21
Jurnal Manajemen Pendidikan Jurnal Ilmiah Adminstrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan ISSN: 1978-1938 (Print) 2580-6491 (Online) Volume 2 Number 1, 61-81 April 2020 Submitted:29/03/2020 Revised: 15/04/2020 Accepted: 30/04/2020 61 Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas Terhadap Prestasi Kerja Guru Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun Universitas PGRI, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia corresponding author: Evi Anggraini (e-mail: [email protected]) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Ada atau tidak pengaruh tunjangan sertifikasi terhadap prestasi kerja guru di SMA Negeri Tanjung Raja, 2) Ada atau tidak pengaruh komitmen pada tugas terhadap prestasi kerja guru Di SMA Negeri Tanjung Raja, 3) Ada atau tidak pengaruh tunjangan sertifikasi dan komitmen pada tugas terhadap Prestasi Kerja Di SMA Negeri Tanjung Raja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan angket, dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Terdapat pengaruh tunjangan sertifikasi (X 1 ) terhadap prestasi kerja (Y), 2) Terdapat pengaruh komitmen pada tugas (X 2 ) terhadap prestasi kerja guru (Y), dan 3) Ada pengaruh sertifikasi (X 1 ), dan komitmen pada tugas (X 2 ) terhadap prestasi kerja guru (Y) di SMA Negeri Tanjung Raja. Implikasi dalam penelitian ini adalah: 1) Sertifikasi guru merupakan sebuah program di mana guru akan dimonitoring dan diuji secara berkala dengan menggunakan alat uji yang telah ditetapkan pemerintah. Sertifikasi guru akan menciptakan mampu sumber daya pengajar yang semakin baik. 2) Komitmen pada tugas yang dimiliki oleh setiap guru sangat penting karena dengan suatu komitmen seorang guru dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Guru yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan waktunya untuk pekerjaannya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah. 3) Prestasi kerja guru merupakan kontribusi yang diberikan oleh seorang guru terhadap tugas dan fungsinya di melalui totalitas kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kata kunci: tunjangan sertifikasi, komitmen pada tugas, prestasi kerja The Influence of Certification Allowances and Commitment to Work to Teachers’ Performance Abstract: This study aims to examine 1) The effect of certification allowances on teachers’ performance in Tanjung Raja State High School, 2) The effect of commitment to work for teachers’ performance in Tanjung Raja State High School, 3) Effect of certification allowances and commitment on work on teacher performance in SMA Negeri Tanjung Raja. This research used quantitative methods. Data collection is done by questionnaire and documentation. Data were analyzed descriptively using SPSS version 16 for windows. From the results of the study it can be concluded that 1) There is an influence of certification allowance (X 1 ) on teachers’ performance (Y), 2) There is an influence of commitment to work (X 2 ) on teachers’ performance (Y), and 3) There is an influence of

Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Jurnal Manajemen Pendidikan Jurnal Ilmiah Adminstrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan

ISSN: 1978-1938 (Print) 2580-6491 (Online)

Volume 2 Number 1, 61-81

April 2020

Submitted:29/03/2020 Revised: 15/04/2020 Accepted: 30/04/2020

61

Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas Terhadap

Prestasi Kerja Guru

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

Universitas PGRI, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia

corresponding author: Evi Anggraini (e-mail: [email protected])

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Ada atau tidak pengaruh tunjangan

sertifikasi terhadap prestasi kerja guru di SMA Negeri Tanjung Raja, 2) Ada atau tidak

pengaruh komitmen pada tugas terhadap prestasi kerja guru Di SMA Negeri Tanjung

Raja, 3) Ada atau tidak pengaruh tunjangan sertifikasi dan komitmen pada tugas terhadap

Prestasi Kerja Di SMA Negeri Tanjung Raja. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan angket, dan dokumentasi. Data dianalisis

secara deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Terdapat pengaruh tunjangan sertifikasi (X1)

terhadap prestasi kerja (Y), 2) Terdapat pengaruh komitmen pada tugas (X2) terhadap

prestasi kerja guru (Y), dan 3) Ada pengaruh sertifikasi (X1), dan komitmen pada tugas

(X2) terhadap prestasi kerja guru (Y) di SMA Negeri Tanjung Raja. Implikasi dalam

penelitian ini adalah: 1) Sertifikasi guru merupakan sebuah program di mana guru akan dimonitoring dan diuji secara berkala dengan menggunakan alat uji yang telah ditetapkan

pemerintah. Sertifikasi guru akan menciptakan mampu sumber daya pengajar yang

semakin baik. 2) Komitmen pada tugas yang dimiliki oleh setiap guru sangat penting

karena dengan suatu komitmen seorang guru dapat menjadi lebih bertanggung jawab

terhadap pekerjaannya. Guru yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja secara optimal

sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan waktunya untuk

pekerjaannya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai dengan yang diharapkan

oleh sekolah. 3) Prestasi kerja guru merupakan kontribusi yang diberikan oleh seorang

guru terhadap tugas dan fungsinya di melalui totalitas kemampuan yang dimilikinya

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Kata kunci: tunjangan sertifikasi, komitmen pada tugas, prestasi kerja

The Influence of Certification Allowances and Commitment to Work to

Teachers’ Performance

Abstract: This study aims to examine 1) The effect of certification allowances on teachers’

performance in Tanjung Raja State High School, 2) The effect of commitment to work for

teachers’ performance in Tanjung Raja State High School, 3) Effect of certification

allowances and commitment on work on teacher performance in SMA Negeri Tanjung

Raja. This research used quantitative methods. Data collection is done by questionnaire

and documentation. Data were analyzed descriptively using SPSS version 16 for

windows. From the results of the study it can be concluded that 1) There is an influence

of certification allowance (X1) on teachers’ performance (Y), 2) There is an influence of

commitment to work (X2) on teachers’ performance (Y), and 3) There is an influence of

Page 2: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

62

certification (X1), and commitment to work (X2) to teachers’ performance (Y) in Tanjung

Raja State High School. The implications in this study are: 1) Teacher certification is a

program in which teachers will be monitored and tested periodically by using

government-determined test equipment. Teacher certification will create able

increasingly better teaching resources. 2) Commitment to the tasks held by each teacher

is essential because, with a commitment, a teacher can become more responsible for his

work. Teachers who commit will work optimal so they can devote their attention,

thoughts, energy and time to their work so that what they have done is in line with what

is expected by the school. 3) Teacher performance is a contribution given by a teacher to

his tasks and functions through the totality of his abilities to achieve national education

goals

Keywords: certification allowance, commitment, performance.

