155
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh 3301402014 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 SMA 4 NEGERI PALU TESIS KAIMUDDIN

Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

  • Upload
    malays

  • View
    69

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengaruh Supervisi Kepala SekolahPengaruh Supervisi Kepala Sekolah

Citation preview

  • PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN

    MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

    Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    3301402014

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2007

    SMA 4 NEGERI PALU

    TESIS

    KAIMUDDIN

  • PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

    skripsi pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Pembimbing I Pembimbing II

    Drs. Muhsin, M.Si Drs. Widiyanto, MBA.MM

    NIP. 130818770 NIP. 132208714

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Manajemen

    Drs. Sugiharto, M.Si

    NIP. 131286682

    ii

  • PENGESAHAN KELULUSAN

    Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi fakultas

    Ekonomi, Universiatas Negeri Semarang pada:

    Hari :

    Tanggal :

    Penguji Skripsi

    Drs. Marimin, M.Pd NIP. 130818769

    Anggota I Anggota II

    Drs. Muhsin, M.Si Drs. Widiyanto, MBA. MMNIP. 130818770 NIP. 132208714

    Mengetahui

    Dekan Fakultas Ekonomi

    Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 13165823

    iii

  • PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

    seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

    atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, April 2007

    Laeli Kurniati

    NIM. 3301402014

    iv

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO :

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

    (urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7)

    Ketika menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang yang bukan ahlinya (bukan bakatnya) maka tunggulah saat kehancurannya (H.R. Buchori

    Muslim)

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur kepada nama Allah SWT,

    Karya ini kupersembahkan untuk:

    Ayah dan ibu, terima kasih tak terhingga atas segala yang telah diberikan.

    Almamaterku

    v

  • PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk

    menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

    dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun

    Ajaran 2006/2007, dalam rangka menyelesaikan strata I untuk mencapai gelar

    Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan,

    dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik

    mereka tentu tidak saya lupakan begitu saja. Dan pada kesempatan ini saya

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Sudijono Sastroadmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut

    ilmu di UNNES

    2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah

    memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

    3. Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan

    penelitian.

    4. Drs. Muhsin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan

    meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

    5. Drs. Widiyanto, MBA. MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan

    meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

    vi

  • 6. Drs. Marimin, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan

    saran terhadap penyusunan skripsi ini.

    7. Drs. Sukamto, selaku Kepala SMK Negeri I Purbalingga yang telah memberikan

    ijin dan fasilitas kepada penulis selama mengadakan penelitian.

    8. Drs. Yosep Win Puji Punarwa, selaku Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri I

    Purbalingga bidang Sarana dan Ketenagaan yang telah banyak membantu dalam

    pelaksanaan penelitian.

    9. Seluruh guru SMK Negeri I Purbalingga yang telah bersedia menjadi responden

    dalam penelitian ini.

    10. Mas Afid, atas doa, bantuan, dan dukungan selama ini.

    11. Teman-teman kost Trisanja dan Anak AP 02, memberikan semangat untuk

    menyelesaikan skripsi ini

    12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis

    terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

    harapkan.

    Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas

    keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun pihak yang

    berkepentingan.

    Semarang, April 2007

    Penulis

    vii

  • SARI

    Laeli Kurniati. 2007. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Purbalingga. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Muhsin, M.Si, Pembimbing II. Drs. Widiyanto, MBA, M.M. 100 hal. Kata Kunci: Supervisi, Motivasi Kerja, Kinerja.

    Hasil temuan awal menunjukkan adanya kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah, frekuensi kunjungan kelas oleh kepala sekolah masih tergolong rendah, disisi lain guru memandang perlunya supervisi kepala sekolah dalam rangka pembinaan sehingga perlu dikaji pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Permasalahan penelitian ini: adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru.

    Populasi penelitian ini 60 guru di SMK Negeri 1 Purbalingga. Populasi ini sekaligus sebagai sampel. Variabel yang diteliti meliputi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai variabel bebas sedangkan kinerja guru sebagai variabel terikatnya. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi ganda.

    Hasil penelitian menunjukkan secara simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja, ditunjukkan dari p value = 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja akan diikuti dengan tingginya kinerja guru, begitu sebaliknya. Besarnya pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja mencapai 20,7%.

    Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa secara simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun 2007. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah menurut persepsi sebagian besar guru tergolong cukup. Oleh karena itu disarankan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas supervisi, seperti meningkatkan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis, observasi perbaikan, memotivasi semangat kerja guru, meninjau rencana pembelajaran, kesesuaian antara perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran, observasi metode pembelajaran. Diharapkan dengan meningkatkan frekuensi kunjungan kelas akan menumbuhkan kinerja guru.Motivasi kerja guru tergolong baik sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan terutama dalam hal kemandirian dalam bekerja, mempertahankan pendapat dan memecahkan masalah. Diharapkan dengan meningkatnya motivasi kerja guru akan tumbuh kinerja yang lebih baik.

    viii

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

    PERNYATAAN .............................................................................................. iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

    PRAKATA....................................................................................................... vi

    SARI................................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

    1.2 Permasalahan ................................................................................. 6

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

    1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

    1.5 Sistematika Skripsi......................................................................... 8

    BAB II. LANDASAN TEORI

    2.1 Supervisi Kepala Sekolah .............................................................. 9

    2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah .................................. 9

    2.1.2 Karakteristik Supervisi ......................................................... 10

    2.1.3 Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran ...... 12

    ix

  • 2.1.4 Teknik-teknik Supervisi ....................................................... 13

    2.2 Motivasi ......................................................................................... 16

    2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja .................................................... 16

    2.2.2 Teori Motivasi ...................................................................... 17

    2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Motivasi

    Kerja .................................................................................... 23

    2.2.4 Ciri-ciri Motivasi Kerja ....................................................... 23

    2.3 Kinerja Guru ................................................................................. 24

    2.3.1 Pengertian Kinerja ............................................................. 24

    2.3.2 Unsur Kinerja .................................................................... 25

    2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ....................... 26

    2.3.4 Penilaian Kinerja................................................................ 26

    2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................... 28

    2.5 Hipotesis......................................................................................... 31

    BAB III. METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 32

    3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 32

    3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 33

    3.4 Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 34

    3.4.1 Validitas ............................................................................. 34

    3.4.2 Reliabilitas ......................................................................... 37

    3.5 Metode Analisis Data..................................................................... 38

    3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................... 38

    3.5.2 Uji Asums Klasik.............................................................. 39

    x

  • 3.5.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 39

    3.5.2.2 Uji Linieritas ......................................................... 40

    3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 41

    3.5.2.4 Uji Multikolinieritas .............................................. 41

    3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 41

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 43

    4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri I Purbalingga.................. 43

