Upload
mudi-yono
View
186
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGERTIAN KARIKATUR Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut, biasanya objek tersebut adalah waja manusia. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis.
Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.
Dalam membuat karikatur, karikaturis melakukan observasi untuk menentukan ciri khas yang membuat subjeknya berbeda dari orang lain, dan melebih-lebihkan ciri tersebut. Untuk itu, karikaturis membandingkan wajah subjeknya dengan wajah orang rata-rata, dan melebih-lebihkan perbedaannya. Misalnya, jika subjek karikatur memiliki hidung yang lebih panjang dibandingkan orang rata-rata, gambaran hidung subjek tersebut di karikaturnya akan jauh lebih panjang. Namun demikian, bagaimana ciri khas tersebut dilebih-lebihkan sering bergantung pada gaya menggambar masing-masing karikaturis.
Penggunaan karikatur dalam pengenalan wajah dan persepsi wajah telah ditelaah dalam bidang psikologi kognitif, persepsi visual, visi komputer, dan pengenalan pola.Penelitian menunjukkan bahwa gambar wajah yang dilebih-lebihkan—menggunakan sistem pembuat karikatur terkomputerisasi seperti yang disebutkan di atas—secara umum lebih mudah dikenali daripada foto orang tersebut. Hal ini dikenal sebagaicaricature effect (‘efek karikatur’). Penelitian juga menunjukkan adanya reverse-caricature effect (‘efek karikatur balik’), yaitu bahwa orang yang sudah pernah melihat karikatur seseorang kemudian menjadi lebih mudah mengenali foto orang tersebut. Fenomena ini diduga disebabkan oleh ciri-ciri wajah yang memang berbeda dan dilebih-lebihkan dalam karikatur membuat wajah lebih mudah dikenali. Ciri-ciri wajah yang lain daripada yang lain merupakan hal penting dalam pengenalan wajah dan wajah yang memiliki ciri khusus memang lebih mudah dikenali daripada wajah yang umum.
PENGERTIAN KARIKATUR dan CARA PEMBUATANNYA PENGERTIAN KARIKATUR dan CARA PEMBUATANNYA Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut, biasanya objek tersebut adalah waja manusia. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis. Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.Dalam membuat karikatur, karikaturis melakukan observasi untuk menentukan ciri khas yang membuat subjeknya berbeda dari orang lain, dan melebih-lebihkan ciri tersebut. Untuk itu, karikaturis membandingkan wajah subjeknya dengan wajah orang rata-rata, dan melebih-lebihkan perbedaannya. Misalnya, jika subjek karikatur memiliki hidung yang lebih panjang dibandingkan orang rata-rata, gambaran hidung subjek tersebut di karikaturnya akan jauh lebih panjang. Namun demikian, bagaimana ciri khas tersebut dilebih-lebihkan sering bergantung pada gaya menggambar masing-masing karikaturis.
Sebelum kita memulai menggambar, ada kalanya kita persipkan alat-alatnya, alat-alat yang di gunakan sebagai berikut :
Pensil
Kertas
Serutan
Penghapus
Papan alas
Tisu
Gambar alat-alat yg perlu di gunakan.
(pensil)
Untuk pensil yang saya pakai di sini adalah pensil faber castell dan ukuran yang saya pakai adalahB,2B,3B,4B,5B,6B dan 7B.
(Kertas)
Kertas yang saya pakai adalah kertas hvs,untuk hasil yg lebih maksimal anda bisa memakai kertas yang khusu untuk sketch agar seni sketchnya pun lebih terlihat.
(Papan)
Pemakaian papan harus melihat dasar papan yang bersih dan halus agar hasil gambar bagus.
(Penghapus)
Usahakan hapusan yang berwarna hitam,di karenakan daya hapus yang bagus tanpa bekas contoh : BOXY,Faber-castel extra clean smooth,dll.
(Tisu)
Jenis tisu yang di pakai pun kalau bisa yang lembut,agar dapat melembutkan arsiran,jangan pakai tisu yang kasar.
(Rautan)
Rautan pun di pakai yang hasil serut nya bagus.
TAHAP - TAHAP PEMBUATAN :
1. Buatlah pola dasar tipis saja menggunakan pensil B atau 2B.
2. Buatlah pembetukan wajah (alis,mata,hidung dan rahang).
3. Koreksilah bentuk pola dasar gambar dan jika perlu sesuaikan kembali gestur tubuh dengan mimik wajah yang akan di tampilkan,dan bentuk elemen wajah (hidung).
