Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH STRATEGI COPING DAN DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP PENGELOLAAN STRES AKADEMIK
MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
Indra Rukmana
NIM: 11140700000033
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019
iii
iv
MOTTO
v
“BEKERJALAH UNTUK AKHIRATMU SEOLAH-OLAH KAMU AKAN
MATI ESOK HARI, DAN BEKERJALAH UNTUK KEHIDUPAN DUNIAMU
SEOLAH-OLAH KAMU AKAN HIDUP SELAMANYA”
(Ali Bin Abi Thalib)
“DIMANAPUN ENGKAU BERADA SELALULAH MENJADI YANG
TERBAIK DAN BERIKAN YANG TERBAIK DARI YANG BISA KAU
BERIKAN”
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua, keluarga, dan teman-teman
yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan selalu ada untuk saya.
Terima kasih
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B) Januari 2019
C) Indra Rukmana
D) Pengaruh Strategi Coping dan Dukungan Sosial Terhadap Pengelolaan
Stres Akademik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
E) Xii + 79 Halaman + 22 lampiran
F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh strategi coping dan
dukungan sosial terhadap pengelolaan stres akademik mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini berjumlah 3728
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, dengan sampel berjumlah
221 mahasiswa yang tersebar di 11 fakultas. Pengambilan data dengan
probability sampling dan teknik simple random sampling. Validitas alat
ukur diuji menggunakan confirmatory factor analysis (CFA) dengan
software Lisrel 8.7. Uji hipotesis penelitian dengan analisis regresi
berganda dan menggunakan software SPSS.
Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan
bahwa variabel strategi coping dan dukungan sosial yang digunakan
berpengaruh sebesar 16,6 % dalam mengelola stres akademik, sedangkan
sisanya 83,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Hasil
analisis masing-masing variabel secara terpisah menunjukan bahwa
terdapat tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan dalam mengelola
stres akademik yaitu maladaptive coping, reassurance of worth dan
reliable alliance. Sedangkan 6 dimensi lainnya tidak signifikan dalam
mengelola stres akademik mahasiswa yang mengerjakan skripsi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang
positif bagi instansi untuk lebih memperhatikan faktor yang dapat
mengelola stres akademik, khususnya strategi coping dan dukungan sosial.
sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi stres akademik
yang dialami
G) Bahan bacaan: 5 Buku + 36 Jurnal + 2 Skripsi
vii
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah Islamic State University (UIN) Jakarta
B) Januari 2019
C) Indra Rukmana
D) Effect of Coping Strategy and Social Support on Managing Academic Stress of
Syarif Hidayatullah State Islamic University college Students.
E) Xii + 79 Pages + 22 attachment
F) This research was conducted to determine the effect of coping strategies and
social support on managing academic stress of Syarif Hidayatullah State
Islamic University college students. Population of study was 3728 students
who were working on a thesis, with a sample of 221 students spread across 11
faculties. Data retrieval with probability sampling and simple random
sampling technique. The validity of the measuring instrument was tested using
confirmatory factor analysis (CFA) with Lisrel 8.7 software. Hypothesis
testing with multiple regression analysis and using SPSS software.
The results of the study using multiple regression analysis showed that the
coping strategy and social support variables used had an effect of 16.6% in
managing academic stress, while the remaining 83.4% were influenced by
other variables outside the study. The results of the analysis of each variable
separately show that there are three variables that significantly influence
academic stress, namely maladaptive coping, reassurance of worth and reliable
alliance. While 6 other dimensions are not significant in managing academic
stress students at Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The author hopes that the results of this study can be used as a positive input for
agencies to pay more attention to factors that can manage academic stress,
especially coping strategies and social support. so that it can help students deal
with academic stress experienced.
G) Literatures: 5 Book + 36 Journals + 2 Thesis
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta para sahabat, keluarga, para pengikutnya, dan para penerus perjuangan
beliau hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana psikologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Dr. Diana Mutiah, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi terima kasih atas
waktu, pikiran dan ilmunya dengan penuh kesabaran membantu melancarkan
proses pengerjaan skripsi ini.
3. Bambang suryadi, ph.D dan Liany Luzvinda, M.Si selaku dosen penguji,
terima kasih atas kesempatan dan waktunya.
4. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak membantu peneliti dalam menjalani perkuliahan dan
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tua peneliti Bapak Maman dan Ibu Nina beserta Beril, terima kasih
atas doa restu, dukungan, motivasi, dan ocehan untuk segera menyelesaikan
skripsi. Tidak akan cukup kata apapun untuk mengungkapkan betapa berharganya
kalian untuk peneliti.
6. Seluruh subjek penelitian yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi.
7. Untuk teman-teman dekat peneliti yang selalu membantu peneliti dalam
pengerjaan skripsi.
ix
Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas
segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan mafaat kepada
pembaca.
Jakarta, 16 Januari 2018
Indra Rukmana
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1-11
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................................. 7
1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
1.2.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 8
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian......................................................................... 10
1.3.1 T ujuan Penelitian .................................................................................... 10
1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
BAB 2 LANDASAN TEORI ......................................................................... 12-33
2.1 Stres Akademik ................................................................................................ 12
2.1.1 Definisi Stres Akademik ........................................................................ 12
2.1.2 Dimensi Stres Akademik ........................................................................ 13
2.1.3 Faktor-Faktor Stres Akademik ................................................................ 15
2.1.4 Pengukuran Stres Akademik ................................................................... 17
2.2 Strategi Coping ................................................................................................ 18
2.2.1 Definisi Strategi Coping .......................................................................... 18
2.2.2 Dimensi Strategi Coping ......................................................................... 19
2.2.3 Pengukuran Strategi Coping ................................................................... 22
2.3 Dukungan Sosial .............................................................................................. 24
2.3.1 Definisi Dukungan Sosial ........................................................................ 24
2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial ....................................................................... 25
2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial ................................................................. 27
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 28
2.5 Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 32
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 34-53
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 34
3.2 Variabel Penelitian .......................................................................................... 34
3.3 Intrumen Pengumpulan Data............................................................................ 37
3.3.1 Skala Pengukuran Stres Akademik ......................................................... 37
xi
3.3.1 Skala Pengukuran Coping ....................................................................... 38
3.3.1 Skala Pengukuran Dukungan Sosial ....................................................... 39
3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur ................................................................... 40
3.4.1 Uji Validitas Stres Akademik ................................................................. 41
3.4.2 Uji Validitas Coping ................................................................................ 43
3.4.3 Uji Dukungan Sosial ............................................................................... 46
3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 51
BAB 4 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 53-65
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................................ 53
4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................................. 54
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ............................................................. 56
4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian .......................................................................... 58
4.5 Pengujian Proporsi Varians Masing-masing IV ............................................... 63
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ....................................... 66-75
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 66
5.2 Diskusi ............................................................................................................. 66
5.3 Saran ................................................................................................................. 72
5.3.1 Saran Teoritis .......................................................................................... 72
5.3.2 Saran Praktis ............................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75-78
LAMPIRAN .................................................................................................. 79-100
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Stres Akademik .................................................................... 38
Tabel 3.2 Blue Print Coping ................................................................................. 39
Tabel 3.3 Blue Print Dukungan Sosial .................................................................. 40
Tabel 3.4 Muatan Faktor Skala Stres Akademik .................................................. 42
Tabel 3.5 Muatan Faktor Skala Problem Focused Coping ................................... 43
Tabel 3.6 Muatan Faktor Skala Emotion Focused Coping .................................. 44
Tabel 3.7 Muatan Faktor Skala Maladaptive Coping ........................................... 45
Tabel 3.8 Muatan Faktor Skala Attachment ......................................................... 46
Tabel 3.9 Muatan Faktor Skala Social Integration ............................................... 47
Tabel 3.10 Muatan Faktor Skala Reassuarance of Worth...................................... 48
Tabel 3.11 Muatan Faktor Skala Reliable Alliance ............................................... 49
Tabel 3.12 Muatan Faktor Skala Guidance............................................................ 49
Tabel 3.13 Muatan Faktor Skala Opportunity for Nurturance .............................. 50
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .................................................................. 53
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ................................................................................. 55
Tabel 4.3 Norma Skor Variabel ............................................................................. 56
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel .................................................................... 57
Tabel 4.5 Tabel R Square ....................................................................................... 59
Tabel 4.6 Tabel ANOVA ......................................................................................... 60
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi ......................................................................... 61
Tabel 4.8 Proporsi Varians ..................................................................................... 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................... 78
Lampiran 2 Kuesioner ............................................................................................ 80
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas CFA ..................................................................... 88
Lampiran 4 Output Regresi .................................................................................... 98
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Individu dalam menghadapi kehidupan harus mempunyai pribadi yang kuat dan
tangguh agar mampu menghadapi atau mengatasi masalah yang timbul didalam
kehidupan. Jika masalah yang dihadapi tidak dapat dikontrol, maka akan
menimbulkan stres (Struthers et al, 2000). Stres merupakan suatu kondisi dalam
kehidupan individu yang dapat terjadi tanpa memandang ras atau latar belakang
sebuah budaya (Bataineh, 2013).
Menurut Sarafino (2011) stres adalah kondisi yang disebabkan oleh
interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara
tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis
dan sosial individu. Individu yang mengalami stres tinggi menderita gejala
psikologis seperti rendahnya harga diri, motivasi berkurang, kecemasan, depresi,
dan penurunan komitmen (Nieve, 2014).
Heiman dan Kariv (dalam Legiran et al. 2015) berpendapat bahwa stres
dapat terjadi di berbagai kalangan, tingkat usia dan pekerjaan, termasuk
mahasiswa. Stres berpotensi memberikan tekanan pada diri mahasiswa, seperti
cemas, sulit berkosentrasi, atau menghindar dari masalah (Struthers, Perry &
Menec, 2000). Stres yang berasal dari proses pelaksanaan pendidikan di
perguruan tinggi yang dialami oleh mahasiswa disebut dengan stres akademik
(Bataineh, 2013).
2
Menurut Gadzella dan Masten (2005), stres akademik adalah suatu
keadaan dimana terdapat tuntutan akademik yang melebihi sumber daya yang
tersedia disertai reaksi-reaksi fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku yang
diarahkan untuk menghadapi peristiwa stres tersebut. Wilks (2008) berpendapat
stres akademik adalah hasil kombinasi dari tuntutan yang berhubungan dengan
akademis dan melebihi sumber daya adaptif yang tersedia untuk individu tersebut.
Menurut Wilks dan Spivey (2010) penyebab utama stres akademik yang dialami
mahasiswa yaitu banyaknya tugas, tidak cukup waktu untuk menyelesaikan tugas,
kesulitan keuangan, dan tekanan untuk berprestasi tinggi.
Menurut Towben dan Cohen (dalam Hamaideh, 2011), stres akademik di
kalangan mahasiswa telah menjadi topik yang menarik bagi peneliti selama
bertahun-tahun. Berdasarkan survey American College Health Association pada
tahun 2006, salah satu hambatan mahasiswa dalam mencapai performa akademik
yaitu stres akademik. Dari 97,357 mahasiswa yang mengikuti survey, 32 persen
stres akademik mengakibatkan gagal ujian, mengulang mata kuliah ataupun kuliah
yang tidak selesai (drop out) (Kadapatti & Vijayalaxmi, 2012).
Menurut Agolla dan Ongori (2009) dalam penelitiannya di Universitas
Bostwana juga menemukan efek stres terhadap mahasiswa, yaitu diantaranya
mahasiswa mengalami masalah pencernaan dengan presentase 88%, 75%
mengalami kecemasan di rumah dan di kampus, 77% mengalami ketegangan atau
sakit kepala, 85% tidak dapat berhenti berfikir mengenai permasalahan mereka
atau tidak dapat merasa tenang, 88% memiliki masalah dalam berkonsentrasi.
3
Penelitian lain yang dilakukan oleh Susi Purwanti (2012) terhadap
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia memiliki tingkat
stres akademik dengan hasil 12,5% tergolong normal, 30,8% tergolong ringan,
43,3% tergolong sedang, 11,5% tergolong berat, dan 19% sangat berat.
Berdasarkan College Health Assessment (2013), melaporkan bahwa
hampir setengah (46,3%) dari semua mahasiswa yang disurvei mengalami stres
akademik yang mengakibatkan trauma dan kewalahan dalam hal tanggung jawab
akademis mereka. Felsten dan Wilcox (1992), mengungkapkan bahwa stres
akademik yang dialami mahasiswa berdampak pada kesehatan mental, fisik, dan
kemampuan mereka untuk melakukan tugas perkuliahan secara efektif.
Mahasiswa yang mengalami stres perlu penanganan secepatnya, sebab
mahasiswa yang mengalami stres akan berdampak pada kelulusan mahasiswa
yang tidak tepat waktu. Stres akademik dapat menimbulkan konsekuensi positif
dan negatif pada kemampuan mahasiswa untuk melakukan kemajuan atau
keberhasilan diperguruan tinggi jika tidak dikelola dengan baik (Bataineh, 2013).
Dalam menghadapi perkuliahan, mahasiswa harus mampu untuk mengatur waktu,
merencanakan kegiatan dan mengukur kemampuan dirinya agar tidak mengalami
stres akademik (Womble, 2003, dalam Venna & Shanstri, 2016).
Salah satu tuntutan yang harus dijalankan oleh mahasiswa untuk
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi yaitu tugas akhir atau skripsi.
Semua mahasiswa wajib mengerjakan dan menyelesaikan skripsi karena sebagai
salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Dalam
proses mengerjakan skripsi mahasiswa dihadapkan dengan tuntutan yang memicu
4
timbulnya permasalahan yang mengakibatkan stres. Kadar kesulitan yang dialami
mahasiswa beragam, tergantung kemampuan dan kemauannya, namun apabila
beban itu dirasa terlalu berat, tentu akan berdampak terhadap kondisi psikologis
mahasiswa tersebut dan dapat menyebabkan stres bahkan depresi. Dalam Putri
(2013) berbagai beban yang dirasa terlalu berat dapat menimbulkan stres, rendah
diri, frustasi, kehilangan motivasi, menunda bahkan memutuskan untuk tidak
menyelesaikan skripsi.
Dalam hal ini fokus permasalahan tertuju kepada mahasiswa yang sedang
mengerjakan skripsi dan melihat apakah mahasiswa mengalami tekanan dalam
menyelesaikannya. Studi pendahuluan mengenai stres akademik yang dilakukan
peneliti pada tanggal 22 November 2017 dengan 20 mahasiswa psikologi UIN
Jakarta yang sedang mengerjakan skripsi dengan mengajukan pertanyaan tentang
hal yang menjadi pemicu stres dalam penyusunan skripsi. Sebagian mahasiswa
yang diwawancara mengaku mereka mengalami stres dalam masa penyusunan
skripsi.
Hasil yang diperoleh menyebutkan faktor-faktor yang memicu stres
akademik dalam penyusunan skripsi disebabkan oleh kesulitan mahasiswa dalam
mencari literatur, mendapatkan tekanan dari orangtua, masalah yang ditemui
dalam proses penyusunan data, revisi yang dikejar waktu, masalah keuangan, serta
target-target yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi.
Mahasiswa mencoba untuk mengontrol dan mengurangi tingkat stres
mereka melalui banyak strategi seperti menghindar, mencari dukungan sosial dan
penilaian yang positif, Mattlin dan Kessler (dalam Hamaideh, 2011). Perlu adanya
5
strategi coping yang di lakukan mahasiswa untuk bisa mengatasi stres yang di
alami, maka dalam hal ini faktor utama yang digunakan peneliti untuk menjadi
faktor yang dapat mengelola stres akademik adalah strategi coping. Seperti yang
di ungkapkan Park dan Adler (dalam Struthers et al, 2000) semakin banyak
mahasiswa melakukan strategi coping, semakin sedikit kerusakan psikologis yang
mereka alami karena stres.
Menurut Hill (2014), pendekatan mahasiswa untuk coping stres penting
untuk menentukan tingkat dan jumlah stres yang dialami. Coping stres sering
menjadi faktor penentu dalam bagaimana mahasiswa dipengaruhi oleh stres.
Dalam penelitian Smith dan Renk (2007) hasil mengenai strategi coping terkait
stres akademik bisa sangat membantu mahasiswa dalam mencapai pengalaman
akademis yang memuaskan.
