Upload
hendry-bakri
View
96
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses demokratisasi di Indonesia pasca orde baru telah menghasilkan desain sistem politik yang sangat berbeda secara signifikan dengan desain yang dianut selama masa orde baru. Reformasi prosedural dan kelembagaan yang walau dilakukan secara bertahap, telah mengubah landasan berpolitik secara sangat radikal. Perkembangan dunia politik di Indonesia terus berkembang seiring dengan reformasi terhadap produk hukum, pemerintahan, maupun kebebasan pers. Dalam skala
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses demokratisasi di Indonesia pasca orde baru telah
menghasilkan desain sistem politik yang sangat berbeda secara signifikan
dengan desain yang dianut selama masa orde baru. Reformasi prosedural
dan kelembagaan yang walau dilakukan secara bertahap, telah mengubah
landasan berpolitik secara sangat radikal.
Perkembangan dunia politik di Indonesia terus berkembang seiring
dengan reformasi terhadap produk hukum, pemerintahan, maupun
kebebasan pers. Dalam skala nasional dapat kita lihat pada pemilihan
umum 2004 yang dilaksanakan secara langsung. Pemilu merupakan
momen terbesar demokrasi. Terbesar dari segi anggaran yang harus
dikeluarkan, terbesar gesekan politiknya, dan terbesar pengaruhnya
terhadap keberlanjutan pembangunan sosial politik suatu negara. Dalam
sistem Pemilu di Indonesia yang baru, ada beberapa jenis
penyelenggaraan Pemilu, salah satunya pemilu legislatif untuk memilih
anggota DPR RI, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPRD
Kabupaten/Kota serta DPD.
Fenomena monumental dimana seluruh lapisan masyarakat di
tanah air mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di
dalamnya. Begitu pula dengan pesta demokrasi yang diadakan pada
tahun 2009. Diawali dengan Pemilu Legislatif yang berlangsung tanggal 9
1
April 2009 kemarin ternyata masih meninggalkan berbagai persepsi di
dalam masyarakat. Pesta demokrasi yang merupakan proses demokrasi
pemerintahan di Indonesia ini, ternyata banyak meninggalkan tanda tanya
besar. Banyaknya kesalahan dalam proses penyelenggaran Pemilu ini
menjadi sebuah pekerjaan rumah yang sangat berat, kesalahan-
kesalahan seperti kacaunya Daftar Pemilih Tetap (DPT), surat suara yang
tertukar, dan kesalahan cetak surat suara.
Berbicara mengenai pemilu, salah satu instrumen yang sangat
penting didalamnya adalah Partai Politik. Partai politik merupakan
kendaraan politik bagi para calon anggota legislatif untuk memperoleh
mandat dari rakyat untuk menjadi wakilnya di parlemen. Sebuah Partai
politik tidak hanya dikelola oleh satu orang karena partai politik merupakan
sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan
merebut atau mempertahankan kekuasaan.1 Keberhasilan sebuah partai
politik terletak bagaimana mekanisme internal partai tersebut. Salah
satunya pengelolaan dana internal partai.2
Tujuan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan membuat
partai politik berupaya memanfaatkan segala bentuk sumber daya yang
dimilikinya. Baik itu berupa sumber daya manusia serta sumber daya
materil (dana). Bisa dikatakan salah satu potensi yang menentukan atau
menjamin keberlangsungan hidup partai adalah kemampuan mengelola
sumber dana yang dimilikinya. Setiap partai politik memiliki alur
1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama 2006) Hal.1612 Materi Kuliah Partai Politik dan Pemilu di Indonesia
2
pemasukan yang berbeda – beda pastinya, beberapa diantaranya seperti
iuran yang bersumber dari anggotanya, kemudian sumbangan dari
donatur serta simpatisan partai yang sifatnya tidak mengikat serta bantuan
dari Pemerintah Daerah yang diambil dari APBD daerah itu.
Terkait dengan pemberian bantuan dari Permerintah Daerah untuk
Kota Makassar sendiri, hal tersebut sudah diatur dalam Perda No. 10
Tahun 2006 pada Bab 3, tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
yang berbunyi :
“Besarnya bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) ditetapkan sebesar Rp. 19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah) setiap kursi pertahun “
Sumber dana yang digunakan partai berasal dari APBD yang
artinya berasal dari uang rakyat, oleh karena itu partai politik juga harus
sangat berhati-hati dalam setiap gerak langkahnya dan harus memastikan
bahwa setiap tindakan yangdilakukan adalah demi masyarakat banyak,
bebas dari politik uang dan pengaruh kelompok kepentingan (vested
interestgroup).
Menarik untuk melihat fenomena politik yang terjadi di Sulsel
khususnya Makassar. Partai Golkar sebagai salah satu partai besar yang
sudah mengakar kadernya dan manajemen pangelolaan partainya. Partai
Golkar selalu ikut berpartisipasi guna menempatkan calonnya di kursi
legislatif dan mewakili aspirasi rakyat. Partai ini menjadi pemenang pada
masa orde lama dan orde baru, namun pada era reformasi sudah
mengalami penurunan. Pemilu pertama pada era reformasi 1999, yang
3
diikuti 48 partai politik dan partai Golkar menjadi posisi kedua setelah
PDIP dengan perolehan suara 23.741.749 (22,4%). Kemudian pada
pemilu 2004 partai Golkar berhasil menjadi pemenang pemilu dengan
memperoleh suara sebanyak 24.461.104(21,58%) dan yang terakhir pada
pemilu 2009 kemarin yang diikuti 34 partai, partai Golkar berhasil
memperoleh suara nasional sebanyak 14,45% dan menjadi urutan kedua
setelah Partai Demokrat.3
Pada pemilu 2004 suara Golkar di propinsi Sulawesi Selatan
mencapai 41,6% sedangkan pada pemilu 2009 jumlah suaranya
mengalami penurunan sebanyak 7%. Di Makassar sendiri perolehan
suara Partai Golkar pada pemilu 2004 mencapai 184.991 suara
sedangkan pada pemilu 2009 jumlah perolehan suara partai itu hanya
berkisar 100.195 suara. Sangat jauh menurun dibandingkan dengan
pemilu sebelumnya.4 Sebagai sebuah partai yang cukup besar tentunya ini
merupakan sebuah “pukulan telak” karena hasil yang diinginkan oleh
partai ini tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Apalagi
Sulawesi Selatan dari beberapa kali pemilu merupakan lumbung suara di
bagian timur Indonesia. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan partai politik adalah keniscayaan karena sebagai institusi publik
partai politik mempunyai peran besar dalam menjaga demokrasi dan
mengelola pemerintahan.
3 Data KPU Kota Makassar Tahun 20094 Ibid
4
Pengelolaan dana dalam hal ini penggunaan maupun pelaporan
keuangan partai politik seharusnya efektif dan efisien karena
penyelenggaraan sistem politik yang demokratis di suatu negara
ditentukan oleh penyelenggaraan partai politiknya, Partai politik yang
sehat dan kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan
secara demokratis, jujur, dan adil merupakan dasar untuk membangun
demokrasi yang berkredibilitas.
Saat ini, berdasarkan peraturan yang berlaku, Negara memberikan
subsidi ke partai sebesar Rp 19.000.000, per kursi di tingkat
kabupaten/kota. Sebagai contoh, pada Pemilu 2009 Partai Gokar meraih
11 Kursi, jadi memperoleh bantuan Rp 209.000.000 per tahun. Dan
sesuai UU Nomor 2 Tahun 2008 dan UU 2 Tahun 2011 mengamanatkan
agar dana tersebut untuk pendidikan politik dan kaderisasi tapi apakah
dana tersebut digunakan sebagai mana mestinya. Partai politik harus
didorong meminimalisasi pengeluaran atas kebutuhan partai yang nyaris
tidak terbatas. Pengurus partai politik harus memiliki skala prioritas atas
kebutuhan yang mesti dipenuhi, dengan memanfaatkan anggaran yang
ada. Partai politik harus mengatur pengelolaan keuangan partai dalam
AD/ART sama halnya dengan Peraturan Organisasi partai itu sendiri. Hal
ini diperlukan bukan semata demi menaati perintah UU, tetapi juga demi
membangun sistem organisasi modern agar lebih tanggap atas tuntutan
konstituen dan publik yang terus meningkat. Pengelolaan dana dalam
internal partai sangatlah menentukan eksistensi partai dalam perpolitikan.
5
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan luasnya cakupan masalah yang akan diteliti
mengenai ”Pengelolaan Dana Partai Golongan Karya Pada Pemilu
Legislatif 2009 di Kota Makassar”, maka penulis membatasinya pada
persoalan sebagai berikut :
1) Bagaimana mekanisme pengelolaan dana partai Golongan
Karya Kota Makassar pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 di
Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan mekanisme pengelolaan dana
pada Partai Golongan Karya Kota Makassar pada Pemilu Legislatif 2009
di Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
i. Memberikan kajian akademis mengenai mekanisme
pengelolaan dana Partai Golongan Karya DPD II Kota
Makassar, guna terciptanya partai politik yang modern dalam
iklim demokrasi yang kompetitif.
ii. Sebagai referensi, informasi, dan tambahan literatur bagi
pembaca yang tertarik pada kajian ilmu politik.
6
b. Manfaat Praktis
i. Sebagai bahan pemikiran DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan
dan bagi DPD II Partai Golkar Kota Makassar dalam
merumuskan kebijakan – kebijakan partai khusunya yang
berkaitan dengan upaya perbaikan pengelolaan dana Partai
Golkar pada pemilu – pemilu mendatang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini yang akan dibahas ada empat aspek yaitu: Partai
Politik, Prinsip Pendanaan Partai Politik, Pendanaan Partai, dan Pemilu
Legislatif keempatnya akan diuraikan lebih lanjut.
A. Partai Politik
Sejarah keberadaan partai politik di Indonesia dimulai ketika
Belanda mencanangkan politik etis pada tahun 1912 dan berdiri
organisasi kemasyarakatan yang merupakan pelopor berdirinya partai
politik di Indonesia yaitu Boedi Utomo. Partai politik merupakan sarana
bagi warga Negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam propses
pengelolaan Negara. Dimana partai politik adalah suatu kelompok
terorganisir yang anggota - anggotanya mempunyai orientasi, nilai - nilai,
dan cita - cita yang sama.5
Menurut UU No.2 Tahun 2011 Partai Politik adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita - cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.6
5 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama 2006) Hal.1606 Pasal 1, ayat 1 UU No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik.
8
Carl J. Fiedrich mendefinisikan partai politik “sekelompok manusia
yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini kemanfaatan yang bersifat idiil
maupun materil kepada anggotanya”.7 Sedangkan menurut Giovanni
Sartori, partai politik adalah “ suatu kelompok politik yang mengikuti
pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu mampu menempatkan
calonnya untuk menduduki jabatan – jabatan.8
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis berusaha
menggambarkan kembali bahwa partai politik, sesungguhnya adalah
kumpulan dari beberapa orang yang mempunyai orientasi sama yang
terbentuk dalam suatu wadah lembaga formal berdasar kepada ketentuan
konstitusi kelembagaan dan mengikuti sistem politik dan sistem pemilihan
yang ada.
Secara hakiki partai politik memiliki fungsi utama yaitu mencari dan
mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program–program yang
disusun berdasarkan ideologi tertentu. Selain fungsi di atas, partai politik
juga memiliki fungsi antara lain :
a. Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Dalam menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi
politik, partai politik mempunyai peran penting sebagai
penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah.
