Upload
duongdat
View
216
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH RETURN ON ASSET, BEBAN OPERASIONAL
TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN CAPITAL
ADEQUACY RATIO TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO
MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
2010-2014
SARFIKA RAFIANA
PEMBIMBING
FATAHURRAZAK, SE, M.Ak, Ak, CA
Program Studi Akintansi Fakutas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Email: [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return on Asset terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah, pengaruh Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, pengaruh
Capital Adequacy Ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, serta
pengaruh Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan
Capital Adequacy Ratio secara bersama-sama terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan kriteria Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan
triwulan pada tahun 2010-2014. Pengujian data menggunakan uji asumsi klasik yang
terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi, serta menggunakan analisis regresi linear berganda melalui uji parsial
(uji t), uji simultan (uji F), dan koefisien determinasi (uji R2).
Selama periode pengamatan data penelitian, menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas, uji multikolonieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel menyimpang dari
uji asumsi klasik. Hal ini menunjukkan bahwa data telah memenuhi syarat untuk
menggunakan model regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis secara parsial
dan simultan menunjukkan bahwa Return on Asset, Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio memiliki pengaruh terhadap
tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Nilai koefisien determinasi sebesar 38.80%
yang berarti bahwa variabel Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, dan Capital Adequacy Ratio mampu menjelaskan sebesar 38.80%
penyebab terjadinya variasi atau perubahan yang terjadi pada tingkat bagi hasil
deposito mudharabah, sedangkan sisanya sebesar 61.20% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,
Capital Adequacy Ratio, dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bank umum merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting
peranannya pada kegiatan ekonomi dan perdagangan dalam melayani kegiatan
perkreditan dan jasa sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Menurut Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Perbankan Syariah adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang melakukan aktivitas atau
usahanya mengandalkan sistem bagi hasil.
Cukup penting bagi bank syariah untuk tetap menjaga kualitas tingkat bagi hasil
yang diberikan kepada nasabahnya. Nasabah penyimpanan dana akan selalu
mempertimbangkan tingkat imbalan yang diperoleh dalam melakukan investasi pada
bank syariah. Jika tingkat bagi hasil bank syariah terlalu rendah maka tingkat
kepuasan shahibul maal akan menurun dan kemungkinan besar akan memindahkan
dananya ke bank lain. Karakkteristik nasabah yang demikian membuat tingkat bagi
hasil menjadi faktor penentu kesuksesan bank syariah dalam menghimpun dana pihak
ketiga (Azmy, 2008).
Selama tahun 2012, aset perbankan syariah (BUS dan UUS) meningkat dari Rp
145.47 Triliun menjadi Rp 195.01 Triliun atau tumbuh sebesar Rp 49.54 Triliun
(34.06%). Pertumbuhan aset perbankan syariah tersebut telah mendorong
peningkatan share perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Pada tahun 2012,
share perbankan syariah tercatat sebesar 4.61% atau tumbuh 0.59% dari tahun
sebelumnya (4.02%). Pertumbuhan aset pada tahun 2012 (34.06%) lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya (49.17%) yang antara lain dipengaruhi oleh
melambatnya pertumbuhan DPK. Meskipun demikian, dampak menurunnya tingkat
pertumbuhan DPK tersebut dapat diminimalisir antara lain dengan adanya tambahan
dana modal kerja UUS dari bank induk dalam bentuk dana antar kantor (RAK). Pada
tahun 2012 RAK UUS mengalami peningkatan sebesar Rp 6.91 Triliun (97.19%) dari
sebesar Rp 7.11 Triliun menjadi Rp 14.02 Triliun (Laporan Pengawasan Perbankan,
2012).
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang berbentuk laporan
pertanggungjawaban yang didalamnya terdapat informasi yang menyangkut posisi
keuangan suatu perusahaan yang berguna bagi pihak yang berkepentingan. Untuk
menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan rasio yang
merupakan pos-pos laporan keuangan. Dalam melakukan analisis rasio keuangan,
diperlukan perhitungan-perhitungan rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek
keuangan.
Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat pengembalian aset yang dimiliki oleh suatu bank. Jika semakin besar
Return on Asset, maka semakin baik pula kinerja suatu bank karena tingkat
keuntungan yang dicapai semakin besar.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu bank dalam menjalankan
operasinya. Semakin kecil rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
maka akan semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank dan
mempengaruhi laba yang akan diperoleh.
