Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH SOSIALISASI KEBERAGAMAAN DI LINGKUNGAN
KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN AJARAN 2013-2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
SETIA WIDANTI
NIM. 10410056
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
i
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
QS. At-Tahrim (66);6 1
1 Depertemen Agama RI, al-Qur`an dan Terjemahnya (al-jumanatul ‘ali), (Bandung: CV
J.Art, 2004), hal. 560.
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Kupersembahkan untuk Almamater Tercinta
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
iii
ABSTRAK
SETIA WIDANTI. Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan
Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga, 2013.
Latar belakang penelitian ini adalah idealnya sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga yang baik akan membuat motivasi belajar Pendidikan Agama
Islam juga baik, namun pada kenyataanya ada siswa yang berasal dari keluarga
yang memiliki sosialisasi keberagamaan baik, tetapi tidak memiliki motivasi yang
baik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan sebaliknya. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga dan motivasi belajar PAI Siswa kelas VIII SMP N 1
Piyungan, dan adakah pengaruh dari keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan ada tidaknya pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan.
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner (angket), wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis instrumen meliputi analisis validitas dan reliabilitas. Analisis data
meliputi analisis deskriptif, uji normalitas, uji linearitas, dan analisis korelasi.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan dengan 50
siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random
sampling).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran
2013-2014 memiliki kategori positif atau baik. Begitu juga dengan motivasi
belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul
tahun ajaran 2013-2014 memiliki kategori positif atau baik. Setelah hasil
keduanya menunjukkan kategori positif atau baik, maka hasil korelasi sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan setelah dihitung menggunakan analisis
korelasi Product Moment diperoleh (rxy) sebesar 0,631. Kemudian dibandingkan
dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Diketahui df = 50 – 2 = 48, sehingga
rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,273. Sehingga dapat diketahui
perbandingannya: rxy = 0,631 > rtabel (5%) = 0,273
Besarnya signifikansi 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
alternatif (Ha) yang berbunyi: Adanya pengaruh positif dari sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan diterima dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini
mengandung arti bahwa tinggi rendahnya sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga berhubungan dan mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi belajar PAI
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan.
iv
KATA PENGANTAR
لة دا رسول هللا، والصا الحمد لل رب العا لمين، اشهد أن ل اله إلا هللا واثهد أنا محما
ا عد دد و اله واصحا ه أ معين، أما ل اسر ا ياا والمر س ين محما .والسا
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan segenap cinta dan Kasih-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada sebaik-baik makhluk, Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan
para sahabatnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat pengaruh sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar Pendidikan
Agama Islam. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terwujud
karena bantuan dari berbagai pihak. Arahan, bimbingan, dan dorongan yang telah
diberikan sangat bermanfaat bagi penulis. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Nur Hamidi, MA., selaku dosen Pembimbing Skripsi.
4. Bapak Drs. Radino, M. Ag., selaku dosen Penasehat Akademik.
v
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul.
7. Ibu Nurgiyanti dan Bapak Jawidan, selaku guru besar di universitas pertama
dan utama yang selalu memberikan bimbingan, semangat, motivasi, dan doa
yang tulus.
8. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik yang telah diberikan di balas oleh Allah Swt. dan
mendapatkan limpahan rahmat dari-Nya. Amin.
Yogyakarta, 23 September 2013
Penyusun,
Setia Widanti
NIM. 10410056
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................... ii
HALAMAN SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. x
HALAMAN TRANSLITERASI ................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR BAGAN.................................................................... xv
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xvi
HALAMAN DAFTAR GRAFIK .................................................................. xviii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xix
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 10
D. Kajian Pustaka............................................................................... 12
E. Landasan Teori .............................................................................. 15
F. Hipotesis ........................................................................................ 43
G. Metode Penelitian ......................................................................... 44
H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 65
vii
BAB II : GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 PIYUNGAN ................ 66
A. Profil Sekolah ............................................................................. 66
B. Sejarah Singkat ........................................................................... 67
C. Letak Geografis ........................................................................... 74
D. Visi dan Misi .............................................................................. 74
E. Struktur Organisasi ..................................................................... 76
F. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................................ 76
G. Peserta Didik ............................................................................... 80
H. Sarana dan Prasarana .................................................................. 82
BAB III : ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN .................................. 85
A. Analisis Data Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan
Keluarga dan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran
2013-2014 ................................................................................... 85
B. Uji Normalitas dan Uji Linieritas ............................................... 108
C. Korelasi Antara Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan
Keluarga dan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran
2013-2014 ................................................................................... 111
BAB IV: PENUTUP ....................................................................................... 115
A. Kesimpulan ................................................................................. 115
B. Saran ........................................................................................... 118
C. Penutup ....................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 121
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 124
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
Alif
ba’
ta’
sa’
jim
ha’
kha
dal
żal
ra’
zai
sin
syin
sad
dad
ta
za
‘ain
gfa
qaf
kaf
lam
mim
nun
waw
Tidak dilambangkan
b
t
s
j
h
kh
d
ż
r
z
s
sy
s
d
t
z
‘
g
f
q
k
l
m
n
Tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik
ge
ef
qi
ka
‘el
‘em
‘en
ix
و
ه
ء
ي
ha’
hamzah
ya
w
h
'
Y
w
ha
apostrof
ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap
متعددة
عدة
ditulis
ditulis
Muta'addidah
‘iddah
C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h
حكمة
علة
كرامة األولياء
زكاة الفطر
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Hikmah
'illah
Karāmah al-auliyā'
Zakāh al-fitri
D. Vokal Pendek
__ ___
فعل
_____
ذكر
_____
يذهب
fathah
kasrah
dammah
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
a
fa'ala
i
żukira
u
yażhabu
E. Vokal Panjang
1.
2.
3.
Fathah + alif
اه ية
Fathah + ya’ mati
ت سى
Kasrah + ya’ mati
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
A
jāhiliyyah
ā
tansā
i
x
4.
كري
Dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
karim
ū
furūd
F. Vokal Rangkap
1.
2.
Fathah + ya’ mati
ي ك
Fathah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ai
bainakum
au
qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof
اانتم
اعدت
لئن شكرتم
Ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
"al".
القران
القياس
السماء
الشمس
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
al-Qur’ān
al-Qiyās
al-Samā’
al-Syam
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ذوى الفروض
اهل السنة
Ditulis
ditulis
żawi al-furūd
ahl al-sunnah
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 : Tingkatan Kebutuhan Pokok Manusia ............................................. 36
Bagan 2 : Hubungan Antar Variabel ................................................................ 46
Bagan 3 : Struktur Organisasi Sekolah SMP Negeri 1 Piyungan .................... 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi variabel sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten
Bantul .............................................................................................. 51
Tabel 2 : Kisi-kisi instrumen penelitian veriabel motivasi belajar PAI
pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten
Bantul tahun ajaran 2013/2014 ........................................................ 52
Tabel 3 : Nilai Skala Likert ............................................................................. 53
Tabel 4 : Nilai r Product Moment ................................................................... 56
Tabel 5 : Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Sosialisasi Keberagamaaan
Siswa Di Lingkungan Keluarga ....................................................... 59
Tabel 6 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar PAI Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahan Ajaran
20132014 ......................................................................................... 60
Tabel 7 : Pembagian Tugas Guru Mengajar dan Mendidik Tahun ajaran
2013/2014 ........................................................................................ 77
Tabel 8 : Nama Karyawan dan Jabatan ........................................................... 80
Tabel 9 : Data Siswa SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013/2014 ....... 81
Tabel 10 : Ruang Belajar.................................................................................. 82
Tabel 11 : Ruang Kantor .................................................................................. 83
Tabel 12 : Ruang Penunjang ............................................................................ 83
Tabel 13 : Sarana Olah Raga ............................................................................ 84
Tabel 14 : Rekapitulasi Item Angket Sosialisasi Keberagamaan di
Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Tahun Ajaran 2013-2014 ................................................................. 86
Tabel 15 : Distribusi Frekuensi Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan
Keluarga Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Tahun Ajaran 2013-2014 ................................................................. 87
xiii
Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan sosialisasi keberagamaan
di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 .................................................. 90
Tabel 17 : Rekapitulasi Item Angket Motivasi Belajar PAI Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun
Ajaran 2013-2014 ............................................................................ 98
Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran
2013-2014 ........................................................................................ 99
Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan Motivasi Belajar PAI
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten
Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 ..................................................... 102
Tabel 20 : Uji Normalitas Variabel Sosialisasi Keberagamaan di
Lingkungan Keluarga Siswa ............................................................ 108
Tabel 21 : Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar PAI pada SIswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan ................................................ 109
Tabel 22 : Uji Linearitas .................................................................................. 110
Tabel 23 : Hasil Korelasi Variabel X (sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga) dan Variabel Y (motivasi belajar PAI) ......... 112
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan sosialisasi keberagamaan
di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 ............................................... 91
Grafik 2 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Yang Disadari ................................. 92
Grafik 3 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Yang Tidak Disadari ....................... 93
Grafik 4 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Equaliter .......................................... 94
Grafik 5 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Otoriter ............................................ 94
Grafik 6 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Primer .............................................. 95
Grafik 7 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Sekunder.......................................... 96
Grafik 8 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Represif ........................................... 96
Grafik 9 : Frekuensi Relatif Sosialisasi Partisipatoris.................................... 97
Grafik 10 : Distribusi Frekuensi Kecenderungan Motivasi Belajar PAI Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul
Tahun Ajaran 2013-2014 .............................................................. 102
Grafik 11 : Frekuensi Relatif Adanya Hasrat Dan Keinginan Berhasil ........... 104
Grafik 12 : Frekuensi Relatif Adanya Dorongan Dan Kebutuhan Dalam
Belajar ........................................................................................... 104
Grafik 13 : Frekuensi Relatif Adanya Harapan Dan Cita-Cita Masa Depan ... 105
Grafik 14 : Frekuensi Relatif Adanya Penghargaan Dalam Belajar ................ 106
Grafik 15 : Frekuensi Relatif Adanya Kegiatan Yang Menarik Dalam
Belajar ........................................................................................... 106
Grafik 16 : Frekuensi Relatif Adanya Lingkungan Belajar Yang Kondusif .... 107
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Angket untuk uji validitas dan reliabilitas ........................... 125
Lampiran II : Analisis Validitas Dan Reliabilitas Variabel X
(Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Siswa)
Dengan Spss 16,0 For Windows ........................................... 132
Lampiran III : Analisis Validitas Dan Reliabilitas Variabel Y
(Motivasi Belajar Pai Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1
Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014)
Dengan Spss 16,0 For Windows ........................................... 134
Lampiran IV : Angket Untuk Penelitian ..................................................... 136
Lampiran V : Skor Jawaban Angket .......................................................... 139
Lampiran VI : Hasil Uji Linearitas dan korelasi variabel X dan Variabel Y
Dengan Spss 16,0 For Windows .......................................... 142
Lampiran VII : Catatan Lapangan ................................................................. 143
Lampiran VIII : Daftar Nama Sampel Penelitian ........................................... 149
Lampiran IX : Sampel Jawaban Angket ...................................................... 151
Lampiran X : Bukti Seminar Proposal ....................................................... 157
Lampiran XI : Surat Penunjukkan Pembimbing .......................................... 158
Lampiran XII : Kartu Bimbingan Skripsi ..................................................... 159
Lampiran XIII : Surat Ijin Penelitian Dari Kampus ....................................... 160
Lampiran XIV : Surat Ijin Penelitian Dari Gubernur ..................................... 161
Lampiran XV : Surat Ijin Penelitian Dari Kabupaten ................................... 162
Lampiran XVI : Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ............................. 163
Lampiran XVII : Sertifikat PPL 1 .................................................................... 164
Lampiran XVIII: Sertifikat PPL-KKN Integratif ............................................. 165
Lampiran XIX : Sertifikat ICT ....................................................................... 166
Lampiran XX : Sertifikat TOEFL ................................................................. 167
Lampiran XXI : Sertifikat TOAFL ................................................................. 168
Lampiran XXII : Sertifikat SOSPEM .............................................................. 169
Lampiran XXIII: Daftar Riwayat Hidup Penulis ............................................. 170
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia terlahir di dunia ini dalam keadaan yang sangat lemah,
sebagai individu ia sangat bergantung kepada orang-orang yang ada di
sekitarnya, terutama orang tua. Seiring dengan berjalannya waktu seorang
anak akan melepaskan diri dari ketergantungannya untuk belajar mandiri.
Sebagai proses awal dalam pembelajarannya adalah bersosialisasi dengan
lingkungan di sekitarnya. Proses sosialisasi itu berawal sejak manusia
dilahirkan, yaitu melalui perawatan yang ia terima. Seperti yang kita ketahui,
bayi yang baru dilahirkan itu mutlak tergantung pada siapa saja yang ada di
sekitarnya.1 Salah satu tempat bergantungnya seorang anak yang baru
dilahirkan adalah keluarga.
Setiap individu ketika ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu
regulasi dalam keluarga sebagai tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya
dalam masyarakat dan berfungsi sebagai tujuan akhir dalam pengembangan
kepribadiannya. Karena hampir semua masyarakat nilai-nilai keagamaan
sangat diprioritaskan sebagai pengatur hubungan antara orang tua dan anak,
saudara laki-laki dan perempuan, suami dan istri. Nilai keagamaan ini
diajarkan kepada anak sejak usia dini.2
1 Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), hal. 99-100. 2 Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama,
terj. Abdul Muis Naharong. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 45.
2
Tumbuh dan berkembangnya kesadaran agama (religious
consciousness) dan penglaman agama (religious experience) pada seorang
anak melalui proses panjang. Dalam hal ini pengaruh luar (eksternal) sangat
berperan dalam menumbuhkan pendidikan, terutama pendidikan di dalam
keluarga. Jika dalam keluarga seorang anak diberikan pendidikan agama,
maka anak tersebut akan mudah dalam memperoleh kesadaran dan
pengalaman agama yang memadai.3 Sebagai contoh ketika orang tua
mendidik dan mengajarkan salat kepada anaknya sejak kecil, maka sampai
dewasa ia akan mempunyai pemahaman dan kesadaran yang baik tentang
makna salat. Dengan demikian keluarga merupakan tempat yang sangat
penting bagi proses sosialisasi anak dalam menanamkan nilai-nilai agama.
Selain itu keluarga merupakan tempat perkembangan awal dan utama
seorang anak, sejak kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan
rohani berikutnya. Bagi anak, keluarga memiliki makna yang vital dalam
kelangsungan hidup maupun dalam menemukan tujuan hidupnya. Clark
menyatakan, hubungan orang tua dengan anak memiliki peran yang sangat
besar dalam proses peralihan nilai agama yang akan menjadi dasar-dasar nilai
dan religiositas anak.4 Hubungan orang tua yang efektif penuh kemesraan dan
tanggung jawab yang didasari oleh kasih sayang yang tulus, menyebabkan
anak- anaknya akan mampu mengembangkan aspek-aspek kegiatan manusia
3 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 221
4 Susilaningsih, Perkembangan Religiositas pada usia Anak: Makalah Diskusi Ilmiah
Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, (Yogyakarta: 1994), hal. 8.
3
pada umumnya, ialah kegiatan yang bersifat individual, kegiatan sosial, dan
kegiatan keagamaan.5
Hubungan anak dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses
pertumbuhan sehingga menjadikan anak makin akrab dengan lingkungan
keluarga terutama dengan orang tua. Sesuai dengan tahap perkembangannya,
interaksi remaja dan orang tua memiliki kekhasan tersendiri. Jadi, yang
dimaksud dengan interaksi remaja-orang tua adalah hubungan timbal balik
secara aktif antara remaja dengan orang tuannya yang terwujud dalam
kualitas hubungan yang memungkinkan remaja untuk mengembangkan
potensi dirinya.6
Keluarga menjadi bagian kehidupan pribadi seorang anak. Anak akan
menemukan arti dan fungsi diri dari hubungan dengan orang tuanya. Keluarga
berfungsi untuk mendorong, mengembangkan, mempelajari dan menanamkan
nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya bagi
seorang anak. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam
masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh
sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam
mempengaruhi perkembangan seorang anak, terutama pada tahap awal
maupun tahap-tahap kritisnya sebagai media sosialisasi diri dalam menuju
kemandirian seorang individu.
