47
1

repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

1

Page 2: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

3

Page 3: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

4

Page 4: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya yang

senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “ PERAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN OPINI PUBLIK (Studi Deskriptif

Kualitatif Tentang Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Isu Pasca Relokasi Pasar Tradisional

Mirek di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur)”,

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi STPMD

“APMD” Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis hadapi

namun pada akhirnya penulis dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak baik secara moral dan spiritual. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang dengan ijin-Nya hingga skripsi ini bisa diselesaikan.

2. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, selaku Rektor Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

3. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M.Si., selaku ketua program studi ilmu komunikasi

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

4. Ibu Dr. Yuli Setyowati, S. IP., M.Si., selaku dosen pembimbing dan penguji yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan selama penyusunan

skripsi ini.

Page 5: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

6

5. Bapak Drs. Gatot raditya, M.Si selaku dosen penguji samping I yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menjadi penguji pada ujian skripsi ini.

6. Ibu Dra. MC. Ruswahyuningsih, MA., selaku dosen penguji samping II atas waktu

dan kesediaannya dalam menguji skripsi ini.

7. Bapak Camat Witihama dan seluruh jajarannya yang telah memberikan ijin tempat

dan membantu memberikan informasi yang diperlukan penulis dalam proses

penelitian.

8. Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Pemerinah Kabupaten Floress Timur, Provinsi

Nusa Tenggara Timur yang telah memberikan rekomendasi penelitiannya.

9. Kedua orang tua saya tercinta Alm. Harun Hade Dagan (Bapa) dan Valentina Bengan

Tokan (Mama) atas doa dan dukungannya yang tak pernah habis-habisnya.

10. Srikandi-srikandi saya, Ina Boi sek. dan Sari Dewi sek., serta ponakan-ponakan saya,

Setia Gara, Eno Dan Satria atas kepercayaan dan segala supportnya baik secara moril

maupun materilnya.

11. Istri tercinta Eci Stephani dan calon Anak saya yang selalu dan senantiasa di samping

dalam segala situasi.

12. Amma Pugel,Osbal Bahy,Mario Lamapaha, Merah Prahara, Rio Kacang yang selalu

setia menemani dengan bergelas-gelas kopinya. Kalian luar biasa....

13. Teman-teman seperjuangan yang selalu dan saling mendukung dalam segala situtasi,

Ama Rate, Erbogh, Faris, Abel, Aswan, Memo, . Kalian luar biasaaa..

14. Keluarga besar KMAY sebagai rumah kedua saya selama berproses hingga titik ini.

Senarekeee....!!!!

Page 6: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

7

15. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebut

satu per satu. Terimakasihhhh....!!!!

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan baik secara sengaja

maupun tidak disengaja. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermafaat dan bisa dijadikan

sebagai bahan pembelajaran dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, April 2019

Muh. Guntur Lebu Raya

Page 7: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

8

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN OPINI PUBLIK

(Study Deskriptif Kualitatif Tentang Peran Pemerintah Kecamatan Dalam Pengelolaan

Isu Pasca Relokasi Pasar Tradisional Mirek di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores

Timur , Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Oleh:

Muh. Guntur Lebu Raya

07530640

ABSTRAK

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN OPINI PUBLIK(Study

Deskriptif Kualitatif Tentang Peran Pemerintah Kecamatan Dalam Pengelolaan Isu Pasca

Relokasi Pasar Tradisional Mirek di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur ,

Provinsi Nusa Tenggara Timur).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah terutama bagian kehumasan

dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola opini publik. Dalam hal ini mengenai

pengeloalaan opini publik pasca relokasi pasar tradisional Mirek di Kecamatan Witihama,

Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menimbulkan munculnya opini

publik yang mengatakan bahwa kebijakan relokasi merupakan pengambil alihan paksa oleh

pihak pemerintah tanpa melalui proses komunikasi yang baik dengan masyarakat. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan

data melalui wawancara tak berstruktur, observasi tak berperan, dokmentasi dan studi

kepustakaan. Inti dari hasil penelitian ini adalah pemerintah Kecamatan Witihama menjalankan

fungsi kehumasannya dalam mengelola opini publik untuk meminimalisir opini yang merugikan

serta memperbaiki citra pemerintah di mata masyarakat. Pemerintah Kecamatan Witihama

menjalankan langkah-langkah atau strategi komunikasi dalam mengelola opini publik antara lain

mempelajari aspirasi dan keinginan masyarakat, memberikan nasihat dan saran, menciptakan

hubungan yang memuaskan, serta memberikan penerangan dan informasi. Dari tahapan-tahapan

yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan perencanaan kebijakan, pelaksanaan, pengelolaan dan

evaluasi kebijakan relokasi.

Page 8: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................iii

HALAMAN KATA PENGANTAR.........................................................................................iv

HALAMAN ABSTRAK...........................................................................................................vi

DAFTAR ISI............................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................6

C. Tujuan Penelitian................................................................................................................6

D. Manfaat Penelitian..............................................................................................................7

1. Manfaat Teoritis............................................................................................................7

2. Manfaat Praktis..............................................................................................................7

E. Kajian Teori.........................................................................................................................8

1. Peran..............................................................................................................................8

2. Humas............................................................................................................................9

a. Pengertian humas....................................................................................................9

b. Peran humas..........................................................................................................10

c. Fungsi humas........................................................................................................12

Page 9: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

10

d. Kode etik humas....................................................................................................13

3. Humas Pemerintah.......................................................................................................14

4. Opini Publik................................................................................................................18

a. Faktor-faktor opini publik.....................................................................................19

b. Jenis opini..............................................................................................................21

F. Kerangka Pikir...................................................................................................................22

G. Metodelogi Penelitian........................................................................................................25

1. Lokasi Penelitian......................................................................................................25

2. Jenis Penelitian........................................................................................................26

3. Sumber Data............................................................................................................26

a. Informan (Narasumber).....................................................................................26

b. Tempat / Peristiwa / Kejadian............................................................................27

c. Arsip (Dokumen)...............................................................................................27

4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................27

a. Wawancara (Interview)......................................................................................27

b. Observasi...........................................................................................................28

c. Dokumentasi......................................................................................................30

d. Studi Kepustakaan..............................................................................................31

5. Teknik Penentuan Informan.....................................................................................31

6. Teknik Analisis Data................................................................................................31

a. Reduksi Data.....................................................................................................32

b. Penyajian Data...................................................................................................32

c. Penerikan Kesimpulan.......................................................................................32

Page 10: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

11

BAB IIPROFIL KECAMATAN WITIHAMA...........................................................................34

A. Gambaran Umum..........................................................................................................34

B. Letak dan Batas Wilayah...............................................................................................35

C. Keadaan Demografi......................................................................................................36

a. Deskripsi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin................................................36

b. Deskripsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan......................................................37

c. DeskripsiPenduduk Berdasarkan Tingkat Pendididkan......................................38

d. Deskripsi Penduduk Berdasarkan Usia..............................................................39

e. Data Pegawai ASN dan Honorer pada Kantor Camat witihama.........................39