Lazarus dan Folkman (1984) mengungkapkan bahwa strategi coping
adalah upaya terus-menerus mengubah kognitif dan perilaku untuk mengelola
tuntutan eksternal atau internal yang dinilai membebani atau melebihi sumber
daya individu tersebut. Stres dapat memiliki efek yang sangat besar pada
kehidupan individu, cara strategi coping dapat meningkatkan atau mengurangi
pengalaman stres, maka dalam menghadapi stres akademik, mahasiswa harus
memilih mana cara yang terbaik dan juga membantu dalam penyelesaian masalah
( Hill 2014).
Faktor selanjutnya yang digunakan peneliti yaitu dukungan sosial.
penelitian mengungkapkan bahwa orang yang memiliki tingkat dukungan sosial
tinggi merasa kurang tertekan dari pada orang yang memiliki tingkat dukungan
6
sosial rendah sehingga dukungan sosial secara signifikan dapat memprediksi
kemampuan individu untuk mengatasi stres (Wang & Dai, 2011). Misra, Crist dan
Burant (2003) mengungkapkan dukungan sosial menyediakan sumber daya yang
kuat bagi mahasiswa dalam mengalami perubahan kehidupan yang penuh stres.
Penelitian yang dilakukan Wilks (2008) mengungkapkan bahwa dukungan
sosial memiliki pengaruh terhadap stres akademik yang dialami oleh mahasiswa.
Negga, Applewhite dan Livingston (2007) menunjukkan bahwa ketika tingkat
dukungan sosial tinggi maka tingkat stres akademik akan merendah dan
sebaliknya.
MacGeorge, Santer dan Gilihan (2005) meneliti pengaruh dari adanya
informasi, perilaku komunikatif yang berasal dari keluarga dan teman-teman serta
hubungannya dengan stres akademik dan kesehatan jiwa mahasiswa, bahwa
semakin tinggi dukungan informasi yang diberikan, maka stres akademik dan
depresi yang dialami semakin menurun.
Menurut Uchino (dalam Sarafino, 2011) dukungan sosial mengacu pada
kenyamanan, kepedulian, penghargaan, atau bantuan yang tersedia untuk individu
dari orang lain atau kelompok. Dengan dukungan sosial mahasiswa akan lebih
terpacu untuk segera menyelesaikan tugas akhirnya yaitu skripsi dan diharapkan
mahasiswa mampu untuk bertahan untuk menyelesaikan studi dan melawan
berbagai hambatan yang terjadi.
Dari penjelasan diatas, stres yang dialami oleh mahasiswa adalah
merupakan konsekuesi yang wajar dari sistem pendidikan di perguruan tinggi.
Permasalahan muncul ketika dampak negatif mulai dirasakan oleh mahasiswa.
7
Tidak semua individu akan sama dalam menanggapi tekanan dan dampak negatif
yang akan muncul, maka perlu adanya strategi coping yang dilakukan oleh
masing-masing individu dan dukungan sosial yang akan membantu individu
dalam bertahan untuk menghadapi tekanan yang terjadi.
Dari fenomena dan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan
sebelumnya, tingkat stres akademik yang dialami oleh mahasiswa berbeda
mengenai hasil dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan, maka peneliti ingin
mengetahui stres akademik yang dialami oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan bagaimana pengaruh strategi coping dan dukungan sosial dalam
pengelolaan stres akademik terutama yang berkaitan dengan proses
menyelesaikan skripsi. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti
merumuskan penelitian dengan judul: “Pengaruh Strategi Coping dan
Dukungan Sosial Terhadap Pengelolaan Stres Akademik Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.”
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti membatasi ruang lingkup
masalah penelitian ini pada pengaruh variabel strategi coping dan dukungan sosial
dalam mengelola stres akademik. Adapun batasan yang berkenaan dengan
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Stres akademik dalam penelitian ini adalah respon psikologis terhadap
tuntutan akademik dalam mengerjakan skripsi yang dinilai membebani dan
8
melebihi kemampuan individu. Diukur dalam lima dimensi yaitu frustration,
conflicts, pressure, changes dan self imposed.
2. Strategi coping dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya individu untuk
mengelola tuntutan akademik dan beradaptasi dalam kondisi dan situasi sulit
yang dinilai membebani, dalam hal ini adalah tuntutan dalam mengerjakan
skripsi. Pengukuran dilakukan dalam tiga dimensi strategi coping, yaitu
problem focused coping, emotion focused coping dan maladaptive coping.
3. Dukungan sosial dalam penelitian ini adalah hubungan yang terbentuk dari
individu dengan perasaan dicintai, dihargai, disayangi untuk memberikan
bantuan dari individu yang mengalami tekanan dan mengalami situasi sulit
dalam mengerjakan skripsi. Pengukuran dilakukan dalam enam dimensi yaitu
attachment, social integration, reassurance of worth, realible alliance dan
opportunity for nurturance.
4. Mahasiswa dalam penelitian ini dibatasi pada mahasiswa di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta semester 9, 11 dan 13 yang terdiri dari 11 fakultas dan
sedang mengerjakan skripsi.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan strategi coping dan dukungan sosial
dalam mengelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa
UIN Jakarta?
9
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan problem focused coping pada strategi
coping dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa UIN Jakarta?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan emotion focused coping pada strategi
coping dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa UIN Jakarta?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan maladaptive coping pada strategi
coping dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa UIN Jakarta?
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan attachment pada dukungan sosial
dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa
UIN Jakarta?
6. Apakah ada pengaruh yang signifikan sosial integration pada dukungan sosial
dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa
UIN Jakarta?
7. Apakah ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth pada dukungan
sosial dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa UIN Jakarta?
8. Apakah ada pengaruh yang signifikan reliable alliance pada dukungan sosial
dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa
UIN Jakarta?
10
9. Apakah ada pengaruh yang signifikan guidance pada dukungan sosial dalam
megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa UIN
Jakarta?
10. Apakah ada pengaruh yang signifikan opportunity for nurturance pada
dukungan sosial dalam megelola stres akademik dalam mengerjakan skripsi
pada mahasiswa UIN Jakarta?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh strategi coping dan dukungan sosial dalam
megelola stres akademik mahasiswa yang mengerjakan skripsi.
2. Untuk mengetahui pengaruh strategi coping yang memiliki dimensi yaitu
problem focused coping, emotion focused coping dan maladaptive coping
dalam megelola stres akademik mahasiswa yang mengerjakan skripsi.
3. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dengan dimensi yang terdiri
dari attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance,
guidance dan opportunity for nurturance dalam megelola stres akademik
mahasiswa yang mengerjakan skripsi.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini di harapkan mampu menambah sumbangsih
ilmu pengetahuan tentang mengelola stres akademik yang di pengaruhi
11
strategi coping dan dukungan sosial. Sehingga hasil penelitian dapat menjadi
referensi dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
dapat membantu mengetahui dan menjadi bahan pertimbangan hal yang dapat
mengelola terjadinya stres akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi. Sehingga akan menjadi acuan untuk menekan terjadinya stres
akademik dikalangan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Stres Akademik
2.1.1 Definisi Stres Akademik
Stres akademik menurut Wilks dan Spivey (2010) adalah respon tubuh terhadap
tuntutan perubahan yang berupa frustasi, konflik, tekanan maupun hal-hal lain
yang berkaitan dengan akademik. Carveth, Gesse dan Moss (1996) menambahkan
bahwa stres akademik sering berkaitan dengan persepsi mahasiswa terkait dengan
tuntutan tugas yang ekstensif dan waktu yang tidak cukup untuk memenuhi
tuntutan tersebut.
Gadzella dan Masten (2005) mengemukakan stres akademik merupakan
situasi yang berupa rangsangan atau stimulus terhadap tuntutan akademik dan
melebihi sumber daya yang tersedia disertai dengan reaksi sebagai respon dari
stimulus yang muncul. Sedangkan menurut Struthers, Perry dan Menec (2000)
stres akademik adalah stres yang dialami oleh mahasiswa yang berhubungan
dengan kondisi psikis mereka dan menunjukkan seberapa khawatir dan perasaan
tertekan mereka tentang performa mereka selama masa perkuliahan.
Stres akademik adalah hasil dari kombinasi berbagai hal yang
berhubungan dengan tuntutan akademik yang melebihi kapasitas adaptasi individu
(Wilks, 2008). Masten (dalam Wilks, 2008) berpendapat stres akademik dapat
dilihat sebagai resiko yang mengarah pada bahaya individu atau lingkungan yang
meningkatkan peristiwa yang negatif. Menurut Gupta dan Khan (1987) stres
akademik yaitu tekanan mental sehubungan dengan rasa frustrasi yang berkaitan
13
dengan kegagalan akademik, ketakutan, dan kesadaran akan memperoleh
kegagalan akademik.
Dapat disimpulkan bahwa stres akademik adalah respon psikis terhadap
tuntutan perubahan yang berupa konflik, frustasi, tekanan maupun hal-hal lain
yang berkaitan dengan kegiatan akademik yang melebihi sumber daya yang
tersedia.
Dari beberapa definisi di atas maka peneliti menggunakan definisi dari
Gadzella dan Masten (2005) karena memiliki ruang lingkup yang luas
menggambarkan stres akademik dengan definisi berupa rangsangan atau stimulus
terhadap tuntutan akademik dan melebihi sumber daya yang tersedia disertai
dengan reaksi sebagai respon dari stimulus yang muncul.
2.1.2 Dimensi Stres Akademik
Menurut Gadzella dan Masten (2005), pengalaman individu atas peristiwa atau
situasi (stimulus) akademik yang menuntut penyesuaian diri di luar hal-hal yang
biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari lima dimensi sebagai berikut:
1. Frustations (frustasi), yang berkaitan dengan keterlambatan dalam mencapai
tujuan, kesulitan sehari-hari, kekurangan sumber daya, kegagalan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah direncanakan, tidak diterima secara sosial, kekecewaan
dalam menjalani hubungan, dan melewatkan kesempatan.
2. Conflicts (konflik), berkaitan dengan pemilihan dua atau lebih alternatif yang di
inginkan, dua atau lebih alternatif yang diinginkan, dan antara alternatif yang
diinginkan dan tidak diinginkan.
14
3. Pressures (tekanan), berkaitan dengan kompetisi, deadline, beban kerja yang
berlebihan
4. Changes (perubahan), berkaitan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan,
banyaknya perubahan dalam waktu yang bersamaan, serta kehidupan dan tujuan
yang terganggu.
5. Self-imposed (pemaksaan diri), berkaitan dengan keinginan seseorang untuk
berkompetisi, disukai oleh semua orang, mengkhawatirkan segala hal,
prokrastinasi, mempunyai solusi terhadap masalah, dan kecemasan dalam
menghadapi ujian.
Sun, Dunne dan Hou (dalam Thanh et al, 2015), menjelaskan stres
akademik yang terdiri dari lima dimensi, yaitu:
1. Including pressure to study (tekanan untuk belajar), berkaitan dengan
tenkanan yang dirasakan dari pendidikan, masa depan, pekerjaan, dari orang
tua, dan lingkungan sekolah.
2. Worry about grades (khawatir tentang nilai), berhubungan dengan kecemasan
pribadi tentang kinerja disekolah.
3. Self expectation stress (stres harapan diri), adalah persepsi stres yang
dirasakan dari kegagalan seseorang untuk memenuhi tujuan pendidikan.
4. Workload (beban kerja), mengacu pada stres karena waktu belajar yang
berlebihan, pekerjaan rumah dan beban penilaian.
5. Study despondency (keputusasaan belajar), mengacu pada kurangnya
kepercayaan diri dan konsentrasi di kelas dan ketidakpuasan dalam kinerja
akademis secara keseluruhan.
15
Dalam beberapa dimensi yang dijelaskan diatas, peneliti menggunakan dimensi
yang dikemukakan oleh Gadzella dan Masten (2005) yang terdiri dari lima
dimensi yaitu frustration, conflicts, pressure, changes dan self imposed, karena
sejalan dengan definisi yang diambil oleh peneliti dalam menjelaskan stres
akademik.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres akademik. Faktor-faktor
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Stressor utama (life stress)
Penelitian yang dilakukan oleh Misra, Crist dan Burant. (2003) juga
menyatakan faktor lain mengenai stres akademik yaitu, stres kehidupan atau
yang disebut sebagai stressor utama dapat memprediksi terjadinya stres
akademik dan reaksi terhadap stressor tersebut. Hal ini terjadi karena individu
dihadapkan dengan berbagai kesulitan yang ditemuinya yang memicu
terjadinya stres akademik.
2. Studi yang dilakukan oleh Agolla dan Ongori (2009) menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres akademik, diantaranya:
a. Performa akademik yang buruk secara terus menerus
b. Perlakuan tidak baik oleh teman
c. Beban akademik yang terlalu berat
d. Sumber yang tidak memadai untuk mengerjakan tugas
e. Ketidakpastian untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus
f. Kompetisi dengan teman
16
g. Tidak menghadiri perkuliahan
h. Konflik dengan teman dan dosen
i. Motivasi yang rendah
Selain faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stres akademik,
terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang individu dalam menghadapi
peristiwa yang menyebabkan stres. diantaranya:
1. Dukungan sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Wilks (2008) menunjukkan dukungan sosial
memiliki hubungan yang negatif terhadap stress akademik, yakni semakin
tinggi dukungan sosial yang individu terima maka semakin rendah stres
akademik pada individu. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dukungan
sosial dalam stres akademik memainkan peran protektif dengan ketahanan di
tengah lingkungan stres akademik.
2. Strategi Coping
Seperti yang diungkapkan oleh Curtis Hill (2014), pendekatan mahasiswa
untuk coping stres penting untuk menentukan keberhasilan sebagai tingkat
dan jumlah stres yang dialami, coping stres penting, dan sering menjadi
faktor penentu dalam bagaimana siswa dipengaruhi oleh stres.
3. Sense of humor
Dalam penelitian Martin dan Lefcourt (dalam Kuiper, 2012), menunjukkan
bahwa individu dengan level humor yang tinggi dapat lebih tahan terhadap
dampak negatif dari stressor dalam kehidupan mereka dibandingkan dengan
individu yang level humornya rendah.
17
Dari penjelasan mengenai faktor yang dapat mempengaruhi stres akademik,
penelitian ini fokus untuk meneliti hal yang dapat menunjang individu dalam
menghadapi stres akademik, diantaranya yaitu strategi coping dan dukungan
sosial.
2.1.4 Pengukuran Stres Akademik
Stres akademik dapat diukur dengan Gadzella’s Student-Life Stress Inventory
(1994) yang terdiri dari 51 item dalam format respon berupa skala Likert yang
berkisar antara 1 (tidak pernah) hingga 5 (hampir sepanjang waktu). Skala ini
disusun untuk mengukur lima kategori dari stressor akademik diukur dengan
subskala frustasions, conflicts, pressures, changes, self imposed (Gadzella &
Masten, 2005).
Instrumen pengukuran stres akademik lainnya yaitu Academic Stress Scale
(ASS) yang disusun oleh Kohn dan Frazer 1986, (dalam Wilks & Spivey, 2010).
ASS terdiri dari 35 item. ASS mengukur kekhawatiran akademik dengan tiga
subskala yakni fisik, psikologis dan psikososial. Respon item menggunakan
format likert yang menggunakan 10 poin mulai dari 0 (not stressful) hingga 9
(extremely stressful). Respon item dijumlahkan lalu dihitung rata-ratanya,
berkisar dari 0 sampai 9, dengan rata-rata yang lebih tinggi menunjukkan stres
akademik yang lebih besar.
Penelitian ini menggunakan Student-Life Stress Inventory disusun oleh
Gadzella (1994) dan telah dimodifikasi. Dalam penelitian ini skala yang diambil
hanya dari kategori stressor akademik saja (yaitu frustasions, conflicts, pressures,
changes, self imposed). Terdapat beberapa alasan dalam memilih inventori ini.
18
Alasan pertama yaitu inventori ini biasa digunakan pada mahasiswa. Inventori ini
juga dapat mencerminkan kehidupan mahasiswa di dalam dan di luar kampus.
Selain itu, inventori ini mempunyai lingkup yang lebih luas dalam mengukur stres
akademik.
2.2 Strategi Coping
2.2.1 Definisi Strategi Coping
Lazarus dan Folkman (1984) mendefinisikan strategi coping sebagai usaha
mengubah kognitif dan perilaku secara terus-menerus untuk mengelola tuntutan
eksternal dan/atau internal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya
individu tersebut. Sarafino dan Smith (2011) mendefinisikan strategi coping
sebagai proses dimana individu mencoba mengelola perbedaan antara tuntutan
dan sumber daya yang mereka nilai sebagai situasi yang stressful. Kata mengelola
dalam definisi ini menunjukkan bahwa usaha coping yang dilakukan bervariasi,
tidak harus langsung menuju kepada pemecahan masalah.
Nieve (2014) menjelaskan strategi coping adalah kewaspadaan, perhatian,
dan pemantauan seseorang yang mengacu pada upaya kognitif untuk menganalisis
atau mengubah pemikiran seseorang tentang masalah. Strategi coping dapat
digambarkan sebagai upaya kognitif dan perilaku yang digunakan individu untuk
mengelola tuntutan spesifik atau stressor yang melebihi sumber daya tersedia
Dressler (1991). Menurut Bahramizade dan Besharat, 2010 (dalam Nieve, 2014)
strategi coping adalah upaya seseorang yang tekun dalam menyelesaikan dan
mengelola stressor.
19
Dapat disimpulkan bahwa strategi coping adalah upaya mengelola tuntutan
eksternal atau internal yang membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki.
Penelitian ini menggunakan definisi coping dari Lazarus dan Folkman (1984)
karena secara lebih spesifik menjelaskan adanya proses pada kognitif dan
perilaku, juga adanya batasan dalam definisinya mengenai strategi coping
berfokus pada tuntutan yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya
seseorang. Segala bentuk tingkah laku maupun pemikiran yang tidak
membutuhkan usaha lebih tidak dapat digolongkan sebagai coping.
2.2.2 Dimensi Strategi Coping
Carver et.al (1989) mengembangkan multidimensional coping inventory untuk
menilai berbagai cara individu dalam merespons stres yang dibagi atas tiga
dimensi yang diadaptasi dari Lazarus dan Folkman (1984) , yaitu problem focused
coping, emotion focused coping dan maladaptive coping yang terbagi atas tiga
belas subdimensi.
Problem focused coping, merupakan upaya untuk memecahkan masalah
atau usaha untuk melakukan tindakan langsung pada sumber stres dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah atau mengurangi sumber stres. Hal ini dilakukan
jika individu merasa bahwa sesuatu yang konstruktif dapat dilakukan terhadap
situasi tersebut, atau individu tersebut yakin bahwa sumber daya yang dimilikinya
dapat mengubah situasi. Coping ini terdiri atas lima subdimensi, yaitu:
a. Active coping, pengambilan langkah aktif yang ditujukan untuk mengurangi
atau menghilangkan stressor ataupun memperbaiki dampak stres.
20
b. Planning, yakni memikirkan bagaimana cara menghadapi stressor yang ada.
Aktivitas ini meliputi pencetusan strategi tindakan yang akan digunakan dan
bagaimana cara yang terbaik dalam menghadapi masalah.
c. Suppresion of competing activities, yakni mengurangi aktivitas lain, sehingga
dapat lebih fokus dan dalam menghadapi masalah atau tantangan yang
dihadapi.
d. Restraint coping atau pengendalian, merupakan bentuk coping menunggu
adanya kesempatan yang tepat untuk bertindak, menahan diri, dan bertindak
dengan pemikiran yang matang.
e. Seeking of instrumental social support merupakan bagian dari penyelesaian
masalah yang bersifat instrumental seperti mencari saran, bantuan serta
informasi yang dapat membantunya menyelesaikan masalah.
Emotion focused coping, merupakan usaha untuk mengurangi atau
mengelola tekanan emosional yang diasosiasikan dengan situasi, bertujuan untuk
mengurangi atau mengatur emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi yang
menekan. Emotion focused coping cenderung ada ketika individu tidak dapat
mengubah situasi yang menekan dan hanya dapat menerima situasi tersebut
karena sumber daya yang dimilikinya tidak sekuat untuk menghadapi tuntutan
situasi. Coping ini terdiri atas lima subdimensi, yaitu:
a. Seeking social support for emotional reasons, merupakan coping dengan
mencari dukungan sosial seperti dukungan moral, simpati dimengerti atau
sikap orang lain yang memahami masalahnya.
21
b. Positive reinterpretation and growth, merupakan usaha mengatasi emosi
negatif yang dialaminya dengan cara mencoba untuk mencari sisi positif atau
hikmah dari pengalamannya.
c. Denial, yakni menolak untuk percaya bahwa stressor yang dihadapi benar-benar
ada atau bertindak seolah-olah stressor tidak nyata.
d. Acceptance merupakan kebalikan dari denial, dimana seseorang dapat
menerima dapat menerima kenyataan dari situasi yang penuh stress.
e. Turning religion merupakan coping merupakan pengembalian masalah pada
agama guna meminta pertolongan pada Tuhan. McCrae and Costa (dalam
Carver et.al, 1989) menjelaskan bahwa coping ini cukup penting untuk banyak
orang. Ini dikarenakan agama dianggap mampu menyediakan dukungan sosial.
Maladaptive coping adalah pengurangan usaha untuk mengatasi masalah
dan pengalihan pada suatu kegiatan. coping ini berpotensi mengahambat
pengunaan active coping. Coping ini bisa menjadi tidak berfungsi apabila
digunakan dengan waktu yang lama. Coping ini terdiri atas tiga subdimensi, yaitu:
a. Focussing on and venting of emotions, merupakan coping yang cenderung
fokus pada stress atau kesusahan yang dialami untuk memberi ruang perasaan
itu. Fokus pada stress dapat mengalihkan individu untuk melakukan active
coping.
b. Behavioral disengagement, yaitu pengurangan usaha dari individu untuk
mengatasi sumber stres, bahkan sampai menyerah dalam mencapai tujuan
karena dihambat oleh sumber stress. Coping ini direfleksikan pada perilaku
helplessness (ketidak berdayaan).
22
c. Mental disengagement, merupakan variasi dari behavioural disengagement.
Coping ini menggunakan aktifitas alternatif untuk mengatasi stres. Contohnya,
seperti melamun, dengan tidur dan menononton televisi.
2.2.3 Pengukuran Strategi Coping
Pengukuran coping dapat menggunakan alat ukur yang bernama ways of coping
questionare (WoCQ). Skala ini dikembangkan oleh Lazarus dan Folkman (1986).
WoCQ terdiri atas 66 item yang mengukur delapan subdimensi, yaitu confrontive
coping, distancing, self-controlling, s`eeking social support, accepting
responsibility, escape-avoidance, planful problem-solving dan positive
reappraisal dengan bentuk respon menggunakan skala likert.
Selain WoCQ yang dibuat oleh Lazarus dan Folkman, Carver et.al (1989)
juga mengembangkan alat ukur coping yang di adaptasi dari Lazarus dan Folkman
yang disebut dengan COPE inventory. COPE inventory pertama kali dipakai oleh
Carver et.al pada tahun 1989. Alat ukur ini terdiri atas 52 item yang mengukur 3
dimensi, yaitu problem-focused coping, emotion-focused coping dan maladaptive
coping dengan 13 subdimensi active coping, planning, suppression of competing
activities, restraint coping, positive reinterpretation & growth, seeking of
emotional social support, positive reinterpretation, acceptance, denial, turning to
religion, focus on and venting of emotions, behavioral disengagement dan mental
disengagement dengan bentuk respon menggunakan skala likert. Seiring dengan
waktu COPE inventory mengalami perkembangan.
Dikarenakan COPE inventory berjumlah 60 item, tentu dalam
pengerjaannya membutuhkan waktu yang lama. Berangkat dari persoalan ini
23
Carver (1997) membuat alat ukur COPE yang lebih ringkas atau disebut dengan
Brief COPE. Brief COPE sedikit berbeda dengan COPE inventory, karena pada
Brief COPE satu subdimensi diukur dengan dua item dimana pada COPE
inventory satu subdimensi diukur menggunakan empat item. Selain itu ada tiga
subdimensi yang dirubah namanya yaitu positive reinterpretation and growth
menjadi positive reframing, focus on and venting of emotions menjadi venting dan
mental disengagement menjadi self distraction. Restraint dan suppression of
competing activities dihilangkan karena pada penelitian sebelumnya tidak
berpengaruh signifikan (Carver, 1997). Sehingga pada saat ini Brief COPE
mengukur tiga dimensi, yaitu problem-focused coping, emotion-focused coping
dan maladaptive coping. Dengan 14 subdimensi self-distraction, active coping,
denial, substance use, use of emotional support, use of instrumental support,
behavioral disengagement, venting, positive reframing, planning, humor,
acceptance, religion dan self-blame dengan jumlah item 28.
Pada penelitian ini penulis menggunakan alat ukur Brief COPE yang
diadaptasi dari instrument bakunya yang berbahasa Inggris kemudian
diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Selain itu alat ukur ini lebih baru
dibandingkan COPE inventory dan jumlah item yang lebih ringkas sehingga tidak
menghabiskan banyak waktu dalam pengerjaannya.
2.3 Dukungan Sosial
2.3.1 Defnisi Dukungan Sosial
Weiss (1974) menjelaskan dukungan sosial merupakan suatu proses hubungan
yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan
24
dihargai, disayang, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami
tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Sarafino (2011) menyatakan bahwa
dukungan sosial mengacu pada pemberian kenyamanan pada orang lain,
merawatnya atau menghargainya. Selain itu, Ritter (1998) secara umum
mengatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional,
instrumental dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang.
Menurut Rietschlin (1998) dukungan sosial didefinisikan sebagai
informasi dari orang lain yang mencintai dan peduli, menghargai dan bernilai, dan
bagian dari jaringan komunikasi serta menjadi kewajiban bersama dari orang tua,
pasangan, orang-orang yang berkepentingan, teman-teman, lingkungan sosial, dan
komunitas tertentu.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas peneliti merangkum
dan merumuskan definisi dukungan sosial sebagai penerimaan dari orang atau
kelompok terhadap individu , yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia
disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong, sehingga menimbulkan perasaan
bahwa ia menjadi bagian di lingkungan sosialnya.
Dari beberapa definisi di atas maka peneliti akan menggunakan definisi
dari Weiss (1974) yang menyatakan dukungan sosial sebagai proses hubungan
yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan
dihargai, disayang, untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami
tekanan-tekanan dalam kehidupannya.
25
2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial
Weiss (1974) mengembangkan The Provisions Scale untuk mengukur
ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan individu dengan
orang lain. Terdapat enam dimensi di dalamnya, yaitu:
1. Attachment (kelekatan)
Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh
kelekatan (kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang
menerima. Orang yang menerima dukungan sosial semacam ini merasa
tentram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagia.
Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan umum adalah
diperoleh dari pasangan hidup, atau anggota keluarga atau teman dekat atau
sanak keluarga yang akrab dan memiliki hubungan yang dekat.
2. Social Integration (integrasi sosial)
Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang untuk
memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya
untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya
rekreatif secara bersama-sama dan bisa menghilangkan perasaan kecemasan
walaupun hanya sesaat.
3. Reassurance of Worth
Pada dukungan sosial jenis ini seseorang mendapat pengakuan atas
kemampuan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau
lembaga. Sumber dukungan sosial semacam ini dapat berasal dari keluarga
atau lembaga/instansi atau sekolah/organisasi.
26
4. Reliabel Alliance
Dalam dukungan sosial jenis ini, seseorang mendapat dukungan sosial berupa
bahwa nanti akan ada yang bisa diandalkan baik itu diri sendiri atau teman
sebaya yang akan menolong ketika ada kesulitan.
5. Guidance
Dukungan sosial Jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja ataupun
hubungan sosial yang memungkinkan orang mendapatkan informasi, saran
atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
6. Opportunity for Nurturance
Suatu aspek paling penting dalam hubungan interpersonal akan perasaan
dibutuhkan oleh orang lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan teori
yang dikemukakan oleh Weiss (1974) dengan komponen dukungan sosial yaitu
memperoleh kelekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang
menerima, lalu memperoleh perasaan memiliki dalam suatu kelompok yang
memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan
yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama, mendapat pengakuan atas
kemampuan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain, mendapat
dukungan sosial, mendapatkan informasi, saran atau nasehat diperlukan dalam
memenuhi keebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan perasaan
dibutuhkan oleh orang lain.
27
2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial
Terdapat beberapa instrument untuk mengukur dukungan sosial, antara lain:
1. Social Support Questionnaire (SSQ). Alat ukur ini dikembangkan oleh
Sarason, I. G., Levine, H. M., Basham R. B. (1983). Alat ukur ini terdiri dari
27 item dengan lima poin skala likert. Alat ukur ini mengukur tipe
kebutuhan dukungan sosial dan selanjutnya mengevaluasi kepuasan
dukungan sosial yang diterima.
2. Index of Social Support Scale. Alat ukur ini dikembangkan oleh (Yang &
Clum, 1994). Alat dirancang untuk menilai kualitas dan kuantitas kontak
sosial mahasiswa yang terdiri dari 40 item dengan skala ranking dan
mencakup empat aspek yaitu, contact with own culture, contact with local
community, contact with new friend, contact with religious place.
3. Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) yang dikembangkan oleh
Dunkel Schetter, Folkman dan Lazarus (1987). Alat ukur ini terdiri dari 40
item yang mengukur empat aspek yaitu, tangible support, belonging
support, self-esteem support dan appraisal support.
4. The Social Provision Scale. Alat ukur ini dikembangkan oleh Weiss (1974)
Alat ukur ini berjumlah 24 item yang terdiri dari enam aspek yang
mengukur dukungan social dan keberadaannya saling berkaitan yaitu,
attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance,
guidance dan opportunity for nurturance.
Pengukuran dukungan social dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang
diadaptasi dari Weiss (1974) yaitu The Social Provision Scale yang
28
mengemukakan adanya enam komponen dukungan sosial dan memiliki 24 item
dengan format respon menggunakan skala likert yang berkisar 1 (sangat tidak
setuju) hingga 4 (sangat setuju). Peneliti memilih untuk menggunakan alat ukur
ini karena dimensi yang sejalan dengan teori dukungan sosial yang digunakan
pada penelitian ini.
2.4 Kerangka Berfikir
Stres akademik adalah situasi pengalaman stres individu yang berupa rangsangan
atau stimulus terhadap tuntutan akademik yang melebihi sumber daya yang
tersedia. Penelitian ini mengungkapkan stres akademik sebagai stimulus dimana
pengalaman stres akademik dalam penelitian ini berasal dari lima aspek penyebab
terjadinya stres yaitu frustration (frustasi), conflicts (konflik), pressure, (tekanan)
changes (perubahan) dan self imposed (keinginan diri).
Stres akademik tidak selalu menjadi hal yang buruk karena ketika individu
dapat menjadikan pengalaman stresnya sebagai kekuatan hal ini tidak perlu
dikhawatirkan. Namun dari studi pendahuluan ysng dilakukan peneliti dari 20
individu hanya sebagian yang menjadikan pengalaman stres yang dialami menjadi
kekuatan dalam menghadapi stres akademik. Sehingga penelitian ini perlu
dlakukan untuk menentukan apa saja faktor-faktor yang dapat membantu individu
dalam menghadapi stres akademik.
Dalam penelitian ini telah dikemukakan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan stres akademik dan faktor-faktor yang dapat menjadi penguat
dalam megelola stres akademik. Dalam penelitian ini menggunakan faktor yang
dapat membantu individu dalam mengelola stres akademik.
29
Faktor pertama yang digunakan peneliti adalah strategi coping yaitu usaha
untuk mengelola tuntutan yang membebani atau melebihi sumber daya individu
tersebut dan faktor strategi coping memliki hubungan yang negatif terhadap stres
akademik yaitu semakin tinggi strategi coping yang dilakukan individu maka
semakin rendah stres akademik yang di alami individu dan berlaku sebaliknya.
Strategi coping dalam penelitian ini terdiri dari tiga dimensi, yang pertama
adalah problem focused coping yaitu tindakan untuk mengatasi sumber stres
dengan fokus terhadap masalah. Yang kedua adalah emotion focused coping
merupakan usaha untuk mengurangi atau mengelola tekanan emosional yang
diasosiasikan dengan situasi. Dan yang ketiga yaitu maladaptive coping adalah
pengurangan usaha untuk mengatasi masalah dan pengalihan pada suatu kegiatan.
Variabel selanjutnya dalan penelitian ini adalah dukungan sosial, dalam
penelitian mengungkapkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap
stres akademik yang dialami oleh mahasiswa. Hubungan dukungan sosial dengan
stres akademik adalah hubungan yang negatif, artinya ketika individu memperoleh
dukungan sosial yang tinggi maka stres akademiknya semakin rendah dan berlaku
sebaliknya.
Dukungan sosial dalam penelitian ini terdiri dari enam aspek. Aspek
pertama adalah attachment dimana individu memiliki kelekatan emosional
sehingga menimbulkan rasa aman pada dirinya. Hubungan yang muncul antara
stres akademik dan attachment merupakan hubungan yang negatif. Oleh karena itu
ketika individu berada pada situasi stres namun individu merasa memiliki rasa
30
aman dan terlindungi yang kuat berasal dari kelekatan orang terdekat hal ini akan
membantu mereduksi sehingga stres akademiknya menjadi rendah.
Aspek yang kedua social integration yakni dimana seseorang memiliki
sebuah kelompok yang menjadikan tempat berbagi minat, perhatian serta
melakukan kegiatan yang rekreatif secara bersama. Ketika individu memiliki
kelompok dengan tujuan yang rekreatif maka dalam menghadapi situasi stres
akademik yang muncul individu akan kembali ke kelompok rekreatifnya untuk
mendapatkan dukungan dalam menghadapi situasi stres akademik yang
menghampirinya. Sehingga semakin tinggi dukungan dari kelompok maka
semakin rendah stres akademiknya.
Selanjutnya aspek ketiga reassurance of worth dimana individu
mendapatkan pengakuan atas kemampuan yang dimilikinya. Ketika individu
individu mendapat pengakuan atas kemampuan individu dalam bidang akademik,
hal ini dapat menjadi sebuah penguataan diri individu saat berada pada situasi
stres sehingga stres akademik individu menjadi rendah. Lalu aspek keempat
adalah reliable alliance dalam hal ini individu memiliki hubungan yang dapat
diandalkan ketika individu membutuhkan bantuan pada saat situasi stres akademik
hadir. Individu akan merasa lebih tenang pada saat situasi stres mereka memiliki
orang-orang disekeliling mereka yang dapat membantu mereka mengurangi
situasi stress akademik yang sedang mereka hadapi.
Kemudian aspek kelima adalah guidance hubungan sosial ini diharapkan
seseorang mendapatkan saran, nasihat serta informasi dalam mengatasi stres
akademik, dan yang terkhir adalah opportunity for nurturance yaitu dimana
31
individu memiliki perasaan bahwa orang lain bergantung pada dirinya untuk
mendapatkan kesejahteraan. Hal ini dapat diartikan dapat meningkatkan harga diri
karena individu merasa dirinya berarti untuk orang lain.
Dari uraian diatas peneliti memutuskan ingin meneliti apakah strategi
coping dan dukungan sosial memiliki pengaruh dalam mengelola stres akademik
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Adapun kerangka berfikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Problem-focused coping
Emotion-focused coping
Maladaptive coping
Attachment
Social integration
Reassurance of worth
Reliabel alliance
Guidance
Opportunity for nurturance
Stres
Akademik
Strategi coping
Dukungan Sosial
32
2.5 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan duji adalah
sebagai berikut:
Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada pengaruh yang signifikan dari strategi coping (problem focused coping,
emotion-focused coping dan maladaptive coping) dan dukungan sosial
(attachment, social integration, reassurance of worth, reliabel alliance, guidance,
opportunity for nurturance) dalam mengelola stres akademik mahasiswa UIN
Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Hipotesis Alternatif (Ha) :
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dari problem-focused coping dalam mengelola
stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan dari emotion-focused coping dalam mengelola
stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha3: Ada pengaruh yang signifikan dari maladaptive coping dalam mengelola
stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha4: Ada pengaruh yang signifikan dari attachment dalam mengelola stres
akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha5: Ada pengaruh yang signifikan dari social integration dalam mengelola stres
akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha6: Ada pengaruh yang signifikan dari reassurance of worth dalam mengelola
stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
33
Ha7: Ada pengaruh yang signifikan dari reliabel alliance dalam mengelola stres
akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha8: Ada pengaruh yang signifikan dari guidance dalam mengelola stres
akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi
Ha9: Ada pengaruh yang signifikan dari opportunity for nurturance dalam
mengelola stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang sedang
menyelesaikan skripsi
Semua hipotesis penelitian di atas akan djadikan H0 untuk kajian pengujian
statistik.
34
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang ditiliti dalam peneltian ini adalah mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang masih aktif kuliah dan sedang mengerjakan skripsi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi berjumlah 3728 subjek.
Adapun sampel dalam peneltian ini berjumlah 221 orang mahasiswa yang terdiri
dari 11 fakultas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara probability
sampling yang menggunakan metode simple random sampling. Teknik
probability sampling yaitu seluruh anggota populasi memiliki peluang yang sama
untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Metodenya dengan simple random
sampling yakni peneliti dapat menjadikan individu menjadi responden dengan
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Dependent variable dalam penelitian ini yaitu stres akademik. Sedangkan
independent variable adalah strategi coping (problem focused coping, emotion
focused coping dan maladaptive coping), dukungan sosial (attachment, social
integration, ressurance of worth, realiable alliance, guidance, dan opportunity for
nurturance). Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:
1. Stres akademik
Merupakan situasi yang berupa rangsangan atau stimulus terhadap tuntutan
akademik dan melebihi sumber daya yang tersedia disertai dengan reaksi
35
sebagai respon dari stimulus yang muncul. Stres akdemik dalam
menyelesaikan skripsi adalah suatu keadaan dimana mahasiswa menghadapi
tuntutan akademik dan mengalami reaksi-reaksi fisik, emosi, kognitif, dan
tingkah laku yang diarahkan untuk menghadapi tuntutan tersebut.
2. Strategi coping
Strategi coping adalah upaya terus-menerus mengubah kognitif dan perilaku
untuk mengelola tuntutan eksternal dan/ internal yang dinilai membebani atau
melebihi sumber daya individu. Adapun dimensi dari strategi coping ada tiga,
yaitu:
a. Problem focused coping, merupakan metode untuk memecahkan masalah
atau sebuah tindakan untuk mengatasi sumber stres. Biasanya terjadi
ketika orang itu percaya, atau menilai bahwa mereka dapat secara aktif
melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah.
b. Emotion focused coping, merupakan usaha untuk mengurangi atau
mengelola tekanan emosional yang diasosiasikan dengan situasi. Biasanya
terjadi ketika orang tersebut percaya bahwa masalah atau situasi adalah
salah satunya tidak bisa diperbaiki melalui tindakan.
c. Maladaptive coping adalah pengurangan usaha untuk mengatasi masalah
dan pengalihan pada suatu kegiatan dan coping ini berpotensi menghambat
penggunaan active coping. Coping ini bisa menjadi tidak berfungsi apabila
digunakan dengan waktu yang lama.
36
3. Dukungan sosial
Dukungan sosial adalah hubungan yang terbentuk dari individu dengan
persepsi bahwa seseorang dicintai, dihargai, dan disayangi untuk memberikan
bantuan kepada individu yang mengalami tekanan dalam kehidupannya.
a. Attachment yaitu, memungkinkan seseorang memperoleh kedekatan
emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima.
Indikator dimensi attachment yaitu hubungan dekat dengan orang lain,
memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orang lain.
b. Social integration yaitu, memungkinkan seseorang untuk memperoleh
perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk
membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan bersama-sama dan
bisa menghilangkan perasaan kecemasan walaupun hanya sesaat. Indikator
dimensi social integration yaitu memiliki pemikiran yang sama dengan
orang lain, memiliki kegiatan sosial yang sama dengan orang lain.
c. Reassurance of worth yaitu, mendapat pengakuan atas kemampuan
keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain. Indikator
dimensi reassurance of worth yaitu orang lain menghormati sesuatu yang
dilakukan individu, mengakui keterampilan dan mengakui kemampuan
individu.
d. Reliabel alliance yaitu, dukungan sosial berupa bahwa nanti akan ada yang
bisa diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan baik itu dosen
atau teman sebaya yang akan menolong ketika ada kesulitan. Indikator
dimensi reliable alliance adalah ada orang lain yang membantu jika
37
individu membutuhkan, ada orang lain yang diandalkan ketika individu
membutuhkan pertolongan.
e. Guidance yaitu, berupa adanya hubungan kerja ataupun hubungan sosial
yang memungkinkan orang mendapatkan informasi, saran atau nasehat
yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan
yang dihadapi. Indikator dimensi guidance yaitu ada orang lain yang
dijadikan pengalihan pada saat individu merasa stres, mendapat nasihat
dan bimbingan dari orang lain.
f. Opportunity for nurturance, berupa memperoleh perasaan bahwa orang
lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan. Indikator
dimensi opportunity for nurturance yaitu ada orang lain yang
membutuhkan bantuan dari individu.
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan tiga skala pengukuran yaitu pengukuran stres
akademik, strategi coping, dan dukungan sosial. Skala yang digunakan adalah
model skala likert, yaitu pernyataan berupa pendapat yang disajikan kepada
responden dengan memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju.
Jawaban dari setiap item instrument ini memiliki rentang dari tertinggi (sangat
positif) sampai terendah (sangat negatif). Adapun subyek memberikan jawaban
dengan memberikan tanda ceklis (√) pada salah satu alternatif jawaban.
3.3.1 Stres Akademik
Stres akademik diukur dengan menggunakan Gadzella’s Student-Life Stress
Inventory. Alat ukur ini di adaptasi dan dimodifikasi dengan cara memilih item
38
tertentu yang di sesuaikan untuk kepentingan penelitian. Skala stres akademik ini
disusun dalam 20 item berupa pernyataan singkat terkait dengan pengalaman stres
yang muncul pada setiap individu. Format respon yang digunakan berupa skala
likert yang berkisar antara 1 (tidak pernah), 2 (pernah), 3 (sering), dan 4 (selalu).
Tabel 3.1
Blue Print Stres akademik
3.3.2 Strategi Coping
Pengukuran coping menggunakan alat ukur yang bernama Brief COPE yang
dikembangkan oleh Carver (1997). Terdiri atas 28 item yang mengandung
berbagai pikiran dan tindakan yang digunakan untuk menghadapi tuntutan pada
kondisi stres. Skala ini dikembangkan berdasarkan dimensi strategi coping yang
terdiri dari problem focus coping, emotion focus coping dan maladaptive coping
yang mengukur 14 subdimensi (yaitu self-distraction, active coping, denial,
Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Item
Frustasion Keterlambatan mencapai tujuan, kesulitan,
kekurangan sumber daya, kegagalan mencapai
tujuan, tidak diterima social.
1,2,3,4,5 5
Conflict Pemilihan dua akternatif yang di inginkan,
dua atau lebih alternatif yang di inginkan,
antara alternative yang ingin dan tidak
diinginkan.
6,7,8
3
Pressure Berkaitan dengan kompetisi, deadline, beban
kerja yang berlebihan
9,10,11,12 4
Change Pengalaman yang tidak menyenangkan,
perubahan dalam waktu yang bersamaan,
tujuan yang terganggu.
13,14,15 3
Self Impossed Terkait dengan keinginan untuk berkompetisi,
disukai orang, prokrastinasi, solusi terhadap
masalah, kecemasan menghadapi ujian
16,17,18,19,20 5
Jumlah 20 20
39
substance use, use of emotional support, use of instrumental support, behavioral
disengagement, venting, positive reframing, planning, humor, acceptance,
religion dan self-blame. Instrumen ini berbentuk pernyataan singkat dalam format
respon berupa skala likert yang berkisar antara 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak
setuju), 3 (setuju), hingga 4 (sangat setuju).
Tabel 3.2
Blue Print Strategi Coping Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Item
Problem focused
coping
Active coping
Planning
Use instrumental social support
2,7
14,25
10,23
2
2
2
Emotional
focused coping
Use of emotional support
Positive refraiming
Denial
Acceptance
Turning religion
5,15
12,17
3,8
20,24
22,27
2
2
2
2
2
Maladaptive
coping
Venting
Behavioral disengagement
Self distraction
Humor
Substance use
Self blame
9,21
6,16
1,19
18,28
4,11
13,26
2
2
2
2
2
2
Jumlah 28 28
3.3.3 Dukungan Sosial
Dukungan sosial diukur menggunakan instrumen The Social Provision Scale
Weiss (1974) yang dikembangkan oleh Russell dan Cutrona 1987 ini terdiri dari
enam komponen yang membentuk dukungan sosial yaitu, attachment, social
integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance, dan opportunity for
nurturance. Instrumen ini berbentuk pernyataan singkat yang terdiri dari 24 item
dan item dalam format respon berupa skala Likert yang berkisar antara 1 (sangat
tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (setuju), hingga 4 (sangat setuju).
40
Tabel 3.3
Blue Print Dukungan Sosial Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorable Item
Attachment Kedekatan emosional 17 2,21 4
Merasa aman 11
Social Berbagi minat dan kesenangan 8 14 4
Integration Aktivitas dengan orang lain 5 22
Reassurance of
worth
Mendapatkan Pengakuan atas
kemampuan
13,20 4
Penghargaan keterampilan 6,9
Reliable
alliance
Seseorang yang dapat
diandalkan
1,23 10 4
Menjadi seseorang yang
diandalkan
18
Guidance Mendapatkan nasehat 12,16 1 9 4
Bimbingan 3
Opportunity for Perasaan dibutuhkan orang lain 4 15,24 4
Nurturance Bertanggung jawab bagi orang
lain
7
Jumlah 12 12 24
3.4 Uji Validitas Konstruk
Peneliti melakukan uji instrument dengan sejumlah item dari 3 skala seperti yang
telah dijelaskan diatas. Untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Adapun prosedur uji
validitas konstruk dengan CFA adalah sebagai berikut (Umar, 2012):
1. Bahwa ada sebuah konsep yang didefinisikan secara operasional sehingga
dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan
ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan
melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya. Setiap item hanya
mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap subtes hanya mengukur satu
faktor juga. Artinya, baik item maupun subtes bersifat unidimensional.
41
2. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks
korelasi antar item. Sebelum peneliti dapat mengetahui apakah suatu item
benar-benar mengukur suatu konstruk tertentu, peneliti perlu mengetahui
terlebih dahulu apakah matriks korelasi berdasarkan konstruk yang telah
diteorikan (Σ) sama dengan matriks yang diperoleh dari data lapangan (S).
Apabila tidak ada perbedaan antara matriks Σ dengan matriks S, maka model
yang diestimasi dinyatakan fit. Menentukan model fit dapat dilihat dari taraf
signifikansi model dengan melihat besaran p-value > 0,05 artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara model dari teori dengan data empiris yang
diperoleh dari lapangan.
3. Setelah model fit diperoleh maka langkah selanjutnya melihat apakah setiap
item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan
menggunakan t-test. Terdapat dua kriteria utama dalam menentukan validitas
item menggunakan CFA: a) faktor loading setiap item harus bernilai positif;
b) item memiliki nilai t-value sebesar >1,96. Apabila kedua kriteria tersebut
terpenuhi, maka item dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis
penelitian.
4. Selanjutnya apabila hasil dari CFA terdapat item yang koefisien muatan
faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab, hal ini tidak
sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif.
Dalam melakukan Comfirmatory Factor Analysis, peneliti menggunakan bantuan
software Lisrel 8.70.
42
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Skala Stres Akademik
Peneliti melakukan uji validitas konstruk skala stres akademik yang terdiri dari 20
item. Hasil uji validitas yang dilakukan dengan CFA model satu faktor ternyata
tidak fit, dengan chi-square = 770.52, df = 170, p-value = 0,00000, RMSEA =
0,127. Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak 43 kali sehingga
diperoleh model fit dengan chi-square = 150.53, df = 127, p-value = 0,07562,
RMSEA = 0,029.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-masing item
tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Muatan faktor skala stres akademik Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
1 0.75 0.06 12.56 √
2 0.60 0.06 9.54 √
3 0.47 0.06 7.25 √
4 0.49 0.07 7.34 √
5 0.28 0.07 4.13 √
6 0.53 0.06 8.39 √
7 0.60 0.06 9.44 √
8 0.45 0.07 6.81 √
9 0.72 0.06 12.37 √
10 0.85 0.06 15.02 √
11 0.68 0.06 11.34 √
12 0.79 0.06 13.04 √
13 0.68 0.06 11.42 √
14 0.52 0.06 8.19 √
15 0.62 0.06 10.07 √
16 0.18 0.07 2.52 √
17 0.30 0.07 4.56 √
18 0.36 0.07 5.51 √
19 0.06 0.07 0.88 X
20 0.52 0.07 7.94 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
43
Berdasarkan tabel 3.4, t-value pada sebagian besar item signifikan karena
t-value > 1,96 dan faktor loading positif kecuali pada item 19. Dengan demikian
jumlah item pada skala stres akademik yang akan dimasukan dalam analisis
regresi berjumlah 19 item.
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Strategi Coping
1. Dimensi Problem Focused Coping
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi problem focused coping yang
terdiri dari 6 item. Hasil uji validitas yang dilakukan ternyata tidak fit, dengan
memperoleh c-square = 114.65 df = 9, p-value = 0,00000 , RMSEA = 0,231.
Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak tiga kali sehingga
diperoleh model fit dengan c-square = 6.78 df = 6, p-value = 0.34166 ,
RMSEA = 0,024.
Selanjutnya melihat apakah signifikansi item mengukur factor yang
hendak diukur, dan menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak.
Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-masing item
tertera pada tabel berikut:
Table 3.5
Muatan faktor skala dimensi problem focused coping Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
2 0.04 0.07 5,47 √
7 0.63 0.07 9.25 √
10 0.69 0.07 10.43 √
14 0.79 0.06 12.55 √
23 0.56 0.07 8.08 √
25 0.74 0.06 11.67 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.5, t-value semua item signifikan karena t-value > 1,96
dan faktor loading positif. Dengan demikian jumlah item pada skala dimensi
44
problem focused coping yang akan dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 6
item.
2. Dimensi Emotion Focused Coping
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi problem emotion coping yang
terdiri dari 10 item. Hasil uji validitas yang dilakukan ternyata tidak fit, dengan
memperoleh c-square = 130.92 df = 35, p-value = 0,00000 , RMSEA = 0.112.
Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak tujuh kali sehingga
diperoleh model fit dengan c-square = 40.26 df = 28, p-value = 0.06273 ,
RMSEA = 0,045.
Selanjutnya melihat apakah signifikansi item mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-masing
item tertera pada tabel berikut:
Table 3.6
Muatan faktor skala dimensi emotion focused coping Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
3 0.60 0.07 8.83 √
5 0.50 0.07 7.01 √
8 0.02 0.08 0.32 X
12 0.41 0.07 5.66 √
15 0.63 0.07 9.41 √
17
20
22
24
27
0.55
-0.12
0.76
0.64
0.66
0.07
0.08
0.06
0.07
0.07
7.92
-1.62
11.97
9.58
10.07
√
x
√
√
√
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.6, t-value pada sebagian besar item signifikan karena
t-value > 1,96 dan faktor loading positif kecuali pada item 8 dan 20. Dengan
45
demikian jumlah item pada skala dimensi emotion focused coping yang akan
dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 8 item.
3. Dimensi Maladaptive Coping
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi problem emotion coping yang
terdiri dari 12 item. Hasil uji validitas yang dilakukan ternyata tidak fit, dengan
memperoleh c-square = 762.12 df = 54, p-value = 0,00000 , RMSEA = 0.244.
Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak 29 kali sehingga diperoleh
model fit dengan c-square = 35.39 df = 25, p-value = 0.08141 , RMSEA =
0,043.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-
masing item tertera pada tabel berikut:
Table 3.7
Muatan faktor skala dimensi maladaptive coping Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
1 0.06 0.07 8.08 √
4 -0.36 0.06 -5.54 X
6
9
-0.29
0.53
0.06
0.07
-4.56
7.52
X
√
11 -0.36 0.06 -5.60 X
13 0.72 0.08 8.54 √
16
18
19
21
26
28
-0.24
0.41
0.93
0.11
0.26
0.00
0.07
0.08
0.08
0.09
0.07
0.12
-3.60
5.30
11.20
1.20
3.87
0.00
X
√
√
x
√
X
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.7, t-value ada enam item yang signifikan karena t-
value > 1,96 dan faktor loading positif, ada enam item yang tidak signifikan pada
46
item 4, 6, 11, 16, 21 dan 28. Jumlah item pada skala dimensi maladaptive coping
yang akan dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 6 item.
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Sosial
1. Dimensi Attachment
Peneliti melakukan uji validitas skala dimens Attachment yang terdiri dari 4
item. Hasil uji validitas yang dilakukan ternyata tidak fit, dengan memperoleh
c-square = 23.00, df = 2, p-value = 0,00001, RMSEA = 0.218. Hasil yang
belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak satu kali sehingga diperoleh model fit
dengan c-square = 0.54 df = 1, p-value = 0.46435 , RMSEA = 0,000.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-
masing item tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.8
Muatan faktor skala dimensi attachment Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
2 0.46 0.08 5.59 √
11 0.45 0.08 5.51 √
17 1.01 0.12 8.21 √
21 0.43 0.08 5.34 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.8, t-value semua item signifikan karena t-value > 1,96
dan faktor loading positif. Dengan demikian jumlah item yang akan dimasukan
dalam analisis regresi berjumlah 4 item.
2. Dimensi Social Integration
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi social integration yang terdiri
dari 4 item. Hasil uji validitas yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan
47
hasil yang tidak fit, dengan memperoleh c-square = 33.35, df = 2, p-value =
0.00000 , RMSEA = 0.267. Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi
sebanyak satu kali sehingga diperoleh model fit dengan c-square = 0,00 df = 1,
p-value = 0.95617, RMSEA = 0,000.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur factor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-
masing item tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Muatan faktor skala dimensi social integration Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
5 0.49 0.10 5.13 √
8 0.91 0.14 6.37 √
14 0.37 0.09 4.34 √
22 0.30 0.08 3.69 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.9, t-value semua item signifikan karena t-value > 1,96
dan faktor loading positif. Dengan demikian jumlah item yang akan dimasukan
dalam analisis regresi berjumlah 4 item.
3. Dimensi Reasurance of Worth
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi reassurance of worth yang
terdiri dari 4 item. Hasil uji validitas yang dilakukan dalam penelitian
menunjukkan tidak fit. dengan memperoleh chi-square = 97.89 df = 2, p-value
= 0,00000, RMSEA = 0.467. Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi
sebanyak dua kali sehingga diperoleh model fit dengan c-square = 0,00 df = 0,
p-value = 1.00000 , RMSEA = 0.000.
48
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur factor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-
masing item tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.10
Muatan faktor skala dimensi reassurance of worth Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
6 0.68 0.08 8.25 √
9 1.01 0.10 10.40 √
13 0.70 0.08 8.63 √
20 0.39 0.07 5.40 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.10, t-value semua item signifikan karena t-value >
1,96 dan faktor loading positif. Dengan demikian jumlah item yang akan
dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 4 item.
4. Dimensi Reliable Alliance
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi reliable alliance yang terdiri dari
4 item memperoleh chi-square = 53.49 df = 2, p-value = 0.00000, RMSEA =
0.342. Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak satu kali sehingga
diperoleh model fit dengan chi-square = 1.24 df = 1, p-value = 0,26507,
RMSEA = 0.033.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur factor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat faktor loading dan t-
value masing-masing item. Adapun factor loading, standart error dan t-value
dari masing-masing item tertera pada tabel berikut:
49
Tabel 3.11
Muatan faktor skala dimensi reliable alliance Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
1 0.72 0.08 9.01 √
10 0.37 0.08 4.90 √
18 0.50 0.07 6.76 √
23 0.80 0.08 9.77 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.11, t-value semua item signifikan karena t-value >
1,96 dan faktor loading positif. Dengan demikian jumlah item yang akan
dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 4 item.
5. Dimensi Guidance
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi guidance yang terdiri dari 4
item. Hasil uji validitas yang dilakukan ternyata fit dengan memperoleh chi-
square = 3.25 df = 2, p-value = 0,19718 , RMSEA = 0,0053.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-
masing item tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.12
Muatan faktor skala dimensi guidance Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
3 0.62 0.07 9.11 √
12 0.71 0.07 10.62 √
16 0.55 0.07 8.00 √
19 0.84 0.07 12.91 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.12, t-value semua item signifikan karena t-value >
1,96 dan faktor loading positif. Dengan demikian jumlah item yang akan
dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 4 item.
50
6. Dimensi Opportunity for Nurturance
Peneliti melakukan uji validitas skala dimensi opportunity for nurturance yang
terdiri dari 4 item memperoleh chi-square = 45.98 df = 2, p-value = 0.00000,
RMSEA = 0.316. Hasil yang belum fit tersebut dimodifikasi sebanyak satu kali
sehingga diperoleh model fit dengan chi-square = 1.81 df = 1, p-value =
0,17898, RMSEA = 0.061.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikansi item mengukur factor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Adapun factor loading, standart error dan t-value dari masing-
masing item tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.13
Muatan faktor skala dimensi Opportunity for Nurturance Item Faktor Loading St. Error T. Value Ket
4 1.07 0.34 3.16 √
7 0.43 0.15 2.88 √
15 0.08 0.07 1.21 X
24 0.21 0.09 2.22 √
Keterangan : tanda √ = Signifikan (t>1.96); ×= Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 3.8, t-value sebagian item signifikan karena t-value >
1,96 dan faktor loading positif kecuali item 15. Dengan demikian jumlah item
yang akan dimasukan dalam analisis regresi berjumlah 3 item.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pengaruh coping
dan dukungan sosial terhadap stres akademik dan seberapa besar kontribusi dari
variabel-variabel strategi coping dan dukungan sosial terhadap stres akademik,
maka analisis dalam penelitian ini menggunakan model statistika. Hal ini
dikarenakan data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang terdiri dari
51
angka-angka. Berdasarkan hipotesis yang akan diukur, peneliti menggunakan
teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk mengetahui
pengaruh antara IV dan DV. Dalam analisis regresi berganda ini peneliti
menggunakan software SPSS. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+ …. + b8X8+b9X9+e
Keterangan:
Y = Stres Akademik
a = Konstan
b = Koefisien regresi untuk masing-masing X
X1 = Problem Focused Coping
X2 = Emotion Focused Coping
X3 = Maladaptive Coping
X4 = Attachment
X5 = Social Integration
X6 = Reassurance of Worth
X7 = Reliable Alliance
X8 = Guidance
X9 = Opportunity of Nurturance
e = Residual
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai koefisien determinasi yaitu R2.
R2 menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable (Y) disebabkan
independent variable (X), kemudian digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh independent variable (X) terhadap dependent variable (Y), dan
perkiraan proporsi varians dari perilaku yang dijelaskan oleh seluruh independent
variable. Untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut:
𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔
𝑆𝑆𝑦
Keterangan :
R² = proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan IV
SSreg = Sum of Square Regression (Jumlah kuadrad regresi)
SSy = Sum of Square Y (Jumlah kuadrad dari Y)
52
Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikansi pada F-test.
Selain itu juga, uji signifikansi bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat apakah
pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah R2 itu
sendiri dengan df-nya (dilambangkan „k‟), yaitu sejumlah IV yang dianalisis
sedangkan penyebutnya (1-R2) dibagi dengan df-nya (N-k-1) dimana N adalah
total sampel. Jika dirumuskan, maka:
𝐹 = 𝑅2/𝑘
(1 − 𝑅2)/(𝑁 − 𝑘 − 1)
Keterangan:
F = Taraf signifikan
R2 = Proporsi varians
k = Banyaknya independent variable
N = Ukuran sampel
Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisien regresi dari tiap-tiap IV yang
dianalisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan
IV signifikan terhadap DV secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini digunakan
untuk menguji apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi terhadap
DV. Sebelum di dapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai standard
error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar MSres
dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil
bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Dapat dirumuskan:
𝑡𝑖 = 𝑏
𝑆𝑏
Keterangan:
t = Taraf signifikansi
b = Koefisien regresi
Sb = Standart Error Estimate dari bi
53
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Subjek Penelitian
Gambaran umum subjek penelitian ini meliputi fakultas, semester, jenis kelamin
disajikan pada table dibawah ini:
Table 4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian (N=221) Kategori Informasi Subjek Jumlah Presentase
Fakultas Adab dan
Humaniora
11 4,98%
Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
31 14,03%
Ushuluddin 12 5,43%
Syariah dan Hukum 12 5,43%
Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
26 11,76%
Dirasat Islamiyah 10 4,52%
Psikologi 37 16,74%
Ekonomi dan Bisnis 30 13,57%
Sains dan Teknologi 20 9,05%
Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
18 8,14%
Ilmu Sosial dan
Politik
14 6,33%
Semester 9 207 93,66%
11 11 4,98%
13 3 1,36%
Jenis Kelamin Perempuan 157 71,04%
Laki-laki 64 28,96%
Total
221
Distribusi responden berdasarkan fakultas menunjukan bahwa responden paling
banyak adalah fakultas Psikologi yaitu sebanyak 37 orang atau sebesar 16,74%,
sedangkan responden yang paling sedikit ialah terdapat pada fakultas Dirasat
Islamiah yaitu sebanyak 10 orang atau 4,52%. Penelitian ini didominasi oleh
54
responden yang berasal dari fakultas Psikologi. Dalam penelitian yang dilakukan
tidak dapat dibandingkan atau digeneralisasikan dari sebelas fakultas yang ada di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena jumlah responden setiap fakultas berbeda.
Distribusi responden berdasarkan semester menunjukan bahwa responden
paling banyak ialah semester 9 yaitu sebanyak 207 orang atau sebesar 93,66%,
sedangkan responden yang semester > 9 yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar
6,34%. Dalam hal ini responden penelitian berada di semester ganjil dalam masa
perkuliahan dan sudah memenuhi karakteristik responden karena sudah memulai
mengerjakan skripsi. Penelitian ini tidak bisa dibandingkan respon terhadap stres
akademik dari setiap semester karena jumlah responden berbeda.
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa
responden paling banyak ialah perempuan yaitu sebanyak 157 orang atau sebesar
71,04%, sedangkan responden yang paling sedikit ialah laki-laki yaitu sebanyak
64 orang atau sebesar 28,96%. Penelitian ini didominasi oleh responden dengan
jenis kelamin perempuan. Dalam penelitian ini tidak dapat dibandingkan tingkat
stres akademk antara responden laki-laki dan perempuan karena jumlahnya
berbeda, namun dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa mahasiswa
perempuan mengalami stres akademik yang lebih tinggi.
4.2 Analisis Deskripstif
Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.
Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan minimum, maksimum, mean dan
standar deviasi serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor variabel penelitian.
Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif yang disajikan pada tabel 4.2.
55
Table 4.2
Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Stres Akademik 221 25.00 71.96 50.0000 9.45519
Problem Focused Coping 221 8.04 66.89 50.0000 8.87139
Emotion Focused Coping 221 18.97 67.15 50.0000 8.71508
Maladaptive Coping 221 6.83 64.49 50.0000 8.58452
Attachment 221 26.70 64.10 50.0000 8.10887
Social Integration 221 26.05 67.12 50.0000 7.70227
Reassurance of Worth 221 16.93 69.05 50.0000 8.76219
Reliable Alliance 221 16.93 65.07 50.0000 8.55937
Guidance 221 22.33 63.71 50.0000 8.62230
Opportunity of Nurturance 221 28.92 70.97 50.0000 9.10587
Valid N (listwise) 221
Berdasarkan data pada tabel 4.2 terdapat responden dalam penelitian ini sebanyak
221 orang. Dependen variabel yaitu stres akademik yang memiliki skor terendah
25.00, memiliki skor tertinggi sebesar 71.96. Variabel problem focused coping
memiliki skor terendah 8.04, memiliki skor tertinggi 66.89. Variabel emotion
focused coping memiliki skor terendah 18.97, memiliki skor tertinggi 67.15.
Variabel maladaptive coping memilki skor terendah 6.83, memiliki skor tertinggi
64.49. Variabel attachment memiliki skor terendah 26.70, memiliki skor tertinggi
64.10. Variabel social integration memiliki skor terendah 26.05, memiliki skor
tertinggi 64.10. Variabel reassurance of worth memiliki skor terendah 16.93,
memiliki skor tertinggi 69.05. Variabel reliabel alliance memiliki skor terendah
16.93, skor tertinggi 65.07. Variabel guidance memiliki skor terendah 22.33, skor
tertinggi 63.71. Variabel opportunity of nurturance memiliki skor terendah 28.92,
skor tertinggi 70.97.
56
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut nilai skor yang
didapat. Adapun norma kategori skor variabel dalam penelitian ini dijelaskan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian Kategori Norma
Tinggi X > Mean
Rendah X < Mean
Setelah norma kategorisasi skor pada tabel 4.3 didapatkan maka diperoleh nilai
presentase kategorisasi skor untuk setiap variabel terdapat pada table berikut ini:
Tabel 4.4
Tabel Kategorisasi Skor Variabel Penelitian Variable Rendah Sedang Tinggi Stres Akademik 39 (17,6%) 149 (67,4%) 33 (14,9%)
Problem Focused Coping 16 (7,2%) 172 (77,8%) 33 (14,9%)
Emotion Focused Coping 29 (13,1%) 158 (71,5%) 34 (15,4%)
Maladaptive Coping 14 (6,3%) 179 (81,0%) 28 (12,7%)
Attachment 27 (12,2%) 170 (76,9%) 24 (10,9%)
Social Integration 22 (10,0%) 172 (77,8%) 27 (12.2%)
Reassurance of Worth 30 (13,6%) 168 (76,0%) 23 (10,4%)
Reliable Alliance 25 (11,3%) 162 (73,3%) 34 (15,4%)
Guidance 28 (12,7%) 158 (71,5%) 35 (15,8%)
Opportunity of Nurturance 10 (4,5%) 196 (88,7%) 15 (6,8%)
Berdasarkan tabel 4.4, maka dapat diketahui bahwa dari keseluruhan
responden terdapat 14,9% memiliki skor stres akademik tinggi, sedang 67,4%,
dan stres akademik rendah 17,6%. Analisis dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat stres akademik
dalam kategori sedang.
57
Pada variabel problem focused coping terdapat 14,9% memiliki skor
tinggi, sedang 77,8% dan 14,9% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan
derajat problem focused coping dalam kategori sedang.
Pada variabel emotion focused coping terdapat 15,4% memiliki skor
tinggi, sedang 71,5% dan 13,1% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan
derajat emotion focused coping dalam kategori sedang.
Pada variabel maladaptive coping terdapat 12,7% memiliki skor tinggi,
sedang 81,0% dan 6,3% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat
maladaptive coping dalam kategori sedang.
Pada variabel attachment terdapat 10,9% memiliki skor tinggi, sedang
76,9% dan 12,2% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat
attachment dalam kategori sedang.
Pada variabel social integration terdapat 12,2% memiliki skor tinggi,
sedang 77,8% dan 10,0% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat
social integration dalam kategori sedang.
Pada variabel reassurance of worth terdapat 10,4% memiliki skor tinggi,
sedang 76,0% dan 13,6% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut dapat
58
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat
reassurance of worth dalam kategori sedang.
Pada variabel reliable alliance terdapat 15,4% memiliki skor tinggi,
sedang 73,3% dan 11,3% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat
reliable alliance dalam kategori sedang.
Pada variabel guidance terdapat 15,8% memiliki skor tinggi, sedang
71,5% dan 12,7% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan derajat
guidance dalam kategori sedang.
Pada variabel opportunity of nurturance terdapat 6,8% memiliki skor
tinggi, sedang 88,7% dan 4,5% memiliki skor rendah. Analisis dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi dengan
derajat opportunity of nurturance dalam kategori sedang.
4.4 Uji Hipotesis Penelitian
Pada tahap uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis Multiple
Regression atau analisis regresi berganda. Tahap ini digunakan untuk mengetahui
besar pengaruh independent variabel terhadap dependent variabel. Dalam
menggunakan analisis regresi peneliti menggunakan software SPSS. Terdapat tiga
hal yang dapat dilihat dalam melakukan analisis regresi. Pertama, dengan
menggunakan analisis regresi, peneliti dapat melihat seberapa besar pengaruh
yang diberikan independent variable terhadap dependent variable dengan melihat
nilai R-square. Kedua, melihat apakah seluruh independent variable yang
59
digunakan berpengaruh signifikan terhadap dependent variable melalui uji F.
Ketiga, melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari setiap independent
variable melalui uji t.
Langkah pertama, peneliti melihat seberapa besar independent variable
berpengaruh terhadap dependent variable dengan melihat besaran R-square.
Adapun besarnya R-square dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
R Square Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .408a .166 .131 8.81466
Berdasarkan tabel 4.5, analisis regresi menghasilkan nilai R-square
sebesar 0,166 atau 16,6%. Dengan demikian besarnya pengaruh seluruh
independent variable (problem focused coping, emotion focused coping,
maladaptive coping, attachment, social integration, reassurance of worth, reliable
alliance, guidance dan opportunity for nurturance) terhadap dependent variable
(stres akademik) ialah 16,6%, sedangkan sisanya 83,4% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Setelah mengetahui besar pengaruh seluruh independent variable terhadap
dependent variable, langkah kedua ialah menghitung signifikansi model penelitian
dengan seluruh independent variable melalui uji F.
Tabel 4.6
Tabel Anova Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 3273.818 9 363.758 4.682 .000b
Residual 16394.328 211 77.698
Total 19668.146 220
60
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa taraf signifikan pada penelitian ini
lebih kecil (sig < 0,05). Hal ini berarti hipotesis nihil penelitian ditolak, sehingga
terdapat pengaruh signifikan variabel problem focused coping, emotion focused
coping, maladaptive coping, attachment, social integration, reassurance of worth,
reliable alliance, guidance, dan opportunity for nurturance terhadap variabel stres
akademik.
Langkah ketiga adalah menjawab hipotesis minor, yaitu melihat nilai
signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent
variabel (IV). Apabila nilai independent variabel (IV) signifikansi yang terdapat
pada kolom sig menunjukan angka dibawah 0.05, maka koefisien regresi yang
dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap dependent variabel (DV) dan
sebaliknya. Adapun hasilnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.7
Koefisien Regresi Setiap Variabel Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 58.889 5.414 10.878 .000
Problem Focused Coping -.058 .100 -.054 -.581 .562
Emotion Focused Coping -.008 .103 -.007 -.076 .940
Maladaptive Coping .295 .088 .267 3.338 .001
Attachment -.117 .117 -.100 -1.001 .318
Social Integration -.045 .129 -.036 -.346 .730
Reasurance of Worth -.231 .094 -.214 -2.445 .015
Reliable Alliance -.232 .115 -.210 -2.006 .046
Guidance .155 .139 .141 1.113 .267
Opportunity of Nurturance .062 .068 .060 .919 .359
Berdasarkan tabel 4.7, terdapat tiga koefisien independent variable yang
memiliki nilai p < 0,05 yaitu variable maladaptive coping, reassurance of worth
dan reliable alliance. Maka dari itu, maladaptive coping, reassurance of worth
61
dan reliable alliance berpengaruh signifikan terhadap stres akademik. Maka
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Stres Akademik = 58,889 – 0,058 Problem focused coping – 0,008 Emotion
focused coping + 0,295 Maladaptive coping* – 0,117 Attachment – 0,045Social
integration – 0,231 Reasurance of worth* – 0,232 Reliable alliance* + 0,155
Guidance + 0,062 Opportunity of nurturance
Keterangan: tanda (*) menunjukkan variabel signifikan. Penjelasan mengenai
masing-masing koefisien variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel Problem Focused Coping
Diperoleh nilai koefisien sebesar -0,058 dan nilai signifikansi sebesar 0,562
(sig > 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh problem focused coping terhadap stres akademik” diterima. Dapat
diartikan bahwa problem focused coping tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap stres akademik.
2. Variabel Emotion Focused Coping
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,008 dan nilai signifikansi sebesar
0,940 (sig > 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak
ada pengaruh emotion focused coping terhadap stres akademik” diterima.
Dapat diartikan bahwa emotion focused coping tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap stres akademik.
3. Variabel Maladaptive Coping
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.295 dengan nilai signifikansi 0.001
(sig < 0,05). Hal ini bermakna bahwa Hipotesis yang menyatakan “tidak ada
62
pengaruh yang signifikan dari maladaptive coping terhadap stres akademik”
ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari maladaptive coping
terhadap stres akademik. Koefisien bertanda positif artinya semakin tinggi
maladaptive coping individu dapatkan mengenai stres akademik, akan semakin
tinggi individu untuk mengalami stres akademik.
4. Variabel attachment
Diperoleh nilai koefisien sebesar -0,117 dan nilai signifikansi sebesar 0,318
(sig > 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh attachment terhadap stres akademik” diterima, sehingga tidak ada
pengaruh signifikan attachment terhadap stres akademik.
5. Variabel social integration
Diperoleh nilai koefisien sebesar -0,045 dan nilai signifikansi sebesar 0,730
(sig > 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh social integration terhadap stres akademik” diterima, sehingga tidak
ada pengaruh signifikan social integration terhadap stres akademik.
6. Variabel reassurance of worth
Diperoleh nilai koefisien sebesar -0,231 dan nilai signifikansi sebesar 0,015
(sig < 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh reassurance of worth terhadap stress akademik” ditolak, sehingga
terdapat pengaruh signifikan reassurance of worth terhadap stres akademik.
Nilai koefisien regresi reassurance of worth bernilai negatif, berarti semakin
tinggi skor reassurance of worth individu dapatkan mengenai stres akademik,
akan semakin rendah individu untuk mengalami stres akademik.
63
7. Variabel Reliable Alliance
Diperoleh nilai koefisien sebesar -0,232 dan nilai signifikansi sebesar 0,046
(sig < 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh Reliable Alliance terhadap stress akademik” ditolak, sehingga
terdapat pengaruh signifikan Reliable Alliance terhadap stres akademik. Nilai
koefisien regresi Reliable Alliance bernilai negatif, berarti semakin tinggi skor
Reliable Alliance dapatkan mengenai stres akademik, akan semakin rendah
individu untuk mengalami stres akademik.
8. Variabel guidance
Diperoleh nilai koefisien sebesar 0,155 dan nilai signifikansi sebesar 0,267 (sig
> 0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh guidance terhadap stres akademik” diterima, sehingga tidak ada
pengaruh signifikan guidance terhadap stres akademik.
9. Variabel opportunity for nurturance
Diperoleh nilai koefisien sebesar 0,062 dan nilai p sebesar 0,359 (sig > 0,05).
Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh
opportunity for nurturance terhadap stres akademik” diterima, sehingga tidak
ada pengaruh signifikan opportunity for nurturance terhadap stres akademik.
4.5 Pengujian Proporsi Varian
Langkah selanjutnya ialah melihat proporsi varians untuk masing-maisng
independent variable. Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-masing
independent variable, peneliti melakukan perhitungan nilai R2 Change dengan
cara melakukan analisis regresi satu per satu, langkah ini dilakukan untuk
64
mengetahui besarnya R2 Change setiap kali menambahkan independent variable
kedalam analisis regresi. Adapun besar R2 Change untuk masing-maisng
independent variable pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Proporsi Varian Masing-Masing Variabel
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .101a .010 .006 9.42837 .010 2.254 1 219 .135
2 .102b .010 .001 9.44920 .000 .035 1 218 .851
3 .259c .067 .054 9.19485 .057 13.228 1 217 .000
4 .316d .100 .083 9.05188 .033 7.909 1 216 .005
5 .336e .113 .092 9.00749 .013 3.134 1 215 .078
6 .380f .144 .120 8.86805 .031 7.814 1 214 .006
7 .398g .159 .131 8.81491 .014 3.588 1 213 .060
8 .404h .163 .132 8.81142 .005 1.169 1 212 .281
9 .408i .166 .131 8.81466 .003 .844 1 211 .359
Berdasarkan tabel 4.8, penjelasan untuk masing-masing R2 Change adalah
sebagai berikut:
1. Variabel problem focused coping memberikan sumbangan varians sebesar
0.010 atau 1% dengan Sig. F Change= 0.135. Sumbangan variabel problem
focused coping terhadap proporsi varians stres akademik tidak signifikan.
2. Variabel emotion focused coping memberikan sumbangan varians sebesar 0.000
atau 0% dengan Sig. F Change= 0.851. Sumbangan variabel emotion focused
coping terhadap proporsi varians stres akademik tidak signifikan.
3. Variabel maladaptive coping memberikan sumbangan varians sebesar 0.057
atau 5,7% dengan Sig. F Change= 0.000. Sumbangan variabel maladaptive
coping terhadap proporsi varians stres akademik signifikan.
65
4. Variabel attachment memberikan sumbangan varians sebesar 0.033 atau 3,3%
dengan Sig. F Change= 0.005. Sumbangan variabel attachment terhadap
proporsi varians stres akademik signifikan.
5. Variabel social integration memberikan sumbangan varians sebesar 0.013 atau
1,3% dengan Sig. F Change= 0.078. Sumbangan variabel social integration
terhadap proporsi varians stres akademik tidak signifikan.
6. Variabel reassurance of worth memberikan sumbangan varians sebesar 0.031
atau 3,1% dengan Sig. F Change= 0.006. Sumbangan variabel reassurance of
worth terhadap proporsi varians stres akademik signifikan.
7. Variabel reliable alliance memberikan sumbangan varians sebesar 0.014 atau
1,4% dengan Sig. F Change= 0.060. Sumbangan variabel reliable alliance
terhadap proporsi varians stres akademik tidak signifikan.
8. Variabel guidance memberikan sumbangan varians sebesar 0.005 atau 0,5%
dengan Sig. F Change= 0.135. Sumbangan variabel guidance terhadap
proporsi varians stres akademik tidak signifikan.
9. Variabel opportunity of nurturance memberikan sumbangan varians sebesar
0.003 atau 0,3% dengan Sig. F Change= 0.359. Sumbangan variabel
opportunity of nurturance terhadap proporsi varians stres akademik tidak
signifikan.
Pada tabel proporsi varians, terdapat tiga variabel yang signifikan, yakni variabel
maladaptive coping, Variabel attachment dan reassurance of worth.
66
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapatkan
ialah variabel strategi coping dan dukungan sosial memiliki pengaruh yang
signifikan dalam mengelola stres akademik mahasiswa yang mengerjakan skripsi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh yang diberikan yaitu sebesar 16,6%,
sedangkan 83,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar dari variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Apabila dilihat dari signifikansi masing-masing
independent variabel, pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang berpengaruh
signifikan dalam mengelola stres akademik yaitu maladaptive coping,
reassurance of worth dan reliable alliance. Selain itu variabel pada penelitian ini
yang tidak signifikan yaitu problem focused coping, emotion focused coping,
attachment, social integration, guidance, dan opportunity for nurturance.
Variabel yang memberikan sumbangan terbesar pada proporsi varians dilihat dari
R2 change. Berdasarkan hasil analisis dekriptif variabel yang memiliki nilai
terendah adalah maladaptive coping, sedangkan variabel yang memiliki nilai
tertinggi adalah stres akademik.
5.2 Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam mengelola stres akademik mahasiswa yang mengerjakan skripsi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah strategi
coping dan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
67
signifikan strategi coping (maladaptive coping) dan dukungan sosial (reassurance
of worth dan reliable alliance) dalam mengelola stres akademik mahasiswa yang
mengerjakan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa yang menjadi
sampel dalam penelitian ini berjumlah 221 mahasiswa yang mengerjakan skripsi
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 9, 11 dan semester 13 untuk seluruh
fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara umum variabel strategi
coping berpengaruh signifikan dalam mengelola stres akademik pada mahasiswa
yang mengerjakan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Curtis Hill (2014) yaitu
strategi coping menjadi faktor dalam mengurangi tingkat stres yang dialami oleh
mahasiswa. Maka dari itu perlu adanya coping stres yang di lakukan mahasiswa
untuk bisa mengatasi stres yang di alami. Seperti yang di ungkapkan oleh Park &
Adler (dalam Struthers et al, 2000) semakin banyak mahasiswa melakukan
strategi coping, semakin sedikit kerusakan psikologis yang mereka alami karena
stres.
Selanjutnya jika dilihat dari koefisien regresi setiap variabel strategi
coping hanya satu yang berpengaruh signifikan dengan koefisien bertanda positif,
yaitu maladaptive coping adalah pengurangan usaha untuk mengatasi masalah dan
pengalihan pada suatu kegiatan. Maka dari itu penelitian ini mengungkapkan
bahwa dengan melakukan maladaptive coping akan membuat mahasiswa semakin
stres dalam menghadapi masalah. Karena tidak berusaha untuk mengatasi apa
yang menjadi permasalahan yang menyebabkan stres, yaitu menyelesaikan
68
skripsi. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Curtis Hill (2014),
maladaptive coping lebih banyak menyebabkan kerusakan daripada bantuan
kepada individu.
Dimensi dari strategi coping yang tidak signifikan dalam mengelola stres
akademik yaitu, problem focused coping dan emotion focused coping. Problem
focused coping adalah upaya memecahkan masalah atau usaha untuk melakukan
tindakan langsung pada sumber stres dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
atau mengurangi sumber stres. Sedangkan emotion focused coping merupakan
usaha untuk mengurangi atau mengelola tekanan emosional yang diasosiasikan
dengan situasi, bertujuan untuk mengurangi atau mengatur emosi negatif yang
ditimbulkan oleh situasi yang menekan.
Dari penelitian yang diungkapkan oleh Curtis Hill (2014), tidak semua
metode coping berfungsi dengan baik. Menurut Struthers W. et al, (2000), bahwa
strategi coping dalam menghadapi stres akademik penempatannya harus
disesuaikan dengan situasional. Maka dalam menghadapi stres akademik,
mahasiswa harus memilih mana cara yang terbaik dan juga membantu dalam
penyelesaian masalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara umum faktor dukungan
sosial berpengaruh signifikan dalam mengelola stres akademik mahasiswa yang
mengerjakan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Fernandez, Gonzalez dan Triane
(2015) yang menyebutkan bahwa dengan adanya dukungan sosial secara relevan
individu akan lebih efektif dalam mengelola stres yang dialaminya. Negga, et,al
69
(dalam Wilks, 2008) menunjukkan bahwa ketika tingkat dukungan sosial tinggi
maka tingkat stres akademik akan merendah dan sebaliknya.
Selanjutnya jika dilihat dari koefisien regresi setiap variabel dukungan
sosial yang berpengaruh signifikan dalam mengelola stres akademik dalam
penelitian ini, yaitu reassurance of worth dan reliable alliance. Reassurance of
worth merupakan penghargaan atau pengakuan atas kemampuan. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Stevens et al., (dalam woodhead et al.,
2014) bahwa jenis dukungan sosial reassurance of worth dapat memiliki hasil
positif pada kesehatan dan kesejahteraan, seperti membantu individu mengatasi
stres dan kelelahan, sehingga adanya pengakuan dari pihak lain membuat persepsi
seseorang berubah, sehingga perasaan dimana kompetensi, keterampilan dan nilai
sebagai orang yang diakui telah memberikan pengaruh membangun dalam diri
seseorang.
Dalam penelitian ini secara signifikan reassurance of worth yang diterima
mahasiswa dalam masa pengerjaan skripsi berpengaruh untuk mengurangi stres
akademik pada mahasiswa. Hal ini karena dapat meningkatkan kepercayaan diri
serta menjadi motivasi mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsi yang sedang
mereka hadapi.
Variabel yang kedua dari dukungan sosisal yang signifikan yaitu reliable
alliance. Dukungan sosial jenis ini berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat
diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan tersebut. Variabel
ini terbukti berpengaruh mengurangi stres akademik pada mahasiswa yang sedang
70
mengerjakan skripsi. Hal ini karena keyakinan bahwa akan ada yang membantu
dalam pengerjaan skripsi yang mereka hadapi.
Variabel dukungan sosial yang tidak signifikan dalam mengelola stres
akademik terdiri dari attachment, social integration, guidance, dan opportunity
for nurturance. Attachment adalah kelekatan emosional yang dalam penelitian ini
tidak signifikan berpengaruh dalam mengelola stres akademik hasil, ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rose, Carlson dan Waller (dalam Santrock,
2011) mengungkapkan dalam salah satu aspek dukungan sosial yaitu persahabatan
dapat menguntungkan dan merugikan terkait dengan kecemasan dan depresi.
Dimensi kedua dari dukungan sosial yang tidak berpengaruh signifikan
adalah social integration. Social integration yaitu dimana seseorang memperoleh
perasaan memiliki suatu kelompok. Karena jika individu tidak dapat beradaptasi
dalam pertemanan atau pergaulan maka individu akan kesulitan dalam kehidupan
dan pengembangan dirinya. Begitu pula mahasiswa, jika kesulitan beradaptasi
dalam pertemanan dan pergaulan maka akan kesulitan dalam proses
pembelajarannya. Dan hal ini mudah memicu timbulnya stres.
Selanjutnya adalah guidance yang terbukti tidak berpengaruh secara
signifikan dalam mengelola stres akademik. Dalam menyeyelsaikan skripsi,
mahasiswa mendapatkan bimbingan dan konsultasi dari dosen, namun dalam hal
ini tidak membuat mahasiswa merasa tenang menghadapinya. Karena dalam
proses bimbingan ada tuntutan yang diterima mahasiswa, anatara lain ada
kesalahan-kesalahan dalam penulisan skripsi, segera memperbaiki skripsi dan
terkadang ada keinginan dosen yang tidak sejalan dengan pendapat mahasiswa.
71
Dimensi terakhir dari dukungan sosial yang tidak berpengaruh signifikan
dalam mengelola stres akademik mahasiswa adalah opportunity for nurturance,
dalam penelitian ini tidak membuat mahasiswa mampu menyelesaikan tuntutan-
tuntutan akademik dalam proses pengerjaan skripsi. Akan lebih mungkin
mahasiswa dalam hal ini berharap memiliki orang lain untuk tempat bergantung
dan meluapkan keluh kesah dalam proses yang sedang dihadapinya.
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan yang pertama hasil dari penelitian ini ditemukan pengaruh
16,6 % terkait IV terhadap DV sehingga terdapat 83,4% pengaruh berasal dari
variabel lain yang tidak diikut sertakan yang memiliki kemungkinan sangat
berpengaruh terhadap DV di luar dari variabel strategi coping dan dukungan
sosial. Kedua sampel pada penelitian tertuju pada mahasiswa di perguruan tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, namun pembagian responden dalam penelitian
ini tidak merata setiap fakultasnya sehingga tidak dapat digeneralisasikan untuk
setiap fakultas dan juga tidak mewakili sebagian besar perguruan tinggi lainnya.
Hasil mungkin berbeda jika sampel dilakukan dengan pemerataan di sebagian
besar perguruan tinggi lain. Ketiga dalam proses pengumpulan data peneliti
membagi menjadi dua cara yaitu pertama secara online yang mana peneliti tidak
dapat melihat keadaan langsung responden dan selanjutnya menghampiri satu
persatu responden yang mana dalam proses mengambil data adanya kemungkinan
responden memperlihatkan keadaan baik dalam memberikan respon.
72
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Peneliti memberikan beberapa saran
yang terbagi menjadi saran teoritis dan saran praktis.
5.3.1 Saran Teoritis
Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pengaruh dari seluruh variabel
independen sebesar 16,6%, dan 83,4% dipengaruhi vaiabel lain diluar
penelitian. Penelitian selanjutnya dapat menambah dan melihat faktor-
faktor lainnya untuk dijadikan variabel independen yang mempengaruhi
stres akademik seperti motivasi, character strenghts, performa akademik,
dan variabel demografi lainnya.
2. Peneliti menyarankan untuk mencoba melakukan penelitian terkait stres
akademik dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan juga dengan
populasi yang berbeda seperti siswa untuk melihat apakah proses
pendidikan menyebabkan siswa mengalami stres.
3. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh
signifikan dalam mengelola stres akademik, yaitu maladaptive coping,
reassurance of worth dan reliable alliance sehingga peneliti menyarankan
agar variabel tersebut dapat dijadikan referensi dalam penelitian
selanjutnya.
73
5.3.2 Saran Praktis
Adapun saran praktis dalam peneltian ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian pada dimensi maladaptive coping berpengaruh secara
signifikan terhadap stres akademik namun memiliki hubungan yang
positif. Peneliti menyarankan untuk mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi untuk fokus dengan apa yang menjadi permasalahan utama yang
membuat stres yaitu menyelesaikan skripsi, tidak menyerah dalam proses
menyelesaikan skripsi dan mencoba untuk menikmati proses ketika mulai
mengalami stres.
2. Hasil penelitian pada dimensi reassurance of worth berpengaruh secara
signifikan mengelola stres akademik dan memiliki hubungan yang negatif.
Oleh karena itu peneliti menyarankan sesama mahasiswa yang sedang
mengerjakan skripsi untuk saling mendukung dengan memberikan
penilaian yang positif dan juga saling membantu jika rekannya mengalami
kesulitan dalam proses pengerjaan skripsinya. Dengan hal itu mahasiswa
merasa percaya diri untuk dapat menyelesaikan skripsi.
3. Selanjutnya dimensi reliable alliance pada dukungan social juga
signifikan berpengaruh dalam mengelola stres akademik dan memiliki
hubungan negatif. Oleh karena itu peneliti menyarankan ketika
membutuhkan bantuan atau pertolongan jangan ragu untuk bertanya dan
meminta bantuan kepada orang yang dapat dipercaya atau diandalkan.
Dengan hal itu mahasiswa merasa tidak sendirian dalam menghadapi hal
yang membuatnya mengalami stres akademik.
74
4. Terkait dengan stres akademik pengerjaan skripsi sangat disarankan
mahasiswa lebih memiliki kesadaran atas kemampuan dirinya dalam
menghadapi berbagai masalah yang berdatangan dalam penyusunan
skripsi. Masalah-masalah yang hadir dalam penyusunan skripsi menjadi
salah satu sumber stres yang dihadapi mahasiswa, namun hal ini dapat
dijadikan sebuah tantangan yang harus diselesaikan bukan untuk dihindari.
Mahasiswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda antara satu
sama lain dalam menghadapi stres yang mereka temui. Oleh karena itu
disarankan ketika dirasa butuh pendengar dan pembuka pikiran jangan
ragu untuk bercerita atau berbagi permasalahan kepada orang-orang
terdekat yang dipercaya bisa menjadi pendengar yang bijak.
75
DAFTAR PUSTAKA
Agolla Joseph E. & Ongori H. (2009). An assessment of academic stress among
undergraduate student: The case of University of Bostwana. Educational
research and review, 4 (2), 063-070.
Bataineh, M. Z. (2013). Academic stress among undergraduate students: the case
of education faculty at king saud university. International Interdisciplinary
Journal of Education, 2 (1), 82-88.
Brien O., N. (2014). Academic Stress, coping mechanisms, and outcome measures
amongst college students of today. Dublin Business School, 2 (2), 23-45.
Carver S., C. (1997). You want to measure coping but your protocol‟s too long:
consider the Brief COPE. International journal of behavioural medicine,
4(1), 92-100
Carver S., & Scheier F. (1989). Assessing coping strategies: a theoretically based
approach. Journal of personality, 56, (2). 230-248.
Carveth, J. A., Gesse, T. & Moss, N. (1997). Survival strategies for nurse
midwifery students. Journal of nurse midwifery, 26, 415-428.
Civitci, A. (2015). Perceived stress and life satisfaction in college student:
belonging and extracurricular participation as moderators. Procedia-
Social and Behavioral Sciences, 20 (5), 271-281.
doi.10.1016/j.sbspro.2015.09.077.
Curtis Hill (2014). School Stress, Academic Performance, and Coping in College
Freshmen.. The Undergraduate research journal at the University of
Northern Colorado, 4, (2), 37-58.
Cutrona, E.C., & Daniel W.R. (1987). The Provision of Social Relationship and
Adaption to Stress. Researchgate, 1, 37-67.
Cutrona, E.C., & Daniel W.R. (2017). Autonomy promotion, responsiveness, and
emotional regulation promote effective social support in times of stress.
Current Opinion in Psychology, 13 (1), 126-130.
Dressler, W. W. & Carton, J. S. (1997). The relationship between self-
actualization and parenting style. Journal of social behavior and
personality, 12, 1093-1100.
Felsten, G., & Wilcox, K. (1992). Why is life ignore in studies of “stress” and
Athletic performance. Perceptual and motor skill, 74, 800-820.
Fernández, G. L., González H. A. & Trianes T.M.V. (2015). Relationships
between academic stress, social support, optimism-pesimism and
76
selfesteem in college students. Electronic Journal of Reasearch in
Educational Psychology,13 (1), 111-130.
Gadzella, B. M. & Masten, W. G. (2005). An analysis of the categories in the
student-life stress inventory. American Journal of Psychological Research,
1 (1), 1-10.
Gadzella, B. M. (1994). Student-life stress inventory: identification of and
reactions to stressors. Departement of Psychology and Special Education,
74, 394-402.
Govaerst, S., & Gregoire, J. (2004). Stressful academic situation: study on
appraisal variable in adolescence. Revue Europeene E Psychologie
Appliquee, 5(4), 261-271.
Gupta, K. and Khan, B. (1987). Anxiety levels as factors in concept formation,
Indian Journal of Psychological Report, 31, 187-192.
Hamaideh, S. H. (2011). Stressors and reactions to stressors among university
student. Internasional Journal of Social Psychiatry, 57 (1), 69-80.
Kadapatti, M. G. & Vijayalaxmi, A.H.M. (2012). Stressors of academic stress- a
study on pre university students. Indian Journal Science, 3 (1), 171-175.
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress,appraisal and coping. New York;
Springer Publishing Company
Legiran, M. Zalili. A, & Nedya B. (2015). Faktor resiko stres dan perbedaannya
pada mahasiswa berbagai angkatan di fakultas kedokteran universitas
muhammadiyah Palembang. Jurnal kedokteran dan kesehatan, 2 (2), 197-
202.
Litman A. Jordan (2006), The COPE inventory: Dimensionality and relationships
with approach and avoidance-motives and positive and negative traits,
science direct, 4(1), 273-284.
MacGeorge, E. L., Santer, W., & Gillihan, S.J. (2005). Academic stress,
supportive communication, and health. Communication education, 5, 365-
372.
Misra, R. & Castillo, L.G. (2004). Academic stress among college student:
Comparison of American and international student: International Journal
of Stress Management, 11(2), 132-148
Misra R., Crist M. & Burant C. J. (2003). Relationships among life stress, social
support, academic stressors, and reaction to stressors of international
student in the United States. International Journal of stress management,
10, (2), 137-157.
77
Negga F., Applewhite, S., & Livingston, I. (2007). African American college
students and stress: school racial composition, self-esteem and social
support. College student journal, 41, 823-830.
Putri, S. A. S. (2013). Pengaruh perfeksionisme, prokrastinasi, dan jenis kelamin
terhadap psychological distress mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi. skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rietschlin, J. (1998). Voluntary association membership and psychological
distress. Journal of health and social behavior, 39(4), 348.
Ritter C. (1998). Social support, social networks,and health behaviors. In:
Gochman, editor. Health behavior. 149-161.
Santrock, J.W. (2011). Live-span development (11th ed). Jakarta: Erlangga
Sarafino,E.P.& Smith T. W.(2011), Health Psychology (7.Ed). New York; willey.
Smith T., & Renk K. (2007). Predictor of academic related stress in college
student: An examination of coping, social support, parenting, and anxiety.
NASPA Journal, 44 (3), 81-100
Struthers C., Perry R.P., & Menec H.V. (2000). An examination among academic
stress, coping, motivation and performance in college. Research in Higher
Education, 41(5), 361-365.
Susi Purwanti. (2012). Tingkat stres akademik pada mahasiswa regular angkatan
2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Skripsi.
(Lontar.ui.ac.id)
Thanh T., Loan K., Nguyen D., Dixon J., Sun J. & Dunne P.M. (2012). Validation
of the educational stress scale for adolescents (ESSA) in Vietnam. Asia-
Pasific Journal of public Health, 27(2), 112-121.
Umar, J. (2014). Bahan ajar statistika 3. Bahan ajar fakultas psikologi universitas
islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diterbitkan.
Venna N. & Shastri S. (2016). Stress and Academic Performance. The
International Journal of Indian Psychology, 3(4), 2348-2360.
Wang, P. & Dai, Q. (2011). A survey of social support anf coping style in middle
school female teacher in China. 2 (3), 220-225.
Weiss, R. (1974). The provision of social relationship. In Z. Rubin (Ed.), doing
unto other (pp. 17-26). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Wilks, S. & Spivey, C. (2010). Resilience in undergraduate social works student:
social support and adjustment to academic stress. Social Work Education,
29 (3), 167-180.
78
Wilks, S. E. (2008). Resiliensi amid academic stress:the moderating impact of
social support among social work student. Advances in Social Work, 9 (2),
106-125.
Woodhead, E.L., Northrop, L., & Edelstein, B. (2014). Stress, social support, and
burnout among long-term care nursing staff. Journal of applied
gerontology, 35(1), 84-105.
79
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN
80
LAMPIRAN 2 KUESIONER
Kuesioner Peneltian
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera untuk kita semua, semoga saudara/I senantiaa berada
dalam lindungan Allah yang Maha Esa. Saya Indra Rukmana, Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi. Oleh
karena itu, saya memohon kesediaan saudara/i untuk dapat menjadi responden
dalam penelitian ini.
Penelitian ini berisikan sekumpulan pernyataan yang harus dijawab sesuai
dengan apa yang Saudara rasakan atau Saudara alami. Saudari dapat mengisi
kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian yang telah diberikan. Pada
kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun data dan informasi
yang Saudari berikan, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja dan
dijamin kerahasiaannya. Mohon benar-benar jujur, jawaban Saudara
sepenuhnya rahasia dan akan dapat digunakan hanya jika Saudara menjawab
secara akurat.
Bila saudara/i ingin menanyakan informasi terkait penelitian yang saya
lakukan, silahkan hubungi ke 082213311361 atau email
[email protected]. Saya ucapkan terima kasih atas waktu dan
kesediaanya dalam menjawab kuesioner ini.
Wasalamualaikum wr. wb.
Hormat Saya,
Indra Rukmana
81
Identitas Responden
Nama/Inisial :
Fakultas :
Semester :
Jenis Kelamin :
No. HP ** :
*lingkari salah satu pilihan jawaban
**informasi digunakan untuk kepentingan reward bagi yang beruntung
Menyatakan bersedia untuk mengisi kuesioner ini.
…., …………..
2018
TTD
______________
82
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyatan-pernyatan
tersebut sesuai dengan diri Anda sebenarnya dengan cara memberi tanda checklist
(√) pada salah satu dari pilihan yang tersedia. Pastikan tidak ada nomor yang
terlewat. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
Contoh:
No Pernyataan Tidak
pernah
Jarang Sering Selalu
00 Saya sering merasa gagal
Skala I
No. Pernyataan Tidak
pernah
Jarang Sering Selalu
1. Saya mengalami frustasi karena penyusunan skripsi
yang terhambat
2. Saya mengalami hal yang menyebalkan dalam
kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi
dalam penyusunan skripsi
3. Saya mengalami kekurangan sumber pendukung
(seperti: uang, refrensi/literatur) dalam penyusunan
Skripsi
4. Saya menemui kegagalan sehingga mengganggu
saya dalam mencapai tujuan yang telah saya
rancang
5. Saya tidak diterima dalam lingkungan sosial
kampus
6. Saya bingung untuk memutuskan pilihan antara
mengerjakan skripsi atau bergaul dengan teman
7. Saya mengalami konflik jika dihadapkan dua
pilihan mengenai kebutuhan saya
8. Saya bingung untuk menentukan pilihan yang tidak
83
menyenangkan antara mengerjakan skripsi atau
bekerja
9. Saya mengalami tekanan ketika mengetahui teman
saya sudah menyelesaikan skripsinya
10. Saya mengalami tekanan karena deadline dalam
proses penyusunan skripsi
11. Saya mengalami tekanan karena banyaknya revisi
dalam proses penyusunan skripsi
12. Saya mengalami tekanan jika orang disekitar
berharap saya mempercepat kelulusan saya
13. Saya mengalami perubahan emosi yang tidak
menyenangkan dalam proses penyusunan skripsi
14. Saya mengalami banyak perubahan perilaku yang
terjadi pada satu waktu ketika menyelesaikan
skripsi
15. Saya mengalami perubahan emosi dan perilaku
yang
mengganggu hidup atau tujuan saya
16. Saya merasa senang ketika harus bersaing dan
Menang
17. Saya merasa senang diperhatikan dan dicintai oleh
semua orang
18. Saya memiliki kecenderungan untuk menunda-
nunda penyusunan skripsi
19. Saya merasa harus menemukan solusi yang pas
untuk setiap masalah yang saya temui dalam proses
penyusunan skripsi
20. Saya khawatir dan merasa cemas ketika akan
menghadapi ujian
84
PETUNJUK PENGISIAN SKALA 2 DAN SKALA 3
Padas kala di bawah ini terdapat empat pilihan jawaban, yatu:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Anda diminta untuk memberi tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan yang
tersedia. Pastikan tidak ada nomor yang terlewat. Tidak ada jawaban benar
atau salah sehingga jawablah sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya.
SKALA 2
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya melakukan kegiatan lain untuk mengalihkan
pikiran saya dari berbagai hal yang menyebabkan
stress
2. Saya telah memusatkan upaya untuk menyelesaikan
skripsi
3. Saya mengatakan pada diri sendiri "saya mampu
menyelesaikan skripsi"
4. Saya menggunakan obat-obatan untuk membuat diri
saya merasa lebih baik
5. Saya mendapat dukungan emosional dari orang lain
6. Saya sudah menyerah untuk mencoba menyelesaikan
skripsi
7. Saya telah mengambil tindakan untuk mencoba
membuat situasi menjadi lebih baik
8. Saya telah menolak untuk percaya bahwa saya
mengalami stress
9. Saya mengalihkan perhatian untuk menghilangkan
perasaan tidak menyenangkan
10. Saya mendapatkan bantuan dan saran dari orang lain
11. Saya telah menggunakan obat-obatan untuk
membantu saya melewati stres yang saya alami
85
12. Saya telah mencoba melihat masalah dalam sudut
pandang yang berbeda untuk membuatnya tampak
lebih positif
13. Saya mengomentari diri sendiri
14. Saya sudah mencoba untuk membuat strategi tentang
apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
skripsi
15. Saya mendapatkan kenyamanan dan pengertian dari
seseorang
16. Saya sudah menyerah dalam menyelesaikan skripsi
17. Saya telah mencari sesuatu yang baik untuk saya
dalam menyelesaikan skripsi
18. Saya membuat lelucon saat saya mengalami stres
19. Saya melakukan sesuatu untuk mengurangi stres,
seperti nonton film, membaca, tidur atau belanja.
20. Saya telah menerima kenyataan bahwa saya
mengalami stress
21. Saya telah melepaskan perasaan negatif saya
22. Saya sudah berusaha menemukan kenyamanan dalam
agama atau keyakinan spiritual saya
23. Saya berusaha mendapatkan saran atau bantuan dari
orang lain tentang apa yang harus dilakukan dalam
menyelesaikan skripsi
24. Saya telah belajar untuk hidup dengan orang yang
perduli terhadap saya
25. Saya sudah memikirkan tentang langkah apa yang
harus diambil dalam menyelesaikan skripsi
26. Saya menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang
terjadi
27. Saya telah berdoa
28. Saya membuat lelucon tentang situasi yang dihadapi
86
SKALA 3
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Ketika saya membutuhkan bantuan, ada orang yang
selalu
dapat diandalkan untuk menolong saya
2. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki hubungan
personal
yang dekat dengan orang lain
3. Tidak ada satu orang pun yang dapat membimbing
saya
pada saat saya merasa stress
4. Orang-orang bergantung pada saya untuk meminta
bantuan
5. Orang-orang menikmati kegiatan sosial yang sama
seperti
yang saya lakukan
6. Orang lain tidak menghargai kemampuan yang saya
miliki
7. Saya merasa secara pribadi bertanggung jawab atas
kesejahteraan orang lain
8. Saya merasa menjadi bagian dari sekelompok orang
yang
berbagi kesenangan dan percaya dengan saya
9. Saya berpikir orang lain tidak menghormati
keterampilan
dan kemampuan saya
10. Jika ada yang tidak beres, tidak ada yang akan datang
membantu saya
11. Saya memiliki hubungan dekat sehingga dapat
memberikan
rasa aman dan kesejahteraan
12. Ada seseorang yang bisa saya ajak berbicara tentang
keputusan penting dalam hidup saya
87
13. Lingkungan sekitar saya mengakui kompetensi dan
kemampuan saya
14. Tidak ada satu orang pun yang dapat berbagi
kesenangan
dan perhatian dengan saya
15. Tidak ada orang yang benar-benar bergantung pada
saya
untuk kesejahteraan mereka
16. Saya menanyakan pendapat kepada orang yang
terpercaya
ketika saya sedang mengalami masalah
17. Saya memiliki ikatan emosional yang kuat setidaknya
dengan satu orang
18. Tidak ada satu orang pun yang dapat diandalkan
untuk
memberikan saran ketika saya butuh
19. Tidak ada satu orang pun yang dapat diajak berbicara
secara nyaman mengenai masalah saya
20. Ada orang yang mengagumi bakat dan kemampuan
saya
21. Saya tidak memiliki perasaan yang dekat dengan
orang lain
22. Tidak ada orang yang suka melakukan hal-hal yang
sama
seperti yang saya lakukan
23. Ada orang yang dapat saya andalkan dalam keadaan
Darurat
24. Tidak ada satu orang pun yang mengandalkan saya
untuk
kesejahteraan mereka
88
LAMPIRAN 3
HASIL UJI VALIDITAS CFA (SYNTAX DAN PATH DIAGRAM)
1. STRES AKADEMIK
UJI VALIDITAS KONSTRUK STRES AKADEMIK
DA NI=20 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9
ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17
ITEM18 ITEM19 ITEM20
PM SY FI=STRESAKADEMIK.COR
MO NX=20 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
SA
FR TD 14 13 TD 17 16 TD 7 5 TD 11 7 TD 14 11 TD 15 14 TD 15 13 TD 8 7 TD 18 6
TD 15 10 TD 19 7 TD 4 1 TD 12 10 TD 19 17 TD 7 6 TD 6 5 TD 18 15 TD 18 3 TD 15
3 TD 8 4 TD 20 16 TD 12 2 TD 17 4 TD 8 2 TD 19 10 TD 12 7 TD 15 6 TD 13 11 TD
11 9 TD 9 5 TD 20 4 TD 20 12 TD 13 5 TD 14 5 TD 19 14 TD 16 12 TD 12 1 TD 8 6 TD
18 8 TD 12 4 TD 8 1 TD 16 8 TD 19 8
PD
OU TV SS MI
89
2. DIMENSI PROBLEM FOCUSED COPING
UJI VALIDITAS KONSTRUK PROBLEM FOCUSED
COPING
DA NI=6 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
PM SY FI=PROBLEMFOCUSED.COR
MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
PC
FR TD 5 3 TD 6 1 TD 3 2
PD
OU TV SS MI
90
3. DIMENSI EMOTION FOCUSED COPING
UJI VALIDITAS KONSTRUK EMOTION FOCUSED COPING
DA NI=10 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8
ITEM9 ITEM10
PM SY FI=EMOTIONFOCUSED.COR
MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
EC
FR TD 9 7 TD 9 6 TD 3 1 TD 2 1 TD 4 1 TD 5 2 TD 6 3
PD
OU TV SS MI
91
4. DIMENSI MALADAPTIVE COPING
UJI VALIDITAS KONSTRUK COPING LESS USEFULL
DA NI=12 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 TEM10
ITEM11 ITEM12
PM SY FI=COPINGUSEFULL.COR
MO NX=12 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
CU
FR TD 5 2 TD 7 3 TD 12 8 TD 11 6 TD 11 10 TD 5 3 TD 12 7 TD 12 1 TD 4 1
TD 2 1 TD 10 2 TD 4 2 TD 4 3 TD 11 5 TD 12 10 TD 12 9 TD 9 8 TD 10 8 TD
10 6 TD 7 4 TD 7 5 TD 7 2 TD 3 2 TD 10 9 TD 9 6 TD 6 1 TD 5 4 TD 12 6 TD
12 4
PD
OU TV SS MI
92
5. DIMENSI ATTACHMENT
UJI VALIDITAS KONSTRUK ATTACHMENT
DA NI=4 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=ATTACHMENT.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
AT
FR TD 4 1
PD
OU TV SS MI
93
6. DIMENSI SOCIAL INTEGRATION
UJI VALIDITAS SOSIAL INTEGRATION
DA NI=4 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=SOSIAL.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
SI
FR TD 4 3
PD
OU TV SS MI
94
7. DIMENSI REASSURANCE OF WORTH
UJI VALIDITAS KONSTRUK REASSURANCE OF WORTH
DA NI=4 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=REASSURANCE.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
RW
FR TD 4 3 TD 3 2
PD
OU TV SS MI
95
8. DIMENSI RELIABLE ALLIANCE
UJI VALIDITAS KONSTRUK RELIABLE ALLIANCE
DA NI=4 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=RELIABLE.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
RW
FR TD 3 2
PD
OU TV SS MI
96
9. DIMENSI GUIDANCE
UJI VALIDITAS KONSTRUK GUIDANCE
DA NI=4 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=GUIDANCE.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
GU
PD
OU TV SS MI
97
10. DIMENSI OPPORTUNITY FOR NURTURANCE
UJI VALIDITAS OPPORTUNITY OF NURTURANCE
DA NI=4 NO=221 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=NURTURANCE.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
ON
FR TD 4 3
PD
OU TV SS MI
98
LAMPIRAN 4 OUTPUT REGRESI
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .408a .166 .131 8.81466
a. Predictors: (Constant), NURTURANCE_DUKSOS,
RELIABLE_DUKSOS, USEFULL_COPING, EMOTION_COPING,
REASURANCE_DUKSOS, ATTACHMENT_DUKSOS,
PROBLEM_COPING, INTEGRATION_DUKSOS,
GUIDANCE_DUKSOS
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3273.818 9 363.758 4.682 .000b
Residual 16394.328 211 77.698
Total 19668.146 220
a. Dependent Variable: STRES_AKADEMIK
b. Predictors: (Constant), NURTURANCE_DUKSOS, RELIABLE_DUKSOS, USEFULL_COPING,
EMOTION_COPING, REASURANCE_DUKSOS, ATTACHMENT_DUKSOS,
PROBLEM_COPING, INTEGRATION_DUKSOS, GUIDANCE_DUKSOS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
STRES_AKADEMIK 221 25.00 71.96 50.0000 9.45519
PROBLEM_COPING 221 8.04 66.89 50.0000 8.87139
EMOTION_COPING 221 18.97 67.15 50.0000 8.71508
USEFULL_COPING 221 6.83 64.49 50.0000 8.58452
ATTACHMENT_DUKSOS 221 26.70 64.10 50.0000 8.10887
INTEGRATION_DUKSOS 221 26.05 67.12 50.0000 7.70227
REASURANCE_DUKSOS 221 16.93 69.05 50.0000 8.76219
RELIABLE_DUKSOS 221 16.93 65.07 50.0000 8.55937
GUIDANCE_DUKSOS 221 22.33 63.71 50.0000 8.62230
NURTURANCE_DUKSOS 221 28.92 70.97 50.0000 9.10587
Valid N (listwise) 221
99
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 58.889 5.414 10.878 .000
PROBLEM_COPING -.058 .100 -.054 -.581 .562
EMOTION_COPING -.008 .103 -.007 -.076 .940
USEFULL_COPING .295 .088 .267 3.338 .001
ATTACHMENT_DUKSOS -.117 .117 -.100 -1.001 .318
INTEGRATION_DUKSOS -.045 .129 -.036 -.346 .730
REASURANCE_DUKSOS -.231 .094 -.214 -2.445 .015
RELIABLE_DUKSOS -.232 .115 -.210 -2.006 .046
GUIDANCE_DUKSOS .155 .139 .141 1.113 .267
NURTURANCE_DUKSOS .062 .068 .060 .919 .359
a. Dependent Variable: STRES_AKADEMIK
Model Summary
Model R R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Chang
e
1 .101a .010 .006 9.42837 .010 2.254 1 219 .135
2 .102b .010 .001 9.44920 .000 .035 1 218 .851
3 .259c .067 .054 9.19485 .057 13.228 1 217 .000
4 .316d .100 .083 9.05188 .033 7.909 1 216 .005
5 .336e .113 .092 9.00749 .013 3.134 1 215 .078
6 .380f .144 .120 8.86805 .031 7.814 1 214 .006
7 .398g .159 .131 8.81491 .014 3.588 1 213 .060
8 .404h .163 .132 8.81142 .005 1.169 1 212 .281
9 .408i .166 .131 8.81466 .003 .844 1 211 .359
a. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING
b. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING
c. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING
d. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING,
ATTACHMENT_DUKSOS
100
e. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING,
ATTACHMENT_DUKSOS, INTEGRATION_DUKSOS
f. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING,
ATTACHMENT_DUKSOS, INTEGRATION_DUKSOS, REASURANCE_DUKSOS
g. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING,
ATTACHMENT_DUKSOS, INTEGRATION_DUKSOS, REASURANCE_DUKSOS,
RELIABLE_DUKSOS
h. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING,
ATTACHMENT_DUKSOS, INTEGRATION_DUKSOS, REASURANCE_DUKSOS,
RELIABLE_DUKSOS, GUIDANCE_DUKSOS
i. Predictors: (Constant), PROBLEM_COPING, EMOTION_COPING, USEFULL_COPING,
ATTACHMENT_DUKSOS, INTEGRATION_DUKSOS, REASURANCE_DUKSOS,
RELIABLE_DUKSOS, GUIDANCE_DUKSOS, NURTURANCE_DUKSOS