100
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses demokratisasi di Indonesia pasca orde baru telah menghasilkan desain sistem politik yang sangat berbeda secara signifikan dengan desain yang dianut selama masa orde baru. Reformasi prosedural dan kelembagaan yang walau dilakukan secara bertahap, telah mengubah landasan berpolitik secara sangat radikal. Perkembangan dunia politik di Indonesia terus berkembang seiring dengan reformasi terhadap produk hukum, pemerintahan, maupun kebebasan pers. Dalam skala nasional dapat kita lihat pada pemilihan umum 2004 yang dilaksanakan secara langsung. Pemilu merupakan momen terbesar demokrasi. Terbesar dari segi anggaran yang harus dikeluarkan, terbesar gesekan politiknya, dan terbesar pengaruhnya terhadap keberlanjutan pembangunan sosial politik suatu negara. Dalam sistem Pemilu di Indonesia yang baru, ada beberapa jenis penyelenggaraan 1

Pengelolaan dana Partai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses demokratisasi di Indonesia pasca orde baru telah menghasilkan desain sistem politik yang sangat berbeda secara signifikan dengan desain yang dianut selama masa orde baru. Reformasi prosedural dan kelembagaan yang walau dilakukan secara bertahap, telah mengubah landasan berpolitik secara sangat radikal. Perkembangan dunia politik di Indonesia terus berkembang seiring dengan reformasi terhadap produk hukum, pemerintahan, maupun kebebasan pers. Dalam skala

Citation preview

Page 1: Pengelolaan dana Partai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses demokratisasi di Indonesia pasca orde baru telah

menghasilkan desain sistem politik yang sangat berbeda secara signifikan

dengan desain yang dianut selama masa orde baru. Reformasi prosedural

dan kelembagaan yang walau dilakukan secara bertahap, telah mengubah

landasan berpolitik secara sangat radikal.

Perkembangan dunia politik di Indonesia terus berkembang seiring

dengan reformasi terhadap produk hukum, pemerintahan, maupun

kebebasan pers. Dalam skala nasional dapat kita lihat pada pemilihan

umum 2004 yang dilaksanakan secara langsung. Pemilu merupakan

momen terbesar demokrasi. Terbesar dari segi anggaran yang harus

dikeluarkan, terbesar gesekan politiknya, dan terbesar pengaruhnya

terhadap keberlanjutan pembangunan sosial politik suatu negara. Dalam

sistem Pemilu di Indonesia yang baru, ada beberapa jenis

penyelenggaraan Pemilu, salah satunya pemilu legislatif untuk memilih

anggota DPR RI, anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPRD

Kabupaten/Kota serta DPD.

Fenomena monumental dimana seluruh lapisan masyarakat di

tanah air mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di

dalamnya. Begitu pula dengan pesta demokrasi yang diadakan pada

tahun 2009. Diawali dengan Pemilu Legislatif yang berlangsung tanggal 9

1

Page 2: Pengelolaan dana Partai

April 2009 kemarin ternyata masih meninggalkan berbagai persepsi di

dalam masyarakat. Pesta demokrasi yang merupakan proses demokrasi

pemerintahan di Indonesia ini, ternyata banyak meninggalkan tanda tanya

besar. Banyaknya kesalahan dalam proses penyelenggaran Pemilu ini

menjadi sebuah pekerjaan rumah yang sangat berat, kesalahan-

kesalahan seperti kacaunya Daftar Pemilih Tetap (DPT), surat suara yang

tertukar, dan kesalahan cetak surat suara.

Berbicara mengenai pemilu, salah satu instrumen yang sangat

penting didalamnya adalah Partai Politik. Partai politik merupakan

kendaraan politik bagi para calon anggota legislatif untuk memperoleh

mandat dari rakyat untuk menjadi wakilnya di parlemen. Sebuah Partai

politik tidak hanya dikelola oleh satu orang karena partai politik merupakan

sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan

merebut atau mempertahankan kekuasaan.1 Keberhasilan sebuah partai

politik terletak bagaimana mekanisme internal partai tersebut. Salah

satunya pengelolaan dana internal partai.2

Tujuan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan membuat

partai politik berupaya memanfaatkan segala bentuk sumber daya yang

dimilikinya. Baik itu berupa sumber daya manusia serta sumber daya

materil (dana). Bisa dikatakan salah satu potensi yang menentukan atau

menjamin keberlangsungan hidup partai adalah kemampuan mengelola

sumber dana yang dimilikinya. Setiap partai politik memiliki alur

1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama 2006) Hal.1612 Materi Kuliah Partai Politik dan Pemilu di Indonesia

2

Page 3: Pengelolaan dana Partai

pemasukan yang berbeda – beda pastinya, beberapa diantaranya seperti

iuran yang bersumber dari anggotanya, kemudian sumbangan dari

donatur serta simpatisan partai yang sifatnya tidak mengikat serta bantuan

dari Pemerintah Daerah yang diambil dari APBD daerah itu.

Terkait dengan pemberian bantuan dari Permerintah Daerah untuk

Kota Makassar sendiri, hal tersebut sudah diatur dalam Perda No. 10

Tahun 2006 pada Bab 3, tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

yang berbunyi :

“Besarnya bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) ditetapkan sebesar Rp. 19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah) setiap kursi pertahun “

Sumber dana yang digunakan partai berasal dari APBD yang

artinya berasal dari uang rakyat, oleh karena itu partai politik juga harus

sangat berhati-hati dalam setiap gerak langkahnya dan harus memastikan

bahwa setiap tindakan yangdilakukan adalah demi masyarakat banyak,

bebas dari politik uang dan pengaruh kelompok kepentingan (vested

interestgroup).

Menarik untuk melihat fenomena politik yang terjadi di Sulsel

khususnya Makassar. Partai Golkar sebagai salah satu partai besar yang

sudah mengakar kadernya dan manajemen pangelolaan partainya. Partai

Golkar selalu ikut berpartisipasi guna menempatkan calonnya di kursi

legislatif dan mewakili aspirasi rakyat. Partai ini menjadi pemenang pada

masa orde lama dan orde baru, namun pada era reformasi sudah

mengalami penurunan. Pemilu pertama pada era reformasi 1999, yang

3

Page 4: Pengelolaan dana Partai

diikuti 48 partai politik dan partai Golkar menjadi posisi kedua setelah

PDIP dengan perolehan suara 23.741.749 (22,4%). Kemudian pada

pemilu 2004 partai Golkar berhasil menjadi pemenang pemilu dengan

memperoleh suara sebanyak 24.461.104(21,58%) dan yang terakhir pada

pemilu 2009 kemarin yang diikuti 34 partai, partai Golkar berhasil

memperoleh suara nasional sebanyak 14,45% dan menjadi urutan kedua

setelah Partai Demokrat.3

Pada pemilu 2004 suara Golkar di propinsi Sulawesi Selatan

mencapai 41,6% sedangkan pada pemilu 2009 jumlah suaranya

mengalami penurunan sebanyak 7%. Di Makassar sendiri perolehan

suara Partai Golkar pada pemilu 2004 mencapai 184.991 suara

sedangkan pada pemilu 2009 jumlah perolehan suara partai itu hanya

berkisar 100.195 suara. Sangat jauh menurun dibandingkan dengan

pemilu sebelumnya.4 Sebagai sebuah partai yang cukup besar tentunya ini

merupakan sebuah “pukulan telak” karena hasil yang diinginkan oleh

partai ini tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Apalagi

Sulawesi Selatan dari beberapa kali pemilu merupakan lumbung suara di

bagian timur Indonesia. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

keuangan partai politik adalah keniscayaan karena sebagai institusi publik

partai politik mempunyai peran besar dalam menjaga demokrasi dan

mengelola pemerintahan.

3 Data KPU Kota Makassar Tahun 20094 Ibid

4

Page 5: Pengelolaan dana Partai

Pengelolaan dana dalam hal ini penggunaan maupun pelaporan

keuangan partai politik seharusnya efektif dan efisien karena

penyelenggaraan sistem politik yang demokratis di suatu negara

ditentukan oleh penyelenggaraan partai politiknya, Partai politik yang

sehat dan kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan

secara demokratis, jujur, dan adil merupakan dasar untuk membangun

demokrasi yang berkredibilitas.

Saat ini, berdasarkan peraturan yang berlaku, Negara memberikan

subsidi ke partai sebesar Rp 19.000.000, per kursi di tingkat

kabupaten/kota. Sebagai contoh, pada Pemilu 2009 Partai Gokar meraih

11 Kursi, jadi memperoleh bantuan Rp 209.000.000 per tahun. Dan

sesuai UU Nomor 2 Tahun 2008 dan UU 2 Tahun 2011 mengamanatkan

agar dana tersebut untuk pendidikan politik dan kaderisasi tapi apakah

dana tersebut digunakan sebagai mana mestinya. Partai politik harus

didorong meminimalisasi pengeluaran atas kebutuhan partai yang nyaris

tidak terbatas. Pengurus partai politik harus memiliki skala prioritas atas

kebutuhan yang mesti dipenuhi, dengan memanfaatkan anggaran yang

ada. Partai politik harus mengatur pengelolaan keuangan partai  dalam

AD/ART sama halnya dengan Peraturan Organisasi partai itu sendiri. Hal

ini diperlukan bukan semata demi menaati perintah UU, tetapi juga demi

membangun sistem organisasi modern agar lebih tanggap atas tuntutan

konstituen dan publik yang terus meningkat. Pengelolaan dana dalam

internal partai sangatlah menentukan eksistensi partai dalam perpolitikan.

5

Page 6: Pengelolaan dana Partai

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan luasnya cakupan masalah yang akan diteliti

mengenai ”Pengelolaan Dana Partai Golongan Karya Pada Pemilu

Legislatif 2009 di Kota Makassar”, maka penulis membatasinya pada

persoalan sebagai berikut :

1) Bagaimana mekanisme pengelolaan dana partai Golongan

Karya Kota Makassar pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 di

Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan mekanisme pengelolaan dana

pada Partai Golongan Karya Kota Makassar pada Pemilu Legislatif 2009

di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

i. Memberikan kajian akademis mengenai mekanisme

pengelolaan dana Partai Golongan Karya DPD II Kota

Makassar, guna terciptanya partai politik yang modern dalam

iklim demokrasi yang kompetitif.

ii. Sebagai referensi, informasi, dan tambahan literatur bagi

pembaca yang tertarik pada kajian ilmu politik.

6

Page 7: Pengelolaan dana Partai

b. Manfaat Praktis

i. Sebagai bahan pemikiran DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan

dan bagi DPD II Partai Golkar Kota Makassar dalam

merumuskan kebijakan – kebijakan partai khusunya yang

berkaitan dengan upaya perbaikan pengelolaan dana Partai

Golkar pada pemilu – pemilu mendatang.

7

Page 8: Pengelolaan dana Partai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini yang akan dibahas ada empat aspek yaitu: Partai

Politik, Prinsip Pendanaan Partai Politik, Pendanaan Partai, dan Pemilu

Legislatif keempatnya akan diuraikan lebih lanjut.

A. Partai Politik

Sejarah keberadaan partai politik di Indonesia dimulai ketika

Belanda mencanangkan politik etis pada tahun 1912 dan berdiri

organisasi kemasyarakatan yang merupakan pelopor berdirinya partai

politik di Indonesia yaitu Boedi Utomo. Partai politik merupakan sarana

bagi warga Negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam propses

pengelolaan Negara. Dimana partai politik adalah suatu kelompok

terorganisir yang anggota - anggotanya mempunyai orientasi, nilai - nilai,

dan cita - cita yang sama.5

Menurut UU No.2 Tahun 2011 Partai Politik adalah organisasi yang

bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita - cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,

bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.6

5 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama 2006) Hal.1606 Pasal 1, ayat 1 UU No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik.

