276
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X MELALUI CERITA RAKYAT BERLATAR BELAKANG KEARIFAN LOKAL TANAH MELAYU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Dyah Kusuma Wardani 151224001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI

MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA KELAS X MELALUI CERITA RAKYAT

BERLATAR BELAKANG KEARIFAN LOKAL

TANAH MELAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Dyah Kusuma Wardani

151224001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

i

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI

MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA KELAS X MELALUI CERITA RAKYAT

BERLATAR BELAKANG KEARIFAN LOKAL

TANAH MELAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Dyah Kusuma Wardani

151224001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

iv

MOTTO

“Selalu andalkan Tuhan dalam setiap kesusahanmu”

(Dyah Lee)

“Jangan takut, Percaya saja”

(Markus 5:36)

Work Hard, Pray Hard

(Atta Halilintar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan jalan dan kemudahan dalam

segala kesulitanku.

2. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung dan memberikan doa terbaik

untuk kelulusanku.

3. Adik kesayanganku Andry Dian Saputra yang selalu memberikan

semangat dan dukungan.

4. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang

selalu sabar membimbing penulis.

5. Teman-teman angkatan 2015 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang

selalu memberikan dukungan dan semangatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

viii

ABSTRAK

Wardani, Dyah Kusuma. 2019. Pengembangan Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X melalui

Cerita Rakyat Berlatar Belakang Kearifan Lokal Tanah Melayu. Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan instrumen

evaluasi membaca pemahaman cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal tanah

Melayu untuk siswa kelas X. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan

instrumen evaluasi membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia

melalui cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Melayu dan disajikan dalam

bentuk soal-soal latihan.

Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan

menggunakan tujuh langkah-langkah pengembangan Borg and Gall. Langkah-

langkah tersebut adalah; pengumpulan data dan informasi, pengembangan produk,

uji validasi, revisi tahap I, uji coba tahap I, uji coba tahap II, revisi produk tahap

II. Data-data penelitian dikumpulkan melalui teknik wawancara, analisis

dokumen, angket dan tes.

Hasil yang diperoleh melalui studi pendahuluan menunjukkan bahwa (1)

belum ada instrumen evaluasi membaca pemahaman; (2) soal-soal evaluasi

membaca yang dibuat belum mengakomodasi empat jenis keterampilan membaca

pemahaman. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, dikembangkan instrumen

evaluasi yang mengakomodasi empat jenis keterampilan membaca pemahaman

dengan menggunakan cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Tanah

Melayu. Kelayakan instrumen dinilai melalui materi/isi dan kebahasaan. Revisi

instrumen yang dilakukan peneliti meliputi: perbaikan kutipan teks yang kurang

sesuai dengan uraian pilihan jawaban, penyederhanaan bahasa dalam soal,

kejelasan perintah di dalam soal, perbaikan ejaan sesuai PUEBI. Uji coba produk

menunjukkan bahwa peserta didik memiliki kemampuan membaca pemahaman

yang baik. Hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen evaluasi

membaca pemahaman memiliki nilai koefisien korelasi tinggi. Perhitungan tingkat

kesukaran dan daya beda dari 55 soal yang terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan

15 soal uraian menunjukkan bahwa 34 soal tergolong valid, 21 soal tergolong

tidak valid dan 2 soal perlu direvisi. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen

evaluasi membaca pemahaman memperoleh skor rata-rata 3,94 dengan kategori

“sangat baik”. Maka, dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan instrumen

evaluasi membaca pemahaman sangat layak digunakan.

Kata Kunci: instrumen, evaluasi, membaca pemahaman, kearifan lokal Melayu,

cerita rakyat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

ix

ABSTRACT

Wardani, Dyah Kusuma. 2019. The Development of Evaluating instruments

reading comprehension in Class X Indonesian Language Learning

through Folklore Background of Malay Local Wisdom. Thesis.

Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study

Program, Department of Language and Art Education, Faculty of

Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The problem of this research is how the development of the evaluation

instruments of reading comprehension folklore background of Malay local

wisdom for students of class X. This research aims to produce the evaluation

instruments reading comprehension in Indonesian language learning through

folklore background of Malay local wisdom and presented in the form of practice

questions.

The type of this research is Research and Development (R & D) using the

seven steps of developing from Borg and Gall. These steps are; data and

information collection, product development, validation test, revision phase I,

phase I trial, phase II trial, product revision stage II. The data of the research is

collected through interview techniques, document analysis, questionnaires, and

test.

The results obtained through preliminary studies show that (1) there is no

evaluation reading comprehension instrument; (2) the evaluation questions made

have not accommodated four types of reading comprehension skills. Based on the

preliminary studies, an evaluation instrument is developed that accommodated

four types of reading comprehension skills using folklore of background the local

wisdom of Malay Land. The appropriateness of the instrument is assessed through

material/content and language. The revision of the instruments carried out by the

researcher is: improving the excerpt of the text that is not following the

description of the choice of answers, simplifying the language in the questions,

clarifying of the command in the questions, correcting spelling according to

PUEBI. Product testing shows that the students have good reading

comprehension skills. The results of reliability calculations show that the

evaluation instrument of reading comprehension has a high correlation of

coefficient value. The calculate difficulty level and power difference from 55

questions consisting of 40 multiple choice questions and 15 description questions

show that 34 questions are classified as valid, 21 questions classified as invalid

and 2 questions need to be revised. The results of the validation shows that the

evaluation instrument of reading comprehension has an average score of 3.94

with the "Very Good" category. So, it can be concluded that the product

development of the evaluation instrument reading comprehension is very feasible

to use.

Keywords: instrument, evaluation, reading comprehension, Malay local wisdom,

folklore

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan pernyertaan-Nya dalam penyelesaian tugas akhir peneliti yang berjudul

“Pengembangan Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Kelas X SMA melalui Cerita Rakyat Berbasis Kearifan Lokal

Tanah Melayu”. Skripsi ini dibuat untuk menyelesaikan studi strata 1 dan meraih

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam penyelesaian skripsi ini:

1. Tuhan Yesus sang pemberi harapan.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.

4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Danang Satria Nugraha, M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan dukungan untuk penyelesaian skripsi

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xi

7. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan pelayanan kepada mahasiswa selama perkuliahan.

8. Dr. Widharyanto, M.Pd. yang berkenan menjadi validator dalam

penelitian ini.

9. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. yang telah berkenan menjadi

validator penelitian ini.

10. Br. Dr. Yohanes Sudaryono, M. Pd., FIC kepala SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta yang telah berkenan melakukan penelitian di sekolah.

11. Maria Harmin Oktaviani, S.Pd. guru pengampu pelajaran bahasa

Indonesia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu

pelaksanaan penelitian.

12. Kedua orang tua yang kusayangi, Sudarso dan Retno Widowati yang

selalu memberikan dukungan dan doanya untuk kelancaran skripsi ini.

13. Adikku tersayang, Andri Dian Saputra yang selalu memberikan

semangat dan dukungan.

14. Sahabat-sahabatku, Andriyani Simarmata, Deti Wulandari, dan

Ephyfania Bahantwelu yang selalu memberikan dorongan dan

semangat untuk mengerjakan skripsi.

15. Teman-teman bimbinganku, Fransisca Despa Listiani, Agnes

Kusmawati, A. Ganda Prima Irawan, dan Arnelia Seneca Devi yang

selalu memberikan dorongan dan semangat dalam mengerjakan

skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xix

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah............................................................................................ 5

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

1.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xiv

1.7 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 9

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 10

2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 10

2.2 Landasan Teori ............................................................................................. 12

2.2.1 Kurikulum ........................................................................................... 12

2.2.2 Taksonomi Bloom ................................................................................ 16

2.2.3 Hakikat Membaca Pemahaman ........................................................... 18

2.2.4 Jenis Membaca Pemahaman ............................................................... 19

2.2.5 Indikator Membaca Pemahaman ......................................................... 23

2.2.6 Instrumen Evaluasi ............................................................................... 25

2.2.7 Pengembangan Instrumen Evaluasi .................................................... 26

2.2.8 Validitas .............................................................................................. 29

2.2.9 Reliabilitas .......................................................................................... 31

2.2.10 Analisis Butir Soal ............................................................................. 34

2.2.11 Langkah-langkah Penyusunan Tes .................................................... 37

2.2.12 Cerita Rakyat ..................................................................................... 39

A. Hakikat Cerita Rakyat ................................................................... 40

B. Jenis Cerita Rakyat ....................................................................... 40

C. Fungsi Cerita Rakyat ..................................................................... 42

2.2.13 Kearifan Lokal .................................................................................. 43

A. Hakikat Kearifan Lokal ................................................................ 43

B. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal ..................................................... 43

C. Kearifan Lokal Tanah Melayu ...................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xv

D. Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat ............................................. 47

2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 50

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 51

3.2 Sumber Data dan Data .................................................................................. 51

A. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 51

B. Sumber Data penelitian ........................................................................... 51

C. Data Penelitian ......................................................................................... 51

3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52

A. Teknik Tes ............................................................................................... 52

B. Teknik Nontes ......................................................................................... 52

3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 53

A. Instrumen Tes .......................................................................................... 53

B. Instrumen Wawancara ............................................................................. 54

C. Instrumen Analisis Dokumen .................................................................. 54

D. Instrumen Validasi ................................................................................... 55

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................... 55

A. Teknik Analisis Tes ................................................................................. 55

B. Teknik Analisis Nontes ........................................................................... 56

C. Analisis Hasil Validasi ............................................................................. 58

3.6 Prosedur Pengembangan Produk .................................................................. 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xvi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 66

4.1 Hasil Analisis Kebutuhan ............................................................................. 67

A. Paparan Hasil Wawancara ..................................................................... 68

B. Paparan Hasil Analisis Dokumen .......................................................... 69

4.2 Pengembangan Produk ................................................................................. 70

4.3 Paparan Hasil Validasi Produk Pengembangan ........................................... 72

4.4 Revisi Tahap I .............................................................................................. 79

4.5 Pembahasan Hasil ........................................................................................ 83

A. Validitas .................................................................................................. 87

B. Uji Coba Tahap I ..................................................................................... 88

a. Reliabilitas .......................................................................................... 89

b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda .................................................... 92

C. Uji Coba Tahap II .................................................................................... 96

a. Reliabilitas .......................................................................................... 97

b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda .................................................... 100

4.6 Revisi Tahap II ............................................................................................. 104

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 108

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 108

5.2 Saran-saran ................................................................................................... 110

5.2.1 Bagi Guru .......................................................................................... 110

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Lain.................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pergeseran Paradigma Belajar Abad ke-21 ......................................... 13

Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum ............................ 15

Tabel 2.3 Revisi Taksonomi Bloom .................................................................. 16

Tabel 2.4 Pengertian Dimensi Proses Kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom 17

Tabel 3.1 Interpretasi Relliabilitas ..................................................................... 56

Tabel 3.2 Skala Likert ......................................................................................... 58

Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima PAP ........................................................ 59

Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima PAP ........................................................ 73

Tabel 4.2 Kategori Nilai Skala Lima ................................................................. 74

Tabel 4.3 Sampel Revisi Perintah Soal .............................................................. 81

Tabel 4.4 Sampel Penyederhanaan Kutipan....................................................... 82

Tabel 4.5 Sampel Revisi Pertanyaan .................................................................. 83

Tabel 4.6 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ......................................................... 90

Tabel 4.7 Reliabilitas Soal Pilihan Uraian ......................................................... 91

Tabel 4.8 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Literal .............................................................. 92

Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Interpretasi ....................................................... 94

Tabel 4.10 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Kritis ............................................................... 95

Tabel 4.11 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Aplikatif ........................................................ 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xviii

Tabel 4.12 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ....................................................... 98

Tabel 4.13 Reliabilitas Soal Uraian ................................................................... 99

Tabel 4.14 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Literal ............................................................... 100

Tabel 4.15 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Interpretasi ...................................................... 101

Tabel 4.16 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman Tingkat Kritis ............................................................... 103

Tabel 4.17 Rata-rata Reliabilitas ........................................................................ 103

Tabel 4.18 Sampel Perbaikan Uji Coba Ke-2 ..................................................... 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Validasi Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman .......................... 75

Grafik 4.2 Validasi Peserta Didik Kelas X IPS 1 ................................................ 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xx

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 49

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall

(Sugiyono, 2015: 37) ........................................................................ 62

Bagan 3.2 Penyederhanaan langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Borg and Gall ................................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

xxi

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ........................................................................ 115

Lampiran 2 Surat Permohonan Validator I ......................................................... 116

Lampiran 3 Surat Permohonan Validator II ........................................................ 117

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman .............. 118

Lampiran 5 Lembar Penilaian Validator I ......................................................... 121

Lampiran 6 Lembar Penilaian Validator II ......................................................... 155

Lampiran 7 Rekap Penilaian Validator I ............................................................. 190

Lampiran 8 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator I ............................. 199

Lampiran 9 Rekap Penilaian Validator II ........................................................... 200

Lampiran 10 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator II .......................... 209

Lampiran 11 Sampel Hasil Pekerjaan Peserta Didik .......................................... 210

Lampiran 12 Angket Respon Peserta Didik ........................................................ 220

Lampiran 13 Hasil Rekap Validasi Peserta Didik............................................... 226

Lampiran 14 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Peserta Didik ....................... 227

Lampiran 15 Soal Revisi Akhir........................................................................... 228

Lampiran 16 Daftar Hadir Peserta Uji Coba Ke-1 ............................................. 232

Lampiran 17 Daftar Hadir Peserta Uji Coba Ke-2 .............................................. 234

Lampiran 18 Foto Kegiatan ................................................................................ 236

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan mengkaji enam subbab, yaitu (1) latar belakang, (2) batasan

masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan

(6) definisi operasional, (7) spesifikasi produk. Berikut rincian ketujuh subbab

pada bagian pendahuluan.

1.1 Latar Belakang

Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan membaca.

Membaca merupakan kegiatan yang secara tidak sadar selalu dilakukan semua

orang dimanapun berada. Melalui kegiatan membaca seseorang mampu

memperoleh informasi. Tarigan (1979: 7) menyatakan bahwa membaca adalah

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-

kata/bahasa tulis. Kegiatan membaca juga bukan suatu kegiatan yang mudah

dilakukan. Kegiatan membaca memerlukan pemahaman, memahami setiap

kata dan kalimat yang merangkainya. Pemahaman adalah sebuah proses untuk

menemukan informasi dalam bacaan. Pernyataan ini sesuai dengan Abidin

(2012: 59) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman dapat diartikan

sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks

bacaan untuk beroleh pemahaman atas bacaan tersebut. Terkait keberhasilan

seseorang dalam kegiatan membaca pemahaman adalah mengenai sejauh

mana seseorang dapat menangkap isi atau infomasi dalam bacaan hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

2

tahap pengaplikasian. Smith (1980) menyatakan bahwa membaca pemahaman

dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu, literal, interpretasi, kritis dan aplikasi.

Kegiatan membaca pemahaman penting dilakukan sejak usia dini, maka

dari itu kegiatan membaca pemahaman wajib dilakukan di sekolah-sekolah.

Melalui membaca pemahaman peserta didik terlatih untuk membaca bacaan

melalui proses pemahaman. Keempat jenis membaca pemahaman harus

mampu dikuasai oleh peserta didik. Setiap peserta didik harus mengetahui

seberapa jauh jenis keterampilan membaca pemahaman yang dimiliki. Ketika

seorang peserta didik mampu mengetahui jenis pemahaman yang dimiliki,

mereka mampu mengambil keputusan dan bertindak sesuai kemampuan. Maka

dari itu, evaluasi perlu dilakukan bagi peserta didik untuk mengetahui

kemampuan membaca pemahaman. Kata evaluasi pasti tidak asing di telinga

para pelajar di Indonesia. Pelaksanaan evaluasi pada setiap pembelajaran

menjadi hal yang wajar dilakukan di sekolah. Setiap berakhir proses

pembelajaran guru selalu melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk

mengukur dan menilai hasil belajar peserta didik dalam setiap kompetensi

pembelajaran. Arikunto (2018:3) menyebutkan bahwa evaluasi merupakan

kegiatan mengukur dan menilai. Melalui evaluasi dalam pembelajaran guru

dapat mengukur tentang sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat menentukan tindakan

dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto

(2018:3) yang menyebutkan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur

sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

3

Arikunto (2018:4) menyebutkan bahwa guru adalah pihak yang bertanggung

jawab atas hasil pembelajaran. Penilaian dan pengukuran tentang setiap

keterampilan berbahasa peserta didik dapat dijadikan acuan guru dalam

menjalin komunikasi dengan peserta didik. Adanya latar belakang ini, maka

setiap sekolah perlu untuk mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran.

Hal ini dilakukan untuk dapat mengukur keterampilan membaca pemahaman

peserta didik dan dapat membantu guru mengambil keputusan dalam setiap

proses pembelajaran.

Namun, fakta yang terjadi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam

pembelajaran bahasa Indonesia evaluasi keterampilan membaca pemahaman

hanya sebatas evaluasi yang dilakukan di akhir semester atau pembelajaran.

Guru belum memiliki instrumen evaluasi membaca pemahaman untuk

mengukur keterampilan tersebut. Selain itu, soal-soal yang dibuat guru belum

mengakomodasi empat jenis keterampilan membaca pemahaman dan latar

belakang kehidupan peserta didik. Hal ini menjadi sesuatu yang

memprihatinkan. Sesuai dengan tuntutan Permendikbud No. 22 tahun 2016

soal-soal evaluasi yang dikembangkan harus memuat nilai-nilai keteladanan

dan keterampilan aplikatif.

Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pengembangan instrumen

evaluasi (Kompetensi Dasar 3.7) dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Instrumen evaluasi yang akan dikembangkan mengakomodasi nilai-nilai

kearifan lokal Tanah Melayu dan empat jenis keterampilan membaca

pemahaman. Nilai-nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat maupun hikayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

4

akan memberikan keteladanan dan contoh bagi peserta didik dalam menyikapi

kehidupan. Selain itu, pemahaman peserta didik akan nilai-nilai kehidupan

dapat membantu peserta didik dalam menyikapi perkembangan zaman. Dalam

hal ini perkembangan zaman yang semakin pesat dengan berbagai jenis

kebudayaan yang masuk tak akan merubah pola pikir peserta didik. Instrumen

evaluasi membaca pemahaman yang mengandung kearifan lokal Tanah

Melayu dapat peserta didik mengetahui tentang kearifan lokal masyarakat

Melayu. Kebiasaan lokal masyarakat Melayu untuk menyebarkan sastra lisan

pada zaman dahulu dengan memberikan petuah-petuah kehidupan sangat

menarik untuk diketahui.

Daerah yang masih melestarikan kearifan lokal sesuai dengan cerita

rakyat maupun hikayat adalah masyarakat Melayu (Riau). Kepercayaan akan

budaya, tradisi dan kearifan masih kental terasa dalam kehidupan masyarakat

Melayu (Riau). Hal ini terlihat dari adanya beberapa cerita rakyat yang

mengandung tradisi dan masih terjaga. Tradisi tersebut diantaranya adalah

kebiasaan masyarakat untuk mengadakan pesta pernikahan secara besar-

besaran dan menghargai filosofi-filosofi kehidupan.

Peneliti berharap instrumen evaluasi membaca pemahaman siswa SMA

melalui cerita rakyat kearifan lokal Tanah Melayu dapat digunakan sebagai

salah satu cara untuk menilai kemampuan membaca pemahaman siswa.

Melalui penggunaan cerita rakyat berbasis kearifan lokal Tanah Melayu

diharapkan subjek penelitian dapat belajar tentang hal-hal positif yang ada

dalam kehidupan masyarakat Melayu. Pemilihan pengembangan produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

5

instrumen evaluasi dalam menilai jenis membaca pemahaman siswa dapat

mempermudah guru untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan kegiatan

membaca pemahaman di sekolah.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan untuk membantu peneliti memfokuskan penelitian

yang dilakukan. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada

pengembangan instrumen evaluasi membaca pemahaman melalui cerita rakyat

berlatar belakang kearifan lokal Tanah Melayu kelas X. Bentuk tes yang

dikembangkan berupa soal pilihan ganda dan uraian dengan 4 jenis membaca

pemahaman. Pengembangan bentuk tes berdasarkan kriteria keempat jenis

membaca pemahaman dan disesuaikan dengan taksonomi Anderson

(perbaikan taksonomi Bloom).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang sudah dijabarkan, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan

instrumen evaluasi membaca pemahaman pembelajaran bahasa Indonesia

kelas X menggunakan cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal tanah

Melayu?”.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menghasilkan instrumen evaluasi membaca pemahaman pembelajaran bahasa

Indonesia kelas X menggunakan cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal

tanah Melayu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

6

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi berbagai pihak.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang

instrumen evaluasi membaca pemahaman bagi peserta didik kelas X bagi

peneliti dan guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Dengan adanya penelitian ini peserta didik memiliki pengalaman

langsung dalam proses penelitian dan pengembangan produk

instrumen evaluasi membaca pemahaman.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru

bagi peneliti baik teori maupun praktek dalam pelaksanaan

pengembangan instrumen evaluasi melalui cerita rakyat berlatar

belakang kearifan lokal di sekolah.

c. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan produk instrumen evaluasi

dapat dijadikan sebagai salah satu cara yang dapat digunakan oleh

guru dalam menilai keterampilan membaca pemahaman peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

7

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi sekolah untuk dapat

mengembangkan instrumen evaluasi yang perlukan sekolah.

e. Bagi Peneliti Lain

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti lain

yang melakukan penelitian serupa. Baik acuan teoritis maupun aspek

lainnya dan dapat memudahkan peneliti lain mencari referensi serupa.

1.6 Definisi Operasional

Peneliti memberikan batasan istilah untuk menyamakan konsep dari berbagai

istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah batasan

dari istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Instrumen Evaluasi

Sesuai dengan KBBI Daring kata instrumen berarti alat merupakan sesuatu

yang dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini instrumen

(alat) didefinisikan sebagai alat untuk melakukan sebuah evaluasi. Hal ini

sejalan dengan Sumadi (2008:52) yang menyatakan bahwa instrumen

dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur

hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif,

afektif dan psikomotor.

2. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan

informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk beroleh pemahaman

atas bacaan tersebut (Abidin, 2012: 59). Sedangkan Tarigan (Abidin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

8

2012: 59) menyebutkan bahwa membaca pemahaman (reading for

understanding) adalah jenis membaca untuk memahami standar-standar

atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi

dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pemahaman

menggunakan strategi tertentu.

3. Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya

pada umumnya melalui tutur kata atau lisan Danandjaja (2007). Sama

halnya dengan Hutomo (1991: 4) mengungkapkan bahwa cerita rakyat

dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat melalui bahasa

tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan

susunan nilai sosial masyarakat. Kemudian, Endraswara (Kanzunnudin,

2015) bahwa folklor atau cerita rakyat adalah karya agung masa lalu, baik

lisan maupun tertulis yang amat berharga bagi generasi mendatang.

4. Kearifan Lokal

Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai

usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk

bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi

dalam ruang tertentu (Ridwan, 2007). Greertz (Ridwan, 2007) mengatakan

bahwa kearifan lokal merupakan identitas yang sangat menentukan harkat

dan martabat manusia dalam komunitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

9

1.7 Spesifikasi Produk

Pengembangan instrumen evaluasi membaca pemahaman untuk

menyempurnakan instrumen evaluasi yang dibuat oleh guru di SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta. Instrumen evaluasi yang dikembangkan mengakomodasi

empat jenis keterampilan membaca pemahaman dan kearifan lokal Tanah

Melayu. Pengembangan soal disesuaikan dengan indikator taksonomi

Anderson (perbaikan taksonomi Bloom). Selain itu, soal-soal dalam instrumen

evaluasi dibuat sesuai dengan kompetensi dasar (KD) tentang nilai-nilai

kehidupan dalam cerita rakyat. Teks cerita rakyat berlatar belakang kearifan

lokal Tanah Melayu dipilih karena banyak mengandung nilai-nilai kehidupan

yang baik untuk dicontoh. Soal-soal disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan

uraian. Soal pilihan ganda untuk jenis membaca pemahaman literal dan

interpretasi. Sedangkan, soal-soal uraian digunakan untuk menilai kemampuan

membaca pemahaman kritis dan aplikasi. Hal ini dilakukan untuk dapat

menilai pola pikir peserta didik dalam mengolah kata, menilai, mengevaluasi

dan memproduksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

10

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab ini akan dikaji tiga subbab yaitu (1) penelitian yang relevan, (2)

landasan teori. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Pemaparan tentang penelitian yang

relevan juga berfungsi untuk menentukan posisi penelitian yang dilakukan peneliti

untuk menghindari terjadinya duplikasi. Subbab landasan teori berisi teori-teori

ahli yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar untuk melakukan penelitian.

2.1 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Penelitian pertama adalah penelitian tentang “Pengembangan Instrumen

Penilaian Kompetensi Dasar Membaca Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta” oleh Dafrida (2016)

Universitas Sanata Dharma dan “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Kelas VII SMP Di Kota Yogyakarta” oleh Wulandari (2012) Universitas

Negeri Yogyakarta.

Penelitian relevan pertama dilakukan oleh Dafrida, penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk menghasilkan produk instrumen penilaian kompetensi

membaca siswa kelas VII berdasarkan kurikulum 2013 dengan bentuk tes

pilihan ganda, menghasilkan produk instrumen penilaian kompetensi dasar

membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di SMP

N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes uraian dan produk instrumen penilaian

kompetensi dasar membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

11

kelas VII di SMP N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes unjuk kerja. Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan metode R&D sesuai langkah-langkah

pengembangan produk Borg and Gall. Pada penelitian ini peneliti akan

mengembangkan produk berupa instrumen penilaian kompetensi dasar

membaca pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Hasil yang

diperoleh dari uji coba produk: perhitungan ITK IDB dari 130 butir soal terdiri

dari 100 soal pilihan ganda dan 30 soal uraian, yaitu 104 soal tergolong

sedang, 28 soal tergolong mudah, dan 8 soal tergolong sukar. Hasil

perhitungan IDB menunjukan bahwa 78 soal layak, 15 soal ditolak dan 37 soal

dinyatakan layak dengan revisi.

Penelitian relevan kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Wulandari.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas VII SMP di Kota Yogyakarta Tahun Ajaran

2011/2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, melalui

pendekatan survai. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas VII SMP di Kota Yogyakarta, termasuk dalam

kategori rendah, karena nilai rerata 65.41 berada di bawah standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia yang ditentukan

(70.00).

Kedua penelitian ini memiliki perbedaan yang sangat signifikat. Penelitian

relevan yang pertama menggunakan metode penelitian R&D sedangkan

penelitian relevan yang kedua menggunakan metode penelitian deskritif

kuantitatif. Kesamaan penelitian ini adalah subjek penelitian yang diteliti,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

12

yaitu siswa SMP yang duduk di kelas VII. Kedua penelitian relevan ini jika

disandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti kurang lebih

relevan. Penelitian relevan pertama dengan metode yang sama dapat dijadikan

acuan peneliti dalam mengembangan metode penelitian. Meskipun terdapat

perbedaan pengembangan produk, tidak akan mengurangi kualitas dalam

acuan. Penelitian relevan kedua juga memiliki persamaan dengan penelitian

yang akan dilakukan peneliti. Penelitian kedua meneliti tentang kemampuan

membaca pemahaman siswa.

Perbedaan penelitian relevan kedua terletak pada subjek, metode dan

tujuan penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan subjek penelitian

siswa kelas X, sedangkan penelitian relevan menggunakan subjek siswa kelas

VII. Metode yang digunakan dalam penelitian relevan yaitu deskriptif

kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode pengembangan R&D.

Selain itu, dalam penelitian relevan Wulandari (2012) bertujuan untuk

mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa, sedangkan tujuan

peneliti yaitu mengembangkan produk instrumen evaluasi siswa yang

berdasarkan jenis kegiatan membaca pemahaman. Pengembangan berfokus

pada soal-soal yang mengukur keempat jenis kegiatan membaca pemahaman

melalui cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Melayu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kurikulum

Majid (2014:1) menyebutkan bahwa kurikulum merupakan program

pendidikan yang disediakan lembaga pendidikan bagi siswa. Dalam hal ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

13

kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah pedoman dalam kegiatan

pembelajaran (pendidikan). Kurikulum yang mengandung konsep dan prosedur

pelaksanaan pendidikan dapat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dan lingkungan pembelajaran. Majid (2014:1) menyatakan bahwa kurikulum

bukan hanya berisi sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu

yang dapat membantu perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat

pelajaran, perlengkapan, dan lain-lain. Berdasarkan hal ini, kurikulum

dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan keperluan yang dibutuhkan oleh

tingkat pendidikan. (Kunandar, 2014:21) menyebutkan bahwa pengembangan

kurikulum mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan masa depan yang

dihadapi bangsa Indonesia. Pergeseran paradigma belajar pada abad 21 menjadi

tantangan bagi dunia pendidikan untuk merubah konsep pendidikan saat ini.

