, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) sebesar 1,494, Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) sebesar 1,026, Net Interest Margin (NIM) sebesar 1,038 dan

Inflasi sebesar 1,017. Dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi

66

tidak terdapat gejala multikolinieritas, karena nilai Tolerance > 0,10

dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi

adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Yang diharapkan pada

model regresi adalah yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari

uji heteroskedastisitas:

1) Analisis grafik dengan Scatterplot

Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot

Sumber : Hasil olah data

67

Berdasarkan tampilan pada Scatterplot di atas, terlihat bahwa

titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized

Residual dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Oleh karena itu

maka berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode

analisis grafik, pada model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas atau data bersifat homokedastisitas.

2) Metode Spearman’s rho

Tabel 4. 2 Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Spearman’s rho

Sumber : Hasil olah data

68

Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi

ke lima variabel independen dengan Unstandardized Residual

memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih

dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya

autokorelasi dalam model regresi. Uji Durbin-Watson (Uji D-W)

merupakan uji yang sangat popular untuk menguji ada-tidaknya

masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi. Berikut

adalah hasil dari uji autokorelasi:

Tabel 4. 3 Uj Durbin-Watson

Sumber : Hasil olah data

Berdasarkan tabel di atas, nilai Durbin-Watson sebesar 1.140.

Jika dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan (n) = 165 dan

69

jumlah variabel independent (k = 5) diperoleh nilai tabel dL (lower) =

1,6834 dan dU (upper) = 1,8082, sehingga nilai 4-dU sebesar 4 –

1,8082 = 2,1918 sedangkan nilai 4-dL sebesar 4 – 1,6834 = 2,3166.

Oleh karena nilai DW = 1,140 berada di bawah dL = 1,6834 maka

dapat disimpulkan terjadi autokorelasi positif.

Oleh karena adanya autokorelasi maka nilai standard error (SE)

dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan

pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang

dapat diestimasi dengan beberapa cara seperti di bawah ini (Imam

Ghozali, 2012:130):

a. Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d

b. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d

c. Cochrane-Orcutt Step 1

Langkah Analisis:

1. Dapatkan nilai lag satu residual (Ut_1) dengan perintah

Transform dan Compute. Isikan pada target variabel Ut_1 dan

isikan pada kotak Numeric Expression Lag(Res_1).

2. Dari menu utama SPSS, pilih Analyze, kemudian submenu

Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan

70

variabel Res_1 (Ut) dan pada kotak independent isikan variabel

Ut_1 (Lag satu dari Ut). Abaikan yang lain dan pilih OK.

Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh nilai ρ sebesar 0,429

(yaitu nilai koefisien variabel Ut_1).

Berdasarkan pada perhitungan di atas diperoleh nilai ρ

menurut berbagai metode seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Metode Nilai ρ

Durbin-Watson d 0,43

Theil-Nagar d 0,43

Cochrane-Orcutt Step 1 0,429

Ketiga metode ternyata menghasilkan nilai yang hampir

sama. Untuk itu penulis memilih metode Theil-Nagar d untuk

mentransformasikan persamaan regresi.

Langkah Analisis:

1. Membentuk variabel PDMt@, PDPKt@, PPAPt@, BOPOt@,

NIMt@ dan Inflasit@ dengan perintah Transform dan

Compute. Pada kotak Target Variable diisikan PDMt@, dan

pada kotak Numeric Expression diisikan PDM-0,43*Lag

(PDM). Lakukan hal yang sama untuk semua variabel X.

71

2. Dari menu utama SPSS pilih Analyze, kemudian Regression,

lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel

PDMt@, serta pada kotak independent isikan variabel

PDPKt@, PPAPt@, BOPOt@, NIMt@ dan Inflasit@.

3. Pilih Statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji

apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih

OK.