7 Miriam Budiarjo, Op.Cit Hal.1618 Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Politik diakses pada tangga 13-03-2011
9
Menurut Signmund Neumann dalam hubungannya dengan
komunikasi politik, partai politik merupakan perantara besar yang
menghubungkan kekuatan – kekuatan dan ideologi sosial dengan
lembaga pemerintah yang resmi dan mengaitkannya dengan aksi
politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas.9
b. Sebagai Sarana Sosialisai Politik
Fungsi sosialisai politik partai adalah upaya menciptakan
citra (image) bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan
umum dan lebih tinggi nilainya apabila mampu mendidik
anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung
jawabnya sebagai warga Negara dan menempatkan kepentingan
sendiri dibawah kepentingan nasional.
c. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Fungsi partai politik ini yakni seleksi kepemimpinan dan
kader – kader yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin
kontinuitas dan kelestarian partai sekaligus merupakan salah satu
cara untuk menjaring dan melatih calon – calon kader.
d. Sebagai Sarana pengatur Konflik
Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat. Negara Indonesia
yang bersifat heterogen yang terdiri dari etnis, agama, dan lain –
lain. Perbedaan tersebut dapat menyebabkan konflik. Maka partai
politik melaksanakan fungsi sebagai pengatur konflik.
9 Http://Bimaaryasugiarto.Blogspot.Com/2008/03/Partai-Politik-Dan-Prospek.Html diakses pada tanggal 04-03-2011
10
Setiap manusia pasti punya tujuan hidup, begitu juga halnya
dengan partai politik. Adapun tujuan umum partai politik di Indonesia
sebagai berikut :
(1) Mewujudkan cita – cita nasional bangsa Indonesia, sebagai
termaksud dalam pembukaan Undang – Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945.
(2) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan
Pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Mewujudkan kesejahtraan bagi seluruh rakyat Indonesia.10
Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita – citanya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
diwujudkan secara konstitusional.
B. Prinsip Pendanaan Politik
Pendanaan politik tidak lepas dari tujuan pengaturan dana politik
yaitu:
a. Sistem mengizinkan dan menyediakan uang yang cukup untuk
mendukung kampanye yang kompetitif
b. Sistem yang mendukung dan menjaga peluang bagi semua
penduduk untuk berpartisipasi secara bersama
c. Sistem yang dapat mencegah korupsi dan mencegah dampak
negative dari pengelolaan dana
10 Indra Bastian, Akutansi Untuk LSM dan Partai Politik. (Jakarta.Erlangga.2007) Hal.154
11
d. Sistem yang dapat membebaskan dari iming-iming uang
Menurut Marcin Waleky (2004) pengaturan dana politik berdasarkan
beberapa tujuan:
a. Mendekatkan jarak (gap) antara elit politik dan masyarakat
(mendorong representation dan accountability)
b. Mendorong kepercayaan public (Trust) dan meningkatkan
partisipasi publik untuk berpartisipasi dalam pemilu
c. Membantu politik lebih akuntabel tidak hanay terkait masalah uang
atau keuntungan materil
d. Mencegah menerima money politics
e. Mencegah potensi penyelewengan dana Negara
f. Mendorong persaingan yang kompetitif
g. Menguatkan penegakan hukum
Basis akuntansi merupakan asumsi dasar yang melatarbelakangi
pencatatan pembukuan dan pelaporan keuangan partai politik. Partai
politik dianggap sebagai suatu entitas tunggal dan sebagai entitas tunggal
maka tidak ada bagian lain dalam partai politik yang menyelenggarakan
akuntasi/pembukuan selain partai politik itu sendiri. Semua jenis transaksi
keuangan partai politik harus tercatat dan terangkum dalam laporan
keuangan partai politik. Laporan keuangan partai politik merupakan hasil
dari proses akuntansi transaksi-transaksi keuangan partai politik. Laporan
keuangan partai politik terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
aktifitas, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan.
12
Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi
mengenai hubungan diantara unsur tersebut pada waktu tertentu.
Laporan aktivitas merupakan laporan yang menyajikan perubahan
bersih selama satu periode, mengenai pengaruh transaksi dengan
peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, dan
bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan arus kas
menurut aktiva operasi, investasi, dan pendanaan selama periode tertentu
dengan menggunakan periode langsung. Sedangkan catatan atas laporan
keuangan merupakan penjelasan naratif rincian dari keseluruhan laporan,
dalam catatan ini juga diungkapkan mengenai penggunaan dana bantuan
dari anggaran Negara kepada partai politik.
C. Pendanaan Partai
Pendanaan partai memiliki beberapa komponen khusus.
Komponen - komponen ini muncul karena adanya undang - undang
kepartaian, undang - undang tentang pendanaan partai dan undang-
undang pemilu. Sederetan undang - undang ini memberikan berbagai
kemungkinan - kemungkinan legal dalam rangkaian pendanaan partai,
sebagai berikut :
a. Iuran Anggota
13
Iuran anggota biasanya dibayar secara rutin (setiap bulan,
triwulan, semester atau setiap tahun) oleh para anggota. Besarnya
jumlah iuran tergantung pada pendapatan setiap anggota partai.
Asas hukum penarikan iuran seperti ini adalah anggaran dasar.
Anggaran dasar ini harus sesuai dengan aturan keuangan yang
menjelaskan bagaimana pemasukan dari iuran anggota itu
dibagikan ketingkatan partai yang berbeda.
Pada prinsipnya, setiap partai harus menarik iuran dari
anggotanya. Hal ini penting bagi pendanaan partai dan juga
kehidupan intern partai. Jika sebuah partai hanya bergantung pada
sumbangan atau dana dari segelintir orang, atau kadang - kadang
hanya pada seorang anggota saja, hal ini bisa menyulitkan proses
demokrasi dalam tubuh partai, dan partai akan selalu diperas.
Penagihan iuran dapat dilakukan oleh bendahara dalam
dewan pengurus atau oleh seorang yang ditugaskan untuk itu.
Petugas ini juga ikut membayar iuran dengan presentase tertentu.
Para pengumpul uang ini bisa menerangkan peran penting dalam
komunikasi internal partai karena mereka selalu berhubungan
dengan para anggota. Dengan demikian mereka berfungsi seperti
seismograf yang mencatat setiap goncangan kecil dalam
keanggotaan partai dan menyampaikan kepada pimpinan partai.
14
Dalam masyarakat yang jarang membayar dengan uang
tunai, usaha penagihan itu juga dapat diselesaikan oleh bank yang
menarik uang dari rekening yang bersangkutan. Biasanya jumlah
iuran anggota diberbagai partai dan negara sangat beragam, mulai
dari beberapa perak per bulannya hingga dalam jumlah besar, dari
tiga hingga lima persen pendapatan.
b. Biaya Penerimaan Anggota
Dalam partai menerapkan biaya masuk bagi anggota baru.
Biaya ini khususnya menutupi biaya penerimaan, tapi tidak
berfungsi sebagai dana rutin dan karenanya tidak begitu penting.
c. Sumbangan
Jangkauan dan bentuk pencarian sumbangan diatur dalam
undang - undang kepartaian dan undang - undang pemilu yang
relevan. Dalam UU No 2 tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU
No 10 tahun 2008 tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD terdapat
sederetan pembatasan terhadap sumber dan besarnya jumlah
sumbangan.
1. Sumbangan dari luar negeri. Di sebagian besar Negara termasuk
Indonesia dilarang menerima sumbangan dari luar negeri.
Tujuannya agar partai tidak dikendalikan dari luar negeri atau
agar partai tidak tergantung pada sekelompok orang asing jika
partai tersebut harus membuat keputusan nasional.
15
2. Larangan pendapatan partai oleh perusahan politik. Berbeda
dengan pendanaan partai oleh pemerintah yang lazim dibanyak
negara, pemberian dana dari perusahaan publik kepada partai
dilarang di banyak negara. Larangan ini terutama disebabkan
karena adanya praktek memprioritaskan partai-partai tertentu
biasanya partai - partai yang berkuasa secara sepihak dengan
cara membagi dana publik itu secara tidak merata. Tentu saja
praktek itu bisa memberikan kesempatan yang berbeda bagi
partai-partai yang ada.
3. Batas dana terbesar atau larangan sumbangan dari perusahaan
dan aturan transparansi sumbangan. Di beberapa negara
dilarang menerima sumbangan dari pribadi - pribadi hukum
(Juristichen personnen pribadi atau organisasi yang berbadan
hukum, dalam hal ini termasuk menteri, gereja, perusahaan,
dsb). Sementara sumbangan dari perseorangan (Naturlichen
Personnen) boleh diterima. Tetapi, di sebagian besar negara
tidak ada larangan mererima sumbangan dari pribadi-pribadi
hukum tersebut. Persoalan dilarang atau tidaknya menerima
sumbangan dari mereka itu pada dasarnya berkaitan dengan
pengaruh yang akan diberikan oleh masyarakat ekonomi dan
industri terhadap politik.
Bentuk - bentuk umum bantuan dana dan sasaran dari
pemerintah kepada partai adalah :
16
1. Mendanai membiayai administrasi partai dengan cara
pengalokasian dana secara kasar atau bertitik tolak pada
jumlah anggota partai. Di sini partai memperoleh alokasi
dana secara lumpsum (jumlahnya sama untuk setiap partai),
atau pemberian dana itu dibedakan berdasarkan jumlah
anggota partai. Variasi dari bentuk ini adalah gabungan dari
dana tetap dan alokasi dana berdasarkan jumlah anggota
partai. Maksud dari variasi ini adalah untuk tujuan persiapan
dan pelaksanaan pemilihan. Karena itu pembayaran bisa
dilakukan kapan saja atau tidak tergantung pada pemilihan.
2. Pembayaran sejumlah dana sesuai dengan hasil pemilihan.
Ada bebagai model dalam melakukan pembayaran “ganti
rugi” biaya kampanye pemilihan. Pada prinsipnya model-
model itu bertitik tolak pada jumlah suara yang diraih.
Artinya, pembayaran uang dalam jumlah tertentu itu
dilakukan berdasarkan setiap perolehan suara. Jadi, ini
bukan ganti rugi biaya kampanye, melainkan premi atau
bonus atas keberhasilan dalam pemilihan. Dana yang telah
dipergunakan dapat ditutupi atau paling tidak terbantu
dengan metode ini.
Jumlah uang untuk setiap suara pemilih bervariasi di
Negara-negara yang menerapkan sistem ini.Cara
perhitungan suara pemilih untuk pembayaran jumlah
17
sumbangan juga bisa beraneka ragam, karena hanya suara
pemilih yang benar-benar telah diperoleh dan diserahkan
yang dapat dijadikan dasar pembayaran uang hasil
pemilihan. Dalam sistem-sistem lain, proses perhitungan
suara pemilih yang diraih dilakukan berdasarkan prediksi
bahwa seluruh (100%) warga yang berhak memilih
menggunakan hak pilihnya. Tentu, jika partisipasi warga
yang berhak memilih rendah, maka ini akan
“menguntungkan” partai dalam segi finansial. Dalam kasus
ini dimana perhitungan suara tersebut benar-benar berupaya
untuk menerapkan strategi yang difokuskan pada
memotivasian warga untuk menggunakan hak pilihnya dalam
pemilihan.Hal ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaa
kampanye sebelum pemilihan.