5 Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), hal. 90. 6 Mohammad Ali, dkk., Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), hal. 89.
4
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga merupakan proses
belajar yang terjadi secara alami pada suatu individu di dalam lingkungan
keluarga yang menyangkut segala aspek kehidupan keagamaan seseorang dan
akan terus berlangsung selama individu tersebut hidup guna mempersiapkan
diri di dalam kehidupan bermasyarakat
Interaksi yang terjadi antar individu dalam lingkungan keluarga akan
tampil dalam kualitas yang berbeda-beda.7 Berarti anak yang tumbuh dalam
keluarga yang sama bisa jadi akan memiliki karakteristik yang berbeda,
begitu juga dengan motivasi belajar. Motivasi belajar pada setiap anak akan
berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya baik
faktor internal maupun eksternal.
Hubungan anak dengan keluarga memiliki fungsi yang sangat penting,
terutama orang tua. Kebiasaan orang tua bisa saja dapat menurun kepada
anak. Misalkan anak rajin salat berjamaah karena mencontoh orangtuanya.
Keluarga merupakan suatu media sosialisasi yang pertama bagi seorang anak
dan setiap keluarga memiliki karakteristik tersendiri. Dengan demikian
sosialisasi diri seorang anak didalam keluarga yang berbeda akan mempunyai
ciri khas yang berbeda pula.
Di dalam lingkungan keluarga seorang anak menjalani proses belajar
untuk yang pertama dan utama. Seorang anak memiliki sifat dan kebiasaan
yang merupakan hasil dari proses belajar. Proses belajar seorang individu
inilah yang disebut dengan sosialisasi diri. Seorang yang beranjak dewasa dan
7 Ibid., hal. 88.
5
dalam proses pencarian jari diri pasti mengalami proses sosialisasi, karena hal
itu merupakan proses alamiah.
Persoalan paling signifikan yang dihadapi seorang remaja dalam
kehidupannya sehari-hari, dan yang menyulitkannya melakukan adaptasi
dengan sehat, ialah hubungan si remaja dengan orang-orang yang lebih
dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa
membebaskan diri dari dominasi mereka agar sampai pada level orang-orang
dewasa.8 Kajian-kajian kejiwaan dan pendidikan sepakat akan pentingnya
rumah tangga dan keluarga bagi pembentukan pribadi dan perilaku seseorang
dalam kehidupan.9
Seorang siswa yang telah beranjak dewasa akan memiliki suatu
pilihan yang sangat kuat dalam bertindak, walaupun demikian peran orang tua
dalam mengarahkannya sangatlah penting. Orang tua juga sering
mengarahkan anak mereka agar menekuni bidang tertentu walaupun yang
paling berhak menentukan adalah anak, karena seorang anak yang tumbuh
dan berkarier sesuai dengan bakat yang dimiliki akan memiliki hasil lebih
baik. Akan lebih bijak jika orang tua mengarahkan anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimiliki tanpa meyampingkan hal terpenting yaitu agama.
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa
kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering
8 M. Jamaludin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2001), hal. 75. 9 Ibid., hal. 91.
6
dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity).10
Sebagai contoh
adalah k etika remaja tidak suka jika urusan pribadinya dicampuri oleh orang
lain dan ingin bertindak sesuai dengan keinginnnya.
Penelitian ini akan mengungkap dari sisi sosialisasi keberagamaan
anak. Sementara itu motivasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar,
namun pada kenyataannya setiap anak mempunyai motivasi belajar yang
berbeda. Setiap anak atau individu akan mempunyai motivasi yang berbeda
karena berasal dari latar belakang yang berbeda dan pola sosialisasi
keberagamaan di dalam keluarga yang berbeda pula. Anak dengan orang tua
yang sama juga dapat memiliki motivasi yang berbeda.
Belakangan ini motivasi belajar siswa pada bidang Pendidikan
Agama Islam sangatlah rendah, dikarenakan para siswa lebih mengutamakan
dan terfokus pada mata pelajaran yang diujikan nasional. Sedangkan
Pendidikan Agama Islam bukanlah mata pelajaran yang diujikan secara
nasional. Selain itu, faktor minat sangatlah penting dalam menumbuhkan
motivasi siswa dalam mata pelajaran tertentu, apalagi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Seorang siswa yang memiliki minat pada salah satu
mata pelajaran tentunya akan terus termotivasi untuk mempelajarinya.
Dari latar belakang di atas maka dalam penelitian ini akan
mengungkapkan apakah ada pengaruh yang positif antara sosialisasi
keberagamaan seorang siswa dalam lingkungan keluargannya dengan
10
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru
dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), hal. 37.
7
motivasi anak tersebut dalam belajar Pendidikan Agama Islam, atau
sebaliknya. Seorang anak yang berasal dari keluarga yang taat beragama dan
memiliki pengetahuan agama yang baik belum tentu memiliki minat yang
sangat baik terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, namun seorang
anak yang berasal dari keluarga yang kurang taat beragama terkadang
memiliki motivasi tinggi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul,
karena setelah melakukan beberapa pertimbangan SMP ini tepat dijadikan
tempat penelitian tentang adakah pengaruh Sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI. Letak geografis SMP
Negeri 1 Piyungan ini berada di daerah perbatasan antara kota dan desa
sehingga dapat mewakili budaya masyarakat kota dan desa. Hal ini
dibuktikan dari para siswa yang bersekolah di SMP yang berasal dari tiga
kabupaten, yaitu Bantul, Sleman dan Gunung Kidul. Selain letak geografis
SMP Negeri 1 Piyungan, peneliti juga menaruh perhatian khusus pada
motivasi siswa SMP ini dalam mata pelajaran PAI. Dari hasil wawancara
dengan beberapa siswa SMP Negeri 1 Piyungan, mereka mengungkapkan
bahwa mata pelajaran PAI itu kurang menarik motivasi mereka untuk
mempelajarinya, salah satu sebabnya karena mereka lebih terfokus pada mata
pelajaran yang di ujikan nasional.
Terkait dengan pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga, peneliti menaruh keprihatinan terhadap beberapa siswa yang telah
di amati, bahwa seorang siswa yang berasal dari keluarga yang sosialisasi
8
keberagamaannya bagus, yaitu memiliki pengetahuan agama yang baik dan
sangat taat beragama, tetapi tidak memiliki motivasi yang bagus dalam
pelajaran PAI. Menurut hasil wawancara dengan seorang siswa di SMP N 1
Piyungan mengatakan bahwa dia berasal dari keluarga yang sangat religious,
akan tetapi dia adalah anak yang tidak religious seperti orang tuanya, ia pun
kurang semnagat mempelajari PAI jika dibandingkan dengan mata pelajaran
yang lain, pelajaran PAI dilakukan hanya karena kewajiban, bukan kebutuhan
dari dalam dirinya.11
Peneliti mewawancarai siswa lainnya dan mendapat pengalaman
bahwa seorang anak yang religiusnya sangat tinggi, namun orang tuannya
malah seseorang yang kurang memahami agama. Sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluargannya juga kurang baik, bahkan ia sempat ditentang orang
tuannya untuk memakai jilbab, akan tetapi anak tersebut malah semakin
semangat untuk mempelajari PAI dan memperdalami agama.12
Sebenarnya
apakah ada pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga
terhadap motivasi belajar PAI, itulah yang menjadi pertimbangan peneliti
untuk mengangkat julul penelitian pengaruh sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013-2014.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII, karena peneliti ingin
mengetahui bagaimana motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII yang
11
Wawancara dengan siswa kelas IX, SMP Negeri 1 Piyungan, 01 Maret 2013, pukul:
14.00 WIB 12
Wawancara dengan siswa kelas IX, SMP Negeri 1 Piyungan, 01 Maret 2013, pukul:
13.30 WIB
9
belum terfokus pada ujian nasional dan juga berdasarkan usia, karena kelas
VIII SMP merupakan usia awal remaja yang memiliki gejolak sangat besar,
sehingga sosialisasi keberagamaan seorang anak dengan keluargannya
memiliki fungsi yang sangat penting. Masa remaja adalah masa peralihan,
anak meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan kemauan bermain
dan akan memasuki masa dewasa yang memerlukan perasaan bertanggung
jawab yang maksimal.13
Masa remaja merupakan masa transisi yang
menandakan anak mulai berusaha untuk melepaskan ketergantungan kepada
orang tuannya dan belajar untuk mandiri.
Selain faktor diatas juga terdapat faktor lain, bahwa seorang anak
dituntut oleh orang tuanya agar menekuni mata pelajaran tertentu jadi
bagaimanakah dengan motivasi anak dalam mata pelajaran PAI, jika anak
lebih terfokus pada salah satu atau beberapa mata pelajaran lain yang sangat
ditekuni. Dengan demikian pada penelitian ini akan mengkaji tentang
bagaimanakah pengaruh sosialisasi keberagamaan terhadap motivasi belajar
PAI dengan judul penelitian “Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan di
Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”.
13
Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama,( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), hal. 92.
10
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sosialisasi keberagamaan Siswa kelas VIII SMP N 1
Piyungan Bantul di lingkungan keluarga?
2. Bagaimanakah motivasi belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP N 1
Piyungan Bantul?
3. Adakah pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan Keluarga
terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP N 1
Piyungan Bantul?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui sosialisasi keberagamaan Siswa kelas VIII SMP
N 1 Piyungan Kabupaten Bantul di lingkungan keluarga.
b. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP N 1
Piyungan Kabupaten Bantul.
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh sosialisasi keberagamaan
di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada Siswa
kelas VIII SMP N 1 Piyungan Kabupaten Bantul.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mengungkapkan pengaruh sosialisasi keberagamaan
terhadap motivasi belajar PAI pada siswa, sehingga diharapkan dapat
berguna secara teoritis maupun praktis.
11
a. Teoritis
1) Bagi akademik dapat menambah dan memperkaya kajian teori
dibidang ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh
sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap
motivasi belajar PAI.
2) Penelitian ini diharapkan agar penulis dapat menerapkan ilmu-
ilmu yang telah diperoleh semasa kuliah ke dalam ptaktek,
khususnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan bagi penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
sosialisasi keberagamaan terhadap motivasi belajar PAI pada
siswa.
b. Praktis
1) Untuk memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa
sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga mempunyai
peran penting terhadap anak.
2) Untuk memberikan pemahaman bagi pendidik dan calon
pendidik bahwa menanamkan motivasi belajar PAI pada siswa
sangat penting dan melibatkan peran keluarga, terutama orang
tua.
12
D. Kajian Pustaka
Adanya keterbatasan waktu dan tenaga dari penulis untuk melakukan
kajian pustaka dengan menelusuri hasil penelitian maupun skripsi, penulis
belum menemukan penelitian maupun skripsi yang mengangkat judul
“Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga terhadap
Motivasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”.
Tidak terpungkiri adanya hasil penelitian yang ada kaitannya dengan
penelitian ini, yaitu salah satu variabelnya sama namun terdapat variabel lain
yang membedakannya. Penulis akan menunjukkan letak perbedaan antara
skripsi yang akan ditulis dengan skripsi-skripsi yang telah ada. Kajian
pustaka yang telah dilakukan peneliti mendapatkan beberapa hasil skripsi
sebagai berikut:
1. Skripsi yang ditulis oleh Kuntari Widayanti (02540956) Program Studi
Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dengan judul “Sosialisasi
Keberagamaan pada Anak (Studi tentang Peran Orang Tua dalam
Pengenalan Agama kepada Anak di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten”14
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bentuk sosialisasi
keberagamaan kepada anak usia 0-13 tahun adalah sosialisasi primer.
Peran orang tua dalam pengenalan agama dan keberagamaan dengan
cara melibatkan langsung anak. Adapun pengenalan agama yang
14
Kuntari Widayanti, Sosialisasi Keberagamaan pada Anak (Studi Tentang Peran Orang
Tua dalam Pengenalan Agama kepada Anak di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2008).
13
dilaksanakan adalah membiasakan doa bersama, melaksanakan salat
maghrib berjamaah, ikut memperingati hari besar Islam, dan mengikuti
semarak bulan ramadhan.
2. Skripsi yang ditulis oleh Hozali (03440407) Program Studi Pendidikan
Kimia Jurusan Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah dengan judul
“Hubungan antara Lingkungan Keluarga Siswa dan Kreativitas Siswa
dengan Prestasi Beljar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 SMA
Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran 2006/2007”15
Hasil penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang
positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi
belajar kimia, antara kreativitas dengan prestasi belajar kimia, dan
antara lingkungan keluarga dan kreativitas dengan prestasi belajar
kimia.
3. Skripsi yang ditulis oleh Raden Baskoro Dwi Martono (07410063)
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Pengaruh
Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Terhadap Kenakalan
Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro”16
Hasil penelitiannya menunjukkan hasil korelasi ketigannya
menunjukkan pengaruh positif yang signifikan. Lingkungan Keluarga,
Sekolah, dan Masyarakat berpengaruh terhadap kenakalan siswa.
15
Hozali, Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Siswa dan Kreativitas Siswa dengan
Prestasi Bealjar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran
2006/2007, (Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2007). 16
Raden Baskoro Dwi Martono, Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan
Masyarakat Terhadap Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro,
(Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011).
14
Dari hasil kajian pustaka yang dilakukan penulis dapat
diketahuai posisi skripsi yang dilakukan penulis merupakan skripsi
yang mengembangkan penelitian terdahulu (eksplorasi) yang
diharapkan mampu menambah kajian ilmu. Perbedaan skripsi yang
akan dilakukan penulis dengan skripsi yang disusun Kuntari Widayanti
adalah pengaruh dari sosialisasi keberagama tersebut. Dalam skripsi
lanjutan ini penulis akan mengungkapkan adakah pengaruh sosialisasi
keberagamaan siswa di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar
PAI.
Perbedaan skripsi Hozali dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis adalah jika Hozali menjelaskan tentang hubungan lingkungan
keluarga dengan prestasi belajar, dalam penelitian yang akan dilakukan
penulis lebih spesifik mengenai lingkungan keluarga yang difokuskan
pada masalah sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga.
Dari skripsi yang disusun Raden Baskoro di atas peneliti akan
menggunakan salah satu variabel bebasnya, yaitu pengaruh lingkungan
keluarga dan akan dikaitkan dengan variabel terikat yang lain, yaitu
motivasi belajar mata pelajaran PAI. Dengan demikian perbedaan
skripsi ini dengan skripsi yang akan disusun penulis adalah terletak
pada jumlah variabel bebas dan beda variabel terikatnya.
15
E. Landasan Teori
1. Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga
Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, keercayaan, atau perbuatan seseorang.17
Sedangkan berpengaruh merupakan sesuatu yang mempunyai kekuatan
untuk mempengaruhi. Ketika ada hal yang berpengaruh tentu ada hal yang
tertengaruh. Terpengaruh merupakan sesuatu hal yang terkena pengaruh.18
Bila manusia menjalin suatu hubungan (relationship), kehidupan
mereka akan saling terjalin satu dengan yang lain, apa yang akan
dilakukan oleh yang satu akan mempengaruhi yang lainnya.19
Jadi suatu
pengaruh akan terjadi atau berpengaruh jika adanya hubungan.
Hubungan adalah sesuatu yang terjadi bila dua orang saling
mempengaruhi satu sama lain, bila yang satu bergantung pada yang lain.20
Pengaruh dan hubungan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Pengaruh berawal dari suatu hubungan. Tanpa adanya suatu hubungan
maka tidak akan terjadi pengaruh. Beberapa faktor yang berperan dalam
suatu hubungan adalah keyakinan, perasaan, dan perilaku.21
Jadi pengaruh
dapat terjadi jika dalam suatu hubungan terdapat keyakinan, perasaan, dan
perilaku.