4. Hasil output SPSS.

Tabel 4. 4 Hasil Pengobatan Uji Durbin-Watson

Sumber : Hasil olah data

Membandingkan hasil regresi persamaan awal sebelum

dilakukan pengobatan dan hasil regresi setelah dilakukan

pengobatan ternyata dapat dibandingkan (comparable). Perbedaan

tersebut terletak pada nilai Durbin-Watson. Pada persamaan awal

nilai Durbin-Watson sebesar 1,140 dan terjadi autokorelasi positif,

sedangkan dengan persamaan regresi setelah dilakukan

pengobatan nilai Durbin-Watson menjadi sebesar 1,927. Karena

nilai Durbin-Watson (1,927) terletak antara dU dengan 4-dU,

72

maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut

sudah tidak mengandung masalah autokorelasi.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan ( Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen dalam model regresi mempunyai pengaruh secara

simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen.

Tabel 4. 5 Uji F

Sumber : Hasil olah data

Dari hasil uji ANOVA atau uji F didapat nilai F hitung sebesar

8,921 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitasnya jauh lebih

kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi manajemen bagi hasil (PDM). Atau dapat dikatakan

bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap

PDM. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Uji Parsial (Uji t)

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka

langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara

73

individu atau uji t. Uji t adalah uji untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

Tabel 4. 6 Uji t

Sumber : Hasil olah data

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :

a. Variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) memiliki nilai t

sebesar -1,141 dan tingkat signifikansi sebesar 0,256 lebih besar

dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel proporsi dana pihak

ketiga tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution Management

(PDM). Ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Variabel Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP)

memiliki nilai t sebesar 1,174 dan tingkat signifikansi sebesar

0.242 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel

penghapusan penyisihan aktiva produktif tidak berpengaruh

74

terhadap Profit Distribution Management (PDM). Ini berarti H0

diterima dan H1 ditolak.

c. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

memiliki nilai t sebesar -5,870 dan tingkat signifikansi sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel

biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh terhadap

Profit Distribution Management (PDM). Ini berarti H0 ditolak dan

H1 diterima.

d. Variabel Net Interest Margin (NIM) memiliki nilai t sebesar -2,854

dan tingkat signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05. Hal ini

berarti secara parsial variabel net interest margin berpengaruh

terhadap Profit Distribution Management (PDM). Ini berarti H0

ditolak dan H1 diterima.

e. Variabel Inflasi memiliki nilai t sebesar 0,773 dan tingkat

signifikansi sebesar 0.441 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti

secara parsial variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap Profit

Distribution Management (PDM). Ini berarti H0 diterima dan H1

ditolak.

c. Uji Adjusted R Square

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar peran atau

kontribusi variabel independent yang terdapat dalam persamaan

regresi dalam menjelaskan nilai variabel dependent.

75

Tabel 4. 7 Uji Adjusted R Square

Sumber : Hasil olah data

Berdasarkan tabel diatas besarnya angka Adjusted R Square

adalah 0,195 atau sebesar 19,5%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh

PDPK, PPAP, BOPO, NIM, dan Inflasi terhadap Profit Distribution

Management (PDM) adalah 19,5%. Sedangkan sisanya sebesar 80,5%

(100% - 19,5%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar model

regresi dalam penelitian ini.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas, selanjutnya

akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS versi 21.0 untuk mengetahui

besarnya pengaruh PDPK, PPAP, BOPO, NIM dan Inflasi terhadap Profit

Distribution Management (PDM). Hasil pengolahan data dengan SPSS

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

76

Tabel 4. 8 Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Hasil olah data

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh model persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = -5,410 - 3,554 X3 – 0,649 X4

Keterangan:

Y = Profit Distribution Management (PDM)

X3 = BOPO

X4 = NIM

Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi di

atas adalah sebagai berikut:

1. Konstanta yang diperoleh adalah sebesar -5,410 menyatakan jika nilai

PDPK, PPAP, BOPO, NIM, dan Inflasi sama dengan 0, maka nilai

Profit Distribution Management (PDM) adalah menurun sebesar

5,410 %.

77

2. BOPO= -3,554 maksudnya adalah jika setiap kenaikan BOPO sebesar

1% akan menyebabkan menurunnya Profit Distribution Management

(PDM) sebesar 3,554 %, dengan catatan variabel lain dianggap

konstan.

3. NIM = -0,649 maksudnya adalah jika setiap kenaikan NIM sebesar

1% akan menyebabkan menurunnya Profit Distribution Management

(PDM) sebesar 0,649 %, dengan catatan variabel lain dianggap

konstan.

C. Interpretasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan pengaruh antar variabel

independen terhadap variabel dependen, antara lain :

1. Pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) terhadap Profit

Distribution Management (PDM)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel PDPK mempunyai nilai

signifikansi 0,256 > 0,05. Hal ini berarti menerima H0 atau menolak H1

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PDPK secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM). Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Septyana

Bella Kartika (2014) menyimpulkan bahwa PDPK berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap PDM. Jadi semakin tinggi PDPK yang

diproksikan dengan rumus PDPK yaitu total dana pihak ketiga (DPK)

dibagi dengan total asset suatu bank tidak dapat menjadi tolak ukur

peningkatan atau penurunan profit distribution management (PDM).

78

2. Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

terhadap Profit Distribution Management (PDM)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel PPAP mempunyai nilai

signifikansi 0,242 > 0,05. Hal ini berarti menerima H0 atau menolak H1

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PPAP secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM).

3. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap Profit

Distribution Management (PDM)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel BOPO mempunyai nilai

signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel BOPO secara parsial berpengaruh negatif

terhadap Profit Distribution Management (PDM). Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Falentina Dwi Ariani

(2015) menyimpulkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

Semakin baik rasio BOPO bank, maka semakin bagus kinerja operasional

bank yang akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh bank tersebut,

sehingga tingkat bagi hasil yang diterima nasabah pun meningkat. Hal ini

bila dikaitkan dengan teori stakeholder, maka bank akan mengurangi

tingkat PDM yang mengacu pada suku bunga. Berkurangnya tingkat PDM

dikarenakan bank telah mampu mengatur nasabahnya dengan tingkat

distribusi bagi hasil yang sudah tinggi.

79

4. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profit Distribution

Management (PDM)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel NIM mempunyai nilai

signifikansi 0,005 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel NIM secara parsial berpengaruh negatif

terhadap Profit Distribution Management (PDM). Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufik Zulfikar (2014)

menyimpulkan bahwa NIM berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini

berarti Bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada para

debiturnya cenderung menerapkan bunga pinjaman yang tinggi, sehingga

menyebabkan kurang tercapainya jumlah target ataupun debitur secara

optimal untuk menghasilkan Profit distribution management (PDM).

5. Pengaruh Inflasi terhadap Profit Distribution Management (PDM)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel Inflasi mempunyai nilai

signifikansi 0,441 > 0,05. Hal ini berarti menerima H0 atau menolak H1

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM). Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahirul

Alim (2014). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar nilai inflasi,

maka nilai PDM akan meningkat meskipun tidak signifikan. Hal ini

dikarenakan sistem Bank Syariah yang tidak menganut sistem bunga,

sehingga uang yang dikelola tidak akan terlalu mengalami gejolak apabila

mengalami inflasi.

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) tidak berpengaruh terhadap

Profit Distribution Management (PDM).

2. Variabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tidak

berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM).

3. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM).

4. Variabel Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap Profit

Distribution Management (PDM)

5. Variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution

Management (PDM).

6. Secara simultan variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Inflasi berpengaruh

terhadap Profit Distribution Management (PDM).

81

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat diantaranya:

1. Bagi Industri Perbankan Syariah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengembangkan produk-produk perbankan syariah agar

operasional dan pendapatan bank semakin baik.

2. Bagi Nasabah Perbankan Syariah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi nasabah agar

dapat lebih memahami karakteristik produk perbankan syariah dan bisa

mengambil keputusan dalam memilih investasi yang keuntungannya lebih

tinggi.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini akan menambah khazanah keilmuan di bidang

perbankan syariah khususnya pada Profit Distribution Management

(PDM) dan dapat dijadikan sebagai literatur untuk menambah wawasan

dan pengetahuan. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menambah

variabel-variabel lain selain didalam penelitian ini seperti cash position,

CAR, return on assets dan variabel lainnya.

82

DAFTAR PUSTAKA

Alim, S. (2014). Analisis Pengaruh Inflasi dab BI Rate terhadap ROA Bank

Syariah di Indonesia. Modernisasi, Vol 10 Nomor 3.

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani

Pers-Tazkia.