4. Pembetukan elemen wajah (kuping,bibir,dan gigi),buat buat lah lekukan wajah nya tipis-tipis.
5. Mulai membuat pola rambut dan detailkan garis-garis di kuping tipis saja.
6. Hapus pola awal tipis saja,dan garis tipis lagi garis-garis yang terhapus,serta arsis sedikit lekukan wajahnya.
7. Gunakan tisu untuk memperhalus arsiran lekuk wajah.
8. Pendetailan wajah sedikit menggunakan pensil 4B seperti (alis,mata,gusi,bibir)
9. Lanjutkan pengarsiran tipis-tipis pada rambut.
10. Mulai membuat pendetailan wajah dengan memainkan arsiran pada setiap lekuk wajah dan memainkan seni suryalisnya atau pencahayaan.
11. Lakukan lagi arsiran mengunakan kombinasi pensil 2B,4B dan 6B untuk memperjelas gambar dan Finish!!! (CR7).
Yang ini juga simpel kan hehehehehe,sekali lagi kalo ada yang kurang mohon maaf saya di sini hanya otodidak tanpa guru,saya hanya bertujuan menshare untuk pemula seperti saya agar bisa menggambar dan menumpahi hal yang di sukai dan hobi nya. Mohon kritik dan saranya..Semoga bermanfaat buat sobat skalian :D
Akhir kata saya ucapkan, Terima Kasih.. :)
KOMIK, KARTUN, KARIKATUR Gambar sebagai salah satu bentuk komunikasi visual mengalami diferensiasi klasifikasi. Beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut bentuk-bentuk seni gambar antara lain: komik, kartun, dan karikatur. Ketiga istilah tersebut sering tercampuradukkan satu sama lain.
Kerancuan pengertian antara kartun, komik, dan karikatur timbul karena ketiga istilah tersebut sama-sama dipakai dalam bidang seni gambar dan belum memiliki batasan yang jelas dan masyarakat belum mempermasalahkan istilah-istilah tersebut secara teoritis.
Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling (terbit tahun 1996) mendefinisikan komik
sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sebelumnya, di tahun 1989, dalam
buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan sebagai “Susunan gambar dan kata-kata
untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi ide.”[1] Sedangkan Scott McCloud
mendefinisikannya dengan pengertian sebagai berikut, “Komik adalah gambar-gambar dan
lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, bertujuan untuk
memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca.”[2]
Tidak jauh berbeda dengan definisi McCloud, definisi komik seperti dikutip dari
majalah BOBO adalah gambar yang disusun berurutan dan saling berhubungan. Komik bisa
dibuat dalam satu kotak atau lebih. Komik yang dibuat lebih dari satu kotak (panel, pen.)
disebut komik strip. Ada juga yang dibuat bersambung dalam banyak kotak dan dibukukan,
disebut buku komik.[3] Dengan demikian jika didefinisikan secara sederhana, komik adalah
suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian
rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai
dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
Sedangkan istilah kartun menurut Sunarto berasal dari kata bahasa Inggris cartoon yang berarti
kertas tebal yang digunakan untuk membuat sketsa rancangan dalam
pembuatan fresco (lukisan dinding). Pada tahun 1843, balaikota London mengadakan
sayembara pembuatan cartoon untuk lukisan dinding gedungnya. Hasil karya para peserta
dipamerkan di balaikota. Saat itu Majalah satir “Punch” memuat gambar sindir karya John
Leech berjudul Cartoon No.1, memprotes gagasan Balaikota yang dianggap
pemborosan. Punch merupakan majalah satir yang menjadi media kritik kebijakan pemerintah
yang tidak sesuai aspirasi masyarakat. Sejak itu kata cartoon mulai dipakai untuk menyebut
gambar sindir. Secara sederhana, Sunarto mendefinisikan kartun sebagai “Gambar yang berisi
kritikan, cerita jenaka, atau humor. Kartun biasa digambar dalam satu panel dengan atau tidak
disertai kalimat penjelas (caption).[4]
Salah satu fungsi yang dimiliki kartun adalah untuk menyindir. Hal ini bisa disamaartikan dengan
mengkritik. Paradopo menyatakan, “Kritik dalam artinya yang paling tajam adalah penghakiman
(judgement)“.[5] Sebagai penghakiman, kritik merupakan hasil pertimbangan terhadap situasi
yang terjadi. Kartun dapat menampilkan satir dari peristiwa aktual dan ejekan terhadap
berbagai tingkah laku yang memasyarakat dan merupakan alat protes dalam bentuk banyolan.