1). Berdasarkan Jabatan......................................................................................39

2). Berdasarkan Pangkat Golongan/Ruang.........................................................40

3). Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................................................................41

4). Data Pegawai Honorer...................................................................................42

D. Struktur Organisasi.........................................................................................................43

E. Visi dan Misi Kecamatan...............................................................................................44

1. Visi Kecamatan......................................................................................................44

2. Misi Kecamatan........................................................................................................44

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................46

A. Deskripsi Tempat Penelitian..........................................................................................46

B. Deskripsi Informan.......................................................................................................47

1. Camat......................................................................................................................47

2. Bagian Pelum Dan Kesos........................................................................................47

3. Msayarakat..............................................................................................................48

Page 11: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

12

C. Sajian Data....................................................................................................................48

D. AnalisisData..................................................................................................................54

1. Tahap Perencanaan.................................................................................................56

2. Tahap Pelaksanaan..................................................................................................57

3. Tahap Pengelolaan...................................................................................................58

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................63

A. Kesimpulan...................................................................................................................64

B. Saran.............................................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................65

LAMPIRAN..............................................................................................................................67

Page 12: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era demokrasi ini, dituntut adanya keterbukaan bagi siapapun dan telah dijamin oleh

negara untuk setiap individu di dalamnya. Siapapun individu tersebut, tua, muda, wanita, pria,

golongan atas, menengah maupun dari golongan bawah sekalipun bebas mengeluarkan

pendapatnya di negara ini, ternasuk hal-hal yang berhubungan dengan pembangunan

pemerintahan di suatu daerah. Masyarakat dalam hal ini, sebagai pengawas pembangunan yang

dijalankan pemerintah juga bebas mengeluarkan pendapatnya tentang apa yang dilakukan

pemerintah daerah tersebut. Sebagai instansi pemerintahan yang dekat dengan masyarakat dan

wakil dari masyarakat, penerimaan aspirasi atau pendapat dari masyarakat haruslah didengar.

Maka dari itu peran dan fungsi humas dalam suatu lembaga atau organisasi sangat penting dan

tak tergantikan.

Secara mendasar, hubungan kepentingan pemerintah dengan publik sebetulnya adalah

hubungan pertanggungjawaban melalui wakil-wakilnya di legislatif. Hanya saja, jauh sebelum

pertanggungjawaban dilakukan, pemerintah harus mampu meyakinkan publik terhadap

efektivitas setiap kebijakannya. Pada tahap ini, proses peyakinan bukan bahkan sekedar terhadap

publik yang menjalalankan aktivitas pemerintah, tetapi melainkan terhadap seluruh publik yang

berkaitan dengan pemerintahannya, baik publik lokal maupun global. Dengan demikian, jauh

sebelum pertanggungjawaban dibuat, pemerintah harus menciptakan pemahaman yang utuh

dalam benak publik. Pemahaman yang utuh dengan sendirinya diawali dengan pengembangan

Page 13: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

14

citra yang baik. Di sinilah sesungguhnya peran pemerintah, dalam hal ini bagian humas ataupun

aktivitas kehumasan sangat dibutuhkan. Dalam tataran ideal, tanggungjawab membangun citra

positif adalah tanggungjawab setiap warga negara. Tetapi sebagai pemegang kendali setiap

kebijakan, sudah sewajarnya kalau titik sentral pembentukan citra dipegang oleh pemerintah,

setidak-tidaknya sehubungan dengan koordinasi pembentukan citra.

Peran humas sudah dianggap penting bagi sebuah lembaga atau organisasi baik

pemerintah maupun swasta. Menjalin hubungan baik antara lembaga dengan masyarakat dan

antar lembaga atau organisasi menjadi hal wajib untuk mendapatkan suasana kondusif serta

keterbukaan dan penerimaan dari masyarakat mengenai segala hal yang behubungan dengan

lembaga atau organisasi, termasuk kebijakan-kebijakan dari lembaga tersebut. Sekarang ini tugas

humas sudah semakin kompleks, tidak hanya berperan membentuk citra lembaga atau organisasi

namun juga sebagai komunikator yang baik bagi masyarakat baik ekstern maupun intern.

Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi

lembaga atau organisasinya. Anggapan itu dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri.

Penerapan humas terkadang cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, yang tidak

terencana dengan baik, padahal humas tidak beda fungsinya dengan manajemen lainnya, yang

memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja humas haruslah

terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuan serta ditentukan tingkat keberhasilannya.

Lembaga atau organisasi baik pemerintah maupun swasta memiliki tujuan masing-

masing yang hendak dicapai sesuai visi dan misi yang ditentukan. Seberapa besar

keberhasilannya sebagian besar ditentukan oleh humas dalam menjalankan fungsinya. Mengingat

pentingnya tugas-tugas humas, maka tidak hanya lembaga pemerintahan saja yang memerlukan

peran humas akan tetapi lembaga atau organisasi swasta juga memerlukannya, karena adanya

Page 14: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

15

suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran informasi tentang kebijakan, program, dan

kegiatan-kegiatannya kepada masyarakat. Oleh karena itu dikatakan humas merupakan fungsi

manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tatacara suatu

lembaga demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan

untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya.

Humas dalam pemerintahan merupakan informan kepada masyarakat sekaligus

penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini bisa dipahami karena pemerintah adalah

agen dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat memberikan haknya untuk diwakilkan kepada

orang-orang dalam pemerintahan agar bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya, maka suatu

kewajaran apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan setiap aspeknya

yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Belinda Devi Larasati Siswanto

bahwa humas tidak menjalankan perannya seperti dikatakan oleh (Cutlip et al., 2006). Humas

haruslah menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi komunikasi dengan publiknya dan

menjaga saluran komunikasi agar tetap terbuka. Ketidak tersediaan informasi dan dokumentasi

yang memadai untuk diakses oleh masyarakat menjadi kelemahan Biro Humas. Hal ini terkait

dengan ketersediaan website PPID atau aplikasi PPID dari Biro Humas sebagai PPID utama

Provinsi. Kemudian selain itu tidak maksimalnya koordinasi dan konsolidasi pengumpulan

bahan informasi dan dokumentasi OPD disebabkan oleh tidak ada kesinambungan yang nyata

dari kegiatan yang telah dilakukan oleh Biro Humas, sehingga baik OPD maupun publik tidak

melihat keseriusan Biro Humas dalam melaksanakan tugasnya sebagai PPID Utama. Ketidak

tersediaan daftar informasi publik OPD maupun Biro Humas serta tidak adanya interaktivitas

pelayanan informasi oleh Biro Humas menjadi hal penting yang perlu diperhatikan, mengingat

Page 15: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

16

Biro Humas merupakan perantara komunikasi pemerintah dengan publiknya ( Jurnal Penelitian

Komunikasi Vol. 19 No.1, Juli 2016: 55-68) yang berjudul “Peran Humas Pemerintah Sebagai

Fasilitator Komunikasi Pada Biro Humas Pemprov Kalimantan Selatan.”