3. Pembayaran ganti rugipengeluaran yang sah. Pembayaran
ganti rugi biaya pengeluaran yang telah dibuktikan
kebenarannya (sah) ada batasannya atau pembayarannya
bersifat prosentual. Pengeluaran yang dimaksud bisa berupa
pengeluaran untuk kampanye pemilihan atau pengeluaran
rutin administrasi.
4. Menyediakan sarana publik untuk tujuan partai. Yang
dimaksud dengan menyediakan sarana publik untuk tujuan
partai ini contohnya adalah menyediakan waktu siar (airtime)
18
di radio dan televisi secara gratis dengan catatan radio dan
televisi itu harus bersifat publik (bertujuan melayani
masyarakat dan untuk itudiberikan hak khusus). Atau
menyediakan tempat-tempat untuk memasang plakat, seperti
di sisi luar bangunan-bangunan publik, jembatan dan
sebagainya untuk promosi partai.
5. Menyediakan ruangan, teknik dan personalia. Pemerintah di
beberapa negara menyediakan ruangan, rumah, gudang,
sarana teknis, dan bahkan personil bagi partai atau fraksi di
berbagai tingkat (cabang, daerah, pusat).
6. Mendanai biaya pengeluaran fraksi. Bagi organisasi-
organisasi partai di parlemen diberlakukan berbagai aturan.
Di beberapa negara, fraksi-fraksi partai dilengkapi dengan
sarana penunjang yang baik, sesuai subsidi dana untuk
personil fraksi, sarana teknis, ruangan dan peralatan, bahkan
mereka diberi peluang untuk membentuk tim ahli sendiri.
Dengan demikian dana untuk fraksi bahkan bisa lebih besar
dari dana partai. Dalam kasus ini hampir tidak ada dukungan
dari pemerintah, bahkan ruangan rapat untuk fraksi yang
berada di dekat gedung parlemen pun tidak tersedia.
Seberapa jauh dukungan yang diberikan kepada masing-
masing fraksi dan khususnya kepada fraksi oposisi, sangat
bergantung pada budaya politik dan stabilitas demokrasi
19
serta pada besar atau tidaknya pengaruh parlemen terhadap
kekuasaan ekskutif. Dalam sistem konstitusi predensial
misalnya, sarana yang diberikan kepada fraksi jelas lebih
buruk daripada sistem demokrasi parlemen.
7. Membebaskan sumbangan dan iuran anggota dari pajak.
Salah satu bentuk dukungan pemerintah kepada partai
adalah membebaskan sumbangan dan iuran anggota dari
pajak atau memberikan kompensasi pajak khusus terhadap
pengeluaran - pengeluaran dana partai dan iuran anggota.
Melalui pembebasan pajak ini jumlah sumbangan yang
diterima tentu lebih besar. Sementara biaya pembebasan itu
sendiri ditutupi dari anggaran publik.
8. Dukungan terhadap organisasi-organisasi garis depan,
seperti organisasi pemuda, organisasi perempuan, yayasan
dan sebagainya. Selain bantuan langsung pemerintah
kepada partai, di beberapa negara ditingkatkan
pembentukan institusi - institusi khusus yang dapat
digolongkan ke dalam partai tertentu atau setidaknya ke
dalam aliran politik tertentu. Institusi yang dimaksud adalah
organisasi – organisasi pemuda yang sebagian langsung
memperoleh subsidi untuk kegiatan mereka di berbagai
tingkat politik yang berbeda, atau organisasi mahasiswa
yang mendukung partai tertentu. Organisasi mahasiswa ini
20
memperoleh dukungan dalam melaksanakan kegiatan
mereka. Hal ini juga berlaku untuk organisasi perempuan
dari berbagai partai.
Bentuk khusus dari dukungan pemerintah adalah bantuan
terhadap yayasan yang dekat dengan partai tertentu. Yang
dimaksud disini adalah yayasan - yayasan yang terutama
bergerak dalam bidang pendidikan dan pekerjaan garis
depan, yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
proses pembentukan kehendak rakyat. Hal ini dilakukan
dengan cara memberikan penjelasan tentang haluan dasar
politik dari sebuah partai.
9. Pendanaan bagi pengeluaran anggota parlemen. Bantuan
dana kepada anggota parlemen dirangkaikan dengan
pemberian dana kepada pekerja partai di daerah pemilihan
dana yang lainnya. Selain itu pemerintah juga menanggung
biaya perjalanan dan biaya teknis. Ini merupakan bentuk lain
dari pendanaan secara tidak langsung oleh pemerintah
kepada partai. Akan tetapi, di beberapa negara yang
berbeda, bentuk ini menunjukkan hasil yang sama sekali
lain. Ada negara yang memaksakan anggota parlemennya
untuk melepaskan profesinya agar ia dapat bekerja penuh di
parlemen, namun pada saat yang bersamaan negara
tersebut hanya membayar biaya kompensasi dalam jumlah
21
yang kecil. Tentu saja ini berarti bahwa anggota parlemen
yangterpilih harus “kehilangan” banyak uang.
10.Dana dari kegiatan bisnis partai. Bentuk pendanaan partai
yang lain daripada yang lain adalah adanya peraturan dalam
undang-undang pemilu yang memperbolehkan partai
melakukan kegiatan bisnis, mendirikan perusahaan sendiri,
menyelenggarakan undian dan ikut serta dalam usaha dan
persaingan bisnis. Pendanaan partai seperti ini dapat
menyebabkan terjadinya penbelokan dan publik melalui
kanalisasi order - order publik kepada perusahaan -
perusahaan yang dimiliki partai. Ini akan meningkatkan
terjadinya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.11
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Adapun
Fungsi – Fungsi Manajemen yaitu :
1. Perencanaan Keuangan. Membuat rencana pemasukan dan
pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode
tertentu.
2. Penganggaran Keuangan. Tindak lanjut dari perencanaan
keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
11 Toni Adrianus Pito dan Efriza, Mengenal Teori – Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. (Bandung: Nuansa.2006). Hal 15
22
3. Pengelolaan Keuangan. Menggunakan dana lembaga/organisasi
untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan. Mencari dan mengeksploitasi sumber dana
yang ada untuk operasional kegiatan organisasi.
5. Penyimpanan Keuangan. Mengumpulkan dana organisasi serta
menyimpan dana tersebut dengan aman.
6. Pengendalian Keuangan. Melakukan evaluasi serta perbaikan
atas keuangan dan sistem keuangan pada sebuah organisasi.
7. Pemeriksaan Keuangan. Melakukan audit internal atas keuangan
organisasi yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.12
Pengelolaan keuangan dalam suatu lembaga/organisasi dalam hal
ini Partai Politik sebagai suatu lembaga publik merupakan suatu hal yang
sensitif. Apalagi jika uang yang mereka gunakan adalah uang rakyat,
maka rakyat patut untuk mengetahui kemana saja aliran dana tersebut.
Berikut ini beberapa penjelasan terkait pengelolaan Keuangan/Dana pada
Partai Politik.
1. Keuangan partai politik bersumber dari :
a. Iuran anggota.
b. Sumbangan yang sah menurut hukum.
c. Bantuan dari anggaran Negara.
12 http://www.slideshare.net/manajemenkeuangan10/1fungsi-dan-tujuan-manajemen keuangan diakses pada tanggal 24-04-2011
23
2. Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang,
barang, fasilitas, peralatan, dan/atau jasa.
3. Sumbangan perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling
banyak senilai Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang
dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.
4. Sumbangan perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak
senilai Rp 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah)
per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu)
tahun anggaran.13
Pengelolaan keuangan Organisasi Partai Politik , sebagai suatu
entitas yang menggunakan dana publik yang besar, haruslah transparan
sehingga pertanggungjawaban keuangan merupakan hal yang tidak dapat
ditawar lagi. Sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang – Undang Partai
Politik, dan Undang – Undang Pemilu, seluruh sumber daya keuangan
yang digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada konstituantenya.
Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan partai politik peserta
pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta
pemilu) serta Laporan Keuangan (Khusus Untuk Partai Politik), yang
harus diaudit Akuntan Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses publik.
Informasi menyangkut keuangan bisa menjadi dasar penilaian
kemampuan Partai Politik untuk melangsungkan aktifitasnya dan
memperjuangkan kepentingan politik secara berkelanjutan. Pemilih seperti
13 UU No. 2, Pasal 35, Ayat 1-3, Tahun 2011
24
dihadapkan dengan perusahaan yang dipercaya bisa membawa
aspirasinya secara berkesinambungan.14
D. Kerangka Pemikiran
Partai Golkar merupakan saluran aspirasi rakyat yang berbentuk
sebuah lembaga publik. Dimana partai politik bertarung dalam pemilu
guna mendapatkan suara rakyat. Dalam pemilihan inilah partai politik
memanfaatkan segala kemampuan yang mereka miliki. Salah satu
variabel yang mempengaruhi keberhasilan partai sumber daya materil
(dana).
Partai rela menggolontorkan bermilyar-milyar uang hanya untuk
mendapatkan aspirasi rakyat, dana yang sebanyak itu tentunya tidak
dikelola dengan begitu saja, perlu ada sebuah aturan khusus dan
mekanisme yang jelas dalam mengatur hal tersebut apalagi ketika salah
satu sumber dana tersebut berasal dari APBD yang berarti uang rakyat.
Mekanisme pengelolaan dana internal partai akan memberikan dampak
terhadap eksistensi partai terlebih khusus dalam pemilihan umum.
Skema Kerangka Pikir
14 Haryono Umar, 2003
25
AD/ART Partai dan Peraturan Organisasi Partai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
26
Pengelolaan Keuangan dan
Dana Kampanye Partai Golkar Kota
Makassar
Pemilu Legislatif 2009 di
Makassar
UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU No 10 Tahun 2008 tentang pemilu
Penelitian ini dilakukan di kota Makassar dengan Locus penelitian
di DPD II Partai Golkar kota Makassar. Masyarakat kota Makassar
memiliki partisipasi politik yang tinggi dalam hal pemberian hak suara
dalam pemilu 2009 serta masih adanya pengaruh budaya lokal dalam
mempengaruhi pilihan politik masyarakat kota Makassar. Partai Golkar
sebagai peraih kursi terbanyak pada pemilu legislatif di Kota Makassar.
Kesuksesan tersebut salah satunya oleh karena mekanisme pengelolaan
dana internal partai yang akan menjadi fokus penelitian.
B. Dasar dan Tipe Penelitian
Dasar pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif. Metode kualitatif memiliki beberapa prespektif
teori yang dapat mendukung penganalisaan yang lebih mendalam
terhadap gejala yang terjadi. Penelitian kualitatif mengacu kepada
berbagai cara pengumpulan data yang berbeda, yang meliputi penelitian
lapangan, observasi partisipan, dan wawancara mendalam.15
Tipe penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu penelitian
diarahkan untuk menggambarkan fakta dengan argument yang tepat.
Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada
saat penelitian dilakukan. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta. Namun demikian, dalam perkembangannya selain
15 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Hal. 8
27
menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung
sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi
maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel
lain. Penulis mengunakan penelitian deskriptif analisis, dimana penelitian
ini berusaha untuk menggambarkan secara faktual mengenai pengelolaan
dana partai Golkar pada Pemilu legislatif 2009 di Kota Makassar.
C. Sumber Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan data yang menurut
penulis sesuai dengan objek penelitian dan memberikan gambaran
tentang objek penelitian adapun sumber data yang digunakan yaitu:
a. Data Primer
Dalam penelitian peneliti membutuhkan data untuk membuktikan
fakta dilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan atau daerah
penelitian melalui hasil wawancara mendalam dengan informan dan
observasi langsung. Peneliti turun langsung ke DPD II Partai Golkar di
kota Makassar untuk mengumpulkan data dalam berbagai bentuk, seperti
rekaman hasil wawancara dan foto kegiatan di lapangan. Dari proses
wawancara dengan berbagai sumber peneliti mendapatkan data-data
seperti mekanisme pengelolaan dana partai golkar di kota Makassar dan
pengaruh pengelolaan dana terhadap kemenangan partai golkar dalam
pemilu legislatif di kota Makassar.
28
b. Data Sekunder
Dalam penelitian peneliti juga melakukan telaah pustaka, dimana
peneliti mengumpulkan data dari penelitian sebelumnya berupa buku,
jurnal, koran mengenai pengelolaan dana DPD II partai golkar kota
Makassar serta sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan masalah
penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini yaitu:
a. Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara.
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara.
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara
mendalam menggunakan pedoman wawancara (interview guide) agar
wawancara tetap berada pada fokus penelitian, meski tidak menutup
29
kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan berlanjut. Informan yang
dipilih adalah informan yang benar paham dan mengetahui permasalahan
yang dimaksud. Informan yang akan penulis wawancarai untuk
pengumpulan data ini terdiri dari komponen masyarakat dan beberapa
orang dari lembaga terkait. Pemilihan informan dapat berkembang dan
berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam memperoleh data
yang akurat. Penelitian ini berakhir ketika peneliti sudah merasa data yang
didapat sudah cukup untuk untuk menjawab permasalahan yang diteliti.
Adapun kompenen narasumber terdiri dari: Pengurus DPD II Partai Golkar
Kota Makassar yakni Drs. H. Saad Iranda Dollar selaku Bendahara
Golkar Kota Makassar, Dra. Bernadeth Anastasya selaku Wakil
Bendahara Golkar Kota Makassar, Ir Victor Manguma selaku Wakil
Sekertaris Golkar Kota Makassar, Usman Gende, Se, M.Si selaku Kepala
Sekretariat Golkar Kota Makassar. Komisi Pemilihan Umum Kota
Makassar yakni Dr. Muh Sabir selaku Kabag Umum KPU Kota Makassar.
Tabel. Narasumber
Nama Jabatan
30
Drs. H. Saad Iranda DollarDra. Bernadeth AnastasyaIr. Victor MangumaDrs. Muh SabirUsman Gende, SE, M.Si
Bendahara Golkar Kota Makassar Wakil Bendahara Golkar Makassar
Wakil Sekertaris Golkar Kota MakassarKabag Umum KPU Kota Makassar
Kepala Sekretariat Golkar Makassar
b. Dokumen/Arsip
Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data
dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode
dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari
sumber non-manusia. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar
belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. Dokumen dan arsip
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian
merupakan salah satu sumber data yang paling penting dalam penelitian.
Dokumen yang dimaksud adalah dokumen tertulis, gambar/foto, atau flim
audio-visual, data statistik, laporan penelitian sebelumnya, tulisan-tulisan
ilmiah tentang partai golkar serta pengelolaan dana DPD II partai golkar di
kota Makassar.
E. Teknik Analisa
Proses analisa data dilakukan pada waktu bersamaan dengan
proses pengumpulan data berlangsung secara terus menerus hingga
akhirnya ditemukan sebuah kesimpulan. Analisa data dilakukan melalui
31
tiga alur, yakni : (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan atau verifikasi hasil akhir.
1. Reduksi Data
Pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan,
penyederhanaan pengabstraksian data dari field note dan transkrip hasil
wawancara. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian dilakukan
dengan membuat singkatan, kategorisasi, memusatkan tema,
menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo. Proses
reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai
ditulis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan
mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.
Pada tahap ini, setelah mendapatkan data dari hasil wawancara
yang berupa rekaman MP3, field note, dan pengamatan lainnya, penulis
langsung melakukan transfer data kedalam sebuah tulisan yang lebih
teratur dan sistematis. Sebagai upaya meminimalisasi reduksi data karena
keterbatasan ingatan. Selanjutnya penulis melakukan pengkategorisasian
data menurut kebutuhan penelitian. Hal ini dilakukan untuk membantu
penulis dalam menganalisa data dan memasukannya kedalam bab
pembahasan pada penulisan hasil penelitian.
2. Sajian Data
32
Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat sajian data,
penulis dapat lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan
memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis atau pun
tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data diperoleh
dari hasil interpretasi, usaha memahami, dan analisis data secara
mendalam terhadap data yang telah direduksi dengan cara kategorisasi.
Sajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak
membantu. Sajian data dapat meliputi deskripsi, matriks, gambar/sketsa
dan tabel. Kesemuanya itu dirancang guna merakit secara teratur supaya
mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang baik.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa
arti dari berbagai hal yang ditemui dengan mulai melakukan pencatatan
pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab-
akibat dan berbagai proposisi. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-
temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan
akhir.
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran umum Partai Golongan Karya
Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama
Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya
(Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai Golkar
bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir
pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan Darat
untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan
politik.
Pada bulan Oktober 1964 terbentuk sebuah panitia yang terdiri dari
anggota Gerakan Militer Pelajar, kelompok cendekiawan, dan militer.
Panitia ini bertujuan untuk mempersiapkan “Piagam Pernyataan Dasar
Karyawan”. Pada 5 Agustus 1964, Presiden mengeluarkan sebuah
peraturan presiden yang berisi tentang syarat organisasi-organisasi yang
boleh menjadi anggota dari Front Nasional. Penpres ini mempersulit
organisasi-organisasi tersebut untuk menjadi anggota Front Nasional.16
Pada 15 Oktober 1964, lima orang anggota Front Nasional dari Golongan
Karya mengeluarkan sebuah undangan kepada semua organisasi yang
dimaksudkan oleh Penpres No. 193/196417 untuk membicarakan
16 Imam Pratignyo, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar, (Jakarta: Yayasan Bhakti, 1984), Hal. 91. 17 Penpres No. 193/1964 ini berisi mengenai syarat organisasi yang dapat menjadi anggota dari Front Nasional. Syarat-syarat tersebut antara lain; seasas dengan Front Nasional, berafiliasi dengan salah satu partai. Sementara itu, di kalangan Golongan Karya non afiliasi, penpres ini
34
keanggotaan mereka di dalam Front Nasional. Pertemuan itu
diselenggarakan pada jam 9.00 pagi, 20 Oktober 1964.
Pada tengah malam 19 Oktober 1964, panitia yang menyusun
“Piagam Pernyatan Dasar Karyawan” dan wakil-wakil dari 35 organisasi
non-afiliasi berkumpul bersama menandatangani piagam. Kemudian pada
pukul 12 siang hari, 20 Oktober, panitia pelaksana Sekber Golkar akhirnya
terbentuk. Panitia ini diketuai oleh Kolonel Djuhartono, kemudian empat
wakil ketua, masing-masing adalah Imam Pratignyo (NU), J. K. Tumakaka
(pernah menjadi pemimpin PNI), Djamin Gintings (militer), dan S.
Sukowati (Hankam). Berikutnya Dr. Amino Gondoutomo bertindak sebagai
Sekretaris Jenderal, dan Sutomo Gondowongso SH sebagai wakil
sekretaris.18 Akhirnya, Sekretariat Bersama Golongan Karya atau yang
disingkat sebagai Sekber Golkar resmi berdiri. Organisasi ini dimaksudkan
sebagai Badan Kerjasama (BKS) antara militer dan kelompok sipil guna
menghadapi pertarungan politik dengan partai-partai politik khususnya
PKI.
Kendatipun diawal pendirian (sesuatu yang wajar dialami oleh
organisasi-organisasi yang baru berdiri), Sekber Golkar ini kurang efektif,19
disebut penpres maut. 18 Suryadinata, op.cit, hlm. 15.19 Ibid, hlm. 16.
35
tetapi sebuah embrio mesin politik militer yang akan digunakan sebagai
alat untuk mendomisasi kehidupan sosial, budaya, politik bahkan ekonomi
Indonesia telah berhasil dibangun dan dikembangkan. Dalam
perkembangannya, Sekber Golkar berubah wujud menjadi Golongan
Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu. Menjelang
Pemilu tahun 1971 Sekber Golkar mampu memerankan diri sebagai
simbol modernisasi dengan wacana-wacana pembangunan ekonomi dan
satu-satunya alternatif untuk kemajuan Indonesia. Kekuatan sosial politik
ini dipromosikan kepada masyarakat sebagai kekuatan yang lain sama
sekali dari partai-partai politik yang ada. Kalau dalam Pemerintahan Orde
Lama gemuruh politik sangat terasa dalam kehidupan masyarakat dan
yang kedengaran setiap harinya hanya jargon-jargon politik, sementara
ekonomi tidak dibenahi secara menyeluruh, maka Pemerintahan Soeharto
yang menggantikannya mengubah orientasi pembangunan ke arah
ekonomi.
Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde
Baru Presiden Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya
dan mereka tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi pada
Pemilu-Pemilu pemerintahan Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997. Kejadian ini dapat dimungkinkan, karena
pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat
mendukung kemenangan Golkar, seperti peraturan monoloyalitas PNS,
dan sebagainya. Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi
36
bergulir, Golkar berubah wujud menjadi Partai Golkar, dan untuk pertama
kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang
berarti seperti sebelumnya di masa pemerintahan Soeharto.
Arus reformasi bergulir. Tuntutan mundur Presiden Soeharto
menggema di mana-mana. Soeharto akhirnya berhasil dilengserkan oleh
gerakan mahasiswa. Hal ini kemudian berimbas pada Golkar. Karena
Soeharto adalah penasehat partai, maka Golkar juga dituntut untuk
dibubarkan. Saat itu Golkar dicerca di mana-mana. Akbar Tandjung yang
terpilih sebagai ketua umum di era ini kemudian mati-matian
mempertahankan partai. Di bawah kepemimpinan Akbar, Golkar berubah
wujud menjadi Partai Golkar. Saat itu Golkar juga mengusung citra
sebagai Golkar baru. Upaya Akbar tak sia-sia, dia berhasil
mempertahankan Golkar dari serangan eksternal dan krisis citra, inilah
yang membuat Akbar menjadi ketua umum Golkar yang cukup legendaris.
Partai Golkar kemudian ikut dalam Pemilu 1999, berkompetisi bersama
partai-partai baru di era multipartai. Pada pemilu pertama di Era
Reformasi ini Partai Golkar mengalami penurunan suara di peringkat ke
dua di bawah PDIP. Namun pada pemilu berikutnya Golkar kembali
unggul. Pada pemilu legislatif 2004 Golkar menjadi pemenang pemilu
legislatif dengan 24.480.757 suara atau 21,58% suara sah. Pada pemilu
legislatif 2009 lalu suara Partai Golkar kembali turun ke posisi dua.
Pemenang pemilu dipegang oleh Partai Demokrat. Dalam Munas VIII di
Pekanbaru, Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum menggantikan
37
Jusuf Kalla. Sebagai pimpinan baru partai beringin, Aburizal bertekad
akan kembali membawa Golkar memenangkan pemilu. Dia menargetkan
Golkar menjadi pemenang pertama pemilu legislatif 2014 nanti.