    4.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian .............................. 45

    4.1.2.1 Supervisi Kepala Sekolah ..................................... 45

    4.1.2.2 Motivasi Kerja Guru ............................................. 58

    4.1.2.3 Kinerja Guru ......................................................... 72

    4.1.3 Uji Prasyarat....................................................................... 86

    4.1.3.1 Uji Normalitas Data .............................................. 86

    4.1.3.2 Uji Linieritas ......................................................... 88

    4.1.3.3 Uji Multikolinieritas .............................................. 88

    4.1.3.4 Heteroskedastisitas ................................................ 89

    4.1.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 90

    4.1.4.1 Uji Simultan .......................................................... 90

    4.2 Pembahasan ................................................................................... 92

    4.2.1 Supervisi Kepala Sekolah ................................................. 92

    4.2.2 Motivasi Kerja Guru ......................................................... 93

    4.2.3 Kinerja Guru ...................................................................... 94

    4.2.4 Pengaruh Supervisi Terhadap Kinerja Guru ...................... 96

    xi

  • 4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru ........................ 97

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan .................................................................................... 99

    5.2 Saran............................................................................................... 99

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 103

    xii

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Hasil Uji Validitas Instrumen..................................................................... 36

    2. Kriteria Presentase .................................................................................... 39

    3. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Sekolah................................... 45

    4. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala

    Sekolah....................................................................................................... 46

    5. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas oleh kepala

    sekolah ....................................................................................................... 46

    6. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas dalam Rangka

    Observasi Perbaikan Cara Mengajar Guru ................................................ 47

    7. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas terhadap

    Perbaikan Pengajaran................................................................................. 48

    8. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi

    Semangat ................................................................................................... 48

    9. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Memberi Evaluasi untuk

    Memotivasi Semangat Kerja Guru ............................................................ 49

    10. Persepsi Guru Terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan

    Kelas terhadap Semangat Kerja ................................................................. 50

    11. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam

    Membimbing Guru Berkaitan dengan Kurikulum ..................................... 51

    12. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah

    terhadap Rencana Pembelajaran Guru ...................................................... 51

    xiii

  • 13. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah

    terhadap Kesesuaian Perangkat Pembelajaran dengan Pelaksanaan

    Pembelajaran ............................................................................................. 52

    14. Persepsi Guru Terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan

    Kelas terhadap Pemahaman Kurikulum ................................................... 52

    15. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam

    Pengembangan Metode dan Evaluasi ....................................................... 53

    16. Persepsi Guru Terhadap Frekuesi Bimbingan Kepala Sekolah tentang

    teknik teknik Evaluasi dan Pengembangan Metode Pembelajaran ......... 54

    17. Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan

    Kelas terhadap Pengembangan Teknik Evaluasi dan Metode

    Pembelajaran ............................................................................................. 54

    18. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Rapat-Rapat

    Upaya Pembinaan ..................................................................................... 55

    19. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Rapat-Rapat Evaluasi KBM .............. 56

    20. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Pelaksanaan Pembinaan

    Administrasi ............................................................................................... 56

    21. Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi

    Kesempatan Guru Mengikuti Kegiatan di luar Pembelajaran ................... 57

    22. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan MGMP................................. 57

    23. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan Pendidikan dan Diklat ........ 58

    24. Motivasi Kerja Guru ................................................................................. 59

    25. Ketekunan Menghadapi Tugas .................................................................. 59

    26. Usaha Mengoreksi Hasil Ulangan Siswa ................................................... 60

    xiv

  • 27. Menyelesaikan Hasil Ulangan Siswa ........................................................ 60

    28. Menyelesaikan Tugas dari Kepala Sekolah .............................................. 60

    29. Ulet Menghadapi Kesulitan ....................................................................... 61

    30. Menghadapi Kegaduhan dalam Kelas........................................................ 61

    31. Tingkat Tanggung Jawab Menyelesaikan Tugas ...................................... 62

    32. Minat terhadap Bermacam-Macam Masalah ............................................ 62

    33. Tingkat Kemauan Memperbaiki dan Mengembangkan Kemampuan

    Siswa ......................................................................................................... 63

    34. Tindakan Guru Ketika Siswanya Mengalami Penurunan Prestasi ............ 63

    35. Tingkat Kesenangan Guru untuk Bekerja Mandiri ................................... 64

    36. Tindakan Guru terhadap Tugas yang diperintah Kepala Sekolah ............. 64

    37. Tindakan Guru ketika Mendapat Kesempatan Seminar............................. 65

    38. Tindakan Guru dalam Menghadapi masalah tugas ................................... 66

    39. Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-Tugas Rutin ..................................... 66

    40. Penggunaan Metode Pembelajaran dalam KBM ....................................... 67

    41. Penggunaan Media Pembelajaran dalam KBM ........................................ 68

    42. Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin ...................................... 68

    43. Mempertahankan Pendapat dalam mengikuti rapat evaluasi KBM........... 69

    44. Mempertahankan Pendapat dalam Mengikuti Rapat tentang Kebijakan

    Sekolah ...................................................................................................... 69

    45. Tidak Melepaskan Hal-hal yang diyakini ................................................. 70

    46. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah ............................................. 70

    47. Membantu Memecahkan Masalah Rekan Guru dalam Pergaulan ............ 71

    48. Membantu Rekan Guru yang Mengalami Kesulitan ................................. 71

    xv

  • 49. Kinerja Guru ............................................................................................. 72

    50. Kinerja Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran ......................... 73

    51. Kemampuan Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran ................ 73

    52. Penyusunan Rencana Pembelajaran........................................................... 74

    53. Kemampuan Guru dalam Perencanaan Media Pembelajaran .................. 74

    54. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar ................... 75