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2005), hal. 849. 18
Ibid., hal. 849 19
David O. Sears, dkk, Psikologi Sosial, terj. Michael Adryanto & Savitri Soekrisno,
(Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 236. 20
Ibid,. hal. 236. 21
Ibid,. hal. 236.
16
Pengaruh yang kuat berasal dari hubungan yang erat. Semua
hubungan yang erat memiliki beberapa ciri khas. Pertama, ada frekuensi
interaksi yang kerap untuk waktu yang relatif panjang. Kedua, hubungan
yang erat melibatkan bermacam-macam bentuk kegiatan dan peristiwa.
Ketiga, saling pengaruh yang kuat mewarnai hubungan kedua orang
tersebut.22
Psikologi sosial mengartikan hubungan sebagai interaksi sosial,
yaitu suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana
individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga
terdapat hubungan yang saling timbal balik.23
Pengaruh yang terjadi akibat
adanya hubungan atau interaksi sosial akan mengakibatkan terjadinya
pengaruh sosial, yaitu usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan (belief),
persepsi, ataupun tingkah laku satu atau beberapa orang lainnya.24
Pengaruh dapat terjadi melewati beberapa bentuk dari interaksi
yang terjadi. Beberapa bentuk interaksi sosial yang dapat membawa
seseorang agar sampai kepada pengaruh, yaitu pertama, imitasi yang
merupakan suatu proses peniruan terhadap sesuatu yang berasal dari luar
dirinya. Kedua, sugesti atau proses pemberian pandangan atau sikap dari
diri seseorang kepada orang lain di luar dirinya, dan ketiga identifikasi.
Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan
orang lain yang memungkinkan terjadinya pengaruh yang lebih mendalam
22
Ibid,. hal. 237. 23
Tri Dayakisni dan Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2003), hal. 127. 24
Eko W Meinarno, (ed), Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hal. 105.
17
daripada proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemungkinan bahwa
pada mulanya identifikasi diawali oleh adanya imitasi maupun sugesti.25
Sosialisasi adalah proses melalui mana manusia mempelajari tata-
cara kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan
membangun kapasitas untuk berfungsi baik sebagai individu maupun
sebagai anggota kelompok.26
Socialization (sosialisasi) menurut E.B.
Reuter adalah suatu proses di mana seseorang individu mempelajari fungsi
sebagai anggota kelompok dan bertingkah laku sesuai dengan keharusan
dan aturan kelompok lain.27
Horton dan Hunt memberi batasan sosialisasi
sebagai “suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarah-
dagingkan, internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga
timbulah “diri” yang unik.”28
Dengan demikian, sosialisasi adalah proses
seorang individu mempelajari fungsi dan peran dirinya dalam kehidupan
sosial yang dapat berlangsung selama individu itu hidup guna
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia tinggal.
Sosialisasi merupakan proses alamiah yang berlangsung sepanjang
hidup manusia. Hal-hal berikut ini sudah dianggap merupakan tujuan-
tujuan pokok proses sosialisasi.
1. Orang harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi
hidupnya kelak di masyarakat.
2. Orang harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan
berbicara.
25
Tri Dayakisni dan Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2003), hal. 130. 26
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), hal.98. 27
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.33. 28
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2011), hal. 65-66.
18
3. Pengendalian fungsi-fungsi organik harus dipelajari melalui
latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Tiap individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan
kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.29
Melalui sosialisasi manusia belajar mengamati dirinya sendiri
dalam kedudukannya terpisah dari orang atau berusaha untuk mandiri. Diri
memiliki identitas sendiri, dan orang lain memberikan tanggapan
terhadapnya. Saat dilahirkan seorang bayi tidak memiliki konsep diri
sehingga kesadaran akan diri berkembang sebagai bagian dari proses
sosialisasi. Sebagai individu kita terpisah satu sama lain. Dengan
berlangsungnya proses sosialisasi kitapun mengembangkan kemampuan
untuk melihat diri sendiri sebagai obyek dan membuat penilaian tertentu.30
Neal Miller dan Jhon Dalland menyatakan bahwa, setiap proses
belajar sosial harus memenuhi empat fakta pokok, yaitu:
1) Drive adalah rangsangan yang kuat yang mendorong tingkah laku.
2) Cue adalah sesuatu untuk menentukan kapan ia akan bereaksi,
dimana ia akan bereaksi, dan reaksi apa yang akan ia buat.
3) Respond atau reaksi adalah sesuatu dimana seseorang mengerjakan/
melakukan.
4) Reward adalah ganjaran berarti konsekuensi menyenangkan/ tidak
bagi individu.31
Tahap-tahap sosialisasi dapat dilihat dari salah satu teori peran
yang dikatkan dengan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Mead
menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia melalui beberapa
29
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), hal. 100-101. 30
Ibid., hal.101. 31
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 72-
74
19
tahap, yaitu play stage, game stage, dan generalized other. 32
Tahap
pertama play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran
orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang
dijalankan oleh orang tuanya atau peran orang dewasa lain dengan siapa ia
sering berinteraksi. Tahap kedua game stage, seorang anak tidak hanya
telah mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah pula
mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia
berinteraksi. Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak terbatas
pada anggota keluarga, terutama ayah dan ibu yang sisebut sebagai
significant others. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah
mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam
masyarakat yaitu generalized others. Ia telah mampu berinteraksi dengan
orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri
serta peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Sosialisasi seorang
anak di dalam keluarga meliputi ketiga tahap tersebut.
Sosialisasi memiliki bermacam-macam bentuk, yaitu berdasarkan
berlangsungnya, menurut status pihak yang terlibat, menutut tahapannya
dan berdasarkan caranya. Sosialisasi berdasarkan berlangsungnya yaitu
sosialisasi yang disengaja/disadari meliputi pendidikan, pengajaran,
indoktrinasi, dakwah, pemberian petunjuk, dan nesehat. Sedangkan
sosialisasi yang tidak disengaja/tidak disadari meliputi prilaku/sikap
sehari-hari yang dilihat oleh pihak lain, misalnya perilaku seorang ayah
32
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi. Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal. 21-22.
20
ditiru oleh anak laki-lakinya, sikap seorang ibu ditiru oleh anak
perempuannya.33
Sosialisasi menurut pihak yang terlibat, yaitu sosialisasi equator,
yang berlangsung di antara orang-orang yang kedudukan atau statusnya
relatif sama, misalnya di antara teman sebaya, dan sosialisasi otoriter,
yang berlangsung di antara pihak-pihak yang statusnya berbeda, misalnya
antara orang tua dengan anak, antara guru dengan murid, antara pemimpin
dan bawahan. Sosialisasi menurut tahapannya yaitu sosialisasi primer dan
sosilisasi sekunder. Sosialisasi primer dialami individu pada masa kanak-
kanak, terjadi dalam lingkungan keluarga dimana individu tidak
mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya. Individu tidak dapat
menghindar untuk menerima dan menginternalisasikan cara pandang
keluarga. Sosialisasi sekunder berkaitan dengan individu ketika mampu
untuk berinteraksi dengan orang selain keluarganya.34
Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia
menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi sekunder mereka
definisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu
yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif
masyarakatnya.35
33
Agus Santoso, “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian”,
(www.agsasman3yk.files.wordpress.com. dalam google.com. 2013), hal. 2.
34
Ibid., hal.2. 35
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi. Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal. 29.
21
Sosialisasi berdasarkan cara yang dipakai terdapat dua pola, yaitu
sosialisasi represif dan partisipatoris. Sosialisasi represif menekankan pada
penggunaan hukuman, memakai materi dalam hukuman dan imbalan,
kepatuhan anak pada orang tua, komunikasi satu arah atau perintah,
bersifat non verbal,orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan
orang tua menjadi penting, dan keluarga menjadi significant others.
Sosialisasi partisipatoris menekankan pada individu diberi imbalan jika
berkelakuan baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi
kebebasan, penekanan pada interaksi, komunikasi terjadi secara lisan atau
verbal, anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting
dan keluarga menjadi generalized others.36
Dalam sosialisasi terdapat agen yang dipandang memegang
peranan penting, antara lain keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya,
media massa, agama, lingkungan tempat tinggal, dan tempat kerja. Agen
atau lembaga sosialisasi ini dipandang yang berperan dalam membentuk
pengetahuan, sikap, nilai, norma, prilaku esensial, dan harapan-harapan
agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat.37
Proses sosialisasi sebetulnya berawal dari dalam keluarga. Bagi
anak-anak yang masih sangat kecil, situasi dunia sekelilingnya adalah
keluarganya sendiri. Gambaran diri mereka merupakan pantulan perhatian
yang diberikan oleh keluarga kepada mereka. Persepsi mengenai dirinya
sendiri, dunia dan masyarakat di sekelilingnya secara langsung
36
Agus Santoso, “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian”,.....hal. 2-3. 37
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2011), hal. 69-70.
22
dipengaruhi oleh sikap dan keyakinan keluarga-keluarga mereka. Nilai-
nilai yang dimiliki oleh individu dan berbagai peran yang diharapkan
dilakukan oleh seseorang, semuanya berawal dari dalam lingkungan
keluarga sendiri.38
Dalam masyarakat modern, keluarga batih (nuclear family)
merupakan agen sosialisasi primer utama. Sosialisasi dilakukan
berdasarkan pola keluarga yang dimiliki.39
Pola yang dimaksud adalah
cara yang dipakai dalam sosialisasi dalam sebuah keluarga. Keluarga
adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat.
Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan
antara laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung
lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga
dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari
suami isteri dan anak-anak yang belum dewasa.40
Bangess menyebutkan : the family is a unity of interacting
personalities. Keluarga adalah kesatuan dari interaksi kepribadian-
kepribadian. Dalam keluarga, setiap anggota keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, kakak, dan adik memiliki kepribadian tersendiri dan semuanya
saling berinteraksi. Anak harus membentuk kepribadian sendiri atas dasar
penguatan pada kepribadian-kepribadian anggota keluarga tersebut. Di
38
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar.., hal. 104. 39
Damsar, Pengantar Sosiooigi Pendidikan,hal.70. 40
Hartomo, dkk. Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal.79.
23
sinilah anak mempelajari (belajar sosial) aspek-aspek kehidupan keluarga
yang dibutuhkan dalam pembentukan kepribadiannya.41
S.Stanfeld Sargent menunjukkan bahwa aspek keluarga yang
penting di dalam sosialisasi bagi anak adalah hubungan antar orangtua,
hubungan orang tua dengan anak, dan hubungan antar saudara kandung.42
Sebagai sebuah lembaga sosial, keluarga memiliki banyak fungsi yang
dilaksanakan secara tradisional. Beberapa fungsi keluarga diantaranya
adalah sebagai pengasuhan dan perlindungan anak yang kecil, ramaja,
dewasa, dan orang jompo. Kemudian sebagai sarana untuk sosialisasi
anak, karena keluarga merupakan perantara utama bagi tahap awal dan
utama bagi berlangsungnya proses sosialisasi. Selain itu, keluarga
berfungsi mengatur penempatan dalam masyarakat dan menetapkan status,
serta menyajikan jaminan ekonomi.43
Pendidikan keluarga merupakan dasar bagi pembentukan jiwa
keagamaan. Dengan demikian sangat terlihat peran pendidikan keluarga
dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Pendidikan Luqman
terhadap anaknya sebagaimana terdapat di dalam QS. Luqman ayat 12-19,
mencerminkan pendidikan yang harus dilaksanakan oleh orang tua
terhadap anaknya, mencakup pembinaan jiwa orang tua pada ayat 12,
pembinaan iman dan tauhid pada ayat 13 dan 16, Pembinaan akhlak ayat
41
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal.91. 42
Ibid., hal. 93-95. 43
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, terj. Sahat Simamora. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), hal.178.
24
14, 15, 18 dan 19, kemudian pembinaan ibadah ayat 17 dan pembinaan
kepribadian dan sosial anak ayat 16-17.44
Sementara itu, keberagamaan berasal dari kata beragama yang
mendapatkan imbuhan ke dan an. Beragama adalah menganut atau
memeluk agama.45
Keberagamaan adalah suatu pengalaman seseorang dalam
menganut atau memeluk agamanya. Keberagamaan menyangkut segala aspek
kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan seseorang. Aktifitas
agama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual
beribadah, tetapi juga melakukan perilaku yang bernuansa ibadah. Dari
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosialisasi keberagamaan
di lingkungan keluarga merupakan proses belajar yang terjadi secara alami
pada suatu individu di dalam lingkungan keluarga yang menyangkut
segala aspek kehidupan keagamaan seseorang dan akan terus berlangsung
selama individu tersebut hidup guna mempersiapkan diri di dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sosialisasi keberagamaan seorang anak di lingkungan keluarga
akan sangat tergantung kepada kedua orang tuanya. Apabila nilai-nilai
agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian seseorang,
tingkah laku orang tersebut akan diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-
nilai agama. Di sini letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agama
pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang terutama di
44
Zakiah Darajat penyunting Jalaludin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga
Muslim dalam Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 58. 45
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), hal. 9.
25
dalam lingkungan keluarga.46
Peran keluarga dalam penanaman nilai pada
anak akan berpengaruh bagi kehidupan kedepannya. Walaupun dalam
kehidupan seorang anak akan menemukan berbagai macam media
pendidikan, namun penanaman awal dari orang tua dan keluarga lebih jauh
lebih penting dalam membentuk kepribadian.
Sosialisasi keberagamaan yang dapat berlangsung di dalam
lingkungan keluarga dapat dilihat dari pendidikan moral, dan pendidikan
spiritual.
a. Pendidikan moral
Metode pendidikan moral pada anak dapat dilakukan melalui
keteladanan, dengan memberi tuntunan, dengan kisah-kisah sejarah,
memberikan dorongan serta menanamkan rasa takut kapada Allah, dan
memupuk hati nurani.47
b. Pendidikan spiritual
Sarana pendidikan spiritual di awal masa kanak-kanak dapat dilakukan
dengan cara keteladanan misalnya anak-anak dibiasakan melihat kedua
orang tuannya melakukan salat dan membaca Al-Qur‟an, dengan
diperdengarkan zikir kepada anak dari orang tua dan saudara-
saudaranya hati anak akan semakin kokoh menghadap Allah. Anak-
anak usia 2-7 tahun hendaknya sudah diajarkan membaca surat dalam
al-Quran, dan yang terakhir adalah ibadah yang mencakup wudhu,
salat, puasa, sedekah, umrah dan haji.
46
Zakiah Darajat penyunting Jalaludin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga
Muslim dalam Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 65. 47
Ibid., hal.85-95.
26
Menurut Muhammad Ali Al-Quthub, ada lima hal yang sangat
perlu disosialisasikan, yaitu:48
a. Pendidikan Akidah dan Agama
b. Pendidikan ketaatan
c. Pendidikan kejujuran
d. Pendidikan amanah
e. Pendidikan sifat Qana’ah dan Ridha
Peran ibu dan bapak dalam sosialisasi keberagamaan adalah
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Sebenarnya seorang ayah
memiliki peran dalm mendidik anak-anaknya sebagaimana seorang ibu.49
Jadi di dalam proses sosialisasi keberagamaan ibu maupun bapak sama-
sama berperan dalam memberikan pendidikan terhadap anka-anaknya.
