Upload
buique
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS
UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
PADA SISWA KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS
CONDONGCATUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Dedy Anggit Harjanto
NIM : 131134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS
UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
PADA SISWA KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS
CONDONGCATUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Dedy Anggit Harjanto
NIM : 131134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dalam berbagai
cara, perhatian yang tak pernah henti, dan didikannya sehingga penulis mampu
menyandang gelar sarjana pendidikan.
2. Kakak dan adikku yang selalu memberi dukungan dan mendoakan penulis.
3. Teman-teman satu payung penelitian yang selalu membantuku dalam menyusun
karya ini.
4. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS
UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA
KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS CONDONGCATUR
Dedy Anggit Harjanto
Universitas Sanata Dharma
2017
Pengajaran lingkungan sehat pada usia dini sangatlah penting, guna menanamkan
sikap peduli lingkungan pada anak. Permasalahannya pengajaran lingkungan sehat di kelas
IIIB SDN Perumnas Condongcatur masih sangat minim dilakukan, bahkan jika adapun
hanya sebatas pelajaran biasa. Pendidikan emansipatoris adalah salah satu solusi untuk
pengajaran lingkungan sehat pada anak karena pendidikan ini dapat memberdayakan siswa
dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan siswa. Oleh karena itu, peneliti terdorong
untuk mengembangka bahan pembelajaran yang berbasis pendidikan emansipatoris, yaitu
modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (reseach and development).
Penelitian ini menggunakan 5 langkah pengembangan bahan menurut Tomlinson yang
diadaptasi dan telah dimodifikasi, yaitu meliputi: (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk,
(3) validasi, (4) revisi, (5) implementasi, dan (6) evaluasi.
Pada modul yang dikembangkan oleh peneliti merupakan salah satu bahan ajar yang
dikemas secara utuh dan didalamnya memuat tujuan pembelajaran, materi belajar, dan
evaluasi. Modul ini disusun dan disesuaikan dengan sembilan prinsip pengembangan bahan
menurut tomlinson, yaitu (1) Materials should achieve impact, (2) Materials should help
learners to develop confidence, (3) What is being taught should be perceived by learners
as relevant and useful, (4) Materials should require and facilitate learner self-investment,
(5) Materials should take into account that learners differ in learning styles, (6) Materials
should take into account that learners differ in affective attitudes, (7) Materials should
maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional
involvement which stimulates both right and left brain activities, (8) Materials should not
rely too much on controlled practice, dan (9) Materials should provide opportunities for
outcome feedback.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berupa modul berdasarkan
hasil validasi dari siswa diperoleh skor 4,3. Skor tersebut dikategorikan “sangat baik”,
sehingga modul ini layak untuk digunakan. Serta dampak penggunaan produk berupa
modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini dapat membuat siswa
menjadi berani bertukar pendapat dengan guru maupun teman sekelas (mempertanyakan
sistem), membuat siswa tertarik dan memacu rasa ingin tahu siswa dalam kegiatan
pembelajaran (kesadaran kritis), membuat siswa belajar secara mandiri dan terlibat aktif
dalam pembelajaran , dan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas
IIIB di SDN Perumnas Condongcatur (humanisasi).
Kata kunci : pengembangan, modul, pendidikan emansipatoris, sikap peduli lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF EMANCIPATORY EDUCATION-BASED
NATURAL SCIENCES LEARNING MODULE TO CULTIVATE
ENVIRONMENTAL CONCERN
IN STUDENTS OF CLASS IIIB IN SDN PERUMNAS CONDONGCATUR
Dedy Anggit Harjanto
Sanata Dharma University
2017
It’s important to teach healthy environment to young children to cultivate
environmental care in them. The problem was healthy environment lesson in class IIIB of
SDN Perumnas Condongcatur was lacking, only existing as normal lesson. Emancipatory
education is one of the solutions to teach healthy environment to children because it
empower students and can meet student’s developmental needs. Therefore, the researcher
was motivated to develop emancipatory education-based lesson material, which was
emancipatory education-based natural sciences learning module to developt
environmental concern in students of class IIIB in SDN Perumnas Condongcatur.
The research type was research and development. This study used adapted and
modified five material development steps of Tomlinson, i.e.: (1) requirement analysis, (2)
product design, (3) validation, (4) revision, (5) implementation, and (6) evaluation.
The module developed by the researcher was one of the learning materials packaged
comprehensively, containing learning purpose, learning material, and evaluation. This
module was formulated and adjusted with nine principles of material development by
Tomlinson, i.e. (1) Materials should achieve impact, (2) Materials should help learners to
develop confidence, (3) What is being taught should be perceived by learners as relevant
and useful, (4) Materials should require and facilitate learner self-investment, (5)
Materials should take into account that learners differ in learning styles, (6) Materials
should take into account that learners differ in affective attitudes, (7) Materials should
maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional
involvement which stimulates both right and left brain activities, (8) Materials should not
rely too much on controlled practice, and (9) Materials should provide opportunities for
outcome feedback.
The research result showed that the quality of the module product based on the
students’ validation was a score of 4,3. The score was categorized as “very good”, so the
module could be applied. The impact of using the emancipatory education-based natural
sciences learning module was encouraging the students to discuss with teacher and
classmates (asking about system), making the students interested and encouraging
student’s curiosity in learning activity (critical awareness), making students study
independently and be actively involved in lesson, and cultivating environmental concern in
the students of class IIIB in SDN Perumnas Condongcatur (humanization).
Keywords : development, module, emancipatory education, environmental concern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS
CONDONGCATUR, skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan berbagai
pihak melalui berbagai cara. Atas peran tersebut, perkenankanlah peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Eny Winarti, M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. selaku dosen pembimbingan II yang
telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Mukija, S.Pd.SD. selaku kepala SDN Perumnas Condongcatur yang telah
memberikan ijin penelitian di SD tersebut.
7. Ferry Setiawan, S.Pd. selaku guru kelas IIIB di SDN Perumnas
Condongcatur yang membantu serta membimbing peneliti selama proses
penelitian berlangsung.
8. Para dosen selaku ahli yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian
ini.
9. Siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur yang telah bekerja sama
dengan baik selama proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6
1.5 Spesifikasi Produk ................................................................................................. 6
1.6 Definisi Operasional .............................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................................... . 9
2.1.1 Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur .................................... 9
2.1.1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Perumnas
Condongcatur ............................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.1.2 Karakteristik Siswa Kelas IIIB ................................................. 10
2.1.2 Pendidikan Emansipatoris ..................................................................... 11
2.1.2.1 Humanisasi ............................................................................... 11
2.1.2.2 Kesadaran Kritis ....................................................................... 11
2.1.2.3 Mempertanyakan Sistem .......................................................... 12
2.1.4 Modul .................................................................................................... 13
2.1.4.1 Pengertian Modul ..................................................................... 13
2.1.4.2 Karakteristik Modul .................................................................. 13
2.1.4.3 Prinsip Modul ................................................................................ 17
2.1.6 Pembelajaran IPA ................................................................................. 19
2.1.7 IPA ..................................................................................................... 20
2.1.7.1 Hakikat IPA .............................................................................. 20
2.1.7.2 Materi IPA tentang Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak
Sehat ......................................................................................... 21
2.1.8 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................................. 22
2.1.9 Sikap Peduli Lingkungan ...................................................................... 23
2.1.10 Indikator Sikap Peduli Lingkungan .................................................... 24
2.1.11 Wawancara Penggiat PSL ................................................................... 25
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................ 28
2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul ............................................... 28
2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan ................. 29
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 32
3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 32
3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................................. 32
3.2.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 33
3.2.3 Objek Penelitian .................................................................................... 33
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................... 33
3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................................. 34
3.4 Validasi ........................................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 37
3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................................ 37
3.5.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ...................................................... 38
3.5.3 Instrumen Implementasi .......................................................................... 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 40
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 40
3.7.1 Kuesioner Validasi Ahli Modul .............................................................. 40
3.7.2 Observasi ................................................................................................. 41
3.7.3 Kuesioner (Angket) Validasi Siswa ........................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kebutuhan ......................................................................................... 43
4.1.1 Hasil Observasi Dokumen Kurikulum dan Pembahasan ........................ 43
4.1.2 Hasil Wawancara Siswa Kelas IIIB dan Pembahasan ............................. 45
4.2 Desain Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendidikan Emansipatoris .......... 46
4.3 Data Hasil Validasi Modul dan Revisi Produk ............................................... 52
4.4 Revisi Modul ................................................................................................... 54
4.5 Implementasi ................................................................................................... 55
4.6 Evaluasi ........................................................................................................... 55
4.6.1 Data Hasil Observasi ............................................................................... 55
4.6.2 Pembagian Kuesioner .............................................................................. 56
4.7 Pembahasan ..................................................................................................... 57
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 64
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 65
5.3 Saran ................................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Prosedur Pengembangan Menurut Tomlinson ..................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Siswa ................................................................. 34
Tabel 3.2 Pedoman Observasi ................................................................................ 34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Validasi Modul ...................................................................... 35
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Modul ................................................................... 36
Tabel 3.5 Klasifikasi Skor ..................................................................................... 37
Tabel 3.6 Klasifikasi Skor ..................................................................................... 38
Tabel 4.3 Skor Penilaian Instrumen Modul oleh Dosen Ahli ............................... 39
Tabel 4.4 Komentar Terhadap modul oleh Ahli ....................................................... 53
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siswa ....................................................................... 54
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siswa terhadap Kualitas Modul ................................... 56
Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Modul ................................................................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sampul Modul ................................................................................... 46
Gambar 4.2 Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................ 47
Gambar 4.3 Materi ................................................................................................ 48
Gambar 4.4 Eksperimen ........................................................................................ 48
Gambar 4.5 Aksi Lingkungan Sehat ..................................................................... 48
Gambar 4.6 Panduan berksperimen ...................................................................... 49
Gambar 4.7 Kegiatan bereksperimen .................................................................... 49
Gambar 4.8 Evaluasi ............................................................................................. 49
Gambar 4.8 Konten Modul ................................................................................... 50
Gambar 4.9 Kegiatan Pengamatan ........................................................................ 51
Gambar 4.9 Uji Kompetensi ................................................................................. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 73
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 74
Lampiran 3. Silabus ............................................................................................... 75
Lampiran 4. RPP .................................................................................................... 78
Lampiran 5. Validasi Produk dari Ahli IPA......................................................... 104
Lampiran 6. Validasi Produk dari Ahli Bahasa ................................................... 110
Lampiran 7. Lembar Instrumen Validasi Siswa ................................................... 113
Lampiran 8. Presensi Kehadiran Siswa saat Uji Coba Produk ............................ 117
Lampiran 9. Lembar Dokumentasi Uji Coba Produk ......................................... 118
Lampiran 10. Curriculum Vitae .......................................................................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, dan (6) definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang
Lingkungan adalah tempat dimana unsur biotik dan unsur abiotik berada
(Devi dan Anggraeni, 2008: 74-75). Unsur biotik merupakan makhluk hidup seperti
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Unsur abiotik merupakan benda
tak hidup seperti air, udara, dan tanah. Kedua unsur tersebut saling berkaitan satu
sama lain. Keterkaitan keduanya menimbulkan hubungan timbal balik yang
menciptakan sebuah ekosistem, dimana masing-masing unsur berperan penting
dalam menjaga keseimbangannya. Contohnya ekosistem di danau, ikan
memerlukan air dan gas oksigen untuk bernapas. Oksigen dapat diperoleh dari
tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air dan sinar matahari untuk hidup (Devi dan
Anggraeni, 2008). Sehingga keseimbangan ekosistem dipengaruhi masing-masing
unsur tersebut.
Setiap unsur yang ada di lingkungan memiliki peran dan fungsinya masing-
masing. Apabila salah satu unsur tersebut hilang atau salah satunya meningkat
pesat, maka keseimbangan ekosistem akan hilang, dan berlanjut pada kerusakan
lingkungan. Di sisi lain, makhluk hidup seperti manusia kurang menguntungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bagi unsur lainnya, mereka tidak dapat menciptakan makanan tanpa adanya unsur
yang lain. Manusia hanya memanfaatkan makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan
sebagai pemenuh kebutuhan dan populasinya sangat banyak, sehingga mereka
dapat mengurangi jumlah populasi makhluk yang lain.
Saat ini kerusakan lingkungan banyak terjadi di berbagai daerah. Sebagian
besar kerusakan lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia. Mereka sangat rakus
dan sering memanfaatkan komponen lain di alam secara berlebihan. Teknologi
canggih dan pebangunan yang dilakukan manusia juga ikut andil dalam perusakan
lingkungan. Menurut Sudjoko, dkk (2013:6.22), kerusakan lingkungan dapat
disebabkan oleh banyak faktor, secara umum kerusakan lingkungan disebabkan
oleh, (1)Jumlah penduduk, (2)Konsumsi perkapita, (3)Dampak kerusakan per unit
penggunaan sumber daya alam, yang berwujud sebagai jenis bahan sumber daya
yang digunakan (dipilih) oleh manusia. Sedangkan menurut hasil wawancara
dengan Pak Gatot selaku aktivis di PSL, kerusakan lingkungan sendiri terjadi
karena campur tangan manusia. Hal itu karena pemikiran seseorang sejak kecil.
Pola pikir yang terbentuk sejak kecil seperti membuang sampah sembarangan lama
kelamaan akan tumbuh membesar, dan dari situlah manusia mulai merusak
lingkungan. Selain itu kerusakan lingkungan juga dapat terjadi karena banyaknya
kebutuhan pada manusia yang diperlukan maka akan semakin banyak pula hasil
alam yang diambil sehingga lingkungan menjadi tidak seimbang dan rusak.
Beberapa contoh kejadian yang masih hangat atau masih segar dalam ingatan kita
adalah kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera Selatan dan Kalimantan yang
membuat ekologi bahkan nyawa manusia menjadi terancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menanamkan sikap peduli lingkungan pada anak sejak dini. Sikap peduli
lingkungan dapat diartikan sebagai upaya-upaya untuk melestarikan, mencegah dan
memperbaiki lingkungan alam (Handayani, 2013). Sikap ini dapat diajarkan
melalui pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli
lingkungan sejak dini, dan cara penanamannya hendaknya sesuai dengan
pemahaman siswa dan latar belakang siswa. Namun kondisi tersebut tidak sesuai
dengan fakta yang ada di SD N Perumnas Condongcatur. Hal itu dapat dilihat pada
pengajaran sikap peduli lingkungan yang diajarkan melalui materi IPA secara
umum. Selain itu poster-poster mengenai cinta lingkungan juga tidak tersedia,
sehingga pegajaran sikap peduli lingkungan masih minim dilakukan. Untuk kelas
IIIB khususnya, kebanyakan mereka adalah siswa masih kurang dalam hal
kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadang-kadang setiap pagi, orang tua
siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan kelas, kalau tidak guru harus
marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi lain, berdasarkan wawancara
yang saya lakukan, semua siswa kelas IIIB sudah tahu cara menjaga lingkungan
yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti menyiram bunga dan
membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, praktik kegiatan tersebut masih
kurang dilakukan. Hal itu disebabkan karena mereka belum tahu secara nyata
pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Sehingga perlu diajarkan pada siswa
pentingnya lingkungan yang sehat bagi kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Mengajarkan pentingnya lingkungan sehat pada siswa kelas IIIB ini sangat
perlu untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa, karena sikap
tersebut dapat mencegah terjadinya tindakan perusakan lingkungan. Selain itu, cara
yang digunakan dalam mengajarkannya juga bagian terpenting. Untuk itu perlu
digunakan sebuah pendidikan yang mampu mempengaruhi cara berpikir siswa
sekaligus dapat menarik perhatian siswa dan memenuhi kebutuhan perkembangan
siswa.
