15
“PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. ROYYAN COLLECTION DI TUBAN” Mody Armlianto Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya [email protected] ABSTRAK UD. Royyan Collection merupakan penghasil batik di Tuban, yang dimana proses produksi dimulai dari pembelian kain yang diproses sampai menjadi kain batik. Kapasitas produksi yang minim dan peningkatan pemesanan konsumen, maka perusahaan mengalami tingkat pemesanan yang sangat tinggi. Dalam menjaga kualitas yang dihasilkan, perusahaan masih kurang teliti dalam menjaga kualitas pada saat proses produksi. Oleh karena itu kualitas harus dijaga dan untuk meminimalkan kecacatan pada produk, salah satunya dengan menerapkan metode Statistik proses control (SPC), hal yang pertama dilakukan adalah menduga kecacatan dan mengujinya menggunakan uji statistik. Selanjutnya membuat rencana perbaikan yang dikumpulkan untuk mengolah data menggunakan peta kontrol p data yang digunakan adalah data produksi dan produk cacat dan dugaan cacat.. Dari hasil pengolahan tersebut menunjukan bahwa tidak ada produk cacat yang keluar dari batas kontrol, data yang tidak keluar batas menunjukan bahwa hasil perbaikan terlaksana dengan baik, Pembuatan usulan perbaikan adalah hasil akhir dari pengolahan data yang dilakukan, pengendalian kualitas produksi disarankan agar lebih baik dari batas kendali.Dan dari hasil analisis biaya menyimpulkan bahwa biaya sebelum ada perbaikan sebesar Rp.7.887.500unit/bulan dan sesudah perbaikan sebesar Rp. 5.366.000unit/bulan jadi cacat sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan mengalami penurunan sebesar Rp. 2.521.500 unit/ bulan. Kata kunci : Pengendalian kualitas, SPC , Batik ABSTRACT UD. Royyan Collection is a producer of batik in Tuban, where the production process starts from the purchase of fabric that is processed to batik cloth. Insufficient production capacity and an increase in customer bookings, the Company is experiencing very high order rates. in maintaining the quality produced, the company is still less thorough in maintaining quality during the production process. Therefore, the quality must be maintained and to minimize defects in the product, one of them by applying the method of Statistical control process (SPC), the first thing to do is to suspect the disability and test it using statistical tests. Next make a repair plan that is collected to process data using control map p data which used is data of production and product of defect and alleged defect .. From result of processing show that there is no defect product out of control limit, data not out of border indicate that the results of improvements performed well, Making the proposed improvement is the end result of data processing done, production quality control is suggested to be better than the limit of control. And from the cost analysis results concluded that the cost before there is improvement of Rp. 7.887.500unit / month and after

“PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

  • Upload
    vudat

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

“PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK

PADA UD. ROYYAN COLLECTION DI TUBAN”

Mody Armlianto

Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

UD. Royyan Collection merupakan penghasil batik di Tuban, yang dimana proses

produksi dimulai dari pembelian kain yang diproses sampai menjadi kain batik. Kapasitas

produksi yang minim dan peningkatan pemesanan konsumen, maka perusahaan

mengalami tingkat pemesanan yang sangat tinggi. Dalam menjaga kualitas yang

dihasilkan, perusahaan masih kurang teliti dalam menjaga kualitas pada saat proses

produksi. Oleh karena itu kualitas harus dijaga dan untuk meminimalkan kecacatan pada

produk, salah satunya dengan menerapkan metode Statistik proses control (SPC), hal yang

pertama dilakukan adalah menduga kecacatan dan mengujinya menggunakan uji statistik.

Selanjutnya membuat rencana perbaikan yang dikumpulkan untuk mengolah data

menggunakan peta kontrol p data yang digunakan adalah data produksi dan produk cacat

dan dugaan cacat.. Dari hasil pengolahan tersebut menunjukan bahwa tidak ada produk

cacat yang keluar dari batas kontrol, data yang tidak keluar batas menunjukan bahwa hasil

perbaikan terlaksana dengan baik, Pembuatan usulan perbaikan adalah hasil akhir dari

pengolahan data yang dilakukan, pengendalian kualitas produksi disarankan agar lebih

baik dari batas kendali.Dan dari hasil analisis biaya menyimpulkan bahwa biaya sebelum

ada perbaikan sebesar Rp.7.887.500unit/bulan dan sesudah perbaikan sebesar Rp.

5.366.000unit/bulan jadi cacat sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan mengalami

penurunan sebesar Rp. 2.521.500 unit/ bulan.

Kata kunci : Pengendalian kualitas, SPC , Batik

ABSTRACT

UD. Royyan Collection is a producer of batik in Tuban, where the production process

starts from the purchase of fabric that is processed to batik cloth. Insufficient production

capacity and an increase in customer bookings, the Company is experiencing very high

order rates. in maintaining the quality produced, the company is still less thorough in

maintaining quality during the production process. Therefore, the quality must be

maintained and to minimize defects in the product, one of them by applying the method of

Statistical control process (SPC), the first thing to do is to suspect the disability and test it

using statistical tests. Next make a repair plan that is collected to process data using

control map p data which used is data of production and product of defect and alleged

defect .. From result of processing show that there is no defect product out of control limit,

data not out of border indicate that the results of improvements performed well, Making

the proposed improvement is the end result of data processing done, production quality

control is suggested to be better than the limit of control. And from the cost analysis results

concluded that the cost before there is improvement of Rp. 7.887.500unit / month and after

Page 2: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

the improvement of Rp.5.366.000unit / month so flawed before repair and after repair

decreased by Rp. 2,521,500 units / month

Keywords: Quality control, SPC, Batik

PENDAHULUAN

Pertumbuhan industri batik pada saat ini telah mengalami perkembangan sangat

pesat, terutama pada perusahaan batik di Indonesia. Batik di Indonesia merupakan salah

satu kekayaan seni warisan budaya, yang telah menjadikan Negara Indonesia memiliki ciri

yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik ini proses pembuatannya

menggunakan bahan baku kain yang selanjutnya dikerjakan dengan dua cara yaitu dengan

cara membatik tulis atau cap untuk pembuatan pola yang di inginkan. Setiap pembuatan

batik mempunyai ciri khas corak yang berbeda – beda untuk menyesuaikan keinginan

konsumen. UD. Royyan Collection merupakan penghasil batik di Tuban dimana produk

yang diproduksi oleh perusahaan tersebut sangat diminati oleh pelanggan karena kualitas

yang dihasilkan baik, akan tetapi perusahaan masih kesulitan dalam menjaga kualitas

produk yang diproduksi, Dikarenakan masih ada kecacatan pada produk batik tersebut,

produk yang sering terjadi kecacatan dalam produk batik yaitu pada warna yang tidak

sesuai dan gambar motif yang meluber, maka dari itu peneliti tertarik utnuk meneliti

bagaimana menjaga kualitas produk agar meminimalkan terjadinya kecacatan produk yang

sangat berdampak merugikan pada konsumen. Penenlitian ini menggunakan metode SPC

agar dapat diketahui penyebab apa saja yang berdampak pada cacat produk dan usulan

perbaikan agar cacat berkurang. Sehingga peneliti mengharapkan hasil akhir ini menjadi

bahan pertimbangan kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas dan

meminimalkan produk cacat.

MATERI DAN METODE

Menurut Ariani, kualitas merupakan topik yang hangat di dunia bisnis dan

akademik, namun demikian istilah tersebut memerlukan tanggapan secara hati –hati dan

perlu mendapatkan penafsiran secara cermat. Sedangkan kualitas menurut Montgomery

kualitas merupakan kecocokan penggunanya. Ada dua segi umum tentang kualitas:

kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Pengendalian kualitas dapat diterapkan dengan

Page 3: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

metode SPC. Pengendalian kualitas proses statistik (Statistical Process Control)

merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendalian,

penganalisis, pengelola dan memperbaiki proses dengan menggunakan metode- metode

statistik. Konsep pengendalian kualitas proses statistik atau lebih dikenal dengan

pengendalian kualitas proses statistik (Statistical Process Control) adalah output pada

proses atau pelayanan dapat dikemukakan ke dalam pengendalian statistik melalui alat -

alat manajemen dan tindakan perancangan. Pengendalian proses statistik merupakan

penerapan metode – metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Dan

menggunakan alat bantu 7 QC tools dalam pengolahan data untuk peningkatan kualitas,

dan 7 QC tools merupakan alat bantu dalam memetakan masalah secara terstruktur, karena

penyajian hasil dari 7 QC tools cukup jelas, guna membantu kelancaran komunikasi pada

tim kerja, dan untuk pengambilan keputusan. Macam-macam 7 QC tools antara lain :

1. Histogram

2. Check Sheet

3. Diagram Paretto

4. Diagram Sebab-akibat

5. Diagram Pencar

6. Stratification (Stratifikasi)

7. Grafik Peta Kendali (Control Chart)

Dan juga dalam pengendalian ini untuk menguji sampel menggunakan uji statistik,

uji statistik adalah kumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel/daftar,gambar,

diagram, misalnya statistik penduduk, statistik pertumbuhan ekonomi.

Uji tanda :

Bentuk uji hipotesis dua sisi (two-sided atau two-tailed test) dengan hipotesis:

Rumus yang digunakan adalah :

Zhitung = ( )

√ ( )

Ho : μ = 0,05

Ha : μ ≠ 0,05

Uji Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata :

Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

Rumus yang digunakan adalah :

Page 4: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

thitung =

√( ) ( )

Menentukan Ho dan Ha

Ho :U1 – U2= 0

Ha : U1 – U2 ≠ 0(pengujian dua sisi)

U1 – U2 > 0 (pengujian satu sis kanan)

U1 – U2 < 0 (pengujian satu sisi kiri)

Setelah selesai melakukan pengujianlangkah selanjutnya adalah melihat apa

pengendalian melebihi batas kontrol atau tidak dengan cara Diagram Kendali Atribut,

Atribut didefinisikan sebagai persyaratan kualitas yang diberikan kepada suatu barang,

yang hanya menunjukkan apakah barang/produk tersebut diterima atau di tolak, biasanya

digunakan untuk analisa pengukuran yang bersifat diskrit. Diagram kendali atribut terdiri

dari:

a. Diagram p

Diagram p digunakan untuk memperlihatkan persentase yang tidak sesuai. Diagram p

dapat disusun dengan jumlah sampel tetap atau bervariasi. Formula untuk batas kendali

atas dan kendali bawah dari grafik p:

UC = + z

LC = - z

Di mana:

= rata-rata bagian (persen) kecacatan dalam sampel

Z = jumlah standar deviasi z = 2

= standar deviasi atas distribusi sampel

diestimasikan oleh formula: = √ ( )

n = jumlah observasi dalam tiap-tiap sampel

diestimasikan oleh formula:

=

Dengan menggunakan diagram batas kendali selanjutnya adalah menganalisis

biaya perbandingan sebelum peraikan dan sesudah perbaikan dengan cara menganalisis

biaya, apakah biaya tersebut mengalami penurunan.

Page 5: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

Metode penelitian langkah – langkahnya adalah melakukan pemecahan

permasalahan melalui proses pengumpulan data terlebih dahulu selanjutnya mengolah data.

Sehingga didapatkan gambaran dalam proses penelitian. berikut langkah – langkah metode

penelitian yang dilakukan oleh peneliti :

Gambar 1. Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kategori menduga jenis –jenis produk cacat pada batik yang terdapat pada UD

Royyan Collection adalah sebagai berikut :

1. warna tidak sesuai merupakan jenis cacat yang ada pada batik dimana pada warna

kain tidak sesuai yang diharapkan.

2. pola tidak rapi(mblobor) merupakan jenis cacat yang ada pada batik dimana pada

gambar ada warna yang tidak rapi (Mblobor).

3. Motif bertumpuk merupakan jenis cacat yang ada pada batik dimana pada gambar

pola terdapat penumpukan.

4. Motif tidak rata merupakan cacat pada batik dimana pada pola cetakan yang tidak

rata atau simestris.

5. Sisa lilin malam merupakan cacat pada batik dimana pada kain batik terdapat

malam yang masih menempel dan mengakibatkan kain menjadi kotor.

Karakteristik yang Sesuai Standar

Tabel 1. Karakteristik yang sesuai standar.

No. Karakteristik

1 Bahan kain memiliki struktur halus dan kuat

2 Kain Memiliki motif gambar yang bagus dan tidak ada yang

jembret(Mblobor) ataupun gambar pola putus – putus

TAHAPAN

IDENTIFIKASI

MASALAH :

- Idetifikasi masalah

- Perumusan

Masalah

- Tujuan penelitian

- Studi Pustaka

TAHAPAN

PENGUMPULAN

DAN PENGOLAHAN

DATA :

- Pengumpulan data

- Melakukan dugaan

- Melakukan

pengujian data

- Pengujian batas

kontrol

- Analisis biaya

TAHAPAN

KESIMPULAN DAN

SARAN :

- Kesimpulan dan

saran

Page 6: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

3 Kain memiliki warna yang cerah dan rata

4 Tidak ada malam yang masih menempel pada kain batik

Frekuensi Cacat

Berikut merupakan data – data frekuensi mengenai produk cacat yang terjadi pada batik :

Tabel 2. Data produksi dan jumlah cacat produk batik

NO. Tanggal

Jumlah

Produksi

(Unit)

Jenis Cacat (Unit) Jumlah

Cacat

(Unit) warna mblobor kotor

1 4 Januari 420 12 8 21 41

2 11 Januari 492 15 7 16 38

3 18 Januari 462 15 12 20 47

4 25 Januari 520 8 7 19 42

5 1 Februari 488 13 8 23 47

6 8 Februari 400 10 19 16 45

7 15 Februari 692 12 8 22 42

8 22Februari 630 12 4 24 40

9 1Maret 420 14 6 17 37

10 8Maret 610 8 6 21 35

11 15Maret 540 8 8 15 31

12 22Maret 570 8 10 24 42

13 29Maret 460 15 7 18 40

Jumlah 6704 150 110 256 527

Gambar 2. Histrogram jenis cacat

Dari hasil Check sheet diatas total produksi dari bulan januari sampai dengan bulan

maret didapat unit dengan total cacat warna150 unit, mblobir 110 unit, kotor 256 unit,

jadi jumlah total cacat 527 unit. Meskipun jumlah cacat tidak terlalu tinggi namun

perusahaan dapat mengalami kerugian dikarenakan harga bahan baku cukup mahal. Oleh

karena itu produk cacat harus dikendalikan supaya tidak berdampak menurunnya minat

konsumen terhadap kebutuhan kain batik yang dihasilkan oleh perusahaan ini.

0

100

200

300

warna mblobor kotor

Series1

Page 7: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

Setelah diketahui jenis cacat yang ada pada perusahaan ini, langkah selanjutnya

adalah menganalisis mengenai penyebab – penyebab cacat yang mempengaruhi dari jenis

cacat yang ada pada perusahaan, dan dilanjutkan dengan melakukan solusi perbaikan

menggunakan metode SPC.

1. Warna

Dugaan

Gambar 3. Diagram sebab –akibat pada cacat warna

Faktor yang menyebabkan terjadinya cacat warna pada batik adalah sebagai berikut :

a. Material :

- kain yang tidak berkualitas tidak mudah menyerap pewarna

b. Metode :

- Pekerja kurang terampil sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan

- Perbandingan obat pewarna yang kurang sesuai dapat mempengaruhi cerah atau

tidaknya warna

- Perbandingan air yang kurang sesuai dapat mempengaruhi cerah atau tidaknya

warna

2. Mblobor

Dugaan

Gambar 4. Diagram sebab –akibat pada cacat Mblobor

Faktor yang menyebabkan terjadinya cacat warna pada batik adalah sebagai berikut :

Cacat warna

Material

Metode

Kualitas Kain

Pekerja Kurang terampil Pengalaman kerja

Perbandingan air kurang sesuai

Perbandingan obat pewarna kurang sesuai

Cacat Mblobor

Metode

Malam yang tidak sesuai

Pekerja Kurang terampil

Menekan alat cap yang kurang

keras

Material

Perendaman yang terlalu lama

Page 8: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

a. Material :

- malam yang tidak sesuai menyebabkan hasil pengerjaan pembuatan pola

(mblobor)

b. Metode :

- Pekerja kurang terampil sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan

- Menekan alat cap terlalu keras menyebabkan cairan meluber

- Perendaman yang terlalu lama mengakibatkan malam mengelupas sehingga

warna masuk area yang tertutup

3. Kotor

Dugaan

Gambar 5. Diagram sebab –akibat pada cacat kotor

Faktor yang menyebabkan terjadinya cacat warna pada batik adalah sebagai berikut :

a. Metode :

- Pekerja yang kurang berhati - hati dapat mengganggu proses pembersihan

malam

- Menekan alat cap terlalu keras menyebabkan cairan meluber

- Perendaman terlalu cepat dapat mengakibatkan malam masih menempel

- Pencucian kain yang terlalu cepat dapat mengakibatkan malam masih

menempel

Hasil Pengujian Data

Tabel 3. Hasil Pengujian data

No. Jenis Cacat Dugaan Hasil Pengujian Usulan Perbaikan

1 Warna

kain yang

digunakan tidak

berkualitas

Ditolak : artinya kain

yang digunakan

berkualitas

-

Pekerja kurang

Terampil

Diterima : artinya

pekerja kurang

terampil

Memberikan Pelatihan

kepada karyawan agar

bekerja supaya lebih

terampil dalam bekerja

Perbandingan

obat pewarna

kurang sesuai

Diterima : artinya

perbandingan obat

pewarna kurang sesuai

Membuat ukuran yang

lebih tepat agar hasil

lebih maksimal

Perbandingan air

kurang sesuai

Diterima :

artinya Perbandingan

air kurang sesuai

membuat ukuran yang

lebih tepat agar hasil

lebih maksimal

Cacat Kotor

Metode

Pekerja Kurang berhati – hati

Perendaman terlalu cepat

Pencucian kain terlalu cepat

Page 9: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

2 Mblobor

Malam terlalu cair Ditolak :

artinya malam yang

digunakan sesuai -

Pekerja Kurang

trampil

Diterima :

artinya pekerja

melakukan pekerjaan

kurang trampil

Memberikan Pelatihan

kepada karyawan agar

bekerja supaya lebih

terampil dalam bekerja

Menekan alat cap

terlalu keras

Diterima :

artinya pekerja

menekan alat cap

terlalu keras

memberikan

pembelajaran edukasi

yang sesuai pada proses

pengecapan agar hasil

lebih maksimal

Perendaman yang

tidak sesuai

Ditolak :

artinya pekerja

melakukan

perendaman kain yang

sesuai

-

3 Kotor

Pekerja Kurang

berhati – hati

Diterima :

artinya pekerja

melakukan pekerjaan

kurang berhati – hati -

Perendaman

terlalu cepat

Diterima :

artinya pekerja

melakukan

perendaman yang

terlalu cepat

-

Pencucian kain

terlalu cepat

Diterima :

artinya pekerja

melakukan pencucian

kain terlalu cepat

Menambah pemahaman

tentang cara mencuci

kain dan dilakukannya

pemeriksaan kembali

supaya hasil lebih

maksimal

Setelah diketahui hasil pengujian data langkah selanjutnya adalah mengecek

kembali apakah data yang diambil melebihi batas kontrol atau tidak. Hasil data pengujian

perbaikan pada produk batik pada bulan april sampai juni 2018 dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 4. Lembar periksa data hasil perbaikan pada produk batik

No Tanggal

Jumlah

Produksi

(Unit)

Jenis Cacat (Unit) Jumlah

Cacat

(Unit) warna mblobor kotor

1 5 April 420 4 8 5 17

2 12 April 600 9 12 7 28

3 19 April 660 6 6 10 22

Page 10: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

4 26 April 355 5 7 16 28

5 3 Mei 905 8 4 15 27

6 10 Mei 545 5 7 9 21

7 17 Mei 550 12 8 11 31

8 24 Mei 300 6 5 12 23

9 31 Mei 640 7 6 10 23

10 7 Juni 370 8 5 7 20

11 14 Juni 430 4 8 17 29

12 21 Juni 980 6 6 30 42

13 28 Juni 845 12 7 34 53

Total 7600 92 89 183 364

Dari hasil lembar periksa diatas menunjukan total produksi sebesar 7600 unit dari 5

april sampai dengan 28 juni. Dengan total produk cacat warna 92 unit, cacat mblobor 89

unit dan cacat kotor 183 unit dan jumlah total cacat adalah 364 unit. Selanjutnya adalah

membuat diagram P yang berfungsi sebagai pengendalian kualitas pada perusahaan apakah

sudah terkendali atau belum.

Tabel 5. Presentase Kerusakan dan Proporsi

No Tanggal

Jumlah

Produksi

(Unit)

Jenis Cacat (Unit) Jumlah

Cacat

(Unit)

Hasil

Produksi

(Unit)

Proporsi (P)

warna mblobor kotor

1 5 April 420 4 8 5 17 403 0,040476

2 12 April 600 9 12 7 28 572 0,046667

3 19 April 660 6 6 10 22 638 0,033333

4 26 April 355 5 7 16 28 327 0,078873

5 3 Mei 905 8 4 15 27 878 0,029834

6 10 Mei 545 5 7 9 21 524 0,038532

7 17 Mei 550 12 8 11 31 519 0,056364

8 24 Mei 300 6 5 12 23 277 0,076667

9 31 Mei 640 7 6 10 23 617 0,035938

10 7 Juni 370 8 5 7 20 350 0,054054

11 14 Juni 430 4 8 17 29 401 0,067442

12 21 Juni 980 6 6 30 42 938 0,042857

13 28 Juni 845 12 7 34 53 792 0,062722

Total 7600 92 89 183 364 7236

% 1,21 1,17 2,40 4,78% 95,2%

Sumber : Royyan Collection tahun 2018

a. Menghitung Center Line

=

Page 11: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

Menghitung Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Bawah (LCL)

b. Batas kendali atas (UCL)

UC = + 3( ( )

)

UC = + 3( ( )

)

UC = 0,040476

c. Batas kendali bawah(LCL)

LC = – 3( ( )

)

LC = - 3( ( )

)

LC = 0,021815

Setelah membuat menghitung batas batas – batas kendali ,langkah selanjutnya adalah

membuat peta kendali. Berikut adalah penyajian gambar peta kendali berdasarkan hasil

analisis diatas :

Keterangan :

X = Jumlah Pengamatan

Y = Batas Kendali

Gambar 6. Grafik Peta kendali (P-Chart)

Setelah melakukan pengukuran dengan peta kendali (P-Chart), maka dapat dilihat

bahwa pada 3 bulan produksi terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukan karena tidak

adayang keluar dari batas kendali yang telah ditentukan.

Hasil analisis diagram pareto

Prosentase jenis produk cacat :

Cacat warna sebanyak : 92

%Cacat =

x 100%

%Cacat = 25,2%

Cacat mblobor sebanyak : 89

0

0,05

0,1

1 3 5 7 9 11 13

Proporsi

UCL

CL

LCL

Y

X

Page 12: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

%Cacat =

x 100%

%Cacat = 24,4%

Cacat kotor sebanyak : 183

%Cacat =

x 100%

%Cacat = 50,2%

Gambar 7. diagram pareto jenis produk cacat

Dari gambar diatas presentase cacat terbanyak mencapai 50,20% pada cacat kotor,

cacat warna 25,20 % serta cacat yang terkecil terdapat pada cacat blobor sebesar 24,40%

Analisis Biaya

Setelah melakukan perbaikan langkah selanjutnya adalah membuat perbandingan

dengan menggunakan analisis biaya sebelum dan sesudah perbaikan dengan menggunakan

Uji Hipotesis beda dua rata – rata. Salah satu hasil analisis sesudah perbaikan pada

penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Perhitungan Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata dalam bulan ke 1

Hipotesa

H0 = total cacat pada bulan ke 1 setelah perbaikan = total cacat sebelum perbaikan

H1 = total cacat pada bulan ke 1 setelah perbaikan < total cacat sebelum perbaikan

Diketahui : α = 10 % db = 11

Maka, ttabel = 1,3634

Diketahui : n1 = 473,5 s1 = 47,733

n2 = 508,75 s2 = 46,330

thitung =

√( ) ( )

= 1,536221563

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

kotor warna mbolor

%

Komulatif

Y

X

Page 13: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

Kesimpulan : thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya total cacat bulan ke 1 setelah perbaikan

< total cacat sebelum perbaikan.

Perhitungan Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata dalam bulan 1 sampai dengan bulan

ke 3 dapat disimpulkan bahwa total cacat perbaikan lebih kecil dari total cacat sebelum

perbaikan dan dinyatakan berkurang setelah melakukan perbaikan. Setelah melakukan uji

Hipotesis Beda Dua Rata-Rata langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil

pengendalian dengan hasil sebelum pengendalian cara menganalisis biaya, berikut hasil

data sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan :

Harga Per unit produk batik :

Kain Santung : Rp.27.000

Kain Primisima : Rp.30.000

Kain Catun : Rp.35.000

(Untuk produk kain yang cacat tetap dapat terjual dengan setengah harga)

a. Sebelum Perbaikan

Total produk sebelum perbaikan = 6704 Unit senilai Rp.198.984.000

Total rugi produk cacat = Rp.7.887.500

Hasil penjualan produk yang baik senilai= Rp.183.209.000+ Rp.7.887.500 = Rp.

191.096.500

Jadi hasil produk yang terjual sebelum perbaikan selama bulan adalah : Rp. 191.096.500

b. Setelah Perbaikan

Total produk sebelum perbaikan = 7600 Unit senilai Rp. Rp.213.140.000 unit/bulan

Total rugi produk cacat :

Jadi hasil produk yang terjual sebelum perbaikan selama 3 bulan adalah : Rp. 191.096.500

Penurunan kerugian = Setelah perbaikan – Sebelum perbaikan

= Rp. 7.887.500/ bulan - Rp.5.366.000unit/bulan

= Rp. 2.521.500 unit/ bulan

Jadi hasil setelah perbaikan mengalami penurunan sebesar Rp. 2.521.500 unit/ bulan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis pengendalian kualitas dengan

menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) pada UD. Royyan Collection

dapat disimpulkan bahwa diketahui penyebab – penyebab cacat yang timbul pada produk

Page 14: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

batik yaitu cacat warna, mblobor, kotor. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan

cacat tersebut bisa dikatakan berhasil dengan penurunan dari 3,33% per bulan menjadi

1,56% per bulan pada bagian cacat warna sebesar 0,40%, pada bagian cacat mblobor

sebesar 0,39% dan pada bagian cacat kotor sebesar 0,8% setelah dilakukannya perbaikan.

Penurunan tersebut dipengaruhi dari perbaikan aspek material dan aspek metode. Hasil

setelah perbaikan tersebut sudah memenuhi dari target perusahaan yang menaruh diangka

2% pada cacat batik. Hasil analisis biaya menyimpulkan bahwa biaya sebelum ada

perbaikan sebesar 7.887.500unit/bulan dan sesudah perbaikan sebesar 5.366.000unit/bulan

jadi cacat sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan mengalami penurunan sebesar Rp.

2.521.500 unit/ bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani,Dorothea Wahyu (2005). “Pengendalian Kualitas Statistik Pendekatan kuantitatif

dalam Managemen Kualitas”, Yogjakarta: Andi

Adam, Fitriayani (2015). “Analisis Efisiensi Pengendalian Kualitas Biaya Pada Aksan

Bakery Manado” ,Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi,

Manado

Gaspersz, Vincent.(2005). Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Haryanto, Titus. (2006). “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan metode SPC

pada PT. Top Union Widya Box Industries”, Fakultas Ekonomi Manajemen

Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Montgomery, Douglas C. (1993). Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta :

Gajah Mada University Press.

Nasution, M. Nur (2015). Manajemen Mutu Terpadu. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit

Ghalia Indonesia.

Sofjan Assausi. (1998). Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta :LP FE UL.

Sudjana. ( 2005 ). Metoda Statistika. Bandung : TarsitoS

Supranto, J. ( 2002 ). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Supranto, J. ( 2013 ). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Page 15: “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK PADA UD. …industri.untag-sby.ac.id/backend/uploads/pdf/jurnal_mody_armlianto... · yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik

Yamit, Yulian(2001). Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa. Edisi Pertama.

Yogyakarta : Penerbit Ekonisia.

Yuri M.Z, T dan Nurcahyo, Rahmat (2013). TQM Manajemen Kualitas Total Dalam

Perspektif Teknik Industri. Jakarta : Penerbit PT Indeks.