I. PENDAHULUAN

Kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk

dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Secara formal, Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

menyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional. Sebagai tenaga profesional, guru

dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat)

dalam bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai

kompetensi sebagai agen pembelajaran.

Terkait dengan sertifikasi guru, pemerintah memikirkan kesejahteraan guru

sebagai salah satu konsekuensi yang harus ditanggung pemerintah sehubungan dengan

sertifikasi guru tersebut, maka dari 20 % Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) diperuntukkan bagi pendidikan seperti yang diamanatkan dalam amandemen

Undang-Undang Dasar 1945 dan tertuang dalam pasal 49 UU No 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Mengingat peranan guru dalam proses pendidikan begitu

penting, sehingga sangat diharapkan guru dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai

dengan tuntutan profesinya. Sebagai sebuah profesi, profesionalitas merupakan sesuatu

yang harus dipenuhi oleh guru.

Profesionalitas merupakan konsekuensi logis atas profesi guru. Artinya setiap

guru harus dapat berbuat, berkata, dan bersikap sebagai seorang profesional dengan

segala konsekuensi yang harus ditanggungnya (Saroni, 2011: 98). Hal ini tercantum

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Page 3: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

63

Dosen pada Pasal 1 juga telah menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sertifikasi guru merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap

keberadaan guru sebagai sumber daya yang mempengaruhi keberlangsungan pendidikan

di sekolah. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional

mulai menyelenggarakan program sertifikasi guru pada tahun 2007, dengan tujuan untuk

menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional,

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, meningkatkan kesejahteraan guru,

meningkatkan martabat guru, dan meningkatkan profesionalitas guru (Depdiknas, 2009:

5). Program sertifikasi guru pada dasarnya memberikan harapan yang tinggi, karena

kedepannya guru diharapkan dapat menunjukkan profesionalitas kerja untuk

menghasilkan output (lulusan) pendidikan yang berkualitas.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen disebutkan beberapa ketentuan mengenai sertifikasi guru yaitu sebagai

berikut: Pasal 1 Ayat 11: sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk

guru dan dosen. Pasal 8 menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 11 ayat 1 disebutkan sertifikat

pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan. Pasal 16: pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru

yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan

dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Pada SMA Tanjung Raja jumlah guru yang memperoleh sertifikasi yaitu sebanyak

20 orang atau 55% dari jumlah guru yang ada. Sebagian besar guru sudah sertifikasi dan

menerima tunjangan profesi sebesar 100% dari gaji pokok, dan kinerja guru meningkat.

Jika ditinjau dari hasil Ujian Nasional (UN), rata-rata nilai UN siswa kelas XII belum

mangalami peningkatan secara signifikan. Secara eksplisit dinyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas diantaranya

adalah kompetensi guru, metode pembelajaran yang dipakai, kurikulum, sarana dan

prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan alam, sosial dan budaya.

Page 4: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

64

Dapat diartikan di sini bahwa lingkungan sosial pembelajaran di kelas maupun di sekolah

(kantor guru dan staf tata usaha) mempunyai pengaruh baik langsung maupun tak

langsung terhadap proses belajar mengajar.

Prestasi kerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri

dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya,

kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerja sama dengan semua warga sekolah,

kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif

dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu tugas

kepala sekolah selaku manajer adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru.

Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat motivasi bagi

pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dipengaruhi oleh keberadaan guru di

sekolah tersebut. Profesionalitas guru dalam arti komitmen kerja guru yang tinggi dalam

bekerja juga turut memberikan kontribusi pada keberhasilan pembelajaran. Sementara

komitmen guru akan tumbuh jika guru merasa kepuasan kerjanya terpenuhi. Apabila

kepuasan kerja terjadi pada guru, maka ia akan terdorong untuk bekerja lebih giat dan

berusaha membuat organisasinya berkembang. Berdasarkan hal ini, maka peneliti sangat

tertarik untuk mengetahui seberapa besar sertifikasi dapat mempengaruhi komitmen dan

kepuasan kerja guru. Sebab, komitmen dan kepuasan kerja dalam diri seorang guru sangat

menentukan kinerjanya untuk keberhasilan pendidikan.

Gambaran prestasi kerja guru dapat dicermati dari berbagai kajian hasil maupun

dampak sertifikasi guru. Hasil kajian yang dilakukan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) tahun 2018 menunjukkan bahwa guru yang telah

mengikuti (lolos) sertifikasi ternyata tidak serta merta menunjukkan peningkatan prestasi

kerja, meski lolos sertifikasi, nilai kompetensi guru rata-rata di angka kisaran 52-64

persen. Kajian juga menemukan bahwa motivasi guru untuk segera mengikuti sertifikasi

bukanlah semata-mata untuk meningkatkan kompetensi, melainkan yang lebih menonjol

adalah motivasi finansial berupa tunjangan profesi. Temuan lain hasil survei yang

dilakukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengenai dampak sertifikasi

profesi guru terhadap kinerja guru menunjukkan bahwa prestasi kerja guru yang sudah

lolos sertifikasi masih belum memuaskan.

Page 5: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

65

Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan oleh guru-guru di berbagai jenjang

pendidikan yang belum lolos sertifikasi, dengan harapan segera mendapat sertifikasi

berikut uang tunjangan profesi. Selain itu, peningkatan prestasi kerja yang diharapkan

dari guru yang sudah bersertifikat seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja,

pembelajaran, atau peningkatan diri dinilai masih tetap sama atau hanya sedikit. Guru-

guru yang sudah bersertifikat sudah mulai enggan mengikuti kegiatan akademik yang

menunjang peningkatan profesionalisme guru.

Berdasarkan pemaparan di atas ternyata terdapat beberapa kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan sertifikasi bagi guru yang sejak lama telah diberlakukan di Indonesia.

Fenomena-fenomena tersebut menarik untuk diteliti sehingga penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui lebih dalam tentang Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Guru dan

Komitmen pada Tugas terhadap Prestasi Kerja di SMA Negeri Tanjung Raja.

