Upload
dodan
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH VARIASI TEKANAN PENGEPRESAN
TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET ARANG
TEMPURUNG KELAPA
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Oleh Andi Kurniawan NIM.5201413048
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemuduan
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, 16 Agustus 2017
Yang membuat pernyataan,
Andi Kurniawan
5201413048
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan...”
(QS. Al Insyirah: 5)
Persembahan
Untuk Bapak Sarmanto dan Ibu Sukarni tercinta
vi
ABSTRAK
Kurniawan, Andi. 2017. Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan terhadap
Karakteristik Briket Arang Tempurung Kelapa. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi tekanan pengepresan
terhadap karakteristik briket dan nilai tekanan pengepresan yang terbaik .
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah variasi tekanan pengepresan 50 kg/cm2, 100 kg/cm2, dan 150
kg/cm2. Variabel terikatnya adalah nilai kalor, kadar air, dan shatter index. Variabel
kontrolnya adalah ukuran cetakan, ukuran serbuk arang, dan jumlah perekat.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil
pengujian berupa angka, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan pengepresan berpengaruh
terhadap nilai kalor, kadar air, dan shatter index. Semakin tinggi nilai tekanan
pengepresan, maka karakteristik briket yang dihasilkan semakin baik. Karakteristik
briket yang meliputi nilai kalor dan kadar air terbaik dihasilkan oleh tekanan
pengepresan sebesar 100 kg/cm2, yaitu nilai kalor sebesar 7087,63 kal/g, kadar air
sebesar 3,74 % , sedangkan untuk shatter index terbaik dihasilkan oleh tekanan
pengepresan 150 kg/cm2 yaitu sebesar 0,02 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tekanan pengepresan berpengaruh
terhadap nilai nilai kalor, kadar air, dan shatter index, untuk nilai pengepresan yang
terbaik yaitu pada tekanan 100-150 kg/cm2.
Kata Kunci: Briket, Tekanan, Karakteristik
vii
ABSTRACT
Kurniawan, Andi. 2017. Effect of Pressing Variation on Character Characteristic of Coconut Shell Charcoal. Essay. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
The purpose of this research is to know the influence of pressure variation
of pressing on briquette characteristic and pressure value of best pressing. This research uses experimental method. The independent variables in this
research are pressure pressing variation 50 kg / cm2, 100 kg / cm2, and 150 kg / cm2. The dependent variable is the calorific value, the moisture content, and the shatter index. The control variables are the size of the mold, the size of the charcoal powder, and the amount of adhesive. Data analysis using descriptive analysis. Data obtained from test results in the form of numbers, then presented in the form of tables and graphs.
The results showed that pressing pressures affect the calorific value, moisture content, and shatter index. The higher the pressing pressure, the better the briquette characteristics. Characteristics of briquettes that include the best heat and moisture value produced by pressing presses of 100 kg / cm2, the calorific value of 7087.63 cal / g, water content of 3.74%, while for the best shatter index produced by pressing pressures of 150 kg / cm2 that is 0,02%.
The conclusion of this research is pressure pressing influence to value of calorific value, moisture content, and shatter index, for best pressing value that is at pressure 100-150 kg / cm2. Keywords: Briquette, Pressure, Characteristics
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan terhadap Karakteristik Briket Arang
Tempurung Kelapa” dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta
penghargaan kepada:
1. Dr. Nur Qudus M.T, dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Rusiyanto, S.Pd., M.T., ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Semarang
3. Drs. Pramono, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Drs. Sunyoto, M. Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan motivasi dan doa.
6. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan saran kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
dunia pendidikan pada khususnya.
