83
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id i PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERUSAHAAN BUMN NON KEUANGAN DI INDONESIA (Studi Empiris Perusahaan BUMN Non Keuangan Periode 2015-2017) Skripsi Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : GABRIELA VITA SARASWATI F1317036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PERUSAHAAN BUMN NON KEUANGAN DI INDONESIA

(Studi Empiris Perusahaan BUMN Non Keuangan Periode 2015-2017)

Skripsi

Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan guna

Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

GABRIELA VITA SARASWATI

F1317036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PERUSAHAAN BUMN NON KEUANGAN DI INDONESIA

Disusun Oleh:

GABRIELA VITA SARASWATI

F1317036

Telah disetujui oleh Pembimbing

Pada tanggal:……………….…..

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak.

NIP. 196804011993032001

Mengetahui:

Kepala Program Studi Akuntansi

Agung Nur Probohudono, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA

NIP. 198302042008011003

Page 3: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PERUSAHAAN BUMN NON KEUANGAN DI INDONESIA

Diajukan Oleh:

GABRIELA VITA SARASWATI

F1317036

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal:…………………

Susunan Tim Penguji Skripsi

1. Ketua Penguji

Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si, Ak.

NIP. 196112311988031006 (…………………….)

2. Sekertaris Penguji

Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si, Ak.

NIP. 195509161988031001 (…………………….)

3. Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Rahmawati M.Si, Ak.

NIP. 196804011993032001 (…………………….)

Mengetahui:

Kepala Program Studi Akuntansi

Agung Nur Probohudono, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA

NIP. 198302042008011003

Page 4: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Nama : Gabriela Vita Saraswati

Nim. : F1317036

Program Studi : Akuntansi

Judul Skripsi :Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Perusahaan BUMN Non

Keuangan Di Indonesia Periode 2015-2017

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Struktur

Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Perusahaan BUMN Non Keuangan Di Indonesia Periode 2015-2017” adalah

betul-betul karya saya sendiri dan buka merupakan hasil jiplakan/ salinan/

sanduran dari karya orang lain.

Apabila di kemudian hari pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh

atas skripsi tersebut.

Surakarta, 25 Juli 2019

Yang Menyatakan,

Gabriela Vita Saraswati

NIM. F1317036

Page 5: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

MOTTO

Berproses itu tidaklah mudah. Kamu harus jatuh berkali-kali terlebih dahulu,

sebelum akhirnya dapat berjalan lalu berlari. Nikmatilah. Bukankah berlian pun

harus terus diasah dan dipoles, agar dapat bernilai tinggi?

Page 6: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya yang telah memudahkan dan melancarkan saya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Saya persembahkan karya ini untuk :

Papa dan Mama saya tercinta yang telah menjadi penguat dan panutan

dalam hidup saya. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan, rejeki,

dan kebahagian untuk Papa dan Mama.

Suami, anak, dan kedua adik saya tercinta yang telah menjadi

penyemangat dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Keluarga besar dan para sahabat yang selalu memberikan doa dan

dukungan.

Ibu Prof. Dr. Rahmawati M.Si, Ak. yang telah bersedia membimbing saya

dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 7: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Corporate Governance

Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perusahaan BUMN Non

Keuangan Di Indonesia Periode 2015-2017”. Penyusunan Skripsi ini merupakan

salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana.

Ucapan terima kasih diberikan kepada berbagai pihak yang telah

membantu dan membimbing dalam penyusunan Skripsi ini yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M. S. selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret.

2. Bapak Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com (Hons), Ph.D, Ak. selaku

Dekan FEB Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Agung Nur Probohudono, S.E., M. Si., Ph. D., Ak., CA selaku Ketua

Program Studi S1 Akuntansi.

4. Bapak Prof. Drs. Hasan Fauzi, MBA, Ph.D, Ak. selaku pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan

di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas

Maret.

5. Ibu Prof. Dr. Rahmawati M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Sebelas Maret atas

segala ilmu dan pengalaman berharga yang telah diberikan selama ini kepada

penulis.

7. Para staf Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Sebelas Maret yang

telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

8. Papa, Mama, Suami, anak, dan kedua adik saya yang selalu mendoakan,

mendukung, memberikan semangat, dan memotivasi saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

viii

9. Teman-teman S1 Akutansi Transfer 2017 Kelas A, terima kasih atas

keceriaan, solidaritas, dan pengalaman luar biasa yang membuat hari-hari

semasa kuliah lebih berarti.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bagimana pun juga skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan.

Surakarta, 23 Januari 2020

Gabriela Vita Saraswati

Page 9: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i

Halaman Judul .................................................................................................. ii

Halaman Pengesahaan Pembimbing ................................................................ iii

Halaman Pengesahan Penguji Skripsi .............................................................. iv

Halaman Pernyataan......................................................................................... v

Halaman Motto................................................................................................. vi

Halaman Persembahan ..................................................................................... vii

Kata Pengantar ................................................................................................. viii

Daftar Isi........................................................................................................... x

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

Daftar Gambar .................................................................................................. xiv

Daftar Lampiran ............................................................................................... xv

Abstrak ............................................................................................................. xvi

Abstract ............................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................................ 11

1. Teori Agensi (Agency Theory) ............................................................. 11

2. Laporan tahunan dan pengungkapan................................................... 13

3. Corporate Social Responsibility .......................................................... 14

4. Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) .................................... 15

5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility .................................. 17

6. Corporate Governance ........................................................................ 18

7. Dewan Komisaris ................................................................................. 22

B. Kerangka Konseptual ................................................................................. 25

Page 10: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................................... 31

B. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel ..................................... 31

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel............................... 32

D. Teknik Analisis Data ................................................................................... 35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi Pemilihan Sampel ........................................................................ 43

B. Statistik Deskriptif ....................................................................................... 44

C. Uji Estimasi Model ...................................................................................... 46

D. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 48

E. Uji Hipotesis ................................................................................................ 48

F. Pembahasan ................................................................................................. 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 56

B. Implikasi ...................................................................................................... 57

C. Keterbatasan ................................................................................................ 58

D. Saran ............................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 64

Page 11: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Analisis Data ................................................................................ 36

Tabel 4.1 Kriteria Sampel ............................................................................ 44

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................ 45

Tabel 4.3 Uji Chow ...................................................................................... 47

Tabel 4.4 Uji Hausman .................................................................................. 47

Tabel 4.5 Random Effect Model ................................................................... 49

Page 12: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur dan Mekanisme corporate governance two tiers system

yang diadopsi oleh Indonesia ................................................... 21

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ............................................................... 26

Page 13: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Perusahaan

Lampiran 2: Statistik Deskriptif

Lampiran 3: Uji Chow

Lampiran 4: Uji Hausman

Lampiran 5: Random Effect Model

Page 14: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiv

Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Perusahaan Bumn Non Keuangan Di

Indonesia (Studi Empiris Perusahaan Bumn Non Keuangan Periode 2015-

2017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tata kelola perusahaan

atau yang sering disebut corporate governance terhadap praktik pengungkapan

tanggungjawab sosial berupa corporate social responsibility. Semakin

bekembangnya zaman perusahaan dan sistem pengelolaan juga semakin

berkembang. Di Indonesia banyak sekali perusahaan yang memanfaatkan sumber

daya alam dan manusia sebagai kegiatan usaha dan perusahaan tersebut telah

go-publik. Perusahaan yang melakukan kegiatan yang berpotensi memiliki

hubungan dengan masyarakat harus memiliki tanggung jawab sosial. Tanggung

jawab sosial tersebut sering disebut Corporate Social Responsibility. Penelitian

ini bertujuan untuk melihat pengaruh tata kelola perusahaan atau yang sering

disebut corporate governance terhadap praktik pengungkapan CSR yang

merupakan bagian dari pengungkapan pengungkapan sustainability report

Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Regresi linear berganda

menggunakan data panel. Corporate governance dalam penelitian ini

diimplementasikan oleh Ukuran anggota Dewan komisaris, Proporsi anggota

dewan komisaris independen, Proporsi anggota dewan komisaris wanita dan

ukuran komite audit. Uji regresi data panel menggunakan bantuan software

Eviews versi 9.0. Dari pengujian model estimasi didapatkan random effect model

sebagai estimasi terpilih. Hasil dari penelitian ini adalah ukuran anggota dewan

komisaris , proporsi anggota dewan komisaris independen, proporsi anggota

dewan komisaris independen dan ukuran komite audit memiliki pengaruh positif

terhadap praktik pengungkapan corporate social responsibility

Kata Kunci: corporate social responsibility, corporate governance,

pengungkapan

Page 15: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xv

The Influence Of Corporate Governance Structure On Disclosure Of

Corporate Social Responsibility Of Non Financial Soe Companies In

Indonesia (Empirical Study Of Non-Financial Bumn Companies Period

2015-2017)

ABSTRACT

This study aims to look at the effect of corporate governance or often called

corporate governance on the practice of disclosure of social responsibility in the

form of corporate social responsibility. The development era of the company and

the management system are also increasingly developing. In Indonesia, many

companies use natural and human resources as business activities and the

company has gone public. Companies that carry out activities that have the

potential to have a relationship with the community must have a social

responsibility. This social responsibility is often called Corporate Social

Responsibility. This study aims to look at the effect of corporate governance or

often called corporate governance on CSR disclosure practices that are part of

disclosure of sustainability report disclosures The research method used is

multiple linear regression analysis using panel data. Corporate governance in

this study was implemented by the size of the members of the board of

commissioners, the proportion of independent board members, the proportion of

women board members and the size of the audit committee. Panel data regression

test using the help of Eviews software version 9.0. From the estimation model

testing, the random effect model is selected as the estimated estimation. The

results of this study are the size of the members of the board of commissioners, the

proportion of members of the board of independent commissioners, the proportion

of members of the board of commissioners who are independent and the size of

the audit committee have a positive influence on the practice of corporate social

responsibility disclosure

Keyword: corporate social responsibility, corporate governance, disclosure

Page 16: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di

Indonesia, baik dari perusahaan sejenis maupun perusahaan yang tidak sejenis.

Persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berlomba-

lomba untuk menghasilkan laba semaksimal mungkin sehingga seringkali

perusahaan mengabaikan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang timbul

akibat dari aktivitas atau tindakan ekonomi perusahaan, padahal kegiatan produksi

yang dilakukan perusahaan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan seperti

penggundulan hutan, polusi udara dan air serta perubahan iklim (Astuti, 2015).

Laporan keberlanjutan atau yang sering disebut dengan sustainability report

ini dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu isu perkembangan

utama perusahaan. Salah satu bentuk sustainability report adalah adanya kegiatan

terkait aktivitas corporate social responsibility yang bertujuan sebagai tanggung

jawab sosial terhadap masyarakat. Konsep tersebut timbul dikarenakan adanya

tuntutan dan harapan dari masyarakat sekitar mengenai peran perusahaan dalam

masyarakat. Perdebatan tersebut berlanjut pada seputar dampak negatif

Page 17: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2

lingkungan dan sosial akibat penggunaan sumber daya yang tidak proporsional

dan tidak bijaksana oleh suatu organisasi bisnis (Dilling, 2010; Kolk, 2003).

Perusahaan sering kali mengesampingkan dampak sosial dan lingkungan yang

timbul dari aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan.

Perusahaan biasanya hanya berfokus pada maksimalisasi keuntungan saja.

Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya kasus yang terjadi di

Indonesia, seperti tragedi banjir lumpur panas di Sidoarjo yang disebabkan oleh

PT. Lapindo Brantas Inc. Contoh lainnya adalah pencemaran teluk Buyat di

Minahasa Selatan yang disebabkan oleh PT. Newmont Minahasa Raya (Sari dan

Marsono 2013). Adanya kasus-kasus tersebut membuat para pemangku

kepentingan atau yang biasa disebut dengan stakeholder, khususnya investor

mulai melirik perusahaan-perusahaan yang telah melaporkan informasi

tambahannya berupa sustainability report di dalam laporan tahunannya (Wibowo,

2014). Mereka beranggapan bahwa perusahaan yang telah mencantumkan

sustainability report dalam laporan tahunannya akan memiliki nilai tambah

dibandingkan perusahaan yang belum mencantumkan laporan tersebut.