Tabel. Ketua Umum Golkar
Nama Periode Jabatan
DjuhartonoSuprapto Sukowati
Amir MoertonoSudharmono
WahonoHarmoko
Akbar TanjungJusuf Kalla
Aburizal Bakrie
1964-19691969-19731973-19831983-19881988-19931993-19981998-20042004-2009
2009-sekarang
` Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah
1. Perspektif dan program partai
Partai Golkar mencoba memantapkan doktrin dan program
perjuangannya dalam sebuah kerangka yang mereka sebut sebagai
“paradigma baru”. Berikut adalah kerangka pandangan dan program
seperti yang disebutkan dalam dokumen-dokumen partai Golkar.
a). Asas
Golkar mempunyai 5 asas dalam berpartai politik yaitu :
1. Asas kepemimpinan Pancasila
2. Asas demokrasi Pancasila
3. Asas kesimbangan antara kepentingan umum dan kepentingan
pribadi/kepemimpinan golongan
4. Asas kekeluargaan dan gotong royong
38
5. Asas tidak kenal menyerah dalam perjuangan
b). Tujuan Partai
Mempertahankan, mengamankan, mengamalkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945
Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945
Menciptakan masyarakat adil dan makmur merata materiil
dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka
mengembangkan kehidupan demokrasi Pancasila yang
menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan,
hukum, dan hak asasi manusia20.
2. Platform
Platform yang dimaksudkan di sini adalah landasan tempat
berpijak,yaitu wawasan-wawasan yang menjadi acuan dan arah dari mana
dan ke mana perjuangan Partai Golkar hendak menuju. Platform
merupakan sikap dasar yang merupakan kristalisasi dari pemahaman,
pengalaman dan kesadaran historis Partai Golkar dalam menyertai
bangsa membangun masa depan.
20 Hasil Munas VIII Partai Golkar Tahun 2009 “ Suara Rakyat Suara Golkar “ Hal 82. Sekertariat Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Tahun 2009.
39
Pertama, Partai Golkar berpijak pada landasan tetap tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai konsekuensi dari pijakan ini maka
Partai Golkar berwawasan kebangsaan yaitu suatu wawasan bahwa
bangsa Indonesia adalah satu dan menyatu.
Kedua, Partai Golkar adalah partai majemuk (pluralis), dalam artian
Partai yang menampung kemajemukan bangsa Indonesia. Bagi Golkar
kemajemukan adalah anugerah Tuhan yang membentuk mozaik
keindonesiaan yang sangat indah dan mempesona yang berbudi luhur
dalam semboyan Bhinekka Tunggal Ika. Komitmen ini akan dipertahankan
oleh partai Golkar sepanjang masa.
Ketiga, Golkar adalah partai yang berkomitmen pada demokrasi.
Demokrasi yang dibangun adalah demokrasi Indonesia, yaitu demokrasi
yang dilandaskan pada prinsip dan nilai Pancasila. Golkar baru
menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan yang memperkokoh dan
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Keempat, Golkar adalah partai yang berjuang unutk mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagai upaya mewujudkan salah satu tujuan
nasional. Peningkatan kesejahteraan itu diwujudkan antara lain dengan
meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan rakyat secara menyeluruh.
Dengan sikap ini Golkar mempertegas keberpihakan pada rakyat.
Kelima, Golkar adalah partai yang berkomitmen pada penegakan
hukum, keadilan dan hak-hak manusia. Sebagai partai politik yang hidup
40
di negara yang berdasarkan hukum, maka Golkar senantiasa
mengupayakan supremasi hukum di segala bidang.
Keenam, Golkar adalah partai yang senantiasa mendasarkan gerak
langkahnya pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaran agama.
Etika adalah moralitas dan saripati agama serta buah dari keberagaman
itu sendiri. Dengan komitmen ini Golkar menempatkan keimanan dan
ketakwaan sebagai salah satu asas pembangunan. Dalam persepsi yang
demikian maka agama memiliki fungsi motivatif, inspiratif, dan sublimatif.
Ketujuh, Golkar adalah partai dalam setiap gerak langkahnya
senantiasa berpijak pada wawasan pembaharuan dan pembangunan
yang telah menjadi sikap dasar Golkar sejak kelahirannya, bahkan
menjadi salah satu butir dari nilai-nilai dasar Golkar seperti yang
tercantum dalam Ikrar Panca Bhakti Golongan Karya.
Kedelapan, Golkar adalah pelopor pembaharuan dan
pembangunan. Sikap dasar ini membawa Golkar senantiasa mendorong
gerakan reformasi secara menyeluruh yang dilangsungkan secara
gradual, incremental dan konstitusional.
B. Visi dan Misi Partai Golongan Karya
Adapun visi Golkar sebagai berikut:
41
1. Golkar adalah partai terbuka bagi segenap golongan dan lapisan
masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama, suku,
bahasa dan status sosial ekonomi.21
2. Golkar adalah partai mandiri yang merupakan organisasi kekuatan
sosial politik yang mampu mengambil setiap keputusan politik dan
kebijakan organisasi tanpa campur tangan atau intervensi dari
siapa pun atau pihak manapun. Partai Golkar adalah Partai
independen, baik secara struktural maupun kultural.
3. Golkar adalah partai demokratis, Sebagai partai yang demokratis
Golkar senantiasa baik secara internal maupun eksternal betul-
betul menjadi pelopor tegaknya kehidupan politik yang demokratis
dan terbuka.
4. Golkar adalah partai moderat, sebagai partai yang moderat Golkar
senantiasa mengutamakan posisi tengah (moderat) dan tidak
berorientasi ke kiri atau ke kanan secara ekstrim. Dengan demikian
partai Golkar baru mengembangkan sikap non-sekretarian bahkan
dapat dikatakan anti sektaria. Visi politik moderat adalah visi yang
dianggap paling tepat dengan menyadari kenyataan sosiologis dan
politis dari masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.
5. Golkar adalah partai yang solid, sebagai partai yang solid Golkar
secara utuh dan kukuh senantiasa mendayagunakan potensi yang
dimilki secara sinergis. Dengan visi ini, Golkar melakukan
konsilidasi organisasi baik secara vertikal maupun horizontal
21 Ibid Hal.82
42
dengan mengembangkan manajemen organisasi yang modern dan
canggih.
6. Golkar adalah partai yang mengakar. Sebagai partai yang
mengakar Golkar senantiasa mengupayakan agar para anggota
dan kadernya tumbuh dan berkembang dari bawah berdasarkan
azas prestasi, bukan berdasarkan atas azas kolusi dan nepotisme.
7. Golkar adalah partai yang responsif. Sebagai partai yang responsif
Golkar senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi dan
kepentingan rakyat, serta konsisten untuk memperjuangkan
keputusan politik yang bersifat publik dan menguntungkan seluruh
rakyat tanpa membedakan latar belakang, suku, etnis, agama,
bahasa, aliran dan kebudayaan.
Berdasarkan ketujuh visi baru Partai Golkar tersebut, maka
sejatinya kekuasaan itu pada dasarnya bersumber dari kita dan kita bukan
perpanjangan tanpa kekuasaan. Dengan visi yang demikian Golkar baru
menolak apa yang dituduhkan beberapa kalangan yang menggangap
Golkar sebagai mesin pengumpul suara dari pemerintah (the ruler’s party)
seperti dalam paradigma lama. Partai Golkar adalah partai baru yang
terus mereformasi dirinya untuk menuju the rulling party atau partai yang
darinya kekuasaan bersumber. Pola hubungan antara partai Golkar
dengan pemerintah dapat dikembangkan atas dasar hubungan fungsional
antara infra dan supra struktur politik yang mempunyai keterkaitan erat.
Rumusan hubungan tersebut secara sederhana dapat dikatakan
43
hubungan yang bersifat konstruktif korektif atau korektif konstruktif.
Dengan gambaran visi baru partai Golkar tersebut diharapkan setiap
anggota dan kader yakin bahwa partai Golkar adalah partai yang besar,
partai yang kuat, dan partai yang selalu berakar di hatinya rakyat
Indonesia.22
Misi Partai Golkar melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai
politik modern yaitu:
1. Mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan,
mengartikulasikan, dan memperjuangkan aspirasi serta
kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat
publik.
2. Melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas melalui sistem
prestasi (merit sistem) untuk dapat dipilih oleh rakyat untuk
menduduki posisi-posisi politik atau jabatan-jabatan publik. Dengan
posisi atau jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol
atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabadikan
sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
3. Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang
dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai
pikiran, aspirasi dan kritik masyarakat.23
22 Ibid.Hal 6423 Ibid hal 8
44
KEMITRAANFUNGIONAL
STRUKTURAL
C. Gambaran umum DPD II Partai Golkar Kota Makassar
Partai Golkar adalah partai yang memiliki basis massa terbesar di
Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar. Tradisi Golkar sudah
mengakar dalam diri Masyarakat Makassar, sehingga tidak
mengherankan jika Partai Golkar selalu keluar sebagai partai pemenang
pemilu di Kota Makassar. Seperti yang dikatakan Victor Manguma :
45
PEMERINTSHNON PEMERINTAH
PRIVAT(KORPORASI/
PERSEORANGAN)
LPPMKAB / KOTA
PARTAI GOLKAR
BADAN LEMBAGA SAYAP
ORSOSMASINAL/ ORSISMALMAS
PENDIRI DIDIRIKAN AFILIASI
PENGURUSTK. KAB / KOTA
PENGURUSTK. KEC
PENGURUSTK. DESA / KEL
DPPPARTAI GOLKAR
DPP PROPINSIPARTAI GOLKAR
DPP KAB /KOTAPARTAI GOLKAR
PIMP KECPARTAI GOLKAR
PIMP DESA / KEL PARTAI GOLKAR
KPM KPM
“Golkar adalah partai besar dan mendarah daging di Kota Makassar partai
ini selalu menjadi pemenang pemilu, walaupun tidak bisa dipungkiri jumlah
suara mengalami penurunan.”24
Tabel Pengurus Golkar Kota Makassar 2004-2009
NAMA JABATAN
DRS. H. AMBAS SYAM, MS KETUAIR. H. HARIS YASIM LIMPO WAKIL KETUAIR. H. A RAHMAN HALID WAKIL KETUAH. NASRAN MONE S,AG WAKIL KETUAIR. FAROUK MAPPASELING BETTA, MM SEKRETARISIR. VICTOR MANGUMA WAKIL SEKRETARISDRS. H. SAAD IRANDA DOLLAR BENDAHARAPASAMBANGI WAKIL BENDAHARADRS. MISBAHUDDIN, MSI KETUA PPZAINAL ARIFIN ALFIN KETUA OKKRACHMAN PARENRENGI KETUA HUMASDRA. IDA ANDALIA, MSI KETUA CENDIKIAWANRAHMAN PIDE, S,IP KETUA PANGMASIR, JAPRI YAKUB TIMBO KETUA PEMUDAISKANDAR NAWING, SH KETUA HUKUMMEDISWATI, ST KETUA WANITABHAKTI BARAMULI, MBA KETUA KOPERASIHJ. EDIB HANOUM ANAS KETUA ROHANI
Sumber: Partai Golkar Makassar
Pada pemilu legislatif tahun 2009 Partai mengirim Calegnya untuk
bertarung merebut kursi di Parlemen sesuai denga dapilnya masing-
masing, dan akhirnya terpilih 11 orang yang duduk di DPRD kota
Makassar.
Tabel Caleg Partai Golkar 2009
DAPIL : I
NO NAMA LENGKAP JENIS KECAMATAN
24 Wawancara dengan Ir Victor Manguma, Wakil Sekertaris Golkar Kota Makassar di rumahnya Jln Tudopolly, 19 Desember 2011, Pukul 17. 25 WITA
46
URUT
KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)
1 2 3 41 IR. FAROUK MAPPASELING BETTA, MM L PANAKKUKANG
2 IR. H. HARIS YASIN LIMPO L MARISO
3 BERNADETH ANASTASYA P RAPPOCINI
4 Drs. ISWAN SETIYO UTOMO L RAPPOCINI
5 Drs. H. INCE ADNAN MAHMUD L UJUNG PANDANG
6 A. RAHMATIKA DEWI, Y, S. KG P MAKASSAR
7 Drs. H.M. RUDHY SYAHRUDDIN, SH, MBA, MH
L RAPPOCINI
8 ADY FRANKY BARAMULI L MAMAJANG
9 HENNY IDRIS, SH P MAKASSAR
10 H. MANSYUR THABA, S. SOS, MM L UJUNG PANDANG
11 BENNY BUDIONO L UJUNG PANDANG
12 HERDA HENDARSA P UJUNG PANDANG
DAPIL: II
NO URU
TNAMA LENGKAP
JENIS KECAMATAN
KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)
1 2 3 41 H. NASRAN MONE, S. Ag, MM L TAMALATE
2 YUSUF GUNCO, SH, MH L TAMALATE
3 Dra. HJ. RIYANTI NAZIEF P RAPPOCINI
4 JUMAIL, SmHK L TAMALATE
5 ABDUL NASIR DG. NGERANG, S. Sos. L MARISO
6 Dra. HJ. MURTINI SUHARTO P MAMAJANG
7 IR. A. NURMAN M. M. Si L MAMAJANG
8 Drs. H. MUHAMMAD SALEH MANDA L MARISO
9 IR. Hj. ELLY MERJAN AKIB ISMAIL P MAMAJANG
10 PARTONO SOEMARYO, SE L MAMAJANG
11 FAHRUDDIN RANGGA, SE, M. Si L MARISO
12 INDRIANA PARENRENGI P RAPPOCINI
13 ASDAR TUKAN L TAMALATE
DAPIL : III
NO URUT
NAMA LENGKAP
JENIS KECAMATAN
KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)
47
1 2 3 41 IR. H. MUHAMMAD IRIANTO AHMAD, MM L RAPPOCINI
2 RAHMAN PINA, S. Ip L MANGGALA
3 Dra. HJ. ASMAENY AZIS, M. Si. MH P PANAKKUKANG
4 WENDY KALA TIKUPADANG, SE L PANAKKUKANG
5 Drs. ABDUL TALIB MUSTAFA L MANGGALA
6 HJ. HERLINA AMIN NOOR, SH P PANAKKUKANG
7 H. SAMSUDDIN KADIR, SE L PANAKKUKANG
8 MISBAHUDDIN, SE, M. SI L TAMALANREA
9 ANDI BESSE FERIAL, Sp P MANGGALA
10 HUSNI L MANGGALA
11 SUSUMAN, SE L TAMALATE
DAPIL : VI
NO URUT
NAMA LENGKAP
JENIS KECAMATAN
KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)
1 2 3 4
1 Drs. SAAD IRANDA DOLLAR L MARISO
2 Drs. M. JUNIAR ARGE L TALLO
3 DRA. Hj. A. IDA ANDALIA, M. Si P PANAKKUKANG
4 RAFIUDDIN KASUDE L UJUNG TANAH
5 H. GOSE HALIM L TALLO
6 DRA. Hj. NURJANNAH ABNA, M. Pd
P PANAKKUKANG
7 ABDUL WAHAB TAHIR L BONTOALA
8 MUHAMMAD ABDUH RACHMAN L TAMALATE
9 HJ. SHERLY NIRWANA MANSYUR
P BONTOALA
10 ELBER MAQBUL AMIN, ST L BONTOALA
11 Drs. H. AHKAM SUPU L TALLO
12 HARWATY, SE P WAJO
13 SUHARTO, S. Sos.i. M. Si L MAKASSAR
48
DAPIL : V
NO URUT
NAMA LENGKAP
JENIS KECAMATAN
KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)
1 2 3 41 Drs. H. ANDI HASIR. HS L RAPPOCINI
2 Ir. JAPRI Y. TIMBO L RAPPOCINI
3 MEDIS WATI, ST P TAMALANREA
4 NASRUDDIN IBRAHIM TUWO L MANGGALA
5 DRS. TAKIRIN DAMING L TAMALANREA
6 St. RUGAYAH P BIRINGKANAYA
7 PASAMBANGI L TAMALANREA
8 IMRAN TENRI TATA AMIN L PANAKKUKANG
9 HJ. SULEHA P MANGGALA
10 MUHAMMAD RIZAL L BIRINGKANAYA
11 ABADI SIRAJUDDIN L UJUNG PANDANG
Tabel Perolehan Suara Golkar Kota Makassar 2009
Dapil 1 26.742Dapil 2 22.673Dapil 3 20.346Dapil 4 14.847Dapil 5 15.587
JUMLAH 100.195Sumber: KPU Kota Makassar
BAB V
HASIL PENELITIAN
49
Pelaksanaan Mekanisme Pengelolaan Keuangan DPD II Golkar
Kota Makassar dalam Pemilu Legislatif 2009 di Kota Makassar
Eksistensi keberhasilan suatu Partai dalam kancah perpolitikan,
salah satu tolak ukurnya adalah memiliki pengelolaan keuangan yang
baik. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa parpol memerlukan dana
yang besar untuk menyukseskan program-programnya, terutama untuk
memperoleh kemenangan dalam pemilu. Sumber dana yang utama
berasal dari sumbangan para simpatisan. Banyak kelompok tertentu baik
secara individual maupun dalam bentuk entitas bisnis melakukan
pendekatan kepada suatu partai politik dengan cara memberikan
sumbangan dalam jumlah besar (siginifikan). Hal itu dilakukan agar
kepentingan mereka dapat diakomodasi oleh partai politik tersebut.
Bentuk akomodasi kepentingan tertentu yang di dalamnya ada unsur
vested interest tercermin dalam perumusan kebijakan yang menyangkut
kepentingan publik. Untuk menjaga agar partai politik tidak berpihak pada
sekelompok kepentingan tertentu, maka diperlukan pembatasan-
pembatasan dalam hal pemberian sumbangan, baik oleh individu maupun
organisasi tertentu. Partai sebagai entitas nirlaba mempunyai batasan-
batasan yang secara ketat diatur dalam undang-undang. Sehingga dalam
menjalankan sisi operasionalnya. Dalam melaksanakan mekanisme
pengelolaan keuangan partai, haruslah diatur dalam peraturan oranisasi
partai. Kampanye harus selalu berada dalam koridor undang-undang.
Laporan Dana Kampanye dimaksudkan sebagai bentuk
50
pertanggungjawaban peserta Pemilu dalam hal pengelolaan Dana
Kampanye yang meliputi sumber-sumber perolehan dan penggunaannya.
Suatu aturan pembatasan merupakan salah satu upaya menjaga
netralitas parpol dalam mempertahankan idealisme memperjuangkan
kepentingan rakyat.
Mekanisme pengelolaan keuangan partai haruslah diatur dalam
peraturan organisasi partai, hal ini diperlukan bukan semata demi menaati
perintah UU, tetapi juga demi membangun sistem organisasi modern agar
lebih tanggap atas tuntutan konstituen dan publik yang terus meningkat.
Pengaturan ini juga akan mendorong partai untuk menjadi institusi yang
transparan dan akuntabel, sehingga sedini mungkin dapat menghindari
dari penguasaan oleh pemilik uang. Yusman mengatakan: “semua partai
memiliki peraturan yang mengatur keuangan, begitupun dengan Golkar,
manajemen keuangan Golkar di atur dalam peraturan organisasi partai
golkar agar berjalan sebagaimana mestinya”25 Hal senada juga
diungkapkan Bernadeth Anastasya:
“sistem pemilu sebagai instrumen dari demokrasi untuk merebut kekuasaan mengubah fungsi parpol menjadi mesin pemilu yang bertugas mendulang suara rakyat sebanyak-banyaknya. Karena harus mendapat suara terbanyak, parpol tentu butuh dana yang banyak pula dan ini harus benar-benar dalam Peraturan organisasi partai.”26
25Wawancara dengan Yusman, Ketua sekretariat Partai Golkar Kota Makassar, 15 Desember 2011 Pukul 10.30 Wita26 Wawancara dengan Drs. Bernadeth Anastasya, Wakil Bendahara Golkar Kota Makassar, di Sekret Golkar Kota Makassar, 4 Januari 2012 Pukul 15.30 Wita
51
Pengelolaan keuangan partai Golkar telah diatur dalam AD/ART
partai Golkar dan diperjelas dalam Peraturan Organisasi
No PO-07/DPP/Golkar/XII/2005/tentang Pengelolaan dan Mekanisme
Pertanggungjawaban Keuangan Partai Golkar.
“Keuangan Partai Golkar adalah semua hak dan kewajiban Partai Golkar dalam rangka penyelenggara program umum yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang dimiliki oleh Partai Golkar.”27
Keuangan Partai Golkar dikelola secara tertib dan transparan
dengan menggunakan kaidah dan sistem pembukuan yang telah diterima
secara umum. Menurut Iranda Dollar: “semua sudah diatur secara baik,
Golkar adalah partai besar dan selalu eksis itu salah satunya disebabkan
manajemen keuangan yang teratur dan sistematis”28. Pembukuan Partai
Golkar disesuaikan dengan kebutuhan partai guna mencatat setiap
penerimaan dan pengeluaran dalam penyusunan laporan keuangan
partai. Sumber penerimaan keuangan Partai Golkar terdiri dari: iuran
wajib, iuran sukarela, sumbangan perseorangan, sumbangan
badan/lembaga, usaha lain yang sah dan bantuan dari anggaran
negara/daerah.
27 Peraturan Organisasi Golkar tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Partai BAB I, Pasal 1:128 Wawancara dengan Drs. H. Saad Iranda Dollar, Bendahara Golkar di Sekret Golkar Kota Makassar, 21 Desember 2011, Pukul 13. 25 WITA
52
Iuran anggota biasanya dibayar rutin oleh para anggota besarnya
iuran tergantung dari intern partai, ini penting bagi pendanaan dan
kelangsungan kegiatan partai. Iuran wajib anggota Partai Golkar Kota
Makassar didapat dari anggota legislatif baik ditingkat daerah, provinsi,
maupun pusat yang terpilih menggunakan Golkar sebagai kendaraan
politiknya dan dibayar per bulan. Anggota legislatif di daerah dikenakan
biaya Rp. 1.500.000, anggota legislatif di provinsi dikenakan biaya Rp.
2.000.000, dan untuk tingkat pusat dikenakan biaya Rp. 3.000.000. seperti
yang dikatakan Bernadeth Anastasya:
“ada iuran wajib, tapi diperuntukan kepada anggota legislatif terpilih di daerah, provinsi, dan pusat, besar iuran telah ditentukan.”29
Golkar tidak memungut biaya dari anggota lainya, sumbangan yang
diterima dari anggota lain diluar anggota legislatif terpilih lebih bersifat
sukarela sebagai pembuktian loyalitas kepada partai. Sumbangan
perseorangan telah ditentukan dalam UU partai politik dimana besar
sumbangan tidak boleh lebih dari 1 Milyar ini pun harus jelas siapa yang
menyumbang dengan maksud yang jelas. Sumbangan badan atau
perusahaan non pemerintah pun tidak boleh melebihi 5 Milyar.
Dalam pemilu legislatif 2009 Bantuan dari pemerintah kepada partai politik
telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2005 tentang
bantuan keuangan kepada partai politik. Bantuan keuangan adalah
29 Wawancara dengan Drs. Bernadeth Anastasya, Wakil Bendahara Golkar Kota Makassar, di Sekret Golkar Kota Makassar, 4 Januari 2012 Pukul 15.30 Wita
53
bantuan berbentuk uang yang diberikan oleh pemerintah dan atau
pemerintah daerah kepada partai politik yang mendapat kursi di Lembaga
Perwakilan Rakyat. Pada konteks ini diberikan secara proporsional
berdasarkan jumlah kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat hasil pemilihan
umum tahun 2004. Ada tiga macam pemberian bantuan keuangan kepada
partai. Pertama, bantuan keuangan yang bersumber dari APBN. Bantuan
ini diberikan kepada partai di tingkat pusat bagi yang mendapat kursi di
DPR. Kedua, bantuan keuangan yang bersumber dari APBD provinsi.
Diberikan kepada partai, di tingkat provinsi bagi yang mendapat kursi di
DPRD provinsi. Sedangkan yang ketiga adalah bantuan keuangan yang
bersumber dari APBD kabupaten atau kota diberikan kepada parpol yang
mendapat kursi di DPRD kabupaten atau kota.
Terkait dengan pemberian bantuan dari Permerintah Daerah untuk
Kota Makassar sendiri, hal tersebut sudah diatur dalam Perda No. 10
Tahun 2006 pada Bab 3, tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik
yang berbunyi : “Besarnya bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) ditetapkan sebesar Rp. 19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah)
setiap kursi pertahun“. Dana yang diberikan diperuntukan guna pendidikan
dan kaderisasi politik
Dalam kasus Partai Golkar dana bantuan dari pemerintah tergolong
kecil jika diperuntukan untuk pendidikan dan kaderisasi politik. Sosialisasi
54
politik ke masyarakat juga membutuhkan dana operasional di lapangan.
Menurut Iranda Dollar:
“kita memang diberikan dana dari pemerintah, tapi untuk Partai Golkar dana tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan program partai yang membutuhkan banyak dana”30
Dalam sistem keuangan, pengeluaran Partai Golkar dibagi menjadi
menjadi:
1. Pengeluaran rutin adalah pengeluaran organisasi guna
membiayai kegiatan kesekretariatan Partai Golkar.
2. Pengeluaran Program adalah pengeluaran organisasi guna
membiayai pelaksanaan program umum, termasuk
membiayai bantuan kepada organisasi/ kader yang
bersimpati kepada partai, dan kegiatan yang bermanfaat
bagi partai.
3. Pengeluaran bantuan daerah, guna membantu kegiatan
kesekretariatan partai di daerah.
30 Wawancara dengan Drs. H. Saad Iranda Dollar, Bendahara Golkar di Sekret Golkar Kota Makassar, 21 Desember 2011, Pukul 13. 25 WITA
55
Transaksi Sumbangan Pendanaan
kegiatan (pengeluaran)
Pencatatan Transaksi
Klasifikasikan dan posting ke buku
besar
Pembukuan dan Pelaporan
Laporan pertanggungjawaban keuangan Partai Golkar disusun
secara periodik dan disampaikan dalam Rapat Pleno Pengurus dalam
waktu 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, dan 12 (dua belas) bulan, karenanya
masing-masing disebut dengan laporan triwulan, semester dan tahunan.
partai politik wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban
penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari bantuan Angggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) kepada BPK secara berkala satu tahun sekali
untuk diaudit paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir.
56
Fungsi AuditPublik dan pihak yang
membutuhkan laporan keuangan
UU NO.10 THN 2008TENTANG PARTAI POLITIK
PENGELUARAN
57
REKENINGUMUM
PARTAI GOLKAR
BIAYA PELAKSANAAN PROGRAM, OPERASIONAL
SEKRETARIAT PARTAIPENGURUS PARTAI DISETIAP TINGKATAN
WAJIB MENYUSUN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMAAN &
PENGELUARAN KEUANGAN SETELAH TAHUN ANGGARAN BERAKHIR & TERBUKA
UNTUK DIKETAHUI MASYARAKAT
DIPERIKSABPK
PEMERINTAH
I. IURAN ANGGOTAII. SUMBANGAN PERORANGAN
ANGGOTA PARTOL DIATURDALAM AD-ART
III. SUMBANGAN PERORANGAN BUKAN ANGGOTA PARPOL MAKSIMALRp. 1 MILYAR/ORG/THN
IV. SUMBANGAN PERUSAHAAN MAKSIMALRp. 4 MILYAR/PT/THN
V. BANTUAN PEMERINTAH DARIPEMERINTAH MELALUI APBN/APBD BERDASARKAN PEROLEHAN SUARA
PEMBERI SUMBANGAN HARUS MENCANTUMKAN IDENTITAS YANG JELAS
SUMBER PENGELOLAAN LAPORANDANA KAMPANYE DANA KAMPANYE DANA KAMPANYE
LAPORAN DANA YG BERSUMBER
DARI APBN/APBD
PENERIMAAN
Pengaturan dana kampanye politik ditujukan untuk menciptakan
sebuah sistem yang jujur, dimana partai ataupun kandidat dapat
berpartisipasi dan berperilaku secara transparan dan akuntabel terhadap
masyarakat. Pengaturan ini juga menuntut partai dan kandidat untuk
transparan dalam soal pengumpulan dan pembelanjaan uang mereka.
Buruknya pengaturan dana kampanye membawa konsekuensi
meningkatnya resiko terbentuknya pemerintah yang korup pasca pemilu.
Dana kampanye partai dan kandidat diperoleh dari sumbangan pihak
internal dan eksternal, baik besar maupun kecil. Para penyumbang ini
tentu saja memiliki alasan tertentu saat mereka menyumbangkan uang
mereka untuk kampanye partai atau kandidat tertentu, tak terkecuali
harapan untuk mendapatkan keuntungan material dari partai atau
kandidat yang didukungnya, antara lain melalui pemberian pekerjaan yang
bersumber dari anggaran negara, penunjukan dalam pengisian jabatan
potensial, dan sebagainya. Pengaturan ini diperlukan untuk mencegah
korupsi (investive corruption) dengan membatasi partai atau kandidat dari
pengaruh berlebihan (kooptasi) donatur/penyumbang.
Dalam UU No. 10 Tahun 2008 mengatur tiga sumber dana
kampanye dalam pemilu DPR dan DPRD, yaitu dari partai politik, calon
anggota DPR dan DPRD dari partai politik yang bersangkutan, dan
sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum. Sumbangan dari
pihak lain juga diperbolehkan untuk dana kampanye pemilu anggota DPD.
58
Untuk sumbangan dari pihak eksternal ini, UU memberikan batasan
jumlah maksimal. Sumbangan dari pihak eksternal untuk kampanye
pemilu anggota DPR dan DPRD dibatasi masing-masing maksimal Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk sumbangan dari perseorangan
dan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk sumbangan dari
kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha nonpemerintah. Sementara
itu, jumlah maksimal sumbangan dana kampanye pemilu anggota DPD
dibatasi masing-masing Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) untuk sumbangan dari perseorangan dan Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) untuk sumbangan dari kelompok, perusahaan dan/atau
badan usaha nonpemerintah. Selain itu, sumbangan dari pihak luar untuk
partai peserta pemilu dan calon anggota DPD harus disertai catatan yang
jelas mengenai identitas pemberi sumbangan. Seperti yang di ungkapkan
Muh. Sabir:
"Identitas penyumbang harus jelas. Alamat juga harus jelas. Tidak boleh ada yang gaib,"31
Aturan mengenai sumber dan batasan sumbangan dana kampanye
dalam UU No. 10 Tahun 2008 mengandung dua kelemahan yang cukup
mendasar. Pertama, berbeda dengan sumbangan dari pihak eksternal
yang diatur batasan jumlah maksimalnya, sumbangan dari partai atau
kandidat tidak dibatasi sama sekali. Ketiadaan batasan sumbangan pihak
internal menyebabkan kandidat dan parpol menjadi pundi uang tidak
31 Wawancara dengan Drs. Muh Sabir, Kepala Kabag Umum KPU Kota Makassar 13 Febuari 2012 di KPU Kota Makassar, Pukul 10.30 Wita
59
terkontrol. Hal ini mengesampingkan prinsip equal opportunity dalam
pemilu dan cenderung menguntungkan kandidat yang kaya-raya atau
partai-partai yang memiliki dana besar. Selain itu, dalam konteks
pelembagaan partai, ketiadaan pengaturan sumbangan internal ini
memberikan keleluasaan bagi bertahannya oligarki di internal partai. UU
No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik juga tidak mengatur sumbangan
dana kampanye dari internal partai.
Partai Golkar Kota Makassar tidak menetapkan berapa besar
jumlah uang yang harus diberikan calegnya kepada partai pada saat
kampanye seperti yang diungkapkan Iranda Dollar:
“kami tidak meminta uang dari para caleg, karena ini adalah mekanisme suara terbanyak maka caleg yang mengatur keuangannya bersama tim suksesnya namun jika memberikannya maka kami anggap sumbangan sukarela dan digunakan untuk kampanye Golkar secara umum”
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian dana kampanye dari
para caleg Golkar ke partai tidak ditentukan dan dianggap sebagai
sumbangan sukarela sebagai loyalitas kepada partai. Namun seakan
menunjukan bahwa pemberian dana yang tidak ditentukan ini akan
menguntungkan bagi caleg yang kaya dan menjadi prioritas partai.
Ada beberapa hal positif menyangkut pertanggungjawaban dana
kampanye dalam UU No. 10 Tahun 2008. Pertama, dana kampanye
pemilu berupa uang ditempatkan pada rekening khusus dana kampanye
parpol peserta pemilu atau calon anggota DPD yang bersangkutan pada
60
bank. Dana kampanye pemilu dicatat dalam pembukuan penerimaan dan
pengeluaran khusus yang terpisah dari pembukuan keuangan partai
politik. Partai Golkar Kota Makassar dalam menyimpan dana kampanye
telah membuka Rekening Khusus Dana Kampanye pada tanggal 16 juli
2008 di Bank Mandiri Cabang Slamet Riyadi.
