30
1 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07) PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SATUAN KERJA (299003) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2019 APBN 2019 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B), Jl. Syeh Nawawi Al Bantani, Curug Serang – Banten Telp. (0254) 267023 Fax. (0254) 267023

PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PROGRAM … · Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 86%. 2. Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SATUAN KERJA (299003) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2019

    APBN

    2019

    DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B), Jl. Syeh Nawawi Al Bantani, Curug Serang – Banten

    Telp. (0254) 267023 Fax. (0254) 267023

  • 2 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan Rahmat dan

    Karunia-Nya sehingga Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Satker (229003)

    Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat

    diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap

    publik dan dalam rangka mencapai tata pemerintahan yang baik dan bersih

    (Good Governance). Selain itu, Laporan ini juga menjadi bahan evaluasi untuk

    peningkatan kinerja tahun berikutnya secara lebih produktif, efektif dan efisien,

    baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun

    koordinasi pelaksanaannya terutama untuk mensukseskan dan mendukung

    program-program prioritas nasional dan daerah.

    Tahun 2019, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan memasuki tahun

    kelima dalam pembangunan kesehatan periode 2015-2019, program ini didesain

    untuk mencapai sasaran meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan

    farmasi dan alat kesehatan, maka untuk mewujudkan program tersebut sejumlah

    kegiatan telah dilaksanakan oleh Satker (299003) Dinas Kesehatan Provinsi

    Banten, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sejumlah kemajuan dan

    pencapai anter hadap indikator program telah dihasilkan walaupun dalam

    pelaksanaannya tentu tidak terlepas dari berbagai kekurangan, untuk itu dalam

    laporan ini juga disampaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi sebagai

    masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

    Akhir kata kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan

    ini kami mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam

    memberikan gambaran pelaksanaan Program Kefarmasian serta meningkatkan

    kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Banten khususnya Program Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan.

    Serang, Mei 2020

    Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten

    Dr. dr Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS

    NIP. 19730815 200312 2 005

  • 3 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Laporan ini menyajikan gambaran dan memberikan informasi penggunaan

    dana Dekonsentrasi Satker (299003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 sebagai bagian dari pencapaian sasaran

    strategis Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada Rencana Stategis

    (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019. Laporan ini juga merupakan hasil konkrit

    dalam pelaksanaan berbagai program/kegiatan di Seksi Kefarmasian, Makmin dan Alkes

    yang disusun sebagai pertanggung jawaban atas Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang

    tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2019.

    Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan target capaian indicator

    sasaran Tahun 2019 yang tertuang dalam Renstra Kemenkes 2015 – 2019 sebagai

    berikut :

    1. Meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan,

    dengan target indikator adalah :

    a. Persentase Puskemas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial 90 %

    b. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta alat kesehatan (alkes) yang

    diproduksi di dalam negeri sebesar 30 Jenis.

    c. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi didalam dan jumlah

    jenis alat kesehatan yang diproduksi didalam negeri 21 Jenis

    d. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat

    sebesar 86%.

    2. Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat trasional di fasilitas

    kesehatan, dengan target indikator adalah :

    a. Persentase Puskemas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

    60 %.

    b. Persentase penggunaan obat trasional di Puskemas 70 %.

    3. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan

    terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah, dengan target indikator adalah:

    a. Persenta seketer sediaan obat dan vaksin di Puskemas 90 %.

    b. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten / Kota yang melakukan manajemen

    pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 75 %.

    4. Meningkatnya pengendalian pra dan pasca pemasaran alat kesehatan dan PKRT,

    dengan target indikator adalah:

    a. Persentase produk alkes dan PKRT diperedaran yang memenuh isyarat 83 %.

    b. Jumlah alkes yang diproduksi di dalam negeri (komulatif) 10 %.

  • 4 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    c. Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara

    pembuatan yang baik (GMP/CPAKB) 55 5 %

    d. Persentasepe nilaian pre market tepat waktu sesuai Good Review Practices 75 %.

    5. Meningkatnya produksi bahan baku dan obat local serta mutu sarana produksi dan

    distribusi kefarmasian, dengan target indikator adalah :

    a. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi dalam negeri

    (kumulatif) 25 %.

    b. Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional

    produksi dalam negeri (kumulatif) 10 %.

    6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya pada program

    kefarmasian dan alat kesehatan, dengan target indikator adalah :

    a. Pesentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen 95 %.

    Untuk mencapai sasaran program tersebut, maka telah ditetapkan sasaran

    kegiatan, indicator kinerja dan target melalui Perjanjian Kinerja, dengan capaian Tahun

    2019 sebagai berikut :

    NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET

    2019 CAPAIAN 2019

    1 Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

    Fasyankes yang Mampu dalam Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

    86 Fasyankes

    30 Fasyankes

    2 Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang Melaksanakan ProgramTata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    1 Provinsi 1 Provinsi

    3 Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

    Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi & Pengamanan Panganyang dibina

    19 Sarana 19 Sarana

    4

    Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kcsehatan

    Layanan Perencanaan, Konsolidasidan Evaluasi Terhadap Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

    1 Provinsi 1 Provinsi

    5

    Peningkatan PenilaianAlat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan KesehatanRumah Tangga (PKRT)

    Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Prov/Kab/Kota yang Terpapar Tentang Penggunaan Alat Kesehatandan PKRT yang Tepat Guna

    95 Orang 95 Orang

  • 5 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    6

    Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

    Produk dan Sarana Distribusi

    Alat Kesehatan serta

    Perbekalan Kesehatan Rumah

    Tangga (PKRT) yang diuji

    8 Produk 6 Produk

    Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Seksi Kefarmasian dan Pangan

    serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes, didukung oleh anggaran dana Dekonsentrasi

    Tahun 2019 sebesar Rp.1.742.587.000 dengan realisasi pada Tahun 2019 sebesar

    Rp. 1.183.286.809 (67,90 %),

  • 6 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Laporan pelaksanaan dana Dekonsentrasi Satker (299003) Program

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2019

    disusun sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan

    strategis yang telah ditetapkan. Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan

    Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

    Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian

    Kesehatan.

    Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Banten tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Provinsi

    Banten, Seksi Kefarmasian dan Pangan serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes yang

    semula berada di bawah Bidang Pelayanan Kesehatan masuk dalam Bidang Sumber

    Daya Kesehatan dan memiliki tupoksi menyiapkan bahan perumusan kebijakan,

    koordinasi, advokasi, fasilitasi dan bimbingan, pengendalian serta sosialisasi kegiatan

    Kefarmasian, Makanan Minuman dan Alat Kesehatan. Adapun rincian tugas Seksi

    Kefarmasian dan Pangan, Seksi Obat Publik dan Perbekkes adalah :

    1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan

    kefarmasian dan alat kesehatan APBN DK 07 meliputi bidang produksi dan

    distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

    tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,

    tata kelola obat dan perbekalan kesehatan serta pelayanan kefarmasian.

    2. Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan kefarmasian dan alat

    kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat

    kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan

    dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan

    kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

  • 7 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    3. Menyiapkan bahan advokasi, sosialisasi dan koordinasi kegiatan kefarmasian dan

    alat kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat

    kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan

    dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan

    kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

    4. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman kegiatan kefarmasian dan alat

    kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat

    kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan

    dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan

    kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

    5. Menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kefarmasian

    dan alat kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat

    kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan

    dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan

    kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

    6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

    Berdasarkan Tupoksi tersebut yang melaksanakan tugas dan fungsi

    Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi

    Banten adalah Seksi Kefarmasian dan Pangan serta seksi Obat Publik, Perbekalan

    Kesehatan.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    Laporan pelaksanaan dana Dekonsentrasi Tahun 2019 merupakan bentuk

    akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan atas penggunaan

    anggaran, memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan

    seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk

    meningkatkan kinerja.

    C. ASPEK STRATEGIS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

    Dalam rangka meningkatkan capaian indikator kinerja Program Seksi

    Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes, melaksanakan

    beberapa kegiatan dengan sumber dana APBN dan APBD. Kegiatan pembinaan

    Program Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes secara

    berkelanjutan terus dilakukan kepada stakeholder terkait sesuai Renstra 2015 -

    2019. Adapun gambaran program Seski Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat

    Publik dan Perbekkes tahun 2019 adalah sebagai berikut :

  • 8 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    1. Tingkat ketersediaan ditingkat Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota tahun 2019

    mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018. Hal ini disebabkan karena

    terjadinya adanya sisa stock bantuan obat-obat bencana selama terjadinya

    bencana gempa.

    2. Implementasie-logistic obat yang telah mulai terintegrasi dan terlaksana baik

    sampai tingkat kabupaten/kota. Melalui e-logistic pemantauan ketersediaan

    obat dan vaksin akan semakin real time dan memudahkan pengelolaannya bagi

    pelaksanaan program kesehatan walaupun masih ditemukan sejumlah kendala

    berupa aplikasi bermasalah atau error.

    3. Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan pada umumnya masih

    belum sesuai standar Karena kekurangan tenaga kefarmasian di puskesmas.

    Untuk itu terus dilakukan peningkatan pembinaan dalam pelayanan kefarmasian.

    Penggunaan obat generik sudah cukup tinggi, tetapi penggunaan obat rasional di

    fasilitas pelayanan kesehatan masih harus ditingkatkan. Hal ini terutama

    disebabkan oleh masih tingginya penggunaan antibiotik di beberapa

    kabupaten/Kota. Untuk penerapan formularium hanya beberapa kabupaten/lota

    yang memberikan laporannya, perlu dilakukan sosialisasi kembali mengenai

    pedoman penerapan fornas terbaru.

    4. Pengawasan terhadap produksi dan distribusi alat kesehatan terus dilakukan,

    dimana Alat Kesehatan dan PKRT yang memenuhi syarat keamanan, mutu dan

    manfaat harus meningkat.

    5. Pembinaan dan pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi

    kefarmasian tahun 2019 telah dilaksanakan belum dapat dilaksanakan secara

    menyeluruh dan akan dilaksanakan di trismester selanjutnya.

  • 9 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    D. STRUKTUR ORGANISASI

    Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Kefarmasian dan

    Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes, dipimpin oleh dua Kepala Seksi yang

    dibantu oleh beberapa orang Penanggung jawab kegiatan, termasuk di dalamnya

    adalah Instalasi Farmasi Provinsi yang melaksanakan tugas pengelolaan obat publik

    dan perbekalan kesehatan. Selengkapnya Struktur Organisasi Kefarmasian dan

    Pangan dan Seksi Obat Publik dan Perbekkes sebagai berikut :

    Struktur Organisasi Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes

    KEPALA SEKSI KEFARMASIAN, DAN PANGAN

    Khania Ratnasari, S,SI, Apt.

    PRODIS KEFARMASIAN

    Reni Setiowati, S.Si, Apt, MKM

    PENGAWASAN ALKES

    Sandi Prayoga, S.Si, Apt

    PENILAIAN ALKES

    Agustina Hartanti

    SEKRETARIAT

    . Eki Jaki Nuriman. SE

    . Juhri

    KEPALA SEKSI OBLIK DAN PERBEKKES

    Yusni Marliani, S,SI, Apt.