Terdapat banyak kasus yang timbul akibat mengabaikan dampak sosial,

ekonomi dan lingkungan. Kasus pada perusahaan perkebunan di Kota

Subulussalam yaitu jebolnya limbah pabrik CPO yang mencemari sungai

mengakibatkan ikan-ikan mati sehingga para nelayan kehilangan mata

pencahariannya, hal ini berdampak buruk bagi warga sekitar apalagi kasus ini

sudah beberapa kali terjadi. Seharusnya sebagai perusahaan yang mengeksploitasi

potensi sumber daya alam hendaknya menerapkan program CSR yang merupakan

Page 18: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3

satu keharusan dan tanggung jawab sosial dan moral perusahaan terhadap warga

sekitar, tidak hanya sekadar meningkatkan produktifitas saja (Saputra, 2016).

Contoh lain yaitu Kerusakan lingkungan hidup akibat limbah batubara di

sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Air Bengkulu hingga pesisir pantai di

Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah yang terjadi sejak 1980-an hingga saat ini.

Kendati demikian, pemerintah daerah tidak pernah berupaya menemukan

perusahaan tambang untuk dimintai pertanggungjawaban (Hendry,2017).

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kegiatan utama dari indutri pertambangan

adalah pengeksplorasian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Dampak dari kegiatan ini jelas sekali akan menimbulkan kerusakan lingkungan

yang tidak sedikit. Diperlukan waktu ratusan tahun untuk mengembalikan kondisi

tersebut. Berarti dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan akan menimbulkan

dampak-dampak sosial bagi sekitarnya tertutama dampak lingkungan hidup. Hal

yang paling sering muncul dalam permasalahan ini. yaitu Isu mengenai kerusakan

lingkungan (Tjahjono, 2012).

Guna meminimalisir berbagai permasalan yang mungkin timbul

sebagaimana disebutkan diatas, sudah semestinya sejak awal setiap perusahaan

sudah harus menunjukkan corporate social responsibility-nya. Hal ini sangat

penting untuk meyakinkan masyarakat bahwa kehadiran perusahaan tersebut akan

memberi kompensasi pada mereka dalam bentuk program-program yang akan

meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi penduduk. Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

Page 19: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4

lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,

maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini sejalan dengan Pasal 2 Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas yang bunyinya: Setiap Perseroan selaku subjek

hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial

dan lingkungan ini menjadi kewajiban bagi perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan

undang-undang. Kewajiban tersebut dilaksanakan baik di dalam maupun di luar

lingkungan perseroan.

Corporate Social Responsibility merupakan sebuah pendekatan bisnis yang

memiliki pandangan untuk menghormati etika, orang-orang, masyarakat dan

lingkungan, sebagai strategi integral yang meningkatkan posisi kompetitif dari

sebuah perusahaan (Mittal, Sinha, & Singh, 2008). Perusahaan-perusahaan

termotivasi untuk terlibat dalam tanggung jawab sosial untuk beberapa alasan

yaitu untuk mengikuti regulasi pemerintah, meningkatkan citra publik,

memberikan transparansi kepada investor, dan untuk meningkatkan kinerja

ekonomi (Turcsanyi & Sisaye, 2013). Selain alasan-alasan tersebut menurut

Mittal et al. (2008) perusahaan-perusahaan juga didorong untuk mengadopsi atau

memperluas upaya-upaya dalam melakukan CSR yang dikarenakan adanya

tekanan dari pelanggan, pemasok, karyawan, masyarakat, investor, organisasi

aktivis, dan pemangku kepentingan lainnya. prinsip keuangan berkelanjutan juga

diatur dalam standar akuntansi keuangan di Indonesia dan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No. 51 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi

Page 20: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5

Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik (Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan, 2017).

Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility

adalah mekanisme suatu perusahaan secara sukarela memperhatikan lingkungan

sosial ke dalam operasinya dan hubungan dengan stakeholders melebihi tanggung

jawab terhadap hukum. Pertanggungjawaban sosial tersebut di ungkapkan dalam

laporan perusahaan yang disebut sustainability reporting. Corporate

Sustainability Reporting dibagi menjadi 3 bagian yaitu kinerja ekonomi, kinerja

lingkungan, kinerja sosial. Pengungkapan Corporate Social Responsibility penting

karena perusahaan berada di lingkungan masyarakat dan aktivitasnya berdampak

terhadap sosial dan lingkungan. Selain itu pengungkapan CSR juga dipandang

sebagai wujud akuntabilitas perusahaan kepada masyarakat dari dampak yang di

timbulkan perusahaan (Darwin 2004).

Dengan adanya aktivitas Corporate Social Responsibility perusahaan akan

memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu meningkatkannya kepercayaan

masyarakat terhadap produk perusahaan yang membuat reputasi perusahaan juga

meningkat dimata masyarakat. Sehingga masyarakat akan berkeinginan untuk

membeli produk perusahaan. Semakin banyak produk perusahaan yang terjual di

pasaran maka laba (profit) yang dapat dihasilkan perusahaan akan semakin

meningkat. Dengan meningkatnya profit akan dapat menarik investor, karena

profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan

investasinya (Kusumadilaga, 2010). Hal ini akan secara signifikan mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan.

Page 21: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6

Jika dilihat dari definisinya, sustainability report merupakan sebuah praktik

pengukuran, pengungkapan, serta upaya akuntabilitas dari kinerja suatu entitas

dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku

kepentingan, baik secara internal maupun eksternal dari entitas tersebut

(www.globalreporting.org). Pedoman dalam penyusunan sustainability report ini

telah diatur oleh Global Reporting Initiative (GRI) yang telah dikembangkan sejak

tahun 1990, di mana pelaporan tersebut dibuat terpisah dari laporan keuangan

ataupun laporan tahunan. GRI sendiri merupakan salah satu organisasi

internasional yang berpusat di Amsterdam, Belanda, di mana aktivitas utamanya

difokuskan kepada pencapaian transparansi dan pelaporan suatu perusahaan

melalui pengembangan standar dan pedoman pengungkapan sustainability report.

Dalam pedoman penyusunan sustainability report yang dikeluarkan oleh GRI,

telah disebutkan pula indicator dalam menilai kinerja keberlanjutan dari sebuah

perusahaan, di mana indicator tersebut terdiri dari : 9 indikator kinerja ekonomi,

34 indikator kinerja lingkungan, serta 48 indikator kinerja sosial (GRI, 2012).

Penyusunan dan pengungkapan sustainability report yang dilakukan oleh

perusahaan merupakan salah satu upaya yang dilakukan perusahaan dalam

membuktikan akuntabilitas pelaksanaan tanggung jawabnya yang telah dilakukan

secara benar dan terukur.

Di Negara Indonesia, peraturan mengenai pengungkapan laporan tahunan

telah dikemukakan oleh Pemerintah dalam aturan Undang-undang No. 40 tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas, sedangkan peraturan mengenai penyampaian

sustainability report telah diatur khusus oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang

Page 22: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7

dituangkan dalam POJK No.51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

Walaupun pengungkapan sustainability report tersebut masih bersifat voluntary,

tetapi kini pengungkapan sustainability report mulai menjadi tren di kalangan

perusahaan besar yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan pada tahun 2012

sebanyak 41 perusahaan go public yang telah menyajikan sustainability report.

Angka tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara paling tinggi di kawasan

Asia Tenggara dalam hal penyajian sustainability reporting oleh perusahaan

(Meryana, 2013). Hal tersebut didorong dengan adanya pemberian penghargaan

tahunan atas sustainability report yang diselenggarakan oleh lembaga National

Center For Sustainability Reporting (NCSR) yang bekerja sama dengan Ikatan

Akuntansi Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM). Pemberian

penghargaan tersebut dimaksudkan dengan tujuan untuk memberikan apresiasi

terhadap perusahaan di Indonesia yang telah menyajikan sustainability report,

baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan

tahunannya.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Priantana dan Yustian (2011)

yang menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris

independen dan ukuran komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian tersebut yaitu perusahaan yang digunakan dalam penelitian Priantana

dan Yustian (2011) menggunakan perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI

sedangkan penelitian ini menggunakan BUMN non keuangan. Selain itu

Page 23: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8

penelitian ini menggunakan indikator pengungkapan CSR yaitu GRI 4.1 tahun

2016 sedangakn penelitian sebelumnya menggunakan GRI tahun 2011. Periode

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 2015-2017.

1.2. Rumusan Masalah

Menurut Mualifin dan Maswar (2016) kinerja keuangan perusahaan

berpengaruh terhadap sustainability report, sehingga perusahaan yang menyajikan

sustainability report akan memiliki kinerja yang semakin tinggi sehingga

pengungkapan corporate social responsibility tidak akan terabaikan. Topik

seputar sustainability reporting menjadi tren di perusahaan, termasuk Badan

Usahan Milik Negara. Adanya banyak kasus yang terjadi seputar corporate social

responsibility mendorong peneliti untuk melihat pengaruh struktur corporate

governance dalam mengawasi praktik pengungkapan corporate social

responsibility. Dengan demikian, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini dapat disajikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1.1.1 Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

corporate social reponsibility?

1.1.2 Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social reponsibility ?

1.1.3 Apakah proporsi dewan komisaris wanita berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social reponsibility ?

Page 24: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9

1.1.4 Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan

corporate social reponsibility ?

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh struktur corporate

governance dalam praktik pengungkapan corporate social reponsibility. Tujuan

penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.

1.2.1 Memberikan bukti empiris bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh

terhadap pengungkapan corporate social reponsibility.

1.2.2 Memberikan bukti empiris bahwa proporsi dewan komisaris independen

berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social reponsibility.

1.2.3 Memberikan bukti empiris bahwa proporsi dewan komisaris wanita

berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social reponsibility.

1.2.4 Memberikan bukti empiris bahwa ukuran komite audit berpengaruh

terhadap pengungkapan corporate social reponsibility.

1.3.Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-

pihak yang menggunakannya, antara lain:

1.3.1. Akademisi

Page 25: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman serta

menjadi acuan teoritis dan referensi terkait pengungkapan Corporate

Social Responsibility.

1.3.2. Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah acuan terkait

pengungkapan Corporate Social Responsibility sehingga dapat

digunakan untuk membuat kebijakan. Selain itu dapat memberikan

gambaran bagi pemerintah, praktisi, analisator keuangan, direksi,

investor dan kreditor mengenai pengaruh dari pengungkapan

Corporate Social Responsibility pada perusahaan BUMN non

keuangan.

Page 26: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Agensi

Penelitian ini menggunakan teori agensi sebagai acuan dalam meneliti

pengaruh corporate governance terhadap praktik pengungkapan risiko

operasional. Teori agensi menurut Jensen dan Meckling (1976) adalah suatu

kontrak dibawah satu atau lebih yang melibatkan agent untuk melaksanakan

beberapa pelayanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang

pengambilan keputusan kepada agent. Teori agensi menyatakan bahwa

perusahaan memiliki suatu kontrak yang terdiri dari pemilik sumber daya

ekonomi yang memiliki peran sebagai pelaku dan manager berperan sebagai agen

yang melakukan sebuah kontrol terhadap sumber-sumber tersebut Adams (1994).

Menurut Darmadi (2014) perbedaan kepentingan antara manager sebagai

agen dan shareholders sering kali memicu masalah keagenan. Teori keagenan

dapat dijadikan dasar dalam praktik pengungkapan risiko karena perusahaan

selaku agen pasti memiliki informasi yang lebih lengkap daripada pemegang

saham selaku pihak ekternal perusahaan. Pihak eksternal dalam menentukan

keputusan sangatlah membutuhkan informasi yang lengkap dari agen. Sama

halnya seperti yang diungkapkan Jensen dan Meckling (1976), jika agent

bertindak tidak sesuai dengan kepentingan principal maka akan menimbulkan

konflik kepentingan (biaya keagenan). Konflik kepentingan muncul akibat

perbedaan tujuan diantara berbagai pihak berdasarkan posisi dan kepentingannya.