    55. Kemampuan Guru dalam Berinteraksi ...................................................... 75

    56. Kemampuan Guru dalam Menyampaikan Materi ..................................... 76

    57. Kemampuan Guru dalam Memotivasi ...................................................... 77

    58. Kinerja Guru dalam Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik .................. 78

    59. Pelaksanaan Ulangan Harian...................................................................... 78

    60. Kemampuan Guru dalam Menganalisa dan Mengolah Hasil Penilaian .... 79

    61. Kemampuan Guru dalam Menyusun Laporan Penilaian .......................... 79

    62. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Tindak Lanjut ...................................... 80

    63. Kemampuan Menyusun Program Tindak Lanjut Hasil Penilaian ............. 80

    64. Pelaksanaan Remedial ............................................................................... 81

    65. Mengklasifikasikan Kemampuan Siswa ................................................... 81

    66. Kinerja Guru dalam Pengembangan Profesi ............................................. 82

    67. Kinerja Guru dalam Pemahaman Wawasan Pendidikan ........................... 83

    68. Kemampuan Memahami Hubungan Pendidikan dan Pengajaran ............ 83

    69. Kemampuan Memahami Fungsi Sekolah ................................................ 84

    70. Kinerja Guru dalam Penguasaan Bahan Kajian Akademik ...................... 84

    71. Persiapan Materi yang akan disajikan kepada siswa ................................. 85

    72. Penguasaan terhadap Bahan Kajian .......................................................... 85

    xvi

  • 73. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ..................... 86

    74. Hasil Uji Linieritas .................................................................................... 88

    75. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 88

    76. Hasil Uji Simultan (Uji F).......................................................................... 90

    xvii

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 30

    2. P-P Plot Pengujian Normalitas Model Regresi ......................................... 87

    3. Uji Heteroskedastisitas............................................................................... 89

    xviii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    1. Angket Penelitian ..................................................................................... 103

    2. Daftar Nama Responden Guru ................................................................... 117

    3. Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ....................................... 119

    4. Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ......................................................... 120

    5. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ............................................................ 121

    6. Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah............................................ 122

    7. Reliability Angket Motivasi Kerja ............................................................ 123

    8. Reliability Angket Kinerja Guru................................................................ 124

    9. Uji Normalitas............................................................................................ 125

    10. Uji Linearitas Data Y * X1 ........................................................................ 126

    11. Uji Linearitas Data Y * X2 ....................................................................... 127

    12. Regression ................................................................................................. 128

    13. Histogram................................................................................................... 129

    14. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ............................ 130

    15. Tabel Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ............................. 132

    16. Perhitungan Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ......................... 133

    17. Perhitungan Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah ...................... 134

    18. Tabel Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ............................................... 135

    19. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ........................................... 136

    20. Perhitungan Reliability Angket Motivasi Kerja ........................................ 137

    21. Tabel Uji Validitas Angket Kinerja Guru ................................................. 138

    22. Perhitungan Validitas Angket Kinerja Guru ............................................. 139

    xix

  • 23. Perhitungan Reliability Angket Kinerja Guru ........................................... 140

    24. Data Hasil Penelitian ................................................................................. 141

    25. Analisis Regresi Ganda ............................................................................. 142

    26. Daftar Kritik r Product Moments ............................................................... 145

    27. Daftar Kritik Uji T ..................................................................................... 146

    28. Daftar Kritik Uji F ..................................................................................... 147

    29. Surat-Surat Penelitian ............................................................................... 148

    xx

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, Bangsa dan Negara.

    Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang

    persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam

    pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa:

    Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

    Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru

    dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan

    dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru.

    Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar

    tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.

    1

  • 2

    Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia

    melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan

    mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan

    dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan

    kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya.

    Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan

    pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru

    sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya.

    Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya

    meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan

    maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga

    memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian

    motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang

    layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam

    bekerja sebagai pendidik.

    Kepuasan kerja bagi guru sebagai pendidik diperlukan untuk

    meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara

    harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru

    berdampak pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya. Pada guru yang puas

    terhadap pekerjaannya maka kinerjanya akan meningkat kemungkinan akan

    berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan.

    Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

    seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

  • 3

    didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan,

    2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang

    terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai

    dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas

    lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua

    warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang

    baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap

    tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan

    penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat

    fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu

    sendiri.

    Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja guru, namun

    penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah

    dan motivasi kerja guru. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru

    terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala

    sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.

    Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan

    bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam

    melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan

    efisien (Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala

    sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional

    guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam

    memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh

  • 4

    pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih

    diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian

    lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional

    (Pidarta, 1996:380)

    Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

    dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong

    semangat kerja (Anoraga, 1998:35). Guru menjadi seorang pendidik karena

    adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan

    berhasil untuk mendidik/mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar karena

    dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah

    menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang

    diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi

    dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-

    kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya.

    Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan

    berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan

    pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan

    bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru

    meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala

    sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah,

    hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun.

  • 5

    Berdasarkan laporan Balitbang depdiknas tahun 2002, dari 1.054.859

    guru SD di Indonesia ternyata hanya sekitar 30% yang layak mengajar dikelas

    dihadapan para siswa dan yang selebihnya tidak layak. Untuk guru SLTP, SMU,

    dan SMK angkanya hampir sama.(www.suaramerdeka.com/harian.htm)

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru di

    SMK Negeri I Purbalingga ditemukan bahwa masih banyak kendala atau

    persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. Secara

    umum persoalan tersebut meliputi: kualitas supervisi dari kepala sekolah yang

    masih tergolong rendah. Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru

    melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan

    itu dengan membina dan mengembangkan metode-metode dan prosedur

    pengajaran yang lebih baik.

    Selain itu banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan

    mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap

    menurunnya produktivitas/kinerja guru.Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah

    untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.

    Sarni dalam tesisnya berjudulPengaruh Kreativitas kepemimpinan Kepala

    Sekolah dan Supervisi Pengajaran oleh Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru

    di 29 SMP Negeri kabupaten Batang menyimpulkan ada pengaruh yang

  • 6

    signifikan antara kreatifitas kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi

    pengajaran terhadap kinerja guru di 29 SMP N dikabupaten Batang. Namun untuk

    penelitian tentang supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja

    guru berdasarkan kajian pustaka yang saya telusuri belum ada yang melakukan

    oleh karena itu topik tersebut perlu diteliti.

    Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

    penelitian dengan judul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

    Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun Ajaran

    2006/2007.

    1.2 Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka

    dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja

    guru SMK Negeri I Purbalingga?

