Upload
doanhanh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA
KELAS II SDN 1 BALINGASAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
WAHYU KURNIANINGSIH
X7111550
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : WAHYU KURNIANINGSIH
NIM : X7111550
Jurusan/program studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGGUNAAN MEDIA
GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS II SDN 1
BALINGASAL KECAMATAN PADURESO TAHUN AJARAN 2011/2012”
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Wahyu Kurnianingsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA
KELAS II SDN 1 BALINGASAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
WAHYU KURNIANINGSIH
X7111550
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing I,
Idam Ragil WA, S.Pd. M.Si
NIP. 19830813 200912 1 004
Surakarta, Mei 2012
Pembimbing II,
Karsono, S.Sn.,M.Sn
NIP 19800706 200812 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 21 Juni 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ……………..
Sekretaris : Drs. A. Dakir, M.Pd ……………..
Anggota I : Idam Ragil WA, S.Pd. M.Si ……………..
Anggota II : Karsono, S.Sn, M.Sn ……………..
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Wahyu Kurnianingsih. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS II SDN 1 BALINGASAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana melalui media gambar seri pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Didalam setiap siklus berisi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 1 Balingasal yang berjumlah 35 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah metode spiral yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus, guru belum menggunakan media pembelajaran sehingga kemampuan menulis karangan sederhana siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus Iwalaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa meningkat menjadi tinggi sehingga bisamendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 BalingasalKecamatan Padureso Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan pada kondisi awal sebelum digunakan tindakan nilai rata-rata kelas 54,04 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 28,57%, setelah dilaksanakan tindakan siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 63,59 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 51,43%, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,1 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,6%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: gambar seri, kemampuan menulis karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Wahyu Kurnianingsih. THE USING OF ROW MEDIA PICTURE TO IMPROVE WRITING SIMPLE DRAFT SKILLS TO THE SECOND GRADE STUDENTS OF BALINGASAL 1 ELEMENTARY SCHOOL OF THE YEAR 2011/2012. Skripsi, Teaching Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. June 2012.
The aim of this research used to improve writing simple draft skills by using row media picture to the second grade students of Balingasal 1 elementary school of the year 2011/2012.
This research was classroom action research. This research was do in in two cycles, in every cycles consists of four session, they were planning, action of research, observation and reflection. The subjects of the research were students in the second grade of Balingasal 1 Elementary School which consist of 35 students. The source of the dta came from the teacher and the student. The technique of collecting the data which used were observation, interview and documentation or records. The validity of the data was used triangulation technique of the data’s source and triangulation of collecting the data’s method. The analysis of data was interactive analysis. The procedure of the research was spirally method which has relationship.
The research shows that by using row media picture could improve the the writing simple draft skills of students from pre-cycle to first cycle and from first cycle to second cycle. The process of learning in pre-cycle, the teacher does not use learning media so that the skill of writing simple draft skills low. The increasing in first cycle eventhough it would not optimal. In doing second cycle was caused the skill of writing simple draft become bigger so that could be encourage of learning which has good quality.
Based on this research can be conclude that Indonesian language learning by using row media picture could be improve the writing simple draft skills to the second grade students of Balingasal 1 elementary school of the year 2011/2012. It can be prove that in the first condition before used an action the classroom range score was 54,04 by the percentage of classical finishing was 28,57%, after the first cycle action the classroom range score increased become 63,59 by the percentage of classical finishing was 86,6%. Based on it, can be profposed a recommendation that row media picture could be improve the writing of simple draft skills to the second grade students of Balingasal 1 in Padureso District, Kebumen Regency of the year 2011/2012.
Key word : row picture, writing draft skills.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS Al-Baqarah: 286)”
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Al-Insyirah: 6)”
“Barang siapa yang meringankan kesusahan yang dialami seorang muslim
didunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan yang ada di hari
Kiamat”
(Hadits)
“Nothing is more simple than greathness; infact a simple a means of greathness”
(Ralp Watson)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT
Penulis persembahkan skripsi ini untuk:
Ibunda tersayang, Ibu Rusminem yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
dukungan dan motivasi dalam setiap langkah kebaikan.
Anak-anakku, Naufal Yuan Ramadhan dan Muhammad Arkan Yassar yang selalu
memberi arti dan warna dalam hari-hariku serta menjadi penyemangat dalam
setiap langkahku. Kalian adalah anugerah yang terindah dan perhiasan yang
paling berharga dalam hidupku.
Saudara-saudaraku, yang memberikan doa dan senantiasa mengobarkan bara
semangat di dadaku.
Sahabatku, Jumiati yang selalu menemani, memberikan semangat dan keteduhan
hati, serta bantuan setiap saat.
Kedua dosen pembimbing skripsi, Bapak Idam Ragil WA, dan Bapak Karsono.
Teman-teman mahasiswa S1 PGSD PPKHB angkatan 2011.
Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul ”Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas II SDN 1 Balingasal Kecamatan
Padureso Tahun Ajaran 2011/2012” dapat diselesaikan tepat waktu.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. A. Dakir, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Idam Ragil WA, S.Pd. M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Karsono, S.Sn.,M.Sn, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi ini.
7. Ngalimun, S.Pd, selaku kepala sekolah SDN 1 Balingasal yang telah
memberikan ijin peneliti untuk mengadakan penelitian di SD tersebut.
8. Bapak/Ibu Guru SDN 1 Balingasal yang banyak memberikan bantuan dan
dorongan.
9. Saniyah, S.Pd selaku teman sejawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10. Siswa-siswi kelas II SD Negeri 1 Balingasal.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu tersusunnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi salah satu
alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran di SD, khususnya di SD Negeri 1 Balingasal, UPTD Dikpora
Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen dan bagi para pembaca umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Wahyu Kurnianingsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………….. ii
HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………..... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………..... iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………..... v
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………….. vi
HALAMAN MOTTO …………………………………………………... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. x
DAFTAR ISI ………………………………………………………….... xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah …................................................ 1
B. Rumusan Masalah ………............................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ………………………………………… 5
1. Hakikat Media Gambar Seri ........................................ 5
a. Pengertian Media ………......................................... 5
b. Pengertian Media Pembelajaran ………………….. 6
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran …………………….. 7
d. Jenis Media Pembelajaran ………………………... 7
e. Manfaat Media Pembelajaran …………………….. 8
f. Fungsi dan Tujuan ………………………………... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
g. Prinsip-prinsip Pemilihan Suatu Media …………... 11
h. Pengertian Gambar Seri ………………………… 14
i. Fungsi Gambar Seri ……………………………… 15
j. Keunggulan Media Gambar Seri ………………… 15
k. Kelemahan Media Gambar Seri ………………..... 15
2. Hakikat Menulis Karangan Sederhana ………………. 16
a. Pengertian Menulis ..……………………………... 16
b. Proses Menulis …………………………………... 18
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menulis ….... 18
d. Karangan Sederhana ……………………………... 19
e. Kemampuan Mengarang Berdasarkan Gambar Seri 19
f. Tahap Mengarang ………………………………... 20
B. Penelitian Yang Relevan .............................................. 21
C. Kerangka Berpikir........................................................ 22
D. Hipotesis Tindakan ........................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………. ... 25
A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………... .. 25
B. Subjek Penelitian …………………………………….......... 25
C. Bentuk Dan Strategi Penelitian………………………….. .. 26
D. Sumber Data …………………………………………….. . 26
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………...... 26
F. Validitas Data …………………………………………...... 27
G. Teknik Analisis Data ……………………………………... 28
H. Indikator Kinerja …………………………………………... 29
I. Prosedur Penelitian …………………………………………. 29
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 34
A. Hasil Tindakan …………………………………………… 34
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………. 34
2. Deskripsi Pratindakan …………………………………. 34
B. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………. 38
1. Siklus I …………………………………………………. 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Siklus II ………………………………………………… 54
3. Perbandingan Antar Siklus ……………………………... 70
C. Pembahasan ………………………………………………… 74
1. Pratindakan ……………………………………………... 74
2. Siklus I ………………………………………………….. 75
3. Siklus II ………………………………………………… 76
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………….. 78
A. Simpulan …………………………………………………… 78
B. Implikasi …………………………………………………… 79
C. Saran ………………………………………………............. 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 82
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir ................................................................................ 21
2. Tahap-tahap Prosedur PTK dengan Model Spiral …………………… 26
3. Daur Penelitian Tindakan Kelas ………………………………………. 27
4. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Kondisi
Pratindakan ……………………………………………………………. 34
5. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Siklus I
Pertemuan I ……………………………………………………………. 43
6. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Siklus I
Pertemuan II …………………………………………………………… 45
7. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media
Gambar Seri Pada Siklus I …………………………………………….. 51
8. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I ….. 52
9. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana Pada
Siklus II Pertemuan I ………………………………………………….. 60
10. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana Pada
Siklus II Pertemuan II …………………………………………………. 62
11. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan
Media Gambar Seri Pada Siklus II …………………………………….. 67
12. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II …. 69
13. Grafik Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Selama
Pelaksanaan Tindakan …………………………………………………. 71
14. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan
Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri ……………….. 72
15. Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar …………………. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Menulis Karangan Sederhana
Pada Pelaksanaan Pratindakan …………………………………. 36
4.2 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus I Pertemuan I …………………………............. 43
4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus I Pertemuan II ………………………………… 45
4.4 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I …………………………… 47
4.5 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II ………………………….. 48
4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan
Sederhana setelah Penggunaan Media Gambar Seri pada Siklus I
(Pertemuan I dan II) ………….................................................. 50
4.7 Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I 52
4.8 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus II Pertemuan I …………................................ 60
4.9 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus II Pertemuan II ………………………………. 61
4.10 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I …………………………. 63
4.11 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II ………………………….. 64
4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan
Sederhana setelah Penggunaan Media Gambar Seri pada Siklus
II (Pertemuan I dan II) ………………………………………… 67
4.13 Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus
II …………………………………………………………………. 68
4.14 Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi selama
Pelaksanaan Tindakan …………………………………………… 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.15 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan
Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri ………… 72
4.16 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar …………………… 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………………... 84
2. Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Penggunaan Media
Gambar Seri ……………………………………………………... 85
3. Pedoman Wawancara untuk Siswa Sebelum Penggunaan Media
Gambar Seri ……………………………………………………... 87
4. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada
Pelaksanaan Pratindakan ………………………………………… 88
5. Silabus Pembelajaran Kelas II …………………………………... 89
6. RPP Siklus I ……………………………………………………... 92
7. Lembar Observasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menulis
Karangan Sederhana dengan Media Gambar Seri Siklus I dan II . 101
8. Lembar Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ……………….. 102
9. Instrumen Penilaian Menulis Karangan Sederhana Siklus I dan
Siklus II ………………………………………………………….. 104
10. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I
Pertemuan I ……………………………………………………... 105
11. Tabel Pengelompokkan Nilai Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus I Pertemuan II ………………………………… 106
12. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ……………………………… 107
13. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I Pertemuan II …………………………… 109
14. Hasil Rekapitulasi Nilai Siklus I ………………………………… 111
15. RPP Siklus II …………………………………………………….. 112
16. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II
Pertemuan I ……………………………………………………. 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
17. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II
Pertemuan II ……………………………………………………... 122
18. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II Pertemuan I …………………………… 123
19. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II Pertemuan II …………………………… 125
20. Hasil Rekapitulasi Nilai Siklus II ………………………………. 127
21. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Penggunaan Media
Gambar Seri ……………………………………………………... 128
22. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Penggunaan Media
Gambar Seri ……………………………………………………... 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas rendah lebih menekankan pada
kegiatan baca dan tulis. Di dalam kemampuan berbahasa harus memberikan
perhatian khusus pada kemampuan bahasa menulis. Karena keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki seseorang agar dapat
melakukan komunikasi tertulis dengan baik. Keterampilan menulis menuntut
seseorang untuk kaya akan pengalaman dan pengetahuan agar dapat menuangkan
ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan. Kurangnya pengalaman dan
pengetahuan seseorang akan menjadi penghambat kreativitas orang tersebut dalam
menulis. Dalam hal ini, kemampuan menulis khususnya mengarang siswa sekolah
dasar banyak mengalami permasalahan yang kurang mendukung,
ketidakberhasilan siswa terhadap materi pelajaran dan rendahnya minat belajar
siswa terbukti pada hasil perolehan nilai ulangan harian.
Berdasarkan wawancara dengan Suprapto, S.Pd selaku guru kelas II di
SDN 1 Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen, bahwa prestasi
belajar menulis karangan sederhana siswa masih rendah. Peneliti membuktikan
rendahnya hasil prestasi belajar menulis karangan sederhana siswa melalui
pengamatan terhadap arsip nilai-nilai ulangan harian siswa kelas II SDN 1
Balingasal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya aspek menulis.
Dari pengamatan terhadap arsip nilai-nilai ulangan harian, yang dilakukan
oleh peneliti di kelas II SDN 1 Balingasal, kemampuan menulis karangan
sederhana siswa masih rendah. Hal tersebut merupakan masalah yang dihadapi
guru. Adapun latar belakang permasalahan kemampuan menulis cerita dan
rendahnya minat belajar siswa tersebut secara umum antara lain:
1. Bagi siswa pelajaran menulis cerita dirasakan sebagai beban dan kurang
menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2. Dalam pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode ceramah,
tanpa ada metode tanya jawab dan pemodelan.
3. Siswa kurang aktif bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti.
4. Sikap tidak profesional guru dalam mengoreksi atau menilai tulisan cerita
siswa. Dalam menilai tulisan cerita hanya melihat baik tidaknya tulisan
tersebut, tanpa melihat isinya, ejaannya, tanda bacanya, dan sebagainya.
Berdasarkan kenyataan tentang ketersediaan media pembelajaran dan
intensitas pemanfaatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 1
Balingasal khususnya kelas II menunjukkan bahwa:
1. Sebagaian besar media untuk menghasilkan kemampuan menulis karangan
sederhana bagi siswa masih belum memadai.
2. Pemanfaatan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis
karangan sederhana sangat jarang dilakukan oleh guru kelas.
3. Kurangnya kesadaran guru terhadap pemanfaatan media pembelajaran dalam
hal ini media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan
sederhana.