1.1 Tunjangan sertifikasi guru

Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan

itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak bahwa sertifikasi

adalah sarana untuk menuju kualitas. Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi,

tujuan utama bukan untuk mendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk dapat

menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana

disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah konsekuensi logis

yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud. Dengan menyadari hal ini maka guru

tidak akan mencari jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan

diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan hal tersebut,

maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya kualitas guru.

Sertifikasi menurut Marselus (2011: 68) adalah proses pemberian sertifikat

kepada suatu objek tertentu (orang, barang, atau organisasi) yang menandakan bahwa

objek tertentu layak atau sesuai dengan kriteria, atau standar tertentu. Dalam hal ini

sertifikasi diartikan sebagai suatu jaminan mutu kepada pengguna objek tersebut. Guru

merupakan seseorang yang bertugas dan memberikan pelayanan kepada masyarakat

dalam bidang pendidikan (organisasi sekolah), sehingga perlu ada suatu pembuktian

ataupun uji kelayakan.

Page 6: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

66

Terkait dengan hal ini, National Commision on Educational Services dalam

(Mulyasa, 2013: 34) memberikan pengertian sertifikasi guru secara umum, Certification

is a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials

and provides him or her a license to teach. Definisi ini mengandung pengertian bahwa,

sertifikasi merupakan serangkaian prosedur untuk menentukan apakah seorang guru layak

diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar. Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi

peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis

untuk menguji kompetensi profesional dan pedagogi, dan penilaian kinerja untuk menguji

kompetensi sosial dan kepribadian.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Masnur Muslich (2009: 2), sertifikasi adalah

proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan

tertentu, yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani, dan rohani serta

memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan

peningkatan kesejahteraan yang layak. Sasaran utama program sertifikasi adalah

menjadikan guru sebagai pendidik profesional yang memiliki kinerja yang baik. Sehingga

mampu menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena mereka terlibat

langsung dalam proses pendidikan.

1.2 Komitmen terhadap tugas

Komitmen bisa dibilang sebagai sebuah janji pada diri sendiri untuk mendapatkan harga

diri dengan menyelesaikan tugas yang telah diberi. Maka dari itu, ketika seseorang sudah

berjanji maka tidak ada alasan lagi untuk tidak menepatinya. Dia akan melakukan segala

macam hal untuk dapat memenuhi janjinya tersebut. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa

cara untuk mendapatkan nilai komitmen, harus tetap pada prosedur yang ada. Dalam arti

lain, komitmen adalah kesesuaian kata yang terucap dengan hati yang bergerak disertai

dengan tindakan nyata untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari janji tersebut. Jadi

komitmen bukan hanya rasa setia atau mengabdi akan tetapi tentang apa yang dilakukan

untuk kesetiaan dan pengabdian tersebut.

Istilah komitmen memiliki berbagai macam definisi maupun cara pengukuran.

Greenberg (2011: 231) mengemukakan bahwa commitment is the extent to which an

individual identifies and is involved with his or her organization and/or is unwilling to

leave it. Dalam hal ini komitmen menggambarkan seberapa jauh seseorang

mengidentifikasikan dan melibatkan diri pada organisasinya dan keinginan untuk tetap

Page 7: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

67

tinggal di organisasi itu. Senada dengan definisi tersebut, Colquitt, Lepine & Wesson

(2015: 83) mengemukakan bahwa commitment is the desire on the part of an employee

to remain a member of the organization. Definisi ini menunjukkan bahwa komitmen

merupakan keinginan pada seseorang (anggota) untuk tetap menjadi bagian dari

organisasi.

Keinginan tersebut berarti bahwa adanya kesediaan dari seseorang untuk

melakukan apapun bagi organisasinya. Senada dengan hal ini Kreitner & Kinicki (2013:

163) mengatakan commitment is an agreement to do something for yourself, another

individual, group, or organization. Hal ini berarti bahwa komitmen merupakan

kesepakatan dalam diri seseorang melakukan sesuatu baik untuk diri sendiri, orang lain,

kelompok, ataupun organisasi. Komitmen menjadi penting di era sekarang karena

kecenderungan generasi muda yang serba instan membuat komitmen terhadap organisasi

relatif cepat pudar

Berdasarkan beberapa definisi di atas terdapat beberapa hal yang memaknai suatu

komitmen yaitu kesadaran, keinginan, dan kesepakatan dalam diri seseorang untuk

berusaha dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk keterikatan dirinya dalam organisasi

dan mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi. Komitmen merupakan orientasi

hubungan antara seseorang dan organisasinya. Orientasi hubungan tersebut

mengakibatkan seseorang (anggota organisasi) atas kehendak sendiri bersedia

memberikan sesuatu, dan sesuatu yang diberikan itu menggambarkan dukungannya bagi

pencapaian tujuan organisasi. Guru merupakan seseorang yang harus berdedikasi pada

bidang pendidikan. Dalam lingkup yang lebih kecil dedikasi seorang guru yaitu pada

organisasi sekolah tempat ia bekerja.

1.3 Prestasi kerja guru

Prestasi kerja disebut sebagai kinerja atau dalam bahasa inggris disebut dengan

Performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan pada prestasi

dalam bahasa Inggris yaitu kata Achievement. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata

“to achieve” yang berarti “mencapai”, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan

menjadi pencapaian atau “apa yang dicapai”. Sebagaimana yang diungkapkan

Mangkunegara (2009:67) prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

Page 8: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

68

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian seseorang dikatakan

berprestasi kerja jika dilihat hasil kerja/kinerjanya sesuai dengan tujuan perusahaan.

Selanjutnya menurut Ridwan (2014:94) Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu. Prestasi kerja

merupakan suatu hal yang sangat penting artinya bagi suatu organisasi, sebab prestasi

kerja mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh pegawai selama bekerja pada organisasi

tersebut. Dari beberapa pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja

adalah kesuksesan atau hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab, kecakapan, pengalaman, kesungguhan,

serta waktu yang diberikan kepadanya dan harus dipertanggung jawabkan hasilnya.

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

suatu jenis penelitian yang pada dasarnya menggunakan prinsip deduktif-induktif.

Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun

pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi

permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh

pembenaran (verifikasi) atau penilaian dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

penelitian deskripsi analitik. Metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari hubungan sebab akibat antara dua variabel pada suatu situasi atau

sekelompok subyek yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

yang satu dengan yang lain, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan

data sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

2.1 Sampel penelitian

Sampel merupakan bagian dari elemen-elemen populasi yang hendak diteliti. Adapun ide

dasar dari pengambilan sampel adalah bahwa dengan menyeleksi bagian dari elemen-

elemen populasi dapat merekam kecenderungan secara umum variabel tersebut. Teknik

sampling merupakan teknik pengambilan sampel dalam penelitian. Di mana yang

digunakan pada penelitian ini adalah teknik simple random sampling, hal ini

memungkinkan setiap unit sampling sebagai unsur populasi memperoleh peluang yang

Page 9: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

69

sama untuk menjadi sampel. Penulis menggunakan teknik simple random sampling

karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini tidak terlalu besar yaitu dengan

sampling sebanyak 51 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMA Negeri 1 Tanjung Raja 18

2 SMA Negeri 2 Tanjung Raja 18

3 SMA Negeri 3 Tanjung Raja 15

Total 51

2.2 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan angket (kuesioner) dan

dokumentasi. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian

adalah dengan kuesioner tertutup. Instrument kuesioner harus diukur validitas dan

reabilitas datanya sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliabel.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan

skala likert 5 poin.

2.3 Teknik analisis data

Uji asumsi klasik pada penelitian ini meliputi; 1) uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah residual dari populasi yang digunakan terdistribusi normal atau tidak;

2) Uji homogenitas data diperlukan untuk membuktikan persamaan variasi kelompok

yang membentuk sampel; 3) Multikolinearitas adalah korelasi linear yang “perfect” atau

eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model, jika antara variabel

independen terjadi multikolineritas, maka nilai koefisien regresi tidak dapat ditentukan

hasilnya karena dari formula OLS rumus regresi diturunkan dari asumsi data tertentu.

Adapun analisis data yang digunakan meliputi analisis korelasi, analisis regresi,

uji regresi parsial (uji t), dan uji regresi berganda (uji f). Analisis korelasi mencangkup

analisis korelasi linier sederhana bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara dua variabel dan juga keeratan korelasinya, dan analisis korelasi ganda merupakan

angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen

secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Sedangkan analisis

regresi mencangkup regresi linier sederhana dapat diartikan sebagai suatu uji yang

menyangkut sebuah variabel independen dan variabel dependen, dan regresi linier ganda

Page 10: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

70

merupakan suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh variabel bebas atau lebih terhadap

variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan

kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Uji t digunakan untuk menganalisis hasil

estimasi statistik nilai parameter a dan b, apakah nilai a, dan b dapat dipercaya atau

berpengaruh secara signifikan. Sedangkan uji f tujuannya adalah apakah variabel

independen secara bersama-sama (simultan) mampu menjelaskan variabel dependen.

III. HASIL PENELITIAN

3.1 Deskripsi data variabel tunjangan sertifikasi guru (X1)

Tabel 3.1 di bawah ini merupakan distribusi frekuensi variabel Tunjangan Sertifikasi

Guru (X1) pada setiap item untuk masing-masing indikator yang ada. Berdasarkan tabel

2, dapat diketahui bahwa nomor butir soal pada angket sebanyak 19 item mulai nomor 1

– 19, sedangkan jawaban responden yang terdiri dari 5 opsi yaitu nilai 1 merupakan

jawaban sangat tidak setuju, nilai 2 jawaban tidak setuju, nilai 3 jawaban ragu-ragu, nilai

4 jawaban setuju dan nilai 5 jawaban sangat setuju. Persentase tabel di atas diperoleh dari

jumlah jawaban angket dibagi total responden dikali 100%, sehingga diperoleh persentase

jawaban tiap item. Tabel di atas terlihat jelas bahwa tunjangan profesi guru pada indikator

prinsip sertifikasi menunjukkan 1% responden menjawab sangat tidak setuju, 9%

menjawab tidak setuju, 17% menjawat ragu-ragu, 31% menjawab setuju dan 42%

menjawab sangat setuju.

Pada indikator tujuan sertifikasi menunjukkan 1% responden menjawab sangat

tidak setuju, 10% responden menjawab tidak setuju, 17% responden menjawab ragu-ragu,

31% responden menjawab setuju dan 41% menjawab sangat setuju. Pada indikator

manfaat sertifikasi menunjukkan 2% menjawab sangat tidak setuju, 11% menjawab tidak

setuju, 14% menjawab ragu-ragu, 29% menjawab setuju dan 44% menjawab sangat

setuju.

3.2 Deskripsi data variabel komitmen pada tugas (X2)

Variabel komitmen pada tugas juga dijawab oleh responden dengan lima opsi jawaban

untuk mengetahui persentase jawaban para responden. Tabel 3 merupakan distribusi

frekuensi variabel perolehan variabel komitmen pada tugas (X2).

Page 11: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

71

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Tunjangan Sertifikasi Guru (X1)

Tunjangan Sertifikasi Guru

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase %

Item 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

PRINSIP SERTIFIKASI

1 1 2 11 16 21 51 2 4 22 31 41 100

2 0 2 7 15 27 51 0 4 14 29 53 100

3 2 7 10 15 17 51 4 14 20 29 33 100

4 0 7 4 12 28 51 0 14 8 24 55 100

5 1 2 12 20 16 51 2 4 24 39 31 100

6 1 8 2 18 22 51 2 16 4 35 43 100

7 0 4 14 13 20 51 0 8 27 25 39 100

Total 5 32 60 109 151 357 1 9 17 31 42 100

TUJUAN SERTIFIKASI

8 2 4 9 17 19 51 4 8 18 33 37 100

9 0 5 9 15 22 51 0 10 18 29 43 100

10 0 3 8 19 21 51 0 6 16 37 41 100

11 0 10 5 13 23 51 0 20 10 25 45 100

12 1 6 11 18 15 51 2 12 22 35 29 100

13 0 3 8 15 25 51 0 6 16 29 49 100

14 0 4 9 15 23 51 0 8 18 29 45 100

Total 3 35 59 112 148 357 1 10 17 31 41 100

MANFAAT SERTIFIKASI

15 1 9 6 12 23 51 2 18 12 24 45 100

16 1 4 7 13 26 51 2 8 14 25 51 100

17 1 4 11 17 18 51 2 8 22 33 35 100

18 0 6 5 16 24 51 0 12 10 31 47 100

19 1 5 7 16 22 51 2 10 14 31 43 100

Total 4 28 36 74 113 255 2 11 14 29 44 100

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa nomor butir soal pada angket

sebanyak 19 item mulai dari nomor 1-19, sedangkan jawaban responden terdiri dari 5 opsi

yaitu nilai 1 merupakan jawaban sangat tidak setuju, nilai 2 jawaban tidak setuju, nilai 3

jawaban ragu-ragu, nilai 4 jawaban setuju dan nilai 5 jawaban sangat setuju. Persentase

tabel di atas diperoleh dari jumlah jawaban angket dibagi total responden dikali 100%,

sehingga diperoleh persentase jawaban tiap item.