    2. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru

    terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga ?

  • 7

    1.3 Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan

    penelitian yang hendak dicapai adalah:

    1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh supervisi kepala sekolah dan

    motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.

    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan

    motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1.4.1 Kegunaan secara teoritis

    1. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai supervisi kepala sekolah,

    motivasi kerja serta kinerja.

    2. Untuk mengembangkan wawasan mengenai supervisi kepala sekolah,

    motivasi kerja serta kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.

    1.4.2 Kegunaan secara praktis

    1. Sebagai bahan masukan atau input bagi SMK Negeri I Purbalingga agar

    mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja

    guru melalui supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru.

    2. Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melalui

    supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja yang nantinya dapat

    meningkatkan mutu pendidikan.

  • 8

    1.5 Sistematika Skripsi

    Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi maka

    secara garis besar sistematikanya dibagi menjadi tiga kelompok:

    1. Bagian awal skripsi yang berisi: sampul, lembar berlogo, halaman judul,

    persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan

    persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar serta

    daftar lampiran.

    2. Bagian isi skripsi terdiri atas:

    Bab I PENDAHULUAN

    Diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian,

    kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.

    Bab II LANDASAN TEORI PENELITIAN

    Membahas landasan dan konsep-konsep serta teori-teori yang dijadikan

    landasan dalam penelitian

    Bab III METODE PENELITIAN

    Membahas tentang populasi penelitian, variabel, metode pengumpulan

    data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data.

    Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

    Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran kepada pihak yang terkait

    3. Bagian akhir Skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Supervisi Kepala Sekolah

    2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah

    Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

    membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan

    mereka secara efektif (Purwanto, 2003:32)

    Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155), supervisi merupakan bagian

    yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan

    terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang

    berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.

    Menurut carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam

    memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki

    pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan

    perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan

    pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian, 2000:17)

    Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial

    yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut

    maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai

    meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan

    bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu

    semaksimal mungkin dapat tercapai.

    9

  • 10

    Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah

    dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya

    dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata

    serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    2.1.2 Karakteristik supervisi

    Menurut Mulyasa (2004:112) Salah satu supervisi akademik yang populer

    adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

    1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap

    berada di tangan tenaga kependidikan.

    2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala

    sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

    3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala

    sekolah.

    4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan

    interpretasi guru.

    5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor

    lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada

    memberi saran dan pengarahan.

    6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,

    pengamatan, dan umpan balik.

    7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor

    terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.

  • 11

    8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan

    dan memecahkan suatu masalah.

    2.1.3 Faktor yang mempengarui berhasil tidaknya supervisi

    Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

    berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain:

    1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota

    besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya

    atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu.

    Dilingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain.

    2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah

    sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan

    muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya.

    3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau

    sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya

    memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.

    4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah

    itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi,

    hasrat kemampuannya, dan sebagainya.

    5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor

    yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya

    situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak

    mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan

    ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh

  • 12

    kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang

    mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.

    2.1.4 Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran

    Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah

    sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:

    1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam

    menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

    2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah

    termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan

    keberhasilan proses belajar-mengajar.

    3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan

    metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang

    sedang berlaku.

    4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai

    sekolah lainnya.

    5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai

    sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,

    menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk

    mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-

    masing.

    6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite

    sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

  • 13

    2.1.5 Teknik-teknik supervisi

    Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau tehnik

    supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik

    kelompok.

    1. Teknik perseorangan

    Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang

    dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

    antara lain :

    a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visition)

    Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-

    waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk

    melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya

    untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi

    syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk

    melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu

    diperbaiki.

    b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)

    Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk

    melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-

    cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan

    alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan

    metode tertentu, seperti misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi

    panel, fish bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya.

    c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan

    atau mengatasi problema yang dialami siswa

    Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-

    kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak

  • 14

    dapat memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami

    perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya.

    Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh

    siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu

    sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor yang

    mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya.

    d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan

    pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain :

    1) Menyusun program catur wulan atau program semester

    2) Menyusun atau membuat program ssatuan pelajaran

    3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas

    4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran

    5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar

    6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang

    ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.

    2. Teknik kelompok

    Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan

    yang dapat dilakukan antara lain :

    a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

    Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya

    berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam

    perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik

    dengan guru-guru.

    b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

    Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-

    kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah

    terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna

  • 15

    membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan

    dan peranan proses belajar-mengajar.

    c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)

    Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-

    penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru

    bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan

    penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-

    penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau

    wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan

    membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran,

    agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.

    Menurut Gwynn, dalam Bafadal (2004 :48-50), teknik supervisi

    digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik

    kelompok. Teknik supervisi individual meliputi : 1) kunjungan kelas, 2)

    percakapan pribadi, 3) kunjungan antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang

    teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3)

    laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6)

    perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi

    profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13)

    pertemuan guru.

    Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut diatas dapat diambil

    kesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah proses pembinaan kepala

    sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar.

    Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik

    formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil

    dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan

  • 16

    kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini

    hanya indikator : kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang

    kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan

    kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak

    kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti

    2.2 Motivasi

    2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja

    Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

    dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong

    semangat kerja (Anoraga, 1998:35). Menurut Hasibuan (2005:65), motivasi

    adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,

    agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya

    untuk mencapai kepuasan.

    Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2005:145), motivasi adalah keinginan

    yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan

    tindakan-tindakan.

    Meurut Asad (1995:45), motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan

    semangat atau dorongan kerja. Motivasi merupakan pemberian atau penggerak

    yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama bekerja

    secara efektif dan terintegrasi dan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.

    Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

    atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan

    organisasi maupun tujuan individual.

  • 17

    Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul

    pada diri seseorang yang menyebabkan ia melakukan sesuatu tindakan tertentu

    untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi kerja merupakan kondisi psikologis

    yang mendorong pekerja melakukan usaha menghasilkan barang atau jasa

    sehingga dapat tercapai suatu tujuan.

    2.2.2 Teori Motivasi

    Tingkah laku manusia selalu timbul oleh adanya kebutuhan yang

    mendorong ke arah suatu tujuan tertentu. Kebutuhan yang mendorong perbuatan

    kea rah tujuan tertentu adalah motivasi.

    Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan,

    pikiran dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada

    dasarnya di dorong oleh motivasi. Adanya berbagai kebutuhan akan menimbulkan

    motivasi seseorang untuk berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Orang mau

    bekerja keras dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil

    pekerjaannya.

    Abraham H. Maslow dalam Need Hierarchy Theory menyatakan bahwa

    kebutuhan dan kepuasan manusia bersifat jamak yaitu kebutuhan psikologis dan

    biologis berupa material. Maslow menggolongkan adanya lima kebutuhan

    manusia. (Hasibuan, 2003:104).

  • 18

    Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk

    bekerja menurut Maslow adalah:

    a. Kebutuhan fisik

    Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk

    mempertahankan kelangsungan hidup seseorang seperti sandang, pangan,

    papan. Organisasi membantu individu dengan menyediakan gaji yang

    baik, keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.

    b. Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan

    Jika kebutuhan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan

    ini dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari

    kecelakaan dan keselamatan dalam melaksankan pekerjaan. Kebutuhan ini

    mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa di

    tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam

    tertentu.

    c. Kebutuhan Afiliasi

    Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman,

    mencintai serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia

    pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorangpun

    manusia ingin hidup menyendiri. Kebutuhan ini terdiri dari :

  • 19

    1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia bekerja.

    2) Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya

    penting. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang

    tetap merasa dirinya penting.

    3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi

    kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan

    kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.

    4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa

    senang jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan

    saran atau pendapat pada pimpinan.

    d. Kebutuhan akan penghargaan diri/status

    Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise

    dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul

    karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.

    e. Kebutuhan aktualisasi diri

    Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan

    kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai

    prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai

    orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri ini berbeda dengan kebutuhan lain

    dalam dua hal. Kebutuhan aktualisasi diri hanya dapat dipenuhi atas usaha

    individu itu sendiri. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan

  • 20

    individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan

    dengan meningkatnya jenjang karier seorang individu.

    Kimbal willes dalam Bafadal (2004:101-102) menegaskan ada delapan hal

    yang diinginkan guru melalui kerjanya, yaitu adanya rasa aman dan hidup layak,

    kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan

    jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil

    bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah, dan kesempatan mempertahankan

    self respect.

    1. Rasa aman dan hidup layak

    Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi adanya jaminan ketercukupan

    akan makan, pakaian, dan perumahan bagi guru maupun keluarganya sehingga

    mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa

    aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan-tekanan batin, rasa takut akan

    masa depannya, serta adanya jaminan kesehatan.

    2. Kondisi kerja yang menyenangkan

    Suasana kerja meliputi tempat kerja, perlengkapan kerja, dan

    kepemimpinankerja. Kondisi kerja yang menyenangkan, misalnya tempat

    kerja yang menarik, bersih, rapi, perlengkapan yang cukup, serta adanya

    bimbingan. Oleh karena itu, walaupun gedungnya sederhana hendaknya selalu

    dibersihkan dan diatur rapi sehingga membuat orang senang bekerja di

    dalamnya.

  • 21

    3. Rasa diikutsertakan

    Sebagai manusia, apapun jabatannya, baik sebagai guru, pegawai tata

    usaha maupun lainnya, semuanya ingin merasa dirinya termasuk dalam

    anggota kelompoknya dimana ia bekerja dan berhasrat untuk bergabung

    mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus

    memberi kesempatan kepada anggotanya untuk memperbaiki serta menjalin

    hubungan sosial dengan rekan-rekan kerjanya.

    4. Perlakuan yang wajar dan jujur

    Seorang pemimpin bertugas membina persatuan antara anggotanya.

    Perlakukan setiap anggota dengan wajar dan adil. Janganlah sekali-kali pilih

    kasih, dimana hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan perhatian. Jika

    kelompok merasa bahwa hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan

    perhatian, lenyaplah semangat kerja kelompok.

    5. Rasa mampu

    Setiap anggota kelompok menginginkan agar prestasi mereka diakui

    oleh pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin mengakui bahwa setiap anggota

    kelompoknya mampu menunaikan tugasnya dan mengakui setiap anggota

    kelompoknya memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mencapai

    tujuan kelompok. Sehubungan dengan pembinaan moral kerja guru, kepala

    sekolah harus selalu menghargai dan mengakui setiap hasil kerja guru.

    6. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan

    Setiap orang yang bekerja ingin diakui oleh orang lainnya. Begitu pula

    setiap guru menginginkan agar segala jerih payahnya, yang ia lakukan demi

  • 22

    kesuksesan sekolah, diakui oleh kepala sekolah maupun guru-guru lainnya.

    Apabila keinginan untuk diakui tersebut terpenuhi maka guru akan merasa

    gembira dalam bekerja.

    7. Ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah

    Semua guru ingin ikut mbil bagian dalam membuat kebijakan sekolah.

    Hasrat ini merupakan hasrat asasi manusia. Jika semua guru diikutsertakan

    dalam membuat policy sekolah mereka merasa dipentingkan dalam sekolah.

    Pengalaman membuktikan bahwa jika tujuan ditetapkan bersama oleh

    kelompok maka semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas

    pelaksanaannya.

    8. Kesempatan mengembangkan self respect

    Rasa harga diri setiap guru perlu dikembangkan agar dapat melakukan

    apa yag harus dilakukan tanpa harus dididik pimpinan. Berilah kesempatan

    merencanakan bersama, jangan banyak diperintah, tetapi sebaliknya,

    memberikan rangsangan serta menunjukkan harapan yang positif.

    Sedang Claude S. George dalam Hasibuan (2005:163) mengemukakan

    bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan

    suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu 1) upah yang adil dan layak, 2)

    kesempatan untuk maju/promosi, 3) pengakuan sebagai individu, 4) keamanan

    kerja, 5) tempat kerja yang baik, 6) penerimaan oleh kelompok, 7) perlakuan yang

    wajar, 8) pengakuan atas prestasi.