Hasil penelitian serupa juga dikemukakan oleh Evawani Elysa Lubis yang mengatakan

bahwa peran humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam membentuk citra positif Pemerintah

Provinsi Riau dilaksanakan secara tidak langsung atau berada di balik layar, karena humas

Sekretariat Daerah Provinsi Riau memberikan informasi-informasi mengenai pembangunan

Provinsi Riau cenderung satu arah melalui media massa. Hal ini menyebabkan citra positif yang

ingin dibentuk oleh humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau belum dapat terlaksana secara

optimal, sehingga eksistensi humas di mata publik sebagai lembaga pemerintah dalam

menyebarluaskan informasi mengenai pembangunan tidak representatif dalam menampung

aspirasi masyarakat (Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 12, Nomor 1, Juli 2012: 1 – 73)

dengan judul penelitian “Peran Humas Dalam Membentuk Citra Pemerintah.”

Peran praktisi humas bertindak sebagai perantara dan membantu manajemen dengan

menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mendengar apa kata publiknya dan menciptakan

peluang agar publik mendengar apa yang diharapkan manajemen (Dozier and Broom dalam

Belinda Devi Larasati Siswanto, 2016: 55-68). Peran ini juga menjaga komunikasi dua arah dan

memfasilitasi komunikasi dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar

saluran komunikasi tetap terbuka. Selain itu bertindak sebagai sumber informasi dan juru

komunikasi antara organisasi dan publik. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan

oleh baik itu manajemen maupun publik untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama.

Merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan mengatakan bahwa

peran humas sebagai pengelola opini publik begitu penting dalam sebuah organisasi atau instansi

Page 16: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

17

namun dalam pelaksanaannya belum dirasa optimal karena berbagai kendala dikarenakan proses

pengkomunikasian belum dilakukana secara baik dan juga karena keterbatasan media, maka

konteks peran humas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan segala

aktivitas kehumasan pemerintah kecamatan Witihama dalam mengelola opini publik.

Sebagai penghubung dalam masyarakat, setiap kebijakan yang hendaknya diambil

pemerintah sebaiknya melalui persetujuan bersama sehingga tidak menimbulkan konflik dalam

masyarakat. Kebijakan merelokasi pasar tradisional Mirek di Kecamatan Witihama, Kabupaten

Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut pengamatan peneliti tidak melalui proses

komunikasi yang matang dan melibatkan segenap unsur yang terlibat dalam aktivitas pasar

sehingga pada saat eksekusi kebijakan tersebut, menuai pro dan kontra sampai berujung konflik.

Keberadaan pasar ini sudah berpuluh-puluh tahun dengan sistem jual beli yang masih

tradisioanl yaitu sistem barter dan berjalan dengan sebagaimana mestinya tanpa ada gangguan.

Namun, dengan perkembangan pasar yang semakin hari semakin pesat dan bertambah ramai

mengakibatkan kemacetan dan menurut pihak pemerintah mengganggu ibadat umat Katolik di

gereja pada hari Minggu karena lokasi pasar yg tidak jauh dari gereja dan aktivitas pasar ini

sendiri berlangsung setiap hari dan pada hari Minggu merupakan puncak dari kegiatan transaksi

jual beli di pasar tersebut, karena pengunjung pasar tidak hanya dari Kecamatan Witihama tetapi

juga datang dari luar kecamatan. Pasar yang berdiri di atas lapangan Sepak Bola ini dipenuhi

lapak-lapak para pedagang pada pagi sampai menjelang siang sedangkan sore harinya kembali

berfungsi sebagai sebagai sarana olaharaga, dalam hal ini Sepak Bola.

Kondisi ini sudah berjalan sejak awal berdirinya pasar tersebut sampai sekarang. Akan

tetapi, pada saat pelaksaanaan ekesekusi dari kebijakan ini mendapat perlawanan dari masyarakat

terutama para pedagang, karena menurut mereka kebijakan ini tidak berpihak pada mereka dan

Page 17: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

18

akan menurunkan omset atau pendapatan mereka dan proses pengambilan kebijakan tidak

melibatkan pihak pedagang. Bagi para pedagang, lokasi yang baru akan menurunkan minat

masyarakat untuk bertransaksi jual beli karena memang agak jauh dari lokasi awal dan akan

membutuhkan waktu untuk beradaptasi lagi dengan lingkungan sekitar. Fenomena inilah yang

menjadi rujukan peneliti untuk melakukan penelitian lebih dalam.

B. Rumusan Masalah

Merujuk dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana peran pemerintah kecamatan dalam pengelolaan opini publik pasca

relokasi pasar tradisional Mirek di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores

Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur?

2. Apa hambatan-hambatan dari peran pemerintah kecamatan dalam pengelolaan

opini publik pasca relokasi pasar tradisional Mirek di Kecamatan Witihama,

Kabupaten Flores Timur, ProvinsiNusa Tenggara Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran pemerintah kecamatan dalam pengelolaan opini publik

pasca relokasi pasar tradisional Mirek di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores

Timur – Nusa Tenggara Timur dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat.

Page 18: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

19

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan peran pemerintah

kecamatan dalam pengelolaan opini publik pasca relokasi pasar tradisional Mirek

di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur – Nusa Tenggara Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan.

b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan sekaligus pengalaman selama

melakukan studi di STPMD “APMD” Yogyakarta, dan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana.

b. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dan upaya membangun citra

Pemerintah Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur – Nusa Tengggara

Timur.

c. Bagi Masyarakat

Dengan hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat digunakan sebagai pegangan

dalam mengeluarkan opini dan meredam isu yang beredar sehingga tidak

menimbukan persoalan baru di masa yang akan datang.

Page 19: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

20

E. Kajian Teori

1. Peran

Menurut Soekanto (2009, 212-213) yang dimaksud dengan peran adalah proses dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Perbedaan antara kedududkan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan

sebaliknya.

Sedangkan menurut Merton (Raho, 2007:67), mengatakan bahwa peranan didefenisikan

sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status

tertentu. Dengan demikian, perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan

berdasarkan peran yang dimilki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus.

Peran itu sendiri dalam prosesnya menurut Levinson (Soekanto, 2009:213) dalam

menjalankan peran dapat dibagi dalam tiga cakupan, yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat, peranan dalam arti merupakan rangkaian-rangkaian peraturan

yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh induvidu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran juga dikatakan sebagai perilaku induvidu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat.

