32
Penggunaan Hidroquinon pada Kulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokuinon merupakan salah satu bahan aktif yang telah terbukti efektif sebagai pemutih khusus untuk mengatasi masalah hipermelanosis (Wester et al., 1999). Efek dari hidrokuinon adalah depigmentasi dimana hidrokuinon menghalangi pengeluaran melanin dari melanosit. Melanin ini berperan dalam penentuan warna kulit, dimana semakin banyak melanin maka semakin gelap warna kulit (Wasitaatmadja, 1997). Hidrokuinon tidak hanya bekerja dengan menghambat pembentukan melanin baru, tetapi bahan ini juga merusak melanin yang telah terbentuk. Hal inilah yang menyebabkan hidrokuinon efektif sebagai agen pemutih (bleaching) (Stephan, 1970 ). Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian hidrokuinon tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia), dan kanker sel hati (hepatocelluler adenoma) (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2007). Pada tanggal 11 Juni 2009, BPOM telah mengeluarkan peringatan bagi seluruh masyarakat tentang kosmetika yang Kelompok 19 Page 1

Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penggunaan hidroquinon pada kulit

Citation preview

Page 1: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidrokuinon merupakan salah satu bahan aktif yang telah terbukti efektif sebagai

pemutih khusus untuk mengatasi masalah hipermelanosis (Wester et al., 1999).

Efek dari hidrokuinon adalah depigmentasi dimana hidrokuinon menghalangi

pengeluaran melanin dari melanosit. Melanin ini berperan dalam penentuan warna kulit, dimana

semakin banyak melanin maka semakin gelap warna kulit (Wasitaatmadja, 1997). Hidrokuinon

tidak hanya bekerja dengan menghambat pembentukan melanin baru, tetapi bahan ini juga

merusak melanin yang telah terbentuk. Hal inilah yang menyebabkan hidrokuinon efektif sebagai

agen pemutih (bleaching) (Stephan, 1970 ).

Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan

resep dokter. Bahaya pemakaian hidrokuinon tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan

iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal

(nephropathy), kanker darah (leukemia), dan kanker sel hati (hepatocelluler adenoma) (Badan

Pengawas Obat dan Makanan, 2007).

Pada tanggal 11 Juni 2009, BPOM telah mengeluarkan peringatan bagi seluruh

masyarakat tentang kosmetika yang mengandung bahan berbahaya atau dilarang. Berdasarkan

hasil pengawasan, sampling, dan pengujian laboratorium sejak September 2008 hingga Mei

2009, Badan POM telah memerintahkan untuk menarik dari peredaran produk kosmetik yang

mengandung bahan berbahaya atau dilarang sebanyak 70 item. Salah satu bahan berbahaya atau

dilarang yang dimaksud adalah hidrokuinon (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2009).

Kelompok 19 Page 1

Page 2: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ANATOMI KULIT

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ

terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang

dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi

mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak

pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit

tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang

berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Kelompok 19 Page 2

Page 3: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal

epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan

dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi

regenerasi setiap 4-6 minggu.Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling

atas sampai yang terdalam) :

Stratum corneum (lapisan tanduk) : Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih,

mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna

dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas

keratin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten

terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk

memproteksi tubuh dari pengaruh luar.

Stratum lucidum (lapisan jernih) : Berada tepat dibawah stratum corneum.

Merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin. Lapisan ini tampak

jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir) : Tersusun oleh sel-sel keratinosit

yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

Stratum spinosum (lapisan malphigi) : Sel berbentuk kubus dan seperti berduri.

Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas

serabut protein.

Stratum Basale (Stratum Germinativum) :Terdapat aktifitas mitosis yang hebat

dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.

Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini

tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang

mengandung melanosit.

Kelompok 19 Page 3

Page 4: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

2. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai

“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal

pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

Pars Papilare : lapisan tipis yang mengandung jaringan ikat jarang yaitu lapisan

bagian atas yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan

pembuluh darah.