    2.2.3 Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja

    Frederich Hersberg dalam Sedarmayanti (2001:67) menyatakan pada

    manusia berlaku faktor motivasi dan faktor pemeliharaan dilingkungan

  • 23

    pekerjaannya. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan ada enam faktor motivasi

    yaitu (1) prestasi, (2) pengakuan, (3) kemajuan/kenaikan pangkat, (4) pekerjaan

    itu sendiri, (5) kemungkinan untuk tumbuh, (6) tanggung jawab. Sedangkan untuk

    pemeliharaan terdapat sepuluh faktor yang perlu diperhatikan, yaitu (1)

    kebijaksanaan, (2) supervisi teknis, (3) hubungan antar manusia dengan atasan, (4)

    hubungan manusia dengan pembinanya, (5) hubungan antar manusia dengan

    bawahannya, (6) gaji dan upah, (7) kestabilan kerja, (8) kehidupan pribadi, (9)

    kondisi tempat kerja, (10) status

    2.2.4 Ciri-ciri motivasi kerja

    Menurut Sardiman (2005:83) dalam buku interaksi dan motivasi belajar

    mengajar bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri

    sebagai berikut:

    1. Tekun menghadapi tugas (dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak

    pernah berhenti sebelum selesai)

    2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

    3. Menunjukkan minat terhadap bermcam-macam masalah.

    4. Lebih senang bekerja sendiri

    5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,

    berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

    6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

    7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini.

    8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

    Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa seseorang yang memilik

    motivasi kerja, memiliki ciri-ciri tersebut di atas. Apabila seseorang memiliki ciri-

    ciri tersebut, berarti orang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri

    motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena

    kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan

    pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.

  • 24

    guru yang produktif tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Selain itu,

    juga harus berani mempertahankan pendapatnya kalau memang yakin dan

    rasional. Bahkan peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum dan

    berfikir bagaimana cara pemecahannya.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari motivasi kerja guru adalah dorongan

    bagi seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar

    tercapai agar tercapai tujuan sesuai rencana.

    Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru adalah :

    1. Tekun menghadapi tugas

    2. Ulet menghadapi kesulitan

    3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

    4. Lebih senang bekerja mandiri

    5. Cepat bosan pada tugas yang rutin

    6. Dapat mempertahankan pendapatnya

    7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini

    8. Senang mencari dan memecahkan masalah

    2.3 Kinerja Guru

    2.3.1 Pengertian Kinerja

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503) kinerja

    berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Dalam

    sebuah artikel yang diterbitkan oleh lembaga administrasi negara (1992:12)

    merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah Performance yang

    artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau

    hasil kerja.

    Menurut Simamora (1997:327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar

    pekerjaan. Sementara Nawawi (1997:235) menegaskan bahwa kinerja yang

    diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik /

    material maupun non material.

  • 25

    Menurut Anwar (1986:86) memberikan pengertian kinerja sama dengan

    performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas

    yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang

    berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola

    perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang

    berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja

    sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada

    waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia

    melaksanakan interaksi belajar-mengajar dikelas termasuk persiapannya baik

    dalam benmtuk program semester maupun persiapan mengajar.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru

    diatas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru

    dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas.

    2.3.2 Unsur Kinerja

    Berdasarkan pengertian diatas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu:

    1. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,

    dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode

    dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun tahun.

    2. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada

    akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus

    memberikan hasil setengah dari keseluruhan.

    3. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia

    mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan

    efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai tersebut harus bekerja

    dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.

    2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

  • 26

    Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal

    dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mccormick (1975: 79)

    menyatakan ada 2 (dua) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

    seseorang yaitu:

    1. Faktor Individual

    Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik,

    keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan,pengalaman

    kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.

    2. Faktor Situasional

    Faktor sosial dan organisasi, meliputi : kebijaksanaan organisasi, jenis latihan

    dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

    3. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-

    alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran,

    kebisingan dan fentilasi).

    2.3.4 Penilaian Kinerja

    Tugas manajer (Kepala Sekolah) terhadap guru salah satunya adalah

    melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan untuk

    mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai

    setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan

    berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.

    Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang

    berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga

    untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Sejalan dengan

  • 27

    pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk

    mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan

    selanjutnya.

    Sehubungan dengan hal diatas maka penilaian kinerja guru berdasarkan

    Standar Kompetensi Guru. Dalam bukunya Suparlan yang berjudul Guru sebagai

    Profesi, standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang

    ditetapkan atau dipersyaratkan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar

    Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam

    bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar

    berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas,

    kualifikasi dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar

    kompetensi guru dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.)

    pengelolaan pembelajaran, 2.) pengembangan profesi, dan 3.) penguasaan

    akademik.

    Ketiga komponen SKG tersebut, masing-masing terdiri atas beberapa

    kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua

    memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.

    Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh)

    kompetensi dasar, yaitu:

    1. Penyusunan rencana pembelajaran

    2. Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar

    3. Penilaian prestasi belajar peserta didik

    4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

  • 28

    5. Pengembangan profesi

    6. Pemahaman wawasan kependidikan

    7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang

    diajarkan. (Standar Kompetensi Guru Direktorat Tenaga Kependidikan 2003)

    Berdasarkan pendapat dan teori diatas bahwa supervisi merupakan proses

    pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru dan

    motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang

    lebih baik

    2.4 Kerangka Berpikir

    Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan

    tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi

    sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Untuk

    mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu

    diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya

    supaya berkinerja lebih tinggi lagi.

    Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu

    mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika kepala

    sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya

    dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan secara efektif dan profsional

    maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan

    kinerja guru.

    Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya

    gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena

  • 29

    terpenuhi kebutuhannya. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam

    ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam

    memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada

    kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik.

    Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat

    pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja

    guru.

  • 30

    Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun Ajaran 2006/2007

    X1 : Supervisi Kepala Sekolah Indikatornya: a. Kunjungan kelas b. Semangat kerja guru c. Pemahaman tentang kurikulum

    r Y : Kinerja Guru Indikatornya: a. Penyusunan rencana

    pembelajaran b. Pelaksanaan

    interaksi belajar mengajar

    c. Penilaian prestasi belajar peserta didik

    d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik

    baru d. Pengembangan metode dan

    evaluasi e. Rapat-rapat pembinaan f. Kegiatan rutin diluar mengaja

    X2 : Motivasi Kerja Guru Indikatornya: a. Tekun menghadapi tugas e. Pengembangan diri f. Pemahaman

    wawasan g. Penguasaan bahan

    kajian akademik

    b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap

    bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas yang

    rutin f. Dapat mempertahankan

    pendapatnya g. Tidak pernah mudah

    melepaskan hal yang diyakini h. Senang mencari dan

    memecahkan masalah

  • 31

    2.5 Hipotesis

    Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto,

    1996: 67). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan

    mendukung pernyataan maka hipotesis diterima. Hipotesis merupakan anggapan

    dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya.