Berdasarkan tiga cakupan tersebut, maka dapat dikatakan bahawa peran dalam hal ini

mencakup tiga aspek. Aspek tersebut yaitu penilaian dari perilaku seseorang yang berada

Page 20: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

21

dimasyarakat terkait dengan posisi dan kedudukannya, konsep-konsep yang dilakukan oleh

seseorang dalam masyarakat sesuai dengan kedudukannya, serta aspek ketiga yaitu perilaku

seseorang yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dari uraian tersebut, apabila dikaitkan

dengan tindakan pemerintah maka dapat dikatakan bahwa peran adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan pemerintah terkait kedudukannya dalam pemerintahan.

2. Humas

a. Pengertian Humas

Humas pada dasarnya merupakan singkatan dari frasa kata „Hubungan Masyarakat‟.Frasa

kata hubungan masyarakat sendiri berasal dari Bahasa Inggris yaitu dari kata „Public Relations’.

Jika diartikan secara singkat, maka humas adalah salah satu bagian organisasi yang memiliki

fungsi menjalin hubungan, interaksi, dan kerja sama organisasi dengan pihak masyarakat yang

berkaitan dengan organisasi tersebut.

Humas Menurut Cutlip (2009:6), adalah fungsi manajemen yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang

mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.

Pendapat yang hampir senada diutarakan Harrison (2008:1), menyebutkan humas atau

public relations sebagai fungsi membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya melalui

komunikasi yang efektif dan relasi-relasi yang konstruktif.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik benang merah bahwa public relations atau

humas adalah:

“Proses membangun relasi, kepercayaan, dan kerjasama antara individu dengan

individu dan organisasi dengan publiknya me‟lalui strategi atau program

Page 21: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

22

komunikasi yang dialogis dan partisipatif. Agar proses komunikasi yang

dilakukannya berjalan efektif, maka humas perlu memahami pengetahuan,

persepsi, motif, dan kebutuhan publik sasaran.”

b. Peran Humas

Ruslan (2012: 26), menjelaskan bahwa peran humas adalah sebagai berikut:

1. Communicator, artinya humas bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam

melakukan komunikasi dua arah timbal balik (two way reciprocal

communication) dengan publik internal dan eksternal.

2. Relationship, artinya humas berupaya untuk melakukan hubungan yang positif

dan saling menguntungkan dengan publik.

3. Back up management, artinya humas memiliki peran sebagai pendukung

dalam fungsi manajemen organisasi sehingga humas selalu sigap dalam

menjalankan tugas dari atasan.

4. Good image maker, artinya humas berperan menjaga dan menciptakan citra

yang positif terhadap organisasi di mata publik.

Sedangkan menurut Cutlip dkk (2009:46), peran Humas terbagi atas 4 (empat) yaitu:

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki

kamampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian

masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship).

2. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator).

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk

membantu pihak menajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan

Page 22: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

23

diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu

menjelaskan kembali keinginannya, kebijakan dan harapan organisasi kepada

pihak publik. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta

saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang

baik dari kedua pihak.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator).

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relation ini

merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu

pimpinan orgnisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil

tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang

tengah dihadapi secara rasional dan profesional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician).

Peran Communication Technician ini menjadiakan praktisi PR sebagai

Jurnalist in Resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi

atau dikenal dengan method of communication. Sistem komunikasi dalam

organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu

secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang

dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari

bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media

komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainya (employee

relations and communication media model).

Page 23: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

24

c. Fungsi Humas

Adanya berbagai kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam

masyarakat. Cara hidup masyarakat yang semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam

bidang-bidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Humas dituntut kemampuannya

untuk mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk

penyelenggaraan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik. Fungsi dari humas

menurut pendapat Ruslan (2012: 18), terdapat 3 fungsi utama humas, yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara

langsung.

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga

sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Dalam pengelolaannya, humas harusnya menetapkan manajemen strategi dalam

menyikapi masalah tersebut. Dalam penanganan opini publik, Ruslan (Cutlip dan Center

2007:193) dalam bukunya metode penelitian Public Relations dan Komunikasi, menyebutkan

bahwa menurut upaya pemecahan persoalan dan program kerja dan kegiatan riset dalam humas,

dikenal melalui “ Proses Empat Tahapan Utama” sebagai pedoman melaksanakan untuk

merancang program kerja opini publick/public relations selanjutnya, dan langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1. Research and Listening (Riset dan Memperhatikan).

Dalam tahapan ini, melalui riset dalam menemukan fakta (fact finding)

tentang isu yang berkembang, mencarinya dari berbagai sumber surat kabar,

media internal ataupun mailing list yang berkaitan dengan isu/opini.

Page 24: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

25

2. Planning and Decision (Perencanaan dan Pengambilan keputusan).

Pada tahapan ini, pihak Humas dan Protokol pemerintah Kecamatan Witihama

mampu merancang suatu perencanaan dan upaya pengambil keputusan yang

berkaitan dengan kebijaksanaan dan mentapkan rencana dalam mensiasati

isu/opini yang berkembang. Dalam hal ini adalah langkah-langkah bentuk

strategi perencanaan dan program kerja humas.

3. Communication and Action (Komunikasi dan Pelaksanaan).

Tahapan ini adalah bagian humas mampu menjelaskan dan sekaligus

mendramatisirkan informasi mengenai pelaksanaan yang akan

dilakukan,sehingga menimbulkan pesan- pesan yang efektif untuk

mempengaruhi opini publik dan pihak- pihak lain yang dianggap penting, dan

berpotensi dalam upaya memberikan dukungan penuh.

4. Evaluation (Penilaian).

Pada langkah yang terakhir ini, pihak humas mengadakan penilaian (evaluasi)

terhadap hasil-hasil riset dan hingga perencanaan program kerja (aktivitas

humas) serta efektivitas dari proses manajemen dan bentuk atau model

komunikasi yang digunakan.

d. Kode Etik Humas

Pemahaman tetntang pengertian kode etik, etik profesi dan etika kehumasan serta aspek-

aspek dalam aktivitas komunikasi penting bagi praktisi atau professional humas dalam

melaksanakan peran dan fungsinya untuk menciptakan citra baik bagi dirinya (good performance

image) sebagai penyandang profesional humas dan citra baik bagi suatu lembaga atau organisasi

Page 25: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

26

(good corporate image) yang diwakilinya. Menurut Ruslan (Sachs, 2016:72) terdapat tiga

konsep penting dalam etika kehumasan sebagai berikut:

1. The image, the knowledge about us and attitudes toward us the our different

interest group to have.

(Citra adalah pengetahuan terhadap kita dan sikap terhadap kita yang

mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang saling berbeda).

2. The profile, the knowledge about an attitude towards, we want our various

interest group to have.

(Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap yang

kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan kita yang beragam).

3. The ethics is branchof philosophy, it is a moral philosophy or philosophical

thinking about morality. Often usedas equivalent to right or good.

(Etika merupakan cabang ilmu dari ilmu filsafat, merupakann filsafat

moralatau pemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan

dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan).