Page 27: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Teori keagenan juga membahas tentang asimetri informasi. Asimetri informasi

adalah informasi internal hanya diketahui oleh salah satu pihak saja.

Kreditor dan investor merupakan pihak yang menanamkan modalnya

diperusahaan (Shehata, 2014). Dalam menanamkan modalnya pihak investor

tentunya akan menilai perusahaan yang akan ditanami modal, dengan

mendapatkan informasi yang lengkap tentu akan menarik minat investor karena

perusahaan dianggap memiliki penilaian yang baik. Namun faktanya manajemen

sering tidak mengungkapkan informasinya secara lengkap kepada pihak

shareholder. Maka dari itu untuk mengrangi masalah keagenan tersebut

diperlukan adanya mekanisme tata kelola perusahaan yang baik (corporate

governance).

Teori agensi digunakan untuk memudahkan memahami Corporate

Governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara satu orang atau lebih

(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk melaksanakan beberapa

pelayanan bagi mereka bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang

pengambilan keputusan kepada agent (Hendriksen dan Van Breda, 2000). Dalam

perusahaan seharusnya pengelola wajib memberikan informasi perusahaan kepada

pemilik. Namun, seringkali informasi yang disampaikan pengelola terhadap

pemilik perusahaan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Adanya konflik

kepentingan dan asimetri informasi dapat merugikan perusahaan, maka perlu

diadakan tindakan berupa pengawasan untuk mengatasi masalah tesebut. Dalam

penerapan Good Corporate Governance (GCG) diharapkan dapat memberikan

kepercayaan pemilik perusahaan kepada manajemen dalam mengelola perusahaan

Page 28: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

sehingga tidak menimbulkan konflik kepentingan dan biaya keagenan Ibrahim

(2007).

2.1.2. Laporan tahunan dan pengungkapan

Menurut Suhardjanto dan Miranti (2009) laporan tahunan merupakan

media dalam memberikan informasi umum perusahaan dan informasi keuangan

lainnya dari pihak manajemen kepada pihak ekternal perusahaan. Laporan

tahunan adalah media manajemen perusahaan dalam melaporkan dan memberikan

informasi lengkap mengenai kinerja mereka atas tanggung jawab yang diberikan

oleh pemangku kepentingan atau stakeholders (Wardhani, 2009). Dari kedua

penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa laporan tahunan merupakan alat

komunikasi utama dalam memberikan informasi yang diharapkan dengan adanya

informasi tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan

informasi dari manajemen perusahaan guna mengatahui kondisi perusahaan.

Tingkat pengungkapan suatu perusahaan yang diungkapkan dalam annual report

akan berpengaruh terhadap banyaknya informasi yang dapat diperoleh.

Pengungkapan menurut Suwardjono (2005) terdapat 3 jenis pengungkapan

yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan, yaitu wajar (fair disclosure),

memadai (asequate disclosure), dan penuh (full disclosure). Pengungkapan wajar

merupakan pelayanan informasi yang setara atau sama pada semua pihak, setiap

pihak yang berkepentingan memiliki hak yang sama dalam hal pemberian

informasi. Pengungkapan memadai yaitu tingkat minimal yang harus dipenuhi

oleh perusahaan agar tidak menyesatkan dalam pengambilan keputusan.

Page 29: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Pengungkapan penuh , yaitu penyajian secara menyeluruh terkait informasi untuk

penentuan keputusan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2017)

tentang penyajian laporan keuangan mengatur pengungkapan laporan keuangan

secara umum dan pengungkapan risiko perusahaan secara detail dijelaskan di

PSAK 60 (Revisi 2014) tentang instrumen keuangan : pengungkapan dan

penyajian. Pemerintah dalam memberi perhatian terhadap pengungkapan

informasi tidak lain bertujuan untuk melindngi kepentingan stakeholder dari

ketimpangan dan asimetri informasi antara manajemen dengan stakeholder karena

kepentingan manajemen. Standar yang dibuat oleh pemeritah tersebut berguna

sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengungkapan risiko perusahaan secara

benar dan lengkap lengkap. Sebagai salah satu bentuk pengungkapan wajib,

pengungkapan risiko diharapkan mampu mengurangi asimetri informasi yang

akan mengoptimalkan efektivitas internal perusahaan dan membantu investor

dalam penilaian (Wardhani, 2009).

2.1.3. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility merupakan sebuah mekanisme suatu

organisasi secara sukarela mengintegrasikan perhatian kepada lingkungan dan

sosial dalam operasinya dan interaksinya terdahap stakeholder Darwin (2004).

Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

CSR merupkan komitmen bsinis berkelanjutan dari perusahaan yang beretika dan

berkontribusi dalam pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup

karyawan dan masyarakat sekitar.

Page 30: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Ruang lingkup CSR mencakup tiga hal, yaitu: (1) Basic Responsibility,

tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan. Contohnya

kewajiban membayar pajak, mentaati hukum, dan memenuhi standar pekerjaan,

(2) Organizational Responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi

kepentingan stakeholders, dan (3) Societal Responsibility, tanggung jawab yang

menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat sehingga

perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Dapat

disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab perusahaan

terhadap lingkungan sosialnya yang turut serta merasakan dampak atas aktivitas

operasional perusahaan. CSR diwujudkan agar terjaga keseimbangan diantara

pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya agar semua pihak tidak ada yang

dirugikan Gray, et al (1987) dalam Murwaningsari (2007).

2.1.4. Laporan berkelanjutan (Sustainability Report)

Sustainability report merupakan sebuah praktik pengukuran,

pengungkapan, serta upaya akuntabilitas dari kinerja sebuah organisasi guna

mencapai tujuan pembagunan berkelanjutan terhadap para stakeholder, baik

stakeholder internal maupun stakeholder eksternal (GRI, 2006). Dari sudut

pandang dunia bisnis, pembagunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai

organisasi yang memebuhi kebutuhan para stakeholder atau pemangku

kepentingannya pada masa sekarang, baik secara langsung maupun tidak langsung

tanpa mengurangi kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pemangku

kepentingannya pada masa depan (Dyllick and Hockerts, 2002).

Page 31: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Di dalam sustainability report tidak hanya menyajikan informasi keuangan

saja, namun juga menyajikan informasi yang bersifat non-keuangan, di mana

informasi tersebut terdiri dari informasi aktivitas sosial serta lingkungan yang

memungkinkan sebuah organisasi atau perusahaan dapat bertumbuh secara

berkelanjutan (Elkington, 1997). Arti keberlanjutan tersebut merupakan sebuah

hasil masyarakat yang memungkinkan adanya generasi mendatang yang

setidaknya akan tetap memiliki kekayaan alam yang sama dengan generasi yang

ada pada saat ini (Whitehead, 2006).

World Business Council for Sustainable Development (2000) menjabarkan

beberapa manfaat yang akan didapatkan apabila sebuah organisasi atau

perusahaan menyajikan pengungkapan sustainability report, antara lain yaitu : a)

Memberikan informasi kepada para stakeholder, sehingga dapat meningkatkan

prospek perusahaan dan membantu mewujudkan transparasi laporan keuangan; b)

Membantu membangun reputasi perusahaan, sehingga dapat memberikan

kontribusi dalam meningkatkan brand value, market share, serta customer loyality

dalam jangka panjang; c) Dapat menjadikan gambaran bagaimana perusahaan

dalam mengelola risiko-risiko yang dihadapinya; d) Dapat digunakan sebagai

simulasi leadership thinking dan performance yang didukung dengan semangat

kompetisi; e) Dapat mengembangkan dan sebagai fasilitas dalam

mengimplementasi sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak

lingkungan, ekonomi, serta sosial; f) Dapat mencerminkan secara tidak langsung

kemampuan dan kesiapan perusahaan dalam memenuhi kegiatan pemegang saham

Page 32: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

dengan visi jangka panjang, serta membantu mendemonstrasikan bagaimana

meningkatkan nilai perusahaan terkait dengan isu sosial dan lingkungan.

2.1.5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Corporate Social Reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek

sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada

kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara

keseluruhan (Gray, et al., 1987 dalam Rosmasita, 2007). Pengungkapan

(disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability

merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk menyampaikan bentuk

akuntabilitasnya kepada para stakeholder.

Dengan laporan pertanggungjawaban sosial, masyarakat akan mengetahui

aktivitas-aktivitas sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini penting

mengingat masyarakat merupakan salah satu pihak yang merasakan dampak dari

aktivitas perusahaan, terutama dampak negatif yang mungkin timbul akibat

aktivitas perusahaan. Dengan melakukan praktik dan pengungkapan CSR,

perusahaan akan mendapatkan manfaat antara lain, peningkatan penjualan,

memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan, menurunkan

biaya operasi, serta meningkatkan daya tarik perusahaan di mata investor dan

analis keuangan (csrnetwork.org, 2006 dalam Said, et al., 2009).

Di Indonesia praktik pengungkapan tanggung jawab sosial diatur oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI), yang tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9, yang menyatakan bahwa: “Perusahaan dapat

Page 33: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup

dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana

faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang

peranan penting”.

Dalam pengungkapan tanggung jawab sosial juga terdapat dalam keputusan

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. kep- 38/PM/1996 peraturan

No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan yang berisi mengenai kebebasan bagi

perusahaan untuk memberikan penjelasan umum mengenai perusahaan, selama

hal tersebut tidak menyesatkan dan bertentangan dengan informasi yang disajikan

dalam bagian lainnya. Penjelasan umum tersebut berisi uraian mengenai

keterlibatan perusahaan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, program

kemasyarakatan, amal, atau bakti sosial lainnya, serta uraian mengenai program

perusahaan dalam rangka pengembangan SDM (Murwaningsari, 2007).

2.1.6. Corporate Governance

Penjelasan mengenai corporate governance sejalan dengan Raka (2001)

yang menyatakan perangkat tata kelola (governance) dari suatu organisasi sebagai

open system terdiri atas struktur tata kelola (governance structure), mekanisme

tata kelola (governance mechanism), prinsip-prinsip tata kelola (governance

principles) dalam menjalankan sebuah perusahaan diperlukan tata kelola

perusahaan yang baik atau good corporate governance agar perusahaan tetap

survive dalam menjalankan kegiatannya sehingga dalam pelaksanaanya

Page 34: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

dibutuhkan mekanisme atau aturan main yang harus diterapkan untuk

menjalankan sebuah struktur yang sudah terbentuk.

Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI (2001) mengartikan

corporate governance sebagai :

“Seperangkat peraturan yang mngatur hubungan antara pemegang saham,

pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para

pemegang kepentngan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan”

Menurut FCGI (2001) corporate governace memiliki prinsip – prinsip

sebagai berikut :

a. Pertanggungan-jawab ( responsibility)

Prinsip ini menuntut tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan

maupun pimpinan dan manajer perusahaan dalam melakukan kegiatannya.

Perusahaan harus menaati peraturan perundang-undangan dan melaksanakan

tanggung jawab kepada pihak luar atau masyarakat dan lingkyngan sehingga akan

terpelihara kesinambungan usaha dalam waktu panjang dan mendapat pengakuan

sebagai good corporate governance (KNKG,2016).

b. Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh

dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang

Page 35: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

saham dan stakeholders lainnya. Menurut Stephanie (2009) akuntabilitas dapat

diartikan sebagai kejelasan fungsi , penerapan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan dapat efektif.

c. Keterbukaan (transparancy)

Dalam prinsip ini, informasi diungkapkan harus secara tepat waktu dan

akurat. Informasi yang diungkapkan yaitu keadaan keuangan, kinerja keuangan,

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. KNKG (2016) menjelaskan bahwa

trasnparansi merupakan keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukkakan informasi materiil dan relevan

tentang perusahaan.

d. Kewajaran (fairness)

Seluruh stakeholders harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan

perlakuan yang adil dan benar dari emiten. Mintara (2008) menjelaskan bahwa

fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak investor, khususnya pemegang

saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan.

e. Kemandirian ( independency)

Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan bertindak secara mandiri

sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak

manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku.