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha): Ada Pengaruh Positif

    Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK

    Negeri I Purbalingga.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi Penelitian

    Menurut Arikunto (1998:115), populasi adalah keseluruhan objek

    penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 1

    Purbalingga yang berjumlah 60 orang. Karena jumlah kurang dari 100, maka

    semua populasi menjadi subyek penelitian. Hal ini sesuai dengan yang

    dikemukakan Arikunto (1998:112), apabila subyek kurang dari seratus lebih baik

    diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

    3.2 Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

    suatu penelitian (Arikunto,1998:99).

    1. Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap sesuatu gejala.

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

    a. Supervisi Kepala Sekolah (X1), dengan indikator: 1.) supervisi kunjungan

    kelas, 2.) semangat kerja guru, 3.) pemahaman tentang kurikulum, 4.)

    pengembangan metode dan evaluasi, 5.) rapat-rapat pembinaan, 6.)

    kegiatan diluar mengajar.

    b. Motivasi Kerja (X2), dengan indikator: 1.) tekun menghadapi tugas, 2.)

    ulet menghadapi kesulitan, 3.) menunjukkan minat, 4.) lebih senang

    bekerja mandiri, 5.) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, 6.) dapat

    32

  • 33

    mempertahankan pendapatnya, 7.) tidak pernah melepaskan hal yang

    diyakini, 8.) senang mencari dan memecahkan masalah.

    2. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi suatu gejala. Adapun yang

    menjadi variabel terikat (Y) adalah Kinerja guru yakni standar kompetensi

    guru yang meliputi 7 (tujuh) kompetensi dasar: 1) penyusunan rencana

    pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi belajar-mengajar, 3) penilaian prestasi

    belajar peserta didik, 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi

    belajar peserta didik, 5) pengembangan profesi, 6) pemahaman wawasan

    kependidikan, 7) penguasaan bahan kajian akademik.

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan

    metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya (Arikunto 1998:225).

    Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode antara lain:

    1. Metode angket (Kuesioner)

    Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

    hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,1998:140).

    Dalam menyususn kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala

    Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

    sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2001:86). Jadi dengan

    skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana supervisi kepala sekolah,

    motivasi kerja serta kinerja guru di SMK Negeri I Purbalinggga.

  • 34

    Angket pertanyaan ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan

    bobot skor sebagai berikut:

    a. Jawaban a diberi skor 4

    b. Jawaban b diberi skor 3

    c. Jawaban c diberi skor 2

    d. Jawaban d diberi skor 1

    2. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

    yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

    agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Data dapat diperoleh dari sumber

    tertulis yang berhubungan dengan penelitian yaitu informasi tentang jumlah guru

    dan karyawan serta data-data mengenai kepegawaian yang ada pada SMK Negeri

    I Purbalingga.

    3.4 Validitas dan Reliabilitas

    3.4.1 Validitas

    Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan

    atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

    mempunyai validitas tinggi (Arikunto,1998:160).

    Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal.

    Validitas internal dalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara

    bagian-bagian instrumen secara keseluruhan (Arikunto,1998: 138).

  • 35

    Dalam pengujian validitas internal dapat digunakan dua cara yaitu

    analisis faktor dan analisis butir. Adapun cara pengukuran analisis butir adalah

    dengan skor butir dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan rumus

    Product Moment, yaitu:

    rxy=( )( )

    ( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN YXXYN Keterangan :

    rxy : Koefisien korelasi

    n : Jumlah subyek atau responden

    x : Skor butir

    y : Skor total

    (Arikunto,1998: 162)

    Kesesuaian harga rxy yang diperoleh dari perhitungan dengan

    menggunakan rumus di atas dikonsultasikan dengan tabel r kritik product moment

    dengan kaidah keputusan apabila r hitung > r tabel, maka instrumen dikatakan

    valid. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka instrument dikatakan tidak valid

    dan tidak layak untuk pengambilan data. Hasil analisis validitas dapat dilihat pada

    lampiran 3 halaman 119-121 dan terangkum pada tabel 3.1

  • 36

    Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

    Supervisi kepala sekolah Motivasi kerja Kinerja guru No Pearson

    Correlation Kriteria Pearson

    Correlation Kriteria Pearson

    Correlation Kriteria

    1 0.678 Valid 0.564 Valid 0.567 Valid 2 0.594 Valid 0.558 Valid 0.715 Valid 3 0.596 Valid 0.646 Valid 0.605 Valid 4 0.647 Valid 0.856 Valid 0.027 Tidak valid 5 0.596 Valid 0.701 Valid 0.696 Valid 6 0.681 Valid 0.773 Valid 0.764 Valid 7 0.672 Valid 0.728 Valid 0.762 Valid 8 0.532 Valid 0.547 Valid 0.586 Valid 9 0.761 Valid 0.002 Tidak valid 0.699 Valid

    10 0.530 Valid 0.754 Valid 0.529 Valid 11 -0.080 Tidak valid 0.648 Valid 0.664 Valid 12 0.611 Valid 0.832 Valid 0.611 Valid 13 0.856 Valid 0.771 Valid 0.554 Valid 14 0.377 Tidak valid 0.662 Valid 0.664 Valid 15 0.849 Valid 0.581 Valid -0.050 Tidak valid 16 0.779 Valid -0.130 Tidak valid 0.205 Tidak valid 17 0.564 Valid 0.122 Tidak valid 18 0.552 Valid 0.612 Valid 19 0.625 Valid 20 0.594 Valid 21 0.705 Valid

    Sumber: data penelitian diolah tahun 2007

    Terlihat dari tabel 3.1, pada variabel supervisi kepala sekolah terdapat 2

    item yang tidak valid yaitu no 11 dan no 14 dengan rhitung -0,080 dan 0,377, untuk

    variabel motivasi kerja terdapat 2 item yang tidak valid yaitu nomor 9 dan 16

    dengan rhitung 0.002 dan -0.130, sedangkan untuk variabel kinerja guru terdapat 4

    item yang tidak valid yaitu nomor 4, nomor 15, nomor 16 dan nomor 17 dengan

    rhitung masing-masing 0.027, -0.050, 0.205 dan 0.122. Karena dari masing-masing

    indikator sudah terwakili maka Item-item yang kurang dari rtabel pada taraf

    kesalahan 5% dengan n = 15 yaitu 0,514 atau tidak valid tersebut dihilangkan.