Berdasarkan hasil pre test pelajaran menulis karangan sederhana yang
dilakukan, hanya ada 8 siswa (22,86%.) dari 35 siswa yang mendapat nilai ≥ 70.
Siswa yang sudah tuntas sesuai KKM 65 yaitu sebanyak 10 siswa (28,57%)
dengan nilai ≥ 66 dengan perolehan nilai tertinggi yaitu 76, sedangkan yang tidak
tuntas atau < 65 (nilai KKM) sebanyak 25 siswa (71,43%) dengan perolehan nilai
terendah 37 yang dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 88 .
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian
tindakan kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama aspek menulis
karangan sederhana.
Dari hasil refleksi tersebut teridentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa terhadap aspek menulis karangan sederhana yang diajarkan
guru masih rendah.
2. Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam belajar.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, peneliti mencoba
melakukan analisis masalah, berdiskusi dengan teman sejawat tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Beberapa kemungkinan yang menjadi
faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah:
1. Kurangnya penjelasan guru tentang cara menerapkan tanda baca (tanda titik,
tanda koma, huruf kapital, dan pemisahan kata dalam kalimat).
2. Keterbatasan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran.
3. Model pembelajaran yang hanya berfokus pada guru sehingga tidak
memotivasi kesungguhan belajar siswa dalam menulis karangan sederhana.
Kondisi tersebut haruslah didukung sumber daya manusia dalam bentuk
kompetensi guru kelas dalam bidang pendidikan, pembelajaran dan kemampuan
menggunakan serta memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat termasuk
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut maka alternatif pemecahan
masalahnya adalah dengan menggunakan pendekatan komunikatif, melalui
pendekatan ini diharapkan siswa dapat menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Apakah penggunaan gambar seri dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal
tahun ajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian
Dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan dampak pemanfaatan gambar seri terhadap kemampuan menulis
karangan sederhana siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Temuan-temuan dari kegiatan penelitian diharapkan dapat memberikan
sumbangan positif terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan bagi guru, kepala sekolah, sehingga mereka
menyadari bahwa pentingnya penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran.
2) Dapat dijadikan sebagai penunjang dan memberi kontribusi positif
guna meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya, khususnya
peningkatan kemampuan guru dalam memberikan materi tentang
menulis cerita.
b. Bagi Siswa
1) Memberikan manfaat bagi siswa berupa peningkatan proses dan
keterampilan menulis berdasarkan gambar berseri.
2) Dengan mengetahui hasil tulisannya sendiri, diharapkan dapat memacu
diri mengembangkan kemampuan menulis pada tingkat yang lebih
tinggi.
c. Bagi sekolah
1) Dapat meningkatkan mutu keberhasilan dalam pembelajaran.
2) Membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah dengan
meningkatnya kemampuan guru dan pendidikan di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Media Gambar Seri
a. Pengertian Media
Guna menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran dibutuhkan alat
yang dapat membantu mempermudah penyampaian pesan serta rangsangan
belajar dari pembawa pesan kepada penerima pesan untuk belajar. Alat yang
digunakan biasa disebut dengan media. Arief S. Sadiman (2009: 6)
menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Sedangkan Gearlach dan Ely seperti yang dikutip Azhar Arsyad
(2005: 3) berpendapat bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampumemperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan seolah merupakan
media. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Sementara itu Leslie J. Briggs seperti yang dikutip Arief S. Sadiman
(2003: 6) berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film,kaset, film bingkai
adalah sebagian contohnya.
Dengan banyaknya pendapat dari para ahli, Arief S. Sadiman (2003: 7)
turut mengurai pendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam
proses belajar mengajar, penerima pesan adalah siswa. Media interaksi dengan
siswa melalui udara mereka. Siswa dirangsang untuk menerima pesan
tersebut, bahkan adakalanya digunakan kombinasi beberapa indera untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
menerima pesan yang lebih lengkap. Pesan yang ingin disampaikan adalah isi
pelajaran yang berasal dari penjabaran kurikulum.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala bentuk perantara atau
penyalur yang terdiri dari berbagai jenis alat fisik dalam lingkungan siswa
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif (Yudhi Munadi, 2010: 7). Sumber
pesan disini adalah guru, dosen, tentor, atau pengajar lainnya yang
menyampaikan sebuah pesan berupa materi ajar kepada penerima yaitu peserta
didik. Pesan tersebut akan sampai dengan baik kepada penerima apabila media
yang digunakan untuk menyampaikan pesan baik dan tidak ada hambatannya.
Apabila seorang guru ingin menyampaikan menyampaikan materi
pembelajaran, kemudian terdapat gangguan pada proses komunikasinya
(noise) maka pesan tersebut tidak akan diterima siswa dengan baik.
Gangguan-gangguan tersebut dapat berupa gangguan pada media yang
digunakan, pada sumber pesan, dan pada penerima pesan itu sendiri.
Selaras dengan Yudhi Munadi, pengertian media pembelajaran
menurut Arief S. Sadiman (2003: 4) dimaknai sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa demikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian
tersebut bermakna sangat luas, berbeda dengan pengertian yang diungkapkan
oleh Gene L. Wilkson (2004: 5). Menurutnya, media pembelajaran adalah
segala alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipakai untuk
menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar.
Melengkapi pendapat-pendapat pengertian media pembelajaran dari
pembelajaran merupakan wadah dari pesan, dimana pesan tersebut adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
materi yang ingin disampaikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media
secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih
banyak, mengoptimalkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan
penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi
tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala alat yang berfungsi sebagai perantara untuk
menyampaikan sebuah pesan (materi) kepada penerima (siswa) secara rinci
sehingga dapat memacu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa dengan optimal pada proses pembelajaran.
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri media pembelajaran menurut Gerlach & Ely (dalam Azhar
Aryad, 2009: 12) ada 3 yaitu:
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan keterampilan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-
hari dapat disajikan dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording.
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama terhadap kejadian tersebut.
d. Jenis Media Pembelajaran
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 35), jenis media
pembelajaran dibedakan menjadi 4, yaitu media audio, media visual, media
audio visual dan media serbaneka. 1) Media Audio berfungsi untuk
menyalurkan pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif verbal, non verbal,
maupun kombinasi keduanya. Media audio berkaitan erat dengan indera
pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, yakni radio, piringan audio,
pita audio, telepon dan tape recorder. 2) Media Visual dibedakan menjadi dua
yaitu media visual diam dan media visual gerak. Media visual diam antara
lain: foto, ilustrasi, flash card, gambar kartun bisu yang diproyeksikan,peta
dan globe. Contoh media visual gerak adalah film. 3) Media Audio Visual
memiliki kemampuan untuk mengatasi kelemahan dari media visual dengan
suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunaanyan bila dibandingkan
dengan media visual saja. Sesuai karakteristiknya, media audio visual
dibedakan menjadi dua, yaitu media audio visual diam dan media audio visual
gerak. Contoh media audio visual diam antara lain: Slow scan TV, TV diam,
film rangkai bersuara, dan buku bersuara. Contoh media audio visual gerak
adalah film bersuara, pita video, ilm TV, dan gambar bersuara. 4) Media
Serbaneka. Media ini memiliki kesamaan sekaligus perbedaan karakteristik
dengan ketiga media sebelumnya. Yang termasuk ke dalam media ini adalah
papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat
seperti karya wisata dan kemah kerja.
e. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2009: 26) beberapa manfaat praktis
penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan keterampilan siswa dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya.
Sedangkan manfaat media menurut Kemp & Dayton, yaitu sebagai
berikut:
1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat
atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media bisa diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja setiap kali
diinginkan atau diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
bahkan dihilangkan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, penulis dapat
menyimpulkan manfaat media antara lain:
1) Media bermanfaat untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran.
2) Media dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan indera.
3) Media dapat menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, interaksi
yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya.
4) Media dapat memberikan rangsangan, kesamaan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Media memungkinkan anak untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
keterampilannya.
f. Fungsi dan Tujuan
Secara umum, penggunaan media pembelajaran bertujuan agar peserta
didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar dari gejala verbalisme,
yaitu mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti
atau maknanya.
Secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai
berikut:
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, prinsip, sikap,dan keterampilan tertentu.
2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3) Memudahkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan berupa sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik
dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang
disampaikan itu.
Adapun fungsi media pembelajaran menurut Sumantri (2001) adalah :
1) Membangkitkan motivasi belajar (engage the student’s motivation).
2) Mengulang apa yang telah dipelajari (Recall earlier learning)
3) Menyediakan stimulus belajar (Provide new learning stimuli)
4) Mengaktifkan respon peserta didik (activate the student’s response)
5) Memberikan balikan dengan cepat/segera (give speedy feed back)
6) Menggalakan latihan yang serasi (encourage appropriate practice)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
g. Prinsip-prinsip Pemilihan Suatu Media
Dalam proses pembelajaranhendaknya seorang guru menggunakan
media pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal. Adapun prinsip-prinsip pemilihan media meliputi:
1) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan
ajar yang akan disampaikan.
2) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
3) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam
pengadaan dan penggunaannya.
4) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada
waktu, tempat dan situasi yang tepat.
5) Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
(Mulyani Sumantri, 2001: 156)
Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media
adalah:
1) Objektivitas
Artinya pemilihan media tidak didasarkan karena kesukaan pribadi
atau sekedar hiburan, sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya
dengan bahan dan karakteristik peserta didik.
2) Program Pembelajaran
Artinya memilih media harus disesuaikan dengan program
pembelajaran karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua
program pengajaran.
3) Situasi dan kondisi
Artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar
mengajar yaitu disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran
serta lingkungan sekolah dan kelas.
4) Kualitas teknik
Artinya kesiapan operasional media sebelum digunakan misalnya
untuk tape recorder apakah masih berjalan baik atau ada kerusakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
5) Keefektifan dan efisiensi penggunaan
Artinya penggunaan media semata-mata karena melaksanakan
salah satu komponen-komponen tetapi apakah media itu betul-betul
berguna untuk memudahkan pemahaman peserta didik. (Mulyani
Sumantri, 2001: 156)
Kriteria-kriteria yang menjadi fokus dalam pemilihan media menurut
Yudhi Munadi (2010: 187-194) antara lain:
1) Karakteristik siswa
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang
cukup penting dalam interaksi belajar-mengajar. Terutama bagi guru,
informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna
dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebuh baik,
yang menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa. Guru akan dapat
merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa,
memilih dan menentukan metode dan media yang lebih tepat, sehingga
akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajar-
mengajar secara optimal.
2) Tujuan belajar
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai, yakni yang dapat membantu pencapaian ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
3) Sifat bahan ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas
yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut
adanya aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu
menuntut aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, sehingga
mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya. Apabila
berbagai macam kegiatan didukung oleh media pembelajaran yang tepat,
maka lingkungan belajar akan lebih dinamis, tidak membosankan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal bahkan akan mempelancar
peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.
4) Pengadaan media
Dilihat dari segi pengadaannya, media dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
a) Media jadi (by utilization), yakni media yang sudah menjadi komoditi
perdagangan. Walaupun hemat waktu, tenaga, dan biaya bila dilihat
dari kestabilan materi dan penggunaanya, namun kecil kemungkinan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Media rancangan (by design), yaitu media yang dirancang cesara
khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
5) Sifat pemanfaatan media
Dilihat dari sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat
dua macam, yaitu:
a) Media primer, yaitu media yang diperlukan atau harus digunakan guru
untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran atau sering disebut
alat bantu proses belajar-mengajar.
b) Media sekunder, yaitu media yang digunakan untuk dijadikan sumber
belajar dimana para siswa dapat belajar secara mandiri atau
berkelompok.
Guru hendaknya mengetahui potensi media, sehingga harus
mengetahui karakteristik masing-masing jenis media. Jika tidak, maka media
tersebut akan kehilangan peranannya dalam proses pembelajaran.
Media yang digunakan peneliti dalam melaksanakan tindakan atau
penelitian adalah media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan
indera penglihatan. Jenis media visual yang digunakan yaitu media gambar
diam (still pctures). Media ini adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa /
kejadian, objek yang dituangkan dalam penulis gambar-gambar, garis, kata-
kata, simbol maupun gambaran : media visual berupa gambar mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1) Untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Menerangkan perkembangan dan perbandingan suatu objek atau peristiwa
yang berhubungan secara singkat dan jelas.
3) Untuk mengundang interpretasi terhadap simbol dari gambar.
h. Pengertian Gambar seri
Kunaefi (2001: 13) menjelaskan gambar seri merupakan salah satu
bentuk media gambar yang memiliki suatu urutan waktu tertentu yang
menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dan dapat pula berbentuk suatu
cerita tersusun. Media gambar seri sangat cocok digunakan untuk membentuk
pikiran yang teratur.
Media ini juga disebut dengan flow chart atau gambar susun. Media
gambar seri dapat dibuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah
gambar atau dibuat dari kertas biasa yang berisi beberapa buah gambar
kemudian dibagikan kepada siswa. Gambar tersebut berhubungan satu sama
lain sehingga merupakan rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor urut
sesuai dengan jalan cerita. Media ini sangat sesuai untuk melatih keterampilan
menulis terutama menulis karangan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
2008: 435) gambar adalah tiruan barang (orang, bimatang, tumbuhan, dsb)
yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas dsb. Sedangkan seri adalah
rangkaian berturut-turut. Jadi gambar seri adalah rangkaian tiruan barang
(orang, bimatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada
kertas dsb yang berturut-turut.
Azhar Arsyad (2009: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar
yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara
berurutan. Siswa berlatih menceritakan setiap gambar, yang nantinya hasil
cerita setiap gambar apabila dirangkaikan akan menjadi suatu karangan yang
utuh.
Noor, A.Y (dalam Tri Diana Rahmawati, 2007: 35) menyatakan bahwa
gambar seri adalah sejumlah gambar dimana antara gambar yang satu dengan
gambar yang lain saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Artinya,
ketika menceritakan kejadian dalam gambar seri seseorang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memperhatikan urutan kejadian dalam gambar tersebut, dan cara
menceritakannya harus runtut sesuai dengan gambar.