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan oleh bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko. Ketentuan perhitungan Capital Adequacy
Ratio yang harus diikuti oleh bank-bank di seluruh dunia sebagai aturan main dalam
kompetisi yang fair di pasar keuangan global, yaitu rasio minimum 8% permodalan
terhadap aktiva berisiko.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul
tentang “Pengaruh Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2014”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Apakah Return on Asset berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia untuk
periode 2010-2014?
2. Apakah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah
yang terdaftar di Bank Indonesia untuk periode 2010-2014?
3. Apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia untuk periode 2010-2014?
4. Apakah Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,
dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh secara simultan terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia untuk periode 2010-2014?
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Menurut Nikensari (2012), bagi hasil adalah kerjasama dua orang atau lebih
dan semuanya menyumbangkan dana ke dalam proyek di mana hasil usahanya akan
dibagi bersama sesuai kesepakatan bersama (akad mudharabah). Berbagi hasil dalam
bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil antara
nasabah dan bank syariah. Misalnya, jika bank syariah menawarkan nisbah bagi hasil
tabungan sebesar 70:30 itu artinya nasabah bank syariah akan memperoleh bagi hasil
sebesar 70% dari return investasi yang dihasilkan oleh bank syariah melalui
pengelolan dana-dana masyarakat di sektor riil. Sementara itu bank syariah akan
mendapatkan porsi bagi hasil sebesar 30%. Menghitung nisbah bagi hasil untuk
produk pendanaan/simpanan bank syariah, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
jenis produk simpanan, perkiraan pendapatan investasi dan biaya operasional bank.
Hanya produk simpanan bank dengan skema investasi (mudharabah) yang
mendapatkan return bagi hasil, sementara itu untuk produk simpanan dengan skema
titipan (wadiah), return yang diberikan berupa bonus.
Tabel 2.1
Perhitungan Distribusi Bagi Hasil
Jenis
Penghimpunan
Saldo
Rata-rata
Pendapatan
yang harus
dibagi hasil
Porsi Pemilik Dana
Nisbah Jumlah Bonus
dan Bagi Hasil
Indikasi
Rate of
Return
A B C D E
1. Giro
Wadi’ah A1 B1 D1 E1
2. Tabungan
Mudharabah A2 B2 C2 D2 E2
3. Deposito
Mudharabah:
1 Bulan A3 B3 C3 D3 E3
3 Bulan A4 B4 C4 D4 E4
6 Bulan A5 B5 C5 D5 E5
12 Bulan A6 B6 C6 D6 E6
TOTAL A B C D E Sumber: Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor7/56/DPbs tanggal 9 Desember 2005.
Keterangan:
A = Entry
B = B1+B2+B3+B4+B5+B6
C = Entry, untuk penghimpunan jenis wadi’ah pada kolom nisbah tidak diisi
D = D1+D2+D3+D4+D5+D6
D = B x C, kecuali untuk D1 (tergantung kebijaksanaan bank untuk pemberian bonus
wadi’ah)
E = (D/A x 100%) x 12
Return on Asset
Menurut Machmud dan Rukmana (2010:166), Return on Asset digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba
sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan.
Semakin besar Return on Asset, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak.
Sementara itu, rata-rata total aset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva.
Menurut Bank Indonesia, Return on Asset merupakan laba sebelum pajak
dengan rata-rata total aset dalam satu periode. Semakin besar Return on Asset
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Meunurut Gundari (2015), rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasional atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank.
Semakin kecil angka rasionya, maka semakin baik kondisi bank tersebut. Apabila
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional semakin rendah maka bank
semakin efisiensi dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi
pembiayaan dalam rangka menghasilkan output (pendapatan) yang paling tinggi
sehingga pendapatan bank meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan, maka
tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga meningkat.
Menurut Bank Indonesia, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional.
Beban operasional merupakan beban yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari meliputi: beban gaji, beban pemasaran, dan
beban bunga. Sedangkan pendapatan operasional merupakan pendapatan yang
diterima oleh pihak bank yang diperoleh melalui penyaluran kredit dalam bentuk
suku bunga.
Capital Adequacy Ratio
Menurut Wibowo (2012), Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan
modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Capital Adequacy Ratio atau sering
disebut rasio permodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi oleh bank.
Modal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.
Hal ini wajar karena bisnis perbankan adalah bisnis yang berdasarkan kepercayaan.
Selain itu adanya berbagai bentuk risiko yang besar yang mungkin dapat terjadi pada
bank. Faktor utama yang cukup mempengaruhi jumlah modal bank adalah jumlah
modal minimum yang ditentukan oleh bank sentral.
Menurut Bank Indonesia, Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal
sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
Hipotesis
H1: Diduga Return on Asset berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2014.
H2: Diduga Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Syariah di
Indonesia Periode 2010-2014.
H3: Diduga Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2014.
H4: Diduga Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,
dan Capital Adequacy Ratio secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia Periode
2010-2014.
Tingkat Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah (Y)
Return on Asset (X1)
Capital Adequacy Ratio (X3)
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (X2)
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Metode Peneitian
Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia yang telah
terdaftar di Bank Indonesia pada periode 2010-2014. Jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan bersifat kuantitatif, berupa
laporan keuangan publikasi triwulan yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia
(www.bi.go.id), Otoritas Jasa Keuangan, maupun situs resmi masing-masing Bank
Syariah selama lima tahun berturut-turut dari periode tahun 2010-2014. Pada
penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Wirartha (2006),
penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang
diolah dengan metode statistika. Dengan metode kuantitatif, akan diperoleh
signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang
diteliti.
Definisi Operasional Variabel Dependen (Y) dan Variabel Independen (X)
Variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:39). Pada penelitian ini,
variabel dependen yang digunakan adalah tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Menurut Isna dan Sunaryo (2012), bagi hasil dalam bank syariah menggunakan
istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank syariah.
Adapun rumus tingkat bagi hasil deposito mudharabah adalah sebagai berikut:
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/56/DPbs tanggal 9 Desember 2005.
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2012:39).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut:
Bonus Bagi Hasil
RR = ( x 100%) x 12
Saldo Rata-rata
Return on Asset (X1)
Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya (Isna
dan Sunaryo, 2012). Return on Asset dihitung dengan rumus yang sesuai dengan
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP, 16 Desember 2011, yaitu:
Sumber: Bank Indonesia
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2)
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan beban operasional
terhadap pendapatan operasional (Laksitarini, 2013). Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP, 16 Desember 2011, yaitu:
Sumber: Bank Indonesia
Capital Adequacy Ratio(X3)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan modal yang diukur
berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut
risiko (ATMR) (Wibowo, 2012). Capital Adequacy Ratio dihitung dengan rumus
yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP, 16 Desember
2011, yaitu:
Sumber: Bank Indonesia
Earning Before Income Tax
ROA =
Total Assets
Capital
CAR =
Risk-Based Balanced Asset
Total Beban Operasional
BOPO =
Total Pendapatan Operasional
Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:215). Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang berjumlah
11 bank publikasi pada periode tahun 2010-2014 yang diperoleh dari website Bank
Indonesia, website Otoritas Jasa Keuangan maupun website resmi bank yang
bersangkutan.
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap
dapat menggambarkan populasinya (Wirartha, 2006:233). Pemilihan sampel
dilakukan secara purposive sampling, yaitu populasi yang akan dijadikan sampel
penelitian adalah yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang
dikehendaki dalam penelitian ini. Beberapa pertimbangan atau kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di website resmi Bank Indonesia, website
Otoritas Jasa Keuangan, maupun website masing-masing bank yang
bersangkutan.
2. Bank Umum Syariah tersebut membuat laporan keuangan triwulan pada
periode 2010-2014 dan telah dipublikasikan.
3. Bank Umum Syariah yang selama periode tahun 2010-2014 mendapatkan laba.
4. Data untuk penelitian tersedia antara tahun 2010-2014.
Dari kriteria di atas terdapat 3 Bank Umum Syariah yang digunakan dalam
penelitian ini:
1. Bank Mega Syariah.
2. Bank Syariah Bukopin.
3. Bank Syariah Mandiri.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistik deskriptif data. Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). Serta untuk memberikan gambaran terhadap variabel-
variabel yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:19).
Pengujian dengan menggunakan analisis regresi harus didahului dengan
pengujian asumsi klasik sehingga hasil yang bias dapat dihindari. Pengujian asumsi
klasik yang dilakukan ada empat, yaitu: uji normalitas, uji mutikolonieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Analisis regresi linear berganda dipakai
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas/independen terhadap variabel
terikat/dependen (Sunyoto, 2011:145).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial
(uji t), dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi dependen, pengujian secara simultan
(uji F), dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama, dan melakukan koefisien determinasi (R2),
yaitu untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis/Observasi
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan syariah khususnya Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia
maupun Otoritas Jasa Keuangan pada periode tahun 2010-2014. Seleksi sampel
didasarkan oleh kriteria yang telah ditetapkan, ditampilkan dalam tabel berikut ini:
Perincian Perhitungan Sampel 2010-2014
No Keterangan Jumlah
1 Bank Umum Syariah yang telah beroperasi sejak tahun
2010-2014. 11
2 Bank Umum Syariah yang tidak menerbitkan laporan
keuangan triwulan secara lengkap pada periode tahun
2010-2014.
(6)
3 Bank Umum Syariah yang selama periode tahun 2010-
2014 mendapatkan rugi. (2)
4 Bank Umum Syariah yang memiliki kriteria dan
terpilih menjadi sampel.
3
5 Jumlah observasi selama periode tahun 2010-2014. 3 bank x 4 triwulan
x 5 tahun = 60
Berikut nama Bank Umum Syariah yang menjadi objek penelitian:
1. Bank Mega Syariah.
2. Bank Syariah Bukopin.
3. Bank Syariah Mandiri.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui nilai minimum,
maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi, dan memberikan gambaran terhadap
variabel-variabel yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan program SPSS versi 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tingkat bagi hasil
deposito mudharabah 60 .04087 .08576 .0574515 .01106300
Return on Asset 60 .00164 .03986 .0148682 .00992100
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional
60 .68349 1.24081 .8478259 .10258049
Capital Adequacy
Ratio 60 .10601 .18816 .1345819 .01838928
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel penelitian (N)
adalah sebanyak 60 sampel. Hasil analisis dengan menggunakan deskriptif statistik
variabel dependen tingkat bagi hasil deposito mudharabah mempunyai nilai
minimum sebesar 0.04087, nilai maksimum sebesar 0.08576 dengan rata-rata sebesar
0.0574515, dan standar deviasi sebesar 0.01106300. Hasil analisis dengan
menggunakan deskriptif statistik variabel independen Return on Asset mempunyai
nilai minimum sebesar 0.00164, nilai maksimum sebesar 0.03986 dengan rata-rata
sebesar 0.0148682, dan standar deviasi sebesar 0.00992100. Hasil analisis dengan
menggunakan deskriptif statistik variabel independen Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional mempunyai nilai minimum sebesar 0.68349, nilai
maksimum sebesar 1.24081 dengan rata-rata sebesar 0.8478259, dan standar deviasi
sebesar 0.10258049. Hasil analisis dengan menggunakan deskriptif statistik variabel
independen Capital Adequacy Ratio mempunyai nilai minimum sebesar 0.10601,
nilai maksimum sebesar 0.18816 dengan rata-rata sebesar 0.1345819, dan standar
deviasi sebesar 0.01838928.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik
histogram dan p-p plot dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Grafik Histogram Grafik P-P Plot Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan pada hasil pengujian dengan analisis grafik histogram dan p–p
plot menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk memperkuat pengujian
normalitas, maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji analisis statistik yaitu uji
One–Sampel Kolmogorov–Smirnov. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian
One–Sampel Kolmogorov–Smirnov adalah jika nilai probabilitas untuk residual lebih
besar dari 0.05. Hasil pengujian One–Sampel Kolmogorov-Smirnov pada tabel berikut
ini:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .00843185
Most Extreme
Differences
Absolute .130
Positive .130
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z 1.009
Asymp. Sig. (2-tailed) .261
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One–Sampel
Kolmogorov–Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmogorov–Smirnov untuk variabel
residual sebesar 1.009 dan signifikan pada 0.261 di atas 0.05. Hal ini menunjukkan
bahwa data residual berdistribusi normal dan memperkuat hasil pengujian dengan
menggunakan grafik histogram dan p–p plot.
Uji Multikolonieritas
Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak, dapat dilihat dari
nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance, apabila nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0.10 maka antara variabel independen tidak terjadi multikolinieritas.
Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas:
Hasil Uji Mutikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Return on Asset .758 1.320
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional .729 1.372
Capital Adequacy Ratio .877 1.140
a. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil deposito mudharabah Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua variabel
independen lebih kecil dari 10 (VIF < 10), dan nilai tolerance untuk semua variabel
independen lebih besar dari 0.10 (tolerance > 0.10), maka dapat disimpulkan bahwa
ketiga variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik glejser. Model regresi
tidak mengandung heteroskedastisitas apabila nilai signifikan koefisien parameter
beta dari persamaan regresi tersebut tidak signifikan secara statistik yaitu diatas 0.05.
Berikut hasil pengujiannya:
Hasil Uji Statistk Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .003 .007 .451 .654
Return on Asset -.090 .073 -.185 -1.247 .218
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional
.003 .007 .061 .399 .691
Capital Adequacy Ratio .018 .036 .068 .492 .625
a. Dependent Variable: AbsUt Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas untuk semua
variabel lebih besar dari 0.05. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak
ditemukannya heteroskedastisitas pada model regresi. Dan pada uji scatterplot dapat
dilihat sebagai berikut:
Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengujian
grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang
jelas serta titik–titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi
Penyimpangan model regresi klasik lainnya adalah adanya autokorelasi dalam
model regresi. Untuk mendeteksi adanya data autokorelasi pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin–Watson (DW). Hasil pengujian sebagai
berikut:
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .647a .419 .388 .00865476 .673
a. Predictors: (Constant), Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional
b. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil deposito mudharabah Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil uji autokorelasi
tersebut dapat diketahui DW sebesar 0.673 dari jumlah sampel sebanyak 60 dengan
jumlah variabel berjumlah 3 (n=60 k=3). Dapat disimpulkan bahwa DW sebesar
0.673 berada diantara -2 dan +2 atau -2 < 0.673 ≤ ± 2. Nilai tersebut memenuhi syarat
Durbin-Watson, sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini tidak terjadi
autokorelasi positif maupun negatif atau Ho tidak dapat ditolak.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen terhadap variael dependen. Berikut adalah hasil regresi linear berganda:
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) .125 .013
Return on Asset -.739 .130 -.663
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional -.030 .013 -.282
Capital Adequacy Ratio -.228 .065 -.379
a. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil deposito mudharabah Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel uji regresi linear berganda di atas, dapat diperoleh persamaan
matematis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
TBHDM = 0.125 – 0.739 ROA – 0.030 BOPO – 0.228 CAR + e
Nilai konstanta sebesar 0.125 artinya jika Return on Asset bernilai nol,
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional bernilai nol, dan Capital
Adequacy Ratio bernilai nol, maka tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada
Bank Umum Syariah adalah sebesar 0.125.
Nilai Return on Asset sebesar -0.739 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan
1% Return on Asset maka akan mengakibatkan penurunan tingkat bagi hasil deposito
mudharabah sebesar 0.739.
Nilai Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional sebesar -0.030
yang menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1% Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional maka akan mengakibatkan penurunan tingkat bagi hasil
deposito mudharabah sebesar 0.030.
Niali Capital Adequacy Ratio sebesar –0.228 yang menyatakan bahwa setiap
kenaikan sebesar 1% Capital Adequacy Ratio maka akan mengakibatkan penurunan
tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebesar 0.228.
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (uji t)
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan besarnya nilai probabilitas (p-
value) masing-masing koefisien regresi variabel independen dibandingkan dengan
tingkat signifikansi 0.05. Dengan nilai df=n–k–1, dimana n merupakan jumlah
observasi dan nilai k adalah jumlah variabel independen. Dasar kriteria yang
digunakan adalah apabila probabilitas > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
sedangkan apabila probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut ini
adalah hasil pengujian secara parsial:
Hasil Uji secara Parsial (uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .125 .013 9.332 .000
Return on Asset -.739 .130 -.663 -5.664 .000
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional
-.030 .013 -.282 -2.361 .022
Capital Adequacy Ratio -.228 .065 -.379 -3.483 .001
a. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil deposito mudharabah Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Return on Asset memiliki nilai thitung sebesar -5.664 < ttabel sebesar -1.672
(df=60–3–1=56), dan nilai signifikan 0.000 < 0.05, disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki nilai thitung
sebesar -2.361 < ttabel sebesar -1.672 (df=60–3–1=56), dan nilai signifikan 0.022 <
0.05, disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Capital Adequacy Ratio memiliki nilai thitung sebesar -3.483 < ttabel sebesar -
1.672 (df=60–3–1=56), dan nilai signifikan 0.001 < 0.05, disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima.
Uji Simultan (uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yaitu Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan
Capital Adequacy Ratio yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel terikat atau dependen yaitu tingkat bagi hasil deposito
mudharabah. Dengan kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas > 0.05
maka Ho diterima dan Ha ditolak sedangkan apabila probabilitas < 0.05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Berikut ini adalah hasil pengujian secara simultan:
Hasil Uji secara Simultan (uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .003 3 .001 13.467 .000b
Residual .004 56 .000
Total .007 59
a. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil deposito mudharabah
b. Predictors: (Constant), Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel uji F di atas, nilai Fhitung sebesar 13.467 > nilai Ftabel sebesar
2.77 pada tingkat signifikan 0.05. Nilai df=(n–k):(k–1), jumlah sampel atau n=60,
k=4 yaitu seluruh variabel penelitian, maka df=(60–4=56):(4–1=3), dengan nilai
signifikan 0.000 < 0.05, disimpulkan bahwa secara simultan Return on Asset, Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Koefisien Determinasi (uji R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien determinasi
berguna untuk mengetahui seberapa besar peran variabel Return on Asset, Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio bersama–
sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen yaitu tingkat
bagi hasil deposito mudharabah. Berikut hasil pengujiannya:
Hasil Uji Koefisien Determinasi (uji R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .647a .419 .388 .00865476
a. Predictors: (Constant), Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional
b. Dependent Variable: Tingkat bagi hasil deposito mudharabah Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi
sebesar 0.388 atau sebesar 38.80%. Variasi variabel independen (Return on Asset,
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio)
yang digunakan dalam model ini mampu menjelaskan sebesar 38.80% variasi
variabel dependen (tingkat bagi hasil deposito mudharabah). Sedangkan sisanya
61.20% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diperoleh, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014.
2. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional secara parsial
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada Bank
Umum Syariah periode 2010-2014.
3. Capital Adequacy Ratio secara parsial berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014.
4. Return on Asset, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan
Capital Adequacy Ratio secara simultan berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diperoleh, maka dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pihak bank harus lebih memberanikan diri melakukan usaha
penganekaragaman produk, agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan
optimal untuk perusahaan.
2. Bagi investor dan calon investor Bank Umum Syariah disarankan untuk selalu
mengamati perkembangan kinerja Bank Umum Syariah karena akan
berpengaruh nyata terhadap bagi hasil yang akan diterimanya.
3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah jumlah variabel
independen atau mengganti variabel independen dari penelitian ini dengan
variabel lain yang disinyalir dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito
mudharabah, sehingga diharapkan dapat mencerminkan variabel dependen
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggrainy, Dian. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Periode
2002-2009. Skripsi. Fakultas Syariah dan Hukum. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo.
Azmy, M. Showwam. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Tahun 2005-2008. Skripsi. Fakultas Syariah. Yogyakarta: Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gundari. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Mega Syariah Indonesia Tahun 2004-2013. Skripsi.
Fakultas Ekonomi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Juwairiyah, Siti. 2008. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi Terhadap
Tingkat Bagi Hasil Tabungan dan Deposito Mudharabah Muthlaqah (Studi
pada Bank Muamalat Indonesia Tbk.). Skripsi. Fakultas Syariah. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Khairiah, Andryani Isna dan Kunti Sunaryo. 2012. Analisis Pengaruh Return on
Asset, BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume
11, Nomor 01. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Khasanah, Ulfah. 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan Bank, DPK, dan ROA
terhadap Profit Sharing Deposito Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri
Tahun 2008-2011. Skripsi. Fakultas Syari’ah. Semarang: Institut Agama Islam
Negeri Walisongo.
Laksitarini, Nidya. 2013. Pengaruh Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
Tahun 2009-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”.
Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi
Empiris di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mardiyanto, Handoyo. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo.
Muhammad dan Dwi Suwiknyo. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Penerbit TrustMedia.
Nikensari, Sri Endah. 2012. Perbankan Syariah: Prinsip, Sejarah dan Aplikasinya.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Nugroho, Lukman Chakim. 2012. Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, dan
LDR Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank
Umum Syariah Nasional Devisa di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2011). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sari, Dita Anggrian. 2014. Analisis Pengaruh Bagi Hasil, Suku Bunga (BI Rate), dan
Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2009-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
Fakultas Agama Islam. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan Ke-16.
Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.
Wahana Komputer. 2009. Seri Panduan Praktis: SPSS 17 untuk Pengolahan Data
Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wibowo, Edhi Satriyo. 2012. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,
NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank Mega
Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2008-
2011). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Sumber Lain:
Bank Indonesia.
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia: Likuiditas Rupiah Transparansi dan Publikasi
Laporan Bank 2013.
Kodifikasi: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 2012.
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor7/56/DPbs tanggal 9 Desember 2005.
Laporan Pengawasan Perbankan. 2012.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59.
Statistik Perbankan Syariah. 2014.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
www.bi.go.id
www.megasyariah.co.id
www.ojk.go.id
www.syariahbukopin.co.id
www.syariahmandiri.co.id