Upload
truongkhanh
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG
TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER
KEBANGSAAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Heribertus Dany Cahyo Widodo
NIM: 121134197
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku dalam setiap langkah.
2. Kedua orang tua tercinta Babe Henricus Sumbodo dan Mama
Lucia Siti Budi A. yang selalu memberikan doa dan dukungan.
3. Budheku tercinta Budhe Sul yang selalu memberiku semangat
dan dukungan tak henti-hentinya.
4. Kedua kakak tercinta Fransiscus Ageng W. dan Fransisca Siwi
yang selalu memberi semangat.
5. Semua teman-temanku kelas A, B, C, kelompok payung buku
cerita anak yang telah berjuang bersama-sama.
6. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Pembaca skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Selalu jadi diri sendiri tidak peduli apa yang mereka katakan dan
jangan pernah menjadi orang lain meskipun mereka tampak lebih baik
(SBI)
Selalu berterima kasih kepada-Nya atas segala yang Ia berikan
kepadaku dalam setiap langkah
(Dany)
Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah
disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton
(Martin Luther King)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Maret 2016
Penulis
Heribertus Dany Cahyo Widodo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Heribertus Dany Cahyo Widodo
Nomor Mahasiswa : 121134197
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG
TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER
KEBANGSAAN
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 31 Maret 2016
Yang menyatakan,
Heribertus Dany Cahyo Widodo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG
TRADISI NYADRAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER
KEBANGSAAN
Heribertus Dany Cahyo Widodo
Universitas Sanata Dharma
2016
Skripsi ini merupakan hasil penelitian dan pengembangan dari tradisi
nyadran. Potensi pada tradisi nyadran yaitu adanya nilai-nilai karakter
kebangsaan di dalam 3 acara utama yaitu besik, kendurenan, bakdan. Masalah
yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara kepada 4 anak menunjukan bahwa
mereka belum memahami tradisi nyadran. Wawancara tersebut diperkuat oleh
hasil angket dari 23 anak usia 9-10 tahun: 78% anak tidak memhami tradisi
nyadran, 43% anak tidak mengetahui acara terakhir dalam upacara nyadran
adalah bakdan. dan 87% anak membutuhkan buku cerita bergambar tentang
tradisi nyadran. Peneliti terdorong mengembangkan prototipe buku cerita anak
tentang tradisi nyadran dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan agar anak
dalam memahami tradisi nyadran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan
menggunakan enam langkah menurut Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi
desain, dan (6) uji coba produk. Produk berupa prototipe buku cerita bergambar
“nyadran”. Prototipe divalidasi oleh ahli psikologi dan sejarah. Skor rata-rata
yang didapatkan adalah 91,25 sehingga sangat layak untuk diujicobakan.
Ujicoba dilakukan peneliti di SD N Jatisarono-Kulonprogo, kepada 23
anak (9-10 tahun). Dari hasil refleksi anak setelah diujicoba, peneliti mendapatkan
data bahwa: 100% anak memahami tujuan nyadran serta mengetahui upacara
terakhir dalam upacar nyadran adalah bakdan. Dengan demikian prototipe buku
cerita bergambar tersebut membantu anak mengerti arti tradisi nyadran yang
berkaitan dengan nilai-nilai karakter kebangsaan yaitu nilai gotong royong,
bekerjasama, berdoa, dan silahturahmi.
Kata kunci: pengembangan, buku cerita, pendidikan karakter, tradisi nyadran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
PROTOTYPE DEVELOPMENT OF CHILDREN STORY BOOK OF
TRADITION NYADRAN CHARACTER EDUCATION IN THE CONTEXT
OF NATIONALITY
Heribertus Dany Cahyo Widodo
Universitas Sanata Dharma
2016
This thesis is the result of research and development of traditions nyadran.
The potential at nyadran tradition that is the value of nationality character that
contained in 3 main ways, besik, kendurenan, and bakdan. Problem that
researcher got from interview to 4 children, show that they did not understand the
meaning of nyadran tradition. The interview supported with result of quisioner
from 23 children aged 9-10 years: 78% of children did not understand nyadran
tradition, 43% of children did not know the last event in a ceremony nyadran is
bakdan, and 87% of children in needed of a picture story book about nyadran
tradition. Researchers are encouraged to develop a prototype of a children's book
nyadran tradition in the context of national character education to help children
understand nyadran tradition.
This research is a research and development (R & D) by using a six-step
according Sugiyono which includes: (1) the potentials and problems, (2) data
collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) design
revisions, and (6) the trial product. Prototype story book entitled "Nyadran" is
validated by expert psychologists and history. An average scores obtained is 91.25
so it is worth to be tested.
This prototype was tested in SD N Jatisarono-Kulonprogo, to 23 children
(aged 9-10 years). From the result of reflection after the trial, researcher have
shown that: 100% of the children have understood the purpose nyadran, and know
the last event in a ceremony nyadran is bakdan. Thus prototype story book help
children understand nyadran tradition and the values of national character
education that is mutual cooperation, work together, pray, and silahturahmi .
Keyword: Development, Story book, Character education, nyadran tradition
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (TYME), karena
atas berkat dan rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak Tentang Tradisi Nyadran dalam
Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Pembimbing I dan Wahyu Wida
Sari, S.Si., M. Biotech., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan saran,
kritik, dorongan, semangat, waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing
peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
5. SD Negeri Jatisarono yang sudah mengijinkan peneliti mengambil data
analisis kebutuhan dan uji coba produk.
6. Validator instrumen pra-penelitian serta validator produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Keluarga tercinta Babe Henricus Sumbodo dan Mama Lucia Siti Budi A.
yang selalu memberikan doa.
8. Teman-teman Club Montessori (Dewi, Desti, Angel, Bayu, Adi, Dea, Suster,
Oki, Pipit, Siska) yang menerima aku selalu dengan tangan terbuka dan
dengan segala kekuranganku.
9. Teman-teman tercinta Ibnu, Husen, Cahyo, Andre, Yayan, Bayu, Mas
Khodam yang selalu bersamaku dikala senang maupun susah dan
memberikanku semangat tanpa hentinya.
10. Teman-teman penelitian fokus studi grup Jawa (Renny, Ambar, Nike, Mba
Laras, Andro, Hayu, Tyas, Vinta, Dian, Wahyu), yang sama-sama berjuang
serta saling memberikan semangat dan masukan.
11. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 31 Maret 2016
Peneliti
Heribertus Dany Cahyo Widodo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT .....................................................................................................ix
PRA KATA ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pentlitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
1.5 Spesifikasi Produk ....................................................................................... 6
1.6 Definisi Opeasional ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ....................………………………………...……....8
2.1 Kajian Pustaka ... ………………………………………………………… 8
2.1.1 Tradisi Jawa ........................................................................................ 8
2.1.1.1 Pengertian Tradisi Jawa atau Upacara Adat Jawa .................. 8
2.1.1.2 Macam-Macam Tradisi Jawa ................................................. 9
2.1.1.3 Tradisi nyadran .................................................................... 11
2.1.1.3.1 Tata Cara ........................................................................... 13
2.1.1.3.2 Nilai-Nilai nyadran ........................................................... 14
2.1.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan .................................................... 15
2.1.2.1 Pendidikan ............................................................................ 15
2.1.2.2 Arti Karakter ......................................................................... 15
2.1.2.3 Karakter Kebangsaan ............................................................ 16
2.1.2.4 Pendidikan Karakter Kebangsaan......................................... 17
2.1.3Buku Cerita Anak .............................................................................. 19
2.1.3.1 Hakekat Buku Cerita Anak ................................................... 19
2.1.3.2 Tujuan Buku Cerita Anak ..................................................... 19
2.1.3.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita .................................... 20
2.1.4 Media Gambar ................................................................................. 21
2.1.4.1 Pengertian Media ................................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.4.2 Arti Media Gambar .............................................................. 22
2.1.5 Anak Usia 9-10 tahun ...................................................................... 22
2.1.5.1 Psikologi Perkembangan Anak ............................................ 22
2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 9-10 ................................ 23
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 27
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………...…... 33
3.1 Jenis Penelitian …. ...................................................................................... 33
3.2 Setting Penelitian …. .................................................................................. 34
3.2.1 Tempat penelitian ............................................................................. 34
3.2.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 34
3.2.3 Objek Penelitian ............................................................................... 34
3.2.4 Waktu Penelitian ............................................................................. 34
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 35
3.3.1 Potensi dan Masalah ......................................................................... 36
3.3.2 Pengumpulan Data ............................................................................ 37
3.3.3 Desain Produk ................................................................................... 37
3.3.4 Validasi Desain ................................................................................. 37
3.3.5 Revisi Desain .................................................................................... 38
3.3.6 Uji Coba Produk ............................................................................... 38
3.4 Uji Validasi Produk ..................................................................................... 38
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................. 39
3.5.1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara .......................................................... 39
3.5.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ...................................... 39
3.5.3 Instrumen Validasi Produk ............................................................... 42
3.5.4 Instrumen Uji Coba ........................................................................... 43
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 46
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46
3.7.1 Data Kualitatif ................................................................................... 46
3.7.2 Data Kuantitatif ................................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 49
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49
4.1.1 Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Buku Cerita
Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter
Kebangsaan .................................................................................... 49
4.1.1.1 Potensi dan Masalah ............................................................. 49
4.1.1.2 Pengumpulan Data................................................................ 50
4.1.1.3 Desain Produk ...................................................................... 53
4.1.1.4 Validasi Desain ..................................................................... 57
4.1.1.5 Revisi Desain ........................................................................ 59
4.1.1.6 Uji Coba Produk ................................................................... 63
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 66
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk .......................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... 73
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 73
5.2 Keterbatasan ............................................................................................... 73
5.3 Saran .......................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
LAMPIRAN ...................................................................................................... 78
RIWAYAT PENELITIAN ............................................................................. 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1.1 Skema Penelitian yang Relevan ................................................... 31
Bagan 3.3.1 Langkah-langkah R & D D menurut Sugiyono (2012) ................. 35
Bagan 3.3.2 Prosedur Prototipe Pengembangan Buku Cerita Tradisi nyadran 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara ........................................................................ 39
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ..................................... 40
Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian ..................................... 40
Tabel 4. Instrumen Kuesioner Pernyataan Pra-Penelitian untuk Anak…..… 41
Tabel 5. Instrumen Validasi Produk .............................................................. 42
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba .......................................................... 43
Tabel 7. Instrumen Uji Coba .......................................................................... 45
Tabel 8. Skala Linkert .................................................................................... 47
Tabel 9. Skala Linkert Modifikasi ................................................................. 48
Tabel 10. Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak.................... 51
Tabel 11. Hasil Validasi Prototipe Ahli Psikologi ........................................... 58
Tabel 12. Hasil Validasi Prototipe Ahli Sejarah .............................................. 58
Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Refleksi Anak .................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sketsa Awal ................................................................................... 53
Gambar 2. Urutan Isi Prototipe Buku Cerita Tradisi nyadran ......................... 53
Gambar 3. Revisi Tahap satu .......................................................................... 59
Gambar 4. Revisi Tahap dua ........................................................................... 62
Gambar 5. Kegiatan Uji Coba Produk di SD N Jatisarono .............................. 65
Gambar 6. Salah Satu Refleksi Anak ............................................................... 68
Gambar 7. Hasil Refleksi Gambar Siswa......................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Analisis Kebutuhan SD N Jatisarono .......................... 77
Lampiran 2. Surat Ijin Uji Coba Prototipe di SD N Jatisarono ....................... 78
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari SD N Jatisarono ...................... 79
Lampiran 4. Hasil Analisis Data Kuesioner Pra Penelitian ............................. 80
Lampiran 5. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe .............................. 81
Lampiran 6. Refleksi Anak dalam Pemahaman ............................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Bangsa Indonesia merupakan bangsa kesatuan yang memiliki berbagai tradisi
di dalamnya, salah satunya adalah tradisi Jawa. Tradisi Jawa adalah sebuah hasil
budaya yang diciptakan dan dilaksanakan sebagai pewarisan nilai-nilai oleh
masyarakat Jawa secara bersama-sama untuk mensyukuri karunia Tuhan dan
memohon keselamatan, kesejahteraan serta hasil yang lebih baik dalam
kehidupan. Sunjata (2013:73) berpendapat bahwa upacara adat Jawa merupakan
salah satu hasil budaya Jawa yang sampai saat ini masih dipertahankan
keberadaannya, karena upacara adat merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari
satu generasi ke generasi berikutnya, dengan dilestarikannya suatu tradisi, maka
generasi penerus bisa mengetahui warisan budaya luhur. Terdapat berbagai
macam tradisi yang ada di Jawa diantaranya adalah, ruwatan, sedekah laut,
sedekah bumi, nglarung, nyadran dan masih banyak lagi.