8

Page 9: Pengelolaan dana Partai

Carl J. Fiedrich mendefinisikan partai politik “sekelompok manusia

yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut atau

mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan

partainya dan berdasarkan penguasaan ini kemanfaatan yang bersifat idiil

maupun materil kepada anggotanya”.7 Sedangkan menurut Giovanni

Sartori, partai politik adalah “ suatu kelompok politik yang mengikuti

pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu mampu menempatkan

calonnya untuk menduduki jabatan – jabatan.8

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis berusaha

menggambarkan kembali bahwa partai politik, sesungguhnya adalah

kumpulan dari beberapa orang yang mempunyai orientasi sama yang

terbentuk dalam suatu wadah lembaga formal berdasar kepada ketentuan

konstitusi kelembagaan dan mengikuti sistem politik dan sistem pemilihan

yang ada.

Secara hakiki partai politik memiliki fungsi utama yaitu mencari dan

mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program–program yang

disusun berdasarkan ideologi tertentu. Selain fungsi di atas, partai politik

juga memiliki fungsi antara lain :

a. Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Dalam menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi

politik, partai politik mempunyai peran penting sebagai

penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah.

7 Miriam Budiarjo, Op.Cit Hal.1618 Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Politik diakses pada tangga 13-03-2011

9

Page 10: Pengelolaan dana Partai

Menurut Signmund Neumann dalam hubungannya dengan

komunikasi politik, partai politik merupakan perantara besar yang

menghubungkan kekuatan – kekuatan dan ideologi sosial dengan

lembaga pemerintah yang resmi dan mengaitkannya dengan aksi

politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas.9

b. Sebagai Sarana Sosialisai Politik

Fungsi sosialisai politik partai adalah upaya menciptakan

citra (image) bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan

umum dan lebih tinggi nilainya apabila mampu mendidik

anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung

jawabnya sebagai warga Negara dan menempatkan kepentingan

sendiri dibawah kepentingan nasional.

c. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

Fungsi partai politik ini yakni seleksi kepemimpinan dan

kader – kader yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin

kontinuitas dan kelestarian partai sekaligus merupakan salah satu

cara untuk menjaring dan melatih calon – calon kader.

d. Sebagai Sarana pengatur Konflik

Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat. Negara Indonesia

yang bersifat heterogen yang terdiri dari etnis, agama, dan lain –

lain. Perbedaan tersebut dapat menyebabkan konflik. Maka partai

politik melaksanakan fungsi sebagai pengatur konflik.

9 Http://Bimaaryasugiarto.Blogspot.Com/2008/03/Partai-Politik-Dan-Prospek.Html diakses pada tanggal 04-03-2011

10

Page 11: Pengelolaan dana Partai

Setiap manusia pasti punya tujuan hidup, begitu juga halnya

dengan partai politik. Adapun tujuan umum partai politik di Indonesia

sebagai berikut :

(1) Mewujudkan cita – cita nasional bangsa Indonesia, sebagai

termaksud dalam pembukaan Undang – Undang Dasar

Republik Indonesia tahun 1945.

(2) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan

Pancasila dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(3) Mewujudkan kesejahtraan bagi seluruh rakyat Indonesia.10

Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita – citanya

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

diwujudkan secara konstitusional.

B. Prinsip Pendanaan Politik

Pendanaan politik tidak lepas dari tujuan pengaturan dana politik

yaitu:

a. Sistem mengizinkan dan menyediakan uang yang cukup untuk

mendukung kampanye yang kompetitif

b. Sistem yang mendukung dan menjaga peluang bagi semua

penduduk untuk berpartisipasi secara bersama

c. Sistem yang dapat mencegah korupsi dan mencegah dampak

negative dari pengelolaan dana

10 Indra Bastian, Akutansi Untuk LSM dan Partai Politik. (Jakarta.Erlangga.2007) Hal.154

11

Page 12: Pengelolaan dana Partai

d. Sistem yang dapat membebaskan dari iming-iming uang

Menurut Marcin Waleky (2004) pengaturan dana politik berdasarkan

beberapa tujuan:

a. Mendekatkan jarak (gap) antara elit politik dan masyarakat

(mendorong representation dan accountability)

b. Mendorong kepercayaan public (Trust) dan meningkatkan

partisipasi publik untuk berpartisipasi dalam pemilu

c. Membantu politik lebih akuntabel tidak hanay terkait masalah uang

atau keuntungan materil

d. Mencegah menerima money politics

e. Mencegah potensi penyelewengan dana Negara

f. Mendorong persaingan yang kompetitif

g. Menguatkan penegakan hukum

Basis akuntansi merupakan asumsi dasar yang melatarbelakangi

pencatatan pembukuan dan pelaporan keuangan partai politik. Partai

politik dianggap sebagai suatu entitas tunggal dan sebagai entitas tunggal

maka tidak ada bagian lain dalam partai politik yang menyelenggarakan

akuntasi/pembukuan selain partai politik itu sendiri. Semua jenis transaksi

keuangan partai politik harus tercatat dan terangkum dalam laporan

keuangan partai politik. Laporan keuangan partai politik merupakan hasil

dari proses akuntansi transaksi-transaksi keuangan partai politik. Laporan

keuangan partai politik terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan

aktifitas, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan.

12

Page 13: Pengelolaan dana Partai

Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menyediakan

informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi

mengenai hubungan diantara unsur tersebut pada waktu tertentu.

Laporan aktivitas merupakan laporan yang menyajikan perubahan

bersih selama satu periode, mengenai pengaruh transaksi dengan

peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, dan

bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan arus kas

menurut aktiva operasi, investasi, dan pendanaan selama periode tertentu

dengan menggunakan periode langsung. Sedangkan catatan atas laporan

keuangan merupakan penjelasan naratif rincian dari keseluruhan laporan,

dalam catatan ini juga diungkapkan mengenai penggunaan dana bantuan

dari anggaran Negara kepada partai politik.

C. Pendanaan Partai

Pendanaan partai memiliki beberapa komponen khusus.

Komponen - komponen ini muncul karena adanya undang - undang

kepartaian, undang - undang tentang pendanaan partai dan undang-

undang pemilu. Sederetan undang - undang ini memberikan berbagai

kemungkinan - kemungkinan legal dalam rangkaian pendanaan partai,

sebagai berikut :

a. Iuran Anggota

13

Page 14: Pengelolaan dana Partai

Iuran anggota biasanya dibayar secara rutin (setiap bulan,

triwulan, semester atau setiap tahun) oleh para anggota. Besarnya

jumlah iuran tergantung pada pendapatan setiap anggota partai.

Asas hukum penarikan iuran seperti ini adalah anggaran dasar.

Anggaran dasar ini harus sesuai dengan aturan keuangan yang

menjelaskan bagaimana pemasukan dari iuran anggota itu

dibagikan ketingkatan partai yang berbeda.

Pada prinsipnya, setiap partai harus menarik iuran dari

anggotanya. Hal ini penting bagi pendanaan partai dan juga

kehidupan intern partai. Jika sebuah partai hanya bergantung pada

sumbangan atau dana dari segelintir orang, atau kadang - kadang

hanya pada seorang anggota saja, hal ini bisa menyulitkan proses

demokrasi dalam tubuh partai, dan partai akan selalu diperas.

Penagihan iuran dapat dilakukan oleh bendahara dalam

dewan pengurus atau oleh seorang yang ditugaskan untuk itu.

Petugas ini juga ikut membayar iuran dengan presentase tertentu.

Para pengumpul uang ini bisa menerangkan peran penting dalam

komunikasi internal partai karena mereka selalu berhubungan

dengan para anggota. Dengan demikian mereka berfungsi seperti

seismograf yang mencatat setiap goncangan kecil dalam

keanggotaan partai dan menyampaikan kepada pimpinan partai.

14

Page 15: Pengelolaan dana Partai

Dalam masyarakat yang jarang membayar dengan uang

tunai, usaha penagihan itu juga dapat diselesaikan oleh bank yang

menarik uang dari rekening yang bersangkutan. Biasanya jumlah

iuran anggota diberbagai partai dan negara sangat beragam, mulai

dari beberapa perak per bulannya hingga dalam jumlah besar, dari

tiga hingga lima persen pendapatan.

b. Biaya Penerimaan Anggota

Dalam partai menerapkan biaya masuk bagi anggota baru.

Biaya ini khususnya menutupi biaya penerimaan, tapi tidak

berfungsi sebagai dana rutin dan karenanya tidak begitu penting.

c. Sumbangan

Jangkauan dan bentuk pencarian sumbangan diatur dalam

undang - undang kepartaian dan undang - undang pemilu yang

relevan. Dalam UU No 2 tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU

No 10 tahun 2008 tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD terdapat

sederetan pembatasan terhadap sumber dan besarnya jumlah

sumbangan.

1. Sumbangan dari luar negeri. Di sebagian besar Negara termasuk

Indonesia dilarang menerima sumbangan dari luar negeri.

Tujuannya agar partai tidak dikendalikan dari luar negeri atau

agar partai tidak tergantung pada sekelompok orang asing jika

partai tersebut harus membuat keputusan nasional.

15

Page 16: Pengelolaan dana Partai

2. Larangan pendapatan partai oleh perusahan politik. Berbeda

dengan pendanaan partai oleh pemerintah yang lazim dibanyak

negara, pemberian dana dari perusahaan publik kepada partai

dilarang di banyak negara. Larangan ini terutama disebabkan

karena adanya praktek memprioritaskan partai-partai tertentu

biasanya partai - partai yang berkuasa secara sepihak dengan

cara membagi dana publik itu secara tidak merata. Tentu saja

praktek itu bisa memberikan kesempatan yang berbeda bagi

partai-partai yang ada.

3. Batas dana terbesar atau larangan sumbangan dari perusahaan

dan aturan transparansi sumbangan. Di beberapa negara

dilarang menerima sumbangan dari pribadi - pribadi hukum

(Juristichen personnen pribadi atau organisasi yang berbadan

hukum, dalam hal ini termasuk menteri, gereja, perusahaan,

dsb). Sementara sumbangan dari perseorangan (Naturlichen

Personnen) boleh diterima. Tetapi, di sebagian besar negara

tidak ada larangan mererima sumbangan dari pribadi-pribadi

hukum tersebut. Persoalan dilarang atau tidaknya menerima

sumbangan dari mereka itu pada dasarnya berkaitan dengan

pengaruh yang akan diberikan oleh masyarakat ekonomi dan

industri terhadap politik.

Bentuk - bentuk umum bantuan dana dan sasaran dari

pemerintah kepada partai adalah :

16

Page 17: Pengelolaan dana Partai

1. Mendanai membiayai administrasi partai dengan cara

pengalokasian dana secara kasar atau bertitik tolak pada

jumlah anggota partai. Di sini partai memperoleh alokasi

dana secara lumpsum (jumlahnya sama untuk setiap partai),

atau pemberian dana itu dibedakan berdasarkan jumlah

anggota partai. Variasi dari bentuk ini adalah gabungan dari

dana tetap dan alokasi dana berdasarkan jumlah anggota

partai. Maksud dari variasi ini adalah untuk tujuan persiapan

dan pelaksanaan pemilihan. Karena itu pembayaran bisa

dilakukan kapan saja atau tidak tergantung pada pemilihan.

2. Pembayaran sejumlah dana sesuai dengan hasil pemilihan.

Ada bebagai model dalam melakukan pembayaran “ganti

rugi” biaya kampanye pemilihan. Pada prinsipnya model-

model itu bertitik tolak pada jumlah suara yang diraih.

Artinya, pembayaran uang dalam jumlah tertentu itu

dilakukan berdasarkan setiap perolehan suara. Jadi, ini

bukan ganti rugi biaya kampanye, melainkan premi atau

bonus atas keberhasilan dalam pemilihan. Dana yang telah

dipergunakan dapat ditutupi atau paling tidak terbantu

dengan metode ini.