3. Humas Pemerintah

Keberadaan departemen atau bagian kehumasan di suatu lembaga atau instansi

pemerintah merupakan keharusan, baik secara fungsional maupun operasional. Bagian

kehumasan harus mampu bertindak sebagai public information, public affair, dan public

communication dalam upaya penyebarluasan atau mempublikasikan kegiatan dan program kerja

pembangunan pada instansi bersangkutan, baik ditujukan kepada pihak publik internal maupun

publik eksternal (masyarakat) pada umumnya. Peranan humas pemerintah dapat merupakan

Page 26: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

27

bagian dari suatu alat atau saluran instansi pemerintah (the Public Relations are functional as a

tools or channels government publication activity), yaitu untuk memperlancar proses interaksi

positif dan mnyebarluaskan informasi mengenai publikasi pembangunan nasional ataupun daerah

dan provinsi melalui kerjasama dengan pihak media massa (pers). Media yang digunakan dapat

berupa media elektronik maupun media cetak lainnya, hingga menggunakan alat media

komunikasi tradisional dan sebagainya untuk penyampaian pesan-pesan pembangunan.

Humas pemerintah mempunyai peran penting dalam membuka ruang bagi publik untuk

mendapatkan akses informasi publik. Adanya UU KIP, merupakan momentum bagi humas

pemerintah untuk menjalankan fungsi dan tugasnya dalam memberikan informasi, penerangan,

dan pendidikan kepada masyarakat tentang kebijakan, aktivitas, dan langkah-langkah pemerintah

secara terbuka, transparan, jujur dan objektif. Informasi yang disampaikan kepada masyarakat,

termasuk media, bila tidak akurat, cepat, dan mudah, dapat menyebabkan kebijakan pemerintah

dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tidak informatif, dan tidak membumi.

Peranan humas pemerintah dapat merupakan bagian dari suatu alat atau saluran instansi

pemerintah, yaitu untuk memperlancar proses interaksi positif dan menyebarluaskan informasi

mengenai publikasi pembangunan melalu kerjasama dengan pihak media massa (pers). Disinilah

tantangan humas pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi dalam

memperoleh keterbukaan informasi, khususnya menyangkut pelayanan terhadap publik. Tentu

saja hal ini tidak mudah untuk merubah perilaku pemberi informasi (dalam hal ini adalah pejabat

publik), yang semula mereka “lebih senang” dilayani, kini dengan adanya UU KIP mereka harus

melayani informasi kepada masyarakat yang membutuhkan informasi.

Pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dan pengambil kebijakan membutuhkan

corong penyampaian informasi. Begitu juga masyarakat sebagai objek yang menikmati

Page 27: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

28

pembangunan dan pelaksana kebijakan juga harus mengetahui sumber informasi yang tepat

sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dan

pengambil kebijakan membutuhkan corong penyampaian informasi. Begitu juga masyarakat

sebagai objek yang menikmati pembangunan dan pelaksana kebijakan juga harus mengetahui

sumber informasi yang tepat sesuai dengan program yang dijalankan.

(http://kunaifialqudusi.blogspot.com/2013/03/definisi-humas-menurut-para-ahli.html, diakses

tanggal 5 Desember 2018).

Perbedaan utama antara fungsi dan tugas humas pemerintah dan lembaga non pemerintah

yaitu, tidak ada sesuatu yang diperjualbelikan atau transaksi terjadi, baik berbentuk produk

barang maupun jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pihak yang membutuhkan secara

komersial. Walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dengan perusahaan

komersial, seperti melaksanakan kegiatan kampanye publikasi, promosi pemasaran, dan

periklanan, namun hal tersebut lebih menekankan pada bentuk public services atau public

utilities demi kepentingan pelayanan umum (masyarakat). Melalui unit atau program kerja

humas tersebut, pemerintah dapat melaksanakan penyampaian informasi pembangunan,

penjelasan mengenai kebijakan atau tindakan-tindakan tertentu serta kegiatan-kegiatan dalam

melaksanakan kewajiban atau tugas dinas kepemerintahan.

a. Tugas dan Fungsi Humas Pemerintah

Menurut Jhon D. Millet dalam bukunya Management InPublic Services The Quest For

Effective Performance (Ruslan,2016: 107-108) mengatakan bahwa peran humas pemerintah

dapat dilihat dari pelaksanaan tugas dan fungsi humas pemerintah, yaitu sebaga berikut:

Page 28: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

29

1) Tugas Humas Pemerintah

a) Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan, dan aspirasi yang terdapat

dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration).

b) Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbang saran dalam menanggapi

apa yang sebaiknya dapat dilakukan instansi atau lembaga pemerintah seperti

yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is

should desire).

c) Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan antara

publik dengan pejabat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between

public and government official).

d) Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan

oleh suatu lembaga atau instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing

and about what agency is doing).

2) Fungsi Humas Pemerintah

Fungsi pokok humas pemerintah pada dasarnya sebagai berikut:

a) Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang

diwakilinya.

b) Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan informasi

mengenai kebijaksanaan, hingga mampu mensosialisasikan program-program

pembangunan, baik secara nasional maupun daerah kepada masyarakat.

c) Menjadi komunikator sekaligus mediator yang proaktif dalam upaya

menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak dan menampung

Page 29: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

30

aspirasi atau opini publik (masyarakat), serta memperhatikan keinginan-

keinginan masyarakat di lain pihak.

d) Berperan secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis

demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan, baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

4. Opini Publik

Public opinion atau opini publik dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan

pendapat umum yang membentuk opini publik adalah sikap pribadi sesorang atau kelompoknya.

Karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dalam kelompok itu

juga. Sebuah opini pada akhirnya akan dimanifestasikan dalam bentuk sikap, pilihan, dan

tindakan dari individu secara perseorangan maupun berkelompok. Opini timbul sebagai hasil

pembicaraan tentang masalah yang bersifat konroversial, yang menimbulkan pendapat yang

berbeda-beda, dimana opini tersebut bersal dari opini-opini individual yang diungkapkan oleh

para anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung pada pengaruh-pengaruh yang

dilancarkan kelompok tersebut.

Memahami opini seseorang, apalagi opini publik bukanlah sesuatu hal yang sederhana.

Dengan sendirinya pembentukan opini publik dibentuk oleh publik yang selektif, karena itu

untuk setiap masalah selalu ada publiknya sendiri- sendiri. Karena opini sendiri mempunyai

kaitan yang erat dengan pendirian (attitude). Suatu sikap atau attitude; kata Cutlip dan Center,

adalah kecendrungan untuk memberikan respon terhadap suatu masalah atau situasi tertentu.

Secara sederhana, opini publik merupakan kegiatan untuk mengungkapkan atau

menyampaikan apa yang oleh masyarakat tertentu diyakini, dinilai, dan diharapkan untuk

Page 30: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

31

kepentingan mereka dari situasi tertentu. Opini publik dilukiskan sebagai proses yang

menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi

terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggungjawab atas

dicapainya ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik dan perselisihan pendapat

tentang apa yang akan dilakukan serta bagaimana melakukannya.