Pars Retikulare : lapisan tebal terdiri dari jaringan ikat padat yaitu lapisan

bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari serabut penunjang seperti

kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri dari cairan kental asam

hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut

kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan yang

mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin,

seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin

mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf,

dan mudah mengembang serta lebih elastis.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai

dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan

serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya

dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan

pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu

folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung

banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.

Kelompok 19 Page 4

Page 5: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

3. Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.

Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan

di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan

nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk fleksus terletak antara lapisan

papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

meninggalkan fleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

nutrient dari dermis melalui membran epidermis.

2.2. FISIOLOGI KULIT

Kulit sebagai organ tubuh yang paling utama mempunyai beberapa fungsi, diantaranya

sebagai berikut:

1. Kulit sebagai pelindung dan filter tubuh

Kulit memiliki kemampuan untuk memilih bahan-bahan penting yang diperlukan oleh

tubuh,seperti mencegah bakteri penyakit dan zat kimia yang masuk kedalam tubuh. Di

samping itu, kulit juga dapat melindungi tubuh dari bahaya lingkungan, seperti panas

sinar matahari, benturan fisik, dingin, hujan, dan angin dengan cara membentuk

perlindung asam kulit secara alamiah, juga berfungsi mengekskresi.

Fungsi proteksi, terjadi karena beberapa hal:

Keasaman (pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan

bakteri dan jamur yang berada di sekitar kulit.

Jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari

benturan.

Kelompok 19 Page 5

Page 6: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

2. Kulit sebagai pengatur suhu tubuh

Kulit berfungsi membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal dengan cara

melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas, lalu keringat akan menguap dan tubuh

akan terasa dingin kembali. Sebaliknya, bila tubuh merasa kedinginan maka pembuluh

darah dalam kulit akan menyempit atau mengalami vasokonstriksi sehingga panas tubuh

akan tetap tertahan.

3. Kulit menjaga kelembaban tubuh

Kelembaban dijaga dengan cara mencegah keluarnya cairan dalam tubuh. Lapisan kulit

bersifat kenyal, terutama pada bagian lapisan tanduknya sehingga air tidak mudah keluar

dari dalam tubuh. Kulit juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat, yaitu

mencapai empat kali beratnya sehingga mampu mempertahankan teksturnya sendiri.

4. Kulit sebagai system syaraf yang sensitif

Kulit memiliki system saraf yang sangat peka terhadap pengaruh atau ancaman dari luar,

seperti dingin, panas, sentuhan, tekanan, dan sakit. Oleh karena itu, kulit akan segera

memberikan reaksi bila ada tanda-tanda awal dari system syaraf tersebut seperti rasa gatal

dan kemerahan.

5. Fungsi absorpsi pada kulit

Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil

fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi,

kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat melalui celah antar

sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.

6. Fungsi ekskresi pada kulit

Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam urat, dan

amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari ibunya

memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu lahir

ditemui sebagai Vernix Caseosa.

Kelompok 19 Page 6

Page 7: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

7. Fungsi Pembentukan Vitamin D

Kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tapi

kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik

masih tetap diperlukan.

2.3. JENIS-JENIS KULIT

Kulit digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu: kulit normal, berminyak, berminyak

sensitive (sensitive oily skin), kombinasi (campuran), kering, kering sensitive dan kulit gersang

(yuswati, 1996), yaitu:

a. Kulit Normal

Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak memproduksi minyak

tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada pori-pori kulit. Tanda-

tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya, sehat, pori- pori

tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal biasanya dijumpai pada

anak-anak sampai menjelang remaja.

b. Kulit Berminyak

Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan. Ciri- ciri kulit

berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas terlihat, sering

terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit berminyak umumnya

terdapat pada usia remaja dan dewasa.

c. Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)

Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak hanya terdapat pembuluh

darah yang melebar dan rusak, sehingga terlihat garis-garis atau guratan- guratan merah

disekitar hidung dan pipi. Penyebab kulit berminyak sensitive adalah kelenjar lemak

sangat berlebihan dalam memproduksi lemak sehingga kadang berkomedo dan bereaksi

cepat terhadap panas, dingin dan iritasi.

d. Kulit Kombinasi (Campuran)

Kulit kombinasi merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulit seperti kulit kering dan

berminyak. Tanda-tandanya kulit kelihatan mengkilat pada bagian tengah muka, di

sekitar hidung, pipi dan dagu. Kulit jenis ini umumnya terdapat pada usia dewasa.