Kemendikbud (Kunandar, 2014:21) menyatakan bahwa pergeseran paradigma

yang terjadi di abad 21 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Pergeseran Paradigma Belajar Abad ke-21

No

. Ciri Abad 21 Model Pembelajaran

1. Infromasi (tersedia di mana saja

dan kapan saja)

Pembelajaran diarahkan untuk

mendorong peserta didik mencari

tahu dari berbagai sumber observasi,

bukan diberi tahu.

2. Komputasi (lebih cepat

memakai mesin)

Pembelajaran diarahkan untuk

mampu merumuskan masalah

(menanya), bukan hanya

menyelesaikan masalah (menjawab).

3. Otomasi (menjangkau segala

pekerjaan rutin)

Pembelajaran diarahkan untuk

melatih berpikir analitis

(pengambilan keputusan) bukan

berpikir mekanistis (rutin).

4. Komunikasi (dari mana saja dan

ke mana saja)

Pembelajaran menekankan

pentingnya kerja sama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

14

kolaborasi dalam menyelesaikan

masalah.

Langkah pemerintah merespon tantangan tersebut adalah dengan

penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP) menjadi kurikulum 2013.

Berdasarkan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan dalam menjawab

kebutuhan SDM, berikut faktor-faktor pengembangan kurikulum 2013

(Kunandar, 2014:22-25).

1. Berkaitan dengan tantangan internal yang menuntut pendidikan mengacu

pada 8 Standar Nasional Pendidikan (standar isi, proses, kompetensi

lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan). Selain itu

perkembangan penduduk usia produktif di Indonesia juga menjadi salah

satu faktor internal pengembangan kurikulum 2013.

2. Tantangan eksternal yang paling tampak dalam dunia pendidikan yaitu

menyiapkan generasi penerus untuk dapat mengikuti kerasnya tantangan

arus globalisasi.

3. Berdasarkan penyempurnaan pola pikir, pembelajaran dalam kurikulum

2013 dibuat menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain

itu terdapat perubahan pola pembelajaran yang menjadi interaktif, aktif,

berbasis kelompok, berpusat pada pengembangan potensi khusus peserta

didik, dan kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

15

4. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar diubah sesuai satuan

pendidikan. Tata kerja guru bersifat kolaboratif, penguatan kemampuan

manajemen kepala sekolah dan sarana prasarana.

5. Pengembangan materi dilakukan berdasarkan pengembangan sikap,

spiritual, pengetahuan dan keterampilan dalam lingkungan sekolah dan

masyarakat. Selain itu, kompetensi dasar dikembangkan melalui prinsip

akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan

jenjang pendidikan.

Berdasarkan penjelasan tentang faktor-faktor dan konsep pengembangan

kurikulum 2013, bahwa sesungguhnya kurikulum 2013 adalah pengembangan

kurikulum sebelumnya (Kunandar, 2014:30). Kemendikbud (Kunandar,

2014:30) menyatakan bahwa tabel berikut dapat menjelaskan hal tersebut.

Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum

No. KBK 2004/KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar kompetensi lulusan

diturunkan dari standar isi.

Standar kompetensi lulusan

diturunkan dari kebutuhan.

2.

Standar isi dirumuskan

berdasarkan tujuan mata

pelajaran (Standar Kompetensi

Lulusan Mata Pelajaran) yang

dirinci menjadi Standar

Kompetensi dan Kompetensi

Dasar Mata Pelajaran.

Standar isi diturunkan dari standar

kompetensi lulusan melalui

kompetensi inti yang bebas mata

pelajaran.

3.

Pemisahan mata pelajaran

pembentuk sikap, keterampilan,

dan pengetahuan.

Semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap

pembentukan sikap, keterampilan,

dan pengetahuan.

4. Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran.

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai.

5.

Mata pelajaran lepas satu dengan

yang lain, seperti sekumpulan

mata pelajaran terpisah.

Semua mata pelajaran diikat oleh

kompetensi inti (tiap kelas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

16

Berdasarkan penyempurnaan tersebut, diharapkan kurikulum 2013

dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Peserta didik dapat menjadi lebih produktif dan kreatif. Pendidik dan tenaga

pengajar dapat mengajar dengan giat dan semangat. Masyarakat dan bangsa

dapat memperoleh lulusan yang kompeten dan meningkatkan reputasi di taraf

Internasional.

2.2.2 Taksonomi Bloom

Kuswana (2012:2) menyebutkan bahwa taksonomi berasal dari bahasa

Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos berarti aturan.

Dalam hal ini taksonomi dapat diartikan sebagai sebuah pengelompokkan

aturan atau hierarki tertentu. Dalam kurun waktu tertentu, taksonomi

mengalami beberapa perkembangan yang dihasilkan oleh beberapa ahli. Salah

satu ahli yang terkenal dengan taksonominya adalah Benyamin Bloom.

Taksonomi yang dihasilkan dinamakan dengan taksonomi Bloom. Benjamin S.

Bloom membagi taksonomi dalam enam kategori, yakni (a) pengetahuan

(knowledge), (b) pemahaman (comprehension), (c) penerapan (application), (d)

analisis, (e) sintesis, dan (f) evaluasi. Setelah penggunaan yang cukup lama

dalam dunia pendidikan, Anderson dan Krathwohl menelaah kembali

taksonomi Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut.

Tabel 2.3 Revisi Taksonomi Bloom

Tingkatan Taksonomi Bloom

(1956)

Anderson dan Krathwohl

(2000)

C1 Pengetahuan Mengingat

C2 Pemahaman Memahami

C3 Aplikasi Menerapkan

C4 Analisis Menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

17

C5 Sintesis Mengevaluasi

C6 Evaluasi Berkreasi

Setiap dimensi pengetahuan yang diperkenalkan oleh Anderson dan

Krathwohl memiliki deskripsi pada setiap bagiannya. Berikut pengertian

dimensi proses kognitif hasil revisi Anderson dan Krathwohl dari taksonomi

Bloom (Sani, 2016:107-108).

Tabel 2.4 Pengertian Dimensi Proses Kognitif dalam Revisi

Taksonomi Bloom

Taksonomi Pengertian

Mengingat Mengenal dan mengingat pengetahuan yang relevan dari

ingatan jangka panjang. Peserta didik hanya dituntut untuk

mengingat fakta, konsep, atau pengetahuan prosedural. Guru

hanya menguji kemampuan peserta didik dalam menghafal

informasi yang disampaikan, dibacam atau dihimpun oleh

peserta didik.

Memahami Membangun makna dari pesan lisan, tulisan, gambar melalui

interpretasi, pemberian contoh, inferensi, mengelompokkan,

meringkas, membandingkan, merangkum, dan menjelaskan.

Peserta didik dapat mengetahui fakta, konsep, atau prosedur

yang dipelajari dan mengungkapkan dengan kalimat sendiri.

Menerapkan Menggunakan prosedur melalui eksekusi atau implementasi.

Pada tahap ini peserta didik dituntut untuk dapat

menerapkan ide, konsep, prinsip, prosedur, metode, atau

teori ke dalam situasi nyata.

Menganalisis Pada tingkat ini pembagian materi menjadi beberapa bagian,

menentukan hubungan antara bagian atau secara keseluruhan

dengan melakukan penurunan, pengelolaan, dan pengenalan

atribut. Peserta didik diminta untuk dapat mengurai

informasi, menemukan asumsi, membedakan fakta, dan

pendapat. Analisis dapat dilakukan untuk mengkaji fakta ,

konsep, prosedur, atau pengetahuan metakognisi.

Mengevaluasi Pada tahap ini peserta didik mampu membuat keputusan

berdasarkan kriteria dan standar melalui pengecekan dan

kritik. Peserta didik dituntut untuk dapat menilai sebuah

situasi, keadaa, atau pernyataan berdasarkan kriteria tertentu.

Kemampuan evaluasi sama dengan kemampuan mengambil

keputusan, menyatakan pendapat, atau memberikan

penilaian.

Berkreasi Peserta didik pada tingkat ini dituntut untuk dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

18

mengembangkan ide, produk, atau metode baru melalui

perencanaan, pengembanganm dan produksi. Pengujian

dapat dengan menugaskan mereka membuat cerita,

peralatan, karya seni, eksperimen, dan sebagainya.

Melalui penjabaran tentang taksonomi Bloom, dapat disimpulkan

bahwa taksonomi Bloom dapat digunakan untuk merumuskan tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan harapan yang tertulis dalam

tujuan akhir sebuah program atau kegiatan pembelajaran.

2.2.3 Hakikat Membaca Pemahaman

Kegiatan membaca adalah proses menemukan informasi di dalam

bacaan. Dalam proses membaca seseorang memerlukan sebuah pemahaman

untuk dapat mengerti dan memaknai isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu,

untuk memahami informasi dengan baik perlu melakukan kegiatan membaca

pemahaman. Abidin (2012: 59) menyebutkan bahwa membaca pemahaman

adalah proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks

bacaan untuk beroleh pemahaman atas bacaan tersebut. Pengertian tersebut

membuat individu paham bahwa membaca pemahaman bukan hanya

membunyikan lambang bahasa tertulis maupun sebagai kegiatan sambil lalu.

Namun, membaca pemahaman adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seorang

individu untuk memahami setiap makna dan informasi yang terkandung dalam

sebuah bacaan. Tarigan (Abidin, 2012: 59) menyebutkan bahwa membaca

pemahaman (reading for understanding) adalah jenis membaca untuk

memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis,

dan pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

19

pemahaman menggunakan strategi tertentu. Melalui membaca pemahaman

dalam pengertian Tarigan memahami berarti mampu mengenali standar isi,

pola fiksi dan mampu merensensi secara kritis. Pernyataan mendalam tentang

membaca pemahaman lebih jauh dinyatakan oleh Smith. Smith (1980: 205)

menyatakan bahwa membaca pemahaman berarti memahami, mengevaluasi,

dan memanfaatkan informasi dan ide-ide yang diperoleh melalui interaksi

antara pembaca dan penulis. Pernyataan Smith menyatakan bahwa membaca

pemahaman tidak hanya sampai seseorang mampu memahami bacaan dan

mengevaluasi atau memberikan nilai terhadap isi/informasi. Namun, membaca

pemahaman juga sampai pada tahap seseorang mampu mengaplikasikan atau

menerapkan informasi yang ada dalam bacaan. Melalui informasi yang didapat

seseorang juga harus mampu menggabungkan kedalam ide/gagasan yang

dipikirkan.

Pernyataan tentang beberapa hakikat membaca pemahaman di atas,

dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman merupakan sebuah kegiatan

memahami isi bacaan, menilai atau mengevaluasi isi dari bacaan (kritis) sampai

pada tahap aplikasi (seseorang mampu menerapkan informasi yang didapat).

Jika seseorang mampu melakukan kegiatan sesuai dengan informasi yang

diperoleh dalam bacaan menandakan bahwa ia berhasil dalam kegiatan

membaca pemahaman.

2.2.4 Jenis Membaca Pemahaman

Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang memiliki tujuan yang

berbeda-beda. Jenis bacaan yang dipilih juga dapat menentukan perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

20

tujuan tersebut. Sejalan dengan berbagai kepentingan dan tujuan tersebut

seseorang harus memiliki keterampilan pemahaman. Tak terkecuali peserta

didik di sekolah yang selalu dihadirkan dengan berbagai jenis teks yang

berbeda dalam setiap pembelajaran. Berikut adalah keempat jenis pemahaman

yang dapat membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan membaca

pemahaman. Menurut Smith (1980: 216) untuk dapat membantu peserta didik

memahami jenis bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah peserta didik

harus dibantu untuk mengembangkan pemahaman literal, interpretasi,

membaca kritis dan mengaplikasikan yang dibaca. Berikut penjabaran

pemahaman berdasarkan pendapat Smith dalam buku Reading Instruction for

Today Children.

A. Pemahaman Literal

Smith (1980: 216) menyatakan bahwa pemahaman literal merupakan proses

mendapatkan ide dalam makna utama, langsung dalam konteks bacaan

yang ada. Berdasarkan pernyataan tentang membaca pemahaman literal

dari Smith dapat dikatakan bahwa pemahaman literal adalah tingkatan

pemahaman yang rendah. Dalam hal ini pembaca tidak dituntut untuk

melakukan pemahaman lebih jauh tentang informasi dalam bacaan.

Pemahaman ini hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang menangkap

secara tersurat isi bacaan. Praktik penilaian pemahaman literal di sekolah

dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang

memiliki kunci jawaban langsung dalam bacaan. Pertanyaan tidak

mengharuskan peserta didik untuk dapat berfikir lebih jauh dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

21

menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Smith (1980: 216)

yang menyatakan bahwa di sekolah teknik-teknik yang biasa digunakan

adalah tes standar, tes informal, diskusi, dan tugas tentang praktik pada

pemahaman literal, kegiatan mereka sedikit atau tidak sama sekali

memerlukan keterampilan berpikir dalam memperoleh makna yang lebih

dalam. “Evaluasi atau teknik yang paling banyak dilakukan dalam menilai

kemampuan literal adalah; 1) pertanyaan fakta berdasarkan langsung pada

teks, 2) pernyataan benar-salah, 3) menyelesaikan kalimat, 4) latihan

pilihan ganda”. (Smith, 1980: 216)

B. Interpretasi

Interpretasi dalam KBBI berarti pemberian kesan, pendapat, atau

pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran. Berdasarkan pengertian

tersebut pemahaman interpretasi sama halnya dengan kemampuan

seseorang dalam menafsirkan, menyimpulkan atau memberikan pandangan

terhadap informasi. Hal ini sejalan dengan ungkapan Smith (1980: 218)

yang menyatakan bahwa dalam interpretasi, pembaca "membaca yang

tersirat" membuat koneksi di antara ide-ide yang dinyatakan individu,

membuat kesimpulan, menarik kesimpulan atau mengalami reaksi

emosional. Ketika seseorang mampu menafsirkan informasi tersirat dalam

sebuah bacaan berarti ia memiliki kemampuan interpretasi. Pemahaman ini

berada satu tingkat lebih tinggi dibandingkan pemahaman literal.

Pemahaman literal mengharuskan pembaca memahami kata-kata yang

tertera dalam bacaan. Sedangkan, pemahaman interpretasi sudah pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

22

pengenalan mendalam, yaitu memahami makna-makna tersirat dalam

bacaan.

C. Membaca Kritis

Smith (1980: 220) menyatakan bahwa membaca kritis menuntut agar

pembaca mengevaluasi dan memberikan penilaian pribadi pada kualitas,

nilai, keakuratan, dan/atau kebenaran dari apa yang dibaca. Kritis dalam hal

ini dapat diartikan sebagai ketidakpuasan seseorang akan adanya suatu hal.

Melalui membaca kritis seseorang ditutut untuk menemukan hal yang

menjadi kelemahan maupun kelebihan informasi dalam suatu bacaan.

Berdasarkan hal tersebut seseorang akan mampu melakukan penilaian atau

evaluasi terhadap kualitas dan kuantitas secara lebih akurat. Seseorang yang

kritis akan mampu menemukan hal-hal yang jarang terlihat. Maka dari itu,

membaca kritis berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis. “Membaca

kritis merupakan penggunaan pemikiran kritis selama dan setelah

membaca”. (Smith, 1980: 221) Dalam pembelajaran kegiatan membaca

kritis menjadi hal yang wajib dilakukan oleh peserta didik. Melalui

kegiatan ini secara tidak langsung peserta didik dapat memiliki kemampuan

berfikir kritis. Peserta didik dapat mudah melakukan penilaian dan

mengevaluasi terhadap informasi dalam suatu bacaan karena terbiasa

melakukan kegiatan membaca kritis.

D. Aplikasi

Aplikasi berarti penggunaan atau penerapan (KBBI), maka dari itu jenis

pemahaman ini memfokuskan pada kemampuan pembaca untuk berkreasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

23

setelah menemukan informasi. Smith (1980: 225) menjelaskan bahwa pada

tahap ini pembaca berusaha menjawab pertanyaan, memuaskan kebutuhan,

atau memecahkan masalah. Selain itu, Smith juga menjelaskan bahwa

ketika pembaca mereorganisasi ide-ide penulis atau menggunakan ide-ide

itu untuk membuat sesuatu yang baru, aplikasi dan pemanfaatan disebut

pembacaan kreatif. Pada tahap pemahaman ini seseorang akan dituntut

untuk dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kebutuhan, memecahkan

masalah sampai pada tahap pengaplikasian (pemanfaatan ide atau gagasan).

Ketika seseorang mampu mengaplikasikan informasi dalam bacaan di

kehidupan sehari-hari, maka seseorang mempunyai kemampuan

pemahaman aplikasi. Pemahaman ini menjadi penting dilakukan dalam

pembelajaran di sekolah. Bacaan-bacaan sekolah yang mengandung nilai-

nilai tentang kearifan lokal dapat berperan dengan baik. Melalui membaca

pemahaman aplikasi peserta didik dapat menemukan nilai kearifan lokal

yang terkandung dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

hari. Jenis bacaan yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal

adalah cerita rakyat.

2.2.5 Indikator Membaca Pemahaman

Indikator adalah hal yang memberikan petunjuk (KBBI), dalam hal ini

indikator yang dimaksudkan adalah petunjuk keberhasilan seseorang dalam

melakukan kegiatan membaca pemahaman. Brown (Abidin, 2012: 60)

mengungkapkan bahwa dalam kegiatan membaca pemahaman terdapat

beberapa indikasi pemahaman yang perlu diperhatikan guna menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

24

ketercapaian tujuan. Adanya indikator dalam akan memudahkan seseorang

menilai ketercapaian kegiatan membaca pemahaman. Indikator membaca

pemahaman antara lain; (1) ketercapaian membaca pemahaman jika seseorang

mampu merespon perintah dalam bacaan, (2) pencapaian indikator membaca

pemahaman kedua yaitu seseorang mampu memilih langkah lain sebagai bukti

keterpahaman terhadap bacaan, (3) indikator membaca pemahaman selanjutnya

adalah ketika pembaca mampu menyampaikan dengan lisan pemahamannya

terhadap bacaan, (4) ketercapaian indikator membaca pemahaman selanjutnya

adalah pembaca mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan

informasi bacaan, (5) pencapaian selanjutnya adalah ketika pembaca mampu

menuliskan catatan-catatan penting dalam bacaan, (6) pencapaian kegiatan

membaca pemahaman selanjutnya ketika pembaca mampu merumuskan bagian

akhir cerita (fiksi), (7) ketercapaian indikator membaca pemahaman berikutnya

adalah ketika pembaca mampu menemukan wacana atau bacaan yang serupa,

(8) pencapaian selanjutnya, ketika pembaca mampu memerankan cerita yang

telah dibaca, (9) ketercapaian kegiatan membaca pemahaman terakhir adalah

ketika pembaca mampu mengubah wacana atau bacaan ke dalam bentuk lain.

Melalui indikator membaca pemahaman yang telah dipaparkan

seseorang dikatakan terampil dalam kegiatan membaca pemahaman jika

memenuhi sembilan indikator tersebut. Dalam hal ini membaca pemahaman

bukan hanya sekedar kegiatan membaca pada umumnya, tingkatan dan

indikator pencapaian penilaian keterpahaman individu dalam memahami

bacaan juga menjadi salah satu hal yang diukur. Kegiatan ini menjadi salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

25

satu kegiatan yang dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat

khususnya para pelajar. Tetapi bahwa kegiatan membaca tidak mudah

dilakukan, terutama membaca pemahaman. Ada tingkatan dan indikator

membaca pemahaman yang dijadikan patokan dalam mengukur keterampilan

seseorang.

2.2.6 Instrumen Evaluasi

Farida (2017: 3) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan atau

proses yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka

pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) berbagai

komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.

Dalam hal ini evaluasi berarti kegiatan menilai dan mengamati secara

terstruktur suatu komponen pembelajaran untuk mendapatkan kualitas dan

menangkap kriteria yang terkandung di dalamnya. Sama halnya dengan

pendapat Arikunto (2018: 3) tentang evaluasi yang menyebutkan bahwa

evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur, menilai,

mempertimbangkan secara sistematis dan berkelanjutan untuk menetapkan

sebuah kualitas. Lalu, bagaimana dengan instrumen evaluasi?

KBBI menyebutkan bahwa instrumen memiliki arti sebuah alat. Hal ini

sejalan dengan pendapat (Arifin, 2009: 69) yang menyebutkan bahwa

instrumen merupakan sebuah alat ukur. Instrumen yang berarti alat ukur dapat

dikatakan bahwa alat ukur yang dimaksud adalah sebuah benda yang

digunakan untuk mengukur atau menilai sesuatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

26

Melalui penjabaran tentang evaluasi dan instrumen, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen evaluasi merupakan sebuah alat ukur yang

digunakan untuk menilai dan mengukur hingga menetapkan kualitas. Jika

dikaitkan dengan pembelajaran, maka instrumen evaluasi merupakan sebuah

alat untuk menilai dan mengukur suatu proses pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan pendapat Sumadi (2008:52) yang menyatakan bahwa pengertian

instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk

mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah

kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen evaluasi digunakan bukan hanya

untuk mengukur tingkat pengetahuan/kognitif peserta didik, namun instrumen

evaluasi dapat mengukur afektif/sikap dan keterampilan/prikomotorik peserta

didik. Melalui instrumen evaluasi yang dibuat dengan berbagai tujuan

penilaian, maka kualitas seseorang dapat diukur dengan mudah.

2.2.7 Pengembangan Instrumen Evaluasi

Banyaknya kegunaan instrumen evaluasi untuk mengukur dan menilai

pengembangan instrumen pun disesuaikan dengan kegunaannya. Bentuk

pengembangan instrumen evaluasi adalah tes. Arifin (2009: 117) menyebutkan

bahwa istilah “tes” berasal dari bahasa Prancis, yaitu “testum”, berarti piring

yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti

pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Melalui pengertian kata “tes” yang berasal

dari bahasa Prancis dapat disimpulkan bahwa tes sama dengan memilah benda-

benda berharga dari benda-benda lain (menilai kualitas suatu benda). Dikaitkan

dengan kegiatan pembelajaran tes dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

27

memilah dan menilai kemampuan peserta didik. Melalui tes seorang guru

mampu memberikan keputusan dan menilai seberapa jauh pengetahuan yang

dimiliki peserta didik. Berikut adalah uraian tentang pengembangan instrumen

evaluasi.

a. Pengembangan tes bentuk uraian

Pengembangan tes bentuk uraian akan digunakan untuk mengukur tingkat

pemahaman subjek tingkat yang lebih tinggi. Dalam uraian yang berisi

tentang secara garis besar informasi dalam bacaan membuat peneliti dapat

dengan mudah menilai tingkat pemahaman subjek. Bentuk tes uraian

digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur

oleh bentuk objektif (Arifin, 2009: 125). Tes bentuk uraian menuntut

peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan

jawaban dengan kata-kata sendiri dan dengan gaya yang berbeda. Bentuk

uraian terkadang disebut sebagai bentuk subjektif karena sering

dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas-sempitnya

materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian dibedakan menjadi dua.

Uraian terbatas (peserta didik mengungkapkan jawaban berdasarkan batas-

batas tertuntu) dan uraian bebas (peserta didik menjawab soal berdasarkan

sistematika dan penyusunan secara acak berdasarkan keyakinannya

sendiri).

b. Pengembangan tes bentuk objektif

Tes bentuk objektif adalah tes sebagai upaya penyeimbangan terhadap

jenis tes uraian yang memerlukan ketelitian. Dalam hal ini tes objektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

28

sebagai upaya untuk melakukan pengukuran pemahaman yang lebih

ringan. Tes objektif juga sering disebut tes dikotomi karena jawabannya

antara benar atau salah dan skornya antara satu atau nol. Selain itu, disebut

tes objektif karena penilaiannya objektif, tidak memandang siapa yang

akan mengoreksi hasilnya akan sama dengan kunci jawaban yang sudah

jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih

jawaban yang benar antara kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut

proses mental tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian

dan penerapan prinsip.

c. Pengembangan tes lisan

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam

bentuk lisan (Arifin, 2009: 148). Dalam tes ini peserta didik akan diminta

untuk mengucapkan jawaban menggunakan kata-katanya sendiri secara

lisan. Dalam hal keefisienan pengembangan jenis tes ini dapat dikatakan

efisien karena dalam praktiknya tidak akan membutuhkan banyak waktu

dan tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai. Selain itu, dengan

adanya tes lisan penilaian kemampuan peserta didik dalam

mengungkapkan jawaban secara lisan dapat mudah dilakukan.

d. Pengembangan tes perbuatan

Tes perbuatan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam

bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan (Arifin, 2009: 149). Dalam tes

ini peserta didik akan diminta untuk bertindak sesuai dengan apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

29

diperintahkan dan ditanyakan. Tes tindakan sangat bermanfaat untuk

memperbaiki kemampuan perilaku peserta didik, karena objektif

kesalahan-kesalahan yang dibuat peserta didik dapat diamati dan diukur

untuk menjadi pertimbangan.

2.2.8 Validitas

Validitas sama halnya dengan kesesuaian atau kecocokan terhadap

sesuatu. Djiwandono (2008: 164) juga menyatakan bahwa validitas berkaitan

tentang kesesuaian tes sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu

diukur. Dalam hal ini validitas dapat diartikan sebagai upaya menilai sebuah

tes sesuai dengan sasaran yang akan diukur. Sama halnya dengan Mardapi

(Nurgiantoro, 2010: 152) yang menyebutkan bahwa validitas merupakan

dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai tujuan

penggunaan tes. Jika suatu tes memperoleh data yang valid dan sesuai dengan

tujuan pembuatan tes, maka tes tersebut dapat dikatakan valid. Sebuah tes

harus dapat benar-benar memberikan keterangan tentang sesuatu yang

diinginkan (tujuan). Hasil tes yang diperoleh sesuai dengan tujuan pembuatan

tes.

Validitas dalam penelitian ini digunakan sebagai upaya menilai

kelayakan produk instrumen evaluasi sesuai ketentuan kriteria pengukuran

produk dan tujuan penggunaan instrumen evaluasi. Ketika validitas memeroleh

hasil yang valid, maka produk dapat diujicobakan di sekolah. Pengukuran

validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi/materi dan

konstruk. Berdasarkan jenis data dan kerja analisis, validasi dibedakan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

30

dua kategori, yaitu analisis rasional dan analisis data empirik (Nurgiantoro,

2010: 154). Berikut adalah penjabaran tentang analisis rasional (validitas isi

dan konstruk).

a. Validitas isi

Arikunto (2018: 186) menyatakan bahwa validitas isi mengukur tujuan

khusus sejajar dengan materi atau isi pelajaran. Berdasarkan pernyataan

tersebut validitas isi berarti mengukur kesesuaian isi tes dengan materi

pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan validitas isi menurut

Tuckman (Nurgiantoro, 2010: 155) yang menyatakan bahwa validitas isi

menunjuk pada pengertian suatu tes memiliki kesejajaran dengan tujuan

dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, tes harus

dibuat berdasarkan kompetensi dan indikator yang telah dipilih. Validitas

isi digunakan peneliti untuk menilai kelayakan materi dengan kompetensi

yang diukur.

b. Validitas konstruk

Validitas konstruk berkaitan dengan konstruk atau konsep bidang ilmu

yang diuji validitas tesnya (Nurgiantoro, 2010: 156). Dalam hal ini sebuah

tes dikataan memiliki validitas konstruk apabila soal-soal yang dibuat

mengukur setiap aspek berpikir dalam Tujuan Instruksional Khusus

(Arikunto, 2018: 186). Validitas konstruk mengharuskan tes yang disusun

sesuai dengan konsep ilmu yang akan diukur. Penyusunan tes berdasarkan

validitas konstruk dibuat berdasarkan kisi-kisi. Validitas konstruk yang

dibuat berhubungan dengan masalah sikap, minat, motivasi, nilai-nilai dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

31

lain-lain seperti yang ditanyakan pada angket (Nurgiantoro, 2010: 158).

Dalam hal ini data yang didapat dalam validitas konstruk adalah tanggapan-

tanggapan melalui angket/kuesioner.

2.2.9 Reliabilitas

Reliabilitas suatu hal yang berkaitan dengan ketetapan hasil tes atau

sering disebut “ajeg”. Pernyataan ini sesuai dengan pengertian reliabilitas

menurut Tuckman (Nurgiantoro, 2010: 165) yang menyebutkan bahwa suatu

tes dikatakan reliabilitas jika dapat mengukur secara konsisten suatu yang akan

diukur dari waktu ke waktu. Dalam hal ini reliabel berarti merujuk pada

konsistensi pengukuran terhadap hasil tes. Tes yang reliabel berarti tes tersebut

dapat mengukur kompetensi dengan konsisten.

Fernandes (Nurgiantoro, 2010: 167) menyebutkan bahwa reliabilitas

dibedakan menjadi tiga golongan, (1) jenis konsistensi internal; yaitu perolehan

hasil tes yang sama dengan subjek sama pada waktu berbeda, (2) stabilitas;

yaitu adanya korelasi terhadap hasil pengujian awal, (3) equivalensi; yaitu

hubungan antara variabel bebas dan terikat yang digunakan. Berikut penjabaran

tentang rumus perhitungan reliabilitas.

a. Reliabilitas ulang uji

Teknik tes ulang uji adalah teknik memerkirakan tingkat reabilitas tes

dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes yang sama

kepada peserta didik yang sama pula (Nurgiantoro, 2010: 167). Reliabilitas

ulang uji sama halnya dengan melakukan pengukuran terhadap suatu alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

32

𝑟 =𝑛

𝑛 − 1(1 −

∑ 𝑝𝑞

𝑠2)

tes yang sama sebanyak dua kali. Pengukuran tes dilakukan pada peserta

didik yang sama pula.

b. Reliabilitas belah dua

Pengujian reliabilitas tes teknik belah dua (split half) dilakukan dengan

memisahkan skor hasil ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan

genap atau kelompok awal dan akhir (Nurgiantoro, 2010: 168). Dapat

dikatakan bahwa melalui tes yang dilakukan dengan menggunakan

reabilitas ini peneliti akan mengelompokkan hasil tes menjadi dua. Rumus

dalam menghitung reliabilitas belah dua dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown.

Reabilitas sebuah tes = 1 +2𝑥 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑠

1+𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑠

atau : = 2 𝑥𝑟

1+𝑟

c. Reliabilitas rumus Kuder-Richardson 20 dan 21

Pengujian dengan pengukuran Kuder-Richardson 20 dan 21 adalah dengan

membandingkan skor butir-butir tes (Nurgiantoro, 2010: 169). Ketika tes

yang dilakukan menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi, maka dapat

disimpulkan bahwa pengukuran tes konsisten. Rumus K-R 20 adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

r : Koefisiensi reliabilitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

33

𝑟 =𝑛

𝑛 − 1(1 −

𝑋 (𝑛 − 𝑋)

𝑛𝑠2)

𝑟 =𝑘

𝑘 − 1(1 −

∑𝑠

𝑠2)

n : Jumlah butir soal

p : Proporsi jawaban betul

q : Proporsi jawaban salah (q=1-p)

s : Simpangan baku, s2; varian

Rumus K-R 21 adalah sebagai berikut

d. Reliabilitas Alpha Cronbach

Prosedur uji coba reliabilitas ini diterapkan pada hasil pengukuran yang

berjenjang, misalnya: 1-4, 1-5, 1-6 (Nurgiantoro, 2010: 171). Secara

langsung dapat dikatakan bahwa reliabilitas tes ini menerapkan tes skor

berskala dan dikhotomis. Berikut rumus yang digunakan dalam reliabilitas

ini:

Keterangan:

k : Jumlah butir soal

∑s : Jumlah Varian butir-butir

s2 : Varian total (untuk seluruh butir tes)

e. Reliabilitas bentuk pararel

Pengujian reabilitas hasil pengukuran dengan dua perangkat tes yang

bersifat pararel (Nurgiantoro, 2010: 172). Reliabilitas bentuk pararel sama

halnya dengan pengukuran alat tes yang sejajar. Dengan kata lain pengujian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

34

reliabilitas jenis ini dengan menguji kedua perangkat tes kepada subjek

yang sama dan hasilnya akan dikorelasi.

2.2.10 Analisis Butir Soal

Instrumen evaluasi yang dibuat memerlukan analisis seputar butir-butir

soal yang telah dikembangkan. Analisis butir soal adalah hal wajib yang harus

dilakukan oleh seorang peneliti untuk mengetahui kualitas soal. Selain itu,

melalui analisis butir soal yang telah dilakukan, peneliti dapat menentukan

langkah berikutnya. Analisis butir soal yang umum dilakukan adalah dengan

mengukur taraf kesukaran terhadap soal, daya pembeda dan pola jawaban

soal. Melalui taraf kesukaran peneliti dapat menemukan soal-soal yang

tergolong mudah, sulit, bahkan sedang. Pengukuran daya pembeda dapat

membantu peneliti membedakan peserta didik yang memiliki pengetahuan

tinggi dengan rendah. Melalui pola jawaban peneliti dapat menemukan

pilihan-pilihan jawaban yang dipilih peserta didik. Berikut penjabaran tentang

analisis butir soal tersebut.

a. Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar (Arikunto, 2018: 232). Soal terlalu mudah maka cenderung tidak

memberikan rangsangan kepada peserta didik. Namun, soal yang sulit

akan menimbulkan kemalasan pada peserta didik. Maka dari itu

pembuatan soal harus benar-benar memperhatikan kesukaran dan

kemudahan. Berikut rumus untuk menghitung indeks kesukaran. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

35

P =𝐵

𝐽𝑆

hal ini pembuatan soal harus benar-benar diperhitungkan untuk

menghindari hal-hal yang tidak sesuai harapan peneliti.

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

𝐽𝑆: jumlah seluruh siswa peserta didik

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terdapat klasifikasi untuk

pengelompokan tingkat kesukaran soal. (Arikunto, 2018: 235) menyatakan

bahwa indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

2) Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

3) Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

b. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2018: 235). Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi

berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Tidak ada tanda negatif dalam indeks

kesukaran. Cara menentukan daya pembeda (nilai D).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

36

D =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

1) Kelompok kecil

Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas

dan 50% kelompok bawah. Seluruh tes dideretkan mulai dari skor

teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.

2) Kelompok besar

Kelompok besar hanya diambil pada kedua kutub, yaitu 27% skor

teratas sebagai kelompok atas (𝐽𝐴) dan 27% skor terbawah sebagai

kelompok bawah (𝐽𝐵).

𝐽𝐴 : jumlah kelompok atas

𝐽𝐵 : jumlah kelompok bawah

Rumus mencari D

Berikut rumus untuk mencari indeks diskriminasi:

Keterangan:

J : jumlah peserta tes

𝐽𝐴: banyaknya peserta kelompok atas

𝐽𝐵: banyaknya peserta kelompok bawah

𝐵𝐴: banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal itu dengan benar

𝐵𝐵: banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal itu dengan

benar

(Arikunto, 2018: 242) menyatakan bahwa daya pembeda diklasifikasikan

menjadi beberapa bagian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

37

D : 0,00 – 0,20 : jelek

D : 0,21 – 0,40 : cukup

D : 0,41 – 0,70 : baik

D : 0,71 – 1,00 : baik sekali

D : negatif, semuanya tidak baik. Semua butir soal yang memiliki nilai

D negatif sebaiknya soal dibuang.

c. Pola jawaban soal

Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang

memilih jawaban a, b, c atau d atau yang tidak memilih jawaban manapun.

Pola jawaban dapat menentukan apakah pengecoh (distraktor) berfungsi

sebagai pengecoh dengan baik atau tidak (Arikunto, 2018: 244). Pengecoh

yang tidak dipilih dalam jawaban menandakan pengecoh terlalu mencolok.

Namun, jika pengecoh memiliki banyak pilihan menandakan pengecoh itu

baik. Dengan melihat pola jawaban soal, seseorang dapat mengetahui

tentang taraf kesukaran soal, daya pembeda soal dan baik tidaknya

distraktor.

2.2.11 Langkah-langkah Penyusunan Tes

Penyusunan tes yang baik adalah penyusunan tes sesuai dengan kaidah

maupun langkah-langkah yang telah ditetapkan. Berikut adalah langkah-

langkah penyusunan tes (Arikunto, 2018: 174):

a. Menentukan tujuan mengadakan tes

Tujuan tes dibuat dapat membantu peneliti merumuskan soal dan

menentukan jenis soal yang akan dibuat. Secara tidak langsung dengan

adanya tujuan peneliti memiliki patokan dalam pengembangan produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

38

Melalui tujuan pengadaan tes peneliti mampu membuat tes dan mampu

mengukur kemampuan berdasarkan keinginan.

b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes

Pembatasan bahan yang akan dijadikan tes dapat membantu peneliti untuk

memfokuskan tes pada kemampuan tertentu. Melalui pembatasan bahan tes

peneliti juga dapat memberikan bentuk perangkat tes sesuai dengan tingkat

pemahaman yang akan diukur.

c. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan

Rumusan tujuan instruksional khusus pada tiap bagian penting untuk

dilakukan. Hal ini dapat membantu peneliti dalam mengukur kemampuan

yang akan diukur. Melalui tujuan instruksional peneliti dapat menghindari

kekeliruan pengukuran kemampuan. Peneliti akan menemukan data sesuai

dengan kemampuan yang akan diukur.

d. Menderetkan semua indikator ke dalam tabel

Hal ini penting dilakukan untuk menghindari sesuatu yang terlewati.

Melalui rancangan indikator dalam tabel peneliti akan mudah untuk

mengembangkan soal tes. Indikator yang tersusun rapi dalam tabel dapat

membantu peneliti untuk mengukur secara rinci kompetensi.

e. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir

yang diukur. Hal ini menjadi penting dilakukan untuk menghindari

kesalahan penyusunan soal. Jika materi pokok dan aspek berpikir telah

tersusun kekeliruan terhadap kemampuan yang akan diukur tidak akan

terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

39

f. Menuliskan butir-butir soal berdasarkan dengan indikator dan aspek

berpikir yang akan diukur. Hal ini dilakukan untuk membuat perangkat soal

yang dibuat peneliti berdasarkan atas rancangan yang matang, terdapat

tujuan dan tolak ukur.

2.2.12 Cerita Rakyat

A. Hakikat Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan kesusastraan dari rakyat, yang

penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan Danandjaja

(2007). Sama halnya dengan Hutomo (1991: 4) mengungkapkan bahwa

cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

melalui bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai

aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat. Kedua tentang

cerita rakyat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah

sebuah ekspresi budaya yang diwariskan secara turun temurun dari

generasi ke generasi. Penyebaran cerita rakyat juga dilakukan secara

lisan atau dari mulut ke mulut. Dari cerita rakyat yang disebarkan

secara lisan oleh beberapa orang, maka cerita rakyat yang berkembang

menjadi sebuah keyakinan akan kebudayaan atau kepercayaan dalam

suatu kelompok masyarakat.

Budiman (Kristanto, 2014) menegaskan bahwa setidaknya ada dua

generasi yang memahami folklor, maka folklore tersebut pasti ada

dalam suatu generasi. Tradisi sebagai bagian dari kebudayaan, biasanya

diwariskan ke generasi berikut dalam kelompoknya sendiri. Secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

40

garis besar cerita rakyat dapat disimpulkan sebagai sebuah alat untuk

melestarikan kebudayaan. Melalui penyebaran secara lisan, nenek

moyang berharap untuk dapat mengenalkan kebudayaan sampai

generasi berikutnya.

B. Jenis Cerita Rakyat

Menurut R. Bascom (Danandjaja, 2007: 50-83). Cerita rakyat dibagi

menjadi tiga, yaitu:

a. Mite (myth)

Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi

serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh dewa

atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di

dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada

masa lampau.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mite

merupakan sebuah cerita rakyat berbentuk prosa dan diyakini dalam

kehidupan masyarakat. Selain itu, cerita rakyat juga mengandung

peristiwa yang bukan berasal dari dunia yang sama dengan dunia

manusia. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam cerita rakyat tersebut

digambarkan oleh tokoh seorang dewa atau makhluk setengah dewa.

b. Legenda (legend)

Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip

dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak

dianggap suci. Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

41

mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan sering kali dibantu makhluk-

makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal. Waktu

terjadinya belum terlalu lampau.

Sama halnya dengan mite legenda adalah jenis prosa rakyat yang

berkembang dalam suatu kelompok tertentu. Hanya, dalam legenda

sebuah cerita ditokohi oleh seorang manusia. Manusia yang

digambarkan juga bukan sebagai manusia biasa, melainkan seorang

manusia yang memiliki sifat luar biasa. Selain itu latar maupun tempat

yang digambarkan dalam legenda adalah sebuah tempat yang sudah

dikenal di dunia. Legenda dikisahnya belum terlalu lampau terjadi.

c. Dongeng (folktale)

Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan, yang

tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan dengan tujuan

untuk menghibur, melukiskan kebenaran, pelajaran (moral) dan sindiran

dan biasanya mempunyai kalimat pembuka dan penutupnya yang

bersifat klise, dimulai dengan kalimat pembuka dan penutup (pada

suatu waktu hidup seorang…dan…akhirnya mereka hidup bahagia

untuk selama-lamanya).

Berdasarkan pengertian dongeng tersebut, dapat disimpulkan bahwa

dongeng merupakan sebuah cerita pendek kesusastraan lisan yang

dianggap benar terjadi. Selain itu, dongeng diceritakan untuk tujuan

menghibur dan menyebarkan pesan moral (kebenaran) serta

mengandung sebuah sindiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

42

C. Fungsi Cerita Rakyat

Cerita rakyat yang selalu memiliki ciri khas dan keistimewaan dalam

setiap daerah memberikan nilai atau fungsi-fungsi yang dapat dipelajari

dalam kehidupan saat ini. Di dalam cerita rakyat yang sarat akan nilai-

nilai moral leluhur, maka cerita rakyat memiliki fungsi sebagi berikut.

Danandjaja (2007: 81), bahwa sastra lisan pada umumnya berfungsi

sebagai (1) alat pendidikan anggota masyarakat, (2) sebagai alat

penebal parasaan solidaritas kolektif, (3) sebagai alat yang

memungkinkan seseorang bertindak dengan penuh kekuasaan terhadap

orang yang menyeleweng, (4) sebagai alat protes terhadap

ketidakadilan, (5) memberikan kesempatan bagi seseorang melarikan

diri untuk sementara waktu dari kehidupan nyata yang membosankan

ke dalam dunia khayalan yang indah.

Berdasarkan fungsi cerita rakyat yang dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa cerita rakyat atau sastra lisan memiliki manfaat

dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat yang banyak mengandung

nilai-nilai moral dan luhur diceritakan secara turun-temurun

berkembang menjadi sebuah kepercayaan (edukasi) dalam kehidupan

masyarakat. Dalam hal ini cerita rakyat juga dapat dikatakan sebagai

cara yang efektif mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan),

afektif (perasaan), dan aspek sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

43

2.2.13 Kearifan Lokal

A. Hakikat Kearifan Lokal

Ridwan (2008) menyebutkan bahwa kearifan lokal atau sering

disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan

menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap

terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang

tertentu. Dalam hal ini kearifan lokal dapat dikatakan sebagai sebuah

identitas. Greertz (Ridwan, 2008) mengatakan bahwa kearifan lokal

merupakan identitas yang sangat menentukan harkat dan martabat

manusia dalam komunitasnya.

Berdasarkan pengertian kearifan lokal yang dipaparkan di atas,

dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan sebuah identitas

diri dari sebuah kelompok masyarakat. Dalam hal ini kearifan lokal

juga dapat diartikan sebagai bentuk kerativitas sebuah kelompok dalam

menyikapi keberadaan dan memanfaatkan segala sesuatu di dalamnya.

Kearifan lokal berkembang dari sesuatu yang nampak dan ada dalam

kehidupan sekitar.

B. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal

Hariyanto (Purwanto, 2017) menyatakan bentuk-bentuk kearifan

lokal adalah kerukunan beragaman dalam wujud praktik sosial yang

dilandasi suatu kearifan dari budaya. Berdasarkan pengertian tersebut

bentuk kearifan lokal sama halnya dengan suatu bentuk pedoman yang

berlandaskan kepercayaan dalam suatu masyarakat. Kearifan lokal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

44

yang terdapat dalam suatu daerah selalu beragam dan tercermin dalam

kehidupan masyarakatnya. Keberagaman dalam masyarakat itulah

yang akan menciptakan kerukunan dan saling tenggang rasa.

Masyarakat yang memiliki visi dan misi sama mampu hidup saling

berdampingan.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk-

bentuk kearifan lokal nyata ada dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

berinteraksi dengan orang lain (sosial), kebudayaan bahkan norma atau

nilai dalam suatu kelompok masyarakat dapat menjadi salah satu

bentuk kearifan lokal. Selain itu kearifan lokal juga dapat dilihat dalam

bentuk falsafah-falsafah yang diyakini oleh masyarakat dengan

berbagai macam bentuknya (kepercayaan, ritual, dan upacara tradisi).

C. Kearifan Lokal Tanah Melayu

Sesuai dengan penjabaran tentang kearifan lokal pada penjelasan

sebelumnya, kearifan lokal menjadi salah satu identitas suatu

kelompok masyarakat. Dalam hal ini kearifan lokal menjadi salah satu

ciri khas maupun keistimewaan yang hanya dimiliki kelompok

masyarakat tertentu. Di dalam kearifan lokal yang berkembang

terkandung berbagai macam pengetahuan dan ajaran kehidupan yang

dapat kita ambil. Penelitian ini peneliti akan meneliti tentang kearifan

lokal tanah Melayu yang terkandung dalam sebuah cerita rakyat.

Melalui cerita rakyat tanah Melayu yang lebih dari satu diharapkan

peneliti dapat menemukan salah satu ciri yang selalu menjadi kekhasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

45

budaya Melayu. Peneliti akan mengarah pada cerita-cerita rakyat yang

berasal dari Melayu Riau.

Masyarakat Melayu memiliki peradaban tinggi dalam memilihara

tatanan nilai budaya menyangkut aspek sosial ekonomi, politik, agama,

lingkungan, seni, teknologi, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut terdapat

dalam kearifan lokal orang Melayu. Thamrin (2014) menyebutkan

bahwa kearifan lokal masyarakat terwujud dalam berbagai aturan, nilai

dan etika yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjabaran

tentang kearifan lokal yang ada dalam kehidupan masyarakat Melayu.

Leoni dan Wahyu (2017: 64-79)

a. Masyarakat Melayu terikat pada pandangan hidup (filosofi)

Masyarakat Melayu memegang teguh pada sebuah kepercayaan

tentang kekuatan magis yang tidak dimiliki manusia biasa. Seiring

berjalannya waktu pandangan hidup masyarakat Melayu di daerah

Kepulauan Riau mengarah pada kehidupan yang bernuangsa agama

Islam. Semua aktivitas masyarakatnya berlandaskan pada aturan

agama Islam. Dalam kehidupan masyarakat Melayu disebut dengan

adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah. Artinya,

seluruh kegiatan dan kehidupan masyarakat Melayu berpedoman

pada agama Islam. Salah satu kearifan lokal yang masih dipelihara

sesuai dengan filosofi masyarakat Melayu adalah menggelar

resepsi pernikahan secara ramai. Hal ini dilakukan salah satunya

untuk mengikat tali persaudaraan dengan sesama. Dengan hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

46

dapat disimpulkan bahwa masyarakat Melayu memegang teguh

ajaran dan perintah Allah.

b. Kehidupan Masyarakat tidak lepas dari sikap hidup sosial, nasihat,

dan iktibar. Kearifan lokal yang tetap dilestarikan masyarakat

Melayu Kepulauan Riau adalah dengan saling menghargai.

Masyarakat Melayu Riau sangat menjaga sikap dan kesopanan

dalam berbicara. Masyarakat Melayu sangat menghindari

perselisihan dengan sesama. Selain itu, masyarakat juga

menghargai nasihat-nasihat dari orang yang lebih tua.

c. Melestarikan upacara adat atau seremoni

Upacara adat yang masih terjaga dalam masyarakat Melayu adalah

upacara pernikahan. Resepsi pernikahan digelar dengan

mengundang banyak sanak saudara dan sebelum pasangan diikat

dalam pernikahan, proses pernikahan harus didahului dengan

lamaran. Perbedaan yang mencolok adalah hantaran dari keluarga

laki-laki berupa makanan dan keperluan yang akan dipakaikan

pihak calon memperlai perempuan. Selain itu, masyarakat Melayu

masih membudayakan memberikan cincin oleh orang tua

perempuan kepada calon mempelai laki-laki.

d. Prinsip, norma, dan tata aturan yang terwujud menjadi sistem

sosial. Dalam hal ini kehidupan masyarakat Melayu berdasarkan

norma, prinsip maupun aturan yang berlaku di daerahnya saat ini.

Masyarakat patuh dan taat pada pemimpin yang berkuasa di daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

47

Kepulauan Riau. Segala tindakan yang dilakukan berdasarkan

aturan yang berlaku.

e. Kehidupan masyarakat berdasarkan perilaku dan kebiasaan sehari-

hari. Masyarakat Melayu senang berkumpul, berbagi dengan

sesama tanpa memebeda-bedakan. Perbedaan status, daerah tempat

tinggal bahkan mata pencarian tidak menyurutkan mereka untuk

tetap hidup selalu berdampingan.

Berdasarkan penjelasan tentang kearifan lokal masyarakat Melayu,

satu hal yang pasti bahwa mereka harus dapat hidup sesuai dengan

aturan dan kepercayaan.

D. Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat

Kanzunnudin (2015) menyatakan bahwa nilai-nilai kearifan lokal

terkandung dalam kekayaan-kekayaan budaya lokal berupa tradisi,

pepatah-petitih, dan semboyan hidup. Berdasarkan pengertian tersebut

kearifan-kearifan lokal tercermin dari setiap kepercayaan, tradisi, dan

semboyan hidup. Dalam hal ini cerita rakyat yang menjadi salah satu

kesusastraan masyarakat yang disebarkan secara lisan mengandung

kearifan lokal daerah tertentu. Kearifan lokal sama halnya dengan

identitas suatu daerah.

Berdasarkan penjelasan tentang kearifan lokal tersebut warisan

budaya yang berasal dari leluhur menjadi salah satu filosofi dan

pandangan hidup bagi masyarakat. Warisan budaya yang di dalamnya

termasuk sastra tradisional (sastra lisan atau sastra tulis) menjadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

48

cerita rakyat sarat akan nilai-nilai kearifan lokal suatu daerah.

Harvilahti (Kanzunnudin, 2015) mengungkapkan bahwa cerita rakyat

merupakan bagian kebudayaan masyarakatnya dan diwariskan secara

lisan.

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2013:121) kerangka berfikir dalam penelitian merupakan

asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Oleh karena itu, kerangka

berfikir dalam penelitian ini dikembangkan melalui masalah yang ditemukan

dalam studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan yang menyatakan bahwa; (1)

soal-soal evaluasi yang dibuat belum mengakomodasi empat jenis keterampilan

membaca pemahaman; (2) soal-soal belum mengandung latar belakang kehidupan

peserta didik. Melalui permasalahan-permasalahan tersebut maka, peneliti

mengembangkan instrumen evaluasi membaca pemahaman melalui cerita rakyat

berlatar belakang kearifan lokal Tanah Melayu.

Produk dikembangkan untuk menyempurnakan instrumen evaluasi yang

digunakan guru. Instrumen evaluasi memuat empat jenis keterampilan membaca

pemahaman. Melalui instrumen evaluasi yang dikembangkan, peserta didik dapat

melatih keterampilan membaca pemahaman sampai pada jenis pemahaman

aplikasi. Adanya instrumen evaluasi yang dikembangkan peneliti diharapkan

dapat membantu guru mengevaluasi kemampuan membaca pemahaman peserta

didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

49

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Pengembangan Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman

Wawancara Guru

Pengampu

Analisis Dokumen

(

Masalah

Pengembangan Produk

Instrumen Evaluasi

Membaca Pemahaman

Landasan Teori Langkah-langkah

Pengembangan

Instrumen evaluasi yang ada

tidak mengakomodasi 4

jenis keterampilan membaca

pemahaman

1. Soal-soal hanya

sampai pada

interpretasi

2. Soal belum sesuai KD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

50

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research &

Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam dunia

pendidikan. Peneliti mengembangkan produk berupa instrumen evaluasi

keterampilan membaca pemahaman. Pada bab ini akan dikaji lebih rinci tentang

(1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data, (3) teknik pengumpulan data, (4)

instrumen penelitian, (5) teknik analisis data, dan (6) prosedur pengembangan

produk.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development/R&D). (Sugiyono, 2010: 407) menyatakan bahwa penelitian ini

merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memvalidasi dan

mengembangkan produk. Validasi produk yang berarti peneliti menguji

efektivitas atau validitas produk. Pengembangan produk berarti membarui

produk yang sudah ada atau menciptakan produk (yang belum pernah ada

sebelumnya). Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti

menggunakan langkah-langkah penelitian pengembangan menurut Borg and

Gall. Penelitian pengembangan ini dirancang untuk mengembangkan sebuah

instrumen evaluasi yang menilai kemampuan membaca pemahaman pada

peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

51

3.2 Sumber Data dan Data

A. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, Jl.

Senopati No. 18, Prawirodirjan, Godomanan, Yogyakarta. Penelitian ini

dilakukan saat KBM berlangsung (90 menit).

B. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen ahli, guru pengampu

mata pelajaran bahasa Indonesia dan peserta didik kelas X di SMA Pangudi

Luhur, Yogyakarta. Peserta didik yang berjumlah 34 orang. Penelitian

difokuskan pada peserta didik kelas X IPS 1. Peneliti mengambil subjek

penelitian peserta didik kelas X karena terdapat materi cerita rakyat pada kelas

X. Dalam materi tentang cerita rakyat peserta didik akan diajarkan tentang

pengertian, ciri, bentuk dan contoh cerita rakyat. Melalui hal ini, maka

diharapkan subjek penelitian yang peneliti ambil sudah tepat.

C. Data Penelitian

Peneliti akan memperoleh data-data dari dosen ahli, guru pengampu,

peserta didik dan validator. Data-data diperoleh dari wawancara guru

pengampu, analisis dokumen (silabus dan soal UAS) materi cerita rakyat.

Berikut uraian data yang akan diperoleh peneliti.

Data yang akan diperoleh dari guru pengampu adalah (1) kemampuan

membaca pemahaman yang dimiliki peserta didik dalam membaca cerita

rakyat, (2) kebutuhan guru akan adanya instrumen evaluasi untuk mengukur

kemampuan pemahaman membaca cerita rakyat pada peserta didik. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

52

analisis dokumen, peneliti akan memperoleh data (1) bentuk instrumen

evaluasi yang biasa dilakukan, (2) kriteria penyusunan instrumen evaluasi, (3)

kelebihan dan kekurangan instrumen evaluasi. Melalui peserta didik, peneliti

akan memperoleh data (1) pengalaman peserta didik dalam melakukan

kegiatan membaca pemahaman, (2) kemampuan peserta didik dalam

melakukan kegiatan membaca pemahaman cerita rakyat, (3) masukan atau

saran kepada peneliti tentang produk yang dihasilkan, (4) hasil posttest peserta

didik dalam kegiatan membaca pemahaman cerita rakyat. Berdasarkan hasil

validasi yang dilakukan dosen ahli peneliti memperoleh data berupa; (1) skor

rata-rata kelayakan produk untuk diujicobakan, (2) saran dan komentar

perbaikan produk pengembangan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

A. Teknik Tes

Pengumpulan data dengan tes dilakukan untuk mengetahui hasil setelah

dilakukan perlakuan dengan produk baru. Teknik tes dilakukan peneliti pada

subjek dengan memberikan beberapa soal dalam instrumen evaluasi. Anastari

(Sugiyono, 2016: 208) menyatakan bahwa tes merupakan pengukuran yang

objektif dan standar. Dengan demikian tes merupakan sebuah pengukuran

untuk menilai suatu berdasarkan keadaan sebenarnya tanpa dipengaruhi hasil

pemikiran dan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Teknik pengumpulan

data ini digunakan untuk menilai kemampuan tingkatan membaca pemahaman

peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

53

B. Teknik Nontes

Nurgiantoro (2010: 90) menyebutkan bahwa teknik nontes merupakan alat

penilaian yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan

peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Dalam hal ini

teknik pengumpulan data nontes adalah sebuah teknik pengumpulan data

tanpa penggunaan alat tes. Data yang dikumpulkan melalui teknik nontes

diperoleh melalui teknik kuesioner, wawancara, pengamatan, daftar cocok,

penugasan, dan lain-lain (Nurgiantoro, 2010: 90). Melalui penelitian ini,

peneliti menggunakan tiga jenis teknik pengumpulan data. Teknik

pengumpulan data wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru

mata pelajaran bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan pengumpulan data

teknik analisis dokumen yang berupa telaah silabus dan soal-soal yang

digunakan selama proses pembelajaran. Teknik terakhir adalah teknik

kuesioner/angket yang akan digunakan peneliti untuk memperoleh data berupa

saran atau masukan dari subyek selama proses uji coba dilakukan.