Dari tabel 3 terlihat jelas komitmen kerja pada indikator keikhlasan dalam bekerja

menunjukkan 0% responden menjawab sangat tidak setuju, 4% responden menjawab

tidak setuju, 15% menjawab ragu-ragu, 35% menjawab setuju dan 45% menjawab sangat

setuju. Pada indikator kesadaran dan tanggung jawab jawaban responden adalah 0%

menjawab sangat tidak setuju, 4% menjawab tidak setuju, 15% menjawab ragu-ragu, 33%

menjawab setuju dan 47% menjawab sangat setuju.

Page 12: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

72

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen pada Tugas (X2)

Komitmen pada Tugas

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase %

Item 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Keikhlasan dalam Bekerja

1 0 2 10 19 20 51 0 4 20 37 39 100

2 0 0 4 21 26 51 0 0 8 41 51 100

3 0 1 11 15 24 51 0 2 22 29 47 100

4 0 6 4 15 26 51 0 12 8 29 51 100

5 0 2 9 20 20 51 0 4 18 39 39 100

Total 0 11 38 90 116 255 0 4 15 35 45 100

Kesadaran dan Tanggung Jawab

6 0 1 4 20 26 51 0 2 8 39 51 100

7 0 0 12 15 24 51 0 0 24 29 47 100

8 0 6 3 16 26 51 0 12 6 31 51 100

9 0 2 10 16 23 51 0 4 20 31 45 100

10 0 2 10 18 21 51 0 4 20 35 41 100

Total 0 11 39 85 120 255 0 4 15 33 47 100

Kepedulian terhadap Peserta Didik

11 0 2 8 14 27 51 0 4 16 27 53 100

12 0 2 9 18 22 51 0 4 18 35 43 100

13 0 3 9 12 27 51 0 6 18 24 53 100

14 0 0 10 19 22 51 0 0 20 37 43 100

15 0 0 12 12 27 51 0 0 24 24 53 100

Total 0 7 48 75 125 255 0 3 19 29 49 100

Kedisiplinan dalam Bekerja

16 0 4 6 19 22 51 0 8 12 37 43 100

17 0 5 6 16 24 51 0 10 12 31 47 100

18 0 0 8 21 22 51 0 0 16 41 43 100

19 0 0 10 16 25 51 0 0 20 31 49 100

Total 0 9 30 72 93 204 0 4 15 35 46 100

Pada indikator kepedulian terhadap peserta didik jawaban responden adalah 4%

menjawab sangat tidak setuju, 3% menjawab tidak setuju, 19% menjawab ragu-ragu, 29%

menjawab setuju dan 49% menjawab sangat setuju. Pada indikator kedisiplinan dalam

bekerja jawaban responden adalah 4% menjawab tidak setuju, 15% menjawab ragu-ragu,

35% menjawab setuju dan 46% menjawab sangat setuju.

3.3 Deskripsi data prestasi kerja (Y)

Variabel Prestasi Kerja memiliki 19 item pernyataan dengan lima alternatif jawaban yang

dipilih oleh responden. Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa nomor butir soal pada

angket sebanyak 19 item mulai dari nomor 1–19, sedangkan jawaban responden terdiri

dari 5 opsi yaitu nilai 1 merupakan jawaban sangat tidak setuju, nilai 2 jawaban tidak

setuju, nilai 3 jawaban ragu-ragu, nilai 4 jawaban setuju dan nilai 5 jawaban sangat setuju.

Page 13: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

73

Persentase tabel di atas diperoleh dari jumlah jawaban angket dibagi total responden

dikali 100%, sehingga diperoleh persentase jawaban tiap item.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Kerja (Y)

Prestasi Kerja

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase %

Item 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Kualitas Kerja

1 0 2 9 29 11 51 0 4 18 57 22 100

2 0 10 1 27 13 51 0 20 2 53 25 100

3 0 10 1 18 22 51 0 20 2 35 43 100

4 0 0 13 28 10 51 0 0 25 55 20 100

5 0 0 8 21 22 51 0 0 16 41 43 100

Total 0 22 32 123 78 255 0 9 13 48 31 100

Kuantitas Kerja

6 0 1 10 25 15 51 0 2 20 49 29 100

7 0 9 1 6 35 51 0 18 2 12 69 100

8 0 4 21 17 9 51 0 8 41 33 18 100

9 0 1 7 30 13 51 0 2 14 59 25 100

Total 0 15 39 78 72 204 0 7 19 38 35 100

Inisiatif

10 0 10 2 25 14 51 0 20 4 49 27 100

11 0 4 7 19 21 51 0 8 14 37 41 100

12 0 2 15 17 17 51 0 4 29 33 33 100

13 0 0 7 23 21 51 0 0 14 45 41 100

14 0 3 10 19 19 51 0 6 20 37 37 100

Total 0 19 41 103 92 255 0 7 16 40 36 100

Tanggung Jawab

15 0 6 6 14 25 51 0 12 12 27 49 100

16 0 0 12 23 16 51 0 0 24 45 31 100

17 0 3 5 14 29 51 0 6 10 27 57 100

18 0 3 9 24 15 51 0 6 18 47 29 100

19 0 4 7 19 21 51 0 8 14 37 41 100

Total 0 16 39 94 106 255 0 6 15 37 42 100

Dari tabel 4 terlihat jelas bahwa prestasi kerja pada indikator kualitas kerja

menunjukkan 9% responden menjawab tidak setuju, 13% menjawab ragu-ragu, 48%

menjawab setuju dan 31% menjawab sangat setuju. Prestasi kerja pada indikator kuantitas

kerja menunjukkan 7% responden menjawab tidak setuju, 19% responden menjawab

ragu-ragu, 38% responden menjawab setuju dan 35% menjawab sangat setuju. Pada

indikator inisiatif menunjukkan 7% menjawab tidak setuju, 16% menjawab ragu-ragu,

40% menjawab setuju dan 36% menjawab sangat setuju. Pada indikator tanggung jawab

menunjukkan 6% responden menjawab tidak setuju, 16% menjawab ragu-ragu, 37%

menjawab setuju dan 42% menjawab sangat setuju.