Semarang, Juli 2017
ix
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAM PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
PRAKATA .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 3
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 4
1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Kajian Teori.............................................................................. 6
2.1.1 Briket ............................................................................. 6
2.1.2 Tekanan Pengepresan ..................................................... 10
2.1.3 Karakteristik Briket ........................................................ 12
1. Nilai Kalor.................................................................. 12
2. Kadar Air.................................................................... 13
3. Shatter Index .............................................................. 14
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ............................................... 15
2.3 Kerangka Pikir Penelitian......................................................... 17
x
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 19
3.1 Desain Penelitian ...................................................................... 19
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 20
3.2.1 Waktu Penelitian .......................................................... 20
3.2.2 Tempat Penelitian ......................................................... 20
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ 20
3.3.1 Alat Penelitian .............................................................. 20
3.3.2 Bahan Penelitian ........................................................... 20
3.4 Variabel Penelitian ................................................................... 21
3.4.1 Variabel Bebas ........................................................... 21
3.4.2 Variabel Terikat ......................................................... 21
3.4.3 Variabel Terkendali .................................................... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 21
3.5.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ........................ 21
3.5.2 Proses Penelitian ........................................................ 22
3.5.3 Data Penelitian ........................................................... 30
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 33
4.1 Deskripsi Data .......................................................................... 33
4.1.1 Pengujian Nilai Kalor................................................. 33
4.1.2 Pengujian Kadar Air................................................... 34
4.1.3 Pengujian Shatter Index ............................................. 34
4.2 Analisis Data ............................................................................ 35
4.2.1 Nilai Kalor.................................................................. 35
4.2.2 Kadar Air.................................................................... 37
4.2.3 Shatter Index .............................................................. 38
4.3 Pembahasan .............................................................................. 39
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 43
5.1 Simpulan................................................................................... 43
5.2 Saran ......................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45
xi
LAMPIRAN ................................................................................................ 48
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat briket arang buatan Jepang,Inggris, USA, dan indonesia ... 9
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Uji ...................................................................... 19
Tabel 3.2 Data Instrumen Penelitian Nilai Kalor ........................................ 30
Tabel 3.3 Data Instrumen Penelitian Kadar Air .......................................... 31
Tabel 3.4 Data Instrumen Penelitian Shatter Index .................................... 31
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Nilai Kalor ........................................................ 33
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kadar Air .......................................................... 34
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Shatter Index ..................................................... 35
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ....................................................... 39
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Uji Drop Test (ASTM D 440-86) ............................................ 14
Gambar 3.1 Ukuran Spesimen .................................................................... 19
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian .......................................................... 22
Gambar 3.3 Reaktor .................................................................................... 23
Gambar 3.4 Thermocontrol ........................................................................ 23
Gambar 3.5 Proses pengovenan .................................................................. 24
Gambar 3.6 Kawat niklin ............................................................................ 24
Gambar 3.7 Pemasangan kawat niklin ........................................................ 25
Gambar 3.8 Penambahan aquades............................................................... 25
Gambar 3.9 Reaktor .................................................................................... 25
Gambar 3.10 Bejana pemanas ..................................................................... 26
Gambar 3.11 Metil red ................................................................................ 27
Gambar 3.12 Larutan Na2CO3 ................................................................... 27
Gambar 3.13 Oven ...................................................................................... 28
Gambar 3.14 Proses pengujian .................................................................... 29
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Kalor ............................................ 36
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Kadar Air .............................................. 37
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Shatter Index ......................................... 38
Gambar 4.4 Grafik Gabungan karakteristik briket ...................................... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi fosil telah menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia
dimasa lalu dan saat ini. Di masa depan diharapkan tren pengembangan energi
akan bergeser dari energi berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan,
sepanjang keekonomiannya memenuhi. Hal ini disebabkan karena energi fosil
merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui sehingga lambat laun akan
habis, padahal Indonesia mempunyai sumber daya energi terbarukan yang
signifikan (BPPT, 2016: 17).
Cadangan energi fosil yang kian hari kian menipis karena terus
dieksploitasi dan tidak dapat diperbarui sehingga mendorong diperlukannya
pemecahan masalah untuk menghindari krisis energi. Salah satunya adalah
pengembangan energi terbarukan yang berasal dari sampah organik atau
biomassa.
Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada
bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai
sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa
merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan
sebagai biofuel, tetapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang
digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula
meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar.
Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh
2
proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi. Berbagai cara
yang telah dikembangkan dalam proses pengolahan biomassa, salah satunya
yaitu pembriketan.
Salah satu industri briket yang berlokasi di desa Jagong, kecamatan
Kunduran, kabupaten Blora, Jawa Tengah yaitu CV.Kharisma Mandiri CO.
Perusahaan briket ini telah berdiri sejak tahun 2010 dan telah mengekspor
produknya ke beberapa negara. Seperti beberapa industri briket lain CV.
Kharisma Mandiri CO ini juga memiliki beberapa kendala - kendala dalam
proses produksinya. Beberapa kendala dalam proses produksinya yaitu dalam
proses pengeringan, takaran campuran dari perekat briket, kepadatan dari
briket yang dihasilkan, dll.
Kepadatan dari briket salah satunya ditentukan oleh tekanan saat
pengepresan briket. Beberapa pembeli briket dari CV. Kharisma Mandiri CO
menginginkan briket yang kuat atau jika diuji jatuh maka briket tidak mudah
hancur. Untuk memenuhi keinginan pembeli, CV. Kharisma Mandiri
mengatasinya dengan memperbanyak jumlah dari perekat yang berbahan dari
tepung tapioka, namun hal ini dapat menyebabkan briket berbau kecut karena
tepung tapioka yang banyak dapat menyebabkan fermentasi pada briket. Salah
satu solusi yang dapat diambil adalah memperbesar nilai tekanan pengepresan
dengan konsentrasi perekat tetap sehingga tetap kuat namun tidak berbau kecut.
Di CV. Kharisma Mandiri penggunakan pengepresan model screw
sehingga tidak dapat diatur berapa tekanan ideal agar dihasilkan briket yang
lebih padat dan mampu memenuhi keinginan dari pembeli.
3
Pembuatan briket dimulai dari pengarangan bahan baku selanjutnya
dicampurkan dengan perekat tepung tapioka dan dicetak menggunakan mesin
pencetak dan yang terakhir yaitu pengeringan briket. Menurut penelitian
Patabang (2012: 292) “kandungan bahan perekat yang terbaik yaitu pada
kondisi campuran 7%”. Sedangkan untuk besar nilai tekanan pengepresan,
menurut penelitian Reni Setiowati dan M. Triono (2014: 30) menyatakan
bahwa “tekanan yang efisien adalah 100-150 N/cm2. Nilai densitas paling
optimum adalah 0,634 gr/cm3. Nilai kekuatan mekanik paling optimum adalah
34.167 N/cm2”. Subroto (2007: 79) menyatakan bahwa “penambahan tekanan
pembriketan akan menaikan nilai kekuatan mekanik dan memperlambat waktu
pembakaran, namun kenaikan ini akan mencapai titik maksimal pada tekanan
150 kg/cm2 yaitu kekuatan mekanik sebesar 18,939 kg/cm2 dan waktu
pembakaran selama 53 menit”. Sedangkan untuk suhu pengeringan menurut
Mangin (2015: 35) “ pemanasan pada suhu 100oC lebih optimimal di banding
dengan yang lebih tinggi”, hal ini karena menggunakan perekat tepung kanji
“Materi ini jika mendapat panas lebih maka komposisi kimianya akan
berantakan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan lapangan terindikasi masalah sebagai berikut,
1. Kualitas dari briket dipengaruhi oleh kualitas bahan baku, jumlah campuran
perekat briket,nilai pengepresan dan lama pengovenan.
4
2. Briket mudah hancur dapat disebabkan oleh jumlah campuran perekat yang
tidak sesuai atau nilai pengepresannya kecil.
3. Jumlah perekat yang terlalu banyak dapat membuat briket tidak mudah
hancur namun dapat menyebabkan biket berbau kecut.
4. Nilai pengepresan yang lebih besar dapat membuat briket tidak mudah
hancur.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah dan tidak
menyimpang dari inti penelitian.
1. Dalam penelitian ini menggunakan bahan baku dari arang tempurung
kelapa.
2. Perekat yang digunakan yaitu tepung tapioka sebanyak 5% dari berat briket
yaitu 100 gr..
3. Variasi tekanan yang akan digunakan yaitu 50 Kg/cm2, 100 Kg/cm2, dan
150 Kg/cm2 .
4. Pengeringan menggunakan suhu 100oC selama 2 jam.
5. Karakteristik briket yang akan diteliti adala nilai kalor, kadar air, dan shatter
index.
5
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi tekanan pengepresan terhadap karakteristik
briket yang dihasilkan?
2. Berapakah tekanan pengepresan yang terbaik untuk mendapatkan briket
yang berkualitas?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi tekanan terhadap karakteristik briket
yang dihasilkan.
2. Untuk mengetahui tekanan pengepresan yang terbaik untuk mendapatkan
briket yang berkualitas.
1.6 Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumber informasi dalam penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi dalam pembuatan briket di indutri.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Briket
Briket adalah perubahan bentuk material yang pada awalnya
berupa serbuk atau bubuk seukuran pasir menjadi material yang lebih
besar dan mudah dalam penanganan atau penggunaannya. Perubahan
ukuran material tersebut dilakukan melalui proses penggumpalan dengan
penekanan dan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengikat
(Suganal, 2008: 18).
Briket adalah perubahan bentuk dari bentuk curah menjadi bentuk
padat yang dihasilkan dari pemampatan komponen penyusunnya disertai
panas (Onu, 2010: 105).
Briket dibuat dengan mengompresi arang, biasanya dihasilkan
dari serbuk gergaji dan produk kayu lainnya, dengan pengikat dan aditif
kecil lainnya. Pengikat biasanya pati terbuat dari jagung, gandum atau
sumber alam lainnya. Beberapa briket mungkin juga termasuk batubara
coklat mulai dari sub-bituminous lignit ke antrasit (sumber panas),
karbon mineral (sumber panas), boraks, natrium nitrat (bantuan
pengapian), kapur (agen pemutih abu), serbuk gergaji mentah (bantuan
penyalaan) dan aditif lain seperti parafin atau minyak pelarut untuk
membantu dalam penyalan. (Patrick, 2011: 1647-1648)
7
Briket yang kualitasnya baik adalah yang memiliki kadar karbon
tinggi dan kadar abu rendah, karena dengan kadar karbon tinggi maka
energi yang dihasilkan juga tinggi (Mariyani, 2004: 83). Briket dengan
kulitas yang baik diantaranya memiliki tekstur yang halus, tidak mudah
pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan dan juga memiliki sifat-
sifat penyalaan yang baik, diantaranya adalah mudah menyala, waktu
nyala cukup lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit serta cepat
hilang dan nilai kalor yang cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan
mempengaruhi kualitas dan efisiensi pembakaran, semakin lama
menyala dengan nyala api konstan maka briket tersebut akan semakin
baik (Jamilatun 2008: 37).
Yudanto (2009) menyatakan bahwa, briket bioarang mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara
lain:
1) Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih baik
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor mencapai 5.000 kalori.
2) Briket biorang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau,
sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota
dengan ventilasi perumahan kurang mencukupi, sangat praktik
mengunakan briket bioarang.
3) Setelah bioarang terbakar (menjadi bara) tidak diperlukan dilakukan
pengipasan atau diberi udara.
8
4) Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana tidak memerlukan
bahan kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket sendiri.
5) Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat seadanya
sesuai dengan kebutuhan.
Briket yang dihasilkan dari pembuatan briket biomassa adalah
pengganti yang cukup baik untuk batubara, lignit, kayu bakar dan
menawarkan banyak keuntungan.
Menurut Maninder (2012: 12) manfaat dari briket biomasa antara
lain:
1) Ini adalah salah satu metode alternatif untuk menghemat
konsumsi dan ketergantungan pada kayu bakar.
2) Densitas bahan bakar mudah ditangani, diangkut dan disimpan.
3) Ukurannya seragam dan berkualitas.
4) Proses membantu memecahkan masalah pembuangan residu.
5) Prosesnya membantu pengurangan kayu bakar dan
penggundulan hutan.
6) Ini memberikan penghasilan tambahan bagi petani dan
menciptakan lapangan kerja.
7) Briket lebih murah dari batu bara, minyak atau lignit yang dulu
tidak bisa diganti.
8) Tidak ada belerang pada briket.
9) Tidak ada abu terbang saat membakar briket.
9
10) Briket memiliki kualitas yang konsisten, memiliki efisiensi
pembakaran yang tinggi, dan ideal untuk pembakaran
sempurna.
Menurut Triono (2006: 12) bahwa briket arang yang baik
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1) Bersih, tidak berdebu dan berbau
2) Mempunyai kekerasan yang merata
3) Kadar abu serendah mungkin
4) Nilai kalor sepadan dengan bahan bakar lain
5) Menyala dengan baik memberikan panas secara merata
6) Harganya dapat bersaing dengan bahan bakar lain.
Standar kualitas secara baku untuk briket arang Indonesia
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga mengacu pada
sifat briket arang buatan Jepang, Inggris, dan USA seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sifat briket arang buatan Jepang,Inggris, USA, dan indonesia
Sifat Arang Briket Jepang Inggris Amerika SNI
Kadar Air % 6-8 3,6 6,2 8
Kadar Zat Menguap % 15-30 16,4 19-28 15
Kadar Abu % 3-6 5,9 8,3 8
Kadar Karbon Terikat % 60-80 75,3 60 77
Kerapatan g/cm3 1,0-1,2 0,46 1 -
Keteguhan Tekan g/cm2 60-65 12,7 62 -
Nilai Kalor cal/g 6000-7000 7289 6230 5000
Sumber: Triono, 2006
10
2.1.2 Tekanan Pengepresan
Tekanan pengepresan bertujuan mengubah partikel briket yang
awalnya berupa serbuk atau partikel menjadi padatan atau dapat diartikan
tekanan pembriketan bertujuan menaikan nilai densitas menjadi lebih
tinggi.
Proses pembriketan menurut Maninder (2012: 13) disebut sebagai
densifikasi biomasa, “Biomass densification represents a set of
technologies for the conversion of biomass residues into a convenient
fuel”.
Menurut Maninder (2012: 13), peralatan yang digunakan dalam
pembriketan dikategorikan ke dalam lima jenis yaitu
a. Densifikasi tekanan piston (Piston press densification) b. Densifikasi tekanan screw (Screw press densification) c. Densifikasi tekanan roll (Roll press densification) d. Pelet (Pelletizing) e. Tekanan rendah atau press manual (Low pressure or manual presses)
a. Densifikasi tekanan piston (Piston press densification)
Ada dua tipe piston press yaitu die and punch technology
dan hydraulic press. Piston press densification digunakan untuk
pembriketan dengan tekanan tinggi. Ukuran standar dari briket
dengan teknologi ini yaitu berdiameter 60 mm. Proses penekanan
dari arah vertikal kemudian dilanjutkan dari arah horizontal.
Teknologi ini dapat digunakan untuk menekan bahan baku dengan
kadar air sebesar 22%.
11
b. Densifikasi tekanan screw (Screw press densification)
Rasio pemadatan dari screw press berkisar dari 2,5:1
sampai 6:1 atau bahkan lebih. Proses penekanan dengan cara
biomasa ditekan terus menerus oleh satu atau lebih screw yang
dipanaskan untuk mengurangi gesekan. Karena penerapan tekanan
yang tinggi, terjadi kenaikan suhu dan lignin yang terdapat pada
bimasa bertindak sebagai perekat.
c. Densifikasi tekanan roll (Roll press densification)
Pada roll press densification, bahan baku berada pada dua
buah roll yang bergerak berlawanan yang membentuk briket
menyerupai bantal. Pembriketan ini biasanya menggunakan bahan
pengikat karena digunakan untuk pembriketan briket biomasa
karbonisasi atau briket arang.
d. Pelet (Pelletizing)
Pelletizing biasanya digunakan untuk memproduksi briket
berbentuk silinder dengan diameter antara 5mm sampai 30mm.
pelet memiliki karakteristik kekuatan mekanik dan pembakaran
yang baik.
e. Tekanan rendah atau press manual (Low pressure or manual
presses)
Ada berbagai jenis manual presses yang digunakan dalam
pembriketan biomasa. Mereka dirancang khusus untuk tujuan atau
diadaptasi peralatan yang ada untuk tujuan lain. Manual presses
12
baik untuk digunakan untuk bahan baku biomasa arang.
Keuntungan utama dari manual presses biaya modal yang rendah,
biaya operasional yang rendah dan tingkat ketrampilan yang
rendah untuk dapat mengoperasikan teknologi ini. Teknologi ini
menggunakan bahan pengikat untuk untuk membuat briket
menjadi padat.
2.1.3 Karakteristik Briket
1. Nilai Kalor
Nilai kalor atas (Gross higher heating value) HHV,
didefenisikan sebagai panas yang dilepaskan dari pembakaran
sejumlah kuantitas unit bahan bakar (massa) dimana produknya dalam
bentuk ash, gas CO2, SO2, Nitrogen dan air, dan tidak termasuk air
yang menjadi uap (vapor) (Patabang, 2012: 288).
Pengujian terhadap nilai kalor bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana nilai panas pembakaran yang dihasilkan oleh briket,
karena nilai kalor sangat menentukan kualitas briket. Semakin tinggi
nilai kalor suatu briket, maka semakin baik pula kualitas dari briket
tersebut.
Besarnya nilai kalor dapat dirumuskan sebagai berikut
....................................(Patabang, 2012)
Keterangan:
HHV = Highest heating value (kal/gram)
13
ΔT = Kenaikan suhu pembakaran di dalam bom kalorimeter
(oC)
EEV = Ketetapan standar benzoate 2465,57 (kal/ oC)
e1 = Panjang (cm) kawat yang terbakar x 2,3 kal
e2 = titrasi sodium karbonatkal x 1 kal
m = Berat sampel (g)
2. Kadar Air
Kadar air briket diharapkan serendah mungkin agar nilai
kalornya tinggi dan mudah dinyalakan. Kadar air mempengaruhi
kualitas briket yang dihasilkan. Semakin rendah kadar air semakin
tinggi nilai kalor dan daya pembakarannya. Sebaliknya, kadar air yang
tinggi menyebabkan nilai kalor yang dihasilkan akan menurun, karena
energi yang dihasilkan banyak terserap untuk menguapkan air
(Sumangat, 2009: 21).
Kadar air setiap Negara memiliki standar yang berbeda,
diantaranya standar kadar air di Indonesia yaitu 8%, jepang 6-8%,
Inggris 3,6 %, dan Amerika 6,2%. Untuk mengetahui kadar air briket
maka dilakukan pengujian kadar air briket menggunakan metode SNI
06-3730-1995 dengan persamaan sebagai berikut:
Kadar air (%) = x 100%................... (Maryono, 2013)
Keterangan:
14
M1 = bobot cawan kosong + bobot sampel sebelum pemanasan
(gram).
M2 = bobot cawan kosong + bobot sampel setelah pemanasan (gram).
3. Shatter Index
Pengujian shatter index adalah pengujian ketahanan briket
terhadap benturan dengan cara briket dijatuhkan dari ketinggian 1,8
meter ke bawah menuju bidang datar. “Place the coal into the box of
the shatter test machine, level it, and then drop it a distance of 6 ft (1.8
m) onto the plate” (ASTM D 440-86).
Menurut standar ASTM D 440-86, prosedur pengujian shatter
index dilakukan dengan menimbang briket terlebih dahulu sebelum
dijatuhkan, kemudian briket dijatuhkan dari ketinggian 1,8 meter ke
bidang halus dan rata. Setelah dijatuhkan, briket kembali di timbang
untung mengetahui beratnya setelah dijatuhkan.
Gambar 2.1 Uji Drop Test (ASTM D 440-86)
1,8
m
15
Kemudian dilakukan perhitungan shatter index dengan rumus:
....... .(ASTM D 440-86)
Keterangan:
A = Berat briket sebelum dijatuhkan (gram)
B = Berat briket setelah dijatuhkan (gram)
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Berbagai penelitian tentang potensi briket sebagai bahan bakar
alternatif dan pentingnya nilai pengepresan telah banyak dibuat dalam
penelitian terdahulu.
Adapun penelitian tersebut adalah:
Reni Setiowati (2014: 28) dengan judul penelitian Pengaruh Variasi
Tekanan Pengepresan dan Komposisi Bahan terhadap Sifat Fisis Briket Arang
menyatakan bahwa ”nilai kekuatan mekanik sangat dipengaruhi oleh jenis
bahan, ukuran partikel, densitas partikel, jenis perekat, tekanan pemampatan,
dan kerapatan produk.”
Lina Lestari (2014: 28) dengan judul penelitian Optimasi Ukuran
Partikel, Komposisi Bahan Dan Tekanan dalam Pembuatan Briket Arang
Batang Sagu menyatakan bahwa “tekanan pengepresan divariasikan sehingga
secara fisik briket memiliki kepadatan dan kekuatan mekanik yang layak.”
Yenni Darvina (2011: 35) dengan judul penelitian Upaya Pengingkatan
Kualitas Briket dari Arang Cangkang dan Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS) melalui Variasi Tekanan Pengepresan menyatakan bahwa “semakin
tinggi tekanan pengepresan maka nilai kalor dan kerapatan semakin tinggi.”
16
Wibawa Endra J (2009: 87) dengan judul penelitian Pengaruh Tekanan
Pembriketan dan Holding Time terhadap Karakteristik Ketahanan (Durability)
Briket Biomasa menyatakan bahwa “pada tekanan pembriketan yang semakin
tinggi sifat-sifat mekanik akan meningkat.”
Subroto (2007: 79) dengan judul penelitian Pengaruh Variasi Tekanan
Pengepresan terhadap Karakteristik Mekanik dan Karakteristik Pembakaran
Briket Kokas Lokal menyatakan bahwa “penambahan tekanan pembriketan
akan menaikan nilai kekuatan mekanik.”
Panote Wilaipon (2002) dengan judul penelitian The Effects of
Moderate Die Pressure on Maize Cob Briquettes: A Case Study In Phitsanulok,
Thailand menyatakan bahwa ” menurut uji resistensi impak semua briket
menunjukan hasil durability yang baik tidak pecah menjadi potongan-potongan
setelah 30 kali dijatuhkan.”
C.K.W. Ndiema (2002: 2161 ) dengan judul penelitian Influence of Die
Pressure on Relaxation Characteristic of Briquetted Biomass menyatakan
bahwa “hasil percobaan menunjukan bahwa ada pengaruh yang cukup besar
dari tekanan pada ukuran dan bentuk briket.”
Ooi Chin Chin (2000: 227) dengan judul penelitian Characteristics of
Some Biomass Briquettes Prepared Under Medest Die Pressures menyatakan
bahwa “secara umum ditemukan bahwa tekanan, waktu, dan penambahan
bahan pengikat, meningkatkan kualitas briket.”
17
A. Demirbas (1999: 442) dengan judul penelitian Physical Properties
of Briquettes From Waste Paper and Wheat Straw Mixtures menyatakan bahwa
“ kedua sifat dari briket meningkat dengan peningkatan tekanan pembriketan.”
Lucy Wamukonya (1994: 176) dengan judul penelitian Durability and
Relaxation of Sawdust And Wheat-Straw Briquettes As Possible Fuels for
Kenya menyatakan bahwa “briket relatif tahan lama dari limbah kayu, jerami
gandum dan campuran dari keduanya pada tekanan sedang, 75 MPa, tanpa
bahan pengikat.”
2.3 Kerangka Pikir Penelitian
Pohon kelapa hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia, karena
pohon kelapa dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia baik di dataran tinggi
maupun di dataran rendah bahkan di tepian pantai. Data ini menunjukan bahwa
hasil dari pohon kelapa sangat melimpah, menurut data Badan Pusat Statistika
(BPS) pada tahun 2015 jumlah produksi perkebunan rakyat menurut jenis
tanaman yaitu pohon kelapa mencapai 2.924.100 ton. Jika produksi kelapa
mencapai nilai tersebut maka limbah dari kelapa yaitu tempurung kelapa juga
akan besar jumlahnya. Pemanfaatan limbah tempurung kelapa selama ini hanya
dijadikan arang.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah tempurung kelapa
menjadi sumber bahan bakar alternatif maka perlu adanya optimalisai dalam
peningkatan efektifitas dan efisiensi dari sumber bahan bakar alternatif
tersebut. Untuk itu melalui penelitian ini akan dilakukan optimalisasi
18
pemanfaatan limbah tempurung kelapa menjadi bahan bakar alternatif yaitu
briket arang.
Arang tempurung kelapa dicampur dengan bahan perekat berupa
tepung tapioka. Kemudian dilakukan pencetakan briket dengan variasi tekanan
tertentu yang dapat meningkatkan kualitas dari briket. Pengujian yang akan
dilakukan yaitu untuk mencari karakteristik ketahanan briket terbaik dari
komposisi campurang arang tempurung kelapa dan bahan perekat tepung
tapioka.
Dengan adanya peningkatan nilai tekanan pengepresan diduga terdapat
peningkatan nilai kalor, kadar air, dan shatter index pada briket yang telah
dibuat dan diuji karakteristiknya.
Pencampuran bahan
baku dan
pencetakan briket
Nilai Kalor
Kadar Air
Shatter Index
Arang
tempurung
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh tekanan pengepresan
terhadap karakteristi briket arang tempurung kelapa maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh variasi tekanan terhadap karakteristik briket. Karakteristik
briket yang meliputi nilai kalor dan kadar air terbaik dihasilkan oleh tekanan
pengepresan sebesar 100 kg/cm2, yaitu nilai kalor sebesar 7087,63 kal/g,
kadar air sebesar 3,74 % , sedangkan untuk shatter index terbaik dihasilkan
oleh tekanan pengepresan 150 kg/cm2 yaitu sebesar 0,02 %.
2. Nilai tekanan pengepresan yang terbaik untuk mendapatkan briket yang
berkualitas yaitu tekanan 100 kg/cm2. Karakteristik briket yang dihasilkan
dari tekanan pengepresan 100 kg/cm2 yaitu nilai kalor sebesar 7087,63
kal/g, kadar air sebesar 3,74 %, dan shatter index sebesar 0,06 % .
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian tentang
pengaruh tekanan pengepresan terhadap karakteristi briket arang tempurung
kelapa adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan tekanan
pengepresan yang lebih rendah dari tekanan 100 kg/cm2 dengan rentang
yang lebih sedikit, agar dihasilkan karakteristik briket yang sama baiknya
43
dengan karakteristik briket yang dihasilkan oleh tekanan pengepresan yang
tinggi.
2. Untuk pembuatan briket dengan komposisi bahan baku yang sama
sebaiknya menggunakan tekanan pengepresan sebesar 100-150 kg/cm2
44
DAFTAR PUSTAKA
ASTM D440-86, Standard Test Method of Drop Shatter Test for Coal, ASTM
Standards.
BPPT, 2016. Pengembangan Energi Untuk Mendukung Energi Hijau. Outlook energi indonesia 2016. Jakarta: Pusat Teknologi Sumber Daya Energi dan
Industri Kimia (PTSEIK).
Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman, 2000-2005. www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/167. 18 Januari 2017
(08.00)
Chin Chin, O., and Siddiqui, Kamal M., 2000. Characteristic Of Some Biomass Briquettes Prepared Under Modest Die Pressures, Biomass and Bioenergy,
Vol.18, pp. 223 - 228.
Demirbas, A., 1999. Physical Properties Of Briquettes From Waste Paper And Wheat Straw Mixtures, Energy Conversion & Management 40 ,pp. 437-445.
Darvina, Yenni dan Asma, Nur., 2011. Upaya Pengingkatan Kualitas Briket dari Arang Cangkang dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Melalui Variasi Tekanan Pengepresan (Penelitian). Universitas Negeri Padang.
Istanto, Tri, and Endra Juwana, Wibawa., 2009. Pengaruh Tekanan Pembriketan Dan Holding Time Terhadap Karakteristik Relaksasi Briket Biomasa. Mekanika 8.1.
Jamilatun, Siti., 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket Batubara dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses Vol. 2. No. 2. Hal.
37-40.
Lestari, Lina., 2014. Optimasi Ukuran Partikel, Komposisi Bahan dan Tekanan dalam Pembuatan Briket Arang Batang Sagu. Jurnal Aplikasi Fisika. Vol. 10
No. 1. Hal. 27-30.
Mangin, Luksi., 2015. Pengaruh Suhu Pengeringan Briket Serbuk Gergaji Dan Kanji Terhadap Kekuatan Tekan. Jurnal Integrasi. Vol. 7. No. 1. Hal 31-35.
Maninder, 2012. Using Agricultural Residues As A Biomass Briquetting: An Alternative Source Of Energy. Journal of Electrical and Electronics
Engineering. Vol. 1, pp. 11-15.
Mariyani dan Rumijati., 2004. Pengaruh Penambahan Bulu Ayam terhadap Kandungan Karbon Briket Bioarang Sampah Pekarangan. Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi. Vol. 5. No. 2. Hal. 81–88.
45
Maryono. Sudding dan Rahmawati. 2013. Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji. Jurnal Chemica Vol.
14 Nomor 1.
Ndiema, C.K.W, Manga, P.N., Ruttoh, C.R., 2002, Influence Of Die Pressure On Relaxation Characteristics Of Briquetted Biomass, Energy Conversion and
Management, Vol. 43, pp. 2157 – 2161.
Onu F., Sudarja, Rahman N. B. M., 2010. Pengukuran Nilai Kalor Bahan Bakar
Briket Arang Kombinasi Cangkang Pala (Myristica Fragan Houtt) dan
Limbah Sawit (Elaeis Guenensis). Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Patabang, D. 2012. Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi dengan Variasi Bahan Perekat. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No. 2. Hal. 286-292
Rousset, Patrick, et al., 2011. LCA Of Eucalyptus Wood Charcoal Briquettes. Journal of Cleaner Production 19.14 pp: 1647-1653.
Setiowati, Reni dan Tirono, M., 2014. Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan dan Komposisi Bahan terhadap Sifat Fisis Briket Arang. Jurnal neutrino. Vol. 7.
Hal. 24-25.
Siahaan, S. Hutapea, M. dan Hasibuan, R. 2013. Penentuan Kondisi Optimum Suhu Dan Waktu Karbonisasi Pada Pembuatan Arang Dari Sekam Padi. Jurnal
Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 1.
Subroto, dkk, 2007. Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan terhadap Karakteristik Mekanik dan Karakteristik Pembakaran Briket Kokas Lokal. Jurnal Teknik Gelagar. Vol. 18. No. 01. Hal. 73 – 79.
Suganal, 2009. Rancangan Proses Pembuatan Briket Batubara Nonkarbonisasi Skala Kecil Dari Batu Bara Kadar Abu Tinggi. Jurnal Teknologi Mineral dan
Batu Bara. Volume 05 No. 13. Hal 17 –30 Bandung: Puslitbang Teknologi
Mineral dan Batu Bata (TEKMIRA).
Sumangat, D. dan Broto, W. 2009. Kajian Teknis dan Ekonomis Pengolahan Briket Bungkil Biji Jarak Pagar Sebagai Bahan Bakar Tungku. Buletin Teknologi
Pascapanen Pertanian. 5: 18-26.
Triono, A., 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu Afrika (Maesopsis Eminii Engl) Dan Sengon (Paraserianthes Falcataria L. Nielsen) Dengan Penambahan Tempurung Kelapa (Cocos Nucifera L) (Skripsi). Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
46
Wamukonya, L., Jenkins, B., 1995, Durability and Relaxation Of Sawdust And Wheat – Straw Briquettes As Possible Fuels For Kenya, Biomass and
Bioenergy, Vol. 8, No 3, pp. 175 - 179.
Wilaipon, P., 2002, The Effects of Moderate Die Pressure on Maize Cob Briquettes : A Case Study in Phitsanulok, Thailand, Mechanical Engineering
Departement, Engineering Faculty Naresua University, Phitsanulok.
Yudanto, A., & Kusumaningrum, K., 2009. Pembuatan Briket Bioarang dari Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro.