Upload
others
View
45
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN BIOLOGI DASAR NEMATODA PARASIT
TANAMAN
Oleh :
Golongan E/ Kelompok 6a
1. Maghfirotus Sibyan (161510501221)
2. Feri Dwi Putra S (161510501251)
3. Noval Wahyu Widhiantoro (161510501237)
LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu kendala dalam
kegiatan budidaya tanaman. Kerusakan tanaman oleh organisme pengganggu
tanaman ada yang dapat dilihat secara kasat mata juga ada organisme pengganggu
tanaman yang perlu dilihat secara mikroskopis (organisme penggangu tanaman ini
pada umumnya adalah nematoda). Nematoda adalah organisme mikroskopis yang
dapat hidup di tanah, air, jaringan tanaman, dan jaringan hewan. Pada jaringan
tanaman umumnya nematoda hidup dibagian akar tanaman, gejala akibat
nematoda ini disebut disebut dengan puru akar. Selain hidup didalam jariangan
tanamn nematoda juga ada yang hidup diluar jaringan tanaman. Contoh dari
nematoda yang hidup diluar jaringan tanaman yaitu nematoda Criconema,
Hoplolaimus dan lain-lain.
Akibat adanya nematoda pada jaringan tanaman khisisnya di dalam akar
dapat membuat tanaman kekurangan nutrisi karena nutrisi yang didapat sebagian
dimakan oleh nematoda. Nematoda yang demikian disebut sebagai nematoda
parasit. Untuk mengetahui adanya nematoda yang hanya dapat dilihat secara
mikroskopis dapat kita ketahui gejala terhadap tanaman akibat seranggan
nematoda. Biasanya gejala pada tanaman akibat nematoda ditandai dengan daun
tanaman menjadi layu dan berwarna kekuninga, dan pada akar terdapat benjolan-
benjolan kecil atau yang dinaman dengan puru akar.
Tidak semua nematoda bertindak sebagai parasit. Selain nematoda parasit
juga terdapat nematoda yang bertindak sebagai nematoda saprofitik. Nematoda
saprofit adalah nematoda menguntungan dalam melakukan budidaya tanaman,
karena nematoda saprofit berperan dalam percepatan proses pembusukan tanaman
yang sudah mati hinga tanaman tersebut terdekomposisi dan mampu
dimanfaatkan tanaman berikutnya. Nematoda saprofit memiliki perbedaan yang
menonjol dengan nematoda parasit yaitu terletak pada tipe alat mulut. Tipe alat
mulut pada nematoda saprofit yaitu tipe alat mulut yang tidak memiliki stilet.
Stilet hanya terdapat pada nematoda parasit yang digunakan sebagai alat
2
penghisap cairan tanaman. Nematoda saprofit memiliki mulut berbetuk corong
yang digunakan untuk memakan bahan-bahan organik. Sehingga nematoda
saprofit dapat dikatakan nematoda yang menguntungkan.
Nematoda memiliki bentuk dan ukuran yang berdeda beda, bentuk
nematoda dibedakan menjadi enam yaitu: 1). Pratylenchus (silindris
memanjang)., (2). Helicotylenchus (silindris spiral), nematoda yang biasanya
hidup pada akar tanaman pisang., (3). Criconomella (nematoda dengan tubuh
pendek)., (4). Heterodera (nematoda dengan bentuk menyerupai lemon)., (5).
Meloidogyne (nematoda dengan bentuk menyerupai alpukat)., dan (6). Nacobbus
(nematoda yang terlihat bengkak atau swollen). Dari berbagai bentuk tersebut
untuk membedakan antara nematoda jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran
tubuh. Pada umumnya nematoda betina memiliki ukuran lebih besar dari pada
nematoda jantar, karena nematoda betina daoat terjadi pembengkakan dan tubuh
terisi oleh telur.