Page 14: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

74

IV. PEMBAHASAN

Hasil analisis menunjukkan semua Hipotesis Alternatif (Ha) yang diajukan terbukti

kebenarannya, baik secara parsial maupun secara simultan. Adapun gambaran hubungan

tingkat pengaruh antar variabel dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hubungan Pengaruh Tiap Variabel

4.1 Pengaruh tunjangan sertifikasi terhadap prestasi kerja guru

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa sertifikasi guru berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja. Hasil ini mendukung hipotesis yang diajukan di mana sertifikasi

gurui berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Menurut hasil perhitungan

berdasarkan persamaan regresi bahwa jika nilai sertifikasi guru (Xl) meningkat 1 unit

skor, maka prestasi kerja (Y) akan meningkat sebesar 3,872, 1 unit skor dengan ketentuan

nilai sertifikasi guru (X1) konstan. Mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan

antara sertifikasi guru (X1) terhadap prestasi kerja (Y) dapat dilihat pada besarnya nilai

thitung yang terdapat pada tabel 4.13. Nilai thitung sertifikasi guru sebesar 3,942 dengan

signifikan sebesar 0,000 (p <0,05) dengan ttabel sebesar 2,011 atau dengan kata lain fhitung

> ftabel, maka menolak H0 dan menerima Ha atau dengan kata lain hal ini menunjukkan

ada pengaruh yang signifikan antara variabel sertifikasi guru (X1) terhadap prestasi kerja

(Y).

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Lesy Gustina (2016) Hasil perhitungan

korelasi antarvariabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

sertifikasi guru dengan kinerja guru. Secara keseluruhan arah hubungan antara kedua

variabel tersebut positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai sertifikasi guru

maka semakin tinggi pula nilai kinerja guru. Besarnya korelasi antara variabel sertifikasi

guru dengan variabel kinerja guru adalah 0,816. Besarnya pengaruh antara variabel

sertifikasi guru terhadap variabel kinerja guru adalah 0,678 atau sama dengan 67,8%.

Prestasi Kerja

(Y)

Tunjangan Sertifikasi (X1)

Komitmen Pada Tugas (X2)

Hipotesis 2

5,607>2,011

Hipotesis 3

80,233>3,267

Hipotesis 1

3,942>2,011

Page 15: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

75

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara sertifikasi guru terhadap kinerja

guru.

Tilaar (2015) menyebutkan, seorang guru profesional: (1) mempunyai dasar

keilmuan yang kuat, yakni guru yang dapat mengantarkan peserta didik mengarungi dunia

ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) menguasai kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan

praksis pendidikan; (3) pengembangan profesional yang berkesinambungan karena

praksis pendidikan terus menerus terjadi dan unik bagi setiap individu; (4) mempunyai

kepribadian yang matang dan berkembang/mature and developing personality. Secara

lebih rinci, menggambarkan guru profesional adalah guru yang memiliki: (1) kematangan

pribadi, percaya diri, dapat dipercaya dan respek pada orang lain; (2) kemampuan berpikir

analitis dan konseptual; (3) kemampuan perencanaan dan ekspektasi, inisiatif, dan

senantiasa melakukan perbaikan; (4) memiliki jiwa kepemimpinan seperti fleksibilitas,

mengelola siswa secara akuntabel dan cinta belajar; dan (5) hubungan dengan orang lain

seperti bekerja di dalam tim dan memahami orang lain.

Profesionalitas guru dalam praksisnya, paling tidak dibuktikan dengan dua hal.

Pertama, pemilikan kualifikasi akademik, minimum berlatar pendidikan jenjang SI-D4,

dan Kedua, Pengakuan atas kedudukan guru sebagai tenaga profesional yang dibuktikan

dengan sertifikasi (pemberian sertifikat pendidik). Pengakuan tersebut berfungsi

mengangkat martabat dan peran guru Untuk dapat berkinerja dengan baik, pegawai harus

memiliki kemampuan untuk bekerja. Ia harus memiliki motivasi, kapasitas atau

kecakapan bekerja (kepribadian, kemampuan, dan keterampilan) sesuai karakteristik

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kapasitas kerja seseorang sangat

dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya adalah (1) sumber motivasi pegawai, (2)

penetapan pekerjaan, (3) gaya manajemen, dan (4) iklim organisasi. Seorang pegawai

berkinerja baik, tidak hanya ditentukan oleh faktor internal individu (motivasi, persepsi,

penguasaan substansi dan keterampilan teknikal), tapi juga sangat dipengaruhi faktor

eksternal, terutama yang berasal dari organisasi tempat bekerja, seperti ketepatan

penugasan, sikap pimpinan, sistem kerja organisasi dan kesempatan/peluang untuk

melakukan pekerjaan secara optimal.

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Undang-

undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat

direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat,

Page 16: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

76

baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi dan sinkronisasi

pelaksanaan sertifikasi agar pesan Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai

dengan harapan. Berdasarkan amanat UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 42 dan 61, UU No.

14 Tahun 2005 Pasal 8, dan PP No.19 Tahun 2005 Pasal 29, guru pada jenis dan jenjang

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah wajib memiliki

kualifikasi akademik minimal S1 atau D IV sesuai dengan bidang tugasnya, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Di samping persyaratan tersebut, seorang guru harus memiliki kompetensi sebagai agen

pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial.

Keempat kompetensi tersebut tercermin secara integratif dalam kinerja guru dan

dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui uji kompetensi. Sertifikasi

pendidik bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio dan jalur

pendidikan. Penetapan peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio berdasarkan pada

urutan prioritas masa kerja sebagai guru, usia, pangkat/golongan, beban mengajar, tugas

tambahan, dan prestasi kerja. Dengan persyaratan tersebut diperlukan waktu yang cukup

lama bagi guru muda yang berprestasi untuk mengikuti sertifikasi. Oleh karena itu, perlu

dilaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan yang mampu mengakomodasi guru-guru

muda berprestasi yaitu melalui jalur pendidikan. Pelaksana sertifikasi melalui jalur

pendidikan ini adalah LPTK yang ditunjuk sesuai keputusan Mendiknas No. 122/P/2007.

Mengingat pelaksanaan program sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan

ini melibatkan berbagai institusi terkait dan dalam upaya melakukan penjaminan mutu

maka diperlukan pedoman penyelenggaraan.

4.2 Pengaruh komitmen pada tugas terhadap prestasi kerja guru

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa komitmen pada tugas berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja. Hasil ini juga mendukung hipotesis yang diajukan di mana

komitmen pada tugas berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Hasil regresi yang

didapat bahwa jika nilai perolehan komitmen pada tugas (X2) meningkat 1 unit skor, maka

prestasi kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,566 unit skor, dengan ketentuan nilai

komitmen pada tugas (X2) konstan. Mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan,

dapat dilihat pada tabel 4.13 dengan nilai thitung perolehan komitmen pada tugas (X2)

Page 17: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

77

sebesar 5,607 dengan tingkat signifikan 0,001 (p < 0,05), maka menolak H0 hal ini

menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara komitmen pada tugas (X2) terhadap

prestasi kerja (Y). Ini menunjukkan bahwa komitmen pada tugas (X2) berpengaruh

terhadap prestasi kerja (Y).

Hal ini sejalan dengan Didik Hadiyatno dan Wiwik Saraswati (2017), Pengaruh

Komitmen Pegawai (X1) terhadap variabel Prestasi Kerja pegawai (Y) dengan hasil

secara parsial variabel Komitmen Pegawai (X1) tidak terbukti mempunyai pengaruh

terhadap variabel Prestasi Kerja pegawai (Y) Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Balikpapan dengan koefisien korelasi parsialnya (r) sebesar 0,067 dan koefisien

determinai parsial (r2) 0,047 dengan pengujian signifikasi fhitung 0,471 < ftabel = 1,96 pada

sig 0,640 > 0,05 berarti menunjukkan pengaruhnya yang tidak signifikan terhadap

variabel Prestasi Kerja pegawai (Y) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balikpapan.

Komitmen organisasi menyiratkan hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif

komitmen kerja karyawan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh

suatu organisasi atau perusahaan. bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi

merupakan sebuah proses berkesinambungan dan merupakan sebuah pengalaman

individu ketika bergabung dalam sebuah organisasi. Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kenly Rimpulaeng dan Jantje L.

Sepang (2014) , Achmad Sudiro (2008) di mana pada penelitiannya menghasilkan

pengaruh yang signifikan dan positif.

Putri Amanda Ratriati (2019), Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel komitmen organisasi,

motivasi, dan pengalaman kerja memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel

prestasi kerja , hal ini berarti seluruh hipotesis diterima. Nilai adjusted R square sebesar

71,5% jadi masih ada 28,5% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian. sampel penelitian

ini adalah satu perusahaan saja, dengan sampel seperti ini tentu tidak akan dapat dilakukan

generalisasi bahwa penelitian dengan variabel yang sama dengan subyek yang lebih

beragam akan memberikan hasil dan temuan-temuan yang sama pula. Peneliti selanjutnya

disarankan dapat memperluas obyek penelitian yaitu lebih dari satu dapat dilakukan se-

Karisidenan Surakarta, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk ruang lingkup

yang lebih luas sehingga dapat memperkuat validitas eksternal yang dibutuhkan untuk

penelitian lebih lanjut. Ini bertujuan agar dapat menambah variabel selain komitmen

Page 18: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

78

organisasi, motivasi dan pengalaman kerja agar lebih memahami variabel-variabel yang

mempengaruhi prestasi kerja karyawan, antara lain kemampuan kerja, komunikasi,

semangat kerja, lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, dan lain-lain.

Faustyna (2014), Komitmen seseorang terhadap tugas merupakan aspek yang

sangat penting, karena seseorang yang memiliki komitmen akan memiliki loyalitas yang

tinggi, baik kepada tugas, pada pimpinan maupun organisasinya (Glesser dalam Hoy dan

Miskel dalam Nellitawati, 2008). Komitmen menurut Nawawi dan Martini dalam

Nellitawati (2008) merupakan suatu keputusan atau perjanjian seseorang dengan dirinya

sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan, berhenti atau meneruskan suatu perbuatan

atau kegiatan. Selanjutnya Sahertian dalam Nellitawati (2008) komitmen adalah

kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktivitas dengan penuh rasa

tanggung jawab. Tampak suatu hubungan antara komitmen pada tugas dan kinerja

karyawan, tetapi hubungan tersebut sangat sederhana. Pada umumnya, tampak bahwa

komitmen afektif memiliki hubungan yang lebih erat dengan hasil-hasil organisasi seperti

kinerja karyawan dan perputaran karyawan bila dibandingkan dengan dua dimensi

komitmen lainnya.

4.3 Pengaruh tunjangan sertifikasi guru dan komitmen pada tugas terhadap

prestasi kerja guru

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa sertifikasi guru dan komitmen pada tugas

berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Hasil ini mendukung hipotesis yang

diajukan di mana sertifikasi guru dan komitmen pada tugas berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja.

Dengan mengambil taraf signifikan sebesar 0,004 (p < 0,05), maka H0 ditolak dan

Ha diterima, hal ini dapat dilihat dari uji F yang dilakukan di mana thitung sebesar 80,233

> ttabel sebesar 3,267. Artinya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara simultan

antar sertifikasi guru dan komitmen pada tugas terhadap prestasi kerja serta menunjukkan

hubungan positif antara sertifikasi guru dan komitmen pada tugas terhadap prestasi kerja.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi guru dan komitmen pada tugas

mempengaruhi prestasi kerja secara bersama-sama.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Purnama Sejati (2016) Berdasarkan hasil

dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan pada Bab sebelumnya, maka dapat

Page 19: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

79

diambil kesimpulan sebagai berikut: 2. Hasil analisis data variabel motivasi kerja yang

dilakukan menghasilkan rata-rata hitung sebesar 78,04. Apabila diinterpretasikan dengan

rata-rata ideal termasuk dalam kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru

dan karyawan di SMK Muhammadiyah 1 Sleman mempunyai motivasi kerja dalam

kategori tinggi. 3. Hasil analisis data prestasi kerja yang dilakukan menghasilkan rata-rata

hitung sebesar 77,73, apabila diinterpretasikan dengan rata-rata ideal termasuk dalam

kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru dan karyawan di SMK

Muhammadiyah 1 Sleman mempunyai prestasi kerja dalam kategori tinggi. 4. Terdapat

hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja guru dan karyawan dengan nilai koefisien

korelasi (r hitung) sebesar 0,510, yang termasuk dalam kategori cukup kuat. 5. Variabel

motivasi kerja memberikan sumbangan (kontribusi) terhadap prestasi kerja guru dan

karyawan sebesar 26,01%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,99% ditentukan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Ibnu Yarham Yamanie, Syaharuddin Y (2016) Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menyelidiki dan mengambil fokus pada pengaruh penilaian prestasi kerja

komitmen organisasi dan disiplin kerja yang bertanggung jawab terhadap kinerja

karyawan untuk PT. Pelindo IV Samarinda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kerja 51 karyawan di kantor berdasarkan metode sensus atau seluruh populasi

sebagai besar sampel. Dalam rangka memfasilitasi pemecahan masalah, penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier dengan bantuan Statistik

Produk dan Layanan Solusi (SPSS) 16 for Windows. Hasil penelitian ini adalah: Pengaruh

penilaian prestasi kerja, komitmen organisasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan. Saran untuk penelitian lebih lanjut, Anda harus mampu

meningkatkan kualitas penelitian yang lebih baik dan dapat menambah dan memperluas

ruang lingkup dari sampel penelitian.

Sedangkan penilaian pelaksanaan pekerjaan atau penilaian prestasi kerja

(appraisal of performance) adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan

mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing

secara keseluruhan. Dalam hal ini, pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan bukan

berarti hanya dilihat/dinilai hasil fisiknya saja tetapi meliputi berbagai hal seperti

kuantitas kerja, kualitas kerja, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, kesetiaan, kejujuran,

dan loyalitas (Soeprihanto, 2000:7). Menurut Sikula dalam Hasibuan (2009:86) Penilaian

Page 20: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Evi Anggraini, Edi Harapan, Tahrun

80

prestasi kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan

oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.

Komitmen organisasi (organizational commitment) merupakan salah satu tingkah

laku dalam organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti, baik sebagai variabel terikat,

variabel bebas, maupun variabel mediator. Hal ini antara lain dikarenakan organisasi

membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi agar organisasi

dapat terus bertahan serta meningkatkan jasa dan produk yang dihasilkannya Beberapa

ahli mendefinisikan komitmen organisasional karyawan sebagai berikut: 1. Mathis and

Jackson dalam Sopiah (2008:155) memberikan definisi “Organizational Commitment is

the degree to which employees believe in and accept organizational goals and desire to

remain with the organization (komitmen organisasional adalah derajat yang mana

karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau

tidak akan meninggalkan organisasi)”. 2. Mowday dalam Sopiah (2008:155) menyebut

komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional. Menurut dia,

“komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan

untuk menilai kecenderungan pegawai. Komitmen organisasional adalah identifikasi dan

keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi.

V. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis alternatif yang

berbunyi ada pengaruh sertifikasi guru terhadap prestasi kerja di SMA Negeri Tanjung

Raja, terbukti kebenarannya. Hipotesis alternatif yang berbunyi ada pengaruh komitmen

pada tugas terhadap prestasi kerja di SMA Negeri Tanjung Raja, terbukti kebenarannya.

Serta, Hipotesis alternatif yang berbunyi ada pengaruh sertifikasi guru dan komitmen

pada tugas terhadap prestasi di SMA Negeri Tanjung Raja, terbukti kebenarannya.

Acknowlegement

Jurnal ini dibuat dari tesis Evi Anggraini dengan karya sendiri dibantu oleh Dr. H. Edi

Harapan, sebagai pembimbing utama, dan Dr. Tahrun, M.Pd, sebagai pembimbing

pendamping. Terima kasih atas segala bimbingannya dalam penyempurnaan jurnal ini.

Page 21: Pengaruh Tunjangan Sertifikasi dan Komitmen Pada Tugas

Vol. 2 No. 1, 60-80

April 2020

81

DAFTAR PUSTAKA

Colquitt, J.A., Lepine, J.A., & Wesson M.J. (2015). Organizational behavior: improving

performance and commitment in the workplace 4th. USA: Mc Graw Hill

Education.

Hadiyatno, D., & Saraswati, W. (2017). Pengaruh komitmen pegawai terhadap variabel

Prestasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balikpapan. (Skripsi). Universitas

Tanjung Pura.l

Faustyna. (2014). Pengaruh kompetensi dan komitmen organisasi pada tugas terhadap

kinerja karyawan. Jurnal Manajemen & Bisnis, 14(1). 49-63. doi:

https://doi.org/10.30596/jimb.v14i01.114

Greenberg, J. (2011). Behavior in organization 10th. Prentice Hall: Pearson Education.

Hasibuan, M. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamanie, I. Y., & Syaharuddin, Y. (2016). Pengaruh penilaian prestasi kerja, komitmen

organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Pelabuhan

Indonesia IV cabang Samarinda. Jurnal Manajemen, 8(1). 55-65. doi:

http://dx.doi.org/10.29264/jmmn.v8i1.1186

Kreitner, R., & Kinicki, A. (2013). Organizational behavior 10th. USA: Mc Graw Hill

Companies.

Gustina, L. (2016). Pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru studi pada guru

tersertifikasi di SD Negeri 2 Tanjung Senang, Kelurahan Tanjung Senang,

kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. (Skripsi). Universitas Lampung.

Mangkunegara. (2009). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Binaman Presido.

Marselus, R. P. (2011). Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: Indeks Jakarta.

Mulyasa, E. (2013). Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. (2009). Sertifikasi guru menuju profesionalisme pendidik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nellitawati. (2008). Studi tentang komitmen terhadap tugas dan iklim kerja sama guru di

SMP Negeri Kecamatan Koto Tangah Padang. Pakar pendidikan, 6(1), 41-55.

Purnama, S. (2016). Hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja guru dan karyawan

di SMK Muhammadiyah 1 Sleman. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakata.

Ratriati, P. A. (2019) Pengaruh komitmen organisasi, motivasi, dan pengalaman

terhadap prestasi kerja. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Republik Indonesia.

Saroni, M. (2011). Personal branding guru: meningkatkan kualitas dan proesionalitas

guru. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Sopiah. (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta: ANDI.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Tilaar, H. (2015). Pendidikan kebudayaan dan masyarakat madani Indonesia. Bandung:

Rosdakarya.