Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGENGELOLAAN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA ZAKAT
PADA BAZNAS KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
RINA CAHYATI
NIM: SES141484
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
تَِىأَقَاُمىا۟ َوَعِملُىا۟ إِوَّٱلَِّذيَهَءاَمىُىا ِلَحَّٰ ةََوَءاتَُىا۟ ٱلصََّّٰ لَىَّٰ ةَلَُهْمأَْجُزُهْمِعىدََربِِّهْمَىََلخََ۟ ٱلصَّ َكىَّٰ ٱلزَّ
ْوفٌعَلَْيِهْمَىََلُهْميَْحَزوُىنََ
“Sesungguhnya, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapatkan pahala disis Tuhannya. Tidak ada
rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS AL- Baqarah 277)
vi
PERSEMBAHAN
Ya Allah, Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku,
yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuangan ku
SegalaPujibagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah ..Alhamdulillah ..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukur ku kusembahkan kepada Allah SWT yang Maha pengasih lag
iMaha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa
berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Terimakasih telah kautempatkan aku diantara kedua malaikat mu yang setiap waktu
ikhlas menjagaku,, mendidikku,, membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah
balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari
panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ayah (Solohin,,,Ibu (Rukiah)...Terimakasih....
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang
kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa
dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu
kupersembahkan ungkapan terimakasih kepada kakak – kakaku yang terkasih, yang selalu
memberikan motivasi dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan dirisendiri tanpa melibatkan bantuan Allah dan
orang lain.
"Tak ada tempat terbaiku untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..
Terimakasih ku ucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan”
vii
ABSTRAK
Dari hasil penelitian skripsi ini untuk mengetahui Pengelolaan Penghimpunan dan
Penyaluran Dana Zakat Pada BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk
mengetahui Pengelolaan Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat Pada
BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Skripsi ini menggunakan
pendekatan kualitati, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan
dokumentasiberdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan diperoleh sebagai
berikut: Pengelolan Penghimpunan Dana Zakat di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur terbesar dari zakat profesi , guru yang beragama Islam dilingkungan
Dinas/Instansi/Swasta dan Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) di setiap Kecamatan.
Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
disalurkan kepada 8 asnaf dan 5 program unggulan BAZNAS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yaitu: Tanjung Jabung Timur Religius, Tanjung Jabung Timur
Sehat, Tanjung Jabung Timur Cerdas, Tanjung Jabung Timur Sejahtra dan
Tanjung Jabung Timur Peduli.
Kata Kunci: BAZNAS, Pengelolaan, Zakat, Penyaluran, Penghimpunan Dana
Zakat
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’laikumWr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah
memberikan kesahatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak tentunya sangatlah sulit bagi penulis untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT karena berkat kehendak dan keridhoan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ayahanda Solihin dan Ibunda Rukiah yang senantiasa mendukung penuh
semua cita-cita dan selalu mendoakan penulis.
3. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Bapak Dr. Subhan, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME, Ibu Dr.
Halimah Ja’far, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan I, II dan III di Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
6. Bapak Dr. Sucipto, MA dan Eja Armaz Hardi, Lc., MAselaku pembimbing I
dan II.
7. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
yang telah meberikan ilmu pengetahuan selama masa kuliah.
8. Ketua H. Arsuatman Arsyad, M. Ag dan Staffnya di Baznas Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang telah memberikan izin penelitian.
9. Kepada Agus Jamaluddin, Desi Astuti Wulandari, Rina Budiarti, Eli Erfiani,
dan Khafifatul Maulidah yang telah membantu dan selalu memberikan
motivasi sehingga skripsi ini akhirnya bisa terselesaikan dengan baik.
10. Temen teman seperjuang Perbankan A Angkatan 2014 terimakasih atas
semangatnya.
Tiada kata selain ucapan terimakasih, semoga Allah SWT memberikan
balasan kebaikan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. Akhir
kata penulis berharap semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jambi, 2018
Penulis
Rina Cahyati
SES.141263
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERYATAAN .............................................................................. ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR SINGKAT ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10
E. Batasan Masalah .......................................................................... 11
F. KerangkaTeori ............................................................................. 11
G. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 24
BAB II. METODE PENELITIAN ........................................................... 26
A. Pendekatan penelitian .................................................................. 26
B. Jenis dan sumber data .................................................................. 26
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 28
D. Teknikanalisis data ...................................................................... 29
E. SistematikaPenulisan ................................................................... 31
BAB III. GAMBARAN UMUM ................................................................. 33
A. Profil BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur ...................... 33
xi
B. Susunan Pengurusan BAZNAS ...................................................... 33
C. Visi & Misi ..................................................................................... 36
D. Biodata BAZNAS Tanjung Jabung Timur...................................... 36
E. Program BAZNAS Tanjung Jabung Timur..................................... 37
F. Persyaratan Program Tanjung Jabung Timur................................... 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 42
A. Analisis Pengelolaan Penghimpunan Dana Zakat .......................... 43
B. Analisis Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat ................................ 48
BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 55
A. Kesimpulan ..................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................... 56
C. Kata Penutup .................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR SINGKATAN
BAZNAS : Badan Amil Zakat Nasional
PAD : Pendapatan Asli Daerah
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
UPZ : Unit Pengumpulan Zakat
BAZDA : Badan Amil Zakat Daerah
PNS : Pegawai Negeri Sipil
ZIS : Zakat, Infak, Shadaqah
LAZ : Lembaga Amil Zakat
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Pendapatan Asli Daerah Tanjung Jabung Timur ............... 2
Tabel1.2 : Klasifikasi Pekerjaan ............................................................ 3
Tabel 1.3 : Jumlah Penduduk Miskin .................................................... 4
Tabel 1.4 : Jumlah Mustahiq Tahun 2017 .............................................. 5
Tabel 1.5 :Pengumpulan Zakat Baznas ................................................... 7
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabuapaten Tanjung Jabung Timur dengan Ibu kota Muara Sabak sejak
akhir tahun 1999 telah menjadi Kabupaten baru yang terpisah dari Kabupaten
Tanjung Jabung (Berdasarkan UU RI NO. 45 tahun 1999 tanggal 4 Oktober
1999). Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2016
bertambah sebanyak 8.497 dari 213.670 jiwa pada tahun 2015 menjadi
222.167 jiwa pada tahun 2016 atau dengan pertumbuhan 3,98%. Tingkat
kepadatan penduduk rata-rata tahun 2016 sebesar 40,80% jiwa/km2 dan sex
ration 105. 1
Jumlah penduduk juga mempengaruhi belanja daerah. Jumlah
penduduk yang besar akan menjadi beban jika struktur belanja daerah
rendah, sehingga menjadi tanggungan penduduk yang bekerja secara efektif.
Perkembangan angka jumlah penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
mengalami peningkatan hal ini dikarenakan selain jumlah penduduk dan
lapangan pekerjaan yang lebih banyak namun ada pula faktor yang
menunjang dalam peningkatan tenaga kerja yaitu tingkat Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2
1Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Tanjung Jabung Timur (2016) hlm. 3-6.
2Stasya DKK,Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di
Kota Manado, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 17 No. 01, (2017), hlm. 173.
15
Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur mengalami peningkatan selama periode Tahun 2015 sampai
dengan Tahun 2016 hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Pendapatan Asli Daerah Kab. Tanjung Jabung Timur 2015-20163
Sumber: BPS Kab. Tanjung Jabung Timur, 2016
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur mengalami peningkatan 14,20% dari Realisasi Pendapatan
Asli Daerah pada tahun 2016 mencapai Rp. 43.935.738.483,85 atau
mengalami penambahan sebesar Rp. 5.462.131.590,55 dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar Rp. 38.473.606.893. Berkembangnya jumlah
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Timur saat ini, maka dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
jumlah tenaga kerja dan bisa dilihat perkembangan yang baik dalam
mereduksi atau mengurangi jumlah pengangguran.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan daerah yang padat akan
penduduk dan lapangan pekerjaan yang cukup banyak baik Instansi
Pemerintah maupun swasta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, jumlah tenaga kerja yang ada semakin
meningkat dapat dilihat pada Tabel 1.2
3BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2016
Wilayah Kab.
Tanjung Jabung
Timur
Pendapatan Asli Daerah
2015 2016
38.473.606.893 43.935.732.483,85
16
Tabel I.2
Klasifikasi Pekerjaan4
Sumber: BPS Kab. Tanjung Jabung Timur, 2016
Klasifikasi Pekerjaan pada tahun 2011 sampai 2015 yang mengalami
peningkatan lapangan usahanya yaitu Jasa Keuangan dan Asuransi, Industri
4BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2016
No
Lapangan Usaha
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertanian, kehutanan, dan perikan 4,21 4,52 5,14 9,67 5,62
2 Pertambangan dan Penggalian 8,60 0,21 2,42 5,35 (0,42)
3 Industri Pengelolaan 5,49 18,09 10,90 (0,70) 2,68
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,97 11,53 13,77 6,43 7,09
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
2,13 1,28 0,25 2,85 4,53
6 Konstruksi 5,03 10,37 24,09 4,40 2,66
7 Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor
7,74 7,84 10,18 11,56 13,11
8 Transportasi dan Perdugaan 3,13 5,82 8,84 7,83 3,62
9 Penyedian Akomodasi dan Makan
Minum
6,59 6,33 7,50 16,19 9,57
10 Informasi dan Komunikasi 7,41 5,08 5,57 10,46 6,05
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 14,01 10,44 9,95 5,93 3,23
12 Real Estase 6,58 4,54 5,45 1,70 4,17
13 Jasa Perusahaan 2,97 3,61 1,66 5,38 6,83
14 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3,48 2,59 3,21 12,29 9,39
15 Jasa Pendidikan 3,21 3,21 3,97 2,46 5,02
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,00 4,04 9,24 15,26 13,43
17 Jasa Lainnya 3,17 3,18 4,67 5,45 6,78
Laju Pertumbuhan 7,36 2,78 4,57 5,81 1,87
17
Pengelolaan, Kontruksi, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, dan Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Dari total jumlah laju pertumbuhan dalam
kurun waktu 2011 sampai 2015 mengalami tren angka menurun.
Selain pertumbuhan ekonomi, salah satu aspek penting untuk melihat
kinerja pembangunan sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan kerja
dapat menyerap angkatan kerja yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi yang
semakin meningkat berarti produksi barang/jasa yang dihasilkan meningkat.
Dengan demikian diperlukan tenaga kerja semakin banyak untuk memproduksi
barang/jasa tersebut sehingga penggangguran berkurang dan kemiskinan yang
semakin menurun. Dapat dilihat pada tabel 1.3
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk Miskin5
Wilayah
Kab. Tanjab
Timur
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
25.40 24.55 26.17 28.31 28.79 30.18 27.42
Sumber: BPS Tanjung Jabung Timur
Penduduk miskin Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam kurun waktu
tahun 2010 sampai dengan 2011 menunjukkan tren angka menurun. Sedangkan
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 jumlah penduduk miskin menunjukkan
adanya peningkatan dengan jumlah 24.55 orang kemudian meningkat hingga
pada tahun 2015 berjumlah 30.18 orang pada tahun 2016 berjumlah 27.42.
Adapun rata-rata laju pertumbuhan penduduk miskin adalah sebesar 3,61
persen pertahun.
5BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2016
18
Tingginya angka kemiskinan merupakan indikator paling nyata dari
permasalahan masyarakat yang terus mendesak untuk dilakukannya
revitalisasi terhadap lembaga zakat yang ada menjadi lembaga yang
profesional, amanah sehingga mampu menggali potensi dana filantropi yang
ada sebesar-besarnya bagi program-program produktif serta terhadap
masyarakat pendermawan sehingga potensi dana filantropi yang sangat besar
ini dapat menjadi modal untuk pemberdayaan umat.6
Organisasi Zakat adalah organisasi filantropi yang mengumpulkan,
mengelola, dan mendistribusikan dana zakat di kalangan masyarakat muslim.
Filantropi ini mengacu pada tindakan menyumbangkan sesuatu untuk
membantu orang atau memperbaiki kualitas hidupnya. Organisasi filantropi
mengacu pada lembaga amal atau kemiskinan yang mengumpulkan dan
mengelolah sumbangan untuk membantu orang dan atau memperbaiki
kualitas kehidupan masyarakat. 7
Tabel 1.4
Jumlah Mustahik Tahun 20178
No
Jumlah Mustahik Tahun 2017
Delapan Asnaf Jumlah
1 Amil 97
2 Fakir- Miskin 4.249
3 Gharim -
6Besse Wediawati, Revitalisasi Filantropi Islam di Kota Jambi (Studi Pada Lembaga Zakat
dan Masyarakat Muslim Pemberi Derma di Kota Jambi), Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri
Humaniora, Vol. 14 No. 1, Januari- Juni (2012), hlm. 48. 7Muhtada, Islamic Philanthropy and The Third Sector. The Potrait Of Zakat Organization in
Indonesia, hlm. 107-111. 8Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
19
4 Muallaf 4
5 Rikab -
6 Fisabililah 666
7 Ibnu Sabil 1
Total 5.017
Sumber: Baznas Kab Tanjung Jabung Timur
Jumlah total mustahik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun
2017 berjumlah 5.017 Orang dengan golongan delapan asnaf menunjukkan
tren angka yang berbeda. Golongan Fakir-Miskin menunjukan tingkat paling
tinggi yang berjumlah 4.249 Orang. Sedangkan golongan Ibnu Sabil
merupakan golongan paling rendah dengan jumlah 1 Orang. Fisabililah
berjumlah 666 Orang serta pada golongan Amil berjumlah 97 Orang.9
al-sayyid Sabiq menulis: “Tidak ada perbedaan yang berarti antara fakir
dan miskin dari segi kebutuhan, kekurangan dan hak mendapat zakat.
Penggabungan orang fakir dan miskin dengan menggunakan kata sambung
yang cenderung membedakan antara keduanya didalam ayat diatas tidak
bertentangan dengan apa yang saya sebutkan. Hal itu karena orang- orang
miskin dimana mereka merupakan bagian dari orang- orang fakir memiliki
sifat yang khusus.Sifat khusus ini sudah cukup untuk menjadi pembeda
diantara keduanya”. (Sabiq,t.th:383).10
Baznas Kabupaten Tanjung Jabung Timur bersinergi dengan
pemerintahan melalui program pengentasan kemiskinan. Salah satu program
unggulan Baznas adalah program bedah rumah melalui perbaikan rumah tidak
9Data Baznas Tanjung Jabung Timur. Senin 14 Mei 218
10
Dede Rodin, Rekontruksi Konsep Fakir dan Miskin Sebagai Mustahik Zakat, Jurnal
Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Vo. 15 No. 1, Juni (2015), hlm. 139.
20
layak huni. Tujuan program ini mengurangi jumlah rumah tidak layak huni
yang menjadi salah satu target Baznas dalam rangka pengentasan
kemiskinan.11
Pengumpulan yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu pada Tabel 1.5
Tabel 1.5
Data Pengumpulan Zakat Baznas (Juta)12
Sumber: Data Baznas Tanjung Jabung Timur
Pengumpulan Zakat dan Infaq Baznas Tanjung Jabung Timur terbagi
dalam 4 bagian yaitu pengumpulan dari OPD , Kecamatan, Vertikal dan
Perorangan. Jumlah pengumpulan zakat pada tahun 2017 dengan jumlah
tertinggi yaitu pada setoran OPD berjumlah Rp 804.305.197 Vertikal
berjumlah Rp 127.068.956 dan pengumpulan Infaq tertinggi pada setoran
OPD berjumlah 201.588.510 Kecamatan berjumlah Rp 151.953.254. pada
Tahun 2018 baru terkumpul sampai bulan Maret dengan jumlah Zakat
tertinggi pada pengumpulan Kecamatan berjumlah Rp 230.416.783 dan
jumlah pengumpulan Infaq pada setoran OPD berjumlah Rp 42.260.000 .
pengumpulan Zakat Baznas Tanjung Jabung Timur diperoleh dari 32 Instansi
11
http://jambi.kemenag.go.id./new/503221/baznas-tanjab-timur-entaskan-kemiskinan
melalui-zakat.html. Diakses 19 Februari 2018. 12
Dokumentasi BAZNAS Kab. Tanjung Jabung Timur
Thn Setoran OPD Kecamatan Vertikal Perorangan
Zakat Infaq Zakat Infaq Zakat Infaq Zakat Infaq
2017 804.305 201.588 1.852 151.953 127.068 2.370 13.120 3.163
2018 197.380 42.260 230.416 16.940 9.008 200.000 11.170 380.000
http://jambi.kemenag.go.id./new/503221/baznas-tanjab-timur-entaskan-kemiskinan%20melalui-zakat.htmlhttp://jambi.kemenag.go.id./new/503221/baznas-tanjab-timur-entaskan-kemiskinan%20melalui-zakat.html
21
dengan jumlah 1082 pegawai OPD, Instansi Vertikal dari BPBD 22 pegawai
dan SKB 7 orang pegawai, dari tingkat SLTA yaitu SMK N 1 TJT 22 orang
pegawai, SMA N 8 TJT 28 orang pegawai, SMA N 2 TJT 16 orang
pegawai.13
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) louncing program satu desa satu
hafizh (penghafal) Al- Qur’an, pendistribusian Zakat, Infaq dan Sadaqah.
Basnaz Tanjabtim memiliki 5 program yaitu pertama memprogramkan
Tanjabtim Relegius, Tanjabtim Sehat, Tanjabtim Cerdas, Tanjabtim Sejahtra
dan TanjabtimPeduli. Kegiatan ini merupakan louncing program Tanjabtim
Relegius yang bisa merubah masyarakat miskin menjadi bisa mengeluarkan
zakat kedepannya.14
Pendistribuasian pada dana zakat pada Periode 2017 yang di peroleh
oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tanjung Jabung Timur
di salurkan pada 5 program Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Pendistribusian program Tanjung Jabung Timur
Religius Badan Amil Zakat Nasional berjumlah 161.725.00 dengan 5 kategori
dan 298 mustahik. Program Tanjung Jabung Timur Sehat berjumlah
38.141.00 dengan 2 kategori 17 mustahik. Program Tanjung Jabung Timur
Peduli berjumlah 309.782.000 dengan 3 kategori 1491 mustahik. Program
Tanjung Jabung Timur Cerdas berjumlah 12.70.00 dengan 4 kategori 55
13
Baznas Tanjung Jabung Timur, Senin 15 Mei 2018 14
Wawancara Ketua Baznas H. Arsuatman Arsyad M. Ag, Kamis 3 Mei 2018 jam 8:15
WIB.
22
mustahik. Program Tanjung Jabung Timur Sejahtra berjumlah 86.000.00
dengan 3 kategori 52 mustahik. 15
Dalam hal yang berkaitan dengan lembaga filantropi dalam
menyalurkan dana zakat, penulis menemukan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang melakukan hal yang serupa. Mila Sartika menyatakan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara jumlah dana yang disalurkan
terhadap pendapatan mustahiq. Ini berarti bahwa jumlah dana (zakat) yang
disalurkan benar- benar mempengaruhi pendapatan mustahiq, dengan kata
lain semakin tinggi dana yang disalurkan maka akan semakin tinggi pula
pendapatan mustahiq.16
Abdul Kholiq menyatakan bahwa model pendayagunaan zakat untuk
pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin adalah program pemanfaatandana
zakat untuk mendorong mustahiq mampu memiliki usaha dalam proses
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program pengentasan kemiskinan17
.
Kemudian Agustina Mutia dan Elvia Zahara menyatakan bahwa jumlah
pengaruh zakat yang diterima dan jumlah anggota rumah tangga mempunyai
pengaruh positif terhadap kenaikan pendapatan. Sedangkan usia dan
pendidikan mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan.18
15Wawancara Ketua Pendistribusian Baznas Tanjung Jabung Timur K. Ihsan
Hidayatullah, Senin 08 Mei 2018 jam 10:15 WIB 16Mila Sartika, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta, Jurnal Ekonomi Islam, Vo. II No. 1 (Juli
2008), hlm. 87.
17
Abdul Kholiq, Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Untuk Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Miskin Di Kota Semarang, Jurnal Riptek, Vol. 6 No. 1 ( 2012) hlm. 45.
18
Agustina Muntia dan Elvia Zahara, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kesejahtraan Ekonomi Mustahik Melalui Pemberdayaan Zakat (Studi Kasus Penyaluran Zakat
Produktif/Modal Uasaha pada Bazda Kota Jambi), Jurnal Kontekstualita, Vol. 25 No. 1 (Juli
2009), hlm. 9.
23
Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi permasalahan
yang serupa oleh karena itu dengan tema yang berjudul: Pengelolaan
Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Zakat Pada Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengelolaan Penghimpunan Dana Zakat Pada BAZNAS
Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
2. Bagaimana Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat Pada BAZNAS
Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pengelolaan Penghimpunan Dana Zakat Pada
BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Untuk mengetahui Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat Pada BAZNAS
Kabupaten Jabung Timur.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta memahami tentang Pengelolaan Mustahik
Zakat yang selama ini penulis peroleh dari artikel-artikel.
b. Akademik
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan referensi
mengenai Pengelolaan Zakat.
c. Lembaga Baznas
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menentukan kelangsungan Baznas
Tanjung Jabung Timur dalam menjalankan tugasnya.
24
d. Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan menghasilkan informasi yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan zakat yang sesaui
dengan prinsip syari’ah.
E. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu dan tenanga, teori-teori, dan supaya
penelitian dilakukan secara lebih mendalam maka tidak semua masalah yang
telah di identifikasikan akan di teliti. Agar dalam penyusunan peneltian ini
terfokuskan dalam ruang lingkup penelitian maka penulis membatasi
permasalahan pada Pengelolaan Mustahik Zakat Berbasis Stakeholder
Management Kab. Tanjung Jabung Timur.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Zakat
Zakat menurut bahasa, berarti nama’ berarti kesuburan,thaharah
berarti kesucian, barakah berarti keberkatan dan berarti juga tazkiyah
tathhir yang artinya mensucikan. Syara’ memakai kata tersebut untuk
kedua arti ini. Pertama, dengan zakat diharapkan akan mendatangkan
kesuburan pahala. Karenanya dinamakanlah “harta yang dikelurkan
kesuburan itu” dengan zakat. Kedua, zakat merupakan suatu kenyataan
jiwa yang suci dari kikir dosa.19
Dasar hukum kewajiban zakat terdapat dalam beberapa firman
Allah SWT .
19
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syari’ah Di Indonesia, (Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama, Cet 1, 2015), hlm. 253.
25
ََعلَْيِهْمَ يِهْمَبَِهاََوَصّلِ ُزُهْمََوتَُزّكِ ََصََلتََكََسَكٌهَلَُهْمََۖ ُخْذَِمْهَأَْمَىاِلِهْمََصدَقَتًَتَُطّهِ ََُۖ إِنَّ َوَّللاَّ
َسِميٌعََعِليمٌَ
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Q.S At-Taubah ayat 103)20
Menurut garis besar Zakat terbagi menjadi dua yaitu; pertama
Zakat Mal (Harta): emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan, (buah-
buahan dan biji-bijian) dan barang perniagaan. Kedua, Zakat Nafs, Zakat
jiwa yang disebut juga “Zakatul Fitrah”. (Zakat yang diberikan berkenaan
dengan selesainya mengerjakan shiyam ( puasa yang difardhukan).21
Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan
hukum yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu setelah
mencapai jumlah minimal tertentu dan setelah dimiliki selama jangka
waktu tertentu pula.22
2. Konsep Penghimpunan Dana
a. Pengertian Penghimpunan Dana
Menurut April Purwanto, fundraising adalah proses
mempengaruhi masyarakat baik perseorangan sebagai individu atau
perwakilan masyarakat maupun lembaga agar menyalurkan dananya
kepada sebuah organisasi.23
Untuk mendapatkan hasil yang memaksimal dari penghimpunan
dana (fundraising) di suatu lembaga, maka dibutuhkan suatu strategi dan
20
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan terjemah, tahun 2000 21
Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009) hlm. 3-8 22
Mardani, Op. Cit., hlm. 258.
23
April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelolaan Zakat (Yogyakarta: Sukses, 2009), hlm. 12.
26
pendekatan yang tepat serta harus menentukan arah yang benar demi
keberlanjutan langkah berikutnya. Namun, tanpa strategi yang kuat maka
dalam menjalankan penghimpunan dana maka tidak akan maksimal dalam
memperoleh dana.
Penggalangan dana zakat juga merupakan kegiatan yang sangat
penting bagi pengelolaan zakat dalam upaya mendukung jalannya program
dan menjalankan roda operasional agar pengelola tersebut dapat mencapai
maksud dan tujuan dari organisasi pengelolaan zakat. Setiap organisasi
nirlaba dalam melaksanakan penghimpunan/penggalangan dana memiliki
berbagai cara dan strategi dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang
optimal. Oleh karena itu, aktivitas fudraising dalam sebuah lembagaharus
dikembangkan, baik dalam konteks awal perencanaan maupun
pengawasan oleh pengelolaan lembaga dengan berbagai perspektif
manajemen modern yang ada. Ada beberapa rumpun manajemen yang
perlu diramu untuk mengembangkan fundraising dalam sebuah lembaga,
yaitu: manajemen pemasaran dan manajemen produksi/operasi. 24
3. Penyaluran Zakat
Kata penyaluran dan pendistribusian berasal dari bahasa inggris
yaitu distribuse yang berarti pembagian, secara terminologi penyaluran
adalah (pembagian, pengirim) kepada orang banyak atau beberapa
tempat. Pengertian lain mendeinisikan distribusi sebagai penyalur barang
24Miftahul Huda, Pengelolaan Wakaf dalam Perspektfi Fundraising, (Jakarta: Kementrian
Agama RI, 2012), hlm. 25.
27
keperluan sehari- hari (terutama dalam masa darurat ) oleh pemerintah
kepada pegawai negeri, penduduk dan sebagainya.25
Manfaat zakat dibuktikan dari penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Irafan Sauqi Beik yang menyebutkan bahwa zakat mampu
mengurangi jumlah keluarga miskin dari 48% menjadi 74%. Dari aspek
kedalaman miskin, zakat juga terbukti mampu mengurangi kesenjangan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan dari Rp. 540.657,01 menjadi
410.337,06. Ditinjau dari tingkat keparahan kemiskinan, yang ditandai
dengan penurunan nilai Indeks Sen. Indeks Sen adalah indeks
kemiskinan yang menggabungkan pendekatan Headcount Ration, Income
Gap Ration, dan Koeisien Gini, dalam hal ini, Headcount Ration, yaitu
rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa jumlah orang miskin
yang sebenarnya berdasarkan garis kemiskinan negara. Income Gap
Ration, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat kedalaman
kemiakinan. Sedangkan Koefisien Gini sebagi indikator distribusi
pendapatan di antara kelompok miskin. Dalam analisisnya, Indeks Sen
mengalami penurunan dari 0,46, menjadi 0,33. Kajian ini menjadi bukti
bahwa instrumen zakat memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam
mengatasi kemiskinan. 26
25 W.H.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
cet. 7, hlm. 259.
26
Irfan Sauqi Beik, “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Duaah’ Republika”, Jurnal Pemikiran dan Gagasan, Vol. II, 2009, hlm. 87.
28
Bentuk Penyaluran Dana
Ada dua bentuk penyaluran dana antara lain:
1. Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa zakat hanya diberikan
kepada seseorang satu kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga
berarti bahwa penyaluran kepada mustahik tidak disertai target
terjadinya kemandirian ekonomi dalam diri mustahik. Hal ini
dikarenakan mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi
mandiri, seperti diri pada orang tua yang sudah jompo, orang
cacat. Sifat dan bantuan sesaat ini idealnya adalah hibah.
2. Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran zakat yang disertai
target merubah keadaan penerima dari kondisi ketegori mustahik
menjadi muzaki. Target ini adalah target yang amat besar yang
tidak dengan mudah dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Untuk itu penyaluran dana zakat harus disertai dengan
pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada
penerima. Apabila permasalahannya adalah kemiskinan, harus
diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga dapat dicarikan
solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah
dicanangkan.27
a. Pos- pos Mustahik Zakat
Dalam penyaluran dana zakat pihak penerima zakat (mustahik)
sudah sangat jelas diatur keberadaanya. Pembelanjaan atau pendayagunaan
27
Syaipudin Elman, “Strategi Penyaluran Dana Zakat BAZNAS Melalui Program Pemberdayaan
Ekonomi, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2015) hlm. 25.
29
dana zakat diluar dari ketentuan- ketentuan yang ada harus memiliki dasar
hukum yang kuat. Dalam satu hadist riwayat Abu Daud Rasulullah
bersabda mengenai penyaluran dana zakat.
“sesungguhnya Allah SWT tidak berwasiat dengan hukum nabi
dan juga tidak dengan hukum lainnya samapi Dia memberikan
hukum didalamnya. Maka, Allah membagi zakat kepada delapan
bagian. Apabila kamu termasuk salah satu dari bagian tersebut,
maka aku berikan hakmu.”(HR Abu Daud).28
4. Organisasi Pengelolaan Zakat
a. Pengertian Organisasi Pengelolaan Zakat
Organisasi pengelolaan zakat merupakan sebuah institusi yang
bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah29
. Definisi
menurut UU No 38 Tahun 1999 BAB 1 Ketentuan Umum pasal (1)
tentang Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.30
b. Fungsi Organisasi Pengelolaan Zakat
Organisasi pengelolaan zakat apapun bentuk dan posisinya secara
umum mempunyai dua fungsi:
a). Sebagai perantara keuangan
Amil berperan menghubungkan antara pihak muzakki dengan
mustahik. Sebagai perantara keuangan Amil dituntut menerapkan azas
trust (kepercayaan). Sebagaimana layaknya lembaga keuangan yang lain,
28Sintha Dwi Wulansari, “Analisis Peranan Dana Zakat Produkti Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Mustahik (Studi Kasus Rumah Zakat Kota Semarang), Skripsi Universitas
Diponogoro Semarang, (2013) hlm. 36. 29
Fakhrrudin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, Cet 1 (Yogyakarta: UIN Malang
Press, 28), hlm. 345. 30
UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
30
azaz kepercayaan menjadi syarat mutlak yang harus dibangun. Setiap amil
dituntut mampu menunjukkan keunggulan masing-masing sampai terlihat
jelas positioning organisasi, sehingga masyarakat dapat memilihnya.
Tanpa adanya, positioning, maka kedudukan akan sulit untuk berkembang.
b). Pemberdayaan
Fungsi ini, sesungguhnya upaya mewujudkan misi pembentukan
Amil, yakni bagaimana masyarakat muzakki menjadi lebih berkah
rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi dan
masyarakat mustahiq tidak selamanya tergantung dengan pemberian
bahkan dalam jangka panjang diharapkan dapat berubah menjadi muzzaki
baru.31
c. Pengawasan Lembaga Pengelolaan Zakat
Yang berhak melakukan pengawasan berdasarkan UU No. 23
tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, pasal 34 dan 35 bahwa yang berhak
memberlkan pengawasan adalah menteri, gubernur, bupati/waliKota dan
juga masyarakat pada masing-masing wilayah domisili. Menteri yang
dimaksud disini adalah Menteri Agama Republik Indonesia, dalam hal ini
adalah pejabat Kementerian Agama.
Pengawasan berfungsi untuk mencegah secara dini kemungkinan
terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan,
31
Mila Sartika, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq
pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II No. 1, (Juli 2008), hlm.
81.
31
kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta
pelaksanaan tugas-tugas organisasi. 32
5. Pendayagunaan Zakat Produktif
Pendayagunaan zakat dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam
mengelolah dana hasil pengumpulan zakat agar memiliki manfaat atau
daya guna sesuai dengan tujuan zakat itu sendiri.
Adapun pendayagunaan zakat telah dijelaskan dalam Undang-
Undang No 38 Tahun 1999 sebagai berikut:33
a) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai
dengan ketentuan agama.
b) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas
kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang
produktif.
Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan
menteri.34
Pendayagunaan dana zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber
daya (dana zakat) secara mksimum sehingga berdayaguna untuk
mencapai kemaslahatan bagi umat sehingga memiliki fungsi sosial dan
sekaligus fungsi ekonomi . pendayagunaan diarahkan pada tujuan
32
Pedoman Pengawasan Lembaga Zakat, Kementrian RI Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Diektorat Pemberdayaan Zakat, 2012, hlm.12 33
UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pendayagunaan Zakat 34
Fakkhrruddin, Op. Cit.,hlm. 349.
32
pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif
(maslahat) bagi masyarakat khususnya umat islam yang kurang
beruntung (delapan asnaf).
6. Zakat Dalam Usaha Produktif
Zakat terhadap produktif dengan asumsi para muzakki adalah
golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat zakat
oleh produsen akan disarankan melalui tingkat konsumsi yang terus
terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan belanjakan oleh mustahiq
untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Saat ini zakat tidak
hanya dimanfaatkan yang sifatnya hanya konsumtif, akan lebih bermanfaat
jika zakat dapat dipeberdayakan secara produktif. Karena ini yang akan
membantu para mustahik tidak hanya dalam jangka pendek tetapi untuk
jangka yang lebih panjang. Keberadaan zakat yang memang pada mulanya
ditujukan untuk memberantas kemiskinan menimbulkan pemikiran-
pemikiran dan inovasi dalam penyaluran dana zakat itu sendiri, salah
satunya sebagai bantuan dalam usaha produkti.35
7. Mustahik Zakat
Dalam QS. At-Taubah (9): 60, dijelaskan bahwa yang menjadi
mustahiq zakat adalah fakir, miskin, amil, para muallaf, riqab
35Sintha Dwi Wulansari, “Analisis Peranan Dana Zakat Produkti Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Mustahik (Studi Kasus Rumah Zakat Kota Semarang) Skripsi Universitas
Diponogoro Semarang, (2013),hlm. 43.
33
(hambasahaya), gharimin (orang-orang yang berhutang), fi sabilillah, ibn
sabil (para musafir).36
دَقَاتُِلْلفُقََزاِءَواْلمََ االصَّ قَاإِومَّ َساِكيىَِىاْلعَاِمِليىَعَلَْيهاَواْلُمَؤلَّفَِتقُلُىبُهْمَىفِيالّزِ
بَِىاْلغَاِرِميىَىفِيَسبِيَِلهللََواْبىِالسَّبِيِلفَِزيَضتًِمىَالَِّلهَىالَّلُهعَِليٌمَحِكيمٌَ
Artinya:Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orangfakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
paramu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang- orangyang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yangsedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkanAllah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana37
Berikut ini akan diuraikan bagaimana batasan dari masing-masing
mustahik zakat tersebut, dan bagaimana pendistribusian zakat kepada
masing-masing mustahik:
1. Fakir
Adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak memiliki
pekerjaan dan penghsilan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok diri
dan keluarga berupa pangan, pakaian, dan perumahan.38
2. Miskin
Adalah orang yang memiliki pekerjaan atau usaha tapi
penghasilannya hanya mampu menutupi sebagian kebutuhan hidup
diri maupun keluarganya. Menurut jumhur ulama, kedua golongan ini
36
Razalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasi pada Aktivitas Ekonomi, Cet 1,(Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 262. 37
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an, Tahun 2000. 38
Razalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasi pada Aktivitas Ekonomi, Cet 1,(Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 262.
34
sebetulnya sama, yakni mereka yang kekurangan dalam memenuhi
kebutuhannya.39
3. Amil
Adalah orang-orang lembaga yang melaksanakan segala kegiatan
yang urusan zakat, mulai dari pengumpulan, mencatat, dan
mendistribusikannya. Untuk dapat melaksanakan tugas sebagai amil,
seseorang harus memenuhi persyartan, seperti muslim, Mukalaf, adil,
jujur, memahami hukum-hukum zakat seperti perhitungannya,
pembagiannya, dan mustahiknya dan mempunyai kemampuan untuk
memelihara harta zakat. Jumlah bagian zakat yang berhak diterima
oleh amil menurut pendapat syafi’i adalah seperdelapan dari jumlah
harta zakat. Sementara itu, menurut Imam Abu Hanafi, diberikan
sesuai dengan pekerjaannya dan diucapkan kebutuhannya secara
ma’aruf. Para amil ini mendapat zakat adalah karena pekerjaannya
sebagai orang yang mengurus zakat walaupun tergolong orang yang
mampu.40
4. Golongan Muallaf
Menurut al- Qurtubhi dalam tafsirnya, dinyatakan bahwa orang-
orang kafir tabiat mereka terbagai tiga macam: (1) mereka dapat
meninggalkan kekufuran mereka dengan dalil-dalil, (2) mereka dapat
meninggalkan setelah ada paksaan atau peperangan. (3) mereka yang
dapat meninggalkan kekufurannya dengan kebaikan ataupemberian
39
Ibid., hlm. 263. 40
Ibid., hlm. 263.
35
hadiah. Tujuannya adalah agar mereka terpanggil, bersimpati dan
tertarik pada islam. 41
.
5. Rikab
Adalah hamba mukarab (hamba yang dijanjikan akan
dimerdekakan tuannya dengan membayar sejumlah uang) yang
Muslim tidak mempunyai uang untuk menebus kemerdekaannya. Pada
dasarmya hukum yang terkandung dari makna al-riqab adalah unsur
ekspolitasi yang dilakukan manusia terhadap manusia lain, baik secara
individu maupun kolektif. Oleh karena itu, termasuk dalam pengertian
al-riqab adalah tawanan perang dari kalangan orang-orang Muslim.
Atas dasar ini, zakat dapat diberikan kepada: pertama, untuk menebus
orang-orang Islam yang ditawan oleh musuh, seperti tawanan perang
Irak yang ditawan tentara kafir Amerika. Kedua, diberikan untuk
membantu negara Islam atau negara mayoritas Islam yang berusaha
melepaskan diri dari belenggu penjajahan modern, seperti negara
Palestina yang dikepung oeh kaum kafir Israil.42
6. Ghariminadalah orang- orang yang mempunyai hutang kepada orang
lain, atau orang –orang yang memikul beban hutang dalam rangka
memperbaiki hubungan atau untuk membayar diyat, atau mereka
41
Rahmad Hakim, Konteksualisasi Fikih Golongan Penerima Zakat ( Asnaf Tsamaniyah)
Zakat dan Relevansinya Dengan Penanggulangan Kemiskinan Di Indonesia, Universitas
Muhammadiyah Malang, ( 22 April 2018), hlm. 397. 42
Razalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasi pada Aktivitas Ekonomi, Cet 1,(Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 263.
36
menanggung hutang untuk kebutuhan –kebutuhan khususnya, dan ia
tidak mempunyai kemampuan untuk melunasi hutangnya tersebut. 43
7. Fisabililah
Secara bahasa fisabilillah berarti dijalan Allah. Imam nawawi
menyatakan makna sabilillah adalah sukarelawan yang tidak
mendapat tunjangan tetap dari pemerintah. Ada tiga sasaran yang
disepakati para ulama dalam masalah ini yaitu; 1) Termasuk dalam
ruang lingkup makna sabilillah itu adalah jihad. 2) Disyaratkan
menyerahkan zakat kepada pribadi mujahid. 3) Tidak diperbolehkan
menyerahkan zakat demi kepentingan kebaikan dan kemaslahatan
bersama, sepertimendirikan jembatan, masjid, sekolah dan
sebagainya.44
8. Ibnu Sabil, secara khalifah arti ibnu sabil adalah’ anak jalan’ yang
tidak mempunyai rumah untuk tempat ditinggali. Atau orang yang
terpaksa lebih sering dalam perjalanan jauh dari kota tempat
tinggalnya demi memenuhi nafkah hidupnya. Termasuk dalam
kategori ini, musafir yang kebetulan kehabisan ongkos di tengah
perjalanan, sehingga memerlukan bantuan keuangan. 45
43
Syahril Jamil, Prioritas Mustahiq Zakat Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash
Shuddieqy, Jurnal Istinbath, No 16/Th.XIV (Juni 2015). Hlm. 155. 44
Razalinda, Op. Cit.,hlm. 264. 45
Umi Hani, Analisis Tentang Penyamarataan Pembagian Zakat Kepada Asnaf Zakat
Menurut Pendapat Imam Syafi’, Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Vol. II No. II, (Juni 2015)
37
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian Isro’iyatul Mubarokah DKK yang berjudul: Dampak Zakat
terhadap Kemiskinan dan Kesejahteraan Mustahik (Kasus : BAZNAS Provinsi
Jawa Tengah). Menyatakan bahwa: Berdasarkan Model CIBEST menunjukkan
bahwa dengan adanya bantuan zakat meningkatkan kesejahteraan mustahik dan
menurunkan indeks kemiskinan material mustahik.46
Penelitian Rani Rahmat Dkk yang berjudul: Transparasi Dan
Akuntabilitas Pengelolaan Zakat,Infaq,Shadaqah,(Studi Kasus Pada Badan
Amil Zakat Nasional Kabupaten Buleleng). Menyatakan bahwa: unit
pengumpul zakat yang selanjutnya disingkat UPZ adalah satuan organisasi
yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas
mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki yang berada
padadesa/kelurahan, instansi pemerintahan dan swasta baik dalam daerah
maupun luar Kabupaten Buleleng”.47
Penelitian Dina Fitrisia Septiarini yang bejudul: Pengaruh Trans Parasi
Dan Akuntabilitas Terhadap Pengumpulan Dana Zakat, Infaq Dan Shadaqoh
Pada Laz Di Surabaya. Menyatakan bahwa: Tabligh (Transparansi informasi)
dan amanah (Akuntabilitas organisasi) secara bersama-sama mempengaruhi
pengumpulan zakat, infaq dan shadaqoh pada Lembaga Amil Zakat di
Surabaya. 48
46
Isro’iyatul Mubarokah DKK, Dampak Zakat terhadap Kemiskinan dan Kesejahteraan
Mustahik (Kasus : BAZNAS Provinsi Jawa Tengah),Jurnal Al- Muzara’ah Vol. 05 No. 1 (2017) 47
Rani Rahmat, Transparasi dan Akuntabilitas Pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah, (Studi
Kasus Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Buleleng), Jurnal Akuntasi , Vol 7 No. 1,
(2017) 48
Dina Fitrisia Septiarini, Pengaruh Transparasi dan Akuntabilitas Terhadap
Pengumpulan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah Pada LAZ di Surabaya, Jurnal Akuntasi, (2011)
38
Penelitian Ahmad Atabik yang berjudul: Manajemen Pengelolaan Zakat
Yang Efektifitas di Era Kontemporer. Menyatakan bahwa: Konsep zakat dalam
Islam adalah kadar sebagian hartadari harta yang memenuhi syarat minimal
(nishab) danrentang waku satu tahun (haul) yang menjadi hak dandiberikan
kepada mustahiq (penerima zakat).49
Penelitian Ayu Ardhillah Anwar yang berjudul: Analisis Perspekti
Stakehorder Terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
(Studi kasus pada PT Samsung Electrinics Indonesia). Menyatakan bahwa:
Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
menggembangkan konsep Comunity Development pada PT. Samsung
Electronics Indonesia (PT SEIN), masih belum merata kepada seluruh
stakeholder. Program CSR perusahaan sudah menerapkan konsep Community
Development. Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembagunan diharapkan
dapat mengembangkan rasa memilikiterhadap inisiatif pembagunan yang ada,
sekaligus membuat proyek pembangunan menjadi lebih efisien. 50
Walaupaun sudah banyak penelitian yang dilakukan terkait peran
Baznas, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang lain, adapun
perbedaannya adalah Pengelolaan Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat
Pada Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
49
Ahmad Atabik, Manajemen Pengelolaan Zakat Yang Efektif Di Era Kontemporer,
Jurnal Ziswaf, Vol. 2 No. 1 (Juni 2015) 50
Ayu Ardillah Anwar, Analisis Perspektif Stakeholder Terhadap Implementasi Corporate
Social Responsibility (CSR) (Studi Kasus Pada PT Samsung Electronics Indonesia), Skripsi
Universitas Hasanuddin Makasar, (2013)
39
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian
yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tau perilaku yang dapat
diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi
tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut
pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.51
B. Jenis dan Sumber Data
1. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian.
Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data
yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan. Oleh karena itu,
penelitian harus mampu memahami sumber data mana yang mesti
digunakan dalam penelitiannya itu. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder.52
51
V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustaka Baru Press,( Yogyakarta, 2014), hlm.
19. 52
H.M.Burhan Bungin. Metode Penelitian social & ekonomi, (Jakarta: Pranadamedia
Grup.2013). hlm. 129.
40
Data primer adalah data yang diperoleh dari respondent melalui
kuesioner, kelompok focus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
penelitian dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini
harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data. Sumber data pada penelitian ini diambil dari
BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, adapun data yang
diperlukan adalah:
1. Data mengenai Penghimpunan Dana Zakat 2017-2018
2. Data mengenai Penyaluran Dana Zakat 2017-2018
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, majalah
berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah,
artikel, buku-buku sebagai tori, majalah dan lain sebagainya, data yang
diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang
tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data. 53
Sumber data
pada penelitian ini diambil dari BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
adapun data yang diperlukan adalah:
1. Data mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur selama periode tahun 2015-2016.
2. Data mengenai Klasifikasi Pekerjaan di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur selama periode tahun 2011- 2015.
3. Data mengenai Penduduk Miskin di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
selama periode tahun 2010- 2015.
53
Wiratna Sujarweni, Op.ci.t, hlm. 73-74.
41
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan Data adalah alat atau fasilitas yang
digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang
diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu
untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alat re-
cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang di wawancarai.54
Peneliti melakukan wawancara dengan pihak terkait yaitu Ketua
BAZNAS dan Mustahiq yang mendapatkan bantuan dari BAZNAS
dengan maksud untuk mendapatkan informasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar kota dan data tersimpan
dalam bahan berbentuk dokumen. Sebagaian besar data yang tersedia
54
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hml. 138-
139.
42
yaitu berbentuk surat laporan. Sifat utama data ini tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang pada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi pada waktu silam.55
Dari dokumen yang ada peneliti akan memperoleh data tentang
sejarah berdirinya Baznas Tanjung Jabung Timur, struktur organisasi,
serta visi dan misi.56
D. Teknis Analisis Data
Data lunak yang bersifat kualitatif diperoleh melalui riset yang
mengunakan pendekatan kualitatif, atau riset kualitatif. Data lunak atau
data kualitatif ini sebagaimana dijelaskan berbentuk kata-kata yang
diperoleh dari dokumen, wawancara, dan observasi yang biasanya
digunakan dalam catatan lapangan. Catatan lapangan adalah catatan
atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraph untuk memperoleh arti
dari data semacam ini melalui intreprestasi data digunakan teknis
analisis data kualitatif.
Menurut Miles dan Huberman. Data kualitatif bersifat kaya akan
deskripsi, dan mampu menjelaskan tentang proses. Meskipun
demikian, sebab keberadaanya dalam bentuk kata-kata, kalimat dan
paragrap sering kali sulit dibedakan antara data dan kesan-kesan
55
Ibid.,hlm138-140. 56
Ibid., hml. 140.
43
pribadi. Sebaiknya, agar data itu memberi makna maka dalam analisis
yang dilakukan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:57
1. Reduksi Data
Pada langkah reduksi data, pelaku riset melakukan seleksi
data memfokuskan data pada permasalahan yang dikaji, melakukan
upaya penyederhanaan, melakukan abstraksi dan melakukan
transformasi. Hal ini berarti dalam menempuh langakah ini, pelaku
riset memilih mana yang benar-benar data dan mana yang bersifat
kesan pribadi, dan kesan-kesan pribadi itu dieliminasi dari proses
analisis. Data kualitatif dalam bentuk catatan lapangan biasanya
dalam jumlah besar. Tidak jarang catatan lapangan itu berjumlah
ratusan halaman yang kondisinya masih belum terfokus pada
penjelasan tentang sesuatu. Data itu memberi makna dan memberi
penjelasan permasalahan yang sedang dikaji melalui riset yang
dilakukanya maka data itu perlu difokuskan.
2. Penyajian Data (Display Data)
Display data adalah langkah mengorganisasi data dalam suatu
tataan informasi yang padat atau kaya makna sehingga mudah
dibuat kesimpulan display data biasanya dibuat dalam bentuk cerita
atau teks. Display ini disusun dengan sebaik-baiknya sehingga
memungkinkan pelaku riset dapat menjadikanya sebagai jalan
untuk menuju pada pembuatan kesimpulan. Menurut Misel N
57
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, metode dan aplikasi riset pendidikan, (Jakarta:
2014), hlm. 287-288.
44
Huberman (1989) (Batter display is a Major avenoe to valid
kualitatife analisis). Artinya, display yang baik adalah jalan utama
menuju analisis kualitatif yang valid; dan analisis kualitatif yang
valid merupakan langkah penting untuk menghasilkan kesimpulan
riset dari kualitatif yang dapat diverifikasi dan direplikasi.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Berdasarkan hasil analisis data, melalui langkah reduksi dan
display data, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dan
melakukan verifikasi terhadap kesimpulan yang dibuat.
Kesimpulan yang dibuat adalah jawaban yang dibuat terhadap
masalah riset. Akan tetapi, sesuai-tidaknya isi kesimpulan dengan
keadaan sebenarnya, dalam arti valid atau tidaknya kesimpulan
yang dibuat, perlu diverifikasi. Verifikasi adalah uapaya
membuktikan kembali benar atau tidaknya kesimpulan yang dibuat,
atau sesuai tidaknya kesimpulan dengan kenyataan.58
E. Sistematik Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman penjelasan, dan penelaahan
pokok permasalahan yang akan dibahas maka skripsi ini disusun dengan
sistematik sebagai berikut:
BAB I : Bab ini menguraikan Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
58
Ibid., hlm. 288-289.
45
Batasan Masalah, Kerangka Teori, dan Telaah
Pustaka.
BAB II : Bab ini membahas tentang Metode Penelitian yang
meliputi Pendekatan Penelitian, Sumber data,
Metode Pengumpulan Data dan Teknis Analisis
Data.
BAB III : Bab ini membahas tentang Gambaran Umum
mengenai Pengelolaan Mustahiq Zakat Berbasis
Stakeholder Manajemen di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
BAB IV : Bab ini membahas tentang Hasil Penelitian yang
akan diteliti oleh diteliti mengenai Pengelolaan
Mustahiq Zakat Berbasis Stakeholder Manajemen di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
BAB V : Bab ini merupakan Bab Penutup yang berisi
tentang kesimpulan dan saran.
46
V BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Baznas Tanjung Jabung Timur
Badan Amil ZakatNasional (BASNAZ) Kabupaten Tanjung
Jabung Timur adalah lembaga zakat, dibentuk berdasarkan keputusan
Bupati nomor 61 Tahun 2016 tanggal 06 Januari 2016, yang sebelumnya
bernama Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA), memiliki tugas pokok,
memungut zakat dan infaq dari gaji (zakat/infaq profesi) PNS yang
beragama Islam dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dan instansi vertikal tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang
kemudian ditasyarufkan/ didistribusikan sesuai dengan ketentuan syari’at
Islam. 59
Dengan diterbitkannya Undang-undang No 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat dan peraturan pemerintah Nomor 14 Tahun 2014
tentang pelaksanaan Undang- Undang No 23 tahun 2011, tentang
pengelolaan zakat, maka BAZDA Tanjung Jabung Timur menjadi
BAZNAS Tanjung Jabung Timur.60
B. Sususan Pengurus Baznas Tajung Jabung Timur
Pengurus BAZNAS Tanjung Jabung Timur diangkat dan disahkan
dengan keputusan Bupati Tanjung Jabung Timur nomor 61 Tahun 2016
tanggal 06 Januari 2016 Tentang Penepatan Pimpinan Badan Amil Zakat
59Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
60
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
47
Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tanjung Jabung Timur, berdasarkan
rekomendasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pusat nomor 053
tanggal 26 Januari 2016 tentang jawaban dan permohonan pertimbangan
Pimpinan BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 5 (lima)
orang; Satu orang Ketua dan empat wakil ketua; Wakil Ketua I Bidang
Pengumpulan; Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan
Pendayagunaan; Wakil Ketua III Bidang Perencanaan, Keuangan dan
pelaporan; dan Wakil Ketua IV Bidang Administrasi, SDM dan Umum.
Ditambah 5 (lima) orang pegawai atau lebih (disesuaikan dengan
kebutuhan). Dalam struktur kepengurusan Baznas terhadap juga Dewan
Pembina dan Satuan Audit Internal, Periode kepengurusan.61
1. DEWAN PEMBINA62
Ketua : Bupati Tanjung Jabung Timur
Wakil Ketua : Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur
Sekretaris : Sekertaris Daerah Tanjab Timur
Anggota : Kepala Kantor Kemenag Tanjab Timur
Anggota : Kepala Bappeda
Anggota : Kepala Inspektorat
Anggota : Kepala Bagian Keuangan Daerah
61Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
62Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
48
2. SATUAN AUDIT INTERNAL63
Ketua : Inspektorat (Audit Keuangan)
Anggota : MUI (Audit Syari’ah)
Anggota : Kemenag (Audit Kinarja)
3. PIMPINAN BAZNAS64
Ketua : H. Arsuatman Arsyad, M.Ag
Wakil Ketua I : H. Syarkoni, S.Ag
Wakil Ketua II :K. Ihsan Hidayatullah
Wakil Ketua III : Jailnai Naib
Wakil Ketua IV : Jailnai Naib
4. SATUAN AUDIT INTERNAL65
Ketua : Inspektorat (Audit Keuangan)
Anggota : MUI (Audit Syari’ah)
Anggota : Kemenag ( Audit Kinerja)
5. PEGAWAI/PELAKSANA HARIAN66
Penghimpunan : Titin Handayani, SP
Pendistribusian dan Pendayagunaan : Nurmiati, SE
Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan : Nur Baity, S.Pd
Staf : Sihabawi, S.Pd
63
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 64
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 65
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 66
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
49
C. Visi dan Misi BAZNAS Tanjung Jabung Timur
Visi
“Menjadi Badan Zakat Nasional yang Amanah,Transparan dan
Profesional”
Misi
1. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat
2. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional
sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern
3. Menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang amanah
transparan professional dan terintegrasi.
4. Mewujudkan pusat data zakat nasional.
5. Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi masalah
kemiskinan di Indonesia melalui sinergi dan koordinasi dengan
lembaga terkait.67
D. Biodata BAZNAS Tanjung Jabung Timur68
Adapun biodata BAZNAS Tanjung Jabung Timur sebagai berikut:
Nama Organisasi : BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Tahun Berdiri : 2016
Alamat Kantor : Gedung BAZNAS Komplek Perkantoran
(Samping lapangan tenis) Bukit Menderang Muara
Sabak
67Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
68Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
50
Nomor Telepon : 082281911777
Email / Fax : [email protected]
E. Program BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
1. Tanjung Jabung Timur Religius
Tanjung Jabung Relgius adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan nilai- nilai keberagamaan dan syari’ah agama ditengah
masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Bentuk Program:
1. Bantuan insentif guru agama
2. Bantuaan Satu Desa/Kelurahan Satu Hafiz (Penghafal) al-
Qur’an
3. Bantuan Operasional Da’i69
2. Tanjung Jabung Timur Makmur
Tanjung Jabung Timur Sejahtera adalah kagiatan memberikan
bantuan kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahtraan
dan mengangkat derajat mereka ke arah yang lebih baik:70
Bentuk Program:
1. Bantuan modal usaha kecil
2. Bantuan perbaikan tempat usaha
3. Bantuan perbaikan rumah tak layak huni
4. Bantuan bedah rumah tak layak huni
69
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 70
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
51
5. Bantuan fasilitas umum dilingkungan miskin
3. Tanjung Jabung Timur Sehat
Tanjung Jabung Timur Sehat adalah kegiatan memberikan bantuan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak mampu yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Bentuk Program:
1. Bantuan perawatan pasien opname
2. Bantuan biaya pengobatan
3. Bantuan biaya bersalin bagi warga miskin
4. Bantuan khitanan bagi warga miskin71
4. Tanjung Jabung Timur Cerdas
Tanjung Jabung Timur Cerdas adalah kegiatan memberikan bantuan biaya
kepada anak didik warga miskin dalam peningkatkan prestasi pendidikan.
Bentuk Program:
1. Bantuan Siswa kurang mampu berprestasi
2. Bantuan Siswa kurang mampu SD, SLTP, SLTA/ sederajat dan
pondok pesantren
3. Bantuan Siswa kurang mampu Perguruan Tinggi (D3, S1)72
5.Tanjung Jabung Timur Peduli
Tanjung Jabung Timur Peduli adalah program yang dilakukan
dalam rangka kepedulian terhadap masarakat miskin, terlantar dan warga
71
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 72
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
52
yag ditimpa musibah dan bencana guna meringankan beban penderitaan
yang bersangkutan.
Bentuk Program:
1. Bantuan paket lebaran
2. BLT komsumtif masyarakat tidak mampu
3. Bantuan konsumtif permanen
4. Bantuan bencana alam
5. Bantuan musafir/muallaf/gharimin dan orang terlantar73
F. Persyaratan Program
1. Tanjung Jabung Timur Religius
a) Surat permohonan
b) Fotocopy KTP suami/istri/wali
c) Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
d) Surat rekomendasi lembaga/pegurus masjid/RT
e) Mengisi formulir74
2. Tanjung Jabung Timur Makmur
a) Surat permohonan
b) Fotocopy KTP suami/istri/wali
c) Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
d) Surat keterangan tidak mampu (asli atau terbaru)
e) FotocopySertifikat Tanah
f) Photo dokumentasi
73Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
74Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
53
g) Mengisi formulir data mustahik75
3. Tanjung Jabung Timur Sehat
a) Surat permohonan
b) Fotocopy KTP suami/istri/wali
c) Fotocopy KK
d) Surat keterangan kurang mampu (asli dan terbaru)
e) Surat keterangan sakit/rujukan
f) Kwitansi berobat
g) Mengisi formulir data mustahik76
4. Tanjung Jabung Timur Cerdas
a) Surat permohonan
b) Fotocopy KTP Ayah/ibu + kartu pelajar/mahasiswa/i
c) Fotocopy KK
d) Surat keterangan tidak mampu (asli dan terbaru)
e) Surat keterangan aktif sekolah/kuliah (asli dan terbaru)
f) Fotocopy raport/KHS terakhir
g) Proposal TA/skripsi yang telah di-acc pembimbing + SK
pembimbing (bagi yang memohon bantuan biaya TA/skripsi)
h) Bukti pembayaran SPP terakhir
i) IP minimal 3,0
j) Mengisi formulir data mustahik77
75Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
76Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
77Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
54
5. Tanjung Jabung Timur Peduli
a) Surat permohonan
b) Fotocopy KTP suami-istri
c) Fotocopy KK
d) Surat keterangan tidak mampu (asli dan terbaru)
e) Mengisi formulir data mustahik78
78
Dokumentasi BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur
55
BAB IV
HASIL PENELITAN
Dalam Bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis terhadap kinerja Baznas dalam Pengelolaan Penghimpunan dan
Penyaluran Dana Zakat Pada BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung.
Penelitian melakukan wawancara yakni dengan Bapak H. Arsuatman
Arsyadselaku Ketua BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur wawancara
dilakukan di kantor beliau dengan alamat kantor Gedung BAZNAS Komplek
Perkantoran (Samping lapangan tenis) Bukit Menderang Muara Sabak pada
tanggal 02 Juli 2018.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi yang
dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001
yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan
sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang
melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS
dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.
56
Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk
mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.
BAZNAS menjalankan empat fungsi, yaitu:
1. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.
Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka BAZNAS
memiliki kewenangan:
1. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.
2. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ
3. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan
dana sosial Keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.79
A. Analisis Pengelaolaan Penghimpunan Dana Zakat BAZNAS
Tanjung Jabung Timur
Mustahik zakat ialah orang-orang yang berhak menerima zakat.
Pada ayat 60 surah Al- Taubat, dijelaskn kelompok – kelompok yang
berhak menerima zakat.
Berdasarkan Surat Edaran Bupati Tanjung Jabung Timur Undang-
undang No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan
79
Dokumtasi BAZNAS Kab. Tanjung Jabung Timur
57
Pemerintah No.14/2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang
no.23/2011 dan Keputusan Bupati Tanjung Jabung Timur Periode
2016-2021, yang berwenang melakukan pengumpulan zakat melalui
UPZ atau secara langsung.80
Berdasarkan hasil wawancara, tanngapan beliau mengenai
pertanyaan peneliti yaitu: Bagaimana cara lembaga menarik minat para
muzaki untuk membayar Zakat Infaq dan Shadaqoh ? jawaban beliau
seperti ini:
“Melakukan sosialisai secara berkesinambungan terus menerus dan
tidak hanya dilakukan oleh Baznas tetapi kita melibatkan ulama, tokoh
agama, kedepannya Baznas akan merekrut penyuluh agama non PNS
yang ada disetiap kacamatan, ini merupakan pekerjaan yang berat
memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa zakat itu wajib
berinfak itu perlu bersedekah itu perlu untuk membantu saudara-saudara
kita yang tidak mampu kadang-kadang justru yang mengerti ini tidak
mau berzakat itu tantangannya jadi caranya melakukan sosialisasi
memberikan pemahanan tanpa tidak kenal lelah“.81
Kemudian ditambah lagi tanggapan beliau mengenai pengelolaan
ZIS saat ini di BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, seperti yang
dijelaskan:
“Pengelolaan kita alhamdulilah berjalan dengan baik karna kita sudah
punya bidang- bidangnya, bidang penghimpunan ada khusus
pimpinannya ada stafnya kemudian pendistribusian juga seperti itu juga
ada konsultanya artinya kita sudah berupaya untuk melakukan yang
terbaik yang mampu kita lakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku”.82
80
Surat Edaran Nomor: 450/333/Kesra/2017 Bupati Tanjung Jabung Timur pada tanggal
26 Januari 2017 81
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018
82Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018
58
Selanjutnya mengenai strategi Penghimpunan dana ZIS di
BAZNAS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, beliau mengungkapkan:
“Pertama membentuk unit pengumpul zakat sebanyak banyaknya jadi
menjadi masif jadi kita harus punya UPZ (unit pengumpul zakat) jadi
baznas itu hanya di kabupaten dan Ibu Kota dan untuk kebawahnya
kecamatan desa, musholah, lembaga perusahaan itu namanya UPZ (unit
pengempulan Zakat) mereka hanya mengumpulkan menghimbau
menyarankan lalu mengumpulkan disetor ke rekening baznas”.83
Pelaksaan program penghimpunan dana ZIS di BAZNAS
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menurut beliau sebagai berikut:
“Kendalanya bahwa UPZ yang kita bentuk itu hanya untuk mengumpul
mereka mestinya itu harus mengkampanyekan zakat memberikan
penjelasan karena memang rata- rata yang ditunjuk dibawah itu pegawai
negeri karena memang disitu ada UPTD Pendidikan karena memang
punya guru sementara sumber zakat punya kita terbesar dari PNS dan
guru permasalahannya mereka adalah orang yang sibuk sehingga tidak
bisa melakukan kampanye zakat penjelasan hanya menghimpun apa
yang ada tapi kita masih bersyukur karena kabupaten -kabupaen lain
para PNSnya masih kurang kesadaraannya”.84
Tidak ada persyarat secara khusus untuk para mustahik dalam
mendapatkan bantuan dari BAZNAS Kabputen Tanjung Jabung Timur.
Beliau menjelaskan bahwa:
“Syaratnya 8 sesuai dengan aturan agama fakir, miskin yang terbanyak
pada kita adalah fakir dan miskin ada juga memang yang mualaf,
fisabillah, ibnu sabil, tidak ada persyaratan yang berat sesaui dengan
ketentuan al-quran dan kita surve karena mereka mengajukan kesini dan
kita lihat memang mereka layak mereka punya KTP, KK jelas tempat
tinggalnya kita bantu tetapi untuk kemanusiaan kalau mereka perlu
bantuan tetapi kita upayakan memerikan bantuan kalau tidakada KTP
surat keterangan”. 85
83
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 84
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 85
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018
59
Dari hasil wawancara yang diperoleh dijelaskan bahwa masih
banyak kurangnya pemahaman tentang zakat bahwa membayar zakat itu
wajib ada beberapa faktor yang menjadikan alasan antara lain, tingkat
kepercayaan masyarakat yang masih rendah kepada lembaga-lembaga
pengelolaan zakat. Akibatnya masyarakat lebih dominan mengeluarkan
zakat langsung kepada mustahiqnya. Namun, pemahaman keislaman
mereka masih rendah atau belum banyak mengerti tentang zakat dan
ajaran islam lainnya, maka BAZNAS terus berupaya melakukan sosialisasi
memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mereka lebih mengenal
dengan zakat.
1. Implikasi Dari Hasil Pengelolaan Dana Zakat Pada BAZNAS
Tanjung Jabung Timur
Upaya BAZNAS dalam mensejahtrakan masyarat menurut beliau
yaitu:
“Upaya kami menghimpun zakat sebanyak banyaknya supaya
masyarakat bisa merasakan manfaat yang sebesar-besarnya”.86
Selanjutnya keberhasilan pelaksanaan pengelolaan BAZNAS,
sebagai berikut:
“Kami belum bisa mengatakan keberhasilan karena memang banyak
sekali harus dipenuhi dalam memenuhi target keberhasilan itu tetapi
setidak tidaknya setiap tahun adaprogres yang kita lakukan selalu ada
inovasi, tahun kemarin hanya bisa membagi tapi tahun ini kita sudah
bisa louncing ada namanya kampung zakat fokus pada ekonomi
kerakyatan bantuan ekonomi yang kita berikan ke kecamatan kemudian
nanti mereka kelola tetapi tidak memberatkan Bank atau semacamnya
86
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018
60
lembaga- lembaga lain kita betul- betulmembantu mereka demi
kesejahtraan mereka”.87
Selanjutnya beliau menjelaskan perbedaan kondisi masyarakat
setelah adanya didirikan BAZNAS:
“Iya sangat, kalau sebelumnya mereka menganggap acuh tak acuh
dengan zakat sekarang ini kita mengkampanyekan zakat bahwa zakat
itu wajib tidak ada tawar menawar yang didukung oleh pemerintah
daerah ada surat edaran bahwa pegawai itu wajib berzakat,masyarakat
serta lembaga -lembaga ,pengusaha- pengusaha berzakat”.88
Pertanyaan selanjutnya, apakah ada ketentuanbatasan dana yang
diterima oleh mustahik, beliau menjelaskan bahwa:
“Iya ada batasan dan itu sudah ketentuannya yang diberikan itu tidak
terlalu besar modal usahany sesaui dengan kondisi hasil surve yang
kita lakukan”.89
Terakhir batasan usaha Mikro di setiap Kecamatannya, beliau
menjelaskan:
“Iya kita membatasi setiap kecamatannya karena melihat kondisi uang
misalnya perorangan ada 3 perkecamatan kemudian ada yang
kelompok 2,3,juta per kelompok bahkan ada kecamatan yang belum
memang masyarakatnya semuanya mau dapat itukan tidak mungkin”.90
Dari hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa mengenai
pengelolaan zakat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi
yang sangat besar. Saat ini Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten
Tanjung Jabung Timur masih pengoptimalkan Zakat profesi dari para
Aparat Sipil Negara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
87
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 88
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 89
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 90
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018
61
Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS kabupaten
Tanjung Jabung Timur kurang efektif. Hal ini tidak sesuai dengan pasal
29 ayat 2UUD 1945 dimana masih banyak muzaki khususnya para
Aparat Sipil Negara Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang belum
melaksanakan kewajibanya untuk membayar zakat.
B. Analisis Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat Pada BAZNAS
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Salah satu konsep yang telah dilakukan oleh lembaga amil zakat
pada umumnya adalah dengan yang biasa disebut “zakat produktif”
pokok gagasannya adalah menolong golongan miskin tidak memberi
“ikan” melainkan dengan “kail” kalau zakat diberikan hanya semata-
mata untuk dikonsumsi maka pertolongan itu bersifat sementara. Tetapi
kalau diberikan untuk membantu yang bersangkutan untuk produksi
atau usaha, maka pertolongan itu akan sangat membantu yang
bersangkutan untuk keluar dari garis kemiskinan. 91
BAZNAS memiliki 5 program unggulan, beliaupun menjelaskan:
“Program kita ada 5, pertama Tanjung Jabung Timur Religius
membantu guru mengaji atau guru agama yang ada dipondok
pesantren yang selama ini tidak mendapat bantuan kita membantu 9
pondok pesantren masing-masing 10 juta satu tahun sekali kita
distribusikan sesaui dengan apa yang diusulkan oleh pondok pesantren,
program unggulan yaitu satu desa satu hafiz al quran kita punya 70
desa 20 kelurahan 11 kecamatan mulai 2017 kita sudah satu orang
perkecamatan untuk dibina menjadi para penghafal al-quran yang
ditanggung oleh BAZNAS pertama, uang makan kedua uang sakunya
kemudian pakaiannya sholat ,al-quran ,menggaji guru penghafal , guru
tilawah, guru ilmu tentang ilmu- ilmu yang lain, tentang fiqih ilmu
91Anggun Sukmawati, “Peran Pengelolaan Zakat Dalam Penyaluran Dana Zakat Pada
BAZNAS Kaupaten Tanggerang Banten”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah (2016), hlm. 48.
62
shoroknya , yang di tanggung oleh PEMDA adalah tempat tu
kerjasama dengan pemerintah setempat dan PEMDA punya pesantren
namanya Nur Addarajad guru pembina ini yang kita pakai anaknya di
didik disitu tahun depan kita tambah kita target mereka setiap 3 tahun
khatam kemudian ada kiyai yang kita bayar untuk membina di LP
karena LP mereka orang-orang yang sudah terpuruk yang dipenjara
kemudian kita berharap mereka keluar menjadi orang yang baik dan
diterima oleh masyarakat maka kita mengutus setiap minggu satu
orang kiyai kesana mereka ada penceramah khotbah mereka sholat
jumat mereka dialog.92
Tanjung Jabung Timur Sehat biaya pengobatan bagi warga yang tidak
mampu yang tidak terkaver oleh pemerintah, PEMDA ada bantuan
pengobatan tetapi yang masih kurang itu pendampingan 1,5 untuk
biaya pendampingan , fisabilitas bantu pengobatan modal usaha ada
juga yang cacat tidak punya kaki kita belikan kaki palsu 9 juta lebih
sudah bantu 2, kursi roda dan fasilitas kesehatan lainnya.93
Tanjung Jabung Timur Cerdas beasiswa untuk SLTP sederajat 300.000
per orang masing masing Kecamatan 20 orang untuk SLTA sederajat
50.000 untuk 20 orang perguruan tinggi perkecamatan 1 juta 1 orang,
bantuan biaya bagi anak -anak yang terancam putus sekolah.94
Tanjung Jabung Timur Sejahtra adalah modal usaha bagi pedangang
kecil ada bentuk uang, barang, untuk menjaga mereka agar tidak
meminjam pada rintenir.95
Tanjung Jabung Timur Peduli adalah kemanusiaan bencana alam,
kebakaran, angin puting beliung dll,kemudian konsumtif mereka yang
tidak punya keluarga butuh makan dan lain-lain.96
Bagi para mustahik untuk mendapat zakat, beliau menjelaskan
sebagai berikut:
“Bisa langsung ke BAZNAS, melalui Kecamatan, melalui Pemerintah
yang merekomendasikan dengan melampirkan KTP, KK, Surat
Keterangannya, foto yang diperlukan”.97
92
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 93
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 94
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 95
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018 96
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02Juli 2018 97
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Arsuatman Arsya pada tanggal 02 Juli 2018
63
Adapun langkah dalam pemdayagunaan zakat, yaitu sebagai
berikut:
“Inovasi pertama Bidang Ekonomi kita memberikan modal usaha agar
zakat itu tidak habis dimakan tapi ba