    Perbekkes

    Rade Putri

    Tata Kelola Obat Publik

    Ardhia Malahayati, S,Si, Apt

    Instalasi Farmasi

    Al Khaufi S.Si, Apt

    SEKRETARIAT

    . Akbar Budi Sulistyo SFarm, Apt

    . Aas

  • 10 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    E. SISTEMATIKA

    Sistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan pangan serta seksi Obat

    Publik dan Perbekkes Provinsi Banten sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

    kepada spekstrategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang

    dihadapi organisasi.

    Bab II Perencanaan Kinerja

    Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

    bersangkutan.

    Bab III Akuntabilitas Kinerja

    A. Capaian Kinerja Organisasi

    Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

    pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

    pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja

    sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.

    B. Realisasi Anggaran

    Pada sub bab ini diuraikan realisa sianggaran yang digunakan dan

    yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai

    dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

    Bab IV Penutup

    Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

    serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

    meningkatkan kinerjanya.

    LAMPIRAN

  • 11 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    BAB II

    PERENCANAAN KINERJA

    A. RENCANA STRATEGIS

    Sesuai Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    Nomor 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu

    kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana

    pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang

    dilaksanakan oleh unsure penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat

    dan daerah.

    Pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019 dilaksanakan untuk

    mencapai sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

    melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

    perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Dalam pencapaian

    sasaran tersebut, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan berperan melalui

    meningkatkan akses, kemandirian, serta mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

    Pencapaian sasaran program akan semakin didorong di tahun 2018, yang

    merupakan tahun strategis dalam penentuan keberhasilan di akhir periode 2015 –

    2019.

    Dalam mewujudkan peningkatan akses, kemandirian, serta mutu sediaan

    farmasi dan alat kesehatan, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan memiliki tiga

    tujuan utama, yaitu: 1) Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan vaksin

    di puskesmas, yang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply chain

    management obat di Instalasi Farmasi kabupaten/kota, meningkatnya promosi

    penggunaan obat rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian

    di puskesmas; 2) Terwujudnya kemandirian bahan baku obat, obat tradisional, dan

    kemandirian alat kesehatan, yang dicapai melalui menguatnya upaya kemandirian

    di bidang bahan baku obat dan dan obat tradisional serta meningkatnya daya saing

    industry farmasi dan alat kesehatan; dan 3) Terjaminnya mutu Alat Kesehatan dan

    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran, yang dicapai melalui

    meningkatnya pengawasan pre-market serta post-market Alat Kesehatan dan

    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

  • 12 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    Sebagai mana diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah, Urusan Kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang

    dilakukan bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi

    dan kabupaten/kota (konkuren). Sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan,

    upaya-upaya pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan diselenggarakan

    dengan mengedepankan unsure keterpaduan antara pemerintah pusat, pemerintah

    daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Penerapan keterpaduan

    tersebut, salah satunya dilaksanakan dengan dekonsentrasi.

    Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat

    kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah. Dengan demikian,

    dekonsentrasi disusun untuk mempercepat pencapaian tujuan dan target program.

    Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan dana

    dekonsentrasi untuk mendukung tercapainya prioritas nasional dan target-target

    Rencana Kerja Pemerintah tahun 2018, melalui peran serta pemerintah daerah

    provinsi dan kabupaten/kota. Peran serta tersebut tertuang dalam bentuk kegiatan

    yang sudah ditetapkan, sehingga bila dilaksanakan dengan baik akan mendukung

    tercapainya peningkatan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat

    kesehatan.

    Salah satu strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 adalah

    Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan

    Alat Kesehatan. Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

    dan Alat Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi nasional yaitu

    meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

    Tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    melaksanakan salah satu dari 5 (lima) program teknis Kementerian Kesehatan yaitu

    Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat

    Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan

    dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

    Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan DK07

    Sasaran Meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan

    dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

  • 13 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja

    beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagai berikut.

    Indikator Kinerja Target

    2015 2016 2017 2018 2019

    Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

    77% 80% 83% 86% 90%

    Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta Alat Kesehatan (Alkes) yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

    7% 14% 21% 28% 35%

    Persentase produk Alat Kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat

    75% 77% 79% 81% 83%

    Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan

    sebagai berikut.

    Kegiatan Sasaran

    Peningkatan Pelayanan Kefarmasian Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan

    Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah

    Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

    Meningkatnya pengendalian pra dan pasca pemasaran alat kesehatan dan PKRT

    Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

    Meningkatnya produksi bahan baku dan obat local serta mutu sarana produksi dan distribusi kefarmasian

    Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan

    B. PERJANJIAN KINERJA

    Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan

    penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang

    lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator

    kinerja. Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan

    kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur

    berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

  • 14 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    Perjanjian kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2019 dapat dilihat

    pada gambarberikut ini :

  • 15 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

  • 16 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

    Pengukuran tingkat capaian penggunaan dana Dekonsentrasi Satker

    (299003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian dan Alat

    Kesehatan Tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara target

    Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanian Kinerja dengan

    realisasinya, merupakan hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah

    dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek

    dari tujuan.

