10
JURNAL ILMIAH PROFESI PENDIDIKAN Volume 1 No. 1 Mei 2016, ISSN: 2502-7069 41 HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN PERSEPSI GURU TERHADAP PROFESI DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN MATARAM Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Mataram [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan persepsi guru terhadap profesi baik secara parsial maupun secara bersama-sama dengan kualitas pembelajaran pada sekolah dasar negeri se-Kecamatan Mataram. Untuk memperoleh data dalam penelitian adalah menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan Mataram. Sampel penelitian sebanyak 60 orang guru yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi dan korelasi dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menemukan ada hubungan positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah, persepsi guru terhadap profesi dengan kualitas pembelajaran serta supervisi kepala sekolah dan persepsi guru terhadap profesi secara bersama- sama dengan kualitas pembelajaran pada sekolah dasar negeri se-Kecamatan Mataram. Dapat direkomendasikan dari uji komparasi dan uji statistik ternyata secara bersama-sama supervisi kepala sekolah dan persepsi guru terhadap profesi memberikan kontribusi yang lebih signifikan daripada secara parsial. Kata kunci : kualitas pembelajaran, supervisi kepala sekolah, persepsi guru ABSTRACT: This study aims to reveal the correlation between the implementation of principals’ supervision as well as teachers’ perception on their profession whether done separately or concurrently and the learning quality in all elementary schools in Mataram. Data collection was done through survey questionnaire. The population of this study is all elementary school teachers in Mataram, 60 of whom are chosen as the sample by using simple random sampling technique. Data analysis is done through regression and correlation 0,05 significance level. The result of this study shows that there is a positive and significant correlation between (1) the principals’ supervision as well as teachers’ perception on their profession and the learning quality in all elementary schools in Mataram, (2) concurrently done principals’ supervision as well as teachers’ perception on their profession and the learning quality in all elementary schools in Mataram. From the comparative and statistical test, it is concluded that principal supervision and teachers’ perception on their profession gives more significant contribution when they are done concurrently instead of separately. Keywords: learning quality, principals’ supervision, teachers’ perception.

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

JURNAL ILMIAH PROFESI PENDIDIKANVolume 1 No. 1 Mei 2016, ISSN: 2502-7069

41

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN PERSEPSIGURU TERHADAP PROFESI DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI

SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN MATARAM

Siti Aminah, Wildan, Nyoman SridanaMagister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Mataram

[email protected]

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan supervisi kepalasekolah dan persepsi guru terhadap profesi baik secara parsial maupun secara bersama-sama dengankualitas pembelajaran pada sekolah dasar negeri se-Kecamatan Mataram. Untuk memperoleh data dalampenelitian adalah menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolahdasar negeri se-Kecamatan Mataram. Sampel penelitian sebanyak 60 orang guru yang ditentukan denganteknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis datamenggunakan uji regresi dan korelasi dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menemukan adahubungan positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah, persepsi guru terhadap profesi dengankualitas pembelajaran serta supervisi kepala sekolah dan persepsi guru terhadap profesi secara bersama-sama dengan kualitas pembelajaran pada sekolah dasar negeri se-Kecamatan Mataram. Dapatdirekomendasikan dari uji komparasi dan uji statistik ternyata secara bersama-sama supervisi kepalasekolah dan persepsi guru terhadap profesi memberikan kontribusi yang lebih signifikan daripada secaraparsial.

Kata kunci : kualitas pembelajaran, supervisi kepala sekolah, persepsi guru

ABSTRACT: This study aims to reveal the correlation between the implementation of principals’supervision as well as teachers’ perception on their profession whether done separately or concurrentlyand the learning quality in all elementary schools in Mataram. Data collection was done through surveyquestionnaire. The population of this study is all elementary school teachers in Mataram, 60 of whom arechosen as the sample by using simple random sampling technique. Data analysis is done throughregression and correlation 0,05 significance level. The result of this study shows that there is a positiveand significant correlation between (1) the principals’ supervision as well as teachers’ perception ontheir profession and the learning quality in all elementary schools in Mataram, (2) concurrently doneprincipals’ supervision as well as teachers’ perception on their profession and the learning quality in allelementary schools in Mataram. From the comparative and statistical test, it is concluded that principalsupervision and teachers’ perception on their profession gives more significant contribution when theyare done concurrently instead of separately.Keywords: learning quality, principals’ supervision, teachers’ perception.

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

42

PENDAHULUANMeningkatkan mutu pendidikan

merupakan suatu proses yang terintegrasidengan proses peningkatan mutu sumberdaya manusia. Menyadari akan hal itu,pemerintah bersama kalangan swasta selaluberupaya mewujudkan amanat tersebutmelalui berbagai usaha pembangunanpendidikan yang lebih bermutu, antara lainmelalui pengembangan dan perbaikankurikulum dan sistem evaluasi, perbaikansarana dan prasarana pendidikan,pengembangan dan pengadaan materi ajar,serta pemberian pendidikan dan pelatihanbagi guru. (Mulyasa, 2013).

Hasil observasi yang dilakukan 20-21Oktober 2014 di beberapa sekolah dasar diKecamatan Mataram, diperoleh fakta bahwakemampuan guru mempersiapkanpembelajaran di kelas masih lemah, gurukurang memiliki gambaran yang akandilakukan di kelas. Rendahnya kesadaraninternal guru tentang perbaikan danperubahan kinerja akan berdampak terhadaprendahnya kualitas/mutu prosespembelajaran.

Corey (dalam Sagala, 2013) mengatakanbahwa: “Pembelajaran adalah suatu prosesdimana lingkungan seseorang secara sengajadikelola untuk memungkinkan ia turut sertadalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan responsterhadap situasi tertentu.” Guru yang secaralangsung memberi layanan belajar kepadapeserta didik dengan menggunakan semuasumber daya dan fasilitas untukmemperlancar kegiatan pembelajaran. Olehkarena itu guru dituntut memiliki kemampuandan keterampilan memadai untuk mencipta-kan suasana belajar yang menarik dan

menyenangkan, lingkungan belajar yangnyaman, suasana yang membangkitkan minatpeserta didik serta aspek lainnya yangmendukung terciptanya pembelajaran yangberkualitas.

Persepsi guru tentang profesinyaberperan penting dalam mendorong ataumemotivasi guru meningkatkan kinerja-nya.Persepsi adalah suatu proses seseorangmengorganisasikan dan menginterpretasikanpesan-pesan sensorinya dalam usahamemberikan suatu makna tertentu terhadaplingkungannya. Siagian (2004). Guru yangmemiliki persepsi positif terhadap profesiakan memiliki komitmen dan semangat kerjayang tinggi untuk melakukan upaya dalammenghasilkan proses pembelajaran yangberkualitas. Sebaliknya guru yang memilikipersepsi negatif terhadap profesi akanmemiliki kinerja yang rendah.

Disisi lain kepala sekolah adalah guruyang diberi tugas tambahan untuk mengeloladan memimpin keseluruhan proses dansubstansi manajemen pendidikan di sekolah.Di dalam Permendiknas No.13 Tahun 2007ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yangseharusnya dimiliki seorang kepala sekolahadalah kompetensi supervisi. Supervisiberupa kegiatan memberi bantuan yangdilakukan di sekolah agar terjadi peningkatankualitas pembelajaran yang ditangani guru.Sutisna (dalam Suhardan, 2010)mengatakan:” tujuan supervisi adalah untukmembantu guru memperbaiki danmenyempurnakan proses belajar dan melaluiini meningkatkan efisiensi, efektivitaskualitas pendidik”. Dengan memak-simalkankegiatan supervisi akademik oleh kepalasekolah di tingkat satuan pendidikandiharapkan tenaga pendidik (guru) dapat

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

43

mencapai penguasaan peningkatanpengetahuan dan ketrampilan dalam prosespembelajaran.