Pendididikan emansipatoris merupakan pendidikan yang dapat
memberdayakan siswa dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan siswa,
sehingga pendidikan ini akan menjadikan manusia secara utuh. Utuh yang
dimaksudkan adalah memuat 3C berikut: competence, conscience, dan compassion
(Suparjo, 2015:18-19). Competence berarti menguasai ilmu
pengetahuan/keterampilan sesuai bidangnya, conscience berarti mempunyai
hatinurani yang dapat membedakan baik dan tidak baik, dan compassion berarti
siswa mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan,
punya kepedulian pada orang lain terutama yang miskin dan kecil.
Pendidikan ini juga dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum atau
dipadukan dengan berbagai model pembelajara, karena pendidikan emansipatoris
ini adalah sebuah gaya belajar. Untuk itu peneliti menyusun sebuah modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
Materinya dibatasi pada Standar Kompetensi “2. Memahami kondisi lingkungan
yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
khususnya pada Kompetensi Dasar “2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada
siswa kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017?
1.2.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa
kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017?
1.2.3 Bagaimana dampak penggunaan modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris terhadap proses belajar siswa pada
implementasi?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa
kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017.
1.3.2 Mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris yang berkualitas sebagai alat belajar pentingnya lingkungan
sehat di kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017.
1.3.3 Mengetahui dampak modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris terhadap proses pembelajaran siswa pada implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi sekolah
Sebagai pengetahuan baru mengenai cara mengajarkan pentingnya
lingkungan sehat pada siswa.
1.4.2 Bagi guru
Sebagai pengalaman atas keterlibatannya dalam mengembangkan dan
menguji modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris.
1.4.3 Bagi Siswa
Siswa dapat mempelajari pentingnya lingkungan sehat melalui modul ayo
cintai lingkungan berbasis pendidikan emansipatoris, dan siswa juga dapat
belajar secara mandiri.
1.4.4 Bagi peneliti
Penelitian ini mampu memberikan pengalaman langsung kepada peneliti
tentang tahap pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris untuk siswa kelas III SD. Selanjutnya, peneliti juga
memperoleh wawasan mengenai pembelajaran berbasis pendidikan
emansipatoris.
1.5 Spesifik Produk
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berkut.
1. Produk yang dikembangkan berupa modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris diterapkan
pada SD yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
3. Unsur-unsur modul disusun lengkap yang terdiri dari:
a) Kata pengantar
b) Daftar isi
c) Petunjuk penggunaan modul
d) Pendahuluan yang terdiri dari:
1) Latar belakang
2) Standar kompetensi
3) Kompetensi dasar
4) Indikator
5) Tujuan pembelajaran
e) Kegiatan belajar I yang terdiri dari:
1) Tujuan
2) Materi tentang lingkungan sehat dan tidak sehat
f) Kegiatan belajar II yang terdiri dari:
1) Tujuan
2) Materi tentang dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan
g) Kegiatan belajar III yang terdiri dari:
1) Tujuan
2) Kegiatan aksi lingkungan sehat
h) Uji kompetensi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
i) Kunci jawaban
j) Daftar pustaka
4. Modul disusun untuk menanamkan pada siswa kelas IIIB pentingnya
lingkungan sehat.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Modul merupakan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai panduan
belajar di mana di dalamnya memuat materi dan latihan soal.
1.6.2 Pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan siswa dengan
mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar.
1.6.3 IPA merupaka ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam.
1.6.4 Pendidikan emansipatoris adalah pendidikan demokratis yang mampu
memberdayakan pemahaman siswa dimana di dalam pembelajarannya
terdapat unsur humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
1.6.5 Sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam
tindakan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan mencegah
kerusakan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka, (2) Kerangka Berpikir,
dan (3) Hipotesis Penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur
2.1.1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur
SD Perumnas Condongcatur merupakan SD Negeri yang beralamat di Jalan
Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur. SD dengan luas tanah 4235 m2 ini
berdiri pada tahun 1978. SD Negeri ini merupakan gabungan dari tiga SD, yaitu
SD N Perumnas I, SD N Perumnas II, dan SD N Perumnas IV. Tiap kelasnya terdiri
dari tiga ruang, yaitu A, B, dan C atau biasa disebut paralel. Jumlah siswa
seluruhnya sebanyak 449 anak, dan jumlah guru sebanyak 18 orang.
Visi SDN Perumnas CC adalah “Terwujudnya Insan yang Berkualitas,
Berbudaya, dan Bertaqwa”. Misinya adalah 1) Melaksanakan bimbingan secara
efektif dalam proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi diri
sendiri secara optimal. 2) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara
intensif kepada seluruh warga sekolah. 3) Menumbuhkembangkan penghayatan
budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat. 4) Menumbuhkembangkan sikap apresiatif terhadap budaya bangsa.
5) Menumbuhkembangkan penghayatan ajaran agama yang dianut siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.1.1.2 Karakteristik Siswa Kelas IIIB
Siswa kelas IIIB berjumlah 23 siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Kebanyakan siswa kelas IIIB ini adalah siswa yang aktif, mereka
sangat antusias ketika belajar dengan menggunakan sebuah media, apalagi jika
menggunakan reward. Mereka juga suka bekerja secara kelompok, akan tetapi
mereka masih kurang dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadang-
kadang setiap pagi, orang tua siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan
kelas, kalau tidak guru harus marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi
lain, berdasarkan wawancara yang saya lakukan, semua siswa kelas IIIB sudah tahu
cara menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti
menyiram bunga dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, praktiknya
masih kurang.
Siswa kelas IIIB di SD N Perumnas rata-rata adalah anak orang mampu,
yaitu kalangan menengah ke atas, dan mereka kebanyakan bertempat tinggal di
perumahan. Jenis perumahan yang mereka tempati berbeda-beda. Ada yang tinggal
di perumahan homogen (rata-rata penduduknya adalah orang kaya) dan ada yang
tinggal di perumahan heterogen (penduduknya bervariasi, yaitu ada yang kaya dan
ada yang pas-pasan). Selain itu, dari 26 siswa kelas IIIB, ada 6 siswa yang tinggal
di pedesaan. Akan tetapi desa yang mereka tempati sudah mirip seperti perumahan.
Sehingga, siswa di kelas ini rata-rata hanya mau berbaur dengan siswa yang sesuai
dengan keadaan ekonominya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.1.2 Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu
memberdayakan dan memberi pencerahan pada siswa (Mangunsong, 2005:15).
Menurut Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53) pendidikan
emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan
perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Tiga kata kunci untuk model
pendidikan emansipatoris, yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan
sistem (Winarti dan Anggadewi, 2015).
1.2.1.1 Humanisasi
Humanisasi dalam KBBI diartikan sebagai penumbuhan rasa peri
kemanusiaan. Menurut Nouri, Sajjadi, dan Freire (dalam Winarti dan Anggadewi
,2015) humanisasi dipahami sebagai memberdayakan pemahaman kritis antara
kedua belah pihak guru dan murid, dan mengembangkan kesadaran kritis (critical
awarness) relasi pribadi dengan dunia. Berdasarkan dua pernyataan di atas peneliti
berpendapat bahwa humanisasi adalah penumbuhan rasa kemanusiaan melalui
pemberdayaan pemahaman kritis antara guru dan siswa.
1.2.1.2 Kesadaran Kritis
Kesadaran kritis memiliki makna belajar menerima keadaan sosial,
ekonomi, dan politik yang bertolak belakang, dan kemudian melawan arus dan
penindasan realitas (Winarti dan Anggadewi, 2015). Menurut Browne dan Keeley
(2012:16) sebagai seorang pemikir kritis, anda akan mencari kesimpulan yang lebih
baik, keyakinan yang lebih baik, dan keputusan yang lebih baik. Oleh karena hal
tersebut, seseorang yang mempunyai kesadaran kritis akan memiliki sikap, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kemandirian dalam membentuk kesimpulan, keingintahuan terhadap apa yang
dijumpai, kerendahan hati bahwa pendapat pribadi belum tentu benar, dan
menghargai pendapat orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran kritis
adalah pemahaman terhadap berbagai kondisi dan kemudian melawan arus
penindasan.
1.2.1.3 Mempertanyakan Sistem
Winarti dan Anggadewi (2015:53-54) menyatakan bahwa untuk menjadi
pemikir kritis, perlu ada dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk
menentukan realitas. Dari pernyataan tersebut, mempertanyakan sistem
difungsikan untuk menentukan sebuah realitas.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mempertanyakan sistem yaitu dengan
berdialog. Dialog dilakukan oleh guru dan siswa terhadap sistem pembelajaran
yang dilakukan. Seperti pernyataan Winarty dan Anggadewi bahwa ketika terjadi
dialog diantara keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari
kedua belah pihak pun berkembang.
Sehingga ketika seorang guru mempertanyakan sistem kepada siswa
mengenai sistem pembelajaran yang dianut, maka guru akan memperoleh timbal
balik dari siswa. Hasil timbal balik tersebut akan digunakan untuk evaluasi sistem
pembelajaran selanjutnya, sehingga sistem pembelajarannya akan berkembang dan
pengalaman belajar siswa serta pemahamannya pun turut berkembang.
Jadi pendidikan emansipatoris adalah pendidikan demokratis yang mampu
memberdayakan pemahaman siswa dimana di dalam pembelajarannya terdapat
unsur humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.4 Modul
2.1.4.1 Pengertian Modul
Pendidikan emansipatoris menuntut siswa agar belajar secara mandiri dan
berkembang sesuai kemampuannya. Salah satu bahan pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai sarana belajar secara mandiri adalah modul. Modul merupakan
salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya
memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk
membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Daryanto, 2013:9).
Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan
evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga
peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Penulisan modul bertujuan :
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta
diklat maupun guru/instruktur.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :
d. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya,
2.1.4.2 Karakteristik Modul
Modul yang baik menurut Daryanto (2013:9) adalah modul yang mampu
meningkatkan motivasi belajar, sehingga pengembangan modul harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memperhatikan karakteristik yang diperlukan, yaitu: a) Self instructional, b) Self
Contained, c) Stand alone (berdiri sendiri), d) Adaptif dan e) User friendly.
a. Self Instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak
lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:
1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
3) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran;
4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
mengukur penguasaan peserta didik;
5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau
konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
8) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan
penilaian mandiri (self assessment);
9) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik
mengetahui tingkat penguasaan materi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
10) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang mendukung
materi pembelajaran dimaksud.
b. Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan
termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena
materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan
pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar,
harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar
kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
c. Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak
tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak
perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada
modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan
ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan
sebagai modul yang berdiri sendiri.
d. Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di
berbagai perangkat keras (hardware).
e. Bersahabat/Akrab (User Friendly)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab
dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan,
merupakan salah satu bentuk user friendly.
Jadi dalam modul yang dikembangkan dalam penelitian ini mengandung unsur-
unsur, yaitu:
a) Self Instruction
Pada modul ini dapat digunakan siswa untuk kegiatan pembelajaran secara
mandiri karena modul ini memuat tujuan pembelajaran yang jelas, memuat
materi pembelajaran, tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung, terdapat
soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya, kontekstual, menggunakan bahasa yang
sederhana dan komunikatif, dan terdapat umpan balik atas penilaian peserta
didik.
b) Self Contained
Pada modul pembelajaran IPA ini termuat seluruh materi pembelajaran yang
dibutuhkan.
c) Adaptif
Modul pembelajaran IPA ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
d) Bersahabat/Akrab (User Friendly)
Pada modul pembelajaran IPA ini disusun menggunakan bahasa yang
komunikatif dan sederhana sehingga siswa dapat memahami materi yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pada modul. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan panduan penggunaan
modul serta petunjuk kerja, sehinggan siswa kemungkinan besar tidak
mengalami kebingungan saat menggunakannya.
2.1.4.3 Prinsip Modul
Ada enam belas prinsip milik Tomlinson (1998: 7-21) untuk
mengembangkan bahan pembelajaran yaitu:
1. Materials should achieve impact
2. Materials should help learners to feel at ease
3. Materials should help learners to develop confidence
4. What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful
5. Materials should require and facilitate learner self-investment
6. Learners must be ready to acquire the points being taught
7. Materials should expose the learners to language in authentic
8. The learners attention should be drawn to linguistic features of the input
9. Materials should provide the learners with opportunities to use the target language
to achieve communicative purposes
10. Materials should take into account that the positive effects of instruction are
usually delayed
11. Materials should take into account that learners differ in learning styles
12. Materials should take into account that learners differ in affective attitudes
13. Materials should permit a silent period at the beginning of instruction
14. Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual,
aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left
brain activities
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
15. Materials should not rely too much on controlled practice
16. Materials should provide opportunities for outcome feedback
Berdasarkan keenam belas prinsip pengembangan bahan milik Tomlinson,
peneliti hanya menggunakan 9 prinsip untuk mengembangkan bahan berupa modul
pembelajaran IPA. Berikut ini adalah kesembilan prinsip yang digunakan peneliti
untuk mengembangkan modul:
1. Materials should achieve impact
Bahan harus mencapai dampak. Dampak dicapai ketika bahan memiliki efek
yang nyata pada peserta didik, yaitu ketika rasa ingin tahu peserta didik,
minat, dan perhatian tertarik. Lebih lanjut, dikatakan bahwa bahan dapat
mencapai dampak ketika bahan yang dikembangkan itu baru, bervariasi,
disajikan menarik, dan konten menarik.
2. Materials should help learners to develop confidence
Bahan harus membantu siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri.
Banyak peserta didik cepat merasa tenang dan percaya diri jika mereka
berpikir bahwa bahan-bahan yang mereka pelajari tidak terlalu sulit tapi
hanya satu langkah lebih jauh atau lebih sulit daripada yang mereka kuasai.
3. What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful
Bahan yang diajarkan harus dirasa sebagai yang relevan dan berguna bagi
siswa.
4. Materials should require and facilitate learner self-investment
Bahan semestinya diperlukan dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar.
5. Materials should take into account that learners differ in learning styles
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam gaya
belajar. Tidak semua peserta didik memiliki gaya belajar yang sama.
6. Materials should take into account that learners differ in affective attitudes
Bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam sikap
afektif. Sikap peserta didik bervariasi. Idealnya siswa akan membutuhkan
motivasi yang kuat dan konsisten, agar tumbuh perasaan positif terhadap guru
mereka, sesama peserta didik mereka, dan bahan-bahan yang mereka pelajari.
Untuk mencapai kenyataan ini, bahan harus menyediakan pilihan dari
berbagai jenis kegiatan.
7. Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual,
aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left
brain activities
Bahan harus memaksimalkan potensi belajar dengan melibatkan kecerdasan,
estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan emosional yang dapat
merangsang kegiatan otak kanan dan kiri.
8. Materials should not rely too much on controlled practice
Bahan sebaiknya tidak bergantung terlalu banyak pada kebiasaan
dikendalikan.
9. Materials should provide opportunities for outcome feedback
Bahan harus memberikan kesempatan untuk umpan balik hasil.
2.1.6 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang
tidak sepenuhnya dapat dijelaskan (Trianto, 2010:17). Pembelajaran secara simpel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan. Disisi
lai Sagala (61: 2009) berpendapat bahwa pembelajaran adalah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan siswa
dengan mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar.
2.1.7 IPA
2.1.7.1 Hakikat IPA
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris Natural
Science secara singkat sering disebut Science (Iskandar, 2001:2). Natural artinya
alamiah, berhubungan, dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science
artinya ilmu pengetahuan. Jadi menurut Iskandar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini.
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), IPA termasuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelompok mata pelajaran ini
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif, dan mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007, mata
pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD.
Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI menurut BSNP (2006:162) adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.7.2 Materi IPA tentang Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat
Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas IIIB semester gasal dengan Standar
Kompetensi (SK) 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan, dan dengan Kompetensi
Dasar (KD) 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan. Serta dibatasi pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat.