Kelompok 19 Page 7

Page 8: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

e. Kulit Kering

Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah lanjut

usianya. Penyebabnya adalah akibat ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit

kering antara lain: bagian tengah muka normal, disekitar pipi dan dahi kering, tidak

lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua

karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.

f. Kulit Kering Sensitive

Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang melebar

disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.

g. Kulit gersang ( Dehydrated Skin)

Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau pelembab

didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia

lanjut.

Berdasarkan perbedaan genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon

terhadap radiasi ultraviolet (UV), maka kulit terbagi atas tipe-tipe tertentu (james, 2009),

yaitu:

a. Tipe I : selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat

b. Tipe II : mudah terbakar, jarang menjadi coklat

c. Tipe III : kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat

d. Tipe IV : tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat

e. Tipe V : secara genetik coklat ( India atau Mongoloid)

f. Tipe VI : secara genetik hitam (Kongoid dan Negroid)

Kelompok 19 Page 8

Page 9: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Pembentukan Pigmen Kulit

Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi.

Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb

beroksigen dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna

kecoklatan sampai kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi.

Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK dalam bukunya yang berjudul Buku Pegangan

Ilmu Pengetahuan Kosmetik juga menyebutkan bahwa  warna kulit terutama ditentukan

oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah

kebiruan, melanin berwarna coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaqe pada

kulit, serta lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-

abuan. Kurang penting adalah caroten, suatu pigmen warna kuning yang sedikit sekali

jumlah dan efeknya, serta eleidin dalam stratum lucidum yang hanya terlihat pada yang

menebal dari telapak kaki bagian tumit.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit itu, yang paling menentukan warna

kulit adalah pigmen melanin. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan

menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia.

Melanin adalah senyawa biologi yang ditemukan pada manusia, tanaman, hewan,

dan protista, yang berfungsi sebagai pigmen. Pigmen yang dihasilkan biasanya merupakan

turunan dari asam amino tirosina. Melanin merupakan zat yang memberikan warna pada

kulit, rambut dan mata. Pada kulit melanin dibentuk oleh sel yang disebut melanosit dan

melalui proses melanogenesis.

Melanin dibedakan menjadi pheomelanin dan eumelanin. Kedua melanin ini

ditemukan di kulit manusia dan rambut, tetapi eumelanin adalah melanin yang paling

melimpah pada manusia, serta bentuk yang paling sering terjadi kekurangan sehingga

menimbulkan albinisme.  Pheomelanin membentuk warna merah, banyak terdapat di rambut

Kelompok 19 Page 9

Page 10: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

merah dan juga terkonsentrasi di bibir, puting susu, kelenjar penis, dan vagina.

Eumelanin ada dua yaitu hitam dan coklat. Sejumlah kecil eumelanin hitam karena tidak

adanya pigmen lainnya menyebabkan rambut abu-abu. Sejumlah kecil eumelanin coklat

karena tidak adanya pigmen lainnya menyebabkan kuning (pirang) warna rambut.

3.1.1 Histologi Melanosit

Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah atau di

antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut. Asal embriologi dari melanosit

berasal dari sel krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat

bermulanya cabang-cabang panjang yang ireguler dalam epidermis. Cabang-cabang ini

berada di antara sel-sel stratum basalis dan stratum spinosum. 

Gambar 1. Diagram Melanosit. Juluran melanosit meluas hingga ke antara

keratonosit. Granul melanin disintesis di dalam melanosit, kemudian bermigrasi ke

dalam keratinosit.

Dengan mikroskop elektron terlihat sel yang berwarna pucat, berisikan banyak mitokondria

kecil, kompleks golgi sangat berkembang, sisterna pendek pada retikulum endoplasma yang

kasar. Meskipun melanosit tidak dilekatkan dengan keratinosit yang berdekatan dengannya oleh

desmosom, melanosit ini diletakkan ke lamina basalis dengan hemidesmosom.

Kelompok 19 Page 10

Page 11: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Gambar 2. Gambaran mikroskop electron kulit manusia. Terdiri dari melanosit dan keratinosit.

Terlihat granul melanin yang sangat banyak pada keratinosit di sebelah kanan dibandingkan

yang terdapat di melanosit sendiri. Gambaran material putih di bagian bawah adalah kolagen

dermis.

3.1.2 Mekanisme Pembentukan Pigmen Melanin

Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam

proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4

dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi,

setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam

ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam

vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi.

4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang:

Tahap 1 :

Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas

enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian perifernya.

Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada

sebuah matrik protein.

Tahap 2 :

Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-

filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin

Kelompok 19 Page 11

Page 12: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

disimpan dalam matriks protein.

Tahap 3 :

Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.

Tahap 4 :

Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara

sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang matang

berbentuk elips, dengan panjang 1 μm dan diameter 0,4 μm.

Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan

ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses

transfer ini telah diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit. Granul melanin

pada dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul

melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi

melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.

Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel/keratinositlah yang

menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di

dalam keratinosit, granul melanin bergabung dengan lisosom sehingga menyebabkan

melanin menghilang pada sel epitel bagian atas.

Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan

pigmentasi pada kulit:

1. Kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit.

2. Perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan

3. Penempatan terakhirnya dalam keratinosit

Kelompok 19 Page 12

Page 13: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Gambar 3. Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase di

sintesis dalam retikulum endoplasma yang kasar dan diakumulasikan dalam vesikel

kompleks Golgi. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan melanosom. Sintesis melanin

dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin diakumulasikan dan membentuk

melanosom tahap III. Terakhirstruktur ini hilang dengan aktivitas tirosinase dan

membentuk granul melanin. Granul melanin bermigrasi ke arah juluran melanosit dan

masuk ke dalam keratinosit.

Gambar 4. Pada gambar ini, melanosit terletak di bagian bawah, yang sitoplasmanya menjulur ke

atas yaitu dengan bagian yang lebih dekat dengan permukaan kulit. Melanin dibentuk oleh

melanosit dalam beberapa tahap. Ketika dibentuk, granul melanin migrasi di dalam perluasan

sitoplasma melanosit lalu ditransfer ke keratinosit, terutama pada lapisan stratum germinativum

dan stratum spinosum. Keratinosit merupakan sel-sel yang membentuk jaringan epidermis.

Kelompok 19 Page 13

Page 14: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Akibatnya sel-sel keratinosit banyak mengandung melanin, bahkan lebih banyak daripada yang

terdapat pada melanosit yang merupakan penghasil melanin itu sendiri. Artinya, melanosit

hanya bertugas memberi warna pada keratinosit.

3.2. Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

3.2.1 Pengertian Hidroquinon

Hidrokuinon merupakan bubuk berwarna putih atau kristal putih seperti jarum.

Hidrokuinon memiliki nama lain yaitu 1,4-Benzenediol, p-Benzenediol, Kinol, Arctuvin,

Benzohydroquinone, Benzoquinol, p-Dihydroxybenzene, Eldoquin, Hydroquinol dan

Asam Pyrogentistic. Hydroquinone dapat dihasilkan oleh oksidasi anilin atau fenol, oleh

pengurangan kuinon, atau dari reaksi asetilena dan karbon monoksida (Merck, 2006)

Hydroquinone adalah bentuk kuinon tereduksi, mengandung dua gugus

hidroksil; digunakan secara topical untuk memutihkan kembali kulit yang mengalami

hiperpigmentasi. (Kamus Kedokteran Dorland, 2012)

Hidrokuinon atau p-dihidroksibenzen memiliki nama IUPAC yaitu 1,4-

Benzenediol, yang memiliki rumus molekul C6H6O2 dengan berat molekul 110,1 g/mol

(Departemen Kesehatan RI, 1995).

Gambar 1. Hidrokuinon ( Departemen Kesehatan RI, 1995)

Pemberian berbentuk jarum halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar

cahaya dan udara. Hidrokuinon mudah larut dalam air, dalam metanol, dan dalam eter

(Departemen Kesehatan RI , 1995).

Hydroquinone memiliki beberapa manfaat, terutama sebagai akibat dari sifat

sebagai pereduksi yang larut dalam air. Hal ini digunakan sebagai reduktor dalam

kebanyakan solusi pengembangan fotografi. Hal ini juga digunakan dalam pembuatan

Kelompok 19 Page 14

Page 15: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

antioksidan karet, antioksidan lain, dan pewarna. Hydroquinone bertindak sebagai

polimerisasi inhibitor untuk beberapa bahan kimia, seperti asam akrilat dan metal

metakrilat. Hal ini digunakan sebagai stabilizer dalam cat, pernis, bahan bakar motor,

dan minyak.

Hidrokuinon merupakan salah satu senyawa golongan Fenol. Fenol merupakan

senyawa yang mudah dioksidasi. Fenol yang dibiarkan di udara terbuka cepat berubah

warna karena pembentukan hasil-hasil oksidasi. Hidrokuinon (1,4- dihidroksibenzena),

reaksinya mudah dikendalikan dan menghasilkan 1,4-benzokuinon sering dinamakan

kuinon ( Hart, 1983).

Gambar 2. Kuinon (Hart, 1983)

Oksidasi hidrokuinon menjadi kuinon bersifat bolak-balik dan pertukaran ini

memainkan peranan penting dalam reaksi-reaksi oksidasi-reduksi biologi ( Hart,1983)

3.2.2. Sifat-sifat fisik dari hidrokuinon

1 Penampakan Bubuk berwarna putih atau kristal putih seperti jarum

2 Titik lebur 172-175 0C

3 Titik didih 285 0C

4 Kerapatan 3,81

5 Tekanan

uap

1 mmHg pada 132 0C

6 Berat jenis 1,33 g/cm3

7 Titik nyala 165 0C

Kelompok 19 Page 15

Page 16: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Senyawa ini stabil, mudah terbakar, bertentangan dengan pengoksidasi kuat, basa

kuat, oksigen, dan garam ferik. Bercahaya dan sensitif terhadap udara dan tidak

berwarna di udara.

Dari hasil penelitian toksisitas hidrokuinon adalah sebagai berikut:

Apabila dimakan oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 29 mg/kg merupakan

konsentrasi terkecil yang dapat membunuh manusia.

Apabil dimakan oleh tikus dengan dosis 320 mg/kg merupakan dosis yang dapat

membunuh 50 % tikus (LD50).

Apabila di makan oleh anjing dengan dosis 200 mg/kg merupakan dosis yang

dapat membunuh 50 % anjing tersebut (LD50)

3.2.3. Mekanisme hidroquinon didalam kulit

Penghambatan sintesis melanin dilakukan dengan penghambatan enzim,

tirosinase. Obat yang biasanya digunkan dan mampu menghambat enzim tersebut adalah

hidrokuinon, asam kojik, asam azelaik, ekstrak bengkuang, arbutin.

Hydroquinone adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air dan lazim

digunakan dalam proses cuci cetak foto. Hydroqninone bekerja pada sistem sel melanosit

dengan menghambat aktivitas enzim tyrosinase menjadi aktif akibat sinar matahari,

hormonal, penyakit, obat, alergi, dan iritasi sehingga memicu pembentukan melanin (zat

pigmen kulit penyebab kulit terlihat lebih gelap, hiperpigmentasi, atau noda kecokelatan)

dengan cara menghancurkan melanosom yaitu bagian dari melanosit, tempat menyimpan

pigmen-pigimen melanin.

Kelompok 19 Page 16

Page 17: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Proses pembentukan melanin pada tubuh manusia dapat direduksi dengan

beberapa mekanisme, seperti antioksidan, inhibitor enzim tirosinase, dan aktivitas

hormonal (Prota & Thompson 1976). Proses pembentukan melanin atau pigmen pada

kulit manusia terjadi dengan bantuan biokatalis (enzim) dan sinar ultraviolet (UV) yang

terdapat dalam matahari, biokatalis yang berperan dalam reaksi pencoklatan ini adalah

tirosinase yang ditemukan pada hewan, tumbuhan dan manusia (Chang 2009).

Antioksidan dan inhibitor enzim tirosinase dapat diperoleh dari senyawa sintetik

ataupun dari bahan alam, senyawa antioksidan dan inhibitor tirosinase yang telah

ditemukan dalam bahan kosmetik sebagai pencegah terbentuknya melanin diantaranya

adalah asam askorbat (Vitamin C), arbutin, asam kojat, merkuri dan hidrokuinon.

Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan

berdasarkan resep dokter (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2009). Hidrokuinon

berkhasiat sebagai agen pencerah kulit yang telah dilakukan penelitian terhadap dua studi

yaitu terhadap hewan dan manusia. Secara klinis hidrokuinon telah diaplikasikan

kedalam sediaan topikal untuk pengobatan hipermelanosis (Wester et al., 1999). Sel

pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah melanosit

serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit

(Wasitaatmadja, 1997).

Kelompok 19 Page 17

Page 18: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Hidrokuinon telah disarankan sebagai obat yang aktif dalam kosmetik pemutih.

Bahan ini tidak hanya menghambat pembentukan melanin yang baru, namun juga

menghancurkan melanin yang sudah berkembang dan oleh karena itu hidrokuinon efektif

sebagai agen pemutih. Di sisi lain penggunaan hidrokuinon sering menimbulkan alergi

sehingga harus ditangani dengan perawatan khusus ( Stephan, 1970).

3.2.4 Dampak Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, hidrokuinon dapat

menyebabkan toksisitas akut dan kronik. Hidrokuinon juga dilaporkan dapat

menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), proliferasi sel, dan berpotensi sebagai

karsinogenik dan teratogenik (Wester et al., 1999 ).

Efek samping yang umum terjadi setelah paparan hidrokinon pada kulit adalah

iritasi, kulit menjadi merah (eritema), dan rasa terbakar. Efek ini terjadi segera setelah

pemakaian hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu diatas 4%. Sedangkan untuk pemakaian

hidrokinon dibawah 2% dalam jangka waktu lama secara terus-menerus dapat terjadi

leukoderma kontak dan okronosis eksogen.

Kesan allergi kepada hydroquinone juga telah dilihat kepada si pemakai. Allergic contact

dermatitis adalah alahan kulit apabila terkena zat ini. (lihat gambar di atas).

Kelompok 19 Page 18

Page 19: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

a. Leukoderma kontak/Vitiligo

Vitiligo atau leukoderma

adalah penyakit kulit yang dicirikan

dengan hilangnya pigmen kulit

akibat disfungsi atau matinya

melanosit. Leukoderma kontak dapat

terjadi jika kulit terpapar senyawa

kimia dengan struktur mirip tirosin.

Leukoderma akibat hidrokinon

paling sering terjadi setelah

bersentuhan dengan cairan untuk

cuci cetak foto. Pada satu kasus, dampak ini terjadi pada seorang pria kulit hitam

yang terpapar larutan hidrokinon 0,06% setelah 8-9 bulan.

Penggunaan krim untuk menghilangkan pigmen atau mencerahkan kulit

dapat menyebabkan hilangnya pigmen secara keseluruhan di area yang dioleskan.

Kondisi ini menyebabkan noda-noda depigmentasi atau tanpa pigmen dengan area

hiperpigmentasi berupa bintik-bintik hitam (leukoderma-en-confetti).

b. Okronosis Eksogen

Okronosis merupakan diskolorisasi kulit berwarna biru kehitaman yang

biasanya disebabkan penyakit alkaptonuria (penumpukan homogentisic acid /

HGA). Alkaptonuria juga berhubungan dengan efek sistemik lainnya seperti

Kelompok 19 Page 19

Page 20: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

gejala osteoartritis dini, urin yang berwarna gelap dan warna kehitaman yang

tampak pada sklera dan telinga.

Tidak ada gejala sistemik yang berhubungan dengan okronosis eksogen.

Okronosis eksogen akibat hidrokinon terjadi setelah pajanan terhadap hidrokinon

secara terus-menerus dan dalam waktu yang panjang (kronik). Pada beberapa

kasus, pasien mengalami okronosis setelah menggunakan hidrokinon dalam

konsentrasi rendah sekitar 2% selama 10-20 tahun. Pada kasus lain, pasien yang

menggunakan hidrokinon dengan konsentrasi tinggi (6%) mulai mengalami

okronosis setelah pemakaian beberapa tahun. Karena hidrokinon menyerap sinar

ultraviolet, adanya sinar matahari akan memperburuk dan mempercepat terjadinya

okronosis eksogen.

Sejak tahun 1982, oleh lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika FDA

(Food and Drug Administration), produk obat bebas atau kosmetik pemutih/pencerah

kulit yang mengandung 1,5 – 2 % hidrokinon dikategorikan sebagai produk yang secara

umum diakui aman dan efektif (Generally Recognized As Safe and Effective/GRASE).

Penggunaan hidrokinon dalam kosmetik pun masih berlangsung hingga hampir 30 tahun.

Seiring dengan banyaknya efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaiannya, negara-

negara lain seperti Jepang, Kanada, Australia, Inggris dan Uni Eropa telah melarang

pemakaian hidrokinon sebagai pemutih/pencerah kulit.

Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa

hidrokinon dapat menyebabkan kanker pada tikus setelah pemberian oral dan juga dapat

menyebabkan okronosis (kulit gelap dan noda hitam) jika dioleskan pada kulit. Karena

itu, pada tahun 2006, FDA pun mengusulkan peraturan yang melarang penggunaan

hidrokinon sebagai obat bebas, namun hingga kini belum ada keputusan untuk menarik

peraturan tahun 1982 tersebut karena masih banyak ahli kulit yang mendukung

penggunaan hidrokinon sebagai pemutih/pencerah. Meskipun tidak dilarang, namun saat

ini penggunaan hidrokinon dalam kosmetik atau obat bebas di dalam negeri telah

dibatasi.

Kelompok 19 Page 20

Page 21: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

Di Indonesia, peraturan yang membatasi penggunaan hidrokinon dalam kosmetik

telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI sejak tahun 2008, yaitu

Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang

Bahan Kosmetik, dan melalui surat edaran Kepala Badan POM RI pada September 2008

semua kosmetik yang tidak memenuhi ketentuan ditarik dari peredaran dan dimusnahkan.

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa hidrokinon sebagai bahan kosmetik hanya

boleh digunakan untuk bahan pengoksidasi warna pada pewarna rambut dengan

ketentuan kadar maksimum sebesar 0.3% dan untuk kuku artifisial dengan kadar

maksimum sebesar 0.02% setelah pencampuran sebelum digunakan dan hanya boleh

digunakan oleh tenaga professional.

Kelompok 19 Page 21

Page 22: Penggunaan Hidroquinon Pada Kulit

Penggunaan Hidroquinon pada Kulit

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan

memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam

dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai

kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit itu, yang paling menentukan warna

kulit adalah pigmen melanin. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan

menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia.

Hidroquinon adalah inhibitor yang kuat terhadap produksi melanin, yang berarti

mencegah kulit untuk membuat senyawa yang bertanggung jawab terhadap warna kulit Efek

dari hidrokuinon adalah depigmentasi dimana hidrokuinon menghalangi pengeluaran melanin

dari melanosit. Hidrokuinon tidak hanya bekerja dengan menghambat pembentukan melanin

baru, tetapi bahan ini juga merusak melanin yang telah terbentuk.

Efek samping yang umum terjadi setelah paparan hidrokinon pada kulit adalah iritasi,

kulit menjadi merah (eritema), dan rasa terbakar. Efek ini terjadi segera setelah pemakaian

hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu diatas 4%. Sedangkan untuk pemakaian hidrokinon dibawah

2% dalam jangka waktu lama secara terus-menerus dapat terjadi leukoderma kontak dan

okronosis eksogen.

Kelompok 19 Page 22