Sebagaimana hasil wawancara hari Rabu,5 November 2014 dikantor Dinas DikporaKota Mataram ruang pengawas dengankordinator pengawas kecamatan MataramDarmukti bahwa supervisi yang dilakukan disekolah kecamatan Mataram masih belumberjalan sebagaimana diharapkan, seperti (1)masih ada kepala sekolah yang melakukansupervisi belum teratur danberkesinambungan, (2) masih ada kepalasekolah yang kurang memahami dengan baikmasalah yang dihadapi oleh guru, sehinggaaspek yang disupervisi kurang sesuai.

Departemen Pendidikan Nasional(sekarang Kemendikpora) melakukan ujikompetensi kepala sekolah berdasarkanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional No.13 Tahun 2007 tentang kompetensi kepalasekolah. Hasil uji kompetensi tersebut adalah250 ribu kepala sekolah di Indonesiasebanyak 70% tidak kompeten. Hampirseluruh kepala sekolah lemah di bidangmanajerial dan supervisi. Padahal duakompetensi itu merupakan kekuatan kepalasekolah untuk mengelola sekolah denganbaik. Depdiknas (dalam Suhardiman, 2012).

Penelitian ini dibatasi pada tiga variabelyaitu kualitas pembelajaran sebagai terikat(Y), supervisi kepala sekolah sebagai variabel(X1) dan persepsi guru terhadap profesisebagai (X2). Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : (1) Apakah adahubungan antara supervisi kepala sekolahdengan kualitas pembelajaran pada sekolahdasar negeri se-Kecamatan Mataram? (2)Apakah ada hubungan antara persepsi guruterhadap profesi dengan kualitas

pembelajaran pada sekolah dasar negeri se-Kecamatan Mataram? (3) Apakah adahubungan antara supervisi kepala sekolah danpersepsi guru terhadap profesi secarabersama-sama dengan kualitas pembelajaranpada sekolah dasar negeri se-KecamatanMataram?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara supervisi kepala sekolah danpersepsi guru terhadap profesi baik secaraparsial maupun secara bersama-sama dengankualitas pembelajaran pada sekolah dasarnegeri se-Kecamatan Mataram.

Konsep kualitas tidak dapat dilepaskandari manajemen mutu, sebuah proses dinamisyang baru dapat dicapai setelah diusahakandari waktu ke waktu. Diprogram dengan baik,melibatkan semua orang dengan komitmenyang tinggi, baru dapat dicapai dalam jangkawaktu yang relatif lama, denganmengerahkan segenap kemampuan yangdimilikinya. Kualitas adalah gambaran yangmenyeluruh dari barang atau jasa yangmenunjukkan kemampuannya dalammemenuhi kebutuhan yang diharapkan.Dalam konteks pendidikan, pengertian mutumencakup input, proses dan outputpendidikan. Depdiknas (dalam Mulyasa,2013).

Manajemen mutu disekolah merupakanupaya untuk mengusahakan terciptanya mutupendidikan melalui berbagai kegiatan yangbermuara pada peningkatan prosespembelajaran. Corey (dalam Sagala, 2013)mengatakan bahwa: “Pembelajaran adalahsuatu proses dimana lingkungan seseorangsecara sengaja dikelola untuk memungkinkania turut serta dalam tingkah laku tertentudalam kondisi- kondisi khusus ataumenghasilkan respons terhadap situasi

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

44

tertentu.” Senada dengan Sahertian (2010),proses pembelajaran adalah seperangkatkegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Dunkin (dalam Sanjaya, 2013),ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhikualitas proses pembelajaran dilihat darifaktor guru, yaitu teacher formatifexperience, teacher training experience, danteacher properties. Sedangkan faktor yangdapat memengaruhi pembelajar-an dari aspekpeserta didik, meliputi: latarbelakang (pupilformative experience) dan sifat yang dimilikipeserta didik ( pupil propertis), sarana danprasarana serta faktor lingkungan meliputifaktor organisasi kelas dan faktor iklimsosial-psikologis.

Supervisi merupakan usaha memberipelayanan agar guru menjadi lebihprofessional dalam menjalankan tugasnyamelayani peserta didiknya. Sutisna (dalamSuhardan, 2010), mengemukakan supervisihadir karena satu alasan untuk memperbaikimengajar dan belajar. Kedudukan supervisimerupakan komponen yang sangat strategisdalam administrasi pendidikan. Carrie danMiller (dalam Suhardan, 2010), menyatakanbila tidak ada unsur supervisi, sistempendidikan secara keseluruhan tidak akanberjalan dengan efektif dalam usahamencapai tujuannya. Supervisi mendorongguru menjadi lebih berdaya, dan situasipembelajaran menjadi lebih baik, dan efektif.Supervisi dapat dilakukan dengan berbagaicara. Teknik supervisi dapat digolongkanmenjadi dua yaitu teknik perseorangan danteknik kelompok (Purwanto, 2014).

Supervisi yang dimaksud dalampenelitian ini adalah supervisi akademik.Mulyasa (2013), menge-mukakan supervisiakademik adalah bantuan professional kepada

guru, melalui siklus perencanaan yangsistematis, pengamatan yang cermat danumpan balik yang objektif dan segera.Dengan menggunakan pendekatan supervisiakademik yang tepat kepala sekolah dapatmenentukan tindakan yang efektif gunaperbaikan kinerja guru dan peningkatankualitas pembelajaran.

Persepsi adalah sesuatu yangberhubungan dengan “kesan atau pandangan”seseorang tentang suatu objek, kejadian atauperistiwa yang dilihatnya. Pada saatseseorang bertemu orang lain ataupun objekuntuk pertama kalinya, biasanya orangtersebut segera memiliki interpretasi.Interpretasi ini muncul karena orang tersebutmemiliki persepsi. Robbins (2002), memberibatasan bahwa persepsi adalah suatu prosespada individu untuk mengorganisasikan danmenginter-pretasikan kesan sensori merekauntuk memberi arti pada lingkungan mereka.

Siagian (2004), mengatakan bahwa ada 3(tiga) faktor yang memengaruhi persepsiseseorang yaitu: (1) diri orang yangbersangkutan (karakteristik). Karakteristikindividual yang turut berpengaruh, sepertisikap, motif, kepentingan, minat, pengalamandan harapan, (2) sasaran persepsi, sasarandapat berupa orang, benda atau peristiwa. (3)Faktor situasi, persepsi dilihat secarakontekstual yang berarti dalam situasi manapersepsi itu timbul. Sedangkan Walgito(2010), faktor yang berperan dalam persepsi,yaitu: objek persepsi, alat indera, syaraf danpusat susunan syaraf, perhatian. MenurutRakhmat (2013), persepsi ditentukan olehfaktor personal dan faktor situasional.

Persepsi merupakan aktivitas yangmenyatu dalam diri individu, maka apa yangberada dalam diri individu akan ikut aktif

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

45

dalam persepsi. Makna yang diberikanseseorang terhadap suatu objek tersebut dapatdiketahui melalui kesan, pendapat danperilaku yang ditampilkan berkaitan denganobjek yang bersangkutan. Persepsi itu bersifatindividual, Davidoff (dalam Walgito, 2010).

Berkaitan dengan persepsi, tentangprofesi guru adalah pejabat professional.Suatu jabatan dikatakan professional, kalauhanya pejabat yang bersangkutan bisamelakukan tugas tersebut. Vollmer dan Mills(dalam Danim, 2012), mengatakan bahwaprofesi adalah sebuah jabatan yangmemerlukan kemampuan intelektual khusus,yang diperoleh melalui kegiatan belajar danpelatihan yang bertujuan untuk menguasaiketerampilan atau keahlian dalam melayaniatau memberikan nasehat pada orang lain,dengan upah atau gaji dalam jumlah tertentu.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

Mataram, yang melibatkan 60 orang gurusebagai responden. Desain penelitian sebagaiberikut:

ry1 Ry12

ry2

Gambar 1: Hubungan Antara Variable

Alat pengumpul data menggunakankuesioner. Analisis statistik diawali denganuji prasyarat berupa uji normalitasmenggunakan lilliefors dan uji homogenitas

menggunakan uji bartlet. Pengujian hipotesisdilakukan dengan analisis regresi dan korelasitunggal dan jamak yang dilanjutkan dengankorelasi parsial.

HASIL DAN PEMBAHASANDeskripsi Data

Hasil analisis deskripsi data tentangsupervisi kepala sekolah, persepsi guruterhadap profesi dan kualitas pembelajarandisajikan pada tabel 1.Tabel 1 : Hasil Analisis DeskriptifVariabel Supervi

sikepalasekolah

Persepsiguruterhadapprofesi

Kualitaspembelajaran

Rata-rata 90,78 91,81 96,43Median 94 94 99Stan.deviasi

11,26 98,0 10,33

Nilaiterendah

62 63 65

Nilaitertinggi

104 100 106

Responden 60 60 60

Uji persyaratan menunjukkan data supervisikepala sekolah dan persepsi guru terhadapprofesi berdistribusi normal (Tabel 2).Selanjutnya uji homogenitas diperoleh data Yatas X1 dan X2 adalah homogen.

Tabel 2: Hasil Perhitungan PengujianNormalitas

Keterangan:X1 = Supervise Kepala SekolahX2 = Persepsi Guru terhadap profesiY = Kualitas Pembelajaran

X1

X2

Y

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

46

No

SkorGalatBaku(Y-Ŷ)atas Xi

HargaSimpul-an

Lohitun

gLtabel (0,001)

1X1 0,090 0,153

Normal

2X2 0,151 0,153

Normal

Lo < Ltabel berarti sebaran skor galat baku(Y-Ŷ) atas X1 dan X2 berdistribusi normal.Keterangan :X1 = Supervisi Kepala SekolahX2 = Persepsi GuruY = Kualitas Pembelajaran

Selanjutnya dilakukan pengujianhipotesis menggunakan teknik korelasijamak, tunggal dan parsial. Hasil perhitungandisajikan melalui Tabel 3, 4,5 dan 6.Tabel 3: Hasil Uji Signifikansi Koefisien

Korelasi X1 dengan Y

dkKoefisienKorelasi

t-hitung

t-tabel0,05 0,01

59ry1=0,859**

12,7521,672 2,002

**Koefisien korelasi sangat signifikan (t-hitung = 12,752 > t-tabel = 2,002)Keterangan : dk = derajat kebebasan

Berdasarkan data pada table 3 di atas,dapat diketahui bahwa harga t-hitung =12,752 > t-tabel = 2,002. Dapat disimpulkanbahwa terdapat hubungan yang positif dansignifikanantara supervisi kepala sekolahdengan kualitas pembelajaran. Koefisiendeterminasinya (r2

y1) sebesar 73,9%.

Tabel 4: Hasil Uji Signifikansi KoefisienKorelasi Parsial X1 dengan Y, X2

dikontrol

dkKoefisienKorelasiParsial

t-hitung

t-tabel

0,05 0,01

59 ry1.2=0,787** 12,752 1,672 2,002**Koefisien korelasi sangat signifikan (t-hitung = 12,752 > t-tabel = 2,002)

Dari data pada table 4, bilapersepsi guruterhadap profesi (X2)dibuat tetap (dikontrol),maka supervisi kepala sekolah (X1) dapatmemberikan kontribusi yang signifikandanstabil terhadap kualitas pembelajaran gurusekolah dasar.Tabel 5: Uji Signifikansi KoefisienKorelasi

X2 dengan Y

dkKoefisienKorelasi

t-hitung

t-tabel0,05 0,01

59 ry2= 0,71** 7,648 1,672 2,002**Koefisien korelasi sangat signifikan (t-hitung = 7,65 > t-tabel = 2,002)

Begitu pula data pada tabel 5, dapatdiketahui bahwa harga t-hitung = 7,65 > t-tabel = 2,002. Dapat disimpulkan terdapathubungan yang positif dan signifikan antarapersepsi guru terhadap profesi dengankualitas pembelajaran. Koefisien determinasi-nya (r2

y2) sebesar 50,4%.Tabel 6: Hasil Uji Signifikansi Koefisien

Korelasi ParsialX2 dengan Y, X1

dikontrol

dkKoefisienKorelasiParsial

t-hitung

t-tabel

0,05 0,01

59 ry2.1= 0,63** 7,648 1,672 2,002**Koefisien korelasi sangat signifikan (t-hitung = 7,65 > t-tabel = 2,002)

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

47

Data yang tertera pada tabel 6 menjelaskanbahwa bila supervisi kepala sekolah (X1)dibuat tetap (dikontrol), makapersepsi guruterhadap profesi (X2) dapat memberikankontribusi yang signifikan dan stabil terhadapkualitas pembelajaran.

Hasil perhitungan uji signifikansi danlinieritas X1 dan X2 dengan Y disajikan padaTable 7.

Tabel 7: Hasil Pengujian SignifikansiPersamaan Regresi

Ŷ = 13,24 + 0,61X1 + 0,31X2

df SS MS FSig.F

Regression

25160,98

2580,49

130,19

0.000

Residual

57591,41

19,820

Total 596290,73

Dari hasil perhitungan pada tabel 7 diperolehharga F 130,19 pada taraf signifikan (p) =0,000. Dapat disimpul-kan persamaan regresiŶ = 13,24 + 0,62X1+0,31X2signifikan danbersifat linear.Koefisien determinasinya(R2

y12) sebesar 82,8%.Dapat disimpulkanbahwa supervisi kepala sekolah danpersepsiguru terhadap profesi secara bersama-samakonsisten dan stabil memberikan sumbanganpositif terhadap kualitas pembelajaranpadasekolah dasar.

Simpulan tersebut menunjukkan bahwamakin sering dilaksanakannya supervisi olehkepala sekolah dapat meningkatkan kualitaspembelajaran di sekolah dasar.

Hal ini sejalan dengan pendapat Pidarta(2009) supervisi adalah suatu prosespembinaan guru agar pofesionalnya

berkembang, supervisor membantumeluruskan tindakan-tidakan guru yangmasih menyimpang. Bilamana gurumemperoleh pembinaan dan kemudianmenyadari pentingnya meningkatkankemampuan diri, guru tumbuh dan makinbertambah mampu dalam menjalankantugasnya. Proses belajar peserta didik akanmenerima lebih karena kecakapan gurumengelola pembelajaran makin sempurna,sehingga peserta didik akan belajar danberkembang lebih cepat. Carrie dan Miller(dalam Suhardan, 2010) menyatakan bilatidak ada unsur supervisi, sistem pendidikansecara keseluruhan tidak akan berjalandengan efektif dalam usaha mencapaitujuannya.

Namun dalam pelaksanaan supervisioleh kepala sekolah belum dapat terlaksanasecara optimal dikarenakan, seperti yangditemukan dalam penelitian ini yakni (1)konsentrasi kepala sekolah terpecah olehkesibukan lain sehingga kurang fokusmengamati guru pada kegiatan ini, (2)pelaksanaan supervisi kepala sekolahdilakukan tidak sampai kegiatan penutup, (3)kemampuan kepala sekolah dalam halsupervisi perlu ditingkatkan. Perilaku yangditunjukkan oleh kepala sekolah tersebutdapat berdampak negatif pada guru.Semangat guru dalam mengajar dapatmenurun karena kurang mendapat perhatiandari kepala sekolah, guru merasa kurangdihargai atas usaha yang telah dilakukankarena merasa kurang mendapat perhatiandari kepala sekolah.Perlakuan-perlakuan/pengalaman seperti ini yang dialami olehguru dapat berdampak pada menurunnyakinerja guru dalam memberikan layanan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

48

kepada peserta didik terutama saat prosespembelajaran.

Kondisi di atas diperkuat oleh hasilpenelitian yang dilakukan oleh Imran (dalamSupardi, 2013), adapun faktor-faktor yangmenyebabkan kesukaran kepala sekolahdalam melakukan supervisi meliputi:terbatasnya kemampuan professional,terbatasnya waktu, terbatasnya petunjukpelaksanaan dan terbatasnya biaya. Halsenada diungkapkan oleh hasil penelitian Hillet.al. (dalam Supardi 2013), “kepala sekolahsibuk dengan tugas-tugas administrasi, kepalasekolah memandang peranannya sebagaisupervisor sangat berat.”

Berdasarkan hal tersebut, maka salahsatu upaya yang dapat dilakukan untukmeningkatkan kualitas pembelajaran adalahdengan meng-optimalkan pelaksanaansupervisi kepala sekolah dan meningkatkankompetensi supervisor (kepala sekolah)melalui (1) pendidikan dan pelatihan, (2)diklat pembinaan kompetensi calon kepalasekolah, (3) praktik kerja (magang) kesekolah-sekolah yang sudah maju, (4)kunjungan kerja/studi banding ke sekolah-sekolah yang sudah maju, (5) meningkatkanperan organisasi profesi (PGRI), musyawarahkerja kepala sekolah (MKKS) dalam upayamembina para anggotanya. Artinya semakinkontinu, dan memadai kemampuansupervisor, pelaksanaan supervisi kepalasekolah dapat meningkatkan secara signifikankualitas pembelajaran.

Sikap professional guru senantiasa perluditumbuhkan, dijaga dan dikembangkansecara kontinu dan berkesinambungan. Padadasarnya pilihan seseorang menjadi guruadalah panggilan jiwa untuk memberikanpengabdian pada sesama dengan mendidik,

mengajar, membimbing dan melatih melaluiproses pembelajaran. Hal ini sejalan denganprinsip-prnsip profesi guru menurut UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen(Sairin, 2013), antara lain menyatakan:memiliki bakat, minat, panggilan jiwa danidealism. Senada dengan UU No 14 Tahun2005, menurut Pidarta (2009), ciri-ciri profesiantara lain: pilihan terhadap jabatan itudidasari oleh motivasi yang kuat danmerupakan panggilan hidup orang yangbersangkutan.

Profesi guru adalah pejabat professional.Suatu jabatan dikatakan professional, kalauhanya pejabat yang bersangkutan bisamelakukan tugas tersebut. Vollmer dan Mills(dalam Danim, 2012), mengatakan bahwaprofesi adalah sebuah jabatan yangmemerlukan kemampuan intelektual khusus,yang diperoleh melalui kegiatan belajar danpelatihan yang bertujuan untuk menguasaiketerampilan atau keahlian dalam melayaniatau memberikan nasehat pada orang lain,dengan upah atau gaji dalam jumlah tertentu.

Dari uraian di atas jelas bahwa profesiguru merupakan sebuah profesi, yang hanyadapat dilaksanakan secara efektif dan efisienoleh seseorang yang dipersiapkan untukmenguasai kompetensi guru melaluipendidikan atau pelatihan khusus.Pengakuan dan penghargaan baik daripemerintah, lingkungan sekitar maupunmasyarakat luas akan memberikan atmosfirpositif bagi para guru. Adanya pengalaman-pengalaman yang positif ini akan berdampakpada persepsi guru terhadap profesinya akansemakin positif. Kondisi ini akanmemengaruhi persepsi guru terhadapprofesinya sehingga berdampak padakinerjanya.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

49

Guru yang memiliki persepsi positifterhadap profesinya akan memiliki komitmendan semangat kerja yang tinggi untukmelakukan upaya dalam menghasilkan prosespembelajaran yang berkualitas. Persepsi gurutentang profesinya berperan penting dalammemotivasi guru untuk selalu meningkatkankemampuannya secara terus menerus dankemampuan itu akan dimanifestasikan dalampenampilan kerja yang dilaksanakan dalammengelola pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, untukmewujudkan pembelajaran yang berkualitasdapat diupayakan dengan meningkatkansecara kualitas dan kuantitas pelaksanaansupervisi kepala sekolah dan menumbuhkanpersepsi guru terhadap profesi agar selalupositif.

SIMPULANBerdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan di atas, dapat ditarik simpulansebagai berikut:1. Ada hubungan positif dan signifikan

antara supervisi kepala sekolah dengankualitas pembelajaran pada sekolah dasarnegeri se-Kecamatan Mataram.

2. Ada hubungan positif dan signifikanantara persepsi guru terhadap profesidengan kualitas pembelajaran padasekolah dasar negeri se-KecamatanMataram.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antarasupervisi kepala sekolah dan persepsi guruterhadap profesi secara bersama-samadengan kualitas pembelajaran padasekolah dasar negeri se- KecamatanMataram.Hal ini mengandung makna bahwasupervisi kepala sekolah danpersepsi guru

terhadap profesi secara bersama-samakonsisten dan stabil memberikansumbangan positif terhadap kualitaspembelajaranpada sekolah dasar.

Dengan merujuk pada butir-butirsimpulan di atas maka peneliti menyarankanhal-hal sebagai berikut pertamameningkatkan kualitas supervisi denganmeningkatkan kemampuan dan keterampilansupervisor tentang supervisi danmeningkatkan kuantitas supervisi, melakukankomunikasi secara intensif dengan guru,kepala sekolah berperan sebagai pemimpinpembelajarandan mengurangi tugas-tugasadministratif. Selanjutnya bagi gurumeningkatkan sikap profesionalitas,meningkatkan kecakapan diagnostik yangdigunakan dalam memahami karakteristikpeserta didik,terlibat aktif dalam organisasiKKG dengan mengedepankan sikapkekeluargaan. Kedua diharapkan hasilpenelitian ini perlu ditindaklanjuti padawilayah yang lebih luas dengan jangkauansampel responden yang lebih banyak danmelibatkan variable-variabel lain tentangfaktor-faktor yang berhubungan dengankualitas pembelajaran sekolah dasar negeri.

DAFTAR PUSTAKADanim,Sudarwan.2012.Profesi Kepen-

didikan,Bandung:Alfabeta.Mulyasa, E. 2013. Manajemen

Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Pidarta,Made.2009.Landasan Kependidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Purwanto, M.Ngalim.2014. Administrasi danSupervisi Pendidikan. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN …

Siti Aminah, Wildan, Nyoman Sridana

50

Rakhmat,Jalaludin.2013. PsikologiKomunikasi.Bandung:PT. RemajaRosdakarya

Robbins.P.Stephen. 2002. Prinsip-PrinsipPerilaku Organisasi. Jakarta:Erlangga

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan MaknaPembelajaran.Bandung : Alfabeta

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar &Teknik Supervisi Pendidikan.Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Sairin, Wienata. 2013. Himpunan PeraturanDi Bidang Pendidikan. Bandung:Yrama Widya.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses.Jakarta:Kencana.

Siagian P, Sondang. 2004. Teori Motivasi danAplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suhardan, Dadang, 2010. SupervisiProfesional. Bandung: Alfabeta.

Suhardiman, Budi. 2012. StudiPengembangan Kepala SekolahKonsep dan Aplikasi.Jakarta:PT.Rineka Cipta

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Walgito, Bimo.2010. Pengantar PsikologiUmum.Yogyakarta: C.V Andi Offset