Ada berbagai defenisi opini publik yang muncul, tergantung dari sisi mana kita

melihatnya.

1) William Albig berpendapat bahwa opini publik adalah suatu jumlah dari pendapat

individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan

hasil interaksi antar individu dalam suatu publik.

2) Bogardus (Olii, 2007:20) dalam The making of Public Opinion mengatakan opini

publik hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi dalam masyarakat

demokratis.

3) Cutlip dan Center (Syahputra, 2018: 6-7) mengatakan bahwa opini publik adalah

suatu ekspresi tentang sikap individu maupun kelompok mengenai suatu masalah

yang bersifat kontroversial.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas, opini publik dapat diartikan sebagai pertukaran

informasi yang membentuk sikap, menetukan isu dalam masyarakat, dan dinyatakan secara

terbuka.

a. Faktor Faktor Opini Publik

Dalam buku Pendapat Umum, Hennessy (Olii, 2007: 20) mengemukakan lima

faktor pendapat umum (opini publik):

Page 31: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

32

1) Adanya isu (Presence of an issue), harus terdapat konsensus yang

sesungguhnya. Opini Publik berkumpul disekitar isu.

2) Nature of Publics, harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan

dengan persoalan itu.

3) Pilihan yang sulit (Complex of preferences), mengacu pada totalitas opini para

anggota masyarakat tentang suatu isu.

4) Suatu pernyataan atau opini (Expression of Opinion), berbagai pernyataan

bertumpuk sekitar isu.

5) Jumlah orang terlibat (Number of persons involved), opini publik adalah

besarnya (size) masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu.

Untuk mencapai opini yang benar ataupun baik untuk pemecahan persoalan,

tergantung sekali pada:

1) Apakah minoritas dapat juga berbicara lain dari pada mayoritas.

2) Informasi yang cukup dan benar dapat dipakai sebagai landasan ataupun titik

tolak pembentukan pendapat.

3) Sifat manusia untuk berpihak.

George Carslake Thompson (Olii, 2007: 55) mengemukakan bahwa proses

pembentukan opini publik dalam suatu publik yang menghadapi isu timbul berbagai

kondisi yang berbeda-beda, yaitu:

1) Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau merekapun boleh tidak

setuju.

2) Mereka dapat berbeda dalam perkiraan, tetapi boleh juga tidak berbeda

pandangan.

Page 32: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

33

3) Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data

yang berbeda-beda.

Opini bertindak sebagai jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu.

Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah yang baru. Opini berupa reaksi

pertama dimana orang mempunyai rasa ragu-ragu dengan sesuatu, yang lain dengan

kebiasaan, ketidak cocokan, dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur tersebut

mendorong orang untuk saling mempertahankannya. Suatu isu menjadi isu sosial

apabila menyebabkan orang lain akan membentuk pendapatnya dan menyatakan atau

memberikan tanggapannya atas persoalan yang dibahas oleh pendapat atau opini

semula.

b. Jenis Opini

Bila dalam suatu kehidupan masyarakat ada suatu masalah yang menyangkut

kepentingan umum maka pada diri setiap orang muncul gejolak kejiwaan. Gejolak

kejiwaan tersebut yang kemudian diekspresikan lewat pergunjingan di

lingkungannya. Opini atau pendapat yang dikemukakan manusia terdiri dari berbagai

jenis, diantaranya adalah:

1) Opini Perorangan, dimana opini yang dikemukakan oleh seseorang secara

terbuka di muka orang lain yang sedang berada dalam kelompok baik formal

maupun informal.

2) Opini Pribadi, yakni opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang

lain yang mempunyai hubungan yang dekat dengannya atau dipercayainya.

Pendapat atau opini pribadi mengandung unsur intimidasi keakraban.

Page 33: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

34

3) Opini Publik, yaitu kesatuan pendapat yang timbul dari sekelompok orang

yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang kontroversial.

4) Opini atau Pendapat Umum, adalah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga

pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu.

5) Opini Khalayak, pendapat yang sudah menetap atau mengendap dalam

masyarakat, telah dipengaruhi oleh berbagai norma budaya dan bersifat statis.

F. Kerangka Pikir

Opini yang muncul pasca relokasi pasar Mirek di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores

Timur, NTT pada tanggal 20 Maret 2018 dimana lokasi tersebut merupakan pasar tradisional

yang sudah puluhan tahun menjadi tempat jual beli antara masyarakat dan para pedagang adalah

isu yang beredar dalam masyarakat yang mengatakan bahwa pemerintah kecamatan Witihama

secara sepihak mengambil kebijakan tanpa mendengar dan memperhatikan aspirasi dari

masyarakat.

Alasan pertama pemerintah kecamatan bersikukuh melakukan relokasi pasar tersebut

karena lokasi pasar berdekatan dengan gereja, dimana puncak hari pasarnya terjadi pada hari

Minggu pagi sehingga aktivitas pasar sangat mengganggu ibadah umat Katolik dan alasan kedua

adalah tingkat kemacetan yang sangat menggangu aktivitas warga setempat. Namun, dalam

perumusan kebijakan tersebut, pemerintah kecamatan tidak melakukan sosialisasi dan

komunikasi terlebih dahulu sehingga pada saat pelaksanaan atau eksekusi dari kebijakan ini

mendapat perlawanan dari masyarakat dalam hal ini para pedagang dan aparat keamananan

selaku eksekutor.

Page 34: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

35

Puncaknya, masalah ini menimbulkan opini atau isu publik yang berkembang di kalangan

masyarakat untuk pemerintah tingkat Kecamatan Witihama bahwa relokasi tersebut dilakukan

karena ada unsur pengambil alihan paksa oleh pihak kecamatan. Isu ini jelas-jelas menimbulkan

citra negatif buat pemerintah. Salah satunya, adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

kinerja pemerintah akan menurun. Berita negatif seputar unsur pengambil alihan paksa pasar

inilah yang harus dikelola oleh pihak pemerintah Kecamatan Witihama khususnya bagian humas

agar tidak menjadi isu yang merugikan instansi pemerintah kecamatan setempat dan berusaha

untuk mengembalikan citra pemerintah di mata masyarakat.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemerintah

Kecamatan Witihama mengelola isu atau opini publik yang beredar dan berkembang negatif

terhadap instansi pemerintah kecamatan. Karena pada dasarnya isu-isu yang berkembang

merupakan isu-isu yang tidak menguntungkan bagi pemerintah Kecamatan Witihama. Dalam hal

ini adalah bagaimana peran humas mensiasati isu ini agar menjadi menguntungkan atau

setidaknya menghentikan isu negatif yang beredar saat itu.

Fungsi atau peran humas sebagai pengelola opini publik inilah yang membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitiaan dalam masalah ini. Karena bagaimana pun pekerjaan bagian

humas tidak hanya mengkliping berita atau semacamnya, tetapi juga melakukan strategi khusus

untuk mengelola opini publik yang beredar saat itu, apalagi opini yang beredar juga sangat

merugikan bagi pihak instansi pemerintah setempat.

