Upload
trankhanh
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA PADA HAMA BUI KOPIAraecerus fasciculatus DE GEER (COLEOPTERA, ANmRIBIDAE)
R.S. Hariyadi*, M. Hoedaya*, A. Rahayu*, dan Harsojo*
ABSTRAK - ABSTRACT
PENGAIlUH RADIASI SINAIl GAMMA PADA HAMA BIJI KOPI Araect'7Vs fasciculatus
DE GEER (COLEOPTERA, ANTH1UBIDAE). Contoh kopi dari petani, gudang eksportir, danlaboratorium Pusat Pengendalian Mutu Barang di daerah Lampung, Medan, dan Jakarta tdahdiamati. Hasil pengamatan menemukan hama yang menyerang buah kopi lapangan ialahSteplw.noderes hampe; Ferr. Mama tenebut mati da1am proses pengolahan. Di gudang, hamayang merusak biji kopi yang disimpan lama ialah Araecerus fasciculatus De Geer. Pengaruhiradiasi sinar gamma dengan dosis 0; 0,10; 0,20; 0,25; 0,50; 0,55; dan 0,40 kGy terhadapAraecenu dipclajari. Hasil peneiitian menemukan dosis radiasi disinfestasi 0,40 kGy (P<O,05).lradiasi sinar gamma dengan dosis 0,10; 0,20; 0,40 kGy tidak menunjukkan pengaruh nyatadengan fumigasi phostoxin dengan dosis 11gr/m1l (P<O,05). Radiasi dan fumigasi mempunyaiefektivitas yang sama untuk mematikan Araect'7Vs. Se1ainitu juga dilakukan isolasi kapang darihiji kopi. Jumlah kapang tidak bertambah kalau kadar air biji kopi sekitar 13 - 14%. Hasilpengamatan visual, menunjukkan bahwa kapang tidak merusak biji kopi. lradiasi pada dosisradiasi disinfestasi tidak mengurangi jenis dan jumlah kapang.
THE EFFECT OF GAMMA IRRADIATION ON mE DEVELOPMENT OF COFFEEBEAN WEEVn. Araecerus fasciculatus DE GEER (COLEOPTERA, ANmRlBIDAE). Samplesof coffee" beans which have been conected from various places, namdy fanner's plantations,Coffee processing plants, exporter's stores, and from the laboratory "Pusat Pengendalian MutuBarang" at Lampung, Medan, and Jakarta were investigated. It was found that Steplw.nodereshampei Feer, the pest attacking coffee since in the fidd, were died during the processing. Thestorage pest, Araec enu fasciculatus De Geer, is known as a serious pes t of coffee during longtermstorage periode. Irradiation studies on Araect'7Vs were conducted using gamma rays at thedoses of 0; 0,10; 0,20; 0,25; 0,50; 0,55; and 0,40 kGy. It was observed that the dose of 0,40kGy was suffICient (P< 0.05) disinfestation radiation. The effectiveness of gamma irradiationat the doses of 0.10; 0.20; and 0.40 kGy were not significantly different compared withphostoxin fumigation at a dose of 3 gram per cubic metre (P <0.05). Apparently irradiationand fumigation seemed to have similar degree of effectiveness to kill the Araecerus. Isolationof moulds was also conducted in these experiments. Results showed that moulds were not ableto devdope in the environment of coffee with a moisture content of about 13 - 14%. Accordingto physical determination these mould did not cause any damage to the coffee bean. Thenumber and type of moulds remain unchanged when radiation disinfestation was applied.