Bonneff secara luas mengungkapkan bahwa tokoh di dalam kartun yang sama dari hari ke hari,
dari minggu ke minggu seringkali menjadi juru bicara kritik sosial atau sebaliknya, menjadi
korban dari sebuah sistem. Di tengah banyolan, tokoh yang sangat dikenal itu membentuk ciri
khas, berjuang dalam kehidupan sehari-hari yang penuh suka duka. Tokoh tersebut juga
bergerak dalam lingkungan sehari-hari, punya kenalan, kerabat, dan kenalan—bergantung pada
suasana yang ingin diciptakan kartunis.[6]
Fungsi kritik tersebutlah yang menjadikan kartun sebagai salah satu modal media massa/pers
dalam melakukan kritik terhadap situasi politik atau sosial yang sedang berkembang. Media
massa/pers yang selain memiliki fungsi menyampaikan informasi, juga berfungsi sebagai media
hiburan, media pendidikan, media propaganda, alat kontrol terhadap pemerintah atau jalannya
pemerintahan—dirujuk dengan istilah ‘anjing penjaga’ (watch dog)—dan juga sebagai alat
dokumenter sejarah kehidupan masyarakat tertentu secara sinkronis. Dalam menjalankan
fungsinya, media massa tidak hanya memproduksi berita, tetapi juga editorial, foto, iklan, dan
lain sebagainya termasuk kartun.
Berdasarkan sasaran kritik, Hidayat menggolongkan kartun menjadi tiga jenis, yaitu: 1) kartun
politis, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan politik yang sedang terjadi. Kartun
jenis ini biasa terdapat di media massa, digunakan untuk menyampaikan pandangan politis
suatu media; 2) kartun sosial, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan sosial yang
terjadi. 3) kartun moral, merupakan kartun yang digunakan untuk mengungkapkan suatu nilai
moral tertentu.[9]
Adapun ragam kartun antara lain: 1) kartun murni (gags cartoon), kartun yang dimaksudkan
sebagai gambar lucu untuk mengolok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan
atau peristiwa aktual; 2) kartun animasi, kartun yang dapat bergerak atau hidup, yang terdiri
dari susunan gambar yang direkam dan ditayangkan di televisi atau layar film, disebut juga film
kartun; 3) kartun komik, kartun yang terdiri atas kotak-kotak (panel) yang menampilkan alur
cerita; 4) kartun editorial (editorial cartoon), kartun yang menitikberatkan misinya pada kritik
dan yang merupakan visualisasi editorial/ tajuk rencana sebuah media cetak; 5) kartun politik
(political cartoon), kartun yang menitikberatkan sasarannya pada masalah-masalah politik.[10]
Kata karikatur berasal dari bahasa Italia, caricature/caricatura yang berarti memuat, istilah ini
diperkenalkan oleh Sir Thomas Browne di majalah Christian Morals pada tahun 1716.
[11] Setiawan mengemukakan, “Karikatur merupakan potret wajah yang diberi muatan lebih
sehingga anatomi wajah tersebut terkesan distortif kerena mengalami deformasi bentuk,
namun secara visual masih dapat dikenali bentuknya.”[12] Sedangkan Sudarta menyatakan,
“Karikatur merupakan deformasi berlebihan atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal,
dengan ‘mempercantiknya’ dengan penggambaran ciri khas lahiriahnya untuk tujuan
mengejek.”[13]
Secara sederhana, karikatur didefinisikan sebagai ilustrasi humor yang melebih-lebihkan atau
menyimpang dari bentuk dasar dari manusia (biasanya selebritis atau politikus) atau sesuatu
yang diidentikkan atau memungkinkan untuk diidentifikasi dengan kesamaan penggambaran.
Karikatur jika sudah diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya adalah bagian dari kartun opini.