Dari uraian tentang pemikiran peneliti, maka peneliti menuangkannya dalam bentuk

kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 35: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

36

Gambar 1 : Alur kerangka pikir

Keterangan gambar:

Kebijakan merelokasi pasar oleh pemerintah kecamatan mengakibatkan bermunculan

opini publik yang berkembang dalam masyarakat. Opini-opini itu kemudian dikelola oleh

pemerintah kecamatan dalam hal ini bagian kehumasan melalui tahapan-tahapan dalam

tugas humas, kemudian disepakati bersama.

Adapun tahapan-tahapan itu sebagai berikut:

PEMERINTAH

KECAMATAN

Pelajari aspirasi

dan keinginan

masyarakat

Memberikan

nasihat dan

saran

Menciptakan

hubungan yang

memuaskan

Memberikan

penerangan dan

informasi

KESEPAKATAN

MASYARAKAT

RELOKASI

PASAR

OPINI PUBLIK

Page 36: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

37

1) Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan, dan aspirasi yang terdapat

dalam masyarakat (Learning about public desires and aspiration).

2) Memberikan nasihat atau sumbang saran dalam menanggapi apa yang sebaiknya

dapat dilakukan instansi/lembaga pemerintah (Advising the public about what is

should desire).

3) Mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan antara publik dengan pejabat

pemerintahan (Ensuring satisfactory contact between public and government

official).

4) Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh

suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (Informing and about

what agency is doing).

Selanjutnya, kesepakatan ini disosialisasikan ke masyarakat agar diketahui dan

menndapatkan kesepahaman bersama.

G. Metodelogi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores

Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Alasan pengambilan lokasi ini karena menurut

pengamatan peneliti, aktivitas kehumasan pemerintah Kecamatan Witihama belum

sepenuhnya maksimal dalam menjalankan tugas, peran dan fungsinya sebagaimana

mestinya dalam pengelolaan opini publik yang beredar di kalangan masyarakat.

Page 37: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

38

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih menekankan

pada masalah proses dan aktivitas kehumasan, maka jenis penelitian dengan strateginya

yang terbaik adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu

suatu penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rahmat, 1982

:39). Dalam penelitian deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan

penyusunan data, tetapi meliputi analisis, interpretasi arti data tersebut, karena penelitian

yang bersifat deskriptif mampu memperinci secara lengkap mengenai keadaan, individu,

gejala atau kelompok tertentu. Penggambaran secara lengkap dan apa adanya mengenai

objek penulisan maupun pengamatan. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap

berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti, yang lebih berharga daripada sekedar

pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka.

3. Sumber Data

a. Informan (Narasumber)

Informan atau narasumber (subyek) dari penelitian ini adalah orang-orang yang

dapat memberikan informasi mengenai keadaaan sebenarnya dengan lebih mendalam

dari objek penelitian sehingga dapat diperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan

menghasilkan data yang akurat.

Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu Camat Witihama, Kepala Bidang

Humasatau bagian yang menangani aktivitas kehumasan Selain dari pihak

Page 38: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

39

Pemerintah, informasi dari masyarakatyaitu para pedagang dan tokoh masyrakat juga

akan dibutuhkan sebagai penguat data dan sebagai penyeimbang agar informasi yang

diperoleh tidak berasal dari satu pihak saja.

b. Tempat / Peristiwa /Kejadian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Witihama, dengan fokus pada adanya isu

atau opini publik yang berkembang di masyarakat pasca relokasi pasar tradisional

Mirek.

c. Arsip (Dokumen)

Arsip dan dokumen resmi mengenai pelaksanaan kegiatan atau aktivitas

kehumasan di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam (in–depth interview).Wawancara

dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan

tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon. Ada dua jenis wawancara

menurut Sugiyono (2006; 138-140), yaitu:

1) Wawancara Terstruktur

Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa

Page 39: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

40

instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat

menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan amterial

lain yang dapat membantu dalam wawancara.

2) Wawancara tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas di

mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

Penelitian kali ini menggunakan teknik wawancara yang tidak berstruktur dengan

tujuan agar informasi yang diperoleh lebih luas dan tidak terbatas pada pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan peneliti.

b. Observasi

Teknik observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan terhadap peristiwa yang sedang berlangsung. Menurut Spradley (Sutopo,

2006:75-79), observasi dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Observasi tak Berperan

Dalam observasi ini, peneliti sama sekali tidak diketahui kehadirannya

oleh subjek yang diamati. Observasi jenis ini bisa dilakukan dengan

menggunakan kaca jenis one waymirror, dan bisa juga dilakukan

menggunakan teropong jarak jauh untuk mengamati perilaku sekelompok

orang di suatu lokasi tertentu. Peneliti benar-benar tidak melakukan peran

Page 40: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

41

sama sekali, sehingga apa pun yang dilakukan peneliti sebagai pengamat,

tidak akan mempengaruhi segala yang terjadi pada sasaran yang diamati

2) Observasi Berperan

Dibandingkan dengan observasi tak berperan, observasi ini dilakukan

dengan mendatangi lokasi peristiwanya. Pada umumnya kehadiran peneliti

di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya

sebagai orang asing diketahui oleh pribadi yang diamati, dan

bagaimanapun hal itu sedikit atau banyak membawa pengaruh pada

pribadi yang diamati. Dalam pelaksanaannya, ada 3 jenis observasi

berperan, yaitu:

a) Observasi berperan pasif.

Teknik ini biasanya digunakan peneliti untuk mengamati dan

menggali informsi mengenai perilaku dan kondisi lingkungan

penelitian menurut kondisi yang sebenarnya.

b) Observasi berperan aktif.

Teknik ini dilakukan tidak seperti halnya dengan observasi

berperan pasif. Observasi ini, merupakan cara khusus dan peneliti

tidak bersikap pasif hanya sebagai pengamat, tetapi memainkan

berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang

berkaitan dengan penelitiannya dan mempertimbangkan posisi

Page 41: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

42

yang bisa memberikan akses yang bisa diperolehnya untuk bisa

dimanfaatkan bagi pengumpulan data yang lengkap dan mendalam.

c) Observasi berperan penuh

Jenis observasi ini diartikan bahwa peneliti memang memilki peran

dalam lokasi studinya, sehingga benar-benar terlibat dalam suatu

kegiatan yang ditelitinya, misalnya sebagai anggota lembaga atau

organisasi yang ditelitinya..

Teknik observasi yang dipakai dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan

teknik observasi tak berperan karena peneliti tidak menjadi bagian dari apa yang

diteliti, sehingga apa pun yang dilakukan peneliti sebagai pengamat, tidak akan

mempengaruhi segalanya yang terjadi pada sasaran yang sedang diamati.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang

telah tersedia dalam bentuk arsip atau buku yang mendukung penelitian dan

kemudian dibandingkan dengan wawancara dan observasi. Teknik mencatat dokumen

ini oleh Yin ( Sutopo, 2006:81) disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk

menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya.

Pengumpulan data dengan melihat dan mengamati secara langsung yang berhubungan

dengan struktur organisasi, dokumentasi atau foto kegiatan kehumasan selama

penelitian.

Page 42: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

43

d. Studi Kepustakaan

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dan informasi dengan

menelaah sumber-sumber tertulis seperti jurnal ilmiah, buku referensi, literatur, serta

sumber-sumber lain yang terpercaya baik dalam bentuk tulisan atau dalam format

digital yang relevan dan berhubungan dengan objek yang diteliti. Pada penelitian kali

ini, peneliti lebih banyak menggunakan referensi dari buku dan dokumen tertulis yang

ada pada pemerintah sebagai sumber informasi studi kepustakaan. Keterbatasan

media, baik media cetak maupun elektronik belum menyentuh objek yang diteliti

menjadi alasan peneliti dalam memilih sumber-sumber informasi dalam studi

kepustakaan.

5. Teknik Penentuan Informan

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling, atau lebih

tepat disebut criterion-based selection Goetz & Lecompte (Sutopo, 2006:229). Dalam hal

ini, peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan

pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti

dalam memperoleh data, Patton (Sutopo, 2006:229). Pada penelitian ini, informan yang

dipilih peneliti sebanyak 6 orang yaitu Camat, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan

Pelayanan Umum, 2 orang dari perwakilan pedagang serta 1 orang tokoh masyarakat

yang menurut peneliti informasinya dapat dipercaya.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data yang diperoleh adalah data kualitatif

berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat

disusun dalam kategori-kategori atau struktur klasisfikasi. Menurut Miles dan Huberman,

Page 43: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

44

kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Sugiyono,

2010:335).

a) Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan

reduksi yaitu, membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, dan menulis

memo. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisir

data sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan

diverifikasi.

b) Penyajian Data

Penyajian data merupakan kegiatan terpenting setelah reduksi data dalam

penelitian kualitatif. Penyajian data merupakan upaya penyusunan informasi yang

diperoleh dari hasil reduksi data kemudian disajikan dalam laporan yang

sistematis dan mudah dipahami. Penyajian data ini dibatasi sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan sehingga mencapai analisis kualitatif yang valid.

c) Penarikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan dalam penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi

data dan tetap mengacu pada rumusan serta tujuan penelitian yang hendak

dicapai. Peneliti dapat memberikan makna, tafsiran, argumen, membandingkan

Page 44: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

45

data dan mencari hubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga mudah

untuk menarik kesimpulan sebagai jawaban dari setiap perumusan masalah.

Analisis data pada penelitian dimulai dari tahap mereduksi data yang diperoleh

dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara dianalisis dan

ditafsirkan. Setelah dilakukan analisis dan penafsiran, kemudian data disajikan

dalam sekumpulan informasi yang mudah dipahami maknanya. Selanjutnya

peneliti menghubungkan dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan

hasil yang ada di lapangan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai

jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti.

Gambar 2: Model analisis interaktif

Sumber :Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:335

Koleksi data

Reduksi data

Penyajian

data

Kesimpulan

/ verivikasi

Page 45: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

46

BAB II

PROFIL KECAMATAN WITIHAMA

A. Gambaran Umum Kecamatan Witihama

Witihama adalah sebuah kecamatan yang terletak di pulau Adonara dan menjadi bagian

dari Kabupaten Flores Timur, dimana dengan kehidupan tradisi masyarakatnya yang memiliki

jiwa semangat gotong-royong, dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah bertani

dan berkebun, nelayan, wiraswasta dan PNS. Hasil pertanian dan perkebunan yang dominan

adalah jagung dan kelapa.

Sejarah terbentuknya Kecamatan Witihama tidak terlepas dari sejarah terbentuknya

kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Flores Timur yakni berdasarkan Surat Keputusan

Gubernur Keepala Daerah Tingkat 1 Nusa Tenggara Timur Tanggal 22 Februari 1962 Nomor:

Pem. 66/1/2 Tentang Pembentukan 64 buah Kecamatan dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur

maka Kabupaten Flores Timur dibagi menjadi 13 Kecamatan.

Selanjutnya, dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Timgkat 1 Nusa Tenggara

Timur Tanggall 6 Juli 1967 Nomor: Pem. 66/1/32 dari sebagian wilayah Kecamatan Adonara

Timur dibentuk wilayah KORDES (Koordinator Desa) yang meliputi Perwakilan Ile Boleng,

Perwakilan Kelubagolit, dan Perwakilan Witihama. Kemudian dari wilayah perwakilan

mengalami perubahan berdasarkan Perda No. 7 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata

kerja kecamatan, maka terbentuklah kecamatan witihama yang defenitif pada tanggal 01 juni

2001, dengan 10 desa di dalamnya, dan selanjutnya berkembang hingga saat ini membawahi 16

desa.

Page 46: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

47

B. Letak Dan Batas Wilayah

Secara geografis dan admnistratif, Kecamatan Witihama merupakan salah satu kecamatan

di Kabupaten Flores Timur dan memiliki luas wilayah 77, 97 km2, yang membawahi 16 desa

yaitu:

Tabel 1.1

No. Desa Luas (km2)

1 Watololong 7, 26

2 Tuwagoetobi 7,34

3 Riangduli 4,74

4 Pledo 4,02

5 Oringbele 9,07

6 Waiwuring 2,03

7 Tobitika 1,16

8 Sandosi 3,75

9 Balaweling 7,13

10 Lamabelawa 9,67

11 Lewopulo 4,87

12 Lamaleka 2,03

13 Balaweling Noten 2,54

14 Baobage 11,13

15 Weranggere 2,33

16 Watoone 7,37

Jumlah 77,97

Page 47: repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/649/1/BAB I.pdf · Kode etik humas.....13 3. Humas Pemerintah ... untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Humas dalam pemerintahan

48

Kecamatan Witihama merupakan dataran rendah, perbukitan, dataran tinggi sampai lebih

dari 500m di atas permukaan laut dengan kondisi tanah yang kering dan sebagian besar lahan

yang belum digarap. Adapun batas wilayah kecamatan sebagai berikut:

Utara : Laut Flores

Selatan : Kecamatan Ile Boleng

Timur : Selat Boleng

Barat : Kecamatan Kelubagolit

C. Keadaan demografi

Jumlah penduduk kecamatan Witihama dari data base kecamatan per Desember tahun

2017 sebanyak 14.637 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk kecamatan Witihama sebesar

179 orang/km2.

a. Deskripsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1.2

No Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Oringbele 617 799 1416

2 Lamablawa 458 556 1014

3 Weranggere 281 351 632

4 Watoone 728 882 1610

5 Pledo 810 992 1802

6 Watololong 205 246 451

7 Lewopulo 374 368 760