28
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KOTA KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR RIFQI ABDILLAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

  • Upload
    donhan

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

i

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA

DI KOTA KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

RIFQI ABDILLAH

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

ii

Page 3: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan dan

Pengembangan Hutan Kota di Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Rifqi Abdillah

NIM E34090034

Page 4: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

ii

ABSTRAK

RIFQI ABDILLAH. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Kota di Kota

Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Dibimbing oleh ENDES N.

DAHLAN dan SITI BADRIYAH RUSHAYATI.

Kota Kraksaan sebagai ibukota Kabupaten Probolinggo telah memiliki

satu hutan kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan

menganalisis pengelolaan Hutan Kota Kraksaan serta menentukan konsep

pengembangan Hutan Kota Kraksaan yang meliputi tipe, bentuk dan fungsinya.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – November 2013. Metode yang

digunakan adalah wawancara secara in-depth interview dengan pengelola dan

instansi terkait, analisis vegetasi dan studi literatur. Pengelolaan Hutan Kota

Kraksaan tidak berjalan dengan optimal karena Badan Lingkungan Hidup sebagai

pengelola tidak memiliki rencana pengelolaan yang jelas sesuai dengan PP 63

Tahun 2002 serta tidak melibatkan stakeholder lain. Hasil analisis vegetasi

menunjukkan bahwa keanekaragaman dan kemerataan tingkat pertumbuhan

spesies pohon tergolong sedang dan merata. Pemerintah daerah perlu menambah

areal luasan hutan kota dengan melibatkan berbagai pihak serta pembangunannya

mengacu kepada permasalahan lingkungan yang ada maupun berpotensi muncul

dimasa yang akan datang

Kata Kunci: hutan kota kraksaan, pengembangan, pengelolaan

ABSTRACT

RIFQI ABDILLAH. Management and Development of Urban Forest in

Kraksaan city, Probolinggo district, East Java. Supervised by ENDES N.

DAHLAN and SITI BADRIYAH RUSHAYATI.

Kraksaan town as the capital of Probolinggo district had one urban forest.

The purpose of this research it to identify the role in the management of

Kraksaan’s urban forest and also determine the management concept of the urban

forest including the type, form and function. This research was conducted between

July –November 2013. The using method was in-depth interview with related

maintaners and institutions, vegetation analysis, and literature studies. The

management of Kraksaan’s urban forest was not going optimally because the

Environment Department as the maintaner had not a clear management plan in

accordance with PP No 63 year 2002 and there was no participation of the other

stakeholders. The result of vegetation analysis indicated that varieties and

evenness of the tree growth rate of species in the Kraksaan’s urban forest

belonged to middle range and evenly. Local governments need to increase urban

forest area by involving the various parties as well as its construction refers to the

existence of environmental problems or potentially emergence in the future.

Keywords: development, Kraksaan’s urban forest, management

Page 5: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

iii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA

DI KOTA KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

RIFQI ABDILLAH

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

iv

Page 7: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

v

Judul Skripsi : Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Kota di Kota Kraksaan

Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

Nama : Rifqi Abdillah

NIM : E34090034

Disetujui oleh

Dr Ir Endes N Dahlan, MS

Pembimbing I

Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

limpahan karunia dan rahmatnya sehingga karya ilmiah ini berhasil di selesaikan.

Tema yang diangkat dalam penelitian ini adalah hutan kota dengan judul

pengelolaan dan pengembangan hutan kota di Kota Kraksaan Kabupaten

Probolinggo Jawa Timur.

Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua Bapak Salehuddin

S.Pd I dan Ibu Wiwik Samsida, kepada dosen pembimbing Bapak Dr Ir Endes N

Dahlan MS dan Ibu Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, M. Si. Penghargaan juga

penulis sampaikan kepada Bappeda Kabupaten Probolinggo, Badan Lingkungan

Hidup, dan Dinas Perkebunan dan Kehutanan yang telah membantu penelitian

ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Juli 2014

Rifqi Abdillah

Page 9: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Metode Pengumpulan Data 3

Analisa Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 6

Pengelolaan Hutan Kota Kraksaan 7

Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan Kota Kraksaan 10

Konsep Pengembangan Hutan Kota Kraksaan 12

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

Page 10: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

viii

DAFTAR TABEL

1 Jenis, metode, dan sumber data berdasarkan tujuan penelitian 3

2 Analisis data untuk menentukan fungsi dan manfaat

Hutan Kota Kraksaan 5

3 Analisis data untuk menentukan tipe hutan kota Kraksaan 6

4 Analisis data untuk menentukan bentuk hutan kota Kraksaan 6

5 Spesies tumbuhan HK kraksaan berdasarkan tingkat pertumbuhan 10

6 Keanekaragaman dan kemerataan tingkat pertumbuhan

Hutan Kota Kraksaan 11

7 Alternatif jenis vegetasi hutan kota tipe rekreasi berdasarkan

fungsi 14

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Lokasi Penelitian (Bappeda 2013) 2

2 Desain unit contoh analisis vegetasi 4

3 Peta Lokasi Hutan Kota Kraksaan (Bappeda 2013) 7

4 Kondisi vegetasi Hutan Kota Kraksaan 8

Page 11: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Kraksaan resmi menjadi ibukota Kabupaten Probolinggo sejak tahun

2010 melalui Peraturan Pemerintah No 2 tahun 2010 tentang Pemindahan Ibukota

Kabupaten Probolinggo dari wilayah Kota Probolinggo ke Wilayah Kecamatan

Kraksaan Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur. Implikasinya saat ini

pembangunan fisik di Kota Kraksaan berkembang sangat pesat, tidak hanya

pembangunan kantor kantor pemerintahan, namun juga pembangunan perumahan

dan pusat perbelanjaan yang semakin banyak. Jumlah penduduk di kota Kraksaan

juga terus mengalami peningkatan. Tercatat laju pertumbuhan penduduk Kota

Kraksaan mencapai 1.40 % per tahun dengan jumlah penduduk pada tahun 2010

sebesar 65.622 jiwa (BPS 2010). Laju pertumbuhan tersebut merupakan yang

tertinggi dari semua kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Bappeda (2013) juga

menyatakan bahwa Kota Kraksaan saat ini masih kekurangan Ruang Terbuka

Hijau (RTH). Peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan fisik di kota ini

membutuhkan sebuah estetika kota yang asri dan rapi sehingga masyarakat dapat

tetap hidup dengan nyaman dan sehat.

