18
A. Pengertian Pemerintahan Pemerintah (Government) secara etimologis berasal dari kata Yunani, Kubernan atau nakoda kapal. Artinya, menatap ke depan. Lalu “memerintah” berarti melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara. Ada dua pengertian tentang pemerintahan, yaitu : 1. Pemerintahan dalam arti yang luas. Pemerintahan adalah perbutan memerintah yang dilakukan oleh badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam mencapai tujuan negra. 2. Pemerintahan dalam arti yang sempit Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan badan eksekutif beserta jajarannya dalam mencapai tujuan negara. Menurut Utrecht ada 3 penegertian : 1. Pemerintahan adalah gabungan dari semua badan kenegaraan yang memeiliki kekuasaan untuk memerintah ( legislative, eksekutif, yudikatif ). 2. Pemerintahan adalah gabungan badan - badan kenegaraan tertinggi yang memeiliki kekuasaan memerintah ( presiden, raja). 3. Pemerintah dalam arti kepala negara (presiden) bersama kabinetnya. B. Lembaga-Lembaga Pemerintahan di Indonesia

Pengertian Pemerintahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengertian Pemerintahan

A. Pengertian Pemerintahan

Pemerintah (Government) secara etimologis berasal dari kata

Yunani, Kubernan atau nakoda kapal. Artinya, menatap ke depan. Lalu “memerintah”

berarti melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk

mencapai tujuan masyarakat Negara. 

Ada dua pengertian tentang pemerintahan, yaitu :

1. Pemerintahan dalam arti yang luas.

Pemerintahan adalah perbutan memerintah yang dilakukan oleh badan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam mencapai tujuan negra.

2. Pemerintahan dalam arti yang sempit

Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan badan eksekutif beserta

jajarannya dalam mencapai tujuan negara.

Menurut Utrecht ada 3 penegertian :

1. Pemerintahan adalah gabungan dari semua badan kenegaraan yang memeiliki

kekuasaan untuk memerintah ( legislative, eksekutif, yudikatif  ).

2. Pemerintahan adalah gabungan badan - badan kenegaraan tertinggi yang memeiliki

kekuasaan memerintah ( presiden, raja).

3. Pemerintah dalam arti kepala negara (presiden) bersama kabinetnya.

B. Lembaga-Lembaga Pemerintahan di Indonesia

Page 2: Pengertian Pemerintahan

Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias

politika. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang

memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu : 

1. Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif

adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

2. Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Bidang eksekutif

adalah presiden dan wakil presiden beserta menteri-menteri yang membantunya.

3. Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur

yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD'45, fungsi,

tugas dan wewenangnya :

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 

Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan

wewenang sebagai berikut :

a. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar.

b. Melantik presiden dan wakil presiden.

c. Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut

undang-undang dasar.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak

berikut ini:

a. Mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar.

b. Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.

c. Memilih dan dipilih.

Page 3: Pengertian Pemerintahan

d. Membela diri.

e. Imunitas.

f. Protokoler.

g. Keuangan dan administratif.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:

a. Jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang.

b. Jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak-

banyak 100 orang

c. Jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-

banyaknya 50 orang.

Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini :

a. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-

undang.

b. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk

menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

c. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan

pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang

DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut :

a. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah

mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak

luas bagi kehidupan masyarakat.

b. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu

kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan.

c. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat

terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang

terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau

sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk

memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja

sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.

3. Dewan Perwakilan Daerah

Page 4: Pengertian Pemerintahan

Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain

sebagai berikut.

a. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan

pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.

b. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,

hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta

penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.

c. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan

undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.

d. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-

undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah,

pajak, pendidikan, dan agama.

4. Presiden dan Wakil Presiden

Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu

presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Sebagai seorang

kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat.

b. Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di

ngara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota

negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili negara

Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.

c. Menerima duta dari negara lain

d. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga

negara Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan

nama baik Indonesia.

Page 5: Pengertian Pemerintahan

Wewenang, hak dan kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan,

diantaranya:

a. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar

b. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR

c. Menetapkan peraturan pemerintah

d. Memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-

Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada

Nusa dan Bangsa.

e. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan

Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala

negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah

pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara

tidak sah atau dilanggar kehormatannya.

f. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh

negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi

adalah pembatalan tuntutan pidana.

Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden

juga merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti

ini, presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara

lain dengan persetujuan DPR.

b. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.

c. Menyatakan keadaan bahaya.

5. Mahkamah Agung

Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:

a. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan

perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang,

dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

b. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.

c. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

Page 6: Pengertian Pemerintahan

6. Mahkamah Konstitusi

Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi

berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat

final.

7. Komisi Yudisial

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut

ini:

a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung.

b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku

hakim.

8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan

Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan

keuangan negara.

Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai

dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK

dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh

presiden.  

C. Penyalahgunaan Wewenang

1. Pengertian Kewenangan

Kewenangan atau wewenang adalah kekuasaan hukum, hak untuk

memerintah atau bertindak, hak atau kekuasaan pejabat publik untuk mematuhi

aturan hukum dalam lingkup melaksanakan kewajiban public. Perihal kewenangan

tidak terlepas dari Hukum Tata Negara dan Hukum.

Pembagian kekuasaan dalam negara terdiri atau pembagian horizontal yang

meliputi : kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, dan vertikal terdiri atas

pemerintah pusat dan daerah. Untuk Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar

Page 7: Pengertian Pemerintahan

1945 tentang Pembagian Kekuasaan yang terdiri dari kekuasaan legislatif, eksekutif,

dan yudikatif. Pemberian wewenang tersebut dapat dilihat dalam Pasal 4, Pasal 5,

Pasal 17, Pasal 18 dengan amandir Pasal 18 A dan Pasal 18 B, Pasal 19, Pasal 20

yang diamandar dengan Pasal 20 A, dan Pasal 24 yang diamandar dengan Pasal 24

A, Pasal 24 B, dan Pasal 24 C.

Tatiek Sri Djatmiati dalam disertasinya menguraikan hubungan antara

hukum administrasi dengan kewenangan. Hukum administrasi atau hukum tata

pemerintahan (“administratiefrecht” atau “bestuursrecht”) berisikan norma-norma

hukum pemerintahan. Norma-norma pemerintahan tersebut menjadi parameter yang

dipakai dalam penggunaan kewenangan yang dilakukan oleh badan-badan

pemerintah. Adapun parameter yang dipakai dalam penggunaan wewenang itu

adalah kepatuhan hukum ataupun ketidakpatuhan hukum (“improper legal” or

“improper illegal”), sehingga apabila terjadi penggunaan kewenangan dilakukan

secara “improper illegal”maka badan pemerintah yang berwenang tersebut harus

mempertanggung jawabkan. Hukum administrasi hakikatnya berhubungan dengan

kewenangan publik dan cara-cara pengujian kewenangannya, juga hukum mengenai

kontrol terhadap kewenangan tersebut.

2. Penyalahgunaan Wewenang

Kekuasaan merupakan kuasa untuk mengurus, kuasa untuk memerintah,

kemampuan, kesanggupan kemampuan orang atau golongan untuk menguasai orang

atau golongan lain, fungsi menciptakan dan memanfaatkan keadilan serta mencegah

pelanggaran keadilan.

Namun didalam kekuasaan tersebut banyak disalahgunakan untuk mencari

kekayaan. Sehingga banyak penguasa mencari kekayaan tersebut dengan berbagai

cara termasuk menggunakan kekuasaan yang telah di amanahkan rakyat kepadanya.

Banyak penguasa yang menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan peribadi

sehingga HAM rakyat rela dikorbankan. Banyaknya kasus-kasus penyalahgunaan

kekuasaan seperti korupsi, mafia hukum, pengelapan sehingga membutuhkan 

hukum pidana untuk mengatur masalah penyalahgunaan kekuasaan, dan

menghindari jatuhnya korban akibat penyalahgunaan kekuasaan tersebut.

Secara umum, fungsi hukum acara pidana adalah untuk membatasi

kekuasaan negara dalam bertindak serta melaksanakan hukum pidana materiil.