Nematoda parasit memiliki cara hidup yang dapat dibedakan menjadi tiga
klompok yaitu: (1). Nematoda ektoparasit, merupakan nematoda yang hidup
diluar jaringan tanaman., (2). Nematoda endoparasit, merupakan nematodayang
hidup didalam jaringan tanaman., (3). Nematoda endoektoparasit, mrupakan
gabungan dari nematoda gabungan dari nematoda endoparasit dan ektoparasit
yaitu pada masa larva nematoda endoektoparasit hidup didalam jaringan tanaman,
sedangkan stelah dewasa nematoda endoektoparasit hidup diluar jaringan
tanaman.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenali morfologi nematoda secara umum
2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe serangga nematoda parasit tanaman
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Nematoda merupakan organisme tanah yang memiliki ukuran tubuh yang
kecil dan sulit untuk dijangkau mata secara langsung. Tubuh nematoda yang
berbentuk silindris memiliki panjang sekitar kurang dari 1 mm dan tidak memiliki
ruas di badannya. Nematoda mempunyai saluran pencernaan, walaupun sistem
sirkulasi tidak tampak. Otot pada nematoda semuanya longitudinal dan otot ini
menyebabkan adanya kontraksi otot dinding nematoda yang menghasilkan suatu
gerakan (Campbell dan Reece, 2008).
Menurut Ahmed et al., (2016), Nematoda disebut dengan organisme parasit
yang mengganggu hasil produksi tanaman, khususnya pada akar. Gejala yang
diakibatkan oleh gangguan nematoda yaitu tanaman budidaya menjadi layu
hingga mati. Akar memiliki peran penting pada tanaman sebagai penyerap
mineral dan air yang berada di dalam tanah. Selain itu, nematoda menyerang umbi
batang yang berada di dalam tanah dan mulai memakan sari atau cadangan
makanan. Sayuran yang juga ditanam di dalam tanah juga menjadi sasaran
makanan nematoda (Zouhar et al., 2016). Nematoda apada tanaman sayuran
ditemukan pada akar dan dalam tanah. Nematoda tersebut mempengaruhi ukuran
dan jumlah akar tanaman sayuran (Anwar and McKenry, 2012). Nematoda
tersebut antara lain yaitu Meloidogyne, Rotylenchulus, dan Pratylenchus pada
salah satu tanaman sayuran yaitu wortel. Nematoda tersebut menyerang secara
semiendoparasit berpindah (Mirsam dkk., 2015).
Keberagaman jumlah nematoda pada tanah sangatlah banyak dan dapat
merusak pertumbuhan tanaman. Berdasarkan banyaknya nematoda, maka terdapat
nematoda parasit dan nematoda entomopatogen. Jenis pada nematoda
entomopatogen ini memiliki peran yang positif karena dapat mematikan serangga
tanah pada akar. Namun, nematoda tidak berkerja sendiri dalam mematikan
serangga tanah tetapi dengan bantuan bakteri simbion. Kombinasi antara
nematoda entomopatogen dan bakteri simbion ini dapat menghancurkan sistem
daya kekebalan hama atau inang dengan toksin yang dihasilkannya. Toksin ini
4
nantinya akan merusak jaringan serangga atau hama dan menyebabkan kematian
pada serangga tersebut (Khairunnisa dkk., 2014).
Menurut Durahman dkk. (2014), Jumlah nematoda dipengaruhi oleh faktor
lingkungan biologis yang berada di dalam tanah. Nematoda parasite terbagi dua
yaitu endoparasit dan ektoparasit. Berdasarkan pengaruh adanya faktor
lingkungan biologis didalam tanah, maka endoparasit lebih suka berada di dalam
akar dan merusak bagian dalam atau jaringan akar. Namun, ektoparasit melakukan
penetrasi ke akar tetapi hanya sebagian kecil tubuhnya saja. Hal ini dipengaruhi
oleh adaptasi masing-masing nematoda di dalam tanah.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioekologi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Acara
“Pengenalan Biologi Dasar Nematoda Parasit Tanaman” dilaksanakan pada hari
Kamis, 19 Oktober 2017 pukul 06.30 – 08.10 WIB. Bertempat di Laboratorium
Ilmu Hama Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Cawan petri
2. Gunting
3. Compound mikroskop
4. Kamera
5. Lembar kerja
6. Alat tulis
3.2.2 Bahan
1. Preparat awetan
2. Akar tanaman yang terserang nematoda (tebu)
3. Air
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Menggambar bentuk nematoda parasit serta menyebutkanny bagian tubuhnya
secara umum.
2. Menyebutkan ciri-ciri/morfologi umum nematoda hasil pengamatan secara
umum.
3. Memotong serabut akar tanaman (tebu) dengan gunting.
4. Meletakkan akar tanaman (tebu) di cawan petri dan memberikan air.
5. Merendam akar tanaman (tebu) selama 10-15 menit.
6
6. Meletakkan cawan petri yang berisi akar tanaman tebu yang telah didiamkan
tadi di bawah mikroskop dengan cara menggeser, memperbesar mikroskop
hingga ditemukan nemaoda.
7. Memfoto nematoda hasil pengamatan.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Morfologi nematoda.
2. Tipe serangan nematoda parasit pada tanaman.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis statistika deskriptif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN KUTIKULA
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Nematoda yang rongga tubuhnya
diisi dengan cairan, yang dapat
menahan organ internal dan
memisahkan saluran pencernaan
dan dinding sel tubuh luar. Dalam
embriologi, pseudoselom ini
berasal dari blastosoel embrio.
Tidak dilapisi dengan peritoneum.
2.
Cacing jenis ini tergolong anggota
hewan tak bertulang belakang,
cacing ini berbentuk giling
memanjang seperti benang maka
dari itu disebut juga filaria. Cacing
ini hidup pada pembuluh limfa di
kaki. Pada saat dewasa cacing ini
menghasilkan telur kemudian
menjadi mikrofilaria.
3.
Sejenis cacing tambang yang hidup
parasit di usus kecil. Parasit ini
memiliki 2 dorsal dan ventral dua
piring pemotongan anterior dari
kapsul bukal. Menghasilkan 5.000-
10.000 telur perhari. Mempunyai
sebuah benda yang dinamakan
tertin. Telur biasanya keluar dari
8
tanah.
2. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN BENTUK
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Paratylenchus. Bentuk nematoda
umumnya memanjang, bagian
terior kepala mendatar, mempunyai
stilet pendek dan kuat. Betina
memiliki gonad tunggal dan
mempunyai kantung pasca vulva
yang pendek. Nematoda
endoparasit tersebar luas di daerah
pertanaman nilam.
2.
Heliotylenchus. Anulasi pada
tubuhnya kasar sampai pada bagian
melengkung ekornya. Daerah labial
mengalami skelrotisasi yang kuat.
Termasuk dalam nematoda semi
endo parasit yang mengakibatkan
luka berwarna kecokelatan.
Perilaku makan pada korteks akar
menyebabkan disortasi dan
kematian sel.
3.
Termasuk dalam golongan
nematoda berukuran pendek dan
berbentuk seperti cincin. Stilet
pada nematoda ini termasuk
golongan stomatostilet dan hampir
merusak sebagian besar tanaman
teh.
9
4.
Hidup pada akar tanaman dan
dapat menyebabkan bengkak pada
akar. Nematoda inimenyebabkan
kista akar pada suatu tanaman,
sehingga tanaman akan rusak dan
mengering.
5.
Nematoda puru akar. Tubuh
nematoda betina menggelembung
dengan bagian anterior
memanjang. Termasuk nematoda
endoparasit menetap pada jaringan
tanaman inang. Stilet pada
nematoda betina samping dengan
basal knob bergelembung biak
serta tersebar pada tanaman.
6.
Nematoda parasit tanah. Cacing
berbentuk menggelembung pendek
dan runcing. Nematoda akan
menghisap cairan nutrisi tanaman
dari tanah sehingga rentan
terserang puru akar.
3. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN BETINA/JANTAN
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Nematoda betina tampak
menggelembung seperti kantung
atau buah alpukat/jeruk /pear. Pada
nematoda betina terdapat vulva dan
ovarium untuk bertelur. Dalam 1
hari nematoda mampu
menghasilkan ribuan telur
10
tergantung spesies.
2.
Mempunyai ujung posterior yang
berbentuk kait. Berbentuk silindris
memanjang. Memiliki spikula,
berbentuk segmen pada bagian
tertentu. Bagian dari mulut tampak
seperti simetri radial dan semakin
ke arah posterior membentuk ujung
yang meruncig.
4. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN BENTUK MULUT
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Tersusun atas : conus, silindris,
knop
Dari ordo Tylenchida
2.
Tersusun atas : conus, silindris
Dari ordo Dorylaimida.
Contoh :
- Meloidogyne sp. Pada
tanaman tomat, cabai,
tembakau.
- Hirrschmanieella oryzae
pada tanaman padi sawah.
- Paratylenchus coffeae pada
akar tanaman kopi.
11
5. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT (Ekto
Parasit Berpindah).
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Contoh : Belanolaimus
longicaududatus
Memiliki panjang stilet 110-140
nm. Alat reproduksi amphidelphic.