Undang Undang No 26 tahun 2007 telah mensyaratkan sebuah wilayah

perkotaan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30%. Hutan kota

merupakan salah satu bentuk dari RTH dan dapat menjadi solusi efektif untuk

menjaga kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan. Menurut

Purwanto (2012) manfaat yang dapat di peroleh dari keberadaan hutan kota dapat

berupa manfaat sosial, estetis dan arsitek, iklim dan fisik, ekologi, dan ekonomi.

Salah satu manfaat sosial hutan kota bagi penduduk adalah dapat menjadi tempat

istirahat yang sejuk dan nyaman bagi masyarakat, menjadi tempat rekreasi

kelurga yang murah dan asri sehingga kebutuhan rekreasi dan wisata masyarakat

perkotaan dapat terakomodir dengan adanya hutan kota ini (Dahlan 1992).

Keberadaan hutan kota dapat dimaksimalkan dengan melakukan berbagai upaya

pengelolaan dan pemeliharaan sehingga fungsi hutan kota tersebut dapat terus

terjaga.

Kota Kraksaan saat ini telah memiliki hutan kota yang terletak di samping

Stadion Gelora Merdeka Kraksaan. Hutan kota telah selayaknya menjadi bagian

dari pembangunan kota yang mampu memberikan multimanfaat bagi kehidupan

masyarakat dan lingkungan hidup. Pengelolaan terhadap keberadaan hutan kota

ini harus dilakukan secara optimal sesuai dengan bentuk dan fungsinya.

Pengembangan hutan kota juga dibutuhkan sesuai dengan tipe dan fungsinya

sehingga dapat berfungsi lebih optimal bagi lingkungan perkotaan. Berdasarkan

latar belakang di atas, penelitian mengenai kajian pengelolaan dan pengembangan

hutan kota di Kota Kraksaan saat ini dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas

pengelolaan dan pengembangan hutan kota di Kota Kraksaan dimasa akan datang

sehingga dapat lebih bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Page 12: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengelolaan Hutan Kota Kraksaan

2. Menentukan konsep pengembangan Hutan Kota Kraksaan yang meliputi tipe,

bentuk dan fungsi.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi

pengelolaan hutan kota Kraksaan serta rekomendasi pengelolaan yang dibutuhkan.

Informasi tentang konsep pengembangan hutan kota juga dapat bermanfaat bagi

pengelola dalam menentukan kebijakan pembangunan hutan kota ke depan yang

lebih baik. Hutan kota yang dibangun dengan pengelolaan dan pengembangan

yang baik diharapkan dapat lebih bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat

perkotaan.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Kraksaan Kabupaten

Probolinggo. Penelitian di laksanakan selama bulan Juli-November 2013.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian (Bappeda 2013)

Page 13: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

3

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini alat tulis, tally

sheet,kuisioner, alat perekam, Phi-Band untuk mengukur diameter pohon, dan

kamera, peta kawasan Kota Kraksaan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Probolinggo serta dokumen-dokumen terkait pengelolaan Hutan Kota

Kraksaan.

Metode Pengumpulan Data

Pengelolaan Hutan Kota Kraksaan

Jenis data yang diambil antara lain bentuk pengelolaan dan kondisi fisik

maupun biotik Hutan Kota Kraksaan. Data diperoleh dengan melakukan

wawancara dan studi pustaka kepada pengelola hutan kota kraksaan yaitu Badan

Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo. Wawancara dilakukan dengan

metode in-depth interview, yaitu wawancara secara mendalam dan berulang untuk

memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang disusun

bersifat luwes, terbuka, tidak baku dan informal. Wawancara dilakukan kepada

pimpinan BLH, Kasubbid pengelolaan pertamanan, dan petugas lapangan (2

orang). Materi wawancara meliputi semua aspek perencanaan dan teknis

pengelolaan hutan kota kraksaan dengan panduan kuisioner. Jenis data, metode

pengumpulan data dan sumber data secara umum akan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis, metode, dan sumber data berdasarkan tujuan penelitian

No Jenis Data Sumber Data Metode Pengambilan

data

1 Pengelolaan Hutan Kota Kraksaan BLH Wawancara,

2 Komposisi vegetasi Hutan Kota

Kraksaan

Hutan Kota

Kraksaan Analisis vegetasi

3 Keadaan iklim, jenis tanah,

demografi penduduk geografi, dan

luas wilayah,

Badan Pusat

Statistik

(BPS)

Studi Pustaka

4 Bentuk, luas, dan rencana

pengelolaan hutan kota

Badan

Lingkungan

Hidup (BLH)

Studi Pustaka

5 Rencana Tata Ruang Wilayah Bappeda Studi Pustaka

6

SK Bupati Probolinggo tentang

penetapan HK

Badan

Lingkungan

Hidup (BLH)

Studi Pustaka

7 Infomasi dan data penelitian

lainnya tentang pengelolaan hutan

kota yang ideal

Literatur

ilmiah Studi Pustaka

Komposisi Vegetasi Hutan Kota Kraksaan

Data diperoleh dengan melakukan analisis vegetasi dengan metode jalur

berpetak (Gambar 1). Jumlah petak yang digunakan sebanyak enam petak. Jenis

Page 14: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

4

data yang diperoleh antara lain jenis dan jumlah dari setiap tumbuhan

bawah,semai, pancang, tiang dan pohon yang diperoleh.

Gambar 2 Desain unit contoh analisis vegetasi.

Keterangan :

a) Petak contoh semai dan tumbuhan bawah (2m x 2m)

b) Petak contoh pancang (5m x 5m)

c) Petak contoh tiang (10m x 10m)

d) Petak contoh pohon (20m x 20m)

Analisis Data

Pengelolaan Hutan Kota Kraksaan

Data mengenai pengelolaan hutan kota yang diperoleh dianalisis secara

deskriptif sehingga dapat menggambarkan kegiatan pengelolaan hutan kota

Kraksaan yang ada saat ini. Rujukan dalam konsep pengelolaan mengacu kepada

Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2002 tentang Hutan Kota. Data mengenai

struktur dan komposisi vegetasi yang terdapat di hutan kota Kraksaan dianalisis

dengan secara statistik deskriptif melihat beberapa parameter mengacu Indriyanto

(2006) antara lain:

Kerapatan :

Kerapatan relatif :

Frekuensi :

Frekuensi relatif :

Dominansi :

Dominansi relatif :

INP (Indeks Nilai Penting) = KR+FR (Tumbhan bawah, Semai dan Pancang)

INP (Indeks Nilai Penting) = KR+FR+DR (Tiang dan Pohon)

Page 15: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

5

Indeks Keanekaragaman :

H’ : Indeks Keanekaragaman

Pi : ni/N

Rendah : < 1.5

Sedang : 1,5-3.5

Tinggi : > 3.5

Indeks Kemerataan :

E : Indeks Kemerataan

S : Jumlah Seluruh Jenis

Rendah : < 0.3

Sedang : 0.3-0.6

Tinggi : > 0.6

Fungsi dan Manfaat Hutan Kota

Data yang diperoleh diolah dan analisis secara deskriptif. Metode analisis

data dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Analisis data untuk menentukan fungsi dan manfaat Hutan Kota Kraksaan

Kondisi dan Potensi

Lokasi

Fungsi Hutan Kota

(Dahlan, 2004)

Manfaat Hutan

Kota (PP No. 63

tahun 2002)

Vegetasi hutan mangrove

yang rapat

Fungsi pengawetan,

Pendidikan dan penelitian,

penunjang rekreasi dan

pariwisata

Pariwisata alam

Penelitian,

Pendidikan

Rentan terkena abrasi air

laut

Fungsi perlindungan

(melindungi dari

abrasi,membentuk daratan)

Berdekatan dengan

industri atau pabrik

Fungsi penyehatan lingkungan

Fungsi perlindungan

Kondisi lahan yang

terbuka

Fungsi perlindungan

Fungsi

Kondisi ekonomi masih

rendah

Fungsi produksi HHBK Budidaya HHBK

Areal perkantoran atau

pusat pendidikan

Fungsi estetika

Berpotensi sebagai

sarana olahraga

Fungsi lainnya: sarana

olahraga

Sarana rekreasi dan

olahraga

Merupakan jalan utama

kota

Fungsi penyehatan lingkungan

Fungsi estetika

Fungsi perlindungan

Page 16: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

6

Bentuk dan Tipe Hutan Kota

Berdasarkan analisis data secara deskriptif yang telah dirangkum dalam

kondisi dan potensi lokasi, ditentukan tipe hutan kota yang tepat dan sesuai (Tabel

3). Bentuk hutan kota ditentukan berdasarkan bentuk/karakteristik lahan (Tabel 4).

Tabel 3 Analisis data untuk menentukan tipe hutan kota Kraksaan

Kondisi dan potensi lokasi Tipe Hutan kota (PP No. 63 thn. 2002)

Vegetasi mangrove rapat (habitat

ikan dan udang)

Tipe pelestarian plasma nutfah

Tipe rekreasi

Rawan penebangan da konversi

lahan

Tipe pelestarian plasma nutfah

Rawan abrasi Tipe perlindungan

Terletak di tepi jalan Tipe pengamanan

Digunakan sebagai sarana

olahraga, rekreasi, wisata, dll

Tipe rekreasi

Terdapat bangunan dan dekat

aktivitas masyarakat

Tipe kawasan permukiman

Berdekatan dengan

pabrik/industri

Tipe kawasan industri

Tabel 4 Analisis data untuk menentukan bentuk hutan kota Kraksaan

Karakteristik lahan Bentuk Hutan Kota

Lahan berbentuk jalur lurus atau melengkung mengikuti

bentuka sungai, jalan, pantai, dan lainnya. Lebar lahan

atau panjangnya tidak dibatasi

Jalur

Lahan berbentuk satu kesatuan kompak (tidak terpisah,

dapat berbrntuk persegi,lingkatan atau tidak beraturan)

Mengelompok

Lahan berbentuk kelompok-kelompok (atau bentuk

jalur-jalur) yang terpisah dan merupakan satu kesatuan

pengelolaan

Menyebar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kota Kraksaan merupakan Ibukota Kabupaten Probolinggo dan memiliki

luas 2721.485 hektar. Kota Kraksaan memiliki jenis tanah Alluvial dengan berada

di ketinggian 0-25 meter dan bersuhu relatif panas antara 36-39 oC. Hutan Kota

Kraksaan memiliki luas 19.500 m2 dan berbentuk melingkar mengelilingi areal

Stadion Merdeka Kraksaaan. Hutan Kota Kraksaan dibangun pada tahun 2003

berdasarkan Surat Keputusan Bupati Probolinggo Nomor 650/559/426.12/2013

tentang Penetapan Hutan Kota di Kawasan Stadion Merdeka Kraksaan Kabupaten

Page 17: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

7

Probolinggo. Beberapa jenis satwa yang terdapat di Hutan Kota Kraksaan yakni

burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan burung gereja erasia (Passer

montanus). Peta lokasi Hutan Kota Kraksaan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta Lokasi Hutan Kota Kraksaan ( Bappeda 2013)

Pengelolaan Hutan Kota Kraksaan

Pada tahun 2003 Hutan Kota Kraksaan dikelola oleh Dinas PU Cipta Karya

Kebersihan dan Pertamanan, kemudian pada tahun 2008 dikelola oleh Badan

Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo. Pengelolaan hutan kota secara

khusus dilakukan oleh sub bidang pertamanan Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Probolinggo dengan tupoksi meliputi:

1. Merencanakan kebijakan pengelolaan pertamanan dan ruang terbuka hijau

2. Melaksanakan kegiatan perencanaan, pengadaan serta perawatan

sarana/prasarana pengelolaan pertamanan dan penghijauan kota.

3. Melaksanakan kegiatan pengadaan bibit, penanaman dan perawatan

tanaman keras/hias.

