Upload
truongdan
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (UN) SISWA KELAS XII
DI SMA PUTRA NIRMALA CIREBON TAHUN AJARAN
2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nova Sihombing
132013039
PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa yang
meliputi berbagai macam perubahan
diantaranya perubahan biologis,
kognitif, sosial dan emosional.
Masalah yang sering dialami pada
remaja antara lain penyalahgunaan
obat-obatan, kenakalan remaja,
problem seksual dan problem yang
berhubungan dengan sekolah
(Santrock, 2007).Problem yang
berhubungan dengan sekolah
misalnya penyesuaian diri, beban
pelajaran dan prestasi belajar.
Banyaknya permasalahan yang
dihadapi membuat cemas dan
stres.Siswa-siswa memiliki tingkat
kecemasan menghadapi ujian
nasional yang tinggi sebagai hasil
dari harapan orang tua yang tidak
realistik terhadap kemampuan yang
dimiliki anak.Kecemasan siswa
meningkat sejalan dengan tingkatan
kelas yaitu ketika menghadapi
evaluasi atau ujian, perbandingan
sosial dan beberapa pengalaman
kegagalan.Ketika sekolah
memberikan pengalaman kegagalan
dalam evaluasi ujian, kecemasan
siswa menjadi semakin meningkat
(Santrock, 2007).Ujian akhir sekolah
atau saat ini sering disebut Ujian
Nasional merupakan salah satu
sumber kecemasan siswa.
Salah satu penyebab ketidak lulusan
siswa SMA adalah nilai standarisasi
kelulusan UN yang bertambah dari
tahun ke tahun dan dirasakan sebagai
beban berat siswa, namun
kenyataannya mau tidak mau Ujian
Nasional (UN) harus tetap diikuti
dan tetap berfungsi sebagai “hakim”
yang dapat memutuskan seorang itu
bernasib baik (lulus) atau buruk
(tidak lulus).
Dalam situasi seperti ini akan
muncul perasaan tertekan,
kekhawatiran dan ketakutan alan
gagal dalam menghadapi UN
tersebut yang dirasakan oleh
berbagai pihak,diantaranya guru-
guru, orangtua siswa, dan siswa itu
sendiri. Tentu saja tingkat kecemasan
siswa berbeda-beda.Namun
prinsipnya, tinggi rendahnya
kecemasan seseorang terhadap
sesuatu ditentukan oleh berat
ringannya konsekuensi yang sangat
berat bagi siswa.
Salah satu cara untuk mengurangi
tingkat kecemasan dalam
menghadapi UN adalah dengan
mengambangkan potensi yang
dimiliki oleh individu yaitu penilaian
positif dan merasa yakin (self
efficacy) terhadap kemampuan diri.
Sesorang yang memiliki persepsi
yang positif dan yakin terhadap
kemampuannya dalam menghadapi
tugas-tugasnya akan dapat
mengurangi tingkat kecemasannya
dibandingkan dengan individu yang
memiliki persepsi negatif.
Menurut Bandura, (1986) self
efficacy adalah penilaian seseorang
tentang apa yang individu dapat
lakukan dengan keterampilan apapun
yang individu miliki. Pennilaian
seseorang terhadap diri yang
memiliki (self efficacy) mempunyai
peran yang sangat penting dalam
proses perkembangan individu,
khususnya terkait dengan
kemampuan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Seseorang
yang mempunyai keyakinan diri
dalam menghadapi situasi yang tidak
menentu yang mengandung.
Berdasarkan dari hasil observasi dan
wawancara dengan guru BK di SMA
Putra Nirmala Cirebon siswa-siswi
kelas XII memiliiki tingkat self
efficacy yang berbeda-beda, ada yang
sudah merasa sangat yakin dengan
kemampuannya, akan tetapi masih
ada juga yang merasa kurang yakin
dengan kemampuannya. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya siswa
yang datang pada guru BK
menceritakan kecemasannya dalam
menghadapi ujian nasional kepada
guru BK.
Dari uraian latar belakang masalah
yang telah diuraikan diatas mengenai
kecemasan siswa dalam menghadapi
ujian nasional, hal ini mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Self Efficacy
terhadap Kecemasan Menghadapi
Ujian Nasional siswa kelas XII di
SMA Putra Nirmala Cirebon.
Kecemasan Menghadapi Ujian
Nasional
Menurut Kaplan, (1997) Kecemasan
adalah merupakan suatu respon yang
disebabkan oleh adanya ancaman
yang sumbernya tidak diketahui,
samarsamar dan bersifat internal.
Namun kecemasan dapat dicetuskan
oleh adanya situasi atau objek yang
jelas baik yang disebabkan dari luar
individu maupun dari dalam individu
itu sendiri seperti perasaan takut
terhadap perubahan (Muslim,
2001).menurut Prasetyono, (2005)
adalah penjelmaan dari berbagai
proses emosi yang bercampur baur,
yang terjadi manakala seseorang
sedang mengalami tekanan-tekanan
atau ketegangan (stress) seperti
perasaan (frustasi) dan pertentangan
batin (konflik batin).
Berdasarkan beberapa definisi
kecemasan maka dapat disimpulkan
bahwa kecemasan merupakan salah
satu bentuk yang ditandai dengan
emosi atau perasaan ketakutan dan
kekhawatiran dalam menghadapi
situasi yang dirasakan mengancam
akan tanpa adanya sebab khusus
untuk ketakutan tersebut.Kaplan
(1997) berpendapat bahwa ada dua
ciri yang mempengaruhi kecemasan
yaitu fisiologis dan psikologis.
Menurut Kaplan, Sadock dan Grebb
(Fitri Fausiah & Julianti Widury,
2005), pada kadar yang rendah,
kecemasan membantu individu untuk
bersiaga mengambil langkah-langkah
mencegah bahaya atau untuk
memperkecil dampak bahaya
tersebut. Kecemasan sampai pada
taraf tertentu dapat mendorong
meningkatnya performa.Misalnya,
cemas mendapat nilai buruk
membuat siswa belajar keras dan
mempersiapkan diri menghadapi
ujian. Namun apabila kecemasan
sangat tinggi, justru akan
mengganggu. Misalnya, kecemasan
berlebihan saat ujian justru membuat
siswa tidak bisa menjawab
pertanyaan ujian.
Self Efficacy
Self efficacy berasal dari teori
Bandura (1997) yaitu teori kognisi
belajar sosial.Teori kognisi belajar
sosial mengacu pada kemampuan
yang dirasakan untuk membentuk
perilaku yang tepat untuk
menghadapi rasa takut dan halangan
untuk mencapai keberhasilan seperti
yang diharapkan.
Bandura (dalam Feist & Feist, 2010)
mendefinisikan self efficacysebagai
keyakinan seseorang dalam
kemampuannya untuk melakukan
suatu bentuk kontrol terhadap
keberfungsian orang itu sendiri dan
kejadian dalam lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas,
dapat disimpilkan bahwa self efficacy
merupakan kemampuan diri untuk
melakukan suatu tugas dan dapat
menyelesaikannya sesuai dengan
yang diharapkan oleh individu.
Bandura (dalam Feist & Feist 2010)
menyebutkan ada beberapafaktor
yang dapat mempengaruhi keadaan
self efficacy seseorang,
sehinggaefficacy dapat meningkat
atau berkurang melalui salah satu
kombinasi dariempat unsur yaitu:
pengalaman menguasai sesuatu,
modeling sosial,persuasi sosial, serta
kondisi fisik dan emosional.
Menurut Bandura (dalam
Zimmerman, 2000) penilaian
tentangkeyakinan akan kemampuan
diri individu dalam melaksanakan
suatu tugasdapat berbeda-beda
tergantung pada masing-masing
ukuran kekuatan(dimensi) keyakinan
tersebut. Dimensi-dimensi tersebut
antara lain Level / magnitude,
Stength, dan Generality.
Karateristik Siswa Yang Memiliki
Self Efficacy Tinggi Dan Self
Efficacy Rendah
Siswa yang memiliki self efficacy
yang tinggi adalah ketika
siswatersebut merasa yakin dan
mampu menangani secara efektif
peristiwa dansituasi yang mereka
hadapi, tekun dalam menyelesaikan
tugas-tugas,percaya pada
kemampuan yang dimiliki,
memandang kesulitan
sebagaitantangan bukan ancaman,
suka mencari situasi baru,
menetapkan sendiritujuan yang
menantang dan meningkatkan
komitmen yang kuat terhadapdirinya,
menanamkan usaha yang kuat dalam
melakukan dan meningkatkanusaha
saat menghadapi kegagalan. Siswa
dengan self efficacyyang
tinggicendrung lebih banyak
belajar dan berprestasi daripada
mereka yangmemiliki self efficacy
yang rendah. Hal ini benar ketika
tingkat kemampuanaktual mereka
sama (Ellis, 2009).
Sedangkan Karakteristik individu
yang memiliki Self efficacy yang
rendah adalah individu yang merasa
tidak berdaya, cepat sedih, apatis,
cemas, menjauhkan diri dari tugas-
tugas yang sulit, serta individu
dengan perasaan self efficacy yang
rendah akan bersikap setengan hati
dan begitu cepat menyerah saat
menghadapi kesulitan (Ellis, 2008).
Aspirasi yang rendah dan komitmen
yang lemah terhadap tujuan yang
ingin di capai, dalam situasi sulit
cenderung akan memikirkan
kekurangan mereka, beratnya tugas
tersebut, dan konsekuensi dari
kegagalanya.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
iferensial dengan menggunakan
teknik Analisis Regresi Linier
Sederhana (Sugiyono, 2010).
Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah
positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan
atau penurunan.
Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 87 siswa dari 3 kelas XII
SMA Putra Nirmala Cirebon dan
sampel nya adalah semua siswa,
dengan metode pengambilan sampel
yaitu sampling jenuh, dimana semua
populasi dijadikan sampel
(Sugiyono,2009).
Teknik pengumpulan data
menggunakan skala yaitu skala self
efficacy dan skala kecemasan
menghadapi ujian nasional. Uji
validitas instrument mengikuti
pedoman dari Ali (1995) yang
menyatakan bahwa suatu item
instrumen penelitian dianggap valid
jika memilki coefisien corrected
item to total correlation ≥ 0,20. Uji
reabilitas mengacu pada teori Azwar
(2001) untuk menguji reliabilitas
digunakan teknik Alpha Cronbach,
dikatakan reliabel jika besarnya
korelasi minimal α ≥ 0,070.
Metode analisis data meggunakan
teknik analisis regresi linier
sederhana dengan bantuan IMB SPSS
Statistics 16.0.
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis data menunjukkan
hasil sebagai berikut:
Tabel. 1.1 Distribusi Frekuensi Self
Efficacy
Kategori Rentang
Skor
F %
Sangat
Tinggi
130 – 160 23 26,4
Tinggi 100 – 129 63 72,4
Rendah 70 – 99 1 1,1
Sangat
Rendah
40 - 69 0 0
Jumlah 87 100
Berdasarkan Tabel 1.1 Distribusi
frekuensi di atas dapat diketahui
bahwa aspek self efficacy siswa kelas
XII SMA Putra Nirmala Cirebon
tahun ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 87 siswa sebagian besar
72% berada pada kategori tinggi.
Tabel.1.2 Distribusi Frekuensi
Kecemasan Menghadapi Ujian
Nasional
Kategori Rentang
Skor F %
Sangat
Tinggi ≥ 99 0 0
Tinggi 76 - 98 3 3,4
Rendah 53 - 75 80 92,0
Kategori Rentang
Skor F %
Sangat
Rendah 30 – 52 4 4,6
Jumlah 87 100
Berdasarkan Tabel 1.2 Distribusi
frekuensi di atas dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki
kecemasan menghadapi ujian
nasional yang berjumlah 87 siswa
sebagian besar 92,0% berada pada
kategori rendah.
Sebelum melakukan uji regresi maka
dilakukan lah uji normalitas.Uji
normalitas kolmogrov smirnov untuk
variabel self efficacy didapatkan hasil
Asymp. Sig 0,481>0,05, artinya
bahwa distribusi skor self efficacy
adalah normal.Untuk variabel
kecemasan menghadapi ujian
nasional didapatkan hasil Asymp.
Sig 0,290>0,05, yang berarti bahwa
distribusi skor kecemasan
menghadapi uian nasional juga
normal.
Berdasarkan data Model Summary,
diketahui bahwa nilai dari Adjusted
R squarenya adalah 0,041yang
berarti 4,1%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa variabel self efficacy tidak
mempengaruhi kecemasan
menghadapiujian nasional hanya
sebesar 4,1% dan untuk 95,9%
dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
dapat diketahui bahwa signifikansiya
0,058 > 0,05 jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara self efficacy
terhadap kecemasan menghadapi
ujian nasional. Berdasarkan coeffient
dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi self efficacy sebesar
0,058. Artinya nilai signifikansi self
efficacy lebih besar dari taraf taraf
signifikansi sebesar 0,05. Dilihat dari
tabel T yang menunjukkan angka -
1,922 dengan artian bahwa tidak
terdapat pengaruh negative dalam
penelitan ini, yang berarti semakin
tinggi self efficacy tidak berpengaruh
rendah pada kecemasan menghadapi
ujian nasional.
Kecemasan menghadapi ujian
nasional salah satu bentuk yang
ditandai dengan emosi atau perasaan
ketakutan dan kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang dirasakan
mengancam akan tanpa adanya sebab
khusus untuk ketakutan tersebut.
Masalah yang ingin diungkap dalam
penelitian ini adalah apakah ada
tidaknya pengaruh signifikansi dari
self efficacy terhadap kecemasan
menghadapi ujian nasional siswa
kelas XII SMA Putra Nirmala
Cirebon tahun pelajaran 2016/2017.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil penelitian kemudian diolah
dengan menggunakan program
SPSS, dapat dijadikan dasar untuk
menjawab hipotesis yang diajukan
yaitu “ada pengaruh yang signifikan
self efficacyterhadap kecemasan
menghadapi ujian nasional siswa
kelas XII SMA Putra Nirmala
Cirebon tahun ajaran 2016/2017.”.
Hasil pengujian hiipotesis
memperoleh nilai f self efficacy
terhadap kecemasan menghadapi
ujian nasional besar 3,693 dengan
signifikansi = 0,058 ditolak pada
taraf signifikansi 5% (<0,05). hal ini
membuktikan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara self efficacy
terhadap kecemasan menghadapi
siswa kelas XII SMA Putra Nirmala
Cirebon Tahun Ajaran 2016/2017.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
dapat dilihat bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara self
efficacy terhadap kecemasan
menghadapi ujian nasional siswa
kelas XII SMA Putra Nirmala
Cirebon.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
terdapat beberapa kemungkinan yang
terjadi sehingga menyebabkan hasil
penelitian menyatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara self efficacy
terhadap kecemasan menghadapi
ujian nasional siswa kelas XII SMA
Putra Nirmala Cirebon Tahun Ajaran
2016/2017 : adanya kemungkinan
self efficacy yang bersifat umum
tinggi, sedangkan secara khususnya
yaitu kecemasan menghadapi ujian
nasional siswa SMA Putra Nirmala
Cirebon dalam aspek fisiologis atau
psikologis tetap tinggi.
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dalam bab
4 penelitian yang telah dilakukan
terhadap siswa kelas XII SMA Putra
Nirmala Cirebon, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara self
efficacy terhadap kecemasan
menghadapi ujian nasional siswa
SMA Putra Nirmala Cirebon, akan
tetapi dari aspek psikologis terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap
self efficacy dengan nilai sig 0,031<
0,05 sedangkan dalam sub variabel
kecemasan menghdapai ujian
nasional yang terdiri dari aspek
fisiologis tidak terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap self efficacy
dengan nilai sig 0.298 > 0,05.
a. Bagi Guru BK
Berdasarkan hasil penelitian yang
menunjukkan siswa kelas XII SMA
Putra Nirmala Cirebon memiliki
kecemasan menghadapi ujian
nasional yang masuk dalam
kategori rendah, namun dari aspek
psikologis terdapat pengaruh yang
siginifikan, maka hendaknya Guru
BK dapat memberikan layanan
bimbingan dan konseling yang dapat
membantu siswa dalam mengatasi
kecemasan dalam aspek psikologis.
Layanan tersebut dapat berupa
bimbingan klasikal maupun
bimbingan kelompok.
b. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat melakukan penelitian kembali
dengan jenis penelitian seperti
ekperimen yang berfokus pada
penurunan kecemasan dalam aspek
psikologis dengan menggunakan self
efficacy yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1995).Penelitian Pendidikan
Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa.
--------. (2001). Tidak signifikan-
signifikan.Yogyakarta:
Buletin Psikologi UGM.
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, S. (2001).Reliabilitasdan
Validitas SPSS. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Buss AH, Perry M. (1992). Tinjauan
Pustaka Agresi.
(arsip.uii.ac.id). diunduh pada
tanggal 25 April, pukul 13.00
WIB.
Bandura, A. (1986). Social
Foundations of Thought and Action.
New Jersey: Prentice Hall.
Bandura, Albert. (1997). Self-
Efficacy The Exercise of
Control. United States of
America: W.H Freeman and
Company.
Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap
Psikologi. Alih bahasa:
kartini Kartono. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Feist, Jess & Feist, Gregory J.
(2010). Teori Kepribadian.
(Alih bahasa: Handrianto).
Jakarta: Salemba Humanika. (
Buku 1,2 )
Fitri Fausiah& Julianti Widury.
(2005). Psikologi Abnormal
Klinis Dewasa. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-
Press).
http://malangvoice.com/di-un-2017-
siswa-bisa-pilih-sendiri-
mapel-yang-diujikan/
diunduh tanggal 2 April
2017, 8:19 WIB
Liyana, Novi. 2013. Hubungan
antara Self-Efficacy dengan
Kecemasan Menghadapi
Ujian Nasional Siswa Kelas
IX SMP Negeri 1
Sumowon.Skripsi. Salatiga:
FKIP Universitas Kristen
Satya Wacana.
Sugiyono.(2010). Statistika Untuk
Penelitian.Bandung :
Alfabeta.
------------. (2004). Metode penelitian
kualitaif, kuantitatif, dan
R&D.Bandung : Alfabeta
Suryatama, Mu’arif Dwi. 2014.
Hubungan Self-Efficacy dan
Self-Regulation Learning
dengan Kecemasan Dalam
Menghadapi Ujian Nasional
Pada Siswa Kelas XII Sma
Negeri I Ketahun. Skripsi.
Bengkulu: FKIP Universitas
Bengkulu.
Warsito, H. 2004. Hubungan antara
Self efficacy dengan
Penyesuaian Akademik dan
Prestasi Akademik. Jurnal
Psikologi. Vol 14, no
2.Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya.