31
Tugas Kelompok Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja Lanjutan Dosen : Dr.Hasanuddin Ishak,M.Sc,Ph.D MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR NON MEDIS DI RUMAH SAKIT OLEH KELOMPOK VI NASRUDDIN (P1806215013) PUTRA IMANULLAH (P1806215006) ANDI CENRARA (P1806215020) ANDI LUSJMAHRIA (P1806215021) NURPADLIANI MUHIDDIN (P1806215027) ALVIRA RAMDHANI (P1806215034) KONSENTRASI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 1

Pengelohan Limbah Cair Non Medis Rumah Sakit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

x

Citation preview

Tugas KelompokMata Kuliah : Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja LanjutanDosen : Dr.Hasanuddin Ishak,M.Sc,Ph.D

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR NON MEDIS DI RUMAH SAKIT

OLEH

KELOMPOK VI

NASRUDDIN (P1806215013)

PUTRA IMANULLAH (P1806215006)

ANDI CENRARA (P1806215020)

ANDI LUSJMAHRIA (P1806215021)

NURPADLIANI MUHIDDIN (P1806215027)

ALVIRA RAMDHANI (P1806215034)

KONSENTRASI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah/kajian

jurnal dengan Topik “ MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR NON MEDIS

DI RUMAH SAKIT”

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen

pengasuh mata kuliah Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Dr.Hasanuddin

Ishak, M.Sc,Ph.D. Semoga segala kebaikan dan pertolongan mendapatkan berkah dari

Allah SWT.

Akhir kata kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan

Makassar, September 2015-09-14

Tim Penyusun

Kelompok VI

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 2

TABEL REKAPAN JURNAL KELOMPOK 6

NO NAMA ASPEK KESLING ASPEK KEBIJAKAN

ASPEK PENANGANAN

1 Nasruddin Pengelolaan limbah cair belum sesuai dengan Kepmenkes RI No.1024 tahun 2004.Hasil pemeriksaan pada outlet IPAL menunjukkan kandungan residu tersuspensi,amonia,fosfat yang belum memenuhi syarat baku mutu .

Melakukan pemantauan dengan melakukan uji laboratorium untuk mengetahui apakah limbah cair Rumah Sakit memenuhi syarat

Mengoptimalkan penetrasi oksigen dengan menambahkan oksigen ke dalam IPAL, Residu tersuspensi dapat dikurangi dengan pembubuhan tawas padaair limbah.

2 Putra Imanullah

Pembuangan limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat potensial bisa menyebabkan penyakit terhadap masyarakat serta menyebabkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.

Sistem pengawasan dilakukan oleh pemerintah daerah khususnya badan Lingkungan Hidup agar dapat meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan

Pengelolaan limbah cair dilakukan dengan dua cara yaitu sistem pengolahan terpisah dan pengolahan terpusat

3 Andi Cenrara

Limbah Rumah Sakit akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik,bahan berbahaya, radioaktif bahkan bakteri atau mikroba patogenik. Parameter BOD,COD,pH,suhu dan MPN coliform tidak sesuai syarat baku mutu

Dilakukan pemantauan minimal sekali dalam sebulan untuk mencegah dan meminimalkan dampak negatif di lingkungan

Melakukan pengelolaan limbah cair sebelum masuk ke IPAL utama agar limbah cair untuk parameter BOD,COD,pH,suhu dan MPN coliform bisamemenuhi syarat

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 3

4 Andi Lusjmahria

Alur proses, waktu proses pengolahan, bahan pengolah air limbah, dan biaya pengolahan limbah cair mempengaruhi hasil keluaran limbah cair.

Melakukan uji laboratorium dan simulasi menggunakan redesain IPAL yang sesuai

Menggunakan zat kimia yang relatif murah, memperpendek jalur pada instalasi pengolahan air limbah, dan menurunkan kadar ammoniak dan phospat yang masih tinggi dengan menggunakan value engineering :primary tank, equalisasi tank, biodetox, chlorination tank, tabung filter, storage tank, laundry dan buang ke saluran umum. Bahan pengolah yang sebaiknya digunakan adalah lumpur aktif, kaporit, tawas, zeolit dan karbon aktif.

5 Nurpadliani Muhiddin

Limbah cair Rumah sakit tidak memenuhi syarat baku mutu limbah cair dengan menggunakan parameter TSS,BOD5,COD,PO$

Dilakukan pemantauan oleh pemerintah (Badan Lingkungan Hidup) mengenai limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit

Menghilangkan atau mengurangi kontaminan dalam limbah cair dengan menggunakan teknologi biofilter

6 Alvira Ramdhani

Hasil olahan dariinstalasi pengolahan air limbah rumah sakit melebihi ambang batas baku mutu limbahrumah sakit berdasarkan KepMen LH No. Kep-58/MENLH/12/1995.

Melakukan evaluasi terhadap Instalasi Pengolahan Air Limbah sehingga dapat memberikan

Rekomendasi perbaikan pada unit instalasi pengolahan air limbah Rumah Sakit dengan melakukan perancangan ulang

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 4

gambaran terhadap kondisi-kondisi yang ada padabangunan pengolahan limbah dan dapat memberikan masukan yang dianggap perlu dalammengatasi permasalahan yang ada di unit pengolahan air limbah Rumah Sakit

pada unit yang tidak memenuhikriteria disain.

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. FAKTA MASALAH

Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan

bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

promotif sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

masyarakat (Djaja, 2006). Produk samping yang dihasilkan dari semua kegiatan

yang ada di rumah sakit adalah limbah. Salah satu limbah yang dihasilkan oleh

sebuah rumah sakit adalah limbah cair.Berdasarkan kandungan polutan, limbah

cair rumah sakit dapat digolongkan dalam air limbah klinis dan air limbah non

klinis (Arifin, 2008). Jika tidak diolah dengan baik maka limbah tersebut dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan perairan maupun air tanah yang

selanjutnya berdampak pada kesehatan masyarakat.

Pengelolaan dan penanganan limbah rumah sakit sudah sangat mendesak

dan menjadi perhatian internasional. Isu ini telah menjadi agenda pertemuan

internasioanal yang penting. Tanggal 18 Oktober 2013 telah dilakukan

pertemuan High Level Meeting on Environmental and Health South-East and

East Asean Contries di Bangkok. Salah satu pertemuan awal oleh Solid

Hazardous Waste yang akan menindaklanjuti tentang penanganan limbah yang

berkaitan dengan limbah domestik dan limbah medis.

Kementerian Kesehatan RI pernah melakukan survei pengelolaan limbah

di 88 rumah sakit di luar Kota Jakarta. Menurut kriteria Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO), pengelolaan limbah rumah sakit yang baik bila persentase limbah

medis 15 persen. Namun, di Indonesia mencapai 23,3%, melakukan pewadahan

20,5%, pengangkutan 72,7% limbah rumah sakit.

Diperkirakan secara nasional produksi limbah padat rumah sakit sebesar

376.089 ton/hari dan produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari (Dhani, 2011).

Dengan besarnya angka limbah padat maupun cair yang dihasilkan oleh rumah

sakit, dapat dibayangkan betapa besarnya kemungkinan potensi limbah rumah

sakit mencemari lingkungan serta dalam menyebabkan kecelakaan kerja serta

penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 6

Limbah cair dapat menyebabkan gangguan pada lingkungan (biota air)

dan kesehatan manusia. Kondisi limbah cair yang belum memenuhi baku mutu

lingkungan, terlebih lagi jika dilakukan dengan tidak mengikuti prosedur

pengolahan air limbah yang seharusnya dijalankan. Seperti yang terjadi di

Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dari hasil observasi

ditemukan pengelolaan limbah yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

Selama ini hasil pengolahan limbah cair Rumah Sakit RK Charitas untuk

kadar BOD5, COD kadang-kadang melebihi ambang batas BMCL (Baku Mutu

Limbah Cair) terutama kadar NH3 dan PO4 yang tidak memenuhi BMCL

sebagai data adalah sampel dari Rumah Sakit RK Charitas tanggal 28 September

2013 kadar PO4 sebesar 2,134 mg/l yang melebihi BMCL sebesar 2 mg/l dan

kadar NH3 sebesar 0,174 yang melebihi BMCL sebesar 0,1 mg/l.

Parameter yang melebihi baku mutu limbah di IPAL Rumah Sakit

Umum Daerah dr.Rubini Mempawah pada tahun 2010 menurut KepMen LH

No. Kep-58/MENLH/12/1995 tentang kegiatan rumah sakit yaitu, COD 2085

mg/l dari standar baku mutu untuk COD adalah 80 mg/l, dan TSS 188 mg/l dari

standar baku mutu 30 mg/l, Fosfat (PO4) 4,28 mg/l dengan nilai standar baku

mutu 2 mg/l.

Maka diperlukan suatu evaluasi terhadap kualitas limbah cair ditinjau

dari parameter BOD, COD, pH, PO4, MPN Coliform dan suhu. Selain itu

diperlukan evaluasi instalasi pengolahan air limbah, sehingga dapat memberikan

gambaran terhadap kondisi-kondisi yang ada pada bangunan pengolahan limbah

dan dapat memberikan masukan yang dianggap perlu dalam mengatasi

permasalahan yang ada di unit pengolahan air limbah.

B. PERTANYAAN MASALAH

1. Apakah limbah cair Rumah sakit memenuhi persyaratan ditinjau dari

parameter BOD, COD, pH,suhu dan MPN Coliform?

2. Bagaimana kondisi pengelolaan limbah cair yang ada di Rumah Sakit?

3. Bagaimana desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah

Sakit yang lebih sederhana dengan hasil kualitas keluaran yang

memenuhi Baku Mutu Lingkungan?

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 7

4. Bagaimana efesiensi penurunan kandungan TSS, BOD5, COD4, PO4

pada limbah cair dengan menggunakan reaktor biofilter dan value

enginering?

C. TUJUAN

1. Mengetahui kualitas alir limbah ditinjau dari parameter BOD, COD, pH,

suhu, dan MPN Coliform

2. Mengetahui kondisi pengelolaan limbah yang ada di Rumah Sakit

3. Mengetahui desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah

Sakit yang lebih sederhana dengan hasil kualitas keluaran yang

memenuhi Baku Mutu Lingkungan?

4. Mengetahui efesiensi penurunan kandungan TSS, BOD5, COD, PO4

pada limbah cair dengan menggunakan reaktor biofilter dan teknik value

engineering

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 8

BAB II

PEMBAHASAN

1. Tabel Rekap Hasil Penelitian dan Kesimpulan Tabel

Hasil penelitian untuk uji parameter BOD5 limbah cair RSUD Tulehu untuk

inlet kadar rata-rata sebesar 28,042 mg/l. Outlet kadar rata-rata sebesar 21,708 mg/l

(Tabel 1).

Hasil penelitian untuk uji parameter COD limbah cair RSUD Tulehu untuk inlet

kadar rata-rata sebesar 56,428 mg/l. Outlet kadar rata-rata sebesar 43,842 mg/l (Tabel

2).

Hasil penelitian untuk uji parameter pH limbah cair RSUD Tulehu untuk inlet

kadar rata-rata sebesar 8,10. Outlet kadar rata-rata sebesar 7,61 (Tabel 3).

Hasil penelitian untuk uji parameter suhu limbah cair RSUD Tulehu untuk inlet

kadar rata-rata sebesar 25,920C. Outlet kadar rata-rata sebesar 12,240C (Tabel 4).

Hasil penelitian Untuk uji parameter MPN Coliform limbah cair RSUD Tulehu

untuk inlet kadar rata-rata sebesar 4,186,028 koloni/100 ml. Outlet kadar rata-rata

sebesar 507,60 koloni/100ml (Tabel 5).

Tabel.1 Hasil Uji Kadar BOD5 Limbah Cair RSUD Tulehu

Pengambilan

SampelStandar Baku

Kadar BOD5 (mg/I)Ket

Inlet Outlet

NO

Tanggal 10 58/MENLH/12/1995 28,41 20,16 MS

Tanggal 11 (30 mg/I) 27,93 21,74 MS

Tanggal 12 27,77 21,91 MS

Tanggal 13 27,81 22,31 MS

Tanggal 14 28,29 22,42 MS

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 9

Rata-rata 28,024 21,708

Sumber : Data Primer 2014

Tabel.2 Hasil Uji Kadar COD Limbah Cair RSUD Tulehu

Pengambilan

SampelStandar Baku

Kadar COD (mg/I)Ket

Inlet Outlet

NO

Tanggal 10 58/MENLH/12/1995 57,28 41,29 MS

Tanggal 11 (80 mg/I) 54,88 44,84 MS

Tanggal 12 56,44 44,28 MS

Tanggal 13 56,36 44,91 MS

Tanggal 14 57,18 43,89 MS

Rata-rata 56,428 43,842

Sumber : Data Primer 2014

Tabel.3 Hasil Uji Kadar pH Limbah Cair RSUD Tulehu

Pengambilan

SampelStandar Baku

Kadar pHKet

Inlet Outlet

NO

Tanggal 10 58/MENLH/12/1995 8,34 7,567 MS

Tanggal 11 (6-9) 8,196 7,653 MS

Tanggal 12 8,001 7,586 MS

Tanggal 13 8,196 7,644 MS

Tanggal 14 8,219 7,600 MS

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 10

Rata-rata 8,1 7,61

Sumber : Data Primer 2014

Tabel.4 Hasil Uji Kadar Suhu Limbah Cair RSUD Tulehu

Pengambilan

SampelStandar Baku

Kadar Suhu (°C)Ket

Inlet Outlet

NO

Tanggal 10 58/MENLH/12/1995 27,6 27,1 MS

Tanggal 11 (30 °C mg/I) 28,2 27,2 MS

Tanggal 12 24,8 21,1 MS

Tanggal 13 25,3 23,7 MS

Tanggal 14 23,7 21,5 MS

Rata-rata 25,92 24,12

Sumber : Data Primer 2014

Tabel.5 Hasil Uji Kadar MPN Limbah Cair RSUD Tulehu

Pengambilan

SampelStandar Baku

Kadar Suhu (°C)Ket

Inlet Outlet

NO

Tanggal 10 58/MENLH/12/1995 5,400,000 1,600,000 TMS

Tanggal 11 (10.000) 930 921,000 TMS

Tanggal 12 9,200,000 17,000 MS

Tanggal 13 140,1 4,500 MS

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 11

Tanggal 14 5,400,000 1,800 MS

Rata-rata 4,186,028 507,601

Sumber : Data Primer 2014

Tabel 6. Kualitas Air Limbah Rumah Sakit Dr.Rubini Mempawah Tahun 2014

No. Parameter Alat/Metode Satuan

Hasil

Analisis Baku Mutu

Kep.58/MENLH/12/1995In Out

1 BOD5 Winkler

Azide

mg/I 135,59 8,3 30

2 COD Close

Reflux

mg/I 1980 270 80

3 TSS Gravimetrik mg/I 13 119 30

4 NH3 Spectofotometer mg/I 731 0,48 0,1

5 PO4 Spectofotometer mg/I 0,24 0,12 2

Tabel 7.Hasil Pemeriksaan Terakhir Air Limbah RSU.Provinsi NTB

Parameter pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Kadar Maksimum

Fisika Suhu

26,5 < 30 °C

Kimia

pH 6 6 - 9

BOD5 9 mg/I 30 mg/I

COD 29 mg/I 80 mg/I

TSS 58 mg/I 30 mg/I

NH3, Bebas 20,0 mg/I 0,1 mg/I

PO4 5,40 mg/I 2 mg/I

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 12

Tabel diatas merupakan hasil pemeriksaan terakhir dari outlet IPAL yang ada

dirumah sakit, pengambilan sampel air limbah dilakukan pada tanggal 16 April 2013,

dari hasil pemeriksaan ada beberapa parameter pemeriksaan yang tidak memenuhi baku

mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. Kep-58/Men

LH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah sakit, parameter

tersebut seperti residu tersuspensi, amonia dan fosfat.

Tabel 8. Penggunaan rata-rata air di Rumah sakit Dirgahayu Samarinda

NO. Jenis Kegiatan Volume (m³ /hari)

1 Rawat jalan, Laborat, UGD,Apotik, Perkantoran 5

2 Rawat Inap 34

3 Kamar Bedah 3

4 Dapur 10

5 Laundry 20

6 IPAL, Insenarator 2

7 Kamar Jenazah 1

8 Asrama Karyawan 15

Jumlah rata-rata 90

Tabel tersebut merupakan uraian dari setiap keperluan air setiap bagian Rumah

Sakit Dirgahayu yang diukur dari persentase hari dan kubikasi.

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 13

Tabel 9. Sumber dan Volume Limbah Cair

No Sumber Limbah Cair Kegiatan Volume

(m³ /hari)

1 UGD (Unit Gawat Darurat) Pencucian tangan dan luka,

urinoir

2 Poli Umum,Poli Anak,

BKIA,Poli Gigi, Poli

Bedah,Fisioterapi, Laboratorium

Pencucian tangan, pencucian

instrumen laboratorium, sisa

reagent, pencucian luka,urinoir

3 Ruang Santo Yakobus Pencucian Tangan, urinoir

4 Ruang Santao Mikael,

Radiologi, Hemodialisa

Pencucin tangan, pencucian

instrumen

5 Ruang Santo Gabriel Pencucian Tangan, urinoir

6 Ruang Santo Theresia Pencucian Tangan, urinoir

7 R.Operasi dan ICU Pencucian Tangan,Instrument

bedah, strelisasi, urinoir

8 Dapur Pencucian bahan makanan dan

alat memasak

9 Kamar Jenazah Pemandian Jenazah, urinoir

10 Laundry Pencucian linen /kain tenun,

urinoir

Tabel di atas merupakan uraian setiap kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit

Dirgahayu yang menghasilkan limbah cair yang diukur dari presentase dan kubikasi.

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 14

Tabel 10. Laporan Swapantau Rumah Sakit Dirgahayu

No. Parameter Satuan IPAL

Kadar

Maksimum

Perda Kaltim

No.2

Tahun 2011

Metode Uji

1 pH - 6.60 6-9 SNI 06-6989.11.2004

2 BOD mg/L 9.98 30 SNI 6989.72.2009

3 COD mg/L 13.25 80 SNI 06.6989 2.2004

4 Zat Padat

tersuspensi

(TSS)

mg/L 30 30 SNI 06.6989 3.2004

5 Amoniak Bebas

(NH3-N)

mg/L 1.006 0,1 SNI 06.6989 30.2004

6 Total Phospat mg/L 0.252 2 SNI 06.6989 31.2004

7 Bakteri Bentuk

Coli

MPN/10

0 mL

1500 10000 SNI 19 2897-1992.2.2

Sumber : Laporan Swapantau Rumah Sakit Dirgahayu September 2013

Air dari hasil olahan sendiri tersebut merupakan hasil yang diperoleh dari hasil

pengelolaan limbah cair yang sangat baik dengan menggunakan IPAL yang dimana

memperoleh hasil olahan yang memiliki pH 6,60 sesuai dengan isi swapantau pada

bulan September 2013.

2. Faktor Penyebab dan Aspek Manajemen

Kandungan BOD dan COD yang tinggi dapat menyebabkan penurunan

kandungan oksigen terlarut di perairan, yang dapat mengakibatkan kematian organisme

akuatik. Kandungan fosfat yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan mikroalgae

pada perairan bebas. Beberapa jenis mikroalgae ada kelompok yang menghasilkan

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 15

toksin bagi ikan dan biota air yang menutup permukaan air sehingga pancaran sinar

matahari dan oksigen terlarut dalam perairan akan berkurang.

Perbedaan hari pengambilan sampel menjadi salah satu penyebab variasi kadar

BOD5 tiap harinya, tentunya juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya aktifitas kegiatan

di rumah sakit.

Kandungan fosfat yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan masalah jika

tidak diolah dengan baik. Menurut Masduqi (2004) keberadaan fosfat yang berlebihan

dibadan air menyebabkan suatu fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan

nutrien) yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air.

Kandungan amonia yang tinggi dapat mengganggu kehidupan hewan dan manusia yang

berada di sekitar aliran sungai. Senyawa ini juga mampu merusak sel hewan terutama

dari klasis mamalia termasuk manusia (Limbong, 2005). Umumnya tingkat kekeruhan

atau kecerahan suatu perairan sangat dipengaruhi oleh kandungan zat padat suspensi.

Kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi banyak mengurangi penetrasi cahaya

matahari ke dalam air (Tarigan dan Edward, 2003). .

Permasalahan yang terdapat pada IPAL adalah dimensi bangunan IPAL yang

tidak sesuai dengan kriteria sehingga menurunkan kualitas pengolahan. Rekomendasi

perbaikan pada unit instalasi pengolahan air limbah Rumah Sakit dr. Rubini

Mempawah adalah dengan melakukan perancangan ulang pada unit yang tidak

memenuhi kriteria disain. Berikut merupakan hasil dari perhitungan kembali dimensi

untuk unit pengendap I, pengurai anaerob dan up flow filter:

Disain untuk unit anaerob dengan dimensi P = 3,5 m, L = 3,5 m, T = 3 m,

dengan menggunakan biofilter sarang tawon.

Dimensi untuk unit up flow filter dengan dimensi P = 21, 16 m, L = 4 m, T = 2

m, dengan menggunakan media pelekat sarang tawon.

Pada kasus limbah rumah sakit ini kandungan fosfat yang tidak sesuai standar

dapat menyebabkan masalah jika tidak diolah dengan baik. Menurut Masduqi (2004)

keberadaan fosfat yang berlebihan dibadan air menyebabkan suatu fenomena yang

disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien) yang dapat menyebabkan tumbuhnya alga

(ganggang) dan tumbuhan air. Kandungan amonia yang tinggi dapat mengganggu

kehidupan hewan dan manusia yang berada di sekitar aliran sungai. Senyawa ini juga

mampu merusak sel hewan terutama dari klasis mamalia termasuk manusia (Limbong,

2005). Umumnya tingkat kekeruhan atau kecerahan suatu perairan sangat dipengaruhi

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 16

oleh kandungan zat padat suspensi. Kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi banyak

mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air (Tarigan dan Edward, 2003).

Penurunan kandungan amonia dan fosfat pada limbah cair yang sudah terolah

dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penetrasi oksigen, karena kandungan amonia

bebas dan fosfat dapat dikurangi dengan menambahkan oksigen ke dalam IPAL,

(Dwipayanti dkk, 2011). Residu tersuspensi dapat dikurangi dengan pembubuhan tawas

pada air limbah (Ningsih,2011)

3. Solusi

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan 2 tahap yakni pengolahan

terpusat dan pengolahan terpisah. Pengolahan terpisah meliputi pengolahan awal yang

dilakukan untuk mengurangi beban olah limbah di unit pengolahan terpusat. Pengolahan

ini masing-masing dilakukan di sumber limbah, yakni :

a. Limbah cair dari ruang perawatan

Proses yang dilakukan yakni sedimen gravitasi Sedimentasi dengan gravitasi

berguna untuk menahan ikutan padatan-padatan terhanyut yang ada pada air

limbah dalam suatu bak kontrol yang ditempatkan pada aliran air buangan

menuju IPAL.

b. Limbah cair dari dapur/instalasi gizi

Proses yang dilakukan dengan yakni sedimen gravitasi. Sedimentasi dengan

gravitasi berguna untuk menahan ikutan padatan-padatan terhanyut yang ada

pada air limbah dalam suatu primary treatment dengan cara screening dan oil

catcher. Screening berfungsi untuk menyaring padatan yang terikut aliran limbah

cair dari dapur untuk diangkat dan dibuang ke kontainer limbah domestik.

Sedangkan oil catcher berfungsi sebagai penangkap minyak dan lemak,

selanjutnya minyak dan lemak dibuang ke kontainer sampah. Primary treatment

limbah cair dari dapur ditempatkan pada aliran air buangan IPAL.

c. Limbah cair dari Laundry

Proses yang dilakukan yakni sedimentasi gravitasi. Sedimentasi dengan gravitasi

berguna untuk menahan padatan-padatan ikutan yang ada pada air limbah dalam

suatu primary treatment dengan cara screening.

Pengolahan terpusat diartikan sebagai pengolahan limbah di suatu tempat, yakni

limbah yang dihasilkan dari masing-masing sumber limbah dialirkan ke suatu tempat

tertentu dan dilakukan pengolahan secara bersamaan.

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 17

Penurunan kandungan amonia dan fosfat pada limbah cair yang sudah terolah

dapt dilakukan dengan mengoptimalkan penetrasi oksigen, karena kandungan amonia

bebas dan fosfat dapat dikurangi dengan menambahkan oksigen ke dalam IPAL,

(Dwipayanti dkk, 2011). Residu tersuspensi dapat dikurangi dengan pembubuhan tawas

pada air limbah (Ningsih, 2011).

Reaktor biofilter dengan media pasir silica-kerikill mampu menurunkan

kandungan TSS rata-rata 57 %, menurunkan kandungan BOD5 rata – rata 71%,

menurunkan kandungan COD rata – rata 67% dan menurunkan kandungan Phospat

(PO4) rata – rata 12 %.

Reaktor biofilter dengan media bioball mampu menurunkan kandungan TSS

rata-rata 46%, menurunkan kandungan BOD5 rata – rata 62%, menurunkan kandungan

COD rata – rata 55% dan menurunkan kandungan Phospat (PO4) rata – rata 12%.

Reaktor biofilter dengan media gabungan yaitu media pasir silica-kerikil dengan media

bioball mampu menurunkan kandungan TSS rata-rata 73,46, menurunkan kandungan

BOD5 rata – rata 73,40 % dan menurunkan kandungan COD rata – rata 69

Rekomendasi perbaikan pada unit instalasi pengolahan air limbah adalah dengan

melakukan perancangan ulang pada unit yang tidak memenuhi kriteria disain. Berikut

merupakan hasil dari perhitungan kembali dimensi untuk unit pengendap I, pengurai

anaerob dan up flow filter:

Disain untuk unit anaerob dengan dimensi P = 3,5 m, L = 3,5 m, T = 3 m,

dengan menggunakan biofilter sarang tawon.

Dimensi untuk unit up flow filter dengan dimensi P = 21, 16 m, L = 4 m, T = 2

m, dengan menggunakan media pelekat sarang tawon.

Dengan menggunakan zat kimia yang relatif murah, memperpendek jalur pada

instalasi pengolahan air limbah, dan menurunkan kadar ammoniak dan phospat yang

masih tinggi di Rumah Sakit RK Charitas dengan menggunakan value

engineering.Bahan pengolah air limbah adalah primary tank, equalisasi tank, biodetox,

chlorination tank, tabung filter, storage tank, laundry dan buang ke saluran umum.

Bahan pengolah yang sebaiknya digunakan adalah lumpur aktif, kaporit, tawas, zeolit

dan karbon aktif.

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 18

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kualitas dan karakteristik fisik limbah cair setelah dilakukan pengolahan

menjadi sangat baik karena tidak berwarna, tidak berbau dan temperaturnya

baik. Kandungan BOD5, COD dan pH memenuhi syarat.

2. Pengelolaan limbah cair harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan

dengan menggunakan teknologi yang modern sehingga menghasilkan

kualitas hasil air olahan yang baik dan sesuai dengan baku mutu limbah cair

melalui pengolahan terpusat dan pengolahan terpisah.

3. Permasalahan yang terdapat pada IPAL adalah dimensi bangunan IPAL yang

tidak sesuai dengan kriteria sehingga menurunkan kualitas pengolahan.

Kualitas air limbah yang tidak memenuhi standar baku mutu buangan air

limbah rumah.

4. Reaktor biofilter dengan media pasir silica-kerikil mampu menurunkan

kandungan TSS rata-rata 57 %, menurunkan kandungan BOD5 rata – rata

71%, menurunkan kandungan COD rata – rata 67% dan menurunkan

kandungan Phospat (PO4) rata – rata 12 %. Reaktor biofilter dengan media

bioball mampu menurunkan kandungan TSS rata-rata 46%, menurunkan

kandungan BOD5 rata – rata 62%, menurunkan kandungan COD rata – rata

55% dan menurunkan kandungan Phospat (PO4) rata – rata 12%. Reaktor

biofilter dengan media gabungan yaitu media pasir silica-kerikil dengan

media bioball mampu menurunkan kandungan TSS rata-rata 73,46,

menurunkan kandungan BOD5 rata – rata 73,40 % dan menurunkan

kandungan COD rata – rata 69 %.

B. SARAN

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 19

1. Disarankan untuk melakukan pengolahan sebelum masuk IPAL utama agar

hasil limbah cair untuk kadar BOD5, MPN coliform, COD,dan pH

memenuhi syarat.

2. Pihak Rumah Sakit harus lebih memperhatikan kondisi Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL) sebagai wadah pengelolaan limbah cair dan

megembangkan upaya terhadap pengolahan limbah cair sehingga akan

menghasilkan hasil olahan yang baik dan sesuai baku mutu yang telah diatur

dalam peraturan perundang-undangan.

3. Rekomendasi perbaikan pada unit instalasi pengolahan air limbah adalah

dengan melakukan perancangan ulang pada unit yang tidak memenuhi

kriteria disain.

4. Untuk memperoleh hasil pengolahan limbah cair yang lebih baik pada

reaktor biofilter yang menggunakan media pasir silika-kerikill, maka perlu

dilakukan penelitian terkait dengan ukuran dan ketebalan media yang efektif

seperti untuk mengolah limbah cair rumah sakit media bioball yang efektif

digunakan untuk mengolah limbah cair rumah sakit dengan menggunakan

reactor biofilter

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 20

DAFTAR PUSTAKA

1. Nasaruddin : Agustina Astuti,S.G.Purnama.Kajian Pengelolaan Limbah di Rumah

Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 2014.Community Health

Volume II No.1.Januari 2014 : 12-20 Tersedia dalam : http://www.e-jurnal.com.

(diakses tanggal 8 September 2015).

2. Putra Imanullah : Frederickus Yuga,P ,Lasina,Rika,E.2014.Pengelolaan Limbah

Cair di Rumah Sakit Dirgahayu Kota Samarinda .Jurnal Beraja Niti Volume 3

No.4. Tersedia dalam :http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja (diakses

tanggal 10 September 2015).

3. Andi Cenrara : Ali Arsad Kerubun,Makmur Selomo,Ruslan.2014.Studi Kualitas

Limbah Cair di Rumah Sakit Umum daerah Tulehu Provinsi Maluku.Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan Ambon, Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin. 2014 : 1-9 Tersedia dalam :

https://www.repository.unhas.ac.id (diakses tanggal 7 September2015).

4. Nurpadlaini Muhiddin : Meylinda Mulyati, JM Sri Narhadi.Evaluasi Instalasi

Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit RK Charitas Palembang dengan Value

Engineering. Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1.April 2015 : 35-44 Tersedia

dalam : http://eprints.binadarma.ac.id. (diakses tanggal 7 September 2015).

5. Andi Lusjmahria : Suhariono,Pungut AS.2014.Penggunaan Reaktor Biofilter

Untuk Meningkatkan Kualitas Limbah Cair di RSUD Dr.Soetomo

Surabaya.Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Tersedia dalam :

http://digilib.unipasby.ac.id (diakses tanggal 5 September 2015).

6. Alvira Ramdhani : Maryam,Isna Apriani,Winardi Yusuf.2014.Evaluasi Dimensi

Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Rubini

Mempawah.Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 21

Teknik Universitas Tanjungpura,Pontianak. Tersedia dalam :

http://jurnal.untan.ac.id (diakses tanggal 7 September 2015)

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 22

Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Non Medis di Rumah Sakit Kelompok 6 Page 23