Peneliti mempersempit pembahasan dalam upaya mempertajam
pembahasan, oleh karena itu peneliti memilih tradisi nyadran untuk dibahas lebih
mendalam. Tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi
tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan
puasa (Herwati, 2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan
bukti kesadaran manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
masyarakat Jawa, menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal
sangat dijunjung tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk
menghormati dan mendoakan leluhur yang telah meninggal. Terdapat tiga acara
utama dalam tradisi ini, yaitu Besik, Kendurenan, dan Bakdan. Tradisi nyadran
mengandung nilai-nilai luhur dalam pelaksanaannya. Diantaranya, nilai gotong
royong, nilai kebersamaan dan nilai Ketuhanan. Nilai kebersamaan dan gotong
royong dapat dilihat dari kagiatan-kegiatan tradisi nyadran, masyarakat secara
bersama-sama bergotong royong membersihkan area makam. Nilai ke-Tuhanan
terlihat ketika kegiatan berdoa yang dilakukan pada saat acara membersihkan
makam selesai dan saat sebelum dan sesudah Kendurenan. Sedangkan nilai
kebersamaan terlihat saat seluruh warga berkumpul di area makam untuk
menyantap makanan yang dibawa dari rumah secara bersama-sama dan saat acara
silahturahmi berlangsung. Apabila dilihat dari karakter kebangsaan yang terdapat
dalam Pancasila, maka tradisi nyadran mengandung nilai-nilai dalam tiga sila
yaitu, sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yang
berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab, dan sila ketiga yang berbunyi
Persatuan Indonesia.
Peneliti juga melihat bahwa tradisi nyadran juga mengandung nilai-nilai
pendidikan karakter kebangsaan. Pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan
potensi dan pembudayaan peserta didik guna pembangun karakter pribadi
dan/atau kelompok yang khas–baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman,
rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil keterpaduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa
(Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 28).
Olah hati merupakan kegiatan bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut
ditunjukkan dengan memohon pengampunan dosa agar arwah leluhur
ditempatkan di sisi Allah dalam kegiatan berdoa. Olah pikir ditunjukan dengan
berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika warga melaksanakan tata langkah
upacara nyadran dalam upaya menghormati leluhur serta saudara yang sudah
meninggal dan proses membuat makanan dalam mempersiapkan kendurenan.
Olah raga/kinestetika merupakan kegiatan aktifitas fisik, hal itu terlihat saat
kegiatan membersihkan makam (Besik), masyarakat bergotong royong dan saling
kooperatif. Olah rasa ditunjukan saat bekerjasama dalam membersihkan
lingkungan makam (Besik) dan mengandung nilai saling menghargai dan
menghormati orang yang lebih tua dengan bersilahturahmi (Bakdan)
Upacara tradisi nyadran memiliki nilai-nilai luhur yang mengandung
pendidikan karakter kebangsaan, namun banyak anak-anak dewasa ini yang
belum mengetahui ataupun memahami tradisi nyadran. Dari hasil wawancara
kepada empat orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, tiga anak
pertama yang diwawancarai peneliti tidak tahu sama sekali mengenai upacara
nyadran. Sedangkan satu anak lainnya hanya mengetahui upacara nyadran adalah
acara untuk membersihkan makam. Peneliti memperkuat data dengan
membagikan kuesioner di SD N Jatisarono pada anak usia 9-10 tahun yang
berjumlah 23 anak. Pada tanggal 26 November 2015. Hasil dari kuesioner yang
telah dikerjakan oleh anak, menunjukkan bahwa 78% anak tidak memhami tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
nyadran, 39% anak belum mengetahui adanya acara menabur bunga dan berdoa di
makam yang sudah dibersihkan pada tradisi nyadran, 43% anak tidak mengetahui
acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. dan 87% anak
membutuhkan buku cerita bergambar tentang tradisi nyadran.
Berdasarkan data tersebut peneliti terdorong untuk membuat prototipe buku
cerita bergambar anak mengenai nyadran. Peneliti memilih buku cerita bergambar
sebagai media anak karena cerita dan gambar adalah cara yang efektif untuk
memberikan pemahaman kepada anak pada tahap operasional konkrit dalam
perkembangan anak oleh Jean Piaget. Pendapat peneliti diperkuat oleh Nur‟aini
(2010:12) yang menyatakan bahwa “alam pikir anak adalah gambar”. Dengan
perkataan lain, „bahasa alam pikir anak adalah bahasa gambar‟. Semua informasi
yang dia terima, akan dia pikirkan di alam pikirannya dalam bentuk konkret,
bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri. Atas dasar itulah peneliti
melakukan penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Prototipe Buku
Cerita Anak tentang nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.
Prototipe yang nantinya dihasilkan berbentuk buku cerita berjudul “nyadran”
yang terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, 15 gambar yang berisi tiga
kegiatan utama tradisi nyadran (besik, kendurenan, bakdan), Glosarium, daftar
pustaka, dan biografi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus terhadap rumusan
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita anak
tentang tradisi nyadran dalam membangun karakter kebangsaan anak?
1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe buku cerita dalam membangun karakter
kebangsaan anak?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1 Menjelaskan langkah-langkah pengembangan prototipe buku cerita anak
tentang tradisi nyadran dalam membangun karakter kebangsaan anak.
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe buku cerita anak tentang tradisi nyadran
dalam membangun karakter kebangsaan anak yang dapat membantu anak
memahami tradisi nyadran dalam konteks pendidikan karakter.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi anak
Anak dapat memahami makna tradisi nyadran dalam pendidikan karakter.
1.4.2 Bagi peneliti
Membantu pemahaman peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan
dan membuat produk dalam upaya pelestarian tradisi nyadran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.3 Bagi masyarakat Jawa
Masyarakat Jawa tetap melaksanakan tradisi nyadran sebab baik untuk terus
dilakukan dan memiliki sumber informasi tambahan mengenai upacara
nyadran.
1.5 SPESIFIKASI PRODUK
Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1.5.2 Produk berupa buku cerita berjudul nyadran.
1.5.3 Buku cerita terdiri dari cover, Kata pengantar, daftar isi, 15 gambar yang
berisi tiga kegiatan utama tradisi nyadran (besik, kendurenan, bakdan),
pertanyaan refleksi, acuan penggunaan buku di kelas, Glosarium, daftar
pustaka, dan biografi penulis
1.5.4 Kata pengantar dalam prototipe berisi penjelasan tentang tahapan tradisi
nyadran yang terdiri dari tiga kegiatan utama (besik, kendurenan,
bakdan).
1.5.5 Setiap kegiatan dalam tradisi nyadran megandung nilai karakter
kebangsaan yaitu besik (olah rasa dan olah raga), Kendurenan (olah raga,
olah rasa, olah pikir, dan olah hati), bakdan (olah rasa).
1.5.6 Adanya refleksi di akhir buku untuk menggali pemahaman anak setelah
membaca buku cerita tersebut.
1.6 DEFINISI OPERASIONAL
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.6.1 Prototipe
Suatu karya tulis yang dijadikan buku sebagai panduan yang belum
diproduksi secara masal.
1.6.2 Buku cerita anak
Sebuah buku yang berisi cerita dan gambar-gambar yang menarik bagi
anak.
1.6.3 Nyadran
Nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi
masyarakat jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan
puasa dan bertujuan menghormati dan mendoakan leluhur yang telah
meninggal
1.6.4 Anak usia 9-10 tahun
Anak dalam tahap operasional konkret, dalam tahap ini anak lebih
menggunakan penalaran yang logis.
1.6.5 Karakter Kebangsaan
Sifat-sifat khas yang dimiliki oleh setiap orang untuk menjalani
kehidupannya dan sifak khas yang berlandaskan Pancasila, norma UUD
1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
terhadap NKRI
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian
yang relevan, dan kerangka berpikir. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
2.1 KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang yang digunakan peneliti meliputi tradisi Jawa,
pendidikan karakter kebangsaan, buku cerita anak, anak usia 9-10 tahun.
2.1.1 Tradisi Jawa
Tradisi Jawa akan menjelaskan tentang pengertian tradisi jawa atau
upacara adat, macam-macam tradisi jawa atau upacara adat, tradisi nyadran, tata
cara nyadran, nilai-nilai nyadran.
2.1.1.1 Pengertian Tradisi Jawa atau Upacara Adat
Sunjata (2013:73) berpendapat bahwa upacara adat Jawa merupakan salah
satu hasil budaya Jawa yang sampai saat ini masih dipertahankan keberadaannya,
karena upacara adat merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari satu generasi
ke generasi berikutnya, dengan dilestarikannya suatu tradisi, maka generasi
penerus bisa mengetahui warisan budaya luhur. Sunjata (2013:76) juga
berpendapat bahwa upacara adat bagi masyarakat pendukungnya merupakan
sarana untuk mensyukuri karunia Tuhan dan sarana permohonan keselamatan,
kesejahteraan, dan hasil yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Sejalan dengan pendapat Sunjata, Soepanto (dalam Sunjata, 2013:76)
berpendapat bahwa upacara adat Jawa merupakan suatu bentuk kegiatan sosial
yang melibatkan warga masyarakat di Jawa dengan tujuan untuk mencari
keselamatan secara bersama-sama. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa upacara adat Jawa adalah sebuah hasil budaya yang
diciptakan dan dilaksanakan sebagai pewarisan nilai-nilai oleh masyarat Jawa
secara bersama-sama untuk mensyukuri atas karunia Tuhan dan permohonan
keselamatan, kesejahteraan serta hasil yang lebih baik dalam kehidupan.
2.1.1.2 Macam-macam Tradisi Jawa atau Upacara Adat
Tradisi Jawa ada berbagai macam, berikut ada beberapa tradisi jawa dalam
konteks upacara adat:
1. Nyadran
Sadranan atau nyadran berasal dari kata sadran. Sadranan adalah
rangkaian kegiatan adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan
biasa dilaksanakan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa. Tradisi
Sadranan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa sebagai penghormatan terhadap
arwah leluhur (Herawati, 2013: 25)
2. Ruwatan
Subalidinata (dalam Sulistyobudi 2013:4) berpendapat bahwa Istilah
ruwatan dalam cerita Jawa, menurut Mpu Darmaja dalam Sumaradahana,
berasal darti kata ruwat, ruwuwat, atau mengruwat yang artinya membuat tak
kuasa, menghapus kutukan, kemalangan dan lain-lain dan terbatas dari hal-hal
yang tidak baik (membebaskan). Objek yang diruwat atau dibebaskan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menurut kitab Kuncaranarna dan apa yang disebut dalam Kandhang Ringgit
Purwa adalah papa (kesengsaraan), mala (noda), rimang (kesedihan atau
kesusahan), kalengka (kejahatan), wirangrewang (kebingungan atau
kekusutan).
3. Sedekah Laut
Buku berjudul Upacara adat Masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta, tulisan Hartono, dkk. (dalam Sunjata 2010:78), berpendapat
bahwa upacara adat sedekah laut dilaksanakan untuk menurunkan sedekah
pada sang penguasa laut dalam hal ini Ratu Kidul/ Nyai Roro Kidul, agar
nelayan diberi keselamatan dan mendapatkan hasil yang banyak.
4. Sedekah Bumi
Sujarno (2010: 129) mengatakan bahwa sedekah bumi adalah ucapan
syukur kepada bumi yang telah memberikan berbagai macam fasilitas dimana
manusia itu tinggal. Oleh karena tradisi sedekah bumi dirasa memiliki
manfaat atau makna bagi masyarakat, maka akan selalu diturunkan atau
diwariskan kepada generasi berikutnya.
5. Wiwit (Methik)
Tradisi wiwit disebut juga dengan upacara mboyong mbok Sri, yaitu
perilaku untuk memuliakan mbok Sri atau Dewi Padi. Upacara tersebut
dilakukan oleh penduduk pedesaan, khususnya yang melakukan pekerjaan
sebagai petani. Petani melakukan hal itu karena merupakan kelanjutan,
menyusul setelah panenan pertama (methik) (Gatut Saksono: 2012:78).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
6. Nglarung
Tradisi nglarung merupakan salah satu kegiatan budaya yang sampai
sekarang masih diselenggarakan oleh masyarakat pendukungnya khususnya
di daerah Bantul. Tradisi tersebut pada umumnya dilakukan satu tahun sekali
pada bulan Sura (Sunjata, 2013:75). Tujuan pelaksanaan upacara tersebut
sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
yang telah dilimpahkan berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, di
samping bentuk persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu
Kidul (Sunjata, 2013: 117).
Budaya Jawa dalam konteks upacara adat memiliki jumlah yang banyak di
Indonesia, bentuk dan caranya pun berbeda-beda. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya terfokus kepada upacara adat nyadran.
2.1.1.3 Tradisi Nyadran
Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah
menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah
menjelang bulan puasa (Harwati, 2010: 25). Nyadran berasal dari Bahasa
Sansekerta “sraddha” yang artinya keyakinan, ada pula Nyadran dari kata kerja
dalam Bahasa Jawa, (Sadran = Ruwah, Syakban) yang juga dimaknai
dengan Sudra (orang awam) menyudra berarti berkumpul dengan orang awam
yang mengingatkan kita akan hakekat bahwa manusia pada dasarnya sama, disisi
lain juga ada yang mengatakan bahwa nyadran berasal dari kata Sodrun yang
berarti Dada atau Hati, tentunya asal istilah tersebut telah mengisyaratkan tujuan
dari terbentuknya tradisi ini. adapun perubahan pengucapannya mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dikarenakan lidah orang jawa yang cenderung Medhok yang menjadikan istilah-
istilah tersebut berubah menjadi Nyadran (Za Bhie, http://zainbie.com/tradisi-
nyadran-masyarakat-islam-jawa/, 6 Mei 2016).
Tradisi ini dilakukan pada tanggal 15 Ruwah (pembukaan Nyadran), 17
Ruwah (Sadranan Pitulasan), 21 Ruwah (Sadranan Slikuran), 23 Ruwah
(Sadranan Telulikuran), dan 25 Ruwah (Sadranan Penutup/Sadranan Slawean).
Tradisi Sadranan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa sebagai penghormatan
terhadap arwah leluhur (Herawati, 2013: 25). Adapun tujuan nyadran adalah
mengingatkan pada kematian, hidup hanya mampir minum, dan kuburan adalah
rumah masa depan kita yang sesungguhnya (nilai berempati dan nilai ketuhanan),
menggambarkan betapa penting kita belajar untuk akrab dengan kematian (nilai
reflektif) dan juga bisa menyehatkan jiwa dan kesadaran kita (nilai kesehatan)
karena adanya kekuatan psikologis untuk meneguhkan kembali jati diri dan
identitas kita sebagai manusia (nilai kemanusiaan) (Prasetyo, 2010: 6).
Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti kesadaran
manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat Jawa,
menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung
tinggi. Sadranan sebagai sarana pengingat yang masih hidup , bahwa mereka
nanti juga akan juga mengalami kehidupan baru setelah kematian. Oleh karena itu,
kita harus selalu mendoakan arwah leluhur yang sudah lebih dahulu berada di
alam yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.1.3.1 Tata Cara
Tata cara yang sesuai dengan langkah tradisi nyadran yang ada di daerah
Kulonprogo. Tradisi nyadran diawali dengan acara besik, yaitu kegiatan
membersihkan makam dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain..
Kegiatan dilanjutkan dengan menabur bunga dan berdoa. Acara selanjutnya
adalah kendurenan, merupakan acara bertukar makanan yang dibawa dari rumah
masing-masing dan berdoa secara bersama-sama. Acara terakhir dalam upacara
nyadran adalah bakdan. Bakdan yaitu acara bersilahturahmi yang dilakukan anak
muda kepada orang tua (Herawati, 2010: 26-27). Tata langkah upacara nyadran
tersebut haruslah dilakukan secara runtut sebagaimestinya karena itu sudah
merupakan adat secara turun-temurun dan dipercaya oleh masyarakat jawa.
2.1.1.3.2 Nilai-nilai nyadran
Tradisi nyadran memiliki nilai-nilai baik yang terkandung didalamnya.
Tradisi Nyadran diawali dengan acara besik, yaitu kegiatan membersihkan makam
dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain. Kegiatan ini termasuk olah raga
karena mengandung nilai bersih, gotong royong dan kooperatif dalam kegiatan,
sedangkan termasuk dalam olah rasa karena mengandung nilai kebersamaan
dalam menjalankannya (olah rasa dan olah raga). Kegiatan dilanjutkan dengan
menabur bunga dan berdoa. Kegiatan ini termasuk dalam olah hati karena
mengandung nilai bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan
berdoa (olah hati).
Acara selanjutnya adalah Kendurenan, merupakan acara bertukar makanan
yang dibawa dari rumah masing-masing dan berdoa secara bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kegiatan ini termasuk dalam olah raga karena mengandung nilai tangguh dalam
menyiapkan makanan yang akan dibawa dan juga mengandung nilai kreatif dalam
menyiapkan makanan tersebut yang termasuk dalam olah pikir. Sedangkan olah
hati tercermin dalam kegiatan berdoa dan olah rasa timbul dalam nilai
kebersamaan yang terjadi didalamnya (olah raga, olah rasa, olah pikir, dan olah
hati). Acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. Bakdan yaitu acara
bersilahturahmi yang dilakukan anak muda kepada orang tua. Kegiatan ini
termasuk dalam olah rasa karena mengandung nilai saling menghargai dan hormat
kepada orang yang lebih tua (olah rasa). Berbagai kegiatan pelaksanaan tradisi
nyadran ternyata mengandung berbagai olah pembentuk karakter yang sesuai
dengan karakter kebangsaan (Olah hati, olah piker, olah rasa dan karsa).
Penanaman karakter kebangsaan yang memiliki khas baik dituangkan dalam runtutan
yang baik pula, yaitu dimulai dari olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa. Olah hati
merupakan kegiatan bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan dengan memohon
pengampunan dosa agar arwah leluhur ditempatkan di sisi Allah dalam kegiatan berdoa.
Olah pikir ditunjukan dengan berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika warga
melaksanakan tata langkah upacara nyadran dalam upaya menghormati leluhur serta
saudara yang sudah meninggal dan proses membuat makanan dalam mempersiapkan
kendurenan. Olah raga/kinestetika merupakan kegiatan yang mengandung aktifitas fisik,
hal itu terlihat saat kegiatan membersihkan makam (besik), masyarakat bergotong royong
dan saling kooperatif. Olah rasa ditunjukan saat bekerja sama dalam membersihkan
lingkungan makam (besik) dan mengandung nilai saling menghargai dan hormat kepada
orang yang lebih tua dengan bersilahturahmi (bakdan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.1.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan
2.1.2.1. Pendidikan
Ahmad D. (dalam Kurniawan, 2013: 26) merumuskan pendidikan sebagai
bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak
didik, baik jasmani maupun rohan, menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Ahmad Tafsir (dalam Kurniawan, 2013: 26) mendefinisikan pendidikan sebagai
pengembangan pribadi (mencakup pada olah diri, lingkungan, dan orang lain)
dalam semua aspeknya (Jasmani dan rohani).
Ki Hajar Dewantara seperti dikutip Abu Ahmadi dan Nur Ukhbiyati
(dalam Kurniawan, 2013: 27) mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan
anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Sejalan dengan pendapat ahli diatas, H. Mangun Budianto
(dalam Kurniawan, 2013: 27) mengartikan pendidikan adalah upaya
mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang
prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak lahir sampai ia meninggal
dunia. Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, peneliti mendapatkan
kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya pengembangan potensi diri untuk
membentuk kepribadian.
2.1.2.2. Arti Karakter
Kamus Bahasa Indonesia (dalam Listyarti, 2012: 8) karakter diartikan
sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain; watak; tabiat. Lebih dalam asal usul karakter, S. M. Dumandi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(dalam Adisusilo, 2012: 76) mengatakan bahwa watak atau karakter berasal dari
kata Yunani “Charassein”, yang berarti barang atau alat untuk menggores, yang
dikemudian hari dipahami sebagai stempel/cap, sifat-sifat yang melekat pada
seseorang. Ahli pendidikan nilai Darmiyati Zuchdi (dalam Adisusilo, 2012: 28)
memaknai watak (karakter) sebagai seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi
sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang.
Sedangkan karakter secara koheren menurut Pemerintah Republik Indonesia
(2010:07) yaitu memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah
rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri
khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan
Lurens Bagas (dalam Kurniawan, 2013: 28) mendefinisikan karakter
sebagai nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasan,
kesukaan, ketidak sukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan
pola-pola pikiran. Sedangkan Suyanto (dalam Kurniawan, 2013: 28)
mendefinisikan karakter sebagai cara berfikir dan perilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Peneliti memperoleh kesimpulan bahwa karakter
merupakan sifat-sifat khas setiap orang untuk menjalani kehidupannya dan sifak
khas itulah yang membedakannya dari orang yang lainnya.
2.1.2.3. Karakter Kebangsaan
Pengertian karakter bangsa menurut Pemerintah Republik Indonesia
(2010: 07) adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta
olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan
menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD
1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
terhadap NKRI. Peneliti menyimpulkan bahwa karakterkebangsaan adalah sifat-
sifat khas yang dimiliki oleh setiap orang untuk menjalani kehidupannya dan sifak
khas yang berlandaskan Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.
2.1.2.4. Pendidikan Karakter Kebangsaan
Suyanto (dalam Kurniawan, 2013: 31) merumuskan pendidikan karakter
sebagai pendidikan budipekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Sementara itu, Agus
Wibowo (dalam Kurniawan, 2013: 31) mendefinisikan karakter sebagai
pendidikan yang menanamkan yang mengembangkan karakter-karakter luhur
kepada anak didik sehingga mereka memiliki karakter luhur tersebut, menerapkan
dan mempraktikan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota
masyarakat dan warga negara.
Berdasarkan totalitas psikologis dan sosio kultural pendidikan karakter (dalam
Listyarti, 2012: 8) dapat dikelompokkan menjadi olah hati, olah pikir, olah rasa/
karsa, dan olah raga. Diperkuat oleh Pemerintah Republik Indonesia (2010: 28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dalam karakter bangsa, mengartikan pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan
potensi dan pembudayaan peserta didik guna pembangun karakter pribadi
dan/atau kelompok yang khas – baik yang tercermin dalam kesadaran,
pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil
keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa
dan karsa. Yang pertama adalah olah hati, berkenaan dengan perasaan sikap dan
keyakinan/ keimanan. Kedua olah pikir, berkenaan dengan proses nalar guna
mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
Pernyataan ini diperkuat oleh Iskandar (2009: 86-87) kemampaun berpikir
merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi
pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep
(conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis)
atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai
landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.
Ketiga olah raga, berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan,
manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Serta yang keempat
adalah olah rasa dan karsa, berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang
tercernin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. Pendidikan
karakter kebangsaan adalah Upaya membentuk keperibadian atas empat
keterpaduan (olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa) yang
terarah dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.3 Buku Cerita Anak
2.1.3.1 Hakekat Buku Cerita Anak
Kurniawan (2013:18) mengungkapkan cerita anak adalah cerita yang
ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak. Jika cerita adalah pengalaman
sehari-hari, maka pengalaman itu harus ditulis dengan menggunakan sudut
pandang anak. Jika cerita adalah gambaran sehari-hari, maka gambaran kehidupan
itu harus ditulis dengan sudut pandang anak. Sejalan dengan peneliti di atas
Hardjana (2006:02-03), mendefinisikan bahwa cerita anak adalah cerita yang
ditujukan untuk anak-anak, dan bukan cerita tentang anak. Dalam buku cerita
anak yang menjadi tokoh tidak harus terdiri dari anak, melainkan apa saja atau
siapa saja dapat dijadikan tokoh/ pelaku dalam sebuah cerita tersebut. Orang tua,
kakek, nenek, pak guru, mahasiswa, anak remaja, binatang, bahkan peri atau
makhluk halus boleh menjadi tokoh cerita.
Dari kedua pengertian menurut ahli, peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa buku cerita anak merupakan cerita yang ditujukan untuk anak-anak dan
menggunakan sudut pandang anak, serta menggunakan apa saja atau siapa saja
yang menjadi tokoh cerita.
2.1.3.2 Tujuan Buku Cerita
Buku cerita anak dibuat oleh penulis tentunya memiliki tujuan yang
berguna bagi anak-anak. Berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak
diantaranya adalah (a) dengan buku cerita dapat membuat anak menjadi
terinspirasi, (b) membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, (c)
memperluas pengetahuan anak, (d) menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(e) mengembangkan imajinasi anak, dan (d) dapat memotivasi anak untuk lebih
banyak menggali literatur (Raines & Isbell, 2002:vii). Sependapat dengan ahli
diatas, berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak diantaranya adalah
(Raines & Isbell, 2002:vii): buku cerita dapat membuat anak menjadi terinspirasi,
membantu anak dalam perkembangan apresiasi kultural, memperluas
pengetahuan anak, menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak,
mengembangkan imajinasi anak, dapat memotivasi anak untuk lebih banyak
menggali literatur.
Dari kedua ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari
buku cerita adalah dapat memberikan motivasi, menambah wawasan dan
mengembangkan imajinasi anak.
2.1.3.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita
Tarigan (dalam Hardjana, 2006: 4) menjelaskan bahwa mengarang
buku cerita anak dapat menggunakan bentuk atau wadah: cerita pendek, novelet
dan novel. Dalam ilmu kesusastraan ketiga bentuk cerita tadi disebut fiksi. Kata
fiksi yang dalam bahasa Inggris dinamakan fiction diturunkan dari bahasa latin
fictio yang berarti: membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan. Tarigan
(dalam Hardjana 2006:5) dapat dikatakan bahwa fiksi itu realitas , sedangkan non
fiksi aktualitas. Aktualitas adalah apa-apa yang benar terjadi. Realitas adalah apa-
apa yang dapat terjadi, tetapi belum tentu terjadi. Cerita fiksi adalah cerita yang
dibentuk, cerita yang dibuat, cerita yang diadakan atau yang diciptakan. Itulah
sebabnya cerita fiksi juga disebut sebagai cerita rekaan. Selain fiksi ada juga cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
non fiksi, kalau fiksi berdasar khayalan atau tidak nyata sedangkan non fiksi
merupakan nyata.
Menurut Hardjana (2006:5) mengungkapkan perbedaan utama antara fiksi
dengan nonfiksi terletak dalam tujuan. Maksud dan tujuan narasi nonfiksi adalah
untuk menciptakan kembali sesuatu yang telah terjadi secara aktual. Karena itu
dengan kata lain dapat dikatakan sebagai Narasi nonfiksi mulai dengan
mengatakan: karena semua ini fakta, maka beginilah yang harus terjadi sedangkan
narasi fiksi mulai dengan mengatakan: seandainya semua ini fakta, maka
beginilah yang akan terjadi.
2.1.4 Media Gambar
2.1.4.1 Pengertian Media
Criticos dalam Daryanto (2011:4) mengatakan media merupakan salah
satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan. Namun jika dilihat dari asal-usulnya, Munadi (2008: 6)
menyatakan bahwa kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius (tengah
atau perantara). Perantara yang berarti yang mengantarkan atau menghubungkan
atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.
Smaldino, dkk (2011: 7) mengatakan bahwa media merupakan sarana
komunikasi yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah
penerima. Dari pendapat ahli diatas peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa
media merupakan sarana komunikasi sebagai penjelas suatu informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.1.4.2 Arti Media Gambar
Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses
belajar. Sebelum menjadi sebuah gambar pastilah melalui proses menggambar,
menurut Sumanto (2005:5) menggambar merupakan suatu perbuatan seseorang
dalam usahanya untuk mengungkapkan buah pikiran, sehingga bermakna visual
pada suatu bidang dan hasilnya disebut gambar. Selain penting dalam proses
belajar media gambar juga dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan. Gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan dengan isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Sari,
2010:27).
Pendapat yang sama dipaparkan oleh Nur‟aini (2010:12) menyatakan
bahwa “alam pikir anak adalah gambar”. Dengan perkataan lain, „bahasa alam
pikir anak adalah bahasa gambar‟. Semua informasi yang dia terima, akan dia
pikirkan di alam pikirannya dalam bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan
pemikirannya sendiri. Dari berbagai pendapat ahli diatas, peneliti mendapatkan
kesimpulan bahwa media gambar merupakan sebuah ilustrasi bagi anak untuk
mendapatkan informasi secara konkret.
2.1.5 Anak Usia 9-10 tahun
2.1.5.1 Psikologi Perkembangan Anak
Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) mengelompokan tahap-tahap
perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap: sensorimotor, tahap
praoperasi, tahap operasi konkret, tahap operasi formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget: (1) tahap
sensorimotor (0-2 tahun), dalam tahap ini bayi membangun pemahaman mengenai
dunianya dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris dengan
tindakan fisik dan motorik. (2) tahap pra-operasional (2-7 tahun), dalam tahap ini
anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar. (3) tahap
operasional konkrit (7-11 tahun), tahap ini anak-anak dapat melakukan operasi
yang melibatkan objek-objek dan juga dapat bernalar secara logis dan diterapkan
dengan contoh-contoh yang konkret. (4) tahap operasional formal (11-15 tahun),
dalam tahap ini individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan
berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Piaget (dalam Pitajeng, 2006:27), perkembangan kognitif siswa SD masih
dalam tahap operasional konkret karena siswa SD berada di kisaran umur 7-11
tahun. Pada tahap operasional konkret siswa mampu berpikir logis melalui objek-
objek konkrit, dan merupakan permulaan berpikir rasional. Kegiatan belajar dan
berpikir anak pada tahap operasional konkrit sebagian besar melalui pengalaman
nyata yang berawal dari proses interaksi dengan objek dan bukan dengan
lambang, gagasan maupun abstraksi. Peneliti lebih terfokus pada anak usia 9-10
tahun, yang berarti menurut teori Piaget anak umur tersebut masuk dalam tahap
operasional konkrit.
2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 9-10 tahun
Lusi Nuryanti (2008:50-51) mengemukakan berdasarkan teori Havighurst
tentang tugas perkembangan, Hurlock (dalam Lusi Nuryanti, 2008: 50-51)
menyusun daftar beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
anak-anak pada akhir masa anak. Tugas perkembangan menurut Hurlock adalah
sebagai berikut: (1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang umum dilakukan anak-anak; (2) membangun sikap
yang sehat mengenai diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh; (3) belajar
menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya; (4) mulai mengembangkan peran
sosial pria dan wanita secara tepat; (5) mengembangkan keterampilan-
keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung; (6) mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari; (7)
mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai; (8)
mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga di
lingkungan hidupnya; (9) mencapai kebebasan pribadi.
Tidak berbeda jauh dengan daftar dari Hurlock, Collins juga
mengemukakan tugas perkembangan tahap kanak-kanak lanjut.
Tugas Perkembangan Menurut Collins berupa: Pertama, Aspek fisik yaitu
Meningkatkan kekuatan dan koordinasi otot yaitu meningkatkan kemampuan
beberapa aktivitas dan tugas fisik. Kedua, aspek kognisi yaitu pada taraf
operasional konkret, berfokus pada kejadian „saat ini‟, menambah pengetahuan
dan keterampilan baru, mengembangkan perasaan mampu (self efficacy). Ketiga,
aspek sosial yaitu (a) mencapai bentuk relasi yang tepat dengan keluarga, teman,
dan lingkungan; (b) mempertahankan harga diri yang sudah dicapai; (c) mampu
mengkompromikan antara tuntutan individualitasnya dengan tuntutan
konformitas, dan (d) mencapai identitas diri yang memadai atau adekuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Santrock (2011:18) masa kanak-kanak pertengahan dan akhir
adalah periode perkembangan yang berlangsung antara usia 6 hingga 11 tahun,
kurang lebih bersamaan dengan masa sekolah dasar. Pada periode ini, anak-anak
belajar menguasai keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis,
dan aritmatika. Secara formal, anak dihadapkan pada dunia yang lebih luas beserta
kebudayaannya. Prestasi menjadi sebuah tema yang lebih sentral dalam dunia
anak, bersamaan dengan itu, kendali-diri juga meningkat.
Sedangkan menurut Yusuf (2009:69) anak usia 9-10 tahun masuk dalam
kategori tahap perkembangan anak usia 6-12 tahun sebagai berikut: Pertama,
belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui
pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap
dan cepat. Kedua, belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah (1) mengembangkan kebiasaan
untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, kesehatan dan keselematan diri; (2)
mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan
juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuh) secara positif.
Ketiga, belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman
sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai
perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin
juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka
mengganggu atau nakal. Keempat, belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis
kelaminnya. Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-
laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainan yang khas
laki-laki, seperti main bola, kelereng, dan layang-layang. Kelima, belajar
ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa
usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk
dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat
sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh
ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Keenam,belajar
mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu,
mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggalah suatu ingatan pada
kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep
(tanggapan). Semakin bertambah pengetahuan, semakin bertambah pula konsep
yang diperoleh. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep yang jelas dan benar.
Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama (moral), ilmu
pengetahuan, adat-istiadat dan sebagainya. Untuk mengembangkan tugas
perkembangan anak ini, maka guru dalam mendidik/mengajar di sekolah
sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk: (1) Banyak melihat,
mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang bermanfaat
untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat. (2) Banyak membaca
buku-buku media cetak lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut,
semakin mudah untuk memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak
untuk mempergunakannya pada waktu berpikir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Ketujuh, mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini adalah
mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma
agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan
agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak
melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-
salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
Kedelapan, belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini
ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat
rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang bebas dari
pengaruh orangtua dan orang lain. Kesembilan, mengembangkan sikap yang
positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah
mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama
dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak
orang lain.
2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
yaitu: penelitian pertama berjudul berjudul “Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Konservasi Lingkungan untuk Pembelajaran Membaca Siswa
SD Kelas Rendah”, yang ditulis oleh Pramika Wardhani (2012). Tujuan dari
penelitian tersebut adalah menghasilkan buku cerita bergambar untuk
membangkitkan rasa gemar membaca dan untukmengenalkan nilai-nilai
konservasi lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penelitian kedua “Tradisi Nyadran di Dusun Pokoh, Desa Ngijo,
Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar”, yang ditulis oleh Nurul
Hidayah (2009). Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui fungsi
dari tradisi nyadran. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa upacara
nyadran memenuhi kebutuhan sosial masyarakat yaitu tolong-menolong dan
melestarikan tradisi leluhur.
Penelitian ketiga berjudul “Tradisi Ziarah Makam Leluhur Pada
Masyarakat Jawa”, yang ditulis oleh Tuti Mumfangati (2007) dalam sebuah
jurnal. Tujuan dari jurnal tersebut adalah mengetahui berbagai maksud
masyarakat melaksanakannya. Jurnal ini menghasilkan kesimpulan bahwa ziarah
makam memberikan dampak mengingatkan adanya kematian setelah kehidupan
dan mencari ketenangan, mencari rezeki, keberuntungan dsb sesuai charisma
tokoh yang dimakamkan.
Berdasarkan ketiga tujuan penelitian yang terdahulu, peneliti mengetahui
bahwa pengembangan buku cerita bergambar ini masih relevan untuk diteliti.
Peneliti berharap prototipe buku cerita bergambar nyadran yang dihasilkan dapat
memberikan fasilitas untuk membangun pemahaman anak tentang tradisi nyadran
yang berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Apabila dibuat dalam bentuk skema, konsepnya sebagai berikut:
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Bangsa Indonesia merupakan bangsa kesatuan yang memiliki berbagai
tradisi di dalamnya, salah satunya adalah tradisi Jawa. Tradisi Jawa adalah sebuah
hasil budaya yang diciptakan dan dilaksanakan sebagai pewarisan nilai-nilai oleh
masyarat jawa secara bersama-sama untuk mensyukuri atas karunia Tuhan dan
permohonan keselamatan, kesejahteraan serta hasil yang lebih baik dalam
kehidupan. Salah satu tradisi Jawa tersebut adalah upacara nyadran. Tradisi
“Tradisi Ziarah Makam
Leluhur Pada
Masyarakat Jawa”,
“Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis
Konservasi Lingkungan
untuk Pembelajaran
Membaca Siswa SD Kelas
Rendah”
Menghasilkan buku cerita
bergambar untuk
membangkitkan rasa
gemar membaca dan
untukmengenalkan nilai-
nilai konservasi
lingkungan.
Ziarah makam
memberikan dampak
mengingatkan adanya
kematian setelah
kehidupan dan mencari
ketenangan, mencari
rezeki, keberuntungan
dsb sesuai charisma
tokoh yang
dimakamkan.
Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Nyadran dalam Konteks
Pendidikan Karakter Kebangsaan
Penelitian I
Pramika Wardhani
(2012)
Penelitian III
Tuti Mumfangati
(2007)
Penelitian II
Nurul Hidayah
(2009)
“Tradisi Nyadran di
Dusun Pokoh, Desa
Ngijo, Kecamatan
Tasikmadu, Kabupaten
Karanganyar”,
Upacara nyadran
memenuhi kebutuhan
sosial masyarakat yaitu
tolong-menolong dan
melestarikan tradisi
leluhur.
Bagan 2.2.1 Skema Penelitian yang Relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
nyadran mengandung nilai-nilai luhur dalam pelaksanaannya. Diantaranya, nilai
gotong royong, nilai kebersamaan dan nilai ketuhanan. Tidak hanya itu, banyak
dari nilai-nilai pendidikan karakter yang juga terkandung dalam tradisi nyadran
tersebut. Namun sayang sekali, dewasa ini anak-anak kurang tahu apa itu upacara
nyadran. Dibuktikan dari hasil wawancara dan kuesioner yang disebarkan di SD.
Sangat disayangkan jika anak-anak melewatkan kesempatan untuk mengetahui
upacara nyadran yang banyak mengandung nilai baik didalamnya. Hal tersebut
mendorong peneliti untuk menyusun prototipe buku berjudul “Pengembangan
Prototipe Buku Cerita Anak tentang Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter
Kebangsaan”. Peneliti menyusun prototipe berupa buku cerita anak berjudul
Nyadran yang terdiri dari cover, kata pengantar untuk membantu anak agar
mudah memahami isi kesuluruhan dari buku, daftar isi, isi buku dengan limabelas
gambar dengan cerita sederhana. Cerita sederhana tersebut memuat makna dan
rangkaian kegiatan tradisi nyadran, serta menonjolkan nilai-nilai yang berkaitan
dengan pendidikan karakter kebangsaan. Tidak hanya itu, prototipe juga berisi
daftar pustaka yang berkaitan dengan tradisi nyadran dan pendidikan karakter
kebangsaan, serta biografi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini menguraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian,
prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrument penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah Research and
Development (Penelitian dan Pengembangan) atau sering di singkat dengan R & D
dalam penyebutannya. Sugiyono (2010: 407) berpendapat bahwa Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu. Pendapat yang sejalan
juga diungkapkan oleh Sukmadinata (2007:164) bahwa penelitian dan
pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
produk baru atau menyempurnakan produk lama. Berdasarkan dua pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa Research and Development adalah jenis
penelitian yang menghasilkan atau mengembangkan suatu produk dengan
menggunakan langkah-langkah yang sistematis.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan atau
mengembangkan suatu produk. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini
dilakukan untuk menghasilkan prototype buku cerita bergambar mengenai budaya
upacara nyadran untuk melestarikan salah satu budaya jawa yaitu upacara
nyadran dan menumbuhkan karakter kebangsaan pada anak usia 9-10 tahun di
sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.2 SETTING PENELITIAN
Setting penelitian ini akan membahas tentang tempat penelitian, subjek
penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian.
3.2.1 Tempat Penelitian
Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data awal di daerah Kulon
Progo, Yogyakarta. Penelitian untuk analisis kebutuhan anak dilaksanakan di SD
Negeri Jatisarono tepatnya di Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulonprogo,
Yogyakarta. Uji coba produk dilaksanakan di SD N Jatisarono yang beralamat di
Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulonprogo, Yogyakarta
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah anak usia 9-10 tahun.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah prototipe pengembangan buku cerita anak tentang
tradisi nyadran untuk anak usia 9-10 tahun dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu selama delapan bulan. Terhitung mulai
dari bulan Juni 2015 sampai bulan Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.3 PROSEDUR PENGEMBANGAN
Prosedur penelitian ini menggunakan tahapan penelitian Research and
Development (R&D) menurut Sugiyono (2010: 409). Penelitian ini memiliki 10
langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Bagan 3.3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development
(Sugiyono, 2012:298)
Tahapan langkah pengembagan Sugiono dimulai dari (1) Potensi dan
Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5)
Revisi Desain (6) Ujicoba Produk, (7) Revisi Produk, (8) Ujicoba Pemakaian, (9)
Revisi Produk, (10) Produksi Masal.
Penelitian ini hanya menggunakan 6 langkah pada tahapan pengembangan
Sugiono dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Peneliti menggunakan 6
langkah antara lain: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain
Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain (6) Ujicoba Produk. Hasil final
berupa adalah prototipe buku cerita bergambar mengenai budaya upacara nyadran
yang mencerminkan karakter kebangsaan pada anak usia 9-11 tahun di sekolah
dasar yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Ujicoba
Produk
Revisi
Produk
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produksi
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Bagan 3.3.2 Prosedur Prototipe Pengembangan Buku Cerita Anak tentang
Tradisi nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
3.3.1 Potensi dan Masalah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi dan masalah yang ditemukan
oleh peneliti melalui analisis kebutuhan anak di Yogyakarta. Analisis kebutuhan
dilakukan dengan cara membagikan lembar kuesioner yang berisikan berbagai
pernyataan dalam upaya mengetahuan anak mengenai upacara nyadran di
sekolah. Pembagian lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah
anak usia 9-10 tahun membutuhkan sebuah buku cerita bergambar tentang tradisi
nyadran dalam meningkatkan pengembangan karakter kebangsaan. Maka buku
Tahap II
Pengumpulan Data
Tahap III
Desain Produk
Tahap IV
Validasi Desain
Tahap V
Revisi Desain
Wawancara
Pembagian Lembar Kuesioner Pra
Penelitian
Menentukan Gambar Tradisi nyadran
Membuat draft cerita
Membuat Sketsa
Konsultasi & Revisi
Merancang Prototipe Buku Cerita
Bergambar Validasi oleh ahli
Revisi Prototipe Buku Cerita Bergambar
berdasarkan saran ahli psikologi dan
sejarah
Tahap VI
Ujicoba Produk Ujicoba produk di SD Negeri Jatisarono
Tahap I
Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan Anak
Potensi: Tradisi nyadran memiliki nilai
karakter kebangsaan
Masalah: anak kurang mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
cerita bergambar tentang tradisi nyadran ini disusun dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks pendidikan karakter
kebangsaan.
3.3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti lakukan dengan membagikan
lembar kuesioner atau angket kepada anak di SD Negeri Jatisarono Kecamatan
Kulonprogo. Pengumpulan data ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui bentuk perencanaan buku cerita bergambar yang akan dibuat sehingga
produk yang dihasilkan dapat membantu pemahaman anak-anak di SD Negeri
Jatisarono Kecamatan Kulonprogo terhadap tradisi nyadran.
3.3.3 Desain Produk
Desain produk berupa prototipe buku cerita bergambar mengenai tradisi
nyadran yang berisi berbagai ilustrasi gambar dan cerita mengenai berbagai
tahapan upacara tradisi nyadran yaitu: Besik, menabur bunga dan berdoa,
Kendurenan, Bakdan. Peneliti merancang dan menyusun prototipe buku cerita
bergambar tentang tradisi nyadran agar gambar-gambar yang terkandung di dalam
buku tersebut dapat meningkatkan pemahaman anak terhadap tradisi nyadran.
Peneliti mendesain prototipe buku cerita bergambar tentang tradisi nyadran untuk
anak 9-10 tahun dalam konteks pendidikan karakter kebangsaan.
3.3.4 Validasi Desain
Langkah keempat peneliti melakukan validasi desain terhadap produk
yang sudah dibuat kepada para ahli. Produk divalidasi oleh 2 dosen yaitu Drs.
Heribertus Hery Santosa, M.Hum. dan Kintan Limiasih, M. Pd.. Validasi desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran yang disertai penilaian terhadap
produk yang akan dikembangkan sebagai uji kelayakan. Kritik dan saran yang
didapat akan diolah oleh peneliti untuk diketahui kekurangan dan kelebihan
produk yang akan dikembangkan, serta penentuan bagian-bagian yang perlu
diperbaiki.
3.3.5 Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari para
pakar. Hasil kritik dan saran dari para pakar menjadi landasan bagi peneliti dalam
memperbaiki kekurangan dari produk buku cerita bergambar tentang tradisi
nyadran menjadi lebih baik dan mudah dipahami oleh anak-anak usia 9-10 tahun.
3.3.6 Ujicoba Produk
Ujicoba produk dilakukan setelah prototipe telah direvisi dan siap untuk
diujicobakan. Pada langkah ini, ujicoba dilakukan terhadap siswa kelas 4 (usia 9-
10 tahun) yang berjumlah 23 siswa di SD Negeri Jatisarono. Ujicoba ini bertujuan
untuk mengetahui apakah buku cerita bergambar tentang tradisi nyadran ini benar
- benar layak dan mempunyai kualitas yang baik untuk anak.
3.4 UJI VALIDASI PRODUK
Kegiatan ujicoba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna
untuk mengetahui kualitas prototype buku bergambar tentang nyadran. Data yang
diperoleh digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnaka prototipe dalam
penelitian ini. Ujicoba ini diupayakan untuk meningkatkan kualitas prototipe dan
secara nyata telah diuji secara empiris. Ujicoba dilakukan setelah prototype sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
divalidasi oleh 2 dosen ahli psikologi dan sejarah. Ujicoba lapangan dilakukan di
SD Negeri Jatisarono kecamatan Kulonprogo.
3.5 INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner pra-
penelitian yang diberikan kepada 23 anak di SD Negeri Jatisarono pada tanggal 26
November 2015. Lembar kuesioner tersebut telah divalidasi oleh expert
judgement (oleh ahli). Peneliti juga menyusun instrumen yang sama seperti
istrumen pra-penelitian untuk validasi produk yang dikembangkan. Adapun kisi-
kisi dan kuisioner yang digunakan pada pra-penelitian maupun sesudah uji coba
adalah kisi-kisi dan kuesioner untuk anak.
3.5.1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk pra penelitian. Lembar wawancar ini
ditujukan pada anak dan orang tua. Berikut ini adalah kisi-kisinya
Tabel 1. Kisi-Kisi Wawancara
No Kisi-kisi
1 Apakah arti dari nyadran?
2 Apa tujuan dari nyadran
3 Apa saja yang harus dipersiapkan dalam tradisi
nyadran
4 Siapa saja yang ikut melakukan tradisi nyadran
3.5.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian
Lembar kuesioner ini digunakan untuk pra penelitian. Lembar kuesioner ini
ditujukan untuk 23 anak yang berusia 9-10 tahun. Berikut ini adalah kisi-kisi
lembar kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Pra Penelitian
No Aspek Nomor Item
1. Definisi nyadran 1 dan 2
2. Tujuan nyadran pada umumnya 3 dan 4
3. Kegiatan-kegiatan pada tradisi nyadran 5, 6, 7, dan 8
4. Upaya mengenalkan budaya Jawa menggunakan
buku cerita 9 dan 10
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pra-Penelitian
No Aspek Nomor
Item Pernyataan
1. Definisi
nyadran
1 dan 2 1. Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian
upacara adat yang sudah menjadi tradisi
masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada
bulan Ruwah menjelang bulan puasa.
nyadran merupakan kegiatan ziarah ke
makam para sanak saudara dan mendoakan
mereka.
2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah ke
makam para sanak saudara dan mendoakan
mereka.
2. Tujuan
nyadran pada
umumnya
3 dan 4 1. Tujuan dari tradisi uacara nyadran yaitu
untuk mendoakan kakek, nenek, dan saudara
yang telah meninggal. Tidak hanya itu,
tujuan lainnya adalah menjalin persaudaraan
yang baik dengan teman-teman dan keluarga
yang masih hidup
2. Tradisi upacara nyadran mengingatkan kita
untuk bersyukur atas hidup yang diberikan
Tuhan dan juga supaya kita berfikir untuk
menyehatkan jiwa dan kesadaran kita.
3. Kegiatan-
kegiatan pada
tradisi
5, 6, 7,
dan 8
1. Tradisi nyadran diawali dengan acara Besik,
yaitu kegiatan membersihkan makam dengan
sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain
secara bersama-sama/gotong royong (olah
raga dan olah rasa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
nyadran 2. Kegiatan dilanjutkan dengan menabur bunga
dan berdoa (olah hati)
3. Acara selanjutnya adalah Kendurenan,
merupakan acara bertukar makanan yang
dibawa dari rumah masing-masing (saat
dirumah memfikirkan dan menyiapkan
makanan apa saja yang akan dibawa) dan
berdoa secara bersama-sama. (olah fikir,
olah hati, dan olah rasa)
4. Acara terakhir dalam upacara nyadran adalah
Bakdan. Bakdan yaitu acara mengikat tali
persaudaraan yang dilakukan anak muda
kepada orang tua (olah rasa)
4. Upaya
mengenalkan
budaya Jawa
buku cerita
9 dan 10 1. Perlu buku yang berisi penjelasan tentang
nyadran.
2. Buku tentang nyadran sebaiknya berupa
buku cerita bergambar.
Tabel 4. Instrumen Kuesioner Pernyataan Pra-Penelitian untuk Anak
No Pernyataan Ya Tidak
1. Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara
adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa
dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau
menjelang bulan puasa.
2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah ke makam
para sanak saudara dan mendoakan mereka.
3. Tujuan dari tradisi upacara nyadran yaitu untuk
mendoakan kakek, nenek, dan saudara yang telah
meninggal. Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah
menjalin persaudaraan yang baik dengan teman-
teman dan keluarga yang masih hidup
4. Tradisi upacara nyadran mengingatkan kita untuk
bersyukur atas hidup yang diberikan Tuhan dan
juga supaya kita berfikir untuk menyehatkan jiwa
dan kesadaran kita.
5. Tradisi upacara nyadran diawali dengan acara
Besik, yaitu kegiatan membersihkan makam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain
secara bersama-sama/gotong royong.
6. Setelah acara besik selesai, dilanjutkan dengan
acara menabur bunga dan berdoa di makam yang
sudah dibersihkan.
7. Setelah selesai menabur bunga dan berdoa,
dilanjutkan dengan acara Kendurenan.
Kendurenan adalah acara bertukar makanan yang
dibawa dari rumah masing-masing dan berdoa
secara bersama-sama.
8. Acara terakhir dalam upacara nyadran adalah
Bakdan. Bakdan yaitu acara menjalin
persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada
orang tua.
9. Saya perlu buku yang berisi penjelasan tentang
tradisi upacara nyadran.
10. Buku tentang tadisi upacara nyadran sebaiknya
berupa buku cerita bergambar.
3.5.3 Instrumen Validasi Produk
Peneliti menyusun instrumen validasi produk yang digunakan ahli untuk
menilai kualitas produk buku cerita dan mewarnai tentang tradisi nyadran.
Tabel 5. Instrumen Validasi Produk
No Item yang dinilai Skor
Saran 1 2 4 5
1. Bahasa
a. Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami
oleh anak-anak.
2. Format penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
a. Sesuai dengan kaidah penulisan
buku cerita.
b. Menggunakan kepustakaan yang
sesuai dengan teori kebudayaan
Jawa yaitu nyadran yang
diintegrasikan dengan
pendidikan karakter
kebangsaan.
3. Isi
a. Memuat cerita tentang salah
satu tradisi Jawa.
b. Memuat nilai-nilai pendidikan
karakter yang terdapat dalam
cerita tentang tradisi nyadran.
c. Memuat gambar-gambar yang
berkaitan dengan alur cerita
tentang tradisi nyadran.
Total Skor
Skor Maksimal 35
3.5.4 Instrumen Uji Coba berupa Refleksi untuk Anak terhadap Pemahaman
Tradisi nyadran melalui Buku Cerita
Peneliti menyusun instrumen uji coba untuk mengetahui pemahaman anak
terhadap tradisi nyadran melalui buku cerita. Instrumen ini nantinya berupa refleksi yang
diisi oleh anak setelah menggunakan produk buku cerita dan mewarnai tentang tradisi
nyadran. Berikut ini adalah kisi-kisi penyususn instrumen setelah uji coba dan refleksi
untuk anak.
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba berupa Refleksi tehadap Pemahaman
Tradisi nyadran dalam Buku Cerita
No. Aspek Indikator Pernyataan No. Pernyataan
1. Olah Hati
- Memohon
pengampunan
dosa agar arwah
leluhur
- Tradisi
Nyadran dapat
menjadi
dorongan
2, 5, 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ditempatkan di
sisi Allah
- Mengandung
nilai bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
melalui kegiatan
berdoa
untuk
mendoakan
arwah leluhur,
agar diampuni
segala
dosanya.
- Berdoa
disamping
makam dan
menaburkan
bunga di
makam.
- Berdoa
bersama
sebelum
menyantap
makanan
dalam upacara
kendurenan.
2. Olah Pikir
- Melaksanakan
tata langkah
upacara nyadran
dalam upaya
menghormati dan
mendoakan
leluhur serta
saudara yang
sudah meninggal.
(reflektif)
- Tujuan
nyadran untuk
menghormati
leluhur dan
saudara yang
sudah
meninggal.
1
3. Olah Raga
- Mengandung
aktifitas fisik dan
kooperatif dalam
kegiatan
membersihkan
makam (Besik)
- Perlunya peran
seluruh
masyarakat
untuk
bersama-sama
membersihkan
area makam
3
4. Olah Rasa
dan Karsa
- Saling bekerja
sama dalam
membersihkan
lingkungan
makam (Besik)
- Mengandung
nilai saling
menghargai dan
- Seluruh
masyarakat
bergotong
royong untk
membersihkan
area makam
- Seluruh
masyarakat
4, 7, 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hormat kepada
orang yang lebih
tua (Bakdan)
berkumpul
untuk
menyantap
bersama
makanan yang
telah dibawa
dari rumah
masing-
masing
- Acara
selanjutnya
adalah
silahturahmi
yang
dilakukan
anak muda
kepada orang
yang lebih tua
Tabel 7. Instrumen Uji Coba berupa Refleksi tehadap Pemahaman Tradisi
nyadran dalam Buku Cerita
Pernyataan Ya Tidak
Setelah membaca buku cerita dan mewarnai tentang
“Nyadran”, saya memahami:
1. Tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan
saudara yang sudah meninggal.
2. Tradisi nyadran dapat menjadi ajakan untuk
mendoakan arwah leluhur, supaya diampuni segala
dosanya.
3. Perlunya peran seluruh masyarakat untuk bersama-
sama membersihkan area makam
4. Seluruh masyarakat bergotong royong untuk
membersihkan area makam
5. Masyarakat berdoa disamping makam dan
menaburkan bunga di makam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
6. Berdoa bersama sebelum menyantap makanan
dalam upacara kendurenan
7. Seluruh masyarakat berkumpul untuk menyantap
bersama makanan yang telah dibawa dari rumah
masing-masing
8. Acara selanjutnya adalah silahturahmi yang
dilakukan anak muda kepada orang yang lebih tua
9. Buku cerita nyadran membantu saya mengenal arti
dari tradisi “Nyadran”.
10. Buku cerita nyadran mendorong saya untuk
menghormati tradisi “Nyadran”.
Berdasarkan kisi-kisi pra penelitian, menunjukkan bahwa kuesioner terdiri
dari 10 pernyataan yang akan disebarkan pada anak usia 9-10 tahun di SD N
Jatisarono. Kisi-kisi tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui sejauh mana
anak memahami tradisi nyadran dan seberapa perlunya anak terhadap buku cerita
bergambar serta kualitas prototipe yang akan dikembangkan. Pernyataan yang
diajukan mencakup pemahaman tentang definisi nyadran, tujuan nyadran,
kegiatan-kegiatan pada tradsi nyadran, dan upaya mengenalkan budaya Jawa
menggunakan buku cerita.
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berupa uji coba
produk buku cerita bergambar dan pembagian kuesioner. Hasil pengumpulan data
pada penelitian ini berupa kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner yang
diberikan kepada 23 anak. Teknik pembagian kuesioner atau angket bertujuan
untuk membantu peneliti dalam melakukan revisi terhadap pengembangan buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
cerita bergambar tentang tradisi nyadran. Data atau informasi yang diperoleh
kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan anak
terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi nyadran.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti yaitu secara kuantitatif dan
kualitatif.
3.7.1 Data kualitatif
Data kualitatif yang didapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan
oleh ahli bahasa dan sastra untuk memperbaiki prototipe pengembangan buku
cerita. Selain itu diperoleh komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun
komentar tersebut diperoleh dari komentar para ahli yang akan memberikan
masukan terhadap kelayakan buku cerita yang sudah disusun oleh peneliti. Jumlah
item pada kuesioner tersebut adalah 10 item. Data dianalisis sebagai dasar untuk
mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
3.7.2 Data kuantitatif
Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari komentar terhadap kuesioner
yang disebarkan. Adapun komentar tersebut diperoleh dari komentar para pakar
yang memberikan masukan terhadap kelayakan buku cerita bergambar tentang
nyadran yang sudah dirancang oleh peneliti. Jumlah item pada kuesioner tersebut
adalah 10 item. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah metode statistika yang sudah tersedia, seperti menguji hipotesis variabel.
Peneliti dalam hal ini akan memberikan rentang skor atas komentar para pakar
dan anak sehingga data yang awalnya berupa kuesioner akan menjadi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
interval. Skala penilaian terhadap pengembangan buku cerita bergambar, seperti
sangat baik (5), baik (4), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1). Skor yang sudah
didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel
konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) atau skala
Likert (Widoyoko, 2012) sebagai berikut:
Tabel 8. Skala Likert
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan (sikap)
>4,2 s/d 5,0 Sangat Baik (SB)
>3,4 s/d 4,2 Baik (B)
>2,6 – 3,4 Cukup Baik (CB)
>1,8 s/d 2,6 Tidak Baik (TB)
>1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)
Peneliti melakukan sedikit modifikasi dalam penghitungan nilai yang
didapatkan untuk mempermudah dalam pemahaman maupun penghitungan data.
Penghitungan sekala Linkert dangan sedikit modifikasi sebagai berikut.
Keterangan kriteria kelayakan prototype:
Tabel 9. Sekala Linkert Modifikasi
Nilai Keterangan
90 – 100 Sangat layak
80 – 89 Layak
65 – 79 Cukup layak
55 – 64 Kurang layak
< 55 Sangat kurang layak
Perhitungan kelayakan kelayakan prototipe:
Nilai kelayakan prototype = .... / 35 x 100 = ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan
dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif
ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria
skor skala empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan: Penjelasan dari hasil penelitian
mencakup dua hal yaitu: (1) menjelaskan prosedur pengembanga prototipe, dan
(2) mendeskripsikan kualitas prototipe. Selanjutnya peneliti akan membahas
berkaitan dengan kualitas produk yang peneliti hasilkan. Semuanya itu akan
peneliti uraikan berikut ini.
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita Tradisi Nyadran dalam
Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan
Prototipe buku cerita dan mewarnai berjudul “Nyadran” disusun dengan
mengadopsi enam tahap dari 10 langkah penelitian Sugiyono. Langkah-langkah
yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Potensi yang peneliti soroti adalah mengenai tradisi nyadran. Tradisi
nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat
jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa (Harwati,
2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti kesadaran
manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat jawa,
menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung
tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan
mendoakan leluhur yang telah meninggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Masalah yang peneliti dapatkan adalah anak-anak di daerah Kulonprogo
kurang memahami tentang tradisi nydaran tersebut. Hal ini berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap empat anak usia 9-11 tahun di
Kulonprogo. Kemudian saat melakukan analisis kebutuhan dengan menyebar
kuesioner kepada anak kelas IV di SD Jatisarono, Kulonprogo sejumlah 23 anak.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner. Pembagian
lembar kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak usia 9-10 tahun
memahami tradisi nyadran dan apakah anak-anak membutuhkan sebuah buku
cerita tentang tradisi nyadran dalam meningkatkan pengembangan karakter
bangsa. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang memiliki tanggungjawab
untuk melestarikan tradisi bangsa salah satunya tradisi nyadran. Hal ini
mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat buku cerita tentang
tradisi nydaran dengan tujuan menanamkan pendidikan karakter sejak dini dengan
memahami tradisi nyadran.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Peneliti mendapatkan data dengan melakukan wawancara dan penyebaran
kuesioner. Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan data awal mengenai
pemahaman anak. Berikut ini adalah hasil dari wawancara yang peneliti lakukan.
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada empat orang
anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, tiga anak pertama yang
diwawancarai peneliti tidak tahu sama sekali mengenai upacara nyadran.
Sedangkan satu anak lainnya hanya mengetahui upacara nyadran adalah acara
untuk membersihkan makam. Peneliti memperkuat data dengan mewawancari dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
orang dewasa, dan hasilnya mereka cukup mengetahui mengenai tradisi nyadran.
Namun, hanya sekitar pengertian dan tujuan. Hasil wawancara yang dilakukan
peneliti terhadap keempat anak dan dua orang dewasa tersebut di dapatkan data
bahwa anak-anak kurang mengetahui arti dan tujuan tradisi nyadran. Para orang
tua kurang menanamkan pemahaman akan tradisi-tradisi Jawa yang kita miliki
khususnya tradisi nyadran terhadap anak sejak dini.
Pemerolehan data ke dua, peneliti menyebarkan kuesioner pada 23 anak
kelas 4 di SD N Jatisarono pada tanggal 26 November 2015. Data yang peneliti
dapatkan adalah: (1) 78% anak tidak mengetahui bahwa upacara tradisi nyadran
adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan
biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau menjelang bulan puasa. (2) 39% anak
tidak mengetahui bahwa setelah acara besik selesai, dilanjutkan dengan acara
menabur bunga dan berdoa di makam yang sudah dibersihkan. (3) 43% anak tidak
mengetahui bahwa acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan. Bakdan
yaitu acara menjalin persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada orang tua.
(4) Kemudian 87% anak memilih buku tentang tadisi upacara nyadran sebaiknya
berupa buku cerita bergambar. Berikut hasil data kuesioner pra penelitian untuk
anak yang disajikan dalam bentuk tabel 10.
Tabel 10. Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak
No. Pernyataan
Jawaban
Probandus Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1. Upacara tradisi nyadran adalah
rangkaian upacara adat yang sudah
menjadi tradisi masyarakat Jawa
dan biasa dilakukan pada bulan
Ruwah atau menjelang bulan puasa.
5 18 22% 78%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Nyadran merupakan kegiatan ziarah
ke makam para sanak saudara dan
mendoakan mereka.
18 5 78% 22%
3. Tujuan dari tradisi upacara nyadran
yaitu untuk mendoakan kakek, nenek,
dan saudara yang telah meninggal.
Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah
menjalin persaudaraan yang baik
dengan teman-teman dan keluarga
yang masih hidup
21 2 91% 9%
4. Tradisi Upacara nyadran
mengingatkan kita untuk bersyukur
atas hidup yang diberikan Tuhan dan
juga supaya kita berfikir untuk
menyehatkan jiwa dan kesadaran kita.
15 8 65% 35%
5. Tradisi Upacara nyadran diawali
dengan acara besik, yaitu kegiatan
membersihkan makam dengan sapu,
cangkul, atau dengan alat yang lain
secara bersama-sama/gotong royong.
17 6 74% 26%
6. Setelah acara besik selesai,
dilanjutkan dengan acara menabur
bunga dan berdoa di makam yang
sudah dibersihkan.
14 9 61% 39%
7. Setelah selesai menabur bunga dan
berdoa, dilanjutkan dengan acara
Kendurenan. Kendurenan adalah acara
bertukar makanan yang dibawa dari
rumah masing-masing dan berdoa
secara bersama-sama.
19 4 83% 17%
8. Acara terakhir dalam upacara
Nyadran adalah Bakdan. Bakdan
yaitu acara menjalin persaudaraan
yang dilakukan anak muda kepada
orang tua.
13 10 57% 43%
9. Saya perlu buku yang berisi penjelasan
tentang Tradisi Upacara nyadran. 23 0 100% 0%
10. Buku tentang Tadisi Upacara
nyadran sebaiknya berupa buku
cerita bergambar.
20 3 87% 13%
Peneliti memilih aitem nomor 1, 6, 8, dan 9 untuk menunjukkan bahwa
penelitian ini relevan untuk diteliti. Data tersebut menjadi acuan bagi peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun buku cerita d
tentang tradisi nyadran. Peneliti mengharapkan Buku cerita nyadran dapat
membantu anak-anak di Yogyakarta khususnya Kulonprogo supaya menyadari
pentingnya melestarikan nyadran sedini mungkin.
4.1.1.3 Desain Produk
Peneliti menyusun prototipe buku cerita dimulai pada sketsa awal dengan
judul nyadran. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah membuat cerita singkat
dengan memperhatikan bahasa yang akan mudah dipahami oleh anak. Setelah
cerita sudah jadi, peneliti mulai membuat sketsa awal gambar yang akan
digunakan sebagai ilustrasi isi cerita. Gambar tersebut berjumlah tujuh gambar
dalam ukuran A5.
GAMBAR SKETSA
Gambar (1) Gambar (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar (3) Gambar (4)
Gambar 1. Sketsa Awal
Sketsa yang sudah jadi peneliti ubah total dikarenakan tokoh utama tidak
menggambarkan secara akurat “anak jawa”. Peneliti membuat tiga tokoh baru
dalam format JPG dengan berbagai penambahan warna dengan aplikasi Corel
Draw.
Cover Halaman 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Halaman 2 Halaman 3
Halaman 4 Halaman 5
Halaman 6 Halaman 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Halaman 8 Halaman 9
Halaman 10
Gambar 2. Urutan isi prototipe buku cerita tradisi nyadran
Setelah sketsa sudah dimodifikasi, peneliti menyusun buku cerita yang
terdiri dari cover buku, kata pengantar, delapan kumpulan gambar kegiatan tradisi
nyadran beserta ceritanya, dan daftar pustaka. Pada cover buku memuat gambar
ketiga tokoh utama yang ada dalam cerita. Halaman selanjutnya yaitu kata
pengantar mengenai tradisi nyadran. Halaman selanjutnya berisi penjelasan
sepuluh gambar serta cerita tentang tradisi nyadran dengan tiga orang tokoh yaitu
Lisa, Tono, dan Mbah Marto. Gambar 1 memuat tokoh utama dalam cerita yang
bernama Lisa, Lisa sedang bersiap untuk pergi memancing. Gambar 2 memuat
Lisa bertemu dengan Tono dan pergi mincing bersama. Gambar 3 memuat gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kekecewaan Lisa dan Tono yang tidak mendapatkan ikan. Gambar 4 memuat
gambar pertemuan Lisa dan Tono dengan Mbah Marto serta terkuaknya alas an
tidak didapatnya ikan di sungai. Gambar 5 memuat gambar Mbah Marto
menceritakan tradisi nyadran dan mengajak mereka berdua untuk ikut serta.
Gambar 6 memuat Tono dan Lisa ikut tata cara awal dalam upacara nyadran yang
dinamakan Besik. Gambar 7 memuat Lisa dan Tono berdoa di makam dan
menaburkan bunga. Gambar 8 memuat Mbah Marto mengingatkan Lisa untuk
esok hari mengikuti acara selanjutnya yaitu Kendurenan. Gambar 9 memuat Lisa
dan Tono mengikuti acara Kendurenan bersama seluruh warga desa di area
makam. Gambar 10 memuat Lisa dan Tono bersilahturahmi kepada Mbah Marto.
Setelah berisi sepuluh gambar, peneliti memberikan daftar pustaka sebagai
sumber yang digunakan peneliti dalam menyusun buku cerita tersebut.
4.1.1.4 Validasi desain
Validasi desain dilakukan satu kali oleh seorang ahli pskologi FKIP
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Hasil
validasi prototipe produk dari validator adalah sangat tidak layak. Berdasarkan
berbagai catatan (terlampir) yang diberikan oleh dosen ahli (validator). Peneliti
harus merombak total produk yang sudah di buat sesuai dengan berbagai kritik
dan saran yang diberikan oleh dosen ahli. Setelah direvisi dan diajukan kembali,
prototype mendapatkan nilai 88,5 yang berarti prototype layak digunakan. Peneliti
juga mengajukan validasi oleh seorang ahli sejarah jurusan sejarah murni di
Universitas Sanata Dharma dan prototipe mendapatkan nilai 94 yang berarti
prototype sangat layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Perhitungan kelayakan kelayakan prototype:
Nilai kelayakan prototype = 31 / 35 x 100 = 88,5
Tabel 11. Hasil validasi prototipe ahli psikologi
No Item yang dinilai
Skor
Saran
1 2 4 5
1. Bahasa
c. Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar. √
Perhatikan penulisan
yang tepat
d. Susunan kalimat dapat dipahami
oleh anak-anak. √
2. Format penulisan
c. Sesuai dengan kaidah penulisan
buku cerita.
√
d. Menggunakan kepustakaan yang
sesuai dengan teori kebudayaan
Jawa yaitu nyadran yang
diintegrasikan dengan pendidikan
karakter kebangsaan.
√
3. Isi
d. Memuat cerita tentang salah satu
tradisi Jawa. √
e. Memuat nilai-nilai pendidikan
karakter yang terdapat dalam cerita
tentang tradisi nyadran
√ Tambahkan deskripsi
makanannya
f. Memuat gambar-gambar yang
berkaitan dengan alur cerita tentang
tradisi nyadran
√
Total Skor 31
Skor Maksimal 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Perhitungan kelayakan kelayakan prototype:
Nilai kelayakan prototype = 33 / 35 x 100 = 94
Tabel 12. Hasil validasi prototipe ahli sejarah
No Item yang dinilai
Skor
Saran
1 2 4 5
1. Bahasa
e. Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar. √
f. Susunan kalimat dapat dipahami
oleh anak-anak. √
2. Format penulisan
e. Sesuai dengan kaidah penulisan
buku cerita.
√
f. Menggunakan kepustakaan yang
sesuai dengan teori kebudayaan
Jawa yaitu nyadran yang
diintegrasikan dengan pendidikan
karakter kebangsaan.
√
3. Isi
g. Memuat cerita tentang salah satu
tradisi Jawa. √
h. Memuat nilai-nilai pendidikan
karakter yang terdapat dalam cerita
tentang tradisi nyadran
√
i. Memuat gambar-gambar yang
berkaitan dengan alur cerita tentang
tradisi nyadran
√
Total Skor 33
Skor Maksimal 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.1.1.5 Revisi Desain
Peneliti melakukan revisi desain pertama, yaitu: pertama, membuat cerita
ulang mengenai tradisi nyadran. Kedua, peneliti bekerja sama dengan seorang
guru seni untuk membuat gambar ilustrasi cerita. Ketiga, peneliti memperbaiki
berbagai kalimat sesuai dengan EYD dan menambahkan deskripsi makanan.
Berikut adalah revisi yang telah peneliti lakukan.
Halaman 1 Halaman 2
Halaman 3 Halaman 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Halaman 5 Halaman 6
Halaman 7 Halaman 8
Halaman 9 Halaman 10
Halaman 11 Halaman 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Halaman 13 Halaman 14
Halaman 15 Cover
Gambar 3. Revisi Tahap Satu
Peneliti melakukan revisi desain tahap dua, yaitu: Peneliti memperbaiki
berbagai kalimat sesuai dengan EYD dan menambahkan deskripsi makanan.
Berikut adalah revisi yang telah peneliti lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.1.1.6 Uji Coba
Uji coba produk peneliti pada tanggal 5 Febuari 2016 di SD N Jatisarono,
Kulonprogo, Yogyakarta. Peneliti memilih uji coba produk di SD N Jatisarono
karena peneliti ingin mendapatkan data yang akurat mengenai pemahaman anak
mengenai nyadran. Peneliti sebelumnya juga melakukan uji kuesioner di SD ini
dan dengan kelas yang sama pula yaitu kelas 4. Karena itulah keakuratan dapat
dilihat dari sebelum membaca buku dan sesudah membaca buku mengenai tradisi
nyadran ini. Uji coba produk dikemas dalam acara yang santai dengan
menyelipkan games untuk lebih mengenal dan mencairkan suasana.
4.1.1.6.1 Uji Coba Produk tanggal 5 Febuari 2016 di SD N Jatisarono,
Kulonprogo, Yogyakarta.
Buku cerita peneliti uji coba pada siswa kelas 4 di SD N Jatisarono pada
tanggal 5 Febuari 2016. Peneliti memulai uji coba pukul 09.00-11.00 sesuai
dengan kesempatan yang diberikan oleh pihak sekolah. Acara diawali dengan
memperkanalkan identitas peneliti. Namun, ternyata siswa masih mengingat
peneliti karena sebelumnya sudah pernah datang untuk menyebar kuesioner.
Perkenalan dilakukan dengan singkat, kemudian peneliti melakukan sedikit games
yaitu senam otak dengan meggunakan jadr kelingking dan ibu jari pada tangan
kanan dan kiri. Acara dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa secara
berpasang-pasngan dan peneliti membagikan prototype buku yang berjudul
nyadran pada setiap pasangan. Peneliti memberikankesempatan untuk membaca
dan memahami cerita dalam prototype buku cerita nyadran sekitar 20 menit.
Selesai membaca peneliti membagikan lembar refleksi untuk diisi sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pemahaman siswa setelah membaca buku cerita nyadran. Selama siswa
mengerjakan refleksi peneliti membagikan pensil warna kepada setiap pasangan.
Setelah selesai peneliti memberikan instruksi untuk menggambarkan pemahaman
anak dalm bentuk berupa gambar. Acara terakhir yaitu peneliti membagikan
kenang-kenangan kepada seluruh siswa yang berjumlah 23 anak.
Gambar 5. Kegiatan uji coba produk di SD N Jatisarono, Kulonprogo,
Yogyakarta.
4.1.1.6.2 Deskripsi Kualitas Prototipe Buku Buku Cerita dan Mewarnai
Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter
Kebangsaan
Peneliti membagikan lembar refleksi kepada anak berusia 9-11 tahun.
Lembar refleksi telah diisi dan dikembalikan oleh seluruh siswa kelas 4 di SD N
Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta. Lembar refleksi yang dikerjakan siswa dan
yang dikembalikan berjumlah sama yaitu 23 lembar. Berikut merupakan tabel
analisis instrumen tentang pemahaman anak tentang tradisi nyadran melalui buku
cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Refleksi Anak
Pernyataan
Jawaban
Probandus Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
Setelah membaca buku nyadran, saya
memahami:
1. Tujuan nyadran untuk
menghormati leluhur dan saudara
yang sudah meninggal.
23 0 100% 0%
2. Tradisi nyadran dapat menjadi
ajakan untuk mendoakan arwah
leluhur, supaya diampuni segala
dosanya.
22 1 96% 4%
3. Perlunya peran seluruh masyarakat
untuk bersama-sama membersihkan
area makam
22 1 96% 4%
4. Seluruh masyarakat bergotong
royong untuk membersihkan area
makam
22 1 96% 4%
5. Masyarakat berdoa disamping
makam dan menaburkan bunga di
makam
22 1 96% 4%
6. Berdoa bersama sebelum menyantap
makanan dalam upacara kendurenan 23 0 100% 0%
7. Seluruh masyarakat berkumpul untuk
menyantap bersama makanan yang
telah dibawa dari rumah masing-
masing
23 0 100% 0%
8. Acara selanjutnya adalah
silahturahmi yang dilakukan anak
muda kepada orang yang lebih tua
23 0 100% 0%
9. Buku cerita nyadran membantu
saya mengenal arti dari tradisi
nyadran.
23 0 100% 0%
10. Buku cerita nyadran mendorong saya
untuk menghormati tradisi nyadran. 23 0 100% 0%
Dilihat dari tabel hasil analisis, peneliti mendapatkan data bahwa: (1)
100% anak memahami tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan saudara
yang sudah meninggal, (2) 96% anak mengetahui adanya kegiatan yang dilakukan
masyarakat yaitu berdoa disamping makam dan menaburkan bunga di makam, (3)
100% anak mengetahui acara terakhir dalam upacara nyadran adalah bakdan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yaitu silahturahmi yang dilakukan anak muda kepada orang yang lebih tua dan (3)
100% anak menyatakan bahwa buku cerita nyadran membantu saya mengenal arti
dari tradisi nyadran. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa
prototipe yang dibuat telah layak digunakan.
4.2 PEMBAHASAN
Peneliti mendapatkan data hasil validasi dari dosen ahli psikologi dan
sejarah di Universitas Sanata Dharma berupa masing-masing nilai 88.5 (layak)
dan 95 (sangat layak). Data ini membuat prototype tentang tradisi nyadran dapat
sangat layak untuk diujikan. Uji coba produk dilakukankan pada tanggal 5
Februari 2016 di SD N Jatisarono, Kulonprogo, Yogyakarta. Uji coba dilakukan
terhadap 23 siswa anak usia 9-10 tahun, yang berarti sedang duduk di kelas 4
bangku sekolah dasar.
Hasil analisis yang didapat oleh peneliti dari refleksi anak, peneliti
mendapatkan data bahwa buku cerita tradisi nyadran membantu anak terhadap
upaya pemahaman tradisi nyadran yang berkaitan dengan pendidikan karakter
melalui cerita dan gambar-gambar sebagai ilustrasinya.
Prototipe tersebut dinilai sangat baik dan dapat membantu anak untuk
memahami tradisi nyadran.