Arafiah, P. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profit Distribution

Management atas Simpanan Deposan pada Bank Syariah di Indonesia

Periode 2009-2012 .

Ariani, F. D. (2015). Analisis Tingkat Profitabilitas Perbankan . Jurnal Ilmiah.

Defrinal Agus, Y. a. (2012). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Profit

Distribution.

Dendawijaya, L. (2003). Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21

edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Indonesia, B. (2014). Statistik bank indonesia. jakarta: bank indonesia.

Ismail. (2013). Perbankan Syariah. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media

Group.

Karim, A. (2007). Bank Islam . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. (2012). Manajemen Perbankan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Jakarta.

Khairunnisa, D. 2001. Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi

Kasus Bank Muamalat Indonesia dan BNI Syariah). Makalah pada

Simposium Nasional. Yogyakarta. Sistem Ekonomi Islam, P3EI-FEUII.

Mutmainah, G. P. (2012). Determinant Profit Distribution Management. Jurnal

Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Islam Imanensi.

Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Nachrowi. (2006). Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan . Jakarta:

Program Studi Ekonomi Universitas Indonesia.

83

Prasetya, F. (2011). Analisis Pengaruh Diferensiasi, Promosi dan Positioning

Terhadap Keputusan Pembelian. Skripsi S1 UNDIP.

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS . Yogyakarta:

Mediakom.

Rinaldy, E. (2008). Membaca neraca bank. Jakarta: Indonesia Legal Center

Publishing.

Riyadi, S. (2006). Banking Aset and Reability Management. Depok: Lembaga

Penerbti FEUI.

Sayd Farook , M. K. (2012). Profit distribution management by Islamic banks: An

empirical investigation. The Quarterly Review of Economics and Finance.

Siamat, D. (2002). Manajemen Lembaga Keuangan Edisi 2. Jakarta: Lembaga

Penerbit FEUI.

Septyana bella kartika, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Profit Distribution Management. Journal of Accounting .

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi,

Yogyakarta, 2011.

Sundararajan, V. (2005). Risk Measurement and Disclosure in Islamic Finance

and the Implications of Profit Sharing Investment Accounts.

Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.

2013: Graha Ilmu.

Yaya, R. A. (2009). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba empat.

Zulfikar, T. (2014). Pengaruh CAR, LDR, NPL,BOPO, dan NIM terhadap Kinerja

Profitabilitas (ROA) BPR Indonesia.

84

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian

No Bank Tahun Kuartal

Y X1 X2 X3 X4 X5

PDM PDPK PPAP BOPO NIM INFLASI

1 BSM

2010 II 0.0127 0.875 0.0406 0.7315 0.0623 0.0437

III 0.0134 0.875 0.0424 0.7184 0.0639 0.0615

IV 0.0127 0.882 0.031 0.7497 0.0657 0.0632

2011 II 0.02112 0.877 0.0312 0.7402 0.0589 0.0589

III 0.02022 0.869 0.0268 0.7385 0.069 0.0467

IV 0.0117 0.865 0.0235 0.7644 0.0748 0.0412

2012 II 0.02241 0.859 0.0272 0.7011 0.068 0.0449

III 0.02212 0.857 0.0269 0.7114 0.0723 0.0448

IV 0.02242 0.86 0.0279 0.7311 0.0725 0.0441

2013 II 0.01782 0.863 0.0287 0.8163 0.0731 0.0564

III 0.01503 0.867 0.028 0.8753 0.0723 0.086

IV 0.01522 0.871 0.0284 0.8403 0.0725 0.0835

2014 II 0.00652 0.87 0.0339 0.9303 0.062 0.0709

III 0.00793 0.873 0.0316 0.9302 0.0604 0.0435

IV 0.00163 0.885 0.0306 0.9846 0.0619 0.0647

2

Bank

Mega

Syariah

2010 II 0.0297 0.852 0.0166 0.8296 0.0513 0.0437

III 0.02452 0.596 0.0189 0.8592 0.0545 0.0615

IV 0.0188 0.871 0.0175 0.8886 0.0549 0.0632

2011 II 0.01852 0.857 0.0197 0.8949 0.0614 0.0589

III 0.01633 0.873 0.0189 0.9079 0.0576 0.0467

IV 0.01564 0.885 0.0168 0.908 0.0533 0.0412

2012 II 0.04113 0.838 0.0185 0.773 0.0471 0.0449

III 0.04095 0.894 0.0193 0.7689 0.0465 0.0448

IV 0.03794 0.868 0.0186 0.7728 0.0611 0.0441

2013 II 0.02926 0.818 0.0226 0.8141 0.0612 0.0564

III 0.02557 0.821 0.0233 0.8421 0.0701 0.086

IV 0.02316 0.847 0.0206 0.8609 0.0712 0.0835

2014 II 0.00976 0.816 0.0213 0.919 0.0838 0.0709

III 0.00227 0.834 0.0234 0.9796 0.0808 0.0435

IV 0.00279 0.826 0.0253 0.9761 0.0833 0.0647

3 Bank

Syariah

2010 II 0.00582 0.674 0.0122 0.9403 0.0338 0.0437

III 0.00623 0.699 0.0166 0.9467 0.0356 0.0615

85

Bukopin IV 0.00733 0.739 0.0135 0.9357 0.0395 0.0632

2011 II 0.00643 0.777 0.0148 0.9443 0.0382 0.0589

III 0.00504 0.818 0.0118 0.9396 0.0376 0.0467

IV 0.00514 0.839 0.0126 0.9386 0.0343 0.0412

2012 II 0.00514 0.783 0.0133 0.9405 0.0355 0.0449

III 0.00604 0.747 0.0144 0.9334 0.0382 0.0448

IV 0.0391 0.788 0.0145 0.9169 0.0394 0.0441

2013 II 0.01033 0.819 0.0145 0.8882 0.0401 0.0564

III 0.783 0.812 0.0173 0.915 0.0407 0.086

IV 0.683 0.753 0.0173 0.9229 0.0386 0.0835

2014 II 0.264 0.725 0.015 0.9683 0.0275 0.0709

III 0.223 0.72 0.0149 0.9708 0.0267 0.0435

IV 0.264 0.774 0.0139 0.9673 0.0276 0.0647

4 Bank BRI

Syariah

2010 II 0.0096 0.758 0.0253 0.9482 0.0887 0.0437

III 0.00239 0.812 0.0216 0.9874 0.0823 0.0615

IV 0.00339 0.842 0.0176 0.9877 0.0751 0.0632

2011 II 0.0019 0.853 0.0142 0.9003 0.0778 0.0589

III 0.00389 0.954 0.01 0.9856 0.0759 0.0467

IV 0.00189 0.884 0.0134 0.9956 0.0699 0.0412

2012 II 0.01199 0.819 0.0166 0.9116 0.0768 0.0449

III 0.009889 0.811 0.0174 0.8988 0.0812 0.0448

IV 0.01179 0.848 0.0179 0.8663 0.0715 0.0441

2013 II 0.014 0.842 0.0169 0.8755 0.0657 0.0564

III 0.0135 0.832 0.016 0.808 0.0748 0.086

IV 0.0114 0.824 0.0147 0.9524 0.0627 0.0835

2014 II 0.00019 0.825 0.0144 0.9984 0.0597 0.0709

III 0.00189 0.829 0.0051 0.9735 0.059 0.0435

IV 0.00069 0.833 0.0139 0.9914 0.0604 0.0647

5 Bank

Muamalat

2010 II 0.010603 0.801 0.0184 0.9052 0.0632 0.0437

III 0.008 0.781 0.0172 0.8933 0.0644 0.0615

IV 0.01349 0.866 0.015 0.8738 0.0524 0.0632

2011 II 0.0173 0.874 0.0163 0.8516 0.0522 0.0589

III 0.015405 0.878 0.0167 0.8654 0.0609 0.0467

IV 0.015107 0.896 0.0139 0.8552 0.0501 0.0412

2012 II 0.016016 0.863 0.0152 0.8456 0.0411 0.0449

III 0.01611 0.862 0.0135 0.8455 0.0451 0.0448

IV 0.015321 0.878 0.0109 0.8448 0.0464 0.0441

2013 II 0.016816 0.854 0.0032 0.8237 0.046 0.0564

86

III 0.01672 0.857 0.0126 0.8267 0.0457 0.086

IV 0.004918 0.823 0.0334 0.9386 0.0464 0.0835

2014 II 0.010219 0.834 0.0099 0.8911 0.382 0.0709

III 0.0017 0.847 0.0075 0.9832 0.0337 0.0435

IV 0.00161 0.857 0.0212 0.9733 0.0336 0.0647

6

Bank

Panin

Syariah

2010 II 0.052707 0.531 0.0069 0.9731 0.0689 0.0437

III 0.033009 0.546 0.0071 0.9656 0.0666 0.0615

IV 0.025188 0.675 0.0069 0.9788 0.0532 0.0632

2011 II 0.00781 0.678 0.0069 0.8887 0.0511 0.0589

III 0.0069 0.681 0.0096 0.8899 0.0644 0.0467

IV 0.0174 0.688 0.0077 0.7431 0.0711 0.0412

2012 II 0.03022 0.701 0.0108 0.6062 0.0821 0.0449

III 0.02891 0.699 0.0113 0.5974 0.0733 0.0448

IV 0.03282 0.681 0.0071 0.5076 0.0667 0.0441

2013 II 0.02332 0.676 0.0092 0.6434 0.0615 0.0564

III 0.02172 0.715 0.0086 0.6417 0.0497 0.086

IV 0.01023 0.708 0.006 0.8131 0.0426 0.0835

2014 II 0.01633 0.632 0.0109 0.7691 0.055 0.0709

III 0.01812 0.728 0.012 0.7291 0.0559 0.0435

IV 0.01982 0.817 0.0093 0.7122 0.0588 0.0647

7

Bank

Maybank

Syariah

2010 II 0.0466 0.671 0.0057 0.7012 0.0587 0.0437

III 0.0344 0.689 0.0166 0.6106 0.0645 0.0615

IV 0.038 0.691 0.005 0.7012 0.0643 0.0632

2011 II 0.026672 0.701 0.0064 0.7024 0.0455 0.0589

III 0.028384 0.711 0.0072 0.6113 0.0508 0.0467

IV 0.035676 0.723 0.0083 0.5518 0.0592 0.0412

2012 II 0.04349 0.713 0.0075 0.5731 0.0624 0.0449

III 0.039982 0.722 0.0112 0.6171 0.0628 0.0448

IV 0.028778 0.731 0.0163 0.5377 0.0578 0.0441

2013 II 0.023159 0.735 0.0233 0.7423 0.0571 0.0564

III 0.0283 0.741 0.0284 0.6928 0.0584 0.086

IV 0.028647 0.745 0.0259 0.6779 0.0561 0.0835

2014 II 0.023526 0.712 0.0123 0.8021 0.0697 0.0709

III 0.037417 0.691 0.0087 0.6786 0.0609 0.0435

IV 0.036031 0.682 0.0117 0.696 0.0665 0.0647

8

Bank

BCA

Syariah

2010 II 0.008972 0.615 0.0101 0.8831 0.0769 0.0437

III 0.009674 0.607 0.0093 0.8911 0.0669 0.0615

IV 0.007676 0.636 0.0091 0.9146 0.0659 0.0632

87

2011 II 0.008777 0.642 0.0052 0.9196 0.0714 0.0589

III 0.009377 0.684 0.0063 0.9142 0.0448 0.0467

IV 0.008877 0.709 0.0067 0.9172 0.0527 0.0412

2012 II 0.007283 0.741 0.0076 0.9224 0.0991 0.0449

III 0.006778 0.748 0.0089 0.9261 0.0982 0.0448

IV 0.008283 0.787 0.0076 0.9087 0.0956 0.0441

