23
Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat Abstrak Berkeringat merupakan mekanisme alami untuk mengatur suhu tubuh saat bereaksi terhadap kondisi panas atau saat melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga. Pada umumnya, keringat diproduksi karena adanya rangsangan dari luar seperti perubahan panas ataupun suhu. Hal ini dilakukan sebagai mekanisme tubuh dalam mempertahankan kelembaban kulit. Selain itu, produksi keringat juga bisa disebabkan adanya rangsangan dari dalam seperti emosi,rasa takut, rasa gugup dan sebagainya. Adanya produksi panas tubuh dan pengeluaran panas tubuh selayaknya adalah konstan sehingga tubuh tidak akan mengalami gangguan. Kata kunci: keringat, panas tubuh,suhu Abstract Sweating is a natural mechanism to regulate body temperature reacts in hot conditions or while doing strenuous physical activity. In general, the sweat produced due to external stimuli such as heat or temperature changes. This is done as a mechanism of the body in maintaining skin moisture. In addition, sweating can also be caused by the stimulation of the like emotions, fear, nervousness, and so on. The presence of body heat production and heat loss is constant body so that the body should not be impaired. Keywords: sweat, body heat, temperature 1

Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

  • Upload
    sari

  • View
    37

  • Download
    13

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BLOK 11

Citation preview

Page 1: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Abstrak

Berkeringat merupakan mekanisme alami untuk mengatur suhu tubuh saat bereaksi terhadap kondisi panas atau saat melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga. Pada umumnya, keringat diproduksi karena adanya rangsangan dari luar seperti perubahan panas ataupun suhu. Hal ini dilakukan sebagai mekanisme tubuh dalam mempertahankan kelembaban kulit. Selain itu, produksi keringat juga bisa disebabkan adanya rangsangan dari dalam seperti emosi,rasa takut, rasa gugup dan sebagainya. Adanya produksi panas tubuh dan pengeluaran panas tubuh selayaknya adalah konstan sehingga tubuh tidak akan mengalami gangguan.

Kata kunci: keringat, panas tubuh,suhu

Abstract

Sweating is a natural mechanism to regulate body temperature reacts in hot conditions or while doing strenuous physical activity. In general, the sweat produced due to external stimuli such as heat or temperature changes. This is done as a mechanism of the body in maintaining skin moisture. In addition, sweating can also be caused by the stimulation of the like emotions, fear, nervousness, and so on. The presence of body heat production and heat loss is constant body so that the body should not be impaired.

Keywords: sweat, body heat, temperature

Analisis Masalah

1

Page 2: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Pengaturan suhu tubuh

Tubuh yang sehat mempu memelihara suhu tubuh secara konstan walaupun pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lainnya, integrator di dalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dan kehilangan panas.

Reseptor sensori yang paling banyak terdapat pada kulit. Kulit mempunyai lebih banyak reseptor untuk dingin dan hangat dibanding reseptor yang terdapat pada organ tubuh lain seperti lidah, salurah pernapasan, maupun organ visera lainnya. Bila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada tiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses tersebut yaitu menggigil untuk meningkatkan produksi panas, berkeringat untuk menghalangi kehilangan panas, dan vasokonstriksi untuk menurunkan kehilangan panas.1,2

Selain reseptor suhu permukaan yang dimiliki oleh kulit, terdapat reseptor suhu lain yaitu reseptor pada inti tubuh yang merespons terhadap suhu pada organ tubuh bagian dalam, seperti visera abdominal, spinal cord, dan lain-lain. Termoreseptor di hipotalamus lebih sensitif terhadap suhu inti ini. hipotalamus integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti berada di preoptik area hipotalamus.2 Bila sensitif reseptor panas di hipotalamus dirangsang, efektor sistem mengirim sinyal yang memprakarsai pengeluaran keringat dan vesodilatasi perifer. Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan produksi panas dan meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari sensitif reseptor dingin di hipotalamus memprakarsai efektor unutk vasokontriksi, menggigil, serta melepaskan epinerfrin yang meningkatkan metabolisme sel dan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produksi panas dan menurunkan kehilangan panas.

2

RM

Kerja FisikKontraksiEnersiMenghasil

kan Panas Tubuh

Keringat

Haus

Page 3: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Efektor sistem yang lain adalah sistem saraf somatis. Bila sistem ini dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang cocok, misalnya menambah baju sebagai respons terhadap dingin, atau mendekati kipas angin bila kepanasan.3

Adapun faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, antara lain adalah kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatis, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, demam ( peradangan), status gizi, aktivitas, gangguan organ, lingkungan, irama diurnal, jenis kelamin dan usia.3

Kehilangan panas tubuh

Panas hilang dari tubuh melalui empat cara yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai empat cara kehilangan panas tubuh tersebut.4

1. RadiasiRadiasi adalah cara untuk mentransfer panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek lain tanpa kontak diantara keduanya. Satu objek lebih panas dari objek lain, maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi. Misalnya, seorang yang berdiri di depan kulkas yang terbuka, maka akan kehilangan panas tubuhnya melalui radiasi.

2. KonduksiKonduksi adalah pemindahan panas dari satu molekul ke molekul lain. Panas dipindahkan ke molekul yang suhunya lebih rendah. Pemindahan melalui cara konduksi ini tidak dapat terjadi tanpa adanya kontak diantara kedua molekul tersebut. Misalnya, seorang akan kehilangan panas tubuh kita bila direndam dalam air es selama waktu tertentu.

3. Konveksi Kehilangan panas tubuh melalui konveksi terjadi karena adanya pergerakan udara. Udara yang dekat dengan tubuh menjadi lebih hangat yang kemudian bergerak untuk diganti dengan udara dingin. Misalnya, udara akan terasa dingin dengan membuka pintu rumah.

4. EvaporasiKehilangan panas melalui evaporasi ini terus-menerus terjadi sepanjang hidup. Kehilangan panas secara evaporasi terjadi melalui pernapasan dan perspirasi kulit.1

Konsep “Set-Point” dalam pengaturan suhu tubuh

Konsep “Set-Point” dalam pengaturan temperatur yaitu semua mekanisme pengaturan temperatur yang terus-menerus berupaya untuk mengembalikan temperatur tubuh kembali ke tingkat “Set-Point”. Set-point disebut juga tingkat temperatur krisis, yang apabila suhu tubuh seseorang melampaui diatas set-point ini, maka kecepatan kehilangan panas lebih cepat dibandingkan dengan produksi panas, begitu sebaliknya. Sehingga suhu tubuhnya kembali ke tingkat set-point. Jadi suhu tubuh dikendalikan untuk mendekati nilai set-point.5

Peranan hipotalamus dalam pengaturan suhu tubuh.

3

Page 4: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Suhu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme persarafan umpan balik, dan hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada area preoptik hipotalamus anterior.

Telah dilakukan percobaan pemanasan dan pendinginan pada suatu area kecil di otak dengan menggunakan apa yang disebut dengan thermode. Alat ini dipanaskan dengan elektrik atau dialirkan air panas, atau didinginkan dengan air dingin. Dengan menggunakan thermode, area preoptik hipotalamus anterior diketahui mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif terhadap panas dan dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengontrol suhu tubuh. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit diseluruh tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat, sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit diseluruh tubuh menjadi sangat berdilatasi. Jadi hal ini merupakan reaksi yang cepat untuk menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Oleh karena itu, jelas bahwa area preoptik hipotalamus anterior memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh. Walaupun sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian kulit dan beberapa jaringan khusus dalam tubuh juga mempunyai peran penting dalam pengaturan suhu.5

Daerah spesifik dari interleukin-1 (IL-1) adalah regio preoptik hipotalamus anterior, yang mengandung sekelompok saraf termosensitif yang berlokasi di dinding rostral ventrikel III, disebut juga sebagai korpus kalosum lamina terminalis (OVLT) yaitu batas antara sirkulasi dan otak. Saraf termosensitif ini terpengaruh oleh daerah yang dialiri darah dan masukan dari reseptor kulit dan otot. Saraf yang sensitif terhadap hangat terpengaruh dan meningkat dengan penghangatan atau penurunan dingin, sedang saraf yang sensitif terhadap dingin meningkat dengan pendinginan atau penurunan dengan penghangatan. Telah dibuktikan bahwa IL-1 menghambat saraf sensitif terhadap hangat dan merangsang cold-sensitive neurons. Korpus kalosum lamina terminalis (OVLT) mungkin merupakan sumber prostaglandin. Selama demam, IL-1 masuk kedalam ruang perivaskular OVLT melalui jendela kapiler untuk merangsang sel untuk memproduksi prostaglandin E-2 (PGE-2); secara difusi masuk kedalam regio preoptik hipotalamus anterior untuk menyebabkan demam atau bereaksi dalam serabut saraf dalam OVLT. PGE-2 memainkan peran penting sebagai mediator, terbukti dengan adanya hubungan erat antara demam, IL-1 dan peningkatan kadar PGE-2 di otak. Penyuntikan PGE-2 dalam jumlah kecil kedalam hipotalamus binatang, memproduksi demam dalam beberapa menit, lebih cepat dari pada demam yang diinduksi oleh IL-1.5

Hasil akhir mekanisme kompleks ini adalah peningkatan thermostatic set-point yang akan memberi isyarat serabut saraf eferen, terutama serabut simpatis untuk memulai menahan panas (vasokonstriksi) dan produksi panas (menggigil). Keadaan ini dibantu dengan tingkah laku manusia yang bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, seperti mencari daerah hangat atau menutup tubuh dengan selimut. Hasil peningkatan suhu melanjut sampai suhu tubuh mencapai peningkatan set-point. Peningkatan set-point kembali normal apabila terjadi penurunan

4

Page 5: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

konsentrasi IL-1 atau pemberian antipiretik dengan menghambat sintesis PGE-2. PGE-2 diketahui mempengaruhi secara negative feed-back dalam pelepasan IL-1, sehingga dapat mengakhiri mekanisme ini yang awalnya diinduksi demam. Sebagai tambahan, arginin vasopresin (AVP) beraksi dalam susunan saraf pusat untuk mengurangi pyrogen induced fever. Kembalinya suhu menjadi normal diawali oleh vasodilatasi dan berkeringat melalui peningkatan aliran darah kulit yang dikendalikan oleh serabut saraf simpatis.5

Hormon Hipofisis Anterior

Growth Hormon (GH)

Growth hormon atau GH memiliki beberapa efek fisiologis. Pertama, GH berperan dalam

sintesis protein, GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel tubuh dengan

meningkatkan pemasukan asam amino melalui membran sel. Kedua, berperan dalam konservasi

karbohidart dimana GH menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel tubuh, dengan

demikian menambah kadar glukosa darah. Ketiga, GH berperan dalam mobilisasi simpanan

lemak dan pemakaian lemak untuk energi. Terakhir, GH menyebabkan hati (mungkin juga

ginjal) memproduksi somatomedin, sekelompok faktor pertumbuhan dependen-hipofisis yang

sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan kartilago.3

Pelepasan GH distimulus oleh hormon pelepas pertumbuhan (growth hormone releasing

hormon – GHRH) dari hipotalamus yang kemudian dibawa melalui saluran portal hipotalamus-

hipofisis anterior. Stimulus tambahan untuk pelepasan GH meliputi kondisi stress, mal-nutrisi,

dan aktivitas yang merendahkan kadar gula darah, termasuk puasa. Sekresi GHRH akan

dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalui mekanisme umpan balik.

Somatostatis adalah hormon yang juga berperan penting sebagai penghambat GH. Stimulus

tambahan lainnya untuk inhibisi GH meliputi obesitas dan peningkatan kadar asam lemak darah.3

Thyroid stimulating hormone (TSH)

TSH adalah hormon tiroid dari hipofisis anterior yang merupakan regulator fisiologik

terpenting sekresi hormon tiroid (TH). TSH selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH

juga mempertahankan integritasi kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi dan

mengeluarkan TH dalam jumlah sangat rendah. Sebaliknya, kelenjar mengalami hipertrofi dan

hiperplasia sebagai respon terhadap TSH yang berlebihan.

Thyrotropin releasing hormon (TRH) hipotalamus melalui efek tropiknya, menyalakan

sekresi TSH oleh hipofisis anterior, sementara hormon tiroid melalui mekanisme umpan balik

5

Page 6: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

negatif, memadamkan sekresi TSH degan menghambat hipofisis anterior. Satu-satunyaa faktor

yang diketahui meningkatkan sekesi TRH adalah pajanan ke cuaca dingin pada bayi baru lahir.

Sementara itu, berbagai jenis stress menghambat sekresi TSH dan hormon tiroid.4

Adrenokortokotropik (ACTH)

ACTH atau yang dikenal sebagai adrenokortokotropik merangsang sekresi kortisol oleh

korteks adrenal dan mendorong pertumbuhan korteks adrenal. Selain dari itu, ACTH juga

merangsang androgen adrenal. Apabila kadar ACTH tinggi, dapat menimbulkan masukulinisasi

pada wanita dan anak. Struktur.4

Gonadotropin

Gonadotropin meliputi dua hormon hipofisis anterior, yaitu Folicle Stimulating Hormone

(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Jaringan target FSH dan LH adalah ovarium pada wanita

dan testis pada pria. FSH memiliki fungsi berbeda pada wanita dan pria. Pada wanita, hormon ini

merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium. Hormon ini juga mendorong

sekresi hormon estrogen oleh ovarium. Pada pria FSH diperlukan untuk produksi sperma. LH

juga memiliki fungsi yang berbeda pada wanita dan pria. Pada wanita LH berperan dalam

ovvulasi dan luteinisasi. LH juga mengatur sekresi hormon-hormon seks wanita. Pada pria

hormon ini mrangsang sel interstisium Leyding di testis untuk mengeluarkan hormon seks pria.4

Prolaktin

Prolaktin meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu pada wanita.

Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan bahwa hormon ini mungkin

merangsang produksi reseptor LH di terstis. Selain itu, prolaktin mungkin meningkatkan sistem

imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah baru di tingkat jaringan pada kedua jenis

kelamin, kedua efek ini sama sekali tidak berkaitan dengan perannnya dalam fisiologi

reproduksi.4

Hormon Hipofisis Posterior

Hormon antidiuretik (ADH)

ADH menyebabkan sel duktus pengumpul ginjal menjadi lebih permeabel terhadap air.

Hal ini meningkatkan reabsorpsi air ke dalam darah sehingga menurunkan diuresis urin. Ini

adalah efek antidiuretik ADH. Pada kadar yang sangat tinggi, ADH menyebabkan kontraksi otot

polos vaskular sehingga meningkatkan tahanan perifer total dan tekanan darah.5

6

Page 7: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Oksitosin

Oksitosin menstimulasi kontraksi lapisan otot polos duktus kelenjar payudara sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan intramamaria dan kemudian keluarnya air susu yang

disimpan ke puting. Oksitosin juga menstimulasi kontraski otot polos uterus. Oksitosin

menyebabkan peningkatan intensitas kontraksi uterus saat terjadi kemajuan persalinan dan

mendekati pelahiran.5

Struktur Mikroskopis Glandula Tyroid

Pada sediaan, mereka hampir bulat dan berdiameter antara 0,2 dampai 0,9 mm. Folikel

dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap lumen, yang terisi substansi

mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan triiodotironin disimpan dalam

bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin.

Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikular halus, dan sebuah plexus

kapiler.

Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel, sel principal yang terbanyak pada

epitel itu dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara basis

sel-sel principal ( Gambar 2). Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari

folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau

kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif.

Gambar 1 : kelenjar tiroid

7

Page 8: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung

satu atau dua nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin

dan memberi reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Pada mikrograf

elektron, permukaan lumen dari sel-sel principal memiliki banyak mikrovili pendek. Membran

pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis yang mengelilingi folikel secara

lengkap.

Sel parafolikel besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai

permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya.

Mereka terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil. Pada mikrograf elektron, semua sel

parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua sampai tiga kali lebih besar daripada

sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari massa epithelial kelenjar.

Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong dan

mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung

reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun mungkin juga

terdapat tumpukan kecil cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel mengandung kalsitonin,

sebuah hormon peptide dari 32 asam amino yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan

menekan reabsorpsi tulang.

Sel – sel sekretorik utama tiroid yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk

bola-bola berongga yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel .

Pada potongan mikroskopik, folikel tampak sebagai cincin sel- sel folikel mengelilingi suatu

lumen dibagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam lumen folikel

bersifat ekstrasel (yaitu diluar sel tiroid) meskipun terletak dibagian di dalam bagian interior

folikel. Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel

berupa yang mengelilingi folikel, serupa dengan danau di tengah pulau yang tidak berhubungan

langsung dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.

Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai

tiroglobulin (Tg) yang berikatan dengan hormon tiroid dalam berbagai stadium sintesis. Sel

Folikel menghasilkam dua hormone yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino

tirosin, tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin ) dan triiodotironin (T3) Kedua hormone secara

8

Page 9: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

kolektif disebut hormone tiroid yang merupakan regulator penting terhadap laju metabolik basal

keseluruhan.6,7

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral dihubungkan melalui sebuah ismus yang

sempit. Organ ini terletak di atas permukaan anterior kartilago tiroid trakea tepat di bawah laring.

Kelenjar ini mensekresikan dua jenis hormon tiroid yaitu tiroksin (tetraiodotironin-T4) dan

Trilodotrionin (T3). T4 mencapai 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid.

Sintesis dan Penyimpanan Hormon Tiroid

Sintesis hormone tiroid memerlukan dua bahan dasar yaitu tirosin dan iodium, yang

keduanya harus diserap dari darah oleh sel – sel folikel. Tahap pembentukan hormone tiroid

dimulai dari pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel –sel dan folikel ke tiroid. Membran

basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke

bagian dalam sel. Kemampuan ini dinamakan penjeratan iodida (iodida trapping). Pada kelenjar

tiroid yang normal, pompa iodida dapat memekatkan iodide kurang lebih 30 kali dari

konsentrasinya di dalam darah. Tirosin adalah asam amino yang disintesis tubuh, sedangkan

iodium tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.

Sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah – langkah berikut:

Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung di dalam molekul tiroglobulin di dalam

koloid. Tiroglobulin di sintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel. Di dalam sel folikel,

tiroglobulin yang disintesis akan menyatu dengan tirosin dan kemudian dikeluarkan ke dalam

koloid dengan cara eksositosis. Sel-sel folikel yang mengelilingi koloid membentuk suatu

glikoprotein yang disebut tiroglobulin dan enzim untuk sintesis hormone tiroid. Protein – protein

ini di kemas kedalam vesikel dan disekresikan ketengah – tengah ruang folikel . Sel –sel folikel

juga secara akif menimbun iodida, I- yang berasal dari makanan dengan menggunakan sodium –

iodide- symporter ( NIS).

Iodium dari darah terjerat di membran secara aktif oleh enzim hydrogen peroksidase yang

dihasilkan enzim tiroid peroksidase di sel folikel. Kemudian melalui pompa iodium yaitu pompa

Na – K ATPase terletak di membran luar sel folikel, iodium secara aktif masuk ke dalam sel

folikel menuju ke dalam koloid.

9

Page 10: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

Di dalam koloid, iodium cepat melekat dengan molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah

iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin

menghasilkan diiodotirosin (DIT).

Kemudian terjadi penggabungan antar molekul MIT dan DIT. Penggabungan antar satu

molekul MIT dengan satu molekul DIT menghasilkan triiodotironin (T3). Penggabungan antar

dua molekul MIT menjadi tetraiodotironin (T4 atau tiroksin). Penggabungan tidak terjadi antara

dua molekul MIT.8,9

Sekitar 90% produk sekretorik yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid adalah dalam bentuk

T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih poten daripada T3. Namun

sebagian besar T4 kemudian diubah atau diaktifkan oleh enzim deiodinase menjadi T3 melalui

proses pengeluaran satu iodium di hati dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari

pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang paling aktif di tingkat sel,

meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4. Dalam kerjanya, T3 memiliki potensial lebih

besar sekitar 2-4 kali dari pada T4, selain itu juga T3 bekerja lebih cepat, mempunyai efek dalam

beberapa jam. Sedangkan T4 membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai respons

maksimal. Dalam sirkulasi hanya sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid. Sekitar

80% T3 dalam darah berasal dari pengubahan T4. Dimana T4 berperan sebagai prohormon

(simpanan).

Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma

tertentu. Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat lipofilik berikatan

dengan beberapa protein plasma. Kurang dari 1% T3 dan 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk

tidak terikat (bebas), karena hanya hormone bebas dari keseluruhan hormone tiroid memiliki

akses ke reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu efek.

Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormone tiroid. Pertama,

globulin pengikat tiroksin ( thyroxine binding globulin ): secara selektif mengikat hormone

tiroid, kurang dari 55% T4 dan 65 % dari T3 dalam sirkulasi. Kedua, albumin: secara non

selektif mengikat banyak hormone hipofilik, termasuk 10 % dari T4 dan 35% dari T3. Ketiga,

thyroxine binding prealbumin: dimana hormon ini akan mengikat sisa 35% T4.

Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam

bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormone tiroid yang tersimpan

normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi – reaksi ini

10

Page 11: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut

sampai kemudian dipecah dan di sekresikan jika diperlukan tubuh.

Sumber iodium dalam bahan makanan

Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan, asam

amino tirosin). Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti

ikan, kerang-kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang

kaya akan iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang

mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini akan

jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada lapisan

permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan

membawanya ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air

minum serta sejumlah kecil iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan yang

dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur.

Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10 µg/hari, sintesis hormone tiroid

tidak adekuat dan sekresinya menurun. Akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH, sehingga

kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid (gondok

defisiensi iodium). Adapun yang namanya hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan

laju metabolik basal, peningkatan pembentukan keringat sehingga pengeluaran keringat

bertambah banyak, penurunan berat badan, karena tubuh membakar bahan makanan dengan

kecepatan abnormal, terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga

menyebabkan penurunan massa protein otot rangka, sehingga terjadi kelemahan otot. Hal ini

disebabkan oleh bermacam kelainan, meskipun jarang yaitu adanya tumor pada bagian hipofisis

anterior yang meproduksi hormone TSH atau aktifasi konstitutif reseptor TSH.8,9

Pengaturan sekresi hormon tiroid

Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid. Thyroid-stimulating

hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologis

terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan

pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid,

TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa

adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi hormonnya berkurang.

Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan

11

Page 12: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

hiperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang

berlebihan.

Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan-balik negatif, "mematikan" sekresi TSH,

sementara thyrotropin- releasing hormone (TRH) dari hipotalamus secara tropik

"menghidupkan" sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid,

inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan-balik negatif

lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan stabilitas keluaran

(sekresi) hormon tiroid.

Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpan-

balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka-panjang

diperantarai oleh hipotalamus. Tidak seperti sebagian besar sistem hormonal lain, pada orang

dewasa hormon-hormon di sumbu tiroid secara normal tidak mengalami pergeseran sekresi yang

mendadak dan lebar. Kecepatan sekresi hormon tiroid yang relatif stabil sesuai dengan respons

terhadap hormon yang bersifat lamban dan berlangsung lama; peningkatan atau penurunan kadar

hormon tiroid dalam plasma yang mendadak tidak memiliki nilai adaptif. Satu-satunya faktor

yang diketahui meningkatkan sekresi TRH (dan dengan demikian, TSH dan hormon tiroid)

adalah pajanan ke dingin pada bayi, keadaan ini merupakan mekanisme yang sangat adaptif pada

bayi baru lahir. Peningkatan drastis sekresi hormon tiroid penghasil panas diperkirakan ikut

berperan dalam mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi penurunan mendadak suhu

lingkungan pada saat lahir, sewaktu bayi berpindah dari tubuh ibunya yang hangat ke udara

lingkungan yang lebih dingin. Pada orang dewasa, respons TSH serupa terhadap pajanan dingin

tidak terjadi, walaupun hal ini secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada beberapa

jenis hewan percobaan.4

Peran katabolisme dan sekresi hormone tiroid

Efek pada plasma dan lemak hati, meningkatnya hormon tiroid akan menurunkan

jumlah kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan meningkatkan asam lemak bebas.

Sedangkan apabila sekresinya menurun, maka akan meningkatkan konsentrasi kolesterol,

fosfolipid dan trigiserida plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara

berlebihan di dalam hati.

Efek pada laju metabolisme, hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal,

dibandingkan dengan hormone lain, kerja hormone tiroid relative “lamban”. Hormon tiroid

12

Page 13: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

meningkatkan laju metabolisme basal keseluruh tubuh. Hormon ini adalah regulator terpenting

laju konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone

toroid berkaitan erat dengan efek kalorgenik “ penghasil panas”.

Efek pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, hormon ini meningkatkan

glikolisis, glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi, peningkatan sekresi insulin. Pada

metabolisme protein, hormone ini akan mempengaruhi sintesis dan penguraian protein. Pada

metabolisme lemak, hornom tiroid akan meningkatkan metabolismenya, dimana lipid akan

diangkut dari jaringan lemak sehingga konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta

mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.

Efek pada tumbuh kembang, hormone tiroid akan merangsang sekresi dan mendorong

efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural, pertumbuhan rangka. Hormon tiroid

penting untuk pertumbuhan anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat

tertinggal. Pada anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan. Akan

tetapi, epifisis lebih cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai masa pertumbuhan yang

lebih singkat .Hormon ini juga memberikan efek pada metabolisme tulang dan Ca++. Selain itu

peningkatan produksi hormone tiroid akan menyebabkan berat badan menurun, sebaliknya

apabila produksinya berkurang maka berat badan akan meningkat.

Efek pada kebutuhan vitamin, hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh

dengan cara meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai

koenzim diperlukan untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormone tiroid yang

berlebih, akan menyebabkan defisiensi vitamin.

Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP), hormon tiroid

penting untuk perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid

pasca melahirkan yang tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan

terhambat dan terjadi keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya,

hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi

pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan kecemasan yang berlebihan,

atau paranoia.

Efek terhadap system kardiovaskular, meningkatnya metabolisme jaringan

mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolism

dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk

13

Page 14: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk

membuang panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga

meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai hanya 50% dari nomal jika

hipotiroidisme yang sangat berat. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga meningkat karena

kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.

Efek pada saluran cerna, selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan,

hormon tiroid mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna.

Hipertiroidisme seringkali menyebabkan diare, dan sebaliknya, hipotiroidisme menyebabkan

konstipasi.

Efek pada kulit, kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena

meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek kalorgenik hormone

tiroid, menyebabkan vasodilatasi perifer.

Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae, sekresi hormon tiroid yang

normal dapat membuat fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidism akan

menyebabkan impotensi, dan sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya

libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul

amenore. Sedangkan pada wanita hipotiroidisme menyebabkan timbulnya menoragia (darah

menstruasi berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering). Namun pada beberapa

wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi yang tidak teratur dan bahkan

timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan libido yang sangat besar.

Efek pada kelenjar endokrin lain, meningkatnya hormon tiroid menyebabkan

meningkatnya kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh

meningkatnya sekresi T4 akan menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa menyebabkan

peningkatan sekresi insulin oleh pankreas.. 2,4

Kesimpulan

Suhu di dalam tubuh diatur oleh hipotalamus, dimana hipolatamus akan

merangsang hipofisis anterior yang menghasilkan berbagai hormon salah satunya adalah

hormon Thyroid stimulating hormone (TSH) dimana sel targenya adalah kelenjar tiroid.

Dalam kasus ini, seseorang yang berada di suhu kamar normal mengeluarkan keringat

dan merasa haus salah satu efeknya berasal dari hormon tiroid. Hormon tiroid

14

Page 15: Pengaturan Suhu Tubuh Berpengaruh pada Proses Pengeluaran Keringat

merupakan hormon yang mengatur mengatur metabolisme basal tubuh. Bila hormon

tiroid kadarnya berlebihan maka metabolismenya juga akan meningkat menyebkan suhu

tubuh orang tersebut juga tinggi atau dengan kata lain orang tersebut mengeluarkan

keringat dan menyebabkan haus karena cairan yang ada pada tubuh keluar dari kulit.

Daftar Pustaka

1. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2009.h.272-4.

2. Silverthorn DU. Fisiologi manusia sebuah pendekatan terintegrasi. Edisi 6. Jakarta :

ECG; 2013.h. 822-30.

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2004.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2012.

5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2009.h.272-4.

6. Junqueria LC, Carneiro J : Histologi dasar:teks & atlas, 10 ed. Jakarta :EGC, 2007.

7. Gunawijaya F, Kartawiguna E. Penuntun pratikum, kumpulan foto mikroskopik histologi.

Jakarta : universitas Trisakti, 2007.

8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi 20. Jakarta : EGC.h. 306-17.

9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008. H.

978-87.

15