Jadi yang dimaksud dengan gambar seri adalah kumpulan gambar yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain tetapi saling berurutan dan
berkaitan satu sama lain.
i. Fungsi Gambar Seri
1) Untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti
2) Menerangkan perkembangan dan perbandingan suatu objek atau peristiwa
yang sehubungan secara singkat dan jelas.
3) Untuk mengundang interpretasi terhadap simbol-simbol dari gambar.
j. Keunggulan Media Gambar Seri
1) Memberi informasi secara simbolis.
2) Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata.
3) Gambarnya dapat membatasi batas ruang waktu. Tidak semua benda,
objek atau pariwisata dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua anak-anak
dibawa ke objek/pariwisata tersebut.
4) Media gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja
dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
5) Harganya murah dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
k. Kelemahan Media Gambar Seri
1) Gambar hanya memerlukan persepsi indera mata.
2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
3) Ukurannya sangat terbatas untuk kompleks besar.
4) Pada umumnya hanya dua dimensi yang nampak pada satu gambar,
sehingga dimensi yang lainnya tidak terlalu jelas.
5) Tidak dapat memperlihatkan suatu pola gerakan utuh suatu gambar,
kecuali jika menampilkan sejumlah gambar dalam suatu urutan peristiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
karangan melalui media gambar seri merupakan suatu teknik pengajaran
menulis yang sangat cocok digunakan, karena gambar yang kelihatannya diam
sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imajinasi. Oleh
karena itu pemilihan gambar harus tepat, menarik dan merangsang siswa.
2. Hakikat Menulis Karangan Sederhana
a. Pengertian Menulis
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang tidak dapat
lepas dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya. Ia mempengaruhi dan
dipengaruhi. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari menyimak,
berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi berharga dalam
menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari menulis akan
berpengaruh pula terhadap ketiga corak kemampuan berbahasa lainnya.
Namun demikian, menulis memiliki karakter khas yang membedakan dari
yang lainnya. Sifat aktif, produktif, dan tulis dalam menulis, memberikan ciri
khusus dalam hal cara, medium, dan ragam bahasa yang digunakannya.
Menurut Henry Tarigan (2006: 23), menulis adalah kegiatan
penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada
pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu
penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta
pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku
berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal, interaksional, informatif,
instrumental, heuristiK dan estetis.
Bobbi De Poter dan Mike Hernacki (2010: 179) menuliskan bahwa
menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Keduanya memiliki peran
dalam keberhasilan menulis. Meski begitu, peran otak kanan harus
didahulukan karena pada otak kananlah gagasan baru, gairah dan emosi
muncul. Ketiga hal tersebut merupakan bahan bakar dalam menulis. Bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kekurangan bahan bakar tersebut, seseorang akan mengalami masa kemacetan.
Keadaan seperti ini menjadi hambatan dalam menulis.
Menurut Suparno dan M. Yunus (2008: 1.3) menjelaskan menulis
sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Memiliki kemampuan menulis memungkinkan manusia
mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalaman ke berbagai pihak,
terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Pada umumnya ilmu pengetahuan,
peristiwa-peristiwa penting, penemuan-penemuan, kita peroleh melalui
tulisan. Demikian juga melalui tulisan kita mendapatkan hiburan, misalnya
dengan membaca bermacam-macam karya fiksi, baik cerpen, novel maupun
roman. Untuk memiliki kemampuan menulis diperlukan adanya penguasaan
keterampilan mendengar, berbicara, menyimak. Oleh karena itu, keterampilan
menulis harus dikaitkan dengan ketiga keterampilan di atas secara hierarkhis.
Ini berarti bahwa gangguan dalam mendengarkan, berbicara dan menulis akan
mempengaruhi proses menulis siswa, karena untuk dapat menulis dengan baik,
seorang siswa harus dapat membaca dan dapat memahami bahasa orang lain
secara logis dan rasional.
Sementara itu, David (dalam Slamet, 2008: 108) menyatakan, proses
menulis yang baik sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu isi
karangan, bentuk karangan, tata bahasa, gaya bahasa, ejaan dan tanda baca. Isi
karangan merupakan gagasan atau ide yang dikemukakan oleh penulis. Bentuk
karangan adalah susunan atau penyajian isi karangan. Tata bahasa merupakan
kaidah-kaidah bahasa termasuk didalamnya pola-pola kalimat. Gaya bahasa
adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu terhadap
karangan agar terlihat lebih indah. Sedangkan ejaan dan tanda baca adalah
penggunaan tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis yang sesuai
dengan kaidah yang berlaku.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
menyampaikan ide atau gagasan dan pesan yang terangkum dalam otak
dengan menggunakan bahasa tulis atau alat sebagai medianya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Proses Menulis
Henry Guntur Tarigan (2006: 23) menyatakan sebagai proses menulis
melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan,
penulisan, dan pascapenulisan.
1) Prapenulisan
Fase prapenulisan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mempersiapkan sebuah tulisan. Di dalamnya terdiri dari kegiatan memilih
topik, tujuan dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun
kerangka karangan.
2) Penulisan
Fase penulisan dimulai dengan pengembangan butir demi butir
atau menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan
enak dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk paragraf. Selanjutnya
paragraf-paragraf itu dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan.
3) Pascapenulisan
Fase pascapenulisan dimulai dengan penyuntingan dan perbaikan
ketika buram (draft) karangan selesai. Pada fase ini koreksi penyuntingan
dan perbaikan dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur
karangan dan kebahasaan dan dilakukan berkali-kali untuk memperoleh
sebuah karangan yang sesuai dengan harapan penulisnya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menulis
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasilnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil/prestasi siswa adalah:
1) Faktor dalam atau internal
a) Kondisi fisik
Kondisi fisik siswa baik itu kesehatannya maupun
kesempurnaan anggota tubuh sangat mempengaruhi prestasi
belajar/hasil belajar. Dengan demikian proses belajar siswa akan
terganggu jika keadaan fisiknya terganggu atau dalam keadaan tidak
sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b) Kondisi psikologis
Kondisi psikologis siswa yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa adalah bakat, kecerdasan, minat dan motivasi.
2) Faktor eksternal/luar
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
d. Karangan Sederhana
Karangan mempunyai makna gubahan atau anggitan. Menulis
karangan atau dengan kata lain disebut juga mengarang, mempunyai makna
menyusun atau mengubah (Kamus Bahasa Indonesia, 1976: 445). Karangan
merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan
seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Karangan sederhana adalah mengorganisasikan ide atau gagasan secara
tertulis dalam bentuk karangan sederhana yang terdiri atas beberapa kalimat.
Dalam karangan sederhana, kriteria jumlah barisnya sekitar lima sampai
sepuluh baris.
Secara singkat menulis karangan sederhana dapat dikatakan bahwa
pengarang menggunakan bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan
pikirannya secara menarik dan mengena pada pembaca, serta susunan cerita
tidak banyak seluk beluknya atau kesulitannya.
e. Kemampuan Mengarang Berdasarkan Gambar Seri
Kemampuan menulis cerita berdasarkan gambar seri adalah kecakapan
menulis cerita dengan baik, cerita yang melukiskan dan mengemukakan
tingkah laku seseorang, suasana, keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain
sesudah melihat beberapa gambar yang ditampilkan secara berurutan dan
bertautan.
Kemampuan menulis seseorang ditentukan oleh kekayaan batin, mutu
intelektual, dan kecerdasan dan kesanggupan menggunakan tenaga bahasa
yang kuat dan segar. Kemampuan menulis cerita bukanlah merupakan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
alamiah yang dengan begitu saja dapat dimiliki seseorang, namun diperlukan
belajar dan berlatih.
Pada proses perolehan hasil belajar dan memberikan/menumbuhkan
kemampuan-kemampuan dasar untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman,
dan kemampuan-kemampuan yang meliputi: (1) kemampuan mengamati; (2)
kemampuan mengukur; (3) kemampuan mengklasifikasi; (4) kemampuan
menemukan hubungan; (5) kemampuan membuat prediksi; (6) kemampuan
mengkomunikasikan hasil dan sebagainya.
f. Tahap Mengarang
1) Mencontoh
Mencontoh adalah kegiatan yang bersifat mekanis, meski demikian
mencontoh bukan berarti bahwa tidak belajar apa-apa. Keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan mencontoh, misalnya menulis tepat sesuai contoh,
belajar mengajar dengan tepat dan membiasakan diri menggunakan bahasa
yang baik.
2) Reproduksi
Menurut arti katanya re berarti mengulang dan produksi berarti
hasil. Reproduksi bermakna mengulang hasil. Kegiatan reproduksi sendiri
adalah menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulis. Kegiatan
reproduksi diawali dengan kegiatan menyimak atau pembaca, yang
hasilnya dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang tersusun dengan
kata-kata sendiri.
3) Rekombinasi dan transpormasi
Rekombinasi merupakan latihan menggabungkan beberapa
karangan menjadi satu karangan, misalnya menggabungkan kalimat,
paragraf, atau wacana. Jadi rekombinasi mencakup pengertian gabungan
beberapa pokok pikiran dan beberapa wacana menjadi satu karangan ke
dalam bentuk karangan lain, misalnya mengubah bentuk puisi ke dalam
prosa. Dalam arti yang luas transformasi berarti penterjemahan,
penyaduran, alih aksara, transkripsi dan pembuatan sinopsis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4) Menulis terpimpin
Menulis terpimpin dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka
karangan atau dapat juga dilakukan dengan menyusun kalimat dan kata-
kata tertentu dan penyusunan alinea berdasarkan kalimat-kalimat tertentu.
5) Mengarang bebas
Mengarang bebas dapat dilakukan dengan memberi tugas kepada
siswa untuk membuat karangan secara bebas. Agar mudah dalam evaluasi
ada baiknya apabila judul karangan, tema dan jumlah kata ditentukan oleh
guru.
Secara umum, karangan terdiri atas tiga kejadian, yaitu
pendahuluan, pengembangan dan penutup. Pada bagian pendahuluan dapat
dikemukakan latar belakang masalah. Pengembangan masalah dapat dilakukan
dengan pola alamiah dan rasional. Pola alamiah adalah pola pengembangan
yang disesuaikan dengan urutan waktu terjadinya peristiwa (kronologis) dan
urutan tempat atau ruang (space order). Sementara itu, pola pengembangan
rasional dapat dilakukan berdasarkan 1) urutan sebab akibat atau sebaliknya,
2) pemecahan masalah atau problem solving, 3) aspek, dan 4) topik.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti ini mengacu pada
penelitian sebelumnya yang memiliki persamaan pada variabel yang
digunakan. Penelitian Andhang Setyo Prabowo (2010) dalam skripsinya yang
berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar
Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen Tahun Ajaran
2009/2010 dapat disimpulkan adanya peningkatan keterampilan menulis
narasi dengan menggunakan media gambar seri. Pada siklus I skor rata-rata
kelas meningkat sebesar 10,09 dengan rata-rata awal 63,27 menjadi 73,36.
Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai adalah sebesar 82,73 dan termasuk
kategori baik. Dengan demikian, terjadi peningkatan yaitu sebesar 9,36 dari
hasil siklus I dan 19,45 dari kondisi awal. Penelitian Andhang Setyo Prabowo
ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pada variabel bebasnya, yaitu sama-sama menggunakan media gambar seri.
Adapun perbedaannya yaitu, penelitian Andhang Setyo Prabowo meneliti
tentang keterampilan menulis narasi pada siswa kelas V, sedangkan penelitian
yang dilaksanakan oleh peneliti tentang menulis karangan sederhana pada
siswa kelas II.
Demikian pula dengan Penelitian Muslihatun (2011) yang berjudul
Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Sederhana Siswa Kelas II SD Negeri Sirnoboyo Tahun Pelajaran
2011-2012. Penelitian ini didasarkan pada tiga tahap, yaitu siklus I, siklus II
dan siklus III. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana dengan menggunakan
media gambar seri. Pada siklus I skor rata-rata kelas meningkat sebesar
27,28% dengan rata-rata awal 47,04 menjadi 56,81. Ini berarti kenaikan nilai
rerata sebesar 9,77. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 9,09%, dan
kenaikan nilai rerata sebesar 6,59. Dari beberapa siswa yang berhasil
diwawancarai, 75% dari mereka mengatakan gambar seri dapat membantu
mereka mempermudah menulis karangan sederhana. Ini terbukti dengan
jumlah siswa yang tuntas belajar naik menjadi 13 siswa dari 22. Pada siklus
III, setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang tuntas
menjadi 18 siswa dari 22 siswa (81,81 %) dengan nilai rata-rata kelas 70,22.
Ini berarti ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar 22,72 %, kenaikan nilai
rerata sebesar 5,48 dan kenaikan kesungguhan belajar sebesar 6,82 %.
Persamaan penelitian Muslihatun dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
peneliti pada variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan media gambar seri
dan variabel terikat yaitu menulis karangan sederhana.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, guru terlihat belum
menggunakan media pembelajaran sebagai stimulus untuk memancing
perhatian dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam
menuangkan idenya ke dalam sebuah kalimat. Sehingga produk karangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang dihasilkan siswa belum memenuhi standar yang ditentukan. Hal tersebut
menyebabkan masalah dalam keterampilan menulis, khususnya kemampuan
menulis karangan sederhana siswa masih rendah. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka peneliti mengadakan sharing dengan guru untuk mencari solusi
dari permasalahan tersebut.
Melalui sharing yang dilakukan dengan guru, menghasilkan suatu
solusi bahwa diantara beberapa media pembelajaran yang ada, media gambar
seri diharapkan cocok untuk digunakan dalam memperbaiki kualitas proses
maupun hasil pembelajaran menulis karangan sederhana pada siswa kelas II.
Selanjutnya peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan
tindakan perbaikan yaitu dengan penggunaan media gambar seri sebagai
stimulus untuk meningkatkan minat dan keaktifan siswa. Serta sebagai alat
bantu siswa dalam menemukan idenya dalam menulis karangan sederhana.
Penggunaan media gambar seri ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I
menggunakan media gambar seri secara klasikal yang dipajang di papan tulis.
Berdasarkan masukan dari observer, pada siklus II peneliti mengganti gambar
seri dengan tema kesukaan/ketidaksukaan dan gambar seri tersebut
diperbanyak sejumlah siswa. Pada kondisi akhir diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis dengan menggunakan media
gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana
pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan dan merujuk kepada beberapa pendapat di atas,
disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut “Penggunaan media gambar seri
dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II
SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012”.
GURUBelum menggunakan media
pembelajaran
KESIMPULANPembelajaran Bahasa
Indonesia aspek menulisdengan menggunakan media
gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan sederhanapada siswa kelas II SDN 1
Balingasal.
GURUMenggunakan media gambar
seri
SISWAKemampuan siswa menulis karangan sederhana masih
rendah
SIKLUS IMenggunakan media
gambar seri secara klasikal
SIKLUS IIMenggunakan media
gambar seri diperbanyak sejumlah siswa
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Tindakan
GURUBelum menggunakan media
pembelajaran
KESIMPULANPembelajaran Bahasa
Indonesia aspek menulisdengan menggunakan media
gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan sederhanapada siswa kelas II SDN 1
Balingasal.
GURUMenggunakan media gambar
seri
SISWAKemampuan siswa menulis karangan sederhana masih
rendah
SIKLUS IMenggunakan media
gambar seri secara klasikal
SIKLUS IIMenggunakan media
gambar seri diperbanyak sejumlah siswa
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penelitian adalah SDN 1
Balingasal, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini dipimpin oleh
Ngalimun, S.Pd. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan,
diantaranya:
a. Adanya masalah pembelajaran dalam materi menulis karangan sederhana
siswa.
b. Belum pernah dilaksanakan objek penelitian yang sejenis.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran
2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, yakni dari bulan
Januari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Adapun tabel perincian waktu dan
jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 (halaman 84).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Balingasal, Kecamatan
Padureso, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang
dijadikan penelitian adalah 35 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan. Usia rata-rata 8 tahun, ada 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan
yang sudah mencapai usia 9 tahun. Mayoritas siswa berasal dari keluarga petani,
sebagian lagi berasal dari keluarga wiraswasta dan 1 anak yang orangtuanya
bekerja sebagai PNS (ABRI). Keadaan fisik siswa kelas II pada umumnya baik,
tidak ada anak yang mengalami kelainan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 2). Untuk mencapai keberhasilan
pelaksanaan tindakan, penelitian dilaksanakan dengan strategi bentuk siklus
berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (1)
perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
D. Sumber Data
Sumber Data : sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar.
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
1. Sumber data primer (pokok), yaitu siswa kelas II, guru kelas II, kepala sekolah
atau pihak lain yang berhubungan.
2. Sumber data sekunder, yaitu meliputi arsip atau dokumen, rencana
pembelajaran dan tes hasil belajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Teknik Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes subjektif untuk
mengumpulkan data kemampuan menulis karangan sederhana siswa.siswa
diminta untuk menulis pendapatnya berdasarkan pengamatan pada media
gambar seri yang disiapkan oleh guru.
2. Teknik Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses belajar
mengajar menulis karangan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
kekurangan atau kesulitan siswa dalam menulis sebuah karangan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
media yang digunakan guru pada proses pembelajaran. Selain itu, observasi
ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
3. Teknik Wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa. Wawancara
yang dilakukan pada siswa digunakan untuk mengetahui kesulitan apa saja
yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis karangan, bagaimana
pendapat siswa mengenai cara mengajar guru dan media yang digunakan guru,
serta bagaimana minat dan motivasi siswa itu sendiri untuk mengikuti
pembelajaran menulis karangan sederhana. Sedangkan wawancara yang
dilakukan pada guru berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi siswa
selama proses pembelajaran menulis karangan dan bagaimana hasil yang
diperoleh siswa pada pembelajaran menulis karangan.
Dalam teknik pengumpulan data peneliti dibantu oleh teman sejawat
yaitu:
Nama : Saniyah, S.Pd.
NIP : 19630709 199203 2 004
Jabatan : Guru Kelas I
Tugas : 1. Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran
mulai siklus pertama sampai dengan selesai.
2. Memberikan masukan tentang kelebihan dan
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
3. Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran.
F. VALIDITAS DATA
Teknik pemeriksaan validitas data yang digunakan peneliti yaitu
menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan
data yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
dalam mempelajari penggunaan huruf kapital dan tanda bacanya. Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
melakukan hal-hal berikut: (1) mengamati kegiatan pembelajaran yang
berlangsung dan memberikan tes pada akhir setiap siklus; (2) melakukan diskusi
dengan teman sejawat tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa, media
yang digunakan, berlangsungnya pembelajaran, dan penilaian yang dilakukan.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model
analisis interaktif. Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis
untuk menuju ke suatu kesimpulan. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi:
reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi.
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemusatan perhatian serta
penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Pelaksanaan reduksi data ini dilakukan selama penelitian
berlangsung, sedangkan kegunaannya adalah untuk lebih memfokuskan pokok
permasalahan yang sedang diteliti.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan penyajian data, peneliti akan mudah memahami apa yang sedang
terjadi dan tindakan apa yang akan diambil, lebih jauh menganalisis ataukah
mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian
tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian
selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannnya.
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi
yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
H. INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja merupakan pedoman yang dijadikan tolak ukur dalam
menentukan keberhasilan atau atau keefektifan penulisan. Pada penelitian ini,
indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1
Balingasal tahun ajaran 2011/2012. Nilai yang digunakan sebagai indikator
kinerja penelitian ini yaitu perolehan nilai tes formatif 65 atau lebih (sesuai
KKM). Intervensi yang dilakukan dinyatakan berhasil apabila ketuntasan
belajar siswa mencapai 80% dari 35 siswa kelas II SDN 1 Balingasal.
I. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan prosedur kerja dari Kemmis dan Mc. Taggart
yang berupa siklus spiral meliputi : 1) perencanaan (plan), 2) tindakan (action), 3)
pengamatan (observastion) , 4) refleksi ( reflection) dan perencanaan perbaikan
dalam siklus ulang jika masih diperlukan. Prosedurnya dapat dijelaskan seperti
gambar 2 berikut:
Gambar 2. Tahap-tahap Prosedur PTK dengan Model Spiral dari Kemmis dan
Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 68)
Observasi(observation)
Observasi(observation)
Rencana(plan)
Rencana(plan)
Tindakan(action)
Refleksi(reflection)
Tindakan(action)
Refleksi(reflection)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Refleksi
Setelah siklus ini berlangsung beberapa tahap, barangkali perbaikan yang
diinginkan sudah tercapai. Dalam hal ini daur PTK dengan perbaikan
pembelajaran sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul masalah akan
kerisauan baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur PTK. Secara
lebih rinci dapat dilihat pada gambar 3.
H.
I.
Gambar 3. Daur Penelitian Tindakan Kelas
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti dalam tahap perencanaan ini menyusun langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media gambar
seri.
2) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan
3) Merancang tes siklus I dan kunci jawabannya.
4) Menyiapkan lembar penilaian.
5) Membuat lembar observasi.
Refleksi Awal
Perencanaan
PelaksanaanSIKLUS I
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dari
perencanaan yang dipersiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar seri pada materi menulis karangan sederhana
dengan bahasa tulis.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media
gambar seri. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menggunakan
media gambar seri.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator.
1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai:
a) Penampilan guru di depan kelas
b) Cara menyampaikan materi pelajaran
c) Cara pengelolaan kelas
d) Cara-cara menggunakan alat peraga
e) Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran
f) Cara guru berinteraksi dengan siswa
g) Cara guru memotivasi siswa
h) Cara guru memberikan pujian atas keberhasilan siswa
2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai:
a) Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
b) Keaktifan siswa
c) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
d) Banyaknya siswa yang bertanya
e) Peningkatan kemampuan siswa mengerjakan tugas dengan media
gambar seri
f) Ketepatan siswa dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, peneliti beserta teman sejawat menganalisis
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri yang telah
dilakukan. Hasil analisis ini yang akan menjadi kesimpulan berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang dilakukan dan menentukan perlu tidaknya
melaksanakan siklus berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II ini tindakan diambil dari hasil yang telah
dicapai pada siklus I sebagai usaha perbaikan. Langkah-langkah yang
dilakukan peneliti dalam siklus II hampir sama dengan siklus I.
a. Perencanaan Ulang
1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan pada
permasalahan yang muncul pada siklus I
2) Guru menyusun dan menyiapkan rencana pembelajaran dengan
menggunakan media gambar seri.
3) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan
4) Merancang tes siklus II dan kunci jawabannya.
5) Menyiapkan lembar penilaian.
6) Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar seri dengan materi yang berbeda namun
kompetensi dasar masih sama.
c. Observasi
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator.
1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai:
a) Penampilan guru di depan kelas
b) Cara menyampaikan materi pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c) Cara pengelolaan kelas
d) Cara-cara menggunakan alat peraga
e) Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran
f) Cara guru berinteraksi dengan siswa
g) Cara guru memotivasi siswa
h) Cara guru memberikan pujian atas keberhasilan siswa
2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai:
a) Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
b) Keaktifan siswa
c) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
d) Banyaknya siswa yang bertanya
e) Peningkatan kemampuan siswa mengerjakan tugas dengan media
gambar seri
f) Ketepatan siswa dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital
d. Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan tahap observasi serta pencapaian indikator
keberhasilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balingasal yang terletak di Jalan
Wadaslintang Km 7, desa Balingasal, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen.
Akses menuju sekolah ini tergolong sangat mudah karena letaknya di pinggir jalan
raya menuju ke Wadaslintang atau ke Wonosobo. Selain itu juga terletak di
sebelah utara pertigaan Bendung Pejengkolan.
SDN 1 Balingasal dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama
Ngalimun, S.Pd sejak tahun 2011 sampai sekarang. Untuk menunjang
terwujudnya Visi dan Misi sekolah, kepala sekolah dibantu oleh 6 guru kelas, 4
guru mata pelajaran, 1 pegawai perpustakaan, dan 1 penjaga sekolah. Jumlah
seluruh siswa pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 170 siswa.
Sarana danprasarana pembelajaran di SDN 1 Balingasal tergolong baik.
Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. 1 ruang perpustakaan dan UKS. Ruang guru dan ruang kepala sekolah
masih jadi 1 ruangan. Ruang KKG terletak disebelah selatan ruang guru yang
sudah dilengkapi dengan toilet didalamnya. Dibagian depan dan samping sekolah
terdapat tempat parkir guru dan karyawan serta parkir siswa. Dibagian belakang
sekolah terdapat gudang masak, toilet siswa dan guru, bak sampah serta mushola.
Keadaan fasilitas sekolah ini juga lengkap. Terdapat berbagai jenis alat
peraga dan media pembelajaran yang dapat digunakan guru atau siswa dalam
proses pembelajaran. Adapun fasilitas tersebut meliputi alat peraga akademik dan
non akademik yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Misalnya
berbagai KIT IPA, torso, globe, alat peraga matematika (bangun ruang, bangun
datar, blok diens dsb), alat-alat olah raga, alat kesenian (rebana), perlengkapan
sholat, alat peraga pramuka, peralatan UKS, peralatan kebersihan (sapu lantai,
sapu halaman, tempat sampah, kemoceng, dsb), bahkan peralatan TIK (laptop,
LCD, printer).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah siswa kelas II. Kelas ini berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-
laki dan 15 siswa perempuan. Dengan wali kelas bernama Suprapto, S.Pd.
2. Deskripsi Pratindakan
Pelaksanaan survey awal dilaksanakan pada hari Selasa 14 Februari
2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas II SD Negeri 1
Balingasal. Dalam pelaksanaannya guru mengajar di kelas dengan materi menulis
karangan sederhana, sekaligus melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran. Guru mengajarkan materi keterampilan menulis karangan
sederhana hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan sehari-
hari, yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah. Kemudian siswa langsung
diberi tugas untuk menulis karangan sederhana.
Adapun urutan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi dengan menggalai pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis.
b) Guru menjelaskan materi menulis karangan sederhana dan siswa menyimak.
c) Guru menugasi siswa menulis karangan sederhana.
d) Siswa mengerjakan tugas.
e) Siswa mengumpulkan tugas.
f) Guru mengakhiri proses pembelajaran.
Beberapa kelemahan yang terlihat dalam kegiatan pratindakan yang
dilakukan oleh guru, yaitu:
a) Tidak adanya umpan balik kepada siswa tentang seberapa jauh tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
b) Posisi guru yang lebih banyak di depan kelas, menyebabkan kurang interaksi
dengan siswa secara maksimal terutama siswa yang duduk di bagian belakang.
c) Tidak menggunakan alat ajar lain selain buku pegangan.
d) Siswa belum terlihat sepenuhnya aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
e) Siswa masih kesulitan dalam menulis karangan sederhana, terbukti dengan
banyaknya siswa yang masih bertanya dan tidak menyelesaikan tugas dengan
tepat waktu bahkan masih ada yang baru menulis tiga kalimat.
Rendahnya keterampilan menulis karangan sederhana ini didukung dengan
dokumentasi nilai menulis siswa pada kondisi pratindakan (lampiran 4, halaman
88) yaitu dengan KKM 65. Dari 35 siswa hanya 10 siswa yang tuntas atau 28,57%
dan 8 siswa atau 22,86% siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70. Tabel distribusi
frekuensi nilai menulis karangan sederhana pada kondisi pratindakan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan
Sederhana pada Pelaksanaan Pratindakan
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 7 40,5 283,5 20% Tdk Tuntas2 45 - 52 14 48,5 679 40% Tdk Tuntas3 53 - 60 4 56,5 226 11,43% Tdk Tuntas4 61 - 68 2 64,5 123 5,71% Tuntas5 69 - 76 8 72,5 580 22,86% Tuntas
Jumlah 35 80,5 100%Nilai Rata-rata = 1891,5 : 35 = 54,04
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 28,57% (10 siswa)Nilai Tertinggi = 76Nilai Terendah = 37
Dari hasil distribusi frekuensi nilai menulis karangan sederhana siswa pada
pelaksanaan pratindakan dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Kondisi
Pratindakan
Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa dari hasil penelitian pelaksanaan
pratindakan dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas II SD Negeri 1
Balingasal dalam menulis karangan sederhana masih cukup rendah. Ini terbukti
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 54,04 dan yang mendapatkan nilai 37 – 44
sebanyak 7 siswa atau sebesar 20%. Yang mendapatkan nilai antara 45 – 52
sebanyak 14 siswa atau sebesar 40%. Siswa yang mendapatkan nilai 53 – 60 ada 4
siswa atau sebesar 11,43%. Yang mendapatkan nilai 61 – 68 sebanyak 2 siswa
atau sebesar 5,71%, dan yang mendapatkan nilai 69 - 76 hanya 8 siswa atau
sebesar 22,86%. Berdasarkan hasil kemampuan pada pelaksanaan pratindakan
tersebut maka peneliti ingin meningkatkan lagi hasil kemampuan menulis
karangan sederhana pada siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal. Peningkatan
tindakan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II
dengan pembelajaran menggunakan media gambar seri.
20%
40%
11,43%
5,71%
22,86%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
37-44 45-52 53-60 61-68 69-76
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Kondisi Pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dalam kurun waktu 4
minggu yaitu dimulai pada tanggal 21 Februari 2012 sampai dengan 13 Maret
2012. Setiap siklus terdapat 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
atau 70 menit tiap pertemuan. Dalam tiap siklusnya, terdapat 4 tahapan langkah
setiap pelaksanaannya, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut adalah deskripsi pelaksanaan tindakan dalam masing-masing siklus.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman
sejawat untuk menentukan langkah-langkah tindakan perbaikan yang akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Adapun hal-hal yang dilakukan
peneliti dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Guru merancang skenario pembelajaran menulis karangan sederhana
dengan media gambar seri, yakni dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Guru membuka pelajaran.
b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
yang berkaitan dengan materi.
c) Guru menjelaskan penggunaan huruf kapital dan tanda baca pada
sebuah kalimat.
d) Guru memberikan contoh penulisan huruf kapital dan tanda baca
pada sebuah kalimat di papan tulis.
e) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah
disampaikan.
f) Guru memasang gambar seri pada papan tulis.
g) Siswa mengerjakan tugas.
h) Siswa mengumpulkan tugas.
i) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan
kelas.
j) Guru mengakhiri pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP disusun dalam bentuk 1 siklus dengan 2 kali pertemuan
untuk materi menulis karangan sederhana pada siswa kelas II
berdasarkan silabus dari sekolah, dapat dilihat pada lampiran.
3) Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar seri.
4) Guru menyusun instrumen penelitian.
Instrumen yang dipersiapkan antara lain berupa lembar kerja
siswa, lembar observasi siswa selama proses pembelajaran, serta
lembar observasi pelaksanaan mengajar guru.
b. Tindakan
Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam upaya meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1
Balingasal dengan menggunakan media gambar seri. Peneliti bertindak
sebagai guru yang melaksanakan tindakan, sedangkan teman sejawat
bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti selama proses
pelaksanaan tindakan. Adapun pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 21 Februari 2012 selama 2 jam pelajaran di ruang kelas II SD
Negeri 1 Balingasal. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan I ini
guru mengajar menulis karangan sederhana dengan menggunakan
media gambar seri yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan salam pembuka. Guru memeriksa kesiapan siswa yaitu
dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah yang
ada disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat
tulis. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran serta memberi motivasi dengan mengajak siswa
menyanyikan lagu “Menulis Kalimat”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang
penulisan huruf kapital untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Guru melanjutkan dengan penjelasan cara menulis kalimat yang baik
menggunakan huruf kapital. Guru memasang media gambar seri yang
masih acak di papan tulis. Guru bersama siswa mengurutkan gambar
seri yang masih acak tersebut agar menjadi sebuah rangkaian cerita
yang runtut. Guru memberikan contoh cara menulis karangan
sederhana berdasarkan gambar dan siswa memperhatikan dengan baik.
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS
tersebut siswa diminta untuk mengurutkan gambar seri yang masih
acak dan menuliskan kalimat yang belum selesai yang sesuai dengan
gambar sehingga menjadi sebuah karangan sederhana yang baik. Siswa
mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru apabila telah selesai.
Guru bersama siswa mengadakan refleksi pada proses kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah
dipelajari. Guru meminta siswa menulis kesimpulan yang diperoleh
dalam buku catatan masing-masing. Di akhir kegiatan, guru
memberikan tindak lanjut berupa pesan, kemudian menutup pelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 28 Februari
2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pertemuan kedua ini
guru mengajarkan tahapan menulis yang kedua yaitu fase penulisan.
Pada fase penulisan ini siswa dituntut untuk dapat menjabarkan ide-ide
ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca kemudian
dituangkan dalam bentuk paragraf. Selanjutnya paragraf-paragraf itu
dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam
pembuka. Dilanjutkan memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan
meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis.
Guru melakukan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui siswa
yang tidak hadir. Kemudian guru mengulang sekilas materi yang
diajarkan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang penulisan huruf
kapital. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memberi motivasi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Menulis
Kalimat”.
Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang
penulisan huruf kapital dan tanda baca. Guru memasang media gambar
seri di papan tulis. Berdasarkan gambar yang disediakan, siswa diminta
untuk mengurutkan gambar terlebih dulu kemudian menceritakan ke
dalam beberapa kalimat dan menuliskannya kedalam sebuah karangan
yang utuh.
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS
tersebut siswa diminta untuk mengurutkan gambar terlebih dulu
kemudian menuliskan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut
sehingga dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan yang baik.
Dalam waktu yang telah ditentukan siswa diminta untuk
mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS dan
mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru, guru menunjuk salah
satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan siswa yang sudah baik
di depan kelas. Siswa lain mendengarkan dengan baik. Guru
memberikan tanggapan pada hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya, guru
mengadakan refleksi pelaksanaan proses pembelajaran. Guru bersama
siswa membuat rangkuman kesimpulan materi pelajaran. Dalam
kegiatan akhir, guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum jelas, dan memberikan tindak lanjut berupa pesan.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada siswa dan guru, baik selama
pembelajaran berlangsung maupun pada produk atau hasil dari
pelaksanaan pembelajaran menulis karangan sederhana dengan
menggunakan media gambar seri. Dalam melaksanakan observasi ini,
peneliti dibantu oleh seorang teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil
observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh
siswa dapat terpantau oleh observer.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka diperoleh data
sebagai berikut:
1) Observasi hasil menulis karangan sederhana siswa
a) Pertemuan I
Pada pertemuan I guru memberikan tes menulis pada tahap
prapenulisan, yaitu guru menyajikan gambar seri yang masih acak
yang sudah diberi sebuah kalimat yang rimpang. Siswa diminta
untuk mengurutkan gambar seri tersebut kemudian menyelesaikan
kalimat yang sudah disediakan berdasarkan gambar agar menjadi
sebuah karangan yang utuh dan runtut. Hasil penulisan karangan
sederhana tersebut dinilai berdasarkan 4 aspek penilaian yaitu: (1)
ketepatan urutan gambar; (2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3)
ketepatan penulisan huruf kapital dan tanda baca; (4) kerapian.
Data nilai siswa hasil menulis karangan sederhana pada pertemuan
I siklus I dapat dilihat pada lampiran 10 (halaman 105). Data
tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel
4.2 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus I Pertemuan I
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 4 40,5 283,5 11% Tdk Tuntas2 45 - 52 8 48,5 679 23% Tdk Tuntas
3 53 - 60 5 56,5 226 14,29% Tdk Tuntas
4 61 - 68 7 64,5 123 20% Tuntas5 69 - 76 9 72,5 580 25,71% Tuntas6 77 - 84 2 80,5 161 5,71% Tuntas
Jumlah 35 2052,5 100%Nilai Rata-rata = 2052,5 : 35 = 58,64
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 51,43% (18 siswa)Nilai Tertinggi = 80Nilai Terendah = 37
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk gambar 5.
Gambar 5. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Siklus I
Pertemuan I
11,43%
22,86%
14,29%
20%
25,71%
5,71%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
37-44 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Siklus I Pertemuan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan gambar 5 diperoleh nilai rata-rata kelas
sebesar 60,57. Siswa yang mendapat nilai 37 – 44 sebanyak 4
siswa atau sebesar 11,43%. Yang mendapat nilai 45 – 52 sebanyak
8 siswa atau sebesar 22,86%. Siswa yang memperoleh nilai 53 – 60
sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29%. Yang memperoleh nilai 61
– 68 sebanyak 7 siswa atau sebesar 20%. Yang memperoleh nilai
69 -76 sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71%. Dan yang
memperoleh nilai 77 – 84 ada 2 siswa atau sebesar 5,71%.
Sebanyak 18 siswa dari 35 siswa memperoleh nilai ≥ 66,
sedangkan 17 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM
dalam pembelajaran menulis karangan sederhana. Dalam siklus I
pertemuan I sudah mengalami peningkatan dari kondisi
pratindakan.
b) Pertemuan II
Pada pertemuan II guru memberikan tes menulis pada fase
penulisan, yaitu tes untuk menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk
tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca dan dirangkai secara
utuh menjadi satu karangan sesuai dengan gambar seri. Hasil
keterampilan menulis karangan sederhana tersebut dinilai
berdasarkan 4 aspek penilaian yaitu: (1) ketepatan urutan gambar;
(2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3) ketepatan penulisan huruf
kapital dan tanda baca; (4) kerapian. Data nilai siswa pada
pertemuan II siklus I ini dapat dilihat pada lampiran 11 (halaman
106). Data tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan
dalam tabel 4.3 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Siklus I Pertemuan II
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 0 40,5 0 0% -2 45 - 52 2 48,5 97 6% Tdk Tuntas3 53 - 60 11 56,5 621,5 31,43% Tdk Tuntas4 61 - 68 6 64,5 387 17,14% Tuntas5 69 - 76 12 72,5 870 34,29% Tuntas6 77 - 84 4 80,5 322 11,43% Tuntas
Jumlah 35 2297,5 100%Nilai Rata-rata = 2297,5 : 35 = 65,64
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 62,86% (22 siswa)Nilai Tertinggi = 86Nilai Terendah = 50
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk
grafik berikut.
Gambar 6. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada
Siklus I Pertemuan II
5,71%
31,43%
17,14%
34,29%
11,43%
0
2
4
6
8
10
12
14
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Siklus I Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
kelas sebesar 66,71. Pada pertemuan II siklus I ini sudah
mengalami kenaikan sebesar 6,14 dari pertemuan I. Siswa yang
mendapat nilai 37 – 44 sudah tidak ada atau sebesar 0%. Yang
mendapat nilai 45 – 52 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%.
Siswa yang memperoleh nilai 53 – 60 sebanyak 11 siswa atau
sebesar 31,43%. Yang memperoleh nilai 61 – 68 sebanyak 6 siswa
atau sebesar 17,14%. Yang memperoleh nilai 69 -76 sebanyak 12
siswa atau sebesar 34,29%. Dan yang memperoleh nilai 77 – 84
ada 4 siswa atau sebesar 11,43%. Sebanyak 22 siswa dari 35 siswa
memperoleh nilai ≥ 66 atau sebesar 62,86% siswa yang tuntas,
sedangkan siswa yang tidak tuntas (dibawah KKM) dalam
pembelajaran menulis karangan sederhana sebanyak 13 siswa atau
sebesar 37,14%. Nilai ketuntasan meningkat sebesar 11,43% dari
pertemuan I atau sebesar 34,29% dari kondisi awal. Dengan nilai
tertinggi 86 dan nilai terendah 50.
2) Observasi proses pembelajaran siswa
a) Pertemuan I
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis
karangan sederhana dengan media gambar seri pada siswa kelas II
SD Negeri 1 Balingasal. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai
guru dan juga dibantu oleh seorang teman peneliti. Hal ini
dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala
tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer.
Kegiatan observasi difokuskan pada jenis perilaku siswa dalam
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar
seri. Berikut akan dipaparkan tabel hasil observasi pada siklus I
pertemuan I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.4. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I
No Aspek yang Diamati Frekuensi %1 Keaktifan
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru:a) Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru21 60
b) Memperhatikan media pembelajaran yang digunakan
20 57,14
c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
1 2,86
2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhira) Aktif dalam menulis karangan
sederhana secara individu16 45,71
b) Bercerita/berbicara dengan teman sebangku
8 22,86
c) Berusaha melihat pekerjaan teman 9 25,71d) Siswa yang bermain-main 5 14,29
e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil, buang sampah, dan meraut pensil)
6 17,14
Berdasarkan data pada tabel 4.4 tersebut dapat di
deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus I pertemuan I
hampir sebagian siswa sudah memperhatikan/mendengarkan
penjelasan guru yaitu sebanyak 21 siswa atau sebesar 60%.
Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media pembelajaran
sebanyak 20 siswa atau sebesar 57,14%. Kegiatan siswa yang
mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran masih sangat rendah, ini ditandai sebanyak 1 siswa
atau sebesar 2,86%. Sekitar 16 siswa atau sebesar 45,71% siswa
yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu.
Pemerolehan nilai siswa yang bercerita/berbicara dengan teman
sebangku sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86%. Sebanyak 9 siswa
atau sebesar 25,71% masih ada siswa yang kurang percaya diri, ini
dapat dilihat dari siswa yang berusaha melihat pekerjaan teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Terdapat siswa yang kurang peduli dengan pembelajaran menulis
karangan sederhana, ini ditandai dengan siswa yang bermain-main
sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29%. Sedangkan siswa yang izin
keluar kelas sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14%.
b) Pertemuan II
Hasil observasi siklus I pertemuan II yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan sederhana
dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat pada tabel
4.5 berikut.
Tabel 4.5. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II
No Aspek yang Diamati Frekuensi %1 Keaktifan
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru:a) Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru21 60
b) Memperhatikan media pembelajaran yang digunakan
33 94,29
c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
3 8,57
2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sqampai akhir
a) Aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu
25 71,43
b) Bercerita/berbicara dengan teman sebangku
6 17,14
c) Berusaha melihat pekerjaan teman
9 25,71
d) Siswa yang bermain-main 5 14,29e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil,
buang sampah, dan meraut pensil)
6 17,14
Berdasarkan data pada tabel 4.5 tersebut dapat di
deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus I pertemuan II
hampir sebagian siswa sudah memperhatikan/mendengarkan
penjelasan guru yaitu sebanyak 21 siswa atau sebesar 60%. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang memperhatikan media pembelajaran tergolong baik, ini
dibuktikan dengan antusias siswa yang serius memperhatikan
media yang disajikan guru sebanyak 33 siswa atau sebesar 94,29%.
Namun masih sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan jika
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, ini ditandai
sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Siswa yang aktif dalam
menulis karangan sederhana secara individu cukup baik dengan
ditandai sebanyak 25 siswa atau sebesar 71,43% yang terlibat aktif
dalam kegiatan menulis karangan sederhana. Pemerolehan nilai
siswa yang bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 6
siswa atau sebesar 17,14%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha
melihat pekerjaan teman sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71%.
Pemerolehan nilai siswa yang bermain-main sebanyak 5 siswa atau
sebesar 14,29%. Pemerolehan nilai siswa yan izin keluar kelas
sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14%.
Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa memiliki
sikap yang cukup baik dalam proses pembelajaran. Meskipun
demikian beberapa siswa masih ada yang memiliki sikap negatif
dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar
seri. Hal ini disebabkan karena siswa belum siap menyesuaikan
pola pembelajaran yang diterapkan guru. Fenomena seperti itu
perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari guru dan segera dicari
solusinya agar perilaku negatif yang muncul dalam pembelajaran
dapat diatasi sehingga KBM dapat berjalan sesuai dengan harapan.
3) Observasi kinerja guru
a) Pertemuan I
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus I
pertemuan I dapat dilihat dalam lampiran 12 (halaman 107). Secara
umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru yaitu 3,0 dengan kategori cukup baik.
b) Pertemuan II
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus I
pertemuan II dapat dilihat dalam lampiran 13 (halaman 109).
Secara umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan pertama
yaitu 3,3 dengan kategori baik.
d. Refleksi
Setelah intervensi dilakukan terjadi perubahan yang berarti
disemua sektor, walau belum mencapai batas kriteria yang telah
ditetapkan. Data-data yang diperoleh dari siklus I pertemuan I dan
pertemuan II dianalisis dan direfleksi guna mengetahui hambatan dan
kendala yang dialami, kemudian dicari solusinya untuk perbaikan pada
siklus selanjutnya. Data hasil menulis karangan sederhana siswa yang
telah direkapitulasi pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 14 (halaman
111). Data tersebut dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel kerja
pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan
Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada
Siklus I (Pertemuan I dan II)
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 1 40,5 40,5 3% Tdk Tuntas2 45 - 52 2 48,5 97 6% Tdk Tuntas
3 53 - 60 12 56,5 678 34,29% Tdk Tuntas
4 61 - 68 9 64,5 580,5 25,71% Tuntas5 69 - 76 7 72,5 507,5 20% Tuntas6 77 - 84 4 80,5 322 11,43% Tuntas
Jumlah 35 2225,5 100%Nilai Rata-rata = 2225,5 : 35 = 63,59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 51,43% (18 siswa)Nilai Tertinggi = 83
Nilai Terendah = 43,5
Dari nilai rata-rata hasil menulis karangan sederhana setelah
penggunaan media gambar seri pada siklus I (pertemuan I dan II) dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7.
Gambar 7. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana
Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siklus I
Berdasarkan gambar 7 diatas, dapat diperoleh data bahwa hasil
pelaksanaan siklus I selama 2 kali pertemuan, pencapaian nilai rata-rata
kelas sebesar 63,64 dengan jumlah 35 siswa. Sebanyak 1 siswa yang
mendapat nilai antara 37-44 atau sebesar 3%. 2 siswa memperoleh nilai
antara 45-52 atau sebesar 6%. 12 siswa memperoleh nilai antara 53-60
atau sebesar 34,29%. 9 siswa memperoleh nilai antara 61-68 atau sebesar
25,71%. 7 siswa memperoleh nilai antara 69-76 atau sebesar 20%. 4 siswa
memperoleh nilai antara 77-84 atau sebesar 11,43%. Ketuntasan belajar
3%
6%
34,29%
25,71%
20%
11,43%
0
2
4
6
8
10
12
14
37-44 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Rata-rata Nilai Menulis Karangan pada Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
secara klasikal pada siklus I mencapai 51,43%, dengan rincian 18 siswa
memperoleh nilai ≥ 66 dan 17 siswa memperoleh nilai < 66. Dari daftar
nilai yang diperoleh siswa pada siklus I ini, nilai tertinggi yaitu 83 dan
nilai terendah 43,5.
Hasil penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran
kemampuan menulis karangan sederhana pada siklus I menunjukkan
adanya perkembangan dibandingkan dengan kondisi pratindakan.
Perkembangan pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7. Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana
Siklus I
Tindakan Ketuntasan Rata-rata Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Pratindakan 28,57% 54,04 76 37Siklus I 51,43% 63,59 83 43,5
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka dapat disajikan dalam bentuk
grafik berikut ini.
Gambar 8. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I
28,57%
54,04
76
37
51,43%
63,59
83
43,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Ketuntasan Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai TerendahPra siklus Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Perkembangan kemampuan menulis karangan sederhana dengan
menggunakan media gambar seri pada pelaksanaan siklus I didukung
adanya peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
kondisi pratindakan. Dengan perincian sebagai berikut: ketuntasan klasikal
meningkat menjadi 8 siswa atau sebesar 22,86% dari pratindakan. Nilai
rata-rata kelas meningkat sebesar 9,55 dari pratindakan. Nilai tertinggi
pada siklus I adalah 83 dan nilai terendahnya adalah 43,5.
Merujuk pada indikator kerja yang ditetapkan yaitu apabila lebih
dari 80% dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai ≥
65 dikatakan tuntas, maka hasil dari siklus I masih belum mencapai
ketuntasan. Hal ini dikarenakan masih banyak kekurangan maupun
kendala yang ditemui pada tindakan siklus I. Kekurangan-kekurangan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu guru, siswa, dan media
pembelajaran. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Faktor Guru
Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan I, guru masih belum
cekatan dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, yaitu
memeriksa kesiapan siswa. Ketika guru memulai pelajaran, kondisi
siswa masih ramai dan belum siap menerima pelajaran sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya siswa kurang konsentrasi. Selain itu,
guru masih kurang dalam memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa. Pada siklus I pertemuan II secara umum guru sudah baik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, hal ini terbukti dengan nilai rata-
rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru mengalami
peningkatan dibanding pertemuan pertama yaitu 3,3 dengan kategori
baik, namun masih terdapat kekurangan. Antara lain yaitu penguasaan
kelas.
2) Faktor Siswa
Dari hasil observasi siswa selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh observer, sikap dan perilaku siswa masih menunjukkan
sikap negatif dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan
media gambar seri. Keaktifan siswa dalam bertanya masih sangat
rendah sekali. Masih ada siswa yang bercerita/berbicara dengan teman
sebangkunya, bahkan bermain-main sendiri. Berjalan-jalan dalam
kelas untuk melihat pekerjaan teman serta izin keluar kelas. Baru
sebagian siswa yang mau secara aktif mengerjakan tugas untuk
menulis karangan sederhana secara individu. Hal ini dapat dilihat
dalam tabel 4.4 (halaman 47) dan tabel 4.5 (halaman 48). Observer
memberi masukan untuk memberi motivasi dan reward kepada siswa
yang sudah berhasil dalam menulis karangan sederhana.
3) Faktor Media Pembelajaran
Faktor media pembelajaran sangat menunjang keberhasilan suatu
pembnelajaran. Media yang digunakan dalam tindakan yaitu media
gambar seri secara klasikal, oleh karenanya media ini memiliki
kekurangan yaitu media hanya dipajang di papan tulis sehingga siswa
kurang fokus dalam menerima materi/penjelasan dari guru.
2. Siklus II
a) Perencanaan
Setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dalam pelaksanaan
perbaikan siklus II, alternatif pemecahan masalah dengan mengoptimalkan
gambar seri dalam pemebelajaran pendekatan komunikatif semakin terasa
lebih baik, walau belum mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk
menentukan langkah-langkah tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan.
Tahap perencanaan tindakan II pertemuan I meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran.
2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang
berkaitan dengan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3) Guru menjelaskan penggunaan huruf kapital dan tanda baca pada
sebuah kalimat.
4) Guru memberikan contoh penulisan huruf kapital dan tanda baca pada
sebuah kalimat di papan tulis.
5) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah
disampaikan.
6) Guru membagikan lembar jawab yang telah ditempel gambar seri pada
sejumlah siswa.
7) Siswa mengerjakan tugas.
8) Siswa mengumpulkan tugas.
9) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas.
10) Guru mengakhiri pembelajaran.
Pada tahap perencanaan tindakan data yang diperoleh berupa RPP
siklus II yang dibuat dengan tambahan sesuai perubahan-perubahan
perbaikan setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dapat dilihat
pada lampiran 15 (halaman 112). Seperangkat instrumen yang akan
digunakan dalam pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran
berupa lembar kerja siswa (LKS).
Tahap perencanaan tindakan II pertemuan II meliputi kegiatan
sebagai berikut:
a) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai
materi menulis karangan sederhana.
b) Guru membagikan lembar jawab yang telah ditempel gambar seri pada
sejumlah siswa.
c) Siswa mengerjakan tugas dari guru.
d) Guru membagikan tugas yang telah dinilai.
e) Guru memberi motivasi berupa pemberian hadiah kepada siswa yang
mendapat nilai terbaik.
f) Guru membahas kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
mengerjakan tugas pada pertemuan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
g) Guru mengakhiri pembelajaran.
b) Tindakan
Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam upaya meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1
Balingasal dengan menggunakan media gambar seri. Peneliti bertindak
sebagai guru yang melaksanakan tindakan, sedangkan teman sejawat
bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti selama proses
pelaksanaan tindakan. Adapun pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Tindakan II pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
6 Maret 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas II
SDN 1 Balingasal. Dalam pelaksanaan tindakan II pertemuan I ini,
guru mengaplikasikan solusi untuk mengatasi kekurangan pada proses
pembelajaran menulis karangan sederhana dalam siklus I.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka. Guru
memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan
bangku, membuang sampah yang ada disekitar bangku, dan
mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru melakukan
presensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
serta memberi motivasi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu
“Menulis Kalimat”.
Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang
penulisan huruf kapital dan tanda baca untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa. Guru melanjutkan dengan penjelasan cara menulis kalimat
menggunakan huruf tegak bersambung. Guru memberikan contoh cara
menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung di papan tulis
dan siswa memperhatikan dengan baik.
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS
tersebut siswa diminta untuk mengurutkan gambar seri yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
acak dan menuliskan kalimat yang belum selesai menggunakan huruf
tegak bersambung yang sesuai dengan gambar sehingga menjadi
sebuah karangan sederhana yang baik. Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya pada guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan hasil
karangan yang sudah baik.
Guru bersama siswa mengadakan refleksi pada proses kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah
dipelajari. Guru meminta siswa menulis kesimpulan yang diperoleh
dalam buku catatan masing-masing. Di akhir kegiatan, guru
memberikan tindak lanjut berupa pesan, kemudian menutup pelajaran
dengan salam.
2) Pertemuan II
Tindakan II pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
13 Februari 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang
kelas II SDN 1 Balingasal. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan
pendahuluan, dan melakukan presensi. Kemudian guru memberikan
motivasi berupa lagu “Huruf Kapital” gubahan dari lagu Menanam
Jagung. Selanjutnya guru menyegarkan kembali ingatan siswa seputar
materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan kedua ini guru mengajarkan tahapan menulis
yang kedua yaitu fase penulisan. Pada fase penulisan ini siswa dituntut
untuk dapat menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut,
logis dan enak dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk paragraf.
Selanjutnya paragraf-paragraf itu dapat dirangkai secara utuh menjadi
satu karangan.
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam
pembuka. Dilanjutkan memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan
meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah yang ada
disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Guru melakukan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui siswa
yang tidak hadir. Kemudian guru mengulang sekilas materi yang
diajarkan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang penulisan huruf
tegak bersambung. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran serta memberi motivasi dengan mengajak siswa
menyanyikan lagu “Menulis Kalimat”.
Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang
penulisan huruf kapital dan tanda baca. Guru memberi contoh cara
penulisan huruf kapital dengan menggunakan huruf tegak bersambung
di papan tulis.
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS yang
sudah ditempel gambar seri yang masih acak, siswa diminta untuk
mengurutkan gambar terlebih dulu kemudian menuliskan ide-ide ke
dalam bentuk tulisan yang runtut sehingga dapat dirangkai secara utuh
menjadi satu karangan yang baik. Dalam waktu yang telah ditentukan
siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS dan
mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru, guru menunjuk salah
satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan siswa yang sudah baik
di depan kelas. Siswa lain mendengarkan dengan baik. Guru
memberikan tanggapan pada hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya, guru
memberikan hadiah pada siswa yang hasil menulis karangan yang
terbaik dan telah berhasil menyelesaikan karangannya dengan tepat
waktu.
Guru bersama siswa membuat rangkuman kesimpulan materi
pelajaran. Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, dan memberikan tindak
lanjut berupa pesan. Guru menutup pelajaran dengan salam.
c) Observasi
Pelaksanaan observasi siklus II sama dengan pelaksanaan observasi
pada siklus I, yaitu pada siswa dan guru, baik selama pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
berlangsung maupun pada produk atau hasil dari pelaksanaan
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media
gambar seri. Dalam melaksanakan observasi ini, peneliti dibantu oleh
seorang teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih
baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau
oleh observer.
Hasil observasi digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek
yang menjadi sumber kesulitan siswa dalam menulis karangan dengan
baik. Observasi pada guru digunakan untuk mengetahui kekurangan
maupun kelebihan guru selama pelaksanaan tindakan dalam setiap
pertemuan. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangannya, maka guru
akan merefleksi diri sehingga pada pertemuan selanjutnya guru akan jauh
lebih baik dalam mengajarnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka diperoleh data
sebagai berikut:
1) Observasi hasil menulis karangan sederhana siswa
a) Pertemuan I
Pada pertemuan I guru memberikan tes menulis pada tahap
prapenulisan, yaitu guru menyajikan gambar seri yang masih acak
yang sudah diberi sebuah kalimat yang rimpang. Siswa diminta
untuk mengurutkan gambar seri tersebut kemudian menyelesaikan
kalimat yang sudah disediakan berdasarkan gambar agar menjadi
sebuah karangan yang utuh dan runtut dengan menggunakan huruf
tegak bersambung. Kriteria penilaian pada siklus kedua pertemuan
pertama ini meliputi 4 aspek penilaian, yaitu; (1) ketepatan urutan
gambar; (2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3) ketepatan
penulisan huruf kapital dan tanda baca; (4) kerapian. Data nilai
siswa hasil menulis karangan sederhana pada siklus II pertemuan I
dapat dilihat pada lampiran 16 (halaman 121). Data tersebut diolah
menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel 4.8 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Data Hasil Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana pada Siklus II Pertemuan I
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 0 40,5 0 0% -2 45 - 52 0 48,5 0 0% -3 53 - 60 4 56,5 226 11,43% Tdk Tuntas4 61 - 68 8 64,5 516 22,86% Tuntas5 69 - 76 12 72,5 870 34,29% Tuntas6 77 - 84 8 80,5 644 22,86% Tuntas7 85 - 92 3 88,5 265,5 8,57% Tuntas
Jumlah 35 2521,5 100%Nilai Rata-rata = 2521,5 : 35 = 72,04
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 82,86% (29 siswa)Nilai Tertinggi = 90Nilai Terendah = 60
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut.
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana
Pada Siklus II Pertemuan I
Berdasarkan gambar 9, dapat dijabarkan bahwa terdapat 4 siswa
mendapatkan nilai antara 53-60 atau sebesar 11,43%. 8 siswa
11,43%
22,86%
34,29%
22,86%
8,57%
0
2
4
6
8
10
12
14
53-60 61-68 69-76 77-84 85-92
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Siklus II Pertemuan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mendapatkan nilai antara 61-68 atau sebesar 22,86%. 12 siswa
mendapatkan nilai antara 69-76 atau sebesar 34,29%. 8 siswa
mendapatkan nilai antara 77-84 atau sebesar 22,86%. 3 siswa
mendapatkan nilai antara 85-92 atau sebesar 8,57%. Dengan nilai rata-rata
kelas 72,04. Dan ketuntasan klasikal sebanyak 29 siswa atau sebesar
82,86%.
b) Pertemuan II
Pada pertemuan II guru memberikan tes menulis pada fase
penulisan, yaitu tes untuk menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk
tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca dan dirangkai secara
utuh menjadi satu karangan sesuai dengan gambar seri. Kriteria
penilaian pada siklus kedua pertemuan kedua ini meliputi 4 aspek
penilaian, yaitu; (1) ketepatan urutan gambar; (2) kesesuaian cerita
dengan gambar; (3) ketepatan penulisan huruf kapital dan tanda
baca; (4) kerapian. Data nilai siswa pada siklus II pertemuan II ini
dapat dilihat pada lampiran 17 (halaman 122). Data tersebut diolah
menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Data Hasil Kemampuan Menulis
Karangan Sederhana pada Siklus II Pertemuan II
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 0 40,5 0 0% -2 45 - 52 0 48,5 0 0% -3 53 - 60 0 56,5 0 0% -4 61 - 68 5 64,5 322,5 14,29% Tuntas5 69 - 76 16 72,5 1160 45,71% Tuntas6 77 - 84 10 80,5 805 28,57% Tuntas7 85 - 92 2 88,5 177 5,71% Tuntas8 93-100 2 96,5 193 5,71% Tuntas
Jumlah 35 2657,5 100%Nilai Rata-rata = 2657,5 : 35 = 75,93
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 91,43% (32 siswa)Nilai Tertinggi = 94Nilai Terendah = 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut.
Gambar 10. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana
Pada Siklus II Pertemuan II
Berdasarkan gambar 10, dapat dijabarkan bahwa 5 siswa
mendapatkan nilai antara 61-68 atau sebesar 14,29%. 16 siswa
mendapatkan nilai antara 69-76 atau sebesar 45,71%. 10 siswa
mendapatkan nilai antara 77-84 atau sebesar 28,57%. 2 siswa
mendapatkan nilai antara 85-92 atau sebesar 5,71%. Dan 2 siswa
memperoleh nilai antara 93-100 atau sebesar 5,71%. Dengan nilai
tertinggi 94 dan nilai terendah 63. Dalam pertemuan II siklus II ini nilai
rata-rata kelas mencapai 75,93. Dengan ketuntasan klasikal mencapai
91,43% atau sebanyak 32 siswa. Ini berarti mengalami kenaikan rata-rata
menjadi 3,89 dari siklus II pertemuan I dan nilai ketuntasan klasikal
meningkat menjadi 8,57% dari siklus II pertemuan I.
14,29%
45,71%
28,57%
5,71% 5,71%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Siklus II Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2) Observasi proses pembelajaran siswa
a) Pertemuan I
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis
karangan sederhana dengan media gambar seri pada siswa kelas II
SD Negeri 1 Balingasal. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai
guru dan juga dibantu oleh seorang teman sejawat. Hal ini
dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala
tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer.
Kegiatan observasi difokuskan pada jenis perilaku siswa dalam
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar
seri. Berikut akan dipaparkan tabel hasil observasi pada siklus II
pertemuan I.
Tabel 4.10. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I
No Aspek yang Diamati Frekuensi %1 Keaktifan mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru:a) Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru28 80
b) Memperhatikan media pembelajaran yang digunakan
35 100
c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
3 8,57
2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhira) Aktif dalam menulis karangan
sederhana secara individu26 74,29
b) Bercerita/berbicara dengan teman sebangku
4 11,43
c) Berusaha melihat pekerjaan teman 2 5,71d) Siswa yang bermain-main 3 8,57e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil,
buang sampah, dan meraut pensil)4 11,43
Berdasarkan data pada tabel 4.10 tersebut dapat di
deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus II hampir seluruh
siswa sudah memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebanyak 28 siswa atau sebesar 80%. Pemerolehan nilai siswa yang
memperhatikan media pembelajaran sebanyak 35 siswa atau
sebesar 100%. Pemerolehan nilai siswa yang mengajukan
pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Pemerolehan nilai siswa
yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu
sebanyak 26 siswa atau sebesar 74,29%. Pemerolehan nilai siswa
yang bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 4 siswa
atau sebesar 11,43%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha
melihat pekerjaan teman sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%.
Pemerolehan nilai siswa yang bermain-main sebanyak 3 siswa atau
sebesar 8,57%. Pemerolehan nilai siswa yang izin keluar kelas
sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43%.
b) Pertemuan II
Hasil observasi siklus II pertemuan II yang dilakukan pada
siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan sederhana
dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat pada tabel
4.11 berikut.
Tabel 4.11. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II
No Aspek yang Diamati Frekuensi %1 Keaktifan mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru:a) Mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru31 88,57
b) Memperhatikan media pembelajaran yang digunakan
35 100
c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
3 8,57
2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhira) Aktif dalam menulis karangan
sederhana secara individu30 85,71
b) Bercerita/berbicara dengan teman sebangku
2 5,71
c) Berusaha melihat pekerjaan teman 2 5,71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d) Siswa yang bermain-main 0 0,0e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil, buang
sampah, dan meraut pensil)4 11,43
Berdasarkan data pada tabel 4.11 tersebut dapat di deskripsikan
bahwa hasil observasi pada siklus II hampir seluruh siswa sudah
memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru yaitu sebanyak 31 siswa
atau sebesar 88,57%. Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media
pembelajaran sebanyak 35 siswa atau sebesar 100%. Pemerolehan nilai
siswa yang mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Pemerolehan nilai
siswa yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu
sebanyak 30 siswa atau sebesar 85,71%. Pemerolehan nilai siswa yang
bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 2 siswa atau sebesar
5,71%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha melihat pekerjaan teman
sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%. Pemerolehan nilai siswa yang
bermain-main sebanyak 0 siswa atau sebesar 0,0%. Pemerolehan nilai
siswa yan izin keluar kelas sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43%.
Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa perilaku negatif siswa sudah banyak mengalami perubahan sikap
menuju pada perilaku positif. Sebagian besar siswa sudah mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini tentu saja
merupakan sesuatu hal yang sangat diharapkan guru dalam proses
pembelajaran. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik
penggunaan media gambar seri dalam kemampuan menulis karangan
sederhana.
3) Observasi kinerja guru
a) Pertemuan I
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus II
pertemuan I dapat dilihat dalam lampiran 18 (halaman 123). Secara
umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru yaitu 3,4 dengan kategori baik.
b) Pertemuan II
Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus II
pertemuan II dapat dilihat dalam lampiran 19 (halaman 125).
Secara umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi
kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan pertama
yaitu 3,6 dengan kategori sangat baik.
d) Refleksi
Setelah intervensi dilakukan terjadi perubahan yang berarti
disemua sektor, hal ini terbukti dengan observasi kinerja guru dan
observasi siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi kinerja
guru yang diperoleh pada siklus II pertemuan I, secara umum guru sudah
baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perolehan nilai rata-rata
yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru yaitu 3,4 dengan kategori
baik. Pada siklus II pertemuan II nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
observasi kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan
pertama yaitu 3,6 dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa perilaku negatif siswa sudah banyak mengalami perubahan sikap
menuju pada perilaku positif. Sebagian besar siswa sudah mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini tentu saja
merupakan sesuatu hal yang sangat diharapkan guru dalam proses
pembelajaran. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik
penggunaan media gambar seri dalam kemampuan menulis karangan
sederhana. Hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 (halaman
63) dan tabel 4.11 (halaman 64).
Data hasil menulis karangan sederhana yang telah direkapitulasi
pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 20 (halaman 127). Data tersebut
dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan
Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri pada
Siklus II
NoInterval
NilaiFrekuensi
Nilai Tengah fi.xi Persentase Keterangan
(fi) (xi) (%)1 37 - 44 0 40,5 0 0% -2 45 - 52 0 48,5 0 0% -3 53 - 60 0 56,5 0 0% -4 61 - 68 11 64,5 709,5 31,43% Tuntas5 69 - 76 10 72,5 725 28,57% Tuntas6 77 - 84 10 80,5 805 28,57% Tuntas7 85 - 92 4 88,5 354 11,43% Tuntas8 93-100 0 96,5 0 0% -
Jumlah 35 2593,5 100%Nilai Rata-rata = 2593,5 : 35 = 74,1
Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 85,71% (30 siswa)Nilai Tertinggi = 92
Nilai Terendah = 61,5
Dari nilai hasil menulis karangan sederhana setelah penggunaan
media gambar seri pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik pada
gambar 11.
Gambar 11. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana
Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siklus II
31,43%28,57% 28,57%
11,43%
0
2
4
6
8
10
12
61-68 69-76 77-84 85-92
Jum
lah
Sisw
a
Interval Nilai
Rata-rata Nilai Menulis Karangan pada Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan gambar 11, dapat diperoleh data bahwa dari hasil
pelaksanaan siklus II selama 2 kali pertemuan, pencapaian nilai rata-rata
kelas adalah sebesar 74,1 dari jumlah siswa 35. Sebanyak 11 siswa
memperoleh nilai antara 61-68 atau sebesar 31,43%. 10 siswa memperoleh
nilai antara 69-76 atau sebesar 28,57%. 10 siswa memperoleh nilai antara
77-84 atau sebesar 28,57%. Dan 4 siswa memperoleh nilai antara 85-92
atau sebesar 11,43%. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II
mencapai 85,71%, dengan rincian 30 siswa memperoleh nilai ≥ 66 dan 5
siswa memperoleh nilai < 66. Persentase siswa yang tidak tuntas sebesar
14,29%. Dari daftar nilai yang diperoleh siswa pada siklus II ini, nilai
tertinggi yaitu 92 dan nilai terendah 61,5.
Hasil penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran
kemampuan menulis karangan sederhana pada siklus II menunjukkan
adanya perkembangan dibandingkan dengan siklus I. Perkembangan
pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13. Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana
Siklus II
Tindakan Ketuntasan Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai TerendahSiklus I 51,43% 63,59 83 43,5Siklus II 85,71% 74,1 92 61.5
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, perkembangan penggunaan media
gambar pada pembelajaran menulis karangan sederhana siklus II dapat
disajikan dalam grafik berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 12. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada
Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Sederhana
Siklus II
Perkembangan kemampuan menulis karangan sederhana dengan
menggunakan media gambar seri pada pelaksanaan siklus II didukung
adanya peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
siklus I. Dengan perincian sebagai berikut: ketuntasan klasikal meningkat
menjadi 16 siswa atau sebesar 45,71% dari siklus I. Nilai rata-rata kelas
meningkat sebesar 10,51 dari siklus I. Nilai tertinggi pada siklus II adalah
92 dan nilai terendahnya adalah 61,5.
Keberhasilan pelaksanaan siklus II ini disebabkan karena peneliti
telah melaksanakan tindakan perbaikan kekurangan dan kelemahan dari
hasil pelaksanaan siklus I. Upaya perbaikan tersebut telah dapat
meningkatkan di berbagai sektor, antara lain (1) kinerja guru, (2) keaktifan
siswa dalam mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, (3) keaktifan
siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal
sampai akhir.
51,43%
63,59
83
43,5
85,71%
74,1
92
61,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ketuntasan Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai TerendahSiklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Merujuk masukan dari observer, pada siklus I bahwa siswa yang
sudah berhasil diberi motivasi dan pemberian reward (hadiah), agar siswa
menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis
karangan sederhana.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dalam dua kali pertemuan,
tindakan yang dilakukan pada siklus II dikatakan sudah berhasil mencapai
indikator ketercapaian yaitu ketuntasan hasil belajar menulis karangan
sederhana sebesar 85,71%. Dengan demikian, hasil dari pelaksanaan siklus
II ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar seri dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas
II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012. Berarti upaya perbaikan
pembelajaran berakhir di siklus II.
3. Perbandingan Antar Siklus
Pembahasan hasil penelitian disajikan dalam bentuk perbandingan
hasil pelaksanaan pratindakan, siklus I, dan siklus II. Perbandingan yang
dilakukan antara lain berdasarkan perolehan nilai tertinggi, nilai terendah,
nilai rata-rata kelas, dan persentase ketuntasan klasikal. Berikut akan disajikan
tabel dan grafik perbandingannya.
Tabel 4.14. Perbandingan Nilai Terendah Dan Nilai Tertinggi Selama
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan Nilai Terendah Nilai TertinggiPratindakan 37 76Siklus I 43,5 83Siklus II 61,5 92
Berdasarkan tabel 414, maka dapat disajikan dalam bentuk gambar
dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 13. Grafik Perbandingan Nilai Terendah dan Tertinggi Selama
Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan gambar 13 diatas,dapat dilihat bahwa pelaksanaan
pratindakan perolehan nilai terendah adalah 37 dan nilai tertinggi adalah 76. Nilai
terendah dan nilai tertinggi mengalami kenaikan setelah pelaksanaan tindakan
pada siklus I, yaitu dengan perolehan nilai terendah 43,5 dan nilai tertinggi 83.
Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II terus mengalami kenaikan baik yang
memperoleh nilai terendah maupun nilai tertinggi. Perolehan nilai terendah 61,5
dan nilai tertinngi mencapai 92.
Peningkatan hasil pembelajaran menulis karangan sederhana dengan
menggunakan media gambar seri juga terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas
mulai dari pelaksanaan pratindakan, siklus I maupun siklus II. Berikut adalah
perbandingan data nilai rata-rata kelas dalam bentuk tabel.
3743,5
61,5
7683
92
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pratindakan Siklus I Siklus II
Nila
iPerbandingan Nilai Terendah dan Tertinggi
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.15. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan
Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri
Tindakan Nilai Rata-rataPratindakan 54,04Siklus I 63,59Siklus II 74,1
Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan nilai rata-rata kelas yang
diperoleh selama pelaksanaan pratindakan, siklus I, dan siklus II, dapat
divisualisasikan dalam bentuk gambar 14.
Gambar 14. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis
Karangan Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri
Berdasarkan tabel 4.15 dan gambar 14, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan mulai dari pelaksanaan studi awal
yaitu 54,04, siklus I yaitu 63,59, dan siklus II yaitu 74,1. Dengan adanya
peningkatan proses belajar siswa tersebut, maka hasil belajar siswa pun
meningkat.
Tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh peneliti secara umum
dikatakan berhasil memenuhi syarat ketuntasan belajar dan indikator kinerja. Hal
ini didasarkan dari perolehan persentase ketuntasan klasikal dari pelaksanaan studi
54,04
63,59
74,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pratindakan Siklus I Siklus II
Rata
-rat
a
Perbandingan Nilai Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
awal, siklus I, dan siklus II yang terus mengalami peningkatan hingga mencapai
ketuntasan klasikal 85,71%. Adapun perbandingan persentase ketuntasan belajar
dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Tindakan Persentase (%)Pratindakan 28,57%Siklus I 51,43%Siklus II 86,6%
Berdasarkan tabel 4.16 tersebut, dapat divisualisasikan ke dalam bentuk
gambar 15.
Gambar 15. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 15, dapat dijabarkan bahwa persentase
ketuntasan belajar pada studi awal kemampuan menulis karangan sederhana
adalah 28,57%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya
untuk meningkatkan proses maupun hasil belajar. Upaya yang dilakukan oleh
peneliti dalam memperbaikinya yaitu dengan menggunakan media gambar seri.
Setelah digunakan media gambar seri dalam tindakan siklus I, terjadi peningkatan
yaitu mencapai 51,43%.
28,57%
51,43%
86,60%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Studi Awal Siklus I Siklus II
Persentase Ketuntasan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Meskipun demikian, hasil tersebut masih jauh dari harapan peneliti dan
belum memenuhi syarat teori ketuntasan belajar dan indikator kinerja. Sehingga
perlu dilakukan tindakan lanjutan dari siklus I yaitu pelaksanaan siklus II.
Kelemahan dan kekurangan yang direfleksi pada siklus I diperbaiki pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II menghasilkan peningkatan persentase
ketuntasan belajar sebesar 85,71 %.
C. Pembahasan
1. Pratindakan
Kemampuan siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal dalam menulis
karangan sederhana masih cukup rendah. Ini terbukti dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 54,04, ketuntasan klasikal 28,57% (10 siswa), dengan perolehan
nilai tertinggi 76 dan nilai terendah 37. Dengan perincian perolehan nilai 37 –
44 sebanyak 7 siswa atau sebesar 20%. Yang mendapatkan nilai antara 45 –
52 sebanyak 14 siswa atau sebesar 40%. Siswa yang mendapatkan nilai 53 –
60 ada 4 siswa atau sebesar 11,43%. Yang mendapatkan nilai 61 – 68
sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%, dan yang mendapatkan nilai 69 - 76
hanya 8 siswa atau sebesar 22,86%.
Hal ini terjadi karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, khususnya aspek menulis karangan sederhana. Selain itu, guru
belum menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Guru tidak menggunakan bahan ajar lain selain buku pegangan. Siswa
langsung ditugasi untuk menulis karangan berdasarkan pengalamannya
sendiri. Kondisi semacam ini yang menjadikan problematika dan kurangnya
minat dari siswa dalam menulis sebuah karangan. Sebagian besar dari siswa
merasa bosan dan malas pada pembelajaran menulis karangan. Kondisi siswa
yang terlalu banyak mengakibatkan kurangnya pengawasan dari guru,
sehingga banyak anak yang ramai dan bermain sendiri. Posisi guru yang lebih
banyak di depan kelas, menyebabkan kurang interaksi dengan siswa secara
maksimal terutama siswa yang duduk di bagian belakang. Keadaan seperti ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis
karangan sederhana.
2. Siklus I
Berdasarkan pengamatan dari pelaksanaan pratindakan tersebut,
peneliti bersama guru mengadakan musyawarah untuk mendapatkan solusi
dari permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pratindakan. Hasil dari
musyawarah bersama yaitu menetapkan gambar seri sebagai media
pembelajaran yang diharapkan cocok dengan permasalahan yang sedang
dihadapi.
Hasil penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran kemampuan
menulis karangan sederhana pada siklus I menunjukkan adanya
perkembangan dibandingkan dengan kondisi pratindakan. Hal ini terbukti
dengan pencapaian nilai rata-rata kelas sebesar 63,64 dengan jumlah 35 siswa.
Ketuntasan klasikal meningkat menjadi 8 siswa (22,86%) dari pratindakan.
Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 9,55 dari pratindakan. Ketuntasan
belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 51,43%, dengan rincian 18
siswa memperoleh nilai ≥ 66 dan 17 siswa memperoleh nilai < 66. Dari daftar
nilai yang diperoleh siswa pada siklus I ini, nilai tertinggi yaitu 83 dan nilai
terendah 43,5.
Berdasarkan nilai pencapaian diatas, terjadi peningkatan dari
pratindakan ke siklus I. Keaktifan siswa pun sudah meningkat ke arah perilaku
yang positif. Hal ini terjadi karena guru sudah menggunakan media gambar
seri sebagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Siswa sudah
mulai terbiasa dengan metode yang digunakan guru. Namun kenaikan ini
belum sesuai dengan yang diharapkan. Baru 18 siswa (51,43%) dari 35 siswa
yang sudah tuntas. Sehingga perlu diadakan perbaikan lagi ke siklus
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3. Siklus II
Perkembangan kemampuan menulis karangan sederhana dengan
menggunakan media gambar seri pada pelaksanaan siklus II didukung adanya
peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus I.
Dengan perincian sebagai berikut: ketuntasan klasikal meningkat menjadi 16
siswa atau sebesar 45,71% dari siklus I. Nilai rata-rata kelas meningkat
sebesar 10,51 dari siklus I. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 92 dan nilai
terendahnya adalah 61,5.
Keberhasilan pelaksanaan siklus II ini disebabkan karena peneliti telah
melaksanakan tindakan perbaikan kekurangan dan kelemahan dari hasil
pelaksanaan siklus I. Upaya perbaikan tersebut telah dapat meningkatkan di
berbagai sektor, antara lain (a) kinerja guru, (b) keaktifan siswa dalam
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, (c) keaktifan siswa selama
proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhir.
Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus II.
Secara keseluruhan, penggunaan media gambar seri dalam
pembelajaran menulis karangan sederhana dapat meningkatkan proses maupun
hasil belajar siswa. Dengan media gambar seri membuat siswa merasa
terbantu dalam menuliskan ide-idenya sehingga menjadi sebuah karangan
sederhana yang runtut dan baik.
Bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar
sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid
sebagai peserta didik. Dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk,
1998: 25) mengemukakan bahwa: keefektifan penggunaan alat bantu gambar
dalam proses belajar-mengajar dapat diuraikan sebagai berikut: gambar
merupakan seperangkat pengajaran yang dapat menarik siswa secara efektif,
gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi
efektif, dan gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama
menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya.
Kesimpulannya, media gambar seri, efektif digunakan dalam menulis
karangan pada siswa tingkat pendidikan dasar. Selain itu media gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
berpengaruh positif terhadap penulisan karangan pada siswa tingkat
pendidikan dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran guru dapat
mengetahui kekurangan atau kelemahan dari pembelajaran yang dilakukan.
Sehingga guru tidak akan melimpahkan kesalahan atau pun sumber kegagalan
pembelajaran pada siswa-siswanya. Guru akan segera dapat mengetahui faktor
penyebab kegagalan pembelajaran tersebut dan segera merencanakan dan
melakukan tindakan perbaikan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan
tujuan yang diperoleh pada siklus I dan II.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran
2011/2012. Peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana siswa ini
terbukti dari data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Nilai
ketuntasan siswa pada kondisi awal menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa
(28,57%) dari 35 siswa. Setelah dilaksanakan tindakan perbaikan dengan
menggunakan media gambar seri, keaktifan siswa menjadi lebih baik dan
meningkat. Sehingga kemampuan menulis karangan sederhana siswa juga
meningkat. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 51,43%
(18 siswa) dengan rata-rata kelas 63,59, dan siklus II meningkat menjadi
85,71% (30 siswa) dengan rata-rata kelas 74,1.
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada
siklus I dan II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan media gambar seri dalam proses pembelajaran dapat
mempermudah siswa dalam menulis karangan sederhana.
2. Penggunaan media gambar seri dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan kesungguhan belajar siswa yang berada pada tahap
perkembangan kognitif operasional konkrit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3. Ada korelasi positif antara kesungguhan belajar siswa dengan hasil belajar
siswa. Semakin tinggi kesungguhan belajar siswa maka semakin tinggi
pula angka keberhasilan siswa dalam belajar.
4. Pembelajaran akan lebih efektif dalam proses pembelajaran
memperhatikan perkembangan kognitif siswa, sehingga siswa mempunyai
kesungguhan dalam belajar.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dapat diketahui bahwa media
gambar seri efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan sederhana
siswa kelas II. Sehingga implikasi yang dapat diperoleh antara lain yaitu:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah
ilmu pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Berdasarkan
temuan membuktikan keberhasilan media gambar seri dalam meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana siswa baik dari segi proses maupun
hasil. Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran
meningkat setelah media gambar seri digunakan. Penelitian ini dapat sebagai
pertimbangan bagi guru lain yang yang ingin menggunakan media sejenis
sebagai media pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran
dipengaruhi oleh beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan
mengelola kelas, kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian,
dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media
yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Sementara itu dari sisi
siswa, minat dan motivasi serta lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
C. Saran
Berdasarkan uraian simpulan dan implikasi diatas, maka peneliti
memberikan saran bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Mengingat penggunaan media gambar seri terbukti dapat
mempermudah siswa dalam menulis karangan sederhana, sebaiknya sekolah
mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Selain itu, kepala sekolah juga perlu melengkapi sarana dan prasarana sekolah
yang menunjang pembelajaran, khususnya bagi SD Negeri 1 Balingasal.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran menulis
karangan sederhana sebagai stimulus untuk memancing perhatian dan
keaktifan siswa dalam menuangkan idenya.
b. Guru dapat menemukan teknik-teknik baru dalam pembelajaran menulis
karangan sederhana. Teknik menulis cerita/karangan dengan gambar seri
ini sebaiknya sebagai permulaan dan selanjutnya dikembangkan ke teknik-
teknik yang lain.
c. Guru hendaknya lebih kreatif dalam pemilihan media untuk pembelajaran.
Dan dapat memanfaatkan media yang tersedia untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran.
d. Guru hendaknya mampu menggunakan media pembelajaran dan dapat
mengembangkannya dengan jenis – jenis media yang lainnya dalam
proses pembelajaran.
3. Bagi siswa
Siswa harus banyak berlatih menulis, karena keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang tidak dapat berkembang bila tidak dilatih secara
terus-menerus. Selain itu, siswa juga harus rajin membaca agar kosakata yang
dimilikinya semakin banyak. Hal ini akan membantu siswa dalam kelancaran
menulis dan mengembangkan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan atau
karangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4. Bagi Peneliti Lain
Gambar seri dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk untuk
digunakan sebagai media pembelajaran. Dalam pembuatan dan penggunaan
gambar seri sangat diperlukan kreativitas serta inovasi untuk menstimulus
proses pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Sehingga diharapkan bagi peneliti lain dapat mengembangkan media gambar
seri jauh lebih baik lagi.