3.4 Instrumen Penelitian

A. Instrumen Tes

Pengumpulan data dengan tes dilakukan dengan cara memberi sejumlah

pertanyaan kepada subjek yang diteliti untuk dijawab (Sugiyono, 2016: 208).

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian berupa tes

merupakan bentuk pengumpulan data melalui pemberian pertanyaan kepada

subyek penelitian. Data hasil tes berupa data kualitatif/angka. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

54

penelitian ini peneliti akan memberikan tes berupa pertanyaan-pertanyaan

yang dikembangkan peneliti dalam instrumen evaluasi.

B. Instrumen Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk menemukan masalah dan

solusi yang akan dilakukan sebelum mengembangkan sebuah produk.

Sugiyono (2016: 210) mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data

dilakukan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan dan potensi yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui pendapat, keinginan dan hal-hal lain dari responden

yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-

report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara kepada guru

mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X IPS 1 di SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta. Wawancara dilakukan peneliti untuk menemukan permasalahan

pengukuran tingkatan keterampilan membaca pemahaman peserta didik.

Selain itu, peneliti juga akan melakukan wawancara terkait instrumen evaluasi

yang digunakan dalam mengukur tingkat keterampilan membaca pemahaman

peserta didik menggunakan cerita rakyat. Pertanyaan-pertanyaan wawancara

akan diberikan sesuai kebutuhan data peneliti (rancangan produk).

C. Instrumen Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilakukan untuk menilai kumpulan soal yang selama ini

digunakan guru dalam melakukan evaluasi. Analisis dokumen akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

55

𝑟 =𝑘

𝑘 − 1(1 −

∑𝑠

𝑠2)

menemukan kekurangan dan kelebihan yang akan peneliti ambil untuk

mengembangakan produk instrumen. Kumpulan soal yang akan dianalisis

peneliti berkaitan dengan soal-soal yang digunakan dalam evaluasi materi

cerita rakyat. Hal ini dilakukan untuk dapat memudahkan pembuatan soal bagi

peneliti. Peneliti akan memperbaiki setiap kekurangan yang ada dalam soal

evaluasi yang selama ini digunakan oleh guru.

D. Instrumen Validasi

Linn & Gronlund (Retnawati, 2016: 16) menjelaskan bahwa validitas

mengacu pada kecukupan dan kelayakan interpretasi yang dibuat dari

penilaian, berkenaan dengan penggunaan khusus. Dalam hal ini validasi

adalah sebuah pengesahan yang berdasarkan validitas kebenaran maupun

kelayakan dari sebuah produk. Instrumen validasi diperlukan peneliti untuk

mengetahui kelayakan produk setelah dilakukan uji coba. Melalui validasi

yang dilakukan validator peneliti dapat memperbaiki setiap kekurangan dan

kelemahan dari produk (instrumen evaluasi) yang dibuat.

3.5 Teknik Analisis Data

A. Teknik Analisis Tes

Analisis data tes diperoleh peneliti setelah melalui tahap uji coba lapangan.

Uji coba lapangan yang dilakukan sebanyak 2 tahap menghasilkan data untuk

menentukan reliabel produk instrumen evaluasi. Tes dilakukan sebanyak 2

tahap oleh peneliti dengan soal yang berbeda. Data tes yang diperoleh

dianalisis melalui rumus reliabelitas Alpha Cronbach.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

56

Melalui perhitungan reliabelitas yang telah dilakukan, peneliti dapat

mengkategorikan tingkat reliabelitas instrumen yang dibuat berdasarkan

ketentuan koefisien korelasi reliabilitas. Berikut tolak ukur koefisien korelasi

reliabilitas instrumen evaluasi (Arikunto, 2010: 75).

Tabel 3.1 Interpretasi Reliabilitas

B. Teknik Analisis Nontes

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode seperti

wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokumen merupakan kegiatan

analisis data kualitatif Sugiyono (2016: 366). Dalam hal ini analisis data

dengan teknik pengumpulan data nontes akan peneliti analisis menggunakan

data kualitatif. Teknik wawancara yang akan dilakukan adalah untuk

menemukan fakta dan data yang diperlukan peneliti dalam penyusunan

produk. Bogdan (Sugiyono, 2016: 367) menyatakan bahwa analisis data

kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara. Selain itu peneliti akan melakukan

pengamatan atau analisis dokumen berupa soal-soal dalam instrumen evaluasi

yang digunakan dalam kegiatan membaca pemahaman.

a) Wawancara

Nurgiantoro (2010: 96) menyatakan bahwa wawancara merupakan cara

yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (peserta

Koefisien Korelasi Kriteria

0,81< r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61< r ≤ 1,80 Tinggi

0,41< r ≤ 1,60 Cukup

0,21< r ≤ 1,40 Rendah

0,00< r ≤ 1,20 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

57

didik, orang yang diwawancarai). Teknik wawancara yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menemukan informasi tentang

keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Peneliti melakukan

wawancara pada guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang akan

membantu menemukan informasi tersebut. Melalui wawancara yang

dilakukan dengan guru mata pelajaran peneliti menemukan kesulitan,

hambatan maupun saran atau masukan yang dapat digunakan untuk

pengembangan produk.

b) Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen berupa telaah silabus dan kumpulan soal sebagai

tahap kedua teknik pengumpulan data. Silabus dan dokumen dianalisis

untuk menemukan informasi tentang kelebihan maupun kekurangan

perangkat pembelajaran yang selama ini digunakan sekolah. Melalui

temuan yang diperoleh peneliti dalam telaah perangkat pembelajaran,

maka hal tersebut memudahkan peneliti dalam mengembangkan produk.

c) Kuesioner

Nurgiantoro (2010: 91) menyebutkan bahwa kuesioner atau angket

merupakan pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu, bertujuan untuk

mendapatkan respon dari peserta didik (responden). Melalui kuesioner

yang dibagikan, peneliti dapat menemukan tanggapan dari peserta didik

tentang produk yang telah dikembangkan. Data yang diperoleh melalui

kuesioner akan menghasilkan informasi kualitatif. Untuk mengukur bobot

dan setiap pandangan kualitatif, peneliti menggunakan skala likert. Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

58

Skor Rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang

atau kelompok terhadap permasalahan suatu objek, rancangan atau produk

yang telah dikembangkan (Sugiyono, 2015: 165). Berikut perbedaan bobot

dalam skala likert.

Tabel 3.2 Skala Likert

C. Analisis Hasil Validitas

Pengukuran validitas merupakan tahap penting dalam penelitian

pengembangan. Melalui hasil validitas kelayakan sebuah produk

pengembangan sebelum uji coba dapat diketahui dengan pasti. Mardapi

(Nurgiantoro, 2010: 152) yang menyatakan bahwa validitas merupakan

dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai dengan tujuan

penggunaan tes. Dalam hal ini validitas dapat dikatakan sebagai suatu hal

yang berkaitan dengan kelayakan sebuah tes. Validitas dibuat sesuai dengan

kriteria pendekatan validasi tes (validitas isi, konstruk). Berdasarkan validitas

yang dilakukan peneliti dapat menghitung kriteria kelayakan produk

berdasarkan perhitungan berikut.

Pengukuran validitas menggunakan perhitungan skala 5. Berdasarkan

perhitungan hasil validitas yang diperoleh kriteria pengembangan produk akan

Keterangan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

59

ditentukan menggunakan acuan konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Sukardjo dalam (Widyastuti, 2012).

Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima PAP

Interval Skor Kriteria

x > Xi + 1,80SBi Sangat Baik

Xi + 0,60 SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi Baik

Xi - 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi Cukup

Xi - 0,80 SBi < x ≤ Xi - 0,60 SBi Tidak Baik

x ≤ Xi - 1,80SBi Sangat Tidak Baik

Keterangan:

Xi : Rerata ideal = 1

2 (skor maksimal idel + skor minimal ideal)

SBi : Simpangan baku ideal = 1

6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

3.6 Prosedur Pengembangan Produk

Penelitian pengembangan sama halnya dengan mengembangkan produk

atau memproduksi sebuah produk. Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 28)

menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan sebuah proses

atau metode untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Maka dari itu,

penelitian ini menggunakan langkah-langkah pengembangan produk Borg

and Gall. Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 35) mengemukakan sepuluh

langkah dalam R&D. Berikut langkah-langkah pengembangan yang

dikemukakan Borg and Gall.

a. Research and Information Collecting

Penelitian dan pengumpulan informasi berupa wawancara, analisis

kebutuhan atau melakukan penelitian skala kecil. Hal dilakukan untuk

mengetahui kondisi awal atau kebutuhan yang diperlukan selama proses

pengembangan produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

60

b. Planning

Perencanaan dilakukan untuk merumuskan tujuan, menentukan

pembelajaran dan uji coba kelayakan. Hal ini menjadi tahap perencanaan

untuk merancang produk pengembangan yang akan dibuat.

c. Develop Preliminary Form a Product

Pengembangan produk awal merupakan tahap persiapan materi, prosedur,

dan instrumen evaluasi. Tahap persiapan materi sebagai upaya

menyiapkan materi yang diperlukan di dalam produk. Prosedur dan

instrumen evaluasi menjadi bagian dari pengembangan produk awal untuk

memberikan patokan bagi peneliti.

d. Preliminary Field Testing

Uji coba lapangan awal dilakukan untuk memperoleh data pendahuluan.

Uji coba awal dilakukan dengan 6 sampai 12 subjek dalam 1 samapai 3

sekolah. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi

kuesioner. Hasil yang diperoleh melalui uji coba lapangan awal dapat

dianalisis.

e. Main Product Revision

Tahap berikutnya adalah revisi, pada tahap ini produk dapat dilakukan revisi

atau perbaikan sesuai saran-saran pada uji coba yang telah dilakukan.

f. Main Field Testing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

61

Tahap uji coba lapangan utama dilakukan dengan 30 sampai 100 subjek di 5

sampai 15 sekolah. Pada tahap uji coba lapangan data yang diperoleh berupa

data kualitatif tentang hasil uji coba subjek. Hasil data dianalisis untuk

menilai tujuan pelatihan atau penelitian.

g. Operational Product Revision

Pada tahap ini produk perlu direvisi sesuai saran dan masukan dari uji coba

sebelum siap dioperasionalkan.

h. Operational Field Testing

Uji coba lapangan operasional dilakukan dengan 40 sampai 400 subjek

dengan 10 sampai 30 sekolah. Selain memperoleh data uji coba, data juga

diperoleh melalui wawancara, observasi dan kuesioner. Data-data yang ada

perlu dilakukan analisis.

i. Final Product Revision

Tahap revisi produk hasil dilakukan berdasarkan saran-saran dan masukan

dari uji lapangan yang sudah dilakukan.

j. Dissemination and Implementation

Tahap akhir dalam langkah pengembangan Borg and Gall adalah

mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk. Produk diproduksi

dan didistribusikan secara komersial.

Berikut bagan kesepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)

menurut Borg and Gall.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

62

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall

(Sugiyono, 2015: 37)

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan sepuluh langkah

pengembangan Borg and Gall. Peneliti menggunakan tujuh dari sepuluh

langkah pengembangan produk Borg and Gall. Penyederhanaan langkah-

langkah pengembangan dilakukan sesuai dengan keterbatasan peneliti berupa

waktu, biaya dan jenjang pendidikan peneliti. Penyederhanaan ini dilakukan

tanpa mengurangi esensi dari kesepuluh langkah-langkah penelitian

pengembangan. Tujuh langkah-langkah pengembangan Borg and Gall dinilai

peneliti sudah dapat membantu mengembangkan produk instrumen evaluasi

membaca pemahaman. Tanpa mengurangi keefektifitas langkah

Develop

Preliminary

Form a Product

Preliminary

Field Testing Main Product

Revision

Main Field

Testing

Operational

Product

Revision

Operation

Field Testing

Final Product

Revision

Dissemination

and

Implementation

Planning

Research and

Information

Collecting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

63

pengembangan Borg and Gall berikut penjabaran langkah-langkah

pengembangan produk yang peneliti lakukan dalam penelitian.

a. Pengumpulan data dan informasi

Dalam tahap ini peneliti melakukan penelitian dan pengumpulan informasi

atau data yang akan diperlukan untuk pengembangan produk. Peneliti akan

melakukan studi awal guna mengukur situasi dan kondisi yang sedang

terjadi. Di dalam pengumpulan informasi terkait permasalahan yang akan

diangkat ke dalam penelitian. Pengumpulan informasi yang dilakukan

peneliti adalah dengan melakukan wawancara kepada guru pengampu dan

analisis dokumen berupa soal UAS dan silabus materi cerita rakyat.

b. Pengembangan produk

Sesuai dengan data studi pendahuluan yang dilakukan peneliti mulai dapat

melakukan pengembangan produk. Pengembangan produk dimulai dengan

membuat kisi-kisi instrumen evaluasi yang akan dikembangkan. Melalui

kisi-kisi instrumen yang telah dibuat dan sesuai dengan tujuan penelitian,

peneliti dapat mengembangkan produk instrumen evaluasi. Pengembangan

produk berupa kumpulan soal-soal materi cerita rakyat dengan empat jenis

kemampuan membaca pemahaman.

c. Uji Validasi

Tahap selanjutnya setelah pengembangan produk adalah tahap uji validasi

peneliti lakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang peneliti

hasilkan. Validasi dilakukan dengan bantuan dosen-dosen ahli dalam

bidangnya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan validasi terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

64

materi dan bahasa yang digunakan dalam produk pengembangan. Melalui

uji validasi dosen ahli dapat memberikan penilaian, masukan dan saran

dalam instrumen evaluasi. Hasil penilaian inilah yang dijadikan peneliti

untuk dapat memperbaiki produk, melakukan revisi sesuai penilaian dan

saran dosen ahli.

d. Revisi produk tahap I

Revisi produk tahap I merupakan langkah perbaikan awal yang dilakukan

peneliti berdasarkan penilaian validator. Revisi produk dilakukan untuk

dapat menyempurkan produk sebelum tahap uji coba lapangan. Peneliti

memperbaiki setiap aspek dalam instrumen evaluasi sesuai penilaian dan

masukan validator.

e. Uji coba lapangan tahap I

Ketika produk sudah selesai direvisi peneliti dapat melakukan uji coba

lapangan. Uji coba dilakukan dengan memberikan produk instrumen

evaluasi kepada peserta didik kelas X IPS 1 di SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta. Melalui uji coba lapangan yang dilakukan peneliti dapat

memperoleh hasil penggunaan instrumen evaluasi yang diujikan.

f. Uji coba lapangan tahap II

Uji coba lapangan tahap II dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan uji

coba lapangan tahap I. Uji coba lapangan dilakukan dengan memberikan

produk berupa instrumen evaluasi dengan soal-soal yang belum diujikan

dalam uji coba lapangan tahap I. Selain data hasil penggunaan instrumen

peneliti juga membagikan angket kepada peserta didik untuk dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

65

memberikan masukan terhadap pelaksanaan uji coba lapangan yang telah

dilakukan.

g. Revisi produk tahap II

Pada tahap revisi produk ke-2 dilakukan berdasarkan perolehan data uji

coba lapangan. Pada revisi produk tahap II peneliti juga akan melakukan

penyempurnaan produk akhir. Dengan demikian revisi produk tahap II

sebagai revisi final produk instrumen evaluasi dari peneliti.

Melalui penjabaran tentang ketujuh langkah pengembangan yang

dilakukan, peneliti menyederhanakannya kedalam bagan berikut.

Bagan 3.2 Penyederhanaan langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Borg and Gall

Uji Validasi

Pengembangan

Produk

Pengumpulan

Data dan

Informasi

Uji Coba

Lapangan

Tahap II

Uji Coba

Lapangan

Tahap I

Revisi Produk

Tahap I

Revisi Produk

Tahap II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang terdiri dari enam sub bab. Sub

bab pertama membahas tentang hasil analisis data kebutuhan. Sub bab kedua

menyajikan paparan hasil penilaian produk pengembangan oleh dosen ahli. Sub

bab ketiga membahas uji coba produk pengembangan. Sub bab keempat

mengulas tentang hasil validasi siswa. Sub bab kelima mengulas hasil uji coba

produk pengembangan instrumen evaluasi. Sub bab kelima terdiri dari dua

bagian, yaitu tingkat reliabilitas produk pengembangan instrumen evaluasi,

analisis butir soal (tingkat kesukaran dan daya beda). Sub bab keenam

menyajikan revisi produk pengembangan.

Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data pendahuluan, pengolahan data,

tahap pembuatan produk, tahap revisi, pengujian produk sampai pada tahap akhir

penyempurnaan produk. Pengumpulan data pendahuluan dilakukan dengan

melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui penggunaan instrumen evaluasi

membaca pemahaman di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Setelah melakukan

analisis kebutuhan, peneliti melakukan analisis dokumen. Dokumen yang

dianalisis berupa silabus dan soal UAS materi cerita rakyat. Tahap selanjutnya

peneliti mulai merancang produk awal seperti kisi-kisi soal instrumen evaluasi

dan mengembangkan soal (pilihan ganda dan uraian). Produk yang sudah

dirancang oleh peneliti kemudian divalidasi oleh dosen ahli. Setelah tahap

validasi, peneliti melakukan revisi berdasarkan saran dan masukan yang

diberikan oleh validator. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

67

Uji coba produk dilakukan pada tanggal 16 April 2019 dan 14 Mei 2019 di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap 34 siswa kelas X IPS 1 dengan guru

pengampu Ibu Maria Harmin Oktaviani, S. Pd. hasil uji coba kemudian dianalisis

dan dihitung melalui program microsoft (MS. Excel). Penentuan analisis soal

sesuai dengan klasifikasi indeks kesukaran Arikunto dan indeks deskriminasi

berkisar antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto, 2018). Melalui hasil analisis,

beberapa soal yang dinyatakan tidak layak akan direvisi. Khusus untuk soal-soal

yang setelah dianalisis ternyata memiliki tingkat koefisien yang sangat rendah,

maka soal akan dibuang. Tahap akhir adalah penyempurnaan produk akhir, revisi

final dari seluruh data lapangan yang diperoleh.

4.1 Hasil Analisis Kebutuhan

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan

analisis kebutuhan guru bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Peneliti melakukan dua instrumen dalam melakukan analisis kebutuhan. Kedua

instrumen tersebut adalah instrumen wawancara dan analisis dokumen (silabus

dan soal UAS materi cerita rakyat).

Hasil analisis kebutuhan dari wawancara dan analisis dokumen peneliti

gunakan untuk mengembangan produk instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi

dibuat berdasarkan kisi-kisi soal yang sesuai dengan KI dan IPK. Selain itu

instrumen evaluasi terdiri dari: kisi-kisi instrumen evaluasi, soal-soal pilihan

ganda dan uraian.

Berikut adalah paparan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh

peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

68

A. Paparan Hasil Wawancara

Instrumen wawancara yang digunakan peneliti yaitu daftar pertanyaan

yang diajukan kepada guru bahasa Indonesia kelas X IPS 1 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta. Berikut adalah hasil wawancara yang peneliti lakukan

kepada Ibu Maria Harmin Oktaviani, S. Pd., guru bahasa Indonesia kelas X

IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Pertama, tidak ada tes khusus yang dilakukan guru dalam mengukur

keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Guru hanya melakukan tes

ulangan harian dan PAS (Penilaian Akhir Semester). Tes disusun berdasarkan

silabus yang dibuat oleh guru, sesuai dengan SK dan IPK (standar instrumen

evaluasi).

Kedua, tidak ada materi khusus yang guru berikan kepada peserta didik

dalam menilai keterampilan membaca pemahaman. Hal ini dikarenakan

pembelajaran bahasa Indonesia pada K13 berbasis teks yang memungkinkan

guru dapat dengan mudah menggunakannya. Di dalam instrumen evaluasi

yang dikembangkan, instrumen belum mengakomodasi empat jenis

kemampuan membaca pemahaman dalam soal materi cerita rakyat.

Ketiga, guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

menyarankan bahwa pembuatan instrumen evaluasi dibuat lebih menarik.

Dalam hal ini cerita rakyat yang digunakan tidak hanya hikayat mengingat

masih banyak jenis cerita rakyat yang dapat digunakan dan kurangnya waktu

pembelajaran yang membuat peserta didik belum bisa mempelajari cerita

rakyat yang lain selain hikayat pada semester lalu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

69

B. Paparan Hasil Analisis Dokumen

Studi pendahuluan yang berkaitan dengan produk pengembangan

instrumen evaluasi adalah analisis silabus mata pelajaran bahasa Indonesia

kelas X SMA Pangudi Luhur pada materi cerita rakyat. Dalam analisis yang

dilakukan peneliti menemukan beberapa hal yang dapat dijadikan panduan

dalam penyusunan instrumen evaluasi membaca pemahaman pembelajaran

bahasa Indonesia melalui cerita rakyat berbasis kearifan lokal tanah Melayu.

Berikut adalah hasil analisis dokumen berupa silabus dan soal UAS materi

cerita rakyat.

Pertama, berdasarkan analisis silabus yang telah dilakukan peneliti.

Beberapa hal yang ditemukan adalah, (1) kata operasional yang digunakan

dalam IPK kurang variatif, guru hanya mengambil kata operasional dari KD,

(2) materi pembelajaran yang tercantum belum spesifik. Fakta, konsep,

prinsip, prosedur belum spesifik tercantum dalam silabus (sesuai dengan

ketentuan pembuatan silabus-permendikbud no.22), (3) pada bagian kegiatan

pembelajaran guru perlu menuliskan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran, dan (4) pada bagian penilaian belum

dicantumkan secara spesifik konsep penilaian yang akan digunakan dalam

pembelajaran (khususnya materi cerita rakyat). Penilaian sikap, pengetahuan

dan keterampilan belum dicantumkan dengan spesifik.

Kedua, berikut adalah analisis soal UAS materi cerita rakyat yang

dilakukan peneliti setelah menganalisis silabus. (1) guru tidak memberikan

sumber pada kutipan yang digunakan sebagai soal, (2) soal yang dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

70

belum terdapat empat jenis keterampilan membaca pemahaman. Soal yang

dibuat hanya pada tingkat interpretasi, (3) soal yang disajikan guru kurang

variatif, (4) Soal yang digunakan belum mengandung latar belakang budaya

peserta didik (diaplikasikan dalam kehidupan). Hal ini tidak sesuai dengan

standar kompetensi lulusan dan standar isi dalam prinsip pembelajaran.

(Permendikbud no. 22).

4.2 Pengembangan Produk

Penyusunan produk instrumen evaluasi membaca pemahaman untuk kelas X

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta telah melalui beberapa tahap studi

pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk dapat dijadikan pedoman

dalam pembuatan produk. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti adalah

wawancara kepada guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta dan analisis dokumen (silabus dan soal UAS) materi cerita rakyat.

Melalui studi pendahuluan wawancara peneliti menemukan kendala dan

permasalahan dalam evaluasi keterampilan membaca pemahaman. Berdasarkan

wawancara yang telah dilakukan, evaluasi dalam keterampilan membaca

pemahaman hanya sekedar tes ulangan harian atau saat UAS. Dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak ada instrumen evaluasi khusus yang digunakan untuk

menilai keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Setelah melakukan

wawancara peneliti mencoba untuk menganalisis silabus dan soal UAS materi

cerita rakyat. Melalui analisis tersebut, ada beberapa hal yang tidak sesuai dari

pengamatan peneliti. Beberapa hal tersebut telah peneliti jabarkan pada sub bab

analisis dokumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

71

Setelah melalui tahap studi pendahuluan untuk memperoleh informasi awal,

tahap pengembangan produk dimulai dengan menyusun kisi-kisi instrumen

evaluasi. Pembuatan kisi-kisi dimulai dari menentukan kompetensi dasar yang

akan digunakan dalam pengembangan instrumen. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan kompetensi dasar 3.7 (Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang

terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis). Penentuan

kompetensi dasar sesuai dengan pilihan materi pembelajaran yang sudah

ditentukan sebelumnya (materi cerita rakyat). Kisi-kisi instrumen evaluasi dibuat

berdasarkan penyetaraan taksonomi Anderson (perbaikan taksonomi Bloom)

dengan indikator keempat jenis membaca pemahaman. Jenis membaca

pemahaman lieral sesuai dengan level kognitif taksonomi bloom C1, jenis

membaca pemahaman interpretasi sesuai dengan level kognitif taksonomi

Anderson (perbaikan taksonomi Bloom) C2, C3, jenis membaca pemahaman

kritis sesuai dengan level kognitif taksonomi bloom C4, C5, dan jenis membaca

pemahaman aplikasi sesuai dengan level kognitif taksonomi Anderson

(perbaikan taksonomi Bloom) C6. Melalui hal ini, pembuatan soal-soal dalam

instrumen evaluasi juga dikembangkan berdasarkan penyetaraan tersebut. Kisi-

kisi instrumen evaluasi membaca pemahaman yang sudah dibuat kemudian

didiskusikan kepada dosen pembimbing. Beberapa masukan dan saran yang

didapatkan peneliti gunakan sebagai acuan dalam memperbaiki kisi-kisi

instrumen evaluasi. Beberapa masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing

adalah, (1) tampilan penyusunan kisi-kisi instrumen evaluasi membaca

pemahaman, (2) kesesuaian jenis membaca pemahaman dengan level kognitif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

72

(3) kesesuaian bentuk soal yang dibuat berdasarkan level kognitif dan jenis

membaca pemahaman, (4) kejelasan penyusunan kalimat dalam kisi-kisi

instrumen evaluasi.

Setelah melalui tahap penyusunan kisi-kisi instrumen evaluasi, langkah

selanjutnya adalah pengembangan instrumen evaluasi. Pengembangan instrumen

evaluasi dilakukan dengan berpatokan pada kisi-kisi instrumen evaluasi yang

dibuat. Tahap terakhir sebelum dilakukan ujicoba, produk perlu divalidasi untuk

dapat menentukan kelayakan instrumen evaluasi untuk diujicobakan. Hasil

validasi yang dijadikan sebagai pedoman peneliti untuk melakukan perbaikan

terhadap instrumen evaluasi. Setelah melalui tahap perbaikan atau revisi, maka

produk dapat siap untuk diujicobakan. Uji coba dilakukan pada peserta didik

kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Data hasil uji coba yang

dilakukan dapat dijadikan patokan peneliti untuk melakukan revisi final produk

pengembangan. Setelah melalui tahap revisi final, produk pengembangan dapat

dikatakan sempurna.

4.3 Paparan Hasil Validasi Produk Pengembangan

Penilaian produk pengembangan dilakukan oleh dua dosen ahli Universitas

Sanata Dharma. Penilaian produk dilakukan pada saat validasi sebagai upaya

menilai kelayakan dan keabsahan produk sebelum dilakukan uji coba. Produk

pengembangan dinilai dari segi materi/isi dan kebahasaan. Kedua dosen ahli

bertugas menilai produk berdasarkan aspek penilaian yang peneliti paparkan

dalam instrumen validasi. Hasil penilaian produk pengembangan merupakan

hasil penilaian yang diberikan oleh dosen ahli. Penilaian ini dilakukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

73

menilai seberapa layak dan valid produk untuk diujicobakan ke peserta didik.

Selain itu penilaian juga dilakukan untuk menilai seberapa relevan produk yang

dikembangakan oleh peneliti. Maka dari itu, validasi wajib dilakukan sebelum

tahap uji coba produk pengembangan. Hasil validasi atau revisi dari dosen ahli

peneliti gunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk. Dosen ahli

yang menjadi validator adalah Bapak Dr. Widharyanto, M.Pd. dan Bapak Apri

Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Validasi dilakukan oleh peneliti pada bulan

April tahun 2019. Kelayakan hasil instrumen evaluasi yang dibuat dikategorikan

sesuai konversi nilai skala 5 PAP Sukardjo (Widyastuti, 2012).

Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima PAP

Interval Skor Kategori

x > Xi + 1,80SBi Sangat Baik

Xi + 0,60 SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi Baik

Xi - 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi Cukup Baik

Xi - 1,80 SBi < x ≤ Xi - 0,60 SBi Kurang Baik

x ≤ Xi - 1,80SBi Sangat Kurang Baik

Keterangan:

Xi : Rerata ideal = 1

2 (skor maksimal idel + skor minimal ideal)

SBi : Simpangan baku ideal = 1

6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

Kategori dapat dihitung melalui perhitungan konversi skala lima PAP.

Berikut perhitungan yang didapat untuk pengategorian.

Xi = 1

2 (5 + 1)

= 1

2 (6)

= 3

SBI = 1

6 (5 − 1)

= 1

6 (4)

= 0,67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

74

Kategori Sangat Baik

x > Xi + 1,80SBi

x > 3 + 1,80 (0,67)

x > 3 + 1,21

x > 4,21

Kategori Baik

Xi + 0,60 SBI < x ≤ XI + 1,80 SBi

3 + 0,60 (0,67) < x ≤ 3 + 1,80 (0,67)

3 + 0,40 < x ≤ 3 + 1,21

3,40 < x ≤ 4,21

Kategori Cukup Baik

Xi - 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi

3 - 0,60 (0,67) < x ≤ 3 + 0,60 (0,67)

3 - 0,40 < x ≤ 3 + 0,40

2,60 < x ≤ 3,40

Kategori Kurang Baik

Xi - 1,80 SBi < x ≤ Xi - 0,60 SBi

3 - 1,80 (0,67) < x ≤ 3 - 0,60 (0,67)

3 – 1,21 < x ≤ 3 – 0,40

1,79 < x ≤ 2,60

Kategori Sangat Tidak Baik

x ≤ Xi - 1,80SBi

x ≤ 3 - 1,80 (0,67)

x ≤ 3 – 1.21

x ≤ 1,79

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan konversi skala lima

diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.2 Kategori Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

x > 4,21 Sangat Baik

3,40 < x ≤ 4,21 Baik

2,60 < x ≤ 3,40 Cukup Baik

1,79 < x ≤ 2,60 Kurang Baik

x ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

75

3.65 3.91 3.73 3.5

4.18 4.21 4.08 4.2

Literal Interpretasi Kritis Aplikatif

Validasi Instrumen Evaluasi Membaca

Pemahaman

Validator I Validator II

Dosen ahli yang menjadi validator adalah Bapak Dr. Widharyanto, M.Pd

dan Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Validasi yang dilakukan

oleh dosen ahli mencakup penilaian soal-soal dalam instrumen evaluasi.

Instrumen evaluasi terdiri dari soal-soal yang terbagi dalam 4 jenis kemampuan

membaca pemahaman. Jumlah soal yang divalidasi sebanyak 55 soal, terdiri dari

40 soal pilihan ganda dan 15 soal uraian. Validasi meliputi penilaian terhadap

kesesuaian rumusan soal dengan indikator soal, materi tentang nilai-nilai cerita

rakyat (KD 3.7), penggunaan bahasa yang jelas dan penggunaan rumusan jawaban

yang homogen pada setiap soal. Berikut adalah ringkasan grafik hasil validasi

yang sudah dilakukan.

Grafik 4.1 Validasi Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman

Grafik 4.1 menjelaskan hasil penilaian instrumen evaluasi membaca

pemahaman dari kedua validator. Grafik membaca pemahaman jenis literal

menunjukkan bahwa instrumen berkategori baik. Penilaian kedua validator

menunjukkan jumlah rata-rata penilaian diatas skala 3 yang berarti bahwa

soal-soal evaluasi dalam instrumen berkategori baik. Kesesuaian rumusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

76

soal dengan materi soal (KD 3.7) dinyatakan baik oleh kedua validator. 20

soal pilihan ganda yang disajikan sesuai dengan materi nilai-nilai cerita

rakyat (kearifan lokal Melayu). Penilaian tentang kesesuaian rumusan soal

dengan jenis pemahaman yang diukur termasuk dalam kategori baik.

Rumusan soal yang dihasilkan pada jenis membaca pemahaman literal

sesuai dengan indikator dalam jenis membaca pemahaman. Soal yang

memperoleh skala penilaian dibawah 3 perlu dilakukan perbaikan. Peneliti

melakukan perbaikan pada soal 2. Soal nomor 2 memiliki rumusan soal

yang kurang tepat untuk mengukur jenis membaca pemahaman literal.

Selain itu, penggunaan bahasa dalam rumusan menunjukkan bahwa

soal yang dibuat memiliki bahasa yang mudah dipahami dan tidak

menimbulkan penafsiran lain. Penilaian tersebut berdasarkan hasil yang

diperoleh dari kedua validator. Hanya pada bagian soal tertentu terdapat

beberapa pertanyaan soal yang kurang ringkas. Namun, secara keseluruhan

untuk penilaian kebahasaan sudah baik. Selanjutnya, hasil penilaian tentang

pilihan jawaban yang homogen dan logis menandakan bahwa soal-soal

yang dibuat memiliki pilihan jawaban yang homogen dan logis dalam

kategori baik. Jawaban soal yang dibuat tidak menimbulkan ambiguitas,

sederhana dan mudah dipahami. Berdasarkan perolehan hasil validasi yang

diperoleh soal literal pada instrumen evaluasi dapat digunakan dengan

kategori baik. Beberapa soal perlu dilakukan revisi sesuai catatan yang

diberikan oleh validator. Soal yang dilakukan perbaikan peneliti adalah soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

77

nomor 4. Soal ini memiliki rumusan jawaban yang belum baik. Rumusan

jawaban terlalu panjang dan membingungkan.

Hasil penilaian validator I soal jenis membaca pemahaman

interpretasi menjelaskan bahwa soal yang dibuat berkategori baik.

Sedangkan, penilaian soal yang didapat dari validator II menunjukkan soal

berkategori sangat baik. Penilaian aspek kesesuaian soal dengan materi

kedua validator menyatakan baik. Soal-soal yang dibuat sesuai dengan

materi Kompetensi Dasar yang dipilih. Nilai-nilai kehidupan dalam cerita

rakyat sesuai dengan kearifan lokal Melayu. Aspek selanjutnya adalah

penilaian tentang kesesuaian soal dengan ukuran jenis membaca

pemahaman. Kedua validator menyatakan bahwa soal baik, sesuai dengan

indikator ukuran jenis membaca pemahaman. Revisi soal diperlukan sesuai

dengan saran dan masukan validator. Selain itu, soal yang memperoleh nilai

dibawah skala 3 dilakukan revisi oleh peneliti. Soal nomor 17 perlu

dilakukan perbaikan untuk dapat pada kesesuaian pengukuran indikator

dalam soal. Soal dinilai kurang dapat mengukur jenis membaca pemahaman

kritis peserta didik.

Selanjutnya, hasil penilaian kedua validator terhadap rumusan bahasa

dalam soal memperoleh kategori baik. Bahasa yang digunakan dalam

rumusan soal maupun jawaban mudah dipahami. Bahasa dalam teks yang

disajikan sesuai dengan tingkat kesulitan cerita-cerita rakyat (hikayat)

dengan bahasa Melayu campuran. Aspek terakhir yang dinilai adalah

rumusan jawaban yang dibuat oleh peneliti. Dalam penilaian menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

78

bahwa jawaban yang dibuat tidak menimbulkan ambiguitas dan logis.

Peserta didik dapat memahami dengan mudah pilihan jawaban yang

disediakan. Beberapa catatan dari validator peneliti gunakan untuk

merevisi pilihan jawaban. Pilihan jawaban terlalu panjang dan

ketidaksesuaian dengan teks. Soal yang perlu dilakukan perbaikan oleh

peneliti adalah soal nomor 17, 19 dan 20. Ketiga soal tersebut memiliki

pilihan jawaban yang kurang jelas, terlalu panjang dan beberapa poin

jawaban tidak sesuai dengan rumusan pertanyaan.

Validasi soal jenis membaca pemahaman kritis dalam instrumen

evaluasi yang dibuat sesuai dengan keempat aspek. Kedua validator menilai

baik kesepuluh soal uraian dengan beberapa catatan revisi. Soal-soal yang

dibuat sesuai dengan materi nilai-nilai cerita rakyat Melayu dan sesuai

dengan indikator jenis membaca pemahaman kritis yang diukur. Selain itu,

rumusan bahasa yang dibuat mudah untuk dipahami dan batasan jawaban

atau ruang lingkup yang akan diukur jelas. Peserta didik dapat menjawab

dengan jelas melalui pertanyaan yang terdapat dalam soal. Kejelasan

bahasa dan perintah mempermudah peserta didik dalam mengerjakan soal.

Catatan yang diperoleh peneliti dari rumusan soal jenis membaca

pemahaman kritis menyederhanakan pertanyaan-pertanyaan yang terlalu

panjang. Maka dari itu, sesuai dengan saran yang diberikan validator

peneliti melakukan revisi pada setiap soal yang dianggap memiliki

pertanyaan kurang ringkas. Soal yang dilakukan perbaikan adalah soal

nomor 8 dan 9. Berdasarkan penilaian, rumusan soal nomor 8 kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

79

ringkas dan terkesan membingungkan. Dalam hal ini peneliti mengambil

langkah untuk menyederhanakan bahasa dalam soal nomor 8. Sedangkan,

soal nomor 9 dilakukan revisi dengan menyederhakan kutipan teks yang

ada dalam soal. Berdasarkan penilaian validator, teks yang disajikan terlalu

panjang.

Penilaian terakhir adalah jenis membaca pemahaman aplikasi. Pada

jenis membaca pemahaman ini peserta didik juga diminta untuk membuat

cerita yang sesuai dengan nilai kehidupan dalam soal. Berdasarkan hasil

penilaian yang diperoleh, soal aplikasi dalam instrumen evaluasi dapat

digunakan dengan kategori baik. Kedua validator menilai bahwa soal yang

dibuat sesuai dengan materi nilai-nilai cerita rakyat dan indikator jenis

membaca pemahaman. Selain itu, rumusan jawaban dan batas jawaban

dalam rumusan soal yang dibuat mudah untuk dipahami. Peserta didik

dapat memahami rumusan soal dengan mudah. Pada jenis membaca

pemahaman aplikasi peneliti melakukan perbaikan pada soal nomor 5. Pada

soal ini peneliti perlu merumuskan soal lebih ringkas dan mudah dipahami

peserta didik untuk menghindari kesalah pahaman.

4.4 Revisi Tahap I

Revisi tahap I dilakukan peneliti melalui hasil penilaian instrumen

evaluasi membaca pemahaman dari validator. Beberapa masukan dan saran

perbaikan dari validator peneliti gunakan dalam penyempurnaan produk.

Catatan revisi dari dosen ahli adalah, (1) terdapat kutipan teks yang kurang

sesuai dengan uraian pilihan jawaban, (2) panjang pendek kutipan teks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

80

dalam soal perlu diperhatikan, (3) penyederhanaan bahasa dalam soal dan

kejelasan perintah di dalam soal, (4) penggunaan PUEBI, (5)

penyederhanaan kata yang kurang umum bagi peserta didik, (6) kesalahan

penulisan (typo). Peneliti melakukan revisi pada soal-soal yang dinilai

sesuai dengan masukan validator. Soal-soal yang memperoleh skala

penilaian dibawah 3 juga perlu dilakukan revisi oleh peneliti. Soal-soal yang

direvisi adalah soal nomor 1 dan 4 pilihan ganda pada jenis membaca

pemahaman literal. Soal nomor 17, 19 dan 20 dalam jenis membaca

pemahaman interpretasi. Soal nomor 8 dan 9 dalam soal jenis membaca

pemahaman kritis dan soal nomor 5 dalam soal aplikasi. Berikut penjabaran

sampel perbaikan yang dilakukan peneliti dari hasil validasi ahli.

a. Perintah soal sebelum mengalami perbaikan dinilai masih sangat umum

dan belum spesifik. Salah satu cara untuk menghindari banyaknya

persepsi jawaban peserta didik, maka soal dilakukan perbaikan dengan

memberikan perintah lebih spesifik. Rumusan soal hasil perbaikan

dibuat dengan memberikan perintah yang jelas dan menyebutkan contoh

konkret kearifan lokal yang harus dituliskan dan jumlah jawaban. Selain

itu, peneliti juga melakukan revisi pada perintah soal menggunakan

ungkapan umum. Hal ini digunakan untuk dapat memudahkan peserta

didik dalam memahami perintah dalam soal. Salah satu contoh dalam

perbaikan ini adalah mengganti ungkapan “isi pokok” dengan

“rangkuman”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

81

Tabel 4.3 Sampel Revisi Perintah Soal

No. Soal Sebelum Perbaikan

1. Bukti kearifan lokal Yogyakarta yang masih dilestarikan oleh

masyarakat setempat di era modern saat ini!

Soal Sesudah Perbaikan

Berikan 2 contoh konkret kearifan lokal Yogyakarta (budaya)

yang masih dilestarikan oleh masyarakat!

Soal Sebelum perbaikan

2. Isi pokok kutipan hikayat tersebut adalah…

a. Kebahagiaan seorang ayah kepada sang anak karena

keuletannya.

b. Nasihat seorang ayah kepada anaknya yang selalu bekerja di

laut.

c. Petuah seorang ayah kepada anaknya untuk tidak sering

melaut.

d. Nasihat seorang ayah sebelum meninggal kepada anaknya.

e. Pesan seorang ayah kepada anaknya untuk tidak banyak

berhutang.

Soal Sesudah Perbaikan

Rangkuman yang sesuai dengan isi kutipan hikayat tersebut

adalah…

a. Kebahagiaan seorang ayah kepada sang anak karena

keuletannya.

b. Nasihat seorang ayah kepada anaknya yang selalu bekerja di

laut.

c. Petuah seorang ayah kepada anaknya untuk tidak sering

melaut.

d. Nasihat seorang ayah sebelum meninggal kepada anaknya.

e. Pesan seorang ayah kepada anaknya untuk tidak banyak

berhutang.

b. Berdasarkan masukan yang diberikan oleh validator, kutipan-kutipan

yang terlalu panjang harus dilakukan perbaikan/penyederhanaan.

Panjang kutipan yang biasa digunakan dalam soal hanya 3-4 paragraf.

Penyederhaan kutipan dilakukan dengan teliti tanpa menghilangkan inti

atau isi cerita dalam kutipan. Berikut sampel revisi penyederhanaan

kutipan teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

82

Tabel 4.4 Sampel Penyederhanaan Kutipan

Soal Sebelum Perbaikan

“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-

orang di sungai. Saat orang-orang mendapat ikan, ia justru

mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai disambut

oleh emaknya. “Telur apakah itu, Dang Gedunai?” tanya Emak Dang

Gedunai. “Telur badak, Mak,” jawab Dang Gedunai. “Badak tidak

bertelur, anakku. Badak itu beranak satu,” jelas Emak Gedunai. Tiba-

tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini telur naga! Kau jangan

sekali-sekali bermain-main dengan telur ini, apalagi memakannya. Kau

bisa celaka, Annakku! Kembalikan telur naga itu ke sungai,” perintah

Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika emaknya berangkat ke ladang, Dang

Gedunai segera merebus telur itu dan memakannya. Dalam sekejap, ia

sudah tertidur pulas. Dalam tidurnya, Dang Gedunai bermimpi

didatangi seekor naga betina yang sangat besar sedang mencari

telurnya yang hilang di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah

mengambil telurku di sungai dan memakannya. Siapapun yang

memakan telurku, maka ia akan menjelma naga sebagai pengganti

anakku”. Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga

yang hidup di laut lepas”. (Sumber: https://histori.id)

Soal Sesudah Perbaikan

“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-

orang di sungai. Saat orang-orang mendapat ikan, ia justru

mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai disambut

oleh emaknya. Tiba-tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini

telur naga! Kau jangan sekali-sekali bermain-main dengan telur ini,

apalagi memakannya. Kau bisa celaka, Annakku! Kembalikan telur

naga itu ke sungai,” perintah Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika

emaknya berangkat ke ladang, Dang Gedunai segera merebus telur itu

dan memakannya. Dalam sekejap, ia sudah tertidur pulas dan bermimpi

didatangi seekor naga betina yang sangat besar sedang mencari

telurnya yang hilang di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah

mengambil telurku di sungai dan memakannya. Siapapun yang

memakan telurku, maka ia akan menjelma naga sebagai pengganti

anakku”. Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga

yang hidup di laut lepas”. (Sumber: https://histori.id)

c. Revisi selanjutnya dilakukan pada soal yang memiliki rumusan soal

kurang ringkas dan terkesan membingungkan. Validator memberikan

masukan untuk merumuskan soal menjadi lebih ringkas, langsung pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

83

pertanyaan yang akan ditanyakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

salah tafsir pada peserta didik.

Tabel 4.5 Sampel Revisi Pertanyaan

Soal Sebelum Perbaikan

Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut!

“Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di

sekitar Punguran pada umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk

menangkap ikan, kerang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya yang

bisa diperjualbelikan. Dengan begitu, keadaan perekonomian keluarga

Baitusen dan istrinya akhirnya mulai membaik. Mereka pun mulai

merasa senang dan nyaman tinggal di Pulau tersebut”.

(Sumber: Jurnal Kiprah)

Pandangan hidup merupakan suatu pegangan hidup yang dapat

membantu seseorang melakukan kehidupannya dengan baik. Kutipan

tersebut mengandung pandangan hidup yang menjadi salah satu

kearifan lokal masyarakat Melayu. Jelaskan pandangan hidup yang

terdapat dalam kutipan tersebut!

Soal Sesudah Perbaikan

Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut!

“Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di

sekitar Punguran pada umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk

menangkap ikan, kerang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya yang

bisa diperjualbelikan. Dengan begitu, keadaan perekonomian keluarga

Baitusen dan istrinya akhirnya mulai membaik. Mereka pun mulai

merasa senang dan nyaman tinggal di Pulau tersebut”. (Sumber: Jurnal Kiprah)

Tuliskan pandangan hidup masyarakat Melayu yang terkandung dalam

kutipan “Legenda Pulau Senoa”!

4.5 Pembahasan Hasil

Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan informasi/masalah dalam studi

pendahuluan. Melalui berbagai masalah yang ditemukan dalam studi

pendahuluan peneliti dapat mengembangan instrumen evaluasi sesuai dengan

kebutuhan dan hasil informasi tersebut. Berdasarkan uji coba lapangan yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

84

dilakukan sebanyak dua kali uji coba lapangan, maka hasil yang diperoleh

peneliti adalah sebagai berikut.

Uji coba lapangan menghasilkan data yang dapat mengukur validitas,

reliabilitas, dan analisis soal instrumen evaluasi. Melalui angket respon peserta

didik, peneliti dapat menghitung tingkat validitas prorduk. Berdasarkan

perhitungan konveksi skala lima validitas setelah uji coba lapangan menunjukkan

bahwa instrumen evaluasi termasuk dalam kategori “baik” dengan rata-rata skor

validitas 3,67. Dari hasil skor rata-rata validitas yang diperoleh menunjukkan

bahwa produk berupa instrumen evaluasi mendapat respon baik dari peserta

didik. Hal ini nampak terlihat dari setiap kesungguhan peserta didik mengerjakan

soal-soal dalam instrumen evaluasi. Selain itu, peserta didik juga memberikan

respon baik terhadap angket respon yang diberikan peneliti.

Reliabilitas instrumen evaluasi setelah dilakukan dua kali uji coba

menunjukkan bahwa produk memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari koefisien korelasi yang dihasilkan dalam setiap jenis tes instrumen

evaluasi membaca pemahaman. Berikut hasil data reliabilitas produk instrumen

evaluasi setelah melalui proses uji coba. (1) Jenis membaca pemahaman literal

memperoleh rata-rata tingkat koefisien korelasi 0,65 termasuk dalam reliabilitas

tinggi. (2) Jenis membaca pemahaman interpretasi memperoleh rata-rata tingkat

koefisien korelasi 0,64 dengan kategori reliabilitas tinggi. (3) Jenis membaca

pemahaman kritis memperoleh rata-rata tingkat koefisien korelasi 0,83 dengan

kategori koefisien korelasi sangat tinggi. (4) Jenis membaca pemahaman aplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

85

memperoleh rata-rata tingkat koefisien korelasi 0,70 termasuk dalam koefisien

reliabilitas tinggi.

Pengategorian tingkatan reliabilitas sesuai dengan tolak ukur koefisien

korelasi reliabilitas instrumen evaluasi (Arikunto, 2010: 75). Arikunto

menjabarkan jika koefisien korelasi 0,61< r ≤ 1,80 tergolong memiliki kategori

reliabilitas tinggi. Sedangkan, jika koefisien korelasi mencapai 0,81< r ≤ 1,00

termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Reliabilitas dapat ditentukan

melalui perolehan skor yang didapat peserta didik dalam setiap soal. Reliabilitas

dihitung menggunakan aplikasi PSPP dengan rumus Alpha Cronbach. Melalui

hasil yang diperoleh dalam perhitungan, peneliti menemukan koefisien korelasi

dalam setiap jenis membaca pemahaman. Tahap akhir adalah memberikan

kategori dalam setiap hasil perhitungan.

Berdasarkan uji coba peneliti dapat menemukan tingkat kesukaran dan daya

pembeda pada tiap soal. Selain itu, melalui analisis soal peneliti dapat membantu

peneliti dalam merumuskan soal-soal yang baik dan buruk. Setiap soal yang

memiliki tingkat kesukaran dan daya beda buruk akan dibuang atau dilakukan

perbaikan. Hal ini menjadi langkah akhir peneliti dalam meyempurnakan produk.

Berikut hasil analisis soal yang dilakukan peneliti.

Berdasarkan tingkat kesukaran 20 soal pada jenis membaca pemahaman

literal, 11 butir soal tergolong valid dan 9 butir soal tergolong tidak valid. Selain

itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 8 soal tergolong baik, 4

soal tergolong baik sekali, 3 soal tergolong cukup, dan 2 soal tergolong buruk.

Dari sebelas soal yang tergolong valid, 2 soal dapat digunakan setelah diperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

86

Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 20 soal jenis membaca pemahaman

interpretasi menunjukkan bahwa 13 butir soal tergolong valid dan 7 butir soal

tergolong tidak valid. Hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 6

soal tergolong baik, 7 soal tergolong baik sekali, 4 soal tergolong cukup, dan 3

soal tergolong buruk. 13 soal yang masuk dalam kategori valid dapat digunakan

tanpa melalui proses revisi.

Melalui hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 10 soal jenis membaca

pemahaman kritis menunjukkan bahwa 7 butir soal tergolong valid dan 3 butir

soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda

menunjukkan bahwa 5 soal tergolong baik, 4 soal tergolong cukup, dan 1 soal

tergolong buruk. tujuh soal yang masuk dalam kategori valid dapat digunakan

tanpa melalui proses revisi. Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 5 soal jenis

membaca pemahamn aplikasi menunjukkan bahwa 3 butir soal tergolong valid

dan 2 butir soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda

menunjukkan bahwa 2 soal tergolong baik, 2 soal tergolong cukup, dan 1 soal

tergolong buruk. Ketiga soal yang masuk dalam kategori valid dapat digunakan

tanpa melalui proses revisi.

Pengategorian tingkat kesukaran dan daya beda berdasarkan indeks

kesukaran dan daya beda yang dikemukakan oleh Arikunto. Klasifikasi indeks

kesukaran soal dengan P 0,00 sampai 0,30 tergolong soal sukar, soal dengan P

0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang, dan soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah

soal mudah. Klasifikasi daya pembeda jika D : 0,00 – 0,20 daya pembeda

tergolong jelek, D : 0,21 – 0,40 daya pembeda tergolong cukup, D : 0,41 – 0,70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

87

daya pembeda tergolong baik, D : 0,71 – 1,00 daya pembeda dalam soal

tergolong baik sekali, dan D : negatif, soal dikatakan tidak baik, sebaiknya

dihilangkan.

A. Validitas

Penilaian instrumen evaluasi membaca pemahaman dilakukan peserta

didik dengan mengisi angket atau kuesioner respon. Penilaian dilakukan

mencakup delapan aspek terkait produk yang diujikan (terlampir). Berikut

grafik hasil penilaian yang dilakukan peserta didik.

Grafik 4.2 Validasi Peserta Didik Kelas X IPS 1

Grafik 4.2 merupakan hasil validasi yang dilakukan peserta didik

setelah dilakukan uji coba lapangan. Validasi berdasarkan 8 aspek dalam

instrumen evaluasi membava pemahaman. Kedelapan aspek tersebut

meliputi, (1) kesesuaian rumusan soal dengan materi pembelajaran yang

dipelajari, (2) penggunaan bahasa dalam soal-soal, (3) tampilan instrumen

evaluasi yang disajikan, (4) penggunaan petunjuk soal yang mempermudah

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031323334

Kat

egori

Asp

ek

Peserta Didik

Validasi Instrumen Evaluasi Peserta Didik

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

88

pengerjaan, (5) kemudahan soal-soal dalam instrumen evaluasi, (6) durasi

waktu yang disediakan, (7) respon peserta didik terhadap soal, dan (8)

instrumen yang dihasilkan dapat membantu peserta didik mengukur

membaca pemahaman. Berdasarkan kedelapan aspek tersebut, hasil validasi

menunjukkan bahwa instrumen pemahaman berkategori “baik” dengan

rata-rata skor validitas 3,67. Pengategorian validitas sesuai dengan hasil

hitung nilai skala lima Sukardjo (Widyastuti, 2012).

B. Uji Coba Tahap 1

Uji coba produk pengembangan instrumen evaluasi membaca

pemahaman yang dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dilakukan

untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya

pembeda soal. Uji coba dilakukan pada peserta didik kelas X IPS 1 SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta. Kegiatan uji coba produk dilakukan oleh

peneliti dan didampingi oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Uji

coba dilakukan dua kali pertemuan di kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta. Uji coba instrumen evaluasi membaca pemahaman tahap ke-1

dilaksanakan pada tanggal 16 April 2019. Uji coba dimulai pada pukul

10.45-12.15 WIB pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan uji

coba ini mendapat respon yang cukup baik dari peserta didik dan guru. Hal

ini dapat dilihat dari antusias peserta didik dalam mengerjakan instrumen

evaluasi dan keikutsertaan guru dalam mendampingi peneliti selama

melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

89

Sebelum kegiatan uji coba dimulai guru akan memperkenalkan peneliti

dan mempersilakan peneliti untuk mengambil alih kelas. Selanjutnya

peneliti akan menjelaskan maksud kedatangan peneliti dan menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, di bagian awal peneliti juga

memberikan penjelasan tentang teknis pelaksanaan kegiatan, mulai dari tata

cara pengisian sampai pada tata tertib selama melakukan uji coba produk.

Pada uji coba pertama peneliti membagikan soal sebanyak 30 butir soal

dengan rincian 10 butir soal pilihan ganda tingkat membaca pemahaman

literal, 10 butir soal pilihan ganda tingkat membaca pemahaman

interpretasi, 5 butir soal uraian untuk tingkat membaca kritis, dan 5 butir

soal uraian untuk tingkat membaca pemahaman aplikasi. Uji coba pertama

diikuti oleh 34 peserta didik. Setelah proses uji coba selesai peneliti

menganalisis setiap lembar jawaban peserta didik untuk mengetahui

kualitas produk yang dihasilkan. Hasil uji coba ke-1 produk instrumen

evaluasi membaca pemahaman berupa reabilitas, validitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda akan dipaparkan di bawah ini.

a. Reliabilitas

Reliabilitas yang akan digunakan oleh peneliti adalah reliabilitas Alpha

Cronbach. Peneliti menggunakan aplikasi PSPP untuk memperoleh

hasil reliabilitas produk. Penghitungan reliabilitas dilakukan pada soal-

soal instrumen evaluasi membaca pemahaman (soal pilihan ganda dan

uraian).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

90

a) Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda yang diujikan pada uji coba pertama

sebanyak 20 butir soal. 10 butir soal untuk membaca pemahaman

tingkat literal dan 10 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat

interpretasi. Hasil perhitungan reliabilitas uji coba tahap 1 akan

dipaparkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.6 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Tingkatan

Membaca

Pemahaman

Reliabilitas

Alpha Cronbach Keterangan

Membaca

Pemahaman

Tingkat Literal

0,64 Tinggi

Membaca

Pemahaman

Tingkat

Interpretasi

0,65 Tinggi

Tabel 4.6 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal

pilihan ganda pada uji coba tahap 1. Perhitungan diperoleh

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengategorian sesuai dengan

tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas dalam Arikunto (2010:75).

Berikut paparan hasil perhitungan yang telah dilakukan peneliti.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal pilihan ganda

pada tingkat pemahaman literal memperoleh skor 0,64 sehingga

dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

Soal pilihan ganda tingkat pemahaman interpretasi memperoleh

skor 0,65 sehingga dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

91

Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa soal-soal pilihan ganda jenis membaca

pemahaman literal dan interpretasi pada tahap uji coba ke-1 terhadap

peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki

tingkat reliabilitas tinggi.

b) Reliabilitas Soal Uraian

Soal uraian yang diujikan pada uji coba tahap ke-1 sebanyak 10 butir

soal. 5 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat kritis dan 5

butir soal untuk membaca pemahaman tingkat aplikasi. Pengategorian

sesuai dengan tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas dalam

Arikunto (2010:75). Hasil perhitungan reliabilitas uji coba tahap 1

akan dipaparkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Reliabilitas Soal Pilihan Uraian

Tingkatan

Membaca

Pemahaman

Reliabilitas

Alpha Cronbach Keterangan

Membaca

Pemahaman

Tingkat Kritis

0,78 Tinggi

Membaca

Pemahaman

Tingkat Aplikasi

0,70 Tinggi

Tabel 4.7 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal pilihan

ganda pada uji coba tahap 1. Perhitungan diperoleh menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Berikut paparan hasil perhitungan yang

telah dilakukan peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

92

1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal uraian pada

jenis membaca pemahaman kritis memperoleh skor 0,78 dapat

dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi.

2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal uraian pada

jenis membaca pemahaman aplikasi memperoleh skor 0,70 dapat

dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi.

Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa soal-soal uraian jenis membaca

pemahaman kritis dan aplikasi pada tahap uji coba ke-1 terhadap

peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki

tingkat reliabilitas tinggi.

b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda

Hasil uji coba produk instrumen evaluasi membaca pemahaman dijadikan

peneliti untuk dapat mengukur tingkat kesukaran dan daya beda pada soal.

Berikut paparan tingkat kesukaran dan daya beda yang berhasil diukur peneliti

dalam uji coba tahap ke-1.

Tabel 4.8 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi

Membaca Pemahaman Tingkat Literal

No.

Uji

Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.70 Valid 0.70 Sedang 0.00 Buruk Soal

Sebaiknya

Direvisi

2 0.33 Tidak

Valid

0.62 Sedang 0.56 Baik Soal Tidak

Dapat

Digunakan

3 0.76 Valid 0.62 Sedang 1.00 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

93

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

4 0.75 Valid 0.65 Sedang 0.67 Baik Soal Dapat

Digunakan

5 0.60 Valid 0.85 Mudah 0.00 Buruk Soal

Sebaiknya

Direvisi

6 0.32 Tidak

Valid

0.47 Sedang 0.44 Baik Soal Tidak

Dapat

Digunakan

7 0.05 Tidak

Valid

0.21 Sukar -0.22 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

8 0.52 Valid 0.74 Mudah 0.50 Baik Soal Dapat

Digunakan

9 0.31 Tidak

Valid

0.21 Sukar 0.33 Cukup Soal Tidak

Dapat

Digunakan

10 0.53 Valid 0.65 Sedang 1.00 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

Soal-soal yang diujikan pada uji coba tahap ke-1, menunjukkan bahwa 6

butir soal tergolong valid dan 4 butir soal tergolong tidak valid. Selain itu,

hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 4 soal tergolong baik, 2

soal tergolong baik sekali, 1 soal tergolong cukup, dan 3 soal tergolong

buruk. Soal-soal yang tergolong “cukup” dan “buruk” berdasarkan tingkat

daya pembeda akan dilakukan perbaikan oleh peneliti untuk dapat

membedakan peserta didik yang pandai dan kurang. Perbaikan soal juga akan

dilakukan pada soal-soal yang memperoleh hasil keterangan “Soal Perlu

Direvisi” (nomor 5 dan 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

94

Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi

Membaca Pemahaman Tingkat Interpretasi

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.61 Valid 0.61 Sedang 0.67 Baik Soal Dapat

Digunakan

2 0.66 Valid 0.79 Mudah 0.67 Baik Soal Dapat

Digunakan

3 0.17 Tidak

Valid

0.74 Mudah 0.11 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

4 0.60 Valid 0.59 Sedang 0.78 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

5 0.56 Valid 0.62 Sedang 0.56 Baik Soal Dapat

Digunakan

6 0.60 Valid 0.59 Sedang 0.78 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

7 0.61 Valid 0.68 Sedang 0.56 Baik Soal Dapat

Digunakan

8 0.15 Tidak

Valid

0.71 Sedang 0.22 Cukup Soal Tidak

Dapat

Digunakan

9 0.53 Valid 0.91 Mudah 0.33 Cukup Soal Dapat

Digunakan

10 0.37 Tidak

Valid

0.21 Sukar 0.33 Cukup Soal Tidak

Dapat

Digunakan

Tabel 4.9 paparan hasil perhitungan kesukaran dan daya beda,

menunjukkan bahwa 7 butir soal tergolong valid dan 3 butir soal tergolong

tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa

4 soal tergolong baik, 2 soal tergolong baik sekali, 3 soal tergolong cukup,

dan 1 soal tergolong buruk. Soal instrumen evaluasi yang memiliki daya

pembeda “cukup” dan “buruk” akan direvisi oleh peneliti untuk dapat

mengukur daya pembeda peserta didik. Selain itu, revisi juga akan dilakukan

pada soal-soal yang terlalu mudah dan sukar yang tidak dapat digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

95

Revisi soal-soal mudah dan sukar yang tidak dapat digunakan akan dilakukan

untuk memperoleh status soal baik.

Tabel 4.10 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi

Membaca Pemahaman Tingkat Kritis

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.79 Valid 0.54 Sedang 0.53 Baik Soal Dapat

Digunakan

2 0.78 Valid 0.26 Sukar 0.31 Cukup Soal Dapat

Digunakan

3 0.80 Valid 0.39 Sedang 0.51 Baik Soal Dapat

Digunakan

4 0.84 Valid 0.36 Sedang 0.40 Baik Soal Dapat

Digunakan

5 0.34 Tidak

Valid

0.41 Sedang 0.29 Cukup Soal Tidak

Dapat

Digunakan

Perhitungan kesukaran dan daya beda membaca pemahaman kritis,

menunjukkan bahwa 4 butir soal tergolong valid dan 1 butir soal tergolong

tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa

3 soal tergolong baik, 2 soal tergolong cukup. Berdasarkan perhitungan daya

pembeda 2 soal yang tergolong cukup akan dilakukan revisi oleh peneliti

untuk dapat membedakan kemampuan peserta didik.

Tabel 4.11 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi

Membaca Pemahaman Tingkat Aplikasi

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.74 Valid 0.33 Sedang 0.42 Baik Soal Dapat

Digunakan

2 0.73 Valid 0.26 Sukar 0.33 Cukup Soal Dapat

Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

96

Soal-soal membaca pemahaman aplikasi yang diujikan pada uji coba

tahap ke-1, menunjukkan bahwa 3 butir soal tergolong valid dan 2 butir soal

tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda

menunjukkan bahwa 2 soal tergolong baik, 2 soal tergolong cukup, dan 1 soal

tergolong buruk. Daya pembeda yang tergolong “cukup” dan “buruk” akan

dilakukan revisi oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk dapat membedakan

kemampuan peserta didik datu dengan yang lain. Soal yang tergolong sukar

dan tidak dapat digunakan akan peneliti lakukan perbaikan juga untuk

mendapatkan hasil yang maksimal bila instrumen digunakan.

C. Uji Coba Tahap 2

Uji coba produk ke-2 dilakukan di kelas yang sama, kelas X IPS 1 SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta. Uji coba kedua dilakukan untuk mengetahui

validitas, reabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. Uji coba

instrumen evaluasi membaca pemahaman tahap ke-2 dilaksanakan pada

tanggal 14 Mei 2019. Uji coba dimulai pada pukul 10.45-12.15 WIB pada

saat jam pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan uji coba ini mendapat respon

yang cukup baik dari peserta didik dan guru. Hal ini dapat dilihat dari

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Keterangan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

3 0.59 Tidak

Valid

0.32 Sedang 0.38 Cukup Soal Tidak

Dapat Digu

4 0.56 Tidak

Valid

0.14 Sukar 0.16 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

5 0.74 Valid 0.44 Sedang 0.44 Baik Soal Dapat

Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

97

antusias peserta didik dalam mengerjakan instrumen evaluasi dan

keikutsertaan guru dalam mendampingi peneliti selama melakukan

penelitian.

Sebelum kegiatan uji coba dimulai guru akan memperkenalkan

peneliti dan mempersilakan peneliti untuk mengambil alih kelas. Pada uji

coba tahap ke-2 peneliti juga menjelaskan tentang maksud kedatangan

peneliti dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, di bagian

awal peneliti juga memberikan penjelasan tentang teknis pelaksanaan

kegiatan, mulai dari tata cara pengisian sampai pada tata tertib selama

melakukan uji coba produk. Pada uji coba kedua ini peneliti membagikan

soal sebanyak 25 butir soal dengan rincian 10 butir soal pilihan ganda tingkat

membaca pemahaman literal, 10 butir soal pilihan ganda tingkat membaca

pemahaman interpretasi, 5 butir soal uraian untuk tingkat membaca kritis. Uji

coba pertama diikuti oleh 34 peserta didik. Setelah proses uji coba selesai

peneliti menganalisis setiap lembar jawaban peserta didik untuk mengetahui

kualitas produk yang dihasilkan. Hasil uji coba ke-2 produk instrumen

evaluasi membaca pemahaman berupa reabilitas, validitas, tingkat kesukaran,

dan daya pembeda akan dipaparkan di bawah ini.

a. Reliabilitas

Reliabilitas yang akan digunakan oleh peneliti adalah reabilitas Alpha

Cronbach. Peneliti menggunakan aplikasi PSPP untuk memperoleh hasil

reliabilitas produk. Penghitungan reliabilitas dilakukan untuk soal-soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

98

yang ada dalam instrumen evaluasi membaca pemahaman (soal pilihan

ganda dan uraian).

a) Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda yang diujikan pada uji coba kedua sebanyak 20

butir soal. 10 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat literal

dan 10 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat interpretasi.

Pengategorian sesuai dengan tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas

dalam Arikunto (2010:75). Hasil perhitungan reliabilitas uji coba

tahap 2 akan dipaparkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.12 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Tingkatan

Membaca

Pemahaman

Reliabilitas

Alpha Cronbach Keterangan

Membaca

Pemahaman

Tingkat Literal

0,65 Tinggi

Membaca

Pemahaman

Tingkat

Interpretasi

0,63 Tinggi

Tabel 4.12 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal pilihan

ganda pada uji coba tahap 2. Perhitungan diperoleh menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Berikut paparan hasil perhitungan yang telah

dilakukan peneliti.

1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal pilihan ganda

pada tingkat pemahaman literal memperoleh skor 0,65 sehingga

dapat dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

99

2. Soal pilihan ganda tingkat pemahaman interpretasi memperoleh

skor 0,63 sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat koefisien

korelasi tinggi.

Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa soal-soal pilihan ganda tingkat membaca

pemahaman literal dan interpretasi pada tahap uji coba ke-2 terhadap

peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki

tingkat koefisien korelasi reliabilitas tinggi.

b) Reliabilitas Soal Uraian

Soal uraian yang diujikan pada uji coba tahap ke-2 sebanyak 5 butir

soal membaca pemahaman tingkat kritis. Pengategorian sesuai dengan

tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas dalam Arikunto (2010:75).

Hasil perhitungan reliabilitas uji coba tahap 2 akan dipaparkan dalam

tabel berikut.

Tabel 4.13 Reliabilitas Soal Uraian

Tingkatan

Membaca

Pemahaman

Reliabilitas

Alpha Cronbach Keterangan

Membaca

Pemahaman

Tingkat Kritis

0,87 Sangat Tinggi

Tabel 4.13 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal uraian

pada uji coba tahap 2. Perhitungan diperoleh menggunakan rumus

Alpha Cronbach. Berikut paparan hasil perhitungan yang telah

dilakukan peneliti. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

100

uraian pada tingkat pemahaman kritis memperoleh skor 0,87 sehingga

dapat dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi sangat tinggi.

Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa soal-soal uraian tingkat membaca

pemahaman kritis pada tahap uji coba ke-2 terhadap peserta didik

kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki tingkat koefisien

korelasi reliabilitas sangat tinggi.

b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda

Hasil uji coba produk instrumen evaluasi membaca pemahaman

dijadikan peneliti untuk dapat mengukur tingkat kesukaran dan daya beda

pada soal. Berikut paparan tingkat kesukaran dan daya beda yang berhasil

diukur peneliti dalam uji coba tahap ke-2.

Tabel 4.14 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen

Evaluasi Membaca Pemahaman Tingkat Literal

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.33 Tidak

Valid

0.33 Sedang -0.44 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

2 0.25 Tidak

Valid

0.56 Sedang -0.11 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

3 0.46 Tidak

Valid

0.82 Mudah 0.67 Baik Soal Tidak

Dapat

Digunakan

4 0.45 Tidak

Valid

0.59 Sedang 0.56 Baik Soal Tidak

Dapat

Digunakan

5 0.71 Valid 0.56 Sedang 0.33 Cukup Soal Dapat

Digunakan

6 0.70 Valid 0.85 Mudah 0.33 Cukup Soal Dapat

Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

101

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

7 0.73 Valid 0.44 Sedang 0.89 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

8 0.60 Valid 0.82 Mudah 0.50 Baik Soal Dapat

Digunakan

9 0.57 Valid 0.29 Sukar 0.78 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

10 0.17 Tidak

Valid

0.47 Sedang 0.67 Baik Soal Tidak

Dapat

Digunakan

Soal-soal membaca pemahaman literal yang diujikan pada uji coba

tahap ke-2, menunjukkan bahwa 5 butir soal tergolong valid dan 5 butir

soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda

menunjukkan bahwa 4 soal tergolong baik, 2 soal tergolong baik sekali, 2

soal tergolong cukup, dan 2 soal tergolong buruk. Daya pembeda soal

yang tergolong “buruk” akan dilakukan revisi oleh peneliti. Selain itu,

soal-soal yang tergolong mudah dan sukar, tidak dapat digunakan akan

dilakukan revisi. Revisi dilakukan untuk memperoleh hasil maksimal saat

penggunaan instrumen evaluasi membaca pemahaman.

Tabel 4.15 Tngkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen

Evaluasi Membaca Pemahaman Tingkat Interpretasi

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.72 Valid 0.72 Mudah 0.89 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

2 0.24 Tidak

Valid

0.18 Sukar 0.33 Cukup Soal Tidak

Dapat

Digunakan

3 0.51 Tidak

Valid

0.68 Sedang 0.56 Baik Soal Tidak

Dapat

Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

102

M

e

l

a

l

P

e

Perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda membaca pemahaman

interpretasi pada uji coba tahap ke-2, menunjukkan bahwa 6 butir soal

tergolong valid dan 4 butir soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil

perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 2 soal tergolong baik, 5

soal tergolong baik sekali, 1 soal tergolong cukup, dan 2 soal tergolong

buruk. Soal-soal yang tergolong mudah dan sukar yang tidak dapat

digunakan akan dilakukan perbaikan oleh peneliti. Perbaikan dilakukan

untuk hasil yang maksimal ketika instrumen digunakan. Selain itu,

perbaikan juga dilakukan pada soal-soal yang memiliki daya pembeda

buruk. Soal-soal tersebut akan direvisi untuk dapat menentukan

perbedaan kemampuan peserta didik dengan baik.

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya pembeda

Keterangan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

4 0.77 Valid 0.74 Mudah 0.89 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

5 0.79 Valid 0.79 Mudah 0.78 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

6 0.04 Tidak

Valid

0.15 Sukar 0.00 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

7 0.71 Valid 0.53 Sedang 0.89 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

8 0.59 Valid 0.47 Sedang 0.67 Baik Soal Dapat

Digunakan

9 -0.18 Tidak

Valid

0.44 Sedang -0.22 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

10 0.69 Valid 0.50 Sedang 0.78 Baik

Sekali

Soal Dapat

Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

103

Tabel 4.16 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen

Evaluasi Membaca Pemahaman Tingkat Kritis

No. Uji Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Kesimpulan

Indeks Status Indeks Status Indeks Status

1 0.74 Valid 0.33 Sedang 0.42 Baik Soal Dapat

Digunakan

2 0.73 Valid 0.26 Sukar 0.33 Cukup Soal Dapat

Digunakan

3 0.59 Tidak

Valid

0.32 Sedang 0.38 Cukup Soal Tidak

Dapat

Digunakan

4 0.56 Tidak

Valid

0.14 Sukar 0.16 Buruk Soal Tidak

Dapat

Digunakan

5 0.74 Valid 0.44 Sedang 0.44 Baik Soal Dapat

Digunakan

5 soal pada tingkat membaca pemahaman kritis menunjukkan bahwa

3 butir soal tergolong valid dan 2 butir soal tergolong tidak valid. Selain

itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 2 soal tergolong

baik, 2 soal tergolong cukup, dan 1 soal tergolong buruk. Soal yang

memiliki daya pembeda buruk akan dilakukan perbaikan untuk dapat

membedakan kemampuan peserta didik dengan baik. Selain itu, soal-soal

mudah dan sukar yang tidak dapat digunakan akan dilakukan perbaikan.

Melalui uji coba yang telah dilakukan, berikut rata-rata tingkat

koefisiensi korelasi yang dihasilkan.

Tabel 4.17 Rata-rata Reliabilitas

Jenis

Membaca

Pemahaman

Uji Coba

Tahap 1

Uji Coba

Tahap 2 Rata-rata Keterangan

Pemahaman

Literal.

0,64 0,65 0,65 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

104

Berdasarkan tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas Arikunto, maka

berikut hasil penjelasan dari tabel tersebut. Jenis membaca pemahaman

literal, memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi dengan rata-rata kedua

ujicoba sebesar 0,65. Jenis membaca pemahaman interpretasi memiliki

korelasi tinggi dengan rata-rata 0,64. Sedangkan, jenis membaca

pemahaman kritis memiliki koefisien korelasi sangat tinggi dengan nilai

0,83 dan terkahir jenis membaca pemahaman aplikasi memperoleh rata-

rata sebesar 0,70 dengan koefisien korelasi tinggi.

4.6 Revisi Tahap II

Revisi kedua dilakukan setelah melalui tahap uji coba lapangan. Data

berupa yang diperoleh melalui tahap uji coba dijadikan patokan untuk

perbaikan produk tahap final. Revisi dilakukan peneliti sesuai dengan hasil

daya pembeda dan tingkat kesukaran. Peneliti melakukan perbaikan sesuai

dengan hasil uji coba untuk dapat menyempurnakan produk pengembangan

yang sudah dibuat. Revisi soal dilakukan pada soal-soal yang perlu dilakukan

revisi sesuai dengan hasil perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Berdasarkan perhitungan tersebut, terdapat 2 soal (nomor 1 dan 5 jenis

Jenis

Membaca

Pemahaman

Uji Coba

Tahap I

Uji Coba

Tahap II Rata-rata Keterangan

Pemahaman

Interpretasi

0,65 0,63 0,64 Tinggi

Membaca

Pemahaman

Kritis

0,78 0,87 0,83 Sangat

Tinggi

Pemahaman

Aplikasi

0,70 - 0,70 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

105

membaca pemahaman literal). Revisi soal nomor 1 berdasarkan tingkat daya

beda pada soal. Sedangkan, revisi nomor 5 dilakukan berdasarkan status soal

yang tergolong mudah dan memiliki daya beda buruk. Selain itu, soal-soal

yang tergolong “tidak dapat digunakan” akan dilakukan revisi oleh peneliti

sesuai dengan kriteria perbaikan. Misalnya, soal nomor 7 dan 9 yang

memiliki tingkat kesukaran tinggi. Selain itu 3 soal yang memiliki tingkat

daya beda buruk.

Soal-soal pada jenis membaca pemahaman interpretasi yang masuk dalam

kategori mudah dan sukar akan dilakukan perbaikan. Perbaikan pada soal

nomor 3, 10 dan 16. Perbaikan soal dilakukan untuk dapat memberikan hasil

yang baik saat produk digunakan. Begitu pula pada soal-soal jenis membaca

pemahaman kritis yang tidak valid dan sukar akan dilakukan revisi. Soal

yang dilakukan revisi adalah soal nomor 5, 8 dan 9. Terakhir revisi soal pada

jenis membaca pemahaman aplikasi yaitu pada soal nomor 3 dan 4 yang

termasuk dalam soal sukar. Terdapat 21 soal yang masuk dalam kategori

tidak valid dari 55 soal yang dikembangkan peneliti. Soal-soal hasil revisi

terlampir dalam produk akhir instrumen evaluasi membaca pemahaman.

Berikut ini sampel perbaikan hasil uji coba yang dilakukan peneliti dengan

soal yang berbeda.

Tabel 4.18 Sampel Perbaikan Uji Coba

Soal Sebelum Perbaikan Soal Sesudah Perbaikan

“Suatu ketika setelah selesai

memasak makanan untuk ketiga

anaknya, Mak Minah bergegas pergi

ke sungai. Ia kemudian mendekati

sebuah batu sambil berbicara

“Suatu ketika setelah selesai

memasak makanan untuk ketiga

anaknya, Mak Minah bergegas

pergi ke sungai. Ia kemudian

mendekati sebuah batu sambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

106

mencurahkan isi hatinya. Batu

tersebut bentuknya agak mirip

seperti kerang, di tengahnya terbelah

dan ia bisa membuka lalu menutup

kembali. Orang-orang sering

menyebutnya dengan Batu

Bertangkup. “Wahai Batu

Bertangkup, telanlah saya. Saya tak

sanggup lagi hidup dengan ketiga

anak saya yang tidak pernah

menghormati prang tuanya”, curhat

Mak Minah. Batu Bertangkup

seketika menelan tubuh Mak Minah,

hingga yang tertinggal hanya

sebagian potongan kain yang

dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

1. Karakteristik cerita rakyat dalam

kutipan tersebut adalah….

a. keajaiban alam

b. kesaktian manusia

c. terdapat kemustahilan

d. alur berbingkai

e. istana sentris

berbicara mencurahkan isi hatinya

dan tidak sanggup untuk hidup

bersama dengan anak-anaknya.

Seketika menelan tubuh Mak

Minah, hingga yang tertinggal

hanya sebagian potongan kain yang

dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

1. Karakteristik cerita rakyat

dalam kutipan tersebut

adalah….

a. keajaiban alam

b. kesaktian manusia

c. mistis

d. kemustahilan

e. istana sentris

Perhatikan kutipan di bawah ini!

“Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang

makin masyhur itu menyebabkan iri

hati Maha Raja Indera Dewa. Karena

itu, ketika mendengar bahwa

Maharaja Indera Angkasa akan

memanggil para ahli nujum dari

negeri entah berentah untuk

menunjungkan kedua anaknya itu,

maka Maharaja Indera Dewa pun

menghasut para ahli nujum itu agar

mereka itu menunjumkan kedua

anak itu tidak baik dibiarkan tinggal

dalam Kerajaan Puspa Sari karena

amat banyak celakanya”. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredrick

ajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)

5. Isi hikayat tersebut adalah…

a. Seorang raja yang iri akan

kemakmuran kerajaan lain.

b. Usaha seorang raja untuk

Perhatikan kutipan di bawah ini!

“Keadaan Kerajaan Puspa Sari

yang makin masyhur itu

menyebabkan iri hati Maha Raja

Indera Dewa. Karena itu, ketika

mendengar bahwa Maharaja Indera

Angkasa akan memanggil para ahli

nujum dari negeri entah berentah

untuk menunjungkan kedua

anaknya itu, maka Maharaja Indera

Dewa pun menghasut para ahli

nujum itu agar mereka itu

menunjumkan kedua anak itu tidak

baik dibiarkan tinggal dalam

Kerajaan Puspa Sari karena amat

banyak celakanya”. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredri

ckajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)

5. Isi hikayat tersebut adalah…

a. Seorang raja yang iri akan

kemakmuran kerajaan lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

107

menjadikan kerajaannya maju.

c. Seorang raja yang sangat

menyayangi anaknya.

d. Seorang raja yang hendak

merebut tahta di kerajaan lain.

e. Histori kemakmuran kerajaan

Puspa Sari

b. Harapan seorang pemimpin

untuk kemakmuran rakyatnya.

c. Keserakahan seorang raja.

d. Seorang raja yang hendak

merebut tahta di kerajaan lain.

e. Histori kemakmuran kerajaan

Puspa Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

108

BAB V

PENUTUP

Bab ini akan memaparkan kesimpulan dan saran-saran. Subbab kesimpulan

akan membahas kesimpulan dari penelitian. Subbab saran akan dipaparkan

tentang saran-saran yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut dan kegunaan

produk.

1.1 Kesimpulan

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa instrumen evaluasi

membaca pemahaman untuk peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta. Berikut hasil penelitian dan pengumpulan informasi yang dilakukan

peneliti. Pertama, studi pendahuluan yang peneliti lakukan adalah analisis

dokumen dan wawancara. Hasil studi pendahuluan menjelaskan bahwa soal-soal

belum mencakup 4 jenis membaca pemahaman dan latar belakang kehidupan

peserta didik. Sesuai dengan tuntutan Permendikbud No. 22 tahun 2016 soal-soal

evaluasi yang dikembangkan harus memuat nilai-nilai keteladanan dan

keterampilan aplikatif.

Kedua, adanya permasalahan tersebut peneliti mulai melakukan rancangan

untuk membuat produk instrumen evaluasi membaca pemahaman. Pengembangan

instrumen evaluasi dimulai dari tahap penyusunan kisi-kisi instrumen evaluasi

sesuai dengan KD 3.7. Dalam pengembangan produk ini, peneliti membuat 55

soal latihan yang akan diujicobakan pada peserta didik. 20 soal untuk jenis

membaca pemahaman literal dengan bentuk soal pilihan ganda. Jenis membaca

pemahaman interpretasi dengan 20 soal pilihan ganda. 10 soal uraian untuk jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

109

membaca pemahaman kritis dan 5 soal uraian untuk mengukur jenis membaca

pemahaman aplikasi.

Ketiga, hasil validasi yang telah dilakukan oleh kedua validator menunjukkan

bahwa instrumen evaluasi membaca pemahaman dinyatakan “layak digunakan”.

Hal ini sesuai dengan skor rata-rata hasil validasi dari kedua ahli yaitu 3,94

dengan kategori “sangat baik”. Revisi produk tahap I dilakukan sesuai komentar

dan saran yang diberikan oleh kedua validator yaitu; (1) terdapat kutipan teks

yang kurang sesuai dengan uraian pilihan jawaban, (2) memperbaiki panjang dan

pendek kutipan teks dalam soal, (3) menyederhanakan bahasa dalam soal yang

terlalu panjang, (4) memberikan kejelasan yang tepat dalam soal, (5) memperbaiki

ejaan sesuai dengan PUEBI, dan (6) mengganti perintah dalam soal karena dinilai

kurang jelas.

Keempat, uji coba yang dilakukan pada 34 peserta didik kelas XI SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta menghasilkan validasi dan hasil uji coba. Hasil

validasi yang diperoleh dari peserta didik menunjukkan bahwa instrumen evaluasi

membaca pemahaman berkategori “baik” dengan skor rata-rata hasil validasi yaitu

3,67. Berdasarkan uji coba produk dapat diketahui bahwa, peserta didik memiliki

kemampuan yang baik dalam mengerjakan soal-soal jenis membaca pemahaman.

Hal ini dapat dilihat dari hasil reliabilitas instrumen evaluasi yang menunjukkan

bahwa, (1) hasil perhitungan rata-rata koefisien korelasi jenis membaca

pemahaman mencapai 0,65 dengan tingkat reliabilitas tinggi; (2) jenis membaca

pemahaman interpretasi memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan rata-rata

koefisien korelasi mencapai 0,65; (3) jenis membaca pemahaman kritis memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

110

tingkat reliabilitas sangat tinggi dengan hasil perhitungan rata-rata koefisien

korelasi mencapai 0,83 dan (4) soal pada jenis membaca pemahaman aplikasi

memiliki tingkat reliabilitas tinggi, hasil perhitungan rata-rata koefisien korelasi

mencapai 0,70.

5.2 Saran-saran

Saran peneliti tujukan untuk guru, peserta didik dan peneliti lain. Peneliti

berharap dapat memberikan bantuan dan solusi untuk guru, peserta didik maupun

peneliti lain melalui saran yang diberikan. Berikut paparan saran-saran yang

disampaikan peneliti.

5.2.1 Bagi Guru

Guru diharapkan lebih kreatif dalam membuat instrumen evaluasi

sesuai dengan keterampilan yang akan diukur. Melalui pengembangan

instrumen evaluasi yang disesuaikan dengan tujuan akan membantu dalam

penilaian pembelajaran. Guru perlu memerhatikan pokok-pokok penting

pembuatan instrumen evaluasi. Hal ini dilakukan untuk dapat memenuhi

kriteria-kriteria yang harus ada dalam instrumen evaluasi. Dalam pembuatan

instrumen evaluasi seharusnya guru sudah mulai mengaplikasikan materi soal

dengan kehidupan sehari-hari.

5.2.2 Bagi Peneliti Lain

Hal yang perlu dipahami oleh peneliti lain adalah penelitian

pengembangan ini hanya sampai pada langkah ke tujuh. Penelitian ini hanya

berfokus pada pengembangan instrumen evaluasi membaca pemahaman

melalui cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Tanah Melayu. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

111

mengharapkan untuk peneliti lain dapat mengembangkan instrumen evaluasi

lebih variatif dengan berbagai latar belakang masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

112

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama.

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Dafrida, Maria Rezti. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi

Dasar Membaca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas

VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma.

Danandjaja, James. 2007. Folkor Indonesia “Ilmu Gosip, Dongeng”. Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti.

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Farida, Ida. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hutomo, Juripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan “Pengantar Studi Sastra

Lisan”. Jawa Timur: HISKI Jatim.

Kanzunnudin, Mohammad. 2015. Cerita Rakyat sebagai Sumber Kearifan Lokal.

Makalah Seminar Pusat Studi Kebudayaan Universitas Muria Kudus.

KBBI Daring. Diunduh pada: Jumat 2 November 2018. Tersedia di

http://kbbi.web.id/.

Kristanto, M. 2014. Pemanfaatan Cerita Rakyat sebagai Penanaman Etika untuk

Membentuk Pendidikan Karakter Bangsa. Jurnal upi edu-mimbar sekolah

dasar. Vol, I. No. 1.

Krismanto, Wawan. Abdul Halik dan Sayidiman Sayidiman. 2015. Meningkatkan

Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode SurveY, Question,

Read, Recite, Review (SQ3R) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 46 Parepare.

Jurnal Publikasi Pendidikan. Vol, V: 234-242.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Leoni, Tessa Dwi dan Wahyu Indrayatti. 2017. Muatan Kearifan Lokal dalam

Cerita Rakyat Kearifan Lokal Melayu. Jurnal Kiprah [diunduh 2019 Jan

17]; 5(2): Tersedia pada: https://ojs.umrah.ac.id.

Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

113

Mawarni, Anitah Diah, Wahyu Adi dan Sri Sumaryati. 2015. Pengembangan

Bahan Ajar Akuntansi Menggunakan Software eXe sebagai Sarana Siswa

Belajar Mandiri. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No.22 Tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Purwanto, Satria Irawan. 2017. Nilai-nilai “Dharma” Teks Cerita

MAHABARATA Versi Novel Karya R. K. Narayan. Skripsi. Malang:

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMM.

Retnawati, Heri. 2016. Validitas Reliabilitas & Karakter Butir. Yogyakarta:

Parama Publishing.

Ridwan, N.A. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan

Budaya [diunduh 2018 Nov 5]; 5(1): Tersedia pada:

ejournal.iainpurwokerto.ac.id.

Sani, R.A. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Smith, Nila Banton dan H. Alan Robinson. 1980. Reading Instruction to Today

Children. Amerika: United State of Amerika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian (Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung:

Alfabet.

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabet.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabet.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca. Bandung: Angkasa.

Thamrin, Husni. 2014. Marjinalisasi Tanah Adat dan Kearifan Lingkungan

Orang Melayu. Jurnal Sosial Budaya Media Komunikasi Ilmu-ilmu Sosial

dan Budaya [diunduh 2018 Nov 5]; 11(1): Tersedia pada: ejournal.uin-

suska.ac.id.

Wulandari, Ayu. 2012. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP

di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.

Widyastuti. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Pendekatan

PAKEMATIK Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

114

Biografi Penulis

Nama lengkap penulis “Dyah Kusuma Wardani”. Penulis lahir

di Megang Sakti, 28 Juli 1997. Pendidikan awal yang penulis

tempuh pada jenjang Sekolah Dasar. Penulis masuk ke Sekolah

Dasar pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009. Setelah lulus,

penulis melanjutkan studinya di SMP Xaverius Tugumulyo

pada tahun 2009-2012. Penulis melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atas di

Kota Lubuk Linggau yaitu di SMA Xaverius Lubuk Linggau pada tahun 2012 dan

lulus tahun 2015. Di tahun 2015 penulis melanjutkan studi perguruan tingginya di

Universitas Sanata Dharma. Saat ini penulis sedang menyelesaikan sugas studi

akhir untuk memperoleh gelar strata 1. Skripsi yang ditulis tentang “Pengembangan

Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kelas X melalui Cerita Rakyat Berlatar Belakang Kearifan Lokal Tanah Melayu”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

115

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

116

Lampiran 2 Surat Permohonan Validator I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

117

Lampiran 3 Surat Permohonan Validator II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

118

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman

No.

Kompe-

tensi

Dasar

Materi

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

(IPK)

Jenis

Pemaham-

an

Indikator

Soal

Level

Kognitif

(Bloom)

Bentuk

Soal

3.7 Mengiden

tifikasi

nilai-nilai

dan isi

yang

terkandun

g dalam

cerita rakyat

(hikayat)

baik lisan

maupun

tulis.

Nilai-

nilai

kehidu

pan,

karak-

teristik

cerita

rakyat (hika-

yat).

3.7.1

menemukan

nilai-nilai yang

terkandung

dalam cerita

rakyat

(hikayat)

secara tertulis

3.7.2

menjelaskan isi

yang

terkandung

dalam cerita

rakyat

(hikayat)

secara tertulis

Literal 3.7.1.1

Peserta didik

mampu

menyebut-

kan nilai

kehidupan

yang terkan-

dung dalam penggalan

cerita rakyat

(hikayat).

3.7.2.1

Peserta didik

mampu

menulis-kan

isi penggalan

cerita rakyat

(Hikayat).

C1 Pilihan

Ganda

(1-15)

3.7.1menyimpul-kan nilai

kehidupan

yang terdapat

dalam

penggalan

cerita rakyat

(hikayat).

3.7.2menghub

ung-kan nilai

kehidupan

dalam cerita rakyat

(hikayat)

dengan

kehidupan

sehari-hari

(kearifan lokal

Melayu).

3.7.3

mengartikan

isi yang terdapat dalam

cerita rakyat

(hikayat).

Interpretasi 3.7.1.1 Peserta didik

mampu

menyimpul-

kan nilai

kehidupan

yang

terdapat

dalam

penggalan

cerita rakyat

(hikayat).

3.7.1.2

Peserta didik

mampu

menghubung

kan nilai

kehidupan

dalam cerita

rakyat

(hikayat)

dengan

kehidupan sehari-hari

(kearifan

lokal

Melayu).

3.7.2.1

C2, C3 Pilihan Ganda

(1-15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

119

No.

Kompe-

tensi

Dasar

Materi

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

(IPK)

Jenis

Pemaham-

an

Indikator

Soal

Level

Kognitif

(Bloom)

Bentuk

Soal

Peserta didik

dapat

mengartikan

isi yang terdapat

dalam cerita

rakyat

(hikayat).

3.7.1

mengaitkan

nilai kehidupan

cerita rakyat

(hikayat)

dalam

kehidupan

sehari-hari (kearifan lokal

Melayu).

3.7.2 menilai

isi cerita rakyat

(hikayat).

3.7.3

memberikan

saran terkait isi

cerita rakyat (hikayat) yang

dibaca.

Kritis 3.7.1.1

Peserta didik

mampu

mengaitkan

nilai

kehidupan

cerita rakyat

(hikayat) dalam

kehidupan

sehari-hari

(kearifan

lokal

Melayu).

3.7.2.1

Peserta didik

mampu

menilai isi cerita rakyat

(hikayat).

3.7.2.2

Peserta didik

mampu

memberikan

saran terkait

isi cerita

rakyat

(hikayat)

yang dibaca.

C4, C5 Uraian

(1-10)

3.7.1 memproduksi

cerita sesuai

dengan nilai

kehidupan

dalam cerita

rakyat

(hikayat).

3.7.2

menyimpulkan

isi dalam cerita

Aplikasi 3.7.1.1 Peserta didik

mampu

memproduk

si cerita

sesuai

dengan nilai

kehidupan

dalam cerita

rakyat

(hikayat).

C6 Uraian

(1-5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

120

No.

Kompe-

tensi

Dasar

Materi

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

(IPK)

Jenis

Pemaham-

an

Indikator

Soal

Level

Kognitif

(Bloom)

Bentuk

Soal

rakyat

(hikayat).

3.7.2.1

Peserta didik

mampu

menyimpulkan isi dalam

cerita rakyat

(hikayat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

121

Lampiran 5 Lembar Penilaian Validator I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

155

Lampiran 6 Lembar Penilaian Validator II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

190

Lampiran 7 Rekap Penilaian Validator I

Jenis Membaca Pemahaman Literal

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

7 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

20 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

Jumlah 73

Skor Rata-rata 3.65

Kategori Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

191

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

13 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

14 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

15 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 71

Skor Rata-rata 3.55

Kategori Baik

Kebahasaan

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 75

Skor Rata-rata 3.75

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

192

Alternatif Jawaban

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

7 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

Jumlah 73

Skor Rata-rata 3.65

Kategori Baik

Jenis Membaca Pemahaman Interpretasi

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

193

8 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 80

Skor Rata-rata 4

Kategori Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

17 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 77

Skor Rata-rata 3.85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

194

Kategori Baik

Kebahasaan

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 79

Skor Rata-rata 3.95

Kategori Baik

Alternatif Jawaban

1 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 0 0 0 1 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

195

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 77

Skor Rata-rata 3.85

Kategori Baik

Jenis Membaca Pemahaman Kritis

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 4

Jumlah 35

Skor Rata-rata 3.5

Kategori Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

196

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

Jumlah 39

Skor Rata-rata 3.9

Kategori Baik

Kebahasaan

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 37

Skor Rata-rata 3.7

Kategori Baik

Alternatif Jawaban

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 38

Skor Rata-rata 3.8

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

197

Jenis Membaca Pemahaman Aplikasi

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 3

Jumlah 15

Skor Rata-rata 3.0

Kategori Cukup

Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 0 3 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 19

Skor Rata-rata 3.8

Kategori Baik

Kebahasaan

1 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 19

Skor Rata-rata 3.8

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

198

Alternatif Jawaban

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

Jumlah 17

Skor Rata-rata 3.4

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

199

Lampiran 8 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator I

No. Kategori Aspek Skor Rata-rata Kategori

1. Jenis Membaca

Pemahaman Literal 3.65 Baik

2. Jenis Membaca

Pemahaman Interpretasi 3.91 Baik

3. Jenis Membaca

Pemahaman Kritis 3.73 Baik

4. Jenis Membaca

Pemahaman Aplikasi 3.50 Baik

Jumlah 14.79 Baik

Skor Rata-rata 3.70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

200

Lampiran 9 Rekap Penilaian Validator II

Jenis Membaca Pemahaman Literal

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 85

Skor Rata-rata 4.25

Kategori Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

201

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

Jumlah 82

Skor Rata-rata 4.1

Kategori Baik

Kebahasaan

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 82

Skor Rata-rata 4.1

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

202

Alternatif Jawaban

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 85

Skor Rata-rata 4.25

Kategori Sangat

Baik

Jenis Membaca Pemahaman Interpretasi

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

203

8 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

20 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

Jumlah 93

Skor Rata-rata 4.65

Kategori Sangat

Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

204

Skor Rata-rata 4

Kategori Baik

Kebahasaan

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 80

Skor Rata-rata 4

Kategori Baik

Alternatif Jawaban

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

12 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

205

13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 83

Skor Rata-rata 4.15

Kategori Baik

Jenis Membaca Pemahaman Kritis

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

6 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 4

7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

8 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

Jumlah 46

Skor Rata-rata 4.6

Kategori Sangat

Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

206

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 39

Skor Rata-rata 3.9

Kategori Baik

Kebahasaan

1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

10 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

Jumlah 40

Skor Rata-rata 4

Kategori Baik

Alternatif Jawaban

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

6 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

9 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 38

Skor Rata-rata 3.8

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

207

Jenis Membaca Pemahaman Aplikasi

No.

Soal

Kesesuaian Rumusan Soal

dengan Materi Skor

Alternatif Jawaban Jumlah

5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

Jumlah 23

Skor Rata-rata 4.6

Kategori Sangat

Baik

Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 21

Skor Rata-rata 4.2

Kategori Baik

Kebahasaan

1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5

2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 21

Skor Rata-rata 4.2

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

208

Alternatif Jawaban

1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3

3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4

Jumlah 19

Skor Rata-rata 3.8

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

209

Lampiran 10 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator II

No. Kategori Aspek Skor Rata-rata Kategori

1. Jenis Membaca

Pemahaman Literal 4.18 Baik

2. Jenis Membaca

Pemahaman Interpretasi 4.21 Baik

3. Jenis Membaca

Pemahaman Kritis 4.08 Baik

4. Jenis Membaca

Pemahaman Aplikasi 4.20 Baik

Jumlah 16.67 Baik

Skor Rata-rata 4.17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

210

Lampiran 11 Sampel Hasil Pekerjaan Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

219

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

220

Lampiran 12 Angket Respon Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

226

Lampiran 13 Hasil Rekap Validasi Peserta Didik

No. Peserta

didik

Jawaban Peserta Didik

1 2 3 4 5 6 7 8

1 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 5 4 4 5

3 4 4 4 5 5 5 5 4

4 2 2 2 4 2 2 4 4

5 2 2 2 2 2 4 2 4

6 4 4 4 4 4 4 4 4

7 4 4 4 4 2 4 2 2

8 4 4 4 4 2 3 1 4

9 2 4 4 4 2 4 4 4

10 5 4 4 4 5 2 1 2

11 4 4 4 4 4 4 2 5

12 4 4 4 2 2 4 4 5

13 4 2 2 4 4 5 4 4

14 2 4 4 4 4 5 4 4

15 2 2 2 4 2 4 2 2

16 5 5 4 4 4 4 2 4

17 4 4 2 4 4 4 2 2

18 4 4 2 4 4 5 4 4

19 4 2 4 4 2 4 2 2

20 4 4 4 4 2 4 2 4

21 4 2 2 5 4 4 5 4

22 5 4 4 2 2 5 2 5

23 4 4 4 4 2 4 4 4

24 4 4 4 4 4 4 4 4

25 4 2 4 4 4 5 5 5

26 4 4 4 5 5 5 5 4

27 4 4 2 2 4 4 2 4

28 4 4 2 4 4 4 4 2

29 4 4 4 4 4 4 2 4

30 1 4 1 4 1 5 1 4

31 4 4 4 4 4 4 4 4

32 4 5 5 4 4 2 2 4

33 4 2 4 2 4 4 4 4

34 4 4 4 4 4 4 2 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

227

Lampiran 14 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Peserta Didik

No.

Soal

Alternatif Jawaban Jumlah

Responden

Skor

Jumlah 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB

1 3 25 0 5 1 34 35 100 0 10 1 146

2 2 24 0 8 0 34 10 96 0 16 0 122

3 1 23 0 9 1 34 5 92 0 18 1 116

4 3 26 0 5 0 34 15 104 0 10 0 129

5 4 18 0 11 1 34 20 72 0 22 2 116

6 8 22 0 3 0 34 40 88 0 6 0 134

7 4 14 0 13 3 34 20 56 0 26 3 105

8 5 23 0 6 0 34 25 92 0 12 0 129

Jumlah 997

Skor Rata-rata 3.67

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

228

Lampiran 15 Soal Revisi Akhir

Membaca Pemahaman Literal

“Suatu ketika setelah selesai memasak makanan untuk ketiga anaknya, Mak

Minah bergegas pergi ke sungai. Ia kemudian mendekati sebuah batu sambil

berbicara mencurahkan isi hatinya dan tidak sanggup untuk hidup bersama

dengan anak-anaknya. Seketika menelan tubuh Mak Minah, hingga yang

tertinggal hanya sebagian potongan kain yang dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

1. Karakteristik cerita rakyat dalam kutipan tersebut adalah….

a. keajaiban alam

b. kesaktian manusia

c. terdapat kemustahilan

d. alur berbingkai

e. kehidupan istana

Perhatikan kutipan di bawah ini!

“Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati

Maha Raja Indera Dewa. Karena itu, ketika mendengar bahwa Maharaja Indera

Angkasa akan memanggil para ahli nujum dari negeri entah berentah untuk

menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera Dewa pun menghasut

para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak baik

dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya”.

(Sumber:https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)

2. Isi hikayat tersebut adalah…

a. Seorang raja yang iri akan kemakmuran kerajaan lain.

b. Harapan seorang pemimpin untuk kemakmuran rakyatnya.

c. Keserakahan seorang raja akan sebuah tahta.

d. Seorang raja yang hendak merebut tahta di kerajaan lain.

e. Histori kemakmuran kerajaan Puspa Sari.

Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7-9!

“Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk di atas takhta kerajaannya dihadap

oleh segala menteri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah

baginda: "Aku dengar khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak

konon". Maka sembah segala menteri: "Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah

Duli Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian juga". Maka titah Paya Tu

Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita hendak

pergi berburu ke tepi laut itu". Maka sembah segala menteri hulubalangnya:

"Daulat Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung". (Sumber: http://xci2sakura.blogspot.com/2013/12/tugas-bindo-hikayat-patani.html?m=1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

229

3. Nilai budaya yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…

a. Budaya rakyat yang tunduk kepada seorang pemimpin.

b. Seorang raja memiliki kegemaran berburu.

c. Budaya musyawarah yang melekat dari masa lalu.

d. Pemimpin yang selalu percaya dengan tangan kanannya.

e. Seorang raja memiliki kepedulian terhadap pendapat rakyat.

Membaca Pemahaman Interpretasi

Perhatikan kutipan berikut ini!

“Sementara, di rumah anak-anak Mak Minah masih terus sibuk bermain-main.

Menjelang sore hari, barulah mereka sadar bahwa emak tak ada lagi. Mereka

lalu kembali mengunjungi Batu Bertangkup di tepi sungai sambil meratap

meminta agar emak mereka dikeluarkan. Akan tetapi, Batu Bertangkup sudah

sangat marah. Ia berkata, “Kalian memang anak nakal. Penyesalan kalian kali ini

tidak ada gunanya”, setelah itu dalam sekejab Batu Bertangkup segera masuk ke

dalam tanah dan tidak pernah muncul kembali”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

1. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…

a. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.

b. Hiduplah dengan berbaik hati kepada orang lain.

c. Janji adalah sesuatu yang tak dapat diingkari.

d. Jangan membuang kesempatan dengan percuma.

e. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup.

Perhatikanlah kutipan hikayat berikut ini!

“Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi

sangat elok rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah

menyuruhnya pergi ke rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu

dari kayangan sebagai istrinya. Dengan peiring yang banyak, pergilah Malim

Derman ke rumah nenek Kebayan. Dalam perjalanan, pengiring Malim Deman

satu demi satu mati. Akhirnya sampailah ia ke rumah nenek Kebayan. Dengan

bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu,

sehingga Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan

mengawinkan mereka”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)

2. Kesimpulan yang sesuai untuk kutipan tersebut adalah…

a. Kesungguhan seseorang untuk mendapatkan istri idamannya.

b. Perjalanan berat Malim Deman untuk menikahi Putri Bungsu kayangan.

c. Perlu sebuah perjuangan untuk dapat meraih yang kita inginkan.

d. Mimpi seorang wali Allah yang harus diikuti dan dituruti.

e. Pernikahan Malim Deman putra raja dari Bandar Muar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

230

Membaca Pemahaman Kritis

Perhatikan kutipan legenda “Sungai Jodoh” berikut ini!

“Mah Bongsu semakin dikenali banyak orang karena kedermawanannya. Ia

senang berbagi dan suka membantu orang-orang yang membutuhan. Ia mencintai

anak-anak yatim dan piatu. Setiap kali kedatangan tamu yang berkunjung ke

rumahnya, ia selalu menjamunya dengan ramah. Meskipun tamu yang datang

berpakaian lusuh dan kumal sekalipun. Orang-orang kian banyak mengucapkan

rasa terima kasih ke pada Mah Bongsu karena semenjak menjadi orang yang kaya

raya, Mah Bongsu selalu memberi bantuan yang mencukupi kehidupan mereka

sehari-hari”. (Sumber: Jurnal Kiprah)

1. Simpulkan dengan bahasamu sendiri amanat yang terkandung dalam kutipan

tersebut!

Perhatikan kedua kutipan cerita rakyat berikut ini!

Teks 1

Konon di Pulau Galang, tersebutlah seorang pemimpin Megat, memiliki dua

orang putra yang bernama Julela dan Jenang Perkasa. Kedua beradik kakak ini

dari kecil hidup rukun dan damai. Namun, kerukunan itu kemudian sirna

semenjak sang ayah memutuskan Julela untuk menjadi Batin di negerinya. Ia tiba-

tiba saja berubah menjadi pemimpin yang sombong. Sering kali ia melontarkan

kata-kata kasar kepada adiknya, Jenang Perkasa. Jenang Perkasa merasa sedih dan

akhirnya meninggalkan Pulau Galang. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)

Teks 2

Sulung kemudian memulai hidup yang baru tanpa keberadaan adikadiknya. Ia pun

berganti nama menjadi Datok Loboy. Setiap harinya ia bekerja keras membangun

gunung tersebut agar terlihat indah dan nyaman untuk ditempati. Ia bekerja

sebagai petani dengan tidak mengenal lelah sehingga hasil pertaniannya dapat

meningkatkan produksi pangan. Upayanya pun tidak sia-sia. Banyak warga yang

kemudian tertarik untuk bermukim di sana. Mereka pun satu persatu mulai

memboyong keluarganya untuk tinggal di Gunung Kute. (Sumber: Jurnal Kiprah)

2. Tuliskan masing-masing 1 tindakan konkret yang sesuai dengan nilai yang

terkandung dalam dua kutipan tersebut!

Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut!

“Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di sekitar

Punguran pada umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk menangkap ikan,

kerang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya yang bisa diperjualbelikan. Dengan

begitu, keadaan perekonomian keluarga Baitusen dan istrinya akhirnya mulai

membaik. Mereka pun mulai merasa senang dan nyaman tinggal di Pulau

tersebut”. (Sumber: Jurnal Kiprah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

231

Tuliskan pandangan hidup masyarakat Melayu yang terkandung dalam kutipan

“Legenda Pulau Senoa”!

Membaca Pemahaman Aplikasi

1. Tuliskan 2 nilai tradisi yang ada di daerah tempat tinggalmu!

2. Saling bersinergi dan rukun guyup menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang

istimewa. Sebutkan 2 hal positif yang dapat diambil semboyan tersebut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

232

Lampiran 16 Daftar Hadir Peserta Uji Coba Ke-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

234

Lampiran 17 Daftar Hadir Peserta Didik Uji Coba Ke-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

235

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

236

Lampiran 18 Foto Kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

INSTRUMEN EVALUASI

KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN

KELAS X SMA

LITERAL, INTERPRETASI, KRITIS, APLIKASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

SOAL INSTRUMEN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X

SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

PETUNJUK UMUM:

1. Tes ini dilakukan untuk mengetahui jenis keterampilan membaca pemahaman peserta didik.

2. Isilah identitas diri Anda sebelum mengerjakan soal.

3. Sebelum mengerjakan soal, telitilah kelengkapan nomor dalam berkas soal ini.

4. Soal dalam instrumen evaluasi membaca pemahaman terdiri atas 55 soal dari 4 subtes, yaitu

pemahaman literal 20 soal pilihan ganda, interpretasi 20 soal pilihan ganda, membaca kritis 10

soal uraian dan aplikasi 5 soal uraian.

5. Bacalah dengan cermat aturan dan tata cara menjawab setiap tipe soal.

6. Selama pengerjaan berlangsung, Anda tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi

dalam bentuk apapun.

7. Selama pengerjaan berlangsung, Anda tidak diperkenankan atau meminta penjelasan kepada

peserta lain. Anda diperbolehkan bertanya kepada pengawas.

8. Waktu pengerjaan yang disediakan adalah 120 menit.

9. Setelah selesai mengerjakan peserta didik dapat langsung melapor ke pengawas.

10. Anda diminta untuk mengerjakan semua soal yang tersedia.

***Selamat Mengerjakan***

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

1 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

Membaca Pemahaman Literal

Perhatikan kutipan berikut ini!

“Suatu ketika setelah selesai memasak makanan untuk ketiga anaknya, Mak Minah bergegas

pergi ke sungai. Ia kemudian mendekati sebuah batu sambil berbicara mencurahkan isi hatinya

dan tidak sanggup untuk hidup bersama dengan anak-anaknya. Seketika menelan tubuh Mak

Minah, hingga yang tertinggal hanya sebagian potongan kain yang dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

1. Karakteristik cerita rakyat dalam kutipan tersebut adalah….

a. keajaiban alam

b. kesaktian manusia

c. terdapat kemustahilan

d. alur berbingkai

e. berkisah lingkungan istana

Perhatikan kutipan berikut ini!

Akhirnya Batu Bertangkup mengabulkan ratapan tiga anak itu. Mak Minah pada akhirnya

dikeluarkan dari tangkupan Batu Bertangkup. Selanjutnya, mereka pun menjadi rajin membantu

dan menyayangi Mak Minah. Akan tetapi, hal tersebut tidak bertahan lama. Beberapa hari

kemudian mereka kembali berubah sifat seperti semula; suka bermain-main dan malas membantu

orang tua. Mak Minah pun berubah menjadi sedih. Ia lalu kembali mengunjungi batu bertangkup

di tepi sungai dan meminta kembali di telan”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

2. Berikut adalah isi kutipan yang sesuai…

a. Batu bertangkup yang baik hati terhadap anak-anak.

b. Anak-anak Mak Minah yang mempunyai sikap buruk.

c. Kesedihan Mak Minah terhadap sikap anak-anaknya.

d. Anak-anak Mak Minah tidak menepati janji pada batu bertangkup.

e. Kekecewaan batu bertangkup pada sikap anak-anak Mak Minah.

3. Di bawah ini kalimat yang mengandung nilai budaya adalah…

a. Persembahan tarian istri kepala kampung dalam pesta besar raja.

b. Seorang suami yang harus bisa menepati janji kepada sang istri.

Petunjuk Khusus:

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf lembar jawaban yang Anda anggap paling benar.

2. Pada soal pilihan ganda apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan ingin memperbaikinya,

coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban Anda yang salah, kemudian beri tanda (X)

pada huruf yang Anda anggap benar.

Selamat bekerja!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

2 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

c. Seorang rakyat yang selalu mendahulukan kepentingan raja.

d. Seorang istri yang harus tunduk terhadap kehendak suami.

e. Seorang istri kepala kampung yang harus memiliki keterampilan menari.

Perhatikan kutipan hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!

“Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati Maha Raja Indera

Dewa. Karena itu, ketika mendengar bahwa Maharaja Indera Angkasa akan memanggil para ahli

nujum dari negeri entah berentah untuk menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera

Dewa pun menghasut para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak

baik dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya”. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)

4. Karakteristik hikayat dalam kutipan tersebut adalah….

a. kesaktian tokohnya

b. keajaiban alam

c. berkisah lingkungan istana

d. terdapat kemustahilan

e. alur berbingkai

5. Isi hikayat tersebut adalah…

a. Seorang raja yang iri akan kemakmuran kerajaan lain.

b. Harapan seorang pemimpin untuk kemakmuran rakyatnya.

c. Keserakahan seorang raja akan sebuah tahta.

d. Seorang raja yang hendak merebut tahta di kerajaan lain.

e. Histori kemakmuran kerajaan Puspa Sari.

Perhatikan kutipan berikut ini!

“Di Pulau Galang, tersebutlah dua orang putra keturunan Megat bernama Julela dan Jenang

Perkasa. Sedari kecil, kakak beradik itu hidup rukun. Kerukunan itu sirna ketika sang ayah

mengatakan bahwa sebagai anak tertua, Julela akan menggantikan dirinya sebagai pimpinan di

Pulau Galang kelak. Sejak saat itu, Julela berubah perangai menjadi angkuh. Ia bahkan pernah

mengancam Jenang Perkasa untuk mengikuti semua perintahnya. Jenang Perkasa sungguh

kecewa akan sikap kakaknya. Akhirnya ia memutuskan meninggalkan Pulau Galang. Berhari-

hari ia berlayar tanpa mengetahui arah tujuan hingga ia tiba di Pulau Bintan”. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)

6. Nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah….

a. budaya

b. agama

c. sosial

d. pendidikan

e. moral

Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7-9!

“Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk di atas takhta kerajaannya dihadap oleh segala

menteri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah baginda: "Aku dengar

khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak konon". Maka sembah segala menteri:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

3 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

"Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah Duli Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian

juga". Maka titah Paya Tu Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari

kita hendak pergi berburu ke tepi laut itu". Maka sembah segala menteri hulubalangnya: "Daulat

Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung". (Sumber: http://xci2sakura.blogspot.com/2013/12/tugas-bindo-hikayat-patani.html?m=1)

7. Nilai budaya yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…

a. Budaya rakyat yang tunduk kepada seorang pemimpin.

b. Seorang raja memiliki kegemaran berburu.

c. Budaya musyawarah yang melekat dari masa lalu.

d. Pemimpin yang selalu percaya dengan tangan kanannya.

e. Seorang raja memiliki kepedulian terhadap pendapat rakyat.

8. Watak tokoh Paya Tu Naqpa dalam kutipan tersebut adalah ...

a. bijaksana

b. angkuh

c. penurut

d. pemarah

e. baik hati

9. Suasana yang tergambar dalam kutipan tersebut adalah…

a. menenangkan

b. menegangkan

c. mengecewakan

d. mencekam

e. menakutkan

Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 10-12!

“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-orang di sungai. Saat

orang-orang mendapat ikan, ia justru mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai

disambut oleh emaknya. “Telur apakah itu, Dang Gedunai?” tanya Emak Dang Gedunai. Tiba-

tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini telur naga! Kau jangan sekali-sekali bermain-

main dengan telur ini, apalagi memakannya. Kau bisa celaka, Anakku! Kembalikan telur naga

itu ke sungai,” perintah Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika emaknya berangkat ke ladang, Dang

Gedunai segera merebus telur itu dan memakannya. Dalam sekejap, ia sudah tertidur pulas. Dan

bermimpi didatangi seekor naga betina yang sangat besar sedang mencari telurnya yang hilang

di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah mengambil telurku di sungai dan memakannya.

Siapapun yang memakan telurku, maka ia akan menjelma naga sebagai pengganti anakku”.

Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga yang hidup di laut lepas” (Sumber: https://histori.id)

10. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan cerita rakyat tersebut adalah…

a. Janganlah mengambil barang yang bukan kepunyaanmu.

b. Janganlah keras kepala terhadap nasehat orang tuamu.

c. Bersikap baiklah kepada kedua orang tuamu.

d. Jangan menyesali konsekuensi atas perbuatanmu.

e. Sayangi orang tuamu selagi masih ada waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

4 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

11. Pendeskripsian watak tokoh Dang Gedunai dapat dilihat melalui….

a. pikiran tokoh

b. gambaran fisik tokoh

c. dialog tokoh

d. keadaan sekitar tokoh

e. tingkah laku tokoh

12. Karakteristik dalam kutipan tersebut adalah….

a. nilai kehidupan

b. kesaktian tokoh

c. keajaiban alam

d. kemustahilan

e. alur berbingkai

Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 13-16!

“Pada suatu pesta, Raja mengumumkan bahwa semua istri kepala kampung diminta untuk

mempersembahkan satu tarian. Hati Bujang Enok berdebar. Bujang Enok berbisik padanya

"Istriku, tolonglah, ini perintah Raja, aku tak mungkin menolaknya". Putri Mambang Linau

menuruti permintaan suaminya. Ketika gilirannya tiba, Putri Mambang Linau menarikan tarian

terbaik. Dengan selendang jingganya, ia menari dengan gemulai. Namun tiba-tiba, suasana

menjadi gempar. Ketika sedang asyik menari, tiba-tiba kaki Putri Mambang Linau terangkat dari

tanah. Tak lama kemudian, tubuhnya melayang-layang di udara. Bujang Enok memandangi

istrinya dengan sedih. Rupanya, inilah saatnya Putri Mambang Linau kembali ke kayangan”. (Sumber: https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-daerah-riau/)

13. Konflik yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah…

a. Bujang Enok yang tak bisa mencegah istrinya kembali ke kayangan.

b. Bujang Enok yang tidak dapat menolak permintaan Raja.

c. Tarian Putri Mambang Linau yang membuatnya terangkat ke kayangan.

d. Dilema Bujang Enok menentukan pilihan antara janji dan kesetiaan.

e. Ketidaksetiaan Bujang Enok pada sang istri berunjung kesedihan.

14. Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan tersebut adalah….

a. orang pertama pelaku utama

b. orang pertama pelaku sampingan

c. orang ketiga serba tahu

d. orang ketiga pengamat

e. orang ketiga pelaku utama

15. Latar suasana yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah….

a. keharuan

b. kesedihan

c. kekecewaan

d. keikhlasan

e. ketegangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

5 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

16. Nilai yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah….

a. moral

b. pendidikan

c. budaya

d. sosial

e. agama

Perhatikan kutipan berikut ini untuk soal nomor 17-20!

“Suatu ketika setelah selesai memasak makanan untuk ketiga anaknya, Mak Minah bergegas

pergi ke sungai. Ia kemudian mendekati sebuah batu sambil berbicara mencurahkan isi hatinya.

Batu tersebut bentuknya agak mirip seperti kerang, di tengahnya terbelah dan ia bisa membuka

lalu menutup kembali. Orang-orang sering menyebutnya dengan Batu Bertangkup. “Wahai Batu

Bertangkup, telanlah saya. Saya tak sanggup lagi hidup dengan ketiga anak saya yang tidak

pernah menghormati prang tuanya”, curhat Mak Minah. Batu Bertangkup seketika menelan

tubuh Mak Minah, hingga yang tertinggal hanya sebagian potongan kain yang dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

17. Konflik batin pada tokoh Mak Minah pada kutipan tersebut adalah…

a. Perasaan kecewa tokoh terhadap prilaku anak yang disayanginya.

b. Tingkah laku anak Mak Minah yang menciptakan suasana penuh kesengsaraan.

c. Ketakutan Mak Minah pada anaknya karena sikap egois yang dimiliki.

d. Penyesalan Mak Minah karena telah melahirkan anaknya.

e. Mak Minah bingung tidak memiliki tempat untuk berbagi kesedihan.

18. Watak Mak Minah dalam kutipan tersebut adalah....

a. penyabar

b. murah hati

c. pemarah

d. lemah lembut

e. penyayang

19. Watak tokoh Mak Minah dapat dilihat melalui….

a. gambaran fisik tokoh

b. pikiran tokoh

c. keadaan sekitar tokoh

d. dialog tokoh

e. tingkah laku tokoh

20. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…

a. keteguhan hati Mak Minah akan sikap anak-anaknya

b. keikhlasan dalam menjalani kehidupan

c. kesabaran hidup yang akan membawa kebahagiaan

d. berlatihlah untuk hidup dengan menerima keadaan

e. bersyukur dengan segala hal yang disediakan pencipta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

6 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

Membaca Pemahaman Interpretasi

Perhatikan kutipan berikut ini!

“Bak putri raja, tutur bahasanya sangat yang ramah dan sopan. Ia anggun gemulai dan tidak

sombong, sehingga semua masyarakat suku laut pun mencintainya”. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)

1. Berikut ini adalah bentuk kearifan lokal Melayu yang sesuai dengan kutipan tersebut….

a. hiduplah dengan penuh kebaikan layaknya seorang putri raja

b. bersikaplah baik kepada orang yang lebih tua saja

c. bertindaklah sesuai posisi dan derajat seseorang

d. bersikaplah baik hanya kepada orang yang sederajat

e. perbuatlah segala sesuatu sesuai dengan kehendakmu

Perhatikan kutipan berikut ini!

“Wahai anak muda, sudah lama aku untuk mendengar kehalusan budi pekertimu”, kata Batin

Lagoi membuka percakapan. Jenang Perkasa hanya tersenyum sopan. “Aku pikir, alangkah

senangnya hatiku jika kau bersedia kunikahkan dengan putriku”, lanjut Batin Lagoi. Jenang

Perkasa sungguh terkejut mendengar tawaran Batin Lagoi. Ia sama sekali tak menyangka ayah

seorang perempuan cantik meminta kesediaan dirinya untuk dijadikan menantu. Beberapa hari

kemudian, Batin Lagoi menikahkan Putri Pandan Berduri dengan Jenang Perkasa. Pesta besar

digelar untuk merayakan pernikahan putri semata wayangnya itu. Seluruh warga Pulau Bintan

diundang untuk hadir”. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)

2. Berdasarkan kutipan tersebut kearifan lokal yang ada dalam masyarakat Melayu adalah…

a. Menikah dengan orang sesuai kehendak dan pilihan orang tuanya.

b. Pesta pernikahan digelar dengan besar dan mengundang orang banyak.

c. Patuh pada titah seorang yang lebih tua demi kebaikan hidupnya.

d. Pesta pernikahan anak semata wayang yang harus dibuat mewah dan meriah.

e. Orang terpandang akan memilih calon menantu yang cocok untuk anaknya.

Perhatikan kutipan berikut ini!

“Sementara, di rumah anak-anak Mak Minah masih terus sibuk bermain-main. Menjelang sore

hari, barulah mereka sadar bahwa emak tak ada lagi. Mereka lalu kembali mengunjungi Batu

Petunjuk Khusus:

1. Pilihan ganda berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf lembar jawaban yang Anda anggap

paling benar.

2. Pada soal pilihan ganda apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan ingin memperbaikinya,

coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban Anda yang salah, kemudian beri tanda

(X) pada huruf yang Anda anggap benar.

Selamat bekerja!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

7 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

Bertangkup di tepi sungai sambil meratap meminta agar emak mereka dikeluarkan. Akan tetapi,

Batu Bertangkup sudah sangat marah. Ia berkata, “Kalian memang anak nakal. Penyesalan kalian

kali ini tidak ada gunanya”, setelah itu dalam sekejab Batu Bertangkup segera masuk ke dalam

tanah dan tidak pernah muncul kembali”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

3. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…

a. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.

b. Hiduplah dengan berbaik hati kepada orang lain.

c. Janji adalah sesuatu yang tak dapat diingkari.

d. Jangan membuang kesempatan dengan percuma.

e. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup.

Perhatikan kutipan dialog Bujang Enok berikut ini!

"Aku harus mendahulukan kepentingan Raja di atas kepentingan pribadi”. (Sumber: https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-daerah-riau/)

4. Nilai moral yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dalam kutipan dialog tersebut

adalah…

a. Kita harus bijaksana dalam memilih pilihan.

b. Dahulukan kepentingan orang lain dari kepentingan pribadi.

c. Tepati janji yang telah kita buat pada orang semua orang.

d. Jadikan pilihanmu sebagai hal baik, tak ada penyesalan.

e. Berbuat baiklah kepada raja, karena raja empunya kekuasaan.

Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab soal nomor 5-6!

“Pada suatu pesta, Raja mengumumkan bahwa semua istri kepala kampung diminta untuk

mempersembahkan satu tarian. Hati Bujang Enok berdebar. Ia teringat janjinya pada Putri

Mambang Linau. Namun ia juga tak ingin membantah perintah Raja. Bujang Enok berbisik

padanya "Istriku, tolonglah, ini perintah Raja, aku tak mungkin menolaknya". Putri Mambang

Linau menuruti permintaan suaminya. Ketika gilirannya tiba, Putri Mambang Linau menarikan

tarian terbaik. Dengan selendang jingganya, ia menari dengan gemulai. Namun tiba-tiba, suasana

menjadi gempar. Ketika sedang asyik menari, tiba-tiba kaki Putri Mambang Linau terangkat dari

tanah. Tak lama kemudian, tubuhnya melayang-layang di udara. Bujang Enok memandangi

istrinya dengan sedih. Rupanya, inilah saatnya Putri Mambang Linau kembali ke kayangan”. (Sumber: https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-daerah-riau/)

5. Keterkaitan nilai budaya dengan kehidupan sehari-hari dalam kutipan tersebut cerita rakyat

adalah…

a. Zaman modern yang tidak ada lagi yang patuh dan taat pada pemimpin.

b. Kedudukan seseorang dapat dengan mudah menjalankan kehendaknya.

c. Kehidupan yang masih penuh dengan drama dan teori kepemimpinan.

d. Masyarakat yang masih menghormati dan taat pada pimpinan.

e. Zaman modern yang semakin lama melunturkan budaya.

6. Pembuktian bahwa karakteristik kutipan tersebut adalah istana sentris…

a. Keinginan seorang pemimpin yang harus dipatuhi rakyatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

8 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

b. Latar yang diceritakan berdasarkan kehidupan di istana.

c. Penyebutan “Raja” dalam kutipan menjadi ciri karakteristik istana sentris.

d. Adanya kemustahilan yang terjadi pada tokoh Putri Mambang Linau.

e. Adanya tokoh kepala kampung yang menjadi ciri khas zaman kerajaan.

Perhatikan kutipan hikayat di bawah ini untuk menjawab soal nomor 7-9!

“Selang beberapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makan besar-besaran lalu

diadakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian ayahanda Malim

Deman pun gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahanda, Malim Deman pun lalai memerintah

negeri. Setiap hari ia hanya asik menyabung ayam saja. Dalam keadaan yang demikian, Putri

Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana. Arkian Makim Dewana

besarlah, tapu Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat putranya. Putri Bungsu

sangat masygul hatinya”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)

7. Amanat yang terkandung dalam hikayat tersebut adalah…

a. Berbuat baiklah kepada orang tuamu.

b. Lakukan segala hal yang menjadi tanggunganmu.

c. Bertekunlah dalam setiap hobi dan kesenanganmu.

d. Jadikan hidupmu sebagai salah satu hal yang berharga.

e. Jadilah anak yang dapat membanggakan orang tua.

8. Kearifan lokal Melayu yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah…

a. Seorang raja adalah anak laki-laki pertama kerajaan.

b. Budaya sabung ayam di lingkungan tempat tinggal.

c. Pergelelaran pesta yang selalu dilakukan besar-besaran.

d. Ketaatan rakyat pada perintah pimpinan adalah hal mutlak.

e. Keikhlasan dalam menjalani kehidupan yang diberikan Tuhan.

9. Nilai moral yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dari kutipan tersebut adalah…

a. Bertanggungjawablah pada hal yang sudah menjadi kewajibanmu.

b. Bekerjalah sesuai kebutuhan dan kepentingan yang kamu miliki.

c. Lakukan segala sesuatu sesuai dengan kesenanganmu.

d. Jangan menyesali setiap keputusan yang telah diambil.

e. Jujurlah pada dirimu tentang hal yang kamu inginkan.

Perhatikanlah kutipan hikayat berikut ini!

“Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok

rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi ke

rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu dari kayangan sebagai istrinya. Dengan

peiring yang banyak, pergilah Malim Derman ke rumah nenek Kebayan. Dalam perjalanan,

pengiring Malim Deman satu demi satu mati. Akhirnya sampailah ia ke rumah nenek Kebayan.

Dengan bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu, sehingga

Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan mengawinkan mereka”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

9 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

10. Kesimpulan yang sesuai untuk kutipan tersebut adalah…

a. Kesungguhan seseorang untuk mendapatkan istri idamannya.

b. Perjalanan berat Malim Deman untuk menikahi Putri Bungsu kayangan.

c. Perlu sebuah perjuangan untuk dapat meraih yang kita inginkan.

d. Mimpi seorang wali Allah yang harus diikuti dan dituruti.

e. Pernikahan Malim Deman putra raja dari Bandar Muar.

Perhatikanlah kutipan hikayat berikut ini untuk menjawab soal nomor 11-12!

“Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok

rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi ke

rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu dari kayangan sebagai istrinya. Dengan

peiring yang banyak, pergilah Malim Derman ke rumah nenek Kebayan. Dalam perjalanan,

pengiring Malim Deman satu demi satu mati. Akhirnya sampailah ia ke rumah nenek Kebayan.

Dengan bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu, sehingga

Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan mengawinkan mereka”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)

11. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…

a. Berbuatlah baik dan ringan tangan kepada setiap orang yang minta tolong.

b. Jadilah seorang anak yang dapat menjadi kebanggan kedua orang tua.

c. Belajar untuk mampu memilih keputusan dalam setiap pilihan hidup.

d. Bijaksana dalam melakukan segala hal dapat membantu menjalani kehidupan.

e. Kebaikan akan datang kepada mereka yang menjalani kehidupan dengan baik.

12. Berikut adalah karakteristik yang tepat untuk menggambarkan tokoh kutipan adalah…

a. Seorang raja yang patuh pada petuah.

b. Seorang raja dengan kegigihannya.

c. Seorang raja yang memiliki sifat bijaksana.

d. Seorang raja dengan karakter pemimpin yang kuat.

e. Seorang raja memerintah sebuah kerajaan.

Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 13-15!

“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-orang di sungai. Saat

orang-orang mendapat ikan, ia justru mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai

disambut oleh emaknya. Tiba-tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini telur naga! Kau

jangan sekali-sekali bermain-main dengan telur ini, apalagi memakannya. Kau bisa celaka,

Annakku! Kembalikan telur naga itu ke sungai,” perintah Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika

emaknya berangkat ke ladang, Dang Gedunai segera merebus telur itu dan memakannya. Dalam

sekejap, ia sudah tertidur pulas dan bermimpi didatangi seekor naga betina yang sangat besar

sedang mencari telurnya yang hilang di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah mengambil

telurku di sungai dan memakannya. Siapapun yang memakan telurku, maka ia akan menjelma

naga sebagai pengganti anakku”. Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga

yang hidup di laut lepas”. (Sumber: https://histori.id)

13. Bukti kutipan tersebut mengandung kemustahilan adalah ….

a. Dang Gedunai menemukan telur naga di sungai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

10 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

b. Dang Gedunai menjadi naga setelah memakan telur naga

c. Dang Gedunai menjadi penguasa laut lepas

d. keajaiban sumpah ibu naga kepada Dang Gedunai

e. Dang Gedunai dapat memakan telur naga

14. Kearifan lokal Melayu yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah…

a. Kepercayaan naga yang hidup di laut jelmaan Dang Gedunai.

b. Masyarakat memiliki keahlian bercocok tanam.

c. Kebiasaan orang tua-tua menasihati dengan arif dan bijaksana.

d. Kegemaran masyarakat menangkap ikan di sungai.

e. Kebiasaan masyarakat yang menjaga kelestarian lingkungan.

15. Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah….

a. moral

b. sosial

c. budaya

d. pendidikan

e. agama

Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab soal nomor 16-17!

“Pada keesokan harinya setelah matahari mulai memecahkan subuh, ketiga anak Mak Minah

segera berangkat pergi ke tepi sungai. Mereka sangat terkejut menemukan potongan kain Mak

Minah yang terurai di sebelah Batu Bertangkup. “Wahai Batu Bertangkup, kami membutuhkan

emak kami. Tolong keluarkan emak kami dari perutmu”, ratap mereka. “Tidak! Kalian hanya

membutuhkan emak saat kalian lapar. Kalian tidak pernah menyayangi dan menghormati emak”,

jawab Batu Bertangkup. “Kami berjanji akan selalu menuruti emak, menyayangi, dan

menghormatinya”, janji mereka”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)

16. Pesan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…

a. Berbaktilah kepada orang tuamu.

b. Janganlah mengingkari janji yang telah dibuat.

c. Sayangi kedua orang tua yang memiliki harta berlimpah.

d. Tetap ikhlas dengan semua kehidupan yang ada.

e. Bersungguh-sungguhlah dalam memilih pilihan hidup.

17. Kearifan lokal Melayu yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…

a. Adanya aturan untuk selalu mematuhi orang yang lebih tua.

b. Adanya keyakinan masyarakat akan karma dari tindakan buruk.

c. Adanya keyakinan masyarakat tentang petuah orang tua.

d. Adanya kepercayaan masyarakat akan kesaktian alam.

e. Adanya kepercayaan akan arwah-arwah leluhur.

Perhatikan kutipan hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 18-20!

“Pada suatu hari, datanglah seorang anak raja yang bernama Raja Bayang ke Kerajaan Indragiri.

Ia didampingi oleh tiga orang saudara laki-lakinya yang bernama Raja Hijau, Raja Mestika, dan

Raja Lahis. Keempat anak raja itu datang lengkap dengan pengiring dan balatentara yang gagah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

11 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

perkasa. Kedatangan mereka membuat gempar rakyat negeri Indragiri. Sultan Hasan sangat sedih

dan risau mendengar kekacauan yang ditimbulkan oleh Raja Bayang dan balatentaranya.

Dipanggilnyalah seluruh menteri kerajaan untuk bermusyawarah menghadapi bahaya yang

datang mengancam. (Sumber: https://histori.id)

18. Isi yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah…

a. kedatangan Raja Bayang ke Indragiri yang membuat gempar rakyat Indragiri

b. Sultan Hasan yang bingung memikirkan cara melawan Raja Bayang

c. adanya keinginan Raja Bayang yang belum terpenuhi

d. kerajaan Indragiri merupakan kerajaan lemah sehingga mudah ditaklukan

e. keinginan Raja Bayang merebut kekuasaan Sultan Hasan

19. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…

a. Saling menghargai dan tenggang rasa dengan orang lain.

b. Berbuatlah sesuai waktu dan tempat yang tepat.

c. Jangan mudah bertindak sesuka hati dengan orang lain.

d. Jadilah seorang pemimpin yang mengayomi rakyatnya.

e. Bersikap bijaklah atas segala pilihan hidupmu.

20. Tindakan yang sesuai dengan isi kutipan tersebut adalah…

a. bertindak dengan kepala dingin

b. melakukan serangan balik

c. melakukan musyawarah

d. berpasrah dengan memberikan apapun

e. menuruti kehendak lawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

12 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

Membaca Pemahaman Kritis

Perhatikan kutipan “Hikayat Abdullah” berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-2!

Maka adapun saudaraku seibu-sebapak itu, empat orang laki-laki, semuanya itu abangku maka

aku inilah yang bungsu. Adapun abang-abangku yang tersebut itu semuanya hati tatkala lagi kecil,

ada yang mati umur enam bulan, ada umur setahun, ada yang dua tahun, ada yang tiga tahun.

Demikianlah halnya sehingga bunda pun seperti laku orang gila sebab mati anak-anaknya itu. Maka

senantiasa duduk menangis dan dukacita juga. Maka beberapa lamanya dalam hal yang demikian,

datanglah seorang Arab Sayyid yang bernama Habib Abdullah, bangsa Hadad.

Maka sangat dipermulia orang akan dia dalam Malaka, maka segala laki-laki dan perempuan

pergilah berguru kepadanya dari hal-hal perkara agama Islam. Maka sehari-hari ia mendengar

bundaku menangis, maka disuruhnya panggil bundaku, diperiksanya akan bundaku itu duduk

menangis-nangis. Maka oleh bapakku diceritakannyalah segala hal anak-anaknya habis mati itu.

Maka kata tuan itu, “Baiklah engkau katakan kepada istrimu, janganlah ia menangis, Insya Allah

nanti diberi Allah kepadanya seorang anak laki-laki. Maka apabila beranak kelak engkau namakan

dengan namaku”. (Sumber:https://www.google.com/search?q=kutipan+hikayat)

1. Tuliskan nilai kehidupan yang sesuai dalam kutipan hikayat tersebut!

2. Tuliskan karakteristik yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut!

Perhatikan kutipan hikayat “Si Miskin” berikut ini untuk menjawab soal nomor 3-4!

Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati Maha Raja Indera

Dewa. Karena itu, ketika mendengar bahwa Maharaja Indera Angkasa akan memanggil para ahli

nujum dari negeri entah berentah untuk menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera

Dewa pun menghasut para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak baik

dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya.

Akibat penujuman itu, Maha Raja Indera Angkasa membuang kedua anaknya itu dengan

dibekali tujuh buah ketupat, sebentuk cicin dan sebuah kemala. Tiga hari setelah peristiwa

pembuangan kedua anak itu, tiba-tiba Kerajaan Puspa Sari berubah kembali menjadi hutan seperti

semula. Setelah kejadian itu barulah Maha Raja Indera Angkasa insaf bahwa ia telah

memperdayakan orang. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)

3. Tuliskan pendapat Anda tentang isi kutipan hikayat tersebut!

4. Tuliskan nilai kearifan lokal masyarakat Melayu yang terdapat dalam kutipan tersebut!

Petunjuk khusus:

Jawablah soal uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!

Selamat bekerja!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

13 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

Perhatikan kutipan legenda “Sungai Jodoh” berikut ini!

“Mah Bongsu semakin dikenali banyak orang karena kedermawanannya. Ia senang berbagi dan

suka membantu orang-orang yang membutuhan. Ia mencintai anak-anak yatim dan piatu. Setiap

kali kedatangan tamu yang berkunjung ke rumahnya, ia selalu menjamunya dengan ramah.

Meskipun tamu yang datang berpakaian lusuh dan kumal sekalipun. Orang-orang kian banyak

mengucapkan rasa terima kasih ke pada Mah Bongsu karena semenjak menjadi orang yang kaya

raya, Mah Bongsu selalu memberi bantuan yang mencukupi kehidupan mereka sehari-hari”. (Sumber: Jurnal Kiprah)

5. Simpulkan dengan bahasamu sendiri amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut!

Perhatikan kutipan legenda “Sungai Jodoh” berikut ini!

“Mah Bongsu semakin dikenali banyak orang karena kedermawanannya. Ia senang berbagi dan

suka membantu orang-orang yang membutuhan. Ia mencintai anak-anak yatim dan piatu. Setiap

kali kedatangan tamu yang berkunjung ke rumahnya, ia selalu menjamunya dengan ramah.

Meskipun tamu yang datang berpakaian lusuh dan kumal sekalipun. Orang-orang kian banyak

mengucapkan rasa terima kasih ke pada Mah Bongsu karena semenjak menjadi orang yang kaya

raya, Mah Bongsu selalu memberi bantuan yang mencukupi kehidupan mereka sehari-hari”. (Sumber: Jurnal Kiprah)

6. Simpulkan dengan bahasamu sendiri amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut!

Perhatikan kedua kutipan cerita rakyat berikut ini untuk menjawab soal nomor 7-8!

Teks 1

Konon di Pulau Galang, tersebutlah seorang pemimpin Megat, memiliki dua orang putra yang

bernama Julela dan Jenang Perkasa. Kedua beradik kakak ini dari kecil hidup rukun dan damai.

Namun, kerukunan itu kemudian sirna semenjak sang ayah memutuskan Julela untuk menjadi Batin

di negerinya. Ia tiba-tiba saja berubah menjadi pemimpin yang sombong. Sering kali ia melontarkan

kata-kata kasar kepada adiknya, Jenang Perkasa. Jenang Perkasa merasa sedih dan akhirnya

meninggalkan Pulau Galang. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)

Teks 2

Sulung kemudian memulai hidup yang baru tanpa keberadaan adikadiknya. Ia pun berganti nama

menjadi Datok Loboy. Setiap harinya ia bekerja keras membangun gunung tersebut agar terlihat

indah dan nyaman untuk ditempati. Ia bekerja sebagai petani dengan tidak mengenal lelah sehingga

hasil pertaniannya dapat meningkatkan produksi pangan. Upayanya pun tidak sia-sia. Banyak warga

yang kemudian tertarik untuk bermukim di sana. Mereka pun satu persatu mulai memboyong

keluarganya untuk tinggal di Gunung Kute. (Sumber: Jurnal Kiprah)

7. Temukan 2 perbedaan dalam dua kutipan cerita rakyat tersebut!

8. Tuliskan masing-masing 1 tindakan konkret yang sesuai dengan nilai yang terkandung dalam

dua kutipan tersebut!

Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut untuk menjawab soal nomor 9-10! “Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di sekitar Punguran pada

umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk menangkap ikan, kerang, dan beberapa jenis hewan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

14 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

laut lainnya yang bisa diperjualbelikan. Dengan begitu, keadaan perekonomian keluarga Baitusen

dan istrinya akhirnya mulai membaik. Mereka pun mulai merasa senang dan nyaman tinggal di

Pulau tersebut”. (Sumber: Jurnal Kiprah)

9. Tuliskan pandangan hidup masyarakat Melayu yang terkandung dalam kutipan “Legenda

Pulau Senoa”!

10. Berikan penilaian Anda tentang isi kutipan tersebut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI MEMBACA …

15 | I n s t r u m e n E v a l u a s i

Membaca Pemahaman Aplikasi

Perhatikan kutipan berikut ini!

Pada suatu hari tatkala si Miskin meriba Marakarma, berkata ia kepada anaknya demikian, “Jika

kamu benar-benar anak seorang dewa, kembalikanlah kemegahan orang tuamu dengan menjadikan

hutan ini menjadi kerajaan besar”. Si Miskin kemudian menamai dirinya, istrinya dan kerajaannya

berturut-turut dengan Maha Raja Indera Angkasa, Ratna Dewi dan Puspa Sari. Selanjutnya di

kerajaan Puspa Sari itu mereka dikaruniai seorang anak bernama Nila Kusuma. Keadaan Kerajaan

Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati Maha Raja Indera Dewa. Karena itu,

ketika mendengar bahwa Maharaja Indera Angkasa akan memanggil para ahli nujum dari negeri

entah berentah untuk menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera Dewa pun

menghasut para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak baik dibiarkan

tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya. (Sumber: https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)

1. Berdasarkan kutipan tersebut jelaskan nilai moral yang sesuai diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari!

2. Buatlah cerita berdasarkan isi pokok kutipan hikayat tersebut! (2 paragraf)

3. Tuliskan 2 nilai kearifan lokal daerah tempat tinggalmu!

4. Saling bersinergi dan rukun guyup menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang istimewa.

Sebutkan 2 hal positif yang dapat diambil dari kedua hal tersebut di tengah kehidupan modern

saat ini!

5. Berikan 2 contoh konkret kearifan lokal Yogyakarta (budaya) yang masih dilestarikan oleh

masyarakat!

Petunjuk khusus:

Jawablah soal uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!

Selamat bekerja!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI