65
SELASA-RABU 15-16 DESEMBER 2020 Ruang Virtual ICTOH 2020 Link Pendaftaran: https://bit.ly/RegistrasiPlenariICTOH2020 PENGENDALIAN TEMBAKAU UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL DAN BERDAYA SAING www.ictoh-tcscindonesia.com ictoh_id tcsc.iakmi TCSC_IAKMI 6TH INDONESIAN CONFERENCE ON TOBACCO OR HEALTH 2020 TCSC IAKMI Diselenggarakan oleh: Didukung oleh:

PENGENDALIAN TEMBAKAU UNTUK SUMBER DAYA ...ictoh-tcscindonesia.com/wp-content/uploads/2021/01/Buku...Link PedPaf tPkrdP:a2aPrakdPkidutrrdkd2knatjinkSySy Link PedPaf tPkrdP:a2aPrakdPkidutrrdkd2knatjinkSySy

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • SELASA-RABU15-16 DESEMBER 2020

    Ruang Virtual ICTOH 2020Link Pendaftaran:

    https://bit.ly/RegistrasiPlenariICTOH2020

    PENGENDALIAN TEMBAKAU UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL DAN BERDAYA SAING

    www.ictoh-tcscindonesia.com

    ictoh_id

    tcsc.iakmi

    TCSC_IAKMI

    6TH INDONESIAN CONFERENCE ON

    TOBACCO OR HEALTH2020

    TCSCIAKMI

    Diselenggarakan oleh:

    Didukung oleh:

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    2

    Puji dan Syukur yang tidak terhingga bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat sehingga salah satunya dapat terselenggaranya 6th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH). Meskipun pelaksanaan ICTOH tahun 2020 ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yakni dilakukan secara daring, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme hadirin dan substansi keilmiahan yang dibicarakan.

    Tema ICTOH ke-6 ini adalah “Pengendalian Tembakau untuk Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing”. Ranah tersebut memang sangat perlu dijadikan bahasan terutama dalam forum-forum ilmiah untuk kemudian dibawa kepada proses pembuatan kebijakan. Mengingat upaya pengendalian tembakau merupakan suatu yang penting dalam menyelamatkan kesehatan Bangsa. Industri rokok sudah terlalu melenggang di tengah kebijakan pengendalian tembakau di negeri ini, untuk itu unsur lain di luar pemerintah, yakni seluruh pegiat pengendalian tembakau dan para akademisi, harus terus aktif berpikir dan bersuara.

    Hasil-hasil yang diproduksi dari forum ICTOH hendaknya dikemas sedemikian rupa dan disampaikan kepada pemangku kebijakan di negeri ini melalui upaya advokasi. Buku ICTOH 2020 merupakan salah satu langkah advokasi tersebut. Harapannya langkah-langkah lain juga dilakukan sehingga semakin kuat didukung oleh multilayer stakeholder.

    Akhirnya, sebagai penutup dan sebagai suatu yang penting, kami ucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah terlibat sehingga penyelenggaraan ICTOH tahun ini berlangsung sukses. Utamanya, secara khusus terima kasih banyak kepada Ibu dr. Sumarjati Arjoso, S.K.M. yang telah memimpin dan seluruh panitia. Semoga segala upaya pengendalian tembakau selalu dimudahkan dan dapat mencapai hasil yang mendongkrak menuju derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

    Ketua Umum PP IAKMI

    Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM

    SAMBUTAN

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    3

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga tahun 2020 dapat melaksanakan konferensi tentang Tembakau atau Kesehatan, ICTOH (Indonesian Conference on Tobacco or Health) yang ke 6. Konferensi ini sempat tertunda pada tahun 2019 yang kemudian pada tahun 2020 dimaksudkan dilaksanakan bulan Juni, lalu karena pandemi Covid-19 baru bisa dilaksanakan pada Desember 2020 ini. Kondisi pandemi Covid-19 memaksa penyelenggaraan 6th ICTOH dilaksanakan secara virtual. Tema dari konferensi ini adalah “Pengendalian Tembakau untuk Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing”. Tema ini dimaksudkan untuk menggugah kesadaran semua pihak, bahwa pengendalian konsumsi tembakau merupakan hal yang penting untuk mewujudkan sumber daya manusia unggul, berkualitas, dan berdaya saing. Sebaliknya, jangan sampai sumber daya manusia kita lemah karena penyakit akibat merokok dan peluang pada bonus demografi tersia-sia menjadi bencana demografi.

    Bersyukur, bahwa meskipun dalam suasana pandemi Covid-19, antusiasme para penggiat pengendalian tembakau di Indonesia tidak pernah padam. Hal mana sesuai dengan tujuan konferensi untuk memperkuat komitmen dari berbagai pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam pengendalian tembakau guna masa depan bangsa yang lebih baik. Pada ICTOH ke 6 ini kami menerima 53 makalah yang merupakan hasil riset ilmiah ataupun best practice oleh para penggiat pengendalian tembakau yang sebagian diantaranya ditulis anak muda. Materi yang disampaikan para menteri dan para pembicara diikuti diskusi dan simposium, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bersama atas pentingnya pengendalian tembakau guna mengurangi dampak buruknya terhadap kesehatan, ekonomi dan aspek sosial, sehingga dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk pengendalian tembakau di Indonesia.

    Kami ucapkan terima kasih kepada tim reviewer yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di antara kesibukan di perguruan tinggi atau kesibukan yang lain di masa pandemi Covid-19 ini, untuk membaca setiap naskah makalah yang masuk. Kami juga berterima kasih kepada WHO dan Lembaga Donor, serta jaringan pengendalian tembakau yang turut berpartisipasi di acara 6th ICTOH. Tidak lupa juga kepada tim TCSC-IAKMI dan relawan muda, yang telah bekerja untuk membuat konferensi ini terlaksana dengan baik. Dalam kesempatan ini, kami ucapkan selamat datang dan selamat berdiskusi.

    Jakarta, 8 Desember 2020

    dr. Sumarjati Arjoso, SKM.Ketua TCSC-IAKMI

    SAMBUTAN

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    4

    SUSUNAN ACARA

    SELASA, 15 DESEMBER 2020 Room

    08.15 – 08.30 Pemutaran Video dan MC Opening

    08.30 – 09.10 Pembukaan Zoom Meeting

    Sambutan Pembukaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan “Rokok Ancaman Serius Bagi Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing”

    Laporan Panitia ICTOH 2020

    Sambutan Ketua IAKMI

    Sambutan Perwakilan The Union

    Penghargaan Alm. dr. Kartono Muhammad

    09.10 – 09.25 Press Conference

    09.25 – 09.35 Sambutan Kunci Plenary 1 Zoom Meeting Dr. (H.C.), Ir. H. Suharso Monoarfa. Menteri PPN/BAPENNAS “Pengendalian Konsumsi Rokok untuk Mencapai Target RPJMN 2020-2024”

    09.35 - 10.55 Plenary 1 Zoom Meeting “Pengendalian Konsumsi Rokok untuk Mencapai Target RPJMN 2020-2024”

    Moderator: dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA.

    Pembicara:

    1. Drs. Chandra Bhakti, M.Si. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga “Prestasi Tanpa Tembakau, Peran Kementerian dalam Pengendalian Tembakau di Bidang Pemuda dan Olahraga”

    2. dr. Sumarjati Arjoso, SKM. Ketua Tobacco Control Support Center – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia “Pengendalian Tembakau untuk Memaksimalkan Pencapaian Target RPJMN 2020-2024 dan Bonus Demografi 2030-2045”

    3. Dra. Leny N. Rosalin, SE., M.Sc. Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak “Perlindungan Anak dari Paparan Rokok untuk mencapai Target RPJMN 2020-2024”

    4. Mikail Ramadhan Hermadyan Dewadaru Sekjen Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia “Dukungan dan Harapan Anak Muda di Bidang Pengendalian Tembakau”

    Diskusi dan Tanya Jawab

    10.55 – 11.10 Games

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    5

    11.10 – 11.20 Sambutan Kunci Plenary 2 Zoom Meeting Letjen TNI (Purn) Dr.dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) Menteri Kesehatan “Kebijakan dan Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia”

    11.20 - 12.40 Moderator: dr. Lily Sulistyowati, MM. Zoom Meeting

    Plenary 2 “Kebijakan dan Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia”

    Pembicara

    1. Dr. Hari Nur Cahya Murni, M.Si. Direktur Jendral Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri “Regulasi Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Tingkat Kabupaten/Kota”

    2. Dr. Tara Singh Bam Deputy Regional Director, The Union “Sharing Lesson Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Berbagai Negara”

    3. dr. Putu Ayu Swandewi Astuti, MPH., Ph.D. Ketua Udayana Central “Survei Kepatuhan Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia”

    4. I Nyoman Suwirta, S.Pd., M.M. Ketua Aliansi Bupati/Walikota Peduli Kawasan Tanpa Rokok Indonesia “Peran Aliansi untuk Penguatan dan Peningkatan Komitmen Kepala Daerah dalam Penegakan Kawasan Tanpa Rokok”

    Diskusi dan Tanya Jawab

    12.40 – 13.10 ISHOMA

    13.10 – 13.20 Pemutaran Video

    13.20 – 15.20 Simposium 1 (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) Zoom Meeting “Simposium Best Practice Upaya Penanggulangan Tembakau di Room 1 Tingkat Daerah”

    Moderator: Ridhwan Fauzi, SKM., MPH.

    Pembicara

    1. Dr. Farrukh Qureshi WHO Indonesia bidang Pengendalian Tembakau “Peluang dan Tantangan: Strategi “MPOWER” sebagai Upaya Pengendalian Konsumsi Tembakau”

    2. Dr. dr. Santi Martini, M.Kes. Ketua IAKMI Cabang Surabaya “Best Practice Penerapan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Provinsi Jawa Timur”

    3. I Made Kerta Duana, SKM., MPH. Ketua IAKMI Daerah Bali “Best Practice Pelarangan Iklan, Promosi, dan Sponsorship Rokok di Provinsi Bali”

    4. Noviansyah, ST., M.Kes., AKK. Sekretaris Umum IAKMI Daerah Lampung “Best Practice Pengelolaan Pajak Rokok Daerah di Provinsi Lampung”

    Pembahas

    1. Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., MKM. Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

    2. Dr. dra. Dumilah Ayuningtyas, MARS Ketua Bidang Pengkajian Ilmiah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

    Diskusi dan Tanya Jawab

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    6

    13.20 – 15.20 Simposium 2 (Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC), Zoom Meeting Universitas Muhammadiyah Magelang) Room 2 “Simposium Upaya Pengendalian Tembakau Melalui Alih Tanam dan Diversifikasi”

    Moderator: Dr. Rochiyati Murniningsih, MP

    Pembicara

    1. Sarno, SST., M.Sc., Ak., CA Kepala Sub Bidang Cukai Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu “Optimalisasi Pemanfaatan DBHCHT untuk Pengembangan Usaha Petani”

    2. Dr. Tedy Dirhamsyah, SP., MAP Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Perkebunan, Puslitbang Perkebunan, Balitbang Pertanian, Kementrian Pertanian “Komoditas Alternatif Pengganti Tembakau yang Prospektif”

    3. Didi Suardi Setya Budi Perwakilan Petani Tembakau Jawa Timur “Best Practice Upaya Diversifikasi dan Alih Tanam Tembakau di Jawa Timur”

    4. Yamidi Perwakilan Petani Tembakau Temanggung, Jawa Tengah “Best Practice Upaya Diversifikasi dan Alih Tanam Tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah”

    5. Istanto Perwakilan Petani Tembakau Magelang, Jawa Tengah “Best Practice Upaya Diversifikasi dan Alih Tanam Tembakau di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah”

    6. Senang Haris Perwakilan Petani Tembakau Nusa Tenggara Barat “Best Practice Upaya Diversifikasi dan Alih Tanam Tembakau di Nusa Tenggara Barat”

    Pembahas

    Dr. H.M. Nurul Yamin, M.SiKetua MPM PP Muhammadiyah

    Diskusi dan Tanya Jawab

    15.20 – 15.40 Pemutaran Video dan Games 2

    15.30 - 17.00 Moderator: Ratih Zoom Meeting

    Paralel 1: Pengendalian Tembakau dan Penyakit Tidak Menular Room 1

    • Bagas Abdillah Hubungan Paparan Asap Rokok dan Kejadian ISPA dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember

    • Indra Ibnu Intensi Merokok Remaja Putri di Kota Makassar

    • Made Adhyatma Hubungan Perilaku Merokok Terhadap Kelelahan Kerja pada Pekerja Muda di Proyek Konstruksi PT. ABC Tahun 2020

    • Ferlis Analysis of Factors That Inhibit Smoking Cessation Among Outpatients Visiting Pulmonology Clinic at Dr. Zainoel Abidin Hospital in Banda Aceh

    • Muhammad Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Pegawai Di Dinas Komunikasi, Informatika Dan Persandian Provinsi Aceh Tahun 2019

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    7

    15.30 – 17.00 Moderator: Fella Zoom Meeting

    Paralel 2: Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Room 2

    • I Ketut Suarjana Pengembangan Kearifan Lokal (Pararem KTR) untuk Memperkuat Implementasi Perda KTR di Kota Denpasar

    • Ryan Tanjung Peraturan Desa Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Kebumen Sebuah Pendekatan Pembangunan Kebijakan Bersifat Preventif-Promotif dalam Memajukan Peran Pemerintah dalam Mencapai Tujuan Pemerintah Republik Indonesia

    • Siti Widiastuti Evaluasi Kepatuhan Regulasi Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Kulon Progo

    • Octavian Denta SemarKu : Strategi Promosi dan Edukasi Regulasi KTR di Kabupaten Kulon Progo

    • Heniyatun Kepatuhan Pemerintah Daerah Dalam Penetapan Regulasi Kawasan Tanpa Rokok Sebagai Amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

    • Ismi Sultan Factors Associated with Disobedient of Smoke-Free Law Among Business Sites in Makassar City, South Sulawesi, Indonesia

    15.30 – 17.00 Moderator: Triningsih Zoom Meeting

    Paralel 3: Gerakan Pemuda dan Pengendalian Tembakau di Daerah Room 3

    • Kadek Rosi Arista “GEBRAK: Gerakan Bersama Remaja Anti Rokok Untuk Remaja Aktif, Klungkung Sehat”

    • Ni Made Dian Kurniasari Dilemma of Selling Cigarettes around School in Indonesia: Retailer’s Perspective

    • Sarah Fadhila Pengaruh Persepsi Pesan Bergambar Pada Bungkus Rokok dan Niat Berhenti Merokok Remaja di Kota Medan

    • Miftahul Jannah Karakteristik Perilaku Merokok pada Remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Palopo Tahun 2020

    • Agri Aryoko Dukungan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Dalam Pembentukan Sekolah Ramah Anak (SRA) di Kabupaten Kulon Progo

    15.30 – 17.00 Moderator: Mustakim Zoom Meeting

    Sesi Paralel 4: Kesehatan Keluarga dan Pengendalian Tembakau Room 4

    • Ernawati Tingkat Efektivitas Pungutan Cukai Terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta

    • Rosita MD Analisis Hubungan Konsumsi Rokok dan Jenis Kepemilikan BPJS Terhadap Tingkat Pemenuhan Gizi Rumah Tangga

    • Septian Emma Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Handbook bagi Keluarga Pendamping Sebagai

    Media Edukasi Pendukung Program Bebas Asap Rokok di Kota Yogyakarta, Indonesia

    • Wahyuti Pengetahuan dan Sikap Stakeholder Dalam Mendukung Implementasi KTR di Kota Jayapura

    • Bambang Priyono Air Quality Monitoring di 6 Kota/Kabupaten di Indonesia Tahun 2019

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    8

    15.30 – 17.00 Sesi Presentasi Poster Zoom Meeting

    • Nur Fadhila Room 5 Determinan perilaku merokok dan jenis rokok penduduk >10 tahun Provinsi Papua Barat

    • Wahyuti Survei Perilaku Perokok Pemula di Kota Jayapura Tahun 2020

    • Yuza Humaira Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh Tahun 2019

    • Mukhlis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMAN 1 Madat Kabupaten Aceh Timur Tahun 2018

    • Muji Mursali Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja di Desa Pawod Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2018

    • Nisa Nurhasanah Sekolah dan Warung Sehat sebagai Upaya Pengendalian Tembakau pada Pelajar di Kabupaten Sleman

    • Ati Ratna Hubungan Persepsi dengan Penentuan Sikap Dukungan Mahasiswa dalam Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kampus Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya Tahun 2018

    • Henny Arida Generasi Muda yang Mempromosikan Kesehatan Dalam Mewujudkan Remaja Anti Rokok Melalui Saka Bakti Husada Berkarya Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Permata Sukarame Tahun 2019

    • Desak Putu Hubungan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok pada Siswa Menengah Atas Negeri 1 Tampaksiring

    • Heni Tresnowati Paparan Media Promosi Kesehatan Dan Kepatuhan Siswa Terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Sleman Yogyakarta

    • Zata Ismah Pengaruh Paparan Rokok Terhadap Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis

    • Rochiyati Digital Influencer, Satu Alternatif Kampanye Pengendalian Tembakau Melalui Sekolah Muhammadiyah di Indonesia

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    9

    RABU, 16 DESEMBER 2020 Room

    08.15 – 08.30 MC Opening dan Pemutaran Video Zoom Meeting

    08.30 - 10.30 Simposium 3 (Indonesia Institute for Social Development) Room 1 “Mendorong Aksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) untuk mendukung Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan”

    Moderator: Artati Haris , M.Si.

    Pembicara1. Dra. Tien Sapartinah Indonesia Institute for Social Development “FCTC dalam Persepsi Pembangunan Berkelanjutan”

    2. Daniel Awigra Human Right Working Group “Strategic Counter Measure menghadapi Hambatan aksesi FCTC”

    3. Margianta S.J. Dinata Gerakan Muda FCTC “Gerakan Remaja untuk mendorong FCTC”

    Pembahas 1. Dr. iur. Damos Dumali Agusman, SH, MA Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementrian Luar Negeri “Berbagai manfaat Aksesi FCTC bagi Indonesia”

    2. Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/ Bappenas “Strategic Counter Measure menghadapi Hambatan aksesi FCTC”

    Diskusi dan Tanya Jawab

    08.30 - 10.30 Moderator: Dra. Nina Mutmainah Armando, M.Si Zoom Meeting

    Simposium 4 (Komite Nasional Pengendalian Tembakau) Room 2 “Quo Vadis Cukai Rokok: Pentingnya Peta Jalan Kenaikan Cukai Rokok”

    Pemantik Diskusi Perwakilan Pemuda “Mencegah Bencana Demografi: Menyelamatkan Anak Muda dari Adiksi Rokok”

    Pembicara 1. Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau “Pentingnya Peta Jalan Kenaikan Cukai Rokok sebagai Langkah Awal Menuju Indonesia Emas 2045”

    2. Susiwijono Moegiarso, S.E., M.E. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian “Peta Jalan Industri Hasil Tembakau atau Peta Jalan Pengendalian Tembakau”

    3. Nirwala Dwi Heryanto, S.E., M.Si. Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai BKF Kementerian Keuangan “Rencana Strategis Jangka Panjang Kenaikan Cukai Rokok untuk Pengendalian Konsumsi Rokok”

    4. Dr. Renny Nurhasana, M.Sc. Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia “Studi tentang Pengaruh Harga Rokok pada Peluang Anak Menjadi Perokok Aktif”

    5. Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas “Strategi Kebijakan Fiskal Pengendalian Tembakau untuk Kemajuan dan Keberlanjutan Pembangunan SDM Indonesia”

    Diskusi dan Tanya Jawab

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    10

    10.30 – 10.45 Games 3

    10.45 – 12.15 Moderator: Fauzi Ahmad Noor Zoom Meeting

    Paralel 5: Pendapatan Asli Daerah, Petani Tembakau dan Alih Fungsi Room 1 Lahan Tembakau

    • Soewardiman Analisis Perbandingan Pendapatan Daerah Terhadap Penerapan Pelarangan Iklan Produk Tembakau di Indonesia (Studi Perbandingan Daerah DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok dan Kabupaten Kulon Progo)

    • Musyarrafah Evaluasi Pelanggaran Reklame Produk Rokok dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Makassar 2018

    • Toman Devita Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok di dalam Rumah pada Petani Sawah di Kabupaten Deli Serdang

    • Retno R Upaya Alih Tanam Petani Sebagai Antisipasi Terhadap Komoditas Tembakau yang Semakin Tidak Menguntungkan

    • Herry Yulistiyono Study on the Development of Alternative Commodities as Tobacco Substitution in Madura Island

    10.45 – 12.15 Moderator: Nina Samidi Zoom Meeting

    Paralel 6: Remaja dan Upaya Pengendalian Tembakau Room 2

    • Vera Nazhira Factors Related to the Intention of Quitting Smoking among Students at Faculty of Public Health, University Muhammadiyah Aceh in 2019

    • M. Alim Setiadi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Inisiasi Merokok Pada Remaja Di Gampong

    Lampaseh Krueng Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019

    • Ni Made Kurniati Pertimbangan Pedagang Menjual Rokok: Produk Pelengkap untuk Menarik Pembeli

    • Shofiyatul Masyiyah Kampanye Media Sosial dalam Upaya Pencegahan dan Reduksi Kemauan Merokok Elektrik pada Remaja: Literature Review

    • Valentina Melawan Disinformasi Industri Rokok, Memupus Penyangkalan Atas Ilmu Pengetahuan, Menumbuhkan SDM Unggul: Belajar dari Pagebluk Covid-19

    10.45 – 12.15 Moderator: Deni Kurniawan Zoom Meeting

    Paralel 7: Pelarangan Total Iklan, Promosi, dan Sponsorship Rokok Room 3

    • Rizanna Rosemary Respon Masyarakat Atas Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat Anti Merokok di Youtube

    • Ajeng Humami Kebijakan Penyelenggaraan Reklame dalam Upaya Pengendalian Tembakau di Kabupaten Jember

    • Silvia Dini Reporting Public Complaints against Violations of Tobacco Advertising Regulations in the Capital Region Province of Jakarta in 2019

    • Nina Mutmainnah Iklan Rokok Bebas Melenggang di Bioskop: Pengamatan terhadap Iklan Rokok pada Lima Film Populer di Enam Bioskop di Jakarta

    • Muhammad Ridha Monitoring Iklan Rokok di Internet Sebagai Wujud Kepedulian Terhadap Generasi Bangsa Indonesia

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    11

    6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    10.45 – 12.25 Moderator: Zakiyah Eke Zoom Meeting

    Paralel 8: Rokok Kaitannya Terhadap Tuberkulosis dan Covid-19 Room 4

    • Dewi Rokmah Smoking Behaviour During The COVID-19 Pandemic in Indonesia: A Survey Study

    • Heni Setyowati Perilaku Merokok dan Infeksi TBC Meningkatkan Resiko Infeksi Covid-19

    • Zata Ismah Hubungan Rokok dengan COVID-19 : a systematic review

    • Riza Septiani Dampak COVID-19 Terhadap Konsumsi Rokok di Aceh Tahun 2020

    • Ma’rifatul Mubin Pandemi COVID-19 Waktu yang Tepat Untuk Berhenti Merokok? Sebuah Review Naratif: Merokok, Kematian Akibat TB Paru, dan Tantangan Dunia Industri di Masa Pandemi COVID-19

    12.15 – 12.45 ISHOMA

    12.45 – 13.00 Pemutaran Video

    13.00 – 13.10 Sambutan Kunci Plenary 3 Zoom Meeting Dr. N. Paranietharan WHO Representatif Indonesia “Rokok dan Covid 19”

    13.10 – 14.30 Plenary 3 Zoom Meeting “Rokok dan Covid 19”

    Moderator: Husein Habsyi, SKM., MHComm.

    1. dr. Kirana Pritasari, MQIH. Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan “Pandemi Covid-19 di Indonesia”

    2. Lilik Kurniawan, ST., M.Si. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB (Satgas Covid-19) “Strategi Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia”

    3. Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., MKM. Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia “Peran Organisasi Profesi Kesehatan Masyarakat dalam Pengendalian Tembakau di Era Pandemi Covid-19”

    4. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, FISR Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia “Hubungan Perilaku Merokok dengan Covid-19”

    Diskusi dan Tanya Jawab Zoom Meeting

    14.30 – 14.45 Games 4 Zoom Meeting

    14.45 – 14.50 MC Opening

    14.50 – 15.00 Deklarasi ICTOH 2020 Zoom Meeting Pembacaan Hasil dan Rekomendasi ICTOH (Anak Muda)

    15.00 – 15.20 Pengumuman Penanya Terbaik, The Best Oral, dan The Best Poster Zoom Meeting

    15.00 – 15.20 Penutupan Zoom Meeting

    Laporan TCSC IAKMI

    Penutupan oleh Ketua IAKMI

    15.20 – 15.30 MC Closing Zoom Meeting

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    12

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    13

    1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INISIASI MEROKOK PADA REMAJA DI GAMPONG LAMPASEH KRUENG KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2019

    M. Alim Setiadi Intan Liana Eddy Azwar Fahrisal Akbar Agustina Riza Septiani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

    Mainita Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Aceh

    Corresponding email: [email protected]

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 47% pada tahun 2015, meningkat menjadi 76,3% pada tahun 2016 yang artinya, sekitar 2 dari 3 orang adalah perokok dan angka ini lebih besar jika dibandingkan secara nasional yaitu 54,7%. Salah satu wilayah yang tergolong tinggi persentase perokok adalah wilayah kerja Puskesmas Montasik yang berada di Kabupaten Aceh Besar.

    Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan inisiasi merokok pada remaja di Gampong Lampaseh Krueng, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019.

    Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional dengan. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 48 remaja dan semua menjadi sampel dalam penelitian ini (total population sampling). Pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 22 Januari sampai dengan 8 Februari 2019. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner melalu wawancara. Data dianalisis secara univariat dan bivariate menggunakan SPSS dengan uji chi-square.

    Hasil: Hasil analisis univariat menunjukan bahwa adanya inisiasi merokok sebesar pada remaja sebesar 37.5%, 54.2% reponden memiliki pengetahuan yang kurang tentang rokok, 54.2% reponden menyatakan adanya pengaruh lingkungan, 41.7% menyatakan terpengaruh oleh teman dan 41.7% reponden menyatakan sering terpapar iklan. Hasil penelitian bivariat menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara inisiasi merokok dengan pengetahuan (P-Value = 0,001), lingkungan (P-Value = 0,005), pengaruh teman (P-Value = 0,001) dan paparan iklan (P-Value = 0,001).

    Kesimpulan: Dari hasil didapatkan bahwa berbagai faktor mempengaruhi inisiasi merokok pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguatkan usaha penanggulangan tembakau dengan emningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya rokok yang tidak hanya merugikan kesehatan, namun juga kerugian sosial, ekonomi, dan aspek kehidupan lainnya. Serta, diharapkan stakeholder pemerintah terkait pengendalian tembakau dapat melakukan percepatan dalam larangan Iklan rokok karena terbukti mempengaruhi inisiasi merokok pada remaja.

    Kata Kunci: Inisiasi Merokok, Perokok Remaja, Iklan rokok.

    Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    14

    2. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA PEGAWAI DI DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN PROVINSI ACEH TAHUN 2019

    Muhammad Vera Nazhira Arifin Intan Liana Said Muntahaza Riza Septiani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

    Mainita Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Aceh

    Corresponding email: [email protected]

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun orang lain yang berada di sekitar. Merokok merupakan istilah yang digunakan untuk aktifitas menghisap rokok atau tembakau dalam berbagai cara. Indonesia adalah salah satu yang menduduki peringkat teratas dunia sebagai negara dengan jumlah perokok laki-laki terbesar. Indonesia mengalahkan Rusia, dimana 67% dari semua laki-laki Indonesia yang berusia di atas 15 tahun merokok. Provinsi Aceh sendiri memiliki angka perokok sangat tinggi, dengan mayoritasnya adalah laki-laki. Dimana jumlah perokok aktifnya mencapai 37,1% berada di atas rata-rata nasional yaitu 36,2%.

    Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku merokok Pegawai Di Dinas Komunikasi, Informatika Dan Persandian Provinsi Aceh.

    Metode: Penelitian ini bersifat desktiptif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan tanggal 10 februari s.d 26 februari 2019, lokasi penelitian di Dinas Komunikasi, Informatika Dan Persandian Provinsi Aceh. Sampel penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh pria yang merokok sebanyak 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat, uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi-Square, data di analisis dengan menggunakan SPPS versi 20.0.

    Hasil: analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 35% pegawai adalah perokok berat, 45% memiliki pengetahuan kurang, 80% lingkungan tidak mendukung, dan 57,5% menyatakan kantor tidak menerapkan kawasan tanpa rokok. Hasil uji statistik bivariat diperoleh ada hubungan bermakna antara lingkungan (p-value=0,014) terhadap perilaku merokok pegawai di Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Provinsi Aceh tahun 2019.

    Kesimpulan: Hasil penelitian menujukkan bahwa lingkungan yang mendukung merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam memfasilitasi perilaku merokok di Dinas Komunikasi, Informatika Dan Persandian Provinsi Aceh, padahal kantor merupakan salah satu KTR. Oleh karena itu, perlu sekali penguatan implementasi KTR di kantor pemerintahan sehingga terwujudnya menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pengendalian tembakau dan pengendalian perilaku perokok di tatanan institusi tempat kerja. Peneliti lain dengan variabel lainnya diperlukan untuk mencari tahu faktor apa yang perlu dimodifikasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam penguatan pengendalian perilaku perokok.

    Kata kunci: Perilaku merokok, pengetahuan, lingkungan, kawasan tanpa rokok (KTR), pegawai Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    15

    3. INTENSI MEROKOK REMAJA PUTRI DI KOTA MAKASSAR

    Indra Fajarwati Ibnu Departemen Promosi dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Merokok pada remaja merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Bagi remaja merokok memiliki makna perilaku simbolisasi, simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis. Hal menarik saat ini yaitu semakin meningkatnya jumlah perokok pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang intensi merokok pada remaja putri di Kota Makassar. Penelitian menggunakan rancangan non-eksperimental dengan metode deskriptif. Penelitian ini melibatkan 158 remaja putri yang berada pada pada fase awal dan berdomisi di Kota Makassar yang dipilih melalui metode multistage random sampling. Instrument adalah kuesioner yang disusun berdasarkan Theory of Planned Behavior dari Icek Ajzen (2005). Pengolahan data penelitian menggunakan uji deskriptif dan analisis regresi berganda dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 114 responden (72.15%) memiliki intensi lemah dan 44 responden (27.85) memiliki intensi kuat. Adapun faktor determinan yang paling memengaruhi pembentukan intensi merokok remaja putri adalah determinan Attitude Towards the Behavior dengan koefisien korelasi sebesar 0.342.

    Kata kunci: Intensi, merokok, remaja putri Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    16

    4. UPAYA ALIH TANAM PETANI SEBAGAI ANTISIPASI TERHADAP KOMODITAS TEMBAKAU YANG SEMAKIN TIDAK MENGUNTUNGKAN

    Retno Rusdjijati Siti Noor Khikmah MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang Jl. Mayjend Bambang Soegeng KM 5 Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah

    Email: : [email protected]

    ABSTRAK

    Tembakau pernah menjadi primadona sebagai komoditas yang sangat menjanjikan dan membawa para petani di Indonesia pada tingkat kesejahteraan yang tinggi. Namun, sepuluh tahun terakhir ini pamor tembakau mulai meredup, meski jumlah produksi tembakau terus meningkat, namun petani tidak merasakan dampak tersebut karena harga jual tembakau fluktuatif dan cenderung merugikan. Salah satu upaya petani tembakau untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan beralih tanam ke komoditas lain. Aneka komoditas mereka coba untuk dibudidayakan agar dapat menggantikan masa kejayaan tembakau. Namun demikian, upaya tersebut ada yang berhasil dan ada yang tidak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi upaya-upaya alih tanam yang telah dilakukan para petani tembakau dan faktor pendukung serta kendala yang dihadapi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei dan indeep interview pada para petani tembakau di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebagai responden adalah para petani tembakau yang sudah beralih tanam dari Kecamatan Windusari, Pakis, Sawangan, dan Kajoran sejumlah 8 orang.

    Hasil: penenelitian menunjukkan bahwa responden memutuskan beralih tanam ke komoditas lain karena harga tembakau sulit diprediksi dan cenderung merugikan petani, di samping itu juga karena cuaca yang tidak menentu sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau. Responden sejak tahun 2013 sudah beralih tanam ke komoditas ubi jalar, sayur-sayuran, dan kopi. Setelah beralih tanam, keuntungan yang diperoleh jauh lebih tinggi dibandingkan saat bertanam tembakau saja, sehingga responden merasa mantap untuk meninggalkan budidaya tembakau.

    Kesimpulan: penelitian ini adalah tembakau sudah tidak menjadi gantungan utama petani, justru dengan beralih tanam kesejahteraan mereka semakin meningkat.

    Kata kunci: alih tanam tembakau, cuaca fluktuatif, tata niaga buruk Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    17

    5. IKLAN ROKOK BEBAS MELENGGANG DI BIOSKOP: PENGAMATAN TERHADAP IKLAN ROKOK PADA LIMA FILM POPULER DI ENAM BIOSKOP DI JAKARTA

    Nina Mutmainnah Hendriyani Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Yayasan Pengembangan Media Anak

    Ike Utaminingtyas Yayasan Pengembangan Media Anak

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Bioskop di Indonesia belum menjadi kawasan tanpa rokok sehingga tidak ada pelarangan promosi dan iklan rokok di bioskop. Padahal, generasi Z adalah pengunjung bioskop yang setia. Penelitian bertujuan menggambarkan bagaimana iklan rokok dan iklan terkait industri rokok di bioskop pada pemutaran lima film populer yang berklasifikasi Semua Umur (SU) dan 13+ (remaja usia 13 tahun ke atas).

    [Data diperoleh dari observasi terhadap 6 bioskop di Jakarta dengan total 26 kali menonton pada jam tayang siang dan 26 kali pada jam tayang sore/malam. Jumlah penonton anak/remaja berkisar 15-62% dari jumlah penonton di setiap tayangan. Pengamatan dilakukan pada Maret-April 2019.

    Hasil: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penonton anak dan remaja terpapar iklan rokok dan iklan kegiatan yang disponsori rokok yang ditayangkan di layar-layar televisi saat mereka berada di ruang tunggu dan tempat pembelitian tiket bioskop, serta saat mereka berada di ruang studio. Terdapat 9,3% iklan rokok dan iklan terafiliasi industri rokok dari total iklan yang ditayankan selama periode pengamatan. Iklan yang mencantumkan peringatan kesehatan bergambar dan penanda “18+” hanya iklan spot produk rokok, sedang iklan kegiatan yang disponsori perusahaan rokok tidak mencantumkan peringatan tersebut. Terdapat iklan/aplikasi yang memancing anak dan remaja masuk ke medium lain, seperti tempat penjualan online, yang memiliki iklan-iklan rokok. Penelitian ini memperlihatkan bahwa anak dan remaja tetap diterpa iklan rokok dan iklan terafiliasi industri rokok saat mereka mencari hiburan di bioskop, tidak hanya saat mereka berada di studio tapi juga saat berada di ruang tunggu bioskop. Karena itu, Kementerian Kesehatan perlu memasukkan bioskop sebagai Kawasan Tanpa Rokok dalam revisi PP 109/2012. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak juga dapat menjadikan pelarangan iklan rokok di bioskop pada penilaian Kabupaten/Kota Ramah Anak. Pemerintah daerah, dalam riset ini adalah Pemda DKI Jakarta, juga dapat berperan melindungi anak dan remaja dengan menjadikan bioskop sebagai Kawasan Tanpa Rokok.

    Kata kunci: anak muda, bioskop, Iklan rokok, sponsor rokok, promosi rokok Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    18

    6. FACTORS ASSOCIATED WITH DISOBEDIENT OF SMOKE-FREE LAW AMONG BUSINESS SITES IN MAKASSAR CITY, SOUTH SULAWESI, INDONESIA

    Ismi Hamdani Musyarafah Wahyuni Sri Maidin M. Alimin Wadi Ahmad Hasyim Hadijah Mawardi Shabir Hasanuddin Centre for Tobacco Control and Non-Communicable Disease Prevention, Faculty of Public Health, Hasanuddin University

    Corresponding author Email: [email protected]

    ABSTRACT

    Previous study shown that low compliance rate of smoke-free law among private sectors including business sites such as hotel and restaurants especially in Indonesia. Therefore, this study assessed knowledge, perception, and attitudes of business owners/employees towards smoke-free law implementation. This survey was administered to business sites (n=173) including hotels, restaurants, and cafes in Makassar, South Sulawesi, Indonesia. All survey participants were Indonesian, either business owners and employees with ages ranging from 18-72 years. There were still 40.7% respondents did not aware of smoke free law in Makassar city, 19.1% did not know about the danger of second-hand smoke, 33% did not know about the danger of third-hand smoke and 23.7% still believe that smoking at business places is not harmful. 59.3% respondents still allow their costumers to smoke around any other customers (34% positively approved and provide ashtrays; 22.2% does not care) because they fear of upsetting smoking customer (26.8%) and fear of losing customers if they implemented smoke-free law (43.8%). Most of the respondents would like to implement smoke-free law if they know about how to implement (85.6%) and the government provided positive acknowledgment for business site who successfully to implement smoke-free law (93,3%). This study addresses the need for increased public education and positive acknowledgment from the government among business site in Makassar city to achieve higher compliance rate.

    Keywords: Smoke free, implementation, business site Category: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    19

    7. EVALUASI PELANGGARAN REKLAME PRODUK ROKOK DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA MAKASSAR 2018

    Musyarrafah Hamdani Sri Wahyuni Ismi M. Alimin Maidin Ahmad Mawardi Shabir Ahmad Wadi Hadijah Hasyim Hasanuddin Center for Tobacco Control and NCDs Prevention (Hasanuddin CONTACT)

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Jumlah perokok anak semakin meningkat dengan usia mulai merokok 10-15 tahun dan rata-rata konsumsi 8 batang/hari (Dinkes Kota Makassar, 2018; Hasanuddin Contact, 2018). Iklan rokok merupakan strategi utama industri rokok dalam mempengaruhi anak-anak untuk merokok, termasuk reklame. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelanggaran reklame produk rokok terhadap Perda Sulsel 1/2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan kontribusi reklame produk rokok terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar Tahun 2018. Penelitian deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Observasi reklame produk rokok dilakukan di 21 jalan utama/protokol dan telaah dokumen diperoleh dari data sekunder Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar tentang Pajak dan Retribusi Reklame Produk Rokok terhadap PAD Kota Makassar 2018. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan IBM SPSS 22. Sekitar 619 reklame produk rokok dengan berbagai jenis (banner, billboard, name board, poster, spanduk, dan videotron) ditemukan di 21 jalan utama/protokol di Kota Makassar. Sekitar 51% reklame produk rokok tidak sesuai dengan Perda Sulsel 1/2015. Adapun bentuk pelanggaran reklame tersebut, antara lain berada di dalam KTR (2%); berdekatan dengan sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan (14%); memotong jalan/melintang (16%); berukuran >72 m2 (6%); dan terletak di depan/samping Kantor SKPD (40%). Adapun kontribusi reklame produk rokok melalui pajak dan retribusi hanya Rp736.643.634, yaitu sekitar 0.02% dari PAD Kota Makassar pada tahun 2018. Pelanggaran reklame produk rokok terhadap Perda Sulsel 1/2015 menunjukkan perlunya tindak penegakan melalui penurunan reklame produk rokok oleh Pemerintah Kota Makassar. Jumlah kontribusi reklame produk rokok terhadap PAD Kota Makassar sangat kecil maka dari itu pelarangan total iklan rokok tidak akan bermakna apapun terhadap PAD tersebut. Oleh karena itu, diharapkan Pemerintah Kota Makassar segera mengesahkan Peraturan Walikota Pelarangan Reklame Produk Rokok agar tidak memberi izin promosi produk rokok melalui reklame dalam bentuk apapun di Kota Makassar, sehingga anak-anak tidak lagi menjadi target industri rokok.

    Kata kunci: Reklame produk rokok, kontribusi iklan rokok, PAD Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    20

    8. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN HANDBOOK BAGI KELUARGA PENDAMPING SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENDUKUNG PROGRAM BEBAS ASAP ROKOK DI KOTA YOGYAKARTA, INDONESIA

    Septian Emma Dwi Jatmika Muchsin Maulana Mahayu Agustia jayanti1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia

    Kuntoro Santi Martini Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

    Corresponding Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Latar belakang: Rendahnya health literacy warga tentang rokok berdampak pada kurangnya kemampuan untuk mengakses, memahami, menilai, dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan untuk meminimalisir paparan second hand smoke pada anggota keluarga. Dengan demikian perlu adanya penelitian dan pengembangan model intervensi yang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif dengan memberikan edukasi berbasis komunitas melalui handbook sebagai Smoking Media Literacy Bagi Warga. Tujuan penelitian untuk menganalisis kebutuhan warga dalam rangka mengembangkan handbook bagi keluarga pendamping sebagai media edukasi pendukung program RBAR.

    Metode: Jenis penelitian adalah kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara kepada empat kepala keluarga yang tinggal di lingkungan RW Kota Yogyakarta, Indonesia dan telah menerapkan deklarasi Rumah Bebas Asap Rokok serta literature review. Jenis instrumen yang digunakan berupa panduan wawancara kemudian dianalisa menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif.

    Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan handbook bagi keluarga pendamping sangat diperlukan sebagai bentuk dukungan sosial. Handook yang kami kembangkan menyajikan informasi secara padat dan dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik. Isi handbook meliputi program rumah bebas asap rokok, peran keluarga, langkah dan manfaat berhenti, gejala putus nikotin serta dampak rokok pada perokok pasif.

    Kata kunci: Handbook, keluarga pendamping, edukasi, rumah bebas asap rokok Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    21

    9. MELAWAN DISINFORMASI INDUSTRI ROKOK, MEMUPUS PENYANGKALAN ATAS ILMU PENGETAHUAN, MENUMBUHKAN SDM UNGGUL: BELAJAR DARI PAGEBLUK COVID-19

    ABSTRAK

    Indonesia telah meratifikasi ICESCR dan ICCPR melalui UU No. 11 Tahun 2005 dan UU No. 12 Tahun 2005. ICESCR mencakup hak asasi manusia atas kesehatan dan dijabarkan juga lewat UU No. 36 Tahun 2009. ICCPR memayungi salah satunya hak asasi manusia dan kebebasan atas informasi serta dijabarkan antara lain dalam UU No. 11 Tahun 2008 dan UU No. 14 Tahun 2008. Perlindungan hak asasi manusia atas kesehatan dari ancaman industri rokok termasuk di dalamnya disinformasi yang disebarkan oleh industri rokok menjadi bagian kelindan instrumen-instrumen hak asasi manusia tersebut. Namun fakta menunjukkan absennya negara dalam penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia atas kesehatan serta hak asasi manusia dan kebebasan atas informasi. Hingga pertengahan tahun 2020, disinformasi oleh industri rokok masih merebak di sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Disinformasi oleh industri rokok ini berdampak pada kronisnya sikap menyangkal ilmu pengetahuan di Indonesia di ranah individu maupun di ranah publik, menggerus kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kecenderungan menyangkal ilmu pengetahuan melemahkan pengambilan kebijakan publik berbasis bukti dan menggerus kelentingan serta ketangguhan Indonesia menghadapi krisis, termasuk pagebluk COVID-19. Kecenderungan menyangkal ilmu pengetahuan melemahkan kemampuan negara menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia. Mafindo menjadi salah satu pemangku kepentingan yang berupaya turut menjaga pemajuan hak atas informasi dengan upaya melawan hoaks, juga di tengah pagebluk COVID-19. Dengan meminjam kerangka advokasi perubahan kebijakan publik, untuk mencegah semakin memburuknya situasi pemajuan hak asasi manusia, juga mencegah semakin tergerusnya mutu sumber daya manusia Indoneisa, seluruh pemangku kepentingan di Indonesia perlu segera melakukan koreksi: (1) menegakkan regulasi yang menghormati, melindungi, memenuhi hak asasi manusia atas kesehatan serta hak asasi manusia dan kebebasan atas informasi, khususnya terkait pengendalian tembakau, (2) menerapkan praktik baik mempromosikan dan menempatkan ilmu pengetahuan serta bukti-bukti yang disajikannya sebagai landasan pengambilan dan tata laksana kebijakan publik, (3) melakukan pendidikan khalayak termasuk literasi digital untuk menguatkan kesadaran serta laku ilmiah di antara warga negara.

    Kata kunci: Indonesia, hak asasi manusia, hak asasi manusia atas kesehatan, hak dan kebebasan asasi atas informasi, disinformasi, industri rokok, mutu sumber daya manusia, COVID-19, kebijakan publik, pendidikan khalayak, literasi digital

    Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    22

    10. FACTORS RELATED TO THE INTENTION OF QUITTING SMOKING AMONG STUDENTS AT FACULTY OF PUBLIC HEALTH, UNIVERSITY MUHAMMADIYAH ACEH IN 2019

    Vera Nazhira Arifin Luthfi Nanda Perdana Intan Liana Riza Septiani Faculty of Public Health, University Muhammadiyah Aceh Jl. Muhammadiyah No. 91, Batoh, Kec. Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Aceh 23123

    Email: [email protected]

    ABSTRACT

    Background: According to Aceh Health Service Data (2013), Aceh is one of the provinces with the highest smoking prevalence in Indonesia. The number of smokers in Aceh Province is same as national smoking prevalence. The proportion of smokers in Aceh Province is 29.3%. When a person has started studying in university, most of them have previously become active smokers while in high school (SMA). This smoking behavior will continue into adulthood and can endanger health in the future. Objective: to determine the factors related to the intention of quit smoking in students at the Faculty of Public Health, Muhammadiyah University of Aceh in 2019.

    Method: This research is a descriptive analytic study with a cross-sectional approach, the population in this study were 114 FKM UNMUHA students consisting of the 2016-2018 regular class. The sample in this study was 58 students with a sampling method using accidental sampling technique which was carried out on 27 March to 13 April 2019. The data was collected using a questionnaire, then statistical tests were carried out with the chi-square test, the data were analyzed using SPSS version 24.0.

    Result: univariate analysis showed that 44.8% of students had the intention to quit smoking, 46.6% of student attitudes were negative, 44.8% of the student environment was not supportive, 29.3% of student motivation was low, 39.7% of students were affected by cigarette advertisements and 43.1% of students felt that the price of cigarettes was still cheap towards their intention to quit smoking. From the results of the bivariate analysis, it can be concluded that there is a relationship between the intention to quit smoking and attitude (p value = 0.030), environment (p value = 0.013), motivation (p value = 0.036), cigarette price (p value = 0.025), while the advertising variable smoking has no relationship (p value = 0.147). Conclusion: FKM UNMUHA is expected to hold seminars more often, and install information media such as pamphlets about the dangers of smoking, so that students have the desire to quit smoking.

    Keywords: Intention to Quit Smoking, Students, Environment, Motivation, Cigarettes Category: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    23

    11. PENGETAHUAN DAN SIKAP STAKEHOLDER DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI KTR DI KOTA JAYAPURA

    Wahyuti Novita Medyati Yasin Jayapura/ FKM Universitas Cenderawasih

    Email: [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Kota Jayapura telah mencetuskan Perda Kota jayapura No.1 Tahun 2015 tentang Kawasan tanpa Rokok, namun tingkat kepatuhan masyarakat terhadap Perda tersebut sangat rendah. Oleh sebab itu keterlibatan stakeholder diharapkan memberikan kontribusi terhadap implemetasi Perda KTR di kota Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan sikap stakeholder tentang umplementasi Perda KTR di Kota Jayapura.

    Metode: Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara total populasi yang terdiri atas 32 respoden dengan kriteria memiliki keterlibatan dengan implementasi KTR. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengolahan dan analisis data uji analisis chi square (ƿ = 0,05; CI 95%).

    Hasil: Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62,5% dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 37,5%. Rata–rata responden berada pada usia 37 tahun dan berasal dari unsur pemerintahan (21,5%), unsur swasta (28,1%), unsur organisasi kemasyarakatan (31,3%), unsur tokoh masyarakat (9,4%), dan unsur akademisi (9,4%). Terdapat 56,3% responden dengan tingkat pengetahuan rendah terhadap implementasi KTR dan 84,4% responden berada pada kategori sikap baik terhadap implementasi KTR di Kota Jayapura.Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap responden pada implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok di Kota Jayapura.

    Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa stakeholder memiliki sikap yang mendukung implementasi Perda KTR di Kota Jayapura walaupun tingkat pengetahuan tentang Perda KTR belum maksimal informasinya kepada stakeholder. Disarankan untuk melakukan sosialisasi tentang Perda KTR di Kota Jayapura agar stakeholder dapat meningkat pengetahuannya dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap penegakan implementasi tang Perda KTR di Kota Jayapura.

    Kata kunci: Stakeholder, KTR, Kota Jayapura Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    24

    12. ANALYSIS OF FACTORS THAT INHIBIT SMOKING CESSATION AMONG OUTPATIENTS VISITING PULMONOLOGY CLINIC AT DR. ZAINOEL ABIDIN HOSPITALS IN BANDA ACEH

    Ferlis Vera Nazhira Arifin Riza Septiani Faculty of Public Health, University Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, Indonesia

    Teuku Tahlil Faculty of Nursing, University Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia

    Corresponding Email: [email protected]

    ABSTRACT

    Background: Mortality rates in Indonesia is considered high with one of the contributing factors related to this condition is due to smoking behavior that is quite popular within society. Particularly, Aceh is one of the provinces with high smoking prevalence as well as high number of smokers. In fact, tackling tobacco smoking is challenging since lack of attention on smoking cessation program and because low government commitment to provide legal protection for the community to counteract massive tobacco advertisement, promotion and sponsorship along with the low price of cigarettes. Objective: This study aimed to determine the factors that inhibit smoking cessation among outpatients who visit pulmonology clinic at Dr. Zainoel Abidin Hospital in Banda Aceh. Method: This study uses quantitative methods with cross-sectional design. The population of this study is all patients who visit pulmonology clinic at Dr. Zainoel Abidin Hospital in Banda Aceh, who are active smoker. Total sample is 65 respondents selected using accidental sampling method. Data is analyzed using Chi-Square test in Stata version 13. Results: the results of univariate analysis shows that 56.92% of patients had intention to stop smoking, 83.08% are active smoker for more than 5 years, 72.31% states about well availability of cigarette, 56.92% had low knowledge, 67.69% patients had negative attitude towards smoking cessation, 61.54% experiencing severe addiction in smoking, 70.77% smoking due to influence of social environment, 52.31% smoking because had low family support, and 53.85% smoking influenced bu media information. Bivariate analysis shows that there is a relationship between duration of smoking (p value 0.029), smoking availability (p value = 0.036), knowledge (p value = 0.01), attitude (p value = 0.03), cigarette addiction (p value = 0,001), social environment (p value = 0,004), family support (p value = 0,007), information media (p value = 0,011) with intention to stop smoking. Multivariate analysis shows that the most influencing factors on intention to quit smoking is family support (p value 0.002 and OR = 36.47). Conclusion: These findings is expected to be considerable input for government to enhance provision of health promotion and tobacco control program to educate public society using printed, electronic and social media. In addition, related stakeholder may improve counseling programs and socialization of smoking cessation in the pulmonology clinic to increase patients’ knowledge and interest to stop smoking and may eventually reduce the risk of lung cancer.

    Keywords: Smoking behavior, Smoking cessation inhibition, Intention to stop smoking, Smoking cessation, Tobacco control

    Category: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    25

    13. EVALUASI KEPATUHAN REGULASI KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN KULON PROGO

    Siti Widiastuti Arvicha Fauziah Deny Astiwi Oktavian Denta Th.Baning Rahayujati Sinergi Bersama Mengurangi Asap Rokok di Kulon Progo (SEMARKU)

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Sejak tahun 1990 sampai tahun 2017 terjadi perubahan penyebab kematian akibat penyakit, yaitu penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Salah satu faktor resiko penyakit tidak menular adalah perilaku/gaya hidup merokok (TCSC IAKMI, 2020). Riskesdas (2013) DIY menunjukkan proporsi kebiasaan merokok pada penduduk umur ≥10 tahun (26,9%) dan KP (27,9%). Rata-rata angka kematian nasional akibat rokok 88 per 100.000 orang. Tahun 2017 DIY adalah provinsi dengan angka kematian nasional diatas rata-rata 128 orang per 100.000 (TCSC IAKMI, 2020). Kondisi ini mendorong beberapa kabupaten/kota untuk menerbitkan regulasi KTR diantaranya KP dengan PERDA No.5 Tahun 2014. Penerapan regulasi perlu komitmen dan upaya bersama dari setiap pihak. Satgas Pengawasan KTR telah dibentuk oleh Bupati sehingga perlu diberikan masukan untuk meningkatkan kinerja sebagai pengawas implementasi. Tujuannya untuk mengevaluasi kepatuhan regulasi KTR di KP.

    Intervensi: Analisis terhadap daftar tilik monitoring kepatuhan PERDA No.5 Tahun 2014 tentang KTR yang dilakukan sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 oleh Satgas Pengawasan KTR. Metode analisis menggunakan perbandingan dan melihat trend berdasarkan proporsi dari 9 variabel dengan membandingkan pada 2 sasaran KTR yaitu sekolah dan tempat kerja.

    Hasil: Terjadi peningkatan kegiatan sosialisasi PERDA No.5 Tahun 2014 tentang KTR (24,5%); terdapat peningkatan jumlah satgas (8,8%); peningkatan pemasangan pengumuman tanda KTR (12,3%); tanda peringatan larangan merokok (49,1%). Terdapat penurunan jumlah orang yang merokok (3,5%); penurunan penyediaan asbak (19,3%); penurunan penemuan puntung rokok (15,8%). Terdapat peningkatan temuan iklan rokok (5,2%); peningkatan jumlah penjual rokok (22,8%). Terjadi peningkatan kepatuhan di sekolah (45%) dan tempat kerja (18,92%).

    Kesimpulan: Tingkat kepatuhan terhadap penerapan KTR di KP mengalami peningkatan (28,07%) dari tahun 2016. Pemerintah masih berupaya meningkatkan kegiatan sosialisasi PERDA kepada pengelola KTR, meningkatkan komitmen bersama dengan penegakan secara tegas melalui operasi yustisi pada sasaran pengelola KTR dan masyarakat terutama pada tempat kerja.

    Kata kunci: Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Kepatuhan, PERDA, Kulon Progo Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    26

    14. HUBUNGAN ROKOK DENGAN COVID-19: A SYSTEMATIC RIVIEW

    Zata Ismah Rahmatusyifa Muflihah Dini Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Fakultas Kedokteran Universitas Syiahkuala Aceh

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    WHO menyatakan bahwa rokok dapat menyebabkan penyakit pernafasan serta dapat membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Merokok juga dapat meningkatkan keparahan penyakit saluran pernapasan dimana merokok dapat melemahkan fungsi paru-paru. Covid-19 merupa kan penvakit akibat infeksi virus yang menargetkan paru-paru sebagai organ pertama. Penelitian ini bertujuan untuk meriview penelitian tentang rokok dan covid-19 serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh rokok terhadap covid-19.

    Metode penelitian ini adalah sistematic riview. Pada tahapan awal melakukan pencarian secara konprehensif pada jurnal terindeks dimulai dari 1 Januari 2020 hingga 1 Oktober 2020 dan menemukan 10 artikel yang memenuhi kriteria dengan total sampel sebesar 20.603. Pencarian dilakukan secara terkomputerisasi disitus jurnal terindeks Medline/Pubmed, EMBASE, PsycINFO, Elsevier, Scopus, DOAJ, dan Google Cendikia. 55 item judul ditemukan untuk kemudian di seleksi berdasarkan kriteria dengan melakukan penyaringan abstrak serta dengan bantuan dari panduan PRISMA Cheklist 2009 di dapatkan sebanyak 10 jurnal terpilih yang relevan.

    Untuk pemilihan artikel yang digunakan ditentukan kriteria: 1). Diterbikan antara 1 Januari 2020 hingga 1 Oktober 2020; 2). Ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa inggris. 3). Desain studi adalah kuantitatif diutamakan Cese Control atau Cohort. Penulis secara independen menyaring abstrak setelah mendapatkan 55 item judul artikel yang relevan kemudian skrining teks artikel dan di periksa teks secara lengkap dengan melakukan Critical Aprasial. Setelah diperiksa penuh di dapatkan 10 artikel memenuhi kriteria seleksi dan dipilih sebagai penelitian ini. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 2 penelitian menyatakan bahwa pasien covid-19 tingkat kematiannya signifikan lebih tinggi pada yang merokok dengan rentang OR 2.25 sampai 3.14. Ditemukan sebanyak 5 penelitian menyatakan kelompok perokok diketahui merasakan lebih berat gejala covid-19 dengan rentang OR/RR 1.37 sampai 1.87, dan hanya 1 penelitian yang tidak signifikan. Sebanyak 2 penelitian menyatakan kelompok perokok diketahui merasakan lebih cepat pekembangan gejala covid-19 dengan rentang OR 1.91 sampai 1.87. Penelitian mengenai rokok dan covid-19 masih sedikit. Namun penelitian yang sudah dilakukan tersebut rata-rata sepakat menyatakan hasil bahwa rokok dapat mempengaruhi kejadian covid-19 yaitu mulai dari memperbesar peluang seseorang terkena covid-19, memperparah penyakit, serta meningkatkan peluang kematian. Diharapkan penelitian lanjutan melakukan penelitian case control pada pasien-pasien yang sudah sembuh untuk semakin menjelaskan hubungan kausalitas, serta desain cohort untuk mengetahui progresivitas covid-19 pada pasien perokok.

    Kata kunci: Rokok, Covid-19, Severity, systematic riview Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    27

    15. KARAKTERISTIK PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KOTA PALOPO TAHUN 2020

    Miftahul Jannah Rismayanti Yamin Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Mega Buana Palopo

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Perilaku merokok masih merupakan masalah kesehatan dunia karena dapat menyebabkan berbagai penyakit dan bahkan kematian. Saat ini perilaku merokok tidak hanya ditemukan pada orang dewasa saja, namun remaja dan anak-anak pun juga sudah banyak yang merokok. Remaja menjadi salah satu pengguna rokok dengan prevalensi yang terus meningkat, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang juga berkaitan dengan kepribadian dan lingkungan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik perilaku merokok pada remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Palopo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2020 di Kota Palopo. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara online oleh 302 siswa-siswi SMA yang diambil secara acak rancangan bertingkat (multistage random sampling) dari total empat sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku merokok dilakukan oleh 50 siswa-siswi dari 302 remaja yang ada dengan persentase 16,6%. Perilaku merokok sebagian besar dilakukan oleh siswa laki-laki yaitu sebanyak 40 orang (49,4%) dari 81 siswa laki-laki. Sedangkan siswi perempuan yang berperilaku merokok berjumlah 10 orang (4,5%) dari 221 siswi perempuan. Perilaku merokok paling banyak dilakukan remaja di umur 17 tahun yaitu sebesar 21,8%. Dari 50 orang yang pernah merokok tersebut sebagian besar merokok pada kisaran umur 14-15 tahun yaitu sebanyak 16 orang (32,0%). Sebagian besar responden (46,0%) biasanya merokok di rumah teman dan alasan yang membuat responden mencoba merokok dikarenakan iseng atau coba-coba yaitu sebanyak 39 orang (78,0%). Sementara itu, sebagian besar yang mempengaruhi responden untuk merokok yaitu diri sendiri sebanyak 28 orang (56,0%) sedangkan sisanya 22 orang (44,0%) dipengaruhi oleh teman. Dari 50 responden yang merokok tersebut, sebagian besar keadaan yang mendorong ingin merokok yaitu ketika merasa bosan sebanyak 18 orang (36,0%). Selain itu, dari 50 responden tersebut, yang sampai penelitian ini dilakukan, sebagian besar responden belum berhenti merokok sebanyak 32 orang (64,0%), sedangkan sisanya 18 orang (36,0%) sudah berhenti merokok. Dari 32 responden yang masih merokok tersebut intensitas untuk kadang-kadang merokok sebanyak 30 orang (93,8%) sedangkan yang merokok setiap hari sebanyak 2 orang (6,2%). Semua responden yang masih merokok tersebut menghabiskan 1 sampai 5 batang rokok per hari. Perilaku merokok pada remaja SMA di Kota Palopo sebagian besar dilakukan oleh siswa laki-laki dan paling banyak dilakukan oleh remaja di umur 17 tahun. Untuk itu diharapkan institusi pendidikan agar mengeluarkan edaran larangan merokok. Selanjutnya bisa dilakukan penelitian tentang determinan perilaku merokok pada remaja.

    Kata kunci: Perilaku, Merokok, Remaja, Karakteristik Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    28

    16. DUKUNGAN PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DALAM PEMBENTUKAN SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) DI KABUPATEN KULON PROGO

    Agri Aryoko Oktavian Denta Arvicha Fauziah Th Baning Rahayujati Sinergi Bersama Mengurangi Asap Rokok di Kulon Progo (SEMARKU)

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Sesuai dengan Panduan SRA yang di buat oleh Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2015) salah satu komponen yang harus dipenuhi adalah adanya komitmen terhadap KTR di sekolah. Kulon progo memiliki Peraturan Daerah No. 5 tahun 2014 tentang KTR sehingga dapat dijadikan pedoman sekolah untuk berkomitmen KTR. Hasil wawancara dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan bahwa SRA saat ini masih pada tahap inisiasi. Perlu dilakukan upaya menciptakan kondisi belajar yang nyaman bagi anak dengan dukungan peraturan daerah KTR dalam pembentukan SRA di Kabupaten Kulon Progo. Analisis terhadap daftar tilik monitoring imlementasi/kepatuhan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2014 tentang KTR tahun 2020 yang dilaksanakan oleh satuan tugas pengawasan KTR. Metode analisis deskriptif dengan melihat trend berdasarkan proporsi dari 10 variabel yang digunakan.

    Hasil dari kajian data menunjukkan bahwa 89,5% pernah terpapar sosialisasi peraturan daerah, 52,6% terdapat satuan tugas pengawasan, 86,8% telah terpasang tanda KTR di Pintu Masuk, 100% terpasang peringatan larangan merokok, 23,7% terdapat tempat khusus merokok, 10,5% terdapat asbak di dalam gedung, 7,9% ditemukan puntung rokok, 2,6% ditemukan iklan rokok, 5,3% ditemukan adanya penjual rokok, 7,9% ada orang merokok. Dari kajian data diketahui bahwa 81,58% sudah patuh KTR. Namun, kepatuhan tersebut belum optimal. Ditunjukkan dengan tingginya prosentase tersedianya tempat khusus merokok di sekolah, serta ditemukan asbak, puntung rokok, iklan rokok, penjual rokok dan orang merokok. Seharusnya sekolah memiliki prosentase nol pada variabel tersebut, sehingga belum berkomitmen penuh sebagai syarat pembentukan SRA. Perlu dioptimalkan penerapan peraturan daerah untuk mewujudkan lingkungan sekolah tanpa asap rokok yang dibuktikan dengan tidak menyediakan tempat merokok di sekolah, tidak memperbolehkan iklan rokok, merokok di luar, dan diberlakukan sanksi bagi pelanggar KTR di lingkungan sekolah.

    Kata kunci: Dukungan, Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Sekolah Ramah Anak, Kulon Progo Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    29

    17. PERATURAN DESA TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN KEBUMEN SEBUAH PENDEKATAN PEMBANGUNAN KEBIJAKAN BERSIFAR PREVENTIF-PROMOTIF DALAM MEMAJUKAN PERAN PEMERINTAH DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

    ABSTRAK

    10 tahun sudah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) disahkan yang menjadi dasar pengendalian konsumsi tembakau melalui kebijakan kawasan tanpa rokok, namun secara nyata hal tersebut berlaku efektif pasca diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Kedua regulasi tersebut memberikan amanah (kewajiban) dalam menetapkan Peraturan Daerah baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menetapakan program pengendalian konsumsi tembakau melalui kawasan tanpa rokok. Hingga saat ini belum semua kabupaten/kota di Indonesia memiliki Perda KTR, Potensi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabuapten Kebumen yang tercantum dalam Perda KTR dan Perbub KTR mendelegasikan kepada Pemerintah Desa di lingkungan Pemda Kebumen. Beberapa kendala yang dijumpai oleh Pemda Kebumen dapat dibantu untuk diselesaikan oleh Pemerintah Desa, trutama daalam hal pelaksanaan program dari perencenaan, pengaggaran dan pelaksanaan program kawasan tanpa rokok (holistic program bottom up dan up to bottom). Penggunaan anggaran desa lebih efektif dan tidak terlalu administratif sebagaimana penggunaan angaran belanja dan pendapatan daerah (APBD). Penetapan Perdes sejumlah 34 di Kabupaten Kebumen memberikan inspirasi kepada beberapa kabupaten/kota di Inonesia. Kedepan pengembangan perdes ini tiudak hanya berbasis promotive-prefentif (hulu sektor) namun juga memberikan alur yang signifikat kepada sektor hilir (kuratif) dengan cakupan program upaya berhenti merokok bebasis cakupan wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat.

    Intervensi: Desa dapat mewujudkan atau berparetisipasi dengan penentuan sebuah kebijakan berbasis kesehatan di tingkat desa, mengingat desa adalah merupakan oraganisasi pemerintah yang baling dekat dengan masyarakat. Kedekatan pemerintah desa dengan masyarakat setempat memberikan cara yang paling dekat dalam penerapan dan pelaksanan program, sebagai contoh penetapan dusun sehat tanpa rokok, cakruk sehat tanpa rokok, sekolah sehat dan ramah anak. Kemasan program tersebut memberikan jalan yang efektif, penggunaan nama kegiatan berbasik kerakyaatan yang hidup dan berkembang di desa lebih efektif serta hal ini lebih memudahkan beberapa pimpinan/organisasi perangkat desa yang membidangi untuk melakukan singkronisasi program dari pada inisiasi program ke depannya.

    Penyediaan infrastruktur dan sosialisasi program kawasan kawasan tanpa rokok dengan Perdes KTR lebih efektif dan efesien. Sebagiamana alur koordnasi dan pemantau program bisa langsung disinkronisasikan dengan program pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang dibina langsung oleh Dinas Kesehatan. Singkronisasi program yang lebih optimal sebagaimana yangh telah dilaksanakan di Kabupaten Kebumen untuk memberikan rasa kepedulian dan memiliki pada warga desa diselenggrakan 2 tahun berturut turut desa sehat dan bebas asap rokok. Hal ini terbukti di tahun 2018 sebanyak 34 desa yang sudah memiliki Perdes KTR sekarang bertambah menjadi 37 desa. Kegiatan tersebut disambut dengan baik oleh Kementrian Kesehatan dan diakui sebagai bukti inovasi kebijakan dalam mewujudkan peningkatan derejat kesehatan di Indonesia. Perdes KTR merupakan bukti bahwa harmonisasi program yang telah dilaksankan dalam mewujudkan program pengendalian tembakau yang optimal dengan mensinergikan program di bidang kesehatan seperti program Indonesia Sehat dangan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pelaksanaan kegiatan termasuk penyediaan infrastruktur juga sangat efektif dapat dilaksanakan sebab sumber keuangan yang digunakan tidak hanya bertumpu pada dana dari pendapatan daerah (daerah) namun juga bisa disinergikan dengan dana desa yang diberikan dalam menunjang kegiatan desa ke depannya.

    Kata kunci: Peraturan Desa, Kawasan Tanpa Rokok, Kebumen Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    30

    18. SMOKING BEHAVIOUR DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN INDONESIA: A SURVEY STUDY

    Dewi Rokhmah Taufan Asrisyah Ode Department of Health Promotion and Behavior Science, Faculty of Public Health The University of Jember, Jember, Indonesia

    Globila Nurika Department of Environmental, Occupational Health and Safety, Faculty of Public Health The University of Jember, Jember, Indonesia

    corresponding author: Dewi Rokhmah

    ABSTRACT

    Introduction: Covid-19 has spread over the world and caused many crises. Behavioural factors such as the application of PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/Clean and Healthy Lifestyle) much determine the body’s ability or immunity against viruses or pathogens that enter the body. One of the behaviours that can reduce immunity is smoking. This study aimed to determine the risk factors for smoking behaviour and the impact of the pandemic among smokers.

    Method: This research is a cross-sectional study. The instrument used is a questionnaire sheet in Google Form, which is distributed to the public in Indonesia through the WhatsApp application broadcast and social media such as Instagram and Facebook. The data obtained were then analyzed using the Contingency Coefficient test (ƿ=0.05) to examine the relationship between variables on the nominal data scale.

    Result: A total of 950 respondents participated in this study, and 32 of them are smokers. Sex (p=0.000) and occupation (p=0.038) were variables that statistically influenced smoking behaviour. Sex, marital status, occupation, and latest formal education are not associated with changes in smoking behaviour during the covid-19 pandemic among smokers. Conclusion: Sex and occupation are factors related to smoking behaviour. Furthermore, sex, age, marital status occupation, and latest formal education did not associate changes in smoking behaviour during the covid-19 pandemic.

    Keywords: Rokok, Covid-19, Severity, systematic riview Category: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    31

    19. REPORTING PUBLIC COMPLAINTS AGAINST VIOLATIONS OF TOBACCO ADVERTISING REGULATIONS IN THE CAPITAL REGION PROVINCE OF JAKARTA IN 2019

    Silvia Dini B. F. Nusarrivera Dollaris R. Suhadi Tara S. Bam Smoke Free Jakarta

    Email: [email protected]

    ABSTRACT

    Background: The Provincial Government of Jakarta already has regulations regarding the prohibition of tobacco advertisements. The regulations were made to protect the entire community from the effects of smoking, especially in children and adolescents. In general, the objectives of this survey are 1) Knowing the condition of the implementation of tobacco advertising regulations in Jakarta both indoor and outdoor; 2) Increase the attention of Government against violations of tobacco advertising regulations.

    Method: Data collection method in this monitoring was carried out by walking protocol to 1000 establishment/points was conducted in 5 administrative cities in Jakarta. Smoke Free Jakarta application monitoring being used to collect the data. The violation which found during the monitoring reported through Jakarta official reporting application system called QLUE and Twitter.

    Result: Survey result shows that there are violations of tobacco advertising in Jakarta. Survey was carried out on 1000 survey points with 777 points on indoor and 223 points on outdoor area.

    Conclusion: Violations in each area is almost evenly distributed. We call Jakarta Government to ensure a fast response and have intensive enforcement to all forms of public complaints regarding tobacco advertising an immediate response will have a positive effect on both the complainant and effectiveness of problem solving.

    Keywords: Tobacco advertising, TAPS Ban, Regulation, Public Reporting Category: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    32

    20. PERILAKU MEROKOK DAN INFEKSI TBC MENINGKATKAN RESIKO INFEKSI COVID-19

    Heni Setyowati Esti Rahayu Eni Zuhriyah MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang

    [email protected]

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean, yakni 65,19 juta orang. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok di atas usia 15 tahun mencapai 33,8 persen dan penduduk usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018. Sementara itu angka kasus penderita tuberkulosis atau TBC di Indonesia juga masih sangat tinggi bahkan peringkatnya tertinggi ketiga di dunia setelah setelah India dan China, yaitu 845.000 orang. Saat ini, seluruh Negara termasuk Indonesia sedang menghadapi tantangan kesehatan baru di masyarakat, yaitu COVID-19. Jumlah kasus positif corona 19 sampai akhir bulan Oktober 2020 mencapai 396.454 orang, saat ini penambahan pasien positif harian dalam 24 jam mencapai 3.520 orang. Dampak dari corona sangat multidimensial meliputi dampak fisik, psikologis, budaya, sosial maupun ekonomi. Relevansi COVID-19 dengan masalah-masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan seperti perilaku merokok, infeksi j harus kaji secara terus menerus. Literatur review ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi antara merokok, infeksi TBC dengan infeksi corona 19.

    Metode Tahapan yang digunakan dalam literature review ini meliputi identifikasi literatur yang relevan terkait perilaku merokok, infeksi TBC dan infeksi covid-19 menggunakan kata kunci atau kombinasi kata kunci, mengembangkan kerangka atau framework yang akan digunakan untuk mengkategorisasikan artikel dan melakukan pembahasan.

    Hasil: Merokok akan merusak silia atau rambut halus yang ada di tenggorok, silia ini fungsinya sebagai pertahanan pertama bila ada kuman yang masuk, sehingga kalau silianya rusak, kuman TB bisa dengan mudah masuk ke paru-paru. Merokok juga dapat meningkatkan jumlah reseptor ACE2 di permukaan sel-sel saluran pernapasan. Virus Covid-19 harus ‘duduk’ di dalam reseptor ini agar dapat bereplikasi dan menyebar. Merokok membahayakan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi seperti infeksi TBC maupun covid-19.

    Kesimpulan: Merokok berhubungan dengan infeksi TBC dan Covid-19, namun masih harus dikaji secara terus menerus sejauh mana korelasi merokok dengan penyakit infeksi sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan dengan tepat.

    Kata kunci: merokok, tuberculosis, covid-19 Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    33

    21. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN DAERAH TERHADAP PENERAPAN PELARANGAN IKLAN PRODUK TEMBAKAU DI INDONESIA

    (Studi Perbandingan Daerah DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Kulon Progo)

    Soewardiman Al Afghani, S.H. Nabila Nur Fitria,S.E Muhammadiyah Steps Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

    Email: [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Iklan Produk tembakau sering menjadi perdebatan di kalangan praktisi dan akademisi, salah satu persepsi mengatakan bahwa iklan rokok menjadi unsur penting sebagai salah satu dalam unsur penerimaan asli daerah (PAD) disisi lain lain juga mengatakan pendapatan asli daerah (PAD) dengan atau tanpa adanya Iklan Produk Tembakau pendapatan asli daerah tetap sama atau akan tetap mengalami peningkatan. Untuk melihat fakta sebenarnya peneliti dalan penelitian ini akan membandingkan terhadap daerah-daerah yang telah melakukan Kebijakan Pelarangan Iklan Produk Rokok di Daerahnya seperti : DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Kulon Progo dan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis terkait dengan Dampak Pelarangan Iklan Produk tembakau dari Perspektif Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah 4 daerah yang telah menerapkan pelarangan iklan produk tembakau di daerahnya yaitu DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok dan Kabupaten Kulon Progo. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari database Badan Pendapatan Daerah terkait. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan studi dokumentasi dengan melakukan pengumpulan data sekunder yang berupa data Laporan Keuangan yang mencakup Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau informasi lain yang terkait dengan penelitian ini. Teknis analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang merupakan kombinasi antara data time series dan data cross section. Penelitian ini akan menghasilkan analisis Perbandingan setiap daerah terhadap dampak Pendapatan Asli Daerah yang menunjukan dari ke-4 daerah yang telah melaksanakan Pelarangan Iklan Produk Tembakau DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Kulon Progo menunjukan tidak adanya Pengurangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan tetapi data menunjukan pasca dari Pelarangan Iklan produk tembakau dari Daerah, rata rata terjadi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari ke-4 daerah tersebut. Berdasarkan hasil Penelitian menyimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari daerah yang telah melakukan pelarangan iklan produk tembakau tidak mengalami Penurunan Pendapatan daerah, akan tetapi rata rata pendapatan asli daerah (PAD) dari daerah tersebut cendrung meningkat. Dengan demikian daerah yang akan melaksanakan Kebijakan pelarangan iklan produk tembakau di daerahnya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan bahwa pelarangan iklan produk tembakau tidak mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) secara keseluruhan.

    Kata kunci: Iklan Produk Tembakau, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pelarangan Iklan Produk Tembakau Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    34

    22. TINGKAT EFEKTIVITAS PUNGUTAN CUKAI TERHADAP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    ABSTRAK

    Data dari The Tobacco Control Atlas; ASEAN Region (SEATCA) menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara nomor 3 tertinggi di ASEAN dengan presentase perokok tertinggi. Banyak orang mengatakan bahwa Negara Indonesia merupakan surga dunia bagi para perokok mengingat harga yang terjangkau karena cukai yang dipungut paling rendah dari negara lain. Cukai dari masing-masing jenis rokok berbeda-beda tergantung dari kategori jenis rokoknya. Kendati demikian, menurut PMK No. 156/PMK. 010/2018 menyebutkan bahwa tarif cukai maksimal sebesar 57% dari Harga Jual Eceran. Selain dipungut cukai, rokok juga diupungut pajak sebesar 10% dari cukai. Menurut UU PDRP pajak ini nantinya 50% digunakan untuk pelayanan kesehatan dan penegakan hukum dan sisanya baru digunakan untuk pembangunan lainnya. Kementerian Kesehatan melalui Permenkes No.40 tahun 2016 mengeluarkan “Petunjuk Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat”. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas pungutan cukai di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan penggunaan jaminan Kesehatan nasional.

    Metode: Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang yang telah melakukan penelitian dari sumber yang ada. Dalam menganalisis data ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan manganalisis sejumlah data angka untuk mencari apa yang ingin diketahui (Kasiram 2008). Dalam penelitian ini menggunakan data jumlah konsumsi rokok di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan data penduduk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional untuk biaya pengobatannya. Perhitungan cukai yang diperoleh Daerah Istimewa Yogyakarta berada jauh di bawah biaya Jaminan Kesehatan Nasional yang diklaimkan untuk biaya rawat inap masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Lima puluh persen Cukai Rokok hanya dapat digunakan untuk menutupi sebesar 1,43% Jaminan Kesehatan Nasional yang diklaimkan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga pungutan cukai belum optimal untuk menutupi biaya Jaminan Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Pungutan Cukai belum optimal untuk menutupi Biaya Jaminan Kesehatan Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil ini nantinya juga akan digunakan Pemerintah Daerah untuk mempertimbangkan keefektifan pemungutan cukai rokok.

    Kata kunci: Konsumsi Rokok, Cukai Rokok, Jaminan Kesehatan Nasional Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 20206 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    35

    23. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN REKLAME DALAM UPAYA PENGENDALIAN TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER

    Brima Sahwa Sukma Saiful Christyana Sandra Dewi Rokhmah Ajeng Humami Rochmawati Barika Isti’anatil Hidayah Universitas Jember

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Latar belakang: Dalam rangka mengendalikan konsumsi tembakau, Kabupaten Jember yang dikenal dengan trademark “Kota Tembakau” memiliki regulasi daerah mengenai iklan tembakau. Produk regulasi tersebut ialah Peraturan Bupati Jember No. 27 Tahun 2013. Meski kebijakan ada sejak tahun 2013, masih banyak pelanggaran terkait penempatan reklame tembakau pada kawasan terlarang, seperti di area pendidikan. Hasil studi pendahuluan pada September 2019, menunjukkan implementor tidak memiliki Standard Operating Procedure (SOP) untuk melaksanakan kebijakan ini, sehingga tidak ada pengawasan dan kontrol terhadap pelanggaran yang ada.

    Tujuan: Mengkaji implementasi Peraturan Bupati Jember No. 27 Tahun 2013 dari faktor ketersediaan SOP.

    Metode: Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Informan sebanyak 11 orang terdiri dari lembaga implementor, vendor reklame, pabrik tembakau, dan kelompok studi mahasiswa terkait pengendalian tembakau. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan triangulasi.

    Hasil: Implementasi Peraturan Bupati Jember No. 27 Tahun 2013 berjalan kurang optimal. Informasi terkait kebijakan kurang tersampaikan dengan baik kepada implementor. Metode penyampaian informasi biasa dilakukan bersamaan dengan proses koordinasi antar lembaga, yakni saat survey lapangan. Ketiadaan SOP penyelenggaraan pelayanan reklame tembakau menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam mengendalikan tembakau. Selama ini SOP yang ada hanya SOP pelayanan secara umum. Oleh sebab itu, tugas dan fungsi tiap implementor tidak rinci, sehingga berdampak pada banyaknya penempatan reklame di kawasan yang dilarang. Hasil observasi peneliti tahun 2020, menemukan reklame tembakau terpasang di sekitar fasilitas kesehatan dan instansi pemerintah, serta belum mencantumkan keterangan ”18+”. Diseminasi informasi kebijakan dan pembuatan SOP yang detail perlu dilakukan guna koordinasi, monitoring, dan evaluasi dapat dilakukan dengan baik.

    Kesimpulan: Pelanggaran terhadap kebijakan iklan produk tembakau dikarenakan implementor tidak memiliki SOP yang jelas dan minimnya informasi yang didapat.

    Kata kunci: Kebijakan, Iklan, Standard Operating Procedure, Tembakau Kategori: oral.

  • 6 T H I N D O N ES I A N CO N F E R E N C E O N TO BACCO O R H E A LT H 2020

    36

    24. KAMPANYE MEDIA SOSIAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN REDUKSI KEMAUAN MEROKOK ELEKTRIK PADA REMAJA: LITERATURE REVIEW

    Shofiyatul Masyiyah Anis Yunita Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Malang

    Nazira Dyah Maharani Psikologi, Universitas Negeri Malang

    Dian Mawarni Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Malang

    Corresponding author: [email protected]

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Tren merokok elektrik pada generasi Z semakin mengkhawatirkan. Jumlah remaja pengguna rokok elektrik atau yang disebut e-baby smokers terus meningkat menjadi 64% secara global dan 2,7% di tingkat nasional. Upaya promosi kesehatan dengan berbagai jenis media telah dilakukan namun belum optimal untuk menekan perilaku merokok remaja. Oleh karena itu perlu ada transformasi upaya promosi kesehatan untuk menyelamatkan generasi mendatang dari bahaya rokok elektrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa penelitian tentang efek media promosi kesehatan dalam mereduksi kemauan merokok elektrik pada rema di Asia Pasifik.

    Metode: Literature review ini menggunakan 3 database sains terbesar seperti Google Scholar, ScienceDirect dan SpringerLink. Review ini dibatasi pada artikel berupa original research, desain kuantitatif, dilakukan di negara-negara se Asia Pasifik, dan terbit 5 tahun terakhir. Diagram alir PRISMA digunakan untuk mengidentifikasi artikel melalui proses penyaringan dan ekstraksi data. Diperoleh 7 artikel yang layak dilakukan analisis yang terdiri dari Indonesia (n=2), Australia (n=2), China (n=3).

    Hasil: Berdasarkan analisis didapatkan bahwa remaja usia 12-18 tahun mendominasi pengguna rokok elektrik di daerah perkotaan dengan tingkat pendapat ekonomi menengah. Status merokok keluarga menjadi faktor pendukung utama remaja melakukan perilaku merokok elektrik hingga tingkat konsumsi mencapai 12-30 dripping/ hari. Media promosi kesehatan yang menggunakan media sosial atau berbasis internet lebih banyak digunakan dalam upaya pencegahan dan reduks