Dengan kata lain, karikatur yang membawa pesan kritik sosial, yang muncul di setiap
penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon, yakni versi lain dari
editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga istilah komik, kartun, dan karikatur
memiliki makna yang berbeda. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-
gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa dalam beberapa panel sehingga
membentuk jalinan cerita. Dan kartun adalah gambar yang berisi sindiran, kritikan, cerita
jenaka, atau humor dan digambar dalam satu panel. Karikatur adalah kartun yang
mendeformasi bentuk lahiriah seseorang dengan tujuan tertentu.
Pendefinisian yang kerap menimbulkan kerancuan antara komik dan kartun ditolak McCloud
secara tegas. Ia mengatakan bahwa memang ada hubungan yang dekat antara komik dengan
kartun, tetapi keduanya berbeda. Komik menurut McCloud[14] merupakan pendekatan ketika
membuat film—atau sebuah gaya—sedangkan kartun adalah media yang sering menggunakan
pendekatan tersebut. Dengan kata lain, komik adalah metode dalam seni gambar, sedangkan
kartun adalah bentuk seni gambar yang menggunakan metode komik dalam penyampaiannya.
[1] Diakses dari http://groups.yahoo.com/group/pakarti/message/1126 pada tanggal 03 April
2009
[2] Scott McCloud, Understanding Comics (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002) hlm.
20.
[3] “Mengenali Jenis-jenis Gambar”, artikel dalam Majalah BOBO (Jakarta), 4 Juni 2009.
[4] Priyanto Sunarto, “Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957″
(Disertasi, Institut Teknologi Bandung), Diakses dari www.desaingrafisindonesia.files.com pada
tanggal 03 April 2009.
[5] Rahmat Djoko Pradopo, Prinsip-prinsip Kritik Sastra, (UGM Press: 1994) hlm. 10.
[6] Marcell Bonneff, op. cit, hlm. 58.
[7] Ayu Ida Savitri, “Interpretasi Strip Komik Peanuts: Peristiwa Budaya yang Berlangsung di
dalamnya”, (Tesis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, 2006) hlm. 19
[8] Marcell Bonnef, loc. cit.
[9] Agung Suharjanto, “Strategi Kesantunan Pada Kartun lagak Jakarta” (Skripsi, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok: 2006) hlm. 25
[10] Diakses dari www.geocities.com/adepepe/kartoen.html pada tanggal 10 April 2009
[11] Diakses dari http://groups.yahoo.com/group/pakarti/message/1126 pada tanggal 03 April
2009
[12]Agung Suharjanto, op. cit., hlm. 23.
[13]Alex Sobur, op. cit., hlm. 138-139.
[14] Scoot McCloud, op. cit., hlm. 21.
APA ITU KARTUN & KARIKATUR???Juni 4, 2011
Kartun (cartoon dalam Bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor dan satir.
Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.
Kartun mempunyai sisi menarik yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan media komunikasi yang lain. Ketertarikan seseorang terhadap kartun menurut penelitian Priyanto Sunarto yang berjudul Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957 disebabkan dalam mengungkapkan komentar, kartun menampilkan masalah tidak secara harfiah tetapi melalui metafora agar terungkap makna yang tersirat di balik peristiwa. Metafora merupakan pengalihan sebuah simbol (topik) ke sistem simbol lain (kendaraan). Penggabungan dua makna kata/situasi menimbulkan konflik antara persamaan dan perbedaan, hingga terjadi perluasan makna menjadi makna baru.
Kartun bisa lahir dan selalu muncul dari peristiwa-peristiwa politik yang paling menentukan nasib suatu bangsa. Namun, justru ia melukiskannya dengan sangat
ringan seraya bergurau dan memperoloknya. Ketertarikan seseorang terhadap kartun dibandingkan dengan media yang lain juga dikarenakan simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan, selain itu isi kartun di media massa menceriterakan kehidupan sehari-hari.
Jenis Kartun(1) Gag cartoon atau kartun murni, merupakan gambar kartun yang dimaksudkan hanya sekadar sebagai gambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. Kartun murni biasanya tampil menghiasi halaman-halaman khusus humor yang terdapat di surat kabar atau terbitan lainnya. Satu jaringan pembuat kartun murni yang terkenal adalah Kokkang yang karyanya banyak dimuat di berbagai terbitan.(2) Kartun editorial, merupakan kolom gambar sindiran di surat kabar yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat. Sebagai editorial visual, kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang memuatnya, sekaligus mencerminkan pula budaya komunikasi masyarakat pada masanya. Dewa Putu Wijana dalam disertasinya yang mengulas masalah aspek pragmatik dalam kartun, menyatakan bahwa kartun editorial merupakan visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah yang membincangkan masalah politik atau peristiwa aktual. Oleh karena sifatnya inilah, kartun editorial sering disebut dengan kartun politik. Contoh kartun editoial yang terkenal di Indonesia adalah Oom Pasikom di harian Kompas dan Keong di harian Sinar Harapan. Beberapa kartunis terkenal yang intens dalam pembuatan kartun editorial antara lain Sibarani, G.M. Sudarta, Pramono, Johny Hidanat, Jaya Suprana, serta Dwi Koendoro.(3) Komik, merupakan perpaduan antara seni gambar dan seni sastra. Komik terbentuk dari rangkaian gambar yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita yang pada tiap gambar terdapat balon ucapan sebagai narasi cerita dengan tokoh/karakter yang mudah dikenal. Contoh komik kartun yang populer pada saat ini adalah komik buatan Jepang. Komik Jepang tidak hanya menampilkan cerita anak, tetapi juga drama percintaan yang romantis. Komik buatan Jepang saat ini tengah merajai industri perkomikan di Indonesia. Mulai dari cerita yang lucu seperi Doraemon, Crayon Shinchan, Kobo Chan, cerita laga, seperti Kungfu Boy, Dragon Ball, sampai cerita yang berbau romantis. Namun demikian, Indonesia juga memiliki komik-komik buatan dalam negeri yang tidak kalah kualitasnya, baik dari segi grafis maupun cerita. Beberapa dekade lalu, komik Panji Tengkorak karya Hans Jaladara, ataupun Bende Mataram, Gundala, sampai cerita Mahabarata pernah menghiasi dunia perkomikan di Indonesia. Pada saat ini perkembangan komik lokal cenderung tidak sehebat komik buatan Jepang. Komik-komik lokal tersebut masih tetap bertahan pada terbitan secara bersambung di koran-koran atau majalah.(4) Karikatur, merupakan perkembangan kartun politik, yaitu gambar lucu yang menyimpang dan bersifat satir atau menyindir, baik terhadap orang atau tindakannya. Ciri khas karikatur adalah deformasi atau distorsi wajah dan bentuk fisik, dan biasanya manusia adalah yang dijadikan sasaran agresi. Toety Heraty Noerhadi dalam tulisannya berjudul Kartun dan Karikatur sebagai Wahana Kritik Sosial menyatakan bahwa karikatur merupakan gambaran yang diadaptasi dari realitas, tokoh-tokoh yang
digambarkan adalah tokoh-tokoh bukan fiktif yang ditiru lewat pemiuhan (distortion) untuk memberikan persepsi tertentu terhadap pembaca. Ia menambahkan bahwa perbedaan kartun dan karikatur terletak pada hal ini, yaitu tokoh yang digambarkan antara kartun dan karikatur berbeda. Apabila tokoh kartun bersifat fiktif, maka tokoh dalam karikatur bersifat tiruan dari tokoh nyata yang telah melalui tahap pemiuhan. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi juga terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak disampaikan dalam kartun kepada masyarakat mudah untuk diterima.
Tujuan Kartun(1) Kartun yang semata-mata sebagai hiburan antara lain gag cartoon dan komik(2) Kartun yang bertujuan menyampaikan pesan kepada para penikmatnya, baik pesan politik, sosial, ataupun pendidikan. Misalnya adalah kartun yang ada di surat kabar, khususnya kartun editorial, karikatur, dan beberapa komik strip. Kartun yang ada di surat kabar atau terbitan lainnya merupakan salah satu bentuk kartun yang memiliki karakteristik sebagai media yang tidak hanya menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual.
Keabadian dari kartun disebabkan kartun senantiasa tampil sebagai sebuah media yang bersahaja. Ia bisa dibaca oleh siapa saja, dari segala umur dan kalangan, dan yang paling penting adalah sifatnya yang menarik dan menghibur.***Sumber : http://jurnalista263.wordpress.com
vignette adalah gambar ilustrasi berbentuk dekoratif yg berfungsi sebagai pengisi bidang kosong pada krtas narasi. ilustrasi karya sastra adalah sebuah gambar ilustrasi yg bertujuan utk memberikan penguatan dan mempertegas isi atau narasi pd materinya