Jumlah uang untuk setiap suara pemilih bervariasi di

Negara-negara yang menerapkan sistem ini.Cara

perhitungan suara pemilih untuk pembayaran jumlah

17

Page 18: Pengelolaan dana Partai

sumbangan juga bisa beraneka ragam, karena hanya suara

pemilih yang benar-benar telah diperoleh dan diserahkan

yang dapat dijadikan dasar pembayaran uang hasil

pemilihan. Dalam sistem-sistem lain, proses perhitungan

suara pemilih yang diraih dilakukan berdasarkan prediksi

bahwa seluruh (100%) warga yang berhak memilih

menggunakan hak pilihnya. Tentu, jika partisipasi warga

yang berhak memilih rendah, maka ini akan

“menguntungkan” partai dalam segi finansial. Dalam kasus

ini dimana perhitungan suara tersebut benar-benar berupaya

untuk menerapkan strategi yang difokuskan pada

memotivasian warga untuk menggunakan hak pilihnya dalam

pemilihan.Hal ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaa

kampanye sebelum pemilihan.

3. Pembayaran ganti rugipengeluaran yang sah. Pembayaran

ganti rugi biaya pengeluaran yang telah dibuktikan

kebenarannya (sah) ada batasannya atau pembayarannya

bersifat prosentual. Pengeluaran yang dimaksud bisa berupa

pengeluaran untuk kampanye pemilihan atau pengeluaran

rutin administrasi.

4. Menyediakan sarana publik untuk tujuan partai. Yang

dimaksud dengan menyediakan sarana publik untuk tujuan

partai ini contohnya adalah menyediakan waktu siar (airtime)

18

Page 19: Pengelolaan dana Partai

di radio dan televisi secara gratis dengan catatan radio dan

televisi itu harus bersifat publik (bertujuan melayani

masyarakat dan untuk itudiberikan hak khusus). Atau

menyediakan tempat-tempat untuk memasang plakat, seperti

di sisi luar bangunan-bangunan publik, jembatan dan

sebagainya untuk promosi partai.

5. Menyediakan ruangan, teknik dan personalia. Pemerintah di

beberapa negara menyediakan ruangan, rumah, gudang,

sarana teknis, dan bahkan personil bagi partai atau fraksi di

berbagai tingkat (cabang, daerah, pusat).

6. Mendanai biaya pengeluaran fraksi. Bagi organisasi-

organisasi partai di parlemen diberlakukan berbagai aturan.

Di beberapa negara, fraksi-fraksi partai dilengkapi dengan

sarana penunjang yang baik, sesuai subsidi dana untuk

personil fraksi, sarana teknis, ruangan dan peralatan, bahkan

mereka diberi peluang untuk membentuk tim ahli sendiri.

Dengan demikian dana untuk fraksi bahkan bisa lebih besar

dari dana partai. Dalam kasus ini hampir tidak ada dukungan

dari pemerintah, bahkan ruangan rapat untuk fraksi yang

berada di dekat gedung parlemen pun tidak tersedia.

Seberapa jauh dukungan yang diberikan kepada masing-

masing fraksi dan khususnya kepada fraksi oposisi, sangat

bergantung pada budaya politik dan stabilitas demokrasi

19

Page 20: Pengelolaan dana Partai

serta pada besar atau tidaknya pengaruh parlemen terhadap

kekuasaan ekskutif. Dalam sistem konstitusi predensial

misalnya, sarana yang diberikan kepada fraksi jelas lebih

buruk daripada sistem demokrasi parlemen.

7. Membebaskan sumbangan dan iuran anggota dari pajak.

Salah satu bentuk dukungan pemerintah kepada partai

adalah membebaskan sumbangan dan iuran anggota dari

pajak atau memberikan kompensasi pajak khusus terhadap

pengeluaran - pengeluaran dana partai dan iuran anggota.

Melalui pembebasan pajak ini jumlah sumbangan yang

diterima tentu lebih besar. Sementara biaya pembebasan itu

sendiri ditutupi dari anggaran publik.

8. Dukungan terhadap organisasi-organisasi garis depan,

seperti organisasi pemuda, organisasi perempuan, yayasan

dan sebagainya. Selain bantuan langsung pemerintah

kepada partai, di beberapa negara ditingkatkan

pembentukan institusi - institusi khusus yang dapat

digolongkan ke dalam partai tertentu atau setidaknya ke

dalam aliran politik tertentu. Institusi yang dimaksud adalah

organisasi – organisasi pemuda yang sebagian langsung

memperoleh subsidi untuk kegiatan mereka di berbagai

tingkat politik yang berbeda, atau organisasi mahasiswa

yang mendukung partai tertentu. Organisasi mahasiswa ini

20

Page 21: Pengelolaan dana Partai

memperoleh dukungan dalam melaksanakan kegiatan

mereka. Hal ini juga berlaku untuk organisasi perempuan

dari berbagai partai.

Bentuk khusus dari dukungan pemerintah adalah bantuan

terhadap yayasan yang dekat dengan partai tertentu. Yang

dimaksud disini adalah yayasan - yayasan yang terutama

bergerak dalam bidang pendidikan dan pekerjaan garis

depan, yang mempunyai pengaruh langsung terhadap

proses pembentukan kehendak rakyat. Hal ini dilakukan

dengan cara memberikan penjelasan tentang haluan dasar

politik dari sebuah partai.

9. Pendanaan bagi pengeluaran anggota parlemen. Bantuan

dana kepada anggota parlemen dirangkaikan dengan

pemberian dana kepada pekerja partai di daerah pemilihan

dana yang lainnya. Selain itu pemerintah juga menanggung

biaya perjalanan dan biaya teknis. Ini merupakan bentuk lain

dari pendanaan secara tidak langsung oleh pemerintah

kepada partai. Akan tetapi, di beberapa negara yang

berbeda, bentuk ini menunjukkan hasil yang sama sekali

lain. Ada negara yang memaksakan anggota parlemennya

untuk melepaskan profesinya agar ia dapat bekerja penuh di

parlemen, namun pada saat yang bersamaan negara

tersebut hanya membayar biaya kompensasi dalam jumlah

21

Page 22: Pengelolaan dana Partai

yang kecil. Tentu saja ini berarti bahwa anggota parlemen

yangterpilih harus “kehilangan” banyak uang.

10.Dana dari kegiatan bisnis partai. Bentuk pendanaan partai

yang lain daripada yang lain adalah adanya peraturan dalam

undang-undang pemilu yang memperbolehkan partai

melakukan kegiatan bisnis, mendirikan perusahaan sendiri,

menyelenggarakan undian dan ikut serta dalam usaha dan

persaingan bisnis. Pendanaan partai seperti ini dapat

menyebabkan terjadinya penbelokan dan publik melalui

kanalisasi order - order publik kepada perusahaan -

perusahaan yang dimiliki partai. Ini akan meningkatkan

terjadinya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.11

Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,

penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan

penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Adapun

Fungsi – Fungsi Manajemen yaitu :

1. Perencanaan Keuangan. Membuat rencana pemasukan dan

pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode

tertentu.

2. Penganggaran Keuangan. Tindak lanjut dari perencanaan

keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

11 Toni Adrianus Pito dan Efriza, Mengenal Teori – Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. (Bandung: Nuansa.2006). Hal 15

22

Page 23: Pengelolaan dana Partai

3. Pengelolaan Keuangan. Menggunakan dana lembaga/organisasi

untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4. Pencarian Keuangan. Mencari dan mengeksploitasi sumber dana

yang ada untuk operasional kegiatan organisasi.

5. Penyimpanan Keuangan. Mengumpulkan dana organisasi serta

menyimpan dana tersebut dengan aman.

6. Pengendalian Keuangan. Melakukan evaluasi serta perbaikan

atas keuangan dan sistem keuangan pada sebuah organisasi.

7. Pemeriksaan Keuangan. Melakukan audit internal atas keuangan

organisasi yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.12

Pengelolaan keuangan dalam suatu lembaga/organisasi dalam hal

ini Partai Politik sebagai suatu lembaga publik merupakan suatu hal yang

sensitif. Apalagi jika uang yang mereka gunakan adalah uang rakyat,

maka rakyat patut untuk mengetahui kemana saja aliran dana tersebut.

Berikut ini beberapa penjelasan terkait pengelolaan Keuangan/Dana pada

Partai Politik.

1. Keuangan partai politik bersumber dari :

a. Iuran anggota.

b. Sumbangan yang sah menurut hukum.

c. Bantuan dari anggaran Negara.

12 http://www.slideshare.net/manajemenkeuangan10/1fungsi-dan-tujuan-manajemen keuangan diakses pada tanggal 24-04-2011

23

Page 24: Pengelolaan dana Partai

2. Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang,

barang, fasilitas, peralatan, dan/atau jasa.

3. Sumbangan perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling

banyak senilai Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang

dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.

4. Sumbangan perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak

senilai Rp 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah)

per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu)

tahun anggaran.13

Pengelolaan keuangan Organisasi Partai Politik , sebagai suatu

entitas yang menggunakan dana publik yang besar, haruslah transparan

sehingga pertanggungjawaban keuangan merupakan hal yang tidak dapat

ditawar lagi. Sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang – Undang Partai

Politik, dan Undang – Undang Pemilu, seluruh sumber daya keuangan

yang digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada konstituantenya.

Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan partai politik peserta

pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta

pemilu) serta Laporan Keuangan (Khusus Untuk Partai Politik), yang

harus diaudit Akuntan Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses publik.

Informasi menyangkut keuangan bisa menjadi dasar penilaian

kemampuan Partai Politik untuk melangsungkan aktifitasnya dan

memperjuangkan kepentingan politik secara berkelanjutan. Pemilih seperti

13 UU No. 2, Pasal 35, Ayat 1-3, Tahun 2011

24

Page 25: Pengelolaan dana Partai

dihadapkan dengan perusahaan yang dipercaya bisa membawa

aspirasinya secara berkesinambungan.14

D. Kerangka Pemikiran

Partai Golkar merupakan saluran aspirasi rakyat yang berbentuk

sebuah lembaga publik. Dimana partai politik bertarung dalam pemilu

guna mendapatkan suara rakyat. Dalam pemilihan inilah partai politik

memanfaatkan segala kemampuan yang mereka miliki. Salah satu

variabel yang mempengaruhi keberhasilan partai sumber daya materil

(dana).

Partai rela menggolontorkan bermilyar-milyar uang hanya untuk

mendapatkan aspirasi rakyat, dana yang sebanyak itu tentunya tidak

dikelola dengan begitu saja, perlu ada sebuah aturan khusus dan

mekanisme yang jelas dalam mengatur hal tersebut apalagi ketika salah

satu sumber dana tersebut berasal dari APBD yang berarti uang rakyat.

Mekanisme pengelolaan dana internal partai akan memberikan dampak

terhadap eksistensi partai terlebih khusus dalam pemilihan umum.

Skema Kerangka Pikir

14 Haryono Umar, 2003

25

AD/ART Partai dan Peraturan Organisasi Partai

Page 26: Pengelolaan dana Partai

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

26

Pengelolaan Keuangan dan

Dana Kampanye Partai Golkar Kota

Makassar

Pemilu Legislatif 2009 di

Makassar

UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU No 10 Tahun 2008 tentang pemilu

Page 27: Pengelolaan dana Partai

Penelitian ini dilakukan di kota Makassar dengan Locus penelitian

di DPD II Partai Golkar kota Makassar. Masyarakat kota Makassar

memiliki partisipasi politik yang tinggi dalam hal pemberian hak suara

dalam pemilu 2009 serta masih adanya pengaruh budaya lokal dalam

mempengaruhi pilihan politik masyarakat kota Makassar. Partai Golkar

sebagai peraih kursi terbanyak pada pemilu legislatif di Kota Makassar.

Kesuksesan tersebut salah satunya oleh karena mekanisme pengelolaan

dana internal partai yang akan menjadi fokus penelitian.

B. Dasar dan Tipe Penelitian

Dasar pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kualitatif. Metode kualitatif memiliki beberapa prespektif

teori yang dapat mendukung penganalisaan yang lebih mendalam

terhadap gejala yang terjadi. Penelitian kualitatif mengacu kepada

berbagai cara pengumpulan data yang berbeda, yang meliputi penelitian

lapangan, observasi partisipan, dan wawancara mendalam.15

Tipe penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu penelitian

diarahkan untuk menggambarkan fakta dengan argument yang tepat.

Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status

suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada

saat penelitian dilakukan. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk

membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta. Namun demikian, dalam perkembangannya selain

15 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Hal. 8

27

Page 28: Pengelolaan dana Partai

menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung

sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi

maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel

lain. Penulis mengunakan penelitian deskriptif analisis, dimana penelitian

ini berusaha untuk menggambarkan secara faktual mengenai pengelolaan

dana partai Golkar pada Pemilu legislatif 2009 di Kota Makassar.

C. Sumber Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan data yang menurut

penulis sesuai dengan objek penelitian dan memberikan gambaran

tentang objek penelitian adapun sumber data yang digunakan yaitu:

a. Data Primer

Dalam penelitian peneliti membutuhkan data untuk membuktikan

fakta dilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan atau daerah

penelitian melalui hasil wawancara mendalam dengan informan dan

observasi langsung. Peneliti turun langsung ke DPD II Partai Golkar di

kota Makassar untuk mengumpulkan data dalam berbagai bentuk, seperti

rekaman hasil wawancara dan foto kegiatan di lapangan. Dari proses

wawancara dengan berbagai sumber peneliti mendapatkan data-data

seperti mekanisme pengelolaan dana partai golkar di kota Makassar dan

pengaruh pengelolaan dana terhadap kemenangan partai golkar dalam

pemilu legislatif di kota Makassar.

28

Page 29: Pengelolaan dana Partai

b. Data Sekunder

Dalam penelitian peneliti juga melakukan telaah pustaka, dimana

peneliti mengumpulkan data dari penelitian sebelumnya berupa buku,

jurnal, koran mengenai pengelolaan dana DPD II partai golkar kota

Makassar serta sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan masalah

penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini yaitu:

a. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara.

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara.

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara

mendalam menggunakan pedoman wawancara (interview guide) agar

wawancara tetap berada pada fokus penelitian, meski tidak menutup

29

Page 30: Pengelolaan dana Partai

kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan berlanjut. Informan yang

dipilih adalah informan yang benar paham dan mengetahui permasalahan

yang dimaksud. Informan yang akan penulis wawancarai untuk

pengumpulan data ini terdiri dari komponen masyarakat dan beberapa

orang dari lembaga terkait. Pemilihan informan dapat berkembang dan

berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam memperoleh data

yang akurat. Penelitian ini berakhir ketika peneliti sudah merasa data yang

didapat sudah cukup untuk untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

Adapun kompenen narasumber terdiri dari: Pengurus DPD II Partai Golkar

Kota Makassar yakni Drs. H. Saad Iranda Dollar selaku Bendahara

Golkar Kota Makassar, Dra. Bernadeth Anastasya selaku Wakil

Bendahara Golkar Kota Makassar, Ir Victor Manguma selaku Wakil

Sekertaris Golkar Kota Makassar, Usman Gende, Se, M.Si selaku Kepala

Sekretariat Golkar Kota Makassar. Komisi Pemilihan Umum Kota

Makassar yakni Dr. Muh Sabir selaku Kabag Umum KPU Kota Makassar.

Tabel. Narasumber

Nama Jabatan

30

Page 31: Pengelolaan dana Partai

Drs. H. Saad Iranda DollarDra. Bernadeth AnastasyaIr. Victor MangumaDrs. Muh SabirUsman Gende, SE, M.Si

Bendahara Golkar Kota Makassar Wakil Bendahara Golkar Makassar

Wakil Sekertaris Golkar Kota MakassarKabag Umum KPU Kota Makassar

Kepala Sekretariat Golkar Makassar

b. Dokumen/Arsip

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data

dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode

dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari

sumber non-manusia. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar

belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. Dokumen dan arsip

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian

merupakan salah satu sumber data yang paling penting dalam penelitian.

Dokumen yang dimaksud adalah dokumen tertulis, gambar/foto, atau flim

audio-visual, data statistik, laporan penelitian sebelumnya, tulisan-tulisan

ilmiah tentang partai golkar serta pengelolaan dana DPD II partai golkar di

kota Makassar.

E. Teknik Analisa

Proses analisa data dilakukan pada waktu bersamaan dengan

proses pengumpulan data berlangsung secara terus menerus hingga

akhirnya ditemukan sebuah kesimpulan. Analisa data dilakukan melalui

31

Page 32: Pengelolaan dana Partai

tiga alur, yakni : (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan

kesimpulan atau verifikasi hasil akhir.

1. Reduksi Data

Pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan,

penyederhanaan pengabstraksian data dari field note dan transkrip hasil

wawancara. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian dilakukan

dengan membuat singkatan, kategorisasi, memusatkan tema,

menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo. Proses

reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai

ditulis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan

mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

Pada tahap ini, setelah mendapatkan data dari hasil wawancara

yang berupa rekaman MP3, field note, dan pengamatan lainnya, penulis

langsung melakukan transfer data kedalam sebuah tulisan yang lebih

teratur dan sistematis. Sebagai upaya meminimalisasi reduksi data karena

keterbatasan ingatan. Selanjutnya penulis melakukan pengkategorisasian

data menurut kebutuhan penelitian. Hal ini dilakukan untuk membantu

penulis dalam menganalisa data dan memasukannya kedalam bab

pembahasan pada penulisan hasil penelitian.

2. Sajian Data

32

Page 33: Pengelolaan dana Partai

Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat sajian data,

penulis dapat lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan

memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis atau pun

tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data diperoleh

dari hasil interpretasi, usaha memahami, dan analisis data secara

mendalam terhadap data yang telah direduksi dengan cara kategorisasi.

Sajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak

membantu. Sajian data dapat meliputi deskripsi, matriks, gambar/sketsa

dan tabel. Kesemuanya itu dirancang guna merakit secara teratur supaya

mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang baik.

3. Penarikan Kesimpulan

Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa

arti dari berbagai hal yang ditemui dengan mulai melakukan pencatatan

pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab-

akibat dan berbagai proposisi. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-

temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan

akhir.

33

Page 34: Pengelolaan dana Partai

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran umum Partai Golongan Karya

Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama

Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya

(Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai Golkar

bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir

pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan Darat

untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan

politik.

Pada bulan Oktober 1964 terbentuk sebuah panitia yang terdiri dari

anggota Gerakan Militer Pelajar, kelompok cendekiawan, dan militer.

Panitia ini bertujuan untuk mempersiapkan “Piagam Pernyataan Dasar

Karyawan”. Pada 5 Agustus 1964, Presiden mengeluarkan sebuah

peraturan presiden yang berisi tentang syarat organisasi-organisasi yang

boleh menjadi anggota dari Front Nasional. Penpres ini mempersulit

organisasi-organisasi tersebut untuk menjadi anggota Front Nasional.16

Pada 15 Oktober 1964, lima orang anggota Front Nasional dari Golongan

Karya mengeluarkan sebuah undangan kepada semua organisasi yang

dimaksudkan oleh Penpres No. 193/196417 untuk membicarakan

16 Imam Pratignyo, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar, (Jakarta: Yayasan Bhakti, 1984), Hal. 91. 17 Penpres No. 193/1964 ini berisi mengenai syarat organisasi yang dapat menjadi anggota dari Front Nasional. Syarat-syarat tersebut antara lain; seasas dengan Front Nasional, berafiliasi dengan salah satu partai. Sementara itu, di kalangan Golongan Karya non afiliasi, penpres ini

34

Page 35: Pengelolaan dana Partai

keanggotaan mereka di dalam Front Nasional. Pertemuan itu

diselenggarakan pada jam 9.00 pagi, 20 Oktober 1964.

Pada tengah malam 19 Oktober 1964, panitia yang menyusun

“Piagam Pernyatan Dasar Karyawan” dan wakil-wakil dari 35 organisasi

non-afiliasi berkumpul bersama menandatangani piagam. Kemudian pada

pukul 12 siang hari, 20 Oktober, panitia pelaksana Sekber Golkar akhirnya

terbentuk. Panitia ini diketuai oleh Kolonel Djuhartono, kemudian empat

wakil ketua, masing-masing adalah Imam Pratignyo (NU), J. K. Tumakaka

(pernah menjadi pemimpin PNI), Djamin Gintings (militer), dan S.

Sukowati (Hankam). Berikutnya Dr. Amino Gondoutomo bertindak sebagai

Sekretaris Jenderal, dan Sutomo Gondowongso SH sebagai wakil

sekretaris.18 Akhirnya, Sekretariat Bersama Golongan Karya atau yang

disingkat sebagai Sekber Golkar resmi berdiri. Organisasi ini dimaksudkan

sebagai Badan Kerjasama (BKS) antara militer dan kelompok sipil guna

menghadapi pertarungan politik dengan partai-partai politik khususnya

PKI.

Kendatipun diawal pendirian (sesuatu yang wajar dialami oleh

organisasi-organisasi yang baru berdiri), Sekber Golkar ini kurang efektif,19

disebut penpres maut. 18 Suryadinata, op.cit, hlm. 15.19 Ibid, hlm. 16.

35

Page 36: Pengelolaan dana Partai

tetapi sebuah embrio mesin politik militer yang akan digunakan sebagai

alat untuk mendomisasi kehidupan sosial, budaya, politik bahkan ekonomi

Indonesia telah berhasil dibangun dan dikembangkan. Dalam

perkembangannya, Sekber Golkar berubah wujud menjadi Golongan

Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu. Menjelang

Pemilu tahun 1971 Sekber Golkar mampu memerankan diri sebagai

simbol modernisasi dengan wacana-wacana pembangunan ekonomi dan

satu-satunya alternatif untuk kemajuan Indonesia. Kekuatan sosial politik

ini dipromosikan kepada masyarakat sebagai kekuatan yang lain sama

sekali dari partai-partai politik yang ada. Kalau dalam Pemerintahan Orde

Lama gemuruh politik sangat terasa dalam kehidupan masyarakat dan

yang kedengaran setiap harinya hanya jargon-jargon politik, sementara

ekonomi tidak dibenahi secara menyeluruh, maka Pemerintahan Soeharto

yang menggantikannya mengubah orientasi pembangunan ke arah

ekonomi.

Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde

Baru Presiden Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya

dan mereka tampil sebagai pemenang. Kemenangan ini diulangi pada

Pemilu-Pemilu pemerintahan Orde Baru lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982,

1987, 1992, dan 1997. Kejadian ini dapat dimungkinkan, karena

pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang sangat

mendukung kemenangan Golkar, seperti peraturan monoloyalitas PNS,

dan sebagainya. Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi

36

Page 37: Pengelolaan dana Partai

bergulir, Golkar berubah wujud menjadi Partai Golkar, dan untuk pertama

kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang

berarti seperti sebelumnya di masa pemerintahan Soeharto.

Arus reformasi bergulir. Tuntutan mundur Presiden Soeharto

menggema di mana-mana. Soeharto akhirnya berhasil dilengserkan oleh

gerakan mahasiswa. Hal ini kemudian berimbas pada Golkar. Karena

Soeharto adalah penasehat partai, maka Golkar juga dituntut untuk

dibubarkan. Saat itu Golkar dicerca di mana-mana. Akbar Tandjung yang

terpilih sebagai ketua umum di era ini kemudian mati-matian

mempertahankan partai. Di bawah kepemimpinan Akbar, Golkar berubah

wujud menjadi Partai Golkar. Saat itu Golkar juga mengusung citra

sebagai Golkar baru. Upaya Akbar tak sia-sia, dia berhasil

mempertahankan Golkar dari serangan eksternal dan krisis citra, inilah

yang membuat Akbar menjadi ketua umum Golkar yang cukup legendaris.

Partai Golkar kemudian ikut dalam Pemilu 1999, berkompetisi bersama

partai-partai baru di era multipartai. Pada pemilu pertama di Era

Reformasi ini Partai Golkar mengalami penurunan suara di peringkat ke

dua di bawah PDIP. Namun pada pemilu berikutnya Golkar kembali

unggul. Pada pemilu legislatif 2004 Golkar menjadi pemenang pemilu

legislatif dengan 24.480.757 suara atau 21,58% suara sah. Pada pemilu

legislatif 2009 lalu suara Partai Golkar kembali turun ke posisi dua.

Pemenang pemilu dipegang oleh Partai Demokrat. Dalam Munas VIII di

Pekanbaru, Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum menggantikan

37

Page 38: Pengelolaan dana Partai

Jusuf Kalla. Sebagai pimpinan baru partai beringin, Aburizal bertekad

akan kembali membawa Golkar memenangkan pemilu. Dia menargetkan

Golkar menjadi pemenang pertama pemilu legislatif 2014 nanti.

Tabel. Ketua Umum Golkar

Nama Periode Jabatan

DjuhartonoSuprapto Sukowati

Amir MoertonoSudharmono

WahonoHarmoko

Akbar TanjungJusuf Kalla

Aburizal Bakrie

1964-19691969-19731973-19831983-19881988-19931993-19981998-20042004-2009

2009-sekarang

` Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah

1. Perspektif dan program partai

Partai Golkar mencoba memantapkan doktrin dan program

perjuangannya dalam sebuah kerangka yang mereka sebut sebagai

“paradigma baru”. Berikut adalah kerangka pandangan dan program

seperti yang disebutkan dalam dokumen-dokumen partai Golkar.

a). Asas

Golkar mempunyai 5 asas dalam berpartai politik yaitu :

1. Asas kepemimpinan Pancasila

2. Asas demokrasi Pancasila

3. Asas kesimbangan antara kepentingan umum dan kepentingan

pribadi/kepemimpinan golongan

4. Asas kekeluargaan dan gotong royong

38

Page 39: Pengelolaan dana Partai

5. Asas tidak kenal menyerah dalam perjuangan

b). Tujuan Partai

Mempertahankan, mengamankan, mengamalkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945

Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar 1945

Menciptakan masyarakat adil dan makmur merata materiil

dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia

Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka

mengembangkan kehidupan demokrasi Pancasila yang

menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan,

hukum, dan hak asasi manusia20.

2. Platform

Platform yang dimaksudkan di sini adalah landasan tempat

berpijak,yaitu wawasan-wawasan yang menjadi acuan dan arah dari mana

dan ke mana perjuangan Partai Golkar hendak menuju. Platform

merupakan sikap dasar yang merupakan kristalisasi dari pemahaman,

pengalaman dan kesadaran historis Partai Golkar dalam menyertai

bangsa membangun masa depan.

20 Hasil Munas VIII Partai Golkar Tahun 2009 “ Suara Rakyat Suara Golkar “ Hal 82. Sekertariat Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Tahun 2009.

39

Page 40: Pengelolaan dana Partai

Pertama, Partai Golkar berpijak pada landasan tetap tegaknya

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai konsekuensi dari pijakan ini maka

Partai Golkar berwawasan kebangsaan yaitu suatu wawasan bahwa

bangsa Indonesia adalah satu dan menyatu.

Kedua, Partai Golkar adalah partai majemuk (pluralis), dalam artian

Partai yang menampung kemajemukan bangsa Indonesia. Bagi Golkar

kemajemukan adalah anugerah Tuhan yang membentuk mozaik

keindonesiaan yang sangat indah dan mempesona yang berbudi luhur

dalam semboyan Bhinekka Tunggal Ika. Komitmen ini akan dipertahankan

oleh partai Golkar sepanjang masa.

Ketiga, Golkar adalah partai yang berkomitmen pada demokrasi.

Demokrasi yang dibangun adalah demokrasi Indonesia, yaitu demokrasi

yang dilandaskan pada prinsip dan nilai Pancasila. Golkar baru

menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan yang memperkokoh dan

memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Keempat, Golkar adalah partai yang berjuang unutk mewujudkan

kesejahteraan rakyat sebagai upaya mewujudkan salah satu tujuan

nasional. Peningkatan kesejahteraan itu diwujudkan antara lain dengan

meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan rakyat secara menyeluruh.

Dengan sikap ini Golkar mempertegas keberpihakan pada rakyat.

Kelima, Golkar adalah partai yang berkomitmen pada penegakan

hukum, keadilan dan hak-hak manusia. Sebagai partai politik yang hidup

40

Page 41: Pengelolaan dana Partai

di negara yang berdasarkan hukum, maka Golkar senantiasa

mengupayakan supremasi hukum di segala bidang.

Keenam, Golkar adalah partai yang senantiasa mendasarkan gerak

langkahnya pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaran agama.

Etika adalah moralitas dan saripati agama serta buah dari keberagaman

itu sendiri. Dengan komitmen ini Golkar menempatkan keimanan dan

ketakwaan sebagai salah satu asas pembangunan. Dalam persepsi yang

demikian maka agama memiliki fungsi motivatif, inspiratif, dan sublimatif.

Ketujuh, Golkar adalah partai dalam setiap gerak langkahnya

senantiasa berpijak pada wawasan pembaharuan dan pembangunan

yang telah menjadi sikap dasar Golkar sejak kelahirannya, bahkan

menjadi salah satu butir dari nilai-nilai dasar Golkar seperti yang

tercantum dalam Ikrar Panca Bhakti Golongan Karya.

Kedelapan, Golkar adalah pelopor pembaharuan dan

pembangunan. Sikap dasar ini membawa Golkar senantiasa mendorong

gerakan reformasi secara menyeluruh yang dilangsungkan secara

gradual, incremental dan konstitusional.

B. Visi dan Misi Partai Golongan Karya

Adapun visi Golkar sebagai berikut:

41

Page 42: Pengelolaan dana Partai

1. Golkar adalah partai terbuka bagi segenap golongan dan lapisan

masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama, suku,

bahasa dan status sosial ekonomi.21

2. Golkar adalah partai mandiri yang merupakan organisasi kekuatan

sosial politik yang mampu mengambil setiap keputusan politik dan

kebijakan organisasi tanpa campur tangan atau intervensi dari

siapa pun atau pihak manapun. Partai Golkar adalah Partai

independen, baik secara struktural maupun kultural.

3. Golkar adalah partai demokratis, Sebagai partai yang demokratis

Golkar senantiasa baik secara internal maupun eksternal betul-

betul menjadi pelopor tegaknya kehidupan politik yang demokratis

dan terbuka.

4. Golkar adalah partai moderat, sebagai partai yang moderat Golkar

senantiasa mengutamakan posisi tengah (moderat) dan tidak

berorientasi ke kiri atau ke kanan secara ekstrim. Dengan demikian

partai Golkar baru mengembangkan sikap non-sekretarian bahkan

dapat dikatakan anti sektaria. Visi politik moderat adalah visi yang

dianggap paling tepat dengan menyadari kenyataan sosiologis dan

politis dari masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.

5. Golkar adalah partai yang solid, sebagai partai yang solid Golkar

secara utuh dan kukuh senantiasa mendayagunakan potensi yang

dimilki secara sinergis. Dengan visi ini, Golkar melakukan

konsilidasi organisasi baik secara vertikal maupun horizontal

21 Ibid Hal.82

42

Page 43: Pengelolaan dana Partai

dengan mengembangkan manajemen organisasi yang modern dan

canggih.

6. Golkar adalah partai yang mengakar. Sebagai partai yang

mengakar Golkar senantiasa mengupayakan agar para anggota

dan kadernya tumbuh dan berkembang dari bawah berdasarkan

azas prestasi, bukan berdasarkan atas azas kolusi dan nepotisme.

7. Golkar adalah partai yang responsif. Sebagai partai yang responsif

Golkar senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi dan

kepentingan rakyat, serta konsisten untuk memperjuangkan

keputusan politik yang bersifat publik dan menguntungkan seluruh

rakyat tanpa membedakan latar belakang, suku, etnis, agama,

bahasa, aliran dan kebudayaan.

Berdasarkan ketujuh visi baru Partai Golkar tersebut, maka

sejatinya kekuasaan itu pada dasarnya bersumber dari kita dan kita bukan

perpanjangan tanpa kekuasaan. Dengan visi yang demikian Golkar baru

menolak apa yang dituduhkan beberapa kalangan yang menggangap

Golkar sebagai mesin pengumpul suara dari pemerintah (the ruler’s party)

seperti dalam paradigma lama. Partai Golkar adalah partai baru yang

terus mereformasi dirinya untuk menuju the rulling party atau partai yang

darinya kekuasaan bersumber. Pola hubungan antara partai Golkar

dengan pemerintah dapat dikembangkan atas dasar hubungan fungsional

antara infra dan supra struktur politik yang mempunyai keterkaitan erat.

Rumusan hubungan tersebut secara sederhana dapat dikatakan

43

Page 44: Pengelolaan dana Partai

hubungan yang bersifat konstruktif korektif atau korektif konstruktif.

Dengan gambaran visi baru partai Golkar tersebut diharapkan setiap

anggota dan kader yakin bahwa partai Golkar adalah partai yang besar,

partai yang kuat, dan partai yang selalu berakar di hatinya rakyat

Indonesia.22

Misi Partai Golkar melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai

politik modern yaitu:

1. Mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan,

mengartikulasikan, dan memperjuangkan aspirasi serta

kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat

publik.

2. Melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas melalui sistem

prestasi (merit sistem) untuk dapat dipilih oleh rakyat untuk

menduduki posisi-posisi politik atau jabatan-jabatan publik. Dengan

posisi atau jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol

atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabadikan

sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

3. Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang

dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai

pikiran, aspirasi dan kritik masyarakat.23

22 Ibid.Hal 6423 Ibid hal 8

44

KEMITRAANFUNGIONAL

STRUKTURAL

Page 45: Pengelolaan dana Partai

C. Gambaran umum DPD II Partai Golkar Kota Makassar

Partai Golkar adalah partai yang memiliki basis massa terbesar di

Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar. Tradisi Golkar sudah

mengakar dalam diri Masyarakat Makassar, sehingga tidak

mengherankan jika Partai Golkar selalu keluar sebagai partai pemenang

pemilu di Kota Makassar. Seperti yang dikatakan Victor Manguma :

45

PEMERINTSHNON PEMERINTAH

PRIVAT(KORPORASI/

PERSEORANGAN)

LPPMKAB / KOTA

PARTAI GOLKAR

BADAN LEMBAGA SAYAP

ORSOSMASINAL/ ORSISMALMAS

PENDIRI DIDIRIKAN AFILIASI

PENGURUSTK. KAB / KOTA

PENGURUSTK. KEC

PENGURUSTK. DESA / KEL

DPPPARTAI GOLKAR

DPP PROPINSIPARTAI GOLKAR

DPP KAB /KOTAPARTAI GOLKAR

PIMP KECPARTAI GOLKAR

PIMP DESA / KEL PARTAI GOLKAR

KPM KPM

Page 46: Pengelolaan dana Partai

“Golkar adalah partai besar dan mendarah daging di Kota Makassar partai

ini selalu menjadi pemenang pemilu, walaupun tidak bisa dipungkiri jumlah

suara mengalami penurunan.”24

Tabel Pengurus Golkar Kota Makassar 2004-2009

NAMA JABATAN

DRS. H. AMBAS SYAM, MS KETUAIR. H. HARIS YASIM LIMPO WAKIL KETUAIR. H. A RAHMAN HALID WAKIL KETUAH. NASRAN MONE S,AG WAKIL KETUAIR. FAROUK MAPPASELING BETTA, MM SEKRETARISIR. VICTOR MANGUMA WAKIL SEKRETARISDRS. H. SAAD IRANDA DOLLAR BENDAHARAPASAMBANGI WAKIL BENDAHARADRS. MISBAHUDDIN, MSI KETUA PPZAINAL ARIFIN ALFIN KETUA OKKRACHMAN PARENRENGI KETUA HUMASDRA. IDA ANDALIA, MSI KETUA CENDIKIAWANRAHMAN PIDE, S,IP KETUA PANGMASIR, JAPRI YAKUB TIMBO KETUA PEMUDAISKANDAR NAWING, SH KETUA HUKUMMEDISWATI, ST KETUA WANITABHAKTI BARAMULI, MBA KETUA KOPERASIHJ. EDIB HANOUM ANAS KETUA ROHANI

Sumber: Partai Golkar Makassar

Pada pemilu legislatif tahun 2009 Partai mengirim Calegnya untuk

bertarung merebut kursi di Parlemen sesuai denga dapilnya masing-

masing, dan akhirnya terpilih 11 orang yang duduk di DPRD kota

Makassar.

Tabel Caleg Partai Golkar 2009

DAPIL : I

NO NAMA LENGKAP JENIS KECAMATAN

24 Wawancara dengan Ir Victor Manguma, Wakil Sekertaris Golkar Kota Makassar di rumahnya Jln Tudopolly, 19 Desember 2011, Pukul 17. 25 WITA

46

Page 47: Pengelolaan dana Partai

URUT

KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)

1 2 3 41 IR. FAROUK MAPPASELING BETTA, MM L PANAKKUKANG

2 IR. H. HARIS YASIN LIMPO L MARISO

3 BERNADETH ANASTASYA P RAPPOCINI

4 Drs. ISWAN SETIYO UTOMO L RAPPOCINI

5 Drs. H. INCE ADNAN MAHMUD L UJUNG PANDANG

6 A. RAHMATIKA DEWI, Y, S. KG P MAKASSAR

7 Drs. H.M. RUDHY SYAHRUDDIN, SH, MBA, MH

L RAPPOCINI

8 ADY FRANKY BARAMULI L MAMAJANG

9 HENNY IDRIS, SH P MAKASSAR

10 H. MANSYUR THABA, S. SOS, MM L UJUNG PANDANG

11 BENNY BUDIONO L UJUNG PANDANG

12 HERDA HENDARSA P UJUNG PANDANG

DAPIL: II

NO URU

TNAMA LENGKAP

JENIS KECAMATAN

KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)

1 2 3 41 H. NASRAN MONE, S. Ag, MM L TAMALATE

2 YUSUF GUNCO, SH, MH L TAMALATE

3 Dra. HJ. RIYANTI NAZIEF P RAPPOCINI

4 JUMAIL, SmHK L TAMALATE

5 ABDUL NASIR DG. NGERANG, S. Sos. L MARISO

6 Dra. HJ. MURTINI SUHARTO P MAMAJANG

7 IR. A. NURMAN M. M. Si L MAMAJANG

8 Drs. H. MUHAMMAD SALEH MANDA L MARISO

9 IR. Hj. ELLY MERJAN AKIB ISMAIL P MAMAJANG

10 PARTONO SOEMARYO, SE L MAMAJANG

11 FAHRUDDIN RANGGA, SE, M. Si L MARISO

12 INDRIANA PARENRENGI P RAPPOCINI

13 ASDAR TUKAN L TAMALATE

DAPIL : III

NO URUT

NAMA LENGKAP

JENIS KECAMATAN

KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)

47

Page 48: Pengelolaan dana Partai

1 2 3 41 IR. H. MUHAMMAD IRIANTO AHMAD, MM L RAPPOCINI

2 RAHMAN PINA, S. Ip L MANGGALA

3 Dra. HJ. ASMAENY AZIS, M. Si. MH P PANAKKUKANG

4 WENDY KALA TIKUPADANG, SE L PANAKKUKANG

5 Drs. ABDUL TALIB MUSTAFA L MANGGALA

6 HJ. HERLINA AMIN NOOR, SH P PANAKKUKANG

7 H. SAMSUDDIN KADIR, SE L PANAKKUKANG

8 MISBAHUDDIN, SE, M. SI L TAMALANREA

9 ANDI BESSE FERIAL, Sp P MANGGALA

10 HUSNI L MANGGALA

11 SUSUMAN, SE L TAMALATE

DAPIL : VI

NO URUT

NAMA LENGKAP

JENIS KECAMATAN

KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)

1 2 3 4

1 Drs. SAAD IRANDA DOLLAR L MARISO

2 Drs. M. JUNIAR ARGE L TALLO

3 DRA. Hj. A. IDA ANDALIA, M. Si P PANAKKUKANG

4 RAFIUDDIN KASUDE L UJUNG TANAH

5 H. GOSE HALIM L TALLO

6 DRA. Hj. NURJANNAH ABNA, M. Pd

P PANAKKUKANG

7 ABDUL WAHAB TAHIR L BONTOALA

8 MUHAMMAD ABDUH RACHMAN L TAMALATE

9 HJ. SHERLY NIRWANA MANSYUR

P BONTOALA

10 ELBER MAQBUL AMIN, ST L BONTOALA

11 Drs. H. AHKAM SUPU L TALLO

12 HARWATY, SE P WAJO

13 SUHARTO, S. Sos.i. M. Si L MAKASSAR

48

Page 49: Pengelolaan dana Partai

DAPIL : V

NO URUT

NAMA LENGKAP

JENIS KECAMATAN

KELAMIN (TEMPAT TINGGAL CALON)

1 2 3 41 Drs. H. ANDI HASIR. HS L RAPPOCINI

2 Ir. JAPRI Y. TIMBO L RAPPOCINI

3 MEDIS WATI, ST P TAMALANREA

4 NASRUDDIN IBRAHIM TUWO L MANGGALA

5 DRS. TAKIRIN DAMING L TAMALANREA

6 St. RUGAYAH P BIRINGKANAYA

7 PASAMBANGI L TAMALANREA

8 IMRAN TENRI TATA AMIN L PANAKKUKANG

9 HJ. SULEHA P MANGGALA

10 MUHAMMAD RIZAL L BIRINGKANAYA

11 ABADI SIRAJUDDIN L UJUNG PANDANG

Tabel Perolehan Suara Golkar Kota Makassar 2009

Dapil 1 26.742Dapil 2 22.673Dapil 3 20.346Dapil 4 14.847Dapil 5 15.587

JUMLAH 100.195Sumber: KPU Kota Makassar

BAB V

HASIL PENELITIAN

49

Page 50: Pengelolaan dana Partai

Pelaksanaan Mekanisme Pengelolaan Keuangan DPD II Golkar

Kota Makassar dalam Pemilu Legislatif 2009 di Kota Makassar

Eksistensi keberhasilan suatu Partai dalam kancah perpolitikan,

salah satu tolak ukurnya adalah memiliki pengelolaan keuangan yang

baik. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa parpol memerlukan dana

yang besar untuk menyukseskan program-programnya, terutama untuk

memperoleh kemenangan dalam pemilu. Sumber dana yang utama

berasal dari sumbangan para simpatisan. Banyak kelompok tertentu baik

secara individual maupun dalam bentuk entitas bisnis melakukan

pendekatan kepada suatu partai politik dengan cara memberikan

sumbangan dalam jumlah besar (siginifikan). Hal itu dilakukan agar

kepentingan mereka dapat diakomodasi oleh partai politik tersebut.

Bentuk akomodasi kepentingan tertentu yang di dalamnya ada unsur

vested interest tercermin dalam perumusan kebijakan yang menyangkut

kepentingan publik. Untuk menjaga agar partai politik tidak berpihak pada

sekelompok kepentingan tertentu, maka diperlukan pembatasan-

pembatasan dalam hal pemberian sumbangan, baik oleh individu maupun

organisasi tertentu. Partai sebagai entitas nirlaba mempunyai batasan-

batasan yang secara ketat diatur dalam undang-undang. Sehingga dalam

menjalankan sisi operasionalnya. Dalam melaksanakan mekanisme

pengelolaan keuangan partai, haruslah diatur dalam peraturan oranisasi

partai. Kampanye harus selalu berada dalam koridor undang-undang.

Laporan Dana Kampanye dimaksudkan sebagai bentuk

50

Page 51: Pengelolaan dana Partai

pertanggungjawaban peserta Pemilu dalam hal pengelolaan Dana

Kampanye yang meliputi sumber-sumber perolehan dan penggunaannya.

Suatu aturan pembatasan merupakan salah satu upaya menjaga

netralitas parpol dalam mempertahankan idealisme memperjuangkan

kepentingan rakyat.

Mekanisme pengelolaan keuangan partai haruslah diatur dalam

peraturan organisasi partai, hal ini diperlukan bukan semata demi menaati

perintah UU, tetapi juga demi membangun sistem organisasi modern agar

lebih tanggap atas tuntutan konstituen dan publik yang terus meningkat.

Pengaturan ini juga akan mendorong partai untuk menjadi institusi yang

transparan dan akuntabel, sehingga sedini mungkin dapat menghindari

dari penguasaan oleh pemilik uang. Yusman mengatakan: “semua partai

memiliki peraturan yang mengatur keuangan, begitupun dengan Golkar,

manajemen keuangan Golkar di atur dalam peraturan organisasi partai

golkar agar berjalan sebagaimana mestinya”25 Hal senada juga

diungkapkan Bernadeth Anastasya:

“sistem pemilu sebagai instrumen dari demokrasi untuk merebut kekuasaan mengubah fungsi parpol menjadi mesin pemilu yang bertugas mendulang suara rakyat sebanyak-banyaknya. Karena harus mendapat suara terbanyak, parpol tentu butuh dana yang banyak pula dan ini harus benar-benar dalam Peraturan organisasi partai.”26

25Wawancara dengan Yusman, Ketua sekretariat Partai Golkar Kota Makassar, 15 Desember 2011 Pukul 10.30 Wita26 Wawancara dengan Drs. Bernadeth Anastasya, Wakil Bendahara Golkar Kota Makassar, di Sekret Golkar Kota Makassar, 4 Januari 2012 Pukul 15.30 Wita

51

Page 52: Pengelolaan dana Partai

Pengelolaan keuangan partai Golkar telah diatur dalam AD/ART

partai Golkar dan diperjelas dalam Peraturan Organisasi

No PO-07/DPP/Golkar/XII/2005/tentang Pengelolaan dan Mekanisme

Pertanggungjawaban Keuangan Partai Golkar.

“Keuangan Partai Golkar adalah semua hak dan kewajiban Partai Golkar dalam rangka penyelenggara program umum yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang dimiliki oleh Partai Golkar.”27

Keuangan Partai Golkar dikelola secara tertib dan transparan

dengan menggunakan kaidah dan sistem pembukuan yang telah diterima

secara umum. Menurut Iranda Dollar: “semua sudah diatur secara baik,

Golkar adalah partai besar dan selalu eksis itu salah satunya disebabkan

manajemen keuangan yang teratur dan sistematis”28. Pembukuan Partai

Golkar disesuaikan dengan kebutuhan partai guna mencatat setiap

penerimaan dan pengeluaran dalam penyusunan laporan keuangan

partai. Sumber penerimaan keuangan Partai Golkar terdiri dari: iuran

wajib, iuran sukarela, sumbangan perseorangan, sumbangan

badan/lembaga, usaha lain yang sah dan bantuan dari anggaran

negara/daerah.

27 Peraturan Organisasi Golkar tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Partai BAB I, Pasal 1:128 Wawancara dengan Drs. H. Saad Iranda Dollar, Bendahara Golkar di Sekret Golkar Kota Makassar, 21 Desember 2011, Pukul 13. 25 WITA

52

Page 53: Pengelolaan dana Partai

Iuran anggota biasanya dibayar rutin oleh para anggota besarnya

iuran tergantung dari intern partai, ini penting bagi pendanaan dan

kelangsungan kegiatan partai. Iuran wajib anggota Partai Golkar Kota

Makassar didapat dari anggota legislatif baik ditingkat daerah, provinsi,

maupun pusat yang terpilih menggunakan Golkar sebagai kendaraan

politiknya dan dibayar per bulan. Anggota legislatif di daerah dikenakan

biaya Rp. 1.500.000, anggota legislatif di provinsi dikenakan biaya Rp.

2.000.000, dan untuk tingkat pusat dikenakan biaya Rp. 3.000.000. seperti

yang dikatakan Bernadeth Anastasya:

“ada iuran wajib, tapi diperuntukan kepada anggota legislatif terpilih di daerah, provinsi, dan pusat, besar iuran telah ditentukan.”29

Golkar tidak memungut biaya dari anggota lainya, sumbangan yang

diterima dari anggota lain diluar anggota legislatif terpilih lebih bersifat

sukarela sebagai pembuktian loyalitas kepada partai. Sumbangan

perseorangan telah ditentukan dalam UU partai politik dimana besar

sumbangan tidak boleh lebih dari 1 Milyar ini pun harus jelas siapa yang

menyumbang dengan maksud yang jelas. Sumbangan badan atau

perusahaan non pemerintah pun tidak boleh melebihi 5 Milyar.

Dalam pemilu legislatif 2009 Bantuan dari pemerintah kepada partai politik

telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2005 tentang

bantuan keuangan kepada partai politik. Bantuan keuangan adalah

29 Wawancara dengan Drs. Bernadeth Anastasya, Wakil Bendahara Golkar Kota Makassar, di Sekret Golkar Kota Makassar, 4 Januari 2012 Pukul 15.30 Wita

53

Page 54: Pengelolaan dana Partai

bantuan berbentuk uang yang diberikan oleh pemerintah dan atau

pemerintah daerah kepada partai politik yang mendapat kursi di Lembaga

Perwakilan Rakyat. Pada konteks ini diberikan secara proporsional

berdasarkan jumlah kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat hasil pemilihan

umum tahun 2004. Ada tiga macam pemberian bantuan keuangan kepada

partai. Pertama, bantuan keuangan yang bersumber dari APBN. Bantuan

ini diberikan kepada partai di tingkat pusat bagi yang mendapat kursi di

DPR. Kedua, bantuan keuangan yang bersumber dari APBD provinsi.

Diberikan kepada partai, di tingkat provinsi bagi yang mendapat kursi di

DPRD provinsi. Sedangkan yang  ketiga adalah bantuan keuangan yang

bersumber dari APBD kabupaten atau kota diberikan kepada parpol yang

mendapat kursi di DPRD kabupaten atau kota.

Terkait dengan pemberian bantuan dari Permerintah Daerah untuk

Kota Makassar sendiri, hal tersebut sudah diatur dalam Perda No. 10

Tahun 2006 pada Bab 3, tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

yang berbunyi : “Besarnya bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (2) ditetapkan sebesar Rp. 19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah)

setiap kursi pertahun“. Dana yang diberikan diperuntukan guna pendidikan

dan kaderisasi politik

Dalam kasus Partai Golkar dana bantuan dari pemerintah tergolong

kecil jika diperuntukan untuk pendidikan dan kaderisasi politik. Sosialisasi

54

Page 55: Pengelolaan dana Partai

politik ke masyarakat juga membutuhkan dana operasional di lapangan.

Menurut Iranda Dollar:

“kita memang diberikan dana dari pemerintah, tapi untuk Partai Golkar dana tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan program partai yang membutuhkan banyak dana”30

Dalam sistem keuangan, pengeluaran Partai Golkar dibagi menjadi

menjadi:

1. Pengeluaran rutin adalah pengeluaran organisasi guna

membiayai kegiatan kesekretariatan Partai Golkar.

2. Pengeluaran Program adalah pengeluaran organisasi guna

membiayai pelaksanaan program umum, termasuk

membiayai bantuan kepada organisasi/ kader yang

bersimpati kepada partai, dan kegiatan yang bermanfaat

bagi partai.

3. Pengeluaran bantuan daerah, guna membantu kegiatan

kesekretariatan partai di daerah.

30 Wawancara dengan Drs. H. Saad Iranda Dollar, Bendahara Golkar di Sekret Golkar Kota Makassar, 21 Desember 2011, Pukul 13. 25 WITA

55

Transaksi Sumbangan Pendanaan

kegiatan (pengeluaran)

Pencatatan Transaksi

Klasifikasikan dan posting ke buku

besar

Pembukuan dan Pelaporan

Page 56: Pengelolaan dana Partai

Laporan pertanggungjawaban keuangan Partai Golkar disusun

secara periodik dan disampaikan dalam Rapat Pleno Pengurus dalam

waktu 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, dan 12 (dua belas) bulan, karenanya

masing-masing disebut dengan laporan triwulan, semester dan tahunan.

partai politik wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban

penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari bantuan Angggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) kepada BPK secara berkala satu tahun sekali

untuk diaudit paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir.

56

Fungsi AuditPublik dan pihak yang

membutuhkan laporan keuangan

Page 57: Pengelolaan dana Partai

UU NO.10 THN 2008TENTANG PARTAI POLITIK

PENGELUARAN

57

REKENINGUMUM

PARTAI GOLKAR

BIAYA PELAKSANAAN PROGRAM, OPERASIONAL

SEKRETARIAT PARTAIPENGURUS PARTAI DISETIAP TINGKATAN

WAJIB MENYUSUN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMAAN &

PENGELUARAN KEUANGAN SETELAH TAHUN ANGGARAN BERAKHIR & TERBUKA

UNTUK DIKETAHUI MASYARAKAT

DIPERIKSABPK

PEMERINTAH

I. IURAN ANGGOTAII. SUMBANGAN PERORANGAN

ANGGOTA PARTOL DIATURDALAM AD-ART

III. SUMBANGAN PERORANGAN BUKAN ANGGOTA PARPOL MAKSIMALRp. 1 MILYAR/ORG/THN

IV. SUMBANGAN PERUSAHAAN MAKSIMALRp. 4 MILYAR/PT/THN

V. BANTUAN PEMERINTAH DARIPEMERINTAH MELALUI APBN/APBD BERDASARKAN PEROLEHAN SUARA

PEMBERI SUMBANGAN HARUS MENCANTUMKAN IDENTITAS YANG JELAS

SUMBER PENGELOLAAN LAPORANDANA KAMPANYE DANA KAMPANYE DANA KAMPANYE

LAPORAN DANA YG BERSUMBER

DARI APBN/APBD

PENERIMAAN

Page 58: Pengelolaan dana Partai

Pengaturan dana kampanye politik ditujukan untuk menciptakan

sebuah sistem yang jujur, dimana partai ataupun kandidat dapat

berpartisipasi dan berperilaku secara transparan dan akuntabel terhadap

masyarakat. Pengaturan ini juga menuntut partai dan kandidat untuk

transparan dalam soal pengumpulan dan pembelanjaan uang mereka.

Buruknya pengaturan dana kampanye membawa konsekuensi

meningkatnya resiko terbentuknya pemerintah yang korup pasca pemilu.

Dana kampanye partai dan kandidat diperoleh dari sumbangan pihak

internal dan eksternal, baik besar maupun kecil. Para penyumbang ini

tentu saja memiliki alasan tertentu saat mereka menyumbangkan uang

mereka untuk kampanye partai atau kandidat tertentu, tak terkecuali

harapan untuk mendapatkan keuntungan material dari partai atau

kandidat yang didukungnya, antara lain melalui pemberian pekerjaan yang

bersumber dari anggaran negara, penunjukan dalam pengisian jabatan

potensial, dan sebagainya. Pengaturan ini diperlukan untuk mencegah

korupsi (investive corruption) dengan membatasi partai atau kandidat dari

pengaruh berlebihan (kooptasi) donatur/penyumbang.

Dalam UU No. 10 Tahun 2008 mengatur tiga sumber dana

kampanye dalam pemilu DPR dan DPRD, yaitu dari partai politik, calon

anggota DPR dan DPRD dari partai politik yang bersangkutan, dan

sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum. Sumbangan dari

pihak lain juga diperbolehkan untuk dana kampanye pemilu anggota DPD.

58

Page 59: Pengelolaan dana Partai

Untuk sumbangan dari pihak eksternal ini, UU memberikan batasan

jumlah maksimal. Sumbangan dari pihak eksternal untuk kampanye

pemilu anggota DPR dan DPRD dibatasi masing-masing maksimal Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk sumbangan dari perseorangan

dan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk sumbangan dari

kelompok, perusahaan dan/atau badan usaha nonpemerintah. Sementara

itu, jumlah maksimal sumbangan dana kampanye pemilu anggota DPD

dibatasi masing-masing Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta

rupiah) untuk sumbangan dari perseorangan dan Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) untuk sumbangan dari kelompok, perusahaan dan/atau

badan usaha nonpemerintah. Selain itu, sumbangan dari pihak luar untuk

partai peserta pemilu dan calon anggota DPD harus disertai catatan yang

jelas mengenai identitas pemberi sumbangan. Seperti yang di ungkapkan

Muh. Sabir:

"Identitas penyumbang harus jelas. Alamat juga harus jelas. Tidak boleh ada yang gaib,"31

Aturan mengenai sumber dan batasan sumbangan dana kampanye

dalam UU No. 10 Tahun 2008 mengandung dua kelemahan yang cukup

mendasar. Pertama, berbeda dengan sumbangan dari pihak eksternal

yang diatur batasan jumlah maksimalnya, sumbangan dari partai atau

kandidat tidak dibatasi sama sekali. Ketiadaan batasan sumbangan pihak

internal menyebabkan kandidat dan parpol menjadi pundi uang tidak

31 Wawancara dengan Drs. Muh Sabir, Kepala Kabag Umum KPU Kota Makassar 13 Febuari 2012 di KPU Kota Makassar, Pukul 10.30 Wita

59

Page 60: Pengelolaan dana Partai

terkontrol. Hal ini mengesampingkan prinsip equal opportunity dalam

pemilu dan cenderung menguntungkan kandidat yang kaya-raya atau

partai-partai yang memiliki dana besar. Selain itu, dalam konteks

pelembagaan partai, ketiadaan pengaturan sumbangan internal ini

memberikan keleluasaan bagi bertahannya oligarki di internal partai. UU

No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik juga tidak mengatur sumbangan

dana kampanye dari internal partai.

Partai Golkar Kota Makassar tidak menetapkan berapa besar

jumlah uang yang harus diberikan calegnya kepada partai pada saat

kampanye seperti yang diungkapkan Iranda Dollar:

“kami tidak meminta uang dari para caleg, karena ini adalah mekanisme suara terbanyak maka caleg yang mengatur keuangannya bersama tim suksesnya namun jika memberikannya maka kami anggap sumbangan sukarela dan digunakan untuk kampanye Golkar secara umum”

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian dana kampanye dari

para caleg Golkar ke partai tidak ditentukan dan dianggap sebagai

sumbangan sukarela sebagai loyalitas kepada partai. Namun seakan

menunjukan bahwa pemberian dana yang tidak ditentukan ini akan

menguntungkan bagi caleg yang kaya dan menjadi prioritas partai.

Ada beberapa hal positif menyangkut pertanggungjawaban dana

kampanye dalam UU No. 10 Tahun 2008. Pertama, dana kampanye

pemilu berupa uang ditempatkan pada rekening khusus dana kampanye

parpol peserta pemilu atau calon anggota DPD yang bersangkutan pada

60

Page 61: Pengelolaan dana Partai

bank. Dana kampanye pemilu dicatat dalam pembukuan penerimaan dan

pengeluaran khusus yang terpisah dari pembukuan keuangan partai

politik. Partai Golkar Kota Makassar dalam menyimpan dana kampanye

telah membuka Rekening Khusus Dana Kampanye pada tanggal 16 juli

2008 di Bank Mandiri Cabang Slamet Riyadi.

Laporan dana kampanye parpol peserta pemilu dan calon anggota

DPD yang meliputi penerimaan dan pengeluaran disampaikan kepada

kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU/KPUD paling lama 15 hari

sesudah hari/tanggal pemungutan suara. KPU Kota Makassar menujuk

Kantor Akuntan Publik “ Mansyur Sain dan Rekan” dengan lisensi KEP-

419/KM.5/2005 yang beralamt di Graha Surandar Lt. 1, Jln Mesjid Raya

No 80 A. Menurut Anastasya Bernadeth: “laporan keuangan dan

kampanye harus diserahkan ke Lembaga Akuntan Publik, dan kami telah

menyerahkannya”32

PARTAI GOLONGAN KARYADEWAN PIMPINAN DAERAH KOTA MAKASSAR

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAN KAMPANYEPERIODE JULI 2008 – APRIL 2009

NO URAIAN CATATAN (DALAM RUPIAH)

UNIT KET

1 PENERIMAAN DANA KAMPANYEI. Saldo Awala. Sumbangan Partai Politikb. Sumbangan Calon Legislatifc. Sumbangan Perorangand. Sumbangan

1.11.21.3

1.4

---

-

---

-

32 Wawancara dengan Drs. Bernadeth Anastasya, Wakil Bendahara Golkar Kota Makassar, di Sekret Golkar Kota Makassar, 4 Januari 2012 Pukul 15.30 Wita

61

Page 62: Pengelolaan dana Partai

Perusahaaan/Badan Usahae. Lain-lain

Jumlah Penerimaan Kas

II. Penerimaana. Sumbangan Partai Politikb. Sumbangan Calon Legislatifc. Sumbangan Perorangand. Sumbangan

Perusahaan/Badan Usahae. Lain-lain

Jumlah Penerimaan Kas

1.5

II.1II.2II.3

II.4II.5

- -

- -

570,885,840-

59,050,000

-118,392

139,151--

--

630,024,232 139,151

JUMLAH PENERIMAAN 630,024,232 139,1512 PENGGUNAAN DANA

KAMPANYEI. Pengeluaran Operasia. Pertemuan terbatasb. Pertemuan tatap mukac. Media massa cetak dan

media massa elektronikd. Penyebaran bahan kampanye

kepada umume. Pemasangan alat peraga

ditempat umumf. Rapat umumg. Kegiatan lain yang tidak

melanggar larangan kampanye dan Peraturan Perundang-undangan

Jumlah Pengeluaran OperasiII. Pengeluaran Modala. Pembelian kendaraanb. Pembelian peralatan

(Komputer, Inventaris)c. Lain – lain

Jumlah Pengeluaran Modal

III. Pengeluaran Lain-lainPengeluaran Lain-lain

Jumlah Pengeluaran Lain-lain

III.1III.2

III.3

III.4

III.5III.6

III.7

IV.1

IV.2IV.3

V.1

139,415,000421,680,000

1,000,000

25,000,000

-42,166,000

-

--

-

139,151

--

-

629,261,000 139,151

-

--

-

--

- -

763,232 -763,232 -

JUMLAH PENGELUARAN 630,024,232 139,1513 Saldo Dana Kamapanye (1 -/- 2) - -

Sumber KPU Kota Makassar

62

Page 63: Pengelolaan dana Partai

Partai Golkar Kota Makassar menyerahkan Laporan Penerimaan

dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum (LPPDKP)

menyerahkan kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) pada tanggal 28 april

2009. Seharusnya LPPDKP beserta laporan terkait diserahkan ke KAP

yang ditunjuk KPU paling lambat 15 (lima belas) hari sesudah hari/tanggal

pemungutan suara atau paling lambat tanggal 24 april 2009, dan hal ini

menyimpang dari pasal 31 keputusan KPU Nomor 01 tahun 2009 dan

pasal 135 ayat (1) Undang-undang Nomor 10 tahun 2008. Pencatatan

LPPDKP dan RKDKP Partai Golkar Kota Makassar kepada KAP tidak

begitu rinci karena hanya melaporkan totalnya saja.

Terdapat perbedaan jumlah penerimaan antara Daftar Sumber

Penerimaan Dana Kampaye Pemilihan Umum (DSPDKP) dengan

LPPDKP, menurut DSPDKP jumlah sumbangan dalam bentuk kas adalah

Rp. 304.313.140,- sedangkan dalam LPPDKP adalah Rp. 630.024.232,-

sehingga terdapat selisih Rp. 325. 771.092 selisih tersebut tidak dapat

dijelaskan penyebabnya. sedangkan jumlah sumbangan bukan kas tidak

dicatat dalam DSPDK.

Terdapat juga perbedaan jumlah pengeluaran antara Daftar

Aktifitas Pengeluaran Dana Kampanye Pemilu (DAPDKP) dengan

LPPDKP, menurut DAPDKP pengeluaran kas Rp. 165.303.00,-

sedangkan LPPDKP adalah Rp. 630.024.232,

63

Page 64: Pengelolaan dana Partai

UU NO.10 THN 2008 TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD

SUMBER PENGELOLAAN LAPORANDANA KAMPANYE DANA KAMPANYE DANA KAMPANYE

1. CALON ANGGOTA DPR,DPRD

2. SUMBANGAN PIHAK LAIN PERORANGAN MAKSIMAL Rp. 1 MILYAR

3. SUMBANGAN PIHAK PENGELUARANLAIN KELOMPOK, PERUSAHAAN, BELANJA KAMPANYEBADAN USAHA NON PEMERINTAH MAKSIMAL Rp. 5 MILYAR

4. PEMBERI SUMBANGAN HARUSMENCANTUMKAN IDENTITAS YG JELAS

64

REKENING UMUMPARTAI GOLKAR DIPERIKSA OLEH

KANTORAKUNTAN PUBLIKYANG DITUNJUK OLEH KPU/KPUD

KPU/KPUDSESUAI

DENGAN TINGKATAN

PARTAI POLITIK

REKENINGKHUSUS

DANAKAMPANYE

PENERIMAANLAPORAN

DANAKAMPANYE

PENGURUS PARTAI DISETIAP TINGKATAN WAJIB MENYAMPAIKAN

LAPORAN PENERIMAAN & PENGELUARAN DANA KAMPANYE

KEPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YANG DITUNJUK OLEH KPU/KPUD

YANG PALING LAMA 15 HARI SESUDAH HARI/TGL PEMUNGUTAN SUARA

Page 65: Pengelolaan dana Partai

Peserta pemilu harus mencatatkan dua sisi, baik penerimaan maupun

pengeluaran. Ini diperlukan untuk mengontrol kewajaran dana yang

dilaporkan, terutama komparasi dana kampanye yang dibelanjakan

dengan dana yang diterima partai. Rincian pengeluaran harus dihitung

sesuai harga pasar. semua bentuk dana kampanye harus dicatat,

dilaporkan, dan diaudit. Dana kampanye pemilu yang berupa barang atau

jasa juga harus dicatat berdasarkan harga pasar yang wajar berlaku saat

sumbangan tersebut diterima. Muh Sabri mengungkapkan:

“Yang penting dari aturan keuangan partai adalah ada bantuan keuangan negara yang jumlahnya diatur. Setiap partai harus memberikan laporan yang diadit setiap tahun dan diumumkan kepada publik.”33

Di luar pembatasan penerimaan dan pengeluaran kampanye, partai

politik atau kandidat peserta pemilu harus mempertanggungjawabkan

dana kampanye yang mereka kelola secara terbuka. Tanpa hal tersebut,

batasan-batasan yang dibuat akan menjadi sia-sia, karena pelanggaran

demi pelanggaran akan terjadi tanpa ada konsekuensi yang harus

dihadapi peserta pemilu

33 Wawancara dengan Drs. Muh Sabir, Kepala Kabag Umum KPU Kota Makassar, 20 Desember 2011 di KPU Kota Makassar, Pukul 10.30 Wita

65

Page 66: Pengelolaan dana Partai

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Partai Politik merupakan salah satu elemen yang sangat sentral

dalam demokrasi. Dalam teori demokrasi partai-partai dapat berfungsi

sebagai ”jembatan” antara masyarakat dengan institusi-insitusi negara.

Partai politik adalah suatu organisasi yang karakter utamanya adalah

kekuasaan. Agar mampu menjalankan fungsi-fungsinya, partai politik

bertujuan memegang kekuasaan karena hanya kalau mempunyai

kekuasaan politik, partai dapat mengimplementasikan kebijakan-

kebijakannya. Hidup-mati suatu organisasi, termasuk partai politik, sangat

ditentukan oleh kemampuan pendanaannya. Dibutuhkan uang untuk

membangun infrastruktur, untuk menjalankan aktifitas rutin, dan untuk

membiayi aktifitas menjelang pemilu. Dana partai pada umumnya

bersumber dari iuran anggota, aktifitas bisnis partai, sumbangan, dan

subsidi negara. Agar partai-partai politik dapat bekerja secara efektif dan

berkelanjutan (sustainable) harus membangun suatu sistem pendanaan

yang, memberikan akses terhadap dana yang mencukupi untuk

menjalankan semua aktifitas partai dan tetap menjamin kemandirian partai

dan tidak menghambat proses institusionalisasi.

66

Page 67: Pengelolaan dana Partai

Hanya dengan sistem pendanaan yang memadai partai politik dapat

menjadi aktor yang mandiri, yang tidak tergantung dari para donatur atau

dari sumbangan pemerintah. Maka dari itu, partai politik harus berusaha

mencari sumber dana yang bermacam-macam supaya pengaruh donatur

tertentu terhadap keputusan-keputusan partai tidak terlalu besar. Partai

politik membutuhkan peraturan baku yang mengikat dan yang mendorong

transparansi dan akuntabilitas, baik partai terhadap publik maupun

pimpinan partai terhadap anggotanya.

Partai Golkar adalah partai besar yang telah lama bergelut di

kancah perpolitikan di Indonesia. Khusus untuk Kota Makassar sendiri

Partai Golkar selalu menjadi pemenang pemilu. Dalam mengatur

keuangan, telah tercantum dalam AD/ART Partai dan diperjelas dalam

Peraturan Organisasi No PO07/DPP/Golkar/XII/2005/tentang Pengelolaan

dan Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Partai Golkar.

Mekanisme ini menjadi dasar bagi partai dalam mengatur segala

keuangan baik pendapatan maupun pengeluaran partai. Kendala dalam

memanajemen keuangan bagi Partai Golkar Kota Makassar adalah jumlah

sumbangan dari pemerintah yang terlalu kecil bila di bandingkan dengan

program-program yang dijalankan partai.

B. Saran

67

Page 68: Pengelolaan dana Partai

Pemilu legislatif 2009 telah selesai dan pengelolaan keuangan

Partai Golkar dalam kampanye telah diaudit oleh lembaga akuntan publik,

ini sedikit menunjukan keseriusan dalam menuju transparansi pengelolaan

keuangan. Adapun saran penulis bagi pengelolaan keuangan Partai

Golkar Kota Makassar pada pemilu berikutnya adalah adalah :

1. Partai Golkar harus meminimalisasi pengeluaran atas

kebutuhan partai yang nyaris tidak terbatas. Pengurus partai

politik harus memiliki skala prioritas atas kebutuhan yang

mesti dipenuhi, dengan memanfaatkan anggaran yang ada.

Kualitas laporan keuangan partai perlu ditingkatkan. Partai

harus melaporkan semua pemasukan dan pengeluaran serta

nama donatur dan jumlah sumbangan. Semua dokumen

pendukung harus disimpan supaya dapat diakses dan

diperiksa. Partai politik harus menciptakan mekanisme yang

menjamin akses bagi seluruh anggota partai dan publik

terhadap laporan keuangan partai.

2. Membangun sinergi dalam mengontrol dana kampanye yang

melibatkan peran partai dalam mengatur urusan internalnya,

lembaga yang pengatur dana politik, organisasi masyarakat

sipil, media, kandidat, dan pemilih.

3. Menciptakan suatu mekanisme yang memberikan akses

terhadap laporan keuangan partai politik kepada publik

68

Page 69: Pengelolaan dana Partai

harus ditentukan. Misalnya KPU dapat diharuskan untuk

menyediakan fotokopi-fotokopi laporan bagi para wartawan.

KPU juga dapat mempublikasikan semua laporan di

majalah-majalah tertentu serta di websitenya.

LAMPIRAN:

Surat Penelitian

Data atau dokumen terkait masalah penelitian

69