  • 37

    3.4.2 Reliabilitas

    Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1998 : 170).

    Untuk menguji reliabilitas instrumen, digunakan uji reliabilitas internal

    yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari suatu hasil pengetesan dengan

    rumus sebagai berikut:

    r11=

    2

    2

    11 t

    b

    kk

    Keterangan :

    r11 : Reliabilitas instrumen

    k : Banyaknya pertanyaan

    2b : Jumlah varian butir

    2t : Varian total

    (Arikunto.1998:193)

    Hasil perhitungan reliabilitas dikonsultasikan dengan r tabel rata-rata

    signifikansi 5% atau internal kepercayaan 95%. Bila harga perhitungan lebih besar

    dari r tabel, maka instrument dikatakan reliabel. Untuk mencari varian butir

    digunakan rumus :

    ( )N

    NX

    X =2

    2

    2

    Keterangan :

    : Varian tiap butir

  • 38

    X : Jumlah skor butir

    N : Jumlah responden

    Hasil analisis reliabilitas diperoleh r11 untuk variabel supervisi kepala

    sekolah mencapai 0,874, untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,886 dan untuk

    variabel kinerja guru sebesar 0,854. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi

    rtabel = 0,514 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam kategori reliabel.

    3.5 Metode Analisis Data

    Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan

    rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.

    Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka

    penarikan kesimpulan. Adapun metode analisi data yang dipergunakan meliputi

    analisis deskriptif dan analisis regresi.

    3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase

    Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian

    yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK

    Negeri 1 Purbalingga. Adapun rumusnya adalah:

    % = %xNn 100

    Keterangan :

    n : Jumlah skor jawaban responden

    N : Jumlah seluruh skor ideal

    % : Tingkat keberhasilan yang dicapai

    (Mohamad Ali, 1992: 184)

  • 39

    Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah

    sebagai berikut:

    a. Menetapkan skor tertinggi dan skor terendah

    b. Menetapkan range yang dicari yaitu selisih antara skor tertinggi dan skor

    terendah

    c. Menetapkan interval yaitu range dibagi jumlah option

    d. Untuk mengetahui kriteria perhitungan dibuat tabel

    Dalam menentukan interval persentase untuk menentukan kategori data

    dilakukan dengan cara:

    Persentase tertinggi : 55 x 100% = 100%

    Persentase terendah :51 x 100% = 20%

    Jarak : 100% - 20% = 80%

    Interval kriteria : 80% : 5 = 16%

    Tabel 3.2 kriteria persentase

    Interval kriteria Kriteria 85< % skor

  • 40

    berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan

    berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu normalitas distribusinya,

    apakah pada taraf signifikansi tertentu atau tidak. Pengujian normalitas data

    dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masing-

    masing variabel penelitian. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji

    normalitas Kolmogorov-Smirnof (Santoso 1999:311). Data dianalisis dengan

    bantuan komputer program SPSS versi 12 Windows 2000. Dasar pengambilan

    keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian

    berdistribusi normal. Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov analisis

    kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized Residual.

    Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh titik-titik yang

    mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi

    normal.

    3.5.2.2 Uji Linieritas

    Uji linieritas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya

    suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas

    akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji

    linieritas merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier.

    Sebaliknya jika hasil uji linieritas merupakan data yang tidak linier maka analisis

    regresi yang digunakan nonlinier. Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat

    dilihat dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan

    bahwa hubungannya bersifat linier.

  • 41

    3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

    Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar

    pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola

    tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat

    homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.

    3.5.2.4 Uji Multikolinieritas

    Uji persamaan selanjutnya adalah uji kolinieritas untuk mengetahui ada

    tidaknya korelasi di antara sesama variabel bebas. Model regresi dalam penelitian

    ini dapat memenuhi syarat apabila tidak terjadi multikolinieritas atau adanya

    korelasi di antara variabel bebas (Santosa 1999:293). Pengujian multikolinieritas

    ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor (VIF). Antara variabel bebas

    dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF > 10.

    3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

    Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

    antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara supervisi kepala sekolah,

    motivasi kerja terhadap kinerja.

    Persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:

    Y=a+b1X1+b2X2

    Keterangan :

    Y = Variabel terikat kinerja

    a = Bilangan konstanta

    b1 = koefisien regresi supervisi kepala sekolah (X1)

    b2 = koefisien regresi motivasi kerja (X2)

    (Algifari,1997:51)

  • 42

    Untuk menentukan persamaan linier menggunakan program komputerisasi

    yaitu SPSS.

    Uji Simultan (Uji F)

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

    mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat. Untuk membuktikan

    kebenaran hipotesis digunakan uji distribusi F dengan cara membandingkan antara

    nilai F hitung dengan F tabel. Apabila perhitungan F hitung >F tabel atau p value

    < 0,05 maka Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari

    regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak.

    Sebaliknya jika F hitung < F tabel maka Ho diterima sehingga dapat

    dikatakan bahwa variabel bebas tidak mampu menjelaskan variabel terikat.

  • 43

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Purbalingga

    SMK Negeri 1 Purbalingga beralamat di Jl. Mayjend Sungkono 34

    Purbalingga Telp/Fax. (0281) 891550 / (0281) 895265 Email :

    [email protected]. Website : http://www.smkn1pbg.cjb.net SMK

    Negeri Purbalingga di pimpin oleh 1 Kepala Sekolah yaitu Drs.Sukamto.

    Program/bidang keahlian di SMK Negeri 1 Purbalingga adalah Akuntansi,

    sekretaris, penjualan, rekayasa perangkat lunak, teknik computer dan jaringan.

    Jumlah guru SMK Negeri 1 Purbalingga ada 60 guru. sedangkan jumlah siswa

    terdapat 920 dengan rincian : kelas I berjumlah 320 siswa, kelas II berjumlah 316

    siswa, dan kelas III ada 284 siswa.

    Visi SMK N I Purbalingga : SMK Negeri I Purbalingga sebagai pusat

    pendidikan dan latihan profesi berstandar nasional.

    Misi SMK Negeri I Purbal