31
1. Pengertian Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. Desa Siaga ini adalah proses pembangkitan peran serta masyarakat melalui penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat. Proses yang dilaksanakan pada dasarnya adalah bagaimana memfasilitasi masyarakat menjalani proses pembelajaran melalui siklus pemecahan masalah yang terorganisasi dengan tahapan- tahapan. Diantaranya mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, sumber daya untuk mengatasi masalah, diagnosis masalah, merumuskan alternatif pemecahan masalah, memantau dan mengevaluasi kegiatan, analisis hambatan dan mengatasi hambatan serta membina kelestarian upaya positif yang telah dilakukan. Ada pun beberapa indikator Desa Siaga meliputi forum masyarakat desa, ada sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, ada sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis masyarakat, sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawat daruratan dan bencna berbasis masyarakat. Selain itu, upaya mewujudkan lingkungan sehat dan upaya menciptakan dan terwujudnya Keluarga Sadar Gizi. 2. Dasar Hukum Desa Siaga 1

Pengertian Desa Siaga 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengertian Desa Siaga

Citation preview

Page 1: Pengertian Desa Siaga 2

1. Pengertian Desa Siaga

Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk

mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan

kesehatan) secara mandiri. Desa Siaga ini adalah proses pembangkitan peran serta

masyarakat melalui penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat.  Proses yang

dilaksanakan pada dasarnya adalah bagaimana memfasilitasi masyarakat menjalani proses

pembelajaran melalui siklus pemecahan masalah yang terorganisasi dengan tahapan-

tahapan.

Diantaranya mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, sumber daya untuk mengatasi

masalah, diagnosis masalah, merumuskan alternatif pemecahan masalah, memantau dan

mengevaluasi kegiatan, analisis hambatan dan mengatasi hambatan serta membina

kelestarian upaya positif yang telah dilakukan.

Ada pun beberapa indikator Desa Siaga meliputi forum masyarakat desa, ada sarana dan

fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, ada sistem pengamatan penyakit dan

faktor risiko berbasis masyarakat, sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawat daruratan

dan bencna berbasis masyarakat. Selain itu, upaya mewujudkan lingkungan sehat dan upaya

menciptakan dan terwujudnya Keluarga Sadar Gizi.

2. Dasar Hukum Desa Siaga

PP No. 7 tahun 2005 (RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)). Pembangunan

Sumberdaya Kesehatan yang merupakan bagian dari Pembangunan Kesehatan (SDK),

tercantum dalam Bab 28. Sasaran yang dicapai Pembangunan Kesehatan adalah :

1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.

2. Menurunnya angka kematian bayi 45 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup.

3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000

kelahiran hidup.

4. Menurunnya prevalensi gizi kurang anak balita dari 25,8 % menjadi 20 %.

1

Page 2: Pengertian Desa Siaga 2

3. Tujuan desa siaga

a. Tujuan umum :

Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah

– masalah kesehatan ( bencana dan kegawatdaruratan kesehatan di desanya)

b. Tujuan Khusus :

a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya

kesehatan dan melaksanakan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

b) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan.

c) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan

bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit

d) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa

4. Sasaran Pengembangan Desa Siaga

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup

sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan

keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku

tersebut, seperti tokoh masyarakat. Termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan

pemuda, kader serta petugas kesehatan.

3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-

undangan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, seperti Kepala Desa, Camat, para

pejabat terkait, LSM, swasta, para donator, dan pemangku kepentingan lainnya.

2

Page 3: Pengertian Desa Siaga 2

5. Kriteria desa siaga

Desa siaga dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan sarana seperti pos kesehatan

desa (poskesdes), pos pelayanan terpadu (posyandu), pos kesahatan pesantren (poskestren),

dan pos kesehatan kerja.

Kriteria desa siaga setidaknya harus memilki satu pos kesehatan desa. poskesdes

merupaka suatu upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat yang melaksanakan

kegiatan minimal :

1. Pengamatan epidemiologi penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar

biasa serta factor-faktor resikonya.

2. Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa

serta kekurangan gizi.

3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.

4. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetisinya.

5. Begitu juga dengan kegiatan lainnya seperti promosi kesehatan tentang kadar gizi dan

perilaku hidup sehat, penyehatan lingkungan dan program pengembangan kesehatan

lainnya.

Sumberdaya pos kesehatan desa

Poskesdes minimal memiliki satu orang bidan dan dua orang kader serta memilki

sarana bangunan fisik, perlengkapan, peralatan, dan sarana komunikasi pada

masyarakat desa serta komunikasi pada puskesmas stempat.

Jika dalam suatu desa tidak mampu menyediakan sarana fisik untuk berdirinya

pos kesehatan desa maka beberapa usaha alternatip yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Polindes yang dikembangkan menjadi poskesdes

2. Memanfaatkan bangunan lain yang sudah ada

3. Atau membangun bangunan baru dengan alternatip dana yang berasal dari

pemerintah, donator, dunia usaha, maupun dari swadaya masyarakat setempat.

3

Page 4: Pengertian Desa Siaga 2

6. Tahapan Desa Siaga

Agar sebuah desa menjadi desa siaga maka desa tersebut harus memiliki forum

desa/lembaga kemasyarakatan yang aktif dan adanya sarana atau akses pelayanan kesehatan

dasar. Dalam pengembangannya desa siaga akan meningkat menjadi 4 Kriteria Desa Siaga

yaitu :

1. Tahap Bina

Pada tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, namun telah ada

forum/lembaga kemasyarakatan desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja,

misalnya kelompok rembug desa, kelompok yasinan atau persekutuan doa, dsb.

Demikian Posyandu dan Polindesnya mingkin masih pada tahap pertama. Pembinaan

intensif dari petugas kesehatan dan petugas sektor lainnya sangat diperlikan, misalnya

dalam bentuk pendampingan saat ada pertemuan forum desa untuk meningkatkan

kinerja forum dengan pendekatan PKMD.

2. Tahap Tumbuh

Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif menjadi anggota forum untuk

mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu, demikian

juga Polindes dan Posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya. Pendampingan dari

tim kecamatan atau petugas dari sektor/LSM masih sangat diperlukan untuk

pengembangan kualitas Posyandu atau pengembangan UKBM lainnya. Hal penting

lain yang diperhatikan adalah pembinaan dari Puskesmas PONED sehingga semua

hamil bersalin nifas serta bayi yang baru lahir yang resiko tinggi dan mengalami

4

Page 5: Pengertian Desa Siaga 2

komplikasi dapat ditangani dengan baik. Disamping itu system surveilans berbasis

masyarakat juga sudah dapat berjalan, artinya masyarakat mampu mengamati

penyakit (menular dan tidak menular) serta faktor resiko di lingkungannya secara

terus menerus dan melaporkan serta memberikan informasi pada petugas kesehatan /

yang terkait.

3. Tahap Kembang

Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif dan mampu

mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan biaya berbasis

masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat menghadapi bencana dan kejadian

luar biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga dengan system pembiayaan

kesehatan berbasis masyarakat. Jika selama ini pembiayaan kesehatan oleh

masyarakat sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan,

masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem yang sederhana dan jelas

dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya tabulin. Pembinaan masih diperlukan

meskipun tidak terlalu intensif.

4. Tahap Paripurna

Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria Desa Siaga sudah terpenuhi.

Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku hidup bersih dan

sehat. Masyarakatnya sudah mandiri dan siaga tidak hanya terhadap masalah

kesehatan yang mengancam, namun juga terhadap kemungkinan musibah / bencana

non kesehatan. Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi.

7. Langkah-langkah dalam Pendekatan Pengembangann Desa Siaga

5

Page 6: Pengertian Desa Siaga 2

Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu, memfasilitasi, dan

mendampingi masyarakat unuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral

pemecahan masalah yang terorganisasinyang dilakukan oleh forum masyarakat desa

(pengorganisasian masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap-tahap sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang dapat

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah,

2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah,

3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak, merencanakan kemudian

melaksanakannya, serta

4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah

dilakukan.

Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun secara garis besar

langkah-langkah pokok yang perlu ditempuuh adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Tim Petugas

Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya

dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah memepersiapkan para petugas kesehatan

yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.

Persiapan para petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang

bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Keluaran atau output

dari langkah ini adalah para petugas yang memeahami tugas dan fungsinya, serta siap

bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku

kepentingan dan masyarakat.

6

Page 7: Pengertian Desa Siaga 2

2. Pengembangan Tim di Masyarakat

Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat,

serta masyarakat (forum masyarakat desa) agar mereka mengetahui dan mau

bekerjasama dalm satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga. Dalam langkah ini

termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau

memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana

atau sumber daya lain, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat berjalan dengan

lancar. Adapun pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang bertujuan agar

mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik guna

menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga. Jadi dukungan

yang diharapkan dapart berupaa dukunggan moral, dukungan financial atau dukungan

material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka

pengembangan desa siaga. Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-0wadah

kegiatan masyarakat di bidang kesehatan kesehatan seperti forum Kesehatan Desa,

konsil Kesehtana Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga

Kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikutsertakan dalam

setiap pertemuan dan kesepakatan.

3. Survei Mawas Diri

Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community Self

Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu melakukan telaah

mawas diri untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakt

setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian, diharapkan mereka

menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di desanya, serta membangkitkan

7

Page 8: Pengertian Desa Siaga 2

niat ataau tekad untuk mencari solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai

upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu,

sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi mereka.

Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalh-maslah kesehatan serta

daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah

kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka membangun Poskesdes.

4. Musyawarah Masyarakat Desa

Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ini adalaah mencari

alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun Poskesdes

dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Disamping itu juga untuk menyusun

rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga. Inisiatif penyelenggaraan

musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung

pengembangan Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat,

tokoh-tokoh perempuan, dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat mungkin

dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa

Siaga dan kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi). Data serta temuan lain yang

diperoleh pada saat SMD disampaikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan,

data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan

untuk penentuan prioritas, serta langkah-langkah solusi untuk pembangunan

Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga.

5. Pelaksanaan Kegiatan

Secara operasional pemmbentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai

berikut :

8

Page 9: Pengertian Desa Siaga 2

a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga

Pemilihan pengurus dan kader desa siaga dilakukan melalui pertemuan khusus

para pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil

masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan

tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.

b. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga

Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang telah

ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi/pelatihan

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan pedoman

orientasi/pelatihaan yang berlaku. Materi orientasi/pelatihan mencakup kegiatan

yang akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga, yaitu

meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan pengelolaan

Poskesdes, pemmbangunan dan pengelolaan UKBM lain serta hal-hal penting

terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap Antar Jaga, Keluarga Sadar

Gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan

air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman, kegawat-daruratan sehari-hari,

kesiapsiagaan bencana, kejadian luar biasa (KLB), Pos Obat Desa (POD),

diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui

Tanaman Obat Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS), dan lain-lain.

c. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain

Dalam hal ini pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari Polindes yang

sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan

9

Page 10: Pengertian Desa Siaga 2

dalam rencana kerja alternatif lain pembangunan Poskesdes. Dengan demikian

diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan pembangunan baru

dengan fasilitas dari Pemerintah, pembangunan baru dengan bantuan dari donator,

pembangunan baru dengan swadaya masyrakat atau modifikasi bangunan lain

yang ada.

d. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga

Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah ditetapkan

sebagai Desa Siaga. Setelah desa siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan

pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu pengembangan system

surveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan

penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan penyakit

menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penngalangan dana,

pemberdayaan masyarakat menuju kadar gizi dan PHBS serta penyehatan

lingkungan. Di Poskesdes diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain

seperti Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman kepada panduan yang berlaku.

Secara berkala kegiatan desa siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang

hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Desa

Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.

e. Pembinaan dan Peningkatan

Untuk memajukan desa siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan

berbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan

melalui temu jejaring UKBM secara internal di desa sendiri dan atau temu jejaring antar

desa siaga. Upaya ini selain memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat

menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah

10

Page 11: Pengertian Desa Siaga 2

yang dihadapi bersama. Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian desa siaga adalah

keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan

upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak di drop out. Kader-kader

yang memiliki motivasi untuk memuaskan kebutuhan sosial-psikologisnya, harus diberi

kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan kader-

kader yang masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu untuk

memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian gaji/insentif atau fasilitas

agar dapat berwirausaha. Untuk dapat melihat perkembangan desa siaga, perlu dilakukan

pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga perlu

dicatat oleh kader, misalnya dalam buku Register UKBM (contohnya Sistem Informasi

Posyandu).

Peran rumah sakit

1. Menyelengarakan pelayanan kesehatan rujukan, termasuk pelayanan obstetric dan

nonatal emergenci komprenhensip (ponek)

2. Melaksanakan bimbingan teknis khususnya dalam rangka kesiapsiagaan dan

pengangulangan bencana dan kedaruratan kesehatan

3. Menyelengarakan promkes di rumah sakit dalam rangka kesiapsiagaan dan

kedaruratan kesehatan

Peran dinas kesehatan kabupaten atau kota

1. Mengembangkan komitmen dan kerja sama tingkat kabupaten atau kota

2. Merevitalisasi puskesmas dan jaringannya, khususnya dalam rangka PONED dan

pemberdayaan masyarakat

3. Merevitalisasi rumah sakit, khususnya dalam rangka PONEK

4. Merekrut atau menyediakan calaon-calon fasilitator untuk dilatih untuk menjadi

fasilitator pengembangan desa siaga (dari NAKES / LSM / PKK / PRAMUKA /

orang profesi dan lain-lain)

5. Menyelenggarakan pelatihan bagi NAKES dan kader

6. Melakukan advokasi keberbagai pihak ditingkat kabupaten atau kota dalam rangka

pengembangan desa siaga

11

Page 12: Pengertian Desa Siaga 2

7. Bersama puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi, dan bimbin gan teknis

terhadap desa siaga

8. Menyediakan anggaran dan sumberdaya lain bagi pengembangan dan pelestarian

seda siaga

Peran dinas kesehatan provinsi

Mengembangkan komitmen dan kerja sama tingkat provinsi

1. Memantu dinas kesehatan kabupaten atau kota untuk mengembangakan kemampuan

melalui pelatihan-pelatihan menajemen, petihan teknis dan cara-cara lain.

2. Membantu dinas kesehatan kabupaten atau kota mengembangkan kemampuan

puskesmas dan rumah sakit dibidang konseling, kunjungn rumah, pengorganisasian

masyarakat, dan promosi kesehatan

3. Menyelenggarakan pelatihan fasilitator pengembangan desa siaga dengan motode

kalakarya

4. Melakukan advokasi keberbagi pihak tingkat provinsi

5. Bersama dinas kesehatan kabupaten atau kota melakukan pemantauan, evaluasi, dan

bimbingan teknis terhadap desaa siaga

6. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desa siaga

Peran departemen kesehatan

1. Menyusun konsep, pedoman, dan petunjuk teknis dalam rangka pengembangan desa

siaga

2. Memfasilitasi revitalisasi dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit, posyandu, dan

UKBM_UKBM lainnya

3. Memfasilitasi pembangunan poskesdes dan pengembangan desa siaga

4. Memfasilitasi pengembangan system survailens, system informasi atau pelaporan,

system kesiapsiagaan, dan penaggulangan bencana serta kegawatdaruratan kesehatan

berbasis masyarakat

5. Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan didesa

6. Membuat modu-modul pelatihan

12

Page 13: Pengertian Desa Siaga 2

7. Menyelenggarakan pelatihan untuk pelatih

8. Menyediakan dana dan dukungan dan sumberdaya lain

9. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi

Peran pejabat-pejabat PEMDA

1. Memmberikan dukungan kebijakan, sarana, dan dana untuk pengembangan desa siaga

2. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan

PUSKESDES/PUSKESMAS/PUSTU dan berbagai UKBM yang ada (POSYANDU,

DLL)

3. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam

penyelenggaraan desa siaga dan UKBM yang ada.

4. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan-kegiatan desa siaga secara

teratur dan lestari.

Peran tokoh-tokoh masyarakat

1. Menggali sumber daya untuk kelangsungan desa siaga

2. Menaungi dan membina kegiatan-kegiatan desa siaga

3. Menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan desa siaga

Peran Tim Penggerak PKK

1. Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan UKBM di desa siaga

(POSYANDU, DLL)

2. Menggerakan kader untuk mengelola dan menyelenggarakan UKBM yang ada

3. Menggerakan masyarakat untuk memanfaatkan UKBM yang ada

4. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meciptakan kadar gizi san

PHBS

Peran Masyarakat/LSM/Dunia Usaha

1. Memberikan dukungan dana dan sarana untuk pengembangan dan penyelenggaraan

desa siaga

13

Page 14: Pengertian Desa Siaga 2

2. Berperan aktif dalam penyelenggaraan desa siaga

Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga

a. Indikator masukan (input) :

1. Ada/tidaknya forum masyarakat desa

2. Ada/tidaknya PUSKESDES dan sarananya

3. Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan)

4. Ada/tidaknya UKBM lain

b. Indikator proses(process) :

1. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa

2. Berfungsi atau tidaknya PUSKESDES

3. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada

4. Berfungsi/tidaknya sistem kesiasiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan

bencana

5. Berfungsi/tidaknya sistem suveilans (pengamatan dan pelaporan)

6. Ada/tidaknya kunjungan rumah kadarzi dah PHBS(oleh Nakes dan atau Kader)

c. Indikator Keluaran (Output) :

1. Cakupan pelayanan kesehatan PUSKESDES

Cakupan pelayanan UKBM-UKBM yang ada

2. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan kejadian luar biasa (KLB) yang dilaporkan

atau di atasi

3. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kaderzi dan PHBS

d. Indikator dampak (Outcome) :

1. Jumlah yang menderita sakit(kesakitan kasar)

2. Jumlah yang menderita gangguan jiwa

3. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia

4. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia

5. Jumlah balita dan gizi buruk

14

Page 15: Pengertian Desa Siaga 2

Koordinator Pengembangan Desa Siaga

1. Bidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat adalah Pusat Promosi Kesehatan

Departemen Kesehatan

2. Bidang Pengembangan PUSKESDES adalah Direktorat Kesehatan Komuitas, Ditjen

BINKESMAS

3. Bidang Surveilans berbasis masyarakat adalah Direktorat Surveilans dan Epmika,

Ditjen YANMEDIK

4. Bidang pengembangan Kesehatan Lingkungan adalah Direktorat Penyehatan

Lingkungan, Ditjen, P2PL

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga dan Petunjuk Teknis-Teknisnya

Pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga adalah :

1. Petunjuk teknis dan pemberdayaan masyarakat

2. Petunjuk teknis PUSKESDES

3. Petunjuk teknis surveilans di desa

4. Petunjuk teknis kesiapsiagaan dan kegawatdaruratan di desa

5. Petunjuk teknis penyehatan lingkungan desa

Kegiatan yang dilaksanakan

1. Pemetaan desa dengan POLINDES aktif ( Terdapat tenaga bidannya)

2. Pelatihan Utama (Utamanya Safe community)

3. Pelatihan Kader (minimal 2 per PUSKESDES)

4. Pengadaan Peralatan tambahan

5. Penyediaan biaya operasional PUSKESDES Rp.100.000/PUSKESDES/bulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan desa siaga

Ada 5 kunci keberhasilan yang mempengaruhi berhasil tidaknya program Desa Siaga

yang patut dipahami yaitu :

15

Page 16: Pengertian Desa Siaga 2

1) Pentingnya sebuah paradigma pembangunan kesehatan yang menjadi landasan

berpikir dalam bertindak. Pentingnya sebuah paradigma dalam proses pembangunan

kesehatan, dikemukakan oleh AL Slamet Riyadi (1984) dalam bukunya “Sistem

Kesehatan Nasional; Dalam Tinjauan Ilmu Kesehatan Masyarakat“ menyebutkan

‘sebuah sistem dalam proses pembangunan, tidak akan berjalan mulus apabila tidak

ada pendekatan filosofis atau paradigma yang memayunginya’. Sementara Thomas

Kuhn dalam bukunya “The Structure of Scientific Revolutions”, menyatakan bahwa

hampir pada setiap terobosan baru perlu didahului dengan perubahan paradigma untuk

memecahkan atau merubah kebiasaan dan cara berpikir lama. Dengan kata lain ‘suatu

sistem tanpa paradigma ibaratnya, setumpuk kertas tanpa makna’. Sejatinya

pemerintah telah mengenalkan paradigma baru dalam pembangunan kesehatan yaitu

Paradigma Sehat (Kompas,16/9/98). Dengan Paradigma Sehat, menunjukanupaya

pemerintah melakukan reorientasi pembangunan kesehatan. Penanganan kesehatan

penduduk dititikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa (shaping the health

nations) dan bukan sekedar penyembuhan penyakit, namun termasuk pencegahan

penyakit, perlindungan keselamatan, dan promosi kesehatan. Hal itu menyadarkan

kepada kita bahwa membina kesehatan bangsa atau menciptakan bangsa yang sehat,

cerdas, trampil, tidak bisa dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan saja. Namun

hingga saat ini, agaknya perubahan paradigma (paradigm shift) tersebut masih belum

dipahami semua pihak, bahkan dari kalangan kesehatan sendiri juga masih belum satu

suara. Salah satu penyebabnya karena masih kuatnya dominasi kelompok status quo,

yang sulit melakukan perubahan dalam pembangunan kesehatan. Berbagai program

kesehatan yang dikeluarkan masih saja dengan pendekatan medis kuratif yang bersifat

reaktif dan berorientasi jangka pendek.

2) Saat ini jamannya otonomi daerah, dimana daerah (kabupaten/kota) memegang

kewenangan penuh terhadap bidang kesehatan. Sehingga dukungan dan peran

pemerintah daerah (eksekutif dan DPRD) sangat dominan terhadap jalan tidaknya

sebuah program kesehatan masyarakat, termasuk Desa Siaga. Ironisnya, saat ini justru

semakin banyak persoalan kesehatan yang muncul di berbagai daerah, mulai busung

lapar, merebaknya penyakit infeksi seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, TBC

16

Page 17: Pengertian Desa Siaga 2

dll. Disinyalir salah satu penyebabnya adalah kekurang pedulianpemkot/kab terhadap

program kesehatan yang ada, mereka sibuk menyusun anggaran untuk kepentingannya

sendiri.

3) Berjalannya program Desa Siaga, juga ditentukan oleh pelaksanaan puskesmas dan

posyandu yang lebih dulu ada. Saat ini, pemerintah mengkampanyekan ‘revitalisasi

puskesmas’ dan ‘revitalisasi posyandu’. Ironisnya, revitalisasi puskesmas dan

posyandu hanya diartikan dengan pemenuhan fasilitas sarana. Padahal bila merujuk

dari fungsi dan peran puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan di kecamatan, menumbuhkan pemberdayaan masyarakat dan keluarga di

bidang kesehatan masyarakat. Maka sudah seharusnya revitalisasi diarahkan pada

bagaimana agar peran dan fungsi tersebut berjalan optimal. Tidak seperti yang

terjadi saat ini, puskesmas justru dijadikan Pusat ‘Kesakitan’ Masyarakat, dengan

menitikberatkan pada fungsi pengobatan. Keberadaan “Desa Siaga” hanya akan

mengulang cerita masa lalu, bila hanya diorientasikan dengan pemenuhan

medis/kuratif saja.

4) Keterlibatan aktif dari para stakeholder dan masyarakat secara luas.; Selama ini, kita

terbiasa dengan keterlibatan masyarakat secara semu yang lebih

berkonotasi ‘kepatuhan’ daripada ‘partisipasi spontan’. Sering kita temui elemen

masyarakat yang aktif adalah yang terikat dengan organisasi formal dan semi formal

yang bersifat hirarkis. Akibatnya, kader yang aktif di dominasi oleh para kelompok elit

yang mempunyai relasi jabatan dalam organisasi di kampung. Para ibu RT beserta

perangkatnya banyak bertindak sebagai kader. Kedepan partisipasi masyarakat

tidaklah harus orang yang terlibat dalam lingkaran perangkat desa/kampong (petinggi).

Seluruh warga perlu diberi akses yang luas dan sama untuk berperan dalam kegiatan

posyandu. Selama mereka mempunyai komitmen untuk aktif dalam Desa Siaga, harus

diberi kesempatan.

5) Satu hal yang terpenting juga adalah peran Departemen Kesehatan dan Dinas

Kesehatan yang perlu direvitalisasi. Saat ini, keberadaan Depkes dan Dinas

Kesehatan masuk dalam koordinasi bidang kesejahteraan rakyat (Kesra). Implikasinya

sangat besar, keberadaan Depkes/Dinkes hanya dibutuhkan pada saat pembicaraan

17

Page 18: Pengertian Desa Siaga 2

tentang wabah, bencana, dan segala hal yang terkait dengan ‘pengobatan dan

pemulihan saja.

Pengembangan desa siaga di Indonesia

Menurut rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyerukan

dikembangkan Desa Siaga di seluruh Wilayah Indonesia pada Desember 2006 di Kab.

Lumajang Jawa Timur menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-

42. Dipilihnya Kab. Lumajang sebagai tempat diselenggarakan puncak peringatan HKN,

karena Lumajang telah berhasil mempelopori berkembangnya Desa Siaga melalui

Gerakan Mambangun Masyarakat Desa (Gerbangmas). Demikian Menteri Kesehatan Dr.

Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) pada apel bendera memperingati HKN ke-42 tanggal 13

November 2006 di halaman upacara Depkes Jakarta yang diikuti pejabat dan karyawan

Depkes RI.

Menkes menambahkan, pada saat itu juga akan diresmikan terbentuknya Regionalisasi

Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana di 9 provinsi yaitu

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimanten

Selatan, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Pembentukan pusat-pusat bantuan ini

akan sangat mendukung pengembangan Desa Siaga, karena mereka akan dapat berperan

sebagai rujukan dan bantuan bagi masyarakat desa.

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,

bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi

desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes).

Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar

bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes),

Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain.

Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes

memiliki kegiatan :

18

Page 19: Pengertian Desa Siaga 2

1. Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular

yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan faktor resikonya

termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.

2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi

menimbulkan KLB serta factor resikonya termasuk kurang gizi.

3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan.

4. Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.

5. Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau

revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam melaksanakan

kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga

kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang

kader.

Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan

peralatan kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir.

Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif

yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan

bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta

membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah),

donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

Gerbangmas merupakan inovasi dan kreativitas pengembangan Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu) oleh Kader-kader PKK setelah Tim Penggerak PKK Kab.

Lumajang memperoleh penghargaan Menteri Kesehatan pada tahun 2004.

19

Page 20: Pengertian Desa Siaga 2

Pengembangan Posyandu yang bermula pada kesehatan, kemudian diperluas ke

berbagai aspek kehidupan dengan mengajak sektor terkait dan masyarakat, tidak

terkecuali dunia usaha masuk kedalam Gerbangmas. Sehingga terjadilah percepatan

pembangunan sarana masyarakat seperti air bersih, jamban keluarga, dan lain-lain

dengan fasilitasi berbagai sektor, maka muncullah koperasi jamban, dan usaha

produktifi lainnya sehingga menaikkan status ekonomi masyarakat desa.

Konsep Gerbangmas telah mengantarkan pengembangan desa-desa yang semula

bernuansa kesehatan sekarang menjadi desa-desa sejahtera dengan membangun

berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menurut Menkes, pada peringatan HKN ke-42, diupayakan pula untuk

mempercepat gerakan pembangunan masyarakat desa melalui penggerakan para santri

di pondok-pondok pesantren guna membangun Pensatren Sehat yang dimotori oleh

Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan Musholla Sehat. Presiden RI telah

memberikan dana stimulan kepada 200 Pondok Pesantren di Jawa Timur untuk

pembangunan Poskestren. Sedangkan Menteri Kesehatan telah mendorong gerakan

pembangunan masyarakat dengan memberikan stimulan untuk sejumlah Musholla di

Jawa Timur sehingga menjadi musholla sehat. Pemberian stimulan untuk Poskestren

dan Musholla sehat ini akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dan

diperluas ke provinsi-provinsi lain.

20