Untuk melancarkan pelaksanaan asas tata kelola perusahaan yang baik,

perusahaan harus dikelola secara mandiri sehingga masing-masing bagian dari

Page 36: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain

(KNKG, 2006).

Menurut FCGI (2002) corporate governance sebagai sistem dimana

sebuah perusahaan atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi. Sepemikiran dengan

itu, maka struktur corporate governance menjelaskan distribusi hak-hak dan

tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat dalam sebua bisnis , yaitu

dewan komisaris dan direksi pemegang saham dan pihak-pihak lain yang terkait

dengan stakeholders. Menurut FCGI (2001) Indonesia mengadopsi sistem

corporate governance yang diterapkan oleh Belanda yaitutwo tier’s systemmaka

dari itu hubungan antara struktur serta mekanisme corporate governance dapat

dijelaskan menggunakan gambar berikut.

Gambar 2.1 Struktur dan Mekanisme corporate governance two tiers

systemyang diadopsi oleh Indonesia

Sumber: FCGI (2001)

Corporate governance mulai muncul khususnya di Indonesia setelah

Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998.

Corporate governance terdiri dari pihak-pihak yang melakkan pengawasan

terhadap manajemen, seperti dewan komisaris, komisaris independen, dan komite

Dewan

komisaris

RUPS

Direksi

Page 37: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

audit. Menurut undang undang nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

menjelaskan secara tersirat bahwa Indonesia menganut sistem twotier’s dalam

struktur corporate governance. Dari bagan tersebut bisa dijelaskan bahwa anggota

dewan komisaris dan direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS sehingga

anggota dewan komisaris dan direksi bertanggungjawab terhadap RUPS selaku

pemegang saham perusahaan. RUPS dalam hal ini memiliki mekanisme untuk

mengangkat serta memberhentikan keanggotaan dewan komisaris dan direksi.

Dewan komisaris dalam struktur corporate governance memiliki mekanisme

pengawas terhadap kinerja direksi sedangkan direksi selaku manajer pelaksana

bertanggungjawab atas pekerjaannya kepada para pemegang saham melalui RUPS

dan dewan komisaris selaku pengawas. Ho dan wong (2001) menjelaskan tentang

corporate governance sebagai cara yang efektifuntuk menggambarkan hak dan

tanggung jawab masing-masing kelompok pemangku kepentingan dalam sebuah

perusahaan dimana transparacy merupakan indikator utama standar corporate

governance dalam sebuah ekonomi.

2.1.7. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan

nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG

sesuai dengan aturan. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta

dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota

Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris

Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan

Page 38: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Komisaris (KNKG,2006). Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat

berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:

1) Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan

keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak

independen.

2) Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan

memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan

baik termasuk memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan

kepentingan semua pemangku kepentingan.

3) Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris

mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada

pemberhentian sementara.

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 Pasal

97, dijelaskan bahwa Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam

menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Lebih lanjut

Pasal 98 UUPT menegaskan, bahwa Komisaris wajib dengan itikad baik dan

penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan.

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, pada

pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa bagi perusahaan berbentuk perseroan

Terbatas, maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 (dua) anggota Dewan

Komisaris. Oleh karena itu, jumlah anggota Dewan Komisaris dalam tiap

perusahaan berbeda-beda jumlahnya karena harus disesuaikan dengan

kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam

Page 39: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

pengambilan keputusan.

Dewan Komisaris terdiri dari komisaris independen dan komisaris non-

independen. Komisaris independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari

pihak terafiliasi, sedangkan komisaris non-independen merupakan komisaris yang

terafiliasi. Yang dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai

hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota

Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan

anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan,

untuk jangka waktu tertentu termasuk dalam kategori terafiliasi (KNKG,2006).

Keberadaan Komisaris Independen telah diatur Bursa Efek Jakarta melalui

peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000 dikutip dari (FCGI,2002). Dikemukakan bahwa

perusahaan yang listed di Bursa harus mempunyai Komisaris Independen yang

secara proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham

yang minoritas (bukan controlling shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan

jumlah minimal Komisaris Independen adalah 30% dari seluruh anggota Dewan

Komisaris. Beberapa kriteria lainnya tentang Komisaris Independen adalah

sebagai berikut:

1) Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan

pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali

(controlling shareholders) Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.

2) Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur

dan/atau komisaris lainnya Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.

3) Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada

Page 40: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang

bersangkutan.

4) Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal.

2.2. Kerangka Konseptual

Gambar dibawah menjelaskan kerangka konseptual yang digunakan dalam

penellitian ini. Terdapat 4 variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris,

proporsi anggota komisaris independen, proporsi anggota komisaris wanita, dan

ukuran komite audit serta variabel kontrol menggunakan size perusahaan. Berikut

adalah gambar kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 2.2 kerangka konseptual

Independen Dependen

H1+

H2+

H3+

H4+

1. Ukuran dewan komisaris (X1)

2. Proposi dewan komisaris

independen (X2)

3. Proporsi dewan komisaris wanita

(X3)

4. Ukuran Komite Audit (X4)

Pengungkapan Corporate

Social Responsibility

Size

Control Variabel

Page 41: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

2.3. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate

social responsibility

Dewan Komisaris merupakan salah satu elemen penting bagi tata kelola

perusahaan yang bertugas mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan sehingga

dikelola dengan semestinya oleh agen mereka (Said, et al 2009). Di

Indonesia,dewan komisaris diangkat dan diberhentikan atas persetujuan dari

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan komisaris bertugas memberikan

pengarahan dan nasehat kepada direksi dan memastikan bahwa direksi telah

melaksanakan GCG dalam menjalankan aktivitas bisnisnya (UU No. 40 Th.

2007).

Beberapa penelitian mengenai hubungan ukuran dewan komisaris dan luas

pengugkapan CSR telah banyak, seperti penelitian yang dilakukan oleh Sembiring

(2005). Hasil penelitiannya menemukan adanya hubungan positif antara ukuran

dewan dan luas pengungkapan CSR di Indonesia. Penelitian lain dilakukan oleh

Veronica dan Sumin (2009). Dalam penelitiannya menguji pengaruh ukuran

dewan komisaris dengan pengungkapan sukarela dan hasilnya menunjukkan hasil

yang sama dengan penelitian Sembiring (2005).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis

sebagai berikut ini.

H1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate social responsibility

Page 42: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

2.3.2 Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap

pengungkapan corporate social responsibility

Komisaris independen merupakan pihak yang tidak mempunyai hubungan

bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi

dan Dewan Komisaris, serta dengan perusahaan itu sendiri (KNKG, 2006).

Komisaris independen memiliki peran penting bagi perusahaan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa tingkat independensi dewan komisaris dapat

mempengaruhi efektivitas dewan.

Said dan Haron (2009) meneliti perbedaan struktur dewan komisaris antara

perusahaan “socially responsible” dengan perusahaan “nonsocially responsible”.

Hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan “socially responsible” memiliki

anggota komisaris independen lebih banyak dibandingkan pada perusahaan “non-

socially responsible”. Studi tersebut menunjukkan bahwa komisaris independen

memegang peran penting untuk memonitoring dan memastikan perusahaan

dikelola secara benar sehingga dapat meningkatkan citra baik perusahaan.

Sembiring (2005) menemukan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris

independen akan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan. Keberadaan

komisaris independen dapat mendorong Dewan Komisaris mengambil keputusan

secara objektif yang melindungi seluruh pemangku kepentingan. Sebagai pihak

yang independen, mereka akan mendorong anggota dewan komisaris lain untuk

melakukan tugas pengawasan lebih baik lagi. Hal tersebut dilakukan agar dapat

melindungi seluruh pemangku kepentingan dari tindakan agen yang menyimpang.

Jika pengawasan telah dilakukan dengan efektif, maka pengelolaan perusahaan

Page 43: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

akan dilakukan dengan baik pula, dan manajemen akan mengungkapkan semua

informasi yang ada, termasuk tanggung jawab sosial.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis

sebagai berikut ini.

H2 : Proporsi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate social responsibility

2.3.3 Pengaruh proporsi dewan komisaris wanita terhadap pengungkapan

corporate social responsibility

Menurut Adam dan fereirra (2004) keberadaan wanita di dalam anggota

memberikan pengalaman, pandangan, dan opini yang berbeda terhadap praktik

board governance. Dari perbedaan pandangan dan sudut pandang tersebut

menciptakan harmonisasi pandagan, pendapat , dan pengalaman sehingga dari

harmonisasi tersebut dapat menghasilkan banyaknya informasi yang di

ungkapkan. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki sikap kehati-hatian yang

lebih tinggi dan memiliki ketelitian yang lebih tinggi juga dari pada pria

(Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007).

Penelitian Carter (2003) menunjukan bahwa jumlah anggota komisaris

wanita mempengaruhi nilai perusahaan. Pudjiastuti dan Mardiyah (2006)

memperlihatkan bahwa wanita di dalam dewan komisaris menjadi drive

teamwork dan menekan masalah ketidakhadiran dalam rapat dewan. Volkart dan

Noldeke (2008) menunjakan hasil keberadaan komisaris wanita berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan. Proporsi anggota komisaris wanita memilik

Page 44: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dalam pengungkapan sukarela

dalam hal ini adalah corporate social responsibility (Bonna, Pan, dan

Yoshikawab, 2004). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikembangkan

hipotesis sebagai berikut.

H3 : Proporsi dewan komisaris wanita berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate social responsibility

2.3.4 Pengaruh ukuran komite audit terhadap pengungkapan corporate

social responsibility

Komite Audit merupakan komite yang bertugas membantu Dewan

Komisaris dalam melakukan mekanisme pengawasan terhadap manajemen.

Keanggotaan komite audit sesuai dengan yang telah diatur oleh Bapepam dan

Bursa Efek Indonesia, disebutkan bahwa Komite Audit yang dimiliki oleh

perusahaan minimal terdiri dari tiga orang, dimana sekurang-kurangnya 1 (satu)

orang berasal dari Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota lainnya

berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

Menurut KNKG (2006), salah satu tugas komite audit adalah untuk

memastikan bahwa struktur pengendalian internal perusahaan dilakukan dengan

baik. Adanya anggota independen dalam komite audit dapat menjadi alat yang

efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan sehingga dapat mengurangi

biaya agensi, meningkatkan pengendalian internal dan akan meningkatkan

kualitas pengungkapan informasi perusahaan (Forker, 1992 dalam Said, et al.,

2009). Anggota independen dapat menjaga independensinya dari pihak

manajemen, sehingga dapat secara objektif membantu dewan komisaris

Page 45: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

melaksanakan tugas pengawasan terhadap manajemen. Dengan tercapainya

pengawasan yang efektif, maka dapat dipastikan pengendalian internal dilakukan

dengan baik. Sehingga akan mengurangi konflik dan biaya agensi yang pada

akhirnya dapat mendorong agen untuk mengungkapkan seluruh informasi

perusahaan.

Penelitian Wright (1996) menemukan bahwa komposisi komite audit sangat

berhubungan dengan kualitas laporan keuangan. McCullen dan Raghunandan

(1996) mendukung temuan tersebut yang menyatakan bahwa keberadaan audit

mampu menghasilkan pelaporan keuangan yang lebih berkualitas. Penelitian oleh

Ho dan Wong (2001) juga menemukan adanya hubungan positif antara

independensi komite audit dan pengungkapan corporate social responsibility

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut.

H4 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate social responsibility

Page 46: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis

testing). Menurut Hartono (2005) hypothesis testing adalah penelitian yang

bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan di awal. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti mengenai

struktur corporate governance yang direpresentasikan dengan ukuran anggota

dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, proporsi dewan

komisaris wanita, dan ukuran komite audit.

3.2 Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN non

Keuangan di Indonesia tahun 2015-2017. Perusahaan BUMN memiliki kewajiban

untuk menyampaikan laporan tahunan kepada stakeholder. Jumlah populasi pada

penelitian ini tahun 2015-2017 sebesar 120 perusahaan.

Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu purposive

sampling karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus memiliki

kriteria yang sudah ditentukan. Menurut Hartono (2005) teknik purposive

sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel

berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan dari penelitian. Kriteria sampel

yang digunakan adalah laporan tahunan perbankan yang tidak mengalami

Page 47: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

delisting dan menerbitkan laporan tahunan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut

(2015-2017) yang didalamnya terdapat pengungkapan CSR.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari situs

resmi Website BUMN. Data yang digunakan adalah laporan tahunan BUMN non

Keuangan tahun 2015-2017 dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Zeghal

dan Ahmed (1999) annual report digunakan karena memiliki kredibilitas tinggi.

Laporan tahunan adalah media informasi yang digunakan oleh sejumlah

stakeholder sebagai sumber utama informasi (Deegan dan Rankin, 1999).

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah tingkat pengungkapan corporate social responsibility berdasarkan GRI

(2013).. Menurut Siregar (2016) untuk mengukur indeks pengungkapan

menggunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:

CSR = indeks pengungkapan corporate social responsibility

n = jumlah item pengungkapan yang dipenuhi

k = jumlah semua item yang mungkin dipenuhi

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan cara mengamati ada atau

tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila

Page 48: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika

item informasi yang ditentukan ada dalam laporan keuangan tahunan maka diberi

skor 1. Metode ini sering disebut Scoring data. Indikator berasal dari GRI 4 yang

berjumlah 91 item. Apabila BUMN mengungkapkan seluruh item maka nilai yang

diperoleh adalah 91 (100%).

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen pada penelitian ini menggunakan karakterisitik corporate

governance yang diimplementasikan oleh Ukuran anggota Dewan komisaris,

Proporsi anggota Dewan komisaris, Proporsi anggota Dewan komisaris wanita,

Jumlah rapat Dewan komisaris, dan Jumlah rapat komite audit.

3.3.2.1 Ukuran Anggota Dewan Komisaris

Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran

Dewan Komisaris dihitung dengan menghitung jumlah anggota Dewan

Komisaris dalam suatu perusahaan yang disebutkan dalam laporan tahunan

(Dewi, 2011).

3.3.2.2 Proporsi Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang

tidak berasal dari pihak terafiliasi. Independensi Dewan Komisaris yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah proporsi Komisaris Independen dalam

suatu Dewan Komisaris perusahaan. Independensi Dewan Komisaris diukur

dengan rasio atau (%) antara jumlah anggota Komisaris Independen

Page 49: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

dibandingkan dengan jumlah total anggota Dewan Komisaris (Cety dan

Suhardjanto, 2011).

3.3.2.3 Proporsi anggota dewan komisaris wanita

Proporsi presentase jumlah komisaris wanita dibandingkan jumlah total

anggota komisaris.Jumlah komisaris wanita dikatakan tinggi apabila jumlah

komisaris wanita 2 atau lebih dan dikatakan rendah apabila tidak terdapat

komisaris wanita dakam keanggotaan dewan komisaris.Indikator yang diadopsi

dalam penelitian ini adalah persentase komisaris wanita atas seluruh anggota

dewan komisaris perusahaan (Marinova, Plantenga dan Remery, 2010) dan

(Peterson dan Philpot, 2009) maka dari itu rumus yang digunakan sebagai berikut

3.3.2.4 Ukuran komite audit

Komite audit adalah suatu komite yang dibentuk untuk melakukan

kegiatan audit terhadap manajemen perusahaan dan menjamin bahwa kerja

manajemen sesuai dengan aturan dan kewajiban yang ada. Ukuran komite

audit adalah jumlah seluruh anggota komite audit.

3.3.3 Variabel Kontrol

3.3.3.1 Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aset yang dimiliki oleh

perusahaan diperoleh dari laporan tahunan perusahaan. Ukuran perusahaan

Page 50: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

yang diukur dari total aset akan ditransformasikan dalam bentuk logaritma

dengan tujuan untuk menyamakan dengan variabel lain, karena nilai total aset

perusahaan relatif lebih besar dibandingkan dengan variabel-variabel lain

(Dewi, 2011). Ukuran Perusahaan dirumuskan sebagai berikut:

SIZE = log (total aset)

3.4 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, untuk

menguji dan melihat bagaimana pengaruh simultan setiap variabel independen

terhadap variabel dependennya. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen mengenai

mekanisme corporate governance yang direpresentasikan dengan Ukuran

Anggota Dewan Komisaris, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran

Komite Audit, terhadap variabel dependen pengungkapan corporate social

responsibility dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.

Dalam penelitian ini persamaan regresi linear berganda yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

CSR =

Simbol Keterangan

CSR Pengungkapan corporate social responsibility

U_DEKOM Ukuran angota dewan komisaris

PROP_KOMIND Proporsi Dewan Komisaris Independen

PROP_KOMWAN Proporsi Dewan komisaris Wanita

Page 51: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

U_ADT Ukuran komite audit

SIZE Ukuran perusahaan

Konstanta

Koefisien Regresi

Error

Sumber : Olah data 2019

3.4.1 Uji Model Panel

Dalam penelitian ini model regresi yang digunakan adalah regresi linear

data panel dengan bantuan program Eviews 9 for Windows 32 bit. Data panel

merupakan gabungan dari data cross section dan time series. Menurut Gujarati

(2006) data panel ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan data yang lain

di antaranya

1. Data yang disediakan lebih informatif dengan adanya kombinasi dari

data time series dan cross section.

2. Pengaruh yang tidak bisa diamati dengan data time series dan cross

section murni, mampu dideteksi dan diukur dengan lebih baik oleh

data panel.

3. Data panel ini dapat memperhitungkan adanya heterogenitas individus

secara eksplisit, dan penggunaannya cocok sebagai study of dynamic

adjustment.

4. Data panel bisa digunakan dalam mempelajari model-model perilaku

yang kompleks, serta mampu meminimalisir kemungkinan bias yang

timbul karena agregasi data individu.

Page 52: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

Program Eviews 9 ini mempunyai tiga metode estimasi yaitu Common

Effect, Fixed Effect, dan Random Effect. Pendekatan common effect sering disebut

dengan PLS (Pooled Least Square) merupakan pendekatan yang paling sederhana

dalam model uji data panel. Pada pendekatan fixed effect menggambarkan

penggunaan metode OLS (Ordinary Least Square) , sedangkan pada random

effect menggambarkan penggunaan metode GLS (Generalized Least Square).

Untuk mengetahui penggunaan metode estimasi mana yang tepat digunakan maka

perlu melakukan uji Chow dan uji Haussman. Jika hasil penentuan metode

estimasi menunjukkan penggunaan metode fixed effect, maka diperlukan uji

asumsi klasik. Jika hasil penentuan metode estimasi menunjukkan penggunaan

random effect, maka tidak diperlukan uji asumsi klasik sesuai dengan pernyataan

Gujarati dan Porter (2009) bahwa yang memenuhi uji asumsi klasik hanya pada

penggunaan metode GLS (Generalized Least Square).

Untuk menentukan metode estimasi terbaik antara Common Effect, Fixed

Effect, dan Random Effect dapat dilakukan dengan uji statistik berikut :

3.4.1.1 Uji Chow

Uji Chow digunakan sebagai pemilihan model estimasi diantara Pooled

Least Square (Common Model) atau Fixed Effect Model. Hipotesis pada pengujian

Chow adalah :

H0

: α1 = α

2 = ... = α

N (pooled least square)

H1

: α1 ≠ α

2 ≠ ... ≠ α

N (fixed effect)

Page 53: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Kriteria uji :

Prob chi-square statistik < 0,05; maka menolak H0

Prob chi-square statistik > 0,05; maka menerima H0

Fixed Effect Model dipilih apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Sedangkan Common Model dipilih apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.

3.4.1.2 Uji Hausman

Uji Hausman digunakan sebagai pemilihan model model estimasi diantara

Fixed Effect Model atau Random Effect Model dalam mengolah data panel. Fixed-

Effect Model (FEM) dipilih apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Sedangkan Random Effect Model dipilih apabila nilai probabilitas lebih besar dari

0,05. Hipotesis dalam Uji Hausman adalah :

H0: Random-Effect

H1: Fixed-Effect

Kriteria uji :

Prob chi-square statistik < 0,05; maka menolak H0

Prob chi-square statistik > 0,05; maka menerima H0

Fixed-Effect Model (FEM) dipilih apabila nilai probabilitas lebih kecil dari

0,05. Sedangkan Random Effect Model dipilih apabila nilai probabilitas lebih

besar dari 0,05.

3.4.1.3 Uji Langrange Multiplier (LM)

Uji Langrange Multiplier adalah untuk mengetahui model estimasi data

panel yang tepat diantara Pooled Least Square atau Random Effect Model.

Breusch-Pagan mulai mengembangkan Uji Langrange Multiplier ini. Uji Lm

Page 54: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

dilakukan dengan cara menghitung nilai LMhitung

yang diperoleh dari nilai

residual. Rumus yang digunakan dalam menghitung LMhitung

sebagai berikut:

Keterangan:

n : jumlah cross-section

T : jumlah periode

: jumlah rata-rata kuadrat residual

: jumlah kuadrat residual

Hipotesis yang digunakan dalam uji Lagrange Multiplier (LM) adalah:

H0

: Pooled Least Square

Ha : Random Effect Model

Nilai LM hitung lebih besar daripada nilai kritis chi-square maka H0

ditolak, hal tersebut berarti menerima Ha ini berati menunjukan bahwa model yang

dipilih adalah Random Effect Model. Nilai LM hitung lebih kecil daripada nilai

kritis chi-square maka H0

diterima, hal tersebut berarti menolak Ha

yang

menunjukan bahwa model yang dipilih adalah Pooled Least Square.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Sebagai syarat uji regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk

memastikan bahwa data penelitian sudah benar (valid), konsisten , tidak bias, dan

Page 55: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

penaksiran koefisien regresinya efektif (Gujarati, 2003). Menurut gujarati (2003)

uji asumsi klasik dilakukan apabila model yang terpilih adalah common effect

model dan fixed effect model namun apabila yang terpilih adalah random effect

model maka uji asumsi klasik tidak dilakukan karena random effect model

merupakan model general least square yang diasumsikan sudah terhindar dari

bias. Dalam uji asumsi klasik untuk data panel terdiri dari :

3.4.2.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006), Uji multikolinearitas memiliki fungsi untuk

menguji apakah problem yang sering muncul dalam analisis regresi terjadi, yaitu

ketika terdapat korelasi yang tinggi anatar dua atau lebih variabel independen.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai korelasi antar variabel.

Apabila nilai korelasi kurang dari 0,8 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas.

3.4.2.2 Uji heterokedastisidas

Menurut Ghozali (2006) Uji heterokedastisidas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Dalam pengukuan heterkedastisidas dapat menggunakan

scatter plot. Dalam pengamatan grafik scatterplot menunjukan titik-titik yang

terbentuk harus menyebar secara acak, baik dibawah maupun diatas angka 0 pada

sumbu Y. Apabila posisi ini terpenuhi berarti tidak terjadi heterokedastisidas.

Apabila menggunakan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup

signifikan, karena jumlah dari pengamatan akan mempengaruhi ploting. Semakin

sedikit pengamatan akan menyebabkan semakin sulitnya menginterpretasikan

Page 56: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

hasil grafik plots. Maka dari itu , dibutuhkan uji statistic untuk menjamin

keakuratan hasil, seperti uji glejser (Ghozali, 2006). Menurut Gujarati (2003) uji

tersebut dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual pada variabel

independen

3.4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan model

analisis regresi berganda yang telah ditentukan. Untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen dengan variabel dependen maka dilakukan pengujian

sebagai berikut .

3.4.3.1 Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk menentukan besarnya kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi (Adjusted R2) berada di antara nol (0) dan satu (1). Jika nilai

adjusted R2

kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen cukup terbatas. Apabila nilai adjusted R2

mendekati satu maka variabel independen dapat memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

3.4.3.2 Uji F Simultan

Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimasukan dalam penelitian memiliki pengaruh secara

serentak terhadap variabel dependen, sehingga dapat menjelaskan bahwa

model regresi yang digunakan dalam penelitian layak atau tidak. Pengujian

Page 57: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

ini dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai

probabilitas < 0,05 (untuk tingkat signifikansi 0,05), maka variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Jika nilai probabilitas < 0,05 maka variabel independen secara serentak

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.4.3.3 Uji t parsial

Uji statistik t menunjukkan seberapa besar sebuah variabel independen

dalam mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan pada

tingkat signifikansi 5%, dengan melihat nilai signifikansi t pada masing-

masing variabel dalam output hasil analisis regresi. Apabila signifikansi t

lebih kecil dari α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah nilai probabilitas dari

masing-masing variabel independen yang disajikan dalam tabel hasil

analisis regresi. Jika sig probabilitas < 0,05, maka variabel independen

tersebut signifikan berpengaruh, jika sig probabilitas > 0,05, maka

variabel independen tersebut tidak signifikan.

Page 58: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Setelah membahas megenai metodologi penelitian di BAB sebelumnya,

pada BAB ini akan membahas mengenai statistik deskrtiptif , uji estimasi model

dan pengujian hipotesis yang akan dilanjutkan dengan analisis dan pembahasan

hipotesis.

4.1 Deskripsi Pemilihan Sampel

Menurut Sugiyono (2010), sampel merupakan sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain, sampel

merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti, di mana sifat dari

sampel tersebut dapat mewakili semua populasi yang ada. Adapun teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah menggunakan purposive sampling,

yang berarti pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan tertentu

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti dan umumnya disesuaikan

dengan tujuan atau masalah penelitian. Berikut adalah kriteria penentuan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Merupakan perusahaan milik negara atau perusahaan yang mayoritas

kepemilikan modalnya dimiliki oleh negara, dalam hal ini yang

dimaksud adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara), khusunya

yang bergerak di luar bidang keuangan.

2. Perusahaan BUMN non-keuangan yang telah menyajikan laporan

keuangan dan sustainability report selama periode 2015-2017.

Page 59: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

3. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan

keuangannya.

4. Mencakup semua data yang dibutuhkan dalam perhitungan variabel-

variabel pada penelitian ini.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat jumlah sampel yang digunakan dapat

dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.1 Kriteria Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan BUMN 74

BUMN Keuangan (8)

Laporan keuangan tidak legkap (5)

Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan

dalam rupiah

(7)

Jumlah sampel perusahaan terpilih 54

Tahun pengamatan 3

Total observasi 162

Menurut tabel diatas jumlah populasi selama 3 tahun adalah 222 perusahaan

BUMN, setelah dihitung sampel perusahaan yang terpilih adalah 162 sampel.

4.2 Statistik Deskriptif

Berikut merupakan penyajian data melalui tabel statistis deskriptif yang

meliputi nilai mean, median, maximum dan minimum tiap variabel.

Page 60: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Variabel Mean Med Max Min

Std.

Deviasi N

CSRDI 0.69 0.58 0.93 0.06 0.119792 162

U_DEKOM 4.28 4.00 8.00 3.00 0.988479 162

PROP_KOMIND 0.63 0.67 0.75 0.50 0.097714 162

PROP_KOWAN 0.31 0.25 0.75 0.00 0.099845 162

U_ADT 3.67 4.00 6.00 3.00 0.729325 162

SIZE 12.49 12.01 15.47 9.04 0.747603 162

Sumber : Olahdata 2019

Hasil statistik deskriptif menunjukan jumlah niali rata-rata sampel tiap

variabel , nilai maksimum tiap variabel dan nilai minimum tiap variabel. Standar

deviasi dari tiap variabel menunjukan nilai dibawah nilai rata-rata, sehingga data

yang disajikan bersifat homogen dan tidak bias. CSRDI sebagai variabel

dependen memiliki nilai rata-rata 0.69 atau 69%. Hasil tersebut menunjukan

bahwa tingkat pengungkapan CSR di Indonesia sebesar 69%. Menurut Cety dan

Suhardjanto (2008) nilai 57% masih tergolong rendah. karena walaupun CSRD

merupakan pengungkapan yang bersifat sukarela seharusnya dalam praktik

pelaksanaannya harus mendekati 100%. Variabel CSRDI memiliki nilai

maksimum sebesar 93% sedangkan nilai minimum sebesar 6%.

Variabel ukuran dewan komisaris memiliki nilai rata-rata sebesar 4 orang.

Nilai maksimum ukuran dewan komisaris sebesar 8 orang sedangkan nilai

minimum sebesar 3 orang. Variabel ukuran komite audit memiliki nilai rata-rata

sejumlah 3 orang. Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

perseroan terbatas jumlah komite audit minimal terdiri dari 3 anggota yang

meliputi 1 komisaris independen selaku ketua komite audit, 1 pihak independen

Page 61: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

yang berkeahlian akuntansi dan keuangan dan 1 pihak independen yang memiliki

keahlian hukum. Dari hasil statistik deskriptif menunjukan jumlah rata-rata

anggota komite audit sudah mencukupi syarat minimum yang telah diterapkan

oleh undang-undang. Nilai maksimum dari variabel ukuran komite audit sebesar 6

orang sedangkan nilai minimum sebesar 3 orang.

Variabel proporsi ukuran dewan komisaris independen memiliki nilai rata-

rata sebesar 0.63 atau 63%. Nilai tersebut menujukan bahwa rata-rata proporsi

anggota dewan komisaris sudah diatas standar minimum yang ditetapkan oleh

Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas yaitu sebesar

50% sedangkan nilai maksimum dan minimum proporsi anggota dewan komisaris

independen sebesar 75% dan 50%.

Variabel proporsi anggota komisaris wanita memiliki rata-rata sebesar

0.31 / 31% . Variabel proporsi anggota komisaris wanita memiliki nilai

maksimum sebesar 0.75 dan minimum sebesar 0. Variabel kontrol ukuran

perusahaan memiliki memiliki rata-rata 12.49 sedangkan leverage memiliki nilai

rata-rata 1.26.

4.3 Uji Estimasi Model

4.3.1 Uji Chow

Uji chow digunakan sebagai uji untuk menentukan pemodelan terbaik

antara fixed effect model dan common effect model (Gujarati, 2006). Berikut

adalah hasil uji chow dari penelitian ini.

Page 62: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Tabel 4.3 Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 8.722103

-

62,120 0.0000

Cross-section Chi-square 322.4179 62.000 0.0000

Sumber : Olahdata 2019

Hasil uji chow diatas menunjukan nilai probabilitas Cross-section Chi-

square krang dari 0.05 yaitu sebesar 0.0000 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pemodelan yang lebih cocok antara fixed effect model dan common effect model

adalah fixed effect model. Oleh karena itu pengujian berikutnya adalah uji

hausman.

4.3.2 Uji Hausman

Apabila hasil uji chow menunjukan estimator yang terpilih adalah fixed

effect model maka pengujian dilanjutkan dengan uji hausman untuk memilih

pemodelan fixed effect model atau random effect model (Gujarati, 2006). Hasil

uji hausman sebagai berikut.

Tabel 4.4 Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 8.502629 6 0.2064

Sumber : Olahdata 2019

Page 63: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Hasil output uji hasuman diatas menunjkan nilai Cross-section random

lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.2035 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pemodelan yang terpilih adalah random effect model. Dari kedua uji estimator

model maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang tepat untuk

pengujian hipotesis adalah Random Effect Model.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati (2006) apabila uji model estimator pemodelan yang

terpilih adalah random effect model maka uji asumsi klasik tidak perlu dilakukan.

Hal tersebut dikarena Random effect model merupakan estimator yang bersifat

General least square (GLS) sehingga model merupakan BLUE atau pemodelan

merupakan pemodelan yang terhindar dari bias sehingga uji asumsi klasik sudah

tidak perlu dilakukan.

4.5 Uji Hipotesis

Hasil dari uji estimator model didapatkan Random effect model sebagai

estimator yang paling cocok untuk penelitian ini sehingga Random effect model

akan digunakan sebagai dasar uji hipotesis.

Page 64: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Tabel 4.5 Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.916273 0.052618 17.41363 0.0000

U_Dekom 0.135430 0.021933 6.17485 0.0000**

Prop_Komind 0.046167 0.005788 7.97678 0.1245

Prop_Komwan 0.009816 0.004224 2.32380 0.0212*

U_Audit 0.000207 0.000535 0.38714 0.0091**

LogSize 0.093804 0.006485 14.46458 0.0145*

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random

0.014533 0.7318

Idiosyncratic random 0.008798 0.2682

Weighted Statistics

R-squared 0.479086 Mean dependent var 0.190146

Adjusted R-

squared 0.478396 S.D. dependent var 0.060266

S.E. of regression 0.008858 Sum squared resid 0.01428

F-statistic 1420.033 Durbin-Watson stat 1.420829

Prob(F-statistic) 0.000000* Keterangan : * Signifikan pada tingkat confident level 95% / Margin error 5%

**Signifikan pada tingkat confident level 99% / Margin error 1%

Sumber : Olah data 2019

4.5.1 Uji koefisien determinasi R-squared

Menurut Ghozali (2006) uji koefisien determinasi R-squared digunakan

sebagai indikator untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang dihasilkan oleh

variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil output

Random effect model menunjukan nilai adjusted r-squared sebesar 0.47 atau 47%

.Hal tersebut menunjukan bahwa variabel independen yang dipilih dalam

penelitian ini mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 47% sedangkan

53% pengaruh didapatkan oleh faktor – faktor lain diluar variabel indepeden yang

terpilih.

Page 65: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

4.5.2 Uji F simultan

Uji F simultan digunakan untuk mengatahui apakah variabel independen

secara simultan atau bersama-sama mampu mempengaruhi variabel dependen

sehingga model yang dipilih dapat dikatan fit (Ghozali, 2006). Berdasarkan

output Random effect model menunjukan nilai probabilitas F kurang dari 0.05

yaitu sebesar 0.000 sehingga dapat diketahui bahwa variabel independen secara

simultan mampu mempengaruhi variabel dependen. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa model yang dipilih sudah memenuhi goodness of fit.

4.5.3 Uji t Parsial

Menurut Ghozali (2006) uji t parsial digunakan untuk melihat pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan

output uji t parsial pada pemodelan random effect model dapat dilihat bahwa

terdapat 4 variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan positif

terhadap variabel dependen. Hal tersebut terjadi karena hasil nilai t yang

dihasilkan oleh data berada di area tengah dan tidak berada dia area sig 2 tailed

sehingga variabel tersebut tidak siginifikan.

Pengaruh signifikan dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi

sedangkan arah pengaruh dapat dilihat dari koefisien t statistic. Dari 4 variabel

independen yang memiliki pengaruh positif yaitu ukuran dewan komisaris,

proporsi anggota dewan komisaris wanita dan ukuran komite audit, sedangkan

proporsi anggota dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh. variabel

kontrol ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Page 66: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh ukuran anggota dewan komisaris terhadap pengungkapan

corporate social responsibility

Berdasarkan hasil uji t parsial variabel ukuran anggota dewan komisaris

memiliki probabilitas sebesar 0.000 dan memiliki koefisien 0,1354. Dari hasil

tersebut dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dibawah 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis ukuran anggota dewan komisaris berpengaruh

positif terhadap corporate social responsibility diterima.

Menurut FCGI (2002) dewan komisaris memiliki peran yang penting

sebagai pengawas dan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pelaporan

informasi yang disampaikan pada laporan tahunan. Dewan komisaris merupakan

mekanisme pengawasan dalam corporate governance. Keberadaan dewan

komisaris dalam sistem perusahaan sangat penting karena dewan komisaris

diharapkan mamp menjaga stabilitas kinerja dari perusahaan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan Sembiring (2005) dan Veronica dan Sumin (2009) yang

menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan corporate social responsibility

4.6.2 Pengaruh proporsi anggota dewan komisaris independen terhadap

pengungkapan corporate social responsibility

Variabel Proporsi anggota Dewan komisaris independen memiliki

koefisien Signifikansi sebesar 0,1245 Dari hasil tersebut menunjukan bahwa

Proporsi anggota Dewan komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap

pengungakapan CSR. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis Proporsi

Page 67: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

anggota Dewan komisaris Independen berpangaruh positif terhadap corporate

social responsibility ditolak karena hasil uji t parsial menunjukan bahwa Proporsi

anggota Dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR. Suhardjanto (2008) menyatakan bahwa komisaris independen mempunyai

fungsi semu atau tidak sebenernya karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Dalam pemilihan dewan komisaris kompetensi bukan merupakan dasar utama

dalam pemilihan dewan komsaris, namun lebih

Hasil juga ini menunjukan bahwa peran Dewan komisaris independen

masih kurang dan sejalan dengan penelitian Asian Development Bank (2004)

yang menjelaskan bahwa kuatnya kepemilkan saham mayoritas dan kendali

pendiri perusahaan menjadikan dewan komisaris independen tidak bersikap

semestinya. Fungsi pengawasan yang seharusnya tidak pandang bulu dan tidak

terpengaruh apapun ternyata tidak berjalan semestinya. Lemahnya kemampuan

Dewan komisaris Independen dipengaruhi oleh masalah komunikasi, koordinasi,

dan pembuatan keputusan.

Dalam pemilihan dewan komisaris kompetensi bukan merupakan dasar

utama dalam pemilihan dewan komsaris, namun lebih kepada penghargaan atau

penghormatan sehingga tidak mencakup asas profesionalisme (Surya dan

Yustavanda, 2006). Sejalan dengan penelitian Rahmawati (2011) menunjukan

bahwa Dewan komisaris Independen memiliki tidak memiliki pengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian Cety dan Suhardjanto (2010)

juga menunjukan bahwa keberadaan Dewan komisaris independen tidak memiliki

pengaruh terhadap praktik pengungkapan di Indonesia.

Page 68: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

4.6.3 Pengaruh proporsi anggota Dewan komisaris wanita terhadap

pengungkapan corporate social responsibility.

Variabel Proporsi anggota Dewan komisaris wanita memiliki koefisien

signifikansi sebesar 0,0212 dan nilai β 0,009. Hal itu menunjukan bahwa Proporsi

anggota Dewan komisaris wanita memiliki pengaruh signifikan positif terhadap

corporate social responsibility karena memiliki koefisien signifikansi kurang dari

0,05 dan nilai β menunjukan pengaruh positif. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa hipotesis Proporsi anggota Dewan komisaris wanita

berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR diterima.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Volkart dan Nokleke (2008) yang

menunjukan bahwa keberadaan komisaris wanita memiliki pengaruh positif

terhadap kinerja perusahaan. Suhardjanto et. al.(2011) juga menunjukan bahwa

komisaris wanita memiliki pengaruh positif terhadap sosial disclosure. Rahmawati

(2011) menunjukan bahwa komisaris wanita memiliki pengaruh positif terhadap

praktik social Disclosure. Hasil ini menunjukan bahwa semakin besar jumlah

wanita dalam komposisi Dewan komisaris semakin besar juga pengungkapan

corporate social responsibility

Pengaruh positif tersebut karena wanita memiliki sikap teliti dan kehati-

hatian yang tinggi lebih dari laki-laki (Kusumastuti, Supatmi dan Sastra, 2007).

Menurut Adam dan Ferreira (2004) wanita dianggap dapat memberikan

pandangan dan opini yang bervariasi dalam dalam praktik board governance

(Adam dan Ferreira, 2004). Dengan adanya pandangan dan opini yang variatif

menciptakan banyak informasi yang diungkapkan pada annual report. Menurut

Page 69: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Pravitasari dan Kahn (1985) wanita dalam melakukan sesuatu memiliki tingkat

kepekaan dan ketelitian yang lebih dari pada laki-laki sehingga dalam

menyampaikan informasi cenderung lebih detail dan teliti daripada laki-laki.

4.6.4 Pengaruh ukuran anggota komite audit terhadap pengungkapan

corporate social responsibility.

Berdasarkan hasil uji t parsial variabel ukuran komite audit memiliki

probabilitas sebesar 0.0091 dan memiliki koefisien beta positif. Dari hasil tersebut

dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dibawah 0.05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan

corporate social responsibility diterima.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Rudy (2017) dan Said, Yuserrie dan

Haron (2009) yang menunjukan bahwa jumlah komite audit dapat berpengaruh

positif terhadap tingkat social disclosure termasuk pengungkapan corporate

social responsibility. Hasil ini juga sejelan dengan fungsi komite audit menurut

FCGI (2002) yang menjelaskan bahwa tugas komite audit membantu pengawasan

yang dilakukan oleh dewan komisaris dan diharapkan mampu meningkatkan

kredibilitas informasi yang diungkapakan di laporan keuangan.

Menurut Rudy (2017) komite audit membantu komisaris dalam

melaksanakan mekanisme pengawasan mampu meningkatkan kualitas informasi

yang harus disampaikan oleh manajemen. Hal tersebut dikarenakan komite audit

memiliki dorongan tanggung jawab untuk menjaga dan mengarahkan manajemen

untuk selalu memberikan pengungkapan dan informasi yang luas untuk

Page 70: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

disampaikan. Dengan adanya komite audit yang dapat menjaga informasi dengan

baik diharapkan pengungkapan mengenai CSR dapat diperhatikan lebih

dikarenakan corporate social responsibility merupakan hal yang sangat penting.

4.6.5 Pengaruh size perusahan terhadap pengungkapan corporate social

responsibility

Berdasarkan hasil uji t parsial variabel kontrol ukuran perusahaan

memiliki probabilitas sebesar 0.0145 dan memiliki koefisien beta positif. Dari

hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dibawah 0.05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Hasil ini sejalan dengan Belkaoui dan Karpik (1989), Hackston dan Milne

(1996), Sembiring (2005), Rosmasita (2007), Machmud dan Djakman (2008), dan

Puspitasari (2009) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh positif terhadap social disclosure. Menurut Sembiring (2005) ukuran

perusahaan yang besar mampu menambah biaya kegenan sehingga perusahaan

perlu mengurangi biaya keagenan tersebut dengan cara mengungkapkan informasi

secara luas kepada stakeholder. Dengan adanya hasil tersebut maka variabel

ukuran perusahaan dapat menjadi variabel kontrol dalam model penelitian ini.

Page 71: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

BAB V

PENUTUP

Setelah selesai dengan analisis dan pembahasan di BAB IV, selanjutnya

adalah bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan , keterbatasan, saran dan

rekomendasi penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa rumusan masalah yang sudah

ditentukan memiliki hasil sebagai berikut.

1. Ukuran anggota Dewan komisaris memiliki pengaruh positif terhadap praktik

pengungkapan corporate social responsibility

2. Proporsi anggota dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

praktik pengungkapan corporate social responsibility.

3. Proporsi anggota dewan komisaris memiliki pengaruh positif terhadap praktik

pengungkapan corporate social responsibility

4. Ukuran komite audit memiliki pengaruh positif terhadap praktik

pengungkapan corporate social responsibility

Hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

pengungkapan sukarela di Indonesia terutama corporate social responsibility

masih rendah. Hal tersebut dikarenakan manajemen suatu perusahaan dalam

melaksanakan kegiatannya belum berfokus pada pengungkapan sukarela sehingga

tingkat pengungkapan belum bisa maksimal. Penelitian ini juga memiliki tujuan

untuk melihat seberapa besar pengaruh struktur corporate governance yang

Page 72: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

diterapkan oleh perusahaan terhadap tingkat corporate social responsibility

dengan pendekatan teori agensi sehingga diturunkan beberapa variabel yang sudah

diteliti. Hasil tersebut menunjukan pentingnya pengawasan terhadap berjalannya

sistem suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan tanggungjawab sosial

terhadap lingkungan dan masyarakat dalam wujud pengungkapan corporate social

responsibility.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukankan implikasi secara

teoritis dan praktis sebagai berikut :

5.2.1 Manfaat praktis

a) Ukuran anggota Dewan komisaris memiliki pengaruh positif terhadap

praktik pengungkapan keseahatan dan keselamatan kerja. Hasil

tersebut menunjukan bahwa jumlah anggota yang dimiliki oleh dewan

komisaris memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility

dikarenakan dewan komisaris memiliki fungsi sebagai pengawas

kinerja manajemen.

b) Proporsi anggota dewan komisaris memiliki tidak memiliki pengaruh

positif terhadap praktik corporate social responsibility. Hasil tersebut

menunjukan bahwa jumlah anggota independen yang dimiliki oleh

dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social

responsibility dikarenakan dewan komisaris memiliki menjalankan

fungsi semestinya dan masih semu (Suhardjanto, 2010)

Page 73: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

c) Ukuran komite audit memiliki pengaruh positif terhadap praktik

corporate social responsibility. Hasil tersebut menunjukan semakin

jumlah komite audit memiliki pengaruh baik terhadap corporate

social responsibility dikarenakan komite audit memiliki tugas

membantu pengawasan dewan komisaris.

5.2.2 Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi dan saran untuk

perusahaan manifaktur yang sudah go public untuk memperbaiki tingkat

pengawasan terhadap kinerja manajemen dalam memberikan informasi

pengungkapan corporate social responsibility.

5.3 Keterbatasan

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai metodologi penelitian,

namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu :

1. Nilai R-Squared yang dimiliki adalah 47% sehingga tergolong secara simultan

memiliki pengaruh kuat, namun masih ada variabel yang tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen.

2. Sampel yang digunakan belum dapat menggambarkan BUMN secara umum

karena hanya berfokus pada BUMN non Keuangan.

5.4 Saran

Bedasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan maka dapat diberikan

saran-saran semakin berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan tingkat corporate social

responsibility Indonesia dengan luar negeri.

Page 74: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel moderasi agar peneliti

dapat mengetahui faktor yang memperkuat ataupun memperlemah pengaruh.

Page 75: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

DAFTAR PUSTAKA

Abeysekera, I.2008. The role of corporate governance in intellectual capital

disclosure in Kenyan listed firms. www.ssrn.com.

Adam, R., dan D. Ferreira. 2008. Women in the Boardroom and Their Impact on

Governance and Performance. Journal of Financial Economics, 94(2) 291-

309.

Ahmad, R. 2017. Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Tingkat

Keselarasan Laporan Tahunan Dengan Rerangka Integrated Reporting.

Diponegoro Journal Of Accounting, 12-24.

Andres, P.; V.Azofra dan F. Lopez.. 2005. Corporate boards in OECD countries:

size, compositions, functioning and effectiveness. Journal of Corporate

Governance, 13(2): 197-210.

Boediono, G.S.B. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan

Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi 8.

Bonna, I.; T. Yoshikawabdan; dan P.H., Phan. 2004. Effects of Board Structure

and firm Performance: A Comparison between Japan and Australia. Journal

of Asian Bussiness & Management 3: 105-125.

Brick E.I., dan N.K. Childambaran 2007. Board meetings, commite structure and

firm performance. http://papers.ssrn.com.

Cety, T., dan D. Suhardjanto. 2010. Pengaruh corporate governance terhadap

environmental performance di Indonesia. Makalah dipresentasikan pada

Call for Paper FE UNS tanggal 3 November 2010.

Darwin, Ali. 2004. Corporate Social Responsibility (CSR), Standards &

Reporting. Seminar Nasional Universitas Katolik Soegijapranata.

Deegan, C., dan M. Rankin. 1996. An Analysis of Environmental Disclosurees

Firms Prosecuted Sccessfullyt by the Environmental Protection Autority.

Accounting Auditing and Accountability Journal: 50-68.

Dewi, A , E. Rahmawati, D. Suhardjanto, dan M. Firazonia. 2012. Peran

corporate governance dalam praktik risk disclosure pada perbankan

Indonesia. JurnalAkuntansi & Auditing, 9 (1).

Dewi, A. 2011.Peran Corporate Governance dalam Financial Risk Disclosure:

Studi Empiris Perbankan Indonesia. Skripsi. Universitas Sebelas Maret .

Tidak dipublikasi

Page 76: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

Donovan, G., dan K. Gibson. 2000. Environmental Disclosure in The Corporate

Annual Report. A longitudinal Australian Study Paper For Presentation in

The 6th

Interdisciplinary Environmental Association Conference. Montel,

Canada

Egon Zehnder International.2000. Corporate governance and the role of board

directors.Australia : Libraries.

Etteredge, M.L.; K., Johnstone; M.S. Stone; dan Q. Wang. 2010. The effects of

company size, corporate governance quality, and bad news on disclosure

compliance, Review of Accounting Studies, Forthcoming.

Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2002. Peranan Dewan

Komisaris dan Komte Audit dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan

(corporate governance).

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Peranan Dewan Komisaris

danKomite Audit dalam PelaksanaanCorporate Governance (Tata

KelolaPerusahaan). http://fcgi.or.id. Diakses 13 Desember 2018.

Ghozali, I. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP

UNDIP.

GRI. (2013). Global Reporting Inisiatives. Diambil dari

http://www.globalreporting.org pada tanggal 5 Mei 2019.

Gujarati, D. N.2003. Basic Econometrics. Forth Edition. New york: Mc. Graw-

Hill.

Hartono, J. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. BPFE.

Yogyakarta.

Ho, S.S.M., dan K.S. Wong. 2001. A Study of relationship between corporate

governance structure and extent of voluntary disclosure. Journal of

InternationalAccounting Auditing and Taxation10: 139-156.

Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG). 2006. Pedoman UMum

Good Corporate Governance di Indonesia.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006.Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. http://bapepam.go.id. Di akses 13 Desember 2018.

Kusumastuti, S.; Supatmi; dan S., Perdana. 2007. Pengaruh Board Diversity

Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance.Jurnal

Akuntansi dan keuangan, 9(2): 88-89.

Marinova, J.H.; J. Plantenga; dan ,C.L.H.S. Remery. 2010. Gender Diversity and

Firm Performance: Evidence From Dutch and Danish Boardrooms. Working

papers from Utrecth School of Economics No.10-03.

Page 77: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

McGuire, J. B., Sundgren, A., & Schneeweis, T. (1988). Corporate Social

Responsibility and Firm Financial Performance. Academy of Management

Journal, 31(4), 854–872. https://doi.org/10.2307/256342

Mittal, R. K., Sinha, N., & Singh, A. (2008). An analysis of linkage between

economic value added and corporate social responsibility. Management

Decision, 46(9), 1437–1443. https://doi.org/10.1108/00251740810912037

Mualifin, O.R. dan Maswar P.P., 2016. Dampak Pengungkapan Sustainability

Report Terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar. Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi : Vol. 5, No. 5.

Muntoro, Ronny Kusuma. 2006. Makalah “Mebangun Dewan Komisaris yang

Efektif”. Universitas Indonesia.

Permatasari, N.D.2009.Pengaruh corporate governance, etnis, dan latar belakang

pendidikan terhadap environmental disclosure: Studi empiris pada

perusahaan listing Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret. Tidak di publikasi

Peterson, C.,A., dan J. Philpot. 2009.Corporate Governance: Roles of Academic

directors on US Fortune 500 boards. The international journal of businessin

society, issn: 1472-0701.

Pudjiastuti, W., dan A. A. Mardiyah. 2006. Perspektif Agency Theory: Pengaruh

Informasi Asimetri terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ekuitas Vol 4 No 1

Maret 2000, 29-42.

Putri, Anggi Miharsa. 2009. “Pengaruh Independensi dan efektivitas Komite

Audit terhadap Manajemen Laba”. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Universitas Diponegoro.

Rahmawati, E. 2011. Peran Board of Directors terhadap Operational Risk

Discosure pada Perbankan Indonesia. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Raka, G. 2001. “Manajemen Perubahan untj Penerapan Good corporate

Governance” Ikatan Akuntan Publik Indonesia.

Said. Zainuddin dan Haron. 2009. “The Relationship Between Corporate Social

Responsibility Disclosure And Corporate Governance Characteristics In

Malaysian Public Listed Company”. Social Responbility Journal. Vol. 5 No.

2, pp. 212-226

Sembiring, 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung jawab

Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Paper Presented at the Seminar Nasional Akuntansi,

Page 78: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Slaughter, G , Bayoud, NS, Kavanagh, M & 2012, „Corporate Social

Responsibility Disclosure and Employee Commitment: Evidence from

Libya‟, International Journal of Economics and Finance, vol 4, no 5, pp.

37-50.

Suwardjono.2005.Teori Akuntansi : Perekayasaan pelaporan keuangan, edisi

ketiga.Yogyakarta.BPFE.

Turcsanyi, J., & Sisaye, S. (2013). Corporate social responsibility and its link to

financial performance: Application to Johnson & Johnson, a pharmaceutical

company. World Journal of Science, Technology and Sustainable

Development, 10(1), 4–18. https://doi.org/10.1108/20425941311313065

Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan di Indonesia.

Waryanti. 2009. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan

Sosial pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Skripsi Tidak

Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.

Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik: Fascho

Publishing.

Widowati, Nungki. 2009. “ Pengaruh corporate governance terhadap

manajemen laba pada perusahaan manufaktur di BEI”. Skripsi Tidak

Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.

Volkart, R dan M. Noldeke. 2008. Gender Diversity and Firm

performance- An empirical approach‟.

www.bf.uzh.ch/publikationen/pdf/publ_1912.pdf.

Zeghal, D., dan S.,Ahmed.1990. Comparison of Social Responsibility Information

Disclosure Media Used by Canadian Firms. Accounting, Auditing and

Accounting Journal. Vol. 3, No. 1, p. 38-53.

Page 79: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Lampiran

1. Daftar Perusahaan

Nama Perusahaan

Perum Perhutani(Persero)

PT Inhutani II (Persero)

PT Perkebunan Nusantara I (Persero)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)

PT Sang Hyang Seri (Persero)

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk

PT Bukit Asam (Persero) Tbk

PT Pertamina (Persero)

PT Timah (Persero) Tbk

PT. Inalum (Indonesia Asahan Alumunium)

Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)

PT Indofarma (Persero) Tbk

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

PT Kimia Farma (Persero) Tbk

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

PT LEN Industri (Persero)

PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero)

PT Semen Baturaja (Persero)

PT Semen Gresik (Persero) Tbk / Semen Indonesia (Persero) Tbk

PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Perum Pembangunan Perumahan Nasional

PT Adhi Karya (Persero) Tbk

PT Brantas Abipraya (Persero)

PT Hutama Karya (Persero)

PT Nindya Karya (Persero)

PT Pembangunan Perumahan (Persero)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Perum Bulog

PT Sarinah (Persero)

PT Angkasa Pura I (Persero)

Page 80: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

PT Angkasa Pura II (Persero)

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)

PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (Persero)

PT Kereta Api Indonesia (Persero)

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)

PT Pos Indonesia (Persero)

Perum LKBN ANTARA

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC)

PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)

PT Sucofindo (Persero)

2. Statistik Deskriptif

Variabel Mean Med Max Min

Std.

Deviasi N

CSRDI 0.69 0.58 0.93 0.06 0.119792 162

U_DEKOM 4.28 4.00 8.00 3.00 0.988479 162

PROP_KOMIND 0.63 0.67 0.75 0.50 0.097714 162

PROP_KOWAN 0.31 0.25 0.75 0.00 0.099845 162

U_ADT 3.67 4.00 6.00 3.00 0.729325 162

SIZE 12.49 12.01 15.47 9.04 0.747603 162

3. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 8.722103 (62,120) 0.0000

Cross-section Chi-square 322.417866 62 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Page 81: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Dependent Variable: CSRDI

Method: Panel Least Squares

Date: 09/17/19 Time: 18:24

Sample: 2015 2017

Periods included: 3

Cross-sections included: 54

Total panel (balanced) observations: 162 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.944398 0.059304 -15.92457 0.0000

PROP_KOMIND 0.114998 0.022629 5.081931 0.0000

U_DEKOM 0.040258 0.005573 7.223613 0.0000

U_ADT 0.011218 0.004402 2.548457 0.0116 R-squared 0.981043 Mean dependent var 0.576313

Adjusted R-squared 0.980418 S.D. dependent var 0.119792

S.E. of regression 0.016763 Akaike info criterion -5.302921

Sum squared resid 0.051143 Schwarz criterion -5.182856

Log likelihood 508.1260 Hannan-Quinn criter. -5.254280

F-statistic 1569.760 Durbin-Watson stat 0.442736

Prob(F-statistic) 0.000000

4. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 8.502629 6 0.2035

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. PROP_KOMIND 0.148541 0.135430 0.000402 0.5130

U_DEKOM 0.052397 0.046167 0.000043 0.3424

U_ADT 0.010973 0.009816 0.000011 0.7280

PROP_KOMWAN 0.001051 0.000207 0.000000 0.0188

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: CSRDI

Method: Panel Least Squares

Date: 09/17/19 Time: 18:23

Sample: 2015 2017

Periods included: 3

Cross-sections included: 54

Total panel (balanced) observations: 162

Page 82: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.874972 0.069063 -12.66924 0.0000

PROP_KOMIND 0.148541 0.029710 4.999780 0.1245

U_DEKOM 0.052397 0.008749 5.988725 0.0000

U_ADT 0.010973 0.005376 2.041021 0.0434

PROP_KOMWAN 0.001051 0.000645 1.630614 0.1056

LOGSIZE 0.086939 0.009378 9.270530 0.0162 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.476557 Mean dependent var 0.576313

Adjusted R-squared 0.474606 S.D. dependent var 0.119792

S.E. of regression 0.008798 Akaike info criterion -6.352751

Sum squared resid 0.009288 Schwarz criterion -5.169256

Log likelihood 669.3350 Hannan-Quinn criter. -5.873289

F-statistic 510.8214 Durbin-Watson stat 2.151740

Prob(F-statistic) 0.000000

5. Random Effect Model

Dependent Variable: CSRDI

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/17/19 Time: 18:20

Sample: 2015 2017

Periods included: 3

Cross-sections included: 54

Total panel (balanced) observations: 162

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.916273 0.052618 17.41363 0.0000

U_Dekom 0.135430 0.021933 6.17485 0.0000*

Prop_Komind 0.046167 0.005788 7.97678 0.1245

Prop_Komwan 0.009816 0.004224 2.32380 0.0212*

U_Audit 0.000207 0.000535 0.38714 0.0091*

LogSize 0.093804 0.006485 14.46458 0.0145*

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random

0.014533 0.7318

Idiosyncratic random 0.008798 0.2682

Weighted Statistics

R-squared 0.479086 Mean dependent var 0.190146

Adjusted R-squared 0.478396 S.D. dependent var 0.060266

Page 83: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

S.E. of regression 0.008858 Sum squared resid 0.01428

F-statistic 1420.033 Durbin-Watson stat 1.420829

Prob(F-statistic) 0.000000*