Laporan dana kampanye parpol peserta pemilu dan calon anggota
DPD yang meliputi penerimaan dan pengeluaran disampaikan kepada
kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU/KPUD paling lama 15 hari
sesudah hari/tanggal pemungutan suara. KPU Kota Makassar menujuk
Kantor Akuntan Publik “ Mansyur Sain dan Rekan” dengan lisensi KEP-
419/KM.5/2005 yang beralamt di Graha Surandar Lt. 1, Jln Mesjid Raya
No 80 A. Menurut Anastasya Bernadeth: “laporan keuangan dan
kampanye harus diserahkan ke Lembaga Akuntan Publik, dan kami telah
menyerahkannya”32
PARTAI GOLONGAN KARYADEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA MAKASSAR
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAN KAMPANYEPERIODE JULI 2008 – APRIL 2009
NO URAIAN CATATAN (DALAM RUPIAH)
UNIT KET
1 PENERIMAAN DANA KAMPANYEI. Saldo Awala. Sumbangan Partai Politikb. Sumbangan Calon Legislatifc. Sumbangan Perorangand. Sumbangan
1.11.21.3
1.4
---
-
---
-
32 Wawancara dengan Drs. Bernadeth Anastasya, Wakil Bendahara Golkar Kota Makassar, di Sekret Golkar Kota Makassar, 4 Januari 2012 Pukul 15.30 Wita
61
Perusahaaan/Badan Usahae. Lain-lain
Jumlah Penerimaan Kas
II. Penerimaana. Sumbangan Partai Politikb. Sumbangan Calon Legislatifc. Sumbangan Perorangand. Sumbangan
Perusahaan/Badan Usahae. Lain-lain
Jumlah Penerimaan Kas
1.5
II.1II.2II.3
II.4II.5
- -
- -
570,885,840-
59,050,000
-118,392
139,151--
--
630,024,232 139,151
JUMLAH PENERIMAAN 630,024,232 139,1512 PENGGUNAAN DANA
KAMPANYEI. Pengeluaran Operasia. Pertemuan terbatasb. Pertemuan tatap mukac. Media massa cetak dan
media massa elektronikd. Penyebaran bahan kampanye
kepada umume. Pemasangan alat peraga
ditempat umumf. Rapat umumg. Kegiatan lain yang tidak
melanggar larangan kampanye dan Peraturan Perundang-undangan
Jumlah Pengeluaran OperasiII. Pengeluaran Modala. Pembelian kendaraanb. Pembelian peralatan
(Komputer, Inventaris)c. Lain – lain
Jumlah Pengeluaran Modal
III. Pengeluaran Lain-lainPengeluaran Lain-lain
Jumlah Pengeluaran Lain-lain
III.1III.2
III.3
III.4
III.5III.6
III.7
IV.1
IV.2IV.3
V.1
139,415,000421,680,000
1,000,000
25,000,000
-42,166,000
-
--
-
139,151
--
-
629,261,000 139,151
-
--
-
--
- -
763,232 -763,232 -
JUMLAH PENGELUARAN 630,024,232 139,1513 Saldo Dana Kamapanye (1 -/- 2) - -
Sumber KPU Kota Makassar
62
Partai Golkar Kota Makassar menyerahkan Laporan Penerimaan
dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum (LPPDKP)
menyerahkan kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) pada tanggal 28 april
2009. Seharusnya LPPDKP beserta laporan terkait diserahkan ke KAP
yang ditunjuk KPU paling lambat 15 (lima belas) hari sesudah hari/tanggal
pemungutan suara atau paling lambat tanggal 24 april 2009, dan hal ini
menyimpang dari pasal 31 keputusan KPU Nomor 01 tahun 2009 dan
pasal 135 ayat (1) Undang-undang Nomor 10 tahun 2008. Pencatatan
LPPDKP dan RKDKP Partai Golkar Kota Makassar kepada KAP tidak
begitu rinci karena hanya melaporkan totalnya saja.
Terdapat perbedaan jumlah penerimaan antara Daftar Sumber
Penerimaan Dana Kampaye Pemilihan Umum (DSPDKP) dengan
LPPDKP, menurut DSPDKP jumlah sumbangan dalam bentuk kas adalah
Rp. 304.313.140,- sedangkan dalam LPPDKP adalah Rp. 630.024.232,-
sehingga terdapat selisih Rp. 325. 771.092 selisih tersebut tidak dapat
dijelaskan penyebabnya. sedangkan jumlah sumbangan bukan kas tidak
dicatat dalam DSPDK.
Terdapat juga perbedaan jumlah pengeluaran antara Daftar
Aktifitas Pengeluaran Dana Kampanye Pemilu (DAPDKP) dengan
LPPDKP, menurut DAPDKP pengeluaran kas Rp. 165.303.00,-
sedangkan LPPDKP adalah Rp. 630.024.232,
63
UU NO.10 THN 2008 TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD
SUMBER PENGELOLAAN LAPORANDANA KAMPANYE DANA KAMPANYE DANA KAMPANYE
1. CALON ANGGOTA DPR,DPRD
2. SUMBANGAN PIHAK LAIN PERORANGAN MAKSIMAL Rp. 1 MILYAR
3. SUMBANGAN PIHAK PENGELUARANLAIN KELOMPOK, PERUSAHAAN, BELANJA KAMPANYEBADAN USAHA NON PEMERINTAH MAKSIMAL Rp. 5 MILYAR
4. PEMBERI SUMBANGAN HARUSMENCANTUMKAN IDENTITAS YG JELAS
64
REKENING UMUMPARTAI GOLKAR DIPERIKSA OLEH
KANTORAKUNTAN PUBLIKYANG DITUNJUK OLEH KPU/KPUD
KPU/KPUDSESUAI
DENGAN TINGKATAN
PARTAI POLITIK
REKENINGKHUSUS
DANAKAMPANYE
PENERIMAANLAPORAN
DANAKAMPANYE
PENGURUS PARTAI DISETIAP TINGKATAN WAJIB MENYAMPAIKAN
LAPORAN PENERIMAAN & PENGELUARAN DANA KAMPANYE
KEPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG DITUNJUK OLEH KPU/KPUD
YANG PALING LAMA 15 HARI SESUDAH HARI/TGL PEMUNGUTAN SUARA
Peserta pemilu harus mencatatkan dua sisi, baik penerimaan maupun
pengeluaran. Ini diperlukan untuk mengontrol kewajaran dana yang
dilaporkan, terutama komparasi dana kampanye yang dibelanjakan
dengan dana yang diterima partai. Rincian pengeluaran harus dihitung
sesuai harga pasar. semua bentuk dana kampanye harus dicatat,
dilaporkan, dan diaudit. Dana kampanye pemilu yang berupa barang atau
jasa juga harus dicatat berdasarkan harga pasar yang wajar berlaku saat
sumbangan tersebut diterima. Muh Sabri mengungkapkan:
“Yang penting dari aturan keuangan partai adalah ada bantuan keuangan negara yang jumlahnya diatur. Setiap partai harus memberikan laporan yang diadit setiap tahun dan diumumkan kepada publik.”33
Di luar pembatasan penerimaan dan pengeluaran kampanye, partai
politik atau kandidat peserta pemilu harus mempertanggungjawabkan
dana kampanye yang mereka kelola secara terbuka. Tanpa hal tersebut,
batasan-batasan yang dibuat akan menjadi sia-sia, karena pelanggaran
demi pelanggaran akan terjadi tanpa ada konsekuensi yang harus
dihadapi peserta pemilu
33 Wawancara dengan Drs. Muh Sabir, Kepala Kabag Umum KPU Kota Makassar, 20 Desember 2011 di KPU Kota Makassar, Pukul 10.30 Wita
65
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Partai Politik merupakan salah satu elemen yang sangat sentral
dalam demokrasi. Dalam teori demokrasi partai-partai dapat berfungsi
sebagai ”jembatan” antara masyarakat dengan institusi-insitusi negara.
Partai politik adalah suatu organisasi yang karakter utamanya adalah
kekuasaan. Agar mampu menjalankan fungsi-fungsinya, partai politik
bertujuan memegang kekuasaan karena hanya kalau mempunyai
kekuasaan politik, partai dapat mengimplementasikan kebijakan-
kebijakannya. Hidup-mati suatu organisasi, termasuk partai politik, sangat
ditentukan oleh kemampuan pendanaannya. Dibutuhkan uang untuk
membangun infrastruktur, untuk menjalankan aktifitas rutin, dan untuk
membiayi aktifitas menjelang pemilu. Dana partai pada umumnya
bersumber dari iuran anggota, aktifitas bisnis partai, sumbangan, dan
subsidi negara. Agar partai-partai politik dapat bekerja secara efektif dan
berkelanjutan (sustainable) harus membangun suatu sistem pendanaan
yang, memberikan akses terhadap dana yang mencukupi untuk
menjalankan semua aktifitas partai dan tetap menjamin kemandirian partai
dan tidak menghambat proses institusionalisasi.
66
Hanya dengan sistem pendanaan yang memadai partai politik dapat
menjadi aktor yang mandiri, yang tidak tergantung dari para donatur atau
dari sumbangan pemerintah. Maka dari itu, partai politik harus berusaha
mencari sumber dana yang bermacam-macam supaya pengaruh donatur
tertentu terhadap keputusan-keputusan partai tidak terlalu besar. Partai
politik membutuhkan peraturan baku yang mengikat dan yang mendorong
transparansi dan akuntabilitas, baik partai terhadap publik maupun
pimpinan partai terhadap anggotanya.
Partai Golkar adalah partai besar yang telah lama bergelut di
kancah perpolitikan di Indonesia. Khusus untuk Kota Makassar sendiri
Partai Golkar selalu menjadi pemenang pemilu. Dalam mengatur
keuangan, telah tercantum dalam AD/ART Partai dan diperjelas dalam
Peraturan Organisasi No PO07/DPP/Golkar/XII/2005/tentang Pengelolaan
dan Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Partai Golkar.
Mekanisme ini menjadi dasar bagi partai dalam mengatur segala
keuangan baik pendapatan maupun pengeluaran partai. Kendala dalam
memanajemen keuangan bagi Partai Golkar Kota Makassar adalah jumlah
sumbangan dari pemerintah yang terlalu kecil bila di bandingkan dengan
program-program yang dijalankan partai.
B. Saran
67
Pemilu legislatif 2009 telah selesai dan pengelolaan keuangan
Partai Golkar dalam kampanye telah diaudit oleh lembaga akuntan publik,
ini sedikit menunjukan keseriusan dalam menuju transparansi pengelolaan
keuangan. Adapun saran penulis bagi pengelolaan keuangan Partai
Golkar Kota Makassar pada pemilu berikutnya adalah adalah :
1. Partai Golkar harus meminimalisasi pengeluaran atas
kebutuhan partai yang nyaris tidak terbatas. Pengurus partai
politik harus memiliki skala prioritas atas kebutuhan yang
mesti dipenuhi, dengan memanfaatkan anggaran yang ada.
Kualitas laporan keuangan partai perlu ditingkatkan. Partai
harus melaporkan semua pemasukan dan pengeluaran serta
nama donatur dan jumlah sumbangan. Semua dokumen
pendukung harus disimpan supaya dapat diakses dan
diperiksa. Partai politik harus menciptakan mekanisme yang
menjamin akses bagi seluruh anggota partai dan publik
terhadap laporan keuangan partai.
2. Membangun sinergi dalam mengontrol dana kampanye yang
melibatkan peran partai dalam mengatur urusan internalnya,
lembaga yang pengatur dana politik, organisasi masyarakat
sipil, media, kandidat, dan pemilih.
3. Menciptakan suatu mekanisme yang memberikan akses
terhadap laporan keuangan partai politik kepada publik
68
harus ditentukan. Misalnya KPU dapat diharuskan untuk
menyediakan fotokopi-fotokopi laporan bagi para wartawan.
KPU juga dapat mempublikasikan semua laporan di
majalah-majalah tertentu serta di websitenya.
LAMPIRAN:
Surat Penelitian
Data atau dokumen terkait masalah penelitian
69