2.1.8 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Oliva (dalam Sanjaya, 2010:8) menyatakan bahwa kurikulum pada
dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan
sekolah. Dilain pihak dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dari dua pendapat diatas
dapat diartikan bahwa kurikulum memiliki peran yang begitu penting dalam sebuah
pembelajaran.
Salah satu kurikulum yang dijadikan pedoman dalam kegiatan belajar di
SDN Perumnas Condongcatur adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Sanjaya, 2010: 128). Konsep
kurikulum operasional menurut Sanjaya yakni, (1) Sebagai kurikulum yang bersifat
operasional maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-
ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional, (2) Sebagai kurikulum
operasional, para pengembang KTSP, dituntut dan harus memperhatikan ciri khas
kedaerahan, sesuai dengan bunyiUndang-Undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik, (3) Sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah
memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit
pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran,
dalam menentukan media pembelajaran, dalam menentukan evaluasi yang
dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu
topik materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan
dapat tercapai. Jadi dengan digunakannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
ini mampu mengembangkan potensi siswa, kecerdasan dan minat sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan peserta siswa, serta karakteristik daerah dan
lingkungan tempat tinggal siswa.
2.1.9 Sikap Peduli Lingkungan
Sikap peduli terdiri dari kata sikap dan peduli. Kata sikap diartikan
perbuatan yang berdasarkan pada pendirian atau keyakinan, kata peduli diartikan
mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan, dan kata lingkungan diartikan
daerah atau kawasan yang termasuk di dalamnya (KBBI, 2009). Berdasarkan tiga
arti kata tersebut, sikap peduli dapat diartikan sebagai perbuatan yang berdasarkan
pada pendirian atau keyakinan untuk memperhatikan keadaan sekeliling.
Narwanti (dalam Handayani, 2013:26) mengungkapkan bahwa sikap peduli
lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi. Sedangkan menurut Handayani sendiri, sikap
peduli lingkungan berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran
lingkungan. Kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap peduli
lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari untuk
melestarikan, memperbaiki, dan mencegah kerusakan lingkungan.
2.1.10 Indikator Sikap Peduli Lingkungan
Emil Salim (dalam Handayani, 2013:30-31), menyebutkan hal-hal yang
dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan
selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.
2. Kebersihan dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memasukkan sinar
matahari, kebersihan dapur.
3. Usaha hemat energi, seperti:
a. Menghemat pemakaian aliran listrik dengan memadamkan lampu- lampu
yang tidak diperlukan pada waktu tidur, serta segera memadamkan lampu
pada pagi hari
b. Mengehmat pemakaian air, jangan sampai ada kran ataupun tempat air
(bak) yang bocor, ataupun dibiarkan mengalir/menetes terus.
4. Pemanfaatan kebun atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang berguna,
penanaman bibit tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan, rumah dan halaman
diusahakan sebersih dan seindah mungkin sehingga merupakan lingkungan
yang sehat dan menyenangkan bagi keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5. Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organis, dan
mendaur ulang (recycling) sampah anorganis (botol, kaleng, plastik, dan lain-
lainnya) melalui tukang loak atau yang serupa.
6. Mengembangkan teknik biogas, memanfaatkan sampah hewan, manusia dan
kotoran dapur, untuk dibiogaskan sebagai sumber energi untuk dimasak
7. Meningkatkan keterampilan sehingga dapat memanfaatkan bahan tersedia, sisa
bahan, atau bahan bekas, lalu turut mendaur-ulang berbagai bahan berkali-kali,
seperti merangkai bunga dari bahan sisa, dan sebagainya.
Berdasarkan tujuh indikator yang dipaparkan diatas, peneliti mengambil satu
indikator yaitu peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha
kebersihan selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.
2.1.11 Hasil Wawancara Penggiat PSL
Pak Gatot adalah salah satu penggiat PSL, beliau mulai menekuni kegiatan
pelestarian lingkungan sejak tahun 2004. Alasan pak Gatot menekuni kegiatan ini
karena dari dulu sejak belum tegabung dalam PSL sudah dekat dengan lingkungan,
dan motivasinya adalah menjaga lingkungan seperti menjaga dirinya sendiri.
Kegiatan yang dilakukan pak Gatot di PSL ini sangat beragam, mulai dari menanam
bibit pohon, ikut menangkarkan burung kakak tua, pasar legawa, kafe, dan yoga
ketawa. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan di PSL ini, ada keuntungan
tersendiri bagi pak Gatot, yaitu menambah relasi sosial.
Pak Gatot memandang bahwa kondisi lingkungan yang terjadi pada saat ini
adalah baik, beliau tidak bisa menyimpulkan lingkungan ini rusak, karena cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pandang setiap orang terhadap keadaan lingkungan berbeda-beda. Kerusakan
lingkungan sendiri terjadi karena campur tangan manusia. Hal itu karena pemikiran
seseorang sejak kecil. Pola pikir yang terbentuk sejak kecil seperti membuang
sampah sembarangan lama kelamaan akan tumbuh membesar, dan dari situlah
manusia mulai merusak lingkungan. Selain itu kerusakan lingkungan juga dapat
terjadi karena banyaknya kebutuhan pada manusia, karena semakin banyak
kebutuhan manusia yang diperlukan maka akan semakin banyak pula hasil alam
yang diambil sehingga lingkungan menjadi tidak seimbang dan rusak. Bentuk
keprihatinan pak Gatot untuk mengurangi perusakan lingkungan sendiri adalah
dengan mencoba untuk menanam tanaman.
Sebagai makhluk yang hidup di bumi sudah selayaknya manusia menjaga
lingkungan, hal ini sesuai dengan perintah Tuhan. Pak Gatot berpendapat bahwa
manusia sudah menjaga lingkungan dengan baik, karena jika tidak ada yang
menjaga lingkungan maka manusia tidak akan hidup sampai saat ini. Memang di
dunia ini tidak sepenuhnya manusia menjaga lingkungan. Sebagian ada yang
merusak lingkungan dan sebagian lagi ada yang menjaga lingkungan.
Perumpamaan semua manusia yang hidup di bumi merusak lingkungan maka
keadaan lingkungan pasti akan berubah.
Berkembangnya teknologi yang saat ini semakin maju dan meningkat pesat
memberi juga dampak positif dan dampak negatif bagi lingkungan. Dampak positif
teknologi bagi lingkungan misalnya media sosial seperti facebook. Facebook dapat
digunakan untuk menginformasikan berita-berita tentang kerusakan lingkungan.
Melalui facebook, informasi-informasi seperti kerusakan lingkungan disuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tempat akan cepat tersebar luas dan berita tersebut akan mudah direspon oleh
banyak pihak. Sementara dampak negatifnya facebook digunakan untuk hal-hal
tidak berguna seperti curhat.
Pak Gatot melihat bahwa segala tindakan manusia selalu berhubungan
dengan lingkungan, karena manusia merupakan bagian dari lingkungan. Cara
menjaga lingkungan agar tetap lestari menurut pak Gatot melalui PSL ini adalah
dengan mengajarkan pada orang lain mengenai lingkungan. Misalnya seperti
kegiatan yang pernah dilakukan beliau, yaitu menanam pohon, mengadakan
pelatihan cara merawat tanaman, menyediakan lahan untuk berkebun, mengadakan
pasar legawa yang bertujuan untuk mengundang masyarakat sekitar untuk datang
ke PSL, dan melakukan penelitian pada kerusakan lingkungan. Selain itu, cara agar
lingkungan tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia maka pihak negara juga
ikut andil dalam menjaga lingkungan, yaitu melalui peraturan perundang-
undangan. Sehingga melalui kegiatan tersebut secara sederhana dapat mengajak
masyarakat untuk cinta terhadap lingkungan, karena di dalamnya dikenalkan
tentang tumbuhan dan bagaimana cara merawatnya. Sehingga diibaratkan jika
seseorang semasa kecilnya sudah mengenal lingkungan yang asri dan sejuk, maka
ketika dewasa ia merasa bahwa lingkungan tidak seperti yang dulu lagi (asri dan
sejuk), maka ia akan mencoba untuk menjaganya agar bisa merasakan seperti yang
dulu lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Theresia Dwi Kurniawati (2016).
Tujuan utama penelitian tersebut adalah menghasilkan suatu produk berupa modul
praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis
siswa kelas IV Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah research and development
(R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya
tetapi hanya sampai pada langkah 7. Hasil penelitian berdasarkan validasi produk
oleh Guru kelas IV SD Kanisisus Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor
Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi
tersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian,
produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan
ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Rismawati Halawa (2016). Tujuan
utama pada penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa modul tanaman
obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar mereka dapat mengetahui
pentingnya melestarikan tanaman obat. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini menggunakan enam langkah
dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)
desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Hasil
penelitian berdasarkan uji coba modul pada 27 siswa kelas V di SDN No.075046
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lolofitu Kabupaten Nias Barat, kualitas modul yang dikembangkan mendapat skor
rata-rata 4,55 yang berarti sangat baik dan sangat layak digunakan.
Berdasarkan kedua penelitian relevan diatas dapat dilihat bahwa modul
yang dikembanga berupa modul praktikum IPA dan modul tanaman obat. Maka
dari itu, peneliti mengembangkan modul Ayo Cintai Lingkungan berbasis
pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013). Tujuan
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui langkah-langkah implementasi
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA yang
dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.1 di SD N Keputran
“A”. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa.
Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus tindakan. Instrumen-instrumen yang
digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi sikap peduli lingkungan siswa,
lembar observasi aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan STM, lembar
observasi peran guru dalam menanamkan sikap peduli lingkungan, dan angket sikap
peduli lingkungan siswa. Hasil penelitian pada siklus I belum mencapai kriteria
keberhasilan, karena berdasarkan lembar observasi siklus I menunjukkan bahwa
sikap peduli lingkungan sebesar 75% siswa pada kategori sedang dan hasil angket
menunjukkan sebesar 25% siswa berada pada kategori tinggi. Kemudian hasil
penelitian pada siklus II sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi
dan sebanyak 1 siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil
angket siklus II, sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebanyak 1 orang siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Hasil yang diperoleh
pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan
pada siklus tersebut.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati (2013). Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui: (1) korelasi kualitas pembelajaran Georafi dengan
sikap peduli lingkungan, (2) korelasi hasil belajar dengan sikap peduli lingkungan,
(3) korelasi kualitas pembelajaran Geografi dengan hasil belajar, (4) korelasi secara
serempak kualitas pembelajaran Georafi dan hasil belajar dengan sikap peduli
lingkungan. Data dikumpulkan melalui angket dan tes dari 72 siswa kelas XII IPS
SMA Negeri 1 Ponorogo, dianalisis dengan regresi. Hasil penelitian adalah (1)
adanya korelasi positif kualitas pembelajaran Geografi terhadap sikap peduli
lingkungan, (2) terdapat korelasi positif hasil belajar dengan sikap peduli
lingkungan, (3) tidak ada korelasi yang signifikan kualitas pembelajaran Geografi
dengan hasil belajar, (4) terdapat korelasi secara serempak kualitas pembelajaran
Geografi dan hasil belajar terhadap sikap peduli lingkungan.
Berdasarkan kedua penelitian relevan di atas dapat dilihat bahwa
penanaman sikap peduli lingkungan dilakukan dengan pendekatan STM dan
korelasi kualitas pembelajaran, sehingga belum ada penanaman sikap peduli
lingkungan dengan modul ayo cintai lingkungan berbasis pendidikan
emansipatoris. Maka dari itu, peneliti mengembangkan modul Ayo Cintai
Lingkungan berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.3 Kerangka Berpikir
Kerusakan lingkungan kini banyak terjadi di berbagai daerah, terutama
diperkotaan. Sebagian besar kerusakan lingkungan itu disebabkan oleh ulah
manusia. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya
lingkungan sehat.
Salah satu cara untuk mengatasi kerusakan lingkungan adalah dengan
menanamkan sikap peduli lingkungan pada anak sejak dini. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini
yaitu dengan mengajarkan pentingnya lingkungan sehat. Mengajarkan pentingnya
lingkungan sehat pada siswa sangat perlu untuk menumbuhkan sikap peduli
lingkungan pada siswa, karena sikap tersebut dapat mencegah terjadinya tindakan
perusakan lingkungan. Selain itu, cara yang digunakan dalam mengajarkannya juga
bagian terpenting. Untuk itu perlu digunakan sebuah pendidikan yang mampu
mempengaruhi cara berpikir siswa sekaligus dapat menarik perhatian siswa dan
memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
Pendididikan emansipatoris merupakan pendidikan yang dapat
memberdayakan siswa dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan siswa,
sehingga pendidikan ini akan menjadikan manusia secara utuh. Selain itu,
pendidikan ini juga dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum atau dipadukan
dengan berbagai model pembelajara, karena pendidikan emansipatoris ini adalah
sebuah gaya belajar. Untuk itu peneliti menyusun sebuah modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan
pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)
prosedur pengembangan, (3) validasi, (4) instrumen penelitian, (5) teknik
pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Reseach and Development). Penelitian dan pengembangan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan
menguji validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2016:30). Produk yang
dihasilkan berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris pada
materi Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat kelas IIIB Sekolah Dasar.
Untuk menghasilkan produk yang baik perlu digunakan prosedur yang baik pula,
yaitu mulai dari analisis kebutuhan hingga implementasi dan evaluasi, sehingga
produk yang dihasilkan dapat berguna sesuai dengan kebutuhan.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Perumnas Condongcatur yang beralamat
di Jalan Flamboyan No. 11 Perumnas, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta.
SD Negeri ini didirikan pada tahun 1982. Saat ini SDN Perumnas dipimpin oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kepala sekolah yang bernama Mukija, S.Pd.SD, dan jumlah murid keseluruhannya
adalah 449 siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD N Perumnas 3,
karena di sini masih kurang diajarkan mengenai sikap peduli lingkungan. Selain itu,
pengajaran mengenai materi IPA masih minim menggunakan cara belajar yang
menarik. Sehingga keadaan tersebut sangat cocok untuk kegiatan penelitian.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD. Akan tetapi, kelas III
SD yang digunakan sebagai penelitian terdapat 3 kelas, yaitu A, B, dan C sehingga
peneliti memilih salah satu kelas yaitu III B. Siswa kelas III B total keseluruhan
berjumlah 23 siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti
memilih kelas III B karena kelas ini kurang suka dengan kegiatan pembelajaran
yang hanya menggunakan LKS/buku paket dan tidak menggunakan media
pembelajaran. Jadi peneliti merekomendasikan kelas ini sebagai subjek penelitian.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas IIIB di SDN Perumnas
Condongcatur.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2016 hingga Januari
2017. Secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan melalui 15 tahap, antara lain: (1)
observasi dokumen kurikulum, (2) wawancara dengan siswa kelas IIIB, (3)
mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (4) membuat woorksheet
analisis kebutuhan, (5) studi pustaka bab I sampai bab III, (6) membuat silabus, (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
membuat RPP, (8) Membuat modul, (9) validasi modul, (10) revisi modul, (11)
implementasi modul di SD, (12) mengolah data hasil penelitian, (13) penyusunan
bab IV dan bab V, (14) persiapan ujian, (15) ujian skripsi.
3.3 Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa modul Pembelajaran
IPA. Produk dihasilkan dengan mengunakan prosedur pengembangan menurut
Tomlinson yang sudah diadaptasi dan dimodifikasi. Langkah prosedurnya dimulai
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis
Pendidikan Emansipatoris
Analisis Kebutuhan
Dokumen
kurikulum
Latar belakang
siswa
Analisis Kebutuhan SK & KD
Revisi
Implementasi
Desain
Indikator Menyusun RPP Menyusun Modul
Validasi Modul
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dari analisis kebutuhan, desain, revisi, implementasi, dan evaluasi. Berikut ini
peneliti akan menjelaskan bagan prosedur pengembangan dari langkah kesatu
hingga langkah kelima.
Langkah 1, peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan modul. Pertama peneliti melakukan
pengumpulan data yaitu berupa latar belakang siswa kelas IIIB di SDN Perumnas
CC, visi dan misi sekolah, dan kurikulum yang digunakan disekolah, serta gaya
belajar yang digunakan. Latar belakang siswa diperoleh melalui observasi dan
wawancara tertulis. Visi dan misi sekolah serta kurikulum yang digunakan
diperoleh dengan observasi, dan gaya belajar yang digunakan guru diperoleh
dengan wawancara.
Setelah melakukan pengumpulan data, peneliti menganalisis data yang
diperoleh, kemudian memilih Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD). Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu SK. 2. Memahami kondisi
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan
lingkungan dengan Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan
yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Langkah 2, peneliti melakukan desain. Proses desain diawali dengan
membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan desain dari
modul. RPP ini digunakan sebagai dasar pembuatan modul pembelajaran IPA, dan
modul ini dikembangkan dengan mangadaptasi sembilan dari enambelas prinsip
pengembangan bahan milik tomlinson, yaitu 1) Materials should achieve impact,
2) Materials should help learners to develop confidence, 3) What is being taught
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
should be perceived by learners as relevant and usefu, 4) Materials should require
and facilitate learner self-investment, 5) Materials should take into account that
learners differ in learning styles, 6) Materials should take into account that learners
differ in affective attitudes, 7) Materials should maximize learning potential by
encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates
both right and left brain activities, 8) Materials should not rely too much on
controlled practice, 9) Materials should provide opportunities for outcome
feedback. Kemudian modul tersebut divalidasikan kepada dua ahli modul untuk
memperoleh kritik dan saran serta penilaian modul yang dikernbangkan oleh
peneliti.
Langkah 3, peneliti melakukan revisi. Revisi diakukan pada bagian modul
yang dikritik dan diberikan saran oleh dua validator.
Langkah 4, peneliti melakukan implementasi. Setelah modul direvisi,
modul diimplementasikan pada seluruh siswa kelas IIIB di SDN Perumnas CC.
Modul tersebut digunakan sebagai acuan kegiatan belajar selama 2 kali pertemuan,
dan setelahnya pembagian kuesioner.
Langkah 5, peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan pada kegiatan
belajar dan pembagian kuesioner. Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran digunakan
sebagai acuan untuk merevisi modul, dan hasil kuesioner digunakan sebagai
penilaian terhadap kualitas modul.
3.4 Validasi
Validasi dilakukan untuk menghasilkan produk yang layak. Pada modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pembelajaran IPA berbasis emansipatoris dilakukan validasi pada dua ahli, yaitu
ahli Bahasa dan ahli IPA. Validator Bahasa memberikan komentar dan saran pada
penulisan atau bahasa pada modul, sedangkan validator IPA memberikan komentar
dan saran pada materi IPA yang tercantum pada modul. Kemudian komentar dan
saran tersebut dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan revisi modul.
3.5 Instrumen Penelitian
3.6.1 Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan
adalah wawancara tertulis dan observasi. Wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai latar belakang siswa kelas IIIB di SD perumnas CC,
sedangkan observasi digunakan untuk mengumpulkan data seperti kurikulum yang
digunakan, visi dan misis sekolah, dan gaya belajar yang digunakan dikelas. Berikut
ini adalah pedoman yang digunakan untuk wawancara tertulis dan observasi.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Siswa
No Garis Besar Pertanyaan
1 Pekerjaan orang tua
2 Letak tempat tinggal
3 Kebiasaan membuang sampah
4 Kebiasaan buruk di kelas
5 Cara merawat tanaman
6 Cara menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat
Tabel 3.2 Pedoman Observasi
No Garis Besar Observasi
1 Kurikulum yang digunakan
2 Visi dan misi sekolah
3 Gaya belajar yang digunakan dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.5.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli
Instrumen validasi ahli digunakan sebagai alat ukur kualitas modul. Pada
penelitian ini akan digunakan angket dengan skala Likert. Skala Likert merupakan
skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap
statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang
disediakan (Hadi, 1991:19). Menurut Sugiyono (2015: 93), jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Tingkatan gradasi jawanan pada angket ini antara lain adalah
(1) sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, (5) sangat baik. Validasi produk
menggunakan angket ini dilakukan oleh ahli modul dan ahli pelajaran IPA.
Pernyataan dalam angket berjumlah 10 butir dan disusun berdasarkan kisi-kisi
sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Validasi Modul
No Aspek Indikator No
Pernyataan
I. Kelayakan isi
Kesesuaian materi dengan SK dan KD 1, 2, 3
Keakuratan materi 4, 5, 6, 7, 8,
9
Pendukung materi pelajaran 10, 11
II. Kelayakan
penyajian
Teknik penyajian 12, 13
Pendukung penyajian 14, 15, 16,
17
III. Bahasa
Lugas 18, 19
Komunikatif 20, 21
Dialogis dan interaktif 22, 23
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
peserta didik 24
Keruntutan 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.5.3 Instrumen Implementasi
Instrumen uji coba lapangan digunakan lembar observasi kegiatan
pembelajaran dan kuesioner validasi siswa. Lembar observasi digunakan untuk
mencatat kejadian-kejadian menarik saat kegiatan pembelajaran dilakukan.
Sedangkan kuesioner tertutup yang akan diberikan kepada siswa setelah pembelajaran
selesai. Jumlah aitem yang akan digunakan dalam kuesioner sebanyak 10 aitem. Pihak
yang terlibat langsung dalam pengujian ini adalah seluruh siswa kelas IIIB sebanyak
26 orang.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Modul
No Pernyataan Skor
Komentar 1 2 3 4 5
1 Saya memahami bahasa yang
digunakan pada modul ayo cintai
lingkungan
2 Saya memahami dengan jelas langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang
ada di modul ayo cintai lingkungan.
3 Ukuran dan jenis huruf yang terdapat
pada modul ayo cintai lingkungan dapat
saya baca dengan jelas.
4 Gamabar yang terdapat pada modul ayo
cintai lingkungan membuat saya tertarik
dengan yang diajarkan.
5 Gamabar yang terdapat pada modul
ayo cintai lingkungan membuat saya
paham dengan yang diajarkan.
6 Isi yang terdapat pada modul ayo cintai
lingkungan mudah saya pahami.
7 Modul ayo cintai lingkungan
meningkatkan rasa ingin tahu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No Pernyataan Skor
Komentar 1 2 3 4 5
8 Dengan modul ayo cintai lingkungan
membuat saya lebih aktif dalam belajar.
9 Dengan modul ayo cintai lingkungan
membuat saya lebih peduli terhadap
kebersihan lingkungan
10 Dengan modul ayo cintai lingkungan
saya lebih mudah memahami materi
pelajaran.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wanacara,
uji coba , dan modul pembagian kuesioner. Observasi dan wawancara dilakukan
pada seluruh siswa kelas IIIB dengan tujuan untuk melakukan analisis kebutuhan.
Data yang diperoleh kemudian diolah dan hasilnya dijadikan sebagai dasar
penyusunan modul. Setelah itu, dilakukan uji coba modul dan pembagian kuesioner
pada siswa kelas IIIB, dan hasilnya digunakan peneliti untuk membantu revisi atas
produk yang telah dibuat.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Kuesioner Validasi Ahli Modul
Jumlah pernyataan yang digunakan dalam angket validasi ahli modul adalah
25 aitem. Soal yang diberikan berupa tes uraian. Data pengisian angket akan diubah
menjadi data interval. Kemudian data interval dianalisis dengan menghitung rata-
rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban responden (Widoyoko,
2012:111).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Untuk menentukan rerata skor tersebut termasuk klasifikasi setuju atau tidak
setuju terlebih dahulu disusun tabel klasifikasi sikap responden. Adapun aturan
untuk menyusun tabel klasifikasi, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah
kelas, dan jarak dan interval.
Skor tertinggi (ideal) = 5 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat kurang baik)
Jumlah kelas = 5 (sangat kurang baik sampai sangat baik)
Jumlah interval = (5-1)/5 = 0,8
Berdasarkan data tersebut dapat disusun tabel klasifikasi sikap responden
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Klasifikasi Skor
Rerata Skor Jawaban Klasifikasi
> 4,2 s/d 5,0 Sangat Layak
> 3,4 s/d 4,2 Layak
> 2,6 s/d 3,4 Cukup Layak
> 1,8 s/d 2,6 Tidak Layak
1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak Layak
3.7.2 Observasi
Observasi dilakukan saat implementasi modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris. Hasil observasi dicatat pada lembar observasi.
Kemudian data hasil observasi akan dirangkum dalam bentuk deskriptif.
3.7.3 Kuesioner (Angket) Validasi Siswa
Jumlah pernyataan yang akan digunakan dalam kuesioner sebanyak 10. Pihak
yang terlibat langsung dalam pengujian ini adalah seluruh siswa kelas IIIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sebanyak 23 orang. Data pengisian kuesioner akan diubah menjadi data interval.
Kemudian data interval dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban
berdasarkan skoring setiap jawaban responden (Widoyoko, 2012:111).
Untuk menentukan rerata skor tersebut termasuk klasifikasi setuju atau tidak
setuju terlebih dahulu disusun tabel klasifikasi sikap responden. Adapun aturan
untuk menyusun tabel klasifikasi, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah
kelas, dan jarak dan interval.
Skor tertinggi (ideal) = 5 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat kurang baik)
Jumlah kelas = 5 (sangat kurang baik sampai sangat baik)
Jumlah interval = (5-1)/5 = 0,8
Berdasarkan data tersebut dapat disusun tabel klasifikasi sikap responden
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Skor
Rerata Skor Jawaban Klasifikasi
> 4,2 s/d 5,0 Sangat Baik
> 3,4 s/d 4,2 Baik
> 2,6 s/d 3,4 Cukup
> 1,8 s/d 2,6 Kurang Baik
1,0 s/d 1,8 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini kan dibahas (1) analisis kebutuhan, (2) pembuatan modul
pembelajaran ipa berbasis pendidikan emansipatoris, (3) data hasil validasi modul
dan revisi produk, (4) uji coba lapangan, (5) pembahasan.
4.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal peneliti dalam pengembangan modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan emansipatoris adalah dengan melakukan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah
pengembangan yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis
kebutuhan dengan melakukan observasi dokumen kurikulum dan wawancara siswa.
Observasi dokumen kurikulum dilakukan untuk memperoleh data seperti
visi dan misi sekolah, kurikulum yang digunakan disekolah, dan gaya belajar yang
digunakan. Sedangkan wawancara siswa dilakukan untuk memperoleh data tentang
latar belakang siswa. Dari kedua data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris.
4.1.1 Hasil Observasi Dokumen Kurikulum dan Pembahasan
Observasi kurikulum yang dilakukan memperoleh tiga data yaitu berupa
kurikulum yang digunakan, visi dan misi sekolah, dan gaya belajar yang digunakan
di SDN Perumnas Condongcatur. Hasil data observasi tersebut akan dipaparkan
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pertama, kurikulum yang diterapkan di SDN Perumnas Condongcatur ada 2
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Untuk
kelas I dan IV menggunkan kurikulum 2013, sedangkan kelas II, III, V, dan
Vmenggunakan KTSP. Jadi kurikulum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
KTSP karena kurikulum tersebut diterapkan di kelas IIIB.
Kedua, visi SDN Perumnas Condongcatur ini adalah berkualitas, berbudaya,
bertaqwa. Misinya, 1) Melaksanakan bimbingan secara efektif dalam proses
pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi diri sendiri secara
optimal, 2) Menumbuh kembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah, 3) Menumbuh kembangkan penghayatan budi pekerti dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, 4)
Menumbuh kembangkan sikap apresiatif terhadap budaya bangsa, 5) Menumbuh
kembangkan penghayatan ajaran agama yang dianut siswa dalam kehidupan sehari-
hari.
Ketiga, gaya belajar yang digunakan di kelas IIIB SDN Perumnas
Condongcatur ini adalah teacher center atau bisa disebut pembelajaran berpusat
pada guru.
Berdasarkan pemaparan hasil observasi dokumen kurikulum di atas, peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa kurikulum yang diterapkan di kelas IIIB SDN
Perumnas Condongcatur adalah KTSP sehingga peneliti mengembangkan modul
pembelajaran IPA untuk digunakan pada kurikulum ini. Kemudian gaya belajar
yang digunakan dikelas IIIB adalah teacher center, sehingga gaya belajar ini masih
kurang efektif untuk mengembangkan pribadi siswa, dan hal ini tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
visi nomor 1. Jadi pengembangan modul pembelajaran IPA ini akan dibasiskan
dengan pendidikan emansipatoris, sehinga dapat merubah gaya belajarnya menjadi
student center dan akan disesuaikan dengan visi nomor 1.
4.1.2 Hasil Wawancara Siswa Kelas IIIB dan Pembahasan
Wawancara yang dilakukan pada siswa kelas III SDN Perumnas
Condongcatur adalah wawancara tertulis. Garis besar pertanyaan wawancara yaitu
pekerjaan orang tua, letak tempat tinggal, kebiasaan membuang sampah, kebiasaan
buruk dikelas, cara merawat tanaman, dan cara menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan sehat. Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil wawancara 26 siswa kelas
IIIB SDN Perumnas Condongcatur:
Dari 26 siswa kelas IIIB, kebanyakan orangtuanya bekerja dibidang swasta.
Tempat tinggal mereka kebanyakan di daerah perumahan. Jenis perumahan yang
mereka tempati berbeda-beda. Ada yang tinggal di perumahan homogen (rata-rata
penduduknya adalah orang kaya) dan ada yang tinggal di perumahan heterogen
(penduduknya bervariasi, yaitu ada yang kaya dan ada yang pas-pasan).
Siswa kelas IIIB adalah siswa yang aktif akan tetapi mereka masih kurang
dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadang-kadang setiap pagi,
orang tua siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan kelas, kalau tidak
guru harus marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi lain, semua siswa
kelas IIIB sudah tahu cara menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat
tanaman, misalnya seperti menyiram bunga dan membuang sampah pada
tempatnya. Akan tetapi, praktiknya masih kurang. Hal itu disebabkan karena
mereka belum tahu secara nyata pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dari latar belakang tersebut peneliti akan mengembangkan modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan
pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
4.2 Desain Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendidikan Emansipatoris
Peneliti melakukan beberapa langkah dalam pembuatan modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris. Pertama, peneliti melakukan
observasi terhadap visi dan misi sekolah, dan kurikulum yang digunakan di SD.
Kemudian peneliti melakukan observasi kegiatan belajar pada kelas yang peneliti
pilih yaitu kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur, serta melakukan wawancara
tertulis pada siswa terkait dengan pekerjaan orangtua siswa, letak tempat tinggal
siswa, kebiasaan membuang sampah, kegiatan buruk di kelas, cara merawat
tanaman, dan cara mejaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Hasil data yang
terkumpul kemudian dianalisis, dan hasilnya digunakan untuk pengkajian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu
SK. 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan
upaya menjaga kesehatan lingkungan dengan Kompetensi Dasar 2.2
Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Setelah itu, peneliti menyusun sebuah silabus dengan mempertimbangkan hasil
analisi kebutuhan. Silabus tersebut kemudian digunakan sebagai acuan penyusunan
RPP. RPP yang dihasilkan menjadi dasar untuk menyusun modul pembelajaran
IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Penyusunan modul Ayo Cintai Lingkungan dilakukan dengan
menggunakan software microsoft office word 2010. Komponen-komponen modul
yang dikembangkan peneliti yaitu 1) sampul modul, 2) kata pengantar, 3) daftar isi,
4) daftar gambar, 5) petunjuk penggunaan modul, 6) pendahuluan, 7) isi, dan 8)
daftar pustaka.
1. Sampul Modul
Sampul modul bergambarkan sebatang pohon yang dibuat menggunakan
software corel draw X7, dan di depan gambar pohon terdapat tulisan ayo cintai
lingkungan. Pada gambar 4.1 berikut ini adalah penampakan sampul modul.
2. Kata Pengantar
Halaman kata pengantar berisikan maksud, tujuan, dan harapan mengenai
modul.
3. Daftar Isi dan daftar Gambar
Daftar isi dan daftar gambar pada modul ini dibuat peneliti untuk memudahkan
penggunanya dalam mencari halaman modul dan halaman gambar.
Gambar 4.1 Sampul Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4. Petunjuk Penggunaan Modul
Pada halaman ini berisikan petunjuk penggunaan modul bagi siswa dan bagi
guru. Fungsi petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai panduan dalam
menggunakan modul sehingga penggunanya tidak mengalami kebingungan.
5. Pendahuluan
Pendahuluan berisiskan latar belakang , standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator pencapaian KD, dan tujuan.
6. Isi Modul
Isi modul ini adalah materi mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak
sehat, dan materi mengenai dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan.
Materi tersebut juga dilengkapi gambar-gambar yang dapat menunjang materi.
Selain itu, isi modul juga dilengkapi dengan serangkaian kegiatan yang dapat
Gambar 4.2 Petunjuk Penggunaan Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
memberi pengalaman yang nyata bagi penggunanya, yaitu seperti pengamatan,
eksperimen, aksi lingkungan sehat, dan latihan soal.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi uraian referensi yang digunakan dalam penyusunan modul.
Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti juga
disesuaikan dengan sembilan dari enam belas prinsip pengembangan bahan milik
tomlinson. Prinsip pertama yakni bahan harus mencapai dampak. Jadi prinsip ini
dapat dikatakan tercapai apabila modul pembelajaran IPA yang dikembangkan
peneliti dapat menggugah rasa ingin tahu peserta didik, minat, dan perhatian. Pada
Gambar 4.3 Materi
Gambar 4.4 Eksperimen Gambar 4.5 Aksi Lingkungan Sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
gambar 4.6 dan gambar 4.7 berikut ini adalah bukti bahwa modul pembelajara IPA
memiliki dampak bagi siswa.
Prinsip kedua yakni bahan harus membantu peserta didik untuk
mengembangkan kepercayaan diri. Pada gambar 4.6 dan gambar 4.7 merupakan
salah satu bukti jika modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti dapat
menumbuhkan kepercayaan diri, karena siswa menjadi berpikir bahwa bahan-bahan
yang mereka pelajari tidak terlalu sulit dan mereka bisa mengikuti langkah-langkah
kegiatan bereksperimen dengan lancar.
Prinsip ketiga yakni apa yang diajarkan bisa dirasakan oleh peserta didik
sebagai yang relevan dan berguna. Gambar 4.8 berikut ini adalah bukti bahwa
modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan bermanfaat bagi siswa.
Gambar 4.6 Panduan berksperimen Gambar 4.7 Kegiatan bereksperimen
Gambar 4.8 Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Prinsip keempat yakni bahan harus diperlukan dan memfasilitasi peserta
didik dalam belajar. Misalnya pada gambar 4.9 berikut.
Pada modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan terdapat bagian-bagian
yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, misalnya materi, gambar, dan
kegiatan eksperimen. Materi berfungsi sebagai sumber pengetahuan dalam modul,
gambar berfungsi sebagai visualisasi dari materi yang diberikan, dan kegiatan
eksperimen berfungsi sebagai pembuktian bahwa materi yang telah dipelajari itu
benar.
Prinsip kelima yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik
berbeda dalam gaya belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang dikembangkan
peneliti sudah disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik siswa kelas IIIB di
SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jadi apabila modul ini
digunakan untuk belajar siswa dari SD yang lain akan tidak maksimal hasilnya
Gambar 4.9 Konten Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Prinsip keenam yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik
memiliki sikap yang berbeda-beda. Siswa yang ideal membutuhkan motivasi yang
kuat dan konsisten melalu berbagai kegiatan, agar tumbuh perasaan positif terhadap
guru, sesama siswa, dan materi yang mereka pelajari. Pada modul pembelajaran
IPA terdapat berbagai jenis kegiatan, yaitu pengamatan gambar, eksperimen, dan
aksi lingkungan sehat. Jadi melalui beragam kegiatan tersebut akan tumbuh sikap
positif pada diri siswa.
Prinsip ketujuh yakni bahan harus memaksimalkan potensi belajar dengan
melibatkan kecerdasan, estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan
emosional yang dapat merangsang kegiatan otak kanan dan kiri. Pada modul
pembelajaran IPA terdapat kegiatan pengamatan dua gambar yang berbeda (lihat
pada gambar). Kegiatan ini bertujuah melatih siswa bercerita dan berpendapat
terhadap dua gambar yang mereka amati sehingga dengan kegiatan ini dapat
memaksimalkan potensi belajar.
Gambar 4.10 Kegiatan Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Prinsip kedelapan yakni bahan sebaiknya tidak terlalu bergantung banyak
pada kebiasaan dikendalikan. Pada modul ini terdapat panduan penggunaan modul
dan kalimat perintah disetiap kontennya, sehingga guru tidak terlau sering
memandu siswa .
Prinsip kesembilan yakni bahan harus memberikan kesempatan peserta
didik untuk umpan balik hasil. Pada modul ini terdapat kegiatan aksi lingkungan
sehat, evaluasi, dan uji kompetensi siswa (lihat pada gambar 4.5, 4.10, dan 4.11).
Rangkaian kegiatan tersebut digunakan untuk melihat perkembangan siswa
(feedback), baik segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
4.3 Data Hasil Validasi Modul
Pengujian modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris
dilakukan oleh dua dosen ahli, yaitu ahli IPA dan ahli Bahasa. Penilaian dilakukan
pada tanggal 1 Desember 2016 oleh ahli IPA dan pada tanggal 16 Desember 2016
oleh ahli bahasa, dan kedua dosen menilai secara keseluruhan mengenai yang
Gambar 4.11 Uji Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dimuat dalam modul, yaitu mulai dari aspek kelayakan isi, aspek kelayakan
penyajian, dan aspek bahasa. Hasil penilaian oleh kedua ahli dapat dilihat pada
bagian Lampiran. Berikut ini peneliti sajikan tabel rekapitulasi skor penilaian
instrumen modul yang dilakukan oleh kedua ahli.
Tabel 4.3 Skor Penilaian Instrumen Modul oleh Dosen Ahli
Nomor Item Skor Item dari Ahli IPA Skor Item dari Ahli Bahasa
1 4 5
2 4 5
3 5 5
4 5 4
5 3 5
6 4 5
7 4 4
8 5 4
9 5 5
10 5 5
11 5 3
12 5 5
13 5 5
14 5 5
15 5 5
16 5 4
17 5 3
18 4 2
19 5 4
20 5 4
21 4 3
22 5 5
23 5 4
24 4 5
25 5 5
Rerata Skor 4,44 4,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Nilai = 4,44+4,36
2 = 4,4
Nilai modul yang diperoleh dari ahli IPA yaitu 4,44, dan nilai modul yang
diperoleh dari ahli Bahasa yaitu 4,36. Bila kedua nilai tersebut dirata-rata hasilnya
adalah 4,4, kemudian jika dibandingkan dengan Tabel 3.4 di halaman 38, instrumen
ini berada pada kategori “sangat layak”. Oleh sebab itu, modul ini sudah layak
digunakan untuk uji lapangan.
4.4 Revisi Modul
Setelah divalidasi kedua ahli memberikan komentar terhadap modul yang
telah disusun oleh peneliti. Komentar tersebut akan dijadikan peneliti sebagai acuan
untuk melakukan revisi pada modul yang telah dibuat. Tabel 4.4 berikut ini
menyajikan komentar kedua ahli dan keputusan peneliti menanggapi komentar
tersebut.
Tabel 4.4 Komentar Terhadap modul oleh Ahli
Penilai Komentar Keputusan
Ahli IPA Modul masih bisa
disempurnakan lagi walau
secara umum sudah baik.
Peneliti mencoba mencari
kekurangan pada modul dan
menyempurnakannya lagi.
Ahli Bahasa Belum ada bagian yang
meminta siswa mencari
informasi lebih lanjut
Peneliti menambahkan bagian
pada modul yang meminta siswa
mencari informasi lebih lanjut.
Penulisan daftar pustaka belum
tepat
Peneliti memperbaiki penulisan
daftar pustaka.
Kalimat banyak yang tidak baku Peneliti memperbaiki kalimat
yang tidak baku dengan kalimat
yang baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.5 Implementasi
Implementasi modul dilakukan pada seluruh siswa kelas IIIB di SDN
Perumnas Condongcatur yang berjumlah 26 anak. Implementasi ini dilakukan
selama 4 hari, dimana pada hari pertama digunakan untuk kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan modul, dan hari kedua sampai ke empat digunakan untuk aksi
lingkungan sehat. Kemudian setelah implementasi berakhir peneliti membagikan
kuesioner validasi siswa untuk penilaian kualitas modul.
4.6 Evaluasi
4.6.1 Data Hasil Observasi
Berdasarkan pengamatan selama implementasi, modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan emansipatoris dapat membuat siswa menjadi percaya diri
dalam berpendapat. Hal ini terlihat ketika siswa mencoba berpendapat pada dua
gambar yang berbeda, dimana ada yang berpendapa “itu lingkungan bersih dan
lingkungan kotor”, ada yang berpendapat “itu kompleks perumahan dan pedesaan,
dan ada juga yang berpendapat “itu lingkungan rapi dan tidak rapi”. Kemudian saat
siswa melakukan kegiatan-kegiatan pada modul seperti mengamati, bereksperimen,
dan aksi lingkungan sehat, mereka cenderung aktif dan terlibat langsung dengan
kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dikatakan modul ini dapat membuat siswa
tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, modul ini juga membuat sikap peduli lingkungan siswa tumbuh.
Hal ini dibuktikan ketika siswa melakukan aksi peduli lingkungan selama tiga hari.
Siswa selalu melakuan kegiatan aksi berdasarkan aksi yang mereka pilih. Bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
setelah aksi lingkungan sehat usai mereka juga masih melaksanakan kebersihan
kelas dan merawat tanaman di halaman kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini dapat membuat
siswa menjadi percaya diri dalam berpendapat, membuat siswa tertarik dan aktif
dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada
siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
4.6.2 Pembagian Kuesioner
Pembagian kuesioner pada seluruh siswa kelas IIIB dilakukan setelah
kegiatan pembelajaran sudah selesai. Jumlah aitem kuesioner sebanyak 10 aitem.
Berikut ini adalah rekapitulasi penilaian siswa terhadap kualitas Modul.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siswa terhadap Kualitas Modul
Siswa Penilaian Modul Kriteria
1 4,2 Sangat Baik
2 3,8 Baik
3 4,2 Sangat Baik
4 4 Baik
5 4,9 Sangat Baik
6 4,8 Sangat Baik
7 5 Sangat Baik
8 4,8 Sangat Baik
9 4,7 Sangat Baik
10 4,4 Sangat Baik
11 3,9 Baik
12 3 Cukup
13 5 Sangat Baik
14 4,5 Sangat Baik
15 5 Sangat Baik
16 4 Baik
17 3,5 Baik
18 3,8 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Siswa Penilaian Modul Kriteria
19 4 Baik
20 4,5 Sangat Baik
21 4,4 Sangat Baik
22 4,6 Sangat Baik
23 4,5 Sangat Baik
Rerata Skor 4,3 Sangat Baik
Berdasarkan pada tabel 4.5 rerata skor yang diperoleh berjumlah 4,3. Bila
dibandingkan dengan Tabel 3.5 di halaman 40, skor 4,3 masuk kategori “sangat
baik”, sehingga menunjukkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan.
4.7 Pembahasan
Produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa pengembangan modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. Daryanto
(2013:9) berpendapat bahwa modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang
dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman
belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai
tujuan belajar yang spesifik. Modul dikembangkan bertujuan untuk menanamkan
sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
Narwanti (dalam Handayani, 2013:26) mendefinisikan sikap peduli lingkungan
merupakan sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi. Sedangkan menurut Handayani sendiri, sikap peduli
lingkungan berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Peneliti menyimpulkan bahwa sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang
diwujudkan dalam tindakan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan
mencegah kerusakan lingkungan.
Modul pembelajaran IPA ini dibasiskan dengan pendidikan emansipatoris.
Pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu memberdayakan
dan memberi pencerahan pada siswa (Mangunsong, 2005:15). Menurut Giroux
(dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53) pendidikan emansipatoris dipandang
sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang
adil dan demokratis. Tiga kata kunci untuk model pendidikan emansipatoris, yaitu
humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem. Pada konten-konten
yang terdapat pada modul pembelajaran IPA ini menunjukkan sisi emansipatoris,
misalnya seperti latihan soal dibuat dalam bentuk uraian agar siswa dapat menjawan
sesuai pemahamannya. Kemudian kegiatan eksperimen yang diberi petunjuk
pelaksanaan dan panduan menulis hasil eksperimen. Serta aksi lingkungan sehat
yang dilaksanakan selama 3 hari dengan memilih kegiatan sesuai pilihannya.
Modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini
dikembangkan oleh peneliti dengan menggunakan prosedur pengembangan bahan
menurut Tomlinson yang sudah diadaptasi dan dimodifikasi, yaitu analisis
kebutuhan, desain, revisi, implementasi, dan evaluasi. Berikut ini adalh
pemaparannya:
1. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data yaitu berupa latar
belakang siswa kelas IIIB di SDN Perumnas CC, visi dan misi sekolah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kurikulum yang digunakan disekolah, serta gaya belajar yang digunakan. Latar
belakang siswa diperoleh melalui observasi dan wawancara tertulis. Visi dan
misi sekolah serta kurikulum yang digunakan diperoleh dengan observasi, dan
gaya belajar yang digunakan guru diperoleh dengan wawancara.
Berdasarkan hasil observasi dokumen kurikulum, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kurikulum yang diterapkan di kelas IIIB SDN Perumnas
Condongcatur adalah KTSP sehingga peneliti mengembangkan modul
pembelajaran IPA untuk digunakan pada kurikulum ini. Kemudian gaya belajar
yang digunakan dikelas IIIB adalah teacher center, sehingga gaya belajar ini
masih kurang efektif untuk mengembangkan pribadi siswa, dan hal ini tidak
sesuai dengan visi nomor 1. Jadi pengembangan modul pembelajaran IPA ini
akan dibasiskan dengan pendidikan emansipatoris, sehinga dapat merubah gaya
belajarnya menjadi student center dan akan disesuaikan dengan visi nomor 1.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa kelas IIIB adalah siswa yang aktif akan
tetapi mereka masih kurang dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas.
Kadang-kadang setiap pagi, orang tua siswa yang mengantar ikut membantu
membersihkan kelas, kalau tidak guru harus marah-marah agar siswa
membersihkan kelas. Di sisi lain, semua siswa kelas IIIB sudah tahu cara
menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti
menyiram bunga dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi,
praktiknya masih kurang. Hal itu disebabkan karena mereka belum tahu secara
nyata pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kemudian dari data hasi observasi dan wawancara peneliti melakukan
analisis data yang diperoleh, kemudian memilih Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu SK. 2.
Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan
upaya menjaga kesehatan lingkungan dengan Kompetensi Dasar 2.2
Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
2. Desain
Proses desain diawali dengan membuat sebuah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP merupakan desain dari modul. RPP ini digunakan
sebagai dasar pembuatan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris, dan modul ini dikembangkan dengan mangadaptasi sembilan dari
enambelas prinsip pengembangan bahan milik Tomlinson, yaitu 1) Materials
should achieve impact, 2) Materials should help learners to develop confidence,
3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and usefu,
4) Materials should require and facilitate learner self-investment, 5) Materials
should take into account that learners differ in learning styles, 6) Materials
should take into account that learners differ in affective attitudes, 7) Materials
should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and
emotional involvement which stimulates both right and left brain activities, 8)
Materials should not rely too much on controlled practice, 9) Materials should
provide opportunities for outcome feedback.
Pada prinsip pertama bahan harus mencapai dampak. Jadi prinsip ini dapat
dikatakan tercapai apabila modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dapat menggugah rasa ingin tahu peserta didik, minat, dan perhatian.
Berdasarkan hasil observasi, siswa sangat antusias ketika melakukan kegiatan
eksperimen dan mereka mampu melakukan eksperimen secara mandiri dengan
panduan yang ada pada modul sehingga pada modul ini dapat dikatakan
mencapai dampak.
Prinsip kedua yakni bahan harus membantu peserta didik untuk
mengembangkan kepercayaan diri. Modul pembelajaran IPA yang
dikembangkan peneliti dapat menumbuhkan kepercayaan diri, hal ini dibuktikan
dengan kegiatan observasi pada dua gambar yang berbeda dimana siswa menjadi
berani berpendapat mengenai dua gambar tersebut. Kemudian mereka bisa
mengikuti langkah-langkah kegiatan eksperimen yang ada pada modul dengan
lancar.
Prinsip ketiga yakni apa yang diajarkan bisa dirasakan oleh peserta didik
sebagai yang relevan dan berguna. Hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi siswa,
yaitu mereka berpendapat bahwa “kegiatan yang dilakukan menyenangkan
karena bisa merawat lingkungan”, selain itu mereka juga merasa lingkungan
kelas sebelum aksi itu kotor, dan setelah aksi jadi bersih. Jadi modul
pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan bermanfaat bagi siswa.
Prinsip keempat yakni bahan harus diperlukan dan memfasilitasi peserta
didik dalam belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan
terdapat bagian-bagian yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, misalnya
materi, gambar, dan kegiatan eksperimen. Materi berfungsi sebagai sumber
pengetahuan dalam modul, gambar berfungsi sebagai visualisasi dari materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
yang diberikan, dan kegiatan eksperimen berfungsi sebagai pembuktian bahwa
materi yang telah dipelajari itu benar.
Prinsip kelima yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik
berbeda dalam gaya belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang dikembangkan
peneliti sudah disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik siswa kelas IIIB
di SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jadi apabila modul ini
digunakan untuk belajar siswa dari SD yang lain akan tidak maksimal hasilnya
Prinsip keenam yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta
didik memiliki sikap yang berbeda-beda. Siswa yang ideal membutuhkan
motivasi yang kuat dan konsisten melalu berbagai kegiatan, agar tumbuh
perasaan positif terhadap guru, sesama siswa, dan materi yang mereka pelajari.
Pada modul pembelajaran IPA terdapat berbagai jenis kegiatan, yaitu
pengamatan gambar, eksperimen, dan aksi lingkungan sehat. Jadi melalui
beragam kegiatan tersebut akan tumbuh sikap positif pada diri siswa.
Prinsip ketujuh yakni bahan harus memaksimalkan potensi belajar
dengan melibatkan kecerdasan, estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan)
dan emosional yang dapat merangsang kegiatan otak kanan dan kiri. Pada modul
pembelajaran IPA terdapat kegiatan pengamatan dua gambar yang berbeda (lihat
pada gambar). Kegiatan ini bertujuah melatih siswa bercerita dan berpendapat
terhadap dua gambar yang mereka amati sehingga dengan kegiatan ini dapat
memaksimalkan potensi belajar.
Prinsip kedelapan yakni bahan sebaiknya tidak terlalu bergantung
banyak pada kebiasaan dikendalikan. Pada modul ini terdapat panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penggunaan modul dan kalimat perintah disetiap kontennya, sehingga guru tidak
terlau sering memandu siswa .
Prinsip kesembilan yakni bahan harus memberikan kesempatan peserta
didik untuk umpan balik hasil. Pada modul ini terdapat kegiatan aksi lingkungan
sehat, evaluasi, dan uji kompetensi siswa (lihat pada gambar 4.5, 4.10, dan 4.11).
Rangkaian kegiatan tersebut digunakan untuk melihat perkembangan siswa
(feedback), baik segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kemudian setelah selesai dibuat, modul divalidasi oleh dua dosen ahli,
yaitu ahli IPA dan ahli Bahasa. Peneliti menggunakan skala likert. Skala Likert
merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan
responden terhadap statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului
opsi jawaban yang disediakan (Hadi, 1991:19). Tingkatan gradasi jawanan pada
angket ini antara lain adalah (1) sangat tidak layak, (2) tidak layak, (3) cukup
layak, (4) layak, (5) sangat layak.
Nilai modul yang diperoleh dari ahli IPA yaitu 4,44, dan nilai modul yang
diperoleh dari ahli Bahasa yaitu 4,36. Bila kedua nilai tersebut dirata-rata
hasilnya adalah 8,8, dan nilai tersebut berada pada kategori “sangat layak”.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Modul
No Validator Skor Kategori
1 Ahli IPA 4,44 Sangat layak
2 Ahli Bahasa 4,36 Sangat layak
Jumlah 8,8
Rerata 4,4 Sangat layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3. Revisi
Revisi diakukan pada bagian modul yang dikritik dan diberikan saran oleh
dua validator. Kritik dan saran yang diberikan oleh ahli IPA yaitu, modul masih
bisa disempurnakan lagi walau secara umum sudah baik, dan tindakan peneliti
untuk menindak lanjuti komentar tersebut adalah mencoba mencari kekurangan
pada modul dan menyempurnakannya lagi. Kemudian komentar dan saran yang
diberikan ahli bahasa ada tiga, yaitu 1) belum ada bagian yang meminta siswa
mencari informasi lebih lanjut, 2) penulisan daftar pustaka belum tepat, 3)
Kalimat banyak yang tidak baku. Tindakan peneliti untuk menindak lanjuti
komentar tersebut adalah menambahkan bagian pada modul yang meminta siswa
mencari informasi lebih lanjut, memperbaiki penulisan daftar pustaka, dan
memperbaiki kalimat yang tidak baku dengan kalimat yang baku.
4. Implementasi
Setelah modul direvisi, modul diimplementasikan pada seluruh siswa kelas
IIIB di SDN Perumnas CC selama 2 kali pertemuan, dan setelahnya dilakukan
pembagian kuesioner. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap
kegiatan belajar siswa untuk mengetahui dampak penggunaan modul.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada kuesioner dan hasil observasi kegiatan
pembelajaran menggunakan modul pembelajaran IPA. Hasil kuesioner
digunakan sebagai penilaian terhadap kualitas modul dan hasil observasi
digunakan untuk melihat dampak penggunaan modul pada siswa. Berdasarkan
data hasil pembagian kuesioner pada siswa, nilai yang diperoleh yaitu 4,3,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dimana nilai tersebut berada pada kategori “sangat layak”, sehingga kualitas
modul yang dikembangkan peneliti sudah sangat layak untuk digunakan.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi, dampak penggunaan modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris modul pembelajaran IPA
berbasis pendidikan emansipatoris dapat membuat siswa menjadi percaya diri
dalam berpendapat. Hal ini terlihat ketika siswa mencoba berpendapat pada dua
gambar yang berbeda, dimana ada yang berpendapa “itu lingkungan bersih dan
lingkungan kotor”, ada yang berpendapat “itu kompleks perumahan dan
pedesaan, dan ada juga yang berpendapat “itu lingkungan rapi dan tidak rapi”.
Kemudian saat siswa melakukan kegiatan-kegiatan pada modul seperti
mengamati, bereksperimen, dan aksi lingkungan sehat, mereka cenderung aktif
dan terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dikatakan
modul ini dapat membuat siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, modul ini juga membuat sikap peduli lingkungan siswa tumbuh.
Hal ini dibuktikan ketika siswa melakukan aksi peduli lingkungan selama tiga
hari. Siswa selalu melakuan kegiatan aksi berdasarkan aksi yang mereka pilih.
Bahkan setelah aksi lingkungan sehat usai mereka juga masih melaksanakan
kebersihan kelas dan merawat tanaman di halaman kelas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris
ini dapat membuat siswa menjadi percaya diri dalam berpendapat, membuat
siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menanamkan
sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan menguraikan (1) kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan, (2) keterbataan penelitian, dan (3) sasaran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
5.1.1 Proses penyusunan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris dilakukan dengan menggunakan 5 langkah
prosedur pengembangan bahan yang meliputi: 1) analisis kebutuhan yaitu
berupa dokumen kurikulum dan latar belakang siswa, kemudian
menentukan SK dan KD, 2) mendesain modul yang diawali dengan
membuat desain modul (menyusun RPP), dilanjutkan membuat modul, dan
kemudian memvalidasi modul yang dilakukan oleh dua ahli modul, 4)
merevisi bagian modul yang dikomentari dan diberi saran oleh validator, 5)
implementasi modul pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur,
6) Melakukan evaluasi modul yang telah diimplementasikan dengan melihat
hasil pretes dan postes serta melihat hasil penilaian siswa terhadap kualitas
modul.
5.2.2 Kualitas produk berupa modul pembelajan IPA berbasisis emansipatoris
berdasarkan hasil uji coba lapangan diperoleh skor 4,3. Skor tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul pembelajaran IPA yang
peneliti kembangkan ini layak untuk digunakan.
5.1.3 Dampak penggunaan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris ini dapat membuat siswa menjadi berani bertukar
pendapat dengan guru maupun teman sekelas (mempertanyakan sistem),
membuat siswa tertarik dan memacu rasa ingin tahu siswa dalam kegiatan
pembelajaran (kesadaran kritis), membuat siswa belajar secara mandiri dan
terlibat aktif dalam pembelajaran , dan dapat menanamkan sikap peduli
lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur
(humanisasi).
5.2 Keterbatasan
Produk yang peneliti rancang mempunya beberapa keterbatasan, yaitu
sebagai berikut:
5.2.2 Modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan hanya terbatas pada
materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat.
5.2.1 Pelaksanaan uji coba modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris hanya bisa dilakukan di kelas IIIB SDN Perumnas
Condongcatur tahun ajaran 2016/2017 karena modul yang dikembangkan
sudah disesuaikan dengan analisis kebutuhan di kelas tersebut.
5.3 Saran
Berikut ini beberapa saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya, antara
lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
5.3.1 Sebaiknya isi materi lingkungan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
pada modul pembelajaran IPA disesuaikan dengan analisis kebutuhan pada
kelas yang dijadikan penelitian, sehingga siswa mudah memahaminya.
5.3.2 Sebaiknya pengembangan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis
pendidikan emansipatoris disesuaikan dengan analisis kebutuhan pada kelas
yang dijadikan penelitian, sehingga hasilnya akan tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Q. (2009). Kamus bahasa indonesia untuk pendidikan dasar. Jakarta: PT
INDAHJAYA Adipratama.
Browne, M. N dan Keeley, S. M. (2012). Pemikiran kritis: Panduan untuk
mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis. Jakarta: Indeks.
Carm, P. G. (1989). Etika lingkungan lidup. Malang: Dioma.
Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam
mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Fahruddin, M. M. (2008). Konsep pendidikan humanis dalam perspektif al-quran.
Tidak diterbitkan.
Hadi, S. (1991). Analisis butir untuk instrumen angket, tes dan skala nilai dengan
BASICA. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Halawa, R. (2016). Pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan
konservasi lingkungan di kelas V SDN No 075046 Lolofitu kabupaten Nias
Barat. Tidak diterbitkan.
Handayani, A. (2013). Peningkatan sikap peduli lingkungan melalui Implementasi
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA
Kelas IV.1 di SD N Keputran “A”. Tidak diterbitkan.
Harsono. Y.M. 2007. Developing learning materials for specific purposes. Teflin
Jurnal. Volume 18, No. 2, Agustus 2007.
Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Bandung: CV.
Maulana.
Joyo, P. (2013). Pemikiran pendidikan kritis Prof. H. A. R Tilaar dan relevansinya
dalam pendidikan islam. Tidak diterbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kresnawati, N. (2013). Korelasi kualitas pembelajaran geografi dan hasil belajar
terhadap sikap peduli lingkungan siswa kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo.
Jurnal, 1(3), 298-303.
Kurniawati, T.D. (2016). Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen
kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis. Tidak
diterbitkan.
Mangunsong, F. (2005). Proceeding: mencapai perkembangan manusia yang utuh
melalui pendidikan emansipatoris. Yogyakarta: Sanata Dharma University
Press.
Sagala, S. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta:
Prenada Media Group.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kunatitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:
Kencana
Tomlinson, B. (2005). Material development in language teaching. Cambridge :
Univesity Press.
Winarti, E dan Anggadewi, B. E. T. (2015). Manusia pembelajar di dunia tarik
ulur: pedagogi ignasian sebagai pendidikan emansipatoris. Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.
Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD N Perumnas Condongcatur
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Program : III / SD-MI
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
Kompetensi Dasar Materi Pokok dan
Uraian Materi Gagasan Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/
Alat Jenis
Tagihan
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
2.2 Mendeskripsikan
kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap
kesehatan
Lingkungan Sehat
dan Tidak Sehat
o Ciri-ciri
lingkungan
sehat dan
tidak sehat
o Dampak
lingkungan
tidak sehat
terhadap
kesehatan
o Cara merawat
lingkungan
kelas agar
stap bersih
dan sehat
Kegiatan Belajar I
o Mengidentifikasi
ciri-ciri linkungan
sehat dan tidak
sehat melalui
pengamatan
gambar
o Mencari tahu
dampak lingkungan
tidak sehat bagi
kesehatan
Kegiatan Belajar II
o Pembuktian
pengaruh
lingkungan tidak
sehat terhadap
Competence
- Mengidentifikasi 3
ciri-ciri
lingkungan yang
sehat dan tidak
sehat
- Memcari tahu
dampak
lingkungan yang
sehat dan tidak
sehat bagi
kesehatan
- Membuktikan
bahwa lingkungan
yang sehat dan
tidak sehat dapat
Tugas
Individu
dan
Kelompok
- soal
uraian
- penilaian
diri
- unjuk
kerja
5jp
Sumber:
Buku IPA
SD Kelas III
Bahan:
Modul Ayo
Cintai
Lingkungan
Alat:
Tangan
Siswa
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kesehatan melalui
ekperimen polusi
udara dan
eksperimen
pencemaran air
o Menjelaskan cara
merawat
lingkungan kelas
agar stap bersih
dan sehat
o Merancang
kegiatan aksi
lingkungan sehat di
sekolah
Kegiatan Belajar III
o Mengevaluasi
kegiatan aksi yang
telah dilakukan
disekolah selama 1
minggu
mempengaruhi
kesehatan
Conscince
- Menunjukkan
sikap peduli
lingkungan
- Menunjukkan
sikap bertanggung
jawab
Compassion
- Merancang
kegiatan aksi
lingkungan sehat
selama 1 minggu
- Melaksanakan
kegiatan aksi
lingkungan sehat
yang telah
direncanakan
- Mengevaluasi
kegiatan aksi
lingkungan sehat
yang telah
dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Mengetahui,
Kepala Sekolah ..........................
( .............................................. )
NIP/NIK : ..............................
.......................................... 20 .....
Wali kelas
( .............................................. )
NIP/NIK : ..............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Tingkat Pendidikan : SD Perumnas Condongcatur
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : III / I
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya
menjaga kesehatan lingkungan
B. Kompetensi Dasar
3.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
C. Indikator
1. Competence
2.2.1 Mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat
2.2.2 Memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi kesehatan
2.2.3 Membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat
mempengaruhi kesehatan
2. Conscinence
2.2.4 Menunjukkan sikap peduli lingkungan
2.2.5 Menunjukkan sikap bertanggung jawab
3. Compassion
2.2.6 Merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
2.2.7 Melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan
2.2.8 Mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Competence
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2.2.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak
sehat melalui diskusi kelas dengan benar.
2.2.2.1 Siswa mampu memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat
bagi kesehatan melalui buku bacaan dengan benar.
2.2.3.1 Siswa mampu membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat
dapat mempengaruhi kesehatan melalui kegiatan eksperimen polusi udara
dengan benar.
2. Conscience
2.2.4.1 Siswa mampu menunjukkan sikap peduli lingkungan melalui kegiatan aksi
lingkungan sehat dengan benar.
2.2.5.1 Siswa mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab melalui kegiatan
pembelajaran dengan benar.
3. Compassion
2.2.6.1 Siswa mampu merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
melalui bimbingan guru dengan benar.
2.2.7.1 Siswa mampu melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah
direncanakan melalui bimbingan guru dengan benar.
2.2.8.1 Siswa mampu mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah
dilaksanakan melalui bimbingan guru dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, demonstrasi, eksperimen, dan tanya
jawab
G. Alat, Bahan, dan Sumber
1. Alat dan Bahan
- Bahan praktikum (2 pot berisi tanaman, pot 1 berisi banyak tanaman & pot 2
berisi satu tanaman, 2 toples bening, korek api, dan obat nyamuk bakar)
- Gambar lingkungan sehat dan tidak sehat
- LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Sumber Belajar
- Buku paket IPA kelas III
- Buku LKS IPA kelas III
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Belajar I
Tahap Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru mengawali pembelajaran dengan Doa
- Guru melakukan presensi
- Apersepsi : Siswa dan guru berdiskusi mengenai
lingkungan
- Motivasi : Siswa melakukan tepuk bit
- Orientasi : Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
10 menit
Inti Ekplorasi
- Siswa mengamati gambar lingkungan yang sehat
dan tidak sehat pada modul (Mengamati)
- Siswa dan guru berdiskusi mengenai perbedaan
lingkungan yang sehat dan tidak sehat
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih
ada yang bingung (Menanya)
- Siswa menyebutkan contoh lain yang merupakan
lingkungan sehat dan tidak sehat
Elaborasi
- Siswa dibagi menjadi 6 kelomok diskusi
- Siswa secara berkelompok mencari tahu penyebab
dan dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat
bagi kesehatan melalui buku bacaan (Menalar dan
Mencoba)
- Siswa menuliskan hasil temuannya yang diperoleh
pada buku catatan masing-masing
Konfirmasi
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
- Perwakilan kelompok siswa membacaka hasil
temuannya di depan kelas (Mengkomunikasikan)
- Siswa dan guru merangkum pembelajaran yang
diperoleh
Penutup - Guru merangkum pembelajaran dari awal hingga
akhir
- Siswa melakukan refleksi atas pelajaran yang
didapat hari ini dengan bimbingan guru
- Guru memberikan tindak lanjut pada siswa berupa
PR (mengerjakan latihan soal di buku paket)
- Guru menutup kegiatan doa dan salam
15 menit
Kegiatan Belajar II
Tahap Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru mengawali pembelajaran dengan Doa
- Guru melakukan presensi
- Apersepsi : Guru mengulas pembelajaran yang
telah dilakukan di pertemuan sebelumnya yaitu
pemahaman bahwa lingkungan yang sehat
berpengaruh terhadap kesehatan
- Motivasi : Siswa melakukan tepuk bit
- Orientasi : Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
10 menit
Inti Eksplorasi
- Siswa ditunjukkan dua buah pot berisi tanaman
(pot 1 berisi banyak tanaman & pot 2 berisi satu
tanaman) (Mengamati)
- Guru mengajukan pertanyan pada siswa terkait
dengan dua pot tanaman yang ditunjukkan.
Apa perbedaan dari dua pot berisi tanaman ini?
Apa yang terjadi jika kedua pot ini ditutup
dengan toples dan saya beri asap? (Menanya)
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
- Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
kegiatan belajar yang akan dilakukan
Elaborasi
- Siswa berkumpul kembali dengan kelompok yang
sebelumnya sudah dibentuk
- Setiap kelompok siswa dibagiakan media untuk
melakukan eksperimen
- Siswa diberi kesempatan bertanya jika masih
bingung dengan kegiatan yang dilakukan
(Menanya)
- Siswa bereksperimen (pembuktian bahwa
lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat
mempengaruhi kesehatan) dengan media polusi
udara, serta dilakukan sesuai urutan yang ada di
modul (Menalar dan Mencoba)
- Siswa mengamati hasil eksperimen dan mencatat
hasilnya di buku masing-masing
Konfirmasi
- Siswa membacakan hasil kegiatan eksperimen di
depan kelas (Mengkomunikasikan)
- Siswa menyimpulkan dari kegiatan eksperimen
yang dilakukan bahwa kesehatan
- Siswa secara individu diminta membuat rancangan
kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
Penutup - Guru merangkum pembelajaran dari awal hingga
akhir
- Siswa melakukan refleksi atas pelajaran yang
didapat hari ini dengan bimbingan guru
- Siswa diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan
aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan
baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan
rumah
- Guru menutup kegiatan doa dan salam
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kegiatan Belajar III
Tahap Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan - Guru mengawali pembelajaran dengan Doa
- Guru melakukan presensi
- Apersepsi : Guru bercerita mengenai
pengalamannya ketika melakukan aksi lingkungan
sehat dirumah
- Motivasi : Siswa melakukan tepuk lingkungan
sehat
- Orientasi : Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
10 menit
Inti - Guru bertanya pada siswa terkait dengan kegiatan
aksi lingkungan sehat yang dilakukan selama 1
minggu
- Salah satu siswa menceritakan kegiatan aksi
lingkungan sehat yang telah dilakukannya
- Siswa menuliskan perbedaan yang terjadi sebelum
dan sesuadah melakukan kegiatan aksi lingkungan
sehat selama satu minggu
- Dua siswa membacakan hasil pekerjaannya secara
bergantian di depan kelas
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
pentingnya lingkungan sehat bagi kesehatan
- Siswa melanjutkan kegiatan aksi lingkungan sehat
sebagai kebiasaan baik di rumah dan sekolah
45 menit
Penutup - Guru merangkum pembelajaran dari awal hingga
akhir
- Siswa melakukan refleksi atas pelajaran yang
didapat hari ini dengan bimbingan guru
15 enit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
- Guru memberikan tindak lanjut pada siswa berupa
PR (mengerjakan latihan soal di buku paket)
- Guru menutup kegiatan doa dan salam
I. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
Aspek Penilaian Jenis Teknik
Kognitif Tes Tertulis
Psikomotor Non tes Produk
Afektif Non tes Penilaian diri
2. Instrumen: LKS dan rubrik penilaian (terlampir)
3. Post Tes (terlampir)
4. Pedoman penskoran (terlampir)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
(…………………..)
Yogyakarta, 6 November 2016
Guru Kelas
(…………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran Penilaian
A. Penilaian Kognitif
Indikator 2.2.1 Mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat
2.2.2 Memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi
kesehatan
2.2.3 Membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat
mempengaruhi kesehatan
Teknik
Penilaian Tes
Instrumen 5 soal uraian (terlampir)
Kunci Jawaban
1. Ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat
- Udara kotor dan banyak debu
- Sumber air keruh dan tercemar
- Sampah berserakan dimana-mana
2. Ciri-ciri lingkungan yang sehat
- Udaranya bersih dan segar
- Sumber air bersih
- Sampah tidak berserakan
3. Dampak membuang sampah disungai
- Air sungai menjadi tercemar
- Jika airnya digunakan dapat menyebabkan penyakit
- Dapat menyebabkan banjir
4. Cara mencegah pencemaran udara
- Menanam banyak tanaman/pohon
- Tidak membakar sampah
- Tidak menebang pohon secara liar
5. Cara menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan sehat
- Membuang sampah di tempat sampah
- Membersihkan kelas setiap hari
- Menanam tanaman di halaman kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pedoman Penskoran
Soal uraian = jumlah skor x 2
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
5
B. Penilaian Afektif
Indikator 3.2.4 Menunjukkan sikap peduli lingkungan
3.2.5 Menunjukkan sikap bertanggung jawab
Teknik
penilaian Non Tes
Instrumen Penilaian diri
Format Penilaian Diri
Nama siswa: …………….. Kelas/ No.Absen:…../……
Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!
No Aspek Penilaian Ya Tidak
Sikap Peduli Lingkungan
1 Saya selalu membuang sampah pada tempat sampah.
2 Saya tidak mencoret-coret meja, kursi, dan tembok di
kelas.
3 Saya selalu piket membersihkan kelas sesuai jadwal.
4 Saya selalu merawat dan tidak merusak tanaman yang
ada di depan kelas.
Sikap Tanggung Jawab
1 Saya selalu memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan di depan.
2 Saya berani berpendapat ketika sedang melakukan
diskusi di kelas.
3 Saya selalu memperhatikan jika ada teman yang
sedang presentasi di depan.
4 Saya dapat menerima pendapat orang lain ketika
berada dalam kelompok diskusi.
Keterangan:
Jawaban “ya” = skor 1, jawaban “tidak” = skor 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Rubrik penilaian dan pedoman penskoran
Kriteria Baik sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sikap
menghargai
Memenuhi 4
aspek penilaian
Memenuhi 3
aspek penilaian
Memenuhi 2
aspek penilaian
Memenuhi 1
aspek
penilaian
C. Penilaian Psikomotor
Indikator 2.2.6 Merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
2.2.7 Melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah
direncanakan
2.2.8 Mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah
dilaksanakan
Teknik
penilaian Non Tes
Instrumen Observasi
Lembar Pengamatan
No. Aspek yang Diamati 1 2 3 4
1 Siswa mampu membuat rancangan aksi lingkungan
sehat.
2 Siswa mampu melaksanakan aksi lingkungan sehat
selama 1 minggu.
3 Siswa bisa mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan
sehat yang telah dilaksanakannya
Jumlah
Keterangan:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran Materi
Lingkungan Sehat Dan Lingkungan Tidak Sehat
Pernahkah kamu melihat tumpukan sampah di sekitarmu? Bersihkah sungai di
lingkunganmu? Bersihkah udara di sekitar jalan raya kota atau desamu? Coba bandingkan
kondisi lingkunganmu dengan kondisi lingkungan di suatu pegunungan atau desa terpencil
yang jauh dari keramaian! Samakah kondisinya? Mengapa demikian? Awalnya, kondisi
lingkungan di setiap tempat semuanya bersih, sehat, dan alami. Pohon-pohon masih rindang,
air sungai masih mengalir jernih, udara belum terkena polusi, tanah pun masih bersih dari
polusi. Namun, mengapa kondisi tersebut dapat berubah?
A. Perbedaan antara Lingkungan Sehat dengan Lingkungan Tidak Sehat
Agar dapat hidup dengan baik, maka setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan
yang sesuai dengan sifat dan kebutuhannya. Misalnya, manusia hanya dapat hidup di darat,
sedangkan ikan hidup di lingkungan perairan, dan sebagai nya.
Perhatikan Gambar 1 dan 2. Gambar tersebut memperlihatkan lingkungan dari dua
daerah yang berbeda, yaitu daerah pegunungan dan daerah industri. Pernahkah kamu
berada di kedua daerah tersebut? Apa yang kamu rasakan? Bila berada di daerah
pegunungan, maka kamu akan merasakan sejuk. Udara yang dihirup terasa segar. Lain
halnya apabila kamu berada di suatu daerah industri. Udara di daerah industri terasa panas,
berdebu, dan menyesakkan pernapasan. Mengapa demikian? Kebersihan lingkungan
rumah kita harus selalu diperhatikan. Setiap hari, lantai rumah sebaiknya disapu agar
kotoran tidak menumpuk di lantai.
1. Lingkungan Sehat
Perhatikan lingkungan di sekitarmu! Apakah
lingkunganmu termasuk lingkungan sehat?
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih.
Lingkungan sehat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Udara bersih dan segar.
b. Tanah yang subur.
c. Sumber air yang bersih.
(2) (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
d. Air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih.
e. Sampah tidak berserakan.
f. Banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur.
Kamu mempunyai kewajiban untuk mewujudkan lingkungan sehat. Lingkungan sehat
akan membuat kesehatan kita terjaga dan betah menghuninya.
2. Lingkungan Tidak Sehat
Keadaan lingkungan di sekitar manusia
tinggal, ada yang memenuhi syarat kesehatan
dan ada pula yang tidak memenuhi syarat
kesehatan. Lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan merupakan lingkungan yang
tidak sehat. Ciri-ciri lingkungan yang tidak
sehat adalah sebagai berikut:
a. Udara kotor karena banyak debu dan asap.
b. Sampah banyak berterbaran.
c. Sumber air tidak bersih.
d. Saluran air tidak lancar sehingga air menggenang.
e. Tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan subur sehingga lingkungan menjadi gersang.
Lingkungan yang tidak sehat mengakibatkan berjangkitnya berbagai penyakit, bau
yang tidak sedap, dan pemandangan yang buruk.
Beberapa faktor penyebab lingkungan tidak sehat, yaitu sebagai berikut.
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap pabrik, asap kendaraan bermotor,
pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan sebagainya.
2. Pencemaran Air
Pencemaran air disebabkan oleh adanya pembuangan limbah rumah tangga dan limbah
pabrik ke dalam lingkungan, salah satu contohnya adalah membuang sampah di sungai.
3. Pencemaran Tanah
Membuang sampah di sembarang tempat dapat mencemari lingkungan. Sampah harus
dibuang di lokasi pembuangan sampah yang semestinya. Sampah tersebut akan diolah
menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Sampah antara lain berupa
sampah organik yang berasal dari makhluk hidup. Contoh sampah organik, antara lain,
daun-daun, sisasisa makanan, dan sebagainya. Selain sampah organik, ada pula sampah
anorganik. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda tak hidup.
Contoh sampah anorganik, antara lain, kaleng, botol, plastik, dan sebagainya. Sampah
organik dapat membusuk dan terurai oleh bakteri atau jamur menjadi zat-zat yang tidak
berbahaya bagi lingkungan. Zat-zat yang telah terurai ini dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Sementara itu, sampah anorganik tidak dapat terurai secara alamiah
sehingga diperlukan campur tangan manusia untuk melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Apakah yang terjadi jika sampah-sampah ini, terutama sampah anorganik, terus
dibuang dan dibiarkan menggunung di lingkungan hidup kita? Coba diskusikan
bersama!
4. Pencemaran Suara
Kemajuan teknologi manusia selain menghasilkan kemakmuran juga menimbulkan
pencemaran. Selain pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah,
pencemaran suara pun timbul dari kemajuan teknologi ini. Pencemaran suara terutama
terjadi di daerah perkotaan maupun di daerah perindustrian. Mengapa demikian? Coba
diskusikanlah bersama!
B. Pengaruh Pencemaran Lingkungan terhadap Kesehatan
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Segala
bentuk pencemaran ini dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup maupun lingkungan.
i. Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Kesehatan
Udara kotor mengandung zat-zat kimia, debu, dan bibit penyakit. Penyakit yang
disebabkan oleh pencemaran udara, antara lain sesak napas, asma, dan bahkan dapat
menyebabkan kanker. Debu yang beterbangan dapat masuk ke dalam mata sehingga
mata menjadi merah dan mengganggu penglihatan. Untuk menjaga agar mata tidak
terkena debu atau kotoran, maka saat melakukan perjalanan,kamu sebaiknya memakai
kacamata jalan dan mencuci muka setelah sampai di tempat tujuan. Apabila debu
menempel pada kulit, maka kulit akan terasa gatal dan bersisik. Usahakan mandi secara
teratur setiap hari agar kulit menjadi bersih dan sehat.
ii. Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kesehatan
Pencemaran air dapat merugikan kesehatan makhluk hidup maupun lingkungan. Air
yang telah tercemar membahayakan kesehatan. Mengapa? Air yang telah tercemar
mengandung bibit-bibit penyakit dan zat-zat kimia beracun. Penyakit yang muncul
karena pencemaran air, antara lain diare, muntaber, gatal-gatal, dan berbagai penyakit
kulit lainnya. Gunakanlah air yang bersih dan sehat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Ciri-ciri air yang menyehatkan, antara lain air tersebut bersih, tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna (jernih), dan tidak mengandung bibit penyakit. Sebelum
dikonsumsi, air direbus sampai mendidih. Hal ini bertujuan agar bibit penyakit terdapat
di dalam air dapat mati.
iii. Pengaruh Pencemaran Tanah terhadap Kesehatan
Tanah yang tercemar akan berkurang kesuburannya. Selain itu, zat-zat pencemar juga
dapat terserap oleh tumbuhan. Tumbuhan tersebut kemudian dimakan oleh hewan atau
manusia. Akibatnya, zat pencemar tersebut akan berpindah ke dalam tubuh hewan atau
manusia. Apa yang terjadi jika zat pencemar yang masuk ke dalam tubuh hewan atau
manusia itu bertambah banyak? Diskusikan bersama temanmu!
iv. Pengaruh Pencemaran Suara
Makhluk hidup, terutama hewan dan manusia, diberikan indra pendengar yang
memiliki kepekaan berbeda-beda. Mengapa demikian? Manusia hanya mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
menangkap suara yang mempunyai kisaran frekuensi tertentu. Tahukah kamu,
berapakah kisaran frekuensi suara yang dapat ditangkap manusia?
Hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terkena pengaruh polusi suara, antara lain:
a) sebaiknya jangan membangun rumah di tepi jalan raya yang dilalui banyak
kendaraan bermotor,
b) memakai penutup telinga saat berada di lingkungan yang sangat bising.
C. Cara Menciptakan Lingkungan yang Sehat
Rumah yang bagus belum tentu sehat. Rumah sederhana dapat menjadi lingkungan yang
sehat. Syarat-syarat rumah sehat antara lain sebagai berikut.
1. Terdapat ventilasi pertukaran cahaya matahari dan udara.
2. Ada kamar mandi dan WC yang bersih.
3. Ada saluran pembuangan limbah yang bersih.
4. Ada sumber air yang bersih.
5. Ada tempat pembuangan sampah bertutup dan bersih.
6. Ada halaman rumah yang bersih.
Hal-hal yang diperhatikan untuk menciptakan halaman yang bersih adalah sebagai berikut.
1. Menanam tumbuhan rindang dan menghasilkan buah. Misalnya jambu, mangga, dan
rambutan. Untuk mempercantik halaman dapat ditanam tumbuhan berbunga.
Misalnya, mawar, anggrek, dan melati.
2. Membuat selokan air. Selokan air membuat air tidak menggenang. Air yang
menggenang dapat menjadi sarang nyamuk.
3. Membersihkan sampah di halaman rumah secara teratur setiap hari.
4. Menjaga halaman rumah tidak lembap. Oleh karena itu, usahakan cukup cahaya
matahari.
Kita dapat menanam tumbuhan dalam pot. Tumbuhan dapat membuat udara bersih, sejuk, dan
segar. Tumbuhan juga membuat lingkungan tampak lebih indah. Untuk lingkungan
perumahan, perlu dibuat jalan atau gang. Hal ini bertujuan untuk memperlancar transportasi.
Perlu diadakan kerja bakti antarwarga untuk membersihkan lingkungan sekitar. Jangan terlalu
sering menggunakan bahan-bahan yang mengandung zat beracun. Misalnya, detergen dan
racun pembasmi hama. Jangan pula membuat WC atau jamban di sungai. Di kota besar seperti
Jakarta banyak terjadi pencemaran udara. Udara dikatakan tercemar jika sudah tercampur
berbagai zat. Zat tersebut seperti debu, asap, dan bau yang tidak sedap. Hal-hal berikut
dilakukan untuk menjaga udara
agar tetap bersih.
1. Menanam tumbuhan untuk penghijauan.
2. Membuang sampah pada tempatnya.
3. Merawat kendaraan agar tidak mengeluarkan asap terlalu banyak.
4. Tidak merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran Soal
SOAL POSTES
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!
1. Sebutkan 3 ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat!
Jawab :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. Sebutkan 3 ciri-ciri linkungan yang sehat!
Jawab :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Sebutkan 3 dampak yang diakibatkan karena membuang sampah di sungai!
Jawab :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
4. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi pencemaran udara?
Jawab :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
5. Bagaimana cara menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan sehat?
Jawab :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lingkungan Sehat dan
Lingkungan Tidak Sehat
Lingkungan adalah tempat tinggal bagi makhluk hidup seperti
manusia, hewan, dan tumbuhan. Lingkungan yang dijaga dengan baik akan
menciptakan lingkungan sehat, sedangkan lingkungan yang tidak dijaga
akan menciptakan lingkungan tidak sehat.
Perhatikan kedua gambar dibawah ini!
Siswa mampu mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak
sehat melalui diskusi kelas dengan benar.
Siswa mampu memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat
bagi kesehatan melalui buku bacaan dengan benar.
Tujuan
Ayo Mengamati
(b) (a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
1. Ceritakan dengan bahasamu sendiri apa yang kamu lihat pada
gambar A dan B di atas?
2. Apa perbedaan antara lingkungan gambar A dan lingkungan
gambar B?
3. Apa yang kamu rasakan jika kamu berada di lingkungan gambar
A?
4. Apa yang kamu rasakan jika kamu berada dilingkungan gambar B?
5. Manakah lingkungan yang sehat dan lingkungan yang tidak sehat
pada gambar di atas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
6. Coba kamu sebutkan 3 ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat berdasarkan gambar di atas!
Pernahkah kamu berpikir bahwa lingkungan tidak sehat disebabkan
karena ulah manusia?
Manusia melakukan kegiatan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kegiatan tersebut sebagian besar dapat menyebabkan
lingkungan menjadi tidak sehat. Salah satu contohnya adalah membuang
air bekas cucian atau air sabun di sungai. Air sabun mengandung bahan
kimia berbahaya. Apabila air sabun tersebut dibuang disungai, dapat
menyebabkan air sungai tercemar, dan binatang air seperti ikan bisa
keracunan dan mati.
Diskusikan bersama teman-teman satu kelompok!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Apa dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Menurutmu apa saja kegiatan manusia yang dapat menyebabkan
lingkungan menjadi tidak sehat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dampak Lingkungan Tidak Sehat Bagi
Kesehatan
Pencemaran Udara Pernahkah kamu menghirup
udara di daerah pegunungan?
Bagaimana rasanya? Pasti
rasanya segarkan, dan jika
dirasakan tubuh kita menjadi
lebih bugar. Kenapa demikian?
Karena dipegunungan banyak
terdapat tumbuhan. Tumbuhan
dapat membersihkan udaran yang
kotor, sehingga dapat membuat
udara menjadi bersih.
Lain halnya dengan udara di daerah perkotaan. Di perkotaan jumlah
tumbuhan lebih sedikit dibandingkan daerah pegunungan. Selain itu,
udara didaerah perkotaan
banyak tercemar oleh asap
kendaraan bermotor dan yang
lainnya, sehingga jika kita
menghirup udara diperkotaan
akan terasa sesak dan fungsi
paru-paru akan terganggu karena
banyaknya zat kimia yang masuk
ke dalam tubuh. Nah maka dari
itu, menanam banyak tumbuhan
Siswa mampu membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat
dapat mempengaruhi kesehatan melalui kegiatan eksperimen polusi udara
dengan benar.
Siswa mampu merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
melalui bimbingan guru dengan benar.
Tujuan
Pegunungan
Perkotaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dilingkungan sekitar kita seperti dirumah atau disekolah akan
mengurangi udara yang tercemar.
Ayo Bereksperimen!
Polusi Udara Tujuan :
Membuktikan bahwa tumbuhan dapat mengurangi polusi atau
pencemaran udara.
Alat dan Bahan :
2 pot berisi tanaman (pot A berisi 1 tanaman dan pot B berisi
banyak tanaman)
2 toples bening (lebih besar dari pot)
Obat nyamuk bakar
Korek api
Langkah Kerja :
1. Siapkan 2 pot yang berisi tanaman.
2. Siapkan 2 buah toples.
3. Tutupkan dua toples pada masing-masing pot.
4. Bakar obat nyamuk, kemudian masukkan obat nyamuk pada
kedua pot yang ditutup dengan toples.
5. Tunggu selama 15 menit, kemudian lihat perbedaan yang
terjadi.
Manakah asap yang lebih cepat berkurang?
Eksperimen
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pencemaran Air
Coba kamu perhatikan
parit dan sungai yang ada di
sekitar rumahmu, bagaimana
keadaannya? Apakah bersih?
Pembuangan limbah
sembarangan membuat parit,
sungai, dan laut tercemar.
Ikan-ikan banyak yang mati
dan masyarakat di sekitar pun
menanggung akibatnya. Pencemaran air dapat mengakibatkan aliran air
terhambat. Jika hujan tiba, akan menimbulkan banjir. Ikan dan hewan
lain yang ada di air tercemar akan mati. Masyarakat sulit mendapat air
bersih, akibatnya penyakit menyerang masyarakat. Air yang kotor, jika
diminum, dapat menyebabkan penyakit, seperti diare dan muntaber. Jika
air yang kotor digunakan untuk mandi, akan menyebabkan penyakit kulit,
seperti kudis dan gatal-gatal.
Kamu Perlu Tahu
Tumbuhan dapat membuat udara lebih bersih, karena gas beracun
yang terdapat pada udara, akan digunakan tumbuhan untuk
berfotosintesis dan diubah menjadi oksigen, sehingga udara kembali
menjadi bersih.
Sungai yang tercemar
sampah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kamu Perlu Tahu
Air yang bersih dan sehat memiliki 3 ciri-ciri yaitu jernih atau tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa jika dirasakan. Sedangkan air
kotor dan tidak sehat mempunyai ciri-ciri yaitu keruh, berbau, dan memiliki
rasa.
Pencemaran Air
Tujuan :
Membuktikan bahwa limbah rumah tangga seperti air bekas cucian dapat
menyebabkan pencemaran air.
Alat dan Bahan :
2 gelas berisi air bersih
Air detergen
Sampah plastik yang sudah dipotong-potong
Langkah Kerja :
1. Tuangkan air detergen dan sampah ke salah satu gelas berisi air bersih.
2. Amati perbedaan yang terjadi antara gelas yang diberi air detegen dan
sampah dengan air yangtidak dituangi apa-apa.
Apa perbedaan yang kamu temukan?
Eksperimen
2
Ayo Bereksperimen!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pencemaran Tanah Selain udara dan air, pencemaran pun dapat terjadi di tanah.
Tanah yang sudah tercemar kurang baik jika digunakan untuk bercocok
tanam.
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh pembuangan sampah,
pemakaian pupuk yang berlebihan, dan penggunaan pestisida yang
berlebihan.
a. Pembuangan Sampah
Sampah ada yang berupa sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik, yaitu
sampah sisa-sisa makhluk hidup seperti daun-
daun yang kering. Adapun sampah nonorganik,
yaitu sampah plastik, kaca, dan logam.
Termasuk sampah apakah sampah di
rumahmu?
Sampah organik, jika diolah dengan baik,
akan menghasilkan kompos. Akan tetapi, jika
tidak diolah dengan baik, sampah-sampah itu akan membusuk dan
menghasilkan gas yang disebut metana.
Sampah anorganik adalah
sampah yang tidak cepat
membusuk. Jika dibiarkan, sampah-
sampah itu mencemari tanah.
Untuk menguranginya, sam pah-
sampah ini harus didaur ulang
menjadi barang baru. Kertas dapat
didaur ulang dengan mudah. Adapun
plastik, kaca, dan logam didaur
ulang melalui proses yang panjang dan biaya yang mahal.
Sampah organik
Sampah anorganik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b. Pemakaian Pupuk Berlebihan
Pemberian pupuk tanah, jika tidak sesuai
dengan ukuran yang tepat, akan
mencemari tanah. Tanah menjadi asam
dan mematikan tum buhan dan hewan
yang ada di sekitarnya.
c. Penggunaan Pestisida yang
berlebihan
Pestisida juga akan mencemari tanah
jika digunakan secara berlebihan.
Pemberian pestisida yang berlebihan
akan membuat hewan yang
menguntungkan ikut mati. Jika terbawa
aliran air sampai ke sungai, akan mencemari air sungai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Aksi Lingkungan Sehat
Apa aksi lingkungan sehat yang ingin kamu lakukan?
Beri tanda (√) pada aksi pilihanmu!
Membuang sampah ditempat
sampah dan mengantongi sampah
jika tidak ada tempat sampah.
Menyiram tanaman sesuai
kebutuhan dan tidak
merusaknya
Menyapu lantai kelas dan menata meja, kursi setelah selesai
pelajaran.
Mengelap kaca jendela dengan kemoceng atau koran bekas.
Tidak mencoret-coret benda yang ada di kelas seperti meja,
kursi, dan tembok
Mencabuti tanaman liar atau rumput liar yang tumbuh di
halaman kelas.
Ayo kita lakukan aksi lingkungan sehat!
Siswa mampu merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
melalui bimbingan guru dengan benar.
Siswa mampu melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah
direncanakan melalui bimbingan guru dengan benar.
Siswa mampu mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah
dilaksanakan melalui bimbingan guru dengan benar.
Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Nah, setelah kamu memilih salah satu aksi yang ada di atas, coba
laksanakan kegiatan tersebut selama 1 minggu.
Mintalah tanda tangan guru setiap hari setelah selesai melakukan aksi!
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Wah hebat, kamu sudah melaksanakan aksi lingkungan sehat selama 1
minggu. Sekarang tulislkan pengalamanmu selama melakukan aksi
lingkungan sehat dan apa perbedaan yang kamu rasakan sebelum dan
sesudah melaksanakan aksi.
Apakah aksi yang kamu lakukan menyenangkan? Alasannya.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Apa perbedaan yang kamu rasakan sebelum aksi dan sesudah aksi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Ceritakan pengalaman aksimu selama 1 minggu, dan bagaimana
perasaan yang kamu rasakan selama aksi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Dokuentasi Penelitian di SDN Perumnas Condongcatur
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
CURRICULUM VITAE
Dedy Anggit Harjanto lahir di Pekalongan, 11 Maret
1994. Sebelum menempuh pendidikan dasar, masuk ke
Taman Kanak-kanak Indriarini Pokoh selama dua tahun, yaitu
tahun 2000-2001. Pendidikan dasar ditempuh di SDN Pokoh
I pada tahun 2002-2007. Pendidikan menengah pertama
diperoleh di SMP Negeri 2 Ngemplak terhitung dari tahun
2008 hingga 2010. Setamat pendidikan SMP, melanjutkan
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Ngemplak tahun
2010 dan dinyatakan lulus tahun 2013. Peneliti mulai tercatat
sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2013, khususnya pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa
macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib.
Tahun 2014, peneliti mengikuti week and moral di Santikara dan mengikuti kuliah
umum PGSD acara Indonesia Mengajar. Tahun 2015, peneliti kembali mengikuti
workshop pelatihan Metode Montessori. Pada tahun yang sama, peneliti tergabung
dalam kepanitiaan Malam Kreatifitas PGSD 2015 sebagai divisi dekorasi.
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI