24
ACARA 10 PENGEPRESAN 1. Tinjauan Pustaka Pengepresan dilakukan dengan tujuan agar air yang ada dalam daging terbuang sehingga daging menjadi kering. Agar hasil pengepresan sesuai dengan yang diinginkan, perlu diperhatikan tenaga pengepresan dan peralatan yang digunakan. Semakin kuat daging dipres, semakin banyak air yang terpisah. Walupun pengepresan dapat dilakukan manual dengan cara memasukkan daging ke dalam kain lalu memerasnya, tetapi hasil yang diperoleh akan jauh berbeda dengan menggunakan alat pengepres. Proses pemisahan air dari daging menjadi lebih optimal dengan menggunakan mesin pres (Suryani, 2007). Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Ada dua cara umum pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik dan pengepresan berulir. Pada cara pengepresan hidraulik bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inch 2 (140.6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diextracting tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan serta kandungan minyak dalam bahan asal.

ACARA 10 PENGEPRESAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ACARA 10 PENGEPRESAN

ACARA 10

PENGEPRESAN

1. Tinjauan Pustaka

Pengepresan dilakukan dengan tujuan agar air yang ada dalam daging

terbuang sehingga daging menjadi kering. Agar hasil pengepresan sesuai dengan

yang diinginkan, perlu diperhatikan tenaga pengepresan dan peralatan yang

digunakan. Semakin kuat daging dipres, semakin banyak air yang terpisah.

Walupun pengepresan dapat dilakukan manual dengan cara memasukkan daging

ke dalam kain lalu memerasnya, tetapi hasil yang diperoleh akan jauh berbeda

dengan menggunakan alat pengepres. Proses pemisahan air dari daging menjadi

lebih optimal dengan menggunakan mesin pres (Suryani, 2007).

Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,

terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk

bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Ada dua cara umum

pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik dan pengepresan berulir. Pada

cara pengepresan hidraulik bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000

pound/inch2 (140.6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat

diextracting tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan

serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan cara pengepresan berulir

memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau

tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 2400F (115,50C)

dengan tekanan 15-20 ton/inch2 (Ketaren, 1986).

Ketika dipres bahan akan mengeluarkan minyak yang keluar melalui

ruang-ruang kempa di antara sumbu utama. Selanjutnya minyak jatuh pada

tempat penampungan yang dibuat miring agar minyak mudah mengalir.

Sedangkan ampasnya akan keluar dengan adanya tekanan. Minyak hasil

pengepresan selanjutnya dimasukkan ke tempat peyaringan bersama-sama

dengan minyak hasil sistem hidrolik (Palungkun, 1993).

Page 2: ACARA 10 PENGEPRESAN

Peralatan yang sering digunakan untuk pengeluaran minyak adalah

pengepresan dan hidrolik press. Cara pengepresan yang banyak digunakan

dipandang lebih baik daripada ekstrasi dengan pelarut karena berbagai zat bukan

lemak akan ikut terlarut ke dalam pelarutnya. Umumnya minyak hasil

pengepresan masih banyak mengandung kotoran padat dan bagian kotoran akan

dapat dipisahkan dengan penyaringan (Makfoeld, 1982).

Ekstrasi minyak dengan cara srew press memiliki prinsip menekan bahan

lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga

minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat

diatur secara elektris, dan tergantung dari volume bahan yang akan dipres. Cara

ini mempunyai kelemahan yaitu pada tekanan yang terlampau kuat akan

menyebabkan banyak biji yang pecah (Swadaya, 1999).

Untuk memisahkan sari singkong (ekstraksi) dapat dilakukan dengan cara

seperti pada pembuatan santan. Mula-mula ditambahkan air bersih sedikit demi

sedikit sambil diremas dan diaduk-aduk, kemudian disaring dengan saringan kain

yang dipotong dengan kalo atau irig (saringan kasar yang terbuat dari anyaman

bambu). Selanjutnya, ampas dibungkus dengan kain dan dipres agar seluruh

airnya keluar. Kegiatan ekstraksi diulang 2-3 kali berturut-turut atau sampai

cairan yang keluar menjadi jernih (Kanisius, 2005).

Pembuatan minyak kelapa terdiri dari dua cara yaitu rendering dan

pengepresan. Rendering merupakan suatu cara yang sering digunakan untuk

mengekstrasi minyak kelapa dengan cara pemanasan. Cara ini membutuhkan

bahan bakar yang cukup banyak. Sedangkan pengepresan dilakukan dengan

pengepresan kopra menggunakan tekanan hidrolik atau screw proses. Dengan

cara ini minyak tidak dapat seluruhnya diekstrasi. (Utami, 2009).

CNSL merupakan minyak yang tersusun dari senyawa fenolat kompleks

dengan rantai karbon panjang bercabang dan tidak jenuh, yang dapat dihasilkan

dengan cara rendering, pengepresan (pressing) atau ekstraksi menggunakan

pelarut kimia. Bila menggunakan cara rendering atau pengepresan, randemen

Page 3: ACARA 10 PENGEPRESAN

perolehan minyak masih rendah (minyak masih tersisa pada bungkil atau ampas

berkisar 10-25%) dan kualitasnyapun masih dianggap rendah karena masih

banyak bercampur air. Sedangkan kalau dengan cara ekstraksi menggunakan

pelarut kimia akan dapat dihasilkan minyak dengan rendemen cukup tinggi

(minyak yang tersisa pada bungkil kurang dari 1%) dan kualitas minyak jauh

lebih baik kadar air sangat rendah (Simpen, 2008).

Produk-produk hasil olahan coklat yang utama saat ini adalah lemak dan

tepung coklat. Proses pemisahan lemak dan tepung ini dilakukan terhadap biji

kakao yang telah terfermentasi. Pemisahan lemak coklat dapat dilakukan dengan

berbagai cara diantaranya dengan menggunakan pelarut atau dengan

pengepresan. Penggunaan teknik pengepresan mekanis tetap menjadi pilihan.

Dan dipandang jauh lebih praktis dan lebih murah terutama untuk penggunaan

industri kecil dan menengah (Indriati, 2007).

Ubi kayu yang telah diparut dibagi menjadi 2 bagian. Kemudian

dimasukkan ke dalam karung plastik untuk dilakukan pengepresan. Pengepresan

dilakukan dengan alat press tradisional. Pengepresan bertujuan untuk

menghilangkan sebagian besar air yang terdapat dalam ubi kayu. Pengepresan

dilakukan dengan cara ubi kayu yang telah diparut dimasukkan ke dalam karung

plastik diletakkan di atas alat press, kemudian dihimpit dengan kayu dan ditekan

hingga airnya keluar. Pengepresan dihentikan jika tidak ada lagi air yang keluar

dari karung (Yanita, 2008).

Presentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press

sangat mempengaruhi mutu dari minyak kelapa sawit. Proses pengepresan

tersebut dipengaruhi oleh tipe srew press, tekanan kerja srew press, dan air

pengencer. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas

press adalah 6,28 – 6,32 % di mana nilai tersebut diambil dari persentase minyak

kering yang sudah tidak mengandung air. Persentase kehilangan minyak sawit

dari ampas press tersebut sesuai standart pabrik yaitu ≤ 7 % (Sa’diah, 2009).

Page 4: ACARA 10 PENGEPRESAN

Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak Neem dari biji seperti

cairan mekanik mendesak, superkritis ekstraksi, dan ekstraksi pelarut. Mekanis

ekstraksi adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengekstrak Neem

minyak dari biji mimba. Namun, minyak yang dihasilkan dengan metode

biasanya memiliki harga rendah, karena keruh dan mengandung sejumlah besar

air dan logam isinya. Ekstraksi menggunakan cairan superkritis, minyak

dihasilkan memiliki kemurnian sangat tinggi, namun operasi dan biaya investasi

tinggi. Ekstraksi menggunakan pelarut telah beberapa keunggulan. Ini

memberikan hasil yang lebih tinggi dan sedikit minyak keruh dari ekstraksi

mekanik, dan biaya operasi relatif rendah dibandingkan dengan ekstraksi fluida

superkritis (Liauwu, 2008).

Salah satu jenis screw press terdiri dari berbeda nozzle ukuran, kecepatan

dan diameter. Berbeda aksesori dari mesin ini mungkin akan menghasilkan

sejumlah berbagai jenis minyak biji. Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa

parameter yang digunakan sebelum dan selama menekan akan mempengaruhi

minyak menekan proses termasuk ukuran partikel, pemanasan suhu, waktu

pemanasan, kadar air, dan diterapkan tekanan (Masturah, 2011).

Pada pembuatan pati aren, proses ekstraksi diperlukan untuk optimalisasi

pengeluaran endapan pati. Ekstraksi bahan dilakukan setelah proses pemarutan.

Proses ekstraksi ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengeluarkan pati dari sel

tanaman dan memisahkannya dari komponen lainnya. Jumlah ekstrak yang

diperoleh dalam suatu ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

ukuran bahan yang diekstraksi, pengecilan ukuran bahan, waktu dab besarnya

tekanan, jumlah air yang ditambahkan untuk ekstraksi (Purwantana, 2008).

Mekanisme pemerasan menggunakan poros penggilas yang diletakkan di

atas plat penahan yang berlubang-lubang (yang sekaligus berfungsi sebagai

saringan). Parutan ketela pohon yang dicampur air masuk dari salah satu sisi atau

ujung plat berlubang-lubang (bagian masukan), kemudian digilas oleh poros

penggilas. Poros penggilas akan menekan dan menggilas campuran parutan

Page 5: ACARA 10 PENGEPRESAN

ketela pohon dan air. Tepung tapioka yang bercampur air akan jatuh ke bawah,

sedangkan ampas parutan akan bergerak bersama poros penggilas kea rah bagian

keluaran penampung ampas parutan yang terletak pada sisi atau ujung lain dari

plat berlubang (Soegihardjo, 2005).

2. Gambar Alat dan Mesin

Gambar 10.1 Alat atau Mesin Pengepresan

Bagian Utama dan Fungsi :

a. Tuas pemutar press = memutar batang pngepress,

b. Plat pengepress = menekan (mengepres) produk,

c. Silinder pengepress = sebagai tempat produk,

d. Outlet = tempat keluar hasil ekstraksi,

e. Pompa hidrolik = mengepres dari bawah.

3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja alat pengepresan adalah menekan produk dengan dua tekanan

yaitu dari atas dengan plat pengepres dan dari bawah dengan pompa hidrolik

yang memberikan tekanan ke atas.

Page 6: ACARA 10 PENGEPRESAN

Alat press dibersihkan

Randemen ekstrasi dihitung

Dicatat waktu awal dan waktu akhir proses ekstrasi

Produk bersih ditimbang

Panci penampung disiapkan

Pruduk parutan dimasukkan ke silinder pengepress

Hasil ekstrasi ditimbang

4. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja alat ini adalah produk yang akan dipres dimasukkan ke

dalam kain saring kemudian dimasukkan ke dalam silinder pengepres. Tuas

pemutar diputar sehinga plat pengepres menekan produk dari atas dan pompa

hidrolik menekan produk dari bawah. Kemudian santan akan keluar melalui

lubang outlet. Waktu dihitung pada saat santan keluar pertama kali dan

dihentikan ketika santan sudah tidak keluar lagi.

5. Cara Kerja

Page 7: ACARA 10 PENGEPRESAN

6. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil PengamatanTabel 10.1 Hasil Pengamtan dan Pengukuran Pengepresan

Kel Jenis Produk Berat awal (kg)

Berat akhir (kg)

Waktu (jam)

Kapasitas (kg/jam)

Randemen (%)

1 Kelapa Parut 0,400 0,250 0,049 8,163 62,50 %2 Kelapa Parut 0,425 0,307 0,041 10,366 72,24 %3 Kelapa Parut 0,490 0,297 0,025 19,600 60,61 %4 Kelapa Parut 0,049 0,025 1,880 0,026 51,02 %5 Kelapa Parut 0,400 0,181 0,074 5,405 45,25 %6 Kelapa Parut 0,450 0,300 0,046 9,783 66,67 %7 Kelapa Parut 0,450 0,100 0,022 20,455 22,22 %8 Kelapa Parut 0,448 0,325 0,013 34,462 72,54 %9 Kelapa Parut 0,240 0,370 0,019 12,632 154,17 %10 Kelapa Parut 0,490 0,280 0,026 18,846 57,14 %11 Kelapa Parut 0,850 0,574 0,034 25,000 67,53 %12 Kelapa Parut 0,450 0,297 0,020 22,500 66,00 %

Sumber : Laporan Sementara

Analisis Data dan Perhitungan

1) Data Kelompok 1

Berat awal = 0,400 kg

Berat akhir = 0,250 kg

Waktu = 0,049 jam

Kapasitas mesin =

=

= 8,163 kg/jam

Randemen =

=

Page 8: ACARA 10 PENGEPRESAN

= 62,50 %

2) Data Kelompok 2

Berat awal = 0,425 kg

Berat akhir = 0,307 kg

Waktu = 0,041 jam

Kapasitas mesin =

=

= 10,366 kg/jam

Randemen =

=

= 72,24 %

3) Data Kelompok 3

Berat awal = 0,490 kg

Berat akhir = 0,297 kg

Waktu = 0,025 jam

Kapasitas mesin =

=

= 19,600 kg/jam

Randemen =

=

= 60,61 %

Page 9: ACARA 10 PENGEPRESAN

4) Data Kelompok 4

Berat awal = 0,049 kg

Berat akhir = 0,025 kg

Waktu = 1,880 jam

Kapasitas mesin =

=

= 0,026 kg/jam

Randemen =

=

= 51 %

5) Data Kelompok 5

Berat awal = 0,400 kg

Berat akhir = 0,181 kg

Waktu = 0,074 jam

Kapasitas mesin =

=

= 5,405 kg/jam

Randemen =

=

= 45,25 %

6) Data Kelompok 6

Page 10: ACARA 10 PENGEPRESAN

Berat awal = 0,450 kg

Berat akhir = 0,300 kg

Waktu = 0,046 jam

Kapasitas mesin =

=

= 9,783 kg/jam

Randemen =

=

= 66,67 %

7) Data Kelompok 7

Berat awal = 0,450 kg

Berat akhir = 0,100 kg

Waktu = 0,022 jam

Kapasitas mesin =

=

= 20,455 kg/jam

Randemen =

=

= 22,22 %

8) Data Kelompok 8

Berat awal = 0,448 kg

Page 11: ACARA 10 PENGEPRESAN

Berat akhir = 0,325 kg

Waktu = 0,013 jam

Kapasitas mesin =

=

= 34,462 kg/jam

Randemen =

=

= 72,54 %

9) Data Kelompok 9

Berat awal = 0,240 kg

Berat akhir = 0,370 kg

Waktu = 0,019 jam

Kapasitas mesin =

=

= 12,632 kg/jam

Randemen =

=

= 154,17 %

10) Data Kelompok 10

Berat awal = 0,490 kg

Berat akhir = 0,280 kg

Page 12: ACARA 10 PENGEPRESAN

Waktu = 0,026 jam

Kapasitas mesin =

=

= 18,846 kg/jam

Randemen =

=

= 57,14 %

11) Data Kelompok 11

Berat awal = 0,850 kg

Berat akhir = 0,574 kg

Waktu = 0,034 jam

Kapasitas mesin =

=

= 25 kg/jam

Randemen =

=

= 67,53%

12) Data Kelompok 12

Berat awal = 0,450 kg

Berat akhir = 0,297 kg

Waktu = 0,020 jam

Page 13: ACARA 10 PENGEPRESAN

Kapasitas mesin =

=

= 22,50 kg/jam

Randemen =

=

= 66 %

b. Pembahasan

Pengepresan (ekstraksi) adalah proses pengambilan sari bahan sehingga

sarinya dapat diolah menjadi produk yang diinginkan. Produk yang sering

diekstraksi adalah produk yang berupa buah. Pada praktikum kali ini bahan

yang digunakan adalah kelapa. Untuk menghasilkan sari dari kelapa

sebelumnya kelapa diparut terlebih dahulu. Pada proses pengepresan produk

dipres dengan plat pengepres dari atas dan dari bawah dengan pompa hidrolik.

Prinsip kerja dari pengepresan adalah menekan produk dengan dua

tekanan yaitu dari atas dengan plat pengepres dan dari bawah dengan pompa

hidrolik yang memberikan tekanan ke atas. Sedangkan mekanisme kerjanya

adalah produk yang akan dipres dimasukkan ke dalam kain saring kemudian

dimasukkan ke dalam silinder pengepres. Tuas pemutar diputar sehinga plat

pengepres menekan produk dari atas dan pompa hidrolik menekan produk dari

bawah. Kemudian santan akan keluar melalui lubang outlet. Waktu dihitung

pada saat santan keluar pertama kali dan dihentikan ketika santan sudah tidak

keluar lagi.

Pada percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 1-12 diperoleh data

sebagai berikut kelompok 1 berat awal 0,400 kg, berat akhir 0,250 dengan

waktu 0,049 jam diperoleh kapasitas sebesar 8,163 kg/jam, randement sebesar

Page 14: ACARA 10 PENGEPRESAN

62,50 %. Kelompok 2 berat awal 0,425 kg, berat akhir 0,307 dengan waktu

0,041 jam diperoleh kapasitas sebesar 10,366 kg/jam, randement sebesar

72,24 %. Kelompok 3 berat awal 0,490 kg, berat akhir 0,297 dengan waktu

0,025 jam diperoleh kapasitas sebesar 19,600 kg/jam, randement sebesar

60,61 %. Kelompok 4 berat awal 0,049 kg, berat akhir 0,025 dengan waktu

1,880 jam diperoleh kapasitas sebesar 0,026 kg/jam, randement sebesar

51,02%. Kelompok 5 berat awal 0,400 kg, berat akhir 0,181 dengan waktu

0,074 jam diperoleh kapasitas sebesar 5,405 kg/jam, randement sebesar

45,25%. Kelompok 6 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,300 dengan waktu

0,046 jam diperoleh kapasitas sebesar 9,783 kg/jam, randement sebesar

66,67%. Kelompok 7 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,100 dengan waktu

0,022 jam diperoleh kapasitas sebesar 20,455 kg/jam, randement sebesar

22,22 %. Kelompok 8 berat awal 0,448 kg, berat akhir 0,325 dengan waktu

0,013 jam diperoleh kapasitas sebesar 34,462 kg/jam, randement sebesar

72,54 %. Kelompok 9 berat awal 0,240 kg, berat akhir 0,370 dengan waktu

0,019 jam diperoleh kapasitas sebesar 12,632 kg/jam, randement sebesar

154,17 %. Kelompok 10 berat awal 0,490 kg, berat akhir 0,280 dengan waktu

0,026 jam diperoleh kapasitas sebesar 18,846 kg/jam, randement sebesar

57,14 %. Kelompok 11 berat awal 0,850 kg, berat akhir 0,574 dengan waktu

0,034 jam diperoleh kapasitas sebesar 25 kg/jam, randement sebesar 67,53 %.

Kelompok 12 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,297 dengan waktu 0,020 jam

diperoleh kapasitas sebesar 22,5 kg/jam, randement sebesar 66 %.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kapasitas dan

randement yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja adalah jumlah bahan dan kuat

tidaknya pengepresan (tekanan) berpengaruh pada banyak sedikitnya hasil

ekstraksi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi randement adalah kekuatan

dalam melakukan ekstraksi, semakin kuat kita memutar tuas penekan maka

hasil ekstraksi akan semakin banyak. Sebaliknya apabila kekuatan dalam

Page 15: ACARA 10 PENGEPRESAN

mengekstraksi produk kecil maka produk yang dihasilkan sedikit. Selain

kekuatan mengekstrak randement juga dipengaruhi parutan produk, apabila

parutan produk sesuai serat maka cairan yang dihasilkan saat ekstraksi

semakin banyak.

7. Kesimpulan

Dari percobaan pengepresan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

a. Ekstraksi atau press adalah suatu cara untuk menghasilkan atau mendapatkan

sari atau minyak dari suhu produk.

b. Prinsip kerja dari pengepresan adalah menekan produk dengan dua tekanan

yaitu dari atas dengan plat pengepres dan dari bawah dengan pompa hidrolik

yang memberikan tekanan ke atas.

c. Mekanisme kerja alat pengepresan adalah produk yang akan dipres

dimasukkan ke dalam silinder pengepres. Tuas pemutar diputar sehinga plat

pengepres menekan produk dari atas dan pompa hidrolik menekan produk dari

bawah. Kemudian santan akan keluar melalui lubang outlet.

d. Faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja adalah jumlah bahan dan kuat

tidaknya pengepresan (tekanan) berpengaruh pada banyak sedikitnya hasil

ekstraksi.

e. Faktor yang mempengaruhi randement adalah kekuatan dalam melakukan

ekstraksi.

f. Semakin kuat putaran tuas penekan maka hasil ekstraksi akan semakin banyak

dan sebaliknya

8. Saran

a. Sebaiknya praktikum dilaksanakan lebih tepat waktu.

b. Pada saat menjelaskan tentang praktikum sebaiknya lebih jelas dan terperinci.

c. Sebaiknya semua alat praktikum diperiksa telebih dahulu agar tidak mengalami

gangguan saat praktikan melakukan praktikum

Page 16: ACARA 10 PENGEPRESAN

d. Sebaiknya peralatan laboratorium dilengkapi lagi karena banyak alat mesin

praktikum yang rusak, hal ini dapat menghambat kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Indriati, Eti. 2007. Efek Pemanasan Terhadap Rendemen Lemak pada Proses Pengepresan Biji Kakao. Universitas Syiah Kuala. Aceh.

Kanisius. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Page 17: ACARA 10 PENGEPRESAN

Ketaren, S. 1987. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Pres). Depok.

Liauw, Maria Yuliana. Extraction of Neem Oil Using N-Hexane and Ethanol: Stuudies of Oil Quality, Kinetic and Thermodynamic. Departement of Chemical Engineering Widya Mandala University. Surabaya.

Makfoeld, Djarir. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta.

Matsurah, Farah. 2011. The Effects of Physical Parameters of The Srew Press Oil Expeller on Oil Yield from Nigella sativa L seeds. International Food Research Journal 18(4): 1367-1373 (2011).

Palungkun, Rony. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.

Purwantana, Bambang. 2008. Kajian Kinerja Mesin Pengadukan pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga Pinnata Merr). Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sa’diah, Halimatus. 2009. Pengaruh Proses Pengepresan ( Screw Press ) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Simpen, I.N. 2008. Isolasi Cashew Nut Shell Liquid dari Klit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale L) dan Kajian Beberapa Sifat Fisiko-Kimianya. Jurnal Kimia 2 (2), Juli 2008 : 71-76.

Suryani, A., Hambali, E. dan Hidayat, E. 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soegihardjo, Oegik. 2005. Perancangan Mesin Pembuat Tepung Tapioka. Jurnal Teknik Mesin Vol. 7, No. 1, April 2005 : 22-27.

Swadaya, Penebar, Tim Penulis. 1999. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Utami, Lucky Indrati. Pengambilan Minyak Kelapa Secara Fermentasi Berulang dengan Menggunakan Sel Amobil Saccharomyces Cereviceae. Teknologi Industri. Surabaya.

Yanita, M., Ristyadi, D., dan Ade Yulia. 2008. Proses Pengolahan Ubi Kayu menjai Kue Klanting. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 45 Tahun 2008, ISSN : 1410-0770.