    Analisis capaian kinerja dari masing-masing Indikator Kinerja Tahun

    2019 adalah sebagai berikut :

    1. Dinas Kesehatan Provinsi yang Melaksanakan Program Tata Kelola

    Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    Target indikator kinerja ini yaitu 1 Provinsi, walaupun bebarapa kegiatan telah

    dilaksanakan, yaitu :

    a. Workshop E-Monev catalog dalam mendukung perencanaan kebutuhan

    obat (RKO) dan SIPNAP untuk unit layanan :

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 97.11 % dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 66,576,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 68,556,000,-

    ii. Peserta sebanyak 23 (Dua Puluh Tiga) orang, terdiri dari :

    - Kepala Seksi Farmasi : 8 orang

    - Kepala Seksi/Staff Program Gizi : 8 orang

    - Kepala Seksi Penanggung Jawab TB : 8 orang

    - Kasie P2PM/Penanggung Jawab TB Prov. Banten : 1 orang

    iii. Waktu dan tempat pelaksaan kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan pada tgl 2 s/d 3 Mei 2019 Hotel Aryaduta –

    Lippo Karawaci – Tangerang.

    iv. Narasumber dan materi yang disampaikan yaitu :

    Direktorat Tata Kelola Obat Public dan Perbelkes, dengan materi

    Evaluasi RKO Anggaran 2019 dan Kebijakan RKO Tahun 2020.

    Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dengan

    materi Tata Laksana dan Kebijakan Program Gizi Tahun 2019-2020.

  • 17 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    Praktisi dari Direktorat P2PM Kemenkes RI, dengan materi

    Kebijakan tentang TB Resistent obat dan perencanan serta

    pengelolaan logistik .

    Direktorat P2PM Kemenkes RI, dengan materi Dukungan pusat dan

    daerah dalam dukungan logistic OAT dan Non OAT dalam eliminasi

    TBC.

    b. Mengimplementasikan E-Logistik diInstalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota.

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 88.45 % dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 55,010,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 62,192,000,-

    ii. Peserta sebanyak 23 (Dua Puluh Tiga) orang, terdiri dari :

    - Kepala Instalasi Farmasi : 8 orang

    - Staf Pelaksana Pengelola E-Logistik : 15 orang

    iii. Waktu dan tempat pelaksaan kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan pada tgl 19 s.d 20 Juni 2019 Hotel Soll Marina –

    Tangerang Prov. Banten.

    iv. Narasumber dan materi yang disampaikan yaitu :

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten dengan Materi Advokasi

    Pemantapan Aplikasi E Logistik dalam tata kelola instalasi Farmasi

    Provinsi/Kab/Kota.

    Direktorat Tata Kelola Obat Public dan Perbelkes Kementerian

    Kesehatan RI, dengan materi Kebijakan Penerapan Apliklasi system

    E Logistic tahun 2019.

    Direktorat Tata Kelola Obat Public dan Perbelkes Kementerian

    Kesehatan RI, dengan materi Bank Data Pusat E Logistik .

    Kabid SDK dan Kefarmasian, dengan materi Kebijakan penerapan

    system pelaporan dan evaluasi E Logistik.

    c. Biaya Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekes

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk pendistribusian pengemasan

    obat ke Instalasi Farmasi Kab/Kota dan realisasi anggaran selama

    tahun 2019 sebesar 25.60 % dengan besaran anggaran yang diserap

    Rp. 9,526,000,- dari besaran anggaran Rp. 37,204,000,-

    ii. Pendistribusian selama Tahun 2019 dilaksanakan ke 8 Kab/kota

    sebanyak 1 Kali pengiriman di setiap masing-masing Instalasi Farmasi

    Kab/Kota.

  • 18 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    d. Monitoring Ketersedian obat, vaksin, dan hasil capaian program pelayanan

    kefarmasian di Fasyankes.

    i. Kegiatan ini tidak dilaksanakan dikarenakan keterbatasan SDM dan

    waktu.

    2. Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan pengamanan

    pangan yang dibina

    Target indikator kinerja ini sudah terealisasi sebesar 56,92 % selama tahun

    2019, walaupun terdapat kegiatan yang telah dilaksanakan tetapi tidak

    berhubungan langsung dengan capain target, yaitu :

    a. Peningkatan kemampuan SDM dalam melakukan monitoring perizinan

    sarana produksi dan distribusi kefarmasian.

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 99.49 % dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 78,075,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 78,457,000,-

    ii. Peserta sebanyak 25 (Dua Puluh Lima) orang, terdiri dari :

    Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota : 18 orang

    Dinas DPMPTSP Kabupaten / Kota : 7 orang

    iii. Waktu dan tempat pelaksaan kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan pada tgl 20 s/d 21 Mei 2019 di Hotel Grand

    Soll Marina – Jatiuwung, Kota Tangerang Prov. Banten

    iv. Narasumber dan materi yang disampaikan yaitu :

    Dit. Prodis FM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan

    materi Kebijakan NSPK Teknis Pemberian Izin Serta Peran Provinsi

    Dan Kab/Kota Terhadap Monitoring Sarana Produksi Dan Distribusi

    Kefarmasian Dan Pangan.

    Dit. Prodis FM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan

    materi Revisi PMK 9/2017 Tentang Apotek.

    Balai Besar POM Serang, dengan OSS dan Pengawasan Sarana

    Produksi, Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian.

    Kepala Dinas Kesehatan Banten, dengan materi Peran Pemerintah

    Daerah dalam pengawasan sarana produksi dan distribusi

    kefarmasian sesuai UU No. 23 dan NSPK Kementerian Kesehatan.

    Kepala Bidang SDK dan Kefarmasian Dinas Kesehatan Prov. Banten,

    dengan materi Kebijakan Teknis Perizinan Sektor Kesehatan Sesuai

  • 19 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    dengan Permenkes No. 26 Th 2018 tentang pelayanan perizinan

    berusaha terintegrasi secara elektronik kesehatan

    Kasie Kefarmasian dan Pangan dengan Materi Evaluasi Pelaporan

    Pendistribusian Sarana Distribusi Kefarmasian

    v. Kesepakatan atau Rencana Tindak Lanjut yang dihasilkan adalah :

    Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan

    pembinaan dan monitoring terhadap sarana produksi dan

    distribusi kefarmasian.

    Tenaga kesehatan kab/kota mampu mengembangkan program

    Pembinaan sarana produksi dan distribusi kefarmasian yang

    berada di Wilayahnya

    Dinas Kesehatan Kab/Kota mampu memfasilitasi pelaku usaha

    mikro obat tradisional menghasilkan dan memasarkan produk obat

    tradisional sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku

    Dinas Kesehatan & DPMPTSP Kab/Kota mampu memfasilitasi

    perizinan pada pelaku usaha di sarana produksi dan distribusi

    kefarmasi sesuai dengan sistem online singgle submission (OSS).

    b. Monitoring Perijinan dan Pembinaan Sarana Produksi dan Distribusi

    Kefarmasian.

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk Monitoring pengawasana

    di sarana perijinan produksi dan distribusi kefarmasian, dan realisasi

    anggaran selama tahun 2019 sebesar 98.77 % dengan besaran

    anggaran yang diserap Rp. 75,422,000,- dari besaran anggaran

    Rp. 76,364,000,-

    ii. Sarana yang di bina dan diawasi sebanyak 59 Kali dalam satu tahun,

    sebagai rincian sebagai berikut :

    Wilayah Kabupaten/Kota Serang sebanyak 5 Kali

    Wilayah Kabupaten Tangerang sebanyak 18 Kali

    Wilayah Kota Tangerang sebanyak 18 Kali

    Wilayah Kota Tangerang Sealatan sebanyak 18 Kali

    c. Meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota Dalam Pembinaan

    dan Penyuluhan Keamanan Pangan.

    i. Kegiatan ini tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu dan

    perubahan system POK yang terlambat, dikarenakan ada terjadinya

    kesalahan penjadwalan Hari pelaksanaan yang tidak sesuai standar.

  • 20 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    3. Layanan perencanaan, konsolidasi dan evaluasi terhadap manajemen

    dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

    Target indikator kinerja ini yaitu 1 Provinsi akan dicapai pada akhir tahun,

    walaupun bebarapa kegiatan telah dilaksanakan, yaitu :

    a. Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    i. Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Lampung, dalam bentuk

    penyampaian materi dan diskusi pertemuan, dan realisasi anggaran

    selama tahun 2019 sebesar 92.49 % dengan besaran anggaran yang

    diserap Rp. 20,337,000,- dari besaran anggaran Rp. 21,989,000,-

    ii. Dikuti oleh 5 (Lima) orang dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan

    8 (Delapan) orang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota .

    iii. Materi – materi yang disampaikan oleh Narasumber (terlampir) yaitu:

    - Penguatan dukungan manajemen program kefarmasian dan alat

    kesehatan disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan

    Alkes.

    - Prioritas kegiatan tata kelola obat public dan Perbekkes Tahun

    2019 disampaikan oleh Direktur Tata Kelola Obat Publik dan

    Perbekkes.

    - Optimalisasi peranan daerah dalam rangka peningkatan

    pelayanan kefarmasian menuju Universal Helath Coverage (UHC)

    disampikan oleh DirekturPelayananKefarmasian.

    - Kolaborasi pusat dan daerah dalam rangka monitoring dan

    evaluasi pelaksanaan e-licencing disampaikan oleh Direktur

    Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

    - Optimalisasi peran pusat dan daerah dalam upaya mendorong

    penggunaan alat kesehatan dalam negeri untuk mendukung

    pencapaian Universal Helath Coverage (UHC) disampaikan oleh

    Direktur Penilian Alat Kesehatan dan PKRT.

    - Penerapan pengawasan alat kesehatan dan PKRT di daerah

    disampaikan oleh Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT.

    - Implementasi SMP di bidang kesehatan dalam mendukung

    pelaksanaan program prioritas kesehatan nasional, disampaikan

    oleh Staf Ahli Bidang Desentrasilisasi Kesehatan.

    - Konsep UHC dalam pembangunan kesehatan, disampikan oleh

    Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

  • 21 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    - Komitmen stake holder dalam upaya pengendalian dan

    pencegahan resistensi antibiotik di fasiltas pelayanan

    kefarmasian, disampiakan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan

    Rujukan.

    - Rencana strategis Kementrian Kesehatan 2020 – 2024,

    disampaikan oleh Biro Perencanaan.

    - Pembangunan Kesehatan dalam rancanagan Teknokratik RPJMN

    2020 – 2024, disampikan oleh BAPPENAS.

    - Rencanaaksi penurunan AKI, AKN, Stunting, dan dukungan

    kefarmasian dan alat kesehatan terhadap rencana aksi tersebut,

    disampaikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat.

    - Rencanaaksi program PTM, imunisasi dan TB serta dukungan

    kefarmasian dan alat kesehatan terhadap program tersebut,

    disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

    Penyakit.

    - Peluang dan tantangan penguatan subsistem sediaan farmasi, alat

    kesehatan dan makanan di era 4.0.

    iv. Rangkuman hasil kegiatan yaitu :

    - Mendukung Program Indonesia Sehat dan penanganan

    5 masalah prioritas bidang kesehatan tahun 2019, yaitu

    percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI)/ angka kematian

    neonatal (AKN), penurunan stunting, percepataneliminasi

    tuberculosis (TBC), pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak

    Menular (PTM) serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi

    dasar lengkap melalui jaminan akses terhadap sediaan farmasi

    dan alat kesehatan serta berupaya mendorong perubahan

    paradigm menuju paradigm sehat.

    - Menjadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai dasar

    perencanaan, pengganggaran dan pelaksanaan kegiatan prioritas

    di bidang pembangunan kesehatan, dengan berpedoman pada

    UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, PP Nomor

    2 Tahun 2018 tentang SPM, Permendagri No 100 Tahun 2018

    tentang Penerapan SPM dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019

    tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Bidang

    Kesehatan. Selain itu juga akan memanfaatkan SPM sebagai

    bahan advokasi dan meningkatkan integrasilintas program untuk

  • 22 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    mendukung perencanaan – penganggaran bidang kesehatan,

    terutama untuk Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    di Pusat dan Daerah.

    - Menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan fokus

    pada mutu pelayanan yang sejalan dengan indikator WHO yakni

    effective coverage (EC) sehingga berdampak pada meningkatnya

    usia harapan hidup. Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

    Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota akan berperan

    menjamin akses terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatan

    serta dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian sesuai

    standar di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini sebagai salah satu

    dukungan dalam penguatan layanan primer guna mencapai

    Universal Health Coverage (UHC).

    - Mewujudkan jaminan akses terhadap sediaan farmasi dan alat

    kesehatan, dan mendorong paradigm sehat, dalam pembangunan

    kesehatan menuju Universal Health Coverage (UHC), secara

    terintergrasi antara Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinkes Provinsi dan

    Dinkes Kabupaten/Kota melalui:

    ✓ Jaminan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan vaksin

    yang berkualitas;

    ✓ Berperan dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan

    rehabilitative dalam penanggulangan penyakit tidak menular;

    ✓ Melakukan pelayanan kefarmasian yang bermutu, dan

    melakukan langkah-langkah spesifik untuk memperkuat

    pengendalian resistensi anti mikroba;

    ✓ Peningkatan daya saing industri dan kepedulian penggunaan

    sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri;

    ✓ Peningkatan mutu pelayanan publik di bidang sediaan

    farmasi dan alat kesehatan; serta Penguatan SDM dalam

    pengawasan alat kesehatan dan PKRT di daerah.

    - Meningkatkan komitmen dan kolaborasi Pusat dan Daerah

    serta penguatan inovasi pemanfaatan teknologi digital dalam

    menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk menjamin akses sediaan

    farmasi dan alat kesehatan bagi pembangunan kesehatan.

  • 23 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    b. Perencanaan dan Evaluasi Dana Alokasi khusus (DAK) sub bidang pelayanan

    kefarmasian.

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan dask data DAK, dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar

    47.20 % dengan besaran anggaran yang diserap Rp. 50,936,000,- dari

    besaran anggaran Rp. 107,908,000,-

    ii. Peserta sebanyak 24 (Dua Puluh Empat) orang, terdiri dari :

    Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota : 23 orang

    Penanggung jawab gizi, TB dan Perencana Obat

    iii. Waktu dan tempat pelaksaan kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan pada tgl 25 - 26 Juni 2019 di Hotel Horison

    Forbis – Kramatwatu, Kab Serang, Prov. Banten

    iv. Narasumber dan materi yang disampaikan yaitu :

    Plt. Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten dengan Materi

    Pelayanan obat era jaminan kesehatan nasional.

    Sekertariat Dirtjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian

    Kesehatan Republik Indonesia, dengan materi Perencanan DAK

    subbidang Pelayanan Kefarmasian.

    Sekertariat Dirtjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian

    Kesehatan Republik Indonesia, dengan materi Kebijakan DAK Fisik

    dan Non Fisik tahun 2020.

    c. Administrasi kegiatan

    i. Kegiatan ini berupa pemabayaran honor pengelola Satker dan

    Opersional Satker dan kegiatan pendampingan pusat dan realisasi

    anggaran selama tahun 2019 sebesar 62.53 % dengan besaran

    anggaran yang diserap Rp. 80,051,091,- dari besaran anggaran

    Rp. 128,026,000,-

    ii. Telah dilaksanakan sampai dengan Triwulan IV 2019.

    d. Melaksankan Konsolidasi Pelaporan Keuangan dan BMN

    i. Kegiatan ini berupa konsolidasi pelaporan ke bagian keuangan dan

    BMN, realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 50.10% dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 4,920,000 dari Rp. 9,820,000

  • 24 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    Kegiatan yang tidak dilaksanakan untuk mencapai target indicator kinerja ini,

    yaitu :

    a. Pemutakhiran data kefarmasian dan alkes tingkat provinsi-profil

    kefarmasian serta perencanaan di karenakan terbenturnya waktu

    pelaksanaan.

    4. Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan Serta Perbekalan

    Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang di uji

    Target indikator kinerja dari kegiatan ini yaitu 13 produk Alkes dan 10 PKRT.

    Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai target indicator kinerja ini,

    yaitu :

    a. Sampling (Surveilance) Alkes dan PKRT

    i. Sampling baru dilaksanakan tahap pembelanjaan dan pengambilan

    sampel di 3 (Tiga) Kabupaten/Kota wilayah Tangerang, Provinsi

    Banten dan sample-sample tersebut rencananya akan di uji di

    Laboratorium Pusat Penelitian Obat dan Makanan Nasional (BPOM)

    di Jakarta dan laboratorium Departemen Biologi Fakultas MIPA,

    Institut Pertanian Bogor merupakan laboratorium yang telah

    diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

    ii. Waktu pelaksaan kegiatan

    - Pengambilan sampel pada bulan April 2019

    - Pengujian sampel pada bulan Agustus – September 2019

    Dengan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 97.49 %

    dengan besaran anggaran yang diserap Rp. 75,297,718,- dari besaran

    anggaran Rp. 77,234,000,-

    iii. Untuk Hasil pengujian terhadap 13 sample Alkes dan 10 Produk PKRT

    di Provinsi Banten sudah tepenuhi

    b. Melaksanakan Inspeksi sarana produksi Alkes dan PKRT dan sarana

    penyalur Alkes

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk Inspeksi pengawasan di sarana

    produksi Alat Kesehatan, PKRT dan penyaluran Alat Keshatan (IPAK),

    dan untuk realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 79.49 %

    dengan besaran anggaran yang diserap Rp. 75,775,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 94,564,000,-

  • 25 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    ii. Sarana yang di bina dan diawasi sebanyak 59 Kali dalam satu tahun,

    sebagai rincian sebagai berikut :

    Wilayah Kabupaten/Kota Serang sebanyak 5 Kali

    Wilayah Kabupaten Tangerang sebanyak 18 Kali

    Wilayah Kota Tangerang sebanyak 18 Kali

    Wilayah Kota Tangerang Sealatan sebanyak 18 Kali

    Pada saat pelaksaan di kegiatan ini tidak sepenuhnya terawasi dengan

    realisasi penyerapan 79,48 % selama di tahun 2019.

    c. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Inspeksi Sarana Survellance Produk

    dan Pengendalian Perizinan Sarana.

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 85.08 % dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 75,775,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 89,060,000,-

    ii. Peserta sebanyak 28 (Dua Puluh Delapan) orang, terdiri dari :

    Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota : 28 orang

    iii. Waktu dan tempat pelaksaan kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan pada tgl 29 s/d 30 Juli 2019 di Hotel Yasmin,

    Kota Tangerang Prov. Banten

    iv. Narasumber dan materi yang disampaikan yaitu :

    Dit. Pengawasan Alkes Dra. Vita Picola Haloho dengan Materi

    Kebijakan Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT.

    Dit. Farmalkes, dr. H. Zamhir Setiawan dengan Materi

    Pengawasan Iklan Alat Kesehatan, DIV dan PKRT

    Kementerian Kesehatan DIt Binfar, Lysa Naingolan dangan Materi

    Pengawasan sarana distribusi alat kesehatan dan CDAKB.

    Dari Dinas Kesehatan Prov. Banten Seksi Rujukan dan Khusus

    dr. Della Sarah Distrianda

    DInas Kesehatan Prov. Banten Seksi Kefarmasian dan Pangan

    Khania Ratnasari, S.Si, Apt

    Dinas Kesehatan Prov. Banten Kabid SDK Akhrul Aprianto

    SKM, M.Si

  • 26 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    5. Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Prov/Kab/Kota yang Terpapar

    Tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang Tepat Guna .

    a. Melaksanakan Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan

    dalam Negeri dalam Implementasi Instruktur Presiden

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 89.28 % dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 166,606,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 186,614,000,-

    ii. Peserta Kegiatan sebanyak 79 Orang dari Dinas Kesehatan Kab/Kota,

    Kader Puskesmas dan Rumah Sakit (Kepala/Staff Khusus Penanganan

    Alat kesehatan )

    iii. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan di Hotel Soll Marina – Kota Tangerang Selatan

    pada tanggal 28 – 29 Oktober 2019.

    iv. Narasumber dan Materi yang disampaikan sebagai berikut :

    Direktorat Penilaian Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan

    Rumah Tangga (PKRT) Kementerian Kesehatan RI Bapak

    Dr. IGM. Wirabrata, Apt dengan Materi Kebijakan dalam

    mendukung perkembangan teknologi & Inovasi Alkes dalam

    Negeri dan Penggunaannya

    Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan

    Rumah Tangga (PKRT) Kementerian Kesehatan RI Bapak dr. H.

    Zamhir Setiawan, M.Epid dengan Materi Kebijakan Pengawasan

    Alkes dalam Upaya Penjaminan mutu, keamanan, dan manfaat

    Alkes dalam Negeri

    Gakeslab Banten Ibu Mita Rosalina S.SI, Apt dengan Materi

    Identifikasi Alkes yang Baik, Aman, Bermutu, dan Berkinerja.

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ibu Dr. dr Hj. Ati

    Pramudji Hastuti, MARS dengan Materi Arah Kebijakan

    Penggunaan Alkes dalam Negeri di Provinsi Banten.

    Dinas Kesehatan Prov. Banten Kasie Kefarmasian dan Pangan Ibu

    Khania Ratnasari S.Si, Apt dengan Materi Penggunaan Alkes

    Dalam Negeri di Provinsi Banten

    Pihak Praktisi dari PT. AMA Diagnostik dan PT. Kilau Berlian

    Nusantara dengan Materi Pengenalan Produk Alkes Dalam

    Negeri.

  • 27 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    b. Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat

    Kesehatan dan PKRT yang Benar

    i. Dilaksanakan di Provinsi dalam bentuk penyampian materi dan diskusi

    dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 89.83 % dengan

    besaran anggaran yang diserap Rp. 167,184,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 186,104,000,-

    ii. Peserta Kegiatan berjumlah 80 Peserta dari TP PKK Se – Prov. Banten

    dan TP PKK Se – Kabupaten/Kota

    iii. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan di Hotel Soll

    Marina – Kota Tangerang Selatan pada tanggal 7 – 8 November 2019.

    iv. Narasumber dan Materi kegiatan sebagai berikut :

    Ketua Dharma Wanita Prov. Banten Ibu DR. dr. Tine K, M.Kes, AIF

    dengan materi Masyarakat Cerdas : Penggunaan Alat Rumah

    Tangga

    Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten Ibu Dr. dr Hj. Ati Pramudji

    Hastuti, MARS dengan materi Kebijakan Dinas Kesehatan

    Provinsi dalam mencerdaskan masyarakatnya untuk perilaku

    hidup sehat dan menggunakan alat kesehatan dan Perbekalan

    kesehatan rumah tangga yang benar.

    Dinas Kesehatan Prov. Banten Kabid SDK Bapak Akhrul Aprianto

    SKM, M.Si dengan materi Pengendalian Peredaran Alat

    Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan rumah Tangga (PKRT) di

    Prov. Banten

    Direktorat Penilaian Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan

    Rumah Tangga (PKRT) Kementerian Kesehatan RI Bapak Dr. IGM.

    Wirabrata, Apt dengan Materi Gerakan Masyarakat Tentang

    Penggunaan Alkes Dan PKRT Yang Benar.

    Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan

    Rumah Tangga (PKRT) Kementerian Kesehatan RI Bapak

    Suherman, Apt dengan materi Pengawasan Alat Kesehatan Dan

    PKRT

    PT. Softex Indonesia Ibu Listia Rini Lestari dengan materi

    Workshop Penggunaan Alat Kesehatan dan Perbekalan

    Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang baiik terhadap Pembalut,

    popok bayi dan popok dewasa

  • 28 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    PEKERTI Bapak Budi Satriyo (PT. Hit Indonesia) Dengan Materi

    Cara Penggunaan PKRT Yang Baik & Benar Produk Anti Nyamuk

    6. Tenaga Kefarmasian yang Mampu dalam melaksanakan Pelayanan

    Kefarmasian sesuai Standar

    a. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas di RUmah

    Sakit dan Analisis Farmakoekonomi di Rumah Sakit

    i. Dilaksanakan di Prov. Banten dalam bentuk penyampian materi dan

    diskusi dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 83.76 %

    dengan besaran anggaran yang diserap Rp. 64,732,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 77,266,000,-

    ii. Peserta Kegiatan dari RS Se Provinsi Banten, Instalasi Farmasi, Komite

    Medik Se Prov. Banten berjumlah 35 Peserta.

    iii. Waktu dan tempat pelaksanaan pada tanggal 21 – 22 November di

    Hotel Ara Kota Tangerang – Prov. Banten

    iv. Narasumber dan Materi dari :

    DIt. Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI

    Praktisi dari Universitas Erlanga Ibu YUsi Angraeni

    Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten

    b. Pembekalan Tenaga Kefarmasian Dalam Melaksanakan Pelayanan

    Kefarmasian Sesuai Standard dan Penggunaan Obat Rasional di

    Puskesmas

    i. Dilaksanakan di Prov. Banten dalam bentuk penyampian materi dan

    diskusi dan realisasi anggaran selama tahun 2019 sebesar 93.75 %

    dengan besaran anggaran yang diserap Rp. 69,270,000,- dari besaran

    anggaran Rp. 73,890,000,-

    ii. Peserta Kegiatan berjumlah 40 Peserta dari Dinas Kesehatan Kab/Kota

    dan Puskesmas

    iii. Waktu dan Tempat Pelaksanaan di Hotel Horison For Bitz Kabupaten

    Serang pada tanggal 26 – 27 September 2019.

    iv. Materi dan Narasumber dari :

    Dit. Pelayanan Kefarmasian dan Obat Publik dan Perbekkes

    2 (Dua) Orang

    Kepala Dinas Kesehatan Prov. Banten

  • 29 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    c. Sosialisai Evaluasi Pelaksanaan Gema Cermat dan Optimalisasi Aoc dalam

    rangka mendukung Germas di Kabupaten / Kota / Provinsi

    a. Sosialisai Evaluasi Pelaksanaan Gema Cermat

    Kegiatan ini tidak di laksanakan karena keterbatasan waktu dan

    tempat.

    b. Optimalisasi Aoc dalam rangka mendukung Germas di Kabupaten /

    Kota / Provinsi

    i. Dilaksanakan di Porv. Banten Banten dalam bentuk penyampian

    materi dan diskusi dan presentasi dengan realisasi anggaran selama

    tahun 2019 sebesar 26.55 % dengan besaran anggaran yang diserap

    Rp. 48,411,000,- dari besaran anggaran Rp. 182,327,000,-

    ii. Peserta Kegiatan berjumlah 55 Peserta dari IAI Tangerang Raya \

    iii. Waktu dan tempat pelaksanaan di Hotel SOll Marina Kota

    Tangerang Selatan pada tanggal 3 Oktober 2019 (Fullday)

    iv. Narasumber dan Materi dari :

    IAI Kabupaten Tangerang Bapak Muji

    Dit . Pelayanan Kefarmasian

    Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan Prov. Banten

    B. REALISASI ANGGARAN

    Realisasi keuangan Satker (229003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten,

    Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2019 sebesar Rp.1.742.587.000

    dengan realisasi Tahun 2019 sebesar Rp. 1,183.286.809 (67,90%)

  • 27 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Banten (DK07)

    BAB IV

    PENUTUP

    Laporan penggunanaan dana Dekonsentrasi Satker (229003) Dinas

    Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2019

    disusun sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja berdasarkan Perjanjian

    Kinerja yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat Keputusan Direktur

    Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana

    Dekonsentrasi Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2019

    Laporan penggunanaan dana Dekonsentrasi ini menggambarkan

    pencapaian kinerja Satker (239007) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program

    Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2019 dalam mencapai indicator kinerja

    sebagaimana yang telah ditetapkan didalam dokumen perjanian kinerja dan

    dokumen perencanaan.

    Untuk meningkatkan pencapaian indicator kinerja pada tahun berikutnya

    dibutuhkan adanya pembenahan dan penyempurnaan dalam mendukung

    pelaksanaan program meliputi pemenuhan tenaga sesuai kualifikasi yang

    dibutuhkan, dukungan dana kegiatan khususnya dari APBD I dan peningkatan

    kemampuan dan keterampilan staf baik tenaga teknis maupun tenaga non teknis.