Upload
rangga-novandra
View
134
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
REFERAT
PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL
Pembimbing :
Dr. Kukung, SpOG.
Penyusun :
1. Heni Diana (030 07 105)
2. Kartika Novieka Wirawan (030 07 133)
3. Salehudin Bt Draman (030 07 335)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
Periode 18 Juni – 24 Agustus 2012
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
izin-Nya, maka tugas pembuatan referat dengan judul “PENGAWASAN PADA WANITA
HAMIL” dapat selesai pada waktunya. Pembuatan referat ini merupakan salah satu tugas wajib
yang harus dikerjakan dalam rangka kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kebidanan &
Kandungan Rumah Sakit Otorita Batam, periode 18 juni- 24 agustus 2012.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. dr. Kukung, SpOG selaku pembimbing referat
2. Dokter-dokter dan pembimbing di Bagian Kebidanan & Kandungan Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang
3. Serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap agar apa yang disajikan dalam
referat ini bermanfaat bagi kita semua.
Karawang, Juli 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar kehamilan berlangsung normal dan tanpa perlu disertai dengan intervensi
medis. Salah satu tujuan perawatan antenatal adalah memungkinkannya proses surveillance
terhadap semua kehamilan sehingga dapat melakukan deteksi komplikasi sedini mungkin. Di
negara berkembang, banyak ibu hamil yang tidak memperoleh perawatan antenatal yang
memadai dan hal ini dapat menyebabkan akibat yang serius. Perdarahan yang merupakan
penyebab utama kematian ibu adalah merupakan akibat dari anemia dalam kehamilan yang tidak
dikenali secara dini atau tidak mendapatkan perhatian yang memadai. 1 Asuhan antenatal penting
untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya. Pengawasan selama kehamilan itu berjalan sangatlah penting karena kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
Sekarang ini sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengalami komplikasi yang
berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari 5.600.000 wanita hamil di
Indonesia, sejumlah besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal.
Survei demografi dan kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997 menyatakan bahwa dari tahun
1992 sampai 1997, terdapat 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Baru dalam
setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu
ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi menurun.2
Pelayanan kebidanan terdiri atas pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil,
persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi, serta
pemeliharaan laktasi. Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha dimulai lebih dahulu dengan
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja yang sebagai calon ayah dan ibu, dan dengan
membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan kekeluargaan serta
posisi keluarga dalam masyarakat. Termasuk pula bimbingan kepada mereka untuk kelak menjadi
ayah dan ibu yang baik serta pengertian tentang soal-soal yang bersangkutan dengan kesehatan
reproduksi.
BAB II
PENGAWASAN WANITA HAMIL
DEFINISI
Menurut buku ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo (2009), pengawasan wanita hamil atau
asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan.
Sehingga yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu
hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan
penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang
sehat. Antenatal care meliputi:
1. Antenatal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan.
TUJUAN (ilmu kebidanan UI hal 278)
1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan
keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya
PELAYANAN ANTENATAL
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal Care, antara lain :
1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan
protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Jumlah kalori yang
dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan berbagai jenis
makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan
secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang
berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk
terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12
kg selama hamil.
- Protein (obstetri fisiologi)
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari. Jumlah ini lebih
banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada wanita hamil metabolisme
bertambah untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan buah dada, dan
untuk pertambahan volume darah. Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, telur). Defisiensi protein dapat
menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.
- Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang
mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium
dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
- Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan
yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui hemoglobin di sel-sel
darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat
besi pada ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setekah trimester kedua. Zat besi
yang diberikan dapat berupa ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus
sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat
besi.
- Vitamin (obstetri fisiologi)
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan bawaan dan
abortus. Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi bagaimanapun vitamin
perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.
i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.
ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam nicotin
dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam nikotin bersifat anti
pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan
bahwa kekurangan vitamin B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi,
menambah kemungkinan perdarahan post partum, dan atrofi dari ovaria.
iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.
iv. Vitamin D bersifat anti architis.
v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.
- Asam folat
Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat
yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat
dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
- Air (obstetri fisiologi)
Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air menambah
keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan ginjal.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus dan pendarahan
pasca persalinan. Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang
dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-ekslamsia, janin besar dan sebagainya.
2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil, sehingga ibu
hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.
3. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada
triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya
terhadap janin.
4. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau pabrik. Asalkan
semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah dengan cara diselingi istirahat.
Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan
1,5 bulan sesudahnya. Tidak ada gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti
orang sakit, karena istirahat yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk
berfikir yang bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari.
5. Perawatan tubuh dan pakaian
Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan
kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan
pancuran atau gayung saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan
vaginal touché. Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu
berhak tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak
tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan
rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang menimbulkan kelelahan fisik yang
berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu
tidak dianjurkan melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat menyebabkan
vasopasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas,
kelainan congenital, dan solusio plasenta.
Perwatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi
dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarjan sekresi dan
membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati san benar karena
pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan
puting susu secara lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering
pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.
Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan penopang
payudara yang sesuai (brassiere).
Perwatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada trimester
pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam dikaitkan dengan hiperemesis dan
ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu
terjaga. Pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu
hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan
terhadap terjadinya caries dan gingivitis.
6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena kurang gerak
badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan rektum oleh kepala.
Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus yang berisi feces dan uterus yang membesar,
maka hal tersebut dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul. Bendungan ini
memudahkan timbulnya haemorroid dan pyelitis. Pencegahannya ialah dengan minum
banyak air, gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur
dan buah.
7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus pada hamil
muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan secara hati-hati. Coitus
pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena kadang-kadang menimbulkan
infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat memecahkan ketuban pada multipara. Selain itu
sperma mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.
8. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi persalinan
sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga latihan
kejiwaan.
7 T
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu
1. Timbang berat badan
Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama, atau
menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil? Jawabannya adalah gaya hidup
sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan sehat. Dengan pola ini,
maka mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki
harapan untuk melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas
dari kemungkinan komplikasi
2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak. Karena
hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR, IUFD dan lainnya.
3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)
a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.
b. Untuk mengetahui usia kehamilan.
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm).
d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-petunjuk badan.
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 3 jari di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3jari di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus
4. Pemberian imunisasi TT lengkap
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.
5. Pemberian Tablet Fe
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
FUNGSI ANC :
Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan
janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang teliti sampai dapat
ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosisnya, sehingga dapat
memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan
Resiko Tinggi dan apakah perlu segera dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga
didapatkan hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.
a. Anamnesa
Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan, suku/ bangsa,
pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari anamnesa pribadi dapat diambil
sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi, agama dan lingkungannya, yang dapat
mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya.
Dari lingkungan, misalnya tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat
memprediksi apakah ibu ini tergolong Kehamilan Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.
Anamnesa keluhan utama dan keluhan tambahan ditanyakan, kemudian ditelaah
anamnese utama tersebut lebih rinci beserta keluhannya. Juga dianamnese mengenai riwayat
hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah, hipersalivasi (emesis gravidarum) dan
hiperemesis gravidarum.
Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi, bagaimana
dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur, apakah ada trauma abdomen
(perut).
Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses
persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus immaturus,
prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai sekarang, atau
meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak kembar, kelainan
kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu
tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.
Anamnesa mengenai haid, banyaknya, lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus,
pruritus vulvae ( gatal pada kemaluan ), kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat
menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP).
Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan selama hamil
ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia Rubella, sakit Jantung,
sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini perokok, alkoholism dan obat-
obatan terutama narkoba, dan lain-lain.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Status Present ( kondisi saat ini ): Keadaan umum, nadi, TD, Pernafasan,
Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan,tinggi badan. Bila ada tanda-tanda
kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.
Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi (apakah
ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini perlu diperhatikan karena
merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang
lebih serius, pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta mengosongkan kandung kemih
dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut semifleksi
LEOPOLD I :
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau
kosong).
LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan
kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung
janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
LEOPOLD III
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan
perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah
mengalami engagement atau belum.
LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
Pemeriksaan genitalia eksterna ( kemaluan luar ), dan kalau perlu melakukan
pemeriksaan dalam (kalau tidak ada kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk
mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu,
dan lain sebagainya.
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan
pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV. Fetal anomalies dengan
amniosintesis, USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak,
keadaan plasenta, dan lain-lain). Skrining untuk infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan
seksual. Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang lain.
Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan diagnosa.
Kehamilannya normal atau tidak. Kemudian dapat melakukan penyaringan pasien apakah
termasuk golongan Kehamilan Resiko Tinggi atau normal, atau perlu segera rawat inap atas
indikasi ibu dan anak. Hal tersebut penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin.
Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan
dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada tenaga medis akan
mengalami resiko kematian 3-7 kali dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan
kehamilannya.
JADWAL KUNJUNGAN
a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama kehamilan.
Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah
cukup sebagai kasus tercatat.
1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu
bulan.
2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.
3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai
terjadinya persalinan.
b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester
pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknaes, 2003:45).
Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama kehamilan. Kunjungan
pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28 minggu, lalu 1 kali kunjungan selama
kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi
bila kehamilan dengan resiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan harus
lebih sering.
Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
Keluhan yang dirasakan ibu hamil
Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
Umum
- Tekanan darah
- Respirasi
- Nadi
- Temperatur tubuh
Abdomen
- Tinggi fundus uteri
- Letak janin (setelah 34 minggu)
- Presentasi janin
- Denyut jantung janin
Pemeriksaan tambahan
- Proteinuria
- Glukosuria
- Keton
Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai
jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil
maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan yang memerlukan peralatan
canggih umumnya dilakukan alat pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin (biophysic profile).
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu yang akan
disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang
normal sama dengan usia kehamilan.
- Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)
- Gerakan janin
- Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat
atau janin meningggal
- Denyut jantung janin
- Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan diatas, juga dilakukan
pemeriksaan tentang:
- Penilaian besar janin, letak dan presentasi
- Penilaian luas panggul
BEBERAPA GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan
yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan
patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ
tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius
terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit
penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal
untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun
bayi yang dikandungnya.
Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya
disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang
umumnya 60-80 % disebabkan oelh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun
ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan
ukuran pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih besar, pada umumnya
disebabkan oleh mola hidantidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan tidak
jelas, pembesaran uterus lebih kecil dari seharusnya, dan adanya massa di adneksa biasanya
disebabkan oleh kehamilan ektopik.
Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan
oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi
segmen bawah rahim yang menjadi implantasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan
menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila
segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin,
maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu.
Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat
tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi
penyebab dari 25 % kasus perdarahan antepartum.
Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40 %)
atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan perdarah anterpartum.
Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan
tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data informasi awal
terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
membedakan hipertensi kronis dengan preeklampsia.
Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum
Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan
tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis
yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun tersembunyi (concealed):
- Trauma abdomen
- Preeklampsia
- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
- Bagian-bagian janin sulit diraba
- Uterus tegang dan nyeri
- Janin mati dalam rahim
Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai
Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah
sebagai berikut:
Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)
Disuria
Menggigil atau demam
Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
BAB III
KESIMPULAN
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum
kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya
dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.
Asuhan Antenatal itu sendiri penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal
dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Tujuan dari asuhan Antenatal Care adalah
untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga
untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping itu
Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mngkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.
Sebagian besar kehamilan dapat berjalan normal namun ada pula kehamila dengan resiko
tinggi, namun demikian diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi janganlah diartikan
dengan makna yang selalu negatif. Dengan perawatan yang baik, ibu hamil yang termasuk
kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang
sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan
sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikannya, dan kenyataannya, banyak dari
faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.
Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
kesehatan bagi ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Juga harus diperhatikan bahwa pada
beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.
Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila
terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin pada masa hamil,
pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk memonitor perkembangan kehamilan.
Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk mengklasifikasikan apakah ibu hamil
dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memeriksa diri
secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang optimal.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan ,Sarwono Prawirohardjo. Penerbit Prawirohardjo,
Jakarta, 2009.
2. Sastrawinata S. obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung, 2003.
3. Mochtar R. Synopsis obstetric. ECG. Jakarta, 2004..