4. Melaksanakan kegiatan pembuatan taman kota dan hutan kota

5. Melaksanakan kegiatan pembangunan tugu peringatan dan taman

monument.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pertamanan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan hasil observasi lapang dan wawancara dengan pengelola,

kegiatan pengelolaan yang dilakukan yaitu perawatan rutin berupa pemotongan

rumput yang dilakukan 2 minggu sekali dan pemangkasan ranting pohon ketika

diperlukan. Kebijakan pengelolaan yang ada saat ini hanya sebatas mengelola

hutan kota yang sudah ada tanpa memiliki konsep pengelolaan dan pengembangan

Page 18: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

8

yang cukup optimal. Dokumen perencanaan yang terorganisir dan terencana

dalam jangka pendek, menengah maupun panjang tidak dimiliki oleh BLH. Hal

tersebut menunjukan bahwa pengelolaan Hutan Kota Kraksaan belum dilakukan

secara optimal. BLH belum memahami secara utuh fungsi dan peran hutan kota

untuk wilayah perkotaan, melainkan hanya mengenal dan memahami fungsi dan

konsep taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau perkotaan. Menurut

Dahlan (2004), salah satu contoh kesalahan dalam memahami konsep

pembangunan dan pengelolaan hutan kota yakni pengelola hanya memperhatikan

pembangunan fisik hutan kota tanpa mempertimbangkan bentuk dan fungsi hutan

kota. Kondisi hutan kota kraksaan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kondisi vegetasi Hutan Kota Kraksaan

Urgensi Keberadaan Hutan Kota

Bappeda (2013) menyatakan bahwa salah satu permasalahan di Kota

Kraksaan adalah kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun pemahaman

pengelola tentang RTH hanya sebatas pada taman kota saja. Pendekatan yang

dapat dilakukaan untuk membangun kota yang sejuk, indah, bersih, hijau, dan

bersih diantaranya adalah konsep Kota Kebun bernuansa Hutan Kota (Dahlan

2004). Konsep ini memadukan antara konsep taman kota dan hutan kota. Wujud

fisik hutan kota memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan taman

kota, namun perancangan desain dan lansekap seperti membangun taman kota

juga dibutuhkan agar dapat menambah keindahan hutan kota tersebut. Hutan kota

yang dibangun selain untuk mengatasi permasalahan lingkungan kota juga

diharapkan dapat menambah keindahan kota.

Menurut Dahlan (2004) pendekatan Ilmu Hutan Kota dalam membangun

RTH di perkotaaan mempunyai beberapa alasan, yaitu:

1. Memiliki biomassa tanaman lebih banyak sehingga dapat menyerap dan

menjerap polutan yang lebih banyak.

2. Habitat yang lebih baik untuk flora dan fauna sehingga dapat

meningkatkan keanekaragaman hayati.

3. Hutan dapat menambah dan mengelola kandungan air tanah

4. Hutan dapat digunakan sebagai pematah angin dan mengurangi bahaya

hujan asam.

5. Hutan kota berupa hutan mangrove dapat menangkap sedimen dan

mengurangi bahaya hujan asam.

Page 19: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

9

6. Menjadikan udara kota lebih sejuk, bersih, sehat dan nyaman.

Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2002 juga menyatakan bahwa hutan

kota dapat dikembangkan sebagai sarana pariwisata dan rekreasi, penelitian dan

pengembangan pendidikan, pelestarian plasma nutfah, budidaya hasil hutan bukan

kayu dan sarana olahraga. Contoh upaya pengelolaan dan pengembangan dapat

dilihat pada Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat dimana pengelola menambah

sarana olahraga serta demplot koleksi tanaman hias (Sulistyo 2004).

Peran dan Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Hutan Kota

Pengelolaan Hutan Kota Kraksaan saat ini masih berpusat di Badan

Lingkungan Hidup sebagai pengelola utama. Sejak tahun 2003 belum ada upaya

pengembangan dan pengelolaan yang melibatkan stakeholder lain selain dinas

terkait. Kondisi ini menyebabkan tidak terkelolanya segenap potensi hutan kota

yang dapat di kembangkan secara optimal. Pengelolaan hutan kota seharusnya

dapat mengoptimalkan berbagai komponen stakeholder di setiap daerah.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat menjadi mitra pemerintah daerah

dalam upaya perencanaan, pengelolaaan maupun pengembangan hutan kota

Kraksaan. LSM juga dapat berperan dalam upaya mediasi antara pemerintah dan

masyarakat dalam mengatasi kesenjangan komunikasi dan informasi. Perguruan

tinggi juga dapat menjadi mitra dengan memberikan pendidikan dan rekomendasi

teknis untuk pembangunan hutan kota. Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu

perguruan tinggi negeri turut berpartisipasi dalam upaya pembangunan hutan kota

di Kota Bogor dengan memberikan rekomendasi jenis jenis tanaman yang cocok

untuk ditanam di hutan kota, membantu desain taman bagi taman taman di Kota

Bogor dan melakukan berbagai penelitian tentang hutan kota dan Ruang Terbuka

Hijau (Pratiwi 2012).

Contoh keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan upaya perencanaan

pembangunan hutan kota dapat dilihat di Yogyakarta. Sebuah LSM berhasil

mengadvokasikan upaya pembangunan hutan kota seluas 7 hektar di Kabupaten

Gunung Kidul dan seluas 9.3 hektar di Kabupaten Kulon Progo. Upaya advokasi

tersebut juga sampai pada upaya perencanaan teknis kegiatan di tingkat tapak,

sehingga diharapkan pengelolaan hutan kota dapat optimal setelah di bangun.

LSM tersebut juga melakukan pembinaan kepada petani setempat untuk

menghindari konflik horizontal yang terjadi akibat pembangunan hutan kota

(SHOREA 2010).

Kiprah dan partisipasi lembaga pemerintah seperti Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan juga berperan dalam memberikan rekemonedasi yang

diperlukan. Tercatat pada 2006 Balitbang bekerjasama dengan Pemerintah Kota

Padang dalam membuat Design Engineering Hutan Kota Malvinas 20 hektar.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi para

pihak dalam upaya pembangunan dan pengelolaan hutan kota menurut Pratiwi

(2012) adalah :

1. Penyusunan Rencana Strategis dan peraturan perundangan yang jelas serta

penyusunan pedoman umum pembangunan dan pengelolaan hutan kota.

2. Melibatkan masyarakat melalui penyusunan metodologi dan teknik

pelibatan yang lebih operasional serta memperkuat komitmen semua pihak

untuk berperan serta.

Page 20: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

10

3. Pembuatan Standar Operational Procedure (SOP) bagi keterlibatan

masyarakat dalam program pengelolaan hutan kota

4. Bekerjasama dengan pemerintah lokal lainnya yang mempunyai pola

pengelolaan hutan kota yang sudah sangat baik untuk saling tukar

informasi dan teknologi dalam pengelolaan hutan kota

5. Para pengusaha di wilayah tersebut wajib mengalokasikan dana bagi

program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pengelolaan hutan

kota yang besaran dananya ditentukan dalam Peraturan Daerah.

Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan Hutan Kraksaan

Dominansi Spesies Tumbuhan

Indeks Nilai Penting (INP) merupakan salah satu parameter kuntitatif yang

dapat digunakan untuk menyatakan tingkat dominansi (penguasaan) suatu spesies

dalam suatu komunitas tumbuhan (Soegianto 1994 dalam Nurdia 2012). Nilai INP

yang tinggi menunjukan spesies tersebut memiliki peran penting dalan kestabilan

ekosistem. Spesies tumbuhan yang ditemukan di Hutan Kota Kraksaan disajikan

pada Tabel 5.

Tabel 5 Spesies tumbuhan Hutan Kota Kraksaan berdasarkan tingkat pertumbuhan

Nama Lokal Nama Ilmiah INP (%)

Tumbuhan Bawah

Alang alang Imperata cylindrica 59.4

Rumput malela Brachiria mutica 41.1

Semai

Mahoni Swietenia macrophylla 200

Pancang

Mahoni Daun Besar Swietenia macrophylla 49.1

Glodokan Tiang Polyalthea longifolia 49.1

Tiang

Glodokan Tiang Polyalthea longifolia 82.2

Tanjung Mimusops elengi 59.2

Pohon

Gmelina Gmelina arborea 85.3

Sengon Paraserianthes falcataria 27.8

Berdasarkan tingkat pertumbuhannya, spesies tumbuhan Hutan Kota

Kraksaan terdiri dari tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang dan pohon (Tabel

5). Alang alang (Imperata cylindrica) memiliki INP tertinggi diantara jenis

tumbuhan bawah. Hal tersebut menunjukkan alang alang menjadi jenis tumbuhan

bawah yang mendominasi di areal Hutan Kota Kraksaan.

Kerapatan pada tingkat permudaan berupa semai dan pancang di area

Hutan Kota Kraksaan berkisar 2 batang/ha dan 66-400 batang/ha. Pada tingkat

pertumbuhan semai hanya ditemukan dua individu dari satu jenis yaitu Mahoni

(Swietenia macrophylla). Hal ini disebabkan lantai hutan didominasi oleh

tumbuhan bawah yang menutupi hampir seluruh permukaan tanah sehingga

membuat semai sulit tumbuh. Wyatt-Smith (1963) dalam Hafazallah (2014)

menyatakan bahwa permudaan cukup memadai apabila tersedia 40% atau 1000

Page 21: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

11

batang semai/ha yang tersebar merata dan paling sedikit 60% atau 240 batang

pancang/ha. Tingkat pertumbuhan semai di Hutan Kota Kraksaan belum

mencukupi untuk menjamin adanya regenerasi hutan secara alami namun untuk

tingkat pertumbuhan pancang beberapa spesies tumbuhan yaitu pohon Kersen/ceri

(Muntingia calabura), Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) dan Glodokan

tiang (Polyalthea longifolia) memiliki ketersediaan permudaan yang cukup untuk

regenerasi hutan secara alami karena memiliki kerapatan lebih dari 240 batang/ha.

Pengelola perlu mengatur keberadaan tumbuhan bawah di areal Hutan

Kota Kraksaan sehingga tingkat pertumbuhan semai dapat tumbuh dengan lebih

optimal. Selain itu pengelola juga dapat menambah jenis baru dengan cara

menanam di areal hutan kota yang masih kosong. Hussein (2010) menyatakan

bahwa keberadaan vegetasi yang melimpah dalam hutan kota membantu

terciptanya suhu lingkungan yang lebih baik. Hadi et al. (2012) juga menyatakan

bahwa tumbuhan di hutan kota selain berfungsi untuk estetika juga dapat

memodifikasi unsur-unsur iklim.

Keanekaragaman dan Kemerataan Spesies Tumbuhan

Keanekaragaman dan kemerataan merupakan salah satu parameter

kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui tingkat dan keanekaragaman dan

kemerataan spesesi tumbuhan yang terdapat di suatu areal. Nilai Indeks

keanekaragaman dan kemerataan setiap tingkat pertumbuhan di Hutan Kota

Kraksaan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Keanekaragaman dan kemerataan tingkat pertumbuhan HK Kraksaan

Tingkat pertumbuhan Keanekaragaman Spesies Kemerataan Spesies

Tumbuhan bawah 1.53 0.63

Semai 0.00 0.00

Pancang 1.68 0.93

Tiang 1.53 0.77

Pohon 1.81 0.82

Keanekaragaman spesies tumbuhan di Hutan Kota Kraksaan tergolong

sedang (Tabel 6). Kondisi tersebut menunjukan Hutan Kota Kraksaan memiliki

keanekaragaman spesies tumbuhan yang sedang. Diantara setiap tingkat

pertumbuhan, pohon memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi diantara

tingkat pertumbuhan lain (Tabel 6). Ditinjau dari kemerataan, setiap tingkat

pertumbuhan memiliki tingkat kemerataan sedang (Tabel 6). Semai, pancang,

tiang dan pohon tersebar merata di berbagai lokasi.

Keanekaragaman spesies pohon di Hutan Kota Kraksaan perlu ditambah

agar memiliki manfaat yang lebih besar. Penentuan jenis pohon dalam

pembangunan hutan kota penting untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari

pencapaian tujuan dibangunnya hutan kota. Menurut Dahlan (2004) tanaman di

hutan kota harus dapat tumbuh dengan baik dan fungsional sehingga dapat

menjawab permasalahan lingkungan yang ada maupun yang akan muncul dimasa

yang akan datang.

Penelitian Tauhid (2008) di kawasan Simpang Lima Kota Semarang

menyatakan bahwa penempatan vegetasi pohon yang tepat pada taman atau hutan

kota dapat mendukung efektivitas pengendalian suhu udara kota. Sesanti et al.

Page 22: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

12

(2011) juga menyatakan bahwa pengembangan hutan kota di Kota Malang dengan

penerapan model pengembangan vegetasi tanaman dengan berbagai stratum

terbukti mampu meningkatkan produksi oksigen 149.12% dari kondisi eksisting.

Konsep Pengembangan Hutan Kota Kraksaan

Hutan Kota Kraksaan memiliki lokasi yang berdampingan dengan Stadion

Olahraga Kraksaan. Hal tersebut dapat menjadikan Hutan Kota Kraksaan sebagai

sarana olahraga tambahan jika dikembangkan secara optimal. Menurut Dahlan

(2004), hutan kota memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai sarana olahraga

bagi masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai sarana olahraga dan juga

bermanfaat untuk sarana rekreasi warga.

Pembenahan terhadap Hutan Kota Kraksaan perlu dilakukan secara optimal.

Penambahan sarana dan prasaran seperti jogging track, toilet, tempat bermain

anak anak perlu dilakukan untuk menunjang fungsi hutan kota yang ada.

Keberadaan fasilitas tersebut harus tetap mempertahankan fungsi utama hutan

kota sehingga keberadaannya tidak mendominasi. Keberadaan papan informasi

dan interpretasi tentang objek yang berada di dalam kawasan hutan kota sangat

penting untuk masyarakat sebagai sarana edukasi. Penambahan jenis tanaman juga

perlu dilakukan agar dapat meningkatkan keanekaragaman spesies di hutan kota.

Penataan lanskap juga penting dilakukan agar kondisi hutan kota dapat lebih rapi,

indah dan nyaman.

Dahlan (2004) mengungkapkan bahwa salah satu metode dalam menetapkan

luasan hutan kota yaitu berdasarkan persentase luas berdasarkan peraturan

perundangan. Peraturan Pemerintah No 63 tahun 2002 menyatakan bahwa luasan

hutan kota minimal 10% dari total wilayah kota. Hutan Kota Kraksaan saat ini

mempunyai luas 1.95 hektar atau sekitar 0.5% dari luas minimal yang disyaratkan

yaitu seluas 377.97 hektar. Langkah yang dapat dilakukan untuk menambah luas

areal hutan kota yakni menetapkan kawasan hutan mangrove di pesisir Kota

Kraksaan sebagai hutan kota yang saat ini dikelola oleh Dinas Perkebunan dan

Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Probolinggo. Penelitian Bambang et al. (2013)

menyatakan bahwa hutan mangrove di Kota Kraksaan mempunyai luas 140.37

hektar yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan konservasi

mangrove. Luasan tersebut dapat diusulkan untuk ditetapkan menjadi hutan kota

dengan tipe pelestarian plasma nutfah. Penelitian Iqbal (2012) juga telah

memberikan konsep pembangunan ekowisata hutan mangrove di areal bekas

tambak di Desa Kalibuntu seluas satu hektar. Optimalisasi lahan areal bekas

tambak dengan konsep ekowisata ini diharapkan dapat menunjang keseimbangan

ekonomi, ekologi dan pendidikan yang berkelanjutan.

Total luasan yang ada jika hutan mangrove Kraksaan ditetapkan menjadi

hutan kota adalah 142.32 hektar. Luasan tersebut baru memenuhi 5.2 % sehingga

belum memenuhi persyaratan sesuai dengan PP no. 63 tahun 2002. Pemerintah

daerah ke depan perlu melakukan langkah langkah teknis untuk menambah areal

luasan hutan kota. Langkah langkah tersebut diantaranya membangun hutan kota

baru di wilayah kota dan melakukan rehabilitasi lahan mangrove yang rusak

dengan melakukan penanaman. Potensi lahan yang sesuai untuk dikembangkan

menjadi kawasan hutan mangrove berada di Desa Asembagus (Dikin 2010).

Page 23: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

13

Keberadaan hutan mangrove di pesisir pantai pulau jawa semakin terancam

keberadaannya akibat banyaknya konversi lahan menjadi tambak, pelabuhan ,

perumahan dan kawasan industri. Kerusakan hutan mangrove juga diakibatkan

oleh pemanfaatan yang intensif untuk kayu bakar, bahan bangunan, makanan

ternak dan lain-lain. Upaya konservasi dan rehabilitasi hutan mangrove perlu

dilakukan untuk menjaga dan menambah areal luasan hutan mangrove yang ada

saat ini.

Pemerintah daerah perlu menambah areal luasan hutan kota. Pembangunan

dan pengembangan hutan kota perlu diarahkan untuk mengatasi permasalahan

lingkungan yaitu polusi udara yang diperkirakan akan meningkat beberapa tahun

kedepan. Kota Kraksaan akan mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam

berbagai sektor dengan meningkatnya pembangunan seperti jalan tol,

pengembangan jalan lingkar Kota Kraksaan serta pembangunana terminal tipe B.

Pembangunan tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu

pencemaran udara akibat meningkatnya jumlah kendaraan.

Keberadaan jalan tol di Kota Kraksaan dalam beberapa tahun kedepan perlu

dipersiapkan dengan baik. Jalur di tepian jalan tol dapat dibangun hutan kota tipe

pengamanan. Menurut Dahlan (2004) jalur di tepi kiri dan kanan jalan tol idealnya

di tanami dengan semak yang batangnya liat dan tidak berduri. Sebelah luar dari

tanaman tadi ditanami dengan perdu dan disisi paling luar ditanami dengan

pepohonan yang tinggi. Pepohonan yang tinggi dan lebat daunnya diharapkan

dapat berfungsi untuk menyerap polusi dan udara dan meredam kebisingan.

Komposisi tanaman di tepi jalan yang berlapis lapis diharapkan dapat menjadi

penahan kendaraan yang baik apabila ada kendaraan yang keluar jalur karena

kecelakaan. Tauhid (2008) juga menyatakan bahwa hutan kota yang berbentuk

jalur atau menyebar lebih efektif untuk ameliorasi iklim mikro di perkotaan.

Pengembangan jalan lingkar Kota Kraksaan juga harus memperhatikan

pemilihan jenis tanaman di kanan kiri jalan yang dapat berfungsi sebagai peneduh

jalan, penyerap polutan serta ameliorasi iklim mikro. Pemilihan jenis tanaman

sangat penting dilakukan karena beberapa jenis tanaman mempunyai kemampuan

yang optimal dalam menyerap maupun menjerap polutan. Dahlan (2004)

menyatakan bahwa ada beberapa persyaratan untuk memilih tanaman peneduh

ditepi jalan yaitu:

1. Memilik massa daun yang lebat, padat dan mampu menyerap polusi udara

dengan optimal.

2. Perakaran menembus sampai lapisan terdalam, batang dan cabang kuat serta

memiliki kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah patah jika ditiup angin

yang kuat

3. Mudah tumbuh di tanah yang padat, buah tidak terlalu besar dan serasah yang

dihasilkan sedikit.

4. Tahan terhadap pencemar dari kendaraan bermotor.

Tanaman Damar (Agathis alba), Mahoni (Swietenia macrophylla), Jamuju

(Podocarpus imbricatus) dan Pala (Myristica fragrans) mempunyai kemampuan

yang tinggi dalam menyerap dan menjerap timbal di udara. Selain itu jenis Ficus

sp, Akasia (Acacia auriculiformis), Flamboyan (Delonix regia) juga merupakan

tanaman yang baik dalam menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Tanaman Bisbul

(Diospyros discolor), Kenari (Canarium commune), Meranti Merah (Shorea

Page 24: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

14

leprosula), Krey Payung (Filicium decipiens) memiliki kemampuan yang baik

dalam menyerap dan menjerap debu semen (Dahlan 2004).

Peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan di Kota Kraksaan

membuat kebutuhan penduduk juga lebih tinggi. Salah satu kebutuhan tersebut

adalah kebutuhan untuk rekreasi dan rasa nyaman tinggal di perkotaan. Kota yang

asri, hijau, bersih dan nyaman akan disukai oleh penduduk. Hutan Kota tipe

rekreasi merupakan salah satu cara membuat lingkungan perkotaan menjadi lebih

nyaman serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat perkotaan untuk rekreasi atau

bersantai di waktu senggang. Hutan kota tipe rekreasi juga dapat mengatasi

ameliorasi iklim mikro perkotaan. Pengembangan hutan kota tipe rekreasi dapat

dilakukan dengan mengoptimalkan hutan kota yang telah ada saat ini maupun

dengan membangun areal hutan kota baru.

Menurut Pertami (2010) konsep pengembangan hutan kota tipe rekreasi

membutuhkan perencanaan tata ruang, aksesibilitas dan sirkulasi yang baik.

Perencanaan aktivitas, fasilitas dan vegetasi hutan kota juga harus direncanakan

dengan baik. Pengembangan konsep tata ruang dapat berupa ruang aktivitas,

rekreasi, pelayanan, relaksasi dan ruang konservasi. Konsep aksesibilitas dan

sirkulasi seperti jalan setapak dibutuhkan agar pengunjung dapat beraktivitas

dengan nyaman dan lancar didalam areal hutan kota. Fasilitas di areal hutan kota

diharapkan mampu mendukung kegiatan masyarakat perkotaan seperti rekreasi,

olahraga lapangan, dan lain-lain. Konsep vegetasi yang dibutuhkan adalah

penggunaan pohon dengan tipe tajuk yang menyebar, payung parabola dan

kolumnar. Beberapa jenis vegetasi yang dapat dimanfaatkan untuk hutan kota tipe

rekreasi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Alternatif jenis vegetasi hutan kota tipe rekreasi berdasarkan fungsi

No Jenis Vegetasi Fungsi Jenis Tanaman

1 Vegetasi

peredam

polusi

Menyerap dan menjerap partikel

timbal dari kendaraan

Erythrina crista-galli

Bougenvillea spectablis

Pterocarpus indicus

Michella campaca

2 Vegetasi

peredam

kebisingan

Menyaring bising dan pembatas Bambussa sp

Tectona grandis

Casuarina equisetifolia

Polyalthia longifolia

3 Vegetasi

konservasi

Penyangga, konservasi dan

peneduh

Bambussa sp

Agathis damarra

Albizia falcataria

4 Vegetasi

habitat satwa

Menunjang fungsi ekologis,

menyediakan ruang hidup satwa

dan atraksi bagi pengunjung

Swietenia sp

Canarium hirsutum

Pterocarpus indicus

Nephelium lapaceum

5 Vegetasi terapi Memberikan rasa santai Michella campaca

Nerium oleander

Murraya paniculata

Jasminum grandiflora Sumber : Pertami (2010)

Page 25: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

15

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pengelolaan Hutan Kota di Kota Kraksaan berupa pemotongan rumput dan

pemangkasan ranting tanaman yang dilakukan secara rutin setiap dua

minggu. Pengelola belum mempunyai rencana pengelolaan dan

pengembangan yang terencana serta belum melibatkan stakeholder lain

dalam kegiatan pengelolaan.

2. Konsep pengembangan Hutan Kota di Kota Kraksaan yaitu dengan

menambah areal luasan hutan kota, melibatkan stakeholder lain, serta

meningkatkan keanekaragaman vegetasi di dalamnya. Pembangunan hutan

kota tipe rekreasi dan pengamanan dengan bentuk menyebar dan jalur dapat

dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang berpotensi muncul

di Kota Kraksaan.

Saran

Badan Lingkungan Hidup sebagai pengelola Hutan Kota Kraksaan perlu

membuat rencana pengelolaan jangka pendek dan jangka panjang dengan

melibatkan berbagai pihak agar pengelolaan dan pengembangan hutan kota dapat

berjalan lebih optimal. Partisipasi stakeholder lainnya juga diperlukan agar

keberadaan hutan kota tersebut dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh

masyarakat. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk mengetahui kebutuhan

luasan minimal hutan kota yang ditinjau dari berbagai aspek sehingga

pembangunan hutan kota ke depan lebih tepat sasaran dan lebih dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010: Data Agregat

per Kecamatan. Probolinggo (ID). Badan Pusat Statistik Kabupaten

Probolinggo

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2013. Rencana Detail

Tata Ruang Wilayah Perkotaan Kraksaan. Probolinggo (ID). Bappeda

Kabupaten Probolinggo

Bambang S, Soemarno, Marsoedi, Diana A. 2013. Studi Pengembangan Kawasan

Konservasi Mangrove Berbasis Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung

Lingkungan ( Kasus Pesisir Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur

Indonesia). [Internet]. Sidoarjo (ID). [diunduh 2014 Mei 8].

http://mangrovecenter.apsidoarjo.ac.id/

Dahlan EN. 1992. Pembangunan hutan kota di Indonesia. Media Konservasi Vol

IV(1) : 35-37

Page 26: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

16

Dahlan EN. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden city) Bernuansa Hutan Kota.

Bogor: IPB Press

Dikin F. 2010. Identifikasi Potensi Lahan Hutan Mangrove di Pesisir Kabupaten

Probolinggo Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). [skripsi].

Malang (ID). Universitas Negeri Malang

Hadi R, Lila KA, Gunadi IGA. 2012. Evaluasi Indeks Kenyamanan Taman Kota

(Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung) Denpasar, Bali.

J Agroekoteknologi Trop 1(1) : 34-35

Hafazallah K. 2014. Keanekaragaman Tumbuhan di Kawasan Lindung Areal

IUPHHK-HT PT. Wana Hijau Pesaguan Provinsi Kalimantan Barat.

[skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor

Hussein R. 2010. Analisis Kualitas dan Kenyamanan Lingkungan Kawasan Hutan

Kota, di Kota Malang. AGRITEK 18(2): 245-267

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara

Iqbal MNM. 2012. Mangrove Rehabilitation Center Kraksaan – Probolinggo

Dengan Konsep Ekowisata. [Internet]. Malang (ID) [diunduh 2014 Mei

8]. arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/…/6/7

Nurdia F. 2012. Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya Sultan Syarif

Hasyim Provinsi Riau Studi Kasus di Wilayah Bagian Kelurahan Muara

Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak. [skripsi]. Bogor (ID). Institut

Pertanian Bogor

Pemerintah Kabupaten Probolinggo . 2003. Penetapan Hutan Kota di Kawasan

Stadion Merdeka Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Probolinggo (ID).

Pemerintah Kabupaten Probolinggo

Pemerintah Republik Indonesia. 2002. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun

2002 tentang Hutan Kota. Jakarta (ID): Sekretariat Negara

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta (ID): Sekretariat

Negara

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2010

tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Probolinggo dari wilayah Kota

Probolinggo ke Wilayah Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Provinsi Jawa Timur. Jakarta (ID). Sekretariat Negara

Pertami RRD. 2010. Perencanaan Hutan Kota Rekreasi Kamboja di Kota

Banjarmasin Kalimantan Selatan. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian

Bogor

Pratiwi D. 2012. Strategi Meningkatkan Partisipasi Para Pihak Dalam

Pembangunan Hutan Kota di Kota Bogor ( Studi Kasus di Kecamatan

Bogor Tengah, Kota Bogor). [skripsi]. Bogor (ID).Institut Pertanian Bogor

Purwanto A. 2012. Manfaat dan Guna Pohon dan Hutan Kota. [Internet]. [diunduh

2013 Juli 10]. portal.widyamandala.ac.id/jurnal/index.php/.../pdf

SHOREA. 2010. Hutan Kota. [Internet]. [diunduh 2014 April 3].

http://perhimpunanshorea.org/hutan-kota.html

Sesanti N, Kurniawan ED, Anggraeni M. 2011. Optimasi hutan sebagai penghasil

oksigen Kota Malang. J Tata Kota dan daerah 3(1):65-74.

Sulistyo A. 2004. Pengukuran Iklim Mikro Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat.

[Laporan Akhir Program Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan].

Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Page 27: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

17

Tauhid. 2008. Kajian Jarak Jangkau Efek Vegetasi Pohon Terhadap Suhu Udara

Pada Siang Hari Di Perkotaan Studi Kasus: Kawasan Simpang Lima Kota

Semarang. [Tesis]. Semarang(ID). Universitas Diponegoro Semarang

Page 28: PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI … · Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten ... memahami jawaban dari pertanyaan yang diajukan. ... SK Bupati Probolinggo tentang penetapan

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Probolinggo pada tanggal 28 Pebruari 1992 dari

pasangan Salehuddin, S. Pd.I dan Wiwik Samsida. Penulis adalah anak pertama

dari tiga bersaudara. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMAN 1 Kraksaan dan

diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata, Fakultas

Kehutanan melalui jalur USMI.

Selama menuntut ilmu di IPB penulis mengikuti berbagai organisasi

kemahasiswaan yaitu staf BEM TPB (2010), anggota PASKIBRAKA IPB, ketua

Forum Mahasiswa Probolinggo (2010-2011), ketua Biro PSDM HIMAKOVA

(2012), dan Menteri Apresiasi dan Olahraga BEM KM IPB (2013). Penulis pernah

mengikuti kegiatan Eksplorasi Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia

(RAFFLESIA) di Cagar Alam Tangkuban Parahu (Pelabuhan Ratu) (2012) serta

Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Kerinci Seblat (2011)

dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (2012). Penulis juga mengikuti Praktek

Pengenalan Ekosistem Hutan di CA Gunung Papandayan dan CA Leuweung

Sancang Garut (2011) , Praktek Pengelolaan Hutan Di Hutan Pendidikan Gunung

Walat, Sukabumi (2012) serta Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional

Karimun Jawa, Jepara (2013). Selama kuliah penulis juga pernah menerima

beasiswa yaitu Beasiswa BBM (2010-2013) dan Beasiswa Aktivis Nusantara –

Dompet Dhuafa (2013-2014).

Penulis menyelesaikan penelitian dengan judul Pengelolaan dan

Pengembangan Hutan Kota di Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

dibawah bimbingan Dr Ir Endes N. Dahlan, MS dan Dr Ir Siti Badriyah Rushayati,

M. Si.