2013 II 0.009582 0.794 0.0096 0.8836 0.084 0.0564

III 0.009781 0.809 0.0106 0.8746 0.0804 0.086

IV 0.009981 0.834 0.0098 0.8691 0.0773 0.0835

2014 II 0.006783 0.836 0.0096 0.8895 0.0623 0.0709

III 0.006581 0.744 0.009 0.8895 0.0614 0.0435

IV 0.007481 0.781 0.0073 0.8811 0.0638 0.0647

9

Bank

BNI

Syariah

2010 II 0.121014 0.801 0.0215 0.8788 0.0611 0.0437

III 0.006406 0.805 0.0234 0.8898 0.0447 0.0615

IV 0.006012 0.807 0.0202 0.8805 0.0507 0.0632

2011 II 0.022121 0.803 0.0253 0.7829 0.0796 0.0589

III 0.02362 0.81 0.0249 0.7806 0.0789 0.0467

IV 0.012821 0.797 0.0168 0.8786 0.0807 0.0412

2012 II 0.006428 0.817 0.0146 0.9281 0.0997 0.0449

III 0.013023 0.823 0.0148 0.8646 0.0997 0.0448

IV 0.014718 0.843 0.0133 0.8539 0.0603 0.0441

2013 II 0.012322 0.798 0.0139 0.8444 0.0907 0.0564

III 0.001212 0.779 0.0139 0.8406 0.0922 0.086

IV 0.013619 0.781 0.0145 0.8394 0.0951 0.0835

2014 II 0.011018 0.778 0.014 0.8632 0.0822 0.0709

III 0.011018 0.807 0.0124 0.8585 0.0821 0.0435

IV 0.012617 0.833 0.0142 0.8503 0.0904 0.0647

10

Bank

BJB

Syariah

2010 II 0.013076 0.588 0.016 0.9099 0.0241 0.0437

III 0.004 0.646 0.0182 0.898 0.0931 0.0615

IV 0.0095 0.684 0.0135 0.9101 0.0877 0.0632

2011 II 0.0114 0.697 0.0164 0.8612 0.0842 0.0589

III 0.0011 0.73 0.0164 0.859 0.0798 0.0467

IV 0.0005 0.778 0.0131 0.8412 0.0712 0.0412

2012 II 0.001 0.771 0.0197 0.9878 0.0734 0.0449

III 0.0067 0.738 0.0195 0.9046 0.0722 0.0448

IV 0.0287 0.793 0.0311 0.879 0.0741 0.0441

2013 II 0.0092 0.768 0.0333 0.8452 0.063 0.0564

III 0.0191 0.778 0.0339 0.8504 0.0649 0.086

88

IV 0.0143 0.788 0.0144 0.8512 0.0644 0.0835

2014 II 0.0006 0.802 0.0123 0.9882 0.0588 0.0709

III 0.0045 0.784 0.0264 0.9298 0.0683 0.0435

IV 0.0094 0.859 0.01 0.9111 0.0833 0.0647

11

Bank

Victoria

Syariah

2010 II 0.0048 0.469 0.0046 0.9329 0.0847 0.0437

III 0.0139 0.521 0.0037 0.8567 0.083 0.0615

IV 0.0096 0.494 0.0021 0.864 0.0212 0.0632

2011 II 0.01768 0.634 0.0024 0.7497 0.0142 0.0589

III 0.0115 0.637 0.0065 0.7738 0.0641 0.0467

IV 0.06921 0.724 0.008 0.8375 0.0682 0.0412

2012 II 0.0062 0.638 0.0085 0.9124 0.0483 0.0449

III 0.0045 0.586 0.016 0.9211 0.0464 0.0448

IV 0.01417 0.687 0.0104 0.879 0.0236 0.0441

2013 II 0.0116 0.622 0.0127 0.8102 0.0573 0.0564

III 0.0039 0.732 0.012 0.7928 0.0649 0.086

IV 0.0049 0.766 0.0102 0.9195 0.0296 0.0835

2014 II 0.0179 0.693 0.0094 0.8769 0.0347 0.0709

III 0.01509 0.708 0.0215 0.666 0.0367 0.0435

IV 0.0089 0.823 0.0211 0.7811 0.0366 0.0647

Lampiran 2 : Gambar Histogram

89

Lampiran 3 : Gambar P-Plot

Lampiran 4 : Gambar Scatter Plot

90

Lampiran 5 : Tabel Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF

Lampiran 6 : Tabel Heteroskedastisitas dengan Metode Spearman’s rho

91

Lampiran 7 : Tabel Durbin Watson

Lampiran 8 : Tabel Uji F

Lampiran 9 : Tabel Uji t

92

Lampiran 10 : Tabel Adjusted R Square