Ketentuan-ketentuan dalam Hukum Acara Pidana dimaksudkan untuk melindungi

para tersangka dan terdakwa dari tindakan yang sewenang-wenang aparat penegak

Page 8: Pengertian Pemerintahan

hukum dan pengadilan. Pada sisi lain, hukum juga memberikan kewenangan tertentu

kepada negara melalui aparat penegak hukumnya untuk melakukan tindakan yang

dapat mengurangi hak asasi warganya. Hukum acara pidana juga merupakan sumber

kewenangan bagi aparat penegak hukum dan hakim serta pihak lain yang terlibat

(penasehat hukum). Permasalah yang muncul adalah “penggunaan kewenangan yang

tidak benar atau terlalu jauh oleh aparat penegak hukum”. Penyalahgunaan

kewenangan dalam sistem peradilan pidana yang berdampak pada terampasnya hak-

hak asasi warga negara merupakan bentuk kegagalan negara dalam mewujudkan

negara hukum.

3. Macam-macam penyalahgunaan wewenang

Penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dilakukan oleh para penguasa

atau orang yang memiliki kekuasaan dapat pula meningkatkan angka statistik

kejahatan yang dialami korban. Kekuasaan pemerintahan yang sewenang-wenang

melanggar HAM rakyat masih banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat dan

ketatanegaraan. Pelanggaran hukum yang dilakukan oleh penguasa terjadi dgn

adanya kesalahan kebijakan dan kekuasaan terhadap rakyatnya. Penyalahgunaan

kekuasaan yang dilakukan penguasa  berupa :

a. Pelanggaran hukum (korupsi, mafia hukum, penggelapan,  melakukan

kejahatan).

b. Pelanggaran HAM (kekerasan terhadap rakyat, pengabaian hak rakyat atau

pembiaran pelanggaran HAM)

Tindak pemerintahan yang menyalahi hukum menimbulkan korban, maka

dibutuhkan perlindungan hukum bagi rakyat. Perlindungan hukum dapat dilakukan

melalui perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif.

Pada perlindungan hukum preventif diberikan kesempatan kepada korban

untuk mengajukan keberatan atau pendapat sebelum keputusan pemerintah

mendapat bentuk definitif. Perlindungan ini bertujuan mencegah terjadi perkara

pidana.  Perlindungan hukum represif adalah melalui peradilan umum dilakukan

terhadap korban untuk memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar oleh

penguasa. Misalnya pembelaan hak rakyat oleh penagak hukum.

Upaya untuk menghindarkan diri jadi korban penyalahgunaan kekuasaan

dapat dilakukan melalui jalur legal (hukum) baik melalui KPK, SATGAS

Page 9: Pengertian Pemerintahan

PEMBERANTASAN MAFIA HUKUM, KOMNAS HAM dan pembelaan diri

secara langsung atau tidak langsung dari kemungkinan timbulnya korban dari

penyalahgunaan kekuasaan.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan yang wewenang

a. Kedudukan yang tinggi.

b. Lingkungan pekerjaan.

c. Adanya kesempatan.

d. Kebutuhan yang banyak.

e. Rekan kerja yang tidak sehat.

f. Moralitas pejabat negara yang rendah.

5. Kasus-kasus penyalahgunaan wewenang di Indonesia

Masalah penyalahgunaan wewenang ini menjadi masalah yang mengemuka,

dan menjadi tema yang hangat didiskusikan di berbagai tempat oleh berbagai

kalangan pula. Penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh para pejabat negara

menjadi isu atau masalah yang mengemuka, oleh karena di hampir semua aspek

kehidupan berbangsa dan bernegara di republik ini, tindak atau perbuatan yang

teridentifikasi sebagai penyalahgunaan wewenang ada dimana-mana, akan tetapi

pelakunya hampir tidak ditemukan sama sekali. Bahkan, sejalan dengan

perkembangan kehidupan bernegara di Indonesia ini, banyak orang yang

berpendapat bahwa penyalahgunaan wewenang telah menjadi gaya hidup di

Indonesia. Dalam hal ini kami akan membahasa beberapa kasus mengenai

penyalahgunaan wewenang oeleh para pejabat negara diantaranya :

a. Korupsi, Kolusi, Nepotisme

Korupsi merupakan tindakan pejabat publik,

baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam

tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan

kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan

keuntungan sepihak.

Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat

kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian

yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin

agar segala urusannya menjadi lancar.

Page 10: Pengertian Pemerintahan

Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan

hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya.

Contoh Kasus KKN :

1) Kasus korupsi proyek hambalang yang dilakukan oleh Nazzarudin dkk.

(kasus korupsi).

2) Kasus suap ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar (kasus kolusi)

3) Pendaftaran angkatan bersenjata yang mengedepankan dari keluarga TNI

(kasus nepotisme).

Landasan Hukum dari KKN :

1) Ketetapan MPR-RI nomor XI/MPR/1998 tanggal 13 Nopember 1998,

antara lain bahwa seseorang yang dipercaya menjabat suatu jabatan harus

mengumumkan dan bersedia diperiksa kekayaannya sebelum dan setelah

menjabat.

2) UU No.28 tahun 1999, antara lain mengatur pembentukan Komisi

Pemeriksa Kekayaan pejabat. Bahkan, diatur dalam UU tersebut,

manakala Pejabat atau anggota Komisi yang melakukan Kolusi atau

Nepotisme akan dihukum paling singkat dua tahun penjara dan denda dua

ratus juta rupiah.

3) UU No.31 tahun 1999 tentang pemberantasan Korupsi. Banyak ancaman

hukuman yang dicantumkan dalam UU ini, termasuk juga kepada

penyuap. Dari sekian banyak pasal, diatur bahwa denda maksimum adalah

satu milyar rupiah, berarti yang korupsi sekian trilyun, dendanya tidak

sampai satu per mil! Dalam UU ini juga diterapkan pembuktian terbalik

yang bersifat terbatas atau berimbang, jadi terdakwa dapat memberikan

keterangan tentang dari mana saja asal harta bendanya dan harta benda

keluarganya.

4) Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1999, yang mengatur tentang

pemeriksaan kekayaan Penyelenggara Negara (pejabat), termasuk

pembentukan Komisi Pemeriksa yang anggotanya termasuk juga wakil-

wakil masyarakat. Tata cara pemeriksaan yang diatur oleh Peraturan ini

untuk mengetahui kebenaran atas kekayaan Pejabat untuk memudahkan

pemeriksaan apabila di kemudian hari BPKP, Kepolisian, atau Kejaksaan

memerlukan pemeriksaan.

Page 11: Pengertian Pemerintahan

5) Peraturan Pemerintah No. 66, 67, 68, dan 127 tahun 1999 yang mengatur

tentang organisasi, cara kerja, pelaporan, dan hal-hal praktis lainnya dari

Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelanggara Negara.

b. Pelanggaran HAM

Contoh Kasus Pelanggaran HAM :

1) Melakukan kekerasan pada saat melakukan penyelidikan tentang kasus

tindak pidana dan perdata.

2) Anggota TNI yang bertindak sewenang-wenang terhadap masyarakat.

Landasan hukum pelanggaran HAM :

UU NO. 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA

Menimbang:

1) Bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh

ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia,

oleh penciptaNya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan

harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya.

2) Bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati

melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena

itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,

dikurangi, atau dirampas oleh siapapun.

3) Bahwa selain hak asasi, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara

manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap masyarakat secara

keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

4) Bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa

mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi

dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang

ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrumen

internasional lainnya mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh

negara Republik Indonesia.

5) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

b, c, dan d dalam rangka melaksanakan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998

tentang Hak Asasi Manusia, perlu membentuk Undang-undang tentang

Hak Asasi Manusia.

Page 12: Pengertian Pemerintahan

D. Kesimpulan

1. Penyalahgunaan wewenang dilakukan oleh para aparat pemerintahan

menyebabkan banyak kerugian kepada masyarakat dan negara baik secara

moral maupun secara material.

2. Perlu adanya sosialisasi mengenai pentingnya kontrol sosial masyarakat

terhadap prosses penyelenggaraan pemerintahan agar tidak terjadi

penyalahgunaan – penyalahgunaan wewenang seperti yang tercantum.

3. Perlu adanya hukumuan yang tegas terhadap para pelaku penyalahgunaan

wewenang sehingga tindak penyalahgunaan wewenang dapat dihilangkan dari

penyelenggaraan pemerintahan.