Setiap pemberian pelajaran keagamaan dari orang tua maupun
keluarga kepada anak, kemuadian proses pemberian pelajaran tersebut
diterima dengan baik oleh anak, maka proses tersebut merupakan suatu
proses sosialisasi keberagamaan anak didalam keluarganya. Indikator
sosialisasi keberagamaan yang baik dapat dilihat dari macam-macam
bentuk sosialisasi, seperti yang telah dijelaskan didepan:
1) Sosialisasi yang disengaja/ disadari, salah satunya pendidikan
Seorang anak memperoleh pengetahuan agama dari orang tua, dan
orang tua membiasakan doa bersama sebelum makan. Agama bukan
48
Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, (Jakarta: Amzah,
2007), hal. 118-125. 49
Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam tradisi Keislaman, (Bandung: Angkasa,
2003), hal. 22
27
ibadah saja. Agama mengatur seluruh segi kehidupan. Semua
penampilan ibu dan bapak dalam kehidupan sehari-hari yang
disaksikan dan dialami oleh anak bernafaskan agama, di samping
latihan dan pembiasaan tentang agama, perlu dilaksanakan sejak kecil,
sesuai pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Apabila anak tidak
mendapatkan pendidikan, latihan dan pembiasaan keagamaan waktu
kecilnya, ia akan besar dengan sikap tidak acuh atau anti agama.50
2) Sosialisasi yang tidak disengaja/ tidak disadari, yaitu perilaku atau
sikap sehari-hari yang dilihat dan ditiru pihak lain
Seorang anak rajin salat berjamaah karena contoh dari orang tuanya.
Anak mulai mengenal agama lewat pengalamannya melihat orang tua
melaksanakan ibadah, mendengarkan kata Allah dan kata agamis yang
mereka ucapkan dalam berbagai kesempatan.51
3) Sosialisasi equaliter, yaitu sosialisasi yang berlangsung diantara orang
yang kedudukan dan statusnya sama (sesama saudara dalam keluarga)
Interaksi atau berdiskusi mengenai agama tidak hanya antara anak dan
orang tua tetapi juga sesama saudara dalam keluarga, dalam hal ini
bisa terjadi ketika orang tua melibatkan anak-anaknya dalam
peringatan hari besar Islam seperti maulud nabi dan nuzulul qu’ran.
Peringatan tersebut termasuk pendidikan spiritual, nuzulul qur’an
sangat berharga untuk meningkatkan tentang pentingnya memahami,
50
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama,
1995), hal.65 51
Ibid.,hal.75
28
menghayatai dan mengamalkan ajaran Al-Qur‟an.52
Maulud nabi
sebagai suatu momentum untuk menyegarkan, meningkatkan, dan
memperbarui tekad dalam mengamalkan ajaran Rasulullah Saw.53
4) Sosialisasi otoriter, yaitu sosialisasi yang berlangsung diantara orang
yang kedudukan dan statusnya berbeda (anak dengan orang tua)
Di rumah orang tua mengajak anaknya untuk tadarus Al-Qur‟an. Hal
ini sebagai sarana untuk meningkatkan tentang pentingnya memahami,
menghayatai dan mengamalkan ajaran Al-Qur‟an, seperti yang telah
dijelaskan diatas.
5) Sosialisasi primer, dialami masa kanak-kanak dimana individu tidak
punya hak untuk memilih agen sosialisasinya
Seorang anak yang rajin mengaji merupakan hal yang dapat terjadi
ketika orang tua juga rajin mengaji, yang mereka lihat sejak kecil di
lingkungan keluargannya. Jika ia melihat ibu dan bapaknya salat, ia
pun akan menyerap apa yang di lihatnya itu, setelah si anak dapat
berjalan pada umur setahun atau lebih, barangkali anak mulai meniru
ibu atau bapaknya salat, berdoa, dan mengucapkan kata-kata yang
dapat ditirunya.54
6) Sosialisasi sekunder, ketika individu mampu berinteraksi dengan orang
lain selain keluargannya
52
Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam tradisi Keislaman, (Bandung: Angkasa,
2003), hal.14 53
Ibid., hal 35 54
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama,
1995), hal.65
29
Seorang anak mendapat pengetahuan tentang ibadah dari orang tuanya.
Kemudian setelah anak mengenal lingkungan diluar keluarga nnya
maka ia akan mendapatkan tambahan pengetahuan ibadah dari selain
keluargannya. Pembianna ketaatan beribadah pada anak, juga dari
darin dalam keluarga. Jika anak-anak telah terbiasa salat dalam
keluarga, maka kebiasaan tersebut akan terbiasa sampai ia dewasa,
bahkan tua di kemudian hari.55
7) Sosialisasi represif, menekankan pada penggunaan hukuman
Seorang anak mendapatkan hukuman dari orang tua ketika tidak
melaksanakan salat wajib. Pemberian hukuman oleh orang tua
merupakan wujud dari pedidikan ketaatan yang diajarkan oleh orang
tua kepada anaknya. Perlu diketahui bahwa kualitas hubungan anak
dan orang tua akan mempengaruhi keyakanan keberagamaannya di
kemudian hari. Apabila ia merasa disayang dan diperlakukan adil,
maka ia akan meniru orang tuanya dan menyerap agama dan nilai-nilai
yang dianut oleh orang tuanya. Dan jika yang terjadi sebaliknya, maka
ia menjauhi apa yang diharapkan orang tuanya, mungkin ia tidak mau
melaksanakan ajaran agama dalam hidupnya.56
8) Sosialisasi partisipatoris, anak sebagai pusat sosialisasi
Ketika orang tua tidak salat, merasa senang jika di ingatkan oleh
anaknya. Dalam hal ini anak mempunyai tatakrama terhadap orang tua,
salah satunya yaitu dengan mengingatkan orang tua ketika ada yang
55
Ibid., hal. 62. 56
Ibid., hal.66
30
terlupakan. Seorang anak harus dilatih untuk berbakti kepada kedua
orang tua.57
Dengan demikain mengigatkan orang tua dalam hal
kebaikan merupakan salah satu contoh berbaktinya anak terhadap
orang tua.
2. Motivasi Belajar PAI (Pendidikan Agama Islam)
1) Motivasi
a. Pengertian motivasi
Menurut sebagian besar definisi, motivasi mengandung tiga
komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan
menopang tingkah laku manusia.58
Menggerakkan adalah
menimbulkan kekuatan pada individu serta memimpin seseorang
untuk bertindak dengan cara tertentu. Sebagai contoh kekuatan
dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan untuk
mendapatkan kesenangan.
Motivasi juga mengarahkan pada suatu tujuan yang ingin
dicapai, sebagai guru hendaknya mengarahkan peserta didik pada
sasaran atau tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Motivasi
sebagai penopang tingkah laku yaitu, menjadikan lingkungan
sebagai penguat itensitas dan menjadi arah untuk mendorong
kekuatan yang dimiliki oleh individu.
57
Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual anak Dalam
Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998), hal.54 58
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
hal. 72.
31
Motivasi di sini maksudnya adalah kekuatan yang
menggerakkan mesin aktivitas makhluk hidup yang melahirkan
perilaku serta mengarahkannya ke salah satu target atau tujuan.59
b. Macam-macam motivasi
Motivasi terbagi menjadi beberapa jenis. Beberapa ahli
psikologi ada yang membagi motivasi menjadi dua:60
1. Motivasi intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari dalam diri
seseorang itu sendiri tanpa adanya rangsang dari luar.
2. Motivasi ektrinsik, yaitu motivasi yang datang karena adanya
perangsangan dari luar, seperti: seorang siswa rajin belajar
karena akan menghadai ujian.
Kita bisa bergerak untuk mencapai suatu tujuan karena
motivasi intrinsik, yakni suatu keinginan untuk melakukan suatu
aktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi
kesenangan atau kepuasan yang didapat dari melakukan aktivitas
tersebut, atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk
mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan
eksternal.61
59
Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2005), hal. 19. 60
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), hal.194. 61
Carole Wade, Carol Tavris, Psikologi. Terj. Padang Mursalin dan Dinastuti. (Jakarta:
Erlangga, 2007), hal. 144.
32
Abraham Maslow membedakan motivasi manusia menjadi
2 kategori, yaitu:
1. Deficit motive (motif kekurangan), yang mencakup motif untuk
mendapatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
2. Metaneeds motive (motif untuk pertumbuhan atau
metakebutuhan), merupakan motif yang muncul apabila motif
kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk
mengungkapkan potensi-potensi.62
c. Teori-teori motivasi
1) Teori Hedonisme
Menurut pandangan hedonisme, manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan
yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Implikasi dari teori
ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang
menanggung risiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu
yang mendatangkan kesenangan baginya.63
62
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru
dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), hal. 65-66. 63
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
hal. 74.
33
Menurut teori Hedonisme, para siswa harus diberi
motivasi secara tepat agar tidak malas belajar matematika,
dengan cara memenuhi kesenangannya.64
2) Teori Naluri
Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan
perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan
bawaan, yang menentukan tujuan dan perbuatan yang akan
dilakukan.65
Oleh karena itu, menurut teori ini untuk
memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang
akan dituju dan perlu dikembangkan.66
Sebagai contoh, seorang pelajar yang terdorong untuk
berkelahi karena dihina oleh teman-temannya karena ia sering
mendapat nilai jelek merupakan naluri untuk mempertahankan
diri. Agar anak tersebut tidak menjadi anak yang nakal, maka
perlu adanya motivasi untuk mengarahkan anak tersebut
sehingga akan rajin belajar dan mendapatkan nilai yang baik,
yang disebut sebagai naluri mengembangkan diri.
3) Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan
pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan
64
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), hal. 187. 65
Ibid., hal. 188. 66
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
hal. 75.
34
ditempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak
buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu
hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan
dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.67
Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan
ditempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini
disebut juga teori lingkungan kebudayaan.68
4) Teori Atribusi
Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana ia
menafsirkan atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi
peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya. Teori ini
merupakan teori yang dikemukakan oleh kelompok teori
kognitif yang berusaha mengembangkan secara sistematik
penjelasan-penjelasan perihal kenapa seseorang berhasil atau
gagal dalam suatu aktivitas.69
Teori atribusi menyebutkan ada 4 penjelasan untuk
sukses dan gagal, dalam prestasi yaitu: kemampuan, usaha,
tugas yang sulit, dan keberuntungan atau nasib. Teori atribusi
penting dalam pengertian bagaimana siswa-siswi
menginterpretasi dan menggunakan umpan balik atas prestasi
67
Ibid., hal. 75-76. 68
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), hal. 189. 69
Ibid., hal. 190.
35
akademi mereka, dan menyarankan kepada guru-guru
bagaimana mereka harus memberikan umpan balik yang dapat
menimbulkan motivasi yang sangat besar bagi siswa.70
5) Teori Kebutuhan
Perilaku manusia dikuasai oleh actualizing tendency,
yaitu kecenderungan inheren manusia untuk mengembangkan
diri.71
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.72
Berdasarkan teori kebutuhan ini, jika seorang guru hendak
memberikan motivasi pada siswanya ia harus berusaha
mengetahui kebutuhan siswa terlebih dahulu.
Sebagai seorang pakar psikologi,Maslow mengemukakan
adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia kelima
tingkatan pokok manusia inilah yang kemudian dijadikan
pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia.
Adapun kelima kebutuhan pokok yang dimaksud ialah: 73
a) Kebutuhan Fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital,
yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar diri
organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang
dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan lainnya.
70
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2006), hal. 337. 71
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, hal. 190. 72
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
hal. 77. 73
Ibid., hal.77.
36
b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security
needs). Seperti terjamin keamanannya, terlindung dari
bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
kelaparan, perlakuan tidak adil, dan lainnya.
c) Kebutuhan sosial (social needs) meliputi kebutuhan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai
anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerjasama.
d) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), meliputi
kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan
atau status, pangkat dan lainnya.
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan
diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.
Dari kelima tingkatan kebutuhan pokok diatas dapat digambarkan
sebagai berikut:74
Bagan 1
Tingkatan Kebutuhan Pokok Manusia
Sosialisasi keberagamaan jika dilihat dari kelima tingkatan
kebutuhan pokok manusia tersebut masuk ke dalam kebutuhan
sosial (social needs), karena dengan sosialisasi maka setiap
individu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Di
dalam sosialisasi keberagamaan tersebut juga terdapat rasa kasih
74
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2010), hal. 257.
Actualization
Self
Esteem needs
Belongingness and love needs
Safety needs
Physiological needs
37
sayang dari orang tua terhadap anak dengan mengajarkannya ilmu
agama dalam kehidupan. Bentuk kasih sayang orang tua dapat
berupa pemberian pengalaman keagamaan kepada anaknya,
sedangkan proses pemberian pengalaman dan penerimaan tersebut
adalah makna dari sosialisasi.
d. Pedoman Menerapkan Teori-teori Motivasi75
Teori motivasi dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Sebagai pendidik harus mampu untuk mengetahui
bagaimana cara untuk menerapkannya. Diantara cara menerapkan
teori-teori motivasi adalah:
1. Yakinkan bahwa siswa-siswa mempunyai kesempatan untuk
memenuhi kebutuhan mereka menjadi anggota salah satu
kelompok dan mempunyai rasa memiliki secara memuaskan.
2. Ciptakan kelas menjadi satu tempat yang menyenangkan dan
aman.
3. Kenalilah bahwa siswa-siswa yang datang ke sekolah adalah
siswa-siswa dengan kebutuhan dasar yang berbeda karena
pengalaman-pengalaman yang lalu.
4. Bantulah siswa mengambil tanggung jawab yang tepat atas
sukses dan kegagalan mereka.
5. Mendorong siswa untuk melihat hubungan antara usaha-usaha
mereka sendiri dan prestasi-prestasinya.
Jika seorang pendidik mampu untuk menerapkan teori-reori
motivasi tersebut dengan baik, maka siswa dapat memiliki
motivasi yang baik sesuai dengan teori motivasi yang diterapkan.
75
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Grasindo Gramedia
Widiasarana indonesia, 2006), hal. 374-375.
38
e. Pengukuran Motivasi
Motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan
sesui dengan teori dan ditarafkan pada objek yang tepat. Dalam
kasus anak didik misalnya, ketika seorang anak didik menjadi
tekun dalam belajar, hampir dapat dipastikan dia termotivasi
dengan sesuatu, seperti ingin menjadi pintar atau ingin menjadi
juara umum dan mendapat hadiah. Anak didik yang memiliki
motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil dalam
belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga
fungsi motivasi sebagai berikut:
1. Penolong untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
2. Penentu arah perbuatan yakni kearah yang akan dicapai.
3. Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan manusia senantiasa
selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.76
2) Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar (learning), sering kali didefinisikan sebagai
perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa
berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-
pengalaman.77
Belajar merupakan pengalaman pribadi seseorang
yang sangat sulit untuk diamati secara langsung.
76
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), hal. 204. 77
Ibid., hal. 207.
39
Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang
dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Lain lagi dengan
pendapat para ahli pendidikan modern yang merumuskan
perbuatan belajar sebagai berikut:
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.78
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada
bermacam-macam faktor, adapun faktor-faktor tersebut dapat
dibedakan menjadi dua golongan:
a) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang
disebut faktor individual yang meliputi: faktor kematangan
atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor
pribadi.
b) Faktor yang ada diluar individual yang disebut sosial yang
meliputi faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam
mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia dan
motivasi sosial.79
Jadi proses belajar yang dilalui oleh seseorang dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu fakror individual dan faktor
sosial.
78
Ibid., hal. 207. 79
Ibid,. hal.221.
40
c. Ciri-Ciri Belajar
Proses belajar yang dialami oleh seseorang memiliki
berbagai macam ciri-ciri, diantara ciri-ciri belajar yaitu:
1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku
yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat
diamati secara langsung.
2. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku
kognitif, afektif, psikomotor dan campuran.
3. Dalam belajar, perubahan yang terjadi meliputi pengalaman
dan latihan.
4. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang
relatif menetap.
5. Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar
berlangsung dalam kurun waktu cukup lama. Belajar terjadi
karena ada interaksi dengan lingkungan.80
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.81
80
Sri Rumini,dkk, Psikologi Pendidikan, Tim Penulis Buku Psikologi pendidikan FIP
IKIP-YOGYAKARTA, (Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta, 1995), hal. 60. 81
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 23.
41
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang
dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar:
1) Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung
makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa
yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2) Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja,
membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk
bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan
perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan
dunia kerja.
3) Learning to live together. Belajar ini ditekankan
seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan
memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu
berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4) Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan
potensi insani secara maksimal. Setiap individu didorong
untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan
learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami
kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-
kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.82
3) Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat bangsa.83
Esensi
pendidikan adalah transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari
generasi tua kepada generasi muda. Oleh karena itu ketika menyebut
pendidikan Islam, maka mencakup dua hal, yaitu mendidik siswa
82
A. Suhaenah Suparno, 2000, dalam
http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/, Diakses pada: kamis, 12 desember
2013. 83
Abdul Majid dan dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 130.
42
untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam dan
mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran Islam.84
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik untuk mengajarkan nilai dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam yang telah ditetapkan.
Berbagai kompetensi dalam Pendidikan Agama Islam dapat
dicapai dengan adanya motivasi dari guru dan siswa dalam proses
pembelajarannya. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama
dapat dilakukan dengan berbagai macam strategi dan metode
pembelajaran yang menarik agar siswa dapat memperoleh motivasi
belajarnya, terutama pendidikan agama Islam karena pendidikan
agama Islam merupakan pembelajaran nilai, maka setiap materi yang
diajarkan oleh guru harus mampu untuk menanamkan nilai pada siswa
agar siswa merasa bahwa apa yang dipelajarinya bermakna. Mata
pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam
lingkup Al-Qur‟an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ ibadah, dan
sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan
agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan
84
Ibid., hal. 131.
43
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt., diri sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.85
Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.86
Jadi pembelajaran PAI yang berhasil adalah ketika
pembelajaran telah mampu untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan kepada peserta didik serta mampu menghasilkan diri
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan berprestasi.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.87
Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dalam penelitian ini
diajukan hipotesis:
85
Ibid., hal. 131. 86
Abdul Majid dan dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,... hal.
135. 87
Sugiyono, Metode Penelitian,...... hal.96
44
Hipotesis Alternatif (Ha): Adanya pengaruh positif dari sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul.
Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh yang positif dari sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul.
Dengan kriteria, jika:
r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
G. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian tentu menggunakam metode untuk dapat
sampai kepada hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian verifikatif jika ditinjau dari
sudut tujuannya, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan.88
Penelitian ini menguji
kebenaran tentang pengaruh sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa.
Sementara jika dikaitkan dengan pengumpulan data, penelitian ini
merupakan penelitian lapangan atau kancah (field research). Penelitian
lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di
88
Panduan Penulisan Skripsi,( Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI UIN Sunan
Kalijaga, 2008,) hal.19.
45
lapangan, seperti di lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan
organisasi kemasyarakatan dan lembaga pendidikan baik formal maupun
non formal.89
Pengumpulan data pada penelitian ini di lokasi SMP Negeri
1 Piyungan Kabupaten Bantul.
Apabila dikaitkan dengan datanya, penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mempergunakan data yang
dinyatakan dengan skor angka (data verbal dikuantifikasikan ke dalam
skor angka berdasarkan definisi operasional) dengan berbagai
klasifikasi.90
Dalam penelitian ini data tentang sosialisasi siswa di
lingkungan keluarga serta motivasi belajar PAI pada siswa akan diubah
menjadi data skor angka, kemudian dilakukan perhitungan tentang
pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa.
Menurut penggolongan teknik analisis datanya, penelitian ini
menggunakan Teknik Analisis Korelasional Bivariat. Teknik Analisis
Korelasional Bivariat ialah teknik analisis korelasi yang mendasarkan
diri pada dua buah variabel.91
Dalam penelitian ini variabel pertama
(variabel X) adalah sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dan
variabel kedua (variabel Y) adalah motivasi belajar PAI.
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga disebut
independent variable, yaitu variabel bebas yang dapat memberikan
pengaruh terhadap motivasi belajar. Variabel motivasi belajar PAI
89
Ibid., hal. 21. 90
Ibid., hal. 24. 91
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010), hal. 188.
46
disebut dependent variable, yaitu variabel terikat atau yang dipengaruhi.
Hubungan antar variabel tersebutdapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 2
Hubungan Antar Variabel
r
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian lebih cenderung
pada pendekatan psikologi pendidikan. Sosialisasi keberagamaan
merupakan pendidikan di dalam beragmama,sedangkan motivasi belajar
termasuk dalam wilayah pendidikan. Sosialisasi keberagamaan yang
akan berpengaruh terhadap motivasi lebih menekankan pada aspek
kejiwaan. Sehingga pendekatan yang dilakukan adalah psikologi
pendidikan ,yaitu proses sosialisasi keberagamaan yang akan berdampak
pada gejala jiwa yang akan muncul pada diri seseorang, yaitu motivasi
belajar.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa SMP Negeri 1 Piyungan
Kabupaten Bantul kelas VIII. Dipilihnya kelas VIII sebagai populasi,
karena mereka sudah mampu menyesuaikan diri di sekolah tersebut
terutama dengan mata pelajaran PAI dan belum terfokus pada ujian
nasional jika dibandingkan dengan kelas IX.
X
(independent variable)
Sosialisasi keberagamaan
di lingkungan keluarga
Y
(dependent variable)
Motivasi belajar PAI
47
Selain siswa, subjek penelitian ini juga melibatkan Guru PAI. Dari
subjek penelitian tersebut dapat diperoleh data tentang proses sosialisasi
di lingkungan keluarga dan bagaimana motivasi siswa pada mata
pelajaran PAI di sekolah tersebut.
Objek dari penelitian ini adalah keseluruhan proses penelitan tentang
pengaruh proses sosialisasi diri siswa di lingkungan keluarga terhadap
motivasi belajar PAI kelas VIII di SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten
Bantul.
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.92
Jadi populasi bukan hanya subjek, tetapi juga objek dan
benda alam lainnya. Populasi bukan sekedar jumlah pada subjek dan
objek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki. Pada
penelitian ini populasinya adalah Siswa SMP N 1 Piyungan Kabupaten
Bantul kelas VIII.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh papulasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
harus representatif (mewakili).93
Dalam penelitian ini populasi yang akan
diteliti cukup besar dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan
92
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 117. 93
Ibid., hal. 118.
48
tenaga dalam mempelajari semua populasi, maka peneliti menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.94
Dari teknik probability sampling
ini diambil Simple random sampling. Dikatakan simple (sederhaan)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus
subjek dalam populasi, mereka dapat menetukan kurang lebih 25 – 30%
dari jumlah subjek tersebut.95
Dalam hal ini populasi siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Piyungan yang beragama Islam terdapat 164 Siswa.
Peneliti mengambil 30% dari 164 didapatkan sampel 49,2 dan dibulatkan
menjadi 50 siswa sebagai sampel. Pengambilan sampel secara acak
sebanyak tujuh siswa pada kelas VIII A, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F,
VIII H dan delapan siswa pada kelas VIII B. Kelas VIII G tidak diambil
sampel, karena kelas tersebut dijadikan subjek uji coba instrumen
penelitian.
94
Ibid., hal. 120. 95
Suharsimi Arikunto, (Manajemen Penelitiuan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Hal. 125
49
5. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari subjek penelitian secara langsung
dengan menggunakan alat pengukur langsung pada subjek yang
menjadi sumber informasi secara langsung yang dicari. Dalam
penelitian ini sumber primer adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan kabupaten Bantul yang dilakukan dengan pemberian angket
guna memperoleh inrormasi tentang pengaruh sosialisasi diri siswa di
lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak
langsung, yaitu dapat dilakukan dengan mewawancarai pihak lain
dalam hal ini adalah guru PAI yang ada di SMP Negeri 1 Piyungan
kabupaten Bantul. Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan
dokumentasi dan arsip-arsip yang ada di sekolah tersebut.
6. Metode pengumpulan data
a. Kuesioner (Angket)
Metode angket adalah cara pengumpulan data tentang pendapat
atau sikap seseorang terhadap situasi, benda, atau individu lain dalam
bentuk tertulis. 96
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
96
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal.29.
50
tertulis kepada responden untuk dijawab.97
Metode ini lebih efisen
karena variabel telah diketahui dengan pasti dan mengetahui apa saja
yang diharapkan oleh responden.
Angket ini diberikan kepada siswa untuk dijawab secara sadar
dan benar agar hasil yang diperoleh benar. Pertanyaan tersebut mengenai
bagaimana faktor-faktor sosialosasi keberagamaan di lingkungan
keluarga dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar agama Islam pada
anak dan hal-hal yang akan membawa kejelasan didalam penelitian ini.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam angket dijelaskan
sebagai berikut:
1) Instrumen sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga
Instrumen sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga
menggunakan angket yang bersifat tertutup, yaitu angket diisi oleh
responden dengan memilih jawaban yang telah tersedia. Kisi-kisi
angket sosialisasi disusun berdasarkan bentuk-bentuk sosialisasi
yang terdapat dalam landasar teori. Kisi-kisi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
97
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 199.
51
Tabel 1
Kisi-kisi variabel sosialisasi keberagamaan di lingkungan
keluarga siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten
Bantul
Variabel Indikator No. Item
Angket
Sosialisasi
keberagamaan di
lingkungan
keluarga siswa
kelas VIII SMP
negeri 1
Piyungan
Kanbupaten
Bantul
Sosialisasi yang disadari/
disengaja: Pendidikan,
pengajaran, indoktrinasi,
dakwah, pemberian
petunjuk dan nasehat.
1,2,3,4,5
Sosialisasi yang tidak
disadari: perilaku/ sika p
sehari-hari yang dilihat/
dicontoh oleh pihak lain.
6,7,8,9,10
Sosialisasi equaliter:
sosialisasi yang
berlangsung di antara
orang yang kedudukan dan
statusnya sama (sesama
saudara dalam keluarga).
11,12,13,14,15
Sosialisasi otoriter:
sosialisasi yang
berlangsung di antara
orang yang kedudukan dan
statusnya berbeda (anak
dengan orang tua).
16,17,18
Sosialisasi primer: dialami
pada masa kanak-kanak
dalam keluarga, individu
tidak mempunyai hak
untuk memilih agen
sosialisasinya.
19,20,21,22
Sosialisasi sekunder:
ketika individu mampu
berinteraksi dengan orang
lain selain keluargannya.
23,24,25
Sosialisasi represif:
menekankan pada
penggunaan hukuman,
memakai materi dalam
hukuman dan imbalan,
kepatuhan anak pada orang
tua, komunikasi satu
arah(perintah), bersifat non
26,27
52
verbal, orang tua sebagai
pusat sosialisasi, keluarga
menjadi significant others.
Sosialisasi partisipatoris:
individudiberi imbalan jika
berkelakuan baik,
hukuman dan imbalan
bersifat simbolik, anak
diberi kebebasan,
penekanan pada interaksi,
komunikasi secara lisan/
verbal, anak sebagai pusat
sosialisasi, keluarga
menjadi generalized
others.
28,29,30
Jumlah Item 30
2) Instrumen motivasi belajar PAI
Instrumen motivasi belajar PAI menggunakan angket yang
bersifat tertutup, yaitu responden memilih jawaban yang telah
tersedia. Kisi-kisi untuk angket motivasi belajar PAI siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013/2014,
disusun dengan menggunakan enam indikator yang telah
dirumuskan oleh Hamzah B. Uno dalam bukunya Teori
Motivasi dan Pengukurannya, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi instrumen penelitian veriabel motivasi belajar PAI
pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Piyungan Kabupaten
Bantul tahun ajaran 2013/2014
Variabel Indikator No. Item Angket
Motivasi belajar
PAI pada siswa
kelas VIII SMP
negeri 1 Piyungan
Kanbupaten Bantul
Adanya hasrat dan
keinginan berhasil
1,2,3,4
Adanya dorongan
dan kebutuhan
dalam belajar
5,6,7,8
53
tahun ajaran
2013/2014
Adanya harapan
dan cita-cita masa
depan
9,10,11,12,13,14
Adanya
penghargaan dalam
belajar
15,16,17,18,19
Adanya kegiatan
yang menarik
dalam belajar
20,21,22,23,24
Adanya lingkungan
belajar yang
kondusif
25,26,27,28,29,30
Jumlah item 30
Keterangan:
Setiap pertanyaan di dalam angket menggunakan skala likert.
Masing-masing item memiliki empat alternatif jawaban dengan bobot
skotr 1 s/d 4. Skor setiap alternatif jawaban pada pertanyaan positif
dan negattif adalah sebagai berikut:98
Tabel 3
Nilai Skala Likert
Jawaban
Skor Item Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Kurang Setuju (KS) 2 3
Tidak Setuju (TS) 1 4
98
Eko Putro Widoyoko, s., teknik penyusunan instrument penelitian, (pustaka pelajar,
Yogyakarta, 2012), hal 109
54
b. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan guna untuk mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan responden yang lebih mendalam.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)
maupun dengan menggunakan telepon.99
Metode ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana
motivasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Piyungan dalam
kaitannya pengaruh Sosialisasi diri di dalam lingkungan
keluarganya secara lebih mendalam. Wawancara ini dilakukan
kepada beberapa siswa sebagai sample dan guru agama yang
mengampu kelas yang diteliti tersebut.
c. Observasi
Metode Observasi adalah cara pengumpulan data dalam
rangka penyelidikan terhadap tingkah laku sosial dalam situasi
sosial yang wajar.100
Observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.101
Dengan metode ini
maka akan dilakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
dari segala bentuk gejala yang diselidiki. Sehingga peneliti akan
99
Ibid., hal. 194. 100
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial,( Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.
26. 101
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 203.
55
mengetahui secara langsung tentang apa yang dijadikan subjek
maupun objek yang diteliti.
Metode ini diharap dapat memberikan gambaran umum
tentang SMP Negeri 1 Piyungan yang mencakup seluruh isinya,
baik siswa, orang tua siswa, guru maupun lingkungan yang ada
disekolah dan lingkungan disekitar sekolah tersebut.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan secara langsung datang ke
sekolahan maupun mencari data tentang sekolah tersebut dari
internet dan dari guru serta karyawan yang ada disekolah tersebut.
Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian. Data yang
diperoleh dari dokumentasi adalah sejarah singkat sekolah, struktur
organisasi, data guru dan karyawan, data siswa dan sarana
prasarana.
7. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dilakukan dengan uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap variabel penelitian yaitu pengaruh sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI
pada Siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Kabpaten Bantul Tahhun
ajaran 2013/2014.
56
a. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan dengan program SPSS 16.0 for
windows, rumus korelasi Product Moment yaitu:102
rxy
keterangan :
rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment.
N = Number of Cases.
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y.
X = Jumlah seluruh skor X.
Y = Jumlah seluruh skor Y.
Dalam memberikan interpretasi terhadap harga koefisien korelasi
product moment, terdapat dua cara:103
1) Melihat harga r hitung dan kemudian dikonsultasikan dengan
patokan berikut:
Tabel 4
Nilai r Product Moment
Nilai r Kategori
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
102
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2010), hal. 206. 103
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal.
184-185.
57
2) Melihat harga r hitung dan kemudian dikonsultasikan dengan
harga r tabel product moment dengan kriteria apabila harga r
hitung sama dengan atau lebih besar dengan harga r tabel
berarti soal dinyatakan valid. Untuk melihat harga r tabel perlu
dicari terlebih dahulu derajat kebebasan (degree of freedom)
atau df dengan rumus: df = N – nr, dimana N adalah banyaknya
peserta tes (testee) dan nr adalah banyaknya variabel yang
dikorelasikan.
Setelah dilakukan uji validitas butir item soal yang akan
diujikan, pada variabel sosialisasi keberagamaan siswa di
lingkungan keluargannya, dengan menggunakan cara pertama,
yaitu melihat harga r hitung dan kemudian dikonsultasikan dengan
patokan yang ada ditabel terdapat 4 butir soal yang tidak valid
karena berada dibawah 0,00 yaitu butir 10, 16, 24, dan 28.
Sedangkan 26 butir soal dinyatakan valid, dan digunakan dalam
penelitian sebanyak 10 butir. Sedangkan untuk variabel motivasi
belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun
ajaran 2013/2014 terdapat 4 butir soal yang tidak valid, yaitu butir
18, 22, 23, dan 26. Kemudian digunakan dalam penelitian sebanyak
10 butir soal.
58
b. Uji Reliabilitas
Salah satu syarat tes sebagai instrumen evaluasi adalah
memiliki reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas tes atau keajekan
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes akan
menghasilkan kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas dilakukan
menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Rumus yang
digunakan dalam melakukan uji reliabilitas adalah:104
r11 =
Keterangan:
r11 : Koefisien reliabilitas angket
n : Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam tes
1 : Bilangan konstan (menjadi kesepakatan)
: Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir soal
: Varian soal
Dalam memberikan interpretasi terhadap harga koefisien
reliabilitas angket (r11) umumnya menggunakan patokan sebagai
berikut:
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih basar dari pada 0,70 berarti
angket yang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (reliable).
104
Sukiman, hal 191-192.
59
2) Apabila r11 lebih kecil dari 0,70 berarti angket yang diuji
reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang
tinggi (unreliable).
Setelah dilakukan uji reliabilitas soal yang akan diujikan
untuk variabel sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan
keluargannya dengan menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai
berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Sosialisasi Keberagamaaan
Siswa Di Lingkungan Keluarga
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 30
Dari hasil uji reliabilitas soal untuk variabel sosialisasi
keberagamaan siswa di lingkungan keluarga tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa soal yang akan diajukan dinyatakan reliable
karena r11 lebih besar dari 0,70 yaitu 0,766.
Sedangkan uji reliabilitas soal yang akan diajukan untuk
variabel motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan, adalah sebagai berikut:
60
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar PAI Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahan Ajaran 20132014
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.854 30
Hasil uji reliabilitas soal untuk variabel motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013/2014
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa soal yang akan diajukan
dinyatakan reliable karena r11 lebih besar dari 0,70 yaitu 0,854.
8. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari
variabel itu berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan
normal apabila harga chi kuadrat (x2) hitung lebih kecil atau sama
dengan chi kuadrat tabel (Xh2 ≤ Xt
2) dan bila lebih besar (>)
dinyatakan tidak normal. Uji normalitas ini menggunakan rumus
chi kuadrat (x2) yaitu sebagai berikut:
105
Keterangan:
X2 = Chi Kuadrat
f0 = Frekuensi yang diobservasi
105
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 107.
61
fh = Frekuensi yang diharapkan
b. Uji Linearitas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui status linier
tidaknya suatu distribusi data penelitian. Pengujian linearitas
menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Rumus uji
linearitas adalah:106
F =
Keterangan:
F = F empirik
RKtc = Jumlah rata-rata kuadrat ketidakcocokan
RKg = Jumlah rata-rata kuadrat galat.
9. Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Salah satu tahap dalam penelitian adalah analisis data yang
berguna untuk menemukan pokok persoalan didalam masalah yang
diteliti. Penelitian yang dilakukan peneliti ini adalah penelitian
kuantitatif yang didalamnya penelitian tersaji dalam bentuk tabel yang
memuat angka-angka mengenai banyaknya data dan presentase.
Dalam mencari presentase rumus yang digunakan, yaitu:107
P = 100%
106
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 184. 107
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2010), hal.43.
62
Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Nu mber of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
P = angka presentase.
Sedangkan untuk mengidentifikasi kecenderungan kedua variabel
dengan membaginya menjadi lima kategori sebagai berikut:108
= Sangat Baik
Mean + 1,5 SD = Baik
Mean + 0,5 SD = Cukup Baik
Mean - 0,5 SD = Kurang Baik
Mean - 1,5 SD = Sangat Kurang Baik
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dikatakan sangat
baik jika memenuhi indikator sebagai berikut:
1) Anak mendapatkan banyak pengetahuan agama dari orang tua.
2) Orang tua membiasakan anak berdoa sebelum melaksanakan suatu
aktivitas.
3) Anak mencontoh orang tuanya yang rajin salat berjamaah.
4) Selalu terjdi diskusi agama antara anak dan orang tua atau sesama
saudara dalam keluarga.
5) Orang tua melibatkan anak dalam peringatan hari besar islam,
seperti Maulid Nabi dan Nuzulul Qur’an.
108
Ibid., hal.174-175
63
6) Orang tua selalu mengajak anak untuk tadarus Al-Qur‟an.
7) Seorang anak mencontoh orang tuannya yang rajin mengaji.
8) Orang tua mengajarkan makna ibadah kepada anaknya.
9) Orang tua memberikan hukuman ketika anak tidak melaksanakan
salat wajib.
10) Ketika orang tua tidak salat akan merasa senang jika di ingatkan
oleh anaknya.
Motivasi belajar PAI dapat dikatakan sangat baik jika memenuhi
indikator sebagai berikut:
1) Tidak lekas puas dengan nilai ulangan yang telah didapatkan.
2) Selalu tepat dalam menyelesaikan tugas.
3) Selalu membaca buku yang ada kaitannya dengan PAI.
4) Menyelesaikan tugas dengan dorongan untuk sukses.
5) Belajar dengan giat karena tau manfaat belajar tersebut.
6) Giat belajar didorong oleh penghargaan yang diberikan karena
prestasi.
7) Ketrampilan mengajar guru membuat siswa semangat belajar.
8) Senang berdiskusi dengan guru dan teman tentang hal-hal agama.
9) Tempat belajar yang mendukung membuat belajar jadi nyaman.
10) Senang belajar di sekolah dan di rumah.
Kategori sangat baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir
angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada
pada interval diatas Mean + 1,5 SD
64
Kategori baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir angket
dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada pada
interval Mean + 1,5 SD
Kategori cukup baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir
angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada
pada interval Mean + 0,5 SD
Kategori kurang baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan butir
angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa berada
pada interval Mean - 0,5 SD
Kategori sangat kurang baik ditentukan jika jumlah dari keseluruhan
butir angket dalam setiap variabel yang dijawab oleh setiap siswa
berada pada interval Mean - 1,5 SD kebawah
b. Analisis Inferensial (Pengujian hipotesis)
Dalam mencari korelasi pada teknik analisis korelasional
bivariat digunakan teknik korelasi Produk Momen (Product Moment
Correlatiion). Rumus korelasi Produk Momen:109
rxy
keterangan :
rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment.
N = Number of Cases.
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y.
X = Jumlah seluruh skor X.
Y = Jumlah seluruh skor Y.
109
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hal. 206.
65
Setelah indeks korelasi r product moment antara variabel X
dan variavel Y (rxy) diketahui, kemudian menarik kesimpulan yang
dilakukan dengan cara sederhana dan dengan berkonsultasi pada tabel
nilai r product moment.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah mempelajari dan memahami skripsi ini, maka
dalam pembahasannya dibagi menjadi empat bab. Untuk lebih jelasnya,
penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut:
Pada bagian isi terdapat empat bab yang antara satu dengan yang
lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun Bab I berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,
landasan teori, hipotesis , metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II memaparkan gambaran umum SMP Negeri 1 Piyungan
Kabupaten Bantul mengenai profil sekolah, sejarah singkat, letak geografis,
visi dan misi sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, siswa, dan keadaan
sarana prasarana. Gambaran tersebut bermanfaat untuk mengetahui kondisi
dan latar belakang dari tempat penelitian.
Bab III merupakan pembahasan atau isi yang menguraikan paparan
data mengenai sosialisasi keberagamaan siswa di lingkungan keluarga dan
motivasi belajar PAI pada siswa serta analisisnya.
Bab IV berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan dan juga saran. Pada bagian akhir terdapat daftar
pustaka dan berbagai lampiran yang terkait dengan penelitian ini.
115
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Sosialisasi
Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran
2013-2014 yang telah dilaksanakan, maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Piyungan Tahun ajaran 2013-2014 dari sampel yang telah
diteliti secara keseluruhan menunjukkan 4 (8%) memiliki kategori sangat
baik pada interval ≥ 37 dengan indikator: 1) Anak mendapatkan banyak
pengetahuan agama dari orang tua. 2) Orang tua membiasakan anak
berdoa sebelum melaksanakan suatu aktivitas. 3) Anak mencontoh orang
tuanya yang rajin salat berjamaah. 4) Selalu terjadi diskusi agama antara
anak dan orang tua atau sesama saudara dalam keluarga. 5) Orang tua
melibatkan anak dalam peringatan hari besar islam, seperti Maulid Nabi
dan Nuzulul Qur’an. 6) Orang tua selalu mengajak anak untuk tadarus Al-
Qur‟an. 7) Seorang anak mencontoh orang tuannya yang rajin mengaji. 8)
Orang tua mengajarkan makna ibadah kepada anaknya. 9) Orang tua
memberikan hukuman ketika anak tidak melaksanakan salat wajib. 10)
Ketika orang tua tidak salat akan merasa senang jika di ingatkan oleh
anaknya.
116
15 (30%) Memiliki kategori baik pada interval 34-36 dengan indikator
yang sama, 16 (32%) memiliki kategori cukup baik pada interval 31-33
dengan indikator yang sama, 12 (24%) memiliki kategori kurang baik
pada interval 28-30 dengan indikator yang sama, dan 3 (6%) memiliki
kategori sangat kurang baik pada interval ≤ 27 dengan indikator yang
sama.
Perhitungan Mean juga menunjukkan angka 32,36 yang berada pada
kategori cukup baik. Tidak jauh berbeda dengan frekuensi relatif
sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga secara keseluruhan,
dipandang dari setiap indikator mayoritas menyatakan kecenderungannya
cukup baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi Keberagamaan Di
Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
dinyatakan dalam kategori cukup baik.
2. Motivasi belajar PAI pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Kabupaten Bantul tahun ajaran 2013-2014 dari sampel yang telah diteliti
secara keseluruhan menunjukkan 2 (4%) memiliki kategori sangat baik
pada interval ≥ 36 dengan indikator: 1) Tidak lekas puas dengan nilai
ulangan yang telah didapatkan. 2) Selalu tepat dalam menyelesaikan
tugas. 3) Selalu membaca buku yang ada kaitannya dengan PAI. 4)
Menyelesaikan tugas dengan dorongan untuk sukses. 5) Belajar dengan
giat karena tau manfaat belajar tersebut. 6) Giat belajar didorong oleh
penghargaan yang diberikan karena prestasi. 7) Ketrampilan mengajar
guru membuat siswa semangat belajar. 8) Senang berdiskusi dengan guru
117
dan teman tentang hal-hal agama. 9) Tempat belajar yang mendukung
membuat belajar jadi nyaman. 10) Senang belajar di sekolah dan di
rumah.
4 (8%) Memiliki kategori baik pada interval 32-35 dengan indikator yang
sama, 30 (60%) memiliki kategori cukup baik pada interval 29-34 dengan
indikator yang sama, 12 (24%) memiliki kategori kurang baik pada
interval 25-28 dengan indikator yang sama, dan 2 (4%) memiliki kategori
sangat kurang baik pada interval ≤ 24 dengan indikator yang sama.
Perhitungan Mean juga menunjukkan angka 30,42 yang berada pada
kategori cukup baik. Sedangkan jika dilihat kecenderungan motivasi
belajar PAI pada setiap indikatornya, sebagian besar menunjukkan
kategori cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar
PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul
Tahun Ajaran 2013-2014 dapat dinyatakan cukup baik.
3. Terdapat Pengaruh antara Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan
Keluarga Terhadap Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 setelah
dihiting menggunakan analisis korelasi Product Moment, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hiposesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Adanya
pengaruh positif dari sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga
terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan Kabupaten Bantul diterima dengan taraf signifikansi 5%. Hal
ini mengandung arti bahwa tinggi rendahnya sosialisasi keberagamaan di
118
lingkungan keluarga berhubungan dan mempengaruhi tinggi rendahnya
motivasi belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Kabupaten Bantul. Dari kesimpulan ini dapat dinyatakan bahwa
permasalahan yang terdapat di latar belakang masalah hanya berlaku
untuk orang tertentu dan tidak berlaku secara umum.
B. Saran
Demi tercapainya suatu hasil yang sesuai dengan harapan, maka kritik
dan saran dari berbagai pihak akan sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi
kearah perkembangan yang lebih baik.
1. Orang Tua
a. Lebih peka dan tanggap terhadap pendidikan anak yang lebih baik
lagi di lingkungan keluargannya.
b. Mampu memberi teladan yang benar agar anak dapat tumbuh
dengan baik sesuai apa yang diharapkan.
c. Mengontrol pergaulan anak, agar sosialisasi keberagamaan yang
telah tumbuh baik di lingkungan keluarga tetap terjaga dan dibawa
sampai anak tumbuh menjadi dewasa.
d. Menjalin hubungan yang baik dengan guru di sekolah agar terjadi
kesinambungan pendidikan antara guru dan juga orang tua siswa,
juga mengontrol perkembangan pendidikan keagamaan anak yang
terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat yang
lebih luas.
119
2. Guru
a. Lebih trampil dalam menciptakan inovasi dalam pembelajaran, agar
peserta didik lebih tertarik pada materi maupun proses pembelajaran
PAI.
b. Memberikan banyak motivasi yang membuat peserta didik ingin
lebih mendalami PAI.
c. Memberikan keteladanan yang baik tertutama saat di sekolah,
karena keteladanan adalah cara yang efektif untuk membentuk
perilaku anak.
d. Mengkontekstualisasikan materi pelajaran yang disampaikan, agar
peserta didik lebih mudah untuk memahmi dan mengingat.
3. Siswa
a. Menjadikan PAI sebagai mata pelajaran yang harus diamalkan,
bukan dihafalkan.
b. Merubah anggapan bahwa belajar PAI adalah suatu kebutuhan,
bukan hanya sekedar kewajiban.
c. Memperluas pengetahuan tentang agama, misalnya dengan sering
mengikuti pengajian/ ceramah baik secara langsung maupun melalui
media.
d. Meningkatkan intensitas belajar PAI baik di Sekolah maupun di luar
sekolah, seperti lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
120
4. Sekolah
a. Menggunakan waktu yang efektif untuk menyampaikan materi
pelajaran agar dapat diterima siswa secara maksimal.
b. Memberikan jam tambahan khusus untuk memperdalam ilmu
agama melalui PAI baik bagi kelas VII, VIII, maupun kelas IX.
c. Memberikan perhatian lebih pada ekstrakurikuler keagamaan.
C. Penutup
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas limpahan
rahmat dan hidayahNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
Pengaruh Sosialisasi Keberagamaan Di Lingkungan Keluarga Terhadap
Motivasi Belajar PAI Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013-2014 tanpa halangan suatu apapun.
Walaupun skripsi ini telah sesesai, peneliti menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan, sehingga memerlukan masukan dan kritik yang
dapat menjadikan skripsi ini lebih sempurna. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya, terutama bagi para
orang tua, guru Pendidikan Agama Islam, siswa, maupun instansi pendidikan
yang berkaitan. Semoga skripsi ini dapat menjadi masukan untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam.
121
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, dkk., Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:
Bumi Aksara, 2010.
Amin, Samsul Munir, Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami, Jakarta:
Amzah, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitiuan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Basri, Hasan, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, Yogyakarta:
1995.
Cohen, Bruce J., Sosiologi Suatu Pengantar, Penerjemah: Sahat Simamora,
Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2011.
Darajat, Zakiah penyunting Jalaludin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, Keluarga
Muslim dalam Masyarakat Modern, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994.
Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta:
Ruhama, 1995.
Dayakisni, Tri dan Hudaniah, Psikologi Sosial, Malang: UMM Press, 2003.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya Al-Jumanatul „ali,
Bandung: CV J.Art, 2004.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Panduan Bagi Orang Tua dan
Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2006.
Hartomo, dkk., Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Hozali, Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Siswa dan Kreativitas Siswa
dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 SMA
Muhammadiyah 1 Bantul Tahun Ajaran 2006/2007, Yogyakarta:
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
122
Mahfuzh, M. Jamaluddin, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakartra: Pustaka
Al-Kautsar, 2001.
Martono, Raden Baskoro Dwi, Pengaruh Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan
Masyarakat Terhadap Kenakalan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah
1 Bambanglipuro, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011.
Meinarno, Eko W. (ed), Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2009.
Najati, Muhammad Utsman, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2005.
Nata, Abuddin, Pendidikan Spiritual Dalam Tradisi keIslaman, Bandung:
Angkasa, 2003.
Nottingham, Elizabeth K., Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi
Agam, Penerjemah: Abdul Muis Naharong, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1997.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003.
Raharjo, Niko, Pengaruh Media Animasi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran IPA pada Materi Mengenal Rangka Manusia Siswa
Kelas IV MIN Yogyakarta II Tahun 2011/2012, Yogyakarta:
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Rumini, Sri dkk., Psikologi Pendidikan, Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan
FIP-IKIP-YOGYAKARTA, Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta, 1995.
Santoso, Agus, “Sosialisasi dan Pembentukan kepribadian”,
www.agsasman3yk.file.wordpress.com, dalam www.google.com, 2013.
Santoso, Slamet, Teori-teori Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2010.
Santhut, Khatib Ahmad, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak
Dalam Keluarga Muslim, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998.
Sears, David O. dkk., Psikologi Sosial, terj. Michael Adryanto & Savitri
Soekrisno, Jakarta: Erlangga, 2007.
Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
123
, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.
, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, Yogyakarta: Insan Madani, 2012.
Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Suparno, A. Suhaenah, http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-
belajar/, dalam www.google.com., 2013.
Susilaningsih, Perkembangan Religiositas pada Usia Remaja, Yogjakarta:
Makalah Diskusi Ilmiah, 1996.
Suwadi, dkk., Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Jurusan
PAI UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
2005.
Uno, Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Wade,Carole & Carol Tavris, Psikologi, Penerjemah: Padang Mursalin &
Dinastuti, Jakarta: Erlangga, 2007.
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi, 2010.
Widayanti, Kuntari, Sosialisasi Keberagamaan pada Anak (Studi Tentang Peran
Orang Tua dalam Pengenalan Agama Kepada Anak di Desa Dengkeng
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, Yogyakarta: Perpustakaan UIN
Sunan Kalijaga, 2008.
Widoyoko, s. Eko Putro, Teknik Penyusunan Instrument Penelitian, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2012.
Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2006.
http://www.smpn1piyungan-btl.sch.id
124
LAMPIRAN-LAMPIRAN
125
Lampiran I
ANGKET UNTUK UJI VALIDITAS DAN RELIABILITASNYA
ANGKET UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN
Kelas :
No. Urut :
Nama Lengkap :
Pekerjaan Orang Tua :
A. Tujuan Angket
1. Untuk mengetahui sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan tahun ajaran 2013-2014.
B. Petunjuk Pengisian Angket
1. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
2. Beri tanda centang ( ) sesuai jawaban yang dipilih.
3. Jawablah dengan jujur tanpa terpengaruh oleh teman.
4. Jawaban yang anda pilih tidak mempengaruhi nilai raport.
5. Hal yang menyangkut kerahasiaan anda kami jaga.
C. Ketentuan Jawaban Angket
SS Sangat Setuju
S Setuju
N Antara Setuju dan Tidak
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju
D. Angket Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014
Indikator Item Jawaban
SS S N TS STS
Sosialisasi
yang disadari:
Pendidikan,
pengajaran,
indoktrinasi,
dakwah,
pemberian
petunjuk dan
nasehat.
1. Saya memperoleh banyak
pengetahuan agama dari
Orang tua
2. Orang tua selalu mengajak
saya salat berjamaah
3. Orang tua pernah
mengajarkan saya tentang
puasa
4. Saya suka bersodaqoh
karena orang tua yang
mengajarinya
126
5. Orang tua selalu
mengajarkan pada saya
untuk menjalankan
perintah agama
Sosialisasi
yang tidak
disadari:
perilaku/ sikap
sehari-hari
yang dilihat/
dicontoh oleh
pihak lain.
6. Saya mendirikan salat
karena mencontoh orang
tua saya
7. Saya aktif salat sunnah
karena ingin seperti orang
tua saya
8. Saya rajin tadarus di
rumah bersama orang tua
9. Saya rajin salat berjamaah
karena orang tua saya
memberikan contoh
10. Saya puasa hanya
mengikuti orang tua yang
rajin berpuasa
Sosialisasi
equaliter:
sosialisasi
yang
berlangsung di
antara orang
yang
kedudukan dan
statusnya sama
(sesama
saudara dalam
keluarga).
11. Ketika bulan Ramadhan,
saya mengikuti pengajian
menjelang buka puasa
12. Saya selalu berdiskusi
mengenai agama dengan
saudara saya
13. Saat bulan Ramadhan saya
lebih sering berbuka puasa
bersama dengan keluarga
di rumah
14. Saat sahur saya selalu
makan bersama dengan
keluarga
15. Saya rajin mengaji karena
diajak saudara saya
Sosialisasi
otoriter:
sosialisasi
yang
berlangsung di
antara orang
yang
kedudukan dan
16. Saya jarang salat di rumah
karena tidak ada yang
mengajak
17. Di rumah saya selalu
diajak tadarus oleh orang
tua
18. Orang tua selalu
127
statusnya
berbeda (anak
dengan orang
tua).
mengajarkan pada saya
tentng salat dan puasa
Sosialisasi
primer:
dialami pada
masa kanak-
kanak dalam
keluarga,
individu tidak
mempunyai
hak untuk
memilih agen
sosialisasinya.
19. Orang tua mengajarkan
puasa kepada saya sejak
usia dini
20. Mulai usia 7 tahun orang
tua saya mengajarkan salat
21. Saya beragama Islam
karena orang tua saya
Islam
22. Saya rajin mengaji karena
orang tua saya rajin
mengaji
Sosialisasi
sekunder:
ketika individu
mampu
berinteraksi
dengan orang
lain selain
keluargannya.
23. Saya bisa salat karena
belajar di luar keluarga
24. Saya tahu makna zakat
karena belajar di luar
keluarga
25. Saya tahu makna ibadah
dari orang tua saya
Sosialisasi
represif:
menekankan
pada
penggunaan
hukuman,
memakai
materi dalam
hukuman dan
imbalan,
kepatuhan
anak pada
orang tua,
komunikasi
satu
arah(perintah),
bersifat non
verbal, orang
tua sebagai
pusat
sosialisasi,
26. Saya mendapatkan
hukuman dari orang tua
ketika tidak melaksanakan
salat wajib
27. Saya selalu melaksanakan
semua perintah orang tua
dalam hal agama
128
keluarga
menjadi
significant
others.
Sosialisasi
partisipatoris:
individudiberi
imbalan jika
berkelakuan
baik, hukuman
dan imbalan
bersifat
simbolik, anak
diberi
kebebasan,
penekanan
pada interaksi,
komunikasi
secara lisan/
verbal, anak
sebagai pusat
sosialisasi,
keluarga
menjadi
generalized
others.
28. Di rumah saya rajin salat
karena mendapatkan
pujian dari orang tua
29. Pendapat saya dalam hal
agama selalu didengarkan
orang tua
30. Ketika orang tua tidak
salat, merasa senang jika
saya ingatkan
E. Angket Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Tahun Ajaran 2013-2014
Indikator Item Jawaban
SS S N TS STS
Adanya hasrat
dan keinginan
berhasil
1. Jika Guru memberikan
tugas saya berusaha
mengerjakan sendiri.
2. Jika saya mendapat nilai
ulangan yang memuskan,
saya tidak lekas puas
dengan nilai yang saya
dapatkan.
3. Saya berkeinginan
mendapat nilai yang
memuaskan dalam mata
pelajaran PAI.
129
4. Apabila ada PR PAI, saya
selalu tepat dalam
menyelesaikannya.
Adanya
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar
5. Saya selalu membaca
buku yang ada kaitannya
dengan PAI.
6. Saya belajar PAI sedikit
demi sedikit tetapi rutin.
7. Jika ada waktu luang saya
pergunakan untuk
membaca buku PAI.
8. Saya selalu ingin tahu
tentang pengetahuan
dibidang keagamaan.
Adanya
harapan dan
cita-cita masa
depan
9. Saya berusaha dari
sekarang untuk meraih
cita-cita dengan cara
meraih prestasi PAI
terbaik.
10. Kesuksesan mendorong
saya untuk selalu
menyelesaikan tugas PAI.
11. Saya belajar PAI dengan
giat karena saya tahu
manfaat dari belajar
tersebut.
12. Kepandaian guru PAI
membuat saya rajin
belajar PAI.
13. Mata pelajaran PAI dapat
memupuk siswa menjadi
muslim yang beriman dan
bertaqwa.
14. Mata pelajaran PAI dapat
menciptakan siswa yang
berakhlak mulia dan
berperilaku baik.
Adanya
penghargaan
dalam belajar
15. Saya berusaha belajar PAI
lebih giat untuk
mendapatkan prestasi
130
lebih baik dari
sebelumnya.
16. Penghargaan atas prestasi
yang diberikan
mendorong saya untuk
belajar lebih giat.
17. Saya akan belajar lebih
giat lagi untuk
mendapatkan nilai yang
maksimal.
18. Saya belajar PAI dengan
rajin agar mendapat pujian
dari guru dan teman.
19. Apabila nilai ulangan PAI
saya baik, saya akan
berusaha untuk
mempertahankannya/
selama ini nilai Pai saya
selalu baik.
Adanya
kegiatan yang
menarik dalam
belajar
20. Ketrampilan guru PAI
dalam mengajar menbuat
saya semangat belajar
PAI.
21. Guru PAI menggunakan
metode yang menarik
dalam pembelajaran.
22. Saya tidak tertarik dan
merasa bosan
mendengarkan penjelasan
materi PAI.
23. Jika pelajaran PAI sedang
berlangsung kemudian
terdengar suara musik,
saya lebih suka
mengdengarkan musik
daripada penjelasan guru.
24. Saya senang berdiskusi
dengan guru PAI dan
teman tentang hal-hal
yang berkaitan dengan
131
materi PAI.
Adanya
lingkungan
belajar yang
kondusif
25. Saya lebih senang belajar
PAI di tempat yang sepi.
26. Konsentrasi saya mudah
terganggu bila mendengar
suara musik ketika belajar.
27. Suasana pagi yang sejuk
membuat saya semanggat
belajar.
28. Saya lebih suka berdiskusi
materi PAI daripada
belajar sendari.
29. Saya lebih suka belajar
PAI di rumah daripada di
sekolah.
30. Lingkungan yang bersih
membuat saya nyaman
dalam belajar PAI.
132
Lampiran II
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X
(SOSIALISASI KEBERAGAMAAN DI LINGKUNGAN KELUARGA
SISWA)
DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 17 100.0
Excludeda 0 .0
Total 17 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00001 89.7059 48.471 .564 .750
VAR00002 89.7647 50.441 .243 .762
VAR00003 89.5882 51.132 .195 .764
VAR00004 90.0588 50.309 .262 .761
VAR00005 89.9412 49.559 .353 .757
VAR00006 90.0000 49.000 .247 .762
VAR00007 90.6471 46.868 .480 .748
133
VAR00008 90.4118 46.257 .585 .743
VAR00009 90.0000 48.875 .301 .759
VAR00010 91.1765 52.404 -.042 .774
VAR00011 89.9412 47.934 .396 .753
VAR00012 90.7647 49.066 .445 .754
VAR00013 89.8824 47.985 .339 .756
VAR00014 89.7647 49.816 .257 .761
VAR00015 90.1765 48.779 .418 .754
VAR00016 91.6471 54.118 -.198 .789
VAR00017 90.3529 46.118 .652 .740
VAR00018 90.2941 50.221 .212 .763
VAR00019 89.6471 49.493 .439 .756
VAR00020 90.0000 51.000 .016 .783
VAR00021 90.2353 49.066 .144 .773
VAR00022 90.7647 46.566 .658 .742
VAR00023 90.9412 50.934 .091 .770
VAR00024 90.7059 54.596 -.265 .787
VAR00025 90.0000 47.750 .497 .749
VAR00026 90.4118 45.132 .710 .736
VAR00027 90.2353 45.691 .626 .740
VAR00028 91.6471 53.743 -.242 .778
VAR00029 90.1765 49.529 .216 .764
VAR00030 90.0588 49.434 .303 .759
134
Lampiran III
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y
(MOTIVASI BELAJAR PAI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2013-2014)
DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 17 100.0
Excludeda 0 .0
Total 17 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.854 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00001 88.7059 64.846 .415 .849
VAR00002 88.5882 63.882 .615 .845
VAR00003 88.0588 68.684 .095 .855
VAR00004 88.8824 62.985 .511 .846
VAR00005 89.2353 60.566 .785 .838
VAR00006 89.0000 63.875 .626 .845
VAR00007 89.2941 61.346 .680 .841
VAR00008 88.5294 64.265 .447 .848
135
VAR00009 88.7647 60.441 .694 .839
VAR00010 88.8824 64.110 .615 .845
VAR00011 88.8235 59.779 .784 .836
VAR00012 89.2353 64.566 .470 .848
VAR00013 88.4706 67.140 .103 .860
VAR00014 88.4118 65.632 .394 .850
VAR00015 88.5294 64.265 .557 .846
VAR00016 88.7647 62.441 .717 .841
VAR00017 88.3529 65.618 .409 .850
VAR00018 90.1765 71.529 -.385 .864
VAR00019 88.4706 64.890 .479 .848
VAR00020 88.7647 65.441 .494 .848
VAR00021 88.5882 67.257 .194 .854
VAR00022 90.0000 69.125 -.043 .863
VAR00023 90.1176 71.485 -.213 .872
VAR00024 89.0000 63.250 .565 .845
VAR00025 89.2941 60.221 .519 .846
VAR00026 89.0588 70.309 -.139 .867
VAR00027 88.5294 64.890 .382 .850
VAR00028 89.2353 67.066 .100 .861
VAR00029 89.6471 61.618 .558 .844
VAR00030 88.5882 66.007 .347 .851
136
Lampiran 1V
ANGKET UNTUK PENELITIAN
ANGKET UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PIYUNGAN
Kelas :
No. Urut :
Nama Lengkap :
Pekerjaan Orang Tua :
A. Tujuan Angket
1. Untuk mengetahui sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Piyungan tahun ajaran 2013-2014.
B. Petunjuk Pengisian Angket
1. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
2. Beri tanda centang ( ) sesuai jawaban yang dipilih.
3. Jawablah dengan jujur tanpa terpengaruh oleh teman.
4. Jawaban yang anda pilih tidak mempengaruhi nilai raport.
5. Hal yang menyangkut kerahasiaan anda kami jaga.
C. Ketentuan Jawaban Angket
SS Sangat Setuju
S Setuju
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju
137
D. Angket Sosialisasi Keberagamaan di Lingkungan Keluarga Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013-2014
Item Jawaban
SS S TS STS
1. Saya memperoleh banyak
pengetahuan agama dari Orang tua
2. Orang tua saya membiasakan doa
bersama sebelum makan
3. Saya rajin salat berjamaah karena
contoh dari orang tua
4. Saya selalu berdiskusi mengenai
agama dengan saudara saya
5. Orang tua melibatkan saya dalam
peringatan hari besar Islam seperti
maulid Nabi dan nuzulul qur‟an
6. Di rumah saya selalu diajak tadarus
oleh orang tua
7. Saya rajin mengaji karena orang tua
saya rajin mengaji
8. Saya tahu makna ibadah dari orang
tua saya
9. Saya mendapatkan hukuman dari
orang tua ketika tidak melaksanakan
salat wajib
10. Ketika orang tua tidak salat, merasa
senang jika saya ingatkan
138
E. Angket Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
Tahun Ajaran 2013-2014
Item Jawaban
SS S TS STS
1. Jika saya mendapat nilai ulangan yang
memuskan, saya tidak lekas puas
dengan nilai yang saya dapatkan.
2. Apabila ada PR PAI, saya selalu tepat
dalam menyelesaikannya.
3. Saya selalu membaca buku yang ada
kaitannya dengan PAI.
4. Kesuksesan mendorong saya untuk
selalu menyelesaikan tugas PAI.
5. Saya belajar PAI dengan giat karena
saya tahu manfaat dari belajar
tersebut.
6. Penghargaan atas prestasi yang
diberikan mendorong saya untuk
belajar lebih giat.
7. Ketrampilan guru PAI dalam
mengajar menbuat saya semangat
belajar PAI.
8. Saya senang berdiskusi dengan guru
PAI dan teman tentang hal-hal yang
berkaitan dengan materi PAI.
9. Saya lebih senang belajar PAI di
tempat yang sepi.
10. Saya lebih suka belajar PAI di rumah
daripada di sekolah.
139
Lampiran V
SKOR JAWABAN ANGKET
KELAS NO
SAMPEL
NO BUTIR SOAL VARIABEL X JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33
5 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 27
11 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33
15 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 35
20 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 25
21 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 28
22 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 36
B 1 3 3 4 2 4 3 3 2 3 4 31
7 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 24
8 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 36
11 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 34
12 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 36
17 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 35
20 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
22 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33
C 6 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
7 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
9 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 30
10 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 35
17 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 33
19 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 30
22 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 34
D 7 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 33
9 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 32
10 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 28
11 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
15 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31
16 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34
18 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 30
E 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 30
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
14 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 31
17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 30
20 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32
140
22 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 31
F 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 35
6 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 31
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
12 4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 31
13 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 30
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
H 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 34
10 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 34
14 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 33
15 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 35
16 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 36
19 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
20 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 36
KELAS NO
SAMPEL
NO BUTIR SOAL VARIABEL Y JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 3 4 3 3 2 4 3 4 2 2 2 29
5 3 2 3 2 4 3 2 2 4 4 29
11 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 26
15 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32
20 4 2 2 3 3 4 4 2 4 2 30
21 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 29
22 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 35
B 1 4 2 2 3 3 3 4 2 2 4 29
7 4 2 2 3 3 2 2 2 2 1 23
8 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 36
11 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 31
12 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 31
17 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 33
20 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 35
22 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 31
C 6 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 34
7 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 34
9 4 2 2 2 3 3 4 3 4 3 30
10 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 29
17 4 3 2 3 3 4 3 3 1 2 28
19 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 28
141
22 4 2 3 3 4 3 4 3 2 2 30
D 7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
9 2 4 3 3 2 3 2 2 3 4 28
10 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 30
11 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 27
15 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
16 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 34
18 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 26
E 2 4 4 2 2 4 3 3 3 2 3 30
4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 27
5 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 32
14 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 23
17 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 31
20 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28
22 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 25
F 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 32
6 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 32
10 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 35
11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28
12 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 32
13 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 25
16 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 27
H 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 35
10 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 34
14 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 34
15 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 30
16 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38
19 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 34
20 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 33
142
Lampiran VI
HASIL PERHITUNGAN UJI LINEARITAS
DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
y * x Between Groups (Combined) 314.672 14 22.477 3.178 .003
Linearity 224.120 1 224.120 31.693 .000
Deviation from
Linearity 90.552 13 6.966 .985 .485
Within Groups 247.508 35 7.072
Total 562.180 49
HASIL PERHITUNGAN KORELASI VARIABEL X DAN VARIABEL Y
DENGAN SPSS 16,0 FOR WINDOWS
Correlations
x Y
x Pearson Correlation 1 .631**
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
y Pearson Correlation .631** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
143
Lampiran VII
CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan 1
Metode Pengumpulan Data : Kuisioner atau Angket
Hari/ Tanggal : Kamis, 25 Juli 2013
Jam : 08.00-09.00 WIB.
Lokasi : SMP Negeri 1 Piyungan
Sumber Data : Kelas VIII G
Deskripsi Data:
Informan adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Piyungan. Pengambilan
data dilakukan menggunakan kuisioner atau angket. Jumlah siswa yang hadir pada
hari ini adalah 17 siswa, kemudian setiap siswa diminta untuk mengisi angket.
Yang kemudian angket tersebut akan di uji validitas dan reliabilitasnya guna
untuk melakukan penelitian yang sebenrarnya mengenai Pengaruh sosialisasi
keberagamaan di lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar PAI pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan tahun ajaran 2013-2014.
Dalam proses pengisian angket ada beberapa siswa yang bertanya
mengenai butir soal angket yang belum mereka ketahui, kemudian peneliti
menjelaskannya. Tampak beberapa siswa ada yang serius untuk mengisi
angketnya, dengan salah satu buktinya mereka membaca secara berulang setiap
butir angket yang diberikan. Namun ada juga yang mengisi angketnya kurang
serius dengan asal untuk menjawabnya, sehingga mereka selesai lebih dulu
kemudian ingin segera berbincang-bincang dengan temannya.
Setelah kurang lebih satu jam, kemudian angket ditarik dan diminta
kembali oleh peneliti, guna dilakukan perhitungan selanjutnya agar dapat
diketahui butir-butir angket mana saja yang valid dan yang tidak valid. Kemudian
peneliti mengucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran PAI yang telah
memberikan waktu untuk melakukan penelitian.
Interpretasi:
Pengujian coba instrument penelitian dilakukan pada satu kelas, yaitu
kelas VIII G SMP Negeri 1 Piyungan. Siswa yang hadir dan beagama Islam
sebanyak 17 siswa, kemudian 17 siswa dijadikan subjek dalam pengisian angket
yang masing-masing variabel terdapat 30 butir soal atau item.
144
Catatan Lapangan 2
Metode Pengumpulan Data : Kuisioner atau Angket
Hari/ Tanggal : Sabtu, 24 Agustus 2013 dan Senin, 26 Agustus 2013
Jam : 09.00 – 09.30 WIB.
Lokasi : SMP Negeri 1 Piyungan
Sumber Data : Kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII H.
Deskripsi Data:
Pengambilan data penelitian secara garis besar dilakukan dengan
menggunakan metode kuisuoner atau angket. Pada waktu penelitian sebenarnya,
di bagikan 7 angket dalam setiap kelasnya, kecuali kelas VIII B yang dibagikan
angket sebanyak 8 buah. Angket tersebut diberikan peneliti kepasa salah satu
siswa perwakilan kelas, dalam hal ini adalah ketua kelasnya masing-masing.
Peneliti meminta bantuan kepada ketua kelas pada masing-masing kelas
untuk membagikan kepada beberapa temannya yang dianggap mampu untuk
mengisi angket secara lebih benar dan serius. Penelitian dengan membagikan
angket ini dilakukan pada hari Sabtu, 24 Agustus 2013 dan Senin, 26 Agustus
2013, tepatnya pada waktu jam istirahat, dikarenakan agar tidak mengganngu
pelaksanaan proses belajar siswa pada setiap kelasnya.
Interpretasi:
Penelitian menggunakan sampel untuk mengisi angket sebanyak 50 siswa,
yaitu diambil 7 kelas pada setiap kelasnya, kecuali kelas VIII B yang diberikan 8
buang angket. Angket terdiri dari 20 item soal pada setiap variabelnya. Setelah
semua data terkumpul maka dilakukan analisis data yang diperoleh dari lapangan
guna mendapatkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan.
145
Catatan Lapangan 3
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/ Tanggal : Jumat, 06 September 2013
Jam : 09.00 – 09.30 WIB.
Lokasi : SMP Negeri 1 Piyungan
Sumber Data : Anas dan Afan Kelas VIII A
Deskripsi Data:
Informan menyatakan bahwa ia menyukai pelajarn PAI, karena ada materi
yang menarik, kemudian juga dikarenakan sikap dan penampilan guru dalam
menjelaskan materi yang dapat membuat mereka menyukai mata pelajaran PAI.
Motivasi mereka dalam mempelajari PAI adalah karena ingin mendalami agama
dan mengenal Islam lebih serius lagi.
Motivasi yang mereka dapatkan untuk mempelajari PAI berasal dari dalam
dirianya, dan juga ada pengaruh dorongan orang tua. Sebagai contoh Anas yang
mempunyai motivasi bagu dalam PAI, karena adanya peran serta orang tua dalam
membiasakannnya untuk mempelajari dan terus mendalami agama, yaitu dengan
menyurunya juga untuk membantu orang tuannya mengajar TPA dirumahnya.
Sosialisasi keberagamaan yang mereka alami di lingkungan keluargannya
juga sangat baik, dengan diajarkannya etika oleh orang tua, beribadah secara
teratur, salat lima waktu walaupun dilakukan tidak selalu berjamaah. Antara anak
dan orang tua saling mengingatkan disaat ada yang lupa dalam hal ibadah. Yang
menyebabkan sosialisasi keberagamaan mereka bagus di lingkungan keluarga
adalah nasehat yang diberikan oleh orang tua yang dapat diterima dengan baik
146
oleh anaknya, selain itu juga katena sikap dan perilaku orang tua yang baik selalu
mejadi contoh atau panutan bagi anak.
Sosialisasi yang terjadi di lingkungan keluargannya sangat mempengarugi
bagaimana ia mendapatkan motivasi dalam mempelajari PAI di sekolah. Mereka
ingin memperdalam dan mempelajari ilmu agama yang mereka dapatkan dari apa
yang di ajarkan oleg lingkungan keluargnnya dengan memilki motivasi yang baik
dalam mempelajari PAI di sekolah. Ia lebih suka mempelajari PAI di sekolah dari
pada dirimah, karena jika disekolah lebih terukur dan terstruktur menurutnya. Ada
juga yang lebih menyukai pendidikan agama yang diberikan dirumah daripada
disekolah, karena jika dirumah dapat lebih leluasa dan dapat dilakukan sacara
santai tidak menegangkan.
Interpretasi:
Sosialisasi keberagamaan yang terjadi di lingkungan keluargannya
berjalan dengan baik, kemudian motivasi belajar PAI yang mereka rasakan juga
cukup baik. Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga memiliki peran
penting kepada anak dalam mendapatkan motivasi belajar, terutama PAI. Karena
pengalaman agama yang mereka dapatkan dirumah dapat diperjelas secara lebih
terstruktur jika diberikan dalam bentuk mata pelajaran PAI yang meraka dapatkan
di sekolah.
147
Catatan Lapangan 4
Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Hari/ Tanggal :Sabtu, 07 September 2013
Jam : 08.00 – 09.00 WIB.
Lokasi : SMP Negeri 1 Piyungan
Sumber Data : Suripto, S. Ag., M. Si (Guru PAI Kelas VIII)
Deskripsi Data:
Informan adalah guru PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan. Ia
menjelaskan bahwa motivasi belajar PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
mayoritas baik. Hal tersebut dikarenakan potensi dalam diri anak yang mereka
bawa sejak masuk ke sekolah, bahwa ia memiliki keinginan belajar yang baik.
Kemudian sarana dan prasarana yang lebih mendukung juga sangat
mempengaruhi motivasi anak dalam belajar, terutama alat peraga dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran yang menarik lebih dapat membuat siswa termotivasi dalam
mempelajari PAI di sekolah. Kemudian untuk yang belum memiliki motivasi
yang baik dikarenakan keluarga atau interaksi sosialisasi yang terjadi kurang
mendukung anak. Sekolah bukanlah penentu dari sikap dan keinginan anak dalam
motivasi PAI, sekolah hanya sebagai fondasi, tetapi rambu-rambunya itu dari
orang tua dan keluarga. Karena pendidikan yang utama dan pertama ada di
lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan fondasi yang sanagat kokoh bagi dasar pembentukan
kepribadian dan sikap anak, termasuk juga mengenai motivasi belajar PAI
seorang anak merupakan pancaran dari apa yang mereka alami dalam
148
bersosialisasi di lingkungan keluarganya, terutama orang terdekat, seperti orang
tua. Meskipun tidak terpungkiri terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar PAI, seperti pergaulan dengan masyarakat dan kemajuan
teknologi yang semakin canggih.
Sosialisasi keberagamaan yang terjadi di lingkungan keluarga sangat
memberi peran bagi anak dalam memiliki motivasi belajar PAI. Jika terdapat anak
yang kurang mendapatkan perhatian dan ksih sayang dari orang tua dapat
mempengaruhi kualitas dan motivasi belajarnya. Bagitu juga sebaliknya, kasih
sayang yang diberikan orang tua dalam melakukan sosialisasi keberagamaan di
lingkungan keluarga dan sikap teladan orang tua yang di contoh anak dapat
mempengaruhi motivasi belajar PAI seorang siswa.
Interptetasi:
Sosialisasi keberagamaan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
motivasi belajar PAI pada siswa, karena siswa lebih banyak mendapatkan
pengalan agama melalui sosialisasi keberagamaan dari lingkungan keluargannya.
Sekolah hanya sebagai tempat untuk memperjelas apa yang telah siswa dapatkan
dari orang tuannya di lingkungan keluarga.
149
Lampiran VIII
DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN
KELAS NO
SAMPEL NAMA SISWA PEKERJAAN ORANG TUA
A 3 Anas R. H Wiraswasta
5 Bayu Murti M. Wiraswasta
11 Fuad Abidan PNS
15 Muhammad Nasir Guru
20 Retno Sulistyani Buruh
21 Rizky Saputra Triwibowo PNS
22 Wening L. A Wiraswasta
B 1 Wisnu Dwi Septiawan Petani
7 Danu Adam Arief Arsitek
8 Diah Tiharsih W. Wiraswasta
11 Mita Selviana D. Guru
12 M. Fajrul F. PNS
17 Risca Aprilia Kadarwati Wiraswasta
20 Sherlyna Maryanto Putri Wiraswasta
22 Tiara Atriningtyas Guru
C 6 Andi Seia Budi Petani
7 Angga Putra Pranata Swasta
9 Asnah Sari Dewi PNS
10 Astri Rofiandani Pangestu S. PNS
17 Gilang Sandy Atmaja Wiraswasta
19 Mercyndi Prima Ramanda Swasta
22 Nurul Isnaini PNS
D 7 Afrizal Denanta K. Pegawai BUMN
9 Anik Puspita sari Buruh
10 Anisa Nuraini Wiraswasta
11 Aras Ari Wighani Swasta
15 Daffa Athaya Furqoh Swasta
16 Dina Mila Prasasti
18 Gilang Aji S. Swasta
E 2 Muhammad Sailendra PNS
4 Raditya Luan N. Wiraswasta
5 Risti Khairuna Hapsari PNS
14 Gumilang M. Bagasa Guru
17 Latifa Runingtyas PNS
20 Nur Azizah D. P. POLRI
150
22 Pandu Hasta D. Swasta dan PNS
F 2 Rahmat Dwi Fauzi Guru
6 Uhungga. H. W Wiraswasta
10 Zelda Araminta Yasmin Pegawai Bank
11 Aditya Oerely F. S. PJKA
12 Ardian Nugraha P. Dosen
13 Bulan Suci Indah Purnama S. Swasta
16 Dea Permata Idam Swasta
H 2 Guptagama S. H Swasta
10 Nabila Fauziah PNS
14 Satriya candra H. Swasta
15 Sevito Rajindha Prata Swasta
16 Suci Eka Azhari Buruh
19 Faradisa Hilya M. Pekerja BUMN
20 Herlina Yulianingrum PNS
151
Lampiran IX
152
153
154
155
156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Setia Widanti
TTL : Bantul, 01 Oktober 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Wanujoyo Kidul Srimartani Piyungan Bantul 55792
E-mail : [email protected]
Blog : setiawidanti.blogspot.com
Handphone : 082327376006 / 085725707728
Nama Ayah : Jawidan
Nama Ibu : Nurgiyanti
Riwayat Pendidikan : - SD Negeri Piyungan (1998 - 2004)
- SMP Negeri 1 Piyungan (2004 - 2007)
- SMA Negeri 1 Kalasan (2007 - 2010)
- UIN Sunan Kalijaga (2010 - 2013)
Yogyakarta, 02 Desember 2013
Setia Widanti