Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGELOLAAN EKONOMI KEMARITIMAN YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN
Endah Murniningtyas
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya Alam
Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional dan Seminar Nasional
“Ekonomi Maritim: Pengelolaan Ekonomi Maritim yang Mandiri dan Berkelanjutan”
Wakatobi, 25 Januari 2015
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
I. KELAUTAN DAN KEMARITIMAN DALAM RPJPN 2005-2025 DAN RPJMN 2015-2019
II. MENUJU POROS MARITIM
III. PENGELOLAAN EKONOMI MARITIM YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN
KERANGKA PAPARAN
KELAUTAN DAN KEMARITIMAN
DALAM RPJP 2005-2025 DAN RPJMN
2015-2019
3
I
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional
8 MISI PEMBANGUNAN RPJPN
1. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari
2. Meningkatkan dan menguatkan peranan SDM kelautan
3. Menetapkan wilayah NKRI, aset-aset, dan hal-hal yang terkait didalamnya, yang telah digariskan oleh hukum laut UNCLOS 1982
4. Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan aset NKRI
5. Mengembangkan industri kelautan yang sinergis, optimal dan berkelanjutan
6. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut
7. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir
ARAH PEMBANGUNAN
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL RPJMN 2015-2019
NORMA PEMBANGUNAN
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN DALAM
RPJMN 2015-2019
Agenda
1. Menghadirkan negara untuk melindungi bangsa dan rasa aman WN
6.1.2. Penguatan Sistem Pertahanan 6.1.3. Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim 6.1.6. Memperkuat Peran dan Kerjasama Global dan Regional
2. Membangun dari Pinggiran dan Memperkuat Daerah dan Desa dalam Kerangka NKRI
6.3.2. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama Kawasan Timur Indonesia
3. Memperkuat kehadiran Negara dalam Reformasi Sisten dan Penegakan Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya
6.4..3 Pemberantasan Tindakan Penebangan Liar, Perikanan Liar dan Penambangan Liar
4. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional
6.6.1. Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan
4. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor Strategis Ekonomi Domestik
6.7.5 Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
MENUJU POROS MARITIM
7
II
ARAHAN UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA
Slide - 8
Membangun kembali budaya maritim
Menjaga dan mengelola sumberdaya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut, industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama
Membangun infrastruktur dan konektivitas maritim (tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik) dan industri perkapalan, serta wisata bahari
Diplomasi maritim
Membangun kekuatan pertahanan maritim.
5 PILAR/ASPEK ARAHAN PRESIDEN
INDONESIA MEMILIKI ASET POTENSIAL YANG BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL
• Panjang Pantai 95.181 km
• Jumlah Pulau 17.504
• Luas Laut 5,8 juta km2
• 12 lautan, 39 selat besar
WILAYAH
• Sekitar 161 juta masyarakat atau 60% penduduk tinggal di daerah pesisir
MASYARAKAT
• Sekitar 20% GDP dikontrIbusikan melalui sektor ekonomi kelautan
• USD 1.500 trilyun/ tahun service and logistic dikirim melalui ALKI (UNCTAD, 2010)
EKONOMI LAUT
9
APABILA TIDAK DIMANFAATKAN BENEFIT FORGONE DAN LIABILTY YANG DITANGGUNG
BENEFIT FORGONE
a. Panjang pantai, laut, posisi di tengah 2 benua dan 2 samudera
b. Indonesia sejak lama sudah menjadi hub untuk oil traffics namun masih pasif
c. Potensi yang belum termanfaatkan dan teridentifikasi – ekonomi kelautan dan kemaritiman (perikanan, energi dan mineral, pelayaran, dlsb
LIABILITY
a. Aset sumberdaya kelautan akan di”jarah” masyarakat dunia
b. Posisi geografis akan dimanfaatkan negara lain sebagai hub
c. Indonesia akan menjadi negara “penonton”, penjaga lalu lintas tanpa mendapat manfaat
d. Menjadi tempat “buangan” polusi yang ditimbulkan dari berbagai kegiatan tersebut.
10
UNTUK MENJADI POROS PERLU ADA “DOMAIN” YANG
DIKUASAI.
1
• Inggris (menguasai aspek keuangan dan regulasi),
2
• Amerika Serikat (menguasai Communications/SLOCs),
3
• Korea Selatan (raksasa galangan kapal dunia),
4
• Singapore (operator pelabuhan terbesar dunia).
6
• Denmark (mengontrol 15% kapasitas kapal kontainer global melalui Maersk Group)
7
• Filipina juga termasuk pemasok pelaut terbesar dalam industri pelayaran global.
8 • Indonesia : ... ?
UNTUK INDONESIA: EKONOMI LAUT DAN MARITIM MERUPAKAN MENJADI ANDALAN/DOMAIN
SEBAGAI POROS MARITIM
PERIKANAN MINERAL DAN
MIGAS (SEABED)
TRANSPORTASI (TOL LAUT)
DAN INDUSTRI MARITIM
POTENSI EKONOMI
BARU: JASA LINGKUNGAN DAN WISATA, KEHATI LAUT, ENERGI BARU
PESISIR DAN PULAU2 KECIL
12
PENGATURAN RUANG LAUT
ALUR LAUT DAN PENGAWASAN
KEAMANAN (SIPIL/COAST
GUARD)
IPTEK BUDAYA DAN
SDM
KUALITAS DAN DAYA DUKUNG
LAUT
PERTAHANAN, KEAMANAN DAN POLITIK
EKONOMI LAUT DAN MARITIM SBG ASET ANDALAN
TATA KELOLA DAN ASPEK
PENDUKUNG
PELINDUNG KEDAULATAN
NKRI
Pemanfaatan ekonomi kelautan dan kemaritiman sebagai modal untuk menjadi pusat geoekonomi dan geopolitik dunia.
RANCANG BANGUN
INDIKATOR
• AKTIF 1 • MENGUASAI SAMUDRA
(HINDIA TIMUR UTARA DAN PASIFIK BARAT DAYA)
2
• BERPERAN:
• - PASAR (PANGSA)
• - HIERARCHY (HUB)
• -NETWORK (DIPLOMASI)
3
13
SYARAT • Laut menjadi sumber
kehidupan dan penghidupan yang dikelola secara optimal dan berkelanjutan;
1
• Ekonomi dan Perdagangan yang dominan memanfaatkan laut – memiliki peran global
2
• Memiliki kekuatan Angkatan Laut yang mampu melindungi dan menegakkan kedaulatan nasional
• Diplomasi internasional
3
CIRI SEBAGAI POROS MARITIM
BERKONTRIBUSI DALAM PERADABAN MARITIM DUNIA
BERPERAN DALAM GLOBAL SUPPLY CHAIN SYSTEM
DIPLOMASI DAN KEBIJAKAN MARITIM DUNIA
Share (%) PDB Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Bidang Kelautan terhadap Total PDB Nasional
MASIH SANGAT POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKAN
Sumber : Kusumastanto dalam FGD Poros Maritim 2015
PENGELOLAAN EKONOMI MARITIM YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN
15
III
Pengembang-an Industri Perikanan
Berkelanjutan
Pembangunan Migas dan
Mineral untuk Ekonomi Nasional
Laut sebagai Jembatan
Kesejahteraan yang
Berkualitas
Pengembang-an Ekonomi
Baru (energi, wisata, dan potensi soft
lainnya)
Pesisir dan Pulau Kecil
yang Strategis dan
Mensejahtera-kan
Budaya Bahari/Laut
Bangsa Indonesia
Mewujudkan Tata Ruang laut
yang Ramah
Keamanan Laut Indonesia
yang Berdaulat
(SIPIL)
Mempertahankan Negara Kepulauan (Bahari) Indonesia
(HANKAM)
Pembangunan SDM dan Iptek Kelautan yang
Unggul dan Mensejahterakan
Menjaga Kualitas dan Daya Dukung
Laut bagi Keberlanjutan
Bangsa dan Negara Indonesia
Membangun Politik dan Diplomasi Kelautan Indonesia 1. Bangun
Kelembaga-an yang Memperkuat dan Menum-buhkan
2. Pembiayaan 3. Kerjasama
yang Men-jaga Kedau-latan (INI GEOPOLITIK)
MENJADI
POROS MARITI
M DUNIA
DOMAIN
Ini bagaimana membangun pertahanan laut, darat dan
udara menjadi satu kekuatan untuk Poros Maritim
2
3
4
5
5
1
7
6
7
8
9
17
Konektivitas laut penting untuk menghubungkan pulau2, namun perlu didukung dengan adanya pembangunan wilayah
1
18
MEMBANGUN KONEKTIVITAS:
- Pengembangan 24 pelabuhan untuk menunjang tol laut
- Pengembangan pelabuhan penyeberangan (210 370)
- Pembangunan kapal perintis 50104
(moda lain: jalan;kereta api 5.434km8.692km;
Kab/kota 100% dijangkau broadband).
- Industri pelayaran dan galangan kapal
ENERGI DAN LISTRIK:
- Rasio elektrifikasi 81,5% 97%
- Konsumsi listrik/kapita: 843 kWh 1.200 kWh
- Pembangunan jargas 11.960 km 18.322 km; Pembangunan SPBG: 40 118
- Gas kota: 188 ribu rumah 1,1 juta rumah
- DMO gas bumi 53% 64%
- DMO batubara: 24% 60%; kilang baru 1
PEMBANGUNAN WILAYAH:
- Pembangunan Perdesaan (-5 ribu ds tertinggal; 2 rb desa mandiri).
- Pembangunan kws perbatasan 3 10
- Pembangunan daerah tertinggal
- Pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa (7 KEK; 14 KI)
- Pembangunan kawasan Perkotaan
- Industri, pasar dan pariwisata
PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH:
- Keuangan,
- Kelembagaan
- Aparatur
PDB: Sumatera 23 jd 24; Jawa 58 jd 55;Bali-Nus-Kal-Maluku-Papua: 18-21
Membangun konektivitas laut Pembangunan Wilayah
19
1. Penanganan Illegal fishing:
Pembentukan Satgas Illegal Fishing
Penindakan kapal illegal
Peningkatan pengawasan
3. Peningkatan produksi perikanan dan laut:
Penguatan armada perikanan rakyat; Jaringan irigasi tambak (190 ribu ha 305 ribu ha); Dukungan dan pembinaan untuk produksi rumput laut dan perikanan (24 jt ton 40-50 jt ton) ; Pengembangan sistem logistik ikan; Pengembangan industri kelautan
2. Peningkatan Tata Kelola:
Pembentukan pengelolaan WPP
Pengelolaan perijinan kapal perikanan
Pengembangan pelabuhan perikanan 21+3 baru
4. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir:
Peningkatan produksi dan produktivitas;peningkatan kapasitas industri kecil; pola kemitraan, peningkatan kesra masyarakat di pulau2 kecil.
Meningkatkan dan Mempertahankan kualitas, daya dukung dan kualitas fungsi lingkungan laut
Perluasan area/kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 20 juta ha.
PERIKANAN BERKELANJUTAN 2
Sumber: http://www.pipp.djpt.kkp.go.id/index.php/profil_pelabuhan, 2014
PETA PELABUHAN PERIKANAN INDONESIA
No WILAYAH PPS PP
N
1. Sumatera 2 PP. Belawan; PP.
Bungus
3 PP. Sibolga; PP. Sungailiat; PP. Tanjung
Pandan
2. Jawa 2 PP. Cilacap; PP. Nizam
Zachman Jakarta
6 PP. Pekalongan; PP. Palabuhan Ratu; PP.
Kejawanan; PP. Karangantu
PP. Brondong; PP. Prigi
3. Bali-Nusa
Tenggara
- 1 PP. Pengambengan
4. Kalimantan - 1 PP. Pemangkat
5. Sulawesi 2 PP. Bitung; PP. Kendari 1 PP. Kwandang
6. Maluku-Papua - 3 PP. Ambon; PP. Tual; PP. Ternate
TOTAL 6 15
21
DESTINASI PARIWISATA LAUT 3
Wisata perlu didukung: - Kota jasa-khas dan cantik: akomodasi,
logistik/ketersediaan bahan; layanan jasa - SDM - Air bersih, listrik, sanitasi (toilet standar) - Transportasi lokal/guide dan komunikasi
Pasar potensial: - Pesta/adat/kebudayaan – event - Kerajinan, souvenir - Ciri khas daerah: biodiversity sbg lambang - Industri kreatif lokal
POTENSI BARU
Ekonomi Biodiversity
• Rumput laut – produk turunan – bahan kosmetik
• Spa dan layanannya
• Suplemen herbal berbasis lokal, jamu
• Biodiversity lokal lainnya
• Kebun raya, taman kehati dll
Destinasi wisata lokal
• Tempat bersejarah
• Legenda
• Kuliner lokal (makanan dan minuman)
• Fasilitas publik, museum
• Desa wisata-pesta budaya atau ke khasan lain
23
Pulau-Pulau Kecil Strategis
EKONOMI:
• Terdapat 92 Pulau-Pulau Kecil Terluar yang pengelolaannya memerlukan perhatian khusus karena menjadi lokasi penempatan titik dasar penarikan garis batas laut. Sekitar 33 pulau berpenduduk selebihnya tidak berpenduduk
• Potensi : wisata bahari, perikanan, jasa kelautan
• Kawasan yang perlu diprioritaskan pengembangannya tersebar di 11 provinsi, 28 kabupaten.
: Perbatasan, terluar/ Terdepan
: Bukan Perbatasan
4
TITIK PERTAHANAN STRATEGIS:
• Memiliki nilai strategis dalam
aspek hankan –titik
pengamanan terluar
• Pulau terluat perlu
dimanfaaftkan sebagai titik/pos
pertahanan strategis.
PEMISAHAN ANTARA PENGAMANAN HANKAM DAN PENEGAKAN HUKUM/SIPIL
HANKAM NKRI PENGAWASAN PELAYARAN SIPIL Pelanggaran garis batas
negara dan kedaulatan negara
Pengamanan garis perbatasan dari masuknya pihak asing
Perlu mengembangkan titik-titik pertahanan strategis – bebas aktif
Penyatuan antara sistem hankam darat-laut-udara
OLEH MENHANKAM-MENKOPOLKAM
Pengawasan kapal pelayaran (Menhub): awak legal dan kompeten; memenuhi standar pelayaran;
Pengawasan penangkapan ikan (men KKP)
Pengawasan Compliance: berlayar dan menangkap ikan
Menginduk ke IMO…
24
PENUTUP
• Kemaritiman dan kelautan membuka
perluasan dari bidang pertanian dari hanya darat
laut dengan segala isi (fisik dan non fisik)
• Pengelolaan (produksi dan perdagangan)
komoditas perlu diperluas konteksnya dan
posisinya di tengah2 bidang lain yang juga
berubah.
• Pengembangan bukan hanya produk primer,
turunan dan kombinasinya dengan berbagai hal
(budaya, dan keberadaan SDM, IT dll)
TERIMA KASIH
Perkembangan PDB Atas Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Bidang Kelautan
Sumber : Kusumastanto dalam FGD Poros Maritim 2015