• Pusat Aplilwi Iaotop dan Radiasi, BATAN
453
PENDAHULUAN
S~j4k b~berap4 tahun terakhir ini peranM\ ekA~Orkopi ~emaldn penting Aeha~isurnber pendapatan devisa negara dan merupakan komoditi ekspor non minyakyang ketiga setelah kayu dan karet. Produksi kopi meningkat setiap tahun dan padatahun 1981 telah mencapai 300.000 - 350.000 ton per tahun (1). Dengan dernikian kenaikan ekspor harus diimbangi dengan peningkatan perbaikan mutu. Penetapan dan pengawasan standar mutu komoditi ekspor merupakan segi kegiatan yangpenting dalam perdagangan komoditi intemasional. Pelaksanaan standar:isasi danpengawasan mutu kopi Indonesia hingga kini masih di dalam penyempumaan.Sertifikat mutu yang dikeluarkan Pusat Pengendalian Mutu Barang DepartemenPerdagangan, hingga kini hanya semata-mata pelengkap persyaratan ekspor dantidak mempunyai arti dalam perdagangan intemasional (1). Data yang diperolehpada waktu sidang Intemasional Coffee Organization (ICO) di London September1981, dari 172 lot kopi Indonesia yang dilelang di terminal London, 72 lot dikena
kan retender yang artinya kopi tersebut harus mengalami re-conditioning terlebihdahulu, dan 32 lot ditolak (2). Pada tahun 1982 Food and Drug Administration(FDA) Amerika Serikat menolak 600 ton kopi Indonesia karena mengandungserangga (3), sehingga perkembangan ekspor kopi Indonesia selanjutnya semakinditentukan aspek mutu.
Rendahnya mutu kopi Indonesia umumnya disebabkan karena ukuran danwama biji kopi yang tidak seragam, berlubang oleh serangga, berjamur dan jugaadanya kotoran-kotoran non kopi (1). Usaha meningkatkan mutu kopi perludigarap dari tingkat petani produsen, para pedagang perantara, pengusaha ekspordan instansi pemerintah yang terlibat langsung dan tidak langsung. Diharapkanusaha peningkatan mutu ini dapat ditangani secara betul-betul terpadu, dalam artisemua pihak menyadari pentingnya pelaksanaan standarisasi dan pengawasan mutuyang ketat sehingga kita dapat meyakinkan negara pengimpor.
Sejalan dengan usaha meningkatkan mutu kopi Indonesia, dipelajari penggunaan sinar gamma untuk membasmi serangga perusak. Pencegahan serangga perusakbiasanya dilakukan dengan fumigasi. Fumigasi diduga kurang efektif karena masihterjadi penolakan dari negara pengimpor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh ROSALINA dan MUNSIAH (4) dan HOEDA YA dkk (5) diketahui bahwaserangga umumnya peka terhadap radiasi. Menurut RIDWAN (6) penggunaanteknologi radiasi memberikan keuntungan-keuntungan termasuk keuntunganekonomis.
Menurut MPHURU (7) AraecelUs fasciculatus merupakan hama utama di
gudang temyata dapat menyerang kopi sejak dari lapangan. Daerah penyebaranserangga ini luas meliputi Eropah, Amerika (Lousina dan Florida), Amerika Tengah,Perancis, Brazil, St Helena, Persia, Ceylon, Indonesia, Cina, Jepang, Sandwich, Islesdan Pilipina (7).
Penelitian ini bertujuan : (a) mengetahui jenis hama perusak biji kopi; (b)mempelajari pengaruh radiasi dan furnigasi pada serangga perusak biji kopi sertamembandingkan efektifitasnya; dan (c) mempelajari jenis kapang yang mengotoribiji kopi.
454
TATA KERJA
Pengumpulan data untuk mengetahui jenis hama yang merusak biji kopi yangmenyebabkan mutu kopi rendah dilakukan kunjungan dan pengambilan eontohkopi dari petani, tempat pengolahan, gudang eksportir dan laboratorium, PusatPengendalian Mutu Barang di daerah Lampung, Medan dan Jakarta. Buah kopi danbiji kopi diamati di laboratorium. Hama yang dite~ukan dipelihara, diperbanyakdan diidentifikasi menurut buku determinasi (8, 9, 10). Populasi hama Araecerus
dikembang-biakkan dengan meneari medium yang lebih sesuai, yaitu gaplek dankemudian dipindahkan kedalam medium kopi. Dalam pereobaan ini dipakai kopiarabika karena perkembangan serangganya lebih baik bila dibandingkan dengankopi robusta.Penentuan dosis radiasi disinfestasi
Biji kopi berkulit keras sehingga mempersulit pengamatan pertumbuhan hamaAraecerus. Oleh karena itu untuk menginfeksi kopi dengan serangga dari semuastadia pertumbuhan dilaksanakan sebagai berikut ; kopi sebanyak 21 kg dibagimenjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok diulang tiga kall. Masing-masingkelompok diinfeksi selama satu minggu dengan 500 imago tanpa dibedakan jantandan betina. Setelah seminggu pertama semua imago dipindahkan kedalam kelompokkedua dan seterusnya sampai selesai kelompok ke VlI. Setelah selesai infeksididapatkan 21 kg kopi yang mengandung semua stadia imatura. Kemudian kopidieampur sampai homogen dan dibagi menjadi 28 unit pereobaan sehingga didapatkan 0,75 kg kopi. Untuk imago, masing-masing unit pereobaan dimasukkan 22 ekorimago yang berumur 5 - 10 hari tanpa dibedakan jantan dan betina. Kemudiandiradiasi dengan dosis (0; 0,1; 0,2; 0,25; 0,30; 0,35 dan 0,40 kGy). Jumlah ulangan4. Laju dosis 1,3054 kGy/jam. Stoples ditempatkan seeara aeak pada rak terbukadalam kondisi ruangan. Pengamatan pertama dilakukan sehari setelah radiasi dankemudian dilanjutkan sekali dalam seminggu sampai minggu ke X. Imago yang matidihitung dan dikeluarkan dan imago yang hidup dihitung dan dimasukkan kembaliseeara terpisah untuk menghindarkan tereampur antara imago P dan Fl'Membandingkan penggunaan radiasi dengan fumigasi.
Sejumlah 24 karung goni kedl yang masing-masing berisi 2 kg k-opi diinfeksidengan 100 imago Araecerus berumur 3 - 8 hari tanpa dibedakan jantan dan betina.Untuk mencegah reinfestasi, karung kopi dimasukkan kedalam stoples plastikvolume 10 1 yang diberi lubang aerasi. Sesudah 1 bulan penyimpanan kemudiandiradiasi dengan dosis (0; 0,05; 0,10; 0,20; dan 0,40 kGy) dan difumigasi dengan
phostoxin dengan dosis 3 g/JD3. Jumlah ulangan 4. Laju dosis 1,2463 kGy/jam.Pengamatan pertama dilakukan sehari setelah radiasi dan untuk perlakuan fumigasisetelah 8 hari. Pengamatan dilanjutkan dengan selang waktu 2 minggu sampai 6bulan penyirnpanan.Pengamatan mikrobiologi
Untuk llJengamati jenis kapang yang terdapat didalam biji kopi dilakukanpengambilan dari tiap eontoh sekitar 10 - 15 butir kopi dalam tiap jadwal pengamatan. Butir kopi ditanamkan dalam medium Sabouraud Dextrosa Agar (buatanDifeo) dan diinkubasikan pada suhu 300C selama 4 - 5 hari. Kemudian dilakukanpemumian kapang dan selanjutnya diidentif1kasi secara mikroskop~.
455
Pengainatan sifat biologiUntuk menentukan daur_hidup pada medium kopi arabika, kopi robusta dan
gaplek, 10 pasang imago umur ~ - 1() had dilnleksllcan kedalam maslng-maslngmedium. Sehari kemudian imago dikeluarkan. Jumlah ulangan 3. Pengamatandilakukan sampai terbentuk imago. Untuk menghindarkan kontaminasi dari imagoyang baru menetas, setelah 20 hari, pengamatan dilakukan tiap hari dan kiilau adaimago segera dikeluarkan.
Priode oviposition dipelajari dengan menggunakan medium gaplek. Sepotonggaplek diinfeksikan dengan 2 pasang imago yang bam menetas. Iiap hari dipindahkan kedalam medium bam sampai hari ke 20. Pengamatan dilakukan tiap hari.Jumlah ulangan 3. Selain itu untuk mendapatkan telur dicoba juga menelurkan 500imago didalam medium bubuk gaplek dan bubuk kopi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan di lapangan dan di gudang ditemukan 2 jenis hama yangmenyebabkan biji kopi berlubang. Hama utama dilapangan yang menyerang buahkopi adalah Stephanoderes hampei Ferr dan terbawa ke gudang tetapi mati selamaproses pengolahan. Serangan hama ini eukup tinggi di lapangan seperti di daerahLampung yang mempakan penghasil utama kopi robusta di Indonesia. MenurutWARDOYO (11) di daerah Jawa Iimur serangan hama terse but di lapangan dapatmeneapai 20%. Hama kedua yang merupakan hama utama di gudang adalahA. fasciculatus De Geer. Hama ini menjadi serius terutama pada kopi yang disimpanlama seperti yang ditemukan di dalam gudang penyimpanan sisa eontoh di PusatPengendalian Mutu Barang di Ciraeas, Jakarta. Menurut MPHURU (7), hamaAraecerus dapat menyerang sejak dari lapangan dan menjadi hama yang seriusuntuk kopi yang disimpan lama. Selama pengamatan dilakukan, faktor kebersihandari gudang penyimpanan sangat mempengaruhi ditambah lagi bila disimpanbersama-sama dengan komoditi lain yang dapat menjadi sumber infeksi sepertigaplek. Bahkan di dalam pengapalan ke luar negeri yang memakan waktu relatiplama, faktor kebersihan kapal dan jenis komoditi perlu diperhatikan karena sifatdari hama gudang umumnya polipag sehingga dapat saling mengkontaminasi (12).Gejala serangan antara kedua hama ini dapat dibedakan seeara mudah. Stephanoderes menimbulkan lubang yang lebih keeil dan wamanya kehijau-hijauan bila dibandingkan dengan lubang yang disebabkan Araecerus. Dalam pemeliharaan di laboratorium hama Stephanoderes hanya dapat hidup didalam buah kopi sedangkan hamaAraecerus dapat hidup di dalam buah kopi ataupun biji kopi yang telah dikeringkan.Hal ini menunjang pendapat MPHURU (7) yang menyatakan bahwa Araecerus
dapat menyerang sejak dari lapangan artinya dapat menyerang buah kopi. Darieontoh kopi yang diambil dari tempat pengolahan sebelum diseleksi ditemukanbanyak kotoran non kopi. Jadi jelas bahwa usaha meningkatkan mutu kopi hamsditangani seeara terpadu, dengan menyadarkan semua pihak tentang pentingnyastandarisasi mutu yang ketat. Untuk memenuhi populasi Araecerus yang dibutuhkan untuk penelitian dieoba beberapa medium. Mediumgaplek lebih baik dari pada
456
kopi arabika dan robusta, sedangkan kopi arabika lebih baik bila dibandingkandengan kopi robusta, karena itu dalam percobaan ini kopi arabika dipakai sebagaimedium percobaan. Dalam kondisi ruangan 28 - 320C dengan kelembapan60 - 90% daur hidup AraeceIUS di dalam medium gaplek 40 - 50 bari, di dalamkopi robust a 45 -' 55 hari dan di dalam kopi arabika 38 - 50 bari. Periode oviposition berlangsung 5 - 6 hari di dalam medium gaplek. Araecerus dewasa temyatatidak dapat bertelur di dalam medium bubuk gaplek ataupun bubuk biji kopi.
Tabell dan 2 memperlihatkan perkembangan populasi dan pesentase kematian.Dari data yang tercantum pada Tabel 2 dapat dikemukakan AnzeceIUS peka terbadap radiasi. Pada dosis rendah (0,10 kGy) pada minggu kedua persentase kematianserangga sudah mencapai 86,9%. Pada dosis yang lebih tinggi dengan waktu penyimpanan sampai 5 minggu data persentase kematian serangga tidak beraturan, karenaitu dosis radiasi disinfestasi ditentukan setelah 5 rninggu penyimpanan. Selain itupengarnatan lebih lama dari 5 minggu persentase serangga yang mati tidak berbedanyata. Dari basil pengamatan yang tercantum pada Tabel 3 dan 4 dapat dinyatakanbahwa, antara dosis radiasi 0,20; 0,30; 0,35 dan 0,40 kGy tidak berbeda nyata.Dernikian juga balnya dengan dosis radiasi 0,20; 0,25; dan 0,3 5 tidak berbeda nyata.Berarti dengan dosis radiasi 0,20 kGy saja telah dapat digunakan untuk memberan
tas hama Anzecerus. Tetapi karena rata-rata perkembangan populasi paling rendahyaitu 2,55 pada dosis radiasi 0,40 kGy dan dosis tersebut masih lebih rendah daripada dosis yang diijinkan, maka dosis 0,40 kGy merupakan dosis radiasi disinfestasi.
Pada Tabel 5 dan 6 dapat dibandingkan penggunaan radiasi dengan fumigasimempunyai efektifitas yang sarna. Meskipun dalam Tabel 6 untuk furnigasi padarninggu ke 12 persentase kematian menurun menjadi 94,3% tetapi akhirnya padarninggu ke 20 naik lagi menjadi 100 %. Hal ini dapat dijelaskan kemungkinan
kontarninasi dari 1uar namunpun hal ini telah dicegah, karena banya terjadi pada satuulangan dari 4 ulangan yang diamati~ Ditambah lagi kalau dihitung dari daur hidupsekitar 38 - 50 bari sedangkan persentase kematian dari rninggu ke 4 sampaidengan minggu ke 10 tetap 100 %. Jadi sumber serangga ini tidak mungkin terdapatdari dalam unit percobaan.
Dalam Tabel 7 dan 8 dapat dilibat bahwa pada dosis 0,10; 0,20 dan 0,40 kGytidak berbeda nyata dengan furnigasi (P<0,05). Dengan dernikian dapat diartikanbahwa radiasi dan fumigasi mempunyai efektifitas yang sarna. Tetapi ada beberapahal kelebihan iradiasi bila dibandingkan dengan furnigasi phostoxin yaitu waktu
yang singkat dan pemakaiannya sederbana dan praktis. Selain itu serangga dapatmenjadi resisten terbadap furnigasi, sehingga akan menimbulkan masalah baru.Keadaan tersebut tidak akan terjadi pada iradiasi dan umurnnya serangga pekaterbadap iradiasi. Namun dernikian apabila teknologi iradiasi akan digunakanmemberantas hama gudang, faktor reinfestasi barus segera dipikirkan denganmemakai pengemas yang cocok dan mampu menahan reinfestasi sesudah bahandiradiasi. Tetapi dengan merninimalkan kekurangannya, pada dasarnya iradiasi telahdapat digunakan dengan mengkombinasikan atau melengkapi dengan teknologi yangtelah ada seperti baban pengemas, gudang ataupun kapal disemprot dengan insektisida sehingga mengurangi derajat reinfestasi.
457
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa jenis kapang yang ditemukan pada kopirobusta dan kopi arabika hampir sarna. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa darl
sernua perlakuan bila dibandin~~n d~ft~!\ kontrol s~mpai akhir pengamatanhampir sarna jenis dan jumlahnya. Pada pengamatan secara fisual bahwa kapangtidak merusak selama kadar air sesuai dengan standar kira-kira 13 - 14% dan kondisi
gudang penyimpanan yang baik. Temyata dosis disinfestasi tidak mempengaruhijumlah dan jenis kapangnya.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan dapat diambil dari hasil peneltian ini ialah bahwa ditemukan 2 jenis hama yang merusak biji kopi, yaitu Stephanoderes hampei Fen yangmenyerang buah kopi di lapangan terbawa ke gudang dan mati selama prosespengolahan. Hama kedua ialah AraecelUs fasciculatus De Geer merupakan hamautama di gudang untuk kopi yang disimpan lama. Araecerus peka terhadap radiasi,dosis disinfestasi pada 0,40 kGy.
Iradiasi dan fumigasi mempunyai efektifitas yang sarna tetapi iradiasi mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan fumigasi, yaitu waktu yang singkat,pemakaiannya sederhana dan praktis. Selain itu iradiasi tidak menirnbulkan resistensi pada serangga.
Pada kadar air sekitar 13 - 14% sesuai dengan standar mutu kopi eksporserangan kapang tidak menirnbulkan masalah. Dosis disinfestasi tidak berpengaruhterhadap jumlah dan jenis kapang.
Usaha meningkatkan mutu kopi perlu digarap dari petani produsen, parapedagang perantara, pengusaha ekspor dan instansi pemerintah yang terlibat langsung dan tidak langsung.
UCAP AN TERIMA KASIH
Terima kasih diucapkan kepada Saudara Mukhlas, Akmalsyah, Dada Hudaya,dan Dodon atas segala bantuannya dalam melaksanakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. SISWOPURANTO!..P.S., Kita manfaatkan kuota ekspor, Majalah Kopi Indonesia·
1 (1981) 19.
2. NAINGGOLAN, P., Usaha ke arah peningkatan mutu kopi rakyat, Majalah
Kopi Indonesia 5 (1982) 24.
3. ANONIMUS, Enam ratus ton kopi Indonesia ditolak FDA-AS, Harlan Kompas,27 Oktober 1982.
4. ROSALINA, S.H., dan MUNSIAH, M., "Disinfestasi serangga ikan asap denganiradiasi", Aplikasi Teknik Nuklir Di Bidang Pertanian dan Biologi (RisalahPertemuan llmiah, 1982), PAIR-BATAN, Jakarta (1983) 246.
458
5. HOEDA YA, M.S., ROSALINA, S.H., RAHA YU, A., HARSOJO, danKARDHA, S., "Radiation disinfestation of tobacco leaves and coffeebeans", Int. ConL on Radiation Disinfestation of Food and AgriculturalProducts, 14 -18 November 1983, Honolulu, Hawai, USA (1983).
6. RIDWAN, M., ''Pemanfaatan tekno1ogi radiasi untuk pengawetan makanan",
Pengawetan Makanan dengan Iradiasi (Risalah Seminar Jakarta, (1983),BATAN, Jakarta (1984) 59 .•
7. MPHURU, A.N., Araecerus fasciculatus De Geer (Coleoptera; Anthribidae),
Tropical Stored Product Information, London (1974).
8. ANONIMUS, Applied stored products entomology, Vol. II (Speicalist Course),Stored Departement (TSPC), Tropical Products Institute, London (1982).
9. HINTON, H.E., and CORBET, A.S., Common Insect Pest of Stored FoodProducts (Economic Series No. 15), British Museum (Natural History),London (1975).
10. HARAHAP, M.S., dan AJUNG, Hama dalam Gudang Dari Bahan Tanaman
Hasil Pertanian (pemberitaan No. 182), Karantina Tumbuh-Tumbuhan,Jakarta (1969).
11. WARDOYO (1983), Komunikasi pribadi.
12. ROSALINA, S.H., Kemungkinan kopi sebagai sumber infestasi Lasioderma
serricome da1am penyimpanan dan pengangkutan (pAIR/P. 44/1985),Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi - BATAN, Jakarta (1985).
459
.;..0\o
Tabell. Popului hama pada kopi radiasi selama penyimpanan 10 minggu. (ulangan 4 kali).
Dosis
lumlah hama (dewasa,yang hidup+ yang mati)
(kGy)mglmg2mg3mg4mg5mg6mg7mg8mg9mgl0
0.00
5185118172239253282350458530
0.10
364445454545 45454548
0.20
334244444545 45454142
0.25
34353639393940434647
0.30
343638383840 40404142
0.35
313940404141 41424348
0.40
293436363636 36373839
mg = minggu.
~
Tabel 2. Persentasi kematian hama pada kopi radiasi seIama penyimpanan 10 minggu. (ulangan 4 kali).
Dosis
Persentasi kematian hama
(kGy) mg 1mg2mg3mg4mg5mg6mg7mg8mg9mgl0
0.00
28.420.7 .J19.417.220.1 -".'32.839.443.245.144.2--~-0.10 39.386.989.493.494.095.095.095.095.096.0
0.20
37.195.897.798.398.398.398399.498.298.5
0.25
51.187.888.782.194.895.597.593.494.295.2
0.30
55.693.094.198.795.695.695.694.896.494.8
0.35
54.489.689.992.492.794.597.096.596.597.2
0.40
64.997.197.298.698.699.399.397.398.298.7
mg = minggu
Tabel 3. Sidik ragam beberapa perlakuan pemberantasan beberapa tingkat dosis radiasi danpenyimpanan terhadap populasi A. fasciculatus selarna penyimpanan 5 rninggu (hasil
rn[IDrnrOl1B~lhnn ~[llDn 1m]I
Sumber FhitungFtabel0,05
0,01
Penyimpanan (pm)
38 73**2,483,54,Pemberantasan (Pb)
502,51 **2,213,01
Interaksi (pm x Pb)
23 ,24 **1,642,01
** berbeda nyata pada p = 0,05
Tabel 4. Perkernbangan kerapatan populasi A. fasciculatus sesudah 5 rninggu penyirnpanan
Dosis
Rata-rata a)Rata-ratab)
(kGy)
0,00
107,20a 10,02a0,10
7,60b 2,53b
0,205,10cd 1,91cd
0,255,95be 2,31be
0,304,25d 1,83d
0,354,90bed 2,00bed
0,402,55d 1,46d
Angka pengamatan yang diikuti huruf sarna tidak berbeda pada taraf kepercayaan 5%.a) dari hasil pengamatan.b) dari transfonnasi X = V ¥2 + x.
462
~w
Tabel 5. Perkembangan kerapatan hama pada kopi radiasi selama penyimpanan 2 minggu. (ulangan 4 kali).
Perlakuan
Jumlah hama (dewasa,yang hidup+ yang mati)
mg 2
mg4mg6mg 8mglOmgl2mg14mgl6mgl8mg 20mg 22
Kontrol
10972796511341459236433883966429942104342
R.0.05
55198389449478485500526552559573
R.0.10
4347474747474747 474747
R.0.20
5355555555555555 555555
R.0.40
5457575757575757 575757
Fumigasi
98100102103104110117118120120120,5
mg '"
mingguR
=radiasi (kGy)
•••a-•••
Tabd 6. Persentasi kematian hama pada kopi radiasi sdama penyimpanan 22 minggu. (ulangan 4 kaIi).
Perlakuan
Persentasi kematian hama
mg2
mg4mg6I11g8mg 10mg12mg14mg 16mg 18mg 20mg 22
Kontrol
39.211.253.987.576.859.969.286.894.598.098.79R. 0.05
80.334.147.088.995.898.697.895.596.898.998.6
R. 0.10
98.3100100100100100lOa100100100lOa
R.0.20
99.996.6100100100100100100100100100
R.0.40
100100100100100100100lOa100100100
Fumigasi
99.010010010010094.393.398.199.810099.6-- mg =
mingguR
=radiasi (kGy)
Tabd 7. Sidik ragam beberapa perlakuan pemberantasan dengan beberapa tingkat dosis radiasi,fumigasi dan penyimpanan terbadap populasi A. fasciculatus sdama penyimpanan8 minggu (hasil ditransfonnasikan denganV"1f+X)
Sumber FhitungFtabel0,05
0,01
Penyimpanan (Pm)
465,94**2,754,10
Pemberantasan (Pb)
302,04 **2,363,32
Interaksi (pm x Pb)
85,60**1,752,20
** berbeda nyata pada p = 0,05
Tabd 8. Perkembangan kerapan populasi A. fasciculatus sesudah 8 minggu penyimpanan
(p = 0,05)
Perlakuan rata-rata (asH)Rata-rata (transformasi)
R.O,OO
320,06 16,53a
R.0,0593,00 8,63b
R.0,10
0,19 0,80c
R.0,20
0,19 0,80c
R.0,40
0 0,71c
Fumigasi
0,31 0,83c
R - radiasi (kGy)
465
Tabel 9. Kapang yang ditemukan pada biji kopi selama penyimpanan.
Persentasi terdapatnya pada
Jenis kapang
Rhizopus sp.
Aspergillus sp.
Penicillium sp.
Aspergillus niger
Mucor sp.
466
Biji kopi robusta(dari Lampung,
12 sampel)
100
50
50
30
8,3
Biji kopi Arabika (dariMedan,5 sampel)
60
40
80
40
Tabe1 10. Kapang yang ditemukan pada kopi sclama pcnyimpanan 20 minggu.
Perlakuan
Kontrol
R.O.OS
R. 0.1 0
R. 0.20
R.0.40
Fumigasi
Kapang
mg4
mg8mgl2mgl6mg 20
A. (4). Mu. (2)
A. (2). Mu. (1)A. (4). Y. (3)A. (4). Mu. (1)A. (2). Mu. (I)Y. (4)
P. (I). Y. (4)Y. (4)A. (2). R. (I)
A. (3). Y. (4)A. (3). Y. (3)A. (2). Y. (4)Y. (4)Y. (4) A. (3). Y. (4)
A. (I). Mu. (1)A. (4). Y. (2)A. (4). Y. (4)A. (1). P. (1)Y. (4)Mu. (1). R. (1)
. A. (3). Mu. (1)A. (4). Y. (3)A. (2). Mu. (1)A. (1). Mu. (1)Y. (3)
Y. (3) Y (%)Y. (4)A. (1). Mu. (2)
A. (1). Y. (3)A. (2). Y. (4)A. (1). Y.·(4)Y.(4)A.(l).Mu.(2)
A. (3). Y. (4)A. (3). Y. (2)A. (2). Y. (4)Mu. (1). Y. (4)Y. (4)
~-.J
mg· minggu; R = rndiasi (kGy)
A = Aspergillus Mil = Mucor P. = Penicillium
Angka dalam kurung menunjukkan jumlah populasi dalam contoh.
Y = yeast