Berbentuk silinder. Menyerang dari
luar tanaman dengan menggunakan
silinder.
6. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT (Ekto
Parasit Menetap).
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Criconomoides.
-Memiliki panjang tubuh ,2-1
mm, stiletnya kuat, basal
knob jelas dan mengarah ke
depam.
- Bentuk tubuh silindris dan
pendek.
- Menyerang tanaman
pepohonan dan anggur,
menempelkan stilet pada
epidermis akar, akan
menerobos sel-sel akar
bagian luar.
7. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT (Endo
Parasit Berpindah).
NO. GAMBAR KETERANGAN
12
1.
Hirschmaniella sp.
- Memiliki ukuran 1,4
mmsilindris, bagian kepala
yang lurus dengan garis
tubuh.
- Nematoda endoparasitik
berpindah tempat.
- Menyerang pada tanaman
padi.
8. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT (Endo
Parasit Menetap).
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Meloidogyne sp.
- Tubuh nematoda
menggelembung
berdiameter 0,5- 0,7 mm
dan lehernya silindris. Ciri-
ciri bentuk seperti cacing
hidup bebas di tanah,
panjang 1-2 mm.
Menyerang pada tanama
kentang, tomat.
9. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT (Semi
Endoparasit Berpindah).
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Rotylenchulus.
- Bentuknya cacing dengan
ukuran 0,23-0,64 mm,
bentuk kepala membulat
sampai kerucut.
13
- Menyerang dengan
memasukkan sebagian
tubuhnya ke dalam jaringan
akar.
- Menyerang tanaman
sayuran.
10. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT
(Semi Endoparasit Menetap).
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
Tylenchulus semipenetrans.
- Bentuk tubuh nematoda
betina menggelembung
panjang mencapai 0,5 mm..
- Memasukkan sebagian
tubuhnya ke dalam jaringan
tanaman.
- Menyerang tanaman jeruk.
4.1.1 Morfologi nematoda
Morfologi nematoda dibedakan dalam beberapa klasifikasi, yaitu
berdasarkan kutikula terdapat pseudoselon, cacing rambut, dan necator
americanus. Pseudoselon merupakan nematoda yang rongga tubuhnya diisi
dengan cairan, yang dapat menahan organ internal dan memisahkan saluran
pencernaan dan dinding sel tubuh luar. Dalam embriologi, pseudoselom ini
berasal dari blastosoel embrio dan tidak dilapisi dengan peritoneum.
Cacing rambut merupakan cacing jenis ini tergolong anggota hewan tak
bertulang belakang, cacing ini berbentuk giling memanjang seperti benang maka
dari itu disebut juga filaria. Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Pada
saat dewasa cacing ini menghasilkan telur kemudian menjadi mikrofilaria.
14
Necator americanus merupakan Sejenis cacing tambang yang hidup parasit
di usus kecil. Parasit ini memiliki 2 dorsal dan ventral dua piring pemotongan
anterior dari kapsul bukal. Menghasilkan 5.000-10.000 telur perhari. Mempunyai
sebuah benda yang dinamakan tertin. Telur biasanya keluar dari tanah.
Berdasarkan bentuk, nematoda dibagi menjadi 6 macam yaitu silindris
memanjang, silindris spiral, pendek, swollen menyerupai lemon, swollen
menyerupai alpukat, dan swollen. Silindris memanjang salah satunya adalah
Paratylenchus. Bentuk nematoda umumnya memanjang, bagian terior kepala
mendatar, mempunyai stilet pendek dan kuat. Betina memiliki gonad tunggal dan
mempuyai kantung pasca vulva yang pendek. Nematoda endoparasit tersebar luas
di daerah pertanaman nilam.
Bentuk pendek termasuk dalam golongan nematoda berukuran pendek dan
berbentuk seperti cincin. Stilet pada nematoda ini termasuk golongan stomatostilet
dan hampir merusak sebagian besar tanaman teh. Kemudian swollen menyerupai
lemon merupakan nematoda yang hidup pada akar tanaman dan dapat
menyebabkan bengkak pada akar. Nematoda ini menyebabkan kista akar pada
suatu tanaman, sehingga tanaman akan rusak dan mengering.
Swollen menyerupai alpukat adalah nematoda puru akar. Tubuh nematoda
betina menggelembung dengan bagian anterior memanjang. Termasuk nematoda
endoparasit menetap pada jaringan tanaman inang. Stilet pada nematoda betina
samping dengan basal knob bergelembung biak serta tersebar pada tanaman.
Kemudian swolllen adalah nematoda parasit tanah. Cacing berbentuk
menggelembung pendek dan runcing.
Berdasarkan jenis kelamin, nematoda dibedakan menjadi jantan dan betina.
Betina tampak menggelembung seperti kantung atau buah alpukat/jeruk /pear.
Pada nematoda betina terdapat vulva dan ovarium untuk bertelur. Dalam 1 hari
nematoda mampu menghasilkan ribuan telur tergantung spesies. Sementara itu,
jantan mempunyai ujung posterior yang berbentuk kait. Berbentuk silindris
memanjang. Memiliki spikula, berbentuk segmen pada bagian tertentu. Bagian
dari mulut tampak seperti simetri radial dan semakin ke arah posterior membentuk
ujung yang meruncig.
15
Berdasarkan alat mulut (stilet), nematoda dibedakan menjadi 2 yaitu
stomatostilet dan odontostilet. Stomatostilet bagian tubuhnya tersusun atas conus,
silindris, dan knop. Nematoda tersebut berasal dari ordo Tylenchida. Sementara
itu, tipe odontostilet tersusun atas conus dan silindris saja.Nematoda tersebut dari
ordo Dorylaimida. Contoh : Meloidogyne sp. pada tanaman tomat, cabe,
tembakau. Hirrschmanieella oryzae pada tanaman padi sawah. Paratylenchus
coffeae pada akar tanaman kopi.
4.1.2 Tipe Serangan Nematoda Parasit Pada Tanaman
Tipe serangan nematoda dibagi menjadi 6 macam, yaitu tipe serangan
ektoparasit berpindah, ektoparasit menetap, endoparasit berpindah, endoparasit
menetap, semi endoparasit berpindah, semiendo parasit menetap. Tipe ektoparasit
berpindah salah satu contohnya adalah Belanolaimus longicaududatus memiliki
panjang stilet 110-140 nm, alat reproduksi amphidelphic, berbentuk silinder,
menyerang dari luar tanaman dengan menggunakan silinder. Tipe ektoparasit
menetap salah satunya adalah Criconomoides. Criri-ciri nematoda tersebut adalah
memiliki panjang tubuh ,2-1 mm, stiletnya kuat, basal knob jelas dan mengarah ke
depan, bentuk tubuh silindris dan pendek, menyerang tanaman pepohonan dan
anggur, menempelkan stilet pada epidermis akar, akan menerobos sel-sel akar
bagian luar.
Tipe endoparasit berpindah salah satu contohnya adalah Hirschmaniella sp.
Nematoda tersebut memiliki ukuran 1,4 mm silindris, bagian kepala yang lurus
dengan garis tubuh, mematoda endoparasitik berpindah tempat, menyerang pada
tanaman padi. Tipe endoparasit berpindah salah satunya yaitu Meloidogyne sp.
Tubuh nematoda tersebut menggelembung berdiameter 0,5- 0,7 mm dan lehernya
silindris. Ciri-ciri bentuk seperti cacing hidup bebas di tanah, panjang 1-2 mm.
Menyerang pada tanaman kentang, tomat.
Tipe semi endoparasit berpindah salah satu contohnya adalah
Rotylenchulus. Nematoda tersebut memiliki bentuk cacing dengan ukuran 0,23-
0,64 mm, bentuk kepala membulat sampai kerucut. Menyerang dengan
memasukkan sebagian tubuhnya ke dalam jaringan akar. Pada umumnya
16
menyerang tanaman sayuran. Tipe semi endoparasit menetap salah satu contohnya
adalah Tylenchulus semipenetrans. Bentuk tubuh nematoda betina tersebut
menggelembung panjang mencapai 0,5 mm. Menyerang dengan cara
memasukkan sebagian tubuhnya ke dalam jaringan tanaman, pada umumnya
menyerang tanaman jeruk.
4.2 Pembahasan
Nematoda parasit tanaman adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
proses budidaya tanaman (Harni, 2016). Nematoda parasit dibedakan dari segi
morfologi dan tipe-tipe serangan nematoda parasit pada tanaman. Morfologi
nematoda terbagi menjadi berberapa klasifikasi yaitu berdasarkan kutikula,
berdasarkan bentuk, berdasarkan betina/jantan, dan berdasarkan bentuk mulut.
Tipe-tipe serangan dibagi menjadi berbagai tipe yaitu ekto parasit berpindah, ekto
parasit menetap, endo parasit berpindah, endo parasit menetap, semi endoparasit
berpindah, dan semi endoparasit menetap.
Morfologi nematoda berdasarkan kutikula yang didapatkan ketika
pengamatan yaitu pseudoselon, cacing rambut, dan necator americanus. Necator
americanus merupakan Sejenis cacing hidup parasit di usus kecil. Nematoda
tersebut sering disebut dengan cacing tambang yang dapat ditemukan pada tanah
perkebunan. Nematoda tersebut merupakan salah satu jenis soil transmitted
helminth yang memiliki daya infeksi yang mudah pada inangnya karena selain
telur, dalam bentuk larva secara aktif dapat menginfeksi inang (Hairani, 2015).
Berdasarakan bentuknya, nematoda dibedakan menjadi 6 macam, yaitu
silindris memanjang, silindris spiral, pendek, swollen menyerupai lemon, swollen
menyerupai alpukat, dan swollen. Silindris memanjang salah satunya adalah
Paratylenchus. Pada paratylenchus terdapat fase istirahat dalam siklus hidupnya
yaitu fase istirahat berbentuk C dan agak ramping, kepala nematoda ini
rendah,bibir datar, ukuran stilet pendek tebal dan terdapat basal knob sehingga
dapat disebut stomatostilet, pada bagian ventral kelenjar esofagusnya tumpang
tindih dengan usus, anulasi halus, bagian ekor tumpul dan panjang (Mirsam dkk.,
2015).
17
Berdasarkan jenis kelamin, nematoda dibedakan menjadi jantan dan betina.
Nematoda betina apabila dilakukan pengirisan posterior, maka akan ditemukan
ciri-ciri khusus antara lain lengkungan dorsal tinggi dengan bentuk segi empat,
pada bagian luar melebar dan mendatar, bagian striasi bergelombang, tidak
mempunyai garis horisontal pada bagian atas lubang posterior sehingga nampak
seperti terputus-putus (Suryanti dkk., 2015). Sementara itu, jantan mempunyai
ujung posterior yang berbentuk kait. Berbentuk silindris memanjang.
Bedasarkan alat mulut (stilet), nematoda dibedakan menjadi 2 yaitu
stomatostilet dan odontostilet. Stomatostilet bagian tubuhnya tersusun atas conus,
silindris, dan knop. Nematoda tersebut berasal dari ordo Tylenchida. Sementara
itu, tipe odontostilet tersusun atas conus dan silindris saja.Nematoda tersebut dari
ordo Dorylaimida. Contoh : Meloidogyne sp. pada tanaman tomat, cabe,
tembakau. Meloidogyne memiliki bentuk tubuh lurus, bibir tidak memiliki
lengkungan atau tidak set-off dengan stilet yang panjang bertipe stomatostilet
(Mirsam dkk., 2015). Hirrschmanieella oryzae pada tanaman padi sawah.
Paratylenchus coffeae pada akar tanaman kopi.
Tipe serangan nematoda dibagi menjadi 6 macam, yaitu tipe serangan
ektoparasit berpindah, ektoparasit menetap, endoparasit berpindah, endoparasit
menetap, semi endoparasit berpindah, semi endoparasit menetap. Tipe ektoparasit
berpindah salah satu contohnya adalah Belanolaimus longicaududatus memiliki
panjang stilet 110-140 nm, berbentuk silinder, menyerang dari luar tanaman
dengan menggunakan silinder. Tipe ektoparasit menetap salah satunya adalah
Criconemoides. Ciri-ciri nematoda tersebut adalah memiliki panjang tubuh ,2-1
mm, stiletnya kuat, basal knob jelas dan mengarah ke depan, bentuk tubuh
silindris dan pendek, menyerang tanaman pepohonan dan anggur.
Tipe endoparasit berpindah salah satu contohnya adalah Paratylenchus.
Nematoda tersebut berpindah-pindah di dalam jaringan inangnya. Nematoda
tersebut berpindah antar tanah dan menyerang jaringan korteks akar serabut
terutama yang aktif menyerap mineral dan unsur hara . Tipe endoparasit menetap
salah satunya yaitu Meloidogyne sp. Nematoda tersebut memiliki panjang tubuh
18
300-700 μm. Nematoda tersebut menyerang pada tanaman kentang yang
menyebabkan bengkak pada akar (puru) (Mirsam dkk., 2015).
Tipe semi endoparasit berpindah salah satu contohnya adalah
Rotylenchulus. Rotylenchulus meiliki fase istirahat pada siklus hidupnya. Fase
tersebut disebut fase istirahat berbentuk G, tidak set-off pada bibir yang berarti
tidak memiliki lengkungan bibir, memiliki tipe mulut stomatostilet yang pendek,
anulasi halus, pada bagian ekor agak runcing dan tumpul dengan ukuran yang
gemuk (Mirsam dkk., 2015).
Tipe semi endoparasit menetap salah satu contohnya adalah Rotylenchus
yang memiliki panjang tubuh total 234.4 – 305.25 μm. Nematoda tersebut
menyerang dengan memasukkan sepertiga tubuh bagian anteriornya ke dalam akar
inang. Tubuh yang berada diluar yaitu dua pertiganya adalah tubuh bagian
posterior (Mirsam dkk., 2015).
Ketahanan hidup dari nematoda parasit dapat dipengaruhi oleh curah hujan
dan suhu. Suhu optimum untuk beberapa nematoda seperti Paratylenchus,
Meloidogyne, dan Rotylenchus untuk berkembang biak adalah 17-20oC dengan
ketinggian 2420 mm. Sementara itu, curah hujan yang optimum adalah 1500-3000
mm/tahun (Mirsam dkk., 2015).
19
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan kutikula nematoda terdiri atas pscudeselon, wuchereria bancrofti,
dan necator americacus.
2.Bentuk nematoda terbagi menjadi enam bentuk, diantaranya yaitu:
Pratylenchus, helicotylenchus, Criconemella, Heterodera, Melodogyne, dan
Nacobbus.
3. Nematoda jantan dan betida terdapat perbedaan morfologi, perbedaan
morfologi tersebut diantaranya: bentuk tubuh, dan struktur penyususn tubuh.
4. Alat mulut nematoda yaitu tipe mulut berstilet dan tanpa stilet. Tipe mulut
berstilet dibedakan menjadi dua yaitu stomatostilet dan odontostilet.
5.Berdasarkan feeding habit nematoda parasit yaitu: ekto parasit menetap, endo
parasit berpindah, endo parasit menetap, semi endoparasit berpindah, dan semi
endoparasit menetap.
6. Serangan nematoda pada akar tanaman tebu dapat diketahui dengan adanya
benjolan pada akar atau disebut puru akar
.
5.2 Saran
Berdasarkan jalannya acara praktikum yang ketiga tentang Pengenalan
Biologi Dasar Nematoda Parasit Tanaman kami menyarankan kepada asisten
laboratorium dalam memberikan penjelasan materi acara praktikum, perlu
dikurangi proporsi dalam komunikasi interaktif dengan praktikan karena kegiatan
ini memakan durasi cukup panjang yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap durasi pengamatan praktikum.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M., M. Sapp, T. Prior, G. Karssen, and M. A. Back. 2016. Technological
Advancements and Their Importance for Nematode Identification. Soil, 2
(1): 257-270.
Anwar, S.A and M.V. McKenry.2012. Incidence and Population Density of Plant-
Parasitic Nematodes Infecting Vegetable Crops and Associated Yield
Losses in Punjab, Pakistan. Zoo,. 44 (2) : 327-333
Campbell, N. A. dan J. N. Reece. 2008. Biologi: Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Airlangga.
Durahman, D., H. Tarno, dan B. T. Rahardjo. 2014. Eksplorasi Nematoda Parasit
Tumbuhan Pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) di Kecamatan
Kesamben Kabupaten Blitar. HPT, 2 (4): 1-10.
Hairani, B. 2015. Keberadaan Telur dan Larva Cacing Tambang pada Tanah di
Lingkungan Desa Sepunggur dan Desa Gunung Tinggi Kabupaten Tanah
Bumbu Kalimantan Selatan Tahun 2014. Vektor Penyakit, 9 (1) : 15-20
Harni, R. 2016. Prosfek Pengembangan Bakteri Endofit Sebagai Agens Hayati
Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman. Perspektif, 15 (12) : 31-49
Khairunnisa, S., M. I. Pinem, dan F. Zahara. 2014. Uji Efektifitas Nematoda
Entomopatogen sebagai Pengendali penggerek Pucuk Kelapa Sawit
(Orycetes rhinoceros L.) (Coleoptera: Scarabaidae) di Laboratorium.
Agroteknologi, 2 (2): 607-620.
Mirsam, H., Supramana., G. Suastika. 2015. Identifikasi Nematoda Parasit pada
Tanaman Wortel di Dataran Tinggi Malino, Sulawesi Selatan Berdasarkan
pada Cri Morfologi dan Morfometrik. Fitopatologi Indonesia, 11 (3) : 0215-
7950
Suryanti., B. Hadisutrisno., ulyadi., J. Widada. 2015. Identifikasi Fusarium dan
Nematoda Parasitik yang Berasosiasi dengan Penyakit Kuning Lada di
Kalmantan Barat. Perlindungan Tanaman Indonesia, 19 (1) : 19-26
Zouhar, M., O. Douda, M. Dlouhy, J. Liskova, M. Manasova, and V. Stejskal.
2016. Using of Hydrogen Cyanide Against Ditylenchus dipsaci Nematode
Present on Garlic. Plant Soil Environment, 62 (4): 184-188.
21
LAMPIRAN
FLOWCHART
22
23
24
DOKUMENTASI
3. Memotong pangkal akar tebu untuk memisahkan akar
4. Memotong serabut akar tanaman tebu
2. Meletakkan akar tebu dan memberikan air
1. Merendam akar tebu selama 10-15 menit
25
6. Mengamati akar tanaman tebu dengan mikroskop
dan memperbesar mikroskop hingga ditemukan
nematoda
5. Hasil nematoda pada akar tanaman tebu pada
tampilan komputer
26
LITERATUR
Ahmed, M., M. Sapp, T. Prior, G. Karssen, and M. A. Back. 2016. Technological
Advancements and Their Importance for Nematode Identification. Soil, 2
(1): 257-270.
27
Anwar, S.A and M.V. McKenry.2012. Incidence and Population Density of Plant-
Parasitic Nematodes Infecting Vegetable Crops and Associated Yield
Losses in Punjab, Pakistan. Zoo,. 44 (2) : 327-333
28
Campbell, N. A. dan J. N. Reece. 2008. Biologi: Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Airlangga.
29
Durahman, D., H. Tarno, dan B. T. Rahardjo. 2014. Eksplorasi Nematoda Parasit
Tumbuhan Pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) di Kecamatan
Kesamben Kabupaten Blitar. HPT, 2 (4): 1-10.
30
Hairani, B. 2015. Keberadaan Telur dan Larva Cacing Tambang pada Tanah di
Lingkungan Desa Sepunggur dan Desa Gunung Tinggi Kabupaten Tanah
Bumbu Kalimantan Selatan Tahun 2014. Vektor Penyakit, 9 (1) : 15-20
31
Harni, R. 2016. Prosfek Pengembangan Bakteri Endofit Sebagai Agens Hayati
Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman. Perspektif, 15 (12) : 31-49
32
Khairunnisa, S., M. I. Pinem, dan F. Zahara. 2014. Uji Efektifitas Nematoda
Entomopatogen sebagai Pengendali penggerek Pucuk Kelapa Sawit
(Orycetes rhinoceros L.) (Coleoptera: Scarabaidae) di Laboratorium.
Agroteknologi, 2 (2): 607-620.
33
34
Mirsam, H., Supramana., G. Suastika. 2015. Identifikasi Nematoda Parasit pada
Tanaman Wortel di Dataran Tinggi Malino, Sulawesi Selatan Berdasarkan
pada Cri Morfologi dan Morfometrik. Fitopatologi Indonesia, 11 (3) : 0215-
7950
35
Suryanti., B. Hadisutrisno., ulyadi., J. Widada. 2015. Identifikasi Fusarium dan
Nematoda Parasitik yang Berasosiasi dengan Penyakit Kuning Lada di
Kalmantan Barat. Perlindungan Tanaman Indonesia, 19 (1) : 19-26
36
Zouhar, M., O. Douda, M. Dlouhy, J. Liskova, M. Manasova, and V. Stejskal.
2016. Using of Hydrogen Cyanide Against Ditylenchus dipsaci Nematode
Present on Garlic. Plant Soil Environment, 62 (4): 184-188.