4.2.1 Produk disusun untuk memfasilitasi anak memahami tradisi nyadran.
Tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi
masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah menjelang bulan puasa
(Herwati, 2010: 25). Pada dasarnya nyadran atau sadranan merupakan bukti
kesadaran manusia terhadap adanya kehidupan dan kematian. Bagi masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Jawa, menghormati arwah leluhur mereka yang sudah meninggal sangat dijunjung
tinggi, karena itulah upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan
mendoakan leluhur yang telah meninggal. Terdapat tiga acara utama dalam tradisi
ini, yaitu Besik, Kendurenan, dan Bakdan. Tradisi nyadran mengandung nilai-
nilai luhur dalam pelaksanaannya. Diantaranya, nilai gotong royong, nilai
kebersamaan dan nilai Ketuhanan. Nilai kebersamaan dan gotong royong dapat
dilihat dari kagiatan-kegiatan tradisi nyadran, masyarakat secara bersama-sama
bergotong royong membersihkan area makam. Nilai ke-Tuhanan terlihat ketika
kegiatan berdoa yang dilakukan pada saat acara membersihkan makam selesai dan
saat sebelum dan sesudah Kendurenan. Sedangkan nilai kebersamaan terlihat saat
seluruh warga berkumpul di area makam untuk menyantap makanan yang dibawa
dari rumah secara bersama-sama dan saat acara silahturahmi berlangsung. Apabila
dilihat dari karakter kebangsaan yang terdapat dalam Pancasila, maka tradisi
nyadran mengandung nilai-nilai dalam tiga sila yaitu, sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan
beradab, dan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 6. Salah satu refleksi anak terhadap pemahaman tradisi nyadran
Berdasarkan hasil analisis setelah uji coba produk, ternyata 100% anak
memahami tujuan nyadran untuk menghormati leluhur dan saudara yang sudah
meninggal.
4.2.2 Produk disusun dengan menonjolkan nilai-nilai pendidikan karakter
kebangsaan di dalam tradisi nyadran.
Prototipe yang berjudul “Buku Cerita Anak tentang Tradisi nyadran
merupakan salah satu bentuk media untuk membantu anak dapat memahami
makna upacara nyadran yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Olah
hati merupakan keiatan bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan dengan
memohon pengampunan dosa agar arwah leluhur ditempatkan di sisi Allah dalam
kegiatan berdoa. Olah pikir ditunjukan dengan berpikir kritis, hal tersebut
ditunjukkan ketika warga melaksanakan tata langkah upacara nyadran dalam
upaya menghormati leluhur serta saudara yang sudah meninggal dan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
membuat makanan dalam mempersiapkan kendurenan. Olah raga/kinestetika
merupakan kegiatan yang mengandung aktifitas fisik, hal itu terlihat saat kegiatan
membersihkan makam (besik), masyarakat bergotong royong dan saling
kooperatif. Olah rasa ditunjukan saat bekerja sama dalam membersihkan
lingkungan makam (Besik) dan mengandung nilai saling menghargai dan hormat
kepada orang yang lebih tua dengan bersilahturahmi (Bakdan).
Peneliti melihat bahwa anak-anak sudah mampu memahami tentang nilai-
nilai pendidikan karakter kebangsaan yang terkandung dalam tradisi nyadran
dapat dilihat dari hasil gambar yang dibuat siswa. Hal tersebut terbukti dengan
anak-anak menggambarkan bagian dari cerita yang mereka anggap paling menarik
dan mengandung nilai karakter. Berikut ini merupakan salah satu contoh hasil
refleksi anak yang menggambarkan nilai ketuhanan, yaitu berdoa disamping
makam saat tradisi nyadran.
Gambar 7. Hasil Refleksi Gambar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hasil refleksi diarahkan peneliti dalam bentuk gambar karena gambar merupakan
media konkrit yang dapat langsung dipahami oleh anak pada masa operasional
konkrit menurut Piaget yaitu umur 7-11 tahun. Pendapat peneliti juga diperkuat
oleh Nur‟aini (2010:12) yang menyatakan bahwa “alam pikir anak adalah
gambar”. Dengan perkataan lain, „bahasa alam pikir anak adalah bahasa gambar‟.
Semua informasi yang dia terima, akan dia pikirkan di alam pikirannya dalam
bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri.
4.2.3 Prototipe disusun dalam bentuk buku cerita.
Prototipe peneliti susun dalam bentuk buku cerita tentang tradisi nyadran.
Buku cerita berjdul nyadran tersebut dapat digunakan oleh anak untuk mengetahui
cerita tentang tradisi nyadran dengan berbagai cerita yang disertai berbagai
gambar untuk memberikan gambaran dari cerita. Prototipe tersebut disusun untuk
memfasilitasi pemahaman anak tentang tradisi nyadran yang berkaitan dengan
pendidikan karakter kebangsaan. Peneliti menyusun produk dalam buku cerita
untuk mengupayakan ketertarikan anak dalam membaca dan mencoba memahami
isi cerita.
4.2.4 Prototipe disusun sesuai dengan tahap perkembangan anak usia 9-10
tahun.
Produk disusun dengan menyesuaikan tahap perkembangan anak yaitu
tahap operasional konkret (7-10 tahun) dimana gambar-gambar yang digunakan
merupakan gambaran dari objek atau benda-benda asli yang ada di sekitar anak
(Piaget dalam Santrock, 2011:27-28) dan digunakan dalam tradisi nyadran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRODUK
4.3.1 Kelebihan
Prototipe disajikan dalam bentuk buku cerita bergambar
Berisi tentang tiga kegiatan utama dalam tradisi nyadran yaitu
besik, kendurenan, dan bakdan
15 gambar yang terdapat dalam prototipe membantu anak
mengimajinasikan tradisi nyadran
Prototipe buku cerita anak ini mudah dipahami oleh anak usia 9-10
tahun
Harga prototipe ini relatif mudah dijangkau oleh guru dan anak.
4.3.2 Kekurangan
Beberapa gambar kurang jelas menggambarkan isi cerita
Ukuran buku yang terlalu kecil
Teks cerita yang menabrak ilustrasi gambar sehingga sedikit
mengganggu kenyamanan saat membaca
Glossarium kurang lengkap mengenai jenis-jenis bunga maupun
alat yang digunakan saat upacara nyadran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan diuraikan mengenai (1) kesimpulan, (2)
keterbatasan penelitian, dan (3) saran. Hal tersebut akan dijelaskan sebagi berikut.
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Peneliti mendapatkan kesimpulan setelah melakukan penelitian ini berupa:
pertama, proses penyusunan prototipe buku cerita tradisi nyadran
dilakukan dengan 6 langkah penelitian dan pengembangan yang meliputi:
(1) Potensi dan masalah (Analisis Kebutuhan Anak, potensi: tradisi
nyadran memiliki nilai karakter kebangsaan, masalah: anak usia 9-10
tahun di Kulonprogo kurang mengetahui tradisi nyadran, (2) Pengumpulan
data (wawancara dan kuesioner pra-penelitian, (3) Desain produk
(menentukan gambar tradisi nyadran, membuat draft cerit, membuat
sketsa, konsultasi & revisi, merancang prototipe buku cerita bergambar,
(4) Uji validasi desain (validasi oleh ahli), (5) Revisi desain, (6) Uji coba
produk.
5.1.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe buku yang dihasilkan mendapatkan
skor rata-rata 91,25 sehingga sangat layak untuk diujicobakan.
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
5.2.1 Kurangnya referensi buku mengenai upacara tradisi nyadran dikarenakan
masyarakat jawa bukan model berbudaya literasi namun hanya bercerita
secara turun-temurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5.2.2 Prototipe buku cerita anak ini diujicobakan secara terbatas sehingga hanya
diketahui oleh peneliti dan beberapa pihak saja
5.2.3 Peneliti tidak menyelesaikan langkag R&D karena hanya melakukan 6
langkah R&D dari 10 langkah yang ada.
5.2.4 Prototipe ini tidak melibatkan ahli bahasa dalam penyusunannya
5.3 SARAN
Berdasarkan keterbatasan penelitian yang ada peniliti memberikan saran
sesbagai berikut:
5.3.1 Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan banyak wawancara kepada juru
kunci sebagai data tambahan untuk memperkuat dasar pemahaman
mengenai tradisi nyadran.
5.3.2 Sebaiknya peneliti selanjutnya mengujicobakan prototipe secara luas
supaya dapat di ketahui oleh banyak pihak
5.3.3 Sebaiknya peneliti selanjutnya menyelesaikan 7 langkah R&D ataupun
dapat melanjutkan penelitian ini sampai pada tahap ke 7.
5.3.4 Sebaiknya peneliti selanjutnya melibatkan ahli bahasa dalam penyusunan
prototipe buku cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR REFERENSI
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai – Karakter Konstruktivisme dan
VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: Grasindo.
Herawati, Nanik. 2010. Mutiara Adat Jawa. Klaten: PT Intan Pariwara.
Iskandar. 2009 Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press
Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan
Kreatif. Jakarta: Esensi dari Erlangga Groub.
Lusi, Nuryanti. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT INDEKS.
Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Nur‟aini, Farida. 2010. Membentuk Karakter Anak dengan Dongeng. Surakarta:
Indi Parent.
Nurul, Hidayah. 2009. Tradisi Nyadran di Dusun Pokoh, Desa Ngijo, Kecamatan
Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Jakarta: Departemen Pendidikan.
Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
Depdiknas.
Pramika Wardhani. 2012. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis
Konservasi Lingkungan untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas
Rendah. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Prasetyo, Yanu. 2010. Mengenal Tradisi Bangsa. Yogyakarta: Perpustakaan
Nasional.
Raines & Isbell. 2002. Tujuh Belas Cerita Moral dan Aktivitas Anak. Jakarta: PT
Elex Media Computindo Kelompok Gramedia, IKAPI.
Saksono, Gatut Ign. dkk. 2012. Faham Keselamatan dalam Budaya Jawa.
Yogyakarta: Ampera Utama.
Santrock, John. W. 2011. Perkembangan Masa Hidup. Life-span Development.
Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sari, Anita Kurniya. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Cetak Bergambar
terhadap Peningkatan Menyimak dan Membaca Pada Anak Berkesulitan
Belajar . Skripsi (tidak diterbitkan). Jawa Tengah: Universitas Sebelas
Maret.
Smaldino, S. E. 2011. Instructional Technologi & Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sulistyobudi, Noor, Wahjudi Pantja Sunjanta dan Sujarno. 2013. Upacara Adat.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Sunjata Wahjudi. 2013. Upacara Adat. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai
Budaya (BPNB).
Suparno Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Kurniawan Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA.
Tuti Mumfangati. 2007. Tradisi Ziarah Makam Leluhur pada Masyarakat Jawa.
Jantra. Volume II, No. 3.
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Za Bhie. “Tradisi Nyadran Masyarakat Islam Jawa”. Diunduh 6 April 2016,
http://zainbie.com/tradisi-nyadran-masyarakat-islam-jawa/.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 1. Surat Ijin Analisis Kebutuhan SD N Jatisarono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 2. Surat Ijin Uji Coba Prototipe di SD N Jatisarono, Kulonprogo,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari SD N Jatisarono
Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kode
Krobandus
Nomor Pernyataan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
5 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6
6 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
7 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3
8 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4
9 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
11 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5
12 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 5
13 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
15 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
16 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7
17 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
18 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
21 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7
22 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6
23 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
Jumlah 5 18 21 15 17 14 19 13 23 20
Keterangan:
Kode Probandus = jumlah sample anak
1 = jawaban “ya”
2 = jawaban “tidak”
Lampiran 4. Hasil Analisis Data Kuesioner Pra Penelitian Untuk Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kode
Probandus
Nomor Pernyataan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
22 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7
23 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
Jumlah 23 22 22 22 22 23 23 23 23 23
Keterangan:
Kode Probandus = jumlah sample anak
1 = jawaban “ya”
2 = jawaban “tidak”
Lampiran 5. Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi
untuk Anak
Keterangan:
Kode Probandus = jumlah sample anak
1 = jawaban “ya”
2 = jawaban “tidak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Keterangan:
Kode Probandus = jumlah sample anak
1 = jawaban “ya”
2 = jawaban “tidak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BIOGRAFI PENELITI
Heribertus Dany Cahyo Widodo, lahir di
Tangerang pada tanggal 20 Juni 1993. Peneliti
menempuh pendidikan formal di SD Strada Santo
Aloysius I pada tahun 2006, SMP Strada Santa
Maria I pada tahun 2009, dan SMA Strada Santo
Thomas Aquino pada tahun 2012. Pada Tahun 2012
peneliti melanjutkan studi S1 di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD Universitas
sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjadi
mahasiswa PGSD 2012, peneliti aktif mengikuti
organisasi seperti: (1) Ketua Bidang Non Akademik
Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD), (2) Anggota
Montessori Club.
Peneliti juga mengikuti berbagai kepanitiaan seperti: (1) Koordinator
Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD), (2) Pendamping Pelatihan Penggunaan SIA
Mahasiswa, (3) Anggota Divisi P3K Parade Gamelan Anak 2013, (4) Koordinator
Umum Parade Gamelan Anak 2014, (5) Anggota Perlengkapan Love Datting and
Sex kerjasama lembaga LABC, (6) Sekertaris 2 Malam Kreatifitas PGSD 2013,
(7) Stadium Generale, (8) Moderator Symposium On Biology Education 2015
Universitas Ahmad Dahlan, (9) Dokumentasi Diseminasi Magang IB, Cambridge,
dan IPC. Tidak hanya itu peneliti pernah mengikuti berbagai lomba seperti: (1)
Juara 1 Lomba Futsal PGSD (2012), (2) Juara 3 Musikalisasi Puisi (MK PGSD
2013), (3) Pemakalah Symposium On Biology Education 2015 Universitas Ahmad
Dahlan.
Masa pendidikan peneliti di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan
menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Prototipe Buku
Cerita Tradisi Nyadran dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI